Anda di halaman 1dari 42

Oleh: Anang Nurwiyono, SKp

adalah
tindakan agresif yang merusak diri sendiri & dapat mengakhiri kehidupan
(Stuard & Sundeen 2000)

Bunuh diri (Suicide) Segala perbuatan dg tujuan membinasakan dirinya sendiri dan dg sengaja dilakukan oleh orang yg tahu akibatnya, dilakukan pd waktu singkat (Maramis, 1994) Perbuatan untuk menamatkan hayat/memus nakan diri karena enggan berhadapan dg sesuatu perkara yg dianggap tdk dpt ditangani (www.google, wikipedia, 2007)

Peristiwa kehidupan yg memalukan Masalah hub interpersonal Dipermalukan di depan umum Kehilangan pekerjaan Ancaman penahanan Bisa juga pengaruh media yg mengekspos peristiwa bunuh diri

Respon Adaptif

Respon Maladaptif
Growth promoting risk taking Indirect self destructive behavior Self injury Suicide

Self enhanceme nt

Self enhancement (pengembangan diri):

menyayangi kehidupan diri; berusaha selalu meningkatkan kualitas diri. Growth-promoting risk taking: berani mengambil risiko untuk meningkatkan perkembangan diri.

Indirect self-destructive behavior: perilaku merusak diri tdk langsung; aktivitas yg dapat mengancam kesejahteraan fisik dan berpotensi mengakibatkan kematian; individu tak menyadari/menyangkal bahaya aktivitas tersebut. Self injury: mencederai diri; tak bermaksud bunuh diri tetapi perilakunya bisa mengancam jiwa. Suicide/bunuh diri: perilaku yg disengaja menimbulkan kematian diri; individu sadar bahkan menginginkan kematian

Ancaman bunuh diri (suicide threats) Usaha bunuh diri (suicide attempts) Isyarat bunuh diri (suicide gesture) Completed Suicide

Kegagalan untuk adaptasi Perasaan terisolasi Perasaan marah/bermusuhan Keputusasaan

Faktor
Umur Jenis Status Kawin Jabatan Penyakit Fisik Gangg. Mental Alkohol/obat

Resiko Tinggi
45 th & remaja Laki-laki Cerai, pisah Profesional Kronik, terminal Depresi, halusi Ketergantungan

Resiko Rendah
25-45 th, 12 th Perempuan Kawin Pekerja kasar Tdk ada serius Gangg. Keprib. Tidak ada

A score of 1 - 2 points indicates low risk, 3 6 points indicates moderate risk, and 7 10 signals high risk.

Sex (male) Age less than 19 or greater than 45 years Depression (patient admits to depression or decreased concentration, sleep, appetite and/or libido Previous suicide attempt or psychiatric care Excessive alcohol or drug use Rational thinking loss: psychosis, organic brain syndrome Separated, divorced, or widowed Organized plan or serious attempt No social support Sickness, chronic disease

SKOR 0
SKOR 1 SKOR 2 SKOR 3 SKOR 4

Tidak ada ide bunuh diri yang lalu & sekarang


Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh diri Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri Mengancam bunuh diri, misalnya tinggalkan saya sendiri atau saya bunuh diri Aktif mencoba bunuh diri

Dx medis

Gangguan afektif Penyalahguna zat Schizophrenia

Sifat
F. predisposisi

Suka bermusuhan Impulsif Depresif

Lingk psikososial

Berduka baru Perpisahan atau bercerai Kehilangan barang Berkurangnya dukungan sosial

Riwayat kelg.

Riwayat keluarga BD

F. Boikimia

Peningkatan serotonin

Ancaman BD Hanya Cara Individu unt. Menarik Perhatian dan Tdk. Perlu Dianggap Serius. Bd tdk. memberi tanda 8 dari 10 Individu Memberi Tanda scr. Verbal/Perilaku sbl. Melakukan Percobaan BD Kecenderungan BD adalah Keturunan.

Pelarian dari penganiayaan/pemerkosaan Situasi keluarga yang kacau Perasaan tdk. disayang atau dikritik Gagal sekolah Takut atau dihina di sekolah Kehilangan orang yang dicintai Dihukum orang lain

Hubungan interpersonal yang tdk. bermakna Sulit mempertahankan hubungan interpersonal Pelarian dari penganiayaan fisik/pemerkosaan Perasaan tdk. dimengerti orla Kehilangan orang yang dicintai Keadaan fisik Masalah dengan ortu Masalah seksual Depresi

Masalah dengan orang tua (51%)


Masalah dengan lawan jenis (35%) Masalah di sekolah (30%) Masalah dengan saudara (16%)

Self ideal terlalu tinggi Cemas akan tugas akademik yang banyak Kegagalan akademik

Kompetisi untuk sukses

Perubahan status dari mandiri ke tergantung Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi Perasaan yang tdk. berarti di masyarakat Kesepian dan isolasi sosial Kehilangan ganda Sumber hidup berkurang

1.

Perilaku destruktif diri langsung : Setiap bentuk aktifitas bunuh diri niatnya adalah kematian.
Perilaku destruktif diri tidak langsung : Tiap aktivitas yang merusak kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah ke kematian, durasi perilaku biasanya lama.

2.

1.

2.
3. 4. 5.

6.

Merokok Mengebut Berjudi Tindakan kriminal Rekreasi atau olah raga beresiko tinggi Gangguan makan

7.

8.

9.

10.

Perilaku menyimpang secara sosial Perilaku yang menimbulkan stress Penyalahgunaan NAPZA Tidak patuh pada tindakan medik

Perilaku F. predisposisi Stresor presipitasi Penilaian stresor Mekanisme Koping

Perlindungan Kontrak keamanan Meningkatkan harga diri Mobilisasi duk sosial Pendidikan kesehatan Pencegahan bunuh diri

Risiko mutilasi diri Ketidakpatuhan Risiko perilaku kekerasan

Pohon Masalah
Risiko mencederai diri

Dx Keperawatan
Risiko mencederai diri b.d. PK pada diri Pk diri b.d. keputusasaan Keputusasaan b.d. HDR

PK pada diri sendiri

Keputusasaan

Gg KD: HDR

Basic Suicide Precautions Maximum Suicide Precautions

Tempatkan klien di ruang terbuka kecuali jika ditemani staf atau keluarga. Cek dimana klien berada dan pastikan aman tiap 15 menit Temani klien saat minum obat. Lihat barang-barang klien untuk yang potensial dapat melukai. Teliti kondisi klien, dan katakan untuk mendampingi klien saat klien bekerja. Cek seluruh bawaan pengunjung. Ijinkan klien memiliki peralatan makan, tapi pastikan apakah gelas atau alat lain ada yang hilang ketika mengumpulkannya. Ijinkan pengunjung & hubungan telepon kecuali jika klien tidak menghendaki. Cek bahwa pengunjung tidak meninggalkan barang-barang berbahaya di ruangan. Jalankan protokol ini sampai dihentikan oleh psikiater. Informasikan pada klien alasan & detail aturan yang diterapkan. Penjelasan ini harus dibuat oleh dokter dan perawat serta dokumentasikan.

Berikan supervisi 1 : 1.perawat harus tetap berada di ruangan dalam jangkauan klien setiap saat. Ketika klien menggunakan kamar mandi, pintunya harus terbuka. Seorang staf harus duduk disamping tempat tidur klien pada malam hari. Jangan ijinkan klien untuk ditinggal pada pelaksanaan tes atau pelaksanaan tindakan. Lihat dengan seksama barang bawaan klien dan amankan barang-barang yang membahayakan, seperti pil, korek api, sabuk, tali sepatu, BH/kutang, pisau cukur/silet, jepitan, cermin taua benda dari kaca (bola lampu pijar), kawat/kabel, benda-benda kecil. Jika aturan ini diterapkan setelah klien dirawat dalam tempo yang lama, selidikilah dengan seksama kondisi ruangannya. Cek pengunjung jangan sampai meninggalkan benda-benda berbahaya di ruangan. Layani kebutuhan makan klien dalam tempat makan isolasi yang terbuat dari bahan bukan kaca atau logam. Utamakan penjelasan pada klien apakah dia boleh melakukan sesuatu serta alasannya. Dokumentasikan. Jangan menghentikan aturan ini tanpa saran dari psikiater.

Tujuan: Ps tdk menyakiti diri secara fisik

Perencanaan

Intervensi: Perlindungan Kontrak keamanan Meningkatkan harga diri Mengatur emosi dan perilaku Mobilisasi dukungan sosial Penkes Pencegahan Bunuh Diri

TUM : Pasien tidak membahayakan diri. TUK : Menerima bantuan dari orang yang terdekat. Menggunakan mekanisme koping yang efektif/ matur. Mengenal aspek positif yang ada pada dirinya.

1.

Berikan lingkungan yang terawasi dengan ketat

a. Simpan gelas, pecahan kaca, gunting, ikat pinggang, tali pengikat, pisau, sabit, jarum, alkohol, obat-obatan, senjata tajam. b. Sewaktu memberikan obat oral, periksa apakah obat sudah ditelan. c. Penelitian situasi ruangan harus dilakukan secara periodik. d. Bila terpaksa lakukan fixasi.

lanjutan
2.

Beritahu seluruh staf bahwa pasien tersebut ada risiko bunuh diri.

3. 4.

Buat kontrak tertulis untuk tidak bunuh diri.


Ajak pasien melakukan kesenangan yang ia bisa lakukan.

5.
6.

Mendiskusikan aspek positif diri klien.


Melatih olah raga : senam, untuk menyalurkan energi.

lanjutan
7.

Membimbing aktivitas rehabilitasi, misal : ADL / AKS. Instruksikan orang terdekat untuk mengenali risiko depresi, isolasi sosial.

8.

9.
10.

Memenuhi kebutuhan dasar klien.


Berikan reinforcement positif / imbalan untuk perilaku yang sehat.

Verbal: informasikan bhw keberadaan perawat adalah melindungi pasien dr bahaya yg datang kepada klien, katakan:
Saya tahu ada perasaan untuk menyakiti diri sendiri. Saya di sini untuk membantu mengontrol dorongan tsb. Saya akan melakukan apa saja untuk melindungi Anda.

Non verbal:
Barang-barang berbahaya disingkirkan (tali, benda tajam, kaca, korek api); jauhkan dr klien. Buat lingkungan benar-benar aman. Pengawasan satu-satu Tempatkan di dekat nurse station Observasi ketat

Bina hubungan saling percaya Buat kontrak:

Setelah percaya:

Bahwa klien tdk akan menyakiti diri dalam satu periode tertentu Klien akan menghubungi perawat jika ada dorongan menyakiti diri Menyerahkan benda yg berbahaya seperti pil atau senjata Supervisi secara ketat Jangan biarkan klien sendirian Monitor obat yg diberikan

Hargai perilaku yang adaptif Kuatkan hal-hal positif/kekuatan klien Kuatkan alasan mengapa perlu hidup dan tingkatkan pengalaman menerima diri secara realistis

Bantu klien menyadari perasaan, dan mengekspresikan dengan sesuai. Bila marah bantu ekspresi marah yang sesuai. Bantu eksplorasi faktor predisposisi dan presipitasi yg mempengaruhi perilaku Jika krisis telah berlalu: Selama stress ajarkan untuk:
Bantu mengenali waktu dg risiko tinggi, pencetus, perasaan yg terstimulasi, pola pikir disfungsional, dan meklanisme koping yg maladaptif

Meningkatkan pelibatan dg org lain Mulai latihan fisik Lakukan relaksasi dan aktivitas menurunkan ketegangan Bercerita ttg perasaan dg org lain atau menulis jurnal

Libatkan keluarga dalam menangani klien ~ klg menjadi tempat ekspresi perasaan dan menganjurkan self control Anggota klg dianjurkan saling bantu Rujuk ke self help group

Untuk klien yg tdk patuh (non compliance) ~ jelaskan kondisi fisiologis klien. Utk klien BD ~ jelaskan dosis, frekuensi, dan efek samping Jelaskan cara mengatasi masalah yang mungkin terjadi di masa depan.

Pengendalian senjata Pembatasan penjualan alkohol dan obat-obatan Peningkatan kesadaran masy ttg depresi dan bunuh diri Pembatasan pemaparan bunuh diri di media Membentuk pusat krisis di masyarakat Kampanye penurunan stigma pada pelayanan psikiatri Asuransi untuk penderita gg jiwa dan ketergantungan obat

1.

Apakah ancaman bunuh diri telah berkurang dalam jumlah, sifat atau waktu.
Apakah perilaku pasien menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan fisik, psikologik, kesejahteraan sosial. Apakah pasien telah menggunakan mekanisme koping yang adaptif.

2.

3.

Semua pasien gangguan jiwa harus diperiksa indikasi bunuh dirinya. Faktor yang terkait bunuh diri : jenis kelamin, metode, status perkawinan, pekerjaan, kesehatan fisik dan kesehatan mental. Perawat wajib mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan bunuh diri dan mengingat pedoman risiko bunuh diri. Evaluasi mengacu pada tujuan atau hasil yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai