Anda di halaman 1dari 31

*

Cara perhitungan zat dalam reaksi kimia


Asal Kata : Bahasa Yunani
STOICHEION = partikel
METRON = pengukuran
Partikel: atom, molekul, ion, elektron dan partikel renik lain
Pengukuran : massa, volume& jumlah partikel
Fokus : HUB
Massa dengan jumlah partikel
Berat dengan volume
Atom : Satuan terkecil unsur
Molekul : Satuan senyawa
Menurut perhitungan:
1 gram besi = 10.750.000.000.000.000.000.000
= 10.750 10
18
butir atom besi
1 gram air 33.444.000.000.000.000.000.000
= 33.444 10
18
butir molekul air
MENGHINDARI BILANGAN BESAR = PERLU SATUAN JUMLAH ZAT
EX: 1 lusir = 12 buah/butir
mangga
kelereng
negara
Dalam ilmu kimia satuan jumlah zat MOL
* 1 mol zat = 6.02 10
23
butir partikel
Apa saja ( Besi,Air,Elektron,dll)
1 mol unsur apa saja = 6.02 10
23
butir atom
1 mol senyawa apa saja = 6.02 10
23
butir molekul
6.02 10
23
disebut BILANGAN AVOGADRO
Hubungan jumlah MOL dengan Partikel :
ATOM
+
UNSUR
+
MOLEKUL
+
SENYAWA
(ZAT)
+
STOIKIOMETRI
Jumlah Butiran = jumlah Lusin 12
Jumlah Lusin = Jumlah Butiran
12
12 = faktor penghubung
6.02 10
23
= Faktor Penghubung
Soal:
1. Berapa jumlah partikel yang terkandung dalam :
a. 2 MOL CO
2
b. 0.25 MOL logam CU
Jawab:
a. Jumlah molekul = 2 6.02 10
23
= 1.204 10
24
molekul gas CO
2
b. Jumlah Atom = 0.25 6.02 10
23
= 1.505 10
23
atom CU
2. Hitung jumlah masing-masing zat kimia dalam satuan MOL:
a. 9.03 10
22
atom NA
b. 3.01 10
24
0,olekul air
Jawab:
a. jumlah MOL Na = 9.03 10
22
=0.15 MOL
6.02 10
23
b. Jumlah MOL Air = 30 10
24
= 5 MOL
6.02 10
23

HUBUNGAN MOL DENGAN MASSA
Jumlah partikel = jumlah MOL 6.02 10
23
Jumlah MOL = Jumlah Partikel
6.02 10
23
1 Lusin mangga
(12 butir)
1 Lusinkelereng
(12 butir)
ditimbang
BERAT BEDA
(MASSA BEDA)
MASSA ATOM REL. (Ar) = tabel periodik
Contoh: 1 MOL unsur A massanya 10 gram. Maka Ar unsur A adalah 10
MASSA MOLKUL REL (Mr)
1 MOL Senyawa B Massanya 50 gram maka Mr senyawa B adalah 50
Hubungan MOL dan Gram
SINONIM :
MASSA ATOM REL ( Ar )
= Berat Ato ( BA )
= Nomor Massa
= Bilangan Massa
MASSA MOLEKUL REL ( Mr )
ditimbang
BERAT BEDA
(MASSA ATOM BEDA)
1 MOL unsur

6.02 10
23
Butir Atom
1 MOL senyawa

6.02 10
23
Butir Molekul
ditimbang
BERAT BEDA
(MASSA ATOM BEDA)
1 MOL H
2
O

6.02 10
23
Molekul H
2
O
1 MOL H
2
S

6.02 10
23
Molekul H
2
S
MOL = GRAM
Ar/Mr
= Berat Molekul ( BM )
= Massa Rumus
= Massa Formula
Contoh :
Jika Ar H = 1 ; O = 16 ; S = 32
Mr H
2
SO
4
= ( 2 1 ) + ( 1 32 ) + ( 4 16 ) = 98
1 gram NaOH ( Mr = 40 )
jumlah molekulnya = 1/40 mol = 1/40 6,02 10
23
HUBUNGAN MOL DAN VOLIUME GAS
P . V = n . R . T
P = tekanan gas ( atm )
V = volume gas ( liter )
n = Jumlah mol gas
R = tetapan = 0,08205
T = Suhu mutlak (
o
K )
Liter = mol 22,4
Mol = liter
22,4
23 gram gas NO
2
pada 0
o
C & 1 atm ( Mr NO
2
= 46 ), maka volume ?
23 / 46 Mol = 0,5 mol
= 0,5 22,4L = 11,2L
Massa 14L gas O
2
( Mr 32 ) pada keadaan standard ?>
14L gas O
2
= 14/22,4 mol = 0,625 Mol =
Jumlah MOL = Terminal Pusat dari seluruh jalur lalu lintas Stoikiometri
MASSA MOLEKUL REL SENYAWA = JUMLAH TOTAL
MASSA ATOM REL UNSUR-UNSUR PENYUSUNNYA
1 Mol gas apa saja ( 0
o
C & 1 atm ) mempunyai volume
22,4 Liter
PERSAMAAN REAKSI
KOEFISIEN : angka yang terletak didepan suatu rumus kimia zat pada suatu persamaan reaksi
Koefisien Reaksi : Menyatakan perbandingan MOL dari seluruh Zat yang ada pada suatu
persamaan reaksi, baik ruas kiri maupun ruas kanan
Mencari MOL zat dengan membandingkan koefisien reaksi:
Misal penguraian : 2KClO
3
2KCl + 3O
2
Jadi: KCl = 10 MOL = 10 Mol
O
2
= 10 MOL = 15 Mol
SOAL :
1. 9Gram etana,C
2
H
6
dibakar dengan O
2
Volume Gas CO
2
?
pada OC dan -= 1atm
C=12; H=1; O=16
Jaeab: 9gram C
2
H
6
= MOL = 0,3 MOL
CO
2
terbentuk = 0,3MOL = 0,6MOL
= 0,6 22,4Liter = 13,44 Liter
2. 2 KMnO
4
+ 10 KCl = 8H
2
SO
4
2MnSO
4
=6K
2
SO
4
+5Cl
2
+8H
2
O
Berat KmnO
4
? Agar menghasilkan 355 gram gas Cl
2
6.02 10
23
MASSA
(GRAM)
JUMLAH
PARTIKEL
MOL
:
Ar/Mr
:
VOL. GAS KEADAAN
STANDARD
(LITER)
22,4
:
2KClO
3
2 KCl + 3 O
2
Jumlah MOL zat
yang dicari
=
Koefisien zat yang dicari
Koefisien zat yang diketahui
Jumlah MOL zat
yang ketahui

2
2
3
2
2C
2
H
6
+ 7 O
2
4CO
2
+6H
2
O
9
30
4
2
(Mr=158) (Mr=71)
355
71
Jawab:355 Gram Cl
2
= =5MOL
KmnO
4
diperlukan = 5MOL =2MOL
= 2 158gram= 316 gram
3. 80gram logam X
44,8 liter H
2
diukur pada keadaan dasar. Massa atom Relatif Logam X ?
Jawab :
44,8 = MOL = 2 MOL
Jumlah MOL logam X = 2MOL =2 MOL
Ar Logam X = = =40
CARA MENGAMATI BERLANGSUNGNYA REAKSI
1. MENGHASILKAN GAS
2. MENGHASILKAN ENDAPAN
3. MENGHASILKAN PERUBAHAN SUHU
4. MENGHASILKAN PERUBAHAN WARNA
HITUNGAN KIMIA
HUKUM KEKEKALAN MASSA ( LAVOISIER)
HUKUM PERBANDINGAN TETAP ( PROUST)
ATAU
2
5
X = H
2
O x (OH)
2
+H
2
44,8
22,4
1
1
gram
mol
80
2
Zn

+ H
2
S O
4
ZnSO
4
+H
2

Na
2
CO
3
+ 2HCl

2NaCl

+H
2
O +

CO
2

AgNO
3
+ NaBr

NaNO
3
+AgBr

BaCl
2
+ K
2
SO
4
2KCl

+BaSO
4

HCl

+ NaOH

NaCl

+H
2
O+ energi

Larut menjadi panas
2K
2
CrO
4
+ 2HCl

K
2
Cr
2
O
7
+2KCl+ H
2
O

kuning jingga
Dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama
Unsur-unsur yang membentuk senyawa selalu bereaksi dalam
perbandingan massa yang sudah tertentu dan tetap
Misalnya : Senyawa X
m
Y
n
:
Contoh :
1. Hitunglah perbandingan massa ( berat) unsur-unsur C,H,&O dalam Glukosa, C
6
H
12
O
6
massa C :massaH : Massa O = ( 612) : ( 121) ( 6 16)
= 6 : 1 : 8
2. presentase unsur C&H dalam CH
4
?
Jawab:
Massa C : MassaH = (1 12) : ( 4 1) = 3:1
Karbon = 100% = 75%
3. Berapa gram CH
4
terbentuk jika 6 gram C direaksikan dengan 5 gram Hidrogen?
Massa C : massa H =3:1
Jadi 6 gram C tepat bereaksi dengan 2 gram H sehingga CH
4
yang terbentuk = 6+2 =8
gram. Pada akhir reaksi diperoleh sisa H = 5-2 gram=3 gram
Jumlah massa sebelum & sesudah reaksi adalah sama yaitu 11 gram.
4. 18gram C+72 gram O CO
2
(C=12;O=16; berapa gram CO
2
yang terbentuk?
Jawab: massa C : massa O = ( 1 12) : ( 216) = 3:8
Jadi 18 gram C tepat bereaksi dengan 48 gram oksigen membentuk 66 gram CO
2
. Sisa
Oksigen yang tidak bereaksi = 72-48 = 24 gram
5. 40 gram FE dipanaskan dengan 20 gram sulfur menghasilkian FeS ( Fe=56;S=32). Adakah
zat yang tersisa?
Jawab :
Berat Fe:beratS = ( 156) : ( 132) =7:4. Misalnya Fe habis,berarti butuh:
massa Fe
= 40 = 22,86gram
ini mungkin karena tersedia 20gram. Jadi yang habis S & yang sisa Fe, maka: massa Fe
yang bereaksi = massa S
= 20 = 35gram
Jadi sisa Fe = 40 - 35 =5 gram
6. 80 gram FeS
2
dibakar dengan 64 gram oksigen:
Berapa gram gas SO
3
maksimim dapat dihasilkan?
Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa tidak pernah
berubah
Massa X : Massa Y = m (Ar.X ) : n ( Ar.Y)
3
4
Angka perbandingan .S
Angka perbandingan. Fe
S =
4
7
Angka perbandingan Fe
Angka perbandingan S
7
4
4FeS
2
+ 15O
2
2Fe
2
O
3
+8SO
3
Ar Fe =56; O= 16 ; S= 32
Jawab:
Mol FeS
2
= = = MOL
Mol O
2
= = 2mol
Menghitung jumlah SO
3
maksimum berarti harus ada pereaksi yang habis,menjadi patokan
untuk menghitung SO
3
Jika FeS
2
yang habis:
Mol O
2
yang bereaksi = mol FeS
2
= mol = 2,5 mol
padahal O
2
yang tersedia hanya 2 mol, berarti bukan FeS
2
yang habis bereaksi tetapi O
2
maka:
MOL SO
3
= mol O
2
= 2 mol = mol
massa SO
3
= 80 =85,3gram
DARI HUKUM PROUST DITEMUKAN RUMUS PRAKTIS
massa senyawa
88 gram CO
2
( C=12;O=16), maka:
massa C dalam CO
2
88 =24 gram
massa O dalam CO
2
88 =64 gram
RUMUS EMPIRIS & RUMUS MOLEKUL
RUMUS EMPIRIS : rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun senyawa
RUMUS MOLEKUL: Rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa.
SENYAWA RUMUS MOLEKUL RUMUS EMPIRIS
Air H
2
O H
2
O
Glukosa C
6
H
12
O
6
CH
2
O
Benzena C
6
H
6
CH
Asetilen C
2
H
2
CH
Amoniak NH
3
NH
3
Perbandingan Massa masing-masing unsur penyusun senyawa
Perbandingan mol masing-masing unsur penyusun senyawa
Merupakan angka-angka rumus empiris
Contoh:
Senyawa tersusun dari 84% C dan 16% H. tentukan rumus empirisnya.
gram
Mr
80
120
2
3
64
32
Koefisien O2
Koefisien FeS2
15
4
2
3
Koefisien FeS2
Koefisien O2
8
15
16
15
16
15
Massa suatu unsur
dalam senyawa
Jumlah atom unsur Ar unsur
Mr Senyawa
=
12
44
32
44
84
12
16
1
Jawab: mol C : mol H = : = 7 : 16
Rumus empiris senyawa = C
7
H
16
Gas mengandung 48 gram C, 12 gram H & 32 gram O. bagaimana rumus empiris gas tersebut?
Jawab:
Mol C : Mol H : Mol O = : :
= 4 : 12 : 2
= 2 : 6 : 1
Rumus Empiris = C
2
H
6
O
Untuk menentukan rumus molekul senyawa perlu diketahui rumus empiris senyawa dan Mr
senyawa.
1 Senyawa dengan rumus empiris NO
2
( N =14 ;O = 16 ). Mr =92, rumus molekul?
Jawab : ( NO
2
)
n
= 92 46 n = 92
N = 2
Jadi rumus molekul : ( NO
2
)
2
= N
2
O
4
1 56 Liter gas ( 0&1atmosfer) mempunyai massa 175 gran. Jika rumus empiris = CH
2
( C=12; H =
1 ) .Bagaimana rumus molekulnya?
56 liter gas = mol= 2,5 mol
BM gas = = =70
( CH
2
)
n
=70
14n =70 Rumus molekul = C
5
H
10
n = 5
HUKUM AVOGADRO & GAY-LUSSAC
Pada p dan t sama ( tetap ), gas-gas yang bervolume sama akan mengandung jumlah mol yang sama
( dengan demikian jumlah molekulpun pasi sama)
HUKUM GAY-LUSSAC
PENJABARAN DARI DUA HUKUM TERSEBUT:
1. Untuk gas-gas yang volumenya sama, berlaku hubungan :
2. Untuk gas-gas yang volumenya berbeda, berlaku hubungan:
3. Oleh karena koefisien reaksi menyatakan perbandingan Mol, sedangkan perbandingan mol gas
= perbandingan volume, maka koefisien reaksi menyatakan perbandingan volume gas-gas.
48
12
12
1
32
16
56
22,4
Gram
mol
175
2,5
Perbandingan volume gas-gas sama dengan perbandingan
mol gas-gas tersebut.
Mol Gas I = Mol Gas II
Massa gas I Massa Gas II
Mr Gas I Mr gas II
=
Volume gas I Mol gas I
Volume gas II Mol gas II
=
CONTOH:
1. Tabung berisi gas metana ( BM 16) kemudian tabung dikosongkan, lalu diisi kembali dengan
gas oksigen ( BM=32) pada p dan t sama.
Massa gas metana adalah:
a. sama dnegan massa oksigen
b. dua kali massa oksigen
c. 5 kali massa oksigen
d. 1/2 kali massa oksigen
e. 1/5 kali massa oksigen
Jawab:
Karena tabung sama maka volume gas pu sama.
Massa metana Massa oksigen
16 32
massa metana = massa oksigen
= massa oksigen
2. 1 mol Al direaksi dengan asam:
gas H
2
yang terbentuk ditampung pada & p tertentu. Jika pada kondisi tersebut, 1 mol gas
oksigen bervolume 20liter, berapa volume gas H
2
tersebut?
Jaewab:
Berdasarkan koeisien reaksi, gas H
2
yang terbentuk = 1 mol= 1,5 mol
Mol H
2
Mol Oksigen x = 30
Vol H
2
Volume O
2
ENERGITIKA ASAS KEKEKALAN ENERGI
PERUBAHAN ENERGI MENJADI MATERI HUKUM EINSTEIN:
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan.
Yang dapat berlangsung adalah perubahan dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang
lain.
Dalan reaksi kimia, perubahan eenergi umumnya berlangsung dalam bnetuk perubahan kalor
( panas ).
1
20
1,5
x
=
:
1
=
16
32
1
2
3
2
2Al + 3 H
2
SO
4
Al
2
(SO
4
)
3
+3H
2
=
E= m.c
2
E = Energi ( erg)
c = 3 10
10
cm/dt
m = massa materi ( gram)
panas
Reaksi eksoterm
Energi = sistem ke
lingkungan
Reaksi endoterm
Energi = lingkungan ke
sistem
Setiap reaksi kimia memiliki harga / H tertentu.
/ H = H zat ruas kanan H zat ruas kiri
/ H = H produk H reaktan
p A q B p,q = koefisien reaksi
/ H = q H
B
- p H
A
ADA 2 KEMUNGKINAN :
1. jika hasil reaksi mempunyai H lebih rendah dari zat semula ( qH
B
<p H
A
), maka / H negatif
eksoterm.
2. qH
B
>pH
A
endotermis / H positif
Satuan energi yang sering digunakan : kalori/ joule
1 kal = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
1 k kal = 1000kalori
1 kj = 1000 joule
JENIS KALORI REAKSI :
1. kalori pembentukan
2. kalori penguraian
3. kalori pembakaran
ad 1. kalor yang diperlukan ( endoterm ) atau kalor yang dibebaskan ( eksoterm ) pada pembentukan 1
mol senyawa dari unsur-unsurnya.
Kalori pembentukan H
2
O = 58 k kal
Ad 2. kalor yang diperlukan ( endoterm ) atau kalor yang dibebaskan ( eksoterm ) pada penguraian 1
mol suatui senyawa menjadi unsur-unsurnya.
Setiap zat mengandung energi
ENTALPI ( H )
Pada p. tetap
Masing-masing zat berbeda
Perubahan Zat zat lain
Selalu disertai perubahan entalpi
H
2 +
O H
2
O / H= 58 k kal
Bisa disebut entalpi pembentukan
TERMOKIMIA
CONTOH HUKUM HESS
C + 2S CS
2
-19,7 kkal
S + O
2
SO
2
+71,2 kkal
C + O
2
CO
2
+93,8kkal
CS
2
+ 3O
2
CO
2
+ 2SO
2
+ x kkal
X?
CS
2
C + 2S + 19,7 kkal
2S + 2O
2
2SO
2
+ 142,4 kkal
C + O
2
CO
2
+ 93,8 kkal
CS
2
+ 3O
2
CO
2
+ 2SO
2
+ 225,9 kkal
STRUKTUR ATOM
TEORI BOHR :
1. elektron-elektron mengelilingi inti atom lintasan lintasan dinamai kulit-kulit elektron.
2. Elektron berada pada tingkat energi tertentu, pada keadaan stationer = tidak memancarkan
energi
3. Energi akan dipancarkan atau diserap jika elektron berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat
energi yang lain sesuai persamaan
MODEL ATOM MODERN
Atom terdiri atas elektron, proton, & netron
HUKUM LAPLACE
* Jumlah kalor yang dilepas pada
pembentukkan senyawa dari unsur-
unsurnya jumlah kalor yang
diperlukan pada penguraian senyawa
tersebut menjadi unsur-unsurnya.
HUKUM HESS
* harga / H reaksi hanya
bergantung pada keadaan awal &
keadaan akhir reaksi, & tergantung
pada jalannya reaksi.
/ E = h.
C+ O
2
CO
2
/ H=-94 kkal
CO
2
C+ O
2
/

H= +94 kkal
Satu Tahap:
C+ O
2
CO
2
/ H= - 94 kkal
Dua Tahap:
C+ O
2
CO

/ H= - 26 kkal
CO + O
2
CO
2


/

H= - 68 kkal
C+ O
2
CO
2
/ H=-94 kkal
C CO
2
CO
/ H
2
/ H
1
/ H
3
/ H
1=
/ H
2
+ / H
3
Partikel Atom Muatan Massa ( gram )
Proton + 1 1,673 10
-24
Netron 0 1,675 10
-24
Elektron - 1 9,11 10
-28
ISOTOP = Unsur-unsur sejenis dengan jumlah proton sama & jumlah netron beda.
= NA sama, Massa atom beda
Contoh :
1
H
2
H
3
H
12
C
13
C
14
C
16
O
17
O
18
O
KONFIGURASI ELEKTRON
Kulit K L M N O
Sub Kulit s 1 s,p 1 s,p,d
Sub-sub kulit px , py , pz
* Jenis sub kulit dalam atom :
s : mengandung 1 orbit ( 2 elektron )
p : mengandung 3 orbit ( 6 elektron )
d : mengandung 5 orbit ( 10 elektron )
f : mengandung 7 orbit ( 14 elektron )
CARA PENYUSUNAN KONFIGURASI ELEKTRON
1. PRINSIP AUFBAU
- Elektron menempati orbit tingkat lebih rendah dahulu
2. PRINSIP EXKLUSI PAULI
- Pada 1 orbit tidak diperbolehkan ada 2 elektron dengan ke-4 bilangan kuantum yang sama
( min. bilangan spin beda )
3. PRINSIP HUND
- pada tingkat energi yang sama , elektron menempati orbit sampai penuh dengan spin ( + )
sebelum berpasangan
DIAGRAM PENGISIAN ORBIT
1s
2s 2p
3s 3p 3d
4s 4p 4d 4f
5s 5p 5d 5f
6s 6p 6d
7s 7p
1 1 1 6 6 6
8 8 8
NA= jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah netron = nomor massa - NA
Bilangan Kwantum Utama ( n )
Nomor kulit tempat elektron berlokasi
Bilangan KwantumAzimuth ( l )
Menyatakan jenis sub kulit
Bilangan Kwantum Magnetik
Menyatakan sub-sub kulit
Bilangan Kwantum spin
Menyatakan rotasi + & - elektron
SISTEM PERIODIK UNSUR
TABEL PERIODIK
1
H
2
He
3
Li
4
Be
5
B
6
C
7
N
8
O
9
F
10
Ne
11
Na
12
Mg
13
Al
14
Si
15
P
16
S
17
Cl
18
Ar
19
K
20
Ca
21
Ga
22
Ge
23
As
24
Se
25
Br
26
Kr
NA >>

>>
Elektronegativitas >>

<<
definisi kecenderungan suatu atom /kumpulan atom menarik elektron terluarnya, baik elektron bebas
atau yang dipakai untuk ikatan bersama. Sehingga atom cederung bermuatan negatif.
IKATAN YANG TERJADI PADA ATOM NITROGEN
IKATAN KIMIA
Unsur golongan VIII A ssn stabil
2
He 1s
2
10
Ne 1s
2
2s
2
2p
6
18
Ar 1s
2
2s
2 2p
6 3s
2
3p
6
36
Kr 1s
2
2s
2 2p
6 3s
2
3p
6
3p
6
3d
10
Delapan max =8 dikulit terluar kaidah oktet
Unsur lain cenderung lebih stabil
1
H
3
Li
4
Be
5
B
IKATAN ION
11
Na 1s
2
2s
2 2p
6 3s
1
Atau 281
17
Cl 1s
2
2s
2 2p
6 3s
2
3p
5
Atau 287
Na cenderung melepas 1
Cl cenderung mengikat 1
KIMIA KUALITATIF
Na Na
+
+
Cl + Cl

Na
+
& Cl
-
terjadi tarik menarik. Terjadi ikatan ion, terjadi senyawa NaCl
Mg Mg
++
+ 2
O + 2 O
=
Mg
++
+ O
=
MgO
Al Al
+++
+3
S + 2 S
=
2Al
+++
+3 S
=
Al
2
S
3
O Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena perpindahan dari satu atom ke atom yang lain.
O Ikatan ion = ikatan elektrovalen = ikatan heteropolar= ikatan elektrostatik
O Ikatan antara atom logam dengan non logam
IKATAN KOVALEN
Ikatan homopolar ikatan sigma
Ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan secara bersama oleh 2 buah atom
Contoh Lain :
H
2
O
2
F
2
Cl
2
Br
2
I
2
N
2
P
4
gas
CH
4
CCl
4
NH
3
H
2
O cair
HF HCl HBr HI ( Dalam bentuk murni,wujud gas )
3 Macam ikatan kovalen :
Yang lain
Konfigurasi cenderung seperti helium
Oktet
Bisa dicairkan ( maksimal kadar HCl 36,5% )
1. Ikatan kovalen polar
2. ikatan kovalen non polar
3. ikatan kovalen semi polar
( ikatan kovalen koordinat )
1. Ikatan kovalen disebut polar jika pasangan yang digunakan bersama tertarik lebih kuat ke
salah satu atom ( berkutub, momen dipolnya nol )
Contoh : H Cl
2. Ikatan kovalen disebut non polar jika pasangan yang digunakan bersama tertarik sama kuat
ke semua atom ( tidak berkutub )
Contoh : O
2
: O
3 ;
Cl
2
; N
2
dsb.
( jenis atom sama )
CH
4
; CCL
4
; C
6
H
6
( molekul bentuk simetris )
3. Ikatan kovalen disebut semi polar jika pasangan yang digunakan bersama hanya berasal dari
satu atom. ( Yang satu jadi + yang satu jadi - )
Contoh : H N + H
+
H N H
NH
4
+
+ Cl
-
NH
4
Cl
SENYAWA IONIK DAN KOVALEN
Ikatan ionik > kuat ikatan kovalen
Gaya tarik menarik ikatan elektrokimia
Senyawa = TL tinggi
( ionik ) TD tinggi
Murni bentuk leburan, dapat menghantarkan listrik
Senyawa kovalen = TL& TD rendah
Murni tidak dapat menghantarkan listrik
Senyawa kovalen =polar dalam air dapat menghantarkan listrik
Air menguraikan HCl ion H
+
& Cl
-
Senyawa polar larut dalam pelarut polar
Senyawa non polar larut dalam pelarut non polar
Ikatan logam adalah ikatan antar atom dalam suatu logam
Elektronegativitas rendah, akibatkan valensi / dikulit terluar dalam atom logam bebas bergerak
kemana mana pada ruangan di sela-sela kumpulan atom-atom tersebut.
1
1
1
1
bebas
H
H
1
1
1
Ikatan semi polar
Ikatan ion
Menghantarkan listrik
Jadi unsur logam merupakan kumpulan ion-ion positif yang berenang dalam lautan
valensi.
Antara ion ( + ) dengan terjadi tarik menarik yang menghasilkan ikatan logam.
valensi bebas bergerak sebabkan logam berfungsi sebagai penghantar listrik yang baik.
IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen = ikatan antar molekul yang di sebabkan oleh gaya tarik menarik oleh atom
yang sangat elektronegatif ( F, O, N ) terhadap H dalam molekul lain.
KECEPATAN REAKSI
Macam kecepatan reaksi :
1. Sangat cepat
- reaksi penetralan asam-basa
- Reaksi peledakan dinamit
2. sangat lambat,seolah-olah tidak berjalan sama sekali
- Oksigen dengan Hidrogen ( H
2
O )
Definisi kecepatan reaksi : perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu.
Kecepatan reaksi dapat diukur dengan menghitung pertambahan konsentrasi B tiap satuan waktu
tertentu, atau boleh juga dengan menghitung pengurangan konsentrasi.
A. Tiap satuan waktu tertentu
V = + / [ B ] atau V = - + / [ A ]
/t /t
V = kecepatan reaksi
[ A ] = konsentrasi A ( mol/liter )
[ B ] = konsentrasi B ( mol/liter )
t = waktu
Tahap penentuan kecepatan reaksi
Suatu reaksi yang terjadi melalui beberapa tahap reaksi setiap tahap terjadi karena adanya suatu
tabrakan ( tumbukan ) antar atom atau antar molekul.
Tumbukan terjadi berbeda-beda sehingga hasil bisa tahap cepat & tahap lambat. Sebagai penentu
kecepatan reaksi keseluruhan adalah tahap yang paling lambat. Tahap paling lambat disini terjadi pada
tumbukan pertama.
Tahap reaksi paling lambat sifat reaksinya sederhana. Artinya orde reaksi sama dengan koefisien
reaksi.
Ingat, jarang ada tabrakan berhadap-hadapan tiga kendaraan atau lebih sekaligus. Umumnya
terjadi antar kendaraan
Contoh :
H
2
O
2(aq)
+2I
-
(aq)
+2H
+
( aq )
H
2
O
(l)
+ I
2 (aq)
Terhadap satu tahap lambat, yaitu tahap pertama
H
2
O
2(aq)
+I
-
(aq)
H
2
O
2
I
-
(aq)
Tentukan rumus kecepatan reaksinya!
Jawab:
Tahap lambat : H
2
O
2
+I
-
H
2
O
2
I
-

Reaksi tahap lambat adalah sederhana, Orde reaksi = koefisien reaksi
Koefisien H
2
O
2
= 1, artinya orde zat H
2
O
2
=1
Koefisien I
-
= 2, artinya orde zat I
-
= 2
( ingat, koefisien I
-
bukan pada tahap lambat tapi pada reaksi keseluruhan )
Rumus Kecepatan Reaksi; v = k ( H
2
O
2
) ( I
-
)
2
Faktor-Faktor Yang Mempercepat Reaksi
Reaksi akan berjalan cepat kalau tumbukan antar molekul yang bereaksi sering terjadi.
Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Jumlah Dan Kekerasan Taabrakan Yaitu :
1. Luas permukaan zat
Misal : Zn +2HCl ZnCl
2
+H
2

Kecepatan reaksi diukur dengan menghitung waktu munculnya gelembung-gelembung gas H


2
2. Konsentrasi ( kadar )
Larutan pekat ( konsentrasi tinggi ) molekul lebih rapat dari pada larutan encer. Tabrakan lebih
sering terjadi.
3. Suhu
Menaikkan suhu berarti menambah energi energi kinetik molekul >>>
4. Katalis
Adalah zat yang dapat mempercepat suatu reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi
KONSENTRASI DAN KECEPATAN REAKSI
Hubungan antara kecepatan reaksi & konsentrasi zat dapat bermacam-macam.
- ada kecepatan 2x lipat bila konsentrasi >2x dari konsentrasi sebelumnya.
logam serbuk
Artinya kecepatan sebanding dengan harga
[ zat ]
1
mula-mula
[ zat ]
2
kecepatan menjadi 4x lebih cepat
bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat dengan kecepatan reaksi, disebut
orde reaksi atau tingkat reaksi. Harga orde reaksi hanya dapat ditentukan melalui eksperimen.
Reaksi A + B P
Kecepatan ditentukan oleh konsentrasi A & B
v = k [ A ]
m
[ B ]
n
v = Kecepatan reaksi
k = tetapan kecepatan
[ A ]

= konsentrasi zat A
[ B ] = konsentrasi zat B
m = Orde reaksi terhadap A
n = orde reaksi terhadap B
Orde reaksi total dari keseluruhan adalah m+n
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Data exp. Harus pada suhu tetap,untuk mendapatkan k yang tetap.
2. metode mencari orde reaksi dengan cara membandingkan persamaan kecepatan reaksi.
Harga k
1
=k
2
, & konsentrasi yang sama dapat dicoret
Dengan demikian, perbandingan konsentrasi zat yang berubah pangkat orde reaksi sama dengan
perbandingan kecepatan reaksi.
Contoh:
+ 2H
2
+ 2NO 2H
2
O +N
2
Konsentrasi H
2
( mol/l )
Konsentrasi NO
( mol/l )
Laju reaksi
( mol/l /dt )
1 0,1 0,1 30
2 0,5 0,1 150
3 0,1 0,3 270
Tentukan:
a. orde reaksi
b. persamaan kecepatan reaksi
c. tetapan kecepatan ( k )
d. laju reaksi jika H
2
dengan konsentrasi 0,2 mol/l direaksikan terhadap NO dengan konsentrasi
0,2 mol/l
jawab :
persamaan kecepatan reaksi :
v
1
v
2
k
1
k
2
A
1
A
2
B
1
B
2
=
m n
v = k [ H2 ]
m
[ NO ]
n
Mencari orde zat H
2
( orde m )
Lihat konsentrasi nomer yang sama,
m =1
Mencari orde zat no ( orde n ) :
Lihat konsentrasi zat yang sama,
n = 2
a. orde reaksi = m+n = 3
b. persamaan kecepatan reaksi v = k ( H
2
) ( NO )
2
c. k ? masukkan persamaan kecepatan reaksi pada salah satu data exp.
No :1
30 m/dt = k ( 0,1M ) ( 0,1 M )
2
k = 30. m/dt = 30.000M
-2
.dt
-1
10
-3
m
3
d. v = ( 30.000 ) ( 0,2 ) ( 0,2 )
2
= 30.000 . 8 . 10
-3
= 240 M/dt
ENERGI PENGAKTIFAN DAN TEORI TABRAKAN
Suatu reaksi akan berlangsung melalui tabrakan-tabrakan molekul-molekul zat yang bereaksi.
Tidak semua tabrakan molekul dapat menghasilkan reaksi.
Tabrakan efektif ( menghasilkan reaksi ) bila molekul mempunyai energi kinetik yang cukup.
Energi minimum yang harus dimiliki milekul-molekul agar tabrakan nereka menghasilkan
reaksi disebut energi pengaktifan ( Ea )
Hanya molekul yang mempunyai energi kinetik diatas Ea yang mampu bereaksi.
/ H
reaksi
= / H
hasil
- / H
pereaksi

/ H
hasil
< / H
pereaksi
/ H
reaksi
< 0 ( Ekso )
( H
1
)
1
( H
2
)
2
v
1
v
2
0,1
0,5
30
150
=
m m m
= = =
1
5
=
1
5
( NO )
1
( NO )
3
v
1
v
2
0,1
0,3
30
270
=
n n n
= = =
1
9
=
1
9
/ H
reaksi
= / H
hasil
- / H
pereaksi

/ H
hasil
> / H
pereaksi
/ H
reaksi
> 0 ( Endo )
pertambahan T, makin banyak molekul yang memiliki Ea kinetik yang melampaui Ea, maka
pertambahan T akan selalu mempercepat reaksi. Secara umum kecepatan reaksi menjadi 2x lipat
setiap kenaikan suhu 10 C. Dua hal untuk mempercepat reaksi :
1. Memperbesar energi kinetik maksimal sampai > Ea, dengan menaikkan T
2. Menurunkan Ea, dengan penambahan katalis.
KATALIS
Reaksi tanpa katalis :
A + B AB ( lambat )
Reaksi dengan memakai C sebagai katalis :
A + C AC ( cepat )
AC + B AB + C ( cepat )
A + B + C AB + C ( cepat )
Karena C terbentuk kembali maka ditulis :
A + B AB
Dari segi energi reaksi A + B AB Ea tinggi, sedang A + C AC & AC + B AB + C memiliki Ea
jauh lebih rendah.
Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa katalis berfungsi menurunkan harga Ea suatu reaksi.

Contoh :
KclO
3
KCl + O
2
C
MnO
2
CATATAN :
1. katalis ikut terlibat dalam reaksi.
Akhir reaksi terbentuk kembali seperti semula. Oleh karena itu secara stoikiometri jumlahnya
tidak berubah, maka katalis dianggap tidak ikut bereaksi.
2. Katalis hanya mampu mempercepat reaksi bukan membuat reaksi
3. Ada zat yang memperlambat atau menghentikan reaksi yaitu anti katalis / katalis negatif /
inhibitor.
4. Hasl reaksi ada kalanya bersifat katalis disebut autokatalis.
Ciri no.4 mula-mula reaksi lambat, lama kelamaan makin cepat, sebab jumlah katalis makin
banyak.
KESETIMBANGAN KIMIA
HCl + NaOH NaCl + H
2
O
- Reaksi sempurna dan cepat
- Reaksi berkesudahan
- Reaksi irreversibel
- Reaksi dapat balik
N
2
+ 3H
2
1 2 NH
3
- Reaksi kesetimbangan
- Reaksi reversibel
- Reaksi dapat balik
reaksi maju
reaksi balik
KEADAAN KESETIMBANGAN
mA + n B 1 p C +q D
Selama reaksi berlangsung, pembentukan zat-zat ruas kanan ( reaksi maju ) selalu disertai oleh
pembentukan kembali zat-zat ruas kiri ( reaksi balik ). Reaksi terus berlangsung dalam dua arah yang
berlawanan.
Pada saat tertentu, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri, dan tercapai
keadaan kesetimbangan.
Pada reaksi kesetimbangan hasil reaksi dapat berperan sebagai pereaksi dan pereaksi dapat
berperan sebagai hasil reaksi. Dengan demikian konsentrasi zat dalam reaksi kesetimbangan selalu
berubah-ubah, hanya saja perubahan ini dalam skala sangat kecil ( mikroskopis ).
!!! dalam kesetimbangan ;
SKALA KECIL ( Sesuai proses )
- Reaksi berlangsung terus menerus
- Konsentrasi berubah ubah
SKALA BESAR ( ada yang diabaikan )
- Reaksi dianggap selesai ( terhenti )
- Konsentrasi zat dianggap tetap
GULDBERG & WAAGE :
mA + n B 1 p C +q D
k = [ C ]
p
[ D ]
q

[ A ]
m
[ B ]
n
Aksi yang dapat dilakukan untuk menggeser reaksi kesetimbangan :
1. Pengubahan konsentrasi zat
2. pengubahan volume gas / P gas
3. pengubahan T
AZAS LE CHATELIER
Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, maka reaksi akan bergeser untuk
menghilangkan pengaruh aksi tersebut.
Rumusan singkat azas tersebut :
JIKA DIBERI, DIA AKAN MEMBERI
JIKA DIAMBIL, DIA AKAN MENGAMBIL
Contoh perubahan konsentrasi :
A + B 1 C
A ditambah, bergeser kekanan
A dikurangi bergeser kekiri
Tujuan pergeseran, supaya harga K tetap
Perubahan tekanan hanya berpengaruh pada gas-gas. Untuk padat & cair dapat diabaikan.
HUKUM BOYLE : Pada T tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas. Jadi
memperbesar tekanan gas berarti memperkecil volume gas tersebut.
PENGARUH P GAS TERHADAP KESETIMBANGAN :
A + B 1 C
Jika v >>, agar k tetap maka harus ada yang bergeser ke A&B ( jumlah koefisien besar )
Jika v << , agar k tetap maka harus ada yang bergeser ke C ( jumlah koefisien kecil
Jika tidak bergeser, v diperbesar, maka harga k akan makin besar.
CATATAN :
v >> , p << , bergeser ke jumlah koefisien besar
v << , p >> , bergeser ke jumlah koefisien kecil
bagaimana kalau jumlah koefisien kanan dan kiri sama >?
A
(g)
+ B
( g )
1 C
( g )
+ D
( g )
Tatapan
kesetimbangan
Hukum aksi
massa
[ C ]
[ A ] [ B ]
= = K
[ mol
C
/
V

]
[ mol
A
/
v
] [ mol
B
/
v
]
[ mol C

] 1 v
[ mol A ] [ mol B ]
[ C ] [ D ]
[ A ] [ B ]
= K
[ mol
C
/
V

] [ mol
D
/
V

]
[ mol
A
/
v
] [ mol
B
/
v
]
= =
mol C . mol D
mol A . mol B
Jadi : harga K tidak dipengaruhi volume, maka pembahasan volume / perubahan p tidak akan
menggeser kesetimbangan.
PERUBAHAN SUHU :
2 SO
2
+ O
2
1 2 SO
3
+ 45kkal
reaksi eksotermis kekanan/ kekiri endotermis.
SO
3
disebut zat eksoterm
SO
2
dan O
2
disebut zat endoterm
Jika T >>, bergeser kekiri
Jika T << , bergeser kekanan
Disini harga K akan berubah.
Dengan perubahan T, jika reaksi bergeser kekanan, maka hasil reaksi bertambah & pereaksi berkurang,
dengan demikian harga K akan bertambah besar. Sebaliknya K akan berkurang.
PERANAN KATALIS DALAM REAKSI KESETIMBANGAN
# Mempercepat tercapainya kesetimbangan dengan cara mempercepat reaksi maju & reaksi balik sama
besar.
Jadi katalis berfungsi pada awal reaksi ( sebelum kesetimbangan terjadi )
Setelah kesetimbangan tercapai, katalis tidak bisa berfungsi lagi.
HUKUM KESETIMBANGAN
mA + n B 1 p C +q D
Berlaku hukum aksi massa :
K = tetapan kesetimbangan
[ A ] = konsentrasi A pada keseimbangan
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYELESAIAN SOAL-SOAL
KESETIMBANGAN
1. Jangan gunakan rumus HUKUM AKSI MASSA diatas, sebelum menghitung konsentrasi
masing-masing zat pada kesetimbangan
2. Konsentrasi sl dalam mol/liter. Jangan lupa volume ?, kecuali koefisien kenen dan kiri sama
3. untuk zat ruas kiri berlaku hubungan { zat pada kesetimbangan = zat mula-mula zat yang
bereaksi }
4. untuk ruas kanan = zat yang terbentuk dari zat ruas kiri yang bereaksi
catatan : umumnya keadaan mula-mula hasil reaksi tidaksama
5. Koefisien reaksi pada reaksi kesetimbangan menyatakan perbandingan mol zat-zat ruas kiri
yang bereaksi serta mol zat-zat ruas kanan yang terbentuk pada saat kesetimbangan.
CARA PENYELESAIAN PRAKTIS SOAL-SOAL KESETIMBANGAN
[ C ]
p
[ D ]
q
[ A ]
m
[ B ]
n = K
[ B ] = konsentrasi B pada keseimbangan
[ C ] = konsentrasi C pada keseimbangan
[ D ] = konsentrasi D pada keseimbangan
Biasakanlah memakai tabel seperti dibawah ini pada setiap pengerjaan soal-soal kesetimbangan
mA + n B
1
p C + q D
Mula mula e f - -
Reaksi g h k l
setimbang i j k l
Keterangan :
e = mol A mula-mula
f = mol B mula-mula
g = mol A yang terurai
h = mol B yang terurai
i = mol A pada kesetimbangan = e - g
j = mol B pada kesetimbangan = f h
k = mol C pada kesetimbangan ( C yang terbentuk )
l = mol D pada kesetimbangan ( D yang terbentuik )
Oleh karena C & D yang dihasilkan berasal dari A & B yang bereaksi, maka harga-harga g , h , k , & l
harus sesuai dengan perbandingannya dengan koefisien.
g : h : k : l : = m : n : p : q
Oleh sebab itu g : h : k : & l kuta hubungkan dengan tanda panah & disebut. angka- angka jalur
koefisien.
URUTAN PENYELESAIAN SOAL-SOAL KESETIMBANGAN
1. Masukkan mol yang tercantum pada soal kedalamtabel.
2. Lengkapi angka-angka jalur koefisien berdasarkan perbandingan koefisien
3. Lengkapi mol-mol pada kesetimbangan ( baris paling bawah pada tabel )
4. Mol-mol pada kesetimbangan masing-masing dibagi dengan volume, untuk memperoleh
konsentrasimasing-masing zat pada kesetimbangan ( ingat : konsentrasi harus dalam mol/ liter 0
5. Akhirnya, gunakan rumus tetapan kesetimbangan ( k )
Contoh :
1. 0,1 HI dimasukkan dalam labu 1 liter lalu terurai menurut reaksi
2HI 1 H
2
+ I
2
Jika I
2
yang terbentuk 0,02 mol, hitunglah k.
Jawab :
2HI 1 H
2
+ I
2
Mula-mula : 0,1 - -
Reaksi / terurai : 0,04 0,02 0,02
Setimbang : 0,1 0,04 0,02
= 0,06 0,02
Cara menentukan zat dalam keasaman setimbang :
1. Jumlah I
2
dipindahkan ke keadaan reaksi. Perhatikan I
2
mula mula tidak ada
2. Asalah satu zat keadaan reaksunya diketahui, maka jumlah zat lain dalam keadaan
reaksi dapat dicari sesuai koefisien reaksinya.
3. Keadaan setimbang H
2
= keadaan reaksi
4. Keadaan setimbang HI = mula-mula di kurangi yang bereaksi
5. perhatikan jumlah koefisien kiri = jumlah koefisienk unsur, prlu dibagi volume
2. Pada T tertentu dalam wadah 1L terjadi keseti,bangan:
Jika semula 1 Mol SO
3
dimasukkan dalam wadah dan ternyata setelah tercapai kesetimbangan
jumlah mol SO
3
sama dengan mol O
2
, maka harga K ?
Jawab :
Misalkan keadaan kesetimbanganan mol SO
3
= mol o
2
= X mol
A + 2B AB
2
2SO
3 1
2SO
2
+ O
2
Mula-mula 3 x - -
Reaksi /
terurai
2 x 2 x x
setimbang x 2x x
Tidak perlu dibagi volume, karena dibagi 1 tetap saja.
K = = = = 4
K = 4 1 1/3 = 1
1
/
3
= 1,33
3. K dari A + 2B 1 AB
2
adalah 0,25. Berapakah ju,lah mol A yang harus dicampurkan pada 4 mol
B, dalam volume 5 L agar menghasilkan 1 mol AB
2
Jawab :
Mol A mula-mula = X
A + 2B 1 AB
2
Mula-mula : X 4 -
Reaksi : 1
2/1 1 1 =2
1
Setimbang : x-1 4 2 =2 1
=
=
[ H
2
] [ I
2
]
[ HI ]
2
= K
[ 0,02 ] [ 0,02 ]
[ 0,06 ]
2
4 . 10
-4
36 . 10
-4 1,1 . 10
-1
=
( SO
2
)
2
( O
2
)
( SO
3
)
2
( 2X )
2
( X )
( X )
2
4X
.
X
X
2
Perhatikan arah panah, dimulai dari AB
2
dalam keadaan setimbang karena jumlah koefisien kiri dan
kanan tidak sama maka harus dibagi volume
K =
0,25 =
x 1 = 25
x = 26
Jadi A mula-mula yang dicampur = 26
A yang larut ditambahkan pada 4 mol B
26 x 2 = 25 mol
4. 1 mol A dan 1 mol B direaksikan dalam wadah 1 L, sesuai reaksi
A + B 1 C + D
Pada kesetimbangan didapat 0,33 mol A
K?
Jawab :
A + B
1
C + D
Mula-Mula 1 1 - -
reaksi 1 0,33 = 0,67 0,67 0,67 0,67
Setimbang 0,33 1-0,67=0,33 0,67 0,67
Tidak perlu dibagi volume
5. Pada T tertentu, konsentrasi kesetimbangan dari zat-zat dalam reaksi
A
( g )
+ B
( g )
1 C
( g )
+ D
( g )
Adalah [ A ] = [ B ] = 0,1 molar
[ C ] = [ D ] = 0,2 molar
jika pada T yang sama, 0,1 molar A, 0,1 molar B, 0,3 molar C & 0,3 molar D dimasukkan ruang
hampa, berapa konsentrasi setelah tercapai kesetimbangan?
Jawab :
A + B
1
C + D
Setimbang I 0,1 0,1 0,2 0,2
Mula-Mula II 0,1 0,1 0,3 0,3
Reaksi II x x x x
Setimbang II 0,1 + x 0,1 + x 0,3 - x 0,3 - x
Langkah mengisi tabel tersebut :
a. Dari soal diketahui keadaan setimbang, kita tuliskan keadaan setimbang I. Dan memasukkan
zat dalam wadah, kita tuliskan mula-mula II
( AB
2
)
( A ) ( B )
2
. 1/5 .
( x-1/5 ) ( 2/5 )
2
x-1
5
0,25 4
25
=
1
5
[ C ] [ D ]
[ A ] [ B ]
= K
[ 0,67 ] [ 0,67 ]
[ 0,33 ] [ 0,33 ]
=
= 4
b. Misalkan zat yang bereaksi adalah X maka keseluruhan xmolar
c. Perhatikan keadaan setimbang I dan mula-mula II, ternyata untk zat A & B tidak ada
perubahan, sedangkan zat C dan D keadaan mula-mula II lebih besar dibanding setimbang I.
Ini bisa berarti ada keadaan, setimbang kemudian konsentrasi zat C & D diperbesar, maka
reaksi akan kekiri, artinya C & D berkurang A & B bertambah sehingga keadaan setimbang II
untuk C & D dikurangi, sedang A & B ditambah
d. Hitung dulu KI & KII = KI, maka x dapat dicari
K
II
= K
I
=
Jadi zat A = 0,1 + x = 0,133 molar
DERAJAT DISOSIASI
- Reaksi irreversibel, zat yang direaksikan habis, asal mol-mol yang bereaksi sesuai dengan koefisien
- Reaksi kesetimbangan, zat yang direaksikan tidak pernah habis. Ketika kesetimbangan tercapai, zat
diruas kanan dihasilkan zat diruas kiri selalu kita dapatkan. Maka zat-zat yang kita reaksikan ( ruas
kiri ) memiliki derajat disosiasi atau derajat penguraian. Sibol
- Sama halnya dengan K, harga juga merupakan ukuran tentang banyaknya hasil reaksi yang
terbentuk. Jika harga besar berarti makin banyak zat tersebut yang terurai untuk membentuk
hasil reaksi.
mol zat yang terurai
mol zat mula-mula
jika diketahu, jumlah zat terurai dapat dihitung
mol zat terurai = 1 mol zat mula-mula
dalam penyelesaian soal-soal yang berhubungan dengan , tabel diatas tetap digunakan
[ A ] [ B ]
[ C ] [ D ]
= K
I
! langkah ketiga dimana arah reaksi kekiri
berarti A& B hasil, C&D pereaksi
[ 0,1 ] [ 0,1 ]
[ 0,2 ] [ 0,2 ]
= K
I
=

[ A ] [ B ]
[ C ] [ D ]
= K
II
[ 0,1 + x ] [ 0,1 + x ]
[ 0,3 - x ] [ 0,3 - x ]
=
[ 0,1 + x ]
[ 0,3 - x ]
=
2
0,1 + x
0,3 - 3
=
1
2
=
2
0,3 x = 0,2 + 2x
0,3 0,2 = 2x + x
0,1 = 3x
x = 0,1 = 0,033
3
=
Contoh :
1. 4 mol A
2
B
2
, masuk dalam wadah terurai
A
2
B
2
1 2A +2B
Jika terbentuk 2 mol A, ?
Jawab :
A
2
B
2 1
2A + 2B
Mula-Mula 4 - -
terurai 1 2
Setimbang 2
mol zat yang terurai = 1
mol zat mula-mula 4
2. Dalam suatu ruangan diperoleh 0,05 mol PCl
5
& 0,01 mol PCl
3
yang ada dalam kesetimbangan,
dengan reaksi
PCl
5 1
PCl
3
+ Cl
2

PCl
5 1
PCl
3
+ Cl
2
Mula-Mula 0,06 - -
terurai 0,01 0,01
Setimbang 0,05 0,01
0,01 = 1
0,06 6
3. Dalam wadah tertutup gas NH
3
di1 hingga terurai sebagian. Setelah kesetimbangan tercapai,
perbandingan molgas NH
2
: mol gas N
2
dan mol gas H
2
adalah 4 : 2 : 3
NH
3
yang terurai ? persen
Jawab :
Karena N
2
& H
2
masing-masing diketahui maka ada 2 kemungkinan untuk menghitung harga
NH
3
yang terurai.
Kemungkinan I : menghitung NH
3
yang terurai berdasarkan N
2
, artinya mula-mula N
2
tidak ada
2NH
3 1
N
2
+ 2H
2
Mula-Mula - -
terurai 2 6
Setimbang 4 2 3
Kemungkinan ini salah karena tidakmungkin hasil dari H
2
= 6mol, sedangkan H
2
setimbang =
3mol. Berarti dihitung berdasarkan H
2
.bukan N
2
2NH
3 1
N
2
+ 2H
2
Mula-Mula 6 1 -
terurai 2 1 3
Setimbang 4 2 3
Perhatikan hasil urai dari N
2
adalah 1 mol, berarti sebelum NH
3
terurai sudah ada N
2
mula-mula
sebanyak 1 mol.
2 = 1
6 3
=
=
=
4. Pada T tertentu N
2
O
4 ( g
) terurai menurut reaksi :
N
2
O
4 ( g
) 1 2NO
2( g )
Jika pada kesetimbangan N
2
O
4 ( g
) sama dengan mol NO
2
, berapa N
2
O
4
?
Jawab :
Misal pada kesetimbangan mol N
2
O
4
= mol NO
2
=
N
2
O
4 1
NO
2
Mula-Mula 1 X -
terurai
1 X
x
Setimbang x x
. X = 1
1 X 3
=

Anda mungkin juga menyukai