Anda di halaman 1dari 6

METODE MEMBACA DAN MENDENGARKAN AL-QURAN SEBAGAI UPAYA PREVENTIF UNTUK MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI Oleh: Faza Khilwan

Amna Fak. Kedokteran & Ilmu Kesehatan/Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Depresi dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmitter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di Sistem Saraf Pusat (SSP), terutama sistem limbik. Gangguan depresi dibedakan dalam depresi berat, sedang dan ringan sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan seseorang. Gejala utama pada orang yang mengalami gangguan depresi adalah perasaan depresif, hilangnya minat dan semangat, mudah lelah dan tenaga hilang. Gejala lain dari gangguan depresi diantaranya adalah konsentrasi dan perhatian menurun, harga diri dan kepercayaan diri menurun, perasaan bersalah dan tidak berguna, pesimis terhadap masa depan, ide bunuh diri, gangguan tidur, gangguan nafsu makan dan menurunnya libido. Depresi dikatakan ringan, apabila terdapat dua tanda gejala utama dan setidaknya dua gejala lain dari gangguan depresi. Depresi dikatakan sedang, apabila terdapat dua tanda gejala utama dan setidaknya ada tiga sampai empat gejala lain dari gangguan depresi. Depresi dikatakan dalam tingkatan berat, apabila terdapat tiga gejala utama dan lebih dari empat dari gangguan depresi. Depresi bisa mengenai segala umur, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa dan lanjut usia (lansia). Usia Remaja (adolescent) merupakan usia dimana seorang rentan terhadap terjadinya gangguan jiwa depresi baik yang sifatnya ringan maupun berat. Menurut Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga yang dilakukan di 11 kota oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia tahun 1995, 185 per 1000 penduduk rumah tangga dewasa memperlihatkan gejala gangguan kesehatan jiwa. Prevalensi kejadian gangguan jiwa di Indonesia tergolong tinggi, hal ini diperkuat dengan studi proporsi

gangguan jiwa oleh Direktorat Kesehatan Jiwa di 16 kota selama kurun waktu 19962000, dan ditemukan gangguan disfungsi mental (kecemasan dan depresi) sebanyak 16,2%. Data tersebut diperkuat oleh pernyataan Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2007, jika prevalensi nasional gangguan mental emosional pada penduduk yang berumur 15 sampai 24 tahun di Indonesia adalah 8,7 %. Tingginya kejadian depresi khususnya pada remaja menimbulkan keprihatinan yang besar karena dampak depresi yang sangat merugikan baik bagi penderita, keluarga, maupun masyarakat dan negara. Depresi mengakibatkan remaja akan kehilangan gairah belajar, lesu, aktivitas berkurang, gangguan makan dan gangguan tidur, keluhan fisik lainnya, menyendiri, tak suka bergaul, kurang komunikasi, ingin mati, rasa bersalah dan tak ada semangat. Depresi juga sering berkaitan erat dengan kejadian suicide atau bunuh diri. Gangguan depresi, seperti halnya gangguan jiwa yang lain, membutuhkan adanya terapi baik yang sifatnya farmakologis maupun non farmakologis. Sekitar setengah kasus depresi sedang hingga berat dapat membaik dengan obat-obat anti depresan. Namun, karena penyebab dari kejadian depresi adalah multifaktorial, dibutuhkan juga pengobatan non farmakologis atau biasa dikenal dengan psikoterapi. Salah satu dari psikoterapi adalah relaksasi. Relaksasi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi stress pada pikiran manusia. Relaksasi juga bermanfaat sebagai metode dalam manajemen stress melalui self regulation, sehingga dapat digunakan sebagai metode terapi dan preventif terhadap kejadian depresi. Relaksasi yang dimaksud dapat berupa masase, mendengarkan musik, body sensation atau aktivitas otot/exercise, serta salah satu bentuk relaksasi yaitu prayer phrase yang dalam penulisan ini dianalogikan sebagai praktik pengamalan ibadah sehari-hari yaitu membaca Al-quran, dimana isi dari Al-quran merupakan doa-doa. Ilmu kedokteran modern mengikuti perkembangan dan peranan doa-doa yang dianggap membantu penyembuhan. Secara klinis memang terbukti bahwa orang yang taat beribadah dan selalu berdoa biasanya mencapai hasil penyembuhan yang lebih baik dari yang tidak berdoa. Al-quran adalah firman Allah yang merupakan mujizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dengan menggunakan bahasa Arab, dan membacanya merupakan ibadah. Setiap ayat yang terkandung dalam semua

surat

di

Al-quran

merupakan

doa-doa

yang

apabila

membacanya

atau

mendengarkannya akan berefek pada perasaan yang lebih tenang, sejuk dan tentram. Al-quran memang bisa digunakan sebagai obat, sebagaimana telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-quran surat Al-Isra ayat 81, yang artinya Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. Pernyataan jika Al-quran bisa digunakan sebagai obat juga dipertegas dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Masud, yang berbunyi Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obatan, yaitu madu dan Al-quran. Terdapat beberapa etika dalam membaca Al-quran, diantaranya adalah khusyu dalam membaca, tartil, membaguskan dan melembutkan suara, dan mensucikan diri. Bacaan Al-quran yang dibaca dengan suara yang indah dan tartil akan menjadikan bacaan Al-quran tersebut indah, berirama dan menambah ketenangan serta kesejukan bagi yang mendengarnya. Apalagi bagi umat muslim yang mengetahui bahwa Al-quran tersebut merupakan firman Allah, yang dengan mendengarkannya adalah ibadah serta menjadi sarana mengingat Allah yang akan mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya. Dr. Al-Qadhi melalui penelitiannya di sebuah klinik di Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan bahwa dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-quran, seorang Muslim, baik mereka yang memahami bahasa Arab maupun yang tidak memahami, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Penelitian dr. AlQadhi juga menunjukkan adanya perbaikan kesehatan mental pada subyeknya, meliputi penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, serta dapat menangkal berbagai macam penyakit. Dari hasil penelitiannya berkesimpulan, bacaan Al-quran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit. Al-quran memiliki efek psikoterapi bagi para pembacanya, dengan membaca Al-quran, pikiran akan terpusat pada sebuah aktivitas dzikrullah (mengingat Allah). Penyebutan dan ingatan pada Tuhan secara terus menerus dalam alam kesadaran akan berkembanglah penghayatan akan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha

Pengasih, sehingga seseorang tidak akan merasa hidup sendirian di dunia ini, karena Dzat Yang Maha Mendengar keluh kesahnya yang mungkin tak dapat diungkapkan kepada siapapun. Selain itu pelaksanaan dzikrullah, yang dilakukan dengan sikap rendah hati dan suara yang lembut halus, akan membawa dampak relaksasi dan ketenangan bagi mereka yang melakukannya. Hasil penelitiannya Salim juga mengungkapkan bahwa responden yang mendengarkan bacaan Al-quran mendapatkan ketenangan sampai 65% dibandingkan dengan responden yang diperdengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-quran yang mendapatkan ketenangan hanya 35%. Selain itu, penelitian Nurhayati dari Malaysia juga mengungkapkan bahwa Al-quran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Bayi yang berusia 48 jam yang diperdengarkan ayat-ayat Al-quran dari tape recorder menunjukkan respon tersenyum dan menjadi lebih tenang. Terapi depresi dari sisi non farmakologis juga sangat penting, salah satunya adalah relaksasi dengan metode membaca atau mendengarkan Al-quran. Dari beberapa penelitian yang sudah dipaparkan diatas, terbukti bahwa hanya dengan mendengarkan bacaan Al-quran saja akan terjadi perubahan fisiologis dan kesehatan mental kearah yang lebih baik, dan apabila langsung dengan membacanya dengan tartil dan khusyu tentu akan memiliki efek perubahan fisiologis dan kesehatan mental yang lebih baik pula. Sehingga, dengan fakta tersebut, maka metode membaca atau mendengarkan Alquran bisa menjadi metode preventif untuk menurunkan tingkat depresi, karena mempunyai efek dapat memberikan perasaan tenang dan tentram.

Biodata Penulis Nama Nama Panggilan NIM Tempat / Tanggal Lahir Fakultas / Prodi Alamat No telepon/HP E-mail Agama Motto Hidup : Faza Khilwan Amna : Faza : 20080310019 : Pekalongan / 15 November 1990 : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Pendidikan Dokter : Jalan Parangtritis No.202, Bantul, Yogyakarta : 085868259661 : asroma.3304@gmail.com : Islam : Capailah Kebahagiaan Akhirat dan Dunia Dengan Ilmu

Riwayat Pendidikan: TK Roudlotul Jannah (1995-1997) MII Wiroditan, Bojong (1997-2003) SMP N 1 Wonopringgo (2003-2005) SMA N 10 Yogyakarta (2005-2008) Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta (2005-2010) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2008-sekarang) Pengalaman Organisasi: Staff Div. Kemakmuran Musholla ROHIS SMA N 10 Yogya (20052006) Ketua ROHIS SMA N 10 Yogyakarta (2006 2007) Staff EO FORKOMA SMA N 10 Yogyakarta (2008 2010) Koord. Div. Humas SKI FKIK Al-Jundi UMY (2008 2009) Ketua Div. Humas DEW 4 FULDFK Indonesia (2008 2009) Anggota Div. Mars (Penelitian) FKIK UMY (2008 2009) Koord. Div. Syiar SKI FKIK Al-Jundi UMY (2009 2010) Ketua Div. DPL DEW 4 FULDFK Indonesia (2009 2011) Prestasi pernah diraih: Juara II LKTI Tingat SMA Se-Provinsi Yogyakarta tahun 2006 50 Besar Cerdas Cermat Kedokteran Tingkat SMA Se-Nasional tahun 2007 Juara I LKTI Tingakt SMA Se-Provinsi Yogyakarta tahun 2008 Juara Harapan I Lomba Cerpen Tingkat Provinsi Yogyakarta tahun 2007 Juara III Lomba Proposal Penelitian Tingkat UMY tahun 2008

Juara II lomba Proposal Penelitian Tingkat UMY tahun 2009 Juara III Lomba Kaligrafi Tingkat UMY tahun 2009 50 besar Lomba Proposal Penelitian SINNOVA Jepang Tingkat Nasional tahun 2010 Juara III Lomba Essai Kedokteran Tingkat Nasional tahun 2011 Juara I Lomba Paper Nasional Bidang Kesehatan IPB tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai