Fitriani S Asad Pratama Faizal Awaluddin Yimelda Reski Amaliyah Supervisor dr. Fonny Josh, Sp.BP
PENDAHULUAN
Hipospadia adalah : Kelainan bawaan Meatus uretra eksternus di permukaan ventral penis Lebih proksimal dari normal
laki-laki hidup. Makin proksimal letak meatus, makin berat kelainannya dan makin jarang frekuensinya Koreksinya pertama kali dilaporkan pada abad 1 dan abad ke 2 oleh Alexandrian surgeon, Heliodorus dan Antyllus.
Embriologi Penis
Minggu ke 2 : ectoderm dan di kaudal
membrana kloaka Minggu ke 6 : genital tuberkel dan genital fold Minggu ke 7 : genital tuberkel memanjang Glans penis Membrana urogenitalia ruptur membentuk sisi-sisi dari sinus urogenitalia
di atas sinus urogenitalia hipospadia Selama periode ini juga : genital swelling dilateral kiri dan kanan Kegagalan genital fold dan genital swelling bersatu ditengah-tengah Hipospadia penoskrotal, skrotal, dan perineal.
Anatomi Penis
Penis tdd 3 buah korpora
berbentuk silinder Dua buah korpus kavernosa Sebuah korpus spongiosum di ventral penis membungkus uretra mulai dari proksimal distal sebagai glans penis.
Anatomi Penis
Ketiga korpora dibungkus fascia Buck fascia Colles atau fascia Dartos. Penis Arteri Pudenda Interna Arteri Penis Komunis bercabang
Darah vena dari rongga sinusoid pleksus yang terletak di bawah tunika albuginea venule emisaria vena dorsalis penis.
Klasifikasi
Browne (1939), membagi hipospadia dalam tiga bagian besar, yaitu : Hipospadia Anterior :
1. 2. 1. 2. 3. Granular Subcoronal Distal Penis Midshaft Proximal Penis
Hipospadia Medius :
Hipospadia Posterior :
1. 2. 3. Penoskrotal Skrotal Perineal
Gejala Klinis
Glans
penis lebih datar dan ada lekukan menyerupai meatus uretra eksternus Preputium tidak ada dibagian bawah penis. Adanya chordae,kecuali letak meatus pada dasar dari glans penis Kulit penis bagian bawah sangat tipis Tunika dartos, fasia buck dan korpus spongiosum tidak ada Sering disertai undescended testis
Penatalaksanaan
Rekonstruksi penis menjadi lurus dengan
Eksisi Chordae.
Dilakukan pada usia 1,5 2 tahun.
Pada tahap ini dilakukan operasi pelepasan chordae dari muara urethra sampai ke glans penis.
Uretroplasty
Biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi
pertama. Pada tahap kedua ini dibuat insisi paralel pada tiap sisi urethra sampai ke glans, lalu dibuat pipa dari kulit di bagian tengah ini untuk membuat urethra
One-Stage Repair
Menempatkan jahitan utuk
traksi pada glans dan memperluas insisi koronal di sekitar meatus Preputium di insisi hingga kulit penile sampai bagian antara fascia Buck dan fascia Dartos
Meatus dan penile uretra dipisahkan dari corpus cavernosa sampai titik dimana jaringan spongiosa yang normal terdeteksi. Kemudian dilakukan eksisi pada ujung uretra yang stenosis Ereksi artifisia dilakukan dengan memberikan injeksi larutan saline interkavernosus untuk melihat derajat kurvatur. Jika perlu, dapat dilakukan chordectomy untuk meluruskan batang penis
Kemudian mengevaluasi
Flap kemudian
Kemudian dilanjutkan
Kemudian dilanjutkan
dengan menggulung flap mengelilingi kateter silikon no. 12 atau no. 14 F. Potongan jaringan vertikal dari permukaan ventral dipindahkan dan kedua flap segitiga dinaikkan untuk menututupi bagian terminal dari neo-uretra
akhir prosedur, sisa preputium yang vaskularisasinya jelek dibuang, kemudian kulit penile pada corona dijahit, dan dibuat seperti penis yang telah disirkumsisi.
kecil .
MAGPI
Untuk meluruskan glands. Garis insisi ditarik 5 mm dibelakang meatus ektopik dan mengikuti cutanemucosal junction di preputium dalamnya insisi vertikal ke granular groove dengan jarak sekitar 1 cm agar dapat dengan mudah membuka meatus dorsal. Penutupan secara transversal dengan meluruskan glanular groove dan memungkinkan munculnya aliran yang lurus
Komplikasi
segera diantaranya adalah edema, perdarahan, infeksi dan terlepasnya jahitan jangka panjang antara lain : - Fistula - Meatal stenosis - Striktur uretra - Divertikel uretra - Rambut di uretra
Komplikasi
Prognosis
Secara umum hasil fungsional dari operasi
satu tahap lebih baik dibandingkan dengan operasi dua tahap karena insiden terjadinya fistula atau stenosis lebih sedikit, dan lamanya perawatan di rumah sakit lebih singkat, dan prognosisnya baik