Anda di halaman 1dari 4

ToR

Nama Kegiatan Pengusul/ Penyelenggara

PELATIHAN BAMBU Sahabat Bambu (SaBa) Jl. Kaliurang Km 7 Gg Kayen I No. 7 Yogyakarta 55583 Email: info@sahabatbambu.com Website: www.sahabatbambu.com

Kontak Person

Jajang Agus Sonjaya, M. Hum. Manager Konservasi (Pengembangan Sosial Ekologi) Sahabat Bambu Telp. 08122775170 Email: j_sonjaya2000@yahoo.com ; j_sonjaya@sahabatbambu.com

Latar Belakang

Bambu merupakan sumber yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu yang sudah dikenal di dunia, 11%-nya merupakan jenis asli Indonesia. Jumlah dan jenis bambu terbanyak terdapat di Sumatera (56 jenis) dan Jawa (60 jenis). Orang Indonesia juga sudah terbiasa memanfaatkan bambu untuk keperluan hidup sehari-hari, misalnya untuk meubel, konstruksi rumah, bilik, peralatan pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan. Sayangnya, multimanfaat bambu tersebut tidak sebanding dengan nilai bambu itu sendiri. Bambu belum menjadi prioritas pengembangan karena selama ini bambu dianggap sebagai poor mans timbercitra bahan milik orang miskin. Bambu yang dipanen dengan baik dan atau diawetkan merupakan bahan yang kuat, fleksibel, dan murah untuk membuat bangunan permanen, furnitur, kerajinan tangan, instalasi ruang, dan sebagainya yang dapat dijadikan pengganti kayu yang kian langka. Perlu adanya penyebarluasan pengetahuan dan keterampilan mengenai pemanfaatan bambu melalui pelatihan-pelatihan. Pemanfaatan bambu untuk konstruksi bangunan dan pemanfaatan lainnya harus diintegrasikan dengan upaya-upaya pelestarian agar bambu tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik. Dalam upaya melestarikan dan memanfaatkan bambu secara berkelanjutan, maka pelibatan masyarakat menjadi sangat penting, baik sebagai produsen maupun konsumen.

Tujuan

Mengangkat citra bambu dengan memperkenalkan pengetahuan dan keterampilan pemanfaatan dan pelestarian bambu sehingga bambu bisa mendatangkan manfaat yang tinggi bagi masyarakat, baik secara ekonomi, ekologi, maupun sosial.

Output

1. Peserta mengenal jenis-jenis bambu dan karakteristiknya sertra prinsip-prinsip dasar pengelolaannya dari hulu hingga hilir. 2. Peserta memiliki keterampilan mengenai bambu dan dapat mengembangkannya menjadi bisnis yang mandiri.

Outcome Sasaran Peserta

Terciptanya tenaga-tenaga ahli bambu yang siap bekerja, baik untuk dirinya sendiri maupun lembaga, secara berkelanjutan. 1. Lembaga pemerintah yang relevan (BAPPEDA, Perindustrian, Lingkungan Hidup, Kehutanan) 2. Petani bambu, tukang (kayu dan bambu), dan pengrajin. 3. Lembaga swadaya masyarakat yang bersinggungan dengan bambu. 4. Perusahaan bambu dan yang terkait.

Paket Pelatihan

1. Pelatihan Budidaya dan Pengelolaan Rumpun Perbanyakan bambu dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan rimpang, stek cabang, cangkok, dan kultur jaringan. Perbanyakan dengan stek batang merupakan sistem perbanyakan yang paling optimal dikembangkan untuk saat ini. Metode ini memungkinkan untuk menghasilkan lebih banyak bibit dari satu batang dengan cara yang sederhana serta dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Perbanyakan dengan pemotongan batang sangat bagus untuk perkebunan dan sebagai penahan angin karena prosesnya sederhana. Waktu yang paling tepat untuk perbanyakan dimulai pada awal musim hujan. Tujuan: meningkatkan kesejahteraan masyarakat (khususnya petani bambu) melalui usaha budidaya bambu dan pengelolaan rumpun agar dapat dipanen dan menghasilkan uang secara berkelanjutan. SaBa mensinergikan pemanfaatan bambu dengan upaya-upaya pelestarian agar bambu tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik. Waktu: satu musim tanam (3 bulan). Materi: meliputi materi kelas, slide show dan penjelasan beragam teknis budidaya, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dll. 2. Pelatihan Furnitur Di Indonesia bambu telah lama digunakan untuk perabot rumah tangga, namun belakangan ini banyak ditinggalkan karena dianggap sebagai bahan murahan. Terkait dengan itu, SaBa telah mengembangkan disain furnitur layak nersaing dengan furnitur-furnitur dari bahan lain. SaBa dengan beberapa tukang bambu profesional yang telah menjelajah berbagai tempat, baik di dalam maupun luar negeri, siap menyelenggarakan pelatihan bagi pihak-pihak yang

berminat. Tujuan: transfer teknologi dan keterampilan tentang bambu kepada masyarakat agar mampu mengembangkan usaha bambu (furnitur) secara mandiri. Waktu: satu minggu Materi: pengenalan jenis-jenis bambu, teknik memotong, teknik melubangi, teknik menyambung, finishing, dan eksplorasi disain. 3. Pelatihan Konstruksi Menurut Prof. Morisco, Kepala Laboratorium Teknik Struktur UGM, bambu memiliki kekuatan cukup tinggi. Kuat tariknya dapat dipersaingkan dengan baja. Karena potensi kekuatan itu, maka SaBa mengembangkan konstruksi bambu (rumah, gudang, jembatan, dll) yang kuat, tahan gempa, awet, dan nyeni dengan mensinergikan kerja teknisi sipil, arsitek, pengrajin, tukang, dan perusahaan. Setelah memiliki pengalaman membangun konstruksi bambu di berbagai tempat, maka SaBa menawarkan pelatihan konstruksi bambu kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Tujuan: mengenalkan bangunan bambu yang tahan gempa, kuat, awet, dan mudah pembuatannya dengan sistem sambungan yang sudah teruji di laboratorium teknik struktur UGM. Waktu: dua minggu. Materi: pengenalan jenis dan sifat-sifat bambu; pengenalan alat, praktik membuat lubang, praktik membuat sambungan, praktik merangkai, praktik membuat koneksi beton dan bambu, dan praktif finishing. 4. Pelatihan Pengawetan Bambu adalah bahan yang sangat rentan terhadap serangan kumbang bubuk dan jamur. Tanpa pengawetan, produk dari bambu akan diserang kumbang bubuk dan jamur dalam hitungan bulan dan hanya mampu bertahan paling lama tiga tahun. Jangan khawatir tentang itu karena SaBa adalah ahlinya bambu awet. SaBa siap menanggung resiko dibenci kumbang bubuk dan jamur. Seluruh pori-pori bambu, dengan tekanan, diisi oleh konsentrat garam dan asam yang telah teruji keampuhannya menjadikan bambu awet hingga berpuluh-puluh tahun. Kami memiliki fasilitas pengawetan bambu dan siap berbagi pengalaman pada pihak-pihak yang bersungguh-sungguh hendak mengembangkan bambu awet dan berkomitmen menjadi mitra SaBa di masa depan. Tujuan: memperkenalkan teknis pengawetan menggunakan model VSD Waktu: satu siklus pengawetan (20 hari)

Materi: pengenalan dan pencampuran bahan pengawet, pemilihan bambu, pencucian, pelubangan, pengisian, pengeringan, serta perlakukan paska pengawetan.

Tempat Pelaksanaan

1. Peserta di atas mitra/konsumen.

orang

dilaksanakan

di

daerah

asal

2. Peserta di bawah 5 orang dilaksanakan di lokasi kerja SaBa yang berlokasi di Yogyakarta dalam bentuk magang. Biaya Seluruh biaya ditanggung oleh peserta meliputi honor pelatih, akomodasi dan konsumsi pelatih (jika dilakukan di daerah asal mitra), transportasi, management fee untuk SaBa, pembelian bahan, serta operasional peserta.

Anda mungkin juga menyukai