Anda di halaman 1dari 19

DISAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN BERUJUNG BEBAS AKRILIK SEDERHANA

Dipresentasikan pada Seminar Sehari Ilmiah KG, PDGI Cab.Tasikmalaya, Juni 2007

Makalah
oleh :

Rachman Ardan NIP: 130367233

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2007

DISAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN BERUJUNG BEBAS AKRILIK SEDERHANA


Dipresentasikan pada Seminar Sehari Ilmiah KG, PDGI Cab.Tasikmalaya, Juni 2007

Makalah
oleh :

Rachman Ardan NIP: 130367233

Mengetahui : Guru Besar Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Jakarta

Prof.Dr. Daroewati Mardjono, drg., MSD.,Sp.Pros., (K)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrahim, Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salahsatu tugas Tridarma Perguruan Tinggi bagi staf pengajar di bidang penelitian. Untuk penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh saran-saran,

diskusi, dan bantuan terutama dari sejawat di bidang ilmu yang sama, serta bantuan moril untuk menyelesaikannya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof.Dr.RM.Soelarko Soemohatmoko, drg. Alm. sebagai guru, dan sahabat yang selalu mendorong moril penulis. Berikanlah tempat yang mulia di sisi-Mu. 2. Prof.Dr. Ny.Rukisah Soemardjo, drg. Alm arhumah yang selalu memberi dorongan moril. Berikanlah tempat yang mulia di sisi-Mu. 3. Prof.Dr.Eky S.Soeria Soemantri , drg., Sp.Ort. sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran di Bandung. 4. Sejawat di FKG Unpad khususnya bagian Prostodonsia dan Odontologi Forensik yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satupersatu atas segala bantuannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, mudahmudahan dapat menjadi pemicu bagi penulis lain untuk melengkapinya.

Bandung, Januari 2007 Penulis iv

DAFTAR ISI

URAIAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II

Hal. Iii Iv V 1

MASALAH DAN CARA PENANGANAN PADA GIGI TIRUAN BERUJUNG BEBAS AKRILIK SEDERHANA .. 3

2.1 Ungkitan Pada Arah Vertikal 2.2 Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal 2.3 Rotasi Bagian Sadel pada Poros Rotasi Sagital 2.4 Pergeseran Anteroposterior BAB III KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

..................... .................... ................... ................... ...................

3 9 9 10 12 14

iv

Disain Gigi tiruan Sebagian Lepasan Berujung Bebas Akrilik Sederhana:

Abstrak Tidak adanya gigi kodrat yang dapat dipakai sebagai gigi sandaran di sebelah distal sadel pada kasus gigi t iruan berujung bebas menyebabkan gigi tiruan tersebut selalu tidak stabil. Gigi tiruan yang tidak stabil akan menimbulkan

masalah/akibat lebih lanjut yang akan merusak kesehatan jaringan tersisa. Pada makalah ini dibahas cara-cara mengatasi masalah dan akibat-akibatnya dalam menentukan disain gigi tiruan berujung bebas. Mengingat di Indonesia gigi tiruan akrilik lebih banyak dibuat dibandingkan dengan gigi tiruan rangka logam, juga dibahas lebih lanjut bagaimana menerapkan konsep disainnya untuk gigi tiruan akrilik yang sederhana.

Kata kunci: Free end; Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik Sederhana

Abstract Free end denture always unstabel because of unbalance support on distal or anterior extention base. Furthermore unstable denture will generate problem that will destroy tissue health remains, especially in simple acrylic denture. This paper discussed the ways to overcomes problems os free end in simple acrylic denture, which is in Indonesia is more made compared to frame denture

iii

BAB I PENDAHULUAN

Pemakaian gigi tiruan mempunyai tujuan bukan hanya memperbaiki fungsi pengunyahan, fonetik, dan estetik saja, tetapi juga harus dapat mempertahankan kesehatan jaringan tersisa. Untuk tujuan terahir ini selain erat kaitannya dengan pemeliharaan kebersihan mulut, juga bagaimana mengatur agar gaya-gaya yang terjadi masih bersifat fungsional atau m engurangi besarnya gaya yang

kemungkinan akan merusak. Gigi tiruan berujung bebas ( distal extension) mempunyai lebih banyak

masalah dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan bersandaran ganda (all tooth supported). Klasifikasi Kennedy maupun klas ifikasi Soelarko yang

berdasarkan topografi daerah tidak bergigi memasukkan daerah tidak bergigi berujung bebas sebagai kelas yang pertama (Kelas-1) (Giffin, 1996; Keng , 1996; Navas dan del Campos, 1993; Boucher dan Renner, 1982; Henderson dan Steffel, 1973;). Hal ini menunjukkan b ahwa gigi tiruan berujung bebas lebih banyak

mempunyai masalahmasalah yang memerlukan penanganan istimewa. Masalah utama pada gigi tiruan ujung bebas ialah gigi tiruan tidak stabil. Gigi tiruan yang tidak stabil dapat menyebabkan resopsi lingir alveolar berjalan lebih cepat, atau ungkitannya dapat menimbulkan kelainan periodontal pada gigi kodrat yang dipakai sebagai sandaran. Menurut Wyatt (1998) pemakaian gigi tiruan berujung
1

bebas selama 5 tahun sudah dapat menyebabkan masalah oklusi sebagai akibat adanya resorpsi lingir.

BAB II MASALAH DAN CARA PENANGANAN PADA GIGI TIRUAN BERUJUNG BEBAS AKRILIK SEDERHANA

Masalah pada gigi tiruan berujung bebas adalah gigi tiruan tidak stabil, yaitu gigi tiruan mudah bergeser dan mengungkit. Hal ini terjadi karena adanya

perbedaan kompresibilitas dukungan (support) antara bagian posterior sadel ujung bebas dengan bagian anteriornya, dan tidak adanya gigi kodrat di sebelah distal sadel (Keng, 1998). Masalah yang timbul adalah:

2.1 Ungkitan Pada Arah Vertikal Pada ungkitan ini poros rotasi berjalan horizontal pada bida ng frontal. Ungkitan pada arah vertikal dapat dibagi dua macam yaitu ungkitan kearah oklusal, dan ungkitan ke arah apikal. a. Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar) Ungkitan ke arah oklusal dapat terjadi pada pengunyahan jenis makanan yang lengket, yang menyebabkan ujung distal sadel ujung bebas akan terangkat. Untuk mengatasi ungkitan ke arah oklusal dapat dilakukan : 1. Perpanjangan landasan lebih jauh ke anterior dari titik retensi

Makin panjang/jauh ke anterior landasan/penghubung major mak a ungkitan ke arah oklusal makin mudah diatasi. Bagian landas an yang

memanjang ke anterior akan menahan terangkatnya sadel ujung bebas ke arah oklusal. 2. Disain retainer dibuat menjadi ungkitan kelas II Ungkitan kelas II pada kasus gigi tiruan ujung bebas terjadi apabila titik fulkrum berada sebelah anterior dari titik retensi. Pada posisi seperti ini sadel ujung bebas akan tertahan waktu terangkat ke arah oklusal. Makin jauh jarak antara titik fulkrum, maka kemampuan menahannya akan makin baik. 3. Pembuatan retainer indirek yang lebih jauh ke anterior Sama seperti sudah dijelaskan pada no.2. 4. Menganjurkan pasien agar hati-hati/tidak mengunyah makanan yang lengket

b. Ungkitan ke Arah Apikal (ke arah lingir alveolar) Ungkitan ke apikal terjadi pada saat pengunyahan makanan di daerah sadel ujung bebas. Sadel akan menekan jaringan pendukung di bawahnya. Akibat adanya perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung yang mendukung sadel ujung bebas, maka terjadi ungkitan pada gigi tiruannya. Gerak dan kekuatan ungkitan yang terjadi tergantu ng pada perbedaan kompresibili tas jaringan pendukung, tekanan penggigitan, dan letak tempat penggigitan.

Perbedaan kompresibilitas dapat terjadi antara mukosa daerah ujung sadel berujung bebas dengan : 1. Mukosa dekat gigi sandaran yang kompresibilitasnya relatif lebih kecil. Penelitian Machmud et al. (199 6) menunjukkan bahwa

kompresibilitas mukosa daerah edentulous berujung bebas di rahang bawah bahwa makin ke arah posterior, kompresibilitasnya makin besar. Rata-rata di daerah P1 = 0,34 mm; P2 = 0,42 mm; M1 = 0,6 mm; M2 = 1,31 mm; M3 = 2,4 mm; dan di daerah Retromolar pad = 4,0. Di rahang atas perbedaan ini tidak begitu mencolok, karena adanya Tuber maxillae. 2. Gigi sandaran paling dekat sadel ujung bebas yang berfungsi mendukung (support) (ada sandaran oklusal/retainer indirek). Perbedaan kompresibilitas akan lebih besar, karena kompresibilitas jaringan periodontal sangat kecil sekali yaitu kurang-lebih 0,2 0,3 mm.

Resorpsi Lingir Alveolar Pada kasus gigi tiruan sebagian lepasan ujung bebas, tekanan kunyah ke arah apikal akan lebih terkonsentrasi di bagian posterior (daerah ujung bebas), sehingga akan menimbulkan tekanan berlebih (overload/overfunction), yang selanjutnya akan mengakibatkan resorpsi lingir alveolar yang lebih hebat di tempat tersebut. Untuk mengatasi ungkitan ke arah apikal dapat dilakukan : 1. Memperluas landasan ujung bebas (daerah posterior)

Makin luas landasan/sadel maka penyaluran tekanan kunyah per satuan luas tertentu akan makin kecil, sehingga mukosa akan lebih sedikit tertekan, dan gerak ungkit yang terjadi juga akan makin kecil. Perlu asan

landasan/sadel yang maksimal d apat diperoleh dengan cara melakukan muscle trimming. 2. Implan di daerah ujung bebas yang akan mendukung sadel, sehingga perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung yang menyebabkan ungkitan akan lebih kecil. 3. Pencetakan khusus yang mengurangi tekanan terhadap lingir pada saat pengunyahan, misalnya : pencetakan berganda; pemakaian bahan cetak mukostatik; dan teknik alter cast. 4. Memperkecil luas permukaan oklusal gigi artifisial pada sadel ujung bebas Makin kecil/sempit luas permukaan kunyah, makin sedikit bagian bolus makanan yang dikunyah, sehingga makin kecil tenaga/tekanan/gaya yang diperlukan. 5. Mengurangi jumlah gigi artifisial di distal Dengan dikuranginya jumlah gigi artifisial di distal, maka selain akan mengurangi luas permukaan oklusal, juga akan memperpendek panjang lengan ungkit (jarak dari titik beban ke titik fulkrum), sehingga apabila disain retainernya ungkitan kelas I, ungkitan yang terjadi akan lebih kecil.

5. Membuat titik retensi mesial/lebih jauh ke mesial dari titik fulkrum paling distal Pada ungkitan kelas I maka dengan bertambah besarnya jarak dari titik fulkrum ke titik retensi, sedangkan jarak lengan ungkit dan besar beban tetap, maka ungkitan yang terjadi akan lebih kecil. Untuk mengatasi masalah

estetik dipilih jenis retainer antara lain: T clasp; I clasp; bahan plastik khusus; atau kombinasi dengan cara sebagian retainer yang nampak dibuat dari bahan cangk. kawat. Sela in itu agar ujung tangan reten tif dapat

ditempatkan serendah mungkin mendekati margin gusi, tangan retentif harus dibuat sangat fleksibel. Titik retensi yang lebih jauh ke mesial dari titik/garis fulkrum dan berada di sisi lain, juga dapat menam bah mengurangi mengungkitnya gigi tiruan berujung bebas. 6. Menganjurkan pasien mengunyah makanan yang lebih lunak Mengunyah makanan yang lebih lunak berarti tekanan kunyah akan lebih kecil, sehingga ungkitan yang terjadi juga akan lebih kecil.

Ungkitan Terhadap Gigi Sandaran Terjadi apabila disain retainer pada g igi sandaran tersebut menimbulkan ungkitan kelas I. Gigi sandaran seolah-olah diputar dan ditarik ke arah posterior.

Karena hal ini berlangsung kon t inu, maka dapat terjadi kerus akan jaringan periodontal. Untuk mencegah/mengurangi efek ungkitan oleh gigi tiruan uju ng bebas terhadap gigi sandaran dapat dilakukan : 1. Disain retainer ungkitan kelas II Walaupun dengan disain kelas II akan dapat dihindarkan terjadinya ungkitan oleh gigi tiruan terhadap gigi sandaran, disain ini akan meyebabkan gigi tiruan lebih tidak stabil dibandingkan dengan ungkitan kelas I pada saat terjadi tekanan kunyah ke arah apikal. Ungkitan akibat tekanan kunyah ke arah apikal sekarang sepenuhnya ditanggung oleh lingir alveolar. 2. Penghubung Minor fleksibel Gaya ungkit yang terjadi sebagian diredam oleh adanya hubungan fleksibel (seperti per pada shock breaker). Penghubung minor yang fleksibel antara lain: Stress Breaker; Precission Attachment yang mempunyai per; tangan retainer dibuat dari bahan kawat klamer. 3. Retensi tambahan di gigi sandaran yang lain (makin ke anterior > makin baik) Pada ungkitan kelas I apabila dibuat retensi tambahan di gigi sandaran lainnya yang lebih ke anterior.

2.2 Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal Akibat tidak adanya gigi sandaran di ujung distal ujung bebas, bagian ini bebas bergeser/berrotasi baik ke arah medial maupun ke arah lateral. Poros rotasi yang terjadi berjalan vertikal melalui titik fulkrum paling distal pada gigi sandaran. Penyebab pergeseran ke lateral atau medial ialah karena bekerjanya komponen gaya lateral/medial pada fungsi pengunyahan. Untuk mengurangi pergeseran ke arah tersebut dapat dilakukan usaha-usaha sebagai berikut : 1. Perluasan landasan yang maksimal (ant., post., sisi lain) Perluasan landasan yang maksimal diperoleh dengan melakukan muscle trimming. 2. Retainer indirek (makin ke anterior > baik) Adanya retainer indirek yang menempati seat (lekuk dudukan) di anterior akan menahan sadel ujung bebas bergeser ke arah lateral/medial. 3. Menghilangkan sangkutan oklusi (interference) Gigi artifisial disusun sesuai dengan kaidah Hukum Artikulasi. 4. Gigi artifisial non-anatomik

2.3 Rotasi Bagian Sadel pada Poros Rotasi Sagital Bagian sadel dapat berotasi dengan poros melalui puncak lingir alveolar. Pada sadel ujung bebas satu sisi sehubungan tidak ada gigi penyanggadi posterior

10

sadel, cenderung lebih mu dah terjadi.

Untuk mencegah tau a mengurangi

kemungkinan ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut : 1. Perluasan landasan ke sisi lain Perluasan penghubung major/landasan ke sisi lain akan menceg ah terputarnya sadel ke arah medial pada poros rotasi sagital. 2. Retensi di sisi lain Adanya retensi di sisi lain akan mencegah penghubung major/landasan di sisi ini terangkat, sehingga selanjutnya akan mencegah sadel ujung bebas terputar ke arah lateral. 3. Sandaran oklusal yang lebih lebar Lebar sandaran oklusal yang biasa kira-kira sepertiga lebar permukaan oklusal gigi sandarannya. Untuk dapat lebih mencegah terputarnya sadel

ujung bebas, lebar sandaran oklusal harus ditambah. 4. Tangan retentif di permukaan bukal dan mesial gigi sandaran (mod. Akers) 5. Perluasan landasan maksimal

2.4 Pergeseran Anteroposterior Untuk mencegah bagian sadel ujung bebas tergeser ke arah posterior dapat dilakukan hal-hal berikut : 1. Retainer merangkum gigi sandaran lebih dari 200

11

Dengan cara ini hampir seluruh gigi sandaran dirangkum oleh tangan retainer, sehingga dapat mencegah pergeseran sadel baik ke a rah distal maupun ke mesial. 2. Sandaran oklusal diletakkan di bagian mesial permukaan oklusal gigi sandaran. 3. Retainer indirek Dengan menempatkan indirek retainer di gigi anterior, akan m encegah pergeseran sadel ujung bebas ke posterior. 4. Ada sadel all tooth supported (sadel lain di mesial sadel ujung bebas) Sadel lain yang menempati daerah tidak bergigi sebelah anterior sadel ujung bebas juga akan menahan bergesernya sadel ujung bebas ke posterior.

12

BAB III KESIMPULAN

1. Penyebab masalah-masalah yang terjadi pada gigi tiruan berujung bebas adalah adanya perbedaan kompresibilitas antara jaringan pendukung di bagian posterior sadel ujung bebas dengan bagia n dukungan di anteriornya (mukosa dekat gigi sandaran atau dengan jaringan periodontal gigi sandaran). 2. Usaha-usaha untuk mengurangi ungkitan gigi tiruan berujung bebas dilakukan dengan cara : perlua san landasan yang maksimal;

pengurangan luas bidang oklusal gigi artifisial; mengurangi jumlah gigi artifisial di posterior; pembuatan retainer indirek; membuat titik retensi mesial/lebih jauh ke mesial dari titik fulkrum paling distall; menganjurkan pasien mengunyah makanan yang Perpanjangan landasan ke arah anterior dari lebih titi k lunak;

fulkrum;

menganjurkan pasien tidak meng unyah makanan yang lengket; menghilangkan sangkutan oklusi (interference); gigi artifisial nonanatomik; perluasan landasan ke sisi lain; retensi di sisi lain; sandaran oklusal yang lebih lebar; tang an retentif di permukaan bukal dan mesial gigi sandaran (mod. Akers); dan perluasan landasan maksimal.

12

13

3. Untuk mengurangi pergeseran ke posterior dapat dilakukan : Retainer merangkum gigi sandaran lebih dari 200; Sandaran oklusal di bagian mesial gigi sandaran; Retainer indirek; Ada sadel all tooth supported (sadel lain di mesial sadel ujung bebas).

14

DAFTAR PUSTAKA Boucher, L.J.; Renner, R.P. 1982.Treatment of Partially Edentulous Patients. The CV.Mosby Co.. St.Louis. Toronto. London. Gibb,C.H.; Mahan, P.E.; Lundeen, H.C.; Brechnan, K.; Walsh, E.K.; Halbrook, W.B. 1981. Occlusal Forces During Chewing and Swallowing Measured by Sound Transmission. J.Pros.Dent, 46(4). 443-9. Giffin, K.M. 1996. Solving Dis tal Extension Removable Partial Denture Base Movement Dilemma : A Clinical Report. J.Pros.Dent. 76(4). 347-9. Henderson, D.; Steffel,V.L. 1973. McCrackens Partial Prosthodontics. 4th ed. The CV.Mosby Co. St.Louis. Keng, S.B. 1996. Acrilic Resin Labial Flange for Kennedy Class I Partial Denture : A Clinical Report. J.Pros.Dent. 75(2) 114-6. Lee, K. 1996. Double Impressi on Procedure for Removable Par tial Denture

Retained with Semi Precission Attachment : A Clinical Report . J.of Pros.Dent. 75(6):583-7 Leupold, R.J. 1966. A Coparati ve Study of Impression Proc edures for Distal Extension Removable Partial Denture. J.Pros.Dent. 16(4) 708-20. Machmud, M.; Ardan, R.; Lidan R. 1996. Studi Kasus Pola Dist orsi Vertikal Jaringan Lunak Puncxak Lingir Alveolar Berujung Bebas Rahang Bawah. Bagian Prostodonsia FKG. Univ.Padjadjaran. Bandung. Margo, A. 1995. Dukungan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Dalam Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. Hipokrates, Jakarta. 134-50. Navas, M.T.R.; del Campo, M.L.; 1993. A New Free End Remova ble Partial

Denture Design. J.Pros.Dent 70(2). 176-8. Wyatt, C.C.L. 1998. The Effect of Prostodontic Tretment on Alveolar Bone Loss : A Review of Literature. J. of Pros.Dent 80(3): 362-6
==//==

14

Anda mungkin juga menyukai