PACARKU SETAN
I LOVE YOU
Lalu sekitar jam 2 pagi, dia tiba-tiba menelepon dan membangunkanku dari tidur. Dia mengatakan
kepadaku untuk segera keluar dari rumah. Aku tetap merasakan kebahagiaan mendengarkan
panggilannya dan segera lari ke luar rumah dengan gembira.
Aku: "Setan..."
Setan: "Ini ... ... ambillah."
Sekali lagi, dia memberikanku sebuah boneka kecil.
Aku: "Apa ini?"
Setan: "Aku belum kasih boneka ini kemarin. Jadi aku kasih sekarang. Aku pulang dulu ya... Bye..."
Aku: "Tunggu, tunggu! Kamu tahu hari ini hari apa?"
Setan: "Hari Ini? Huh?"
Aku merasa begitu sedih, aku pikir dia akan ingat hari ulang tahunku. Tapi ternyata tidak.
Ia berpaling dan berjalan seakan-akan tidak ada apa-apa. Lalu aku berteriak: "Tunggu ..."
Setan: "... ....Ada yang perlu kamu omongin?"
Aku: "Katakan! Katakan kalau kamu mencintaiku..."
Setan: "Apa?!"
Aku: "Katakanlah... ... ..."
Aku merasa begitu sedih, tertekan, dan kecewa. Dia hanya berucap kata-kata dingin lalu pergi.
"Aku ga mau bilang semudah itu kalau aku mencintai seseorang. Tapi kalau kamu benar-benar
putus asa untuk mendengarkannya, ..carilah orang lain."
Itulah kata-kata dingin yang diucapkannya sebelum dia lari menjauh. Kakiku terasa kaku, seketika
aku jatuh ke tanah.
Dia tidak mau mengatakannya semudah itu... bagaimana dia bisa seperti itu..... mungkin, mungkin
dia bukan orang yang tepat buatku...
Sebulan telah berlalu, aku sendiri masih bersama dengannya dan pergi ke sekolah bersama-sama.
Tapi apa yang membuat rasa sakitku muncul adalah... aku melihat dia berjalan dengan ... perempuan
lain ... Dia sambil tersenyum di wajahnya, senyum yang tidak pernah ia tunjukkan padaku ...
Aku langsung berlari ke rumah dan melihat boneka-boneka di kamarku.. dan air mata menetes..
Mengapa dia memberikan ini semua kepadaku. Mungkin boneka boneka ini berasal dari beberapa
teman perempuannya.
Dalam kemarahan yang mendalam, aku melemparkan boneka-boneka itu ke sekitarku.
Kemudian tiba-tiba telepon berdering. Ternyata itu telepon darinya. Dia mengatakan kepadaku
untuk datang ke bus stop di luar rumah. Aku mencoba untuk menenangkan diri dan berjalan ke bus
stop. Aku tetap mengingatkan diri bahwa aku akan melupakannya... bahwa ini semua akan segera
berakhir..
Kemudian ia datang ke hadapanku, memegang sebuah boneka besar.
Setan: "Jo, aku pikir kamu tidak akan datang."
Aku tidak bisa membencinya. Aku mencoba berpura-pura bertingkah seperti biasa dan menganggap
tidak ada yang terjadi.
Tapi ternyata, dia memegang sebuah boneka. Sama seperti biasanya.
Aku: "Aku tidak butuh itu lagi."
Setan: "Apa? ... ...Kenapa?"
Lalu aku mengambil boneka dari tangannya dan melemparkan boneka itu ke jalan.
Aku: "Aku tidak butuh boneka ini, aku tidak membutuhkannya lagi!! Aku tidak mau lagi melihat
orang seperti dirimu!"
Aku mengatakan semuanya. Semua hal yang ada dalam pikiranku saat itu. Tapi tidak seperti
biasanya, ia terlihat sangat terkejut. Matanya bergemetar.
"Maafkan aku.." Dia meminta maaf dalam suara yang kecil.
Published by Ikhsan (mevolution86)
Kemudian ia berjalan untuk mengambil boneka yang aku lempar itu di jalanan.
Aku: "Bodoh kamu. Mengapa kamu mengambilnya? Buang saja boneka itu!"
Tapi ia tidak mendengarkan kata-kataku. Ia menghiraukanku dan tetap berjalan mengambil boneka
itu.
TIN!!..TIN!!..TIN!!~
Dengan suara klakson yang kencang, sebuah truk melaju kencang kearahnya.
"Setan! Awas!! Pergi dari situ!!" Teriakku.. Tapi ia tidak mendengarkanku dan membungkuk untuk
mengambil bonekanya.
"Setan!! Minggirlah!!"
TIIIINNN!!!!..
"Braakkk!!!"
Itulah bagaimana dia pergi dariku. Pergi tanpa membuka kedua matanya untuk mengucapkan kata-
kata terakhirnya kepadaku.
Setelah hari itu, aku harus melewati hari-hariku dengan perasaan bersalah dan kesedihan akan
kehilangan dirinya. Dan setelah melewati dua bulan seperti orang gila, aku mengambil boneka-
bonekanya.
Boneka-boneka itu adalah satu-satunya peninggalan darinya untukku semenjak hari pertama kita
berpacaran.
Lalu aku teringat hari-hari yang telah kuhabiskan dengannya dan mulai menghitung hari-hari
dimana kita masih bersama-sama...
"Satu ... dua ... tiga ..." Itulah bagaimana aku mencoba menghitung semua boneka itu.
"Empat ratus delapan puluh empat ... empat ratus delapan puluh lima ..." Itu semua berakhir dengan
485 boneka.
Aku kemudian mulai menangis lagi, dengan boneka di tanganku. Aku memeluk erat-erat boneka itu,
dan tiba-tiba...
"I love you ~, I love you ~" Aku terkejut dan menjatuhkan boneka itu.
"I...lo..ve..you?" Aku lalu mengambil boneka itu dan mencoba menekan perut boneka itu.
"I love you ~ I love you ~" Mustahil! Kemudian aku menekan semua perut boneka-boneka itu..
"I love you ~"
"I love you ~"
"I love you ~"
Kata-kata tersebut datang tanpa henti. I..love..you ...
Mengapa aku tidak menyadarinya. Di dalam hatinya selalu ada aku. Dia selalu berusaha
melindungiku. Mengapa aku tidak menyadari bahwa dia mencintaiku seperti ini...
Aku mengambil boneka di bawah tempat tidurku dan menekan perutnya. Ini adalah boneka yang
terakhir, boneka yang aku lempar di jalanan itu. Masih ada bercak darahnya di boneka itu.
Suara itu kemudian keluar dari boneka itu. Suara yang tidak pernah aku lupakan..
"Jo... Kamu tau hari ini hari apa? Kita telah saling jatuh cinta selama 486 hari. Kamu tahu, aku tidak
bisa mengatakan aku mencintaimu....umm...itu semua karena aku malu untuk mengatakannya.
Kalau kamu mau memaafkanku dan mengambil boneka ini, aku berjanji akan mengatakan 'Aku
mencintaimu' setiap hari.. setiap hari sampai aku mati Jo.. Aku mencintaimu..."
Air mata mengalir deras di wajahku.
Mengapa? Mengapa? Aku bertanya Tuhan.. Mengapa aku baru mengetahui ini semua sekarang?
Dia tidak berada di sisiku lagi.
Tetapi aku tahu kalau dia mencintaiku sampai detik terakhirnya..
Untuk itu... dan untuk alasan itu... ... ...menjadi pacuan semangat dalam hidupku..untuk terus
berusaha dalam kehidupan yang indah ini.
Published by Ikhsan (mevolution86)