x
M
e H
x
m
H
1
= (2,718
-4.44
)
100 .
! 0
44 . 4
0
,
_
=
1 . 1 100
1
1 1 01 . 0
x
H
2
= (2,718
-4.44
)
,
_
100 .
! 1
44 . 4
0
884 . 4 100
1
44 . 4 011 . 0
x
H
3
= (2,718
-4.44
)
,
_
100 .
! 2
44 . 4
0
843 . 10 100
2
714 . 19 011 . 0
x
H
4
= = (2,718
-4.44
)
,
_
100 .
! 3
44 . 4
3
047 . 16 100
6
528 . 87 011 . 0
x
H
5
= = (2,718
-4.44
)
,
_
100 .
! 4
44 . 4
4
812 . 17 100
24
626 . 388 011 . 0
x
H
5
= = (2,718
-4.44
)
,
_
100 .
5
44 . 4
5
817 . 15 100
5
49 . 1725 011 . 0
x
Perhitungan X
2
hitung :
Rumus : X
2
=
H
H O
2
) (
83
X
1
2
= 018 . 2
827 . 16
) 827 . 16 11 (
2
X
2
2
= 109 . 14
047 . 16
) 047 . 16 1 (
2
X
3
2
= 812 . 17
812 . 17
) 812 . 17 0 (
2
X
4
2
= 417 . 329
817 . 15
) 817 . 15 88 (
2
NO X O H X
2
hitung X
2
tabel
1 0 10 1.1
2.018
9,488
2 1 1 4.884
3 2 0 10.843
4 3 1 16.047 14.109
5 4 0 17.812 17.812
6 5 88 15.817 329.417
Jumlah 100 363.356
Kesimpulan :
X
2
hit > X
2
tabel maka spesies tumbuhan Fimbristylis sp pola distribusinys secara
tidak acak
Analisa Blackman
Rumus varian : v =
1
) . 0 (
) . 0 (
2
2
N
N
X
X
V=
99
100
) 444 (
2210
2
= 2.410
Perbandingan varian dengan mean :
543 . 0
44 . 4
410 . 2
M
v
Kesimpulan :
Varian : Mean hasilnya <1 maka tumbuhan terdistribusi secara reguler
b. Perhitungan pola distribusi Erigerons sp
X 0 1 2 3 4 5
0 16 5 4 3 2 70 100
0.X 0 5 8 9 8 350 380
0.X
2
0 5 1
2
2
7
32 1750 1799
N
X
Means
0
=
100
380
= 3.8
Perhitungan Harapan :
Rumus
( ) 100 .
!
.
1
]
1
x
M
e H
x
m
H
1
= (2,718
-3.8
)
100 .
! 0
8 . 3
0
,
_
=
2 . 2 100
1
1 022 . 0
x
H
2
= (2,718
-3.8
)
100 .
! 1
8 . 3
1
,
_
=
36 . 8 100
1
8 . 3 022 . 0
x
H
3
= (2,718
-3.8
)
100 .
! 2
8 . 3
2
,
_
=
884 . 15 100
2
44 . 14 022 . 0
x
H
4
= (2,718
-3.8
)
100 .
! 3
8 . 3
3
,
_
=
119 . 20 100
6
3 022 . 0
x
H
5
= (2,718
-3.8
)
100 .
! 4
8 . 3
4
,
_
=
114 . 19 100
24
514 . 208 022 . 0
x
H
6
= (2,718
-3.8
)
100 .
! 4
8 . 3
4
,
_
=
526 . 14 100
120
351 . 792 022 . 0
x
Perhitungan X
2
hitung :Rumus : X
2
=
H
H O
2
) (
X
1
2
= 321 . 10
56 . 10
) 56 . 10 21 (
2
X
2
2
= 891 . 8
884 . 15
) 884 . 15 4 (
2
X
3
2
= 566 . 14
119 . 20
) 119 . 20 3 (
2
X
4
2
= 323 . 15
114 . 19
) 114 . 19 2 (
2
X
5
2
= 852 . 211
526 . 14
) 526 . 14 70 (
2
NO X O H X
2
hitung X
2
tabel
1 0 16 2.2
10.321
9,488
2 1 5 8.36
3 2 4 15.884 8.819
4 3 3 20.119 14.566
5 4 2 19.114 15.323
6 5 70 14.526 211.852
Jumlah 100 260.953
Kesimpulan :
X
2
hit > X
2
tabel maka spesies tumbuhan Erigeron sp pola distribusinys secara tidak
acak
Analisa Blackman
Rumus varian : v =
1
) . 0 (
) . 0 (
2
2
N
N
X
X
V=
99
100
) 380 (
1799
2
= 3.586
Perbandingan varian dengan mean :
943 . 0
8 . 3
586 . 3
M
v
Kesimpulan :
Varian : Mean hasilnya <1 maka tumbuhan terdistribusi secara reguler
c. Perhitungan pola distribusi Borreria alata
X 0 1 2 3 4 5
0 33 1 7 5 1 53 100
0.X 0 1 1
4
1
5
4 265 299
0.X
2
0 1 8 4
5
16 1325 1395
N
X
Means
0
=
100
299
= 2.99
Perhitungan Harapan :
Rumus
( ) 100 .
!
.
1
]
1
x
M
e H
x
m
H
1
= (2,718
-2.99
)
100 .
! 0
99 . 2
0
,
_
=
5 100
1
1 050 . 0
x
H
2
= (2,718
-2.99
)
100 .
! 1
99 . 2
1
,
_
=
95 . 14 100
1
99 . 2 050 . 0
x
H
3
= (2,718
-2.99
)
100 .
! 2
99 . 2
2
,
_
=
35 . 22 100
2
940 . 8 050 . 0
x
H
4
= (2,718
-2.99
)
100 .
! 3
99 . 2
3
,
_
=
276 . 22 100
6
731 . 26 050 . 0
x
H
5
= (2,718
-2.99
)
100 .
! 4
99 . 2
4
,
_
=
651 . 16 100
24
925 . 79 050 . 0
x
H
6
= (2,718
-2.99
)
100 .
! 5
99 . 2
5
,
_
=
957 . 9 100
120
977 . 238 050 . 0
x
Perhitungan X
2
hitung :Rumus :
X
2
=
H
H O
2
) (
X
1
2
= 895 . 91
95 . 19
) 95 . 19 34 (
2
X
2
2
= 542 . 10
35 . 22
) 35 . 22 7 (
2
X
3
2
= 398 . 13
276 . 22
) 276 . 22 5 (
2
X
4
2
= 199 . 28
608 . 26
) 608 . 26 54 (
2
NO X O H X
2
hitung X
2
tabel
1 0 33 5
9.895
9,488
2 1 1 14.95
3 2 7 22.35 10.542
4 3 5 22.276 13.398
5 4 1 16.651
28.199
6 5 53 9.957
Jumlah 100 260.953
Kesimpulan :
X
2
hit > X
2
tabel maka spesies tumbuhan Borreria alata pola distribusinys secara
tidak acak
Analisa Blackman
Rumus varian : v =
1
) . 0 (
) . 0 (
2
2
N
N
X
X
V=
99
100
) 299 (
1395
2
= 5.060
Perbandingan varian dengan mean :
692 . 1
99 . 2
060 . 5
M
v
Kesimpulan :
Varian : Mean hasilnya <1 maka tumbuhan terdistribusi secara mengelompok
d. Perhitungan pola distribusi Mitracarpus vilosus
X 0 1 2 3 4 5
0 34 2 5 3 6 50 100
0.X 0 2 1
0
9 24 250 295
0.X
2
0 2 2
0
2
7
96 1250 1395
N
X
Means
0
=
100
295
= 2.95
Perhitungan Harapan :
Rumus
( ) 100 .
!
.
1
]
1
x
M
e H
x
m
H
1
= (2,718
-2.95
)
100 .
! 0
95 . 2
0
,
_
=
2 . 5 100
1
1 052 . 0
x
H
2
= (2,718
-2.95
)
100 .
! 1
95 . 2
1
,
_
=
34 . 15 100
1
95 . 2 052 . 0
x
H
3
= (2,718
-2.95
)
100 .
! 2
95 . 2
2
,
_
=
626 . 22 100
2
7025 . 8 052 . 0
x
H
4
= (2,718
-2.95
)
100 .
! 3
95 . 2
3
,
_
=
249 . 22 100
6
672 . 25 052 . 0
x
H
5
= (2,718
-2.95
)
100 .
! 4
95 . 2
4
,
_
=
408 . 16 100
24
733 . 75 052 . 0
x
H
6
= (2,718
-2.95
)
100 .
! 5
95 . 2
5
,
_
=
681 . 9 100
120
413 . 223 052 . 0
x
Perhitungan X
2
hitung :Rumus :
X
2
=
H
H O
2
) (
X
1
2
= 096 . 27
54 . 20
) 54 . 20 36 (
2
X
2
2
= 731 . 13
626 . 22
) 626 . 22 5 (
2
X
3
2
= 654 . 16
249 . 22
) 249 . 22 3 (
2
X
4
2
= 293 . 34
089 . 26
) 089 . 26 56 (
2
NO X O H X
2
hitung X
2
tabel
1 0 34 5.2
27.096
9,488
2 1 2 15.34
3 2 5 22.626 13.731
4 3 3 22.249 16.654
5 4 6 16.408
34.293
6 5 50 9.681
Jumlah 100 91.774
Kesimpulan :
X
2
hit > X
2
tabel maka spesies tumbuhan Mitracarpus vilosus pola distribusinys
secara tidak acak
Analisa Blackman
Rumus varian : v =
1
) . 0 (
) . 0 (
2
2
N
N
X
X
V=
99
100
) 295 (
1395
2
= 5.301
Perbandingan varian dengan mean :
797 . 1
95 . 2
301 . 5
M
v
Kesimpulan :
Varian : Mean hasilnya >1 maka tumbuhan terdistribusi secara mengelompok
V. ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan perbandingan varian :
mean maka diketahui pada Fimbristylis sp dan Erigeron sp bahwa terdistribusi
90
secara reguler. pada tumbuhan Borreria alata dan Mitracarpus vilosus
terdistribusi secara mengelompok. Fimbristylis sp memiliki nilai varians terendah
yaitu 0.543 sedangkan nilai varian yang tertinggi Mitracarpus vilosus dengan nilai
varian yaitu 1.797.
Mitracarpus vilosus memiliki nilai tertinggi disebabkan habitat yang
homogen pada lingkungan makro terdiri atas beberapa mikrositus yang berbeda
yang memungkinkan tumbuhan dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai
dimana pada mikrositus yang paling sesuai. Maka menyebabkan kerapatan
populasi spesies dalam hal ini Mitracarpus vilosus menjadi lebih tinggi
Sedangkan Fimbristylis sp memiliki nilai varians terendah disebabkan
karena lingkungan tempat hidupnya kurang ssuai shingga menyebabkan kerapatan
populasi spesies menjadi lebih rendah
VI. KESIMPULAN
1. Tumbuhan yang memiliki nilai varian terendah adalah Fimbristylis sp yaitu
0.543
2. Tumbuhan yang memiliki nilai varian tertinggi adalah Mitracarpus vilosus
yaitu 1.797.
3. Pola distribusi secara reguler disebabkan perhitungan rasio varian : mean
hasilnya kurang dari 1 sedangkan spesies yang terdistribusi secara
menglompok disebabkan perhitungan rasio varian : mean hasilnya lbih dari
satu
91