Anda di halaman 1dari 5

Para ahli kesehatan sudah memperingatkan bahwa merokok meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

Dan risikonya akan semakin tinggi tergantung waktu perokok menghisap rokoknya.

Para ilmuwan dari Penn State College of Medicine di Pennsylvania menegaskan untuk tidak merokok di pagi hari.

Pasalnya, perokok yang selalu merokok setelah bangun tidur lebih mungkin terkena kanker paru-paru.

Dalam Journal of Cancer mencatat bahwa nikotin yang dihisap sekitar 30 menit setelah bangun memberikan efek dua kali lipat lebih berbahaya pada paru-paru.

"Para perokok ini lebih mungkin memiliki tingkat nikotin dan racun lainnya lebih tinggi dalam darah tubuh mereka, dan membuat mereka jauh lebih kecanduan," ungkap pemimpin penelitian Dr. Joshua Muscat, dilansir dari BBC News (1/4)

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL---Akupunktur dan hipnotis telah dipromosikan sebagai cara bebasnarkotika guna membantu perokok meninggalkan kebiasaan itu, dan ada bukti kedua cara tersebut berhasil, demikian kajian penelitian atas 14 studi internasional. Namun para peneliti itu, yang temuan mereka disiarkan di American Journal of Medicine, mengatakan masih ada banyak pertanyaan, termasuk seberapa efektif terapi alternatif itu dan bagaimana cara tersebut dibandingkan dengan metode konvensional untuk berhenti merokok. Meskipun demikian, metode alternatif itu masih bisa jadi pilihan buat perokok yang ingin menghentikan kebiasaan mereka. Menurut para peneliti yang dipimpin oleh Mehdi Tahiri dari McGill University di Montreal, Kanada, secara umum, perokok yang ingin berhenti mesti mula-mula mencoba pendekatan standar yang meliputi terapi pengganti nikotin, pengobatan dan penyuluhan perilaku, kata Tahiri. "Tapi sebagian orang tak tertarik pada pengobatan," katanya. Ia menambahkan dalam banyak kasus, terapi standard tak berhasil. Lalu saya kira kita mesti dengan tegas menyarankan akupunktur dan hipnotis sebagai pilihan." Para peneliti mendapati sebagian studi memperlihatkan perokok yang menjalani akupunktur tiga kali lebih mungkin untuk terbebas dari tembakau enam bulan atau satu tahun kemudian. Hal serupa terjadi pada empat percobaan dengan menggunakan hipnotis; perokok memiliki angka keberhasilan lebih tinggi dengan terapi tersebut dibandingkan dengan orang yang mendapat sedikit bantuan.

Namun ada beberapa kekurangan, yaitu angka keberhasilan tidak selalu sama dalam semua percobaan yang dilakukan, kendati kecenderungan luas merujuk kepada manfaat pengobatan alternatif tersebut. Satu studi pada 2008 yang menerapkan beberapa program akupunktur laser atas 258 perokok mendapati bahwa 55 persen perokok yang menerima pengobatan itu meninggalkan kebiasaan mereka dalam waktu enam bulan, sementara mereka yang tak diberikan pengobatan itu cuma berjumlah empat persen. Namun satu studi 2007 dari Taiwan yang meneliti akupunktur jarum di sekitar telinga, daerah yang secara khusus menjadi sasaran bagi orang yang ingin berhenti merokok, melaporkan angka keberhasilan yang lebih rendah. Hanya sembilan persen mereka yang menjalani tusuk jarum telah berhenti setelah enam bulan dibandingkan dengan enam persen orang yang berhenti merokok tanpa pengobatan tersebut. Kondisinya serupa pada semua percobaan hipnotis. Dua studi memperlihatkan dampak mencolok: 20 sampai 45 persen pasien hipnosis bebas rokok enam bulan atau satu tahun kemudian. Dua percobaan lain memperlihatkan dampak yang lebih kecil. Meskipun begitu, kata Tahiri, ada "kecenderungan" ke arah manfaat dalam seluruh studi mengenai akupunktur dan hipnotis. Namun masih tetap ada pertanyaan, katanya, mengenai berapa banyak babak akupunktur atau hipnotis mungkin diperlukan, atau teknik khusus apa yang terbaik. Sementara itu beberapa kajian lain telah menyimpulkan sang juri masih mencari terapi alternatif bagi orang yang ingin berhenti merokok.

Anda termasuk perokok berat dan berniat berhenti? Ternyata, tubuh Anda pun mendambakan hal itu segera terjadi. Dalam keadaan berhenti merokok, tubuh akan merespons secara positif dengan cepat. Aulia Sani, mantan direktur RS Harapan Kita ini, mengungkapkan hal-hal yang terjadi dalam tubuh kita begitu terbebas dari racun yang ada pada rokok. Aulia menggambarkan dalam 20 menit tanpa rokok, perubahan signifikan terjadi di jaringan organ penting manusia. "Tekanan darah, denyut jantung, dan aliran darah tepi membaik." Lantas, apa manfaatnya dalam waktu yang lebih lama? Kalau bisa bertahan sampai 12 jam tak merokok, karbonmonoksida di dalam darah kembali normal. "Sistem aliran darah membaik dan fungsi jantung dapat meningkat, ujar Aulia, yang kerap menjadi pembicara seminar. Nah, agar lebih yakin dengan motivasi berhenti merokok, coba periksa dengan tes ketergantungan nikotin di bawah ini: Pertanyaan 1. Berapa batang rokok yang Anda isap setiap hari? Jawaban: A. 10 atau kurang

B. 10-20 C. 21-30 D. 31 atau lebih Skor A. 0 B. 1 C. 2 D. 3 2. Berapa lama setelah bangun tidur Anda merokok? Jawaban: A. Dalam 5 menit B. 6-30 menit C. 31-60 menit D. Setelah 60 menit Skor A. 3 B. 2 C. 1 D. 0 3. Apakah Anda kesulitan menahan diri untuk tidak merokok di tempat-tempat yang dilarang? Jawaban: A. Ya B. Tidak Skor A. 1 B. 0 4. Apakah Anda merokok lebih sering pada jam pertama setelah bangun tidur dibandingkan pada waktu lain? Jawaban: A. Ya B. Tidak Skor A. 1 B. 0 5. Pada saat kapan keinginan merokok yang sulit ditahan dan dihilangkan? Jawaban: A. Batang pertama di pagi hari B. Waktu lain Skor A. 1 B. 0 6. Apakah Anda tetap merokok saat Anda sakit berat yang membutuhkan bedrest? Jawaban:

A. Ya B. Tidak Skor A. 1 B. 0 Skor 0-3 poin 4-6 poin Ketergantungan Ringan Sedang

7-10 poin Tinggi Keterangan: Ringan: Level ketergantungan Anda terhadap nikotin rendah. Sebaiknya, cobalah berhenti dari sekarang sebelum ketergantungan Anda semakin meningkat. Sedang: Anda memiliki level ketergantungan menengah terhadap nikotin. Berhentilah sekarang untuk terbebas dari ketergantungan. Berat: Anda tidak dapat mengontrol kebiasaan merokok. Sebaliknya, rokoklah yang mengatur Anda. Saat memutuskan berhenti merokok, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Anda akan mendapatkan terapi pengganti nikotin atau terapi lain yang dapat membantu Anda melepaskan diri dari ketergantungan terhadap nikotin.

Ayah Perokok Harus Hati-hati kalau Gendong Anak


Republika Rab, 2 Nov 2011 17:55 WIB

Email

Cetak

RELATED CONTENT

Lihat Foto
Orang tua perokok kerap meremehkan bahaya kebiasaan mereka terhadap anak-anaknya.

ARTIKEL TERPOPULER

Mengontrol Pengeluaran Bulanan Makna Dibalik Curhat Pria Jadi Pria Romantis itu Mudah. Ini Lho Caranya! Para Wanita di Kehidupan Pria ?Bagaimana Jika Keputusan Anda Salah? Tampilkan Lainnya

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Penasehat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hakim Sorimuda Pohan, mengingatkan para ayah perokok agar berhati-hati ketika menggendong anaknya.

Apalagi, anaknya yang masih berusia balita. Secara tidak sengaja, sang ayah bisa menularkan penyakit pada anak. Ia menyebutkan kini ada tiga jenis perokok yang ada. First hand smoker, second hand smoker dan third hand smoker, kata Hakim di Jakarta, Rabu (2/11). Soal perokok aktif dan pasif, menurutnya, itu sudah pustaka lama.First hand smoker adalah perokok pertama. Orang ini merokok sehingga memasukkan sendiri racun ke dalam tubuhnya. Second hand smoker merupakan orang yang menghirup asap rokok. Yang mungkin jarang disadari yakni third hand smoker.Mereka ialah orang yang tidak merokok, tidak menghirup asap rokok tetapi berhubungan langsung dengan perokok. Baginya, ketiga jenis perokok ini memiliki akibat yang sama saja bahayanya. Ia mencontohkan seorang ayah yang biasa merokok di kantor, ketika pulang langsung menggendong anaknya tanpa terlebih dahulu ganti baju atau cuci muka. Tanpa disadari, ayah tersebut telah menjadikan si anak sebagai third hand smoker. Ayah merokok di kantor, pulang tanpa berwudhu, cium si anak. Niatnya si mau sayang, tapi secara tidak sengaja ia malah memberikan racun pada anak, ujar dia. Ia menjelaskan, sisa-sisa nikotin bisa saja masih menempel di wajah atau baju ayah. Racun itu akan menguap dan terhirup melalui udara. Ya seperti orang yang merokok kan nafasnya juga bau rokok, katanya. Jika kebetulan si anak mempunyai penyakit bawaan asma, dengan udara yang kotor, maka asma akan sulit disembuhkan. Jadi kalau anak asma dan nggak sembuh-sembuh, cek saja siapa yang bawa racun ke rumah, ujarnya sambil tersenyum.

Anda mungkin juga menyukai