Anda di halaman 1dari 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Statistik dan Statistika Kata statistik berasal dari bahasa Latin status yang berarti negara atau untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Kata itu kemudian digunakan dalam artian pengumpulan dan penyajian keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh negara dan berguna bagi negara. Keterangan-keterangan tersebut umumnya dipergunakan untuk kepentingan penarikan pajak dan pengerahan penduduk untuk keperluan militer. Sekarang statistik diartikan kumpulan angka-angka yang berhubungan dengan atau melukiskan sesuatu persoalan atau statistik juga untuk menunjukan kepada angkaangka pencatatan dari suatu kejadian atau kasus. Misalnya, kumpulan barang, banyaknya pemilih sebuah partai, angka kecelakaan lalu-linta, angka tinggi badan rata-rata. Karena statistik akan memberikan informasi atau melukiskan suatu persoalan maka terlebih dahulu harus dilakukan penyelidikan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan, simana keterangan yang diperlukan berwujud besaran kuantitatif yang disebut data statistik atau data. Jadi informasi yang diperlukan harus bersifat data kuantitatif. Data kuantitatif adalah fakta yang dapat diwujudkan dengan angka-angka. Data kuantitatif menunjukkan nunber of item dari suatu kelompok tertentu yang akan kita ketahui karakteristiknya (Djarwanto,1990). Manurut Seotirisno (2000) Statistika dibatasi sebagai cara-cara ilmiah untuk mengumpulkan, menyusus, meringkas, dan menyajikan data penyelidikan. Lebih lanjut Statistika merupakan cara untuk mengolah data tersebut dan menarik kesimpulankesimpulan yang teliti dan keputusan-keputusan yang logis dari pengolahan data tersebut. Ilmu Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan, pengolahan serta penganalisaan data, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang beralasan berdasarkan penganalisaan yang dilakukan. Metode yang sistematis tentang cara-cara seperti tersebut di atas disebut metode statistik, sedangkan penganalisaan yang dilakukan disebut analisis statistik.

2.2 Pembagian Jenis Data 2.2.1. Berdasarkan Bentuk Dipandang dari bentuknya data dapat dibedakan kedalan dua jenis, yaitu diskrit dan kontinyu. a. Data Diskrit : data yang hanya mempunyai sejumlah terbatas nilai-nilai, misal : banyaknya murid, banyaknya kendaraan. Data ini disebut juga nilai pengamatan, karena nilai pengamatannya hanya mempunyai jumlah yang terbatas yakni merupakan bilangan asli. b. Data Kontinyu : data ini sering juga disebut dengan nilai pengamatan kuantitatif kontinyu, yakni data yang secara teoritis dapat menjalani setial nilai. Misal : pengukuran panjang, isi, berat, waktu. Secara teoritis pengamatannya tidak terbatas, tetapi dalam praktek harus dilakukan pengukuran yang setepat-tepatnya dan ini tergantung ketelitian dan kemampuan dari alat pengukur yang digunakan.

2.2.2. Berdasarkan Sifat Berdasarkan sifat data, jenis data dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Data Kualitatif secara sederhana dapat disebut data yang bukan berupa angka. Contoh: golongan darah, jenis kelamin, dan lain-lain. b. Data Kuantitatif dapat disebut sebagai data berupa angka dalam arti sebenarnya. Contoh: tinggi badan, ukuran sepatu, dan lain-lain.

2.2.3. Berdasarkan Sumber Data Dipandang dari sumber dan penggunaannya maka data statistik dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Data Intern : data yang dikumpulkan oleh suatu badan itu sendiri dan hasil pengumpulan data ini digunakan oleh bada itu sendiri. b. Data Ekstern : data yang diperoleh dari majalah-majalah, surat-surat atau badan-bdan lainnya, dimana data yang dimaksud telah tersedia. Data ini menurut sumber dan pengumpulannya dibedakan menjadi dua, yaitu Data primer : data yang dikumpulkan oleh suatu badan dan diterbitkan oleh badan itu pula. Badan lain dapat memperolehnya bila memerlukannya.

Data sekunder : data yang dilaporkan oleh suatu badan, sedangkan badan ini tidak langsung mengumpulkan sendiri melainkan diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkan terlebih dahulu dan menerbitkannya.

2.2.4. Berdasarkan Skala Pengukuran Data Sesudah variabel penelitian dirumuskan, peneliti harus menyusun alat pengukur yang tepat. Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai dimana minimal dapat dibedakan dalam dua atribut, seperti misalnya variabel jenis kelamin yang dipisahkan dalan atribut lakilaki dan perempuan. Ukuran variabel penelitian dapat dibedakan menjadi empat tingkatan, yakni (Singarimbun dan Efendi, 1982) a. Data Nominal Dalam data ini tidak ada asimsi tentang jarak maupun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Dasar penggolongannya hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih dan tuntas. Angka yang diberikan pada suatu kategori tidak merefleksikan bagaimana kedudukan kategori terhadap kategori lainnya tetapi hanyalah sekedar label. Misalnya variable jenis kelamin, jenis pekerjaan, agama yang dipeluk, daerah asal.

b.

Data Ordinal Data ordinal mengurutkan responden dari tingkatan paling rendah ke tingkat paling tinggi menurut suatu atribut tertentu tanpa ada pentunjuk yang jelas tentang berapa jumlah absolut yang dimiliki oleh masing-masing responden tersebut dan berapa interval antara responden yang satu dengan responden yang lainnya. Misalnya variabel kelas sosial ekonomi, kepangkatan dalam militer, tingkatan kualitas produk, tingkat kesuburan tanah.

c.

Data Interval Data interval adalah ukuran yang tidak semata-mata mengurutkan prang atau obyek berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau obyek dengan oeang atau obyek lainnya. Tetapi ukuran ini tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut atribut yang dimiliki seseorang. Misalkan berat balita dihuting dan berat balita terndah atau berat rata-rata balita(buakn dari titik nol yang sesungguhnya)

d.

Data Ratio Data ratio diperoleh apabila selain informasi tentang urutan dan interval antara orangorang, kita mempunyai informasi tambahan tentang jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh salah satu dari orang-orang tersebut. Jadi ukuran ratio adalah suatu bentuk interval

yang jaraknya tidak dinyatakan dalam perbedaan dengan angka rata-rata suatu kelompok tetapi dengan titik nol. Misalkan variabel income, produksi, hasil panen, hasil tes hitung dan sebagainya yang dihitung dari titik nol absolut.

2.2.5. Berdasarkan Waktu Pengumpulan Data Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dibagi menjadi dua kategori yaitu: a. Data Cross Section adalah data yang dikumpulkan dengan mengamati beberapa obyek pada satu waktu tertentu. Contoh: jumlah penduduk yang mengalami DBD dalam satu tahun. b. Data Time Series adalah data yang dikumpulkan dengan mengamati satu obyek dari waktu ke waktu atau periode. Contoh: data angka pengangguran penduduk usia 19-24 tahun periode 2005-2010.

2.3 Statistik Deskriptif 2.3.1. Ukuran Lokasi Untuk mendapatkan gambran yang lebih jelas tentang sekumpulan data mengenai sesuatu hal, baik mengenai sampel ataupun populasi, selain daripada data itu disajikan dalam tabel dan diagram, masih diperlukan ukuranukuran yang merupakan wakil dari kumpulan data tersebut. Beberapa macam ukuran lokasi adalah modus, median, dan mean. Ketiganya mempunyai cara menghitung yang berbeda dan mempunyai arti yang berbeda pula sebagai alat untuk mengadakan deskripsi sesuatu distribusi. Mean, arti dari mean adalah angka rata-rata. Dari segi aritmetik, mean adalah jumlah nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu. Ada tiga orang berpenghasilan 100, 150, dan 200 rupiah tiap harinya. Maka rata-rata atau mean penghasilan mereka adalah jumalah seluruh penghasilan dibagi jumlah orang. Ada sekumpulan data {x1, x2,, xn} , maka mean ( ) dapat ditulis: a. Data Tunggal

(2-1)

Sumber: M. Iqbal Hasan (2001:72)

b.

Data Berkelompok (2-2)

Sumber: M. Iqbal Hasan (2001: 75) dimana: X : wakil data f: Frekuensi data kelas n : jumlah data atau M : ratarata hitung sementara, biasanya diambil dari titik tengah kelas dengan frekuensi terbesar d:X M X : titik tengah interval kelas

Median adalah suatu nilai yang membatasi 50 persen dari frekuenso distribusi sebelah atas dan 50 persen frekuensi distribusi sebelah bawah. Median hanya tergantung kepada banyaknya frekuensi, tidak bergantung kepada variasi nilai-nilai variable. Dari tabel dibawah ini maka nilai yang dimiliki individu nomor empat yang menjadi batas itu sehungga dapat dikatakan median distribusi itu Rp 140. Individu nomor 4 itu membatasi separuh individu dibawah dan separuh individu diatasnya. a. Data Tunggal 1) Jumlah data ganjil

Sumber : M.Iqbal Hasan (2001:78)

2) Jumlah data genap

Sumber : M.Iqbal Hasan(2001:78)

b.

Data Berkelompok
Median = B
( )

Sumber : M.Iqbal Hasan(2001:78)

Dimana :

B:Nilai batas bawah dari kelas yang memuat median n:Jumlah frekuensi ( ) : Jumlah frekuensi dari semua kelas di bawah kelas yang memuat median; fMe : Frekuensi kelas median c: Panjang interval kelas Modus, untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak terdapat digunakan ukuran modus. Ukuran ini juga dalam keadaan tidak disadari sering dipakai untuk menentukan rata-rata data kualitatif. Jika kita dengar atau baca : kebanyakan kematian di Indonesia disebabkan oleh kecelakaan, pada umumnya kecelakaan lalu lintas kerena kecerobohan pengemudi, maka ini sesungguhnya merupakan modus penyebab kematian dan kecelakaan lalu lintas. a. Data tunggal Nilai yang sering muncul b. Data Berkelompok Modus = { } (2-6)

Sumber: M. Iqbal Hasan (2001: 80)

dimana : L: Batas bawah interval modus d1 : Beda frekuensi antara interval modus dengan interval sebelumnya d2 : Beda frekuensi antara interval modus dengan interval sesudahnya. c : Lebar interval yang memuat modus

2.3.2. Ukuran Variabilitas Dalam penyelidikan, seringkali kita membutuhkan informasi yang lebih banyak misalnya mengetahui bagaimana persebaran tiap-tiap nilai. Dalam pengukuran statistik kita menginginkan adanya hasil yang reliabel(mantap). Agar dapat dicapai hasil yang mantap ini maka perlu adanya ukuran lain yang disebut pengukuran variabilitas. Ada memerapa macam cara untuk mencari variabilitas antara lain, viariansi, standar deviasi, dan range.

a.

Variansi adalah nilai tengah kuadrat simpangan dari nilai tengah atau simpangan rata-rata kuadrat. Untuk sampel, variansnya (varians sampel) disimbolkan dengan s2. Untuk populasi, variansnya (varians populasi) disimbolkan dengan 2. 1) Variansi data tunggal
( )

Sumber: M.Iqbal Hasan (2001:107)

2) Variansi data berkelompok


( )

Sumber: M.Iqbal Hasan (2001:109) Dimana: S2: varians sampel : rata-rata sampel : Nilai pengamatan sampel Banyaknya data sampel frekuensi data

b.

Standar Deviasi adalah akar dari tengah kuadrat simpangan nilai tengah atau akar simpangan rata-rata kuadrat. Untuk sampel, simpangan bakunya (simpangan baku sampel) disimbolkan dengan s. Untuk populasi, simpangan bakunya (simpangan baku populasi) disimbolkan . Untuk menentukan nilai simpangan baku caranya ialah dengan menarik akar dari varians. Ini berlaku untuk data tunggal maupun data berkelompok. Sehingga rumus untuk menentukan simpangan baku menjadi,
Sumber: M. Iqbal Hasan (2001:113)

c.

Range adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil dari suatu himpunan data. Semakin besar nilai rentang maka semakin tinggi penyimpangan data dari nilai rata-ratanya. 1) Data Tunggal Range = Nilai maksimum-Nilai minimum
Sumber : Junaidi (2012:32)

2) Data Berkelompok Range = Nilai tengah kelas terakhir-Nilai tengah kelas pertama
Sumber:Junaidi (2010:33)

2.3.3. Ukuran Bentuk Ukuran bentuk di dalam statistik deskriptif, terbagi menjadi kurtosis, skewness, berikut penjelasan ukuran bentuk statistik deskriptif: a. Kurtosis Kurtosis merupakan ukuran keruncingan puncak suatu distribui normal.Bentuk kurtosis bisa berupa leptokurtik (berpuncak tinggi dan ekor landai), platikurtik (berpuncak rendah dan berekor pendek), dan mesokurtik (distribusi normal).

Gambar 2.1 Keruncingan Kurva Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/

Kurtosis (K) =

b.

Skewness adalah ukuran untuk menentukan kemiringan dari suatu kurva distribusi.Penafsiran skewness dapat dilakukan secara visual, melalui koefisien kemencengan, atau koefisien moment ketiga.

Gambar 2.2 Skewness Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/

Skewness (S) =

Sumber:Nurul (2008:21)

2.3.4. Penyajian Data Fungsi penyajian data adalah menyajikan data-data tersebut ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami (informatif) oleh berbagai pihak yang

berkepentingan sebagai dasar untuk membuat suatu perencanaan dan keputusan. Pada garis besarnya penyajian data statistik deskriptif dapat berbentuk: 1. Tabel, penyajian data dalam bentuk tabelterbagi menjadi 4 macam: a. Tabel satu arah (one way table)

Tabel satu arah adalah tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal atau satu karakteristik. b. Tabel dua arah (two way table)

Tabel dua arah adalah tabel yang menunjukkan dua hal atau dua karakteristik. c. Tabel tiga arah (three way table)

Tabel tiga arah adalah tabel yang menunjukkan tiga hal atau tiga karakteristik. d. Tabel frekuensi/distribusi frekuensi

Tabel frekuensi digunakan untuk menyajikan informasi dari data distribusi frekuensi, meliputi modus, mean, median, standar deviasi, dan lain-lain. 2. Grafik, penyajian data melalui grafik terdiri dari: a. Histogram Dasar pembuatan dengan menggunakan batas nyata atau titik tengah. Bermanfaat untuk merepresentasikan data kuantitatif maupun kualitatif yang telah dirangkum dalam frekuensi, frekuensi relatif, atau persen distribusi frekuensi.Poligon Grafik ini juga populer dengan sebutan poligon frekuensi. Dibuat dengan menghubungkan titik tengah dalam bentuk garis (kurva). Grafik ini mendasarkan pada titik tengah dalam pembuatannya.

Gambar 2.3 Histogram dan Poligon Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/ b. Ogive Disebut juga grafik frekuensi meningkat, karena cara pembuatannya dengan menjumlah frekuensi pada tiap nilai variabel. Data diringkas dalam

bentuk grafik yang merupakan grafik dari distribusi frekuensi kumulatif lebih dari atau kurang dari.

Gambar 2.4 Ogive Kurang dan Lebih Dari Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/ 3. a. Diagram, penyajian data dalam diagram terbagi menjadi : Diagram Batang (bar chart)

Bar chart menghasikan refresentasi grafik cacah frekuensi untuk setiap nilai yang berlainan. Grafik bar dikenal dengan istilah grafik batang karena bentuknya seperti batang-batang dan batangbatangnya tidak bersentuhan satu sama lain.

Gambar 2.5 Diagram Batang Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/ b. Diagram Garis (Line Chart)

Digunakan untuk menggambarkan perkembangan suatu keadaan, bisa naik dan bisa turun.

Gambar 2.6 Diagram Garis Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/ c. Diagram Lingkaran (Pie Chart)

Data digambarkan dengan suatu lingkaran yang sektor-sektornya menggambarkan proporsi variabel yang berbeda.Data dibagi berdasarkan proporsi persen dari data.

Gambar 2.7 Pie Chart Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/

d.

Diagram Scatter

Diagram scatter (scatter diagram) merupakan metode presentasi secara grafis untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel kuantitatif.Pola yang ditunjukkan oleh titik-titik yang ada menggambarkan hubungan yang terjadi antar variabel.

Gambar 2.8 Hubungan Variabel pada Scatter Graph Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/ Penyajian data statistik deskriptif, berdasarkan prosedur dalam penggunaan dan tabel dan grafik untuk menyajikan data statistik deskriptif, dapat dibagi sesuai dengan pembagian sebagai berikut:

Gambar 2.9 Pembagian Penyajian Data Statistik Deskriptif Sumber: Amir. 2010. http://amir.dosen.akprind.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai