Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
dengan harapan dapat terus melajukan ekspor
untuk memenuhi permintaan pasar. Terkait dengan
hal-hal diatas, maka pada proses produksi sampai
pemasaran olahan jamur dalam kaleng ini, sangat
diperlukan managemen yang benar-benar tepat
dalam hal pemilihan jaringan distribusi, pemilihan
supplier yang tepat, transportasi yang digunakan,
pengelolaan persediaan, serta analisa pihak-pihak
yang terlibat, sehingga analisa SCM disini sangat
penting bagi PT. ETIRA Purwodadi. Dengan
dilakukannya analisis terhadap SCM yang ada di PT.
ETIRA ini, maka diharapkan bisa mengetahui,
memahami, serta menganalisa permasalahan yang
ada pada jaringan distribusi Supply Chain produk
olahan jamur kancing kalengan di PT. ETIRA.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui system Supply Chain
Management yang diterapkan oleh PT. ETIRA
sebagai pengelola produk jamur kalengan.
2. Untuk mengetahui hubungan antar pihak yang
terlibat dalam Supply Chain di PT. ETIRA
Purwodadi.
3. Untuk mengetahui analisa pemilihan supplier,
jaringan distribusi, transportasi yang digunakan,
serta pengelolaan permintaan dan persediaan
yang ada di PT. ETIRA Purwodadi.
4. Untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh
pihak Supply Chain pada PT. ETIRA Purwodadi.
1.3 Batasan
Adapun batasan yang diambil pada pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut.
2
1. Analisa Supply Chain Management yang
dilakukan di PT. ETIRA Purwodadi berdasarkan
data pada periode 2014.
1.4 Asumsi
Untuk asumsi yang digunakan pada
pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1. Informasi yang didapatkan dai PT. ETIRA
Purwodadi dianggap valid.
BAB II
PENGUMPULAN DATA
3
ke pabrik yang berjarak sekitar 28 km ke lembah.
Umumnya, jumlah yang diproduksi adalah sekitar
12.500 ton jamur kancing (Agaricus bisporus) per
tahun untuk kemudian diolah sebagai produk kaleng
atau beku. PT. ETIRA juga melayani beberapa merek
jamur kalengan supermarket paling populer di
Amerika Serikat.
PT. ETIRA didirikan pada tanggal 9 November
1999 yang berlokasi di Jalan Raya Nongkojajar KM
14 Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163 Jawa Timur,
Indonesia. Tempat budidaya jamur berada di Desa
Camar Gading, Desa Ngadiredjo dan Kalitejo
Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Lingkup perusahaan PT. ETIRA masih dalam status
Agroindusti. Misi PT. ETIRA adalah berkomitmen
untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk
memastikan kelengkapan kepuasan pelanggan, dan
visinya adalah untuk menjadi satu titik
pemberhentian akan semua kebutuhan jamur
pelanggan yang tepercaya.
Pada tahun 2005, PT. EKA TIMUR RAYA
membentuk perusahaan gabungan dengan Topp Im
BV dari Belanda untuk masuk ke dalam dunia
produksi jamur beku. Asosiasi ini adalah contoh dari
kerjasama yang sangat baik antara kedua
perusahaan yang berpartisipasi dari timur dan
barat. Perusahaan baru yang terbentuk bernama PT.
ETIRA CHAMPIMER INDONESIA (ETICHAMP). Fasilitas
IQF ETICHAMP berada dalam lokasi ETIRA. Kapasitas
IQF ETICHAMP adalah 15 ton produk jadi per hari.
ETICHAMP memproduksi berbagai produk IQF
seperti jamur kancing secara utuh, diiris, dibelah
dua dan dipotong tergantung pada kebutuhan
pelanggan. Produk dapat dikirim sebagai bahan
baku atau produk jadi. Ukuran pengemasan saat ini
4
adalah 10 kilogram yang dikemas dalam kotak
karton dengan polythene liner didalamnya.
ETICHAMP yang diekspor sebagian besar adalah
produk IQF dan diekspor ke Eropa di mana mereka
melayani kebutuhan jamur beku dari pelanggan
yang berupa institusi dan pengecer.
5
2.2Model Konfigurasi Supply Chain dan Aliran
yang Dikelola
Struktur supply chain pada PT.ETIRA merupakan
suatu susunan rantai panjang yang terdiri dari para
pelaku yang terlibat dalam pendistribusian produk
jamur. Para pelaku supply chain yang dimulai dari
pihak supplier sampai dengan end customer
memberikan pengaruhnya masing-masing terhadap
chain yang tersusun. Struktur yang tersusun inipun
tidak hanya melintang berupa garis lurus saja
melainkan dapat membentuk suatu cabang antar
chain. Hal inilah yang biasanya disebut sebagai
konfigurasi dari struktur supply chain. Dengan
konfigurasi ini dapat diketahui bagaimana struktur
tersebut berjalan sesuai fungsinya.
6
perkebunan jamur. Suplier-suplier yang lain yaitu
suplier kaleng, supplier kemasan dan juga supplier
pengawet. Manufaktur berperan sebagai pihak
yang melakukan produksi jamur (PT.ETIRA),
distributor bertugas sebagai pihak yang
menyalurkan produk jamur. Namun sebelum sampai
ke distributor, produk jamur ini di kumpulkan dahulu
di distribution center. Fungsi dari distribution center
ini adalah untuk tempat penyimpanan sementara
sebelum disalurkan ke negara Amerika Serikat,
Timur Tengah dan Afrika. Tujuan Distribution center
ini untuk tempat pembedaan produk yang akan
dikirim ke masing-masing negara karena di tiap
negara mempunyai bahasa yang tidak sama jadi
bahasa pada kemasan akan disesuaikan dengan
negara tujuan jamur dikirim. Dan selanjutnya yaitu
retailaer, tiap-tiap negara mempunyai retail-retail
masing-masing yang akan melakukan penjualan
produk, penjualan biasanya seperti di supermarket
atau toko-toko. Lalu yang terakhir yaitu end
customer yaitu sabagai konsumen/pengguna akhir
dari produk.
7
pengiriman dan identitas pemilik (Anonymous,
2001)
8
2. Aliran pembayaran
Pada aliran pembayaran disini, terdai aliran
satu arah yaitu aliran ke kiri (dari end customer
sampai ke supplier). Adapuun pembayaran disini
meliputi pembayaran akan produk jadi, serta
pembayaran akan bahan baku, bahan tambahan,
dan bahan pengemas yang terjadi pada pihak
manufaktur ke pihak supplier.
3. Aliran informasi
Pada aliran rantai pasok, tidak akan lepas dari
aliran informasi yang biasanya sangat berguna
untuk pihak-pihak yang ada didalamnya. Informasi
sangat penting karena menyediakan fakta yang
digunakan oleh manajer supply chain untuk
membuat suatu keputusan. Aliran informasi dalam
proses rantai pasok di PT.ETIRA ini akan terjadi dua
arah. Untuk aliran informasi yang kearah kiri adapun
scope informasi yang terjadi antara lain seperti
informasi tentang ketersediaan bahan dan order
dari manufaktur ke supplier yang menyangkut
informasi tentang bahan baku, bahan tambahan,
bahan pengemas, serta produk jadi yang
informasinya sangat diperlukan oleh pihak-pihak
seperti distributor dan retailer. Sedangkan untuk
aliran informasi yang arahnya ke kanan meliputi
informasi seperti banyaknya/kapasitas permintaan
dari pasar akan suatu produk ataupun jadwal
pengiriman.
9
Adapun pihak yang terlibat dalam Supply Chain
pada PT.ETIRA disini antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Supplier
PT.ETIRA menghasilkan produk berupa jamur
kaleng yang tentunya dalam proses
pembuatannya akan membutuhkan bahan baku,
bahan tambahan serta bahan-bahan lain yang
diperlukan, sehingga untuk supplier disini akan
terbagi menjadi beberapa, yang diantaranya
adalah sebagai berikut.
- Supplier bahan baku utama
Untuk supplier bahan baku utama disini
adalah berasal dari perkebunan jamur kancing
yang merupakan salah satu unit usaha dari
PT.ETIRA itu sendiri.Setiap hari PT.ETIRA
menyuplai jamur dari perkebunan sebanyak 15
ton per hari. Pemesanan dilakukan secara
langsung maupun via telepon/fax.
- Supplier kaleng
Untuk supplier kaleng berasal dari pabrik
kaleng yang berada di Malang.Adapun ukuran
kaleng yang dipesan yaitu kaleng besar seberat
170 gr dan kaleng kecil seberat 70 gr.
- Suplier Larutan
Untuk supplier Larutan PT.ETIRA
- Supplier Bahan Pengemas
Supplier bahan pengemas disini juga tidak
jauh berbeda dengan pemesanan kaleng.Bahan
pengemas didapatkan dari Perusahaan yang ada
di kawasan Pasuruan.
b. Manufaktur
Pihak manufaktur merupakan pihak yang
melakukan suatu proses produksi untuk
mengahasilkan suatu produk. PT.ETIRA adalah
10
pihak yang berperan sebagai manufaktur.Jenis
komoditas produk yang dihasilkan adalah jamur
dalam kaleng yang digolongkan menjadi 2 jenis
produk yaitu jamur fancy (kualitas 1) dan jamur
non fancy (kualitas 2). Jamur kualitas 1 adalah
jamur dengan kualitas yang paling baik, yaitu
memiliki kriteria berlamela tebal & kokoh, warna
jamur putih, diameter jamur 2-4 cm, panjang
batang tidak lebih dari diameter tudung
jamurnya, dan tidak berpenyakit. Jamur kualitas 2
adalah jamur yang berlamela tipis, sudah mekar,
terkena penyakit dengan standar yang di
tentukan, dan diameter jamur tidak seragam.
c. Distributor
Produk jamur kancing yang dihasilkan oleh
PT.ETIRAsalah satunya didistribusikan melalui
distributor. Untuk jaringan distributor yang
dimiliki oleh PT.ETIRA ini tersebar di berbagai
negara, antara lain AS (Amerika Serikat), Timur
Tengah, dan Afrika Utara.
d. Retailer
Retailer untuk produk jamur kancing ini adalah
supermarket-supermarket yang tersebar di ketiga
negara tersebut.
e. End customer
Untuk end customer disini terdiri dari
konsumen pada umumnya. Dimana konsumen ini
merupakan konsumen di ketiga negara tersebut
yaitu AS (Amerika Serikat), Timur Tengah, dan
Afrika Utara.Konsumen jamur kancing ini tidak
termasuk konsumen dalam negeri, karena produk
ini hanya dipasarkan di luar negeri.
2.4 DecouplingPoint
11
Decoupling point merupakan titik dimana terdapat
penundaan, yang pada proses pengolahan jamur
kaleng disini penundaan dilakukan di pihak
manufakturnya (PT.ETIRA). Produk jamur kaleng
termasuk system produksi dengan Make To Order
(MTO) dimana suatu proses produksi akan dilakukan
sesuai dengan permintaan. Sesuai dengan system
produksi yang digunakan yaitu MTO maka proses
decoupling point akan dilakukan di tahap fabrikasi
atau di pihak manufakturnya. Jamur yang akan
dijadikan produk jmur kaleng tersebut mengalami
penundaan atau decoupling point di PT.ETIRA
dimana jamur tersebut masih dalam bentuk jamur
segar (tanpa bahan Larutan) yang daya tahannya
hanya bisa bertahan selama 3 hari. Sedangkan
untuk jamur yang telah berbentuk produk jamur
kaleng akan terjadi penundaan atau decoupling
point terjadi pada saat proses pengiriman ke
pelanggan
12
Permintaan yang ada pada produk jamur
kaleng PT.ETIRA ini cenderung stabil, dan jumlah
produksi yang dilakukan dalam jumlah besar.
Permintaan terhadap produk adalah awal dari
semua kegiatan supply chain. Kegiatan produksi,
pengiriman, perancangan produk, dan pembelian
material semua mengikuti permintaan yang datang
dari pelanggan. Maka dari itu PT.ETIRA perlu untuk
melakukan peramalan secara akurat agar tidak
menimbulkan berbagai permasalahan pada supply
chain. Permintaan akan produk jamur kaleng
bersifat stabil sehingga PT.ETIRA tidak melakukan
upaya upaya untuk mempengaruhi permintaan.
13
bahan pengemas. Adapun penjelsannya adalah
sebagai berikut.
f. Kaleng
Untuk bahan tambahan kaleng disini dilakukan
2 kali pembelian dalam seminggu melalui pabrik
kaleng terdekat yang sudah menjadi langganan
pihak PT.ETIRA.Ukuran pemesanan di tentukan
oleh PT.ETIRA dan supliernya. Dengan kata lain,
untuk meminimalkan ongkos ongkos yang timbul
dari pemesanan PT.ETIRA melakukan kordinasi
dengan supliernya dalam rangka mencapai
efisiensi biaya.
g. Larutan
UntukLarutan dilakukan pembelian setiap
sebulan sekali, dimana pemesanan atau
pembelian dilakukan sebulan sebelum bahan
tambahan tersebut habis (pemesanan sebulan
sebelumnya). Jumlah pemesanan yang dilakukan
akan berdasarkan kebutuhan yang telah
direncanakan/diperkirakan sebelumnya. Sama
halnya dengan kaleng, PT.ETIRA melakukan
kordinasi dengan supliuernya dalam menentukan
ukuran pemesanan.
h. Bahan pengemas
Bahan pengemas di beli setiap sebulan sekali
sama halnya dengan pembelianLarutan. Periode
pemesanan atau pembelian bahan pengemas ini
dilakukan sebulan sebelum kehabisan bahan.
Untuk jumlah pemesaanannya akan berdasarkan
kebutuhan seperti yang telah diramalkan
sebelumnya dan berdasarkan kordinasi dengan
supliernya..
14
2.8 Jaringan Distribusi (logistik)
Produk jadi dari PT ETIRA didistribusikan ke
beberapa customer, antara lain:
a. Retailer
Retailer ini adalah retailer non local/ luar
negeri yaitu retailer di negara Amerika
Serikat, Timur Tengah dan Afrika
Utara.Dimana pengiriman jamur kancing ini
dilakukan dalam jumlah besar.
b. End customer
Produk jamur kancing yang dikirim ke retailer
melalui DC (Distribution Center) selanjutnya
dikirimkan ke end customer yang berada di
ketiga negara tempat jamur kancing
dipasarkan tersebut.
Dalam pendistribusiannya, PT
ETIRAmenggunakan alat transportasi yaitu kapal
container yang dilengkapi pendingin untuk menjaga
kualitas jamur kancing.Transportasi kapal container
ini digunakan untuk pengiriman jamur kancing ke
negara Amerika Serikat, Timur Tengah dan Afrika
Barat setelah sebelumnya dikumpulkan terlebih
dahulu di DC (Distribution Center). Sedangkan
pengiriman ke retailer dan end customer
menggunakan truk.
15
produk terjamin kualitasnya. Selain itu PT.ETIRA
menciptaka hubungan strategis dengan supplier,
Continouse
Quality imporvement Dilakukan pada inovasi design 4
program
16
peranan IT pada supply chain antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Infrastruktur jaringan seperti internet
b. Membangun komunikasi, kolaborasi antar
perusahaan
c. Sebagai standar pertukaran data
Pada level customer, teknologi informasi yang
digunakan PT.ETIRA berupa website yaitu
www.etiramushrooms.com. Hal ini untuk
memudahkan komunikasi antara PT.ETIRA dengan
pelanggannya. Melalui website, pelanggan dapat
mengetahui cara pesan, produk, dan informasi
seputar PT.ETIRA serta terdapat nomor-nomor yang
dapat dihubungi. Dengan adanya jaringan ini
diharapkan hubungan antara PT.ETIRA.dengan
pelanggannya dapat berjalan baik.
17
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
18
dikarenakan letak perusahaan yang menyuplai
kaleng lokasinya tidak terlalu jauh dengan PT.ETIRA,
selain itu tidak sulit untuk mencari supplier kaleng.
Oleh karena itu, substitusi mungkin saja dilakukan
untuk memperoleh supplier yang lebih baik dalam
rangka peningkatan profit perusahaan.
c. Supplier Larutan
PT.ETIRA merupakan industry pangan yang
mengekspor produknya ke luar negeri dan tentunya
diperlukan bahan berupaLarutan makanan untuk
memperpanjang life time produk agar lebih lama.
Dalam memperoleh supplier Larutan cukup
sulit karena terdapat beberapa kriteria yang
dibutuhkan perusahaan untuk memilih bahan
pegawet yang aman untuk dikonsumsi.Sehingga
tingkat kepentingan Larutan ini sangat tinggi untuk
menjaga kualitas jamur kaleng
tersebut.Berdasarkan tingkat kepentingan item
terhadap perusahaan, supplier Larutan termasuk
dalam Critical Strategic Supplier.Substitusi sulit
dilakukan, sehingga PT ETIRA perlu melakukan
investasi untuk mengembangkan kemampuan
supplier agar supplier Larutan tersebut bisa
memasokLarutan dengan kualitas yang lebih baik
dan pengiriman yang tepat waktu.
d. Supplier packaging
Dalam industri pangan, proses packaging
atau pengemasan merupakan tahap akhir yang
sebelum produk didistribusikan.Dalam kemasan
yang digunakan terdapat banyak pesan yang
berguna bagi para pengguna produk seperti tanggal
kadaluarsa, izin depkes dan juga merk ataupun logo
yang bisa menjadi daya tarik dari produk yang
dikeluarkan. Bahan pengemas yang terdapat dalam
proses pembuatan jamur kaleng di PT.ETIRA yaitu:
19
1. Bahan baku pengemas primer
Bahan pengemas primer merupakan bahan
yang berhubungan langsung dengan produk,
contohnya adalah: label penutup.
2. Bahan baku pengemas sekunder
Bahan baku ini berfungsi sebagai pelindung
dari bahan baku primer, contohnya adalah
keranjang,cool box dan kardus.
Dalam membangun hubungan jangka
panjang dengan supplier, PT ETIRA perlu
melakukaninvestasi dibidang IT untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasi antara critical
supplier dengan perusahaan berupa RFID karena
penggunaan RFID lebih cocok digunakan pada mass
production.Maka dari itu, sebaiknya perusahaan
lebih menekankan pada potensi kerjasama dan
perbaikan jangka panjang dan bukan semata-mata
pada kualitas, harga, dan ketepatan waktu
pengiriman yang dijanjikan.
20
Strategi ini mengacu pada tipe produk yang
inovative dimana setiap produk yang dihasilkan
harus selalu berbau produk baru.Selain itu, pada
produk ini umur produknya cenderung pendek.
Pada strategi ini tingkat biaya yang dikeluarkan
akan kurang diperhatikan dimana yang menjadi
focus utamanya adalah pemenuhan keinginan
customer.
Pada produk jamur kaleng yang dihasilkan oleh
PT.ETIRA ini merupakan tipe produk fungsional
dimana siklus hidup produk jamur kaleng bisa
bertahan 1-2 tahun dengan sedikit variasi produk
serta ketersediaan akan suatu produklah yang
menjadi focus utamanya. Terkait dengan hal
tersebut, maka strategi yang digunakan oleh
PT.ETIRA ini adalah strategi efisien karena PT.ETIRA
yang hasil produksinya diekspor ke luar negeri
sehingga harus meminimumkan ongkos-ongkos fisik
disepanjang supply chain.
21
yaitu Amerika Serikat, Timur Tengah, dan Afrika
Utara melalui sebuah Distribution Center (DC)
dengan menggunakan kapal container. Rantai ritel
dibagi berdasarkan kedekatan geografisnya, dimana
proses pengiriman dilakukan dengan menggunakan
truk untuk mengangkut produk jamur kancing ke
banyak ritel sekaligus pada masing-masing negara
tersebut sehingga biaya transportasi menjadi lebih
rendah.
22
efisiensi cost dalam memesan bahan baku dari
supplier.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari sistem
supply chain di PT.ETIRA yaitu :
1. Pihak-pihak yang terlibat didalam supply chain
management pada PT.ETIRA ini meliputi :
Supplier : supplier kaleng, supplier jamur,
supplier kemasan dan supplier pengawet
Manufaktur : pihak yang terlibat dalam
proses produksi jamur (PT.ETIRA)
Distributor : jaringan distributor yang
dimiliki PT.ETIRA yaitu di negara Amerika
Serikat, Timur Tengah dan Afrika
Retailer : supermarket/toko-toko yang
berada di negara Amerika Serikat, Timur
Tengah dan Afrika.
End Costomer : konsumen pada
umumnya, yaitu orang-orang yang
mengkonsumsi jamur yang dipasarkan
2. Supply Chain PT.ETIRA melibatkan supplier
sebagai sumber bahan baku produk jamur.
Manufaktur sebagai pihak yang melakukan
produksi yaitu PT.ETIRA, Distribution Center
sebagai tempat pemberian kemasan dengan
bahasa yang berbeda karena akan dikirim ke
negara yang berbeda. Distributor dibagi ke
dalam 3 negara yang berperan sebagai pihak
yang menyalurkan produk jamur, lalu pada tiap
negara terdapat retailer sebagai pihak yang
melakukan penjualan produk yang nantinya akan
di akhiri dengan end customer sebagai
konsumen/pengguna akhir dari produk.
24
5.2 Saran
Adapun saran yang bisa kelompok kami
berikan terkait dengan supply chain management
yang diterapkan oleh PT.ETIRA adalah sebagai
berikut.
1. Penulis harus memahami sistem yang terdapat
pada organisasi atau perusahaan yang diamati.
25