Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN TEORI Nama NIM Dokter Penguji : Galang Fajar Utomo : 201120401011082 : dr.

Slamet Sugiharto, SpKK

1.1 Flora Normal Vagina Flora vagina merupakan lingkungan yang rumit, terdiri dari puluhan microbiological species dalam jumlah variable dan proporsi yang relative. Keseimbangan kompleks dan rumit dari pemeliharaan mikroorganisme flora vagina normal didominasi oleh genus Lactobacillius, yang secara umum mempertahankan keasaman pH vagina. Lactobacillus species merupakan mikroorganime predominant dengan jumlah sekitar 95% dari semua bakteri yang ada. Lactobacillus dipercaya untuk menyediakan pertahanan melawan infeksi, dengan mempertahankan keasaman pH vagina dan memproduksi hidrogen peroksida yang mana menghambat catalase negative dari bakteri dan memproduksi bacteriocidin, selain itu lactobacillus juga mempengaruhi perlekatan bakteri ke sel epitel vagina.

Gambar Sel Lactobacillus

Lactobacillus acidophilus telah dilaporkan untuk menjadi spesies predominan vagina. Vagina lactobacilli terisolasi dari 215 wanita yang aktif secara seksual

diidentifikasi menggunakan seluruh kromosom DNA probe untuk 20 strain Amerika Type Culture Collection Lactobacillus. kebanyakan wanita yang diinfeksi oleh L. crispatus (32%), diikuti oleh L. jensenii (23%), yang belum terdeskripsikan spesies yang ditunjuk L. 1086V (15%), L. gasseri (5%), L. fermentum (0,3%), L. oris (0,3%), L. reuteri (0,3%), L. ruminis (0,3%), dan vaginalis L. (0,3%). H2O2 diproduksi oleh 95% dari L. crispatus dan 94% dari isolat L. jensenii, dibandingkan dengan hanya 9% dari L. 1086V.

1.2 Patogenesis Bacterial Vaginosis Bacterial vaginosis disebabkan oleh faktor faktor yang mengubah lingkungan asam normal di vagina menjadi keadaan basa yang mendorong pertumbuhan berlebihan bakteri bakteri penghasil basa. Lactobacillus adalah bakteri predominan di vagina dan membantu mempertahankan sekresi vagina yang bersifat asam. Faktor faktor yang dapat mengubah pH melalui efek alkalinisasi antara lain adalah mucus serviks, semen, darah haid, mencuci vagina (douching), pemakaian antibiotic dan perubahan hormone saat hamil dan menopause. Faktor faktor ini memungkinkan meningkatnya pertumbuhan

Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis, dan bakteri anaerob. , metabolisme bakteri anaerob menyebabkan lingkungan menjadi basa yang menghambat pertumbuhan bakteri lain. Mencuci vagina (douching) sering dikaitkan dengan keluhan disuria, keputihan, dan gatal pada vagina. Pada wanita yang beberapa kali melakukan pencucian vagina (douching ), dilaporkan terjadi perubahan pH vagina dan berkurangnya konsentrasi mikroflora normal sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan bakteri pathogen yang oportunistik. Secret vagina adalah suatu yang umum dan normal pada wanita usia produktif. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel sel vagina yang terlepas dan sekesi kelenjar bartolini. Pada wanita, secret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin, dan pertahanan diri dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, secret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau bewarna kekuningan ketika mengering di pakaian, memiliki pH kurang dari 5,0 terdiri dari sel sel epitel yang matur, sejumlah normal leukosit, tanpa jamur, Tricomonas, dan tanpa clue sel. Pada bakterial vaginosis dapat terjadi simbiosis antara G. vaginalis sebagai pembentuk asam amino dan kuman anaerob beserta bakteri fakultatif dalam vagina yang mengubah asam amino menjadi amin sehingga menaikkan pH secret vagina sampai suasana yang sesuai bagi pertumbuhan G. vaginalis. Beberapa amin diketahui menyebabkan iritasi kulit dan menambah pelepasan sel epitel dan menyebabkan bau tidak sedap keluar dari vagina . basil basil anaerob yang menyertai bacterial vaginosis diantaranya Bakteriodes bivins, B. Capilosus, dan B. disiens yang dapat diisolasikan dari infeksi genitalia. G. vaginalis melekat pada sel sel epitel vagina invitro, kemudian menambahkan deskuamasi sel epitel vagina sehingga terjadi perlekatan duh tubuh pada dinding vagina. Organisme ini tidak invasive dan respon inflamasi local yang terbatas dapat dibuktikan dengan sedikitnya jumlah leukosit dalam secret vagina dan dengan pemeriksaan histopatologis. Timbulnya bacterial vaginosis dan hubungannya dengan aktivitas seksual atau pernah menderita infeksi trichomonas.

Rekurensi pada Bacterial vaginosis belum sepenuhnya dipahami namun ada 4 kemungkinan, yaitu : 1. Infeksi berulang dari pasangan yang telah ada mikroorganisme penyebab bacterial vaginosis. Laki laki yang mitra seksualnya wanita terinfeksi G. vaginalis mengandung G. vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra tetapi tidak menyebabkan uretritis pada laki laki (asimptomatik) sehingga wanita yang telah mengalami pengobatan bacterial vaginosis cenderung untuk kambuh lagi akibat kontak seksual yang tidak menggunakan pelindung. 2. Kekambuhan disebabkan oleh mikroorganisme bacterial vaginosis yang hanya dihambat pertumbuhannya tetapi tidak dibunuh. 3. Kegagalan selama pengobatan untuk mengembalikan Lactobacillus sebagai flora normal yang berfungsi sebagai protector dalam vagina. 4. Menetapnya mikroorganisme lain yang belum teridentifikasi faktor hostnya pada penderita, membuatnya rentan terhadap kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai