Anda di halaman 1dari 50

Oleh: Chrisna Ary Chandra, S.Ked. Khoirun Nisa Secsie Caesari, S.Ked. Pembimbing: dr. Slamet Sugiharto, Sp.

KK
SMF KULIT DAN KELAMIN RSUD GAMBIRAN KEDIRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN 2012

(201020401011105) (201020401011141)

Latar Belakang
Neurodermatitis Sirkumskripta atau juga dikenal sebagai liken simpleks kronikus adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumkripta, dan khas ditandai dengan likenifikasi..1,2

Etiopatogenesis dari neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui, diduga pruritus memainkan peranan karena pruritus berasal dari pelepasan mediator atau aktivitas enzim proteolitik.1

Disebutkan juga bahwa garukan dan gosokan mungkin respon terhadap stres emosional.1

Penelitian sebelumnya
Dermatofitosis Superfisialis di Poli Kulit dan Kelamin RSUD dr Soetomo pada tahun 2006 dan 2007

2006 insiden 1,26 %, terbanyak 2544 tahun 40,51%, wanita 56,96%, tidak ada pada anak-anak 2007 insiden 1,35%, terbanyak usia 25-44 tahun 34,17%, laki-laki 53,16%, anak-anak 7,59 %. 4

Berdasarkan Latar Belakang diatas


Belum didapatkannya insidensi serta gambaran penderita Neurodermatitis di RSUD Gambiran Kediri
Peneliti ingin

Mengetahui profil penderita Neurodermatitis di poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011

Rumusan Masalah
Bagaimanakah profil penderita Neurodermatitis di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Untuk mengetahui profil penderita Neurodermatitis di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari 2009 31 Desember 2011. Tujuan Khusus
Jumlah penderita Neurodermatitis
Waktu kunjungan terbanyak

Distribusi Jenis Kelamin Distribusi Usia

Manfaat Penelitian
Masyarakat
Memberikan informasi gambaran mengenai angka kejadian Neurodermatitis

Klinis
Memberikan informasi terhadap pelayanan kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.

Akademis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber data untuk penelitian berikutnya atau penelitian lebih lanjut. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang penelitian kesehatan terutama di bidang kulit dan kelamin. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dalam masyarakat, khususnya di bidang kedokteran.

Definisi
Penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas ditandai dengan likenifikasi

Sinonim
liken simpleks kronis

Epidemiologi
lebih banyak menyerang kelompok dewasa yang berusia antara 30-50 tahun, lebih sering pada wanita dibanding laki-laki dengan insidensi lebih banyak pada kelompok ras Asia dan kelompok ras asli Amerika Di Unit Rawat jalan Kesehatan Kulit kelamin RSU dr Soetomo tahun 2006 insiden 1,26 %, terbanyak 25-44 tahun 40,51%, wanita 56,96%, tidak ada pada anak-anak. Tahun 2007 insiden 1,35%, terbanyak usia 25-44 tahun 34,17%, laki-laki 53,16%, anak-anak 7,59 %. 4

Etiologi
Etiologi belum pasti
P R E S D I S P O S I S I

Faktor Ekstrinsik

Faktor intrinsik

Faktor resiko lainnya

Lingkungan

Riwayat atopik

Gigitan serangga

Psikologis

pakaian ketat dari sintetis atau woll, paparan terusmenerus alergen dan bahan iritan, keloid

Epidemiologi
Lebih banyak menyerang kelompok dewasa yang berusia antara 30-50 tahun, hal ini dikarenakan pada usia dewasa tua tidak terjadi keseimbangan sekresi sebum sehingga produksi minyak berkurang dan kulit cenderung kering.

Namun pasien yang memiliki riwayat dermatitis atopik dapat menderita Neurodermatitis sirkumskripta pada onset usia yang lebih muda, yaitu rata-rata 19 tahun.

Neurodermatitis sirkumskripta terjadi lebih sering pada wanita dibanding laki-laki dengan insidensi lebih banyak pada kelompok ras Asia dan kelompok ras asli Amerika.2,5

Patofisiologi
Stimulus untuk perkembangan neurodermatitis sirkumskripta adalah pruritus Pruritus berasal dari pelepasan mediator atau aktivitas enzim proteolitik

Keadaan ini menimbulkan iritasi kulit dan sensasi gatal sehingga penderita sering menggaruknya Sebagai akibat dari iritasi menahun akan terjadi penebalan kulit.

Liken simpleks kronis ditemukan pada regio yang mudah dijangkau tangan untuk menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan untuk menggaruk atau menggosok yang dapat mengakibatkan lesi yang bernilai klinis

Area predileksi
Ditengkuk Occiput (liken Simpleks Nuchea) Skalp Diatas alis atau kelopak mata dan periauricle Sisi leher Tungkai bawah, pergelangan kaki dan punggung kaki Paha bagian media Lengan bagian ekstensor Skrotum dan vulva

Gejala Klinis
Keluhan utama gatal dan seringkali bersifat paroximal
Pada stadium awal kelainan kulit yang terjadi dapat berupa eritem dan kelompok papul

Bagian tengah menebal, kering dan berskuama serta pinggirnya hiperpigmentasi.

Lesi juga dapat berupa plak solid dengan likenifikasi, seringkali disertai papul kecil di tepi lesi, dan berskuama tipis

Kulit yang mengalami likenifikasi teraba menebal, dengan garis-garis kulit yang tegas dan meninggi, serta dapat pula disertai eskoriasis.

Likenefikasi pada ekstensor lengan bawah

Likenefikasi pada mata kaki

Likenefikasi pada daerah tengkuk

Likenefikasi di anogenital

Diagnosis
Anamnesa

Gx klinis

Laboratorium Patch test, hitung darah, faal hati dan ginjal, tes fungsi tiroid, elechtroporesis serum, tes zat besi serum, tes kemampuan pengikatan zat besi (iron binding capacity), dan foto dada.

Histopatologis

Proliferasi dari sel schwann Neural hyperplasia. Hiperkeratosis dengan area yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang irregular, hipergranulosis dan perluasan dari papillo dermis

Diagnosa Banding
1. Dermatitis kontak alergi

2. Plak psoriasis
3. Dermatitis seboroik 4. Liken Planus 5. Dermatitis atopik
PDT SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 2005 RSU Dr. SOETOMO SURABAYA

Komplikasi
Penggarukan yang berulang-ulang infeksi atau peradangan kulit, meninggalkan jaringan parut dan perubahan warna kulit yang bertambah gelap (hiperpigmentasi)

Penatalaksanaan
1. Identifikasi penyakit yang mendasar
Bila tidak ada, terapi seperti langkah selanjutnya Bila penyakit tetap ada setelah berhasil tidak menggaruk lagi, maka perlu identifikasi klinis penyakit yang mendasarinya

2. Memperbaiki fungsi lapisan barier kulit

Mengurangi eksposure dan nerve ending Rendam duduk dengan air PAM (terutama yang mengenai daerah anogenital, badan bawah) atau pemakaian handuk basah 2030 menit setelah itu dioleskan lubrikan krim Mengurangi terkena panas, keringat dan iritasi. Memakai sabun pH netral/ pH balanced

Penatalaksanaan
3. Mengurangi inflamasi
Steroid topikal : Klobetasol salep 2-3 minggu, Betamethasone dipropionate cream 0,05%, Triamcinolone 0,025 %, 0.1%, 0.5 % atau ointment Steroid Sistemik : Prednison 40 mg/ hari-7 hari, diikuti 20 mg/ hari-7 hari, Triamsinolon 80 mg Inj IM

4. Memutuskan siklus gatalgaruk

Hydroxyzine 10-25 mg diberikan 2 jam sebelum tidur Doxepin 5% krim 3-4 x/ hari sampai maksimal 8 hari Selective Serotonin Reuptake Inhibito (SSRI) Tricyclic antidepressik agent (doxepin) 10-15 mg malam hari

Prognosis
Lesi bisa sembuh dengan sempurna. Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan pigmentasi dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan. Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional yang meningkat. Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat membantu untuk mengurangi proses likenifikasi.

Jenis Penelitian

Retrospektif Lokasi dan Waktu Penelitian


Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri Periode 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011 Populasi dan Sampel Seluruh pasien Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kota Kediri periode 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011 Seluruh penderita Neurodermatitis Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011.

Kriteria inklusi

Penderita Neurodermatitis Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011 yang datang berobat pertama kali.

Teknik Penga mbilan Sampel

Total sampling

Penderita Neurodermatitis Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri di luar periode 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011. Kriteria eksklusi

Bukan penderita Neurodermatitis yang sudah pernah berobat dan datang untuk kontrol (pasien lama). Bukan pasien Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri.

Populasi Kriteria eksklusi

Kriteria inklusi
Sampel

Data sekunder
Analisis data dan laporan Kesimpulan dan saran

Tabel 4.1Waktu kunjungan penderita Neurodermatitis tahun 2009 - tahun 2011


Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober 2009 10 7 5 13 6 7 6 18 9 12 2010 11 14 22 9 10 18 15 10 8 7 2011 18 11 27 20 11 8 11 14 9 6 Jumlah 39 32 54 42 27 33 32 42 26 25

November
Desember jumlah

12
6 111

8
16 148

3
11 149

23
33 408

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Tertinggi

Terendah

Bulan 1 2 3 4

2011
18
11 27 20 11 8 11 14

2009
10
7 5 13 6 7 6 18

Waktu Kunjungan 2009 -2011

5
6 7 8 9 10 11 12

Waktu Kunjungan Tahun 2009 - 2011


tahun 2011 37%
tahun 2009 27%

9
6 3 11 149

9
12 12 6 111

Total

tahun 2010 36%

Waktu Kunjungan berdasarkan bulan

Waktu Kunjungan berdasarkan Bulan


November Desember 8% Oktober 6% 6% September 6% Januari Waktu kunjungan Februari 10% berdasarkan Bulan 8% Maret 13%

Agustus 10% Juni Juli 8% 8% Mei 7%

April 10%

Waktu Kunjungan Tahun 2009


Waktu kunjungan tahun 2009
November 11% Oktober 11% Desember 5% januari 9% februari 6% Maret 5% April 12% Agustus 16%
Juli 5% Juni 6% Mei 6%

September 8%

Waktu kunjungan Tahun 2010


Waktu Kunjungan tahun 2010
November Desember 5% 11% Oktober 5% September 5%
Juli 10%

januari 7% februari 10%

Maret 15%

Agustus 7%

Juni 12% April 6% Mei 7%

Waktu kunjungan Tahun 2011

JENIS KELAMIN
Tabel 4.2 Jenis kelamin penderita Tinea

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan

Frekuensi Tahun 2009


55 56

Tahun Tahun 2010


70 83

Jumlah

2011
65 89 190 228

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Usia penderita Neurodermatitis tahun 2009 tahun 2011


2009 2010 0 2011 0

Jumlah
0 11 27 40 64 96 68 85 15 2

< 1 Tahun 1 10 Tahun 11 20 Tahun 21 30 Tahun 31 40 Tahun 41 50 Tahun 51 60 Tahun 61 70 Tahun 71 80 Tahun 81 90 Tahun

3
5 10 16 26 19 27 4 1

5
10 13 28 32 25 31 4 0
Sumber: Data primer yang diolah, 2012

3
12 17 20 46 34 25 7 1

96

73

Usia Penderita

Jumlah Kunjungan

Jumlah Kunjungan penderita Neurodermatitis di Indonesia berbeda pada masing-masing daerah, hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan dari hasil penelitian yang dilakukan di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Gambiran Kediri terdapat 408 kasus dengan penelitian di RSUD dr. Soetomo periode Januari-Desember tahun 2006 insiden 1,26 % dan periode Januari-Desember tahun 2007 insidenya 1,37%. Hal ini dapat disebabkan dari berbagai sebab yaitu: - faktor lingkungan - atopik - psikologis.

Waktu kunjungan
Terbanyak : Tahun 2011 dengan jumlah sebanyak 149 kasus (37 %). Penelitian di RSUD Soetomo : Terbanyak periode Januari-Desember tahun 2007 insidenya 1,37%.

Jenis Kelamin

Terbanyak :
Perempuan : 228 kasus (55%)
Sesuai = penelitian di RSUD Soetomo didapatkan

perempuan sebanyak 56,7%

secara umum perempuan >> laki-laki. Hal ini disebabkan wanita lebih cenderung mengalami gejala anxietas dan stress dibanding pria, karena pengaruh hormonal. Selain itu ada faktor seperti mengenakan pakaian dengan ketat dan berasal dari sintetis atau woll, paparan terusmenerus alergen dan bahan iritan. 2,3

Berdasarkan Usia
Terbanyak : Usia 41-50 tahun, 96 penderita (19,5%) Sesuai dengan penelitian sebelumnya di Unit Rawat jalan Kesehatan Kulit kelamin RSUD dr Soetomo tahun 2006 pada dewasa terutama di usia 30-50 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia dewasa tua tidak terjadi keseimbangan sekresi sebum sehingga produksi minyak berkurang dan kulit cenderung kering.5

Kesimpulan
Jumlah total kunjungan penderita Neurodermatitis pada periode Januari 2009 sampai Desember 2011 adalah sebanyak 408 kasus.

Waktu kunjungan penderita Neurodermatitis pada periode Januari 2009 sampai Desember 2011 terbanyak adalah pada tahun 2011, yaitu sebanyak 149 kasus (37%).
Karakteristik Neurodermatitis berdasarkan jenis kelamin, terbanyak pada perempuan sebanyak 228 kasus (55%).

Karakteristik Neurodermatitis berdasarkan usia, terbanyak pada kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 96 kasus (23,5%).

Saran
Dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya, untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap kejadian Tinea.

Untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan metode pengambilan rekam medik disarankan untuk melakukan persiapan yang lebih matang dan data yang lebih detail agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat di butuhkan untuk peneliti sebagai acuan pembuatan karya tulis selanjutnya.

1.

2.

3.

4.

Holden AC,Berth-jones J. in : Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, Editors.Rooks textbook of dermatology; Eczema, prurigo, lichenification, and erithroderma.7th.Italy :Blackwell scienc:2004.P. 1741-1743 Soter NA. Numular Eczema and Lichen Simpleks Chronicus/Prurigo Nodularis in : FreedbergIM, Eizen AZ, Wollf K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, eds.Fitzpatricks Dermatology in General Medicine.7thed. New York : Mc. Graw Hill ; 2003. p. 158-162 Pakistan association, Linchen Simpleks Kronikus.Dermatology.2006; 16:60, 62-64. Cited on October 7th2011. Available at http://indianjmedsci.org/journal /1123423-overview#showall Unit Rawat jalan kesehatan Kulit dan Kelamin RSU dr. Soetomo. Laporan tahunan 2006-2007

5. 6.

7.

8.

Anderws.Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 9thed. Philadelphia(USA) ; 2000.p.58, 69-94 Hogan JD. Lichen Simplex Chronicus. Cited on October 7th2011. available athttp://emedicine.medscape.com/article/1123423overview#showall Rajalakshmi R, Thappa DM, Jaisankar TJ, et al. Lichen simplexchronicus of anogenital region: A clinico-etiological study.I ndian J Derma t ol Venereol Leprol 2011 Jan-Feb; 77(1):28-36. Gulsum Gencoglan et al. Therapeutic Hotline: Treatment of prurigonodularis and lichen simplex chronicus with gabapentin. Dermatologic Therapy Volume 23, Issue 2, March/April 2010:194198 .

9. 10.

11.

12.

13.

14.

Habif TP.Clinical Dermatology. 4th ed. Edinburgh : Mosby ; 2004. p. 54-65 Hunter John, John Savin, Marck Dahl editors.Clinical dermatology: eczema and dermatitits.3rd edition Blackwell publishing 2002.p.70 Elder DE, Elenitsas R, Johnson BL, Murphy GF. Lichen Simpleks Chronicus inLevers Histophatology of The Skin. 9thed. Philadelphia : A Wolters Kluwer Company ; 2005. p. 250 Champion RH, Burton JL, Ebling FJG.Textbook of Dermatology 5th ed. London BlackwellScientific Publications ; 1992. p. 578-580 Zaidi Zohra, Lanigan SW.Dermatology in Clinical Practice;Lichen Simpleks Chronicus.United Kingdom: Springer Wien New York; 2010.p.174-176 Samuel Selden. Medscape. Seborrheic Dermatitis. Cited on October 7th

15. Hertl Michael,Autoimmun Disease of the Skin.3rd edition.

Germany: Springer Wien New York:2011.p.373-388 16. Ring. J. Przybilla B, Ruzicka T,Handbook of Atopic Eczcema 2nd edition. Germany: SpringerWien New York: 2006.p.3-7 17. Hogan JD. Lichen Simplex Chronicus. Cited on October 7th2011. Available :http://emedicine.medscape.com/article/1123423-treatment 18. Lotti T, Buggiani G & Prignano F. Prurigo nodularis and Lichen simplex chronicus. Dermatol Ther. 2008; 21:42-46

Anda mungkin juga menyukai