Anda di halaman 1dari 97

90

Desain & RAB Gedung Sekolah TK (Dinding bata)

Penulis: Sudarmanto

Editor: Bagus Saputra

Desain Isi dan Sampul: Alexander Kadola

Penerbit:

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Provinsi Kalimantan Tiimur


Jl. Kadrie Oening No. 96 A/ IVA Telp:(0541) 742 350 Fax : 741595

Cetakan I

ISBN .

Prakata

Telah lama kami sadari bahwa transfer knowledge ilmu teknik bangunan kepada masyarakat desa terutama kader teknik dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) sangatlah masih minim bahkan cenderung dapat dikatakan menggantang asap atau jauh dari sasaran / harapan pemerintah. Hal

ini dikarenakan selain sulitnya ilmu tersebut yang notabene mahasiswa saja harus menyelesaikan dalam kurun waktu 5 tahun sedangkan para Kader Teknik yang diwajibkan mencerna dan menguasai ilmu itu mempunyai rata rata pendidikan hanya SLTA belaka bahkan masih banyak merupakan lulusan SLTP. Melihat permasalahan tersebut sangatlah dibutuhkan sebuah panduan atau cara praktis guna mempermudah penyampaian ilmu mendesain sebuah bangunan infrastuktur pedesan ( baik jalan, jembatan, air bersih maupun listrik desa, dlsb) yang mudah dipahami oleh masyarakat khususnya kader teknik di pedesaan. Berangkat dari kasus ini, penulis yang pernah menjadi Kader Teknik tahun 2000-2002 berusaha semaksimal mungkin untuk membantu para Kader Teknik di seluruh Indonesia dengan membuat buku Seri Infrastruktur Pedesaan yang salah satu bukunya berjudul Desain dan RAB Gedung Sekolah (Dinding bata). Buku dirancang dengan bahasa yang sangat mudah dicerna disertai gambar-gambar yang komunikatif dan dipadu langkah-langkah praktis merancang sebuah bangunan infrastruktur pedesaan, InsyaAllah pembaca akan sangat mudah mencerna dan memahaminya. Dukungan penuh telah diwujudkan oleh Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPM-PD) Provinsi Kalimantan Timur dengan telah bersedia mencetak dan memperbanyaknya, sehingga buku ini berhasil diterbitkan dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Buku ini ditulis dan diperbanyak untuk dipersembahkan kepada Seluruh Kader Teknik di Wilayah Republik Indonesia yang merupakan Ujung Tombak Pembangunan Infrastruktur Pedesaan, semoga berguna bagi kemajuan pembanguna Provinsi Kalimantan Timur khususnya maupun Indonesia umumnya.

Namun buku ini tidak aka nada artinya, jika para Kader Teknik masih mengandalkan Fasilitator Teknik (FT) Kecamatan dalam mengerjakan Desain dan RAB. FT bukan sebagai pemain inti dalam pembuatan Desain dan RAB. Penulis memohon agar para Kader Teknik dengan percaya diri dan berniat mau untuk mengerjakan sendiri Desain dan RAB dan dikonsultasikan kepada FT Kecamatan. Berlatih berlatih dan berlatih adalah kunci keberhasilan dalam menggunakan dan memakai buku ini. Harapan kami adalah para kader teknik dapat menjadi sumber daya manusia yang handal dan professional dalam mendesain sebuah bangunan infrastruktur pedesaan. Kader Teknik mampu menghasilkan dokumen perencanaan yang sempurna dan layak dijadikan acuan dalam aplikasi di lapangan sehingga akan menghasilkan bangunan berkualitas, jauh dari indikasi penyimpangan dana, mark up harga, ataupun rekayasa pembengkakan biaya. Manusia adalah tempatnya khilaf dan kurang kesempurnaan, demikian juga halnya dengan penulis yang masih banyak kekurang lengkapan dalam menyajikan dan menyusun buku ini, mohon dengan sangat para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi terwujudnya kesempurnaan.

Sangatta, 9 September 2011

Sudarmanto

Daftar Isi

Prakata Daftar Isi

1. Survey Lapangan 2. Gambar Teknik 3. Menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan, Alat dan Upah 4. Rencana Anggaran Biaya & Rekapitulasi Biaya 5. Time scedule

Daftar Pustaka Lampiran (Desain & RAB) Biodata Penulis

1.Survey Lapangan

Survey lapangan adalah kunjungan langsung ke lokasi rencana usulan kegiatan yang akan dirancang untuk dibuat RAB Desainnya. Tidak mungkin merancang sebuah bangunan tanpa meninjau lokasi yang akan dibangun, karena seorang estimator/perancang harus mengetahui secara mendetail kondisi tempat atau lokasi yang akan dibangun. Tujuannya adalah agar dapat menentukan jenis bangunan yang cocok atau sesuai dengan kondisi lapangan. Ada 2 survey yang wajib mesti dilakukan, yaitu Survey Lokasi bangunan yang akan didirikan bangunan dan Survey Harga Material Bahan Bangunan, alat dan Upah Pekerja dan Tukang. 1. Pelaku Survey Lapangan Siapakah yang akan melakukan Survey Lapangan? Seorang Kader Teknik harus memahami seluk beluk perencanaan Desain RAB termasuk Survey Lapangan, karena di

tangan Kader Teknik (KT) tugas yang mulia ini dilakukan. Survey Lapangan minimal dilakukan oleh 7 orang, yang beranggotakan Kader Pembangunan Masyarakat, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kasi PMD Desa, BPD, LPM, dan beberapa tokoh masyarakat yang berasal dari lokasi yang akan dibangun. Dari 7 orang surveyor ini mempunyai tugas yang berbeda-beda. Secara rinci tugas dari masing-masing ke-7 orang ini adalah: 1. Ketua Survey Lapangan Sebelum benar-benar melakukan kunjungan ke lokasi survey, Ketua Survey harus menyelenggarakan rapat terlebih dahulu dengan ke 7 anggotanya. Tujuan rapat ini adalah untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibutuhkan disaat melakukan Survey Lapangan. Tugas ketua secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Memimpin survey lapangan; 2. Membagi tugas kepada anggotanya; 3. Bertanggungjawab terhadap hasil survey , misal panjang, lebar, dan tinggi; 4. Sebagai juru foto 0% di 3 titik; 5. Sebagai tukang tulis patok saat dilakukannya Survey Lapangan; 6. Dengan bantuan kalkulator menghitung Volume Galian dan Timbunan. 7. Menentukan item-item pekerjaan; 8. Menentukan judul bangunan yang direncanakan; 9. Menentukan solusi atas masalah dampak negatif terhadap lingkungan; 10. Menggunakan kompas untuk menentukan arah trase jalan..

2. Juru Gambar Tugas juru gambar antara lain:

1. Membekali diri dengan mempersiapkan format-format yang harus diisi, seperti: format Penanganan Masalah Dampak Negatif Terhadap Lingkungan, format skets kondisi tanah asli, dll; 2. Membekali diri dengan alat tulis seperti: pinsil, penghaspus, kertas HVS kwarto 80 gram, wood board, polpen, kalkulator, dll; 3. Membuat Gambar Skets pada saat di lapangan, gambar berupa: denah , galian, timbunan, penampang jalan, gambar potongan, gambar detail, gorong-gorong, talud,dll; 4. Menghitung Volume Galian dan Timbunan; 5. Mengisi Analisa Dampak Negatif Terhadap Lingkungan;

3. Pembawa Meteran Tugas Pembawa Meteran adalah: 1. Mempersiapkan diri dengan membawa meteran sepanjang @ 50 m dan @ 5m; 2. Membawa dan menggunakan meteran pada saat survey; 3. Bertanggung jawab terhadap kebenaran ukuran bangunan yang akan direncanakan seperti panjang, lebar, tinggi; 4. Menyampaikan ukuran kepada Ketua Survey dan Juru gambar.

4. Penarik Meteran 1. Menarik Meteran dari satu patok ke patok lain; 2. Bertanggung jawab terhadap kebenaran ukuran bangunan yang akan direncanakan seperti panjang, lebar, tinggi; 3. Menyampaikan ukuran kepada Ketua Survey dan Juru gambar.

5. Pembawa Patok Tugas Pembawa Patok adalah: 1. Mempersiapkan diri dengan cara membuat patok dari bahan kayu/bambu yang di cat setinggi 0,5 m; 2. Membawa patok ke lokasi survey maupun ke sepanjang lokasi survey; 3. Menancapkan patok pada lokasi yang ditentukan seperti pada sudut ataupun letak masing masing ruang pada sebuah denah bangunan; 4. Bersama ketua memberi tulisan dan menandai patok sebagai penanda sudut ataupun letak masing masing ruang pada sebuah denah bangunan.

6. Logistik (Pembawa Makanan & Minuman) Tugas Logistik adalah: 1. Mempersiapkan diri dengan berbelanja perbekalan makanan dan minuman; 2. Membawa makanan dan minuman saat survey, terutama saat survey di tengah hutan maupun tempat yang jauh dari pemukiman. . 7. Tukang Survey Harga Tugas Tukang Survey Harga adalah: 1. Menyiapkan blangko survey harga; 2. Melaporkan hasil survey harga kepada Ketua Survey Lapangan.

B. Waktu Survey Lapangan Kapan Survey Lapangan dilakukan? Survey Lapangan dilakukan pada awal melakukan penyusunan Desain dan RAB. Jangan sampai survey dilaksanakan setelah rancangan bangunan sudah jadi, hal ini akan menyebabkan ketidak cocokan bangunan dengan kondisi lapangan yang ada, baik ukuran, bentuk bangunan, maupun bangunan pendukung yang dibutuhkan serta analisa dampak negatif terhadap lingkungan.

C. Tempat Survey Lapangan Survey lapangan dilakukan di rencana bangunan yang akan dibangun. Selain itu juga kondisi lapangan di sekitarnya yang dimungkinkan berimbas pada dampak negatif terhadap lingkungan.

D. Manfaat Survey Lapangan Survey lapangan perlu dilakukan dengan manfaat: 1. Agar mendapatkan data perencanaan seakurat mungkin sehingga bangunan yang akan dibangun benar benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan; 2. Agar dapat merencanakan pembangunan sesuai dengan kaidah teknik yang berlaku; 3. Agar mampu mendeteksi atau menganalisa dampak negatif bangunan yang akan dibangun terhadap lingkungan di sekitarnya.

E. Praktek Survey Lapangan

Bagaimanakah melakukan praktek Survey lapangan? Setelah komposisi tim lengkap 7 orang, langkah langkah yang harus dilakukan oleh Tim Survey Lapangan adalah sebagai berikut: 1. Rapat Koordinasi untuk melengkapi bahan dan alat yang harus dibawa pada saat Survey Lapangan sesuai dengan tupoksi masing masing anggota; 2. Setelah dirasa siap (fisik, bahan dan alat), tentukan hari dan tanggal Survey Lapangan; 3. Kunjungan Survey Lapangan benar-benar dilakukan pada hari dan tempat yang telah ditentukan; 4. Lakukan Pengukuran sesuai dengan lokasi yang akan direncanakan. 5. Patok ukuran bangunan yang akan dibangun beserta ruang yang akan dibuat seperti kamar, ruang tamu, dapur , kamar mandi, dll; 6. Mendata bangunan lama (exixting) di sekitarnya seperti tinggi, lebar panjang, model bangunan, cat, keramik, jendela, pintu,dll dengan tuujuan agar perencanaan bangunan baru dapat menyesuaikan bangunan lama. 7. Lakukan gambar skets untuk bangunan utama dan bangunan pendukung seperti saluran, talud, kamar mandi luar, tempat parkir, tempat sampah, dlsb. 8. Isi format format Penanganan Masalah Dampak Lingkungan Form. 20; 9. Buatlah skets gambar denah dan tentukan ukuranya; 10. Buatlah skets gambar tampak dan tentukan ukurannya (Bangunan utama maupun pelengkap seperti tempat parkir, bak sampah, kamar mandi luar,dll); 11. Buatlah skets gambar potongan dan tentukan ukuranya (Bangunan utama maupun pelengkap); 12. Buatlah skets gambar detail dan tentukan ukurannya (Bangunan utama maupun pelengkap); 13. Setelah dirasa cukup, simpan berkas Survey Lapangan dengan baik.

F. Penyusunan Dokumen Survey Adakan pertemuan di salah satu rumah tim survey untuk mereview / memantapkan kembali dokumen survey sebelum melangkah lebih lanjut untuk menghitung volume pekerjaan. Kita ulang kembali dokumen dokumen atau produk hasil kita melakukan kunjungan Survey Lapangan adalah: 1. Skets Gambar Denah lengkap dengan ukurannya; 2. Skets Gambar Tampak (Depan, Belakang, Samping kanan, dan Samping kiri) lengkap dengan ukurannya (Bangunan utama maupun pelengkap); 3. Skets Gambar Potongan Lengkap dengan ukurannya (Bangunan utama maupun pelengkap); 4. Skets Gambar Detail lengkap dengan ukurannya (Bangunan utama maupun pelengkap); 5. Skets Kondisi Tanah Asli 6. Perhitungan Volume Galian dan Timbunan 7. Penanganan Masalah Dampak Lingkungan Form. 20;

2. Gambar Teknik

Gambar Teknik menunjukkan rencana yang harus diterapkan dan menjadi gambar acuan bagi para pelaksana di lapangan. Sementara yang terjadi selama ini, gambar

teknik banyak yang diabaikan, baik ukuran maupun bentuk gambarnya, akibatnya pelaksanaannya sering melenceng dari rencana. Pelaksanaan yang sering melenceng antara lain: bentuk gambar, ukuran, koefisien campuran,dll. Hal ini disebabkan karena gambar teknik tidak berfungsi secara baik dan benar, gambarnya kurang lengkap baik item-item pekerjaan maupun notasi-notasinya. Agar gambar teknik menghasilkan gambar yang sempurna, maka seorang Kader Teknik` harus mampu menggambar dengan baik dan benar. Gambar teknik yang baik dan benar adalah gambar teknik yang lengkap dan jelas. Gambar Teknik yang lengkap harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Gambar Peta Sketsa Desa

2. Gambar Denah

3. Gambar Tampak Gambar tampak adalah gambar mengenai tampak (Depan, Belakang, Samping Kiri, Samping Kanan) bangunan yang diinginkan setelah dibangun.

4. Gambar Potongan (Minimal 2 potongan); 5. Gambar Detail Gambar Teknik yang jelas harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Item Pekerjaan beserta ukuran spesifikasinya yang dihitung berdasarkan Analisa Harga Satuan yang dipakai untuk acuan,nya, misalnya : Pekerjaan Beton 1pc:3ps:6kr, Pasangan batu belah 1pc:4ps; 2. Lengkapi notasi notasi gambar, baik pada posisi vertikal maupun posisi horisontal.

Gambar Denah Pondasi

Gambar Detail Pondasi

Gambar Denah Atap

Gambar Detail Kuda-kuda

Gambar Kusen Pintu & Jendela

Langkah-langkah menggambar teknik sebagai berikut: 1. Persiapkan terlebih dahulu alat tulis menggambar teknik yaitu Boxi 0,3, 0,2 dan 0,1 ( akan lebih baik jika menggunakan Rapido Setler), pinsil , mistar, dan penghapus; 2. Salinlah dengan pinsil terlebih dahulu sumber gambar yang berasal dari gambar skets yang ada di Take Of Sheet, bukan gambar skets yang ada dalam survey ke dalam lembar gambar RAB Desain dan lengkapi dengan item pekerjaan dan notasi notasinya 3. Setelah dirasa cukup benar tebalkanlah gambar anda dengan menggunakan boxi, gambar ditebalkan dengan boxi yang ukuran besar, sedangkan garis keterangan menggunakan boxi yang ukurannya lebih kecil;

4. Lengkapi judul gambar, baik yang ada dalam lembar gambar maupun dalam kotak Keterangan (cop gambar) yang berada di posisi sebelah kanan; 5. Lengkapi nama dan tanda tangan stakeholder yang berkompeten.

3. Hitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan, Alat & Upah

A. Menentukan item pekerjaan

Sebelum menghitung volume pekerjaan, kita harus menentukan terlebih dahulu itemitem pekerjaan bangunan Gedung Sekolah (Dinding bata merah) yang kita rancang. Item-item pekerjaan yang akan kita hitung volumenya antara lain sebagai berikut: 1. Pembersihan lokasi 2. Pekerjaan bouwplank 3. Pekerjaan Galian Tanah biasa 4. Pekerjaan Pancang kayu ulin 10/10 @ 2 m bawah pondasi 5. Pekerjaan Pondasi Batu kali 1PC:4 PS 6. Pekerjaan Urugan 7. Pekerjaan Beton Bertulang (sloof, kolom & ringbalk) K-175 8. Pekerjaan Dinding bata merah 1PC:4PS 9. Pekerjaan Plesteran 1PC : 4 PS Tebal 3,5 cm 10. Pekerjaan Acian Plesteran 11. Pekerjaan Pasang Kusen Pintu dan Jendela 12. Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela 13. Pekerjaan Kuda Kuda 14. Pekerjaan Kayu Nok dan Gording 15. Pekerjaan Kaso dan Reng 16. Pekerjaan Penutup Atap 17. Pekerjaan Bubungan 18. Pekerjaan Listplank 19. Pekerjaan Plafon ukuran rangka 60 x 120 cm 20. Pekerjaan List Plafong kayu 21. Pekerjaan Lantai Keramik Polos 30 x 30 cm 22. Pekerjaan Pasang 1 Titik stop Kontak 23. Pekerjaan Pasang 1 Titik Lampu 24. Pekerjaan Pasang 1 buah Lampu SL 25. Pekerjaan Pasang 1 buah Lampu TL 26. Pekerjaan Kait angin Pintu

27. Pekerjaan Pegangan Pintu 28. Pekerjaan Pasang Kait angin Jendela 29. Pekerjaan Pasang Kaca daun Jendela 30. Pekerjaan Pasang Sloot Jendela 31. Pekerjaan Pasang Pegangan Jendela 32. Pekerjaan Pasang Kait Angin Jendela 33. Pekerjaan Cat Tembok 34. Pekerjaan Cat Kayu

B. Menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan, Alat dan Upah Pengetahuan untuk menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan, alat & Upah cukup dengan menggunakan perhitungan matematika sederhana, yang dapat dirinci menjadi 5 macam rumus, yaitu:

Rumus 1 :

Panjang = Panjang m1

Luas =( Panjang x Lebar ) m2


Rumus 2:

Rumus 3:

Volume = ( Panjang x Lebar x Tinggi ) m3

Rumus 4 :

Titik

Rumus 5:

Langsam

Rumus 1 ( In put M1): Dipakai untuk volume pekerjaan yang sifatnya dominan memanjang dengan satuan m1, contohnya: lisplangk, listplafon, instalasi pipa, bubungan genting, instalasi kabel dan nok genteng.

Rumus 2 ( In put M2): Dipakai untuk menghitung luas, karena ketebalannya tipis sekali, misalnya : luas plesteran, luas atap, luas lantai, luas plafond, dll.

Rumus 3 ( In put M3): Digunakan untuk menghitung volume pekerjaan yang mempunyai volume dengan satuan m3, contoh: pasangan batu kali, kusen kuda kuda-kuda, beton cor, dll.

Rumus 4 (In Put Titik)

Digunakan untuk menghitung volume pekerjaan yang berdasarkan titik saja, contoh: titik pancang, titik lampu, dll.

Rumus 5 ( In Put Langsam) Digunakan untuk menghitung volume pekerjaan yang sulit diprediksi harganya, contoh: pengeboran sumur artesis, septic tank lengkap, dll.

Lebih jelasnya untuk menjelaskan ke-5 rumus tersebut dapat dilihat dari Contoh Penggunaan Analisa dari kelima rumus sebagai berikut:

Sebelum menghit ung volume pekerjaa n seorang estimato r harus memiliki modal awal berupa gambar sketsa, yaitu: gambar denah, gambar

tampak, gambar potongan dan gambar detail. Dan jangan lupa alat tulis menulis
seperti: polpen, kalkulator, penggaris,dll. Gunakan lembar Take Of Sheet (TOS) untuk menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan,Alat & Upah. Terlebih dahulu mengisi identitas kegiatan yang meliputi: nama desa, kecamatan, kabupaten, jenis pekerjaan, volume dan lokasi kegiatan. Pengisian identitas kegiatan dapat dilihat pada contoh di bawah.

Langkah-langkah menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan, alat dan Upah untuk Bangunan Gedung Sekolah (Dinding bata merah) adalah sebagai berikut: 1. Pembersihan lokasi Pembersihan lokasi menggunakan

Rumus 2 (In Put M2), dimana


sumber inputnya adalah luas ( m2 ) lokasi pekerjaan yang akan digarap. Berdasarkan luas tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa Pekerja untuk menghitung Kebutuhan Upah. Luas = P x L = 14 m x 7 m = 98 m2. Kebutuhan upah pekerja = Luas x koefisien Analisa 1 m2

Pembersihan lokasi = 98 m2 x 0,1 = 9,8 Hari Orang Kerja (HOK). Untuk lebih jelasnya secara detail dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

2. Pekerjaan Bowplank Merupakan kegiatan awal yang sangat menentukan akurasi atau ketepatan desain awal sebuah bangunan. Untuk bangunan yang lebih rumit dibutuhkan alat ukur seperti theodolit dan waterpass. Bahan bangunan yang dipakai adalah kayu kaso 4/6 dan papan 2/20. Pekerjaan Bowplank menggunakan Rumus 1(In Put

M1), dengan sumber inputnya adalah panjang ( m1 ) bowplank yang akan


dikerjakan. Berdasarkan panjang tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa kayu, paku, papan, pekerja dan tukang untuk menghitung kebutuhan bahan dan upahnya. Panjang bowplank = (2 x 14 + 3 x 7 ) = 49 meter. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien analisa 1 m1 Pekerjaan

bowplank) x Panjang bowplank. Untuk lebih jelasnya secara detail


perhitungan analisa kebutuhan bahan,alat dan upah dapat dilihat pada lembar

Take Of Sheet di bawah ini:

3. Volume Galian Tanah untuk Pondasi Jenis Pondasi menentukan Penampang Pondasi, apakah berbentuk trapezium ataupun persegi. Berbeda juga penampangnya untuk galian yang bebas dari tanah orang lain dengan galian yang bersinggungan dengan tanah orang lain. Untuk tanah bebas, gunakan bentuk penampang trapezium sedang untuk tanah bersinggungan, gunakan penampang vertical di bagian tanah yang bersinggungan. Volume Galian Tanah untuk pondasi menggunakan Rumus 3(In Put m3), dengan sumber inputnya adalah volume galian tanah yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3 Galian Tanah Biasa. Volume Galian tanah = Panjang Galian x Luas Penampang Galian = 49 m x ( 0,5 m x 0,7 m) = 17,15 m3. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3 Galian Tanah x Volume Galian. Kebutuhan Pekerja= 0,75 x 17,15 m3 = 12,86 HOK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

4. Pancang Tiang ulin bawah pondasi Pancang tiang ulin bawah pondasi menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah titik ( bh ) jumlah tiang pancang ulin yang akan digarap. Berdasarkan titik tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa Kayu, Tukang dan Pekerja untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah tiang pancang = ( Panjang Pondasi : Jarak Antar Titik ) + 1 = ( 49 m :1,5 m) + 1 = 33 + 1 = 34 titik tiang pancang. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Pancang Ulin 10/10 @ 2m ) x Jumlah Titik Tiang Pancang. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

5. Pekerjaan Pondasi Batu kali 1PC: 4 PS Volume Pondasi Batu kali menggunakan

Rumus 3(In Put m3), dengan sumber


inputnya adalah volume Pondasi Batu kali itu sendiri dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan Pondasi Batu kali 1PC: 4 PS. Volume Pekerjaan Pondasi Batu kali = Panjang Pondasi batu kali x Luas Penampang Pondasi = 49 m x ( (0,3m+0,5m) / 2 x 0,7m ) = 13,72 m3. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m3 Pondasi Batu kali 1PC:4PS) x Volume Pondasi Batu kali. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

6. Pekerjaan Urugan

Volume Pekerjaan Urugan untuk pondasi menggunakan Rumus 3(In Put m3), dengan sumber inputnya adalah volume Pekerjaan Urugan yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan Urugan. Volume Urugan = Luas Penampang Urugan x Panjang Urugan = 2 x ( x 0,5 m x 0,7 m) = 17,15 m3. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3 Urugan Tanah x Volume Urugan. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

7. Pekerjaan Beton Bertulang 1Pc:2Ps:3Kr Volume Pekerjaan Beton Bertulang menggunakan Rumus 3(In Put m3),

dengan sumber inputnya adalah volume Pekerjaan Beton Bertulang (sloof, kolom, ringbalk, & gunungan) yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan Beton Bertulang. Volume Beton Bertulang = Luas Penampang Beton Bertulang (sloof, kolom, ringbalk, & gunungan) x Panjang Beton Bertulang (sloof, kolom, ringbalk, &

gunungan). Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3 Beton Bertulang x Total Volume Beton bertulang. Untuk lebih detailnya menghitung volume beton bertulang masing masing, yaitu sloof, kolom, ringbalk dan gunungan serta menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

8. Pekerjaan Dinding Bata Merah 1PC:4PS Pekerjaan Dinding Bata Merah menggunakan

Rumus 2 (In Put M2), dimana sumber


inputnya adalah luas ( m2 ) Dinding Bata Merah yang akan digarap. Luas dinding adalah luas seluruh dinding baik tampak muka, belakang, samping kanan, samping kiri, gunungan yang sudah dikurangi dengan luasan daun pintu dan jendela. Luas Dinding Bata Merah akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Dinding Bata Merah 1PC:4PS. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m2

Pekerjaan Dinding bata merah 1PC:4 PS x Luas dinding. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

9. Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Plesteran menggunakan Rumus 2

(In Put M2), dimana sumber inputnya adalah


luas ( m2 ) Dinding Plesteran yang akan digarap. Luas Plesteran adalah 2 (dua) kali luas seluruh dinding baik tampak muka, belakang, samping kanan, samping kiri, gunungan yang sudah dikurangi dengan luasan daun pintu dan jendela. Luas Dinding Plesteran akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Plesteran. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Plesteran 1PC:4 PS Tebal 3,5 cm ) x Luas Plesteran. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

10. Pekerjaan Acian Pekerjaan Acian menggunakan Rumus 2 (In Put M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Dinding Acian yang akan digarap. Luas acian adalah 2 (dua) kali luas seluruh dinding baik tampak muka, belakang, samping kanan, samping kiri, gunungan yang sudah dikurangi dengan luasan daun pintu dan jendela. Luas Acian akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Acian. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Acian) x Luas Acian. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

11. Pekerjaan Pasang Kusen Pintu dan Jendela Volume Pekerjaan Pasang Kusen Pintu dan Jendela menggunakan Rumus 3(In

Put m3), dengan sumber inputnya adalah


volume Pekerjaan Pasang Kusen Pintu dan Jendela yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan Pasang Kusen Pintu dan Jendela. Volume Pasang Kusen Pintu dan Jendela = Luas Penampang Kusen Pintu dan Jendela x Panjang Kusen Pintu dan Jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3 Pasang Kusen Pintu dan Jendela x Total Volume Pasang Kusen Pintu dan Jendela. Untuk lebih detailnya dalam menghitung volume kusen pintu dan jendela serta

kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

12. Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela menggunakan Rumus 2 (In Put

M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Daun Pintu dan Jendela yang
akan digarap. Luas Pasang Daun Pintu dan Jendela adalah total luas daun pintu dan jendela. Luas Daun Pintu dan Jendela akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela) x Luas Daun Pintu dan Jendela. Untuk lebih detailnya menghitung luas daun pintu dan jendela serta menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

13.Pekerjaan Kuda Kuda Volume Pekerjaan Kuda Kuda menggunakan Rumus 3(In Put m3), dengan sumber inputnya adalah volume Pekerjaan Kuda Kuda yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan Kuda Kuda. Volume Pasang Kuda Kuda = Panjang Seluruh kayu kuda kuda yang digunakan x Penampang Kayu kuda-kuda. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan Kuda kuda x Total Volume Kayu Kuda-kuda. Untuk lebih detailnya dalam menghitung volume kayu kuda-kuda serta kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

14. 14.Pekerjaan kayu nok dan gording Volume Pekerjaan kayu nok dan gording menggunakan Rumus 3(In Put m3), dengan sumber inputnya adalah volume Pekerjaan kayu nok dan gording yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan kayu nok dan gording.

Volume Pekerjaan kayu nok dan gording = Panjang Seluruh kayu kayu nok dan gording x Penampang Kayu kayu nok dan gording. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan kayu nok dan gording x Volume Kayu nok dan gording. Untuk lebih detailnya dalam menghitung volume kayu nok dan gording serta kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

15. 15.Pekerjaan Rangka Atap (Kaso +Reng) Pekerjaan Rangka Atap (Kaso +Reng) menggunakan Rumus 2 (In Put M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Rangka Atap (Kaso +Reng) yang akan digarap. Luas Rangka Atap (Kaso +Reng) adalah total luas seluruh rangka atap termasuk atap teras. Luas Rangka Atap (Kaso +Reng) akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Rangka Atap (Kaso +Reng). Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang Rangka Atap (Kaso +Reng)) x Luas Rangka Atap (Kaso +Reng). Untuk lebih detailnya menghitung luas Rangka Atap (Kaso +Reng) serta menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take

Of Sheet di bawah ini:

16.Pekerjaan Penutup Atap Pekerjaan Penutup Atap (Kaso +Reng) menggunakan Rumus 2 (In Put M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Penutup Atap yang akan digarap. Luas Penutup Atap adalah total luas seluruh rangka atap termasuk atap teras. Luas Penutup Atap akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Penutup Atap. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang Penutup Atap) x Luas Penutup Atap. Untuk lebih detailnya menghitung luas Penutup Atap serta menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

17.Pekerjaan Bubungan

Pekerjaan Bubungan menggunakan Rumus 1(In Put M1), dengan sumber inputnya adalah panjang ( m1 ) bubungan yang akan dikerjakan. Berdasarkan panjang tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa Pekerjaan bubungan untuk menghitung kebutuhan bahan dan upahnya. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien analisa 1 m1 Pekerjaan bubungan) x Panjang bubungan. Untuk lebih jelasnya secara detail perhitungan analisa kebutuhan bahan,alat dan upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

18.Pekerjaan Listplank Pekerjaan Listplank menggunakan Rumus 1(In Put M1), dengan sumber inputnya adalah panjang ( m1 ) listplanknya yang akan dikerjakan. Berdasarkan panjang tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa Pekerjaan listplank untuk menghitung kebutuhan bahan dan upahnya. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien analisa 1 m1 Pekerjaan listplank) x Panjang listplank. Untuk lebih jelasnya secara detail perhitungan analisa kebutuhan bahan,alat dan upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

19.Pekerjaan Plafon ukuran rangka 60 x 120 cm2

Pekerjaan Plafon menggunakan Rumus 2 (In Put M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Plafon yang akan digarap. Luas Plafon adalah total luas seluruh plafon termasuk plafon teras. Luas Plafon akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Plafon 60 x 120 cm2. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Plafon 60 x 120 cm2) x Luas Plafon. Untuk lebih detailnya menghitung luas Plafon serta menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

20. Pekerjaan List Plafon kayu Pekerjaan List Plafon kayu menggunakan Rumus 1(In Put M1), dengan sumber inputnya adalah panjang ( m1 ) List Plafon kayu yang akan dikerjakan. Berdasarkan panjang tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa Pekerjaan List Plafon kayu untuk menghitung kebutuhan bahan dan upahnya. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien analisa 1 m1 Pekerjaan List Plafon kayu ) x Panjang List Plafon. Untuk lebih jelasnya secara detail perhitungan analisa kebutuhan bahan,alat dan upah dapat dilihat pada lembar

Take Of Sheet di bawah ini:

20. Pekerjaan Lantai keramik polos 30 x 30 cm Pekerjaan Lantai keramik polos 30 x 30 cm menggunakan Rumus 2 (In

Put M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Lantai keramik polos 30

x 30 cm yang akan digarap. Luas Lantai keramik adalah total luas seluruh
lantai keramik termasuk lantai teras. Luas Lantai keramik akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Lantai keramik polos

30 x 30 cm. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2


Pekerjaan Lantai keramik polos 30 x 30 cm) x Luas Lantai keramik. Untuk lebih detailnya menghitung luas Lantai Keramik serta menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

22.Pekerjaan Pasang 1 titik stop kontak

Pasang 1 titik stop kontak menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah titik stop kontak yang akan digarap. Berdasarkan titik tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik stop kontak untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik stop kontak dihitung berdasarkan kebutuhan titik stop kontak di setiap ruangan. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Stop Kontak ) x Jumlah Titik Stop Kontak. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

23.Pekerjaan pasang 1 titik lampu Pasang 1 titik lampu menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah titik lampu yang akan digarap. Berdasarkan titik lampu tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik lampu untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik lampu dihitung berdasarkan kebutuhan titik lampu di setiap ruangan. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Lampu ) x Jumlah Titik Lampu. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

24.Pekerjaan Pasang 1 buah lampu SL Pasang 1 buah lampu SL menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah lampu SL yang akan digarap. Berdasarkan titik lampu SL tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik lampu SL untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik lampu dihitung berdasarkan kebutuhan titik lampu SL di setiap ruangan. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Lampu SL) x Jumlah Titik Lampu SL. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar

Take Of Sheet di bawah ini:

25.Pekerjaan Pasang 1 buah lampu TL Pasang 1 buah lampu TL menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah lampu TL yang akan digarap. Berdasarkan titik lampu TL tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik lampu TL untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik lampu dihitung berdasarkan kebutuhan titik lampu TL di setiap ruangan. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Lampu TL) x Jumlah Titik Lampu TL. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar

Take Of Sheet di bawah ini:

26.Pekerjaan Kait angin Pintu Pekerjaan Kait angin Pintu menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah Kait angin Pintu yang akan digarap. Berdasarkan titik Kait angin Pintu tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik Kait angin Pintu untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Kait angin Pintu dihitung berdasarkan kebutuhan titik Kait angin Pintu di semua pintu. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Kait angin Pintu) x Jumlah Titik Kait angin Pintu. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

27 Pekerjaan Pegangan Pintu. Pekerjaan Pegangan Pintu menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah lampu Pegangan Pintu yang akan digarap. Berdasarkan titik Pegangan Pintu tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik Kait angin Pintu untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Pegangan Pintu dihitung berdasarkan kebutuhan titik Pegangan Pintu di semua pintu. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa

1 titik Pegangan Pintu) x Jumlah Titik Pegangan Pintu. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

28.Pekerjaan Pasang Kait angin jendela Pekerjaan Kait angin Jendela menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah Kait angin Jendela yang akan digarap. Berdasarkan titik Kait angin Jendela tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik Kait angin Jendela untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Kait angin Jendela dihitung berdasarkan kebutuhan titik Kait angin Jendela di semua Jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Kait angin Jendela) x Jumlah Titik Kait angin Jendela. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar

Take Of Sheet di bawah ini:

29.Pekerjaan Pasang kaca daun jendela Pekerjaan Pasang kaca daun jendela menggunakan Rumus 2 (In Put M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Pasang kaca daun jendela yang

akan digarap. Luas Pasang kaca daun jendela adalah total luas seluruh kaca daun jendela. Luas kaca daun jendela akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang kaca daun jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang kaca daun jendela x Luas kaca daun jendela. Untuk lebih detailnya menghitung luas kaca daun jendela serta menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

30.Pekerjaan Pasang sloot jendela Pekerjaan Pasang sloot jendela menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah Sloot Jendela yang akan digarap. Berdasarkan titik Sloot Jendela tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik Sloot Jendela untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Sloot Jendela dihitung berdasarkan kebutuhan titik Sloot Jendela di semua Jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Sloot Jendela) x Jumlah Titik Sloot Jendela. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

31.Pekerjaan Pasang Pegangan Jendela

Pekerjaan Pegangan Jendela menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah Pegangan Jendela yang akan digarap. Berdasarkan titik Pegangan Jendela tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik Pegangan Jendela untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Pegangan Jendela dihitung berdasarkan kebutuhan titik Pegangan Jendela di semua Jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Pegangan Jendela) x Jumlah Titik Pegangan Jendela. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of

Sheet di bawah ini:

32.Pekerjaan Pasang Kait Angin Jendela Pekerjaan Kait angin Jendela menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana sumber inputnya adalah jumlah Kait angin Jendela yang akan digarap. Berdasarkan titik Kait angin Jendela tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1 titik Kait angin Jendela untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Kait Angin Jendela dihitung berdasarkan kebutuhan titik Kait Angin Jendela di semua Jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Kait Angin Jendela) x Jumlah Titik Kait Angin Jendela. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar

Take Of Sheet di bawah ini:

33.Pekerjaan Acian Pekerjaan Acian menggunakan Rumus 2 (In Put M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Acian yang akan digarap. Luas acian adalah 2 (dua) kali luas seluruh dinding baik tampak muka, belakang, samping kanan, samping kiri, gunungan yang sudah dikurangi dengan luasan daun pintu dan jendela. Luas Acian akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Acian. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan acian) x Luas Acian. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

34.Pekerjaan Cat kayu Pekerjaan Cat kayu menggunakan Rumus 2 (In Put M2), dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Dinding Cat kayu yang akan digarap. Luas cat kayu adalah 2 (dua) kali luas seluruh dinding baik tampak muka, belakang, samping kanan, samping kiri, gunungan yang sudah dikurangi dengan luasan daun pintu dan jendela. Luas Cat kayu akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Cat kayu. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan cat kayu) x Luas Cat kayu. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:

4.Rencana Anggaran Biaya & Rekapitulasi Biaya

Untuk menuangkan hasil perhitungan kebutuhan bahan, alat dan upah ke dalam Format RAB Detail (Form IV.8) langkah langkah yang harus kita lakukan adalah: 1. Susunlah Rekapitulasi Kebutuhan bahan, alat dan upah di lembar Take Of Sheet yang paling bawah. Menyusun lembar rekapitulasi harus teliti, Kader Teknik harus menjumlahkan material yang sama di beberapa item pekerjaan, misalnya material semen berada di item pekerjaan : Pondasi batu belah, Pasang bata, Plester, Cor beton bertulang dan acian; 2. Setelah rekapitulasi selesai dikerjakan, pindahkanlah ke dalam lembar RAB Detail yang telah disediakan; 3. Masukkan bahan, alat dan upah ke dalam kolomnya masing-masing; 4. Tambahkan Prasasti dan Papan Proyek di kolom alat, boleh ditambahkan alat yang lain seperti ember, cetok, cangkul dan sekop; 5. Jumlahkan bahan dengan keterangan sub total 1, alat dengan keterangan sub total 2 dan upah dengan keterangan sub total 3; 6. Jumlahkan ketiganya dengan diberi keterangan Total;

7. Lakukan penjumlahan untuk kolom PNPM-MP maupun kolom swadaya masyarakat.

Untuk menuangkan RAB Detail (Form IV.8) ke dalam Rekapitulasi Anggaran Biaya (Form IV. 9) langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah: 1. Pindahkan sub total 1 ke dalam kolom bahan; 2. Pindahkan subtotal 2 ke dalam kolom alat; 3. Pindahkan sub total 3 ke dalam kolom upah; 4. Jika RAB Detail lebih dari satu, maka masukkan ke dalam kolom di sebelahnya dan lakukan penjumlahan ke samping kanan; 5. Hitung biaya operasional 2% untuk UPK dengan Rumus 2/95 x Jumlah Total Kebutuhan bahan, alat dan upah, hasilnya bulatkan kedalam ratusan bukan ribuan; 6. Hitung biaya operasional 3 % untuk TPK dengan Rumus 3/95 x Jumlah total kebutuhan bahan, alat dan upah, hasilnya bulatkan kedalam ratusan bukan ribuan; 7. Isi Jumlah biaya upah dengan memindahkan rupiah yang ada Baris III. Upah; 8. Isi Jumlah HOK Konstruksi dengan mengambil data dari RAB Detail (Form IV.8) dengan menjumlahkan HOK Tukang dan Pekerja; 9. Isi Prosentase bobot dengan (Rumus : Dana / Jumlah Total Dana Berikut Operasionalnya ) x 100.

5. Time Scedule

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang kita laksanakan selama ini banyak mengalami kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Kemunduran yang terjadi tidak hanya 1 atau 2 tahun, bahkan ada yang mundur sampai 3 tahun. Akibat mundurnya pelaksanaan pekerjaan tersebut tentunya sangat merugikan masyarakat karena terancam terkena sanksi program. Selain itu juga menimbulkan masalah, seharusnya di tahun 2010 hanya memikirkan progress tahun 2010, tapi kenyataanya masih harus memikirkan masalah di sebelumnya yang belum terselesaikan. Akhirnya energi fasilitator terforsir hanya untuk menyelesaikan masalah dan kemudian berdampak pada mundurnya program di tahun berjalan. Salah satu penyebab mundurnya pelaksanan pekerjaan adalah akibat dari tidak dibuatnya dokumen Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang dalam ilmu Managemen Proyek kita kenal dengan istilah nama Time Scedule atau Jadwa Pelaksanaan atau Rencana Kerja. Tanpa Time Scedule, pekerjaan tidak dapat dikontrol dan dikendalikan, sehingga akibatnya pekerjaan menjadi molor tanpa arah. Untuk itu Time Scedule sangat mutlak dibuat dalam menyusun dokumen RAB Desain. Pada prinsipnya Time Schedule tidak terlalu rumit, berisi item-item pekerjaan yang telah kita rencanakan dalam perhitungan volume dan dilengkapi dengan rencana bulan penyelesaian yang dijabarkan dalam minggu serta adanya bobot pekerjaan untuk mengetahui progress kemajuan agar bisa dibuat menjadi kurva S. Waktu yang digunakan dalam Time Scedule biasanya sangat pendek sekali yaitu kurang lebih 3 bulan. Kami saji akan Time Scedule yang relatif sederhana dibanding Time Schedule yang ada pada proyek-proyek besar. Contoh Time Schedule sederhana dapat anda lihat pada gambar di bawah ini.

Dalam pelaksanaan pembangunan Time Schedule harus senantiasa diisi untuk melakukan kontrol. Selain diisi juga harus dilakukan pembuatan Kurva S, dengan ada 2 jenis kurva S, warna biru adalah kurva S rencana, sedangkan warna merah adalah kurva S untuk realisasi pekerjaan sesuai dengan bobot yang dihasilkan, sehingga keterlambatan pekerjaan setiap minggu bisa kita kontrol. Kontrol berfungsi untuk melakukan tindakan taktis jika terjadi keterlambatan,misalnya kita akan menambah jumlah pekerja jika pekerjaan sangat lambat, atau mempercepat droping material dan tindakan lainnya untuk mengejar ketertinggalan sehingga tidak berlarut larut dibiarkan begitu saja. Langkah-langkah Membuat Time Scedule Langkah langkah membuat Time Schedule ada adalah sebagai berikut: 1. Tulislah Item Pekerjaan; 2. Buatlah kolom bobot dengan mengisinya 1/ (jumlah item pekerjaan) x 100, sehingga menjadi = (1/35) x 100 =2,857. (Catatan: Berbeda dengan proyek umumnya yang menggunajan item rupiah dalam pembobotan. Kita cukup menggunakan point yang sama pada setiap item pekerjaan senilai dengan angka 1 (satu), hal ini untuk memudahkan Kader Teknik mempelajari dan menerapkannya di lapangan). 3. Buatlah kolom jadwal pelaksanaan selama 3 bulan yang masing masing bulan dijabarkan dalam minggu; 4. Isi dan arsirlah dengan warna biru, minggu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan rumus bobot dibagai jumlah minggu, contoh: Pekerjaan no. 7 Pekerjaan Beton bertulang yang dilaksanakan dalam kurun waktu 3 minggu, maka pembobotanya adalah = 2,857/3= 0,952; 5. Jumlahkan semua koefisien yang berwarna biru dalam masing masing minggu dan ditulis dengan keterangan Rencana;

6. Begitu juga dengan Realisasi pekerjaan, jika mengalami kemunduran, contoh Pekerjaan no. 10 Pekerjaan Acian Plesteran, Rencana 3 minggu yang pada Bulan ke-2 Minggu ke 2,3 dan 4 berubah direalisasi pada Bulan ke-2 Minggu ke 3 dan 4. Yang semula pembobotannya 2,857 / 3 = 0,952 akan berubah menjadi 2,857 / 2 = 1,429. Berilah warna arsir dengan warna merah; 7. Jumlahkan semua koefisien yang berwarna merah dalam masing masing minggu dan ditulis dengan keterangan Realisasi; 8. Berdasarkan jumlah Rencana di masing masing minggu buatlah titik lalu hubungkan masing masing titik sehingga membentuk gambar menyerupai huruf S, yang dalam Managemen Proyek kita sebut Kurva S berilah warna garis tersebut dengan WARNA BIRU; 9. Berdasarkan jumlah Realisasi masing-masing minggu buatlah titik lalu hubungkan masing masing titik sehingga membentuk Kurva S berilah warna garis tersebut dengan WARNA MERAH.

Daftar Pustaka

Ivan C Sibero, Buku Pintar RAB Rencana Anggaran Biaya untuk Membangun Rumah, Yokyakarta, Media Kom, 2011

Yanto, Monica, Ariani, Panduan Praktis Menghitung Biiaya Membangun Rumah, Jakarta, PT. Kawan Pustaka. 2010

SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan

Gedung

SNI 15 2049-1994 Semen Portland

SNI 03 2836 2002 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi

SNI 03 1726 2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan

Gedung

HSKP Kabupaten Kutai Timur

Buku Baik Buruk. Dirjen PMD Pusat, PNPM-Mandiri Pedesaan

Biodata Penulis
Sudarmanto, S.T, M.Si. Lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 4 April 1973. Pendidikan dasar hingga sarjana diselesaikan di kota kelahirannya. Pendidikan S1 Teknik Sipil ditempuh di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Tahun 2009 berhasil menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Program Studi Penyuluhan Pembangunan Jurusan Manajemen Pengembangan Masyarakat. Setelah menyelesaikan studinya, penulis bekerja di lingkup pemberdayaan masyarakat (Comunity Developtmen), bidang yang sangat menarik dan memunculkan ide-ide kreatif untuk langkah-langkah atau strategi-strategi yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam mengatasi permasalahan pembangunan bangsa. Diawali tahun 1998-1999, penulis bekerja sebagai Konsultan Pedamping Proksidatani (Program Aksi Pemberdayaan Masyarakat Tani) Menuju Ketahanan Panganan Nasional GEMA PALAGUNG (Gerakan Mandiri Padi Kedelai dan Jagung) dan P4M2T (Program Peningkatan Penyuluh Pertanian dalam Meningkatkan Masyarakat Tani) di bawah naungan kerjasama 3 instansi, yaitu : Departemen Pertanian (Deptan), Departemen Koperasi (Depkop) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Tahun 2000-2002 menjadi Kader Teknik / Tenaga Teknis Desa (KT/TTD) di PPK (Program Pengembangan Kecamatan) di salah satu desa di Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Tahun 2003 bergabung di di PPK yang sekarang menjadi PNPM-MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) sebagai Fasilitator Teknik Kecamatan (FT) di Provinsi Jawa Tengah. Tahun 2010 masih di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan sebagai Fasilitator Teknik Kabupaten di Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur hingga sekarang. Adapun cita-cita yang ingin diraihnya adalah Spesialis Infrastruktur PNPM-Mandiri Perdesaan. Karya publikasi yang sudah beredar di pasaran adalah buku pemberdayaan masyarakat yang bersinggungan dengan usaha mikro kecil dan menengah berjudul Bawang Merah dan Beternak Itik. 90

Anda mungkin juga menyukai