Anda di halaman 1dari 4

Membuat Home Web Server dengan Dynamic DNS

Bagi sebagian orang yang memiliki web pribadi atau berkecimpung di dunia web, web hosting
adalah suatu hal yang wajib dimiliki. Apalagi dengan menggunakan jasa web hosting walaupun
hanya sebatas shared web hosting, seseorang dapat memiliki keleluasaan mengatur situs web
yang dijalankannya. Beberapa di antaranya seperti pengaturan nama domain, subdomain,
konfigurasi web server, konfigurasi file, email dan sebagainya. Dan tentu saja semua itu
dilakukan dengan menyewa space atau tempat di penyedia layanan hosting web. Bagaimana
kalau kita mencoba untuk menggunakan komputer sendiri di rumah untuk membangun web
hosting sederhana? Ga ada salahnya untuk dicoba, dan di sini aku akan sedikit memberi tips dan
trick cara membangun web hosting / server di rumah alias home web server.
Terdapat beberapa persyaratan untuk menjalankan web server sederhana di rumah Anda sendiri.
Beberapanya adalah seperti berikut:
• Internet Service Provider (ISP) dengan private IP (non-shared). Umumnya provider
yang menyediakan IP private seperti ini adalah provider broadband di mana IP yang
digunakan tidak dibagi-bagi dengan pengguna lainnya, entah apakah IP itu dynamic atau
static (akan lebih bagus kalau static sehingga setiap kali terkoneksi, IP nya tidak akan
berubah). Sedangkan provider dial-up umumnya menggunakan satu IP untuk beberapa
komputer yang terkoneksi ke internet sehingga tidak akan memungkinkan pembangunan
web server. Pada contoh di sini aku menggunakan paket Speedy sebagai providernya
yang menggunakan Dynamic IP.
• Modem atau router. Umumnya menggunakan modem yang hanya menuju ke satu client
tidak memerlukan konfigurasi yang berarti, akan tetapi bila menggunakan router wireless
seperti yang aku lakukan, maka Anda akan sedikit harus mengatur konfigurasi router
seperti Port Forwarding atau membuka firewall di modem atau router. Pada contoh di
sini, aku menggunakan modem Linksys WAG200G.
• Server. Tidak harus menggunakan server IBM atau HP yang berbasis Xeon atau Opteron
yang harganya selangit. Bahkan komputer atau laptop biasa yang terknoneksi dengan
modem dan ISP yang aku sebut di atas juga bisa dipakai sebagai web-server. Aku sendiri
menggunakan laptopku yang terkoneksi dengan WiFi ke modem Linksys di atas.
Operating system di server bisa berupa Windows, Linux atau sebagainya.
• Software seperti Apache webserver dan software-software pendukung lainnya seperti
PHP, MySQL, dan sebagainya.
• Domain name. Agak sulit menerapkan secara langsung agar sebuah domain dapat
menunjuk ke sebuah alamat IP untuk server sederhana seperti ini apalagi menggunakan
Dynamic IP. Solusinya adalah dengan menggunakan layanan DynDNS.com yang akan
mengubah sebuah nama domain (lebih tepatnya subdomain) untuk menunjuk ke IP server
Anda. Mengenai ini akan dijelaskan di bawah.
• Pengatahuan dasar mengenai networking, seperti cara mengatur IP address sesuai
sistem operasi masing-masing, cara mengatur modem atau router, dan beberapa istilah
networking (istilah-istilah yang belum dimengerti dapat dicari di internet).
Perhatian! Dengan mencoba membuat home web server ini, berarti Anda akan membuka
kemungkinan komputer Anda diakses oleh orang lain dari luar (remote). Harap memperhatikan
software-software keamanan seperti firewall dan antivirus agar selalu aktif dan selalu terupdate
sebelum membuka web server Anda untuk diakses dari luar.
IP diagram for home web server
Di atas adalah diagram yang kurang lebih menunjukkan skema bagaimana pengaturan IP address
dari router, ISP dan sebagainya di rumahku. Pada diagram di atas, aku ambil saja contoh bahwa
aku mendapat IP address 125.160.110.60 dari ISP yang aku gunakan dan IP ini adalah dynamic,
yang berarti akan berubah ketika aku melakukan koneksi ulang ke ISP tersebut. Gateway dari
router yang aku gunakan diatur untuk menggunakan IP address 192.168.1.1. Sedangkan laptop
yang aku gunakan sebagai home web server diatur secara manual (tanpa DHCP) untuk
menggunakan IP address 192.168.1.110, sedangkan IP address dari PC di sebelah kanan diatur
secara otomatis oleh modem.
Untuk mengetahui IP address yang di-assign oleh ISP Anda, coba untuk mengakses bagian status
dari modem Anda yang umumnya dapat ditemukan dengan membuka alamat http://192.168.1.1/
dari browser yang biasa Anda pakai, atau gunakan layanan-layanan untuk mendeteksi IP di
internet.
Setelah mengetahui IP yang di-assign oleh ISP Anda, sekarang saatnya untuk mematikan firewall
untuk port yang umumnya dipakai untuk protokol HTTP yaitu port 80. Untuk pengguna
Windows (aku hanya mencoba untuk Windows XP), bisa dilakukan melalui Control Panel >
Windows Firewall. Kemudian ke tab Exception dan pilih tombol “Add port…”, masukkan name
“HTTP” atau yang lainnya, masukkan port number 80 dan pilih sebagai protokolnya TCP,
kemudian tekan OK. Maka dengan mencentang bagian HTTP, port komputer Anda akan terbuka
untuk diakses oleh komputer lain. Bila suatu kali nanti ingin mematikan lagi akses ke port
tersebut, cukup menghilangkan centangnya saja. Untuk Linux (khususnya yang menggunakan
Ubuntu), bila masih fresh dan belum terinstall firewall, tidak perlu melakukan konfigurasi sama
sekali. Sedangkan bila menggunakan program firewall lainnya, coba untuk mencari terlebih
dahulu cara memberi exception atau memberi hak akses untuk port 80.
Sekarang nyalakan program web server dan program-program pendukung lainnya seperti PHP
atau MySQL dan sebagainya.
Bila Anda hanya memakai modem biasa, Anda bisa coba untuk mengetikkan IP address yang
didapatkan dari ISP ke dalam browser Anda. Kalau memang tidak ada konfigurasi lain yang
diperlukan, maka secara otomatis akan tampil halaman web yang terdapat di home web server.
Dan secara ga langsung, berarti modem yang Anda pakai ga terlalu aman karena ga ada fasilitas
firewall dan orang lain bisa saja mengakses komputer / server Anda secara langsung, serta rentan
terhadap tindakan-tindakan berbahaya seperti cracking dan hacking. Tapi bila setelah dicoba
untuk mengakses melalui web browser menggunakan IP address dari ISP Anda ternyata tidak
menampilkan apapun, ada kemungkinan bahwa apa yang Anda lakukan masih terhalang oleh
konfigurasi router atau modem, salah satunya port forwarding.
Sekarang bagian yang agak sulit adalah port forwarding. Bila Anda memakai router seperti saya
yang bisa menghubungkan banyak clients dan mengaktifkan DHCP server pada router Anda,
maka yang harus Anda lakukan adalah meng-assign / mengatur IP secara manual di server yang
Anda pakai. Kenapa? Karena DHCP membuat IP yang diassign bisa berbeda-beda tergantung
jumlah client yang terkoneksi ke router tersebut. Di contoh di atas, aku meng-assign IP address
192.168.1.110 untuk laptopku yang aku pakai sebagai home web server. Selain itu umumnya port
forwarding mengharuskan digunakannya IP address yang sama (kecuali ada router / modem yang
secara otomatis bisa mendeteksi yang mana laptopku kalau sewaktu-waktu aku mengubah IP
nya).
Untuk mengatur port forwarding di router atau modem, login ke router Anda (umumnya
menggunakan web browser dan mengetik 192.168.1.1 di address bar nya). Kemudian cari bagian
port forwarding, dan masukkan beberapa parameter seperti di bawah ini dalam satu set field port
yang akan di forward. Berhubung saya menggunakan Linksys WAG200G, maka field yang
seperti di bawah yang nampak, tapi bila menggunakan router / modem lain mungkin bisa
berbeda.
• Name / Application: HTTP (bagian ini tidak terlalu berpengaruh, hanya deskripsi saja
umumnya)
• IP address : 192.168.1.110
• Internal port: 80
• External port: 80
• Protocol: TCP
• Enabled: Yes / Centang
Sekarang seperti sebelumnya, buka browser Anda, ketik IP address yang di-assign dari ISP ke
gateway / router / modem, lihat hasilnya. Bila tampilan sudah tampak seperti ketika Anda
mengetik localhost di address bar, maka bisa dikatakan langkah-langkah yang Anda gunakan
telah berhasil. Bila belum, maka kemungkinan masih terdapat beberapa hal yang membuat web
server tidak bisa diakses, umumnya karena masalah firewall di server, router, atau modem. Oleh
sebab itu, bila menemukan masalah seperti ini, silahkan dicoba-coba, atau ditanyakan di bawah.
Lalu kalau sudah berhasil bagaimana? Apakah cukup di sini? Tidak! Bagi sebagian orang,
menghafal IP address, apalagi yang dynamic alias berubah-ubah cukup sulit dan merepotkan.
Kita akan mencoba menggunakan Dynamic DNS (Domain Name Service) yang berguna
mentranslasikan / mengubah sebuah alamat domain (seperti www.example.com) menjadi IP
address Anda. Penyedia layanan untuk Dynamic DNS yang banyak digunakan adalah
DynDNS.org dan tzo.com.
DynDNS.org menyediakan layanan secara gratis, akan tetapi tzo.com mengharuskan user
membayar, sehingga aku lebih menyarankan DynDNS.org. Buat account di DynDNS.org,
kemudian pilih “Add Host Service”, dan isi sesuai yang di bawah ini:
• Hostname: pilih subdomain dan domain yang akan Anda gunakan untuk menunjuk ke IP
Anda.
• Wildcard: boleh Anda centang atau tidak. Bila dicentang, maka bila terdapat sub-
subdomain dari hostname yang Anda isi, maka akan otomatis tetap diarahkan ke IP Anda.
• Service Type: Host with IP address
• IP Address: Isi dengan IP address Anda. Atau pilih saja “Use auto detected IP address”
yang akan membuat field tersebut diisi otomatis.
• Mail routing: tidak perlu dicentang kecuali Anda memerlukan fasilitas email untuk
hostname tersebut (yang berarti tidak termasuk di penjelasan ini).
Setelah semua field diisi, pilih Create Hosts dan setujui “pembelian” seharga $0 tersebut, maka
hostname tersebut akan menjadi “milik” IP Anda. Umumnya, beberapa router sudah
menyediakan fasilitas untuk meng-assign domain name secara otomatis. Oleh karenanya, Anda
juga harus mengatahui terlebih dahulu seluk beluk router / modem Anda dengan mencari
kategori menu DDNS atau DNS di sana. Bila menggunakan Linksys WAG200G, maka menu ini
dapat diakses melalui bagian Setup > DDNS. Pilih DynDNS.org untuk DDNS Service, isi
username dan password yang Anda buat di account DynDNS.org, isi hostname yang sudah Anda
pesan sebelumnya, dan klik connect. Setelah itu bila terdapat status “Connected successfully”,
berarti semua berjalan dengan lancar, dan ketika modem / router Anda melakukan koneksi ulang
ke ISP, secara otomatis IP yang baru akan diarahkan menggunakan hostname tersebut tanpa
harus membuka situs dyndns.org tersebut lagi. Bila router / modem Anda tidak menyediakan
layanan seperti di atas, maka Anda harus mengunjungi situs tersebut setiap kali Anda ingin
mengubah IP address-nya.
Sekian panduan untuk membuat home web server menggunakan DDNS. Bila terdapat
pertanyaan, saran atau perbaikan, silahkan bisa disampaikan melalui bagian komentar. Bila ingin
menyadur atau meng-copy isi dari artikel ini, harap menyertakan link balik ke artikel ini. Semoga
artikel ini bisa berguna untuk Anda semua.
Refferece:
http://etersoul.com/2009/04/22/membuat-home-web-server-dengan-dynamic-dns/

Anda mungkin juga menyukai