Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN SERVER

DIBUAT OLEH KELOMPOK 3

LOMAK NAULI SIREGAR 19208010

GIDEON MARSEL RINDENGAN 19208019

DIEGO TORONDEK 19208056

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2021
KATA PENGANTAR
A. DHCP SERVER

a.Pengertian DHCP Server

DHCP sendiri merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, merupakan
protokol yang berbasis client atau server untuk dipakai pada pengalokasian IP Address di
satu jaringan dengan lebih mudah. Akan sangat merepotkan jika Anda melakukan
pengaturan alamat IP dengan cara manual, sehingga saat Anda menggunakan DHCP maka
hal itu bisa langsung diatasi sebab akan otomatis terhubung.

Server sendiri mampu menghubungkan dan menjalankan perintah yang diberikan oleh
client, umumnya permintaan ini berasal dari beberapa program lain untuk bisa berbagi
daya, informasi, hardware hingga software. Client bisa melakukan proses menggunakan
perangkat komputer yang sama, namun tetap terhubung melalui jaringan internet, WAN,
maupun LAN. Server bisa digunakan dalam jangkauan yang lebih luas.

Pada dasarnya DHCP merupakan perangkat dari yang ada di komputer, yang memiliki
kemampuan dalam mendistribusikan alamat IP ke seluruh DHCP dari pelanggan mereka.
Selain IP, DHCP juga bisa mendistribusikan parameter lainnya. DHCP yang mendistribusikan
IP disebut dengan DHCP Server, maka penerimanya bisa disebut dengan DHCP Client.

Hal ini bisa membantu pengalokasian IP Address sehingga bisa lebih mengamati aktivitas
yang terjadi dalam komputer milik client, apalagi masalah yang terjadi umumnya pada akses
internet, pemakaian software dan lain sebagainya.

b.Sejarah DHCP Server

DHCP ( Dynamic Host Configuration Protocol ) dikembangkan pada tahun 1993, setelah
melihat BOOTP tidak tepat untuk memberikan informasi konfigurasi ke komputer. BOOTP
(Bootstrap protocol) merupakan protokol pendukung DHCP. BOOTP didasarkan pada UDP,
karena itu BOOTP bukan protokol “reliable” dalam hal ini tidak ada jaminan yang dilakukan
oleh protokol bahwa pesan yang dikirim dari klien akan sampai pada server, atau sebaliknya.
Ada 3 protocol yang pernah dipakai :
•    RARP (s/d 1985 tidak sama di gunakan)
•    BOOTP( 1985-1993)
•    DHCP(Sejak 1993-sekarang)

d. Fungsi DHCP Server


1. Mengelola dan Mendistribusikan Alamat IP 
Secara umum, fungsi dari perangkat ini adalah untuk mengelola dan memudahkan distribusi
alamat IP ke komputer client. Proses distribusi ini dapat dilakukan ke banyak perangkat
sekaligus secara otomatis. Artinya, Anda tak perlu melakukan konfigurasi pada setiap
komputer. 

2. Mencegah IP Conflict 
IP conflict terjadi akibat adanya dua perangkat yang memiliki alamat IP yang sama. Jika hal
ini terjadi, perangkat tersebut tentu tak dapat terhubung dengan jaringan. 
Dengan menggunakan perangkat ini, kesalahan dalam pembagian alamat IP dapat
diminimalisir. Selain itu, dapat juga mengelola pembagian alamat IP dengan baik sehingga
kemungkinan terjadi kesalahan sangat minim. 

3. Memperbarui Alamat IP secara Otomatis 


Alamat IP yang diberikan oleh server biasanya mempunyai masa pemakaian atau masa
kadaluarsa. Jika, alamat IP masih digunakan tetapi masa pemakaian telah berakhir, Anda
perlu memperbarui atau meminta alamat IP yang baru.
Dengan Dynamic Host Configuration Protocol, alamat IP dapat diperbarui kembali secara
otomatis tanpa perlu mengkonfigurasi kembali.  

4. Mendukung Penggunaan Kembali Alamat IP 


Alamat IP yang pernah digunakan dapat digunakan kembali oleh komputer client. Namun,
untuk menggunakan kembali, perlu dipastikan alamat IP sedang tidak digunakan oleh
komputer lain. 
Dynamic Host Configuration Protocol server akan membantu Anda mengecek apakah
alamat IP sedang off dan bebas pakai. Sehingga alamat IP dapat digunakan kembali. 

e. Cara Kerja DHCP Server

Ketika pengguna menyalakan komputer dan menghubungkannya ke server dengan layanan


ini, otomatis komputer akan meminta alamat IP ke server. Kemudian server menjawab
permintaan tersebut hingga akhirnya komputer mendapatkan alamat IP dan terhubung ke
jaringan. 
1. IP Least Discovery

Pada tahap pertama ini disebut sebagai tahap penemuan. Saat client terhubung dengan
jaringan, client akan mencari DHCP server yang bekerja pada jaringan tersebut. Client akan
mengirimkan pesan DHCPDISCOVER ke subnet jaringan  menggunakan alamat tujuan
255.255.255.255. Setelah ditemukan, client akan meminta alamat IP yang tersedia pada
DHCP server. 

2. IP Least Offer 

Ketika DHCP server menerima pesan DHCPDISCOVER dari client, server akan membuat
penawaran kepada dengan mengirim pesan DHCPOFFER ke client. Pesan tersebut berisi id
client, alamat IP yang ditawarkan, subnet mask, durasi penggunaan, dan alamat IP DHCP
server.

3. IP Lease Request

Setelah menerima penawaran dari DHCP server, client kemudian menyetujui penawaran
yang diberikan dengan memberikan pesan DHCPREQUEST kepada server. Isi pesannya
adalah meminta agar server meminjamkan salah satu IP address yang tersedia di kumpulan
alamat IP DHCP. 

4. IP Lease Acknowledge 

Pada tahap terakhir ini, setelah server menerima pesan permintaan dari client. Server akan
mengirim pesan berupa paket DHCPACK kepada client. Paket ini berisi alamat IP, durasi
sewa, dan informasi konfigurasi lain yang mungkin dibutuhkan client. 

Pada tahap alamat IP diberikan, berarti proses konfigurasi IP telah selesai. Setelah alamat IP
diberikan kepada client, server akan mencoret dan memberi tanda pada alamat IP tersebut
di database yang mereka miliki. 

Setelah proses ini selesai dan berhasil, komputer client bisa menggunakan jaringan tersebut
dan bertukar data dengan komputer client lain di jaringan lokal tersebut. 

 Cara Instalasi dan Konigurasi DHCP Server

Sebelum melakukan instalasi DHCP server , ada baiknya kita mengetahui pengertian dari


DHCP dahulu. DHCP merupakan protokol dalam jaringan komputeryang mengatur
pemberian konfigurasi jaringan secara otomatis kepada komputerklien. Protokol ini
dikembangkan untuk memberikan kemudahan bagi klienterutama yang tidak mengerti
tentang konfigurasi jaringan untuk tetap dapat bekerjadalam jaringan.
Cara Menginstal dan Konfigurasi DHCP Server :

1.  Ketikkan perintah “ apt-get install isc-dhcp-server ” pada root terminal kalian

 2. Jika berhasil menginstall, akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini

 
3. Kemudian ketikkan perintah “ nano /etc/dhcp/dhcpd.conf ” untuk mengkonfigurasi file
“ dhcpd.conf ”

 4.Kemudian ketikkan script seperti gambar dibawah

5.Lalu ketikkan perintah “ service isc-dhcp-server restart ” untuk menerapkan konfigurasi


yang sudah kita buat tadi. Jika muncul tampilan seperti gambardibawah, berari sudah
berhasil.
 6.Untuk mengetest apakah DHCP server sudah berhasil, maka lakukankonfigurasi terlebih
dahulu pada client, degan mensetting ipnya menjadiDHCP.

 
7.Jika sudah disetting menjadi dhcp. Kemudian cek ip client dengan cara mengetikkan “
ifconfig ”. Jika berhasil , maka ipnya akan tersetting otomatistergantung dari settingan pada“
dhcpd.conf ” tadi
B. SAMBA SERVER

Pengertian Samba

Samba Server merupakan sebuah protokol yang dikembangkan di Sistem Operasi Linux
untuk melayani permintaan pertukaran data antara mesin Ms. Windows dan Linux.
Disamping untuk melayani file sharing antara Windows dan Linux, Samba juga merupakan
salah satu protokol yang digunakan di Sistem Operasi Linux untuk melayani pemakaian data
secara bersama-sama.

Berikut adalah beberapa pengertian dari SAMBA :


Samba adalah program yang dapat menjembatani kompleksitas berbagai platform system
operasi Linux(UNIX) dengan mesin Windows yang dijalankan dalam suatu jaringan
komputer. Samba merupakan aplikasi dari UNIX dan Linux, yang dikenal dengan
SMB(Service Message Block) protocol. Banyak sistem operasi seperti Windows dan OS/2
yang menggunakan SMB untuk menciptakan jaringan client/server. Protokol Samba
memungkinkan server Linux/UNIX untuk berkomunikasi dengan mesin client yang
mengunakan OS Windows dalam satu jaringan.
Samba adalah sebuah software yang bekerja di sistem operasi linux, unix dan windows yang
menggunakan protokol network smb (server massage block). Smb adalah sebuah protokol
komunikasi data yang juga digunakan oleh Microsoft dan OS/2 untuk menampilkan fungsi
jaringan client-server yang menyediakan sharing file dan printer serta tugas-tugas lainnya
yang berhubungan.

Perbedaan smbd dengan nmbd


Sebenarnya Samba disusun atas dua damon, yatu smbd dan nmbd. Smbd adalah daemon
yang secara nyata menangani servis sharing file sistem dan printer untuk klien. Pada saat
sebuah klien melakukan autentikasi, smbd akan membuatkan duplikat dirinya, bagian asli
akan kembali ke port 139 untuk mendengarkan permintaan baru dan bagian duplikat
menangani koneksi terhadap klien. Dulikat ini juga mengubah ID user efektifnya dari root ke
user yang terautentikasi. Misalnya , kalau user “smkti” melakukan autentikasi dengan smbd,
duplikat baru akan berjalan dengan permisi “smkti”, dan bukannya permisi “root”). Duplikat
ini akan berada di memory selama masih terkoneksi dengan klien.

Daemon nmbd bertanggung-jawab untuk menangani permintaan server name NetBIOS. Ia


akan mendengarkan port 137, tidak seperti smbd, nmbd tidak membuat contoh dirinya
untuk menangani setiap pertanyaan. Kedua daemon
Selain 2 daemon utama di atas, aplikasi samba juga mempunyai beberapa program
pendukung yaitu :

 smbclient, aplikasi di klien dengan tampilan mirip ftp untuk mengakses SMB
resource share (mengakses share files)
 smbtar, Program yang memback up data yang dishare. Mirip tar di Linux.
 Nmblookup, Program yang membantu mencari nama (names lookup) dengan
memanfaatkan NetBIOS over TCP/IP. Nmblookup dapat digunakan untuk meresolve
dari nama komputer ke nomor IP dan sebaliknya.
 smbpasswd, Program yang memungkinkan administrator mengatur password yang
terenkripsi yang dipergunakan oleh Samba Server.
 Smbstatus, Program yang memonitor status terakhir dari share resources yang
diberikan oleh Server Samba.
 Testparm, Program kecil untuk melakukan proses debug (memeriksa parameter)
terhadap file konfigurasi Samba (smb.conf)
 Swat, Samba Web Administration Tool, program bantu yang memberikan interface
model web untuk mengadministrasi Samba. SWAT mempermudah edit smb.conf
(file konfigurasi Samba) mengatur resource share, melihat status Samba terakhir,
dengan dukungan file help yang sangat bermanfaat.

Fungsi dari Samba Server

Menghubungkan antara mesin Linux (UNIX) dengan mesin Windows. Sebagai perangkat
lunak cukup banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh samba software, mulai dari
menjembatani sharing file, sharing device, PDC, firewall, DNS, DHCP, FTP, webserver,
sebagai gateway, mail server, proxy dan lain-lain. Fasilitas pengremote seperti telnet dan
ssh juga tersedia. Salah satu keunggulan lainnya adalah adanya aplikasi pengaturan yang
tidak lagi hanya berbasis teks, tetapi juga berbasis grafis yaitu swat. Menempatkan masin
Linux/UNIX sebagai PDC (Primary Domain Controller) seperti yang dilakukan oleh NT dalam
jaringan Wondows.

Samba PDC (Primary Domain Controller) bertujuan sebagai komputer yang akan melakukan
validasi user kepada setiap client yang akan bergabung dalam satu domain tertentu, dengan
kata lain hanya user yang terdaftar yang diijinkan masuk ke domain tersebut dan mengakses
semua fasilitas domain yang disediakan.

Dapat berfungsi sebagai domain controller pada jaringan Microsoft Windows.

Cara Kerja Samba


Samba terdiri atas dua program yang berjalan di background: SMBD dan NMBD. Secara
singkat dapat disebutkan bahwa SMBD adalah file server yang akan menghasilkan proses
baru untuk setiap client yang aktif sementara NMBD bertugas mengkonversi nama
komputer (NetBIOS) menjadi alamat IP sekaligus juga memantau share yang ada di jaringan.
Kerja SMBD sendiri diatur melalui file konfigurasi /etc/samba/smb.conf. Dengan membuat
file konfigurasi yang tepat, Samba dapat dijadikan file server, print server, domain
controller, dan banyak fungsi lainnya.

Dengan berkembangnya TCP/IP, maka NT 4.0 menambahkan satu feature yang disebut
Windows Socket (Winsock.dll). Gunanya agar protokol NetBEUI yang tidak bisa routing,
bisarun-over protokol yang bisa routing seperti TCP/IP. Para pengguna Novell Netware
mungkin familiar dengan istilah “IPX encapsulated with TCP/IP”., nah seperti itulah proses
NetBEUI yang run over TCP/IP. Di sini letak keunggulan Samba, karena setiap proses RPC
(Remote Procedure Call) membutuhkan satu protokol transport, maka begitu kita install
protokol TCP/IP di Windows, kemudian kita jadikan IP address Samba sebagai WINS
(Windows Internet Name Server) dari komputer itu, maka… voala… Windows akan
menganggap mesin LINUX kita sebagai Windows.

WINS itu sendiri tidak lain adalah NetBIOS Name Service (NBNS). Yang melakukan proses
Name Resolution dan Browsing. Memang, WINS = NBNS, yang merupakan servis di mana
NetBIOS Name di-resolve ke IP address, mirip seperti DNS (Domain Name Service) yang me-
resolve IP adress ke host name.

Instalasi Samba Server


Siapkan computer dengan OS XP yang nantinya akan menjadi client dan software VirtualPC
dengan OS Debian 6 yang akan menjadi server samba.

Sebelum VirtualPC dihidupkan, aturlah network adapter VirtualPC anda menggunakan


seting bridge yang diarahkan ke eth0. Caranya adalah klik kanan pada tab Debian 6 lalu pilih
Settings --> Hardware -->Network Adapter --> Bridged --> OK

3.Kemudian aturlah IP
address pada computer
fisik sesuai dengan
skenario, yaitu 192.168.5.4
4.Hidupkan VirtualPC, lalu atur IP address sesuai skenario, yaitu 192.168.5.3

5.Lakukan uji coba koneksi dengan ping dari komputer fisik ke VirtualPC. Pastikan kedua PC
tersambung sempurna.
6.Lakukan ping juga dari VirtualPC ke komputer fisik. Pastikan kedua PC saling terhubung.

7.Jika telah selesai menghubungkan computer fisik dengan VirtualPC. Langsung saja kita
mulai instalasi samba server, langkah pertama adalah menginstal paket apt-get install
samba samba-client swat
8.Jika dalam proses instalasi anda ditanya Do you want to continue [Y/n]? ketiklah y lalu
tekan enter.
9.Dalam proses
instalasi kita akan diminta untuk mengisikan workgroup, isikan saja workgroup sesuai
keadaan yang ada.

10.Tunggu sampai proses instalasi selesai.


Konfigurasi Samba Server

1.Buatlah sebuah folder(direktori), missal /home/tekaje/sharing. Caranya adalah masuklah


dimana anda akan membuat folder lalu buatlah folder dengan cara ketik mkdir sharing
kemudian tekan enter. Lalu ubah mode direktori menjadi 777 dengan cara ketikkan perintah
chmod – R 777 sharing
dan tekan enter.

2.Untuk mengakses folder samba, kita memerlukan user khusus. Untuk itu kita perlu
membuat user samba. Caranya adalah ketikkan perintah useradd nama_user, karena disini
saya menggunakan nama user siswa maka perintah yang dijalankan adalah useradd siswa
lalu tekan enter. Setelah membuat user, kita juga harus membuat password caranya
ketikkan
smbpasswd
–a siswa lalu
enter. Kemuadian
masukkan
password
yang anda
inginkan.
3.Berikutnya
kita siapkan
konfigurasi
sharing
untuk direktori

/home/tekaje/sharing. Untuk membuka file konfigurasinya adalah nano


/etc/samba/smb.conf

4.Setelah file terbuka, padzinkan untuk dibaca sajaa akhir file tambahkan sintax berikut:
Untuk menyimpan file konfigurasi tekan Ctrl+o lalu untuk keluar tekan Ctrl+x

5.Setelah selesai dengan file konfigurasi, restartlah samba dengan perintah


/etc/init.d/samba restart
Untuk menguji samba server bukalah file manager pada computer fisik, kemudian akses
alamat \\192.168.5.3

6.Saat kita diminta untuk memasukkan username dan password, isikan sesuai user yang
telah dibuat pada awal tadi.
7.Jika saat konfigurasi samba dalam file smb.conf tertulis writeable = no maka, saat kita
membuat suatu file atau folder maka akan muncul pesan peringatan seperti dibawah ini.

Pengujian Samba Server

1.Buka mykomputer pada computer anda

2.Selanjutnya ketikan IP Address server

3.Maka akan muncul permintaan logiN

4Loginlah sesuai user dan password yang dibuat


Setelah berhasil login maka aka nada tampilan seperti dibawah ini .

Anda mungkin juga menyukai