Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis A merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di dunia.

Hepatitis A terjadi secara sporadis di seluruh dunia, dengan kecenderungan pengulangan siklus epidemi. Di dunia prevalensi infeksi virus hepatitis A sekitar 1.4 juta jiwa setiap tahun (WHO) dengan prevalensi tertinggi pada negara berkembang. Epidemi yang terkait dengan makanan atau air yang terkontaminasi dapat meletus eksplosif, seperti epidemi di Shanghai pada tahun 1988 yang mempengaruhi sekitar 300 000 orang. Penyakit hepatitis A ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Secara global, virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8-68,3%. Pada tahun 2002-2003 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) hepatitis dengan 80% penderita berasal dari kalangan mahasiswa. Dari data penderita hepatitis pada mahasiswa menunjukkan 56% mahasiswa tersebut terbiasa makan di warung atau pedagang kuliner kaki lima dengan hygiene sanitasi yang tidak baik. Pada tahun 2010, prevalensi penyakit infeksi virus hepatitis A mencapai angka 9.3% dari total penduduk 237.6 juta jiwa. Hingga saat ini hepatitis virus A, B dan C masih menjadi masalah kesehatan dunia yang serius karena berpotensi menimbulkan dampak morbiditas dan mortalitas. Hepatitis Virus A (HVA) merupakan self limiting disease tetapi dapat menimbulkan dampak epidemiologis dan klinis. Di Indonesia infeksi HVA banyak mengenai anak usia < 5 tahun dan biasanya tanpa gejala. Anak-anak ini merupakan sumber penularan bagi orang dewasa di sekitarnya dengan risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih berat. Penyakit ini dapat membawa konsekuensi ekonomi dan sosial yang signifikan di masyarakat. Proses penyembuhan penyakit hepatitis A ini memerlukan waktu dalam hitungan minggu atau bulan bagi seseorang agar dapat kembali bekerja,
1

sekolah, dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Dari segi ekonomi, dampaknya terhadap perusahaan makanan yaitu penurunan produktivitas lokal pada umumnya dan dapat menjadi masalah substansial. Penyakit hepatitis A ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah seperti yang tengah terjadi di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Oleh karena itu penyuluhan mengenai hepatitis A ini diberikan karena adanya wabah tersebut dan juga adanya himbauan dari Bupati Tanah Bumbu untuk mensosialisasikan mengenai hepatitis A agar masyarakat mengetahui cara pencegahan penyakit tersebut sehingga tidak terjadi wabah yang lebih luas.

BAB II PERENCANAAN PENANGGULANGAN MASALAH 2.1 Tujuan Penyuluhan Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mengetahui mengenai penyakit hepatitis A, tanda dan gejala hepatitis A, tindakan yang harus dilakukan jika ada warga yang terkena hepatitis A dan cara pencegahan sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah hepatitis A. 2.2 Sasaran Penyuluhan Sasaran kegiatan ini adalah warga desa Saring yang datang ke poyandu balita di desa Saring. 2.3 Metode penyuluhan Metode penyuluhan hepatitis A ini adalah: a. b. a. b. c. d. Penyampaian materi dengan cara penyuluhan interaktif Diskusi dan tanya jawab Pengertian dan gejala hepatitis A Masa inkubasi hepatitis A Cara penularan hepatitis A Cara Pencegahan hepatitis A

Materi penyuluhan ditampilkan dengan alur cerita. Materi penyuluhan mencakup:

2.4 Materi Penyuluhan 2.4.1 Penyakit Hepatitis A 2.4.1.1 Definisi Hepatitis A adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita; biasanya melalui makanan (fekal-oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A merupakan jenis hepatitis paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya.
3

2.4.1.2 Masa Inkubasi Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan penderita. Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda memiliki virus selama beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam banyak kasus, infeksi Hepatitis A tidak pernah berkembang hingga separah Hepatitis B atau C sehingga tidak akan menyebabkan kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A tetap harus diobati dengan baik karena mengurangi produktivitas bagi yang harus dirawat di rumah sakit. Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita akan mengalami gejala-gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah-muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll. 2.4.1.3 Gejala Hepatitis A Seringkali tidak ada bagi anak-anak; Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:

Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:


Kelelahan Mual dan muntah


4

Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk) Kehilangan nafsu makan Demam Urin berwarna gelap Nyeri otot Menguningnya kulit dan mata (jaundice). Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning

muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan. Dan lebih baik dirawat dirumah sakit agar mendapat bantuan medis yang memadai. 2.4.1.4 Pencegahan Hepatitis A Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen. Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis A. Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah. Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut ini akan diberikan saat dirawat di rumah sakit. 1. Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.
5

2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual, yang mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan. 3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obatobatan yang tidak perlu serta alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit. Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang juga tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi.

BAB III PELAKSANAAN PENYULUHAN 3.1 Judul Penyuluhan Judul kegiatan penyuluhan: WASPADA WABAH HEPATITIS A 3.2 Waktu dan Tempat Penyuluhan Hari dan Tanggal : Kamis, 6 Desember 2012 Waktu Tempat 3.3 Susunan Acara Tabel 3.2 Susunan Acara Penyuluhan Susunan acara 09.30 10.00 10.00 10.30 10.30 11.30 Kegiatan Persiapan Penyuluhan Pemberian materi Diskusi Interaktif (tanya jawab) : 10.30-11.00 WITA : Posyandu Desa Saring

BAB IV
7

EVALUASI PENYULUHAN

4.1 4.1.1

Evaluasi Keberhasilan Unsur Masukan (Input) a. Persetujuan warga setempat untuk diadakan penyuluhan. b. Tersedianya tempat untuk dilakukan penyuluhan yaitu bertepatan dengan kegiatan Posyandu Balita di Desa Saring

4.1.2

Proses a. Acara dilaksanakan sesuai dengan jadwal acara yang telah ditentukan. b. Jumlah peserta yang hadir mengikuti penyuluhan cukup banyak yaitu sebanyak 30 orang. c. Respon peserta terhadap kegiatan penyuluhan terlihat baik. Terlihat dari aktifnya peserta menanyakan mengenai materi yang telah diberikan.

4.1.3 selesai.

Unsur Keluar (Output) a. Seluruh peserta penyuluhan yang datang, mengikuti penyuluhan sampai acara b. Sebagian besar sasaran memahami materi penyuluhan.

4.1.4 Evaluasi Terhadap Dampak Evaluasi terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari dilaksanakannya program ini dapat dilihat dari adanya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi mencegah hepatitis A dengan melakukakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Program penyuluhan yang telah dilaksanakan berjalan dengan lancar tanpa kendala yang cukup berarti. Respon dari pengunjung posyandu cukup baik dan sebagian dari mereka terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti penyuluhan yang dapat terlihat dengan adanya beberapa pengunjung posyandu yang bertanya mengenai materi yang telah diberikan kepada penyuluh. 5.2 Saran Sebaiknya setiap posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung mengadakan sistem 5 meja sehingga penyuluhan dengan berbagai topik masalah kesehatan dapat diberikan setiap diadakannya kegiatan posyandu agar warga desa mendapatkan pengetahuan yang baru mengenai penyakit-penyakit yang ada dan cara pencegahannya.

Anda mungkin juga menyukai