Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR SISTEM REAKSI HETEROGEN

Sistem reaksi heterogen merupakan sistem reaksi yang melibatkan lebih dari 1 (satu) fase. Sebagian besar proses reaksi kimia di industri merupakan sistem reaksi heterogen, yang pada umumnya berupa sistem fluida-padatan. Sebagian besar di antaranya merupakan sistem reaksi berkatalis padat. Dengan demikian sistem ini sangat penting untuk dipelajari. Beberapa contoh sistem reaksi heterogen: No. 1. Sistem gas-padat, katalitik Reaksi-reaksi transformasi hidrokarbon: (cracking atau perengkahan, reforming, dehidrogenasi, isomerisasi, dan desulfurisasi minyak bumi) Pembuatan gas SO3: SO2 (g) + O2 (g) SO3 (g) (menggunakan katalis V2O5) Sintesis amonia: N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) (menggunakan katalis Fe-base) Shift conversion di dalam pabrik amonia/urea: CO (g) + H2O (g) CO2 (g) + H2 (g) (katalis Fe-base dan Cu-base) 2. Sistem gas-padat, non-katalitik Reduksi bijih: ZnS (s) + 3/2 O2 (g) ZnO (s) + SO2 (g) FeS (s) + 3/2 O2 (g) FeO (s) + SO2 (g) Pembuatan HCl dari garam dapur NaCl: 2 NaCl (s) + SO3 (g) + H2O (g) Na2SO4 (s) + 2 HCl (g) Pembakaran karbon dengan udara: C (s) + O2 (g) CO2 (g) 3. 4. 5. 6. 7. Sistem cair-padat (berkatalis padat) Alkilasi hidrokarbon cair dengan katalis AlCl3 (s) Sistem cair-cair (berkatalis homogen) Alkilasi hidrokarbon cair dengan katalis HF (aq) atau H2SO4 (aq) Sistem padat-padat, non-katalitik Pembuatan keramik Sistem gas-cair, non-katalitik Pemisahan CO2 (g) dan H2S (g) dari gas-gas dengan larutan amina Sistem gas-cair-padat Polimerisasi gas etilena dengan melarutkannya dalam pelarut yang mengandung partikel katalis tersuspensi. Karena melibatkan lebih dari 1 fase, maka: ada batas-batas fase Pada umumnya, sistem reaksi heterogen melibatkan 2 proses, yakni: 1. Proses perpindahan atau transfer massa (difusi), yang merupakan proses atau peristiwa fisika, dan 2. Proses reaksi kimia, yang merupakan proses atau peristiwa kimia Oleh karena itu, kecepatan proses secara keseluruhan pada umumnya dinyatakan sebagai global (atau overall) rates, yang merupakan hasil kontribusi dari kedua proses tersebut.
dy/igsb/pengantar sistem reaksi heterogen/2007/halaman 1 dari 4

Sistem Reaksi Heterogen / Contoh

TAHAP-TAHAP TERKONVERSINYA REAKTAN MENJADI PRODUK REAKSI

(Untuk Kasus Sistem Reaksi Heterogen Fluida-Padatan, atau Sistem Reaksi Fase Fluida: A P yang Berkatalis Padat)

Keterangan gambar: Reaktan (A) Produk reaksi (P) Tahap-tahap nomor: 1, 2, 6, 7 3, 4, 5 merupakan proses difusi (peristiwa fisika) merupakan proses reaksi kimia (peristiwa kimia)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perpindahan massa reaktan dari fluida bulk ke antarmuka fluida-padatan (permukaan luar partikel padatan). Tahap ini biasa disebut sebagai difusi eksternal reaktan. Perpindahan massa reaktan secara intrapartikel ke dalam partikel padatan (jika berpori). Tahap ini biasa disebut sebagai difusi internal reaktan. Adsorpsi reaktan pada sisi-sisi aktif (interior sites) permukaan partikel padatan (atau katalis padat). Reaksi reaktan-teradsorp menjadi produk-teradsorp di permukaan aktif padatan (atau katalis padat). Desorpsi produk-teradsorp dari permukaan partikel padatan (atau katalis padat). Perpindahan massa produk secara intrapartikel dari sisi-sisi dalam ke permukaan luar partikel padatan (jika berpori). Tahap ini biasa disebut sebagai difusi internal produk. Perpindahan massa produk dari antarmuka fluida-padatan (permukaan luar partikel padatan) ke fluida bulk. Tahap ini biasa disebut sebagai difusi eksternal produk.

Untuk mempelajari kinetika reaksi sistem heterogen ini, pada umumnya teknik atau metode eksperimen yang dilakukan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tahap yang diharapkan menjadi penentu atau pengendali kecepatan proses secara keseluruhan adalah hanya peristiwa kimianya (dan bukan peristiwa fisika). Oleh karenanya, beberapa contoh upaya yang dapat dilakukan: Meningkatkan difusi eksternal, dengan cara mempercepat proses pengadukan. Meningkatkan difusi internal, dengan cara memperkecil ukuran partikel padatan (atau katalis padat) atau memperbanyak jumlah pori padatan (atau katalis padat), sedemikian sehingga dapat memperluas permukaan pori padatan (atau katalis padat). Menurunkan suhu reaksi atau melangsungkan reaksi pada suhu relatif rendah, sedemikian sehingga reaksi berlangsung relatif lambat.

GAMBARAN TENTANG GLOBAL RATE (OVERALL RATE)


Tinjaulah sebuah sistem reaksi heterogen sebagai berikut: Reaksi fase gas ireversibel: A (g) P (g) Membutuhkan katalis padat (C) nonporous. Kondisi isotermal (suhu tetap). Reaksi berlangsung dengan melewatkan gas melalui unggun (bed) katalis C.
dy/igsb/pengantar sistem reaksi heterogen/2007/halaman 2 dari 4

Katalis padat bersifat nonporous, sehingga tahap (2) (tahap difusi internal reaktan ke dalam pori katalis) dan tahap (6) (tahap difusi internal produk dari dalam pori katalis) menjadi tidak ada. Kecepatan reaksi katalitik (global rate) dapat dinyatakan per satuan luas permukaan (surface, S) katalis: rA =
''

1 dn A S dt

[=]

mol A bereaksi luas permukaan .waktu


''

Kecepatan proses secara keseluruhan dapat digambarkan melalui 2 (dua) tahap proses, yakni: (1) (2) Kecepatan difusi (atau fluks) A ke permukaan katalis ( rA1 ), dan Kecepatan reaksi di permukaan katalis ( rA2 ) (1) Kecepatan difusi (fluks) A dari fase gas bulk ke permukaan katalis, melalui lapisan film gas:
'' rA 1 =

''

fase gas bulk CAG fase padatan (katalis)

lapisan film gas

CAS x permukaan katalis

'' rA .... (i) 1 = k G (C AG C AS )

D (C AG C AS ) x

(2) Kecepatan reaksi di permukaan katalis (jika diasumsikan berorde-1 terhadap A):
'' '' rA 2 = k C AS

.... (ii)

Kedua tahap tersebut di atas berlangsung secara seri atau berurutan. Pada steady state:

k G (C AG C AS ) = k '' C AS
k G C AG k G C AS = k '' C AS
C AS k G + k '' = k G C AG
C AS = kG C AG k G + k ''
.... (iii)

'' rA 1

'' rA 2

Nilai CAS tidak dapat terukur, sedangkan CAG dapat terukur, sehingga kecepatan reaksi harus dinyatakan sebagai fungsi CAG (atau, tidak dapat dinyatakan sebagai fungsi CAS). Dengan demikian, dengan mensubstitusikan (iii) ke (i) dan (ii), diperoleh global rate (overall rate) sebesar:

'' A1

=r

'' A2

=r

'' A

atau

k '' kG 1 r = '' C AG = C AG = k overall C AG k + kG 1 kG + 1 k ''


'' A

Dengan cara yang sama, jika kecepatan reaksi di permukaan katalis diasumsikan berorde-2 terhadap A, yakni:
'' '' 2 rA 2 = k C AS ,

maka diperoleh global rate (overall rate) sebesar:


'' rA =

kG 2 2 k '' C AG + k G k G + 4 k '' k G C AG '' 2k

Keterangan: kG k 1/kG dan 1/k 1/kG 1/k 1/kG +1/k

koefisien transfer (atau perpindahan) massa A di fase gas konstanta kecepatan reaksi di permukaan katalis, per satuan massa katalis padat tahanan atau resistansi kecepatan tahanan kecepatan perpindahan massa tahanan kecepatan reaksi di permukaan katalis tahanan keseluruhan (dijumlahkan, jika linier terhadap konsentrasi dan proses berlangsung secara seri)
dy/igsb/pengantar sistem reaksi heterogen/2007/halaman 3 dari 4

Jika sistem ditinjau pada keadaan stedi (steady state) dan tahap-tahap proses berlangsung secara: Seri (berurutan), Paralel (bersamaan), maka: maka: r keseluruhan = r1 = r2 = ... r keseluruhan = r1 + r2 + ...

Selain per satuan luas permukaan (surface, S) katalis, kecepatan reaksi katalitik (global rate) juga mol A bereaksi 1 dn A rA = [=] dapat dinyatakan dalam: , atau V dt volume fluida .waktu
rA =
'

1 dn A W dt

[=]

mol A bereaksi massa pada tan ( katalis ).waktu

(Ingatlah kembali beberapa cara pendefinisian kecepatan reaksi, seperti yang sudah dipelajari di materi kuliah sebelumnya).

POLA PENGONTAKAN SISTEM DUA-FASE


Banyak cara (atau pola) pengontakan dua fase. Pada hampir semua jenis reaktor untuk sistem reaksi heterogen, kecuali pada reaktor unggun terfluidisasi (fluidized bed reactor), ada 5 (lima) pola pengontakan ideal untuk dua fluida yang mengalir, yakni: No. Pola Pengontakan Gambar Skema
A B

1.

Plug A / plug B (countercurrent)

2.

Plug A / plug B (cocurrent)

A B
B

3.

Plug A / plug B (crosscurrent)

Micro or macro

4.

Plug A / mixed B (two cases)

A Reaction in either A or B phase


Micro-micro or B macro-micro

5.

Mixed A / mixed B (two cases)

A Reaction in either A or B phase

Sumber: Levenspiel, 1999 dy/igsb/pengantar sistem reaksi heterogen/2007/halaman 4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai