Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Reaksi kimia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses


kehidupan. Tanpa reaksi kimia, kehidupan ini akan menjadi mandul bahkan
mungkin manusia tidak akan mampu bertahan hidup di atas bumi ini. Sebagai
contoh, kita tidak akan pernah mendapatkan api untuk memasak jika tidak
terjadi reaksi kimia, kita tidak dapat membuat bangunan yang kokoh
menggunakan kerangka besi jika tidak ada reaksi kimia, kita tidak dapat
memakai baju serat sintetis jika tidak ada reaksi kimia, dan kita tidak bisa
naik pesawat terbang jika tidak ada reaksi kimia. Dan masih banyak lagi
peristiwa kehidupan ini yang melibatkan reaksi kimia.
Pertumbuhan industri juga tidak terlepas dari pertumbuhan industri
kimia. Puluhan bahkan ratusan komoditi merupakan hasil dari proses industri
kimia. Hampir setiap industri kimia melibatkan reaksi kimia. Secara umum
proses dalam industri kimia ditunjukkan dalam diagram alir seperti berikut:

Physical Chemical Physical


Treatmen Treatment Treatment Produk
t Steps Steps Steps

Recycle

Gambar 1.1. Langkah-langkah Proses Industri Kimia


Karena begitu besarnya peranan industri kimia dalam kehidupan
sehari-hari maka berarti keberadaan seorang insinyur kimia menjadi sangat
penting. Seorang insinyur kimia merupakan orang yang dibutuhkan agar
sebuah proses kimia dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan berjalan
secara efektif. Dia sebagai tenaga yang ahli dalam hal memindahkan sebuah
proses kimia dalam skala laboratorium menjadi skala industri. Keahlian

Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor 1


inilah yang membedakannya sebagai insinyur kimia dengan insinyur di
bidang lainnya. Hal ini berarti bahwa seorang insinyur kimia harus memiliki
keahlian melakukan analisa system yang melibatkan reaksi kimia dan
mengaplikasikan hasil analisanya dengan suatu cara yang menguntungkan
baik dalam industri maupun kehidupan masyarakat. Dengan demikian,
seorang insinyur kimia harus memahami fundamental ilmu teknik reaksi
kimia dan aplikasi teknik reaksi kimia dalam perancangan reactor.

JENIS-JENIS REAKSI KIMIA


Reaksi dapat ditinjau dari berbagai cara:
a. Ditinjau dari fase zat pereaksi dan produk, reaksi dapat dibagi menjadi:
1. Reaksi homogen : reaksi yang terjadi pada fase pereaksi dan produk
sama, yaitu cair atau gas.
2. Reaksi heterogen, reaksi yang terjadi pada fase pereaksi atau produk
berbeda. Contoh:
a. Reaksi cair-padat
b. Reaksi cair-padat.
c. Reaksi gas-padat
d. Reaksi gas-cair
b. Ditinjau dari segi penggunaan katalisator. Reaksi dibagi menjadi:
1. Reaksi katalitis : reaksi yang berlangsung menggunakan katalisator.
2. Reaksi katalitis homogen : zat pereaksi, zat hasil, dan katalisator
berada pada fase yang sama.
3. Reaksi katalitis heterogen : zat pereaksi, zat hasil berada pada fase
yang berlainan dengan katalisatornya.
4. Reaksi non katalitis : reaksi yang berlangsung tanpa menggunakan
katalisator.
c. Ditinjau menurut mekanisme reaksi, reaksi dibagi menjadi:
1. Reaksi searah
2. Reaksi dapat balik
3. Reaksi seri

2 Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor


4. Reaksi parallel
5. Reaksi seri parallel
6. Reaksi rantai
7. Reaksi polimerisasi
d. Ditinjau dari molekularitas, reaksi dibagi menjadi:
1. Reaksi dengan molekularitas satu, misalnya:

A R
2. Reaksi dengan molekularitas dua, misalnya:

2A R + S
A + B R
3. Reaksi dengan molekularitas tiga, misalnya:
N2 + 2H2 2NH3

KINETIKA REAKSI KIMIA


Pada kondisi yang sesuai, suatu material dapat diubah menjadi
material yang baru dan berbeda dengan sebelumnya. Bila hal tersebut terjadi
berarti telah terjadi reaksi kimia. Ilmu kimia banyak mempelajari peristiwa
reaksi kimia tersebut, khususnya bidang kinetika reaksi kimia. Dalam
kinetika reaksi kimia banyak dipelajari bentuk reaksi kimia, persamaan
kecepatan reaksi kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
reaksi kimia.

TERMODINAMIKA REAKSI KIMIA


Reaksi:
aA rR + sS ΔH = (+) atau (-)
ΔH = panas reaksi
= - (reaksi eksotermis)
= + (reaksi endotermis)

Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor 3


Panas Reaksi
Panas reaksi pada T2 dinyatakan dengan panas reaksi pada T 1, dapat
ditentukan dengan hukum kekekalan energi:
ΔHT2 = - (H2 – H1) reaktan + ΔHT1 + (H2 – H1)produk
Atau jika dinyatakan dalam kapasitas panas (Cp):

Reaksi Setimbang
Reaksi dapat balik:
aA rR + sS

dengan,
ΔG = energi bebas Gibbs
ΔG0 = energi bebas Gibbs dalam keadaan standar
R = tetapan gas
T = suhu kesetimbangan
Ka = konstanta kesetimbangan
F = fugasitas komponen
F0 = fugasitas komponen dalam keadaan standar.

4 Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor


Keadaan standar pada suhu T:
1. Gas : komponen murni pada 1 atm (pada tekanan ini keadaan gas
memenuhi keadaan gas ideal).
2. Padatan : komponen padat murni pada 1 atm.
3. Cair : komponen cair murni pada tekanan uapnya.
4. Solute in liquid : larutan 1 molar (atau pada konsentrasi yang
mempunyai aktivitas 1).
Suatu saat setelah reaksi dapat balik berlangsung maka reaksi ke arah kiri dan
kanan akan berjalan dengan kecepatan yang sama. Kondisi dimana kecepatan
reaksi ke kiri dan ke kanan sama disebut reaksi setimbang. Berdasarkan
tinjauan termodinamika, reaksi berjalan setimbang jika terpenuhi keadaan
ΔG=0, sehingga:

Konversi Kesetimbangan

atau

atau

Contoh : (example 1. , Levenspiel, 1972)


Equilibrium conversion with temperature
a. Between 0 and 100 oC determine the equilibrium conversion of A for the
aqueous reaction: A R
∆Go298= -3375 cal/mol

Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor 5


∆Hr,298 = -18000 cal/mol
Present the result in the form of a plot of conversion versus temperature.
b. What is restrictions should be placed on a reactor operating isothermally
if we are to obtain fractional conversions of 75% or higher?
Data: The reported ∆Go is based on the following standard states of reactants
and products:
CoR = CoA = 1 mol/L
Assume ideal solution, in which case

In addition, assume specific heats of all solutions are equal to that of water.

Solution:
a. With all specific heats alike,
∆Hr = ∆Hr,298 = -18000 cal/mol …………………..(i)
The equilibrium constant at 25 oC is given by
K298 = exp(-∆Go298/RT)
= exp(3375/1.99 . 298) = 300 …………………..(ii)
Since the heat of reaction does not change with temperature, the
equilibrium constant K at any temperature T is now found from
equetion:

Combining with equation (i) and (ii) gives

or

6 Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor


Values of lnK and K, calculated from Eq. (iii), are shown for 10 oC
intervals in Table E.1.
From thermodynamics

Hence the fractional conversion at equilibrium is given by

Table E.1. also gives the values of Xae calculation from Eq. (iv), and Fig
E.1. shows the changing equilibrium conversion as a function of
temperature in the range of 0 to 100 oC.
b. From the graph we see that the temperature must stay below 78 oC
if conversion of 75% or higher to be obtained.
Table E.!.

Menentukan Komposisi Kesetimbangan


Reaksi :

dalam system dengan komponen gas :


4. keadaan standar : gas dengan komponen murni dengan fugasitas 1
(pada P = 1 atm)
5. aktivitas gas B :

dengan,

= fugsitas B pada campuran reaksi

Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor 7


= fugasitas B pada keadaan standar

yB = fraksi mol B

= fugasitas B murni pada T dan P pada campuran

dimana adalah fugasitas komponen B murni pada T dan P system.

Jadi:

Jadi :

Jika gas ideal f/P = 1 maka Kf/P = 1 sehingga Ka = Kp . Sedangkan untuk gas
tidak ideal Kf/P dicari menggunakan Appendix B.
Jika dalam system ada gas inert I sebanyak nI mol, maka persamaan
menjadi:

Persamaan ini digunakan untuk menghitung komposisi kesetimbangan.


Contoh :
Hitung komposisi kesetimbangan campuran sbb:
N2 15,0 %

8 Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor


H2O 60,0 %
C2H4 25,0 %
Campuran dijaga pada T = 527 K dan P = 264,2 atm. Reaksi kimia yang
terjadi adalah sbb:

Data :
Senyawa Tc (K) Pc (atm)
H2O(g) 647,3 218,2
C2H4(g) 283,1 50,5
C2H5OH(g) 516,3 63,0

Senyawa ΔGo298,16 (kcal) ΔHo298,16 (kcal)


H2O(g) -54,6357 -57,7979
C2H4(g) 16,282 12,496
C2H5OH(g) -40,30 -56,24
Keadaan standar masing-masing spesies diambil pada material murni dengan
fugasitas 1.
Jawab:
Basis : 100 mol gas awal
ΔGo298,16 = (1)(-40,30)+(-1)(16,282)+(-1)(-54,6357) = -1,946 kcal/mol
ΔHo298,16 = (1)(-56,24)+(-1)(12,496)+(-1)(-57,7979) = -10,938 kcal/mol
Konstanta kesetimbangan pada 298 K :
Δgo = -RT lnKa
LnKa = -(-1,946)/(1,987)(298,16) = 3,28
Pada 527 K :

diintegralkan :

Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor 9


Jika Ka pada 298 dan nilai-nilai yang lain dimasukkan maka diperoleh nilai
Ka,2 = 8,74 10-3 pada suhu 527 K. f/P dicari dari Appendix B.

Komponen Tr =T/Tc Pr = P/Pc f/P(Appendix B)


H2O 0,815 1,202 0,190
C2H4 1,862 5,232 0,885
C2H5OH 1,021 4,194 0,280
Stoikhiometri:

dengan ζ = ekstent
mol mula-mula mol pada extent ζ
N2 15,0 15,0
H2O 60,0 60- ζ
C2H4 25,0 25- ζ
C2H5OH 0,0 ζ
Total 100,0 100,0 – ζ
Masuk pada persamaan:

diperoleh ζ = 10,8, sehingga komposisi kesetimbangan komponen adalah:

10 Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor


mol %mol
N2 15 16,8
H2O 49,2 55,2
C2H4 14,2 15,9
C2H5OH 10,8 12,1
Total 89,2 100
Pengaruh Kondisi Reaksi Pada Kesetimbangan
a. Efek temperatur
Pengaruh temperatur pada kesetimbangan terutama melalui
pengaruhnya pada nilai konstanta kesetimbangan (Ka). Konversi
kesetimbangan pada reaksi eksotermis akan turun jika temperatur naik.
Sebaliknya, konversi kesetimbangan reaksi endotermis akan naik jika
temperatur kesetimbangan naik. Pengaruh temperatur pada K f/P sangat kecil
dibandingkan dengan Ka.
b. Efek tekanan total
Jika reaksi fase gas tidak mengalami perubahan jumlah mol (jumlah
mol reaktan = jumlah mol produk) maka tekanan operasi tidak akan
berpengaruh pada kesetimbangan. Jika jumlah mol berkurang (reaksi fase
gas) maka kenaikan tekanan akan mengakibatkan kenaikan konstanta
kesetimbangan. Jika jumlah mol (reaksi fase gas) naik maka kenaikan
tekanan berakibat pada penurunan konstanta kesetimbangan.
d. Efek penambahan inert
Untuk reaksi yang tidak ada perubahan jumlah mol total maka
kesetimbangan tidak akan dipengaruhi oleh inert. Jika dalam reaksi ada
perubahan jumlah mol total maka pengaruh penambahan inert sama dengan
pada pengaruh tekanan.
e. Efek penambahan katalisator
Kesetimbangan tidak dipengaruhi oleh adanya penambahan
katalisator pada reaksi.
f. Efek reaktan berlebihan

Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor 11


Jika jumlah reaktan tidak stoikhiometris maka reaktan yang
berlebihan akan meningkatkan konversi kesetimbangan (reaksi bergeser ke
kanan).

1.4. SOAL-SOAL LATIHAN


1. Penggunaan katalisator yang sesuai akan membantu reaksi aseton
dengan hydrogen membentuk isopropanol. Reaksi berjalan seperti
berikut:
CH3COCH3 + H2 CH3CHOHCH3
Entalpi dan energi bebas Gibbs pembentukan pada 25 oC dan 101,3 kPa
adalah sebagai berikut:
ΔHfo (kJ/mol) ΔGfo (kJ/mol)
Aseton (g) -216,83 -152,61
Isopropanol (g) -261,30 -159,94
Jelaskan masing-masing efek variable tersebut di bawah ini terhadap
kesetimbangan:
a. Kenaikan temperatur
b. Kenaikan tekanan
c. Penggantian katalisator tidak aktif
d. Penambahan argon pada tekanan tetap

2. Gas hydrogen dapat dibuat dari gas karbonmonoksida dengan water gas
shift reaction:

CO + H2O CO2 + H2

Pada 900 oF, konstanta kesetimbangan adalah 5,62 jika kondisi standar
semua spesies diambil pada saat harga fugasitas = 1. Jika reaksi
dijalankan pada tekanan 75 atm, berapa perbandingan mol steam to

12 Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor


carbonmonoxide yang diperlukan agar konversi CO menjadi CO 2 sebesar
90%.

3. Pada suhu 25 oC, energi bebas Gibbs standar untuk reaksi:

SO2 + ½ O2 SO3
Adalah –70,04 kJ/mol dimana keadaan standar diambil pada komponen
murni pada tekanan 101,3 kPa dan 25 oC. Pada 227 oC dan tekanan
system total 1,013 kPa, komposisi kesetimbangan hasil percobaan adalah
sebagai berikut:
Komponen mol%
O2 0,1
SO2 0,12
SO3 78,18
Helium 21,60
a. Berapa konstanta kesetimbangan untuk reaksi pada 25 oC dan 1,013
kPa?
b. Berapa konstanta kesetimbangan untuk reaksi pada 227 oC dan
1,013 kPa?

Reaksi Homogen : Tinjauan Kinetika Reaksi dan Perancangan Reaktor 13

Anda mungkin juga menyukai