Anda di halaman 1dari 20

Menurut Slavin (pembelajaran kooperatif model STAD, siswa dikelompokkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat atau

lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda. Pada model STAD siswa dikelompokkan secara heterogen,

kemudian siswa yang pandai menjelaskan kepada anggota yang


lain sampai mengerti. Model kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan yang

menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling


memotifasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Menurut Robert E Slavin dan kawan-kawan , model CL tipe STAD terdiri dari 5 komponen (fase) , yakni :

Presentasi Kelas Pembentukan tim Kuis Perubahan skor individu Pengakuan tim

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN STAD ( STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)


Menyampaikan materi pelajaran

Membagi siswa dalam kelompok kooperatif


yang beranggotakan 4 atau 5 siswa

Menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok Membimbing siswa dalam kerja kelompok Menugasi siswa melaporkan hasil kerja

kelompok

Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran

FASE STAD
Fase

1 : Guru presentasi di depan kelas, Fase 2 : Guru membentuk kelompok Fase 3 : Bekerja dalam kelompok Fase 4 : Scafolding. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok atau kelas Fase 5 : Validation. Guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok Fase 6 : Quizzes. Guru mengadakan kuis secara individual Fase 7 : Penghargaan kelompok Fase 8 : Evaluasi oleh guru

TIME TOKEN

Model pembelajaran kooperatif time token digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan. (Suyatno, 2009:76).

FASE TIME TOKEN


Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning/ CL). Tiap siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu 30 detik per kupon. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya. Siswa yang berbicara paling efektif dan mendekati point kompetensi dasar dalam materi di berikan penghargaan

TALKING STICK

Talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapatnya dalam suatu forum, menurut Carol Locust. Model pembelajaran Talking Stik adalah suatu model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.

FASE TALKING STICK


Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Guru memberikan kesimpulan. Guru memberikan evaluasi/penilaian. Guru menutup pembelajaran.

PICTURE AND PICTURE

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

FASE PICTURE AND PICTURE


Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Menyajikan materi sebagai pengantar Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai Kesimpulan/rangkuman

INSIDE-OUTSIDE CIRCLE

Teknik mengajar lingkaran besar dan lingkaran kecil (inside outside circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa. Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat danteratur.

FASE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE


Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap ke dalam. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang di lingkaran besar bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi demikian seterusnya. Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

THINK PAIR SQUARE

Model pemelajaran kooperatif tipe tink-pairsquare merupakan modifikasi dari model pembelajaran kooperatif tipe tink-pair-share dan dikembangkan oleh Spencer Kangan pada tahun 1933. Think-PairSquare memberikan kesempatan kepada siswa mendiskusikan ide-ide mereka dan memberikan suatu pengertian bagi mereka untuk melihat cara lain dalam menyelesaikan masalah.

FASE THINK PAIR SQUARE


Think atau tahap berpikir, guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan kepada siswa. Siswa diberi kesempatan untuk berfikir atau mencari informasi sendiri. Guru membentuk kelompok kecil dengan anggota heterogen 4-6 orang. Pair atau tahap berpasangan masing-masing siswa bertukar pikiran secara perpasangan (2 orang). Square tiap pasangan menyampaikan hasil diskusi pada teman 1 anggota kelompok kecil Setiap kelompok kecil mengambil satu kesepakatan. Permainan Talkball (talking ball) Share, siswa yang mendapatkan bola saat lagu berhenti maka harus menyampaikan hasil kesepakatan dari diskusi yang telah dilakukannya ke siswa lain dalam kelompok besar (kelas). Guru menengahi dan menyatukan persepsi.

Anda mungkin juga menyukai