Debate
Model pembelajaran debat merupakan model pembelajaran berbicara yang tidak hanya
monoton satu arah. Model pembelajaran debat mengarahkan siswa untuk berbicara
dengan beradu argumen dari dua kelompok yang telah diatur untuk selalu beda pendapat,
kelompok pertama diminta untuk selalu setuju ( kelompok pro ) terhadap masalah yang
diberikan sedangkan kelompok yang kedua diminta untuk selalu tidak setuju ( kelompok
kontra ) terhadap masalah yang diberikan.
Langkah-langkah penerapan model pembalajaran ini yaitu :
- Guru membagi siswa menjadi dua kelompok debat yang satu pro dan yang lainnya
kontra. Siswa duduk saling berhadapan antara yang pro dan kontra (susun meja dan
kursi seperti untuk rapat).
- Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan di debatkan.
- Setelah selesai membaca, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara menyampaikan pendapatnya, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra.
Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan anggota kelompok yang lainya, sampai
sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
- Diwaktu peserta didik menyampaikan gagasannya atau pendapatnya, maka peserta
didik menulis inti/ide-ide dari setiap pendapat sampai mendapat sejumlah ide yang
diharapkan.
- Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.
- Dari ide-ide yang telah disampaikan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang diinginkan.
O. Role Playing
Menurut Santoso (2011), bermain peran adalah mendramatisasikan dan mengekspresikan
tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.
Dengan metode Role Playing (bermain peran) siswa berperan atau memainkan peranan
dalam dramatisasi masalah/psikologis itu.
Langkah-langkah penerapan model pembalajaran ini yaitu :
- Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta Didik. Motivasi merupakan
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan demi
mencapai tujuan tertentu.
- Memilih Peran. Memilih peran dalam pembelajaran, tahap ini peserta didik dan guru
mendiskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana
mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik
diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran.
- Menyusun Tahap-Tahap Peran. Menyusun tahap-tahap baru, pada tahap ini para
pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan.
- Menyiapkan Pengamat. Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan
secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik
turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.
- Pemeran. Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai
dengan peran masing-masing, pemeran dapat berhenti apabila para peserta didik telah
merasa cukup.
- Diskusi dan Evaluasi. Setelah melakukan peran, langkah berikut adalah analisis dari
bermain peran tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan perasaan mereka
tentang peran yang dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain.
- Membagi Pengalaman dan Mengambil Kesimpulan. Pada tahap ini peserta didik
saling mengemukakan pengalaman hidupnya dalam berhadapan dengan orang tua,
guru, teman dan sebagainya.
P. Group Investigation
Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam
keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process
skills).
Langkah-langkah penerapan model pembalajaran ini yaitu :
- Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
- Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
- Guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
- Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif dalam
kelompoknya.
- Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah
satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
- Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
- Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan
memberikan kesimpulan.
- Evaluasi.
Q. Talking Stick
Model pembelajaran talking stick adalah pembelajaran yang mana dalam aktivitasnya
menggunakan media stick (tongkat). Pada implementasinya tongkat akan berputar dengan
iringan lagu yang dinyanyikan oleh siswa secara bersama-sama hingga berhenti,
kemudian siswa yang mendapatkan tongkat saat lagu berhenti harus menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Langkah-langkah penerapan model pembalajaran ini yaitu :
- Pengajar atau guru membuat grup belajar yang terdapat 4 hingga 6 anggota.
- Guru menyediakan stick atau tongkat yang memiliki ukuran panjang 15 cm atau lebih.
- Pengajar akan mengutarakan materi utama dan selanjutnya akan memberi waktu jeda
kepada grup belajar untuk persiapan, seperti meneliti dan mendalami materi yang
telah disampaikan.
- Siswa akan membahas berbagai persoalan yang ada pada materi utama.
- Sesudah grup belajar mendalami dan meneliti setiap detail yang ada pada materi.
Guru akan memberi tanda untuk menyetop segala aktivitas pendalaman materi
tersebut.
- Pada sesi ini guru akan memakai stick atau tongkat yang nantinya diberikan ke salah
satu anggota grup belajar. Selanjutnya guru & siswa menyanyikan lagu dan tongkat
bisa digilir secara bergantian kepada anggota grup. Dan yang paling terakhir
memegang tongkat saat lagu berhenti akan menjawab pertanyaan dari guru. Hal
tersebut terus diulang hingga sebagian besar siswa mendapat giliran.
- Setelah sesi sebelumnya selesai guru akan membuat kesimpulan.
- Pengajar selanjutnya melaksanakan evaluasi dan refleksi dari apa yang telah
dilakukan dalam pembelajaran.
- Selanjutnya penutup disampaikan oleh guru.
R. Bertukar Pasangan
Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Model pembelajaran
bertukar pasangan dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi berpasangan untuk
mengerjakan suatu tugas dari guru kemudian salah satu pasangan dari kelompok tersebut
bergabung dengan pasangan lain untuk saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban
masing-masing.
Langkah-langkah penerapan model pembalajaran ini yaitu :
- Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa
yang memilih sendiri pasangannya).
- Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas tersebut dengan pasangannya.
- Setelah selesai setiap siswa yang berpasangan bergabung dengan satu pasangan lain.
- Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang baru ini
saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
- Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula.
S. Snowball Throwing
Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam
beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah
pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut
dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya
masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.
Langkah-langkah penerapan model pembalajaran ini yaitu :
- Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
- Guru membentuk kelompok-kelompok, dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
- Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.
- Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari
satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
- Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian.
- Evaluasi
- Penutup
V. Demonstrasi
Demonstrasi adalah model mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas
suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada
peserta didik.
Langkah-langkah penerapan model pembalajaran ini yaitu :
- Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik untuk
berfikir. Misalnya pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga
mendorong peserta didik tertarik untuk memperhatikan demonstrasi.
- Ciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana yang menegangkan.
- Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi.
- Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.
X. Lingkaran dalam dan Luar (Inside-outside circle) Model Pembelajaran Lingkaran dalam
dan Luar Inside-outside circle (IOC) adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran
kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993), dimana siswa saling membagi
informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan
teratur.