Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN 2

Pengembangan Multimedia Pembelajaran


Dosen Pengampu : Bapak Teguh Arie Sandy, M.Pd.

Disusun Oleh :
Ridho Koko Putra 19206241013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
A. Redundancy Principle
Prinsip Redudansi (Redundancy Principle) merupakan sebuah prinsip media
pembelajaran yang mengusulkan bahwa siswa dapat belajar lebih baik ketika
informasi yang identik tidak disampaikan melalui lebih dari satu format atau saluran.
Misalnya gambar dan kata-kata yang identik atau narasi audio dan teks yang isinya
sama (maglearning.id, 2019). Secara sederhana, dapat dijelaskan bahwa siswa dapat
belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi, narasi dan teks on-screen.
Jika kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara visual yakni animasi dan teks akan
menyebabkan saluran visual kelebihan beban sehingga pemrosesan informasi kurang
maksimal (123dok.com, n.d.).

Pada dasarnya dalam mempraktikkan prinsip ini dalam pembuatan media


pembelajarn adalah membuat konten yang efisien dan harus menghapus informasi
berlebihan. Prinsip ini akan menjamin siswa lebih mengerti dan memahami
pembelajaran melalui grafik dan narasi audio, yang mana narasi tersebut berisi
animasi dan kata-kata berbentuk audio yang menarik sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan indra penglihatan dan pendengaran secara efektif dan efisien.

Prinsip redundansi mungkin tidak begitu berlaku pada beberapa kondisi.


Misalnya, ketika teks dipersingkat menjadi beberapa kata dan ditempatkan di sebelah
grafik atau bagian tertentu dari grafik atau animasi, teks yang diucapkan disajikan
sebelum teks yang dicetak, dan tidak ada grafik serta segmen verbal yang pendek.
Dalam masing-masing kasus ini, pemrosesan asing berkurang.

Selain hal-hal tersebut pengecualian terhadap Prinsip Redundansi bisa


dipertimbangkan dalam menggunakan narasi audio dan teks onscreen sekaligus
ketika:

 Tidak ada presentasi bergambar,


 Siswa memiliki banyak waktu untuk memproses gambar dan kata-kata yang
disajikan secara berurutan,
 Laju presentasi cukup lambat,
 Siswa cenderung mengalami kesulitan memproses kata-kata yang diucapkan
 Menyoroti beberapa kata kunci di samping bagian yang sesuai dengan alasan
Psikologi Grafis,
 Ketika teks pada layar tidak menambah tuntutan pemrosesan siswa (tidak
berlebihan),
 Ketika bahan yang diucapkan mungkin sulit untuk diproses misalnya dalam
pembelajaran bahasa asing.
B. Spatial Contiguity Principle
Prinsip kedekatan spasial (spatial contiguity) menyatakan bahwa siswa dapat
belajar lebih baik ketika kata-kata dan gambar yang berhubungan disajikan
berdekatan daripada berjauhan satu sama lain. Jika kata dan gambar yang
berhubungan disajikan berdekatan, siswa tidak perlu menggunakan daya kognitifnya
untuk mencari fokus pelajaran secara visual pada layar atau halaman teks. Dengan
demikian, sangat mungkin bagi siswa untuk dapat merangkai keduanya dalam
memorinya pada satu waktu yang sama.

Secara teoritis ketika kata dan gambar yang sesuai berdekatan dan menjadi
satu kesatuan satu sama lain di halaman atau layar, siswa tidak harus menggunakan
sumber daya kognitif untuk secara visual mencari sesuatu di halaman atau layar.
Siswa juga lebih mudah memproses kata dan gambar dalam memori kerjanya pada
saat yang bersamaan.

Ketika kata dan gambar yang terkait jauh atau terpisah antara satu dengan
lainnya di halaman atau layar, siswa harus menggunakan sumber daya kognitifnya
untuk mencari bagian-bagian halaman atau layar secara visual. Siswa juga cenderung
tidak dapat memproses kata dan gambar tersebut dalam memori kerja di waktu yang
sama.
Prinsip kedekatan spasial ini sangat efektif diterapkan ketika:
 siswa tidak akrab dengan materi,
 gambar/diagram tidak sepenuhnya dapat dimengerti tanpa kata-kata, dan
 materinya kompleks.
Pada intinya siswa akan lebih memahamai jika materi(kata-kata) dan gambar
digabungkan dalam satu halaman dan berdekatan dibandingkan dengan memisahkan
antara kata-kata dan gambar dengan halaman yang berbeda atau berjauhan karena
siswa akan berfikir dua kali dalam memahami.
adi, pembelajaran yang disatukan lebih memudahkan siswa untuk belajar lebih baik,
dan pembelajaran yang terpisah juga akan memberikan banyak pembelajaran pada
siswa sebab siswa akan mengulang sebuah ingatan mengenai materi yang dipelajari
pada gambar dan kata-kata yang terpisah seperti yang terdapat pada teori
penyampaian informasi.

Anda mungkin juga menyukai