Anda di halaman 1dari 13

Pengertian etika Etika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai nilai2 baik maupun buruk , dan berhubungan dengan

hal2 yang dianggap benar dan salah, kewajiban moralitas, serta kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak Etika secara asal kata berasal dari kata etika= moral->mos yang berarti adat kebiasaan, yakni nilai dan norma yang menjadi acuan untuk mengatur tingkah laku seseorang di dalam komunitas kehidupannya. Perbedaan Moralitas dan Etika: Moralitas: Sistem penilaian tentang bagaimana kita harus hidup dengan benar danm tepat sebagai manusia. Etika: cabang filsafat mengenai nilai dan norma moral yang telah dinilai sebelumnya. Hubungan atara etika filsafat dan ilmu pengetahuan Etika merupakan bagian dari filsafat dan filsafat merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Jadi Sanksi pelanggaran etika: a.Sanksi sosial: berupa teguran, pengucilan, dan lain lain , sanksi ini biasanya di berikan oleh masyarakat dan tidak secara tertulis. b.Sanksi hukum: hukum pidana, perdata , sanksi ini biasanya diberikan oleh hakim, di lakukan melalui proses hukum yang telah ada, mengikuti undang- undang dan sejenisnya, yang sebelumnya telah diatur sesuai dengan norma- norma yang telah ada Struktur etika Etika dibagi dua yakni ada etika umum dan etika khusus, dimana etika khusus dapat dibagi menjadi: a.etika individual : sesuai namanya etika ini bersifat individual, yakni etika yang dibangun dan di tentukan oleh individu tertentu terhadap dirinya sendiri, semacam pengendalian diri sendiri. b.etika sosial : etika sosial adalah bagaimana etika itu terbentuk di dalam lingkungan sosial, yang nilai-nilainya telah di bentuk dan di atur oleh masyarakat sosial. Kemudian etika sosial dapat dibagi menjadi : a.etika terhadap sesama: etika sosial yang aturannya telah diatur oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana cara kita bergaul, berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama manusia.

b.etika terhadap keluarga: etika yang telah diatur di lingkungan keluarga(di dalam rumah), tentang bagaimana kita berinteraksi dengan orang tua, bagaimana cara menghormati yang lebih tua, dan bagaimana bersikap saat bersama dengan mereka. Diatur dan dirancang secara turun temurun oleh sebuah keluarga(yang biasanya mengikuti etika sosial<sesama, namun lebih diatur lebih ketat). b.etika politik: etika yang telah di bentuk oleh pemerintah, tidak oleh presiden saja , tetapi oleh menteri yang telah di sepakati bersama, dan di diskusikan bersama, tentang bagaimana cara agar tidak berkonflik dengan negara lain(kadang juga untuk urusan intern, namun di indonesia dapat di selesaikan dengan diskusi, demo beda ceritanya sepertinya) c.etika lingkungan hidup: etika yang telah dibentuk oleh masyarakat tentang bagaimana kita bersikap terhadap alam, karena tidak mungkin alam yang membuat aturan, toh mereka hanya mengikuti insting d.dan terakhir etika profesi: akan sesuai tergantung apa profesinya, misal dokter , dan hakim akan berbeda etika profesinya, namun secara garis besar, di tulisan selanjutnya akan di bahas, tujuan di bentuknya kode etik profesi. Tujuan dibentuknya Kode etik profesi : 1. Acuan dasar dan alat kontrol internal para anggota profesi 2. Alat pelindung kepentingan masyarakat dari tindakan tidak beretika dan tidak profesional Isu dan kebijakan kode etik di bidang TI : 1.Isu privasi , Menyangkut masalah pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi tertentu mengenai suatu atau kumpulan individu. Karena dapat dibayangkan bagaimana rasanya, jika sesuatu yang menyangkut hal pribadi, yang tidak ingin diketahui, yang bersifat rahasia, jika disimpan dan kemudian disebarkan, sangat tidak etis rasanya, namun sayangnya inilah yang selalu terjadi, dikarenakan dendam, keisengan dan lain sejenisnya. 2. Isu akurasi : Menyangkut permasalahan tingkat keakuratan, kebenaran dan autentikasi dari informasi yang dikumpulkan untuk kemudian di proses 3. Isu properti : menyangkut masalah kepemilikan dan nilai informasi dan sering juga menyangkut permasalahan hakcipta 4. Isu aksesibilitas : menyangkut permasalahan siapa yang mengakses dan menggunakan suatu file atau layanan tertentu, apakah ia adalah orang yang benar-benar valid (asli) atau tidak.

Kebijakan atau kode etik privasi merupakan petunjuk sebuah perusahaan yang nantinya berhubungan dengan perlindungan privasi para konsumen, klien, dan juga para karyawan. Petunjuk kebijakan privasi Pengumpulan data: a. Data hanya dikumpulkan jika bertujuan untuk memenuhi bisnis yang sah, agar mengurangi penumpukan data yang kemudian bisa saja dianggap tidak berguna, lantas dibuang, padahal sekecil apapun data tersebut bisa saja itu berhubungan dengan hal penting dari sang klien atau pegawai, dan harus dijaga b. Data harus memadai, relevan, dan tidak melenceng dari tujuan bisnis, kurang lebih ini sama seperti yang diatas, agar mengurangi penumpukan data yang kemudian dianggap menjadi tidak berguna. c. Setiap individu yang terlibat dalam pengambilan atau pengumpulan data tentunya harus memberi izin pada pihak pengumpul data, agar dapat disahkan lebih lanjut. Akurasi data: a. Data yang tadi telah dikumpulkan harus diverifikasi sebelum dilanjutkan untuk dimasukkan kedalam basis data b. Data harus akurat, dan up to date, di saat dibutuhkan dapat digunakan dengan cepat, dan ketika ada data baru harus dapat di perbaharui di dalam database. c. File harus tersedia dan dapat diakses kapan saja, sehingga nanti dapat di cek kebenaran file tersebut, ada atau tidak di dalam basis data/database. Kerahasiaan data: a.Prosedur keamanan komputer yang minimal standar harus di implementasikan demi keamanan dan rasa nyaman para user, client, konsumen, dan para pegawai dari pengungkapan data secara tidak sah. Meliputi pengukuran keamanan secara fisik, teknis, dan administratif. b. pembatasan akses pada pihak ketiga semimin mungkin, dan hanya mungkin dapat diminta oleh badan hukum dan pemerintahan, karena mengingat negara adalah tingkatan paling atas, apapun usaha anda, baik swasta apalagi negeri. c.Pengungkapan data yang harus sesuai alasannya dengan tujuan bisnis, tidak sembarangan karena alasan yang tidak tepat, atau bahkan mengada ada. Computer Ethics Institute (CEI) suatu lembaga yang memperhatikan perkembangan / kemajuan teknologi informasi membuat 10 PERINTAH ETIKA KOMPUTER ( The Ten Commandments of Computer Etics ) sbb :

1.Tidak menggunakan komputer untuk merugikan orang lain. Maksudnya sudah jelas, yakni agar tidak menggunakan komputer, apalagi komputer orang lain untuk merugikan orang lain. 2.Tidak mengganggu pekerjaan komputer orang lain. Maksudnya adalah tidak merusak bagaimana sistem kerja komputer orang lain, misalnya saja jika komputer A sedang bekerja, dan kemudian di interupsi, atau di ganggu, tentu saja data yang sedang di olah atau akan di olah dapat hilang, karena proses yang terhenti di tengah jalan. 3.Tidak memata-matai file komputer orang lain. Maksudnya adalah tidak mengintai file orang lain, hal ini erat hubungannya dengan isu privasi yang sering dilanggar, karena bagaimanapun, file orang lain pasti memiliki nilai rahasia yang tidak dapat di nilai oleh orang lain. 4.Tidak menggunakan komputer untuk mencuri. Mencuri dalam arti sebenarnya(tindakan kriminal, semacam carding atau sejenisnya), atau mencuri dalam arti mencuri hak orang lain, misal, mencuri bandwitdh tetangga sebelah dengan cara menyusup ke jaringan wifi nya, dan lain sebagainya. 5.Tidak menggunakan komputer untuk bersaksi palsu. Bersaksi palsu disini dapat dikaitkan dengan ke akurasian data, dimana sekarang dapat dimanipulasi dengan mudahnya, namun diharapkan tidak bersaksi palsu mengenai keakuratan yang dapat di manipulasi ini. Dan juga dapat di artikan tidak memberi berita palsu, semacam isu SARA, yang semakin marak akhir akhir ini 6.Tidak menyalin atau menggunakan kepemilikan perangkat lunak dimana anda belum membayarnya. Sudah jelas, setiap software itu ada lisensinya, baik free(gratis) maupun paid(berbayar), namun masalahnya adalah, perangkat lunak yang dipakai haruslah memenuhi lisesnsi yang telah di buat, menggunakan software berbayar namun tanpa membayarnya, atau lebih sering di sebut software crack, akan sama artinya dengan melanggar hak cipta 7. Tidak menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi atau kompensasi yang sesuai. Maksudnya adalah tidak diperkenankannya menggunakan komputer orang lain tanpa otorasisasi atau izin dari yang memiliki komputer tersebut. Terlebih lagi tidak ada kompensasi yang harusnya ada sebelum proses peminjaman terjadi 8. Tidak mengambil untuk diri sendiri karya intelektual orang lain. Maksudnya yang lebih fokus adalah tidak diperkenankannya menggunakan hasil karya orang lain dan kemudian mengatasnamakannya bahwa karya tersebut bahwa dialah yang membuat atau menemukannya, di dalam kasus ini di terutamakan pada bidang software, yang sering kali di claim bahwa ialah yang membuatnya. 9. Harus memikirkan tentang konsekuensi sosial program yang anda tulis bagi sistem yang anda desain. Design yang anda buat haruslah memiliki konsekuensi yang kuat agar tidak berubah ubah setiap

saat, dan menjadi ciri khas anda, tidak menjadi masalah jika awalnya berantakan, karena user pasti akan terbiasa nantinya, jika perlu diberi contoh sama seperti halnya linux yang akan menjadi user friendly jika di gunakan terus menerus, istilahnya, user bisa karena terbiasa. 10.Harus menggunakan komputer yang menjamin pertimbangan dan bagi sesama manusia. Maksudnya adalah menggunakan komputer agar dapat nantinya menjamin pertimbangan, tidak sembarangan dipergunakan, dan tentu akan ada efek samping positifnya bagi sesama manusia Etika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari hari. Seseorang yang beretika mampu mengontrol sikap dan tutur katanya terhadap orang lain. Etika yang umum berlaku disuatu Negara belum tentu dinegera lain disebut etika. Contohnya di Indonesia memberi atau menerima dengan menggunakan tangan kanan sedangkan di Negara Amerika member dan menerima dengan tangan kiri adalah hal yang wajar. Jadi etika juga timbul karena adanya lingkungan sekelilingnya. Contoh dari pada etika lainnya adalah : 1. Tidak meludah didepan orang lain 2. Berbahasa yang baik dan sopan 3. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan 4. Tidak mendengarkan orang yang sedang menerangkan pelajaran 5. Tidak berkata kasar apalagi kepada kedua orang tua 6. Suka mencaci maki orang lain Dari contoh contoh tersebut dapat kita lihat bahwa etika seseorang intinya adalah menjaga persaan orang lain agar tidak tersinggung atau dirugikan oleh sikap dan tingkah laku seseorang. Etika mengandung nilai nilai kebaikan dalam pergaulan manusia yang merupakan makhluk social yang berinteraksi antara satu individu dengan individu lainnya. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujudnya dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok. Salah satu contoh etika yang akan saya bahas adalah tidak meludah didepan orang lain. Seperti yang kita ketahui setiap manusia ingin dihargai, jadi ketika orang lain meludah didepan kita maka kita akan merasa tidak dihormati karena ludah merupan suatu cairan yang menurut orang yang tidak meludah adalah menjijikkan, jadi wajar jika orang tersebut marah dan merasa tersinggung. Mungkin untuk sebagian orang meludah didepan kita adalah hal yang wajar tetapi kebanyakan dari kita menganggap perbuatan seperti itu tidak beretika.

Norma Menurut Bagja Waluya: Norma adalah wujud konkret dari nilai yang merupakan pedoman, yaitu berisikan suatu keharusan bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku Norma Menurut John J. Macionis: Aturan-aturan dan harapan harapan masyarakat yang memandu perilaku anggota-anggotanya. Norma Menurut Craig Calhoun: Aturan atau pedoman yang menyatakan tentang bagaiamana seseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu. Norma Menurut Isworo Hadi Wiyono: Norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus dihindari. Norma bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat Norma Menurut Giddens: Prinsip atau aturan yang konkret , yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat Norma Menurut Hans Kelsen: Norma adalah perintah yang tidak personal dan anonim (an impersonal and anonymous "command" - that is the norm) Norma Menurut Robert m.z. Lawang: Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan itu akan dinilai oleh orang lain. Norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Norma Menurut Soerjono Soekanto: Norma adalah suatu perangkat agar hubungan di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Norma-norma mengalami proses pelembagaan atau melewati suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga masyarakat sehingga norma tersebut dikenal, diakui, dihargai, dan kemudian ditaati dalam kehidupansehari-hari Norma Menurut Marvin e. Shaw: Norma ialah peraturan tingkah laku yang ditegakkan ataupun diasaskan oleh anggota kelompok bagi mengekalkan keselarasan tingkah laku. Norma Menurut Bellebaum: Norma adalah alat untuk mengatur masyarakat agar orang bertingkah laku dalam suatu komunitas berdasarkan keyakinan dan sikap-sikap tertentu Norma Menurut Isworo Hadi Wiyono: Norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus dihindari. Norma bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat Norma Menurut AA Nurdiaman: Norma adalah suatu tatanan hidup yang berupa aturan - aturan dalam pergaulan hidup pada masyarakat.

Hubungan Pancasila sebagai Nilai, Norma, dan Moral


Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang. Agar nilai menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan

tingkah laku manusia, maka perlu dikongkritkan lagi serta diformulasikan menjadi lebih objektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam tingkah laku secara kongkrit, wujud yang lebih kongkrit dari nilai tersebut adalah merupakan suatu norma.

BAB III. Pembahasan Masalah Hubungan Antara Manusia Dengan Nilai, Moral, Dan Norma Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam kebudayaan Barat, dan berasal dari bagian dalam cerita penciptaan di Alkitab yang mana Adam secara khusus diberikan kekuasaan atas Bumi dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan dan singkatnya kehidupan manusia. Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan terkenal bahwa Manusia adalah ukuran dari segalanya; apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu. Aristotle mendeskripsikan manusia sebagai hewan komunal, yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan hewan dengan sapien, istilah yang juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens. Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa keberadaan manusia yang diciricirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematian. Pencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant, Manusia dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia adalah hewan rasionil. Pada awal abad ke-20, Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies yang paling tersamaratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal: Kemampuan untuk membuat dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abstrak atau secara logika. Dalam kehidupannya manusia tidak akan bisa terlepas dari yang namanya nilai, moral dan norma. Yang mana ketiganya tersebut selalu berhubungan dan mempengaruhi kehidupan manusia dalam masyarakatnya. Nilai erat hubungannya dengan manusia, dalam hal etika maupun estetika. Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks, pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia memandang

nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya. Kedua, memandang nilai sebagai sesuatu yang subjektif, artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya. Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang selanjutnya diambil sebuah keputusan, nilai memiliki polaritas dan hierarki, yaitu: 1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai (polaritas) seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan. 2. Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya. Ada beberapa klasifikasi nilai yaitu klasifikasi nilai yang didasarkan atas pengakuan, objek yang dipermasalahkan, keuntungan yang diperoleh, tujuan yang akan dicapai, hubungan antara pengembangan nilai dengan keuntungan, dan hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik. Sedangkan Max Scheller berpendapat bahwa hierarki terdiri dari, nilai kenikmatan, kehidupan, kejiwaan, dan nilai kerohanian. Dan masih banyak lagi klasifikasi lainnya dari para pakar, namun adapula pembagian hierarki di Indonesia (khususnya pada masa dekade Penataran P4), yakni, nilai dasar, nilai instrumental, dan yang terakhir nilai praksis. Nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu dipandang dapat mendorong manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Manusia juga sangat berkaitan dengan moral dalam kehidupan bermasyarakatnya, yang mana moral menjadi istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Dalam zaman sekarang ini moral anak bangsa kita telah merosot, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam factor. Faktor tersebut seperti pengaruh budaya asing, televise, dan akibat dari kesenjangan ekonomi. Dalam hal ini moral sangat diperlukan oleh setiap individu manusia. Orang-orang pintar sekarang telah banyak kita temukan, tapi apakah dapat tau orang tersebut bermoral atau tidaknya, karena moral tersebut hanya dapat dilihat dari tingkah lakunya. Kemerosotan moral sekarang banyak kita temukan pada pejabat-pejabat kita, yang lebih gemborgembor lagi dalam pemberitaan adalah masalah korupsi yang tidak pernah henti-hentinya terjadi di negara kita ini mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas korupsi telah merajalela. Hal tersebut dikarenakan kurangnya sudah pendidikan moral yang ada pada individu anak bangsa saat sekarang ini. Selain korupsi, masih kita dengar ada ayah yang memperkosa anak kandungnya sendiri, ada ibu yang tega menjual anak kandungnya, dan masalah lainnya. Sudah saatnya pendidikan moral terhadap anak bangsa kita tanamkan sejak dini agar nantinya generasi anak bangsa ini menjadi generasi yang memiliki moral dan memiliki malu dalam melakukan suatu tindakan criminal, bukannya menjadi individu yang kebal terhadap hukum atau norma yang berlaku sehingga dengan semena-mena melakukan suatu tindakan yang melanggar hukum.

Norma dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan norma merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya. Norma yang baik adalah norma yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Manusia dan norma adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: Ubi societas ibi jus (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai semen perekat atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai semen perekat tersebut adalah norma atau hukum. Norma tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, norma atau hukum akan kosong tanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas norma atau hukum harus selalu diukur dengan norma moral dan perundang-undangan yang immoral harus diganti. Meskipun hubungan norma dan moral begitu erat, namun norma dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin ada norma yang bertentangan dengan moral atau ada undangundang yang immoral, yang berarti terdapat ketidakcocokan antara norma dengan moral. K. Bertens menyatakan ada setidaknya empat perbedaan antara norma dan moral, pertama, hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas (norma lebih dibukukan daripada moral), kedua, meski norma dan moral mengatur tingkah laku manusia, namun norma membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap bathin seseorang, ketiga, sanksi yang berkaitan dengan norma berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas, keempat, norma didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara sedangkan moralitas didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi para individu dan masyarakat. BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan

Dari makalah yang ini dapat diambil kesimpulan antara lain: 1. Manusia tidak bisa lepas dari nilai, moral dan norma 2. Nilai adalah nilai social yang mana mempunyai pengertian nilai yang dianut oleh masyarakat

3. Moral berasal dari bahasa latin Moralitas yang artinya adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif, sedangkan manusia yang tidak mempunyai moral disebut amoral 4. Norma adalah suatu prinsip atau hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat 5. Norma terbagi menjadi 4, yakni Norma agama, Norma kesusilaan, Norma kesopanan dan Norma hukum B. Saran

Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan saran, hendaklah dalam era global sekarang ini kita menjaga nilai, moral dan norma kita sebagai manusia yang menjadi khilafah di muka bumi jangan sampai makin terpuruk dalam segala kerusakan dan keterpurukan bangsa ini. Sumber Pustaka : www.wikipedia.com

Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan norma dan etika. Dalam pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penutup sikap dan tingkah laku manusia. Sedangkan hubungan moral dengan etika sangat erat sekali dan kadangkala kedua hal tersebut di samakan begitu saja. Namun sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Moral merupakan suatu ajaran-ajaran ataupun wewenang-wewenang, patokan-patokan, kumpulan peraturan, baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan Etika tidak berwenang menentukan apa yang boleh atau tidak boleh di lakukan oleh seseorang. Nilai, norma dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang cukup erat, karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini. Hubungan antarnya dapat diringkas sebagai berikut : 1. Nilai: kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir dan batin). a) Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh manusia; b) Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan batiniah manusia; c) Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat obyektif bila melekat pada sesuatu yang terlepas darti penilaian manusia. 1. Norma: wujud konkrit dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah laku manusia. Norma hukum merupakan norma yang paling kuat keberlakuannyakarena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasaan eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum.

2. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika 3. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan tingkah lakunya. Norma menjadi penuntun sikap dan tingkahlaku manusia. 4. Moral dan etika sangat erat hubungannya. Etika adalah ilmu pengetahuan yangmembahas tentang prinsip-prinsip moralitas. Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan Manusia. C. IMPLEMENTASI ETIKA, NILAI, NORMA DAN MORAL DALAM SILA-SILA PANCASILA Makna nilai-nilai setiap sila pancasila Nilai-nilai pancasila terdiri dari seperangkat prinsip yang merupakan sikap kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut antara lain: 1. Nilai ketuhanan yang Maha Esa berisi prinsip hidup sesuai dengan hakekat tuhan meliputi; a) Causa prima, sebab yang pertama dari segala sesuatu b) Pengatur tentang kehidupan alam c) Asal mula terjadinya sesuatu d) Maha kuasa, maha sempurna, maha baik e) Kekal selama-lamanya f) Wajib disembah dan wajib ditaati serta dihormati, kewajiban menyembah, mentaati dan menghormati sesuai dengan cara agama masing-masing. 1. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradap Bahwa kita berprinsip hidup sesuai dengan hakekat manusia sebagai mahluk individu yang membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lain. Hakekat manusia sebagi mahluk social selalu hidup berkelompok sangat bergantung pada manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Nilai yang harus dikembangkan ; 1. 2. 3. 4.

Saling menghormati Saling menghargai Suka tolong menolong Peduli kepada sesama Nilai Persatuan Indonesia.

Prinsip hidup mengandung makna bahwa; bangsa Indonesia adalah bangsa yang :

Memiliki persatuan dan kesatuan Selalu utuh, tidak mau pecah belah Hidup dalam wadah Negara kesatuan RI Memiliki Negara yang mandiri, tidak tergantung pada bangsa lain Selalu ikut mewujudkan perdamaian dunia lewat hubungan kerja sama dengan bangsa lain Nilai Kerakratan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Ciri kehidupan berdemokrasi Indonesia; a) Menyelesaikan permasalahan dan perbedaan melalui musyawarah b) Setiap keputusan yang diambil melalui musyawarah mufakat c) Memiliki wakil rakyat untuk melaksanakan kehendak rakyat melalui pemilu d) Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat melalui pemilu secara berkala dan teratur. 1. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Prinsip hidup sesuai dengan hakekat adil yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban dengan maksud harus mendahulukan kewajiban. Kewajiban bergandengan dengan hak bila yang satu terpenuhi maka yang lain harus dilaksanakan. Wujud pelaksanaan nilai keadilan antara lain; a) Dalam memenuhi hak rakyat atas kepentingan jalan raya mohon pemerintah membangun jalan tol, membuat jembatan, memperbanyak alat transportasi b) Dalam memenuhi hokum, pemerintahan Negara, pemilik kendaraan harus membayar pajak dan menaati peraturan lalu lintas. 1. Pengamalan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pengamalan pancasila berarti pelaksanaan pancasila dalam bentuk tingkah laku dan tindakan atau perbuatan yang nyata sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara Indonesia. Pengamalan pancasila sebagai dasar Negara mengandung keharusan yang harus dilaksnakan atau larangan-larangan yang harus dijauhi oleh stiap warga Negara, setiap penyelnggara Negara, serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Indonesia.Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 menyatakan: Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 45 merupakan sumber hukum yang berlaku di negara RI dan karena itu secara obyektif ia merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum,serta cia-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan bangsa. Sebagai dasar pandangan hidup bernegara dan sistem nilai kemasyarakatan, Pancasila mengandung 4 pokok pikiran, sebagai berikut: 1. Negara merupakan negara persatuan, yang bhinneka tunggal ika. Persatuan tidak berarti penyeragaman, tetapi mengakui kebhinnekaan yang mengacu pada nilai-nilaiuniversal Ketuhanan, kemanusiaan, rasa keadilan dan seterusnya. 2. Negara Indonenesia didirikan dengan maksud mewuju dkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat, dan berkewajiban pula mewujudkan kesejahteraan serta mencerdaskan kehidupan bangsa. 3. Negara didirikan di atas asas kedaulatan rakyat. Kedaulata rakyat tidak bisa dibangun hanya berdasarkan demokrasi di bidang politik. Demokrasi harus juga dilaksanakan di bidang ekonomi. 4. Negara didirikan di atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung arti bahwa negara menjunjung tinggi keberadaan agama-agama yang dianut bangsa

Anda mungkin juga menyukai