Anda di halaman 1dari 11

BORDETELLA

Bordetella pertusis

Bordetella pertusia parapertusis :

dan

Bordetella

Dapat menyebabkan batuk rejan ( Whooping Cough ). Tanpa adanya kampanye vaksinasi yg adekuat, epidemi batuk rejan muncul pd anak2 setiap 4 tahun. Infeksi bsf asimtomatik/tdk dikenali pd remaja ,dan dewasa muda,shg mempertahankan siklus infeksi pd populasi manusia.

MORPHOLOGI :
Bentuk batang pendek atau coccoid, bersifat Gram negatip, menyerupai Haemophyllus influenza. Dengan pewarnaan Toloidin biru ,dapat dilihat adanya Grnula bipolar metakhromatik. Memiliki Kapsul/simpai dan Pili/ fimbriae. Bersifat Obligat Aerob.

PATOGENESIS DAN PATOLOGI :


Hidupnya singkat bila ada diluar hospesnya yaitu manusia. Tidak memiliki Vektor. Penularan melalui saluran pernapasan dari kasus dini dan dari makanan yg terkontaminasi. Dengan fimbriaenya Bordetella pertusis mudah adhesi,berkembang biak cepat pd permukaan epitel trakhea dan bronchi,shg mengganggu kerja cilia.

* Mengeluarkan exotoksin,termasuk toksin pertusis, adenilat siklase,dan sitotoksin trakhea.


Terjadi interaksi yg komplek dgn sel2 saluran napas,menyebabkan pengentalan sekresi bronchus dan batuk paroksimal. Infeksi saluran napas sekunder, apnea yang di induksi oleh batuk paroksimal yang berkepanjangan dan peningkatan tekanan intrakranial, merupakan komplikasi utama.

GAMBARAN KLINIK :
Fase Kataral selama 2 minggu terjadi sebelum munculnya batuk rejan yang khas. Serangan batuk yg berulang dan berkepanjang an diikuti oleh Whoop inspirasi yg dalam. Whoop seringkali tdk ditemukan pd anak yg sangat muda dan orang dewasa. Fase ini sering diikuti dengan keluhan muntah dan perdarahan subkonjungtiva. Fase batuk dpt berlanjut sampai 3 bulan.

*Anak kecil yg terserang mengalami kesulitan makan dan penurunan berat badan.
Dengan terjadinya spasme yang sering terjadi pd malam hari,menyebabkan kurang tidur,baik pd orang tua maupun anak,mrpk kontribusi yg bermakna thd morbiditas penyakit. Infeksi sering dipersulit dengan adanya pneumonia dan Otitis media sekunder.

DIAGNOSA LABORATORIUM :
Specimen dpt diambil dari usap nasopharing, atau droplet batuk yg dikeluarkan dalam cawan yg dipegang didepan mulut penderita saat stadium paroksimal. Inokulsi dilakukan pada media Agar-Darah Charcoal atau pada Agar Bordet-Gengou, dan diinkubasi selama 5 hari, pd suhu 35-37 drjt C. Pada pengamatan Positip akan tumbuh koloni kecil seperti mutiara. Diagnosa dpt jg ditegakkan dgn deteksi antigen,EIA(Enzym Imunoassay)atau NAAT(Nucleic Acid Amplification Testing).

PENGOBATAN :
Eritromycine diperkirakan dapat menurunkan infektivitas dan memperpendek gejala jika diberikan dini selama fase kataral. Tata laksana gejala dan pengobatan dini infeksi sekender merupakan pedoman utama dalam pengobatan.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN :


Vaksin Bordetella pertusis yang sudah dimatikan cukup efektip, tiap bayi selama tahun I kehidupan harus menerima 3 suntikan. Suspensi kuman yg tdk murni dlm konsentrsi yg tepat biasa diberikan dgn kombinasi Toksoid Diphteri dan Tetanus(DPT). Bila vaksinasi pertusis dihentikan pd beberapa daerah,maka jumlah kasus klinis akan meningkat nyata.

S ELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai