Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STRATEGI MENINGKATKAN PENCAPAIAN PENGAJARAN PRAKTIKUM BIOLOGI


MAKALAH INI DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Oleh : Maria Olivia Nrangwesthi Widyaningrum Aji Suhandy Listya Minarti (12308144013) (12308144019) (12308144021) (12308144029)

PROGRAM STUDI BIOLOGI SWADANA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan untuk memajukan suatu proses belajar mengajar, akan tetapi masih banyak ditemukan proses mengajar dengan strategi yang salah. Kesalah strategi pengajaran akan menjadi sangat fatal jika hal tersebut menyangkut kualitas anak didik yang diajarkan seorang pengajar. Untuk menanggulangi hal tersebut maka kajian ini akan membahas tentang strategi pengajaran. Strategi pengajaran penting dan dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Dalam suatu kelas seorang pengajar haruslah memiliki strategi pengajaran yang tepat, agar murid didiknya paham dalam menerima suatu pelajaran yang diajarkan. Salah satu cara tepat meningkatkan hasil pengajaran adalah dengan alat praktikum. Jika alat praktikum tersebut sesuai dengan kebutuhan anak didiknya maka diharapkan tidak akan ada materi yang terlewat dan peserta didik mendapat materi yang tepat. B. Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini antara lain: 1. Meningkatkan kualitas belajar mengajar khususnya pada pengajaran praktikum biologi kepada peserta didik. 2. Meningkatkan pemahaman pengajaran praktikum biologi. C. Manfaat Diharapkan dengan strategi pengajaran yang tepat dalam proses pengajaran, maka akan dihasilkan peserta peserta didik yang memiliki kualitas dan kuantitas akademik mumpuni, sehingga mampu untuk berkompetisi di dunia kerja.

BAB II PEMBAHASAN
A. Motivasi Menurut Rohani (1996: 10), motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik pelajar yang menunjang ke arah tujuan-tujuan belajar. Dengan motivasi yang ada pada diri siswa dapat mendukung dalam proses pembelajaran di kelas. Karena tanpa adanya motivasi dari siswa, nantinya dalam proses pembelajaran tidak akan ada hubungan timbal balik yang baik diantara guru dan siswa. Selain itu motivasi tidak hanya dari seorang siswa. Guru pun perlu adanya motivasi dari dalam diri yaitu motivasi semangat untuk mengajar demi menransferkan ilmu pada anak didiknya. Ada dua kemungkinan bagi peserta didik keterlibatannya dalam aktivitas pengajaran, yaitu karena motivasi dari dalam diri/intrinsik dan karena motivasi dari luar dirinya/ekstrinsik. Motivasi intrinsik peserta didik belajar karena belajar itu sendiri dipandang bermakna/bermanfaat. Motivasi ekstrinsik peserta didik belajar bukan karena memberikan makna baginya melainkan karena mengharapkan sesuatu (Rohani, 1996: 1213). Disini haruslah selalu diasah motivasi belajarnya terutama motivasi intrinsik. Karena motivasi intrinsik lah yang berperan lebih banyak dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi intrinsik dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah bagaimana cara seorang guru tersebut menanamkan motivasi kedalam diri peserta didiknya. Misal dengan cara memberikan cerita-cerita selingan yang berisi cerita motivasi tentang semangat belajar. Karena secara tidak langsung, dengan cerita-cerita yang berbobot dan cerita yang memotivasi yang diberikan secara benar dan sejak dini akan lebih tertanam dalam diri anak atau dalam hal ini adalah peserta didik tersebut.

B. Pedoman dalam Pengajaran Seperti dalam kehidupan, manusia hidup di dunia membutuhkan pedoman atau pegangan untuk menjalani kehidupan. Misalnya dalam agama Islam, manusia memiliki Al-Quran sebagai pedoman hidup di dunia dan di akhirat. Disana di beri petunjukpetunjuk yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Mulai dari harta, kehidupan sesama manusia, ataupun kehidupan nya berinteraksi dengan Sang Khalik. Dalam peningkatan pengajaran pun begitu. Diperlukan pedoman-pedoman yang ada.

Menurut Ginnis, P (2008 : 23), terdapat enam pedoman untuk meningkatkan pencapaian pengajaran guna pembentukan pola mental individual dari siswa yang merupakan kunci untuk pembentukan konsep dan pemahaman yang terinternalisasi. Pedomannya : 1. Dorong siswa untuk menemukan dan mengerjakan hal hal untuk mereka sendiri. 2. Dorong siswa untuk menyampaikan ide kasar 3. Hanya ada sedikit nilai dalam pemberian,makna siap saji bagi siswa 4. Tiba pada konsep penting yang sama dari sudut yang berbeda dalam cara yang berbeda. 5. Sediakan umpan balik interaktif yang spesifik dan langsung 6. Sela pembelajaran 7. Pedoman-pedoman inilah yang dapat mengantarkan para pengajar kedalam proses pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan pencapaian pengajaran. Selain pedoman-pedoman tersebut, agar suatu program pengajaran berhasil, harus diperhatikan beberapa hal berikut: Kegiatan belajar berlangsung memuaskan, ditandai oleh penguasaan siswa dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku atau sikap yang diinginkan, dan setelah pelatihan itu, siswa menunjukkan prestasi yang tinggi dalam penyelesaian tugasnya. Kegiatan belajar disesuaikan dengan dan yang tidak terlalu besar dan waktu yang tidak terlalu lama.Pengalaman belajar cukup bermakna dan menarik serta memacu siswa untuk melanjutkan pendidikannya. Kegiatan merencanakan dan melaksanakan program pengajaran terbukti merupakan pengalaman yang memuaskan bagi pengajar dan staf penunjang lainnya (Jerrold E Kemp, 1994: 4).

D. Alat Pengajaran yang Mendukung Dalam peningkatan pengajaran, alat sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Karena dengan alatlah proses pembelajaran itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan penggunaan yang tepat alat-alat pengajaran dapat menambah belajar seseorang siswa dalam satu priode pengajaran dan mempercepat seluruh proses latihan. Sebaliknya penggunaan yang tidak tepat akan menyebabkan siswa-siswa salah paham terhadap pokok yang di berikan dan akan sangat merintangi mereka untuk mencapai hasil belajar seperti yang di inginkan dari pelajaran itu.

Sifat sifat belajar, kebanyakan di antar ahli ahli psikologi dan guru guru memandang belajar itu sebagai kelakuan yang berubah. Definisi yang praktis ini menggandakan pemisahan pengertian yang tegas antara pengertian proses belajar dan kegiatan yang semata mata bersifat hafalan. Mempelajari, dalam arti memahami fakta fakta sama sekali berlainan daripada menghafalkan fakta fakta. Banyak pengajar kurang sepenuhnya menyadari perbedaan tersebut. Suatu program pengajaran seharusnya memungkinkan terciptanya suatu lingkungan yang member peluang untuk berlangsungnya proses belajar yang efektif. Sistem pelaksanaan pengajaran, dalam analisis terakhir di tunjukkan bahwa kebenyakan jam jam pelajaran mempergunakan pemaduan beberapa macam metode daripada hanya semata mata menggunakan metode ceramah atau metode diskusi kelompok atau metode demonstrasi saja. Akan tetapi di dalam kenyataan, kebanyakan guru itu di hadapkan dengan tugas tugas yang lebih kompleks dari hanya mempergunakan satu metode mengajar saja dalam tiga perempat jam. Bahkan bila suatu metode terpaksa dipergunakan dalam satu jam pelajaran, masih tidak boleh di lupakan bahwa tujuan dari satu jam itu adalah menghasilkan cara belajar, tidak hanya untuk menyelesaikan satu mata pelajaran atau hanya menyajikan saja.

E. Metode Pengajaran Metode pengajaran humanistik adalah metode yang mengakui bahwa siswa berbedabeda dalam segi kemampuan, ciri perseorangan, tingkat kemampuan pada saat yang sama dan perkembangn pribadi (Jerrol E Kemp, 1994: 24). Pentingnya perencanaan pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya desakan masalah dalam berbagai aspek yang suka atau tidak harus ditandai melalui perencanaan (Harjanto, 2000: 24). Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat kita digunakan. Macam-Macam Metode pembelajaran : 1. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Selain itu metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. 2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.

Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif. 3. Metode Demonstrasi

Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. Kelebihan Metode Demonstrasi : a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Kelemahan metode Demonstrasi : a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4.

Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) 5. Metode Resitasi Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan

Metode

mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri. Kelebihan Metode Resitasi adalah : Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri. Kelemahan Metode Resitasi adalah : Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. 6. Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. 7. Metode Study Tour (Karya wisata)

Metode study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8.

Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik. 9. Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut 10. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. 11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan menarik data sampai menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk

mencobamengeluarkan pendapatnya. 12. Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. 13. Treileren Method

Treileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagiansebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya.

14.

Metode Global (Ganze Method)

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

BAB III PENUTUP


Strategi pengajaran merupakan suatu kegiatan yang bersifat membangun. Dengan strategi pengajaran yang tepat seorang peserta didik akan mampu menjadi seorang yang yang memiliki kualitas akademik yang tinggi. Melalui hal tersebut diharapkan peserta didik akan lebih mampu untuk bersaing secara akademik guna menghadapi dunia pendidikan yang semakin maju. Selain itu, dengan alat praktikum yang tepat diharapkan peserta didik akan mengatahui alatalat praktikum yang tepat dan dapat menggunakannya secara efisien.

DAFTAR PUSTAKA Gibbins, Paul. 2008. Trik dan Tak Tik Mengajar. Jakarta: PT Indeks. Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Harjanto. 2000. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Jerrold E Kemp. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: ITB. Kaudfelat, Martha. 2008. Wahai Para Guru, Ubahlah Cara mengajarmu. Jakarta: PT Indeks. Kemp E, Jerrold. 1994. Proses perancangan Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB. Rohani, Ahmad dan Abu ahmad. 1996. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Simamora, Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai