Identitas pasien Nama Jenis Kelamin Umur Alamat No RM Bangsal Tanggal maSUK RS
: Ny. S : Perempuan : 40 tahun :Sremben 1/1, wulung agung : 114859 : Flamboyan : 22 Mei 2010
Keluhan utama :
Pasien datang dengan keluhan memiliki benjolan di leher bagian depan. Benjolan dirasakan muncul sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Pertama kali benjolan muncul seukuran telur puyuh. Benjolan dirasakan membesar sejak pertama kali muncul, hingga sekarang sebesar telur ayam. Tidak ada keluhan nyeri pada benjolan di leher. Pasien mengeluh suaranya menjadi serak dan sakit serta sakit pada saat menelan. Keluhan sesak napas (-), keringat banyak (-), jantung berdebar-debar (-), riwayat demam (-)
Pasien tidak pernah mengalami gejala serupa sebelumnya. Riwayat radiasi pada daerah leher (-). Riwayat hipertensi (-), riwayat Diabetes mellitus (-).
RIwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama, riwayat kanker pada keluarga disangkal
Kesadaran
Vital sign
N suhu RR TD
Berat badan
: 54 kg
Status Lokalis Inspeksi : tampak massa pada region colli anterior, 5 cm, tidak tampak kemerahan, bergerak saat menelan Palpasi : nodul tunggal, konsistensi kenyal, tidak berbenjol benjol, mobile, permukaan rata, batas tegas, suhu sama dengan sekitar Auskultasi : bising (-)
parameter AL AE Hb HCT AT
parameter T3 TSH
2. inf RL 28 tpm
3. inj ceftriaxon 2x1 gr 4. inj. ketorolac 3x30 mg
Anatomi leher
Visualisasi anatomi leher memberikan gambaran kemungkinan penyebab massa pada leher oleh kulit, thyroid, kelenjar limfe, trakea, esofagus, vena juguler, arteri carotis, plexus brachial, cervical spine, dan otot leher.2
- terletak di region colli anterior dengan batas m.sternoleidomastoideus, m.digastrikus, manubrium sterni - terdiri dari 2 lobus, kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus, dan lobus piramidalis - Ukuran kelenjar kira-kira 25 gram
1. gangguan fungsi seperti tirotoksikosis 2. perubahan susunan kelenjar dan morfologinya seperti penyakit tiroid noduler
Massa pada kelenjar tiroid dapat berupa
I. DEFINISI adalah suatu pembesaran kelenjar thyroid II. ETIOLOGI Defisiensi Iodium : endemik goiter, gravid Auto imun : tiroiditis Hashimoto, graves disease Goitrogenes : Terlalu banyak anti-thyroid drugs (PAS) Idiopatik : struma riedel, neoplasma
III. KLASIFIKASI
1. Non-Toksik : eutiroid dan hipotiroid - Difusa : endemik goiter, gravida - Nodosa : neoplasma 2. Toksik : hipertiroid - Difus : grave, tirotoksikosis primer - Nodosa : tirotoksikosis skunder
defisiensi yodium, terutama ditemukan di daerah pegunungan penderita struma nodosa tidak mengalami keluhan karena tidak hipo- atau hipertiroidisme Nodul kebanyakan tunggal tapi kebanyakan berkembang menjadi multinoduler
Nodul tiroid dicurigai ganas bila: Konsistensi keras Permukaan tidak rata Batas tak tegas Sulit digerakkan dari jaringan di sekitarnya Adanya perubahan warna kulit/ ulkus Didapati pembesaran kelenjar getah bening Adanya benjolan pada tulang pipih atau ditemukan adanya metastase di paru. Kecenderungan keganasan pada nodul tungggal lebih besar daripada multi nodusa.
disebabkan kondisi hipertiroidisme yang sering dijumpai, banyak terjadi pada orang muda dengan gejala keringat berlebihan, tremor, penurunan berat badan, ketegangan emosi, dan feces yang tidak terbentuk.
Indikasi tindakan bedah pada hipertiroidi : 1. perlu mencapai hasil definitive cepat 2. keberatan terhadap antitiroid 3. penanggulangan dengan antitiroid tidak memuaskan 4. struma multinoduler dengan hipertiroidi 5. nodul toksik soliter
% dari semua tumor maligna. Radiasi merupakan salah satu factor resiko yang bermakna Etiologi belum diketahui pasti Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan Benjolan leher didepan, yang ikut bergerak keatas pada waktu pasien menelan. Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung kepada jenis patologi anatomi (PA) nya.
mungkin disebabkan penyusupan sel neutrofil, yang disusul dengan limfosit dan histiosit. Radang tiroid dapat terjadi akut, subakut, maupun menahun Gambaran klinis berupa pembesaran kelenjar tiroid ringan atau sedang yang sangat nyeri, mungkin disertai gejala dan tanda sistemik
Anamnesis
Nodul tiroid timbul pd Usia <20 th atau >50 th resiko malignancy tinggi
Struma Toksik :
Kurus, Irritable, Keringat banyak Nervous Palpitasi Hipertoni simpatikus (kulit basah dingin & tremor)
Struma Non Toksik:
Pemeriksaan fisik
Takikardi Tekanan darah meningkat (sistole) Nadi meningkat Kadang ditemukan bisisng sitolik Tremor exoftalmus Status Lokalis Regio Colli anterior
Inspeksi : benjolan, warna, permukaan, bergerak waktu menelan Palpasi : permukaan, suhu
Pemeriksaan penunjang 1. Scanning tiroid menentukan fungsi tiroid. Uptake > normal disebut Hot area Uptake < normal disebut Cold area (pada neoplasma) 2. USG menentukan jumlah nodul, lesi kistik/solid, mengukur volume nodul 3. Radiologi thorax, melihat adanya metastase 4. Fungsi tiroid, menghitung indeks free tiroksin T3, T4, TSH 5. Needle biopsi
1. terapi konservatif Indikasi : 1. Usia tua, struma residif 2. Pasien sangat awal 3. Recurensi pasca bedah 4. Pada persiapan operasi 5. Pada kehamilan misalnya pada trimester ke-3 Struma non toksik : jodium, ekstrak tiroid 30-20 mg/dl Struma toksik : -PTU 100-200 mg ( gol thiouracil) - Lugol 5-10 tetes
2. Terapi operatif Indikasi : 1. Pembesaran kelenjar thyroid dengan gejala penekanan berupa : Gangguan menelan, Gangguan pernafasan, Suara parau 2. Keganasan kelenjar thyroid 3. Struma nodus dan diffusa toxica 4. Kosmetik
Syarat terapi : pasien harus dalam kondisi eutiroid Teknik operasi :
Isthmulobectomy, Lobectomy, Tiroidectomi Total, Tiroidectomy subtotal bilateral, Near Total tiroidectomi , RND (Diseksi Neck Radikal)
Komplikasi operasi
1.Komplikasi dini
Perdarahan - Dispneu - Krisis tiroid 2.Komplikasi lama - Suara kasar karena kerusakan n. reccurent laryngeus - Kelenjar paratiroid terangkat menyebabkan hipokalsemia sehingga terjadi tetani (sindrom carpopedal : kejang fokal pada tangan dan kaki) - Hypotyroid terjadi setelah 2 tahun 3. Terapi radiasi Menggunakan I131
-