Anda di halaman 1dari 12

1.

UNSUR INTRINSIK

Tema Perjuangan seorang remaja melawan penyakit kanker ganas ( Rabdomiosarcoma ), tetapi memiliki semangat untuk hidup.

Watak dan Tokoh Keke : tegar, kuat, cerdas, dan sabar Ayah keke : sabar, kuat, tegar, dan rela berkorban Ibu keke : sabar, kuat, dan tegar Andi : setia dan sabar Pak iyus : jenaka, baik, dan setia kepada majikannya Sahabat keke ( Fadha, Maya, Shifa, Ida, Dinda dan Andhini ) : baik, setia, mau menerima orang lain, dan saling menolong Kakak chika : baik dan sedikit tempra mental Kakak kiki : suka sedikit bercanada, suka jail sama keke, dan suka menolong Angel : suka mnggejek, sombong, dan angkuh Dr. Adhi kusma : ramah terhadap pasien Prof. Dr. Mukhlis : cerdas, ramah, dan memberikan yang terbaik

Latar atau setting Rumah, Sekolah, Vila, dan Rumah Sakit

Alur atau plot Alur ceritanya maju. Jalan ceritanya di susun berdasarkan urutan waktu yang berjalan kedepan. Prolog atau perkenalan Hai sobat!! Kenalkan namaku Gita Sesa Wanda Cantika, biar gampang sebut saja nama aku keke. Aku anak ke-tiga dari tiga saudara. Aku mempunyai dua Kakak laki-laki, namanya juga dipersingkat saja. Panggil mereka Chika yang tampan dan Kiki yang manis hehehe, jadi aku adalah anak perempuan satusatunya dalam keluargaku. Chika adalah Kakak tertua aku, sekarang kuliah sambil bekerja disalah satu Free Magazine di Jakarta tentu aku bangga

padanya karena ia dapat membagi waktu antara kuliah dan bekerja tanpa merepotkan orangtua aku. Sedangkan Kiki, Kakakku ke-dua adalah orang yang paling aku andalkan dalam segala hal. Ia pandai memasak, menemaniku dan mengajarkan aku dalam segala hal. Mmm sebenarnya ia anak yang pandai, tidak heran ia lah yang menjadi guru private-ku. Terkadang aku harus berebut dengan temannya bila ingin menjadikan dia guru private-ku. dari istana kami. Ayahku, teman sekaligus pacarku, lucu ya?! Tapi jangan salah paham ya! Habis Ayah, walau sudah berumur tampangnya boleh dibilang ga jauh dari Tao ming se, bintang F-4 asal Taiwan itu loh..Keluarga kami keluarga yang bahagia, walau Ibu dan Ayah sudah tak bersama. Konplik Kak Kiki kakaknya Keke menderita sakit mata, memang pada saat itu sakit mata sedang banyak menyerang siswa disekolah Keke. Dan pada saat itu juga ternyata Keke tertular penyakit mata itu, sehingga mata Keke membengkak. Awalnya memang bengkak biasa, namun lama kelamaan bengkak itu makin membesar sampai wajah Kekepun ikut membesar. Dan dokterpun memvonis bahwa Keke mengidap penyakit kanker jaringan lunak yang amat ganas. Klimaks Lama-lama kanker itu mulai melemahkan Keke, tapi ayah Keke terus berusaha untuk menyembuhkan Keke. Setelah melakukan pengobatan alternatif kesana kemari, keadaan Keke tak kunjung membaik. Hingga akhirnya Keke bertemu dengan seorang profesor yang hebat. Kemudian Keke melakukan pengobatan kemoterapi. Kemoterapi ini berhasil, walaupun Keke harus meraskan dingin dan rambutnya yang berguguran. Anti klimaks : Kanker tersebut sempat hilang, namun kanker itu datang kembali dan semakin menyebar. Namun ayah Keke terus berusaha. Disisi lain Keke terus berusaha untuk membahagiakn orang disekitarnya. Ia pun mulai menyadari bahwa hidupnya takkan lama lagi. Ia makin rajin belajar karna ia ingin tetap belajar pada detik-detik terakhir hidupnya. Penyelesaian Setelah berusaha sedemikian kerasnya dengan tak ada hasil, maka ayah Keke mulai merelakan Keke jika Keke harus pergi meninggalkannya. Saat Keke dirawat di rumah sakit, Keke sempat koma untuk beberapa lama, dan sempatterbangun dari komanya. Namun setelah itu ia kembali tertidur dengan

tenang untuk selamanya. Ayah dan keluarga yang lain telah merelakan kepergian Keke. Dan pada saat Keke memejamkan mata, seluruh ruangan rumah sakit tempat dimana Keke dirawat harum bunga melati. Epilog Keke adalah seorang anak yang sabar dan kuat melawan penyakit yang di deritanya sampai ajal menjemputnya. Bahkan ia masih sempat mendoakan dan menulis surat untuk keluarganya. Dengan sekuat tenaga aku menggunakan jariku untuk menulis. Tuhan maha besar membiarkan tanganku yang lumpuh dapat bergerak. Walaupun banyak yang ingin aku tulis, tapi tanganku mulai tak kuat bergerak. aku hanya ingin melihat keluargaku bahagia dan rukun, aku ingin ketika aku pergi keluarga bisa ikhlas dan menerima semua ini. 15 tahun Keke hidup dalam sebuah kebahagian di dunia ini.

Sudut pandang Sebagai orang pertama yang menceritakan dirinya

Amanat Jangan mudah menyerah menjalani hidup ini, meskipun harus menderita penyakit kanker ( Kanker Rabdomiosarkoma ). Ketika kita beranggapan hidup kita sulit yang di luar sana yang memiliki kehidupan yang lebih sulit, namun mereka menyikapinya dengan lebih tegar.

Gaya bahas Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahsa sehari-hari

KEKE DALAM LIPATAN SURAT RESENSI Dibuat dalam rangka Perkuliahan Bahasa Indonesia dari Ibu Iis Wigianingsih, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh : 1. Desi Febriani 2. Nina Ratnaningsih 3. Ika Nurhaeni 4. Raji Rahmatilah

JURUSAN S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BINA PUTERA BANJAR 2012

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan rahmat-Nya sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan resensi ini dengan judul Keke Dalam Lipatan Surat . Resensi ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Dari aspek penguasaan keilmuan maupun dari cara penyajiannya, penulis memiliki keterbatasan. Oleh karenanya, penulis menyadari bahwa penyusunan resensi ini masih jauh dari kriteria sempurna. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari yang berkenan membaca resensi ini. Selesainya resensi ini sangat didukung oleh berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan resensi ini.

Banjar, Desember 2012

Penulis

LATAR BELAKANG

Film Surat Kecil Untuk Tuhan adalah sebuah film yang dibuat oleh Harris Nizam yang berdasarkan kisah nyata dan Novel Surat Kecil Untuk Tuhan karya Agnes Davanor. Bercerita tentang seorang gadis remaja berusia 13 tahun bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke, yang berjuang melawan penyakit kanker. Keke adalah pengidap Rhabdomiosarcoma ( kanker jaringan lunak ) pertama di indonesia. Sampai kemudian terpaksa harus menjalani serangkaian kemoterapi dan radiasi, hampir setahun lamanya. Akibatnya, semua rambut keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ketekunan keke dan keluarganya membuahkan hasil, keke dinyatakan sembuh dan bisa menjalani aktifitas seperti sedia kala. Tak disangka, setahun kemudian, kanker itu kembali. Bahkan lebih parah dan mematikan. Sadar tak mungkin bertahan, tidak lantas semangatnya untuk tetap bersinar menjadi yang terbaik tak sedikitpun melemah. Seperti bintang sirius yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan. Meskipun diangkat dari kisah nyata, film ini juga mengalami penyesuaian naskah demi kesempurnaan film. Tanpa mengurangi kisah hidup keke, film ini diharapakan bisa memberi inspirasi dan pesan kepada penontonnya untuk memaknai kehidupan dengan lebih baik lagi. Tidak sedikit penonton yang bercucuran air mata, bahkan sulit menghentikan tetesan air amtanya begitu selesai menonton film ini. Sering kali dalam kenyamanan karir, pekerjaan dan segala fasilitas yang ada. Kita terlena untuk tidak menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya bersama sahabat, anakanak, istri/suami, dan orang-orang terdekat kita. Kita begitu asyik menjalani hidup ini dengan

egoisme kita sendiri dan melupakan nilai-nilai spritualitas. Tetapi ketika kita berada dalam keadaan terpuruk, kita baru menyadari bahwa kita masih diberi kesempatan untuk mendekat kembali kepada Sang Kuasa. Film ini memang layak diapresiasikan oleh para penikmat film Indonesia. Bukan masalah bagaimana film ini bisa menampilkan kepingan-kepingan fragmen yang inspiratif saja, melainkan pesan yang ingin disampaikan dari film ini sangat kuat menggedor hati penontonnya untuk berkaca pada kehidupan masing-masing individu. Sejauh mana kita memaknai kehidupan yang telah diberikan tuhan ini. Meskipun skenario film ini sedikit berubah dari pada medium novelnya, tapi hal tersebut tidak lantas membuat penonton merasa acuh untuk menontonnya, sungguh kental ditangkap oleh para penontonnya. Tidak hanya itu, bukunya saja telah terjual lebih dari 30 ribu copy. Bahkan bukunya terkenal di Taiwan dan telah diterjemahkan, bisa membuat banyak orang bercucuran air mata saat membacanya, apalagi visualisasinya. Terdapat satu hal yang saya sayangkan dalam film Surat Kecil untuk Tuhan ini, yaitu banyaknya adegan-adegan yang tidak ditampilkan. Misalnya, hanya beberapa tampilan tentang hingar bingar balapan jalanan yang sering dilakukan oleh kakak laki-laki Keke yang tertua, dan latar belakang mengapa Ia tidak betah di rumah. Padahal adegan-adegan tersebut mampu menampilkan keutuhan cerita yang tidak terpisah-pisah, sehingga film ini banyak adegan-adegan yang terputus dan menjadi seperti kumpulan kepingan fragmen yang sedih.

BAB I PEMBAHASAN

1. Judul Film 2. Sutradara 3. Produser 4. Durasi 5. Penulis 6. Pemain

: Surat Kecil Untuk Tuhan : Haris Nizam : Sarjono Sutrisno : 100 menit : Beby Hasibuan : Dinda Hauw, Alex Komang, Ranti Purnamasari, Esa Sigit, Dwi Andika, Egi John Foreisythe, Heri Savalas, Sasa Nabila, Cut Nadya, Maulidha Tiara Ningsih, Vinesa Ines, Dan Indri Giana

BIOGRAFI SUTRADARA 1. Nama Lengkap 2. Nama Panggilan 3. Tempat Dan Tanggal Lahir 4. Tinggi Badan 5. Berat Badan 6. Hobi 7. Nama Orang Tua 8. Aktor Favorit : Muhammad Harris Zulkarnain Nizam : Harris Nizam, Harris, Ays : Denpasar, 16 Desember 1983 : 174 cm : 67 kg : Menonton, Membaca, Travelling : Alm. Nizam burhan ( ayah ) dan Nurzulaicha ( ibu ) : Christina Bale, Johnny Depp, Tom Hanks, Michael Clarke Duncan, Heath Ladger, Shah Rhukh Khan, Alex Komang, Tio Pasukadewo, dll 9. Film Favorit : Green Mile, TLOTR trilogy, Hugo, Monster,The King Speech, Kill Bill, Wedding Dress ( korea ), dll

10. Aktris Favorit

: Renee Zellweger, Christina Ricci, Charlize Theron, Kim Hyang Gi, Uma Thurman, Zang Ziyi, Susmita Sen, Ranti Purnamasari, dll

11. Penyanyi Favorit

: Macy Gray, Michael Bubble, Jason Miraz, Gigi, Dewa, Rename, dll

Gita Sesa Wanda Cantika atau akrab dipanggil dengan nama Keke, umurnya masih 13 tahun, tapi dia harus menghadapi kenyataan hidup yang pahit, dokter memvonisnya menderita penyakit kanker jaringan lunak (Rhabdomyosarcoma). Kanker ganas tersebut menyerang bagian wajah dari gadis remaja yang lahir pada 15 Juli 1991. Saat masih berumur 13 tahun, dokter mengatakan kepada ayah gadis yang kerap disapa Keke, bahwa umur anaknya hanya dapat bertahan 5 hari lagi jika tidak segera melakukan operasi. Sungguh suatu pernyataan yang membuat hati sang Ayah mendapatkan tekanan yang sangat berat. Oleh karena itu, pihak keluarga merahasiakan kanker tersebut pada Keke. Walau akhirnya ia tahu ia terserang kanker ganas, ia pasrah dan tidak marah pada siapapun yang merahasiakan penyakit maut itu padanya. Karena kebesaran Tuhan, Keke akhirnya berhasil sembuh dari kanker tersebut. Keberhasilan dokter Indonesia menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi pada putri Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua Dokter di Dunia bertanya-tanya. Namun, kanker tersebut kembali menyerangnya. Keke mengalami kelumpuhan dan kebotakan. Dokter menyerah terhadap kankernya. Keke menyadari bahwa napasnya tidak panjang lagi. Dia tetap bersyukur dan menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan : Keke menghembuskan napas terakhirnya pada 25 desember 2006 tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan Idul Fitri terakhir bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi. Ribuan air mata berjatuhan ketika biografi pertamanya dikeluarkan secara online. Pesan Keke terhadap dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan dengan rasa syukur dan beriman. Perjalanan waktu, biografi Keke pun dipasarkan secara luas dan kini telah dikemas dalam bentuk film layar lebar dengan judul yang sama "Surat Kecil Untuk Tuhan". Pada akhir film ini, Keke menyampaikan satu permintaan terakhirnya, agar hubungan dalam keluarganya bisa bersatu lagi. Semangatnya untuk tetap menjadi yang terbaik tak sedikitpun melemah. Seperti bintang Sirius yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan. Berikut adalah Surat Yang ditulis Olehnya : Tuhan Andai aku bisa kembali Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini. Tuhan Andai aku bisa kembali Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku, terjadi pada orang lain. Tuhan Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu Tuhan Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu Tuhan Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya.. Tuhan Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya. Tuhan Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi Agar aku bisa memberikan kebahagiaan kepada ayah dan sahabat-sahabatku Tuhan Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa Agar aku bisa memberikan arti

hidup kepada siapapun yang mengenalku.. Tuhan .. Surat kecil-ku ini adalah surat terakhir dalam hidupku Andai aku bisa kembali Ke dunia yang Kau berikan padaku..

BAB II PEMBAHASAN

Hidup memang tak pernah lepas dari misteri-misteri yang sudah dikehendaki tuhan, dan suratan takdir sebagai saksi yang meng-amini. Banyak takdir tuhan yang melimpahkan kebahagiaan dan senyuman yang sering terlupakan untuk disyukuri. Tapi, tak jarang juga takdir harus menghadapkan kita pada kenyataan pahit yang membuat kita kecewa, sedih, bahkan hancur. Hal ini yang dialami oleh Gitta Sessa Wanda Cantika (Keke), gadis 13 tahun yang terken kanker jaringan lunak (Rhabdomyosarcoma) yang perlahan membuat wajahnya rusak dan beubah terlihat seperti monster. Meskipun hatinya sempat terluka, namun Keke tidak patah semangat. Keke tetap aktif disekolah dan segala kegiatannya meskipun kanker tersebut perlahan menggerogoti tubuh dan semangatnya. Sama seperti gadis kecilnya, ayah Keke juga tidak pernah menyerah. Ia berjuang untuk melepaskan Keke dari vonis kematian hingga ke luar negeri untuk mengobati penyakit Keke. Keteguhan hatinya terlihat jelas, dalam perjalanannya mengikuti berbagai pengobatan, kemoterapi, dan operasi. Meskipun kanker tersebut sempat dinyatakan bersih dari tubuhnya, namun beberapa bulan kemudian, penyakit tersebut kembali lagi dan menyerang lebih ganasnya lagi dengan penyebaran yang tak terelakkan. Meskipun dokter memvonis umur Keke hanya terhitung bulan bahkan minggu, tetapi Tuhan sudah memberikan anugrah 3 tahun untuk bertahan serta berjuang menghadapi penyakitnya, akan tetapi akhirnya Tuhan lebih sayang kapada Keke. Keke pun menyerah menghadapi kanker ganas tersebut dan pergi menghadap Sang Pencipta.

Anda mungkin juga menyukai