Anda di halaman 1dari 6

RUN DOWN BERITA LINTAS 5 TPI

Minggu, 5 April 2009


Pukul: 16.30 -17.00
Pembawa Berita: Denis Sulistyo

Part. Pukul Berita Jenis/Format


I. 16.30 – 16.40 1) Duka Situ Gintung Tangerang, Banten. Paket &
Nara Sumber (NS): Nila & Zaelani (warga kampung Statement
Gintung)
2) Kampanye Ricuh (partai Demokrat) –Peserta Out of Vision
kampanye terlibat tawuran (OOV), VO
3) Kampanye Pemilu –SBY bantah dana stimulus untuk Paket
kampanye–
4) Sosialisasi PEMILU Paket &
NS: Turniah (Warga DKI) & Ramdamsyah (KPU) Statement
5) Asyiknya Nyontreng (4 Hari Lagi) –Membersihkan Clip only,
Lingkungan 3 hari selama minggu tenang– Sound on Tape
(SOT)
II. 16.40 – 16.42 IKLAN
1. PILKITA 6. Sari Murni
2. PAN (2x) 7. PDIP
3. Panadol Ekstra 8. Esia
4. AFC Champions League 9. Golkar
5. PKS
III. 16.42 – 16.47 6) Politik Uang (Liputan Khusus) –Masa kampanye Paket &
bayaran– Statement
NS: masnah & Herson (Peserta kampanye)
Data: - Kucuran dana mobilisasi kampanye
- Uang palsu tahun 2009 lebih
banyak daripada Pemilu 2004
NS: H. Gembing (Gerindra)
Yudi Latief (Pengamat Politik)
VI. 16.47 – 16.50 IKLAN
1. Antalinu 6. PAN (2x)
2. PDIP 7. Oskadon
3. Sunslik 8. Golkar
4. PKS
AFC. Champions Lague
V. 16.50 – 16.55 7) Marka Jalan –Rambu-rambu yang bersembunyi– Clip Only,
(Salah Kaprah!) Sound on Tape
NS: seorang bapak usia setengah baya (SOT),
pengendara mobil Statement
Bpk. Akbar (Dinas Perhubungan DKI)
VI. 16.55 – 17.00 IKLAN
1. PDIP 7. PKB
2. Antalinu 8. Ponds Facial Foam
3. PAN (2x) 9. PDIP
4. Kartu GSM: AS 10. Sinetron Pilihan
5. PKS 11. PDIP
Biskuit Bolu
VII. 17.00 – 17.03 8) Pesta Nyontreng Clip only
9) Tim TPI Peduli (closing) Clip only, VO
ANALISA BERITA LINTAS 5 (Minggu, 5 April 2009)

Berita Pertama: ”Duka Situ Gintung”


Berita ini diposisikan karena nilai beritanya lebih banyak dibandingkan dengan berita yang lainnya,
seperti nilai baru, people, konflik, ikon kota, proximity, human interest, peristiwa, dan bencana.
Kecuali nilai berita: seks, glamour, komunitas, dan unik.

Berita kedua sampai kelima adalah rangkaian berita dengan tema yang sama.
Urutan pertama (berita ke-2) yang ditayangkan adalah ”Kampanye Ricuh –Peserta kampanye
terlibat tawuran–”, alasannya karena niai beritanya lebih banyak dibandingkan dengan lima berita
yang lainnya. Seperti nilai berita people, konflik, proximity, peristiwa, dan komunitas.

Urutan kedua, (berita ke-3) ” Kampanye Pemilu –SBY bantah dana stimulus untuk kampanye–”,
nilai beritanya adalah people, konflik, proximity, dan peristiwa.

Urutan ketiga (berita ke-4) ” Sosialisasi PEMILU”, nilai beritanya adalah people dan proximity.

Urutan keempat (berita ke-5) ”Asyiknya Nyontreng (4 Hari Lagi) –Membersihkan Lingkungan 3
hari selama minggu tenang–”, nilai beritanya adalah people dan proximity.

Berita keenam ”Liputan khusus: Politik Uang–Masa kampanye bayaran–”


Berita ini memuat nilai berita yaitu people dan konflik. Selain itu berita ini lebih penting dibandingkan
dengan berita Marka Jalan dan Pesta Nyontreng. Karena berita ini masih berkaitan dengan masalah
pemilu.

Menurut pendapat saya, seharusnya berita ini menjadi berita keempat setelah berita Kampanye
Pemilu. Karena nilai berita ini lebih penting dan lebih erat kaitannya dengan Kampanye Pemilu, SBY
bantah dana stimulus untuk kampanye. Dibandingkan dengan Sosialisasi PEMILU ini lebih banyak
konflik di dalamnya.

Berita ketujuh ”Marka Jalan” dan kedelapan ”Pesta Nyontreng”


Berita ini lebih kearah human interest. Tapi, menurut pendapat saya, seharusnya berita kedelapan lebih
dulu ditampilkan atau sebenarnya nberitanya terbalik. Seharusnya berita kedelapan menjadi berita
ketujuh, dan berita ketujuh menjadi berita kedelapan. Alasannya, karena berita kedelapan berkaitan
dengan Pemilu yang sedang menjadi prioritas berita kedua setelah Situ Gintung. Sementara berita
ketujuh tidak ada kaitannya dengan Pemilu. Sehinggu menurut hemat saya, dari berita kedua sampai
ketujuh itu menjadikan rangkaian berita yang utuh tanpa terpotong dengan berita lainnya.

Berita penutup/closing ”Tim TPI Peduli”


Berita ini dijadikan penutup karena ada unsur nilai human interest. Hal ini dijadikan penutup informasi
berita karena kepedulian TPI terhadap peristiwa Situ Gintung dan ingin mencoba berbagi bersama
seluruh elemen masyarakat untuk menyumbangkan sebagai harta mereka.
KARAKTERISTIK MEDIA

Sumber: Kutehku.multipley.com//journal/item/15/KARAKTERISTIK_MEDIA_MASSA

1. SURAT KABAR

1 Publisitas
Penyebaran pada publik atau khalayak. Semua aktivitas manusia yang menyangkut kepentingan umum
dan atau menarik untuk umum adalah layak untuk disebarluaskan. Pesan melalui surat kabar harus
memenuhi kriteria tersebut.

2 Periodesitas
Menunjukan pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan. Setiap hari
manusia selalu membutuhkan informasi. Selama ada kehidupan, selama itu pula surat kabar terbit.

3 Universalitas
Menunjuk pada kesemestian isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Isi surat kabar
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Jika tidak, tidak dikategorikan media massa.

4 Aktualitas
Kini. Keadaan sebenarnya. Laporan tercepat menunjuk pada kekinian, atau terbaru dan masih hangat.
Khalayak memerlukan informasi yang paling baru.

5 Terdokumentasikan
Dari berbagai berita ada yang dianggap penting oleh pihak pikah tertentuuntuk diarsipkan atau
dikliping. Misalnya berkaitan dengan instansinya, atau artikel bermanfaat untuk menambah
pengetahuan. Pengklipingan biasanya dilakukan oleh public relations.

2. MAJALAH

a. Penyajian lebih dalam


Frekuensi majalah pada umum nya mingguan. Berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena
latar belakang peristiwa. Unsur Why dikemukakan secara lengkap. Proses terjadinya peristiwa ( unsur
how) dikemukakan secara kronologis.

b. Nilai aktualitas lebih dalam


Nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Karena biasanya majalah mingguan baru tuntas kita baca
dalam tempo tiga atau empat hari.

c. Gambar/ foto lebih banyak


Jumlah halaman banyak, menampilkan gambar/foto yang lengkap, dengan ukuran besar kadang
kadang berwarna, kualitas kertas yang digunakan lebih baik.

d. Kover sebagai daya tarik


Disamping foto, kover juga merupakan daya tarik tersendiri yang menunjukan ciri suatu majalah,
sehingga secara sepintas pembaca dapat mengidentifikasi majalah tersebut. Kover ibarat pakaian dan
aksesorisnya pada manusia. Kover biasanya menggunakan kertas bagus dengan warna yang menarik.

3. RADIO SIARAN

a. Auditori
Sifat auditori sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar. Pesan radio siaran harus disusun
secara singkat dan jelas, atau concise dan clear, atau harus be cristal clear.
b. Radio is the now
Mestinya siaran radio dibandingkan media massa lainnya lebih aktual.Selain hitungannya dalam detik,
proses penyampaiannya lebih aktual. Sering kali melakukan liputan langsung sari tempat kejadian
( rewriting to update ).

c. Imajinatif
Pendengar radio siaran bersifat imajinatif. Imajinasi berbeda dari setiap pendengarnya sesuai dengan
frame of reference nya.

d. Akrab
Sifat yang lain adalah akrab dan intim. Seorang penyiar radio seolah-olah berada di kamar pendengar,
menemani pendengar yang sedang melakukan aktivitasnya.

e. Gaya Percakapan
“ keep it simple, keep it short, keep it conversational” adalah rumusan penulisan berita radio.
Penyampaian pesan harus bergaya percakapan( conversational style). Menulis naskah radio siaran
haruslah sebagaimana kita berbicara kepada khalayak sasaran ( write the way you talk)

f. Menjaga Mobilitas
Mobilitas pendengar terjaga, karena pendengar tidak meninggalkan pekerjaan ketika mendengarkan
radio.

4. TELEVISI

a. Audiovisual
Dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Gambar dan kata-kata keduanya harus ada kesesuaian secara
harmonis. Karena sifatnya ini, maka acara siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar.

b. Berpikir dalam Gambar


Bila Pengarah acara membuat naskah acara / membaca naskah acara dia harus berpikir dalam gambar (
think in picture). Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama,
visualisasi, menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara
individual. Kedua, Penggambaran, kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa,
sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

c. Pengoprasian lebih Kompleks


Lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan orang-orang yang terampil dan terlatih.
TEKNOLOGI PENYIARAN TV

Untuk TV digital, teknologi yang digunakan adalah DVB-T yang telah ditetapkan standarnya melalui
Permen 7/2007. Segera ditetapkan teknologi radio siaran digital menggunakan teknologi T-DAB,
sebagai solusi telah penuhnya kanal. T-DAB yang dialokasikan berdampingan dengan TV analog pada
pita VHFsudah diterapkan secara operasional di beberapa negara dan well-proven, maka trial di
Indonesia tidak diperlukan lagi.

Setiap kanal frekuensi selebar 8 MHz (band IV dan V UHF) dapat digunakan untuk membawa 6
program siaran TV dan pada frekuensi selebar 7 MHz (band III VHF), dapat membawa 28 program
siaran radio. Program siaran TV dan siaran radio ditempatkan dalam slot yang merupakan bagian dari
kanal.

Penerapan siaran TV digital sebagai pengganti TV analog pada pita UHF dilakukan secara bertahap
sampai suatu batas waktu cut-off TV analog UHF yang ditetapkan (2015 di kota besar dan 2020 secara
nasional). Sedangkan untuk siaran radio, penerapan digital menggunakan teknologi T-DAB bukan
menggantikan standar radio yang ada (FM dan AM) melainkan pengayaan terhadap layanan jasa
penyiaran radio.

Wilayah layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T dan wilayah layanan radio digital
penerimaan tetap free-to-air adalah sama dengan wilayah layanan TV analog UHF sesuai KM76/2003.

Alokasi kanal frekuensi untuk layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T di Indonesia
adalah pada band IV dan V UHF, yaitu kanal 28 – 45 (total 18 kanal) dengan lebar pita masing –
masing kanal adalah 8 MHz. Namun, setiap wilayah layanan diberikan jatah hanya 6 kanal, karena 12
kanal lain digunakan di wilayah – wilayah layanan sekitarnya (pola reuse 3 grup kanal frekuensi).
Penjadwalan migrasi (contoh : Jabodetabek).

Alokasi kanal frekuensi untuk layanan radio digital penerimaan tetap free-to-air T-DAB di Indonesia
adalah pada band III VHF, yaitu kanal 5 - 10 (total 6 kanal) dengan lebar pita masing – masing kanal
adalah 7 MHz. Namun, setiap wilayah layanan diberikan jatah hanya 2 kanal, karena 4 kanal lain
digunakan di wilayah – wilayah layanan sekitarnya (pola reuse 3 grup kanal frekuensi).

Slot DVB-T pada kanal 8 MHz band IV dan V UHF

Setiap slot ditempati oleh program siaran DVB-T yang berbeda – beda.
Masing – masing warna merepresentasikan 1 jenis penyelenggara program
siaran, sehingga bila ada 1 warna yang menempati lebih dari 1 slot berarti
ada penyelenggara program siaran yang memiliki lebih dari 1 jenis program
siaran.
Slot T-DAB pada kanal 7 MHz band III VHF

Setiap slot ditempati oleh program siaran T-DAB yang berbeda


– beda. Masing – masing warna Merepresentasikan 1 jenis
penyelenggara program siaran,

Anda mungkin juga menyukai