Anda di halaman 1dari 3

DPKAB KBM PATI & FORUM RELAWAN DEMOKRASI (FOREDER)

TOR (TERMS OF REFERENCE)


KEGIATAN DISKUSI BULANAN
“MERAWAT INDONESIA MELALUI PANCASILA”

Pancasila sebagaimana kita ketahui bersama merupakan konsensus nasional


yang menyatukan Indonesia – elemen yang majemuk yang menjadi satu ikatan bangsa
bernama Indonesia. Para pendiri bangsa ketika itu menyadari bahwa untuk membentuk
suatu negara Indonesia yang memiliki ribuan pulau, ratusan bahasa, suku, dengan
tradisi budayanya yang beragam, diperlukan landasan bernegara yang bisa diterima
semua pihak.
Pancasila selain menjadi dasar dan falsafah negara, juga merupakan alat
pemersatu bangsa. Selain itu, Pancasila juga menjadi “roh” penggerak bangsa Indonesia
dalam menapaki setiap tantangan zaman. Dalam menghadapi tantangan ini, nilai-nilai
ideal yang terkandung dalam kelima sila Pancasila jelas harus menjadi realitas bangsa.
Seperti kata Soekarno, “Pancasila baru akan menjadi realitas jika di dalamnya terdapat
perjuangan, perjuangan dan sekali lagi perjuangan.” Perjuangan itu akan berlanjut terus
sampai Indonesia merdeka sebagai sebuah bangsa.
Pancasila, lebih lanjut adalah ruang yang hidup dan dinamis dalam merespon
tantangan zaman. Sebagai ruang hidup, Pancasila mempunyai sejarah dan proses
penerimaan yang dinamis di antara warga negara. Proses dinamis yang menyejarah ini
tentunya akan terus berlangsung selama Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI]
berdiri.
Pancasila selain seperti yang sudah dijelaskan juga dapat dianggap sebagai
konsensus bangsa untuk memperjuangkan lima agenda pokok visi kebangsaan. Dimana
nilai-nilai fundamental yang positif dari ideologi modern diakomodasi seperti keadilan
sosial, HAM, kesetaraan, persatuan bangsa, demokrasi serta paham religiusitas. Dalam
konteks ini, Pancasila dapat dikatakan kristalisasi semua ideologi bagi panduan bangsa
Indonesia melintasi tantangan zaman.
Namun demikian, upaya menuju nilai ideal kelima sila Pancasila adalah sebuah
proses sejarah panjang bangsa Indonesia yang terus berlangsung sampai hari ini.
Karena itu, Pancasila terus berproses secara dialektis antara manusia Indonesia dan ide
Pancasila di setiap kurun zaman.
Dalam sila pertama Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan sebagai sumber etika dan
spiritualitas kehidupan bernegara. Sebagai negara yang dihuni multi agama dan
keyakinan, negara harus melindungi dan mengambil jarak yang sama terhadap semua
agama/keyakinan.
Nilai-nilai sila kedua Pancasila adalah “prinsip kebangsaan” yang mengarah
pada persaudaraan dunia. Keluar, bangsa Indonesia akan ikut dalam ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kedalam, bangsa
Indonesia mengakui dan memuliakan hak-hak dasar warga negaranya.
Sila ketiga dari Pancasila menyatakan bahwa Indonesia adalah negara persatuan
kebangsaan yang mengatasi paham golongan dan perseorangan. Persatuan dari
kebhinekaan masyarakat Indonesia, yang memberi ruang hidup bagi aneka perbedaan
agama/keyakinan, budaya, bahasa dan suku bangsa.

Pada sila keempat Pancasila dapat diangap sebagai perwujudan kedaulatan


rakyat. Dalam prinsip musyawarah mufakat keputusan tidak didikte oleh golongan
mayoritas atau kekuatan minoritas elite-politik dan pengusaha. Sementara sila kelima
DPKAB KBM PATI & FORUM RELAWAN DEMOKRASI (FOREDER)

Pancasila dapat dibaca bahwa bila empat sila dijalankan akan melahirkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menjadikan Pancasila sebagai “realitas” bangsa jelas sangat tidak mudah. Sebab,
dinamika politik sangat mempengaruhi bagaimana Pancasila ditafsirkan serta
dijalankan. Di era Presiden Soekarno, penafsiran Pancasila dianggap sebagai alat
pemersatu bangsa guna menghantam apa yang disebutnya sebagai bahaya neo-
kolonialisme dan neo-imperialisme (Neokolim). Di zaman Soeharto, Pancasila dijadikan
sebagai “ideologi negara” untuk membenarkan kekuasaan politik otoritarianisme.
Sementara di era reformasi pasca Soeharto (1998), Pancasila seperti “rumah megah
yang kosong” yang ditinggalkan para penghuninya. Lalu, bagaimana kita menempatkan
Pancasila dalam tantangan zaman saat ini ?
Diadakannya diskusi dengan tema “Merawat Indonesia Melalui Pancasila” ini
sangatlah penting mengingat realitas yang berkembang saat ini dimana muncul wacana-
wacana yang berupaya “menggerogoti” ideologi dasar yang telah disepakati. Karenanya,
melalui diskusi ini diharapkan pemateri bisa menyampaikan arah yang sebenarnya
serta apa yang sebenarnya menjadi cita-cita dari Pancasila itu sendiri, bagaimana
pancasila dikontekstualiasasikan saat ini secara lintas generasi.

A. Nama Kegiatan

Kegiatan ini bernama diskusi bulanan, yakni acara diskusi yang rutin diadakan setiap
bulan dengan temayang berbeda namun tetap relevan dan kontekstual.

B. Tema Kegiatan

Kegiatan ini bertema “Merawat Indonesia Melalui Pancasila”. Tema ini dipilih
bertepatan dengan bulan Juni sebagai bulan Bung Karno.

C. Bentuk Kegiatan

Kegiatan ini berbentuk diskusi publik dengan sistem diskusi panel.

D. Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk :

1. Memupuk rasa nasionalisme masyarakat, terutama generasi muda dengan


mengingat sejarah sebagai bagian dari perjalanan bangsa.
2. Menambah pengetahuan politik masyarakat, terutama mengenai Pancasila
agar tidak mudah tergerus oleh pemikiran-pemikiran lain yang bertentangan
dengan nilai-nilai (konsensus) yang telah disepakati bersama.
3. Menumbuhkan daya kritis masyarakat terkait penerapan Pancasila dalam
kehidupan.

E. Nara Sumber :

1. Pembicara 1 (Warsito) : Membahas dari sudut pandang sejarah Pancasila


2. Pembicara 2 (Soetjipto) : Membahas dari sudut pandang partai politik
3. Pembicara 3 (Bambang HW) : Membahas dari sudut pandang ormas
terutama dalam melihat fenomena dan kasus-kasus yang terjadi saat ini.
DPKAB KBM PATI & FORUM RELAWAN DEMOKRASI (FOREDER)

F. Waktu dan Tempat Kegiatan :

Hari/Tangal : Minggu/ 10 Juni 2018

Waktu : 14.00 – selesai

Tempat : Kediaman Slamet maarif

G. Peserta Diskusi

1. Pengurus dan anggota DPKab KBM Pati


2. Pengurus dan anggota FOREDER Pati
3. Masyarakat Umum

H. Rundown Kegiatan
No Waktu Kegiatan Durasi PJ
14.30-14.55  Briefing pasukan bagi takjil 25’ Slamet Maarif

1. 15.00-15.05  Pembukaan 5’ *MC


2. 15.05-15.15  Sambutan Ketua Panitia 10’ Slamet Maarif
3. 15.15-15.30  Sambutan Perwakilan DPP KBM JATENG 15’ Bp. Soetjipto
4. 15.30-15.35  Seremonial pelepasan pasukan 5’ Bp. Soetjipto &
5. 15.35-17.30  Diskusi Slamet Maarif
6. 15.35-15.40 Pembukaan 5’ *Moderator
7. 15.40-16.10 Pembicara 1 ( Bp. Warsito) 30’
8. 16.10-16.40 Pembicara 2 ( Bp. Soetjipto) 30’
9. 16.40-17.10 Pembicara 3 ( Mas Bambang HW) 30’
17.10-17.30 Sesi tanya jawab 20’
10. 17.30- selesai  Doa dilanjutkan dengan acara buka bersama
?

I. Penutup

Demikian ToR (Terms of Reference) ini kami buat untuk mempermudah dalam
visualisasi dan detail acara. Semoga ToR ini dapat mempermudah dan bermanfaat. Atas
perhatian dan dukungannya, kami ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai