Anda di halaman 1dari 427

Prolog "AGI(Agility) sebagai yang terhebat hanyalah ilusi belaka!" Suara kencang seorang lelaki menyeruak ke sepenjuru ruangan.

"Memang benar bahwa AGI merupakan atribut penting karena menentukan kecepetan menembak dan tingkat menghindar. Dua faktor ini membuatmu sangat kuat, sampai sekarang, detik ini." Pidato itu terlontar dari mulut seorang pemain di panel persegi hologram yang melayang di tengah toko yang redup. Itu adalah siaran internet, pojok populer MMO Stream, This Week's Winning Group[1]. Kamu bisa menontonnya di dunia nyata dari televisi ataupun komputer, tapi acara ini juga disiarkan di banyak penginapan dan bar-bar dunia VRMMO, sehingga hampir semua pemain suka melihat acara itu dari dalam. Terlebih lagi ketika pemain pendatang berasal dari Dunia Ini. "Tapi AGI adalah bagian dari masa lalu dan kepada para pecundang yang menghabiskan waktu 8 bulan demi meningkatkan AGI merekaAku turut berbelangsungkawa." Kalimat sarkasme itu menyebabkan kehebohan penuh teriakan cemooh bergempar di dalam toko, dan banyak botol serta gelas beling dilemparkan ke tanah, pecahan polygon yang berserakan seketika menghilang. Tapi "dia" tak menghiraukan semua keributan tersebut dan malah duduk meringkuk di atas sofa yang berada di pojok terdalam toko. Sebagaimana kerudung jubah penyamarannya tertarik sampai menutupi alisnya dan bagian bawah wajahnya terselubung secarik kain tebal, dia acuh tak acuh mengamati perabotan toko. Dia tak hanya benci terhadap lelaki angkuh yang muncul di layar, tetapi juga tak senang dengan rupa bodoh pemain-pemain yang menonton TV. Semuanya mencemooh dan melolong bagai serigala, walaupun sebenarnya menikmati kekacauan yang seperti festival ini. Kenapa mereka begitu bodoh, "ia" tak dapat mengerti. Lelaki di TV menjadi yang terkuat murni karena keburuntungan, dan secara bersamaan menjadi pemeras terbesar.

Di depan semua pemain yang membayar biaya koneksi, dia adalah seorang pemain game yang sombong. Seperti dia, semua pemain seharusnya iri dan benci terhadap orang itu. Jika perasaan tersebut sangat buruk, biarkan saja: menyembunyikannya dengan tertawa yang bercampur keburukan, merupakan hal yang sangat tidak lucu. Dia sangat tegang di bawah jubahnya, dan nafasnya keluar dari sela-sela gigi yang saling mencengkeram erat. Sekarang masih belum saatnya, dan menarik pelatuk akan terjadi setelahnya. Tatapan matanya kembali ke panel hologram, bersamaan dengan zoom-out kamera dari penyelenggara acara ke kanan pembicara dan tamu lain yang duduk di sebelah kirinya masuk ke kamera. Host acara, seorang gadis yang mengenakan pakaian dengan gaya techno-pop, berkata dengan manisnya: "Sejujurnya, sebagai pemain papan atas di salah satu permainan VRMMO tersulit, Gun Gale Online, apa yang baru saja anda katakan adalah hal yang cukup ekstrim." "Bukan begitu, diwawancarai diMST adalah kejadian sekali seumur hidup dan saya sudah mengatakan apa yang ingin saya katakan." "Well, well, well, Anda juga akan mengincar untuk memenangkan Bullet of Bullets yang sekarang kan?" "Tentu saja, jika saya ikut saya ingin menjadi pemenang." Pria itu merapikan rambut biru keperakannya yang panjang, dan menghadapi kamera dengan berita yang tak terkalahkan. Toko itu sekali lagi dilanda badai olokan. MMO Stream bukanlah konten internal Gun Gale Online, biasanya disebut GGO, dan host dan tamu menggunakan avatar, bukan tubuh sebenarnya. Grup Pemenang Minggi Ini mengulas permainan VRMMO yang berbeda tiap minggunya dan mengundang pemain papan atasnya untuk diwawancara. Tamu minggu ini berasal dari pertempuran habis-habisan bulanan GGO sebelumnya, yang dikenal sebagai Bullet of Bullets (BoB). Pertempuran itu digunakan untuk

menentukan pemain terkuat, dan tamu kali ini adalah pemenang pertama dan kedua. "Tapi, Zekushiido-san." Setelah mendengar bualan pemenang yang berambut perak panjang itu, pemenang kedua membuka mulutnya, tidak tahan lagi. "BoB bukanlah pertempuran solo. Yang kedua mungkin hasilnya tidak sama, apaapaan ini pembicaraan tentang kemenangan berdasarkan jenis atribut? " "Bukan begitu, kemenangan ini adalah untuk menunjukkan ke keseluruhan GGO dan karena Yamikaze-san adalah tipe AGI, saya mengerti perasaan penolakan anda." Pemenang yang disebut Zekushiido itu segera menyambung. "...Sampai saat ini, meningkatkan AGI, dan menembakkan senjata bertenaga tinggi dengan cepat adalah gaya yang terbaik. Hal itu juga meningkatkan bonus evasion, yang membantu mengimbangi stamina yang rendah. Tapi MMO tidak seperti permainan satu player, dan keseimbangan permainan dapat berubah dari waktu ke waktu. Apalagi dengan aspek peningkatan level ini, Anda tidak dapat mengubah atribut Anda seenaknya, sehingga Anda harus membuat rencana untuk fase akhir game terlebih dahulu dan menggunakan poin Anda secara bijaksana. Bahkan walaupun sebuah gaya bertarung merupakan yang terkuat pada level saat ini, di level berikutnya mungkin saja menjadi tidak benar. Anda akan mengerti jika Anda berpikir tentang hal ini, mulai dari sekarang senjata yang akan keluar akan membutuhkan STR dan Accuracy untuk menggunakannya. Menang dengan menggunakan evasion untuk menghindari damage adalah sebuah keyakinan yang naif yang tidak akan bertahan lama dan pertempuran saya dengan Yamikaze-san telah menunjukkan hal tersebut. Peluru Anda diblokir oleh armor tahan peluru saya dan kehilangan kekuatannya, namun tembakan saya mengenai sasaran 70% dari keseluruhan. Untuk mengatakan secara lebih jelas, mulai saat ini adalah era untuk gaya STR-VIT. " Dikekang oleh badai kata-kata tersebut, wajah Yamikaze menjadi terdistorsi oleh perasaan kecewa.

"...Tapi, ini adalah hasil dari senapan langka yang nyaris tidak memenuhi persyaratan kekuatan Anda yang telah Anda dapatkan tepat sebelum turnamen. Berapa banyak uang yang Anda keluarkan untuk itu? " Bukan begitu... Itu adalah drop langka yang didapatkan dengan upaya saya. Untuk alasan ini, atribut yang paling penting mungkin adalah Luck, hahaha. " Saat pria berambut perak itu tertawa di panel hologram, Dia menatap dengan penuh kebencian, tangan kanannya bergerak di balik jubahnya. Mencari pegangan di sarung pistol di pinggangnya, ia memegang sebuah permukaan logam keras. Hampir - hampir, waktunya hampir tiba. Dia memandang waktu yang ditampilkan di wilayah pandangannya. Tinggal satu menit dan dua puluh detik lagi. Dua orang yang duduk di meja samping dia, sedang mengobrol sambil mengambil minuman dari botolnya. "Blah, mengatakan kondisi yang baik. Dulunya, Zekushiido-san adalah orang yang berkata bahwa jenis AGI adalah yang terkuat. " "Kalau dipikir kembali, rumor populer tersebut mungkin sebuah jebakan ... Kita ditipu ... " "Apakah ini berarti bahwa perkataan bahwa pengaturan STR-VIT merupakan yang terkuat juga cuma gertakan?" "Lalu apa yang benar-benar dia lakukan? Meningkatkan LUK? " "Silahkan Anda mencobanya." "Tidak mau." Sementara kedua orang itu tertawa, kata-kata mereka membuat dia semakin marah. Bagaimana orang bisa tertawa seperti itu setelah mengetahui mereka telah ditipu, Dia tidak bisa mengerti. - Tapi, tawaan bodoh tersebut akan segera membeku di tenggorokan mereka, ketika mereka melihat kekuatan yang sebenarnya, pemain terkuat yang sebenarnya. Akhirnya, waktunya telah tiba. Dia berdiri nyaris tanpa suara dan berjalan langkah demi langkah diantara meja. Tidak seorangpun menetap di dalam pandangan mata dia. Orang-orang yang bodoh ... gemetarlah dalam ketakutan.

Dia berhenti di tengah bar, tepat di bawah panel hologram. Dari sarung pistol di pinggang dibalik jubahnya, ia mengeluarkan sebuah pistol usang. Seperti kegelapan yang terkonsentrasi dan terkristal, pistol itu memberikan kilauan metalik hitam yang dingin. Bahkan pegangan pistol adalah logam, bukan gerigi, dan di pusatnya dihiasi dengan bintang. Dari bentuknya saja, tidak terlihat kuat dan mirip dengan pistol otomatis yang lain tersedia di mana-mana. Tapi pistol itu memiliki Kekuatan yang Sebenarnya. Dengan sekali klik, Dia menarik kembali silinder dan mengisinya , dan dengan tangan yang gemetar pistol tersebut diarahkan ke panel hologram. Diarahkan pada dahi dari Zekushiido, pemain terkuat, yang sedang tertawa Dia tetap seperti itu untuk beberapa waktu, dan orang-orang di sekitarnya akhirnya melihatnya dan menjadi ribut. Bahkan untuk permainan PK tak terbatas GGO, menyerang di jalan adalah hal yang mustahil. Walaupun bisa ditembakkan, peluru tidak akan melukai pemain atau objek apapun. Beberapa orang menertawakan tindakan Dia yang sia-sia tapi Dia tidak terpengaruh, dan terus mengarahkan pistol hitamnya. Di dalam panel, Zekushiido melanjutkan ocehannya. Tubuh asli Zekushiido sedang terbaring di suatu tempat, dengan AmuSphere di kepalanya yang menghubungkannya ke studio maya MMO Streaming. Dia tidak tahu bahwa sebuah pistol sedang membidik karakternya di layar TV pada sebuah bar, di pusat perbelanjaan di ibukota dunia GGO SBC Gurokken. Mulut Dia terbuka, dan berteriak sekeras-kerasnya. "Zekushiido! Kamu si pemenang palsu! Sekarang, rasakan kebenaran dari kekuatan yang sesungguhnya!!" Dikelilingi oleh pemain disekitarnya yang terdiam, Dia mengangkat tangan kirinya, dengan jarinya yang berpindah dari kepala, dada, bahu kiri, kemudian bahu kanan sehingga membuat sebuah tanda salib. Sambil menurunkan tangan kirinya, tangan kanannya menarik pelatuk. Di bar yang remang-remang, peluru logam tersebut terbang dalam sebuah garis lurus - dan menghantam bagian depan panel hologram, menimbulkan efek cahaya kecil.

Itulah yang terjadi. Di layar, mulut Zekushiido terus bergerak. Pada saat itu, toko terisi dengan tawaan. 'Ahaha' 'Dia melakukannya' dan kata-kata lain diucapkan dan diantara obrolan yang terjadi, Zekushiido melanjutkan katakatanya. "...Pada akhirnya, termasuk memilih stat dan skill, itu semua tergantung pada kekuatan dan kemampuan pemain di kehidupan nyata... " Tiba-tiba, semua suara membeku. Kerumunan di bar kembali melihat ke panel. Zekushiido, dengan mulut yang masih terbuka lebar, membeku dengan mata melotot. Tangannya diangkat lemah, berusaha memegang tengah dadanya. Tidak lama kemudian, karakternya menghilang, hanya menyisakan kursi poligon dan host berkata dengan panik. "Oh tidak, tampaknya koneksinya terputus tapi dia seharusnya segera kembali, pemirsa jangan mengganti saluran dan tetap menunggu..." Tapi tak seorang pun di toko mendengar kata-kata itu saat, dalam kesunyian, semua orang berpaling untuk fokus pada Dia. Dia mengendurkan bidikannya pada monitor dan menarik kembali senjatanya dengan memegang secara horisontal. Dalam pose ini, ia perlahan-lahan berbalik dan melihat para pemain yang terkejut di toko. Setelah berbalik, ia kembali memegang pistol hitamnya tinggi-tinggi di udara dan berteriak. "...Ini, adalah kekuatan yang sebenarnya, kekuatan nyata! Orang-orang bodoh, ukir rasa takut terhadap nama-nama ini dalam hatimu! " Dia menarik napas dalam-dalam"Namaku dan pistol ini: Senapan Maut - Pistol Maut!! " Dia memasukkan pistol ke sarungnya dan melambaikan tangan kirinya untuk membuka jendela menu. Sambil menekan tombol Log Out, perasaan keberhasilan Dia telah dikalikan dengan kelaparan untuk melakukan lebih.

Bab 1 "Selamat datang, meja untuk satu orang?" Setelah seorang pramusaji membungkuk dengan hormat, aku menjawab bahwa aku sedang mencari seseorang, dan melihat suasana kafe yang luas ini. Dari sebuah tempat duduk dekat jendela, ada sebuah suara keras yang memanggilku kesana. "Hei, Kirito-kun, kemarilah!" Musik klasikal yang anggun mewarnai tempat makan ini, dan percakapanpercakapan bersuara rendah hening seketika aku memasuki tempat ini, semua tatapan tertuju padaku disertai kritikan. Menggunakan jaket kulit tua dan celana jeans yang ditambal, sekitar 80% dari toko - wanita-wanita kelas atas yang sedang beristirahat dari kegiatan belanjanya - merasa bahwa aku sedang berada di tempat yang salah; Aku merasakan kebencian yang mendalam tertuju pada orang yang memanggilku kemari. Jika itu adalah gadis yang cantik dan atraktif, aku mungkin bisa menahan rasa ini, tetapi sialnya, orang yang melambaikan tangannya padaku adalah seorang pria yang mengenakan jas. Aku tidak keberatan untuk menyembunyikan

ketidaksenanganku dan duduk di kursi dengan suara 'dosun'. Seorang pramusaji datang ke sebelahku untuk menyajikan segelas air dingin dan sapu tangan yang hangat, disertai buku menu. Saat aku membuka sampul indah yang terbuat dari kayu dan kulit, suara riang mengungkapkan dirinya dari sisi meja dihadapanku. "Kali ini aku yang mentraktir, jadi, pesanlah apapun yang kamu suka." "Aku akan melakukan itu tanpa kamu mengatakan itu." Aku menjawab dengan ketus dan melihat menu; Yang mengejutkan adalah, menu termurah kafe ini Choux la Crme[1] sudah berada dalam jangkauan 1200 Yen, dan dengan refleks alamiku, aku hampir memesan secangkir kopi polos. Setelah mengingat bahwa pria ini adalah birokrat berpenghasilan tinggi, dan bahwa biaya untuk hiburan ini akan ditanggung sebagai biaya bisnis oleh uang pembayar pajak yang sulit diterima, aku, yang hampir saja dibodohi, dengan tenang mulai memesan.

"Aah...aku mau pesan parfait au chocolat[2]... dan Mille-feuille[3]... dan secangkir kopi hazelnut[4]. Entah bagaimana, aku berhasil menyebut semua pesananku tanpa melakukan kesalahan dalam pengejaan meskipun aku tidak tahu sama sekali apa yang kupesan. Pesananku membuat biayanya bertambah hingga 3900 Yen. Aku telah mempertimbangkan untuk memesan hamburger dan milk shake, menggunakan perbedaan itu untuk dibandingkan dengan uang di sakuku. "Baiklah, Tuan." Waiter-shi[5] dengan fasih meninggalkan kami, dan akhirnya aku menarik napas, kemudian menatap pria bernama Kikuoka Seijirou yang sedang memakan puding besar dilengkapi krim segar ini. Wajahnya bisa kamu gambarkan sebagai guru Bahasa Jepang yang serius dan ketat pada umumnya, dengan kacamata berbingkai hitam dan rambut yang norak. Walaupun tidak melihat hal tersebut, tentu saja dia adalah pegawai Pemerintahan Jepang. Dia termasuk dalam Kementerian Urusan Internal dan Komunikasi Teknologi, Divisi 2 Jaringan Lanjutan Terpisah, atau, sebutan dalam kementerian, Divisi Manajemen Jaringan Komunikasi Sektor Manajemen Penyimpanan Virtual;Divisi Virtual. Dengan kata lain, pria ini mengawasi keadaan dunia Virtual Reality baru yang kacau, sebagai agen pemerintahan... atau seseorang yang berpotensi menjadi 'kambing hitam'. Biasanya, aku akan merasa tidak enak jika dia dipecat, tetapi pada kenyataannya, kupikir itu sangat mungkin terjadi. Itulah si sial Kikuoka-shi, yang akhirnya menelan suapan puding terakhirnya, menengadah untuk mengungkapkan sebuah senyum yang tak bersalah dengan kebahagiaan murni yang menempel pada wajahnya. "Yah, Kirito-kun, maafkan aku telah memanggilmu kemari dengan pemberitahuan yang singkat begitu." "Jika kamu merasakan penyesalan, seharusnya kamu tidak memanggilku ke Ginza pada mula-mula." "Krim segar disini adalah yang terbaik. Sebaiknya aku memesan kue sus saat kita disini..."

Ketika aku mengelap tanganku dengan sapu tangan beraroma jeruk, aku menghembuskan napas dan berkata: "... dan juga, kurasa kamu tidak berhak memanggilku 'Kirito'." "Itu kejam sekali ~~ Bukankah aku adalah orang pertama yang ada disampingmu saat kamu bangun tahun lalu?" Sialnya, itulah kenyataannya. Bangun setelah kabur dari Permainan Kematian, orang pertama yang berkunjung adalah Kikuoka pada saat itu, bertindak sebagai agen tim counter-measure[6], di sebelah tempat tidurku. Pada saat itu, aku menggunakan kalimat yang sopan, karena kurasa dia bermaksud baik dan benar-benar bersangkutan dalam hal ini, tetapi lambat laun aku sadar bahwa bukan hanya itu tujuannya mendekatiku, dan aku mulai menggunakan cara bicara yang tajam. Bisa saja dari awal dia berniat untuk mengeksploitasi aku tetapi mungkin aku terlalu banyak menganalisa segala sesuatu. Aku melirik Kikuoka, yang sepertinya tertekan karena memutuskan untuk menambah pesanan, dan aku membuka mulutku setelah sadar bahwa aku tidak boleh terlihat begini olehnya. "Di berita dikabarkan bahwa ada tempat penyimpanan logam langka yang ditemukan di Teluk Sagami, dan pengurus yang bersangkutan telah mengorganisir tarian variatif dalam pengucapan selamat di Oklahoma. Jangan terlalu pusing memikirkan satu kue sus saja." Kata-kata ini membuat Kikuoka mengangkat tangannya, mengedipkan matanya beberapa kali, dan senyum. "Sebenarnya, aku tidak peduli dengan hasil yang didapat, karena itu tidak berhubungan dengan departemenku, aku tidak percaya kami akan mendapat keuntungan dari itu. Aku hanya akan menahan rasa laparku, demi kepentingan kondisi perekonomian kami." Sang diplomat menutup buku menu, dan menghembuskan napas lagi. "Baiklah, ini saatnya kamu memberitahuku tujuanmu memanggilku kemari... biar kutebak, ini hanya untuk menginvestigasi kejahatan virtual lagi, kan?" "Oh, Kirito-kun mengatakannya dengan terus terang, ini membuatku jadi lebih mudah."

Setelah pernyataan yang berani itu, Kikuoka mengambil tas kantor dari kursi disebelahnya dan mengeluarkan tablet terminal yang sangat tipis. Ya, lagipula, pria ini menggunakan orang-orang yang selamat dari kejahatan internet terbesar di Jepang, Insiden Sword Art Online, sepertiku sebagai informan. Biasanya, untuk menginvestigasi sumber sebuah tindakan kriminal, Public Safety akan membayar sejumlah uang berdasarkan informasi yang diberikan para kolaborator dan pengawas, dengan kata lain, membuat ini menjadi persetujuan bisnis. Jika keadaannya seperti itu, maka memanggilku kemari untuk makan kue bisa dipandang sebagai bisnis bagi Kikuoka. Aku benar-benar ingin memikirkannya seperti itu, tetapi ini adalah orang yang melanggar aturan dengan memberitahuku rumah sakit dimana Asuna dirawat, dan itulah hutangku padanya. Tanpa informasi itu, pencarianku terhadap Yuuki Asuna di dunia nyata akan tertunda dan mungkin, aku tidak akan bisa mengungkap rencana-rencana iblis yang dibuat Sugou Nobuyuki dan menyelamatkan Asuna dari genggamannya. Dalam situasi pada saat itu, aku tidak terlalu keberatan menjadi pengawas Kikuoka. Meskipun akhir-akhir ini aku telah berhenti menggunakan tutur kata yang sopan mulai memesan kue-kue yang mahal. Sementara itu, entah dia tahu tentang fakta itu atau tidak, dermawanku ini sedang bermain dengan tablet terminal miliknya dan berkata dengan malas: "Baiklaaah, tentang itu, kali ini adalah tentang peningkatan rata-rata kejahatan dalam ruang lingkup virtual, kau tahu.." "Hm. Secara spesifik?" "Mari kita lihat.. baru saja pada bulan November ini telah terjadi 100 kasus kejahatan virtual, perusakan properti, dsb. telah diobservasi dan didaftarkan. Apalagi, ada 13 kasus dimana perselisihan permainan VR telah mengarah pada pembuktian di dunia nyata, dengan 1 insiden yang mengarah pada kematian... kasus yang satu itu telah menjadi insiden yang lumayan besar jadi Kirito-kun pasti telah mengetahui hal ini, seseorang membuat tiruan pedang bernuansa barat dan mengayunkan itu disekitar Stasiun Shinjuku, menebas 2 orang hingga tewas.

Heeiii, pedang itu memiliki panjang 1,2 meter dan berat 3,5 kg. Bagaimana bisa dia mengayunkan itu?" "Seperti pemain ekstrim yang menggunakan obat-obatan dan berhalusinasi... walaupun melihat kasus ini saja dari segala perspektif tidak terlalu banyak membantu dibandingkan dengan kasus-kasus lainnya..." "Tentu saja, dari rata kejahatan nasional, ini tidak ada apa-apanya, tetapi dipandang sebelah mata, mungkin permainan VRMMO melahirkan kekerasan sosial. "Permainan VRMMO menyebabkan masyarakat menurunkan batas-batas tertentu pada kenyataannya. Itu adalah hal sesuatu yang bahkan kusadari." Pada saat itu, seorang pramusaji datang tanpa terdengar dan membawa dua piring hidangan penutup dan secangkir kopi. "Apakah semuanya sudah disajikan, Tuan?" Setelah mengangguk, dia meletakkan tagihan dengan wajah yang mengerikan menghadap ke pinggir meja. Aku minum sedikit-sedikit kopi yang beraroma segar ini dan melanjutkan percakapan. "..Ketika melihat PK[7] di kebanyakan permainan sebagai kegiatan sehari-hari, bukannya tidak mungkin lingkungan seperti itu dijadikan tempat latihan bagi pembunuh di dunia nyata. Apalagi jenis permainan yang baru ini, dimana memotong pergelangan tangan akan menyebabkan darah menyebar kemana-mana dan membelah perut akan menyebabkan organ tubuh bagian dalam bertumpahan. Diatas itu, para pemain ekstrim itu lebih baik melakukan bunuh diri daripada log out." Sebuah tenggorokan dibersihkan dari meja dekat sini dengan suara 'ahem' yang menginterupsi, dua wanita waras menatapku dengan tajam. Aku menurunkan kepalaku, dan melanjutkan percakapan dengan suara yang lebih kecil. "Diberikan kejadian sehari-hari seperti itu, tidak heran kalau beberapa orang bodoh melakukan hal itu di dunia nyata. Aku pun merasa semacam countermeasure perlu dilaksanakan, meskipun hukum hampir tidak ada gunanya dalam hal ini." "Tidak berguna?"

"Tidak berguna." Dengan sendok keemasan, aku memotong beberapa lapisan tipis kue dan krim pink dengan hati-hati, membawa itu ke mulutku dengan hati-hati saat aku berpikir, bahwa tiap suapan ini bernilai 100 Yen. Sambil menikmati tiap potong kue yang enak ini meleleh di mulutku, aku meneruskan percakapan kita tentang kekejaman ini. ".. bahkan tidak bisa jika kamu menutup jaringan ini, karena jaringan VRMMO relatif mudah untuk dibuat, tidak peduli berapa banyak yang bisa kamu larang di Jepang ini. Pemakai dan Pedagang cukup pindah ke luar negeri." "Hmm..." Tatapan Kikuoka yang bermatabat jatuh ke atas meja, dan setelah berpikir beberapa detik, dia membuka mulutnya. "... Mille-feuille-mu kelihatannya... boleh kucicipi sedikit?" "..." Aku mengarahkan hembusan napas dalamku yang ketiga, bersama piringku, ke arah Kikuoka. Pembesar karir ini kemudian mencuri sekitar 280 Yen dari Millefeuille-ku dengan penuh semangat, dan memenuhkan pipinya. "Tapi kamu tahu, Kirito-kun, aku baru saja berpikir... mengapa PK? Bukankah hidup dengan akur satu sama lain lebih menyenangkan daripada membunuh mereka?" "...Kamu juga bermain ALO, jadi seharusnya kamu tahu, sebelum FullDive, sudah ada MMORPG yang mengambil sesuatu dari orang lain. Bicara secara kasar, karena permainan-permainan itu tidak memilik akhir yang jelas secara teknis, beberapa bentuk dari selesainya permainan harus menyajikan motivasi pemain... seperti mengincar dan bermain dengan perasaan bahwa dia lebih hebat daripada orang lain, menurutku." "Oh?" Saat mengunyah, Kikuoka mengekspresikan wajahnya untuk meminta penjelasan lebih lanjut dari Kirito. Mengapa kita benar-benar harus membicarakan masalah itu? Dalam hati aku memikirkan untuk meracuninya, sebagian dari kepentingan balas dendam ketika aku melanjutkan:

".. Itu tidak terbatas dalam permainan saja. Ingin dikenal, Ingin mendaki lebih tinggi dari orang lain, bukankah itu merupakan struktur dasar masyarakat? Kamu bahkan harus mengerti orang-orang yang berada dalam satu departemen sepertimu, ada pegawai-pegawai pemerintahan yang iri kepada orang-orang yang memiliki gelar universitas yang lebih tinggi atau yang mendapat kenaikan pangkat yang lebih cepat karena ada kenalan; Tapi di sisi lain, mereke memandang rendah pegawai non-pemerintahan dengan rasa puas akan superioritas. Akhirnya orangorang dengan superioritas dan inferioritas bisa makan kue dengan seimbang disertai wajah yang membawa kedamaian, bukan?" Kikuoka menelan Mille-Feuille itu, dan senyum dengan hati-hati. "Kamu lumayan jujur? Jadi bagaimana denganmu Kirito-kun? Bagaimana kamu menanggapi keseimbangan ini?" "..." Tentu saja, meskipun memiliki rasa rendah diri setinggi gunung, aku tidak berniat memberitahu pria ini. Dengan wajah bodoh, aku memarahi balik: "... Yah, setidaknya aku bersama pacarku." "Aku mengerti, aku sangat cemburu mengenai hal itu, Kirito-kun. Ketika kita bertemu lagi di ALO, maukah kamu memperkenalkanku pada gadis-gadis? Ambilah Raja Sylph sebagai contoh, dia adalah tipeku." "Aku memberitahumu terlebih dahulu, di saat kamu mengatakan 'Sebenarnya aku adalah seorang birokrat kelas atas', kamu akan dipenggal." "Jika itu dilakukan olehnya, maka aku tidak akan keberatan dibunuh sekali. Jadi?" "Jadi, tentang kerendahan diri ini, sangat susah untuk dipenuhi di dunia nyata. Ini bukan sesuatu yang dapat kamu peroleh tanpa kerja keras. Kamu harus belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang lebih baik, menjadi lebih baik dalam bidang olahraga, menjadi lebih keren, atau lebih atraktif... Dimana semua itu membutuhkan banyak waktu dan tenaga dan tidak ada jaminan atas hasil akhirnya, lagipula diatas itu syarat-syaratnya hampir mustahil untuk dicapai." "Aku mengerti. Setidaknya, aku belajar mati-matian untuk ujian-ujianku, dan tetap tidak bisa masuk Toudai[8]."

Untuk beberapa alasan, melihat Kikuoka tersenyum saat membicarakan topik itu, aku meredam keinginan untuk berkomentar dan segera melanjutkan pembicaraan. "Kemudian, untuk menyelamatkan MMORPG. Disini, Waktu tidak akan terbuang sia-sia seperti di dunia nyata dan karaktermu akan bertambah kuat ketika menemukan item-item langka, mempelajari skill-skill yang lebih banyak, dan memiliki stats yang lebih tinggi. Tentu saja kamu tetap harus bekerja keras, tetapi karena itu masih sebuah permainan. Daripada belajar atau melatih otot-ototmu, ini jauh lebih menyenangkan. Memakai peralatan mahal untuk memamerkan levelmu yang tinggi ketika melintasi jalan-jalan utama, tentu saja kamu akan mendapat banyak perhatian iri dari orang-orang yang lebih lemah darimu... secara virtual. Jika kamu pergi ke tempat berburu, kamu bisa mengalahkan monster-monster dengan tenaga yang luar biasa, atau menyelamatkan sebuah tim yang sedang dalam bahaya. Diberikan ucapan terima kasih, dihormati -" "Secara virtual?" "...Tentu saja, itu hanya satu dari banyak elemen lainnya di permainan MMO. Tapi, permainan dengan jaringan sosial sebagai tema utamanya sudah lama ada, dan tidak ada yang lebih sukses daripada MMORPG." "...Aku mengerti, permainan seperti itu sulit dalam memenuhi keinginan untuk merasa lebih hebat orang lain." "Ya. - Kemudian VRMMO muncul. Dalam permainan seperti ini, kamu bisa berjalan sendiri di jalan tanpa sebuah avatar karakter. Dimana sebelumnya kamu mungkin harus berfantasi tentang itu di layar komputer, sekarang kamu benarbenar merasakan pandangan dari matamu." "Hmm. Kupikir itu benar, karena ketika kamu berjalan dengan Asuna-chan di Ygcity, semua orang menatap kalian." "...Kamu mengatakan hal-hal penuh dendam seperti itu secara terang-terangan. Dalam situasi apapun, dalam permainan VRMMO, selama kamu mempunyai waktu untuk melakukannya, siapaun akan merasa lebih hebat dari yang lain. Dibandingkan dengan seberapa keras kamu belajar, sehebat apapun kamu bermain sepakbola atau seberapa kaya dirimu, ini lebih sederhana, jauh lebih primitif, dan dibandingkan langsung terhadap naluri manusia."

"...Dengan kata lain...?" "Dengan kata lain, itulah Strength, fisik, kekuatan yang hebat. Dengan tanganmu sendiri, Kekuatan untuk memusnahkan lawanmu. Seperti sedang mengkonsumsi obat-obatan." "...Strength ...Atau Power terhebat, huh." Kikuoka bergumam disertai semacam nostalgia. "...Anak laki-laki, siapapun itu, akan selalu mengincar kekuatan pada satu titik atau yang lain... melakukan hal-hal seperti membaca manga yang berbasis pertempuran dan ingin berlatih seperti itu. Tapi, kebanyakan dari mereka biasanya akan langsung mengakui kesia-siaannya dalam melakukan itu, dan mulai mengejar sebuah tujuan yang lebih realistis... - Aku mengerti, kuharap VRMMO bukan sebuah kesempatan lain untuk mengejar tujuan-tujuan itu." Aku mengangguk, dan karena aku jarang berbicara banyak, aku minum kopi untuk membasahi kerongkonganku sebelum bicara. "Aah. Beberapa permainan berjenis pertempuran sepertinya juga tergabung dalam kehidupan nyata, dimana aliansi-aliansi dan sekolah bela diri terbentuk." "Oh? Artinya?" "Dengan kata lain... karakter apa yang di pelajari dalam game bisa sangat baik menuntun mereka menjadi ahli dalam hal seperti Ini-dan-Itu-Gaya-Karate atau Disini-dan-disana-gaya-Kenpou.Selanjutnya itu bisa menghasilkan kejadian yang sama di Shinjuku dan Shibuya, menuju pada main hakim sendiri yang mengalahkan karakter musuh, sistem keadilan Tekken... Mengikuti hal itu, tentu saja saya tidak bisa mengajarkan kamu untuk mengerti perasaan mereka. Orang yang hidup dalam game jenis ini mungkin ingin mencoba keahlian yang mereka pelajari di VRMMO di dunia nyata... atau mungkin sudah melakukannya, kemungkinan itu mungkin tidak ada, yang malangnya bukan sesuatu yang bisa saya katakan - begitulah sentimen saya." "Begitu... itu adalah pemaksaan konsep <<Strength>> VRMMO kedalam kenyataan,huh. Hey, Kirito-kun." Kikuoka, wajahnya sekali lagi berubah menjadi serius, melihat ke saya. "Itu, apakah kita hanya berbicara tentang masalah psikologi disini?"

"... Apa yang kamu maksudkan?" "Menyampingkan pemberontakan psikologi mereka untuk melakukan aksi kekerasan menjadi rendah, dan juga bisa mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan untuk melakukan kekerasan... Dalam kenyataan, sifat fisik mereka kadang-kadang menyesuaikan pada perubahan tersebut... Itu hal yang tidak mungkin terjadi, kan?" Sekarang, giliran saya untuk berpikir dan merenung. "... Itu, menggunakan contoh dari sebelumnya, kekuatan fisik yang di butuhkan untuk mengayunkan sebuah pedang seberat 3,5 kg di Shinjuku, di kembangkan oleh laki-laki dalam dunia game... kamu artikan?" "Ya, itu." " Hmm... sistem FullDive yang berpengaruh pada sistem saraf manusia, itu kelihatannya beberapa riset baru saja di mulai. Tetapi di dalam kenyataan, berbaring untuk waktu yang lama tentu menghasilkan mengurangi kekuatan total, meskipun kekuatan kasar yang muncul secara sekejap bisa dihasilkan dari terdorongnya adrenalin beberapa saat... - tetapi itu lebih di bidang kamu daripada saya, kan?" "Beberapa waktu lalu, saya pergi untuk mendengarkan apa yang seorang profesor katakan tentang neuropsikologi, dan itu seperti bahasa Yunani untuk saya... Kita mungkin sudah menyimpang jauh, tetapi kita mencapai tujuan hari ini. Tolong lihat ini." Kikuoka memainkan tablet nya, dan memberikannya ke saya. Saya menerimanya, dan di layar LCD. Saya melihat laki-laki yang tidak saya kenali, dengan rumahnya dan profil lainya. Dia berambut panjang, berkacamata bulat perak dan memiliki pipi dan leher yang gemuk. "...Siapa ini?" Menerima terminal nya kembali dari saya, Kikuoka menggerakkan jarinya. "Beeeenar, bulan kemarin... pada tanggal 14 November. Di apartemen yang berlokasi di Nakano Ward, Tokyo, pemilik rumah menyadari bau yang tidak enak ketika membersihkan area di sekitar itu. Dia mencoba menghubungi penghuni kamar itu dengan menggunakan interphone, tetapi tidak ada jawaban dan disana

tidak ada jawaban pada ponsel biasa juga. Tetapi lampu di kamar itu masih menyala saat dia melepaskan kunci elektronik karena penasaran, dan menemukan laki-laki ini... Shigemura Tamotsu, umur 26 tahun, mati. Kelihatannya dia mati lima setengah hari yang lalu. Disana tidak ada tanda-tanda kamarnya di rusak, dan tubuhnya berbaring di tempat tidur memakai ini di kepalanya..." "AmuSphere, saya duga." Saya punya satu juga di kamar saya juga, dua cincin emas saling melengkapi membentuk sebuah potongan head gear, mesin FullDive muncul di pikiran saya saat saya mengatakannya, ketika Kikuoka mengangguk lemah. "Itu benar. - Dengan segera kami menghubungi anggota keluarganya, dan memerintahkan autopsi post-mortem untuk meng investigasi kematian yang misterius ini. Penyebab kematian : gagal jantung akut." "Gagal jantung? Saat jantung tiba-tiba berhenti berdetak kan? Kenapa ini terjadi?" "Kita tidak tahu." "..." "Selama waktu berlalu sejak kematiannya, dan kemungkinan peristiwa ini adalah kejahatan sangat rendah, dan kita tidak melakukan autopsi yang rinci. Tetapi kelihatannya seperti dia tidak makan untuk dua hari setelah log in secara berlanjut." Saya membeku sekali lagi. Sejujurnya, kasus seperti ini tidak langka. Kenapa? Karena meskipun tidak makan dalam realiti, memakan sesuatu ketika berada dalam VRMMO berarti kamu masih merasa kenyang, dan perasaan itu berakhir untuk beberapa jam. Pencandu, atau bisa di panggil gamer hard-core, menyadari waktu di luar game adalah waktu yang terbuang sia-sia, dan kasus dimana ketika orang tidak makan untuk satu atau dua hari benar-benar tidak jarang. Bagaimanapun, jika kebiasaan itu di lakukan terus-menerus, itu mustahil tidak mempunyai akibat negatif pada tubuh. Korban kurang makan hidup sendiri terkena penyakit... itu kasus yang sangat tidak jarang. Menutup mata ku untuk sesaat dan setelah berdoa untuk Shigemura-shi agar menemukan kebahagian di dunia berikutnya, saya membuka mulutku.

"...ini sangat tragis, tapi..." "Sungguh menyedihkan, tetapi ini sudah biasa untuk zaman sekarang. Karena kejadian ini tidak muncul di berita, dan anggota keluarga korban tidak mengatakan banyak saat mereka ingin menyembunyikan fakta kematian karena game ini, kita tidak bisa untuk melanjutkan investigasi (penyelidikan) lebih jauh. Kalau di lihat, kematian bisa juga kelihatan seperti serbuan VRMMO, tetapi..." "...Kamu tidak memanggil saya hanya untuk mendengar teori awal saja kan? Ada apa dengan kasus ini?" Pada pertanyaan saya, Kikuoka menatap terminalnya, dan menjawab. "Shigemura-kun hanya meng instal satu game dalam AmuSphere nya. <<Gun Gale Online>>... pernah dengar?" "Itu... tentunya. Karena fakta bahwa hanya game VRMMO itu di Jepang dengan <<Pro>> yang bermain; Saya belum memainkan nya, meskipun begitu." "Kelihatannya dalam Gun Gale Online... Disingkat GGO, dia merupakan top player. Itu telah diputuskan dalam event selama Oktober untuk menentukan siapa yang terkuat. Nama karakternya adalah <<Zekushiido>>." "...Maka, apakah dia mati ketika bermain GGO?" "Sebenarnya, tidak, dia tidak. Avatarnya, <<Zekushiido>>, adalah bintang tamu dalam <<MMO Stream>>, sebuah channel tuan rumah dari satu dari jaringan stasiun. "Aah... Yang kamu maksud adalah M-ST <<Grup Pemenang Minggu ini>>? Itu mengingatkan saya, saya ingat mendengar satu dari tamu kita kehilangan koneksi selama pertunjukan dan berhenti di tengah-tengah..." "Yeah, mungkin itu. Dia menderita gagal jantung ketika pertunjukan. Log mereka juga merekam segalanya ke tepat detik itu. Kemudian, ini informasi yang tidak diketahui kebenarannya... Sekitar waktu gagal jantungnya, sesuatu yang aneh terjadi di GGO, mengikuti pernyataan pengguna blog." "Aneh?" "MMO Stream juga tayang di GGO kan?" "Aah. Mereka biasanya berkumpul di bar."

"Itu terjadi di bar saat pertunjukan di siarkan, di jalanan ibu kota <<SBC Gurokken>> dunia GGO. Jadi, masalahnya adalah sekitar waktu itu, satu dari player tiba-tiba melakukan sesuatu hal yang aneh." "..." "Anyway, menunjuk gambar televisi Zekushiido-shi, <<Dia>> menembakkan sebuah pistol ketika berteriak tentang keadilan dan kematian. Melihat itu, satu dari player yang secara kebetulan merekam event itu meng upload ke dalam situs video. Video yang di upload juga termasuk dalam perhitungan JST (Japanese Standard Time) ... Dan... Pistol yang ditembakkan pada tanggal 9 November, pada jam 11:30 PM, 02 detik, Shigemura-kun tiba-tiba menghilang dari pertunjukan, pada 11:30 pm, 15 detik." "...Hanya kebetulan kan." Saya mengatakannya, saat saya memindahkan piring kedua saya di depan saya. Mengambil benda bulat dengan sendok-penuh dengan teh-, saya memasukkannya kedalam mulut. Tiba-tiba, rasa dingin nya mengejutkan saya. Jika itu adalah jenis kueh, itu pasti kueh es krim, saya pikir. Dengan rasa manis yang tidak ada, kumpulan coklat itu berisi mulai membabar, melebihi rasa pahitnya percakapan yang Kikuota mulai. Saya menggosok perut saya untuk ketiga kalinya dan melanjutkan dari dimana saya meninggalkannya. "Menjadi player tingkat atas dari GGO akan secara alami menyebabkan yang lainnya membenci dia dan cemburu kepada nya melebihi yang ditemukan di VRMMO lainnya. Untuk menembak orang nyata mungkin membutuhkan banyak keberanian, tetapi tidak sangat aneh gambar TV untuk ditembak." "Ya, bagaimanapun, disana ada kejadian yang lainnya." "...Apa?" Sendok di tangan saya membeku, dan melihat pada wajah poker Kikuoka yang tidak berubah. "Saat ini, itu terjadi sekitar sepuluh hari yang lalu, pada tanggal 28 November. Sebuah mayat di temukan di unit 2 bangunan apartement di Omiya Ward, Saitama City, prefektur Saitama. Penjual koran berpikir dia mengabaikan lampu unit yang

masih menyala, meskipun begitu itu tidak ada jawaban, dia mencoba membuka pintu dan tidak terkunci. Melihat ke dalam, seorang laki-laki ditemukan terbaring di futon nya memakai AmuSphere, dengan bau busuk yang sama..." Ehem! Membersihkan tenggorokan secara sengaja untuk menahan percakapan; kita melihat pada wanita yang sama dari sebelumnya, di dekat meja kami, saat mereka menatap dengan mata marah dan memberikan kami tatapan kesal nya. Tetapi, dalam keterkejutan gerakan tegas Kikuoka, dia mengangguk kepada mereka dan melanjutkan percakapan kami. "...Well, ayo kita lewati hasil rincian dari autopsi postmortem, kali ini juga menyatakan kematian nya karena gagal jantung. Namanya... lewati juga. Lakilaki, 31 tahun. Dia juga player GGO yang sangat kuat dan nama karakter nya adalah <<Usujio Tarako>>? Ini nama asli nya ?" "Ketika kembali di SAO, disana ada laki-laki yang dipanggil <<Hokkai Ikura>>(Ini adalah permainan kata-kata jepang), jadi mereka mungkin berhubungan. Apakah si Tarako-shi ini juga di program TV?" "Tidak, saat ini adalah kejadian dalam game. Dari log AmuSphere, koneksi nya diputus sekitar 3 hari sebelum mayatnya di temukan, pada tanggal 25 November, pada jam 10:00:04 PM. Waktu kematian juga diperkirakan sekitar waktu itu. Pada saat yang sama, dia berada di alun-alun kota Gurokken menghadiri sebuah pertemuan Squadron - sebuah guild, rupanya - . Dia melompat ke panggung untuk menyuarakan pendapat, dan seorang player yang berbeda pendapat pada pertemuan itu menembak nya dengan sebuah pistol. Meskipun jalanan kota adalah area dimana semua dan apapun damage yang diterima akan hampa secara sekejap, dia sangat marah kepada penembak yang menyerangnya dan mengejar nya, kemudian tiba-tiba menghilang. Informasi ini juga di ambil dari thread forum net, jadi kebenarannya lebih kurang yang diinginkan, tetapi..." "Penembak itu, apakah player yang sama dari peristiwa <<Zekushiido>>?" "Kamu memikirkan hal yang sama juga. Setelah semuanya, kata kata seperti 'keadilan' dan 'kekuatan' juga di katakan oleh seorang player dengan karakter nama yang sama saat dari kasus sebelumnya." "...Apa jenis dari...?"

Kikuoka memeriksa tabletnya, dan mengerutkan dahinya. "<<Death Pistol>>... Itu dan <<Death Gun>>" "Death... Gun... " - dengan kata lain, <<Death Gun>>? Saya menempatkan sendok saya pada piring yang sekarang sudah kosong, saat saya mengulang nama itu ke diri saya berulang dan ulang kali dalam pikiran saya. Karakter nama nya, tidak masalah betapa banyak bercanda yang di maksud, itu benar-benar memberikan kesan pada karakter nya. Death Gun, kesan nama itu menimbulkan kedinginan seperti besi hitam. "...Kamu yakin Zekushiido dan Usuko Tarako kedua nya mati karena gagal jantung,kan?" "Jika saya katakan ya?" "Dan... tidak ada kerusakan otak?" Mendengar itu, Kikuoka menangkap maksud saya dan menyeringai. "Saya meragukannya juga. Dan saya memaksa tim forensik tentang hal itu, tetapi mereka tidak menemukan keabnormalan apapun seperti pendarahan otak atau penyumbatan pembuluh darah arteri otak." "..." "Juga, dengan NERvGear... Ah, kamu baik-baik saja kan, mendiskusikan hal ini?" "Saya baik-baik saja." "... Dengan NERvGear, ketika membunuh seorang pengguna, sensor sinyal berubah menjadi mikrowave berkekuatan tinggi yangmana menghancurkan bagian otak, tetapi AmuSphere tidak dibuat untuk memancarkan gelombang

elektromagnetik berkekuatan tinggi. 'Hanya mesin yang bisa mengirimkan suara dan penglihatan ke kelima indera dengan sangat rendah dan sinyal yang sedikit', itu apa yang developer tegaskan. "Jadi kamu sudah berbicara pada pembuat nya... kamu melakukan pekerjaan rumah mu untuk pertemuan ini, huh, Kikuoka-san? apakah kejadian yang kamu urus ini sebagai pekerjaan hanya mencari rumor lewat saja?"

Saat saya menatap melalui lensa kaca matanya pada mata sempitnya. Kikuoka menghapus ekspresinya dalam sedetik, dan segera, bibirnya melebar membentuk senyuman. "Saya terbang kemana-mana; jadi, sebenarnya, saya agak bebas pada dasarnya sehari-hari." "Kemudian, selanjutnya kenapa tidak kamu menolong garis depan clearer Aincrad. Sir Eugene memuji kamu sebagai mage yang bagus, kamu tahu." Sebenarnya, saya tidak pernah berpikir satu kali pun laki-laki ini menjadi pegawai karena penampilan dan cara bertindak nya. Dia menciptakan sebuah karakter pada ALO bukan karena dia tertarik dalam game itu, tetapi kebanyakan karena untuk memudahkan mengumpulkan informasi pada dunia VR. Meskipun kartu bisnis yang saya dapatkan sebelumnya diterima di tempatkan dia dibawah Departemen Urusan Internal dan Komunikasi Teknologi, disana tentunya ada sesuatu yang mencurigakan sedang berlangsung. Unit sebenarnya adalah bagian dari Departemen Keamanan Nasional sesuatu yang sudah saya sadari. Tetapi menyampingkan hal tersebut, kelihatannya <<Divisi Virtual>> selama <<Pasukan Penyelamat Korban Kasus SAO>> berlangsung, hanya mengurus untuk menampung semua pemain kedalam rumah sakit karena usaha nya. Oleh karena itu, dengan itu dan permintaan mengenai lokasi Asuna, saya berururusan dengan dia pada perbandingan 60% rasa terimakasih dan 40% rasa curiga. Jadi apakah dia tahu pikiran dalam saya atau tidak, Kikiuoka hanya menggaruk bagian belakang kepalanya dan memberikan senyuman malunya. "Kamu terlalu baik; saya bisa mengingat kata-kata spell, tetapi tidak bagus dalam mengucapkan nya. Saya benar-benar buruk dalam bermain lidah sejak lama sekali, ... Anyway, well, terhadap kasus ini, saya pikir kemungkinan nya lebih dari 90% itu kebetulan atau hoax. Itulah kenapa, kita butuh untuk menyangkal nya.Kirito,kun; kamu pikir apakah mungkin? Apakah mungkin untuk seseorang yang di tembak dalam game, mengakibatkan menderita peristiwa gagal jantung dalam kenyataan?" Usul Kikuoka menyebabkan gambaran dalam kepala saya, menyebabkan saya mengerutkan dahi.

Berpakaian hitam seluruhnya... Penembak tanpa wajah yang memandang dalam kekosongan dan menarik pelatuk nya. Peluru hitam fantasi ditembak maju menembus dinding virtual; paket menyerbu kedalam dunia network. Dari router ke router, server ke server, membuat belokan bervariasi dalam sudut yang benar, peluru terus maju ke depan. Akhirnya, itu mencapai unit apartemen tertentu, terwujud di luar konektor LAN yang di susun di dinding, dan mengenai jantung seorang laki-laki ketika dia lagi berbaring. Menggelengkan kepala saya untuk membersihkan gambaran mengganggu itu, saya menaikkan jari. "Saya pikir itu mustahil, tetapi... Asumsikan saja, itu...<<Death Gun>> adalah penembak kita, dan dia entah bagaimana mengatur untuk mengirim beberapa sinyal ke AmuSphere <<Zekushiido>> dan <<Usujio Tarako>>..." "Yea... jika apa yang dikirim bukan gaya misterius yang mematikan, tetapi hanya sinyal yang normal... Kamu masih ingat <<Imaginator Virus>> yang menyebabkan kegemparan untuk beberapa waktu lalu?" "Aah, peristiwa mail yang mengejutkan itu, ya?" Imaginator, itu adalah sepotong software yang dikembangkan oleh seseorang untuk AmuSphere. Potongan software itu menghasilkan ruangan virtual untuk dive, dimana kamu menghadap kamera dan membisikkan sebuah pesan, dan kemudian memampatkan ke dalam format mail. Penerima bisa membalas file itu, yangmana akan menghasilkan tubuh virtual pengirim dan pesan berbicara, hal-hal seperti itu. Sejak kamu bisa menyampaikan video, audio dan sentuhan, itu menjadi sangat populer. Pada akhirnya, celah lubang keamanan ditemukan, dan disana ada sebuah virus yang menulari mail yang akan menyertai pesan awalnya, yangmana menyebabkan gangguan secara besar. Jika kamu mencoba dive dengan mail itu di inbox kamu, itu akan dipaksa membuka sebuah preview, dan didepan mata kamu dalam sekitar suara dan warna, sesuatu mengejutkan - biasanya erotik atau menjijikkan, satu atau yang lainnya- akan dimulai untuk di mainkan. Tentu saja, akhirnya sebuah file patch di upload, dan peristiwa ini diselesaikan, tetapi...

"-Kebanyakan pengguna AmuSphere harus meng instal <<Imagine>> dari sekarang. Tetapi jika disana ada lubang keamanan yang tidak dikenal, dan e-mail korban atau IP address di ketahui..." "..Begitu, mengatur waktu pengiriman dahulu, kemudian mengirim sinyal pada saat yang sama saat tembakan - sesuatu seperti itu mungkin." Kikuoka menggabungkan jarinya bersama-sama, dan mengangguk saat dia menyantaikan dagu nya di atas jarinya tadi. "Maka bagian itu selesai. - tetapi itu bukan peluru fatal terkutuk yang dikirim. Akhirnya itu hanya rangsangan yang normal." "Dengan kata lain, rangsangan yang cukup untuk menghentikan jantung... Mungkin hal seperti rasa pengecap, bau... cahaya dan bunyi...Kan? Ayo berbicara tentang mereka satu per satu. Pertama indera sentuhan, rangsangan pada kulit." Saya berhenti sejenak, dan menekan ibu jarinya ke dalam telapak tangan kirinya. Baru-baru ini, apa yang saya makan bukan kue cokelat seperti yang saya berpikir, tetapi es krim, saat saya tahu saya terkejut kemudian. "...Apa yang akan terjadi, jika kamu mengirim seluruh tubuh ke batas toleran dingin? Seperti jika kamu melompat ke dalam bak mandi yang penuh dengan air es. Bisakah itu menghentikan jantung?" "Aah...Melompat ke dalam air es bisa menghentikan jantung, saat perbedaan dalam temperatur yang bisa menyebabkan keterkejutan pada tubuh, dan pembuluh darah tubuh akan berkontraksi, yangmana akan menyebabkan ketegangan pada jantung... Itu tidak mungkin kan." "-Maka, saya rasa kita tidak bisa melalui asumsi ini lagi. Meskipun jika otak merasakan dingin, pembuluh darah kapiler pada bagian tubuh lainnya tidak akan merasakan nya..." "Kemudian, bagaimana tentang hal ini?" Saat ini, Kikuoka menggosok tangannya bersama-sama selagi berbicara. Itu mungkin kesalahan pada bagian saya, tetapi Kikuoka kelihatannya tersenyum tanpa menunjukkan rasa kasihan. "Serangga super kecil... lebih kecil daripada kumbang, entah berada dimana dalam kategori cacing panjang. Kadang-kadang seperti ulat bulu atau ulat kaki seribu,

perasaan dijatuhkan ke dalam lubang yang diisi oleh mereka. Tentu saja, di temani oleh video. Urgh, membayangkannya saja memberikan saya perasaan jijik. "..." Dengan tidak ada alternatif lain, saya mencoba untuk membayangkan nya. Ketika memiliki waktu luang saya berjalan-jalan di lapangan, kemudian bumi tiba-tiba runtuh di bawah kaki saya, dan saya jatuh ke dalam sebuah lubang yang dalam. Makhluk melata kecil, panjang mendekat, melingkari tubuh saya hingga merayap mendekati pergelangan saya menuju leher saya, dan akhirnya membuat jalan menuju kebawah baju saya... "... Serius, saya merasakan perasaan jijik." saya menggosok tangan saya bersama-sama, dan menggelengkan kepala saya. "Tetapi dengan tingkat keterkejutan itu, meskipun <<Imagine Virus>> bisa melakukannya. Dengan tiba-tiba semua ulat bulu raksasa atau ubur-ubur Nomura jatuh dari atas kepala saya. Tetapi disana tidak ada yang bisa membuat jantung mereka berhenti...Saya pikir. Pada tempat pertama, saat kamu masuk pada VRMMO, kamu secara tidak sadar mempersiapkan untuk situasi yang tidak dibayangkan. Pada beberapa medan, seorang boss monster bisa tiba-tiba muncull di depan kamu dan jika jantung kamu berhenti saat itu juga, itu tidak akan membuat jadi game kan." "Kamu benar." Kikuoka mengangkat bahunya, mengangkat cangkir dan memutarnya sedikit. "... Jadi, rangsangan berikutnya mungkin rasa dan bau. Tetapi bagaimana itu bekerja? Jika seseorang tiba-tiba merasakan atau mencium sesuatu yang mengganggu, seperti rasa kiviak ( makanan tradisional saat musim dingin dari Greenland ) yang dihasilkan. Orang itu mungkin muntah. Reaksi muntah ini mungkin mempengaruhi tubuh juga." "Jika memang begitu, itu tidak akan menghentikan jantung. Tetapi bisakah isi muntahan menghentikan pernapasan? Juga, apa itu kiviak ? "Oh, kamu tidak tahu? Kiviak adalah makanan Eskimo. pada awal musim panas, mereka akan menangkap burung laut kecil yang bermigrasi yang dipanggil Appaliarsuk dan memasukkan mereka ke dalam tas kulit tertutup dengan daging

nya diambil. Kemudian buntelan itu ditempatkan pada keadaan dingin, di sudut gelap untuk beberapa bulan, sampai lemak burung terserang dan mereka meragi nya dengan baik, atau lebih tepatnya, menjadi busuk. Pada saat itu, mereka mengeluarkan burung seperti coklat meleleh, organ dalamnya terasa seperti sejenis makanan. Bau busuknya harusnya lebih buruk daripada Surtromming (ikan busuk skandivnavian), tetapi sekali kamu mencicipinya, kamu tidak akan cukup..." Clank! Saya menatap ke arah suara keras itu dan melihat cewek di dekat kami menutup mulut mereka dalam keadaan jijik dan mereka meninggalkan meja mereka dengan tergesa-gesa. Sekali lagi, saya mengeluh dalam-dalam, dan kemudian menyela perkataan Kikuoka. "Jika kamu punya kesempatan mengunjungi Greenland, maka cobalah. Juga, kamu tidak harus menjelaskan apa itu Surs." "Oh, oke." "Jangan menyesal. - Dan tidak masalah apapun, memakan benda yang menjijikkan tidak akan menghentikan jantung. Ayo ke selanjutnya...Video huh..." Aroma kopi menghapus kata-kata bodoh Kikuoka dan saya berlanjut berbicara. "Sama dengan contoh serangga sebelumnya, hanya video signifikan mungkin tidak bisa menghentikan jantung tidak masalah bagaimana menakutkan atau kejamnya gambarnya. Dasarnya, mungkin menyebabkan trauma yang besar, saya pikir, tetapi itu akan benar-benar sulit untuk diselidiki." "Hmm. - kamu mengatakan signifikan kan?" "Yeah... contohnya, dan ini mungkin sudah lama sebelum saya lahir jadi saya tidak tahu tepatnya, tetapi banyak anak-anak yang menonton anime TV tertentu yang jatuh pada waktu yang sama diseluruh kota dengan sindrom epilepsi." "- Kejadian itu. saya di TK saat itu dan saya melihat nya dengan mata sendiri." Kikuoka mengatakan nya dengan perasaan kangen. "Saya pikir cahaya merah dan biru yang terus menerus menyala yang menyebabkannya."

"Itu mungkin. Jika cahaya kilat video terus menerus di kirim, orang akan biasa nya menutup mata mereka secara reaksi. Itu memungkinkan jika mengirim langsung ke dalam otak dan sejenis kejutan terjadi, itu benar-benar bisa terjadi." "Ya, tentu saja." Kikuoka mengangguk kepalanya, tetapi kemudian menggelengkan kepalanya dan melanjutkan. "-Tetapi, pertanyaan itu di perdebatkan ketika AmuSphere di kembangkan. Hasil nya adalah alat keamanan dalam bentuk pengaturan batas. Video gambar dengan lebih daripada amplitude getar level tertentu tidak di perlihatkan oleh AmuSphere." "- Hey kamu."

Saat ini saya menebak Kikuoka 100% terlihat mencurigakan dan berkata. "Kelihatannya kamu sudah meneliti semua kemungkinan,kan? Jika kamu sudah mengambil otak-otak elit departemen, kemudian kamu tidak butuh saya sekarang untuk memperdebatkan hal ini kan. Apa yang kamu coba lakukan?" "Tidak tidak, bukan. Cara kirito berpikir benar-benar merangsang, itu adalah referensi yang besar dan saya juga senang berbicara dengan kamu." "Tetapi saya tidak suka berbicara dengan kamu, dan untuk suara persepsi, itu harusnya juga punya pembatas. Maka, kesimpulannya - mempengaruhi jantung manusia dalam sebuah game adalah mustahil. <<Death Gun> yang menembak dan serangan jantung dua orang tersebut benar-benar kebetulan. Selamat tinggal, saya pulang dan terima kasih untuk keramah tamahan kamu." Saya punya firasat jika pembicaraan ini berlanjut, itu tentu nya bukan hasil yang menyenangkan. Jadi, saya cepat-cepat mengatakan terimakasih dan berdiri. Bagaimana pun, Kikuoka dengan panik memanggil untuk menghentikan saya. "Tungggg- tunggu, tunggu. Dari sini adalah topik utama sebenarnya. Kamu bisa memesan kue lainnya; hanya tinggal dengan saya sedikit lebih lama, tolong." "..."

"Well, saya lega Kirito-kun mencapai kesimpulan itu. saya juga berpikir hal yang sama tentang dua kematian itu bukan karena tertembak dari dalam game. Mengatakan ini bagaimanapun, saya punya permintaan -" Ini dia datang, saya mengerutkan dahi ketika berpikir, dan melanjutkan mendengar. "Bisa kah kamu log kedalam Gun Gale Online, dan berhubungan dengan si <<Death Gun>> ini?" Dia kemudian tersenyum kepada saya. Untuk wajah tersenyum tanpa dosa birokrat, saya menggunakan suara terdingin saya. "Menghubungi dia? Kenapa tidak Kikuoka-san saja yang mencoba tentang itu. Pergi dan tertembak olehnya, maksud kamu, oleh si <<Death Gun>>." "Tidak, well, ahahahaha." "Tidak mungkin! Jika sesuatu benar-benar terjadi, apa yang harus saya lakukan? Kamu akan tertembak dan jantung kamu berhenti berdetak." Saya berdiri sekali lagi tetapi Kikuoka menangkap lengan baju saya. "Baru saja, kita berdua tidak setuju hal ini tidak mungkin kan. Juga, si <<Death Gun>> ini mempunyai syarat yang tinggi untuk target nya." "...Syarat?" Saya menanyakannya dan penasaran sehingga duduk lagi. "Ya. Dua orang, <<Zekushiido>> dan <<Usujio Tarako>>. yangmana ditembak oleh <<Death Gun>>, mereka adalah player tingkat atas yang terkenal. Maka, jika mereka tidak kuat, mereka tidak akan ditembak. Untuk saya, meskipun bertahuntahun itu tidak akan membuat saya menjadi kuat. Bagaimanapun, untuk kamu yang Kayaba-shi juga mengakui kamu sebagai yang terkuat..." "Itu mustahil untuk saya juga! GGO bukan game yang mudah dan <<Pro> ada dalam itu." "Itu er, apa maksud nya <<Pro>>? Kamu mengatakan nya tadi." Menyadari saya masuk ke dalam percakapan Kikuoka akhirnya, saya menjelaskan dengan enggan.

"... Itu berarti orang yang membuat pendapatan mereka dari game. Gun Gale Online lah satu-satunya game dalam VRMMO yang mempunyai sebuah <<konversi sistem uang game menjadi uang nyata>>." "...Benarkah?" Meskipun untuk seseorang seperti agen Kikuoka, dia masih tidak tahu game secara rinci saat pertanyaannya kelihatan nya benar-benar tidak berpura-pura saat ini. "Itu, sederhananya, uang dihasilkan dalam game yang bisa diubah menjadi uang nyata yang dikembalikan ke kamu. Sebenarnya, itu bukan yen Jepang, tetapi mata uang elektronik. Tetapi karena disana tidak ada apapun yang bisa di beli dengan itu sekarng hal itu sama saja isi nya." "...Tetapi bisakah VRMMO itu bertahan dalam bisnis tersebut? Perusahaan operator dan staf tidak menjadi sukarelawan kan?" "Tentu saja, itu tidak berarti semua player bisa membuat uang. Itu sama dengan mesin pachinko dan pacu kuda. Biaya bulanan, jika saya ingat dengan benar, adalah 3000 yen dan untuk sebuah game VRMMO, itu sangat mahal. Tetapi, jumlah player rata-rata mendapatkan giliran mereka, sepuluh itu... Di area beberapa seribu yen harusnya. Bagaimanapun, mungkin kamu mengatakan sifat taruhan mereka tinggi... dan pada saat yang jarang, beberapa orang akan keluar dengan sebuah bang dan menemukan item berharga yang langka. Setelah menentukan melalui pelelangan dalam game, jika mereka menukarkan nya uang elektronik dari penjualan itu bisa jumlahnya di antara sepuluh ribu sampai seratus ribu yen. Jika kamu mendengar tentang cerita seperti ini kamu mungkin akan mendapatkan perasaan 'suatu hari akan terjadi juga kepada saya...' Dalam game itu seperti dalam kasino yang besar." "Hmmm, begitu..." "Jadi, <<Pro>. adalah seseorang yang menghasilkan uang secara tetap setiap bulan. Player tingkat atas mendapatkan sekitar 200.000 hingga 300.000 yen setiap bulan, saya kira. Jika kamu membandingkannya dengan jumlah standar dunia nyata itu mungkin bukan urusan besar... tetapi, tanpa bermewah, itu cukup untuk hidup. Dengan kata lain, apa yang datang kepada orang-orang itu membuat

pendapatan mereka dari biaya bulanan dibayar oleh player dalam zona banyak. Itu apa yang saya maksud kan barusan, tentang top player dalam GGO yang dicemburui lebih daripada game lainnya. Itu sama dengan pemerintah yang memakan kue mahal yang bodoh dengan uang pajak masyarakat." "Fufufu, seperti biasa Kirito-kun mengatakan nya dengan jalan yang kasar. Saya menyukai bagian itu dari kamu." Tanpa mengambil perhatian dari kata kata Kikuoka dengan berpura-pura tidak tahu, saya menyela nya. "- Untuk alasan itu, waktu yang dihabiskan dan antusiasme kerumunan tingkat tinggi GGO tidak bisa dibandingkan dengan player MMO lainnya. Saya, tanpa pengetahuan seluk beluk rincian mekanisme game ini, tidak bisa pergi dalam kegelapan dan bertanding denagn orang-orang itu. Dalam tempat pertama, saat nama termasuk, itu adalah game dimana pertarungan tembak adalah bentuk utama dari pertempuran... Saya tidak bagus dengan senjata menembak. Saya berbela sungkawa tetapi kamu harus mencari seseorang lain untuk melakukan tawaran kamu." "Tunggu tunggu, disana tidak seorang pun yang bisa saya andalkan. Untuk saya, kamu lah satu-satunya karena kamu hanya player VRMMO yang bisa saya berhubungan dalam kenyataan. Disamping it... jika kamu mengatakan melawan profesional adalah beban berat dan mereka mendapatkan gaji dari game ini, maka baik-baik saja kan jika kamu memperlakukan ini sebagai pekerjaan juga." "...Apa?" "Membayar kompensasi untuk penyelidikan bekerja sama. Itu mungkin... tidak sama banyak dengan jumlah gaji top player dalam GGO yang didapatkan setiap bulan, tetapi pasti ini cukup." Melihat isyarat Kikuoka menaikkan tiga jarinya Jujur, saya merasa ngeri. Jika kamu mempunyai sebanyak itu, CPU grade core 24 baru-baru ini dalam mesin baru bisa dibayar untuk dengan uang kembali yang tersisa. Bagaimanapun, sekali lagi, timbul rasa curiga yang baru. "...Jangan menganggap mudah saya, Kikuoka-san. Kenapa masalah ini harus ter obsesi terlalu banyak? Ini hampir tentu nya sebuah rumor retro, pembicaraan

tentang hal hal gaib itu biasa terjadi di internet, saya percaya. Dua orang mendapatkan serangan jantung, yang tidak menunjukkan sosok mereka dalam game karena itu, jenis cerita dongeng itu menjadi dibuat-buat. Ketika ditanya dengan terbuka, Kikuoka menggunakan jari ramping nya untuk membetulkan kacamatanya, menyembunyikan perasaan nya dari saya. Disana tidak diragukan lagi dia menyadari berapa banyak jawabannya akan menjadi kenyataan, dan berapa banyak yang akan jadi muslihat. Betapa orang licik. "-Sebenarnya, bos saya adalah satu yang gelisah tentang hal ini." Pejabat tingkat tinggi ini mulai berbicara dengan senyuman biasa. "Pengaruh teknologi FullDive pada kenyataan adalah paling khusus diantara bidang lainnya. Pengaruh yang kuat pada masyarakat dan budaya tentunya sangat besar, tetapi pada bidang biologi juga menarik banyak kontroversi. Pada yangmana jalan bisa dunia virtual mengubah arah keberadaan manusia, atau seperti hal serupa. Berbicara hipotesis, jika disana ada tanda bahaya,dan sejenis kesimpulan tercapai, sebuah pergerakan untuk meletakkan peraturan akan datang pada akhirnya. Faktanya, itu mencapai tahap benar sebelum pembuatan undangundang melewati saat peristiwa SAO. Tetapi saya - atau lebih kepada, departemen virtual, tidak mempertimbangkan mundur melawan aliran saat tindakan yang tepat untuk menikmati game VRMMO, dan untuk demi era masa muda kamu juga. Itulah kenapa, sebelum kejadian ini menarik perhatian yang aneh-aneh, kita ingin tahu semua fakta sebelum itu digunakan oleh pengacara peraturan. Itu lebih baik jika itu hanya sekedar hoax tetapi apa yang kita inginkan adalah kepastian tentang hal itu. - Hingga akhir, melakukan apa yang kita bisa." "... Dengan pengertian dari anak muda generasi game VR, prinsip kamu, saya hanya menafsirkan mereka sebagai keinginan yang baik. Tetapi jika kamu benarbenar perhatian dengan masalah itu, bagaimana dengan pukulan langsung pada perusahaan operasi nya? Jika meng analisis logsnya, kamu harusnya juga bisa menyelidiki player yang menembak <<Zekushiido> dan <<Tarako>>. Meskipun jika informasi pribadi terdaftar dalam game adalah palsu, tetapi kamu masih bisa menghubungi provider dari IP addreass, dan kamu juga akan menemukan nama aslinya dan alamatnya dengan cara itu."

"- Sepanjang apapun tangan kamu, itu tidak akan bisa mencapai ujung Samudera Pasifik." Kikuoka mengerutkan dahinya, pada saat itu, kelihatannya menunjukkan ketidak pura-puraan nya. "<<Zasker>>, perusahaan yang mengembangkan dan menjalankan Gun Gale Online... adalah organisasi tidak dikenal yang kita tidak tahu apa-apa dan mereka punya server di Amerika. Ketika dukungan dalam game kelihatannya hampir kokoh, membiarkan sendiri alamat sebenarnya, meskipun nomor telepon dan alamat e-mail dijaga sendiri. Sedihnya, sejak <<The Seed>> di umumkan, satu dari dunia VR yang curang tidak terhentikan seperti rumput liar." "...Oh, begitu?" Saya menyela, ketika mengangkat bahu. Hanya Egil dan saya yang tahu tentang asal mula paket support pengembangan VRMMO <<The Seed>>. Sama halnya dengan, kemunculan tiba-tiba kastil mengapung Aincrad yang lahir dalam dunia ALFheim Online, untuk masyarakat umum, itu hanyalah sisa dari bekas server SAO yang diatur oleh RECTO Progress yang sekarang sudah tidak ada, yangmana bagaimana masalah ini diselesaikan. "Dan, untuk alasan itu, jika kita berpikir tentang menggapai kebenaran masalah ini, kita tidak punya pilihan lain tetapi langsung menghubungi nya dalam game. Tentu saja, kita menyadari kemungkinan tipis itu terjadi, dan sepenuhnya tindakan keamanan di lakukan. Kirito-kun akan, berada dalam sebuah ruangan yang dipersiapkan oleh kami, dive ke dalam game, dan kita akan disconnect kamu segera jika disana ada kejanggalan dalam output pada AmuSphere yang dimonitor. Saya tidak akan meminta kamu untuk ditembak; itu baik-baik saja selama kamu memberikan saya kesan dari apa yang kamu lihat. -Kamu akan melakukan ini kan?" Sebelum saya menyadari nya, pikiran saya membuntu pada situasi ini dimana saya tidak bisa mengatakan tidak. Saya harusnya benar-benar tidak datang untuk bertemu dia... Ketika serius nya penyesalan keputusan ini, saya mulai merasakan sedikit jumlah ketertarikan pada saat yang sama.

Kekuatan untuk mengganggu dalam dunia nyata dari dalam dunia virtual... Jika hal seperti itu benar-benar ada, maka apakah itu petunjuk untuk dunia alter yang Kayaba Akihiko berusaha untuk mencapainya? Kejadian yang dimulai dalam musim dingin tiga tahun yang lalu, apakah masih belum selesai...? Jika memang seperti itu, maka kewajiban menyaksikan tujuan dari pengembangan merupakan kewajiban saya juga. Saya menutup mata saya, mengambil nafas dalam-dalam, dan berbicara. "...Saya mengerti. Seperti hal nya mengendarai motor yang mengganggu, jika itu hanya masuk ke dalam game maka saya akan pergi. Tetapi saya tidak tahu apakah saya bertemu atau tidak dengan si <<Death Gun>>. Di tempat pertama, meskipun keberadaannya masih dipertanyakan." "Ahh... tentang itu." "Apakah saya tidak mengatakannya tadi? Selama kejadian penembakan pertama, seorang player mengambil audio log yangmana saya kompress dan membawa datanya bersama. Ini adalah suara <<Death Gun>> dan semua arti semuanya, dengarkan." Kikuoka mengeluarkan earphone wireless, saya serius mengutuk 'jantung kamu itu harus berhenti' dalam pikiran saya, ketika memandang sekilas ke dia. "...terimakasih untuk melakukan dengan cara kamu melakukan ini." Setelah meletakkan earphone yang saya terima, Kikuoka menekan layar dengan jarinya. Segera, kesibukan rendah bermain di kepala saya. Kemudian, suara kesibukan itu menghilang tiba-tiba dan ketegangan dalam kesunyian disobek oleh pernyataan yang tajam. "Ini adalah kekuasaan sesungguhnya, kekuatan sebenarnya! Orang-orang bodoh, ukir ketakutan nama ini di dalam hati kamu!" "Nama senapan ini dan saya: <<Death Pistol>>... <<Death Gun>>!" Nada yang seperti suara bukan manusia, melainkan suara metal. Dan masih, dari belakang teriakan, saya bisa merasakan kuatnya keberadaan player hidup dibelakang karakter. Pemilik suara ini,daripada hanya role-playing, kelihatannya memancarkan dorongan keinginan untuk pembunuhan besarbesaran.

Bab 2 Ia melihat jam di pergelangan tangan kirinya saat ia keluar dari exit C10 Stasiun Otemachi di Jalur Chiyoda. Ada lebih dari 5 menit tersisa sebelum jam 3, waktu yang disetujui. Saat Yuuki Asuna akan menurunkan pergelangan tangannya, matanya sambil lalu berhenti pada jendela kalendar kecil pada jam tangannya. Minggu, 7 Desember, 2025. Itu mungkin saja bukan hari peringatan yang spesial, tapi dalam dada Asuna, benih dari sebuah perasaan yang kuat telah bertunas. Ketika ia mulai berjalan sepanjang jalan Eitai, ia mendongak, menghadap gerbang-gerbang utama Istana Kekaisaran dan bergumam tanpa mengeluarkan suaranya. Sebentar lagi, akan jadi setahun Yang ditinggalkan tak terkatakan adalah kata-kata, sejak kembalinya aku ke dunia nyata. Setelah kastil baja terapung (SAO), ke sangkar burung di puncak pohon (ALO), ia kemudian diselamatkan dan dikembalikan ke dunia nyata pada pertengahan Januari tahun ini. Dunia fantasi tersebut berangsur-angsur menjadi sebuah kenangan, tapi meski begitu, ia masih kadang merasa aneh tentang dirinya menjalani kehidupan seperti ini di dunia nyata. Tempat berjalan yang lebar dilapisi dengan bebatuan, pepohonan pinggiran jalan yang bergetar dalam udara dingin dan para pejalan kaki berjalan dengan wajah mereka terkubur di dalam kerah mantel atau syal-syal mereka. berjalan perlahan ditengah arus keramaian, adalah Asuna sendiri. Semua hal disekitarnya bukan objek 3D yang dikodekan secara digital, melainkan mineral, tumbuhan, dan makhluk nyata. Tapi bagaimana kita mengartikan apa Nyata sebenarnya? Jika hanya soal dibentuk dengan atom dan molekul, maka itu akan sama saja dengan polygonpoligon virtual. Karena identitas sebenarnya polygon-poligon itu adalah electronelektron yang disimpan dalam sebuah elemen memori server. Yang artinya, tidak begitu berbeda pada tingkat partikel-partikel dasar. Dibilang begitu, satu-satunya masalah mungkin datang dari reversibilitas. Bendabenda yang ada di dunia nyata, baik biologis ataupun benda mati; apabila dirusak,

maka tidak mungkin untuk dikembalikan seperti keadaaan semulanya. Tapi di dunia maya, maka mudah untuk menciptakannya lagi tanpa satu byte pun informasi yang jelek. Tidak. Bukan begitu. Di dunia itu Aincrad, apa yang hilang darimu dan tidak bisa dikembalikan benar-benar ada. Dua tahun yang dihabiskan di kastil terapung itu, apa yang Asuna sentuh, rasa, dapatkan dan kehilangan tidak diragukan lagi semuanya nyata. Kalau begitu. Perbedaan antara dunia nyata dan dunia maya apa yang membedakannya? Ia secara tidak sadar berbisik dan pada pertanyaannya -. Hanya soal kuantitas informasi. Datang jawaban dari sampingnya, kejutannya membuat Asuna melompat kaget. Wa, waa?! Ia dengan segera mencari sumber suara dan menyadari wajah seorang anak lakilaki, berkedip karena terkejut. Rambut depan yang sedikit panjang. Profil yang sangat ramping, tapi itu membuatnya terlihat tampan[1]. Berpakaian dalam kaus hitam dengan jaket hitam diatasnya dan celana jeans hitam pudar. Penampilannya sangat mirip dengan avatar yang ia gunakan, kenyataan bahwa tidak ada hulu pedang di punggungnya terasa sangat tidak biasa. Asuna mengambil napas dalam untuk menghilangkan rasa sakit yang manis dari kerinduan yang muncul dari dalam hatinya; dia membuka bibirnya dan mengatakan. Aku kaget karena kamu muncul begitu tiba-tiba, apa kamu menggunakan Kristal Transfer[2]? Setelah mendengar ini, si pemuda Kirigaya Kazuto mengeluarkan senyum pahit. Tidak tiba-tiba. Bukannya sudah jam dan tempat janjian? Eh Setelah ditanya, Asuna melihat sekelilingnya lagi.

Jalan pejalan kaki bermandikan sinar matahari siang yang lembut, dan cahayanya berkilatan dari permukaan air. Sedikit ke depan, sebuah jembatan terhubung dengan sebuah pintu besar yang dijaga ketat. Memang benar, ini adalah di depan Istana Kekaisaran, tempat ia janji bertemu dengan Kazuto. Sepertinya ia berjalan sambil berpikir, dan sampai di tempat tujuan. Asuna tersenyum malu dan mengangkat bahunya. Ahaha, sepertinya aku tadi dalam mode autopilot. Umm pokoknya, selamat siang Kirito-kun. Itu berbahaya, dunia nyata tidak punya fungsi navigasi. Halo, Asuna. Setelah menyapa satu sama lain, mata hitam Kazuto tiba-tiba menyempit, menatap Asuna. A Apa? Apa yang terjadi padamu tiba-tiba? Bertanya-tanya apa terjadi sesuatu yang aneh, Asuna menaruh tangannya didepannya dan bertanya. Lalu Kazuto segera menggelengkan kepala, dan tergagap: Ah, tidak, itu Umm aku pikir pakaian ini cocok sekali, atau mengingatkanku pada Eh? Ia secara tidak sadar melihat ke bawah pada figurnya, butuh dua detik baginya untuk mengerti penuh apa yang dikatakan Kazuto padanya. Hari ini dia mengenakan mantel musim dingin yang terbuat dari wol putih. Dibawahnya sebuah rok argyle kotak-kotak berwarna gading dan merah. Singkatnya, semua warnanya berhubungan dengan guild yang sudah tidak lagi ada, Kight of The Blood. Kalau dipikir kembali, hampir setiap hari di Aincrad, dia berpakaian dalam seragam kesatria merah dan putih. Itu mungkin membangkitkan ingatan Kazuto tentang hari-hari itu. Asuna tersenyum sembari menyentuh daerah pergelangan kirinya dengan jarijarinya. Itu benar. Tapi aku tidak membawa pedang rapier - Benar, Kirito-kun juga, hari ini kau berpakaian dalam warna hitam semua. Mendengar itu, Kazuto juga tersenyum malu.

Tapi tanpa kedua pedang. Sebenarnya, aku sudah mencoba untuk menghindari memakai warna hitam dari atas sampai bawah, tapi Suguha mencuci pakaian kami pagi ini, dan tinggal ini yang aku punya. Itu bisa terjadi kalau kamu membiarkan pakaian kotormu berserakan. Ujung lengan bajunya menyentuh Kazuto, dan mereka bergandengan tangan. Well, hari ini kita secara tidak sengaja memakai warna-warna dari masa itu. Kebetulan sekali. Ia bilang sambil melihat dari posisi yang sedikit lebih tinggi ke dalam mata Kazuto. Kazuto mengeluarkan batuk kecil, dan sebuah jawaban monoton: Well, kita saling bertemu selama setahun seperti ini; itu pasti akan terjadi. Dasar kamu, harusnya kamu bilang saja Benar! Asuna cemberut kecil lalu menarik tangan dalam jaket kulit itu. I say, jangan cuma berdiri sambil bicara disini, ayo. Bisa-bisa hari keburu gelap. Oh, Ok. Asuna menempel pada Kazuto yang mengangguk, dan keduanya berjalan menuju jembatan. Gerbang utama bergaya lama pada dinding-dinding putih terselubung cahaya merah matahari terbenam, membuat bayangan hitam pada jembatan. Meski ini hari Minggu, hanya ada sedikit turis karena ini musim dingin. Mereka melewati para penjaga bermantel tebal, melewati gerbang, dan mengambil karcis masuk plastic dari sebuah kantor kecil. Melalui pagar berwarna perak, sulit dipercaya bahwa tempat ini berada di tengah pusat kota Tokyo, dengan bentangan hutan yang luas dan tenang. Meskipun Asuna-lah yang meminta kemana mereka bisa pergi hari Minggu, Kazuto-lah yang memutuskan tempat bertemu yaitu di depan gerbang utama. Istana Kaisar sendiri tidak dibuka untuk umum, tetapi dalam parit yang yang mengelilingi istana, Taman bagian Timur di sudut timur laut, dibuka untuk umum pada beberapa hari pilihan dalam satu minggu informasi itu, tidak Asuna ketahui hingga hari ini. Tentu saja, itu pertama kalinya ia menginjakkan kaki disana. Berjalan di jalan yang luas dan mempesona, Asuna sekali lagi merasakan sebuah perasaan aneh, ia menoleh pada pemuda disebelahnya dan bertanya:

Oh iya, kenapa kau memilih Istana Kaisar untuk kencan kita kali ini? Kirito kun, apa kau berminat pada sejarah? Well, tidak juga. Alasan utamanya sih baru-baru ini, aku dipanggil ke sekitar sini untuk suatu urusan bodoh Sesaat, hidungnya melebar sambil mengingat-ingat sesuatu, tapi segera kembali ke senyum tenangnya dan melanjutkan. Aku akan menceritakannya padamu nanti, tapi apa kamu tidak berpikir bahwa Istana Kaisar merupakan tempat yang sepertinya menarik? Menarik? Menarik bagaimana? Kazuto mengedipkan kedua matanya, mengarahkan tangan kanan jaketnya pada pepohonan tebal disekitar. Utara-selatan sekitar 2 kilometer, rentang timur ke barat 1.5 kilometer. Gabungan Taman Utara dan daerah taman-taman luar kira-kira 2.3 juta meter persegi, menempati sekitar 20 persen dari Chiyoda-ku[3]. Dibandingkan Vatican dan Buckingham Palace, ini jauh lebih besar, tapi kalah dari istana Versailles tidak hanya di permukaan, tidak ada satupun rel kereta bawah tanah atau terowongan, dan tidak satu jenispun alat transportasi udara diperbolehkan untuk terbang di atas tempat ini. Singkatnya, tempat ini adalah sebuah dinding vertical di tengah Tokyo, sebuah wilayah no entry yang besar. Mendengar itu, Asuna membayangkan sebuah peta kota Tokyo dalam kepalanya. Menggerakkan jari telunjuk kirinya berputar-putar di udara, ia mengangguk mengerti. Bisa dibilang, pusat dari sebagian besar jalan-jalan utama yang penting, jalanjalan melingkar dan radial, didasarkan pada tempat ini sebagai titik tengahnya Benar, tidak seperti Kyoto yang berbentuk seperti papan catur, Tokyo berbentuk seperti disc[4], dengan sebuah kota radial konsentrik melingkar[5]. Dan pusat itu, tidak hanya di tingkat fisik, bahkan informasi telah diblokir total. Seperti World Tree ALO maaf. Aku mengingatkanmu pada kenangan buruk. Tidak. Aku baik-baik saja. Untuk Asuna yang merasakan pemenjaraan panjang di World Tree dulu, dia menggelengkan kepala pada perhatian dari Kazuto dan bertanya:

Larangan pada tingkat fisik, aku mengerti tapi informasi, apa yang kamu maksud? Ah, itu Kazuto tiba-tiba melirik pada pepohonan di sekeliling, dan dengan gerakan tangan yang minimal, menunjuk pada beberapa tempat. Kau lihat, disana dan disana, ada kamera pengawas, kan? System keamanan itu, sekarang ada dalam system yang sepenuhnya berdiri sendiri. Ini merupakan jaringan tertutup privat dengan tidak satupun koneksi dari luar. Ah Oh yea, bentuk kameranya aneh. Melihat kearah dimana Kazuto menunjuk, ia melihat sebuah bola hitam di atas sebuah tiang. Benda itu terlihat seperti pencahayaan daripada kamera kalau kau tidak mengetahuinya. Generasi selanjutnya dalam teknologi system keamanan sedang diuji coba, aku mendengar rumornya - singkatnya, tempat ini adalah pusat Tokyo, tapi pada saat yang sama, sebuah dunia lain yang terisolasi juga aku mungkin berlebihan. Ahaha, sedikit. Sambil berbincang, mereka melewati sebuah dinding batu besar, dan jalanan berubah menjadi jalur yang melandai naik. Setelah berjalan dalam diam selama beberapa saat, padangan mereka terbuka sepenuhnya. Pada sisi yang lain adalah lapangan rumput yang besar, hampir tidak jelas ukurannya. Karena saat ini musim dingin, rerumputannya telah layu berwarna coklat muda, dedaunan pada pohon-pohon di sekitar telah hampir seluruhnya sudah gugur. Dengan datangnya musim semi, itu akan menjadi pemandangan yang menyegarkan. Ini adalah reruntuhan Kastil Edo. Pada lakon sejarah, istana bagian dalam yang dijadikan panggung seharusnya sedikit ke sebelah utara dari lapangan rumput. Ayo kita lihat! Memegang tangan Kazuto lagi, Asuna mulai mempercepat langkah. Masih tidak begitu banyak orang; kebanyakan dari mereka adalah wisatawan luar negeri. Dalam perjalanan, mereka berpapasan dengan sebuah keluarga dengan dua anak

perempuan yang manis, dan si suami dan istri, yang memintai tolong mereka untuk mengambil foto keluarga itu. setelah Kazuto melakukannya dengan senang hati, sang istri tersenyum lalu mengatakan, Kami akan mengambil gambar kalian berdua juga, Asuna dengan tersipu berdiri disebelah Kazuto lalu foto mereka diambil. Setelah memperoleh data gambar di telepon genggam, kami berpisah dengan kedua anak perempuan seraya melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal. Setelah melihat keluarga itu pergi semakin menjauh dalam cahaya sore yang berwarna orange, Asuna mendesah secara tidak sadar. Capek? Pada pertanyaan Kazuto, dia tanpa sengaja sekilas melirik Kazuto. SA LAH! Aku ingin masa depan kita juga seperti itu, um sungguh! Pipinya merona karena kalimat yang ia katakan tanpa berpikir, ia melesat ke depan dalam berlari. H, Hey, tunggu! Selama balapan singkat dengan Kazuto yang mengejar, mereka sampai di sebuah persimpangan jalan yang terpisah ke utara dan selatan lapangan rumput. Pada persimpangan jalan terdapat sebuah bangku panjang, Asuna duduk disitu. Walaupun begitu, ia memalingkan wajahnya, dan Kazuto yang duduk disebelahnya dengan malu-malu mengatakan: Mm, well, itu kalau dia punya seorang adik perempuan, aku yakin Yui pasti senang, yea. Mendengar sesuatu yang terlalu mirip dengan fastball[6], darah Asuna mengalir cepat ke pipinya sekali lagi, dia terkikih-kikih. K, Kau benar. Ayolah, tertawa sekarang itu jahat sekali Ahaha, maaf maaf. Tapi benar deh, akan sangat menyenangkan kalau Yui-chan bisa menyebrang kesini dan hidup bersama kita juga Apa yang mereka maksud dengan Yui, adalah nama seorang gadis kecil yang mereka temui dalam server SAO sebelumnya. Wujud sesungguhnya adalah program self-regulation untuk pemeliharaan kesehatan mental pemain, yaitu,

sebuah AI [7], dia mengenali Asuna sebagai ibunya, dan Kazuto sebagai ayahnya. Ketika Aincrad berada diujung kehancuran, program intinya disimpan dalam NERvGear Kazuto dan diselamatkan dari bahaya dihapus. Saat ini, di kamar Kazuto, dia hidup didalam sebuah mesin jenis stasioner khusus yang disiapkan oleh Kazuto. Akan tetapi, kontak langsung dengan Yui hanya mungkin dilakukan secara khusus di lingkungan full dive dengan kata lain, hanya dalam ALO. Walau di dunia nyata kau dapat menggunakan telepon genggam dan menaruh Yui disitu, kapasitas batterainya tidak cukup lama dan mereka tidak bisa selalu bersama. Jadi, meskipun Asuna mencintai Yui seperti anaknya, dan Yui mendambakan Asuna seperti seorang ibu, selalu ada sebuah dinding di ruang antara mereka berdua, memisahkan mereka antara dunia maya dan dunia nyata Tiba-tiba, Kazuto memegang tangan kiri Asuna. Jangan khawatir, suatu saat nanti kita akan bisa hidup bersama. Teknologi FullDive akan terus berevolusi, dan lingkungan AR [8] akan menjadi semakin umum digunakan, pastinya. Mm Benar Itu benar. Ya. Batas antara maya dan nyata akan menjadi semakin tidak jelas di masa depan. Walau sekarang masih ada perbedaan dalam jumlah informasi yang membuat dinding, Setelah mendengar perkataan Kazuto, Asuna mengangguk dalam, dan memegang erat tangan Kazuto, lalu mendadak mengangkat kepalanya. Oh iya, kamu bilang begitu tadi. Perbedaan antara dunia maya dan dunia nyata hanya jumlah informasinya saja. Apa kau maksud dengan itu? Itu Kazuto berpaling sejenak, dan melihat ke tangan mereka bersama di bangku itu. Contohnya, dalam ALO, berpegangan tangan seperti ini, berbeda dari di dunia nyata, bukan? Setelah dikatakan seperti itu, Asuna memusatkan merasakan tangan kirinya. Telapak tangan elastis yang bersentuhan. Kehangatan yang menghalau dinginnya udara musim dingin. Sejauh ini, avatar peri ALO dapat merasakan hal yang sama.

Akan tetapi, daya tarik kulit ke kulit, gesekan dari garis-garis telapak tangan mereka, dan denyutan lemah karena aliran darah mereka, merupakan sesuatu yang bahkan teknologi FullDive virtual paling maju sekalipun tidak dapat sepenuhnya ciptakan. Yeah itu benar. Tangan sungguhan dapat merasakan lebih banyak I see, ini lebih banyak informasi kan? Ya. Tetapi selanjutnya Amusphere akan terus lanjut berevolusi, apa yang terjadi ketika rasa dari kulit dan denyutannya dapat diciptakan ulang? Hanya melalui sentuhan, apa kamu bisa membedakan antara tangan sungguhan dan tangan avatar? Bisa. Jawaban cepat Asuna diluar perkiraan Kazuto, sehingga ia berkedip. Menatap wajah Kazuto, Asuna melanjutkan untuk menambahkan: Kalau itu tangannya Kazuto. Tapi kalau tangan orang lain, mungkin tidak. Saat itu, suhu dan denyutan pada tangan Kazuto naik. Menyadari hal ini, Asuna tertawa dan melanjutkan: Tidak hanya sentuhan, tapi juga penglihatan, suara, rasa dan bau semuanya punya lebih banyak informasi di dunia nyata pada saat ini. Jadi, walaupun Amushpere saat ini punya fungsi AR Benar. Setelah melihat atau menyentuh, kau akan tahu apa itu nyata atau tidak. Fungsi AR dimaksudkan untuk menggunakan Amusphere selama sadar, menggabungkan penglihatan dan suara nyata dengan informasi digital. Seandainya itu mungkin, maka itu dapat menggantikan computer dan telepon genggam. Dalam pandanganmu, kau bisa memiliki desktop maya dimana kau bisa menelusuri internet atau mengetik e-mail, mengakses nagivasi jalan, mendapat label informasi pada orang atau benda, penggunaannya hanya akan dibatasi oleh imaginasi. Saat ini, RECTO mulai bekerja dengan produser-produser informasi besar untuk mengembangkan mesin tersebut, tapi karena aktivitas fisik menyebabkan fokus nadi berubah, kebutuhan untuk baterai berkapasitas tinggi, dan masalah-masalah lain, mesin tersebut belum mencapai tingkat praktis.

Sayangnya, dengan jenis headgear sekarang ini, ada pendapat bahwa AR yang terus ada konstan itu tidak mungkin. Bagaimanapun, suatu hari nanti, akan ada terobosan teknologi, jika kita bisa menerima data kelima indera kapasitas besar di dunia nyata yaitu tanpa tempat tidur dan steker listrik, kita dapat full dive kapan saja. Asuna mengangguk pada kata-kata Kazuto, dan melanjutkan dimana dia berhenti. Kita akan menyebrangi batasan dunia, dan selalu bersama Yui. Hari seperti itu pasti akan tiba. Ya, pasti. Kata-kata mereka, tidak diragukan lagi, hampir sama dengan apa yang mereka katakan sambil memikirkan Yui yang terpisah di lantai dua puluh dua di Aincrad [9]. Menyadari hal itu, Asuna merasakan perasaan hangat menyebar ke seluruh tubuhnya dan mengistirahatkan kepalanya di pundak kanan Kazuto. Janji reuni itu, terpenuhi dalam beberapa bulan [10]. Itulah sebabnya, pasti; kata-kata mereka hari ini akan segera menjadi kenyataan. Siang hari musim dingin yang pendek membuat matahari terlihat seperti jatuh di belakang pepohonan di sebelah barat. Langit berwarna merah; burung-burung yang hendak kembali terbang dalam kelompok. Ratusan tahun lalu, orang-orang yang hidup di kota pada lapangan rumput besar itu mungkin melihat matahari terbenam yang sama. And selanjutnya ratusan tahun di masa depan, di dunia berbeda yang berubah oleh waktu, seseorang akan melihat pada langit merah yang sama Ah Dada Asuna mendadak terasa ditekan dengan perasaan homesick dan ia mendesah lembut. Dia melirik ke Kazuto disebelahnya. Ketika ia bertemu matanya, dia tersenyum. Rasanya, aku mengerti. Alasan kau membawaku kesini. Eh masa? Iya. kalau dunia ada dalam sumbu waktu dan wilayah ruang, maka Tokyo yang merupakan pusat kita di dunia nyata, tidak diragukan lagi inilah tempatnya. Terus saat ini The Seed yang memungkinkan peluasan dunia

maya, sumbunya yang tidak ada lagi, kastil itu. Itulah kenapa warna matahari tenggelam ini, terasa sangat membuat rindu Pada kata-kata Asuna, Kazuto berkedip beberapa kali sebelum membuka lebar mulutnya. I see mungkin memang begitu. Aku tidak terlalu memikirkan aspek itu. Tapi setelah mendengar kata-kata Asuna, aku dapat mengerti satu hal. Eh, apa itu? Bentuk Aincrad. Mungkin saja struktur berbentuk kerucut yang berlapis -lapis itu merupakan sebuah symbol dari sumbu waktu dan wilayah ruang. Asuna berpikir sebentar dan mengangguk pelan. Iya itu mungkin benar. Tapi kalau begitu, dunia yang Leader [11] ciptakan, dengan jadwal yang menakjubkan, akan memusat [12] dan hancur. Itu, kalau seseorang tidak membuatnya menderita sebuah ledakan besar ditengahnya. Ma, maaf nona wakil ketua. Mereka berdua tertawa pelan secara bersamaan. Setelah beberapa detik, Kazuto mengambil napas dalam, dan masih berpegangan tangan dengan Asuna, ia bangkit berdiri dari bangku. Nah, sudah waktunya kita pulang, tempat ini tutup jam lima. Mm, lain kali ayo ajak Lizbet dan Lyfa-chan juga. Makan siang di halaman rumput itu akan menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan, pastinya. Boleh, saat musim semi. Tentu saja. Menarik tangan Kazuto, Asuna ikut berdiri, ia melihat ke lagit dan matahari terbenam satu kali lagi. Aku ingin pulang pikirnya. Akan tetapi, bukan Miyasaka di Setagaya-ku, dimana rumah keluarga Yuuki berlokasi di dunia nyata, yang ia maksud. Di lantai dua puluh dua di Aincrad, walau hanya ada untuk waktu yang singkat, rumah hutan mereka. Meski rumah kayu kecil itu terhapus, bersama dengan runtuhnya kastil terapung itu sekarang bagi Asuna, sebuah tempat yang hangat ada dalam hatinya. Sebelum realisasinya, di atas World Tree Alfheim, rumah sewaan di Yggdrasil City telah menjadi rumah Asuna, Kirito dan Yui.

Berjalan menuju utara gerbang keluar Hirakawa, Asuna bertanya pada Kirito: Hei, bisakah kau login malam ini? Aku ingin memberitahu Yui semua tentang hari ini. Ya, tentu. Sekitar jam 10 malam sepertinya tidak apa-apa. Kazuto tersenyum dan mengangguk, dan tiba-tiba mulai membuat ekspresi sangat kesulitan.

"Eeeh!?" Hm, apa kau ada sesuatu yang harus dilakukan? Tidak, bukan begitu. Mestinya sih malam ini tidak apa-apa itu, Asuna, aku Kazuto, yang jarang tergagap dalam bicara, bergumam Uuh umm errselama beberapa detik, tapi apa yang ia katakana selanjutnya akan mengagetkan Asuna: Aku, sebentar lagi, mungkin akan merubah Kirito ALO dan memasukkannya ke game lain Eh, eeeh!? Burung-burung beterbangan dari pepohonan di dekat mereka akibat teriakan terkejut yang tiba-tiba dari Asuna.

Bab 3 Senja. Awan rendah ternoda kuning oleh matahari terbenam. Di dalam padang gurun batu dan pasir, bayangan dari reruntuhan-reruntuhan bangunan yang tinggi semakin memanjang. Jika kita meneruskan untuk menunggu satu jam lagi, kita harus mempertimbangkan untuk beralih ke peralatan tempur khusus untuk malam hari. Bertempur dengan kacamata night vision akan mengurangi kesenangan membunuh atau dibunuh, sehingga itu bukan metode yang disukai Sinon. Sebelum matahari tenggelam sepenuhnya, semoga kelompok sasaran kita muncul secepatnya, Sinon bergumam sambil meringkuk di belakang beton. Selain itu, kelima temannya yang juga sedang mununggu dengan murung dalam penyergapan tidak salah lagi pasti memikirkan hal yang sama. Untuk menjawab keraguan yang tersembunyi di pikiran mereka semua, salah satu anggota baris depan menurunkan senjata berkaliber kecil bergagang pendeknya dan berbisik. "Yang benar saja, berapa lama lagi kami harus menunggu... Hei Dyne, apa mereka benar-benar akan datang? Apakah informasinya bisa dipercaya?" Orang yang ditanyakan, Dyne, dengan tubuhnya yang besar, padat dan berwajah kasar, adalah pemimpin skuadron mereka, dia menurunkan senapan assault yang besar dari bahunya dan berkata sambil menggelengkan kepala. "Mereka telah menggunakan rute berburu yang sama untuk tiga minggu terakhir, pada saat yang sama setiap harinya. Saya secara pribadi telah mengkonfirmasikan informasi tersebut. Memang hari ini mereka agak terlambat, mereka pasti telah bertemu dengan beberapa Mob (Monster). Itu berarti bagian yang akan kita dapatkan juga akan bertambah, jadi berhentilah mengeluh." "Tapi." Prajurit barisan depan tersebut menjadi semakin tidak senang dan cemberut. "Mangsa hari ini adalah kelompok yang sama dengan yang kita serang minggu lalu, kan? Mereka kemungkinan mengubah rute yang mereka pakai sebagai tindakan untuk mencegah hal itu..."

"Enam hari telah berlalu sejak penyergapan kita sebelumnya. Sejak itu, mereka selalu pergi ke tempat berburu yang sama. Mereka adalah skuadron khusus untuk berburu Mobs..." Di wajah Dyne ada senyum yang mengejek. "Tanpa mempedulikan berapa kali mereka diserang, bahkan jika pendapatan mereka dirampok, mereka berpikir bahwa mereka hanya perlu berburu lagi untuk menutupi kerugian itu. Untuk skuadron anti-personil seperti kita, mereka adalah mangsa yang terbaik dan kita bisa mengulangi hal ini dua sampai tiga kali lagi." "Tapi itu sulit untuk dipercaya. Biasanya, kalau seseorang telah terserang sekali, mereka akan mempersiapkan sejenis cara untuk mencegah hal itu." "Sehari setelah itu mereka mungkin akan waspada, tetapi manusia cenderung menjadi sembrono setelah beberapa saat. Mereka telah terbiasa bertempur melawan algoritma (pola serang) Mobs yang mudah diprediksi di medan perang setiap hari dan hanya memburu Mobs yang sama itu untuk waktu yang cukup lama untuk membuat mereka bertindak seperti Mobs itu sendiri. Hanya sekelompok orang tanpa harga diri." Semakin banyak yang Sinon dengar, semakin tidak enak perasaannya, dan juga semakin dalam dia membenamkan wajahnya pada selendangnya. Fluktuasi emosional melambatkan jari yang ada di pelatuknya dan meskipun Sinon mengerti hal itu, mendengarkan ucapan yang kurang ajar dari Dyne membuat perasaan kesal meluap didalam hatinya. Dyne, yang menertawai rombongan spesialisasi Mobs dengan skuadron PvP-nya (Anti-personil), yang terus menerus menyergap rombongan seperti itu sepertinya tidak melukai harga dirinya. Daripada menunggu berjam-jam di medan netral ini, akan lebih baik menghadapi skuadron level tinggi di reruntuhan bawah tanah yang akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Tentu saja peluang untuk kekalahan total, menjatuhkan peralatan dan balik ke jalan Maut Kembali juga tinggi. Tetapi itulah makna dari pertempuran yang sebenarnya dan hanya dari ketegangan seperti itulah jiwa dapat ditempa. Sudah dua minggu berlalu sejak Sinon diundang ke skuadron yang dipimpin oleh Dyne dan dia menyesal telah ikut bergabung. Tujuan utama PVP mereka

sepertinya hanya kebohongan belaka, karena mereka hanya menyerang musuh yang lebih lemah dibandingkan mereka sendiri. Dan bahkan jika ada tanda bahaya sekecil apapun, mereka akan mundur. Mereka adalah grup yang mengindahkan keselamatan terlebih dahulu. Sejauh ini, Sinon telah mengikuti kebijakan skuadron ini tanpa merasa keberatan, diam-diam mengikuti instruksi dari Dyne dan menarik pelatuk senjatanya. Namun, Sinon tidak melakukan itu karena loyalitas. Sinon sedang mengumpuli data tentang cara berpikir Dyne, mempelajari gerak-geriknya. Semua itu dilakukan Sinon jika suatu saat nanti Dyne menjadi musuhnya dan Sinon perlu menembakkan pelurunya ke antara alis Dyne (headshot) di medan perang suatu saat nanti. Sinon tidak menyukai kepribadian Dyne, tetapi di "Bullet of Bullets" sebelumnya, Dyne berada di ranking ke-18. Stats orang ini dan langkanya <<SIG SG 550[1]>> senapan serbu dibawah bahunya itu, yang menembakkan peluru 5.56mm kaliber, kekuatannya nyata. Oleh sebab itulah Sinon tidak berkata apa-apa, hanya matanya saja yang berkedip, mengumpulkan informasi yang dibocorkan oleh Dyne yang lengah. Dyne melanjutkan pembicaraannya. "Secara umum, untuk berburu Mobs mereka biasanya membawa senjata-senjata optik, jadi mereka kemungkinan tidak mempersiapkan puluru tajam anti-personil untuk mereka sendiri. Paling-paling, mereka hanya membawa satu orang dengan senjata api tipe mendukung (support) sebagai pilihan yang terbaik. Untuk menghancurkan orang itu, saya menyuruh Sinon membawa sniper-nya hari ini. Tidak ada titik buta di rencana pertempuran ini. Ya kan, Sinon?" Menghadapi percakapan yang tiba-tiba dialihkan ke dirinya, Sinon mengangguk sedikit dengan wajahnya yang terbenam di selendangnya. Sinon tetap menutup mulutnya rapat, menunjukkan bahwa dia tidak berniat mengikuti percakapan. Dyne mendengus bosan, tetapi salah satu anggotanya lalu menghadap ke Sinon sambil menyeringai dan berkata: "Yah, itu benar. Tembakan jarak jauh Sinon adalah salah satu dari yang terbaik dan belum pernah berubah.- Ya kan, Sinon..."

Senyum menghiasi wajahnya, orang tersebut merangkak ke sisi Sinon tanpa meninggali bayang-bayang perlindungannya. "Apakah anda punya waktu setelah ini? Saya ingin saran anda untuk meningkatkan ketrampilan membidikku. Apa anda mau minum teh denganku di suatu tempat hari ini?" Sinon melihat sekilas senjata di pinggang orang tersebut. Senjata utamanya adalah senapan sub-mesin <<H&K UMP>> tipe peluru balistik. Dia tampaknya seperti tipe AGI, tingkat menghindarnya pada saat pertempuran satu-lawan-satu diatas rata-rata, tetapi level dan perlengkapannya tidak cukup untuk dianggap sebagai lawan yang layak untuk diingat. Sinon harus berpikir keras untuk mengingat namanya, dan Sinon menundukkan kepalanya sedikit. "...Maaf, Ginrou-san. Hari ini saya agak sibuk di dunia nyata..."

Suara Sinon serupa, meskipun tidak sama dengan suaranya di dunia nyata. Suaranya yang tinggi, jelas dan manis, membuatnya lelah di dalam, alasan mengapa dia tidak suka berbicara. Pria yang bernama Ginrou tampaknya tidak peduli bahwa ia ditolak dan senyumannya yang gembira tidak pernah pudar dari wajahnya. Sepertinya untuk sebagian pemain laki-laki, hanya dengan mendengar suara Sinon membuat mereka merasa bergairah dan berpikir tentang hal itu membuat Sinon berkeringat dingin. Ketika Sinon pertama kali memulai VRMMO-RPG <<Gun Gale Online>>, dia ingin avatar laki-laki yang kasar dan tanpa kepribadian. Dia kemudian baru tahu dari pilihan judul kalau kamu tidak dapat memilih jenis kelamin yang berbeda dari pemain nyata, jadi dia menginginkan tentara wanita yang tinggi dan berotot, pikirnya. Namun, yang dihasilkan sesuai dengan acakan parameter adalah karakter perempuan berbentuk kecil dan elok, hampir seperti boneka. Sinon langsung berpikir untuk menghapus akun itu dan membuat yang baru. Tetapi temannya yang mengundangnya ke game ini berkata "Sayang sekali!". Karena desakannya yang kuat, dan karena Sinon telah meningkatkan levelnya cukup banyak sementara ini, dia tidak bisa memulai dari awal lagi.

Karena penampilannya, kejadian merepotkan seperti ini terjadi kadang-kadang. Untuk Sinon yang motivasi tunggalnya di game ini adalah bertempur, hal ini menyusahkannya. "Oh begitu, Sinon, apakah anda seorang murid di dunia nyata? Mahasiswi? Apakah anda harus menulis laporan atau hal-hal lainnya? "....Ya, begitulah...." Jadi, jika dia telah gagal menolak sekali, maka ia kemungkinan akan menggunakan sekolah sebagai alasan untuk terus-menerus mengundangya. Sebenarnya Sinon hanyalah murid SMA, tetapi itu adalah sesuatu yang tak seorang pun akan mendengar dari mulut Sinon. Kemudian, dua prajurit laki-laki barisan depan lainnya yang tadinya sedang menggerumit jendela status mereka, datang mendekati seolah-olah untuk menahan Ginrou. Salah satu dari mereka berdua, dengan kacamata pelindung lapis asap dan berambut hijau di depannya, membuka mulutnya. "Ginrou-san, kamu bisa melihat bahwa Sinon-san merasa terganggu. Jangan berbicara tentang dunia nyata di sini." "Itu benar, baik dia dan diriku adalah bujangan yang kesepian." Temannya yang satu lagi, seorang pria dengan helm kamuflase, tersenyum menyeringai, lalu Ginrou mendorong kepala mereka berdua dengan tinjuan putarnya dan membalas, "Walah, kalian berdua jelas belum mengalami musim semi dalam beberapa tahun." Sinon menyusut tubuhnya lebih menyamping ke arah tiga orang "Hahaha" yang sedang tertawa tersebut dan harus bertanya-tanya di dalam hatinya. Ketika perang adalah untuk bertempur melawan pemain-pemain lainnya, kamu seharusnya berkonsentrasi atau memeriksa perlengkapanmu atau melakukan halhal berguna lainnya untuk melewati waktu pada saat menunggu. Jika kamu hanya ingin mendapatkan uang untuk ditukar menjadi uang elektronik, maka bergabung dengan skuadron khusus berburu Mob lebih baik. Jika kamu hanya ingin bertemu dengan gadis-gadis, bahkan didalam game ini dimana jenis-kelamin sudah ditetapkan, kamu tidak harus berada di dunia pembunuhan yang tidak nyaman ini.

Game dunia dongeng dengan jumlah pemain-pemain wanita lainnya adalah pilihan yang lebih baik. Untuk alasan apakah orang-orang ini datang ke dunia ini sih? Dia membenamkan wajahnya lebih dalam lagi ke selendangnya, Sinon lalu menggunakan tangan kirinya untuk mengelus tubuh senapan besarnya yang dipijakkan ke pijakan berkaki dua di sebelahnya. -Suatu hari nanti, akanku gunakan senjata ini untuk menghancurkan tubuh avatar kalian. Apakah kalian masih bisa berbicara sambil tersenyum setelah semua itu? Sinon berbisik jauh didalam pikirannya dan seolah-olah iritasinya diserap oleh laras senapannya yang dingin, dia perlahan-lahan menjadi tenang. "-Mereka segera tiba." Bisik anggota terakhir dari rombongannya 20 menit kemudian, dia terus mengintai musuhnya dengan teropong di lubang dinding beton yang rusak. Ketiga prajurit barisan depan dan Dyne berhenti percakapan mereka dan suasana tiba-tiba menjadi tegang. Sinon memandang langit diatasnya. Awan kuning perlahan-lahan berubah menjadi merah, tetapi kecerahannya masih cukup memadai. "Mereka akhirnya muncul." Setelah bergumam pelan, Dyne bergerak merangkak dan mengambil teropong dari si pengintai. Dia melihat keluar untuk memeriksa kekuatan tempur musuh. "...Itulah mangsa kita. Tujuh anggota...lebih banyak satu dibandingkan minggu lalu. 4 prajurit barisan depan dengan Peletus (Blasters) tipe optik. 1 prajurit dengan senapan laser berkaliber besar. Dan...ya, satu orang bersenjata <<Minimi[2]>>. Orang itu menggunakan senjata optik minggu sebelumnya, dia pasti terburu-buru mengganti senjatanya ke jenis balistik. Dialah yang akan kita tembak dahulu. Lalu prajurit terakhir...tertutup jubahnya jadi senjatanya tidak tampak..." Mendengar ini, Sinon bergerak ke posisi menembaknya dan menempatkan wajahnya didekat scope berdaya tingginya. Keenam orang dari skuadron Sinon sedang bersembunyi di reruntuhan sebuah peradaban yang dibangun sedikit lebih tinggi dari tempatnya. Reruntuhan dinding

beton yang rusak dan rangka-rangka baja memberikan perlindungan yang memadai dan lokasi terbaik untuk mengamati padang gurun yang luas di depan mereka. Sinon lalu memandang langit sekali lagi, memeriksa apakah matahari di dunia maya ini berada di tempat yang bisa memantulkan lensanya. Setelah ia memastikan kalau itu tidak bisa, dia membuka penutup scope depan dan belakang. Sinon menempatkan matanya ke lensa, pada perbesaran terendah, dia memastikan titik-titik kecil bergerak di padang gurun. Dia menggunakan jarinya untuk mengubah tombol perbesaran. Dengan suara klik kecil, titik-titik hitam berukuran wijen itu membesar, sampai akhirnya berubah menjadi siluet tujuh prajurit musuh. Seperti yang dikatakan Dyne, empat prajurit berlengkapan senjata tipe optik, dua dari empat prajurit tersebut menggunakan teropong di wajahnya. Mereka memeriksa sekelilingnya. Namun mustahil untuk menemukan skuadron Sinon yang sedang bersembunyi, kecuali mereka telah meningkatkan ketrampilan mencari musuh. Di tengah kelompok musuh, ada dua orang sedang berjalan dengan senjata besar di pundaknya. Satu dari mereka bersenjata senapan semi-otomatis beroptik laser, yang satunya bersenjata senapan mesin ringan balistik <<FN Minimi>>. Di dunia nyata, Balai Pertahanan Jepang menggunakannya sebagai senjata pendukung yang unggul. Karena setengah dari daya rusak senjata optik bisa dikurangi oleh bidang pertahanan, senjata Minimi memiliki ancaman paling tinggi. Dua jenis senjata yang bisa ditemukan di <<Gun Gale Online>>, senjata balistik dan senjata optik adalah dua senjata yang sangat berbeda. Keuntungan dari peluru balistik adalah satu hit akan mengakibatkan kerusakan yang besar dan dapat menembus pertahanan. Tetapi kurugiannya adalah kamu harus membawa amunisi ekstra berat kemana-mana dan lintasan pelurunya dipengaruhi oleh angin dan kelembapan udara. Sebaliknya, senjata optik sangatlah ringan dan bisa menembak mengenai sasaran jarak jauh dengan presisi tinggi. Juga, tenaga dari amunisinya kecil. Tetapi, kekurangannya adalah kekuatannya tersebar oleh pemain-pemain dengan perlengkapan pertahanan.

Oleh karena alasan-alasan di atas, senjata optik digunakan untuk menyerang monsters dan senjata balistik digunakan untuk menyerang pemain adalah teori umum. Untuk kedua kategori ini, selain karakteristik, kinerja mereka lumayan berbeda. Itu karena semua senjata optik mempunyai nama dan bentuk yang keren, sedangkan senjata balistik mempunyai bentuk asli yang benar-benar ada di dunia nyata. Itu sebabnya pemain-pemain seperti Dyne, Ginrou, dan sebagian banyak pemain lainnya dari GGO, adalah maniak senjata yang suka memakai senjata balistik. Mereka hanya beralih ke senjata optik jika mereka akan berburu Mobs. Senapan yang berada di dekat pipi Sinon sekarang adalah jenis balistik. Tetapi sebelum dia tiba ke dunia ini, dia tidak tahu apapun tentang pembuat senjata. Untuk gaya permainan, dia diperlukan untuk menghafal senjata seperti sedang menghafal items, tetapi itu bukan berarti dia mempunyai minat ke senjata asli. Dia percaya bahwa senjata-senjata api yang jumlahnya tidak terbatas di dunia ini semuanya adalah objek 3D, karena dia bahkan tidak suka melihat senjata api di dunia asli. Hanya satu hal di dunia pembantaian ini yang dia inginkan, yaitu menhancurkan musuh virtual dengan peluru virtual. Sampai hatinya menjadi sekeras batu dan darahnya mengalir beku. Untuk alasan tersebut, hari ini juga Sinon akan menarik pelatukya. Dia menepikan pemikirannya yang berlebih dan menggerakkan senapannya sedikit. Pada garis akhir barisan musuh, berjalanlah seorang prajurit dengan kacamata pelindung yang besar menutupi wajahnya dan berpakaian jubah kamuflase dengan mantel. Seperti yang dikatakan Dyne, perlengkapannya tidak terlihat. Dia mempunyai tubuh yang besar. Kemungkinan dia membawa ransel yang membuat tonjolan di jubahnya. Tangannya yang mencuat dari lengan bajunya kosong. Dari penampilan perlengkangkapan pada pinggangnya, kemungkinan terbesar dia prajurit tipe pengguna senapan sub-mesin. "Karena jubahnya, kamu tidak dapat melihat wajahnya?"

Terdengar suara Ginrou dari belakang Sinon. Dia kemungkinan sedang bercanda, tapi suaranya terdengar agak tegang lalu melanjutkan. "Jangan-jangan itu dia? Yang dirumorkan...<<Death Gun>>." "Ah, tidak mungkin. Itu bukan dia." Dyne menjawab dengan cepat sambil tertawa. "Dan juga, bukankan Death Gun seharusnya seorang pria kecil berpakaian setelan kamuflase Ghillie? Orang ini terlalu besar. Dia hampir mencapai dua meter. Kemungkinan...kurir tipe STR ekstrim. Sambil membawa items, amunisi dan paket energi yang ditemukannya. Dia tidak mungkin membawa senjata besar, jadi kita bisa mengabaikannya di pertempuran." Sambil mendengar, Sinon dengan hati-hati melihat prajurit tersebut di lensanya. Karena kacamata berlapis besinya yang kasar, ekspresinya tidak terlihat. Satusatunya yang terlihat hanya mulutnya saja. Bibirnya tertutup rapat, tanpa gerakan sedikitpun. Anggota lainnya, bahkan pada saat waspada, sedang mengobrol dan menunjukkan gigi mereka yang putih. Hanya prajurit bertubuh besar itulah yang benar-benar diam. Dia hanya berjalan diam-diam dan menggerakkan kakinya tanpa gangguan sedikitpun. Intuisi Sinon yang telah berkembang dari setengah tahun bermain di GGO mengatakan kepadanya kalau prajurit ini lebih kuat dibandingkan prajurit bersenjata Minimi. Namun, selain ranselnya, tidak ada tonjolan lainnya dari jubah prajurit tersebut. Dia kemungkinan menyembunyikan senjata langka ukuran kecil dengan kekuatan yang besar. Tetapi senjata seperti itu kebanyakan berjenis optik, yang tidak begitu berguna di pertempuran anti-personil. Apakah tekanan yang Sinon rasakan dari prajurit bertubuh besar ini hanyalah imajinasinya? Tenggelam di pikirannya, Sinon berkata dengan pelan: "Prajurit berjubah itu, saya ada firasat buruk. Saya ingin menyingkirnya terlebih dahulu." Dyne melepaskan teropongnya dari wajahnya dan memandang Sinon, alisnya terangkat. "Kenapa? Dia jelas tidak membawa senjata kuat apapun."

"...Meskipun tidak ada dasar yang mendukung. Karena ketidakpastiannya, saya mempunyai firasat buruk." "Kalau kamu sedang berbicara tentang itu, Minimi jelas merupakan faktor ketidakpastian itu. Jika prajurit Peletus <<Blasters>> datang mendekat pada saat kita sedang menghadapi Minimi, maka itu akan menjadi berbahaya." Meskipun perisai pertahan sangat efektif terhadap senjata optik, efek tersebut berkurang sesuai dengan jarak mendekat. Di pertempuran jarak dekat, jumlah tembakan yang tersedia di satu amunisi Peletus <<Blasters>> terlalu banyak. Sinon dengan enggan menarik kembali pendapatnya dan mengangguk. "...Mengerti. Target pertama adalah si Minimi. Jika memungkinkan, saya ingin menembak prajurit berjubah setelah itu." Setelah mengatakan itu, tembakan paling efektif adalah tembakan yang pertama, sebelum musuh mengetahui lokasi sniper. Setelah musuh mengetahui arah tembakannya, <<Jalur Prediksi Balistik>>(Garis Peluru) akan tertampak oleh musuh supaya mereka bisa dengan mudah menghindari serangan. "Hei, kita tidak punya banyak waktu untuk mengobrol. Jarak 2500." Si pengintai berkata setelah mengamati melalui teropong yang dia ambil kembali dari Dyne. Dyne mengangguk dan berpaling ke tiga penyerang di belakangnya. "Oke. Menurut rencana kita, kita akan pergi menunggu di bawah bayangan gedung sampai musuh mendekat. -Sinon, pada saat kita bergerak kita tidak dapat melihat mereka, jadi informasikan kepada kita jika situasi berubah. Saya akan memberi instruksi selanjutnya pada saat kamu mulai menembak." "Mengerti." Setelah menjawab dengan singkat, mata kanan Sinon berbalik kembali ke scope senapan snipernya. Skuadron sasarannya masih belum berubah. Mereka tetap bergerak dengan kecepatan lambat seperti biasanya di pada gurun ini. Diantara mereka dan Sinon adalah padang gurun dengan jarak 2,5 kilometer. Di tengah terdapat reruntuhan bangunan besar didekat sisi Sinon. Si lima orang, termasuk Dyne, akan menggunakan titik buta gedung tersebut dan bersembunyi di sana. Mereka berencana menyerang musuh dengan keras sekaligus. "-Ok, mari kita mulai."

Atas perintah pendek Dyne, para anggota lainnya kecuali Sinon memberikan jawaban singkat. Suara dari sepatu bot meluncur di pasir dan suara pasir yang bergerak, mereka meluncur bawah ke sisi belakang bukit. Menunggu sampai angin malam menutupi jejak mereka, Sinon mengeluarkan sepasang headset kecil dari bawah selendang di lehernya dan menaruhnya di telinga kirinya. Untuk beberapa menit kemudian, sebagai penembak jitu, Sinon harus terus menerus bertempur melawan tekanan dan kesunyian. Peluru pertamanya akan mempengaruhi pertempuran dengan besar. Dia hanya akan bergantung kepada jari dan senjata sengapnya. Tangan kirinya mengelus senjatanya yang besar di pijakan berkaki dua. Besi hitam itu membalas dengan kesunyian dingin padanya. Alasan mengapa Sinon seorang penembak jitu yang langka di dunia ini dan pemain yang cukup terkenal karena keberadaan senjata berpeluru balistiknya. Namanya <PGM Ultima Ratio Hecate II>>. Panjangnya 138cm, beratnya 13,8 kg, lumayan besar, 50 kaliber, yang menggunakan peluru ukuran 12.7mm diamater. Di dunia nyata, senjata itu diklasifikasikan pada kategori anti-material. Yaitu, senjata yang digunakan terhadap gedung dan kendaraan. Karena kekuatannya yang luar biasa, menurut judul artikel majalah yang panjang, senjata itu seharusnya dilarangkan penggunaannya terhadap target manusia. Tentu saja, dunia ini tidak memiliki hukum tersebut. Sinon mendapatkannya tiga bulan lalu, pada saat dia mulai menjadi pemain veteran GGO. Iseng-iseng, dia pergi ke reruntuhan penjara bawah tanah di bawah ibukota SBC Gurokken sendirian. Karena kecerobohannya, dia jatuh ke perangkap saluran. Gun Gale Online didirikan di tahap dimana umat manusia kembali dengan kapal luar angkasanya untuk hidup di dunia yang telah menjadi gurun akibat perang besar peradaban dulu. Jalan-jalan Gurokken awalnya adalah kapal luar angkasa dan dibawahnya ada reruntuhan kota besar dari masa perang. Didalam reruntuhan kota, terdapat mesin bertempur otomatis dan makhluk mutan dengan jumlah tidak terbatas. Mereka menunggu petualang yang bermimpi besar dalam mencapai citacitanya dalam satu kali percobaan. Tempat dimana Sinon jatuh adalah lantai paling bawah dengan tingkat bahaya paling tinggi.

Tentu saja, dia tidak berharap untuk berbuat banyak sebagai pemain solo di tempat itu. Pertempuran pertamanya akan menjadi kekalahan yang mudah dan dia akan kembali ke jalan titik save sebagai <<Death Return>> / <<Kematian Kembali>>, dia tetap berjalan sambil menerima kenyataan itu. Di depannya terdapat ruang sirkular besar, seperti stadium, di mana makhluk berbentuk ganjil muncul. Dari ukuran dan namanya, kemungkinan bos monster, tetapi Sinon belum pernah melihat ukuran seperti itu di situs-situs informasi. Ketika dia sadar akan hal itu, jiwa gamernya terangsang sedikit. Toh saya akan mati juga, akan kucoba bertempur melawan monster ini, sambil berpikir hal itu Sinon pergi menuju ventilasi udara di atas stadium dan menempatkan senapannya. Pertempuran berlangsung tidak terduga. Dari sinar panas, cakar besi, gas beracun dan pola serangan bos monster tersebut, tidak satupun mampu mencapai tempat persembunyian Sinon. Di sisi lain, karena moster tersebut berada di titik ujung jangkauan tembakan senapan Sinon, kerusakan yang dihasilkan Sinon tidak begitu banyak. Berpikir tentang jumlah amunisi yang dia miliki, tanpa tembakan yang miss , dia harus menembak apa yang tampaknya menjadi titik lemah musuh, yaitu mata kecil yang ada di dahinya, kalau tidak maka tidak mungkin Sinon bisa membunuhnya. Sinon menjadi sedingin es saat ia berkonsentrasi melakukan hal itu. Ketika bos akhirnya tumbang, tubuhnya yang besar meledak menjadi serpihan poligon. Pertempuran tersebut berlangsung selama tiga jam. Barang yang dijatuhkan oleh bos monster itu adalah senapan besar yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Per peraturan game, NPCs atau pemain tidak dapat membuat senjata berpeluru balistik tingkat tinggi. Toko-toko di jalan hanya bisa menjual sebagian senjata tingkat rendah sedangkan yang tingkat menengah keatas hanya bisa didapat di reruntuhan. Senapan yang diperolehnya - <<Ultima Ratio Hecate II>> termasuk kelompok senjata langka yang bisa didapat. Saat ini, termasuk Hecate II milik Sinon, hanya sekitar 10 senapan anti-material yang ada di server. Dengan demikian, harga mereka sangat tinggi dan harga senjata itu dalam lelang akhir-akhir ini adalah 20 Mega Credits, atau 20 juta

dalam mata uang game ini. Kalau ditukar menjadi uang elektronik menggunakan rasio 100 banding 1, maka akan menjadi senilai 200.000 yen Jepang. Sinon adalah seorang siswi murid SMA yang tinggal sendirian di dunia nyata dan biaya hidup yang ia terima setiap bulan hampir tidak cukup. Dihantui kesulitan ini, dia benar-benar tidak yakin dengan senjata yang ia temukan setelah ia tahu harga nilainya. Baru-baru ini ia mampu mengubah setengah dari harga sambungannya, 1500 yen, tetapi itu berarti setengah dari uang sakunya hilang. Oleh karena itu, jika ia menyelam lebih dari yang ia lakukan sekarang, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan nilai sekolahnya. Namun, jika ia mempunyai 200.000 yen, maka ia dapat membayar semua biaya sambungannya dengan sisa uang yang banyak. Tetapi, Sinon tidak menjual senjatanya. Alasan dia bermain GGO bukanlah untuk mendapatkan uang, tetapi adalah untuk membunuh musuh - khususnya semua orang yang lebih kuat dibandingkan dirinya; untuk menaklukkan kelemahnnya sendiri. Dan yang lebih penting lagi, untuk pertama kalinya ia merasakan di <<hati>>nya bahwa senjata ini bukanlah sekedar senjata biasa. Hecate II, karena ukuran dan beratnya yang besar, jumlah STR menakutkan diperlukan dari pengaturannya. Sinon sebagai penembak jitu memiliki jumlah STR yang lebih tinggi dibandingkan AGInya, jadi dia bisa menggunakannya. Pertama kali dia membawa Hecate II ke medan perang, pada saat ia melihat musuh melalui scope-nya, dia merasakan beban dingin di tangannya. Sinon merasakan kekuatan dan niatnya Hecate II. Senjata ini mengukir pembantaian, pembawa pertanda maut. Sinon ingin memeluk perasaan itu, tanpa menyerah terhadap apapun, tanpa merasa goyah, tanpa setetes ketakutan, bentuk itu ada di senjata ini. Tidak lama setelah itu, Sinon kemudian dikenal sebagai <<Hecate>>; dia mengetahui bahwa nama itu berasal dari mitologi Yunani, dewi yang memerintah dunia neraka. Sinon memutuskan pada saat itu bahwa senjata ini akan menjadi pasangan pertamanya dan pasangan terakhirnya. Melalui scope-nya, Sinon melihat rombongan target terus bergerak.

Sinon mengangkat wajahnya untuk melihat padang gurun secara langsung, dia bisa melihat kelompok beranggota lima milik Dyne bergerak mendekati gedung antara target dan Sinon. Jarak antara dua kelompok berkurang menjadi sekitar 700meter. Mata kanannya kembali ke scope-nya dan menunggu instruksi selanjutnya dari Dyne. Sepuluh detik kemudian, headsetnya berbunyi dengan suara Dyne dan keributan di sekitarnya. "-Kami berada di posisi." "Mengerti. Arah jalan musuh dan kecepatan tidak berubah. Mereka berada 400 meter dari posisimu dan 1500 meter dari posisiku." "Masih jauh, kamu bisa melakukannya?" Untuk pertanyaan Dyne, Sinon menjawab "Tidak masalah" dengan singkat. "...Bagus. Mulai membidik." "Mengerti." Setelah percakapan singkat itu, Sinon menjadi diam dan tenang, jari telunjuk kanannya berpindah ke penjaga pemicu senjatanya. Di padang gurun yang ia lihat melalui scope-nya, target pertama, prajurit dengan Minimi di bahunya, terus berjalan dan mengobrol seperti biasa. Di pertarungan minggu lalu, Sinon tidak bertindak menjadi penembak jitu. Ia malah menggunakan senapan serbu dan menjadi pendukung posisi belakang. Dia seharusnya melihat orang itu di jarak sangat dekat, tetapi ia tidak bisa mengingatnya. Namun, karena prajurit itu bisa menggunakan senjata pendukung, berarti levelnya pasti sangat tinggi. Dum, dum. Hati Sinon berdebar dengan cepat saat dia mencocokkan irama tersebut dengan gerakannya . Dilihat dari jarak, arah angin dan kecepatan gerakan target berarti Sinon harus membidik lebih dari semeter di sebelah kanan atas prajurit tersebut; Sinon memindahkan jarinya dan menyentuh pemicu pelatuknya. Pada saat itu, di sudut pandang Sinon, sebuah lingkaran setengah transparan dengan cahaya hijau muda muncul. Diameter lingkaran berubah secara tidak pasti dalam siklus-siklusnya. Ia berpusat ke dada prajurit itu, titik terlebar menuju lututnya. Itu adalah <<Prediksi Hit

Peluru>> atau (Lingkaran Peluru) yang hanya tertampil di pandangan Sinon. Peluru yang ditembak akan mengenai daerah didalam lingkaran dengan acak. Pada ukuran lingkaran saat ini, tubuh prajurit itu ditutupi oleh 30% dari lingakaran. Dengan kata lain, akurasinya 30%. Jadi, tidak peduli betapa kuat kekuatan Hecate II, menembaki lengan atau kaki prajurit itu tidak mungkin cukup untuk membunuhnya. Rasio membunuh dalam satu tembakan terlalu rendah. Ukuran Lingkaran Peluru tergantung pada jarak target, performa senjata, cuaca, level cahaya, keterampilan, dan jumlah stats. Parameter terpenting adalah detak jantung si penembak jitu. Amusphere memantau detak jantung di dunia nyata dan mengirim data tersebut kembali ke sistem permainan. Ketika detak jantung berdetak dengan detakan 'Dum', lingkaran akan berada pada ukuran terbesar. Ukurannya akan mengecil perlahan-lahan dan menjadi besar pada detakan selanjutnya. Artinya, untuk akurasi paling tinggi, tembakan harus dilakukan di celah antara setiap detak jantung. Namun, keadaan santai adalah enam-puluh kali per menit - yaitu satu detik siklus dalam keadaan tenang. Tetapi ketegangan dari percobaan menembak akan berlipat ganda atau lebih. Hal itu mengakibatkan kecepatan pelebaran dan penyusutan lingkaran meningkat sesuai dengan respons. Mustahil untuk menembak diantara celah detakan jantung. Untuk alasan itulah GGO memiliki jumlah penembak jitu yang sedikit. Mereka tidak bisa menembak mengenai sasaran. Mereka tidak bisa menghentikan ketegangannya pada saat mereka dibutuhkan untuk menembak. Tentu saja dalam pertempuran jarak dekat, detak jantung membuat Lingkaran Peluru berdenyut. Tetapi kamu masih bisa menembak pada jarak dekat dengan itu. Apalagi dengan senapan sub-mesin full-otomatis dan senapan serbu. Namun, membidik pada jarak lebih dari 1000 meter, ukuran Lingkaran Peluru biasanya lebih besar dibandingkan ukuran manusia. Saat ini di pandangan Sinon, ukuran akurasi 30% sudah merupakan keajaiban. -Tapi. Sinon berbisik di dalam hati.

Tekanan, kecemasan dan teror ini mencapai sejauh mana. Sampai jarak sejauh 1500? Itu seperti melempar bola kertas ke keranjang sampah. Ya Dibandingkan dengan waktu itu. Inti kepalanya menjadi dingin. Detak jantungnya melambat seperti kebohongan belaka. - Es. Saya mesin pembunuh sedingin es. (Real translation: Saya mesin terbuat dari es dingin. Kayak mesin es cendol jadinya =_=) Siklus perubahan Lingkaran Peluru semua melambat sekaligus. Pada saat yang sama, perasaan waktunya memanjang. Sinon bisa langsung mengetahui dengan jelas ketika lingkaran berada pada ukuran terkecil. Satu...Dua...Saat lingkaran ketiga menyempit dan membidik ke arah jantung prajurit bersenjata Minimi tersebut, Sinon menarik pelatuknya. Raungan seperti guntur mengguncang dunia. Dari sisi depan moncong rem Hecate II, api besar meletus, melepaskan peluru yang memotong melalui suara senjata dan bergerak maju. Rekoil yang dihasilkan mendorong Sinon dan senapannya mundur. Kedua kakinya bersiap untuk menahan impak. Di ujung titik tengah pisir, sang prajurit kemungkin melihat moncong mengkilat. Prajurit itu lalu menoleh kepalanya ke arah Sinon. Matanya saling berhadapan dengan Sinon yang sedang mengintip melalui scope -

Secara instan, dada sampai bahu prajurit tersebut, termasuk kepalanya, berubah menjadi fragmen objek kecil dan melenyap. Sesaat setelah itu, anggota tubuhnya yang lain pecah seperti patung kaca yang dipukul dan disebar menjadi serpihan kecil. Sayangnya untuk prajurit itu, harga menakutkan dari Minimi yang dia bawa menjadi drop acak dan jatuh ke tanah berpasir. Yang pasti, setelah prajurit itu kembali ke titik awal jalan untuk hidup kembali, ia harus puas dengan syok kematian instan dan kehilangan senjata miliknya. Sinon memastikan hal-hal di atas tanpa emosi, tangan kanannya bergerak otomatis dan menarik baut pegangan Hecate II. Dengan suara berlogam, kerangka peluru dikeluarkan, yang lalu menghilang setelah jatuh memukul batu di samping. Saat mengisi amunisi berikutnya, Sinon menggeser senapannya sedikit ke kanan. Target kedua, yaitu prajurit tubuh besar berjubah berada di pandangannya. Wajahnya yang ditutupi dengan kacamata pelindung melihat lurus ke arah Sinon. Sambil membidik sedikit di atas tubuh prajurit itu, jari pelatuk Sinon mengetat sedikit. Lingkaran Peluru hijau muncul lagi, secara langsung menyempit menjadi titik. Hanya tiga detik telah berlalu sejak tembakannya yang pertama. Senapan semiotomatis bisa menembak terus menerus, tetapi senapan bolt-action Hecate II tidak dapat melakukan itu. Meski begitu, untuk rata-rata pemain, melihat rekan mereka tiba-tiba dihancurkan dapat mengakibatkan kekejutan dan kaget. Dan dari kekacauan itu, dibutuhkan waktu lima detik untuk memulihkan kondisi mental mereka, mengidentifikasi arah tembakan si penembak jitu dan siap-siap untuk menghindar. Kalau kamu menggunakan kekacauan itu, tembakan kedua kemungkinan akan sukses, tetapiNamun, prajurit berjubah itu tidak menunjukkan pertanda kebingungan. Dari kedalaman kacamata pelindungnya, ia menatap langsung ke Sinon. Prajurit ini pasti seorang veteran yang sangat berpengalaman dan seorang pemain terkenal, Sinon berpikir sambil menarik pelatuknya. Pada titik ini, di sudut pandang prajurit itu, lintasan peluru yang melaju ke dirinya akan ditunjukkan sebagai <<Jalur Prediksi Balistik>> (Garis Peluru), sebuah cahaya merah setengah translusen. Untuk pertarungan senjata seperti ini, pihak

game menambah kekonyolan seperti system assist untuk membuat pertarungan senjata lebih menarik. Jika pemain memiliki reaksi cepat, AGI tinggi dan keberanian yang cukup, maka ia bisa menghindar lebih dari 50% tembakan terus menerus dari senapan serbu dalam jarak 50 meter. Keuntungan terbesar dari kelas "Penembak Jitu" hanyalah tembakan pertama yang tidak akan menunjukkan garis tembakan ke target. Namun, karena posisi Sinon sudah diketahui dari tembakan pertamanya, maka ia tidak lagi memiliki keuntungan itu. Raungan terdengar lagi. Dari jari tanpa ampun Hecate II, dirilis kristalisasi peluru <<Kematian>> yang memotong cahaya atmosfer kuning dan terbang menjauh. Tetapi seperti yang Sinon duga, prajurit itu dengan tenang mengambil satu langkah besar ke kanan. Setelah itu, peluru 12,7mm tersebut memotong melewati spasi satu meter dari tubuh besar prajurit tersebut. Peluru Sinon menghasilkan lubang di dinding beton padang gurun jauh di belakang prajurit itu. Tangan kanan Sinon lalu bergerak sendiri, mengisi ulang tembakan berikutnya, jarinya kembali ke pegangan dan tidak menuju pelatuknya. Setiap tembakan berikutnya akan menjadi sia-sia. Jika ia harus menembak lagi, ia harus bergerak meninggalkan posisi ini, bersembunyi dari hadapan prajurit itu dan menunggu 60 detik untuk info identifikasi diulang. Namun pada saat itu, arah pertempuran sudah diputuskan. Sambil mengintip melalui scope-nya, dia berbisik ke penerima. "Target pertama sukses. Target kedua gagal." Dyne lalu menjawab dengan cepat. "Mengerti. Serangan dimulai...Go, Go, GO!!" Zhaa! Suara pelan kaki menginjak tanah dan meninggalkan tempat mencapai pendengaran Sinon. Sinon mengembuskan napas yang ditahannya sedikit. Misi yang Sinon terima selesai sekarang. Karena Hecate II adalah senjata ultralangka, jika ia membawanya ke pertempuran tatap muka dan mati menjatuhkan Hecate II, hal itu akan menjadi situasi yang serius. Dyne berkata kalau Sinon diperbolehkan berada pada posisi standby setelah menembak. Tembakan

keduanya yang tidak mengenai sasaran tetap berada di hatinya dan dia berharap kalau <<Perasaan Buruk>>nya tidak akan membuahkan hasil. Sambil berpikir, Sinon sekali lagi memindahkan senapannya, dia menerendahkan pembesaran untuk melihat seluruh anggota kelompok musuh di scope-nya. Keempat prajurit garis depan dengan cepat melompat ke belakang batu terdekat atau dinding beton untuk bersembunyi. Di belakang mereka diikuti oleh pendukung posisi belakang bersenjata Peletus dan prajurit besar berjubah"Ah...!" Sinon mengeluarkan suaranya tanpa ia sadari. Pada saat itu, prajurit besar tersebut menggerakkan kedua lengannya, melempar jubah kamuflase dari tubuhnya. Kedua tangan prajurit itu tidak bersenjata. Di pinggangnya juga kosong. Apa yang dia bawa di punggungnya, yang kita awalnya kira sebagai ransel transportasi item, akhirnya terungkap. Di antara bahunya yang lebar, terdapat sebuah rak logam melengkung dan panjang. Yang tergantung di punggungnya adalah sebuah benda logam kasar dan ringkas. Di dalam rangkai berbentuk Y yang menunjang itu, terdapat komponen mesin silinder. Bagian atasnya memiliki pegangan jinjing besar, dibawahnya terdapat enam tubuh barel klaster penembak. Panjangnya dengan mudah satu meter. Komponen mesin itu terdapat sabuk penyambung didalamnya, yang terhubung dengan kotak amunisi besar yang menggantung dari rel yang sama. Sinon hanya pernah melihat senjata berukuran besar dan seram itu sekali dari daftar senjata yang ada di Situs Informasi GGO. Namanya <<GE M134 Minigun[3]>>. Diklasifikasikan di dalam senapan mesin berat (heavy machinegun). Salah satu dari senjata api terbesar yang debut di GGO. Keenam barel yang tersambung berputar dengan kecepatan tinggi untuk mengisi ulang, menembak, dan medepak kerangka peluru. Senjata ini menembakkan peluru berukuran 7,62mm dengan kecepatan 100 peluru per detik. Mimpi buruk adalah nama lain senjata ini - tidak, gamam ini. Tentu saja, beratnya juga luar biasa. Tubuh utamanya saja 18kg, digabung dengan jumlah amunisinya yang bayak, berat totalnya lebih dari 40kg. Tidak peduli jenis

apa prajurit STR murni ini, tidak mungkin semua itu berada di dalam batas berat yang bisa ia bawa. Tentu saja, karena kelebihan berat itu berarti ada hukuman ke gerakannya. Alasan mengapa rombongan musuh bergerak begitu lambat bukanlah karena perpanjangan waktu berburu mereka. Tetapi itu semua karena kecepatan berjalan prajurit besar ini. Sambil merasa ketakutan, Sinon mengintip melalui scope-nya. Ditengah-tengah sudut pandang Sinon, prajurt besar itu meraih pegangan Minigun tersebut. Senjata mesin besar itu dengan lancar meluncur di rel dan berputar 90 derajat ke sisi kanan tubuh orang tersebut. Kedua kakinya terbuka lebar, dengan posisi keenam barel senjata menghadap ke depan - mulut prajurit tersebut yang berada di bawah kacamata pelindungnya bergerak untuk pertama kalinya, membentuk sebuah senyuman yang bengis. Sinon bergegas menyetelkan piringannya, mengurangi pembesaran scope sampai minimum. Dari sudut pandang sisi kiri, Sinon melihat kelompok beranggota tiga penyerang milik Ginrou yang bersenjata senapan sub-mesin, bergerak ke depan. Pelurupeluru ringan dari Peletus Laser yang di siapkan oleh pelindung kelompok musuh menghasilkan ekor biru muda saat mereka menghadapi serangan. Semuanya meninggalkan riak/ombak, seperti yang ada di permukaan air, di sekitar satu meter di depan Ginrou dan yang lainnya, lalu lenyap. Itulah hasil tinggi dari efek <<Medan Pertahanan Terhadap Peluru Ringan>>. Hanya karena mereka membalas menembak dengan semprotan senapan sub-mesin berpeluru balistik, salah satu anggota musuh bersenjata peletus yang sedang membungkuk keluar dari balik batu tertutup oleh dampak efek merah darah dengan suara 'pa pa' dan tumbang. Ginrou dan yang lainnya lalu maju bergerak ke arah bayangan dinding beton dekat musuhPada saat itu, prajurit bertubuh besar itu dengan cepat merendahkan pinggangnya. Barel Minigun berputar dengan kecepatan tinggi, mengeluarkan sebanyakbanyaknya sabuk berkilauan kira-kira 0,3 detik atau lebih.

Hanya dengan begitu, bersamaan dengan bagian dinding beton, avatar Ginrou hancur lalu lenyap. Semua ini terlalu cepat, bagaikan boneka pasir terhantam arus air. "...!" Sinon menggigit bibirnya lalu berdiri. Dia mengangkat Hecate II dari lantai, melipat kedua kaki pijakan senjatanya dan menyandang tali ke pundaknya. Hecate II, dengan panjang total 138 cm, menggali ke bahu Sinon dengan berat. Tinggi Sinon bahkan tidak mencapai 155 cm, tetapi masih di batasan berat yang bisa ia bawa. Senjata sampingannya, <<H&K MP7[4]>>, adalah senapan submesin ultra-kompak yang entah mengapa tidak melewati batas berat. Dia berpikir begitu karena jumlah tinggi STR Sinon hanya cukup untuk membawa 7 magasen untuk Hecate II. Bahkan dengan mata telanjang, Sinon bisa melihat kedipan kembang api bermekaran dari moncong senjata di medan pertempuran satu dan setengah kilometer dari sini. Sinon tetap diam dan berlari dengan kecepatan penuh. Karena situasi berakhir seperti itu, aliran pertempuran berbalik melawan Dyne dan lainnya. Jika prajurit Minigun itu sendirian, maka dengan mempertahankan jarak menengah dan terus bergerak pada kecepatan tinggi akan memberikan kesempatan untuk mengalahkan si Minigun tersebut. Namun, bersama prajurit bersenjata Peletus Laser yang menyediakan perlindungan ke Minigun, sesaat setelah kamu mendekati jarak dekat yang dapat membuat pertahanan berkurang, kamu tidak bisa menghindari musuh. Meskipun Sinon adalah salah satu anggota skuadron, jika ia mundur, dia menduga tak seorang pun akan mengeluh. Itu karena dia telah menyelesaikan tujuan yang diperintahkan ke dirinya sebagai penembak jitu. Namun, Sinon berlari lurus ke arah pertempuran. Dia tidak berpikir untuk menolong anggotanya. Hanya senyuman yang mengambang dari wajah prajurit Minigun itu yang membuat Sinon bergerak maju. Orang itu bisa tersenyum di medan perang hanya karena dia memiliki kekuatan. Jumlah waktu permainan yang dibutuhkan untuk mendapatkan Minigun, hampir sama atau lebih langka dengan Hecate. Perlengkapan tersebut menuntut ketekunan

untuk menumpuk STR yang cukup untuk menjadi tangguh. Sebagai tambahan, ia memiliki keberanian untuk menghadapi tembakan Sinon dengan tenang. Untuk melawan musuh seperti itu dan dengan membunuhnya, diri lainku yang terlalu lemah - <<Asada Shino>> yang selalu menangis dan yang kurang dewasa dapat dihilangkan. Untuk itu saja, Sinon menginvestasikan dirinya di dunia gila ini. Melarikan diri dari sini, maka semua hal yang ia perjuangkan sampai sejauh ini akan menjadi siasia. Sambil menendang tanah kering dan meloncat pada kecepatan tertinggi yang diperbolehkan parameternya, ia meloncat melalui udara berdebu. Sinon kemudian berada pada puncak kecepatannya. Sinon bergerak di sekitar pasir sarat berkerikil. Dia menghindari dan melompati batu menonjol, reruntuhan dinding dan rintangan lainnya. Dia bergegas ke daerah pertempuran hanya dalam beberapa puluhan detik. Parameter AGInya dibuka menyeluruh untuk membantunya dalam membuat dash sengit berarah lurus. Dia bahkan tidak sedikitpun mempertimbangkan mencari tempat perlindungan. Kelompok musuh kemungkinan sudah menangkap sosok Sinon mendekat. Dibanding dengan awal, area pertempuran kedua phihak telah bergeser secara signifikan. Tentu saja, yang mundur adalah kelompok Dyne. Dengan adanya Minigun yang secara paksa memberikan tembakan backup memberondong, kelompok pertahanan musuh menekan jarak dengan menetap. Untuk menghindari jarak efektif tembakan senjata optik, empat orang termasuk Dyne, terus-menerus mundur, bersembunyi dari satu perlindungan ke perlindungan lainnya. Bergegas lurus ke padang gurun untuk kabur sudah bukan opsi yang memungkinkan. Jika mereka terlihat, secara langsung mereka akan dimandikan peluru Minigun seperti air terjun dan menjadi berlubang seperti sarang lebah. Selain itu, dinding beton yang dipercayakan oleh Dyne dan lain-lain sudah sebagian besar hilang dalam pelarian mereka. Satu-satunya yang tersisa adalah reruntuhan bangunan yang mereka manfaatkan pada awal penyergapan. Jika mereka kabur ke sana, maka mereka akan terjebak seperti tikus di dalam tas.

Sinon yang langsung mengetahui situasi tersebut, mencoba untuk melompat ke bayang-bayang dinding dimana Dyne dan yang lainnya bersembunyi untuk menarik napas. Pada saat itu, tiga garis cahaya merah muncul tepat di depan Sinon. "Ku..." Mengepalkan giginya, Sinon memasuki posisi menghindar. Garis merah itu adalah lintasan garis dari penyerang yang menggunakan Peletus Laser. Pertama, Sinon merendahkan tubuhnya sampai batas dan menyelinap ke bawah Garis Peluru pertama. Setelah itu, dengan tepat menelusuri garis diatas kepalanya, sinar panas biru pucat menghanguskan ruangan tersebut. Di depan matanya, Garis Peluru kedua memanjang. Dia menendang tanah dengan kaki kanannya sekuat tenaga dan meloncat, tubuhnya menari di udara. Tembakan laser lalu menembak tepat ke perutnya, dan untuk sesaat pandangan Sinon memutih. Garis Peluru ketiga lalu melintas sedikit di atas arah lompatan Sinon. Dia menyusutkan kepalanya sebisa mungkin untuk menghindari sinar panas, tetapi ujung rambut biru tipisnya terpotong sedikit oleh sinar panas tersebut, dengan retakan suara partikel cahaya menyebar. Dengan cara apapun menghindari tembakan terus menerus Peletus Laser, Sinon mendarat. Di depan matanya Sebuah garis tebal merah darah yang mengerikan berdiameter 50 cm mengarah ke arah Sinon. Tidak salah lagi, ini adalah Garis Peluru Minigun itu. Beberapa persepuluh detik kemudia nantinyan, ledakan peluru bagaikan badai akan menyerang. Sinon menyambuk tubuhnya yang lumpuh karena ketakutan, membungkuk kaki kanannya yang baru saja menyentuh tanah dan meloncat sekali lagi sekuat tenaga. Dia membalikkan tubuhnya di udara, di bagian teratas loncatan tingginya itu tubuhnya terbaring rata. Tepat setelah itu, lewatlah badai gelombang energi yang hampir menyentuh punggung Sinon, dimana ia merasa turbulensi dari serangan itu. Setelah kluster peluru balistik bercahaya putih melewati pandangannya, dinding reruntuhan gedung yang agak jauh darinya lalu hancur.

Sesaat sebelum ia mendarat di tanah berpasir, ia membalikkan tubuhnya lagi. Sinon lalu mendarat dengan tangan kakinya. Pada saat yang sama ia melemparkan tubuhnya ke depan sebisa mungkin. Setelah berguling beberapa kali, ia mencapai bayang-bayang dinding beton dimana kelompok Dyne bersembunyi. Pemimpin skuadron menatap Sinon yang tiba-tiba muncul dengan khawatir. Tidak peduli kalau ini tampaknya seperti niat baik, matanya tidak bersinar dengan rasa syukur. Hanya keraguan bagi seseorang yang menjulurkan kepalanya di tempat berbahaya ini dengan sengaja. Dyne lalu memalingkan wajahnya, melihat senapan serbu yang berada di tangannya. Dia lalu bergumam dengan suara rendah. "...Bajingan-bajingan itu, mereka membawa pengawal." "Pengawal?" "Kamu tidak tahu? Dia pengguna Minigun. Namanya <<Behemoth>>, seorang pria berotot dan cerdas yang berbasis di benua utara. Ia bekerja sebagai pelindung atau semacamnya untuk skuadron-skuadron dengan uang tapi tanpa ketekunan." Itu adalah cara bermain yang lebih terhormat dibandingkan kamu, Sinon berpikir, tapi tentu saja dia tidak mengatakannya. Sebaliknya, ia berpaling ke tiga penyerang di luar Dyne, yang melihat keluar sesekali dari perlindungan untuk menembak membabi-buta pada kelompok musuh. Sinon lalu berkata dengan suara yang nyaris tidak terdengar oleh seluruh kelompok. "Kalau kita terus bersembunyi seperti ini, kita akan dibunuh sesaat lagi. - Sisa jumlah peluru si Minigun agak meragukan. Jika kita semua menyerang pada saat bersamaan, maka ia akan membantai kita tanpa peduli. Kita harus menghilangkan opsi tersebut. Kalian berdua yang menggunakan SMG (senapan sub-mesin) pergi ke arah kiri, Dyne dan saya akan ke sisi kanan, M4 tinggal di sini sebagai backup..." Dyne memotong pembicaraan dengan suaranya yang serak. "...Itu tidak akan berhasil, ada tiga pengguna Peletus Laser yang tersisa. Jika kita bergegas masuk, efek pertahanan mereka akan..." "Kecepatan tembak terus menerus Peletus lebih lambat dibandingkan senjata balistik, kita bisa menghindari setengah dari itu."

"Mustahil!" Dyne mengulang dengan keras kepala sambil menggeleng kepalanya. "Bergegas masuk juga hanya akan menghancurkan kita...Meskipun agak disesalkan, mari kita menyerah. Kalau kamu terlalu bangga melihat mereka menang, logout di sini....." Meskipun kamu logout di medan neutral, kamu tidak akan menghilang secara langsung. Avatarmu yang tanpa jiwa akan tetap berada disini untuk beberapa menit, rentan untuk diserang. Peluangnya rendah, tapi senjata dan armor akan jatuh secara acak kemungkinan akan terjadi. Sejauh ini, Sinon berpikir waktu mundur pemimpin terlalu awal, tetapi dengan keputus-asaannya ini, juga temperamennya yang seperti anak kecil, Sinon tidak pernah menyangka ia akan membuat proposal seperti ini. Sinon menatap setengah tercengang ke wajah Dyne yang seharusnya veteran. Sesaat setelah itu, Dyne menunjukkan giginya dan berteriak. "Apa? Jangan menganggap serius game ini! Bagaimanapun juga hasilnya sama saja, jika kita bergegas kita akan mati sia-sia..." "Lalu mati saja!" Sinon berteriak sambil menjawab sebagai reaksinya. "Setidaknya di game ini, cobalah mati menghadapi todongan-todongan senjata!" Sesungguhnya, kenapa dia mengatakan hal seperti ini ke pria yang hanyalah targetnya masih belum ia ketahui. Itu juga berarti Sinon akan memutuskan hubungannya dengan skuadron ini. Saat sebagian dari hatinya sedang berpikir itu, Sinon menggenggam kerah jaket kamuflase Dyne dan dengan paksa menariknya dengan kuat. Pada saat bersamaan, Sinon dengan cepat berkata kepada tiga orang lainnya dengan mata lebar. "Tiga detik cukup, ambil perhatian Minigun, saya akan menghabisinya dengan Hecate." "...Un. Saya mengerti." Pria dengan kacamata pelindung di rambut hijaunya berpikir cukup lama akhirnya menjawab dan kedua rekannya yang lain mengangguk. "Oke, kita bagi tim menjadi dua, tim kiri dan kanan maju bersamaan."

Sinon mendorong paha Dyne yang merajuk dan mereka berpindah ke ujung akhir tempat perlindungan. Sinon mengambil dua senjata sampingan MP7 dari pinggang kirinya dan mulai menghitung mundur dengan tangannya. Tiga...dua...satu, "GO!!" Pada saat yang sama, Sinon menendang tanah dengan keras dan masuk satu detik lebih awal ke medan perang dimana kematian terus menunggu. Pada saat itu, beberapa Garis Peluru muncul di depannya. Dia menurunkan tubuhnya sambil meluncur menhindari, kelompok musuh memasuki

pandangannya. Di depan sisi kanannya, dibelakang dinding sekitar dua puluh metar kedepan, dua orang dengan Peletus Laser menunggu. Yang lainnya berada sedikit di kiri. Manusia Minigun <<Behemoth>> yang berada di tengah sekitar 10 meter dari mereka, membidik rekannya Sinon yang muncul keluar dari sisi kiri. Sementara Sinon berlari ke kanan, ia membidik MP7 di tangan kirinya ke prajuritprajurit Peletus. Menekan pemicunya dengan sedikit memunculkan Lingkaran Peluru. Tidak mungkin ia bisa mengendalikan detak jantungnya sekarang. Lingkaran Peluru tersebut berdetak di sekitar tubuh-tubuh prajurit bidikannya. Meskipun begitu, Sinon tetap menembak. Dia merasakan syok dari rekoil yang tidak bisa dibandingkan dengan Hecate di telapak tangannya dan mengosongkan magasen 20 peluru 4,6mm sekaligus. Serangan sembrononya membuat musuh panik dan dua prajurit Peletus berusaha bersembunyi di balik dinding, tetapi sebagian dari peluru-pelurunya mengenai tubuh mereka. Itu tidak cukup untuk menjatuhkan HP mereka ke nol tetapi akan memberinya waktu beberapa detik. "Dyne! Dukung saya!" Sinon berteriak dan melemparkan dirinya ke tanah. Pada saat bersamaan, ia mengeluarkan Hecate II dari punggungnya dan melengkapinya di kedua tangan. Dia tidak punya waktu untuk mempersiapkan kedua kaki pijakan senjatanya. Menahan berat Hecate yang mengerikan, ia mengintip melalu scope-nya.

Karena pengaturannya masih di pembesaran terendah, dia bisa melihat seluruh tubuh atas Behemoth. Wajah <<Behemoth>> kemudian melihat ke arah Sinon. Sinon lalu menarik pelatuknya tanpa menunggu Lingkaran Peluru mengecil. Raungan dan kematian pasti mengilat menembus angkasa - peluru tersebut menembus tepat di samping kepala Behemoth. Serangan itu melepaskan goggles dari kepala Behemoth, yang lalu berubah menjadi bubuk dan lenyap. Dia gagal mengenai sasaran - ! Sinon menggigit bibirnya dan baru ingin berdiri, lalu pandangannya di scope berhadapan dengan Behemoth. Behemoth yang wajah aslinya akhirnya kelihatan, dengan kedua mata abu-abunya yang menyala, bibirnya tersenyum tanpa gentar. Seluruh tubuh Sinon ditutupi cahaya merah besar. Tidak bisa dihindari, Sinon langsung menyimpulkan. Dari posisi menembak bersujudnya, berdiri dan meloncat ke kiri atau kanan, tidak ada waktu untuk melakukan semua itu. Setidaknya, tatapi moncong senjata -. Mengikuti kata-katanya, Sinon berdiri dan menatap langsung ke Behemoth. Tibatiba, di beberapa tempat di tubuh besar itu meledak ringan dengan suara "Papaa!". Itu Dyne. Sambil berlutut pada satu kaki di tanah dan mengenggam senapan serbunya, dia menembak dengan akurasi tinggi. Dalam situasi dan jarak ini, tanpa memedulikan kepribadiannya, fakta bahwa ia bisa mencetak begitu banyak tembakan membuktikan bahwa keterampilannya benar-benar menakjubkan. Sambil berpikir hal itu, Sinon melompat segenap tenaga ke sisi kanannya. Tepat setelah itu, tempat dimana ia berada sebelumnya ditembaki puluhan badai peluru. "Dyne! Geser ke kanan sedikit lagi..." Pada saat Sinon berteriak itu. Dua prajurit bersenjata Peletus muncul dari persembunyian mereka, membidik Dyne yang sedang berdiri dan lalu menembaki anak-anak panah cahaya tanpa ampun ke arah Dyne. Jaraknya terlalu dekat. Sinar panas menembus pertahanan Dyne dan mengenai tubuhnya satu demi satu. Dyne memandang Sinon sesaat. Lalu ia menghadap depan -

"Uooo!!" Dengan satu teriakan tunggal itu, ia mulai berlari lurus ke depan. Badai peluru menghujani tubuh Dyne. Dia menghindar dan menyelinap melewati beberapa tembakan sambil bergegas dengan sengit. Tapi tentu saja, ia tidak bisa menghindari semua tembakan-tembakan tersebut. Pada detik-detik terakhir, Dyne menarik jimat perlindungan Granat Plasma dari pinggangnya dan melemparnya ke persembunyian mereka. Pada saat yang sama, seluruh HP-nya habis, sementara avatarnya masih menghadap jauh dari Sinon. Lalu Dyne hancur berkeping-keping menjadi poligon dan melenyap. Akibatnya, dunia dicat cahaya putih. Palu raksasa Tuhan lau jatuh membuat impak ke tanah. Aliran energi hijau-putih menggila. Badai debu membaling ke atas. Tercampur di semua itu, tubuh seorang Peletus terbang di udara. Sebelum mencapai tanah, ia terhancur musnah. -Keberanian Mengagumkan! Sinon memberikan elegi singkat untuk Dyne yang telah keluar dari pertempuran. Sinon lalu menyipitkan matanya dari debu-debu di sekitar dan dengan cepat memeriksa medan pertempuran. Salah satu dari rekan timnya yang mengambil sisi sayap kiri telah dibunuh oleh Minigun dan prajurit Peletus di sana tampaknya telah menghilang. Di sayap kanan, karena pengorbanan bunuh diri Dyne, menjadi medan kekacauan. Dyne membawa serta satu musuh sebelum ia mati dan sisa satunya yang lain tertegun di tempat. Kemudian - didalam asap debu yang secara perlahan-lahan mulai menipis, siluet besar mendekatinya dengan arah lurus. Jika ini berlangsung, Behemoth dan dirinya akan bertempur tatap muka. Tetapi pada jarak itu, senapan snipernya tidak bisa menang melawan senapan mesin berat. Dia harus menemukan posisi titik buta Minigun sambil mengambil posisi untuk menembak. Namun di pertempuran satu lawan satu, tidak ada titik buta... - Tidak.

Sinon menahan napasnya sejenak. Pada saat asap debu hasil dari granat Dyne masih menutupi semuanya, Behemoth tidak tahu persis dimana posisi dirinya. Tentu saja, Sinon juga tidak dapat membidik Behemoth dengan jelas, tetapi kemungkinan ia bisa pergi ke satu tempat di area ini dimana badai peluru tidak dapat mencapainya. Sambil memikirkan hal itu, Sinon berbalik dan berlari dengan sengit. Dia berlari menuju reruntuhan bangunan yang runtuh dan rusak di belakang medan pertempuran. Melompat memasuki jalan masuk, Sinon tidak dapat melihat bagian belakang gedung yang sudah runtuh. Langit kuning masih terlihat. Tetapi Sinon berlari menuju sisi kanan dinding - dimana terdapat sebuah tangga naik. Sambil mencoba untuk tidak menginjak ubin-ubin rusak yang dapat menyebabkan suara, Sinon berlari dengan hati-hati. Di tangga besi, dia harus melangkah dengan ringan, tetapi ia naik tanpa merepotkan hal itu. Dia menendang dinding seperti penari untuk mengubah arahnya dan pergi naik ke atas lagi. Dia mencapai lantai lima dalam waktu kurang dari dua puluh detik. Tangga tersebut berakhir di sana. Ada jendela besar di sebelah kiri. Dari sini, Sinon seharusnya memiliki waktu beberapa detik untuk mengambil posisi membidik tanpa Behemoth sadari. Sambil memikirkan itu, Sinon meletakkan Hecate II di bahunya dan memandang keluar jendela menghadap ke bawah medan pertempuran. Tiba-tiba pandangannya memerah. Beberapa puluhan meter di bawah, Behemoth mengangkat Minigun ke ketinggian maksimumnya lalu membidik Sinon secara langsung. Dia telah membaca gerakan Sinon. Pikiran dan rencana pertempurannya, seluruhnya. Kuat sekali. Dia seorang pemain GGO sejati, bukan, dia seorang tentara. Namun, lawan seperti inilah yang Sinon inginkan. Bunuh dia. Harus membunuhnya.

Sinon tidak ragu-ragu. Tanpa mengambil posisi membidik, ia meletakkan kaki kanannya di ambang jendela dan melompat keluar. Pada saat sama, seperti nyala api, kilatan gelombang energi bergegas naik dari tanah. Whack!! Syok intens datang dari lutut kirinya Sinon. Kaki avatarnya lenyap dan bar HPnya menurun drastis. Namun, Sinon masih hidup. Dia terjun melewati lintasan tembakan Minigun dan menari di udara. Sinon berada tepat di atas posisi Behemoth yang mengagumkan. Behemoth kemungkinan ingin menembak sampai pelurunya habis, jadi ia bergerak mundur, mencoba menembak Sinon di lintasan tembakannya. Tetapi dia tidak bisa meraihnya. Untuk Minigun yang digantung pada rel di punggungnya, tidak ada cara lain untuk menembak ke atas. Sambil jatuh, Sinon menempatkan Hecate II dibahunya dan menatap langsung melalui scopenya.

Pandangan Sinon dipenuhi oleh wajah kasar Behemoth. Di wajah itu, senyuman biasanya menghilang. Dia menunjukkan giginya, dengan terkejut dan lentera amarah terbakar di matanya. Sinon nyaris tidak menyadari bahwa mulutnya bergerak sendiri. Apa yang muncul di wajah Sinon adalah sebuah senyuman. Senyuman liar, kejam, berhati dingin.

Masih dalam keadaan jatuh, Sinon tidak dapat menstabilkan tembakan jarak jauhnya. Tetapi jarak tembakan ini terlalu dekat. Ketika moncong senjatanya berada di jarak sekitar satu meter dari kepala Behemoth, Lingkaran Peluru hijaunya mengecil dan menetap di tengahnya wajah pria tersebut. "The End!" Sambil berbisik, Sinon menarik pelatuknya. Di dunia ini, tombak energi terbesar dari jari Dewi Dunia Nereka terbebas keluar dari peluru tersebut. Peluru itu dengan langsung menusuk lubang besar yang menikam melalui wajah Behemoth dan bagian atas tubuhnya, menembus reruntuhan tanah. Kemudian, setelah suara ledakan itu berlalu, tubuh silinder Behemoth yang besar hancur terbongkar dan lenyap.

Bab 4 Saat dia melangkah melewati gerbang sekolah, angin kering dan dingin meniup menerpa wajahnya. Asada Shino berhenti sejenak, dengan erat membungkus kembali syal putihnya. Mengenakan kacamata cell-frame, dengan setengah wajahnya tersembunyi dibalik kain syalnya, dia sekali lagi mulai berjalan. Dia melanjutkan dengan langkah cepat di trotoar yang ditutupi oleh daun musim gugur, sambil mendesah kecil dari dalam dadanya. Saat ini, dari total 608 hari untuk 3 tahun di SMA[1], 156 hari telah berlalu. Seperempatnya telah berlalu akhirnya. Dengan pikiran itu, dia digoncangkan oleh kesederhanaan yang telah dipaksakan pada dirinya untuk waktu terlalu lama. Namun jika dia menambahkan waktu saat ia masih di SMP[2], maka sudah 60 persen hari-hari itu telah memudar menuju masa lalu. Ini akan berakhir, suatu saat nanti. Ini akan berakhir suatu saat nanti. Dia mengulangi kata-kata tersebut dalam pikirannya seperti mantra. Tentu saja, meskipun hari kelulusan sudah semakin dekat, itu bukan seolah-olah dia memiliki sesuatu yang dia ingin lakukan atau menjadi seseorang yang dia impikan. Sederhananya, dirinya telah ditengah-tengah keadaan dipaksa untuk mengikuti, dia ingin bebas dari yang dikenal sebagai high school students[3] Menghadiri tempat bagaikan suaka itu dari hari ke hari, mendengarkan ajaran guru-guru yang lesu, berolahraga dan melakukan hal-hal yang lain bersama sekelompok orang yang dia ragu tidak berubah bahkan sedikitpun sejak kecil. Makna apa yang bisa dipetik dari melakukan hal-hal itu? Shino sangat tidak mengerti. Di situasi tertentu ,ada juga guru yang memberi pelajaran yang dia temukan bermakna dan ada juga siswa yang harus dihormati. Tetapi bagi Shino, tidak ada satupun dari mereka yang keberadaanya sangat penting. Shino pernah mengatakan sekali pada kakek dan neneknya yang sekarang adalah wali resminya, bahwa dia ingin langsung bekerja atau pelatihan kerjaa di sekolah kejuruaan[4] daripada ke SMA. Kakeknya yang kuno memerah karena marah sementara neneknya menangis, mengatakan bahwa dia ingin Shino pergi ke sekolah yang baik dan menikah ke keluarga yang baik, kalau tidak dia tidak dapat mampu bertahan meminta maaf kepada ayah Shino. Dia memiliki sedikit pilihan tapi hanya untuk belajar mati-matian, mendapat akuan ke sekolah cukup terkenal di metropolitan Tokyo, tapi dia terkejut ketika dia masuk dan melihat. Sama sekali tidak ada perubahan dari SMP yang ada di tempat tinggalnya yang sebelumnya. Pada akhirnya Shino, sama seperti saat dia di sekolah menengah, secara rutin menghitung hari yang tersisa saat berjalan keluar gerbang sekolah setiap harinya. Shino tinggal sendirian di apartemen yang terletak di antara sekolah dan stasiun JR. Walaupun apartemen itu hanya seluas 6 tatami mats[5], dan tidak seluas dapur

rumah pada umumnya, tempat itu bagus dan terletak tepat disamping pusat perbelajaan. Pusat perbelanjaan pada jam 14.30 siang masih tidak terlihat terdapat jumlah orang yang banyak. Pertama Shino menelusuri melewati rak toko buku. Meskipun dia menemukan sebuah buku dari penulis favoritnya, dia menahan diri karena buku itu hard cover copy[6] dan meninggalkan toko itu . Jika dia memesannya online, dia dapat meminjam buku itu dari perpustakaan kota. Selanjutnya dia pergi ke toko alat tulis untuk membeli penghapus dan buku kotakkotak. Setelah mengecek uang yang tersisa, dia menuju supermarket di tengah pusat perbelanjaan sambil berpikir menu untuk makan malam. Tentu saja, makan malam Shino simpel dan sederhana. Selama makanannya bergizi,berkalori dan murah, rasa dan penampilan makanan adalah sekunder. Sambil memikir memasak wortel dan sup seledri bersama hamburger tofu, dia melewati game center di depan supermarket yang hendak dia masuki. "Asada~" Di ruang antara dua toko, sebuah suara memanggil Shino dari lorong sempit. Terkejut secara refleks, Shino berputar 90 derajat ke arah kanannya. Tiga siswi berpakaian seragam yang identik dengan Shino kecuali dengan perbedaan signifikan di kepanjangan rok mereka berdiri di lorong tersebut. Salah satu dari mereka berjongkok dan memainkan ponselnya. Dua lainnya bersandar di dinding supermarket, sambil tersenyum melihat Shino. Ketika Shino tetap diam, salah satu dari mereka membuat isyarat sombong dengan menyentakkan dagunya. "Ayo ke sini." Tapi Shino tidak bergerak, dan bertanya dengan suara kecil. "Apa? " Pada saat itu, satu dari lainnya mendekati Sinon dan tanpa ragu-ragu meraih tangan kanan Shino. "Terserah, datang saja. " Dengan itu, Shino telah ditarik sebelum ia sempat merespon. Shino didorong ke arah lorong dan keluar dari pandangan pusat perbelanjaan dan siswi yang berjongkok menatapinya. Ketua dari kelompok itu adalah Endou. Eyeliner hitam menghiasi di sekitar matanya dan dagunya yang runcing menunjukkan kesan seperti serangga buas. Mengontrol bibirnya yang berkilau untuk tersenyum, Endou berbicara.

"Maaf Asada. Kami baru saja menyanyi terlalu banyak di karaoke, dan sekarang kami tidak memiliki uang untuk naik kereta pulang. Kami akan membayarmu besok, jadi pinjamkan kami sejumlah uang sekarang ." Dia memasang jarinya. Dia maksud bukan seratus bukan juga seribu tapi sepuluh ribu. Mereka menyanyi dan menyanyi tetapi tidak lebih dari 20 menit telah berlalu sejak kelas berakhir, mereka bertiga bahkan memiliki kartu kereta api regular, dan juga, kenapa meminta uang sebanyak sepuluh ribu yen hanya untuk naik kereta? Dengan itu Shino memikirkan sederet perbedaan pikiran logis yang muncul dari pikirannya tapi tak dapat mengatakannya . Ini kedua kalinya mereka bertiga meminta uang darinya. Sebelumnya, Shino menolak dengan alasan tidak punya uang. Sambil mempertimbangkan memakai cara yang sama akan memiliki kesempatan keberhasilan yang sangat rendah, Shino menjawab. "Tidak mungkin aku memiliki uang sebanyak itu" Senyum Endou menghilang sesaat dan kemudian muncul lagi "Kalau begitu ambil lebih banyak lagi." "..." Shino dengan diam-diam pergi ke pusat perbelanjaan.. Mereka kemungkinan tidak akan mengikuti Shino sampai ke bank dimana semua orang dapat melihat. Siapa yang sejujurnya sebodoh itu untuk balik kembali dimana kamu cukup bisa pergi meninggalkan mereka-- sambil memikir itu, Endou lanjut bicara. "Tasnya, tinggalkan disini. Dompetmu juga. Selama kamu memiliki kartu, kamu tidak apa-apa kan? Shino berhenti dan berbalik. Meskipun bibir Endou tidak berubah dari bentuk senyumnya, kedua matanya menyipit menyala-- seperti kucing bersemangat bermain dengan mangsanya. Ketiga orang ini, Shino pernah sekali mengira mereka temannya. Ketika ia teringat itu, Shino tidak dapat memaafkan kecerobohannya. Ketika pindah dari pedesaan, dia telah meninggalkan semua orang yang dia kenal. Dan setelah masuk SMA, Shino tidak memiliki minat yang sama dengan teman sekelasnya, tanpa memiliki topik menarik yang bisa dibicarakan, dan oleh karena itu ia diam setiap hari. Endou dan teman-temannyalah yang pertama kali menghampirinya. Setelah mereka mengajaknya makan siang bersama mereka, mereka akhirnya berhenti di restoran cepat saji sepulang sekolah. Kebanyakan Shino mendengar percakapan mereka. Meskipun diam-diam dia tidak tahan terhadap mereka, dia masih terlihat bahagia. Endou dan temannya adalah teman pertamanya yang tidak

menyadari that incident[7] Dia percaya jika dia di sekolah, dia akan menjadi siswi normal. Shino tidak mengetahui kebenaran sampai lama kemudian. Mereka hanya mendekatinya setelah melihat alamatnya di pendaftaran kelas dan menebak bahwa ia tinggal sendiri . 'Bolehkah kami ke rumahmu main? 'Ketika mereka menanyai itu, Shino langsung menyetujui . Apartemennya mendapat pujian dari teman-temannya, dikelilingi oleh snack dan gossip sampai malam. Hari berikutnya dan seterusnya mereka datang ke apartemen Shino. Tak lama kemudian mereka menggunakan kamar Shino sebagai tempat mengganti pakaian kasual mereka dan menaiki kereta untuk bermain. Suatu hari barang mereka ketinggalan dan mereka menggunakan pakaian mereka untuk mengisi klosetnya. Sepatu. Tas. Kosmetik. Barang-barang Endou dan teman-temannya meningkat dari hari ke hari. Di bulan Mei mereka pergi bermain dan kembali dalam keadaan mabuk, dan mereka menginap di kamarnya seperti tadi. Akhirnya pada suatu titik Shino mengeluh jika mereka datang terlalu sering maka dia akan terganggu belajarnya. Tapi Endou membalas "Kita teman, kan? " Dan hari berikutnya, mereka meminta kunci duplikat. Kemudian pada hari Sabtu bulan Mei. Ketika Shino berdiri di depan kamarnya setelah pulang dari perpustakaan, dia mendengar suara tertawa yang keras menggema. Suara itu bukan hanya milik Endou dan teman-temannya. Dia menahan nafas untuk mendengarnya baik-baik. Pikiran untuk mengecek kamarnya sendiri tidak masuk akal dan dia tidak ingin melakukannya. Jelas dia mendengar tawa beberapa pria. Dikamarnya ada beberapa pria yang tidak dia kenal. Dengan pikiran seperti itu Shino dipenuhi dengan rasa takut dan diikuti oleh kemarahan. Dia akhirnya menyadari kebenaran. Dia berjalan menuju bawah tangga, lalu menggunakan handphonenya untuk menelpon polisi. Meskipun polisi bingung dengan kesaksian mereka, Shino berteriak sungguh-sungguh "Aku tidak kenal mereka. " "Untuk sementara ini kita ke kantor polisi. " polisi memberitahu Endou yang kemudian menatap tajam Shino. " Hmph, Aku mengerti. " jawab Endou sambil mengemasi barang dan pergi. Pembalasan datang dengan cepat.

Menggunakan kemampuan investigasinya yang bagaikan ijajil, yang tidak pernah terdengar dari kelompok mereka, Endou mendongak alasan mengapa Shino hidup sendiri : 5 tahun yang lalu, di prefektur yang jauh, Shino terlibat dengan incident yang hampir dilupakan bahkan di net. Masa lalunya terkuak dan menyebar ke sekolah. Siswa yang berbicara dengannya menghilang bahkan para guru menghindarinya. Semuanya kembali semula seperti saat di sekolah menengah. Tapi Shino berpikir itu tidak apa-apa. Kelemahannya mengingin teman telah membutakannya. Tidak ada seorangpun yang dapat menyelamatkannya kecuali dirinya sendiri . Dia tidak memiliki pilihan yang lain kecuali menjadi lebih kuat dengan kekuatannya sendiri dan melewati luka yang tertinggal akibat insiden tersebut. Untuk melakukan itu, teman tidak diperlukan. Sebaliknya, musuh jauh lebih baik. Musuh untuk dilawan--- semua disekelilingnya adalah musuh. Setelah satu tegukan ia mengambil nafas dalam-dalam dan melihat tajam mata Endou. Sebuah cahaya bahaya menyala di kedua matanya. Di saat ini senyum Endou telah menghilang dan berkata dengan suara pelan. "Apa cepatlah dan lakukan. " "Aku tidak ingin melakukannya. " "Huh? " "Aku tidak mau. Aku tidak memiliki keinginan untuk meminjamkan kau uang lagi. " Tanpa menghindari tatapannya Shino menjawab. Seperti suatu penolakan yang mengundang permusuhan dan kedengkian. Meski mengetahui ini Shino tidak akan mengikuti permintaan mereka. Mengikuti keinginan mereka sama saja dengan melarikan diri dan menghianati tekad , sesuatu yang tidak ia inginkan . Bukan karena dia tidak ingin memperlihatkan a weak self. Untuk menjadi lebih kuat dia menghabiskan waktu 5 tahun untuk memikirkannya . Jika dia menyerah disini maka semua usahanya sia-sia. "Kau sialanJangan berani melihat kebawah didepan saya." Dengan mata kanannya bergetar, Endou mengabil langkah maju. Dua gadis yang lain dengan cepat mengelilinginya di belakang dengan jarak dekat. "Aku pergi sekarang, jadi minggirlah ke samping ."Shino mengatakan dalam suara pelan. Tidak peduli berapa banyak mereka mengancamnya, Endou tidak punya nyali untuk melakukan tindakan nyata. Mereka hanya gadis normal, anak baik di rumah, Mereka seharusnya belajar dari sebelumnya agar tidak membuat masalah dengan polisi.

Tetapi. Endou sngat umum dengan kelemahan Shinosatu tempatShino tidak dapat pertahankan. Warna merah di bibirnya berkilau seperti senyum mengejek. Endou perlahan menaikkan tangan kanannya dan menunjuk tangkai kacamatanya. Dia membentuk tangannya menjadi imitasi pistol. Sebuah hal yang konyol. Namun dengan hanya itu, Seluruh tubuh Shino merasakan sensasi merinding. Perlahan ia kehilangan kekuatan di kekuatan kakinya. Keseimbangannya mulai jatuh. Di matanya lorong mulai kehilangan warnanya dengan jari Endou sebelumnya.Shino tidak dapat kehilangan pandangannya dari kuku panjang yang bersinar glossy. Detak jantungnya menjadi cepat, ebuah frekuensi terdengar di telinganya, meningkatkan efek suaranya dengan cepat. "Bang!" Endou tiba-tiba berteriak. Hampir bersamaan Shino menjerit membuat darahnya mengental. Dia tidak bisa menghentikan getaran dari tubuhnya. "Pfft..., hey, Asada~" Sementara ujung jarinya masih sama, Endou berbicara dengan suara yang bergabung dengan tawa. "Jadi kakakku memiliki banyak pistol model. Lain kali aku akan menunjukkanmu di sekolah. Kau menyukainya kan. " "..." Lidahnya tidak dapat bergerak. Di mulut keringnya. Itu hanya akan memberikan masalah. Shino menggeleng kepalanya perlahan. Jika ada pistol model yang tiba-tiba ditunjukkan di sekolah dia bisa pingsan . Sederhananya jika membayangkan adegan itu, perutnya akan menyusut dan ia tidak dapat membungkuk. "Hey hey, Jangan muntah Asada~" Dibelakangnya ada suara tercampur dengan tawa. "Tapi jika kau muntah dan pingsan di tengah kelas, itu akan sangat sulit setelahnya." "Ya jika bukan disini, maka disini biasanya ada pemabuk yang muntah ." Tawa terdengar lebih keras. Aku ingin kabur, aku harap aku bisa kabur dari sini tapi itu tidak bisa. Dua orang yang di belakang berpikir gema keras dipikirannya. "Untuk saat ini, kami akan membiarkanmu memiliki barang yang kau punya , Asada. Karena kau kelihatan sakit ."

Endou mengambil tas yang Asada pegang. Shino tidak dapat melawan . 'Jangan pikirkan itu, jangan ingat itu . ' Ketika memikirkan visi yang bangkit dari ingatan kosongnya. Bebannya seperti besi. Bau dari mesiu di hidungnya pada saat itu sebuah suara terdengar dari belakangnya. "Sebelah sini! Pak polisi, cepatlah!! Suara seorang anak laki-laki. Endou dengan cepat menyingkirkan tangannya dari tasnya. Ketiga orang itu lari dengan cepatnya, berbaur dengan orang di pusat perbelanjaan. Pada waktu kekuatan kakinya mencapai batasnya, dan lutut Shino menyentuh tanah. Dia berusaha mengontrol nafasnya, mencoba untuk menyimpan rasa paniknya. Perlahan suara percakapan dan bau ayam supermarket kembali dan mimpi buruknya telah menghilang. Berapa lama ia telah dalam posisi itu? Lalu dari belakang terdengar suara lembut. "...Kau baik-baik saja, Asada-san? Mengambil nafas yang panjang, Shino mengumpulkan kekuatan dan berdiri. Dia membetulkan kacamatanya sambil berbalik, dan melihat seorang laki-laki yang kurus. Dia memakai jeans dan sweater nilon, dengan tas punggung hijau dipunggungnya. Bersama dengan baju kasual, topi baseball hitamnya menutupi sedikit wajahnya. Meskipun kelihat seperti seorang siswa, bayangan mata memperlihatkan wajah mudanya. Shino tahu nama orang itu. Dia adalah satu-satunya orang yang dapat ia percaya atau mungkin bukan musuhnya. Bisa dikatakan ia memiliki hubungan bagus seperti kawan-kawan. Perasaan detak jantungnya menurun, Shino memberikan senyumnya dan membalas. "...Aku baik-baik saja. Terima kasih, Shinkawa-kundimana polisinya? " Dia kembali melihat lorong, itu gelap dan kosong, tak seorangpun yang keluar. Shinkawa Kyouji menggaruk kepalanya dibalik topinya dan tersenyum. "Itu hanya gertakan. Itu sering terjadi di film dan komikkan ? Aku ingin mencobanya sekali. Aku senang itu bekerja." "..." Shino terlihat takjub, dan dengan lembut menggeleng. "...Kau selalu memiliki ide yang aneh dengan cepatKenapa kau ada disini?" "Ah, aku telah di game center di sebelah sana. Aku keluar dari pintu disana..."

Kyouji melihat dibelakangnya. Di tengah hujan yang menempel di dinding, dia dapat melihat pintu perak kecil. "Saat orang-orang itu mengelilingi Asada-san. Aku berpikir akan menelpon 110[8]..."

"Ya,kau datang dengan bantuan yang besar. Terima kasih." Shino tersenyum lagi, , Kyouji juga tersenyum untuk beberapa saat, dan menjadi wajah khawatir. "... Asada-san, apa kejadian ini sering terjadi? Itu keterlaluan meskipun itu aku mengatakannya, kau harus melaporkan ini ke sekolah..." "Itu tidak akan membantu, meskipun aku melakukannya, ini cukup baik, jika mereka melakukan ini lebih jauh, aku akan pergi ke kantor polisi. Lalu , sebelum mengkhawatirkan orang lain, lalu kamu baik-baik saja?" "Ah aku baik-baik saja. Aku tidak akan bertemu mereka lagi." Laki-laki itu, kali ini memberikan senyuman yang tulus. Shinkawa Kyouji pernah menjadi teman sekelas Shino sebelum libur musim panas. "Pernah," karena dia tidak pernah dating ke sekolah sejak semester kedua. Dari rumor yang dia dengar, Kyouji pernah diganggu oleh senior di klub sepak bola. Fisiknya sangat lemah dan keluarganya pemilik sebuah rumah sakit yang besar, membuatnya menjadi target. Mereka tidak meminta uang seperti kelompok Endou, tapi dia membayar makanan,hiburan dan barang aneh mereka, merusak harga dirinya. Sebenarnya, dia belum pernah mendengarnya langsung dari Kyouji. Mereka pertama kali bertemu di bulan Juni di perpustakaan kota. Shino telah berada di lantai dua ruang membaca , membaca The World's Firearms. Dia telah menghabiskan hamper semua majalah.

Pada waktu itu, Dia dapat melihat gambar tanpa panik, tapi melihat halaman dengan gambar that gun dalam waktu sepuluh detik ia sampai batasnya. Ketika ia ingin menutup buku itu sebuah suara terdengar '...Apa kau menyukai pistol?' Orang yang mengatakan itu adalah teman sekelasnya yang mengatakan sesuatu yang dia tidak sadari sampai waktu berlalu. Shino segera menjawab, 'Tidak mungkin, itu malah kebalikannya'. Namun ia bertanya kenapa membaca majalah seperti itu. Itu sangat sulit untuk menjawab secara rasional jadi ia menjawab secara samar-samar. Sekarang, Kyouji tahu Shino sangat takut terhadap pistol di dunia nyata, tapi kembali ke respon Shino yang salah. Jadi ia tersenyum dan duduk di kursi disampingnya. Dia menunjuk majalah grafik dan berkata tentang menggambarkan senjata api, sementara Shino mendengarkan sambil berkeringat dingin. Tapi di samping itu Kyouji berbicara tentang different world. Dia tahu tentang mesin game Full Dive ketika dijual beberapa tahun yang lalu, dan dia tahu tentang masa VRMMO. Tetapi Shino tumbuh tanpa bermain game dan percaya itu cukup tentang A World of Swords and Magic yang nyata di buku fantasi. Dia tidak tertarik hal itu. Tapi dunia virtual yang Kyouji jelaskan sperti mimpi tanpa pedang ataupun sihir. Sebagai gantinya ada pistol. Dunia itu bernama Gun Gale Online (GGO). Banyak senjata yang ada atau akan ada, di kehidupan nyata senjata itu digunakan di dunia itu, dan para pemain menggunakannya untuk membunuh pemain lain di tanah kosong. Shino memotong Kyouji, bertanya dengan mendesah. "Di game itu...apakah pistol ini ada?" Laki-laki itu terkejut, dan mengangguk dalam mode tentu saja. Jika seperti itu maka, Shino mulai berpikir. Di dunia itu, dapatkah dia melawan that gun lagi? Lima tahun lalu, ketika umurnya sebelas tahun luka itu sangat menusuk, memberikan luka peluru yang tak pernah hilang. Dapatkah dia menghadapi senjata itu sekali lagi dan melebihinya? Shino memhentikan sifat dinginnya, mengelap keringatnya dan bertanya dengan suara dingin kepada Kyouji , "Untuk memulai game ini, berapa banyak uang dikeluarkan?" Setengah tahun berlalu. Di dalam Shino lahirlah gadis bernama Sinon, seorang sniper yang kejam di tanah GGO.

Tapi, sayangnya ia belum bertemu musuh dengan senjata that gun. Jadi Shino belum tahu. Apakah diri yang sebenarnyabukan Sinon, tapi Asada Shino menjadi kuat atau tidak? Jawabannya masih terbayang dipikirannya . "...Hey, maukah kau minum? Aku traktir." Suara Kyouji membangunkannya dari lamunannya. Melihat ke atas dia menemukan matahari bersinar menyinari lorong mulai memerah. "...Benarkah?" Shino tersenyum, dan Kyouji mengangguk. "Saya ingin mendengar cerita anda berperang. Di lorong ini ada toko the yang tenang. Setelah beberapa menit, duduk di kursi yang jauh di toko yang dia inginkan, tangannya memegang cangkir the dengan lembut, the susu yang enak, dia akhirnya sedikit santai. Mungkin Endou akan menemukan cara untuk menggangunya. Ya apa yang akan terjadi akan terjadi, dia berpikir untuk menyembunyikan ini di dalam pikirannya. "Saya dengar, sehari sebelum kemarin. Kau sukses besarkan? " Dia mendengar suara Kyouji. Laki-laki itu menusuk bola di atas es krimnya mengembang di atas es kopinya dengan sendok, melihatnya dengan mata mengandah. "...Itu tidak betul. Rencananya gagal. Di regu enam ada empat orang mati. Untuk sebuah sergapan yang menjadi perang, hasilnya tidak bisa dibilang menang ." Dia menjawab dengan mengangkat bahu. Berpikir senjata api di dunia nyata membuatnya panik tetapi baru-baru ini berbicara tentang GGO, dia dapat tetap tenang. Ini seperti dunia virtual yang memiliki efek rehabilitasi. "Namun itu menakjubkan. Pemegang Minigun Behemoth tidak pernah mati dalam pertempuran kelompok ini, yang aku dengar ." "Oh...Apakah dia terkenal? Aku tidak pernah melihatnya di rangking Bullet of Bullets, jadi aku tidak tahu tentangnya. "Ada sebuah alasan untuk itu. Tidak peduli seberapa kuat Minigun itu dikatakan, membawa 500 peluru membuatnya kelebihan berat, jadi dia tidak dapat berlari. BoB adalah pertandingan solo. Jika ditarget dari jarak jauh, maka semuanya akan berakhir. Tetapi bila ia mendapat bantuan dari tim maka dia tak terkalahkan. Senjata itu melawan aturan." Melihat Kyouji mengeluh seperti itu sambil mencibir, Shino tidak membantu malah tersenyum. "Geesh, itu masalah yang serius...Jadi, apa yang kau rencanakan untuk BoB kedepan?"

"Tentu saja aku akan masuk. Aku hamper masuk rangking 20 besar data orang terkumpul. Saat ini aku akan membawa Hecate. Jadi saat ini aku akan..." Bunuh, itu akan dia sebut tapi dengan cepat ia berkata: "...Mencoba untuk mencapai rangking teratas." Shino/Sinnon berpartisipasi di turnamen rangking GGO dua bulan lalu, bernama Bullet of Bullets . 30 orang yang lolos dari eliminasi akan mengikuti turnamen utama , a battle royal, mencoba menjadi yang terkuat. Meskipun berusaha Sinnon hanya mendapat rangking 22. Sebagai 30 peserta yang secara random ditaruh di peta yang luas saat dimulai BoB, ada kemungkinan pertempuran jarak dekat . Jadi dia akan menggunakan assault riffle daripada sniper riffle Hecate II . Tapi saat pertempuran jarak dekat, dia terbunuh oleh sniper dengan Remington M40 dari jauh. Dua bulan kemudian, meskipun memiliki pistol itu masih sulit untuk mengendalikannya, dia telah mendapat experience dengan Hecate dan menjadi terbiasa. Dia bahkan mendapat senjata langka light sub-machine gun MP7, jadi dia dapat berperang dalam jarak dekat dengan efektif. Dia akan membawa sniper riffle besar di pertandingan BoB ketiga yang akan datang, yang dia pikirkan. Simpelnya dia akan bersembunyi di cover[9] meskipun itu sedikit tidak adil dia akan menunggu musuh sampai jangkauannya, dan menembak mereka tanpa menyisakan sedikitpun. Di GGO, dipenuhi dengan semangat bertempur, dia akan membunuh siapa saja yang menjadi musuhnya. Dan dia akan yakin dia adalah yang terkuatdi saat itu, untuk yakin... Suara Kyouji di telinganya membuat ia tersadar dari lamunannya. "Aku mengerti..." Shino berkedip dan melihat Kyouji, yang melihatnya dengan mata bersinar. "Asada-san hebat. Kau mendapat senjata yang hebat... dan statusmu seperti mereka dengan meningkatkan STR [10]. Aku mengundangmu di GGO, tetapi kau telah jauh meninggalkanku." "...Itu tidak betul. Shinkawa-san juga telah masuk semifinal di babak turnamen eliminasi. Pertempuran itu sangat hebat. Sayang sekali. Jika kau masuk final maka, maka kau dapat mengikuti turnamen itu. "Tidak...Aku tidak bisa dengan tingkatan AGI[11], tanpa keberuntungan yang besar dengan senjata bagus, ini yang paling bagus yang aku dapat. Penempatan statusku telah salah.." Sambil mendengar Kyouji mengeluh, dia mengerutkan dahi. Kyouji yang lain adalah, karakter bernama Spiegel, mengikuti rute AGI, yang mengfokuskan meningkatkan kecepatan dan hindaran yang sangat popular di awal.

Jenis karakter ini digunakan untuk hindaran serta pengisian peluru yang cepat dalam hal ini kecepatan menembak bukanlah kecepatan sebenarnya, tapi waktu yang digunakan untuk membidik dan bersiap menembak untuk menghancurkan karakter yang memiliki status lain. Status AGI menjadi populer di awal GGO selama setengah tahun. Namun peta baru yang harus ditaklukan mereka tidak memiliki status STR, untuk menuju persenjataan baru serta hindaran menjadi tidak efektif. Sekarang delapan bulan telah berlalu, status AGI tidak menjadi tren utama. Meski begitu status Agi bisa mendapat senjata langka dengan kecepatan tinggi contoh FN FAL atau H&K G3, mereka masih dapat melakukan sesuatu. Ranking 2 sebelumnya Yamikaze adalah tipe status AGIyang katanya dikalahkan oleh pemenang bernama Zekushiido,yang seimbang dalam status STR-VIT [12].Tetapi Untuk Shino yang, statusnya dan hal terkait hanyaCharacter Strength. Masih ada factor yang lebih penting dari ini yang sungguh-sungguh ada. Yakni pemain yang memiliki kekuatan sendiri, kekuatan hatinya. Di permainan sebelumnya di saat kemarin. Behemoth biasanya memiliki ketenangan saat bergerak dan bahwa ia memiliki waktu untuk tersenyum. Kekuatannya bukan berasal dari M134 Minigunnya tapi berasal dari senyum mengerikannya. Itu mengapa Shino tidak dapat menerima ucapan Kyouji yang dibilangnya. "Ya...pistol langka itu sangat kuat namun...Ada seseorang kuat dengan senjata langka, tapi tidak semua orang memiliki senjata langka kuat. Sebenarnya dari 30 orang yang ikut turnamen sebelumnya hanya setengahnya memakai senjata kustominasi di toko. "Itu dia...sejak Asada-san memiliki senjata langka kamu dapat berbicara seperti itu, dan diatas itu status STRmu sangat seimbang, jadi kamu dapat mengatakan hal itu. Ada banyak celah tentang kualitas senjata..." Sambil melihat Kyouji menghela nafas dan meminum kopinya, Shino menyadari berbicara lebih dari itu tidaklah berguna, jadi dia membantu dengan menghentikan topik. "Jadi, Shinkawa-kun tidak akan mengikuti BoB lagi?" "...Tidak. Meskipun aku ikut, itu tidak akan berguna." "Aku mengerti Jadi...kau harus belajar juga. Kau akan ke menghadapi ujian persiapan sekolah bukan? Bagaimana dengan hasil ujianmu? " Kyouji tidak pernah pergi kesekolah sejak liburan musim panas, dia sepertinya memiliki argument yang sama sejak kecelakaan itu. Ayahnya menjalankan rumah sakit yang besar, dan Kyouji anak kedua dari ayahnya akan mensukseskan ayahnya dengan cara lulus ujian departemen medis. Hasil dari rapat keluarga, ia dapat belajar di rumah, namun mulai tahun depan dia harus ikut ujian klasifikasi masuk universitas untuk masuk jurusan kedokteran dimana ayahnya lulus tanpa

kehilangan waktu. Itu janji mereka, yang pernah Shino dengar darinya di masa lalu. "Ah...Ya." Kyouji mengganguk dan tersenyum. "Aku baik-baik saja. Aku akan memperbaiki rangkingku ketika masuk sekolah. Tidak masalah, Ms. Instructor." "Bagus." Shino membalas dengan lelucon dan tersenyum. "Waktu Shinkawa-kun login itu sangat luar biasa. Aku sedikit khawatir. Kapanpun kau login aku senantiasa online. "Aku setiap hari belajar. Jadi variasi itu penting." "Jadi kau memiliki banyak waktu untuk online, jadi kau harus memiliki banyak uangkan?" "...Itu tidak betul. Itu sangat mustahil untuk status AGI untuk bertarung sendiri..." Sejak mood percakapan menjadi aneh lagi, Shino dengan cepat berkata. "Sepertinya sudah cukup percakapannya...Maaf, aku harus segera pulang ." "Ah, aku mengerti Asada-san membuat makanannya sendirikan? Aku ingin makan masakanmu lagi, jika mungkin. "Ah, ye, yea, boleh. Tapi sebelum itu aku harus meningkatkan kemampuan masakku sedikit." Shino mulai panik. Hanya sekali, dia mengundang Kyouji ke rumahnya untuk makan malam. Makan bersama sangat menyenangkan, tapi setelah saling berhadapan sambil minum teh, dia merasa Kyouji menjadi dewasa, dan dia berkeringat dingin. Meskipun dia maniak game dan pistol, laki-laki tetaplah seorang laki-laki. Bila direnungkan, dia memutuskan mengundangnya ke rumahnya sedikit ceroboh. Dia tidak membencinya. Berbicara dengannya adalah salah satu cara untuk santai di dunia nyata. Tetapi saat itu, dia tidak ingin membicarakan apapun tentang hubungan mereka. Tidak sampai menghancurkan kegelapan di dalam hatinya., dan menang atas ingatan itu. "Terima kasih telah merawatku. Juga... karena telah menolongku. Kau sangat keren." Shino menjawab sambil berdiri. Kyouji tersenyum sambil menggarukkan kepala. "Jika aku dapat melindungimu itu sangat bagus. Itu adalah... well, ketika kembali dari sekolah bolehkah aku menjemputmu?" "Ti, tidak itu cukup. Aku juga harus menjadi kuat."

Setelah mendengar jawaban Shino, mata Kyouji bersinar sekali lagi dan kekhawatirannya menghilang. Shino menaiki tangga beton, berwarna hitam karena terkena hujan selama bertahun-tahun. Pintu kedua di apartemen tersebut adalah rumah dimana Shino tinggal sendirian. Dia mengambil kunci di sakunya dan memasukkannya di lubang kunci eletronik. Setelah memasukkan kode 4 digit di panel dan memutar kuncinya dan mendengar suara klik. Dia masuk di ruangan gelap dan menutup pintu di belakangnya dengan tangan. Dia berbalik ke arah pintu untuk memastikannya terkunci, kemudian dia menjauh dan berkata, "Aku pulang." Tentu saja tidak ada yang menjawab. Dari ruang tamu ada lorong sepanjang 3 meter. Di sisi kanannya ada kamar mandi dan di sisi kirinya ada dapur. Dia menaruh sayuran, tahu dan bahan lainnya yang dia beli di supermarket di kulkas yang ada di samping wastafel, dan berjalan ke ruangan dengan enam tatami, sambil menghela nafas. Sinar matahri terakhir menembus gorden, dan dia menyentuh saklar untuk menyalakan lampu. Ruangan itu tidak memilik sesuatu yang dapt dibanggakan. Lantainya ditutupi dengan karpet, dan gordennya ditutupi oleh motif gading. Di sebelah kanannya ada kasur berwarna hitam dengan warna yang membosankan, dan disampingnya ada meja belajar yang berwarna hitam serta lemari kecil dan rak buku. Sebuah cermin adalah bagian utama dari furnitur. Dia menaruh tasnya di lantai dan melepas syalnya. Serta melepas jaketnya dan menaruhnya di gantungan bersama syalnya dan menaruh mereka di kamar mandi. Dia menarik syal hijaunya dari seragamnya, tapi sambil tangan kirinya menarik resletingnya, dia berhenti dan melihat meja belajarnya. Setelah sekolah dia mendapat masalah, tapi dia dapat menghadapinya dari gangguan Endou, jadi sedikit demi sedikit dia percaya diri di dalam hatinya. Sebetulnya ia tidak panik, meskipun ia tetap melangkah untuk menghindarinya tanpa berlari. Dan dua hari yang lalu, di dalam GGO, dia menang death match dengan musuh yang kuat yang tidak pernah lihat. Dia merasa di dalam hatinya telah melupakan ketakutannya. Mungkin... Mungkin, dia dapat menghadapi masa lalunya, dan melawannya. Sambil tidak bergerak, Shino melihat meja belajarnya.

Sepuluh detik kemudian, dia melempar syalnya, yang masih di tangan kananya ke kasur dan dengan cepat pergi ke meja belajarnya. Dia mengambil nafas yang panjang untuk membuang rasa takutnya di hatinya. Dia mnaruh tangannya di laci ketiga dan menariknya perlahan. Di dalam kotak itu ada catatan barang yang dia butuhkan. Dan dia mengambil kertas itu dan melihat kotak di belakangnya. Sebuah tulisan tertulis that. Berkilau, hitam dan itu adalah mainan. Itu adalah plastik model dari pistol. Tapi ia dapat menggingat detailnya sebuah rambut jatuh di permukaan mainan itu yang terbuat dari metal. Dia berusaha untuk tenang melihat mainan itu, dan menggulurkan tangannyayang gemetar untuk menyentuh pistol itu, menggengamnya dan menggambilnya keluar. Perasaan itu sangat berat seolah-olah udara dingin di ruangan itu masuk ked lam tubuhnya. Pistol itu tidak memiliki jenis dari senjata asli. Pegangannya melengkung dan memiliki pemicu yang besar. Itu mungkin dikatakan sebagai Bullpup[13] yang memiliki lubang recoil di belakang Maupin di atas pegangannya. Pistol itu bernama Procyon SL, yang nyata di Gun Gale Online. Itu dikategorikan di pistol, tapi dapat menembak otomatis, sehingga populer di tangan yang lain untuk melawan monster. Meskipun Shino memiliki ruang penyimpanan di Gurokken, benda yang Shino peggang itu bukan sesuatu yang dibelinya. Itu bukan sesuatu yang dijual di toko. Itu terjadi beberapa hari yang lalu setelah dia mengikuti turnamen Bullet of Bullets dan kalah di rangking 22. Alamat Shino dikirim oleh account e-mail di Inggris dari Zasker, perusahaan operasi GGO. Meskipun berusaha menafsirkan isinya. Itu sesuai dengan BoB Participation Award. Dia dapat memilih item di game atau Procyon SL pistol model di dunia nyata, yang sepertinya ada. Meskipun itu adalah mainan, dia tidak dapat bertahan menerima pistol di dunia nyata jadi dia berpikir untuk mengambil uang game. Tapi dia berpikir sesuatu. Untuk mengkonfirmasikan efek dia bermain GGO sebagai drastic treatment, suatu hari nanti dia akan menyentuh pistol di dunia nyata. Bisa saja, dia membeli di toko mainan tetapi dapat berefek psychological. Dia dapat memintanya dari Kyouji, dia mungkin senang meminjamkannya, tapi dia tidak dapat bertahan dari panik ketika menerimanya. Membelinya di internet juga bagus namun saat melihatnya dia tidak dapat membelinya. Dan tentu saja masalah keuangan. Jika perusahaan GGo mengirimkannya secara gratis, itu mungkin cara terbaik untuknya. Jadi dia menuggu sampai hari terakhir, dan dia memutuskan mengambil pistol model di dunia nyata. Seminggu kemudian International Postal Parcel (EMS) telah tiba.

Itu membutuhkan 2 minggu untuk memutuskan membukanya. Tetapi, reaksinya mengkhianatinya dari perkiraannya. Shino menyimpannya ke laci lemari yang paling dalam dan menyembunyikannya di dalam pikirannya. Dan sekarangShino sekali lagi memegang Procyon di tangannya. Udara dingin dari pistol itu merasuk dari tangannya ke bahunya dan sampai di dalam hatinya. Itu hanya model, tetapi dia dapat merasakan tekanan dari pistol itu. Itu seharusnya pistol yang ringan tetapi dia dapat merasakan rantai mengikatnya di lantai. Pistol itu menjadi hangat, mengambil hangat tanganya. Dan dia dapat merasakan tekanan yang lain. Siapa itu? Itu adalah... orang... itu. Detak jantungnya menjadi cepat dan tidak dapat ia kontrol. Darah dingin menusuk tubuhnya, mendengar suara di telinganya. Dia kehilanagn arah. Lantai yang diinjaknya kehilangan kepadatannya. Tetapi suara itu menjadi lebih jelas. Itu menjadi sebuah teriakan keras. Itu teriakan anak perempuan dengan ketakutan. Siapa yang berteriak? Itu adalah aku. Shino tidak tahu wajah ayahnya. Itu bukan berarti dia tidak memiliki ingatan ayahnya di dunia nyata. Seperti yang dikatakan , Shino tidak memiliki sesorang seperti ayahnya, bahkan foto ataupun video. Pada hari itu, keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu dan Shino, menuju ke rumah ibunya untuk merayakan tahun baru. Mobil mereka diparkir di perbatasan timur prefektur, dimana ada 2 jalan tua di samping gunung. Karena mereka meninggalkan Tokyo cukup lama, jadi itu sekitar jam 11 malam. Penyebab dari kecelakaan itu adalah bukti dari jejak ban di kejadian, sebuah truk datang dari berlawanan arah karena kehilangan kendali dan menyerempet ke jalur mereka. Pengemudi truk itu menabrak melewati kaca dan menabrak pembatas jalan, mati seketika. Mobil mereka terkena di bagian kanan menerobos pembatas jalan dan jatuh dari sisi gunung, dan berhenti ketika menabrak pohon. Pada saat itu ayahnya, pingsan karena terluka parah, tapi masih hidup, ketika ibunya mengalami patah tulang. Bayi Shino yang ada di belakang terikat dengan sabuk pengaman tidak memiliki luka. Tetapi dia tidak memiliki ingatan di kejadian itu.

Sayangnya, bahkan penduduk lokal jarang menggunakan jalan itu, apalagi di tengah malam, jadi tidak ada satu mobilpun yang lewat. Juga karena tabrakan handphone menjadi rusak. Waktu berlalu seorang pengendara menyadari kecelakaan dan melaporkannya di pagi itu, enam jam telah berlalu. Di saat itu ibu Shino hanya dapat duduk dan melihat ayahnya perlahan menjadi dingin dan akhirnya mati karena pendarahan dari dalam. Di saat itu, sesuatu di dalam pikiran ibunya, sesuatu rusak. Setelah kecelakann mundur ketika ia pertama kali dia remaja dan bertemu ayah Shino. Shino dan ibunya meninggalkan Tokyo dan tinggal bersama keluarga ibunya. Semua barang milik ayahnya disingkirkan, semua foto dan video berkaitan dengannya, ketika menyingkirkan benda itu, ibunya tidak pernah mengatakan ingatannya. Ibunya ingin hidup damai dan tenang, jadi ibunya mulai hidup di desa. Apa yang ibunya lihat dari Shino, dia tidak yakin meskipun 15 tahun setelah kecelakaan itu, mungkin dia menganggap Shino sebagai saudaranya. Meskipun begitu, ibunya masih menyayanginya setelah kecelakaan. Dia masih ingat ibunya membacakan cerita dan menyanyikan lagu pengantar tidur. Karena ituShino berpikir kembali. Itu mengapa peristiwa itu terjadi. Hal itu tak terelakan. Shino berusaha untuk menjaga dunia luar menjadi jauh, supaya dunia itu tidak membalas dendam. Shino, berumur sebelas tahun, kelas lima sekolah dasar, dia tidak pernah bermain, biasanya dia kembali ke rumah setelah pulang sekolah dan membaca buku yang dipinjamnya di perpustakaan. Nilai ulangannya bagus, tapi dia tidak memiliki banyak teman. Dia sangat sensitif terhadap gangguan, ada sebuah kejadian teman laki-lakinya menyembunyikan sepatunya, jadi dia memukulnya sampai membuat hidungnya berdarah. Itu terjadi di hari Sabtu, setelah dimulainya semester kedua. Shino dan ibunya pergi ke kantor pos[14] bersama-sama. Tidak terlihat penggunjung untuk mengambil uang. Ketika ibunya menulis cek, Shino duduk di kursi meluruskan kakinya dan membaca majalah untuk ruang tunggu. Dia tidak ingat judulnya. Squeak, dia mendengar suara pintu di buka, terlihat sebuah pria masuk. Terlihat setengah baya menggenakan jaket abu-abu, dan memegang tas Boston. Pria itu berhenti di pintu masuk dan melihat sekitarnya. Matanya melihat Shino untuk sebentar. Dia pikir warna matanya aneh. Berwarna kuning namun ada warna hitam gelap ditengahnya. Memikirkannya sekarang pupilnya terlalu lebar. Itu seperti disuntik stimulant.

Tapi saat itu, Shino tidak memiliki waktu untuk memikirkannya, pria itu bergerak ke kasir. Saat ibu Shino melakukan prosedur transfers & savings, laki-laki itu memegang tangannya dan menariknya. Dia menjatuhkannya dengan kejam. Ibunya merasakan sakit tapi tidak bersuara, benturan itu sangat keras sampai membuatnya sadar. Shino dengan cepat berdiri. Dia ingin memprotes, karena tanpa alasan menyakiti ibunya. Lalu, pria itu menaruh tas Boston, dan mengambil benda berwarna hitam. Shino sadar itu pistol, dan dia menodongkannya kepada penjaga kasir. Pistolmainan tidak, asliperampokan!? Sebuah kata muncul dipikirannya. "Taruh uang itu di tas!" Pria itu berbicara serak. Dan melanjutkan. "kedua tangan diangkat! Jangan menekan alarm! Kau disana jangan bergerak!!" Menggerakkan pistolnya kekiri dan menodong pekerja di belakang. Dia berpikir untuk lari dan meminta bantuan diluar, pikir Shino, Tetapi dia tidak dapat meninggalkan ibunya terbaring di tanah dan pergi. Ketika dia mengeluh, pria itu berkata lagi. "Cepatlah dan taruh semua uang didalamnya!! Semua yang kalian punya!!" Pekerja laki-laki di dekat jendela memberi uang setebal 5cm dari tangan kanannya. Tapi saat itu. Telinganya mati rasa. Itu membutuhkan beberapa waktu untuk memikirkannya, suara ledakan dan terdengar suara, ding, yang dari metal. Sesuatu menabrak tembok dan terpantul serta mendarat di kaki Shino, sebuah benda dari metal. Ketika dia mengarahkan pandangannya, dia melihat kasir yang lain, pekerja itu mencengkram dadanya diluar. Di dapat melihat di bawah dasinya ada sesuatu di cat merah. Pada saat itu pekerja yang membawa arsip ke depan, dan menjatuhkan arsipnya. "Aku bilang jangan tekan alarmnya!!" Suara pria itu menjadi lebih tinggi. Dia dapat melihat tangan yang memegang pistol bergetar. Aroma kembang api mencapai hidungnya. "Hey, kau! Kesini dan ambil uangnya!!" Pria itu menodong dua pekerja yang berdiri membeku. "Cepatlah dan kesini!!"

Suara pria itu makin mengeras, tapi pekerja itu terkejut dan tidak bergerak. Mereka mungkin memiliki pelatihan jika ada kasus perampokan, tapi sebenarnya peluru tidak bisa dihindari meskipun dari latihan ssecara manual. Pria itu menendang mesin kasir dengan frustasi. Mungkin dia berpikir untuk menembak orang lain, kemudian mengangkat tangannya yang memegang pistol, dan lagi, berteriak dengan suara keras, pekerja wanita itu merangkak. Tapi kemudian, dia berputar dan menghadap kea rah pengunjung di sisi ruangan. "Jika kau tidak cepat maka, aku akan menembak seseorang!! Aku akan menembak!!" Pria itu menodong ke arahpengunjung yang terbaring, ibu Shino yang melihatnya menjadi hanpa dengan mata yang kosong. Kejadian di depan matanya tidak dapat dia tahan. Ibunya tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Dengan sekejap Shino berpikir : Aku harus melindungi ibuku. Pikiran itu ada di dalam pikirannya sejak dia kecil, keinginan itu membuat Shino bertindak. Shino menjatuhkan bukunya dan berlari, dia menuju tangan pria itu yang memegang pistol dan dengan cepat menggigit tangan itu. Giginya menembus kulit pria itu. "Whaa!?" Pria itu memberikan ekspresi terkejut, dan mengayun tangannya yang tergigit oleh Shino. Tubuh Shino menabrak mesin kasir. Dia kehilangan dua gigi susunya, tapi dia tidak dapat merasakannya. Di depan matanya pistol itu telepas dan jatuh dari tangannya. Shino mengambil pistol itu. Itu berat. Berat dari metalnya menembus ke dalam tangannya. Itu sangat kontras bekas genggaman dari pria itu masih terasa menimbulkan keringat dingin, dengan panas dari bekas genggaman dari pria itu. Psitol itu seperti benda hidup. Shino sejak kecil mengenal penggunaan senjata. Jika dia menggunakan ini maka, dia dapat menghentikan pria itu . Dituntut oleh pikiran itu, Shino membidik dengan kedua matanya, kedua tangannya dalam posisi menekan pelatuk dan membidik ke arah pria itu. Pada saat itu, mengeluarkan suara aneh dan melompat ke arah, mencoba mendapatkan pistolnya kembali dari tangan Shino. Kedua tangannya hendak menangkap tangan Shino. Aksi yang dilakukan Shino sangat bagus tetapi caranya sangat buruk. Dia masih tidak mengerti. Tapi sederhananya dia telah membidik pria itu. Sekarang Shino memiliki cukup informasi tentang pistol yang digunakan dalam kasus perampokanthat gun.

Di 1933, 90 tahun yang lalu, tentara Soviet menggunakan pistol Tokarev TT33. Dan China memodifikasinya menjadi Type 54 Black Star. Itu adalah nama pistol itu. Pistol itu berkaliber 30, menggunakan peluru baja 7.62mm. Dibanding dengan pistol 9mm yang diproduksi kemudian, kalibernya sangat rendah namun menggunakan banyak mesiu. Dengan alasan, kecepatan peluru mendekati kecepatan suara, jadi kekuatan menembus yang tinggi dimiliki oleh semua pistol. Tapi recoilnya masih besar, jadi di tahun 1950 Soviet mendesain pistol yang lebih kecil menggunakan peluru 9mm. Makarov menggantikan Tokarev sebagai pistol yang umum. Pistol itu bukan sesuatu yang seorang anak berusia 11 tahun dapat membidik dan menembak. Namun pria itu dengan cepat berusaha untuk merebut pistol itu, dengan cepat Shino menekan pelatuk dari pistol itu secara refleks. Suara letusan dengan cepat merasuk tangan dan bahunya tapi dengan cepat efek itu terhisap oleh tangan pria itu. Udara menjadi tertekan. Pria itu mengeluarkan suara erangan, melepaskan tangan Shino, dan mundur beberapa langkah. Kemeja abu-abu pria itu di dekat perutnya, sebuah lingkaran hitam muncul dan lingkaran merah melebar. "Aa... Ahaaa!!" Ketika pria itu mengeluarkan erangan, dia menekan lukanya. Mungkin pembuluh yang mengalirkan darah terkena, di antara tangannya mengeluarkan banyak darah. Tapi pria itu tidak jatuh . Black Star menggunakan kaliber kecil dengan peluru Full Metal Jacket, jadi itu dapat menembus tubuh manusia jadi efeknya kecil. Dengan suara yang aneh, pria itu menutupi lukanya mengarah ke Shino, dan mecoba untuk menangkapnya lagi. Darah dari lukanya jatuh ke tangan Shino. Dengan tangan gemetar, seperti kejang dia menekan pelatuknya lagi. Kali ini pistolnya memberikan efek lebih hebat ke tangan serta bahunya. Tubuhnya terlempar ke mesin kasir, membuat nafasnya kelauar. Kali ini dia tidak mendengar suara tembakan. Peluru kedua mengenai paha kanan pria itu, sekali lagi melewatinya dan mengenai dinding. Pria itu terhuyung-huyung terpelest oleh darahnya sendiri, dan jatuh di lantai porselen. "Gaaaaa!!" Tapi itu tidak menghentikannya. Dia berteriak marah dan menaruh tangannya di lantai dan mencoba berdiri lagi. Shino menjadi panik. Dia pikir, jika dia tidak menghentikan pria itu maka, dia dan ibunya akan terbunuh.

Dia menghiraukan rasa sakit di tangan dan di bahunya, dan melangkah maju. Dia membidik ke arah pria itu yang telah bangun 20cm dari lantai. Tembakan ketiga akan membuat bahu kanannya sakit. Kali ini dia tidak dapat menahan dan terlempar karena recoil tersebut, dan mersa akan terjatuh. Meski begitu pistol itu masih di tangannya. Seperti sebelumnya, peluru itu keluar dari pistol itu dan hendak mengenai targetnya sekitar 10cm di depan Itu hampir mengenai wajah pria itu. Dengan itu pria itu terjatuh dan mengenai lantai. Dia tidak bergerak atau berteriak. Shino dengan gemetar mendekati pria itu untuk memastikan pria itu tidak bergerak. Melindungi. Sebelum semuanya, dia pikir. Dia melindungi ibunya. Shino menggerakkan kepala, untuk melihat ibunya yang masih di lantai. Dan ibu yang menyayangi Shino melebihi siapapun di dunia ini... Menatap langsung Shino. Takut dan panik terlihat di matanya. Shino melihat tangannya. Tangannya masih memegang pistol yang tertutupi oleh darah. Shino membuka mulut dan menyadari sesuatu sambil berteriak. "Aaaa...!!" Sebuah tangisan kecil keluar. Shino terus menatap Procyon SL di tangannya. Dia dapat melihat darah jatuh dari tangannya ke jarinya. Tidak peduli berapa kali dia melihat pistol itu tidak menghilang dari tangannya. Drip, drip. Darah itu jatuh dari tangannya ke kakinya . Tiba-tiba, air matanya keluar dari matanya. Dengan penglihatan sedikit kabur, penglihatannya tertutupi oleh warna hitam dari pistol model itu. Di dalam hatinya dia dapat melihat wajah pria itu. Peluru ketiga mengenai wajah pria itu. Lukanya terlihat kecil namun terlihat bekas peluru seperti lubang. Tetapi lubang itu mengeluarkan darah. Semua ekspresi dan nyawa keluar dari lubang itu. Tapi, tiba-tiba mata kirinya melihat Shino, seperti lubang tanpa dasar, menatap Shino. Itu melihat lurus ke arah Shino. "... Ah ... ah ... ... ... ..." Tiba-tiba, lidahnya menjadi tertahan dan dia tidak dapat bernafas. Di saat yang sama dia merasa perutnya mengalami rasa sakit. Shino menggeretak giginya, dan mengeluarkan tekadnya melempar Procyon ke lantai. Dengan cepat dia berlari

dengan langkah tertatih-tatih, dia berlari ke arah dapur dan memutar ganggang pintu kamar mandi dengan tangan kanannya yang berkeringat. Di saat yang sama Shino di toilet muntah dari perutnya. Sampai semua di perutnya habis, dia muntah dan muntah lagi, menyebabkan tubuhnya kejang. Ketika sakit perutnya telah menghilang, Shino telah kelelahan. Tangan kirinya menyiram toilet. Dengan sedikit kesusahan Shino bangkit dan melepas kacamatanya, dia mencuci muka dan tangannya berulang kali dengan keras dengan air wastafel. Terakhir dia berkumur, mengambil handuk bersih dari lemari sambil menyeka mukanya, meninggalkan kamar mandi. Dia tidak dapat berpikir jernih. Dengan kaki goyah, Shino kembali ke kamarnya. Menghindari menatap pistol model itu sebisa mungkin. Shino menutupi pistol model yang bergulir dengan kain, dia segera melemparnya ke dalam laci. Berisik, Shino menutup laci dan, kelelahan, jatuh terlungkup di tempat tidur. Tetesan air dan air mata bercampur. Di pipinya dan diserap oleh kasur. Tanpa disadari suara kecil berkata hal yang sama berulang kali. "Tolong aku...seseorang... Tolong aku...selamatkan aku...siapa saja..." Ingatannya tentang beberapa hari setelah perampokan tidaklah jelas. Ketika sesorang menggenakan pakaian seragam berkata untuk melewati pistol itu, jarinya menjadi kaku dan, tidak peduli berapa lama dia mencoba tidak akan kendur. Disekitarnya, ada banyak cahaya merah dan kuning tergoyang oleh angin. Cahaya putih bersinar sebelum membuat matanya berputar. Ketika di rumah sakit, dua polisi menanyakan tentang kasus itu. Meskipun dia mengatakannya berulang kali bahwa dia ingin bertemu ibunya, tapi keinginan itu dapt dikabulkan sesudahnya. Shino sembuh setelah tiga hari dan dia kembali ke rumah kakeknya, tapi ibunya dirawat selama sebulan. Mereka tidak dapat kembali hidup normal seperti sebelum kejadian. Karena menahan diri dari media, detail dari kejadiaan itu tidak ada di berita. Kematian tersangka di kantor pos saat perampokan telah di lapor ke jaksa namun siding tidak pernah di gelar sedikitpun. Tetapi rincian dari kantor pos telah menyebar dan lebih dari itu, mereka membesar-besarkan kejadian itu seperti penyebaran api. Dalam setahun yang tersisa di sekolah, Shino diperkatai oleh semua orang dengan kata murderer. Sejak masuk SMP tidak ada seorangpun yang tidak mengabaikannya.

Tetapi, bagi Shino keadaan sekelilingnya bukanlah masalah. Dari awal Shino tidak memiliki ketertarikan terhadap apapun. Tapi syal yang yang tertinggal di kejadian itu, tidak peduli berapa tahun berlalu, mereka tidak membantu Shino dan terus menghindarinya. Sejak itu, hanya melihat sesuatu seperti pistol Shino akan mengingat kejadian itu dan pengalaman membuatnya mengalami syok, hyperventalation, kekakuan tubuh, kehilangan arah bahkan lebih buruk pingsan. Serangan ini disebabkan meletakkan mata pistol yang dimiliki oleh seorang anak kecil di pinggir jalan, mereka dapat mudah dibujuk bahkan dalam layar TV. Oleh karena itu Shino tidak dapat menonton film atau drama. Bahkan dia pernah mengalami serangan ketika menonton video di kelas sosial. Relatifnya buku lebih aman khususnya karya sastra tanpa senjata api. Jadi sejak belajar di sekolah menengah, dia menghabisakan waktunya hanya untuk membaca buku di perpustakaan. Dia mengatakan kepada kakeknya setelah lulus, dia ingin bekerja di suatu kota yang jauh dan menghadapi tantangan. Kakeknya menyuruhnya belajar di sekolah menengah, setidaknya di Tokyo ketika ia hidup bersama ibu dan ayahnya. Ketika dia ingin pergi ke suatu tempat yang tidak memiliki rumor dan tatapan aneh di sekitarnya. Dia sangat yakin bila dia tinggal di kota ini maka luka di hatinya takkan pernah sembuh seumur hidupnya. Tentu saja gejala Shino di diagnosis oleh doktor yakni PTSD, dan dalam empat tahun dia menerima bimbingan yang tak terhitung jumlahnya. Dia patuh untuk mengambil obat yang disediakan. Tapi kata-kata yang diucapkan dokter dengan senyum mereka itu hanya sampai di permukaan hati Shino tidak sampai di bagian terluka. Di ruang pemeriksaan, sambil mendengar mereka berkata 'Saya mengerti. Itu sangat menyakitkan. Itu sangat sulit,' Shino mengulang kata-kata tersebut. Jika begitu, pernakah kamu membunuh seseorang dengan pistol? Sekarang bila direnungkan, dia menyadari sikapnya yang menghalangi kepercayaan dan menghambat pengobatannya. Namun bahkan sekarang niatnya ditutup-tutupi. Apakah dia baik atau jahat? Sebuah jawaban yang jelas namun dapat mempengaruhi Shino. Tapi tentu saja dokter yang mampu menjawab pertanyaan itu tidak ada. Tetapi, tidak peduli berapa banyak rasa sakit yang diterima, dia tidak pernah berpikir untuk bunuh diri. Dia tidak menyesal membidik dan menembak pria itu. Ketika ibunya ditodong oleh senjata itu, Shino tidak punya pilihan yang lain. Bahkan jika dia dapat kembali ke waktu yang sama dia tetap melakukan hal yang sama. Tapi jika Shino dapat melarikan diri dari bunuh diri, bahkan pria itu kembali dari kuburannya, atau itu pemikiran Shino.

Karena itu dia harus menjadi kuat. Di situasi itu, hanya ada satu tindakan, meski dia masih ingin kekuatan untuk mengatakan itu. Kekuatan seperti medan perang, dimana ada tentara perempuan mengalahkan musuhnya tanpa ampun. Karena itu di mencoba hidup sendiri. Ketika dia akan meninggalkan kota itu setelah kelulusan, orang yang mengantar kepergiaannya adalah kakek, nenek dan ibunya yang memeluk dan membelai rambutnya. Dia akan selalu mengingat anaknya sebelum kecelakaan tersebut. Dia pergi ke tempat udara kotor, air yang sulit diminum , dan segalanya mahal. Dan kemudian dia bertemu Shinkawa Kyouji dan VRMMORPG Gun Gale Online. Akhirnya, nafas dan denyut nadinya menurun, dan Shino membuka matanya. Terlentang di atas tempat tidurnya, di pipi kirinya ada sebuah bantal, dan di depan Shino ada cermin. Pengguna sniper riffle Sinon. Hidupnya dan penampilan rambutnya diikat dengan pita di kedua sisi yang wajahnya mengingatkan kepada Shino, kecuali tidak ada yang lain. Gadis itu seperti pemburu. Meskipun sangat takut ketika dia pertama kali log in di GGO dan tidak mengetahui apa-apa di pertempuran, Shino menemukan sesuatu yang tak terduga. Itu sangat berbeda dengan Jepang di dunia nyata, areanya seperti dari dunia lain. Dan di dunia itu, jika dia mencoba menyentuh segala macam senjata- tidak bahkan menembak pemain lain, suatu ketegangan akan terjadi dalam beberapa derajat, tapi tidak ada kebencian yang muncul. Shino akhirnya mengetahui cara untuk melebihi ingatan itu. Bahkan karena dia mencoba bermain GGO, jika dia melihat gambar pistol, serangan itu tidak akan datang, dan dia dapat berbicara dengan Kyouji tentang senjata di GGO. Tidak,bukan hanya itu saja. Setengah tahun lalu ketika dia mendapat riffle besar bernama Hecate II, yang disukai Shino. Ketika gadis lain mendapat hewan peliharaan atau boneka binatang, Shino dengan santai memeluk laras lembut itu, dan jika dia menyandarkan pipinya ke laras itu dia merasa hangat. Bersama senjata ini, di dunia virtual, jika dia terus bertarung suatu saat lukanya akan menutup dan rasa takutnya akan hilang. Percaya hal itu dia menmbak monster dan pemain dengan pelurunya. Tetapi. Benarkah? Benarkah ini lebih baik? Sebuah suara bertanya dalam hatinya. Betulkah... betulkah... ini yang terbaik? Mata gadis itu terpantul di cermin, di belakang kacamatnya gemetar dan tampak bingung.

Kacamata ini telah dipakainya tahun lalu tanpa resep apapun. Ini bukan untuk memperbaiki mata, tapi untuk protective equipment. NXT polymer-made lenses, tidak dapat rusak meskipun peluru mengenainyaatau itu yang tertulis di brosur. Dia tidak tahu apakah ini betul atau tidak, tapi dia hidup sederhana dan sebuah kacamata memberikan rasa aman. Sekarang bila dia tidak keluar tanpanya, dia tidak akan tenang. Singkatnya dia bergantung terhadap aksesoris kecil. Dia menutup mata lebih rapat dan lagi sebuah pertanyaan muncul dalam hatinya. Seseorang...beri tahu aku...apa yang harus aku lakukan... ? tak seorangpun akan menyelamatkanku!! Sebuah teriakan menolak dan menghapus suara lemahnya, dan Shino berdiri. Di depan matanya di atas meja di samping tempat tidurnya, sebuah sinar perak bercahaya di Amuspherenya. Itu hanya tidak cukup. Itu adalah masalahnya. 21 penembak lebih kuat dari Sinon masih ada di dunia ini. Hancurkan mereka dan kirim mereka ke alam baka, dan sederhananya mendominasi pemain terkuat di Gun Gale Online, dan suatu hari Shino menjadi Sinon di dunia nyata, akan mendapat kekuatan yang sebenarnya. That guy dan that gun sampai sekarang mengubur target Sinon dan memori itu tidak akan pernah muncul lagi. Shino menganbil remote AC, dan menyalakannya, melepas jaketnya dan melemparnya jauh. Dia mengancing roknya dan mengumpulkan sesuatu yang dapat dilempar ke lantai. Terakhir menaruh kacamata birunya dan dengan lembut menaruhnya di meja belajarnya. Dia dengan cepat tidur dan memakai AmuSphere, di kepalanya. Dengan sedikit rabaan, dia menekan tombol hidup dan suara eletronik menkonfirmasikannya bahwa sudah siap, dia berkata. "LINK START" Suara yang murung itu, seperti anak kecil yang menangis, meminta pertolongan.

Bab 5 Setelah Browser dibuka, yang secara otomatis mengakses situs start-up URL. Ada beberapa jendela web yang ditampilkan. Jendela-jendela tersebut terkait dengan Gun Gale Online, yang lebih tepatnya informasi mengenai Death Gun. Dia menggunakan telunjuk kanannya untuk mengoperasikan mouse 3D, membuat situs yang paling terkait yang ada aktif. Pada halaman depan dengan kata death gun information summary site, hanya kata Death Gun yang berwarna merah. Melihat History nya, sepertinya Administrator web tersebut tidak mengupdate informasi baru malam ini. Dia kemudian melihat Message Board. Ada beberapa info baru yang tertulis sejak dia memeriksanya tadi malam, dan ikon status tree menyala dengan tulisan NEW dimana-mana. Kemudian dia membacanya secara beurutan. Mereka berdua, Zekushiido dan Tarako belum muncul kembali. Apakah sudah 1 bulan lamanya? Mungkin Akun mereka tidak sengaja terputus? Seseorang yang dapat menghubungi mereka di dunia nyata, jika kalian mengetahui sesuatu, tolong beritahu kami PLZ. Sudah ku bilang tidak ada info apapun. Buktinya, tidak ada seorang pun di squadron mereka tahu cara menghubungi mereka di dunia nyata. Lagipula, siapapun yang menyebarkan informasi pribadi mereka di GGO adalah orang bodoh. Karena kita tahu kapan mereka berdua ditembak oleh Death Gun, jika mereka berdua benar-benar sudah mati, kita akan tahu jika kita mencari informasi tentang siapa pemain VRMMO yang mati pada saat itu bukan? Jangan merubah pembicaraan, lihatlah apa yang telah kita bicarakan selama ini. bagi orang yang tinggal sendirian, tidak akan ada yang sadar jika mereka mati. Kita telah memastikan itu, bertanya pada polisi tidak akan mendapatkan apa-apa. Kebetulan, jika kau Tanya Zasker menggunakan email berbahasa inggris, mereka akan merespon dengan balasan standar mengenai info user tersebut. Seperti dugaanku, itu bisa berarti bahwa Zeku-tan dan Tarako-tan ingin sebuah sensasi saat mereka pensiun nanti. Kalian berdua, jika kalian tidak keluar dan mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya secepat mungkin, kejutannya akan hilang. Lagipula, seseorang harus menggunakan tubuhnya untuk bereksperiment, kupikir. Dalam kasus ini, besok pukul 23.30 aku akan memasang mawar merah didadaku dan menunggu di depan Gurokken Central Bank. Death Gun-san tolong tembak aku.

Debut seorang pahlawan! Tapi jika kamu tidak memberitahu nama asli dan alamatmu sebelum kamu mati, maka tidak akan ada artinya. Atau akan lebih baik menggunakan Net Caf untuk melakukan Public Dive. Diamenggigit lidahnya karena jengkel. Dia menggerakkan mouse wheelnya untuk mengaktifkan window selanjutnya. Tetapi, tidak peduli di Message Board ataupun situs informasi. Dia tidak bisa mencari artikel ataupun pesan yang dia harapkan. Pada awalnya dia mengira, setelah 2 orang tewas apakah kekuatan Death Gun itu benar-benar bisa membunuh orang? rumor seperti itu akan menyebar di internet, bersamaan dengan ketakutan para pemain GGO jika mereka lah sasaran selanjutnya, yang pada akhirnya, banyak pemain yang berhenti.itulah yang seharusnya terjadi. Tetapi saat ini, para gamers yang bodoh masih belum menyadari terror Death Gun yang sebenarnya, dan berakhir saat mereka membuat lelucon tentang itu. Jumlah total pemain GGO hanya sedikit yang berkurang. Dan juga, bahwa kematian Zekushiido dan Usuijo Tarako masih belum diberitakan itu diluar perhitungannya. Sepertinya ada sejumlah besar kematian aneh yang terjadi di kota setiap harinya, dan jika memang bukan benar-benar karena kriminalitas. Hal tersebut tidak akan disiarkan di berita. Tentu saja, jantung dua orang yang Dia tembak benar-benar berhenti di dunia nyata, dan dia tahu bahwa mereka mati. Itulah kekuatan Death Gun. Dia mempunyai keinginan yang kuat untuk menulis informasi tersebut di salah satu website Message Board. Tetapi, akan susah baginya untuk menyediakan alasan yang jelas atas informasinya tersebut, dan jika memang dia lakukan hal tersebut, maka itu akan melemahkan legenda Death Gun. Death Gun akan menjadi Absolute Warrior untuk pertama dan terakhir kalinya untuk turun dalam kebrutalan, menekan kekuatan manajement perusahaan, dewa kematian yang sesungguhnya. Yah, baiklah. Dia mengambil nafas panjang untuk menenangkan dirinya. Dalam waktu dekat ini turnamen Bullet of Bullets ketiga akan diselenggarakan. Death Gun akan berpartisipasi dalam turnamen, dan akan membunuh dua orang lagi, dan tiga orang jika mungkin, itulah rencananya. Tentunya dia harus menyelesaikan babak penyisihan tanpa menggunakan pistol tersebut. Untuk hari itu, jika dia bermain selama 20 jam perhari untuk meningkatkan statnya, maka hal itu akan jadi mungkin. Masalah BoB juga merupakan salah satu hal yang menarik perhatian. MMO Stream akan menyiarkan secara langsung pada waktu yang sama di dunia nyata,

dan tidak hanya pemain GGO saja tetapi pemain VRMMO lain juga akan menonton acara tersebut. Dia tidak hanya akan menguasai tempat luas tersebut baik dalam nama dan realitas bahwa dia yang terkuat, tetapi jika seseorang yang dia tembak menghilang dari internet, maka tidak ada lagi orang bodoh yang akan meragukan kekuatan Death Gun. Jika dia memperoleh tingkat perhatian seperti itu, dia tidak akan bisa menggunakan akun yang dia pakai saat ini, tetapi itu tidak menjadi masalah. Selama dia mempunyai pistol tersebut, Death Gun baru dapat ikut serta dalam kebrutalan tersebut. Kemudian akan terus membunuh. Dalam rencananya, jumlah tumbal akan dinaikkan menjadi tujuh orang. Pada saat tersebut pasti aka nada waktu saat pemain sedikit demi sedikit berhenti, kemudian judul Gun Gale Online akan mati, tidak berarti apapun. Death Gun akan melegenda. itu tidak akan sepadan dengan game terkutuk Sword Art Online mengenai jumlah korbannya, yang dikarenakan ada orang gila yang memasak otak pemainnya dengan oven microwave. Kekuatan Death Gun tidak berada di level yang rendah. Sebuah peluru yang ditembakkan di dunia virtual akan menyebabkan berhentinya jantung seseorang di dunia nyata. Seseorang yang hanya tahu rahasia ini adalah bagian Dirinya yang lain. Karena itulah Death Gun menjadi orang terkuat. Dia tidak akan menjadi rumor yang dibicarakan seperti Black Swordsman yang telah menyelesaikan SAO. Saat dia menjadi Top player dari semua VRMMOs akan segera datang. Suatu Kekuatan yang MutlakSetan LegendarisYang terkuatYang terkuat Yang terkuat Dia menyadari bahwa tanpa dia tahu, tangan kanannya menggenggam mouse dengan erat, kemudian dia melemaskan pundaknya saat nafasnya memburu. Dia sangat menantikan hari tersebut. Jika dia mendapat legenda tersebut, maka dia tidak punya urusan lagi dengan dunia ini. Dia akan mengucapkan selamat tinggal untuk selama-lamanya kepada orang-orang bodoh menjengkelkan tersebut. setelah menutup situs-situs yang dibuka di browser tadi, Dia pun membuka HTML lokal baru. Ada kolom dengan tujuh fototerbuat dari screenshot GGO yang telah di krop yang terdapat nama, perlengkapan dan informasi lainnya di sebelah kanan foto tersebut. Foto yang paling atas, Zekushiido dan foto Usujio Takaro dibawahnya, fotonya memang gelap, dengan tanda X berwarna merah darah disetiap foto tersebut.

Ini daftar target Death Gun atau dengan kata lain, ini adalah jumlah peluru Death Gun di magazine pistolnya. Ketujuh player tersebut ada para pemain yang terkenal dan kuat di GGO. Dia dengan perlahan melihat ke foto yang berada di urutan bawah, menaruh foto yang berada di paling bawah ke tengah-tengah monitornya. Satu-satunya pemain perempuan GGO diantara tujuh target tersebut. Foto itu diambil dari samping. Rambut biru pucat perempuan itu diikat di salah satu sisi wajahnya dan lurus kebawah, membuat garis pipinya tidak terlihat. Sangat disayangkan mulutnya tidak kelihatan karena tersembunyi oleh syalnya yang berwarna kuning, tetapi mata biru tuanya yang terlihat sangat dalam seperti kucing, berkilauan membuatnya terlihat sangat menarik. Nama yang tertera disamping foto itu adalah Shinon. Senjata utamanya adalah senjata anti-materi Ultima Ration Hecate II. Dia sudah sering menonton pertandingannya secara langsung. Saat dia berbelanja di toko yang ada di sepanjang jalan Gurokken, duduk di kursi taman saat makan Hot Dog yang dibeli di salah satu stan yang ada, dan berlari di medan perang dengan senjata besar yang ada dipunggungnya . Semua itu membuatnya sangat menarik yang mengakibatkan keinginannya untuk menguasainya semakin tak tertahan. Dia hampir tidak pernah melihatnya tersenyum, matanya biasanya lebih menunjukkan akan kepedihan yang telah dialaminya, tetapi itulah yang membuat dia lebih tertarik dari sebelumnya. Dia sempat ragu tentang gadis yang bernama Sinon ini menjadi target Death Gun. Jika tidak hanya di game, tubuhnya dan hatinya di dunia nyata juga akan menjadi Tetapi Dia yang lainnya. Tangan Death Gun lainnya, mungkin menginginkan kematiannya. Sinon adalah seorang sniper yang kejam di GGO, dan hampir tidak ada seorangpun yang tidak mengetahui dirinya seseorang yang terkenal dengan Tuhan di Underworld. Tidak ada orang lain yang lebih pantas daripada dia untuk menjadi tumbal akan legenda Death Gun. Dia mengulurkan tangan kanannya, kemudian menyentuh foto Sinon itu. Saat menyentuh layar yang licin dan mengkilap tersebut, Dia benar-benar merasakan kehangatan dan kelembutan gadis itu.

Bab 6 Menyalakan lampu LED dan bersandar ke samping untuk berbelok saat sedang menaiki sepeda motorku, aku melewati sebuah gerbang besar. Pada saat itu, merasakan pandangan yang mencela dari orang-orang yang berjalan di kedua sisi jalan raya, aku menurunkan kecepatan sepedaku dengan terburuburu. Sepeda motor 125cc, 2-stroke[1], buatan Thai, bobrok ini yang didapat melalui koneksi Egil ini mengeluarkan suara, di dalam era ini di mana skuter listrik adalah umum. Saat dia menaiki ini bersama aku, Suguha akan meledak dengan keluhan seperti "Berisik Bau Tidak nyaman untuk dinaiki." Setiap kali, aku akan berbohong dengan mengatakan jika dia bisa terbiasa dengan anginnya maka dia bisa terbiasa dengan suara bisingnya, tetapi aku menyesal tidak memilih sebuah 4stroke scooter[1] juga. Kemungkinan, tempat yang aku bergegas tujui berada di suatu tempat seperti ini, apalagi jika tempat itu berada di dalam pekarangan rumah sakit. Dengan kecepatan seperti seekor keledai menarik sebuah gerobak, aku dengan pelan menelusuri sepanjang jalan raya dan melihat pintu masuk tempat parkir di depan. Merasa lega, aku berjalan masuk dan parkir di tepi tempat parkir sepeda motor. Aku bahkan masih mencabut kunci motor yang asli di era ini, dan sambil melepas helmku, aku bisa mencium bau disinfektan yang samar menaiki angin Desember yang dingin. Hari ini hari Sabtu, satu minggu setelah pertemuan aku dengan Kikuoka di toko kue yang mahal itu. Aku telah pergi setelah membaca email yang mengatakan bahwa persiapan untuk tempat permulaanku di Gun Gale Online sudah selesai. Tempat seperti apa yang telah aku kunjungi? Tempat itu adalah sebuah rumah sakit kota di kawasan Chiyoda, sebuah kota di Pusat Tokyo. Meskipun aku tidak biasanya memasuki jantung dari Tokyo, aku sudah mengetahui jalannya. Tempat itu adalah rumah sakit yang sama di mana aku sebelumnya dirawat untuk rehabilitasi ototku setelah terbebas dari SAO. Meskipun rehabilitasi hanya telah mengambil sebulan sebelum aku pulih dan keluar, aku telah terus pulang-pergi melewati jalan ini sering sekali untuk pemeriksaan dan hal-hal seperti itu. Dalam setengah tahun terakhir ini, aku belum mengunjungi rumah sakit, tetapi saat aku memandang gedung putih itu, yang telah akrab dengan penglihatanku, perasaan nostalgia dan kesepian yang kuat naik ke permukaan. Aku dengan ringan menggelengkan kepala, menyingkirkan perasaanperasaan ini, dan mulai berjalan ke arah pintu masuk. Diskusi enam hari yang lalu pada hari Minggu di mana aku menjelaskan situasiku sekarang ini kepada Asuna muncul kembali di pikiranku. Itu pada saat di tempat berjalan di dalam Imperial Palace dekat rumah sakit ini.

...Eeeeeehhhhhhhh!? Ki...Kirito, apakah kamu keluar dari ALO...!? Aku melihat mata Asuna, lebar akan ketidakpercayaan, mulai keluar air mata, dan aku langsung menggelengkan kepala dengan keras secara terburu. Bu... bukan, benar-benar bukan seperti itu! Ini hanya untuk beberapa hari; Aku akan segera transfer balik! Se... sebenarnya, karena ada sebuah alasan tertentu, aku harus memeriksa VRMMO yang lain... Dengan seruan ini, Asuna akhirnya meredakan pundaknya dan, kali ini, pandangan yang meragukan muncul di matanya. Memeriksa...? Kalau begitu, kenapa kamu tidak bisa membuat akun baru seperti biasa? Kenapa kamu harus mengubah akunmu ke situ? Itu, hal itu... Si Kacamata itu dari Departemen Urusan-Urusan Internal dan Komunikasi... Lalu, dengan beberapa kesulitan, aku menjelaskan kenapa panggilan Kikuoka Seijirou terdiri dari hanya setengah alasan mengapa tempat pertemuannya di Imperial Palace tetapi sambil dengan sengaja menghilangkan satu bagian. Saat kita baru sampai di gerbang, kita telah menyelesaikan percakapan biasa kita, mengembalikan tiket masuk kita di jendela loket, dan saat kita sedang di dekat Hirakawa Bridge Gate [2] yang terentang sepanjang parit, Asuna, dengan muka yang sangat rumit, mengatakan. Permintaan Kikuoka... kalau begitu nampaknya aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku, bagaimanapun juga merasa tidak yakin jika adalah baik untuk menaruh kepercayaanku sepenuhnya pada dia atau tidak... Tetapi aku benar-benar berhutang budi pada dia... "Tidak, aku juga memiliki perasaan yang sama." Pada saat itu, kita berdua tersenyum masam. Tetapi Asuna segera kembali ke ekspresi yang serius, lalu menggenggam tanganku dengan erat dan mengatakan. "... Kembali secepat mungkin. Tempat 'itu' adalah satu-satunya rumah kita.." Aku mengangguk, menurunkan pandanganku ke permukaan parit dan menjawab. "Tentu saja. Aku akan kembali ke ALO secepat mungkin. Ini hanyalah penyelidikan tentang apa yang sedang terjadi di dalam game Gun Gale Online." Betul sekali. Aku tidak sepenuhnya jujur dengan Asuna tentang tujuan sebenarnya dari permintaan Kikuoka. Dengan singkatnya, inti dari misiku adalah untuk mengkontak pemain yang mungkin memiliki sebuah kekuatan misterius, Death Gun yang didesas-desuskan. Aku tidak mengatakan hal itu pada dia, karena aku

percaya bahwa jika aku mengatakannya, dia akan tanpa ragu menghalangi aku, atau mungkin juga meminta untuk dive bersama. Ini merupakan alasan yang egois, tetapi aku telah memutuskan bahwa aku tidak ada kemauan untuk membiarkan dia di mana saja dekat sebuah virtual reality[3] yang ada sedikitpun tanda bahaya. Tentu saja, aku juga percaya bahwa, dari 90% kemungkinan, pembicaraan tentang Death Gun hanya sebuah produk desas-desus. Bahwa, dari sebuah virtual reality, seorang manusia di dunia asli bisa dibunuh. Berapa kalipun aku memikirkannya, aku tidak bisa percaya bahwa hal seperti itu bisa terjadi. AmuSphere, bagaimanapun kamu mengatakannya, adalah hanya sebuah mesin yang sedikit lebih maju dalam teknologinya daripada sebuah TV biasa. Teknologi seperti Virtual Reality dan Full Dive cenderung terlihat seperti tenaga gaib tetapi, pada akhirnya, alat itu hanyalah sebuah alat yang praktis, dan tidak bisa diartikan sebagai sesuatu seperti magic item yang bisa melepaskan roh dari badan asli seseorang dan memindahkannya ke sebuah dunia paralel. Tetapi, sisa sepersepuluh dari kemungkinan itu menggerakkan kaki aku ke tempat ini. Beberapa bulan yang lalu, aku sedang menyortir kumpulan akumulasi dari majalah-majalah elektronik tua di dalam penyimpanan PC aku; satu majalah dipublikasikan pas sebelum operasi SAO. Dalam itu aku menemukan sebuah wawancara pendek dengan Direktur Argus, Kayaba Akihiko. Di situ, saat dia masih hidup, dia membicarakan tentang hal 'itu'. 'Itu' menunjuk kepada Realized World[4] yang [5] disebut An Incarnating Radius , disingkat sebagai Aincrad. Di dalam itu, semua pemain akan melihat banyak mimpi menjadi kenyataan. Mereka akan menemukan pedang-pedang, monster-monster, dan misteri-misteri tanpa berhenti untuk menyadari bahwa di dalam kumpulan simbol-simbol yang seperti game itu, sebuah kekuatan, yang memaksa bahkan para pemain sendiri untuk berubah, berada di dalam dunia itu Tanpa ragu, aku telah berubah. Asuna, juga pastinya, telah berubah. Bahkan Egil, Klein, Liz, Scilica dan yang lain, yang ada di dunia itu, di dalam dua tahun yang telah lewat, kita pasti telah mengalami sebuah perubahan dalam kepribadian kita kepada sebuah titik dimana kita tidak dapat kembali ke bagaimana kita sebelumnya. Tetapi, bagaimana jika kita mengasumsi evolusi Kayaba tidak berhenti di situ...? Terima kasih kepada paket eksekusi VRMMO The Seed, sekarang, sambil berada di sudut pertumbuhan yang tidak terbatas dari perhubungan VR, jika kita bisa mengasumsi kerangka yang disebut reality dan virtual reality sendiri dapat berubah, faktor seperti apa yang akan terlahir...?

Membuat suara *uin*, pintu otomatis di depan mataku terbuka dan wangi deterjen dan udara hangat melanda ke depan dan mengganggu pikiranku yang tidak ada habisnya. Di atas fakta bahwa dua pemain GGO telah mati di dunia nyata, aku tidak bisa memastikan bahwa tidak akan ada bahaya sama sekali dengan mengkontak Death Gun. Setelah aku kembali ke ALO, jika aku jujur tentang hal ini pada Asuna, dia pasti akan marah. Tetapi pada akhirnya, dia pasti akan mengerti. Untuk aku yang menurut dugaan telah memotong waktu untuk memonitor Aincrad, seseorang bernama Kirito yang melepaskan paket The Seed ke dalam dunia tidak ada pilihan lain selain ini.

Setelah keluar dari toilet, bergantung pada printout dari email Kikuoka, aku akhirnya sampai di ruangan yang ditunjuk pada lantai ketiga di dalam ruangan rumah sakit. Tidak ada nama pasien di pelat di samping pintu. Setelah mengetok, aku menarik pintunya terbuka "Ossu! Kirigaya, lama tak bertemu!" Orang yang menyapaku adalah perawat yang telah kukenal. Dia merawat aku sebelumnya dalam rehabilitasiku yang lama. Di bawah topi perawat, rambut panjangnya dikepang menjadi tiga untaian tebal di mana pada ujungnya, sebuah ribon putih kecil berayun. Berpakaian sebuah seragam pink muda, perawakannya yang cukup tinggi untuk seorang perempuan membuat sebuah silhuet tajam yang sangat pastinya tampil sebagai sebuah godaan bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Di sisi kiri dari dadanya ada sebuah pelat nama kecil dengan Aki tertulis padanya. Muka kecil itu yang mengekspresikan sebuah senyuman pastinya, rapi nan bersih dan cantik seperti malaikat berjubah putih, tetapi, merespon dengan seperlunya, mengetahui dia dapat menjadi menakutkan saat dia mau, aku keluar dari keadaan kelengar dalam satu detik dan buru-buru menurunkan kepala. "Ah... Ha-Halo, maaf karena tidak memberitahu anda." Pada saat itu, Jururawat Aki tiba-tiba memanjangkan kedua tangannya, dan menyentuh aku, dari pundak sampai ke lenganku, dan dengan erat memegang sisi dari perutku. "Wa...waaa!?" "O, kamu sudah cukup tambah besar. Tetapi, ini masih belum cukup, apakah kamu sudah makan dengan benar?" "Aku, aku sudah makan, aku sudah makan. Tetapi, uh, bagaimana aku harus mengatakannya, kenapa Aki-san disini?"

Aku melihat di sekitar ruangan tetapi di dalam ruang yang kecil dan privat ini, sama sekali tidak ada orang lain. "Saya dengar tentang kamu saat berbicara dengan pegawai negeri berkacamata itu. Tentu saja, demi pegawai negeri itu, jaringan... virtual? Kamu melakukan sebuah investigasi? Meskipun belum lewat setahun sejak kamu kembali, pasti sulit, kan? Mengingat bahwa, karena aku yang bertugas saat rehabilitasi kamu, saya telah diminta untuk menge-cek monitor-monitor, dan hari ini, saya keluar dari shift biasa saya. Setelah berbicara dengan para atasanku, seperti yang seseorang harapkan dari kekuatan negara, saya benar-benar merasakan itu. Lagipula, untuk sementara, kita akan bekerjasama lagi, Kirigaya-kun." "Ah... A-Aku juga." Dengan suatu cara, percaya bahwa aku lemah terhadap wanita cantik, dia telah memikirkan rencana licik ini, Kikuokaaaaa sambil mengutuk pegawai yang tidak ada di sini di pikiranku, dengan sebuah senyum, aku memegang tangan yang Jururawat Aki ulurkan. "... Jadi, pegawai negeri berkacamata itu tidak datang?" "Iya, dia mengatakan sesuatu tentang sebuah meeting yang dia tidak bisa keluar dari. Dia memercayakan aku dengan sebuah pesan untuk anda." Aku membuka amplop manila yang telah diberikan kepadaku dan mengeluarkan selembar kertas yang telah ditulis tangan. 'Laporannya telah diteruskan dengan surat ke alamat yang biasa. Telah diminta agar ongkos pengeluaran tambahan untuk dibayar sepenuhnya dengan pemberian upah setelah misinya diselesaikan. P.S.: Hanya karena kamu sendiri dengan seorang jururawat yang cantik di dalam ruangan privat, jangan biarkan dorongan hawa nafsumu keluar.' Pada saat itu, aku meramas memo itu sepenuhnya dengan amplopnya dan melemparnya ke dalam kantong jaket motorku. Kalau ini sampai dibaca Jururawat Aki, tindakan godaannya bisa benar-benar dituntut. Memberikan sebuah senyum yang tegang pada wanita yang mengedip secara mencurigakan, aku mengatakan. "Ah... Kalau begitu, kita sebaiknya segera mengbuhung ke internet." "Ah, baik baik. Mari kita mulai persiapannya." Di sisi tempat tidur yang telah ditunjuk, monitor-monitor berwarna terang telah berbaris dan di atas tempat tidur ada, sebuah AmuSphere baru yang memancarkan cahaya silver. "Baiklah kalau begitu, lepaskan bajumu, Kirigaya-kun." "Apa... Apa!?"

"Elektroda-elektroda, untuk saya tempelkan padanya. Bagaimanapun juga, saat kamu dirawat di rumah sakit, saya sudah pernah melihat semuanya jadi kamu tidak perlu malu" "... Uh, apakah kalau bagian atas saja tidak apa-apa...?" Setelah Jururawat Aki berpikir untuk sesaat, untungnya, dia mengangguk. Dengan pasrah, aku melepaskan jaketku dan baju berlengan panjangku dan menaruhnya di atas tempat tidur. Semuanya dengan sekaligus, elektroda-elektroda yang dipakai monitor elektro-kardiogram telah tertempel di berbagai tempat di bagian atas badanku. Dalam halnya AmuSpehere, di situ ada beberapa yang juga memiliki monitor detak jantung tetapi Kikuoka nampaknya memiliki keraguan bahwa fitur itu bisa diterobos dengan cracking[6]. Melihat pada satu hal itu, aku memahami bahwa dia, paling tidak sedikitpun, benar-benar khawatir tentang keamananku. "Baiklah, dengan ini, semua sudah siap." Saat jururawat yang sedang menge-cek monitor terakhir mengangguk dengan dalam, meraba-raba, aku mengambil AmuSphere nya, memakainya pada kepalaku, dan menyalakannya. "Uh, baiklah kalau begitu... aku pergi. Kira-kira, aku akan di dalam untuk sekitar empat, lima jam jadi..." "Baiklah, saya akan menjaga badan Kirigaya-kun dengan sebaik-baiknya jadi jangan khawatir dan berhati-hati ya." "A... Aku di dalam penjagaan anda." Aku bertanya-tanya dalam hati bagaimana keadaan menjadi seperti ini... Saat aku sedang memikirkan pertanyaan ini, nampaknya setelah semua yang telah terjadi, aku menutup mataku. Pada saat yang sama, dengan kupingku, suara elektronik menginformasikan aku tentang siapnya persiapan. "Link Start" Setelah mengatakan perintahnya, sinar cahaya putih yang telah biasa aku lihat menutup area penglihatanku, kesadaranku terlepas dari badanku. Pada saat aku mendarat di dunia virtual, aku mengingat perasaan tidak nyaman yang samar itu. Alasannya dikonfirmasi setelah beberapa detik. Itu karena langitnya memiliki satu sisi tercelup oleh warna kuning dengan sedikit jejak warna kemerah-merahan yang samar. Aku mendengar bahwa waktu di dalam Gun Gale Online telah disinkronisasi dengan dunia nyata. Dengan kata lain, karena baru saja jam satu tadi, langitnya seharusnya berwarna biru yang sama dengan yang bisa dilihat melalui jendela

sebelumnya di dalam rumah sakit. Meskipun hal ini, langitnya menampilkan warna senja yang mendepresikan, tidak ada alasan yang jelas untuk ini. Namun demikian, setelah mengimajinasikan satu hal dengan yang lain, aku mengangkat bahu dan mengabaikannya. Setting bumi GGO yang gersang dimodelkan dari Bumi setelah perang yang terakhir. Itu mungkin sebuah produksi demi memberikan sebuah atmosfir yang apokaliptik. Sekali lagi, aku mengarahkan mataku pada penampilan kota sentral GGO yang majestik SBC Gurokken yang tersebar di depan aku. Seperti yang seseorang harapkan, sebuah keunggulan yang hanya berada di dalam SF VRMMO[7], bentuk itu sangat berbeda dari kota kapital yang baru didirikan Yggrasil City di dunia atas dalam pohon, Alfheim dan dari pemandangan kota yang fantastik dari level-level berlapis Aincrad sebelumnya. Bangunan-bangunan dengan sebuah rasa metalik menjunjung tinggi seperti menembus surga-surga, koridor-koridor udara menghubungkan mereke bersama seperti sebuah jaring yang bertautan. Iklan-iklan hologram berwarna neon mengalir dengan sibuk di celah-celah antara bangunan-bangunan; mendekati tanah, mereka terus bertambah, seperti sebuah banjir warna dan suara. Akhirnya, aku melihat ke tanah dan tanah dimana aku berdiri bukan apa-apa seperti tanah liat atau batu, tetapi sebuah jalan terlapis dengan pelat metal. Di belakang aku adalah sesuatu yang terlihat seperti sebuah bangunan kubah yang didirikan sebagai lokasi awal bagi pemain yang baru mulai, dan di depanku, sebuah jalan yang terentang seperti sebuah jalan utama kota. Di sisi kiri dan kanan dan dari jalan itu, toko-toko yang perlu dipertanyakan berbaris dengan ketat dalam sebuah tontonan yang menyerupai beberapa sisi jalan di Akihabara. Lalu, para pemain yang datang dan pergi juga hanya merupakan grup yang memegang sebuah atmosfir yang terang-terangan. Dengan berlimpah, ada banyak sekali laki-laki. Mungkin itu karena pengalamanku dengan ALO, yang mempunyai proporsi perempuan yang relatif banyak, atau mungkin saja, peri-peri penghuni dunia tersebut yang lembut. Pemandangan di sini malah berlimpah dengan laki-laki kasar, mengigal sambil memakai jaket kamuflase militer dan armor badan berwarna hitam. Sejujurnya, hal itu memberi sebuah perasaan tertekan dan, bagaimana aku harus mengatakannya, barang sisa, atau jika aku mengatakannya dengan jelas, kotoran. Dengan tambahan, dengan semua matamata yang tidak ramah itu, sejujurnya, sangat susah untuk berbicara dengan mereka. Alasan untuk merasa tertekan adalah juga, bahwa sesuatu yang lazim digantung oleh para pemain di pundak dan punggung mereka; senjata-senjata yang berbunyi, hitam, dan berkarat senapan. Senjata itu kekurangan elemen dekoratif seperti pada pedang-pedang dan tombaktombak dan malahan, hanya ada satu tujuan untuk senapan-senapan. Mereka

adalah senjata. Itu adalah hanya demi mengalahkan musuh yang dari bentuk dan warna ini. Dengan kata lain, aku melihat sesuatu yang bisa juga dikatakan pada dunia ini sendiri dan aku menegaskan hal ini di dalam pikiranku. Satu-satunya tujuan untuk berada di game ini adalah untuk "melawan, membunuh, dan mencuri." Komponen ALO yang disebut-sebut "menikmati akitivitas-aktivitas di dalam sebuah dunia ilusi" telah hampir sepenuhnya dilucuti. Karena itu, figur yang indah dan cantik mungkin merupakan sebuah faktor negatif. Demi mengintimidasi musuh-musuh, penampilan di luar adalah sebuah parameter yang penting bagi para prajurit. Kenapa kebanyakan dari para lelaki menumbuhkan jenggot mereka dan mengukir goresan-goresan yang mencolok pada muka-muka mereka adalah mungkin karena alasan ini. Dan tentang bagaimana hal itu memprihatinkan aku, penampilan seperti apa yang avatar aku tampilkan ? Aku langsung bertanya-tanya dan melihat seluruh badanku sendiri. Demi objektif aku untuk ditarget oleh kejahatan terkemuka "Death Gun", aku mengingini bentuk seorang prajurit macho dari sebuah film Hollywood ...Aku memiliki firasat yang buruk. Kulit di kedua tanganku seputih kaca dan jari-jarinya juga cukup tipis. Badanku, yang terselimuti dalam sebuah jaket militer hitam untuk bertarung, tergantung dari keadaan, adalah lebih langsing dari aku dalam kenyataan. Dari perasaan menurut arah pandangku, bagaimanapun juga, aku tidak sebenarnya berpikir bahwa ketinggianku sangat tinggi juga. Sesuai dengan dive ke dalam Gun Gale Online, seperti yang aku jelaskan kepada Asuna beberapa hari yang lalu, aku tidak membuat karakter baru dari awal. Jika aku telah melakukan hal itu, aku mungkin tidak akan pernah bisa bertemu dengan "Death Gun", yang menarget orang-orang kuat. Menggunakan paket pengembangan dan bantuan VRMMO, "The Seed", dan membuat pembuatan karakter lebih dari itu, jika aku menjelaskannya secara mendetil, untuk dunia-dunia yang beroperasi dengan sistem "Cardinal", hanya ada satu peraturan meta[8] yang mutual. Jika anda menggunakan fungsi itu, adalah mungkin untuk mempertahankan kemampuan-kemampuan itu jika data karakter yang terbangun di dalam game ditransfer ke sebuah game yang diberikan dari perusahaan lain. Hal itu sangat mirip dengan kartu SIM dalam terminal telepon genggam yang anda bisa ganti dengan bebas dengan sebuah terminal pembawa lain. Sebagai contoh, anda mentransfer sebuah karakter dengan stat 100 Kekuatan dan 80 Kecepatan yang terbangun di dalam game berlabel A ke game B. Setelah melakukan itu, sebuah "Relative Preservation[9]" transformasi dari kekuatan game A akan terjadi, dan di dalam game B, sebuah karakter dengan stat 40 Kekuatan

dan 30 Kelincahan akan terlahir. Untuk lebih sederhananya, sebuah prajurit tipe petarung dengan kekuatan level menengah ke atas di ALO akan tereinkarnasi menjadi sebuah petarung level menengah ke atas di GGO. Tentu saja, ini bukanlah sebuah fungsi yang meningkatkan kopian sebuah karakter. Pada saat karakter ditransfer, karakter dari dunia originalnya akan sepenuhnya dihapus dan lebih lagi, karena satu-satunya hal yang bisa ditransfer adalah karakternya, tidak semua items bisa ikut ditransfer, meskipun hal itu cukup mudah, hal itu adalah sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian. Kali ini, saat aku harus mentransfer karakter yang aku gunakan di ALO "Spriggan Kirito" ke GGO, aku dengan paksa meninggalkan hampir semua itemku di dalam sebuah gudang dalam toko serba ada Egil yang baru saja dia buka pada lantai ke 50 di New Aincrad. Dan sekarang, dengan fungsi transfer, aku mendapatkan kekuatan Kirito dari ALO, tetapi, karena karakternya diroll-back dan dibangun kembali, bukanlah status Kirito dalam ALO yang edan, tetapi karena aku tidak bisa membawa penampilanku, seperti items, aku tidak bisa memprediksi bentuk seperti apa yang secara acak telah dihasilkan. Karena itu, lebih baik aku berharap saja untuk bentuk seorang prajurit berotot, tetapi... Sambil merasakan ketidaknyamanan yang tak henti-hentinya, aku melihat-lihat sekelilingku, dan berjalan ke cermin kaca yang menghiasi kubah yang aku baru saja tinggal.

Lalu, mataku terbuka lebar karena terkejut. "Apa ini!?" Apa yang terefleksi di dalam kaca adalah sebuah bentuk yang jauh seratus abad dari harapanku. Ketinggiannya sudah pasti lebih pendek dari saat aku menjadi Spriggan, dan lebih lagi, lebih kurus. Warna rambutnya, tanpa berubah, tetap hitam tetapi, rambutnya

melambai dengan halus dari atas kepalaku ke sekitar pundakku. Mukaku adalah, seperti tanganku, berwarna sebuah putih yang hampir transparan, dan bibirku berwarna merah tua terang. Warna matanya juga, meskipun berwarna hitam seperti rambut, tetapi mengkilap dengan berlebihan. Mata itu yang dilingkari pinggirannya dengan bulu mata yang panjang memberikan sebuah penglihatan yang murni tetapi juga mempesona dari cermin, yang sangat sampai aku secara tidak sengaja lupa bahwa penampilan itu adalah diriku sendiri dan membiarkan mataku pergi ke mana-mana dengan bebas. Sekali lagi, aku melihat pada penglihatan ini, dan mengeluarkan nafas yang panjang. Asuna sering bilang bahwa Kiritp di SAO mempunyai muka yang cukup feminin tetapi, bentuk ini sudah lebih dari tingkat itu. Entah di mana anda bisa melihat sebuah kekuatan prajurit dalam bentuk ini, dan dengan itu, aku berdiri mematung di tempat, dalam keadaan kebingungan. Seseorang yang sedang memakan sesuatu sedikit jauh dari sini tiba-tiba melambaikan tangannya pada ku dan dari belakang, memanggil aku yang terefleksi di dalam kaca. "Hei perempuan muda, anda sangat beruntung! Avatar itu, tipe F1300! Tipe itu jarang sekali muncul. Jadi bagaimana tentang ini, karena jika sekarang kan kamu baru saja mulai, bagaimana kalau kamu jual akun itu? Saya akan memberimu dua mega credits!" ".................." Menghentikan pikiranku tentang keadaanku sekarang ini untuk sementara, aku menatap pada muka orang itu tetapi, tiba-tiba, sebuah kemungkinan terpikir dan, dengan cepat, menggunakan kedua tanganku, aku menyentuh dadaku. Tetapi untungnya, hanya ada sebuah perasaan kerataan jadi perasaan kuatirku hilang. Nampaknya ketakutanku pada terjadinya kesalahan penggantian gender tidak ditemukan. Game-game VR belakangan ini, untuk hampir semua judulnya, melarang mengganti gender dari pemain dan avatar. Alasannya adalah karena pemakaian jangka waktu lama sebuah avatar dari gender yang berlawanan menyebabkan terjadinya efek merugikan bagi tubuh dan jiwa yang tidak bisa dihiraukan. Tetapi, aku pernah mendengar bahwa, karena identifikasi dari gender pemain terjadi menurut gelombang otak pemain, pada kasus yang sangat langka, disebabkan oleh beberapa impuls yang diputuskan oleh sistem dengan gender lawan, pemainpemain telah dikejutkan saat mereka dive masuk. Karena sekarang aku baru memikirkannya, mengubah setting gender di SAO yang original itu bisa dilakukan, tetapi langsung setelah game dimulai, sistemnya mengembalikan kita pada gender asli kita, aku bertanya-tanya apakah jika semua ini, adalah karena Kayaba telah memahami efek-efek kerugian itu... Dan dengan pikiran-pikiran tiba-tiba yang tidak pada tempatnya itu berkeliling di sekitar

kepalaku, aku akhirnya menatap pada muka laki-laki itu dan sambil mengangkat bahuku, menjawab. "Uhh... Maaf tapi, aku laki-laki." Suara itu juga, meskipun sedikit rendah, tetapi cukup untuk menjadi nada yang kebanyakan digunakan oleh perempuan. Dengan sedih, saat aku sedang menunggu sebuah jawaban, orang itu, setelah terdiam untuk sebentar, mulai bicara terus menerus dengan semangat. "Jadi, jadi, itu adalah tipe M9000!? Itu, itu menakjubkan.. Kalau begitu aku akan meberimu empat, bukan, lima mega credits. Jual itu kepadaku, dengan segala cara, tolong jual avatar itu kepadaku!!" Menjual ini, apalagi memberikan ini kepada kamu, aku ingin menukarnya dengan penampilan luar anda tetapi, sayangnya, itu bukanlah sesuatu yang bisa kulakukan. "Um, ini bukanlah karakter awalku tetapi yang ditransfer. Karakter ini tidak bisa ditukar oleh uang dengan mudah. Maaf." "Oh... begitu..." Orang itu, dengan karakteristik muka kekecewaan, melihatku dari semua sisi tetapi tidak lama, menenangkan dirinya, dia bertanya, "Gosip kalau begitu, avatar langka itu nampaknya telah dipakai untuk sangat lama di akun sebelumnya. Sebagai referensi, bisakah kamu menjumlahkan waktu main akun kamu sebelumnya?" "Apa? Wa, waktu mainku?" Aku tiba-tiba memikirkannya. Akun sebelum aku mentransfer, pada dasarnya, waktu main dari pendekar pedang Kirito yang pergi dari SAO ke ALO adalah sekitar paling tidak 2 tahun... dengan kata lain, tujuh ratus dan 30 hari dikali dua puluh empat jam. "Uhh... sepuluh ri..." Aku mulai menjawab sejujurnya, tetapi aku langsung menghentikan diri. Karena baru saja tiga tahun sejak game genre VRMMO keluar, orang-orang yang mempunyai pengalaman dive hingga sepuluh ribu jam adalah mantan pemainpemain SAO. "Uh, sekitar satu tahun. Karena itu, pasti hanya sebuah kebetulan kan?" "Oh begitu... baik, jika kamu mengubah pikiranmu, tolong kontak saya." Setelah mengatakan itu, dia mendorong sebuah item menyerupai sebuah kartu transparan kepadaku dan dengan enggan pergi. Ini adalah kartu-kartu yang mempunyai nama karakter, gender, guild dan hal-hal lain tertulis padanya, tetapi kartu itu lalu menghilang menjadi partikel-partikel cahaya saat aku sedang

melihatnya, tetapi datanya mungkin telah dimasukkan ke buku alamat atau sesuatu di dalam jendela sistem. Dengan sebuah lirikan mata, aku masih memandang pada diriku yang tidak hentihentinya terefleksi di dalam cermin jahat itu, dan aku bertanya-tanya jika ada sesuatu yang aku bisa lakukan tentang hal itu, tetapi tak ada yang muncul di pikiran. Catatan transfer ini terpasang di dalam data karakterku jadi saat aku kembali ke ALO, aku akan berada di bentuk Spriggan berambut tajam Kirito, tetapi jika aku transfer ke dunia GGO lagi, aku akan diberikan avatar ini yang orang tidak bisa bedakan apakah laki atau perempuan. 'Mencari keberuntungan di dalam kesialan' adalah motoku jadi aku, untuk beberapa menit, memikirkan tentang ini dan itu dan akhirnya, aku mendapatkan sebuah "ide yang bagus." Alasan aku datang ke dunia ini adalah hanya untuk mengkontak pemain yang dirumorkan yang dipanggil Death Gun dan meskipun aku tidak ingin diserang, itu adalah satu-satunya cara untuk mengetahui kebenaran dari kekuatan dia dengan segala cara apapun yang mungkin. Untuk alasan itu, selama aku memperlihatkan kekuatanku, aku pasti akan menonjol. Karena GGO, dari sifat gamenya, mungkin mempunyai jumlah pemain perempuan yang sangat kecil, bentuk ini yang terlihat seperti perempuan cantik pada pandangan pertama akan pasti menonjol pada suatu cara yang aku tidak inginkan. Mereka pasti sangat tidak akan mengharapkan untuk hal-hal seperti udara medan perang yang menakutkan meskipun hanya sefragmen, tetapi di sini, tidak ada pilihan lain selain mendambakan lebih banyak kemampuan bertempur. Berhubungan dengan menunjukkan kekuatanku, untuk sekarang, ada satu cara. Menggunakan cara main biasa dengan kata lain, dengan hal-hal seperti menyelesaikan dungeon, dan sesuatu yang aku tidak ingin lakukan, sebut saja membunuh pemain lain, diperlukan waktu untuk namamu menjadi terkenal. Tetapi, untungnya, di dalam game ini, hanya dalam beberapa hari, pertandingan untuk menetapkan pemain terkuat Bullet of Bullets akan diadakan. Aku akan mendaftar pada pertandingan itu dan maju sampai ke final dari pertandingan battle royal[10]. Jika aku bisa menjadi paling atas, aku pasti akan diperhatikan oleh Death Gun atau mungkin, tergantung dari keadaan, ada kemungkinan orang itu sendiri akan muncul di pertandingan. Diving ke dalam game ini untuk pertama kali, aku merasa gelisah tentang bagaimana aku akan bertarung dan berapa banyak, tetapi lagipula, aku tidak bisa melakukan apa-apa selain untuk mencobanya sendiri. Bertarung dengan seseorang yang bertarung menggunakan sebuah senapan adalah mungkin tidak sama dengan bertarung dengan seseorang pemanah[11] atau penyihir[12] di ALO tetapi, berbicara secara umum, ada batas-batas dengan VRMMO; seharusnya ada sebuah fitur umum yang masih layak. Aku hanya bisa mencoba sebanyak yang aku bisa Jika

aku tidak bisa meraih kekuatan itu, pada saat itu, hal itu akan menjadi tanggung jawab Kikuoka yang memaksakan tugas keterlaluan ini padaku. Bagaimanapun juga, pertama adalah prosedur pendaftaran turnamen dan lalu pembelian equipment[13]. Aku melihat badanku satu kali lagi, bernapas panjang, belok ke arah jalan utama, dan lalu mulai berjalan, Langsung setelah itu, aku tersadar bahwa aku secara tidak sadar memainkan rambut yang melambai dari pipiku dan aku lalu diserbu oleh suasana hati yang gelap dan suram. Setelah beberapa menit, dengan terlalu cepat, aku telah tersesat. Kota dengan nama yang aneh SBC Gurokken nampaknya berbentuk sebuah lantai luas dengan banyak struktur berlapis banyak yang tampaknya tertumpuk di atas satu dengan yang lain. Di depanku saat aku sedang berdiri tegak, ada sebuah rentetan bangunan-bangunan hirarkis seperti sebuah skala kecil dari kota mengambang Aincrad, warna-warna dari matahari terbenam mengintip melewati celah-celah di kejauhan. Bangunan-bangunan, berbaris seperti untuk menembus lapisan-lapisan dan terhubung dengan eskalator dan koridor-koridor mirip elevator melewati udara, bersinar dan berkelap-kelip, adalah, sejujurnya, indah tetapi, dalam semua kepraktisannya, adalah juga cukup kompleks seperti sebuah dungeon. Tentu saja, aku bisa saja membawa sebuah map tiga dimensi yang mendetil dari menu utama tetapi, dengan posisiku sekarang ini, sebenarnya, tidak bisa dibandingkan dengan pemandangan yang tersebar luas tepat di depan mataku. Jika ini adalah sebuah RPG yang berdiri sendiri, aku akan dengan sembrono berjalan-jalan dalam keputusasaan, dan hingga sampai harus berjalan balik ke titik awal, tetapi untungnya, ini adalah sebuah MMO. Pada saat-saat seperti ini, ada sebuah cara yang seseorang bisa gunakan. Aku menemukan tanda nama seseorang yang datang dan pergi di depan mataku yang bukan seorang NPC[14] tetapi seorang pemain, dan pergi ke situ, memanggil dia dari belakang. "Permisi, sepertinya aku sedikit tersesat..." Dan lalu, langsung berpikir bahwa aku telah melakukan kesalahan. Itu karena, bagaimanapun aku melihatnya, orang yang berbalik badan itu adalah seorang perempuan. Rambut tipis berwarna biru muda yang berayun-ayun itu pendek begitu saja tetapi ada seikat rambut terikat di kedua sisi dahi dia. Di bawah alisnya yang istimewa, mata besarnya berwarna nila yang memberikan suasana seperti kucing sedang bersinar, dan sebuah hidung kecil dengan warna yang bersambung sampai ke bibirnya yang tipis.

Dengan segan, aku ada pikiran bahwa ada beberapa kemungkinan, orang ini adalah sama sepertiku dan adalah seorang laki-laki dengan avatar yang mirip perempuan dan melarikan mataku pada badannya dengan secepat kilat tetapi, di bawah syal berwarna pasirnya, melalui ritsleting terbuka dari jaketnya, bajunya kelihatan mengembang keluar. Dan lagi, dia mempunyai perawakan yang sangat kecil. Kenapa aku tidak menyadari akan hal itu adalah karena arah pandangku juga telah cukup turun. Dalam VRMMO, situasi di mana seorang pemain laki-laki yang mengatakan "Aku telah tersesat" kepada seorang pemain perempuan, sebanyak 70%, adalah kebanyakan untuk merayu. Namun, tanpa diduga, ekspresi muka seperti itu langsung menghilang. "...Apakah anda baru memulai game ini? Anda sedang pergi ke mana?" Mulut yang berbicara dengan suara yang jelas dan mungil bahkan memiliki sebuah senyuman samar muncul. Memikirkan hal itu dalam pikiranku tentang mengapa bisa begitu, aku akhirnya sampai pada alasannya. Perempuan ini telah membuat kesalahpahaman yang sama dengan pembeli avatar yang berbicara denganku sebelumnya. Bahwa aku adalah seorang perempuan seperti dia. Bagaimana ini bisa terjadi. "Ah...um..." Dengan refleks, aku memikirkan untuk menjelaskan genderku tetapi tepat pada ujung akan melakukan hal itu, aku berhenti. Ada sebuah alasan untuk ini, karena keadaan untuk situasi ini nampaknya baik. Setelah ini, pada lain waktu, jika ada seorang pemain laki-laki yang memanggilku dan salah paham bahwa aku seorang perempuan, hal itu bisa menjadi sebuah situasi yang sedikit menyusahkan. 'Gunakan apa saja yang kamu bisa gunakan' adalah moto keduaku jadi, meskipun hal ini cukup licik pada perempuan ini, adalah terbaik untuk meninggalkan kesalahpahaman ini seperti yang ada. "Iya, ini adalah kali pertamaku. Di manakah ada sebuah toko senjata murah dan gedung administrasi? Aku ingin pergi ke tempat-tempat itu tetapi..." Setelah menjawab dengan suara yang agak, sedikit tidak serak, perempuan itu mencondongkan kepalanya dalam kebingungan. "Gedung administrasi? Anda ke situ untuk apa?" "Ya... Untuk mendaftar pada pertandingan battle royal yang akan diadakan..." Pada saat dia mendengar hal itu, mata besar perempuan itu membesar dan mulai berkedip karena terkejut. "Uh...uhhhh, meskipun anda baru saja mulai hari ini? Ya, memang tidak ada hal tentang siapa yang boleh atau tidak boleh mendaftar untuk pertandingan ini, tapi levelmu mungkin kurang cukup..."

"Ah, ini bukanlah sebuah karakter awal. Karakter ini ditransfer dari game lain..." "Wow, jadi begitu ya." Mata nila perempuan itu berkelebat sesaat, dan kali ini, mulutnya naik dengan senyuman yang jelas. "Apakah boleh jika aku bertanya? Kenapa anda memutuskan untuk datang ke game ini yang penuh dengan debu dan berbau oli?" "Tentang itu... Uhh, sampai sekarang, aku selalu hanya memainkan game-game fantasi tetapi, aku memikirkan sekali-sekali, aku sebaiknya mencoba sebuah game yang cyber[15]... Sesuatu seperti pertandingan senapan nampaknya menarik. Nah, ini tidak sepenuhnya bohong. Seberapa jauhnya rasa VRMMO dari orang sepertiku yang spesialis pada bertarung dengan pedang bisa masuk ke dalam GGO agak menarik perhatianku. "Oh begitu. Jadi itu kenapa anda tiba-tiba ingin masuk ke BoB. Kamu mempunyai nyali." Perempuan itu, setelah sebuah tawaan, mengangguk. "Baiklah, aku akan menunjukkan kepadamu tempat-tempat sekitar. Kebetulan aku juga sedang pergi ke gedung administrasi. Sebelum itu adalah toko senjata kan? Apakah ada sebuah senjata yang kamu suka?" "Uh, sebenarnya..." Meskipun aku telah mengatakannya, tidak ada yang langsung muncul dalam pikiran. Setelah aku tidak bisa memikirkan sebuah jawaban, dia terseyum lagi. "Kalau begitu, mari kita pergi ke sebuah toko dengan banyak sekali tipe-tipe yang berbeda. Lewat sini." Secara langsung berbalik arah, aku buru-buru mengejar buntut dari syal yang dipakai perempuan itu yang telah mulai berjalan. Kita berjalan melalui jalan-jalan yang berbelit, gang-gang, lorong-lorong, dan tangga-tangga dari satu ke yang lain yang aku pikir adalah tidak mungkin untuk diingat dan setelah berjalan untuk beberapa menit, kita sampai pada jalan utama yang telah dibuka oleh jalan. Dengan positif, aku melihat sebuah toko yang mempesona yang aku pikir adalah sebuah grup invesmen luar negeri sebuah perusahaan besar. "Di situ." Dia dengan lancar berjalan melalui kerumunan dan mendekati toko itu. Interior besar dari toko itu penuh dengan berbagai lampu berwarna dan keributan hingga mirip sebuah taman hiburan. Pegawai-pegawai toko itu semua adalah NPC[14] wanita cantik berpakaian minim dalam kostum silver besar dan menunjukkan sebuah senyum bisnis yang tak berdosa, tetapi yang mengejutkan adalah apa yang mereka semua pegang dan yang menghiasi seluruh tembok.

Bersinar dengan sinar hitam, mereka semua adalah pistol[16] dan senapan mesin[17] dan lain-lain yang seperti itu. "Ini... Ini benar-benar sebuah toko yang menarik." Setelah mengatakan itu, perempuan di sampingku juga mengeluarkan senyum masam. "Sejujurnya, daripada di kebanyakan toko-toko yang ditujukan untuk para pemula, kamu bisa menemukan tawaran-tawaran yang lebih baik di toko-toko yang lebih spesialis. Tapi bagaimanapun, jika kita bisa mencari tipe senapan yang kamu suka, maka itu boleh juga." Meskipun jika dia mengatakan begitu, ada banyak pemain-pemain memakai bajubaju yang mencolok berkeliaran di sekitar dalam toko, yang, dibandingkan dengan warna padang pasir dari perempuan ini, memberikan sebuah perasaan dari menjadi pemula. "Baiklah kalau begitu, pemain jenis apa kamu?" Setelah ditanya, aku langsung memikirkan tentang hal itu. Dikarenakan transfer dari dunia lain, tendensi dari kemampuan-kemampuan karakter akan telah terbawa. "Umm, fokus utama adalah kekuatan dan lalu kecepatan... Aku pikir?" "Tipe kekuatan-kecepatan ya. Kalau begitu, mungkin tipe yang membawa senapan serbu[18] berat atau sebuah senapan mesin[17] dengan diameter yang besar sebagai senjata utama dan sebuah pistol[16] sebagai senjata sekunder baik untuk kamu... tapi, kamu baru transferkan? Kalau begitu, uangnya..." "Oh... iya" Dalam sekejap, aku menggerakkan tangan kananku dan mengeluarkan layarku. Meskipun jika kemampuan-kemampuanku telah ditransfer, uang dan items tidak bisa ditransfer. Maka dengan itu, jumlah uang yang ditunjukkan di bagian bawah kolom penyimpanan adalah "Um... 1000 credits." "... Jadi jumlah awal." Saat pandangan kita bertemu, aku ditemukan dengan sebuah senyuman yang terepotkan. "Ya..." Dengan kembalinya ekspresi dia, perempuan itu memegang bibir tipisnya dengan ujung jarinya dan mencondongkan kepalanya. "...Dengan jumlah uang itu, kamu mungkin tidak bisa membeli apa-apa selain dari sebuah ray gun kecil sebuah senjata balistik[19], sebuah revolver[20] bekas... bagaimana ya... umm, kalau boleh"

Menebak apa yang dia coba katakan, aku buru-buru menggelengkan kepalaku. Dalam MMO apapun, seorang pemula yang menerima terlalu banyak bantuan dari seorang veteran itu tidak terpuji. Aku tidak datang ke game ini untuk bersenangsenang tetapi, meskipun begitu, sebagai seorang gamer, ada sebuah garis yang aku tidak bisa lewati. "Tidak, tak apa-apa. Anda tidak perlu melakukan itu. Um... Apakah ada tempat dimana aku bisa mendapat uang cepat? Jika aku tidak salah, aku dengar bahwa ada sebuah kasino di game ini..." Perempuan itu, dengan diduga, menunjukkan sebuah senyuman yang sedikit terkagum. "Untuk tempat-tempat seperti itu, akan lebih baik jika kamu mempunyai jumlah uang yang lebih. Dengan itu, di sekitar sini, ada yang kecil dan yang besar. Jika apa yang aku ingat benar, di toko ini..." Membelokkan kepala dia, dia menunjuk pada bagian dalam dari toko. "Ada sebuah jenis game perjudian yang mirip. Lihat." Melihat lebih dekat, tempat itu adalah sebuah area luas yang berdinding yang, dalam istilah mesin-mesin game, merupakan sebuah tiruan yang besarnya berlebihan. Tempat itu hitung kasarnya sekitar 3 meter lebarnya dan 20 meter panjangnya. Terentang pada ubin-ubin metal, dikelilingi oleh sebuah pagar setinggi pinggang, seorang NPC berpakaian ahli tembak sedang berdiri paling jauh di dalam. Di depan, daripada sebuah pagar, ada sebuah batang penutupan di mana aku bisa melihat sebuah pilar kotak seperti kasir. Di belakang ahli tembak, yang terkadang akan mengeluarkan pistolnya dari tempat penyimpan pistol di pinggang dia, memutar-mutarnya dengan ujung jarinya, pada tembok bata yang tergores banyak lubang-lubang peluru yang tidak terhitung jumlahnya, pada atasnya, ada sebuah papan neon pink dengan kata "Untouchable[21]. "...Apakah ini?" Setelah aku bertanya, perempuan itu, sambil memindahkan jarinya, menjelaskan kepadaku. "Ini adalah sebuah game di mana kamu memasuki gerbang di depan kamu dan sambil menghindari tembakan dari NPC di dalam, kamu mencoba untuk melihat seberapa dekat kamu bisa mendekati dia. Skor yang paling tinggi sampai sekarang, lihat di situ." Di mana jari penunjuk dia menunjuk pada, di dalam bagian pusat pada pagar di lantai, ada sebuah garis tipis, merah, yang bersinar. Garis itu sedikit melebihi dua per tiga bagian dari seluruh area. "Wow, berapa banyak yang anda bisa dapat?"

"Um, ini berharga 500 credits untuk dimainkan dan kamu mendapat 1000 jika kamu menerobos sepuluh meter, dan 2000 untuk lima belas meter. Dan jika kamu dengan suatu cara bisa menyentuh si ahli tembak, kamu mendapatkan semua uang yang para pemain telah tuang sampai sekarang." "Semua, semuanya!?" "Lihat, papan itu menandakan bahwa ada sebuah petotalan. 1,10, lebih dari 300,000 huh." "Itu... Itu adalah jumlah uang yang menakjubkan." "Tapi itu tidak mungkin." Perempuan itu langsung menjawab dan mengangkat bahu. "Ahli tembak itu, setelah kamu melewati garis delapan meter, akan merespon dengan tembakan-tembakan gesit yang curang. Meskipun senjatanya hanya sebuah revolver[20], dengan isi ulangnya yang sangat cepat sampai tidak masuk akal, senjata itu melakukan sebuah 3 ronde tembakan beruntun. Pada saat kamu bisa melihat garis prediksi, itu sudah terlambat." "Garis prediksi..." Pada saat itu, perempuan itu menarik lenganku dan dengan suara kecil, membisikkan. "Lihat, ada seseorang yang akan menambah jumlah uangnya lagi." Mengembalikan mataku dari ahli tembak ke pintu masuk, sebuah grup tiga orang laki-laki sedang mendekatinya. Di dalam grup itu, satu orang, orang yang memakai sebuah jaket militer yang rupanya dimaksudkan untuk digunakan dalam area-area dingin dengan sebuah kamuflase abu-abu keputihan, berdiri di depan gerbang sambil menyemangati dirinya sendiri. Dia menekan pada porsi atas dari panel kasir dengan telapak dari tangan kanannya, dan dengan itu saja, biaya tiketnya terbayar dan sebuah pawai riuh yang sangat bersemangat terdengar. Semua sekaligus, dari sini dan situ, sebuah serambi yang terdiri dari sekitar 10 orang berkumpul. NPC ahli tembak itu meneriakkan sebuah logat populer "Ayo kita pukul bokong orang ini ke atas sampai ke bulan!", dan membawa tangan kanan dia ke tempat penyimpan pistol memegang pistolnya. Di depan laki-laki yang berkamuflase dingin, sebuah hologram hijau yang menandakan sebuah angka besar {3} termaterialisasi, dengan sebuah efek suara yang menemani pengurangannya ke 2,1 dan pada saat yang sama saat angka itu mencapai 0, palang metal di gerbang terbuka. "Nuuuuuooooooorrrryyaaaaaaaaaaaaa!" Orang distrik dingin itu, sambil menaikkan sebuah teriakan perang, berlari cepat beberapa langkah atau seperti itu aku memikirkannya, dan merentangkan kedua

kakinya dan melakukan sebuah pemberhentian mendadak. Dia membuka matamatanya sepenuhnya, dan tiba-tiba, membungkukkan bagian atas badannya ke kanan, menaikkan tangan kirinya dan kaki kanannya ke sebuah postur yang aneh. 'Tarian apa itu?', adalah apa yang aku pikirkan dan pada saat itu, peluru-peluru, bersinar merah dengan terang, melewati tempat sepuluh sentimeter ke kiri dari kepala orang distrik dngin itu, di bawah ketiak kirinya, dan di bawah paha kirinya. NPC ahli tembak itu telah menarik pistolnya dari tempat penyimpannya dan menembakkan tiga tembakan secara berturut-turut. Itu adalah sebuah penghindaran yang bagus tetapi sepertinya orang distrik dingin itu nampaknya memahami jalur yang dilewati peluru itu. "...Barusan tadi, itu adalah lintasan pelurunyakah...?" Aku berbisik, mengarahkan kepalaku dan perempuan dengan rambut berwarna air itu mengangguk, dan menjawab dengan suara rendah yang sama. "Itu betul. Penghindaran dengan cara Trajectory Perception[22]." Orang distrik dingin itu dengan ganas berlari cepat lagi tepat pada saat garis tembakan menghilang dan lagi, berhenti mendadak. Kali ini, dia membentangkan kedua kakinya lebar dan membungkukkan bagian atas badannya sembilan puluh derajat. Secara langsung, dengan sebuah suara geram bernada tinggi, dua peluru melewati atas kepala dia dan satu di bawah selangkangan dia. Maju lagi dan lalu berhenti. Hal itu seperti sebuah game Lampu Merah/Lampu Hijau. Orang distrik dingin itu menampilkan gerakan-gerakan gesit, dan semua sekaligus, dia telah maju sejauh tujuh meter. Pada saat itu, aku memikirkan, 'tiga meter lagi dan dia bisa mendapatkan kembali jumlah dua kali lipat dari uang yang dia telah gunakan untuk bermain.' Hingga sekarang, NPC itu, yang telah secara cepat menembakkan tiga tembakan terus-terusan dalam interval yang sama, mengeluarkan peluru-peluru dengan sebuah kelambatan di antara dua peluru pertama dan peluru ketiga. Orang distrik dingin itu menghindari peluru yang terbangnya telat dengan sebuah lompatan tetapi, dengan pendaratannya, dia menghancurkan keseimbangan dia dan satu tangan mendekati tanah. Saat dia mencoba untuk berdiri dengan terburu, dia sudah terlambat. Tangan kanan ahli tembak itu menyala dan lintasan tembakan yang terpancar menyebarkan percikan-percikan oranye pada rompi putih orang itu. Sebuah pawai riuh yang menyedihkan bermain. Si ahli tembak meneriakkan katakata kemenangan yang kasar dan tampilan kumpulan uang di latar belakangnya, ditemani dengan sebuah suara metalik kecil, naik sebanyak lima ratus credits. Orang distrik dingin itu menurunkan bahunya, dan dengan kecewa berjalan keluar dari gerbang. "...jadi?"

Perempuan di sampingku, dengan sedikit tersenyum di bawah syalnya, mengangkat bahunya. "Karena kamu pasti tidak bisa bergerak dalam sebuah garis lurus, kamu hanya bisa bergerak dengan banyak ke kiri dan kanan dan apa saja yang kamu coba, itulah batasnya." "Hmm...begitu. Saat kamu bisa melihat garis persepsinya, itu sudah terlambat." Sambil aku bergumam, aku sedang menggerakkan kakiku ke depan mendekati gerbang. "Tunggu... Tunggu sebentar, kamu..." Kepada perempuan dengan mata lebar yang mencoba menghentikan aku, aku mengembalikan sebuah senyum ringan dan menekan tangan kananku pada kasir. Aku mendengar sebuah suara seperti sebuah kasir kuno. Sebuah suara penuh semangat bergema. Mungkin karena penampilan dari seorang bodoh yang lain atau mungkin karena penampilan dari diriku sendiri, para audiens dan grup tiga orang itu mulai berkumpul. Perempuan dengan syal itu menaruh kedua tangannya pada pinggang dia dan menggelengkan kepala dia sedikit dengan sebuah ekspresi muak. Pada saat yang sama dengan suara kasar ahli tembak itu yang berbeda dari yang sebelumnya, perhitungan mundur mulai tepat di depan mataku. Aku menurunkan pinggangku dan mengambil sebuah postur untuk sebuah lari cepat berkekuatan penuh. Angkanya menurun dan pada saat palang metal terbuka, aku menendang maju dan meloncat pada lantai. Sambil maju beberapa langkah, ahli tembak itu dengan cepat menaikkan tangan kanan dia dan dari ujung pistolnya yang digenggamnya dengan erat, tiga garis merah memanjang. Mereka semua menunjuk pada kepalaku, sisi kanan dari dadaku, dan kaki kiriku. Pada saat aku merasakan ini, dengan semua kekuatanku, aku meloncat depan ke kanan. Langsung setelah itu, sebuah garis tembakan oranye melewati menuju ke kiri dari badanku. Dengan segera, aku menendang panelnya dengan kaki kananku dan kembali ke tengah. Tentu saja, di dalam sebuah game VRMMO, ini adalah pertama kali aku menghadapi sebuah pistol. Tetapi, di ALO dan SAO, ada banyak monster yang menyerang dari jarak jauh dengan busur dan panah, racun, dan magic. Ada satu cara untuk menghindari lintasan tembakan dari serangan-serangan itu dan itu adalah untuk membaca garis tembakan dari matanya musuh. Mungkin karena fiksasinya developer Kayaba Akihiko pada detil-detil, sifat dari monster-monster dalam VRMMO berdasarkan

dari sistem cardinal semuanya diberikan karakteristik untuk mengarahkan pandangan mereka pada poin yang ditargeti tanpa deviasi apapun. NPC itu yang mengarahkan pistolnya pada aku pada saat itu mungkin juga tidak dikecualikan dari peraturan ini.

Aku tidak menatap pada apapun kecuali mata si ahli tembak, bahkan tidak melihat pada garis lintasan persepsi peluru merah atau bahkan pada mulut hitam senjata api itu. Dari gerakan-gerakan tanpa hidup, yang berkejang, aku memahami petunjuk dari lintasan peluru di mana peluru-peluru akan terbang, dan pada saat yang sama, hanya sedikit saja bergerak ke kiri atau ke kanan, dan mungkin atas atau bawah, dan menghindari garis persepsi tak bersuara yang ditunjukkan itu sendiri. Bahkan, saat pelurunya lewat, aku sudah memasuki postur lari sebelum menjalani lari cepat yang selanjutnya. Saat aku sudah menghindari dua set dari tiga tembakan beruntun, nampaknya aku telah melewati tanda sepuluh meter dan sebuah efek suara pendek bersuara. Tetapi, suara itu hampir tidak mencapai diriku. Ahli tembak itu melepaskan silinder yang telah menjadi kosong setelah menembak enam peluru dan pada saat yang sama saat dia melemparkan peluru yang kosong di belakang punggunggnya, dengan tangan kirinya, dia sepenuhnya mengisi pistolnya dengan enam peluru. Seluruh seri dari operasi itu mengambil setengah detikbenar-benar sebuah tembakan gesit yang curanguntuk dilakukan sebelum sekali lagi diarahkan kepadaku. Serangan yang selanjutnya bukanlah tiga tembakan secara cepat yang jelas sampai sekarang. Lebih dari setengah itu menurut intuisi, aku menghindari ritem yang tidak biasa dari dua, satu dan lalu tiga peluru dan bergerak lima meter. Lagi, ada sebuah pawai riuh pendek. Pada saat yang sama adalah isi ulang si ahli tembak itu yang secepat kilat dalam setengah detik.

Jarak yang tersisa adalah lima meter dan aku sudah di depan musuh. Itu mungkin hanya imajinasiku tetapi aku bisa dengan jelas melihat muka berjenggot itu berubah menjadi sebuah ekspresi yang mengejek. Di bawah topi sepuluh galon itu, mata hitam itu bergetar sedikit dan bergerak ke bawah pada tingkat yang sama dengan dadaku. Memutuskan bahwa menghindar ke kiri atau kanan adalah tidak mungkin, aku melempar badanku ke bawah, meluncur pada ubin metal. Aku melewati bawahnya enam lintasan tembakan yang terlepas seperti sebuah senapan mesin[17] dan mencapai dua dan setengah meter lagi. Dengan ini, musuh itu tidak mempunyai peluru lagi. Meskipun jika ada sebuah celah setengah detik untuk mengisi ulang lagi, itu sudah cukup untuk menyentuh dia. Sambil bangun, yang aku pikirkan adalah bahwa aku melihat mata si ahli tembak itu beringis secara lebar. Paling tidak, itulah yang aku rasakan. Dengan refleks, aku mengubah tujuan dari lari cepat terakhirku dan loncat dengan semua tenagaku. Tanpa isi ulang apapun, enam sinar laser dari revolver itu melewati tempat di mana aku baru saja berdiri. Sambil berteriak 'Apakah barusan hal itu!' dari dalam mulutku, aku berputar sebuah rotasi penuh dan mendarat di depan si ahli tembak. Di sini, aku ingin meneriakkan sesuatu yang keren tetapi, sebelum beberapa kartu rahasia dapat digunakan, seperti sebuah sinar datang dari mata dia, aku sebaiknya memutuskan pertandingan ini, jadi aku dengan cepat melompat pada dada musuh yang memakai baju kulit. Setelah sebuah momen kediaman seperti suara-suara di dalam toko telah menghilang. "KAMU BENAR-BENAR...!!!" Bersamaan dengan teriakan meriah itu, si ahli tembak terjatuh ke lantai pada kakinya sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Pada saat yang sama, ada sebuah badai pawai riuh yang tidak teratur. Sebuah suara keruntuhan bergema, dan menaikkan kepalaku ke sumber suara itu, tembok bata di belakang si ahli tembak roboh seperti meledak dari dalam. Tanpa kehilangan waktu apapun untuk terkejut, sebuah hujan dari semua item-item dengan kasar mengalir keluar dari dalam. Semua itu meloncat kembali pada kakiku dan dengan sebuah suara yang baik keluar dari itu, item-item itu menghilang. Di bawah papan neon, angka-angka digital dari jumlah semua uang yang terbawa turun angka-angkanya dan sebelum lama, telah menjadi nol dan pada saat yang sama, air terjun berwarna uang itu juga berhenti. Sebuah suara yang cukup berisik

bergema dari dalam toko dengan game itu di-reset dan si ahli tembak itu, juga, bangun dan mulai memutar-mutar pistol dia di sekitar ujung jarinya. Seperti biasa, dia mulai meneriakkan logat-logat provokatif tetapi setelah penampilan yang curang secara ekstrim dari 12 tembakan secara cepat sebelumnya, sangat diragukan jika seseorang yang memutuskan untuk menantang dia akan muncul. "...fuu." Aku mengeluarkan sebuah nafas dan keluar dari area game dari pintu keluar di sisi kiri. Pada saat itu, dari audiens orang-orang yang telah berkalilipat pada suatu titik tertentu, sebuah putaran kegemparan muncul. Suara-suara mengatakan hal-hal seperti 'apakah tadi barusan', 'siapakah orang itu' berkumpul bersama. Dari ujung kumpulan orang-orang, perempuan dengan rambut berwarna air itu, setengah jogging, buru-buru ke diriku dan dengan kedua matanya tidak sengaja terbuka lebar seperti sebuah kucing, menatap padaku. Setelah beberapa detik, sebuah suara yang tercampur-aduk dan putus-putus mengalir keluar dari bibir dia. "... Kamu, refleks seperti apa yang kamu punya...? Momen terakhir itu, di depan mataku... Kamu menghindari sinar-sinar laser dari kejauhan dua meter... Meskipun, pada jarak itu, sudah hampir tidak kelambatan waktu antara garis prediksi lintasan peluru dengan tembakan yang sebenarnya..." "Uh, ummm... itu karena..." Aku ragu-ragu untuk sebentar memikirkan tentang bagaimana aku harus menjawab dan pada akhirnya, mengatakan. "Itu karena, game menghindari peluru ini adalah sebuah game untuk memprediksi garis prediksi lintasan peluru kan?" "Me... Memprediksi garis prediksi!?" Teriakan mungil perempuan itu berjalan melewati udara di dalam toko. Semua audiens juga membuka mulut-mulut mereka dan jatuh terdiam. ................................. Setelah beberapa menit, akhirnya, pada titik saat kumpulan orang-orang telah pecah menjadi grup-grup kecil, aku memutar leherku ke sini situ untuk melihat senapan-senapan di dalam etalase-etalase. "Umm... Meskipun kalibernya lebih kecil dari sebuah pistol mitraliur[23], kenapa senapan serbu[18] ini lebih besar?" Aku mencoba pertanyaan simpel itu pada perempuan berhati baik yang berdiri di sampingku, tetapi tampaknya dia masih belum reda dari efek-efek tersisa dari syok itu, dan seperti seekor kucing yang telah melihat sesuatu yang biasanya ia tidak lihat, dia sedang menatap padaku dengan mata-mata yang tercampur dengan kewaspadaan dan keingintahuan.

"... Kamu bahkan tidak mengetahui sesuatu seperti itu dan kamu mempunyai sebuah kemampuan menghindar yang tidak terpikirkan... Kamu bilang kamu transfer kan? Game seperti apa yang kamu mainkan sebelumnya?" "Uh, umm... Aku selalu di dalam sebuah game tipe fantasi..." "Begitu... Ya, sudah kalau begitu. Kalau kamu akan memasuki babak penyisihan BoB, ada sebuah kesempatan untuk memperlihatkan aku bagaimana kamu sebenarnya bertarung. Sekarang, apa tadi, alasan senapan serbu ini memiliki kaliber kecil? Itu mulai dari M16-nya Amerika, dengan konsep desain perluru berdiameter kecil berkecepatan tinggi yang berdasarkan pada akurasi dan penekanan pada kekuatan penembusan..." Pada titik itu, tiba-tiba menutup mulutnya, perempuan itu cemberut seperti dia merasakan kepahitan dari kata-katanya sendiri. Tetapi reaksi aneh itu juga hilang dalam sekejap dan dengan langsung, sebuah senyum yang lebih tenang mengambil tempatnya. "... Hal seperti itu tidak penting kan? Sekarang, ayo buru-buru dan selesaikan belanjamu." "I...Iya. Ayo." Sambil aku dengan ragu-ragu mengangguk, dia memutar pandangan dia dari aku dan mulai dengan pelan berjalan di depan sebuah etalase. "Setelah mendapatkan lebih dari 300K, aku pikir kamu bisa membeli sesuatu yang cukup bagus tetapi... karena itu tergantung pada apa yang disukai orang itu dan yang dia akan berkomitmen pada sampai akhir, hal yang pertama adalah untuk mengetahui itu." "Berkomitmen pada...?" Aku mengikuti perempuan itu dan melihat-lihat sekitar pada semua senapansenapan yang berkilau hitam tetapi, tidak ada 'ping'[24] yang muncul. Itu adalah natural, karena berdasarkan pengetahuanku tentang senapan-senapan, berakhir pada 'untuk pistol, ada revolver-revolver dan senjata otomatis'. Sambil merintih, sebelum aku tahu, kita sudah sampai pada akhir dari etalaseetalase yang terbaris di dalam toko tanpa celah apapun. Karena telah sampai begini, aku akan meninggalkan pada perempuan itu untuk memutuskan adalah apa yang aku pikirkan saat sesuatu yang aneh memasuki area penglihatanku. Di pojok sebuah etalase yang panjang, sesuatu yang jelas berbeda dari sebuah senapan, beberapa barang metal, seperti sebuah tabung terbaris. Barang-barang itu tiga sentimeter diameternya dan sekitar dua puluh lima sentimeter panjangnya. Pada satu sisi, sebuah perlengkapan metal tetap seperti sebuah pengait tali untuk mendaki gunung tergantung, pada sisi yang lain sedikit

lebih tebal dan pada pusatnya, ada sebuah lubang hitam seperti sebuah bolongan pada colokan listrik. "Umm... Apa ini?" Mendengar aku, perempuan itu memberi sebuah tatapan sekilas dan angkat bahu seperti ada sebuah kekakuan pada pundak dia. "Ah... Itu adalah sebuah 'Kouken'." "Ko-Kouken?" "Pedang cahaya, ditulis sebagai 'Kouken'. Nama sebenarnya adalah Photon Sword tetapi semua orang biasa menyebutnya 'Laser Blade' atau 'Light Saber' atau 'Beam Saber'." "Pe-pedang!? Di dalam dunia ini, ada sebuah pedang?" Aku bergegas ke etalase itu. Karena dia baru bilang sekarang, pedang itu benarbenar menyerupai senjata pada sebuah film sains fiksi tua yang digunakan oleh para ksatria yang melindungi aturan alam semesta. "Ada tetapi, dalam semua kepraktisannya, tidak ada orang yang memakainya." "Ke... Kenapa tidak?" "Ya, itu karena, jika kamu tidak bergerak sampai jarak dekat, kamu tidak bisa memukul, dan untuk mencapai sedekat itu, tanpa ragu, kamu akan menjadi seperti sebuah sarang madu terlebih dahulu..." Perempuan itu menghentikan kata-katanya di situ dan dengan bibirnya sedikit terbuka, menatap padaku. Hampir menyengir, aku langsung tersenyum dan merespon. "Dengan kata lain, tidak apa-apa asal aku bisa mendekat, kan?" "Te-Tetapi, meskipun kemampuan menghindarmu menakjubkan, melawan sebuah senapan full otomatis... ah." Saat perempuan itu masih belum selesai berbicara, dengan jariku, aku menekan pada pedang dengan lapisan warna hitam metalik yang aku sukai. Aku memilih [BELI] pada pilihan-pilihan di menu yang muncul dan dengan kecepatan yang hebat, seorang NPC pedagang di toko bergegas kemari dengan sebuah senyuman, memperlihatkan sebuah objek seperti sebuah panel metalik. Aku sadar bahwa scanner[25] dengan permukaan warna hijau itu yang berada di tengah-tengah papan adalah sama seperti kasir yang ada di game sebelumnya dan menekan padanya dengan telapak tangan kananku. Efek suara dari kasir uang itu berbunyi dengan gembira, dan panel itu menunjukkan sebuah pedang foton hitam muncul dengan sebuah efek suara *fuun*. Aku mengambilnya, dan pedagang toko itu mengatakan 'terima kasih untuk pembelian anda~' dan membungkuk sebelum kembali kepada posisi dia.

"... Ahh, aku membelinya." Perempuan itu memandangku sekilas dari 45 derajat ke kanan dan mengatakan ini, "Tentu saja, semua orang mempunyai gaya bertarung pribadinya sendiri." "Iya. Kalau telah terjual, itu berarti itu pasti bisa digunakan, meskipun jika itu adalah pedang ini." Aku menjawab sambil aku menggunakan tangan kananku untuk memegang erat pada senjata berbentuk silinder pendek itu, dan lalu membawanya tepat di depanku. Aku menggunakan jempolku untuk menekan sebuah tombol, dan dengan suara rendah *Guun*, sebuah energi pedang biru keunguan merambat keluar sambil mencapai kepanjangan kira-kira 1 meter, menerangi seluruh tempat. "Oohh." Aku tidak bisa menahan untuk mengatakan itu. Aku telah menggunakan pedangpedang dengan ukuran yang berbeda-beda sampai sekarang, tetapi ini pertama kalinya pedang yang aku sedang gunakan terbuat dari cahaya murni. Aku menatap padanya sejenak, dan menemukan bahwa pedang itu sendiri tidak mempunyai arah apapun karena seluruh bagian melingkarnya itu persis seperti sebuah silinder yang panjang dan tipis. Aku mencoba untuk mengayunnya secara horizontal, dan lalu menggunakan sword skill satu-tangan yang aku kenal di dalam SAO bahkan tanpa bantuan sistem, bernama 'Vertical Square'. '*Bu-n*, *buon*, pedang cahaya itu mengeluarkan sebuah suara yang menarik sambil pedang itu memotong pada udara dalam lintasan-lintasan yang rumit sebelum akhirnya berhenti. Tentu saja, tanganku tidak merasakan tahanan apapun karena berat dari pedangnya. "Heh" Perempuan itu bertepuk tangan beberapa kali di sampingku dan menunjukan tampang terkejut. "Kamu benar-benar terlihat seperti seorang jagoan di sini. Apakah itu sebuah skill dari sebuah dunia fantasi...? Sepertinya aku tidak bisa meremehkanmu, huh? "Tidak, tidak begitu... tetapi ini benar-benar ringan." "Tentu saja. Senjata ini tidak mempunyai kelebihan lain selain dari menjadi senter. Baiklah Kalau kamu ingin menggunakan itu sebagai senjata utamamu, lebih baik untuk mempunyai sebuah SMG[26] atau sebuah pistol sebagai senjata sampinganmu. Kamu harus mengendalikan musuhmu jika kamu ingin mendekat." "...Begitu. Itu benar." "Berapa banyak yang kamu masih punya?"

Aku memanggil jendelanya. 300,000 creditku telah turun menjadi 150,000 credits. Aku mengatakan jumlahnya, dan perempuan itu mengedip sebelum mengangkat bahu. "Uhe, jadi sebuah pedang cahaya itu begitu mahal? 150k tersisa... Kamu harus mempunyai uang untuk membeli peluru-peluru dan perlengkapan-perlengkapan perlindungan. Kelihatannya kamu hanya bisa membeli sebuah pistol." "Aku meninggalkan sisanya kepada kamu kalau begitu." "Jika kamu ingin ikut serta dalam BoB, lebih baik untuk memiliki sebuah senjata yang kuat... Jika kamu ingin menahan musuhmu, seharusnya lebih penting untuk mementingkan akurasi daripada kekuatan... Hmm..." Perempuan itu batuk kering sambil dia dengan pelan bergerak menuju ke sebuah lemari dengan setumpuk pistol-pistol di situ. Akhirnya, dia menunjuk pada salah satu dari pistol-pistol itu dan mengatakan, "Kamu akan kehabisan uang jika begini, tetapi FN Five-Seven ini seharusnya cukup bagus." Jari tipis dia menunjuk pada sebuah pistol otomatis kecil dengan pegangan bulat yang halus. "Five...seven?" "Angka itu bermaksud pada kalibernya. Yaitu 5.7mm, dan sedikit lebih kecil daripada bullet Parabellum[27] 9mm yang normal, tetapi bentuknya mirip dengan peluru sniper, jadi akurasinya dan kemampuan menusuknya cukup baik. Itu adalah sebuah peluru unik, jadi peluru itu hanya bisa dibagi dengan senapan serbu P90 yang juga dibuat oleh FN, tetapi aku pikir tidak apa-apa karena kamu hanya memiliki pistol ini..." "Be-begitu..." Dengan mendengar sebuah penjelasan yang tak terkendali dari dia, aku sekali lagi merasa sedikit tertarik pada perempuan dengan rambut biru muda ini. GGO adalah sebuah game di mana jenis kelaminnya itu tetap, jadi dia pasti seharusnya seorang perempuan di kehidupan nyata, tetapi aku benar-benar tidak bisa mengatakan ras atau umur dia. Apa yang aku bisa katakan dari perasaan instingku adalah bahwa umur dia seharusnya kira-kira sama dengan aku. Karena sedang memainkan MMORPG ini, adalah natural untuk kenal dengan item-item di dalam game. Seperti saat Asuna dan Lyfa sedang menyebutkan pedang-pedang dan magic dalam ALO. Hal itu tidak akan berakhir tanpa berbicara untuk 50 menit. Tetapi untuk beberapa alasan, aku merasa bahwa 'senapan' itu dan hal-hal itu adalah sepenuhnya berbeda. Juga, aku dengar bahwa kebanyakan dari senapansenapan yang muncul di dalam GGO adalah senjata-senjata yang ada di kehidupan nyata. Dan juga, jenis senjata seperti ini akan dengan mudah membuat seseorang

berpikir tentang pertumpahan darah dan pembunuhan. Perempuan ini yang dari umur yang sama dengan aku akan benar-benar dive ke dalam dunia seperti itu, dan akan terus bertarung sampai dia menjadi seorang pemain veteran yang mengerti semua senapan-senapan. Aku cukup tertarik pada motivasi dia dan tenaga yang menggerakkan dia untuk memainkan game ini... "Oi, apakah kamu mendengarkan?" "Ah, i-iya." Aku buru-buru membubarkan pikiran-pikiranku dan mengangguk kepalaku. "Aku akan beli ini kalau begitu. Apakah ada hal lain yang aku perlu beli?" Aku membeli pistol Five-Seven yang dia rekomendasikan, dan juga membeli tempat-tempat peluru pra-persiapan, sebuah jaket anti-peluru tebal, sebuah tipe pinggang Optical Gun Shielding Field[28] dan perlengkapan kecil lain. Setelah aku selesai dengan pembelianku, 300,000 credits yang aku dapatkan pada game menghindar itu sudah menguap menjadi asap. Aku merasakan berat dari pedang cahaya di pinggang kananku dan Five Seven di pinggang kiriku sambil aku berjalan keluar dari toko, dan saat aku pergi keluar, aku menemukan bahwa langit matahari terbenam sedang sedikit demi sedikit memerah. "Maaf karena telah menundamu untuk sangat lama. Terima kasih banyak." Aku menundukkan kepalaku dan mengatakan teima kasih. Perempuan itu tersenyum di bawah syalnya dan menggelengkan kepalanya sebelum mengatakan, "Tidak, aku tidak memiliki apa-apa untuk dilakukan sebelum babak penyisihan... Ah." Poerempuan itu berhenti setengah jalan saat dia berbicara, dan buru-buru melihat pada pencatat waktu yang besar dan tebal di tangan kiri dia. "Sial. Registrasi tutup pada jam 3. Wah, aku mungkin tidak akan sampai ke situ meskipun jika aku lari ke vila Presidensial..." "Eh, kamu juga akan mendaftar sekarang?" "Iya." Telah terpengaruh oleh perempuan ini yang memberi sebuah muka pucat, aku melihat pada jam digital yang telah aku beli. Waktu di situ menunjukkan 14:51. Aku melihat ke atas dan dengan panik bertanya, "La-Lalu, tidakkah ada sebuah skill gerakan teleportasi atau sesuatu seperti itu? Seperti sebuah item transportasi atau mantra atau suatu kekuatan super atau sesuatu!?" "Aku akan memberitahumu sambil kita lari!"

Setelah meneriakkan itu, perempuan itu buru-buru berputar balik dan lari menuju ke bagian utara dari jalan raya. Aku buru-buru mengikuti syal yang berlayangan itu dan menghabiskan beberapa detik untuk menyusul dia. Dia memandang padaku dan berkata dengan sebuah suara yang cemas, "...Hanya ada satu jenis gerakan instan di GGO. Itu adalah saat kamu bangkit kembali setelah kamu mati. Area pembangkitan kembali di Gurokken adalah di vila Presidensial, tetapi HP pasti tidak akan berkurang di jalan-jalan raya, jadi kita tidak bisa menggunakan teknik itu..." Kita berlari lurus menuruni jalan-jalan di mana ada NPC-NPC dan pemainpemain, dan perempuan itu melanjutkan menjelaskan kepadaku dari waktu ke waktu. Juga, aku harus menggunakan seluruh tenagaku hanya untuk berlari dengan dia. Aku tidak bisa terbiasa dengan garis visual yang lebih lemah daripada ALO, dan dia sedang berlari dengan sangat cepat. Kecepatan itu lebih dari gerakan dia yang halus daripada bantuan dari kemampuan dia, dan aku bisa mengatakan bahwa dia sepenuhnya telah terbiasa dengan gerakan setelah dia dive. Perempuan itu melihat lagi pada jam di tangannya dan menunjuk pada sebuah jalan di depan sebelum mengatakan, "...Vila Presidensial ada di situ. Di ujung utara dari jalan ini, jadi masih ada 3km. Untuk mengoperasikan mesin registrasi akan membutuhkan 5 menit, jadi jika kita tidak sampai di situ dalam tiga menit...!" Aku melihat pada jalan utama yang terentang, dan menemukan bahwa ada sebuah menara besar yang memancarkan cahaya merah karena matahari yang terbenam. Ini adalah sebuah jalan yang lurus, tetapi meskipun jika kita berlari dalam kecepatan 1km/min sambil menghindari orang-orang, akan sangat susah di dalam dunia VR meskipun jika kita tidak bisa terengah-engah. Jika aku tidak bisa mendaftar tepat waktu, hal itu akan berarti karena aku tidak melakukan investigasiku dengan benar, tetapi jika perempuan berambut biru muda di sampingku ini tidak menolongku, dia melakukan hal ini dengan mudah. Merasa sedikit bersalah, aku memandang pada dia dan melihat dia mengertakkan giginya. Sisi dari wajah dia menunjukkan keputusasaan, dan sebuah suara kecil yang datang dengan suara pernafasan virtual dapat terdengar. "...Tolong...Tolong, harus sampai..." Aku pikir bahwa untuk perempuan ini, babak penyisihan dari 'Bullet of Bullets' yang akan diadakan bukan hanya sekedar permainan, tetapi sesuatu dengan arti yang besar di belakangnya. Pasti ada sebuah alasan kenapa dia harus ikut serta dalam turnamen ini... Setelah aku sadar akan hal ini secara insting, aku buru-buru melihat sekitar, berharap menemukan suatu cara untuk sampai ke vila Presidensial yang sangat jauh dalam 3 menit. Pada saat ini, sebuah papan iklan muncul di depan mataku.

Pada lapangan lebar di kiri, ada tempat parkir yang melebar setelah beberapa waktu. Ada 3 kendaraan mini yang berwarna merah, kuning dan biru, dan tepat di dalamnya pada panel atas kiri, ada kata-kata Rent-A-Buggy dalam papan Neon. Tentu saja, aku langsung tahu apa yang dimaksud dengan itu. "...Yang itu!" Aku dengan tergesa-gesa memegang tangan kiri perempuan itu dan mulai mengubah arah. Perempuan itu mengeluarkan sebuah 'Eh!?' dalam syok, dan hampir melayang saat aku memegang dia, tetapi kita tetap bergerak melewati para orang-orang di jalan dan lari menuju parkiran mobil dengan papan Rent-ABuggy!. Kendaraan-kendaraan yang terbaris di dalam semuanya adalah buggy, masingmasing memiliki sebuah roda di depan dan 2 roda di belakang. Aku meninggalkan perempuan itu di dalam buggy merah yang terparkir di depan aku dan melompat ke kursi depan. Aku menemukan sebuah scanner sidik jari di bawah panel meteran yang mirip dengan yang aku lihat saat aku sedang beli-beli, taruh tangan kananku di situ, dan mesinnya langsung mulai dengan sebuah suara kasir. Untungnya, bagian depan dari buggy itu sama persis dengan bagian depan sepeda motor, dan sepenuhnya manual. Aku memegang erat pada pegangannya dan menancap gas tanpa berkata apapun. Saklar kontak di dalam mengeluarkan sebuah raungan, dan roda depan dari buggy itu naik ke atas sebelum meluncur masuk ke jalan seperti sebuah peluru. "KYAH...!" Aku mendengar sebuah teriakan lucu di kursi belakang, dan dua lengan kecil terikat pada pinggangku. "Pegang yang erat!" Meskipun mungkin sudah terlambat untuk mengatakan itu, aku meneriakkannya, dan setelah sebuah belokkan ke kanan di mana roda-rodanya benar-benar menghanguskan permukaan jalannya, aku menancap gas sampai ke kecepatan maksimum sesaat kita sampai di jalan. Setelah mengganti gigi beberapa kali, meterannya akhirnya melewati 100km, aku benar-benar merasa lega bahwa aku tidak menaiki sebuah skuter elektrik tetapi sebuah sepeda motor tua dengan seleksi gigi manual di dunia nyata. Sambil aku melanjutkan menghindari kendaraan-kendaraan beroda 4 dari masa depan yang datang di jalan, aku terus mengganti gigi-gigi, dan mendengar perempuan itu berteriak ke dalam kuping kananku, "Ke...Kenapa!? Buggy ini sangat susah untuk dikendarai. Bahkan tidak ada begitu banyak pemain laki-laki yang bisa mengendarainya dengan lancar...!" Maaf, tetapi aku adalah salah satu dari beberapa pemain-pemain laki-laki itu yang menjadi kekecualian.

Tetapi di dalam situasi seperti itu, tentu saja aku tidak bisa mengatakan yang sejujurnya, jadi aku hanya bisa menyembunyikannya dengan samar dan mengatakan, "Tidak... tidak juga, aku pernah memainkan sebuah game tipe balapan sebelumnya... Woah!" Bus besar di depan tiba-tiba berubah jalur, dan aku hanya bisa menggunakan rodaroda belakang untuk melayang sepenuhnya untuk menghindarinya. Setelah menurunkan gigi, aku sekali lagi menancap gas sebelum melewatinya. Bahkan, pada masa di mana tahun 2025 akan segera berakhir, cukup masuk akal bahwa tidak banyak orang memiliki pengalaman mengendarai sebuah sepeda motor kuno manual. Pada dasarnya, standar untuk latihan pada institut-institut pelatihan adalah skuter elektrik. Aku mendapatkan sepeda motorku karena seorang kenalan dari Egil bersedia untuk memberinya kepadaku secara gratis, itulah kenapa aku bekerja sangat keras untuk mendapatkan lisensi medium yang memperbolehkan kendaraan-kendaraan manual. Tetapi, beberapa waktu setelah mengambil sepeda motor itu yang dibuat dari Thailand, aku sadar bahwa ini dimaksudkan untuk menyimpan uang si pemilik itu agar dia tidak usah membuangnya. Itu karena dikatakan bahwa kendaraan-kendaraan dengan mesin gas tidak akan diperbolehkan lagi dalam beberapa tahun... Saat aku sedang memikirkan tentang hal ini, sebuah tawaan tiba-tiba terdengar dari belakang, dan aku menjadi syok sebagai akibatnya. "Ahaha... enak sekali. Sangat menyenangkan!" Aku menghabiskan banyak waktu hanya untuk tersadar bahwa suara ini adalah milik dari perempuan bermata kucing itu. Tidak terpikirkan bahwa seorang perempuan yang sedikit tegang dan kesepian untuk mengeluarkan tawaan seperti itu. "Hey, ayo... lebih cepat!" Setelah mendengar suara perempuan itu, aku memandang pada vila Presidensial yang besar itu yang sejauh 1km, dan menjawab 'OK!'. Aku menundukkan kepalaku dan mengganti gigi pada injakan kaki ke maksimum. Mesinnya mengeluarkan sebuah raungan *KA-A-A-A-A-A-AN*, dan speedometer menunjukkan kira-kira 200km. Pada kecepatan ini, hanya akan membutuhkan beberapa detik untuk melewati 1km. Tetapi sorakan yang dibuat perempuan ini dalam waktu yang pendek ini meninggalkan sebuah kesan yang dalam di dalamku. Pada tangga yang membimbing ke anak-anak tangga yang lebar dalam vila Presidensial, aku memarkirkan buggynya secara paralel dan berhenti.

Aku melihat pada jam tanganku, dan masih ada sedikit lebih dari 5 menit sampai jam 3. "Kita pasti akan sampai! Ke sini!" Perempuan itu yang melompat dari kursi belakang memegang tangan kananku dan lanjut berlari. Sisi dari wajahnya kembali lagi ke yang menunjukkan sebuah ekspresi yang tajam seperti sebuah mata pedang yang tajam tidak, seperti sebuah senapan mesin berkekuatan tinggi. Setelah mendaki untuk kira-kira 20 anak tangga, sebuah menara yang besarnya luar biasa berdiri di depanku. Menara itu memiliki sebuah plaza yang panjang dan sempit yang kelihatan sederhana pada kedua sisi, dan aku bisa melihat sebuah piringan bulat yang terlihat seperti sebuah antena atau pelat radar. "Inilah Vila Presidensial, biasanya dipanggil jembatan. Tempat di mana kamu memulai game ini dari adalah Memorial Hall, dan itu ada di sisi lain." Perempuan itu menarik tanganku sambil mengatakan itu. "Jembatan? Jembatan penyeberangan...?" Aku bertanya, dan perempuan itu memiringkan kepalanya sedikit dan menjawab, "Bukan sebuah jembatan penyebarangan, tetapi sebuah 'jembatan navigasi', aku pikir? Gurokken adalah pos komando dari sebuah kapal luar angkasa, jadi itu memiliki nama seperti itu." "Kapal luar angkasa...Ahh, jadi itu kenapa kota ini panjang." "Iya. Nama aslinya adalah Space Battle Cruiser atau SBC untuk pendeknya. Pendaftaran untuk partisipasi atau hal-hal lain yang terkait dengan game diadakan di sini." Sambil dia menjelaskan sampai ke sini, kita kebetulan melewati sebuah menara besar, pintu masuk lantai pertama dari jembatan. Di dalam itu ada sebuah ruangan bulat yang cukup luas. Tiang-tiang bulat yang terbaris dalam sebuah bentuk silang memanjang hingga ke atap, dan agak terlihat futuristik. Pada tembok yang mengitari, ada layar-layar tipis besar yang ada di sekitar, menunjukkan iklan-iklan tentang berbagai jenis aktivitas dan perusahaan-perusahaan nyata sambil mereka menghujankan warnawarna utama. Tentu saja, yang paling terang dari itu semua adalah video promosional dari Bullet of Bullets ke-3. Tetapi sekarang, aku tidak memiliki waktu untuk menikmati ini sambil perempuan itu menarik aku dan terus berjalan ke sebuah pojokan yang terletak di kanan dalam. Ada beberapa mesin panjang di samping tembok, dan mereka semua terlihat seperti ATM di sebuah toko serba ada atau platform multimedia.

Perempuan itu membawaku ke depan sebuah mesin dan dengan cepat mengatakan, "Daftarlah di sini. Ini sama seperti sebuah layar sentuh normal. Apakah kamu tahu cara memakainya?" "Haa, aku akan mencobanya." "OK, aku akan mendaftar di situ. Jika ada sesuatu yang kamu tidak paham, tanya aku." Setelah mengatakan itu, perempuan itu berjalan maju menuju sebuah mesin sekitar yang terpisah oleh sebuah papan. Layar utama menunjukkan kata-kata SBC Gurokken yang mengejutkan adalah bahwa semua kata-kata di menjadi Jepang. Sebelum dive, aku mengecek melalui GGO di dunia nyata melaui internet, dan benar-benar katanya yang semuanya dalam Bahasa Inggris. Tetapi, sendiri telah dilokalisasi sedikit ke suatu tingkat. Presidential Villa, dan dalam telah dikonversi website yang resmi dari terepotkan dengan katatampak bahwa game itu

Aku menggunakan ujung-ujung jariku untuk menggulir menu ke bawah, dan langsung menemukan tombol untuk mendaftar ke Bullet of Bullets ke-3. Tentu saja, aku langsung memencet tombol itu, dan layar itu langsung memunculkan sebuah formulir di mana aku harus memasukkan namaku, pekerjaanku dan berbagai jenis keterangan-keterangan. Masih ada 180 detik lagi. Karena ini adalah sebuah game, paling tidak nama karakter akan secara otomatis terketik, dan juga, apa pekerjaanku dan lain-lain... Aku terus menggerutu sambil aku melihat pada formulir itu, tetapi aku langsung menemukan bagian kosong yang paling mengejutkan. Di situ tertulis 'Dalam kotak di samping, tolong masukkan nama asli kamu beserta alamatnya. Tentu saja, kamu bisa ikut serta dalam akitivitas ini dengan meninggalkan kotak ini kosong atau dengan memasukkan sebuah alamat palsu, tetapi kamu tidak akan bisa mendapatkan beberapa hadiah-hadiah teratas." Hal ini menyebabkan jari-jariku tiba-tiba berhenti. Tujuan utamaku adalah untuk memperlihatkan diriku sebanyak mungkin di dalam turnamen dan membiarkan diriku menjadi target Death Gun, istilah hadiah menyebabkan jiwaku sebagai seorang gamer MMO untuk ragu-ragu. Itu karena hadiah-hadiah pada saat ini adalah perlengkapan langka yang biasanya tidak bisa didapatkan dalam game. Sambil jariku tertarik pada panel nama itu dan bersiap untuk mengetik 'K' untuk 'Kirigaya' pada keyboard hologram, aku akhirnya memaksa diri untuk tidak melakukan hal itu. Aku tidak datang ke sini untuk bermain. Prioritasku adalah untuk bertemu dengan pemain misterius ini Death Gun dan menentukan apakah kemampuannya itu adalah asli atau palsu. Jika Death Gun benar-benar memiliki sebuah kemampuan seperti itu, tidaklah bijak untuk memperlihatkan keterangan-

keterangan asliku di dalam game ini. Aku tidak bisa menolak kemungkinan bahwa Death Gun adalah seseorang di dalam perusahaan pengoperasian, dan bahwa ada kemungkinan bahwa dia bisa membaca seluruh catatan log in seluruh pemain. Aku akhirnya mengesampingkan godaan untuk hadiah langka itu, dan hati yang berdarah di dalamku meninggalkan semuanya kosong sebelum memencet tombol kirim di bagian paling bawah. Layarnya berubah lagi, dan sebuah teks paragraf memperlihatkan bahwa aku telah teregistrasi dengan sukses, dan lalu menunjukkan waktu untuk ronde pertama dari babak penyisihan. Tanpa diduga, hari itu adalah hari ini 30 menit dari sekarang. "Apakah kamu sudah selesai?" Perempuan dengan rambut biru laut itu tiba-tiba bertanya dari sampingku. Kelihatannya dia sudah menyelesaikan registrasi dia dengan sukses. Dengan itu, aku menenangkan diri dan menganggukan kepalaku. "Iya, akhirnya selesai. Terima merepotkanmu sangat banyak." kasih banyak...dan...maaf karena telah

Setelah mendengar permintaan maafku, perempuan itu tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku cukup bahagia dalam perjalanan dengan buggy itu barusan. Ngomong-ngomong, ada di grup apa kamu?" "Umm..." Aku sekali lagi melihat kembali pada layarnya dan menjawab, "Aku di Grup F, nomor 37." "Ah...begitu. Kita mendaftar pada waktu yang sama, jadi aku juga di dalam grup F. Aku juga nomor 12... baguslah, meskipun jika kita bertemu di final." "Kenapa kamu bilang begitu?" "Jika kita bisa masuk ke final dari babak penyisihan, kita bisa masuk ke dalam battle royale di final baik jika kita kalah maupun menang. Mungkin sekali kita berdua bisa mendapat hak untuk ikut serta di dalam battle royale. Tetapi, jika kita benar-benar bertemu di final dari babak penyisihan..." Mata-mata seperti kucing dia itu bersinar, dan lalu dia mengatakan, "Aku tidak akan menahan diri." "Ahh... begitu. Jika kita bertemu, aku pasti akan melakukan yang terbaik." Aku tersenyum dan menjawab sebelum mengganti layarnya kembali ke layar utama. Lalu, aku menanyakan sebuah pertanyaan, "Ngomong-ngomong, ini adalah sebuah game luar negeri, tetapi mesin-mesin di sini semuanya sudah dilokalisasi ke Jepang. Tetapi website resminya dalam bahasa Inggris..."

"Ahh... Perusahaan pengoperasian, Zasker, adalah sebuah perusahaan Amerika, tetapi kelihatannya ada beberapa orang Jepang di tengah-tengah orang yang bekerja pada Server Jepang. Tetapi... kamu harus tahu bahwa baik itu Jepang ataupun Amerika, GGO ada di area abu-abu saat terkait dengan hukum." "Itu karena dari Money Trading System[29]." Setelah mendengar responsku, perempuan itu memberi sebuah senyuman yang sedikit masam sambil dia menganggukkan kepala dia. "Betul sekali. Pada suatu pandangan tertentu, ini adalah sebuah kasino yang dijalankan secara privat. Dengan itu, website resmi hanya akan memberi informasi yang paling dasar dan tidak akan memperlihatkan di mana perusahaan pengoperasiannya berada. Juga, hal-hal seperti manajemen karakter-karakter, konversi uang ke akun bank elektronik dan semua hal-hal yang berhubungan dengan game hanya bisa dilakukan di dalam game." "Aku hanya bisa mengatakan... Game ini benar-benar melakukan hal-hal secara berlebihan." "Karena itu tempat ini bisa dikatakan juga sebagai sebuah dunia yang sepenuhnya berbeda dengan dunia nyata...tetapi karena hal ini, aku merasa bahwa aku yang sekarang dengan aku yang di kenyataan adalah dua orang yang benar-benar berbeda..." Aku merasa bahwa ada sebuah bayangan di dalam mata perempuan itu, dan aku mengedipkan mata untuk beberapa saat, merasa bingung. "...?" "I-itu bukan apa-apa, maaf. Kita sebaiknya pergi ke arena babak penyisihan kita tempat itu tepat di bawah tempat ini. Apakah kamu siap?" "Ehh." Aku menganggukkan kepalaku, dan perempuan itu sekali lagi memegang tanganku dan mengatakan 'di sini' sebelum berjalan masuk ke dalam lantai pertama dari ruangan vila Presidensial ini. Ada beberapa elevator di tembok, dan jari-jari tipis perempuan itu menekan pada tombol ke bawah di samping pintu elevator di paling kanan. Pintunya langsung terbuka, dan perempuan itu masuk sebelum menekan pada tombol B20F. Kelihatannya ada banyak ruang untuk bergerak ke atas dan bawah. Badanku benar-benar merasa seperti sedang turun dan melambat, dan pintu terbuka. Saat aku melihat kegelapan di luar pintu Nafasku langsung hilang. Tempat itu adalah sebuah setengah kubah yang seluas ruangan lantai pertama. Hanya ada sangat kecil cahaya di dalam, hanya beberapa lampu tembok terpasang dalam bingkai-bingkai metal memancarkan cahaya redup.

Lantai atau pilar-pilar memancarkan baik kilapan hitam dari lantai metal atau warna teh hijau dari kabel-kabel yang bertautan. Tembok dari kubah besar itu memiliki beberapa meja sederhana, dan atapnya memiliki banyak panel hologram besar. Tetapi sekarang, apa yang aku lihat hanya menunjukkan kegelapan total. Hanya ada kata-kata dalam merah tua 'Babak Penyisihan BoB 3' dan sebuah timer hitung mundur yang sisanya kira-kira 28 menit. Tetapi, yang membuatku gelisah bukanlah pemandangan-pemandangan ini ataupun BGM lagu metal yang bermain. Lebih tepatnya, aku agak tidak nyaman dengan bayangan-bayangan hitam yang berkumpul di meja-meja dekat tembok atau yang sedang berada tepat di samping pilar metal keberadaan yang mereka pancarkan. Kita berada di sebuah game, tetapi tidak satu orangpun yang sibuk berteriakteriak. Mereka sedang berbisik-bisik dengan sesama atau berdiri sendiri di sekitar. Aku bisa mengatakan bahwa mereka adalah partisipan dari babak penyisihan BoB yang akan segera dimulai, dan aku tahu bahwa mereka semua sudah sepenuhnya terbiasa dengan dunia virtual ini. Mereka adalah pemain-pemain VRMMO yang benar-benar veteran. Tidak, sesuai dengan total waktu aku telah dive, aku tidak merasa ada orang di sini yang sudah telah dive lebih lama daripada aku. Aku telah log in sepanjang waktu dalam dua tahun itu, baik 2 tahun yang lalu maupun tahun lalu. Tetapi, masing-masing pemain memiliki Play Style[30] mereka sendiri. Seperti aku, aku spesialisasi di PvE[31], dan ada pemain-pemain yang benar-benar kebalikan daripada aku. Mereka adalah orang-orang yang sangat bergairah tentang PvP. Dari pandangan tajam yang mereka beri dari helm-helm mereka yang tidak memiliki rasa keberatan apapun dari sebuah helm besi berat, aku tahu bahwa orang-orang ini mati-matian mencoba untuk mendapatkan informasi tentang ini. Aku tidak banyak bertarung dengan pemain-pemain, sejak ALO berpindah ke perusahaan pengoperasiannya pada musim semi tahun ini. Dalam waktu sela yang jauh terlalu panjang itu, aku pasti telah kehilangan sentuhan dalam PvP, dan bagaimana lirikan-lirikan yang diberikan oleh orang-orang ini terasa sangat memberati adalah bukti dari itu. Orang-orang ini, tugas ini lama kelamaan mulai bertambah sulit, Kikuoka-san. Tanpa disadari membisikkan hal ini jauh di dalam hatiku, siku kananku tiba-tiba didorong. Setelah melihat ke samping, aku menemukan seorang perempuan dengan rambut biru muda sedang memberi sebuah tampang terkejut. "...Ada sesuatu?" "Bu, bukan apa-apa..." Setelah aku buru-buru menjawab dengan lembut, perempuan itu menganggukkan kepalanya sedikit dan balas membisik,

"Ayo kita ke toilet dulu. Lagipula kamu juga harus mengganti bajumu ke baju perang yang kamu barusan beli." Dan lalu, dia mulai bergerak sekitar para pemain. Kaki dia sedang bergerak secara biasa, dan aku tidak merasakan ketegangan apapun dari dia. Tetapi, ini bukan karena orang-orang di sekitar kita mengabaikan keberadaan kita. Lirikan-lirikan yang diberi oleh grup orang-orang ini kepada dia ada sangat banyak hasrat perang sampai tidak bisa dibandingkan dengan lirikan-lirikan mereka saat mereka melirik padaku. Bahkan seorang laki-laki yang menaruh sebuah senapan mesin yang besarnya menakutkan dengan sengaja mengosongkan barelnya dengan keras. Tanpa diduga, perempuan ini memiliki keberanian yang hebat dan bisa mengabaikan tekanan yang sangat dahsyat. Aku merasa lebih terkejut lagi sambil aku mengejar syal kuning kotor itu. Tidak ada meja-meja jauh di dalam kubah, tetapi malah, beberapa pintu metal yang sedingin es berbaris di situ. Perempuan itu membuka sebuah pintu dengan sebuah lampu hijau, memimpin aku masuk, menutup pintu di belakangku, dan menekan pada panel operasi dari dalam pintu itu. Dengan sebuah suara klik, indikatornya berubah menjadi merah. Ada sebuah ruangan ganti baju yang sedikit sempit di dalam pintu. Tentu saja, tidak orang lain selain dari kita. "...Fuu." Setelah tiba pada pusat dari ruangan itu, perempuan itu mengeluarkan nafas sedikit dan lalu tampak sedang menggerutu. "Benar-benar... sekumpulan orang-orang yang naif..." "Ap...orang-orang na-naif? Apakah sedang membicarakan tentang orang-orang itu dengan hasrat membunuh yang dahsyat?" Aku mengingat muka-muka orang-orang itu yang sedang merengut di dalam kubah, dan perempuan ini nampaknya menangani hal itu sebagai suatu fakta sambil dia menganggukkan kepalanya dan mengatakan, "Iya betul. Mengeluarkan senjata utama mereka untuk menyombongkan diri 30 menit sebelum turnamen itu sudah sama seperti meminta orang lain untuk memikirkan cara-cara untuk menangani mereka." "Ah...ahh..jadi begitu..." "Kamu sebaiknya memakai light saber kamu dan Five-Seven hanya sebelum turnamen dimulai." Perempuan itu tersenyum sambil mengatakan hal ini, dan setelah melihat aku menganggukkan kepalaku sedikit, dia berbalik. Lalu, dia melakukan sesuatu yang lebih menakutkan daripada kata-kata yang dia telah katakan barusan.

Dia melambaikan tangan kanannya dan memanggil menu utama, dan langsung meng-klik padanya untuk melepaskan seluruh perlengkapan. Syal kuning kotor itu, jaket berwarna kari itu, celana kargo yang kendor dan Tshirt yang tidak berpola itu semuanya hilang secara sistematik.

Sekarang ini, perempuan itu hanya mengenakan baju dalam yang menutupi sebuah area kecil dan serat-seratnya menunjukkan kilapan kecil. "U...uwaa!?" Aku mengeluarkan suara yang serak dan dengan penuh ketakutan menggunakan tangan kananku untuk menutupi wajahku. Lalu, melalui celah-celah, aku melihat muka perempuan itu yang tak dapat dijelaskan. "Apa yang kamu lakukan? Cepat ganti baju." "O-ok, erm, itu..." Bahkan saat menghadapi kejutan yang paling besar sejak aku dive ke dalam GGO, aku terus dengan mati-matian memikirkan cara-cara untuk menangani hal ini. Dalam situasi ini, tidak ada banyak pilihan yang aku punya. Aku bisa mencari sebuah alasan untuk keluar dari ruangan ini, atau aku bisa lanjut dan berpura-pura sebagai seorang perempuan dan mengenakan perlengkapanku di atas pakaianku. Tetapi, kedua metode itu akan menipu perempuan ini yang telah menolong aku banyak. Dalam situasi gawat ini, aku hanya bisa mengertakkan gigiku dan membuat sebuah opsi ketiga sebelum perempuan ini melakukan tragedi paling mengerikan dengan melepaskan semua pakaiannya. Aku menurunkan kepalaku secepat mungkin dan membiarkan kartu namaku termaterialisasi dari menu utama sebelum menyerahkannya kepada perempuan ini dengan kedua tanganku.

"Er, erm... Permisi! Aku belum memperkenalkan diriku sampai sekarang... Ini adalah siapa, bukan, apa diriku!" "Eh? Ap...Apa?" Aku merasakan kartu nama itu meninggalkan tanganku dengan sebuah suara yang membingungkan. "Kiri...to. Fuun, itu adalah nama yang menarik.........tunggu......." Aku, Kirito, tidak pernah mengikuti guild apapun, bukan, squadron di dunia ini, jadi pada kartu namaku, hanya ada nama dan jenis kelamin. "Laki-laki..... Erm, eh......!? Tetapi, kamu, begitu........" Suara yang tercengang itu datang, dan pada bagian teratas dari penglihatanku, dengan kepalaku turun lurus ke bawah, aku bisa melihat sebuah kaki telanjang yang mungil dan kecil mengambil sebuah langkah ke belakang. "Ini tidak mungkin.......se-seorang laki-laki......!? Dengan avatar seperti ini ........!?" Dan lalu, ada sebuah keheningan. Aku tidak tahan pada ketegangan dari atmosfir yang mengepung ruang ganti ini dan bersiap untuk mengangkat kepalaku. Pada saat ini, sebuah objek putih dengan cepat terbang ke sini, dan setelah meledak pada sisi kiri dari mukaku, ada sebuah efek cahaya ungu. Aku terus berputar seperti sebuah gasing karena impaknya, tersadar bahwa itu adalah telapak tangan dari perempuan itu setelah terjatuh pingsan di lantai dengan bintang-bintang. "Jangan ikuti aku." "Ta-tapi aku tidak tahu harus melakukan apa setelah itu..." "Jangan ikuti aku." "Ta-tapi aku tidak mengenal orang lain..." "Jangan ikuti aku." Sambil kita menjaga volume dari percakapan kita rendah, aku terus dengan matimatian mengejar perempuan berambut biru muda itu di depanku. Sekarang ini, dia sedang mengenakan sebuah jaket militer berwarna gurun pasir, armor anti-peluru yang mempunyai warna yang sama dan sepatu bot perang. Satusatunya hal yang sama dengan pakaian jalanannya adalah syal yang ada di leher dia. Seperti saran yang dia telah katakan kepadaku, dia tidak mematerialisasi senjata dia.

Pakaianku kurang lebih sama dengan milik dia, tetapi milikku adalah baju hitam yang lebih cocok untuk kamuflase malam. Kali ini, aku ingin menyerah pada pilihanku dan memilih sebuah warna yang lebih bersemangat, tetapi tempat peperangannya ditentukan secara acak, dan perempuan di sampingku mencatat bahwa sisa uangku tidak memperbolehkan aku untuk membeli pakaian berwarna untuk semua medan, jadi aku berakhir dengan memilih warna yang aku paling suka. Dan orang yang memberi saran itu hanya sejauh 1 meter dari aku terus melanjutkan berjalan tanpa melihat ke belakang. Tentu saja, aku bisa mengerti kenapa dia sangat marah, tetapi aku tidak berbohong dengan mengatakan 'Aku seorang perempuan' atau bicara dalam nada perempuan. Itu adalah kesalahanku karena telah menyalahgunakan kesalahan dia, tetapi jika dia memang mengatakan kepadaku kapan kita akan ganti baju, aku pasti akan merespon kepada dia... Aku tidak bisa menahan untuk menggerutu di dalam hatiku saat aku dengan sengaja mengikuti dia dari belakang. Tetapi, perempuan itu tiba-tiba berhenti. Pada titik ini, kita sudah telah berjalan-jalan setengah dari kubah ini. Perempuan itu berbalik untuk menghadap padaku, yang juga berhenti. Mata biru dia sedang marah kepadaku. Ekspresi dingin dia lebih mirip dengan seekor macan tutul dari pada seekor kucing sekarang. Aku pikir bahwa dia akan meraung dan mengecil sambil bibir kecil dia bernafas dengan besar, tetapi dia hanya menghela nafas dengan cepat. Dia duduk dengan keras pada sebuah kursi kotak di sisi dan lalu memutar wajah dia ke arah lain. Aku dengan gugup duduk berlawanan dengan dia. Aku mengangkat kepalaku dan melihat pada panel layar hologram full, dan menemukan bahwa ada kurang dari 10 menit sampai mulainya babak penyisihan. Aku tidak tahu harus melakukan apa-apa setelah itu, apakah aku harus berjalan ke mana saat babak penyisihan dimulai atau bahwa aku masih perlu untuk mengikuti beberapa langkah-langkah tertentu. Aku bahkan tidak tahu di mana untuk mendapatkan informasi ini. Aku hanya bisa dengan penuh rasa takut memundurkan diriku ke belakang sambil badanku terus bergerak secara gugup secara tidak nyaman. Pada saat ini, perempuan itu memandang padaku dan bernafas dengan keras. "...Aku akan menjelaskan dasar-dasarnya paling tidak. Kita adalah musuh setelah itu." Setelah mendengar dia mengatakan hal itu dengan suara yang dalam, aku tidak bisa menahan untuk tersenyum. "Ter-Terima kasih."

"Jangan salah paham. Aku belum memaafkan kamu. Saat waktu mundur di atas itu berakhir semua partisipan di sini dalam gedung ini akan secara otomatis di transfer ke arena ronde pertama di mana hanya ada kamu dan musuhmu." "Fu, jadi begitu." "Lapangan arenanya adalah seluas 1km persegi. Pemandangan, ikilm dan waktu semuanya itu akan dipilih secara acak. Pada awalnya, kedua pemain akan paling tidak terpisah sejauh 500 meter dari sesama, dan pemenang dari pertarungan itu akan di transfer ke area menunggu sambil para orang yang kalah di transfer ke ruangan di lantai pertama. Orang yang kalah tidak akan kehilangan senjata atau menjatuhkan suatu item secara acak, dan jika kamu menang, kamu akan langsung ditransfer untuk memulai ronder kedua jika pertarungan musuh di ronder selanjutnya sudah usai. Jika musuhnya masih bertarung, kamu harus menunggu sampai pertarungannya berakhir. Grup F memiliki 64 orang, jadi jika kamu memenangkan 5 pertarungan, kamu bisa memasuki ronde final dan juga mendapatkan hak untuk memasuki final dari turnamen ini. Itu saja untuk penjelasanku Aku tidak akan menjawab pertanyaan apapun lagi." Dia terdengar dingin, tetapi setelah penjelasan dia yang mendetail, aku kurang lebih mengerti ada apa dengan babak penyisihan. Aku sekali lagi berterimakasih pada perempuan itu. "Aku pikir aku sudah mengerti intinya. Terima kasih." Dan lalu, dia sekali lagi memandang padaku sebelum dia langsung mengganti pandangannya. Perempuan itu lalu membuka mulutnya dan mengatakan dengan lembut, "Kamu harus sampai di final. Karena aku telah mengajarkan sangat banyak kepadamu, aku berharap untuk mengajarkan kepadamu satu hal terakhir." "Hal terakhir?" "Aku akan membuatmu kekalahanmu." merasakan peluru yang akan menyebabkan

Setelah mendengar kata-kata seperti itu, aku tidak bisa menahan untuk tersenyum. Ini bukanlah sebuah senyuman yang sarkastik atau yang terpaksa, tetapi yang datang dalam dari dalam diriku. Aku benar-benar suka dengan orang-orang dengan kepribadian seperti dia. "...Aku akan menantikan saat itu. Tetapi apakah kamu yakin kamu bisa mencapai ke final?" Perempuan itu mendengus dengan dingin dan bernafas, "Jika aku kalah dalam babak penyisihan, aku akan keluar untuk kebaikan diriku sendiri. Kali ini, aku harus pasti" Hal itu terasa seperti dia sedang menatap pada semua musuh-musuh sambil dia mengeluarkan sebuah terang berwarna kaca.

"Harus bunuh semua musuh yang kuat." Kata-kata ini dikatakan dengan suara yang kecil, tetapi arus suara yang kecil itu masuk ke kupingku. Bibir perempuan itu menyengir sambil dia menunjukkan sebuah senyuman seperti binatang. Punggungku mulai merasakan kedinginan yang aku sudah tidak pernah rasakan untuk sangat lama. Tidak heran bahwa perempuan ini tidak akan menyadari tekanan yang diberikan oleh orang-orang lain itu. Itu karena dia sangat lebih kuat daripada orang-orang itu. Tidak memedulikan baik kemampuan sebagai seorang pemain VRMMO atau kekuatan mental yang menyokongi dia. Perempuan itu memandang kepadaku yang telah menahan nafasku dan tetap berdiam diri. Senyuman di wajah dia menghilang. Dia tampaknya sedang memikirkan tentang sesuatu sambil dia menghentikan pandangannya. Lalu, dia menggunakan tangan kanannya untuk memunculkan jendela menu. Setelah beberapa operasi yang simpel, sebuah kartu kecil muncul di ujung-ujung jarinya. Perempuan itu lalu membiarkan kartunya meluncur melewati meja, yang aku tangkap. Dia mengatakan, "Ini sebaiknya menjadi terakhir kalinya kita berbicara seperti ini, jadi aku sebaiknya memberitahukan namaku. Itulah nama dari orang yang akan mengalahkan kamu" Dengan diam aku melihat pada kartu itu. Kata yang terindikasi pada kartu itu adalah Sinon, dan jenis kelaminnya sudah pasti perempuan. "Sinon..." Aku gumamkan. Perempuan itu menggerakkan rambut biru aquanya dan mengangguk sedikit. Aku lagi memberitahukan namaku. "Aku adalah Kirito. Senang bertemu denganmu." Secara tidak sadar aku mengulurkan tanganku di atas meja, tetapi tentu saja, perempuan bernama Sinon itu tidak menghiraukan apa yang aku lakukan dan langsung memutar muka dia. Aku hanya bisa memberi sebuah cengiran dan menarik tanganku kembali. Setelah itu, Sinon tetap menjaga kediamannya, dan tidak tampak bahwa dia ingin melanjutkan pembicaraan. Aku melihat pada layar besar di dalam kubah dan mengetahui bahwa ada sekitar 5 menit lagi. Pada saat ini, aku mulai ragu tentang apakah lebih baik aku memeluk kakiku dan menunggu di atas kursi atau mencoba lagi untuk berbicara dengan dia. Tetapi, tepat pada saat aku akan membuat pilihanku, aku bisa mendengar suara tapak kaki berjalan menuju Sinon.

Aku mengangkat wajahku dan melihat bahwa ada seorang pemain yang tinggi dan besar dengan rambur silver yang panjang pada dahi dia sedang berjalan lurus ke meja ini. Dia sedang memakai sebuah kamuflase sederhana berpola abu-abu yang sedikit lebih terang daripada warna arang, dan ada sebuah senapan mesin yang agak besar yang tergantung pada pundaknya mungkin bukan sebuah senapan submesin atau sebuah senapan serbu, dan dia memiliki wajah yang terlihat cerdas yang pas dengan badannya yang tinggi dan kurus. Karena dia tidak terlihat seperti dia memiliki banyak armor pada dirinya, hal itu memberi aku perasaan bahwa dia mampu untuk bergerak dengan lincah dalam medan perang. Dia terlihat lebih seperti seorang anggota special ops daripada seorang tentara yang banyak berpengalaman. Lelaki itu tidak melihat padaku sambil aku sedang duduk di pojok sementara dia tersenyum pada Sinon. Dengan segera, apa yang terlihat seperti sebuah avatar yang berkemampuan tinggi menunjukkan sebuah kelembutan seorang lelaki, yang membuat aku berkedip. "Yaa, kenapa kamu sangat lambat, Sinon? Aku kuatir tentang apakah kamu terlambat." Saat mendengar nada orang itu yang bersuara seperti dia sedang mencoba untuk berlagak sebagai seorang kenalan, aku pikir bahwa Sinon pasti akan memberi orang itu sebuah tatapan kematian dan meringis kembali. Tetapi tanpa diduga, suasana dingin di sekitar perempuan itu langsung mereda, dan dia bahkan menunjukkan sedikit senyuman. "Hello, Spiegel. Tadi ada beberapa kecelakaan, jadi aku terlambat. Eh, tapi...tidakkah kamu berintensi untuk menunjukkan dirimu?" Laki-laki itu yang dipanggil Spiegel menyeringai dengan canggung sambil dia menggunakan tangan kanannya untuk menyentuh tangannya. "Sebenarnya, aku tidak tahu apakah kamu akan terepotkan atau tidak, tetapi aku datang untuk mendukung kamu, Sinon. Lagipula, aku bisa menonton siarang langsungnya pada layar besar itu." Tampaknya mereka berdua adalah teman atau anggota dari sebuah guild yang sama. Sinon menggerakkan badannya ke samping, dan Spiegel dengan biasa duduk di samping dia. "Ngomong-ngomong, kecelakaan apa itu yang kamu sebutkan?" "Ahh...tidak banyak, hanya saja aku membawa seseorang ke sini dan lainnya..." Setelah Spiegel bertanya, Sinon langsung menatap padaku dengan sebuah ekspresi yang dingin. Aku dengan terpaksa memanjangkan leherku yang kuturunkan kembali, dan laki-laki itu yang hanya baru sadar akan keberadaanku sekarang menganggukkan kepala dia.

"Hello, akulah seseorang itu..." "Ah...he-hello. Senang bertemu dengan anda. Jadi...apakah kamu temannya Sinon?" Dia tidak tampak seperti seseorang yang boleh disepelekan, tetapi pria ini yang dipanggil Spiegel tidak tampak cocok dengan penampilannya yang galak dari luar karena dia cukup sopan. Atau malah Apakah dia sedang memperlakukan aku seperti seorang perempuan? Aku mencoba untuk berpikir dengan kata-kata pilihanku sambil aku memikirkan tentang cara untuk menjawab ini dalam sebuah cara yang lebih berhumor, tetapi Sinon langsung menyambar, "Jangan tertipu. Dia seorang laki-laki." "Eh!?" Aku hanya bisa menggunakan nada biasaku untuk mengatakan namaku pada Spiegel, yang melebarkan matanya. "Ah Aku dipanggil Kirito. Aku seorang laki-laki tentunya." "Se-seorang laki... Eh, itu berarti, erm..." Spiegel memberikan sebuah ekspresi yang agak terganggu sambil dia melihat bolak-balik dari aku ke Sinon. Tampaknya dia tidak memahami kenapa Sinon akan pergi keluar dengan seorang pemain laki-laki. Memikirkan bahwa inilah masalahnya, aku merasa ingin menyindir mereka, jadi aku mencoba untuk menambahkan bensin pada api sambil aku mengatakan, "Sebenarnya, aku cukup dirawat dengan baik oleh Sinon, loh." Pada saat ini, Sinon langsung menembakkan sebuah tatapan yang seperti sebuah petir biru padaku dan mengatakan dengan galak, "Oi... Jangan katakan itu. Aku tidak pernah merawat kamu sama sekali. Ngomong-ngomong, kapan aku memperbolehkan kamu memanggilku Sinon...?" "Kenapa kamu mengatakan hal-hal itu tanpa ampun?" "Ada apa dengan ampun di sini? Kamu hanya seseorang yang asing!" "Eh Tetapi tidakkah kamu menolongku mengkoordinasi perlengkapanku?" "Itu...Itu karena, kamu..." Pas saat kami baru sampai pada titik itu... BGM yang kecil di dalam kubah secara perlahan menghilang, dan apa yang bunyi selanjutnya adalah sebuah pawai dari sebuah gitar elektrik. Setelah itu, sebuah suara manis tersintesis yang dibunyikan pada volume yang keras terbunyikan di atas beberapa ratus kepala orang-orang.

"Maaf untuk membuat anda menunggu. Kita sekarang akan memulai babak penyisihan dari Bullet of Bullets ke-3. Semua pemain yang terdaftar akan secara otomatis ditransfer ke medan dari ronde pertama saat jam hitung mundur itu mencapai nol. Pada saat ini, aku akan mengatakan selamat berjuang kepada anda semua." Sebuah tepuk tangan dan sorakan yang memekakkan berbunyi di dalam kubah. *Katatata*, suara dari senapan-senapan mesin yang sedang ditembakkan dan suara bernada tinggi dari laser-laser yang sedang ditembakkan telah dikeluarkan, dan lampu-lampu dari warna yang berbeda-beda mendekorasi atap seperti kembang api. Di tengah keributan itu, Sinon berdiri dan menunjukkan telunjuk jari tangan kanannya padaku. "Kamu harus mencapai final. Lalu aku akan meledakkan kepalamu." Aku lalu berdiri, menyeringai, dan menjawab, "Jika kamu ingin pergi ke sebuah kencan denganku, dengan senang hati aku akan melakukannya." "Kamu-kamu bo..." Jam hitung mundur 20 detik itu sedikit lagi akan mencapai nol, dan aku melambaikan tanganku pada Sinon sebelum memutar balik dan berjalan menuju ke depan untuk ditranspor ke medan. Pada saat ini, mataku bertemu dengan Spiegel, yang telah menatap padaku selama ini. Matanya yang tajam menunjukkan kewaspadaan dan permusuhan yang jelas. Tepat pada saat aku merasa bahwa aku mungkin telah berlebihan Badanku terkepung dengan sebuah pilar bercahaya biru, dan penglihatanku segera menjadi biru. Akhirnya, aku telah ditranspor ke sebuah panel heksagonal yang sedang melayang dalam kegelapan. Ada sebuah jendela hologram merah muda di depan aku, dan di atasnya tertulis kata-kata besar Kiritp Vs Uemaru. Tidak seperti SAO, yang hanya memperbolehkan alfabet Inggris, adalah mungkin untuk menggunakan Jepang dalam GGO. Nama Uemaru itu tertulis dalam kanji, tetapi tentu saja, aku belum pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya. Juga, pada ujung bawah dari jendelanya, ada sebuah barisan kata-kata Preparation Time: 58 seconds left. Field: The Forgotten Old Monastery. Menit untuk persiapan ini mungkin seharusnya diadakan untuk memperbolehkan kita untuk mengganti ke perlengkapan yang pas untuk pertarungan ini. Aku tidak mengetahui apapun tentang map dan senjataku yang telah disiapkan, dan aku bahkan tidak menggunakannya. Aku memakai tangan kananku untuk memanggil

menu, dan di dalam jendela perlengkapan yang mirip dengan ALO, senjata utamaku adalah sebuah Kagemitsu G4 light saber, dan senjata sampinganku adalah sebuah Five-Seven. Setelah mengecek apakah aku lupa untuk memakai perlengkapan pertahananku, aku menutup jendelanya. Sambil aku menunggu waktu untuk dengan lambat bergerak, tiba-tiba aku memiliki sebuah pikiran yang aneh. Senyuman ganas yang diperlihatkan untuk sesaat oleh perempuan yang dipanggil Sinon itu. Senyuman itu mempunyai niat membunuh dari sebuah peluru, ditembakkan dari sebuah senapan, yang bisa menembus melewati segala jenis tameng atau armor. Hal itu membuat aku ingat pada suara itu yang bergema dalam pikiranku. Untuk mengalahkan yang kuat deklarasi langsung ini terdengar agak kekanakkanakan dalam suatu sudut pandang tertentu, tapi aku belum pernah memiliki perasaan sedingin ini, bahkan saat aku masih di SAO. Aku merasakan badan ramping dia mengeluarkan sebuah hasrat nyata yang jauh melewati perannya di dalam game ini. Di dalam dunia virtual ini yang dibuat melalui sinyal-sinyal elektrik, aku belum pernah melihat seorang pemain yang menunjukkan hasrat yang sangat intens seperti dia. Di antara para pemain perempuan, satu-satunya yang aku kenal yang bisa menjadi serius adalah Asuna. Tidak bahkan saat dia dipanggil The Flash atau bahkan The Berserker sebelum itu, dia belum pernah memberiku impresi seperti ini sebelumnya. Apakah mungkin? Apakah perempuan dengan rambut biru muda itu adalah Death Gun yang aku cari? Kikuoka sekali pernah membiarkan aku mendengar database suara dari apa yang dibilang sebagai kepunyaan Death Gun, tetapi teriakan melengking dari metal yang bergesek antara satu dengan yang lain benar-benar berbeda dari suara jelasnya Sinon. Tetapi, GGO hanyalah sebuah dunia yang berbeda dari SAO. Seorang pemain bisa memiliki karakter lebih dari satu, dan ada banyak kejadian log in menggunakan karakter-karakter yang berbeda. Dan dari suara dari nadanya, nampaknya Sinon memiliki keyakinan yang pasti bahwa dia bisa mencapai ke final. Jika tebakanku bahwa Death Gun pasti akan muncul dalam turnamen ini adalah betul, aku bisa mempersempit orang-orang di sini hingga kira-kira 30 orang, dan tentu saja, Sinon adalah salah satunya. Sejujurnya, aku benar-benar tidak ingin mengetes kemungkinan ini. Aku tidak merasakan hasrat membunuh apapun dari dia, saat dia memandu aku ke toko dan menjelaskan berbagai hal padaku. Malah, dia sedikit memberikan perasaan kesepian, seperti dia ingin menjadi dekat dengan orang lain. Sebenarnya mana Sinon yang asli, aku berpikir.

Tidak, aku tidak akan mendapatkan jawabannya sebanyak apapun aku memikirkannya. Saat pedang kita bertemu, tidak, saat kita berdua menembakkan pistol kita, kita seharusnya bisa mendapatkan beberapa petunjuk. Saat aku memikirkan tentang hal ini dan mengangkat penglihatanku, waktu hitung mundurnya mencapai nol, dan badanku lagi diselimuti oleh sebuah efek. Setelah itu, aku didamparkan di bawah langit matahari terbenam yang samar. Angin yang bertiup di sampingku tampaknya membawa sebuah suara tajam mirip peluit. Ada banyak lapisan awan rusak mengambang di atas dalam udara, dan di bawah aku, rumput-rumput layunya semuanya mengambang. Di sampingku, ada pilar-pilar silinder yang merupakan dari gaya Ionian[32] atau Corinth[33]. Pilar-pilar itu terpisah kira-kira 3m dan berbaris dalam bentuk busur. Beberapa dari pilar itu telah dirusak, dan beberapa dari pilar itu telah sepenuhnya rubuh. Tempat itu terlihat seperti reruntuhan dari sebuah bait peradaban yang hilang. Aku menyenderkan badanku pada pilar terdekat, dan lalu cepat-cepat melihat pada sekitarku. Padang rumput layu yang luas di sekelilingku sedang tertiup keras, dan jauh di perbukitan, aku bisa melihat reruntuhan-reruntuhan yang mirip dengan tempat ini. Menurut penjelasannya Sinon, lapangan ini adalah persegi, lebarnya 1000 meter, tetapi untuk mencapai dari sini ke situ akan memakan kira-kira beberapa kilometer. Seharusnya ada sebuah batas yang membatasi seperti sebuah sungai atau jurang, atau sesuatu seperti itu. Aku terus mengingat penjelasan dia. Sekarang, musuhku seharusnya sekitar 500 meter di kejauhan dari di mana aku sekarang, tetapi aku tidak bisa melihat siapasiapa dalam penglihatanku. Seperti aku, dia seharusnya bersembunyi di suatu tempat di belakang reruntuhan-reruntuhan. Tidak ada indikasi dari musuh di sekitar, jadi aku harus mencari musuh itu sendiri. Aku bisa terus menunggu di sini dan membiarkan musuh kehilangan kesabarannya sebelum mengambil aksi. Tetapi, menunggu benar-benar tidak cocok dengan kepribadianku. Daripada menunggu di sini, lebih baik aku lari ke reruntuhan terdekat di sisi yang lain dan menggunakan tembakan pistol dari musuh untuk cepat-cepat menganalisa posisiku... Aku berpikir sambil menggunakan tangan kiriku untuk merasakan Five-Seven di pinggangku. Pada saat ini, sebuah tiupan angin yang kuat tertiup lewat, dan padang rumput di sekitar mulai bergoyang. Saat tiupan angin berhenti, rumput-rumput layunya melurus lagi... Dan di padang rumput kira-kira 20 meter dari mataku, sebuah profil tiba-tiba berdiri dengan diam.

Penglihatanku yang terkabur langsung melihat senapan serbu yang dikeluarkan oleh musuh, jenggot berwarna teh yang beristirahat pada batang senapan, lensa dari kacamata debu yang menutupi lebih dari setengah wajahnya dan helm yang memiliki rumput palsu di atasnya. Hanya ada aku dan musuhku di dalam medan perang, jadi dia pasti Uemaru. Aku tidak tahu entah kapan dia memperpendek jarak antara kita. Salah satu dari alasan yang jelas adalah baju kamuflase yang dia sedang pakai. Pakaian itu terlihat sama persis dengan padang rumput di sekitar, dan memiliki pola yang agak disederhanakan padanya. Saat aku berpikir Ah begitu, jadi itu penggunaan dari 60 detik... Senapan serbu hitam yang disiapkan musuh pada bahu kanan dia menunjukkan beberapa garis merah Bullet Line, dan garis-garis itu menembus aku dan area di sekitarku. "UWAH!" Aku tidak bisa menahan untuk meneriakkan itu saat aku menendang tanah dengan keras dan berpindah ke tempat dengan garis-garis peluru tersedikit ke atas menuju langit. Senapan musuh lalu bersuara *katatatataatatata!!* Dan pergelangan kaki kananku terkena tembakan dua kali. Bar HP di atas kiri dari penglihatanku menunjukkan pengurangan kira-kira sebanyak 10%. Tentu saja, aku tidak bisa menghindari semua pelurunya. Pada saat ini, aku teringat pada Full-Auto Shooting yang diperingatkan oleh Sinon. Aku melakukan sebuah jungkir balik di udara dan mendarat pada sebuah pilar yang setengah rusak di belakangku. Aku mencoba untuk membalas dan mengeluarkan pistol Five-Seven dari sabukku dengan tangan kiriku. Tetapi, musuh tidak akan memberiku waktu untuk membidik sama sekali. Langsung setelah itu, beberapa garis peluru muncul pada badanku lagi. "WAHHH!!" Aku mengeluarkan sebuah teriakan yang memalukan sambil aku berguling ke belakang pilar. Peluru lain menggores pergelangan tangan kiriku, dan HP ku turun tanpa ampun. Hujan peluru yang turun padaku tampaknya mengenai pilar, menyebabkan suara *Bishibishibishi* dan membuat beberapa fragmen terbang. Aku buru-buru meringkuk lenganku bersama dan menyembunyikan seluruh badanku di belakang pilar. Ini benar-benar berbeda dari pertarungan antar pedang! Pada game menghindar itu dengan NPC ahli tembak, ada celah waktu dan paling banyak 6 peluru, tetapi aku sudah harus berkonsentrasi sepenuhnya hanya untuk menghindari tembakan-tembakan itu. Sekarang, saat menghadapi sebuah

rentetan yang lebih dari 10 peluru per detik, tentu saja aku berada pada akhir dari akalku. Untuk menyayat muka berjenggot Uemaru dengan light saber Kagemitsu pada pinggang kananku, aku harus mencapai tepat di depan dia. Tapi sebelum itu terjadi, aku akan mendapatkan peluru-peluru tertembak padaku dan HP ku akan tertembak habis. Jika aku tidak bisa menghindari semuanya, aku hanya bisa memikirkan sebuah cara untuk bertahan dari peluru-peluru itu. Sayangnya, meskipun jika ada sebuah protective field di dunia ini yang bisa melemahkan kekuatan dari peluru-peluru, tidak ada tameng sihir atau sesuatu yang bisa melindungi dari peluru asli. Dalam SAO, ada Weapon Defense Skill yang memperbolehkan sebuah pedang untuk menggantikan sebuah tameng... Pada saat ini, aku tiba-tiba menaruh tanganku pada light sabe yang tergantung pada kaitan di bawah sabukku. Aku hanya perlu mengelakkan beberapa peluru jika aku bisa bertahan dengan pedang ini. Ini seharusnya tidak mustahil. Tidakkah seseorang di sebuah film sains fiksi menggunakan sebuah light saber untuk mengelakkan peluru-peluru dengan mudah? Jika game ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan Amerika, mereka akan bisa merekreasi adegan ini. Tapi untuk melakukan gerakan yang sangat susah itu, aku harus pertama memprediksi trajektori dari peluru-peluru yang ditembakkan kepadaku... Tidak Tidak, aku bisa melakukan ini. Aku seharusnya bisa melakukan hal ini. Tidakkah Bullet Lines mengatakan kepadaku di mana peluru-peluru akan melesat? Aku menelan ludahku dan menggunakan tangan kananku untuk menarik light saber keluar dari sabukku. Saat ini, tembakan telah berhenti. Aku rasa Uemaru telah lagi tersembunyi di antara rerumputan dan siap untuk datang ke sini dari kiri atau kanan. Aku menutup mataku dan berkonsentrasi dengan kupingku. Angin terus bertiup. Pada saat ini, aku berusaha sebaik mungkin untuk menghilangkan suara efek berisik dari kesadaranku dan berkonsentrasi pada gerakan-gerakan dari padang rumput yang bergoyang untuk mendengarkan beberapa suara yang tidak biasa dari dalam sistem. Ini adalah sebuah kemampuan yang hanya bisa dilakukan dalam sebuah ruangan VR di mana aku bisa mengisolasi tiap suara sepenuhnya. Dari saat SAO, Outside-system Skill ini telah banyak menolongku. Sebagai contoh, sebuah bahan level S Ragout Rabbit akan memerlukan kemampuan ini untuk melakukan sebuah serangan yang fatal. Tetapi berhubung tentang apakah aku bisa berhasil atau tidak

Dan saat ini, kupingku menangkap sebuah suara yang tidak biasa datang dari sisi kiri bawah dari jarum jam 7 hingga jarum jam 9. Dia bergerak untuk sekitar 2, 3 detik sebelum berhenti dan mulai menyelidiki posisi aku. Musuh lalu mulai bergerak, berhenti dan bersiap untuk bergerak lagi... "A... AYO JALAN!" Aku menggunakan teriakanku untuk menginjak keras pada tanah dan lari lurus ke tempat di mana musuh sedang bersembunyi. Uemaru mungkin tidak menduga aku akan lari kepada dia saat dia sedang bersembunyi di rerumputan. Saat dia berdiri dari rerumputan layu, dia menggunakan kira-kira setengah detik untuk duduk pada satu kaki dan bergerak ke posisi menembak. Kita aslinya terpisah kira-kira 25m, tapi pada saat ini, aku lari melewati setengah dari jarak itu. Aku terus berlari sambil aku menggunakan jempol kananku untuk menyalakan saklar dari pedang foton itu. *Bu~n*. Suara yang membuatku rileks bisa terdengar, dan sebuah mata pedang bernyala-nyala ungu kebiruan keluar dari pegangan pedang. Hingga sekarang, aku telah secara insting mencari tempat-tempat dimana aku bisa bersembunyi. Tapi kali ini, aku hanya membiarkan mataku untuk melihat tepat di depan badanku dan menahan ketakutan yang datang dari belakang leherku dan mengiritasi saraf-sarafku. Setelah berusaha sebaik mungkin untuk mengobservasi musuh, aku menemukan bahwa tidak semua dari garis merah tipis muncul pada saat yang sama. Ada sedikit perbedaan waktu antara mereka, dan perbedaan itu seharusnya menjadi ururtan di mana peluru-peluru akan keluar dari laras senapan. Aku mengontrol badanku yang lebih ramping daripada di kenyataan dan lari ke depan. Pada saat ini, ada 6 garis peluru yang terbidik pada badanku. Garis-garis peluru yang lain pada kiri dan kanan semuanya sedikit tidak terarah. Dengan jarak ini, senapan musuh dan akurasi dari si penembak itu sendiri tidak banyak. Sensasi P v P[34] yang sudah lama terlupakan nampaknya telah membuat karakterku untuk beralih ke mode perang. Sambil jarak yang tersisa di penglihatanku menunjukkan sebuah ekstensi keluar dari pusatnya, badan dari target terlihat benar-benar jelas. Perasaan semakin cepat ini yang membuat aku merasa teringat kembali pada masa lalu. Pada saat ini adalah di mana aku mulai melambat, kesadaranku adalah satu-satunya yang membalap. Moncong dari senapan musuh tiba-tiba mengeluarkan sebuah percikan oranye. Pada waktu ini, mata pedang dari light saber menghalangi garis-garis dari peluru pertama dan kedua dengan akurasi yang sangat tepat. *BA-BAM!!* Permukaan dari light saber mengeluarkan dua percikan oranye terang. Pada saat aku menyadari ini, tangan kananku lansung mengarahkan

pedang foton pada garis peluru ketiga dan keempat dalam secepat kilat. Lalu, suara dari peluru-peluru dielakkan dari energi intens bisa terdengar lagi.

Aku terus bergerak ke depan sambil tidak menghiraukan peluru-peluru yang tidak akan mengenaiku sama sekali. Sebenarnya, ini adalah hal yang benarbenar mencapaikan secara mental, tapi aku menggertakkan gigiku dan terus mengayunkan pedang di tanganku. 5... dan itu yang ke-6! Setelah mengelakkan semua peluru yang bisa mengenaiku dengan sukses, aku menendang tanah dengan keras dengan semua energiku untuk menutupi jarak yang tersisa antara kita. "Tidak... Tidak mungkin!" Rahang berjenggot Uemaru yang menganga sambil ia melebarkan mulutnya dan berteriak dalam syok. Tetapi, orang ini tidak berhenti sama sekali. Dia mengeluarkan tempat pelurunya dengan handal dan mengeluarkan tempat peluru yang telah disiapkan pada pinggang dia dan bersiap untuk memasukkannya pada senapan. Untuk mencegah dia dari melakukan hal ini, aku memegang Five-Seven di tangan kananku dan mengarahkannya pada Uemaru. Pada saat jari-jariku menyentuh pelatuk, sebuah lingkaran hijau muda muncul di pusat dari dada musuh. Ini mengejutkanku, tetapi aku terus menembakkan 5 peluru. Rekoil ringan yang tak diduga berjalan dari pergelangan tangan hingga bahu, dan di dalam lingkaran yang setengah transparan, Uemaru terkena tembak sekali di bahu dan di abdomen dan tiga tembakan yang lain menghilang ke belakang dia menuju rerumputan.Tetapi, peluru-peluru yang mengenai dia menembus armor dia dan menyebabkan luka padanya. Layar menunjukkan bar HP dia turun sekitar 10%. Uemaru terhuyung-huyung dan langsung ragu-ragu. Untuk aku, ini adalah waktu yang cukup.

Saat aku memasuki jarak menyerang, aku memutar badanku sedikit ke kanan Tepat saat aku melangkah keluar dalam kecepatan seperti aku ingin menerobos tanah virtual, aku menerjang ke depan tanpa menghabiskan sedikitpun dari kecepatan itu sama sekali. Di dalam dunia SAO, gerakan ini disebut Vorpal Strike, serangan yang kritikal saat pedang itu menerjang menuju dada musuh. Suara berisik seperti sebuah mesin jet berbunyi sambil pedang cahaya itu menembus badan musuh dengan mudahnya. Hal itu terasa seperti ledakan energi yang tidak bisa dikeluarkan di mana lagi meledak di dalam musuh. Lalu, dengan cahaya dan suara yang berlebihan, barang yang berbentuk silinder di tangan kananku tertembak keluar, dan badan musuh menjadi fragmen-fragmen yang banyak sekali sambil bertebaran di udara. Aku merasakan perasaan mati rasa dari pertarungan yang baru saja selesai sambil aku menahan tubuhku dengan pelan. *Wu~wun*. Aku mengayunkan light sabernya dan hampir memasukkan pedang pada sarung di punggungku langsung, tetapi aku buru-buru mematikannya. Setelah menggantung pedangnya pada kaitan di sisi kanan dari pinggangku dan pistol di tangan kiriku pada holsternya, aku akhirnya mengeluarkan sebuah helaan nafas yang panjang. Aku memandang pada langit matahari terbenam, dan menemukan bahwa awan-awan yang mengambang rendah terlihat seperti sebuah layar menunjukkan kata-kata 'Selamat'. Aku memenangkan ronde pertama dengan susah payah. Benar-benar sebuah berita baik bahwa aku bisa menggunakan light saber seperti itu untuk bertahan pada peluru-peluru senapan. Tetapi, aku memerlukan banyak konsentrasi untuk menggunakannya, dan saraf-sarafku sudah mulai hangus dan berasap. Aku masih harus melewati 4 ronde yang mencapaikan lagi Sebuah cahaya biru datang ke badanku yang capai dan mulai mengelilingiku. Suara yang sunyi dari angin pelan-pelan menghilang. Saat suaranya menjadi suara keramaian dari banyak manusia, aku menemukan diriku kembali di area menunggu. Hal itu terlihat seperti aku telah ditransfer ke kursi-kursi kotak dekat tembok seperti di mana aku sebelumnya. Aku melihat pada sisi kiri dan kanan, tetapi tidak menemukan Sinon atau Spiegel di sekitar. Jika Sinon masih bertarung, yang aku pikirkan adalah ke mana laki-laki yang terkait dengan Sinon pada suatu cara itu pergi. Aku mengarahkan penglihatanku pada seluruh area, dan menemukan bahwa ada sesosok figur yang kukenal di dekat pusat dari kubah, berpakaian baju jalanan. Dia tidak menyadari bahwa aku telah datang kembali karena dia hanya terfokus pada layar besar di langit-langit. Aku mengangkat kepalaku seperti yang dia lakukan juga, dan menemukan bahwa layar besar yang tadinya hanya memperlihatkan waktu hitung mundur sekarang

sedang memperlihatkan banyak pertarungan. Layarnya memperlihatkan pemainpemain di padang gurun, hutan-hutan atau reruntuhan-reruntuhan yang memakai pistol, senapan mesin atau senapan-senapan untuk bertarung melalui sudut-sudut yang berbeda seperti adegan-adegan di film-film. Pertarungan-pertarungan ini pasti beberapa dari ratusan pertarungan yang sedang berjalan dan dipilih untuk ditayangkan. Setelah adegan di mana seorang pemain tertembak dan hancur berkeping-keping tertayangkan, pemain-pemain tak terhitung yang terkumpul di dalam kubah akan mengeluarkan sorakan yang menulikan. Aku memikirkan tentang apakah pertarungan Sinon akan ditayangkan sambil aku mengambil beberapa langkah ke depan. Aku mengecek tiap gambar dari ujung atas kanan, tetapi sambil kamera-kameranya terus bergerak, aku benar-benar tidak bisa mengetahuinya. Aku berkonsentrasi dan berusaha untuk mencari rambut biru aqua dia. Karena aku terlalu berkonsentrasi, aku terlalu terkejut sampai hatiku hampir berhenti saat kuping kananku tiba-tiba mendengar sebuah suara. Suara yang dalam, parau dan agak metalik tampaknya masuk ke dalam pikiranku. "Apakah kamu, yang asli?" "...?" Aku secara insting mengambil selangkah ke belakang dan melihat kembali. Dengan langsung, aku pikir bahwa aku melihat seorang hantu. Tentu saja, aku tidak merujuk pada hantu asli, tapi pada Ghost-Type monster mob yang muncul di lantai ke-65 dari Aincrad pada malam hari di dalam Ancient Fore. Orang di depanku memakai sebuah mantel abu-abu gelap yang compangcamping. Kerudung yang dibiarkan menutup berwarna hitam sepenuhnya, dan hanya matanya yang berada jauh di dalam yang menunjukkan sebuah cahaya merah kecil. Di bawah cahaya dari kubah menunggu yang gelap, orang tak dikenal di depanku ini benar-benar terlihat seperti sebuah monster tipe hantu di SAO. Maka, aku secara insting ingin mundur dan mengeluarkan light saberku untuk bertarung. Aku bahkan tidak bisa mengontrol insting ini sama sekali sambil tangan kananku tersentak. Aku terengah-engah saat aku melihat kaki dari orang itu. Di ujung dari mantel compang-camping itu, aku bisa melihat ujung dari sepatu bot yang agak kotor. Dia bukanlah seorang hantu, tetapi seorang pemain. Setelah mengecek fakta yang jelas ini, aku melepaskan nafasku yang agak ditahan. Melihat dengan teliti, mata merah itu bukanlah cahaya hantu, tetapi cahaya dari lensa dari sepasang kacamata debu hitam yang menutupi seluruh wajah dia.

Respons yang agak seperti prajurit baru dari aku ini dan cara orang itu baru saja mendekati aku di tempat yang sedekat ini dalam cara yang tidak sopan, aku bertanya dengan tidak ramah. "Asli... apa yang kamu maksud dengan itu? Siapakah kamu?" Tetapi, pemain yang berpakaian mantel abu-abu hitam itu tidak mengatakan nama dia sambil dia dengan sengaja mengambil selangkah lebih dekat ke aku bahkan saat aku mengambil selangkah ke belakang. Kali ini, aku tidak mengambil selangkah ke belakang, tetapi menerima tatapan dia secara langsung dari kira-kira 20cm jauhnya dari dia.

Suara itu yang nampaknya memiliki suatu bentuk dari efek suara dari dalamnya dan memiliki beberapa nuansa yang bergema berdering dalam cara yang terputusputus. "Aku melihatnya, pertarungannya. Sebuah pedang, kamu menggunakannya." "Ah...ahhh. Itu tidak melawan peraturan, kan?" AmuSphere yang sialan benar-benar menunjukkan keraguan di dalam hatiku karena jawabanku bersuara agak parau. Orang bermantel abu-abu gelap itu nampaknya telah membaca hatiku sambil dia berjalan beberapa sentimeter lagi. Lalu, dia mengatakan hal lain dengan suara yang lebih dalam lagi. Karena suaranya cukup kecil, pada jarak ini, aku harus berkonsentrasi hanya untuk mendengarnya. "Biarkan aku menanyakan, kamu lagi. Apakah kamu, adalah yang, asli?" Sebelum aku bisa mengerti arti di belakang kata-kata ini, hatiku terasa seperti telah diserang oleh pertanda seperti petir, dan aku hanya bisa berdiri terdiam di situ. Aku tahu orang ini!

Betul sekali. Aku pasti pernah bertemu dengan dia di suatu tempat. Aku pernah berbicara dengan dia secara langsung seperti apa yang aku lakukan sekarang. Tapi di mana? Setelah log in ke dalam GGO, aku hanya pernah berbicara dengan orang yang ada di tempat di mana aku muncul yang mau membeli avatarku, Sinon yang membawaku untuk membeli item-item dan mendaftar, dan temannya, tiga sebagai totalnya. Maka, aku tidak bisa mengatakan kalau aku pernah bertemu dengan dia di dunia ini sebelumnya. Pada saat ini, mantel compang-camping itu tergoyang, dan sebuah tangan yang kurus keluar dari dalam. Aku bersiap untuk mundur, tetapi setelah melihatnya, aku menemukan bahwa selain dari sarung tangannya yang secompang-camping mantelnya, tidak ada apa-apa lagi. Tangan di udara itu menunjuk padaku, dan membuka sebuah jendela sebelum menggerakkannya dengan tidak semangat. Sekarang, jadwal pertarungan yang sekarang sedang berjalan di dalam babak penyisihan BoB ketiga ini muncul di jendela itu. Jari yang tipis dan seperti metal itu memencet pada Grup F, dan pada akhirnya, gambar dari Grup F membesar untuk dapat terlihat di seluruh layarnya. Dia memencetnya sekali, dan bagian pusat dari jadwal pertarungan itu menjadi lebih luas. Mataku tertarik oleh jari dia. Ada 2 nama padanya. Pada sisi kiri adalah Uemaru, dan pada sisi kanan adalah Kirito. Pada nama di kanan, ada sebuah garis bersinar terang merentang keluar dari dalamnya. Berita bahwa aku mengalahkan Uemaru dan masuk pada ronde kedua sudah dilaporkan Jari dia bergerak sedikit, menyentuh kata Kirito ke atas dan bawah, dan lalu, berdering lagi suara dia. "Nama, ini. Sword skill, itu... Apakah, kamu asli?" Dengan langsung, aku terkejut untuk ketiga kalinya, dan ini adalah yang memiliki impak terbesar. Kakiku mulai bergetar, dan aku harus bekerja keras untuk tidak membiarkan diriku jatuh. Pemain bermantel abu-abu ini Aku tahu dia! Asal dari nama Kirito, dan sword skill yang aku gunakan untuk mengalahkan Uemaru. Orang ini mengetahui tentang hal itu. Dengan kata lain... Aku tidak bertemu dengan orang ini di GGO ataupun ALO. Tetapi di SAO. Sword Art Online. Aku sekali bertemu dengan orang ini di stage utama dari game kematian itu, kota melayang Aincrad.

Avatar ini yang tersembunyi di bawah mantel compang-camping... tidak, pemain yang memakai AmuSphere dan memainkan avatar ini adalah seorang yang selamat dari SAO seperti aku. Hatiku sudah berdetak dengan gila tanpa sepengetahuanku. Jika bukan karena fakta bahwa kita berada di dalam kubah gelap, dia mungkin sudah menyadari bahwa muka avatarku sudah menjadi putih semua. Tenang. Tenang!! Pada saat ini, pikiranku hanya bisa mengulangi kata seperti itu. Bahkan saat bertemu dengan seorang yang selamat dari SAO, aku tidak perlu untuk panik sebanyak ini. Saat Aincrad sudah akan rubuh, aku menjadi terkenal karena laporan dari skill unikku Dual Blades dan bagaimana aku secara terbuka melawan pemimpin dari Knights of the Blood, Heathcliff. Juga, Vorpal Strike yang baru saja aku gunakan pada Uemaru adalah skill yang cukup umum di bawah kategori pedang satu tangan. Pemain-pemain berlevel tinggi di Aincrad itu bisa menebak dari tayangan pertarungan itu dan nama dari pemain di jadwal pertarungan bahwa aku adalah Kirito dari clearing group SAO. Jika dia adalah aku, jika aku menemukan seorang pemain yang aku mungkin kenal pada awalnya, aku mungkin akan berbicara kepadanya dan berbincang tentang masa lalu atau sesuatu. Jadi aku tidak perlu untuk merasa ketakutan sama sekali. Aku seharusnya tidak takut. Tetapi kenapa aku benar-benar... Pada momen selanjutnya tangan yang tipis dan panjang itu menghilangkan jadwal pertarungannya dan membiarkan tangan dia kembali ke dalam mantelnya, dan sebuah bagian menarik perhatianku. Ada sebuah celah tipis di sisi depan dari sarung tangan itu yang terlihat sepeti perban tua, mungkin sedikit lebih tinggi dari dalam pergelangan tangannya. Dari situ, aku bisa melihat kulit pucat dia. Dan pada kulit itu, ada sebuah tato kotak kira-kira 5cm lebarnya. Tato itu adalah sebuah Western Coffin[35] yang digambar dalam gaya manga. Tutupnya menampilkan sebuah muka tersenyum yang misterius, dan tutupnya sedikit terbuka. Sebuah lengan putih menggapai keluar dari dalam, melambai pada siapa saja yang dilihatnya. Pada dunia lain itu, orang yang lain menggunakan air beracun untuk melumpuhkanku dan bersiap untuk membunuhku. Pada saat itu, dia memiliki tato yang sama juga. Itu adalah emblem dari Laughin Coffin. Saat aku teringat pada gambar itu, benar-benar sebuah keajaiban bahwa aku bisa menahan teriakanku atau mencegah diriku dari terjatuh ke lantai, atau bahkan bahwa aku tidak dipaksa untuk log out karena gelombang otak yang abnormal.

Pemain di bawah mantel yang compang-camping itu menatap padaku, yang tidak bereaksi sama sekali, dan lalu membisikkan, "Kamu, tidak tahu, apa yang aku tanyakan?" "...Ahh. Aku tidak mengerti. Apa yang kamu maksud, dengan yang asli." "...." Mantel abu-abu gelap itu dengan diam mengambil selangkah ke belakang. Mata merah itu terlihat seperti sedang berkedip sambil mata itu berkerlip. Setelah apa yang terlihat seperti beberapa detik yang panjang, perasaan yang terasa anorganik nampaknya bertambah saat suara itu berdering. "...Kalau begitu, lupakan saja. Baik, apakah, namamu, adalah sebuah kebohongan, atau palsu... atau apakah kamu, yang asli." Dia memutar badannya dan meninggalkan kata-kata terakhir. "Suatu hari, aku akan membunuhmu." Kata-kata ini membuatku merasa bahwa dia tidak sedang membicarakan tentang membunuh di dalam game. Mantel compang-camping itu pergi dengan diam seperti hantu dan lalu tiba-tiba menghilang. Sekarang, keadaan sekitar tidak seperti sebelumnya di mana pemain itu masih di sekitar. Badanku yang kurus dan ramping mulai bergoyang, dan setelah sedikit saja menyangga badanku, aku terjatuh seperti longsor dan duduk pada kursi kotak di sampingku. Aku lalu memeluk kaki tipisku dan menaruh lututku pada dahiku. Aku menutup mataku, dan di dalam kelopak mataku, aku bisa melihat sebuah tato kecil yang jelas meskipun itu hanya untuk sefraksi dari sedetik. Sebuah peti mati tertawa. Hanya ada satu guild yang menggunakan emblem seperti itu di Aincrad. Itu adalah guild pembunuhan Laughing Coffin. Di dalam dua tahun penyelesaian SAO, bisa dibilang bahwa ada banyak sekali pemain oranye yang mengalami kendala ekonomi dan mulai mencuri uang dan perlengkapan dari pemain-pemain lain. Biasanya, mereka akan berkumpul bersama dari grup-grup hingga satu orang dan memaksa mereka untuk memberikan item yang berharga. Pada maksimalnya, mereka hanya akan menggunakan beberapa racun kelumpuhan. Saat seseorang menyerang orang lain dan menyebabkan bar HP untuk habis, pemain itu benar-benar akan mati di dunia nyata, jadi tidak ada orang yang berani melakukan hal itu. Itu karena 10.000 pemain ini semuanya adalah Net-gamer

berat, dan semuanya adalah orang yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kejahatan di dunia nyata. Tetapi, peraturan tak tertulis Tidak menyebabkan HP untuk jatuh ke nol ini dirusak oleh seorang pemain aneh. Nama pemain ini adalah PoH. Itu adalah nama yang sangat lucu untuk seorang karakter, tetapi tanpa diduga atau malah, adalah karena hal ini sehingga dia memiliki sebuah karisma tertentu. Poin atraktif yang pertama tentang PoH adalah bahwa dia memiliki sebuah penampilan tampan yang terlihat eksotik, dan adalah seorang pemain multilingual yang cukup pandai dalam tiga bahasa. Dia mungkin adalah anak berdarah campuran dari orang Jepang dan orang Barat, dan bahasa Jepang dia, Inggrisnya yang lancar, dan Spanyolnya yang cukup bagus bersuara tepat seperti seorang DJ penyanyi rap profesional, yang akan mengubah pemain-pemain di sekitar dia. Pada akhirnya, mereka berubah dari menjadi pemain ke organisasi ilegal asli yang kukuh dan tidak berperasaan. Dan poin kedua itu sangat simpel. Teknik PoH sendiri. Dia adalah pengguna Belati yang bertalenta. Sebuah belati di tangan dia sudah seperti kepanjangan dari tangan dia. Mata pedangnya bahkan tidak perlu bantuan dari sistem dan bisa menhancurkan monster-monster atau pemain-pemain. Apalagi pada akhir dari game kematian itu, saat dia mendapat apa yang dipanggil sebagai belati yang mengerikan besarnya Mate Chopper, kemampuan dia sangat bagus hingga para pemain di clearing group takut akan dia. Pengikut-pengikut durhaka yang mengagumi PoH tertarik pada dia dalam cara yang berlawanan dengan cara orang-orang tertarik kepada Heathcliff dari Knights of Blood. Dengan pelan, mereka memperluas batas-batas di hati mereka. Setahun setalah game dimulai, pada Malam Tahun Baru di tahun 2023. PoH dan kawan-kawan, yang telah tumbuh menjadi kira-kira 30 orang, menyerang sebuah guild kecil yang sedang mengadakan sebuah pesta di luar di dalam sebuah padang pada tempat pemandangan, dan membunuh mereka semua. Pada hari selanjutnya, ada notifikasi tentang Laughing Coffin, sebuah guild yang tidak diterima oleh sistem dan ditandai sebagai merah, dan berakhir di para pemberi informasi utama dari Aincrad. Tetapi, pemain bermantel abu-abu yang aku baru saja berbicara dengan seharusnya bukan PoH sendiri. Cara berbicara yang tidak terkontrol dan kadangkadang terputus-putus itu benar-benar berbeda dengan cara bicara PoH yang nampak seperti senapan mesin dengan nada yang sangat antusias. Tetapi, benar-benar ada seseorang di Laughing Coffin yang berbicara seperti itu. Aku bertemu dengan orang itu sebelumnya, dan aku pikir kita pernah bertarung sebelumnya. Dia bukan seorang anggota biasa, tetapi seorang anggota

yang cukup tinggi tingkatnya. Aku sudah bisa mengingat sangat banyak, tetapi kenapa aku tidak bisa mengingat muka atau namanya? Tidak, aku sebenarnya tahu. Alasan kenapa aku tidak bisa memikirkannya adalah karena aku sendiri menolak untuk mengingatnya. Laughing Coffin dibentuk pada hari pertama dari 2024, dan telah dikalahkan pada suatu malam musim panas setelah Agustus. Tentu saja, guild itu tidak secara otomatis dibubarkan, tetapi dibantai. Itu karena clearing group, para pemain medan perang terdepan membentuk kira-kira 50 pemain dalam sebuah usaha pemberantasan sambil kita menggunakan paksaan untuk menghancurkan mereka. Sebenarnya, kita seharusnya melakukan hal itu dulu sekali, tetapi kita tidak bisa menemukan tempat pangkalan Laughing Coffin, jadi hal itu ditunda hingga setelah Agustus. Di dalam Aincrad, pemain-pemain bisa membeli rumah-rumah atau kamar-kamar, dan baik apakah itu ada di jalan-jalan atau di luar, kita bisa dengan akurat menunjukkan posisi dengan tepat melalui NPC perusahaan real estate. Clearing group menebak bahwa mereka akan membeli sebuah rumah yang lebih besar atau sebuah bangunan seperti kastil yang memperbolehkan 30 orang untuk tinggal di dalamnya, jadi para pemberi informasi menerima permintaan clearing group dan mengecek semua rumah besar dari lantai pertama. Tetapi meskipun kita menemukan beberapa tempat persembunyian guild oranye dari sedang ke kecil, kita masih tidak bisa menemukan pangkalan Laughing Coffin yang paling penting setelah beberapa bulan. Sebenarnya, tentu saja kita tidak bisa menemukan mereka. Laughing Coffin menggunakan sebuah lantai yang kita telah lama kuasai sebuah area menara yang tidak terhubung dengan level di atasnya, yang merupakan sebuah zona aman di dalam sebuah gua yang bisa dengan mudah dilupakan setelah seorang designer meng-instalnya ke situ. Pemain-pemain clearing akan dengan biasa hanya ikut serta dalam menyelesaikan labirin-labirin dalam menara-menara tinggi, dan pemain kelas sedang akan menyelip ke dalam labirin-labirin di mana ada banyak orang-orang. Tentu saja, akan ada pemain-pemain yang menemukan bahwa ada beberapa masalah dengan gua itu dan masuk, tetapi tidak susah untuk mengimajinasikan bahwa mereka dibunuh dengan mudah oleh Laughing Coffin untuk mencegah dari keberadaan mereka untuk dibeberkan. Alasan pangkalan rahasia dari Laughing Coffin terbeberkan adalah karena salah satu dari anggota mereka yang mungkin tidak dapat menahan perasaan bersalah dari membunuh membongkar rahasia itu kepada clearing group. Para pemain clearing lalu menggunakan informasi ini untuk menginvestigasi dan mengecek bahwa orang-orang itu sedang menggunakan gua itu sebagai pangkalan sebelum akhirnya mengumpulkan pasukan berskala besar. Pemimpin dari pasukan itu adalah anggota dari guild terbesar Holy Dragon Alliance. Beberapa pemain

kuat dari Knights of the Blood dan guild-guild lain juga ikut. Tentu saja, sebagai seorang pemain solo, aku juga diundang untuk mengikuti grup itu. Jumlah dan rata-rata level kita semuanya jauh lebih tinggi daripada Laughing Coffin, jadi kita pikir jika kita menyegel pintu masuk ke zona aman ke pangkalan mereka, akan ada kemungkinan besar mereka akan menyerah tanpa perlawanan. Tetapi sama seperti bagaimana ada seseorang yang membongkar rahasia mereka... Rahasia kita yang dijaga sepenuhnya dan strategi perang kita diketahui oleh mereka untuk beberapa alasan tertentu. Saat kami memasuki labirinnya, tidak ada anggota Laughing Coffin sedang menunggu di ruangan besar dari zona aman. Tentu saja, mereka tidak kabur atau bersembunyi di lorong-lorong dari labirin, tetapi menyerang kita dari belakang. Mereka mempersiapkan berbagai jenis perangkap, racun, item tipuan dan berbagai cara untuk menyerang kita secara tiba-tiba dengan cara-cara yang tidak pasti. Clearing group benar-benar bingung pada awalnya, tetapi respons kepada situasisituasi mendadak adalah sebuah kemampuan yang diperlukan oleh clearing group, jadi kita langsung menyiapkan diri kita sendiri lagi dan mulai menyerang ke belakang. Tetapi ada sebuah perbedaan yang tak diduga di antara Laughing Coffin dan clearing group. Yaitu perasaan bersalah dari membunuh seseorang. Saat kita sadar bahwa anggota-anggota Laughing Coffin yang mengamuk tidak akan menyerah bagaimanapun HP mereka diturunkan, kita mulai bimbang. Tentu saja, kita mendiskusikan kemungkinan ini sebelumnya, dan pada saat itu, kita membuat keputusan bahwa kita harus bertarung sekuat tenaga bahkan jika kita harus membuat HP musuh turun menjadi nol. Tetapi termasuk aku, anggotaanggota dari pasukan tidak dapat melakukan pukulan terakhir saat HP musuh berada dekat dengan angka nol. Salah satu dari prajurit bahkan melempar pedang dia dan berlutut ke tanah. Pertama, ada beberapa martir di dalam para prajurit. Lalu, prajurit-prajurit yang sama yang mengamuk membunuh beberapa anggota-anggota dari Laughing Coffin juga. Dan yang terjadi selanjutnya adalah sebuah neraka yang berdarah-darah. Setelah pertarungan berakhir, ada 11 korban dari sisi para prajurit dan 21 dari sisi Laughing Coffin. Di antara mereka, aku sendiri menggunakan pedangku untuk membunuh dua dari mereka. Tetapi di antara pemain-pemain yang mati dan tertangkap, tidak ada tanda dari nama dari pemimpin PoH. Dua belas pemain-pemain musuh lain yang selamat dari pertarungan itu semuanya dikurung di dalam penjara Dark Iron Palace. Jika pemain bermantel abu-abu itu

benar-benar salah satu dari orang-orang yang selamat, aku mungkin harus berbicara dengan dia pada suatu waktu setelah selesai dari pertarungan. Aku ingat cara bicara dia, tetapi tidak bisa mengingat wajah dia dan namanya, semua ini karena aku memaksa diriku sendiri untuk melupakan tentang semua hal itu. Tidak... Tidak, mungkin di bawah mantel itu... Adalah salah satu dari dua orang yang aku bunuh sendiri. Tanpa diduga, aku memikirkan hal ini. Maka, aku terus memeluk lututku sambil aku duduk pada sebuah kursi dan buru-buru menggelengkan kepalaku. Aku mulai untuk menggertakkan gigiku dengan semua tenagaku dan mencoba untuk merubah pemikiranku. Yang mati tidak bisa dihidupkan kembali. Di dalam insiden SAO, baik orangorang yang aku cintai maupun yang aku benci, 4000 korban itu tidak akan pernah kembali lagi. Jadi orang itu di dalam mantel abu-abu pasti salah satu dari 12 anggota Laughing Coffin yang selamat. Aku seharusnya mengetahui nama-nama mereka. Aku berusaha sebaik mungkin untuk menahan rasa sakit dari mencari-cari dalam ingatan-ingatanku sambil aku mencoba untuk mengingat informasi mereka. Lalu pada saat itu... Aku lagi menyadari sebuah kemungkinan, dan terengah-engah. Suara seperti metalik yang terdistorsi itu yang dikeluarkan oleh orang bermantel abu-abu itu adalah sebuah bisikan yang cukup dalam. Bagaimana jadinya jika dia berteriak dengan semua tenaga dia... Teriakan dari file suara yang aku dengan minggu lalu berdering di dalam kupingku lagi. "...Ini, adalah kekuatan asli, tenaga asli! Orang-orang bodoh, ukirlah rasa takut dari nama ini di dalam hati-hatimu!" "Nama dari pistol ini dan aku : Death Pistol... Death Gun!!" Suara itu sangat mirip. Aku tidak mungkin salah. Suara-suaranya akan menjadi sama. Orang itu Apakah orang bermantel abu-abu itu Death Gun? Jika begitu, misiku untuk dive ke dalam GGO, menarik perhatian dan menjadi target Death Gun sudah selesai dengan cepat. Tapi... Tapi, aku tidak pernah menduga hal-hal akan berjalan secepat ini. Death Gun adalah seseorang yang selamat dari SAO, dan salah satu dari anggota SAO kalau begitu.

Maka dia bisa menggunakan sebuah pistol di dalam game untuk membunuh dua pemain asli di dunia nyata. Mungkin... Mungkin... Benar-benar ada kekuatan seperti itu... Pada saat ini, aku tiba-tiba ditepuk pada bahu kiri, dan hampir berteriak. Aku benar-benar syok sambil aku bergetar, dan melihat ke atas, hanya untuk melihat rambut biru aqua berayun di depanku. "Ada apa dengan ekspresimu...?" Perempuan itu Sinon merengut saat dia mengatakan hal itu. Aku hanya bisa memaksa sesuatu seperti sebuah senyuman pada dia. "Ah...ti-tidak, tidak ada apa-apa..." "Apakah pertarungan kamu barusan itu hampir kalah? Tapi kamu kembali cukup awal, kan?" Setelah mendengarkan kata-kata ini, aku akhirnya ingat bahwa aku sedang ikut serta di dalam babak penyisihan dari turnamen Bullet of Bullets. Aku mengedip, melihat sekitar, dan menemukan bahwa kubah yang sebelumnya terisi oleh pemain-pemain sekarang hanya ada setengahnya tersisa. Tampaknya ronde pertama dari babak penyisihan telah usai, dan para pemain yang kalah telah ditranspor ke permukaan. Musuhku selanjutnya seharusnya langsung muncul, dan ronde kedua akan mulai. Tetapi dalam situasi seperti ini, aku tidak merasa aku masih bisa bertarung. Aku terus menatap pada Spiegel, yang memberi suatu tampang yang agak terkejut dari kejauhan, dan Sinon yang berada tepat di depanku sebelum menghembuskan nafas dengan lemah dari mulutku. Dengan langsung, Sinon memberi tatapan serius dan berkata, "Kamu sudah sangat canggung setelah pertarungan pertama. Kamu terlihat seperti kamu pasti tidak akan dapat mencapai ke final. Semangatlah... Aku harus membalasmu karena telah menipuku!" Setelah mengatakan itu, dia mengangkat tangan kanan dia dan lagi menepuknya pada bahuku. Aku secara tidak sadar menggunakan tanganku untuk memegang tangan kecil dia yang akan meninggalkanku. Aku lalu membawanya ke dadaku, dan lalu membiarkan lengannya di dahiku. "Tu-Tunggu sebentar...apa yang kamu lakukan!?" Sinon buru-buru membisikkan hal itu sambil dia bersiap untuk menarik tangan dia kembali. Tetapi, aku terus memegang erat pada tangannya dan tidak melepasnya. Meskipun ini adalah kehangatan yang datang dari sebuah avatar poligonal, tetapi avatar ini mampu memberikanku kehangatan ini yang tidak bisa diartikan. Saat

aku merasakan perasaan dingin yang menakutkan yang berdiam di hatiku, badanku mulai bergetar. "...Apa yang kamu lakukan...?" Aku mendengar sebuah suara yang terganggu pertama, dan lalu, aku merasakan tangan yang kecil dan hangat di dadaku itu mulai merileks.

Bab 7 Ada perasaan aneh di jari telunjuk tangan kanannya, menyebabkan Shino mengerutkan dahinya. Menggosok dengan jempolnya dengan maksud menenangkan iritasi tersebut, tidak dapat menenangkan dari perasaan tersebut. Dia tahu alasannya. Itu adalah salah dari Kirito, pemuda sombong, kasar dan pemula. Dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengepal tangan kanannya. Normalnya ini mustahil dan dia menegerti apa yang ada di kepalanya. Sinon sekarang FullDive di dunia virtual dengan AmuSphere, tidak peduli berapa lama dia mengepal tangannya, aliran darah di tubuhnya atau sarafnya takkan terganggu. Semua sensasi di dunia virtual hanya akan dikirim ke otak oleh mesin dengan sinyal virtual. Tapi. Sekarang, tangan kanan Shino masih merasakan tekanan dan kehangatan yang sangat kuat dari tangan pengguna light saber, meskipun itu telah dua jam berlalu. Menyerah untuk menghapus perasaan itu, Shino mengembalikan tangannya untuk memegang anti-material sniper riffle. Pada pegas yang ringan di pelatuk, dengan lembut dia memasukkan jarinya disana. Pegangan senjata kesayangannya Hecate II yang telah melewati banyak pertempuran bersamanya seperti bagian tubuhnya, tapi perasaan aneh itu tidaklah hilang. Sinon telah bersembunyi di semak kecil di atas bukit menunggu kesempatan untuk membidik. Arenanya adalah Wilderness at the Crossroads. Topografi dari daerah itu adalah tempat yang gersang dengan dua jalan yang membelah arena. Musuhnya adalah Stinger. BoB selection F Block, pertemputan kelima jadi ini adalah semi-final, dan duapuluh menit telah berlalu sejak pertandingan ini dimulai. Jika dia menang di pertandingan ini maka, tanpa peduli hasil pertandingan selanjutnya, dia dapat mengikuti pertandingan utama BoB battle royale yang dijadwalkan besok, Minggu malam. Tapi untuk menang di pertandingan ini, Stinger pasti juga sangat kuat. Meskipun namanya seperti itu, dia tidak memakai perlengkapan surface-to-air missile launcher Stinger[1]. Senjata utamanya adalah FN SCAR carbine rifle, dengan perawatan yang baik. Dia juga memakai ACOG scope untuk meningkatkan akurasinya. Jadi jika mereka saling melihat dalam jarak dekat, Shino tidak mungkin untuk menang. Beruntunglah, arena itu, ada empat blok yang dipisahkan oleh jalan, kau harus melewati jalan tengah untuk mencapai tempat lain. Ketika kedua pemain muncul di peta, mereka akan ditaruh dengan jarak minimal 500m, karena itu mustahil ada pemain di blok yang sama.

Dengan kata lain, jika Stinger ingin mencapai jangkauan Shino untuk membidik dengan SCAR, meskipun dia tahu untuk melewati jalan utama, dia harus menerobosnya, dengan kata lain Shino harus berhasil menyerangnya ketika dia di jalan. Dengan pilihan ini, Stinger mencoba untuk menghabiskan waktu sebelum dia menerobos, strategi untuk membuat Shino kelelahan. Meskipun begitu Shino tidak mengabaikan kemungkinan dia bergerak lebih awal, jadi dia tidak punya pilihan lain selain merenggakan sarafnya sampai batasnya dan berkosentrasi melihat pemandangan ini. Sekarang, dari titik A sampai O dengan kemungkinan kelelahan menunggu terbagi menjadi 15 blok, lebih dari separuh dari mereka menentukan pertandingan mereka selesai, jadi 10 pertandingan yang lain diadakan dalam waktu yang sama. Di Standby Room, lobi lantai pertama, atau bar di sisi jalan, kau dapat menonton semua pertandingan. Focus di Sinon dan Stinger yang merasa penonton sudah sangat bosan. Sampai sekarang keduanya belum menembak peluru. Di sisi lain bersamaan dengan semi-final grup F, ada sebuah pertempuran yang pasti tidak membosankan, pertempuran yang dilakukan dengan cara mencolok. Alasannya adalah satu dari mereka spesialis jarak dekat dengan dua machinegun, sedangkan yang lain menggunakan senjata dengan jangkauan terpendek pengguna light saber bertempur. Sekarang dia tidak boleh kehilangan kosentrasi. Meskipun dia mengerti itu, pikirannya kembali kepada gadis misterius berambut hitam, tidak laki-laki. Pertempuran yang pertama memakan waktu sebanyak sepuluh menit, dan ketika dia kembali ke Standby Room, orang pertama yang ditemuinya adalah Spiegel Shinkawa Kyouji dan ucapan selamatnya. Setelah mengucapkan selamat dan terima kasih, Shino kembali ke tempat duduknya. Kemunculan Kirito membuatnya terkejut. Ini tidak mungkin. Dia tidak menyangka dia akan menang dan kembali lebih cepat dari darinya. 'Hmm, kau sedikit berbakat.' Dia berjalan ke arahnya sambil berpikir mengatakan hal itu, Sinon terkejut oleh hal lain. Sebelum bertanding, Kirito memiliki sikap yang sangat santai, namun sekarang dia duduk di kursi sambil memegang lututnya, kepalanya menunduk dan bahunya gemetar. ... ...Dia menang. Apakah bertarung dengan musuh yang memakai senjata api menakutkan? Memikirkan tentang itu, Shino tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk memegang bahunya yang terbungkus baju kamuflase berwarna pola malam. Tiba-tiba, tubuh Kirito bergetar karena terkejut, dengan tindakan yang hanya dilakukan hati-hati, dia melihat ke atas.

Sinon tahu siapapun yang tidak tahu tentang dia akan berpikir dia adalah perempuan, dengan wajah yang manis dan wajah yang terlihat pintar dari avatarnya pandangannya sepeerti melihat neraka, dipenuhi ketakutan. "... ...Kenapa kau berwajah seperti itu?" Sinon tanpa sadar berbisik, mendengar kata itu, Kirito berkedip sesaat dan mengganti wajahnya menjadi senyuman. Tidak ada yang salah, Kirito menjawab dengan suara lemah, dan Sinon menanyakan apakah pertarungan pertamanya sulit. Tapi, wajahnya tersembunyi di balik avatar gadis berambut panjang berwarna hitam, dan dia tidak menjawab apapun. Dia bukan musuh yang dia harus terlibat hal di luar itu. Kirito seharusnya tahu Sinon telah salah mengartikan gendernya. Tapi dia tidak sengaja untuk tidak menjelaskan kesalapahaman itu dan membiarkan Sinon menunjukkan jalannya, membantu dia untuk berbelanja, dan akhirnya membawa dia ke ruang ganti yang sama. Tentu saja, dia mengira dia perempuan, dan itu salahnya karena tidak menanyakan kartu namanya. Karenanya setengah dari kemarahan Shino ditunjukkan kepada dirinya sendiri. Di dunia nyata, meskipun dia dipermainkan oleh temannya, dia telah memutuskan di hatinya untuk tidak berteman dengan siapapun. Ketika dia bertemu pemain perempuan yang langka di GGO untuk menanyakan arah. Dia bahkan melupakan keputusannya. Itu sangat menyenangkan. Ketika membawa dia ke toko untuk berbelanja dan menaiki kereta beroda tiga, Shino menyadari bahwa dia memberikan senyum paling tulus, sesuatu yang bahkan dia lakukan di GGO. Itu benar Shino tidak benar-benar marah kepada Kirito karena dia laki-laki. Ketika dia bersamasamanya, dia menjadi lebih hati-hati, sesuatu yang tidak dapat dia maafkan untuk dirinya sendiri. Karena itu, ketika dia tahu bahwa Kirito menang di putaran pertama, dia sangat senang. Untuk bertemu dengannya di final, kemudian menembak wajahnya dengan peluru Hecate dan menjadi lebih kuat sebelum menghadapinya. Meskipun dia memiliki pikiran seperti itu, Kirito yang telah diambil alih oleh ketakutan seperti dia menjadi orang lain. Shino berbicara tanpa sadar bercampur dengan kemarahan. "Kau menjadi seperti ini karena satu pertandingan? Bertanding di final hanya seperti mimpi didalam mimpi. Bertahanlah... Aku... akan mengambil apa yang kau utangkan padaku." Dia mengepalkan tangan kanannya dan sekali lagi menepuk pundak Kirito.

Tangannya tertutupi oleh dua tangan yang putih. Dia kemudian menariknya dengan kuat dan tanpa sadar tanganya terkena di dadanya. "Hey, Hey... Apa yang kau lakukan!?" Shino bereaksi dan menarik tanganya, tapi dia tidak pernah membayangkan bahwa tubuh Kirito memiliki STR yang sangat tinggi, dia memberitahu kepada tangannya. Tanganya seperti es, dan Shino merasakan menyentuh tangannya membuat nafasnya dingin. Pada saat itu, di penglihatan Shino muncullah tombol 'report sexual harassment'. Jika dia menekan tombol ini atau mengatakan "report," maka avatar Kirito akan dikirim ke penjara Gurokken dan, untuk waktu yang singkat, dia tidak dapat keluar. Tetapi, Shino tidak bergerak, dan dia tidak mengatakan apa-apa. Melihat tangannya terkepal dan tubuh yang sedikit gemetar menghilang, Sinon merasakan perasaan deja vu. Dia pernah melihat gadis itu sebelumnya, dengan postur yang sama persis. Berpikir lebih lanjut, dia menyadari bahwa itu adalah dirinya. Bukan Sinon the sniper, tapi Asada Shino dari dunia nyata. Itu seperti ketika Shino diliputi oleh ingatan yang buruk dipenuhi oleh bau darah dan mesiu, menangis meminta seseorang menyelamatkannya. Menyadari di saat itu, Sinon tanpa sadar merilekskan tangan kanannya. "............Kenapa kau............?" Dia bertanya dengan lembut, tapi tidak ada jawabannya. Meski begitu Shino dapat merasakannya. Menempelkan tangannya ke rambut hitam avatar itu tidak, di dalam avatar itu terdapat seseorang yang nama dan wajahnya dia tidak tahu mungkin terperangkap di kegelapan seperti Shino. 'Apa yang terjadi,' Sinon ingin bertanya. Tapi sebelum itu, ada cahaya samar di sekitar tubuh Kirito, dan kemudian dia menghilang. Musuhnya telah ditetapkan, jadi dia dikirim ke bagian arena untuk pertandingan kedua. Melihat seperti itu, dia mungkin tidak dapat bertarung dengan baik. Sinon berkata begitu dan menghela nafas. Siapapun yang kalah akan kembali ke Hall daripada underground waiting area. Karena itu, bila Kirito kalah, hari ini atau dengan kata lain, dia mungkin tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya lagi. Tentu saja, itu bukan hal besar. Mereka bahkan bukan teman, tetapi hanya akan pergi ke arah yang sama ke Government House. Setelah hari ini dia akan melupakan nama dan wajahnya.

- Seperti itu yang seharusnya. Tapi pemikiran Shino yang paling gila, kedua, ketiga bahkan keempat pertandingan akan dimenangkan oleh Kirito hanya menggunakan lightsaber dan sebuah pistol. Ketika Sinon menunggu untuk pertandingan selanjutnya, dia hanya memiliki kesempatan untuk melihat pertarungannya di monitor satu kali. Gaya bertarungnya adalah 'Last Stand' atau 'Banzai' dengan taktik bunuh diri. Menghadapi musuh dengan status AGI, dia menggunakan pistol FN Five-Seven, atas sugesti Shino, sebagai tembakan bantuan untuk serangan frontalnya. Dia menghiraukan peluru musuh yang mengenai armor dan menangkis yang mematikan, dan dengan itu. Dia dapat mengambil jarak dengan sekejap mata, kemudian memotong musuh bersama senjatanya. Tidak ada seorangpun di pertandingan pertama dan kedua BoB bertempur dengan cara seperti ini. Di standby room, para penonton terkejut dan kagum, dan Sinon hanya dapat melihat dengan matanya. Setelah momen tersebut, Kirito dapat dengan mudah masuk semifinal blok F. Tetapi menghadapi musuh yang tidak beralasan, bagaimana cara melawan dia melawannya? Setelah melihat pertandingan Kirito, Sinon berpikir seolah itu semi-final telah dimulai, dan bagian dari pikirannya mempertimbangkan masalah ini. Di saat yang sama, dia tidak dapat berhenti untuk memikirkan pemain bernama Kirito. Ketika berbelanja bersama, dia memberikan senyum penasaran. Ketika dia diketahui sebagai laki-laki, Kirito menunggunya untuk menyiksanya karena bersikap kurang ajar. Lalu setelah pertandingan pertama, memegang tangan Sinon, tubuhnya gemetar. Dan dengan light sabernya, dia memotong musuhnya, seperti penampakan hantu. Pada akhirnya yang mana benar-benar Kirito? Dan kenapa dia terus memikirkan hal itu? Menyadari bahwa dia kesal tanpa alasan, Shino menggigit bibirnya ketika mata kananya fokus pada high magnification scope. Pada saat ituDari jarak yang cukup jauh, melihat jalan utama, dia melihat bayangan besar bergerak dari gunung. Sinon dengan menyetel tembakan Hecate menjadi otomatis. Angin bertiup ke kiri dengan kecepatan 2,5m/ detik. Kelembapan 5%. Dia menaruh matanya ke scope dan membidik bayangan dan menunggu lingkaran peluru menyusut sebelum menembaknya tanpa ragu-ragu. THUD

Dari tempat itu, peluru kaliber 50 terbang menembus udara seperti lorong. Itu membuat seperti spiral yang mengarah sedikit ke bawah dan mengenai bayangan tersebut. "... ...Di sana." Sinon mengambil nafas sambil menekan pelatuk dari Hecate, mengkosongkan cartridge dan menaruh peluru selanjutnya di senjatanya. Bayangan yang jatuh bersama suara bukanlah Stinger. Melainkan sebuah batu dengan diameter 1m. Pada saat berikutnya, di tempat yang sama, sebuah siluet yang besar menyerbu dari jejak debu dibelakang. Sebuah kendaraan roda empat Humvee. Benda itu bukanlah item yang pemain punya melainkan bonus dari suatu peta. Pemain yang pertama kali medapatkannya dapat menggunakannya. Itu seperti barang baru, kecuali kap di depannya - Sinon langsung mengerti, batunya telah dijatuhkan oleh mobil itu. Stinger, orang yang seharusnya duduk di kursi pengemudi, tahu Hecate II Shino adalah bolt-action rifle dan tahu bahwa dia akan membidik di persimpangan yang harus dia lewati. Jadi, dia menjatuhkan batu itu di persimpangan dengan Humvee untuk ditembak, dan ketika dia mengisi peluru, dia akan melewati persimpangan itu. Ide itu benar. Faktanya kendaraan itu telah sampai di tengah persimpangan ketika dia mengisi peluru . Dia hanya memiliki satu kesempatan. Selain itu dia tidak memiliki waktu untuk membidik dengan benar. Tetapi, Sinon tidak panik. Stinger mengambil kesempatan dari kesalahan Sinon sebagai sniper, No Bullet Line First Shot. Tapi sebagai gantinya, dia juga memberikan informasi. Di penglihatan Sinon jejak dari tembakannya telah menghilang. Selama dia tidak panik, dia dapat membuat peluru kedua terbang di tempat yang sama. Jika dia dapat menggunakan itu, maka dia mungkin mendapat akurasi yang tinggi dibanding tembakan pertama. Setelah membuat sedikit penyesuaian dari senjatanya, Sinon menekan pelatuknya lagi. BOOM! Peluru peluru kaliber 50 mengenai jendela pengemudi dan menembus kaca dengan mudahnya. Kejadian berikutnya, kendaraan itu membuat lengkungan besar, pergi ke sisi jalan, dan kemudian menabrak ke sisi gunung. Dari mesin depan, api menyala. "... ...Jika kau keluar dari mobil dan lari kau mungkin melihat garis peluru dan mungkin untuk menghindarinya ." Sinon berbisik setelah memenangkan ronde ketiga. Menjaga scopenya di matanya, dia hanya melihat api dari Humvee. Tidak peduli berapa lama waktu dia

menunggu, Stinger tidak muncul. Sepertinya dia mati di kursi penggemudi, tapi dia tetap di posisi menembak. Ketika udara malam menampilkan "CONGRATULATIONS" dengan kata berwarna, Sinon berdiri dari semak. Waktu pertandingan, 19 menit and 15 detik. Semi-final selesai. Dengan cara seperti ini, seperti yang dia rencanakan, dia mendapat tiket turnamen BoB. Tetapi dia tidak memiliki tanda kemenangan, bahkan senyumannya. Pikirannya hanya terpaku pada pertandingan blok F final. Yang jadi misteri adalah Kirito, tidak diragukan lagi, menghabiskan waktu paling sedikit di semi-finalnya. Musuhnya menggunakan dua SMG[2]. Tidak peduli berapa banyak peluru dia tembakkan, jika dia membiarkan pengguna light saber itu mendekat, dia akan terkena serangan instant death[3] oleh pedang Kirito sebelum darahnya habis, Kirito setelah semuanya, dengan kecepatan yang mengagumkan, memiliki kemampuan predict the trajectory prediction line. Kesempatan untuk menghentikannya dengan tembakan perlindungan dari M134 mini-gun, atau senjata sejenisnya. Demikian, Shino dengan Hecate, menunggu dengan pelan transfer ke arena berikutnya. Setelah beberapa detik, Shino tidak kembali ke standby room, tetapi langsung ke ruang persiapan final. Permukaan segi enam dari window di layar tertulis nama lawannya, dan pasti namanya adalah [Kirito]. Setelah transfer selanjutnya, dia membuka mata untuk melihat jalan yang meninggi serta lurus, dan matahari yang berdarah terbenam. Arena InterContinental Highway. Meskipun tempat ini memiliki luas yang sama dengan sebelumnya, sekitar satu kilometer, sejak kau tidak dapat pergi ke perbukitan dari timur ke barat, kenyataannya, arenanya cukup ramping dan sederhana. Namun, ada banyak reruntuhan mobil, truk bahkan helikopter, dan disana ada celah untuk naik dan turun, jadi dari sisi jalan, kau tidak dapat melihat sisi lainnya. Sinon dengan cepat melihat ke belakang dan mengetahui bahwa dia sekarang berada di ujung sudut peta. Musuhnya adalah Kirito pasti ada di barat jalan, setidaknya 500m. Dia melihat sekitar, lalu berlari ke jalan. Tujuannya adalah bus besar yang terparkir di pinggir jalan. Dari pintu semi otomatis menuju lantai dua. Dia tiarap di tengah lantai, mengambil Hecate II dari punggungnya. Dia membidik dengan moncong pistol di jendela di depan bus, mengambil posisi membidik, dan membalik scopenya dalam posisi membidik. Matahari di depannya. Itu berarti, tidak peduli dia sembunyi, pantulan scopenya dari matahari akan menjadi bahaya membuatnya ketahuan. Seorang sniper dengan posisi ini dapat mudah ketahuan.

Tapi, di dalam bus, cermin kaca di depan akan menyembunyikan scopenya. Juga dari tingginya, dia dapat melihat hamper semua posisi di jalan tersebut. Kirito mungkin mendekat dengan cepat dari satu gangguan ke gangguan lainnya. Dia tidak berpikir mengenainya dengan garis peluru. Kesempatannya, jika dia tahu lokasinya, itu adalah tembakan pertama. '- Tembak dia. Aku harus.' Mengukir keinginan yang kuat di hatinya, Sinon menaruh matanya di scope. Kenapa dia ingin menang, dia tidak mengerti. Memang, Sinon ditipu oleh Kirito untuk menyembunyikan gendernya ketika dia mengajaknya berkeliling dan membantunya membeli equipment. Lebih dari itu dia juga melihatnya ketika dia berganti baju. Tetapi, meskipun dibilang begitu, itu bukan apa-apa tapi disbanding hal lain. Dia tidak kehilangan item, dan hanya baju dalam avatarnya yang terlihat. Dari pertemuan di jalan Gurokken, samapi perpisahan di standby room meskipun hanya sepuluh menit. Itu sulit dilupakan. Tapi sekarang, semua pertarungan yang dia alami di GGO telah hilang dibanding keinginannya untuk mengalahkan Kirito. Ya - bahkan lebih dari pengguna minigun menakutkan, Behemoth. Untuk seorang yang baru hari ini tiba di GGO, dan lebih dari itu melawan pengguna light saber yang semua penembak menganggap lemah, kenapa dia melakukan sejauh itu... '...Tidak.' Tidak, mungkin dia telah mengetahui alasannya. Itu karena, 'Aku tidak menganggap laki-laki ini musuhku di hatiku.' Ketika lakilaki itu duduk di kursi bergetar sementara tangan dinginnya memegang tangannya, dia mengetahui perasaan yang ada di hatinya. Kasih sayang? Tidak. Kasihan? Tidak. Simpati ...? Tidak tentu saja tidak. 'Tidak ada seorangpun yang simpati padaku. Tidak ada seorangpun yang memiliki rasa sakit yang sama dengan diriku. Aku telah mencari seseorang seperti itu, Tapi pada akhirnya, dia hanya merasa terus, terus, terus, dikhianati. Suatu hal yang dapat menyelamatkannya adalah kekuatannya. Karena mengerti hal itu maka dia ada disini. Dia tidak ingin tahu tentang situasi Kirito dan tidak perlu tahu. Selama dia menembak avatar yang membuatnya bingung, dia akan menguburnya di daftar kill sejauh ini. Dan melupakannya. Ini yang dia butuhkan untuk melakukannya.

Hati-hati namun sengaja, Sinon memfokuskan pikirannya dan melihat di scopenya, jarinya menggengam pelatuk. JadiDi latar belakang matahari terbenam muncullah bayangan, dengan sekejap Sinon lupa untuk mengontrol snipernya dan membuat suara. "Apa..?" Sebuah angin menerpa rambut hitamnya, baju camuflase menutupi tubuhnya, dan light saber ada di sabuknya. Tidak dipungkiri lagi itu Kirito. Tetapi, dia tidak berlari. Dan sepertinya dia tidak ingin sembunyi. Dia di tengah jalan raya dengan garis sedikit terangkat, berjalan goyah. Itu sangat berlawanan dengan pertandingan sebelumnya, sebuah postur tanpa pertahanan. '-Apakah dia mencoba mengatakan, bahkan tanpa garis peluru dia dapat menghindari tembakanku?' Memikirkan ini, kemarahan ada di kepalanya sambil membidik kepala Kirito. Lalu Sinon menekan pelatuk-sebelum itu, dia sadar pemikiran sebelumnya adalah salah. Kirito tidak melihat ke depan. Dia hanya menundukkan kepala, dengan tubuh gemetar hanya menyeret kakinya. Ini sangat terbalik dengan serangan "chased by ghosts" di pertandingan sebelumnya dan ini adalah kecepatan yang lemah. Dengan dia seperti ini, menghindari tembakan Sinon sangat mustahil. Peluru Hecate II lebih cepat di banding kecepatan suara, dan itu sudah terlambat ketika kau mendengar suara tembakan. Dan dengan dia melihat ke bawah, tentu saja dia tidak dapat melihat tembakan. Itu berarti Kirito tidak ingin menghindari tembakkannya dari awal. Dia ingin untuk sengaja tertembak, dan kalah di pertandingan. Sekali dia mendapatkan tiket untuk pergi ke turnamen, apapun yang terjadi... pertarungannya dengan Sinon tidak berarti apa-apa. Itulah maksudnya. "...Jangan bercan..." Suara Sinon terdengar serak. Dia menaruh jarinya ke pelatuk dan membidiknya. Lingkaran hijau muncul, dan membidik di kepala Kirito dan cepat menyusut. Pergerakan lingkaran menunjukkan detak jantung Sinon. Tapi hanya dengan angin yang lemah dan jarak 400m, tembakkannya pasti akan terkena. "...Jangan bercanda denganku!!" Teriakkannya, terdengar seperti anak kecil yang menangis. Di saat yang sama, Sinon menekan pelatuk. Gemuruh kaliber 50 riffle terisi di bus itu, lebih dari setengah kaca depan dipenuhi oleh kabut terpecah.

Peluru itu terbang menembus warna merah matahari yang terbenam dengan garis lurus - itu melewati pipi kanan Kirito sekitar 50cm ruang antara dia dan mobil yang tertembak. Sebuah api, dan setelah itu keluar erupsi asap hitam. Dari tekanan peluru 12.7mm terbang dekat dengan kepalanya, Kirito sedikit bergetar. Dia berhenti dan melihat ke atas. Ketika Kirito terlihat seperti perempuan di permukaan, hanya pertanyaan 'kenapa kau meleset?' yang terlihat di wajahnya. Ketika melihat wajahnya melalui scope, Sinon menarik pelatuk dan menembak dalam satu aksi. Kali ini, pelurunya melewati atas Kirito dan menjauhinya. Mengisi peluru. Menekan peluru. Peluru ketiga mengenai aspal di sampingnya meninggalkan bekas. Reload. Fire. Reload. Fire. Reload. Fire. [4]. Enam selonsoong peluru kosong Keluar di sekitar Sinon kemudian menghilang. Kirito masih berdiri di sana, masih belum tersentuh, dan menembus scope, matanya terlihat bertanya. Sinon perlahan berdiri, tangannya memegang Hecate, dan mulai berjalan melewati bus, Dia melompat dari tempat dia menembak menuju jalan dan mulai melanjutkan berjalan. Sepuluh detik kemudian , ketika dia mendekat menuju Kirito hingga 5m, dia berhenti. Melihat pengguna light saber itu masih berdiri di mukanya, dia bernafas keluar. "...Kenapa?" Arti dari pertanyaan ini, dan kecaman yang bercampur, sepertinya mencapai Kirito. Mata hitamnya, dan lagi melihat ke bawah. Akhirnya, dia mengatakan sesuatu tanpa perasaan seperti NPC. "...Tujuanku, hanya ingin mengikuti turnamen utama. Aku tidak memiliki alasan untuk bertarung denganmu." Sinon telah menyadari jawaban ini. Tetapi perasaan itu 'karena itu aku tidak dapat memaafkanmu' ada di dalam dadanya, dan sekali lagi Sinon berkata. "Lalu, kau seharusnya menembak dirimu sendiri dengan pistol begitu pertandingan ini dimulai. Apa kau khawatir dengan harga peluru? Atau kau ingin memberikan hitungan kill, berpikir seperti ini apakah aku akan puas...!?" Menuju Kirto yang menundukkan kepala, dia mengambil langkah mendekat - . "Hanya permainan VR atau satu pertandingan, itu hanya pilihanmu jika merasa seperti itu! Tapi jangan memaksakan nilai pribadi itu pada saya!!" Sinon menangis dengan suara yang sedih, dia juga menyadari mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.

Untuk memaksakan nilai pribadi kepada musuhmu, maka itu sama yang dia telah lakukan. Jika dia tidak dapat memaafkan Kirito, seharusnya Sinon menggunakan peluru pertama untuk mengakhiri pertandingan, dan melupakan dia setelahnya. Malah dia menggunakan 6 peluru untuk mengancamnya, dan lebih dari itu dia membuang perasaannya padanya dengan berhadapan langsung. Di hal yang lain, yang tidak memiliki alasan mungkin dirinya. Tetapi Meski begitu, Sinon tidak dapat menghentikan dirinya. Hecate di tangannya, wajahnya berubah dan tidak dapat menghentikan air matanya yang keluar dari matanya. Di belakangnya ada sinar matahari, setengah dari tubuhnya tertutupi bayangan, mata Kirito tertutup, dan mulutnya kaku. Akhirnya, avatarnya dengan lembut santai, meski lemah, tapi dengan perasaan dia berkata. "...Aku juga...pada waktu yang lalu, aku merasa aku menyalahkan orang seperti itu..." "..." Kirito melihat dengan diam Sinon, lalu dia mengangkat kepalanya. "...Maafkan aku. Aku salah. Meskipun ini game, hanya pertandingan, tapi aku bisa memberikan yang aku bisa...selain itu, tidak ada artinya kualifikasi untukku di dunia nyata. Aku seharusnya tahu itu ..." Lalu, dia mengangkat kepalanya, mata hitamnya melihat lurus Sinon, dan swordsman dari tanah yang asing berkata. "Sinon, dapatkah kau memberikanku kesempatan untukmu? Sekarang, kau boleh bertanding denganku." Dari kata yang tidak dapat dia perkirakan, Sinon langsung melupakan kemarahannya dan mengerutkan alisnya. "Sekarang, jika kau berkata seperti itu..." Kualifikasi BoB dan turnamen utama melawan dengan musuh yang tidak di ketahui di peta. Sejak mereka bertemu tanpa bertarung, tidak ada cara kembali ke kondisi awal. Tetapi, Kirito memperlihatkan senyumnya, lalu menarik FN Five-Seven dari pinggang kirinya. Dia menggunakannya sebagai sikap untuk menghentikan Sinon, yang hendak mengambil posisi, dan menarik pentup pistolnya sekali. Dia terampil dalam menangkap peluru di udara, lalu meletakkan pistol itu di sarungnya. Sementara memutar peluru 5.7mm dengan tangan kirinya, Kirito berkata. "Pistolmu, masih memiliki pelurukan?"

"...Yeah, hanya untuk satu tembakkan." "Kalau begitu, kita berduel. Mari kita lihat... 10 meter menjauh. Kau gunakan rifflemu, dan aku gunakan light saberku. Aku akan melempar peluru. Ketika sampai di tanah, pertandingan dimulai. Bagaimana ?" Terkejut, atau seperti Sinon tertegun. Tanpa menyadari kemarahannya memudar, dia berbicara. "Begini...kau piker petandingan itu adil? Hanya 10m menjauh, peluru Hecate ini pasti kena. Dengan kemampuanku dan statis perlengkapanku, dikombinasi oleh status, itu pasti hit distance in the system. Kau tidak punya kesempatan menggerakan light sabermu. Hasilnya sama saja dengan bunuh diri. "Kita tidak akan tahu sebelum mencoba bukan." Setelah mengatakan itu dengan sombong- mulut Kirito memperlihatkan senyuman. Di saat dia melihat ekspresi itu, Sinon segera berlari menuju tempat di belakangnya. Dia serius. Pengguna light saber, ingin menang dari Sinon dengan Western-style duel. Memang peluru Hecate II hanya ada satu. Jadi dia harus menghindar dengan suatu cara untuk menang. Dia mungkin berpikir seperti itu, terlalu naif. Melawan tembakan dan peluru yang membunuh, tidak ada yang disebut somehow. Dibandingkan dengan pusat perbelanjaan game to avoid the bullets revolver anti penembak, entah itu kecepatan, akurasi dan kekuatan itu tidak memilik level yang sama. Tapi-jika Kirito benar-benar memiliki something, maka. 'Aku ingin melihatnya. Tidak peduli apa yang terjadi.' Saat berikutnya, Sinon mengangguk dan berkata: "...Baik. Aku setuju untuk menerima tantanganmu sebagai pertandingan." Lalu dia berbalik, mengambil sepuluh langkah ke barat di tengah gari pembatas, dan membalik wajahnya ke arah matahari. Jarak antara dua orang itu hanya 10m. Dia menaikkan Hecate yang dia bawa, meletakkan pangkal riffle pada bahunya, dan membuat kakinya mejadi posisi menembak biasa. Di dunia nyata, bahkan seorang yang paling kuat tidak dapat menembak riffle dari posisi berdiri. Tapi di GGO, selama kemampuan fisik mencapai nilai tertentu, maka hal itu mungkin. Tentu saja, tidak adaorang yang dapat menahan recoil dan terkatuh ke belakang, tapi karena dia hanya memiliki satu peluru, ini tidak perlu dipikirkan. Dia menarik baut untuk menaruh peluru terakhir di senjatanya.

Ketika dia melihat melalui scope, bahkan perbesaran yang terkecil, senyum Kirito muncul di penglihatannya. Itu terlihat seperti gadis muda yang cantik, lemah dan ketidakberdayaan di beberapa menit yang lalu menghilang. Wajahnya seperti bercahaya dan senyum keberaniaan di bibirnya. Kirito menutup jarinya di tangannya yang memegang peluru FN Five-Seven dan membentang tangannya lurus ke depan, bersamaan dengan dia menarik light saber dari pinggangnya. Dia menekan tombol dengan jempolnya, dan itu mengeluarkan pedang berwarna biru dengan energi. Sekarang, para penonton yang melihat di final blok F mungkin memiringkan kepala mereka dan berpikir apa yang kedua orang itu lakukan. Dia tidak peduli hal itu. Peluru melawan pedang. Dengan pikiran yang normal, itu tidak adil, tapi Sinon dapat merasakan ketegangannya naik. '---Sudah pasti, orang itu memiliki something.' Dengan perasaan yang langsung Sinon menyesuaikan bidikannya. Di sisi yang lain berlawanan, Kirito berbicara. "...Maka, ayo kita mulai."

Kemudian, dia tidak ragu untuk melempar peluru ke udara, peluru itu berputar di udara. Cahaya pantulan matahari membuat sinar seperti ruby di udara. Kirito memundurkan pinggangnya, menaruh kaki kirinya di depan dan setengah dari tubuhnya maju, dan light saber ditangan kanannya miring ke samping. Meski dengan jarinya memegang pedangnya, tidak ada terasa kekuatan, itu adalah postur santai. Tapi meski berpostur seperti itu, Avatarnya memberikan tekanan seolaholah dia ditargetkan di hatinya oleh moncong senapan.

Sinon, tentu saja merasakan sensasi senang dengan cepat naik. Peluru 5.7mm bergerak di udara sangat lambat. Semua suara lenyap. Dia sadar kehadirannya dan Hecate II. Tidak, kehadiran mereka juga menghilang. Penembak dan peluru menjadi satu, hanya menyerang targetnya dengan peluru di pikirannya. Dari penglihatannya, garis putih, dan lingkaran hijau juga menghilang. Di depan swordsman hitam pendiam, jatuh dengan pelan, sinyal peluru. Meskipun peluru itu melewati scopenya dan keluar dari pandangan, Sinon dapat merasakan kehadirannya. Itu berputar dan jatuh ke tanah- peluru tajam mengenai aspal-sistem game menunjukkan kontak dari dua benda, dan mengeluarkan perintah untuk membuat efek suara, AmuSphere melepaskan sinyal di bunyi eletronik, di pendengaran Sinon. PING. Sebuah suara gema kecil, tangan kanannya menekan pelatuknya. Di detik berikutnya, fenomena yang terjadi pada Sinon kesadrannya dipercepat dengan warna yang indah. Dari moncong Hecate muncullah garis orange. Di sisi lain, cahaya biru muncul memecah melewati kegelapan yang samar. Bersinar seperti bintang jatuh, dua cahaya terbelah ke kiri dan ke kanan, terbang menjauh. Di dorong oleh recoil yang besar, ketika terdorong ke belakang, Sinon menyadari arti dari adegan yang dia lihat. Itu terbelah menjadi bagian. Pada saat itu, light saber Kirito memotong ke depan, dan memotong peluru 50caliber yang seharusnya menjadi tembakan fatal. Dua bintang jatuh yang dilihat Sinon, adalah pecahan peluru yang dipotong oleh pedang dengan energi tinggi, dan terbang melewati sisi Kirito menuju belakangnya. Tapi ini seharusnya mustahil. Jika dia memperkirakan arah pelurunya dan mengayun pedang, hasilnya dapat dimengerti. Tetapi, Sinon tidak membidik tengah avatarnya seperti yang dia inginkan, tapi malah dia membidik kaki kiri Kirito. Hecate adalah large-caliber gun, ada sesuatu yang dikatakan impact damage sebuah damage tambahan. Jika di jarak sangat dekat, meskipun hanya pinggang atau kaki, area benturan membuat HP menjadi 0. Untuk Kirito yang baru masuk GGO hari ini, tidak memiliki pengetahuan tentang pistol, dia seharusnya tidak tahu tentang ini. Jadi, jika dia menebak arah peluru, dia seharusnya melindungi bagian tengah tubuhnya. Meski begitu, Kirito dengan tepat mengetahui peluru yang membidik kakinya dengan cepat oleh light sabernya. Itu bukan pertaruhan. Lebih dari itu kecepatan

proyektil, garis peluru akan tidak berguna. Pada akhirnya kenapa bagaimana dia...? Meskipun terbebani karena tekejut di saat itu, tangan Sinon tidak berhenti. Ketika dia terlempar ke belakang, tangan kirinya melepas Hecate, dengan cepat mengambil MP7 yang ada di pinggangnya. Tetapi, dia lebih cepat dari yang tadi. Seperti cahaya, Kirito melesat dari jarak 10m antara mereka dan muncul di depan Sinon. Pedang di tangan kananya berdengung dan penglihatannya menjadi biru. Dia akan ditebas. Meski dengan prediksi tersebut, Sinon tidak menutup mata. Matanya melihat, dengan matahari terbenam sebagai pemandangan, rambut hitam yang berkilau bergoyang seperti kipas. Lalu, semuanya berhenti. Hecate ditangan kanannya, dan MP7 ditangan kirinya tergantung karena Sinon terjatuh mundur. Tetapi, tidak peduli berapa lama, dia tidak terjatuh. Tangan kiri Kirito menahannya untuk suatu alasan. Lalu ditangan kanan swordsman ada light saber, menahan leher Sinon yang terbuka dan tanpa pertahanan. Hanya suara getaran plasma pedang, dan suara angin yang dapat dia dengar. Dengan kaki kirinya maju, Kirito membungkuk ke arah Sinon yang bersandar, jika mereka memberlakukan adegan tarian seperti kebersamaan mereka, dan itu akan berhenti sementara waktu. Mata hitamnya tepat di matanya. Sampai sekarang, baik di dunia nyata maupun di dunia virtual, dia tidak membiarkan siapapun mendekatinya sedekat ini padanya. Tetapi, Sinon tidak menyadari hal ini dan bertanya dengan bisikan sambil melihat mata Kirito. "...Bagaimana kau dapat memperkirakan bidikanku?" Di ujung lain pedangnya, dia berbicara dengan lembut. "Meskipun melalui scope, aku melihat matamu." Mata. Dengan kata lain-garis penglihatannya. Dia membaca garis peluru dari pandangannya, itu maksud Kirito. Sebenarnya ada seseorang di dunia ini dapat melakukan ini. Sinon tidak pernah mendengarnya. Gemetar kecil baik itu teror ataupun tidak pernah terpikir cara ini di kepalanya. Sungguh kuat. Kekuatan Kirito, telah melebihi level pemain VR game. Tetapi, meki dalam hal ini lalu kenapa, di ujung Standby Room, dia gemetar sangat banyak? Kenapa tangan dinginnya memegang tangan Sinon?

Sinon berbicara dan sebuah suara kecil keluar. "Kau begini kuat. Apa yang kau takuti?" Lalu dia melihat mata Kirito terkejut. Setelah diam sesaat, Kirito menjawab seperti dia menyembunyikan sesuatu. "Itu bukan kekuatan. Hanya tehnik." Setelah dia mendengar kata itu, Sinon lupa tentang pedang di lehernya dan berkata dengan kasar. "Bohong. Kau pembohong. Jika itu hanya tehnik, itu mustahil memotong peluru Hecate. Kau seharusnya tahu. Bagaimana kau menjadi kuat? A...Aku ingin tahu jadi..." "Kalau begitu biarkan aku bertanya padamu!" Tiba-tiba Kirito memotongnya dengan suara lemah namun seperti api yang tercampur di suaranya. "Jika peluru itu akan membunuh manusia di dunia nyata...Lalu, jika kau tidak membunuh entah itu kau atau orang yang penting itu terbunuh. Jika begitu, APAKAH KAU MENEKAN PELATUKNYA!?" "...!" Sinon lupa untuk bernafas, dan matanya berlinang. Apa dia tahu? Dia berpikir untuk sesaat. Pemain misterius, apakah dia tahu masa lalu Sinon yang dipenuhi kegelapan, dan kecelakaan itu terjadi? '-Tidak, salah. Itu tidak seperti itu. Mungkin...orang ini, di masa lalu...' Tangan kiri yang menahan Sinon menjadi kaku, tapi kemudian menjadi rileks. Ketika rambutnya menyentuh dahi Sinon, Kirito menggelengkan kepalanya dan berbisik. "...Aku tidak dapat. Karena itu aku lemah. Aku...menebas dua orang, tidak tiga orang, dan aku bahkan tidak tahu nama mereka...aku hanya menutup mata,menutup telinga, dan mencoba untuk melupakan semuanya..." Sinon tidak mengerti maksudnya. Tetapi, dia telah yakin satu hal. Di dalam Kirito ada kegelapanyang sama dengan Sinon sebuah ketakutan tersembunyi. Dan mungkin, ketika dia menunggu di Standby Room, sesuatu terjadi. Sesuatu yang membuatnya kegelapan yang dikuburnya bangkit. Sinon melepas MP7 di tangan kirinya dan jatuh ke tanah. Tangan kosongnya naik seperti ditarik benang, dan mendekat ke pipi Kirito ke masa lalu pengguna light saber. Tepat sebelum jarinya menyentuhnya - .

Tanpa disadari, senyum yang lembut kembali ke pipi Kirito. Matanya masih menyimpan cahaya menyakitkan. Meski behotu dia menggeleng kepalanya, dan mengatakan sesuatu untuk menggangu tangan Sinon. "- Well. Sepertinya aku telah menang di pertandingan ini...kau setuju?" "Apa t...? Ah, itu..." Sementara dia mengedipkan mata karena tidak dapat memberitahu perasaannya, wajah Kirito mendekat dan dia berbisik. "Lalu, apakah kamu menyerah? Aku tidak suka menebas perempuan." Mendengar suara yang kasar dan santai. Sinon menyadari situasinya. Dengan kata lain, dia telah ditahan dengan tangan kiri yang menahan punggungnya dan light saber di lehernya, dan ketika dia dalam keadaan tidak bisa bergerak karena kontak dari Kirito, Adegan itu langsung ditayangkan di the Standby Room, Presidential Lobby, dan semua bar di Gurokken, dengan situasi tersebut. Sementara menyadari kemarahan di wajahnya, Sinon mengeluarkan jawaban dari gigi terkatupnya. "...Aku berterima kasih bila aku memiliki kesempatan lain untuk melawanmu. Besok di turnamen utama, kau harus bertahan hidup untuk melawanku." Dan dia membalikkan wajahnya,dan berteriak keras, "Aku menyerah!" Waktu pertandingan, 18 menit and 52 detik. Grup F, kualifikasi final turnamen ketiga Bullet of Bullets selesai. Onii-chan~![1] Hari ini adalah hari minggu yang cerah. Aku sedang duduk di meja makan memakan makan siang ku, tiba-tiba aku mendapat perasaan yang tidak menyenangkan naik di antara alisku ketika melhat imouto [2] kesayanganku memberikan senyuman terbaiknya. Ini adalah bukti bahwa Aku, Kirigaya Kazuto, adalah orang yang tidak baik. Tetapi Aku tetap berhenti menyuapkan tomat ceri kedalam mulutku dan berkata, Aada apa, Sugu? Setelah Aku selesai berkata, Aku melihat imouto kuatau lebih tepatnya, sepupuku, Kirigaya Suguha duduk di depanku. Dia mengambil sesuatu yang telah ditaruhnya di kursi di sebelahnya, dan pada saat itu, aku segera tahu bahwa dugaanku benar. Ermapa kamu sudah melihat berita di net pagi ini? Saat dia mengatakannya, selembar kertas cetak berukuran A4 disodorkan kepada ku. Sepertinya dia mencetak siaran berita dari website info gaming terbesar MMO Tomorrow, atau disingkat M Tomo. Pokok berita tersebut bertuliskan Daftar 30 peserta yang mengikuti Bullet of Bullets ketiga, pertarungan untuk

gelar terkuat di Gun Gale Online telah diumumkan dalam cetakan tebal. Di bawahnya, juga terdapat laporan singkat daftar nama dari semua peserta. Jari Suguha, yang kukunya dipotong dengan rapi, menunjuk ke kalimat Peringkat pertama di grup F: Kirito Pertama Aku sekilas membaca kalimat tersebut dan mencoba menutupi banyak hal. Heh, hehjadi ada yang punya nama yang mirip dengan ku Apa maksudmu mirip? Ini benar-benar sama. Dibawah poni tersebut, Suguha menunjukkan sebuah senyuman di wajah bersihnya yang pantas untuk atlit. Di dunia nyata ini, dia bisa mengikuti turnamen kendo nasional tingkat SMA and turnamen kendo grup Gyokuryuuki. Orang lemah seperti ku yang hanya bisa bersembunyi di rumah tidak bisa menandinginya secara fisik. Juga, Suguha yang mengendalikan pendekar peri Lyfa di VRMMO yang benar-benar teknis ALfheim Online. Teknik pedang yang tepat dan kuat itu jauh melampaui kemampuan pedangku dimana Aku hanya mengayunkan pedangku secara liar. Tak peduli apakah itu dunia nyata atau dunia virtual, Aku hanya bisa minta maaf ketika bertengkar dengan suguha, tapi biasanya, aku tidak perlu cemas tentang itu. Itu karena saat tahun sebelumya setelah Aku kembali ke dunia nyata, kami telah menghilangkan semua perasaan asing yang kami punya saat muda, dan bahkan hubungan kami cukup baik. Bahkan ayah akan merasa cemburu setelah pulang dari amerika saat liburan musim panas. Hari iniHari minggu, tanggal 14 desember 2025. Karena Ibu ada di departemen redaksi seperti biasa, Suguha dan Aku harus membeli membeli sendiri bahanbahan untuk makan siang. Kami makan salad Caesar dengan telur rebus dan seafood paella, dan jadi kami makan berhadapan di meja dan mulai menyatapnya dengan senangsampai Suguha mengambil kertas itu. Ya, yah, itu sama, hm. Aku sedikit memalingkan mukaku dari kertas yang bertuliskan nama Kirito and memasikkan tomat ceri tersebut kedalam mulutku. Aku mengunyahnya dan berkata dengan suara yang samar, Ta, tapi, itu nama yang cukup umum, kan? Aku hanya menyingkat namaku. Kirito ini di GGO bisa saja, Kiri Kirigamine Tougorou. Itu bisa jadi nama aslinya, un. Alasan kenapa Aku merasakan sakit yang perih setelah terang-terangan berbohong pasti karena Aku telah membuat kebohongan yang besar pada imouto kesayanganku. Ya, Kirito yang dibicarakan Suguha adalah karakterku didalam game.

Alasan kenapa Aku berbohong, itu karena Aku harus memindahkan avatar Kirito dari ALO ke MMO penembak Gun Gale Online, game dengan banyak masalah, sehingga Aku dapat mengikuti turnamen Bullet of Bullets. Convert ini menggunakan fungsi VRMMO yang sama seperti yang digunakan platform The Seed. Dengan begitu bisa mengubah sebuah karakter dari suatu game ke game yang lainnya dengan menyimpan kekuatan yang sama. Ini adalah sebuah sistem yang tidak bisa dibayangkan beberapa tahun lalu. Tentu saja, ada beberapa batasan di sistem ini, dan yang paling bermasalah adalah Aku hanya bisa memindahkan karakter, dan tidak bisa memindahkan uang and perlengkapan ke game yang baru. Dengan begitu, pemindahannya bukan sementara, tapi permanen. Jika Aku mengatakan Aku mau pindah dari ALO ke game lainnya, Suguha, yang menyukai kerajaan peri tersebut, akan terkena dampak yang sangat buruk. Di sisi lain, Aku ragu apakah aku harus menjelaskan pada Suguha kenapa Aku memindahkan Kirito ke GGO. Itu karena hal ini ad hubungannya dengan rahasia paling kelam dari VRMMO. Pria yang meminta aku untuk menyelidiki dunia GGO itu adalah Kikuoka Seijirou. Dia dulunya adalah anggota dari SAO incident task force dari pemerintah, dan sekarang, dia adalah anggota Kementrian Urusan Dalam dan Divisi dunia VR, seorang petugas pemerintah dari apa yang disebut Divisi Virtual. Di hari Minggu seminggu yang lalu, Kikuoka memanggilku dan memberitahu aku sesuatu yang aneh. Dia berkata bahwa di antara jalan di dunia GGO, ada sebuah avatar yang mengatakan pada avatar lainnya pembalasan dan menembakkan peluru ke arah mereka. Itu hanya akan dianggap lelucon atau gangguan. Namun, di dunia nyata, telah ada dua pemain yang meninggal segera setelah mereka ditembakitulah alasannya. Aku merasa bahwa ada kemungkinan bahwa 90% semuanya adalah kebetulan. Namun, Aku tidak bisa menyepelekan sisa 10% kemungkinan dari suatu haljadi Aku menerima permintaan berbahaya Kikuoka dan memasuki dunia GGO, berharap dapat bertemu dengan penembak yang telah menyebabkan keributan ini. Karena tidak ada waktu untuk melatih karakter ku, Aku hanya bisa mengubah karakter Kirito ku dari ALO dan mengikuti babak pendahuluan BoB di hari Sabtu kemarin untuk menarik perhatiannya. Pertarungan tembak-menembak dasar saja membuatku pusing, tapi untungnya, pemain pertama yang kutemui menjelaskan isi game ini pada ku, membuatku lolos babak penyelisihan dan bertemu dengan orang yang bisa jadi adalaha penembak itu. Hingga sekarang, Aku masih belum tahu apakah orang yang memanggil dirinya sendiri Death Gun itu benar-benar mempunyai kemampuan untuk membunuh

pemain di dunia nyata melalui game itu sendiri. Namun, itulah yang membuat ku ingin mencari sesuatu. Si Death Gun dan Aku punya hubungan yang tidak terduga. Seperti aku, si Death Gun adalah salah satu orang yang selamat dari game kematian ituSword Art Online. Juga, Aku mungkin pernah bertarung dengannya dan bahkan berniat untuk mengakhiri hidupnya Onii-chan, kau membuat ekspresi yang menakutkan itu lagi. Setelah mendengar itu, tubuhku tiba-tiba tersentak. Mataku yang memandangi langit-langit dengan kosong langsung melihat Suguha yang sedang mengerutkan dahinya terlihat khawatir. Dia menaruh kertas cetakan yang disodorkan pada ku di meja, memegang tangannya dan melihat lurus ke arah ku. Baiklah, erm, sebenarnya, Aku tahu kalau onii-chan Kirito-kun pindah dari ALO ke GGO. Kata-kata tersebut hamper membuat mataku loncat. Melihat itu, imouto ku yang lebih muda satu tahun dariku memberikan senyuman dewasa yang menunjukkan bahwa dia telah mengetahui segalanya. Bagaimana mungkin Aku tidak menyadari kalau Kirito-kun telah menghilang dari daftar temanku? Tidak, tapi, Aku berniat untuk kembali setelah akhir minggu inidan kamu tidak perlu mengecek daftar temanmu setiap saat Aku bisa merasakan tanpa melihat Ujar Suguha dengan mantap. Mata yang lebar itu bersinar dengan aura misteri, dan pada saat itu, Aku betul-betul berpikir kalau orang ini adalah seorang perempuan. Pikiran ini benar-benar membuatku kikuk, lagi pula, rasa bersalah karena berpindah tanpa mengabari imouto ku membuat ku berpaling. Namun, Suguha mengatakan dengan yakin pada ku. Saat aku sadar kalau Kirito-kun telah menghilang kemarin, Aku segera memutuskan sambungan dan bersiap mendobrak kamar onii-chan. Tapi, onii-chan pasti tidak akan punya alasan untuk bersembunyi dariku dan meninggalkan ALO. Aku berpikir pasti ada yang salah, jadi Aku menghubungi Asuna-san. Begitukah Leherku turun setelah ake menjawab dengan singkat. Aku hanya memberitahu AsunaYuuki Asuna dan putri kami, Yui si AI, kalau Aku pindah dari ALO ke GGO. Bahkan jika Aku hilang hanya untuk dua detik, atau mungkin berhari-hari, Yui, yang punya sebagian wewenang sistem login pasti akan segera tahu. Dan Yui tidak suka jika aku menyembunyikan sesuatu dari Asuna. Tentu saja, dia akan mengerti jika Aku memberitahu padanya kalau aku punya masalah, tapi Aku

tidak bisa melakukannya setelah mengingat kalau penjelasanku dapat membebani program utama Yui. Jadi, Aku hanya memberitahu Asuna dan Yui kalau Aku harus pergi ke GGO karena Kikuoka Seijirou meminta ku, dan menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk menyelidiki jaringan di The Seed. Namun, Aku tidak bisa menjelaskan alasan utamanya pada mereka. Sebenarnya, hal itu tentang tembakan Death Gun di dalam game dan 2 kematian di dunia nyata Ini terdengar sangat aneh, tapi karena merasa terlalu unik, Aku merasa ada yang janggal. Juga, ini adalah alasan terbesar kenapa aku tidak bisa memberitahu Suguha atau temanku yang lain kalau aku memindahkan dataku. Aku melihat ke bawah dan bergumam, lalu, Aku mendengar sesuatu bergerak. Lalu, terdengar suara langkah kaki dan Aku merasakan bahuku disentuh. Onii-chan. Suguha menyandarkan tubuhmya di punggungku dan berbisik di kupingku. Asuna-san bilang kalau dia akan kembali seperti biasa setelah membuat kekacauan di GGO, tapi aku rasa dia pasti merasa sedikit khawatir. Aku seperti dia juga, karenakarena, onii-chan, kamu pulang sangat larut tadi malam, dan mukamu sangat menakutkan. Benarkah. Aku hanya bisa menjawab itu. Rambut pendek Suguha itu membelai leher saya, dan suara dengan semburat napas dekat dengan telinga kiri saya, dan bersuara, Itutidak akan berbahaya, kan? Aku tidak ingin kamu pergi ke tempat yang jauh Aku tidak akan pergi. Kali ini, Aku mengatakannya dengan jelas, dan menaruh tangan kananku di tangan kecil yang ada di bahu kiriku. Aku berjanji. Malam ini, setelah acara GGO selesai, Aku akan kembali ke ALOdan rumah ini. Un. Suguha nampaknya menganggukkan kepalanya, dan menyandarkan bagian atas tubuhnya padaku saat dia diam disitu. Imouto ku sudah putus asa saat dua tahun Aku terjebak didalam SAO, dan Aku harusnya tidak membuatnya sangat khawatir. Sebenarnya, Aku bisa saja mengirimkan pesan ke Kikuoka Seijirou kalau Aku tidak mau melakukannya, dan melupakan segalanyaTapi setelah apa yang terjadi di babak penyelisihan kemarin, tenyata ada dua alasan yang membuatku sulit untuk melakukannya.

Salah satu alasannya adalah Aku telah berjanji untuk bertarung melawan gadis itu Sinon, yang memegang Sniper Rifle yang sangat besar, salah mengira aku sebagai pemain wanita, dan mengajariku semua jenis trik. Dan alasan lainnya adalah dendamku pada Death Gun. Aku harus bertemu dengan pria berjubah abu-abu itu lagi, menegaskan nama lamanyadan kedua temannya yang telah kubunuh dengan pedangku. Ini harusnya menjadi tanggung jawab yang ku lakukan ketika Aku kembali ke dunia nyata Aku menepuk tangan Suguha yang ada di bahuku, dan berkata lagi,

Jangan khawatir, Aku pasti kembali. Ayo cepat habiskan makanannya. Makanannya akan dingin. Un. Suara Suguha terdengar lebih kuat saat dia menganggukkan kepalanya, memeluk diriku di bahu dan melepaskannya setelah sesaat. Setelah dia berlari kembali ke kursinya dengan langkah kecil, Imouto ku mempunyai senyuman yang cemerlang. Dia mengambil sesuap besar Paella, memasukkannya ke mulutnya, dan lalu memutar sendoknya dengan ringan. Omong-omong, onii-chan. hm? Aku dengar dari Asuna-san kalau kamu dapat banyak dari pekerjaan ini, kan? Ugh! Pikiranku segera mengingat hadiah 300.000 yen yang Aku setujui dengan Kikuoka dan katalog bagian-bagian PC yang sudah ku persiapkan untuk

digunakan uang iniKurasa Aku harus menghapus kapasitas penyimpanan dan menepuk dadaku dengan rasa percaya diri O, oh, Aku akan membelikan apapun untukmu, jadi tunggu saja kepulanganku. Bagus! Aku selalu ingin membeli sebuah nanocarbon shinai. Sepertinya Aku harus membetulkan kapasitas memori utama juga. Aku berangkat lebih awal dari jam 3 sore untuk menghindari kemacetan, dan meloncat ke sepeda lamaku sebelum meninggalkan rumah. Kendaraan itu bergerak melalui jalanan Kawegoe menuju arah timur, melewati Ikebukuro, dan bergerak melalui jalan Kasuga. Setelah itu, Aku berputar kearah selatan di Hongo, melalui Kota Bunkyou sebelum sampai di rumah sakit umum, yang adalah tujuanku. Aku datang kemari kemarin, tapi ingatanku nampak sangat jauh. Sebenarnya, alasannya sederhana. Aku tidak bisa tidur tak peduli berapa lama Aku berbaring di tempat tidurku, dan aku hanya bisa tetap membuka mataku didalam kegelapan saat aku mencoba mengingat masa lalu yang telah lama dilupakan didalam diriku, seluruh proses penghancuran guild pembunuh Laughing Coffin saat masa SAO. Pada akhirnya, Aku akhirnya menyerah mencoba untuk tidur dan saat jam 4 di pagi hari, memakai AmuSphere, masuk ke dunia VR, memakai local area network untuk memanggil putri ku Yui dari PC di rumahku dan membuatnya berbicara dnganku sampai modus tidur diaktifkan. Tapi, Aku tidak dapat mimpi indah yang panjang karena tidurku tidak nyenyak. Untungnya, Aku tidak terlalu ingat isinya, tapi sebuah suara selalu terdengar di telingaku sejak Aku bangun. --Apakah kau Kirito? Itu mungkin gumaman pemain yang dipanggil Death Gun katakan padaku di babak penyelisihan kemarin. Dan ini juga sebuah pertanyaan untukku, orang yang menggunakan kata-katanya untuk membunuh duabukan tiga anggota Laughing Coffin, termasuk pengawal Asuna itu. Apakah itu kau? Kau kirito yang membunuh kami? Aku tidak bisa langsung menjawab itu benar ketika menghadapi pertanyaan ini, tidak peduli di babak penyisihan BoB atau mimpi. Saat final jam 8 sore hari ini, Kurasa aku akan bertemu dengan orang yang terlihat seperti mayat hidup itu. Jika Aku ditanyai pertanyaan itu lagi, Aku harus mengakuinya tidak peduli apapun. Tapi Aku tidak punya rada percaya diri kalau Aku dapat melakukannya.

Merendahkan harga diriku Aku tertawa tentang pikiran yang memalukan seperti itu, Aku memarkirkan sepeda dan berjalan ke gedung bangsal. Karena Aku telah mengirim pesan sebelum Aku pergi, perawat Aki telah menungguku di ruangan rumah sakit itu. Seperti kemarin, dia mempunyai kepang yang diikat dengan longgar di rambutnya, tapi hari ini, dia memakai kacamata tanapa bingkai di hidungnya. Dia sedang duduk di kursi di samping tempat tidur, menyilangkan kakinya yang panjang dan ramping sambil mengangkat salah satunya, dan membaca buku kertas yang tampaknya sedikit ketinggalan jaman. Namun, dia menutup bukunya dengan cepat dan tersenyum ketika melihatku. Ya, kamu datang lebih awal, nak. Maaf sudah mengganggumu laga hari ini, Aki-san. Setelah mengangguk padanya, Aku melihat kearah jam dan menemukan bahwa sekarang belum jam 4. Masih ada lebih dari 4 jam sebelum final BoB dimulai, tapi Aku tidak bisa belajar banyak jika Aku khawatir terlalu banyak hingga melewatkan pendaftaran, kurasa lebih baik muncul lebih dan melakukan beberapa latihan tembak. Aku menaruh jaketku di gantungan dan berkata pada perawat Aki. Baiklah, karena turnamen dimulai jam 8, anda boleh mengambil ECG ku Pada akhirnya, perawat putih ini mengangkat bahunya sedikit. Tidak perlu. Aku sudah menyelesaikan tugas malam. Aku tidak ada tugas hari ini, jadi Aku bisa menemanimu untuk beberapa jam. Eherm, bukankah itu terlalu canggung Benarkah? Aku akan meminjam tempat tidurmu jika aku mau tidur Dia mengatakan kata-kata itu dan berkedip sedikit. Sebagai seorang pecandu berat VRMMO yang punya pengalaman BGR yang sangat kecil, Aku hanya bisa berpaling. Perawat Aki tertawa kecil ketika melihat ku seperti ini. Saat orang ini melihat ku dalam posisi yang memalukan saat rehabku, Aku tidak bisa menaikkan kepalaku untuk melihatnya. Aku duduk di tempat tidur untuk menyembunyikan kecangungan ini, dan dengan segera memindai melalui peralatan layar di sampingku dan dua helm bercincin tumpang tindih perakAmuSphere yang telah disiapkan untuk ku. Kikuoka dengan khusus menyiapkan mesin yang baru untuk ku, dan tidak ada satupun noda di kedua baja stainless maupun di kulit buat manusia. Desainnya yang trendi dan perasaan yang jauh melebihi NervGear yang dasar, dan lebih tepat untuk menyebutnya sebuah hiasan daripada peralatan elektronik. Mesin ini harusnya tidak bisa menyebabkan gelombang mikro fatal seperti yang dikatakan iklan tagline-nya pasti aman. Tidak, itu lebih seperti dirancang ketat untuk dapat menciptakan sinyal elektrik lemah.

Jadi biasanya, tidak perlu pergi ke rumah sakit dan menghubungkan diriku ke ECG dan meminta perawat untuk berdiri di sampingku untuk menjaga keamananku. Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tidak bisa melukaiku melalui AmuSphere ini. Namun, Pemain terkenal di GGO Zekushiido dan Usujio Tarako benar-benar meninggal di kehidupan nyata. Dan Death Gun avatar yang menembakkan peluru khayalan ke arah mereka adalah seseorang yang mem-PK dengan keinginannya sendiri di SAOpemain pembunuh. Jika Aku menggunakan teknologi siluman, akankah ada bahaya yang akan kutemui? Untuk contoh, para pemain yang dibunuh di dunia SAO akan mendapat suatu jenis keinginan membunuh atau kebencian digital yang akan cocok di lingkungan VR. Kekuatan ini dapat diubah oleh AmuSphere menjadi data, dan mengirim suatu jenis sinyal melalui jaringan ke tubuh mereka yang ditembakmenyebabkan jantungnya berhenti. Jika dugaan ini benar, Death Gun dapat membunuh semua pemain di dunia nyata melalui game. Juga, Kirito yang memegang pedang khayalan bisa berakhir membunuh Death Gun atau orang lain. Aku telah membunuh pemain lain di Aincrad sebelumnya, mungkin lebih dari seluruh PKer. Hingga sekarang, Aku akan dengan sengaja melupakan mereka yang jatuh di pedangku. Namun, segel dari semua ingatan itu telah terbuka kemarin. Tidak, itu lebih seperti Aku tidak bisa melupakan mereka semua. Selama tahun yang lalu, Aku hidup sambil berpura-pura bahwa tidak ada apapun yang terjadi, dan terus berlari dari dosa yang telah kuperbuat Ada apa denganmu, nak? Kamu tidak terlihat baik. Ujung dari selop putih itu tiba-tiba mengetuk lututku. Aku terkejut hingga bahuku kaku. Melihat ke atas, Aku menemukan bahwa Perewat Aki melihat ke arahku melalui kacamata tanpa bingkai itu. Ahitu bukan apa-apa Aku sedikit menggelengkan kepalaku, tapi tetap menggigit bibirku dengan keras pada akhirnya. Beberapa jam lalu, Aku membuat Suguha khawatir untuk alasan yang sama. Terlalu memalukan bagiku untuk membiarkan Perawat Aki khawatir tentang aku bahkan setelah menyetujui permintaan macam itu.

Namun, Perawat Aki memberi ku senyum yang membesarkan hati yang di tunjukkannya saat Aku melakukan rehab. Dia berdiri dari kursi, bergerak ke arahku dan mengatakan, Ini adalah kesempatan yang langka untuk seorang perawat yang cantik memberikan nasihat. Katakanlah apa yang ada di hatimu. Sepertinya Aku akan mendapat ganjaran jika Aku menolak. Fuusetelah mengeluarkan nafas dengan keras, Aku melihat ke lantai, ragu untuk sesaat, dan berkata, Baiklah, Perawat Aki. Anda ada di bagian pembedahan sebelum pindah ke Rehab, kan? Un, itu benar. Tolong maafkan pertanyaanku yang lancang dan langsung ini Aku menengok ke kiri dan berkata dengan suara yang lebih lembut. Seberapa lama pasien yang meninggal tinggal di pikiran anda? Ini adalah pertanyaan yang akan membuatku ditegur atau bahkan tatapan kosong. Jika Aku seorang perawat, Aku akan bertanya-tanya apa yang akan bocah yang tidak tahu apapun tentang pembedahan bertanya sesuatu seperti dia tahu apa yang terjadi. Namun, Perawat Aki tetap memberiku senyuman dan menjawab, Baiklah Dia melihat kea rah langit-langit dari ruang pasien untuk sesaat, dan dengan lambat membuka mulutnya sebelum berkata, Jika Aku mencoba mengingat, Aku dapat mengingat nama dan wajah mereka. Bahkan jika itu seorang pasien yang bersama aku selama satu jam di ruang operasi yang samahm, Aku masih bisa mengingat. Aku hanya melihat mereka tidur karena obat bius. Itu benar-benar tidak bisa dipercaya, kan? Dengan kata lain, ada beberapa kematian di operasi yang dilakukan Perawat Aki sebelumnyaAku tahu ini bukan sesuatu yang bisa kusentuh secara asal, tapi Aku terpaksa harus bertanya, Bukankah anda ingin melupakan mereka? Perawat Aki berkedip dua kali, mungkin karena melihat ekspresiku yang tidak aku ketahui setelah Aku mengatakannya. Namun, bibir yang mempunyai lipstick tipis tetap menjaga senyumnya. Hmm, baiklahAku tidak tahu jika Aku bisa menjawab pertanyaanmu ini Perawat Aki mengatakan itu, dan lalu melanjutkan dengan suara yang sangat serak.

Manusia akan benar-benar lupa ketika mereka merasa kalau ada sesuatu yang perlu dilupakan. Mereka tidak akan punya pikiran untuk ingin melupakan. Semakin kamu ining melupakan, semakin kuat ingatan itu tinggal didalam mu, yang membuatnya lebih jelas, kan? Untuk hal itu, Aku rasadidalam hatimu, ketidaksadaranmu, kamu tidak ingin melupakan tentang itu, kan? Jawaban yang tidak diduga-duga membuatku menghembuskan nafas. Semakin ingin kulupakan, semakin ku ingat? Kata-kata ini masuk langsung ke hatiku, meninggalkan rasa yang sangat pahit dimulutku. Setelah Aku mengubahnya menjadi senyuman yang merendahkan diri sendiri, Aku mengatakan kata-kata ini, Kalau begitu, Aku benar-benar orang yang jahat Menghindari tatapan kenapa yang diberikan Perawat Aki, Aku melihat diantara kakiku di lantai, mengepalkan tanganku dan menaruhnya di lututku, dan menggunakan tekanan ini untuk melepaskan kata-kata ini dari dadaku. Aku membunuh 3 pemaindi SAO Suara yang kering itu mengetuk dinding putih dari kamar pasien dan kembali sebagai gema yang menakjubkan. Tidak, kurasa hanya otakku yang terpengaruh. Aku datang ke rumah sakit ini saat November dan Desember tahun lalu untuk penyembuhan, dan Perawat Aki adalah orang yang mengurusku. Begitulah dia tahu kalau Aku terkurung didalam dunia virtual selama dua tahun. Namun, Aku tidak memberi tahu apa yang terjadi di dunia itu. Siapapun yang bekerja di bidang penanganan medis pasti akan merasa tidak bahagia setelah mendengar bahwa Aku telah mengambil nyawa. Namun, Aku tidak bisa berhenti bicara seperti itu. Aku hanya bisa merendahkan kepalaku dan berkata dengan suara serak. Mereka semua merahsemua pembunuhan, tapi Aku bisa memilih untuk tidak membunuh mereka dan membuat mereka tidak bisa bertarung. Tapi Aku tetap membunuh mereka, karena kemarahanku, amarahdan nafsu ingin balas dendam. Aku bahkan telah melupakan mereka selama tahun lalu. Tidak, Aku masih belum bisa mengingat nama dan wajah mereka bahkan saat mengatakan ini sekarang. Dengan kata lainAku adalah macam orang yang bahkan melupakan orang yang Aku bunuh sendiri. Saat Aku menutup mulutku, ruangan pasien menjadi sunyi senyap. Setelah sesaat, suara pakain yang bergesekan dan guncangan dari kasur terdengar olehku. Aku rasa Perawat Aki yang duduk di samping kiri diriku akan meninggalkan ruangan ini. Namun, Aku salah. Sebuah tangan menjangkau dari belakang punggungku dan ditaruh di pundak kananku sebelum menarik aku dengan kuat. Saat ini, tubuh

bagian kiriku menempel dengan erat ke seragam putih itu. Aku yang tegang ini mendengar suara lembut dengan nafas ringan di posisi yang sangat dekat dariku. Maafkan aku, Kirigaya-kun. Aku mengatakan dengan percaya diri kalau Aku bisa meringankan masalah emosimu, tapi Aku masih belum bisa menghilangkan beban di dirimu. Tentu saja, Aku tidak bisa manggungnya bersamamu. Tangan yang ada di pundak kananku mulai membelai tanganku. Aku belum pernah bermain VR game apapun, maupun Sword Art Onlinejadi Aku tidak bisa merasakan beban dari kata membunuh. Namunsatu hal yang Aku tahu hingga kamu harus berakhir melakukan itu karena kamu harus menolong seseorang, kan? Eh Kata-katanya mengejutkanku. Untuk menolong orang lain. Unsur ini memang ada, ta, tapi, aku tidak bisa begitu saja Dalam pengobatan, ada juga situasi dimana kami harus memilih siapa yang ingin kami selamatkan, seperti membiarkan janin untuk menyelamatkan sang ibu, untuk membiarkan sebuah sayuran untuk menyelamatkan seseorang yang membutuhkan sebuah organ dan lain-lain. Didalam skenario skala besar atau bencana, ada standar untuk menangani tingkat luka dan memprioritaskan yang memerlukan pertolongan. Tentu sajaitu bukannya kita bisa membunuh tanpa alasan yang bagus. Nyawa yang hilang tidak bisa diambil kembali tidak peduli berapa harda yang dibayar. Tapiseseorang sepertimu juga harus punya hak untuk memikirkan seseorang yang telah diselamatkan karena dirimu. Kamu memiliki hak untuk memaafkan dirimu sendiri dengan memikirkan orang-orang yang telah kamu selamatkan. Membiarkan dirikuuntuk memaafkan diriku sendiri. Setelah Aku mengatakannya dengan suara yang serak, Aku menggelengkan kepalaku saat tangan Perawat Aki masih ada di diriku. Ta, tapiAku melupakan tentang orang-orang yang kubunuh, membuang tanggungjawab dan tugas, jadi Aku harusnya tidak perlu dimaafkan Itu tidak akan menyakitkan jika kamu benar-benar lupa tentang itu. Setelah mengatakan itu dengan suara yang mantap, Perawat Aki menaruh tangan kirinya di tanganku dan menghadapkanku padanya. Mata panjang sipit dibelakang kacamata tanpa bingkai itu mempunyai sinar yang kuat didalamnya. Aku mengetahui kalau ada air mata yang mengalir dari mataku ketika dia menggunakan ibu jari dengan kuku jari yang pendek untuk mengelap mataku. Kamu masih mengingatnya dengan jelas. Tentu saja, kamu akan mengingat semuanya ketika waktunya untukmu mengingat. Itulah kenapa, kamu harus mengingat mereka yang kamu tolong dan selamatkan pada saat itu juga.

Setelah mengatakannya, Perawat Aki menempatkan dahinya dekat dahiku. Sentuhan dingin itu menyebabkan putaran di otakku yang berat reda. Pundakku juga mulai kendur, dan dengan lambat Aku menutup mataku. Beberapa menit kemudian, Aku telah telanjang dada dan mendapat elektroda untuk ECG menempel padaku saat Aku menaikkan tanganku untuk mengangkat AmuSphere. Sejak kemarin malam, Aku selalu mempunyai ketakutan yang berat dan dingin dan tanggungjawab menggangguku, dan sekarang beban ini akhirnya telah meninggalkan diriku. Tapi ketika Aku bertemu orang itu di Gun Gale Online lagiDeath Gun, beban ini akan menekanku lagi. Layar VR yang berat seperti batang besi ditempatkan di wajahku. Aku menyalakannya, dan dengan segera, ada bunyi genta elektronik yang menandakan hitung mundur sebelum memulai. Aku memindahkan pandanganku dan berkata pada Perawat Aki yang duduk disamping peralatan layar, Aku akan meninggalkan pengawasan pada anda kalau begitu. Dan, jugauntuk yang taditerima kasih. Tidak, tidak perlu berterima kasih untuk itu. Setelah mengatakan itu dengan nada yang seperti pendeta, perawat itu mengenakan selimut tipis di diriku. Aku menutup mataku dengan kuat diantara bau harum sabun bersih. Tidak akan ada apa-apa sebelum jam 8Aku akan kembali dalam 10 menit. Aku akan pergi. LINK START! Ketika indraku mulai diputus, suara Perawat Aki dapat terdengar. Aku mengerti. Pergilah tanpa cemas, Pahlawan Kirito. Apa? Sebelum Aku bisa berpikir, kesadaranku telah meninggalkan kenyataan dan memasuki gurun tandus yang penuh dengan debu dan asap.

Bab 8 Orang itu KRAK! BENAR-BENAR MEMBUATKU MARAH! Menyerukan kata-kata ini dari mulutnya, Asada Shino menggunakan jari-jari dari sepatu sneaker yang dipakainya untuk menendang ayunan. Ini adalah pojok di taman kecil dekat rumah Shino. Langit sudah gelap, dan taman ini adalah tempat sederhana hanya dengan 2 peralatan rekreasi dan setumpuk kerikil, jadi, tidak anak yang akan bermain disini saat hari Minggu. Duduk disamping Shino di ayunan adalah Shinkawa Kyouji, yang melebarkan matanya. Jarang sekali, Asada-sanuntukmu mengkritik seseorang secara langsung. Karena dia benar-benar Shino memasukkan tangannya kedalam rok denimnya, menyandarkan punggungnya di tiang miring, menekuk bibirnya dan melanjutkan, Sangat berkulit tebal, suka melakukan pelecehan seksual, suka bertindak kerenomong-omong, siapa yang menggunakan pedang untuk bertarung di GGO! Setiap kali Shino akan berbicara tentang betapa menjengkelkan orang itu baginya, dia akan menendang kerikil kecil disebelah kakinya. Juga, orang itu bahkan menyamar menjadi seorang perempuan tepat di awal, dan bahkan dia memintaku memilihkan pakaian untuknya! Aku hampir meminjamkan dia uang juga!, AAAAHHHHHH!! SIALAN, APANYA BISAKAH KAU MENYERAH!! Gerutuan ini berlangsung hingga tidak ada lagi batu yang berukuran sesuai disekitar.Shino merendahkan kepalanya, melihat kesampingnya, dan menemukan kalau Kyouji sangat terkejut saat dia menggunakan ekspresi lembut untuk menatapnya. Ada apa, Shinkawa-san? Tidakitu tidak jarang, tapi kurasa ini pertama kalinya kamu menghina orang sebanyak itu Ehbenarkah? Un, karena kamu biasanya tidak nampak tertarik pada orang lain Ketika mendengarkan dia mengatakan ini, dia baru menyadarinya,

Biasanya, dia tidak akan begaul dengan orang lain dengan antusias. Bahkan jika seseorang mengerjainyaseperti Endou dan yang lainnya, dia hanya akan merasa terganggu karena dia merasa kalau tidak perlu menghabiskan terlalu banyak tenaga untuk marah pada mereka. Jika dia perlu mengatakannya, Shino bahkan tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Siapa yang punya waktu untuk berurusan dengan orang lain? Walaupun begitu, orang itu benar-benar membuatnya marah sekali untuk alasan yang tidak dapat dipahami. Kurang dari 24 jam sejak mereka bergaul untuk pertama kalinya di hari Sabtu siang, dan orang itu tetap tinggal di ingatannya, dan dia tidak dapat menghapusnya. Tapi tidak aneh kalau dia akan semarah ini. Sudah satu setengah tahun sejak Shino mulai bermain VRMMORPG GGO.Namun, dia belum pernah bertemu pemain yang telah melanggar privasinya seperti ini. Dan juga, dia sangat terkejut ketika dia menyentuh tangannya saat periode istirahat setelah ronde pertama di babak penyelisihan, dan juga sangat terguncang ketika dia melewatkan dua tembakan dari jarak sedang di ronde kedua setelahnya. Ja, jangan melihatku seperti ini. Aku jadi mudah marah. Shino dengan mudah menyeret batu yang jauh dengan jari kakinya dan menendangnya dengan keras ke arah semak-semak ketika dia mengatakan itu. Fufu~ benarkah begitu. Kyouji terus menatap Shino, tapi dia nampak mengingat sesuatu ketika dia dengan tiba-tiba meloncat dari ayunan dan berkata dengan antusias, Laluapakah kamu mau menjebaknya dia arena latihan? Jika kamu mau menembak, Aku akan menjadi umpantapi lebih bagus balas dendam dari depan kan? Aku bisa mengumpulkan 2, 3 penembak mesin hebat untuk menolong.Menggunakan materi sinar untuk men-stun dia lalu melakukan MPK juga tidak buruk. Shino yang terkejut mengedipkan matanya pada Kyouji, yang merencanakan seluruh jenis PK, lalu mengangkat tangan kanannya untuk memotongnya. Erm, baiklahAku tidak bermaksud begitu. Bagaimana harus kukatakanmeskipun dia membuatku marah, cara bertarungnya cukup jujur. Aku ingin bertarung dengannya secara adil. Aku kalah kemarinTapi Aku tahu cara bertarung dengannya, dan ada kesempatan untuk balas dendam juga. Shino mendorong ke atas kacamata sederhana, dan lalu mengeluarkan handphonenya dari kantung roknya untuk memeriksa waktu. 3 setengah jam lagi sebelum final BoB mulai.Aku akan membuat lubang besar di orang itu saat event besar itu.

Shino mengacungkan jari telunjuk kanannya ke arah langit di barat, dan tepat dimana dia menunjuk, bulan merah terlihat terbit. Kemarin malam, di malam desember ketigabelas, diadakan turnamen penyisihan untuk yang terkuat di GGOBullet of Bullets ke-3. Shino di grup K berhasil memenangkan jalannya, tapi pada akhirnya, yang muncul didepannya, adalah orang yang seharusnya adalah seorang pemulabahkan dia merasa bahwa dia akan bertemu dengannya, orang itu. Namanya adalah Kirito, seorang gamer yang memindahkan semua data uniknya menggunakan platform The Seed dari VRMMO yang tidak diketahui Shino ke GGO. Shino yang sedang dalam perjalanan ke ibukota GGO, SBC Gurokken menara presidensil dimana dia bertemu Kirito, yang baru saja masuk dalam permainan. Dia bertanya pada Shino dimana letak toko senjata, dan Shino, yang biasanya akan menunjukkan jalan dengan dinginnya dan pergi, berinisiatif untuk membimbingnya. Dan alasannya adalahavatar Kirito terlihat seperti perempuan bagaimanapun orang melihatnya. Shino baru mengetahui kalau model M ini dalam GGO disebut seri 9000, sebuah avatar yang tidak beda dari model F. Karena model ini sangat jarang, akun tersebut akan sangat mahal jika dijual. Secara logis, penampilan Kirito pantas dianggap cantik untuk harga itu.Rambut lurus panjang, mata lebar yang nampak memancarkan cahaya kegelapan, kulit putih seperti salju dan tubuh yang mungil.Jujur saja, itu lebih feminin dari model asli yang dimiliki Shino. Setelah bermain GGO selama satu setengah tahun, Shino belum pernah bertemu pemain perempuan pemula.Tentu saja, Shino mengenal sedikit gamer perempuan, tapi mereka semua lebih berpengalaman dari Shinosemuanya pemain lama. Waktu yang mereka habiskan untuk saling tembak-menembak akan lebih lama dari waktu yang habiskan untuk berbincang-bincang. Jadi, Shino melihat gadis berambut hitamyang sebenarnya adalah seorang lakilakiyang tersesat, dan langsung mengingat masa lalunya, dan lalu tertarik padanya dan menjadi pemandunya. Mereka berdua memilih perlengkapan mereka di sebuah toko besar, dan Shino lalu mengajarinya sistem pertatungan unik yang dimiliki GGOjalur peluru, dan bahkan memberitahunya cara mendaftar di menara presidensil. Setelah itu, mereka pergi ke kubah tunggu dibawah menara tersebut dan kedalam tempat istirahat untuk berganti perlengkapan jalanan mereka ke perlengkapan bertarung. Shino lalu melepaskan semua perlengkapannya kecuali untuk pakaian dalamnyadan pada saat itu, Kirito memberi tahu nama aslinya dan jenis kelaminnya. Shino dengan sangat malu, menamparnya dengan keras dan lalu berkata,

Kau harus masuk ke babak final. Untuk pelajaran terakhir, Aku akan mengajarimu rasanya menjadi pecundang dengan sebuah peluru. Tapi jujur saja, dia tidak berpikir kalau dia akan punya kesempatan. Kirito hanya seorang pemula yang baru saja berpindah ke GGO, dan dia tidak tahu apa yang orang ini pikirkan karena senjata utamanya bukan sebuah senapan ataupun senapan mesin, tapi sebuah pedang photon yang digunakan untuk pertarungan jarak dekat. Itu adalah sebuah mimpi menggunakan pedang untuk mengalahkan pengguna senapan, Shino pikir dan akan melupakan Kirito Tapi, Kirito dengan tidak terduga memenuhi janjinya dengan Shino, dan dalam babak penyelisihan grup F dimana 64 orang bertarung, dia berhasil memenangkan jalannya dari ronde 1 hingga ronde 5 menggunakan pedang laser dan pistol kaliber kecil sebagai senjata sampingan saat dia menerjang ke babak final dimana Shino menunggu. Di jalan raya dibawah matahari tenggelam yang menjadi panggung dari final babak penyelisihan, Shino menyaksikan kemampuan bertarung Kirito yang hebat.Dia menggunakan pisau energi dari pedang photon untuk menangkis peluru kaliber 50 yang ditembakkan Shino dari Ultima Ratio Hecate II kesayangannyaatau lebih tepat, memotongnya. Kirito berlari dengan agresif diantara peluru yang dipotong menjadi dua, mendekati Shino, mengarahkan pedangnya kearah lehernya, dan bergumam di jarak dekat, Bisakah kau menyerah?Aku tidak terlalu suka membunuh perempuan. ~~~~~~~~~~! Hanya mengingat itu saja membuatnya merasakan penghinaan yang dialaminya lagi.Lalu Shino dengan kasar menurunkan tangan kanan yang diarahkan ke bulan.Dia mencari kerikil di sekitarnya yang bisa dia tendang, tapi sayangnya, mereka semua sudah ditendang ke rumput.Jadi, dia hanya bisa menggunakan sol sepatu sneakernya untuk menendang tiang logam tersebut. Kau lebih baik bersiap. Akan kubayar penghinaan itu beserta dua kali bunganya Karena dia terengah-engah, Kyouji bangun dari ayunan dan terlihat terganggu karena dia mengerutkan dahinya pada wajah Shino. A, ada apa? Ermapakah kamu melakukannya baik-baik saja? Apakah tidak apa-apa kamu

Kyouji melihat kearah tangan kanan Shino.Tanpa sepengetahuannya, tangannya yang dikepalkan sekarang mengacungkan ibu jari dan jari telunjuknya membentuk sebuah pistol. Ah Dia dengan gelisah menggoyangkan tangannya. Memang benar tindakan ini membuat orang memikirkan sebuah senapan, dan jantung Shino akan berdebardebar setiap saat. Namun, tidak adanya perasaan seperti itu saat ini, bisa dijelaskan. U, un, itu tidak apa-apamungkin karena Aku marah, tapi itu tidak seberapa. Aku mengerti Kyouji merendahkan kepalanya dan terus melihat kearah mata Shino.Dia tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menyentuh tangan kanan Shino.Perasaan hangat dan agak berkeringat dari telapak tangan membuat Shino melihat kebawah secara insting. Aada apa, Shinkawa-kun? Aku sering merasasangat khawatirAsada-san berbeda dari biasanyaYajika, jika ada yang bisa Aku bantu, Aku mau melakukannya. Aku hanya bisa mendukungmu dari layartapi, jika ada hal lain yang bisa kulakukanAku Shino melihat Kyouji untuk sesaat.Wajah lembut itu hanya memiliki mata yang memancarkan emosi dari dalam dan memberikan kehangatan dan cahaya. Seseperti apa aku yang biasa Dia tidak bisa mengingat bagaimana dia biasanya terlihat dan berbicara. Lalu, tangan Kyouji mulai memberikan tekanan, dan dia membuka mulutnya untuk berbicara, Asada-san biasanya terlihat kerenselalu terlihat seperti tidak ada yang bisa mengganggumukamu mendapat perlakuan sama sepertiku di sekolah, tapi kamu tidak lari dari sekolah sepertikuKamu sangat kuat, sangat hebat.Aku selalu mengagumi kepribadian Asada-sanini bisa dianggap mimpiku. Tertekan oleh kehadiran Kyouji, Shino ingin mundur, tapi tiang ayunan tidak akan membiarkannya. Ta, tapiAku tidak kuat sedikit pun. Aku, kamu tahuketika Aku melihat senapan aku akan bereaksi Tapi Sinon berbeda. Kyouji melangkah ke depan. Dia bisa menggunakan menggunakan senjata yang kuat sesuka hatidan dia adalah salah satu pemain terkuat di GGO.Aku pikir dia adalah Asada-san yang asli. Asada-san di dunia nyata akan menjadi menjadi seperti itu, jadi kamu tidak

perlu khawatirmelihatmu ragu dan marah karena itu, AkuAku benar-benar ingin menolong --Tapi, Shinkawa-san. Berpaling sedikit untuk sesaat, Shino berkata didalam hatinya. --Dulu, Aku akan menangis dan tertawa seperti orang biasa. Aku tidak menjadi Aku yang sekarang atas keinginanku. Memang benar Shino ingin menjadi sekuat Sinon yang sekarang.Tapi, dia ingin menghadapi ketakutannya atas senapan, dan bukan meninggalkan semua perasaannya. Mungkin didalam hatinya, dia masih ingin tertawa dan berbicara dengan temannya seperti orang biasa, itulah mengapa dia menolong orang itu tidak seperti biasanya ketika dia melihat gadis pemula yang tersesat di jalan Glockenspiel, dan dia marah setelah dia mengetahui bahwa dia adalah seorang laki-laki. Shino senang karena Kyouji sangat mengkhawatirkannya, tapi walaupun begitu, dia merasa kalau perasaan ini disalah tempatkan. --Aku...Aku, apa yang aku mau... Asada-san Suara lembut tiba-tiba terdengar disebelah telinga Shino, menyebabkan matanya terbelalak. Tanpa diketahui, Lengan Kyouji sedang memeluknya besama dengan tiang logam. Meskipun taman kosong itu gelap, tapi, masih banyak orang lewat berjalan dijalan berlawanan arah dari trotoar dengan trotoar dengan pohon yang telah menggugurkan daunnya. Saat ini, jika seseorang melihat Shino atau Kyouji sekarang, mereka akan mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Memikirkan ini, Shino lalu mendorong tubuh Kyouji secara insting. Kyouji melihat ke arah Shino dengan ekspersi terluka. Shino terkejut dan cepatcepat menjelaskan, Ma, maaf. Aku senang kalau kamu mengatakan ituHanya kamu temanku disini, tapiAku tidak punya perasaan seperti itu saat ini, karena Aku hanya bisa menyelesaikan masalahku dengan bertarung Aku mengerti Melihat Kyouji menundukkan kepalanya kesepian, gadis itu mempunyai perasaan bersalah. Kyouji harusnya sudah tahu tentang masa lalu ShinoKejadian itu. Sebelum dia menolak untuk datang ke sekolah, Endou dan temannya menyebarkan berita ini ke

seluruh sekolah, tapi bahkan setelah mengetahui itu, dia masih mau berteman dengannya. Haruskah dia menyatakannya perasaannya sekarang? Tentu saja, bukannya Shino tidak mengetahui hal itu. Dia tahu kalau dia akan sangat kesepian jika Kyouji meninggalkannya dengan sedih. Tapi, di suatu sudut di lubuk hatinya tidak akan membiarkannya melupakan tentang orang itu, wajah Kirito. Dia terlalu percaya diri pada kemampuannya sendiri. Shino ingin melawannya jadi dia bisa bertarung dengan sekuat tenaga. Yasaat ini, keinginan Shino satu-satunya adalah untuk menghancurkan cangkang yang menyelimuti hatinya dan melepaskan dirinya dari ingatannya menakutkan. Untuk melakukannya, dia ingin bertarung di matahari terbenam gurun dan menang. Jadibisakah kamu menunggu? Dia berkata dengan suara yang lembut. Kyouji melihat Shino dengan mata yang mempunyai banyak perasaan, dan setelah beberapa saat, tersenyum. Dia menunjukkan terima kasih dengan bibirnya, dan Shino tersenyum juga. Setelah meninggalkan taman dan berpamitan dengan Kyouji, Shino cepat-cepat pulang dan membeli beberapa air mineral dan yoghurt lidah buaya untuk makan malam. Dia biasanya akan memasak makanan dengan gizi seimbang untuknya, tapi setelah lebih dari 3 jam bermain, akan ada banyak alasan kenapa banyak gamer tidak boleh makan terlalu banyak. Kaki kaki, gadis yang memegang tas yang bersuara itu, berlari menaiki tangga, melangkah ke rumahnya, cepat-cepat menyalakan gembok listrik, pergi melalui dapur, sampai di kamar 6 tatami didalam dan melirik kearah jam di dinding. Masih ada waktu sebelum babak final BoB dimulai, jam 8.30 malam, tapi Shino ingin log in awal dan menghabiskan waktu untuk mengumpulkan perlengkapan, amunisi, dan berkonsentrasi. Dia dengan cepat melepaskan rok jumper denim tebal dan kemeja katun dibawahnya, menggantung mereka di gantungan pakaian, dan melepas pakaian dalam bagian atasnya dan melemparnya kedalam keranjang di pojok. Dia menggulungkan badannya karena udara dingin di lantai ketika dia memakai trainer dan celana pendek untuk membuatnya terasa nyaman. Setelah mengatur pendingin udara sehingga udaranya tidak terlalu panas, dan menyalakan pelembab, Shino mengambil nafas yang dalam dan duduk di kasur. Dia mengeluarkan botol PET dari tas plastik, membuka tutupnya dan meminumnya sedikit. Fungsi penyela sensor AmuSphere bisa memotong 99% dari seluruh fungsi ketika diving. Namun, Shino telah mengetahui banyak cara unutk membuat lingkungan bermain yang nyaman. Makan sedikit sebelum diving dan menggunakan toilet adalah hal yang sangat dipentingkan. Juga, kau harus mencatat temperatur,

kelembaban, dan juga memakai pakaian yang tidak memberatkannya. Dia pernah log in saat libur musim panas setelah minum banyak air es, dan merasakan sakit perut luar biasa di tengah pertarungan sebelum diganggu oleh AmuSphere yang mendeteksi kalau ada yang salah. Tentu saja, saat sakit perutnya membaik dan dia mencoba untuk menyambung lagi, karakternya sudah mati dan respawn kemali ke jalanan. Gamer VRMMO setia yang punya banyak uang akan mencari penyela sensor penuh dan memasuki tempat bernama tangki isolasi. Sekarang ini, kafe internet berkelas yang juga berfungsi sebagai tempat istirahat mulai mempunyai tangki ini, dan Kyouji telah mengundang Shino ke toko semacam itu sebulan yang lalu. Ruangan untuk satu orang. Setelah mandi didalam kamar mandi yang tersedia di kamar, pengguna akan benar-benar telanjang dan berbaring didalam sebuah kapsul yang memakai setengah ruangan kamar. Bagian dalam kapsul itu benarbenar luas, cairan kental yang sudah diatur, sedalam 40cm. Saat berbaring didalam, tubuh akan mengambang, dan pengguna tidak akan merasakan bantal yang menopang leher. Ketika pengguna memakai AmuSphere yang bergantung didalam kapsul dan menutupnya, tangki tersebut akan dengan segera dikellingi oleh kegelapan dan kesunyian. Sebenarnya, perasaan mengambang didalam ruangan itu adalah pengalaman yang cukup menarik, tapi karena dia telah setuju untuk menemui Kyouji di GGO, Shino memasuki dunia VR. Saat me-log in, informasi yang diproses ke lima indra dari dunia virtual benarbenar jernih. Kyouji mengatakan ini karena indra tubuh telah mencapai minimum, dan jadi, tidak suara apapun yang muncul dari kebocoran penyela sensor sama sekali. Mengabaikan kegunaan ini, perasaan macam itu dimana dia bahkan dapat mendengar langkah kaki musuh di pasir menunjukkan nilainya padanya. Tapi, dia merasakan perasaan cemas yang tidak bisa jelaskan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Atau mungkin, itu lebih seperti dia khawatir akan tubuhnya ketika dia berpindahkan dari dunia nyata. Saat dia masuk ke dunia VR, dia akan berbaring di kasur di dunia nyata seperti sebuah boneka, dan kekhawatiran ini yang disebabkan oleh fakta ini akan diperkuat oleh kapsul. Tentu saja, dibandingkan dengan Mesin Iblis NervGear, peralatan keamanan di AmuSphere terlalu banyak. Tidak hanya mencegah penyela sensor untuk berkerjaitulah kenapa sebuah kapsul dibutuhkantapi juga suara, cahaya, getaran dan rangsangan lain untuk aktif dengan mudah sebagai bagian dari system keamanan dan membawa pengguna kembali ke kenyataan. Walaupun begitu, tubuh yang telah masuk benar-benar tanpa pertahanan. Dalam suatu hal, ini lebih mirip tidur, tapi Shino tidak bisa menghilangkan rasa sakit yang menyengat dilehernya ketika dia me-log in melalui kapsul isolasi. Pada

akhirnya, dia membuat sebuah kesimpulankamar kecilnya adalah tempat teraman dimana dia bisa log in dengan aman meskipun akan ada suara dari luar. Shino berpikir saat sendok di tangannya masuk ke mulutnya. Yoghurt itu akhirnya habis dimakan. Setelah menaruh wadah tersebut ke bak cuci piring dan mencucinya, dia membuangnya ke tas daur ulang. Dia lalu pergi ke kamar mandi menggosok gigi, menggunakan toilet, mencuci tangan dan muka sebelum kembali ke kamar. Oke! Pitan. Dia menampar pipinya dan berbaring di kasur. Handphonenya telah diubah ke mode diam, dan pintu juga jendela alumuniun telah benar-benar terkunci. Dia telah menyelesaikan PR yang akan diserahkan pada hari Senin saat siang, dan semua hal sepele yang dia khawatirkan di dunia nyata telah teratasi. Dia memakai AmuSphere dan menekan saklar untuk mematikan lampu. Saat ini, wajah pemain yang ingin dia kalahkan terus muncul di langit-langit itu menjadi gelap sebelum menghilang. Akhirnya, apa yang muncul di hadapannya adalah pendekar cahaya yang mempunyai rambut hitam mempesona dan bibir merah segarKirito. Tangan Kirinya menggenggam pistol, dan pedang photon di tangan kanannya diarahkan kebawah. Dia tersenyum senang sambil menatap lurus pada Shino. Semangat bertarung dengan segera menyala didalam Shino karena orang ini mungkin saja musuh terkuat yang bisa dia temukan di belantara keras yang luas itu. Dia bisa menolong Shino menghancurkan kekuatan masa dulu, dan dalam suatu haldia adalah harapan terakhirnya. Aku akan melawannya dengan seluruh kekuatanku, dan aku akan menang. Mengambil nafas yang dalam dan menghembuskannya, Shino menutup matanya dan bersiap untuk mengatakan kata kunci yang akan memindahkan jiwanya. Selanjutnya, kamar itu dengan jelas memantulkan suaranya yang cukup kencang. LINK START! Gravitasi horizontal yang tubuh itu rasakan tiba-tiba menghilang, dan perasaan melayang menggantikannya. Selanjutnya, langit dan bumi nampak berputar 90 derajat. Jari kaki Sinon menyentuh lantai keras seperti tergelincir sedikit, dan hanya membuka matanya saat indra dari tubuh palsunya sepenuhnya tersambung. Pertama, apa yang muncul di depan matanya adalah hologram neon merah besar yang melayang sambil menyeret ekornya melintasi langit malam tanpa bintang. Kata-kata merah Bullet of Bullets 3 bersinar di menara. Sinon muncul di tengah jalan Glockenspiel bagian utara, plaza didepan kompleks presidensial. Biasanya, tempat ini jarang dikunjungi orang, tapi hari ini, tempat ini penuh akan pemain, dan mereka semua memegang makanan dan minuman dan

sedang berpesta ria. Sebenarnya, ini sudah dipastikan. Sekarang, pertaruhan untuk babak final BoB yang akan dilaksanakan telah dimulai, dan lebih dari setengah uang yang ada di GGO berkumpul di plaza ini. Nilai bayaran ditunjukkan di hologram di udara, dan juru taruh yang berpakaian bagusapa yang menakutkan adalah bahwa mereka bukan pemain, tapi juru taruh NPC resmi yang diciptakan oleh perusahaan pengoperasiandan penjual informasi yang menjual informasi mencurigakan yang berkeliaran. Sinon tiba-tiba mengingat sesuatu dan pergi ke dekat seorang juru taruh NPC, dan lalu melihat ke atas kearah jendela, untuk menemukan kalau bayarannya cukup tinggi. Ini pasti karena bagaimana dia kalah kemarin. Memikirkan ini, dia mencari nama Kirito, untuk menemukan kalau dia adalah salah satu orang dengan bayaran tinggi juga. Fu, Sinon mendengus dan berpikir mau mempertaruhkan seluruh hartanya pada dirinya sendiri. Tapi setelah berpikir kalau ini akan melemahkan tujuan utamanya, gadis itu berputar untuk meninggalkan kerumunan. Karena penampilannya dikenal oleh semuanya, dan sebagai seorang pelanggan di babak final GGO, ada banyak pandangan dari seluruh penjuru saat mereka melihatnya pergi. Namun, tidak ada yang berani mendekatinya karena semua orang tahu kalau Sinon adalah seorang gadis tipe kucing liar yang akan beraksi tanpa belas kasih saat dia mengetahui seseorang sebagai musuh. Dia ingin memasuki kubah tempat menunggu untuk mengumpulkan konsentrasinya, dan jadi bergerak kearah menara presidensil. Setelah berjalan untuk beberapa saat, seseorang tiba-tiba memanggil namanya dari belakang. Sinon! Hanya ada satu pemain di dunia GGO yang akan memanggilnya seperti itu. Saat dia berputar, dia melihat Shinkawa Kyouji, yang dia tinggalkan beberapa menit lalu di dunia nyata, mengendalikan avatarnya Spiegel sambil melambaikan tangannya padanya dan berlari. Sebuah avatar model M yang tinggi dan kurus yang memakai pakaian kota nampak sedikit merah karena senang. Sinon, kenapa kamu lambat sekali? Aku mengkhawatirkan kamuada apa? Spiegel merasa aneh setelah melihat Sinon tersenyum. Bukan apa-apa. Hanya saja rasanya mengagumkan kalau aku bertemu seseorang di sebuah game setelah bertemu dengannya di dunia nyata. Aku pikir, aku tidak terlihat keren di dunia nyata daripada aku di dunia virtual. Bagaimana denganmu? Bagaimana kesempatanmu untuk menang? Apakah kamu punya taktik? Jika aku harus mengatakan kesempatan menangkuAku hanya bisa mengatakan kalau aku akan berusaha sebaik mungkin. Pada dasarnya, aku akan mencari lawan terus-menerus, menembak dan bergerak. Itu benar, itu benar. TapiAku percaya kalau Sinon pasti akan menang.

Un, terima kasih. Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? BaiklahAku hanya bisa melihat siaran langsung dari suatu hotel Oke, saat sudah selesai, Aku akan menemuimu di hotel. Apakah kita akan merayakannya untukku, atau apakah kamu akan minum anggur denganku untuk menenangkan diri. Sinon tersenyum lagi saat dia mengatakan ini, dan Spiegel menunduk lagi sebelum melihat ke atas lagi. Dia tiba-tiba mengambil tangan kanan Sinon dan menyeretnya ke suatu pojok di plaza. Spiegel tidak mempedulikan apakah pemain lain dapat melihat mereka ketika dia memutar kepalanya dengan cepat melihat Sinon yang terlihat sedikit gugup, yang hanya bisa mengedipkan matanya. Sinon.bukan, Asada-san. Spiegel harusnya tahu betapa kasarnya memanggil orang dengan nama aslinya di VRMMO, dan ini benar-benar mengejutkan Sinon. Aapa? Bisakah Aku percaya kata-katamu tadi? Kata-kataku tadi Kamu bilang kamu mau aku menunggu, kan? Asada-san, kamu bilang setelah kamu menentukan kemampuanmu, kamu dan aku Kenapa, kenapa kamu tiba-tiba berkata seperti itu!? Merasakan pipinya memanas, Sinon menyembunyikan wajahnya kedalam syal, tapi Spiegel melangkah ke depan dan lagi menggenggam tangan kanan Sinon. AkuAku, Aku benar-benar menyukaimu Asada-san Maaf, bisakah kamu tidak membahas ini sekarang? Setelah mengatakan itu dengan mode sedikit tegas, Sinon menggelengkan kepalanya. Aku harus berkonsentrasi diturnamen ini sekarangAku harus bertarung dengan seluruh kemampuanku agar bisa menang Aku mengerti, kamu benar Spiegel melepaskan tangannya. Tapi Aku, Aku akan percaya padamu. Aku akan percaya, dan menunggumu. U, unkalau begitu, Aku, Aku pikir sudah waktunya bersiapharus pergi. Sinon mungkin akan masuk turnamen dengan hati yang bimbang jika dia terus berbicara dengan Spiegel, dan jadi dia mundur. Lakukan yang terbaik. Aku akan mendukungmu.

Dia mengganggukkan kepalanya pada Spiegel, yang suaranya penuh dengan semangat, dan memberikan senyum kaku sebelum pergi. Saat dia keluar dari pojok gelap suatu bangunan dan dengan cepat menuju pintu masuk bangunan presidensial, Sinon merasakan tatapan itu yang nampak membakar punggungnya. Setelah melewati pintu kaca dan sampai didalam gedung dengan sedikit orang, gadis itu akhirnya mengendurkan bahunya. Memikirkan apakah sikapnya membuat dia salah paham, dia bersandar di tiang batu. Rasa sayang Kyouji untuknya diungkapkan dengan terang-terangan, tapi jujur saja, sudah sulit untuknya mengurus masalahnya sendiri. Sinon tidak bisa mengingat wajah almarhum ayahnya sama sekali. Baginya, wajah laki-laki yang paling berkesan adalah penjahat yang merampok kantor pos hari itu. Saat masalah terjadi, phobianya akan muncul, dan wajah orang itu akan muncul dikepalanya. Kedalaman yang tanpa akhir dalam ekspresi bengis seperti bersembunyi dalam kegelapan disekitar Sinon, melihatnya. Seperti mendapatkan pacar seperti gadis-gadis lain, mengobrol ditelepon, berkencan saat akhir pekan, hal-hal ini bukanlah hal yang belum pernah dia pikirkan sebelumnya. Tapi, jika dia berpacaran dengan Kyouji seperti ini, suatu hari, dia akan melihat mata itu di dirinya. Inilah yang paling dia takuti. Jika penyebab phobianya bukan hanya senapan, tapi kalau dia akan merasa takut saat melihat seorang priaakan sangat sulit untuknya bertahan. Dia hanya bisa bertarung. Hanya itu yang bisa dia lakukan sekarang. Gash! Sinon dengan kencang menghentakkan solnya pada lantai dan menuju lift yang ada didalam atrium. Tapi, seseorang lagi memanggilnya dari belakang. Suara ini yang memanggil namanya terdengar jernih dan sedikit serak, berbeda dari suara Spiegel yang dalam. Sinon hanya bisa menutup matanya mendengar suara ini memanggilnya. Ketika dia berbalik dengan perasaan jengkel, orang yang berdiri didepannya tentuorang itu yang sangat dia benci.

Bab 9 Sekarang aku berada di daerah paling utara ibukota GGO itu, SBC Gurroken, di sudut dekat menara presidensial. Di bawah langit senja ,kulihat lampu neon yang terus bergerak menuju keramaian. Diatasnya tampak sebuah iklan perusahaan. Jika ini ALO,beberapa player mungkin akan mengeluh bahwa ini mengganggu penglihatan mereka, tapi pemkamungan menyedihkan ini cocok dengan tema kota gurun futuristic dan tentu saja yang paling mencolok dari 3 iklan disana ialah turnamen Bullet of Bullets. Tubuhku mulai gemetar saat aku melihat kata-kata merah cerah. Tentu saja, ini bukan karena takut, tapi karena semangat-atau setidaknya aku berharap dapat mempercayainya. Aku menghela napas dan berbalik, dan menyibak rambut hitam di pundakku. Sepertinya rambut itu kembali berada di pundakku, aku merasa menyesal melakukannya, tapi aku berhasil meyakinkan diri bahwa pada akhirnya, ini adalah bukti bahwa aku sudah siap untuk menggunakan avatar ini. Aku memutuskan untuk melanjutkan pendaftaran ke di turnamen dan kemudian sedikit menjauh dari vila presidensil , tapi ada beberapa orang menatapku dari kedua sisi jalan. Entah mengapa aku merasa tidak tahan lagi. Aku ingin menatap mereka balik, tetapi aku memutuskan untuk tidak melakukannya pada akhirnya. Sebenarnya, mereka tidak benar-benar memperhatikan aku. Hanya saja avatar aku di sini tampak seperti seorang gadis-gadis cantik pada jaman sekarang. Jika kami bertukar posisi, mungkin aku akan melihatnya juga. Biasanya, mereka tidak hanya menatapku, kadang-kadang dua atau tiga pemain datang untuk berbicara denganku. Namun, orang-orang akan segera menjaga jarak mereka setelah mereka melihatku mendekat. Aku kira alasannya adalah karena semua orang melihatku bertarung seperti pengamuk dengan Photon Sword dan menyerang musuh kemarin selama pendahuluan dari BoB. Turnamen hanya mengungkapkan nama dan jumlah peserta yang berpartisipasi di turnamen dari data peserta, dan Kirito adalah nama netral. Itulah mengapa semua orang di GGO merasa bahwa aku adalah seorang gadis yang juga seorang psikopat, pembunuh buas yang sengaja memilih untuk mengayunkan pedang, bukannya pistol. Aku tidak benar-benar ingin dipkamung sebagai orang yang seperti itu, tetapi kesalahpahaman yang sia-sia jika aku bisa membiarkan pemain lain di final BoB ragu. Selain itu, tujuanku bukan untuk menang, tapi untuk bertemu orang yang berjubah itu -Death Gun. The Death Gun 'nama itu tidak ada di antara 30 finalis, tetapi dia pasti berpartisipasi di final. Jika tujuannya adalah untuk memamerkan kekuasaannya di dunia GGO, BoB akan menjadi panggung terbaik agar semua orang bisa

menyaksikannya . Death Gun itu nama aslinya meskipun itu terdengar aneh, seharusnya merupakan nama dari karakter lain dalam sistem. Pertama, aku harus menemukan namanya, dan kemudian berbicara dengannya lagi di turnamen. Setelah aku mengetahui nama yang digunakan di SAO, aku dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengetahui namanya di dunia nyata. Kikuoka Seijirou mengatakan bahwa ia dapat mengakses data akun pemain yang telah menjadi rahasia. Setelah kita mengenal nama asli orang itu, kita harus bisa mencari tahu apakah ia benar-benar membunuh Zekushiido dan Usujio Tarako, tidak, jika ia benar-benar bisa membunuh. Namun, selama proses ini, aku harus mengingat kejahatan dimasa laluku. Rasa takut ini masih belum hilang. Tapi ini adalah emosi yang diperlukan untuk mencegah diriku untuk melarikan diri, melupakannya. Aku mengepalkan kedua tangannya, menginjak keras di tanah dengan sepatu tempurku, dan menuju ke menara besar dari Presidensial estate yang secara berada di depanku. Sebagai turnamen melawan orang lain, aku akan merasa senang selama berada di ALO, dan bahkan selama SAO. Tanpa diduga meskipun, aku mengikuti turnamen ini dengan rasa takut. Sepertinya aku menunjukan senyum wajah depresi, aku menaiki tangga lebar yang mengarah ke menara, dan melihat syal berwarna familiar melambai di lorong pintu masuk di depanku. Bahkan tanpa melihat rambut pendek biru dan kaki panjang yang memanjang dari bawah jaket, aku tahu bahwa itu adalah avatar lawan terakhirku di babak pendahuluan kemarin-penembak jitu Sinon. Dia adalah satu-satunya orang aku tahu di GGO, tapi aku masih ragu apa aku harus berjalan ke depan untuk menyapanya. Sepertinya aku dengan cepat kehilangan beberapa moment yang telah aku gali sejak berada di dunia ini kemarin , aku harus menguatkan diri dan meminta Sinon, dan hanya bertemu, dan pada saat itu, aku tidak segera menyadari bahwa ia mengira aku sebagai pemain wanita karena penampilanku dan entah bagaimana akhirnya aku berperilaku sebagai seorang gadis pemula yang tidak tahu apa yang harus dilakukan pada semua. Selain memintanya untuk menjelaskan mekanisme permainan dan membantuku untuk memilih equipmentku, aku bahkan pergi ke laut dengan menyaksikan avatarnya hanya mengenakan celana dalamnya di rest area. Tidak-Bukan itu saja. Saat turnamen, aku tiba-tiba bertemu player Death Gun dan dia mendekatiku. Aku tahu dia selamat dari SAO dan juga anggota dari guild merah Laughin Coffin, yang benar-benar mengejutkanku. Dengan demikian, dalam final melawan Sinon setelah itu, aku hampir menyerah. Pada dasarnya, aku lemah

selama awal pertempuran, aku berharap Sinon menembakku pada fatal round sehingga aku bisa kalah dalam battle. Namun, Sinon tidak melakukan hal tersebut. Dia menembak 6 kali yang menimbulkan percikan berwarna putih kebiruan karena marah, lalu membuang kesempatannya, dan menghampiriku dan berteriak. Dia mengatakan, berhenti berckamu, aku harus mati sendiri jika aku ingin, dan mengatakan bahwa itu hakku untuk berpikir bahwa ini hanya pertandingan dalam permainan, tapi aku tidak perlu memaksakan kehendakku pada orang lainSejujurnya, kata-kata ini sangat menyakitkan. Sebenarnya, aku mengatakan hal yang sama kepada orang lain beberapa waktu yang lalu. Hal itu terjadi empat tahun lalu. Pada waktu itu, aku hanya dipromosikan saat tahun kedua sekolah menengah, dan sangat beruntung, atau lebih tepatnya, beruntung untuk dipilih sebagai pemain dari Sword Art Online Beta Tester, dan sehari-hari, aku dive ke dalam hal yang aku tidak sadari bahwa itu permainan kematian , kota terapung Aincrad sampai keesokan paginya. Ini benar-benar sedikit memalukan bagiku untuk mengatakannya , tetapi Kirito yang kemudian menjadi seorang prajurit legendaris yang tidak akan berinteraksi dengan orang-orang kembali kemudian dibandingkan dengan sekarang meskipun aku menjadi sedikit terkenal karena berada di antara bagian atas dalam PvP event, jadi aku tidak punya orang yang bisa kuhubungi dalam permainan. Namun, di antara orang-orang yang aku tahu, masih ada beberapa pemain yang aku pikir bahwa aku bisa berteman dengan mereka. Salah satunya adalah berwatak halus, swordsman berambut teh aku sering bertemu di acara duel. Dia terampil dalam menggunakan pedang satu tangan. Orang ini sering bertarung dengan logika yang bagus dan indera yang tajam, dan aku selalu berharap untuk bertemu dengannya di final turnamen. Aku diam-diam berharap melawan dia di final, tetapi ketika tahap itu akhirnya tiba-aku menerima kejutan besar. Pada saat-saat terakhir dari pertempuran hebat ini, ia sengaja berpikir bahwa ia harus mampu menghindari. Aku menduga bahwa dia sengaja kalah untuk memperoleh uang dari perjudian, dan pada dasarnya aku mengecam dia dengan kata-kata Sinon ucapkan padaku. Aku diomeli seperti bagaimana aku memarahinya selama tahap akhir dari turnamen BoB, jadi aku tulus meminta maaf kepada Sinon. Meskipun kita berhadapan dengan orang lain, itu seharus sulit bagi Sinon untuk menerimanya. Tidak peduli apa, dia penembak jitu, dan senjata terbesarnya adalah untuk menembak jarak jauh mereka yakin mereka dapat membunuh dengan peluru mereka. Selama pertempuran turnamen hari ini, aku kira dia akan mencoba untuk menembak peluru balas dendam yang mengarah tepat diantara dahiku.

Karena alasan yang disebutkan di atas-atau lebih tepatnya, karena aku penyebab semuanya, aku ragu apakah aku harus menyapa Sinon, yang berada beberapa langkah di depanku. Tapi setelah beberapa detik, aku menepis keraguanku dan mengambil langkahlangkah besar menaiki tangga sebelum memanggilnya dengan namanya. "Yo, Sinon, tolong bimbing aku hari ini juga." Syal miliknya yang tampak seperti ekor yang berhenti, dan rambut aqua blue tampak seperti kucing yang menunjuk ke atas. Gadis sniper yang berputar dengan kaki kanan sebagai sumbu nya memberikan ekspresi jengkel yang menunjukkan bahwa dia sangat membenciku, dan kemudian dengan dingin berkata. "... Tolong bimbing aku. Apa yang kamu maksud dengan itu?" Kemarahan di mata birunya membuat aku segera menyesalinya, tapi aku tidak memanggilnya hanya untuk sia-sia. Ini akan menjadi buruk jika aku mengatakan sesuatu yang salah dan membuatnya mengabaikanku. Jadi, aku berkata dengan ekspresi agak serius, "Tentu saja ... Aku berharap kami berdua bisa bertarung dengan semua yang kita punya." "Berhentilah bersikap menjijikkan." - Sepertinya aku melakukan kesalahan fatal. Namun, aku tidak menyerah karena aku melanjutkan, "Omong-omong, mengapa kamu login begitu cepat? Masih ada 3 jam sebelum turnamen. " "Bukankah itu karena seseorang tertentu menyebabkanku hampir kehilangan pendaftaran kemarin." Sinon melihat jauh dan menggerutu sebelum melirik padaku, yang membuatku keringat dingin. "... Omong-omong, kamu tidak masuk sekarang juga? Kenapa kamu bicara seperti aku orang yang tidak ada hubungannya. " "La-Lalu, mari kita gunakan waktu ini dengan efektif! Bagaimana kalau kita minum sebelum pertempuran dimulai ... tidak, pertukaran informasi ... " Aku benar-benar tidak berani mengatakan ini dengan seseorang yang nyata di dunia nyata. Tidak, mengingat aku sudah punya pacar yaitu Asuna, itu tidak dapat dimaafkan bahkan di dunia maya. Namun, aku berani bersumpah kepada Tuhan bahwa ini bukan tentang mencoba untuk meluangkan waktu di dunia VR, namun untuk memenuhi tugas dan misiku, dan juga langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan diri Sinon. - Pada akhirnya, Sinon sepertinya dia tidak menyadari kesulitanku seperti saat dia memelototiku selama beberapa detik sebelum men dan mengangguk-angguk dengan tindakan minimal. "Baiklah kalau begitu, aku akan menjadi orang yang memberitahumu semua informasi lagi." "II, well ... itu bukan berarti aku tidak mau ..."

Aku berhasil bergumam dengan samar-samar dan harus berlari untuk tetap dengan Sinon, yang berjalan jauh di depanku. Setelah menyelesaikan pendaftaran kami di aula presidensial estate melalui mesin yang ada disana, Sinon membawaku ke daerah bawah tanah yang besar yang luas. Seperti lampu yang diredupkan seminimal mungkin diseluruh tempat, aku hampir tidak bisa melihat wajah para pemain yang berkumpul di meja yang berbeda. Beberapa layar panel monitor besar di langit-langit yang mempesona dengan warna aslinya. Sinon masuk ke tempat yang jauh kedalam dalam dan kemudian melihat menu yang ditampilkan sebuah mesin minuman. Dia kemudian menekan tombol kecil di samping label es kopi. Segera, ia membuka lubangnya , dan gelas yang diisi dengan cairan hitam muncul dari dalam. Dibandingkan dengan harus memesan makanan kita dengan NPC dan menunggu mereka untuk melayani di Aincrad, metode ini agak sederhana, tetapi juga tidak sesuai dengan atmosfer permainan GGO. Aku menekan tombol untuk ginger ale dan meraih gelas yang muncul sebelum meneguk setengahnya. Sambil menunggu haus yang menghilang dari tenggorokanku, aku memutuskan untuk memulai pembicaraan. "... Battle royale final menempatkan 30 pemain di peta yang sama, dan memulai tembakmenembak sekali kita bertemu lawan, dan pemenangnya akan menjadi orang yang berlangsung sampai akhir ... apakah aku benar?" Pada akhirnya, Sinon memelototiku melalui kaca kopi, dan berkata, "Lihat, Kamu berniat untuk membiarkanku menjelaskannya, kan? Omong-omong, informasi ini ditulis pada e-mail perusahaan pengoperasian dan dikirim ke peserta. " "Aku-aku melihatnya ..." Sebenarnya, aku melihat-lihatnya sebentar tadi. Aku ingin membaca spesifik setelah login ke dalam permainan, tapi sebelum itu, aku bertemu Sinon yang veteran, jadi aku kira itu akan lebih cepat baginya untuk mengajarkanku secara langsung ... Aku tidak akan berani mengatakan bahwa, jadi aku hanya berpurapura batuk untuk melanjutkan. "Yah ... Aku hanya ingin memeriksa apakah ada sesuatu yang salah dengan pemahamanku ..." "Kamu benar-benar berani untuk mengatakannya." Bahwa suara yang sangat dingin miliknya menyebabkan hatiku membeku setengahnya. Untungnya, Sinon menempatkan kembali gelas di meja dan dengan cepat mulai menjelaskan aturan ronde ini. "... Pada dasarnya, itu seperti apa yang Kamu katakan, babak final benar-benar diadakan dengan semua 30 pemain bertarung satu sama lain pada peta yang sama. Posisi awal yang acak, tapi setiap pemain akan setidaknya 1.000 m dari satu sama lain, sehingga tidak akan ada kasus musuh muncul tepat di depanmu tiba-tiba. "

"1 ... 1.000 meter? Itu berarti bahwa peta ini agak besar ...? " Aku tidak bisa membantu tetapi itu mengganggu, dan laser-seperti biru mata menembak ke arahku. "Apakah Kamu benar-benar melihat e-mailnya? Hal ini ditulis dalam paragraf pertama .. Peta babak final adalah lingkaran dengan diameter 10 km. Ini memiliki bukit, hutan dan padang pasir, sehingga tak seorang pun akan memiliki peralatan atau kemampuan yang unggul. " "10-10km!? Itu agak besar ... " Ini seperti ukuran lantai pertama Aincrad kota terapung. Namun, itu berarti bahwa di daerah ini yang cukup besar untuk 10.000 orang untuk berburu, hanya ada 30 orang yang akan dipisahkan dari satu sama lain dengan jarak 1.000 m. "... Tapi, apakah bisa kita benar-benar bertemu dengan musuh kita seperti ini? Ada kemungkinan kita bahkan tidak bisa melihat siapa pun sampai saat waktu turnamen habis ... " "Ini adalah permainan di mana kita saling bertarung dengan menggunakan senjata, sehingga ada kebutuhan seperti peta yang luas. Senapan sniper memiliki lapangan tembak 1km, dan senapan serbu memiliki sekitar 500 m. Jika semua 30 orang yang semua berada dalam sebuah peta kecil, setiap orang dapat menembak dengan liar, bang bang, ketika mulai, dan lebih dari setengah peserta akan sudah mati. " "Hahaa, aku mengerti ..." Aku mengangguk-angguk setuju, dan Sinon dilanjutkan dengan penjelasan rinci nya. Mungkin di balik ini avatar tajam dan dingin adalah baik dan lembut gadisjika dia tahu bahwa ini adalah apa yang aku pikirkan, dia pasti akan berjalan pergi tanpa menyelesaikannya terlebih dahulu, jadi aku masih terus mendengarkan penjelasannya. "-Yah, hanya seperti yang Kamu katakan, Kamu tidak bisa bertempur jika Kamu tidak bertemu musuh. Beberapa orang juga akan memanfaatkannya untuk bersembunyi sampai orang terakhir hidu[. Oleh karena itu, para peserta secara otomatis diberikan alat yang disebut Satellite Scan Terminal . " "Satelit ... itu beberapa satelit mata-mata atau apa?" "Itu benar. Setiap 15 menit, satelit di udara akan diatur untuk memindai. Pada saat ini, terminal setiap orang akan menerima lokasi dari semua pemain. Dan nama pemain akan ditunjukkan jika Kamu menyentuh kedipan di peta. " "Mmm... jadi, hanya ada 15 menit untuk bersembunyi di suatu tempat? Jadi kita mungkin akan disergap ketika lokasi kami ditampilkan pada peta, kan? " "Itulah yang terjadi." Aku tersenyum dan bertanya Sinon, yang mengangguk-angguk pergi. "Tapi bukankah aturan ini buruk bagi snipers? Bukankah kamu kira untuk menyembunyikan dan menutupi seperti taro dan snipe pada musuh? " "Menggambarkanku sebagai taro terlalu berlebihan."

Sinon memelototiku dengan mata biru berkilaunya, dan kemudian dengan dingin mendengus dan tersenyum bangga. "15 menit sudah cukup bagiku untuk menembakkan satu peluru, membunuh satu orang, dan pindah 1km." "Apakah ... apakah begitu ..?" Aku tidak berpikir bahwa akan menjadi berlebihan. Jika aku mencoba untuk menyergap Sinon melalui informasi satelit, kemungkinan bahwa dia akan menembakku dari kejauh lebih dulu. Aku sangat ingat dalam hatiku, tenggorokanku kering beberapa saat, dan kemudian memikirkan informasi yang ku terima. "Eh-ini berarti bahwa aku harus terus bergerak dan mencatat pergerakan musuh sekali ronde dimulai, dan kemudian bertahan sampai menjadi yang terakhir ... sesuatu seperti itu. Dan setiap 15 menit, terminal peta di tanganku akan menunjukkan lokasi dari semua pemain, jadi aku dapat memberitahu manaa yang masih hidup dan yang tidak, jadi, apa pemahamanku benar? " "Pada dasarnya." Sinon mengangguk kepalanya mengangguk dan menghabiskan kopi esnya sebelum dengan paksa meletakkan gelas ke meja dan bersiap-siap untuk bangun. "Lalu, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kan? Aku akan menembakmu tanpa belas kasihan jika aku bertemu denganmu ." "Waa, tunggu tunggu, aku hanya tahu intinya saja." Yang benar-benar terdengar seperti baris dari PNS tertentu, aku buru-buru mengulurkan tangan untuk menarik jaket Sinon. "... Apa lagi yang Kamu inginkan?" Meskipun dia menunjukkan ekspresi yang sangat kesal lalu dia menatap jam militer di pergelangan tangan kirinya, aku lalu mengangguk tanpa terlihat sedih, dan Sinon mendesah dengan keras sebelum duduk lagi. Dia menempatkan kedua siku di atas meja, dan kemudian menekan dagu yang kecil melawan jari-jari yang terjalin bersama-sama, memberitahuku untuk melanjutkan dengan isyarat gerakan alisnya. "Eh, well, aku ... Aku sedang berpikir tentang meminta sesuatu yang sedikit aneh ..." Aku tergagap saat aku selesai berbicara dan cepat melambaikan tangan kiri aku untuk memanggil jendela menu. VRMMO yang berada di spesifikasi The Seed mempunyai jendela menu yang hampir sama, jadi aku merubahnya menjadi mode di mana orang lain bisa melihatnya dan cepat menggerakan tab ke bawah. Aku menunjukkan halaman dengan nama-nama dari 30 pemai yangn perusahaan pengoperasian kirim ke peserta final BoB. Tentu saja, kita bisa melihat nama-nama final kelompok F, tempat pertama 'Kirito' dan 'Sinon' tempat kedua. Setelah melirik ke layar yang kutunjukkan padanya sejenak, suatu ekspresi marah muncul di wajah Sinon saat ia mengerutkan dahi seperti kucing-tidak, seperti jaguar. "... Apa, kamu sombong kemenangan Kamu atas aku di final kemarin?"

Mendengar bahwa geraman rendah iri miliknya, aku buru-buru tersentak dan menggeleng dengan ekspresi serius. "Bukan , Bukan itu maksudku." Mungkin dia melihat perubahan sikapku ? Sinon mengerutkan alisnya yang indah dan berkata, "... Lalu apa yang kamu maksud? Menampilkan ini daftar peserta tiba-tiba. " "Di antara 30 orang pada daftar nama, berapa banyak yang Kamu tidak tahu?" "Haa ...?" Aku mengabaikan Sinon, yang memberikan ekspresi terkejut karena aku memindahkan jariku ke dalam daftar nama yang tidak benar-benar panjang. "Tolong beritahu padaku. Hal ini sangat penting bagiku. " "... Yah, itu tidak seperti hal aku tidak bisa kuberitahukan ..." Meskipun dia masih memiliki sedikit kecurigaan, Sinon masih terus melihat jendela holografik ungu di atas meja, dan mata birunya dengan cepat memindai melalui dari kiri ke kanan. "Mm ... ini adalah BoB yang ke-3 , jadi aku tahu hampir semua orang di sana. Mereka adalah yang pertama-kali masuk final ... selain pengguna light saber yang menyebalkan , ada 3 orang lain yang aku tidak tahu. " "3 dari mereka? Nama mereka? " "Nn ... Jyuushi X dan Rider Pale , dan ... ini Sterben pria, kan?" Sinon kaku membaca beberapa nama, dan aku membaca nama-nama pada jendela untuk memeriksa secara pribadi. Kecuali untuk Jyuushi X, nama-nama lain yang ditulis dalam abjad Inggris. Aku memejamkan mata dan mengulang tiga nama tadi beberapa kali. Pada saat ini, Sinon tampak setengah-setengah kaget dan cemas saat ia mengatakan kepadaku. "Oi, apa yang terjadi? Kamu telah mengajukan pertanyaan sampai sekarang, namun Kamu belum menjelaskan apa-apa kepadaku. " "Ahh ... ya ..." Aku menggunakan sebuah jawaban yang meragukan untuk mengulur waktu sebelum kupikirkan sebuah jawaban . 3 nama yang Sinon bilang- Salah satu dari mereka mungkin menjadi alasan mengapa aku datang ke dunia ini. Dia berhubungan dengan dua kematian misterius, dan juga selamat dari SAO dan menjadi anggota guild merah Laughin Coffin -karakternya umumnya dikenal sebagai Death Gun. Alasan mengapa aku menyimpulkan ini karena sampai sekarang, Death Gun tetap memakai nama aslinya bukan asal-asalan. Jika memungkinkan, dia benar-benar ingin menggunakan Death Gun sebagai nama karakter, tetapi dalam kasus itu, dia akan mendapatkan banyak spam e-mail, dan bahkan akan menimbulkan

banyak masalah. Juga, jika karakter yang sebenarnya menjadi sangat terkenal, rumor Death Gun dia akan susah payah untuk menghilang. Dengan demikian, dia harus menyembunyikan nama aslinya sampai sekarang, dan Sinon pasti tidak akan tahu keberadaan orang ini. Sekarang, yang jadi masalahnya , manakah dari salah satunya adalah Death Gun ... Ketika aku merenungkannya, aku melihat tangan ramping putih. Tangan itu berada di atas meja dengan jempol. Mendongak, aku melihat Sinon mempersempit matanya saat dia melotot padaku. "... Aku benar-benar akan marah. Apa sih yang kamu lakukan? Apakah ini beberapa strategi untuk membuatku marah dan membuat aku membuat kesalahan di final? " "Tidak ... bukan itu, aku tidak bermaksud begitu ..." Ketika merasa bahwa tatapan panas yang tajam seperti api itu, aku menggigit bibirku dengan erat. Aku benar-benar tidak bisa memutuskan dengan segera apakah aku harus menjelaskan kebenaran kepadanya. Aku percaya rumor bahwa 'Ada pemain di GGO yang menyebut dirinya Death Gun dan telah menembak di jalan-jalan dan di bar, dan pemain yang ditembak olehnya tidak pernah login lagi' akan lebih luas, tapi masih tidak ada pemain yang akan percaya bahwa mereka dibunuh. Tentu saja, Sinon di depanku mungkin juga sama. Sejujurnya, aku tidak benar-benar percaya dengan hal ini. Untuk pemain untuk menembakkan peluru dalam permainan untuk membunuh seseorang di kehidupan nyata-benar-benar mustahil tidak peduli apa alasan Kikuoka dan aku disuruh ketika kita membahas hal ini beberapa hari lalu. Tapi sekarang, aku bahkan tidak bisa menertawakan kemampuan Death Gun. Jika orang itu benar-benar merupakan anggota penting dari Laughin Coffin, dia pasti salah satu pemain pembunuh yang antusias menghilangkan nyawa banyak pemain di Aincrad. Mungkin dia mengembangkan cara tertentu untuk membunuh yang jauh melampaui imajinasiku dan Kikouka dan selama pengalaman menakutkan itu. Masih ada kemungkinan. Jika aku mengatakan semua yang kutahu untuk Sinon dan juga bahwa kekuatan Death Gun mungkin nyata-Kamu mungkin akan mati, Kamu tidak harus mengambil bagian dalam turnamen kali ini, akankah dia mendengarkan ku? Tidak, sama sekali tidak. Bahwa citra Sinon saat ia menunjukkan sisi wajah putus asa karena dia hampir ketinggalan pendaftaran setelah berbelanja denganku. Gadis ini harus memiliki beberapa alasan penting mengapa dia harus ambil bagian dalam turnamen BoB ... Mata biru yang melotot ini diam padaku-tiba-tiba melunak. Berwarna terang bibirnya mengatakan tanpa bergerak terlalu banyak, "... Jangan bilang bahwa alasan mengapa wajah Kamu tiba-tiba menjadi aneh selama pendahuluan kemarin juga karena itu?" "Eh ..."

Sinon dan aku saling bertatap muka, dan untuk sesaat, kita tidak bisa mengatakan apa-apa. Namun, aku lupa semua alasan dan pikiranku karena aku mengangguk pergi seperti diminta. Sebuah suara amat kecil keluar dari mulut aku sendiri, "... Ahhh ... itu benar. Kemarin, aku tiba-tiba dipanggil oleh seseorang yang memainkan VRMMO serupa di kubah bawah tanah ... Aku berpikir bahwa ia akan mengambil bagian dalam pertempuran saat ini. Aku takut bahwa salah satu dari tiga orang itu dia ... " "Apakah itu teman-temanmu?" Aku menggeleng keras mendengar pertanyaan itu Sinon, mengacaukan rambutku. "Tidak, justru sebaliknya ... kita musuh. Aku dan dia, kita serius mencoba untuk membunuh satu sama lain sebelumnya. Tapi ... Aku tidak ingat nama laki-laki itu saat itu. Aku harus ingat itu. Aku ingin bertemu pemain ini di final ... mencari tahu mengapa dia ada di sini, dan apa yang dia lakukan ... " Setelah menjelaskan sampai di sini, aku menyadari bahwa kata-kataku mungkin membingungkan Sinon. Dalam permainan VRMMO normal, bahkan pemain di guild lawan secara teknis masih saingan bermain di game yang sama. Ini akan terlalu berlebihan untuk menggunakan judul musuh. Namun- Para sniper dengan rambut biru aqua tidak tertawa mendengar kata-kata aku, tapi melebarkan mata kecilnya, dan kemudian bergumam dengan suara lemah yang sistem hampir tidak bisa identifikasi. "... Kamu mencoba membunuh satu sama lain ... musuh ...?" Kemudian, ia menggunakan volume lembut yang sama untuk meningkatkan pertanyaan lain yang cukup untuk menembus kesadaran aku. "... Apakah karena gaya bermain kamu yang tidak cocok, atau hubunganmu antara satu sama lain memburuk ketika kamu berada di sebuah pesta karena beberapa masalah? Atau ... " Mendengar sampai ini, Aku menggeleng dengan refleks. "Tidak, kami benar-benar mempertaruhkan hidup kita dan berusaha untuk membunuh satu sama lain. Orang itu ... guild laki-laki itu melakukan sesuatu yang tak bisa dimaafkan, dan kedua belah pihak tidak bisa menuju ke sebuah resolusi damai. Kami tidak punya pilihan selain untuk menyelesaikan ini dengan pedang. Aku tidak menyesal melakukan hal ini, tapi ... " Aku tahu ini hanya akan mengganggu Sinon, tapi mulutku tidak bisa berhenti. Aku pegangan tangan yang ditempatkan di atas meja, berusaha melihat jauh ke dalam mata biru, dan mencoba untuk memaksa keluar suaraku dari tenggorokanku yang telah mengering. "... Tapi, a-aku hanya terus melarikan diri dari tanggung jawab yang harus aku tanggung, dan belum pernah aku memikirkan makna di balik tindakan ini. Sampai hari ini, aku memaksa diriku untuk melupakannya ... tapi sekarang, aku tidak dapat terus untuk melarikan diri. Aku harus memecahkan masalah dengan kepala di depan. "

Kata-kata ini tampaknya dikatakan untuk diriku sendiri. Tentu saja, Sinon tidak harus bisa mengerti sama sekali. Saat aku menutup mulutku, Sinon menunduk juga. Pikiran bahwa ia merasakan hal aneh jauh di dalam hatinya bertambah besar sekarang, pikirku. "... Maaf untuk kata-kata konyol seperti itu. Hanya berpurapuralah kamu tidak pernah mendengarnya. Lagi pula, itu hanya dendam masa lalu ... " Aku memaksa tersenyum dan siap untuk menyederhanakan hal. Tapi Sinon bergumam mengganggu kata-kata aku. "-" Jika peluru yang kau tembakkan bisa membunuh pemain di dunia nyata, Kamu bisa menekan pelatuk tanpa ragu-ragu '. " "...!" Aku segera tersentak. Ini adalah pertanyaanku dari dalam diriku untuk Sinon selama final turnamen pendahuluan kemarin. Sebenarnya, aku masih tidak mengerti mengapa aku menanyakan hal ini, tapi pada saat itu, aku bertanya balik langsung, secepat percikan, saat mendengar Sinon bertanya 'bagaimana aku bisa menjadi kuat seperti Kamu'. Serangan di dunia game virtual membunuh seorang pemain di dunia nyata. Dari asalnya tidak ada yang mungkin percaya pada rumor Death Gun itu, kemungkinan bahwa hal ini tidak mungkin dalam teori. Namun, aturan ini terjadi di dunia yang tidak ada sekarang. Pada saat ini, aku hanya bisa berdiam diri, dan Sinon menatap mataku dengan tatapan tajam-dan membuka bibir kecilnya mengatakan, "Kamu ... Kirito, mungkin Kamu, dari permainan itu ..." Ini pertanyaan yang tampaknya tak bersuara langsung sirna karena meleleh di udara kering bar. Mata biru bimbang melihat ke bawah sebelum gemetar diamdiam. "... Maaf, aku tidak harus bertanya tentang hal ini." "... Tidak, tidak apa-apa." Aku hanya bisa menjawab ini berkaitan dengan permintaan maaf yang tak terduga, dan kami terus melihat satu sama lain dalam keheningan yang menegangkan ini. Aku tidak bermaksud untuk mengatakan pada Sinon bahwa aku mantan pemain Sword Art Online, yang selamat dari SAO. Tapi kalau aku tidak berkata begitu, dia tidak akan pernah bisa memahami penjelasanku yang barusan. Sinon sekarang mungkin mampu memahami arti dari kata musuh yang kugunakan, dan dia akan mampu memahami arti rinci saling membunuh. Aku hanya menunggu dengan diam untuk gadis ini menunjukkan bahwa jijik dan gangguan baginya di matanya.

Namun- Sinon tidak berpaling, dan dia tidak meninggalkan tempat duduknya. Dia membungkuk ke depan dan menatapku. Mata sapphire miliknya, karena alasan tertentu, tampaknya akan memberikan semacam ... mungkin kilatan, permohonan bantuan, ataukah mungkin itu hanya imajinasiku. Saat berikutnya, Sinon memejamkan mata erat-erat, dan kemudian menggigit bibirnya dengan erat. Aku bahkan tidak punya waktu untuk terkejut ketika suasana tegang antara kami menghilang. Setelah menghembuskan napas dalamdalam, gadis sniper ini memberikan senyuman dan berbisik lembut kepada aku, "... Yah, sudah waktunya untuk kembali ke kubah menunggu, atau kita tidak akan punya waktu untuk memeriksa peralatan kami dan pemanasan." "Ah ... ahh, itu benar." Aku mengangguk, dan Sinon berdiri. Aku melihat jam digital sederhana di pergelangan tangan kiriku, dan melihat bahwa hampir jam 7 pm. Masih ada satu jam sebelum dimulainya turnamen final. Ketika kami tiba di lift sederhana di sudut bar besar, Sinon menekan tombol bawah, gerbang besi itu mengeluarkan suara berderit yang meluncur ke samping, dan lift muncul. Saat kami masuk, aku adalah orang yang menekan tombol paling bawah. Dalam ruang sempit yang memiliki perasaan imajinasi turun dan suara mesin, suara lembut berdering. "Aku tahu Kamu memiliki kesulitan sendiri." Di belakangku, Sinon tampaknya berjalan ke arahku, dan ada sesuatu yang menunjuk pada tengah punggungku. Itu bukan moncong-tapi jari. Katanya dengan nada sedikit kuat.

"Namun, janjimu denganku adalah salah satu alasan lain. Aku pasti akan mengembalikan hinaan selama pertempuran kemarin dengan menarik, jadi kamu tidak boleh membiarkan orang lain selain aku menembakmu. " "... Aku mengerti."

Aku mengangguk sedikit. Tujuan terbesarku ketika aku dive ke GGO adalah untuk berinteraksi dengan Death Gun dan memecahkan misteri di balik pembunuhan itu, tapi insiden ini sekarang bukan hanya tentang permintaan Kikuoka Seijirou, tetapi juga terkait denganku. Berpikir dengan tenang, aku harus menghindari duel ini dengan Sinon sniper menakutkan dan mencapai tujuanku. Tapi aku bertemu Sinon di dunia ini, berbicara dengannya, dan membangun sebuah hubungan baru dalam pertempuran ini. Aku benar-benar tidak bisa mengabaikan atau meremehkan tindakannya. Itu karena, bahkan di dunia maya yang lain, bahkan jika hal yang menempel di pinggangku adalah pedang cahaya tanpa fisik pedang asli, Kirito masih swordsman. "... Aku akan bertahan sampai saat aku melawanmu." Pada saat aku mengatakan hal ini, jari di belakang punggungku meninggalkan tubuhku, dan suara lembut terdengar lagi. "Terima kasih." Sebelum aku bisa bertanya mengapa dia mengatakan terima kasih, lift berhenti mendadak. Setelah pintu terbuka, hal yang ada di depan lift yang gelap itu adalah bau besi dan asap-bau pertempuran datang ke arahku dan menelanku.

Bab 10 Sinon menghela napas sebentar, dan menghabiskan waktu yang sama untuk mencoba menghembuskan udara dingin keluar dari paru-paru virtualnya. Ia perlahan mencoba untuk menyesuaikan napasnya dengan detak jantungnya, dan reticle[1] hijaunya mulai membesar dan menyusut. Ia melihat tepat di tengah-tengah layar. Seorang pemain sedang bergerak di antara semak-semak. Ia membawa sebuah senapan serbu Yatei kecil, dan meskipun senjata lainnya tidak dapat terlihat, ada beberapa bagian yang seperti menonjol padanya. Mungkin, ia mengurangi senapannya sebanyak mungkin, dan menggunakan perisai optik berteknologi tinggi dan armor multi lapis untuk mengatasi peluru, untuk mengisi kekurangannya. Selain itu, ia memakai helm dengan pelindung wajah, dan terlihat seperti babi jantan raksasa. Namanya adalah Shishigane, dan data menunjukkan bahwa ia adalah pemain bertahan yang fokus pada VIT. Meskipun ia mengambil bagian di final terakhir, Sinon tidak menghadapinya secara langsung. Dengan jarak lebih dari 1.200m, bahkan senapan sniper anti-tank Ultima Ratio Hecate II tidak bisa menyebabkan tembakan fatal terhadap armor tebal itu. Tentu saja, akan berbeda jika dia mampu menembak dua kali berturut-turut, tetapi sang musuh bukanlah orang bodoh. Sekali dia tertembak, dia akan segera menghilang dalam kegelapan dan tidak akan muncul lagi. Jika Sinon menunggunya untuk muncul pada posisi tersebut, pemain-pemain lain yang mendengar tembakan pertama itu pasti akan berkumpul, dan akan ada sekumpulan senapan mesin berkerumun di sekitarnya seperti sarang lebah. Sembari Sinon berbaring tengkurap di antara batu-batu besar dan semak-semak, pelatuk di jarinya diam-diam bersuara, Datanglah kemari. Ketika jarak antara musuh dan dirinya sekitar 800m, ia percaya bahwa ia dapat menembus bagian tipis dari armor, wajah, dan memberi jumlah kerusakan lebih besar untuk menyingkirkan pemain ini. Namun, harapan Sinon tidak terjadi karena musuh berbalik dan menjauh darinya. Ia juga cukup berhati-hati untuk meletakkan armor yang berat di punggungnya, dan dapat dikatakan bahwa tidak ada celah untuk menyerangnya. Hal ini sangat disayangkan, tetapi sepertinya pilihan terbaik adalah Sinon harus menyerah pada buruannya kali ini dan menunggu musuh selanjutnya. Hanya sesaat ketika Sinon hendak menggerakan mata kanannya dari teropongnya, ia menyadari adanya sebuah benda bulat pada pinggang kanan si musuh. Itu adalah granat plasma besar, ada dua. Mungkin ia menggunakannya untuk maksud perlindungan karena dia tidak membawa senjata dukungan. Tetapi, di permainan ini, barang-barang murah tetapi efektif seperti itu biasanya memiliki unsur bahaya baginya. Sinon membuat dirinya tegang dan menyipitkan matanya

pada teropong. Ia memindahkan teropongnya turun dari punggung musuh ke bagian kanan bawah, dan akhirnya membidik crosshair[2]nya ke arah bola logam yang bergetar (granat). Menghirup napas, menghembuskan. Ia menghirupdan berhenti. Ketika bayangan untuk sukses menghapus semua pikiran acaknya, tubuh dan tangannya pada senapan sniper akan menyatu untuk sesaat, dan menentukan titik yang tepat. Gadis itu tentunya akan menarik pelatuk. Kemudian, ada benturan mengenai tubuhnya. Matanya dengan segera berwarna putih karena percikan yang dihasilkan oleh moncong senjatanya. Tetapi, penglihatan Sinon segera kembali saat dia memeriksa teropongnya, dan melalui penglihatannya, ia dapat melihat granat yang ada di pinggang kanan lelaki itu meledak bam, dan ia memalingkan wajahnya dari senjata. Bingo. Ketika dia bergumam, sebuah ledakan biru terjadi di tengah bukit jauh di sana, dan semua pohon di sekitarnya rubuh. Sekian detik kemudian, suara petir terdengar, dan ia tidak perlu memeriksa untuk mengetahui bahwa HP dari lelaki itu berkurang menjadi nol. Pada saat itu, Sinon berdiri, meluruskan kakinnya, dan membawa Hecate[3]nya. Karena suara tembakan dan percikan dari moncong senjata mengungkap posisinya, beberapa menit setelah penembakan akan menjadi momen paling berbahaya untuk seorang sniper. Ia dengan cepat mengamati sekitar dan kemudian menentukan rute yang akan dituju. Jalan ini banyak semak-semaknya di sekitar, sehingga ia tidak akan ditemukan dengan mudah. Selain itu, musuh-musuh yang ada di dekatnya akan tertarik pada ledakan besar si laki-laki mirip babi jantan tadi. Tetapi, meskipun mengetahui ini, Sinon tidak berhenti, malah melanjutkan berlari lebih dari satu menit sebelum berlutut di bawah pohon besar yang mati dan menghela napas. Ketika dia melihat ke atas, melalui celah di antara lapisan awan yang tebal, ia dapat melihat matahari yang berwarna merah darah tenggelam di barat. Sudah kira-kira 30 menit berlalu sejak turnamen Bullet of Bullets akhirnya dimulai. Laki-laki tadi adalah yang kedua Sinon tembak dan singkirkan, tetapi para pemain tidak dapat mengetahui seberapa banyak yang selamat sampai satelit melakukan scan setiap 15 menit. Gadis itu mengeluarkan Satellite Scanner[4] nya yang pipih, mengaktifkannya untuk menunjukkan peta seluruh area dan dengan diam menunggu intel membaharui data. Waktu di kiri layar menunjukkan bahwa waktu di dunia nyata adalah 8:30pm, dan peta yang sangat mendetail menunjukkan banyak sekali cahaya berkedip. Ada 21 buah, atau dengan kata lain, 9 orang telah disingkirkan. Sinon terus mengamati layar sambil mencoba memeriksa strateginya saat itu.

Tempat yang menjadi lahan turnamen adalah 10km pulau melingkar yang terisolasi. Utara pulau tersebut adalah padang gurun, dan selatannya semua adalah hutan-hutan dan bukit-bukit. Selain itu, ada sebuah kota terabaikan di tengah pulau. Sekarang ini, Sinon berada pada perbukitan paling selatan. Sedikit ke utara, ada sebuah sungai mengalir, memisahkan perbukitan dari hutan-hutan. Sekarang ini, ada 3 titik cahaya dalam radius 1 km. Sinon menggunakan ujung jarinya untuk menandai nama-nama pada cahaya tersebut. Yang terdekat adalah Dyne, yang bergerak menjauh 600m ke timur laut. Sedikit jauh ke timur adalah Pale Rider yang sedang mengejar Dyne. Dan terakhir, titik cahaya terakhir yang berjarak 800m dari situ adalah Lion King Richie. Richie dilengkapi dengan senjata senapan mesin berat berteknologi tinggi Vickers. Mungkin ia ingin mendapatkan poin tertinggi di area itu dan menyingkirkan semua pemain yang mendekatinya. Ia menggunakan strategi yang sama saat turnamen terakhir, dan harus mengundurkan diri karena kehabisan peluru. Tetapi, ia seharusnya memiliki strategi melawan saat ini. Yang manapun itu, ia dapat meninggalkan musuh ini, yang tidak bergerak sendiri. Masalahnya adalah titik cahaya Dyne, yang kelihatannya sedang berlari untuk menyelamatkan dirinya, dan Pale Rider, yang sedang mengejarnya. Dyne bukan hanya pemimpin pasukan di mana Sinon mengikut, tetapi juga seorang veteran yang masuk ke final BoB 3 kali. Ia memiliki senapan serbu SG550 dengannya, dan spesialisasinya di pertarungan semi dekat. Orang ini memang tidak layak dihormati dalam sisi karakteristik, tetapi dia bukan musuh yang bisa diremehkan. Dan untuk Pale Rider, yang mengejar Dyne, juga bukan seseorang yang layak diremehkan. Sejujurnya, Sinon belum pernah bertemu dengannya, dan tentu saja tidak pernah melawannya. Apakah ia benar-benar kuat? Apakah hanya karena senjatanya sesuai dengan keadaan sekitar? Baru saja Sinon merasa curiga, satelit di langit terlihat akan hilang, dan semua titik cahaya yang ada di peta berkedipkedip. Intel akan segera menghilang dalam waktu 10 detik. Sinon mengangkat tangannya secara reflek, siap untuk menghitung 18 titik yang jauh. Tetapi, baru saja ketika telunjuknya akan menyentuh layar, tangannya mengepal tinju. Itu karena ia menyadari bahwa ia mencari sebuah nama khusus tertentu. Mengapa aku harus terganggu, oleh seorang lelaki seperti dia. Sinon bergumam perlahan. Tidak perlu baginya untuk mengkhawatirkan laki-laki seperti ituapakah pengguna pedang cahaya yang keji Kirito masih hidup atau tidak. Sekarang ini, ia harus fokus pada mangsa yang memasuki jangkauan Hecatenya. Jika Kirito memasuki jangkauan itu, ia hanya perlu membidik, menembak, dan mengakhiri hidupnya dengan segera tanpa perasaan apapun. Cahaya-cahaya yang berkedip akhirnya menghilang diam-diam. Sinon menempatkan alat scannernya ke dalam kantongnya dan berlari lagi menembus hutan.

Di bawahnya adalah sebuah bukit bertingkat, dan berlawanan dengan itu adalah sebuah hutan lebat. Sekarang ini, Dyne dan Pale Rider ada di bagian hutan terdalam, bergerak dari kanan Sinon ke kiri. Seharusnya, keduanya menuju sungai yang membagi area menjadi dua dan jembatan yang terbentang di sungai. Dyne yang berhati-hati pasti berusaha menghindari pertarungan di hutan yang memiliki risiko tinggi dan memilih untuk bertarung di jembatan di mana jangkauan penglihatannya bagus untuk menghadapi sang pengejar, Pale Rider. Sinon lebih dekat dengan jembatan dibandingkan mereka. Jika dia lari sekarang, ia mungkin dapat mencapai posisi menembak pertama kali. Ia ingin melihat pertarungan mereka dari sana dan menembak pemenangnya ketika ia lengah. Menyiapkan Hecate di bahu kanannya, Sinon merendahkan tubuhnya dan lari menembus hutan lagi. Gadis itu berhasil melewati daerah perbukitan berwarna merah teh dengan selamat, dan sebuah pantulan cahaya merah tua terlintas di penglihatan Sinon, tepat ketika ia menukik ke bawah semak-semak terakhir di sana. Itu adalah sebuah sungai. Mengalir dari perbukitan selatan, dengan megah berkelok-kelok melalui tengah dari keseluruhan peta menuju utara sebelum menghilang dari pandangan berkabut dari reruntuhan kota yang terabaikan yang jauh. Di seberang sungai ada sebuah hutan yang memiliki banyak pepohonan tua, dan sedikit ke bawah pohon-pohon itu, ia dapat melihat jalan berbatu yang meliuk-meliuk. Jalan itu mencapai sungai 200m ke utara di mana Sinon bersembunyi, dan terhubung ke sebuah jembatan logam sederhana. Saat ini, kedua pemain seharusnya sedang berlari menuruni jalan Intuisinya sepertinya benar karena, sesosok wajah datang berlari dari kegelapan pepohonan tua yang tumbuh di antara jalan dan jembatan logam. Sinon dengan segera menyiapkan Hecate nya di tanah dan mengatur matanya sebelum dia bahkan menyejajarkan matanya pada teropong. Badannya mengenakan pakaian bermotif woodland[5], dan dagunya dapat terlihat dari bawah helmnya. Selain itu, dari senapan SIGnya memastikan bahwa laki-laki itu adalah Dyne. Ia berlari dengan mulus menuruni jalanan seperti seorang veteran, dan setelah meninggalkan hutan beberapa detik. Ia dengan cepat berlari 50m ke bawah menuju jembatan logam, ke samping di mana Sinon bersembunyi dan segera menunduk ke tanah, tiarap. Jadi begitu. Sinon bergumam dengan rasa hormat. Dalam situasi ini, ia dapat menyerang musuh yang akan menyeberangi jembatan logam. Tetapi, ia masih tetap terlalu ceroboh. Untuk seorang musuh yang mungkin bersembunyi di seberang sungai, ia menunjukkan punggungnya dalam keadaan tidak terlindung sama sekali. Kau harus melindungi punggungmu tidak peduli kapan itu, Dyne.

Sinon bergumam sembari crosshair nya menyejajarkan dan menangkap sebuah wajah yang kasar. Sekarang ia dapat mengambil langkah langsung tanpa harus menunggu Dyne dan Pale Rider untuk bertarung. Meskipun Pale Rider akan mengetahui keberadaan Sinon, ia harus menyeberangi jembatan kalau dia ingin mendatanginya. Sinon hanya 200m jauhnya dari jembatan logam itu, dan bahkan jika musuh berlari dengan seluruh kekuatannya, ia yakin kalau itu akan menjadi tembakan pasti-mati. --Tentu saja, aku hanya akan berkata maaf untuk mereka yang menonton dari galeri.. Sinon berpikir sembari diam-diam menempatkan jarinya ke pelatuk Hecate, tetapi pada detik selanjutnya Ada hawa dingin di belakangnya. Juga ada seseorang di belakangnya. --Bodoh! Aku lupa mengawasi belakangku karena fokus menembak! Ketika Sinon berteriak di kepalanya, ia dengan cepat memindahkan tangan kanannya dari Hecate. Ia berbalik 180 derajat seperti badannya adalah pegas dan menggunakan tangan kanannya untuk mengeluarkan senjata lainnya, MP7 senjata sub-emsin. Ketika melakukan itu, pikirannya melepaskan lintasan-lintasan pikiran yang terganggu. --Tapi bagaimana bisa ada seseorang di belakangku? Hanya ada Lion King Richie ketika ku periksa Satellite Scanner beberapa menit lalu, yak an? Orang itu tidak mungkin berlari menuruni gunung. Dan aku tidak mungkin tidak menyadari jejak kaki musuh jika ia berlari dengan sebuah senjata mesin berat. Berbicara tentang itu, hampir mustahil untuk musuk selain Richie untuk berada di belakangku di waktu yang singkat. Apa yang terjadisiapa itu Meskipun dia sangat terkejut, Sinon meraih MP7 di belakangnya dan menempatkan moncongnya di depannya. Tentu saja, dia tidak terlalu memperhatikannya; ia tidak dapat mempercayai kalau seseorang telah mendahuluinya. Sekarang ini, dia tidak bisa menghindari penyerangan itu. Mereka akan segera menggunakan semua peluru pada magasin untuk mengurangi HP yang lain Sinon menyiapkan diri untuk menekan pelatuk setelah menyiapkan dirinya untuk ini. Tetapi hanya ketika dia akan menekan pelatuk dan menembakkan peluru Penyerangnya bergumam perlahan sambil mengangkat tangan kanannya, seperti ingin menghentikan Sinon, Tunggu! Uehh!? Sinon membuka matanya lebih lebar dan berbalik dari moncong senjata ke wajah musuh untuk melihat.

Ia segera melihat rambut hitam sepanjang pinggang, dan kulit lembut putih bahkan di bawah matahari terbenam, dan sepasang mata sipit yang berkilau. Musuhnya, Kirito terlihat setengah tergeletak, membawa FiveSeven pistol dengan tangan kirinya dan membidik ke arahnya. Setelah menyadari situasi itu, Sinon merasakan beberapa perasaan sekaligus, semua menyatu menjadi satu dalam suasana. Ia melupakan moncong senjata di depan matanya dan secara tidak sadar menggertakkan giginya, melemparkan pandangan gusar, dan bergerak untuk menembakkan MP7 di tangan kanannya. Tetapi Kirito sekali lagi berkata dengan suara tenang yang membuat Sinon berhenti mengerahkan kekuatan pada jarinya. Tunggu. Aku punya penawaran. Apa yang bisa ditawarkan pada situasi seperti ini Sinon membalas argumennya dengan nada halus tetapi penuh dengan niat membunuh. Apa yang bisa ditawarkan dan dikompromikan pada situasi ini!? Kita hanya menunggu untuk melihat siapa yang mati duluan! Aku dapat saja menembakmu duluan kalau aku ingin menembak! Kata-kata Kirito menjadi tegang tiba-tiba, menyebabkan Sinon terdiam. Sepertinya ada sesuatu yang lebih menyusahkannya daripada ditodong ujung laras senapan. Dan meskipun ia tidak senang dengannya, apa yang Kirito katakan benar. Kalau dia dapat mendekatinya dengan mudah, ia dapat menyerangnya dari belakang dengan menembakkan peluru atau menggunakan pedang cahaya. Menghadapi Sinon, yang terpaksa diam, Kirito sekali lagi melanjutkan berbicara halus, Aku tidak ingin kedua orang itu mendengar kita menembaki satu sama lain. Mata Kirito tiba-tiba melihat ke belakang Sinon, di jembatan logam di mana pertarungan lain akan segera dimulai. Uehh? Apa maksudmu Aku ingin melihat pertarungan di jembatan sampai pemenangnya ditentukan. Tolong jangan melakukan apapun sampai saat itu. Melihat? Dan apa yang akan kamu lakukan setelah itu? Apakah kamu akan berkata sesuatu yang bodoh seperti, "ayo mulai menyerang satu sama lain" setelah itu? Kita harus mengamati keadaantetapi aku akan pergi, jadi aku tidak akan menyerangmu.

Tetapi aku bisa menembakmu dari belakang, kau tahu? Itu tidak bisa dipungkiri. Tolong bertahanlah denganku. Pertarungan dimulai! Ketika Kirito dengan gelisah berpaling untuk melihat ke arah jembatan logam, ia benar-benar menurunkan FiveSeven di tangan kirinya. Meskipun musuh mengarahkan senjata sub-mesin tepat di dahinya, ia tetap menempatkan pistol kembali ke dalam sarungnya. Meskipun ia marah, Sinon merasa itu tidak bisa tertolong, dan bahunya menjadi rileks. Jika ia mengerahkan sedikit lagi kekuatan pada jarinya yang ada pada pelatuk, 24 buah peluru 4.6mm Mp7 dapat menembak dan menghabisi semua HP Kirito. Tetapi, Sinon sudah terlanjur melihat Kirito sebagai musuh terbesarnya, sehingga ia sangat tidak ingin untuk menyudahi pertarungan melawan dia dengan cara yang tidak karuan seperti itu. Kalo itu Kirito, mungkin ia dapat menghindari tembakan dari Hecate bahkan lintasannya. Sinon sudah merencanakan ini dan memikirkan semua cara agar ia dapat melawannya satu lawan satu. Jika mereka harus bertarung, tentu saja ia berharap agar Kirito dan dirinya adalah dua orang terakhir yang bertahan dari 30 pemain dan kemudian bertarung di sebuah pertarungan deadmatch yang akan menggunakan semua hati dan jiwa mereka. Maukah kau melawanku dengan sebagaimana mestinya setelah ini selesai? Ya. Kirito menganggukan kepala, dan Sinon meletakkan senjata sub-mesinnya setelah melihat mata Kirito untuk setengah detik. Ia tahu kalau ini tidak menyenangkan, tetapi untuk mencegah Kirito dari tiba-tiba menyerangnya, ia tetap tidak memindahkan jarinya dari pelatuk. Tetapi, Kirito sendiri segera merilekskan seluruh tubuhnya dan menelungkupkan badannya di semak-semak sebelah Sinon. Ia mengambil teropong kecil dari sabuk sarung pistolnya dan mulai menonton pertarungan. Tindakan ini, yang sama sekali tidak memperhatikan untuk mempertimbangkan Sinon sebagai potensi ancaman membuatnya marah dan segan di saat yang sama. Mengapa orang ini harus menyaksikan orang lain bertarung? Berbicara tentang itu, kapan dia muncul? Tidak ada nama Kirito dalam jangkauan 1km sekitarnya ketika dia memeriksa Satellite Scanner beberapa menit yang lalu. Tetapi, Sinon tetap menelan keraguannya kembali dan meletakkan MP7 di pinggang kanannya. Ia kemudian membawa Hecate dengan dua tangan dan menggunakan teropong untuk menyaksikan kedua orang yang sedang bertarung. Di jembatan logam, Sinon masih dapat melihat Dyne dalam posisi telungkup di dekatnya. SG550 yang menempel di wajahnya tidak bergerak sama sekali, dan konsentrasi yang tidak terbuyarkan ini menunjukkan bahwa dia bukanlah seseorang yang patut diremehkan. Tentu saja, Pale Tider yang mendesar Dyne ke

situasi sulit seperti ini tidak mungkin muncul dengan mudah dari hutan melewatinya. Pertarungan yang kau cari mungkin tidak akan terjadi. Sinon bergumam pada Kirito, yang ada di sebelahnya, dengan nada mengejek. Dyne tidak akan terus-menerus telungkup di sana. Sekali laki-laki itu bersiap untuk bergerak, aku akan menembaknya dulu. Dalam hal itu, kau boleh mengambil tindakantidak, tunggu. Jawaban Kirito tiba-tiba menjadi tegang. Sinon memindah matanya dari teleskop secara reflek dan melihat ke arah jembatan logam dengan mata telanjang. Pada waktu itu, sebuah sosok tiba-tiba muncul dari jalan yang ada di dalam hutan lebat. Sosok itu adalah seorang pemain yang tinggi dan kurus, menggunakan baju kamuflase biru dan putih misterius. Karena dia memakai sebuah helm hitam, mereka tidak dapat melihat wajahnya. Orang itu hanya dipersenjatai dengan senapan ArmaLite AR 17 ringan. Orang ini seharusnya tidak, ia tentunya adalah Pale Rider yang mengejar Dyne. Dyne yang berbaring di sisi seberang jembatan, segera menegang di bagian bahu, dan atmosfir tidak biasa ini menyebar sampai ke Sinon yang jauh. Sebaliknya, ia tidak merasakan adanya tekanan dari sikap berdiri Pale Rider. Ia tidak terlihat takut akan SIG di tangan Dyne karena ia hanya menyeberangi jembatan dengan mudah. Orang itu kuat Sinon tidak dapat memungkiri dan mengatakan hal itu, dan di sebelahnya, Kirito tiba-tiba menggerakkan badannya sedikit. Sinon melihat sekilas ke arahnya dan menemukan bagian samping wajahnya yang mirip seperti seorang gadis menunjukkan ketegangan yang sangat. Dengan kata lain, Kirito sedang memperhatikan Pale Rider? Meskipun itu adalah pertama kali Sinon melihat nama dan penampilan pemain itu, tindakannya menunjukkan kalau dia memang memiliki kemampuan tertentu. GGO memiliki kemampuan membantu prediksi Bullet Line yang tidak ada di kehidupan nyata. Tidaklah mudah mendekati musuh dengan sebuah senjata mesin otomatis. Biasanya, ada penghalang-penghalang untuk seseorang bersembunyi di belakang, sehingga ia dapat lari dari satu tempat ke tempat lainnya, menggunakan pergerakan menyamping untuk mendekati musuh. Tetapi, Pale Rider hanya melangkah menuju jembatan logam tanpa perlindungan dengan santai. Tidak ada apapun, tidak ada bentang alam ataupun benda untuk menghalangi peluru. Bahkan Dyne, yang melarikan diri untuk menciptakan situasi ini hanya dapat terus telungkup di tanah, dan sedikit keraguan dapat terlihat di belakangnya.

Tetapi, Dyne adalah pemimpin pasukan cukup lama, sehingga pengalamannya membuatnya mengabaikan keraguannya. Sedetik kemudian, senapan serbu SG550 nya menembak dengan suara kuat yang menyerupai mesin Swiss, dan segera menyebar ke seluruh permukaan sungai. Tetapi, Pale Rider sendiri menghindari peluru-peluru 5.5mm yang banyak sekali yang ditembakkan dengan cara yang tidak disangka oleh Sinon. Ia kemudian berlari ke kawat yang menyangga jembatan dan menggunakan tangan kirinya untuk memanjat. Dyne dengan terburu-buru mencoba membidikkan senjata padanya, tetapi sulit untuk seseorang dalam keadaan telungkup untuk menembak ke musuh yang ada di atas; sebagai akibat tembakan keduanya tidak mengenai, Pale Rider menggunakan hentakan tali untuk melompat ke jembatan pada posisi yang lebih dekat dengan Dyne. Pengguna STR, menggunakan peralatan cahaya dan mempercepat gerakan 3 dimensipoin skillnya lumayan tinggi juga. Saat Sinon bergumam, Dyne berdiri untuk menunjukkan kalau dia tidak akan dibodohi untuk kedua kalinya dan menekan pelatuk untuk ketiga kalinya. Tetapi, serangan ini telah diantisipasi oleh Pale Rider. Dengan demikian ada celah kecil pada jalur penembakan dan tanah, sosok biru dan putih itu bergegas menyerbu masuk tanpa jatuh menggunakan tangan kirinya untuk menyangga tanah dan berguling ke depan. Ia hanya berjarak 20 cm dari Dyne ketika bangun. Sialan kau! Dyne mengeluarkan makian yang biasa digunakan dan mencoba mengganti dengan cepat 30-peluru magasin yang kosong. Tetapi ArmaLite di tangan kanan Pale Rider mengeluarkan kilasan diam. Pada jarak sedekat itu, peluru-peluru senapan tidak akan sepenuhnya meleset. Dyne seketika terjatuh ke belakang ketika spesial efek kilat tersebar di seluruh badannya. Tetapi, bukan main, ia tidak berhenti malah mengisi dan menyiapkan senjatanya di depan wajahnyatetapi, ada suara tembakan kedua. Pale Rider sekali lagi mendekat dan menembak untuk kedua kalinya yang menyebabkan Dyne kehilangan keseimbangan. Ini adalah bagian paling menakutkan dari senapan; menyebabkan efek yang lama di samping damage yang biasa, memperbolehkan seseorang untuk terus-menerus diserang tanpa daya. --Tidak perlu untuk membawa SIG ke depannya karena kilatan dari moncong senjata, yang ditembakkan dari pinggang, sangatlah kuat. Tetapi, pikiran Sinon tidak dapat tersalurkan ke otak Dyne, dan sudah terlambat. Pale Rider terus mendekat dan perlahan mengisi AR17 sebelum menekan pelatuk di depan Dyne untuk ketiga kalinya. 12 gauge shell[6] meledak, meluncurkan hujan peluru dan membuat sisa HP Dyne menjadi nol. Dyne, yang berada di tanah dengan lemas, mendapat sebuah kata [Dead] yang besar berwarna merah yang perlahan berputar. Sekarang ia tersingkir dari final. Ia tidak akan bisa log out selama itu untuk mencegah para pemain untuk bertukar

informasi di dunia nyata. Jenazah ini hanya dapat menonton siaran langsung dengan sadar sampai turnamen selesai. Pemain berbaju biru itu luar biasa... Di sebelahny, Kirito berbicara dengan perlahan. Sinon dengan tidak sadar hampir menganggukkan kepala sebagai respon, dan segera mengerutkan alisnya mendengar apa yang dikatakannya selanjutnya, Apakah orang itusalah satu orang yang kita bicarakan dalam daftar? Sinon merasa sangat curiga, tetapi segera mengingat bahwa Pale Rider adalah satu dari tiga pemain yang Kirito khawatirkan. Dengan kata lain, Pale Rider dapat menjadi target. Keduanya mencoba saling membunuh di sebuah game VRMMO yang Kirito mainkan sebelumnya, dan nama game itu adalahtidak, mungkin game itu adalah yang namanya menjadi terkenal Saat ini, Sinon memaksa dirinya untuk berhenti berpikir. Kirito seharusnya memiliki masalah sendiri, tetapi itu adalah masalahnya. Tidak seorang pun seharusnya menghalangi, tidak seorang pun seharusnya menanggung tanggung jawab itu. Sinon terlihat seperti ingin menghilangkan sedikit keraguan ini dan melepas pengaman Hecate nya sebelum berkata perlahan dan santai, Aku akan menembak orang itu. Tanpa menunggu respon dari Kirito, ia menempatkan jarinya pada pelatuk. Setelah Pale Rider menyingkirkan Dyne dengan serangan mengagumkan, ia meninggalkan jembatan dan siap untuk menuju ke utara. Crosshair Sinon segera menangkap penglihatan punggung kurusnya, dan mempertimbangkan arah angin dan jarak sebelum mempersiapkan dirinya. Pada saat ini, Kirito akhirnya menjawab dengan suara parau, AhhAku mengerti. Tetapi, jika dia adalah orang itu --Lalu, mengapa kalau dia adalah orang itu? Apa kau berusaha memberitahuku kalau dalam jarak kurang dari 300m dengan memunggungi, ia dapat menghindari tembakan spesialku tembakan pertama tanpa jalur peluru? Berhenti bercanda. Sinon hanya menggerakkan bibirnya untuk menjawab Kirito dan mulai menarik pelatuk tanpa keraguan Tetapi pada saat itu Sinon melihat sebuah penglihatan yang tidak dapat dipercaya dari teropongnya. Sebuah peluru kecil keluar dari bahu kanan baju kamuflase biru putih Pale Rider, dan orang tinggi dan kurus ini rubuh ke kanan, lebih seperti ia terpukul daripada terkena peluru.

Ahh! Sinon dan Kirito, yang melihat adegan itu dengan teropongnya dari kiri, berteriak pada waktu yang sama. Meskipun terkejut, Sinon tetap fokus pada pendengarannya secara naluri. Tentu saja, ini untuk memeriksa suara tembakan yang mengenai Pale Rider, dari mana itu berasal dan kualitas suaranya. Tetapi Tidak peduli seberapa tajam telinganya, yang dapat didengarnya hanyalah angin kering dan air mengalir di sungai. Apakah aku melewatkannya? Sinon bergumam, dan Kirito, yang terlihat berpikir tentang itu, dengan perlahan menjawab, Tidak, aku tidak mendengar apapun juga. Apa yang terjadi?" Satu-satunya hal yang dapat kupikirkanadalah bahwa itu merupakan senapan laser yang mengeluarkan suara sangat pelanatau senjata dengan peredam. Tetapi Ap..apa?? Sinon melihat sekilas ke samping dan menatap ke arah Kirito yang kebingungan, memikirkan berapa banyak yang harus diajarkan kepadanya dan mulai menjelaskan. Itu adalah muffler[7]. Sebuah peralatan yang diletakkan di depan senjata untuk meredam suara tembakan. Jadi, jadi itu adalah peredam Kau bisa menyebutnya seperti itu. Namun demikian, sebuah senapan yang dilengkapi dengan ini dapat meredam suara tembakan hanya sampai batas tertentu. Tetapi alat ini akan mempengaruhi ketepatan, jangkauan tembak, dan cukup mahal. Aku mengerti Kirito menganggukkan kepalanya saat matanya melihat sekilas ke ujung Hecate II milik Sinon. Bagian depannya hanyalah sebuah muzzle brake[8], dan bahkan seorang pemula seperti Kirito tahu bahwa itu bukanlah peredam. Sinon menambahkan sebelum Kirito berkata sesuatu, Ini bukan untuk menghemat uang, tetapi karena alat-alat seperti itu bukanlah gayaku. Menyenangkaaan. Ia mendengus dan sekali lagi melihat melalui teropong. Pale Rider, yang rubuh ke tanah, tidak seperti akan berdiri, tetapi itu bukanlah tembakan yang fatal. Kalau iya, aka nada tulisan merah dead seperti yang ada pada Dyne, yang tidak jauh darinya. Ia masih hidup, lalu kenapa dia tidak lari atau melawan balik

Selain itu, ada keraguan yang lain juga. 10 menit lalu, di peta Satellite Scan, Sinon memeriksa kalau tidak ada siapapun dalam jarak 1km. Dengan kata lain, penembak misterius itu menembak dari jarak yang cukup jauh. Tapi jika itu benar, musuh akan menggunakan caliber yang lebih besar untuk menembak. Di GGO, semakin besar gunbarrel[9], semakin lemah efek peredam, dan ketepatan serta jangkauan tembak akan lebih terpengaruh. Tetapi, tidak ada suara tembakan terdengar, dan ia tidak dapat memahami mengapa. Ketika ia berpikir, Sinon tiba-tiba teringat kalau ia juga bertanya-tanya tentang hal yang sama tentang pemain yang ada di sebelahnya saat ini, dan merasa kalau ini adalah waktu yang tepat untuk bertanya. Ia berbalik dan berkata dengan halus, Ngomong-ngomong, Kirito, dari mana kamu muncul? Kamu tidak ada di sekitar perbukitan ini 10 menit lalu di satellite scan. Eh? Aku mengikuti Pale Rider sekitar 500m jauhnya, jadi seharusnya aku muncul di layartidak, ahh, aku tahu. Tahu apa? Ngomong-ngomong, aku seharusnya sedang mengarungi sungai 10 menit yang lalu. Mungkin itu karena aku bersembunyi di bawah air sehingga satelit tidak menemukan aku KAU, KAU BERENANG MELEWATI SUNGAI!? Sinon mencoba menahan suaranya sebisanya, dan tidak berteriak. Telah diketahui bahwa sungai-sungai dan danau-danau di game ini bukanlah area terlarang, dan tidak akan menyebabkan pemain mati jika masuk ke dalam. Tetapi, HP akan terus turun di air, dan pemain tidak akan bisa berenang karena beratnya perlengkapan yang ada di badan. Jadi, hampir tidak mungkin untuk pemain manapun berenang di sungai lebar itu kecuali untuk pasukan katak-tipe pemain dengan peralatan bernapas. Bagaimana, bagaimana kau melakukannya? Setelah akhirnya ia menanyakan pertanyaannya dengan kesusahan, Kirito hanya mengangkat bahunya dan menjawab, Tentu saja aku melepas semua perlengkapanku untuk waktu itu. Semua VRMMO yang menggunakan rincian dari The Seed dapat melepas perlengkapannya dari window back pribadi ke kotak item. Jadi, tidak perlu membawanya kan? Mungkin ini bisa dikatakan sebagai contoh yang cocok untuk mendeskripsikan seseorang yang sangat kaget sampai-sampai tidak bisa member respon. Lupakan tentang berenang, keberanian untuk melepas semua senjata dan perisai di tengahtengah medan perang sangatlah tidak bisa dipercaya.

Orang-orang akan senang tentunya melihat karaktermu memakai pakaian dalam seperti itu. Arr, bukankah siaran langsung hanya menunjukkan adegan pertarungan? Melihat Kirito menjawab dengan kalimat jangan-coba-dan-bodohi-aku, Sinon hanya mendengus dengan dingin dan menjawab, Ngomong-ngomong, jadi Satellite Scanner tidak bisa mendeteksi orang yang ada di dalam air. Akan kuingat itu. Tetapi, Pale Rider yang kau ikuti dengan mengarungi sungai cukup kuat, tetapi bukan pemain terhebat. Ia tidak sanggup bangun setelah tertembak sebuah peluru, sepertinya ia Baru saja Sinon akan berkata tidak akan bertahan hidup, ia disela oleh Kirito, yang menaikkan teropongnya kembali. TidakAku tidak berpikir dia terlalu takut sampai tidak sanggup bangunlihatlah dia, bukankah ada cahaya terang aneh di avatarnya? Eh Sinon segera membesarkan jangkauan teropongnya. Meskipun susah ditebak karena matahari tenggelam begitu terik, baju kamuflase biru putih Pale Rider memang bercahaya biru di sekujur tubuhnya. Sinon tidak melihat efek itu sebelumnya, dan itu adalah Sebuahsebuah peluru setrum elektrik!? Ap, apa itu? Seperti namanya, itu adalah sebuah peluru unik yang dapat menyebabkan tegangan listrik tinggi begitu mengenai target. Tetapi memerlukan senapan caliber cukup besar untuk mengisinya, dan bahkan sebutir peluru sangatlah mahal, sehingga jarang digunakan di PvP. Itu adalah perluru yang digunakan ketika suatu kelompok memburu Mob besar. Kenyataannya, ketika Sinon menjelaskan, cahaya yang melumpuhkan Pale Rider mulai meredup. Beberapa detik kemudian, dan efeknya akan hilang. HP nya seharusnya tidak akan turun, tetapi sekarang ia sama sekali tidak mengerti mengapa musuh mau melakukan tembakan yang sangat sulit seperti ! Sinon tidak dapat menebak apakah rasa gemetar itu datang darinya atau dari Kirito di sebelahnya. 200m ke utara dari di mana mereka berdua bersembunyi adalah jembatan logam besar yang terbentang ke arah timur dan selatan. Di bagian barat jembatan ada Dyne, yang telah mati. Pale Rider rubuh oleh sebuah peluru setrum yang datang dari hutan bagian timur, dan sekarang 5m ke utara darinya. Tetapi, ia sudah siap bangun.

Tepat di antara badan Pale Rider dan Dyne, sesosok hitam keluar dari bayangbayang sebuah tiang logam penyangga. Sekilas, tidak Nampak seperti seseorang (pemain). Avatarnya benar-benar tertutup dengan kehadiran misterius. Setelah mencoba melihat dengan jelas, Sinon akhirnya mengerti mengapa ia tidak bisa melihatnya. Orang itu berkerudung mantel abu-abu, dan tudungnya berkibar-kibar tidak karuan seperti bahan yang tipis dan kecil karena angin. Itu adalah sebuah Ghillie Suit yang seorang sniper kenakan. Tidak, itu seharusnya disebut Ghillie Mantle. Tetapi Sejak kapan dia menunggu di sana? Sinon bergumam tidak sadar. Orang bermantel itu pastinya adalah orang yang menembak Pale Rider. Tetapi, sejak kapan dia berpindah dari hutan dan menyeberangi jembatan? Meskipun dia memakai Ghillie Mantle yang memiliki kemampuan menyamar yang tinggi, ia tentu akan ketahuan kalau dia melewati jembatan logam tanpa seorang pun memperhatikan. Atau dia berenang di sungai seperti Kirito? Tetapi kalau itu benar, ia yakin tidak pernah melihatnya membuka window dan mengatur perlengkapan badannya. Tetapi pada detik selanjutnya, terungkapnya rahasia dengan mengejutkan yang mengguncang seluruh keraguan Sinon terjadi. Mantel yang tersobek itu melangkah ke depan, dan mengungkapkan senjata utama yang tersembunyi di badannya di tangan kanannya. Silent Assasin. Ia mengeluarkan suara seperti terengah-engah. Itu adalah sebuah senapan sniper besar yang kira-kira sepanjang Hecate nya. Meskipun senjatanya sendiri lebih pipih dibandingkan Hecate, beberapa lubang baut yang melewati rakitan mesin, cengkeraman yang sangat canggih yang memiliki pegangan untuk ibu jari dan body senjata yang abu-abu tua mengkilap semuanya memberi rasa merinding pada tulang. Tetapi, spesialisasi yang paling unik darinya adalah peredam besar yang terpasang dengan moncong senjata. Tidak, tidak tepat mengatakannya terpasang, lebih cocok dikatakan, itu adalah senjata sniper yang didesign untuk tujuan menggunakan peredam. Nama sebenarnya adalah Accuracy International L115A3, dan senjata itu menggunakan peluru Lapua Magnum .338 inci. Meskipun peluru itu jauh lebih rendah mutunya dibanding .50 BMG yang Hecate II gunakan, L 115 bukanlah senjata anti-tank[10]. Dapat dikatakan bahwa senjata ini awalnya memang dilengkapi dengan peredam untuk menembak orang. Karena jangkauan terbesarnya lebih dari 2.000m, mereka yang tertembak peluru tidak bisa melihat penembaknya, dan tidak bisa mendengar suara tembakan sebelum mati. Sehingga, orang menyebutnyaSilent Assassin. Sinon memang pernah mendengar tentang senjata ini di GGO, tetapi ia belum pernah melihatnya. Berbicara tentang itu, ia belum pernah mendengar seorang

sniper yang mampu bekerja sendiri selain dirinya. Tetapi, orang bermantel itu mampu menembak dari kedalaman hutan menyeberangi sungai dan menembak Pale Rider. Tidak mungkin melakukannya tanpa skill yang cukup, konsentrasi, pengaturan dan detak jantung. Siapa orang itu? Sinon secara naluri memeriksa jam tangan di tangan kirinya. Sekarang pukul 8.40pm. Masih ada 5 menit sebelum Satellite Scan yang ketiga, dan pada situasi ini, waktu terasa sangat lama. Orang bermantel misterius yang ada di teropongnya itu memberi kehadiran kematian dengan mengikatkan L115 nya ke bahu kanannya. Sinon membuka matanya lebih lebar untuk melihat apakah ada tanda pengenal atau anggota suatu kelompok, tetapi tidak ada yang aneh selain mulut senjata dan tudung abu-abu tuanya. Ketika Sinon memperhatikannya, orang bermantel itu terlihat meluncur sambil berjalan menuju Pale Rider yang terjatuh ke tanah.

Pale Rider, yang mampu mengalahkan Dyne tanpa mendapat luka satupun, adalah seorang pemain yang mengeluarkan tanda kehadiran yang kuat. Sinon tidak pernah mendengar namanya sebelumnya, tetapi di daratan utara yang jauh, ia sepertinya terkenal seperti Behemoth yang menggunakan minigun. Tetapi, melihat keduanya seperti ini, keberadaan orang bermantel adalah yang paling mengejutkan. Ketika ia mendapat Hecate nya pertama kali, Sinon mengalahkan monster mirip boss sendirian, dan orang bermantel itu membuat Sinon merinding yang lebih hebat dibandingkan ketika menghadapi monster itutidak, orang itu memberi rasa takut yang lebih hebat daripada monster itu. Tetapi ketika dia menyadari kemampuan orang bermantel itu, Sinon memiliki sebuah pertanyaan yang tidak bisa dia pahami.

Meskipun dia mempunyai sebuah senjata langka dan teknik sniper yang sangat tinggi, mengapa ia menggunakan peluru setrum dan bukannya peluru sungguhan. Pale Rider memiliki perlengkapan sedikit, jadi sebuah Laqua .338 seharusnya dapat membunuhnya kalau mengenai kepala atau jantung. Tetapi, strategi kalau ia ingin menginginkan seseorang lumpuh sebelum menembak dengan lebih tepat, tidak bisa dimengerti. Tetapi, orang bermantel itu muncul dari hutan, menembakkan peluru setrum yang pertama dan berjalan menuju Pale Rider yang HP nya masih banyak, mengungkapkan posisinya. Bukankah tembakan sulit itu akan menjadi tidak berguna? Kegelisahan yang datang karena tidak berhasil menebak maksud musuh membuat Sinon menggigit bibirnya. Ngomong-ngomong, Kirito, yang ada di sebelahnya menjadi diam. Meskipun Sinon ingin memeriksa keadaan dengannya, ia bingung haruskah ia memalingkan matanya dari orang bermantel itu dan melihat hanya lewat teropong di Hecate nya. Orang bermantel itu bergerak ke depan Pale Rider dan memasukkan tangan kanannya ke dalam tudung sambil membawa L115. Apakah ia akan menghabisinya dengan senjata lain? Sinon berpikir. Bahkan senapan mini pun dapat membuat HP Pale Rider menjadi nol jika jaraknya sangat dekat Eh Tetapi Sinon sekali lagi mengeluarkan suara terkejut. Yang dikeluarkan orang bermantel adalah sebuah pistol. Karena bayang-bayang akibat matahari tenggelam terlalu mengganggu dan segera pistol itu tertutup badan, Sinon tidak bisa menebak jenis apakah itu, tetapi siluetnya sudah cukup untuk menunjukkan kalau itu adalah sebuah pistol otomatis biasa. Sebuah tembakan dari pistol tidak akan menyebabkan damage lebih banyak dari sebuah senapan, tetapi bahkan setelah menekan pelatuk berturut-turut, ia tidak dapat menembak secara otomatis, dan akan membutuhkan waktu lebih banyak sebelum HP musuh dapat turun. Sekarang ini, Pale Rider sedang terbaring di tanah, dan akan segera pulih dari kelumpuhan. Di saat ia dapat bergerak, tentunya ia akan menembakkan senapan di tangan kanannya. Pada waktu itu, satu-satunya yang akan mati adalah orang bermantel itu. Meskipun demikian, pemain misterius ini hanya berdiri di sana, menunggu angin malam untuk meniup Ghillie mantle nya. Tidak ada rasa gelisah maupun keraguan di dia. Ia terus mengarahkan tangan kanannya ke arah Pale Rider, yang terbaring di tanah, dan kemudian mengangkat tangannya dari dalam mantel. Tangannya tidak memegang apapun. Tidak jelas apa yang orang bermantel itu akan lakukan tetapi ia meletakkan jari kirinya di dahinya. Kemudian ke dada, akhirnya kiri kemudian kanan. Tindakan ini disebut Cross-sign[11] apakah ia berencana mendoakan musuh yang akan segera mati? Tetapi dia tidak punya waktu untuk ini. Apakah dia berpikir dapat menghindari tembakan pada jarak sedekat itu? Ataukah, ia hanya orang sombong yang beruntung mendapatkan senjata langka?

Pertanyaan-pertanyaan tidak perlu itu membuat Sinon menggigit bibirnya dengan gelisah. Tiba-tiba, sebuah suara halus terdengar di telinga kanannya. Cepatlah dan tembak dia, Sinon. Itu adalah suara Kirito. Kalimat pendek itu memiliki unsur mendesak yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Sinon tidak bisa menahan diri untuk bertanya, Eh? Menembak siapa? Tembak orang bermantel itu!! Tolong, tembaklah! Tembak sebelum ia melakukan sesuatu!! Suara gelisah yang tidak biasa itu sesungguhnya menyebabkan Sinon mengerahkan kekuatan pada jari telunjuk kanannya yang ada pada pelatuk Hecate nya. Sinon biasanya akan menggerutu, tetapi saat ini, dia membidik melalui crosshairnya punggung orang bermantel itu. Ia memprediksi arah angin dan kelembaban dari efek debu sekitar dan sedikit bergeser menyesuaikan sudut tembaknya. Ketika dia menekan jarinya yang ada di pelatuk, lintasan peluru hijau segera mengarah ke musuh. Logisnya, Sinon akan menunggu pemenang di antara keduany. Kalau ia menyerang orang bermantel itu sekarang, Pale Rider akan pulih dari kelumpuhan dan kabur ke semak-semak di kiri, dan Sinon tidak akan punya kesempatan untuk menembaknya. Tetapi bahkan setelah mengetahui hal itu, Sinon tidak mengurangi kekuatan yang diberikannya pada jarinya. Untuk alasan tertentu, ia merasa ia harus menembak tidak peduli apapun. Ia berhenti bernapas, membiarkan dinginnya udara berhenti di dadanya. Rasa dingin itu dapat membuatnya lebih rileks. *Bekun**bekun*hanya ketika reticlenya menyusut dan detak jantungnya seperti berkumpul di sebuah lingkaran kecil Sebuah suara tembakan. Muzzled brake yang besar mengeluarkan sebuah api besar yang terlihat seperti api naga. Jaraknya hanya 300m antara ia dan targetnya, jadi tidak mungkin ia meleset. Sinon bahkan dapat melihat sebuah ilusi di mana avatar itu memiliki lubang besar di sana. Tetapi, Kenyataannya, pada saat Sinon menekan pelatuknya, badan bagian atas orang bermantel itu membungkuk mundur seperti hantu yang tidak berwujud. Peluru pasti-mati menyerempet dadanya dan membuat lubang besar di kejauhan. Ap Sinon tidak mampu berkata-kata dan merasakan perasaan tidak yakin. Ia mengetahui bahwa orang itu memalingkan kepalanya menuju lokasinya, dan melihatnya dari dalam mantelnya. Wajah keji itu memberi senyuman, dan Sinon terengah-engah secara tidak sadar.

Ororang itu, ia tahu kita di sinidari awal Bagaimana mungkin! Ia tidak pernah melihat kita sekalipun! Mendengar suara Kirito yang sama terkejutnya, Sinon menggelengkan kepalanya sedikit dan berkata, Tidak mungkin untuk menghindari ini tanpa melihat arah peluru. Dengan kata lain, ia mulai mengetahui keberadaanku dari waktu tertentu dan memeriksanya lewat sistem Ketika dia mengatakan ini, tangan kanannya secara otomatis mengisi peluru ke dalam Hecate. Sinon sekali lagi siap untuk menembak, tetapi mulai ragu-ragu. Menghadapi musuh yang memiliki kecepatan respon seperti itu, ada kemungkinan 99% kalau peluru ini akan dihindari. Ia dapat menembakkan 4 peluru dari magasinnya, tapi kalau ia menggunakan semuanya, akan mudah bagi musuh untuk menyerang balik. Apa yang harus aku lakukanapa yang harus aku lakukan. Orang bermantel itu membalikkan badannya ke depan seperti ia mengetahui keragu-raguan Sinon yang singkat. Ia sekali lagi mengarahkan pistol otomatis di tangan kanannya ke arah Pale Rider, dan menjentikkan pengaman dengan ibu jarinya. Tangan kirinya yang menyangga, dan ia dengan santai menekan pelatuk. Sebuah kilatan muncul. Setelah beberapa detik, Sinon dapat mendengar tembakan di telinganya. Ahh! Kirito merintih, terlihat seperti ketakutan akan sesuatu. Tentu saja, peluru itu mengenai Pale Rider. Itu ada damage fisik, tetapi siapapun di dunia ini tidak akan segera mati karena sebuah peluru bundar 9mm tidak peduli di manapun ia tertembak. Selain itu, Pale Rider juga memiliki HP kurang lebih 90%. Tapi untuk alasan tertentu, orang bermantel itu berhenti menembak. Ia hanya memegang pistol dan diam di sana. Ia tahu kalau Sinon membidiknya, tetapi ia tidak pernah berpikir untuk berlindung. Ia mungkin percaya kalau ia dapat menghindari peluru manapun. 1 detik, 2 detik, 3 detik Pada waktu itu, efek peluru setrum yang melumpuhkan Pale Rider menghilang. Lelaki yang berbaju kamuflase biru putih kemudian melompat dan dengan cepat mengangkat senjata AR17 nya dengan kecepatan kilat dan meletakkannya di dada orang bermantel. Jaraknya nol, dan semua pelurunya dapat menembus jantung orang itu. Kekuatannya berbeda dari pistol, dan orang bermantel itu dapat terbunuh hanya dengan sekali tembak. Sinon dan Kirito, yang berbaring di sebelahnya, dan semua penonton di seluruh dunia GGO dan dunia nyata yang menyaksikan siaran langsung ini pastinya menonton dengan mata lebar-lebar.

Tembakan serangannyatidak pernah terdengar. Yang menggantikannya adalah sekilas suara sebuah benda berat jatuh. Itu adalah suara AR17 di tangan kanan Pale Rider yang jatuh ke tanah berpasir berwarna coklat gelap. Kemudian, Pale Rider terjatuh dengan posisi berlutut seperti sendi-sendinya telah dihancurkan layaknya sebuah boneka dan miring ke kanan perlahan sebelum akhirnya terjatuh di tanah. Dari posisi Sinon, ia dapat melihat bibir di bawah helm Pale Rider. Ia membuka mulutnya, seperti membuat suara menangis perlahan dan seperti kesulitan menghirup napas. Ia tiba-tiba mengangkat tangan kirinya dengan tenaga lemah, memegang dada tengahnya. Dan sesaat kemudian Badan yang memakai baju kamuflase biru putih itu terlihat dikelilingi cahaya yang statis dan tiba-tiba menghilang. Akhirnya, yang tersisa darinya hanyalah sebaris kecil cahaya menunjukkan tulisan [PUTUS KONEKSI], tetapi segera tulisan itu memudar dan menghilang. Apa, apa itu? Beberapa detik kemudian, Sinon akhirnya berhasil mengatakan kata-kata itu. Orang bermantel itu hanya menembakkan pistol ke Pale Rider. Pada saat ini, seharusnya Pale Rider masih memiliki sisa HP. Kemudian, Pale Rider terbebas dari kelumpuhan dan siap untuk melawan balik dengan senapan. Tetapi hanya ketika ia akan menembak, sambungan terputus sayangnya, menendangnya keluar dari game. Jika diperlukan penjelasan akan apa yang baru saja terjadi di hadapannya, ini adalah penjelasan paling masuk akal. Tetapi bagaimana bisa putus koneksi di saat yang benar-benar tepat? Dan, lebih dari untung, orang bermantel itu yang hampir kalah kelihatannya tahu kalau putus koneksi ini akan terjadi. Tidak, ini lebih dari itu Ini serasa dia mampu menendang Pale Rider keluar dari game semaunya. Tapi itu tidak mungkin. Tidak mungkin untuk ikut campur jaringan koneksi pemain lain dalam game. Bagaimanapun, orang bermantel itu tidak terlihat kaget dengan hilangnya Pale Rider sama sekali malahan ia hanya memasukkan tangan kirinya ke dalam mantelnya. Kemudian, ia mengangkat pistol di tangan kanannya dan membidik ke suatu titik tertentu. Sinon segera mengetahui apa itu. Itu adalah kamera video yang menyiarkan siaran langsung turnamen. Turnamen itu menyiapkan sebuah benda berwarna terang di langit untuk menunjukkan kepada pemain kalau mereka sedang direkam. Dengan kata lain, itu adalah pernyataan kemenangan kepada semua penonton. Tetapi, apa yang ia nyatakan? Baru saja, pertarungannya dengan Pale Rider tidak berlaku karena terjadinya putus koneksi, jadi itu bukanlah sesuatu

yang pantas untuk dibualkan. Atauhilangnya pemain baru saja adalah kemenangan sesungguhnya untuk orang bermantel itu? Dengan kata lain Orang itudapat memutus koneksi pemain lain dari server? Sinon bergumam dengan suara parau. Dan di sebelahnya, Kirito terlihat melamun sambil menjawab, Salahbukan itu. Itu bukan hanya kekuatan biasa. Apanya yang biasa? Itu adalah masalah besar! Bagaimana caranya dia bisa memakai cara curang seperti itu? Apa yang dilakukan perusahaan Zasker? SALAH! Kirito tiba-tiba menggenggam bahu kiri Sinon dengan kuat. Sinon ingin melepaskannya secara naluri, tetapi kata-kata selanjutnya membuatnya membeku. Orang itu tidak menendang pemain keluar dari server. Ia membunuhnya. Pale Rider baru sajaPale Rider yang asli sudah meninggal!! Kau Apa yang kau katakan? Sinon baru akan mengatakannya, tetapi apa yang Kirito katakan selanjutnya membuat Sinon menelan kata-katanya kembali. Jadi aku benar. Orang ituorang itu adalah Death gunDeath Gun! Sinon pernah mendengar namanya sebelumnya. Setelah pengetahuan samar-samar muncul dari ingatannya, ia kemudian berkata. DeathGun. Apakah ini tentang rumor aneh? Tentang seseorang yang menembak pemenang turnamen terakhir Zekushiido, dan Usujio Tarako yang mendapat posisi tertinggi, di bar di jalan dan di alun-alun, dan mereka tidak pernah log in lagi setelah itu Ya, itu benar Kirito menganggukkan kepalanya dan kemudian melihat ke wajah Sinon. Matanya yang besar dan hitam menunjukkan dampak yang kuat dan ketakutan yang belum pernah Sinon lihat sebelumnya. Selain itu, ia juga gemetar karena suatu perasaan. Aku merasaitu tidak mungkin. Kemarin, saat menunggu di kubah, aku bertemu dengannya dan masih terus menyangkal kemungkinan ini. Tetapi aku tidak perlu meragukannya lagiorang itu jelas menggunakan suatu cara untuk membunuh pemain di dunia nyata. Bahkan, jenazah Zekushiido danUsujio Tarako baru saja ditemukan baru-baru ini

Bagaimana kau tau mengenai ini? Siapa kau? Apa hubunganmu dengan orang bermantel itu? Tentu saja, Sinon masih tidak dapat mempercayai ini sejujurnya. Membunuh seseorang di dunia nyata dari game? Itu terlalu jauh untuk dikaitkandan bukankah ini berlawanan? Jika sesuatu di dalam game mempengaruhi kehidupan di dunia nyata, maka itu bukanlah game lagi. Tetapi, melihat Kirito yang serius, suara dan tatapan yang tidak seperti virtual avatar dapat lakukan, ia hanya merasa ini bukan sesuatu untuk ditertawakan. Siapasiapa sebenarnya kamu ini Pikiran Sinon campur aduk dan hanya bisa terdiam. Saat ini, Kirito yang terus menatap dengan tajam akhirnya berhasil mengalihkan pandangan darinya ke jembatan logam, dan Sinon melihat ke sana juga seperti ia dibimbing untuk melihat ke arah sana. Orang bermantel misterius yang membuat Pale Rider log out menurunkan pistol yang tearah pada kamera dan berbalik melihat Dyne yang ada di selatan. Dyne, yang memiliki tanda [Mati] di perutnya, masih log in, tetapi tidak bisa berbicara, dan tidak bisa membuat ekspresi apapun, sehingga tidak ada yang bisa mengetahui hal-hal seperti apa yang dipikirkannya tentang pertandingan yang aneh ini. Orang bermantel itu meletakkan pistolnya kembali ke sarungnya, menali L115 nya di bahunya dengan suara shyari, dan mulai berjalan menuju Dyne. Apakah ia akan menyerang jenazah Dyne? Sinon tidak bisa menghindari tetapi terkesiap memikirkan hal itu, dan Kirito sepertinya berpikir hal yang sama karena badan rampingnya mengejang sedikit, seperti ia akan bergegas keluar dari hutan. Tetapi mungkin Dynesangat beruntung karena orang bermantel itu tidak mengeluarkan pistol otomatisnya, tetapi berjalan melalui Dyne dan bergerak ke arah jembatan logam. Ia tidak menyeberanginya tetapi menghilang di balik tiang besar dan tebal seperti pertama ia muncul. Ia tentunya berjalan di sungai yang sedikit dangkal. Meskipun mereka tidak bisa melihatnya sekarang, kemungkinan posisi orang itu adalah menuju utara atau turun ke selatan sungai. Jika ia mulai bergerak sekarang, ia akan melihat orang itu lagi Masih belum muncul Kirito bergumam. Sinon masih menganggukkan kepalanya. Bahkan setelah 10 detik, orang bermantel itu tidak muncul. Ini berarti dia masih sembunyi di bayangbayang di belakang jembatan. Sepertinya ia khawatir dengan senapan Sinon. Sekarang ini, sekilas suara getaran dering yang dirasakan dari pergelangan tangan kirinya, dan Sinon memeriksa jam tangannya. 8.44pm 50 detik. Ada 10 detik tersisa sebelum Satellite Scanner yang ketiga. Sinon menarik peralatannya keluar dari kantong pinggangnya dan melihat ke layar. Kirito, perhatikan jembatannya. Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk memeriksa nama orang itu.

Mengerti Mendengar jawaban singkat itu, Sinon menunggu peta untuk memperbaharui data. Masih ada 3 detik2, 1, scan dimulai. Satelit mata-mata seusia perang galaksi terbang di langit, dan melakukan scan ke semua permukaan tanpa melewatkan satu titik pun. Mata elektroniknya dapat dengan mudah membaca melalui penutup mini. Tidak ada cara untuk bersembunyi kecuali bersembunyi di gua atau berenang di air seperti Kirito. "PaPaPaPaa".Setelah beberapa kali ketukan, cahaya-cahaya baru muncul di layar. Lion King Richie masih berkemah di puncak perbukitan jauh di selatan. Ia tidak akan bisa menuruni perbukitan sebelum turnamen usai. Sekitar 800m di utaranya, ada dua titik berkelap-kelip bersembunyi antara hutan dan perbukitan adalah Kirito dan Sinon. Untuk pemain-pemain yang jauh dari mereka, mereka tentu berpikir kalau mereka sedang bertarung dalam jarak dekat. Mereka seharusnya tidak akan menyangka kalau mereka terdorong sedikit demi sedikit, bersembunyi di semak-semak. Tentu saja, Sinon berdoa agar pemain lainnya tidak mengetahuinya. Dan 200m ke utara, ada kerlipan cahaya agak terang, menunjukkan Dyne, yang sudah mati. Sedikit ke utara, dan itu adalah titik cahaya Pale Rider, tetapi petanya tidak menunjukkan itu. Dan di sisi kiri Dyne, adalah titik cahaya orang bermantel yang ada di bawah jembatan EhEh, tidak ada di sana? Sinon berkata dengan kaget sehingga dia memandang dengan tajam ke layar itu. Tetapi tidak peduli seberapa lama dia melihat, di sekitar jembatan logam hanya menunjukkan titik cahaya Dyne. Orang bermantel itu sudah pindah ke suatu tempat. Tetapi jika ia berpindah dari sungai, ia pasti mengetahuinya. Sinon kemudian panik karena berpikir apa yang terjadi, tetapi kemudian ia segera berpikir lagi. Hanya ada satu kemungkinan yang dapat ia pikirkan. Ia menggunakan cara yang sama yang dilakukan Kirito dan mengarungi sungai untuk menghindari satellite scanner. Jika benar, itu artinya Ada kemungkinan. Mendengar Sinon menggumam, Kirito memberengut. Sinon memandangnya sekilas dan kemudian dengan cepat menjelaskan situasinya. Orang bermantel itu tidak muncul di layar, jadi sudah pasti ia sembunyi di dalam sungai. Jika itu benar, ia pastinya melepas semua perlengkapannya. Bahkan jika ia ingin keluar dari sungai, akan dibutuhkan waktu paling sedikit 10 detik untuknya membuka window dan melengkapi dirinya. Kita hanya perlu menyerangnya Bagaimana jika itu hanyalah sebuah pistol? Ia pasti bisa bergerak jika hanya membawa senjata ringan seperti itu, kan? Sebelum ia selesai, Kirito menanyakan keraguan yang sama. Sinon hanya dapat menjawab dengan malas,

Aku belum pernah mencoba ini sebelumnya, tetapi nilai STR dan VIT cukup tinggi, jadi seharusnyatapi meskipun begitu, kita seharusnya bisa mengalahkan seseorang dengan pistol dengan mudah TIDAK! Kirito mendadak berhenti meredam suaranya dan berteriak, dengan paksa menggenggam tangan kiri Sinon. Kau juga melihatnya, kan? Pistol orang itu membuat Pale Rider menghilang! Kamu mungkin akan benar-benar mati jika tertembak! Sinon tidak bisa mengalihkan wajahnya dari mata hitam bersinar Kirito. Ia memaksa dirinya untuk tidak melihatnya, menggelengkan kepalanya, dan menjawab, Tetapi aku tetap saja tidak bisa percaya kalau akan ada kematian nyata yang diakibatkan penembakan di gameUun, atau lebih ke, kalau ini benar-benar nyata, orang bermantel itu dapat membunuh siapa saja sesukanya, kan? Bagaimana itu mungkinAku benar-benar tidak bisa mempercayainya. Bagaimana bisa seseorang seperti dia ada di GGOdi VRMMO Itu benar. Bahkan di dunia Gun Gale Online yang kejam, di mana keinginan membunuh ada di mana-mana, itu tetaplah dunia damai untuk Sinon/Shino. Dunia ini tidak memiliki niat yang benar-benar jahat atau niat membunuh. Alasan mengapa mereka menggantikan komunikasi dengan peluru dan asap semata-mata karena mereka ingin mengungguli teman-temannya, untuk lebih kuat dari siapapun. Di dunia ini, tiadak peduli berapa kali mereka tertembak atau berapa banyak peluru yang mengenai, mereka tidak akan kehilangan setetes darah pun. Selain itu, mereka pasti juga tidak merasakan rasa sakit, luka, atau kerusakan yang nyata. Jadi, meskipun mereka merasa menyesal setelah kalah dalam suatu pertarungan, mereka tidak akan mendendam terhadap musuh. Seperti pertarungan berat seperti sebelumnya. Seluru kaki kiri Sinon tertembak oleh minigun milik Behemoth, dan Behemoth tertembak oleh Hecate milik Sinon. Tetapi setelah pertarungan itu, Sinon merasa percaya diri, cerminan dan rasa hormat untuk Behemoth yang kuat. Ia percaya bahwa Behemoth juga merasakan hal yang sama tentangnya. Karena itulah Sinon memutuskan di dunia GGO ini, suatu bantalan yang melindunginya dari dirinya yang lemah dan ingatan mengerikan di dunia nyata. Ia percaya bahwa jika ia terus bertarung di sini, kepercayaan diri yang dibuatnya di dunia virtual suatu hari akan melampaui dendam yang sangat dideritanya di dunia nyata. Tidak akan ada kebencian apapun di sebuah VRMMO, atau kalau tidak itu bukanlah sebuah dunia virtual. Tidak akan menjadi suatu kenyataan pahit yang selalu ditakutkan dan dihindari Sinon Akubenar-benar tidak bisa percaya kalau benar ada seorang pemain VRMMO yang membunuh seseorang selain PKing.

Mendengar Sinon berbisik Kirito menjawab dengan suara benar-benar sedih, Tetapi mereka memang ada. Orang bermantel ituDeath Gun, ia terbiasa membunuh banyak orang yang ada di VRMMO yang kumainkan sebelumnya. Bahkan setelah mengetahui musuh akan benar-benar meninggal, ia tetap mengayunkan pedangnya. Sama seperti bagaimana ia menembak Pale Rider baru saja, danaku Saat ini, Kirito berhenti berbicara, melihat ke bawah dan melepaskan tangan Sinon. Namun, dengan menyatukan kata-kata berat itu dan percakapan yang dilakukannya dengan Kirito sebelumnya, mudah untuk mengetahui apa yang tidak ia katakan. Tiga tahun yang laludi akhir AD 2022, insiden itu mengejutkan seluruh Jepang. Bahkan Sinon, yang tidak tertarik pada VRMMO pada saat itu mengetahui kejadian ini dengan jelas karena laporan panjang dari media setiap hari. Ada lebih dari 10.000 orang muda yang terperangkap hidup di dunia virtual; dan dua tahun kemudian, mereka yang dibebaskan dan kembali ke dunia nyata adalah sekitar 6.000. Dengan kata lain, 4.000 nyawa melayang karena insiden itu. Tanpa diragukan, Kirito adalah salah satu dari orang yang selamat dari dunia itu. Dan meskipun ia tidak berbohong, Death Gun seharusnya sama dengannya. Tidak, bukan itu. Ada suatu kebenaran yang lebih mengerikan di balik pengakuan Kirito. Mereka yang mati di game itu pada dasarnya meninggal di dunia nyata. Death Gun mengetahui kalau mereka akan meninggal dan membunuh banyak pemain semaunya. Ia adalah pemain yang benar-benar membunuh seseorang di VRMMO Sinon berkata. Orang itu di GGOpada saat ini, ia ada di medan final BoB ke-3, dan bahkan mengambil nyawa pemain-pemain di dunia nyata tanpa alasan yang diketahui. Itu adalah yang dimaksud Kirito. Sinon akhirnya berhasil memahami sesuatu dari pikirannya yang campur aduk, dan segera merinding di sekujur tubuhnya. Pandangannya mulai menggelap dari pusatnya. Sepertinya ada sesuatu mengawasinya dari kegelapan. Tatapan itutatapan tak bernyawa, lemah, dan seperti tatapan lekat itu adalah -non. Sinon! Tiba-tiba, Sinon mendengar seseorang memanggil namanya, menyebabkan ia bangun dengan terpaksa. Di belakang bayangan hitam yang bergerak, Kirito melihatnya dengan tatapan khawatir. Melihat kemurnian dan rupanya yang indah mempesona, gadis itu merasa terganggu karena itu melawan norma yang ada, menyebabkan ketakutannya teredam.

Sinon menghela napas perlahan dan menjawab, Jangan khawatir, aku hanya sedikit terkejut. SejujurnyaAku benar-benar tidak bisa mempercayai kata-katamu secara langsungtapi aku tidak merasa ini semua adalah kebohongan atau cerita buatan. Terima kasih. Itu saja sudah cukup. Kirito menganggukan kepalanya sedikit. Pada saat yang sama, titik-titik cahaya pada alat di tangan kanan Sinon berkedip-kedip. Satelit di langit akan segera menghilang. Sinon dengan cepat mengubah peta menjadi keseluruhan medan dan mulai menghitung jumlah titik. Sekarang ini, ada 17 titik-titik cahaya, yang berarti ada 11 titik cahaya mati, 28 seluruhnya. Jumlahnya tidak pas bagaimanapun juga Ada 30 orang pada awalnya. Dikurangi menghilangnya Pale Rider yang putus koneksi, masih ada satu orang. Yang seharusnya adalah Death Gun yang menyelam untuk menghindari scan. Tidak, mungkin dia hanya menunggu diam di bawah air, tetapi bergerak di sekitar. Tetapi, sulit untuk mengatakan apakah ia berniat untuk bergerak ke atau menjauh dari keduanya. Jika ia mendekat, ia akan segera keluar dari sungai di bagian timur semak-semak di mana Sinon dan Kirito bersembunyi dan melancarkan serangan dengan tegas Ketika Sinon berpikir tentang hal itu, seluruh cahaya pada layar menghilang. Sekarang, mereka hanya bisa mencari musuh dengan kelima inderanya untuk 15 menit ke depan. Sinon melihat ke arah timur sekilas, tetapi tidak bisa mendeteksi adanya pergerakan. Orang bermantel itu seharusnya bergerak dari dasar sungai ke utara. Meskipun senjata utamanya L115A3 Silent Assassin adalah senjata yang menakutkan, itu adalah senapan yang dioperasikan dengan tangan seperti Hecate II, sehingga tidak cocok untuk pertarungan jarak menengah atau jarak dekat. Kemungkinan besar, ia tidak akan menyerang, tetapi mundur untuk menyembunyikan keberadaannya. Memikirkan hal itu, Sinon menghembuskan napas, dan bergumam, Kita harus pergi dari sini dulu pertama-tamamereka yang jauh akan berpikir kita berdua bertarung dan akan datang kemari untuk mengumpulkan penghasilan dari seorang penangkap ikan. Ya, kau benar Kirito seketika itu juga melihat ke bawah, tetapi segera berpaling melihat ke arah Sinon dan berkata, Kalau aku memberitahumu untuk mencari satu tempat bersembunyi sampai turnamen selesaikau tidak akan mendengarkanku, kan? TENTUTENTU SAJA TIDAK! Sinon segera berteriak dengan suaranya yang paling keras.

Bagaimana bisa aku melakukan hal bodoh seperti yang Tukang Kemah Richie lakukan! Selain itu, tidak ada tempat yang benar-benar aman di pulau ini. Ada gua-gua di gurun utara di mana satelit tidak bisa melacak, tetapi aku jelas akan mati jika seseorang melemparkan granat ke dalam. Aku mengerti. Kalau begitu, mari berpisah di sini. Eh Kata-kata yang tidak terduga ini menyebabkan Sinon tidak bisa berkata-kata. Ia berkedip selama beberapa detik dan akhirnya berkata dengan tenang, La-Lalu apa yang akan kau lakukan? Aku, Aku inginmelanjutkan mengejar Death Gun. Tidak bisa membiarkannya menggunakan pistol itu untuk menembak orang lain. Danaku akan menghadapi nya satu lawan satu, aku akan dengan pasti mengingat namanya. Dalam hal itu Saat ini, bibir bercahaya Kirito tertutup rapat. Ia mengambil napas dalam-dalam dan memandang Simon tepat di wajah. Sinon, tolong jauh-jauh dari orang bermantel itu. Aku akan menepati janjiku. Aku akan bertarung dengan semua yang kupunya jika kita bertemu lagi di suatu tempat di pulau iniHanya sekarang, terima kasih untuk tidak menembakku dan mendengarkanku. Setelah menganggukkan kepalanya, pemegang pedang cahaya berbaju hitam itu menyelinap keluar dari semak-semak. Ahtunggu Baru saja Sinon akan memanggilnya, ia mendarat di tanah berwarna teh tua dan bangun dan berjalan menuju jembatan logam di utara tanpa berbalik. Setelah memandangi sosok ramping itu yang perlahan-lahan meninggalkan tempat itu, Sinon memaksa menutup matanya. Udara yang dipaksa untuk dihirup dihembuskan dengan keras dengan perkataan sudah cukup! yang pelan, dan Sinon segera bangun. Semak-semak yang rusak karena tindakan kasarnya meninggalkan daun-daun tersebar sebelum menghilang. TUNGGU! Gadis itu berteriak dengan lantang, dan orang yang berada 20m jauhnya itu berhenti. Ia segera mengambil Hecate nya dan membawanya di pundak kanannya sebelum berlari menuju Kirito. Tidak peduli jika orang lain memberikan ekspresi yang benar-benar terkejut, Sinon memandang ke arah lain dan berkata, Aku ikut denganmu juga. Eh? Kau berniat untuk melawan Death Gun, kan? Orang itu adalah seorang ahli bahkan tanpa senjata sekalipun. Bagaimana kamu bisa menepati janjimu jika

kamu kalah duluan sebelum menghadapiku? Aku tidak benar-benar ingin, tapi aku rasa kita perlu bekerja sama untuk menyingkirkan orang itu dari pulau inidan turnamen final BoB ini. Setelah mengatakan semua kata-kata yang terlintas di benaknya, Sinon melihat sekilas ke arah Kirito. Akhirnya, meskipun pembawa pedang cahaya itu tidak setuju, ia menggulung bibirnya, dan terlihat aneh. Kirito bergumul sebentar, kelihatannya masih khawatir dengan keselamatan Sinon, kemudian menggoyangkan rambutnya yang hitam dan berkata, Tidakkau baru saja menyaksikan pertarungan itu juga, kan? Orang itu sangat berbahaya. Sekali kamu tertembak, badanmu di dunia nyata mungkin Kita tidak tau di mana Death Gun berlari, tetaplah berbahaya baik aku denganmu atau tidak. Ngomong-ngomong, pemula sepertimu yang akan terus berlari tanpa menyadari sekitarmu adalah tempat terbuka tidak punya hak untuk mengkhawatirkanku! Ya, yang kau katakan masuk akal Kirito sekali lagi ragu-ragu untuk sekian detik, ketegangan di bahunya dan menganggukkan mengayunkan tangan kanannya dengan kecepatan pedang cahaya telah dikeluarkan dari pinggangnya, muncul dari gagang di tangan Kirito. tetapi akhirnya melepaskan kepalanya, tepat sebelum kilat. Saat Sinon menyadari pedang energi biru dan ungu

Ah, apakah orang ini akan menyerangku sekarang untuk memenuhi janjinya? Sinon tidak bisa berpikir selain berhenti bernapas, tetapi Kirito kemudian melihat ke arah barat. Sinon melihat ke arah itu, dan saat itu, sekitar 100m jauhnya, di bawah bayang-bayang sebuah batu besar, ada beberapa garis merah muncullintasan jalur peluru yang ditujukan. Senjata mesin sepenuhnya otomatis milik musuh tidak dikenal menderu, dan pedang cahaya Kirito meninggalkan beberapa afterimage[12] sambil menjatuhkan semua peluru pada badai peluru yang tidak membiarkan adanya kesempatan untuk melarikan diri sama sekali. Sinon terperangah dengan adegan yang tidak pernah ia lihat di GGO sebelumnya ini, dan hanya dapat berdiri di sana seperti sepotong kayu, tetapi setelah satu detik, ia segera memulihkan kemampuan berpikirnya dan menunduk. Ia mengeluarkan Hecate nya di udara, dan sambil berbaring dalam posisi telungkup, ia menyiapkan pijakannya di tanah. Pada titik ini, mereka dapat memastikan bahwa musuh menggunakan sebuah senjata mesin yang sepenuhnya otomatis, tetapi hasil meneropong tidak menunjukkan adanya Ghillie mantle milik Death Gun. Musuh memiliki sebuah helm terbuka dengan tutup, dan mata kanannya memiliki lensa mata untuk menepatkan bidikan. Sinon mengingat kalau ia pernah bertemu orang ini sebelumnya. Ia adalah pemburu yang mengikuti turnamen terakhir, bernama Xiahou Dun. Senjata di tangannya adalah Norinco CQ. Meskipun dia adalah seorang veteran dengan skill luar biasa, ia terkejut sampai-sampai dagunya yang

kokoh tidak mampu merapat. Tidak dapat disalahkan jika ia bereaksi seperti itu, karena semua peluru pada magasin yang ditembakkannya dibelokkan oleh pedang cahaya, sebuah senjata yang semua orang pikir hanya untuk pertunjukkan. Tidak mungkin~! Wajah Xiahou Dun yang tegas seperti jenderal Cina pada zaman dahulu yang berjenggot mengeluarkan suara yang tidak tepat dan kembali bersembunyi di bayang-bayang batu. Kirito merendahkan kepalanya, melihat sekilas ke arah Sinon, mengangkat bahu dan berkata, Kita akan mengurus orang itu. Aku akan menyerbu. Kamu melindungiku dengan menembak. Aku paham. Sekarang semuanya menjadi menarik. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Meskipun Sinon berpikir seperti ini, ia tetap menempelkan pipinya ke bahan kayu dari senjata kesayangannya

Bab 11 Mereka belum benar-benar menangkap onii-chan di kamera Lyfa berkata sambil menggoyangkan poni pirangnya yang memiliki sedikit semburat hijau, dan di sebelahnya, Silica menggerakkan telinga kucingnya yang keluar dari rambut coklat terangnya sebagai tanda respon. Itu benar-benar tidak terdugaAku kira Kirito-san pasti akan masuk dan menunjukkan semua skill nya. Tidak tidak tidak. Jangan berpikir dia seperti itu. Orang itu sangat perhitungan. Mungkin ia bersembunyi di suatu tempat dan menunggu jumlah peserta turun sebelum keluar. Klein, yang ada di meja bar di pojok ruangan, berkata dengan santai. Asuna, yang duduk di tengah ruangan dengan Lyfa dan Silica, memberi senyuman masam mendengarnya. Kirito-kun tidak mungkin melakukan hal seperti ituAku pikir Asuna berkata dengan halus. Pada saat itu, pixie kecil yang duduk di bahu kiri Asuna mulai mengepakkan membrane sayapnya yang tipis. Ini adalah AI Yui, yang adalah putri Asuna dan Kirito. Ya itu benar. Papa pasti akan bergerak di belakang musuh dengan kecepatan yang kamera bahkan tidak bisa tangkap dan melancarkan serangan kilat! Mendengar kesimpulan yang masuk akal dari Yui itu, Lisbeth yang duduk di sebelah kiri mulai tertawa. Ahaha, itu juga mungkin. Juga, ia menggunakan pedang dibanding senjata di game penuh dengan senjata tembak. Saat itu, semua membayangkan keadaan Kirito, dan kemudian seisi ruangan tertawa terbahak-bahak. Naga kecil 'Pina' melingkar di pangkuan Silica. Sudah lama sejak kelima orang dan pixie ini berkumpul bersama, dan sekarang ini, mereka tidak ada di dunia nyata, tetapi di VRMMO RPG ALfheim Online di mana semuanya telah bergabung. Dunia virtual luas di dalam ALO berisi sebuah World Tree raksasa di peta, dan bahkan ada sebuah kota di langin disebut Yggdrasil City. Kirito dan Asuna menyewa sebuah kamar bersama di sudut kota itu, dan tempat itu menjadi tempat berkumpul malam ini. Seperti yang diharapkan dari sebuah ruangan berharga 2.000 Yurudo per bulan, dalamnya cukup luas. Lantai tanah dipoles cemerlang, dan satu set sofa ditempatkan di tengah ruangan. Ada juga sebuah meja bar private menghadap ke dinding. Ada beraneka botol wine di rak-rak. Botol-botol itu ditemukan bersama setumpuk benda-benda yang didapatkan Klein di dunia virtual dari tanah dengan 9 roh dan bawah tanah Jtunheimr. Dikatakan ada sebuah barang fantastic yang tidak akan membuat siapapun mabuk tetapi rasanya lebih nikmat dari Scotts

Whiskey berusia 30 tahun. Tentu saja Asuna yang di bawah umur masih tidak mengerti nilai dari wine-wine ini. Sisi selatan dari ruangan adalah dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca, dan biasanya, ini akan memperlihatkan indahnya pemandangan Yggdrasil city. Tetapi hari ini, mereka tidak bisa menikmati pemandangan malam kota itu. Itu karena dinding kaca itu juga bisa menjadi sebuah layar besar yang menyiarkan kejadian dari dunia lain. Itu adalahTV jaringan MMO Stream menyiarkan keadaan live dari turnamen Bullet of Bullets ke-3 di Gun Gale Online. Tujuan utama mereka berkumpul hari ini adalah untuk menyemangati Kirito, yang mengikuti turnamen ini tanpa mengatakan apapun, dan mengkritik kebiasaannya di luar. Kurang beruntungnya, sekutu mereka, pejuang berkapak Agil tidak hadir karena caf nya yang ada di dunia nyata sedang ramai-ramainya. Meskipun demikian, Asuna sendiri tidak di rumah, ia log in dari lantai 2 tokonya, Dicey Caf. Ini memperbolehkannya menangkan Kirito yang ada di tengah kota di suatu tempat dan menceramahinya untuk kebaikan. Tetapi mengapa Kirito memindahkan avatarnya dari ALO ke GGO hanya untuk mengikuti turnamen? Lisbeth memegang secangkir gelas yang penuh dengan wine anggur berwarna giok saat ia mengatakannya dengan nada bingung. Di kirinya, Lyfa kemudian melihat Asuna. Sekarang ini, hanya Asuna, Lyfa, dan Yui yang mengetahui kalau Kirito menerima permintaan seorang teman di ALO, penyihir Undine Chrysheightsebenarnya, orang yang mengontrol avatar adalah seorang pejabat dari Virtual Division, Kikuoke Seijirouuntuk menyelidiki GGO. Dari cara Lyfa memberikan pandangan Aku serahkan semuanya kepadamu, Asuna merenung beberapa saat sebelum menjawab, Yahkelihatannya ia menerima pekerjaan yang aneh. Aku mendengar ia harus menyelidiki suatu VRMMO, atau lebih tepatnya keadaan The Seed Nexus. GGO adalah satu-satunya game dengan Money Trading System, sehingga dipilih untuk diinvestigasi. Itu adalah kata-kata persis yang diucapkan Kirito, tetapi Asuna tidak berpikir itu adalah kebenarannya. Tentu saja, ia tidak merasa Kirito akan berbohong kepadanya, tetapi itu tidak berarti ia tidak menyembunyikan sesuatu yang penting darinya. Beberapa hari lalu, setelah mereka selesai berkencan dan akan pulang ke rumah, Kirito menjelaskan alasan mengapa ia harus berpindah game, dan pada saat itu, Asuna dapat mengetahui dari ekspresi, nada, dan tingkah Kirito jika sesuatu sedang terjadi. Saat itu, ia memberitahu dirinya sendiri untuk tidak menanyakan banyak pertanyaan karena pasti ada alasan tertentu mengapa Kirito tidak mengatakannya. Selain itu, Asuna percaya kalau alasan itu pasti tidak mengkhianati kepercayaannya.

Jadi, Asuna hanya mengatakan lakukan yang terbaik sebelum melihat Kirito pergi. Saat ini, ia hanya dapat berjalan-jalan dengan sedikit teman, menunggu di dunia yang jauh, dan menonton siaran langsung Tetapi ia tidak bisa menyangkal kalau ia terus merasakan perasaan sangat gelisah untuk beberapa alsan selama beberapa hari terakhir. Bukannya ia tidak mempercayai Kirito, tetapi lebih ke firasat samar-samar. Sesuatu akan terjadi, tidak itu benar-benar terjadi. Ini seperti tempat berliku-liku di Aincrad di masa lalu, dikelilingi oleh banyak monster di luar jangkauan pencarian dan semakin mereka mendekat Suara Asuna dan ekspresinya seharusnya tidak menunjukkan kekhawatirannya, tetapi sebagai teman baiknya, Lisbeth mungkin merasakan ada sesuatu yang tidak benar melalui indera ke enamnya karena ia mengangguk dengan ekspresi tidak pasti. Aku mengertibekerja. Orang itu adalah tipe orang yang akan segera terbiasa dengan game apapun dan lebih cocok dengan pekerjaan seperti ini Tetapi tidak perlu untuk ikut di PvP turnmaen tiba-tiba, kan? Kalau itu hanya untuk menyelidiki, ia seharusnya berbicara kepada pemain-pemain yang lain. Mendengar Klein, yang menunggu di dinding, bertanya, keempatnya, termasuk Asuna dan Lyfa merasa kebingungan juga. Beberapa saat kemudian, Silica berbicara dengan gagap dan berkata, Mungkin iabermaksud untuk menghasilkan uang yang banyak dengan memenangkan turnamen ini dan mengetes sistem penukaran uangnya? Aku dengan kalau rate penukaran terendahnya cukup tinggi Mendengar kata-kata ini, Yui, yang ada di bahu Asuna, segera menyindir, Situs resminya tidak mempunyai data apapun, tetapi berdasarkan berita dari situs lain, nilai penukaran terendahnya adalah 100.000 poin di GGO, dan rate penukarannya ke yen adalah 100 banding 1, sehingga itu dapat ditukar dengan 1.000 yen. Perusahaan yang mengoperasikan kelihatannya akan mengirimkan nilai tambahan uang digital ke email para pemain yang log in. Hadiah kemenangan untuk tropi ini adalah 3 juta poin, sehingga itu adalah 30.000 yen. Yui mengatakannya dengan singkat, tetapi itu adalah hasil setelah ia mencari informasi melalui jaringan data yang luas. Kemampuan pencarian dan keakuratan informasinya adalah sesuatu yang bahkan ahli pencari tidak mampu menandingi. Tidak mengherankan jika Kirito sering memintanya mengerjakan tugas laporannya, dan sebenarnya, Asuna dan yang lain kadang-kadang mengerjakannya. Terima kasih, Yui-chan. Asuna menepuk kepala pixie itu dengan jarinya dan termenung sambil berkata,

Sepertinya sistem penukaran uangnya tidak terlalu rumitkita juga mengirimkan uang digital yang sudah dienkripsi[1] melalui e-mail. Kirito-kun tidak harus menyelidikinya sendiri... Mungkin ia tertarik dengan hadiah uang 30.000 itu. Mendengar Klein mengatakan komentar langsung itu, semua tersenyum masam. Lisbeth segera memberinya tatapan Kirito tidak sepertimu dan kembali bersikap biasa. Tetapi dalam kasus turnamen PvP, biasanya tidak mungkin untuk keluar sebagai juara pertama dengan bersembunyi di suatu tempat. Aku ingat ALO memiliki turnamen seperti ini, dan jika mereka bersembunyi di tempat yang sama, akan ada sihir pencari yang otomatis aktif dan tidak akan membiarkan mereka bersembunyi, benar kan? Dan sejujurnya, kepribadian onii-chan tidak akan membiarkannya melakukan hal semacam itu. Jika ia mendengar seseorang bertarung, ia kemungkinan tidak akan cukup sabar untuk menunggu dan bersembunyi di tempat tertentu. Seperti yang diharapkan dari Lyfa yang hidup bersama Kirito dalam jangka waktu yang lama, kata-katanya benar-benar meyakinkan. Semua merasa bahwa Kirito adalah tipe orang yang seperti ini. Saat mereka sedang berpikir, di layar besar yang kira-kira 300 inci lebarnya, ada banyak siaran langsung berkedip-kedip. Kalau itu adalah game penembakan, mereka biasanya merekam siaran langsung dari suatu tempat di belakang pemain. Saat kamera mengikuti pemain, bagian bawah layar akan menunjukkan nama pemain. Tetapi, layar itu dibagi menjadi 16 siaran yang berbeda dan tidak pernah menunjukkan nama Kirito. Kamera biasanya menunjukkan pemain bertarung, dan selama 30 menit sampai sekarang, Kirito belum bertarung. Apakah dia menjadi berhati-hati setelah pindah dari dunia penuh pedang dan sihir ke dunia senjata yang tidak ia kenal? Tetapi Kirito yang ia tahu adalah seseorang yang akan menerima sebuah tantangan tidak peduli keadaannya. Seperti yang Lyfa katakana, mengikuti sebuah turnamen besar itu jarang, sehingga tidak mungkin untuknya tidak bertemu pemain lain selama 30 menit dan bersembunyi. Kalau ia pergi untuk melawan pemain favorit di turnamen dan dikalahkan dengan baikitu akan cocok dengan kepribadiannya, tetapi daftar peserta di kanan layar menunjukkan kalau Kirito masih Alive. Yang berarti ada sesuatu yang lebih penting daripada terlibat dalam turnamen? Saat Asuna bergumam, pusat dari 16 layar itu menunjukkan pertarungan yang seru-serunya. Pemain utama yang terlibat bernama Dyne. Ia menyiapkan sebuah senjata mesin di akhir jembatan yang sudah berkarat dan terus menembak. Tetapi, musuh yang berbaju biru dan putih dengan mudah melompat ke jembatan seperti sesosok Cait

Sith sebelum mendekatinya. Kemudian, sang musuh menembakkan senjata besar yang penjahat-penjahat di film Hollywood biasa gunakan dan membunuh Dyne. Saat ini, Lisbeth nampaknya menyaksikan gambar yang sama, dan bersiul. Wow, orang itu benar-benar luar biasa. Sepertinya GGO cukup menarik juga. Aku tidak tahu apakah aku bisa membuat senjataku sendiri Seperti dia di SAO, avatar Lisbeth adalah seorang Leprechaun pandai besi. Ini terdengar persis seperti dia, menyebabkan Asuna tergelak, Hey, hey, jangan berpikir untuk pindah ke GGO. Masih ada banyak level di New Aincrad untuk dijelajahi! Itu benar, Liz-san! Mereka membuka update di atas level 20! Bahkan Silica, yang duduk setelah Lyfa, berbicara untuk menghentikannya. Lisbeth hanya dapat mengangkat tangannya dan menyerah. Aku tahu, aku tahu. Aku hanya berpikir kalau mereka adalah orang hebat tidak peduli game apapun itu~. Orang berbaju biru itu sekarang harusnya menjadi salah satu favorit di turnamen ini Hanya setelah ia mengatakannya, orang berbaju biru di layar yang sama itu rubuh. Kamera segera terfokus ke pemain berbaju biru yang rubuh ke lantai ini. Terdapat nama Pale Rider di sana. Meskipun ia terjatuh, ia tidak terlihat mati. Sekarang ini, sekilas percikan terlihat keluar dari lubang peluru di bahu kanannya. Sepertinya pemain ini telah dilumpuhkan. Itu seperti sihir angin Lightning Curtain Seal... Mendengar penyihir dan petarung Slyph, Lyfa mengatakan hal ini, ahli pedang Salamander Klein segera menyibak rambut merahnya yang dibuat tegak lurus oleh ikat kepala kualitas buruknya, dan berkata, Aku paling benci hal-hal itu. Lagipula, kemampuan untuk melacak sudah terlalu bagus, ya kan!? Kau membenci semua jenis mantra pelumpuh! Tingkatkan kemampuan antisihirmu sedikit, dong! Lucuu, siapa yang peduli? Pejuang sepertiku tidak akan memilih sebuah skill dengan kata sihir. Aku tidak akan memilih meskipun kau membunuhku! Aku bilang, banyak pejuang di RPG lama adalah pejuang-pejuang yang tahu sihir hitam! Asuna hanya bisa memberi senyum kecut melihat Klein dan Lisbeth bertengkar. Ia meraihkan tangannya ke arah gambar yang pantas diperhatikan sebelum membesarkannya dengan dua jari. Gambar Pale Rider di tanah segera menjadi lebih besar dari gambar-gambar lain yang tersisih ke samping.

Sudah lebih dari 10 detik sejak ia tiba-tiba lumpuh, tetapi tidak ada seorang pun muncul di kamera. Mereka hanya dapat melihat tanah berwarna teh, jembatan logam, sungai yang mengalir di bawah, dan hutan yang jauh di sisi sebaliknya yang samar oleh debu PAM! Suara ini tiba-tiba berdering menyebabkan 5 orang tersentak kaget. Saat ini, sebuah kain hitam memasuki layar kamera dari kiri. Kamera menyorot ke belakang, dan pemain baru akhirnya muncul di layar terakhir. Hantu? Apakah suara parau itu dari Lisbeth, Silicaatau Asuna sendiri? Itu adalah seorang lelaki dengan mantel abu-abu tua terkoyak yang tertiup angin. Bagian kepalanya benar-benar tertutup bayangan, yang membuatnya susah ditebak. Mereka hanya bisa melihat dua will-o-wisp[2] seperti mata merah jauh di dalam. Penampakan ini terlalu mirip dengan monster tipe-hantu yang semua terkena masalah karenanya di masa lalu di Aincrad. Asuna berkedip dan kemudian melihat lagi ke layar. Tentu saja, orang yang berdiri di sana bukanlah hantu, tetapi pemain yang mengikuti turnamen. Orang bermantel koyak ini seharusnya salah satu yang menggunakan peluru elektrik untuk melumpuhkan Pale Rider. ALO punya banyak petarung yang menggunakan sihir mengikat untuk waktu yang lama untuk menghentikan musuh dan membunuhnya dari jarak dekat. Ini adalah skillset yang cukup terkenal di sebuah game. Orang bermantel koyak itu nampaknya memastikan pemikiran Asuna karena ia menjulurkan tangan kanannya ke mantel dekat dadanya dan mengeluarkan sebuah pistol hitam. Tetapi, kalau itu adalah senjata utamanya yang mampu menyebabkan damage besar pada lawan, itu kecilapa Terlalu menyakitkan, kan? Di sudut ruangan, Klein terlihat merasakan hal yang sama dan menimbulkan keraguan. Ia mengusap jenggotnya di dagunya, dan berkata, Melihat dari sisi manapun, senjata sniper yang ada di bahunya terlihat jauh lebih kuat. Bukankah menyelesaikan musuh akan lebih mudah dengan senjata itu? Mungkin pelurunya mahal? Bukankah ALO seperti ini? Ada banyak katalis yang dibutuhkan untuk sihir yang lebih ampuh. Saat semuanya mempertimbangkan apa yang Lyfa katakana, orang bermantel itu menyentil pengaman yang ada di belakang pistol hitam itu dan mengarahkannya ke arah Pale Rider, yang masih berada di tanah. Tetapi, ia terlihat mempermainkan musuhnyaatau mood penonton karena ia masih belum menekan pelatuknya. Ia mengangkat tangan kirinya, melakukan

sesuatu yang tidak terduga. Ia menempelkan ibu jarinya ke dahi, dada, bahu kiri dan bahu kanan berurutan. Sekarang ini Asuna merasakan sedikit kebingungan di dalam pikirannya. Itu bukanlah simbol tangan yang khusus. Itu hanyalah sebuah Tanda Salib. Selain melihatnya di film-film Barat, ada banyak pemain penyembuh profesional di VRMMO yang sering melakukan ini sebelum mengucapkan mantra. Tentu saja, seorang Kristiani sungguhan yang melihat ini tidak akan senang, tetapi Asuna bukanlah seorang Kristiani, dan perasaan saat ini bukanlah kemarahan akan ketidaksukaan. Kalau ia harus mengatakannyaitu terasa seperti jari-jarinya melepaskan simpul yang seharusnya tidak ia lepaskan Tubuh Asuna menegang secara tidak sadar melebarkan matanya. Ia melihat orang bermatnel di layar selesai membuat Tanda salib dan kemudian meletakkan tangan kirinya pada pistol. Ia mundur setengah langkah dengan kaki kanannya, berpindah ke arah Pale Rider, dan menekan pelatuknya Ah? Seseorang tiba-tiba mengeluarkan suara terkejut. Orang bermantel itu terlihat berpikir tentang sesuatu karena ia mendadak membungkuk mundur. Tetapi, 0,1 detik kemudian, Asuna dan yang lainnya segera mengetahui mengapa ia melakukan hal itu. Ada sebuah peluru besar oranye yang terbang dari luar layar. Peluru itu menyerempet mantel terbukanya melewati tempat di mana jantung avatar seharusnya berada tetapi malah mengenai udara yang kosong Seseorang pasti sudah menembak ke arah orang bermantel itu dari jauh. Selain itu, Asuna juga melihat peluru itu terlihat datang dari sisi kirinya. Ia benar-benar menghindar dari serangan itu dengan sudut dan kecepatan yang luar biasa, dan bahkan dunia game nya berbeda, ia tau bahwa itu adalah teknik yang cukup luar biasa. Orang bermantel itu menghindari peluru yang tiba-tiba ditembakkan ke arahnya dan kemudian dengan lemas membawa badannya tegap kembali. Kemudian ia menatap ke arah kirinya. Meskipun wajahnya tidak bisa terlihat dari dalam tudungnya karena bayangan, Asuna dapat merasakan kalau ia memberikan senyuman remeh. Saat itu, rasa sakit yang tajam terasa di pikiran dalam Asuna. Apa yang terjadi? Apakah perasaan ini? Iniingatan? Tapi bagaimana mungkinAku belum pernah ke GGO sebelumnya. Aku bahkan belum melihat screencap[3] nya Orang bermantel itu nampaknya ingin mematahkan keraguan Asuna karena ia mengangkat pistolnya lagi.

Saat ini, ia akhirnya menekan pelatuk ke arah pemain yang rubuh karena kelumpuhan. Suara tembakan. Catridge[4] kosong perunggu terlempar dan terjatuh di tanah tandus sebelahnya. Peluru yang ditembakkan mengenai Pale Rider yang ada di tanah tepat di tengah, menciptakan sebuah percikan kecil di tubuhnya. Tetapi, ini tidak terlihat seperti tembakan kuat yang bisa menghilangkan HP sepenuhnya. Satu detik kemudian, Pale Rider sendiri membuktikan kalau Asuna tidak salah karena ia akhirnya pulih dari keadaan lumpuhnya dan berbalik, meletakkan senjata besar di tangan kanannya tepat ke arah dada orang bermantel itu. Woah, suatu kemunculan kembali yang hebat Asuna juga memprediksi kalau semua akan berjalan seperti Lisbeth katakana. Tetapi Jangankan suara tembakan atau percikan, bahkan tidak ada suara pelatuk ditekan. Senjata Pale Rider jatuh ke tanah. Kemudian, pemiliki senjata itu perlahan jatuh ke kanansebelum rubuh ke tanah lagi. Di bawah helm silver-abu-abu, mereka dapat melihat hidung ramping Pale Rider dan bibirnya yang tertutup rapat. Bibirnya bergetar, dan tiba-tiba ia membuka mulutnya. Kemudian, ada emosi terdiam yang hebat dari dalam tenggorokannya. Insting Asuna memberitahunya bahwa pemain yang mengontrol avatar itu sedang shock dan ketakutan. ApApa yang terjadi? Saat Lyfa membisikkan[5] sesuatu dan mengatakannya, sesuatu yang lebih tidak terduga terjadi. Pale Rider, yang berbaring rata di tanah, membeku seperti ada sebuah tombol pause yang ditekan dan hilang dengan sebuah efek spesial statis yang putih. Efek spesial itu masih berada di udara bahkan setelah avatarnya menghilang sebelum membentuk sebuah kata. Tetapi, kata yang menunjukkan tulisan putus koneksi diinjak oleh sebuah sepatu boot gelap. Orang bermantel itu mengembalikan tangan kirinya ke mantel dan maju. Sepertinya ia tahu di mana kamera berada karena ia mengangkat pistol di tangan kanannya dan menunjuk kea rah layar. Ini membuat Asuna merasa kalau dinding antara dunia GGO dan ALOtidak, dunia nyata dan dunia virtual telah dihancurkan, bahwa tubuh aslinya ditodong pistol, menyebabkan gemetar di punggungnya. Dalam kegelapan jauh di dalam tudungnya, mata merah bercahaya berkedip. Saat itu, sebuah suara seperti robot berbicara tergagap melalui layar. Namaku, dan nama senjata ini, adalah Death Gun...Death Gun! Suara seperti robot itu memiliki suara tidak beraturan tetapi mengandung emosi yang kuat. Mendengar suara itu, suatu celah terbentuk dalam ingatan Asuna. Hal

itu menghentikan napasnya dan menaikkan detak jantungnya. Matanya mengamati wajah tersembunyi yang tidak dapat terlihat di layar, dan wajah itu menurunkan dagunya. Suara itu berbunyi lagi, Suatu saat, aku akan, muncul di depan kalian, lagi. Dan kemudian, menggunakan senjata ini, untuk membawa kematian yang nyata untuk kalian. Aku memiliki, sebuah kekuatan, seperti itu. Pistol hitam itu mengeluarkan suara perlahan. Kalau ia menekan pelatuknya sekarang, peluru itu akan serasa benar-benar melayang melalui layar imajinasi itu. Ini membuat Asuna waspada. Orang bermantel itu seperti sudah membaca ketakutannya dan memberi sebuah senyum dari dalam tudungnya. Dan kemudian, ia berkata Jangan lupa. Tidak ada, yang selesai. Tidak ada, yang, selesaiini adalah pertunjukkan Mendengar kata-kata Inggris gagap itu, Asuna seperti menghadapi serangan terakhir atau semacamnya. Aku tahu orang itu. Aku tidak mungkin salah. Aku pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Aku bahkan pernah berbicara dengannya. Tetapi di mana Tidak, aku sudah tahu jawabannya. Di kota terapung ituAincrad. Bukan dunia duplikat yang aman yang melayang di langit ALO sekarang ini, tetapi dunia nyata unik yang aku menghabiskan waktu di dalamnya. Sword Art Online belumlah selesai. Terutama, orang itu mengatakan kata-kata seperti apa yang dikatakannya baru saja. Siapa dia? Siapa pemain yang mengontrol avatar bermantel itu? Asuna terlihat lupa, tetapi ia berpikir dengan cepat. Ia hampir melompat dari sofa saat dia mendengar sesuatu jatuh ke lantai. Melihat ke belakang, ia melihat kalau Klein, yang duduk di bangku bar membiarkan cangkir kristal di tangan kanannya terjatuh ke lantai. Cangkir yang ia jatuhkan ke lantai pecah menjadi banyak fragmen segi enam dan menghilang. Tetapi, ia tidak memikirkan kalau set mahal buatan pemain itu hancur sama sekali karena ia membuka matanya lebih lebar di bawah ikat kepalanya. Oi, apa yang kau lakukan Klein menghentikan Lisbeth dari menggerutu dengan suara rendah dan parau. Tidtidak mungkinorang itumana mungkin Mendengar ini, Asuna benar-benar melompat dari sofa. Ia berbalik dan berteriak pada Klein, Klein, kau tau dia? Siapa sebenarnya orang itu?

Tidak, tidak terlaluAku tidak bisa mengingat nama lamanyatapiaku yakin Ahli pedang ini memiliki rasa takut yang dalam di matanya saat ia melihat ke arah Asuna, dan kemudian berkata, Orang ituseorang anggota Laughing Coffin. ...! Kali ini, Asuna, dan bahkan Lisbeth dan Silica terkejut. Bahkan untuk kedua gadis yang tinggal di level tengah ini, kekejaman pembunuhan yang dilakukan red guild Laughing Coffin ini meninggalkan kesan mendalam. Asuna secara tidak sadar meletakkan tangannya di bahu mereka dan dengan takut bertanya pada Klein, Masmasakahpemimpin orang-orang itu, adalah yang memakai sebuah pisau jagal? Tidakitu PoH. Cara berbicara mereka benar-benar berbeda. Tetapi katakata ini adalah pertunjukan adalah frasa yang suka dikatakan oleh PoH. Orang ini pastinya seorang yang berlevel tinggi selain dia Klein terlihat mengeluh tentang sesuatu saat karena dia berhenti berbicara kemudian melihat ke layar. Asuna dan ketiga lainnya melihat ke sana juga. Tepat di tengah layar besar itu, orang bermantel itu menyimpan pistol hitamnya dan mulai berjalan menjauh. Ia berjalan dengan pergerakan meluncur seperti hantu dan tiba di jembatan yang ada di ujung jauh layar. Tetapi, ia tidak menyeberang secara langsung, tetapi pergi ke batas jembatan sebelum mencapai sungai. Kontras dengan bayangan tajam yang disebabkan oleh matahari terbenam yang merah, mantel abu-abu gelap itu segera menghilang ke bayang-bayang jembatan logam itu dan menghilang. Saat ini, suara Lyfa yang lemah memecah atmosfir berat di ruangan. ErrApa itu Laughing Coffin...? Well Silica, yang duduk di sebelahnya, menjelaskan ke Lyfa, yang adalah satu-satunya yang bukanlah pemain SAO sebelumnya, kekejaman pembunuhan yang dilakukan oleh red guild itu dan bagaimana mereka dikalahkan. Mendengar itu, Lyfa segera menggigit bibirnya dan melihat lurus kea rah Asuna dengan mata jade hijaunya. Asuna-san, Aku rasa onii-chan mungkin tahu kalau orang itu ada di GGO. Eh?

Ia kembali sangat malam kemarin malam, dan aku merasa ada sesuatu yang aneh tentangnya ketika aku sampai rumahmungkinia pergi ke GGO untuk menyelesaikan sebuah rasa dendam Mendengar kata-kata itu, Asuna tiba-tiba terdiam, dan saat ini, Lisbeth perlahan meraih tangannya. Gadis itu dengan paksa meraih tangan temannya itu untuk menenangkannya dan menyentakkan rambut pendek pink nya untuk menanyakan suatu pertanyaan, Tapi kalau itu masalahnyabagaimana dengan pekerjaannya? Bukannkah Kirito pergi untuk menyelidiki GGO karena permintaan? Ya itu benar. Yang meminta Kirito melakukan ini adalah Kikuoka Seijirou dari Virtual Division. Bahkan jika ia adalah orang yang bertugas di SAO Case Victims Rescue Force, ia seharusnya mengetahui hubungan antara Laughing Coffin dengan bermacam-macam guils. Tetapi pada saat yang sama, pemindahan Kirito dan keberadaan orang bermantel itu tidak mungkin hanyalah sebuah kebetulan. Pasti ada suatu hubungan khusus, sesuatu yang membuat Kikuoka menyadari GGO dan meminta Kirito untuk membantu. Asuna dengan paksa menarik napas dalam-dalam, masih memegang tangan Lisbeth yang memegangnya dan berkata, Aku pergi duluan untuk mengetahui apakah aku bisa menghubungi orang yang meminta Kirito-kun. Eh? Asuna-chan, kau tau orangnya? Yeah. Semua mengetahui diaAku akan memanggilnya untuk mengaku. Ia pasti tahu alasan di balik ini. Yui-chan, saat aku pergi, bisakah kau memeriksa catatan yang relevan dari GGO untuk melihat kalau ada data tentang pemain bermantel itu? Oke, mama! Pixie berambut hitam yang ada di bahunya itu terbang ke arah meja dan menutup matanya saat ia memulai mencari melalui informasi penting lewat aliran jaringan yang luas. Oke, tunggu aku, semuanya! Setelah Asuna selesai berteriak, ia menggoyangkan rambut berwarna aquamarine[6] nya, melompat dari sofa dan dengan cepat membuka window. Ia sekali lagi mengangguk ke arah semuanya, dan segera menekan tombol log out. Warna pelangi segera menyelimuti tubuh Asuna, membuat jiwanya terbang dari World Tree di dunia virtual ke dunia nyata yang jauh.

Bab 12 Gun Gale online. Sistem untuk permainan ini tidak memiliki kelas Warrior atau Mage seperti RPG lainnya. Setiap pemain bisa memilih untuk meningkatkan 6 dari Stats seperti kekuatan 'STR', kelincahan 'AGI', vitalitas 'VIT' dan ketangkasan 'DEX'. Juga, ada ratusan keterampilan yang mencakup 'penguasaan', 'penyaranan', 'first aid' dan 'akrobatik', yang terbentuk dari diri sendiri. Dalam arti, banyak kelas berdasarkan jumlah yang membangunnya. Namun di sisi lain, membangun yang tidak direncanakan-seperti memiliki STR rendah dan tidak mampu untuk melengkapi large machine gun dan belum meningkatkan penguasaan heavy machine gun akan melemahkan kemampuan sendiri. Karena itu, ada pola yang tetap di mana orang harus mencapai stats tertentu dan keterampilan sebelum dapat menggunakan senjata tertentu. Berdasarkan perbedaan keterampilan, semua orang akan mengklasifikasikan pemain yang sama seperti Attacker, Tanker, Medic, Scout dan bermacam nama dalam setiap kelas yang berbeda. Meskipun kelas Sinon sebagai Sniper sangat langka, itu adalah salah satunya. Untuk melengkapi senapan sniper berukuran besar, mereka harus memperkuat stats STR mereka, dan kemudian mereka harus meningkatkan DEX untuk meningkatkan akurasi mereka, dan akhirnya jumlah sesuai AGI untuk menjauh dengan cepat setelah menembak target. Namun, mereka akan gagal jika mereka ditemukan, sehingga mereka menyerah pada VIT mereka. Sebagai skill, mereka membutuhkan penguasaan senjata yang diperlukan dan juga keterampilan lain yang bisa meningkatkan akurasi mereka. Tentu saja, mereka menyerah sepenuhnya pada pertahanan. Namun, ada juga kemungkinan menembak gagal karena sistem hitungan detak jantung bahkan jika mereka mempunyai stat yang sempurna, dan ini akan menjadi bagian yang sulit dalam kelas ini. Sepertinya kelas ini tidak benar-benar cocok untuk battle royal. Sementara bertujuan untuk musuh jauh, mereka dapat dengan mudah diserang oleh orang lain. Seorang penembak jitu hanya bisa pasrah setelah pemain tipe-penyerang dengan senapan mesin atau senapan serbu mengetahui keberadaan mereka. Bahkan jika penembak jitu nyaris berhasil menembak musuh dan tanpa membidik terlebih dahulu-yang biasanya tidak dapat menghit target-penembak jitu akan berakhir menjadi sasaran peluru sebelum mereka bisa mengeluarkan tembakan kedua. Karena alasan tersebut, jika Sinon bertindak sendiri, ia akan tidak memiliki kesempatan untuk menang jika player yang memakai senjata jarak dekat seperti attacker Xiahou Dun mencapai jarak di mana Norinco CQ akan menyerangnya. Namun, beda halnya dengan sekarang. Karena beruntung, di sampingnya ada lightsaber warrior yang mana tidak ada orang lain di GGO memilikinya. Orang

ini tampak seperti gadis berambut hitam yang cantik, meskipun begitu-tapi dia sebenarnya seorang laki-laki. 'lightsaber' adalah senjata yang programmer 'Zasker' ciptakan atas keinginannya sendiri, dan jangkauannya terlalu berbeda jauh dari senapan sniper. Jarak serangannya sama dengan panjang pedang itu sendiri, sekitar 1,2 meter. Senjata api di dunia GGO terkecil Remington derringer memiliki jarak hanya 5m, tetapi jangkauan serangan lightsaber itu jauh lebih kecil dari itu. Namun, pedang bersinar biru dan putih ini tampaknya memiliki kekuatan yang jauh melebihi harapan. Fakta bahwa itu mampu untuk mengiris .50 BMG yang Hecate tembakkan dari jarak dekat adalah buktinya. Dalam arti lain, karena bisa mengiris peluru apapun, itu berarti bahwa ini bisa jadi senjata defensif terkuat di dunia. Tetapi bahkan dengan Jalur Peluru, itu tidak mudah untuk menggunakan pisau lebar 3cm untuk membelahnya dalam hujan peluru yang datang dengan kecepatan supersonik. Ini membutuhkan prediksi garis peluru, urutan, dan kemampuan respon yang sempurna untuk menggunakan pedang. Juga, hal yang paling penting adalah untuk tidak menunjukkan rasa takut ketika menghadapi -senapan otomatisLatihan macam apa yang memungkinkan dia untuk belajar keterampilan tersebut? Sinon benar-benar tidak bisa membayangkan hal itu. Tidak, ini tidak mungkin hanya teknik permainan VR. Justru ketika pemain bergabung dengan avatar sendiri melalui keyakinannya, pengalaman dan kekuatan jiwanya. Setelah ia mengisi senjatanya, Xiahou Dun kembali meraih CQ dan mulai menembak liar. Namun, lightsaber di tangan Kirito telah menciptakan afterimages banyak di udara dan akurat memilih semua peluru yang akan mengenai kotak grid dan membelokkannya. Sinon hanya bisa merasakan seperti itu saat melihat dari balik punggungnya. Kemampuan nyata yang jauh melampaui batas dari dunia maya dan dunia nyata adalah persis seperti apa yang Sinon cari. Dia belajar ketenangan dari penembak jitu, tidak, dingin-kekejaman, dan kemudian ingin menggunakannya untuk menghancurkan kelemahan Asada Shino. Dia telah bergerak melalui daerah kritis selama setengah tahun terakhir, mencari lawan yang akan memberikan kekuatan sebenarnya. Sejak ia bertemu Kirito kemarin, Sinon punya pikiran bahwa dia ingin bertarung dengan musuh yang kuat ini dengan segala yang dia punya, dan bahwa dia akan mendapatkan kekuatan jika dia bisa menang. Tetapi pada saat yang sama, ia melihat bahwa emosi yang lain tumbuh dalam dirinya. Aku ingin mengenalnya lebih, aku ingin berbicara dengannya lagi. Apa yang terjadi di dunia itu sebelum Kirito tiba di GGO? Kehidupan macam apa yang dia miliki di dunia itu, apa yang dia pelajari, dan bagaimana ia berjuang melewatinya?

Tidak-Aku ingin tahu orang macam apa dia di dunia nyata. Aku tidak pernah punya pikiran seperti itu tentang orang lain ketika tumbuh dewasa ... "Sinon, SEKARANG!" Kirito membersihkan hujan peluru kedua yang Xiahou Dun tembak dan berteriak, dan pikiran Sinon terbawa kembali ke pertempuran karena itu. Jari telunjuk kanannya bergerak setengah sadar, meremas pemicu Hecate. Itu adalah tembakan lumpuh olehnya yang kurang konsentrasi sekarang, tapi jaraknya kurang dari 100 meter, setelah semuanya. Sinon tidak mungkin meleset dengan stats akurasinya. Peluru menembus langsung ke tengah armor besi Xiahou Dun . Dalam pertempuran normal, pemain yang HP turun ke nol pecah seperti kaca dan menghilang. Namun, aturan khusus turnamen BoB menetapkan bahwa tubuhnya itu akan berada di tempat matinya. Xiahou Dun telah mati setelah doa menyerang balik, dan helm muncul dan terbang di udara. Saat ia mendarat di tanah di posisi lebar, tulisan merah [Mati] mulai berputar pada dirinya. "Fuu ~ ', Sinon menghela napas dan bangkit, mengubah magazine Hecatenya yang biasanya bisa menampung 7 peluru, tetapi ia tidak memiliki banyak yang tersisa. Lalu, ia meletakkan senapan di bahu kanannya dan melirik partner sementaranya. Kirito terampil memutar lightsaber di tangannya dan meletakkannya kembali di gesper pinggang. Sisi wajahnya samar-samar diterangi di bawah matahari terbenam merah, dan tampak seperti misterius seperti biasa. Setelah mengambil napas dalam-dalam untuk menahan keinginan awal untuk tahu tentang dia, Sinon cepat berkata, "Pertempuran ini mungkin menarik banyak musuh, Kita harus bergerak cepat.." "Ok." Kirito mengangguk kepalanya dan kemudian berbalik matanya ke permukaan sungai terdekat. "Death Gunseharusnya menuju ke utara menyusuri sungai ini. Dia mungkin ingin bersembunyi di suatu tempat sampai Satellite Scannerbekerja pada 9pm dan kemudian memilih sasaran berikutnya.. Aku ingin menghentikannya sebelum dia membunu-...menembak seseorang. Dapatkah kamu memikirkan rencana, Sinon? " Mendengar permintaan mendadak ini, Sinon berkedip beberapa kali dan kemudian panik memikirkan apa yang harus dia lakukan. Meskipun dia benar-benar tidak bisa memikirkan beberapa ide yang baik karena dia tidak benar-benar mengerti apa yang sedang terjadi, tapi dia langsung membuka mulutnya dan berkata, "... Tidak peduli seberapa besar kekuatan misteriusnya,Death Gunmasih hanya penembak jitu, sehingga ia tidak bisa bertempur di tempat yang terbuka. Tetapi jika kita terus bergerak ke utara dari sini, kita akan meninggalkan kawasan hutan di sisi lain dari sungai. Kita akan terus bergerak sampai ke tengah pulau, menuju

abandoned city, dan tempat itu adalah sebuah padang rumput dengan garis penglihatan yang jelas. " "Dengan kata lain, dia bisa memilih tempat itu sebagai tempat berburu berikutnya ... benar?" Kirito bergumam dan kemudian memkamung 2 bangunan yang jauh di utara. Meskipun efek jarak yang membuatnya tampak sangat jauh, itu hanya 3km lurus. Tanpa statistik AGI buruk, mereka dapat mencapai sana di sekitar 10 menit jika mereka berlari dan melihat disekitar mereka. "Baiklah kalau begitu kita akan menuju ke arah kota itu juga.. Jika kita lari ke bawah sungai, kita tidak boleh terlihat dari sisi kiri dan kanan." "... Aku mengerti." Setelah Kirito mengangguk dan mengatakannya, Sinon melihat kebelakang sedikit. Mayat Dyne itu masih tergeletak di ujung jembatan agak jauh, tetapi keberadaan tag red [Mati] menunjukkan bahwa ia masih hidup. Orang yang benarbenar mati-meskipun ada kemungkinan-adalah Pale Rider yang menghilang sama sekali. Sejujurnya, Sinon masih tidak bisa percaya ini, tetapi pada saat yang sama, dia tidak bisa merasakan bahwa ini semua bohong. Namun, ada perasaan yang pasti dalam dirinya, bahwa selama 3 BoB turnamen, sesuatu dalam dirinya akan berubah. Hanya saja dia tidak tahu perubahan apa yang terjadi-dan dia tidak tahu apakah lawan yang mungkin mengubah dirinya baik akan Kirito atau pria mantel misterius. Saat ini, dia hanya bisa bertindak atas naluri sendiri. Itu karena 'insting' adalah keterampilan yang tidak dapat ditingkatkan dengan membuild stats. Meskipun Sinon tidak meningkatkan bahwa banyak seperti Spiegel, AGI nya tidak terlalu rendah, dan harus memiliki setidaknya sudah hampir sama dengan yang Kirito yang seharusnya meningkatkan stats STR. Tapi akhirnya setelah berlari bersama-sama seperti ini untuk beberapa waktu, Sinon harus berlari dengan semua yang dia punya sebelum meraih rambut hitam yang ada di depannya. Untuk Singkatnya, gerakan dasar mereka benar-benar berbeda. Ada celah-celah yang muncul tiba-tiba di bebatuan banyak di tepi sungai, dan Kirito tampaknya telah hafal karena ia bisa dengan cepat menghindari dan melompatinya. Dia sering akan menengok kebelakang untuk menyesuaikan kecepatan dengan Sinon, yang membuatnya perempuan itu lebih tidak senang. Meski begitu, itu karena bantuan Kirito, yang berjalan di depannya dan menunjukkan jalan yang mudah untuk dilewati, dia mampu melewati mid-south area, padang rumput. Tanpa sadar, dengan sungai di bawah kakinya menjadi

beton, dan ketika dia mendongak, dia bisa melihat kerumunan gedung pencakar langit. Mereka akan memasuki medan perang utama dari pulau ini, abandoned. "Kita tidak bisa menangkapnya." Kirito melambat dan berkata lembut kepada Sinon. Dia agak berharap untuk bertemu Death Gun yang pergi ke bawah air dan menuju kota, dan menyerangnya saat ia tidak bersenjata. "... Mungkin kita melewatinya di suatu tempat ..." Setelah Sinon menjawab, Kirito diam, berpikir dengan keras, menyaksikan aliran sungai di belakangnya, dan berkata, "Tidak, itu tidak mungkin, aku sudah memeriksa air waktu kita berlari.." "Jadi begitu....." Omong-omong, seseorang tidak bisa tinggal di bawah air selama lebih dari satu menit tanpa Aqualung . Sniper besar Death Gun yang dia bawa tidak memungkinkan untuk lebih banyak tempat untuk membawa Aqualung. Kemudian, ia harus masuk ke sungai di bawah jembatan logam, berenang ke utara bersama dengan aliran air yang menuju ke sana, dan kemudian berdiri sebelum berlari ke kota ditinggalkan. "-Itu berarti dia tidak mengincar seseorang di kota ini. Aliran sungai berhenti disini." Sungai di depan Sinon menjadi air terjun yang mengalir ke kota bawah tanah, dan pintu masuk dari saluran bawah tanah memiliki bar logam yang kokoh di sana, yang setiap pemain bisa mengatakan bahwa itu tidak dapat dimasuki. Itu penghalang itu tidak bisa dimusnahkan bahkan jika ratusan plasma granat dilemparkan. "Aku mengerti ... masih ada 3 menit sampai scan. Kita tidak bisa menghindari pemindaian satelit jika kita tinggal di dump ini, kan?." Sinon mempertimbangkan pertanyaan Kirito dan kemudian menganggukkan kepalanya dengan tegas. "Tepat. Selama turnamen terakhir, Peta akan menunjukkan bahkan tingkat pertama dari menara. Jika ada tempat yang benar-benar bisa digunakan untuk bersembunyi, itu adalah dibawah air yang sangat berbahaya atau gua. Selain itu, tidak ada cara lain untuk menghindari scan. " "Oke. Setelah scan menunjukkan posisi Death Gun, kita bisa langsung menyerang untuk menghentikan tembakkannya aku akan berjalan lurus ke arahnya.. Mohon berikan tembakan pelindung." "... Aku bisa melakukannya ..." Sinon mengangkat bahu, tapi setelah itu, meraih Kirito yang telah menunggu kesempatan ini dan berkata,

"Tapi ada masalah kecil. Tidakkah kamu lupa bahwa Death Gun bukan nama karakter aslinya. Jika kamu tidak tahu namanya,? kamu tidak dapat melacak posisinya melalui radar.." "U. .. Tha-Itu benar." Prajurit lightsaber mengusutkan alis indahnya dan tenggelam ke dalam pemikiran yang mendalam. "Bahkan ... di antara 30 peserta, kamu tidak tahu tiga dari mereka, benar, Sinon? antara tiga orang itu, Pale Rideraku telah melacaknya, dia bukan Death Gun. Yang berarti bahwa dua orang yang tersisa ... Jyuushi X dan Sterben, salah satunya adalah Death Gun ... jika hanya ada satu orang di kota, itu pasti dia ... " "Jika keduanya hadir, kita tidak punya waktu untuk ragu. Sekarang kita harus memutuskan sisi mana kita ingin menyerang. Yah-aku baru memikirkan sesuatu ...." Sinon terbatuk datar beberapa kali dan melanjutkan, "... Jika kamu membaca Jyuushi dari belakang, tidakkah itu menjadi Death Gun, dan Xdapat dibaca sebagai Cross, yang merupakan Salib yang ia lakukan ... tidak, seharusnya tidak sesederhana itu ... " "Hm ... tapi sebagian besar nama-nama karakter di VRMMO secara acak dibuat Seseorang seperti aku memodifikasi nama asliku sendiri ... bagaimana denganmu?." "... Aku juga." Mereka saling menatap dengan ekspresi yang aneh, dan kemudian terbatuk datar beberapa kali, Kirito tampaknya ragu-ragu saat ia mendesah dan berkata, "Jika orang itu disebut Sterbenbenar-benar seperti orang asing, namanya menunjukannya. Apakah ada pemain dari luar negeri di BoB?" "Yah ..." Sinon melihat arlojinya. Ada kurang dari dua menit sebelum scan berikutnya, jadi dia mencoba yang terbaik untuk menjelaskan secepat mungkin. "Selama turnamen pertama, kita bisa memilih server Amerika (AS) atau server Jepang (JP), namun masih ada beberapa orang asing yang bermain versi Jepang. Saat itu aku belum bermain GGO , tapi dari apa yang aku dengar dari Shi .. Spiegel,. pemenang dari BoB pertama adalah orang asing, orang itu tampaknya benar-benar kuat.. Ia berhasil membunuh semua player Jepang dengan pisau dan pistol ... " "aku mengerti... apa namanya?" "Seingatku, Sato ... Satori atau sesuatu yang aneh seperti itu. Tapi ketika aku mulai bermain, server Jepang hanya memperbolehkan orang di Jepang, Sehingga

pemain dari babak 2 dan 3 putaran kali ini adalah semua orang Jepang ... atau setidaknya, yang tinggal di Jepang Meskipun itu Sterben ditulis abjad, ia seharusnya orang Jepang.. " "Jadi begitu ..." Kirito berkedip keras dan tampak seperti dia akhirnya memutuskan saat ia mengatakan hal ini, "Oke, jika keduanya berada di tempat pembuangan sampah, kita akan menuju ke Jyuushi X. Kamu tidak perlu panik ketika aku terkena peluru setrum seperti Pale Rider, Kau hanya harus bersiap-siap untuk menembak. Death Gun pasti akan menggunakan pistol hitam untuk hit akhir, jadi gunakan kesempatan itu untuk mengenainya. " "Eh ..." Mendengar kata-kata itu, Sinon segera lupa bahwa ada kurang dari 1 menit tersisa saat ia melebar matanya. Dia menatap mata hitam di sampingnya dan bertanya, "... Kenapa kau begitu ..." Mempercayaiku? Namun, Sinon tidak bisa membiarkan keluar suara di kedua ujung"... aku tidak dapat menyerang Death Gun dan menyerangmu dari belakang, kau tahu ..." Kirito mengangkat alis secara tak terduga dan tersenyum "Aku tahu bahwa kamu tidak akan melakukan itu ... Ayo. Sudah saatnya. Aku akan menyerahkan sisanya padamu, partner." Karakter berjubah hitam pengguna lightsaberkemudian menepuk Sinon di sisi kiri dan kemudian berjalan menuju tangga untuk berpindah dari sungai ke jalan. Tempat yang terasa misterius dan menyakitkan seperti jari-jarinya dari kemarin, tapi Sinon mengejar karakter didepannyadengan diam. Meskipun ia mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia adalah musuhnya sejak kemarin, dia tidak memiliki perasaan itu lagi. Di tingkat yang lebih tinggi dari bangunan itu mereka berjalan , lalu Sinon dan Kirito berjongkok di posisi yang tidak bisa dilihat dari jalan dan menunggu untuk Scanner Satellite 4. Tangan kanannya memegang alat scan saat dia melihat arloji di tangan kirinya. Sekarang waktunya 8:59 55 detik ... 56, jika pertandingan di final secepat tahun lalu, tinggal menunggu waktu untuk memasuki babak kedua, yang berarti bahwa hanya ada setengah jumlah pemain tersisa. Bahkan, ia bahkan bisa mendengar suara tembakan dan ledakan dari abandoned city. Namun, suara akhirnya berhenti untuk saat ini, sehingga setiap orang harus bersembunyi dalam bayang-bayang dan menonton alat scan mereka.

58 detik, 59 detik, 9 pm tajam. Peta perangkat menunjukkan titik putih dan abu-abu banyak. "Kirito, periksa utara!" Setelah mengatakan dengan lembut, Sinon kemudian menyentuh dua tempat berkumpul yang berada di bagian Soutern-sebagian besar jalan. Nama-nama yang pada mereka tertera [Kirito] dan [Sinon]. Jika itu sebuah pertempuran tidak mungkin berlangsung selama lebih dari 15 menit, para pemain lain mungkin tahu bahwa keduanya tidak melawan, tetapi bekerja sama sebagai mitra. Meskipun ini tidak melanggar aturan dan ada banyak contoh pemain yang bekerja dengan satu sama lain, sisanya akan memiliki pemikiran bahwa 'Sinon ini akan benar-benar bekerja sama dengan orang lain'. Dia tidak bisa membantu tetapi berdoa bahwa mereka tidak akan tertangkap kamera bersama-sama. -Dia meninggalkan pikiran-pikiran yang tidak perlu dan cepat diperiksa melalui nama. Tidak-tidak, Yamikaze, Huuka, Maaku ... ini adalah semua pemain terkenal yang Sinon tahu. Nama-nama yang dia cari tidak di kota ini, sehingga itu berarti bahwa hipotesis mereka salahTidak. "... Aku mendapatkannya!" Seperti Sinon berteriak ini, suara Kirito itu menjawab serentak yang sempurna. Bagian tengah jalan memiliki perimeter bangunan bundar yang tampak seperti stadion. Sebuah titik cahaya tetap dalam posisi sniping yang sempurna. Lalu Sinon menyentuhnya dengan jarinya, nama karakter muncul-Jyuushi X. Dia segera bertukar pandang dengan Kirito, namun dengan cepat kembali melihat ke alat scan nya. Untuk memeriksa melalui informasi lagi, Sinon terus bergerak jari-jarinya utara, dan Kirito pindah ke selatan pada saat yang sama. 5 detik kemudian, mereka mengangkat kepala pada saat yang sama. " Jyuushi X adalah satu-satunya di kota ini untuk saat ini." Kirito kemudian menjawab Sinon dengan suara gugup, "Ya, sepertinya Sterbentidak ada di sini. Dengan kata lain, Jyuushi X adalah Death Gun , dan mangsa adalah ..." Kirito menggunakan jarinya untuk menunjuk alatnya sendiri, menunjukkan sebuah bangunan yang sedikit barat dari stadion di pusat-nama itu Ricolo. Sendirian, jika dia ingin pindah ke tempat persembunyiannya ke tempat lain, ia harus menempatkan dirinya dalam jangkauan penembakan Jyuushi X. Seperti Sinon mengangguk kepalanya, cahaya yang mewakili Ricolo mulai bergerak ke pintu keluar gedung. Begitu ia melangkah ke jalan, ia akan segera terkena peluru senapan sniper L115 setrum. Mereka harus menghentikan Death Gun tidak peduli apa sebelum ia menembakkan pistol itu hitam.

Kirito lalu menyimpan perangkatnya dan memandang Sinon. Dia tampak seperti memiliki sesuatu untuk dikatakan, tapi dia hanya mengatakan, "Tolong lindungu aku." "Mengerti." Sinon menjawab sederhana dan bangkit. Dia kemudian pindah menaiki tangga di mana Kirito berada di depan, mengamati lingkungan, dan pindah tangan kanannya untuk menunjukkan bahwa mereka harus bergerak sebelum bergegas menaiki tangga. Nama resmi dari pulau ini satu-satunya yang menjadi tahap grand final turnamen adalah ISL Ragnarok .. Saat ini, kota kuno adalah tepat di tengah-tengahnya, dan berdasarkan kota-kota terkenal dari dunia seperti New York City. Ada begitu banyak pencakar langit yang dicampur segala macam fungsi dengan kecantikan tradisional, dan ada iklan bahasa Inggris banyak dan buletin. Tentu saja, hal ini telah menjadi tua dan ditutupi oleh gulma dan pasir. Sinon dan Kirito mencoba terbaik mereka untuk berlari sampai sungai yang menjadi sia-sia. Saat ini, selain mereka berdua, Death Gun dan targetnya, ada juga 5 atau 6 pemain di kota ini. Namun, mereka tidak akan peduli tentang hal itu. Untungnya, scan hanya sekarang tidak menunjukkan siapa yang segera bisa pindah ke posisi mereka. Juga, mereka taksi kuning rusak dan bus besar di jalan bisa menjadi penutup yang sempurna. Keduanya bergerak seperti ini dan terus ke utara. Kota ditinggalkan ini beradius sekitar 700 m, dan dengan bantuan dorongan AGI, keduanya mencapai jarak ini dalam waktu kurang dari satu menit. Mereka bisa melihat bangunan bundar besar, dan itu tujuan mereka. Stadion ini berada di pusat. Sinon memberikan isyarat tangan, dan mereka berlari ke dalam bayangan bus sebelum mengamati sekitar melalui kaca depan rusak. Dinding stadion sekitar 3 tingkat tingginya, dan ada jalan keluar di utara, selatan, timur dan barat. Jika Jyuushi X tidak menjauh setelah menggunakan Scanner Satellite, ia harus menunggu di atas pintu keluar barat. Sinon melebarkan matanya dan menatap bagian atas dinding luar. Dengan 'Eye Hawk keterampilan penglihatan ditingkatkan, efek jarak obyek akan berkurang, dan tingkat identifikasi visual akan meningkat. Dia menemukan bahwa ada sesuatu seperti moncong pistol di lubang segitiga pada dinding beton yang rusak, dan di belakang lubang"Ketemu... Di sana.." Tidak diragukan lagi, laras senapan sniper berada di bawah tempat di mana matahari bersinar. Pada saat ini, Kirito tampaknya mengetahui apa yang Sinon pikirkandan berbisik lembut seperti dia,

"Sepertinya dia masih menunggu Ricolo. Okay ... aku akan menggunakan kesempatan ini untuk menyerang dari belakang.. Sinon, bersiap-siap untuk membidikdi gedung seberang jalan ini." "Eh ... Aku bisa pergi ke stadion juga ... ' Meskipun Sinon keberatan, ia segera terganggu oleh ekspresi Kirito yang kuat dan kuat. "Ini adalah pertempuran di mana kamu dapat menggunakan kemampuan kamu secara maksimal aku percaya bahwa kamu pasti akan menggunakan senjatamu untuk melindungiku ketika aku dalam kesulitan., Jadi aku bisa bertarung dengan orang itu. Inilah gunanya partner. " "..." Setelah kata-kata itu keluar, Sinon hanya bisa mengangguk kepalanya dan setuju dengan rencana Kirito itu. Dia tersenyum, melirik jam tangannya dan melanjutkan, "Kami akan memulai rencana 30 detik setelah aku pergi. Apakah itu cukup.?" "... Ya, itu sudah cukup." "Oke, aku akan menyerahkan sisanya padamu." Kemudian, pendekar pedang berambut hitam punggungnya menjauh dari bus tanpa ragu-raguDia menatap lurus Sinon dari depan, dan kemudian berlari ke pintu keluar selatan stadion berusaha untuk tidak meninggalkan jejak. Sinon melihat badan ramping yang secara bertahap menjauh, dan merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Apakah kegelisahan ini? Atau kecemasan? Keduanya serupa, namun berbeda. Ini adalah-benar, itu takut ... Bagaimana mungkin! Apa yang aku takutkan!? Sinon mengertakkan giginya dan tegas menegur dirinya. -Dalam rangka untuk menang di turnamen ini BoB dan menjadi pemain terkuat di dunia, hal ini harus dilakukan. aku perlu menghilangkan Death Gun orang yang menggunakan kekuatan yang tidak diketahui di luar sistem untuk main-main dengan turnamen, jadi aku harus bekerja sama dengan Kirito untuk saat ini. Saat kita berhasil, lightsaber prajurit akan menjadi musuhku lagi. Setelah aku bertemu dengannya lagi setelah itu, aku akan menekan pelatuk ini tanpa ragu-ragu, membawanya turun dan melupakannya. Itu karena aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Sementara memaksa rasa sakit yang tajam di hatinya, Sinon mulai berlari. Di antara bangunan di jalan-jalan, ada dua macam, yang dapat diakses dan yang tidak dapat diakses. Gedung-gedung yang bisa dimasukkan pasti akan memiliki tempat di mana orang bisa mengatakan bahwa itu adalah sebuah pintu masuk. Ini

bangunan di posisi barat daya dari stadion, dipisahkan oleh jalan lingkar, memiliki lubang besar di dinding yang roboh. Begitu dia masuk, dia akan naik ke lantai 3, dan dia seharusnya dapat melihat jalan di dinding stadion. Posisi dua bangunan tersebutbenar-benar terlalu dekat, dan normalnya, kemungkinan dia akan terlihat jika dia membidik dari sini. Tetapi bahkan untuk orang sekuat Death Gun, ia harus memperhatikan sekitar ketika ia bertarung melawan Kirito. Begitu dia menemukan celah, dia akan menembak tanpa ragu-ragu. Kemudian, dia akan meninggalkan bangunan dan bertemu dengan Kirito tempat lain. Ini seharusnya cukup ... Meskipun Sinon mencoba untuk mengambil tindakan dingin seperti biasa ... Hatinya sudah terpengaruh oleh emosi yang berbeda dari biasanya. Saat ia hendak bergerak melalui lubang runtuh di dinding menara, ia merasakan hawa dingin yang tajam di belakang punggungnya. Saat dia hendak berbalik, Sinon menemukan bahwa ia telah roboh ke jalan. -Apa yang terjadi ... mengapa aku jatuh ...? Dia tidak bisa pulih dengan segera. Ada perasaan merinding di punggungnya ... tampaknya ada sesuatu yang bersinar di sisi kiri penglihatannya ... ia mengangkat tangan kirinya dengan refleks, dan eksterior lengan menerima serangan yang kuat. Setelah Sinon menyadari bahwa dia tertembak, dia bermaksud untuk berlari kembali ke menara. Namun, kakinya tidak bisa bergerak untuk beberapa alasan dan ia segera jatuh kembali. Setelah akhirnya menyadari situasi saat ini, Sinon mencoba bangkit dengan segera, tapi tubuhnya tidak bisa menanggapi perintah sama sekali. Tampaknya ia hanya bisa menggerakkan matanya. Dia mencoba melihat lengan kirinya untuk memeriksa bahu depan yang terkena. Ada sesuatu yang menembus lengan jaket gurun berwarna dan telah menembus ke lengan-itu lebih seperti hal seperti jarum perak dari peluru. Itu hanya 5mm dan diameter sekitar 50mm panjang. Basis menciptakan percikan seperti benang yang datang dengan getaran tajam yang mengeluarkan percikan biru dan putih, dan percikan ini menyebar dari bahu Sinon menuju seluruh tubuhnya. Ini adalahSebuah peluru setrum. Ini adalah peluru khusus yang Pale Rider terima. Assaultrifles, machine guns atau handguns tidak dapat menembakkan itu, dan hanya beberapa senapan sniper besar yang bisa menggunakannya. Namun, Sinon tidak mendengar suara tembakannya. Seharusnya hanya ada beberapa pemain di GGO yang memiliki senapan sniper besar yang bisa menggunakan peluru setrum. Bahkan jika Sinon memikirkan hal ini, dia masih tidak bisa percaya bahwa orang yang menembaknya adalah 'orang itu'. Peluru setrum datang dari arah selatan jalan, tetapi orang itu harusnya berada di perimeter utara dari stadion. Dia seharusnya tidak mengetahui keberadaan Sinon dan seharusnya menembak ke

target lain. Berdasarkan Scanner Satellite pada 9pm, Sinon bisa menyimpulkan bahwa tidak ada pemain lain yang bisa menyerangnya dari selatan. Apakah itu No-no, Huuka atau Yamikaze, mereka akan membutuhkan banyak waktu untuk menerobos daerah reruntuhan ini . Ini benar-benar melakukannya? ... tidak bisa dijelaskan. Mengapa-siapa-bagaimana dia

Apa yang menjawab pertanyaan Sinon itu bukanlah kata-kata, tapi adegan yang muncul di depan matanya setelah itu. Sekitar 20m selatan, ada percikan api cahaya sedikit ruang di mana tidak seharusnya. Dan kemudian, seseorang tiba-tiba muncul di depannya seperti ia merobek dunia terpisah. Tenggorokan Sinon tidak bisa membiarkan keluar suara dan menjerit diam-diam. -Metamaterial Optical Camouflage! Benda ini bisa menyembunyikan diri dengan pembiasan cahaya yang bersinar di permukaan, dan itu dikatakan kemampuan kamuflase yang terhebat. Tapi skill itu hanya dimiliki beberapa boss monster level tinggi. Apakah mereka memiliki sebuah rakasa di tengah pertempuran ini dari turnamen BoB 3rd? Tapi dia tidak pernah mendengar berita ini sebelumnya.

Swoosh! *

Kain abu-abu gelap yang tertiup angin mengganggu pikiran Sinon yang sangat bingung. Itu adalah mantel yang tampak agak compang-camping dan usang, dan ada juga warna abu-abu yang sama yang menutupi kepala. Sinon hanya bisa tetap seperti ini dan menonton penyerang yang menghilangkanoptical camouflagenya dan menunjukkan identitasnya. Orang ini adalah pria berMantle yang tidak seharusnya berada di sini. - Death Gun 'Silent Assassin' yang beberapa menit lalu menyebabkan Pale Rider menghilang, dan bisa juga membunuh pemenang turnamen sebelumnya Zekushiido dan pemimpin skuadron besar Usujio Tarako. Dari bawah mantel yang berkibar, Sinon bisa melihat senapan sniper besar mengarah dekat sepatunya dan dilengkapi peredam di depannya. Jika itu mantel besar memiliki kemampuan kamuflase optik, ia bisa menyembunyikan seluruh senapannya setelah mempersiapkannya, sehingga memungkinkan baginya untuk menembak sambil tak terlihat. Tidak, tidak hanya itu. Dia bisa menghindari bahkan Scanner Satellite ketika sedang menyamar. Jika tidak, akan ada cahaya yang ditampilkan di sekitar daerah ini selama pemindaian sebelumnya. Itu berarti bahwa mantel pria-Death Gun bukan Jyuushi X ...?

Kirito ... Sinon menyebut prajurit lightsaber yang seharusnya di stadion belakangnya, siap untuk menyerang Jyuushi X. Tentu saja, dia tidak akan mendapatkan respon apapun.

Paa .. Paa .. * suara jejak terngiang di telinganya. Orang mantel tampaknya meluncur ke atas seperti saat ia muncul. Jauh di dalam kegelapan kap itu, ia bisa melihat dua sinar merah gelap berkedip.

Death Gun, berhenti sekitar 2m di depan Sinon, dan berdiri di sana seperti hantu. Peluru setrum itu seperti logam bergesekan satu sama lain datang dari wajah yang tidak bisa dilihat. "... Kirito, sekarang, aku bisa mengatakan, jika kamu, yang asli, atau, palsu." Tampaknya bahwa pria mantel sudah tahu bahwa Kirito berada di stadion. Katakata yang ia katakan bukan kepada Sinon yang berbaring di depannya. Suara monoton terus secara terputus, dan meskipun itu datar, orang bisa merasakan emosi yang kuat tersembunyi di dalamnya. "Aku ingat, ketika kamu, mengamuk. Setelah aku membunuh wanita ini ... teman kamu, setelah kamu pergi mengamuk seperti itu lagi, kamu akan menjadi, Kirito yang asli. Ayo ... biarkan aku melihatnya, biarkan aku menyaksikan bahwa pedangmu, yangpenuh amarah, niat membunuh dan kegilaan. " Sinon sepertinya dia tidak bisa memahami makna di balik kata-katanya. Namun deklarasi menakutkan dari orang mantel membuat gadis itu pulih dari shock dan bingung. -Dia ingin membunuhku? Ini orang berjubah yang menggunakan kamuflase optik ini ingin membunuhku? Sinon memiliki api kemarahan membakar dalam dirinya, dan panasnya bahkan mulai membanjiri mati rasanya. Peluru setrum itu masih memiliki banyak percikan api di kiri, tapi mungkin itu karena bagian yang terkena adalah lengan kiri. Jika dia mencoba sedikit lebih keras, mungkin lengan kanannya dapat bergerak sedikit. Untungnya, senjata sampingannya telah berada di pinggangnya, submachine gun MP7 berada di dekat tangan kanannya, jadi mungkin dia masih punya kesempatan untuk memegang dan meremas pelatuk. Dalam jarak pendek, ia harus mampu mengalahkannyahingga dia seluruh pelurunya habis. Bergerak,bergerak ! Mungkin frekuensi gerakan Sinon berpindah dari otak ke AmuSphere dan melampaui mati rasa hasilnya lengan kanannya mulai bergerak sedikit. Jarijarinya sudah menyentuh pegangan MP7.

Tetapi pada saat ini, Death Gun perlahan mengangkat tangan kiri yang dengan tangan kosong dari bawah mantel, menggunakan dua jari untuk menyentuh dahi di bawah kerudungyna. Sinon kemudian melihat bahwa ada cahaya biru 3-lapis lingkaran perangkat mengambang di atas Death Gun, dan merah [REC] garis terus berkedip. Itu adalah pakan kamera secara langsung. Para penonton banyak dari dalam dan luar GGO sedang menonton Death Gun menggambar Salib kemenangan dan Sinon yang runtuh secara memalukan. Tangan kiri kurus yang memiliki sarung tangan kulit hitam melewati dada dan meraih bahu kiri. Selama waktu ini, Sinon akhirnya meraih pegangan dari MP7. Tentu saja, ada safeties pada senjata di GGO, tapi itu jauh lebih umum untuk melihat serangan cepat daripada macet, sehingga hampir semua orang terus mengoffkansafeties mereka. Tentu saja, Sinon sama. Sekarang, dia hanya perlu untuk mengarahkan dan menekan pelatuk. Masih ada waktu. Aku bisa melakukannya. Death Gun, yang akhirnya selesai menggambar lambang salib, menempatkan tangan kanannya kembali ke dalam mantel dan bersiap-siap untuk menarik keluar. Sinon juga menggunakan tangan kanan yang mati rasa untuk mencoba dan ambil MP7 tersebut. Dia hampir menjatuhkan pistol beberapa kali sambil mengangkat keluar, tapi hampir berhasil memeganngnya. Kali ini, SMG mini-yang hampir 1.4kg merasa berat seperti gunung. Namun, Death Gun mungkin harus mengokang pistolnya. Setelah dia melihat itu dan menembakNamunPada saat ini, Death Gun menarik tangan kanannya dari mantel. Momen saat Sinon melihat bahwa pistol otomatis hitam di tangannya, tubuhnya dan lengan kanan segera membeku seperti es. Kenapa? Itu hanya sebuah pistol biasa. Aku telah menghadapi pistol yang lebih kuat dari ini, mengarah padaku, seperti Desert Eagle dan M500. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Memegang MP7 itu lagi, menodongkan pistol itu pada musuh dan menekan pelatuk. Sinon mencoba meyakinkan dirinya sendiri seperti ini dan lagi mencoba untuk memindahkan lengan kanannyaTetapi hanya ketika dia hendak mengambil tindakan ... Death Gun meletakkan tangan kirinya di lengan, dan gerakan ini hanya mengungkapkan sisi kiri pistol ke Sinon. Lebih tepatnya, pegangan logam yang bergerigi dan ukiran kecil di tengah cengkeraman terungkap. Ukiran berbentuk lingkaran, dan ada sebuah bintang di tengah. Sebuah bintang hitam. The Blackstar, tipe 54-pistol itu.

Mengapa ... Me-Mengapa-Mengapa-Mengapa-Mengapa pistol itu di sini?

Dia kehilangan kekuatannya dan melepaskan dari tangan kanannya, harapan terakhirnya, Smg tersebut. Namun, Sinon bahkan tidak bisa mendengar suara pistol jatuh.

Gachink *. Palu itu dikokang. Tangan kiri pria mantel memegang pegangannya seperti ini, dan kemudian menunjuk pistol dari sisi di Sinon dalam Posisi Weaver. Tiba-tiba, ada distorsi aneh dari kegelapan di dalam mantel dan kerudung. Ruang gelap tampak bergoyang seperti lem, menetes dan akhirnya menampilkan dua mata.

Bagian putih mata yang merah, dan pupil yang kecil. Mata membesar tampak seperti jurang maut. Itu orang itu. Bahwa pria yang, 5 tahun yang lalu, mengambil pistol-pistol Type54 menerobos ke kantor pos kecil di kota, di utara, untuk menembak ibu Shino. Pada saat itu, Shino muda kehilangan semua kesadaran diri dan melompat ke pistol, menyambar dan meremas pelatuk untuk membunuh orang itu-mata itu seperti pria itu. -Dia di sini. Dia ada di sini. Dia bersembunyi di dunia ini, menunggu kesempatan untuk membalas dendam. Bukan hanya tangan kanan saat ia kehilangan bahkan lebih dari semua indranya. Matahari terbenam dan abu-abu merah reruntuhan secara bertahap menghilang, meninggalkan hanya mata dan pistol dalam kegelapan. Hati gadis itu tampaknya mengalahkan bahkan lebih keras. Jika ia pingsan sekarang, fungsi keamanan AmuSphere akan menyebabkan Sinon untuk log out otomatis. Namun, kesadarannya jelas saat ia menunggu untuk memicu Blackstar untuk ditekan. Pistol itu mengeluarkan suara, * Kiriri *. Setelah jari yang bergerak beberapa inci, palu akan memukul pin penembak, dan menembak peluru kaliber

.30 logam. Itu bukan kerusakan dari segi nilai, namun peluru nyata. Ini akan menembak melalui hati Sinon / Shino dalam dan di luar permainan, menghentikannya, membunuh dia. Sama seperti apa yang Shino lakukan pada manusia di hari itu. Itu adalah fakta yang tidak bisa dihindari. Bahkan jika dia tidak bermain GGO, dia akan tertangkap oleh pria ini di beberapa tempat. Itu semua tidak berarti. Tepat ketika kesadarannya sedang menyerahSebuah kedipan perasaan, sekecil pasir halus, masih tersisa. aku tidak mau menyerah. Aku tidak ingin semuanya berakhir di sini. aku akhirnya berhasil memahami arti kekuatan dan pertempuran. Jika aku bisa tetap dengan orang itu dan melihatnya, suatu hari, aku akan ... Pikiran Sinon itu akhirnya terganggu oleh tembakan yang mengguncang langit. Dia tidak tahu di mana dia dipukul, tapi masih menutup matanya, menunggu kesadarannya memudar. NamunOrang mantel di depannya adalah orang yang mengguncang. Mata itu dalam tudungnya menghilang, menjadi titik merah lagi. Bahu kanan dari mantel itu berkedip-kedip dengan beberapa efek kerusakan oranye khusus. Jadi seseorang ditembak Death Gun, hanya ketika Sinon bertanya-tanya siapa itu, suara tembakan kedua diikuti. Peluru yang terbang saat ini melewati bahu kiri pria mantel itu. Dari suara itu, kaliber senjata harus cukup besar. Orang mantel segera berjongkok dan bersembunyi ke dalam lubang besar menara. Sinon bisa melihat tindakan Death Gun dari posisinya. Dia menempatkan Blackstar kembali ke sarung senjatanya, mengeluarkan L115 di punggungnya dan dengan cepat mengisi magazinenya. Tampaknya ia ingin beralih dari peluru setrum ke pasti-membunuh peluru 0,338 Lapua. Gerakan Musuh dalam menyiapkan senapan sniper besar yang membuat Sinon, sesama penembak jitu, merasa agak terkesan. Setelah membidik, ia menarik pelatuknya tanpa ragu-ragu. * wusss * tembak dan serangan ketiga terjadi pada waktu yang sama. Tapi kali ini, musuh tidak menyerang dengan senjata. Sesuatu yang tampak seperti bisa berguling ke jalan antara Sinon dan Death Gun-granat. Death Gun segera berpindah ke dalam gedung begitu ia melihatnya. Sinon hanya bisa menutup matanya. Jika granat meledak di sini dalam jarak ini, ia akan menderita luka agak serius. Namun, akan lebih baik daripada ditembak oleh Blackstar Death Gun. Itu benar, dia mungkin juga mati seperti ini. Untuk mundur dari turnamen ini, dan kemudian mundur dari GGO, tidak, VRMMO, dan hidup

low-profile di dunia nyata, selalu merasa takut tertangkap oleh orang itu suatu hari ... Namun, perkembangan saat ini melampaui harapan Sinon. Logam dapat yang meledak setengah detik lalubukanlah granat plasma yang kuat pemain biasa suka gunakan, dan baik itu yang normal atau napalm pembakar tapi itu akan menyemburkan keluar asap berbahaya. "...!" Asap putih langsung menutupi penglihatan Sinon, dan dia tidak bisa melakukan apapun selain menahan napas. Ini kemungkinan akan menjadi kesempatan terakhirnya untuk melarikan diri. Namun, efek mati rasa belum lenyap. Meskipun ia seharus dapat bergerak setelah dia mengeluarkan peluru yang bersarang di bahu kirinya, Sinon tidak bisa menggerakkan tangan kanannya untuk melakukan hal ini. Dan pada saat ini, dia bahkan tidak punya keinginan untuk berdiri dan melawan. Sinon tidak mampu untuk tetap tenang dan hanya bisa berbaring di lantai dengan matanya melebar sampai lengan-itu kirinya dicengkram oleh seseorang. Orang ini hanya menarik tubuhnya kira-kira seperti itu. Orang itu melemparkan kesamping Sinon pistol besar yang tidak bisa ia lihat dan meletakkan tangannya di punggungnya. Gadis itu bahkan tidak memiliki kesempatan untuk sempoyongan sebelum dia diangkat ke dalam pelukan orang itu bersama dengan Hecate di bahu kanannya. Percepatan yang tampak seperti itu akan membawa tubuhnya ke arah yang diikuti nya. Hiuu! Udara terdengar di sampingnya, dan asap sekitarnya mulai meniipis. Waktu saat penglihatan Sinon pulih kembai, dia melihat pemain lain yang sedang menggendong dia di depannya, berlari ke depan. Orang itu telah dekat kulit putih transparan, obsidian-seperti pupil dan rambut hitam mengalir. Kiri ..., to. Sinon ingin memanggilnya, tapi tidak mampu untuk membuat suara. Dia adalahgadis cantik-yang wajahnya seperti menunjukkan pandanganserius ke-tidak, itu lebih seperti dia benar-benar putus asa. Dia mengerti bahwa ia menyuruh sistem saraf untuk mengerahkan perintah gerakan fisik untuk avatar-nya. Ini diharapkan bahwa ia akan mengalami begitu banyak kesulitan. Bahkan jika Kirito adalah STR pemain first-type, dan ia hanya memiliki lightsaber ringan dan pistol, ia akan berada di batas sambil membawa Sinon dan Hecatenya. Itu sebuah keajaiban baginya untuk berlari bahkan pada saat ini. Juga, mencermati, orang bisa mengatakan bahwa Kirito sendiri tidak sepenuhnya tanpa cedera. Luka-luka baru di pundaknya kanan dan kiri yang memberi efek merah khusus. Dari intensitas cahaya, kaliber peluru yang mengenainyanya seharusnya agak besar.

GGO adalah VRMMO yang berasal dari Amerika, sehingga tingkat penyerapan nyeri harus agak rendah. Dengan tingkat kerusakan, bahkan jika ia tidak merasa sakit, harus ada beberapa bentuk mati rasa pada dirinya. ... Itu sudah cukup. Turunkan aku dan melarikan diri. Meskipun ia berpikir begitu, gadis itu masih belum bisa mengatakan itu pada akhirnya. Seluruh tubuhnya, tidak, bahkan kesadarannya benar-benar mati rasa. Dengan demikian, Sinon hanya bisa berkedip meskipun ia melihat peluru kaliber besar terbang keluar dari belakang. Pikiran mengantuk nya berpikir. Dia tidak mendengar suara tembakan tadi, yang berarti bahwa peluru itu ditembakkan dari Death Gun L115. Dengan efek smoke screen, tembakan ini sangat akurat, yang berarti bahwa ia berada tepat sesudah mereka. Dia tidak tahu seperti apa karakter musuh itu, tapi dia tidak bisa lebih lambat dari Kirito yang membawa Sinon, dan itu hanya akan menjadi masalah waktu sebelum mereka terjebak. Kirito sendiri harus memahami hal ini juga. Namun, prajurit lightsaber tidak pernah mau untuk menghentikan atau menempatkan Sinon ke bawah. Dia hanya mengertakkan giginya, sulit bernapas, dan terus berjalan ke depan. Keduanya berlari ke sisi timur stadion bundar, siap untuk meninggalkan dari sisi utara dari reruntuhan. Seperti sisi selatan, ada jalan utama yang membentang di depan. Ada sebuah mobil rusak sedikit dan bus yang tersebar di seluruh jalan, tapi itu tidak cukup bagi mereka untuk meninggalkan reruntuhan ketika sedang benarbenar bersembunyi. Kemanakah Kirito akan berlari? ... Yang menjawab keraguan Sinon adalah lampu neon papan iklan yangsetengah rusak. Kata-kata yang berkedip-kedip lemah di bawah matahari terbenam menunjukkan kata-kata [Rent-a-Buggy & kuda]. Ini adalah wilayah sewa transportasi berawak dan ibukota Gurroken juga memilikinya. Di antara 3 kereta di motorpool, dua dari mereka hampir benar-benar rusak, dan hanya satu tampak seperti itu masih bisa beroperasi. Namun, itu bukan alat transportasi hanya untuk mereka untuk menyewa. Seperti apa iklan mengatakan, bahkan ada beberapa yang besar hewan berkaki empat di samping kereta-kuda. Tapi tentu saja, kuda-kuda itu bukan binatang nyata, tetapi kuda mekanik dengan bingkai logam dan gigi menunjukkan luar. Juga, tampaknya hanya ada satu yang masih bekerja. Kirito bergegas ke atas motor dan ragu-ragu mengenai apakah mereka harus memilih kereta 3-roda atau kuda mekanik. Sinon memaksa keluar suara lembut dari yang masih kaku mulutnya, "Seekor kuda akan ... terlalu sulit. Kemampuannyadapat menerobos hambatan besar .... Tapi itu benar-benar sulit untuk mengendalikannya." Meskipun tampaknya bahwa hampir tidak ada yang mampu mengendalikan kereta tangan-terkontrol 3-roda, kuda mekanik yang keras-untuk memahami kepribadian

akan membuat banyak sulit untuk mengendalikan dari kereta. Karena ini tidak memiliki relevansi dengan keterampilan avatar, tapi itu keterampilan sendiri pemain, banyak waktu, kerja keras dan praktek akan diperlukan bagi mereka untuk menggunakan alat-alat transportasi mereka sendiri. Untuk GGO itu hanya beroperasi selama kurang dari satu tahun, tidak boleh ada banyak orang yang memiliki begitu banyak waktu untuk berlatih. Mendengar kata-kata Sinon, Kirito tampak ragu, tapi ia segera menganggukkan kepalanya dan berlari menuju kereta beroda tiga satunya yang masih bisa bekerja. Dia menyentuh layar panel dan menyalakan mesin, biarkan Sinon duduk di panel belakang, dan begitu ia naik ke kursi sendiri, ia memukul percepatan pada kereta beroda tiga. Roda belakang besar segera mengeluarkan suara menggosok tajam, memberi dari asap putih dan mulai berputar. Sebagai kendaraan pindah ke jalan utara, Kirito segera berhenti dan berteriak, "Sinon, apakah senapan snipermu bisa menghancurkan kuda itu?" "Ya ..." Sinon mengeluarkan peluru setrum dengan tangan kanan yang akhirnya berhasil melepaskan diri dari mati rasa dan mengedipkan matanya. Dia melihat kuda mekanik belakang dan segera mengerti maksud Kirito itu. Dia khawatir bahwa mantel pria-Death Gun akan menggunakan kuda itu untuk mengejar ketinggalan. Sinon benar-benar merasa bahwa itu tidak benar-benar mungkin, tapi dia masih mengangguk kepalanya. "Baik ... aku akan mencoba ...." Dia menggunakan tangannya yang masih gemetar untuk membawa Hecate yang telah dilepaskan talinya, dan membidik pistolnya pada itu kuda logam yang berdiri 20m jauhnya. Ini adalah jarak di mana dia bisa mengenainya tanpa bertujuan melalui lingkup dan assist penggunaan keterampilan. Lalu Sinon menaruh tangannya di atas pelatuk, reticle hijau muda segera muncul. Dia mengumpulkan titik di sisi kuda, dan jarinya bersiap-siap untuk mengerahkan kekuatan-...

Kachink! *

Ketekutan ini membuat Sinon melebarkan matanya. Dia tidak bisa menekan pelatuk. Sinon bertanya-tanya apakah dia sengaja menyalakan keselamatan pada, dan berbalik untuk memeriksa sisi pistol keakungannya. Namun, itu tidak terjadi. Penembak jitu itu kemudian mencobanya lagi, tapi memicu merasa seperti itu dilas dan mengetuk tangan kanan ke samping, "Eh ... kenapa ..."

Gachink *, * gachink *

Tidak peduli berapa kali ia mencoba, itu adalah hasil yang sama. Dia menatap kosong pada jarinya, dan apa yang muncul di depannya adalah adegan luar biasa. Jarinya bahkan tidak menyentuh pelatuk. Ujung jari putih dan logam halus memiliki kesenjangan antara mereka, beberapa milimeter lebar. Dan tidak peduli seberapa keras ia diberikan kekuatan, dia hanya tidak dapat menghapus jarak itu ... "... Aku tidak bisa menekannya ... mengapa ... MENGAPA TIDAK BISA aku menarik pelatuk? ...!" Suara yang berasal dari tenggorokannya sendiri keluar dengan lembut dan serak. Tampaknya orang yang menjerit itu bukan sedingin es seperti sniper, tapi Asada Shino di dunia nyata. Pada saat ini ... Seseorang muncul di balik asap tipis di sisi timur stadion. Mantel pada musuh mengguncang, dan dia masih memegang senapan sniper besar. Tentu saja, dia Death Gun-atau mungkin ia bisa orang itu yang sama dengan penampilan ini. Mata Sinon menjadi gelap. Kakinya kehilangan kekuatan. Tubuhnya mulai menjadi dingin. Ahh ... bagaimana ini bisa terjadi? Itu adalah tanda yang cocok. Sinon, yang memiliki kepribadian yang berbeda dari Shino kehidupan nyata, tidak pernah berfikir ini akan terjadi sebelumnya. Hal itu bahkan tidak terjadi ketika ia pertama kali login dan langsung dipaksa untuk menggunakan pistol ... "Sinon, pegangan!" Tiba-tiba, suara kuat dan kuat terdengar bersamaan dengan tangan yang meraih lengan kirinya dengan keras. Sinon berpegangan pada tubuh Kirito begitu saja. Kemudian, mesin fosil tua bakar itu segera mengeluarkan geraman. Roda depan kereta terangkat dan kemudian terbang seolah-olah itu melesat ke jalan. Setiap kali Kirito menggunakan kakinya untuk menginjak pedal, Sinon merasa bahwa percepatan itu membuat dia terdorong ke belakang. Sementara dikelilingi oleh rasa takut, ia terus mempertahankan kesadarannya dan meraih ke tubuh kurus di depannya dengan semua yang dia punya. Sebuah kekuatan gelap terus mencoba menelan dirinya, dan kehangatan tubuh Kirito adalah senjata yang bisa ia gunakan untuk melawannya. Kereta berkuda itu mencapai top speednya dan mengeluarkan raungan tajam di dalam kota dan mulai melaju di jalan. -Bisakah kita ... melarikan diri dengan aman ...? Meskipun dia merasa cemas, Sinon tidak memiliki keberanian untuk berputar. Sekarang yang dia tahu adalah bahwa tubuhnya masih gemetar.

Gadis sniper menggerakkan jarinya dengan kaku, siap untuk memindahkan Hecatenyalalu membawa dengan tangan kanannya ke bahunya. Pada saat ini, suara cemas Kirito terdengar lagi, "SIAL-, INI MASIH BELUM CUKUP! JANGAN SANTAI DULU!" Saat dia melihat kebelakangDia melihat kuda mekanik yang tidak berhasil dihancurkan keluar dari lapangan motor dan secara berangsur-angsur mendekat. Gadis itu melebarkan matanya tak percaya, tapi ia tidak perlu memberi tahu siapa yang mengendarai benda itu. Mantel pada pengendara berkibar seperti sayap hitam gagak. Dia membawa L115 di punggungnya dan memegang tali logam dengan kedua tangan. Dia menginjakkan kaki dipedalnya dan bergerak naik turun saat kuda berlari, dia seperti pengendara yang sudah ahli. Clak, clak. Langkah-langkah yang berat menyebabkan ini Sinon kebingungan. "Kenapa? ..." Dia benar-benar bisa naik kuda. Dia mendengar bahwa bahkan mereka dengan pengalaman berkuda di kehidupan nyata akan mengalami kesulitan mengendalikan kuda mekanik di dunia ini. Namun, kuda hitam itu berlari dan melompati kendaraan yang sudah ditinggalkan, mengejar dengan kecepatan yang sama dengan buggy yang ia kendarai. Penampilannya membuatnya tampak bukan pemain biasa seperti Sinon, melainkan, konsentrasi ketakutan dalam hati gadis itu mengalir keluar. Meskipun ia mencoba untuk berpaling, dia tidak bisa membantu tetapi berkonsentrasi pada wajah pengendara yang berada 200m di belakang mereka. Sinon jelas tidak bisa memberitahu jaraknya dengan jelas, tapi dia merasa bahwa dia bisa melihat mata yang jauh di dalam kegelapan dalam tudung kepalanya dan mulut berdarah yang tersenyum. "Dia mengejar ... ! Lebih cepat ...menjauh ... menjauh ...!" Sinon berteriak dengan suara yang lembut. Dan Kirito tampaknya merespon permintaannya sambil mempercepat kereta beroda tiga itu hinggakecepatan penuh. Tetapi saat ini, roda belakang kereta mengenai tanjakan dan melompat, menyebabkan bagian belakang bergeser ke kanan. Sinon menjerit dan langsung bergeser ke kiri, berharap bisa menyeimbangkan buggy. Jika kereta jatuh saat ini, Death Gun akan menangkap mereka dalam 10 detik. Kirito sedang mengutuk sementara ia mengontrol kendaraan yang guncang itu.

Buggy ini mengeluarkan suaragesekan yang tajam dan miring ke kiri dan kanan, dan beberapa detik kemudian, akhirnya kembali seimbangan lagi dan bergerak lebih cepat. Namun, Death Gun menggunakan kesalahan kecil iniuntuk mengurangi jarak di antara mereka. Saat mereka melewati jalan raya dari reruntuhan, hambatan terus muncul seolaholah seseorang sedang bermain lelucon dengan mereka, menyebabkan kereta untuk terus gemetar dari sisi ke sisi ketika dikendarai dengan cepat. Juga, ada lapisan debu tipis di seluruh permukaan jalan, dan roda akan bergetar jika melewatinya. Setiap kali itu terjadi, kereta tersebut akan miring sedikit ke samping, dan Sinon menjadi tegang. Meskipun pengejar mereka berada di kondisi yang serupa, jalan yang penuh rintangan ini lebih menguntungkan bagi kuda mekanik. Dengan demikian, orang mantel di belakang terus dengan mudah menghindari mobil-mobil rongsokan dan mendekatke kendaraan Sinon dan Kirito. Juga, musuh memiliki keuntungan lain. Meskipun kereta beroda tiga dan kuda mekanik adalah alat transportasi yang bisa menampung dua orang, ada dua orang pada kereta, dan satu pada kuda mekanik. Tentu saja, kereta akan lebih lambat dalam percepatannya. Setiap kali kuda itu melewati sebuah hambatan, sosok dibelakang semakin mendekatdan terlihat lebih besar. Meskipun terdapat jarak diantara mereka, Sinon masih merasa ada suara logamyang membuat bagian belakang lehernya sakit. Hanya ketika kedua pihak berada 100m satu sama lain, Tangan kanan Death Gun melepaskan tali dan mengarahkansesuatu pada mereka berdua. Yang dia pegang adalah - pistol hitam, Type-54 Blackstar. Sinon, yang merasa seperti seluruh tubuhnya jatuh ke dalam freezer, tidak bisa bergerak ke buggy untuk berlindung dan hanya bisa menonton sebuah pistol yang diarahkan pada mereka. Giginya gemetar, membiarkan keluar suara kakaka yang tidak teratur. Fuu, garis merah peluru mengarah ke pipi kanan Sinon. Dia menoleh ke kiri tanpa ragu-ragu. Lalu, pistol itu mengeluarkan suatu cahaya oranye seperti setan dengan mulut berdarah

BAM! *

Peluru yang fatal mengeluarkan suara tajam dan terbang ke arahnya sebelum meluncur 10cm melewati pipi kanannya. Meskipun peluru bergerak melewati buggy dan menghantam kendaraan bekas di depan, partikel yang melayang di udara masih membekas di wajah Sinon . Saat ini, ia merasakan nyeri yang tajam seolah-olah seseorang menyebarkan es kering pada dirinya. "Tidaaak!!"

Kali ini, Sinon berteriak keras dalam kesedihannya. Dia berbalik, menjauhkan matanya dari Death Gundi belakangnya dan wajahnya mengarah ke punggung Kirito. Setelah itu, peluru kedua tampaknya mengenaibemper belakang kereta, dan mereka bisa merasakan sentakan kuat pada kaki mereka. "Tidak .. selamatkan aku ... selamatkan aku ..." Sinon merengek seperti bayi dan terus mengulang kata-kata yang sama berulang kali. Dia tidak bisa mendengar suara tembakan, tapi suara langkah kuda di belakang semakin mendekat, dan tampaknya bahwa Death Gun ingin mengejar kereta dahulu sebelum menembak. "Sinon ... bisakah kau mendengarku, Sinon!" Kirito memanggil nama Sinon lagi, tapi tidak mendapatkan respon apapun. Dia hanya tetap duduk di belakang punggungnya, mengeluarkan suara rintihan yang lembut. "SINON!" Setelah dia kaget karena suara tajam yang dia dengar , Sinon akhirnya berhasil menghentikan rengekannya. Dia memutar lehernya sedikit dan memandangi profil belakang Kirito yang memiliki rambut hitam yang melambai. Kirito melihat ke depan, mendorong kereta beroda tiga sampai batasnya dan berkata dengan suara kaku namun tenang, "Sinon, kita akan tertangkap bila kita terus beginibergegaslah dan tembak dia!" "I. .. Aku tidak bisa melakukan itu ..." Sinon dengan tegas menggeleng untuk menolak. Meskipun ia merasakan beban berat dari Hecate II, berat ini biasanya akan memberatkan tubuhnya meskipun ia tidak merasakannya. "Tidak apa-apa jika tidak mengenainya! Ulurlah waktu!" Kirito bersikeras berteriak, tapi Sinon hanya bisa terus menggeleng. "... Aku tidak bisa melakukannya ... orang itu ... orang itu, dia ..." Orang itu adalah jiwa yang terbangun dari kenangan masa lalunya, dan bahkan jika dia menggunakan dua belas peluru 7mm untuk menembaknya tepat di jantungnya, dia tidak bisa menghentikannya-itulah yang diyakini Sinon. Tembakan langsung saja sudah tidak efektif, apalagi menahannya. Namun, Kirito berbalik, dengan mata hitam yang bersinar cerah. Dia mengatakan, "Kalau begitu kamu yang menyetir, maka aku akan menggunakan senjata itu untuk menembaknya dia!!" Mendengar kata-kata itu, kebanggaan kecil yang tetap dalam hati Sinon bergetar tubuhnya-

-Hecate adalah ... identitasku. Selain aku ... tidak ada orang lai yang bisa menggunakannya ... Pikiran-pikiran mengganggu ini menyebabkan gelombang listrik kecil dari otaknya mengirim sinyal pada tangan kanannya untuk bergerak. Dia perlahan-lahan menggerakkan senapan sniper besar itu dari bahunya dan kemudian menempatkan pistol di atas bagasi belakang di bagian belakang kereta, dengan takut ia memaksa tubuhnya untuk bergerak lalu ia melihat lewatscopeke depan. Kaca pembesar adalah berada di minimalnya, tetapi pada jarak kurang dari 100 meter, sosok kuda mekanik yang membawa Death Gun mengambil lebih dari 30% dari penglihatan di scopenya. Sinon awalnya ingin memperbesar lensanya untuk menembak lurus ke tengah Death Gun, tetapi tangan yang menambah perbesarannya berhenti. Jika dia terus memperbesar, dia akan melihat wajah di bawah tudung itu dengan jelas. Saat berpikir sampai di sini, jari-jarinya tidak bisa bergerak. Sinon kemudian memindah tangan kanannya ke pegangan senjata dan masuk ke posisi sniping. Death Gun seharusnya melihat apa yang Sinon lakukan, tapi ia tidak berniat menghindar, apalagi berhenti. Tangannya memegang tali sambil terus mengejar. Sinon tahu bahwa ia sedang diremehkan, tetapi dia berpikir bahwa Death Gun dapat mengambil pistol-yang terkutuk Type-54 pistol yang Sinon gunakan saat kejadian hari itu, dia tidak bisa merasakankemarahan apapun, semua ketakutannya pun lengkap. Satu tembakan. Hanya satu tembakan akan cukup. Dalam jarak dekat, bahkan jika musuh bisa melihat garis peluru, ada kemungkinan dia bisa gagal. Sinon menghilangkan pikiran-pikiran pesimis dalam dirinya dan berkonsentrasi, siap untuk membiarkan jari telunjuknya untuk menyentuh pelatuk. Namun ... Gelombang kecemasan tindakannya. misterius menyerang, sekali lagi ia mencegah

Tidak peduli seberapa keras ia mencoba, jarinya tidak bisa menyentuh pelatuk. Rasanya seperti dia dan pasangan satu-satunya, Hecate, menolak Sinon untuk melakukannya"aku tidak bisa menembaknya ..." Sinon/Shino bergumam dengan suara serak, "aku tidak bisa menembak, jari aku tidak mau bergerak.. Aku tidak bisa ... tidak bisa melawan lagi." "TIDAK, kamu BISA!"

Suara yang kuat namun tegas berdering dari belakangnya. "TIADA SATUPUN YANG TIDAK BISA BERTARUNG HANYA KARENA MEREKA MEMILIH MENYERAH DALAMPERTARUNGAN!!" Meskipun dia dicaci oleh Kirito saingan terbesar nya, api yang akan hilang dalam diri Sinon hanya berkedip-kedip. Memilih? aku hanya akan memilih menyerah pada pertempuran ini. aku tidak ingin menghidupkan kembali kenangan yang menyakitkan. aku sudah cukup melihat harapanku diambil dan dihancurkan. Itu hanya khayalan untukku berpikir bahwa aku bisa bertahan hidup di dunia ini jika aku memiliki kemampuan. Aku akan selalu membawa rasa takut dendam dari orang itu dan pistolnya. Aku hanya bisa menunduk, menahan napas, tidak melihat, dan tidak memedulikan hal ini ... Tiba-tiba, sepercik api menghangatkan tangan kanan Sinon yang beku. Gadis itu membuka matanya yang pada awalnya ditutup. Kirito awalnya duduk di kursi kereta, tapi saat ini, dia berbalik, dan ia berjongkok di belakang Sinon sambil berdiri di pedal. Dia meraih tangan kanannya, menggenggam tangan kanan Sinon yang hendak jatuh dari genggaman Hecate dan memegangnya dengan tegas. Tampaknya ia mampu mengatur pedal gas kereta beroda tiga seperti saat kereta itu masih berherak ke depan. Namun, mereka akan segera menabrak hambatan. Kirito sendiri tampak seperti dia tidak peduli karena dia berteriak di telinga Sinon. "Aku akan menembak juga! Jadi, hanya untuk kali ini, tolong gerakkan jari ini!" Sinon tidak tau apakah sistem memungkinkan dua orang untuk menembak satu senjata. Namun, panas api yang terpancar dari sentuhan tangan Kirito itu membuatnya merasa bahwa jari-jari bekunya mulai mencair. Jari penembak jitu dengan sedikit gugup menyentuh logam yang berbentuk pelatuk itu. Di matanya, dia bisa melihat garis peluru. Namun, lingkaran tembak itu begitu besar melebihi tubuh Death Gun yang menyebar ke daerah di sekitarnya dan ketidak teraturan gerak. Jantung Sinon sedang dalam kekacauan, dan kereta yang terlalu banyak berguncang. Jika seperti ini terus, tidak ada perlu untuk mempertimbangkan bagaimana musuh akan menghindar, karena peluru tidak akan melesat lurus. "Tidak-Tidak mungkin ... Aku tidak bisa membidik jika kereta ini terus berguncang ..." Sinon dengan lemah mengerang, tapi suara yang tenang segera berdering di samping telinganya, "Jangan khawatir, itu akan berhenti gemetar dalam 5 detik Dengarkan ... 2,. 1, SEKARANG!"

BAM! *

Kejutan yang kuat datang dengan suara yang tiba-tiba, dan kereta berhenti gemetar dengan cara yang ajaib. Tampaknya bahwa mereka terbang di udara setelah dihantam oleh sesuatu. Sinon melirik tanah dari sudut matanya, dan menemukan bahwa ada mobil sport yang membentuk tanjakan. Kirito membiarkan kepala kereta ke arah ini sebelum ia berbalik. ... Kenapa dia begitu tenang bahkan dalam situasi seperti ini? Segera, Sinon bertanya dalam hatinya, tapi dia membantah pertanyaannya sendiri lagi. Tidak ..., ini tidak ada hubungannya dengan menjadi tenang. Orang ini hanya melakukan apa yang bisa dilakukannya. Dia tidak pernah mencoba mencari alasan untuk dirinya sendiri dan memilih untuk bertarung dengan semua dia punya. Ituitu kemampuan nyata orang ini. Selama final pendahuluan kemarin, Sinon pernah bertanya pada Kirito-dengan kemampuan seperti itu, apa dia masih takut. Namun, pertanyaan ini sendiri adalah kesalahan besarnya. Tidak peduli seberapa takut, bermasalah, atau sedih dia, dia masih bisa bergerak. Itu adalah kekuatan nyata. Dia hanya bisa memilih apakah ia harus melakukan hal dengan lebih baik atau tidak, apakah akan menembak atau tidak. Tentu saja, dia tidak bisa sekuat Kirito. Tapi setidaknya untuk saat ini-dia ingin setidaknya memberikan semua yang dia punya. Sinon bertaruh dengan detak jantungya, untuk menekan jarinya yang ia tempatkan di pemicu senjata yang dicintainya. Ini sedikit penyesuaian hanya memicu merasa sangat berat. Namun, dengan dukungan dari tangan yang pemanasan, jari Sinon itu akhirnya meremasnya perlahan-lahan. The reticle yang muncul dalam pemkamungan nya mulai menyusut, tetapi setengah dari musuh masih di luar lingkaran. Dia mungkin, tidak, pasti tidak akan mampu mencapai target. Setelah begitu lama menjadi penembak jitu, ini adalah pertama kalinya Sinon memiliki pikiran semacam itu saat ia menekan pelatuknya. Seperti perasaan mual yang tidak menyenangkan yang hendak muntah, senjata tercintanya Hecate II menembakkan sinar merah, menembak mengeluarkan ledakan keras yang dia tidak pernah dengar sebelumnya. Masih dalam keadaan tidak stabil, Sinon tidak bisa menahan rasa takutnya saat ia tersentak kembali, namun Kirito memeganginya terus. Buggy melompat ke atas dan mulai jatuh, dan Sinon hanya bisa menatap dengan mata terbelalak pada kendaraan dan menonton peluru yang melesat itu. Di bawah matahari terbenam, sebuah garis peluru menyerempet Death Gun naik dengan terdekat meleset dan pergi dengan kanannya.

-Aku meleset ... Masih ada peluru di dalam magazine, namun Sinon bahkan tidak memiliki kekuatan untuk mengeluarkan magazinenya dan hanya bisa bergumam. Namun, mungkin kebanggaan ini Goddess of the Underworld tidak akan membiarkan peluru ini meleset sebagai senapan sniper anti-tank tidak meninggalkan lubang dalam aspal, tapi meleset ke truk yang berada di jalan. Dalam GGO, semua benda buatan yang ditempatkan di zona pertempuran tampaknya berada di sana untuk pemain gunakan sebagai penutup. Tapi seperti yang diharapkan dari sebuah permainan yang bergenre MMORPG dan elemen FPS, setiap objek buatan memiliki sedikit perangkap. Seperti bagaimana tangki bensin atau mesin yang besar dapat menyebabkan api atau bahkan meledak setelah terkenatembakan. Dengan kesempatan ini, kendaraan rongsokan yang berada di jalan mungkin memiliki beberapa gas di dalam tangki bahan bakar. Setelah tertembak oleh peluruLalu truk besar itu mulai mengeluarkan percikan api kecil. Death Gun, yang berada di samping truk itu, dengan segera membelokkan kuda mekaniknya ke sisi lain setelah melihatnya. Tapi sebelum ia bisa melakukan itu, bola api besar meledak, dan cahaya oranye segera menelan bus dan kuda. Kereta beroda tiga yang telah selesai melompat dan mendarat pada saat ini, dan saat mendarat, berguncang dengan luar biasa dan akibatnya mengguncang seluruh jalan utama terjadi pada waktu yang sama. Meskipun adegan ledakan ini tidak bisa dilihat karena mobil sport yang menutupi pandangan, Kirito dan Sinon masih menyaksikan pancaran kuda mekanik menjadi bagian dalam api. -Apakah aku mengalahkannya ...? Sinon memiliki pikiran ini sejenak namun langsung menghilangkan pikiran tersebut. Bagaimana mungkin ledakan itu dapat membunuh Death Gun? Yang memungkinkan adalah hanya mengulur waktu, tetapi untuk mereka, ini benarbenar sebuah keajaiban besar. Kirito, yang berpaling lagi untuk melihat di depan, lalu mencoba untuk memantapkan posisi kereta yang hendak miring ke samping, dan kemudian melanjutkan untuk mempercepat kereta itu. Sinon jatuh ke kursi dan menyaksikan asap melayang ke matahari ungu yang terbenam. Dia tidak bisa berpikir lagi, dan hanya bisa membiarkan tubuhnya terbawa kereta balap itu. Jumlah bangunan dan kendaraan yang ditinggalkan di sisi kedua kiri dan kanan mulai menurun, dan batu-batu alam dan tanaman aneh mulai terlihat. Setelah dia

bangun, ia menyadari bahwa kereta beroda tiga itu sudah melewati tengah pulau tunggal itu dan tiba di padang pasir di utara. Setelah pergi dari jalan aspal yang rusak ke jalan kerikil yang dikompres menjadi butiran pasir.Kereta beroda tiga itu mulai berguncang lebih dan lebih, dan Kirito hanya bisa memperlambat kecepatannya dan dengan hati-hati memindahkan kereta melewati bukit pasir. Sinon hanya bisa menghitung jumlah kaktus di sekitar mereka, namun tampaknya menyadari sesuatu saat ia menatap tangan kirinya. Jarum panjang dan tipis menunjukkan bahwa waktu saat ini adalah 21:12. Hal yang mengejutkannya ialah bahwa mereka hanya menghabiskan 10 menit untuk bergerak dari tepi sungai di selatan dan bergerak ke reruntuhan di sini. Tetapi selama waktu yang singkat ini, final BoB-tidak, game yang disebut GGO ini memiliki perubahan besar dalam definisi Sinon. Saat ia berpikir dengan kepala dingin, ia tahu bahwa pemain yang disebut Death Gun tidak mungkin pria yang ia tembak dalam insiden perampokan kantor pos dahulu. Pistol Type-54 Blackstar yang menyebabkan Sinon berpikir seperti itu bukanlah pistol benar-benar populer, tapi senjata itu juga bukan senjata langka yang langka dan harganya agak murah. Mungkin Death Gun hanya kebetulan memilihnya. Masalahnya adalah bahwa ia dengan segera bisa merasa takut, malu-malu dan bahkan bisa menimbulkan fobia begitu ia melihat pistol itu. Sinon telah memperlakukan musuh-musuh di dunia ini yang menggunakan Blackstar sebagai salah satu tujuan nya. Dia percaya bahwa dia bisa dengan tenang melawan mereka, meskipun senjata itu mengarah padanya, dan akhirnya menguburnya bersama dengan banyak target yang pernah ia kalahkan sejakdulu . Tapi dia pernah merasa gugup ketika dia bertemu secara nyata. Efek dari peluru setrumnya benar-benar hilang, tapi dia hanya merasa seluruh tubuhnya melambat, dan tangannya tidak bisa bergerak tetapi terus gemetar. Bahkan berat normal Hecate yang sering dia bawa menjadi sebuah beban untuknya. -Semuan itu bohong, aku hanya menipu diriku sendiri. Sejumlah besar pemain yang telah kukalahkan, dan aku berpikir itu dapa membuktikan kemampuanku, mereka benar-benar berarti ... Seperti perasaan Sinon yang merasa putus asa, tiba-tiba roda tergelincir, dan kereta kemudian berhenti. Suara Kirito terdengar dari belakangnya, "Ahh ... bagaimana kita bisa menemukan tempat persembunyian di tengah-tengah padang pasir yang luas ini? ..." Mendengar kata-kata itu, Sinon mulai berpikir. Kirito sudah terluka parah setelah datang untuk menyelamatkan Sinon sementara dia diam saja. Sekarang ia harus berpikir untuk bersembunyi di padang pasir dan menggunakan paket pertolongan pertama yang diberikan kepada semua pemain untuk memulihkan HP mereka.

Namun, efek penyembuhan peralatan itu agak lambat. Jika ia memulihkan Hpnya dengan aman, itu tidak akan cukup untuk bersembunyi di balik bukit pasir atau kaktus. Sinon mengangkat kepalanya namun pandangannya masih buram dan melihat sekeliling. Saat ia melihat ada coklat kemerahan berbatu sedikit lebih jauh dari bukit. Dia perlahan-lahan menunjuk ke sana, "... Mungkin ada sebuah gua di sana." "Ah, mungkin kamu benar. Bahwa ada gua untuk menghindari Scanner satelit di gurun." Kirito dengan cepat menjawab dan memutar kereta dari jalan. Beberapa saat kemudian mereka mencapai bukit berbatu dan berputar di sekitar situ. Seperti yang Sinon harapkan, mereka menemukan lubang besar di sisi utara. Kirito melambat dan buggy itu kedalam. Lubang itu agak besar, dan masih ada banyak ruang meskipun mereka melaju dengan kendaraan ke tempat yang tidak bisa dilihat dari pintu masuk. Meskipun di dalam gelap, matahari terbenam yang memantul di dinding masih memungkinkan mereka untuk melihat jari-jari mereka. Kirito mematikan mesin, mengulurkan tubuhnya di lantai berpasir dan berbalik untuk melihat pada Sinon. "Kita akan bersembunyi dari scan berikutnya di sini-ah, tanpaalat scannerkita tidak bisa menerima informasi satelit, kan?" Mendengar pertanyaan yang tidak perlu itu, Sinon tidak menjawabnyanamun memberikan senyum kecut. Dia turun dari kereta dengan kaki yang lemah, tiba di dekat dinding granit, duduk dan berkata, "... Tentu saja. Jika pemain lain ada dekat kita. Mereka akan mencoba keberuntungan mereka dengan melemparkan granat, dan kita berdua akan mati di dalam." "Aku mengerti. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada melepas semua equipmentku dan berenang di dalam air .... Dan ngomong-ngomong soal air ..." Kirito meninggalkan kereta dan melirik pintu masuk gua sebelum berkata, "Orang itutiba-tiba muncul disampingmu, kan? Apakah mantel itu yang memiliki semacam kemampuan untuk membuatnya tidak terlihat? Dia menghilang di jembatan.? Satelit tidak bisa mendeteksi dirinya. Mungkin itu bukan karena ia berenang tetapi menggunakan kemampuan itu ... " "... Aku kira begitu. Kemampuan unik itu disebutMetamaterial Optical Camouflage. Ini biasanya disediakan untuk monster boss ... tapi hal itu tidak aneh untuk memiliki suatu peralatan dengan efek seperti itu."

Pada saat itu, Sinon akhirnya mengerti apa yang Kirito khawatir. Dia melihat ke dalam gua pintu masuk dan kemudian dengan lembut berkata, "... aku berfikir akan aman di sini, karena ada pasir di seluruh tanah, sehingga seseorang yang tak terlihat tidak bisa menyembunyikan jejak mereka, dan juga akan meninggalkan jejak kaki.. Dia tidak bisa muncul tiba-tiba sekarang." "Aku paham, tapi kami lebih baik memasang telinga kita." Kirito akhirnya tampak santai dan kemudian duduk agak jauh di sisi kanan Sinon. Dia mengambil kit pertolongan pertama dari kantong sabuk dan menaikkannya di depan lehernya dengan gerakan kaku sebelum menekan tombol di sisi lain. 'Zzz' suara Lampu pun terdengar, dan lampu merah yang menunjukkan efek pemulihan menutupi tubuh Kirito. Sebuah kit pertolongan pertama-bisa memulihkan HP 30%, namun akan memakan waktu 180 detik, sehingga itu berarti tidak berguna melakukan hal ini dalam pertempuran. Setelah memutar matanya dari sisi kanan, Sinon sekali lagi melihat arlojinya. Waktu sekarang adalah 9:15 pm, yang merupakan Scan satelit kelima. Namun, seperti apa Kirito katakan tadi, sebagai sinyal listrik yang dikirim oleh satelit tidak bisa mencapai bagian dalam lubang ini, peta penerima tidak akan menunjukkan data apapun. Turnamen battle royale yang lalu di mulai pada 8pm, dan berakhir dengan orang yang selamat di akhir Zekushiido mengalahkan Yamikaze dan menang untuk mengakhirnya. Waktu keseluruhannyakurang lebih sekitar 2 jam. Dengan asumsi bahwa tingkat kemajuan adalah sama kali ini, harusnya ada sekitar 10 pemain tersisa. Dalam turnamen terakhir, Sinon menjadi korban ke-8 setelah 20 menit, jadi ini akan jauh melebihi rekor sebelumnya. Namun, dia tidak senang sama sekali. Sinon meletakkan tangan kirinya ke bawah, menykamurkan punggungnya di dinding gua dan bergumam, "... Apakah kamu berpikir bahwa ...Death Gun sudah mati dalam ledakan itu?" Sinontahu bahwa kemungkinannya kecil, tetapi dia ingin meminta pendapat Kirito. Setelah beberapa saat, Kirito menjawab pelan, "Tidak .. Aku melihatnya melompat dari kuda mekanik sebelum truk meledak. Meskipun ia tidak bisa selamat .... aku tidak berpikir dia akan mati ..." Setiap pemain yang akan terkena ledakan tersebut harusnya mengalami banyak kerusakan. Setiap pemain biasa mungkin. Tapi orang itu pasti tidak biasa. Orang bermantel menggunakan Blackstar untuk membunuh Zekushiido dan Usujio Tarako, dan Pale Rider yang kemungkinan besar mati. Mungkin dia sekarang adalah roh berkeliaran di network. Namun, Sinon jelas tidak mengatakan ini dengan keras. Dia hanya menjawab, "Aku

mengerti", dan kemudian menempatkan Hecate ke lantai berpasir di sampingnya, menyatukan kedua lututnya bersama-sama. Sinon menunduk dan mengajukan pertanyaan lain, "Bagaimana kau bisa datang dan menyelamatkan aku saat stadion dengan begitu cepat? Bukankah kamu berada di atas dinding luar?" Kirito tampaknya memberikan senyum kecut. Sinon melihatnya di sampingnya, dan mengetahui bahwa prajurit lightsaber itu masih bersandar di dinding, dengan kedua tangan di belakang kepala. "... Aku tahu kita keliru saat aku melihat Jyuushi Xyang kitakira adalah Death Gun ..." "... Kenapa?" "Karena orang itu tampak seperti gadis yang nyata, tidak seperti karakter lakilakiku,dia terlihat feminim." Mendengar jawaban tak terduga itu, Sinon bergumam "Aku mengerti". Kirito menganggukan kepalanya sedikit dan memberikan ekspresi agak pahit. "Pada saat itu, aku tahu bahwa kita meninggalkan sesuatu yang sangat besar ... pada pemikiran bahwa Death Gun bisa menyerang kamu, aku memaksa diriku untuk menyerangnya ketika dia memperkenalkan dirinya. Aku harus minta maaf padanya nanti ... Di sisi catatan, namanya harus diucapkan sebagai Musketeer X. " "Oh ..." Sinon menjawab lagi, dan kemudian menebak apakah Kirito akan meminta maaf karena metode pertempurannya terlalu kuat atau karena pihak lain adalah seorang gadis. Tetapi hanya ketika dia hendak bertanya, Kirito berkata, "Aku tertembak, namun masih bisamengalahkannya. Ketika melihat ke selatan dari atas stadion, aku menemukanmu tergeletak di lantai ... Setelah aku melihat bahwa hal-hal yang buruk terjadi, aku langsung meraih sniper rifle dan bom asap mislik Musketeer-san melompat dari perimeterku.Lalu aku menembak dan melemparkan granat dan kemudian berlari ke arahmu .... " Kirito kemudian mengangkat bahu pada saat itu, tampaknya menunjukkan 'kamu mengetahui sisanya'. Dengan kata lain, 2 bekas luka peluru pada Kirito berasal dari serangna Musketeer X dan L115 dari Death Gun. Meskipun ia mengatakanmudahnya, prajurit lightsaber itu telah ditembak dua kali setelah menangkis semua serangan saat melawan Xiahou Dun, yang menunjukkan bahwa ia bahkan tidak peduli keselamatan dirinya sendiri ketika ia pergi untuk menyelamatkan Sinon.

Di lain tangan-melihat kembali situasi ini, Sinon jelas-jelas mendorong Kirito ke bawah. Meskipun Death Gun memiliki peralatan yang unik tak terduga Kamuflase metamaterial Optical, Sinon bisa menghindar dari peluru setrum jika dia melihat gerakan di belakangnya. Jika dia bertemu dengan Kirito tanpa lumpuh, mereka bahkan bisa menggunakan kesempatan ini untukmengalahkan Death Gun. Tentu saja, jika Death Gun bukanlah jiwa mati tetapi pemain biasa. Merasa bersalah dan lemah, Sinon ekspresi sedih mengistirahatkan dahinya pada tempurung lutut nya. Dia merasa Kirito mendekat dan mengatakan dengan suara lembut, "Kamu tidak harus begitu keras pada diri sendiri." "..." Sinon mendesah dan menunggu Kirito untuk melanjutkan. "Aku juga tidak menyadari bahwa orang itu bersembunyi di dekat situ. Jika peran kami terbalik, aku akan menjadi orang yang mengambil setrum peluru itu. Kamu akan menyelamatkanku pada saat itu juga, kan, Sinon?." Suara yang terdengar begitu stabilNamun, itu membuat Sinon merasa sangat terluka. Dia menutup matanya dan bergumam pada dirinya sendiri. Orang iniawalnya ia pandang sebagai saingannya ... Musuh yang dia pikir dia bisa jadikan lawanbertarungnamun, ia mengucapkan kata-kata untuk momotivasi dirinya. Kegagalannya, kelemahan semua terlihat olehnya... Saat ini, ia hanya tampak seperti ia sedang menghibur anak-anak. Dan apa yang membuat Sinon tak tahan atau bahkan memaafkan dirinya sendiri adalah bahwa saat dia merasa sangat terhina, dia punya keinginan yang sangat besar untuk menerima kenyamanannya. Dia ingin mengatakan ketakutannya dan nyeri yang menyiksanya, dan menggapai tangannya pada cowok yang satu meter didekatnya ... Bahwa prajurit lightsaber misterius yang memiliki ketulusan dalam seperti itu, bisa membuat Sinon nyaman dalam permainan ... Shino yang sebenarnya dengan semua usaha dan katakatanya. Mungkin Shino bisa mendapatkan penebusan dari kejadian perampokan kantor pos 5 tahun yang lalu. Jika dia melakukan itu, Sinon yang dingin seperti sniper sepenuhnya bisa lenyap. Tapi berbicara tentang itu, bagaimana mungkin dia mengatakan pikirannya yang sebenarnya kepada seseorang yang hanya kemarin bertemu-dan bahkan tidak tahu penampilan aslinya. Sinon tidak pernah mengatakan pemikiran yang sebenarnya bahkan pada Shinkawa Kyouji, temannya selama lebih dari setengah tahun. Saat ia cemas, tak berdaya, bingung dan kacau, gadis itu hanya bisa terus memeluk lutut sendiri.

Ketika ia begitu, setelah beberapa detik ... Suara Kirito itu akhirnya terdengar lagi. "...Kalau begitu aku akan pergi. Beristirahatlah di sini saja dulu, Sinon. Sebenarnya, aku benar-benar berharap bahwa kamu bisa log out .... Tetapi kamu tidak bisa melakukannya selama turnamen ...." "Eh ..." Sinon mengangkat wajahnya dengan cepat. Kirito lalu menggunakan dinding batu untuk membantu tubuhnya untuk berdiri dan memeriksa sisa energi di lightsaber tersebut. "... Kamu berniat untuk melawan ... sendiri ... Death Gun ...?" Setelah selesai Sinon bertanya dengan suara serak, orang lain mengangguk sedikit tapi tegas. "Ya. Orang itu benar-benar kuat. Bahkan tanpa kekuatan itu pistol hitam, peralatan dan statistik sudah sakit kepala.. Paling penting,. Kemampuan sendiri pemain agak unik juga. Sejujurnya, itu sulit untuk mengelahkannya sebelum pistol hitam ditembakkan. Kita hanyamampu untuk melarikan diri sekarang, tetapi setengah dari itu karena itu sebuah keajaiban.. Jika kita menjadi sasaran-Nya ... aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk menghadapinya dengan berani. Aku bahkan mungkin meninggalkanmu dan melarikan diri ... jadi aku tidak bisa mengambil risiko jika kamu mengikutiku. " "..." Sinon awalnya berpikir bahwa ini prajurit lightsaber benar-benar percaya diri dengan kemampuannya sendiri, jadi dia tidak bisa membantu, tetapi melihat wajahnya setelah mendengarucapan yang tak terduga ini. Pada saat ini, muncul kilatan di mata hitamnya, menunjukkan rasa tidak aman yang ia tidak pernah miliki. "... Meskipun kamu takut pria itu?" Mendengar pertanyaan Sinon, Kirito menempatkan kembali lightsaber ke sabuknya dan tersenyum pahit. "Ya, tentu saja. Jika itu aku yang lama ... bahkan jika aku tahu bahwa aku bisa mati, aku akan melawan dia dengan semua aku punya ... Tapi... Aku punya banyak hal yang ingin aku lindungi. Jadi aku tidak bisa mati sekarang, aku benarbenar tidak ingin mati ... " "Sesuatu .. untuk dilindungi ...?" "Yup. Tidak peduli apakah itu dunia maya ... atau dunia nyata." Dia mungkin berbicara tentang hubungannya dengan beberapa orang. Kirito berbeda dari Sinon. Dia punya banyak teman-teman yang merasakan hal yang

sama seperti dia. Gadis itu merasakan sakit yang tajam di dalam hatinya, dan katakatanya bergegas keluar, "... Maka kamu mungkin juga hanya bersembunyi di sini, benar? Kita tidak dapat secara otomatis log out di BoB, Tapi kita dapat pergi ketika itu hanya kita dan seseorang lainnya. Kita melakukan bunuh diri untuk membiarkan menang orang yangke-3, turnamen akan berakhir. " Mendengar itu, Kirito membelalakkan matanya, namun segera tersenyum, berkata 'Aku mengerti', dan menggelengkan kepalanya. Sinon sudah memprediksi bahwa ia akan merespons begitu. "Ada suatu metode. Tapi.... Aku tidak bisa melakukannya. Death Gun seharusnya bersembunyi di suatu tempat dan memulihkan HP nya. Jika kita membiarkan dia pergi sampai berakhirnya turnamen, siapa yang tahu berapa banyak orang yang akan dia bunuh ..." "... aku mengerti." Kau benar-benar kuat." Meskipun ia mengatakan bahwa ia memiliki sesuatu yang ia ingin lindungi, dia tidak kehilangan keberaniannya mempertaruhkan hidupnya untuk melawan Death Gun. Dan aku tidak memiliki dua hal ini lagi. Sinon hanya bisa tersenyum lemah, memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah dia meninggalkan medan perang ini. Sinon sudah kehilangan semua keberaniannya setelah ia menghadapi pistol hitam yang Death Gun keluarkan di jalanan di reruntuhan. Dia menangis berkali-kali saat ia melarikan diri dan bahkan tidak bisa mengendalikan identitas sebenarnya, Hecate. Sniper Es Sinon berada di ambang kehilangan. Jika ia terus bersembunyi di gua seperti ini, dia tidak akan pernah percaya pada kemampuannya sendiri lagi. Hatinya akan menyusut, jari-jarinya akan kaku, dan tidak mungkin ia bisamemukul sesuatu lagi. Melupakan memori yang dia ingat, dia yang nyata di dunia nyata nya akan selalu khawatir tentangpria yang muncul dari bayang-bayang jalan-jalan malam atau dari balik pintu. Itu akan menjadi dunia maya dan nyata yangmenunggu Sinon / Shino. "... Aku. .." Sinon berpaling dari Kirito dan berkata lembut, "Aku ... tidak akan melarikan diri." "Eh ...?" "Aku tidak akan melarikan diri. aku sudah memutuskan untuk tidak bersembunyi terus.. Aku ingin pergi keluar dan melawan orang itu." Kirito mengerutkan dahi, bagian atas tubuhnya membungkuk ke Sinon dan berbisik,

"Kamu tidak boleh Sinon. Setelah kamu tertembak orang itu .... kamu benar-benar akan mati. Aku bukan hanya punya skill bertarung pedang, aku juga memiliki keterampilan defensif. Kau berbeda. Keadaanmu akan jauh lebih berbahaya daripadaku jika orang tak terlihat itu menyerang. " Sinon menutup mulutnya untuk saat ini, tetapi segera setelah itu, berbicara dan menyimpulkan. " Aku tidak peduli bahkan jika aku mati." "... Eh ..." Mata Kirito melebar lagi, dan Sinon berkata pelan, "... Tadi ... aku benar-benar takut benar-benar takut kalau aku akan berakhir mati seperti itu. Aku lebih lemah daripada aku yang 5 tahun yang lalu .... Aku bahkan mempermalukan diriku dengan berteriak ... aku tidak bias melaukannya. Jika aku tetap bersembunyi, aku mungkin juga mati!. " "... Itu hal normal. Siapapun pasti takut mati?." "Aku muak merasa takut, Aku muak hidup dalam ketakutan .... Aku muak hal ituaku tidak akan memintamu untuk menemaniku, aku bisa berjuang sendiri." Setelah mengatakan itu, lengan lemah Sinon itu mulai mengerahkan kekuatan dan bersiap-siap untuk bangun. Namun, lengan yang diraih oleh Kirito sampingnya. Dia bertanya lembut dengan suara gugup, "Kau mengatakan bahwa kamu ingin melawan sendirian dan mati sendiri ...?" "... Ya. Itu mungkin nasibku..." Dia membuat dosa besar, tapi tidak dihukum untuk itu. Dengan demikian, orang itu akan datang kembali untuk memberinya hukuman. Death Gun bukanlah sebuah jiwa-tapi sebab dan akibatnya. Ini sudah diputuskan. "Lepaskan aku ... Aku harus pergi ..." Sinon mencoba melepaskan tangan Kirito lagi, tapi ia menyambar dengan kekuatan yanglebih. Mata hitamnya bersinar. Bibir kecil yang indah itumengeluarkan kata-kata yang intens sehingga tidak sesuai dengan penampilan sempurna sama sekali, "... Kau salah.Tidak ada seorangpun yang akan mati sendirian. Setelah seseorang meninggal, posisinya dalam hati seseorang akan lenyap juga. Hatiku sudah memiliki keberadaan kamu, Sinon!" "Aku tidak menyuhmu mengingatku... aku, aku tidak pernah berharap untuk memiliki hubungan dengan siapa pun!" "Tapi bukankah kita telah berhubungan satu sama lain?" Kirito mengangkat tangan Sinon dan menggerakkannya di depannya.

Pada saat ini, emosi yang kuat yang menekan dalam hati Sinon tiba-tiba meledak. Dia mengertakkan gigi dan menggunakan tangan yang lain untuk meraih kerah Kirito itu. "Lalu ..." Kelemahan dari ingin dihibur dan dorongan untuk dimusnahkan menciptakan perasaan yang dia tidak pernah rasakan sebelumnya, menyebabkan dia untuk mengatakan kata-kata ini keluar dari dalam dirinya. Tatapan berapi-api Sinon itu menatap wajah Kirito dan berteriak, "LALU LINDUNGI AKU DENGAN SEGENAP HIDUPMU !" Matanya tiba-tiba berputar, dan ada sesuatu yang panas mengalir di wajahnya. Sinon kemudian menyadari bahwa air matanya sudah mengalir keluar dari matanya, menetes.

Dia menjabat tangan kanan yang ditahan dan tegas mengepalkan tinjunya untuk membanting di dada Kirito itu. Dua kali, tiga kali, dia mengerahkan semua kekuatannya ke tubuh Kirito itu. "Kau tidak tahu apa-apa sama sekali ... tidak bisa berbuat apa-apa, jadi berhenti bertindak seperti kamu tahu apa yang terjadi! Ini ... ini adalah pertempuranku, hanya aku! Bahkan jika aku kalah, bahkan jika aku mati, kau tidak memiliki hak untuk menasehatiku! Kalau begitu, Dapatkah kamu memikul tanggung jawab ini denganku? ...! " Tangan kanan Sinonberpindah ke depan Kirito. Tangan ini pernah meremas pemicu pistol yang dicelup dalam darah dan mengambil hidup seseorang. Melihat kulit tangannya , dia hanya bisa melihat bahwa tangan pernah membunuh sebelumnya dan masih memiliki titik hitam kecil yang disebabkan oleh partikel mesiu.

"Bisa ... BISAKAH MEMEGANG TANGAN MEMBUNUH SESEORANG SEBELUMNYA!?"

INI

YANG

PERNAH

Garis kutukan itu terbangun dari dalam kenangan Sinon itu. Di dalam kelas, dia akan mendengar 'Jangan menyentuhnya, kamu pembunuh! kamu akan menodainya dengan darah 'ketika dia tidak sengaja menyentuh barang-barang pribadi orang lain. Sejak kejadian itu, Sinon tidak pernah membiarkan siapa pun menyentuhnya, sekalipun. Sinon menggunakan kekuatan terakhirnya untuk mengayunkan pukulan. Seperti seluruh pulau berada di medan perang yang tidak dilindungi, setiap kali Kirito mendapat pukulan, HP nya akan berkurang sedikit demi sedikit. Namun, dia tidak melakukan apa-apa untuk menghindari. "U. .. uu ..." Air mata Sinon jatuh seperti hujan, dan dia tidak bisa mengendalikannyalagi. Dia segera menunduk untuk mencegah orang lain dari melihat wajah menangisnya, dan pada akhirnya, dahinya akhirnya mengarah ke dada Kirito. Tangan kirinya masih berada di kerah Kirito, menyandarkan dahinya ke dada Kirito dengan semua dia punya, membiarkan keluar suara tangisan di antara gigi terkatup-katup. Sinon menangis seperti anak kecil, tapi dia merasa bahwa dia bisa melakukan hal ini. Dia tidak bisa ingat kapan terakhir kali dia menangis di depan seseorang. Setelah itu, Kirito menempatkan tangannya di bahu kanannya. Namun, Sinon segera mengepalkan tinjunya dan mengayunkan tangannya ke samping. "AKU MEMBENCIMU .... AKU SANGAT MEMBENCIMU!!" Saat ia berteriak, air mata virtual terus menetes, dan akhirnya diserap oleh baju tipis Kirito. Itu diketahui berapa lama mereka mempertahankan posisi iniAir mata Sinon itu akhirnya mengering, dan dia merasa lemah seluruhnya seakan jiwanya menyebar, dan hanya bisa mengistirahatkan seluruh tubuhnya pada tubuh ramping prajurit lightsaber didepannya. Setelah menunjukkan perasaannya dia pasti tidak akan membiarkan dirinya untuk mengungkapkannya lagi, sedikit rasa sakit yang datang itu terasa sangat menenangkan. Dia kemudian melanjutkan untuk meletakkan kepala di bahu orang dan terus terengah-engah. Setelah beberapa saat, Sinon memecah keheningan. "... Kau benar-benar besandarpadamu." menjengkelkan ... tapi setidaknya biarkan aku

Setelah dia mengatakan itu, Kirito hanya menjawab 'ok'. Sinon kemudian memindah tubuhnya dan berbaring horizontal pada kaki Kirito yang berselanjar. Ketika dia masih malu ketika Kirito melihat wajahnya, Sinon memutar badannya dari Kirito dan melihat bekas luka peluru yang masih tersisa di sisi kanan belakang roda belakang kereta beroda tiga itu, dan jejak roda yang terlihat dari matahari terbenam yang berasal di dari luar gua. Pikirannya masih bingung, tapi itu berbeda deperti saat pikirannya berhenti ketika ia diserang oleh Death Gun, itu adalah perasaan yang santai. Tanpa sadar, dia mengeluarkan kalimat, "A. .. Aku pernah membunuh orang sebelumnya." Sinon melanjutkannya tanpa menunggu jawaban Kirito, "Bukan dalam permainan ... tapi dalam dunia nyata. Aku benar-benar membunuh seseorang. Pada saat itu ada perampokan yang terjadi di pinggiran di sebelah timur laut 5 tahun yang lalu ... Berita melaporkan bahwa pelakunya menembak tukang pos dan meninggal setelah pistolnya meledak. Namun pada kenyataannya, itu tidak benar.. Aku berada di tempat kejadian. Aku mengambil pistol pelakunya dan menembaknya. " "... 5 tahun yang lalu ...?" Mendengar Kirito bergumam, Sinon mengangguk kepalanya. "Ya . Aku umur 11 saat itu ... mungkin aku melakukan itu karena aku masih kecil.Jadi aku memiliki dua gigi yang patah, dua keseleo di lengan, cedera punggung dan bahu kanan patah. Cidera itu bisa disembuhakan. Tapi ada tidak bisa disembuhkan. " "..." "Setelah itu, aku muntah atau pingsan setelah aku melihat pistol. Bahkan di TV, di manga ... atau pistol palsu yang tidak bisa menembak. Setelah aku melihat seorang pria ... mataku mengingat wajah dari pria yang pernah kubunuh ... Itu menakutkan. Benar-benar menakutkan. " "... Tapi.." "Ya. Tapi itu baik-baik saja di dunia ini. Ketakutanku tidak akan muncul ... dan aku bahkan menyukainya ..." Sinon memindahkan matanya pergi, melihat sosok elegan II Hecate yang tergeletak di pasir, "... Sebuah senjata langka. Jadi aku merasa bahwa jika aku bisa menjadi yang terkuat di dunia ini, aku akan menjadi kuat di dunia nyata dan bisa melupakan kenangan itu ... tapi ... ketika Death Gun menyerang barusan .. ketakutanku... itu muncul kembali...... itu benar-benar menakutkan ... Tanpa sadar, aku bukan Sinon dalam permainan tapi aku di dunia nyata ... jadi aku harus bertarung dengan pria itu. Jika aku tidak bisa mengalahkan dia ... Sinon akan lenyap. "

Dia memeluk tubuhnya sendiri dengan erat. "Tentu saja aku takut mati ... Tapi.... Tapi jika aku terus hidup dalam ketakutan, aku akan takut bahkan ketika aku mati. Jika aku lari tanpa melawan Death Gun dan kenangan itu, aku pasti menjadi lebih lemah dari sebelumnya, dan aku tidak akan pernah bisa menjalani kehidupan seperti biasanya lagi Jadi ... jadi .... " Tiba-tiba, udara dingin menyerang, menyebabkan Sinon gemetar dengan keras. Pada saat ini ... "Aku. .." Tanpa sadar, Kirito mulai terbata-bata seperti anak kecil yang tidak tahu apa yang harus dilakukan, "Aku. .. Aku juga pernah membunuh orang sebelumnya." "Eh ..." Sinon, yang memeluk tubuh Kirito, merasakan tubuhnya gemetar sejenak. "... aku sudah menyebutkan sebelumnya, kan? Bahwa pria bermantel dan Aku. .. Death Gun, kami bertemu di game lain sebelumnya.?" "... Y-Ya." "Game itu disebut ...Sword Art OnlinePernahkah kamu mendengarnya ... sebelumnya?." "..." Sinon sudah menduga nama permainan itu, tapi itu tak membantunya ia langsung menatap wajah Kirito. Prajurit lightsaber menyandarkan punggungnya ke dinding gua, dan matanya yang kehilangan cahayanyasedang melihat ke atas. Tentu saja, Sinon tahu nama dari permainan itu. Atau lebih tepatnya, tidak ada pemain VRMMO di seluruh Jepang yang tidak tahu tentang permainan itu. Bahwa permainan menakutkan menjebak kesadaran 10.000 orang di dalam dunia game selama lebih dari 2 tahun, dan bahkan memakan korban 4.000 orang. "... Jadi, kau ..." "Ya, dalam internet mengatakan, aku disebut SAO SurvivorDeath Gun juga sama denganku. Baik dia dan aku saling berperang, dan kami mencoba untuk membunuh satu sama lain." Mata Kirito itu tampak seperti mereka sedang melihat jauh ke masa lalu, bergerak di udara. "Orang itu adalah bagian dari Guild Merah yang disebutLaughin CoffinDi SAO, kami menetapkan warna dan sebutn penjahatnya yaituOrang Players, dan Guild mereka akan disebut Orange Guild... di antara mereka, Mereka bersenang-senang dalam membunuh disebut Red Guilds Guild mereka .... memiliki banyak orang yang menikmati membunuh orang lain. "

"Ta-Tapi ... dalam permainan itu, bukankah artinya mati didunia nyata jika HPmu menjadi nol ...?" "Itu benar, tapi mereka membunuh karena alasan yang ... Untuk pemain tertentu, membunuh adalah kesenangan terbesar mereka.Laughin Coffin adalah sebuah kelompok.. Mereka membunuh pemain lain di area yang tidak terlindungi, mengambil uang mereka dan peralatan sebelum membunuh mereka tanpa ampun. Tentu saja,. para pemain biasa harus waspada terhadap mereka, tetapi orang-orang masih terus memikirkan cara-cara baru untuk membunuh, menyebabkan jumlah korban terus meningkat. " "..." "Dengan demikian, para pemain normal akhirnya membentuk kelompok perang melawan mereka ... dan aku adalah salah satu dari mereka. Dalam perang itu, kami tidak benar-benar perlu untuk membunuh mereka. Kami hanya ingin mereka menyerah sebelum mengirim mereka ke penjara. Kami mencoba semua yang kita bisa untuk menemukan markas mereka, mengumpulkan beberapa pemain level tinggi yang tidak keberatan dengan itu dan meluncurkan serangan kami di tengah malam. Namun ... Aku tidak tahu bagaimana informasi itu bocor. Musuh sudah memasang perangkap di dasar dan menunggu kami untuk masuk ... kami akhirnya berhasil untuk berkumpul, tapi dalam pertempuran yang tidak normal ini ... aku .. " Tubuh Kirito gemetar dengan keras lagi. Ia membelalakkan matanya, dan napasnya menjadi lebih keras. "Aku secara pribadi membunuh dua anggota Laughin Coffin. Satu dengan menebas kepalanya dengan pedang ... yang lain adalah tusukan di jantung.. Aku hanya merencanakan untuk mengunci mereka di dalam penjara, tapi aku lupa semua tentang itu dan kehilangan kendali diriku sendiri ... tidak, itu hanya alasan. Jika aku ingin, aku pasti bisa mengehentikan pedangku .... tapi aku terus mengayunkan pedangku dalam ketakutan dan kemarahan, dan jujur, aku tidak berbeda dari orang-orang itu,artinya, kesalahanku lebih besar dari mereka karena ... " Kirito dengan paksa mengambil napas dalam-dalam sebelum menghembuskan napas, dan diam-diam melanjutkan, "Karena aku memaksakan diriku untuk melupakan apa yang kulakukan itu.Aku membunuh anggota lain beberapa waktu setelah aku membunuh dua orang itu .... dan setelah aku kembali kembali ke dunia nyata, aku tidak pernah memikirkan mereka. Sampai aku bertemu Death Gun di area tunggu di gedung presidensial.. " "... Jadi, Death Gun adalah bagian dari kelompok yang kau lawan ... Laughin Coffin ..."

"Ya. Seharusnya dia menjadi salah satu anggota yang selamat dalam serangan itu dan terpenjarakan oleh kami. Aku masih ingat kehadirannya dan bagaimana ia berbicara. Hanya sedikit .... Sedikit lagi, dan aku bisa ingat namanya kembali... " Kali ini, ia langsung menutup matanya dan menggunakan kepalan tangan kanannya untuk menekan dahinya. Sinon, yang sedang berbaring di lutut Kirito itu, menatapnya selama beberapa waktu. Anak ini disebut Kirito pernah menjadi pemain Sword Art Online. Dia mempertaruhkan kehidupan nyata di dunia itu dan terus berjuang selama dua tahun. Sinon pernah menebak hal ini sebelumnya, namun itu masih aneh berat-hati untuk mendengar apa yang dikatakannya itu. Dia masih bisa mengingat pertanyaan Kirito itu kemarin dari dalam telinganya. -Jika kamupelurumu bisa membunuh pemain di dunia nyata ... dan ia akan membunuhmu atau orang lain didekatmu jika kamu tidak membunuhnya, masihkah kamu menekan pelatuk tanpa ragu-ragu dalam situasi seperti ini? Kirito adalah orang yang pernah mengalaminya. Dalam arti tertentu, ini sangat mirip dengan insiden perampokan kantor pos di mana Shino diserang 5 tahun yang lalu"... Kirito." Sinon mendukung tubuhnya dan dengan tegas menggenggam bahu Kirito. Mata anak itu tampak agak hilang seolah-olah ia sedang mencari tempat jauh di masa lalu. Namun, Sinon masih mendekatkan wajahnya untuk memaksanya melihatnya, dan berkata dengan suara serak, "... aku tidak bisa menilai apa yang kamu lakukan di masa lalu ... dan aku tidak punya hak. Jadi sebenarnya, aku tidak punya hak untuk mengatakan ini ... tapi tolong katakan padaku ... bagaimana kamu mengatasi kenangan itu? Bagaimana kamu mengatasinya? Bagaimana kamu menjadi begitu kuat ...?? ". Ini benar-benar hal yang agak kejam dan egois untuk mengatakan kepada seseorang yang hanya mengungkapkan kesalahannya sendiri. Namun, Sinon benar-benar tidak bisa menahan diri untuk bertanya. Meskipun Kirito begitu membenci diri sendiri bahwa dia 'memaksa dirinya untuk melupakan', dia tidak bisa melakukan itu. NamunKirito berkedip dua kali, tiga kali, beberapa kali dan menatap mata Sinon, dan ia kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "... aku tidak mengatasi hal itu." "Eh ..."

"Tadi malam, aku terus mengingat pertempuranku melawan Laughin Coffin dan 3 orang yang meninggal terhunus pedangku, dan aku hampir tidak bisa tidur sama sekali. Orang-orang itu, ketika mereka akan menghilang ... ekspresi mereka, suara mereka, kata-kata terakhir mereka, aku kira aku tidak akan bisa melupakan mereka ... " "Bagaimana ... bagaimana bisa begitu ..." Sinon hanya bisa bergumam kosong, "Lalu ... ap ... apa yang harus aku lakukan ... aku. .. aku. .." '-Apakah aku akan menjadi seperti ini selama sisa hidupku? Ucapan ini benar-benar terlalu kejam untuknya. Apakah semua kerja kerasnya sia-sia? Bukankah itu berarti bahwa, bahkan jika mereka meninggalkan gua ini, mengalahkan Death Gun dan menang, Shino di dunia nyata harus terus hidup dalam rasa sakit-yang seperti itu ...? "Namun, Sinon-" Kirito memindahkan tangan kanannya dan menutupi salah satu dari tangan Sinon yang telah meraih bahunya. "Aku merasa bahwa itu normal. Aku kehilangan kesadaranku dan membunuh dengan kedua tanganku sendiri, tapi aku mendapat pujian bukannya dihukum. Tak seorang pun ingin menghukumku, dan tidak ada yang mengajari aku cara untuk menyelamatkan diri. Sampai sekarang, aku tidak pernah melihat apa yang aku pernah lakukan, dan memaksa diriku untuk melupakannya. Tapi aku salah. Faktanya bahwa aku melakukannya, aku telah membunuh mereka secara langsung dengan tangan ini ... aku harus menerima hal itu, mempertimbangkan kepentingan dan situasinya. Sekarang, aku merasa bahwa hanya hal ini yang bisa kulakukan untuk menyeimbangkan kemampuanku ... " "... Memikirkannya ... dan menerimanya... Aku tidak bisa melakukan itu ..." "Tidak peduli bagaimanapun kamu mencoba untuk melarikan diri dari itu, masa lalu tidak akan pernah hilang, dan kenangan kita tidak akan pernah benar-benar hilang. Meskipun begitu kita hanya bisa menghadapinya dan berusaha agar suatu hari kita bisa menerimanya. " "..." Lengan Sinon melemah dan ia menjatuhkan diri ke Kirito, yang sedang berbaring. Dia menyandarkan punggungnya dan kepalanya ke Kirito dan menatap langitlangit gua. Untuk menghadapi ingatan yang ada di kepalanya dan melawan, Sinon tidak berpikir bahwa dia bisa melakukannya. Jalan yang Kirito temukan hanya bisa kirito lewati sendiri , dan ia harus menemukan cara lain untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Meskipun Sinon memikirkan ini, kata-kata Kirito itu akhirnya

berhasil menembus salah satu kesulitan miliknya. Gadis sniper membalik matanya ke wajah yang agak pucat ke tempat yang sedikit gelap, dan kemudian berkata, "... Death Gun..." "Hm?" "Jadi orang bermantel itu benar-benar manusia." "Tentu saja. Dia pasti salah satu mantan player terbaik diLaughin Coffin. Jika aku bisa ingat namanya di SAO, aku dapat menemukan nama aslinya dan alamatnya di dunia nyata. Sejujurnya, ini adalah alasan mengapa aku datang ke dunia ini. " "... Jadi begitu ..." Setidaknya ia tahu bahwa pria bermantel bukanlah jiwa mati yang terbangun dari dalam kenangan Sinon. Dia mengerutkan dahi, berpikir dan melanjutkan, "Jadi orang yang tidak bisa melupakan apa yang terjadi di SAO, ingin PK dan datang ke GGO ...?" "Aku tidak berpikir bahwa dia hanya mengincar seseorang... dia melakukannya ketika banyak orang melihatnya, tidak peduli apakah dia menembakZekushiido,Usujio Tarakoatau menghilangkanPale Rider. Lalu menggambar Salib didepan banyak penonton. Mungkin dia ingin menunjukkan ... bahwa ia memiliki kemampuan untuk membunuh dalam game .... " "... Tapi bagaimana dia melakukannya ... antara AmuSphere dan generasi pertama ... Nerve Gear, bukan? AmuSphere itu berbeda dari generasi pertama, betul? itu dirancang untuk tidak mengeluarkan gelombang elektromaknetik berbahaya, kan? " "Seharusnya begitu ... tapi, menurut orang yang memintaku untuk datang ke dunia ini, penyebab kematian pada Zekushiido dan Usujio Tarako tidak kerusakan otak, tapi gagal jantung ..." "Eh ... jantung ...?" Pada saat mengajukan pertanyaan ini, Sinon merasakan udara dingin yang berhembus, membuatnya sedikit gemetar. Meskipun ia merasa bahwa itu tidak mungkin, ia ingin mengatakan apa yang ada di pikirannya. "... Kau mengatakan bahwa ... ia menggunakan beberapa kutukan atau kekuatan supranatural ... untuk membunuh mereka ...?" Sinon merasa bahwa ia akan ditertawakan jika dia mengatakan itu, tapi Kirito hanya melihat ke arahnya dengan ekspresi tegang. "Sejujurnya ... Aku tidak tahu bagaimana dia bisa membunuh mereka tanpa mengetahui karakter asli pemain di dunia nyata dan menyelidikinya. Aku tidak berpikir bahwa dia secara acak menembak di dunia virtual akan membuat jantung pemain dunia nyata ... tidak, tunggu ... ngomong-ngomong .... "

Ini mungkin kebiasaan dimiliki Kirito saat ia menggunakan jari-jarinya menopang dagu rampingnya dan menutup mulutnya. Saat melihat Sinon ia memberinya tatapan yang membingungkan sambil berbaring di lututnya, dia berbicara dengan ekspresi aneh, "... Itu benar-benar aneh ..." "Apa yang aneh ...?" "Dalam reruntuhan sekarang, mengapa Death Gun tidak menggunakan pistol hitam untuk menembakku dan menggunakan senapan snipernya? Padahal jarak kita berdekatan tadi, dan pistol lebih kuat, tepat di sampingnya.? Itu bisa membunuh musuh dalam satu tembakan. Sejujurnya, aku bahkan tidak bisa mengelak tembakan snipernya. Jika pria itu menggunakan pistol hitam itu, aku seharusnya telah terbunuh olehnya .... " Meskipun itu agak mengejutkan untuk melihat dia memiliki keberanian untuk mempertimbangkan kemungkinan kematiannya sendiri, Sinon masih mengatakan pikirannya, "Mungkin karena tidak ada waktu untuk menggambar simbol Salib ... Sebelum menembak Blackstar itu ... ah, pistol itu disebut Type-54 Blackstar...?" Merasa tercekik saat dia mengatakan nama ini, Sinon melanjutkan. "... Apakah dia harus menarik Salib sebelum menembak Blackstar, atau itu karena ia tidak bisa membunuh jika ia tidak menyelesaikan simbol Salib ...?" "Ya ... tapi ketika kita melarikan diri, pria itu menggunakan Blackstar untuk menembak, kan. Bagaimana dia bisa menggambar Salib di atas kuda?" Saat Kirito mengatakan itu, Sinon melirik kereta beroda tiga di sampingnya. Bekas luka peluru di spatbor belakang bukanlah 0,338 Lapua Magnum, tapi peluru 7.62mm yang lebih kecil. Omong-omong, Sinon sendiri memang melihat Death Gun menarik Blackstar dan menembak tanpa menggambar simbol salib. "Itu benar ... dia melakukannya." "Dengan kata lain, Death Gun memang memiliki kesempatan untuk membunuhku, tetapi oa tidak menembak ke arahku. Tidak, dia tidak mempunyai alasan untuk membiarkanku lari.. aku menang dalam pendahuluan ... sejujurnya, mungkin akulah sasaran utamanya ... " "Maaf karena bukan tontonan yang begitu menarik." Sinon memberikan pukulan siku kirinya di perut Kirito dan membuatnya batuk kecil. "Kalau begitu, mari kita membuat kita berdua menjadi sasarannya. Tapi bagaimanapun, itu tidak seperti orang itu tidak menembakku, tapi mungkin ada alasan mengapa dia tidak melakukannya ...." "Hmm ..."

Sinon memindahkan tubuhnya dan merosot pada kaki Kirito, menempatkan tangannya ditangkupkannya ke kepalanya. Meskipun jengkel dengan anak yang tidak pernah lelah itu, sekarang, ia membutuhkan transfer panas dari avatar di depannya untuk mengejar rasa takut darinya. Merasa agak aman sekarang, ia perlahan-lahan mendapatkan kembali pikiran yang tenang dan terus berpikir. "... Omong-omong, ada sesuatu yang aneh saat ini ...." "Saat ini?" "Pada saat di jembatan logam. Orang itu menggunakan Blackstar untuk menembak Pale Rider, lalu mengabaikan Dyne yang ada disampingnya, kan? aku pikir Dyne akan ditembak juga ..." "Ya ... tapi dia sudah mati waktu itu, kan?" "Dia sudah mati, tetapi sebenarnya, hanya HP nya yang nol dan ia tidak bisa bergerak namun avatar nya masih ada, sehingga kesadarannya sendiri masih ada.. Jika itu adalah kekuatan yang melebihi permainan, itu tidak masalah jika HP ada di sana atau tidak, kan? " Mendengar hal yang disebutkan Sinon, Kirito merenung sejenak dan kemudian berkata, "... Itu benar. Ini aneh hal yang kau katakan itu.. Seperti di reruntuhan sekarang, Death Gun hanya menyerang Pale Rider dan tidak Dyne di jembatan ..." "Dengan kata lain ... kamu dan Dyne, Pale Rider dan aku, kami memiliki titik yang sama ini menunjuk di antara mereka yang dia bisa serang adalah orangorang yang tidak bisa menyerang ...." Sinon merenung dan bergumam. Kirito menganggukkan kepala, dan dengan gemetar mencapai tubuhnya. "Ya, kamu bisa mengatakan seperti itu. Jika kita memikirkan hal itu, Zekushiido dan Usujio Tarako seharusnya memiliki kondisi serupa denganmu dan Pale Rider .... Mungkin itu kemampuan atau peringkat ..." "Pale Rider kuat, tapi ia tidak mengambil bagian dalam turnamen terakhir. Kalau peringkat BoB, Dyne berada di depan aku.." "Lalu ... mungkin itu karena hal spesifik lainnya?" "Aku tidak berpikir begitu dan Dyne. Aku berada di skuadron yang sama dengannya, jadi kita berlatih bersama-sama beberapa kali. Tapi aku belum pernah mendengar nama Pale Rider, apalagi bertemu dengannya.." "Bagaimana Zekushiido dan Usujio Tarako?" Mendengar pertanyaan Kirito itu, Sinon hanya bisa memutar tubuhnya ke atas dan memberikan senyum kecut. Dia melihat ekspresi serius di wajah cantik itu, mengangkat bahu dan menjawab,

"Mereka dua orang yang terkenal, pada tingkat yang sama sekali berbeda dari Dyne dan aku ... Zekushiido adalah pemenang dari turnamen terakhir, sehingga Usujio Tarako adalah 5th atau 6th, tapi dia adalah pemimpin skuadron terbesar dalam permainan ini. Aku hanya berbicara dengannya sekali atau dua kali. " "Uu ... Kemudian, seharusnya peralatan atau statistik ..." "Peralatan kami semua berbeda. Kau tahu aku menggunakan senapan sniper. Pale Rider menggunakan senapan. Zekushiido mungkin menggunakan senapan XM29 serbu yang sangat langka, dan Usujio Tarako menggunakan senapan mesin ringan Enfield. Adapun statistik ... ah . " "Hm?" Sinon sepertinya dia ingin menjelaskan kepada Kirito bingung saat ia menyentuh alisnya sebelum melanjutkan. "Itu tidak berada pada titik yang sama ... jika aku harus mengatakannya, itu mereka semua tidak memfokuskan pada AGITapi itu agak terlalu mengada-ada ... sebagian dari kita fokus pada STR, dan beberapa fokus pada VIT ... " "Hmm ..." Kirito mencibirkan bibir indahnya dan terus menggarukan kepala. "Jadi dia hanya secara acak memilih target tanpa alasan, itu ... untuk beberapa alasan ... aku merasa bahwa ada alasan tertentu ... kau mengatakan bahwa kamu pernah berbicara dengan Usujio Tarako? Apa yang kau katakan padanya?" "Yah ..." Sinon memeras ingatannya yang menipis saat ia menangkupkan tangan antara kepala dan kakinya Kirito untuk bertindak sebagai bantal. Ini seharusnya pangkuan, kan? Berpikir begitu, ia mulai merasa malu. Tapi tetap saja, dia menggelengkan malu ke samping dengan alasan 'itu mendesak sekarang'. Berpikir tentang hal itu dengan hati-hati, ia menemukan bahwa dia menyadari bahwa dia tidak pernah menyentuh orang lain seperti itu begitu lama. Rasanya seperti ia meletakkan beban di hati bersama-sama dengan berat sendiri pada dirinya, dan hatinya hanya merasa luar biasa aman. Hanya ketika Sinon diamdiam berharap bahwa ini bisa berlanjut, senyum yang tampaknya lemah Shinkawa Kyouji tiba-tiba muncul dalam pikirannya, yang membuatnya agak menyesal. Kalau dia bisa kembali dengan selamat ke dunia nyata, dia akan membuka hatinya dan berbicara kepadanya ... "Oi-, Sinon, apa yang terjadi antara kamu dan Usujio Tarako ..." "Ah, um ... ya." Sinon berkedip dan mengguncang pikiran yang sekilas pergi sebelum mencari ingatan miliknya lagi.

"... Kami hanya berbicara sedikit. Yang aku ingat. ... Setelah turnamen terakhir, setelah kami kembali ke tingkat pertama dari bangunan presidensial, aku bertemu dengannya di pintu masuk. Kami mulai berbicara selama sekitar 2, 3 menit , tentang apa hadiah yang kita inginkan ... Aku tidak pernah bertemu dengannya secara langsung di medan perang, sehingga itu hanya kebetulan. " "Aku melihat Death Gun tidak pernah muncul dalam turnamen terakhir .... Apakah dia marah karena dia tidak mendapatkan hadiah ...? Ini tampaknya tidak berguna untuk berspekulasi tentang hal-hal tak berdasar." Kirito mendesah. Dia mengejapkan matanya beberapa kali untuk mengubah suasana hatinya dan kemudian menundukkan kepala untuk melihat Sinon. "Omong-omong, aku tidak pernah memeriksa hadiahnya ... apa yang kamu dapatkan pada akhirnya?" Mendengar Kirito tiba-tiba mengubah topik, Sinon agak terkesan bahwa ia ingin tahu tentang hadiahnya pada saat ini dan menjawab, "Ah ~ yang bisa dipilih. Kita bisa memilih sesuai dengan peringkat kita .... Peringkat kita seharusnya cukup tinggi saat ini, jadi kita seharusnya bisa mendapatkan sesuatu yang bagus. Tentu saja, kita harus kembali dengan selamat.." "Seperti apa?" "Tentu saja, senjata dan peralatan pertahanan ... atau yang lain seperti pewarna berwarna unik atau pakaian yang orang tidak bisa beli. Namun, sebenarnya itu tidak benar-benar bagus, hanya tampak menarik. Mereka bahkan akan mengirimkan model senjata dari permainan. " "Model senjata? Dengan kata lain, bukan peralatan dalam permainan, tetapi sesuatu yang kamu bisa dapatkan di dunia nyata?" "Ya, aku punya. Peringkat sangat rendah selama turnamen terakhir, jadi aku tidak bisa mendapatkan peralatan besar. Aku memilih model pistol yang. Omongomong, Usujio Tarako mengatakan bahwa ia memilih model pistol juga .... Itu hanya mainan, tapi menggunakan logam, dan finishing yang sangat baik. Shin ... Spiegel mengatakan ini kepadaku tapi ak.... " Pada saat mengingat dengan sedih model pistol yang pernah ia pegang di tangannya beberapa hari lalu, wajah Sinon langsung memberikan senyum kecut. "Aku selalu terus-menyimpannya di dalam laci dan tidak pernah melihatnya." Namun Kirito sepertinya menyadari sesuatu yang lain dan tidak melihat ekspresi wajah Sinon itu. "Mendapatkan hadiah ... di dunia nyata ...?" Dia pertama kali berbisik kepada dirinya sendiri lembut, dan kemudian berkata dengan nada serius.

"Model pistol itu dikirim oleh perusahaan operasi dari Amerika, kan?" "Ya, melalui EMS, sehingga banyak biaya pengiriman yang harus dilibatkan. Apakah Zasker benar-benar bisa mendapatkan uang jika seperti ini ...?" Saat Sinon selesai mengatakannya, dia menatap wajah Kirito-terapi langsung berkedip. Dia melihat prajurit lightsaber menggigit bibirnya dan menatap titik tertentu. Rasanya bukan seperti dia sedang memikirkan apa hadiah yang ia bisa dapatkan. "Ap ... apa yang salah? Apa yang kamu pikirkan?" "... EMS ... tapi-ketika aku login ke GGO beberapa waktu lalu, satu-satunya sistem diminta untuk pemain untuk memberikan email, jenis kelamin dan usia untuk keterangan kami. Bagaimana perusahaan pengelola tahu tentang alamat peserta. ..? " "Apakah kau lupa?" Sinon, yang berbaring, mengangkat tangannya dalam cara yang agak tidak sabar. "Selama pendahuluan BoB kemarin. Ketika kita harus mendaftar di mesin beroperasi pada tingkat pertama dari bangunan presidensial, ada juga baris kosong untuk mengisi alamat dan nama kita yang sebenarnya, kan? Harus ada syarat dan kondisi di sana. Kita bisa mendaftar tanpa mengisi alamat, tapi kami mungkin tidak dapat mendapatkan hadiah kami kamu tidak mengisi itu, kan? kamu tidak dapat mengisinya nanti, sehingga kamu tidak bisa mendapatkan model pistol-eh, eh ? " Kirito tiba-tiba menempatkan tangannya di bahu kanan Sinon dan kemudian lebih mendekatkan wajahnya, menyebabkan dia untuk membuat suara aneh. Gadis itu membeku saat ia berpikir bahwa orang ini hendak melakukan sesuatu yang memalukan, tapi tentu saja, itu bukan masalahnyaPrajurit lightsaber memberikan ekspresi serius tidak seperti sebelumnya dan menimbulkan pertanyaan baru. Tapi Sinon tidak bisa memahami pentingnya pertanyaan ini. "Apa Dyne masuk dalam turnamen terakhir?" "We-well ... Aku ingat itu equipment dalam permainan. Dia pernah menunjukkan kepadaku sebelumnya, mantel yang memiliki warna-warna konyol." "Bagaimana Zekushiido?" "Siapa-siapa yang tahu ... Dia tidak pernah berbicara kepadaku sebelumnya. Bagaimana aku bisa tahu? Tapi ... aku mendengar bahwa orang itu sendiri menuntut efisiensi, jadi seharusnya tidak menjadi penampilan dan barang-barang. Omong-omong, ia seharusnya memilih model pistol juga. Aku dengar bahwa juara 1 dan tempat ketiga bisa mendapatkan senapan sniper besar. Tapi ... untuk apa kau bertanya? "

Namun, Kirito tidak menjawab pertanyaannya, dan hanya melihat mata Sinon sebelum tenggelam ke dalam pemikiran yang mendalam. "Tidak peralatan di dunia maya ... model pistol di dunia nyata ... jika ini adalah titik umum antara Sinon, Pale Rider, Zekushiido dan Usujio Tarako ... EMS alamat ... mesin di real presidensial. .. tempat itu ... " Kirito tampak melamun sambil terus menggerutu, "... Optical Camouflage... jika ... itu bukan hanya di lapangan praktek ..." Tangan yang Kirito letakkan di bahu kanan Sinon tiba-tiba menjadi kaku seperti batu. Ia membelalakkan matanya, dan mata hitam itu terus berputar. Ekspresi yang ditunjukkan pada matanya itu-shock? Ataukah itu takut? Sinon tidak bisa membantunya tetapi meluruskan punggung dan berteriak, APA ... APA YANG TERJADI APA YANG TERJADI?." "Ahh ... jadi seperti ini ... jadi itu seperti ini!" Sebuah suara serak yang dalam keluar di antara bibir merah cerah itu, "Aku sudah ... membuat kesalahan besar ..." "Kes-Kesalahan?" "... Bahwa ketika bermain VRMMOs ... kesadaran pemain dipindahkan dari dunia nyata ke dunia maya, dan pemain kemudian berbicara, berjalan, dan melakukan perkelahian di dalam ... jadi aku pikir Death Gun mungkin membunuh target di dunia ini ... " "Itu ... itu salah ...?" "Tidak, tubuh pemain dan jantung yang tidak bergerak. Apa yang berbeda tentang dunia maya dari dunia nyata adalah bahwa hanya otak menerima banyak informasi.. Para pemain mengenakan AmuSphere yang hanya melihat dan mendengar sinyal-sinyal listrik yang ditransfer ke gambar digital dan efek suara. " "Jadi ... Zekushiido dan sisanya meninggal di mana tubuhnya berada, di dalam kamar mereka sendiri. Dan pembunuh yang sebenarnya ada di tempat itu ..." "Ap ... apa yang coba kamu katakan ...?" Kirito segera menutup bibirnya dan membukanya lagi. Suara dan kehadiran dia memberi selanjutnya tampaknya mencerminkan ketakutan batinnya karena menjadi udara dingin yang melewatinya wajah Sinon ini. "Ada dua pembunuhYang pertama ... adalah pria mantel menyerang sasarannya dalam permainan. Orang kedua sudah memasuki ruangan target di dunia nyata, dan akan menyerang pemain tak berdaya pada waktu yang sama.." Sinon tidak bisa segera mengerti apa yang Kirito maksudkan ketika ia mengatakannya. Dia mengangkat bagian atas tubuhnya lemah, masuk ke fase

bingung sebelum menggelengkan kepalanya dengan cara yang terganggu, dan kemudian melanjutkan, "Tapi ... bagaimana ... bagaimana mungkin. Bagaimana mereka mengetahui alamat dari para pemain ...??" "Bukankah kau bilang sebelum. Sebuah model pistol yang dikirim ke rumah kamu?" "Lalu ... maka pelakunya adalah perusahaan pengoperasi ... atau Death Gun menyusup ke database ...??" "Tidak ... kemungkinan yang terlalu kecil. Bahkan jika itu hanya pemain biasa, ia masih bisa mengetahui alamat target yang sebenarnya. Setelah target itu adalah peserta dari turnamen BoB, dan jika pemain memilih model gun ... " "..." "Bangunan presidensial. Para pemain berharap agar perusahaan pengoperasian untuk mengirim model senjata untuk mereka dengan masukan nama asli dan alamat di sana, kan? aku sedikit khawatir ketika aku mendaftar .... Bukankah itu ruangan tunggal , dengan ruang terbuka besar di belakang, kan ...? " Sinon akhirnya mengerti apa yang Kirito mulai pada dan hanya bisa menahan napas dan menggelengkan kepalanya. "Kau mengatakan ... bahwa ia melihat gambar pada layar dari belakangnya. Itu tidak mungkin.? Dengan efek jarak, ia tidak akan dapat melihat kata-kata setelah ada jarak tertentu, dan seseorang akan melihat apakah jika ia begitu dekat. " "Tapi bagaimana kalau dia menggunakan lingkup atau teropong? Seseorang yang kutahu sebelumnya mengatakan bahwa dia menggunakan cermin untuk membaca kode tombol dalam permainan. Jika aku melihat menggunakan beberapa item, aku dapat meniadakan efek jarak, kan?." "Apa yang kamu katakan tidak mungkin. Jika begitu banyak orang menggunakan beberapa teropong seperti itu, mereka akan ditendang keluar oleh GM dan dilarang.. Ini adalah permainan Amerika. Ini agak ketat seperti bagaimana hal itu berkaitan dengan pelecehan seksual . " Namun Kirito tampaknya tahu bahwa Sinon akan mengatakan itu. Prajurit lightsaber itu membawa wajahnya lebih dekat dan kemudian menggunakan suara lembut untuk menaikkan suaranya. "Jika ... Bagaimana jika, mantel Death Gun ...bahwa Metamaterial Optical Camouflage juga dapat bekerja di dalam kota. Ruang tunggu di presidensial agak gelap.? Tak seorang pun akan mengetahui apakah mereka transparan dan bersembunyi di bayangan, tepat dalam situasi itu, jika seseorang menggunakan teropong atau ruang lingkup untuk memata-matai gambar layar ... itu mungkin untuk menemukan alamat dan nama asli dalam data yang dimasukkan, kan ...? " "...!"

Transparan-scope. Dengan dua hal ini, adalah mungkin untuk melakukannya. Pada dasarnya, menu permainan jendela pada default adalah bahwa orang lain tidak bisa melihatnya, tapi touchscreen-tipe terminal dalam permainan dapat digunakan oleh banyak orang, sehingga pada modus default siapa pun bisa melihat isinya. Sinon sendiri memasukkan alamat dan nama ketika dia mendaftar untuk turnamen terakhir dan turnamen ini dengan modus yang orang-bisa-lihat. Apakah seseorang ... tidak, bukan, bahwa Death Gun mengenakan mantel bersembunyi di balik punggungnya? Hanya untuk menuliskan nama-nama orang lain dalam daftar sasarannya? Sinon benar-benar tidak bisa menerima tebakan ini, dan dengan demikian ia terus mencoba dan berdebat kembali. "... Bahkan jika mereka tahu alamat kita di dunia nyata ... bagaimana bisa mereka memasuki kamar kami tanpa kunci ,? Dan bagaimana dengan keluarga mereka ...?" "Jika hanya Zekushiido dan Usujio Tarako, keduanya hidup sendiri ... dan mereka tinggal di apartemen tua yang aku kira. Apa yang diinstal pada pintu mereka ialah kunci elektrik generasi pertama yang tidak benar-benar aman. Juga, ketika dive ke GGO, tubuh fisik yang nyata akan dalam keadaan tidak sadar, dengan demikian, tidak peduli berapa banyak usaha ia harus digunakan untuk masuk, ia tidak akan khawatir akan ketahuan ... " Kata-kata Kirito membuat Sinon menghembuskan nafas. Rumah biasa hanya dipasang dengan kunci sensor electric keyless seperti pada mobil pada 7 sampai 8 tahun yang lalu. Meskipun tidak dapat dirusak secara fisik, electrowaves key generasi pertama dapat di crack dan diinstal ke dalam mekanisme pembuka, membuat perangkat ini tampak seperti beberapa kunci master yang dapat membuka segala macam pintu. Sinon ingat dari berita di masa lalu bahwa perangkat ini dapat dijual dengan harga tinggi di pasar gelap. Setelah itu, Sinon membeli kunci logam dan keypad pintu masuk di samping kunci listrik, tapi masih tidak bisa menghapus kegelisahan di punggungnya. Death Gun bukanlah jiwa mati yang dibangkitkan dari kenangan masa lalunya, dan dia bukanlah karakter permainan dengan kemampuan misterius, tapi seorang pembunuh yang sebenarnya. Sebagai alasan ini berlanjut, kebenarannya pun datang, dan hati Sinon itu mulai membuat sebuah ketakutan yang berbeda dari sekarang. Dia merasa tertekan oleh perlawanan yang tidak bisa ia jelaskan, dan mengeluarkan argumen terakhirnya, "La-Lalu ... penyebab kematian? Kau bilang itu gagal jantung, benar? Apakah ada sesuatu yang dapat menyebabkan jantung untuk berhenti dan menipu polisi dan patolog?" "Mungkin mereka diberi beberapa obat..."

"Lalu ... mereka bias menginvestigasinya untuk mengeceknya, kan? sepert sejumlah obat yang disuntikkan ...?" "... Mayat-mayat hanya ditemukan setelah beberapa hari, sehingga membusuk agak serius Dan .... sialnya, ada banyak insiden di mana pemain hardcore VRMMO meninggal karena gagal jantung .Mereka sering tidak makan dan hanya akan berbaring di tempat tidur ... jika ruangan itu tidak rusak ke dalam atau jika tidak ada uang yang dicuri, akan ada kemungkinan besar bahwa itu menjadi kematian alami. Polisi tampaknya telah menyelidiki kepala almarhum , tetapi mereka mungkin tidak pernah berpikir bahwa beberapa obat akan diberikan ... jika mereka tidak menyelidiki hal ini dari awal, itu tidak mungkin bagi mereka untuk menemukan bukti ini. " "... Bagaimana mungkin ..." Sinon menggunakan kedua tangannya untuk mengambil jaket Kirito, terus menggeleng seperti anak tidak taat. Perencanaan begitu keras hanya untuk membunuh orang dengan sia-sia, dia benarbenar tidak bisa memahami keadaan mental orang tersebut. Sinon hanya bisa merasakan niat jahat besar dalam kegelapan terbatas. "Itu gila ..." Setelah mendengar Sinon bergumam, Kirito menganggukkan kepalanya juga. "Yeeah ... itu gila. Aku tidak bisa memahaminya, tapi kupikir aku bisa membayangkan mengapa ia ingin melakukan hal ini. Orang ini menghabiskan begitu banyak usaha mungkin untuk mempertahankan identitasnya sebagai pemain Merah . A.. aku juga. bisa merasakan bahwa aku masih pendekar berjuang di garis depan di Aincrad ... " Sinon langsung membayangkan-bahwa nama yang dia tidak pernah mendengar sebelumnya seharus menjadi kota terapung dalam tahap yang disebut Sword Art Online. Segera dia lupa rasa takutnya sendiri dan mengangguk kepalanya sendiri. "... Aku bisa mengerti ... aku sering bisa melihat diriku sebagai penembak jitu ... tapi jika tidak hanya itu mantel pria, yang merupakan komplotannya ....?" "Ya, aku pikir ada kemungkinan besar bahwa orang itu kemungkinan besar Survivor SAO Juga, ia mungkin sisa Laughin Coffin. ... Keduanya seharus bekerja sama untuk mencapai kesempurnaan seperti rencana pembunuh ... ah, jangan katakan padaku ... " Mata Sinon segera melihat ke arah Kirito yang tampaknya menyembunyikan sesuatu. "Tidak, itu tidak apa-apa ... hanya saja, symbol salib yang pria bermantel lakukan menarik ... tidak hanya untuk pamer ke penonton, tetapi juga beberapa trik untuk memeriksa waktu pada jam tangannya. Dia harus merencanakan saat kejahatan

bersama dengan komplotannya di dunia nyata, tapi itu akan terlalu tidak wajar untuk melihat jam sebelum penembakan.. " "Aku tahu ... jika jam mini berada di bagian dalam pergelangan tangan, itu akan tepat di depan mata setelah menyentuh kepala ..." Sinon akhirnya setuju dengan asumsi ini dan mengangguk kepalanyaBahunya tiba-tiba disambar oleh Kirito di depannya. Dia perlahan membuka mulutnya dan memberikan ekspresi yang lebih serius, "Sinon-kan, hidup sendiri?" "Y. .. Ya." "Apakah kau mengunci pintu dan memasang rantai padanya?" "Aku mengunci pintu selain kunci elektronik ... tapi rumahku adalah versi awal ... seperti untuk rantai ..." Sinon mengerutkan kening dan terus mencari memori sebelum ia menyelam masuk "... Mungkin aku tidak menguncinya." "Aku mengerti ... kemudian mendengarkan aku!" Seperti Sinon belum pernah melihat Kirito terlihat begitu khawatir, dadanya segera merasa seperti itu diisi dengan blok es dan memiliki perasaan dingin jauh di dalam dirinya. Tidak, aku tidak ingin dengar-meskipun ia berpikir dengan cara ini, bibir di depannya tidak berniat berhenti dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan, "Pada reruntuhan, ketika kami berada di stadion, Death Gun sudah ingin menggunakan senjata ketika setelah kamu tercengang. Dan .... Dia benar-benar menembak pistol padamu ketika ia menggunakan kuda mekanik. Dengan kata lain ... mereka sudah siap. " "Siap ... apa ..." Sinon bertanya dengan suara yang hampir tidak bisa didengar. Kirito sendiri mengangguk dan menjawab lirih, "... Saat ini, pada saat ini-mungkin, kaki tangan dari Death Gun di dunia nyata memasuki ruanganmu, dan sedang menunggu waktu ketika pistol mengenaimu." Setelah waktu yang lama, kesadaran Sinon itu akhirnya memahami apa yang Kirito katakan. Gambar sekelilingnya segera menjadi kabur. Adegan akrab kamarnya muncul dalam pikirannya. Dia sedang menatap kamar 6mat nya seperti itu ilusi. Ubin lantai kayu yang sering dibersihkan, lantai tikar cahaya kuning, meja kayu kecil.

Tabel hitam berbaris bersama-sama dengan pipa tidur sama hitam, menghadap dinding di sebelah barat. Bedsheet adalah berwarna putih, dengan dirinya sendiri, masih terbaring di tempat tidur di kaus dan celana pendek. Pada saat ini, matanya ditutup, dan ada mesin di dahi yang terbuat dari twin-cincin logam berlapis. Selain ituAda juga bayangan hitam stealthly berdiri di sana, menonton Shino yang menyelam masuk Orang yang tercakup dalam hitam benar-benar seperti siluet, tapi ada satu objek yang bisa dilihat dengan jelas, di tangan kanannya. Itu berbentuk silinder dan terbuat dari kaca tembus, dengan jarum perak di ujung-its a jarum suntik penuh cairan mematikan. "Tidak .. tidak ..." Sinon berbalik lehernya dan mengerang. Bahkan jika ilusi sudah pergi dan ia kembali kembali ke gua, kilatan jarum di tangan penyusup masih di matanya. "Tidak .. itu ..." Ini bukan emosi 'takut' yang sederhana. Emosi itu menyebar di seluruh tubuhnya, sehingga dia terus bergetar. Dia tidak bisa bergerak, dan tidak bisa melihat sekelilingnya. Dia lemah, namun ada seseorang yang dia tidak tahu mengawasinya di dalam kamarnya. Tidak-bukan hanya itu. Orang itu bisa menyentuh kulitnya ... mencari tempat untuk menyuntikkan ... Ada perasaan penyumbatan mendadak jauh di dalam tenggorokan Sinon, menyebabkan dia menjadi tidak dapat bernapas. Dia menegakkan punggungnya dan terus menghirup udara. "Ah ... ahhh ..." Cahaya itu meninggalkan dia, semakin jauh dan jauh. Sebuah teriakan gemuruh terdengar di telinganya. 'Jiwa' nya tampak seperti itu ingin meninggalkan tubuhnya"Tidak, Sinon!" Pergelangan tangannya tiba-tiba diadakan paksa, dan ada suara mengejutkan yang berdering di sampingnya. "Ini berbahaya untuk auto log out sekarang! Mari melakukan yang terbaik ... tenanglah! Tidak apa-apa kamu tidak dalam bahaya lagi!." "Ah ... ahh ..." Sinon membuka matanya yang tampaknya tidak bisa berkonsentrasi, dan lengannya terus memukul. Akhirnya, dia akhirnya bias melihat orang yang mengeluarkan suara itu. Lengannya melingkari tubuh yang memiliki kehangatan, hanya ingin memeluk orang itu.

Dia segera dengan lengan kuat dan kuat memegang punggunya, mengerahkan kekuatan bahkan lebih untuk menenangkan dirinya. Dan sisi lain mengulurkan tangan, dengan lembut membelai rambut Sinon itu. Gumaman itu berdering lagi, "Sebelum pistol Death Gun ... yang Blackstar melukaimu, penyusup itu tidak dapat menyakitimu. Itulah batasan-orang itu tetapkan. Tetapi jika kamu log out karena denyut jantung atau perubahan suhu tubuh, akan ada bahaya ketika kamu melihat wajah si penyusup. Jadi, kamu harus menenangkan diri dulu. " "Tapi ... tapi ... itu menakutkan ... benar-benar menakutkan ..." Sinon terus menangis seperti anak kecil dan membenamkan wajahnya ke dada Kirito. Seperti gadis yang dengan paksa memeluk Kirito dengan erat, ada detak jantung yang lemah tapi biasa dari orang itu. Sinon terus mencoba yang terbaik untuk mendengarkan suara ini untuk mengusir gambaran menakutkan dari dalam benaknya. Tokun, tokun, hampir setiap detik senilai detak jantung memasuki tubuhnya. Jantung Sinon yang berdetak tidak karuan akhirnya kembali menjadi seperti biasa. Saat ia pulih, dia menyadari bahwa dia tampaknya berada di posisi yang sama seperti Kirito, dan ketakutannya menghilang sedikit demi sedikit. Meskipun rasa takut dalam dirinya tidak hilang, kewarasan itu sudah cukup untuk menekan emosinya untuk mulai pulih. "... Apakah kamu belum tenang?" Di belakangnya, suara berat Kirito terdengar saat tangannya hendak meninggalkan punggung Sinon. Namun, Sinon menggelengkan kepalanya sedikit dan berkata lembut, "Tolong biarkan seperti ini untuk sementara waktu ... oke ..." Meskipun ia tidak mendengar jawabannya, tubuh gadis itu merasa orang lain sedang memeluknya. Setiap kali tangan ramping menepuk kepalanya, ada perasaan hangat yang mencair hati beku miliknya demi sedikit. Sinon mengambil napas dalam-dalam, memejamkan mata dan rileks tubuhnya. Setelah mempertahankan posisi itu selama beberapa detik, ia berseru, "... Tangan kamu, rasanya seperti ibu aku ..." "I-Ibu Bukan seperti ayahmu?" "Aku tidak punya kesan ayahku. Dia meninggal dalam kecelakaan ketika aku masih bayi.." "Baiklah ..."

Jawaban Kirito agak pendek. Sinon dengan paksa membawa wajahnya ke dekat dada Kirito,

"Katakan padaku-Apa yang harus kita lakukan?." Suaranya lebih kuat dari apa yang dia bayangkan. Kirito menghentikan tangan yang menepuk-nepuk rambut Sinon dan segera menjawab, "Kita akan mengalahkan Death Gun. Dengan itu, kaki tangan yang siap untuk membunuh kamu di dunia nyata tidak dapat berbuat apa-apa dan pergi. Tapi kamu hanya perlu tinggal di sini. Aku akan melawan. Itu pistol pria itu tidak bisa membunuhku. " "Apakah itu benar-benar baik-baik saja ...?" "Ya aku tidak menyebutkan nama dan alamat aku ketika aku mendaftar, dan aku tidak dive di rumahku sendiri, dan bahkan ada seseorang di sampingku Jadi, aku baik-baik saja.. Aku hanya perlu untuk mengalahkan orang itu yang melanggar aturan. " "Tapi ... bahkan tanpa itu Blackstar, pria bermantel itu sulit. Kamu melihatnya menghindari Sniper Hecate bahkan dengan jarak 100m? Mungkin dia bisa menandingimu jika hanya kemampuan menghindari saja." "Sejujurnya, aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengatakan bahwa aku pasti akan menang ... tapi ini pilihan yang tersisa, seperti apa yang kamu katakankita bersembunyi di sini sepanjang waktu sampai ada 3 orang, dan kita berdua melakukan bunuh diri ... " Pada saat ini, Kirito melirik jam dan Sinon melihat juga. Ini 9:40 pm. Tanpa sadar, scan pukul 9.30 pm telah terlewati. Sudah sekitar 25 menit sejak mereka melarikan diri ke lubang ini. Sinon menatap wajah Kirito dan kemudian menggelengkan kepalanya sedikit,

"Aku mungkin tidak bisa bersembunyi di sini lagi. Para pemain lain seharus menyadari bahwa kita sedang bersembunyi di sebuah gua padang pasir. Tidak banyak dari mereka, jadi kita mungkin berakhir memiliki serangan granat. Atau lebih tepatnya, kita sudah beruntung karena sudah aman selama 30 menit. " "Aku mengerti-..." Kirito menggigit bibir bawahnya dan menatap pintu masuk gua. Sinon menyaksikan sisi wajahnya diam-diam dan berkata, "Karena kami berdua bekerja sama sampai sekarang, mari kita berjuang bersamasama sampai akhir." "... Tapi ... jika kamu terkena pistol itu ..." "Benda itu hanyalah sebuah pistol tua." Sinon kurang lebih terkejut kata-kata itu datang langsung dari mulut sendiri. Itu karena pistol-yang Type-54 Blackstar selalu menjadi pintu masuk bagi rasa takut yang menyiksanya. Tidak, rasa takut itu tidak pernah lenyap. Jika itu hanya kebetulan bahwa Death Gun memilih Blackstar sebagai kepribadian lainnya, pistol itu akan menjadi kutukan yang tidak pernah bisa ia mengusir. Namun, setidaknya dalam permainan ini, pistol Type-54 itu bukan termasuk senjata yang ampuh. Itu adalah peningkatan ketakutan dalam hatinya sendiri yang membuatnya benar-benar takut, yang membuatnya kehilangan kemampuan pertempuran aslinya. "Bahkan jika-dia menembakku, kamu hanya akan menggunakan pedangmu untuk menjauhkan peluru dariku, benar kan? Selain itu, kecepatan menembaknya lebih kecil dari senapan serbu." Pada melihat Sinon menahan dirinya untuk gemetar dan menyelesaikan apa yang ingin dikatakannya, Kirito tersenyum yang memiliki kekhawatiran dan kelegaan di dalamnya. "Baik ... Aku tidak akan membiarkan dia melukaimu. Tapi untuk alasan keamanan, kamu lebih baik tidak muncul di depan Death Gun.." Setelah menggunakan tangannya untuk menghentikan Sinon yang hendak berdebat kembali, Kirito melanjutkan, "Tidak, aku pasti bersedia untuk melawan dengan kamu. Tapi Sinon, kau penembak jitu.. Bukankah khusus kamu untuk menembak dari jauh?" "Itu benar ..." "Kalau begitu mari kita lakukan ini. Selama scan berikutnya, aku akan muncul di luar untuk memikat Death Gun.. Orang itu seharus bersembunyi di suatu tempat untuk membidikku. Aku kemudian akan menggunakan peluru itu untuk menemukan tempat persembunyiannya, dan kamu menembaknya. Bagaimana tentang hal itu? "

"... kamu berniat untuk menjadi umpan dan penonton pada saat yang sama?" Sinon hanya bisa menggerutu dengan rencana yang terlalu berani itu, tetapi dalam hal kemampuan mereka, ini mungkin menjadi pilihan terbaik. Sebuah tipe jarakdekat bekerja sama dengan tipe jarak-jauh pasti akan menimbulkan kekuatan satu sisi untuk mengalahkannya. Sinon mengambil napas dalam-dalam keras dan mengangguk kepalanya, "Aku mengerti. Jadi ayo lakukan. Tapi sebelum itu, kamu sebaiknya tidak ditembak mati oleh Death Gun dalam satu tembakan." "Aku, aku akan mencoba yang terbaik ... tapi senapan sniper laki-laki itu hampir benar-benar tidak terlihat, dan aku tidak bisa melihat garis pelurunya dari awal." "Aku tidak tahu siapa yang mengatakan bahwa ia ingin 'memprediksi garis peluru'." Keduanya masih berdekatan satu sama lain. Dalam percakapan nya, Sinon merasa bahwa ketakutan yang menempel di punggungnya menghilang sedikit. Mungkin ada seorang pembunuh yang memasuki kamarnya di dunia nyatasejujurnya, dia hanya tidak melihat atau berpikir tentang menebak menakutkan. Saat ini, ia hanya bisa percaya apa yang Kirito katakan, bahwa orang tersebut tidak bisa melakukan apa-apa setelah mereka mengalahkan Death Gun. Tentu saja, selain kata-kata Kirito itu, kehangatan maya yang dia berikan kepada Sinon membawa beberapa kenyamanan padanya. Dia harus meninggalkan lubang, terpisah dari Kirito dan masuk ke mode snipingnya. Dia tidak tahu apakah dia bisa mempertahankan kondisi mentalnya saat ini. Dengan demikian, setidaknya dia harus mengambil lebih dari kehangatan avatar lain itu. Sinon menyandarkan tubuhnya lebih dekat untuk terakhir kalinya. Pada saat ini, Kirito bergumam dalam cara terkejut ... "Eh ... mari kita lupakan tentang itu untuk saat ini. Sinon, ada beberapa titik merah berkedip di sudut kanan bawah sejak tadi ..." "Eh ..." Pada saat melihat dari atas, dia bisa menemukan bahwa itu hanya apa yang dikatakan Kirito. Sinon berpikir tentang apa sebenarnya yang ia bicarakan, tapi langsung menatap bulletspeed. Seperti yang diharapkan, benda itu di bagian atas gua. Dia ingin melompat jauh dari kaki Kirito, tapi itu akan menjadi tidak berarti untuk melakukan ini sekarang, dan dia hanya bisa mendesah. "Ahh ... sialan, aku benar-benar ceroboh ..." Apa yang mengambang di udara-adalah sesuatu yang misterius, putaram lingkaran konsentris aquamarine. Namun, itu bukan benda nyata, tetapi benda bersinar dalam permainan. Kirito, yang menemukan hal yang sama, mengangkat kepalanya dan bertanya,

"Eeh ... apa itu ..." Sinon mengangkat bahu dan kemudian menjawab, "Sebuah kamera langsung, itu biasanya akan menunjukkan rekaman pertempuran, tapi sekarang karena tidak ada banyak orang pergi, mereka akan datang ke sini.." "Eh ... sialan . Apakah percakapan kita barusan ..." "Jangan khawatir. Ini tidak akan terdengar kecuali jika kita tidak berteriak atau sesuatu-Bagaimana kalau kita hanya melambaikan tangan kami pada mereka?." Kemudian, ia melanjutkan dengan suara dingin dan kejam, "Atau akan kamu terganggu tentang membiarkan beberapa orang melihat rekaman ini?" Mendengar hal ini, terlihat ketakutan melintas di wajah Kirito, tapi ia segera menyelinap melalui dengan wajah kaku. "Ah-... tidak ... baik ... aku kira kaulah yang harus khawatir. Omong-omong, mereka yang melihat hal ini kemungkinan besar akan berpikir bahwa kita perempuan, kan?." "Uu ..." Itu benar. Setelah itu, dia mungkin harus menjelaskan kepada orang lain apa yang sedang terjadi. Namun-itu adalah sesuatu yang harus dilakukan setelah mereka melewati krisis ini. Fuun, Sinon menggunakan hidung dan mendengus dan berkata, "Orang-orang mungkin panik setelah menemukan kamera memiliki tampilan yang lebih buruk. Aku tidak benar-benar peduli. Nah .... Jika ada beberapa rumor bahwa aku mempunyai selera yang aneh, setidaknya itu akan mengurangi banyak masalahku. " "Apakah aku harus bertindak sebagai seorang gadis sepanjang jalan?" "Jangan katakan bahwa kamu lupa kamu meminta aku untuk memimpin kamu dengan berpakaian sebagai seorang gadis .... Ah, itu menghilang!" Para penonton luar tidak bisa mnegira bahwa kami sedang menusuk satu sama lain setelah melihat kita seperti itu, kan? Seperti Sinon memikirkan ini, objek yang mewakili kamera langsung menghilang karena mencari target baru. Sinon mendesah dan kemudian mendorong bagian atas tubuhnya. "Ok ... waktu hampir sampai ada masih dua menit sampai scan berikutnya lewat. Aku akan tinggal di dalam gua, dan kamu pergi ke luar untuk memeriksa perangkat, oke?" Sinon mengatakan ini saat ia perlahan-lahan bangun sebelum menarik ke atas Kirito yang ia digunakan sebagai kursi sampai sekarang.

Segera setelah mengambil langkah mundur, udara dingin padang pasir segera menutupi seluruh tubuhnya, menyebabkan dia untuk mengecilkan lehernya kembali. Dia mengambil pistol kesayangannya samping kakinya dan kemudian membawa pistol logam yang memiliki semburat kehangatan di udara dingin. "Ah ... ngomong-ngomong ..." Dia mendongak setelah mendengar suara Kirito, dan melihat lightsaber prajurit cemberut, tampak seperti sedang memikirkan sesuatu. "Ada apa lagi? Tidak ada waktu untuk mengubah rencana kita." "Tidak .. rencana goes on Yang ingin aku katakan adalah ... nama asli Death Gun, atau lebih tepatnya, nama sebenarnya dari karakter seharusnya. Bahwa Sterben ." "Ya ... benar, itu benar Siapa yang tahu bagaimana ia memiliki nama itu.." "Aku akan bertanya jika aku mendapatkan kesempatan untuk melawan dia di jarak dekat aku pertama yang akan bergerak dahulu." Prajurit lightsaber berambut hitam itu menganggukkan kepalanya saat ia melihat mata Sinon . Dia kemudian membalik tubuh ramping nya berputar dan berjalan menuju pintu keluar dari gua. Perasaan dingin ini tidak bisa pergi meskipun aku membawa Hecate, itu karena aku gugup menghadapi pertempuran terakhir, atau itu bahwa aku dalam bahaya di dunia nyata-atau karena Kirito meninggalkanku? Sinon tidak tahu. Dia membawa bahunya lebih dekat , menghirup udara padang pasir yang kering, dan kemudian berkata kepada profil yang secara bertahap bergerak menjauh, "... Hati-hati." Dengan punggung menghadap Sinon. Avatar itu memberikan acungan jempol dengan tangan kanannya untuk menjawab peringatannya. ...

Bab 13 Asuna berjuang melawan rasa gelisah yang kian meningkat saat ia melanjutkan menunggu waktu kedatangan. Tiga menit yang lalu, ia log out dari kamarnya di Yggdrasil City, pergi ke Dicey Caf di dunia nyata dan menelepon nomor orang itu. Setelah menanyai orang itu dan memaksanya log in ke ALO, ia kembali ke tempat di mana semuanya berkumpul. Kurang dari satu menit sejak dia log in, tetapi setiap detiknya terasa begitu panjang. Tenang, Asunatetapi kamu tidak mau mendengarkanku lagipula. Duduk di sebelahnya di sofa adalah Lisbeth, dan setelah ia mengucapkan kalimat itu, Asuna kemudian menghembuskan napas perlahan sebelum menjawab dengan suara berat, Yahmaaf. Tetapiaku hanya punya perasaan tidak enak. Sesuatu yang besar pasti terjadi pada Kirito-kun sampai ia menyembunyikan masalah Laughing Coffin[1] dan masuk ke dunia lain. Ini pasti bukan karena dendammungkin ada sesuatu yang berbahaya di dunia nyata Setelah melihatnya barusanAku tidak akan bilang kalau kau berpikir macammacam Yang dimaksud Lisbeth adalah kejadian aneh yang terjadi pada turnamen di dunia lain Gun Gale Online, yang disiarkan di layar lebar pada dinding yang menghadap sofa. Pemain bermantel itu menggunakan pistolnya menakutkan untuk menembakkan satu peluru kepada pemain lain. Kemudian, pemain yang tertembak itu tiba-tiba menghilang karena putus koneksi. Dan siaran televisi langsung yang mereka tonton itu menunjukkan orang bermantel itu menyatakan kepada pemain yang tak terhitung jumlahnya Jangan lupa. Tidak ada yang, telah selesai. Tidak ada, yang telah, selesaiini adalah pertunjukan Mendengar kata-kata itu, Klein, yang ada di depan meja bar terkejut, tetapi mengatakan dengan yakin kalau pemain itu adalah seorang anggota dari red guild[2] SAO Laughing Coffin. Selama dua tahun berkelana di kota terapung, Asuna sendiri telah melewati banyak pertarungan besar, dan pertarungan Crusade Alliance melawan Laughing Coffin mungkin adalah satu yang paling berbahaya. Dalam pertarungan guild vs guild, belum pernah ada kasus di mana lebih dari 30 pemain mati. Sejujurnya, Asuna sendiri sudah melupakan detail dari pertarungan itu. Tetapi, yang meninggalkan kesan mendalam untuknya adalah sosok Black Swordsman yang terus mengayunkan pedangnya seperti setan sambil berdiri tepat di depan crusade yang akan runtuh. Kalau bukan karena diaKirito yang melawan, crusade itu pasti akan dihabisi.

Lamanya pertarungan lebih pendek daripada yang dibutuhkan untuk melawan boss level. Setelah deathmatch[3], ada sekitar 10 korban dari crusade, dan 20 korban dari Laughing Coffin. Mereka membawa pemain-pemain yang selamat dari red guild ini ke penjara Black Iron Castle dan berkabung untuk mereka yang mati dalam pertarungansetelah itu, tidak ada yang menyebutkan pertarungan itu lagi. Tidak peduli siapapun itu, Asuna, Klein, ataupun Kirito, semua melupakan hal ini dengan caranya masing-masing. Itu seharusnya yang terjadi Tetapi, hal yang tidak terduga adalah sudah setahun setelah SAO ditamatkan dan semua pemain dibebaskan, pembunuh dari masa lalu sekarang muncul lagi di depan mereka dengan cara seperti itu. Di ruangan, Asuna, Klein, Lisbeth, Silica, dan bahkan Lyfa, yang tidak punya hubungan langsung dengan ini terus diam dan menunggu, menunggu orang yang seharusnya tahu apa yang terjadi. Beberapa menit setelah Asuna log in lagi, seseorang akhirnya mengetuk pintu. Orang itu kemungkinan mencoba yang terbaik untuk log in ke ALO setelah menerima kabar. Tetapi Lisbeth berteriak terlalu lama! saat orang itu membuka pintu, yang memang mencerminkan pemikiran dari keempat yang lainnya. Aku, aku terbang langsung ke sini dari tempat di mana aku log in. Kalau ALO punya batas kecepatan, aku akan kehilangan izin terbangku. Orang yang mengatakan lelucon seperti itu adalah penyihir Undine yang seperti Asuna. Badannya yang tinggi dan kurus memakai jubah sederhana, dan rambutnya yang biru tua disibakkan ke samping. Wajahnya yang sopan dan kurus menggunakan kaca mata silver bundar. Nama avatarnya adalah Chrysheight. Dan ia, yang dianggap sekutu oleh Asuna dan lainnya, telah bermain ALO selama 4 bulan. Tetapi, mereka yang tahu kalau namanya tersusun dari kata-kata Inggris yang bisa diterjemahkan dari namanya, Chrysanthemum dan Height, hanyalah Asuna dan Kirito. Nama aslinya di dunia nyata adalah Kikuoka Seijirou. Ia adalah anggota Virtual Division dan juga penyelidik di SAO Incident Countermeasure Team. Ia membantu Kirito dalam segala hal setelah ia kembali ke dunia nyata, dan juga membantu menyelamatkan Asuna, jadi ia bisa dianggap sebagai penyelamat mereka. Dan untuk alasan apa, di situasi semacam ini, ingin datang ke ALO dan membuat karakter baru, adalah karena ia berkata Aku berharap dengan bermain VRMMO bisa membuatku lebih dekat dengan kalian, Kirito, hanya Kirito dengan nada dingin Aku bertaruh ini untuk mengumpulkan informasi. Asuna sendiri merasa kalau Kikuoka sedikit mencurigakan, tetapi tidak ada alasan yang bisa digunakan untuk menolaknya. Lagipula, ia, yang tidak sering log in, bertarung dengan anggota party yang lainnya sebagai sekutu. Sampai hari ini, waktu ini. Chrysheight, tidak, Kikuoka Seijirou setelah menutup pintu, pergi ke tengah ruangan dengan wajah sama seperti 4 bulan lalu.

Asuna menggebrakkan sepatu boots nya dan tiba di depan Kikuoka, melihat matanya yang sama ramahnya seperti di dunia nyata, dan bertanya, Apa yang terjadi? Ia menelepon dari Dicey Caf, dan berkata kalau dia ingin tahu mengapa Kirito pindah ke GGO, jadi ia mengundangnya datang ke rumahnya di Yggdrasil. Tetapi karena itu adalah Minggu malam, dan Kikuoka adalah pegawai negeri sipil yang masih bujang, permintaan itu terlalu memaksa kelihatannya. Untungnya, ia di rumah, sehingga Asuna tidak perlu mengatakan kata-kata yang lebih mendesaknya dan berhasil mengatasi masalah. Ia berkata dia ada di rumah, tetapi suaranya terdengar sangat pelan di telepon, dan latar belakang suaranya lebih halus lagi. Tetapi, Asuna tidak punya waktu untuk memikirkannya. Ngomongngomong, karena dia bergegas datang kurang dari 2 menit, seharusnya Asuna yang meminta maaf karena memintanya datang mendadak, tetapi kegelisahan di hatinya membuatnya mengabaikan kata-kata itu. Mendengar Asuna berbicara langsung ke topik, mata-mata di belakang kacamata bundar yang menyenangkan milik Chrysheight segera berkedip beberapa kali. Asuna, yang sudah akrab dengan Kikuoka, tahu kalau dia tidak hanya terkejut, tetapi ia berpikir cepat karena ia menunjukkan ekspresi ini. Penyihir ini yang terlihat seperti seorang guru, batuk beberapa kali sebelum berkata, Kalau aku harus menjelaskan detailnya, akan memakan waktu cukup lama. Tetapi sejujurnya, aku tidak tau bagaimana harus memulainya Baru saja Asuna akan berkata jangan main-main, sesosok kecil muncul dari kegelapan cangkir-cangkir gelas dan cangkir-cangkir teh di meja. Sosok itu menatap Kikuoka dengan wajah bersikeras. Biarkan aku membantumu menjelaskan kalau begitu. Pemilik suara itu sudah jelas adalah Yui. Wajahnya yang biasanya imut, menunjukkan keseriusan seperti Kirito, dan kemudian berkata dengan suara seperti lonceng perak. Orang yang mengklaim sebagai Death Gun, atau pemain Death Gun mulai muncul di dunia Gun Gale Online dari tahun 2025, 9 November. Ia menembak ke layar di wilayah bar di ibukota GGO, SBC Gurokken. Yui memulainya dengan berkata seperti itu dan kemudian menjelaskan keadaan yang mengerikan itu selama dua menit. Di dalam kode area anti kejahatan yang membuat penyerangan tidak efektif, ada dua kejadian penembakan yang kelihatannya tidak berguna. Tetapi, apa yang terjadi kemudian adalah terjadinya putus koneksi yang nampaknya terjadi karena penembakan itu. Kedua pemain yang tertembak tidak pernah log in lagi. Dandi dunia nyata, ada dua jenasah aneh yang mati bersamaan dengan waktu penembakan.

Karena berita hanya menyebutkan jika orang mati itu bermain sebuah VRMMO, aku tidak bisa mengetahui apakah game itu adalah GGO atau bukan. Tetapi karena kejadian kematiannya hampir sama, aku tidak perlu meng-hack ke dalam jaringan sistem rumah duka untuk menebak kalau kedua pemain yang mati adalah Zekushiido dan Usujio Tarako. Dan juga, aku mengira Pale Rider, yang diputus koneksinya oleh Death Gun 6 menit 40 detik yang lalu juga mati di dunia nyata. Mengatakan hal itu, Yui menutup mulutnya dan bersandar pada cangkir di sebelahnya. Asuna dengan cepat meraih badan kecil si pixie dengan tangannya dan membawanya ke depan dadanya. Dari bagaimana ia melakukan riset pada berita di internet, sampai berita personal, mampu untuk membuat kesimpulan seperti itu dan kemampuan berbahasa Jepangnya benar-benar sempurna untuk diucapkan, kesempurnaan Yui sebagai AI sangat luar biasa. Ketika ia berada di Mental health counseling program[4], ia hampir rusak karena tidak mampu menahan beban ketakutan, keserakahan, dan niat jahat, serta pikiran negatif yang dihasilkan dari pemain yang tidak terhitung. Untuknya, itu tentu saja adalah beban yang sangat berat untuk menemukan informasi tentang Death Gun dan mengolahnya. Meskipun keadaan genting yang Yui katakan mengakibatkan keterkejutan yang hebat, Asuna masih terdiam membawa bibirnya ke arah Yui dan berbisik terima kasih. Sepertinya Lyfa, Lisbeth, Silica, dan Klein, yang ada di ruangan yang sama semuanya terkejut, jadi semuanya tetap diam. Saat ini, yang pertama memecah keheningan adalah kata-kata Chrysheight yang tegas. Itu mengejutkan. Aku rasa benda kecil ini adalah sistem pendukung ALO Navagation Pixie...tapi untuk mengumpulkan informasi sebanyak itu dan membuat kesimpulan di waktu yang singkat. Gadis kecilapakah kau tertarik dengan ra(Katakana:di versi Jepangnya)...tidak, apakah kamu ingin bekerja untuk Virtual Division? Penyihir berkacamata ini dipelototi oleh Asuna setelah membuat lelucon seperti itu. Ia kemudian mengangkat tangannya dan berkata dengan nada kalah, Maaf. Aku tidak akan menyembunyikan informasi[5] sekarang. Apa yang gadis kecil itu jelaskansemuanya benar. Zekushiido dan Usujio Tarako meninggal segera setelah mereka tertembak oleh Death Gun karena kerusakan hati parah. Oi, Chrysheight-san. Apakah kau yang meminta Kirito untuk menyelidiki? Dengan kata lain kau tau tentang insiden pembunuhan ini tetapi masih meminta Kirito untuk pergi ke sana?

Chrysheight mengangkat tangannya untuk menghentikan Klein, yang melompat dari meja bar dan mendekatinya. Saat ini, kacamatanya memantulkan cahaya, menyembunyikan ekspresinya di bawahnya. Tunggu, Klein-shi. Kirito dan aku mengambil kesimpulan kalau itu bukan kasus pembunuhan setelah mendiskusikan dua kejadian ini. Apa maksudmu? Pikirkan sekarang, bagaimana kau membunuh orang di game? AmuSphere bukanlah Nerve Gear. Kalian semua pasti mengetahuinya, kan? AmuSphere didesain untuk mencegah kerusakan apapun, sehingga apapun cara yang digunakan, tidak bisa melukai kepala pengguna. Jadi tidak mungkin menghentikan detak jantung yang bahkan tidak tersambung ke mesin. Kirito dan aku mendiskusikan ini akhir pekan di dunia nyata dalam waktu yang lama, dan menyimpulkan kalau Sebuah tembakan di game tidak bisa menyakiti badan nyata di dunia nyata. Mendengar kata-kata Kikuoka seperti ia sedang menenangkan seorang murid yang mengamuk dengan logika yang tenang dan sempurna, Klein hanya dapat menggeram dan kembali ke kursi bundarnya. Kemudian, suara parau Lyfa memecah keheningan. Chrys-san. Mengapa kau meminta onii-chan untuk memasuki GGO? Kaki-kaki ramping dari divided skirt[6] Lyfa yang hijau terang diregangkan saat ia menginjak lantai sebelum berdiri. Kemudian ahli pedang paling hebat di antara para Slyph ini perlahan mendekati Kikuoka seperti dalam sebuah pertarungan kendo. Kau seharusnya sudah merasakan sebelumnyatidak, kau harusnya sudah menyadari ada sesuatu yang salah sekaran ini seperti kita, kan? Pemain yang disebut Death Gun itu punya rahasia menakutkan. Sekarang ini, Kikuoka akhirnya diam, dan Asuna menyampaikan sebuah fakta yang tidak ia ketahui. Chrys-san, Death Gun adalah seorang yang selamat dari SAO seperti kami. Dan ia juga seorang anggota red guild terparah, Laughing Coffin. Badan penyihir yang tinggi dan kurus itu tersentak, dan bibirnya yang tipis terkesiap. Bahkan pejabat dengan jabatan tinggi ini terkejut. Matanya yang biasanya sipit dan ramah mendadak terbuka lebar. Dua detik kemudian, Chrysheight dengan nada berat, Apakah itu benar?

Ya. Aku tidak dapat mengingat namanya, tetapi Klein dan aku dapat membuktikan kalau kami telah ikut dalam Laughing Coffin Crusade. Dengan kata lainini bukan pertama kalinya Death Gun membunuh di game. Apakah kau bisa menyebutknya kebetulan? Tatapikemudian, Asuna-kun, apakah kau benar-benar berpikir kalau kekuatan supernatural atau kutukan itu memang ada? Apakah Death Gun menggunakan kekuatan supernatural dari SAO dan menggunakannya untuk membunuh? Well Asuna tidak dapat menganggukkan kepalanya dengan segera dan hanya dapat menggigit bibirnya. Saat itu, Lisbeth menggunakan kesempatan ini untuk berkata, Asunaapakah Chrysheight tahu tentang SAO? Aku dengar dia adalah pejabat yang terlibat dengan internet di dunia nyata dan datang bermain ALO untuk penyelidikan pada VRMMO Saat ini, Kikuoka sendiri secara tidak terduga menganggukkan kepalanya untuk mengakuinya. Mungkin ia tidak pernah berniat menyembunyikan identitasnya. Ia mulai menjelaskan posisinya. Kau benar, Lisbeth-kun. Walaupun aku biasa bekerja untuk pekerjaan lain. Aku dulu adalah anggota dariSAO Case Victims Rescue Force[7]. Meskipun begitukami tidak memikirkan untuk menyerang, dan hanyalah sebuah kelompok tanpa kekuatan asli Mendengar hal ini, Lisbeth membuka matanya sedikit, menunjukkan kebingungan di wajahnya. Chrysheight bertingkah seperti ia tidak mengetahui apapun, tetapi yang dikatakannya benar. Rescue Force mengambil langkah aktif pada November 2022 setelah insiden SAO terjadi, dan dengan cepat memindahkan 10.000 korban ke rumah sakit di seluruh negara. Dikatakan bahwa sulit untuk mendapatkan kamar-kamar dan biayanya, tetapi kelompok ini terus menegosiasikan lewat cara halus maupun kasar yang menyebabkan departemen pemerintahan ikut terlibat. Asuna mendengarnya dari Kirito kalau Kikuoka adalah pusat dari kelompok ini. Sekarang ini, semua korban selamat dari SAO mengetahui kerasnya perjuangan yang dilakukan Rescue Force, dan setiap korban berterima kasih atas apa yang sudah mereka lakukan. Tertekan antara kemarahan karena meminta Kirito melakukan pekerjaan berbahaya seperti itu dan kenyataan kalau dia telah membantu sebelumnya, Lisbeth dan Klein hanya bisa diam. Asuna sendiri mewakili semua dan berkata perlahan kepada Kikuoka, ChrysheightAku tidak tahu bagaimana Death Gun membunuh. Tetapi, aku tidak bisa hanya membiarkan Kirito bertarung sendirian melawan musuh terkutuk

ini. Kau bisa mencari alamat asli dan nama pemain yang disebut Death Gun ini, kan? Itu tidak mudah, tetapi kalau kita mendata semua korban selamat dari Laughing Coffin dan memeriksa apakah rumah mereka terhubung dengan server GGO, atau kalau kau bertanya ke jaringan server yang dikontrak untuk memberikan data Tu, tunggu. Harus ada surat perintah dari pengadilan sebelum kita bisa melakukan itu, tetapi itu akan menghabiskan waktu cukup lama untuk menjelaskan semua keadaannya Kikuoka mengangkat lengannya untuk membuat Asuna nyaman, tetapi berkedip seperti ia menyadari sesuatu dan kemudian menggelengkan kepalanya dengan lemas. Tidak, ini tidak bisa dilakukan. Data yang dimiliki Virtual Division tentang para pemain SAO adalah nama asli, nama karakter, dan level akhir. Nama guild dan jumlahpemain yang mereka bunuh tidak diketahui. Jadi, kita tidak bisa menemukan nama dan alamatnya di dunia nyata hanya dengan mengetahui kalau mereka sebelumnya adalah anggota dari Laughing Coffin. Asuna menggigit bibirnya dengan keras. Ia memang punya kesan dari cara Death Gun berbicara dan tindakannya. Ia yakin melihatnya saat crusade dan ketika mereka membereskan setelah crusade. Tetapi tidak peduli apapun itu, ia tidak bisa mengingat namanya. Tidak, dia tidak pernah sekalipun berpikir untuk mengetahui namanya karena ia ingin dengan cepat melupakan memori dari guild itu Onii-chan pasti sedang di medan pertarungan mencoba mengingat namanya. Lyfa tiba-tiba mengatakan itu. Dalam beberapa hal, gadis ini lebih dekat dengan Kirito dari siapapunkarena ia adalah keluarganya. Ia memegang tangannya erat-erat di depan dadanya dan melanjutkan, Onii-chan terlihat ketakutan saat ia kembali kemarin malam. Aku rasa aku harusnya menyadari kalau seorang anggota dari Laughing Coffin ada di dalam GGO selama persiapan kemarin. Dan ia mengetahui kalau orang itu bisa membunuh seseorang dengan suatu cara. Jadi untuk mengingat nama masa lalu orang itu dan membuatnya berhenti PK...onii-chan akan mengakhiri ini semua Mendengar ini, Asuna sedikit terkesiap. Meskipun ia sedikit tidak senang, tebakan Lyfa seharusnya benar. Tidak, Kirito bahkan akan berpikir kalau ini adalah kewajibannya. Itu adalah kewajibannya untuk menghentikan anggota Laughing Coffin Crusade dari melakukan kejahatan lagi. Kirito-kun, kaukau selalu seperti ini tidak peduli kapan ANAK INIANAK BODOH INI!

Klein berteriak dan menggebrak meja bar. Dagunya yang penuh janggut memilin bibirnya dan terus berteriak, ITU TERLALU EGOIS! KALAU KAU BERKATA SESUATUKALAUPUN KAU HANYA BERKATA SESUATU, BAHKAN JIKA AKU PUN HARUS PERGI KE NERAKA, AKU PASTI AKAN BERPINDAH KE SANA Yeahtapi Kirito-san tidak akan berkata seperti itu. Ia tidak akan membiarkan kita terlibat sekali ia tahu adanya bahaya. Ia tipe orang yang seperti itu Mendengar Silica menangis dan tersenyum mengatakan hal itu, Lisbeth di sebelahnya tersenyum dan mengangguk. Itu benar. Ia seperti itu sebelumnyaKalau memang begitu, maka sekarang ini di turnamen, ia mungkin melindungi seseorang dari musuh. Mendengar kata-kata itu, semua melihat ke arah layar besar di dinding seperti mereka tertarik akan sesuatu. Ada adegan-adegan di mana efek khusus keluar dari senjata, tetapi tidak ada tanda-tanda nama Kirito, dan orang bermantel yang mengklaim sebagai Death Gun tidak pernah muncul. Memikirkan hal itu dengan seksama, semua yang hadir tidak tahu bagaimana tampang Kirito di GGO. Tetapi kalau ia bukan pemain utama yang kamera fokuskan menunjukkan namanya, tetapi sebagai lawan yang bertarung di layar, Asuna dan yang lainnya tetap tidak akan menyadarinya. Tetapi, setidaknya di daftar pemain di sisi kanan layar masih tertulis nama Kirito, dan pemain lainnya dengan cepat tercatat [Dead], dan dia masih [Alive]. Ini artinya dia sedang bertarung sengit dengan Death Gun di pulau terpencil ini yang menjadi medan pertarungan. Asuna tidak dapat mengikuti turnamen ini meskipun ia berpindah ke GGO, jadi ia tidak dapat membantu Kirito. Tetapi ia ingin melakukan sesuatu untuk membantu, melindungi, dan menguatkan kekasihnya. Asuna menahan semangatnya di dalam dirinya dan bertanya pada Lyfa, Lyfa-chan, Kirito-kun tidak melakukan dive dari kamarnya sendiri, kan? Ya, itu benar. Aku hanya tahu kalau ia melakukan dive ke GGO dari suatu tempat di kota. Asuna sendiri mendengarnya dari Kirito. Alasan mengapa ia tidak log in ke ALO di rumah tetapi di Dicey Caf di Okachimachi adalah karena ia ingin bertemu Kirito segera setelah turnamen selesai. Asuna menganggukkan kepalanya dan melihat ke arah Kikuoka. Chrysheight. Kau seharusnya tahu di mana Kirito-kun log in, kan? Ahyah. Penyihir dengan jubah panjang itu menganggukkan kepala dan berbisik, dan rambutnya yang berwarna seperti laut itu terus bergoyang ke arah yang aneh.

Tetapi baru saja Asuna akan melangkah, ia tiba-tiba menggelengkan kepala dan berkata,

Ya, aku tahu. Aku mengatur tempatnya untuk log in, jadi ia aman. Ada CCTV, dan seseorang menemaninya setiap waktu. Aku dapat memastikan kalau tubuh Kirito di dunia nyata tidak akan terancam bahaya Di mana?" .Wellitu.di rumah sakit di Ochinomizu di Chiyodatetapi jangan dianggap itu tidak aman hanya karena itu adalah rumah sakit. Aku memilih tempat yang memudahkan akses ke sebuah ECG[8]. Tentu saja, itu bukan berarti aku tahu akan ada sesuatu terjadi pada tubuhnya Kikuoka melanjutkan berkata-kata yang terdengar seperti menghindar, tetapi Asuna melambaikan tangannya untuk menyelanya dan bertanya, Rumah sakit di Chiyoda? Di mana Kirito-kun menginap untuk pemulihan? Ya, yang itu Itu dekat. Tepat antara Dicey Caf di Okachimachi dan Ochimizu adalah Suehirochou. Tidak akan menghabiskan waktu 5 menit untuk ke sana dengan taksi. Memikirkan ini, Asuna berkata sungguh-sungguh, Aku ingin ke sana. Ke mana Kirito-kun di dunia nyata.

Bab 14 Aku berpisah dengan Sinon dan berjalan keluar dari gua. Warna merah dari matahari terbenam di langit hampir hilang, hanya menyisakan langit ungu di malam hari. Aku, yang selalu berpikir bahwa dunia GGO mataharinya selalu terbenam, sedikit terkejut bahwa dunia ini juga memiliki malam dan aku pun melihat ke langit. Tapi setelah berpikir tentang hal itu, seharusnya sudah 10 pm di dunia nyata, jadi jelas bahwa langit malam akan menjadi gelap. Tampaknya ada tidak ada bintang di langit. Dikatakan bahwa ada beberapa perang skala besar galaksi di dunia ini di masa lalu, dan peradaban mulai menurun. Saat ini, manusia hanya bisa mengkamulkan sisa-sisa teknologi masa lalu untuk bertahan hidup. Ini langit malam yang luas bahkan akan membuat orang bertanyatanya jika planet di galaksi ituhancur. Tiba-tiba, ada cahaya kecil yang bersinar dalam kegelapan tak berujung dari arah selatan-barat. Meteor- tentu saja bukan. Itu adalah satelit buatan. Sejak peradaban terakhir, tidak ada yang pernah menggunakannya sekarang, dan itu terus mengirim informasi. 21:45 pm. Sudah waktunya untuk Scanner Satellite ke 7 sejak BoB yang ke-3 ini dimulai. Aku membalik matakumenjauh dari langit malam, mengambil alat terminal tipis keluar dari kantong sabukku dan menyentuh permukaannya. Layar segera menyala, dan peta lingkungan muncul di atasnya. Pulau ini menjadi medan perang untuk turnamen kali ini, tampaknya bagian utaranya benar-benar tertutup oleh gurun pasir. Ada sebuah bukit yang sedikit berbatu dan padang rumput hijau kecil dan juga tanah tandus datar yang tidak akan pernah berubah. Omong-omong, tempat ini tidak cocok untuk parasniper. Setelah bersandar di dinding batu dekat lubang, akumencari tempat persembunyian yang baik dan menonton perangkatku. Beberapa detik kemudian, pusat peta menunjukkan sebuah cahaya putih. Aku tidak perlu menyentuhnya untuk mengetahui bahwa cahaya ini mewakiliku-Kirito. Tentu saja, Sinon, yang sedang menunggu di gua di sampingku tidak akan pernah muncul di peta. Tanpa diduga, tidak ada pemain lain yang berada di gurun ini dalam radius 5 kilometer di sekitar ku. Bahkan jika Death Gun - Sterben akan menggunakan Optical Camouflage dan tidak tampil di peta, pemain lain yang menyadari Sinon dan aku bersembunyi di sebuah gua gurun seharusnya berkumpul di dekatnya dan akan siap untuk melempar granat ke dalam gua. Ini tidak terdengar begitu bagus-tapi ada titik cahaya abu-abu yang tak terhitung jumlahnya ditampilkan di seluruh gurun. Ini seharus adalah pemain yang telah gugur, tapi ada begitu banyak mayat, namun kami tidak mendengar suara pertempuran dari gua. Omong-omong, itu benar-benar luar biasa.

Aku buru-buru memperbesar gambarnya dan melihat ada titik terang 6km barat daya. Setelah menyentuhnya dengan ujung jari ku, nama yang ditampilkan adalah Yamikaze. Nama ini tampak akrab. Melihat ke bagian bawah peta, aku menemukan ada beberapa titik gelap dan dua titik cahaya yang cukup dekat. Yang selamat adalah No-no dan Fernil. Aku kemudian meningkatkan perbesaran untuk menampilkan seluruh pulau di layar. Namun tidak ada titik cahaya yang lain. Bahkan pemain yang Sinon panggil CampeRichie, yang menduduki puncak bukit selatan sejak awal turnamen telah menjadi gelap. Juga, ada dua titik gelap di dekatnya. Tampaknya ia telah dikeroyok0. Dengan kata lain, termasuk Sinon dan Death Gun yang tidak tampil di peta, hanya ada 6 orang tersisa di medan perang yang luas ini. Tentu saja, mungkin ada kemungkinan bahwa pemain lain bersembunyi di guagua atau di bawah air, tetapi tidak seperti kemampuan unikDeath Gun, mereka tidak dapat menerima informasi dari satelit. Juga, pada saat ini di mana turnamen hampir berakhir, tidak mungkin ada yang sabar untuk tidak melihat klasemen saat ini ... "... Ah." Tepat ketika aku berpikir tentang hal ini ketika aku melihat penerimaku, ada sebuah perubahan tiba-tiba di layar, dan aku mengerti tapi aku menahan teriakanku. Hal ini bukan karena jumlah titik cahaya meningkat. Bahkan, sebaliknya. 2 titik cahaya di dekat reruntuhan tiba-tiba menjadi gelap. Kedua orang mungkin tidak menyadari bahwa orang lain berada di dekatnya. Dan setelah melihat layar, mereka menyadari bahwa musuh mungkin berada di balik dinding di mana mereka berada. Mereka kemudian buru-buru melemparkan sebuah granat dan menyebabkan kedua belah pihak mati-atau begitulah yangkupikirkan. Jika hal ini benar-benar terjadi, kedua player ahli yang bertarung seperti ini sampai sekarang mungkin akan depresi jika melihat mereka mati seperti ini. Aku harus menahan keinginanku untuk berdoa 'Amin' pada mereka dan mengirim jiwa mereka. Pokoknya ---- seperti itu, battle royale itu awalnya dimulai dengan 30 pemain yang sekarang menjadi empat. Dan, yang ditampilkan di layar hanya Yamikaze dan aku. Aku akhirnya menghitung jumlah titik terang dan gelap yang tersebar di seluruh pulau. Dan kemudian mengeluarkan sebuahdesahan. "Eh ..." Aku buru-buru menghitung lagi, tapi tidak peduli berapa kali aku menghitung, nomornya tidak pernah berubah. Layar penerima menunjukkan hanya 2 titik putih yang masih hidup. Dan juga, jumlah titik yang dihilangkan adalah 24. Jumlahnya tidak pas. Selain Sinon dan Death Gun yang tidak muncul di layar, hanya ada 28 orang. Bahkan jika kita menghitung Rider Pale yang terputus dan

hilang setelah ditembak oleh pistol tersebut, seharusnya hanya ada 29 orang. Masih tersisa satu orang lagi. Apakah seseorang bersembunyi di dalam sebuah gua atau bawah air? Jika tidak ... Death Gun menghapus pemain lain. Tidak, ini tidak mungkin. Death Gun, komplotannya di dunia nyata seharusnya menunggu di rumah Sinon atau di suatu tempat di dekatnya. Aku tidak berpikir menggunakan Sinon sebagai umpan, namun kaki Death Gun tak bisa pindah ke rumah target lain seperti itu. -Tidak, mungkin ... apakahaku meninggalkan sesuatu yang penting ...? Tidak Sekarang bukan waktu untuk ragu-ragu. Aku memejamkan mata dengan keras dan merasakan udara dingin yang mengelilingiku. Setelah aku membuka mataku, titik-titik cahaya yang ditampilkan pada layar mulai berkedip. Tampaknya satelit itu akan segera pergi. Mungkin ... tidak, aku tidak berpikir aku perlu melakukan scan yang lainnya. Aku diam-diam mengatakan selamat tinggal pada satelit iru dan segera melihat sekeliling. Di bawah gurun yang tertutup dalam kegelapan, tidak ada sesuatu yang bergerak atau bersinar. Aku meletakkan perangkat yang kehilangan informasinya kembali ke kantong sabukku sebelum berbalik dan berjalan kembali ke gua. Gadis yang membawa senapan sniper besar tidak bersembunyi di bagian bawah kereta, tapi menunggu di pojok kanan gua. "Jadi? Bagaimana ? " Sinon menggerakkan rambut aquamarine pendeknya yang diikat menjadi dua saat ia bertanya dengan cemas. Aku mencoba untuk menjelaskan dengan sederhana seluruh situasinya kepadanya. "Dua orang telah gugur satu sama lain selama scan, sehingga semua yang tersisa seharusnya 4 dari kita aku, Kamu,YamikazedanDeath Gunyang tidak muncul di layar. Yamikaze sedang 6km berada di barat daya, dan Death Gunseharusnyabergerak mendekat pada titik yang berada di gurun. Juga, mungkin ada seseorang yang bersembunyi di gua seperti kita. " Aku benar-benar tidak bisa mengatakan kecurigaanku bahwa seseorang bisa saja meninggal oleh tembakanDeath Gun. Sinon sendiri tampaknya tidak menyadari kekhawatiranku saat ia bergumam sambil melihat agak terkejut, "... Hanya 4, eh 5 orang yang tersisa ..." Tapi dia kemudian mengangguk kepalanya dan berkata, "Ini sudah lewat 1 jam dan 45 menit. Dalam 2 jam diperkirakan turnamen kemungkinan akan berakhir, hal ini dapat membuatnya begitu. Namun, itu benar-benar aneh bahwa tak seorang pun melemparkan granat ke sini ... " "Ya ... orang-orang yang sedang mencari kita yang mungkin ditangani oleh Death Gun menggunakan senapan sniper. Ada banyak titik-titik abu-abu di seluruh gurun. "

"Jika seperti itu ... orang itu harusnya mendapatkan penghargaan Max Kill." Setelah mengangkat bahu dengan tampilan yang rumit, Sinon tampaknya termotivasi lagi dan mengatakan hal ini, "Lupakan itu. Masalahnya sekarang adalah Yamikaze. Kau satu-satunya yang selamat yang muncul di terminalnya, kan? jadi dia pasti akan datang kearahmu. " "Aku pikir aku pernah mendengar nama itu sebelumnya ... apakahdia kuat?" Setelah aku bertanya, Sinon memberikan pandangan tak percaya, "Dia berada di tempat kedua dalam turnamen terakhir. Dia mempunyai AGI yang super. Disebut Devil Run and Gun. " "Ru ... Run and Gun?" "Run and Gun, berlari dan menembak saat ia terus bergerak. Senjatanya adalah senapan mesin ringan yang sangat ringan Calico M900A. Dia kalah dari pistol langka dan peralatan Zekushiido di waktu terakhir dan mendapatkan tempat kedua, tetapi beberapa orang mengatakan keterampilan Yamikaze itu lebih kuat. " "Ini ... ini berarti bahwa ia adalah pemain terkuat di server Jepang GGO ..." Aku pikir begitu, karena ia mampu bertahan sampai akhir pertempuran, ia seharusnya sangat kuat. Tepat ketika aku berpikir tentang hal ini, Sinon mengeluarkan suara yang sampai ke telingaku, "Yah ... Kamubilang pembunuh sebenarnya adalahDeath Gun kaki tangannya di dunia nyata, kan? Jika tebakanmu benar, Death Gun hanya dapat membunuhku karena kaki tangannya ada di rumah ku. " "..." Aku sedikit, tidak, mungkin agak terkejut ketika aku melihat wajahnya yang mengingatkanku dengan hewan seperti kucing. Pembunuh yang tidka diketahui itu sudah siap untuk menyakiti tubuhnya di dunia nyata. Rasa takut dalam situasi ini bahkan mungkin melampaui ikatanku dengan Nerve Gear dan aturan death game yang pernah kumainkan. Pada saat ini, mata biru Sinon itu menunjukkan rasa takut, tapi aku bisa melihat kilatan yang melawannya. Dia terus mengatakan dengan nada dingin padaku, yang tercengang. "Pokoknya, ini berarti bahwa kita tidak perlu khawatir tentang Yamikaze dibunuh oleh Death Gun. Lalu, aku harus minta maaf pada Yamikaze, kita juga bisa menggunakan dia sebagai umpan, kan? Jika Death Gun menggunakan L115 untuk menembak Yamikaze, kita dapat menemukan lokasinya. Ini jauh lebih efektif daripada kamusendiri sebagai umpan ... dan pada dasarnya, aku melakukan sesuatu yang serupa. "

Kata-kata terakhirnyamungkin ditujukan pada bagaimana dia menahan kaki tangan Death Gun di dunia nyata. Meskipun ia sedikit gemetar pada akhirnya, itu mengesankan karena ia memiliki konsentrasi untuk menyelesaikannya. "... Kau benar-benar kuat, Sinon." Gadis sniper berkedip dan kemudian tersenyum, "... Aku hanya tidak berpikir tentang hal itu. Aku selalu baik dengan mengabaikan hal-hal yang ku takutkan. " Kemudian, dia segera berkata sesuatu yang lain untuk menutupiitu. "Pokoknya, bagaimana dengan strateginya? Aku pikir itu adalah situasi di mana kita harus menggunakannya. " "Ya ... itu benar. Aku setuju dengan strategimu juga ... tapi ... " Aku menggigit bibirku dan kemudian berkata dengan keraguan yang tersisa di hati aku beberapa menit kembali. "... Ada sesuatu yang aku khawatirkan. Selama scan satelit tadi, aku menghitung jumlah korban dan mereka yang dihilangkan. Ada 28 orang. Bahkan jika itu termasuk Rider Pale, masih ada satu pemain yang kurang. " "... Jangan bilang, Death Gun membunuh orang lain ?" Mata Sinon melebar, tapi langsung menggeleng. "I ... itu tidak mungkin! Target kaki tangannya harusnya aku, kan?di dunia nyata. Bagaimana dia bisa pindah ke tempat seperti itu begitu cepat? Apakah ada pemain lain di apartemen yang sama seperti aku? " "Yo ... kau benar ... tapi berpikir tentang hal itu, ini benar-benar agak tidak wajar ..." Aku melirik jam tanganku. Sudah dua menit sejak pemindaian selesai, sehingga akudengan cepat menyebutkan semua keraguan di pikiranku jelas, "Sekitar 30 menit berlalu sejakDeath Gun menembak Rider Pale dan bersiap-siap untuk menembakmu dekat stadion. Dengan kata lain, Rider Pale di dunia nyata harusnya tinggal sekitar 30 menit dari tempatmu. Tentu saja, ini tidak mustahil, tapi apakah kamu berpikir bahwa ada terlalu banyak kebetulan di sini? " "... Tapi, itu hanya kemungkinannya." Aku mengatakan keraguankuyang berada di pikiranku selama pemindaian satelit ke Sinon yang mengerutkan keningnya. "Tidak, Dengar ... mungkin ada tidak hanya satu orang sebagai kaki tangan Death Gun. Jika ada beberapa Pembagian Tugas, bahkan jika seseorang tinggal di belakangmu untuk menyerangmu, ia juga dapat membahayakan target lain. Dengan kata lain ... kita tidak dapat menyangkal kemungkinan bahwa Yamikaze adalah target Death Gun. " "...!" Sinon tersentak dan memeluk senapan sniper besar nya dengan keras. Dia mengguncang wajah yang menunjukkan cahaya putih kecil di ruang sedikit gelap.

"Ba, bagaimana itu mungkin ...? Apakah Kamu mengatakan bahwa setidaknya ada 3 orang yang sedang mengambil bagian dalam rencana pembunuhan mengerikan ini? " "... Ada setidaknya 10 orang yang selamat dariLaughin Coffin. Juga, orangorang yang terkunci di penjara yang sama selama hampir setengah tahun. Mungkin mereka saling kontak di dunia nyata ... menjadi sedikit ekstrem, mereka punya cukup waktu untuk benar-benar melakukan rencana ini. Tentu saja, tidak semua 10 orang dapat ambil bagian ... tapi kita tidak punya bukti untuk memutuskan bahwa hanya ada satu kaki tangan. " "... Kenapa ... kenapa mereka harusmerencanakan begitu banyak hanya untuk melanjutkanPK...? Mereka baru saja dilepaskan dari Death Game, jadi mengapa ...? " Mendengarnya gemetar, aku menggunakan tenggorokan keringku untuk memaksa jawaban keluar. "... Mungkin itu adalah alasan yang sama mengapa aku ingin menjadiSwordmandan mengapa Kamu ingin menjadisniper..." "..." Aku pikir Sinon akan marah, tapi dia hanya menggigit bibirnya. Kemudian, tubuh langsing nya berhenti gemetar, dan mata birunya memberi cahaya yang kuat. "... Jika itu yang terjadi, kita memiliki semua alasan lagi untuk tidak kalah dari orangorang ini. Aku hanya menggunakan kata PK, dan aku ingin mengambilnya kembali. Banyak orang yang PKing dalam permainan ini, dan aku bergabung dengan skuadron yang didasarkan pada hal ini. Namun, PKing memiliki aturan dan realisasi. Membunuh sepenuhnya kesadaran pemain yang dive melalui obat bukanlahPKing. Ini kejahatan keji ini ... iniadalahpembunuhan. " "Ya ... itu benar. Kita tidak bisa membiarkan orang-orang ini terus berlanjut seperti ini. Kita harus mengalahkan Death Gun di sini dan membuatnya membayar kejahatannya dengan kaki tangannya di dunia nyata. " Bahkan, setengah dari kata-kata itumengarah kepada diriku sendiri. Itu benar-itu prioritas utamaku. Aku harus mulai dari awal di sini. Ini adalah untuk menebus diri untuk membunuh dua orang dalam kegilaanku malam itu dan mengambil nyawa orang lain setelah itu. Ini seharusnya menjadi pertempuran yang harus aku hadapi sendiri, namun gadis sniper ini benar-benar tidak terlibat. Aku hanya bisa mengawasinya diam-diam. Jika keselamatan dirinya adalah prioritasku, kita dapat membuat Yamikaze melawan Death Gun dan segera bunuh diri setelah salah satu dari mereka menang. Namun, hal terburuk adalah bahwa turnamen akan tetap berjalan jika orang yang tidak muncul di peta itu bukan korban Death Gun, tapi bersembunyi di bawah air atau di gua. Dan Death Gun akan mencatat Yamikaze dan kemudian menembak Sinon yang tidak bisa bergerak sementara aku gugur dan menjadi mayat untuk sementara waktu. Juga, jika Yamikaze adalah target Death Gun, kita hanya akan

berakhir meningkatkan jumlah korban. Jadi, aku harus berjuang. Aku ingin melindungi Sinon, berurusan dengan Yamikaze, dan Death Gun mengalahkan. Ini tidak mudah, tapi aku harus menyelesaikan semua ini- Ketika aku memikirkan hal ini, Sinon berkata dengan suara bersikeras, "Serahkan Yamikaze padakukalau begitu." "Eh ..." "Orang itu kuat. Bahkan kamu tidak bisa mengalahkannya dengan segera. Selain itu, Death Gun akan menggunakan kesempatan ini untuk muncul ketika kalian berdua bertarung. " "Itu ... itu benar, aku kira ..." Sinon melihat aku memberikan ekspresi yang membingungkan, dikeluarkan pistol dari tangan kanannya dan kemudian menepuk dadaku. "Selain itu, Kamu harus berpikir tentang melindungiku." Aku tidak dapat mengatakan apa-apa untuk menjawabnyasetelah kata-kata itu mengenai targetnya. Mulut kecil penembak jitu itu langsung tersenyum, tapi kemudian cemberut lagi. "Berhentilah bercanda. Aku penembak jitu. Kau support. Kau hanya membantuku menemukan posisi musuh '. Tinggalkan Yamikaze dan DeathGun kepadaku. " Aku tidak benar-benar memahami sebagian kecil dari kata-katanya, tapi aku hanya bisa memberikan senyum kecut dan mengangguk-angguk, "Aku mengerti. Kalau begituakukan menyerahkannya padamu ... Aku kira keduanya harus dekatnya. Aku akan naik di kereta tersebut. Kamu akan meninggalkan gua beberapa saat dan menemukan tempat untuk membidik. " Setelah kami mengkonfirmasi rencana kami beberapasaat , Sinon mengangguk kepalanya. Kali ini, ekspresi serius kembali ke wajahnya. Gadis itu menatapku lurus dari depan dan kemudian hanya mengatakan, "Aku bergantung padamu, partner." Sinon mengatur scope Hecatenya ke dalam modemalam dan kemudian menempatkan mata kanannya di atasnya. Dalam padang pasir yang luas, tidak ada sesuatu yang bergerak di sekitar pada saat itu. Namun, Yamikaze di sisi barat daya dan Death Gun, yang keberadaannya tidak diketahui, seharusnya mendekati tempat ini. Sinon memilih puncak perbukitansebagai daerah sniping, dan tepat di bawah bukit berbatu adalah gua mereka bersembunyi di sekarang. Itu sulit untuk melihat tempat ini dari bawah tanah, dan ia bisa mendapatkan pengliahatan burung-di sekitar. Namun, ada risiko bahaya. Meskipun itu adalah puncak bukit yang pendek, jaraknya masih 10m tinggi dari atas tanah. Seseorang seperti Sinon, yang VITnya tidak tinggi, tidak bisa melompat turun begitu saja. Juga, hanya ada satu

cara untuk sampai di sini. Jika musuh berada di dekatnya, dia bisa tertembak oleh peluru dari arah lain. Namun, sekarang adalah waktu di mana ia harus mengghilangkan segala pikiran negatifnya. Penembak jitu itu terus mencoba dan menjaga dirinya tenang saat ia diam-diam mengarahkan snipernya ke kanan. Dengan demikian, dia melihat sosok tepat di tengah-tengah gundukan pasir yang besar. Angin malam yang berhembus meniup pinggang-panjang rambut hitamnya beberapa kali. Dia mengenakan seragam tentara hitam di tubuh rampingnya, membuatnya terlihat seperti ia telahbercampur dengan kegelapan di sekitarnya. Profil itu lebih sepertielf swordman di tengah gurun fantasi daripada tentara dengan pistolnya. Tepat di depan Kirito adalah alat transportasi mereka yangdiambil dari reruntuhan ke sini-kereta beroda tiga. Itu tidak memiliki banyak bahan bakar ketika ia berjalan keluar dari gua, jadi seharusnya tidak bisa bergerak sekarang. Namun, kereta masih memenuhi tugasnya patuh sampai akhir. Bingkai besar yang digunakan sebagai penutup oleh Kirito. Sangat mudah untuk menemukan, tetapi orang tidak bisa benar-benar berkik dia dari utara dengan mudah. Bukit berbatu tempat Sinon bersembunyi berada di sisi selatan di mana Kirito berdiri, dan ini adalah lokasi yang hanya memiliki beberapa arah serangan. Dengan kata lain, L115 Death Gun hanya bisa menyerang dari barat dan timur. Juga mempertimbangkan Yamikaze yang datang dari barat, Death Gun mungkin akan mengambil tindakan dari timur. Seharusnya itulah yang sedang Kirito pikirkan. Wajahnya yang tidak terlihat berbeda dari seorang gadis ketika melihat dari jauh menghadapi bulan kebiruan-putih yang secara bertahap bergerak ke atas melalui lubang dalam awan tebal. Death Gun mungkin tidak akan menggunakan peluru setrum ketika menembak Kirito, tetapi menggunakan 0,338 Lapua Magnum. Ini hampir akan menjamin kematian langsung ketika pelurunyamengenai bagian kepala atau jantung. Bahkan jika itu hanya mengenai anggota badan, dampak kerusakan akan menyebabkan setengah HP akan hilang. Juga, Kirito akan merasa sulit untuk menghindari serangan ini. Peluru pertama Death Gun tidak memiliki garis peluru, dan ia juga bisa menggunakan Kamuflase Optical metamaterial untuk menyembunyikan dan membidik. Tentu saja, akan ada jejak kaki di pasir, sehingga ia tidak bisa bergerak ke posisi di mana ia menghit targetnya. Tapi meskipun demikian, Death Gun memiliki juga keuntungan. -Tapi, jika Kamu. Kamu, yang menyelesaikan Untouchable Game ketika kita pertama kali bertemu dan bahkan bisa mengiris peluru Hecate dari titik nol, Kamu pasti dapat menghindari hal itu, Kirito. Sinon mengatakan hal ini kepadanya dalam hatinya, dan kemudian membalik matanya kembali ke senapannya. Tugasnya adalah untuk memungkinkan Kirito untuk memaksimalkan konsentrasinya. Dengan demikian, mereka harus cepat menangani Yamikaze

AGI-terkuat, penyerang yang mendekat dari belakang. Jika mereka memiliki waktu dan jika situasi sudah aman, mungkin Yamikaze pribadi akan menghindari masalah atau bahkan membantu jika mereka menjelaskan hal kepadanya. Namun, akan sangat mustahil untuk membuatnya percaya bahwa ada insiden pembunuh nyata dalam tahap akhir dari BoB. Jika Sinon sendiri tidak menyaksikan Death Gun dan merasa dingin pada yang ditujukan oleh Blackstar, dia hanya akan menertawakan apa yang dikatakan Kirito. Dengan demikian, sekarang mereka hanya bisa mengalahkan Yamikaze. Zekushiido tidak ambil bagian dalam turnamen ini, sehingga hampir semua orang akan berpikir bahwa dia adalah pemain dengan kesempatan tertinggi untuk menang. Dan dia harus membunuhnya dalam satu pukulan. ... Dapatkah aku melakukan ini? Sinon menggunakan mata telanjang kanannya untuk melihat keseluruhan gurun pasir luas saat ia mencoba nya terbaik untuk melawan keraguan dan ketakutan yang perlahan merambat naik pada dirinya. Semua tembakan yang dia buat pada saat mereka menggunakan kereta beroda tiga untuk melarikan diri dari reruntuhan yang menyedihkan. Dia bahkan tidak bisa mengenai pria bermantel itu, dan bahkan mengenai pada tangki bensin truk itu hanyalah kebetulan. Semua kebanggaan yang Sinonbangun sampai sekarang segera hancur hancur seketika pada saat itu juga. Sebagai penembak jitu, peran Sinon adalah untuk mengumpulkan jumlah membunuh dan mempraktekkan teknik halus snipingnya. Suatu hari, ketika dia bisa menang di turnamen BoB, Asada Shino di dunia nyata akan merasakan kekuatan yang nyata. Pada saat itu, dia kemudian bisa menyerah ketakutannya senjata, tidak akan berpikir tentang hal itu dan bisa hidup normal. Dia selalu percaya bahwa sejak dia menerima undangan Shinkawa Kyouji untuk bermain GGO. Namun, keinginan ini mungkin melenceng. Tanpa sadar, ia sudah berpikir bahwa ia memisahkan hatinya menjadi dua keberadaan yang berbeda, Sinon dan Shino, membentuk Sinon yang kuat dan yang Shino yang lemah. Tapi ini salah. Sinon dalam permainan masih memiliki kelemahan yang tersisa di dunia nyata, jadi dia takut dengan pistol Blackstar dan membuatnya meleset. Lagi pula, apa yang dia cari adalah dirinya. Setelah pertemuan ini Kirito lelaki misterius itu, dia akhirnya menemukannya. Mungkin dia pasti adalah orang semacam ini di dunia nyata. Memerangi kelemahan sendiri, berjuang sepanjang waktu, bahkan jika ia tidak memiliki lightsaber di pinggangnya. Dalam hal ini, Shino di dunia nyata awalnya harus memiliki kepribadian yang tangguh dalam permainan.

-Aku akan menembakkan peluru ini sebagai Asada Shino. Sama seperti kejadian itu 5 tahun yang lalu. Aku terus melarikan diri saat itu, hanya ingin melupakannya, menghapusnya dan memejamkan mata,dia hanya ingin menulisnya kembali dengan pena. Tapi aku tidak akan melakukannya lagi. Aku ingin melihat memoriku sendiri dan kejahatanku, kembali pada saat itu, dan membangun lagi dari sana. Mungkin ini adalah saat yang aku selalu tunggu-tunggu. Dalam kasus ini- Pada saat ini. Mata kanan Sinon melihat profil hitam yang bergerak cepat dengan scopenya. Yamikaze ada di sana. Dia segera menempatkan jari-jarinya pada pelatuk. Namun, dia masih belum bisa mengerahkan kekuatannya. Hanya ada satu kesempatan untuk menembak. Tidak ada waktu untuk bergerak dan menyesuaikan kembali posisinya. Jika dia meleset, Yamikaze pasti akan mengarah pada Kirito. Pada saat itu, tidak peduli seberapa kuat Kirito , ia tidak akan bisa menanganiDeath Gun dan Yamikaze. Dia pasti akan dikalahkan oleh salah satu dari mereka. Kemudian, Death Gun hanya akan perlu berurusan dengan Yamikaze dan dengan mudah menggunakan Blackstar untuk menyerang Sinon sepertirencananya. Peluru 7.62mm virtualitu akan mengenai Sinon, dan sekali gambar ini dikirim ke layar siaran langsung di dunia luar, kaki tangan di dunia nyata akan menyuntikkan obat racun ke dalam tubuh Shino dan menyebabkan jantungnya untuk berhenti. Dengan kata lain, ini peluru yang bisa memutuskan nasib Shino di dunia nyata. Sama seperti waktu itu. Namun, ia merasa luar biasa tenang. Mungkin dia hanya tidak bisa memahami seluruh situasinya, tapi pasti bukan hanya itu. Dia tidak sendirian. Seseorang, dengan kekuatannya yang mendukung dia. Ada sedikit panas yang hangat mencair di jari-jari kakunya dan mati rasa. Apa ini- Hecate II. Ini setengah bagian dari dirinya yang menemaninya ke banyak medan perang, satu-satunya yang dapat mengubah ego-nya. Ah ..., aku mengerti. Jadi kamu selalu menemaniku. Bukan hanya di tangan seorang penembak jitu ... tetapi juga dengan seorang gadis biasa sepertiku. Kamu masih terus mendukungku meskipun aku tidak bisa melihatmu. Tolong ....Hilangkan kelemahanku ini. Berilah aku kekuatan untuk bergerak lagi sekarang. Di Aincrad, kota terapung yang sudah menghilang, kami berjuang keras di sana, dan setiap hari, swordsmen dari kelompok penyerang akan menemukan Keterampilan di Luar Sistem ketika mereka bertempur dan berlatih. Misalnya, ketika duel, ada Prerecognition yang datang dengan posisi pedang dan pusat avatar yang berpusat pada gravitasi, insight yang dapat memprediksi pola serangan dari monster dari jarak jauh dan menghindari pola serangannya,

Distinguishyang memungkinkan pemain membedakan efek suara musuh dari suara latar belakang dan menemukan mereka,mislead untuk memikat kapasitas belajar monster AI dan memberikannyapukulan, yang switch yang memungkinkan pemain untuk beralih posisi dan memungkinkan mereka untuk memulihkan HP mereka. Dan di antara keterampilan yang tidak tercantum dalam kolom kemampuan, keterampilan yang paling sulit untuk didapatkan, dan bahkan dianggap sebagai kemampuan supranatural adalah presence sense-juga disebut HyperSense. Itu merasakan kehadiran musuh sebelum melihatnya dan mendengar terlebih dahulu. Ini juga merupakan keterampilan untuk sense killing intent. Ada beberapa kelompok orang yang menyangkal keberadaan keterampilan ini sejak logis, tidak mungkin untuk mendeteksi aura pembunuh yang berada di dunia maya. Manusia yang dive hanya bisa menggunakan Data digital Gear yang dikirim melalui saraf untuk mengidentifikasi dunia, sehingga semua kode informasi dalam game ini bisa diubah menjadi sebuah proses. Tentu saja, itu berarti bahwa ada tidaknya kemampuan ituseperti indra keenam. Alasan mereka sebenarnya logis. Bahkan aku tidak benar-benar setuju bahwa kemampuan HyperSense ada. Namun, selama 2 tahun aku berjuang di Aincrad, aku mengalami apa yang bisa dikatakan sebagai sense killing intent beberapa kali. Aku tidak melihat atau mendengar apa-apa, tapi aku hanya merasakan ketika seseorang sedang mengawasiku dan dengan diam ketika aku berada di dungeon. Pada akhirnya, aku berhasil menyelamatkan hidupku sendiri beberapa kali. Awal tahun ini, akumenanyakan hal ini pada putriku Yui. Yui pernah menjadi AI yangtergabung ke Sistem Kardinal yang beroperasi di SAO, dan dia pasti menunjukkan bahwa di SAO dan The Seed program yang berasal dari itu, tidak ada metode lain yang mengetahui keberadaan monster selain panca indera. -Jadi, akuseharusnya tidak bias melihat musuh jika dia bersembunyi diam-diam di tempat yang tidak bisa kulihat. Dengan demikian, aku menjelaskan pikiranku untuk waktu yang lama pada Yui. Pemain yang dive ke VRMMO akan menggunakan sinyal server game yang terusmenerus jauh dari mereka, untuk memeriksa status mereka. Ketika bergerak sendirian di padang gurun atau penjara, mereka hanya bisa memeriksa data mereka sendiri. Namun, jika seseorang mencoba untuk menyergap pemain, akses sinyal statusnya akan menjadi dua kali atau lebih. Pada saat ini, proses sistem akan menjadi lebih lambat, dan akhirnya menyebabkan sedikit keterlambatan dalam transmisi, dan ini mungkin bisa menjadi killing intent akurasaSetelah mendengar pertanyaanku, Yui menunjukkan tampilan ragu dan kemudian berkata bahwa jika server menjadi lambat karena tingkat pengolahan, hal itu akan

dihilangkan. Namun, ia kemudian menambahkan dengan terus terang, dia tidak berani menyangkal kemungkinan ini sepenuhnya. Pada akhirnya, mungkin itu lebih meyakinkan untuk mengatakan bahwa itu adalah beberapa kekuatan supranatural. Tapi sekarang dalam situasi ini, aku tidak bisa peduli tentang penalaran tersebut. Memiliki VRMMOs begitu banyak yang pernah dimainkan, ini adalah pertama kalinya akumemaksa keluar keterampilan HyperSenseku. Jauh di langit yang memiliki cahaya yang tersisa di dalamnya, aku bisa melihat bulatputih-kebiruan menggantung tinggi di langit malam. Sekarang sedang bulan purnama, tapi mungkin itu karena awan tebal menutupinya dan rasanya lebih gelap dari Alfheim. Siluet daripadang pasir ini bergabung dengan pemandangan malam, dan itu sulit untuk memberitahu apakah siluet itu adalah kaktus atau batu. Jika ... Jika seseorang tersembunyi di balik benda-benda dan mengarahkan senjatanya yang memiliki kemampuan pasti-mati, aku mungkin tidak dapat melihat dia dengan mata telanjangku. Juga, musuh yang siap untuk menembakku juga memiliki keuntungan untuk menjadi benar-benar transparan. Satu-satunya hal yangkubisa harapkan untuk melihatnya adalah jejak kaki yang akan tercapdi pasir. Namun, bahkan aku tidak dapat melihat dari jarak lebih dari 1 km jauhnya jika aku ingin melihatnya. Juga, jejak yang dapat didengar ketika musuh bergerak akan terhapus oleh suara angin dan tidak akan mencapai telingaku. -Lalu, aku menutup mata dan menutup telingaku. Aku menghilangkan ketakutanku dan menutup mataku pelan-pelan. Lalu, akumenghilangkan angin, udara dingin kering dan bergulir pasir di samping kakiku keluar dari kesadaranku. Lalu, ada gerakan tiba-tiba dari jauh. Seseorang berjalan sangat cepat. Arahnya adalah dari sisi barat daya, jadi ini adalah Yamikaze. Akuberusaha untuk menahan kakiku untuk mengejar karakter itu. Yamikaze adalah mangsa Sinon, jadi dia pasti akan menghentikannya. Dengan demikian, akumenghapus jejak di belakangku dengan sengaja dan mengumpulkan semua perasaan indraku di depan, meningkatkan konsentrasiku untuk merasakan perubahan yang mungkin. Ah ... itu benar. Aku ingat sekarang. Selama malam itu di mana kita di Laughin Coffin Crusade, aku tidak melihat mereka 'orang menyergapkudengan melihat atau dengan suara. Aku hanya mempunyai firasat buruk. Aku kemudian secara naluriah berbalik dan menemukan ada beberapa bayangan bergerak melewati tikungan dungeon. Siapa nama pria yang memimpin penyerangan pada kami lagi? Itu bukan pemimpin Laughin Coffin, PoH. Yang aku ingatdia tidak berada di sana waktu itu. Kemungkinan besar, itu adalah anggota tertentu. Senjata pria itu adalah Estoc yang tipis seperti jarum, senjata yang memperkuat kemampuan menusuk

tanpa pisau.Benda itubergetar ketika ujungnya yang tajam mengarah padaku, dan itu memberikanku kilatan cahaya kecil ... Apakah aku membunuh orang itu waktu itu? Tidak, aku tidak berpikir begitu. Setelah akumenguras HP nya turun menjadi kurang dari setengah, pria ituswitch dengan pasangannya dan perlahan-lahan bergerak mundur. Sebelum dia pergi, seingatku dia mengatakan sesuatu kepadaku. Itu bukan katakata yangmenarik atau sesuatu, tetapi gagap, suara yang menusuk telinga itu terdengar seperti suara 'shuu shuu' di beberapa bagian kecil. "... Kirito. Setelah ini, aku pasti akan, membunuhmu. " -Cara bicaranya, kehadirannya, dan mata yang memungkinkan sinar merah di bawah tudungnya- Tiba-tiba, ada perasaan yang menyakitkan tajam yang tepat berada antara alisku. Perasaan ini. Benda yang mengarah pada ku, perasaan tanpa ampun yang dingin seperti es dan panas-perasaan membunuh. Aku segera membuka mataku. Jauh di padang gurun, di bawah sebuah kaktus yang sedikit utara ke arah timur, tiba-tiba cahaya terang keluar. Apakah itu ujung pedang Estoc atau suar dari senapan sniper yang ditembakkan? Aku membalik tubuhku ke kanan. Tidak, setelah aku hendak miring ke kanan, kekuatan serangan yang memiliki intensitas mengejutkan itu berkumpul di dahiku. Aliran waktu mulai berubah. Perasaan yang sangat berat terasa bahkan bisa membekukan udaraPeluru yang berputar dengan kecepatan tinggi, melewati pelipisku dan memotong sehelai rambutku dan melesat ke belakangku karena aku menghindar. "Oh ... OOOOOOOOOOO!!" Aku meninggalkan jejak sisa rambut hitam yang ada di udara dan menendang tanah berpasir keras dengan suara gemuruh. -Sangat Cepat! Meskipun ruang lingkup nya akhirnya berhasil menangkap profil Yamikaze , kecepatannya jauh melebihi harapan Sinon itu. Dengan nya Stat AGI yang ditingkatkan sampai ke max dan kecepatan berlarinyajuga ditingkatkan ke maksimum, kecepatan yang menakjubkan itu membuatnya benar-benar terlihat seperti sebuah angin puyuh hitam. Peralatan yang dikenakan pada tubuh kecil Yamikaze adalah seragam biru tua yang memiliki jumlah perlindungan terendah. Dia tidak membawa senjata dukungan, dan hanya sebuah granat plasma pinggangnya. Orang ini bahkan tidak memakai helm dan menunjukkan wajahnya yang kurus. Lengannya panjang dan tipis memegang M900A, dan bersama-sama dengan bagian atas tubuhnya yang miring ke depan, ia tidak goyang sama sekali bahkan ketika berlari. Kecepatan itu membuat afterimage membuatnya lebih seperti Ninja dari pada seorang tentara. Juga, ia tidak hanya cepat-ia tak pernah berhenti. Bahkan pemain yang memiliki kecepatan ekstrim akan mencari tempat

untuk berlindung setelah berlari beberapa saat, melihat sekeliling untuk mengamati sekitarnya mereka sebelum melanjutkan berlari. Untuk penembak jitu seperti Sinon, pada saat dia berhenti berlari adalah kesempatan terbaik untuk menembak. Namun, meskipun Yamikaze juga berlindung di tempat seperti kaktus dan batu, ia bahkan tidak pernah berhenti. Dia berpikir bahwa ketika dia berlari adalah pertahanan yang paling baik untuk karakter yang berfokus pada AGI. ... Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memprediksi gerakannya dan menembak? Tapi Yamikaze tidak berjalan dalam garis lurus. Dia berjalan di atas pasir dan puncak, lintasan ini bahkan tidak bisa diprediksi. Atau mungkin aku harus menembak kakinya terlebih dahulu dan mengatasinya ketika ia kembali untuk berlindung? Untuk seorang veteran berpengalaman seperti dia, ini trik kuno dan mungkin tidak akan bekerja. Juga, dari peluru kedua, musuh bisa melihat garis peluru. Haruskah aku menyerahkan hal ini untuk senjata sniper-tembakan pertama tidak meninggalkan garis peluru? Sinon ragu-ragu. Namun, ragu-ragu ini bukan dari rasa takut dan kebingungannya seperti saat berada di atas buggy. Pikirannya sudah agak mendingin dan lebih baik. Badan kayu dari Hecatenya membawa perasaan halus di wajahnya, dan, bersamaan dengan fakta bahwa lakilaki itu berdiri dengan percaya kepada Sinon yang ada di belakangnya, memberinya kekuatan. Dia tidak harus bertaruh dan menembak Yamikaze yang berjalan berputar-putar ... Setelah ragu-ragu untuk sementara waktu, gadis itu membuat kesimpulan dan sedikit meringankan jarinya. Dia akan menekan pelatuknya setelah dia yakin bahwa dia akan menngenai targetnya, atau hal lainnyayang tidak bisa disebut sniping. Seperti Kirito masuk dalam jangkauan M900A, Yamikaze akan berhenti, dan sampai saat itu, dia harus menunggu saat itu untuk menembak. Ninja biru ituberlari kurang dari 1 km dari Kirito. Meskipun begitu Kirito tidak bereaksi bahkan jika punggungnya menghadap ke arahnya, ia akan merasa bahwa Kirito tidak merasakan kehadirannya dan terus mendekati sampai jarak tembak 100m di mana pemain Agi-jenis akan paling mahir untuk menyerang. -Aku juga akan menunggu sampai saat itu, jadi kamu harus sabar juga, Kirito. Percayalah. Dalam Battle royale di mana mereka tidak bisa menggunakan peralatan komunikasi, Sinon hanya bisa berdoa di dalam hatinya. Namun, dia punya pikiran bahwa ia melewati perasaannya padanya. Penembak jitu itu kemudian mulai berhenti berpikir dan membawa dirinya menjadi satu dengan Hecate, membiarkan pandangannya menyatu dengan scopenya, dan merasakan pelatuknya. Pada saat ini, ia bahkan berhenti bernapas. Satu-satunya hal yang dirasakannya adalah target yang terus berlari dan reticle crosshair yang terus-menerus berusaha untuk melacak hatinya. Dia bahkan tidak tahu berapa lama waktu. Akhirnya, saat moment yang ia tunggu tiba. Sebuah cahaya putih datang dari sudut kanan belakang matanya. Itu peluru, tapi tentu saja, itu tidak datang dari Hecate, tetapi 0,338 Lapua peluru Death Gun ditembak dari sisi timur padang pasir. Kirito menghindari serangan itu, dan garis peluru L115 itu pergi mendekat Yamikaze yang mendekat dari barat. Yamikaze tidak berpikir bahwa Kirito memperingatkannya, tapi ia juga tidak mengharapkan sebuah peluru besar untuk melesat dan menuju target. Kemudian, ia menunduk dan merangkak untuk

berhenti dan bersiap-siap untuk menuju batu di dekatnya, tepat di belakangnya. Ini akan menjadi kesempatan pertama dan terakhirnya untuk menembaknya. Jari yang setengah mengikuti keinginannya untuk itu mulai menekan pelatuk Hecatenya. Sinar hijau muda garis prediksi peluru muncul di matanya, dan lingkaran segera mengecil dan menjadi titik titik. Sinon mengarahkan pada pusat dada. Setelah menekan pelatuk, pendorongmendorong peluru keluar, dan bubuk mesiu dari .50 BMG di dalam hecatenya meledak, CHANK, dan sebuah peluru besar segera melesat dengan kecepatan supersonik- Mata Yamikaze yang melihat titik cahaya yang berasal dari Hecatenay dan mata kanan Sinon yang melihat melalui scope. Matanya tampak menunjukkan kejutan, penyesalan dan kekaguman yang pasti. Lalu ... Ninja yang paling mungkin untuk menjadi juara memiliki efek cahaya menyilaukan pada dadanya. Avatar nya terpental jauh beberapa meter dan kemudian berguling-guling di pasir beberapa kali sebelum berhenti menghadap ke atas. Pada saat ini, M900A beradadi tangan kanannya, dan granatnya berguling ke lantai. Tag [DEAD] muncul di atas perutnya dan berputar-putar diatasnya-Sinon dirinya telah berubah 180 derajat bersama-sama dengan Hecate. -Kirito! Dia dengan bisu memanggil nama itu. Swordsmanberpakaian hitam itu berjalan di bulan kebiruan-putih yang mulai muncul di cakrawala. Gerakan larinya benarbenar berbeda dengan Yamikaze. Itu kembali tegak ketikamengarahkan dagunya ke bawah saat ia berlari maju seperti sedang menari. Tangan kanan Kirito bergerak untuk menarik lightsaber di pinggangnya. Pedangbiru dan ungu yang diperpanjang menambahkan beberapa warna dengan kegelapan. Dari arah yang sedang Kirito tuju mengeluarkan percikanoranye. Itu adalah tembakan. Lightsaber mengatur sudutnya dan menghalau ke samping peluru yang melesat ke aranya, lagi dan lagi. Kirito dapat melihat garis peluru setelah ia menghindari peluru pertama. Tidak peduli berapa kali tembakan sniper ditembakkan dengan cepat , tidak bisa menembusnya karena refleks yang luar biasa dari prajurit lightsaber itu. Sinon menghilangkan mode nightvision di scopenya dan meningkatkan perbesaran lensanya ke tingkat maksimum untuk mencari dan menemukan posisi peluru. -Dapat. Di bawah kaktus yang tinggi. Senapan unik itu keluar dari bawah pakaian mantel dan membersihkan moncong senjatanya. Orang itu adalah pengguna Silent Assassin L115A3 dan pembunuh yang sebenarnya Death Gun. Sinon mencoba yangnya terbaik untuk memperbesar mata kanannya untuk melawan ketakutannyaketika melihat avatar itu. ... Kau bukan jiwa orang mati. Tidak peduli berapa banyak orang yang kau bunuh dalam Sword Art Online, bagaimana orang gila sepertimu yang datang dengan tampilan yang menakutkan ketika kamu kembali ke dunia nyata, Kamu adalah manusia yang bisa bernapas melalui hidungmu dan memiliki jantung yang berdetak. Aku akan bertarung denganmu. Aku percaya bahwa aku dan Hecate dan kekuasaanku sudah cukup untuk mengalahkanmu dan L115 mu. Sinon meraih pegangan snipernya dan mengarahkan senjata tercintanya itu, yang telah ia reload, pada pria bermanterl yang sedang berbaring di tanah itu. Meskipun dia bisa melihat matanya berkedipkedip merah melalui teropong, itu pasti bukanlah sinar dari hantu yang telah mati, tetapi lensa -berjenis kacamata. Wajah avatar itu tersembunyi di balik kacamata

itu. Jari Sinon menyentuh pelatuk dan ia memberikan sedikit kekuatan pada jarinya. Kepala Death Gun segera mengelak. Dia bisa melihat garis peluru. Setelah iamenyerang Yamikaze, Sinon sudah mengetahui posisinya. Namun, hal ini hanya membuat kedua belah pihak memiliki keadaan yang sama. SekarangWaktunya untuk memutuskan!! Death Gun, yang telah ia bidik di scopenya, memindahkan L115 dan mengarahkan pistolnya ke Sinon. Yang berada di atas rahang hitamnya adalah mata merah berdarah yang dengan dingin menatap dahi Sinon. Sinon segera menarik pelatuknya tanpa menunggu lingkaran reticle menyusut. Senjata kesayangannya itu mengeluarkan ledakan besar, senapan sniper Death Gun mengeluarkan api kecil. Sinon menjauhkan wajahnya dari scope untuk menonton peluru yang ia tembakkan melesat dan peluru musuh yang melesat dengan mata telanjang. Lintasan dari kedua peluru kelihatannya sama. Untuk sesaat, Sinon punya perasaan bahwa peluru akan berbenturan satu sama lain. Namun, seperti keajaiban tidak pernah ia alami. Dua peluru itu tampaknyamenyerempet satu sama lain dengan celah kecil di antara keduanya. KUWANG! Sebuah bunyi benturan tajam berdering di samping kedua matanya. Kemudian, Scope besar yang dipasang pada Hecate menghilang tanpa jejak. Dia akan segera mati jika mata kanannya itu masih melihat melalui scopenya. PeluruDeath Gun 0,338 Lapua menyerempet bahu kanan Sinon dan menghilang. Dan peluru Hecate .50BMGtidak mengenai targetnya dan langsung menghancurkan senapan L115. Senjata di GGO memiliki durability yangdi setiap bagiannya. Biasanya, hanya senjata itu sendiri yang akan rusak, dan ini dapat dipulihkan melalui Pemeliharaan. Tidak peduli yang bagian mana yang terkena, akan mengakibatkan banyak kerusakan, meskipun demikian, sulit untuk menurunkan durability menjadi nol. Juga, itu hanya bisa diperbaiki jika poin durabilitynya masih tersisatapi itu masalah yang berbeda jika bagian yang lemah dari senjata terkena kaliber yang besar. Seperti sekarang. Sebuah bola api kecil terbentuk pada dada Death Gun. Pusat dari L115 menyebar menjadi pecahan dan segera menghilang. Juga, bagian seperti scope, gagang dan larasnya jatuh ke pasir. Bagian ini dapat digunakan, tetapi bagian intinya tidak dapat digunakan lagi. Dengan kata lain, yang Silent Assassin sudah mati saat ini. Maaf .... Sinon mengatakan permintaan maaf ini diam-diam dalam benaknya, tetapi permintaan maaf itu tentu saja bukan untukDeath Gun, tetapi untuksenjata langka yang mempunyai kemampuan hebat itu. Dia kembali menarik gagang snipernya. Meskipun suara logam itu berasaldari peluru yang sedang dimasukkan kedalam magazine, scopenya hancur, dan ia tidak bisa menggunakannya untuk menembak dari jauh. "Aku akan menyerahkan sisanya padamu, Kirito." Dia bergumam pada prajurit lightsaber yang sedang berlari itu. Kirito dan Death Gunterpisah sekitar 200m. Bahkan jika ia mengaktifkan Optical Camouflage, ia tidak bisa melarikan diri dari situasi seperti ini karena akan ada jejak kaki yang dengan jelas tertinggal di pasir. Orang mantel perlahan bangkit dari bawah kaktus, mungkin ia menyerah. Laras besar yang tersisa dari L115 itu ia buang dari tangan kanannya, dan ia perlahan-

lahan bergerak ke depan seperti sedang meluncur. Apakah dia akan menggunakan batangan besi untuk melawan? lightsaber Kirito yang bahkan bisa mengiris peluru Hecate dalam satu pukulan. Keduanya dengan cepat berdekatan satu sama lain.Meskipun tanpa scope, Sinon yang memiliki long sight skill dengan jelas bisa melihat Kirito berlari ke depan sambil mengangkat sejumlah besar pasir dan Death Gun yang perlahan-lahan menyeret kakinya ke depan. Kirito terus berjalan sambil dengan cepat mengangkat lightsaber di tangan kanannya di atas bahunya. Dia kemudian mengulurkan tangan kirinya ke depan pada waktu yang sama. Postur itu telah ia gunakan berkali-kali saat di pendahuluan. Sebaliknya, Death Gun memindahkan laras senapan yang memberikan cahaya hitam ke tangan kiri dan meraih ujung depan pistol dengan tangan kanannya. Keduanya berjarak 5 detik dari satu sama lain. Ada kamera bersinar muncul di belakang mereka berdua. Saat ini, penonton menonton siaran televisi langsung dari bar dalam GGO atau dari multi-saluran MMO di luar, dan tentu saja, mereka tidak akan tahu tentang kejahatan Death Gun dan tujuan Kirito. Tapi mereka masih akan menonton layar untuk melihat pertempuran yang hebat ini. Sinon lupa semua tentang ini dan hanya melebar matanya untuk menontondeathmatch ini. Death Gun kemudian mengangkat laras senapan horizontal dengan kedua tangannya. Lalu tangannya mengeluarkan cahaya "Ahh ...!" Sinon menajamkan penglihatannya. Kedua tangan Death Gun bergerak menjauh. Laras senapan di tangan kirinya ia buang dan melompat ke belakang. Dan di tangan kanan-ada batang logam tipis yang diambil dari bawah pistol. Itu batang pembersih. Apakah itu senjata terakhirnya? Batang pembersih seharusnya hanya menjadi alat untuk merawatsenjata. Ini tidak akan memiliki kekuatan serangan, dan bahkan jika ia menggunakannya untuk menyakiti seseorang, yang paling akan lakukan akan mengurangi sedikit HP musuh ... -Bukan. Itu bukan batang yang digunakan untuk membersihkan pistol. Ujungnya harusnya setajam jarum. Apakah itu pedang? Tetapi bahkan tebalnya hanya 1mm. Mungkinkah itu benar-benar bisa menyakiti seseorang? Omong-omong, seharusnya tidak ada pedang logam di GGO selain pisau tempur. Dengan terperangah, Sinon melihat punggung Kirito yang tampak membeku. Namun, prajurit lightsaber itu tidak berhenti. Pedang energi yang bersinar di tangan kanannya ia dorong ke depan. Efek suara logam seperti mesin jet mencapai telinga Sinon sementara dia masih berada di bukit. Ujung tajam yang memiliki kemampuan yakin-membunuh tersedot oleh mantel. Kirito ingin menggunakan pedang untuk menusuk ke seluruh tubuhnya-tapi gagal karena tubuh bagian atas Death Gun membengkok ke belakang. Ia menghindar dengan sempurna tampak seperti dia tahu langkah Kirito dan timingnya. Kekuatan tusukan satu tangan Kirito itu hanya meninggalkan bau terbakar di udara dan pergi dengan Death Gun. Mungkin karena langkah itu menghindar, prajurit lightsaber membeku dan menunjukkan pembukaan singkat. Meskipun ia segera bergerak dan bersiap-siap untuk melompat ke depan dan ke kanan, Death Gun, yang masih membungkuk ke belakang, memindahkan tangan kanannya seperti orang yang independen. Bahwa jarum dengan panjang sekitar 80cm- Ditusuk langsung ke bahu kiri prajurit lightsabe dengan kejam. "... Kirito!" Ketika Sinon

berteriak, efek khusus merah berdarah tersebar di kegelapan seperti darah yang nyata. Yuuki Asuna menempatkan handphone nya di sensor. Setelah efek suara transaksi terdengar sedetik kemudian, ia kemudian berkata, 'terima kasih!' Dan berlari keluar dari taksi. Di depan bundaran, ada pintu besar yang sebagian menyala meskipun itu hampir 10 pm. Meskipun pintu otomatis telah dinon aktifkan, Asuna berlari ke palang yang menunjukkan bahwa itu adalah pintu masuk pada malam hari, tanpa berpikir. Dia mendorong pintu dan pergi melewati udara dingin yang berbau disinfektan menuju ke meja pengunjung. Sepertinya Kikuoka Seijirou telah menghubungi rumah sakit sebelumnya, Asuna segera berkata apa dia sudah siap untuk dia katakan dari tadi kepada perawat yang melihatnya. "Aku Yuuki yang barusan menelepon untuk mengunjungi kamar 7025!" Pada saat yang sama, ia menarik kartu mahasiswa keluar dari sakunya dan menyerahkannya ke konter. Sebagai perawat mengambil kartu identifikasi untuk membandingkannya dengan wajah Asuna , Asuna sendiri menggunakan waktu itu untuk menghafal denah yang ada di dinding seberangnya. "Halo, Yuuki Asuna-san. Ini adalah kartu kunjungan kamu. Harap ingat untuk mengembalikankartu ini ketika kamupergi. Kamar pasien adalah dari lift di sebelah kanan ... " "Aku mengerti. Terima kasih! " Dia buru-buru membungkuk setelah dia mendapat kartu pass dan meninggalkan perawat yang terkejut belakangnya. Dia berlari ke lift. Dalam catatan rumah sakit, Kirito-Kirigaya Kazuto tidak di sini untuk berobat atau dirawat di rumah sakit ini, tetapi untuk diperiksa, sehingga kecemasan Asuna sedikit tidak wajar. Namun, tidak ada waktu untuk melihat orang lain sekarang. Tampaknya ada beberapa gerbang yang tampak seperti pintu masukdi depan lift. Asuna menempatkan kartu pass nya di layar, membiarkannya memindai dan melewatinya sebelum pintu besi dibuka sepenuhnya. Dia menekan tombol up, berlari ke pintu lift yang terbuka dan akhirnya menghela napas lega. -Kazuto pasti merasa seperti ini ketika ia harus lari kepadaku setelah melepaskan aku dari sangkar burung di ALO, kan? Dia pasti baik-baik saja. Dia tidak mungkin ... Meskipun ia percaya itu, ia tidak bisa menahan perasaan cemas. Setiap kali lift melewati tingkat, akan ada suara elektronik yang sama. Itu hanya tingkat 7, namun kecepatan di mana ia naik terasa benar-benar lambat. "Jangan khawatir, mama." Tiba-tiba, suara kecil keluar dari handphone yang ia genggam dengan kedua tangannya. Itu putri dari Kazuto dan Asuna, adalahAI Yui. Prosesor utamanya kini dalam terminal-tipe platform di kamar Kazuto. Jika ada keperluan, dia akan masuk ke permainan sebagai panduan pixie di ALO, dan mereka bisa berbicara melalui telepon dalam kehidupan nyata. Meskipun baterai yang terbatas membuatnya tidak dapat terus berbicara lama, mereka telah berbicara terus sejak Asuna meninggalkan Caf Dicey. "Papa tidak akan kalah dari lawan kuat apapun. Karena dia papa. " "... Ya. Itu benar. " Asuna menempatkan mikrofon dekat bibirnya dan lembut menanggapi. Jari-jari kakunya akhirnya bisa bergerak saat ini, tapi ketegangan masih di dalam hatinya. Kirito diminta oleh Kikuoka kepala ke GGO untuk menyelidiki bahwa pemain misterius Death Gun. Pada akhirnya, yang mengendalikan avatar ini adalah mantan

anggota SAO merah serikat Laughin Coffin . Juga-dua yang Death Guntembak dalam permainan telah meninggal karena gagal jantung di dunia nyata. Tanpa diragukan lagi, sesuatu yang aneh pasti telah terjadi. Meskipun Kikuoka yakin Kirito tidak akan memiliki bahaya saat dive, dia bisa melihat bahwa kedua kematian yang aneh itu bukan hanya kebetulan. PAANN Dengan suara itu, lift pergi melalui tingkat 6 dan mulai melambat sebelum berhenti pada tingkat 7 dengan suara elektronik. Pada saat yang sama lift dibuka, Yui segera memberi arah'didepan belok kanan 15m, berbelok ke kiri dan berjalan sekitar 8m'. Asuna segera mengikuti apa yang dia katakan dan berlari sepanjang jalan menyusuri koridor yang kosong. Ada set pintu elektronik di kedua sisi koridor, dan Asuna memeriksa doorplates logam dengan matanya saat ia berlari. 7023 ... 24 .. 25! Dia menempatkan kartu akses nya di pintu, dan pintu segera terbuka setelah lampu di atasnya berubah dari merah ke biru. Ini adalah bangsal kamar tunggal yang memiliki warna dasar abu-abu dan putih. Dekat di tengah ruangan adalah tempat dimana Asuna pernah tidur sebelumnya. Tirai di semua sisi ruangan terbuka, dan ada monitor yang terlihat canggih. Kabel yang melekat pada monitor terpisah dan menempel pada dada yang terbuka dari anak yang sedang berbaring di tempat tidur. Kepala anak itu juga memakai alat perak bundar yang agak familiardengan Asuna-the AmuSphere. -Kirito-kun! Asuna dengan tegas tersentak saat dia mengeluarkan udara hangat dan siap untuk berteriak- "... Kirigaya-kun!?" Sebuah suara terdengar sebelum Asuna melakukannya, menyebabkan dia hampir jatuh ke depan karena terkejut. Dia berbalik lehernya ke kanan dan melihat bahwa monitor menghalangi kursi di samping tempat tidur, dan ada juga orang yang duduk di atasnya. Orang itu mengenakan seragam putih, memakai topi perawat dan rambutnya diikat kepang. Wajahnya juga tampak agak trendi dengan kacamata. Dia adalah seorang perawat. Berpikir tentang hal itu, Kikuoka bilang bahwa seseorang berada di samping Kazuto. Namun, orang itu sebenarnya cantik namun usianya tidak ia ketahui, dan ia bahkan membungkuk ke depan dan berada di depan Kazuto yang setengah telanjang. Asuna merasa agak tidak senang melihat hal tersebut, tetapi pikirannya hanya melintas. Perawat yang memperhatikan Asuna berjalan ke ruangan mengangkat kepalanya dan tampak agak gugup. "Ah, kau Yuuki-san? Aku mendengar bahwa kamu akan datang. Silakan datang ke sini. " Perawat itu berkata dengan suara agak serak dan kemudian menggunakan tangan kirinya memegang samping tempat tidur. Asuna berlari tanpa menjawabnya, mengangguk kembali dan menatap wajah Kazuto lagi. Tentu saja, mata Kazuto itu ditutup. Namun, dia tidak tidur dan dia sadar. AmuSphere terisolasi 5 indra dari realitas dan membawanya ke suatu negeri unik yang jauh. AmuSphere akan menerima semua gerakan otot dari otak, wajah dan tubuhnya tidak akan bergerak. Logikanya, yang harusnyaberjalan, tapi melihat wajah Kazuto, Asuna segera merasa bahwa hatinya agak tidak stabil. "Bagaimana Ki ... Kazuto-kun?" Asuna mengangkat kepalanya dan bertanya pada perawat itu. Mendengar hal ini, perawat dengan nametag Aki mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. "Jangan khawatir, dia tidak dalam bahaya fisik. Namun denyut jantung hanya melompat ke 130 denyut per menit sekarang ... " "Denyut jantung ..." Asuna

bergumam dan menatap layar di sampingnya. Layar kristal cair menunjukkan pola gelombang dan kata-kata [132 bpm]. Pola gelombang di depannya bergerak tak menentu. Ini tidak jarang untuk tingkat detak jantung meningkat saat bermain VRMMO . Sementara dive ke dalam lingkungan dan pertempuran melawan monster, banyak orang akan gugup sehingga detek jantung mereka akan mempercepat. Atau lebih tepatnya, ini dapat mengetahui bagaimana mereka menikmati gamenya. Namun-Kazuto adalah Kirito. Di kota mengambang Aincrad, dia adalah seorang pemain solo di tim clearing dan akan menjadi orang yang paling sering dekat dengan kematian. Bagaimana dia bisa begitu gugup dalam pertandingan biasa? Bahkan, ia tidak pernah melihat Kirito terlihat begitu panik selama tahun lalu ketika mereka sedang bermain ALO bersama-sama. -Apa yang terjadi di dunia itu? Asuna menggunakan jarinya untuk menyapu pergi keringat yang muncul di dahi Kazuto dan menggigit bibirnya erat. Pada saat ini, suara Yui berasal dari handphone di tangan kirinya. "Mama, silahkan menonton PC panel di dinding! Aku akan menghubungkannya ke saluran jaringan MMO Streaming siaran langsung! " Mendengar hal ini, Asuna mendongak dan menemukanada monitor 40 inci yang ada di dinding dekat tepi tempat tidur. Yui dapat menggunakan fungsi nirkabel handphone untuk terhubung ke komputer yang sebagai layar offed-awalnya menyala sendiri dan browser masuk ke modus layar penuh. Gambar yang muncul adalah persis sama dengan yang ialihat dari kamar di ALO. Pada pojok kiri atas, kata-kata yang besar Gun Gale online yang tertulis di sana. Di samping, ada kata-kata yang panjang dan kecil 'Bullet 3 dari Bullet pertempuran royale final sedang ditayangkan!' Di sisi kanan layar adalah namelist dari para pemain. Salah satunya mengambil ruang terbesar dari layar adalah saluran split yang memiliki gambar perpecahan beberapa kamera. Tapi sekarang, hanya dua jendela besar yang berjajar bersama-sama. Latar belakang kedua adalah gurun di bawah bulan kebiruan-putih. Tampaknya bahwa dua pemain terlibat dalam pertarungan jarakdekat dan kamera sedang menyuting mereka dari belakang. Jendela di sebelah kiri digambarkan sebuah avatar mungil dengan seragam penuh hitam dan rambut mengalir. Dia memegang lightsaber ungu-biru yang bersinar, dan tangan kirinya hanya menggantung ke bawah. Juga, mereka bisa melihat hamburan darah segar merah dari bahu kirinya. Footer samping avatar memiliki kata-kata yang menunjukkan namanya, [Kirito]. "Itu Kirito-kun ..." Avatarnya memberikan kesan yang berbeda dengan Black Swordsman selama di SAO atau Spriggan di ALO kerampingannya membuat ia tampak tidak berbeda dari seorang gadis. Namun, cara dia mengangkat pedang dan disesuaikan dengan pusat gravitasi menunjukkan bahwa ia Kirito. Menonton visual yang sama dari sisi lain tempat tidur, perawat Aki berkata dengan suara bermasalah, "Apakah itu avatar Kirigaya-kun di sana? Jadi Kirigaya-kun yang sedang tidak sadar mengendalikan itu sekarang, kan? " "Ya. Dia sedang bertarung sekarang ... sehingga denyut jantungnya meningkat. " Meskipun Asuna menjawab ini, ada sesuatu yang tampaknya tidak bisa ia jelaskan dengan jelas kepada perawat Aki. Bahu kiri Kirito itu mengalami luka-dan parah lawannya kemungkinan besar orang lain yang selamat dari SAO dan yang membunuh dua

pemain di GGO. Asuna dengan ragu-ragu berpaling untuk melihat jendela kanan. Berdiri di sana dengan punggungnya menghadap layar adalah pemain yang mengenakan mantel, yang adalah apa yang dia harapkan. Punggungnya tampak tak bernyawa dan penuh lubang, namun Asuna tahu bahwa mereka yang benarbenar terbiasa dengan dunia maya akan memiliki postur ini. Dia menahan napas dan menyaksikan benda tajam kecil di tangan kanan orang bermantel itu. "Eh ..." Pada pandangan pertamanya, dia secara langsung berteriak. Orang mantel tidak memegang senapan sniper besar yang ia digunakan di jembatan logam atau pistol hitam, tapi logam tipis dan panjang yang biasa batang- Tidak itu bukan hanya batang logam biasa. Ini mulai menipis dari dasar pada, dan sudah setebal jarum di akhir. Itu pedang. Pada pandangan pertama, itu tampak agak mirip dengan Rapier yang Asuna gunakan untuk bertarung, namun pada kenyataannya, itu adalah senjata yang tidak memiliki pisau, yang hanya bisa digunakan untuk menusuk. "Estoc ...? Ah ... ahhh ... " Asuna sendiri bahkan tidak menyadari bahwa dia membuat suara. Kenangan masa lalunyamembuatnya sakit seperti bagaimana pedang yang pernah menikamnyadulu. Benar-benar ada kader di antara Laughin Coffin yang terampil dalam menggunakan senjata ini. Nama-nya namanya ituTentu saja, pria bermantel itu tidak menggunakan nama yang digunakan dalam SAO seperti Kirito. Namun, Asuna melihat ke kaki avatar itu. Nama pemain ditampilkan, juga dalam abjad. [Sterben]. Asuna tidak bisa membacanya dengan segera dan hanya bisa mengatakan itu dalam cara yang terganggu, "St ... ster ... ben? Apakah itu misspell Steven ...? " "Tidak ... bukan itu, mama." Yui menjawab hal ini, perawat Aki menambahkan 'bukan seperti itu'. Asuna menatapnya, dan perawat mengerutkan dahi alis menyihir sebelum berkata dalam sebuah ekspresi yang sangat tegang, "Ini adalah istilah medis Jerman. Ini dibaca sebagai ... Sterben. " "Ster ... ben." Asuna belum pernah mendengar kata ini sebelumnya. Perawat Aki menatap ekspresi nya bermasalah, ragu-ragu untuk sedikit dan kemudian berkata dengan suara agak serak, "Artinya ... kematian . Ini adalah istilah umum di rumah sakit ... ketika pasien meninggal ... " Rambut di lengan Asuna dan kembali segera berdiri. Dia kemudian akhirnya berbalik matanya menjauh dari layar ke wajah anak laki-laki tergeletak di sampingnya. "Kirito ... kun." Pada saat ini, suara Asuna itu gemetar sehingga dia bahkan tidak bisa mengenalinya. GGO adalah operasi permainan yang diciptakan dari paket dukungan VRMMO yang sepenuhnya gratis Seed. Seed adalah sistem yang sangat serbaguna, tetapi bahkan operator tidak bisa mengubah pengolahannya. Dengan kata lain, itu seperti keberadaan kotak hitam. Permainan beroperasi setelah 3 bulan sejak awal pasti akan mampu convert karakter dari semua game dengan Pada pengaturan, Pain Absorber dan yang bisa mencegah pemain merasakan nyeri virtual atau menggunakan untuk menghapus rasa sakit yang hanya bisa disesuaikan, dan tidak bisa dimatikan sepenuhnya. Dengan kata lain, tidak peduli berapa kali seseorang tertembak di GGO-bahkan jika tangan atau kaki mendapat pukulan, pemain bahkan tidak akan merasakan sakit yang luar biasa atau mati rasa. Dengan

demikian, rasa sakit yang ada di bahu kiriku dan es-pick seperti sakit itu hanya imajinasi. Tidak, mekanisme mati rasa nyeri sudah dihapus imajinasi ini, jadi ini bukan sakit yang nyata. Hanya saja ingatan aku, kebangkitan dari memori di dunia lain, di mana aku ditusuk oleh senjata yang sama di bagian yang sama. Tentang 5m dariku, mantel pria-Death Gun itu menunjukkan ujung tajam dari Estoc yang memberi cahaya hitam dan bergoyang seperti ritme. Orang itu bisa memulai menusuk tanpa gerakan persiapan dalam situasi seperti ini. Ini akan sulit untuk mengelak kalau aku melihatnya sebagai pedang biasa. Itu benar. Aku pernah punya pikiran yang sama ketika aku masih di gua Laughin Coffin . Saat itu, aku merasa bahwa senjata yang orang ini gunakan adalah agak jarang, tapi dalam pertempuran yang intens, aku benar-benar tidak pernah punya kesempatan untuk berbicara dengannya . Sekitar satu setengah tahun kemudian, aku akhirnya bisa mengatakan kepadanya apa yang aku tidak bisa katakan waktu itu. "... Itu benarbenar senjata langka. Atau harus aku katakan ... Aku tidak tahu bahwa GGO mempunyai pedang logam. " Kemudian, Death Gun tertawa serak dari tudung yang menutupi kepalanya, dan kemudian berkata dengan cara yang terganggu, "Untuk berpikir, bahwa kamu menjadi begitu malas,Black Swordsman. Level tinggi, pisau penciptaan keterampilan dan penciptaan senjata keterampilan akan cukup. Panjang dan berat, sebagian besar seperti itu, itu batasnya. " "... Sial, aku tidak bias membuat pedang yang kusuka." Setelah aku selesai menjawab, musuh tertawa lagi, "Seperti waktu itu, Kamu masih ingin pedang dengan STR tinggi, kan? Mainan itu, di tangan kamu, tidak berguna lagi. " Lightsaber Bayangan Cahaya di tangan kananku mengeluarkan erangan rendah, dan tidak mungkin suka disebut mainan. Saat itu ia katakan, kemudian mengeluarkan ledakan sedikit percikan. Aku mengangkat bahu dan berkata untuk pedang, "Ini bukan hanya mainan. Aku sudah berpikir untuk menggunakan jenis senjata seperti inisesekali. Juga ... " Aku mengayunkan lightsaber, membiarkannya memberikan suara bergetar dan kemudian menempatkan pedang itu di bawah ke tengah. "Sebuah pedang, sebuah pedang. Sudah cukup untukku bisa mengubah HPmu menjadi nol. " "Ku, ku, ku, betapa hebatnya, ya? Namun, jika kamu bisa melakukannya. " Mata merah yang jauh di dalam tenda yang berkelap-kelip tidak teratur. Tengkorak berwajah topeng logam tampak tertawa dingin. "Black Swordsman, Kamu sudah, bernapas, terlalu banyak, dari udara, berkarat, dari, dunia nyata, yang bergerak sekarang,, melambatVorpal Strike, hanya sekarang, Kau akan kecewa, jika kamu yang lama, melihat itu. " "... Mungkin, tapi Kamu harus sama juga, kan? Atau lebih tepatnya, apakah Kamu masih berpikir bahwa Kamu masih menjadi anggota Laughin Coffin? " "Oh? Jadi kau, ingat, begitu banyak hal? " Death Gun mengeluarkan suara napas seperti logam yagn digosok satu sama lain dan memindahkan tangannya seolah-olah ia sedang bertepuk tangan. Perban busuk yang menutupi tangan kanannya samar-samar menunjukkan tato Laughin Coffin di bagian dalam pergelangan tangan. "... Kemudian kamu, harus, harus tau, tentang perbedaan, antara, aku, dan kamu. Aku, pemain yang sebenarnya, red player, tapi kau tidak. Kau membunuh, hanya karena, Kamu, didorong, rasa takut, untuk bertahan hidup. Pengecut , Kamu, tanpa berpikir,

tentang, artinya, menjadi, pembunuh, hanya ingin, untuk melupakan, tentang segala hal. " "...!" Aku segera mengolah kata-kata yang dia katakan. -Kenapa? Mengapa dia bisa dengan akurat mengucapkan kondisi mentalku? Aku tidak pernah berinteraksi dengan orang ini sejak perang salib Laughin Coffin sampai kapan kita bertemu lagi di ruang tunggu presidensial. -Jangan katakan padaku ... orang ini benar-benar memiliki beberapa kekuatan supranatural? Aku berpikir bahwa aku melihat melalui metode nya membunuh. Apakah aku berpikir terlalu tinggi dari diriku ...? Akumemotivasi diriku dan memuliuhkan pandanganku yang mulai mendistorsi. Aku masih bisa mempertahankan ujung lightsaber dan mencegahnya dari gemetar, yang dengan sendirinya dapat dikatakan keajaiban. Jika ia melihat aku mengawalinya, tiba-tiba menusuk Death Gun yang tidak memiliki gerakan persiapan pasti akan menusuk melalui dadaku. Aku menarik napas sedikit dengan gigi terkatupku dan kemudian menjawab lirih, "... Mungkin. Tapi kau bukan seorang pemain merah lagi. Aku tahu bagaimana kau membunuh Zekushiido, Usujio Tarako, Rider Pale dan pemain lain yang bisa mati di tanganmu. Itu bukan kekuatan pistol hitam, dan baik itu kemampuan Kamu sendiri. " "Oh? Kemudian, katakan itu, katakana itu. " Sekarang adalah saat yang penting untuk menentukan pemenangnya. Aku mengerahkan semua kekuatanku ke mataku dan menatap erat pada-musuh dan kemudian berkata apa yang aku percaya adalah kebenaran. "... Kamu menggunakanMetamaterial Optical Camouflage untuk membaca alamat dari semua pemain BoB dari monitor di gedung kepresidenan. Kamu kemudian mendapat kaki tanganmu untuk memasuki kamar mereka dan membuat mereka untuk menyuntikkan obat racun saat kamu menembak, membuat mereka terlihat seperti mereka meninggal karena gagal jantung. Itulah identitas sejati Death Gun. " Kali ini, Death Gun akhirnya terdiam. Mata merah dalam kegelapan yang diletakkan di tengah-tengah kap mesin tibatiba menyempit. Aku tidak bisa benar-benar memutuskan apakah dugaanku itu benar dari responnya. Aku mengambil nafsu pembunuhan yang besar yang dia berikan dan kemudian melanjutkan, "Kau mungkin tidak tahu bahwa, tetapi Departemen Dalam Negeri memiliki nama pemain 'di SAO. Setelah mereka tahu ex-karakter nama Kamu, mereka dapat melacak nama asli kamu, alamat kamu dan modus operandimu. Berhenti membuat kesalahan lagi. Log out dan bergegas ke kantor polisi terdekat untuk menyerah. " Meski begitu-dia diam saja. Di bawah angin malam kering, permukaan pria mantel tampak seperti beberapa organisme kecil yang berkumpul karena mereka terus bergerak. Pakan kamera secara langsung yang berkedip-kedip dengan tanda REC tampaknya tidak sabar karena semakin tinggi. Death Gun dan aku telah saling berhadapan selama sekitar 3 menit. Sebagai penonton tidak bisa mendengar percakapan kami, harapan mereka dan ketegangan harusnya pada puncaknya. Tapi sekarang, kami hanya bentrok dengan lidah kita. Setelah Death Gunmengkonfirmasi dugaan aku, ada tidak akan ada artinya untuk melanjutkan pertempuran. Namun- Beberapa detik kemudian, 'kukuku', apa yang datang dari bawah tudung itu adalah tawa dingin yang tidak berbeda dari sebelumnya. "Akumengerti ... imajinasimu, benar-benar menarik. Namun, itu terlalu buruk, Black Swordsman. Kamu tidak bisa, menghentikan

aku. Karena, Kamu pasti, tidak bisa, mengingat, namaku! " "Ap ... apa, mengapa kau begitu percaya diri sekarang?" "Ku, ku, Kamu mungkin, bahkan lupa, tentang alasan kamu lupa. Dengar ... setelah pertempuran itu, hanya ketika kita hendak dikirim ke penjara, aku akan memberitahumu namaku, tapi Kamu mengatakan 'Aku tidak ingin tahu namamu. Tidak perlu karena aku tidak ingin bertemu denganmu lagi '. " Aku segera mengingatnya dan hanya bisa memperlebar mataku. Dan Death Gun hanya bergumam seolah-olah ia mengejek aku. "Kau tidak tahu, namaku. Jadi, Kamu tidak ingat. Kamu, tidak bisa berbuat apa-apa. Kamu hanya dapat menunggu di sini, sampai kamukukalahkan, terbaring di sana dengan canggung-dan kemudian, menontonku, membunuh gadis itu ... " Sebuah obyek tertentu meluncur melewati udara dan membiarkan keluar merobek suara, dan kemudian, kilatan perak dipotong masa kegelapan. "Kamu tidak bisa, melakukan apa-apa!" Tangan kanan Death Gun menusuk aku seperti dalang. Aku sadar menggunakan lightsaber aku untuk memblokir menusuk yang ditujukan ke jantungku. Pisau energi mengeluarkan suara berdengung sebelum memasuki garis Estoc tersebut. Pisau putih kebiruan plasma memangkas langsung ke sisi logam. Logikanya, setiap pedang logam akan diiris. Cahaya Bayangan bahkan bisa mengiris peluru sniper Sinon di setengah, jadi bagaimana bisa ini batang logam tipis blok itu? Aku segera mengangkat pedang ke atas dan bersiap-siap untuk mengiris itu di bahu kiri Death Gun- Pada akhirnya, suara menjengkelkan berdering di dalam avatar aku. Aku hanya bisa kosong memperlebar mata aku dan melihat bahwa batang logam yang bersinar ditusuk langsung dalam diriku. Hanya sebagian dari Estoc Death Gun yang terbakar, dan tidak ada kerusakan lainnya. Ini benar-benar bisa memblokir pedang energi yang memiliki kekuatan luar biasa. Mengapa-mengapa ada hal seperti itu? Death Gun terus melangkah maju dan menusuk Estoc yang lebih dalam. HPku berkurang drastis dengan pergerakan logam. Pada saat ini, aku hanya bisa mengertakkan gigiku dan menggunakan semua kekuatan di kaki kanan aku untuk melompat mundur. Pisau musuh mendapat dariku, dan efek khusus dari kerusakan menarik garis merah. Aku melompat kembali selama sekitar 2, 3 langkah dan lagi menarik jarakku jauh dari Death Gun. Pada akhirnya, ia pindah mulutnya seperti dia ingin menjilat pisau. "... Ku, ku. Orang ini, materi, adalah, kelas tertinggi, logam, yang bisa, didapat, dalam, game ini. Aku dengar, itu, itu, kapal perang galaksi, pelat baja. Ku ku, ku ... " Kemudian, Death Gun tidak tampak seperti ia ingin berbicara saat ia membalik mantelnya dan menyerangku. Tangan kanannya pergi pada kecepatan tak terlihat saat ia menyebabkan banyak afterimages di langit. Dia pernah menggunakan serangan ini terus menerus menusuk sampai sekarang. Tusukan ini adalah skill pedang tingkat tinggi Star Splash, serangan-8 tusukan-lurus Lightsaber di tangan ku tidak bisa memblokir serangan, dan aku tidak bisa mengelak seperti pasir di bawah ku. Jarum tajam itu kemudian terus menusuk ke dalam tubuhku. -Kirito! Sinon mencoba nya terbaik untuk menekan teriakan yang hendak keluar dari tenggorokannya dan dorongan untuk menekan jari di pelatuk. Di medan

perang itu sekitar 700 m, efek khusus menunjukkan kerusakan yang berasal dari pendekar hitam-berpakaian. Meskipun Sinon tidak menyentuh senjata selain senjatanya, tapi bahkan dia bisa memberitahu bagaimana teknik pedang Death Gun terampil itu adalah ketika ia mampu melukai Kirito. Dia menahan napas, berpikir apakah serangan barusan akan mengurangi HP nya. Untungnya, Kirito sendiri tidak memiliki tag MATI pada dirinya. Dia menendang keraspasir, melakukan backflip dan menggunakannya untuk membuat jarak yang agak besar dari Death Gun. Namun, Death Gun sendiri tampaknya tidak ingin membiarkan Kirito memiliki kesempatan untuk mengumpulkan kembali dirinya. Dia membalik kap dan menutup jarak antara mereka berdua seperti seorang hantu. Otomatiskontrol kamera terus meningkat dalam jumlah seperti mereka tahu bahwa pemenang akan segera diputuskan. Segera, sekitar 10 kamera mengelilingi mereka dan menyebabkan sudut di padang gurun agar terlihat seperti sebuah arena. Jika scope Hecatenya itu masih ada, dia bisa menembak untuk melindungi Kirito, tetapi dalam jarak ini, bahkan Sinon tidak bisa dengan mudah menggunakan mata telanjang untuk mengecilkan lingkaran reticle tersebut. Dia bahkan bisa meleset ke Kirito dengan tidak sengaja jika dia menyerang secara acak. -Bertahan di sana. Lakukan yang terbaik, Kirito! Sinon lupa bahwa dia juga dalam bahaya di dunia nyata saat ia berada di posisi berlutut di atas bukit berbatu, mengepalkan tinjunya saat ia berdoa. Kirito pernah membunuh beberapa pemain untuk melindungi dirinya dan beberapa orang lainnya dalam permainan kematian terkenal Sword Art Online. Pengalaman ini bisa dikatakan agak mirip dengan beban Shino. Dengan demikian, masalah itu seharusnya mirip dengan Shino sampai batas tertentu. Kirito mengatakan bahwa ia tidak bisa mengatasi kenangan menyakitkan dan menyegel mereka di sudut pikirannya, sebelum mengatakan bahwa ia hanya bisa menghadapi mereka dari hari ini dan seterusnya. Dia mengikuti apa yang ia katakan saat ia bersiap-siap untuk secara pribadi menghentikan penjahat yang membawa kegelapan dari SAO-Death Gun. Namun Kirito bisa melakukan itu bukan karena dia lemah. Dia hanya mengatakan pada dirinya sendiri untuk menjadi lebih kuat. Tidak peduli berapa banyak ia merasa bermasalah atau sedih, ia harus menerima kelemahannya. Itu karena ia adalah orang yang terus bertahan pada saat melihat ke depan di bawah situasi seperti ini. Kekuatan-bukan tentang hasilnya, tetapi tentang proses menuju tujuan itu. -Aku ingin berbicara denganmu. Untuk memberitahu Kamu apa yang aku rasakan dan apa yang aku temukan. Apakah ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membantumu? Jika aku pergi ke dekat dengan mereka, itu akan menjadi efek sebaliknya. Setelah aku ditembak oleh Blackstar tersebut, Kirito tidak akan mampu berbuat apa-apa. Meski begitu, aku hanya mencoba keberuntunganku jika akumenembak tanpa scope. Jangkauan senjata MP7 nya tidak sepenuhnya cukup. Apakah ada ... ada cara agaraku bisa membantu ... "...!" Beberapa saat kemudian, seluruh tubuh Sinon bergetar. Ada. Dalam situasi ini, ada cara baginya untuk mengambil inisiatif dan serangan. Dia tidak tahu seberapa efektif itu akan-tapi ada nilai dalam usahanya. Sinon mengambil napas dalam-dalam, mengertakkan giginya dengan keras dan melihat pertempuran yang jauh.

-Kirito-kun!! Asuna menutup mulutnya saat dia hendak berteriak. Tidak ada efek pencahayaan kerusakan khusus, tetapi gerakan yangDeath Gungunakan adalah tak diragukan lagi 8-tusukan Bintang Splash. Itu adalah keterampilan tingkat tinggi seperti yang Asuna flash kuasai di masa lalu. Pada dasarnya, ini adalah teknik pedang dari Rapier, namun karena tidak mencakup hacking atau pemotongan, bisa juga dilakukan dengan Estoc yang berasal dari Rapier tersebut. Layar datar di dinding menunjukkan Kirito terus diserang seluruh tubuhnya dengan serangan tusukan terus menerus saat ia melompat kembali untuk membuat jarak. Namun, di sisi kanan layar, pria mantel bergerak dan meluncur misterius seperti sebuah action dan mengejarnya. Kirito terus berjuang dengan Estoc yang mengelilinginya. Perangkat monitoring samping Asuna mulai mengeluarkan suara elektronik yang mendesak, menyebabkan dia melirik ke samping. Denyut jantung Kazuto itu sudah meningkat menjadi 160 bpm. Asuna memaksa dirinya untuk berpaling dari layar dan memandang wajah Kazuto yang sedang berbaring di tempat tidur. Dia berkeringat banyak, dan dia kelihatan kesakitan. Mulut yang sedikit terbuka terengah-engah. Perawat Aki melihat dia menjadi seperti ini, dan mata di balik kacamata menunjukkan ekspresi khawatir. "... Aku katakan kepadanya untuk mengambil banyak air sebelum ia dive di ... tapi sekarang lebih dari 4 jam. Akan ada bahaya dehidrasi jika ini terus berlanjut. Tidak bisakah kita melog outnya dahulu ...? " Mendengar kata-kata perawat itu, Asuna hanya bisa menggigit bibirnya erat dan berkata, "Kirito-kun tidak bisa mendengar apa pun yang kita katakan di sini ... dan dia mengambil bagian dalam turnamen PvP. Aku tidak tahu bolehkah log out saat sedang bertarung... " Dalam ALO, untuk mencegah pemain dari sengaja disconnecting ketika mereka berada dalam situasi yang buruk-jika situasi ini terjadi dalam sebuah turnamen VRMMO, dengan alasan akan beralih-dan mereka akan dicegah dari log out keluar untuk sementara waktu. "... Tapi AmuSphere akan mencatat aliran darah di otak. Jika akhirnya merusak tubuh, seharusnya otomatis log out ... " Setelah Asuna mengatakan, perawat mengangguk kepalanya dan mengatakan bahwa, "Aku tahu. Kami hanya akan mengamati untuk sementara waktu. Dia bukan pasien, jadi aku tidak berpikir ada kebutuhan untuk menyuntikkan cairan ke dalam dirinya. " "Kau benar ..." Suara Asuna itu menjadi kaku. Bukankah akan seperti waktu selama SAO jika ia harus pergi infus. Tidak ada-ada sesuatu yang sama sekali berbeda dari itu. Masalahnya adalah bahwa Kazuto tidak mengenakan Nerve Gear yang memiliki jebakan maut di dalamnya, tetapi AmuSphere dengan konfigurasi keamanan. Jadi, bahkan jika Asuna memaksa mencabut lingkaran perak dari kepala Kazuto itu, seharusnya tidak ada bahayanya. Kirito hanya akan menghilang dari padang pasir yang sedang ditayangkan di dinding dan kembali ke tempat tidur-dengan kata lain, kembali ke sisi Asuna . Bahwa musuh menakutkan disebut Sterben tidak akan pernah menyentuh Kazuto lagi. Asuna mencoba nya terbaik untuk menahan dorongan ini. Kirito / Kazuto sekarang mempertaruhkan harga dirinya sebagai seorang pendekar pedang untuk berjuang keras, dan Asuna jelas tidak bisa menghentikannya. Tapi, itu-tidak ada sesuatu yang bisa dia lakukan?

Dia tepat di sampingnya, tapi tidak ada cara dia bisa mengirimkan pesan kepadanya yang berjuang di dunia lainnya? "Mama, tangan kamu ..." Tiba-tiba, sebuah suara lembut berasal dari handphone. Itu s Yui. "Silahkan memegang tangan papa itu. AmuSphere tidak dapat menghentikan indra dari dunia luar seperti Nerve. Papa harus dapat merasakan kehangatan mama. Aku tidak bisa menyentuh benda-benda fisik ... tapi tolong ... aku juga ingin menyentuh tangan papa ... " Suara Yui gemetar saat dia berbicara sampai akhir. Asuna dirinya terguncang sampai keras di dalam karena dia tegas menggelengkan kepala dan menjawab, "Tidak ... papa pasti akan merasa tangan Yui. Mari kita bersorak untuk papa ... bersorak untuk Kirito-kun! " Saat ia mengatakannya, ia metempatkan handphone nya ke tangan kiri lemas Kazuto dan menggunakan kedua tangannya untuk menutupnya. Ruangan pasien ini sedikit hangat, tapi tangan Kazuto itu sedingin es blok. Fungsi log-out otomatis mungkin terjadi jika ia memegangnya terlalu keras, sehingga Asuna menggenggam Kazuto dengan tangannya ringan, mengerahkan semua kehangatan dan berharap untuk membuat tangannya menjadi hangat. Asuna tidak melihat siaran televisi langsung lagi karena dia hanya memejamkan matanya dan terus berdoa. -Lakukan yang terbaik, Kirito-kun. Untuk semua yang kamu yakini.Aku akan berada di sisimu selalu. Selalu melindungi kamu dari belakang, mendukungmu. Tangan kiri Kazuto es yang dingin tersentak sedikit, tapi pasti. Musuh benar-benar kuat. Entah itu dalam hal kecepatan, keseimbangan atau momen menyerang, mereka semua sempurna. Ada beberapa swordsman yang begitu terampil di tim clearing. Tetapi mengapa ia menjadi seperti ini? Ini kader Laughin Coffin yang mengendalikan karakter Death Gun tidak bisa melihat pedangku selama perang salib. Aku menghabiskan pekerjaan cepat dan mengurangi HP nya setengah, menyebabkan dia untuk mundur ke garis belakang. Melihat hal itu, aku kira setengah tahun di mana dia dipenjarakan di penjara Black Iron menyebabkan orang ini berubah secara drastis. Salah satu orang ang menghancurkanLaughin Coffin adalah salah satu anggota di tim clearing, aku-dan ia menggunakan balas dendamnyakepada kami sebagai motivasi untuk meningkatkan keahlian pedangnya. Bahkan jika ia tidak bisa mendapatkan uang dan pengalaman, mengulang latihan dari keterampilan berpedangnya dapat meningkatkan kemampuan. Orang ini mungkin telah melatihratusan gerakan yang sama atau ribuan kali dalam penjara yang gelap dan dingin. Teknik pedang Estoc yang bisa digunakan sudah tertanam keseluruh indera orang ini. Aku tidak mungkin kalah dari dia dalam hal berapa kali aku mengayunkan pedang, tapi pedang di tanganku adalah lightsaber yang jauh lebih ringan dari pedang lamaku, dan sentuhannya terasa benar-benar berbeda dari sebelumnya. Sangat mudah untuk menggunakan salah satu seranganVorpal Strike, tapi akan sulit jika mengulang gerakan yang sama terus-menerus. Juga, Death Gun mungkin tidak akan membiarkanku untuk mengeluarkan serangan yang hebat. Dia terus mendekat dan terus menggunakan berbagai macam serangan menusuk. Akuberusaha untuk menghindarinya, tapi ujung tajam Estoc masih menembus

bagian tubuhaku dari waktu ke waktu dan perlahan-lahan mengurangi HPku. Akukiraaku hanya punya sekitar 30% HP yang tersisa. Bahkan saat HP akuberkurang karena pedang tajam itu, Death Guntidak bisa membunuhku jika dia menggunakan pistol hitam itu untuk menembakku. Aku tidak memasukan nama dan alamatku di mesin di real presidensial, sehingga tak seorang pun bisa menemukan tempat tinggalku. Apakah aku terlalu bergantung-dalam perasaan amanini? Mataku benar-benar tertutup oleh kekuatan pistol hitam, yang menyebabkanku tidak melihat kemampuan sejati penggunanya. Jika itu yang terjadi, sudah jelas bahwa aku akan berada di sebuah tempat yang ketat. Musuh itu masih merasadi dalam game kematianitu, dan aku meninggalkan tempat itu dalam waktu yang lama, apakah itu tubuhku atau hatiku. Mungkin sudah terlambat bagiku untukmemperhatikan itu. Namun, aku masih tidak akan membiarkan diriku kalah darinya seperti ini. Tubuhku di dunia nyata seharusnya tidak mengalami kerusakan apapun, tapi seperti apa yang orang itu bilang, Sinon, yang sedang menunggu di bukit berbatu di belakangku sudah menjadi sasaran pistol hitam itu. Jika akukalah sekarang, Death Gun akan menyerang Sinon. Setelah dia tertembak peluru dari pistol hitam itu, kaki tangan Death Gun akan membunuh Sinon di dunia nyata. Sebentar. Hanya sebentar. Aku hanya ingin dia untuk menghentikan serangan beruntun ini untuk sementara waktu. Jika itu kekuatan senjata, lightsaber jauh melebihi Estoc yang sangat tipis itu. Setelah aku bisa memukulnya dalam satu pukulan, aku yakinaku bisa mengubah HP Death Gun turun ke nol. Namun, aku tidak bisa membuat satuserangan pun. Usaha dengan tidak sepenuh hati pasti tidak akan bekerja, Estoc musuh bahkan bisa menembus pedang energi lightsaber, yang berarti aku tidak bisa membuat serangan dengan mengayunkan pedangku dalam duel pedang. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukanKyu kyu kyu. Bersama dengan suaraitu, setelah serangan 3 hits berturut-turut estoc itu menyentuh sebelah kanan wajahku, dan HPkuberada di posisi merah. Efek khusus yang keluar membuat penglihatanku mulai memerah. Mungkin dia berpikir bahwa dia menang sebagai Death Gun yang mempunyai mata merah bersinar semakin memerah. Pengguna Estoc dari guild-yang awalnya Laughi n Coffin memiliki mata merah juga. Kesadaranku bergetar, dan retakan muncul di dinding tebal ingatanku. Itu benar ... aku menolak untuk mengetahui nama orang ini. Aku tidak ingin terlibat dengannya lagi. Aku hanya ingin secepatnya lupa dengan malam yang penuh kegilaan, darah, jeritan dan kutukan itu. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak melupakannya sama sekali. Aku hanya pura-pura lupa, hanya membohongi diriku sendiri. Aku menyegel memori itu dan membuangnya jauh-jauh, mencoba untuk meyakinkan otakku bahwa aku tidak pernah melihat hal itu ... Death Gunmenarik kembali Estocnya untuk membuat serangan terakhir. Cahaya dingin ujungnya menyebabkan bahwa memori yang tersegel itu muncul. Sebelum kami pergi ke crusade, kami berkumpul di markas besar guild Holly Dragon Alliance untuk pertemuan terakhir kami. Dalam pertemuan tersebut, kami kembali menjelaskan informasi mengenai anggota anggota Laughin Coffin . Termasuk kemampuan bertempur dari pemimpin

mereka PoH dan senjata-senjatakaki tangannya ', keterampilan, penampilan-dan nama. Tentu saja, kami menyebutkan bahwa dua dari mereka suka menggunakan warna tertentu. Salah satunya adalah hitam, orang yang suka menggunakan belati beracun. Namanya ... ya, Johnny Black. Klein segera memberi pandangan yang serius setelah mendengar nama itu, dan dengan khusus mengatakan kepadaku 'jangan melawan orang ini. Atau lainnya yang kita tidak akan tahu siapa yang melindungi '. Orang lainnya merah. Namun, ia tidak berpakaian serba merah. Pengguna Estoc hanya memiliki mata dan rambut merah, dan memiliki lambang salib terbalik yang berada pada helm abu-abunya. Warna dan gambar yang digunakan tampak seperti Knights of the Blood, dan menyebabkan sub-leader KOB tersebut, Asuna the flash untuk memberikan tampilan yang aneh. Aku menghadapi orang ini dari awal. Saat ia bersiap-siap untuk mundur, dia meninggalkan kata-kata 'Aku pasti, pasti, membunuhmu nanti', dan inginmemberitahu namanya. Itu orang ini. Satu setengah tahun kemudian, orang ini mematahkan dinding dunia virtual dan muncul di depanku. Seperti apa yang dinyatakan sebelumnya, pria bermantel ini bersiap-siap untuk menusuk aku denganEstoc-Death Gun- adalah orang itu. Namanya- "Xaxa." Kata yang berasal dari mulutku menyebabkan logam yang hendak menembus hatiku menyimpang saja. Aku mengabaikan perasaan sedikit menusuk dari ujung pedang yang hendak ditarik kembali dan melanjutkan, "Mata-merah xaxa . Itulah namamu. " Selanjutnya beberapa terjadi di depan mataku. Sebuah garis merah tiba-tiba mengarah ke tengah kap Death Gun dari belakangku. Itu bukan peluru itu hanya garis sederhana. Itu Sinon. Aku segera mengerti niatnya. Ini adalah serangan miliknya yang menggunakan garis peluru. Itu adalah serangan yang berdasarkan pada pengalamannya, inspirasinya dan semangat untuk terus bertarung. Sebuah peluru khayalan yang akan ditembakkannya. Death Gun tampak seperti seekor binatang yang memiliki niat membunuh yang kuat dan langsung melompat ke belakang. Sebuah geraman rendah datang dari bawah topeng tengkorak itu. Dia seharusnya menyadari Sinon yang tidak mungkin menembakku kecuali meleset, tapi dia menjadi goyah setelah aku memanggil namanya, menyebabkan pemikirannya melambat. Dengan demikian, ia otomatis menghindar seolah-olah ia bereaksi pada peluru bayangan tersebut. Ini adalah kesempatan terakhir. Garis peluru tidak akan bekerja lagi. Aku tidak bisa menyianyiakan kesempatan yang Sinon berikan padaku. Aku melangkah ke depan dan berlari ke arah Death Gun. Ah-sialan. Profilnya menghilang. Itu adalah Optical Camouflage. Aku masih bisa menemukannya dengan jejak kaki yang ditinggalkannya di tanah, tapi sekarang lightsaber tidak bisa membuat serangan fatal padanya. Jika aku tidak bisa membunuhnya dalam satu pukulan, HPku akan menjadi nol setelah aku membalasnya. Pada saat ini, ada sesuatu yang lebih mengejutkan yang terjadi. Tangan kiriku mulai bergerak seolah-olah itu dipandu oleh seseorang. Tangan dingin yang tegang karena gugup-dikelilingi oleh sepasang tangan yang hangatnya familiar yang membimbingku. Tangan kiri aku segera berpindah dan kemudian mencengkeram sesuatu-senjata kedua yang bahkan kulupakan, Pistol FiveSeven. Tanganku mulai merasakan beban yang

ditarik keluar dari kantong pistolku, beberapa sirkuit dalam kesadaranku tiba-tiba menyala. "U ... OOOOOHHH-!!" Aku meraung dan melangkah maju. Aku kemudian berputar sisi kiriku dan kembali maju seperti peluru. Profil Death Gun itu akan menghilang, dan aku menggerakkan tubuhku sebelum mengayun tangan kiriku. Jika ini sebuah dual sword skill, biasanya pedang di tangan kiri diayunkan naik dari tanah untuk memecah pertahanan musuh. Namun, apa yang ada di tanganku itu bukanlah sebuah pedang tapi pistol. Namun, siapa yang mengatakan aku tidak bisa menggunakan teknik pedang dengan pistol? Aku menggunakan kesan yang kupunya dari mengayunkan pedang kiri lalu menekan pelatuknya. Peluru yang melesat itu mengenai objek yang hampir hilang di depanku dan sinar percikan terpecah diudara. Tubuh Death Gun akhirnya terlihat di tengah-tengah kilatannya. Aku menghadapi avatar yang Optical camouflagenya hancur- Lalu mengayunkan lightsaber di tangan kananku searah jarum jam dengan gerakan dan beratnya. Ini adalah Double Circular skill pedang dua tangan. Pisau energi itu mengiris bahu kanan Death Gun dan kemudian bergerak diagonal sebelum mengarah perut kirinya. Pada saat ini, pistol hitam yang berada di kantong senjatanya dibelah menjadi dua oleh lightsaber itu, dan setelah mengeluarkan cahaya orange, benda itu meledak. Avatar yang telah teriris menjadi setengah, mantel robek dan busur api melayang di bawah langit putih-kebiruan. Setelah waktu yang lama - Dodou, dua suara berdering berturut-turut, dan badan atas dan bawah Death Gun mendarat di tanah berjauhan satu sama lain. Setelah beberapa saat, logam jarum-sepertiEstoc tertancap di tanah antara kedua bagian tubuh. Pada saat ini, ketika aku sedang berlutut di tanah dengan satu kaki, aku mendengar suara yang meredup, "... Ini tidak akan, berakhir ... orang itu ... tidak akan membiarkan ... mu ... mengakhiri ini ..." Namun, tag [MATI]yang muncul diantara tubuh yang terbagi itu menyebabkan Death Gun berhenti total dan tidak dapat mengatakan apa-apa. Aku perlahan-lahan bangkit, menundukkan kepalaku dan menyaksikan mayat di tanah. Setelah kehilangan mantel yang akan mewakili dirinya sendiri, tak ada yang dapat mewakili Death Gun kecuali masker tengkorak itu. Aku menatap kacamata yang telah kehilangan cahaya dan diam-diam menjawab, "Tidak ... itu sudah berakhir, xaxa. Kaki tanganmu akan ditemukan. Tindakan pembunuhan Laughin Coffin telah berakhir. " Aku kemudian berbalik dan menyeret tubuh lemahku ke arah barat. Setelah berjalan sekitar beberapa ratus langkah, ratusan meter jauhnya, penglihatanku menunjukkan ada sepasang kaki kecil memakai sepatu kecil, dan aku mendongak. Gadis sniper berdiri di sana. Dia memegang senapan sniper besar yang kehilangan scope, memberikan senyum puas. Sinon tampak sesuatu untuk dikatakan saat ia membuka mulutnya, tapi untuk sesaat, dia tidak tahu harus berkata apa. Bahkan dia tidak tahu seperti apa emosi di dalam hatinya sekarang. Yang ada hanyalah perasaan panas yang membakar dadanya yang menyebabkan dia memeluk Hecate dengan erat-erat. Melihat Sinon berdiri kosong di sana, Kirito menunjukkan senyum tenang untuk pertama

kalinya. Dia meletakkan pistol di tangannya FiveSeven kembali ke sarungnya dan mengepalkan tinjunya sebelum mencapai Sinon. Dan Sinon mengangkat kepalan kanannya untuk mengeluarkan tinju ringan. "... Semuanya sudah berakhir." Prajurit lightsaber itu bergumam singkat dan kemudian mendongak. Sinon kemudian mengikutinya dan mendongak juga. Awan-awan telah terpisah, dan bintang-bintang di langit yang menunjukkan sinar mereka. Sinon kemudian teringat bahwa ini adalah pertama kalinya dia melihat bintang-bintang di dunia ini. Langit di GGO sering tertutup oleh awan tebal karena perang di masa lalu. Siang hari di sini selalu dihiasi warna matahari terbenam yang menyedihkan, dan bahkan malam akan berlumuran darah-seperti merah. Tapi seperti diramalkan oleh NPC tua di jalanan, setelah racun di tanah dimurnikan dan kembali menjadi pasir putih, awan akan menghilang, dan bersinar bintang-bintang dan pesawat ruang angkasa akan kembali ke langit. Tentu saja, tidak ada orang yang akan percaya kata-kata seperti itu, tapi mungkin gurun ini tidak hanya gurun pasir bagi pemain untuk mengembara, tapi bahkan mungkin tanah suci jauh di masa depan yang jauh. Sinon tidak bisa mengatakan apa-apa saat ia menatap kelompok bintang yang gemerlap di langit malam yang cerah, dan lampu-lampu yang tersisa dari ruang angkasa yang tampak seperti sungai. Segera setelah itu, Kirito mengatakan, "... Sudah waktunya untuk mengakhiri turnamen ini. Para penonton mungkin bosan menunggu. " "... Ya, itu benar." Kamera biru yang menutupi seluruh langit yang berkelap-kelip dengan logo REC yang cemas. Kirito mungkin telah memperhatikan hal itu karena ia segera tersenyum kecut. Namun, ia segera kembali normal, mendekat dan berbisik, "... Bahaya di turnamen ini akhirnya berakhir. Death Gun telah gugur, sehingga kaki tangannya yang bersiap-siap untuk membunuhmu seharusnya pergi. Tujuan mereka seharus membuat rumor bahwa para pemain yang ditembak oleh pistol itu hitam di GGO akan mati di dunia nyata, sehingga mereka mungkin tidak akan membunuh orang secara acak. Logikanya, Kamu harusnya tidak berada dalam bahaya ketika kamu log out ... tetapi kamu lebih baik memanggil polisi untuk alasan keamanan. " "... Bagaimana aku menjelaskan semuanya kepada 110 [1]? Mereka mungkin tidak akan percaya kalau aku mengatakan bahwa seseorang berencana untuk membunuh dalam dan di luar VRMMO, kan? " Setelah mendengar pertanyaan Sinon, Kirito bingung sebentar. Namun, dia langsung mengangguk dan berkata, "Kau benar ... rekanku adalah semacam PNS, sehingga kita bisa memintanya untuk membantu ... tapi aku tidak bisa meminta alamatmu dan nama aslimu ..." Pada saat ini, prajurit lightsaber itu ragu-ragu dan memalingkan muka. Tentu saja, ia tahu bagaimana kasarnya jika meminta identitas asli orang lain dalam suatu VRMMO. Namun, Sinon berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Baiklah. Biarkan aku memberitahu Kamu. " "Eh ... ta, tapi ..." "Aku hanya merasa bahwa tidak perlu khawatir tentang ini lagi. Selain ... Aku sudah pernah memberitahumu tentang masa laluku. Aku belum pernah melakukannya sebelumnya ... " Setelah mendengarnya bergumam, Kirito membelalakkan matanya, tapi langsung menganggukkan kepalanya. "Itu benar ... omong-omong, aku juga sama ..." Jika mereka terus berlarut-larut seperti ini, Sinon mungkin berakhir mengatakan 'apalagi' karena sifat menakutkan nya.

Dengan demikian, ia menggendong Hecate di belakang bahunya dan segera melangkah maju. Dia menempatkan bibirnya di dekat telinga Kirito dan berkata dengan suara yang orang lain bisa mendengar, "Namaku-Asada Shino. Alamatnya adalah Distrik Tokyo, Bunkyo, Yushima, Yonchome ... " Saat ia selesai mengucapkan nama apartemennya dan nomor kamar, Kirito segera menjawab pelan karena terkejut, "Yushima? Itu kebetulan ... Aku dive di Ochinomizu di Chiyoda. " "Eh ... ehhh!? Bukankah itu dekat? " Sekarang bahkan Sinon terkejut dan hampir menjerit. Apartemen Ochinomizu dan Sinon itu hanya dipisahkan dari kereta bawah tanah dan kereta bawah tanah Kasuga Kuramae. Pada saat ini, tibatiba Kirito matanya melebar, mengeluarkan sebuah 'um ...' sebelum melanjutkan, "Lalu aku hanya akan log out dan pergi untuk menemukanmu ..." "Eh ... Kamu ..." Sinon hampir mengatakan 'apakah Kamu bersedia untuk datang', namun tutup mulut pada saat-saat terakhir, terbatuk datar beberapa kali dan dikoreksi dirinya sendiri, "Nah ... tidak perlu. Ada teman yang dapat dipercaya didekatku ... " Spiegel, juga dikenal sebagai Shinkawa Kyouji, yang mengundang Sinon ke dunia ini adalah anak kedua dari seorang praktisi. Rumahnya berada di kanan Hongoume sampingnya. Dia akan datang setelah dia memberinya panggilan. Omong-omong, ia mungkin telah melihat rekaman dari turnamen ini dari awal sampai akhir, jadi dia harus menemukan alasan mengapa ia mendapat dekat dengan Kirito beberapa kali. "... Dan pria itu anak dokter, sehingga ia dapat merawatku jika aku butuh." Untuk menyembunyikan rasa malu apapun dan mengakhirinya, Kirito memberikan tampilan yang serius dan menjawab, "Oi, akan buruk jika sesuatu yang benar-benar terjadi. Tapi kurasa tidak apa-apa jika kamu mengatakannya ... Aku akan meminta rekanku setelah aku log out untuk memeriksanya dengan polisi. Tidak peduli seberapa terlambatnya itu, seharusnya15 ... tidak, 10 menit. Polisi akan berada di rumahmu dalam 10 menit. " "OK, aku mengerti. Akan bagus jika kita dapat menangkap kaki tangan ... " "Ya ..." Melihat Kirito masih waspada menganggukkan kepalanya, Sinon menatapnya. "Lupakan itu. Apakah kamu pergi setelah mendengar informasi pribadiku? " "Eh, ah ... jadi, maaf. Nama aku Kirigaya Kazuto. Aku dive di Ochinomizu, tapi rumah aku ada di kota Kawagoe. " Prajurit lightsaber tampak panik saat ia buru-buru melaporkan datanya. Sinon bergumam untuk sementara dan kemudian tertawa pada situasi tidak mendesak. "Kirigaya Kazuto. Jadi itu sebabnya kamu dipanggil Kirito, kan? Itu penamaan yang sangat sederhana. " "Ka ... kau tidak punya hak mengatakan itu padaku!?" Keduanya tersenyum. Kirito menatap kamera di atas kepalanya dan kemudian mengubah nada suaranya, "... Kita hanya dapat log out dengan mengakhiri BoB kali ini ... bagaimana , Sinon? Apakah kita berkelahi habis-habisan seperti kemarin? " Setelah mendengar pertanyaannya, Sinon menemukan bahwa keinginan yang kuat untuk memiliki pertandingan ulang dengan Kirito dilupakan sepenuhnya. Dia menatap wajah cantik ini di depannya dan kemudian berkata, "... Kekuatan bukan suatu hasil ... tapi sebuah proses bekerja keras ..." "Eh? Apa yang kau katakan? " "Un, bukan apa-apa-aku katakan, Kamu benar-benar telah terluka sekarang, kan? Tidak ada yang bisa dibanggakan tentang menang melawanmu. Mari kita tinggalkan ini untuk turnamen BoB

berikutnya. " Saat Sinon selesai, Kirito mengangkat alisnya shock, tapi langsung tersenyum kecut. "Apakah Kamu mengatakan bahwa aku tidak dapat mengkonversi kembali ke permainan lamaku sebelum turnamen 4th?" "Kamu dapat mengkonversi kembali dan kemudian dikonversi di sini lagi, tapi jangan berpikir bahwa Kamu dapat mengalahkanku waktu berikutnya ... kemudian, saatnya untuk mengakhiri turnamen ketiga." "Bagaimana kita melakukannya? Ini adalah battle royale, sehingga harus ada pemenang memutuskan ketika HP seseorang menjadi nol, kan? " "Ini jarang terjadi, tapi aku mendengar bahwa BoB pertama di Amerika Utara dimenangkan oleh dua orang. Alasannya adalah bahwa orang yang seharusnya menang sengaja menggunakan trik curang disebut Gift Grenade. " "Gift Grenade? Apa itu? " "Pemain yang kalah akan melemparkan granat untuk membunuh musuhnya, ini, ini untukmu." Sinon mengulurkan tangannya ke dalam kantong dan kemudian mengeluarkan objek bola hitam ke tangan kanan Kirito yang menerimanya dengan refleks. Dia kemudian mengatur hitungan mundur granat itu-menjadi 5 detik. Ini adalah granat plasma dia mendapatkannya setelah ia memeriksa bahwa Kirito mengalahkan Death Gun dan berlari ke Yamikaze di sisi barat bukit berbatu. Pada saat itu, Sinon telah memutuskan untuk menggunakannya untuk mengakhiri turnamen ini. Akhirnya menyadari apa yang ditempatkan di tangannya, Kirito membelalakkan matanya dan bersiap-siap untuk membuangnya secara naluriah. Untuk mencegahnya melakukan hal ini, Sinon membungkus kedua lengan di belakang punggung Kirito dan memegang tangannya . Segera setelah itu, lampu kilat menyilaukan muncul antara dua avatar, mengubah senyuman kecut Kirito dan senyuman Sinon menjadi putih. Waktu yang dibutuhkan untuk turnamen adalah 2 jam, 4 menit dan 37 detik. The Bullet of Bullet 3rd battle royale berakhir. Hasilnya- [Sinon] dan [Kirito] menang pada waktu yang sama.

Bab 15 sejak ia dipindahkan dari pulau terpencil ISL Ragnarok ke tempat menunggu, Sinon terus melihat ke daftar urutan dan menghitung mundur sampai log out sambil mencoba menenangkan dirinya. Meskipun turnamen telah selesai, keadaan dengan Death Gun tidak. Komplotan Death Gun mungkin masih ada di dekatnya di dunia nyata. Kirito mengatakan kalau polisi seharusnya akan datang segera, tetapi waktu log out nya akan sama dengan Sinon. Selain itu, ia akan butuh untuk menghubungi rekannya, jadi itu akan membutuhkan waktu minimal 10 menit. Selama waktu ini, Sinon hanya dapat melindungi dirinya sendiri. Pertama, ia harus memeriksa kalau kamarnya sendiri aman. Kemudian, ia akan meminta Shinkawa Kyouji untuk datang ke rumahnya. Meskipun ada kesempatan kalau ia akan bertemu dengan Death Gun, orang-orang ini tidak menggunakan senjata pistol atau pisau sebagai senjata, tetapi suntikan dengan racun seperti yang Kirito kirajadi mereka tidak akan secara acak menyuntikkan obat ke orang yang terbangun. Tentu saja, Sinon sudah siap untuk memberitahunya untuk berhati-hati. Timer penghitung mundur yang besar dengan cepat berlalu, dan hanya ada 10 detik tersisa untuk log out. Ia melihat ke layar besar yang menunjukkan hasil turnamen untuk terakhir kalinya. Sinon dan Kirito, yang menang di waktu yang sama bersinar pada level tertinggi. Meskipun tujuan utamanya ketika bermain GGO adalah untuk membiarkan namanya muncul di sana, sayangnya hasilnya kali ini sepertinya tidak akan dihitung. Keadaan terlalu tidak biasa, jadi ia harus menunda harapannya di turnamen ke-4. Tidak ada tempat ke-2. Tempat ke-3 adalah Death Gun dengan nama log in Sterben. Sinon sendiri tidak tahu bagaimana nama itu seharusnya dibaca, tetapi untuk orang bermantel itu, Death Gun adalah nama aslinya, jadi nama log in nya pasti digunakan untuk menutupi identitas sebenarnya. Tempat ke-4 adalah Yamikaze. Kebanyakan orang mempertaruhkan uangnya untuk dia seperti mereka merasa kalau dia akan menjadi pemenang, sehingga perusahaan pertaruhan resmi seharusnya sedang menghasilkan banyak uang sekarang. Mulai dari posisi ke-5, ada nama yang lebih familiar, tetapi setelah nama seperti Dyne dan Xiahou Dunrankingnya berakhir di angka 28. Posisi terbawah menunjukkan nama-nama dua pemain yang putus koneksi, Pale Rider dan Garret. Seperti yang diduga, ada 2 korban dari Death Gun di turnamen ini. Ini artinya dia memiliki 2 rekan. Organisasi macam apa yang ketiga orang itu ambil bagian di sebuah VRMMO, pengalaman macam apa yang mereka punya sehingga menyebabkan mereka mengambil bagian dalam suatu rencana yang begitu mengerikan

Saat timer penghitung mundur mencapai angka nol, Sinon tidak merasakan kegembiraan kemenangan, tetapi merinding yang tidak biasa. Perasaan yang mengambang menghinggapi Shino, dan saat perasaan ini menghilang, ia sudah terbaring di ranjangnya di kamarnya di dunia nyata. Tidakmungkin kalau ada lebih dari satu orang. Ia berkata pada dirinya sendiri tidak segera membuka mata atau bergerak. Shino tidak bergerak sama sekali tetapi hanya menutup mata dan mulai memperhatikan sekitarnya. Sekarang ini, ada suara-suara kecil yang terdengar di telinganya. Pertama adalah napasnya sendiri, dan kedua, adalah suara detak jantung yang cukup cepat. Di bawah dekat langit-langit adalah AC yang memberi udara hangat, dan juga ada pengatur kelembaban yang mengeluarkan suara mendengung. Ia dapat mendengar suara kendaraan dari kejauhan, dan ada juga suara berat dari sebuah stereo dari sebuah kamar di apartemen ini. Tetapi selain suara-suara ini, tidak ada suara aneh apapun. Kali ini, Shino mencoba menarik napas dalam perlahan. Hidungnya menghirup partikel-partikel udara, dan ada sedikit aroma wangi. Shino tahu kalau itu adalah sabun berbau vanilla yang ia letakkan di atas kotak penyimpanan yang berfungsi sebagai penyegar udara. Tidak ada orang lain di dalam kamar. Meskipun ia berpikir seperti itu, Shino tetap tidak bisa membuka matanya segera. Mungkin seseorang sedang memperhatikannya di sebelah ranjangnyaketakutan ini tetap ada di hatinya. Tidak, bahkan jika orang itu tidak ada di kamar, ia mungkin bersembunyi di dapur atau kamar mandiakua di balkonbahkan di tempat kecil seperti ini, ada banyak tempat untuk seseorang bersembunyi kalau ia mau. Selain itu, ada kemungkinan besar kalau ia bersembunyi di bawah ranjang. Tidak,aku tidak mau bangun. Sekarangini, KiritoKirigaya Kazuto seharusnya sudah menghubungi polisi lewat temannya, dan ia seharusnya dapat mendengar suara sirine mobil patrol polisi. Kalau begitu, mungkin ini adalah cara teraman untuk tidak bergerak. Saat Shino memikirkan hal ini dan bersiap untuk memejamkan mata erat-erat AC yang sudah lama itu tiba-tiba turun suhunya, dan angin dingin yang ditiupkannya mengenai paha Shino yang terbuka. Udara dingin menyelimuti kulitnya, membuatnya gatal di hidung. Shino sendiri kira-kira bertahan selama 2 detik. Kemudian, alis dan hidungnya naik ke atas, menghasilkan bersin yang membangkang pemilik sistem pernapasan itu. Shino terdiam, menunggu reaksi dari bersinnya dari sebuah tempat di kamarnya. Tetapi, tetap tidak ada pergerakan di ruangan. Shino kemudian dengan melirik membuka mata kanannya.

Di dalam kamar gelap yang lampunya mati, cahaya lampu jalanan dari celah di korden adalah satu-satunya yang menerangi. Shino memeriksa dulu untuk meyakinkan kalau ia bisa melihatnya dari matanya, dan kemudian perlahan menggerakkan kepalanya sedikit-sedikit untuk memeriksa kamarnya. Tetapi, sepertinya tidak ada seorangpun di pandangannya. Meskipun ia hanya bersin, Shino berhati-hati melepas AmuSphere di kepalanya dan meletakkannya di sebelah bantalnya. Ia menggunakan kekuatan perutnya untuk bangun dan melihat seluruh bagian kamar dengan cepat. Sepertinya tidak ada perbedaan dari sebelum ia dive in. Bukan air mineral yang ada di atas meja, bukan juga sound box besar di sebelah meja atau tas sekolah yang ditinggalkan di lantai, tidak ada yang berpindah sama sekali. Shino meletakkan tangannya di kasur dan menggerakkannya ke sepanjang tempat tidur. Ia menelan ludah dan kemudian menjulurkan badannya untuk melihat ke bawah tempat tidur. Jelas-jelas kosong di bawah. Ia melihat ke atas, dan memeriksa korden yang jendelanya terkunci. Kemudian, ia turun dari tempat tidur bertelanjang kaki, menjulurkan lehernya untuk melihat adakah pergerakan di dapur. Berbicara tentang itu, di tempat yang hanya muat 3 keset itu sepertinya tidak ada tempat untuk sembunyi. Sekarang ini, Shino akhirnya bangun dan dengan tidak sadar berjalan ke arah dinding sebelum menekan tombol lampu. Kamar itu segera dipenuhi cahaya putih, dan bahkan koridor di belakang dapur menjadi terang. Melihat dengan seksama, kunci di pintu sepertinya tidak ada yang menyentuh. Shino berdiri sebentar sebelum menyadari tidak adanya suara aneh apapun dari tempat di belakang dindingkamar mandi. Kesimpulannya, tidak ada apapun yang aneh. Walaupun begitu, ia sekali lagi berjingkat ke arah dapur. Pintu kamar mandi tertutup rapat, tetapi tidak terkunci, dan tidak ada cahaya di dalamnya. Shino memegang kenop pintu aluminium dengan tangan kanannya yang penuh keringat dingin. Ia mengambil napas dalam-dalam, menahannya, dan menarik pintu kamar mandi sambil tangan kirinya menyalakan lampu. Shino tanpa berkata-kata memeriksa kamar mandi dalam waktu singkat. Mengapa aku menakuti diriku sendiri Ia bergumam. Kamar mandi berwarna putih itu jelas-jelas kosong.

Kali ini, Shino akhirnya menurunkan leher dan bahunya di kedua sisi untuk merilekskan tubuhnya. Ia berputar setengah lingkaran dan menyandarkan seluruh tubuhnya di dinding sebelum duduk. Tidak ada orang lain di kamar, dan ia tidak melihat adanya tanda-tanda orang lain telah masuk. Tentu saja, ada kemungkinan jikapenyusup yang mendobrak kunci elektronik yang sudah tua, menggunakan handphone nya untuk memeriksa siaran langsung GGO lewat telepon, dan segera pergi setelah melihat Death Gun dikalahkan. Kalau benar begitu, penyusupnya mungkin masih ada di sekitar apartemen. Karena ia tidak bisa menjamin kalau orang itu tidak akan kembali, ia harus bergegas, menelepon Shinkawa Kyouji dan mengundangnya ke rumahnya. Shino merasa harus melakukan itu, tetapi tidak bisa membuat dirinya melakukannya. Ia melihat sekilas ke arah timer yang diletakkan di kulkas. Itu juga berfungsi sebagai jam, dan angka-angkanya menunjukkan 10.07pm. Sudah tiga jam lamanya. Tempat yoghurt yang ada di kantong sampah di depannya baru saja dilemparkan ke sana sebelum ia dive in, tetapi seperti sudah lama sekali. Dan perasaannya merasa sesuatu telah berubah, tetapi kenyataannya tidak. Tetapi, paling tidak kegelisahan dalam dirinya untuk waktu yang lama sudah hilang. Selama waktu yang lama ini, mungkin rasa gelisahnya yang hanya menyadari kalau ia harus bertambah kuat semuanya sia-sia. Ia harus meraihnya perlahan. Oke! Shino perlahan menguatkan dirinya dan berdiri sebelum menyadari kalau ia sangat haus. Ia pergi ke dekat wastafel, menggunakan cangkir untuk menadahi air yang mengalir dari keran dan menelannya. Dan baru saja ia akan meminum secangkir lagi DING DONG. Bel pintunya berbunyi Shino menegangkan tubuhnya secara insting dan berbalik untuk melihat ke arah pintu. Ia tiba-tiba berpikir kalau orang itu bisa membuka pintu sendiri dan tidak bisa bernapas sama sekali. Setelah dipikirkan, mungkin saja itu polisi. Ia kemudian berbalik melihat jam, tetapi waktu sejak ia log out kurang dari 3 menit, dan itu terlalu cepat. Baru saja Shino berdiri di sana, bel berbunyi lagi. Shino menahan napasnya dan mengendap-endap ke arah pintu. Lebih baik untuk mengaitkan rantai di pintunya. Baru saja ia memikirkannya, ia dengan ketakutan menjulurkan tangan kanannya, tetapi ketika ia akan menyentuh rantai pintu Asada-san, kau di sana? Ini aku, Asada-san!

Kunci elektronik yang punya fungsi speaker memberikan sekilas suara tajam seorang anak laki-laki. Shino agak akrab dengan suara itu. Shino sendiri segera menghela napas lega. Ia menginjak sandal rumahnya dan membawa wajahnya mendekati pintu, dan kemudian melihat keluar pintu untuk alasan keamanan. Ia melihat seorang anak laki-laki berdiri di koridor, terlihat goyah karena efek kecembungan. Orang itu adalah teman yang siap ia telepon untuk datangmantan teman sekelasnya yang mengajak Shino bermain GGO, Shinkawa Kyouji. Shinkawa-kun? Shino memanggil nama orang itu melalui speaker, dan kemudian sebuah suara ragu-ragu terdengar. WellAku tidak bisa menahan untuk berkata selamat untukmuAku membawa ini dari toko keperluan, tetapi ini hanya sedikit selamat Setelah mendengar kata-kata ini, Shino sekali lagi melihat lewat lubang pengintip. Kyouji di luar membawa sebuah kotak kue kecil. Kau, kau benar-benar cepat Shino tidak bisa menahan untuk bertanya. Bahkan setelah menghitung waktunya untuk log out, itu hanya sekitar 5 menit sejak turnamen selesai. Melihat hal-hal ini, ia mungkin tidak melihat siaran dari rumahnya, tetapi berada di sekitar taman di dekat sana dan menunggu untuk membeli kue dari toko keperluan yang sudah direncanakan sebelum menuju ke sini. Kelakuannya yang impulsif seperti apa yang AGI tipe Spiegel mungkin lakukan. Tetapi ini akan membuatnya tidak perlu menghubunginya sendiri. Shino menghembuskan naps dan menjulurkan tangannya ke pintu. Tunggu. Aku akan membuka pintu. Ia berkata sambil menurunkan kepalanya, dan menyadari kalau ia masih menggunakan tank top dan celana pendek yang menunjukkan pahanya. Gadis ini merasa kalau ini seperti buka-bukaan, tetapi ia tetap menggenggam dan membuka pintu. Setelah membuka pintu, Shinkawa Kyouji yang tersenyum berdiri di depan pintu. Ia menggunakan sepasang jeans dan jaket militer dengan bulu di atasnya. Memang kelihatan tebal, tetapi tidak perlu dipertanyakan kalau jaket itu mampu melawan dinginnya udara di luar. Shino gemetar karena udara dingin di kakinya dan mulai berkata, Wah, ini dingin. Cepat masuk. U, uh. Permisi kalau begitu. Kyouji menganggukkan kepalanya, mengangkat lehernya kembali dan memasuki koridor dengan lantai keras. Melihat Shino, ia menyipitkan matanya seperti matanya sakit.

Apa, apa yangcepat dan tutup pintunya, atau kamarmu akan dingin. Ah, ingat untuk menguncinya. Mata Kyouji membuat Shino semacam malu, dan ia berpura-pura marah untuk menyembunyikan perasaannya. Ia kemudian berbalik dan berjalan ke kamar. Di belakangnya, suara elektronik pintu dikunci dapat terdengar. Shino kembali ke ruangan sebesar 6 keset, mengambil remote control di meja dan menaikkan suhu udara. AC nya terbuka turun, dan menghembuskan udara hangat yang menggantikan udara dingin di kamar. Shino dengan cepat duduk di tempat tidur, melihat ke sekitar, dan menemukan Kyouji berdiri di pintu seperti orang kebingungan. Silakan duduk. Ahmau minuman? Tidak usah. Tidak perlu kok. Aku lelah sekarang. Kalau kau berkata begitu, ya sudah. Gadis itu bercanda, dan wajah Kyouji akhirnya menunjukkan sebuah senyuman. Ia meletakkan kuenya di meja setelah satu set cangkir the dan duduk di bantal duduk di sebelahnya. Maaf untuk kedatanganku yang tiba-tiba, Asada-san. Tetapiseperti yang aku katakan sebelumnya, aku benar-benar ingin merayakan ini denganmu secepatnya. Ia menutupi lututnya seperti anak-anak dan kemudian melihat ke arah Shino. Wellselamat sudah menjadi pemenang BoB. Asada-sanSinon benar-benar hebat. Kau akhirnya menjadi gunman terkuat di GGO. Tetapiaku mengetahuinya. Asada-san suatu saat akan berhasil. Karena Asada-san memiliki kekuatan sesungguhnya tidak seperti yang lainnya Makasih Shino merasa semacam malu, dan kemudian ia menggerakkan lehernya. Tetapi ada dua pemenang kali inidan kalau kau melihatnya di siaran langsung, kau seharusnya melihat ada banyak hal-hal tidak biasa yang terjadimungkin, turnamennya akan dinyatakan gagal Eh? Wellbagaimana aku mengatakannya Untuk waktu singkat, Shino tidak bisa berpikir bagaimana untuk menjelaskan insiden Death Gun kepada Kyouji yang bingung. Ia benar-benar tidak mengetahui keseluruhan ceritanya juga, dan tidak bisa melanjutkan menjelaskan. Dansekarang, ia bahkan mulai bertanya-tanya apakah ini adalah ilusi. Mungkin

Semua ini hanyalah disebabkan oleh kebetulan? Mungkinkah menembak seseorang di dunia virtual benar-benar membunuh seorang pemain dengan racun di dunia nyata. Sejujurnya, Shino hanya melihat Pale Rider putus koneksi. Kalau ia dan pemain lainnya yang putus koneksi benar-benar meninggal, artinya kejahatan Death Gun adalah nyata, tetapi Shino tidak punya bukti apapun sampai ia mendengar berita kematian mereka. Polisi seharusnya akan datang 10 menit lagi, dan kemudian aku harus menjelaskan semuanya ke Kyouji, kan? Shino memikirkan hal itu dan mengubah topic pembicaraan. Oh wellbukan apa-apa. Hanya ada seorang pemain aneh. Tetapi kau benarbenar cepat. Turnamen baru saja selesai 5 menit lalu. Ah, wellAku berada di dekat rumahmu dan menggunakan handphone untuk melihat siara langsungnya sehingga aku bisa langsung menyelamatimu Kyouji segera mengatakannya, dan Shino tersenyum melihatnya. Aku sudah menduga kalau begitu kejadiannya. Dingin di luar. Kau akan terkena flu. Biarkan aku membuatkanmu teh. Tetapi Kyouji menggelengkan kepala untuk menghentikan Shino. Wajahnya perlahan kehilangan senyumannya, menunjukkan ekspresi gugup. Shino hanya dapat berkedip. WellAsada-san Ap, apa? Akumelihat jejak kaki di gua di padang pasir itudari siaran langsung Shino dapat menebak dari kata-kata ini dan ekspresi Kyouji yang tidak dikatakannya. Memikirkan apa yang terjadi di gua itu, Shino tidak bisa menahan untuk tidak memerah. Ititu adalah Shino melupakan semuanyaatau lebih tepatnya, ia dengan sengaja melupakannya; tetapi ia berbaring di lutut Kirito ketika ia duduk menyandar di dinding, menangis dan berteriak. Kyouji melihat jejak itu. Ia hanya dapat berkata kalau ia terlalu ceroboh dan menyebabkan semuanya seperti ini. Shino menundukkan kepalanya seperti meminta maaf, tetapi Kyouji melanjutkan. Ia pikir ia akan menanyakan hubungannya dengan Kirito, tetapi apa yang dikatakannya selanjutnya mengejutkannya. Orang itupasti mengancammu, kan? Kau melakukan itu hanya karena ia memiliki sesuatu padamu, kan? Ap, apa? Shino melihat dengan terkejut.

Mata Kyouji memberi cahaya aneh saat ia memajukan dirinya dengan posisi setengah berlutut. Suara parau muncul dari bibirnya yang bergerak tidak beraturan, Kau diancam olehnya, dan bahkan menembak pemain yang ia sedang lawantetapi kau membuat orang itu rileks dan kemudian membunuhnya dengan granat, kan? TetapiAku tidak berpikir itu cukup, Asada-san. Aku sudah mengatakan sebelumnyakau harus menunjukkan ke dia suatu etika Ahitu Shino tidak bisa berkata apapun, dan kemudian gelisah memikirkan bagaimana menjelaskannya. Tidakaku tidak diancam. Aku tau itu memang terlalu aneh di turnamentetapi aku hampir panic ketika melakukan divingdan dalam kekacauan iniaku mengarahkan kemarahanku ke Kiritoorang itu. Ngomong-ngomong, aku terlalu banyak berkata-kata. Kyouji membuka matanya lebih lebar dan dengan diam mendengarkan Shino. Tetapiorang itu membuatku marah, tetapi ia sepertiseperti ibuku. Karena itu, aku menangis seperti anak kecilbenar-benar memalukan, kan? Asada-santetetapi kau melakukannya karena tertekan, kan? Kau tidak punya perasaan spesial ke orang itu, kan? Eh? Asada-san, kau berkata kalau kau ingin aku menunggumu, kan? Berlutut dan mencondongkan badannya ke depan, Kyouji melihat dengan tatapan sangat gugup. Kau mengatakannya sebelumnya, kan? Kalau aku menunggu, kau akan menjadi milikku, kan? Ituitu kenapa aku Shinkawa-kun KATAKAN! KATAKAN KALAU KAU TIDAK ADA APA-APA DENGAN ORANG ITU. KATAKAN KALAU KAU MEMBENCINYA! Adada apa denganmutiba-tiba Shino memang mengingat kalau ia meminta Kyouji menunggunya ketika mereka ada di taman sebelum turnamen. Tetapi, artinya bukanlah untuk menunggu sampai akhirnya ia mengusir setannya. Dan kemudian ia akan menjadi gadis biasa saat hari itu tiba. AAsada-san, kau kuat sekarang karena kau telah menjadi pemenang, jadi kau tidak akan terjatuh lagi. Jadi kau tidak membutuhkan orang itu. Aku akan menemanimu selalu. Aku akanmelindungimu selamanya.

Kyouji mulai bergumam seakan ia bermimpi dan berdiri sebelum melenggang ke arah Shino dan mengambil beberapa langkahia kemudian tiba-tiba membuka lengannya dan memeluk Shino tanpa menahan kekuatannya. Uu? Shino merasa sangat tegang karena ia sangat terkejut. Tulang-tulang di lengan dan perutnya mulai terasa sakit, dan udara di paru-parunya mulai habis. Shinkawa-kun Akibat pelukan dan kekuatan itu menyebabkan Shino terengah-engah. Tetapi, Kyouji memakai lebih paksaan dan menekankan berat badannya ke Shio seperti ia ingin membawanya ke ranjangnya. Asada-sanAku cinta kamu. Aku cinta kamu. Asada-san kuSinon ku. Suara Kyouji yang parau dan memecah keheningan tidak terdengar seperti pengakuan cinta, tetapi mirip mengutuk. Hentikan! Shino mencoba sekuat tenaga menggunakan kedua tangannya untuk menyangga badannya di tempat tidur. Kemudian ia menambah kekuatan di kakinya dan menggunakan bahu kanannya untuk menjauhkan dada Kyouji Hentikan! Meskipun ia hanya dapat mengeluarkan suara parau, ia akhirnya berhasil mendorong badan Kyouji ke belakang, dan mengambil udara banyak-banyak seperti terengah-engah. Kyouji sendiri terguling ke tempat duduknya dan terjatuh ke belakang. Ia kemudian menabrak set cangkir the dan kotak yang berisi kue jatuh dan mengeluarkan suara kecil. Tetapi, Kyouji sendiri tidak terlihat menyadarinya karena ia hanya terus memandang Shino. Ekspresi keterkejutan di wajahnya menunjukkan kalau ia tidak percaya Shino menolaknya. Mata lebar itu kemudian kehilangan sinarnyadan suara kosong keluar dari mulutnya yang bergetar, Ini tidak akan bisa, Asada-san. Kamu tidak bisa mengkhianatiku. Hanya aku yang dapat menyelamatkan Asada-san, jadi kamu tidak boleh memandang lelaki lain. Setelah mengatakan hal itu, ia mendekati Shino. Shin, Shinkawa-san Shino masih kaget sehingga ia hanya dapat bergumam dengan kebingungan. Benar kalau ia merasa niat berbahaya di mata Shinkawa ketika ia mengundangnya makan malam dan ketika ia dipeluk olehnya di taman. Tetapi, Shino merasa hal

itu terjadi karena ia adalah seorang laki-laki, dan Shino tidak bisa membayangkan Shinkawa yang ramah dan lemah itu bisa melakukan sesuatu di luar batas. Tetapi, untuk Shino, yang tidak bisa bergerak di tempat tidurnya, Shinkawa yang melihat ke arahnya, memiliki kilau misterius di matanya yang tidak pernah dilihatnya sebelumnya. Masakah Shinkawa-kun akan memperkosaku Pikiran mengganggu itu terbesit di benak Shino, dan ketakutan dirasakannya di seluruh tubuhnya yang melebihi akibat pelukan tadi. Tetapi Meskipun Shino berpikir di arah yang benar, ini benar-benar bukan gayanya. Kyouji membuka mulutnya sedikit dan mengeluarkan suara napas yang berat. Ia kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam jaket militernya dan terlihat memegang sesuatu. Tangan kanannya yang dikeluarkan menunjukkan sesuatu yang agak aneh. Benda itu panjangnya sekitar 20cm, terbuat dari plastic tembus pandang berwarna susu putih. Ujungnya meruncing, dan ada silinder setebal 3 cm. Di belakangnya, ada sesuatu yang seperti pegangan yang menonjol keluar secara diagonal, dan tangan kanan Kyouji berada di sana. Juga, ibu jarinya diletakkan di tombol hijau yang ada di antara pegangan dan silinder. Ujung silinder bundar itu memiliki bagian logam perak, dan sesuatu yang bisa disebut ujung runcing itu memiliki sedikit bukaan. Normalnya, itu terlihat seperti senjata laser anak-anak biasa mainkan, tetapi tidak menutupi fungsi tertentu meskipun terlihat sederhana. Tangan kanan Kyouji gemetar sedikit, dan kemudian ia meletakkan silinder bundar itu dengan ceroboh ke leher Shino. Rasa dingin itu membuat seluruh rambut di kulit Shino berdiri. Shinkawakun? Shino dengan kesusahan berhasil mengatakan kata-kata itu dari bibirnya yang kaku, tetapi sebelum ia bisa menyelesaikannya, Kyouji berkata dengan suara berat, Jangan bergerak, Asada-san. Kamu tidak boleh berteriak juga. Ini..adalah sebuah needleless syringe[1]. Benda ini mengandung obat yang disebut Succinylcholine[2]. Otot tidak bisa bergerak jika ini disuntikkan, dan jantung akan segera berhenti. Kalau otaknya benar-benar memiliki kerangka pelindung mental, kerangka Shino pasti akan memiliki beberapa lapisan kebocoran hari ini.

Udara dingin yang datang dari belakang lehernya membuat anggota tubuh Shino beku. Ia menyadari kalau anggota tubuhnya mulai kaku selagi ia memeras otaknya untuk memahami apa yang dimaksud oleh Kyouji. Maksudnya adalahKyouji ingin membunuh Shino. Kalau ia tidak mendengarkannya, ia akan menggunakan suntikan seperti mainan di tangannya dan menyuntikkan obat yang namanya Inggrisnya panjang sekali ke badan Shino untuk menghentikan jantungnya. Memikirkan hal ini, sudut lain dari benak Shino sedang berpikir dan bertanya pada dirinya sendiri, Apakah ini lelucon? Bagaimana mungkin Shinkawa-kun melakukan hal seperti itu? Tetapi kenyataannya, bibir Shino tidak bergerak seperti terbebani berton-ton. Dan silinder logam keras yang dingin yang ditekankan pada lehernyaatau lebih tepatnyaitu 5cm di abwah telinga kirinya. Perasaan dingin ini terus menyangkal kemungkinan kalau Kyouji sedang bercanda. Shino tidak bisa melihat ekspresi Kyouji karena ia menghadap cahaya, tetapi masih memandang ke wajahnya tanpa melihat apapun. Wajah bundarnya yang lembut mengejangkan dagunya sedikit, mengeluarkan suara yang tanpa ditahan. Tidak apa-apa, Asada-san. Kau tidak perlu takut. Tidak lamakita akan bersama menjadi satu. Aku ingin menawarkan perasaan yang sudah terkumpul selama ini~kepadamu. Aku akan menyuntikannya ke dirimu perlahansehingga kamu tidak akan merasakan sakit sama sekali. Jangan khawatir, biarkan aku yang mengurusnya. Shino tidak dapat memahami apa yang dikatakannya sama sekali. Itu terdengar seperti bahasa Jepang, tetapi terdengar seperti sebuah bahasa dari suatu negara. Dua kata terus terngiang di telinganya. Ini disebut needleless syringe, dan dapat menghentikan jantungmu. Suntikan, jantung. Sepertinyaia mendengar kata-kata ini di suatu tempat sebelumnya. Di gurun di bawah langit malam, di dalam gua kecil, anak laki-laki yang terlihat seperti seorang perempuan mengatakannya sebelumnya. Zekushiido dan Usujio Tarako mungkin disuntik suatu obat yang menyebabkan kegagalan jantungtetapi itu seperti sesuatu yang terjadi di alam mimpi yang jauh. Jika itu benarberbearti Bibir Shino bergerak seperti kesemutan, dan kemudian, ia mendengar suara paraunya sendiri. Artiartinyakaukau adalah Death Gun yang satu lagi? Suntikan yang diletakkan di lehernya tiba-tiba tersentak. Kyouji memberi senyuman kekaguman seperti yang ia akan lakukan ketika berbicara dengan Shino. Heh, itu terlalu hebat. Seperti yang diharapkan dari Asada-sankau menebak rahasia Death Gun. Itu benar. Aku adalah Death Gun yang satu lagi.

Meskipun begitu, aku yang mengontrol Sterben sebelum BoB. Aku sangat senang kau melihatku menembak Zekushiido di bar Gurokken. Tetapi, untuk hari ini, aku ingin aktif di dunia nyata. Aku tidak bisa menerima lelaki lain menyentuh Asada-san. Bahkan bila kami adalah saudara. Keterkejutan yang kesekian kalinya menyebabkan tubuh Shino menegang lagi. Kyouji memang menyebutkan sebelumnya kalau ia memiliki seorang kakak lakilaki yang lebih tua, tetapi ia hanya menyebutkan bagaimana kakaknya selalu sakit sejak muda dan selalu dipindahkan dari rumah ke rumah sakit. Ia tidak pernah mengatakan apapun selain itu, sehingga Shino tidak pernah bertanya. KKakakkakak laki-laki? Yang SAOadalahkakak laki-lakimu? bergabung di red guild di

Kali ini, Kyouji lah yang membelalakkan mata karena kaget. Wow, jadi kau bahkan tau tentang hal itu. Shoichi nii-san mengatakan hal sebanyak itu di turnamen? Mungkin nii-san benar-benar mengagumi Asada-san. Tetapi Asada-san, kau bisa rileks. Aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhmu. SebenarnyaAku tidak berniat menyuntikkan ini ke Asada-san. Nii-san akan marahtetapi karena Asada-san, kau bilang kalau kau akan menjadi milikku di taman Kyouji berhenti. Senyum seperti orang mabuk di wajahnya menghilang, dan ekspresinya kembali menjadi blank. TetapiAsada-san, dan orang itu, sebenarnyakau pasti sudah dikelabuhinya. Aku tidak tahu apa yang ia katakan, tetapi aku akan mengenyahkannya segera. Aku akan membuatmu melupakannya. Ketika suntikan masih dipegang di leher Shino, Kyouji memakai tangan kirinya untuk mencengkeram bahu kanan Shino dan mendorong Shino ke tempat tidur. Kemudian ia naik ke tempat tidur dan bergerak ke paha Shino. Ketika melakukannya, ia masih bergumam seperti melamun. Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan Asada-san sendirian. Aku akan menemanimu segera setelahnya. Kita seharusnya dilahirkan kembali di GGOtidak, di game yang lebih fantasi, dan kemudian kita akan menjadi suami dan istri dan memiliki hidup yang bahagia. Kita akan berpetualangdan kemudian mempunyai anak. Itu akan sangat hebat! Meskipun Shino mendengar kata-kata tidak jelas yang tidak masuk akal dari Kyouji itu, bagian lumpuh dari kemampuan berpikirnya masih berpikir polisi akan berada di sini segera, sehingga aku harus berbicara dengannya lebih lama. Tetapikalau kau disini tidak sebagai rekan, kakak laki-lakimu akan berada dalam masalahda..dan, aku tidak tertembak di game. Kalau aku meninggal, rumor tentang Death Gun yang kalian bangun susah payah itu akan diragukan.

Shino terus menggerakkan lidahnya yang kelu saat mengatakan semua itu, dan Kyouji memindahkan suntikannya di tangan kanannya dan menekankannya ke tulang selangka Shino, menunjukkan senyum kaku. Jangan khawatir. Ada tiga target hari ini, sehingga nii-san membawa orang lain juga. Ia adalah anggota guild yang lain di SAO. Orang itu akan segera mengambil alih posisiku, danbagaimana aku bisa menyamakan Asada-san dengan smapah seperti Zekushiido dan Usujio Tarako? Asada-san bukanlah milik Death Gun, tetapi adalah milikku. Setelah Asada-san meninggalaku akan membawamu ke kedalaman tanpa batas, dan aku akan mengikutimu sesudahnya. Jadi, tolong tunggu aku di tengah perjalanan. Tangan kiri Kyouji dengan hari-hati bergerak ke perut Shino di balik tanktop dengan malu-malu. Ia menyentuh dengan ujung jarinya beberapa kali sebelum menggunakan semua bagian tangannya. Ketakutan dan merasa terganggu membuat Shino merinding, tetapi ia benar-benar ingin berbicara terus. Kalau ia bergerak atau berteriak, anak laki-laki yang terlihat ramah di depannya pasti akan menekan suntikan itu. Celakanya, suara dan ekspresi Kyouji menunjukkan kalau ia pasti akan melakukannya. Meskipun begitu, Shino hanya dapat berpura-pura santai dan berkata, We, wellkau belum menggunakan suntikan ini di dunia nyata, kan? Masmasih ada waktu. Kau bisa berpikir lagi. Jangan memikirkan untuk meninggalkau masih harus mengikuti Tes Kemampuan Umum Skolastik setara SMA? Dan masih ada kelas remedi, kan? Tidakkah kau ingin menjadi seorang doctor? Tes Kemampuan Umum Skolastik? Kyouji memiringkan kepalanya seperti ia baru saja mendengarnya untuk pertama kali. Ia mengulanginya beberapa kali sebelum akhirnya berkata ahh. Tangan kanannya meninggalkan Shino dan masuk ke dalam jaketnya. Ia mengeluarkan selembar kertas tipis dari kantongnya. Apa kau ingin melihatnya? Ia memberi senyum mengejek dirinya sendiri dan memberikan kertas itu ke Shino. Shino cukup familiar dengan kertas itu yang memiliki nomor-nomor tertentuitu adalah lembar hasil tes percobaan sebelum tes sesungguhnya[3]. Tetapi, nilai dan bagian untuk tiap mata pelajaran dapat dikatakan sangat buruk sampai tidak ada yang mempercayainya. ShShinkawa-kunini Lucu bukan? Kalau dipikir ada nilai seperti itu Tetetapi, orang tuamu

Yang dimaksud Shino adalah orang tuamu masih akan membiarkanmu bermain dengan AmuSphere setelah melihat nilai seperti itu, dan Kyouji dengan segera menyadari apa yang ingin dikatakannya. Fufu, ini semacam kertas hasilaku bisa membuatnya dengan printer. Selain itu, aku memberi tahu orang tuaku kalau aku memakai AmuSphere untuk belajar jarak jauh. Mereka tidak akan membantuku membayar biaya bulanan GGO, tetapi sedikit uang bisa dihasilkan dari gameseharusnya mudah untuk menghasilkannya, awalnya Senyum di wajah Kyouji tiba-tiba menghilang. Ia mengerutkan dahinya, dan giginya yang mengertak terlihat. Aku sudah muak dengan dunia membosankan ini. Entah itu orang tuakuorang-orang di sekolah, mereka semua hina. Setelah aku menjadi yang terkuat di GGOaku puas. Awawalnya, Spiegel seharusnya jadi yang terkuat Shino merasakan tangan Kyouji gemetar dari suntikan yang diletakkan di lehernya, dan menahan napasnya karena ia khawatir kalau Kyouji akan menekannya. TetapiZekushiido, sampah ituberbohong tentang tipe AGI adalah yang terkuatAnak haram terkutuk itu menyebabkan Spiegel tidak bisa bahkan menggunakan sebuah M16sialansialan Kemarahan dari suara Kyouji sangat dalam sampai tidak ada orang yang akan mengira ia membicarakan tentang game. Sekarangaku bahkan tidak bisa menghasilkan biaya untuk koneksi perbulanGGO adalah segalanya bagikuaku menyerah pada semua yang ada di dunia nyata Jadi itu mengapa.mengapa kau membunuh Zekushiido? Meskipun ia berpikir apakah Kyouji membunuhnya karena alasan ini atau tidak, Shino tetap menanyakannya. Kyouji berkedip cepat beberapa kali dan kemudian menunjukkan senyum seperti orang mabuk. Ya. Untuk menciptakan legenda Death Gun menjadi yang terkuat di GGOtidak, di semua VRMMO, orang itu akan menjadi korban terbaik! Setelah aku membunuh Zekushiido dan Usujio Tarako, kemudian Pale Rider dan Garret yang muncul di turnamen ini, tidak peduli seberapa bodoh pemain lainnya, mereka tahu kalau Death Gun benar-benar punya kemampuan untuk membunuh. Yang terkuataku adalah yang terkuat Mungkin tidak kuat menahan kegembiraan yang melonjak dalam dirinya, seluruh tubuh Kyouji mulai gemetar. Sekarang tidak perlu membuang waktu di dunia membosankan seperti ini. KemariAsada-san. Mari melangkah ke langkah selanjutnya. ShiShinkawa-kun

Shino dengan putus asa menggelengkan kepalanya dan memohon ke Kyouji. Tidak. Kaumasih bisa mundur. Kau masih bisa memulai yang baru. Ikut dan serahkan dirimu bersama aku ... Tetapi Kyouji hanya melihat ke kejauhan dan menggelengkan kepalanya. Tidak ada sesuatu yang layak dipertahankan di dunia nyata. Ayo, jadilah satu denganku, Asada-san Tangan kiri itu mulai menepuk wajah Shino sambil menemani suaranya yang lemah, dan jari-jarinya memegang rambut Shino. Ujung jari-jari Kyouji sangatlah kering. Saat kapal yang ada di jarinya membelai kulit halus Shino di sebelah telinganya, ia dapat merasakan sedikit rasa sakit. Tetapi, Kyouji terlihat tidak menyadari ekspresi Shino karena ia terus terlihat melamun. Asada-sanAsada-san kuAku selalu menyukaimusejak akumendengar tentang situasi Asada-sandi sekolahaku selalu Eh Shino ragu-ragu sedikit sebelum menyadari apa yang dikatakan Kyouji. Tetapi setelah memikirkan tentang itu, ia tidak bisa tidak membelalakkan matanya. Apapayang terjadi Aku selalu menyukaimuselalu mengagumimu Jadi kamu Shino bergumam di kepalanya tidak mungkin, dan kemudian bertanya dengan suara yang hampir hilang, Kauberbicara padakukarena kau tahu tentang insiden itu? Tentu saja. Tangan kiri Kyouji membelai wajah Shino seperti menenangkan seorang anak kecil dan kemudian mengangguk dengan semangat. Aku rasa kalau ada seorang gadis yang pernah menggunakan sebuah senjata nyata untuk menembak dan membunuh seseorang, kau adalah satu-satunya orang di Jepang yang melakukannya. Itu sangat keren. Bukankah aku berkata kalau Asada-san punya kekuatan nyata? Itulah mengapa aku memilih pistol tipe 54 untuk menciptakan senjata terhebat Death Gun. Sebuah senjata yang Asada-san paling kagumi. Aku mencintaimuaku mencintaimuaku mencintaimu lebih dari siapapun Bagaimanamungkin Untuk berpikir kalau ada orang seaneh itu. pertama

Shino pernah berpikir kalau anak laki-laki ini adalah teman satu-satunya yang bisa bergaul baik dengannya melebihi saudara-saudaranya. Tetapipikirannya sudah terlanjur ada di dunia lain. Dari awal, keduanya memiliki jarak begitu besar yang tidak bisa diukur. Perasaan Shino akhirnya tenggelam dalam kedalaman keputusasaan. Pandangan, pendengaran, dan semua indranya kehilangan kegunaannya seperti dunia perlahan meninggalkannya. Shino kehilangan semua kekuatan di tubuhnya. Di pandangannya yang kehilangan fokus, mata Kyouji di atasnya tidak jelas seperti lubang hitam. Mata itu terlihat seperti terowongan ke dunia yang jauh ke kegelapan Itu adalah mata dari orang itu. Orang itu yang bersembunyi di bayang-bayang jalanan, jendela yang terbuka, topeng Death Gun dan semua kegelapan, mencari kesempatan, masih kembali pada akhirnya. Jari-jari Shino mendadak menjadi dingin. Rasa di ujung jari-jarinya mulai meninggalkan tubuh Di bagian terdalam dari cangkang yang disebut tubuh manusia ini, Shino yang terperangkap di kegelapan yang sempit dan mengekang kembali ke waktu di mana ia masih anak-anak, semua berbayang. Ia tidak ingin melihat atau merasa apapun. 16 tahun di hidupnya sangatlah tidak ramah dan kejem. Ia telah mengambil ayahnya yang belum pernah dilihat Shino sebelumnya, mengambil jantung ibunya, dan bahkan mengambil sebagian jiwa Shino dengan kedengkian. Orang dewasa di dunia ini yang melihatnya akan terlihat tertarik seperti mereka melihat seekor hewan aneh dan juga merasa sangat terganggu karenanya. Anakanak seusianya akan tetapi mengejeknya dan mempermalukannya. Tetapi dunia ini sendiri tidak terlihat puas karena ia ingin mengambil nyawa Shino di saat dia telah kehilangan semuanya. Ia tidak ingin mengakui kalau ini adalah kebenaran di dunia ini. Tetapi, ini bukanlah kenyataan. Ini hanyalah beberapa hal tertentu yang terjadi di dunia yang tumpah tindih ini. Di dunia ini, seharusnya ada sebuah dunia di mana tidak ada hal buruk terjadi. Tidak pernah mengenal Shinkawa Kyouji, tidak pernah melewati insiden di kantor pos, ayahnya tidak meninggal di kecelakaan lalu lintas. Suatu dunia yang seharusnya membiarkan seorang Asada Shino yang biasa-biasa saja memiliki kehidupan yang damai. Shino melingkar di kegelapan dan perlahan menjadi benda tidak bernyawa, tetapi jiwanya terus mendorongnya untuk mencari sosok senyuan di matahari yang hangat.

Sekarang ini, Shino tiba-tiba merasakan keinginan untuk menyanggah dirinya dari keterpurukan. Kalau ia tidak bisa menerima kenyataan yang kejam dan melarikan diri ke dunia fantasi, bukankah ia sama seperti Shinkawa Kyouji dalam beberapa hal. Diganggu di sekolah, diperlakukan seperti itu oleh orang tuanya, tekanan berat dalam tesShinkawa Kyouji menyerah pada kenyataan-kenyataan ini dan pergi ke dunia virtual untuk terbebas. Kyouji percaya kalau ia bisa menjadi yang terkuat di dunia virtual, dia akan bisa menutupi dirinya yang lemah di dunia nyata. Tetapi sekarang harapan itu menghilang, ia hancur juga. Seperti Kyouji, Shino mendambakan untuk menjadi yang terkuat di dunia yang disebut Gun Gale Online, dan ia merasa kalau tujuan ini akan menciptakan suatu inspirasi, dan ia berpikir kalau ia menemukan sebuah cara untuk menyelesaikan masalahnya. Tangan dingin beku yang datang dari kedalaman di dalam timbunan memori Shino akhirnya mencengkeramnya dan siap menariknya ke kedalaman yang gelap. Tetapi, ia tidak bisa melawan, dan bahkan tidak bisa membuka matanya. Semua usahanya sia-sia. Shino hanya bisa berpikir dalam keadaan terganggu seperti gelembung-gelembung air mengambang dari palung sungai, tetapi, ia tiba-tiba teringat Kalau orang yang ada di posisiku adalah orang itu, apa yang akan dia lakukan? Anak laki-laki yang terperangkap di penjara virtual selama 2 tahun, yang mengambil banyak nyawa di dalamnya, pasti telah kehilangan orang-orang penting dalam pertarungannya yang panjang. Ia seharusnya merasakan rasa bersalah, kan? Ia pasti akan membenci dunia virtual yang telah mengambil banyak hal darinya, benar kan? Tidak, ia tidak akan melakukannya. Tidak peduli cobaan macam apa yang dihadapinya, ia tidak akan mengabaikan kewajiban yang dimilikinya. Itu karena dia adalah tipe orang yang mampu menang dalam pertarungan keputusasaan melawan Death Gun. Kau benar-benar sangat kuat, Kirito. Shino bergumam di dalam kedalaman yang gelap. Kau akhirnya berhasil menyelamatkankutetapi aku mengkhianati maksud baikmu. Maaf Kirito berkata kalau ia akan memanggil polisi setelah ia log out. Ia tidak tau berapa lama waktu berjalan sejak dia log out, tetapi sepertinya sudah terlambat. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan dipikirkannya kalau ia tahu Shino terbunuh. Ini akan membuatnya benar-benar khawatir Memikirkan hal itu, pikirannya mulai membuat sebuah reaksi berantai, dan suatu kekhawatiran memberi terang di kegelapan di hati gadis itu seperti lampu yang lemah.

Kirito---akankah semua berakhir setelah pejuang yang menggunakan pedang cahaya itu menghubungi rekannya? Mungkin ia bahkan akan pergi ke apartemennya. Tetapi dalam hal ini, mungkin sudah terlambat. Setelah Kirito bertemu Shinkawa Kyouji di kamar ini, Kyouji mungkin akan melakukan sesuatu. Ia mungkin akan berlari atau berhenti melawanatau lebih mungkin, akankah ia menyerang Kirito dengan suntikan di tangannya? Dari cara Kyouji menunjukkan kebenciannya kepada Kirito, sepertinya itu akan dilakukannya. Mungkin ia ditakdirkan untuk meninggal. Tetapisetelah memikirkan bagaimana ini semua melibatkan anak laki-laki itu itu akan Itu akan menjadi sebuah kasus yang berbeda sama sekali. Meskipun begitu, tidak ada cara lain. Shino muda, yang terbaring di tengah kegelapan, melingkar dan menolak untuk menerima informasi apapun melalui mata maupun telinganya. Sekarang ini, gadis sniper dengan muffler berwarna seperti gurun, Sinon, berlutut di sebelahnya, meletakkan tangannya di bahunya yang ramping dan berkata dengan lembut, Sampai sekarang, kita hanya memikirkan diri kita sendiri, bertarung untuk kita sendiri, sehingga kita tidak bisa mendengar suara hati Shinkawa. Tetapiitu mungkin sudah terlambat, tetapi setidaknya kita bisa bertarung untuk orang lain. Shino membuka matanya perlahan ketika ia tenggelam di kegelapan. Sebuah tangan putih, ramping tetapi kuat meraihnya. Shino dengan penuh rasa takut menggapai tangan itu. Sinon dari game tersenyum dan membantu Asada Shino keluar. Ia menggerakkan bibir pinknya dan berkata dengan jelas. Ayo, kita pergi. Keduanya menendang kegelapan dan mulai bergerak naik ke cahaya di permukaan air. Shino berkedip kesusahan dan sekali lagi kembali ke dunia nyata. Kyouji masih memegan suntikan di tangan kanannya saat ia menekankannya ke leher Shino, dan tangan kirinya mencoba melepaskan tank top Shino. Tetapi, ia tidak bisa melepasnya dengan satu tangan, dan menunjukkan ekspresi kegelisahan. Segera sesudahnya, ia mulai menarik kain yang hampir sobek. Shino berpura-pura tertarik olehnya dan mengarahkan tubuhnya ke kiri. Ujung suntikan itu meleset dari tubuh Shino dan menancap di tempat tidur. Shino segera menggunakan kesempatan ini untuk mengambil silinder itu dengan tangan kirinya, dan kemudian menggunakan tangan kanannya untuk dengan kuat memukul rahang bawah Kyouji. Gu!, dengan suara akibat pukulan itu, Kyouji terhuyung-huyung ke belakang, dan beban yang menekan badan Shino menghilang. Ia kemudian menggunakan tangan kanannya untuk mendorong beberapa kali dan menarik suntikan itu dengan

tangan kirinya. Kalau ia tidak menggunakan kesempatan ini, harapan terakhirnya akan menghilang. Tetapi, Kyouji menggunakan tangannya yang paling baik untuk mencengkeram pegangannya, dan Shino hanya memegang bagian silinder licin dengan tangan kirinya, sehingga Shino berada dalam situasi merugikan di tarik-tambang ini. Kyouji pulih dan menarik tangan kanannya, membuat suara aneh saat ia mengayunkan tangan kirinya. Gu...! Tinjunya mendarat dengan keras di bahu kanan Shino. Saat suntikan itu terlepas dari tangan kirinya, Shino menggelinding ke belakang dari tepi depan tempat tidur. Ia menabrak meja tulis dengan punggungnya, dan salah satu lacinya meluncur keluar, terjatuh, dan menyebarkan semua isinya ke semua tempat. Terluka di punggung, Shino mendadak tidak bisa bernapas dan hanya bisa terengah-engah untuk menghirup udara. Kyouji menekankan rahang bawahnya di tempat tidur, kemudian ia segera mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Shino. Matanya membulat, dan bibirnya yang mengkilat karena air liurnya menjadi kaku. Dari melihat bibirnya yang berdarah, sepertinya ia menggigit lidahnya sendiri. Tidak lama kemudian, ia mengeluarkan suara parau, Mengapa? Ia perlahan menggelengkan kepalanya, terlihat merasa tidak percaya. Meng, mengapa harus seperti ini? Asada-san hanya punya aku! Aku satusatunya yang mengerti Asada-san! Aku selalu membantumuselalu melindungimu Mendengar kata-kata ini, Shino mengingat beberapa hari lalu. Saat dia dalam perjalanan pulang dari sekolah, ia dikepung oleh Endo dan yang lain dan diperas, dan Kyouji tiba-tiba lewat dan menyelamatkannya Melihat hal ini sekarang, itu bukanlah kebetulan. Lebih mungkinnya adalah Kyouji mengikuti Shino setiap hari setelah ia meninggalkan sekolah sampai ia masuk ke rumahnya, dan log ke GGO untuk menunggu Shino masuk ke game. Itu hanya bisa disebut kegilaan. Shino sepertinya menyadari sedikit kalau ia memiliki beberapa aspek berbahaya tentangnya, tetapi tidak pernah menyadari sikap mengerikannya sama sekali. Apakah ini akibatnya tidak pernah terbuka dengan seseorang? Bahkan di situasi ini, Shino masih merasa pahit di dalam. Shinkawa-kun Shino menggerakkan bibir kakunya dan berkata, Segalanya menyakitkantetapi aku masih menyukai dunia ini. Aku rasa aku akan lebih menyukainya ke depannya. Jadiaku tidak bisa pergi denganmu.

Sambil mengatakannya, Shino siap untuk bangun. Ketika menyangga dirinya di lantai dengan tangan kanannya, ujung jarinya merasakan sesuatu yang berat dan dingin. Ia dengan segera mengetahui benda apakah itu. Itu adalah sebuah benda yang selalu ia sembunyikan di dalam laci itu. Itu adalah simbol semua ketakutannya di dunia nyata. Itu adalah hadiah yang didapatkannya dari turnamen BoB kedua karena telah berpartisipasimodel senjata Procyon SL. Shino meraba-raba dengan jarinya sebelum mengambilnya, dan kemudian perlahan mengangkat senjata berat itu kea rah Kyouji. Senjata di tangan kanannya terasa sangatlah dingin seperti es. Tangan kanan Shino segera terasa melambat, dan kekakuan menjalar ke lengannya. Ia tau ini bukanlah perasaan dingin di dunia nyata. Meskipun ia mengetahui kalau itu adalah sebuah penolakan mental, ia tidak bisa menghentikan perasaan ini. Ketakutan yang tidak bisa dijelaskan itu keluar dari dalam hatinya seperti cairan hitam. Wallpaper putih yang bersih tanpa bercak terlihat seperti bergelombang seperti air, dan retak abu-abu di belakang dinding itu mulai muncul di hadapannya. Lantai dari kayu luntur warnanya menjadi karpet lenan berwarna hijau. Jendela yang menonjol berubah menjadi meja pajangan juga. Saat Shino pulih, ia menemukan dirinya berdiri di tengah-tengah sebuah kantor pos tua. Wajah Kyouji yang ditodong tiba-tiba meleleh. Kulitnya berubah menjadi seorang dengan kulit kuning berminyak, banyak kerutannya, dan satu set gigi kuning di mulut keringnya. Suntikan di tangan kanannya tanpa diketahui alasannya menjadi pistol tua otomatis yang memberi pendaran gelapdan senjata di tangan Shino menjadi benda yang sama. Menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, Shino tenggelam dalam kepanikan yang hebat. Perutnya terasa ditekan, dan otot-ototnya menegang. Tidak, aku tidak ingin melihat. Aku benar-benar ingin membuang Blackstar di tanganku ini dan pergi dari sini. Tetapi jika ia kabur sekarang, semuanya akan sia-sia. Benda yang sama pentingnya dengan hidupnya juga akan menghilang. Ia sedang melawan ketakutannya sebagai Asada Shino ketika ia kambuh, dan ia sedang melawan banyak lawan kuat seperti Sinon si sniper. Mungkin pengalamanpengalaman ini tidak pernah memberi hasil. Tetapi Hal yang disebut kekuatan ini adalah proses untuk maju. Shino mengertakkan giginya dan mengokang senjatanya dengan ibu jarinya. Bayang-bayang hantu yang muncul di depannya menghilang dengan suara keras dan berat. Kyouji, yang berlutut di tempat tidur, melihat Procyon SL yang diarahkan ke dia dan mundur perlahan. Mungkin merasa ketakutan, ia terus berkedip. Ia membuka mulutnya, dan suara parau kemudian terdengar.

Apa yang akan kau lakukan, Asada-san. Ititu hanyalah model senjata, kan? Apa kau benar-benar berpikir benda seperti itu bisa menghentikanku? Shino meletakkan tangan kirinya di atas meja, mengerahkan kekuatan ke kakinya yang tak bernyawa untuk berdiri dan menjawab Kyouji, Kau yang mengatakannya sebelumnya. Aku memiliki kekuatan nyata. Kau yang mengatakan sebelumnya kalau tidak ada gadis lain yang menggunakan sebuah pistol untuk menembak orang lain sebelumnya. Wajah Kyouji berubah seputih kertas dan menegang, mundur. Jadi ini bukanlah model senjata lagi. Sekali aku menekan pelatuknya, aku akan menembakkan peluru sungguhan untuk membunuhmu. Shino mengarahkan pistol itu ke arah Kyouji dan kemudian perlahan bergerak ke dapur. Kakau inginmembunuhku? Kyouji bergumam seperti melamun dan perlahan menganggukkan kepalanya. Asada-san inginmembunuhku? Ya. Kau akan menjadi satu-satunya yang pergi ke dunia itu. TIDAKTIDAKAKU TIDAK INGINSENDIRI!!! Mata Kyouji kehilangan semua tanda kesadaran. Ia melihat ke atas tanpa pandangan apapun dan jatuh berlutut di tempat tidur. Melihat tangan kanannya melonggar dan suntikan hampir jatuh ke seprai, Shino ragu-ragu apakah ia harus menggunakan kesempatan ini untuk merebut benda itu. Tetapi, kalau ia telah menggoncangkan mental Kyouji, ia mungkin akan kehilangan akal sehatnya dan menyerang. Meskipun demikian, Shino terus bergerak perlahan ke dapur. Ketika matanya tidak bisa melihat Kyouji, ia dengan segera menendang lantai dan berlari ke pintu. Hanya jarak 5m terasa sangat jauh. Ia mencoba sebaik mungkin untuk tidak mengeluarkan suara langkah kaki ketika berjalan melewati dapur. Saat ia berlari ke koridor dan menjejakkan kaki di sana Keset itu meluncur ke belakang, dan Shino terjatuh. Ia mengayunkan tangan kanannya untuk mencari keseimbangan, dan model senjatanya terlempar dan jatuh di wastafel, membuat suara gaduh. Meskipun ia tidak jadi jatuh, tempurung lutut kirinya mengenai lantai, membuat Shino kesakitan. Tetapi, ia terus mencoba dan mendorongkan badannya dan menggunakan tangan kanannya untuk mencengkeram pegangan pintu.

Tetapi, pintunya tidak mau terbuka. Saat ini, Shino menyadari kalau pintunya masih terkunci dan mengertakkan giginya ketika membukanya. CLAK. Hanya ketika suara pintu terbuka kuncinya sampai ke jari Shino Sebuah tangan dingin memegang pergelangan kaki kanannya dengan keras. ! Shino menahan napas dan melihat ke belakang, dan menemukan Kyouji yang kelimpungan berbaring di lantai dan memegang kakinya. Ia tidak tahu ke mana suntikannya hilang. Shino mencoba mengenyahkannya dan menggerakkan kakinya, dan tangannya sekuat tenaga, terjulur untuk mencoba dan menarik pintunya agar terbuka. Tetapi, jarinya memang menyentuh pegangan pintu, tetapi ia tidak memegangnya. Itu karena kekuatan Kyouji yang hebat menariknya ke belakang. Bahkan setelah Kyouji menariknya ke dapur untuk beberapa centimeter, Shino masih menggunakan tangan kirinya untuk mencengkeram sisi koridor untuk melawan. Kalau ia berteriak sekarang, suaranya mungkin terdengar dari luar. Tetapi baru saja Shino akan berteriak, tenggorokannya terjebak dan tidak bisa mengambil udara, menyebabkan hanya suara parau yang keluar. Kekuatan Kyouji bisa dikatakan jauh lebih kuat dari biasanya. Badan kurusnya yang hampir setinggi Shino menunjukkan kekuatannya. Tangan kiri Shino akhirnya tertarik dari sisi koridor, dan tertarik jauh ke arah dapur. Wajah Kyouji segera tertekan ke bawah. Meskipun Shino memegang tangan kanannya dengan erat dan siap untuk mendorong dagu bawahnya, Kyouji mencengkeramnya dengan tangan kirinya saat ia menyentuh kulitnya. Pergelangan tangan itu terasa sangat kencang seperti jebakan untuk harimau, dan rasa sakit yang tajam meledak dalam otaknya. AsadasanAsadasanAsadasan Setelah beberapa saat, Shino menyadari kalau suara aneh yang dibuat Kyouji sebenarnya adalah namanya. Wajah Kyouji kehilangan semua fokusnya dan mulutnya mengeluarkan buih putih saat ia perlahan mendekatkan mulutnya. Mulut itu sangat besar, menunjukkan dua baris gigi yang terlihat seperti siap mengoyak kulit Shino. Shino ingin mendorongnya menjauh dengan tangan kirinya, tetapi tangan kirinya segera dicengkeram oleh tangan kanan Kyouji. Tangan Shino terkekang, tetapi ia berniat menunggu Kyouji untuk mendekat dan menggigit lehernya. Baru saja mulut Shino menegang saat itu Udara dingin tiba-tiba berhembus melewati bahu Shino. Kyouji melihat ke belakang Shino, dan mata dan mulutnya terbuka lebar. Baru saja Shino berpikir apa yang terjadi, sebuah kelebat hitam masuk di hadapannya dari pintu yang terbuka tidak tahu bagaimana caranyaitu

seharusnya adalah seseorang, paling tidak, karena ia menggunakan lututnya untuk menendang wajah Kyouji. Dodo, dengan suara seperti itu, Shino hanya dapat melihat dengan takjub saat ia menyaksikan penyusup misterius yang menggelinding masuk dengan Kyouji. Kyouji, yang rubuh ke lantai, berdarah dari hidung dan mulutnya, dan seorang pemuda yang iaa tidak pernah jumpai sebelumnya ada di atasnya. Orang itu memiliki rambut hitam yang sedikit panjang, dan memakai baju yang hampir sama dengan baju hitam pengendara. Shino berpikir ia mungkin adalah penghuni lain di apartemen tetapi ketika orang ituatau anak laki-laki itu berbalik untuk berteriak, Shino segera tahu identitasnya yang sebenarnya. CEPATLAH DAN PERGI, SINON! MINTA TOLONG SESEORANG! Kiri

Saat ia bergumam tidak jelas, Shino segera bangun. Ia tahu ia harus pergi dari tempat ini secepatnya, tetapi kakinya tidak mau menurut. Akhirnya, Shino mencengkeram ujung wastafel dan akhirnya berhasil berdiri. Jadi ia sendirian datang dari Ochinomizu. Ini artinya polisi akan segera tiba. Saat itu, Shino memaksa dirinya untuk menggerakkan kakinya yang lemas ke pintu masuk dan berlari beberapa langkah Shino teringat sesuatu yang penting. Kyouji punya sebuah senjata fatal. Ia harus memperingatkan Kirito. Baru saja ia berbalik dan akan berteriak, Kyouji, yang tertekan ke bawah di lantai, benar-benar kehilangan akal sehatnya dan mengeluarkan raungan seperti binatang liar. Badan Kirito terdorong ke samping, dan keduanya bertukar tempat.

JADI ITU ADALAH.KKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUU!!! Raungan Kyouji terdengan seperti gema dari sebuah pengeras suara besar, dan volumenya begitu keras sampai hampir memecahkan gendang telinga orang-orang di sekitarnya. JANGAN DEKAT-DEKAT ASADA-SAN KUUUUUUU!!! Kyouji meraung. Kirito siap untuk menyangga badannya, tetapi tinju kiri Kyouji menghantam wajahnya dan mengeluarkan suara keras. Kyouji kemudian meraihkan tangan kanannya ke kantong jaketnya dan mengeluarkan senjata berbentuk suntikan yang kejam. KIRITO! Baru saja Shino berteriak PERGIIIIIIII KEEEEEEE NERAKKKKKAAAAAA!!!!!!!! Byutsu~ Suntikan bertekanan tinggi menancap di dada Kirito, di T-shirt yang terlihat di bawah jaket pengendara itu, dan mengeluarkan suara halus, tajam tapi tidak jelas. Yang menakutkan adalah suara itu benar-benar mirip dengan peredam kemampuan tinggi yang ditaruh di senjata-senjata. Tentu saja, Shino hanya tahu efek suara dari senjata khayalan di Gun Gale Online, dan kenyataannya, ia tidak tahu seperti apa suaranya kalau benar-benar diredam di kehidupan nyata. Tetapi, untuk Shino, yang familiar dengan suara ini, artinya ia harus bangkit dan menghadapi ancaman. Saat ia pulih, ia menemukan didirnya sedang berlari ke depan. Ia mengambil beberapa langkah, berlari melewati dapur, dan dengan tidak sadar mencari senjata paling efektif. Akhirnya, ia memiliki stereo di atas meja, dan mengambil pegangannya dengan tangan kanannya. Mesin yang digunakan Shino untuk waktu yang lama cukup punya sejarah, dan bisa dikatakan sangat besar, hampir sebesar speaker dinding modern. Shino menggunakan pinggangnya untuk menyangga kotak yang beratnya kurang dari 3 kg dan dengan cepat mengayunkan ke belakangnya. Dan kemudian ia menggunakan gaya berputar untuk memukul wajah Kyouji bagian kiri, yang menujukkan senyum yang terlihat seperti kehilangan senyumannya. Shino hampir tidak merasa terkejut atau perasaan apapun ketika memukulnya, tetapi setelah Kyouji terlempar jauh, kepalanya menghantam sudut tepi bedframe, mengeluarkan suara berat yang masih jelas terngiang di telinganya.

Setelah setengah detik, Kyouji, yang ada di kedua sisi tempat tidur, mengerang saat dia rubuh ke lantai. Tangan kanannya melonggar, dan suntikan tekanan tingginya menggelinding keluar dari genggamannya. Shino tidak tahu apakah benda itu dapat terus menyuntikkan obat atau tidak, tetapi ia tetap mengambilnya. Kyouji sudah menunjukkan mata putih dan mengerang. Kelihatannya ia tidak bisa bergerak untuk sementara waktu. Shino berpikir untuk menggunakan sabuk atau sesuatu untuk mengikat tangan Kyouji, tetapi sebelumnya, ada sesuatu yang lebih penting untuk dilakukan. Ia kemudian berbalik Kirito! Ia menangis perlahan dan berlutut di samping anak laki-laki itu. Anak laki-laki ini yang lembut sama seperti karakternya di game menyadari Shino dan berkata dengan suara parau, Aku sudahberpikirkalau ia punya sebuah suntikan Di mana? Di mana kamu tertikam? Membuang suntikan ke samping, Shino dengan segera membuka resleting jaket Kirito. Aku harus menelepon rumah sakit. Tetapi sebelumnya, aku harus memberi pertolongan pertama dulu. Tetapi apa yang harus aku lakukan untuk menghilangkan racun dari dadanyabenak Shino terus dipenuhi pikiran acak, dan jari-jarinya mulai gemetar. Di bawah jaket adalah sebuah T-shirt biru luntur, dan apa yang tepat ada di jantungnya adalah bercak kegelisahan. Ia tidak tau seberapa kuat kemampuan menikam suntikan itu, tetapi itu bukanlah sesuatu yang bisa ditahan dengan Tshirt tipis. Kau tidak boleh matikau tidak boleh mati seperti ini! Shino meratap dengan suaranya yang kecil saat ia menggulung T-shirt dari celana jeans Kirito. Perut rata dan dada Kirito segera terlihat, dan kulitnya cukup putih untuk seorang laki-laki. Tetapi, sedikit ke kanan dari tengah dadanya, di mana ada bercak di Tshirt nya adalahada sesuatu tersangkut di sana. ? Shino terlihat limbung saat melihat benda itu. Itu adalah benda bulat tebalnya sekitar 3cm. Piringan bundar silvernya memiliki alat untuk menghisap yang terbuat dari karet kuning. Juga, ada sesuatu di tepi alat bundar itu yang terlihat seperti stop kontak, tetapi tidak ada apapun di situ. Logam bundar itu basah semua di permukaan, dan ada cairan mengalir turun. Cairan bening itu seharusnya adalah obat fatal Succinylcholine yang Kyouji katakan. Shino segera melihat ke lantai sekitar, dan menemukan sekotak tisu, ia

menarik dua tisu keluar dan dengan hati-hati mengelap cairan itu. Ia membawa wajahnya beberapa centimeter dari dada Kirito, dan kemudian dengan seksama mengecek apakah ada cairan yang tersuntikkan di dekat alat misterius itu. Tidak peduli bagaimanapun ia melihat, dada Kirito tidak terlihat ada luka. Suntikan tekanan tinggi itu kelihatannya tembus ke T-shirt nya dan mengenai alat logam bundar yang hanya beberapa centimeter lebarnya, dan cairan yang disuntikkan tertahan oleh benda keras di luar ini. Ia mencoba meletakkan tangannya di alat itu, dan kemudian merasakan sebuah detak jantung yang kuat dan tegas. Shino berkedip dan menaikkan matanya, melihat wajah Kirito mengerang dan menutup matanya. Heydengarkan aku UuAku tidak akan berhasilaku tidak bisa bernapas Hey, dengarkan aku. SialanAku tidak bisa memikirkankata-kata terakhirsaat ini Apa sih yang kau pikirkan? Eh? Kirito sekali lagi membelalakkan matanya, menurunkan kepalanya dan melihat ke dadanya. Kemudian ia mengerutkan dahi terkejut dan menggunakan jari tangan kanannya untuk menyentuh alat logam bunda itu. Jangan bilangobatnya mengenai tempat ini? Sepertinya begituapa yang terjadi? Wellini adalah elektroda dari ECG ApApa? Mengapa ada alat seperti ituapakah jantungmu buruk? Sebenarnya tidakhanya jaga-jaga kalau aku bertemu Death Gunya, ya itu benar, aku panik jadi kabelnya terlepas dan masih ada satu di badanku Kirito menghela napas berat dan berkata dengan lembut, Beneranaku benar-benar takut sampai mau mati Aku Shino menggunakan kedua tangannya untuk mencengkeram kerah Kirito dan mengangkatnya. AKU SEHARUSNYA YANG BERKATA SEPERTI ITU! AKUAKU PIKIR KAMU MATI TADI!! Mungkin setelah berteriak, ketegangannya hilang karena Shino tiba-tiba merasakan kegelapan di depan matanya. Ia perlahan menggerakkan kepalanya dan melihat ke Kyouji yang rubuh di tempat agak jauh.

Apakahia masih hidup? Saat Kirito bertanya padanya, Shino dengan takut-takut menjulurkan tangannya untuk memegang pergelangan tangan kanannya yang lemas. Untungnya, tangannya memberi detak yang jelas. Shino mempunyai pikiran untuk mengikat Kyouji, tetapi ia benar-benar tidak bisa melihat lurus ke arahnya karena matanya tertutup, dan hanya dapat melihat ke kejauhan. Shino tidak ingin memikirkan Kyouji lagi. Meskipun ia tidak menyimpan marah atau kesedihan, masih ada kekosongan yang hebat di dirinya. Shino berlutut dan tanpa pandangan melihat ke suntikan bertekanan tinggi yang menggelinding ke lantaiia harus memanggilnya Death Gun yang sebenarnya. Beberapa detik kemudian, ia akhirnya berkata, Ngomong-ngomongterima kasih sudah datang untuk membantu Kirito tersenyum seperti biasa dan menganggukkan kepalanya. Jangan khawatiraku tidak banyak membantudan aku hampir terlambat, jadi maaf. Karena Kikurekanku tidak mengerti penjelasankukau tidak apa? Shino menganggukkan kepalanya. Sekarang ini, setetes cairan mengalir dari matanya. Ehini aneh Meskipun pikirannya kosong dan tidak bisa berpikir, air mata yang mengalir menuruni wajahnya terus turun dan sampai di lantai. Shino terus terdiam, dan air mata hanya mengalir keluar dari matanya. Ia tahu kalau ia mulai berbicara, ia akan mulai menangis. Dan Kirito tidak melakukan apapun dengan kata lain ia tetap diam juga. Setelah beberapa saat, Shino menyadari sirine mobil polisi yang datang dari kejauhan, tetapi air matanya tidak punya niat untuk berhenti. Tetes air mata besar akhirnya mengalir, dan ia menyadarikalau kekosongan di hatinya datang dari kehilangan yang begitu besar.

Bab 16 Pada saat ini, langit yang luas itu akan membuat orang berpikir tentang galaksi luas yang tersembunyi dibelakangnya. Perasaan Langit yang Luas ini adalah perasaan yang tidak bisa dirasakan di dunia virtual. Kehangatan musim gugur yang telah lewat tampaknya telah dilupakan semua orang, dan di langit biru tampak awan tebal yang seperti kawanan domba yang sedang berkumpul di langit. Di atas kabel telepon itu terdapat dua ekor burung pipit yang sedang bersiul, dan pesawat militer yang terbang di udara dan memantulkan sinar matahari. Shino menatap pemkamungan luas dan tak berujung ini, dan dia tampak tidak terganggu oleh pemkamungan itu. Angin sekarang harusnya hangat pada pertengahan Desember, dan kebisingan dari siswa yang pulang sekolah tidak akan mencapai bagian belakang sekolah. Biasanya, langit di ibukota Tokyo akan ditutupi dengan abu-abu tipis, tapi hari ini, itu tampak seperti sebuah kota di utara. Shino duduk di hamparan bunga dan menempatkan tasnya di atas lututnya. Dan kemudian, ia membiarkan jiwanya bergerak menuju angkasa selama sekitar 10 menit. Namun, beberapa saat kemudian, beberapa langkah disertai dengan tawa terdengar saat mereka tiba dekat Shino dan menariknya kembali dari langit ke bumi. Dia memutar lehernya, menarik selendang putihnya dan menunggu orang-orang itu berjalan mendekat. Endou dan dua sahabatnya datang dari daerah barat laut dari gedung sekolah dan incinerator yang besar. Mereka menyeringai saat melihat Shino dan menunjukkan senyum kejam. Tangan kiri Shino mengambil tas dan berkata, "Karena kamu yang mengundangku, sebaiknya jangan terlambat." Setelah mendengar Shino mengatakan hal itu, seorang teman Endou mengedipkan kelopak matanya, tetap tersenyum dan berteriak, "Asada, kau benar-benar jahat saat ini, kan!" Pesuruh lainnya berkata dengan nada yang sama, "Ya ~ bukankah itu terlalu kejam untuk temanmu ini?" 3 orang, yang sekitar 2m dari Shino, tatapan mereka seperti sedang memberi ancaman pada Shino. Shino menatap tajam tajam-seperti mata predator pada Endou yang berdiri di tengah. Keduanya tetap diam selama beberapa detik. Endou kemudian tersenyum dan mengangkat dagu. "Oh well, lagi pula kita teman. Oh ya, jika kita memiliki masalah, Kamu harus membantu kami. Kami sedikit kesulitan di sini ... " Mendengar dia mengatakan itu, dua lainnya mulai tertawa. "Jadi pinjami kami 20.000 terlebih dahulu." Endou mengatakannya seperti orang yang memnijam meminjam penghapus. Shino melepas kacamatanya NXT optik yang bahkan tidak berlensa, dan memasukkannya ke dalam saku roknya. Dia

memberikan tatapan kasar pada trio Endou, dan mengatakan setiap kata dengan jelas. "Aku mengatakan itu sebelumnya. Aku tidak punya uang untuk meminjamkanmu. " Pada saat ini, mata Endou menyipit seperti kabel. Dia memberikan pandangan keras dari wajahnya dan berkata dengan suara yang lebih dalam, "... Jangan berpikir kamu bisa menyombongkan dirimu. Omong-omong, aku benar-benar membawa benda itu dari nii-san, jadi jangan lari dan menangis, Asada. " "... Terserah." Shino berpikir bahwa orang-orang tidak akan begitu berani untuk mengeluarkan pistol dekat sekolah, namun Endou sebenarnya menyeringai dan mengulurkan tangannya ke dalam tas sekolahnya. Sebuah pistol otomatis hitam yang ia keluarkan dari itu tas yang memiliki banyak boneka tergantung di atasnya. Adegan ini benar-benar memberi sedikit rasa komedi yang suram. Endou hati-hati mengeluarkan pistol model besar dan kemudian mengarahkannya pada Shino dengan tangan kanannya. "Aku mendengar bahwa ini dapat melubangi karton tebal. Nii-san mengatakan kepadaku untuk tidak menggunakannya untuk menembak seseorang, tetapi kamu tidak akan mendengarkannya kan, Asada? Kamu terbiasa untuk itu. " Mata Shino langsung terpusat pada pistol hitam itu. Mempercepat detak jantungnya. Suara di telinganya menyebabkan semua suara lainnya untuk menghilang. Dia mulai terengah-engah, dan perasaan dingin mulai beranjak naik di ujung jarinya. Namun, Shino mengertakkan gigi dan mengerahkan kekuatan mentalnya untuk berpaling dari profil senjata itu. Matanya pindah dari tangan kanan Endou yang memegang pistol, kemudian mulai bergerak ke lengan, dan kemudian ke bahu, rambut dicat dan akhirnya wajah Endou. Mata Endou yang sedang berdenyut dengan pembuluh darahnya menunjukkan kegembiraan atas, dan iris yang berubah menjadi hitam jelek. Pemilik pistol itu hanya cacing menyedihkan yang mabuk dalam kekerasan. Teror yang sebenarnya bukanlah pistol itu sendiri, tetapi orang yang memegangnya. Mungkin karena Shino tidak memberikan respon yang diharapkan, Endou cemas mencibir dan mengatakan kata-kata ini. "Menangislah, Asada. Berlutut dan meminta pengampunan. Atau aku benar-benar akan menembak. " Kemudian, dia mengarahkan pistol model di bahu kiri Shino sebelum tersenyum. Bahu dan lengannya tersentak sedikit, dan Shino segera tahu bahwa ia akan menekan pelatuk. Namun, pelurunya tidak keluar. "Sialan, apa yang terjadi!?"

Meskipun dia meremas pelatuk beberapa kali lagi, dia hanya bisa mendengar suara menggosok plastik terhadap satu sama lain. Shino mengambil napas dalam-dalam, mendapatkan kekuatan di seluruh tubuhnya, melemparkan tas ke lantai dan mengayunkan lengannya. Dia menggunakan ibu jari kirinya untuk menekan keras pada pergelangan tangan kanan Endou, dan merampas pistol itu sementara cengkeramannya melemah. Dia kemudian meluncur jari telunjuk ke dalam pemicunya, dan pegangannya dengan mudah mendarat di tangannya. Pistol itu terasa seperti plastik, tapi itu berat. "A 1911 Government? Kakakmu benar-benar menyukai desain tradisional seperti. Hanya saja tidak sesuai dengan seleraku. " Shino mengatakan itu dan menunjukkan sisi kiri pistol di Endou. "Government memiliki hand safety dan grip safety, dan Kamu tidak bisa menembak tanpa membuka kedua safeties." Clak, clak. Dengan dua suara, kedua safeties itu telah dihilangkan. "Juga, itu adalah single action gun, sehingga kamu harus menarik pendorongnya dari awal." Shino menjentikkan pendorongnya dengan ibu jari, dan pelatuknya bergerak sedikit dengan suara sedikit yang keras. Dia mengarahkan matanya pada Endou yang tertegun dan mengikutinya dan melihat sekeliling, menemukan deretan sampah plastik biru sekitar 6m jauhnya samping insinerator, dan kebetulan kaleng di atasnya. Shino kemudian menempatkan tangan kirinya pada pegangan dan masuk ke posisi menembak senjata dengan satu tangan. Dia menyejajarkan mata kanannya dengan penglihatannya, mengarahkannya pada kaleng kosong, mempertimbangkannya untuk sementara, mengangkat senjata naik sedikit, menahan napas, dan menarik pelatuknya. 'PA'. Dengan suara lembut, recoil kecil itu dikirim ke tangan Shino. Government ini benar-benar mengeluarkan recoil, dan peluru oranye terbang keluar. Seperti Shino tidak akrab dengan lintasan senjata ini, dia berpikir bahwa peluru pertama akan meleset. Namun, peluru untungnya menyerempet bagian atas kaleng kosong, yang mengejutkan Shino sendiri. Aluminium itu mengeluarkan suara 'Klang', berputar seperti gasing dan akhirnya jatuh dan turun dari tempat sampah. Fuu, Shino mendesah dan menempatkan pistolnya ke bawah. Arogansi Endou yang sudah lama pergi karena dia hanya bisa berdiri di sana shock. Seperti Shino menatap matanya, dia takut-takut menutup mulutnya dan mengambil setengah langkah mundur. "Tidak .. tidak ..." Setelah mendengar suara ketakutan nya, Shino santai sekilas tegas nya. "... Memang benar bahwa lebih baik tidak menggunakan ini untuk menembak orang lain." Dia mengatakan bahwa saat ia memiringkan pendorongnya kembali sebelum menutup 2 safeties. Saat Shino menyerahkan pistol itu, tubuh Endou tersentak, tapi masih mengulurkan tangan untuk mengambil pistol model dengan takut-takut.

Shino menyambar tas sekolahnya dan lagi menarik-narik kerudungnya. Dia mengucapkan selamat tinggal kepada 3 orang di belakangnya dan mulai berjalan ke depan. Namun, Endou dan pengikutnya tidak menanggapi sama sekali. Ketiganya hanya bisa berdiri di sana dengan tatapan kosong sampai Shino berjalan ke tikungan dan tak terlihat lagi. Saat dia tidak bisa melihat Endou, kaki Shino segera kehilangan kekuatannya saat ia hampir jatuh ke lantai. Dia akhirnya berhasil berdiri dengan mendorong dirinya di gedung sekolah. Sebuah petir berdering dalam telinga Shino, dan darah itu mengalir cepat melalui pelipisnya. Arus balik asam membuat tenggorokannya sedikit sakit. Jika ada orang memberitahu dia untuk melakukan apa yang dia lakukan barusan, dia akan mengatakan bahwa dia tidak akan bisa melakukannya lagi. Meski begitu-hal ini dapat dianggap sebagai langkah pertama. Shino memaksa dirinya untuk menggerakkan kaki yang lemah dan membuat dirinya menjauh. Berat pistol model yang dingin itu masih terikat di tangannya dan tidak bisa melepaskannya, tapi setelah meletakkan tangannya di bawah angin kering yang dingin, sentuhannya akhirnya mulai pulih. Dia mengeluarkan kacamatanya dengan jarinya yang sedang mati rasa dan memakainya. Dia menyeberangi koridor yang menghubungkan tangga barat sekolah dan gedung olahraga, mencapai sisi lapangan setelah berjalan untuk beberapa saat, melewati anggota klub olahraga yang sedang berlari dan bersorak-sorai pada diri mereka sendiri, melewati hutan kecil di selatan dari jalan, dan gerbang utama muncul di depannya. Siswa akan kembali dalam kelompok, dan ketika Shino hendak melewati orangorang itu dan saat pintu gerbang di depan matanya, dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Beberapa siswa perempuan yang berdiri di sisi dinding sekolah, melihat dari gerbang sekolah, dan sedang membicarakan sesuatu yang tidak ia ketahui. Shino menyadari bahwa ada 2 anak perempuan dari kelas yang memiliki hubungan agak baik dengannya, dan dia berjalan ke mereka. Seorang gadis dengan rambut panjang dan kacamata berbingkai hitam melihat Shino, tersenyum dan mengangkat tangannya. "Asada-san, kau mau pulang sekarang?" "Ya-apa yang kalian lakukan?" Saat ia menjawabnya, gadis lain dengan rambut berwarna coklat yang diikat menjadi dua kepangan mengangkat bahu, tersenyum dan menjawab, "Dengarkan aku. Ada seorang pria di gerbang sekolah dengan seragam yang bukan berasal dari sekolah terdekat. Ia memarkir motornya di sana dan bahkan memiliki dua helm. Sepertinya ia sedang menunggu seorang siswa dari sekolah kita. Ini sedikit seperti gosip, tapi kami hanya ingin tahu siapa yang begitu berani mengundang pacarnya ke pintu gerbang untuk menjemputnya? "

Saat dia mendengar jawaban ini, Shino segera menyadari bahwa wajahnya adalah semua putih. Dia melihat jam tangannya dan berteriak di hatinya 'tidak mungkin'. Ia setuju untuk bertemu dengannya di gerbang sekolah saat ini, dan orang itu bahkan mengatakan bahwa 'tidak usah membuang ongkos transportasimu, aku akan menjemputmu'. Namun, ia tidak perlu terlalu jauh hingga memarkir kendaraannya di depan gerbang sekolah- Tidak ..., orang itu pasti akan melakukan itu. Shino dengan takut-takut mendekatkan tubuhnya di pagar dan mengintip ke luar dari gerbang sekolah. Segera setelah itu, ia merasa benar-benar lemah. Bahwa siswa laki-laki yang mengenakan seragam yang ia belum pernah lihat sebelumnya bersandar pada sepeda motor kecil yang bersinar yang memiliki itu tripod bawah. Dia memegang dua helm dan melihat ke langit dengan bingung- tidak diragukan lagi, ia adalah anak laki-laki yang ia kenali dua hari yang lalu. Ketika ia berpikir untuk menyapanya dan mengambil kursi belakang sepeda dengan puluhan orang melihatnya, Shino tidak bisa menahan malu. Dia bergumam dalam hatinya 'Aku benar-benar ingin log out dari sini', dan mengumpulkan keberaniannya sebelum berbalik menghadap teman-teman sekelasnya di sampingnya. "Eh ... baik ... dia ... dia temanku ..." Dia berkata dengan suara lembut yang hampir tidak bisa didengar. Mata para gadis berkacamata melebar. "Eh ... Asada-san?" "Teman seperti apa?" Gadis lain berteriak seperti ini juga. Memperhatikan tatapan yang mengarah padanya karena suara keras ini, Shino hanya bisa memeluk tasnya dan mundur kebelakang ... "Ma ... maaf!" Kemudian, dia mulai meminta maaf dan melarikan diri untuk beberapa alasan. Shino sudah pergi melewati gerbang hijau perunggu itu dan mendengar suara dari belakang yang berteriak padanya. "Jelaskan semuanya dengan jelas kepadaku besok! ~" Meskipun ia tiba di sampingnya, orang ini masih tampak bingung seperti saat ia melihat ke langit tadi. "Yah ..." Setelah berbicara dengannya, ia mengerjapkan matanya dan berbalik lebih sebelum menunjukkan senyum malas di wajahnya. "Ah, selamat siang, Sinon." Pertemuan di bawah matahari cerah seperti ini lagi, rasanya seperti Kirito di dunia nyata memiliki transparansi yang membuat bayangannya hamper tak terlihat. Rambutnya hitamnya yang sedikit panjang membuat kulitnya terlihat lebih cerah, dan tubuh langsing yang tampak mengejutkan seperti gadis tampak mirip dengan avatar di dunia virtual. Perasaan yang lemah ini, atau lebih tepatnya, perasaan yang membuat Shino ingat bahwa ia pernah menghabiskan dua tahun di penjara, dan menyebabkan dia untuk menjaga kata-kata pedas nya. "... Selamat siang ... maaf untuk membuatmu menunggu."

"Tidak apa-apa. Aku juga baru saja tibangomong-ngomong ... mengapa rasanya seperti ... " Pada saat ini, Kirito akhirnya melihat para siswa yang sedang menonton dari dekat gerbang sekolah. Dia melihat sekeliling dan berkata, "... Semua orang memandangi kita ..." "To... tolong ..." Suara Shino seperti memiliki beberapa keengganan. "Bukankah orang lain melihat jika kamu memarkir sepedamu di gerbang sekolah orang lain!?" "b. .. begitukah? Lalu ... " Anak itu tiba-tiba menyemburkan senyum menggoda. Shino pernah melihat senyuman itu beberapa kali di dunia maya. "Jika kita terus tinggal di sini, akankah guru kedisiplin kesini dan memarahi kita? Tampaknya menarik. " "Ja.. jangan bercanda !" Bahkan, para guru benar-benar bisa datang. Shino secara naluriah berbalik untuk melihat gerbang sekolah dan kemudian berkata lembut, "Hu, bergegas dan pergi!" "Oke oke ..." Kirito menyerahkan helm hijau muda yang ia pegang untuk Shino sambil terus tersenyum. Orang ini mengacaukan mentalku seperti setan nakal, seperti saat di GGO. Aku tidak bisa tertipu oleh penampilannyaShino mengatakan pada dirinya jauh di dalam hatinya saat ia menerima helm pengaman. Dia memiringkan tasnya ke samping dan mengenakan helm setengah. Dia kemudian berhenti karena dia tidak tahu bagaimana cara memakainya. Pada saat ini ... "Permisi.. sedikit." Kirito menggenggam lengannya dengan cepat dan memakaikan helmnya ke atas. Wajah Shino saat ini terasa panas saat ia buru-buru mengarahkan mukanya ke bawah. Dia sudah mulai bertanya-tanya bagaimana dia akan menjelaskan hal-hal kepada semua orang hari berikutnya. "... Sinon, emm ...apakah rokmu baik-baik saja?" "Aku memiliki celana pendek olahraga." "Tidak, tidak masalah." "Lagipula kamu tidak bias melihatnya dari depan." Setelah mengambil kesempatan balas dendam, Shino dengan cepat duduk di kursi belakang sepeda. Saat ia sering mengambil kursi belakang kakek nya Coyote Honda 90, ia pernah menggunakannya. "hh ... Kamu lebih baik pegangan eraterat." Kirito memutar kunci, dan mesin pembakaran internal yang langka ini mengeluarkan raungan keras. Shino menarik lehernya ke belakang. Namun, getaran yang mencapai pinggang dan bau gas yang mengingatkannya kembali

yang membuatnya tidak bisa menahan senyum. Dia kemudian memeluk tubuh ramping Kirito itu. Ini akan menjadi sedikit merepotkan baginya untuk pergi dari daerah Bunkyo dari Yushima ke tujuan mereka, daerah pusat Ginza, jika dia harus mengambil kereta bawah tanah. Akan lebih mudah untuk bergerak di atas tanah. Mereka melaju dari Ochinomizu, ke Chiyoda raya sebelum mencapai Koukyo. Sepeda motor bergerak perlahan-lahan di sekitar parit untuk alasan keamanan, tapi untungnya, cuaca hari ini baik-baik saja, dan angin yang bertiup melewati wajahnya membuatnya merasa agak nyaman. Setelah bergerak melalui gerbang utama, mereka pergi melewatijalan raya Uchibori kemudian Harumi Avenue, berbelok ke kiri, melewati jembatan JR, dan kemudian tiba di Ginza Yonchome. Meskipun kecepatan laju mereka memiliki perbedaan yang besar seperti saat naik kereta beroda tiga dan lari dari Gun Death, mereka masih harus menghabiskan kurang dari 15 menit untuk mencapai tujuan. Kirito segera memarkir sepeda. Shino memegang helm di tangannya saat ia dipimpin oleh Kirito ke sebuah kafe kelas tinggi yang ia belum pernah datangi sebelumnya. Saat ia mendorong pintu samping, para pelayan di kemeja putih dan dasi hitam membungkuk dalam-dalam untuk mereka. Shino agak panik dan tampak agak malu. Mendengar pelayan bertanya apakah itu untuk dua, dia merasa apakah itu seperti ... dan panik bahkan lebih. Namun, suara yang tanpa menahan diri tiba-tiba terdengar, memecahkan atmosfer dari suasana kelas tinggi. "Oi ~ Kirito-kun, di sini!" "Ah ... kita punya janji dengan orang itu." Seperti yang Kirito katakan, pelayan menunjukkan bahwa ia mengerti tanpa mengubah ekspresi wajahnya, membungkuk sambil berjalan ke depan. Toko itu penuh dengan ibu rumah tangga kaya yang pergi berbelanja, dan seragam sekolah mereka tampak sangat jelas. Shino hanya bisa meringkuk kembali dan hati-hati berjalan di lantai yang dipoles sehingga menjadi bersinar. Seorang pria jangkung dan kurus, yang mengenakan jas kelas tinggi dengan gaya kebarat-baratan, dasi bermotif dan kacamata berbingkai hitam, bangkit dari meja yang keduanya tuju. Shino mendengar bahwa dia adalah seorang PNS, namun ia mempunyai kerah berwarna putih yang membuatnya terlihat seperti seorang pelajar juga. Ketika mereka duduk di meja yang orang itu tunjukkan, handuk hangat dan buku menu muncul di depan mereka. "Silahkan, nikmati." Shino membuka menunya seperti yang diminta oleh suara orang itu, dan segera tidak bisa mengatakan apa-apa. Bukan hanya sandwich dan pasta, bahkan makanan penutup memiliki 4 digit angka di belakang nya. Shino begitu terkejut dan dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, di sampingnya, Kirito mendengus dingin dan berkata, "Lebih baik jangan bersikap

baik padanya. Kita menghabiskan uang dari warga negara pekerja keras. " Gadis itu melirik dan melihat pria berkacamata itu tersenyum dan mengangguk juga. "Ja, jadi ... Aku akan memesan kue keju istimewa ini dengan saus cranberry di atasnya ... dan juga Earl Grey." Shino mengatakan di hatinya 'Wow, 2200 yen [2]!' Hijau. Tanpa diduga, Kirito, yang di sampingnya, mengatakan- "Aku ingin puding panggang apel, mont blanc dan espresso." Itu adalah hal luar biasa. Shino bahkan tidak bisa membayangkan berapa banyak uang yang akan dikeluarkan. Petugas membungkuk dan berjalan menjauhi pria berkacamata. Pria ini merogoh sakunya dan mengeluarkan tempat dari sejumlah kartu hitam. Dia mengambil kartu nama dari tempatnya dan kemudian menyerahkan kartu nama itu ke Shino. "Halo. Aku Kikuoka dari Kementerian Dalam Negeri dan Teknologi Komunikasi. " Dia mengatakan namanya dengan suara mantap. Shino buru-buru mengambil kartu bisnis dan membungkuk kembali. "Ha, halo ... aku Asada ... Shino." Setelah ia mengucapkan hal itu, orang yang disebut Kikuoka ini memberikan pandangan menyenangkan dan berkata, "Ini karena kecerobohan kita dan menyebabkan Asada-san berada dalam situasi berbahaya seperti ini. Aku benarbenar minta maaf. " "Tidak .. tidak usah khawatir. Kau terlalu baik. " Seperti Shino buru-buru menunduk lagi, Kirito terputus dari sampingnya. "Lebih baik baginya untuk meminta maaf. Jika Kikuoka-san menyelidiki dengan lebih teliti, kita tidak akan menemui bahaya. " "... Yang kau katakan membuatku berkeringat." Kikuoka menurunkan kepalanya seperti seorang anak yang sedang diceramahi, tapi kemudian mengangkat matanya dan melanjutkan. "Tapi Kirito-kun, Kamu tidak pernah berpikir bahwaDeath Gunadalah sekelompok orang, kan?" "Itu benar ..." Setelah mengatakan itu, Kirito bersandar di kursi yang tampak seperti sebuah benda antik, yang kemudian mengeluarkan suara berderit. "Pokoknya ... pertama ceritakan apa yang kamu ketahui sampai sekarang, Kikuoka-san." "Tentu saja ... tapi itu hanya 2 hari karena kita tahu dari kejahatan mereka. Ini akan memakan waktu untuk menjelaskan semuanya ... " Kikuoka mengambil cangkir kopi yang tepat di depannya, meneguk minuman, dan kemudian melanjutkan. "Sementara aku mengatakan bahwa ada sebuah kelompok, sebenarnya hanya ada 3 anggota. Setidaknya dari apa yang pemimpin Shinkawa Shoichi katakan, mereka memiliki tiga orang. "

"Pria yang bernama Shoichi adalah orang mantel yang menyerang Sinon dan aku di BoB, kan?" Kikuoka dengan lembut mengangguk kepalanya pada pertanyaan Kirito itu. "Aku rasa itu benar. Dari catatan AmuSphere yang kami dapatkan dari rumahnya, kami mampu untuk memeriksa bahwa ia melakukan login ke Gun Gale online pada waktu itu. " "Rumah ... bahwa pria bernama Shinkawa Shoichi, orang macam apa dia? Apakah dia dalangnya? " "... Untuk menjelaskan semua itu, kita harus mulai dari insiden SAO pada tahun 2022. Tapi sebelum itu ... " Pelayan hanya begitu kebetulan tiba pada saat ini sambil mendorong troli dengan banyak piring makanan di atasnya. Setelah menunggu pelayan untuk mengatur ini piring ke meja dan meninggalkan mereka, Kikuoka kemudian memberi isyarat pada Shino untuk tidak menahannya. Dia tidak benar-benar memiliki nafsu makan banyak, tapi dia masih harus bisa memakannya. Setelah mengatakan 'itadakimasu' dengan Kirito, Shino mengambil garpu emas. Dia mengiris sedikit dari blok putih susu yang dicelup dalam saus merah terang dan meletakkannya di dalam mulutnya. Selain rasanya berat keju tebal menyebar di mulutnya, kue itu sendiri meleleh dalam. Terkejut, Shino segera memiliki pemikiran untuk meminta resep, tapi berpikir tentang hal itu, ia tahu bahwa bahkan jika dia bertanya kokinya, mereka tidak akan mengungkapkannya. Tanpa sadar, dia makan sekitar setengah dari kue sebelum meletakkan garpu ke bawah dan mengambil cangkir teh merah. Dia meneguk cairan hangat yang memiliki tang orange kecil di dalamnya, dan perasaan tegang jauh di dalam dirinya itu mereda. "Ini benar-benar enak ..." Shino bergumam. Mendengar itu, Kikuoka dengan gembira mengatakan, "Biasanya, makanan harus diiringi dengan topik bahagia. Tapi itu baik-baik saja. Kita bisa datang dari waktu ke waktu yang lain. " "Aku, aku mengerti..." Kirito terus makan cokelat keemasan mont blanc di depannya, dan pada titik ini, tertawa dan menghancurkan suasana hati Kikuoka. "Aku akan menyarankan kamu untuk tidak. Topik yang menarik yang orang ini bicarakan adalah hal kotor atau menjijikkan. " "Itu, itu terlalu berlebihan. Aku agak percaya diri dalam pengalaman perjalananku di Asia Tenggara ... oh well, mari kita bicara tentang ini dulu. " Kikuoka mengeluarkan tablet PC dari tas kantornya, dan kemudian menyentuh layar dengan jari-jari yang panjang.

Tubuh Shino tegang sedikit ketika dia bersiap-siap untuk mendengar apa yang orang ini katakan, yang tampak seperti guru, jika harus kukatakan. Tentu saja, ia ingin tahu semua tentang insiden Death Gun. Namun, di lubuk hatinya, ada suara sedikit bergumam bahwa dia tidak ingin memiliki hubungan apa-apa lagi dengan dengan hal ini. Mungkin bagian tertentu jauh di dalam dirinya masih percaya dengan Shinkawa Kyouji. Bahkan ketika jarum suntik yang menakutkan ditempatkan di lehernya, Shino masih belum bisa membenci Kyouji sepenuhnya, dan tidak bisa melepaskan semua perasaannya untuk dia. Orang itu bukan dirinya yang sebenarnya, sesuatu yang menyusup ke pikirannya menyebabkan dia melakukan ini-Shino masih percaya pada pepatah ini. Sudah sekitar 40 jam sejak apa yang terjadi pada hari Minggu malam. Malam-seperti yang diminta oleh Shino Kirito untuk pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan ganti baju, polisi tiba di rumahnya. Shinkawa Kyouji, yang kepalanya mengalami trauma berat dan samar-samar sadar, segera ditangkap dan kemudian dikirim ke rumah sakit dengan ambulans. Untuk alasan keamanan, Shino dan Kirito dikirim ke rumah sakit lain dan dibuat untuk mengambil pemeriksaan wajib. Dokter yang bertugas mengatakan Shino bahwa ia tidak memiliki apa-apa selain beberapa memar. Segera setelah itu, polisi mulai investigasi mereka di rumah sakit, dan dia mencoba untuk menjernihkan pikirannya yang masih kabur oleh lapisan kebingungan, dan mengatakan kepada polisi persis apa yang terjadi di dalam ruangan. Dia sendiri tidak menyadarinya, tetapi dokter didiagnosis bahwa tingkat stres emosional berada di batasnya, sehingga penyelidikan polisi berhenti di sekitar 2 am di pagi hari. Shino kemudian menghabiskan malam di kamar rumah sakit, dan setelah bangun pukul 6 pagi, ia menolak untuk menerima usulan dokter untuk kembali ke apartemennya dan bukannya pergi ke sekolah. Sama seperti itu, dia grogi ketika pergi pada Senin, kemarin. Meskipun Kyouji terus bolos sekolah, ia masih harus didaftarkan ke sekolah, sehingga Shino berpikir bahwa sekolah akan tahu tentang hal itu. Pada akhirnya, tidak ada yang berbicara tentang hal itu di sekolah. Saat Shino mengabaikan Endou dan menenangkan pikirannya dan kembali ke apartemennya, polisi sudah menunggunya di pintu. Setelah ganti baju, Shino dan polisi pergi ke rumah sakit itu kemarin, dan Shino mengambil diagnosis kedua dari dokter. Kali ini, Shino mengajukan banyak pertanyaan tentang Kyouji, tetapi polisi mengatakan kepadanya bahwa Kyouji baik-baik saja, tapi dia diam saja saat sedang diinterogasi. Karena alasan keamanan, polisi ingin Shino untuk tetap berada di rumah sakit. Setelah makan malam dan mandi, dia membuat panggilan singkat untuk kakek dan ibunya di rumah lamanya sebelum tidur di kamar rumah sakit yang telah

disiapkan untuknya. Saat ia berbaring di tempat tidur, Shino segera tenggelam ke dalam tidur nyenyak, dan ingatannya terputus dari sana. Rasanya seperti dia bermimpi panjang, tapi ia tidak bisa mengingat apa-apa sama sekali. Pada hari Selasa, pagi ini, polisi kembali mengantarnya ke apartemennya. Saat dia turun, polisi mengatakan kepadanya bahwa interogasinya akan selesai. Meskipun itu adalah hal yang baik, bagaimana dia tahu tentang perkembangannya dari sekarang ... Shino pikir dia harus bersiap-siap untuk sekolah. Tepat ketika ia sedang memotong tomat untuk sarapan, telepon tiba-tiba berdering. Itu dari Kirito. Hal pertama yang dia tanyakan adalah apakah Shino bebas setelah sekolah, dan Shino dengan reflek menjawab ya. Itulah yang terjadi, sekarang Shino duduk di samping Kirito dan menunggu associate-pria PNS itu untuk berbicara. Kikuoka berpaling untuk mencari tablet PCnya dan kemudian menurunkan volumenya, mungkin ia takut orang lain mendengar ucapannya. "Direktur Rumah Sakit Umum kakak anak Shinkawa Shoichi, sudah lemah dan sakit sejak ia masih muda, dan sering pindah antara rumah dan rumah sakit sejak dia lulus dari sekolah menengah. Dia bahkan terdaftar di SMA tahun terlambat 1 tahun ... dengan demikian, ayahnya sudah menyerah membiarkan Shoichi mengambil alih bisnis keluarga dan menyerahkan beban ini kepada Kyouji, yang 3 tahun lebih muda darinya. Direktur kemudian mulai mendapatkan pembelajaran di rumah untuk Kyouji dan bahkan mengajarinya sendiri, dan akan meninggalkan Shoichi sendirian. Shoichi tidak mungkin berharap lagi, tapi adiknya merasa telah terdorong dalam keputusasaan karena memiliki harapan besar ... itulah yang ayah mereka katakan ketika ia diinterogasi. " Kikuoka berhenti sebentar dan membasahi bibirnya dengan kopi. Shino menatap permukaan meja dan mencoba membayangkan seperti apakah harapan orang tua 'mereka. Meskipun begitu, dia tidak dapat membayangkan hal itu. Meskipun keduanya begitu dekat, ia tidak pernah menyadari bahwa Kyouji berada di bawah begitu banyak tekanan. Aku hanya mempedulikan masalahku sendiri dan tidak pernah benar-benar berpikir untuk berinteraksi dengan orang lain dengan sebenarnya-ketika Shino menyadari hal ini lagi, dadanya terasa nyeri yang tajam. Kikuoka melanjutkan, "Tapi-bahkan dalam situasi ini, saudara-saudara yang agak dekat. Setelah Shoichi drop out dari SMA, ia berpaling ke internet sebagai surga dan mulai bermain MMORPG, dan ini membuat saudaranya ikut tertarik. Setelah itu, sang kakak akhirnya menjadi tawanan Sword Art Online dan dalam keadaan koma di rumah sakit ayahnya selama 2 tahun. Setelah ia selamat dan

kembali, Kyouji melihat dia sebagai seorang idola ... atau bahkan memperlakukan dia seperti pahlawan. " Pada saat ini, Shino menyadari bahwa di sampingnya Kirito terdengar agak tegang saat ia bernapas. Namun, suara Kikuoka yang dalam dan tenang kemudian berlanjut. "Setelah Shoichi selamat, ia tidak menyebutkan tentang apa yang terjadi di SAO untuk sementara waktu, tetapi setelah ia mengakhiri penyembuhan dan kembali ke rumah, dia mulai membual tentang bagaimana ia membunuh banyak pemain di dunia itu, berapa banyak orang yang takut padanya, ini pembunuh nyata ... untuk Kyouji yang tidak melakukan dengan baik di sekolah dan diancam oleh kakak kelas,apa yang Shoichi katakan tidak mengganggu dia, tapi bahkan membuatnya merasa lega dan puas. " "Jadi ..." Shino berbicara pelan. Kikuoka mengangkat kepalanya dan memiringkan lehernya seolah-olah untuk meminta dia untuk melanjutkan. "Hal-hal ini ... dikatakan oleh Shinkawa-kun, tidak, Kyouji, kan?" "Tidak, ini berdasarkan kesimpulan yang dibuat dari kesaksian kakaknya. Shoichi terus berbicara selama investigasi polisi, dan bahkan ia mengatakan tentang isi hati adiknya. Namun, Kyouji benar-benar berbeda dari saudaranya dan tetap diam bahkan sampai sekarang. " "Begitu ..." Shino benar-benar tidak bisa membayangkan seperti apa jiwa Kyouji yang sedang melayang . Dia bahkan merasa bahwa jika dia masuk ke GGO, dia bisa melihat Spiegel menunggu di sana di bar di mana mereka bertemu ... meskipun itu tidak mungkin. "Ah, silakan lanjutkan ..." Kikuoka mengangguk kepalanya setelah mendengar kata-kata Shino dan sekali lagi melirik tablet PC. "Kami tidak tahu faktor kunci apa yang membuat dua bersaudara itu turun ke road of no return, jadi kami hanya bisa menebak ... tapi Shoichi seharusnya mulai bermain Gun Gale Online atas saran Kyouji. Shoichi tidak memiliki fobia tentang dunia VR yang dimiliki banyak mantan pemain SAO, tapi ia tidak antusias ketika ia mulai bermain. Dia mencatat bahwa daripada berlatih keterampilan dengan melawan monster, dia mungkin juga menunggu di jalanan untuk mengamati pemain lain dan membayangkan cara membunuh mereka. Namun, sejak ia mendapat mantel tak terlihat dari sistem RMT, segalanya berubah. " "RMT ..." Shino tidak bisa menahan ucapannya. Mantel yang Death Gun miliki, Camouflage Optical metamaterial, seharusnya item yang benar-benar langka yang bos-seperti monster jatuhkan dengan persentase yang sangat rendah. Harganya seharusnya jauh lebih mahal daripada II Hecate. "Yah ... Aku rasa itu benar-benar mahal ..."

Setelah dia mengatakan itu, Kikuoka menganggukan kepalanya, kemudian menggeleng dengan ekspresi tak percaya. "Ini dikatakan perkiraan nilai lebih dari 300.000 yen. Namun, Shoichi akan mendapatkan 500.000 yen [3] dari ayahnya setiap bulan. " "Itu berarti ... bahwa senapan sniper besar dan Estoc yang terbuat dari bahan langka yang dibeli melalui uang ... hal yang baik bahwa SAO tidak memiliki kawasan perdagangan atau RMT ..." Saat Kirito bergumam , dia tidak terlihat seperti sedang bercanda sama sekali. Juga, Kikuoka mengangguk serius dan meneruskan. "Itu benar-sejak Shoichi bisa membuat dirinya menghilang dengan mantel itu, dia telah berlatih cara untuk mengaburkan dirinya dari orang lain. Pada saat ini, dia hanya merasa bahwa itu menarik untuk menguntit seseorang dari belakang ... Namun, pada hari tertentu, ia menemukan bahwa orang yang dia ikuti masuk ke real presiden untuk mengoperasikan terminal permainan. Shoichi punya ide dan mengeluarkan teropongnya untuk mencoba dan melihat layar dari balik pilar. Dan kemudian, ia segera menemukan nama asli orang tersebut dan alamat dan data pribadi lainnya di dunia nyata ... " "Dengan kata lain ... dia tidak membeli mantel tak terlihat untuk mendapatkan informasi, tetapi sebaliknya ... dia sudah mempunyai mantelnya sebelum melakukan hal seperti itu ..." Kirito mendesah dan kemudian menyandarkan punggungnya di kursi. "... Dari yang sebelumnya, setiap MMO akan memiliki semacam keterampilan Hiding, dan jarang untuk melihat mereka tidak memilikinya. Tapi ... Aku merasa bahwa invisible di VRMMO dapat digunakan untuk melakukan banyak hal buruk. Seharusnya itu dilarang untuk digunakan di jalanan ... Kamu harus menyampaikan ini pada Zasker, Sinon. " Topiktiba-tiba bergeser kepadanya, Shino hanya bisa buru-buru menjawab. "K, Kamu saja yang melakukannya ... tapi, itu berarti mantel itu adalah alasan Death Gun muncul." Bagian terakhir dari kata-kata itu jelas dikatakan Kikuoka. PNS berkacamata itu mengangguk kepalanya dan kemudian memutar matanya untuk melihat tablet PCnya lagi. Setelah melihat senyum kecilnya, Shino tiba-tiba memiliki perasaan yang aneh, tapi itu tidak penting sekarang, sehingga Shino tidak mengatakannya. Kikuoka terus berbicara seperti matahari tenggelam yang bersinar di permukaan meja. "... Aku kira kamu bisa mengatakan seperti itu. Shoichi segera menghafalkan informasi pribadi pada instingnya dan menuliskannya setelah ia log out. Pada saat ini, ia tidak benar-benar memiliki beberapa rencana untuk melakukan kejahatan ini, namun mampu mendapatkan informasi nyata dari pemain membuatnya bahagia. Setelah itu, ia akan menghabiskan berjam-jam di real presiden dan menunggu pemain untuk datang dan menulis alamat yang mereka cantumkan. Akhirnya, ia mendapat total 16 nama asli pemain dan alamatnya. Di antara mereka ... Asada Shino-san, kamu disertakan. "

"..." Shino mengangguk. Sejak dimulai sebelum September, sebelum turnamen BoB 2. Ada sekitar 500 pemain yang terdaftar. Bahkan jika hanya setengah dari mereka didata nama asli mereka dan alamat untuk mendapatkan pistol model, itu tidak akan mungkin untuk mencuri informasi kehidupan nyata 16 pemain '. Kikuoka terus menjelaskan. "Pada hari tertentu pada bulan Oktober, Kyouji muda menunjukkan kepada Shoichi bahwa ia punya masalah dengan perkembangan karakternya. Pada saat itu, ia tampaknya marah 'karena informasi palsu tentang Zekushiido menyebar', dan Shoichi ingat bahwa ia memiliki nama asli Zekushiido dan alamat dan mengatakannya kepada Kyouji. " Itu benar. Mungkin pada saat itu dinding antara imajinasi Kyouji dan dunia nyata mulai pecah. "Shoichi mengatakan bahwa itu bukanlah rencana yang hanya dilakukan satu orang saja." Suara tenang Kikuoka meluncur ke telinga Shino. "Dikatakan bahwa dua dari mereka membahas tentang bagaimana menangani informasi pribadi Zekushiido itu, rencana untuk membuatDeath Gun punmulai terbentuk. Namun, Shoichi menyebutkan bahwa mereka hanya bercanda pada awalnya. Menembak dalam permainan dan membunuh pemain di dunia nyata ... ini terdengar mudah, namun sebenarnya ada beberapa kesulitan ketika melakukannya. Setelah berdiskusi, mereka perlahan-lahan mulai mengatasi satu demi satu kendalanya. Dan kendala terbesar yang mereka hadapi adalah kunci master yang bisa mematahkan kunci elektronik dan cara untuk menyuntikkan obat itu ... " "Sebuah Rumah Sakit Umum seharusnya memiliki kunci master yang legal untuk membuka rumah pasien ketika dalam keadaan darurat. Aku kira rumah sakit ayah mereka ... " Setelah mendengar itu dari Kirito, Kikuoka tampak seperti sedang meniup peluit dengan pelan saat ia menutup bibirnya. "Seperti yang diharapkan dari Kirito. Sebenarnya, pemerintah mempromosikan pintu sensor keyless kunci untuk menambahkan kontrol ke tempat tinggal pribadi yang mungkin tidak mudah rusak .. tapi informasi itu diklasifikasikan. Pokoknya, mereka berdua bekerja keras untuk mencuri mekanisme membuka itu, jarum suntik tekanan tinggi dan succinylcholine dari rumah sakit ayah mereka. Menurut Shoichi, melaksanakan rencana itu sendiri adalah seperti permainan. Dia mengatakan bahwa ini adalah benar-benar sama dengan mengumpulkan intel pada target di SAO, mempersiapkan peralatan mereka dan melakukan serangan. Dikatakan bahwa ia bahkan mengatakan kepada polisi yang sedang mengintrogasinya Bukankah sama? ". Tampaknya ia berbicara tentang permainan tentang petualangan yang berbicara dengan NPC di mana-mana, mengumpulkan informasi, menangkap buronan dan menyerahkannya untuk mengumpulkan uang, dan bahwa apa yang polisi lakukan itu tidak ada bedanya. " "Aku berpikir bahwa kamu lebih baik tidak percaya kata-katanya sepenuhnya."

Saat Kirito tiba-tiba berbicara, Kikuoka mengerutkan kening dan bertanya, "Sungguh?" "Ya. Shoichi mungkin memiliki beberapa bagian dari dirinya yang benar-benar merasa seperti itu, tetapi sebagai Red-Eyed XaXa, meskipun ia terus memberitahu orang-orang di sekelilingnya bahwa ini hanya permainan, ia tahu bahwa pemain benar-benar akan mati dan seperti telah kecanduan pembunuhan. Baginya, apakah itu dunia maya atau dunia nyata, hanya hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya yang nyata. Dia hanya mempunyai sedikit perasaan realita ... ini mungkin sisi gelap VRMMOs. " "Aku paham. Lalu ... bagaimana dengan realitas kamu? " Shino berpikir bahwa Kirito akan memberikan senyum nakal bahwa ia biasanya akan memberikan saat ia mendengar pertanyaan Kikuoka itu. Namun, ia memberikan pkamungan normal serius saat ia menatap tempat tertentu di udara. "... Memang benar bahwa aku meninggalkan bagian dari diriku di dunia itu. Saat ini, nilai pribadiku telah menurun. " "Tidakkah kau ingin kembali?" "Tolong jangan tanya itu, bisakah? Itu privasi pribadiku. " Kali ini, Kirito benar-benar tertawa kecut, dan kemudian melirik Shino. "-tentang hal ini, apa yang kamu pikirkan, Sinon?" "Err ..." Setelah diminta dengan tiba-tiba, Shino menahannya tetapi merasa agak bermasalah. Dia membalik pikirannya dalam kata-kata, yang dia tidak benar-benar kenal, tapi dia akhirnya mencoba untuk mengungkapkan pikiran sendiri. "Yah ... Kirito, apa yang kamu katakan tadi itu berbeda dari apa yang kamu katakan sebelumnya." "Eh ...?" "Kau pernah berkata bahwa 'tidak ada dunia maya'. Dan mengatakan bahwa di mana pun orang itu berada itulah kenyataannya. Meskipun sudah ada banyak game VRMMO, gamer tidak dapat merubah sifatnya setelah pergi ke setiap dunia, kan? Saat ini, aku ... " Shino mengulurkan tangan kanannya dan menyentuh pergelangan tangan kiri Kirito dengan ujung jarinya. "Dunia ini adalah dunia nyata. Bahkan jika ini adalah dunia maya yang diciptakan oleh AmuSphere, itu masih sebuah dunia nyata bagiku ... itulah yang kupikirkan. " Kirito membelalakkan matanya dan menatap Shino untuk sementara waktu, yang membuat Shino malu. Kemudian, dia menunjukkan senyum yang tidak memiliki kerusakan di dalamnya. "... Aku mengerti. Kau benar. "

Setelah mengatakan bahwa, Kirito berpaling untuk melihat Kikuoka dan berkata, "Kamu lebih baik mendengarkan apa yang Sinon katakan. Itu mungkin salah satu kebenaran dalam insiden ini. " " -Jangan bercanda denganku." Tangan kanan Shino menepuk bahu Kirito dengan lembut sebelum berbalik ke depan. Pada saat ini, Kikuoka menatap Shino untuk beberapa alasan, dan mungkin merasa canggung karena ia memindahkan matanya ke piring kue yang kosong. "Ya, kau benar. Dan kondisi Shoichi inibenar-benar berbeda dari Asada-san. Ia berakhir di tempat yang tidak memiliki realita sama sekali ... " "Orang itu terus mengulang kata-kata 'itu belum berakhir'. Mungkin orang yang masih belum sepenuhnya kembali dari Aincrad ... tujuan ini 'dunia baru yang telah diciptakan' yang Akihiko Kayaba buat-mungkin dapat membuktikan bahwa kota terapung itu sudah sepenuhnya runtuh ... " "Jangan mengatakan hal-hal menakutkan seperti itu. Kematiannya masih memiliki banyak misteri di balik itu ... tapi itu tidak ada hubungannya dengan hal ini. Mari kita meringkas ini ... Shoichi tidak memiliki hambatan psikologis pada tahap perencanaan ketika ia ingin masuk ke rumah target dan menyuntikkan obat. Pada saat itu, korban pertama adalah Zekushiido ... Shigemura Tamotsu, dan orang yang membunuhnya adalah Shoichi. Pada sekitar 11 pada tanggal 9 November, ia menggunakan kunci pembuka untuk membuka ruang target dan memasukinya. Sekitar 11:30 pm, dia menggunakan jarum suntik tekanan tinggi pada Shigemura yang mengenakan AmuSphere saat ia mengambil bagian dalam MMO Streaming wawancara, dan mendapat disuntikkan di rahang bawah. Obat yang digunakan disebut Klorida suksametonium, juga dikenal sebagai succinylcholine, relaksan otot, dan pernapasan korban Shigemura dan detak jantung berhenti dan mati. Dengan kata lain, orang yang menembak Zekushiido di GGO adalah saudaranya- Kyouji muda ... " Mendengar nama Kyouji itu, bahu Shino bergidik. Pada malam dua hari yang lalu, saat Kyouji di tempatnya, dia menyebutkan Zekushiido, dan suara raungannya masih berdering di telinganya. Karena informasi palsu Zekushiido tersebar yang menyebabkan kesalahan dalam stat Kyouji, dia tidak bisa mendapatkan gelar the strongest-meskipun Yamikaze adalah tipe AGI-super yang benar-benar kuat, yang dapat menghentikan pikiran Kyouji-tapi kebenciannya pada Zekushiido jauh lebih kuat daripada kakak kelas di dunia nyata yang menyiksa dan mengintimidasinya. Tidak-aku salah ... pada saat itu, bagi Kyouji, dunia nyata sudah ... "Korban kedua adalah Usujio Tarako, dan Shoichi lah yang membunuhnya di dunia nyata. Metode itu hampir sepenuhnya sama. Mereka memilih 7 orang sebagai target, dan kondisi umum di antara target ini adalah bahwa mereka semua tinggal di Tokyo dan memiliki kunci model lama yang tidak akan meninggalkan jejak ketika dibuka, atau di mana ada kunci cadangan di dekat pintu .. . "

"Ini mungkin membutuhkan beberapa waktu untuk mengumpulkan informasi sebanyak ini." Setelah mendengar Kirito mengatakannya dengan takjub, wajah Kikuoka menegang dan menganggukkan kepala. "Ini akan menyita banyak waktu dan usaha. Tapisetelah mengambil kehidupan dua orang, tampaknya tidak ada yang percaya dengan legenda Death Gun. " "Ya ... semua orang hanya merasa bahwa itu hanya laporan bodoh aku adalah salah satu dari mereka." Shino bergumam, dan Kikuoka setuju dengan pandangannya sepenuhnya. "Ya. Kirito-kun dan aku akan mencoba segala macam kemungkinan, tetapi pada akhirnya, kita semua bisa menyimpulkan bahwa 'ini hanya rumor'. Namun, dugaan kami sudah salah ... " "Jika ... jika kita bisa melihat kebenaran sehari sebelumnya, kita bisa melindungi kehidupan mereka dua pemain yang masuk final itu ..." Setelah mendengar kata-kata sedih Kirito, Shino menundukkan kepalanya dan berkata kepadanya, "Tapi kau-menyelamatkanku." "Tidak, aku tidak membantu sama sekali. Itu semua karena kekuatanmu sendiri. " Shino melirik Kirito, dan memiliki pikiran bahwa ia tidak mengucapkan terima kasih dengan baik, tapi pada saat ini, Kikuoka berkata lagi, "Kalau bukan karena kamu berdua, 7 orang di namelist akan dibunuh oleh mereka sebelum mendapat banyak perhatian dari banyak orang, sehingga kalian berdua tidak perlu terlalu keras pada diri sendiri." "Bukan hanya itu ... hanya saja aku tidak senang jika rating VRMMOs akan menjadi lebih buruk lagi." "Benih yang tumbuh dengan The Seedtidak begitu lemah sehingga mereka tidak akan gugur karena hal ini. Saat ini, para kecambah yang tak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi sebuah pohon raksasa menjulang yang bisa menandingi Pohon Dunia. Sungguh, aku tidak tahu siapa yang melakukan ini! " "... Kau tahu. Kamu lebih baik melanjutkan pembicaraan kita. " Kirito terbatuk datar dan meminta Kikuoka untuk melanjutkan. "Ya ... Namun, aku rasa kamu harus tahu apa yang terjadi selanjutnya. Keduanya menemukan bahwa ancaman Gun Kematian tidak banyak menyebar dan mereka merasa benarbenar marah, dan mereka memutuskan menggunakan plot yang lebih menakutkan. Kakaknya memutuskan untuk membunuh 3 orang di turnamen yang ke-3 untuk memutuskan yang terkuat, biasanya disebut Bullet of Bullets finals. Dan pemain yang menjadi target mereka adalah ... Rider Pale, Garret dan Sinon ... yang Kamu, Asada-san. " "..."

Mendengar itu, Shino menganggukan kepalanya. Shino tahu korban ke-4, Garret. Dia adalah seorang pria trendi yang memegang senapan kuno Winchester. Shino ingat topi koboi yang menjadi ciri khasnya dan diam-diam berdoa untuknya jauh di dalam hatinya. Pada saat itu, tiba-tiba ia melihat sesuatu dan berkata, "Ah ... ngomong-ngomong, ini mungkin hanya kebetulan ..." "Apa itu?" "Sasaran ke-7nya mungkin memiliki poin yang sama. Termasuk aku, setiap orang dari mereka bukan dari jenis-AGI. " "Oh ...? Apa maksudnya itu ...? " "Shinkawa-kun ... tidak, Kyouji hanya menambah Stat AGI, jadi dia terjebak dalam permainan. Aku kira ... ia harus memiliki beberapa perasaan yang rumit terhadap jenis lain ... seperti mereka yang menumpuk di STR. " "Hmm ..." Kikuoka tidak bisa mengatakan apa-apa lagi dan hanya bisa melihat layar tablet PC. "Apa yang kau maksud bahwa ... motifnya selalu dari permainan ... sekarang jaksa akan memiliki beberapa kesulitan silang untuk memeriksanya ... tapi apakah benar seperti itu ..." Kikuoka tampaknya tak percaya sambil terus menggeleng. Pada saat ini, Kirito meratap, "Tidak .. Aku merasa bahwa itu benar-benar mungkin. Untuk pemain MMO, statistik karakter adalah harta berharga mereka. Aku tahu beberapa orang yang bercanda ketika mereka menyenggol teman mereka dengan tangan saat mereka menyesuaikan statistik mereka, menyebabkan temannya kehilangan HPnya dan kemudian mereka berdua akan bertengkar dan mulai saling membunuh dalam permainan selama berbulan-bulan ... tentu saja, ini semua dalam permainan. " Shino juga bisa memahami mengapa hal seperti itu terjadi. Namun, Kikuoka hanya melebarkan matanya dan kemudian menggeleng. "Sepertinya jaksa, pengacara, hakim dan pengacara harus memiliki pengalaman dive ke VRMMOs. Tidak-sudah waktunya kita menetapkan beberapa undang-undang yang berhubungan dengan mereka ... hmm, tapi itu bukan apa yang kita perlu khawatir. Err ... sampai mana kita tadi? " Dia melirik tablet PC dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Itu benar, kita berbicara tentang bagaimana mereka memilih 3 orang itu sebagai target. Namun tidak seperti-dua pembunuhan terakhir, ada masalah besar dengan pelaksanaan rencananya di final BoB. Seperti Death Gun yang berada di dalam permainan dan orang luar yang di luar permainan tidak bisa menghubungi satu sama lain, akan sulit bagi kedua belah pihak untuk menembak pada saat yang sama. Akhirnya, masalah ini hampir tidak diselesaikan dengan siaran televisi langsung dari luar permainan, tapi ... " "Itu sulit dilakukan, kan? Dan juga pergerakannya. "

Kirito yang merasa terganggu dengan ini memasang cemberut di wajahnya dan melanjutkan, "Aku merindukan ini dan berpikir bahwa hanya ada 2 Senjata Death ..." "Aku, aku mengerti. Mereka tampaknya telah memilih 3 orang itu yang dekat dengan rumah mereka ... seperti bagaimana Pale Rider tinggal di Omori, Ota, dan Garret tinggal di Kawasaki, Musashi Kosugi, yang tidak terlalu jauh. Namun Bunkyo, Yushima wilayah Asada-san tinggal agak jauh. Juga, Kyouji, yang selalu ingin menjadi Death Gun, bersikeras untuk menjadi pembunuhan satu di dunia nyata. Shoichi memiliki sepeda, tetapi Kyouji tidak memiliki lisensi-jadi Shoichi mengundang mitra baru ke dalam rencana. Ya ... nama orang itu disebut Kanemoto Atsushi, 19 tahun sekarang, seorang kenalan lama Shoichi-atau lebih tepatnya ... " Kikuoka melirik Kirito. "Mitranya dalam guild selama SAO. Nama karakter-Nya adalah ... Johnny Black kau pernah mendengarnya kan... " "Ya." Kirito menunduk dan mengangguk kepalanya. "Dia adalah mitra XaXa di Laughin Coffin, pemain yang menggunakan belati beracun. Pada saat itu, mereka berdua menyerang beberapa pemain dan membunuh mereka ... sialan ... jika aku tahu ... Aku harus ... " Sebelum ia bisa mengatakan itu, Shino cepat mencapai tangan kanannya keluar untuk meraih tangan kiri Kirito. Pada saat yang sama, ia menatap mata Kirito dan perlahan-lahan menggelengkan kepalanya. Kirito segera tahu apa maksudnya. Kirito segera tampak seperti bayi yang sedang menangis dan tersenyum, menunjukkan bahwa ia tahu, tapi ekspresi yang segera menghilang dan menjadi wajah poker biasa. Pada saat ini, Shino memindahkan jari-jarinya menjauh dari tangan dingin itu dan berbalik ke depan. Kikuoka, yang telah menatap mereka dari sisi yang berlawanan, melanjutkan dengan penjelasannya. "... Disini tidak disebutkan apakah Johnny Black- yang juga dikenal sebagai Kanemoto-terlibat dalam rencana ini dalam kesaksian Shoichi. Untuk Shoichi, Kanemoto tampaknya menjadi orang yang benar-benar sulit untuk memahami... " "Kenapa kau tidak bertanya pada Kanemoto?" Jawaban Kirito sesederhana seperti biasanya, namun Kikuoka menggeleng. "Kami belum menangkapnya." "Eh ..." "Shinkawa Kyouji ditangkap di apartemen Asada-san, dan 40 menit kemudian, saudaranya Shoichi ditangkap di rumahnya sendiri. Kemudian, polisi mengikuti kesaksian Shoichi dan tiba di apartemen di mana Ota Kanemoto berada di, tapi tidak ada orang di dalam apartemennya. Apartemen itu masih dalam pengawasan, tapi masih belum ada berita bahwa mereka telah menangkap Kanemoto. "

"... Bisakah kita mengkonfirmasi bahwa dialah yang membunuhRider Paledan Garretdi final?" "Aku kira dia pelakunya. Shoichi tidak menyebutkan bahwa ia menyerahkan jarum suntik obat yang sama kepadanya dan Kyouji. Kami tidak menemukan senjata, tapi kami menemukan rambut yang cocok dengan DNA Kanemoto di rumah-rumah korban. " "Jarum suntik ..." Shino tidak dapat menahan perasaan dingin yang merasuk dalam dirinya setelah memikirkan benda yang membuatnya ingat tentang istilah ini yang akan mengingatkannya pada nama obat itu. Suara Kyouji 'ini adalah Death Gun yang nyata' ketika ia menempatkan jarum suntik di lehernya, itu terus bergema di pikirannya. Kirito tampaknya memiliki pikiran yang sama seperti Shino saat dia melihat dan berkata, "Apakah penggunaan obat selesai setelah membunuh dua target lainnya?" Tapi Kikuoka menggeleng untuk menyangkalnya. "Tidak .. jarum suntik kecil succinylcholine akan cukup fatal, tapi untuk keamanan tambahan, Shoichi memberinya tiga jarum suntik narkoba, sehingga ia mungkin masih memiliki satu yang tersisa. Itu sebabnya polisi bersikeras melindungi Kamu sampai pagi dari Senin, terutama Asada-san yang masih mungkin dalam bahaya. " "... Kau mengatakan bahwa Johnny Black dapat terus menyakiti Sinon ...?" "Tidak, itu hanya untuk pencegahan tambahan. Polisi merasa bahwa itu tidak perlu terlalu ketat. Karena image Death Gun telah runtuh, tidak akan ada manfaat apapun untuk menyerang Asada-san. Selain itu, Kanemoto dan Asada-san tidak punya alasan untuk menyakiti satu sama lain atau dendam pribadi. Saat ini, kamera jaringan identifikasi otomatis di pusat Tokyo telah memulai uji coba, jadi aku kira dia tidak akan bisa lari lebih lama lagi. " "Apa itu ...?" "Ini biasa disebut sistem S2. Komputer secara otomatis akan menganalisa wajah dari semua orang yang terlihat di kamera dan kemudian mencari buronan ... baik, rinciannya juga termasuk. " "Itu benar-benar menakjubkan." Kirito mengerutkan kening sambil meneguk kopi. "Aku memiliki perasaan yang sama juga. Ngomong-ngomong, aku pikir itu hanya masalah waktu sebelum Kanemoto ditangkap. Mari kita kembali ke masalah dan meringkas ini ... " Jari Kikuoka berpindah ke-PC tablet, dan kemudian mengangkat bahu, mengangkat kepalanya dan berkata, "Kamu harus lebih akrab dengan yang lain daripada yang aku lakukan. Shinkawa Kyouji segera datang ke rumah Asada-san untuk menyerang setelah turnamen berakhir, tapi untungnya, ia ditangkap tanpa dapat mennyelesaikan tujuannya. Shinkawa Shoichi kemudian ditangkap berikutnya, dan Kanamoto Atsushi sedang menjadi buron. Kakaknya sedang diinterogasi di cabang Fuji. Maaf untuk menghabiskan waktu yang lama ... tapi

laporanku berakhir di sini. Itu semua informasi yang aku miliki sekarang ... apakah Kamu memiliki pertanyaan? " "Yah ..." Dia merasa bahwa ini mungkin menjadi pertanyaan yang tidak bisa dijawab, tapi Shino tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Shinkawa-kun ... Kyouji, apa yang akan terjadi padanya mulai sekarang ...?" "Mu ..." Kikuoka mendorong kacamatanya dengan jari-jarinya dan bingung. "S Shoichi saat ini 19, dan Kyouji 16, sehingga mereka akan diadili berdasarkan hukum remaja .... tapi kasus ini adalah kasus besar yang melibatkan 4 nyawa, sehingga pengadilan anak-anak mungkin akan mengirim kasus ini kembali ke jaksa. Juga, mereka mungkin membutuhkan evaluasi psikiatri. Meskipun kita harus menunggu untuk mengakhirinya ... tapi melihat tindakan mereka, aku pikir ada kemungkinan besar bahwa mereka akan dikirim ke penjara untuk remaja. Itu karena kedua telah kehilangan rasa kenyataan mereka ... " "Tidak .. Aku tidak berpikir mereka kehilangan rasa realitasnya." Setelah mendengar Shino bergumam, Kikuoka berkedip dan menginstruksikan dengan matanya untuk melanjutkan. "Aku tidak benar-benar memahami kakaknya ... tapi Kyouji ... untuk Kyouji, Gun Gale online adalah dunia nyata baginya, karena itulah ia memutuskan-" Dia mengangkat tangan kanannya, jarinya menunjuk lurus, dan kemudian di turunkan lagi. "Untuk meninggalkan segala sesuatu di dunia ini dan menuju ke dunia yang disebut GGO. Mungkin orang-orang di dunia ini ... akan merasa bahwa ia hanya melarikan diri, tapi ... " Shinkawa Kyouji adalah salah satu orang yang ingin membunuh Shino. Rasa takut dan putus asa yang ia berikan pada Shino tidak terukur jumlahnya. Tapi meskipun demikian, Shino masih belum bisa marah kepadanya dan merasa enggan. Ini perasaan yang menyakitkan menyebabkan Shino untuk terus berbicara, "Tapi aku berpikir game online tidak hanya menjadi permainan untuk melakukan hal yang ingin kita lakukan dan waktu yang telah dihabiskan di tingkat tertentu. Pengalaman produktif dan uang untuk menjadi lebih kuat benar-benar suatu hal yang merepotkan dan sulit. Tentu saja, itu bagus untuk bermain dengan teman sekali-sekali ... tapi ada banyak tekanan jika mereka terus bermain seperti sedang bekerja hanya untuk menjadi yang terkuat, seperti apa Kyouji lakukan. " "Stres ... disebabkan oleh bermain game? Tapi ... bukankah itu kebalikan dari tujuannya ... " Kikuoka berbicara dengan kaget, dan Shino mengangguk padanya dan melanjutkan. "Ya. Kyouji ...mengganti dunia ini dengan dunia itu. "

"Tapi ... kenapa? Kenapa dia begitu rela mengorbankan begitu banyak untuk mendapatkan gelar ini , disebut sebagai yang terkuat ...? " "Aku tidak terlalu yakin tentang hal itu ... Aku hanya ingin mengatakan itu sebelumnya, bagiku, dunia ini dan dengan dunia virtual semua terhubung ... Kirito, tahukah kamu mengapa ....?" Shino melihat ke kana, dan melihat Kirito menyandarkan punggungnya di kursi, menutup matanya dan berpikir. Segera, ia membuka mulutnya dan bergumam. "Karena kau ingin menjadi kuat." Shino menutup bibirnya, memikirkan kalimat pendek ini, dan kemudian menganggukan kepalanya perlahan. "... Itu benar. Aku sama seperti yang terakhir kali. Mungkin setiap pemain VRMMO memiliki pemikiran yang sama ... hanya mencoba untuk menjadi lebih kuat ... " Shino membalikkan tubuhnya dan menghadap Kikuoka. "Lalu ... kapan aku bisa mengunjungi Kyouji?" "Yah ... mungkin dia akan tetap dalam tahanan setelah kami memeriksanya. Kita harus menunggu sampai dia dikirim ke pusat pengamatan remaja. " "Aku mengerti-aku akan pergi menemuinya. Setelah aku melihat dia, aku ingin mengatakan kepadanya apa yang aku pikirkan sebelumnya ... dan apa yang aku pikirkan sekarang. " Tidak peduli bagaimana akhirnya, tak peduli betapa dia tidak mau mendengarkannya, Shino merasa bahwa dia harus melakukan hal ini. Kali ini, Kikuoka akhirnya menunjukkan wajah seperti senyum dengan sepenuh hati. "Kau benar-benar orang yang kuat. Ya, silakan lakukan. Aku akan membuat janji dengan manajemennya nanti dan mengirim email kepadamu. " Dia kemudian melihat jam di pergelangan tangan kirinya dan berkata, "Maafsudah waktunya aku pergi. Aku tidak mempunyai banyak waktu luang, tetapi aku harus menangani banyak hal. " "Tentu. Maaf mengganggumu. " Shino juga mengucapkan terima kasih setelah Kirito. "Yah .. terima kasih." "Tidak perlu begitu baik. Itu adalah keteledoranku yang menyebabkan kamu berdua berada dalam bahaya, jadi aku semestinya melakukan hal ini. Aku akan memberitahumu jika aku mendapatkan beberapa informasi baru. " Kikuoka menempatkan tablet PC-nya ke dalam tas kantor di sampingnya dan berdiri dari kursinya. Tepat ketika ia akan meraih tagihan di meja-tiba-tiba dia berhenti. "Oh ya, Kirito-kun ..." "... Apa itu?" "Ini adalah apa yang kamu ingin aku dapatkan."

Dia mengambil sepotong kecil kertas dari dalam saku jas Barat dan menyerahkannya kepada Kirito. "Death Gun ... tidak, Mata-merah XaXaShinkawa Shoichi, begitu ia mendengar hal ituyang kamu tanyakan, ia menjawab tanpa ragu-ragu. Namun, ia meminta kami untuk mengirim pesan kembali kepadamu. Tentu saja, Kamu tidak perlu peduli sama sekali, dan setiap pesan dari tersangka tidak dapat terungkap dalam penyelidikan, sehingga polisi tampaknya telah menolak permintaannya ... jadi, apakah Kamu ingin mendengarnya ? " Wajah Kirito itu tampak seperti dia hanya minum kopi benar-benar pahit, namun ia masih mengangguk kepalanya pada akhirnya. "Karena Kamu membawanya ke sini, aku akan mendengarkan." "Lalu ... muu ..." Kikuoka mengambil bagian kedua kertas, melihat isinya, dan membaca, ".. Ini belum berakhir. Kamu tidak memiliki kekuatan untuk mengakhiri segalanya. Kamu akan segera melihat.Ini waktunya pertunjukan' hanya itu-". "... Suaranya seperti orang sakit." Sudah sekitar 10 menit setelah Kikuoka tersenyum sambil melambaikan tangannya dan pergi. Karena keduanya meninggalkan kafe dan menuju tempat sepeda diparkir, tiba-tiba Kirito menggerutu. "... Siapa orang itu? Ia menyebut dirinya seorang pegawai Dalam Negeri Kementerian ... tapi entah bagaimana ... " Shino berpikir bahwa dia benar-benar orang yang misterius dan mengatakan hal ini kepada Kirito. Namun, Kirito hanya mengangkat bahu dan menjawab, "Yah, aku bisa yakin bahwa dia di bawah sektor Manajemen dunia VR. Setidaknya untuk saat ini. " "Sekarang?" "Pikirkan tentang hal itu. Hal hanya yang terjadi kurang dari 2 hari yang lalu. Tidakkah kamu merasa bahwa dia tahu terlalu banyak tentang apa yang terjadi di dalam kepolisian? Departemen keamanan Jepang tidak akan terlibat di departemen masing-masing, sehingga mereka seharusna tidak bekerja bersamasama. " "... Apa maksudmu?" "Dia awalnya mengatakan bahwa ia tidak benar-benar dalam suatu organisasi, seperti polisi atau sesuatu ... itu tidak benar-benar mungkin, tapi dia ..." "...?" "Aku pernah bertemu dia di sini sebelumnya dan mengikutinya ketika dia kembali." Shino memberikan tampilan percaya saat dia melihat Kirito berjalan di sampingnya. Namun, anak itu tampak seperti tidak ada yang terjadi dan melanjutkan. "Pada akhirnya, ada 3 sedan besar menunggu di tempat parkir bawah

tanah di dekatnya, dan sopir yakin tidak terlihat seperti seseorang yang ingin main-main dengan rambut pendek dan setelan hitam. Aku mengikuti mereka dengan motorku, tapi mungkin mereka menyadarinya... Kikuoka turun di depan stasiun Ichigaya, dan ia menghilang sementara aku sedang mencari tempat parkir. " "Ichigaya? Tidak Kasumigaseki? " "Ya. Kementrian dalam negeri di Kasumigaseki ... tapi seharusnya di Ichigaya... hanya ada Departemen Pertahanan. " "Dep..." Shino tidak bisa mengatakan apa-apa lagi dan hanya bisa terus berkedip. "Ini berarti bahwa ... dia dari self defence force?" "Jadi aku katakan itu tidak benar-benar mungkin. Hubungan polisi dengan kementerian pertahanan seharusnya lebih buruk dari pada dengan kementrian dalam negeri. " Kirito mengangkat bahu sedikit. Pada saat ini, Shino akhirnya memikirkan sesuatu. "Ah ... omong-omong, Kikuoka-san mengenakan ... Aku kira, kacamata dengan lensa yang sangat kecil atau mungkin tidak ada, karena lensa tidak benarbenar memantulkan cahaya." "Apakah begitu ... aku paham." Shino melihat anak laki-laki yang tampaknya mengerti dan kemudian berkata, "Tapi ... bahkan jika orang itu memiliki beberapa hubungan dengan kementerian pertahanan, mengapa harus dia menyelidiki VRMMOs? Seharusnya keduanya tidak berhubungan sama sekali, kan? " "Yah ... Aku mendengar bahwa mereka ingin menggunakan teknologi FullDive untuk melatih tentara, bahkan dengan tentara Amerika Serikat." "Ap, apa?" Kali ini, itu Shino yang kaget dan berhenti. Kirito kemudian berhenti dan menjabat tangan kanannya. "Seperti misalnya ... hm ... bisa kita berbicara tentang senjata?" "Y, ya ... tidak apa-apa jika itu hanya mendengarkan." "Baik. Sebagai contoh, jika aku memberi kamu senapan sniper yang nyata, dapatkah kamu mereloadnya hingga ditembakkan? " "..." Shino ingat bagaimana dia menembak kaleng dengan senapan Model Government beberapa jam yang lalu dan mengangguk kepalanya. "Aku rasa begitu ... jika itu hanya menembak. Tapi di dunia nyata, aku tidak tahu bagaimana untuk menurunkan ketakutan itu, jadi aku tidak mungkin bisa mencapai target. "

"Tapi aku bahkan tidak tahu bagaimana untuk mereload peluru. Jika kita dapat melatih senjata dan operasi dasar di dunia maya, kita mungkin dapat menyimpan banyak amunisi dan bahan bakar. " "Be... benarkah ..." Shino tidak bias menahannya dan melihat tangan kanannya. Skala yang Kirito bicarakan itu terlalu besar, dan benar-benar sulit untuk membayangkan situasi seperti itu. "Tentu saja, ini hanya kemungkinannya. Hanya tahun ini saja, kita tidak tahu untuk berapa banyak keperluan teknologi FullDive dapat dimanfaatkan, sehingga tidak akan aneh untuk melihat hal baru yang terjadi di masa depan. Jadisebaiknya lebih berhati-hati dengan orang itu. " Setelah mengatakannya dengan santai, Kirito berjalan ke sepeda dan melepas kunci pada roda belakang. Saat ia menyerahkan helm ke Shino, katanya dengan sikap ragu yang langka baginya, "Yah ..." "...? Apa itu? " "... Sinon, apakah kamu memiliki beberapa waktu setelah ini ...?" "Aku tidak melakukan apa-apa setelah ini. Mungkin aku tidak akan mau untuk login ke GGO untuk sementara waktu. " "Aku mengerti-maaf, aku punya sesuatu yang ingin kuminta kau untuk membantu ..." "Apa itu?" "Gambar di gua selama final BoB yang dilihat oleh orang-orang ... mantan pemain SAO- teman-teman ku. Dan mereka tahu bahwa aku adalah bahwa Kirito ... baik ... jika kamu dapat membantuku menjelaskan kepada teman-temanku bahwa kita tidak memiliki hubungan apapun, aku akan benar-benar bahagia. " "Heh ...." Shino mulai merasa bahwa itu menarik dan memberi senyum. Meskipun ia merasa sangat malu dengan hal itu, setelah mendengar anak ini yang akan melakukan halhal dengan keinginannya sendiri mengatakan bahwa dia peduli tentang ia yang diduga memiliki hubungan dengannya, dia punya 'sekarang apa yang akan kamu lakukan' pikirnya. "Tapi bahkan jika mereka teman-teman lamamu, itu menakjubkan bahwa mereka bisa mengenalimu dari namamu." "Ya ... mereka mengetahui keterampilan pedangku." "Aku, aku mengerti-tidak apa-apa untuk membantumu, tetapi kau berutang satu padaku. Kamu harus mentraktirku kue kapan-kapan. " Setelah mendengar dia berbicara, Kirito memberikan wajah malu dan berkata, "Apakah ... kita akan kembali ke toko sebelumnya lagi ...?" "Aku tidak akan melakukan hal kejam seperti itu."

"Itu bagus. Lalu ... sekarang ikut aku ke Ochinomizu sebentar. Ini tidak akan menghabiskan banyak waktu. " "Apa, bukankah itu tepat di samping Yushima? Itu dalam perjalanan pulang. " Dia menerima helm dan meletakkannya di kepalanya. Setelah Kirito memasangkan itu untuknya, Shino berpikir 'Aku harus belajar bagaimana untuk mengenakan helm di GGO untuk menyelamatkan diri kesulitan'. Setelah melewati Ginza ke Showa dan bergerak ke utara untuk sementara waktu, mereka tiba di renovasi di sisi timur stasiun Akihabara. Mereka melewati gedung pencakar langit perak yang tampak seperti jalan-jalan dan masuk Gurokken dekat Okachimachi. Lingkungan yang memiliki suasana seperti kota tua. Sepeda motor itu berbalik ke gang-gang seperti banteng tua yang menyeret gerobak, dan mereka akhirnya berhenti di sebuah toko kecil. Shino turun dari kursinya, melepas helm dan mendongak. Bangunan kayu hitam bersinar memberikan perasaan dingin, dan hanya papan logam yang dibentuk oleh dua dadu di pintu incidated kepadanya bahwa itu adalah sebuah kafe. Melihat ke bawah, kata-kata Dicey Cafe yang diukir, yang seharusnya tu nama tokonya. Sebuah tanda tergantung di pintu dingin es itu membalik ke sisi Tutup. "... Di sini?" "Ya." Kirito mengangguk dan mengambil kunci motornya sebelum mendorong pintu tanpa ragu-ragu. Lambat-tempo musik jazz menemani 'Clink' cepat sebagai pintu dibuka. Shino memasuki itu toko seperti dia tertarik dengan aroma kopi. Di bawah lampu oranye, papan kayu yang bersinar juga. Seluruh ruang itu kecil, tapi memiliki kehangatan yang tak terkatakan. Hal ini membuat bahu tegang Shino santai. "Selamat datang ..." Setelah memasuki toko, sebuah bariton yang jelas datang segera. Melihat sekeliling, Shino melihat seorang pria besar dengan berwarna cokelat kulit yang berdiri di belakang bar. Seperti wajah seorang veteran perang tua tampak menakutkan, tapi kemeja putih dan dasi kupu-kupu kecil simpul kupu di kerah memberikan perasaan yang lucu. Sudah ada dua pelanggan yang berada di toko. Di kursi bulat di depan bar counter, ada dua gadis mengenakan seragam sekolah. Shino menyadari bahwa seragam mereka memiliki corak yang sama dengan seragam Kirito. "Kau terlambat!" Salah satunya, seorang gadis dengan bahu-panjang ke dalam rambut keriting melompat dari kursi bulat dan berseru bahwa untuk Kirito. "Maaf, maaf, Chrysheight berbicara terlalu banyak."

"Aku makan 2 pai apel sambil menunggumu. Kirito! Ini akan menjadi kesalahanmu jika aku tumbuh gemuk! " "Kenapa, mengapa itu kesalahanku ...?" Gadis lain dengan rambut lurus sedikit cokelat, sampai ke tengah punggungnya, hanya tertawa saat ia mendengar percakapan mereka di awal, tetapi segera setelah itu, dia turun dari bangku dan terganggu dengan nada yang tampaknya ingin ia gunakan saat ini. "Cepat dan perkenalkan kami, Kirito-kun." "Ah ... kau benar." Setelah Kirito menyenggol punggungnya, Shino tiba di tengah-tengah toko. Dia berusaha untuk menekan rasa takutnya saat bertemu seseorang untuk pertama kalinya dan memberi salam pada mereka. "Ini adalah pemenang ke-3 dari Gun Gale Online, Sinon, nama aslinya, Asada Shino." "Ja, jangan katakan itu." Shino memprotes sedikit setelah mendengar perkataan tak terduga dari Kirito, namun Kirito hanya tertawa dan melanjutkan. Ia menunjuk pada gadis energik yang mengomelinya dan berkata, "Ini adalah blacksmith curang, Lisbeth, nama sebenarnya adalah Shinozaki Rika." "Kau sialan ..." Gadis bernama Rika segera memberi tampilan yang buruk dan menyerang Kirito. Ia berkelit dan mengangkat tangan kirinya ke arah gadis lain. "Dan ini adalah master healer, Asuna, nama aslinya Yuuki Asuna." "It, itu terlalu berlebihan!" Asuna protes, tapi wajahnya masih tersenyum. Dia kemudian menatap Shino dengan mata yang bersih dan indah dan kemudian mengangguk padanya. "Dan itu ..." Kirito akhirnya menunjuk rahangnya penjaga toko di dalam bar. "Itu Iron Wall, Agil." "Oi oi, aku kenapa aku dipanggil Iron Wall? Ibuku memberiku nama yang bagus, kan? " Hal mengejutkan adalah bahkan penjaga toko di sini adalah pemain VRMMO. Raksasa itu tertawa dan meletakkan tangan kanannya di dada kokohnya dan berkata, "Halo. Aku dipanggil Andrew Gilbert Mills. Aku berharap kita bisa berteman. " Apa yang dia katakan itu semua dalam bahasa Jepang fasih kecuali namanya yang dalam bahasa Inggris, Shino hanya dapat berkedip beberapa kali dan buru-buru menundukkan kepalanya untuk menyambutnya. "Mari kita duduk dan bicara lebih dulu."

Ada dua 4-seater tabel di toko. Kirito berjalan menuju satu dan menarik kursi keluar. Setelah menunggu Shino, Asuna dan Rika untuk duduk, ia menjentikkan jari di penjaga toko. "Agil, aku ingin ginger ale. Apa yang kamu inginkan, Sinon? " "Ah ... sama." "Ginger ale di sini benar-benar pedas." Kirito tertawa dan berkata 'dua gelas' menuju meja, dan kemudian menangkupkan tangannya di atas meja. "Lalu, aku akan menjelaskan kepada Lisbeth dan Asuna apa yang terjadi akhir pekan lalu." Meskipun Kirito dan Shino telah disusun apa yang terjadi selama final BoB dengan apa Kikuoka mengatakan, itu menghabiskan lebih dari 10 menit untuk menjelaskan semuanya kepada mereka. "Jadi- hal ini belum disebarkan pada media, nama asli dan informasi rincinya tidak boleh diungkapkan, tapi itulah dasarnya." Setelah menyimpulkan hal ini, Kirito tampak agak lelah saat ia meletakkan tubuhnya yang lelah di kursi dan selesai menghabiskan cangkir kedua ginger ale. "... Kau, untuk beberapa alasan ... Kamu benar-benar masuk ke dalam banyak masalah." Rika menggelengkan kepala dan mendesah saat ia berkomentar. Namun, Kirito menunduk dan menggeleng. "Tidak ... Yah, aku tidak bisa benar-benar mengatakan ini. Kejadian ini memang melibatkan aku setelah semua. " "... Begitukah-ahhh, aku tahu aku seharusnya berada di sana. Aku punya banyak sekali hal yang ingin aku katakan pada Death Gun. " "Orang itu tidak hanya satu-satunya yang masih memiliki jiwa sebagai SAO player. Ada banyak orang yang hamper seperti mereka. " Pada saat ini, Asuna tersenyum untuk mengusir suasana murung. "Tapi aku merasa bahwa banyak jiwa yang diselamatkan, seperti aku. Tentu saja, aku tidak berarti bahwa aku setuju dengan SAO ... tindakan pemimpin guild itu ... karena itu banyak orang meninggal ... tetapi meskipun demikian, aku tidak akan menyangkal dua tahun aku hidup di situ, dan aku tidak akan menyesal tentang itu sama sekali. " "Ahh ..., kau benar. Selama pertempuran terakhir dengan Death Gun, jika bukan karena Asuna memegang tanganku, aku tidak akan dapat melangkah. Aku kira ... itu karena dua tahun di SAO ... kehangatan tanganmu mencapaiku... " Tentu saja, Shino tidak bisa memahami apa yang dimaksud Kirito. Anak itu melihat dia tampak bingung dan tersenyum dengan cara yang malu sebelum menjelaskan. "Bukankah aku mengatakan bahwa aku dive dari rumah sakit di Ochinomizu pada malam final? Aku tidak pernah mengatakan kepada siapa pun

tentang tempat itu, dan Asuna telah tersiksa dan diinterogasi Kikuoka sebelum ia mengatakannya itu. " "K, Kau tidak harus mengatakannya!" Setelah Asuna mengatakannya, ia mengisap pipinya dengan marah. Kemudian, Kirito tersenyum nakal dan berkata, "Dan kemudian, ia dive dari toko ini, tapi setelah mengetahui lokasinya, bergegas ke rumah sakit di mana aku berada. Pada saat itu ... aku sedang bertarung melawan Death Gun, dan ia meraih tanganku eraterat. Dan luar biasa ... aku merasakan kehangatan Asuna pada saat itu. Berkat dia aku menarik pistol FiveSeven itu yang sudah kulupakan. " "... Aku mengerti ..." Shino mengangguk diam-diam. Meskipun ia berpikir apakah mereka berdua berpacaran, dia segera memikirkan hal lain. Untungnya, Kirito tidak melihat ini situasi abnormal dan perlahan-lahan terus. "Tapi itu tidak semua. Setelah turnamen berakhir, aku log out, dan Asuna mengatakan kepadaku ... bahwa log nama Sterben Death Gun sebenarnya bahasa Jerman, dan seharusnya dibaca seperti itu. Artinya Kematian. Tapi nama ini hanya dokter dan perawat yang menggunakannya di Jepang, dan lalu ... aku ingat bahwa kamu mengatakan kepadaku bahwa kamu memiliki seorang teman anak seorang dokter, dan kau akan memanggilnya ke rumahmu, jadi aku punya firasat buruk. Setelah aku berpikir akan terlalu terlambat jika memanggil polisi, aku mengendarai sepedaku ke Yushima ... tapi aku tidak benar-benar membantumu ... " Kata-kata ini mengguncang Shino dengan cara diam tertentu. "... Sterben. Tidak Steven ... " Dia bergumam, memejamkan mata, berpikir dan berkata, "... Istilah Rumah Sakit, itu berarti kematian ... kenapa dia memilih nama seperti itu ...?" "Mungkin dia ingin memberontak terhadap ayahnya yang seorang dokter. Pokoknya-itu bukan hal yang kita bisa pikirkan. " Kirito mendesah. Duduk diagonal berlawanan dengannya, tepat di depan Shino adalah Asuna, yang mengatakan dengan nada optimis, "Lebih baik untuk tidak berpikir terlalu banyak ke dalam makna dari nama karakter VRMMO. Setelah kamu mengetahui kebenaran tertentu, kamu akan kehilangan lebih banyak lagi. " Di sampingnya, Rika langsung tertawa dan menjawab, "Oh ~, seperti yang diharapkan dari seseorang yang menggunakan nama aslinya sebagai nama karakter, itu benar-benar meyakinkan!" "Hei!" Asuna segera menyerang dengan siku kanannya, dan Rika pura-pura tampak kesakitan. Shino sengaja tersenyum saat dia melihat interaksi mereka satu sama lain, dan saat ini, Asuna tiba-tiba menatapnya. Teh berwarna mengkilap mata yang bersinar dengan terang, dan Shino merasa kekuatan dalam kerendahan hati itu. "Yah ... Asada-san ..."

"ap, ada apa?" "Kata-kata ini mungkin tidak cocok bagiku untuk mengatakannya, tapi ... Maafkan aku, karena membiarkanmu melihat hal menakutkan seperti itu." "Tidak ... jangan bilang begitu ..." Shino buru-buru menggelengkan kepala dan mengatakan setiap kata satu per satu. "Kejadian ini mungkin disebabkan olehku. Karena kepribadianku, gaya bermainku ... hal-hal masa laluku dan lainnya. Pokoknya, selama turnamen, aku panik ... Untungnya, Kirito membuatku tenang. Nah, apa yang ditayangkan adalah bahwa ia menghibur Sinon ... " Dan kemudian, Kirito melompat dengan segera dan menumpahkan keluar katakata dengan cepat. "It, itu benar. Aku hampir lupa tentang hal yang paling penting. Itu darurat, kita sedang diburu oleh pembunuh yang dalam situasi itu. Jangan berpikir terlalu banyak ke dalamnya! " "Baiklah ... kalau begitu, kita akan percaya padamu untuk saat ini. Tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan .... " Rika terus bergumam sambil menatap Kirito, tapi masih bertepuk tangan dan menunjukkan senyum hidup nya. "Tapi aku senang mengetahui pemain VRMMO perempuan di dunia nyata." "Itu benar. Aku masih memiliki banyak hal yang aku ingin tanyakan tentang GGO. Bertemanlah dengan aku, Asada-san. " Asuna tersenyum normal sebelum peregangan tangan kanannya di atas meja. Setelah melihat tangan putih dan lembut itu. Shino merasa agak terintimidasi. Teman. Kata itu merasuki hatinya, ia merasakan kerinduan yang terbakar, tetapi juga rasa sakit yang tajam dan kecemasan. Teman. Sejak kejadian itu, ia merindukan mereka berkali-kali, tetapi ia selalu dikhianati berkali-kali, sampai akhirnya ia mengatakan pada hatinya bahwa dia tidak boleh berharap dengan hal tersebut. Aku ingin berteman dengannya. Untuk memegang tangan penuh kasih gadis bernama Asuna ini, untuk merangkul kehangatan. Aku ingin pergi keluar dan bermain dengan dia, untuk berbicara dengan dia, untuk melakukan apa yang gadis normal lakukan. Tetapi dalam situasi itu, itu akan menjadi masalah waktu sebelum dia tahu bahwa Shino pernah membunuh sebelumnya, bahwa tangannya berlumuran darah. Dia takut bahwa Asuna akan memberinya ekspresi kesal. Untuk menyentuh manusia-seperti tindakan sederhana kemungkinan akan menjadi sesuatu yang akan selalu ditolak padanya.

Dia berpikir bahwa ia hanya harus kembali seperti itu, bahwa kata-kata belaka 'berteman dengan dia' akan cukup untuk menghangatkan hatinya untuk sementara waktu. Saat ia bersiap-siap untuk meminta maaf- "Sinon ..." Gumaman kecil membuat Shino goyah karena kesadarannya menyusut. Tubuhnya tersentak, dan dia kemudian menatap Kirito di sampingnya. Saat mereka saling bertatapan, Kirito mengangguk kepalanya sedikit tapi tegas. Matanya mengatakan Shino bahwa itu baik-baik saja. Dengan demikian, Shino membalik matanya kembali ke Asuna seolah-olah dia terhipnotis. Gadis itu masih tersenyum, dan tangan kanannya masih terlihat di depan untuk Shino. Lengan Shino terasa berat seperti mendapat sebuah beban. Namun, ia mulai melawan belenggu ini saat ia perlahan-lahan, perlahan-lahan mengangkat lengannya. Dibandingkan dengan mengisolasi dirinya sendiri karena dia tidak ingin meragukan orang lain atau takut dikhianati, ia lebih suka mempercayai orang lain dan dilukai oleh mereka. Itu adalah pertama kalinya Shino berpikir tentang hal ini sejak kejadian itu. Rasanya seperti tangan Asuna menjauh. Dengan jarak yang semakin menjauh, kepadatan udara meningkat, merasa seperti ada dinding untuk membangkitkan tangan Shino kembali. Namun, jari-jarinya akhirnya menyentuh tangan orang di depannya. Saat ini, tangan kanan Shino dengan erat menggenggam tangan Asuna. Kehangatan yang benar-benar tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Kehangatan yang melewatinya mulai bergerak dari ujung jari dan atas lengan, bahu, dan seluruh tubuh sebelum akhirnya mencairkan darah beku Shino. "Ah ..." Shino sadar dan menghela napas. Untuk berpikir bahwa itu akan mehangatkannya. Dia sudah lama melupakan sesuatu-sentuhan tangan manusia yang dapat menggerakkan jiwanya. Pada saat ini, Shino merasa bahwa ini adalah kenyataan. Dia melepaskan beban yang berasal dari ketakutan yang dimilikinya, bagaimana dia terus lari dari dunia ini, dia akhirnya terikat pada realita nyata sekarang. Lalu, beberapa detik berlalu, tidak, detik banyak ... Pada saat ini, Shino melihat Asuna tersenyum menunjukkan keragu-raguan pada bibirnya. Saat ia secara naluriah berusaha menarik tangannya kembali, Asuna menggenggamnya lebih kuat lagi. Saat ini, Asuna sepertinya dia sedang merangkai kata-kata di otaknya saat ia perlahan-lahan berkata kepada Shino yang bingung. "... Yah, Asada-san ... Shino-san. Ada alasan lain mengapa kami mengundang kamu di sini hari ini. Hal ini mungkin tidak membuatmu nyaman ... dan mungkin membuatmu marah. Tapi, kita, kita harus memberitahu Kamu ... tidak peduli apa ... " "Alasan ...? Aku, marah ...? "

Dia tidak memahami situasinya. Tetapi pada saat ini, Kirito, yang duduk di sebelah kiri, berkata dengan suara gugup, "Sinon, baik, aku harus minta maaf kepadamu terlebih dahulu." Setelah itu, anak itu menundukkan kepalanya ke bawah menunjukkan permintaan maaf. Kemudian ia menggunakan mata hitam lebarnya yang tengah-tengahnya terdapat poni yang sedikit panjang dan avatar kekanak-kanakan itu menatap Shino. .Aku memberitahu Asuna dan Lisbeth apa yang pernah kamu alami sebelumnya. Itu karena aku membutuhkan bantuan mereka. Eh.? Saat Shino mendengar bahwa Kirito memberitahu mereka, ia tak dapat mendengar apa-apa lagi selanjutnya. Mereka mengetahui apa yang terjadi di kantor pos? Asuna dan Rika tahu apa yang 5-tahun lalu Shino lakukan? Saat ini, Shino menggunakan semua kekuatannya untuk melepaskan genggaman Asuna. Tapi dia tidak berhasil. Gadis putih yang dipanggil Asuna itu memegang tangan kanan Shino 'dengan kekuatan yang tidak ia ketahui.TapiApa yang ia ingin katakan? Apakah ada sesuatu untuk dikatakan kepadaku bahkan setelah ia mengetahui bahwa tanganku pernah berlumuran darah? "Shino ... sebenarnya, aku, dan Lisbeth, Kirito semua mengambil cuti pada hari Senin dari sekolah, dan pergi ke kota ...." "-!!" Selama beberapa detik, dia tidak bisa mengerti apa yang dimaksud Asuna. Bibir tipis dan mengkilap gadis itu menyebutkan sebuah lokasi. Dan kota itu adalah tempat tinggal Shino hingga dia lulus dari sekolah menengah, tempat di mana insiden itu terjadi, tempat di mana dia benar-benar ingin melupakannya dan tidak ingin kembali. Kenapa, kenapa, kenapa? Shino hanya mempunyai pertanyaan ini di kepalanya. Akhirnya, ia bertanya, "Kenapa ... kamu melakukan hal seperti itu ...?" Dia terus menggeleng dan tergerak untuk bangkit saat ia buru-buru mencoba untuk melarikan diri dari sini. Tapi sesaat sebelum Shino berdiri, tangan Kirito menepuk bahu kirinya dan menahannya. Itu karena kamu belum pernah bertemu dengan orang yang seharusnya kau temui, Sinondan kau belum mendengarkan hal yang seharusnya kau dengar. Aku berpikir bahwa kamu akan terluka ... tapi aku, aku tidak bisa duduk dan membiarkan ini terjadi. Jadi aku menggunakan database pers untuk menyelidiki insiden itu ... Aku berpikir bahwa itu tidak akan jelas untuk mengatakannya di telepon, jadi aku pergi ke kantor pos di mana insiden itu terjadi, dan meminta mereka untuk memberitahu aku bagaimana untuk menghubungi orang itu. " Orangyang harus aku temui ? Kata-kata yang harus kudengarkan?

Shino hanya bisa mengulangi kata-kata itu, dan duduk di sampingnya, Rika memberikan Kirito sebuah tatapan, berdiri dan pergi ke dalam toko. Melewati pintu dengan Tanda PRIVATE di depannya, seseorang muncul. Itu adalah wanita berusia tiga puluhan. Dia mempunyai rambut sepanjang bahu. Dia juga mengenakan pakaian seperti orang yang sudah tua. Dia lebih seperti seorang ibu rumah tangga daripada seorang wanita kantor. Dan kemudian, hal ini membuktikan bahwa kesan Shino benar. Seorang gadis kecil yang tampaknya masih belum masuk sekolah dasar, datang berlari keluar. Mereka tampak benar-benar mirip, dan mereka mungkin ibu dan anak. Tetapi bahkan setelah melihat dua orang itu, Shino hanya merasa bingung. Dia tidak tahu siapa pasangan ini ibu dan anak itu. Dia belum pernah bertemu mereka sebelumnya di kota kelahirannya, apalagi Tokyo. Saat wanita melihat Shino berdiri di sana dengan cara yang bingung, dia tampak sedih namun bahagia untuk beberapa alasan, dan kemudian membungkuk dalamdalam di depan Shino. Gadis di sampingnya membungkuk juga. Setelah beberapa waktu, Rika mendorong mereka untuk pindah ke meja di depan Shino. Asuna bangkit untuk membiarkan wanita itu duduk di depan Shino, dan gadis kecil duduk di samping ibunya. Saat ini, pemilik toko yang terus tetap diam berjalan keluar diam-diam dari bar, melayani secangkir caf au lait di depan ibu dan susu di depan gadis itu sebelum menuju ke belakang. Bahkan pada jarak dekat, Shino masih tidak tahu siapa mereka. Mengapa Kirito mengatakan bahwa wanita ini harus menjadi seseorang 'aku harus temui'? Apakah dia salah atau sesuatu ...? - Tidak Tidak, rasanya seperti ... jauh di bagian tertentu dari ingatannya, percikan tiba-tiba dibuat. Dia tidak mengenal mereka, jadi mengapa- Pada saat ini, wanita itu lagi-lagi membungkuk dalam-dalam di depan Shino dan mengatakan namanya dengan suara yang sedikit gemetar. "Senang bertemu Anda. Anda harusnya Asada ... Shino-san, kan? Nama saya Oosawa Sachie. Gadis ini disebut Mizue, dan dia empat tahun. " Seperti yang diharapkan, ia tidak punya ingatan tentang kedua nama itu sama sekali. Omong-omong, Shino sendiri tidak akan memiliki hubungan dengan ibu dan anak kecil ini, tapi ingatannya terus sakit. Shino bahkan tidak bisa menyapa mereka sambil melebarkan matanya saat duduk di kursi. Ibu yang bernama Sachie ini mengambil napas dalam-dalam dan berkata dengan suara yang jelas, "... Aku pindah ke Tokyo setelah melahirkan anak ini. Di masa lalu, saya bekerja di kota ..., dan lokasi di mana saya bekerja adalah ... " Saat dia mendengar beberapa kata berikutnya, Shino mengerti segalanya. "... Kantor Pos di Third Street."

"Ah ..." Shino mengeluarkan suara lembut dari mulutnya. Bahwa kantor pos kecil dan biasa- adalah di mana insiden itu terjadi. Lima tahun lalu, Shino dan ibunya pergi ke sana, dan dia memiliki insiden yang menyebabkan perubahan terbesar dalam hidupnya. Para penjahat dengan pistol membunuh orang di jendela, dan kemudian tampak seperti dia tidak tahu apakah akan menembak dua pekerja perempuan di counter atau ibu Shino. Namun, Shino kehilangan kendali dirinya dan melesat ke pria itu, menyambar pistol-dan menarik pelatuknya. Itu benar ... ibu bernama Sachie ini tidak diragukan lagi salah satu pekerja perempuan yang ditemuinya di kantor pos. Dengan kata lain ... Kirito sengaja pergi dengan Asuna dan Rika dengan kantor pos, mendapat alamat dari pekerja perempuan yang mengundurkan diri dan pindah ke Tokyo, dan setelah membangun kontak dengan dia, mengundangnya untuk datang menemui Shino hari. Shino sekarang mengerti tentang apa yang terjadi, tapi masih ada pertanyaan besar dalam dirinya. Kenapa? Mengapa Kirito melakukan hal seperti itu bahkan jika ia harus mengambil cuti? "... Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf, Shino-san." Sachie, yang duduk di depan Shino, terharu saat ia berbicara. Shino tidak mengerti mengapa dia meminta maaf sama sekali dan hanya bisa tetap di tempat duduknya dengan pikiran kosong. Dan lawan bicaranya melanjutkan dengan suara gemetar. "Aku benar-benar minta maaf. Saya ... seharusnya bertemu anda sebelumnya ... tapi aku benar-benar ingin melupakan insiden itu ... jadi saya datang ke Tokyo saat menggunakan fakta bahwa suami saya telah diposting keluar ... Aku bisa mengerti dan memahami bahwa anda merasa benar-benar sakit ... tapi saya bahkan tidak berterima kasih atau bahkan meminta maaf kepada anda ... " Air mata di matanya mengalir keluar lalu mengalir di wajahnya. Gadis-yang rambutnya dikepang di sampingnya Mizue tersebut tampaknya khawatir ibunya sendiri saat dia mendongak. Sachie diam-diam menepuk kepala gadis itu. "... Selama insiden itu. Ga, gadis ini masih di perutku. Jadi Shino-san, Anda tidak hanya menyelamatkan saya waktu itu ... Anda menyelamatkan anak ini juga. Benar-benar ... benar-benar, terima kasih banyak, terima kasih banyak ... " "... Aku menyelamatkan nyawa Anda ...?" Shino hanya mengulangi kata-kata. Dalam kantor pos, Shino, yang hanya berumur 11 tahun, meremas 3 kali memicu dan mengambil kehidupan seseorang. Itulah yang Shino lakukan, dan itulah yang selalu ia pikirkan. Namun-wanita di depannya dengan jelas mengatakan. Bahwa dia diselamatkan oleh Shino. "Sinon."

Di sampingnya, Kirito berkata dengan suara gemetar, "Sinon, Kamu telah menyalahkan diri sendiri selama ini, menghukum diri sendiri. Aku tidak bisa mengatakan bahwa apa yang kau lakukan adalah salah, tapi-Kau juga memiliki hak untuk memikirkan orang-orang yang terselamatkan karenamu. Dalam hal ini, Kamu akan menemukan bahwa kamu memiliki hak, untuk memaafkan diri sendiri. Itulah yang ... Saya ingin katakan padamu ... " Kemudian, Kirito tampak seperti tidak tahu apa lagi yang harus ia katakan lagi dan hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Melihat jauh dari anak itu, Shino memandang Sachie lagi. Dia tahu bahwa dia harus mengatakan sesuatu, tapi ia tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia bahkan tidak bisa bicara, atau bahkan memikirkan apapun dalam hal ini ... Untuk-melanjutkan. Pada saat ini, suara langkah kaki ringan terdengar. Itu gadis 4 tahun bernama Mizue melompat dari kursinya dan berlari mengitari meja untuk Shino dalam langkah-langkah kecil. Sachie seharusnya menjadi orang yang mengikat rambutnya yang tampak begitu halus dan mulus. Wajahnya yang bulat itu menunjukkan warna pink lucu, dan mata besar nya yang menunjukkan cahaya paling murni dan paling ketidak bersalahan di dunia ini. Mizue seharunyas mengenakan seragam TK saat ia memiliki tas kecil di punggungnya. Dia meraih tangannya ke dalam tasnya dan mengambil sesuatu. Itu adalah kertas gambar yang dilipat menjadi bentuk persegi panjang. Dia membuka kertas itu dengan kikuk dan memberikannya pada Shino. Gambar yang digambar dengan krayon segera terbaca oleh mata Shino. Di tengah gambar adalah wajah seorang wanita dengan rambut panjang. Wajah tersenyum itu seharusnya milik ibunya-Sachie. Dan gadis dikepang di sisi kanan seharusnya dirinya sendiri. Orang berkacamata di sebelah kiri adalah ayahnya. Pada bagian atas gambar, ada kata-kata Shi-no-o-ne-e-san-he (Untuk Shino onee-san) yang ditulis dalam hiragana, mungkin hanya belajar di sekolah. Mizue menyerahkan gambar dengan kedua tangan, dan Shino menerimanya dengan kedua tangan juga. Mizue tersenyum dan mengambil napas dalam-dalam. Tampaknya gadis itu berlatih berkali-kali sebelumnya saat ia mengatakan setiap kata satu per satu dengan suara polos dan lembut. "Shino onee-san, terima kasih untuk menyelamatkan mama dan Mizue." Pada saat ini, mata Shino ditutupidengan warna pelangi, dan kemudian, itu semua tercampur aduk. Setelah beberapa saat, ia mendapati dirinya menangis. Sebelum hari ini, dia tidak tahu bahwa kehangatan yang jelas, seperti itu dan air mata yang bisa mencuci noda apapun yang melewatinya. Shino terus menangis ketika tangannya terus memegang potongan gambar besar. Sebuah tangan kecil yang begitu lembut merasa agak pemalu sejak awal, tapi kemudian menyambar tangan kanannya erat.

Dan apa yang terlihat adalah titik hitam, di mana firepowder yang tertinggal di tangan kanannyaUntuk menerima semua masa lalu aku mungkin akan mengambil beberapa waktu. Meski begitu, aku mulai menyukai dunia ini sekarang. Hidupku akan memiliki rasa sakit lebih banyak mulai hari ini dan seterusnya, dan jalan di depan aku akan memiliki banyak duri. Tapi aku percaya bahwa aku bisa terus melewatinya. Karena tangan kananku yang akan ku genggam dan air mata di wajahku yang begitu hangat.

Anda mungkin juga menyukai