Anda di halaman 1dari 251

Sword Art Online Vol.

17 – Alicization Awakening

Page | 1
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

SWORD ART ONLINE VOLUME 17


ALICIZATION AWAKENING

Pengarang : Kawahara Reki


Illustrator : Abec
Sumber Terjemahan : baka-tsuki

Page | 2
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 3
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 4
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 5
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 6
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 7
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Bab 20 - Pertarungan Satu Sama Lain (7 Juli 2016/Bulan


ke-11 Kalender Dunia Manusia 380)
Bagian 1
5:00 A.M.
Lebih dari 3.000 pemain berkumpul di kubah besar Pohon Dunia yang
menjulang di tengah kota Alne, di pusat dunia ALfheim Online.
Ksatria putih yang menjaga kubah telah dihapus. Sekarang , kesembilan ras peri
sering menggunakan tempat ini untuk pertemuan dan jual beli, atau tempat
berkumpulnya suatu event.
Hanya empat orang yang bertatap muka dengan sekitar 3,000 pemain lain yang
telah berkumpul pada pertemuan besar ini.
Raksasa Gnome Agil, Samurai Salamander Klein, Beast Tamer Cait Sith Silica,
dan Blacksmith Leprechaun Lisbeth— teman «Black Swordsman» Kirito yang
masih belum terbangun dalam dive-nya di «Underworld».
Pukul 4:20 A.M, ketika Klein dan Lisbeth telah mengirim pesan kepada setiap
teman yang ada di daftar pertemanan mereka, hanya ada tiga pemain berstatus
Penguasa yang sedang online. Tetapi, setelah memohon mereka dan teman-
temannya, para Penguasa melanggar taboo untuk menghubungi pemain di dunia
nyata. Sebagai hasilnya, semua pemain yang berhasil dihubungi telah berkumpul
di kubah dalam waktu kurang lebih 40 menit.
Di tempat yang cukup luas ini, sekitar 30% dari para pemain terbang melayang
maupun yang berdiri, menggunakan akun yang baru saja diciptakan. Mereka
bukan orang baru dalam dunia VRMMO. Mereka para veteran dari permainan
VRMMO lain yang diciptakan The Seed, mereka diundang oleh teman yang
memiliki akun ALO.
Dengan kata lain, 3.000 orang yang sedang berkumpul di kubah Pohon Dunia
adalah pemain elit dari yang paling elit diantara para pemain VRMMO di
Jepang. Mereka adalah harapan terakhir Yui, si top-down AI: mereka semua
adalah satu-satunya pasukan yang bisa diharapkan untuk menyelamatkan
Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia di Underworld.
Di kubah yang hening ini, suara yang dibesarkan secara sihir milik Blacksmith
Leprechaun Lisbeth masih terus berkumandang secara emosional.

Page | 8
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“… Apa yang aku akan katakan bukanlah kebohongan, bukan juga lelucon!
Sebuah organisasi penelitian Jepang telah menggunakan anggaran negara dan
The Seed untuk menciptakan dunia virtual bernama «Underworld», dan ribuan
pemain amerika yang tidak mengetahui fakta ini akan dive kedalamnya dan
melakukan pembantaian pada penduduk yang tinggal di dalamnya!”
Lisbeth merasa malu akan nada bicaranya sendiri, tetapi tetap berusaha
mempertahankannya karena inilah satu-satunya kesempatan, ia melanjutkan:
“Para penduduk Underworld bukanlah sekedar NPC! Mereka adalah
kecerdasan buatan yang sebenarnya, terlahir dari data yang bersumber dari
banyaknya dunia VRMMO yang kalian mainkan! Mereka memiliki emosi
seperti kita, mereka memiliki jiwa seperti kita! Kumohon, untuk melindungi
mereka, pinjamkan kekuatan kalian! Tolong ubah data karakter kalian untuk
masuk ke dalam Underworld!”
Mengakhiri pidato lima menitnya, Lisbeth memantau para pemain, dan
berharap.
Wajah-wajah para kerumunan peri terlihat bingung. Tentu saja, tak mungkin
mereka langsung memahami apa yang baru saja didengarnya. Bahkan Lisbeth
sendiri pun masih kurang memahami penjelasan Yui mengenai dunia
Underworld, dan juga «Artificial Fluctlights» yang hidup didalamnya.
Lambaian tangan berusaha untuk menenangkan para pemain yang ribut.
Penguasa Sylph Sakuya melangkah maju, tubuh langsing-nya berbalutkan jubah
hijau.
“Lisbeth. Aku tak akan menuduh jika kamu dan teman-temanmu melakukan
semua ini hanya untuk guyonan, terlebih lagi, pasti ada suatu masalah besar jika
si bocah Kirito tidak log in selama sepuluh hari belakangan. Namun..”
Suara kalem dan lancar milik Sakuya menenangkan kebingungan pemain
lainnya.
“… Sejujurnya, sulit untuk menerima semua yang telah kamu katakan secara
tiba-tiba. Ada AI yang memiliki jiwa, dan militer Amerika berusaha menguasai
mereka …? Fakta-fakta tersebut sulit dinalar … tentu saja, untuk membuktikan
kata-katamu, kami harus log in dan melihat dengan mata kami sendiri… tetapi
kamu bilang jika dive ke dalam «Underworld» akan menyebabkan beberapa
masalah, kan? Bisakah kamu menjelaskannya dulu?”

Page | 9
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

—Saat ini akhirnya tiba.


Lisbeth mengambil nafas dalam-dalam, menutup matanya untuk sementara.
Waktunya untuk jujur. Jika aku gagal, tak ada seorangpun yang akan membantu
kita.
Membuka matanya dan memberi tatapan pasti pada Sakuya, Penguasa lain, dan
pemain lainnya, Lisbeth menjawab dengan serius:
“Oke. —Underworld tidak beroperasi seperti permainan VRMMO, jadi akan
ada beberapa masalah jika kamu dive kedalamnya. Pertama-tama, tidak ada
jendela operasi dalam Underworld. Dengan kata lain, kalian tak akan bisa log
out sesuka hati.”
Keributan menjadi semakin parah.
Tak bisa log out sesuka hati; bukankah ini kata-kata yang akan menggambarkan
permainan kematian di masa lalu, «Sword Art Online»? Sekarang ini, semua
permainan yang dibuat berdasarkan The Seed, termasuk ALO, memiliki dua
cara untuk log out: bisa menggunakan jendela operasi maupun perintah suara.
“Satu-satunya cara untuk log out adalah “tewas” di dalam Underworld. Tetapi
itupun menimbulkan masalah kedua. Dalam Underworld … tidak ada Pain
Absorber. Jika kamu menerima damage besar yang membuat HP milikmu
menjadi nol, kamu akan menderita rasa sakit yang cukup menyakitkan.”
Teriakan semakin keras terdengar.
Penahan rasa sakit adalah fungsi utama bagi server VR saat ini. Di dunia virtual
yang tak memiliki fungsi ini, mendapat sebuah tebasan pedang ataupun luka
bakar akan mengakibatkan rasa sakit yang menyakitkan di dunia nyata. Yang
lebih parah, bekas luka tersebut mungkin muncul pada kulit fisik seseorang.
Bukan ini saja, masih ada masalah yang lebih besar ketika dive ke dalam
Underworld.
Menunggu keributan menjadi agak tenang, Lisbeth lalu menginfokan para
pemain efek samping ketiga dan juga yang paling parah.
“—Satu lagi. Underworld yang saat ini sedang berjalan bahkan tak bisa diatur
oleh developer yang mengoperasikannya. Dengan kata lain … kita tak bisa

Page | 10
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

menjamin jika data karakter kalian bisa di convert kembali ke dalam permainan
aslinya … bisa saja, karakter itu sendiri akan tewas.”
Setelah jeda sejenak—
Teriakan makian bergema di dalam kubah.
Lisbeth, Klein, Silica dan Agil yang ada di tengah-tengah lantai kubah, dengan
Yui yang duduk di pundak Klein dalam bentuk pixie-nya; masih diam berdiri,
tubuh mereka berusaha menahan makian yang datang dari berbagai arah.
Reaksi seperti ini telah diduga oleh mereka berlima.
3,000 pemain elit ini telah menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk
meningkatkan karakter mereka. Bagi pemain ALO, mereka telah menghabiskan
banyak waktu untuk menebas monster, dan itu hanya mendapat satu EXP;
tindakan itu seperti usaha untuk mengeringkan sebuah danau dengan
menggunakan ember, dilakukan setiap hari.
Bagaimana mungkin mereka akan tetap diam setelah mendapat info jika mereka
akan kehilangan karakter yang mereka kembangkan dengan sepenuh jiwa?
“J… Jangan bercanda!!” seorang pemain dari dalam kerumunan berteriak sambil
mengacungkan jari tengahnya ke Lisbeth.
Dia adalah pemain Salamander yang mengenakan armor crimson, sambil
membawa kapak di punggungnya. Dia tampaknya pemain setingkat Komandan
dibawah pimpinan Penguasa Mortimer dan General Eugene.
Melepas helm miliknya dan menunjukkan mata yang terisi kemarahan,
Salamander tersebut berteriak hingga mampu membuat kelompok lain
dibelakangnya terdiam:
“Kau menyuruh kami berkumpul disini lalu dive ke dalam server ampas;
sungguh konyol. Sekarang kau mengatakan jika kita bisa kehilangan karakter?!
Apa kau mampu membayar jika kami kehilangan karakter itu selamanya?!
Ataukah ini adalah sebuah jebakan untuk melemahkan seluruh ras
Salamander?!”
“………Gh!”
Lisbeth menahan Klien yang akan menonjoknya, lalu berusaha menjawab
dengan tenang:

Page | 11
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Maaf, kami tak bisa. Aku sangat tahu jika karakter yang telah kalian
kembangkan sungguh berharga. Itulah mengapa kami memohon kalian untuk
menolong kami … apa yang sebenarnya ingin kukatakan adalah, tolong bantu
teman kami yang ada di Underworld, mereka mempertaruhkan nyawanya di
garis depan melawan serangan pemain Amerika.”
Meskipun Lisbeth tidak berteriak, suaranya masih bisa terdengar di dalam
kubah. Si Salamander tampaknya bisa menahan emosinya, tetapi tiba-tiba
emosinya semakin meluap.
“‘Teman’ yang kau bicarakan itu seorang SAO survivor, benarkan?! Mereka itu
orang-orang yang selalu berekspresi ‘Aku-lah yang terkuat’ di wajahnya! Aku
tahu itu, kalian yang berasal dari SAO selalu memandang rendah kami!!”
Kali ini giliran Lisbeth yang tak bisa bicara.
Lisbeth tak pernah berpikir jika ada orang yang berpikiran sama dengan si
Salamander. Tetapi, jika dipikirkan lagi. Setelah mendapat status player-nya, ia
menuju New Aincrad bukannya kota dibawah, ia tak pernah turun dari Kastil
Melayang dan hanya berbicara dengan kawan lamanya; itu memang benar.
Si Salamander meneruskan ucapannya, setelah melihat ekspresi penyesalan
Lisbeth:
“Siapa yang peduli dengan artificial intelligence, atau rahasia negara?! Jangan
terlalu pede dan membawa-bawa dunia nyata kedalam VRMMO! Kau bisa pergi
sendiri sana! Bukankah itu lebih baik, wahai sang Survivor?!!”
Yeah, pergi sendiri sana; makian seperti itu semakin terdengar dari kerumunan.
—Aku tak bisa melanjutkan.
Kata-kata-ku tak bisa tersampai pada mereka.
Lisbeth hanya bisa meneteskan air mata ketika ia menatap para pemain kuat asli
ALO yang ia kenal— Penguasa Sylph Sakuya, General Salamander Eugene, dan
Penguasa Cait Sith Alicia Rue.
Meskipun mata mereka bertemu dengannya, mereka tetap membisu.
Tatapan mata mereka seolah menunjukkan pada Lisbeth arti tunjukkan kami
ketetapan yang kau miliki.

Page | 12
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Lisbeth mengambil nafas dalam-dalam, lalu menutup matanya erat-erat. Ia


memikirkan Asuna yang sedang kesusahan bertarung saat ini; juga Kirito, yang
masih terluka; Leafa dan Sinon, yang telah lebih dahulu masuk ke dalam
Underworld.
— Pada levelku yang sekarang, bahkan jika aku mengkonvert-nya. Aku tak akan
bisa bertarung seperti Asuna atau yang lainnya. Tetapi pasti ada yang bisa aku
lakukan. Sekarang ini, tempat ini adalah pertarunganku.
Membuka matanya dan menyeka air matanya, Lisbeth melanjutkan pidatonya:
“… Ya, aku memang membawa masalah dunia nyata ke sini. Dan seperti yang
kau katakan, orang-orang yang berasal dari SAO mungkin senang
mencampurkan dunia nyata dan dunia virtual. Akan tetapi, kami tak pernah
menganggap diri kami sebagai seorang pahlawan.”
Menggenggam tangan Silica, yang juga berair matanya, ia melanjutkan:
“Silica dan aku saat ini sedang masuk ke dalam sekolah bagi para survivor yang
kau sebutkan tadi. Kami tak memiliki pilihan, karena sekolah kami sebelumnya
telah mengeluarkan kami di tengah tahun pelajaran. —Semua siswa-siswi di
sekolah survivor harus mengikuti konseling setiap bulan. Mereka memonitori
aktivitas gelombang otak kami menggunakan AmuSpheres, dan kami diajukan
beberapa pertanyaan yang tak mengenakkan seperti, ‘Apakah kamu tak bisa
membedakan kenyataan’, atau, ‘Apakah kamu ingin menyakiti orang lain’. Ada
anak-anak yang dipaksa meminum obat yang mereka benci. Bagi pemerintah,
kami ini seperti kriminal yang butuh penanganan kusus.”
Terkadang ketika pidatonya, gelombang makian tampak mereda, dan
keheningan melanda kubah ini. Bahkan si Salamander yang tadi memaki
membuka matanya karena terkejut.
Lisbeth tak tahu akan membawa arah pidatonya kemana. Dia tak bisa
menghentikan emosinya yang mengalir ke dalam perkataan:
“tetapi… sejujurnya, para pemain lama SAO bukanlah satu-satunya yang
diperlakukan begini. Semua pemain VRMMO juga dipandang seperti ini,
kurang lebih. Beberapa orang berkata jika kita hanyalah kumpulan orang yang
tak bisa bersosialisali, beberapa orang menganggap kita melarikan diri dari
membayar pajak dan uang pensiun… ada yang bahkan menerima panggilan
untuk kembali bekerja, memaksa kita kembali ke masyarakat!”

Page | 13
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Lisbeth bisa merasakan kegelisahan yang melanda ribuan pemain. Jika ia


berbicara ketus, kemarahan mereka akan berlipat ganda melebihi sebelumnya.
Tetapi Lisbeth meletakkan tangan kirinya ke dada, dan berteriak:
“Tetapi aku tahu! Dan aku yakin! Jika ini kenyataan!!”
Tangannya menyapu ke sekeliling— menuju seluruh Alfheim.
“Dunia ini, dan banyak dunia virtual lainnya saling terhubung, bukanlah tempat
untuk melarikan diri! Bagiku, ada kehidupan sejati di sini, teman nyata, tawa,
musuh, juga perpisahan … ini kenyataan!! Aku tidak sendiri, benar kan?! Karena
kita yakin dunia ini adalah kenyataan lain sehingga kita bisa berusaha keras,
benar kan?! Namun, jika kita menganggap ini hanya sebuah permainan, sebagai
dunia virtual, dan meninggalkannya, jadi dimana ‘kenyataan’ milik kita …?!!”
Tak bisa menahan mereka lebih lama, Lisbeth merasa air mata menuruni
wajahnya. Tetapi dia tak ingin menyekanya, lalu mengutarakan kata-kata
terakhir:
“…Dunia yang telah kalian capai; dunia tersebut saling terhubung seperti Pohon
Dunia ini, dan kini telah berkembang. Dan kuncup bunga yang disebut
Underworld telah mekar, aku ingin melindunginya! Kumohon, aku memohon
kalian … pinjami kekuatan kalian …!!”
Lisbeth menuju bagian atas kubah.
Dalam pandangannya yang ditutupi air mata, kemilau cahaya dari sayap ribuan
peri terpantul.
***
Sebuah cahaya perak menyilaukan membentuk lintasan berbentuk busur di pagi
hari.
Sedetik kemudian, dengan sekali hentak tali tebal tersebut putus dan menari di
udara bagaikan ular hitam. Sepuluh prajurit musuh yang bergelantungan di tali
tersebut terjatuh ke lembah tak berdasar, mereka berteriak. «Twin Edged
Wings», sebuah Divine Instrument yang berhasil memotong tali tersebut dengan
begitu mudahnya kini kembali ke tangan Integrity Knight Renri Synthesis
Twenty-Seven.

Page | 14
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Meskipun Renri telah berhasil memotong lima dari sepuluh tali yang disiapkan
pasukan Tanah Kegelapan untuk menyeberangi lembah dengan begitu mudah,
wajahnya tidak menunjukkan rasa bangga. Malahan ia merasa terbebani oleh
perintah untuk melukai pasukan musuh yang tak berdaya yang berusaha
menyeberangi lembah tersebut.
Hal yang sama juga berlaku bagi Asuna yang berada di sebelah Renri sambil
menggenggam tali kekang kuda putihnya.
Ketika Asuna, Renri, Integrity Knight Alice Synthesis Thirty, Integrity Knight
Sheyta Synthesis Twelve, dan Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis
One tiba, sambil menunggang kuda, ratusan pasukan musuh telah berhasil
menyeberangi lembah tersebut, mereka berlima mulai menyerang musuh yang
mencoba melindungi tali yang tersisa. Banyak musuh telah tewas oleh tiga
Knight yang berada paling depan: Bercouli, Sheyta, dan Alice. Beberapa
diantara mereka mencoba menyerang Renri dari samping, Asuna terpaksa
mengayunkan rapier-nya.
Di dunia virtual «Underworld», yang tercipta berdasarkan paket program The
Seed, Sword Skills dan Skill Horse Riding dari era SAO masih bisa digunakan.
Tak hanya itu, Asuna sekarang menggunakan Super Account «Dewi Pencipta,
Stacia» yang mana memiliki parameter yang cukup tinggi; untuk tambahan,
rapier yang digunakannya, «Radiant Light» memiliki status lebih tinggi dari
Divine Instrument milik Integrity Knight. Malahan, Sword Skill dasar «Linear»,
bisa dengan mudah menembus armor milik seorang Dark Knight mupun tubuh
para Petarung Tangan Kosong.
Darah dari musuh yang terluka, teriakan kesakitan mereka, nyawa yang
melayang, semuanya nyata.
Orang-orang di Underworld, baik yang berasal dari Kerajaan Manusia atau
Tanah Kegelapan memiliki jiwa yang sama dengan Asuna— Fluctlights. Musuh
Asuna tak perlu ditanyakan lagi adalah manusia seperti dirinya, namun mereka
dengan mudah terbunuh dengan satu serangan karena nilai status senjata yang
digunakannya; kenyataan ini menambah kesakitan dan kengerian dalam hati
Asuna.
Yang lebih parah, mereka maju secara tragis, sungguh jelas jika para Dark
Knight dan Petarung Tangan Kosong tidak melakukan hal tersebut atas
kehendaknya sendiri.

Page | 15
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Fluctlights Buatan ini memiliki sifat tak bisa melawan perintah yang diberikan
oleh atasan. Dibawah perintah «Dewa Kegelapan, Vektor », seorang manusia
dunia nyata yang menggunakan sebuah Super Account seperti Asuna. Pasukan
ini terus melancarkan serangan mereka meskipun tahu jika mereka akan mati
sia-sia. Dengan kata lain, mereka hanyalah korban yang terjerat karena
permasalahan perebutan teknologi di dunia nyata.
Tetapi Asuna masih berjuang sepenuh tenaga agar menekan pemikiran ini dari
dalam dirinya.
Sekarang ini, prioritas utamanya adalah melindungi «Putri Cahaya» Alice, yang
sedang diincar oleh Vektor— juga Kirito yang berada di perkemahan dibelakang
mereka.
Ia mendapat informasi jika pasukan musuh dari Tanah Kegelapan yang tersisa
adalah para Petarung Tangan Kosong dan Dark Knight. Jika mereka berlima
bisa memanfaatkan kesempatan ketika musuh sedang menyeberang dan
menghabisi mereka, Vektor tak akan memiliki pasukan lagi.
“—Baiklah, ini yang ke-enam!!”
Suara ketetapan Integrity Knight Bercouli membuyarkan pikiran-pikiran Asuna.
Setelah Alice, Sheyta, dan Renri mengiyakan, Asuna juga mengikutinya.
Tepat ketika mereka memutar kuda dan bersiap untuk bergerak ke barat, tiupan
terompet terdengar dari belakang.
Menoleh kebelakang, mereka bisa melihat Pasukan Pengecoh Penjaga Kerajaan
Manusia berhenti di sebuah bukit satu kilol jauhnya, mulai menuruni dengan
formasi teratur. Setelah melakukan persiapan lima belas menit dari waktu
keberangkatan para Integrity Knights, mereka turun untuk membantu.
“Mereka ini… membuatku gelisah.”
Kata-kata Bercouli agak menyindir, tetapi karena sudah ada 500 Petarung
Tangan Kosong yang berhasil menyeberangi lembah, bukan waktu yang buruk
bagi bala bantuan untuk muncul. Selama para Penjaga bisa menahan pasukan
musuh, memotong sisa lima tali agak terasa cukup mudah.
—Tampaknya kita memenangkan pertarungan ini, Vektor-san.
Asuna membatin—

Page | 16
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sebelum ia bisa menyelesaikan pemikirannya, fenomena aneh memasuki


pandangannya.
Tertutupi cahaya matahari terbit, objek misterius mulai berjatuhan dari atas
langit.
Garis merah. Bukan hanya satu. Sepuluh… Seratus.
Tidak, Ribuan.
Garis tersebut terlihat seperti noda kecil yang saling terhubung. Menyipitkan
matanya, Asuna melihat noda tersebut bukan angka maupun huruf dari alfabet
bahasa Inggris.
Garis-garis ini turun perlahan ke sisi lembah, kira-kira satu atau dua kilol di
bagian timur medan pertempuran.
Perlahan, tidak hanya Asuna, tetapi juga Integrity Knights, dan bahkan Dark
Knights juga Petarung Tangan Kosong dari Tanah Kegelapan, menahan
pertempuran untuk melihat peristiwa ini.
Garis merah pertama menusuk tanah hingga retak dan mulai bergetar—
Hanya butuh beberapa detik hingga garis tersebut berubah menjadi sosok
manusia.
***
Apa yang ia lihat membuat ketua Petarung Tangan Kosong Iskahn melupakan
kemarahan yang menyelimuti tubuhnya, bahkan walau itu hanya beberapa detik.
—Apa itu?
Di sisi lain lembah besar, lima ratus Pasukan Tanah Kegelapan yang berhasil
menyeberang jembatan tali tanpa takut menghadapi lima Integrity Knight.
Namun gerakan mereka tiba-tiba terhenti, dan mata mereka terarah ke sisi lain
medan pertempuran.
Wajah Iskahn juga tertarik akan pemandangan ini, secara tak sadar menoleh ke
sisi yang sama. Disana, ia melihat hujan berwarna merah darah berjatuhan di
arah timur sekitar dua kilol.

Page | 17
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Dengan gemuruh aneh, garis-garis merah berjatuhan dari surga. Ketika


menyentuh tanah, dengan cepat mereka membentuk sosok manusia.
Prajurit baru telah muncul dihadapan mereka, tubuhnya berbalut armor
crimson, dengan membawa pedang panjang, kapak perang, dan tombak.
Meskipun warnanya berbeda, bentuk armor mereka sangat mirip dengan Dark
Knight Order. Dengan sekali pandang, mereka tampaknya adalah bala bantuan
yang dipanggil Kaisar Vektor.
Lalu, Iskahn merasakan ada sesuatu yang ganjil.
Para prajurit merah ini berbaris tak beraturan tanpa ada yang memimpin.
Mereka tak seperti prajurit yang dilatih dibawah komando Jendral Kegelapan
Shasta yang telah meninggal. Beberapa diantara mereka mengobrol dengan
angkuh, beberapa duduk di tanah, dan beberapa memutar-mutarkan senjata
mereka tanpa menunggu perintah.
Yang paling mengejutkan adalah— jumlah mereka.
Setelah hujan berhenti, pasukan yang telah berkumpul berjumlah mengerikan.
Ia mengira-ngira jika jumlah mereka melebihi sepuluh ribu, duapuluh ribu …
sepertinya tiga puluhribu. Jika Dark Knight Order memiliki tim bala bantuan
sekuat itu, mengapa mereka tidak menggulingkan Sepuluh Pemimpin
Bangsawan sejak lama dan membuat Tanah Kegelapan dalam kuasa Shasta.
Terlebih lagi, rasa terkejut dan bisik-bisik terjadi diantara Dark Knights dala
pasukan di sisi lembah ini. Bahkan mereka tak tahu menahu. Apa-apaan itu?
Jika seperti ini, para prajurit merah tersebut pastilah “Pasukan Tanah
Kegelapan” yang sesungguhnya yang telah dipanggil Kaisar mereka, Dewa
Kegelapan Vector menggunakan secret arts.
Setelah menyadari ini, keterkejutan Iskahn berubah menjadi kemarahan.
Jika dia bisa memanggil pasukan sebesar ini —
Mengapa ia tak melakukannya sejak tadi?! Itu berarti para Petarung Tangan
Kosong dan Dark Knight yang susah payah menyebrangi lembah hanya
digunakan sebagai umpan untuk mengalihkan perhatian musuh?!
Tunggu— bagaimana jika memang seperti itu??

Page | 18
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Apakah pemberian perintah oleh Kaisar memang bertujuan untuk mengulur


waktu agar bisa memanggil kawan-kawannya?
…… Tidak.
Bukan hanya perintah ini. Ketika pertarungan di Gerbang Besar Timur,
kekalahan Pasukan Tanah Kegelapan sungguh tak normal. Baik itu para
Goblins, Raksasa, Ogre, atau bahkan Guild Pengguna Dark Art, mereka semua
telah disapu habis. Namun Kaisar bahkan tidak berduka atas kematian mereka.
Dengan kata lain, bagi Kaisar Vector, lima ribu orang dari Pasukan Tanah
Legelapan hanyalah bidak sejak awal!
Sampai saat ini, Iskahn, si pemimpin muda dari Guild Petarung Tangan Kosong
hanyalah seorang pemuda yang hanya memikirkan latihan untuk mengasah skill-
nya dan demi suku-nya.
Tetapi sekarang, pikirannya telah menyimpulkan untuk pertama kali, mencapai
titik dimana ia bisa melihat kenyataan yang ada di seluruh Tanah Kegelapan,
Kerajaaan Manusia, dan seluruh Underworld. Cara pandang ini menimbulkan
konflik di pikirannya.
Kaisar adalah keberadaan yang terkuat. Ia harus mematuhi yang terkuat, tanpa
perlu memprotes.
Tetapi.
Tetapi—
“Guh…!”
Merasakan rasa sakit yang belum pernah dirasakan sebelumnya, kini menusuk
mata kanannya. Iskahn mengerang sambil menutupi mata kanannya. Si
Pemimpin Petarung Tangan Kosong terjatuh, dan berlutut.
Dengan susah payah, ia bisa melihat ke tigapuluh ribu pasukan crimson mulai
berlari, berbicara dengan bahasa yang tak ia mengerti.
Di lokasi yang mereka tuju, hampir seribu pasukan Kerajaan Manusia
menyatukan formasi dengan Integrity Knight untuk melakukan serangan balik.
Diantara kedua pihak, lima ratus Petarung Tangan Kosong dan Dark Knights
masih terdiam, kebingungan.

Page | 19
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tampaknya, meskipun menerima perintah tak berbelas kasih dari Kaisar, sang
Kaisar sepertinya berniat menyelamatkan lima ratus prajurit tersebut.
Iskahn menenangkan dirinya ketika rasa sakit masih menyerang mata kanannya.
—Bahkan setelah pengorbanan mereka, ia masih meremehkan betapa kejamnya
Kaisar Vektor.
Seketika lima ratus Prajurit Tanah Kegelapan, Penjaga Kerajaan Manusia, dan
Pasukan Kegelapan bertemu—
Tak terhitung banyaknya pedang, kapak perang, dan tombak tersinari cahaya
matahari terbit—
Lalu, dengan teriakan haus darah, Pasukan Kegelapan menebas Petarung
Tangan Kosong yang seharusnya menjadi teman mereka.
***
“Orang-orang ini… mengapa?!”
Ini pertama kalinya Asuna mendengar teriakan terkejut dari Komandan Knight
Bercouli, tetapi kata-kata tersebut sudah diduganya.
30.000 prajurit yang baru saja turun … bukan, lebih tepatnya dive ke medan
peperangan bagian timur ini dipastikan dipanggil oleh Kaisar Vektor.
Tetapi dari mana ia mendapat orang sebanyak ini?
Apakah ia menciptakan karakter menggunakan sistem control? Tetapi Pusat
Console masih terkunci, dan perintah macam ini tak mungkin dilakukan oleh
administrator; satu-satunya cara untuk menambah petarung adalah dari dunia
nyata, lalu dive seperti yang Asuna lakukan, tetapi para penyerang hanya
memiliki dua STL.
Asuna panik untuk sesaat—
Kebingungannya terganggu oleh teriakan Pasukan Crimson yang akan mendekat
dalam jarak ratusan mel.
“Charge ahead!!”
“Give ‘em hell!!”
—Bahasa Inggris!

Page | 20
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Orang-orang ini adalah manusia dari dunia nyata— menilai dari aksen mereka,
mereka orang Amerika!
Tetapi, mengapa mereka ada disini… Underworld seharusnya terisolir dari dunia
nyata.
Tidak.
Tidak––
Mungkin, bagi orang yang dive menggunakan STL, Underworld adalah dunia
berbeda yang diciptakan menggunakan “Mnemonic Visual” dengan kenyataan
yang mendekati dunia nyata. Tetapi, dasar bagi setiap VRMMO, «The Seed»
juga digunakan dalam mendesain dunia ini. Dengan kata lain, selama seseorang
menggunakan AmuSphere, mereka bisa dive ke dunia ini menggunakan server
sederhana yang menggunakan polygon— terlebih lagi, Ocean Turtle memiliki
jaringan bandwith kelas satelit militer.
Lalu, jika seseorang membuat sebuah client program yang mengikutsertakan
alamat server utama Underworld dan beserta akun informasi dan
menyebarkannya di dunia nyata—
Tak hanya memanggil puluhan ribu; bahkan memanggil ratusan ribu pasukan
sangatlah mungkin.
Tetapi yang lebih mengejutkan Asuna adalah bagaimana Pasukan Crimson
tersebut bertindak; mereka mulai menyerang teman sendiri, pasukan Dark
Knight dan Petarung Tangan Kosong, tanpa keragu-raguan.
“Ap, Apa yang mereka laku…?!”
“Bukankah mereka seharusnya temenan??!!”
Para Knight berteriak sambil mencoba menahan serangan, tetapi jumlah mereka
sangatlah keterlaluan, dan lagi, status senjata dan armor Pasukan Crimson lebih
tinggi daripada equipment milik Pasukan Tanah Kegelapan.
Satu persatu pedang dan perisai mulai patah dengan bunyi klang dari masing-
masing musuh, cipratan darah mulai membanjiri.
“Dude that’s awesome!!”
“Pretty gore!!”

Page | 21
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Orang-orang Amerika ini mungkin tak sadar tentang kondisi peperangan ini.
Mereka mungkin menganggap dive mereka ke dalam dunia ini sebagai pemain
beta test dalam suatu VRMMO. Terlebih lagi, Asuna tak bisa menyalahkan
mereka yang mengayunkan senjata dan membunuh semuanya. Karena bagi
mereka, para prajurit bukanlah makhluk yang setara dengan manusia; mereka
NPC, sesuatu yang tak berharga. Tentu saja, tak semuanya benar-benar brutal; di
dunia nyata, mereka tetaplah pemain VRMMO yang ramah dan sering bekerja
sama dengan pemain lain dalam server yang sama. Jika ada waktu untuk
menginfokan kondisi Underworld dan Artificial Fluctlight ini, Asuna yakin jika
banyak diantara mereka yang akan menurunkan senjatanya.
Tetapi mereka terlalu sibuk saat ini. Bahkan jika Asuna mencoba memasuki
pertempuran dan menjelaskan situasi ini dalam bahasa Inggris, mereka hanya
akan menganggap dirinya sebagai seorang NPC. Jika berkata pada mereka
“membunuh musuh sekarang akan mendapatkan point, dan kalian bisa
menukarkannya untuk rare items setelah pembukaan resmi”, bahkan pemain
Jepang akan melakukan hal yang sama.
Singkat kata, meyakinkan mereka melalui suara tak mungkin.
Orang-orang yang hendak dibunuh pemain Amerika bukanlah NPC, melainkan
Artificial Fluctlights yang memiliki jiwa. Setelah menghabisi pasukan Tanah
Kegelapan, orang-orang dari Kerajaan Manusia akan menjadi target selanjutnya.
Lalu, karena menjadi satu-satunya yang menggunakan tubuh palsu, Asuna harus
bertarung.
Dengan ketetapan seperti itu, Asuna mengangkat rapier di tangan kanannya dan
mulai melafalkan perintah.
“System call! Create field object!”
Cahaya berwarna-warni berkumpul di rapier-nya.
Tak mungkin menciptakan lembah tak berdasar seperti yang ia lakukan
sebelumnya; jika ia melakukannya lagi, Asuna akan memutus jalan pulang
Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia. Lalu Asuna membayangkan batu
raksasa setajam tombak dan menebaskan rapier-nya kebawah.
Laa—, dengan suara merdu. Cahaya berwarna-warni melesat dari ujung rapier-
nya tepat menuju ke tanah diantara pasukan Amerika dan Tanah Kegelapan
yang sedang bertempur.

Page | 22
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tanah dihadapannya tiba-tiba berguncang hebat dan memunculkan tombak-


tombak tanah yang menjulang setinggi 30 mel. Sepuluh Pasukan Crimson yang
berdiri diatasnya terlontar jauh.
Empat gunung muncul dari tanah, menjulang ke langit, dan tanah makin
bergetar tiada henti. Memaki dalam bahasa inggris, ratusan pasukan crimson
terlempar tinggi; beberapa orang bahkan tertusuk bebatuan, sementara yang lain
jatuh ke tanah dan bermandikan darah.
Asuna tak bisa mengeluarkan semangat karena membayangkan bagaimana
orang-orang ini tewas, rasa sakit yang begitu intens menyerang pikirannya dan
membuatnya terjatuh ke belakang kuda.
Percikan keperakan bermunculan di penglihatannya ketika ia berusaha bernafas
dan mulai bangkit. Rasa sakit kali ini lebih parah ketika ia menciptakan lembah
tadi malam. Asuna kini menerima rasa sakit karena data dataran yang mengalir
masuk ke jiwa-nya sangat besar … rasa sakit ini seperti mencabik Fluctlight
dirinya sendiri.
—Aku tak boleh gagal disini.
Jika demi Kirito yang terluka, ia akan melakukan sebisanya. Asuna memikirkan
ini ketika menggeramkan gigi dan mencoba mengeratkan tali kekang kuda.
Semangat milik pemain Amerika yang datang dari medan peperangan bagian
timur tampaknya semakin berapi-api dari sebelumnya. Tetapi karena lima
gunung yang diciptakan selebar 500 mel, mereka akan segera mengitarinya.
Aku harus menciptakan dinding batu di bagian selatan, jadi Pasukan Pertahanan
Kerajaan Manusia bisa mundur.
Asuna mengangkat tangan kanannya yang gemetaran sekali lagi, kelelahan—
Tetapi tangan tersebut di genggam erat oleh tangan berbalut armor yang bersinar
karena cahaya matahari terbit.
“… Alice?!…” Asuna memanggil knight emas dengan suara parau.
Wajah putih cantik knight emas seolah menahannya, ia menggelengkan kepala.
“Jangan terlalu memaksakan diri, Asuna. Serahkan ini pada kami para Integrity
Knight.”
“T… Tetapi, orang-orang ini musuh dari Dunia Nyata … dari duniaku…!”

Page | 23
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“… Meskipun begitu, jika hanya sepuluh ribu pasukan yang haus darah sambil
mengayunkan senjata-nya, itu tak akan membuat kami takut.”
“Yep, dan kali ini giliran kita menunjukkan kemampuan kami.”
Bercouli menambahkan sambil menyeringai tak gentar.
Meskipun nada suara para Knight agak meredakan ketakutannya, Asuna bisa
melihat salah pemahaman di wajah mereka tentang Dunia Nyata, bahkan lebih
buruk dari sebelumnya.
Jumlah pasukan crimson 30 kali lebih banyak dari jumlah Pasukan Pertahanan
Kerajaan Manusia.
Ini bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi hanya menggunakan keberanian. Tetapi
Komandan Knight mengangkat pedang panjang miliknya tinggi-tinggi, dan
berteriak mengucapkan perintah.
“Dengar! Semua pasukan, buatlah pertahanan ketat! Jangan biarkan musuh
menerobos!”
***
“Oh… Ohh…”
Apa yang keluar dari mulut Iskahn bukan lagi bahasa manusia.
“Oh… OHHHHHHHHHH—!”
Darah berjatuhan dari penyebrang pertama. Tetapi si Petarung muda ini
berteriak seperti hewan liar, seperti tak merasakan rasa sakit.
Teman Iskahn, Dempe, yang berdiri di sisinya bisa merasakan apa yang
dirasakan Iskahn, ia menunduk … menunduk ke bawah.
Semua tewas. Semua dikorbankan.
Prajurit sukunya, dalam kekacauan semakin menghilang, tak bisa bertahan dari
pedang-pedang hitam yang menerjang, jiwa mereka menghilang di dalam kabut
darah.
Terlebih lagi, pasukan kita tak bisa berhenti untuk menyebrang menggunakan
lima tali yang tersisa, mereka tak bisa berhenti karena perintah Kaisar untuk
“sampai ke sisi seberang” masih berlaku. Mereka hanya bisa mematuhi perintah

Page | 24
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

atasan, dengan hati-hati menyeberangi jembatan, lalu dikepung pasukan crimson


dan ditebas tanpa belas kasih.
Mengapa— mengapa Kaisar tidak memberi perintah untuk berhenti
menyeberang lembah, atau memberi perintah pada pasukan itu untuk berhenti
menyerang Pasukan Tanah Kegelapan?
Apakah prajurit suku-nya hanyalah umpan, hanyalah tumbal untuk memanggil
pasukan crimson?
“Harus… Ke Kaisar…”
Ia harus melapor pada Kaisar. Ia harus memohonnya untuk menghentikan
operasi ini.
Geram dan gelisah, Iskahn mengambil langkah pelan menuju kereta komando
di belakang mereka. Hampir separuh penglihatan kanannya memerah, rasa sakit
menusuk mata kanannya.
Lalu, Dempe melihatnya, wajah cemasnya seperti ingin mengatakan sesuatu.
Seketika itu, sebuah bayangan hitam raksasa terbang diatasnya.
Iskahn serta Dempe secara insting melihat keatas menuju bayangan yang ada di
langit; itu seekor naga.
Mengendarai diatasnya adalah sesosok manusia yang mengenakan armor hitam,
berambut emas, serta mengenakan mantel mewah— Kaisar Vector sendiri.
“Ah… AH…!!”
Meskipun ia bisa mendengar teriakan Iskahn, Kaisar yang duduk memandang
bawah sekilas. Tak ada emosi dari mata hitamnya. Tatapannya sedingin es, tak
memiliki rasa kasihan— bahkan bagi prajuritnya yang tewas.
Lalu, Kaisar Vector memalingkan wajahnya dari Iskahn, dan menuju selatan
lembah bersama naganya.
Ini— Dewa. Inikah tindakan seorang pemimpin.
Tetapi, jika pemimpin seperti ini, jika si paling kuat memiliki kekuatan yang
begitu besar—
Ia seharusnya bisa bertanggung jawab!!

Page | 25
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Memimpin pasukannya. Memerintah, membawa kemakmuran daerahnya;


itulah kewajiban seorang pemimpin. Terlebih lagi, seseorang yang mengirim
sepuluh ribu nyawa hingga tewas tanpa merasakan apapun— sang Kaisar— mata
kanan— tidak kompeten— mata kanannya sakit— untuk menjadi seorang
pemimpin …!!
“Uwo…. OH… OHHHHHHH!!”
Iskahn mengangkat tinjunya tinggi-tinggi, dan membentuk jarinya seperti sebuah
kait.
Tanpa penyesalan, ia menusukkan jari tersebut ke sumber panas pikirannya —
mata kanannya sendiri.
“Ke… Ketua!! Apa yang kau lakukan?!”
Ishkhan mengangkat telapak tangan kirinya untuk menahan Dempe
menghampirinya, kemudian, mencukil bola mata kanan miliknya sendiri. Bola
putih tersebut memancarkan sinar di telapak tangannya, tetapi seketika itu pula
cahayanya meredup.
Sekarang, Iskahn telah sampai ke titik dimana telah berhasil melepas «Code
871» menggunakan semangatnya sendiri, seperti Alice dan Eugeo. Terlebih lagi,
ia masih tak bisa membantah perintah pengkhianatan terhadap Kaisar, ataupun
menolak dua perintah Kaisar, yaitu: “Melanjutkan operasi menyeberang
lembah” dan “Kau tak boleh menyeberangi jembatan tali”.
Namun, ia telah menemukan cara yang agak kasar guna mengakali perintah
Kaisar— dan metode ini cukup penuh dengan kegagalan.
Iskahn berbalik dan berbicara pada Dempe yang menatapnya tak berkata-kata.
“Kaisar tidak mengatakan pada kita mengenai pasukan crimson, benar kan?”
“Ah… Tidak, dia tidak. Tetapi…”
“Lalu, jika kita membunuh mereka, berarti kita tidak melanggar perintah Kaisar
kan.”
“… Champion…”
Iskahn memandang tampang bodoh Dempe dengan mata kirinya, lalu membuat
perintah.

Page | 26
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Dengar… setelah menyeberangi jembatan, semua suku Petarung Tangan


Kosong akan menyerang pasukan crimson. Tak peduli apapun, kita harus
menolong teman-teman kita.”
“Hah…?! Maksudmu jembatan, bagaimana… maksud…”
“Kau tau apa yang akan aku lakukan. Kuserahkan sisanya padamu.”
Dengan kata-kata kalem tersebut, Iskahn berbalik memandang lembah.
Tiba-tiba, api menyala di kakinya.
Lalu si pemimpin Petarung Tangan Kosong perlahan mulai berlari menuju
lembah, meninggalkan jejak kaki dibelakangnya. Ia berlari semakin cepat, hingga
berubah menjadi kilatan api.
Jika aku tak boleh menyeberangi tali.... maka aku tinggal melompat saja!
Berteriak seperti itu di hatinya, ia menjejakkan kakinya menuju lembah yang
lebarnya hampir seratus mel.
“Melompat” adalah skill penting dalam latihan Petarung Tangan Kosong.
Latihan ini perlahan bermula dari melompati lubang pasir, lalu berlanjut untuk
meningkatkan kepercayaan diri dengan melompati tumpukan pisau dan minyak,
dan sebagai dasar pembentuk teknik lompatan itu sendiri; dengan kata lain
«incarnation».
Akhirnya, jarak lompat seorang Petarung bisa melebihi 20 mel. Di dunia dimana
kau tak bisa terbang, lompatan ini adalah jarak terjauh yang bisa dicapai tubuh
manusia.
Namun, apa yang hendak dilompati Iskahn sekarang ini adalah lembah tak
berdasar yang lebarnya lima kali lipat. Para Petarung Tangan Kosong mulai
menatap ke depan, hatinya seperti terbawa angin, tubuhnya meninggalkan jejak
api.
Sepuluh mel, duapuluh mel. Tubuhnya masih melambung.
Tigapuluh mel. Tigapuluh lima mel. Angin kuat berhembus dari bawah lembah,
mendorongnya semakin tinggi seolah ia memiliki sayap tak kasat mata.
Empatpuluh mel.

Page | 27
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tinggal sedikit lagi— ia hanya perlu naik sedikit lagi … lalu ia akan bisa sampai
ke seberang—
Tetapi.
Tepat sebelum ia mencapai tengah lembah, angin hembusan berhenti seketika.
Tubuhnya kehilangan dorongan; batas lompatannya mencapai titik maksimal,
dan ia mulai turun seperti panah.
Ia… kurang lima mel menuju titik tengah.
“UWOOOOOHHH!!”
Iskahn berteriak, menjulurkan tangan kanannya ke depan, berusaha menggapai
udara hampa. Tetapi tak ada tempat untuk tangannya atau kakinya; hanya udara
dingin dari kegelapan dibawahnya, menyelimuti tubuhnya agar terjatuh.
Seketika —
“CHAMPIOOOOOOOOOON!!”
Teriakan menggetarkan sampai ke telinga Iskahn.
Ia memutar kepalanya.
Temannya, Dempe, telah menggenggam batu besar, dan bersiap untuk
melemparnya.
Si Pemimpin menyadari apa yang akan dilakukan sahabat setianya. Tetapi—
melempar batu besar lebih dari limapuluh mel sungguh mustahil bagi manusia

Gowa.
Tangan kanan Dempe tiba-tiba berotot, otot dan uratnya tampak, seolah seluruh
kekuatan ditubuhnya menuju ke satu titik.
“OHHHHH!!”
Si pria kekar berlari beberapa langkah, dan melemparkan batu besar dengan
sepenuh tenaga menggunakan kekuatannya.
Udara bergetar hebat, batu besar tersebut seolah diluncurkan oleh meriam—
lalu, Tangan Kanan Dempe meledak, daging dan darah berhamburan ke segala
arah.

Page | 28
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Iskahn melihat sosok Dempe terjatuh ke tanah menggunakan mata kirinya,


menggeramkan giginya, lalu memfokuskan konsentrasinya menuju batu yang
terbang ke arahnya.
“… YAAAAAAAH!!”
Dengan sebuah teriakan, ia menjejakkan kaki kirinya ke batu tersebut.
Bagaaan!! Batu besar tersebut hancur berkeping-keping menahan daya tolak,
tetapi tubuh kecil Iskahn kini melayang ke udara. Swordsmen yang saling
bertarung di sisi lain lembah semakin dekat dengannya.
***
“Damn!!”
Asuna mencabut rapier miliknya dari tubuh pemain Amerika yang memaki
sambil kesusahan bernafas di kuda miliknya.
Ini berbeda ketika ia harus melawan orang-orang dari Tanah Kegelapan; ia tak
perlu menahan diri apabila harus mencabut nyawa seseorang. Asuna yang
dulunya dikenal sebagai “The Flash”, kemudian “Berserk Healer”, akhirnya bisa
menggunakan kombo Sword Skill; jumlah pasukan crimson yang berjatuhan
karena tebasannya mencapai sepuluh orang.
Tetapi— meskipun begitu, mereka terlalu banyak!!
Tak hanya Asuna, Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia dan empat Integrity
Knights juga harus bertarung susah payah, dan akhirnya bisa membuka jalan ke
selatan. Tubuh-tubuh telah bertumpuk bagaikan gunung dihadapan pasukan
yang maju.
Akan tetapi, mereka tak bisa menahan gelombang serangan pasukan crimson
yang tak ada akhirnya, dan pasukan kita hanya bisa bertahan di posisi semula.
Yang lebih penting, mereka dengan sigap sadar jika musuh yang telah
dihancurkan akan menghilang dalam hitungan detik, tak meninggalkan jejak
darah di tanah— mereka menyadari jika musuh bukanlah orang hidup,
melainkan pasukan hantu. Kemudian…
“Uwah… No… AAAAHHH—!!”
Teriakan semangat membuat Asuna berbalik arah.

Page | 29
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

—Lalu, ia melihat lubang terbuka di barisan formasi bertahan pasukan-nya, dan


orang-orang Amerika berebutan memasuki celah tersebut sambil memaki
Penjaga yang lemah. Para Penjaga dikelilingi musuh yang melebihi jumlah
mereka, lalu terjadilah; daging dan darah berhamburan ke udara, teriakan
kesakitan perlahan berubah menjadi teriakan kematian. Gambaran kematian
yang begitu nyata tampaknya membuat pasukan crimson semakin haus darah,
seketika mereka semakin melaju guna mengincar mangsa baru untuk ditebas.
“Hentikan…. HENTIKAN…!!” Asuna berteriak.
Ia sadar jika harus mengorbankan beberapa prajurit dan harus segera ke selatan
secepat mungkin. Tetapi ia tak bisa mengontrol dirinya dan meloncat dari
kudanya.
“HENTIKAN—!!”
Melaju menuju pasukan crimson seorang diri, teriakannya menyedihkan.
Ia tahu jika pemain Amerika telah diperdaya, ia tak bisa menahan
kemarahannya lebih lama.
Zzkukukuk—!!
Tangan kanannya bercahaya, dan «Radiant Light» menebas lurus menuju helm
prajurit crimson. Empat orang terluka dan menjatuhkan senjata mereka,
berteriak kesakitan.
Melihat reaksi tersebut, Asuna mengerti meskipun mereka dive menggunalan
AmuSpheres, mereka tak dilindungi oleh Pain Absorber. Sejujurnya, Asuna
sudah menyadarinya sejak tadi, jadi dia mencoba untuk melancarkan
serangannya menuju jantung, membunuh langsung orang tersebut dan membuat
mereka log out dari dunia ini, tapi cara pemikiran seperti ini seketika
menghilang dari diri Asuna.
Memanfaatkan prioritas senjatanya, ia kini menargetkan tusukan rapier-nya
menuju armor milik musuh, membuat mereka terjatuh dan terkadang
mematahkan pedang mereka menjadi dua.
Bagi pemain Amerika, musuh yang ada dihadapan mereka hanyalah poligon,
dan darah mereka hanyalah spesial efek yang diciptakan computer. Tetapi bagi
Asuna yang dive menggunakan STL, mereka nyata, dan darah yang menyembur
terasa hangat, baunya juga terasa.

Page | 30
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Beberasa saat kemudian, genangan darah mencapai ke kaki Asuna, dan secara
tak sengaja ia terpelincir dan jatuh. Pasukan yang berbadan besar lalu
mengelilinginya ketika ia hendak berdiri.
“Take this!!”
Sebuah kapak perang mengayun ke bawah, Asuna berusaha menghindar ke
kanan. Tetapi sebelum ia bisa menarik tangan kirinya, kapak perang tersebut
berhasil menebas.
Gatsu.
Dengan suara keras, lengan kirinya putus dari ujung siku, tangan tersebut
melayang ke udara.
“… AAHH—!!”
Merasakan rasa sakit yang tak terkira membuat Asuna mematung dan mati rasa.
Sesaat kemudian, ia bernafas berat dan dengan susah memegang lengan kirinya
yang bercucuran darah. Melalui pandangannya yang tertutup air mata, ia bisa
melihat empat atau lima sosok bayangan yang mengelilinginya sedang
mengangkat senjata mereka.
Tiba-tiba —
Kepala si pria yang menggenggam kapak perang meledak dan menghamburkan
daging dan darah.
Asuna mendengar suara pukulan seperti senapan api. Setiap kali suara itu
terdengar, tubuh-tubuh prajurit yang berusaha mendekatinya meledak dan
berhamburan.
“Hmph… Apa-apaan, begitu lemah?”
Asuna menahan rasa nyari dan mencoba berdiri; sebelum bisa melakukannya,
seorag pemuda dengan rambut jabrik bagaikan nyala api berdiri di hadapannya.
—Seseorang dari Tanah Kegelapan!
Asuna menarik nafas dalam-dalam dan melupakan rasa sakitnya untuk
sementara. Dari warna kulit dan sabuk kulit yang mengikat tubuhnya, ia adalah
anggota Petarung Tangan Kosong yang telah dilawannya beberapa waktu lalu.

Page | 31
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi mengapa seseorang dibawah pimpinan Kaisar Vektor menyerang


pasukan crimson yang telah dipanggil?
—Seolah ia memang berniat menolong Asuna.
Asuna menatap dan menyadari jika pemuda ini hanya memiliki satu mata, luka
kasar di mata kanannya dan jejak darah di wajahnya bagaikan air mata.
Dengan sisa matanya, si pemuda menatap marah pada pemain Amerika yang
mendekatinya, ia lalu mengangkat tinju kanannya setinggi mungkin.
Seketika, tinjunya terselimuti api merah.
“Wa… RAAAAAAHHH!!”
Dengan teriakan tersebut, si pemuda menjejak tanah.
Guwa!!
Ketika ia menghentakkan tinjunya ke tanah, gelombang kejut meledak bagaikan
dinding api, melontarkan pasukan crimson yang ada dihadapannya.
—Sungguh kuat!
Asuna mengakui. Jika ia melawan orang ini, mungkin ia akan kalah …
Si Petarung Tangan Kosong tanpa berkata-kata mengulurkan tangannya dan
menggenggam tangan Asuna dan membantunya berdiri, menatap wajah Asuna
lalu.
“… Mari buat kesepakatan.”

Page | 32
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 33
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Asuna tak bisa langsung memahami apa yang diinginkan pemuda ini.
“Sebuah… kesepakatan?”
“Benar. Kau yang membuat tombak-tombak batu dan lembah tersebut kan?
Dengar, buatlah jembatan ke seberang lembah, walaupun kecil tak masalah.
Disana, kami memiliki empat ribu pasukan Guild Petarung Tangan Kosong
yang akan bertarung bersamamu, kita bekerjasama hingga berhasil
membereskan pasukan merah sialan itu.”
Bertarung bersama— Pasukan Tanah Kegelapan?
Apakah hal seperti itu mungkin dilakukan? Orang-orang dari Tanah Kegelapan,
bukan, orang-orang dari dunia ini tak bisa melawan perintah atasan, karena
adanya «Code 871».
Tetapi, si pemuda dihadapannya sekarang ini telah kehilangan mata kanannya.
Apakah ini berarti ia telah melepas segel mata kanan dengan kemauannya
sendiri? Apakah ia, seperti Alice, sebuah Fluctlight yang telah berkembang
hingga bisa mematahkan ikatan dunia ini?
Alice telah berkata semalam: “Untuk menghilangkan «Code 871», mata
seseorang akan meledak”, tetapi luka miliknya seperti tidak terlihat seperti bekas
luka ledakan, luka tersebut malahan seperti akibat mata yang dicongkel paksa …
Apa yang harus aku putuskan?
Keragu-raguan sesaat Asuna terbuyarkan oleh suara tebasan dan teriakan dari
samping kanannya.
“Orang ini, walaupun bertampang bodoh. Dia jujur kok.”
Seseorang yang memotong kepala beberapa prajurit yang mendekat
menggunakan pedang hitam tipis yang hampir tak kelihatan, adalah Integrity
Knight wanita berambut perak, Sheyta Synthesis Twelve.
Menatap wajah Sheyta, senyuman semangat bercampur malu muncul dari wajah
si Pertarung muda ini. “Hei,” ia membalas.
Sesaat Asuna melihat senyuman ini, ia memutuskan pilihannya.
—Aku akan percaya padanya.

Page | 34
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ini mungkin terakhir kalinya bisa menggunakan kemampuan «geographical


manipulation». Jadi bukankah lebih baik jika menggunakannya untuk
menciptakan daripada menghancurkan?
“… Aku mengerti, serahkan jembatannya padaku.”
Asuna menggerakkan tangan kanan yang tadi memegang luka tangan kirinya,
lalu ia mengangkat rapier ke udara dengan tangan kanannya.
Laa────────.
Suara bagaikan ribuan malaikan terdengar ketika cahaya berwarna-warni
meluncur dari langit dan menuju utara, melintasi lembah, dan menghubungkan
kedua sisi.
Dengan gemuruh, tanah yang ada dibawah lembah mulai bergetar.
Semuanya memandang ketika dua tiang batu melesat dari kedua sisi lembah dan
semakin merentang, kemudian bersatu di tengah, semakin lebar, dan akhirnya
menjadi jembatan batu untuk bisa diseberangi.
“OOOOHHHH, AHHHHHHH!!”
Teriakan semangat dari empat ribu pasukan Guild Petarung Tangan Kosong
terdengar lebih keras dari getaran tanah tadi. Dipimpin oleh sosok pria kekar
berlengan satu, mereka melintasi jembatan batu.
Sakit kepala yang lebih menyakitkan daripada kehilangan sebelah lengan kini
membanjirinya; Asuna hampir kehilangan kesadaran, dan harus menancapkan
rapier-nya ke tanah agar tidak ambruk.
Ia tak bisa lagi melihat dimana Alice, yang seharusnya memandu seluruh
Pasukan Penjaga dan untuk menembus musuh.
Asuna hanya bisa berharap ia selamat… dan pasukan Petarung Tangan Kosong
akan bekerja sama dengan mereka seperti janji si pemimpin.
— Kirito-kun, Aku pergi sekarang, oke?
Dalam hati mengucapkan nama kekasihnya, rasa sakit yang dirasakannya
berlahan menghilang, semakin menghilang.
***

Page | 35
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Semenit sebelumnya, di ujung paling selatan medan peperangan —


Integrity Knight Alice telah berhasil menebas banyak pasukan crimson yang
terus saja menerobos.
Orang-orang ini— mereka aneh.
Mereka bukanlah swordsmen, maupun prajurit yang ahli menggunakan sword
skill; mereka terus menerus menerobos, menginjak-injak tubuh kawan mereka
sendiri serta berteriak dengan bahasa asing. Tampaknya mereka benar-benar tak
menghargai arti sebuah nyawa— nyawa musuh mereka, dan bahkan nyawa teman
mereka sendiri, semuanya tampak tak berharga di mata mereka. Bahkan
tampaknya mereka tak peduli dengan nyawa mereka sendiri.
Jika orang-orang yang tinggal di Dunia Nyata seperti ini, tampaknya apa yang
dikatakan Asuna ada benarnya, “Dunia kami bukan dunia dewa-dewi.”
Dengan musuh yang terus membanjiri, reaksi gerak Alice bahkan mulai
menurun.
Ia tak kuat. Ini tak bisa disebut pertempuran.
Cepat — cepat terobos mereka, dan keluar dari sini.
“Jangan menghalangi… JANGAN MENGHALANGI!!”
Alice berteriak ketika menebaskan Fragrant Olive Sword ke samping. Kepala
dan tangan musuh berjatuhan ke tanah.
“System call!”
Lalu, ia dengan cepat mulai merapal incantation, menciptakan sepuluh Thermal
Element, dan membentuknya menjadi tombak api dan menembakannya.
“Discharge!”
Dogou!!
Meskipun tidak seperti Conflagrant Flame Bow milik Deusolbert, sebuah
ledakan besar berhasil merusak formasi musuh dan menciptakan jalan keluar.
Dan dibaliknya adalah—
Ia melihatnya. Sebuah bukit, menjulang di tanah hitam.

Page | 36
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Jika ia bisa menembus kepungan ini dan sampai ke sana, ia bisa menggunakan
Sacred Energy yang tersebar di medan peperangan ini dan menggunakan Art
“Light Pillar”, dan membakar para pasukan ini.
“MENYINGKIR!!”
Alice berteriak dan menendang tanah.
“… Nona Kecil!!”
Teriakan Komandan Knight Bercouli terdengar dari belakang. Tetapi Alice
tidak mendengar kata-kata selanjutnya: Jangan pergi terlalu jauh.
—Hampir sampai. Kita hampir menerobos.
Ia tak bisa berhenti menebaskan pedangnya hingga ke musuh terakhir yang
menghalangi jalan. Alice akhirnya berhasil menerobos kepungan musuh dan
melaju ke daerah selatan.
Ia menyarungkan pedang tersayang miliknya ke sarung pedang dan berlari,
menghirup udara yang bercampur dengan bau darah.
Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi gelap.
Apakah matahari tertutup awan? Alice berpikir untuk sesaat.
Lalu, ia merasakan hembusan angin dari belakang punggungnya, dan ia
dicengkeram oleh kaki naga yang melayang; ketika menyadarinya, ia telah
terangkat.
Alice mencoba mengaktifkan Armament Full Control Art miliknya, tetapi
sebelum ia bisa berhasil merapalkan, pandangannya tertelan kegelapan, rasa
dingin menyelimuti tubuhnya.
Apakah ini Dark Art yang dilakukan penunggang naga? —Tidak, bukan.
Kesadarannya semakin melemah, terhisap kegelapan pekat.
Ini adalah Incarnation milik musuh, benar-benar berbeda dari Incarnation
sekuat baja milik Komandan Knight Bercouli, dan juga berbeda dari Incarnation
petir milik Pemimpin Tertinggi Administrator; Incarnation musuh menghisap
segalanya: sebuah Incarnation Kehampaan.
Itulah hal terakhir yang bisa dipikirkan Alice sebelum pingsan.

Page | 37
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
Bagi Kaisar Vektor / Gabriel Miller, situasi ini untung-untungan.
Meskipun begitu, ia yakin selama puluhan ribu pemain Amerika yang masuk ke
peperangan bisa mengepung Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia, si «Putri
Cahaya» Alice akan menerobos kepungan tersebut seorang diri — atau dengan
tim kecil — untuk melancarkan serangan pilar cahaya raksasa lagi.
Itulah mengapa ia tetap menunggu di punggung naga, jauh dari peperangan dan
menunggu. Ia merasa jika situasi ini menjadi watu terlama ia menunggu sejak
dive ke dalam Underworld.
Kemudian, ia melihatnya. Kilauan keemasan yang menerobos pasukan crimson.
“Alice… Alicia.”
Gabriel tersenyum aneh ketika menggumamkan nama tersebut. Ia
mengencangkan kekangan di tangannya, si naga turun cepat.
Imajinasi mengerikan yang membentuk Incarnation Kehampan telah menelan
AI si naga, mengubahnya menjadi alat yang melayaninya. Dibawah perintahnya,
si naga turun bagaikan batu, sayapnya kaku, membuka cakarnya menuju tanah
dan mencengkeram punggung si Knight emas.
Whoosh—!
Kemudian, suara memekakkan tercipta dari sayap yang mengembang, naga
tersebut terbang ke langit lagi.
Ia tidak memperhatikan peperangan berdarah yang telah ia ciptakan.
Baginya, apapun yang terjadi pada Pasukan Tanah Kegelapan, Pasukan Penjaga
Kerajaan Manusia, atau orang-orang yang ia panggil dari dunia nyata, mereka
semua tak berarti baginnya.
Sekarang, ia hanya perlu menuju system console terdekat dari lokasinya, yaitu
«Altar Ujung Dunia », dan dari sana, ia akan keluar dan menarik jiwa Alice ke
dunia nyata.
Pandangan Gabriel tertarik ke bawah, dan menatap rambut emas yang terurai
oleh hembusan angin dari Knight yang pingsan.

Page | 38
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Aku ingin segera merasakannya. Tubuh ini, jiwa ini, aku ingin segera
merasakannya ke dalam hatiku.
Masih agak lama menuju system console, mungkin akan memerlukan beberapa
hari jika menggunakan naga. Ia mungkin akan menggunakan waktu yang ada
untuk menikmati Alice yang masih memiliki tubuh fisik di Underworld.
Memikirkan ini, perasaan senang muncul dari perut Gabriel, membuat
mulutnya terbuka.
***
Bagaimana mungkin?
Ia— membuang lima ribu pasukan Tanah Kegelapan dan tigapuluh ribu pasukan
baru yang baru saja dipanggil, hanya untuk …
Menangkap seorang gadis!
Ketika Komandan Knight Bercouli merasakan Incarnation Kehampaan yang
meluap-luap dari sosok yang dikenal sebagai Kaisar Vektor, perasaan tak
mengenakkan mengisi dirinya. Tetapi ketika melihat Alice yang telah berhasil
ditangkap, ia akhirnya menyadari niat musuh yang sebenarnya.
Setelah melihat apa yang terjadi sepuluh mel didepan sana, Bercouli melakukan
sesuatu yang tak pernah dilakukannya selama puluhan tahun terakhir — ia
berteriak penuh kemarahan.
“Kau sialan, apa yang akan kau lakukan pada muridku!!”
Kata-katanya menggetarkan udara, seperti gemuruh petir.
Namun ia diacuhkan oleh si penculik, si penunggang naga terbang menuju langit
selatan tanpa menoleh.
Bercouli mengangkat pedangnya dan mulai mengejar si naga terbang. Tetapi
jalan keluar yang telah berhasil diciptakan Alice kini kembali tertutup oleh
pasukan crimson yang memperbaiki formasi; mereka mendekat, sambil
berteriak memaki terus menerus.
“Kalian sebaiknya bersiap…”
Sebelum Bercouli berhasil menyingkir, cahaya keperakan terlihat di atas
kepalanya.

Page | 39
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Kirikirikiri, dengan bunyi berdesing melewatinya, itu adalah Divine Instrument


milik Integrity Knight Renri, Twin Edged Wings.
Suara nyaring si knight muda terdengar dari belakang.
“Release recollection!”
Dengan kilatan cahaya, kedua pisau lempar kini bersatu. Membentuk pisau yang
saling bersilangan, pisau tersebut terbang rendah di atas tanah, berdesis ke arah
depan dan meninnggalkan musuh-musuh yang terpotong di sisinya.
“Pergilah, Komandan!!”
Renri berteriak, lalu Bercouli berbalik untuk membalas.
“Maaf! Kuserahkan sisanya padamu!”
Seketika, ia menjejakkan kakinya ke tanah. Dengan cepat, tubuhnya seolah
berubah menjadi angin kencang, melontarkan musuh-musuh di sekitar jalan
keluar, ia lebih cepat beberapa kali lipat dari martial dance milik Petarung
Tangan Kosong dari Tanah Kegelapan. Tetapi naga Kaisar Vektor yang
menculik Alice kini telah berubah menjadi titik kecil di langit sana.
Ketika berlari, Bercouli meletakkan jari tangan kiri ke mulutnya dan bersiul
kencang.
Sedetik kemudian, sepasang sayap perak terlihat di langit, itu naga milik
Bercouli, Hoshigami.
Tetapi bukan hanya satu naga yang menuju ke arahnya. Naga kesayangan Alice,
Amayori, dan naga milik Eldrie, Takiguri, juga mengikuti.
“Kalian…”
Bercouli menahan emosinya, tak peduli apa yang ia lakukan, ia tak bisa
memerintah kedua naga tersebut untuk berdiam diri.
Hoshigami turun ke tanah dan meluncur mendekati Bercouli, mengulurkan
kedua kakinya ke depan. Sang Komandan Knight mencengkeram cakar di kaki
kirinya dan naik ke punggung, mengencangkan tali kekang dan menghunuskan
pedang panjangnya ke depan.
“Jalan!”

Page | 40
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Hoshigami, Amayori, dan Takiguri bergerak sesuai perintah; tiga pasang sayap
mengepak hebat, lalu mereka terbang ke langit keunguan. Jauh didepan formasi
ke tiga naga, dalam cakar sang naga hitam, cahaya keemasan terlihat untuk
beberapa detik.
***
Setelah ke empat ribu Petarung Tangan Kosong menyeberangi jembatan batu,
mereka bergabung dengan ke dua ratus teman mereka yang masih tersisa, lalu
memperkuat formasi Pasukan Pertahanan Dunia Manusia, dan menuju ke
tengah-tengah formasi musuh.
Mereka membuat barisan sepuluh orang di setiap sisi, kemudian bersama-sama
mengangkat tinju kanan mereka, lalu mempertahankan posisi itu.
“U… RA!”
Dengan pukulan selaras, sepuluh petarung menusuk dan menghancurkan armor
dan pedang milik pasukan crimson. Teriakan dan darah berhamburan ke segala
arah; dengan sekali pukul, lebih dari duapuluh musuh terlontar ke belakang.
Setelah pukulan penuh semangat tersebut selesai, sepuluh orang tersebut
mundur ke samping, dan kini digantikan oleh sepuluh orang lainnya yang maju
dengan posisi yang sama persis.
“URARA!!”
Kali ini, sepuluh orang menghujamkan kaki mereka secara bersamaan,
menghamburkan musuh ke segala arah, seperti sebuah ledakan di tengah-
tengah.
“… Wow.”
Asuna hanya bisa terkagum-kagum sambil mengobati luka tangan kirinya
menggunakan Healing Art yang ia pelajari tadi malam. Bahkan Sheyta, yang
sedang minum air siral disebelahnya tampak terkagum.
Teknik bertempur milik Petarung Tangan Kosong entah mengapa mirip dengan
teknik switch yang digunakan melawan bos ketika jaman SAO dulu, tetapi
pergerakan mereka seirama dan lebih terarah. Sepuluh orang berbaris, sepuluh
orang dibelakangnya; ada lebih dari empat puluh grup dengan seratus orang
yang siap menggempur musuh secara terus menerus.

Page | 41
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Jangan duduk dan menonton. Bahkan jika kita menuju ke arah selatan, apa
yang kita lakukan setelahnya? Karena musuh ada banyak, bahkan jika kita
berhasil menembusnya, bagi kami cukup sulit untuk membunuh mereka.”
Aliansi sementara Asuna, si pemimpin berambut merah sedang menyilangkan
tangannya dengan wajah tegang.
Memang benar, bahkan bagi Petarung Tangan Kosong yang sedang menerobos
barisan musuh, mengalahkan pasukan crimson cukup sulit jika jumlah mereka
berbeda jauh. Menurut pengamatan Asuna, pemain Amerika kini tinggal sekitar
duapuluh ribu.
“… Lalu… setelah kita menembus musuh dan bergerak menuju selatan, kita
harus segera menjauh. Aku akan menciptakan lembah lain untuk memisahkan
mereka dari pasukan kita.”
Asuna membalas dengan suara datar.
—Tetapi bisakah ia melakukannya? Sekarang ini, ia hanya bisa menciptakan
jembatan kecil dan hampir kesulitan menerima efek sampingnya. Jika ia
mengubah dataran dengan ruang lingkup luas, ia mungkin akan dipaksa log out—
yang lebih parah, otaknya mungkin akan rusak …
Asuna menggigit bibirnya, berusaha menyingkirkan pikiran tersebut. Walau
bimbang, ia harus melakukannya. Memanggil pemain Amerika ke dunia ini
mungkin strategi terakhir Kaisar Vektor. Jika ia bisa menyingkirkan mereka,
bahkan jika ia dipaksa log out, mereka tak akan bisa melakukan apapun pada
Alice.
Tiba-tiba, dari arah selatan, seorang penjaga berlari ke arah Asuna yang ada di
sisi utara peperangan.
“Perintah baru!! Perintah baru—!!”
Prajurit tersebut terluka parah karena sebagian wajahnya berlumuran darah, ia
tertunduk di depan Asuna, dan berusaha berkata-kata dengan sisa kekuatan
miliknya.
“Informasi ini datang dari Integrity Knight Renri-sama!! Integrity Knight Alice-
sama, telah ditangkap oleh komandan musuh! Ia menggunakan naga dan telah
terbang ke arah selatan…!!”
“Apa…”

Page | 42
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Asuna seperti orang bodoh.


Tentu saja— ia tak pernah berpikir jika situasi saat ini hanyalah kamuflase untuk
memancing Alice agar menjauh dari Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia …!!
“Kaisar… telah melarikan diri?!”
Suara tajam tersebut bukan dari Asuna maupun Sheyta, tetapi dari pemimpin
Petarung Tangan Kosong yang kini matanya bersinar agak aneh.
“Jadi… seperti itu, naga tadi … bukan bermaksud mengawasi kita dari udara …
Hei, nona!!”
Mata si pemimpin muda menatap Asuna, ia meminta penjelasan.
“Alice itu «Putri Cahaya»?! mengapa Kaisar begitu menginginkannya?! Jika Putri
Cahaya jatuh ke tangan Kaisar, apa yang akan terjadi?!”
“Dunia ini … akan hancur.”
Asuna menjawab. Ekspresi Ishkhan seolah disiram air dingin.
“Ketika Dewa Kegelapan membawa Putri Cahaya Alice ke «Altar Ujung
Dunia»… dunia ini, baik itu Kerajaan Manusia atau Tanah Kegelapan, setiap
penghuninya akan dimusnahkan.”
Suara Asuna terasa datar sebelum ia menyadari jika ia terdengar seperti seorang
NPC dari suatu permainan RPG, tetapi ini benar-benar kenyataan. Ketika para
penyerang memperoleh jika Alice, sangat bisa dibayangkan nasib Light Cube
Cluster yang tak memiliki arti lagi — mereka akan menghancurkannya tanpa
simpati.
Lalu, apa yang bisa ia lakukan … bahkan Super Account «Stacia» yang digunakan
dirinya tidak memiliki kemampuan untuk terbang. Bagaimana ia akan mengejar
Vektor?
Seorang yang menjawab kekhawatiran Asuna adalah knight berambut perak yang
berdiri di sampingnya, Sheyta. Setelah menghabiskan isi botol yang tergantung di
sabuknya, si knight berwajah dingin ini berkata:
“Bahkan bagi seekor naga … ia tak bisa terbang selamanya. Ia harus istirahat,
paling tidak setengah hari.”

Page | 43
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Mendengar ini, si Pemimpin Petarung Tangan Kosong mencuri-curi pandang


pada wajah Sheyta, lalu kembali berpaling; ia memukulkan tangannya dan
menyelesaikan kalimat Sheyta dengan suara lantang.
“Kalau begitu tinggal kejar mereka!!”
“Mengejar mereka … tetapi, bukankah kau ini…”
Asuna menatap Ishkhan penuh tanda tanya.
“Bukankah kau ini pasukan Tanah Kegelapan? Mengapa kau bertindak sejauh
ini …”
Ishkhan menjawab seperti seorang anak yang telah dibuang orang tuanya.
“Kaisar Vektor… tidak mengatakan kepada kami, para Sepuluh Bangsawan
Tanah Kegelapan. Ia hanya ingin Putri Cahaya. Jika ia memperolehnya, ia tak
akan peduli apa yang terjadi pada kami. Karena sekarang ia sudah
mendapatkannya, berarti Kaisar telah memperoleh keinginannya … dengan kata
lain, misi Pasukan Tanah Kegelapan telah selesai. Setelah ini, bukankah kami
bebas bertindak semau kita, bahkan jika itu berarti bekerja sama dengan
Kerajaan Manusia lalu merebut kembali Putri Cahaya?!!”
Absurd banget.
Asuna tak bisa berkata-kata menanggapi Ishkhan. Ekspresi di wajahnya benar-
benar berbeda dari sebelumnya; kini dipenuhi dengan tujuan baru.
Ketua Petarung Tangan Kosong menatap lurus ke mata Asuna, lalu berbisik.
“… Aku tak bisa… kami tak bisa membantah perintah langsung Kaisar.
Kekuatannya meluap-luap … bahkan Jendral Kegelapan Shasta yang lebih kuat
dariku terbunuh seketika tanpa bisa menyentuhnya. Jika Kaisar memberikan
perintah langsung pada kami agar bertarung melawan kalian, kami harus
mematuhinya … itulah mengapa, kami para Petarung Tangan Kosong akan
menahan pasukan crimson disini. Kau dan Pasukan Penjaga kejarlah Kaisar
secepat mungkin. Lalu… si Kaisar … si sialan itu…”
Kata-kata Ishkhan tiba-tiba berhenti, dan ekspresinya memucat— seolah tersiksa
rasa sakit yang datang dari mata kanannya.
“Katakan… pada si sialan, ‘kami bukan bonekamu’!”

Page | 44
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Seketika, teriakan datang dari Petarung Tangan Kosong dari medan peperangan
bagian selatan. Para Penjaga akhirnya berhasil menerobos pasukan crimson, dan
kini mulai berlari.
“Bagus…”
Zudan! Pemimpin muda ini kini menghantamkan kaki kanannya ke tanah dan
memberikan perintah baru dengan suara lantang.
“Kalian semua, pertahankan posisi kalian!”
Lalu, ia menatap Asuna dan berkata.
“Cepat!! Kami tak bisa menahan lebih lama.”
Asuna mengambil nafas— dan mengangguk.
—Orang ini, juga seorang manusia.
Tak peduli apakah ia seorang Artificial Fluctlight, jiwanya yang terisi rasa
kebanggaan senyata manusia. Kami memotong tali yang mereka gunakan untuk
melintasi lembah, dan membunuh lebih ratusan teman-temannya; ia seharusnya
akan membalas dendam kepada kami.
“… Terima kasih banyak.”
Asuna hanya bisa berkata seperti itu, lalu berbalik.
Dari belakang punggungnya, terdengar suara Integrity Knight Sheyta.
“Aku akan… tetap disini.”
Menerima tindakannya, Asuna menoleh dan memberikan senyum pada knight
berambut perak ini.
“Aku mengerti. Kami akan mengandalkanmu di sisi ini.”
***
Iskahn melihat tanpa bisa berkata-kata pada knight wanita berambut chesnut
yang kini telah memimpin sekitar tujuh ratus orang untuk menerobos formasi
musuh yang sedang bertarung dengan bawahannya, lalu berpaling pada Integrity
Knight tanpa emosi di sisinya.
“… Kau tak apa-apa seperti ini, nona?”

Page | 45
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Aku sudah memperkenalkan namaku kan.”


Ditatap pandangan menusuk, Ishkhan hanya bisa tertawa getir dan mengganti
cara bicaranya.
“Tak apa kalau begini, Sheyta? Aku tak tahu jika kita akan berhasil bertahan
hidup-hidup.”
Si knight langsing mengangkat bahunya, armor baru miliknya tampak kebesaran.
“Akulah yang akan membunuhmu. Tak boleh orang lain.”
“Hmph, kau yang ngomong ya.”
Kali ini, Iskahn tertawa sepenuh hati.
Ingin menolong teman-temannya dari kematian tragis — ia memilih untuk
bekerja sama dengan Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia di pikirannya. Tetapi
sekarang ini, ia meminta seluruh bawahannya untuk melindungi orang-orang
Kerajaan Manusia dari pasukan crimson; sungguh luar biasa. Kini hatinya seolah
terbuka lebar, seperti dimasuki angin sepoi-sepoi.
Yah, jika ia mati disini, tak begitu buruk kok.
jika ia tewas berusaha melindungi dunia ini, ayahnya, saudaranya laki-laki dan
perempuan yang menunnggu di kampung halaman pasti akan memaklumi.
“Baiklah!! Keluarkan seluruh kemampuan kalian!!”
Teriakan “URAAA!!” bergema di seluruh medan peperangan.
“Bentuk lingkaran!! Pertahankan segala sisi!! Tendang para orang bodoh yang
akan mendekat!!”
“Kau benar-benar semangat, Champion.”
Dempe telah sampai di sebelah Iskahn sekali lagi, lalu tangan kirinya
mengeluarkan suara berderu.
***
Sementara Asuna memimpin pasukan menuju bukit diselatan sana lalu mundur
ke hutan dimana Pasukan Persediaan berada, Knight Renri memberitahunya
tentang Komandan Knight yang telah membawa tiga naga dan terbang mengejar
Kaisar Vektor.

Page | 46
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“… Menurutmu ia akan berhasil mengejar?”


Pada pertanyaan tajam Asuna, wajah kekanakan Renri agak ragu-ragu.
“Sejujurnya, kemungkinannya sangat kecil. Karena, keduanya terbang dengan
kecepatan yang sama, dan mereka juga perlu waktu istirahat… Tetapi, Alice-
sama juga ditangkap naga milik Kaisar Vektor, kuharap ia masih memiliki Life.
Di lain sisi, Komandan Knight bisa berganti naga untuk meminimalisir kelelahan
mereka, jadi secara teori, ia akan bisa memperpendek jarak diantara mereka
berdua …”
Dengan kata lain, mereka hanya bisa berdoa jika Komandan Knight akan bisa
mengejar Kaisar Vektor sebelum sampai ke Altar Ujung Dunia.

Page | 47
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 48
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi, jika ia berhasil mengejarnya pun—


Bisakah Komandan Knight mengalahkan Super Account Vector seorang diri?
Karena Asuna tak pernah mengira jika musuh akan log in menggunakan sebuah
Super Account, ia tak bertanya pada Higa Takeru tentang kemampuan yang
dimiliki Vektor. Tetapi jika Vektor memiliki kemampuan yang sama seperti skill
“Geographic Manipulation[1]” milik Stacia— bahkan bagi seorang pemimpin
Integrity Knights, menang melawannya dalam pertarungan satu lawan satu akan
sangat menyulitkan …
Ketika memikirkan hal ini, Renri berkata dengan nada riang.
“Jika ia berhasil mengejar, Komandan Bercouli pasti akan menyelamatkan
Alice-sama. Karena, orang itu … adalah manusia terkuat di dunia ini.”
“… Yeah, memang benar.”
Asuna mengangguk sungguh-sungguh.
Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan sekarang ini adalah harus yakin. Karena,
beberapa menit lalu ia telah melihat banyaknya semangat bertempur milik
orang-orang Underworld.
“Nah, ayo menuju ke bagian selatan dengan seluruh pasukan. Untungnya, hanya
ada padang rumput di depan kita. Kita mungkin tak akan bisa mengejar
Bercouli-san, tetapi kita mungkin akan berguna jika bertemu dengannya.”
“Oke, Asuna-sama. Aku akan menginformasikan semua orang untuk berlari.”
Renri mempercepat langkahnya, lalu berlari ke dalam hutan.
Melihatnya menghilang, Asuna berkata pada dirinya sendiri.
Kirito ingin melindungi Alice dan seluruh dunia ini.
Ia juga harus melindungi mereka juga, tak peduli luka apa yang akan ia terima …
tak peduli berapa banyak rasa sakit yang harus ia tahan.
***
Pada saat yang sama—

Page | 49
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Di ruang kontrol Ocean Turtle, Critter telah bersiap untuk memasukkan 20,000
pemain Amerika yang akan dive ke dalam Underworld sebagai gelombang ke-
dua.
Dan lokasi turun mereka adalah posisi Gabriel Miller saat ini— kira-kira sepuluh
kilol dari lokasi turunnya gelombang pertama.
Bagian 2
“……Gh!!”
Menarik nafas dalam-dalam, Vassago Casals memaki.
Ia menggelengkan kepala berambut keritingnya, dan memandang sekeliling.
Tembok baja disekeliling, lantai anti licin, dan banyak monitor yang bercahaya
di kegelapan.
Ketika ia melihat pria kurus duduk di kursi kulit di depannya, Vassago akhirnya
menyadari jika ia telah kembali ke ruang kontrol utama «Ocean Turtle», di
dunia nyata.
Salah seorang kru— Critter, bersin, suaranya penuh sindiran.
“Whoa, kau benar-benar bangun. Aku kira sel-sel otakmu membusuk.”
“… Berisik.”
Vassago mengerang, dan memeriksa tubuhnya sendiri. Ia kini sedang berbaring
di kasur kecil di pojok ruangan, sebuah jaket sembarangan diletakkan menutupi
perutnya.
Apa yang terjadi?Vassago menggelengkan kepalanya semakin keras. Tindakan
ini membuat kesakitan lebih parah ke kepalanya, ia memaki lagi. Ia lalu berjalan
ke sisi ruangan, sebagian besar anggota tim-nya masih duduk melingkar dan
bermain kartu, ia bertanya:
“Hei, ada yang punya aspirin?”
Si jenggot Brigg, salah satu anggota penyerang, tanpa kata-kata langsung
menyerahkan botol plastik di sakunya kepada Vassago. Vassago menangkapnya,
lalu membuka tutup tersebut, memasukkan semua isinya ke dalam mulut, lalu
mengunyahnya.

Page | 50
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Bersamaan rasa pahit yang menyengat lidahnya, ingatannya akhirnya mulai


muncul.
“Jadi… aku terjatuh dalam lubang raksasa…”
“Bagaimana kau mati? Kau dive selama delapan jam penuh.”
“De…Depalan jam?!”
Terkejut, Vassago melonjak, bahkan melupakan rasa sakit kepalanya.
Ia memandang jam di pergelangan tangan kirinya, menunjukkan pukul 6.30
A.M, Waktu Standar Jepang. Kurang dari duabelas jam sebelum batas waktu
ketika Pasukan Pertahanan meninggalkan Kapal Penghancur Aegis, Nagato dan
mendobrak masuk ke dalam Ocean Turtle.
Tetapi lebih penting saat ini—
Karena ia telah tak sadar selama delapan jam, beberapa bulan seharusnya telah
terlewat di dalam Underworld. bagaimana kondisi peperangan? Misi untuk
menangkap Alice?
Tetapi seolah membaca keterkejutan milik Vassago, tsk-tsk, Critter
membunyikan lidahnya.
“Jangan terkejut begitu, matamu akan copot. Tanang saja, ketika kau mati di
dalam sana, percepatan waktu telah diturunkan menjadi satu.”
“S… Satu?!”
Itu berarti tak perlu khawatir. Tetepi, bukannya itu malah memperburuk
keadaan!
“Hei, kacamata, apa kau mengerti situasinya? Kita hanya memiliki waktu
duabelas jam sebelum Pasukan Pertahanan menyerang tempat ini!”
Vassago menolak penjelasan Critter, lalu ia menggelengkan tangannya penuh
sok.
“Tentu aku tahu. Ini juga perintah Kapten Miller.”
Jadi, “rencana penyerangan” yang dijelaskan Critter membuat Vassago tak bisa
berkata-kata, meskipun ia sangat berpengalaman menjadi seorang pemain
VRMMO.

Page | 51
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sebelum ia meninggalkan sistem console di Obsidia, ibukota timur Tanah


Kegelapan, Letnan Gabriel Miller secara rahasia telah memberi perintah kepada
Critter di dunia nyata.
Buatlah website iklan tentang sebuah beta test VRMMO kekerasan yang tak
memiliki aturan— the Underworld laws, tentu saja— buatlah koneksi client
program. Lalu, atur ratio akselerasi menjadi satu pada 7 Juli 16 12:00 A.M., dan
pada saat yang sama, mulailah perekrutan pemain beta test dari seluruh
Amerika, Critter menjelaskan.
“Dengan konsol yang terbatas, aku hanya bisa melihat koordinat milikmu dan
kapten, begitu juga dengan pengiriman jumlah pasukan, jadi rencana ini adalah
rencana cadangan jika Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia lebih kuat dari
yang kita kira.”
Jari-jari kurus Critter menari di atas keyboard, menunjukkan peta seluruh
Underworld.
Di peta yang akan berbentuk segitiga runcing tersebut, dua garis merah
membentang dari sudut paling timur menuju ke barat.
“Ini adalah log pergerakan milikmu dan kapten. Dengar, kau baru saja
berkeliaran di sekitar Gerbang Besar Timur Kerajaan Manusia, dan tiba-tiba kau
tewas.”
Salah satu garis merah tersilang oleh tanda sebuah ‘X’, di selatan «Gerbang
Besar Timur».
“Tetapi komandan melewatimu dan sedang menuju selatan. Ia bahkan
meinggalkan seluruh pasukan Tanah Kegelapan di utara dan bergerak sendiri.
Itu berarti …”
“Ia sedang mengejar Alice atau telah mendapatkannya.”
Vassago bergumam. Critter mengangguk dan lanjut menjelaskan.
“Berdasarkan rencana awal kita, ketika waktu telah berkurang sampai delapan
jam, atau ketika Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia benar-benar hancur, kita
akan meningkatkan kembali kecepatan akselerasi menjadi 1,000 kali lipat. Jika
seperti itu, kita masih memiliki waktu bertahun-tahun di dunia tersebut. Tentu
saja, ketika ratio akselerasi ter-reset, para pemain Amerika yang sedang dive
akan ter log-out paksa karena synchronization error, tetapi selama kita berhasil
memenangkan peperangan, siapa peduli?”

Page | 52
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Kalau begitu tingkatkan ratio kecepatannya sekarang! Tak ada waktu tersisa.”
“Tidak sesederhana itu. Coba lihat disini—”
Critter menekan tombol dan memperbesar peta.
Beberapa kilometer di Gerbang Besar Timur yang memisahkan Kerajaan
Manusia dan Tanah Kegelapan, terbentang padang rumput, bebukitan, dan
hutan. Pasukan Pertahanan telah memasang serangan kejutan di hutan… dengan
kata lain, itu adalah tempat dimana Vassago tewas.
Tetapi entah mengapa, diantara hutan dan padang rumput tersebut, sebuah
lembah raksasa yang lebarnya hampir 50 kilometer terbentang dari barat ke
timur. Disekitar lembah tersebut, pusaran titik-titik bergerumul menjadi satu,
berbagai warna: merah, hitam, dan putih.
“Yang merah adalah pemain Amerika yang aku masukan ke dalam Underworld.
banyak yang sudah menghilang, tetapi masih tersisa 20,000. Dan lingkaran hitam
yang dikepung titik merah adalah pasukan Tanah Kegelapan. Jumlahnya 4,000.”
“H… Hei, hei, kau juga lihat kan kalau si merah menyerang si hitam”
“Itu karena informasi beta test mengatakan jika mereka bisa bebas membunuh
para NPC yang tampak nyata. Bagi pemain Amerika yang sedang dive, tak ada
perbedaan antara pasukan Kerajaan Manusia dan Tanah Kegelapan. Tetapi,
karena beberapa alasan, titik hitam ini menurun sedikit lamban daripada yang
aku harapkan. Pasukan Tanah Kegelapan seharusnya tunduk pada Kaisar, tak
mungkin mereka bertarung melawan pasukan Amerika, karena mereka berpikir
pasukan merah telah dipanggil oleh Kaisar.”
“Mungkin mereka menikmati saling bunuh.”
“Yah, mari asumsikan jika si hitam akan berkurang. Terlebih lagi, yang menjadi
masalah itu di sebelah sini, kelompok putih kecil ini.”
Critter menggerakkan kursor. Benar, sebuah kelompok titik putih sedang
bergerak menuju selatan— seolah mereka mengejar Kaisar Vektor, atau Kapten
Miller.
“Mereka adalah Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia. Meskipun jumlah mereka
sedikit, sekitar 700. Akan tetapi, akan jadi masalah kalau mereka berhasil
mengejar kapten, jadi kita harus menghentikan mereka.”

Page | 53
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Menghentikan mereka? …Apa yang akan kau lakukan?”


Critter tidak langsung menjawab pertanyaan Vassago, tetapi sedikit tersenyum
dan lanjut mengetik keyboard.
Ia membuka jendela baru di peta. Didalamnya, sekumpulan awan merah
bergumul dalam latar belakang hitam.
“Mereka adalah pemain Amerika yang ketinggalan gelombang pertama, dan
sedang menunggu gelombang kedua. Saat kouta 8,000 pemain terpenuhi, aku
akan memasukkan 20.000 pasukan melawan Pasukan Penjaga. Setelahnya, kita
akan meningkatkan ratio akselerasi menjadi 1.000 lagi. Dengan cara itu, kita
akan memiliki cukup waktu agar kapten bisa membawa Alice ke sistem konsol
di ujung selatan”
“… Jika semudah itu.”
Vassago membalas, mengelus janggutnya.
“Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia lebih kuat daripada yang kau bayangkan.
Khususnya mereka yang disebut Integrity Knight, mereka kelewat gila; mereka
memusnahkan pasukan pertama Tanah Kegelapan, kalau kau tak tahu? Jika
tidak ada mereka, aku mungkin sudah tewas mengenaskan … seperti gelombang
pertama…”
Seketika, Vassago teringat.
Tepat bagaimana dan oleh siapa ia tewas.
Nafasnya tertahan dan matanya terbuka lebar. Di dalam kepalanya, sebuah
kenangan tiba-tiba sembuh, sosok bagaikan dewi yang turun dari langit,
menatapnya. Ia secara insting memaki dalam bahasa jepang ketimbang inggris.
“— «The Flash»…!! Yeah… Tak diragukan lagi, itu pasti dia…!!”
“Hah? Apa yang kau bicarakan?”
Vassago menggenggam kerah baju Critter.
“Dengar, kutubuku sialan! Orang-orang RATH juga sedang melakukan rencana
menggunakan ruang sub kontrol!! Dalam Pasukan Pertahanan Kerajaan
Manusia, ada pemain-pemain VRMMO jepang yang membaur!!”
“Apa?!”

Page | 54
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Mengabaikan ekspresi Critter, Vassago bersin.


“Karena Asuna «The Flash» juga disana, mungkinkah, “orang itu” juga dive? …
Ya Tuhan, bagaimana mungkin aku hanya berdiam diri disini … Hei, aku ingin
kembali masuk! Masukan aku bersama dengan 20,000 pemain, dan turunkan
aku ke lokasi titik putih!!”
“Kau ingin dive lagi … Tetapi akun Dark Knight yang kau gunakan telah hilang.
Tentu saja, jika kau tak keberatan menggunakan akun pasukan crimson seperti
mereka, aku punya banyak.”
“Aku punya akun sendiri… akun yang sudah aku simpan sangat lama.”
Kekek. Tenggorokan Vassago terdengar seperti terkekeh ketika ia mengambil
kertas dari dekat console, menarik sebuah pena dari kantong Critter, lalu
dengan cepat menuliskan sesuatu.
“Dengar, gunakan ID dan password ini yang ada di menu «The Seed Nexus»
Jepang, lalu convert karakternya ke dalam Underworld. aku akan masuk
menggunakan akun tersebut.”
Memberikan kata-kata tersebut, Vassago mulai berjalan menuju pintu ruang
STL.
Setelah beberapa langkah, ia terhenti.
Ketika ia berbalik, wajah Vassago berubah menjadi beringas, cukup membuat
takut si cyber criminal Critter. Seolah karakter vulgar, energik, dan kasar yang
nanti akan ia gunakan seperti belahan jiwanya.
Lalu, Vassago berjalan menuju Critter, dan membisikkan instruksi lain
ditelinganya. Sedetik kemudian, ruang STL menelannya, si hacker melihat pintu
sendirian, kertas tipis tersebut masih dipegangnya.
Di kertas ada tiga huruf berbahasa Inggris dan delapan angka numerik. Critter
tak pernah mengerti maksud tiga huruf ‘S’, ‘A’ dan ‘O’.
***
Ketika para Penjaga bersiap untuk berangkat, Asuna meninggalkan kerumunan
dan mendatangi kereta persediaan. Sebuah kursi logam tampak, dengan seorang
pemuda berambut hitam gemetaran, dua gadis bersamanya.

Page | 55
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ronye mengangkat wajahnya ketika ia mendengar langkah kaki. Menyadari


kedatangan Asuna, wajahnya mulai memerah karena malu sekaligus menangis,
ia berbicara:
“A… Asuna-sama! Kirito-senpai ingin… ingin pergi keluar … lalu…”
Asuna menggigit bibirnya dan mengangguk. Ia berlutut di depan Kirito dan
menggenggam tangan kirinya yang kurus.
“Aku mengerti… Alice… telah ditangkap musuh. Kirito-kun pasti
merasakannya.”
“Apa?… Alice-sama telah…?!”
Tieze menjerit, wajah putihnya semakin pucat.
Apa yang memecah ketegangan ini adalah suara Kirito.
“Ah… uh…”
Tangan kirinya bergetar, mencoba menyentuh sisa-sisa lengan kiri Asuna.
“Kirito-kun… Apa kau, mengkhawatirkanku…?”
Asuna berbisik pelan. Seketika, Ronye akhirnya menyadari luka-luka Asuna dan
menjerit.
“Ah, Asuna-sama! Lengan anda…!!”
“Tak apa. Ini cuma luka sementara …” ia berguman. Asuna dengan lembut
mengangkat lengan kirinya, bagian dari siku kebawah telah terpotong.
Higa Takeru telah memberikan informasi singkat mengenai teknologi
«Mnemonic Visual». Meskipun semua benda telah diciptakan menggunakan
program The Seed seperti di ALO, bagi Asuna dan Kirito yang telah dive
menggunakan STL serta bagi Artificial Fluctlights seperti Tieze dan lainnya,
semua yang ada di dunia ini seperti «shared memory» yang disimpan di Main
Visualizer, sebuah realitas berbeda yang diciptakan menggunakan kekuatan
imajinasi.
Life atau HP Super Account Stacia benar-benar sangat banyak, hampir
mencapai batas maksimal sistem. Tetapi, jika ia diserang menggunakan senjata
normal maupun ditusuk ratusan hingga ribuan kali, Life miliknya tak akan
menyentuh nol.

Page | 56
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi ketika pasukan crimson mengayunkan kapak perangnya dan mengincar


lengan kirinya, Asuna benar-benar merasa takut; ia berpikir, terkena tebasan
kapak sebesar ini, lenganku pasti akan putus, dan imajinasinya menjadi
kenyataan.
Hal yang sama juga berlaku bagi lengan kanan Kirito. Meskipun Life-nya telah
terobati, lengannya tidak kembali normal, karena ia terus menerus menghukum
diri.
Asuna meletakkan lengan kanan ke bekas lukanya, dan berkonsentrasi,
menutup matanya, dan berkata pada dirinya sendiri.
Aku tak akan takut lagi. Hingga aku telah melindungi Kirito-kun dan dunia ini
hingga akhir, aku tak ingin kehilangan seseorang … atau apapun.
Cahaya putih terkonsentrasi menuju lukanya dengan bunyi pop. Cahaya hangat
tersebut semakin luas, lengan kirinya telah kembali seperti semula.
Tersenyum pada kedua gadis yang seolah menyaksikan sebuah keajaiban, Asuna
mengulurkan lengan kirinya dan memeluk kepala Kirito.
“Lihat? Aku baik-baik saja. Aku akan menyelamatkan Alice dan membawanya
pulang. Jadi… ketika saat itu datang, Kirito-kun jangan terus menyalahkan diri ya
…”
Asuna tak tahu apakah kata-katanya sampai ke hati Kirito atau tidak, tetapi ia
merasa jika tubuhnya yang gemetaran kini sudah tenang. Asuna tetap
memeluknya selama beberapa detik, lalu berdiri.
“Kita harus membawa seluruh pasukan dan mengejar Kaisar Vektor. Komandan
Knight Bercouli telah membawa para naga mengejarnya, dan kita pasti akan
mengejar mereka yang da di depan. Ketika saat itu, aku menitipkan Kirito-kun
pada kalian… Ronye-san, Tieze-san.”
“Y… Ya!”
“Serahkan saja pada kami, Asuna-sama!”
Tersenyum pada kedua gadis dan ia menyerahkan Kirito pada Ronye, Asuna
kini keluar dari kereta.
Sesaat setelah ia menginjak tanah, ia melihat seorang swordswoman berlari ke
arahnya, ia juga ikut pada “Kompetisi Berbagi Kenangan” bersama-nya dan

Page | 57
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ronye tadi malam. Armor peraknya penuh dengan bekas darah dan tanah dan
kepalanya berbalut perban, tetapi ia tampak tak terluka parah.
“Kau tak apa-apa, Sortiliena-san.”
Mendengar suara Asuna, si swordswoman memberi hormat dan membalas:
“Aku juga senang Asuna-sama baik-baik saja… —hanya saja, aku mendengar
kabar jika Alice-sama telah ditangkap pemimpin musuh…”
“Ya. Aku baru saja menjelaskan pada Ronye-san jika Kaisar Vektor
meninggalkan seluruh pasukannya dan menangkap Alice-san. Aku tak mengira
jika ia melakukan hal tersebut …”
“… Bagaimana mungkin…”
Menggunakan lengan kirinya yang baru sembuh, Asuna menepuk bahu
Sortiliena.
“Tak perlu khawatir. Bercouli-san telah mengejar Vektor dengan menggunakan
naga. Kita juga akan mengejarnya.”
“Mengerti.”
Mereka mengangguk, dan kembali ke tengah-tengan Pasukan Pengecoh.
Dibawah pimpinan Integrity Knight Renri, regu Ascetic telah selesai
menyembuhkan yang terluka, dan ke 700 Penjaga hampir siap untuk bergerak.
Para Penjaga telah berbaris bersama regu Astetic dan regu Persediaan.
Setelah menerima laporan Renri jika persiapan telah selesai, Asuna memberikan
Renri arahan baru.
“Kau adalah Integrity Knight yang masih tersisa, Renri. Perintah untuk bergerak
harus diberikan olehmu, si pemimpin.”
“Y… Ya, aku mengerti.”
Ekspresi si knight muda entah mengapa gugup, tetapi ia mengangguk pasti.
Mengangkat tangan kanannya ke atas, ia memberikan perintah dengan suara
keras.

Page | 58
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Alice-sama telah berbaik hati melindungi kita di pertempuran Gerbang Besar!


Kini giliran kita menolongnya! Kita harus mengambilnya dari musuh dan
kembali ke Kerajaan Manusia bersama-sama!”
“OH!!” teriakan semangat bergemuruh. Renri mengangguk, dan dengan cepat
mengayunkan lengan kanannya ke bawaah.
“—Semua pasukan, maju!”
Renri memimpin pasukan didepan menggunakan naganya sendiri, Kazenui. Ia
diikuti oleh 400 Penjaga baik menunggang kuda atau berjalan kaki, serta delapan
kereta persediaan yang berisi makanan dan tim pembantu sekitar 300 orang.
Hanya satu naga— naga milik Integrity Knight Sheyta tetap ditahan, diam tak
bergerak. Dengan sisik seperak rambut pemiliknya, si naga menggeram kuurrr
ketika ia dibebaskan dari kekangannya, lalu ia terbang ke utara— menuju
peperangan di selatan lembah, tempat pemiliknya berada.
Di depan kereta persediaan, Asuna berpikir sambil menggelengkan kepalanya:
Musuh terakhir adalah Kaisar Vektor.
Identitas aslinya adalah manusia dari dunia nyata, keberadaannya disini hanyalah
sosok virtual. Itulah mengapa jika ia harus bertarung dengannya, ia harus
mengalahkannya. Demi orang-orang yang telah menahan pasukan crimson:
Knight Sheyta, si pemimpin Petarung Tangan Kosong, dan 4,000 bawahannya.
Beberapa menit sesudahnya, pasukan yang berangkat dari hutan kini telah
memasuki jalanan berbentuk cekung. Sebuah jalan kecil memotong tanah
cekung menuju selatan.
Jika seperti event-event RPG, di ujung jalan seperti itu pastilah sebuah kota
maupun reruntuhan kota. Namun ia telah mendengar jika area selatan Tanah
Kegelapan tidak dikuasai demihumans. Dengan kata lain, jalan ini akan berakhir
di «Altar Ujung Dunia», dan Kaisar Vektor telah memasuki jalanan ini bersama
Alice.
Naga Kaisar Vektor dan naga milik Bercouli kini sedang saling kejar di udara
sana. Akan tetapi, ke 700 Pasukan Penjaga kini sedang melewati jalan ini secepat
mungkin; jalanan ini bergetar ketika mereka melangkah.
Menjejaki jalan cekung ini— ketika seluruh pasukan pengecoh sampai di dasar
jalan.

Page | 59
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sesuatu bergetar.
Vvvvvv… m. Sebuah getaran sayap serangga.
“…?”
Asuna menengok ke atas, kiri, kanan, dan belakangnya.
Tepat ketika ia melihat ke depan, ia akhirnya menemukan sumber suara itu.
Garis, garis merah.
Ribuan garis tipis merah berjatuhan dari langiit ke tanah.
“……… Tak mungkin………”
Bibir Asuna bergetar, suara serak keluar.
—Tak mungkin. Tolong. Jangan lagi…
Tetapi.
Zaaaa—!!
Ledakan-ledakan terdengar ketika garis-garis itu turun. Mereka memblokir jalan
di ujung sana, menghalangi para penjaga.
Meskipun ia telah bertekat tidak akan takut lagi, Asuna merasakan kekuatan
meninggalkan tubuhnya.
Apa yang muncul di depan sana adalah pasukan crimson— para pemain
VRMMO dari dunia nyata.
“Semua… Semua pasukan, jangan berhenti!! Serang!! Serang—!!”
Integrity Knight Renri memberikan perintah di depan sana. Seluruh Pasukan
Penjaga menerima dengan suara: Uooo! Lalu melangkah maju.
Tetapi, jika mereka telah mengantisipasi gerakan kita dengan menempatkan
pasukan baru di ujung jalan selatan, tetapi jumlah mereka ada seribu … tidak,
hampir duapuluh ribu.
Haruskah aku log out dengan menggunakan Skill Stacia lagi? Jika ia tidak
berhati-hati, tindakan tersebut akan menjadi tindakan bunuh diri dan malahan
mengorbankan Pasukan Penjaga.

Page | 60
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sesaat kemudian, ekspresi bimbang Asuna digoyahkan oleh raungan naga di


depan sana.
Dari paling depan, naga milik Knight Renri, Kazenui telah menghembuskan
nafas api dan melaju ke depan tanpa menoleh ke belakang.
“Jangan… Renri-sama akan mengorbankan dirinya untuk membuka jalan …”
Seolah ia mendengar rintihan kesakitan Sortiliena yang ada di samping Asuna,
Renri perlahan berbalik dari atas naga.
—Tolong jaga yang lain.
Bibir Renri bergerak.
Lalu, ia menghunuskan pisau lempar di pinggangnya dan melaju ke depan.
Tepat sebelum itu terjadi.
Warna langit di atas sana berubah tiba-tiba.
Seolah merobek warna langit merah darah Tanah Kegelapan, kini yang Asuna
lihat adalah warna langit kebiruan di sana.
Baik pasukan crimson yang akan maju menyerang, para penjaga yang siap
berkorban, maupun Knight Renri yang di depan sana, semua orang mengangkat
kepalanya ke langit seperti Asuna.
Seolah surga telah terbuka lebar ke dunia ini.
Dari baliknya, sebuah bintang terang turun.
Bukan, itu seseorang. Mengenakan armor sebiru warna langit, dan baju seputih
awan, rambut pendeknya yang berkibar berwarna biru air. Sumber cahaya
memilaukan adalah sebuah busur besar di tangan kirinya. Wajahnya tak bisa
terlihat kerena silau.
—Siapa…? Kau siapa?
Seolah merespon pertanyaan bisu Asuna, orang yang melayang diudara kini
mengarahkan busurnya dari langit. Lengan kanannya menarik tali busur, dan
kekuatan penuh menariknya ke belakang.
Dengan cahaya memilaukan, sebuah panah cahaya muncul diantara busur dan
tali busur.

Page | 61
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Baik Pasukan Penjaga dan Pasukan Crimson terpaku, tak bisa berkata-kata.
Satu-satunya yang bisa Asuna dengar adalah suara rendah Sortiliena:
“……… Solus-sama…?”
Seolah menanggapi panggilannya, panah cahaya tersebut dilepaskan dari atas
langit.
Dengan cepat panah tersebut membelah dan menyebar ke segala arah.
Panah tersebut berubah menjadi tembakan sinar panas dan menghujani mereka
yang ada di bawah.

Page | 62
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 63
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Kata-kata Pemimpin Penjaga Sortiliena Serlut hampir benar.


Diatas jalan cekung ini, seseorang dari dunia nyata telah muncul, tidak, lebih
tepatnya telah log in menggunakan Super Account 02, «Dewi Matahari, Solus ».
Akun ini memiliki kemampuan «Wide-Ranged Annihilatory Attack»[2].
***
Sinon/Asada Shino melihat ke bawah dimana serangan telah ia luncurkan, dan
mengingat kembali penjelasan dari Higa yang disampaikan melalui intercom.
“Um, Sinon-san, meskipun Super Accounts benar-benar kuat, mereka bukanlah
pembuat keajaiban. Karena mereka disiapkan untuk saat-saat ketika harus
membuat perubahan besar di dalam Underworld, kami mencoba untuk
membuat akun tersebut agar cocok sesuai dengan lingkungannya.”
“Jadi… kamu mau bilang akun-akun tersebut bukanlah akun GM, hanya akun
yang sangat kuat?”
Sinon berbicara melalui microphone ketika ia berbaring di dalam mesin STL
yang mirip seperti mesin Fulldive Generasi Pertama, berlokasi di cabang
perusahaan misterius «RATH» Roppongi. Apa yang ia dengar selanjutnya adalah
bunyi click— seperti seseorang sedang menekankan jarinya.
“Ya. Tepat. Itulah mengapa akun «Solus» yang akan kamu gunakan tak bisa
terus menerus diandalkan karena memerlukan energy dalam Underworld.
Setiap serangan menggunakan busurmu memerlukan Tenaga Spacial, tak peduli
apapun serangannya. Karena Solus memiliki kemampuan mengisi ulang
otomatis, setiap serangan yang kamu gunakan tidak akan membuatmu kelelahan
jika digunakan di siang hari, tetapi kamu tak bisa terus menerus
menembakannya.”
Seperti yang Higa katakan, busur putih bersih yang digenggam Sinon
menggunakan tangan kirinya kini mulai melemah setelah melakukan serangan
jarak luas. Meskipun busur tersebut telah mulai bercahaya kembali, butuh
sekitar dua-tiga menit untuk melakukan serangan kekuatan penuh lagi.
—Tak ada combo ya? Hmph,sempurna.
Dibandingkan senjata otomatis, senjata manual lebih cocok dengan dirinya.
Sinon turun perlahan, memastikan api ledakan di tanah telah menghilang.

Page | 64
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Di ujung jalan cekung sepanjang satu kilol ini, banyak tubuh-tubuh mulai
menghilang dengan efek cahaya. Satu tembakan yang dilancarkannya telah
memusnahkan sekitar 5,000 musuh. Untungnya, mereka bukan penduduk asli
Underworld, tetapi pemain Amerika yang log in dari dunia nyata seperti Sinon.
Para pemain tersebut percaya jika ini semua adalah closed beta sebuah
permainan dan mereka kelihatannya mulai marah-marah.
Dipusat jalan cekung ini, pasukan skala kecil yang kalah jumlah dengan pasukan
crimson mulai melaju. Meskipun jumlah musuh lebih dari 10,000, kebanyakan
dari mereka tak bisa bergerak karena takut kena tembakan selanjutnya— lebih
tepatnya disebut ledakan, hingga membuat Pasukan Penjaga mulai menerobos.
Sinon menatap di kejauhan, mengamati formasi Pasukan Penjaga.
Ia akhirnya menyadari ada seorang gadis berambut chestnut yang sedang
menunggang kuda putih, ia juga menatapnya.
Sinon hanya bisa tersenyum ketika ia turun menggunakan kemampuan lain yang
dimiliki akun Solus account, «unlimited flight»[3]. Meskipun ia telah diceramahi
oleh Higa jika “kamu bisa terbang menggunakan imajinasimu”, ketika ia merasa
ini tak berbeda jauh dengan terbang di ALO. Ia melihat kereta dibelakang
Asuna, ia lalu terbang lurus ke bawah.
Ketika ujung sepatu miliknya menyentuh atap kereta, ia dengan lembut
mengangkat tangan kanannya.
“Maaf membuatmu menunggu, Asuna.”
Ketika Asuna melihat senyum hangat miliknya, air mata mulai mengalir ke
pakaian seputih mutiara miliknya. Ia berdiri di kuda miliknya dan melompat ke
kanopi kereta:
“——Sinonon… !!”
Asuna memeluknya erat-erat sambil berteriak.
Sinon perlahan memandang Asuna dan berkata:
“Kau telah bekerja keras. Tak apa … serahkan sisanya padaku.”
Ketika ia masih dipeluk Asuna yang lebih tinggi darinya, ia melihat indikator
pengisian ulang busur miliknya masih 20%, lalu perlahan menarik tali busur
dengan tangan kanannya.

Page | 65
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Equipment khusus yang dipakai oleh akun Solus— Busur panjang «Annihilate
Ray» bisa mengatur kekuatannya berdasarkan kekuatan tarikan tali busur, dan
bisa mengatur arah serangan berdasarkan sudut incaran busur. Sebuah panah
cahaya yang lebih tipis dari sebelumnya muncul ketika tali busur itu ditarik
kebelakang sejauh 10 centimeters. Sinon mengincar musuh yang menghalangi
naga di depan sana.
Vishu! Suara anak panah melesat.
Agak miring 20 derajat ke kanan, anak panah tersebut berubah menjadi
tembakan cahaya yang terus membelah dan mendarat selebar 10 mel,
menciptakan sebuah ledakan yang hampir setara dengan sebuah misil. Pasukan
crimson berterbangan ke udara lalu menghilang. Mengambil kesempatan ini,
sang naga langsung maju kedepan. Sekitar sepuluh prajurit yang terlempar
ledakan kini dihantam kepala naga, ditusuk cakar besarnya, dan langsung tewas.
Sampai saat ini, pasukan musuh akhirnya sadar terhadap serangan cahaya dan
mangsa mereka kini mulai lari. Sambil memaki, mereka mengejar bagaikan
gelombang tsunami berwarna merah.
Sinon mengalungkan busurnya ke lengan, meletakkan kedua tangannya ke
pundak Asuna dan memisahkan diri.
“Asuna. Aku bisa melihat sesuatu seperti reruntuhan sekitar 5 kilometer ke
selatan dari sini. Jalannya tinggal lurus saja, juga beberapa batu besar ada di
kedua sisi. Kita tak perlu khawatir jika dikepung oleh musuh, dan kita bisa
mempersempit medan peperangan. Ayo kita temukan cara agar bisa memukul
mundur musuh.”
Asuna juga seorang petarung, dan setelah mendengar perkataan Sinon, matanya
menjadi bersemangat. Ia mencoba menghapus air mata miliknya dan berucap:
“Aku paham, Sinonon… Sinon. Tak peduli berapa banyak pasukan VRMMO
Amerika yang muncul, mereka tak mungkin muncul lagi. Jika kita bisa memukul
mundur puluhan ribu musuh, mereka mungkin akan menyerah… kukira.”
“Yeah,serahkan saja padaku. … Well, kurang lebih seperti itu....”
Setelah memastikan setiap Penjaga berhasil melewati kepungan pasukan
crimson, Sinon menatap lagi sahabatnya.
“… Um, apakah Kirito…. Ada diantara pasukan?”

Page | 66
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Asuna hanya bisa menunjukkan senyum masam.


“Kamu tak perlu khawatir. Kirito-kun berada disini.”
Asuna menunjuk jari telunjuknya ke bawah kakinya.
“Oh, sungguh. Yah… Aku akan menyapanya.”
Menelan ludah, Sinon mulai bergerak dari atap kereta dan meluncur ke dalam
dengan bantuan kemampuan terbang miliknya.
Ia menunggu Asuna agar ikut, lalu ia menuju bagian dalam kereta kayu.
Hal pertama yang memasuki pandangannya adalah dua gadis berseragam
dengan armor tipis. Mata mereka terbuka lebar bersamaan lalu bergumam
pelan:
“S… Solus-sama…?”
Sinon melihat pakaiannya sendiri, lalu membalas:
“Halo, senang berkenalan dengan kalian. Meskipun aku mirip Solus, aku bukan
dia. Namaku Sinon.”
Ia mencoba tersenyum pada kedua gadis ini, tetapi keduanya kebingungan.
Tetapi ketika mereka berdua melihat Asuna, keduanya tampak mulai paham.
“Oh iya, aku ini manusia dari Dunia Nyata sama seperti Asuna. Aku juga
teman.... Kirito.”
“Aku… mengerti.”
Sementara si gadis berambut merah masih menatap, si gadis berambut coklat
menunjukkan ekspresi rumit, dan berbisik pelan: Mengapa semuanya
perempuan?
Masih ada yang menunggu. Sinon berdeham ketika ia mulai melangkah kedalam
ketika kedua gadis ini membuka jalan.
Sinon melihat pemuda berpakaian hitam duduk diatas kursi roda, ia memeluk
dua buah pedang panjang menggunakan satu tangannya.
Meskipun ia telah diberitahu mengenai kondisi Kirito melalui penjelasan Higa
Takeru, setelah melihat lukanya secara langsung, hatinya berdetak semakin
kencang dan ia mulai meneteskan air mata.

Page | 67
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“… Ah…”
Bahkan mata kosong tersebut tidak menatapnya, tenggorokannya mengeluarkan
bunyi aneh. Sinon tertunduk dihadapan musuh, teman, serta penyelamatnya.
Bersandar di kursi roda, tubuh Kirito tampak semakin kurus dan rapuh ketika
Sinon menyentuhnya. Sinon meletakkan busur panjangnya ke meja, lalu
memeluk sosok ringkih Kirito.
Ia telah mendengar jika jiwa Kirito — Fluctlight miliknya, atau bisa dikatakan
«tubuh utama» yang dikenal sebagai diri sendiri telah mengalami luka parah.
Higa mengatakan padanya dengan suara mudah jika masih belum ada cara
bagaimana menyembuhkannya.
Tetapi, Sinon menutup matanya lagi, air mata mengalir ketika ia menjerit dalam
hati: Yah, itu mudah.
Banyak orang telah membuat kenangan bersama Kirito berulang kali, juga emosi
kuat terhadap Kirito. Mereka cukup perlu berkumpul disini, sedikit demi sedikit
dan berbagi hati mereka.
— Hei, tak bisakah kau merasakannya?… jiwamu yang ada dalam diriku. Lidah
tajam, sedikit nakal, naif … dan kuat, lebih baik dari siapapun. Itulah dirimu.
Sinon lupa jika Asuna masih menatap di belakangnya; ia memutar kepalanya
dan mencium wajah Kirito.
Seketika—
Asada Shino masih belum menyadari jika pikiran emosional miliknya telah
memberikan bekas goresan pada jiwa terluar Kirigaya Kazuto.
Apakah Sinon sudah memahami struktur Underworld dan Fluctlights, baginya
mungkin akan bisa menyelesaikan masalah ini. Tetapi penjelasan yang diberikan
kepada Sinon sebelum ia dive hanyalah sebatas kondisi peperangan dan
bagaimana cara menggunakan akun Solus.
Itulah mengapa Sinon tidak menyadari alasan dibalik gemetaran Kirito dan
naiknya suhu tubuh Kirito ketika bibirnya menyentuh Kirito.
Sinon dengan cepat melepas tubuh Kirito, berdiri, dan berbalik ke tiga orang
dibelakang.

Page | 68
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Jangan khawatir, Kirito akan cepat sembuh kok. Ketika kita


membutuhkannya.”
Asuna dan kedua gadis mengangguk.
“Yah… aku akan terbang ke reruntuhan di selatan untuk memastikan kondisi
geografi. Aku akan meninggalkan Kirito kepada kalian.”
Setelah berkata seperti itu, Sinon berjalan menuju pintu masuk kereta–
Tiba-tiba, Asuna menggenggam pundaknya.
Melihat tatapan keheranan dimatanya, Sinon terpaksa berhenti.
“A… Asuna, ada apa…”
Sinon pikir jika Asuna akan menginterogasinya karena memberikan ciuman
pada Kirito, tetapi—
“H-Hei, Sinon, barusan kau bilang akan terbang?! Kau… bisa terbang?!”
Pada pertanyaan ini, Sinon langsung mengangguk.
“Y… Ya. Mereka bilang jika terbang adalah kemampuan dasar akun Solus. Jika
aku tak salah dengar sepertinya tak ada batas waktu …”
“Maka bukan kami yang perlu ditolong! Alice… kejarlah Alice, ia telah diculik
oleh Kaisar!!”
Situasi yang dijelaskan Asuna setelahnya lebih membahayakan menurut Sinon.
Integrity Knight Alice, kunci segalanya, telah ditangkap oleh Kaisar Vektor yang
dive menggunakan sebuah Super Account seperti mereka berdua, dan kini
sedang terbang ke selatan menggunakan seekor naga. Satu-satunya orang yang
sedang mengejar adalah seorang swordsman bernama Bercouli, sang Komandan
Knight.
“Melawan sebuah Super Account, bahkan bagi Komandan Knight masih terlalu
berat. Jika kita tak bisa menyelamatkan Alice sebelum Kaisar sampai ke «Altar
Ujung Dunia», seluruh dunia ini akan hancur! Tolong Sinon, bantulah Bercouli-
san!”
Setelah semua menjadi jelas dan ia mengira-ngira sosok Komandan Knight
Bercouli di pikirannya, Sinon akhirnya terbang menuju langit.

Page | 69
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ke 700 Pasukan Penjaga telah menerobos.


Mengejar mereka dari utara, pasukan crimson memiliki jumlah 20 kali lipat dari
mereka.
—Aku akan segera kembali setelah menolong Alice. Bertahanlah sampai saat itu
Asuna.
Mengatakan seperti itu dalam hatinya, Sinon berimajinasi agar mempercepat
terbangnya ke arah selatan. Ia berubah hingga seperti meteor berekor putih yang
membelah langit merah darah.
Melihat ke tanah gelap tak berhingga di bawah sana, Sinon akhirnya teringat:
Ia benar-benar lupa—
Dimana Leafa yang juga dive bersama dengan dirinya?
Bagian 3
Di belakang pasukan Kerajaan Manusia yang dipimpin oleh Integrity Knight
Renri adalah gelombang kedua pasukan Amerika.
Jauh di utara sana, di sisi selatan lembah yang diciptakan Asuna. Iskahn dan
Guild Petarung Tangan Kosong, serta Integrity Knight Sheyta, masih
bertempuran dengan pasukan crimson yang berjumlah lebih dari sepuluh ribu.
Dan dibagian paling utara dari pertempuran tersebut—
Di hutan belantara di sisi lain Gerbang Besar Timur, yang kini penuh dengan
tumpahan darah, berdiri sesosok demihuman.
Tubuhnya di selimuti armor baja. Mantel berbulu tertiup angin. Dua telinga
ramping bergelantung di kedua sisi kepalanya, sedangkan hidungnya mancung
ke depan.
Dia adalah Pemimpin Orc, Rirupirin.
Setelah diberi tugas bersama dengan tiga ratus pasukannya agar berjaga di
belakang, ia kini mengunjungi Gerbang Besar Timur seorang diri. Ia tidak
membawa satupun pengawal, karena ia tak ingin siapapun melihatnya berlutut.
Setelah meraba-raba pasir, Rirupirin akhirnya menemukan apa yang ia cari:
sepasang anting perak.

Page | 70
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Apa yang ia ambil dengan telapak tangannya sendiri adalah objek milik putri
knight Renju yang selalu ia pakai, ia mematuhi perintah Kaisar lalu dijadikan
tumbal.
Anting tersebut adalah satu-satunya yang tersisa dari Renju. Di hutan ini, bahkan
armor miliknya tak tersisa, ia tewas bersama dengan tiga ratus pasukan Orc.
Dark Art yang digunakan Ium hitam benar-benar menghancurkan tubuh dan
equipment mereka, lalu diubah menjadi Energi Kegelapan.
Dan Dee Ai Ell, orang yang menyarankan perintah keji tersebut kini telah
menghilang bersama Kaisar.
Dee, Pemimpin Guild Pengguna Dark Art telah tewas setelah menerima
serangan balik milik «Putri Cahaya», kemudian Kaisar mengejar Putri Cahaya ke
selatan tanpa memberikan Rirupirin perintah baru.
Sisa – sisa tiga ribu pasukan Orc tidak mungkin menahan Pasukan Kerajaan
Manusia dan Integrity Knights guna menjaga Gerbang Besar Timur. Keinginan
lima ras Tanah Kegelapan untuk menguasai Kerajaan Manusia telah hancur.
—Jika seperti itu.
Mengapa?
Mengapa teman masa kecil Rirupirin, Renju serta tiga ratus pasukan Orc
dikorbankan, juga dua ribu pasukan Orc tewas? Apakah kematian mereka ada
nilainya?
Tidak ada jawaban. Sama sekali tak ada jawaban.
Hanya karena penampilan kaum kami, lima ribu penduduk asli Tanah
Kegelapan tewas sia-sia.
Rirupirin memeluk antiing-anting ke dadanya, lalu ia berlutut ke tanah. Tangisan
penuh sedu serta duka yang sangat dalam keluar dari dirinya— ketika ia hendak
menangis—
Pada saat itu.
Sebuah suara terdengar dari arah belakang.
Pemimpin Orc berdiri dan membalik kepalanya, lalu melihat seorang wanita
menghunuskan busur ke arahnya. Berambut kekuningan dan berkulit putih

Page | 71
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

bersih, mengenakan pakaian berwarna kehijauan dan armor berkilau … bukan


seorang dari Tanah Kegelapan, pasti dari Kerajaan Manusia.
Tidak terkejut melihat sosoknya, maupun marah karena melihat sosok manusia,
hal pertama yang Rirupirin rasakan adalah rasa malu seperti, “jangan tatap aku”.
Karena gadis tersebut yang berdiri dihadapannya terlalu cantik.
Ia mungkin adalah perempuan Ium Putih pertama yang pernah ia lihat dari
jarak dekat, mereka tak berbeda dari wanita Ium Hitam di Tanah kegelapan.
Tangan dan kaki-nya terlihat ringkih seolah ia bisa dengan mudah
mematahkannya, rambut-nya masih tetap cantik meskipun tertimpa sedikit
cahaya matahari, matanya menatap lurus seperti orang bodoh, namun seperti
mata crystal emerald.
Rirupirin mengutuk dirinya sendiri memikirkan hal tersebut.
Pada saat yang sama, ia takut jika mata gadis tersebut terisi tekad bulat.
“Jangan… Jangan lihat!! Jangan lihat aku!!”
Ia berteriak sambil menutupi wajahnya dengan tangan kirinya, lalu
menggenggam gagang pedang dengan tangan kanannya.
Sebelum gadis tersebut bisa berteriak, ia akan memotong kepalanya.
Ketika ia akan menghunus pedangnya, Rirupirin merasa anting yang ada di
telapak tangannya menusuk – nusuk. Sebuah perasaan seolah ia sedang
dimarahi oleh Renju sehingga ia menahan gerakannya, kemudian ia terkejut
mendengar suara miliknya—.
“Err… Selamat siang. Eh, selamat pagi, mungkin?”
Menurunkan busurnya, si gadis tersenyum ramah.
Tertutupi bayangan telapak tangannya, Rirupirin kaget dan berkedip beberapa
kali.
Tak ada rasa permusuhan maupun kemarahan dalam mata gadis tersebut,
bahkan tak ada rasa takut. Bagi anak – anak Ium Putih, para Orc dari Tanah
Kegelapan adalah dongeng horor pemakan manusia.
“M… Mengapa?”

Page | 72
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri, seolah kebingungan menghadapi


situasi seperti ini. Seolah ia bukan salah satu dari Sepuluh Bangsawan Tanah
Kegelapan.
“Mengapa kau tidak lari? Mengapa kau tidak berteriak? Kau malah menyapa,
jelaskan?”
Si gadis tampak kebingungan.
“Mengapa… Karena.”
Kemudian, ia memastikan sekeliling dan memandang langit merah di atas sana,
ia melanjutkan:
“Karena kau juga manusia, benar kan?”
Sejenak, Rirupirin tak bisa memahami mengapa perutnya bergetar.
Menggenggam ujung pedang miliknya, si pemimpin Orc berteriak:
“M… Manusia? Aku? Hal bodoh macam apa itu? Kau jelas bisa melihatnya!
Aku ini seorang Orc! Seorang Orc disamakan dengan manusia babi oleh kalian
para Ium!!”
“Tetapi, kau masih tetap manusia kan.”
Mengangkat tangan ke bibirnya, si gadis tersebut seolah seperti orang tua yang
mengajari anaknya.
“Lihat, kita bisa bisa saling bicara. Terlebih lagi, apa yang kamu ingin tahu?”
“Apa… ingin…”
Rirupirin tak bisa menjawab lagi. Kata – kata penuh percaya diri yang diucapkan
oleh gadis bermata hijau ini terlalu tak normal bagi Pemimpin Orc yang selama
ini hidup dengan amarah terhadap manusia.
… Jika kamu bisa bicara, kamu berarti manusia?
Hanya itukah syarat menjadi seorang “manusia”? Goblin, Ogre, dan Raksasa
bisa bicara. Tetapi keempat ras termasuk Orc telah dipanggil “demihumans”
sejak dimulainya sejarah Tanah Kegelapan, mereka berempat telah dipandang
rendah daripada manusia.

Page | 73
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Rirupirin hanya bisa bernafas agak tersengal-sengal ketika ia berdiri seperti orang
bodoh. Dengan ucapan “Tak usah khawatirkan itu dulu”, si gadis menyapu
kekagetannya dan melihat sekeliling lagi.
“… Dimana… ini?”
***
Leafa/Kirigaya Suguha menyadari jika ia telah muncul di tempat yang sangat
jauh dari lokasi asli, lalu melihat keatas menuju langit berwarna merah.
Setelah mendengar jika mesin STL 6 yang ia gunakan adalah mesin baru yang
bahkan belum pernah dikeluarkan dari kardusnya, ia merasa tak nyaman.
Suguha tak pernah merasa nyaman menggunakan shinai yang baru dibeli,
terlebih lagi, ia tak pernah yakin pada mesin elektronik yang baru dibuka.
Karena entah mengapa, ia selalu merasa ada masalah yang akan muncul pada
mesin tersebut.
Ketika ia log in, seperti Sinon yang masuk menggunakan Mesin STL Prototype
1, lokasi dive miliknya seharusnya ada di dekat Asuna, tetapi karena ia tak bisa
melihat Asuna maupun Sinon, sesuatu pastilah terjadi sebelum ia tiba. Tetapi
bukan berarti jika tempat yang ia tuju adalah tempat kosong, dihadapannya
berdiri seorang manusia berwajah babi— dengan kata lain, seorang «Orc».
Berdasarkan warna cursor yang akan aktif seketika setelah dive, Orc ini
seharusnya bukanlah musuh yang harus ia hadapi— para pemain VRMMO
Amerika, tetapi Orc ini adalah sebuah “Artificial Fluctlight” yang hidup di dalam
Underworld, “bottom-up” artificial intelligence seperti yang Yui jelaskan.
Setelah mendengar penjelasan Yui mengenai orang-orang Underworld, Leafa
berjanji tidak akan menghunuskan pedangnya terhadap mereka hingga saat –
saat genting.
Sudah jelas kan— bagaimana mungkin ia bisa membunuh “manusia” yang
Kakaknya coba lindungi? Jika sebuah Artificial Fluctlight tewas di dunia ini, jiwa
mereka akan hancur, tak bisa dihidupkan.
Terlebih lagi—
Bahkan bagi Leafa, yang sudah akrab dengan grafik kelas atas ALO, kerumitan
model Orc, yang juga ada di dalam The Seed Nexus, benar – benar
menakjubkan. Gerakan dan hembusan nafas dari hidung kemerahan, texture
armor logam yang membalut sosok besarnya dan mantel berbulu, terlebih lagi,

Page | 74
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

dua mata hitamnya serta ekspresi miliknya benar – benar bukti jika sosok ini
memiliki jiwa.
Ia harus bertanya pada Orc ini, ia malu – malu menjauhkan wajahnya karena
suatu alasan, melihat sekelilingnya, ia masih belum mendapatkan jawaban.
Memutuskan untuk menyelesaikan masalah yang hadir di depan mata, Leafa
mengajukan pertanyaan lainnya.
***
“Nah… siapa namamu?”
Agak mundur, pemimpin Orc kini mengutarakan jawabannya atas pertanyaan
kedua yang diajukan si gadis Ium Putih. Mungkin namanya sendiri adalah satu –
satunya hal yang tidak ia benci.
“Aku… Aku, Rirupirin.”
Ia tiba – tiba menyesali telah menjawab. Karena sebelumnya, ketika ia bepergian
menuju Ibukota Obsidia untuk pertama kalinya, para Dark Knights dan
Pengguna Dark Art tertawa setelah mendengar nama Rirupirin.
Tetapi gadis ini tersenyum tulus, tanpa menyembunyikan emosi apapun, lalu
mengulangi nama Rirupirin dengan suara jelas:
“Rirupirin… Sungguh nama yang bagus. Aku Leafa. Senang berkenalan
denganmu.”
Kemudian, ia melakukan gerakan membingungkan untuk kesekian kalinya.
Ia mengulurkan tangan putih lembutnya ke depan.
Berjabat Tangan— tentu saja ia tahu kebiasaan ini. Tindakan ini juga hal yang
wajar diantara Orc. Tetapi ia tak pernah mendengar seorang Ium yang mau
berjabat tangan dengan seorang Orc.
—Ada yang salah dengan orang ini? Apakah ini jebakan, atau semacam Art?
Apakah aku akan terkena Art sebelum bisa menyadarinya?
Menatap tangan kecil yang terjulur, Rirupirin hanya bisa melongo tanpa
bergerak. Si gadis memandang Rirupirin hampir sepuluh detik, kemudian
menurunkan tangannya penuh kekecewaan. Melihatnya si gadis seperti itu, ia
merasa rasa sakit menusuk hatinya.

Page | 75
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Jika ia terus berbicara pada si gadis … Tidak, hanya menatapnya saja, ia tak akan
tahu apa yang akan terjadi pada otaknya. Rirupirin telah memutuskan jika ia tak
ingin membunuh manusia yang ada di hadapannya, tetapi ia harus menemukan
solusi lain, ia berbicara:
“Kau ini… seorang Penjaga dari Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia kan,
bukan, seorang Knight. Aku ingin membawamu sebagai tahanan. Membawamu
kepada Kaisar!”
Meskipun ia adalah gadis muda, armor yang ia kenakan dan pedang panjang
yang ada di pinggang kirinya tak seperti penjaga lain, tak peduli bagaimana ia
memandangnya. Desain dan material untuk membuat senjata dan armor
tersebut bahkan mungkin lebih tinggi dari bahan – bahan pembuat equipment
milik Rirupirin.
Si gadis tidak menunjukkan rasa takut atas perkataan Rirupirin, ia seolah
berpikir akan sesuatu, lalu ia bertanya:
“Kaisar yang kamu bicarakan adalah Dewa Kegelapan Vektor, benar?”
“Y… Yeah.”
“Oke. Baiklah. Bawa aku ke Kaisar.”
Ia mengangguk, mengangkat kedua tangannya untuk diikat. Ini jelas – jelas
bukanlah postur tubuh untuk berjabat tangan, tetapi memintanya untuk
mengikat kedua tangannya.
—Apa yang sedang ia pikirkan?

Page | 76
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 77
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Rirupirin mengambil ikat pinggang dari pinggangnya, dan agak kasar— tetapi
sedikit longgar, ia mengikat pinggang si gadis. Setelah mengikat ujung ikat
pinggang, ia ingat jika Kaisar tidak berada di Perkemahan Tanah Kegelapan.
Tetapi jika ia berpikir hal – hal rumit, otaknya akan terasa panas. Bahkan jika
Kaisar tidak berada di sana, masih ada para Dark Knight dengan ekspresi jijik
mereka, atau seseorang seperti Pemimpin Guild Perdagangan, Lengil yang tak
tahu harus apa.
Beberapa detik setelah ia berbalik, ia mulai berjalan sambil menarik tali dengan
lembut.
Tiba – tiba, pandangan hitam pekat mengelilinginya. Bau mengerikan tercium di
hidungnya. Semuanya menjadi gelap, lalu Rirupirin memandang sekeliling.
“Ah…?!”
Ucapan terkejut tersebut pastilah berasal dari gadis yang menyebut namanya
Leafa.
Memutar kepalanya ke sekeliling, Rirupirin melihat sebuah lengan mencuat dari
dalam kegelapan kabut dan dengan kasar menjambak rambut Leafa.
Kemudian, pemilik tangan tersebut muncul.
Wanita ini seharusnya sudah mati— Pemimpin Guild Pengguna Dark Art, Dee
Ai Ell berdiri di sana, bibirnya menunjukkan senyum kejam.
***
Mengapa aku tak bisa mengejarnya?
Bercouli, ketua Integrity Knights merasa semakin depresi.
Ketiga naga bersama dirinya telah mengejar selama dua jam lebih.
Mereka telah melewati hutan, dimana Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia
mendirikan perkemahan, melewati reruntuhan dengan patung – patung besar,
lalu menuju daerah selatan Tanah Kegelapan, tetapi jarak antara mereka berdua
tidak menunjukkan berkurang. Setelah berhasil menculik Integrity Knight Alice,
naga milik Kaisar Vektor masih saja berupa titik hitam kecil di langit sana.
Kaisar dan Alice menunggangi satu ekor naga.

Page | 78
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sementara Bercouli berganti terus antara Hoshigami, Amayori, dan Takiguri,


mencoba untuk meminimalkan kelelahan mereka. Secara teori, ia seharusnya
telah berhasil mengejar sekarang ini.
Mengapa ia masih belum bisa mengejarnya? Apakah Kaisar bisa dengan bebas
mengontrol Life naga miliknya?
Tak mungkin. Bahkan Pemimpin Tertinggi Administrator tak bisa mengontrol
Life sesuka hati, itu adalah Taboo terbesar.
Tentu saja, Kaisar tak akan bisa terbang selamanya. Ia harus mengistirahatkan
naga miliknya dua kali sebelum sampai ke «Altar Ujung Dunia» di bagian paling
selatan Tanah Kegelapan. Tetapi naga milik Bercouli juga perlu istirahat.
Karena kecepatan mereka sama, ia tak akan bisa mempersempit jarak.
Tak akan— bisa.
Bercouli tak bisa menggunakan Art yang bisa mempersempit jarak seketika.
Untuk menembus masalah ini, satu – satunya kesempatan yang bisa ia lakukan
adalah—
Komandan Knight dengan lembut mengelus pedang tersayang miliknya yang
sedang tergantung di pinggang.
Sebuah perasaan dingin, namun bisa diandalkan. Hanya dengan sentuhan
tersebut, ia bisa merasakan Life pedang-nya masih jauh dari terisi penuh.
Armament Full Control Art yang ia gunakan di Gerbang Besar Timur telah
memakan banyak Life dari yang ia duga.
Teknik yang hendak digunakan Bercouli adalah teknik paling tinggi dari Divine
Instrument «Time Piercing Sword», namun akan memerlukan banyak Life.
Ia hanya bisa menggunakannya satu kali. Dan tebasannya harus lebih akurat
daripada memasukkan sebuah jarum ke targetnya.
Bercouli dengan lembut menyentuh leher Takiguri, dan melompat ke punggung
Hoshigami.
Meskipun ia tidak mengunakan tali kekang, Bercouli memasukkan
kesadarannya pada partner yang telah bertarung bersamanya selama bertahun -
tahun, lalu dengan teliti mengatur posisi terbangnya.
Ia mengincar titik hitam di kejauhan sana.

Page | 79
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Meskipun ia ingin mengincar Kaisar sendiri, pada jarak sejauh ini ia tak akan
bisa melihat sosoknya, jadi lemungkinan gagal terlalu tinggi. Ia harus melihat
pergerakannya dan memusatkan tenaga miliknya menuju sayap sang naga.
Berdiri tegak, Bercouli perlahan menggerakkan tangan kanan dan menghunus
pedang miliknya dari sarung pelindung,
Pedang yang digenggam dengan tangan kanannya memunculkan cahaya lemah.
Release Recollection Art yang diaktifkan tanpa menggunakan incantation lalu
pedang panjang tersebut bergetar.
Komandan Khight menatap lurus kedepan, sambil meminta maaf pada naga
yang tak bersalah didepan sana.
Kemudian, menyipitkan mata birunya— Bercouli, knight paling tua di dunia
berteriak.
“Time Piercing Sword— Arcane Slash!!”
Dengan suara keras, ia mengayunkan pedang ke bawah dengan cepat. Tak
terhitung kilatan kebiruan memancar dari arah tebasan, lalu menghilang satu per
satu.
Jauh di depan sana, sayap kiri naga hitam yang dinaiki Kaisar Vektor terpotong
dari pangkalnya.
***
“Bau ini … Aku bisa menciumnya … Bau manis ini adalah bau Life …”
Menjambak rambut si gadis dan mengangkat seluruh tubuhnya ke atas, bibir
Dee Ai Ell mengeluarkan suara serak.
Rirupirin hanya bisa menatapnya seperti orang bodoh, tak peduli berapa banyak
kebencian yang ia berikan, seolah tak sampai padanya.
Kulit gelapnya seolah dilumuri minyak sehingga berkilat, sedangkan rambut
hitamnya kini acak - acakan. Seluruh tubuhnya tertutupi luka akibat tebasan
pedang sehingga memancarkan darah tiada henti. Ketika Dee bergerak, lukanya
semakin lebar dan memancarkan lebih banyak darah. Tetapi asap hitam yang
menyelimuti-nya segera berkumpul di sekitar luka, mengeluarkan bau
mengerikan dan berusaha menghentikan cucuran darah.

Page | 80
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sumber asap tersebut adalah kantong kulit kecil yang menggantung di pinggang
Dee. Setelah melihat lebih dekat, ketika kantong tersebut terbuka, benda yang
mirip serangga secara terus menerus memunculkan kepalanya untuk
menciptakan asap tebal. Benda itu pastilah Dark Art yang berfungsi untuk
menahan Life yang berkurang.
Menatap Rirupirin, yang menutup hidungnya seolah jijik. Dee membentak.
“Mangsa yang tepat. Aku memerintahkanmu, babi. Sebagai hadiah, aku akan
menunjukkanmu sesuatu yang hebat.”
Tepat setelah ia mengatakannya—
Dee menurunkan kuku seperti cakar miliknya menuju kerah baju si gadis, yang
mana kini semakin menunjukkan ekspresi kesakitan sambil rambutnya
dijambak.
Tanpa belas kasihan, armor perak dan baju berwarna kehijauan milik Leafa
dirobek dan jatuh ke tanah.
Kulit putih bersih pada tubuh atasnya kini terbuka, wajah si gadis semakin
kesakitan. Memandangnya, Dee menunjukkan kekejamannya dan senyum liar.
“Bagaimana? Ini pertama kalinya kau melihat tubuh wanita, kan? Ini mungkin
cukup menggoda bagi seekor babi! Tetapi pertunjukannya baru akan dimulai
…!!”
Kelima jari di tangan kanan Dee mulai menggeliat dan bergerak seolah telah
kehilangan tulangnya.
Entah bagaimana, jarinya kini telah berubah menjadi cacing licin berkilau. Di
ujung jari tersebut, garis seperti mulut mulai membuka lebar, tampak menjijikan.
“Tonton ini…!!”
Ketika Dee berteriak, kelima jarinya— bukan, lima cacing panjang membentang
semakin panjang dan melilit tubuh atas Leafa. Cacing – cacing tersebut tak hanya
menghentikan gerakannya; ujung cacing tersebut mengangkat kepalanya— lalu
menusuk ke dalam kulit.
“AH…!!”

Page | 81
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Darah menyembur ke segala arah dari gadis bernama Leafa ini, mata hijaunya
terbuka lebar. Ia berusaha menarik ulat tersebut menggunakan tangannya, tetapi
tubuh atasnya terikat dan pinggangnya terikat oleh sabuk milik Rirupirin.
Darah yang mengalir dari lima luka yang diterimanya seolah tampak berhenti,
tetapi kenyataanya tidak begitu. Rirupirin sadar jika cacing dari jari – jari milik
Dee semakin masuk ke dalam; cacing tersebut menghisap darah Leafa.
Si Pengguna Dark Art mengangkat kepalanya dan mulai merapal incantation.
“System call!! Transfer human unit durability… Right to Self!!”
Pop, cahaya kebiruan muncul dari luka si gadis. Kemudian, seolah terhubung
dengan darahnya sendiri, darah Leafa terhisap menuju cacing milik Dee. Rasa
sakit si gadis semakin menjadi – jadi, tubuhnya melengkung ke belakang seolah
mau patah.
“Ah… Sungguh hebat… sungguh hebat!! Sangat kaya … dan manis!!”
Cibiran kejam menusuk ke telinga Rirupirin
Seolah tersadar, si ketua Orc berteriak:
“Apa… Apa yang kau lakukan!! Gadis ini tahananku!! Aku akan membawanya
ke Kaisar!!”
“Diam, babi bodoh!!”
Dee berteriak secara arogan, matanya haus darah.
“Apakah kau lupa jika Kaisar telah memberikan perintah operasi padaku?!
Keinginanku adalah keinginan Kaisar!! Perintahku adalah perintah Kaisar!!”
Gu. Rirupirin tak bisa berkata - kata.
Bukankah penyerangan ini telah gagal? Ia ingin menjawab. Tetapi Kaisar telah
menghilang dari medan peperangan tanpa memberikan perintah baru. Sekarang
ini, tak ada seorangpun yang bisa membantah “perintah” dari Dee.
Ketika Rirupirin menyaksikan, si gadis hanya berteriak pelan dan pergerakannya
mulai melemah. Dengan kata lain, luka – luka milik Dee perlahan mulai
menutup satu demi satu.
“Uh… Guh…”

Page | 82
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Menggeramkan giginya sendiri.


Bagi Rirupirin, si gadis yang Life-nya perlahan di hisap, seperti sosok Renju yang
dikorbankan.
Cahaya mulai hilang dari mata si gadis. Kulitnya mulai berubah dari putih
menjadi pucat, dan tangannya mulai turun terkulai. Tetapi tentakel di tangan
kanan Dee masih menghisap dengan rakus, berusaha menghisap darah milik
Leafa sampai habis.
Tewas… dia akan tewas.
Tahanan aneh ini.
Bukan, manusia pertama yang tidak takut maupun menghina dirinya.
Seketika—
Sebuah kejadian yang tak bisa terpikir, lebih tepatnya sebuah keajaiban terjadi.
Mata Rirupirin terbuka semakin lebar.
Tanahnya.
Tanah kehitaman daerah Tanah Kegelapan dibawah gadis tersebut, mulai
bersinar hijau.
Apa yang tampak seperti rumput hijau, yang mana tak pernah terlihat kecuali di
bagian tertentu Tanah Kegelapan, kini mulai bermunculan dari tanah, dan
banyak bunga – bunga berbagai warna mekar ke segala arah. Bau bunga – bunga
yang terbawa oleh angin, dan bahkan cahaya merah matahari mulai berubah
menjadi hangat.
Pemandangan tersebut, penuh dengan Life. Kini berkumpul dan terhisap oleh
tubuh si gadis.
Kulit pucatnya kini mulai mendapat kembali warnanya, lalu matanya mulai
bersinar lagi.
Ilusi sesaat tersebut kini menghilang, Rirupirin sadar jika Life si gadis telah pulih
kembali. Rasa senang memenuhi hatinya.
Tetapi kemudian dirusak oleh teriakan.
“Tak mungkin… Life-nya sudah hampir habis … kini penuh lagi!!”

Page | 83
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Dee memaki, lukanya juga telah pulih.


Ia melepas cengkraman pada rambut Leafa dan mengubah kelima jari lainnya
menjadi cacing buruk rupa.
Terbentuk kini agak besar, kelima tentakel yang baru diciptakan mulai melilit
dan menusuk kulit milik Leafa.
“… AHH…!!”
Tawa milik Dee seolah menyatu dengan teriakan kesakitan si gadis.
“AHAHAHAHA!! AH— HAHAHAHAHA!! Milikku! Dia milikku—!!”
***
—Aku harus menahannya.
Menderita akibat rasa sakit yang tak pernah ia rasakan sebelumnya baik di dunia
nyata maupun ALO, Leafa hanya bisa mengulangi perkataan tersebut.
Sebelum ia dive, ia mendengar penjelasan mengenai kemampuan Super
Account 03 «Dewi Tanah, Terraria».
Unlimited automatic recovery[4]. Secara otomatis menghisap energi dari
lingkungan di sekitarnya untuk memulihkan durability miliknya sendiri maupun
benda hidup atau mati. Berdasarkan penjelasan Higa, batas HP yang
dimilikinya, serta kemampuan tersebut, membuat Leafa tak mungkin mati
karena kehabisan HP.
Itulah mengapa Leafa memutuskan untuk berani ditangkap guna menantang
Dewa Kegelapan Vektor, dan mencoba agar tidak menghunus pedangnya pada
orang – orang Underworld.
Wanita yang menyiksanya sekarang ini adalah penduduk Underworld seperti
Rirupirin— sebuah Artificial Fluctlight. Jika ia ditebas menggunakan pedang,
jiwanya akan hancur. Tanpa mengetahui mengapa ia bisa terluka dan mengapa
ia ingin sembuh, Leafa tak ingin berterung dengannya.
Ahh— Tetapi.
Mengesampingkan pakaiannya yang telah dirobek, rasa sakit ketika Life
miliknya dihisap benar – benar luar biasa.

Page | 84
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Apakah ini rasanya sakit ketika tubuhmu tak bisa terluka?


***
“… Hentikan.”
Rirupirin tak menyadari jika kata – kata tersebut meluncur dari mulutnya
sendiri.
Tetapi, kali ini lebih jelas terasa di mulutnya dan tenggorokannya.
“Hentikan!”
Matanya menyipit, mata milik Dee seolah hendak menerkam. Menahan rasa
marah di perutnya, pemimpin Orc melanjutkan:
“Bukanlah Life milikmu telah penuh? Kau tak perlu menyedot habis tubuh si
Ium Putih!”
“… Sekarang apa? Berani memberiku perintah …?”
Dee berkata pelan, seolah menekan nada piano.
Tiba – tiba, kesepuluh tentakel menggeliat semakin hebat, memaksa masuk
semakin dalam, semakin cepat menghisap darah. Kulit Dee kini telah kembali
ke warna eksotis miliknya, dan rambutnya kini semakin panjang dan lembut dari
sebelumnya.
Tak hanya itu, Life yang dihisap secara berlebihan mulai memancar ke udara
disekeliling menjadi partikel kebiruan. Namun Dee tak menunjukkan tanda –
tanda untuk menghentikan siksaannya pada si gadis, kini Dee mulai
mencengkram dari belakang.
“Aku sudah bilang, kan. Tahanan ini menjadi milikku sekarang. Tak peduli
berapa banyak Life yang aku hisap, tak peduli berapa banyak aku menyiksanya
di depanmu, babi, atau bahkan ketika aku ingin membunuhnya sekarang, sudah
bukan menjadi urusanmu”
Kuku, kukuku, sebuah tawa keluar dari tenggorokannya.
“Tetapi, yah, tentu. Kau yang menemukannya, jadi aku harus menunda
pembayarannya kan? Kalau begitu… lepas semua pakaianmu.”
“Ap… Apa yang kau katakan…”

Page | 85
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Sudah sejak lama, melihatmu mengenakan armor dan mantel membuatku mau
muntah. Kau ini babi, namun berlagak berpakaian seperti manusia. Jika kau
mau bertelanjang, merangkak, dan memohon padaku, mungkin aku akan
mengembalikan tahanan manismu ini.”
Gu.
Tiba – tiba, seberkas cahaya merah memasuki pandangannya. Diiringi dengan
rasa sakit seperti di tusuk jarum panas terasa di mata kanannya
—Hanya seekor babi.
—Seperti manusia.
Kata – kata milik Dee bertolak belakang dengan kata – kata Leafa.
—Kau juga manusia, benar kan?
—Terlebih lagi, apa yang ingin kamu tahu?
Ia tak boleh membiarkan Dee membunuh gadis ini. Bukan, ia tak ingin Leafa
mati. Karena ini... karena ini.
Tangan bergetar milik Rirupirin menyentuh ujung mantel, dan membukanya.
Dibalik mantelnya, Rirupirin menggerakkan tangannya ke sabuk yang mengikat
seluruh armornya.
Tiba – tiba, suara lemah terdengar.
“… Jangan.”
Kepalanya terangkat, matanya bertemu mata milik Leafa yang sedang
menatapnya.
Mata emerald miliknya berkedip beberapa kali.
“Aku… tak apa. Jadi, jangan … lakukan.”
Suaranya terputus – putus. Dee menggigit wajah Leafa.
“Jika kau terus mengucapkan hal – hal yang tak perlu, aku akan menggigit wajah
cantikmu ini. Kita sedang bermain lho. Hei, apa yang kau tunggu babi. Lepas
pakaianmu. Ataukah kau mulai merasa senang melihat tubuh manusia
telanjang?”

Page | 86
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Kyahahahaha, tawanya tak berhenti.


Tangan miliknya yang memegang sabuk kini mulai bergetar.
Ia tak peduli dengan rasa sakit di mata kanannya. Karena, dibandingkan dengan
kemarahan dan penyiksaan yang mengisi hatinya, rasa sakit ini tak ada apa –
apanya .
“Aku… Aku… Aku…”
Tiba – tiba, sesuatu mengalir dari matanya, turun hingga ke pipi. Tetesan yang
jatuh di sebelah kiri berwarna bening, sementara yang jatuh di sisi kanan
berwarna merah terang.
Tangan kanannya mulai melepas dari ikat pinggang— dan bergerak menuju
pangkal pedang di pinggang kiri.
“Aku seorang manusia!!”
Ketika ia berteriak, rasa sakit yang tak pernah dirasakannya menyerang
menyerang mata miliknya, lalu meledak.
Meskipun setengah buta. Rirupirin bisa menemukan lokasi Dee secara tepat.
Tawa sadis miliknya berhenti dan mulutnya terbuka.
Dengan sepenuh tenaga, Rirupirin mengayunkan pedang miliknya menuju kaki
milik Dee.
Tetapi— karena kehilangan sebelah mata, incarannya agak meleset.
Ujung pedang miliknya hanya menyerempet betis Dee. Tubuh Rirupirin
kehilangan keseimmbangan dan bahu kirinya ambruk ke tanah.
Mengangkat kepalanya, ia melihat Dee yang kini mulai murka.
“Babi busuk ini … beraninya melukaiku …!”
Ia melempar tubuh Leafa ke belakang dan melepas tentakelnya. Dengan deru
suara, tentakel tersebut berubah menjadi pedang hitam tajam.
“Aku akan mencincangmu, dan menjadikanmu makanan babi hutan!!”
Pemimpin Orc menunggu ketika pedang tersebut sampai menebasnya.
Thump.

Page | 87
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Thump.
Dua suara terdengar pada saat yang sama. Pergerakan Dee terhenti.
Bingung, Rirupirin melihat jika lengan milik Dee terjatuh dan menancap tanah.
Ekspresi Dee juga terkejut. Wanita tersebut perlahan menoleh ke belakang,
darah bagaikan air terjun mengalir deras dari punggungnya.
Sosok Leafa memasuki pandangan Rirupirin.
Dibandingkan dengan sosok rampingnya yang tak memiliki otot, pedang panjang
terlihat sulit untuk diayunkan ke depan. Meskipun kedua tangannya terikat,
Leafa lah yang telah menebas tangan Dee.
Dee berbatuk dan berkata:
“Seorang manusia … membantu seekor babi, dan menebas manusia lainnya …?”
Melihat Pengguna Dark Art memaju mundurkan kepalanya tak percaya, Leafa
membalas:
“Bukan, aku hanya menebas orang jahat untuk menolong orang baik.”
Ia mengangkat pedang panjangnya lalu mengayun.
Hya-ka!
Si gadis mundur ke belakang.
Sungguh— ajaib.
Pergerakannya tidak berlebihan, namun cepat dan teknik miliknya luar biasa.
Sekali lagi, Rirupirin menangis— karena terbawa emosi kali ini. Ketika ia
memandang Dee., Pengguna Dark Art nomor satu di Tanah Kegepalan dan
yang terkuat diantara Sepuluh Bangsawan Penguasa, terpotong menjadi dua.
Bagian 4
Gabriel Miller melihat secara jelas ketika si naga hitam mengepakkan satu
sayapnya, mendarat pelan, lalu meraung.

Page | 88
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ketika matanya berpaling, semua hal yang berhubungan dengan keberadaan


sang naga yang ada di pikiran dan ingatannya lenyap. Ia memandang sekitar
tanpa mengubah ekspresi wajahnya.
Lokasi ia jatuh adalah sebuah daerah dengan banyak pilar batu. Pilar yang ia
pijak di bagian tengah memiliki tinggi 100 yards dan lebar 30 yards.
Melompat turun bukanlah hal yang bijak. Ia masih belum akrab dengan Art
yang mengatur elemen di dunia ini, juga ia tak bisa meninggalkan Putri Cahaya
Alice di kakinya.
Jika ia memiliki tali, jangkar, atau tangga tali, Gabriel bisa dengan mudah turun
ke bawah dari ketinggian ini. Tetapi tak perlu melakukannya saat ini, karena
musuh yang entah bagaimana berhasil menumbangkannya kini telah mendekat
dari arah utara bersama dengan tiga ekor naga. Ia harus mengurus musuh ini,
mengambil alih kendali AI si naga, lalu terbang ke selatan.
Gabriel mengangkat wajahnya dan menatap ke atas. Matahari virtual yang
mengambang di langit merah telah mencapai titik puncak.
Tak banyak waktu tersisa ketika Critter mengatur ulang waktu akselarasi.
Bisakah Pemain Amerika yang berjumlah 50,000 menyapu habis Pasukan
Kerajaan Manusia sebelum dipaksa log out karena percepatan akselerasi?
Dengan jumlah 1,000 orang tersisa, Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia tak akan
bisa bertahan.
Yang membuat ia ragu adalah para Integrity Knights yang telah berhasil
menyapu pasukannya satu persatu. Tetapi salah satu diantaranya, Alice, telah
berhasil ia culik, maka pengejarnya pastilah salah satu Knight juga, hanya ada
satu dua orang Knight yang tersisa di medan peperangan utara sana.
Segera Gabriel memutuskan keinginannya, ia kini berbalik pada Integrity Knight
Alice yang sedang pingsan di bawahnya.
Sungguh sangat—cantik.
Begitu cantik hingga kesenangan yang ada dalam dirinya tak bisa berhenti.
Gabriel sedikit bingung: haruskah ia melepas senjata dan armor miliknya
sebelum memborgolnya? Itu adalah pilihan paling masuk akal, tetapi musuh
sedang mendekat dan tampaknya akan agak sulit dilakukan.

Page | 89
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ia harus menunnggu waktu akselerasi dan mengulur waktu. Bahkan ketika ia


akan melonggarkan armor milik Alice, Gabriel harus melakukannya dengan
lembut, dan serius.
“… Tidur nyenyak sekarang, Alice… Alicia.”
Berbisik lembut pada Alice, Gabriel berjalan ke tengah pilar bundar menunggu
musuh.
Baik itu Gabriel Miller yang sedang menggunakan Super Account 04 «Dewa
Kegelapan Vektor», maupun Critter yang berhasil mencurinya, keduanya tidak
mengetahui fakta ini: Alice si Knight terkuat telah jatuh pingsan selama beberapa
jam hanya dengan dicengkeram naga, itu karena kemampuan Vektor itu sendiri.
Empat Super Accounts di Underworld diciptakan guna melakukan perintah
langsung— penciptaan keajaiban— di dunia ini dan lingkungan sekitar.
Stacia, yang bisa mengubah dataran.
Solus, yang bisa menghancurkan apapun.
Terraria, yang bisa menyembuhkan durability.
Dan Vektor, yang bisa mengatur pikiran Artificial Fluctlights itu sendiri.
Secara khusus, ia juga bisa mengedit ingatan lingkungan— data Vektor dalam
Fluctlights dan memindahkannya ke suatu tempat yang jauh, ataupun
menciptakan bangunan baru.
Karena tindakan tersebut agak berbeda dengan ketiga Dewi yang lain namun
memiliki konsep yang sama, cukup sulit baginya menjadi subjek untuk disembah
oleh penduduk. Terlebih lagi, Vector tak hanya memiliki Prioritas equipment
dan Life paling tinggi, ia juga memiliki kemampuan pelindung terhebat
“Kemampuan tak bisa dijadikan target Art”. “Anak Hilang Vektor”, adalah salah
satu dongeng yang diwariskan dalam Underworld, cerita tersebut diwariskan
berdasarkan salah satu perintah operasi pada penduduk setemmpat.
Kombinasi kekuatan Dewa Kegelapan Vektor dan imajinasi unik milik Gabriel
Miller, ataupun Incarnation yang bisa menimbulkan efek berlipat ganda yang
bahkan tak bisa diprediksi oleh teknisi «RATH».
Ia bisa menghisap kesadaran seseorang tanpa menggunakan Art.
Fluctlight milik Alice juga berhasil ditaklukkan dan dipaksa untuk tertidur.

Page | 90
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Kombinasi kekuatan Vektor serta Gabriel telah sukses menghancurkan serangan


maut milik Jendral Kegelapan Shasta sebelumnya.
Dan sekarang ini, rival Shasta— Integrity Knight Bercouli akan mengalami jejak
yang sama.
***
Bercouli melihat naga Kaisar Vektor telah jatuh ke batu pilar besar sehingga ia
tak bisa lari.
Ia manahan kelelahan hebat karena menggunakan teknik paling tinggi miliknya.
“Bagus… Tolong terbang sedikit lagi, Hoshigami, Amayori, Takiguri!!”
Saat ia menyelesaikan kalimatnya, ketiga naga dengan sekuat tenaga
mengepakkan sayap mereka. Selama musuh tetap berada disana bahkan jarak
sepuluh kilol akan bisa dikejar dengan singkat.
Sesaat sebelum memasuki pertempuran, Bercouli mulai merenungkan.
Ingatannya mulai mengingat mimpi tadi pagi.
— Apakah kau pernah merasakan tanda-tanda kematian?
Pemimpin Tertinggi Administrator bertanya dalam mimpinya, dan bagi Bercouli
yang mengenalnya selama ratusan tahun, ia tetap menjadi sosok yang tak bisa
dikalahkan sampai akhir.
Setelah ia dilepaskan dari Deep Freeze dan diberitahu Alice mengenai kematian
Pemimpin Tertinggi, ia merasakan kekagetan dan sedikit lega: Terima kasih atas
hasil kerjamu selama ini. Kematian Pemimpin Tetua Chudelkin membuatnya
lebih kaget.
Karena hal tersebut, ia tak pernah menanyakan secara jelas mengenai kematian
Administrator kepada Alice , juga situasi yang dialami oleh Alice. Tentu saja, di
sisi lain ia terlalu sibuk melatih Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia, dan di
sisi lainnya ia tak ingin mau tahu— mengenai sifat keras kepala dan hasrat milik
wanita bermata dan berambut perak tersebut ketika melakukan dosa paling
besar tentang eksperimen – eksperimen anehnya.
Administrator selalu lesu, tak konsisten, dan berubah – ubah pada Bercouli.
Meskipun ia selalu mematuhinya, Bercouli tidak memujanya seperti yang
Chudelkin lakukan.

Page | 91
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi—
Ia juga tidak benci mematuhi perintahnya.
Benar … Percayakan padaku kali ini.
Knight paling tua berguman, dan membuka matanya.
Ia bisa melihat dengan jelas sosok Alice yang berbaring di batu mengenakan
armor emas miliknya, dan sosok Kaisar Vektor berdiri diam dihadapannya.
“Baiklah… kalian bertiga berjaga saja di udara! Jika aku tewas, mundur ke utara
dan bergabung dengan pasukan lain!”
Mengisyaratkan dengan lembut pada ketiga naga, Bercouli terjun dari punggung
Hoshigami.
***
Sinon meninggalkan jejak udara bagaikan meteor jatuh, ke 700 orang Pasukan
Penjaga dengan susah payah kini menuju arah selatan.
Mereka mulai kewalahan menangani pasukan crimson di belakang mereka.
Tetapi baik Penjaga maupun kuda – kuda tak akan bisa berlari terus seperti ini.
Asuna berdiri di atas atap kereta Kirito, Tieze, dan Ronye, berdoa sambil
menatap arah selatan.
Setelah sekitar dua puluh menit penjelasan Sinon, pemandangan reruntuhan
kastil raksasa mulai tampak.
Tak ada tanda – tanda manusia, demihumans, maupun binatang raksasa lainnya.
Hanya ada bebatuan yang diam di tanah.
Di depan jalan lurus ini ada dua kuil datar. Tingginya sekitar 20 mel, dan
lebarnya 300 mel. Kuil ini mungkin bisa dijadikan garis pertahanan agar musuh
tidak mengepung mereka.
Diantara kedua kuil tersebut, jalanan masih berlanjut ke arah selatan.
Pemandangan ini memberikan kesan seperti roti lapis, karena selain ada di
tengah – tengah, juga ada patung besar di kedua sisi.
Itu bukanlah patung Budha, juga bukan patung khas negeri barat. Sejujurnya,
patung tersebut seperti sosok persegi yang ada di reruntuhan Amerika Selatan.

Page | 92
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Semuanya dipahat dengan mata bulat dan mulut besar, dan tangan mereka
disilangkan di depan dada.
Apakah patung tersebut di desain oleh teknisi RATH ketika Underworld
diciptakan? Ataukah diciptakan secara otomatis menggunakan paket program
The Seed?
Ataukah patung tersebut— dipahat dari gunung batu oleh penduduk Tanah
Kegelapan …? Seperti tanda makam bagi yang telah tewas …?
Asuna menarik nafas, menyingkirkan pikiran – pikiran tersebut.
Ia berteriak pada Knight Renri yang sedang memimpin pasukan sambil
menunggang naga:
“Ayo kita serang musuh di dekat jalan sana”
Jawaban “Mengerti!” terdengar.
Beberapa menit kemudian, Penjaga mulai membentuk formasi diantara kedua
kuil. Patung seperti Mammoth ada di kedua sisi, seolah menatap mereka. Tapal
kuda dan sepatu penjaga bergetar mengisi jalanan kering ini.
Renri memando mereka, suaranya memotong udara dingin:
“Baiklah. Penjaga, bagi posisi! Biarkan kereta barang dan tim persediaan lewat!”
Para Penjaga kini terbagi menjadi dua, kemudian delapan kereta barang
melewati mereka, diikuti dengan tim persediaan yang kebanyakan para Astetic.
Setelah sampai di bagian belakang, mereka berhenti. Angin kencang bertiup dari
pintu masuk raksasa di jalan sana, rambut Asuna tertiup.
Sungguh senyap. Pemain Amerika yang mengejar mereka mulai kelihatan, debu
– debu beserta getaran mulai terasa.
Asuna melompat dari kereta barang, dan berkata pada gadis – gadis yang
menonjolkan kepala mereka ke atas atap:
“Ini pertempuran terakhir. Aku akan menyerahkan Kirito-kun pada kalian.”
“Ya! Serahkan pada kami, Asuna-sama!”
“Kami akan melindunginya!”
“—Bahkan jika harus bertaruh nyawa.”

Page | 93
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ketika Tieze, Ronye dan Sortiliena meletakkan tinju ke depan dada mereka,
Asuna melakukan hal yang sama dan tersenyum lelah.
“Istirahatlah. Aku tak akan membiarkan musuh sampai ke tempat ini.”
Kata – kata tersebut seperti sebuah janji pada dirinya sendiri. Asuna
melambaikan tangan dan berbalik arah dengan segala keputusan.
Renri kini masih ada di depan pasukan penjaga, mengatur mereka.
Jalanan ini luasnya sekitar 20 mel. Meskipun cukup sempit untuk dijaga,
menjaga jalan ini sambil formasi saling bergantian mungkin saja.
Hal paling penting adalah mencegah angka kematian sebesar mungkin ketika
melawan 10,000 musuh lebih, karena regu Ascetic juga melakukan
penyembuhan dari belakang. Untungnya, diantara pasukan crimson tak ada
pengguna Art. Meskipun sepertinya para pemain tersebut tak menemukan cara
untuk mengaktifkan system command yang cukup rumit di Underworld dalam
waktu singkat, situasi ini sepertinya sebuah keajaiban.
Jika situasi ini mungkin berubah—
Aku akan membunuh seluruh pasukan seorang diri.
Asuna mengambil nafas dalam – dalam dan berkonsentrasi.
Memikirkan jumalah Life milik Stacia dan Prioritas equipment miliknya, ia tak
akan kalah karena kerusakan berdasarkan angka. Masalahnya adalah apakah ia
mampu menahan rasa sakit. Ketika ia menerima luka di jantung, tubuh
virtualnya ini akan terluka, dan bahkan jika ia memaksa, ia mungkin akan jatuh
dalam kondisi dimana ia tak akan bisa menggenggam pedang.
Asuna memejamkan mata, memikirkan Kirito yang masih terluka. Ia
membayangkan luka dan duka yang ia alami.
Ketika Asuna sudah ada di garis depan, rasa takut lenyap dari dirinya.
Pertempuran besar ini adalah yang terakhir, diterangi cahaya matahari siang hari.
Sekitar duapuluh pemain Amerika yang mengenakan armor berat kini maju ke
reruntuhan, mencari darah dan teriakan yang dijanjikan pengumuman dalam
website.

Page | 94
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Namun apa yang menunggu mereka bukanlah NPC yang didesain untuk
hiburan semata, tetapi para pejuang yang berkeinginan untuk menyelamatkan
dunia dan menolong teman mereka si Integrity Knight emas. Meskipun terluka
parah, pedang mereka masih memancarkan cahaya keingianan untuk menahan
senjata musuh dan menghancurkan armor musuh.
Sesosok manusia menatap ke bawah dari ketinggian, diatas pasukan crimson
yang telah dihancurkan.
Mengenakan pakaian yang tidak memantulkan cahaya armor, seperti jaket
sepeda motor besar. Jaket tersebut ditutupi dengan paku – paku keperakan.
Senjata yang ia gunakan hanyalah pisau pemotong daging besar yang
menggantung di pinggang kirinya. Wajahnya tertutup. Tubuhnya dibungkus
pakaian kulit hitam seperti jas hujan, hingga menutupi ke mulutnya.
Bibirnya tersenyum kejam.
Dia adalah Vassago Casals.
Setelah dive sekali lagi ke dalam Underworld dan berhasil menghindari serangan
laser milik Sinon, ia kini menyamar diantara pasukan Amerika yang mengejar
Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia. Akan tetapi, ia tidak ikut dalam serangan
awal, malahan ia memanjat dinding kuil bagian timur, dari atas kepala sebuah
patung ia bisa mengamati jalannya peperangan, ia mumutuskan untuk
menikmati hiburan menarik ini.
“Kekek, bajingan itu selalu terburu – buru seperti biasanya ketika marah. Ia
membunuh banyak orang.”
Ia berguman dengan tawa kesenangan.
Persis seperti dalam ingatan masa lalu Vassago, gadis berarmor mutiara dengan
rambut coklat— Asuna «The Flash» kini mulai mengangkat gagang rapier
miliknya yang mulai bercahaya.
Dahulu, Vassago juga dalam posisi yang sama, menonton pertempuran Asuna
dari kejauhan. Ia telah bersumpah pada dirinya sendiri: Aku akan
menghabisimu sebelum dunia ini berakhir.
Bersama dengan seorang swordsman berpakaian hitam yang juga bertarung lebih
ganas di sampingnya.

Page | 95
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
Ketika ia meloncat dari punggung naga, Bercouli masih berada sekitar dua ratus
mel diatas tanah. Jika ia meloncat langsung seperti itu, ia tak akan bisa menahan
benturan yang akan terjadi.
Tetapi ia seolah menuruni sebuah tangga tak kasat mata, Komandan Knight
turun dengan gerakan melingkar.
Setiap langkah yang ia jejaki, sebenarnya ia menciptakan Wind Element
dibawah kakinya sebagai batu loncatan, dengan begitu ia bisa mengurangi daya
benturan. Mengontrol Element dengan kedua kakinya sebenarnya adalah teknik
milik Pemimpin Tetua Chudelkin yang ia curi beberapa puluh tahun lalu.
Menggenggam gagang pedangnya, knight paling tua ini semakin mendekat,
menuju titik buta Kaisar Vektor. Vektor berdiri di tengah pilar tepat
dibawahnya.
—Bunuh dia dengan sekali tebas.
Adalah hasrat membunuh milik Integrity Knight Bercouli yang ditunjukkan
semenjak ia membunuh Jendral Kegelapan dua generasi sebelumnya – sekitar
seratus lima puluh tahun lalu. Dalam tahun – tahun setelahnya, ia tak pernah
memiliki musuh yang mampu menarik hasrat tersebut.
Bahkan ketika ia bertarung dengan bocah Eugeo yang menerobos Katherdal
Pusat seorang diri, Bercouli telah bertarung serius, namun tidak menunjukkan
hasrat membunuh. Tetapi, jika ia melihat saat ini, bahkan melawan Jendral
Kegelapan Shasta, ia tak pernah menunjukkan emosi negatif seperti marah
maupun benci.
Dengan kata lain, ini adalah pertama kalinya Bercouli menunjukkan
kegarangannya setelah sekian lama.
Setiap tubuh dirinya benar – benar terbakar. Terlebih lagi bukan saja karena
telah menculik Alice.
Musuh ini datang dari dunia luar yang disebut Dunia Nyata, orang ini telah
memaksa orang – orang Tanah Kegelapan menuju medan peperangan ketika
mereka telah menerima masa kedamaian, juga ia mengirim puluhan ribu
penduduknya mati sia – sia, benar – benar tindakan yang tak patut dipuji.
—Kaisar Vektor, aku tak tahu alasan apa yang memotivasimu.

Page | 96
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi jika orang – orang dari Dunia Nyata seburuk dirimu. Aku jadi mengerti
begitu melihat ekspresi nona Asuna.
Itu berarti, satu – satunya kejahatan yang tak bisa diampuni adalah dirimu.
Jika begitu, aku akan membinasakanmu.
Aku akan menebus nyawa Jendral Kegelapan Shasta, Integrity Knight Eldrie,
dan nyawa orang – orang yang telah gugur dalam peperangan ini.
Nah rasakan … serangan ini!!
“Ze… AHH!”
Melompat sepuluh mel dari udara, Komandan Knight mengayunkan pedangnya
sekuat tenaga kebawah menuju kepala Kaisar Vektor yang tak terlindung.
Udara berdesis, menimbulkan cahaya putih. Cahaya tersebut menyilaukan
pandangan, bahkan menelan warna sekeliling.
Tak perlu ditanya, serangan ini adalah teknik pedang paling kuat dalam sejarah
Underworld. Prioritas serangannya bahkan mampu menulis kembali mnemonic
data dalam Main Visualizer. Dengan kata lain, segala hal yang ada dalam
jangkauan serangan ini, berapapun nilai statusnya tak ada artinya.
Bahkan bagi Super Account 04— Life tak terbatas milik Kaisar Vektor akan
hancur jika terkena serangan ini.
Jika terkena serangan ini, begitulah.
Bahkan jika meteor hendak menghantam kepalanya, wajah Vektor masih tak
beremosi.
Kecepatan serangan ini sangatlah cepat bahkan seseorang tak akan bisa
melihatnya. Serangan tersebut datang tiba - tiba; tak peduli berapa cepat
reaksimu, mereka tak akan mampu menghindar.
Tetapi dalam sekejap, tubuh Vector yang terbungkus armor crystalline hitam,
dengan tanpa suara bisa bergeser.
Untuk menghindari serangan ini, bergeser sedikit saja bisa menghindar.
Pedang milik Bercouli hanya menggores mantel merah yang berkibar di udara.
Seketika menyentuh pedang tersebut, mantel tersebut berubah menjadi debu.

Page | 97
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Zugaaaaang!! Dengan bunyi nyaring, bekas goresan terukir ke pilar batu


tersebut. Seluruh pilar tersebut berguncang, pecahan – pecahannya berjatuhan
ke bawah.
—Ia menghindarinya?
Menatap seperti orang bodoh, Bercouli tidak berhenti melancarkan serangan
lanjut. Melalui pengalaman bertahun – tahun, ia telah mempelajari untuk tidak
berhenti dalam kondisi yang tak terduga.
Ia mengambil langkah lagi, menerjang ke sisi Kaisar. Lalu, ia menebas serangan
horizontal. Sekitar setengah detik berlalu sejak serangan pertama yang gagal.
Namun, Vektor bisa menghindar serangan ini.
Tubuhnya seperti asap hitam yang tertiup angin, sulit dicapai tanpa persiapan.
Ujung pedang miliknya menggores permukaan armor, percikan bunga api
tercipta.
Akan tetapi.
Kali ini, Bercouli yakin akan kemenangannya.
Serangan terkuat miliknya telah gagal, namun kekuatannya tidak menghilang.
Armament Full Control Art milik pedang «Time Piercing Sword • Empty
Slash»— sebuah kemampuan untuk ‘menebas masa depan’ telah diaktifkan.
Serangan ini adalah teknik yang akan meninggalkan tebasan pada siapapun yang
berada pada arah tebasan, membunuh siapa saja yang menyentuh langsung
pedang tersebut; teknik ini membuat Eugeo kesulitan waktu berada dalam
Katherdal.
Punggung Kaisar condong ke depan dimana tiga tebasan tak terdeteksi.
Serangan pertama mengenai rambut perak miliknya.
Mahkota di atas kepalanya hancur dengan bunyi khas logam.
Tangan Vektor terangkat ke atas seolah meminta ampun.
Bercouli bisa merasakannya, seketika, tubuh miliknya pasti akan putus menjadi
dua.
Slap.

Page | 98
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sebuah bunyi terdengar.


Sumbernya adalah— tangan milik Kaisar yang mengepal diatas kepala belakang
miliknya.
—Ia menghentikan «Empty Slash» dengan tangan kosong? Tanpa menoleh?
Tak mungkin. Meskipun teknik rahasia untuk menahan tebasan pedang dengan
kedua tangan telah diturunkan secara bergenerasi pada Petarung Tangan
Kosong di Tanah Kegelapan, teknik tersebut bisa dilakukan jika tanganmu
sekeras baja. Terlebih lagi, bahkan Pemimpin Petarung Tangan Kosong tak
mungkin menahan serangan tak kelihatan dengan tangan kosong.
Pikiran ini terlintas sejenak, setelahnya, Bercouli akhirnya berhenti.
Terlebih lagi, ia hanya bisa menatap apa yang terjadi setelahnya.
Tebasan yang tertinggal di udara dihisap oleh tangan Kaisar.
Pada saat yang sama, mata biru Kaisar menjadi warna hitam pekat.
Di bagian terdalam kegelapan tersebut, banyak cahaya bisa terlihat— apakah itu,
bintang - bintang…?
Bukan.
Itu Jiwa. Jiwa – jiwa yang telah ia hisap dan dikurung ada disana. Jiwa Jendral
Kegelapan Shasta dan pendamping perempuannya kemungkinan juga ada
disana …
“… Bangsat, kau bisa menghisap Incarnation milik orang lain?”
Pada gumaman Bercouli, Vector perlahan menurunkan tangannya yang kini
telah menelan tebasan seluruhnya, lalu berkata pelan.
“Shin’i?13 … Aku paham, pikiran dan jiwa.”
Suaranya membuat tulang bergetar; seolah bisa menelan apapun. Dan sumber
suara tersebut adalah bibir kecil yang kini sedang tersenyum.
“Pikiranmu seperti anggur tua yang nikmat. Kental dan kaya rasa … dengan rasa
yang berat di awal. Meskipun bukan kesukaanku … pikiranmu cukup nikmat
disajikan sebelum aku menikmati main course.”

Page | 99
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tangan pucat Kaisar kini menggenggam ujung pedang panjang yang ada di
pinggangnya.
Pedang tipis yang perlahan ia tarik dari sarung pedangnya berwarna violet.
Mengayunkan pelan ke bawah, Kaisar Vektor tersenyum sekali lagi.
“Nah, ijinkan aku menikmati lebih banyak.”
***
Akhirnya pedang besar berhasil menggores lengan kiri Asuna.
Rasa sakit terasa, seperti luka yang tersiram air panas.
—Ini bukan apa – apa!
Ia berpikir cepat, luka kecil di lengannya seketika langsung menghilang.
Kemudian, dengan kilatan terang, pedang miliknya berhasil menusuk dada
penyerang sebanyak empat kali. Wajah si pria menyusut kemudian tertunduk ke
tanah.
Asuna telah lupa berapa banyak yang telah ia bunuh.
Pada saat yang sama, ia juga tak menghitung berapa banyak waktu yang telah
berlalu sejak dimulainya pertempuran di reruntuhan ini. Ia hanya yakin jika
jumlah pasukan crimson yang menerjang terus menerus masih sangat banyak.
—Hmph,tebasan rapier seperti ini tak akan cukup. Di Aincrad Lama,
pertempuran melawan boss selama tiga atau empat jam adalah hal yang wajar.
Asuna menyemangati dirinya, melewati tubuh – tubuh tak bernyawa para
penjaga, lalu menghadapi musuh baru yang menggunakan kapak perang.
Keseimbangan musuh goyah karena serangannya; Asuna langsung menyerang
jantung sambil tengok kanan kiri.
Lokasi Asuna bertempur sekarang ini adalah di tengah – tengah jalanan, di sisi
kanannya, Integrity Knight Renri masih terus melempar dua pisau lempar
dengan tenaga dan akurasi yang konstan. Ia tampak baik – baik saja.
Masalahnya ada di sisi kiri yang dipimpin oleh Sortiliena, Penjaga yang
ditempatkan disana, sangat jelas terlihat jika garis depan miliknya mulai
terdorong ke belakang.

Page | 100
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Sayap Kiri, saling berganti antar penjaga bisakah lebih cepat! Fokuskan Art
Penyembuh ke sisi tersebut”
“Asuna-sama, aku masih bisa bertarung!”
Seseorang yang merespon adalah Sortiliena di garis paling depan, ia mengatifkan
teknik pedang dua tangan, «Cyclone». Pedang panjang miliknya berputar cepat
dengan cahaya hijau dan menghempaskan tiga orang musuh, tetapi Liena
terjatuh setelahnya. Menilai dari percakapan mereka tadi malam, para
swordsmen dalam kelas bangsawan biasanya berfokus pada pertempuran satu
lawan satu, jadi pertempuran panjang dengan banyak musuh seperti ini benar –
benar tak adil.
Meskipun teknik pedang Liena cukup mematikan, bagi Asuna yang baru saja
tiba di dunia ini kemarin, teknik tersebut terlalu kaku. Liena terlalu banyak
menggunakan serangan sebelum serangan utama, sehingga senjata musuh pasti
akan menggores tubuhnya sebelum teknik miliknya mencapai klimaks. Armor
miliknya telah penuh bekas goresan, jejak darah ada diseluruh seragam Penjaga
yang dikenakannya.
“Mundur dan istirahat dulu, Liena-san! Percaya pada teman - temanmu!”
Pada perintah Asuna, Liena menggigit bibir dan mengangguk lalu mundur
sambil berkata “Aku akan segera kembali!” posisi miliknya langsung digantikan
Komandan Penjaga, tetapi wajahnya cukup kelelahan.
Selain kelelahan yang dialami sayap kiri, ada hal lain yang mengganjal hati
Asuna.
Pasukan crimson yang sedang mereka lawan bukanlah monster humanoid yang
dikendalikan algoritma, tetapi pemain veteran asal Amerika, tempat lahirnya
MMORPGs. Mereka yang telah lama akrab dengan pertarungan akan langsung
sadar jika penyerbuan sederhana tak akan efektif, seharusnya mereka
memikirkan strategi lain.
Apa yang akan dirinya lakukan jika situasinya terbalik? Asuna mengayunkan
Rapier miliknya semakin cepat.
Seharusnya, ia akan melakukan serangan jarak jauh dari samping. Tetapi tak ada
pengguna Art diantara musuh, dan jikapun ada, mereka tak akan langsung
paham mengenai bahasa Art dalam Underworld yang begitu rumit dalam waktu
singkat.

Page | 101
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Selain Art, ada juga pemanah. Untungnya, hanya ada pemanah di Pasukan
Penjaga, musuh tak bisa menggunakan akun pemanah. Usaha terakhir mereka
adalah mengayunkan senjata dengan kedua tangannya, tetapi tindakan itu pasti
membuat mereka tak cukup cepat, karena jika senjata mereka terlempar,
mereka tak akan bisa ikut dalam peperangan ini setelahnya.
Sepertinya musuh tak memiliki banyak pilihan.
Lalu, ia semakin yakin bisa mengalahkan sepuluh ribu pasukan musuh.
Tepat setelah Asuna memikirkan hal tersebut—
Pintu masuk kuil dikelilingi kegelapan.
Cahaya matahari terblokir oleh perisai besar di garis depan musuh juga tombak
– tombak yang diacungkan kedepan.
—Pengguna Tombak!
“Ber… Bersiaplah menahan serangan!! Berusahalah untuk bisa meghindari
ujung tombak!! Dekati musuh agar bisa menyerang mereka!”
Tepat setelah Asuna berteriak, dengan suara dentingan logam, tombak – tombak
besar melaju lurus ke depan secara bersamaan.
““”Assaaaaaaaaaault!!”””
Sebaris penuh 20 pengguna tombak berteriak lalu mulai melaju.
Para Penjaga mulai tertekan oleh serangan ini. Kumohon, tolong tenanglah,
Asuna berdoa dalam diam sambil memandang pengguna tombak yang melaju
langsung ke arah mereka. Pengguna tombak melaju lurus ke arah mereka.
Tunggulah sampai saatnya dan — Cling!
Cahaya kekuningan bersinar dari ujung rapiernya dan ditujukan pada pengguna
tombak.
“… Haaah!!”
Sambil berteriak, ia menancapkan rapier miliknya ke armor musuh, melihat ke
depan, ia melihat jika rapier miliknya menusuk tenggorokan musuh. Dengan
daya dorongan, darah menyembur ke seluruh pelindung kepala miliknya.
Teriakan yang terdengar bukan saja dari musuh, tetapi dari para Penjaga.

Page | 102
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Beberapa penjaga yang berada di sayap kiri tak berhasil menahan pengguna
tombak, mereka tertusuk - tusuk.
“Gh……….!!”
Mengeraskan giginya, Asuna meninggalkan posisinya dan berlari ke kiri. Dengan
tebasan «Linear», ia menusuk pasukan crimson yang menarik tombaknya dari
penjaga yang telah tewas. Mau menggenggam pedang berlumuran darahnya lagi,
Asuna memotong kedua tangannya dan melancarkan dua tusukan, «Parallel
Sting».
Asuna berhasil menghindar tusukan tombak ketiga dengan melompat ke atas.
Mendarat di tombak, ia berlari ke bahu musuh, mencopot helm miliknya dan
menusukkan rapier ke leher musuh.
Musuh terjatuh sambil berteriak. Kini mundur, Asuna berteriak:
“Bawa yang terluka ke bagian belakang! Sembuhkan mereka!!”
Menilai sekeliling sekali lagi, tampaknya Knight Renri dan para Penjaga
mengalami kesulitan menghadapi pengguna tombak, enam orang Penjaga telah
mengalami luka parah karena tertusuk tombak. Tiga diantaranya sepertinya tak
bisa ditolong.
—Jika musuh mengulangi strategi ini, pasukan Pertahan Kerajaan Manusia tak
akan mampu menahan kondisi ini karena kalah jumlah.
Ketakutannya menjadi kenyataan. 20 orang pengguna tombak selanjutnya siap
untuk menerjang.
Asuna memandang musuh yang akan datang lalu memandang jika dirinya telah
berada di tengah – tengan medan pertempuran.
Disana ada seorang Penjaga yang masih sangat muda, mencoba mengontrol
pedangnya, meskipu kakinya gemetaran.
“AH………!!”
Berteriak kencang, Asuna berlari ke kanan.
Ia melaju menuju Penjaga muda yang masih membatu dan pasukan tombak
yang akan datang. Rapier miliknya tak akan tepat waktu untuk menahan
serangan tersebut. Ia hanya bisa menjangkau ujung tombak dengan ujung
tangannya.

Page | 103
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Jika ini adalah dunia VRMMO, maka Asuna yang memiliki reaksi kecepatan
dan kekuatan pasti akan mampu menahannya. Tetapi di Underworld, parameter
yang tak bisa dihitung yang mana berbeda dengan SAO dan ALO, ada.
Tombak baja menusuk ke perutnya—
Daya dorong terasa di seluruh tubuhnya. Tak bisa mengutarakan suara, Asuna
dengan diam melihat ke samping, sebuah logam telah menusuk ke perut
miliknya.
***
Meminimalkan gerakan akan meningkatkan efektifitas pedang miliknya.
Bagi Komandan Knight Bercouli, teknik pedang milik Kaisar Vektor benar –
benar berbeda dari style pedang yang pernah ia lihat sebelumnya.
Pertama, ia hampir tak pernah menggunakan kakinya. Ketika ia menghindari
serangan, ia hanya menggeser dirinya dari pijakan. Juga, ketika ia mau
menyerang, ia tak kelihatan melakukan persiapan. Pedang yang ia genggam agak
renggang akan tiba – tiba meluncur ke jarak paling dekat.
Singkatnya, memprediksi gerakannya sangat tak mungkin. Bercouli bahkan
hampir tak bisa menahan lima serangan kuat milik Kaisar.
Tetapi lima serangan sudah cukup.
Karena pengalaman bertarung miliknya, Bercouli yang sudah mengamati teknik
Vektor mulai menyerang balik ketika Kaisar hendak memulai serangan ke
enam.
“Hsss!”
Melepaskan sedikit semangatnya, ia menebaskan tebasan ke arah kepala
sebelum Vektor bisa melakukannya.
Bersama bunyi logam, percikan putih menyembur ke segala arah.
Kedua pedang saling bertabrakan di tengah udara. Dari sini, hanya adu kekuatan
saja. Pedang milik musuh terdorong ke bawah. Tampaknya tak bisa menahan
tekanan, tubuh Vektor mulai membungkuk.
—Ini saat – saat kritis!!

Page | 104
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Bercouli memasukkan Incarnation dalam pedang miliknya. Pedang baja tersebut


bercahaya perak. Time Piercing Sword perlahan menekan pedang hitam
Vektor, sampai ke pundaknya, dan menggores armor—
Tiba – tiba, pedang Vektor mulai memunculkan cahaya.
Pendar tersebut seperti makhluk hidup, membungkus Time Piercing Sword.
Pada saat yang sama, cahaya perak milik Time Piercing Sword menghilang,
seolah dihisap.
—Apa ini?
Tidak…
Apa, apa yang aku lakukan …?
Dengan suara gemercik, ia merasakan rasa dingin di punggung kirinya. Bercouli
membuka matanya, melompat ke belakang, mengambil nafas panjang, dan
mendapatkan kembali kesadarannya yang hilang sejenak.
—Apa itu tadi?
Seseorang sepertiku, ada di medan peperangan ini!
Berpikir keras, Bercouli sadar jika tak sepele itu.
Kegelapan menyelimuti pikirannya sehingga ia tak tahu mengapa ia disini, atau
megerti alasannya.
“Sialan… kau menghisap Incarnation milikku lewat pedangku?”
Bercouli memaki dengan suara rendah.
Jawaban musuhnya hanya senyum sunyi.
Ia memandang bahu kirinya. Hanya goresan, namun cukup dalam.
“Hmph… Sungguh menarik, benar kan, Kaisar? Tetapi tak bisa mengayunkan
pedang sungguh menyusahkan.”
Bercouli terkekeh. Berbeda dengan Vektor yang tersenyum dan bergumam.
“… Benar. Yah, ada hal lain yang belum aku coba.”

Page | 105
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Setelah itu, ia menjulurkan pedang di tangan kanannya ke depan, tetapi


bagaimanapun kau melihatnya, cukup jauh jarak mereka berdua. Tak mungkin
pedang tersebut mengenainya—
Dari ujung pedang yang terangkat, sebuah tembakan cahaya biru gelap muncul.
…Tak mungkin, dari jarak jauh?!
Tepat ketika ia menyimpulkan, cahaya tembakan tersebut menyentuh dadanya.
Kesadarannya menghilang bagaikan api lilin yang tertiup angin.
Pedang panjang milik musuh menjangkau Komandan Knight, turun lurus
menuju lengan kirinya— namun ia hanya berdiri disana, hanya bisa menonton
kejadian tersebut.
Pedang musuh terayun dari atas.
Dengan bunyi khas, lengan kokoh Bercouli tertebas dari tubuhnya.
***
“Ku… u… ughh!!”
Asuna berhasil menahan jeritannya yang hampir keluar. Rasa sakit yang amat
sangat— seperti terkena semburan api secara terus menerus hingga batas rasa
sakit.
—Rasa sakit ini bukan apa - apa!
Hanya goresan, tak terasa apa – apa!!
Tombak hitam yang menancap di perut kiri Asuna telah menembus keluar
sejauh setengah meter.
Asuna memutar kepalanya untuk melihat. Ujung tombak tersebut hanya
menyentuh pipi si Penjaga muda yang berdiri melongo. Dengan sekuat tenaga ia
tersenyum pada laki – laki tersebut, ia menatap pucat pada Asuna.
—Dibandingkan nyawa berharga anak ini … apalah arti luka virtual?!
“Ungh… Ah!!”
Berteriak hebat, Asuna memasukkan kekuatan ke tangan kirinya, lalu
menggemggam tombak yang menembus tubuhnya.

Page | 106
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Dengan bunyi retakan, logam yang berdiameter lima cen patah dengan
pukulannya. Ia lalu mengambil tusukan tombak yang ada di punggung dan
menariknya.
Kunang – kunang menari di matanya, dan rasa sakit kesemutan mengalir dari
ujung jari hingga kakinya. Tetapi tangan Asuna tak peduli, ia menarik tombak
tersebut dengan brutal dan melemparkannya ke tanah.
Darah menyembur dari mulut serta bekas luka di perutnya, tetapi tubuhnya
masih tetap berdiri tegak. Asuna mengelap darah yang ada di mulut lalu
menatap musuh dengan pandangan murka.
Pemilik tombak tersebut berkedip beberapa kali, matanya kebingungan.
“Oh, gosh.”
Berucap dalam bahasa inggris.
“… The hell, man… This type of game isn’t fun at all. I’m logging out.”
Setelah mendengar kata – kata tersebut, Asuna menusuk jantung musuh
menggunakan Rapier di tangan kanannya. Tubuh musuh tertunduk lalu
menghilang dengan efek pecahan.
Nyeri di perutnya tidak membuat Asuna menangis, namun matanya berlinangan
air mata.
Rasa sakit dan kebencian yang memenuhi medan peperangan ini seharusnya tak
terjadi dari awal.
Pemain Amerika dan Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia tak memiliki alasan
untuk saling bantai. Jika kondisi mereka bertemu berbeda, kedua sisi seharusnya
bisa menjadi teman— seperti yang Asuna alami.
Dunia Virtual … dunia VRMMO seharusnya tidak seperti ini.
“T… To… Tolong… Gh!”
Sebuah teriakan dalam bahasa jepang memasuki telinga Asuna. Menoleh, ia
melihat tombak besar menusuk seorang Penjaga yang tak bisa bergerak di tanah.
“U… AAAAAAAHH!!”
Emosi Asuna tak bisa ditahan ketika ia melaju ke sana.

Page | 107
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Rapier di tangan kanannya menebas tiada henti dan cahaya yang muncul dari
ujungnya membungkus tubuh Asuna; kaki Asuna meninggalkan tanah ketika ia
melaju lurus seperti komet. Serangan lurus tertinggi bagi rapier miliknya,
«Flashing Penetrator».
Pemegang tombak yang hendak membunuh Penjaga terhempas ke udara, juga
teman yang ada di belakangnya. Musuh ketiga juga terhempas.
Setelah menerbangkan musuh keempat yang ada di bawah patung besar, sword
skill miliknya berhenti kemudian ia berbalik, menghembuskan nafas.
Gelombang kedua serangan tombak telah menyebabkan lima orang tewas di
Pasukan penjaga. Bersamaan itu juga, gelombang ketiga serangan tombak
hendak bersiap - siap.
Asuna menarik rapier miliknya dari mayat musuh lalu berteriak.
“Semua pasukan, jangan meninggalkan posisimu! Renri-san, tolong ke sini!”
Asuna membuat senyuman kecil, memastikan Knight muda yang melihat
sosoknya yang berlumuran darah di sana – sini agar tenang.
“—Aku akan menghancurkan formasi musuh. Kuserahkan musuh yang berhasil
lolos padamu.”
“A… Asuna-sama?!”
Asuna mengangkat tangan kirinya ke atas pada Renri dan para Penjaga yang
kelelahan.
Kemudian, ia berlari.
***
Pusat keseimbangan Bercouli tiba – tiba bergoyang, dan apa yang
menyebabkannya adalah lengan kirinya yang terjatuh ke tanah.
Apa yang menyadarkannya bukanlah rasa sakit, tetapi rasa kengerian yang
dingin.
“Guh…!”
Ia melompat ke belakang, berusaha menjaga jarak antara dirinya dan Vektor.
Percikan darah dari lengan kirinya bercucuran di pilar batu.

Page | 108
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

—Apa – apaan ini?


Ia mengarahkan pedangnya padaku, dan kesadaranku dipaksa menghilang …?
Bercouli mengangkat kedua jarinya yang menggenggam gagang Time Piercing
Sword untuk menyembuhkan luka, memeras otak secepat mungkin. Healing Art
yang tak dilafalkan dengan cepat menghentikan percikan darah dengan bekas
cahaya kebiruan. Akan tetapi, tak ada cukup Sacred Energy di bebatuan sekitar
sini untuk menyambungkan lengan miliknya.
—Bagaimana aku menghadapi musuh seperti ini?
Armament Full Control Art «Time Piercing Sword • Empty Slash» miliknya tak
efektif. Incarnation yang ada pada tebasan akan dihisap oleh musuh.
Pilihan terakhir miliknya adalah menggunakan Release Recollection Art
«Arcane Slash». Tetapi jika ia menggunakan teknik itu lagi, ia harus
mendapatkan saat yang tepat. Pertama, musuh tak boleh mengganggu
serangannya. Kedua, harus sangat akurat …
Bercouli menyeka keringat yang ada di dahinya dengan cepat.
Lalu, ia menyadari.
—Aku sangat putus asa.
Entah mengapa, aku tak punya hal lagi yang bisa diandalkan.
Dengan kata lain, disinilah aku akan mati. Serangan selanjutnya mungkin akan
menyebabkanku mati.
“… Heh.”
Setelah menyadari kondisinya, ketimbang berkerut, Komandan Integrity Knight
Bercouli Synthesis One malah menyeringai.
Matanya berpaling dari Kaisar Vektor menuju Knight emas yang pingsan dibalik
Kaisar Vektor— Alice Synthesis Thirty.
—Nona Kecil.
Aku masih belum bisa memberi apa yang kamu inginkan, Nona Kecil. Aku
belum bisa memberikan kasih sayang seorang ayah. Karena, aku sendiri juga tak
bisa mengingat apapun mengenai orang tuaku.

Page | 109
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi, ada satu hal yang pasti.


Mereka yang disebut orang tua pasti akan melindungi anak mereka.
“Bajingan sepertimu … tak akan bisa mengerti, dasar monster!!”
Bercouli menjejak pilar dan maju kedepan.
Tanpa menyiapkan rencana, ia mengisi segala sesuatu yang ada dalam dirinya
menuju pedang, si Knight tertua tersebut berlari.

Page | 110
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 111
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
“Ga… Hah…”
Batuk darah keluar dari mulutnya dan tumpah ke tanah yang ia pijak.
Asuna masih tetap berdiri, bahkan jika ia hanya bisa menggenggam Rapier di
tangan kanannya. . Setelah menahan gelombang tombak ketiga dan keempat, ia
terluka sepuluh kali lipat di seluruh tubuh. Armor dan pakaian mutiara putih
miliknya kini robek dan darah ada dimana – mana.
Setelah menerima serangan langsung dari tombak hingga membuat lubang di
tubuhnya, sungguh heran mengapa ia masih bisa bergerak. Faktanya, HP
miliknya yang sangat banyak tidak menurunkan kekuatan miliknya.
—Tubuh ini akan tewas jika hatiku lengah.
Jadi, aku harus tetap berdiri.
Seluruh tubuhnya telah mati rasa. Hanya rasa panas yang menyelimuti seluruh
indranya, hingga membuat pandangannya agak kabur.
Gelombang pasukan tombak kelima mulai muncul di pandangannnya yang
kabur, lalu ia mencabut Rapier miliknya dari tanah.
Ia sudah tak bisa menghindar secara langsung. Ia hanya bisa menghentikan
tombak dengan tubuhnya lalu melancarkan serangan sword skills.
Rapier seberat bulu milik Asuna kini seolah menjadi cukup berat di
genggamannya, tetapi kini ia mengangkatnya dengan kedua tangan, menunggu
kedatangan musuh.
“—Go!!”
Tanah berguncang, 20 orang pengguna tombak mulai melaju.
Boom, boom, boom boom boom boom…
Dalam suara langkah kaki, suara bergema terdengar dari suatu tempat.
Mata Asuna terangkat ke atas.
Dari langit merah, garis – garis mulai berjatuhan. Garis tersebut seperti kode
digital.

Page | 112
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

—Bala bantuan… untuk musuh…?


“…… Ahh……”
Dalam jeritannya, ia merasa sangat khawatir dan ketakutan.
Tetapi—
Warna garis tersebut bukanlah warna crimson, tetapi biru tua seperti warna
langit fajar.
Asuna tak bisa melihat warna tersebut, ia hanya menyaksikan dengan kedua
matanya, menunggu apa yang akan terjadi.
Garis – garis tersebut berhentii sepuluh meter di atas tanah; kode digital tersebut
mulai memadat dan bercahaya, menjadi sosok manusia.
Voom.
Udara bertiup, dan sosok – sosok tersebut mulai berputar. Seperti angin
tornado, sosok tersebut akhirnya turun.
Tepat dibawahnya, ke 20 pengguna tombak berhenti dan juga menatap atas
seperti orang bodoh.
Tornado biru tersebut mendarat di tengah formasi musuh.
Kemudian, pasukan crimson berhamburan.
Darah. Pasukan musuh yang terkena tornado tersebut terpotong – potong,
darahnya tertiup angin ke berbagai arah.
Akhirnya, di tengah pasukan tombak yang tewas, tornado tersebut mulai
melambat dan membentuk sosok manusia.
Sosok tersebut memunggungi Asuna, tubuhnya langsing namun tinggi. Ia
mengenakan armor khas jepang. Tangan kirinya menggenggam sarung pedang
di pinggang, dan tangan kanannya menggenggam pedang panjang, bukan, sebuah
katana, yang kini ia acungkan ke depan musuh.
Asuna telah melihat serangan itu sebelumnya, di dunia lain.
Sebuah Sword Skill.
Serangan berat senjata katana— «Tsumujiguruma».

Page | 113
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sosok tersebut akhirnya berdiri, memanggul katana miliknya ke punggung, lalu


ia memandang Asuna.
Dibawah bandana miliknya, wajah agak berjanggut menyeringai padanya.
“Hei, maaf membuatmu menunggu, Asuna.”
“K… lein…?”
Asuna tak bisa mendengar suaranya sendiri.
Tiba – tiba, getaran yang sama juga terdengar di seluruh langit. Meskipun efek
suara yang ditimbulkan hampir sama ketika pemain Amerika muncul, namun
bagi Asuna, suara ini adalah suara malaikat yang akan turun.
Lalu ribuan cahaya biru kode digital mulai turun satu persatu dari langit merah.
***
Terpotong.
Kesadaran menghilang.
Rasa sakit menmuatnya terbangun.
Bercouli telah lupa berapa banyak ia telah melalui proses tersebut.
Melalui pertarungan ini, Kaisar Vektor tak pernah memberikan serangan fatal.
Tetapi Bercouli tahu jika darah yang mengalir dari luka – lukanya, adalah Life
miliknya yang semakin menghilang.
Tetapi karena kekuatan imajinasi yang ia kuasai selama dua ratus tahunan, ia
berhasil mengusir rasa takut dan kengerian miliknya, ia hanya memikirkan satu
hal dalam pikirannya.
Menghitung.
Lebih tepatnya menghitung waktu.
Bercouli memiliki kemampuan khusus untuk mengkonfirmasi waktu
menggunakan pikirannya, dan sekarang ia bergantung pada kemampuan
tersebut lalu mengingatnya. Bahkan ketika pikirannya menghilang karena
pedang Kaisar, ia masih tetap menghitung dalam bawah sadar.
—Empat ratus delapan puluh tujuh.

Page | 114
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

—Empat ratus delapan puluh delapan.


Bercouli menghitung sambil meluncurkan serangan yang tak berarti.
“… Teknik pedang milikmu … sepertinya tak berhasil menggoresku … wahai
komandan.”
— Empat ratus sembilan puluh lima.
“Kau tak akan mampu membunuhku dengan teknik pedang seperti itu ….”
— Empat ratus sembilan puluh delapan.
“Lihat ini, aku masih belum selesai.!”
Sambil berteriak, ia mengayunkan pedangnya ke depan.
—Lima ratus.
Pedangnya menyentuh pedang Kaisar.
Incarnation terhisap, pikirannya buyar.
Ketika ia sadar, ia telah berlutut, darah menetes dari pipi kirinya.
—Lima ratus depalan.
Hampir sampai, kumohon bertahanlah.
Bercouli berdiri kesulitan, dan memandang Kaisar yang ada di belakangnya.
Pandangan jijik muncul pada wajah tak berekspresi miliknya. Alasannya adalah
ketika ia menebas pipi Bercouli, darah miliknya menyiprat di pipi Vektor.
Vector mengelap noda tersebut dan berguman.
“… Sudah cukup.”
Ia mengambil langkah ke depan menuju genangan darah yang diciptakan
Bercouli.
“Jiwamu terlalu berat. Terlalu kental. Terasa di lidahku. Dan kini
membosankan, kau hanya berpikir untuk membunuhku.”
Kaisar berkata dengan nada datar, lalu mengambil satu langkah lagi ke depan.
“Matilah.”
Page | 115
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Terangkat pelan, pedang hitam memunculkan cahaya menyilaukan.


Ekspresi Bercouli tidak berubah, tetapi ia menggeramkan giginya.
—Sedikit lagi. Tinggal tiga puluh detik.
“Heh… Jangan berkata seperti itu. Aku masih bisa … menahannya.”
Komandan Knight mengambil langkah ke depan, dan dengan gemetaran ia
mengangkat pedang panjang miliknya.
“Kemana kau akan.... pergi. Kemana kau akan melangkah. Oh, disana…?”
Dengan cahaya redup di matanya, Komandan Knight mengayunkan pedangnya.
Clog. Ia menebaskan pedang ke suatu arah, lalu semakin gemetar.
“Ah… Ataukah … disini…?”
Ia melancarkan tebasan lain walaupun agak lemah. Lalu, ia menyeret kakinya
yang mati rasa, Bercouli menebas ke arah secara acak.
Kerena pandangannya mulai buram karena kehilangan banyak darah, pikirannya
juga menjadi kabur— ia sudah tahu akan hal ini.
Akan tetapi, ini adalah tindakan terakhir milik Komandan Knight.
Mata biru miliknya yang sudah kehilangan cahaya hanya berfokus pada satu hal.
Jejak kaki.
Hampir sepuluh menit melakukan serangan tak berarti, Bercouli telah
menumpahkan darahnya ke bebatuan yang ada di kakinya. Meskipun tidak luas
tetapi dua jejak kaki bisa terlihat jelas, ada jejak sepatu milik Kaisar Vektor dan
sandal kulit milik Komandan Knight, bisa terlihat jelas dan mudah dibedakan.
Dengan kata lain, ini adalah jejak pergerakan keduanya.
Walaupun begitu, Bercouli telah mencari jejak kaki milik Kaisar yang telah
mengering ketika ia menebas lengan Bercouli sepuluh menit lalu.
Setelahnya, Bercouli mulai menghitung meskipun tak sadar.

Page | 116
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Itu berarti, ia bisa mengetahui kemana Kaisar Vektor bergerak sepuluh menit
lalu. Lalu, jejak kaki yang ia buat berhasil merekam kemana ia melaju, dan
dimana ia berhenti.
—Lima ratus depapan puluh sembilan.
—Lima ratus sembilan puluh.
“Oh… Aku menemukanmu …”
Bercouli bergumam, semakin gemetaran ketika ia mengayunkan Time Piercing
Sword.
Ini adalah serangan terakhirnya.
Baik itu pedang maupun pemiliknya, keduanya telah mencapai batas Life
mereka.
Dan Bercouli semakin kelelahan, ia mengaktifkan Release Recollection Art
milik Divine Instrument-nya, Time Piercing Sword.
«Time Piercing Sword • Arcane Slash».
Kebalikan teknik «Empty Slash» yang bisa menebas masa depan, teknik «Arcane
Slash» bisa menebas masa lalu.
Dalam Main Visualizer dari Underworld, pergerakan semua manusia telah
direkam selama enam ratus detik, atau sepuluh menit.
Time Piercing Sword bisa merusak rekaman ini, menyebabkan sistem salah
mengenali lokasi seorang manusia saat ini menjadi lokasi masa lalu.
Sebagai hasilnya, pedang yang tadi dilancarkan bisa berpindah ke tubuh
seseorang yang ada di masa lalu. Tak bisa dihindari, tak bisa diblokir, sesuai
namanya, teknik ini seolah mempecundangi teknik pedang lain dan kerja keras
seorang swordsmen.
Itulah sebabnya Bercouli selalu berpikir dua kali sebelum mengaktifkan «Arcane
Slash». Ketika bertarung melawan Eugeo, walaupun terkena Release
Recollection Art dari Blue Rose Sword, ia memutuskan tak akan menggunakan
teknik ini karena ia bisa menang dengan mudah. Ia tahu jika Pemimpin tetua
Chudelkin akan menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk perlawanan
terhadap Gereja Axiom.

Page | 117
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi karena lawannya Kaisar Vektor yang memiliki kekuatan melebihi dirinya,
ia tak perlu berpikir dua kali.
Ketika Kaisar Vektor turun dari naganya, Bercouli mengambil keuntungan
tentang fakta bahwa musuhnya hanya terbang lurus dengan kecepatan tetap
sehingga ia bisa mengetahui lokasi terbang sepuluh menit sebelumnya. Namun,
karena jarak dekat, ia harus benar – benar memastikan lokasinya dengan sangat
tepat.
Tentu saja, jika ia bisa mengingat lokasi musuh sepuluh menit lalu, ia bisa
mengaktifkan teknik ini. Tetapi menggunakan cara tersebut, jika pengaktifan
teknik pedang miliknya terganggu oleh musuh, akan menjadi sulit untuk
menghitung sepuluh menit lagi.
—Tepat seperti ini.
“Kau kelihatan mengincar sesuatu.”
Kaisar Vektor mendekat, dan Bercouli dipaksa menghindari Incarnation
berwarna biru gelap dari pedang panjang musuh. Seperti itu, «sepuluh menit
masa lalu» yang telah ia rekam menghilang selamanya.
—Aku melewatkan kesempatanku.
Bercouli sekali lagi menyiapkan Time Piercing Sword miliknya yang akan
mengaktifkan Release Recollection.
Ia berada di ujung tanduk.
Karena Kaisar telah menyadari jika ia mengincar sesuatu, ia akan langsung
mengaktifkan serangan terakhir miliknya. Kenyataannya, cahaya Incarnation
pedang panjang milik Vektor telah melaju ke arah Bercouli.
Berusaha melawannya, Komandan Knight berusaha menghindar sekuat tenaga.
Berguling.
Berguling, berguling, dan terjatuh. Ia tahu sejak lama jika ia akan menjumpai
maut dengan cara sulit.
Tiga kali, empat kali.
Tepat pada serangan kelima, Bercouli berhasil menghindari semua serangan.

Page | 118
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi setelahnya, cahaya kebiruan berhasil menyentuh tubuhnya.


Kesadarannya berhasil menghilang.
Ketika Bercouli membuka matanya lagi, apa yang ia lihat adalah pedang panjang
Vektor yang menembus kedalam perutnya.
Dengan suara whoosh, pedang tersebut tertarik, sisa – sisa Life milik Komandan
Knight menyembur lagi.
Ketika ia terjatuh ke belakang, ia melihat—
Sosok naga yang terbang tinggi di langit, kini melaju ke bawah dengan kecepatan
mengerikan.
—Hoshigami.
Hei, kau kusuruh berjaga kan? Mengapa kau menentang perintahku, kau tak
pernah melakukan hal ini sebelumnya, benar kan?
Sang naga membuka lebar mulutnya, api kebiruan mulai menyembur.
Melawan serangan seperti itu yang berhasil memusnahkan ribuan pasukan,
Kaisar Vektor kini merentangkan tangan kirinya dan menangkapnya.
Armor hitam yang ada di tangannya berhasil memantulkan api ke segala arah.
Api berhamburan ke segala arah.
Pedang di tangan Kaisar menembakkan cahaya biru gelap sekali lagi, menembus
api biru dan menusuk tepat ke kepala Hoshigami. Naga Bercouli menerima
teknik pedang berkekuatan penuh yang berhasil mengontrol naga Dark Knight
Order sebelumnya— tetapi gerakannya tidak terhenti.
Kebalikannya, Hoshigami mengubah seluruh Life miliknya menjadi sinar putih
yang ditembakkan dari sayapnya, langsung ke arah Kaisar berada.
Rasa jijik muncul lagi dari wajah Kaisar; ia mengangkat pedangnya tinggi – tinggi
dan dan menusukkan tusukan menuju rahang sang naga, berusaha
menghancurkannya. Cahaya gelap menyelimutinya, menghisap Life sang naga
dan menghancurkan tubuhnya berkeping - keping.
Hoshigami telah memberikan Life miliknya untuk mengalihkan perhatian
Kaisar selama tujuh detik—

Page | 119
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Bercouli tak akan menyia – nyiakan kesempatan tersebut.


Komandan Knight bisa merasakan nafas terakhir milik naga tersayangnya yang
telah menghabiskan seluruh hidupnya bersama Bercouli lalu mengayunkan
Release Recollection Time Piercing Sword tinggi – tinggi.
Teknik untuk mengingat “posisi musuh sepuluh menit lalu” hanya bisa
diaktifkan setiap sepuluh menit sekali.
Namun, rekaman pergerakan yang ada di tanah bisa menunjukkan posisi musuh
sepuluh menit sebelumnya.
Tujuh detik setelah Bercouli menatap posisi dimana ia tidak bisa melakukan
serangannya, jejak kaki Kaisar bisa terlihat, ia lalu meluncurkan serangannya.
Ada karakteristik lain pada teknik «Time Piercing Sword • Arcane Slash».
Dengan memasuki system secara langsung, kekuatan pedang ini bisa
“menghapus nilai Life dari target yang akan ditebas”. Terlebih lagi, serangan ini
tak akan bisa ditahan bahkan oleh sebuah Incarnation.
Benar, kemampuan Kaisar Vektor untuk menonaktifkan dan menghisap semua
serangan Incarnation tak akan bisa diaktifkan.
Terus, nilai Life tak terbatas milik Vektor langsung terubah menjadi nol.
Sebagai hasilnya, tubuh Kaisar langsung terpotong dari bahu hingga pinggang
kanannya.
Bahkan ketika tubuhnya terpotong menjadi dua, ekspresi wajah Kaisar Vektor
masih tetap pucat tanpa ekspresi. Mata birunya hanya menatap kosong menuju
langit.
Sesaat setelah tubuh atasnya mendarat ke tanah, di sekitar dadanya, cahaya
hitam menyembur, menciptakan ledakan tak bersuara.
Setelah ledakan berhenti, tak tersisa jejak tubuh maupun keberadaan Kaisar
Vektor.
Sedetik kemudian, Time Piercing Sword yang telah kehabisan Life hancur
menjadi debu dengan suara menyedihkan.
***

Page | 120
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

…begitu hangat.
Aku ingin berada disini lebih lama.
Terbangun dari tidurnya, Integrity Knight Alice tersenyum kecil ketika masih
diantara batas bangun dan tidur.
Menghalau sinar matahari.
Ia mulai berdiri dengan kedua kakinya.
Sebuah tangan dengan lembut membelai rambutnya.
………Ayah.
Sudah berapa lama ia berbaring disini? Ia telah lama merindukan masa – masa
tenang seperti ini … Perasaan terlindungi, tak mengkhawatirkan apapun.
Ahh… Tapi, sudah saatnya untuk bangun.
Lalu, Integrity Knight Alice membuka kelopak matanya.
Yang muncul di depan matanya adalah sosok swordsman berumur, matanya
menyipit ketika ia memandang Alice.
Di wajah dan dadanya, terdapat bekas luka. Luka tersebut kini bertambah
karena luka yang kini bertambah.
“……… Paman?”
Alice berbisik, akhirnya ia benar – benar sadar.
—Benar, aku telah diculik Kaisar Vektor. Beneran nih, aku benar – benar
ceroboh, aku maju tanpa berpikir panjang.
Tetapi seperti prediksi Paman, bahkan ketika aku tertangkap oleh musuh, ia
akan menyelamatkanku. Selama orang ini ada disini, aku bisa merasa aman.
Tersenyum lagi, Alice berdiri. Ia menyadari luka yang ada di wajah dan dada
Komandan Knight, ia menghembuskan nafas lega.
Lengan kirinya terpotong dari atas bahu. Jubah miliknya berlumuran darah
kering. Dan dibawah dadanya, luka mengerikan berada.
“P… Paman… !! Paman Bercouli!!”

Page | 121
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Alice berteriak dan mengulurkan kedua tangannya, jari milik Alice menyentuh
pipi Komandan Knight Bercouli.
Lalu ia menyadari jika Knight tertua di dunia ini telah menghabiskan Life
miliknya.
***
… Aw, jangan menangis seperti itu Nona Kecil.
Kematian pasti akan datang, hanya saja datang sekarang, benar kan?
Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One berkata ramah ketika ia
melihat kebawah pada Alice yang memeluknya. Namun suaranya tak bisa
keluar.
…Nona Kecil, jika ini kamu. Aku akan baik – baik saja. Bahkan jika sendirian,
kamu akan bisa terus hidup.
Karena, kamu ini muridku.... putriku.
Pemandangan dibawah kini meninggalkan mata Bercouli. Membuat senyum
terakhir pada murid kesayangannya, matanya kini menatap langit utara di
kejauhan.
Ia memikirkan seorang knight wanita lain yang ada jauh disana..
Ia tak tahu apakah mereka akan sukses atau tidak, tetapi saat ini, hati miliknya
terisi oleh perasaan mendalam setelah menemui ujung hidupnya yang mana ia
pikir akan hidup abadi.
… Yah,tak begitu buruk kok, benar kan?
“Ya, kau harus bersyukur karena ada orang – orang yang menangis untukmu.”
Ketika ia menoleh menuju sumber suara, ia melihat seorang gadis melayang
disana, tubuh telanjangnya tertutupi rambut perak.
“… Hei, jadi kau masih hidup.”
Bercouli mengangkat bahunya, dan Pemimpin Tertinggi Administrator berkedip
dan tersenyum.

Page | 122
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Tetapi itu tak mungkin, benar kan? Bisa muncul dihadapanmu, aku ini ingatan
dalam dirimu. ‘Aku’ Cuma ingatan Administrator yang tersimpan dalam
jiwamu.”
“Hmm, aku masih tidak begitu paham … tetapi, jika kau ini ada dalam
ingatanku. Aku senang kamu bisa tersenyum seperti ini.”
Bercouli merespon sambil menyeringai, dan tiba – tiba disampingnya ada naga
tersayang milik Bercouli, Hoshigami. Ia menjulurkan leher panjangnya menuju
tubuh Bercouli.
Komandan Knight dengan lembut memegang leher peraknya. Lalu ia melompat
bersama Pemimpin Tertinggi keatas.
“Apa kamu membenciku?” Komandan Knight hanya bisa menggeleng. “Apakah
kamu tak membenciku yang telah membuatmu hidup abadi dan menghapus
ingatanmu berulang kali?”
Setelah beberapa saat, Bercouli menjawab.
“Meskipun memang benar dan cukup bosan, yah, hidup yang aku jalani cukup
menyenangkan.”
“… Sungguh?.”
Berpaling pada jawaban Administrator, Bercouli menarik tali kekang
Hoshigami.
Sang naga membentangkan sayap transparan miliknya, lalu perlahan terbang
menuju langit luas.
***
Dibawah langit berbintang—
Di tanah kering sekitar reruntuhan «Gerbang Besar Timur». Di sebelah timur
dan barat reruntuhan, sepuluh ribu pasukan Tanah Kegelapan yang tertinggal
dan empat ribu Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia telah membentuk formasi,
bersiap untuk saling serang.
Karena Kaisar Vektor telah menghilang tanpa jejak, pasukan Tanah Kegelapan
tak bisa bergerak bebas. Pasukan Penjaga juga kebingungan sehingga mereka
juga tak bergerak.

Page | 123
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Didekat reruntuhan gerbang hanya terdengar suara angin, ada sosok knight
wanita. Dia adalah Integrity Knight yang tinggal untuk memimpin Pasukan
utama, Fanatio Synthesis Two. Ia telah memerintahkan Penjaga dan regu
Ascetics untuk beristirahat akan pertempuran yang akan terjadi, tetapi dirinya
sendiri tak bisa tidur di tenda. Sehingga ia berjalan sendiri di reruntuhan
Gerbang Besar Timur.
Langit malam telah lama berlalu. Solus telah tenggelam di langit merah Tanah
Kegelapan dan langit biru Kerajaan Manusia.
Lebih dari satu setengah hari berlalu sejak pasukan pengecoh Kerajaan Manusia
berangkat menuju bagian selatan Tanah Kegelapan. Meskipun ia tahu mengenai
misi mereka tak akan mudah, ia harus menunggu disini.
Tepat ketika Fanatio menutup matanya, ingin berdoa pada ketiga dewi agar
mereka bisa kembali dengan selamat—
Matanya terbuka mendadak.
Ia merasa pria yang ia cintai sedang berbicara di telinganya.
—Maaf, Fanatio. Tampaknya kita tak akan bisa bertemu lagi.
—Aku menyerahkan sisanya padamu. Biarkan anak itu hidup bahagia …
Belum lama ini, Fanatio telah mendengar perkataan yang sama. Itu adalah
perkataan ketika Komandan Knight Bercouli hendak bernagkat.
Berpakaian armor silver, tangan Fanatio menyentuh perutnya dengan lembut.
Nyawa baru yang ada di tubuhnya adalah sesuatu yang terjadi tiga bulan lalu.
Bercouli, yang mana telah pergi selama lebih dari seratus tahun tanpa
menyentuh Fanatio, ia mungkin telah memprediksinya ketika ia melanggar
taboo.
Memprediksi kematiannya sendiri.
Merasakan jika Life milik Komandan Knight Bercouli telah menghilang di
kejauhan sana, Fanatio perlahan tertunduk dan menutupi wajahnya dengan
kedua tangan.
Tak bisa menahan, ia terisak.

Page | 124
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Alasan mengapa Bercouli selalu menjauh dari Fanatio maupun perempuan lain,
ia pernah mendengarnya dahulu kala.
Pria dan wanita di Kerajaan Manusia hanya bisa menikah dibawah pengawasan
pendeta Gereja Axiom, dan hanya bisa membuat seorang anak melalui sebuah
kontrak. Namun seorang Integrity Knights berperan juga sebagai seorang
pendeta dan tak memerlukan pesta pernikahan. Mereka hanya harus
bersumpah saling mencintai, berbagi ranjang, dan bisa memiliki seorang
keturunan.
Namun anak ini akan menua dan tewas ketimbang orang tuanya karena Life
mereka telah dibekukan. Bahkan, mengijinkan anak ini mengalami hal yang
sama bahkan lebih kejam dari tindakan Pemimpin tertinggi.
Meskipun begitu, karena Pemimpin Tertinggi telah meninggal, Bercouli
akhirnya menerima perasaan Fanatio. Maka, ia memutuskan untuk melindungi
anak ini dan membuatnya terus hidup sampai ajal menjemput.
Maka—
“… Beristirahatlah dengan tenang, Bercouli. Aku akan membesarkan anak ini.
Aku akan membuatnya menjadi seorang pria yang kuat seperti dirimu.”
Menghentikan isak tangisnya, Fanatio membuat keputusan.
—Tetapi sekarang ini.
Sekarang ini, biarkan aku menangis.
Terjatuh ke tanah, Fanatio menggenggam butiran pasir bekas jejak kaku
Komandan Knight Bercouli, lalu menangis tanpa menahan diri.
Bagian 5
“Meskipun aku tak memiliki masalah dengan kalian …”
Mengacungkan katana merahnya pada pasukan crimson, pedang miliknya
bergetar di penjuru reruntuhan.
“Aku akan membalas kalian karena telah melukai temanku. Aku akan
membalas tiga kali lipat … Tidak, aku akan membalas ribuan kali lipat sialan!!”

Page | 125
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tepat setelah berteriak, ia melaju ke arah musuh. Asuna begitu kebingungan


hingga ia melupakan rasa sakit yang ada di perutnya. Tiba – tiba, garis kode lain
muncul disebelah Klein, membentuk sosok manusia.
Sosoknya begitu besar, seorang pria berkulit coklat dan menggenggam kapak
besar.
“… Agil-san!!”
Asuna memanggil namanya.
Ketika “si penjual”, yang pernah menyediakan persediaan pertempuran bagi
pemain atas SAO, menoleh pada Asuna, ia mengacungkan jempolnya ke atas
udara sambil tersenyum.
Setelahnya, ia berbalik dan mengejar Klein yang telah berlari.
Orang ketiga dan keempat muncul dihadapan Asuna.
Seorang gadis berambut pendek, mengenakan pakaian merah kecoklatan serta
pelindung dada berwarna perak, ia juga menggunakan palu perak yang
menggantung di pinggangnya.
Selanjutnya, seorang gadis kecil yang mengenakan pakaian dan tunik biru laut,
rambutnya diikat twin tail.
“— Liz!! Silica-chan!!”
Kedua mata Asuna terisi air mata.
Kekuatan meninggalkan tubuhnya. Sambil tetap di posisi semula, Asuna
membuka kedua tangannya pada temannya yang ia sayangi.
“Kalian… Kalian telah datang…”
“Tentu dong kami datang!”
“Beneran”
Menjawab pada saat yang sama, Lisbeth dan Silica menggenggam tangan kanan
dan kiri milik Asuna lalu memeluknya. Ekspresi keduanya juga menjadi terharu.
“— Selalu memaksakan diri … kau berdarah tahu … kau terlalu sok kuat, Asuna.”
“Serahkan sisanya pada kami, yang lainnya juga datang lho.”

Page | 126
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Merasakan pelukan dari Lisbeth dan Silica, Asuna merasakan jika rasa sakit
pada luka – lukanya berubah menjadi rasa hangat.
“Terima kasih… Terima kasih …”

Page | 127
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 128
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tertutupi cucuran air mata, Asuna melihat hujan garis digital yang memasuki
pertempuran ini.
Yang muncul disana adalah ribuan swordsmen yang memakai armor yang sama.
“Musuh yang berarmor merah adalah musuh kita!”
“Pasukan, serang! Pukul mundur musuh!”
“Para Penjaga, mundurlah sementara dan sembuhkan luka kalian!”
Setelah mendarat, mereka mulai berteriak dalam bahasa Underworld, bukan,
bahasa Jepang — mereka mengangkat pedang, kapak, dan tombak lalu mulai
melaju ke depan.
Menilai dari kemampuan bertarung individu dan mengerti cara bekerja sama,
mereka kemungkinan adalah para pemain veteran VRMMO.
—Jadi seperti itu.
Asuna akhirnya menyadari situasi yang muncul dihadapan matanya.
Karena pemain Amerika muncul di medan peperangan ini, ratio akselerasi
Underworld mungkin telah diubah oleh penyerang menjadi 1:1. Dengan kata
lain, sangat memungkinkan untuk Dive menggunakan AmuSpheres dari Jepang.
Tetapi menilai dari equipment serta senjata, tampaknya mereka tidak
menggunakan akun default Penjaga.
Itu berarti— mereka mengkonvert akunnya.
Tak salah lagi jika mereka mengubah karakter mereka — karakter yang telah
lama mereka latih — ke dalam Underworld.
Tampaknya mereka tidak tahu apakah mereka bisa kembali ke dunia VRMMO
asal mereka. Alasannya adalah— kondisi Underworld itu sendiri, mungkin saja
karakter mereka akan hancur ketika mereka tewas, namun mereka …!
“Semuanya… Maaf… Aku minta maaf …”
Dengan suara separo menangis, Asuna meminta maaf pada kedua temannya dan
kepada para swordsmen yang telah maju ke garis depan.
“Kamu ngomong apa sih, Asuna?”

Page | 129
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Perkataan Lisbeth terisi oleh ketetapan hati.


“Alasan kamu berhasil sukses di SAO dan ALO adalah karena kami yakin jika
kami suatu hari akan menyelamatkan dunia ini.”
“Yeah… benar… terima kasih semuanya…”
Berbisik berterima kasih, Asuna mengangguk.
Akan tetapi, ada satu hal yang mengganjal. Bagaimana Liz dan lainnya yang ada
di sunia nyata tahu mengenai kondisi Underworld dan mencari bala bantuan?
Tak mungkin Kikuoka dan Higa, karena mereka berdua berada di ruang sub
kontrol Ocean Turtle.
“Hei Liz, Silica-chan. Siapa orang yang membawa kalian kesini …?”
Pada pertanyaan Asuna, mereka berdua saling pandang dan tersenyum.
“Tunggu, Asuna, bukankah sudah jelas?!”
“Tentu saja Yui-chan! Ia telah berusaha sangat keras menjelaskan kondisi
Underworld dan penduduknya!”
Ketika mendengar kata – kata tersebut, hatinya bergetar dan air mata semakin
menuruni pipinya.
Yui. Terlahir sebagai Top-Down AI dalam SAO, putri Asuna dan Kirito. Ya…
pastilah Yui yang memberi tahu mereka. Ia menyadari rencana musuh yang tak
bisa diprediksi oleh Asuna, Kikuoka, dan yang lain, ia pasti mengambil
tindakan.
“……… Terima kasih, Yui-chan.”
Sambil bersyukur, lengan kirinya yang terluka telah sembuh dan luka di seluruh
tubuhnya langsung hilang begitu ia berdiri.
Pada saat itu, suara lemah terdengar dari belakang.
“Um… Asuna-sama? Orang – orang ini… atau para knight ini adalah …”
Integrity Knight Renri berdiri disana dengan pandangan heran. Dibelakangnya
para Penjaga juga memiliki ekspresi yang sama.
Asuna, setelah menatap Renri, Lisbeth, dan yang lain kemudian tersenyum dan
membalas.

Page | 130
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Teman - temanku. Mereka datang dari Dunia Nyata untuk menolong kita.”
Renri berkedip beberapa kali, lalu menatap Lisbeth dan Silica—
Ekspresi lega muncul dari wajahnya.
“…Jadi begitu… aku sungguh bersyukur. Aku kira semua orang yang datang dari
Dunia Nyata adalah orang – orang menyeramkan, tidak seperti Asuna-sama …”
“Hei, tak mungkin!!”
Sambil tersenyum marah dan teriakan mengintimidasi, Lisbeth menepuk
pundak Renri.
“Aku Lisbeth. Salam kenal, Knight-kun.”
“Ah… Y… Ya. Namaku Renri. Salam kenal.”
Asuna yang menyaksikan pemandangan ini sambil tersenyum.
Ia, selama masih hidup tak akan melupakan pemandangan ini.
Momen ketika orang – orang yang terlahir dari dua dunia yang berbeda saling
sapa dan menjalin persahabatan. Kisah ini akan berlanjut hingga masa depan
nanti.
Asuna mengambil nafas dalam, mengubah nada bicaranya dan bertanya pada
Lisbeth.
“Liz, berapa orang yang mengubah akun?”
“Ah, yah, sekitar dua ribuan mungkin. Aku mencoba sebisaku, tetapi… aku
masih tak bisa membujuk semua orang …”
Asuna memuji temannya.
“Ini lebih dari cukup. Tetapi… untuk bisa mengkonvert akun mereka lagi, kita
harus mencegah jatuhnya korban sebanyak mungkin. Jangan terlalu memaksa,
mundurlah untuk pengobatan. Liz dan Silica-chan, bawalah dua ratus penjaga
mundur dan bantu tim pendukung.”
Mengganti kekhawatirannya akan pertempuran, Asuna memberikan perintah
pada Renri dan Para Penjaga.

Page | 131
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Kalian semua, meskipun cukup sulit, kumohon mundur dulu menuju tim
Ascetics dan gunakan Healing Arts. Para swordsmen dari Dunia Nyata tak
begitu akrab dengan Sacred Arts, jadi akan sangat membantu jika kalian
mengajari mereka cara bacanya.”
“Me… mengerti, Asuna-sama! Kalian dengar, Para Penjaga! Kita akan
mendukung bala bantuan!”
Pada teriakan Renri, para Penjaga yang kelelahan akibat bertempur kini
merespon secara kompak.
“… Lalu apa yang akan kamu lakukan, Asuna-san?”
Pada pertanyaan Silica, Asuna berkedip.
“Tentu saja aku akan menyerang garis depan.”
Aku sudah tidak merasa kehilangan.
Melaju kedepan sana, ia menenali beberapa wajah dari ALO — ada Penguasa
Sylph Sakuya, Penguasa Cait Sith Alicia, Jendral Salamander Eugene, dan
lainnya, mereka berusaha keras memukul mundur musuh.
Mereka tak hanya mengubah akun mereka dari ALO.
Pemain yang mendukung para swordsmen sambil menembakkan anak panah
dengan cepat dan sangat tepat kemungkinan adalah pemain Gun Gale Online,
seperti Sinon.
Terlebih lagi, tim – tim yang saling kompak melindungi satu sama lain sambil
menyerang musuh, mereka seperti Guild terkuat dari segala macam jenis
VRMMO, mereka adalah anggota «Sleeping Knights».
Menyadari Asuna, si mage Siune tersenyum padanya. Ketika Asuna
melambaikan tangannya, ia menahan air mata yang akan menetes.
Mereka bersungguh – sungguh membantu meskipun sadar bisa kehilangan
avatar mereka. Lalu, karena ia sendiri dilindungi oleh sebuah Super Account, ia
harus meminimalkan jumlah korban sebanyak mungkin.
Asuna berlari ke medan peperangan, memberikan perintah pada pasukan
terdekat untuk membentuk formasi oval di depan pintu masuk kuil.

Page | 132
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi tak peduli berapa kuat equipment dan status ke 2,000 pemain ini, masih
ada sekitar 10,000 pemain Amerika. Jika menghitung kasar, jumlah korban pasti
akan terus bertambah.
Terlebih lagi, masih ada hal lain yang mengganjal.
Rasa sakit yang tak bisa dihindari dalam Underworld.
Tak seperti pemain Amerika yang telah tewas dan log out ketika merasakan rasa
sakit. Siklus para pemain jepang yang mendapat luka, mundur, dan
disembuhkan akan membuat mereka sengsara. Dan Asuna telah mengalaminya,
rasa sakit yang hampir merenggut semangatnya.
—Kumohon semuanya. Lakukan yang terbaik. Hingga 10.000 pemain ini
musnah.
Jika kita bisa melakukannya, maka kemungkinan para penyerang «Ocean
Turtle» akan gagal. Selanjutnya, kita hanya perlu mengurus Kaisar Vektor yang
sedang dikejar Komandan Knight Bercouli dan Sinon, lalu menyelamatkan
Alice.
Asuna mengangkat rapiernya ke depan lalu berteriak penuh semangat.
“Tak masalah … kita bisa menang! Jika kita berusaha, kita akan menang!!”

Page | 133
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 134
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
Hirono Takashi, seorang pemain VRMMO asal Jepang bertanya pada dirinya
sendiri: Mengapa aku datang ke tempat seperti ini? Tak ada untungnya kan.
Alasan mengapa ia menerima permintaan “terlalu mendadak” dari ALO,
membuatnya terbangun pada pukul 5:00 a.m. setelah ditelpon temannya, bukan
karena si gadis memohon maupun karena ia bersimpati.
Sejujurnya, ia percaya pada nyalinya sendiri.
Terlebih lagi satu hal yang ingin ia ketahui, Dunia VRMMO macam apa yang
menggunakan dana negara? Hal lain seperti, Aku mendapat nilai penerimaan
masuk sekolah menengah atas paling buruk, jadi AmuSphere milikku pasti akan
segera disita. Dan sebagian dirinya— Mungkin akan ada ‘suatu’ kenyataan yang
tak akan pernah aku temui dalam game yang pernah aku mainkan.
Setelah Takashi mengubah karakter yang ia latih selama dua tahun dan log in
menuju server yang belum pernah ia dengar sebelumnya, apa yang menunggu
dihadapannya adalah pria besar memakai armor merah, ia memaki – maki
dalam bahasa Inggris sambil mengayunkan senjatanya.
Ia melompat ke belakang dan hampir berteriak, tetapi ujung senjata milik
musuh menggores armor kaki kirinya, menerobos masuk dan menusuk kulitnys
sesaat. Ia tak pernah merasakan rasa sakit seperti itu sejak ia terjatuh dari sepeda
dan mematahkan tulang di sekolah dasar.
Tak ada yang bilang akan menjadi seperti ini—!! Takashi berteriak dalam
kepalanya ketika mundur semakin ke belakang, entah bagaimana ia berhasil
menahan musuh dengan pedang sangat langka miliknya, ia menuju ke samping
ke tim pendukung ketika ia merasa agak linglung karena darah mengucur dari
kakinya.
—Cukup sudah. Aku akan log out!
Mengucapkan hal seperti itu, Takashi kemudian disembuhkan oleh seorang
gadis pendeta yang seumuran, ia mengenakan pakaian berwarna biru langit.
Entah mengapa, ketika menatapnya, ia memiliki perasaan aneh.
“Aku akan mengobatimu secepatnya, tolong tahan sebentar Knight-sama.”

Page | 135
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Si gadis berbicara fasih, lalu menyentuhkan tangannya ke kaki kiri yang terluka
ringan — terluka parah menurut pandangan Takashi — lalu ia mulai merapal.
Melihatnya bersungguh – sungguh, Takashi berpikir sesaat bahwa ia hanyalah
seorang NPC.
Akan tetapi, ekspresi serius yang tampak dalam mata abu – abu kecoklatan
miliknya, sosok imut antara wajah khas negara timur dan barat, dan kehangatan
yang datang dari cahaya putih yang muncul dari tangannya, membuat Takashi
bingung apakah dia seorang NPC ataukah pemain Jepang, tetapi ia adalah
seorang penduduk yang tinggal di dunia ini.
Tetapi apakah hal seperti ini benar – benar nyata? Ia berbicara fasih dalam
bahasa Jepang, tetapi apakah ia orang Jepang ataukah seorang NPC. Siapa gadis
ini sebenarnya?
Menyadari kenyataan ketika ia merasa sakit saat tertusuk, Takashi kini melihat
kakinya yang telah sembuh oleh sihir gadis ini: ia tidak berada dalam event
sebuah game, tetapi dalam suatu keadaan yang sangat luar biasa.
“Baiklah sudah selesai Knight-sama.”
Ketika si gadis mengangkat tangannya dengan sedikit ekspresi bangga, luka
kakinya kini benar – benar menghilang seutuhnya, hanya menyisahkan bekas
luka kecoklatan.
“Te… Terima kasih.”
Menggenggam lagi pedangnya, Takashi akhirnya mengungkapkan rasa terima
kasihnya. Oh, apakah aku cocok kalau dipanggil seorang «Knight-sama»? ia
berpikir, rada geer. Namun wajahnya memerah, dan lidahnya menjadi mati rasa.
Ketika ia menyadarinya, ia telah melakukan tindakan yang tak pernah ia
bayangkan sebelumnya. Ia mengulurkan kedua tangannya dan dengan lembut
memeluk tubuh langsing si gadis.
Jika ini adalah sebuah dunia VRMMO normal, tindakan Takashi akan disebut
sebagai «Tindakan Tak Sopan pada sebuah» dan ia akan mendapat sebuah
peringatan.
Namun si gadis hanya kaget atas pelukan Takashi, lalu mengambil nafas. Sedetik
kemudian, Takashi merasa lengan si gadis dengan agak canggung melingkari
tubuhnya dengan sedikit tekanan.
“Tak apa, Knight-sama dari atas langit.”

Page | 136
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Dekat telinganya, suara yang terdengar cukup pelan namun pasti.


“Bahkan sister dalam pelatihan seperti ku mampu melakukan tindakan
sederhana ini, aku cukup bersyukur dan bangga. Knight-sama, kamu bertempur
lebih banyak dan lebih berani. Ingatlah … kamu mengangkat pedangmu untuk
melindungi banyak orang, untuk melindungi dunia ini.”
Si gadis lalu dengan lembut menyentuhkan telapak tangannya ke punggung
Takashi.
Baik itu dunia nyata ataukah dunia virtual, Takashi belum pernah memeluk
seorang gadis sebelumnya. Namun jika ia memiliki seorang pacar di dunia nyata,
ia merasa tak akan pernah merasa emosional seperti saat ini.
Setelah berangan – angan, Takashi menetapkan tujuannya ketika tubuh mereka
berpisah.
“Um… Bisakah kamu memberitahuku namamu?”
Noda merah tampak dalam wajah si sister, lalu ia mengangguk.
“Tentu… Namaku Frenica. Frenica Szeski.”
“Frenica…”
Namanya terdengar agak asing, tetapi cara ia mengucapkannya sungguh fasih.
Tak seperti kebiasaanya, Takashi juga menyebutkan namanya sendiri. Bukan
nama karakternya, Velios. Tetapi nama aslinya, nama yang selalu tak ia
banggakan.
“… Namaku Takashi… Hirono Takashi… Um… Bisakah kita bertemu lagi,
ketika perang selesai?”
Frenica mengangkat alisnya sedikit, tersenyum lembut lalu mengangguk.
“Tentu saja, Knight Takashi-sama. Ketika perang selesai dan kedamaian terjadi,
kita akan bertemu. Aku akan berdoa pada ketiga Dewi agar kamu bisa selamat.”
Frenica perlahan menarik tangan kiri Takashi dan membantunya berdiri.
Frenica memberi hormat dan berlari menuju korban lain yang terluka. Ketika
Takashi melihat punggungnya, ia menyadari sesuatu: jika ia bertingkah dengan
bangga— seperti seorang knight dihadapannya, ia harus bisa bertarung dengan

Page | 137
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

berani sampai akhir. Dunia ini bukan lagi sebuah game, tetapi kenyataan lain
yang setara dengan dunia nyata dimana Takashi lahir dan tumbuh.
Bahkan jika ia kehilangan HP, bukan, nyawanya, lalu dipaksa keluar dari dunia
ini, ia akan mengangkat dan menebaskan pedangnya hingga saat – saat terakhir.
Tak peduli berapa banyak luka yang ia dapat. Ia tak akan bisa bertemu Frenica
lagi jika ia gagal.
Takashi berdiri dan berteriak “Baiklahhhhh!”, lalu ia berlari menuju garis depan
bukan untuk menjalankan quest, tetapi menjalankan kewajibannya.

Page | 138
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Bab 21 - Kebangkitan (Bulan ke-11 Kalender


Dunia Manusia 380)
Bagian 1
“Kita berhasil … benar kan…?”
Higa Takeru berucap sambil meregangkan kedua tangannya yang kelelahan
bekerja.
Meskipun mengalami banyak kesulitan, ia telah berhasil mengubah kurang lebih
2.000 akun data yang telah ditransfer dari jaringan The Seed yang ada di jepang
menuju Underworld, hanya dalam waktu satu jam. Permukaan keyboard masih
memiliki bekas jari tangannya.
“Kita akhirnya berhasil.”
Professor Koujiro Rinko membalas pelan sambil melemparkan botol air kepada
Higa.
Menerima botol tersebut, Higa langsung memutar tutupnya dengan tangan
kanan dan langsung meneguknya. Cairan yang mengalir ke mulutnya terasa
hangat, tetapi cairan ini mengisi perutnya yang kosong.
Setelah meneguk setengah botol, Higa menarik nafas dan menggelengkan
kepalanya pelan.
“Serius nih… Kejadian ini membuatku agak khawatir …”
Setelah diberi tahu oleh dua gadis SMA yang menyebut diri mereka Leafa dan
Sinon, yang mendadak menuju cabang Roppongi «RATH» mengatakan jika
para penyerang membuat orang – orang dari dunia nyata dive ke dalam
Underworld, pikiran Higa kosong selama lima detik penuh.
Terlebih lagi, jika orang yang mengetahui semua ini adalah si top-down AI yang
terhubung ke terminal portable milik Yuuki Asuna, maka ia harus mengakui jika
ada celah dalam system miliknya.
Mereka lalu mengijinkan kedua gadis ini, yang mana mengaku mengenal Letnan
Kolonel Kikuoka, dan dive kedalam Underworld menggunakan Super Accounts
yang masih tersisa, setelah menjelaskan semuanya, mereka dive bersama 2.000
orang pemain VRMMO jepang menuju lokasi Asuna saat ini.

Page | 139
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Jika mereka gagal mengalahkan 50.000 pasukan pemain Amerika, maka Alice
pasti akan jatuh ke tangan musuh. Kenyataannya, Letnan Kolonel Kikuoka serta
Kapten Nakanishi yang akhirnya menyadari situasi ini lalu mempertimbangkan
untuk mengatur ulang dinding luar «Ocean Turtle» guna menghancurkan antena
satelit.
Akan tetapi, untuk sampai ke dinding luar, mereka harus membuka dinding
pengaman yang membagi bagian atas dan bawah selama beberapa menit. Jika
para penyerang menyadarinya, kemungkinan mereka kehilangan ruang sub
kontrol akan terjadi...
Terlebih lagi, Kikuoka dan Higa telah mempercayakan semuanya pada satu hal:
tiga gadis SMA yang dive ke dalam Underworld menggunakan «Tiga Dewi» [1],
dan para pemain VRMMO asal jepang yang dengan senang hati mau membantu
peperangan ini, meskipun tahu akan kehilangan akun mereka.
Dari saat mereka menstabilkan koneksi, lebih dari setengah informasi rahasia
mengenai «Project Alicization» telah diketahui publik.
Tetapi itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan lagi.
Yang perlu dikhawatirkan saat ini adalah kehilangan Alice, kemudian dikontrol
oleh industri militer Amerika, lalu kalah dalam zaman senjata AI yang akan
datang jika itu terjadi.
“Benar…”
Higa berbisik dan hampir tak terdengar, ia merobohkan tubuhnya ke kursi.
“Alice bukanlah AI sederhana yang mengontrol UAV[2]. Sekarang ini ia adalah
seorang manusia yang terlahir di dunia yang berbeda… Kau sudah
mengetahuinya kan… Kirigaya-kun?”
Matanya bergerak dari monitor utama yang menampilkan bagian selatan
Underworld menuju layar pojok yang menunjukkan Fluctlight milik Kirigaya
Kazuto.
Cahaya terang seperti biasanya, memancar di tengah – tengah dinginnya
kehampaan. Kerusakan di pusat Fluctlight … Dirinya sendiri.
Tak kuasa melihat jendela tersebut. Higa menggerakkan kursor dan
meminimizenya.

Page | 140
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Kemudian, ketika ia hampir menekan tombol kiri mouse, jemarinya terhenti


mendadak.
“Hm…?”
Menekan kacamata bundarnya, ia memastikan log aktivitas Fluctlight yang
muncul di bawah jendela.
45 menit sebelumnya, log tersebut hanya berupa garis datar yang tidak bergerak,
kini ada sedikit puncak. Ia seketika menggerakkan kursornya lagi dan menggeser
log ke sebelah kiri. Ia melihat ada puncak yang lebih tinggi sekitar 10 jam lalu.
“Uh… Um, Rinko-senpai. Bisakah kau kesini dan melihat yang ada di layar?”
“Bisakah berhenti memanggilku seperti itu?”
Professor Koujiro berdiri lalu melihat layar utama.
“Ini monitor Fluctlight milik Kirigaya-kun kan? … grafik apa itu?”
“Ia seharusnya telah kehilangan kesadarannya, tetapi selama beberapa detik
grafik monitor ini menunjukkan sedikit aktivitas … atau sesuatu seperti itu,
tetapi.... itu seharusnya tak mungkin terjadi.”
“Bicaramu kurang kumengerti. —Mungkin ia mendapat dorongan dari luar?”
“Jika seperti itu, circuit yang memberikan stimulus masih tetap stabil. …Nah ayo
kita lihat, pada waktu…”
Higa mengklik ujung puncak grafik dan keterangan waktu yang muncul. Tetapi
bahkan jika ia melakukannya, kita tak akan tahu kapan itu terjadi di dalam
Underworld.
Pada saat itu—
“Tunggu sebentar.”
Professor Koujiro berbicara dengan nada sedikit cemas.
“Tepat pada waktu itu. Bukankah saat para gadis masuk menggunakan STL?
Puncak grafik pertama adalah Asuna-san, dan puncak lainnya adalah Sinon-san
dan Leafa-san yang dive dari Roppongi…”
“Huh, beneran? …Whoa, benar ternyata.”

Page | 141
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Higa mengambil nafas dalam – dalam, garis – garis puncak yang muncul di
monitor pastilah saat gadis – gadis dive kedalam Underworld. Ini saja masih sulit
untuk memberikan penjelasan.
“Um, apa yang sebenarnya terjadi …? Apakah itu reaksi yang wajar jika bertemu
orang – orang yang cukup dikenal? Tidak… luka Kirigaya-kun bukanlah sesuatu
yang bisa disembuhkan hanya dengan bertemu … pasti ada alasan lain … seperti
alasan yang masuk akal …”
Higa berdiri dari kursinya dan berkeliling di depan konsol. Mungkin karena
sedang mood, ia memandang Kikouka yang duduk agak jauh serta para teknisi.
Tetapi Higa tidak terlalu memperhatikan mereka dan lanjut berpikir.
“Diri sendiri… Sosok sendiri… sebuah gambaran yang mencerminkan jiwa orang
itu … mem-backup pola quantum seperti itu…? Tidak, tak mungkin … Fluctlight
milik Kirito-kun tak pernah di duplikat sebelumnya. Bahkan jika sudah di
duplikat, tak mungkin memisahkan jiwa tersebut dan mengkopinya … sebuah
pola dinamic quantum yang bisa menghubungkan ke dalam Fluctlightnya…?
Dimana… Dimana aku pernah melihatnya …”
“Hei… Hei, Higa-kun.”
Setelah namanya dipanggil beberapa kali, Higa akhirnya menoleh.
“Ada apa?”
“Apa maksudmu ketika kamu bilang jika Kirito ‘kehilangan jiwanya?”
“Erm… Yah, itu…”
Higa berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut:
“«Seseorang yang melihat dan mengetahui»… dengan kata lain, ‘diri sendiri’ yang
ada di dalam hati yang paling dalam. Secara filosofi, kita menganggap ia sebagai
Subject, bukannya sebagai Object. Dia adalah prosesor utama yang mengatur
penerimaan rangsangan melalui indera - indera.”
“Oke… Dengan kata lain, kau telah mematerialkan dua hal yang bertolak
belakang melalui STL. Yah, tak apa lah. Apa yang ingin aku tanyakan adalah,
bisakah kau memisahkan si Subject dan Object dengan mudah?”
“… Hah?”

Page | 142
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Higa berkedip beberapa kali pada pertanyaan tak terduga ini.


Kikuoka dan si teknisi tak berkata – kata. Di ruangan yang hanya ada suara
hembusan angin sistem pendingin ini. Suara serak Professor Koujiro memecah
kesunyian.
“Subject, seseorang yang mengenal. Object, seseorang yang dikenal. Kedua kata
tersebut hanyalah konsep filosofis yang digunakan untuk menyatakan hubungan.
Aku tak menyangka jika kamu menerapkan konsep tersebut dalam sebuah
kesadaran yang ditampilkan sebagai Fluctlights. Manusia itu makhluk yang
bersosialisasi, bukan sosok penyendiri yang menghindari orang lain … Mereka
saling terhubung, seperti sebuah jaringan yang saling meluas. Bukanlah kau juga
berpikir seperti itu?”
“Dirimu… yang ada di… orang lain…”
Setelah berkata – kata, Higa menyadari jika konsep ini adalah salah satu dari hal
– hal yang pernah ia lihat sebelumnya.
Bagaimana aku dipandang? Bagaimana aku dibandingkan dengan orang lain?
Bagaimana Koujiro Rinko memandangku?
Bagaimana jika aku dibandingkan dengan Kayaba Akihiko?
—Yeah…
—Aku bahkan tidak mengenali diriku sendiri. Jika aku menggambarkan diriku
sendiri, hasilnya pasti seperti harapanku namun di lain pihak bukanlah aku yang
sesungguhnya. Itu karena aku telah menolak diriku sendiri— diriku yang tak
berguna, diriku yang tak akan pernah menyaingi Kayaba-senpai dalam hal fisik
maupun mental. Jadi begitu, Subject dalam diriku hanyalah sebatas itu.
Yeah, mungkin levelku begitu rendah hingga kau mungkin bisa meniru gerak –
gerik seorang «Higa Takeru».
Oke, aku mengakui, Higa berpikir sambil membuka mulutnya, lalu tersenyum—
Tiba pada kesimpulan seperti itu, Higa akhirnya sadar apa yang ingin Koujiro
Rinko katakan.
“… Sebuah backup… diri sendiri.”
Ketika ia berucap, rasa malu muncul di wajah Higa ketika ia mendongak.

Page | 143
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Aku paham… ada, ada kok! Data yang mampu mengembalikan Subject milik
Kirigaya-kun yang telah hilang! Itu ada di dalam Fluctlight milik orang – orang
yang dekat dengannya…!!”
Higa berteriak dan mulai dengan cepat kembali bekerja.
“Tetapi, kita membutuhkan sebuah STL untuk mengekstrak data tersebut …
Juga, mengekstrak data tersebut dari satu orang akan cukup sulit hingga
mendapat data yang lebih lengkap … Kita butuh setidaknya dua, tidak … kita
butuh tiga… orang…”
Ia mengambil nafas dalam – dalam, lalu berhenti.
Seseorang yang paling memahami Kirigaya Kazuto hingga hal – hal paling sepele
dalam jiwanya. Tak perlu ditanyakan lagi, dia adalah Yuuki Asuna— dan ia kini
sedang terhubung dengan STL disamping Kirito.
Terlebih lagi, dalam STL di kantor cabang Roppongi, ada dua gadis lain yang
memiliki hubungan erat dengan Kirito.
Higa berbalik menuju Letnan Kolonel Kikuoka, dan berteriak:
“Kiku-san. Apakah anak – anak yang dive di Roppongi… memiliki hubungan
dengan Kirigaya-kun?”
“… Ahh, tentu saja.”
Kikuoka mengangguk, memandang dari balik kacamata hitamnya.
“Sinon-kun adalah partner Kirito ketika berurusan dengan kasus «Death Gun»
setengah tahun yang lalu, dan Leafa-kun adalah adik perempuan Kirito.”
Untuk sesaat, atmosfir di ruangan ini menjadi sepi. Kata – kata serak Higa
memecahnya.
“… Bagus! Luar biasa! Kita bisa melakukannya... kita mungkin bisa memperbaiki
jiwa Kirito! Ayo mulai memisahkan imej Kirigaya-kun dari Fluctlights ketiga
orang itu, lalu, kita akan menghuubungkannya dengan area berlubang … Data
tersebut mungkin bisa mengisi lubang di jiwa Kirito dan mengaktifkannya,
seharusnya itu bisa mengembalikan Subject yang hilang…”
Didorong oleh semangat dalam dirinya, Higa menepukkan kedua tangan.
Sedetik kemudian.

Page | 144
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Hawa dingin menyapu semangat tersebut.


“Ah… Ahh… Tak mungkin… Aaaahh…”
“Ada apa, ada apa Higa-kun?!”
Melihat Professor Koujiro berteriak khawatir, Higa berguman.
“Untuk melakukan … operasi ini... kita harus melakukannya di ruang kontrol
utama …”
Sekali lagi, rasa sepi menutupi ruangan ini.
Komandan Kikuoka berujar.
“Benar … seperti itulah … Jangan kecewa begitu, Higa-kun. Kita telah berhasil
melihat jalan cerah untuk menyembuhkan Kirito-kun. Untuk melakukan
tindakan tersebut, setelah situasi ini selesai dan kita berhasil mengusir para
penyusup dari «Ocean Turtle»…”
“Itu sudah sangat telat …”
Higa memotong ucapan Kikuoka, ia memegangi kepalanya.
“Ketika Nagato [3] memulai penyerangan seperti yang diperintahkan, jika terjadi
kerusakan besar di lorong utama, daya cadangan akan dimatikan. Mereka
mungkin juga akan menghancurkan peralatan di ruang utama. Tentu saja, STL
Kirigaya-kun akan dimatikan, dan dia akan log out dari Underworld dan tak
akan bangun. Tetapi.... aku khawatir jika Kirigaya-kun tak akan bisa terhubung
lagi dengan STL. Dalam kondisinya sekarang ini, ia tak akan bisa melewati tahap
pemulihan … Untuk menyembuhkannya, kita tak memiliki pilihan lain selain
bergantung pada tiga gadis yang saat ini masih dive di Underworld.”
Higa berucap ringan. Ia merasa dirinya dipenuhi rasa yakin.
Apa yang akan ia lakukan di situasi ini?
Subject milik Higa pasti akan menjawab seperti ini: Tak ada yang bisa aku
lakukan, aku bukan seorang Kayaba-senpai.
Namun, ini bukanlah dirinya yang sesungguhnya. Itu adalah alasan untuk
menghindar.

Page | 145
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Higa Takeru yang aku kenal, seorang genius yang mendesain STL dan
Underworld pasti akan berkata seperti ini:
“… Aku akan pergi, Kiku-san.”
“… Kemana?”
Melihat Komandannya yang mengenakan pakaian Hawaii, Higa mengambil
nafas dalam – dalam lalu menjawab:
“Aku tidak akan pergi menerobos ke dalam ruang kontrol utama. Dengar… Di
samping sisi buritan lorong utama yang membentang di «Ocean Turtle», ada
saluran pipa yang terhubung menuju ruang STL Dua dimana Kirigaya-kun
sekarang berada, juga ruang kontrol utama ada di bawah dinding penahan.
Seharusnya disana ada colokan kabel. Jika aku memasuki saluran tersebut
menggunakan tangga dari ruang STL Dua dan bisa menghubungkan laptopku
dengan colokan tersebut, aku mungkin bisa mengoperasikan STL milik
Kirigaya-kun.”
Mendengar ide milik Higa, mata Kikuoka terkejut dibalik kacamata hitamnya
untuk sesaat. Tetapi ia langsung menunjukkan ekspresi cemas dan menyanggah.
“Tetapi colokan tersebut ada di balik dinding penahan yang memisahkan kita
dan para penyerang. Untuk bisa mengakses colokan itu, kunci dinding penahan
yang menyegel saluran pipa harus dilepas sementara. Terlebih lagi, saluran itu
bisa juga diakses dari ruang STL Satu yang mana ada di sebelah ruang kontrol
utama. Jika musuh menyadari kunci telah dilepas dan menyadari apa yang kita
lakukan, mereka mungkin akan menyerang kita dari bawah.”
“Maka kita harus melawan menggunakan umpan.”
“Umpan… katamu?”
Mata Kikuoka menyipit tajam. Higa dengan cepat menggeleng dan menjawab:
“Kita tak bisa menggunakan umpan manusia tentu saja. Seketika kita melepas
dinding penahan, kita akan bisa dengan cepat turun menggunakan tangga di sisi
lain saluran… itulah apa yang akan kita gunakan.”
“Oh begitu … «Ichiemom», huh. Untungnya, dia sedang di simpan di ruang
penyimpanan. Bisakan seseorang membawanya ke sini?”

Page | 146
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Dibawah perintah Kikuoka, dua orang pegawai yang duduk bersandarkan


dinding berdiri dan meninggalkan ruangan ini agak berlari. Di sisi lain, Professor
Koujiro berbicara dengan tatapan khawatir:
“Tunggu sebentar … kita menggunakan Ichiemom sebagai umpan, tetapi dia
hanya bisa berjalan pelan di tangga, kau tahu kan. Jika ia memancing perhatian
musuh, ia tak akan bisa berlari cepat.”
Ichiemom, nama sebenarnya adalah «Electroactive Muscled Operative Machine
1», merupakan sebuah mesin percobaan berbentuk manusia yang digunakan
untuk menampung Fluctlight buatan. Menggunakan otot polymer untuk
menggerakkan keranggka logamnya, bisa dibilang ia adalah robot humanoid[4].
Karena ia masih tahap eksperimen, tubuhnya masih kelihatan robot dan kabel
ada dimana - mana, juga tidak memiliki kemampuan anti peluru.
Meskipun Rinko yang diminta oleh Higa untuk menstabilkan kemampuan
berjalan Ichiemom tempo hari, telah mengkomplain beberapa kali, ia
tampaknya memiliki banyak pikiran mengenai “Operasi Umpan Ichiemom”.
Tentu saja, Higa juga agak menyesali strategi ini, tetapi sekaranglah bukan
saatnya menahan diri.
“Aku sungguh sedih menggunakan Ichiemom, tetapi ia harus melakukan apa
yang ia bisa sekarang ini. Tetapi, tampaknya, kau tahu kan, musuh mungkin
akan langsung menembakinya hingga meledak.”
“… Benar…”
Tepat ketika bicara, pintu bergeser terbuka dan troli besar didorong menuju
ruangan ini. Ia sedang dalam posisi duduk, kepalanya yang agak bulat memiliki
tiga lensa seperti mata.
Professor Koujiro menatap Ichiemom dengan ekspresi rumit dan berbalik arah:
“… Yah, dia memang tampak mencurigakan, dan mungkin musuh akan berpikir
jika kita sedang merencanakan sesuatu …”
“Yah setidaknya si Ichi semoga tak diacuhkan. Saat musuh mengurus
Ichiemom, aku akan menyusup melalui saluran kabel dan mengoperasikan
mesin STL milik Kirigaya-kun melalui colokan itu. Masalahnya adalah seberapa
banyak waktu yang aku miliki …”
Pada pernyataan Higa, Kikuoka bertanya sambil meregangkan sandal miliknya:

Page | 147
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Kalau begitu, bagaimana jika kita juga mengumpankan «Niemom»?”


“Sayangnya kita tak bisa melakukannya.”
Higa membalas:
“Meskipun kemampuan fisik Niemom lebih kuat, dia diciptakan secara khusus
agar sebuah Fluctlight Buatan bisa mengoperasikannya, dan tak seperti
Ichiemom, Niemon tak dilengkapi dengan sistem penyeimbang. Dalam
kondisinya saat ini, Niemon pastilah akan jatuh ketika menuruni tangga.”
“Sungguh…”
Tatapan Rinko bergerak menuju arah kanan, jauh dari wajah komandan yang
mengangguk - angguk. Ia menatap lantai dengan ekspresi aneh, lalu ia bertanya
seolah baru saja bangun dari mimpi.
“Tapi, Higa-kun, bahkan jika kita berhasil menyelinap melewati dinding, ada
kemungkinan kamu bisa terlihat ketika dindingnya terbuka. Bukannya masih
lebih baik jika membawa pengawal bersamamu kan?”
“Tidak, sekarang ini Pasukan Pertahanan masih terlalu berharga buat
kemampuan tempur kita. Terlebih lagi, hanya akulah yang cukup kecil yang
mampu berjalan melalui saluran itu dengan cepat. Tenang saja kok, aku bisa
keluar masuk dengan cepat.”
Meskipun ia menjawab dengan nada normalnya, jantungnya berdetak semakin
kencang ketika ia menyadari kondisi saat ini.
Jika ia ditemukan oleh musuh dan ditembaki ketika masih dalam saluran, tak
akan ada jalan lembali. Seperti peristiwa penembakan sebelumnya di «Ocean
Turtle», Higa bukanlah seorang petarung, ia tak bisa menghadapi musuh begitu
ia mendengar suara tembakan.
—Akan tetapi.
Aku… Tidak, seluruh organisasi «RATH» telah berhutang banyak pada Kirigaya-
kun. Higa Takeru memikirkan hal ini dalam pikirannya.
Jika mereka mengesampingkan menghapus ingatannya, membuat ia dive selama
tiga hari, namun setara dengan 10 tahun di Underworld, dan menjadikannya
cahaya paling menyilaukan kedalam Fluctlights Buatan. Demi kelahiran sebuah

Page | 148
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Fluctlight yang mendobrak batasan antar dunia, «Alice», itu semua adalah berkat
usaha Kazuto sejak awal.
Tetapi setelahnya, meskipun masih dalam masa pengobatan,
menyambungkannya dalam STL dengan berbagai kondisi hingga menyebabkan
Fluctlight miliknya terluka. Ini semua karena ia bertarung sengit dengan
organisasi yang mengatur Underworld demi melindungi Alice, lalu
menyebabkannya kehilangan banyak teman. Terlebih lagi, selama ada
kesempatan untuk mengobatinya, Higa akan mengambil resiko tersebut. Jika ia
tidak melakukannya, ia tak akan mampu menanggung rasa bersalah seumur
hidupnya.
Higa Takeru mengepalkan tinjunya, dan mengangguk pada Kikuoka.
Pada saat itu.
Suara keempat bergema di ruang sub kontrol.
“Errm… Aku juga, Aku juga akan pergi bersama Ketua Higa…”
Mata semuanya tertuju pada salah satu staf tehnisi RATH yang hingga sekarang
hanya duduk membelakangi dinding.
Tingginya setara dengan Higa, rambut panjangnya ia ikat dibelakang kepala.
Berusaha mengumpulkan keberanian sebanyak yang ia dapat, ia melanjutkan
perkataannya.
“Aku juga cukup kecil… Tetapi, setidaknya aku bisa berguna bagi ketua… Dan
juga, aku terbiasa dengan urusan kabel dan colokan …”
Higa memandang pria ini, yang suaranya hampir tak terdengar.
Ia cukup tua, mungkin berusia sekitar tiga puluh tahun. Telah berada di Ocean
Turtle selama beberapa bulan, kulitnya jadi agak pucat putih. Jika ingatannya tak
salah, pria ini keluar dari perusahaan pengembang game untuk bergabunng
dengan «RATH».

Page | 149
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 150
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Meskipun kemampuan bertarungnya tak sepadan dengan Pasukan Pertahanan,


memiliki pendamping cukup melegakan. Higa lalu berdiri dari kursinya dan
membungkuk berterima kasih kepada anggota staf ini.
“… Sejujurnya. Aku tak tahu dimana lokasi colokan tersebut. Terima kasih
banyak sudah menemani, Yanai-san.”
Bagian 2
Kembali ke Dunia Nyata, Gabriel Miller perlahan membuka kelopak matanya
yang tertutup mesin STL #2.
Dibilang kembali, lebih tepat kalau ia dipaksa keluar. Masih dalam posisi tidur
di kasur gel, Gabriel mengunyah sisa makanan yang menyangkut di mulutnya.
Bagaimana mungkin ia bisa kalah dalam pertarungan satu lawan satu di Dunia
Virtual? Musuhnya bahkan bukan seorang manusia, dia hanyalah seorang AI.
Mengapa ia bisa kalah melawan Knight tersebut? Gabriel menghabiskan
beberapa detik untuk memikirkan alasan dibalik kekalahannya.
Kekuatan hasrat? Ikatan antar jiwa? Kekuatan cinta yang menghubungkan orang
– orang...?
— Sungguh konyol.
Mulut Gabriel kini tersenyum dingin. Baik itu Dunia Nyata maupun Dunia
Virtual, jika kekuatan semacam itu benar – benar ada, maka hanya ada satu
kekuatan yang menyemangatinya — kekuatan takdir.
Dengan kata lain, kekalahannya tak bisa dielakkan. Karena memang begitulah
terjadinya. Takdir tak ingin Gabriel untuk bertarung menggunakan akun
pinjaman seperti Dewa Kegelapan Vektor, tetapi ingin agar ia menggunakan
akun asli miliknya. Takdir ingin agar ia dive kembali ke dunia itu sekali lagi.
Maka ia akan menyelesaikan masalah ini sampai akhir.
Setelah selesai berpikir, Gabriel keluar dari mesin STL.
Melihat ke mesin STL lain, ia terkejut jika Vassago Casals masih dive ke dalam
Underworld. ia mengira jika Vassago telah tewas dan ter-log out, tampaknya ia
juga menemukan sesuatu yang menarik dari kekalahannya.
— Yah, lakukan sesukamu.

Page | 151
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Mengangkat bahunya, Gabriel membuka pintu menuju Ruang Kontrol Utama.


Anggota team lain yang masih menatap monitor akhirnya berbicara:
“Kau sudah berjuang, Kapten. Ahh, kau juga dikalahkan ya.”
“Cuma sementara.”
Gabriel membalas. Critter merubah ekspresinya dan melaporkan sesuatu:
“Yah, seperti yang kau perintahkan, aku telah memasukkan 50,000 pemain dari
berbagai negara bagian di Amerika. Separuhnya telah berhasil dikalahkan, tetapi
ya itu, tujuan akhir untuk menghancurkan Pasukan Kerajaan Manusia akan
segera tercapai. Untuk tambahan, pihak RATH juga melakukan hal yang sama…
aku sudah memastikan adanya koneksi skala besar yang berasal dari jepang
menuju medan peperangan. Jumlahnya sekitar 2,000, jadi aku tak menganggap
itu sebagai sebuah ancaman.”
“Oh…?”
Mengangkat alisnya, Gabriel melihat ke layar utama.
Peta dunia Underworld bagian selatan muncul. Garis hitam yang membentang
ke selatan dari «Gerbang Besar Timur» dan tanda “X”, kemungkinan adalah log
pergerakan super account milik Gabriel, Dewa Kegelapan Vektor. Masih ada
separuh perjalanan sebelum akhirnya sampai ke console system di ujung dunia
bagian selatan, tetapi Alice pasti masih ada di daerah bertanda X yang ada di
peta.
Setelahnya garis putih juga bergerak ke selatan mengikuti garis hitam. Itu pasti
Pasukan Kerajaan Manusia. Mereka berhasil berkumpul dan sedang berhenti
saat ini.
Pasukan Kerajaan Manusia hampir dihancurkan oleh Pasukan Crimson yang
jumlahnya sangat banyak. Berasumsi jika garis merah adalah pemain VRMMO
asal Amerika, maka garis biru terang yang membentang menjadi pelindung
antara garis merah dan garis putih adalah 2,000 pemain asal Jepang.
“Apakah pemain Jepang menggunakan akun default yang tersedia di Kerajaan
Manusia?”
“Kukira tidak, menurutmu?”
“Tidak…”

Page | 152
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Gabriel mengambil botol air mineral yang diberikan Critter dan meminumnya.
Mungkinkah para pemain VRMMO asal Jepang mengkonvert akun berharga
mereka dan dive kedalam Underworld?
Jika seperti itu. Gabriel tersenyum dingin lagi.
Sekitar setengah bulan yang lalu, Gabriel ikut serta dalam sebuah turnamen
PvP[5] di server Jepang di VRMMO «Gun Gale Online». Jika mereka yang
dengan mudahnya ia kalahkan, dive ke dalam Underworld dan mengetahui
permasalahan yang sebenarnya, para pemain jepang tak akan mengambil resiko
kehilangan karakter mereka.
Sosok wajah terlintas dalam kepalanya, seorang sniper perempuan berambut
biru yang tetap bertarung sampai akhir meskipun terdesak, tetapi Gabriel
langsung menghilangkan pikiran tersebut.
“Baguslah, aku akan dive lagi. Convert akunku agar bisa log in ke Underworld.”
Ia mengambil kertas san pulpen yang tergeletak di dekat console, lalu menulis
ID dan password miliknya dan menyerahkannya pada Critter. Critter terkejut.
“Whoa, Kau juga, Kapten?”
“‘Juga’, maksudnya…?”
“Yah, Vessago terbangun setelah kalah kan? Dan entah mengapa tampaknya ia
terlihat senang, lalu mengconvert akun miliknya dan dive lagi.”
“Oh…?”
Mata Gabriel tertarik pada secarik kertas di sisi tangan Critter. Itu tampaknya
akun asli milik Vassago, tiga huruf karakter miliknya membuatnya tertarik.
“Oh begitu… aku paham.”
Kek. Sangat jarang Gabriel mengeluarkan suara tawa. Bahkan Critter keheranan
mendengarnya, Gabriel menepuk bahunya dan berkata:
“Jangan khawatir. Mungkin ia tidak menunjukkannya,tepi ia memiliki…
masalahnya sendiri. Yah, sisanya kuserahkan padamu.”
Gabriel berbalik dan melangkah menuju ke ruang STL, senyum menggantung di
ujung bibirnya.

Page | 153
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
Sementara itu, Vassago Casals sedang tersenyum dibalik tudung hitam avatar
miliknya ketika memandang peperangan ini.
Berdiri di atas kepala sebuah patung raksasa yang ada di pintu masuk
reruntuhan, ia bisa melihat seluruh pertarungan antara pemain Amerika dan
pemain Jepang.
Bukan, bukan pertarungan. Lebih tepatnya jika disebut pembantaian satu sisi.
Di tengah – tengah pintu masuk reruntuhan kuil ini, 2,000 Pemain Jepang
membentuk formasi oval dan terus menerus berhasil memukul mundur
Pasukan Crimson tanpa kehilangan seorang anggota dari pihak sendiri. Alasan
mengapa mereka berhasil melakukannya karena perbedaan equipment dan
kerjasama antar pemain, terlebih lagi anggota yang bertugas sebagai pendukung
yang ada di bagian belakang mereka. Pemain yang terluka akan dibawa ke
belakang dan disembuhkan menggunakan art penyembuh, lalu mereka akan
maju lagi dengan semangat yang telah terisi penuh.
Mereka memiliki semangat juang yang sangat tinggi, meskipun luka yang
diterima sama sakitnya jika terjadi di dunia nyata. Tetapi jika dinalar, bahwa
2,000 pemain jepang ini mengkonvert karakter mereka dan ikut serta dalam
peperangan ini sunggu sebuah keajaiban tersendiri.
Situasi seperti ini mungkin akan dicap tak mungkin oleh Gabriel Miller sendiri—
Tetapi, kondisi ini telah diprediksi oleh Vassago Casals.
Jika menghubungkan server Amerika mungkin, maka pihak Jepang juga akan
melakukan hal yang sama guna membantu Pasukan Pertahanan Kerajaan
Manusia. Terlebih lagi, Vassago juga telah memprediksi jika mereka akan
mengkonvert akun pribadi miliknya.
Diantara para pemain Jepang yang bertarung dengan serius ini, selain «The
Flash» Asuna, ada beberapa wajah yang ia kenal. Hal ini membuat jantungnya
berdetak hebat.
Terlebih lagi, permainan kematian yang selalu ia dambakan kini muncul
dihadapannya dengan peraturan yang sedikit berbeda.
Bukan, bahkan jika mereka mati di dunia ini, nyawa si pemain tak akan
menghiang.

Page | 154
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi di Underworld, ada hal yang tak muncul di dalam kastil melayang
Aincrad, dan di kastil melayang tersebut muncul hal yang tak ada di
Underworld.
Dengan kata lain —
Ada rasa «sakit»
Tetapi tidak ada «Kode Anti Kriminal».
Maka, hal ini membuatnya kegirangan, mungkin lebih mengasyikan ketimbang
merenggut nyawa orang dengan tangannya sendiri.
“Kek, kekek, kekkekkek.”
Vassago tak bisa menyembunyikan tawanya dari balik tudung.
***
— Aku tidak berhasil.
Sinon memandang ke seorang knight yang penuh dengan luka, dan seorang
knight perempuan berambut emas yang sedang menangis tersedu – sedu sambil
memeluknya.
Kedua ekor naga raksasa di samping knight tersebut juga menundukkan
kepalanya, seolah menunjukkan rasa kehilangan.
Guna mengejar «Putri Cahaya» Alice, yang telah ditangkap oleh Dewa
Kegelapan Vektor, serta Komandan Knight Bercouli, Sinon telah terbang
melesat sekuat tenaga. Ia telah menggunakan kemampuan terbang terbaiknya
yang telah ia latih terus menerus di ALO, ia lalu terbang ke selatan dengan
kecepatan penuh, tetapi pertarungan telah selesai begitu ia sampai di sana.
Tidak — Apa yang perlu diakui adalah kekuatan milik Bercouli.
Karena ia telah berhasil menyusul Vektor dan tanpa diduga bisa mengalahkan
sebuah Super Account yang mana sangat kuat.
Tetapi sungguh tak adil.
Kematian Komandan Knight Bercouli berarti musnahnya jiwa miliknya.
Sedangkan kematian Dewa Kegelapan Vektor, hanyalah kematian palsu.

Page | 155
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sinon sadar ia harus meyakinkan Alice bahwa bahaya masih belum selesai,
tetapi ia tak bisa menemukan kata – kata yang tepat untuk dikatakan padanya.
Setelah beberapa menit berlalu dalam keheningan, orang yang berkata pertama
adalah Alice.
Bahkan dengan pipinya yang masih basah oleh air mata, kecantikan Alice
membuat Sinon takjub. Alice memandang mata milik Sinon. Bibir merah
cerinya bergerak, suara yang keluar bagaikan sebuah lonceng:
“Apa kau… dari Dunia Nyata?”
“Yeah…”
Sinon mengangguk, dan berbicara agak canggung.
“Aku Sinon. Teman Asuna dan Kirito. Aku datang untuk menyelamatkanmu
dan Bercouli-san dari Dewa Kegelapan Vektor … maaf, aku terlambat.”
Sinon meminta maaf lalu menundukkan kepalanya pada Alice. Alice, akan
tetapi menggelengkan kepalanya pelan.
“Tidak… Ini kesalahanku. Aku lengah dan tidak mengawasi bagian belakangku
sehingga aku berhasil ditangkap; ini kesalahanku. Nyawaku tidak sebanding
dengan Ojii-sama… sang Komandan Integrity Knight?”
Rasa menyalahkan diri sendiri tercampur dalam suara Alice. Berusaha menahan
air matanya, Alice mengajukan pertanyaan lain:
“Bagaimana kondisi peperangan?”
“… Asuna dan Pasukan Kerajaan Manusia berhasil menahan pasukan Dunia
Nyata.”
“Maka aku akan kembali ke arah utara.”
Alice melangkahkan kakinya menuju salah satu naga, tapi Sinon berusaha
menghentikannya.
“Kau tak boleh kesana, Alice-san. Kau harus terus ke selatan, ke «Altar Ujung
Dunia». Jika kamu menyentuh console… bukan, menyentuh kristal di atas altar
tersebut, kau bisa menghubungi Dunia Nyata.”
“Mengapa? Bukankah Kaisar Vektor sudah tewas?”

Page | 156
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“… Tidak… tidak seperti itu.”


Lalu, Sinon menjelaskan situasinya kepada Alice. Bahkan jika manusia Dunia
Nyata tewas di Underworld, mereka tidak kehilangan nyawa mereka. Musuh
seperti Kaisar Vektor akan mendapatkan tubuh lagi dan kembali menyerang.
Alice tampak sangat marah, seolah emosinya yang sampai sekarang ditahan kini
meledak ledak.
“Ojii-sama… kehilangan nyawanya guna membunuh musuh, dan musuh tidak
tewas?! Ia hanya menghilang untuk sementara dan akan segera kembali seperti
tak terjadi apapun … itu maksudmu?!”
Alice mendekat ke arah Sinon, armor emasnya berkelontangan.
“Bagaimana mungkin … Bagaimana mungkin hal seabsurd itu terjadi?! Maka…
untuk apa Ojii-sama… untuk apa ia mengorbankan nyawanya?! Pertarungan
tersebut tak sebanding bagi kedua pihak... terlalu... terlalu palsu”
Air mata menetes dari mata biru milik Alice sekali lagi, Sinon hanya bisa
memandangnya.
— Aku tak punya hak berkata - kata.
Aku telah tewas berkali – kali dalam pertarungan di GGO dan ALO. Dan
seperti Dewa Kegelapan Vector, aku bisa terus hidup jika tewas di dunia ini.
Orang sepertiku tak berhak —
Tetapi Sinon menatap Alice, menarik nafas dalam – dalam lalu berkata:
“Jadi… Alice-san, apa kamu mau bilang jika rasa sakit milik Kirito juga palsu?”
Si Knight emas menahan nafasnya.
“Kirito juga berasal dari Dunia Nyata. Jika ia tewas di dunia ini, jiwanya tak akan
hilang. Akan tetapi, luka yang ia derita nyata. Rasa sakit yang ia rasakan merusak
jiwanya, luka tersebut nyata …”
Sinon berhenti sejenak lalu setelah tersenyum ia melanjutkan:
“Aku… mencintai Kirito. Sangat mencintainya. Begitu juga Asuna. Ada banyak
orang yang menyukainya juga. Mereka khawatir akan Kirito, mereka semua.
Mereka berdoa agar Kirito segera membaik. Dan juga meskipun tidak

Page | 157
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

mengatakannya, mereka juga berpikir, ‘Mengapa Kirito selalu memaksakan diri


seperti itu?’”
Sinon maju dan menepuk pundak Alice perlahan, lalu berucap:
“Kirito terluka agar bisa menyelamatkanmu, Alice. Itulah alasan ia tetap
bertarung. Apa kamu mau bilang jika alasan tersebut juga palsu? Tidak, tidak
hanya Kirito, Komandan Knight juga. Agar bisa menyelamatkanmu, ia terluka
parah dan mengorbankan nyawanya agar kamu bisa lari dari genggaman
musuh.”
Sinon tidak langsung mendengar jawaban.
Alice memandang jasad Bercouli yang terbaring di tanah.
Sekali lagi, tetes air mata membasahi pipi Alice — Lalu Alice memejamkan mata
erat –erat seolah memikirkan sesuatu. Ia lalu bertanya dengan suara serak:
“Sinon, Jika… jika aku pergi ke Dunia Nyata melalui «Altar Ujung Dunia»,
bisakah aku kembali? Bisakah aku kembali agar bisa menemui orang – orang
yang kusayangi…?”
Sinon tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut. Satu – satunya hal
yang ia yakini yaitu jika Alice sampai jatuh ke tangan musuh, seluruh
Underworld akan hancur dan menghilang.
Jika ia bisa melindungi dunia ini dan Alice, ia yakin hal tersebut tak akan terjadi.
Kemudian, Sinon mengangguk.
“Yeah. Selama kamu … dan Underworld aman.”
“Aku mengerti… Aku akan pergi ke selatan. Aku tak tahu apa yang akan terjadi
du «Altar Ujung Dunia»… tetapi jika itu adalah keinginan Ojii-sama dan
Kirito…”
Alice berlutut ke tanah. Ia menyentuh rambut milik Bercouli, lalu menyentuh
bibir dan dahinya.
Ketika ia berdiri lagi, sebuah aura yang berbeda seolah muncul dari seluruh
tubuhnya.
“Amayori, Takiguri. Kumohon bertahanlah sebentar lagi.”

Page | 158
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Setelah berkata pada kedua naga, Alice berbalik menuju Sinon.


“Apa… apa yang akan kamu lakukan, Sinon-san?”
“Kali ini, giliranku untuk melindungimu.”
Sinon tersenyum sedikit dan melanjutkan:
“Dewa Kegelapan Vektor mungkin akan muncul lagi disini. Aku akan coba
mengalahkannya … sekaligus memberimu beberapa waktu agar bisa kabur.”
Alice menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya.
“Aku serahkan ini padamu. Aku akan segera menuju ke selatan.”
Setelah melihat kedua naga terbang ke arah selatan, Sinon mengambil busur
putih yang ada di pundaknya.
Kelompok yang menyerang «Ocean Turtle» kemungkinan adalah prajurit militer
yang disewa pemerintahan Amerika. Salah satu penyerang menggunakan Super
Account 04, «Dark God Vector», untuk menyerang Alice.
Di dunia nyata, Sinon hanyalah seorang siswi SMA, tak mungkin ia menghadapi
orang seperti itu.
Tetapi di tempat ini, selama itu pertarungan satu lawan satu di dunia virtual —
Tak peduli siapapun yang aku lawan, aku harus menang.
Bersumpah pada diri sendiri, Sinon menunggu musuh yang akan dive sekali lagi
ke dunia ini.
***
Ketika ia menarik pukulan tangan kanannya, suara tulang patah terdengar.
Pemimpin Guild Petarung Tangan Kosong, Ishkan menatap musuh yang telah
berhasil ia bunuh tepat di bagian tengah dadanya, ia menatap tangan kanannya.
Pukulannya mampu menghancurkan besi maupun logam apapun. Namun kini
lengan tersebut bagaikan sebuah kulit yang melindungi tulang miliknya, tangan
tersebut berlumuran darah.
Tangan kirinya juga mengalami hal yang sama beberapa menit lalu. Sedangkan
kakinya penuh luka darah. Ia tak bisa lari, hanya bisa menendang.

Page | 159
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Kau bertarung seperti seorang petarung sejati, Champion.”


Suara serak milik Dempe membuat Iskahn menoleh ke belakang.
Setelah kehilangan kedua lengannya, pria kekar tersebut kini terduduk di tanah
setelah bertarung hanya dengan membenturkan kepalanya dan memukul
mundur musuh dengan tabrakan tubuhnya, tubuh dan wajahnya penuh luka
tebasan pedang. Mata penuh semangat tempur miliknya kini telah kusam, seolah
menampakkan jiwa Dempe yang telah kelelahan.
Iskahn mengangkat tinjunya sebagai tanda penghormatan pada jiwa petarung
tersebut, lalu menjawab:
“Yeah, jika kita tewas seperti ini, kita tak akan malu jika ketemu para leluruh di
akhirat sana.”
Mencoba menyeret kakinya, ia berusaha menemani temannya yang masih
terduduk di tanah.
Setelah pertarungan sengit nan lama, pasukan crimson yang awalnya berjumlah
dua puluh lima ribu kini telah berkurang menjadi tiga ribu pasukan saja. Tetapi
sebagai gantinya, pasukan miliknya telah tersisa tiga ratus orang Petarung.
Terlebih lagi, kondisi mereka semua telah terluka parah. Mereka kini tak bisa
berkumpul menjadi formasi tempur, mereka bagaikan menunnggu ajal.
Tetapi alasan mengapa pasukan musuh belum menghabisi mereka adalah
karena —
Seorang Integrity Knight dan naganya masih bertarung mati – matian dihadapan
mata Iskahn dan Dempe.
***
Tubuh dan pikirannya telah ditekan sampai batas maksimal.
Namun begitu, seketika bayangan musuh muncul di hadapannya, Integrity
Knight Sheyta Synthesis Twelve masih tetap mengangkat tangan kanannya dan
menebaskan Black Lily Sword.
Suara udara tertebas terdengar jelas.
Ujung pedang tersebut menyentuh armor pundak sang musuh. Seperti sebuah
jarum, pedang tersebut terus memotong sampai ke bagian paha.

Page | 160
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Ha… AAHHHH!!”
Teriakan kemarahan yang muncul dari tenggorokannya seolah mematahkan
nama panggilan miliknya «Si Pendiam». Pedang tersebut mengiris musuh dan
memotongnya menjadi dua bagian.
Saat si musuh terjatuh, Sheyta menarik senjatanya dengan berat.
Alasan dibalik rasa lelah miliknya adalah karena jumlah musuh yang hampir tak
terbatas, dan juga tebasannya seolah menjadi terasa berat ketika menebas
musuh.
Incarnation miliknya seolah menjadi tak berarti. Meskipun senjata dan armor
musuh bukanlah tandingan Divine Instrument milik Sheyta, ketika ia
menebasnya seolah terasa ada yang menahan. Serangan musuh juga sama.
Mereka hanya mengandalkan tenaga dan tebasan tak beraturan sehingga Sheyta
kesulitan memprediksi arah serangan mereka.
Ia seolah bertarung melawan hantu. Pasukan ini seolah tak ada disini, seperti
sebuah bayangan saja karena tak terhitung banyaknya.
Bertempur dengan mereka juga tak menyenangkan. Sheyta menebas mereka,
dan mereka muncul lagi, terus menerus seperti itu tanpa henti.
— Mengapa?
— Tak peduli jika musuhku adalah bayangan maupun sosok tubuh manusia,
bahkan sebuah batu, aku merasakan kesenangan jika mereka bisa ditebas. Aku
hanyalah sebuah boneka yang hanya mencari kesenangan dalam tebasan …
Black Lily Sword adalah sebuah Divine Instrument yang memiliki Priority
tertinggi dalam ujung bilah pedangnya yang sangat tipis. Pedang ini diciptakan
dengan tujuan hanya untuk menebas, persis seperti Sheyta. Jika salah satu
keduanya kehilangan arti kesenangan untuk menebas, sosok jati dirinya akah
menjadi tak berarti.
Pemimpin Tertinggi Administrator telah mengubah sebuah bunga lili hitam yang
telah diambil oleh Sheyta dari bekas peperangan di Tanah Kegelapan. Ketika ia
menyerahkan pedang tersebut padanya, Pemimpin Tertinggi berkata padanya:
— Pedang ini adalah perwujudan luka goresan yang ada di jiwamu. Sebuah
kutukan atas nama pembunuhan yang tercipta oleh parameter kepribadian di
dalam jiwamu. Tebaslah, tebaslah, dan teruslah menebas. Ketika kamu

Page | 161
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

menapaki jalan berdarah ini sampai akhir, kamu akan menemukan jawaban
untuk melepaskan kutukan ini … Mungkin.
Pada saat itu, Sheyta tak mengerti apa maksud perkataan Pemimpin Tertinggi.
Ia hanya mematuhinya dan terus menebas selama bertahun tahun. Kemudian,
akhirnya ia menemukan musuh yang layak. Dia adalah sosok yang sangat keras
dan sulit untuk ditebas oleh pedangnya, berbeda dengan musuh – musuhnya
selama ini: ia adalah si Petarung Tangan Kosong.
Ia berharap untuk bertarung dengannya sekali lagi. Hanya lewat pertempuran ia
akan memahami sesuatu.
Terbawa pikiran ini, Sheyta membantu Pasukan Kerajaan Manusia dan tetap
disini. Namun tampaknya ia tak bisa bertarung lagi melawan Petarung Berambut
Merah tersebut.
Ia menelan ludah dan menyeka kulitnya yang berkeringat lalu menoleh ke
belakang.
Ia melihatnya, sedang duduk di atas sebuah batu, si Pemimpin Petarung Tangan
Kosong. Tubuhnya penuh luka. Tersirat, rasa kehilangan terpampang di
wajahnya ketika ia menatap Sheyta.
Sheyta merasakan dadanya tersengat sesuatu.
— Rasa sakit apa ini?
— Aku seharusnya menebas pria tersebut. Aku ingin merasakan pertarungan
sebelumnya, menikmati pukulan kerasnya. Itulah yang aku inginkan. Namun
mengapa hatiku … rasa sakit apa ini …?
Crack.
Suara lemah terdengar dari tangan kanannya.
Sheyta mengangkat Black Lily Sword, mengamatinya perlahan. Pada bagian
tengah pedang hitam yang tampaknya bisa menghisap segala jenis cahaya
tersebut terdapat sebuah retakan setipis benang laba - laba.
Ahh…
Aku mengerti.

Page | 162
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sheyta menarik nafas dan tersenyum.


Semua pertanyaan yang ingin ia jawab kini telah ia temukan. Sheyta akhirnya
memahami perkataan Administrator, dan juga mengenai kutukan yang ia miliki.
Getaran terasa di atas tanah. Ia berbalik lagi dan melihat seorang prajurit menuju
kearahnya sambil membawa palu raksasa.
Sheyta menghindari serangan tersebut dan menusukkan pedang di tangan
kanannya ke bagian tengah dada musuh.
Sesuai namanya, si Pendiam. Serangan tersebut mendekati musuh, Black Lily
Sword menusuk ke jantung musuh dan merenggut nyawanya — kemudian,
serangan tersebut perlahan berubah menjadi banyak kelopak bunga yang
tersebar ke segala arah.
Sheyta perlahan membisikkan sesuatu ke gagang pedang yang telah hancur
tersebut:
“… Terima kasih, sudah menemaniku selama ini.”
Seketika, ia mencium bau bunga walaupun samar – samar.
Di sisi kanannya, sang naga Yoiyobi yang menjadi temannya menghancurkan
musuh dengan sabetan ekornya.
Sisik abu – abu si naga telah berwarna merah akibat luka yang cukup banyak,
dan cakar sertaa giginya beberapa ada yang patah. Ia tak bisa menyemburkan api
lagi dan pergerakannya melambat.
Sheyta memastikan pergerakan musuh berhenti, lalu berjalan mendekati naga
tersayangnya dan mengusap lehernya.
“Terima kasih juga, Yoiyobi. Kamu lelah kan?… Istirahatlah.”
Kemudian, Sheyta dan naganya bergerak menuju bukit kecil dimana sisa – sisa
Guild Petarung Tangan Kosong berkumpul.
Masih duduk di batu, Pemimpin Petarung Tangan Kosong mengangkat
tangannya dan menyambut kedatangan Sheyta.
“Maaf… Pedangmu jadi hancur …”
Sheyta menggelengkan kepalanya:

Page | 163
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Tak apa. Aku akhirnya mengerti mengapa selama ini aku terus menebas …”
Sheyta duduk kelelahan, mengangkat kedua tangannya dan menyentuh wajah
Iskhan.
“Untuk menemukan hal yang tak boleh aku tebas. Selama ini aku bertarung agar
aku bisa melindungi. Itu… kau. Jadi aku tidak memerlukan Black Lily Sword
lagi.”
Seketika, kedua mata Ishkan terbuka lebar dan air mata mengalir. Berlawanan
akan hal ini, Sheyta malah kaget.
Ishkah menggertakkan giginya dan berkata serak:
“Ah… sial. Aku juga ingin berkeluarga denganmu juga. Kita akan memiliki anak
yang sangat kuat. Lebih kuat dari pada leluhurku, lebih kuat dariku, hingga
menjadi Petarung Tangan Kosong terkuat yang pernah ada …”
“Tidak. Anak itu akan menjadi seorang Knight.”
Keduanya saling tatap untuk sesaat, lalu tersenyum. Dipandangi oleh Dempe
yang berbadan kekar, Sheyta dan Iskahn menjadi malu, lalu duduk berdekatan.
Tiga ratus Petarung Tangan Kosong, seorang Integrity Knight, dan seekor naga
kini duduk menunggu datangnya pasukan crimson yang semakin mendekat.
***
“Seperti permainan… atur dan serang, benar kan?”
Klein berkata seperti itu ketika ia dan Asuna kembali ke posisi belakang.
“Benar,”Asunna membalas.
Luka keduanya sedang disembuhkan oleh pemain Jepang menggunakan Sacred
Arts yang baru saja dipelajari. Ia tak bisa memaksimalkan penggunaan Art
seperti para regu Asthetic dari Underworld, tetapi karena karakter miliknya
berlevel tinggi, seharusnya ia bisa menggunakan Art kelas atas untuk
penyembuhan.
“Terima kasih telah datang kemari.”
Asuna berterima kasih pada pemain jepang dan Klein yang berdiri di
sampingnya.

Page | 164
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Terima kasih juga, Klein. Aku tak tahu harus berkata apa …”
Melihat Asuna seperti itu, Klien menggosok hidungnya karena malu.
“Hei, jangan perlakukan aku seperti orang asing. Aku berhutang padamu dan si
Kirito lebih banyak… ia juga disini kan?”
Klein memelankan suaranya. Asuna mengangguk pelan.
“Ya. Temuilah dia setelah peperangan ini. Jika ia mendengar lelucon burukmu
mungkin ia akan segera terbangun.”
“Hei, itu kejam.”
Sebuah senyuman muncul di wajah Klein, tetapi mata miliknya seolah
penasaran. Ia juga tahu tentang luka yang dialami Jiwa Kirito.
— Ah, tetapi …
Setelah semuanya selesai, setelah mereka berhasil mengusir musuh dari
Underworld dan «Ocean Turtle», jika Sinon, Leafa, Klein, dan semua pemain
asli SAO, juga Sakuya, Alicia, dan orang – orang dari ALO… lalu Alice, Tiese,
Ronye, Sortiliena, dan semua orang ada di dekat Kirito, maka ia akan
bangunkan?
Ia harus tetap bertarung, hingga saat itu datang, ia akan menyambutnya dengan
senyuman.
Saat lukanya menutup, Asuna berterima kasih lagi dan berdiri.
Seperti yang dikatakan Klein, nasib peperangan ini tak bisa diprediksi. Jumlah
pemain Amerika telah berkurang sangat banyak, dan mereka seolah kehilangan
semangat bertarungnya karena mereka menyerang tanpa pikir panjang.
Tetapi pertempuran di reruntuhan kuil ini hanyalah pertarungan yang terlihat.
Poin pentingnya adalah «Putri Cahaya» Alice yang telah ditangkap oleh Kaisar
Vektor. Komandan Knight Bercouli serta Sinon masih mengejarnya, mereka
harus bisa mengalahkan Vektor dan membawa kembali Alice. Terlebih lagi, ia
harus memilih pemain paling elit dari akun konverter dan meminjam kuda dari
Pasukan kerajaan Manusia lalu segera menuju selatan secepat mungkin.
Jika berhasil mengejar mereka, bahkan jika musuh menggunakan sebuah Super
Account, ia tak akan mungkin bisa mengalahkan pasukan elit dari pemain

Page | 165
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

jepang. Kekuatan mengalir ke dalam diri Asuna. Para swordsmen yang datang
kesini menggunakan pedang, perisai, dan armor yang seolah memantulkan sinar,
mirip dengan mitologi Einherjar of Norse …
Asuna mengusap air matanya.
Kuda Pasukan Persediaan telah ditarik di dekat pintu keluar reruntuhan, dan
kemah darurat sementara berada disana. Asuna juga bisa melihat para pemain
jepang yang masih disembuhkan oleh regu Asthetic Underworld.
“… tak apa, semuanya akan baik – baik saja… pasti.”
Perasaan Asuna seolah terbaca oleh Klein yang ada disampingnya:
“Tentu. Baiklah, ayo maju lagi.”
“Ya.”
Asuna mengangguk dan bergerak lagi ke depan —
Tetapi perhatiannya teralihkan oleh sesuatu disana, membuatnya terkejut.
— Apa itu. Sosok hitam… hitam pekat…
Mata Asuna bergerak untuk sesaat, lalu ia melihatnya.
Patung raksasa yang ada di kedua sisi pintu masuk reruntuhan kuil.
Berdiri di atas patung tersebut adalah sesosok manusia.
Karena patung tersebut memantulkan cahaya, sehingga sosok tersebut cukup
jelas dilihat dalam langit merah Tanah Kegelapan.
Apakah ia pemain Amerika? Ataukah seorang pengintai dari Jepang?
Terpaku, Asuna bergerak mendekat dan menyadari jika sosok tersebut
mengenakan jubah hitam. Tudungnya menutupi wajah sosok tersebut sehingga
tak terlihat.
Tetapi.
“Hei, Klein. Orang itu…”
Klein akan maju ke garis depan tetapi Asuna mencengkram tangan kanannya
dan mengacungkan jari kirinya.

Page | 166
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Orang yang berdiri disana, apakah kamu pernah melihatnya?”


“Huh…? Whoa, ia menonton seluruh pertempuran dari atas sana. Sialan, siapa
dia?… mengenakan tudung kepala. Aku tak bisa melihat wajahnya … tunggu…”
Suara Klein tiba – tiba terputus.
Asuna menatapnya, wajah Klein menjadi pucat seolah warna dihisap dari
seluruh wajahnya.
“Hei, ada apa? Kamu mengenalnya? Siapa dia?”
“Tidak… tak mungkin, itu… apa aku… melihat sesosok hantu…?”
“Sesosok hantu…? Apa maksudmu?”
“Ka… Karena, tudung hitam itu, bukan, pakaian itu… ciri khas LaughCoff…”
Seketika mendengar nama tersebut.
Asuna merasa otaknya membeku seketika.
LaughCof. Dikenal juga dengan nama «Laughing Coffin». Dari lantai tengah
sampai akhir permainan kematian SAO, mereka adalah guild merah paling
mengerikan yang ada di kastil melayang Aincrad.
Banyak pemain PK, termasuk «Red-Eyed XaXa» dan «Johnny Black» ada di
dalamnya, dan guild ini memiliki anggota pemain hijau … Akhirnya, setelah
pertarungan mematikan dalam sebuah penyergapan oleh pemain – pemain elit,
guild tersebut berhasil dihancurkan.
Pada pertempuran tersebut, hampir setiap anggota «Laughing Coffin» kalau
tidak tewas, maka dijebloskan ke Black Iron Palace, tetapi ada yang berhasil
lolos dari pertarungan tersebut. Dia adalah sang ketua, dia tiba – tiba menghilang
ketika lokasi guild terbongkar, dan dia juga dengan cara langsung mauupun tak
langsunng berhasil membunuh banyak pemain SAO. Namanya adalah —
«PoH». Ia biasanya mengenakan pakaian hitam bertudung dan menggunakan
pisau besar. Dua tahun setelahnya kini ia turun ke Underworld dan memandang
kebawah ke Asuna dan Klein.
“………. Tak mungkin.”
Asuna hanya bisa berguman dalam pikirannya.

Page | 167
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ini tak nyata, aku sedang melihat sesosok hantu kan.


Pergi. Pergilah.
Tetapi, seolah menghina harapan Asuna, sosok hitam tersebut melambaikan
tangan kanannya perlahan. Tangan tersebut lalu digerakkan ke depan dan
belakang, seolah mengejek Asuna.
Apa yang mengikutinya —
Bisa dideskripsikan sebagai sebuah mimpi buruk.
Sosok baru muncul di samping sosok hitam tersebut. Lalu satu lagi, satu lagi.
Diatas patung raksasa sana, pasukan baru perlahan muncul. Di bagian kiri,
sepuluh orang muncul.
— Berhenti. Berhenti .
Asuna memohon. Ia takut tak akan mampu menghadapi kengerian ini.
Akan tetapi.
Pasukan Crimson baru terus bermunculan, terus menerus. Seribu, lima ribu,
sepuluh ribu.
Kini pasukan itu berjumlah sekitar tiga puluh ribu, Asuna memperkirakan.
Tak mungkin.
Lima puluh ribu pasukan Amerika dilawan dengan susah payah. Tak mungkin
pasukan sebanyak itu bisa dikumpulkan dengan mudah, dan mereka bukanlah
pemain Jepang. Jika perekrutan diumumkan di website jepang, Klein dan yang
lainnya pasti akan tahu.
Bagaikan hantu. Bagaikan hantu yang dipanggil menggunakan Art.
Pada titik ini, Para pemain Jepang yang hampir menghancurkan pemain
Amerika di garis depan sana menghentikan pertarungan dan melihat ke atas
patung. Medan peperangan kini menjadi sunyi.
Garble, garble.
Bunyi gemericing dari pasukan crimson di atas sana terdengar bagaikan deru
angin di telinga Asuna.

Page | 168
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Asuna tak bisa memahami bahasa apa yang mereka gunakan karena tercampur
bunyi gemericing. Ia memfokuskan pendengarannya, dan akhirnya menangkap
perkataan yang cukup keras dari lainnya.
— Bigeobhan ilbon-in.
— Uli nalaleul jikyeola.
— Ganchuu renmen.
Bukan bahasa Inggris. Juga bukan bahasa Jepang.
Pada saat itu, Klein menggeram.
“Ah… Ini buruk… sangat buruk… Pasukan baru itu bukan dari Jepang maupun
Amerika…”
Asuna merasa keringat dingin menuruni punggungnya ketika mendengar kata –
kata selanjutnya:
“……… Mereka dari Cina dan Korea.”

Page | 169
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 170
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Bagian 3
Mungkin karena universitas sedang melaksanakan liburan musim panas, bar VR
di daerah Cheongjin-dong, Distrik Jongno di Seoul kini terlihat padat.
Jo Wol-saeng baru saja selesai mengisi formulir masuk, ia lalu memesan
minuman soda di bar. Ia memasuki sebuah ruangan, bersandar ke tempat
duduk lalu menarik nafas.
Ia belum pernah merasa selega ini sebelumnya. Ia sebenarnya sudah
mengetahui alasannya. Ia kini sudah berusia 20 tahun, seorang mahasiswa
tingkat dua, dan tahun selanjutnya ia akan absen untuk melakukan wajib militer.
Ia dibatasi sampai umur 30 tahun untuk melakukannya, jadi ia bisa saja
menunda – nunda, tetapi seorang mahasiswa yang belum melakukan wajib
militer sebelum kelulusan akan dianggap sebelah mata dalam dunia pekerjaan.
Hampir semua teman seangkatannya akan mengikuti wajib militer tahun
berikutnya, dan karena orang tuanya juga mendesak terus, ia tak bisa lari lagi.
Wol-saeng meneguk soda miliknya dan merasa lega.
Semua hal ini membuatnya resah, apakah ia bisa menjalani latihan keras itu,
bagaimana jika ia akan dibuli oleh para prajurit. Tetapi yang paling membuatnya
depresi adalah fakta bahwa masa hidupnya selama dua tahun akan dirampas.
Yah, meskipun ia tak memikirkan hidupnya di dunia nyata, sedangkan di dunia
virtual, disitulah ia pertama kali merasakan hidup setelah diundang oleh teman –
teman kuliahnya — dua tahun penuh tak bisa memasuki dunia itu, sangat
membuatnya stres.
“…… Jika saya di militer ada hal semacam ini …”
Ia berguman ketika mengambil mesin FullDive yang ada di meja — the
«AmuSphere». Benda ini milik bar VR, sering dipakai umum. Tapi bagi Wol-
saeng, mesin ini lebih bercahaya ketimbang seorang malaikat.
Tiga tahu lalu — di 2023, mesin ini dirilis di Jepang lalu dikirim ke luar negeri
tahun berikutnya, dan menjadi booming di Korea Selatan, dimana industri game
online sedang diminati. Dulu bernama «PC Bars», kafe – kafe internet mulai
mengganti nama mereka menjadi «VR Bars», karena memiliki AmuSpheres.
Anak - anak muda mulai terpikat oleh VRMMORPG, baik yang dikembangkan
Jepang maupun Amerika.

Page | 171
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

«Silla Empire», game yang dimainkan Wol-saeng selama satu setengah tahun ini
adalah permainan yang telah dilokalisasikan ke Korea dari developer asal Jepang
«Asuka Empire». Game ini bukan hanya ditranslate, bahkan kota, avatar, dan isi
quest telah disesuaikan dengan dinasti Silla Korea. Permainan ini memiliki
popularitas tertinggi sejak pertama kali diluncurkan.
Di sisi lain, para pemain ingin segera memiliki game yang murni diciptakan oleh
Korea sendiri, jadi banyak perusahaan yang mengembangkan VRMMO
menggunakan softwere gratis bernama «The Seed Nexus». Akan tetapi, software
tersebut juga masih buatan Jepang, jadi tanpa menghubungkan ke «The Seed
Nexus» yang berbasis di jepang, siapapun tak bisa memaksimalkan fungsi yang
ada. Tetapi VRMMO Jepang membatasi hubungan koneksi ke Korea dan
China sehingga keduanya tak bisa menghasilkan permainan yang menyamai
kualitas «Silla Empire», hal ini membuat banyak pemain Korea menjadi tak
puas.
— Aku ingin memainkan semua game Korea sebelum masuk wajib militer, tapi
sepertinya hal itu tak mungkin …
Wol-saeng mengeluh, lalu membuang harapannya tersebut. Ia bersandar ke
kursi dan mengenakan AmuSphere.
“… Link Start!”
Ia mengucapkan suaranya dan menutup mata.
Melewati sinar warna – warni, ia mengisi user ID dan password, lalu ia sampai di
Launching Area[6] untuk bersiap mengklik icon «Silla Empire».
Tetapi, ia menyadari ada notifikasi window networking yang melayang di sisi
kanan ruang tersebut, lalu menscroolnya ke bawah dengan cepat. Sepertinya ada
ribuan orang yang memposting berita yang sama secara bersamaan.
“……… Apa – apaan ini?”
Kebingungan, Wol-saeng menekan program di sisi kiri lalu menarik window
networking ke hadapannya. Lalu ia mengklik berita, memeprbesarnya dan
membacanya.
“Hmm… ‘Korea, America, dan China sedang melakukan pengembangan
VRMMO baru dan tes server yang sedang dijalankan… telah di serang oleh
pemain Jepang, mereka juga menyerang pemain beta test?! Apa – apaan ini?!”

Page | 172
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sejujurnya, Wol-saeng sadar jika berita macam ini sulit untuk dipercaya. Tetapi
lampiran yang ada di bagian akhir berita menunjukkan suatu video; ia
mengkliknya tanpa ragu.
Sebuah window terbuka, lalu —
“Penjaga, Serang!!”
Teriakan pemain menggelora. Wol-saeng yang juga beberapa kali menonton
Anime Jepang sadar jika apa yang ia katakan adalah bahasa Jepang.
Video tersebut menunjukkan pemain Jepang yang mengenakan armor silver
sedang menyerang pemain berarmor crimson, membunuhnya satu persatu.
Darah terus menerus muncul ketika pedang mereka diayunkan, pemain
Amerika mengutuk tindakan tersebut.
Menduga karena tak ada hukum yang mengatur tempat tersebut, kejadian ini
pastilah terjadi di tes server. Seperti yang dikatakan berita tersebut, pemain
jepang sedang membantai pemain Amerika.
Ketika video 30 detik itu berakhir, Wol-saeng merasa bimbang.
Sebuah «server attack» biasanya diartikan sebagai tindakan menghancurkan
suatu website, tetapi dive kedalam dunia VR dan menyerang para pemainnya …
ini pertama kalinya Wol mendengar berita semacam ini. Jika isi video itu benar
– benar nyata, itu berarti kejadian ini masih berlangsung, tetapi sesuatu
mengganggunya.
Memang… di video itu, para pemain jepang memiliki equipment dan
kemampuan yang melebihi pemain Amerika, mereka sedang menghajar para
pemain Amerika. Akan tetapi ia merasa pihak yang sedang diserang bukanlah
Amerika, melainkan pihak Jepang. Menyerang sebuah server adalah lelucon
biasa, tetapi… orang – orang ini seolah sedang mempertaruhkan nyawa …
Tiba – tiba, bunyi ding-dong terdengar, membuat Wol-saeng menolehkan
kepalanya.
Itu adalah teman satu guild «Silla» yang sedang mengiriminya permintaan pesan
suara. Ia menekan tombol “Accept” kemudian sebuah window muncul dan
berteriak pada karakter milik Wol-saeng.
“Hei, Moonphase, kau sudah lihat kan?!”

Page | 173
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Uh… ya, aku baru saja …”


“Lalu apa yang kau tunggu? Cepat download client-nya!”
“C… Client?”
Ia kembali melihat ke window networking dan menggeser kesamping.
Tertulis disana — Guna menolong para pemain dari serangan pihak Jepang,
kami sedang merekrut relawan dari seluruh pemain VRMMO Korea. Jika kamu
berminat, silahkan download software ini dan menginstalnya ke AmuSpheres
milikmu.
“…Ini?… Hwan-ung, kau pikir ini nyata?”
“Tentu saja, bukankah sudah jelas di video itu?! Selagi kita bicara teman –
teman kita sedang di serang!!”
“Memang… Tetapi, video itu…”
Wol-saeng ingin mengutarakan pendapatnya, tetapi ia didahului.
“Kalau begitu, instal saja dan cepatlah! Myung-hoon dan Helix sudah dive, jadi
aku akan menunggumu disana!”
Panggilan itu berakhir, dan kesunyian muncul diruangan ini.
Meskipun Wol-saeng masih memiliki banyak keraguan, hampir seluruh anggota
guildnya telah ikut serta, ia tak tahu apa jadinya jika ia tak ikiut serta. Ia mungkin
akan menemukan petunjuk tentang apa yang terjadi disana — terlebih lagi,
gangguan semacam ini pastilah sebuah event menarik bagi pembukaan suatu
game baru. Jika ia tak ikut serta, ia mungkin tak akan mendapat keuntungan.
Membuat keputusan, Wol-saeng menekan tombol “Download” dan
menginstalnya ke AmuSphere, lalu muncul icon baru untuk dijalankan. Setelah
menekan icon crimson, sebuah kata berwarna hitam pekat yang bertuliskan
“BANTU KAMI” muncul, Wol-saeng merasa kesadarannya telah dihisap ke
suatu dimensi yang berbeda.
***
Bahkan setelah mentransfer koneksi yang jumlahnya sangat banyak dari Cina
dan Korea ke dalam Underworld, Critter masih merasa ragu.

Page | 174
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Meskipun ia telah mengikuti perintah Vassago Casals untuk memberikan client


koneksi ke dua negara yang ada di dekat Jepang, ia merasa ada hal yang
mencurigakan disini.
— ‘Bukankah Jepang dan Korea hampir mirip?
Banyak orang Amerika tidak tahu jika Jepang dan Korea adalah negara yang
berbeda, dan ada juga yang menganggap jika Korea dan Jepang adalah bagian
dari negara Cina. Meskipun Critter tidak terlalu memusingkannya, ia
menganggap jika ketiga negara ini adalah negara yang rukun. Bukankah ketiga
negara ini cukup rukun, seperti EU?
Itulah mengapa Critter tak bisa menemukan hal mencurigakan pada rencana
Vassago.
Karena ia tak memiliki waktu untuk membuat situs palsu, maka ia menggunakan
sosial media untuk menyebarkan berita ini. Berita pertama : “Orang – orang
Jepang sedang menyerang server VRMMO yang sedang dikembangkan
Amerika, Cina, dan Korea!”
Berita kedua memberikan penjelasan: “Pemain Jepang ingin memonopoli The
Seed Nexus jadi mereka menyerang server dan mulai menciptakan karakter –
karakter kuat. Mereka menyerang pemain test Amerika, Cina, dan Korea.
Karena server tersebut masih belum dilengkapi dengan pain absorption dan
kode anti kriminal, teman – teman kami masih dibantai dengan rasa sakit yang
nyata.” Critter lalu melampirkan sebuah video yang ia ambil dari dalam
Underworld.
Video tersebut adalah rekaman Pasukan Kerajaan Manusia yang sedang
menyerang pemain Amerika, tetapi penduduk Underworld berbicara dengan
bahasa Jepang. Tempaknya video tersebut memiliki dampak yang cukup besar,
jumlah berita yang disebarkan meningkat drastis, dan jumlah client yang
didownload pemain Korea dan Cina telah melebihi client yang didownload
Amerika.
Bersandar kembali, Critter berfikir sejenak.
— Mengapa rasanya pemain Jepang tidak akur dengan pemain Cina dan Korea
ya?
***
— Oh, malah semakin memburuk. Mereka saling serang satu sama lain.

Page | 175
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Vassago Casals yang telah kembali ke Underworld menggunakan karakter


«Laughing Coffin» miliknya, «PoH» mulai menyeringai lagi.
Ia mengangkat tangan kanannya tinggi – tinggi, dan berteriak pada pemain
crimson yang ada dibelakangnya menggunakan bahasa Korea.
“— Pergilah, lindungi teman – teman kita!! Tebas dan tusuk mereka semua
seperti yang mereka lakukan pada teman kita!!”
Seketika pasukan yang berjumlah 50.000 ini mendengar kata – kata tersebut,
mereka langsung maju kedepan. Bagi mereka, pasukan Amerika yang sedang
dibunuh oleh pemain Jepang kini sudah mereka anggap sebagai teman.
Mencoba tidak tertawa, Vassago mengayunkan tangannya kedepan.
Seperti suara deru badai, pasukan crimson yang baru saja muncul mulai
melakukan penyerangan pada pemain Jepang.
— Ayo, saling bunuhlah. Menarilah sampai kalian mati.
***
“… Dia datang.”
Sinon berguman pada dirinya sendiri.
Ia melihat garis – garis kode hitam berjatuhan dari langit merah, seperti
gumpalan benang.
Sekarang ini, ia ingin menggunakan skill «Annihilate Ray» dengan kapasitas
maksimumnya ketika musuh muncul di depan mata. Karenanya musuh tak
mungkin menghindar atau bertahan.
Tetapi sekarang ini ia perlu mengulur waktu. Jika musuh mampu membuat
akun – akun berlevel atas, maka membunuhnya akan jadi sia - sia.
Pertama, ia harus mampu menarik perhatian musuh, lalu mengamati reaksinya.
Jika musuhnya seolah mempertahankan diri dengan sangat serius, ia bisa
memastikan jika musuh menggunakan akun pribadi miliknya. Lalu, ia akan
melakukan serangan penuh, sehingga membuatnya tak bisa log in memakai
akun yang sama.

Page | 176
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Tetapi, dalam sebuah event dimana akun bisa dibuat secara banyak, ia tak bisa
membunuhnya. Ia harus berusaha mengulur waktu bagi Alice agar bisa sampai
ke «Altar Ujung Dunia».
Jadi Sinon tidak menarik lagi busurnya dan kini hanya menunnggu musuh untuk
muncul.
Tempat kode – kode hitam muncul adalah tempat jasad Komandan Knight
Bercouli berada beberapa menit lalu.
Sekarang jasadnya telah dipindahkan ke atas punggung naga oleh Integrity
Knight Alice; ia ingin memberikan pemakaman yang layak baginya di Kerajaan
Manusia.
Shino bertanya padanya: “Dia seseorang yang kau sayang?” Alice tersenyum
lembut dan membalas: “Kau juga saingan orang yang kusayang.”
— Syukurlah.
Pada saat ini, Sinon tak boleh ter-log out dengan mudah. Ia harus menjaga dunia
ini, hingga Kirito terbangun.
Sinon menetapkan tekadnya dan memandang tanah di bawah sana .
Garis hitam tadi kini menyentuh tanah dan membentuk suatu cairan.
Warnanya sungguh hitam, seperti lubang neraka.
Ketika garis terakhir berkumpul menjadi satu —
Bloop.
Sebuah wajah mulai terbentuk. Lalu tangan kanan mulai muncul. Ketika Sinon
melihat lima buah jari yang terbentuk, ia merasakan hawa dingin di
punggungnya.
Ia mencoba mengalihkan perasaan ini, dan menunggu musuh untuk memadat.
Setelah tangan kanan, tangan kiri mulai terbentuk.
Kepala si musuh kini hampir terbentuk.
— Apa yang membuat Sinon terkejut adalah fakta jika karakter musuh tidak
diedit melalui edit feature; itulah anggapan Sinon, ia tak terlalu tampan. Rambut

Page | 177
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

emas pendeknya tergerai, hidung dan bibirnya tipis, dan dia seperti orang
Caucasian, menurutnya.
Apakah karakter ini adalah tubuh asli orang yang menggunakan Super Account
Dewa Kegelapan Vektor?… Sinon berpikir keras.
Orang itu mengangkat tubuh bagian atasnya, menampakkan mata birunya,
akhirnya ia menatap Sinon yang sedang terbang.
Seketika, Sinon merasa ada yang aneh.
Ia merasa jika pernah melihatnya entah dimana. Mata itu adalah mata yang
merefleksikan apapun, namun tampak seolah menelan segalanya di saat yang
sama; sepasang mata yang tak memiliki emosi.
Mata tersebut melebar ketika melihat Sinon. Lalu sebuah senyum muncul di
wajah musuh.
Ya. Aku pernah melihatnya. Aku pernah melihat mata … dan wajah itu. Terjadi
belum lama ini, dimana —
Ketika Sinon menatapnya, splat, seketika ia meloncat.
Posisi menyerangnya cukup aneh. Ia juga telah mengkonvert equipment
miliknya; ia tak mengenakan armor metal. Seragam bagian atas dan bawah
disambungkan dengan sebuah sabuk, dan kakinya memakai sepatu boot, hampir
mirip seperti seorang prajurit di dunia nyata. Senjata miliknya adalah sebuah
pedang panjang di pinggang kiri dan sebuah busur di tangan pinggang kanan.
Ketika tubuhnya hampir utuh memadat, gumpalan cairan hitam tidak
menghilang. Namun tetap memadat sendiri seperti seekor binatang. Bukan,
memang sebuah binatang, cairan itu berubah menjadi sebuah sayap tipis.
Bukan seperti sayap burung, maupun sayap naga, lebih seperti sayap kelelawar.
Dibagian ujung sayap tersebut terdapat empat mata dan sebuah ekor panjang.
Ketika si pria mendekati binatang tersebut, makhluk bersayap ini
membentangkan sayapnya dan menuju ke ketinggian dimana Sinon berada.
Makhluk itu hanya berjarak 30 meter dari Sinon, dan si pria masih tersenyum
padanya.
Entah mengapa, musuh mengangkat tangannya yang tak bersenjata dan
merentangkannya ke bagian depan. Sinon menjadi waspada, berpikir jika ia akan

Page | 178
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

memulai incantation. Tetapi tak ada yang terjadi. Si pria lalu melingkarkan
tangannya seolah hendak mencekik leher Sinon.
Seketika itu juga, Sinon akhirnya mengingat. Suara serak keluar dari mulutnya.
“…… Subtilizer……”
Itu dia. Seorang pemain Amerika yang berhasil membunuhnya ketika final PvP
Turnamen di Gun Gale Online — «Fourth Bullet of Bullets», yang
diselenggarakan dua minggu sebelumnya.
Tetapi mengapa ia ada disini?
Lupa akan busur yang ia genggam, Sinon masih terkejut, matanya semakin
melebar.
***
Dibagian tengah Ocean Turtle yang berbentuk seperti piramid, disokong oleh
poros tebal yang terbuat dari bahan titanium.
Di bagian bawah poros berbentuk lingkaran setinggi seratus meter ini terdapat
sebuah mesin yang dilindungi oleh berbagai lapis dinding pelindung — Reaktor
Bertekanan Air. Diatas reaktor ini terdapat Ruang Kontrol Utama, dan Ruang
STL 01.
Underworld, lebih tepatnya fokus penelitian Project Alicization — Light Cube
Cluster ada di bagian atas ruang kontrol utama. Area tersebut berada di bagian
poros bawah.
Diatas Light Cube Cluster adalah lantai yang memisahkan poros atas dan poros
bawah. Area diatas dinding yang ada di poros atas ada: berbagai macam
peralatan pendingin, dan Ruang Sub Kontrol dimana pekerja RATH sedang
bersembunyi saat ini, juga ada ruang STL 02 yang sedang digunakan Kirigaya
Kazuto dan Yuuki Asuna.
Pada 7 Juli, pukul 9:00 am. Sebuah robot humanoid mulai bergerak atas
kemauannya sendiri di ruang peralatan pendingin, menuruni tangga di bagian
samping kapal. Dia adalah mesin prototipe yang dikembangkan RATH,
«Ichiemom». Meskipun bergerak sendiri, sebenarnya ada tiga orang pasukan
JSDF[7] yang mengikutinya.

Page | 179
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

— Syukurlah, aku bukanlah seorang claustrophobic[8], acrophobic[9], atau


nyctophobic[10].
Higa Takeru menguatkan dirinya sendiri, tetapi pada saat yang sama. Ia merasa
jika memiliki phobia bukanlah hal yang memalukan.
Karena, lorong yang hanya diterangi lampu emergency hanya memiliki panjang
40 meter. Jika tangannya berkeringat maupun salah menempatkan kaki, ia kan
langsung terjatuh ke bawah dan menjemput ajal.
Jika ia mengetahui hal ini sebelumnya. Ia akan meminta Yanai berjalan dahulu.
Jika ia berjalan didepan, Higa tak akan terus menerus menatap kebawah.
— Omong – omong, ia berkata akan melindungiku. Tetapi malah menyuruhku
“Berjalan didepan”. Apa - apaan?
Higa memandang beberapa meter di keatas, Yanai masih menuruni tangga.
Akan tetapi, setelah melihat jika wajahnya semakin pucat ketika ia menuruni
tangga per tangga. Higa tak jadi mengeluh. Keberanian Yanai untuk ikut serta
dalam misi ini sudah cukup untuk diberi pujian, dan senjata pistol yang ada di
pinggangnya cukup memberi rasa aman.
Ketika Higa kembali menuruni tangga, earphone yang ada di telinga kirinya
memancarkan suara.
“Bagaimana, Higa-kun? Baik – baik saja kan?”
Suara ini milik Koujiro Rinko, ia masih mengintip di lubang masuk di atas sana.
Higa menjawab apa adanya.
“Ah… yah, seperti ini. Sekitar lima menit lagi kita akan bisa sampai ke dinding
pemisah.”
“Oke. Ketika kalian siap, aku akan memberikan perintah penyerangan pada tim
Ichiemom. Kalian harus membuka sekatnya ketika musuh sudah menyerang
Ichiemom.”
“Roger. Wow, ini seperti Mission Impossible ya.”
“Ohhhh, maka buatlah misi ini menjadi Possible. Aku hanya khawatir mengenai
kondisi kesehatan Kirito-kun yang ada di Underworld … Maaf, Yanai-san, tolong
awasi anak ini ya.”

Page | 180
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Kalimat terakhirnya ditujukan kepada Yanai. Setelah Higa mendengar Yanai


berkata “Roger”, ia hanya bisa memprotes.
— “Anak ini”, huh?
Ia menggelengkan kepalanya dan menggenggam tangga yang kini semakin
berkeringat.
Melihat kebawah, ia bisa melihat sekat dinding pemisah semakin kelihatan.
***
Critter masih menatap layar besar yang kini menampilkan pergerakan pemain
Cina dan Korea yang telah dive, namun tiba – tiba bunyi alarm membuatnya
terkejut.
“Ap…?!”
Ia menyisir console dengan panik, lalu menemukan alarm merah bersinar di sisi
kanan monitor.
“Whoa… Dinding penahan telah terbuka. Kalian pergilah dan cek lorong itu!!”
Sebelum ia selesai berteriak, anggota tim penyerang yang paling tinggi, Hans,
langsung menggenggam senjata dan berlari keluar.
“Sialan, kartuku sedang hoki padahal!”
Brigg berguman dan melempar kartu ke lantai, lalu ia juga mengejar Hans.
Apakah Rath yang tak diuntungkan dalam hal peralatan dan senjata mulai
melakukan serangan bunuh diri? Ataukah mereka merencanakan sesuatu …?
Critter meninggalkan console dan bergerak menuju pintu masuk ruang kontrol.
Daya elevator telah dimatikan, jadi ia harus menggunakan tangga jika sesuatu
terjadi. Hans dan Brigg juga menyimpulkan hal yang sama; bunyi keras logam
terdengar dari atas sana.
Tetapi bunyi langkah kaki kini terhenti, dan berganti teriakan.
“Woah!!“
“Are you kidding?!“
Lalu terdengar bunyi rentetan tembakan.

Page | 181
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
Higa bisa mendengar dengan jelas suara ratatatat dari luar lorong ini, suara
tembakan senjata api.
Pada saat ini, di sisi lain dinding. Membran kulit titanium Ichiemon pasti telah
berlubang karena peluru tersebut. Akan tetapi, baterai dan kontrol sistem yang
mengaturnya ada di bagian belakang. Jadi meskipun kena banyak tembakan, ia
masih bisa bergerak.
“Baiklah! Sekarang buka sekat dinding ini!”
Melalui suara Professor Koujiro yang ada di telinganya, Higa melompat lubang
palka anti tekanan diantara sekat pemisah dinding. Dengan suara psshh, alat
pengatur tekanan air mulai bergoyang, dan pelindung logam mulai terangkat.
Di sisi lain dinding, yang berada di bawah sekat ini, juga diterangi lampu orange
emergency. Di sisi pertempuran sana juga berwarna sama.
Higa menelan ludah, mengatur kembali tas punggung yang berisi laptop mini,
lalu mendorongnya ke akses panel yang semakin menyempit. Kemudian, ia
menuruni anak tangga lain, dan semakin menurun.
— saat – saat seperti ini, orang yang ada di suatu film pasti akan mulai menjerit –
jerit.
“Ayo ayo ayo!!“
Ia berguman, dan suara bingung Rinko membalas.
“Um, apa yang kamu katakan?”
“T-Tak ada. …Sekitar sepuluh meter dari colokan kabel maintenance … Ah,
Aku melihatnya, ada disana!”
Banyak kabel fiber optik tebal menggulung menuju sebuah kotak hitam. Jika ia
mencolokkan laptopnya ke colokan maintenance, secara teori ia akan bisa
mengontrol Units #3 dan #4 yang ada di Ruang STL 2, dan juga Units #5 dan #6
yang berada sangat jauh di cabang Roppongi sana.
— Tunggulah, Kirigaya-kun. Aku akan membangunkanmu!
Higa lupa akan rasa takutnya, dan menuruni tangga ini, sebuah suara terdengar
di earphone miliknya.

Page | 182
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Aku juga akan turun ke ruang Sub Kontrol untuk melihat Fluctlight milik
Kirito-kun. Semoga berhasil, Higa-kun!!”
Dipuji oleh Professor Koujiro — yang ia biasa panggil Koujiro-senpai, seolah
membuatnya terkenang masa – masa kuliah dulu, itu membuat Higa tambah
semangat.
Ia kini melihat Yanai, yang juga sedang menuruni tangga. Wajahnya tampak
depresi.
Higa menghembuskan nafasnya, lalu melihat kotak hitam yang semakin
mendekat.
***
Setelah muncul kembali ke medan pertempuran yang kini porak – poranda
akibat pertarungan sebelumnya, si pria berseragam tempur melihat ke selatan
dan berguman dengan suara datar:
“… Alice kabur ya? Tak masalah, aku bisa mengejarnya …”
Lalu ia menatap Sinon lagi, dan tersenyum.
“… Jika aku ingat – ingat, kita pernah bertempur di turnamen Gun Gale Online
tournament kan. Namamu… «Sinon»? siapa sangka kita bisa bertemu lagi di
tempat seperti ini?”
Mendengarkan suara datarnya yang tak menyerupai manusia, si pria adalah
Dewa Kegelapan Vektor dan Subtilizer pada saat yang sama, Sinon mencoba
menghentikan tangannya yang gemetaran. Tetapi jarinya mati rasa, telapak
tangannya berkeringat, dan ia merasa jika ia membuat gerakan tiba – tiba, Bow
of Solus mungkin akan ia jatuhkan ke tanah.
Berdiri ke piringan hitam berbentuk monster bersayap, Subtilizer tersenyum lagi
dan kembali berbicara dalam bahasa jepang yang cukup lancar.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Aku dengar tak ada lagi mesin STL di Jepang …
Mungkinkah kamu pegawai RATH? Ataukah, kamu seorang prajurit bayaran
yang memang ingin datang ke tempat ini?”
Cukup kesulitan, Sinon memaksa bibir keringnya untuk bergerak dan berbicara:
“Subtilizer… Aku ingin bertanya, mengapa kamu ada disini?”

Page | 183
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Karena aku tak bisa menolaknya.”


Subtilizer merentangkan tangannya, seolah tak bisa menjangkau sesuatu:
“Ini adalah takdir. Kekuatan jiwa yang bisa membuatmu dan aku bertemu.”
Nada bicaranya perlahan berubah. Suaranya semakin dingin.
“Ya… Aku menginginkanmu. Itulah mengapa kita bisa bertemu. Ini akan
menjelaskan banyak hal. Siapapun targetnya yang aku hisap melalui STL, baik
itu Artificial Fluctlights maupun Jiwa Manusia dari Dunia Nyata … Aku akan
bisa memahami jiwamu yang manis itu, aku tak mampu merasakannya di
turnamen GGO.”
Ketika Sinon mendengar perkataannya, kata – kata yang orang ini ucapkan
ketika final BoB ke-empat terngiang di kepala Sinon.
— Your soul will be so sweet.
— Your soul will be so sweet.
Tubuh Sinon semakin dingin, nafasnya tak terkendali.
“Kemari… kemarilah, Sinon. Berikan padaku.”
Cahaya dingin memancar dari kedua mata Subtilizer.
Zzt. Dunia menghilang.
Udara, suara, bahkan cahaya seolah dihisap kedalam mata Subtilizer.
“Apaa………”
Apa ini?
Ia seolah ditarik sesuatu.
— Tidak. Aku harus menahannya. Aku harus melawannya.
Jiwa Sinon berteriak, seolah sangat lemah.
Akhirnya, armor biru Sinon terhisap ke lengan Subtilizer yang terbuka.
Jari – jari lemah Sinon berusaha menarik tali busur yang mengambang di udara.

Page | 184
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Beberapa detik kemudian, kesadarannya semakin terselimuti, Sinon merasa


tubuhnya semakin lemas ditelan kegelapan Subtilizer.
Tangan kirinya memeluk punggung Sinon, sedangkan tangan kanannya
menyentuh wajah dan membelai rambut yang ada disamping wajah Sinon.
Bibir tipis Subtilizer mendekat ke telinga Sinon, lalu membisikkan sesuatu.
“Sinon, apa kau tahu arti dibalik nama «Subtilizer»?”
“…………?”
Tak bertenaga. Sinon menggelengkan kepalanya.
“Nama tersebut mirip dengan nama, «Satori», dalam amerika itu berarti
seseorang yang sangat disayang. Tetapi, kata ini jika diartikan dalam bahasa
Inggris berarti «Subtilizer». Kata yang bermakna «seseorang yang
membersihkan», «seseorang yang memahat», «seseorang yang memilih»… Dan
«seseorang yang mencuri».”
Cahaya semakin terang dari kedua mata Subtilizer, cahaya tersebut kini
mendekati wajah Sinon.
“Aku akan mencurimu. Aku akan mencuri jiwamu…”
***
Tempat dimana Jo Wol-saeng mendarat adalah sebuah batu yang telah retak
dan ditutupi lumut.
Ini bukan batu alami, ini buatan manusia. Ia muncul di atas sebuah kuil raksasa.
Sekelilingnya adalah pemain Korea yang baru saja log ini, dan jumlah mereka
sekitar ribuan... mungkin sepuluh ribu.
Karena tidak ada pilihan karakter, equipment semuanya berbeda – beda, begitu
juga senjatanya, tetapi equipment dan senjata tersebut berwarna merah crimson.
Wol-saeng melihat kedua tangannya sendiri yang kini juga diselimuti sarung
tangan merah crimson, ia lalu menoleh ke belakang.
Meskipun ia tak bisa mengetahui pemandangan sekeliling karena tertutupi
keramaian, ia masih bisa melihat pertempuran yang sedang terjadi di padang
rumput di depan sana. Tetapi pemain Korea yang ada di sekelilingnya tidak
bergerak sedikitpun, mungkin karena hasil pertarungan ini sudah bisa
dipastikan. Grup yang mengenakan armor warna – warni sepertinya adalah

Page | 185
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

pemain Jepang, mereka tampaknya telah menghabisi pasukan berwarna crimson


seperti yang ia kenakan. Mereka telah mengatur pasukan, mereka juga seolah
tidak bersenang – senang akan hasil yang mereka capai.
Ia tahu. Ada yang aneh. Tetapi ia tak bisa menyimpulkan.
Sepertinya, ini bukanlah sebuah event promosi sebuah game seperti yang ia
bayangkan sebelumnya. Area ini, hanya ada langit merah dan tanah gersang,
terlihat terlalu sederhana, dan tak adanya panduan dan peringatan sebelum ia
dive mengindikasikan tidak adanya sebuah event official.
Meskipun begitu, ia masih tak percaya pada berita yang ia baca. Terlebih lagi,
apa maksud menyerang pemain test server dan membunuh mereka? Meskipun
pemain jepang bisa menguasainya, bukan berarti mereka akan menghentikan
pengembangan sebuah game.
Hampir separuh pemain Korea yang ada disekitarnya juga berpikiran sama
tentang situasi ini. Suara - suara “Apa yang kita lakukan?” “Apa mereka beneran
pemain Jepang?” saling bersautan.
— Tetapi, kemudian.
“Kawan - kawan!”
Sebuah teriakan berbahasa Korean terdengar dari depan sana.
Wol-saeng meninggikan kepalanya, karena ia tertutupi banyak pemain lain, ia
tak bisa melihat siapa yang berbicara. Akan tetapi, ia berhasil menangkap sebuah
logo merah, [Leader] mengambang di atas seseorang di depan sana. Suara
tersebut berasal dari bawah logo itu.
“Terima kasih telah menjawab panggilan kami! — Sayangnya, semua pemain
beta test telah dibunuh oleh pemain jepang, tidak, penjajah jepang! Tetapi
mereka akan bersiap – siap bergerak menuju lokasi test lain dan bermaksud
melakukan hal yang sama!”
Selanjutnya —
Wol-saeng merasakan amarah yang muncul dari beberapa ribu pemain.
Apa yang membuat mereka marah kemungkinan adalah kata “penjajah” [11]. Rasa
bingung dan curiga yang menyelimuti pemain Korea kini menguap, tergantikan
oleh rasa marah di seluruh area.

Page | 186
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“… BIGEOBHAN ILLBONIN!“
Seseorang berteriak, kemudian satu demi satu teriakan mulai bergema. Setelah
cukup mereda, si «Leader» kembali memprovokasi:
“Para pemain Jepang meng-hack server kita, dan menciptakan equipment
berlevel tinggi bagi mereka sendiri! Dan kita, hak milik kita telah dirampas, kita
hanya bisa menggunakan default equipment, wahai kawan! Tetapi, semangat
juang kalian tak akan kalah dengan armor dan pedang manapun!”
Pada saat ini, teriakan yang semakin keras makin terdengar.
“ULI NALALEUL JIKYEOLA!“
Lalu, dari samping paling kanan, sebuah teriakan yang bukan bahasa Korea juga
terdengar.
“GANCHUU RANMEN!”
Wol-saeng tak memahami maksud kata – kata itu, tetapi ia paham jika itu
bahasa Cina. Tempaknya jumlah pemain Cina juga hampir sama dengan
pemain Korea.
Bahkan saat suasana makin memanas, Wol-saeng masih merasa ada yang aneh.
Tetapi pada saat ini, ia sadar tak ada yang mampu menghentikan amarah para
pemain Korea dan Cina.
Kemudian, si «Leader» mengangkat tangan kanan yang terselimuti sarung tangan
hitam ke urara.
“——— Go!!“
Menerima perintah tersebut, baik pemain Korea dan Cina kini melaju kedepan
seperti binatang yang sangat marah, getarannya sangat terasa di tanah yang ia
pijak.
***
“Pa… Pasukan! Pasukan Persediaan! Lariiii—!”
Asuna berteriak sebelum pasukan crimson yang baru saja muncul mulai bergera
kdari atas sana.

Page | 187
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Pasukan Persediaan Kerajaan Manusia sebelumnya masih berkemah di dekat


pintu masuk reruntuhan kuil ini. Kuil ini membentang di kedua sisinya. Dengan
kata lain, puluhan ribu pasukan crimson langsung melaju ke arah pasukan
persediaan.
“Tinggalkan barang – barang kalian dan larilah, larilah kalian!!”
Meskipun ia telah memerikan perintah itu, sudah terlalu terlambat. Pasukan
baru ini telah memasuki medan peperangan, pemain Cina dan Korea langsung
melompat dari atas patung dan menuju posisi tengah pasukan persediaan.
Asuna menggertakkan giginya dan mengangkat rapier di tangan kanan tinggi –
tinggi.
Memusatkan imajinasinya ke ujung pedang, ia lalu mengayunkannya ke bawah.
Terang, berbagai macam sinar muncul dan menghantam patung – patung yang
ada di kedua sisi.
Meskipun rasa sakit bermunculan di kepala Asuna, ia masih
mengkonsentrasikan imaginasinya. Patung – patung batu ini mulai berjatuhan
dan tangan patung yang terbuka mulai menjatuhi pasukan yang ada di atap.
Pasukan crimson yang ada di bagian depan buru – buru mundur namun tak bisa
karena didorong dari belakang. Mereka berjatuhan seperti sebuah domino.
Mengambil kesempatan ini, delapan kereta kuda, dua ratus pasukan Aschetic,
dan pasukan persediaan mulai bergerak.
Asuna hanya bisa mengendalikan patung – patung ini selama 30 detik sebelum
rasa sakit yang muncul menjadi menyakitkan, ia akhirnya terjatuh. Namun,
Pasukan Kerajaan Manusia sudah berhasil kabur menuju bagian utara
reruntuhan. Sekitar 500 Penjaga dan 2,000 Pemain Jepang mulai maju dan
membentuk formasi bertahan di kedua sisi, bersiap untuk menyerang.
Tetapi karena area sekitar reruntuhan tidak datar, mereka hanya bisa bertahan
untuk menerima serangan puluhan ribu musuh. Mereka bisa bertahan dari
pemain Amerika yang jumlahnya banyak karena adanya dinding yang membatasi
garis depan, juga karena adanya Art penyembuh dari bagian belakang. Tetapi
sekarang ini mereka telah dikepung oleh 50.000 pasukan Cina dan Korea.
Hanya masalah waktu sebelum pasukan ini dihancurkan.
“Urgh……”

Page | 188
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Menggenggam sedikit kekuatan yang masih tersisa, Asuna berusaha bangkit dan
menggenggam rapier miliknya.
— Kumohon, sekali lagi.... biarkan aku membuat dinding yang bisa melindungi
semuanya.
Ia berdoa sambil mengkonsentrasikan pikirannya.
Tetapi.
Yang terjadi malahan seluruh tubuhnya bagai di hantam listrik, Asuna terjatuh
lagi. Sesuatu muncul dari dalam tenggorokannya dan ia muntahkan, itu adalah
darah.
“Jangan terlalu memaksakan diri, Asuna! Biarkan kami juga membantu!”
Klein berteriak.
“Ya, serahkan saja pada kami.”
Agil juga membalas.
Ketika keduanya berdiri dan mengangkat katana dan kapak mereka —
Pasukan crimson yang telah pulih dari kejutan mulai turun sekali lagi. Karena
mereka 20 meter dari atas tanah, banyak diantara mereka yang tidak berhasil
mendarat dan terluka parah, bahkan ada yang tak bisa bergerak, lalu pasukan
yang ada di belakang menggunakan teman mereka yang terluka sebagai sebuah
trampolin untuk mendarat dengan aman.
“DOLGYEO —— G!!“
“TU —— JI!!“
Asuna tak pernah mempelajari bahasa Cina atau Korea, tetapi instingnya berkata
jika dua teriakan tersebut berarti ‘serang’.
Pasukan crimson mulai menyerang dari kanan dan kiri, semakin mendekat dan
orang yang menghadang mereka pertama adalah Klein dan Agil.
“Zeiryaaaaaaaaahhhhh!!“
“U…. raaaaaaaaahhhhh!!“

Page | 189
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ditemani tekanan udara, Sword Skills berskala luas diluncurkan dari katana dan
kapak dua orang ini. Cahaya putih dan kebiruan menghantam musuh dan
puluhan musuh terlempar ke udara.
Di kedua sisi Klein dan Agil, Penguasa ALO, teman – teman mereka, dan
anggota Sleeping Knights mulai bertarung sekuat tenaga.
Hantaman – hantaman senjata mulai berdentuman. Sebuah ledakan terjadi.
Pedang, kapak, dan tombak saling bercahaya karena mengeluarkan Sword Skill,
menebas musuh tanpa jeda.
Pasukan musuh berhenti sejenak.
Tetapi —
Usaha tersebut seperti menahan gelombang bendungan dengan tangan kosong,
hal yang sia – sia.
Masih terbaring di tanah, Asuna seolah mendengar tawa mencemooh dari atas
medan peperangan ini meskipun medan peperangan masih terselimuti teriakan
kemarahan.
Ia mengedipkan matanya yang masih berair dan menangkap sosok manusia
berpakaian hitam ada di atas reruntuhan kuil, ia seolah menari kegirangan
menonton pertarungan ini.
***
Higa masih mendengarkan rentetan tembakan yang berasal dari balik sisi
dinding sambil masih menuruni tangga secepat yang ia bisa.
Akhirnya, ia sampai didepan kotak hitam yang memantulkan cahaya lampu
emergency, ia mencoba membuka menggunakan sidik jarinya.
Didalamnya ada berbagai macam kabel fiber optik, ini membuat Higa takjub
sementara. Namun, Higa menggeser berbagai macam kabel dan akhirnya
menemukan colokan maintenance.
Ketika ia menggapainya.
Ia mengambil nafas dalam – dalam, lalu mengambil sebuah kabel dan laptop
dari tas punggungnya. Ia mencolokkan ujung kabel ke colokan dan ujung
satunya ke laptop miliknya, lalu ia menjalankan control program STL dengan
antusias.

Page | 190
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sebuah jendela hitam muncul, dan di bagian kiri paling atas mulai berkedip –
kedip. Akhirnya, kursor kanan ia gerakkan dan menampilkan status pesan.
STL #3, Connecting…… OK.
STL #4, Connecting…… OK.
Status yang pertama muncul adalah dua unit STL yang ada di ruang sub kontrol.
Lalum koneksi satelite dari Ocean Turtle ke unit STL #5 dan #6 di cabang
Roppongi juga telah masuk.
“… Oke!”
Higa berguman. Sekarang ia bisa mengoperasikan empat unit STL yang sedang
digunakan Kirigaya Kazuto serta ketiga gadis.
Sayangnya, untuk memblokir koneksi satelit hanya bisa dilakukan dari ruang
main kontrol, jadi ia tak bisa menjalankan dua unit lainnya yang ada di Ruang
01. Jika itu mungkin, ia bisa menendang para penyerang yang sedang dive ke
Underworld menggunakan mesin STL #1 dan #2.
Menunda gejolak pikirannya, Higa menggerakkan jari – jarinya dan bersiap
untuk menjalankan program ini.
— Ayo kita mulai!
Ketika ia akan mulai, teriakan terdengar dari atas kepalanya.
“… B… Berhenti!”
Itu suara milik Yanai. Apa maksud perkataannya tadi?
Higa menoleh ke atas, kebingungan karena ia melihat sebuah pistol berwarna
biru kehitaman sedang ditodongkan ke wajahnya. Yanai menatapnya dengan
mata haus darah, ia berteriak lagi.
“Singkirkan tanganmu dari laptop! Atau aku akan menembakmu!”
“……… Huh?”
Ia hanya berkedip beberapa kali.
Higa akhirnya menyadari situasi sekarang ini dan mulai menebak mengapa
Yanai melakukan hal tersebut.

Page | 191
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

— Dialah orangnya!
Yanai adalah orang yang membocorkan informasi Project Alicization kepada
Amerika.
Tetapi sayangnya, Higa tak bisa melakukan serangan balik. Apa yang bisa ia
lakukan adalah bertanya padanya.
“… Yanai-san. Mengapa?”
Keringat dingin menetes dari dahi Yanai yang pucat. Bibirnya bergetar sesaat,
lalu ia mengatakan sesuatu.
“Pertama… Pertama, kau memihak tokoh yang salah. Aku bukanlah
pengkhianat disini.”
— Apa maksudmu, “pikir dong”? kau ini si pengkhianat!
Melihat Higa yang terdiam, Yanai melanjutkan.
“Aku hanya menjalankan rencana asliku. Aku akan menyelesaikan misi akhir
atasanku … itulah mengapa aku menyusup kedalam RATH..”
“Misi… misi terakhir atasanmu? Apa yang kau bicarakan?….”
Higa kebingungan. Yanai menyibakkan rambut yang ada di dahinya
menggunakan tangan kiri, lalu menjawab dengan tatapan orang gila.
“Mungkin kalian mengenalnya sebagai… Sugou-san.”
“Ap…”
— Apaaaa?!
Dampak rasa kaget tersebut lebih hebat ketimbang ditodong sebuah pistol,
matanya melebar.
Sugou Nobuyuki. Pria yang bekerja di Labolatorium Shigemura di Touto
Technical University. Ia seangkatan dengan Higa, Koujiro Rinko, dan Kayaba
Akihiko. Ia sangat ingin bersaing dengan Kayaba si super genius. Tetapi ia tak
bisa melampauinya. Mungkin karena hal tersebut, ia menyandera ratusan
pemain SAO untuk melakukan percobaan manusia.

Page | 192
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Karena aksi Kirigaya Kazuto, tindakan Sugou berhasil diungkap ke publik.


Setelah ditahan, ia mendapat hukuman dari jaksa dan masih berada di
Mahkamah Agung Tokyo.
“… Ia masih belum tewas.”
Higa merespon dan Yanai hanya tertawa mengejek.
“Memang apa bedanya? Ia akan dipenjara setidaknya sepuluh tahun dan bagi
seorang ilmuan, sepuluh tahun itu sama saja kematian. Aku juga hampir
ketangkap, tetapi aku berhasil menyalahkan orang lain dan bebas dari hukuman.
“Jadi kau … bekerja sama dengan Sugou ketika eksperimen manusia itu?”
“Kerja sama? Akulah orang yang mengumpulakan data percobaan. Penelitian itu
menyenangkan lho... seperti bagian tentakel dan semacamnya …”
— Mengapa Letnan Kolonel Kikuoka tidak mengecek riwayat hidup kriminal
semacam ini?!
Higa kembali berpikir, tetapi ia tak bisa menyalahkan hal tersebut pada
Kikuoka.
Alasan utama mengapa perusahaan RATH diciptakan adalah untuk
menciptakan teknologi pertahanan yang kini telah didominasi Amerika. Dengan
kata lain, pendirian perusahaan ini mungkin akan membuat
zaibatsu [12] kehilangan kepercayaan asing.
Terlebih lagi, sangat sulit untuk mencari dan menyewa para teknisi. Hampir tak
ada yang mau pindah dari perusahaan besar ke tempat kecil ini, mungkin itulah
mengapa para petinggi RATH menerima Yanai yang pernah bekerja di
perusahaan pengembang teknologi Fulldive, RECT.
Yanai tempaknya masih memandang Higa, ia lalu cepat – cepat mengangkat
pistolnya lagi. Pengaman pistol tersebut kini ia lepas. Awalnya, Kikouka
memasukkan para teknisi ke pelatihan senjata guna jaga – jaga. Ironisnya, kini ia
malah ditodong sesama teknisi.
Untungnya, Yanai masih memiliki akal sehat, ia melanjutkan perkataannya.
“… Untungnya, nyawa bosku telah tamat. Tetapi koneksinya masih terus
berjalan. Jadi, jika aku tidak menggunakannya sebaik mungkin. Semuanya akan
menjadi sia – sia.

Page | 193
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Koneksi… Kemana?”
Higa merespon. Yanai tampak ragu sesaat, lalu ia tersenyum dan menjawab.
“Dinas Keamanan Nasional Amerika.”
“Ap… Apa katamu?!”
Higa kembali terkejut, tetapi dalam dirinya ia sudah menduga.
Aktivitas mereka, termasuk mata – mata dan pengawasan komunikasi antara
Jepang oleh Dinas Keamanan Nasional Amerika sudah menjadi rahasia umum.
Mereka tak tertarik pada teknologi Fulldive yang dikembangkan Jepang. Sejak
mereka memiliki intel pada Project Alicization dari Yanai, rekan Sugou. Pihak
NSA lalu menyewa sebuah kapal selam Navy dan berusaha mencuri
«A.L.I.C.E.».
Yanai masih mengumbar capaiannya tanpa ada rasa bersalah.
“… Jika para Amerika yang kami sewa bisa mencuri Alice. Aku akan menerima
banyak uang dan posisi atas di Amerika. Itulah apa yang ingin dicapai oleh
Sugou-san.”
— suatu saat keamanan dunia akan berada dalam cengkeraman bayang – bayang
senjata otomatis yang dikembangkan pihak Amerika.
Higa benar – benar tak ingin hal itu terjadi. Ia ingin menggagalkan rencana
tersebut.
— Sadari apa yang sedang terjadi, Rinko-san!
Tepat ketika Higa akan bergerak, Laptop yang ada di tangan kirinya tergelincir
dan ia buru – buru menangkapnya.
“D-Diam!!”
Seketika, teriakan Yanai memasuki telinga Higa ketika ia menodongkan senjata
ke dinding dan menariknya. Kilatan cahaya keemasan terlihat dan dorongan air
membuat telinganya berdengung.
Percikan api muncul dari dinding ini —
Dorongan keras menabrak bahu kanan Higa.
“Huh?”

Page | 194
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Higa terkejut.

Page | 195
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 196
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
Sinon menatap mata tersebut seperti orang linglung, mata tersebut seolah tak
memiliki dasar.
Ini seperti ketika ia bangun dari mimpi di pagi hari.
Ia harus melakukan sesuatu. Tetapi ini seperti melakukan sesuatu dalam mimpi,
sedangkan di dunia nyata ia masih linglung. Seperti itu terus menerus.
Jari sedingin es menyentuh lehernya. Rasa takut mengisi hatinya, tetapi rasa
tersebut lalu menghilang ditelan kehampaan.
— Jangan.
Ini bukanlah ilusi dalam dunia virtual lagi.
Fakta tersebut terlintas di kesadarannya seperti alarm. Ia berusaha untuk
berkonsentrasi padanya, tetapi cairan hitam lengket itu telah naik sampai ke
pinggangnya tanpa ia sadari. Ia tak bisa lari maupun menolaknya.
Wajah pria ini semakin mendekat. Bibir tipisnya menghisap udara. Seolah ikut
menghisap emosi, pikiran, dan jiwanya.
— Hentikan.
— Jangan curi itu semua.
Namun itu semua terjadi sangat cepat, kini hanya menyisakan rasa hampa.
“Henti…… kan………”
Bibir si pria semakin mendekati mulut Sinon yang gemetaran —
Crack!!
Sebuah dorongan mengejutkan pikiran Sinon.
Sinon membuka matanya lebar – lebar dan melihat percikan api keperakan dari
atas pakaiannya.
— Ini membakar!!
Seketika, sensasi seperti listrik itu mengejutkan si pria. Sinon memaksakan
kesadarannya yang mulai pulih untuk melepaskan pelukannya dan kini bebas.

Page | 197
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sinon menggunakan kemampuan terbang Solus untuk membuat jarak.


“……… Urgh…”
Mengambil nafas, Sinon menggerakkan tangan kanannya menuju objek yang
masih memercikan api.
Benda ini masih terikat oleh sebuah rantai tipis. Berbentuk sebuah piringan
berdiameter 1.5 cm dengan sebuah lubang.
“Me… mengapa, ini…”
— Disini?
Sinon berguman kebingungan.
Itu adalah sebuah kalung yang selalu dipakai Asada Shino di Dunia Nyata.
Bukan sebuah kalung mahal. Rantai kalung ini terbuat dari stainless steel, dan
token yang menggantung juga hanyalah sebuah aluminium.
Akan tetapi, bagi Sinon. Kalung ini memiliki banyak makna.
Diakhir tahun lalu, Sinon terlibat dalam «Insiden Death Gun».
Salah satu teman Sinon adalah anggota grup kriminal tersebut, ia menyerang
dirinya dengan jarum suntik berisi racun succinylcholine. Kirigaya Kazuto —
Kirito menerjang dan melindunginya, tetapi dadanya malah tersuntik sebuah
racun.
Ia bisa terhindar dari racun tersebut karena ia lupa untuk menarik sebuah
elektroda ECG yang ada di dadanya.
Setelah insiden tersebut, Sinon menemukan elektroda tersebut terjatuh di
kamarnya. Ia menarik selotip yang menempel dan membuatnya menjadi sebuah
kalung tanpa memberitahu Kirito atau Asuna. Ia dive di cabang RATH
Roppongi branch, dan pegawai bernama Hiraki bahkan tak bisa melihat kalung
tersebut.
Itulah mengapa kalung kecil ini tak bisa dimaterialisasikan kedalam Underworld.
— Tetapi.
Kirito pernah berkata di Dicey Cafe: dunia virtual yang diciptakan oleh STL
bukan hanya terbuat dari objek poligon.

Page | 198
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ia berkata seperti itu — dunia tersebut diciptakan melalui ingatan dan imajinasi.
Mungkin begitulah, kalung ini bisa tercipta karena imajinasi milik Sinon.
Sinon kini mencium kalung tersebut, dan menyimpannya kembali dibalik
bajunya.
Lalu, setelah tersadar penuh, ia menatap makhluk hitam bersayap yang masih
terbang di langit.
Subtilizer masih berdiri di atas punggung makhluk itu, masih memandangi
tangan kanannya. Sinon bisa melihat ada asap yang muncul dari jarinya.
Tampaknya sadar jika Sinon memandanginya, Subtilizer mendongak dan
memunculkan senyum tak puas. Sinon masih memandangnya, lalu ia berbicara:
“Kau bukanlah dewa, juga bukanlah iblis. Kau hanyalah seorang manusia.”
Benar, Subtilizer memang sangat kuat. Ia seolah memiliki imajinasi yang sangat
gila hingga bisa mempengaruhi kesadaran Sinon… dengan kata lain, Fluctlight
miliknya.
— Tetapi jika kita berbicara tentang imajinasi dan konsentrasi, aku tak mungkkin
kalah darimu.
Karena dua hal tersebut adalah kekuatan terbesar seorang Sniper.
Sinon menggenggam equipment Super Account Solus, busur «Annihilate Ray»
dengan kedua tangannya lalu memfokuskan konsentrasinya.
Bagian tengah busur putih ini mulai membentuk sebuah moncong berwarna
hitam kebiruan.
Warna ini perlahan menyebar dan membungkus seluruh bagian busur hingga
akhirnya membentuk silinder kehitaman yang terbuat dari baja. Gagang, scoop,
pelatuk mulai bermunculan pada bentuk baru ini.
Akhirnya, Sinon tidak lagi memegang sebuah busur cantik.
Tetapi sebuah sniper rifle kaliber .50 yang kokoh, angkuh, namun menawan
bernama — «Ultima Ratio Hecate II».
Dengan suara nyaring, Sinon menarik pelatuk sambil menyeringai.

Page | 199
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Senyum menyeringai Subtilizer kini menghilang dan tergantikan oleh ekspresi


kemarahan.

Page | 200
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 201
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
Serangan balik yang terjadi tujuh menit lalu kini telah tiada. Berganti menjadi
pola bertahan dari gelombang serangan musuh.
“Lindungi sekuat tenaga…! Tak peduli bagaimana caranya, kita harus melindungi
orang – orang Underworld ……!!”
Asuna berteriak sekuat tenaga, sambil menghunuskan rapier miliknya di garis
depan tanpa memedulikan rasa sakit yang muncul di otaknya.
Tetapi ia tak bisa mendengar satupun jawaban.
Disekelilingnya, satu persatu pemain Jepang kini telah dikepung oleh pasukan
crimson yang baru saja log in. Mereka ditusuk oleh pedang dan tombak di
sekujur tubuh. Teriakan kesakitan, penyesalan, dan kematian terus terdengar.
Dibandingkan kepungan ini, serangan tombak beruntun pemain Amerika masih
bisa dianggap enteng.
Entah itu karena datangnya bala bantuan musuh atau karena kemarahan yang
tak masuk akal mereka, pasukan baru ini hanya bertujuan untuk memusnahkan.
Mereka menerjang target lalu menjatuhkannya ke tanah dan menginjak – injak
pemain Jepang tanpa peduli. Menghadapi serangan macam ini, taktik kami tak
akan mampu mengalahkan jumlah musuh.
Dua ribu formasi melingkar pasukan jepang kini makin tertembus dihadapan
mata Asuna.
Menggunakan rapiernya, Asuna menghunus sembarangan dan berlari menjauhi
musuh yang mengejarnya. Ini adalah pertama kalinya Asuna ketakutan sejak
pertama kali turun ke Underworld.
Seseorang, selamatkan kami.
***
Di dalam peperangan ini, salah satu pasukan yang masih bertempur dengan
gagah berani adalah Swordsmen Hijau yang dipimpin oleh Sakuya, si Penguasa
Sylph Alfheim Online.
Ras Sylph mengandalkan serangan yang berfokus pada kecepatan. Strategi
semacam ini pernah digunakan melawan ras Salamander yang menyerang
menggunakan pasukan bersenjata berat. Pasukan ini bermanuver saling

Page | 202
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

melindungi satu sama lain sehingga tak ada teman mereka yang diseret dan
diinjak – injak oleh musuh.
“— Bagus, kita buat celah pada pertahanan mereka! Rindou Team, Suzuran
Team, dorong garis depan ke kanan!!”
Sakuya berdiri di garis depan, menebaskan katana rampingnya ke segala arah
sambil berteriak memberi perintah.
Pada saat ini, mereka seharusnya bisa berkumpul dengan tim Salamander yang
masih bertarung di sisi kanan mereka, dan meminta mereka agar saling
membantu untuk menerobos formasi musuh dengan sekali serang. Selagi
pasukan Underworld bisa lari dari reruntuhan ini dan mempersempit medan
perang, mungkin kami bisa menurunkan semangat juang musuh seperti yang
dilakukan pada pemain Amerika.
“Maju! Siapkan «Synchro Sword Skill»!! Siap, 5, 4, 3…”
Tepat sebelum Sakuya memberikan perintah.
Teriakan kesakitan terdengar dari samping kiri medan peperangan yang sedang
ia lindungi.
“— Jangan menyerah teman – teman. Tinggal sedikit lagi!!”
Sakuya tiba – tiba menahan nafas dan menoleh ke kiri.
Pasukan Jepang yang berequip kekuningan tampaknya telah ditelan pasukan
crimson. Berada di posisi paling depan, sang pemimpin dilempar menuju tanah.
“Alicia!!”
Sakuya berteriak. Seketika itu juga, ia berubah dari seorang pemimpin yang
tenang menjadi seorang gadis mahasiswi universitas biasa.
“Berhentiii —— !!“
Ia menjerit dan langsung menuju ke sisi kiri. Ia menebas dan menerbangkan
musuh yang menghalangi jalannya dan tanpa peduli sekeliling, ia berlari menuju
sahabatnya.
Pedang panjang menusuk dada dan perut Penguasa Cait Sith, Alicia Rue, tetapi
saat ia menyadari jika Sakuya menghampirinya. Ia berteriak sambil
memuntahkan darah.

Page | 203
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Jangan, mundurlah Sakuya-chan!! Atur pasukanmu!!”


Dengan kata – kata tersebut, sosok Cait Sith bertubuh kecil kini mulai
menghilang dihadapan mata Sakuya.
“Alicia —— !!“
Sakuya berteriak dan kini menerobos menuju musuh yang telah membunuh
pasukan Cait Sith. Ia terus menerus mengaktifkan Sword Skills, semakin
kedepan semakin banyak darah dan tubuh yang ia tebas. Sedikit lagi ia akan
sampai ke temannya yang telah gugur...
Snikt.
Sebuah tusukan, ia menoleh kebawah dan melihat sebuah tombak besar
menusuk perut kanannya.
Rasa sakit pertama yang ia terima di Underworld menjalar ke seluruh urat
nadinya, seolah mengambil semua tenaganya.
Meskipun begitu, ia masih bisa mengambil empat langkah ke depan sebelum
akhirnya ia roboh ke tanah.
Selanjutnya, Sakuya seolah ditelan oleh gelombang kebencian. Katana miliknya
dirampas dari tangan kanannya, lengan kirinya dipotong menjadi dua, dan
tubuhnya ditusuki oleh berbagai macam senjata logam.
***
Diantara dua ribu pemain — meskipun jumlahnya semakin berkurang — Jepang
yang dive ke Underworld, seseorang yang menyadari situasi saat ini adalah
pemimpin ketiga guild «Sleeping Knights», An Si-Eun/Siune.
Ayahnya adalah warga Korea yang tinggal di Jepang dan ibunya asli orang
Jepang, jadi Siune mampu memahami dua bahasa tersebut. Terlebih lagi, dia
mendengar teriakan kemarahan yang muncul dari pemain crimson yang baru
dive. Jadi ia bisa menebak informasi apa yang bisa memancing kemarahan orang
– orang ini.
Berbagai macam konflik telah terjadi antara negara Jepang dan Korea sebelum
Siune lahir di awal abad 21. Ada berbagai alasan dibalik konflik tersebut, tetapi
tampaknya dampak pengembangan internet semakin memperlebar jarak antara
kedua negara tersebut.

Page | 204
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Dengan semakin tipisnya hal benar dan salah, hubungan kedua negara tersebut
sampai memasuki dunia game online yang Siune dan kawan – kawan sukai.
Bahkan di tahun 2026, dimana server international VRMMO sudah menjadi hal
yang mainstream. Sudah menjadi hal yang biasa dimana sebuah area farming
dikuasai pemain dari negara tertentu. Game – game seperti ALO menolak
untuk berbagi koneksi antar negara. Hal inilah yang menimbulkan hubungan
antara Jepang dan Korea semakin menjauh.
Siune yang tumbuh diantara budaya Jepang dan Korea merasa bimbang
terhadap situasi ini. Anggota Sleepiing Knight yang berada di kamar rawat VR
sangat ramah dan menerima dirinya setelah mengetahui masa lalunya. Jadi ia
berpikir.... untuk semuanya, ia telah menghapus jurang pemisah tersebut.
Tetapi sekarang ini.
Pria yang berada di atap reruntuhan kuil ini telah menghancurkan kesenangan
bermain VRMMO yang seharusnya dinikmati pemain dari berbagai negara. Ia
memanipulasi sebelah pihak, membuat mereka saling bunuh, dan saling tebar
kebencian.
— Aku harus... aku harus melakukan sesuatu. Aku mungkin hanyalah satu –
satunya pemain Jepang yang mampu berbahasa Korea.
— Jika aku tidak melakukan sesuatu, mereka tak akan memahaminya. Benar
kan, Yuuki?
Menyebut pemimpin guild sebelumnya yang telah meninggal tiga bulan lalu
dihatinya, ia memberikan instruksi kepada empat sahabat yang ada
disampingnya.
“Teman – teman, sekali lagi. Mari kita buka pertahanan musuh!!”
Jun, pemegang dua pedang yang masih bertarung didepan angkat bicara:
“Mengerti! Tecchi, Talken, Nori, kerahkan seluruh kemampuan kalian
sekaligus! 3, 2, 1!”
Serangan kuat Sword Skill serentak tersebut membuat ledakan hebat dan
menerbangkan puluhan musuh.
Dalam keheningan sesaat ini. Siune berlari menuju seorang pemain Korea yang
tampaknya adalah si pemimpin, ia menangkap tebasan musuh yang diayunkan
kearahnya.

Page | 205
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Telapak tangannya tergores dan darah mulai mengalir.


Tetapi rasa sakit virtual semacam ini bukanlah hal yang berat dibandingkan
transplantasi dan kemoterapi penyakit Leukimia yang Siune alami. Ia hanya
menyeringai dan mulai memandang mata musuh, ia lalu berteriak dalam bahasa
Korea.
“— Dengarkan aku, kalian semua telah ditipu!! Server ini dimiliki oleh
perusahaan Jepang, kami bukanlah hacker, kami adalah pemiliknya!!”
Suaranya terdengar nyaring, mengisi keheningan untuk sesaat.
Pemain Korea yang pedangnya digenggam oleh Siune mundur sedikit, seolah ia
terintimidasi oleh teriakan tersebut, tetapi ia dengan sinis membalas:
“— Bohong! Aku melihatnya sendiri, kalian membantai pemain berarmor
crimson seperti kami!!”
“Mereka juga dibohongi seperti kalian, pemain Amerika tertipu dan diundang
untuk dive kemari oleh informasi palsu! Pihak yang menyerang server ini adalah
kalian!! Pikirkan baik – baik… apakah kemarahan dan kebencian kalian semua
datang dari lubuk hati kalian?!”
Kata – kata Siune menyebabkan pemain Korea terdiam, menjadi ragu – ragu.
Lalu, sebuah suara nyaring namun kebingungan terdengar dari arah samping.
“Apa kamu mengatakan yang sesungguhnya?!”
Seseorang yang berteriak dalam bahasa Korea tadi kini berlari kedepan, dia
adalah seorang pemain yang mengenakan armor crimson seperti yang lain.
Siune secara tak sadar membentuk posisi bertahan, tetapi ketika dia sampai di
depan Siune, dia menurunkan senjatanya dan membuka pelindung kepala
miliknya.
“Aku «Moonphase», siapa namamu?”
Siune seolah merasa de javu ketika ditanya namanya. Mata pemuda yang
menyebut dirinya Moonphase memiliki cahaya redup.
Siune melepaskan tangan yang menahan pedang, mengelap darah ke dadanya
lalu berbicara.
“… Aku Siune.”

Page | 206
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Siune-san, ya? Aku juga berpikiran hal yang sama jika ada hal yang aneh disini.”
Perkataan Moonphase meredam kemarahan pemain korea yang ada di sekitar.
Ia menyarungkan pedang miliknya, lalu melangkah ke depan.
“— Apa kamu memiliki bukti jika apa yang kamu katakan itu benar?!”
“…………”
Siune hanya bisa menahan nafas.
Dunia «Underworld» adalah sebuah dunia virtual yang dikembangkan oleh
perusahaan yang dijalankan dan dikembangkan oleh pihak pemerintahan
Jepang, dan para penyerangnya adalah pihak Amerika yang berusaha mencuri
hasil penelitian ini, sebuah AI — Siune tak pernah meragukan kata – kata
Lisbeth yang sebelumnya ia katakan di Kubah ALO. Tetapi ketika ia diminta
untuk membuktikannya, ia kesulitan.
Tak ada bukti nyata jika menyangkut dunia virtual. Hanya ada kesaksian dari
beberapa orang, tetapi apapun yang dikatakan pemain jepang, pemain korea tak
akan mempercayainya. Siune kini merasakan rasa marah yang terkumpul ketika
melihat dirinya terdiam seperti ini. Apa yang harus ia lakukan … Dimana ia
harus menjelaskan …
“Siune, penduduk Underworld!”
Nori tiba – tiba berteriak belakangnya.
“Apakah dia pernah bertemu penduduk Underworld, dan setelah ia melihatnya
jika penduduk berbahasa jepang, mereka akan paham jika ini adalah server
jepang!”
“Ah………!”
Ya, itu mungkin benar. Meskipun Siune dan yang lainnya hanya beberapa kali
berbicara dengan penduduk Underworld ketika beristirahat, setelah menyedari
jika penduduk ini bukanlah manusia asli maupun NPC, Siune langsung terkejut
melihat perkataan mereka. Tetapi — tidak, karena ada penghalang antara
mereka dan pemain Korea, pemain Korea pasti merasakan hal yang sama.
Selama mereka mencoba untuk mengajak berbicara, mereka akan sadar.
Siune akan mentranslate apa yang baru saja Nori katakan kepada Moonphase.
Seketika itu juga, sebuah cahaya merah datang dari belakangnya.

Page | 207
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Ah… Awaas……”
Siune mencoba untuk memperingatkannya, tetapi sudah terlambat. Sebuah
pisau telah tertancap di punggung Moonphase dan melemparkannya sejauh
sepuluh meter.
“Guaagh……”
Menggantikan Moonphase yang sedang kesakitan di tanah, kini berdiri seorang
pria bertudung hitam yang sebelumnya ada di atas atap.
Ia mengangkat tangan kanannnya yang masih menggenggam pisau — yang mirip
seperti pisau daging khas Cina, kearah Moonphase dan berteriak dalam bahasa
Korea.
“Medan peperangan ini bukan tempat bagi penghianat!”
Lalu ia mengarahkan pisau tersebut menuju pemain Korea yang ada di
sekeliling.
“Jangan tertipu trik murahan pemain jepang!”
Suara miliknya kuat namun dingin.
Ia lalu mengarahkan pisaunya kearah Siune yang masih mematung.
“Jika ini adalah server Jepang, dan kalian adalah pemiliknya. Lalu mengapa
kalian memiliki equipment yang sangat kuat? Mereka menggunakan equipment
GM! Kalian menciptakannya dengan cara curang!!”
Benar, benar, tepat! Suara – suara baru mulai bermunculan.
Siune mencoba menghalau tuduhan tersebut.
“… Tidak! Equipment kami berbeda karena kami mengkonvert akun berlevel
atas milik kami untuk dive ke Underworld!’
Seketika Siune berkata seperti itu, si pria bertudung hitam mengeluarkan tawa.
“Hah, idiot macam apa yang mau mengkonvert akun mereka kedalam test
server?! Pembohong, kalian pembohong!!”
“Itu benar, percayalah!! Kami datang kesini juga tak ingin kehilangan akun
kami…”

Page | 208
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Whoosh. Suara tebasan angin terdengar.


Sebuah pisau melayang menuju pundak kanannya, Siune tak mengkhawatirkan
rasa sakit yang muncul. Melainkan rasa putus asa yang sangat dalam. Ia tak bisa
membalas perkataan si pria yang telah melemparkan senjatanya.
Sekelompok kecil pemain Cina mengacaukan gencatan senjata sesaat dan mulai
menyerang dari sisi kanan. Si pemimpin Korea yang melihat ini semua kini
menendang Siune hingga terjatuh.
Terbaring disana, Siune mendengra suara langkah kaki keempat sahabatnya
yang mulai mendekatinya, tetapi ia tak bisa berdiri lagi.
***
— Mengapa?
Integrity Knight Renri Synthesis Twenty-Seven merasakan kebencian yang begitu
dalam dari seluruh medan peperangan, ia hanya bisa mengulang pertanyaan
tersebut di kepalanya.
— Mengapa orang – orang ini saling membenci meskipun mereka sama – sama
dari Dunia Nyata?
Tidak, mungkin ia tak punya hak untuk berkata seperti itu. Bahkan orang –
orang Underworld juga terbagi menjadi Kerajaan Manusia dan Tanah
Kegelapan, dan telah berperang selama ratusan tahun. Tepat beberapa hari yang
lalu, darah yang tercipta di Gerbang Besar Timur mungkin sama banyaknya
dengan darah yang diciptakan pada peperangan hari ini. Bahkan Divine
Instruments yang menggantung di pinggang Renri, «Twin Edged Wings» telah
mengambil banyak nyawa Goblin.
Tetapi, seharusnya ada alasan.
Ia selalu percaya jika Dunia Nyata yang ada diluar Underworld adalah sebuah
dunia tanpa konflik dan kebencian dimana perang tak pernah terjadi.
Tetapi itu adalah imajinasi miliknya sendiri. Meskipun orang – orang Dunia
Nyata, Asuna dan sahabatnya berbicara dengan bahasa yang sama dengan
penduduk Underworld. Suara teriakan yang muncul dihadapannya kini tak bisa
dipahami oleh Renri. Jika kita terhalang hanya karena bahasa, apakah mungkin
kita bisa berdamai.

Page | 209
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Apakah mungkin jika peperangan adalah sifat alami manusia?


Baik itu di dunia ini maupun Dunia Nyata, bahkan mungkin dunia diluar Dunia
Nyata, apakah hanya ada lingkaran kebencian antara manusia?
— Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?!
Renri menggertakkan tinjunya, ia menahan seluruh kekuatannya.
Integrity Knight Sheyta telah tinggal di belakang untuk melawan musuh bersama
Guild Petarung Tangan Kosong dari Tahan Kegelapan. Ia pasti telah menerima
persahabatan dengan orang – orang Tanah Kegelapan. Bahkan diujung jalan
penuh darah, masih ada sebuah harapan.
Maka dari itu, aku harus bertarung. Aku tak boleh dilindungi terus dan berdiri
saja seperti orang bodoh.
Renri mengambil langkah menuju garis depan, bersiap untuk menolong bala
bantuan Dunia Nyata yang masih terus berjuang.
Tepat saat itu, sebuah suara datang dari bagian belakang.
“Knight Yang Terhormat, aku juga akan pergi.”
Ia menoleh dan melihat siswi berambut merah Tiese, yang terus berada di
pasukan persediaan. Ia memegang sebuah pedang kecil. Ekspresi wajahnya telah
membuat ketetapan.
“… Tak boleh, kamu harus melindungi orang itu...”
“Tugas itu telah kuserahkan pada Ronye… Karena Eugeo-senpai yang aku
sayangi telah …”
Bola mata kecoklatan Tiese berkaca- kaca.
“Dia kehilangan nyawanya karena melindungi seseorang yang berharga. Aku
harus melanjutkan misinya.”
“……… Aku mengerti.”
Renri menggigit bibirnya.
Bahkan ia sendiri yang seorang Integrity Knight sedikit tak yakin jika ia kan
melewati peperangan ini hidup - hidup. Ia tak yakin jika Tiese yang bahkan
bukanlah seorang Penjaga bisa selamat tanpa tergores.

Page | 210
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Saat itu juga, sebuah suara baru muncul.


“Aku juga akan pergi, Tuan Knight.”
Seorang Penjaga wanita melangkah dibelakang Tiese. Ia tampaknya telah
bertarung terus, pakaiannya robek – robek, armornya retak, dan wajahnya masih
memiliki sedikit semangat bertaruung.
“Aku masih belum memenuhi janjiku pada Kirito. Sekarang ini, aku tak bisa
meninggalkan penduduk yang coba ia lindungi.”
“Sortiliena-senpai…”
Tiese memanggil namanya dengan agak gemetar. Si pemimpin penjaga
tersenyum kecil dan mengangguk.
Bertarung bukanlah untuk kehormatan, juga ketenaran, melainkan untuk
melindungi.
Renri merasa jika ketetapan kedua wanita ini mempengaruhi hatinya.
Ia dengan lembut mengambil Divine Instruments yang ada di pinggangnya dan
mengangguk kuat.
“… Aku mengerti. Maka, aku akan melindungi kalian … jangan jauh – jauh
dariku.”
“Siap, tuan!”
“Kami mengandalkanmu, Knight Terhormat!”
Tiese dan Sortiliena menjawab dan menarik pedang mereka.
Renri mencengkram Divine Instruments di kedua tangannya, ia berkata dalam
hati.
— Eldrie-san. Sheyta-san. Dan Komandan Knight Bercouli.
— Seperti kalian semua. Kini aku telah menemukan tujuan hidupku.
Lalu, Integrity Knight Renri dan kedua swordswomen pergi menuju medan
peperangan yang masih terselimuti rasa kebencian dan putus asa.

Page | 211
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Bagian 4
Koujiro Rinko berlari kembali menuju ruang sub kontrol dan duduk di tempat
yang sebelumnya biasa diduduki Higa Takeru.
Beberapa jendela muncul di monitor besar didepannya, tetapi yang pertama ia
lihat adalah sebuah jendela kecil yang berada di bagian paling bawah. Apa yang
ada disana adalah tiga buah grafik yang menunjukkan status Fluctlight milik
Kirigaya Kazuto.
Di bagian tengah cahaya yang memantulkan berbagai macam warna, ada sebuah
titik hitam yang merepresentasikan sebuah «kerusakan tubuh utama».
Saat ini, Higa Takeru telah mengontrol empat unit STL dan bersiap untuk
memperbaiki kerusakan ini menggunakan ingatan tiga gadis yang memiliki
hubungan dengan Kazuto. Untuk melakukan hal tersebut, Higa sedang berada
di bagian bawah yang masih dikuasai musuh. Dia disana seorang diri — tunggu,
ada satu orang lagi.
Pada saat ini, para penyerang masih berfokus pada «Ichiemom» yang bergerak
pada anak tangga. Tetapi, tubuh baja miliknya tak mungkin bisa bertahan
melawan rentetean peluru. Ketika Ichiemom hancur, musuh pasti akan berpikir
begini: Apa yang orang Jepang pikirkan sih?
— Lebih cepat, Higa-kun!
Memikirkan hal itu, pintu geser kini terbuka dan seorang pria berpakaian
Hawaai masuk.
“Bagaimana… Bagaimana kondisi Kirito-kun?!”
“Higa-kun sedang mengoperasikannya. Apakah umpannya berhasil?”
Ia menjawab juga sambil bertanya, nafas Kikuoka Seijirou ngos – ngosan ketika
ia duduk.
“Kami melempar semua bom asap dari belakang Ichiemom. Seharusnya sih bisa
memberi kita banyak waktu, tetapi jika kita tak segera menutup kembali dinding
pemisah akan cukup gawat. Kita tak punya banyak waktu.”
“Higa-kun berkata jika ia butuh waktu lima menit untuk berhasil …”
Rinko menutup mulutnya, lalu menatap monitor lagi.

Page | 212
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Fluctlight milik Kirigaya Kazuto masih tak berubah. Ia mengepalkan tinjunya


dan menatap monitor utama.
Ia melihat sebuah peta dari dunia fantasi — tidak, ini memang sebuah peta dari
dunnia fantasi, yang bernama Underworld.
Dibandingkan dengan peta Kerajaan Manusia yang ia lihat beberapa hari lalu
ketika sampai di Ocean Turtle, peta yang sekarang ia lihat sungguh sangat luas.
Dibagian selatan Kerajaan Manusia yang dilingkari pegunungan, sepertinya ada
sebuah reruntuhan. Sebuah titik kecil yang menunjukkan posisi Yuuki Asuna,
titik – titik biru melambangkan Pasukan Kerajaan Manusia, dan titik – titik putih
yang melambangkan bantuan Pemain Jeapng kini telah berkumpul di satu posisi.
Gelombang crimson telah mengepung mereka semua sepertinya adalah pemain
Amerika yang dimasukkan oleh para penyerang — atau seperti itulah dugaannya.
Jumlah mereka 20, tidak, 30 kali lebih banyak dari pemain Jepang.
Apa ini tak masalah? Rinko mencari dua titik lain selain Yuuki Asuna dan
akhirnya menemukan titik biru air yang ada jauh di selatan. Itu pastilah Asada
Shino.
Lalu dimana perginya Kirigaya Suguha? Rinko menyisir peta dan menemukan
titik kuning kehijauan ada jauh di utara, jauh dari medan pertempuran. Ada juga
titik merah yang melambangkan musuh disana, tetapi Higa berkata jika mereka
berdua seharusnya dive ke posisi Yuuki Asuna berada. Rinko mengangkat
alisnya karena frustasi, bagaimana bisa —
Seketika, ia menyadari sebuah titik putih lain yang ada dibalik titik milik Suguha,
seolah menutupinya.
“………?”
Seharusnya tak ada orang RATH yang sedang dive menggunakan STL. Apa –
apaan ini?
Ia secara tak sadar menggerakkan mouse dan perlahan mengklik titik tersebut,
muncullah jendela baru. Rinko membaca kata – kata yang berbahasa Inggris
tersebut.
“Um… Restriction, Confrontational Index… Threshold Detection… Report?
Apa ini?…”
Tepat setelah ia berkata seperti itu, “Aku tak bisa memahaminya”.

Page | 213
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“App… Appaaaaa?!”
Kikuoka berteriak kencang, membuat Rinko terbangun dari tempat duduk.
“Ada apa?
Tetapi Kikuoka tidak langsung merespon, malah mengambil mouse dari Rinko
dan memperbesar jendela yang baru saja muncul. Ia menatap monitor dan
wajahnya pucat pasi.
“Unf… Ya, tak salah lagi, ada Fluctlight lain yang telah menerobos pembatas
jiwanya! Tetapi, mengapa sekarang?!”
Mata Rinko terbuka lebar, lalu ia menatap Kikouka yang sedang menggaruk –
garuk kepalanya.
“Huh… maksudmu «A.L.I.C.E.» kedua?”
“Ya, tepat… Ah, tidak, tunggu… Ini…”
Kikuoka dengan cepat menscroll jendela kebawah dan mulai berguman.
“… Sulit dikatakan tetapi ini tidak sama seperti «Alice». AI ini menerobos
pembatas tidak melalui sirkuit logical, tetapi menerobos sirkuit emosional
miliknya … tetapi, ini sebuah penemuan mengagumkan. Jika saja aku bisa
kesana … Oh, sial, mereka mulai bergerak menuju selatan dimana pasukan
Amerika berada!”
Rinko mencuri kembali mouse dari Kikuoka dan menatap log Artificial
Fluctlight tersebut ketika menerobos pembatas jiwa miliknya.
“Hmm… Yeah, sebuah titik – titik yang dihubungkan seperti rantai telah hancur
di zona emosi … Huh—? Hei, Kikuoka-san?”
“Apa… Apa ini?”
Memutar tubuhnya, Kikuoka memiringkan lehernya ketika menatap monitor.
“Perintah apa ini yang tertulis disana? Aku tak memahaminya… seolah perintah
ini sengaja ditanamkan untuk mengekang sirkuit.”
Rinko menatap perintah kode yang cukup kecil tersebut.
“Penanaman rasa sakit… itu lho yang ada di pojok kanan? Tetapi, meskipun
sebuah Artificial Fluctlight berusaha sekuat tenaga untuk menerobos pembatas

Page | 214
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

tersebut, mereka akan dihentikan oleh rasa sakit akibat kode ini. Kalian juga
menanamkan perintah semacam ini pada penduduk Underworld?”
“Tidak… tidak, kami tak melakukannya. Tak mungkin kami melakukannya,
tindakan semacam itu akan menghalangi tujuan murni kami … ini hanyalah
penghalang terbesar kami.”
“Hmm… benar juga. Pemrogaman sampai mendetail ini juga bukan tugas Higa
… Ah, ada sebuah komentar disana … «Code 871»? Apa itu Code 871?”
“871? Aku tak pernah mendengar angka itu sebelumnya … Tidak, tunggu…
Tunggu, tunggu, aku kira.... beberapa menit lalu …”
Kikuoka mulai berlari, suara yang ditimbulkan sandal kayunya terdengar keras.
Ia menuju kursi terdekat, mengambil jas putih, dan mebukanya lalu menatap ke
sebuah saluran.
“Hei, ada apa, apa yang terjadi?”
Atas pertanyaan Rinko, Kikuoka membuka lebar matanya dan menyerahkan
mantel putih kepada Rinko.
Disitu, ada sebuah tanda yang dibuat menggunakan marker permanen, angka
[871].
“Mantel putih ini... milik seorang teknisi bernama Yanai, ia baru saja menuruni
saluran ini bersama Higa …”
Berkata seperti itu, Rinko menahan nafasnya.
Yanai. YA NA I.
“… 8 7 1?” [13]
Rinko dan Kikuoka berdiri membatu seperti kerasukan.
***
Pemimpin Guild Petarung Tangan Kosong masih melihat pasukan crimson yang
akan menghampirinya.
Setelah membentuk formasi mengepung dalam jarak duapuluh mel, pasukan ini
berbicara dengan bahasa asing dan menganggap jika pasukan Ishkan telah
kehilangan semangat tempur.

Page | 215
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Mereka lalu berteriak dan melompat secara bersamaan.


Dengan tangan kirinya yang masih terluka, Iskahn menggenggam tangan sang
knight wanita yang ada di sampingnya. Ia membalas genggaman tersebut, hingga
membuat mati rasa-nya agak menghilang.
Ia menundukkan kepala, dan tampaknya akan menutup mata untuk menerima
kekalahan ini, tetapi —
“……… Apa ini…?”
Suara Sheyta membuatnya kembali menoleh.
Ia melihat sekelompok pasukan datang dari sisi lain lembah ini, dari bagian
utara medan peperangan.
Penampilan mereka besar, memiliki hidung panjang, dan telinga yang menjuntai.
Orcs.
“… Mengapa?”
Iskahn kebingungan. Setelah diberi perintah oleh Kaisar Vektor, pasukan Orcs
seharusnya menunggu di «Gerbang Besar Timur» di utara sana. Karena sang
Kaisar telah lenyap, perintah tersebut seharusnya tak bisa dilenyapkan. Namun
faktanya, sisa – sisa Dark Knight juga ikut bersama mereka.
Masih kebingungan, Iskahn menyadari dalam pasukan Orcs tersebut ada sosok
manusia memimpin di bagian paling depan.
Dia bukan seorang Orcs. Dia memiliki rambut kuning kehijauan, serta memakai
pakaian hijau keputihan. Dia memang manusia tak salah lagi, dan pastinya
seorang wanita dari Kerajaan Manusia.
Tetapi mengapa swordswoman kecil ini memimpin seluruh Pasukan Orcs?
Tampaknya menyadari pasukan yang melaju ke arah sini, pasukan crimson yang
mengepung pasukan Petarung Tangan Kosong kini berhenti.
Sebuah kilatan menyilaukan muncul. Si gadis itu telah menarik katana miliknya.
Seketika, tangan kanan Sheyta yang masih menggenggam tangan kiri Iskahn
bergetar, seolah merasakan sesuatu.

Page | 216
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ketika sang gadis berlari ke tengah jembatan batu sambil mengangkat katana
miliknya tinggi – tinggi ke udara. Pada saat itu, jarak antara dirinya dengan
pasukan crimson masuh sejauh duaribu mel.
Tetapi —
Pedang dan tangan sang gadis seolah menjadi asap. Bahkan mata Ishkan tak bisa
melihat tebasan miliknya. Kilatan cahaya perak terjadi sekejap mata, lalu
terjadilah pemandangan yang menakjubkan.
Kilatan cahaya menjalar melalui tanah gelap ini — tetapi tidak hanya itu, puluhan
pasukan crimson yang berdiri diatas cahaya tersebut terpotong dan berjatuhan
ke tanah sambil berteriak kesakitan.
Katana yang telah diayunkan kebawah kini diayunkan keatas dengan kecepatan
mengerikan. Kilatan cahaya kedua menembus pasukan crimson dan mereka
yang mengenakan armor berat terpotong menjadi dua.

“…… Sungguh kuat.”


Sheyta berbisik pelan melihat pemandangan ini.
***
Tanpa menunggu – nunggu, Sinon mengangkat senjata kesayangannya, Hecate
II, yang telah ia ciptakan dari Bow of Solus.
Ia kini hanya berjarak 20 meter dari Subtilizer. Sungguh terlalu dekat untuk
menembak menggunakan sebuah sniper. Bahkan melihat pergerakan musuh
dengan teleskop saja sungguh sangat sulit.
Karena itu, Sinon memutuskan untuk menentukan hasil pertarungan ini
sebelum Subtilizer membuat sebuah gerakan; ia menarik pelatuk seketika ia
melihat bayangan hitam di lensanya.
Sebuah tembakan cahaya. Dengan bunyi ledakan hebat.
Daya dorong dirasakan tubuh Sinon dan ia hampir tak bisa mengontrol
tubuhnya untuk berputar. Setiap tembakan membuat tubuhnya bergerak, jadi ia
tak bisa menembak beruntun tetapi selama ia bisa mengenai sasarannya maka
semua akan berakhir.
Dengan kesulitan ini, Sinon mengatur tubuhnya dan menatap Subtilizer.

Page | 217
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Lalu matanya terbuka lebar.


Si pria yang sedang berdiri di makhluk hitam bersayap kini mengangkat
tangannya dan memposisikan jarinya seperti sebuah cakar.
Di telapak tangannya ada pusaran kegelapan dan cahaya yang masih berputar,
dan yang ada di bagian tengah pusaran tersebut adalah partikel cahaya. Itu
pastinya adalah peluru yang Sinon tembakkan.
Dengan kata lain, ia juga bisa menghisap peluru seperti ia menghisap kesadaran
Sinon?
Sebuah peluru yang mampu menembus baja setebal 2cm dan ditembakkan dari
sebuah sniper berkaliber .05 …
Sedikit rasa takut muncul didalam hati Sinon. Lalu, kegelapan di tangan kiri
Subtilizer semakin menjadi pekat.
“Jangan kalah…”
Sinon berteriak kencang:
“Jangan kalah, Hecate!!”
Bang.
Dengan suara itu, cahaya ditembakkan menuju kegelapan sekali lagi.
Sebuah lubang tercipta di telapak tangan Subtilizer; daging dan darah muncul
disana.
— Aku bisa melakukannya!!
Sinon mengambil nafas dalam – dalam dan menarik pelatuk Hecate II. Peluru
yang telah habis melayang di udara lalu terjatuh.
Subtilizer menatap tangannya yang terluka sambil masih terdiam. Meskipun
cairan hitam kini telah menutup lubang tersebut, luka separah itu sepertinya tak
bisa sembuh dengan cepat.
Ia mengangkat wajahnya yang seolah ingin tertawa, lalu menatap Sinon.
Tangan kanannya kini mulai mengambil busur di pinggangnya.
“…Hmph.”

Page | 218
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sinon mengeluarkan sedikit udara melalui hidungnya. Bagaimana mungkin


senjata seperti tiu bisa mengalahkan sebuah sniper …
Flex.
Busur tersebut kini mulai berubah bentuk.
Bagian kanan dan kiri ujung busur tersebut mulai menebal dan memanjang dua
kali lipat. Yang tadinya sebuah bagian berkayu kini mulai menjadi sebuah logam
hitam.
Setelah beberapa detik, tangan kanan Subtilizer kini telah menggenggam sebuah
sniper sebesar Hecate. Sinon mengenali senjata ini.
The Barrett XM500.
Seperti Hecate II, senjata miliknya menembakkan peluru kaliber .50, tetapi
senjata miliknya lebih modern dibanding Hecate miliknya.
Sebuah senyum muncul di pinggir mulut Subtilizer.
“… Kemarilah.”
Sinon bergumam dan menekan kembali pelatuk Hecate II.
***
“Ya ampun… K-Kau tak apa?”
Yanai tampaknya peduli pada Higa sehingga ia sedikit melupakan rasa sakitnya
lalu berteriak:
“He… Hei, kau ini yang menembakku, mengapa kau menanyakan hal seperti itu
padaku hah …?!”
“Tidak, tidak, aku sebenarnya tak bermaksud menembakmu. Aku tak ingin ada
korban jiwa. Butuh perjuangan berat agar aku bisa hidup di vila di tepi pantai,
tetapi jika aku tinggal disana sambil menyesal seumur hidup, aku tak ingin itu
terjadi?”
Ketika Higa sadar jika Yanai benar – benar serius, tangan miliknya seolah
kehilangan tenaga. Ia tahu jika dirinya telah terluka di bagian pundak.
Tampaknya peluru yang telah ia tembakkan telah menancap di dinding dan
menembus bagian tulang bahu. Higa menahan rasa sakit tersebut dan mati rasa

Page | 219
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

mulai menyebar di seluruh tubuhnya. Bagian perut dari pakaiannya telah


berlumuran darah. Ini bukan hanya luka biasa.
Takut akan situasi semacam ini, rasa sakit tersebut semakin cepat menyebar ke
perut Higa. Membuatnya kesulitan bernafas. Beberapa meter di atas kepalanya,
Yanai masih membuat wajah campur aduk.
“Sejujurnya, aku hanya ingin memperlambat kerjamu, Higa-san. Setelah aku
menghancurkan colokan penghubung aku akan berlari menuju ruang kontrol
utama. Setelah itu, aku pasti bisa kabur menggunakan kapal selam. Tak ada
seorangpun yang tewas dari pihak RATH jika aku berhasil mencuri Alice.
“Tak seorangpun… yang tewas…?”
Higa memaki Yanai, melupakan rasa sakit pada dirinya.
“… Jika aku tak membuat kesempatan untuk menyembuhkan Kirigaya-kun,
kesadarannya akan hilang selamanya! Seseorang yang membunuhnya adalah
kau, Yanai-san! Dan kau bilang tidak akan membunuh siapapun, hah!”
“Ahh. Ahh… Beenarr…”
Wajah Yanai menjadi pucat pasi. Dibawah lampu emergency, wajahnya semakin
putih.
“Hmm… Siapa yang peduli jika ia mati.”
“Appaa……”
“Karena, dialah orang yang membunuhnya. Admii-chan kesayanganku.”
“Ad… mii…?”
Yanai menatap Higa yang kebingungan akan nama tersebut, Yanai lalu berteriak:
“Yang Mulia, Pemimpin Tertinggi Administrator dari Gereja Axiom! Aku
berjanji padanya jika aku akan membantunya mengatur seluruh Underworld.
Dan aku setuju dengannya jika aku akan menyimpan Light Cube miliknya jika
server diformat.”
Mata Higa kini terbuka lebar.

Page | 220
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Gereja Axiom adalah organisasi yang menguasai Kerajaan Manusia di


Underworld. organisasi ini memerintah seluruh penduduknya dengan hukum –
hukum dan kekuatan yang sangat memaksa.
Alasan mengapa Higa tidak bisa memperoleh Fluctlight «Alice» yang telah
menerobos pembatas Jiwa ketika ia pertama kali muncul dalam Underworld
yang telah berakselarasi karena Gereja Axiom telah berhasil mengambilnya dan
menerapkan modifikasi ingatan di Fluctlight miliknya.
Ya, kecepatan mereka benar – benar gila dan cara – cara gereja Axiom sangat
efektif.
Meskipun mereka tak mengetahui jika mereka sendiri adalah sebuah Artificial
Fluctlight.
Namun karena alasan tersebutlah. Gereja Axiom — ataupun seorang Artificial
Fluctlight yang bernama «Administrator» telah berhasil menguasai dan
memahami struktur dunia tersebut.
“… Apakah kau yang mengotori Underworld?…”
Higa bertanya pelan, dan Yanai hanya cemberut.
“Tidak, tidak, anak itu yang pertama kali menghubungiku. Aku masih bekerja
lembur saat itu, dan ketika aku mendengar suara seorang gadis kecil dari
speaker, itu membuatku ketakutan setengah mati … dia telah menemukan
seluruh daftar perintah Underworld seorang diri dan membuat saluran
komunikasi ke dunia luar. Jika kami yang bekerja sebagai teknisi berpendapat,
kaulah tersangka disini karena lupa menghapus seluruh perintah tersebut, Higa-
san.”
Neheheheh. Yanai tertawa beberapa kali, lalu melanjutkan ceritanya:
“Aku terus berpikir, jika seperti ini terus seluruh Underworld akan diformat
total. Karena suatu saat pasti akan dihapus, makanya aku diam – diam
menggunakan STL dan pergi untuk menemui Admii-chan. Kemudian... Ya
Tuhan, aku tak pernah melihat sosok gadis secantik dia. Gadis yang di kurung
Sugou-san dalam ALO memang cantik, tetapi kepribadian Admii-chan,
suaranya, dan sikapnya benar – benar membuatku terpesona… — Gadis itu
membuat kesepakatan denganku. Jika aku membantunya maka dia akan
menjadi pelayanku. Di masa depan nanti ia akan menguasai seluruh dunia
bersamaku, dan menjadikanku seorang raja …”

Page | 221
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

— Tidak.
Orang yang mencemari dunia itu adalah orang ini.
Higa merasakan seluruh rambut di tubuhnya berdiri ketakutan. Yanai mungkin
memang seorang pengkhianat, tetapi juga seorang idiot. Orang macam apa
Administrator, sehingga mampu mengontrolnya sesuka hati?
Tiba – tiba, wajah Yanai kembali kosong.
“Tetapi… gadis itu kini telah mati. Dibunuh… bocah itu bukan hanya
menghalangi eksperimen Sugou-san, ia juga membunuh Admii-chan. Jika aku
tak membalaskan dendam Admii-chan, aku akan sangat kasihan padanya …”
Yanai mengarahkan pistolnya kearah Higa. Senjata tangan otomatis akan leluasa
jika setelah menembakkan peluru pertama, maka tembakan kedua akan tak
perlu memerlukan tekanan yang lebih keras. Jika jari telunjuknya sedikit saja
menyentuk pelatuk, peluru lain mungkin akan benar – benar melayang.
“… YA, benar … YA, aku memang harus membunuh satu orang, sebagai tumbal
untuk gadis itu …”
Yanai menyipitkan matanya sambil gemetaran.
… Sialan. Ia banar – banar serius kali ini.
Higa hanya bisa pasrah dan menutup matanya.
***
— Aku tak akan sempat.
Merasa jika Asuna, Klein, dan Lisbeth masih sangat jauh dari posisinya
sekarang, Leafa menggigit bibirnya.
Tetapi didepan matanya, hampir sekitar 3000 pasukan crimson telah
menghalangi jalan di depannya.
Ia telah meminta Rirupirin, sang ketua Orc untuk membawa bala bantuan
menuju daerah selatan untuk menolong Asuna dan Kirito, tetapi mereka masih
belum menemukan Pasukan Kerajaan Manusia.
Menurut penjelasan Rirupirin, beberapa ratus orang yang dikepung pasukan
yang dive dari Dunia Nyata adalah para Petarung Tangan Kosong yang termasuk

Page | 222
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

pasukan Tanah Kegelapan seperti Orcs. Leafa terkejut mendengar penjelasan


tersebut, tetapi langsung memutuskan untuk membantu mereka.
“Aku akan maju ke pasukan musuh. Rirupirin, kamu dan anggotamu
bergabunglah dengan Petarung Tangan Kosong, dan seranglah jika musuh
menyerangmu.
Atas saran ini, Rirupirin memprotes keras: “Aku juga ingin bertarung!” tetapi
Leafa menggelengkan kepalanya, sambil menggenggam tangan gempal si Orcs
lalu berkata:
“Tidak, aku tak ingin ada satupun dari kalian yang tewas. Jangan khawatirkan
aku... pulluhan ribu musuh seperti ini bukan hal sulit untuk dilawan kok.”
Setelah berkata seperti itu, Leafa maju sendirian menuju pasukan crimson.
Ia mengetahui jika Super Account Terraria memiliki HP yang sangat banyak
dan kemampuan regenerasi yang tak terbatas. Terlebih lagi, orang – orang dari
Underworld memiliki kehidupannya sendiri di dunia ini. Meskipun akan
terlambat untuk membantu Kirito, Leafa tak bisa membiarkan para Orcs tewas
sia – sia disini.
Setelah membunuh puluhan musuh menggunakan serangan jarak super jauh,
Leafa melaju menuju pasukan musuh tanpa keraguan.
Untuk beberapa alasan, ia bisa menggunakan Sword Skills dengan jarak jauh
beberapa kali lipat dibandingkan di ALO tanpa adanya jeda. Setiap kali cahaya
bersinar di equipment Akun Terraria «Verduras Anima», musuh terpotong –
potong dengan pola tetap.
Tetapi ketika cooldown antara Sword Skill satu ke Sword Skill lainnya, banyak
pedang melayang dan menebas armor dan bagian tubuhnya. Ia tak bisa
menghindari itu semua, dan jumlah luka di tubuhnya semakin bertambah,
membuat rasa sakit di kepalanya dan membuat matanya berkunang - kunang —
Tetapi.
“HA — AAH!!“
Ia berteriak dan menjejakkan kaki kanannya ke tanah. Cahaya kehijauan muncul
dibawahnya dan seketika seluruh luka ditubuhnya telah sembuh.
Leafa bisa menahan rasa sakit ini dan mulai berkonsentrasi mengayunkan
pedang miliknya.

Page | 223
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Bahkan jika setiap bagian tubuhnya ditusuk, setidaknya ia akan menyingkirkan


seluruh musuh dari dunia nyata.
Meskipun lokasi dive dirinya telah melenceng jauh dari lokasi asli, ia ingin
menyelamatkan penduduk Underworld sebanyak mungkin. Mereka adalah
orang – orang yang ingin dilindungi Kirito.
“Gadis ini benar – benar sinting!!“
Leafa menggunakan tangan kirinya untuk menghentikan sebuah pedang yang
hendak diayunkan padanya.
“Haiyah!!“
Satu lagi musuh yang berhasil ia lenyapkan.
Leafa menggertakkan giginya pada pedang yang menancap ke tangannya, lalu
membuang pedang tersebut sambil memuntahkan banyak darah dari mulut.
***
Kedua buah peluru mereka tampaknya saling berbenturan.
Peluru yang ditembakkan dari dua buah sniper anti-material berbenturan satu
sama lain, lalu menghilang di udara.
Sinon tidak kehilangan keseimbangan kali ini, ia berdiri dengan dua kaki sambil
bertumpu pada udara ketika menahan daya dorong yang muncul. Dihadapan
matanya, Subtilizer juga masih berdiri tegap diatas makhluk bersayap miliknya.
Ini pertama kalinya sinon mengalami pertarungan udara di tempat terbuka antar
sesama sniper. Sebuah game seperti GGO tak akan mensupport pemain untuk
terbang, terlebih lagi Hecate sebenarnya tak bisa digunakan sambil terbang
kesana kemari. Daya dorong yang timbul dari setiap tembakan benar – benar
diluar nalarnya.
Pertarungan ini —
Siapapun yang mampu bertahan dan mengenai sasaran adalah sang pemenang.
Sinon berpikir seperti ini sambil menarik pelatuk.
Subtilizer mungkin juga memiliki pikiran yang sama. Ketika Sinon terbang ke
kanan untuk mendekatinya, musuh terbang ke kiri untuk melawan.

Page | 224
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Pada saat yang hampir bersamaan, keduanya mulai melaju dengan kecepatan
penuh.
Dalam kondisi ia tak kehilangan keseimbangan, Sinon menukik tajam ke suatu
sudut. Sambil memfokuskan bidikannya dan juga berusaha menghindari bidikan
musuh.
Tetapi Subtilize telah mengangkat Barrett miliknya tiba – tiba dengan kecepatan
mengagumkan, ia tampaknya telah memprediksi gerakan Sinon.
— Datang!!
Sinon menggertakkan giginya dan membuka matanya lebar –lebar.
Percikan api meletus dari moncong senapan Barrett.
Sinon terbang secepat mungkin sambil menikung ke kiri.
Peluru musuh menabrak dadanya, hampir menembus ke kulitnya. Armor biru
miliknya kini hancur.
— Hindarilah!
Ini adalah kesempatan terakhirnya. Ia harus menembak sebelum Subtilizer
memiliki kesempatan lain.
Akan tetapi, ketika Sinon mengangkat Hecate miliknya.
Ia melihat peluru lain melayang kearahnya.
Tembakan beruntun — mengapa bisa?!
Ah… sial.
Berbeda dari Hecate yang perlu dikokang setiap kali ingin menembak, Barrett
milik musuh adalah sniper semi-automatic.
Ketika pikiran ini melintas ke otak Sinon, kaki kiri Sinon telah terpotong di atas
lutut.

Page | 225
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 226
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

***
Masih mampu berdiri dalam situasi seperti ini, adalah Asuna yang menggunakan
Super Account, Integrity Knight Renri, seorang penduduk asli Underworld dan
naga kesayangannya, juga Siswi Swordswoman Tiese dan Ketua Penjaga
Sortiliena. Mereka masih mengayunkan senjatanya deengan gagah berani.
Meskipun matanya kelelahan, Asuna melihat Knight Renri bertarung dengan
kokoh.
Sekitar sepuluh menit lalu, si knight telah muncul di garis depan dan langsung
melemparkan pisau terbang miliknya. Pisau tersebut berputar diudara sambil
memotong musuh yang melaju kemari. Kekuatan hebat ini mampu memukul
mundur musuh selama beberapa menit. Nafas api yang dimuntahkan sang naga
juga membuat musuh ketakutan, membuat status Integrity Knight sebagai
penunggang naga nomor satu di Underworld.
Tetapi itu tak berlangsung lama hingga musuh menyadarinya. Ketika Knight
Renri melemparkan senjatanya, tubuhnya sendiri benar – benar tak terlindungi.
Ketika ia melempar pisaunya untuk menyapu pasukan garis depan, banyak
tombak yang dilemparkan kearahnya dari samping. Pasukan musuh akhirnya
menggunakan taktik bertempur seperti yang digunakan Asuna saat melawan
pemain Amerika.
Tombak - tombal tersebut bagaikan hujan di langit merah ini.
Naga milik Renri melebarkan sayapnya dan tubuhnya untuk melindungi sang
tuan dari gelombang serangan musuh.
Tetapi ia langsung rubuh, sisik – sisiknya terkelupas dan mulai menumpahkan
darah.
Selanjutnya, gelombang hujan tombak mulai diluncurkan.
Knight Renri melihat keatas pada tombak – tombak yang semakin mendekat, ia
memeluk Tiese dan melindungi tubuhnya.
Setelahnya, dua buah tombak menancap ke punggung Renri, membuatnya
terjatuh diatas tubuh Tiese. Kehilangan kontrol, pisau lempar yang berputar
diudara kini berhenti dan menancap di tanah.

Page | 227
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Pasa saat ini, di bagian lain medan peperangan, hasil pertempuran ini sudah bisa
dipastikan.
Mencoba melampiaskan kemarahan mereka, pasukan crimson masih menyeret
– nyeret pemain Jepang yang telah jatuh kerena kelelahan. Lalu menancapkan
senjata – senjata mereka ke tubuhnya. Daging dan darah menari – nari di udara,
sambil ditemani teriakan – teriakan kesakitan, lalu menghilang bagaikan asap.
Banyak armor dan perisai milik orang – orang telah retak dan hancur, mereka
diseret ke tanah, benar – benar tanpa perlindungan. Air mata bercucuran dari
wajah mereka karena tak bisa melihat darah yang terus mengalir dari luka yang
muncul.
Dua ribu pemain yang telah mengkonvert akun mereka dan perlindungan pada
Pasukan Kerajaan Manusia kini telah terbuka.
Untuk melindungi Pasukan Persediaan dan Regu Aschetic, hampir sebanyak
400 Penjaga Kerajaan Manusia telah membuntuk formasi melingkar dan kini
sedang mengangkat pedang mereka. Wajah – wajah Penjaga mencerminkan
keputusasaan akan datangnya serangan akhir yang dilancarkan pasukan crimson.
“……… Berhenti………”
Asuna mendengar sebuah suara lemah dari bibirnya.
Itu bukanlah suara yang mencerminkan rasa sakit pada tubuhnya, melainkan
suara putus asa dan duka yang telah mengelilingi kondisi sekitar.
“Aku mohon.... berhenti.....”
Ketika ia berbicara, rapier yang ada di tangan kanannya telah terjatuh. Air mata
menetes ke pipinya, turun hingga ku ujung rapier.
Tetapi pasukan crimson yang ada dihadapannya tak peduli, mereka mengangkat
dua ratus senjata ke udara.
— Seketika itu.
Sebuah teriakan bagaikan petir menghentikan pedang – pedang yang akan
dihujamkan kearah Asuna dari berbagai arah.
“Berheennnttiiii!!”

Page | 228
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Seseorang yang mengucapkan kata – kata tersebut adalah si pria bertudung


hitam yang dari tadi mengamati jalannya peperangan dari atap sana. Ia adalah
hantu PoH, pemimpin dari guild merah — Laughing Coffin.
Para pemain dari negara asing tampaknya menyadari jika pria bertudung hitam
ini adalah sang komandan pasukan, mereka lalu menurunkan senjata. Si pria
yang hendak mengeksekusi Asuna menggigit bibir dan menyarungkan
pedangnya, tetapi sebagai ganti ia menendang Asuna.
Asuna tersengkur, tetapi memaksa untuk berdiri bertumpu pada kedua
lengannya yang tak bertenaga.
Asuna mengangkat wajahnya dan melihat seorang pria tinggi menuju kearahnya,
tudung hitamnya berkibar karena angin. Ia tampaknya berbicara pada pemain
sekeliling menggunakan bahasa Korea, Asuna tak bisa memahami maksud
perkataannya.
Kemudian, para pasukan crimson mengangguk satu persatu dan menyampaikan
pesan tersebut ke teman yang ada disampingnya.
Tiba – tiba, si pria yang ada disamping Asuna menjambak rambutnya dan ditarik
keatas. Asuna berteriak kesakitan, tetapi si pria tak menghiraukan dan
menyeretnya kedepan.
Hal yang sama juga terjadi disekeliling Asuna, mereka tampaknya
mengumpulkan sisa – sisa pemain Jepang kedalam satu tempat.
Si pria bertudung hitam lalu berjalan kearah Penjaga Kerajaan Manusia yang
masih mengangkat pedangnya. Ia berbalik dan melambaikan tangan, membuat
semacam tanda kepada ‘dia’ jika ia sedang menjambak rambut Asuna.
Lalu Asuna merasakan sebuah tendangan di punggungnya dan melemparnya
sejauh beberapa meter, lalu jatuh ke tanah. Satu persatu, pemain Jepang juga
dikumpulkan disekitarnya.
Hanya ada sekitar 200 orang tersisa.
HP milik mereka semua hampir habis, padahal orang – orang ini adalah pemain
kelas atas. Asuna melihat sekeliling, tetapi tak bisa menemukan Penguasa ALO,
maupun anggota Sleeping Knights.
Equipment mereka kalau tidak hancur maka telah dilepas secara paksa; apa
yang tersisa adalah pakaian tipis yang menempel ditubuh. Banyak diantaranya

Page | 229
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

telah terluka parah, dan pedang masih tertancap ke tubuhnya. Wajah mereka
tampak frustasi dan tak bertenaga.
Asuna tak tahan melihat mereka lagi. Ia juga ingin menyerah seperti mereka.
Tetapi ia masih bisa melihat teman – temannya di pikirannya, seolah akan
dihancurkan.
Matanya menyisir daerah sekitar sekali lagi, lalu melihat seorang pemain wanita
tertunduk tak jauh darinya, bahunya gemetaran. Rambut pendek berwarna
merah jambu miliknya telah kotor, celemek miliknya juga telah robek sana –
sini.
Bergerak mendekatinya, Asuna kini memeluk sahabat terbaiknya tersebut.
Tubuh Lisbeth melemah, ia menyandarkan kepalanya ke dada Asuna.
Wajahnya gemetar, benar – benar berantakan, lalu ia berbisik:
“Semuanya… Aku menghancurkan … akun… semuanya…”
“Tidak… tidak, Liz!”
Asuna berbisik sambil menangis.
“Ini bukan salahmu, Liz. Ini salahku … Jika aku mampu menanganinya, jika aku
mampu memprediksi hal semacam ini…”
“Asuna… Aku… Aku tak tahu apapun. Betapa mengerikannya sebuah
peperangan.. betapa menyedihkannya kehilangan... aku tak tahu apapun …”
Asuna tak bisa menemukan jawaban yang tepat, lalu memeluk Lisbeth semakin
erat. Air mata mulai menetes. Lalu ia mendengar sesegukan, membuatnya
berbalik dan melihat Agil tak bergerak di tanah, dan Silica berlutut
disampingnya.
Luka Agil sangat parah dan cukup mengejutkan jika ia masih hidup. Luka
tersebut mungkin disebabkan karena pertempuran sambil melindungi Silica.
Tubuh besarnya banyak menancap pedang dan tombak, dan perutnya memiliki
luka memar hantaman. Asuna melihatnya masih menggertakkan gigi, Agil pasti
sangat kesakitan.
Disamping Agil ia bisa melihat Klein duduk bersila di tanah. Lengan kirinya
terluka dari bagian bahu, dan ia membalut luka tersebut menggunakan bandana
miliknya.

Page | 230
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Kondisi semua pemain yang tersisa hampir sama.


Si pria bertudung menatap ke 200 orang yang telah kalah, mengambil senjata,
armor, dan moral mereka — ia menyeringai atas kemenangannya ini.
Lalu ia berbalik dan melihat para Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia.
Asuna menunggu, ketakutan jika ia akan mulai membunuh mereka satu persatu.
Tetapi dia malah memberikan perintah dalam bahasa Jepang.
“Buang senjata kalian dan menyerahlah. Kami akan mengampuni kalian seperti
para tahanan dibelakang kami.”
Rasa terkejut mulai bermunculan di wajah para Penjaga, tetapi langsung
tergantikan oleh amarah. Salah satu diantara mereka maju kedepan, berhadap –
hadapan langsung dengan si pria; dia adalah pemimpin Penjaga, Sortiliena.
Pedang miliknya sudah tumpul dan darah mengalir dari dahinya, mungkin
karena terlalu sering bertempur di garis depan seperti Klein dan yang lain.
Meskipun begitu, penampilan ini tidak membuat kecantikannya berkurang.
Sortiliena berteriak:
“… Lelucon macam apa ini?! Kau pikir kamu akan menyerah seperti ini …”
“Lakukan apa yang ia minta—!!“
Asuna berteriak, memotong perkataan Sortiliena.
Masih memeluk Lisbeth, Asuna mengangkat kepalanya dan memohon:
“Kumohon... kamu tak boleh mati disini! Tak peduli seberapa besar
penghinaan, kamu harus hidup!! Itulah… satu… satunya……”
Harapan.
Asuna merasakan dadanya dingin hingga ia tak bisa menyelesaikan kalimatnya.
Tetapi, meskipun Sortiliena dan para Penjaga seolah memprotes tindakan ini,
gemetaran, lalu pada akhirnya mereka mulai merendahkan bahunya.
Clang, clang. Melihat mereka kehilangan senjata satu persatu, pemain – pemain
dari Dunia Nyata kini bersorak atas kemenangan ini dengan menyebut – nyebut
nama negara mereka.

Page | 231
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Si pria bertudung mengangkat tangannya cepat – cepat, memanggil beberapa


pemain dan memberikan isyarat pada mereka. Mereka lalu mengangguk, lalu
menuju ke pasukan Kerajaan Manusia, dan mengelilingi mereka.
Sebelum Asuna mengerti apa yang akan mereka lakukan, si pria bertudung
melangkah kearah Asuna.
Bahkan dalam jarak dekat ini, Asuna masih tak bisa melihat wajahnya yang
tertutupi tudung tersebut. Ia hanya bisa melihat bibir dan untaian rambut
keriting di lehernya.
Bibirnya terbuka, lelu mengatakan sesuatu dengan suara gembira.
“Hei, lama tak ketemu, «Flash».”
— Orang ini adalah dia!!
Asuna menahan nafasnya, dan mengeluarkan kata yang telah ia pendam
dihatinya.
“… Kau… PoH…!”
“Aw, sungguh nama yang nostalgia. Aku senang kau bisa mengingatnya.”
Pada saat ini, Klein yang masih memegangi lengan kanannya yang terluka
melihat kearah si pria bertudung dengan emosi yang menyala.
“Kau… kau benar - benar. Kau masih hidup … dasar pembunuh!!”
Klein mencoba mencekiknya, tetapi pria terdekat menendangnya kesamping.
Asuna menggeramkan giginya dan berbisik.
“Apa ini … balas dendam? Balas dendam terhadap anggota pemain lantai atas
yang telah menghancurkan Laughing Coffin…?”
“………”
PoH terdiam menatap Asuna beberapa saat. Asuna bisa melihat bahunya sedikit
gemetar.
Lalu, ia akhirnya tak bisa menahan hal tersebut. Tubuhnya bergetar ketika ia
mengeluarkan teriakan bercampur tawa: heheheh, hahahah.

Page | 232
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Setelah tawanya berakhir. PoH mengacungkan jari tengahnya dan berbicara


bahagia:
“Ah, hmm… bagaimana mengungkapkannya dalam bahasa jepang ya … aku
telah tinggal di Amerika cukup lama, aku lupa mengungkapkannya.”
Jari tengahnya ia putarkan ke udara beberapa kali, lalu akhirnya berhenti.
“Ah ya, ‘Apa kau bodoh?‘ sungguh tak masuk akal, benar begitu …”
Dia menunduk, lurus menuju wajah Asuna dalam jarak dekat. Matanya bersinar
dalam gelapnya tudung yang menyelimuti seluruh wajahnya.
“… Aku ceritakan padamu deh. Orang yang membocorkan lokasi
persembunyian Laughing Coffin pada pemain Lantai Atas, adalah aku.”
“Appaa………”
Asuna, Klein, dan bahkan Agil yang tertidur di tanah membuka mata mereka
mendengar penjelasan tersebut.
“Mengapa… kau melakukan hal itu …”
“Biasanya, karena aku ingin melihat sekumpulan orang – orang bodoh saling
bunuh … tetapi alasan utama aku melakukannya mungkin karena: Aku… ingin
membuat kalian semua menjadi seorang «pembunuh». Kalian semua, maksudku
adalah para pemain yang selalu memikirkan dirinya sendiri hebat, Para Pemain
Lantai Atas yang selalu membanggakan diri mereka di garis depan. Persiapanku
butuh waktu lama… aku harus mengirimkan peringatan pada anggota LaughCof
pada detik – detik akhir, dan waktunya benar – benar tepat, mereka tak bisa lari
tetapi mereka masih bisa melawan.”
— Jadi itu mengapa informasi rahasia penyerangan lokasi persembunyian
berhasil bocor? Asuna terkejut dan mulai berpikir.
Demi alasan ini, para Pemain Lantai Atas yang diunggulkan secara level dan
equipment malah menerima kerugian setelah pertempuran dimulai, beberapa
diantara mereka terbunuh. Hanya ada beberapa orang yang membalik keadaan
atas usaha Kirito yang mana seorang pemain solo untuk mengumpulkan
kekuatan. Para Pemain Lantai Atas bisa membalikkan keadaan karena Kirito
telah membereskan beberapa pemain atas Laughing Coffin…
“… Jadi itu… tujuanmu?”

Page | 233
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Asuna menggeram.
“Untuk membuat Kirito-kun… tunduk karena rasa bersalah telah melakukan
PK…?”
“Ya. Tepat sekali.“
PoH mengkonfirmasi jawaban Asuna sambul tertawa.
“Pada saat itu, aku menonton pertempuran tersebut. Ketika Blackie-sensei
menjadi marah dan membunuh dua orang. Aku tak bisa menahan tawa milikku.
Rencana selanjutnyya adalah melumpuhkan kalian dengan racun Paralysis dan
menginterogasi kalian secara langsung bagaimana perasaan kalian setelah
melakukan PK … Yah tapi aku tak mengira jika permainan tersebut berakhir di
lantai 75.”
Untuk sesaat, gelombang kemarahan membuat Asuna lupa akan luka – lukanya.
“Apa… Apa kau tak memikirkan penderitaan Kirito-kun setelah kejadian
tersebut?!”
“Oh, mengagumkan pastinya.”
Suara PoH sedingin es menanggapi jawaban Asuna.
“Tetapi, itu aneh. Jika ia benar – benar menyesali perbuatannya.... pastinya ia
tak akan dive kedalam permainan VR lain, bukan begitu? Karena rasa bersalah
telah membunuh dan semacamnya. Aku tahu ia disini, aku bisa merasakannya.
Meskipun aku tak tahu mengapa ia bersembunnyi dibalik kereta barang itu...
terserah, aku akan menanyakannya secara langsung.”
PoH tersenyum pada Asuna, lalu ia berdiri.
Diantara sorak – sorakan yang masih terjadi, suara mencekap nan dingin
terdengar:
“It’s show ti—me!”
PoH mengucapkan kalimat khasnya dalam SAO. Lalu ia mengangkat tangan
kanannya tiba – tiba, dan didepannya sudah ada —
Disana ada kursi roda yang telah didorong oleh seorang pemain crimson, dan
juga ada seorang gadis berpakaian abu – abu yang ditarik dibelakangnya.

Page | 234
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ah…
Berhenti.
Jangan.
Asuna berdoa dan memohon dalam hatinya. Klein tetapi berusaha untuk
menghentikan PoH, tetapi langsung didorong dari belakang.
PoH membungkuk, menatap kursi roda yang ada dihadapannya.
“……… Hmm?”
Ia membuat suara dan menyenggol kaki rapuh yang menggantung di kursi roda
dengan kakinya.
“Apa ini? Hei, Blackie, bangun. Kau dengar aku kan, Black Swordsman Yang
Terhormat?”
Bahkan ketika ia menyebut nama panggilannya — Kirito tidak menunjukkan
reaksi apapun.
Tubuhnya mengenakan pakaian hitam, tetapi itu tak menutupi jika tubuh Kirito
sungguh sangat kurus. Ia bersender pada kursi roda, kepalanya tertunduk
kebawah. Tangan kiri miliknya memegang dua buah pedang.
Ronye berlari kesamping Asuna, air mata menetes lalu ia berbisik:
“Kirito-senpai… ketika kamu bertarung, ia-ia mencoba untuk berdiri.. meskipun
tak memiliki kekuatan... tetapi... air mata.. air mata... terus mengalir dari
matanya …”
“Ronye-san…”
Asuna menjulurkan lengan kirinya dan memeluk tubuh ramping Ronye.
Lalu ia melihat dan meneriaki PoH:
“Kau paham kan. Ia bertarung, bertarung, dan terus bertarung dan akhirnya ia
terluka parah. Berhentilah menjahilinya! Biarkan Kirito-kun istirahat!!”
Tetapi si pria bertudung tak mempedulikan perkataan Asuna, dan masih terus
menatap wajah Kirito dari jarak dekat.

Page | 235
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Hei, hei, hei, kau bercanda kan! Bagaimana mungkin kita menutup
pertunjukan seperti ini!? Hei, bangun! Hei, bangun! Selamat Paa… aagggiiii!!“
PoH menjulurkan kaki kirinya dan menendang kursi roda cukup keras.
Kursi roda tersebut terlempar kencang dan tubuh yang duduk diatasnya terjatuh
ke tanah.
Asuna dan Klein mencoba berdiri bersamaan, tetapi dihentikan. Agil
mengeluarkan raungan kemarahan, sementara Lisbeth, Silica, dan Ronye
menjerit pelan.
Tetapi PoH tak menanggapi mereka semua, ia malah berjalan kesamping Kirito
dan membalikkan tubuhnya menggunakan ujung kakinya.
“Apa ini… dia beneran hancur? Sang pahlawan besar kini hanyalah sebuah
boneka?”
Ia lalu menggenggam pedang putih yang ada di pelukan lengan kiri Kirito. Lalu
ia menariknya dari sarung pedang dan mengetahui jika pedang putih ini
hanyalah separuh bagian.
PoH mencibir, dan hendak membuang pedang tersebut. Ketika —
“Ah… Ah…”
Kirito mengeluarkan suara serak, dan lengan kirinya berusaha mengambil
pedang putih tersebut.
“Huh?! Ia bergerak!! Kau menginginkannya?”

Page | 236
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 237
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

PoH mengayun – ayunkan pedang putih tersebut, seolah memanas – manasi


Kirito. Ia lalu melukai lengan kiri Kirito yang masih menjulur ke udara,
kemudian ia menendangnya.
“Hei, katakan sesuatu!!“
PoH menampar pipi Kirito dengan tangan kirinya.
Pandangan Asuna telah menjadi kemerahan karena amarah. Tetapi ketika ia
hendak bangun, teriakan milik Klein meledak ke sekeliling.
“Kau bangsat!! Jangan berani kau menyentuh Kirito, kau sialan — !!“
Ketika Klein hendak menyerang PoH, sebuah pedang besar ditusukkan ke
punggungnya dan membuatnya tertancap ke tanah.
Ia memuntahkan banyak darah dari mulutnya, tetapi Klein menghiraukannya
dan mencoba untuk merangkak.
“Hanya… KAU…!! Tak akan pernah… kumaafkan…”
Crack!!
Dengan suara berat, sebuah pedang besar kedua menembus punggung Klein
lagi.
Air mata tak terbendung kini membanjiri mata Asuna sekali lagi, seolah air mata
ini tak akan kering.
***
Pada saat ini, rasa takut dalam hati Sinon untuk tak bisa terbang lebih besar
ketimbang rasa sakit ketika kakinya diledakkan.
Dihadapannya, Sinon yang tadi bisa terbang bebas dengan menginjak udara.
Kini hanya bisa menghindar menggunakan kaki kanannya sambil ia terus turun
kebawah.
“Urgh………”
Sinon menggeramkan giginya, menggubah gerakannya menjadi manuver yang ia
bisa gunakan— terbang kebelakang tanpa henti. Darah yang mengalir dari kaki
kirinya bagaikan garis – garis di udara.

Page | 238
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ia membuat jarak antara dirinya dan Subtilizer semakin lebar secepat yang ia
bisa, sambil mengincar musuh dan mengerahkan tembakan ketiga.
Tetapi musuh bisa mengejarnya dengan mudah dan sniper musuh juga
menembakkan tembakan keempat.
Kedua buah peluru melaju pada lajur yang sama, menimbulkan suara dan
gemercik api ketika saling bergoresan, dan berubah arah.
Sinon mengokang snipernya, rasa takutnya semakin besar, ia lalu menembakkan
peluru keempat.
Dua buah bunyi keras terdengar bersamaan. Dua buah peluru saling
bertubrukan, lalu menghilang.
Tembakan kelima. Tembakan keenam.
Hasilnya sama saja. Subtilizer memang sengaja mengincar dan menembak ketika
Sinon menembak, membuat kedua peluru terus bertabrakan tanpa henti.
Skill seperti itu tak ada dalam GGO, kesampingkan dunia ini. Tetapi di dunia
ini, imajinasi menjadi sumber segala hal. Tak hanya Subtilizer yang menyadari
hasil pertempuran saling tembak ini, Sinon juga harus menyadarinya; itulah
mengapa kedua peluru terus menerus saling bertabrakan.
Meskipun begitu, ketiga hal tindakan mengokang, mengincar musuh, dan
menarik pelatuk, Sinon tak bisa melakukan hal lainnya.
Tembakan ketujuh saling berbenturam lalu sisa peluru menghilang di udara.
Kokang. Incar.
— Click.
Ketika jemari Sinon hendak menarik pelatuk, hanya timbul bunyi saja.
Isi peluru Hecate II hanya tujuh biji. Ia tak punya peluru cadangan.
Sebaliknya, Isi peluru Barrett XM500 adalah 10. Sisa dua peluru.
Sinon bisa melihat dengan jelas jika musuh tersenyum dingin dari jarak 100
meter.
Percikan api muncul dari ujung snipernya.

Page | 239
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Selain kaki kirinya, kini tangan kanan Sinon meledak juga.


Hal tersebut membuatnya tak bisa lagi terbang lurus, ia mulai turun.
Mengontrol daya dorong, Subtilizer mendekatkan mata kanannya ke bidikan,
bersiap untuk melancarkan tembakan terakhir. Mata yang terlihat dari bidikan
tersebut mengincar dada Sinon.
— Maaf.
Maaf, Asuna. Maaf, Yui. Maaf… Kirito.
Setelah Sinon berguman sendiri. Tembakan kesepuluh XM500 terdengar.
Peluru tersebut meninggalkan lintasan peluru, menuju armor biru Sinon,
menyentuh pakaiannya, dan menembus tubuhnya —
Bang!!
Percikan api muncul sekali lagi.
Sinon membuka matanya lebar – lebar, dan melihat peluru tersebut dihentikan
oleh kalung silver yang sangat kecil.
Berada di pusat percikan cahaya putih selebar dua millimeter adalah
kekuatannya yang masih tersisa. Seketika Sinon melihat ini, air mata menetes ke
pipinya.
— Aku tak boleh menyerah.
Aku tak boleh menyerah. Aku harus yakin. Percaya pada diriku sendiri. Percaya
pada Hecate. Dan aku harus percaya pada dia yang memiliki kalung ini.
Sinon mengangkat Hecate dan meletakkan jari telunjuknya ke pelatuk.
Meskipun senjata ini telah diubah menjadi sebuah sniper menggunakan
imajinasinya. Properti sistem miliknya tak berubah — benar, kemampuan dari
Bow of Solus: kemampuan untuk menyerap energi sekitar menjadi kekuatannya
sendiri.
Maka ini pasti bisa menembakkan. Meskipun isi pelurunya kosong, Hecate pasti
akan merespon.
“Go… oooo——!!“

Page | 240
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Sinon menarik pelatuk.


Apa yang tertembak bukanlah sebuah peluru logam.
Sebuah peluru cahaya putih murni menyembur dari ujung Hecate, membuat
garis lurus seolah membelah langit.
Senyum menghilang dari wajah Subtilizer. Ketika ia berusaha menghindar,
cahaya putih menghantam Barrett.
Sebuah bola api keemasan muncul, menelan Subtilizer —
Sebuah bunyi dentuman hebat, sebuah ledakan.
Sinon merasakan hantaman udara menabrak wajahnya, membuatnya terjatuh
dan menghantam tanah.
Ia tak memiliki kekuatan untuk merangkak, apalagi terbang. Rasa sakit yang
muncul dari kekinya membuatnya semakin sulit untuk menjaga kesadarannya
tetap terjaga.
Meskipun begitu, Sinon tetap membuka kedua matanya untuk melihat hasil
tembakan akhir miliknya.
Angin menyapu asap hitam yang muncul di langit sana.
Apa yang muncul — adalah Subtilizer yang masih berdiri di udara.
Ia terluka. Seluruh tangan kanannya meledak akibat tembakan Sinon dan asap
hitam masih mengepul dari punggungnya. Wajah bagian kanan miliknya hancur
dan ia memuntahkan darah dari mulutnya.
Aura membunuh akhirnya muncul dari wajah Subtilizer.
— Ayo sini. Aku akan meladenimu sebanyak yang aku bisa.
Sinon memfokuskan sisa – sisa kekuatannya, dan mencoba untuk mengangkat
Hecate.
Sedetik kemudian, Subtilizer berpaling. Makhluk bersayap yang ada dibawahnya
kini berubah arah dan meninggalkan jejak asap hitam, ia terbang menuju selatan.
Sinon meletakkan sniper miliknya ke tanah; ia benar – benar kelelahan. Ketika
sniper ini menyentuh tanah, ia berubah kembali ke bentuk aslinya, busur putih.

Page | 241
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Ia menggunakan tenaga terakhirnya untuk mengangkat kedua tangan dan


memegang kalung yang menjuntai.
“……… Kirito…”
Ia berbisik, air mata menetesi pipinya.
***
Leafa tak memiliki waktu untuk mencabut senjata yang tertancap ditubuhnya.
Semua rasa sakit bercampur aduk, langsung menembus ke urat syarafnya.
Beberapa luka miliknya cukup parah. Setiap saat ia bergerak, dua buah pedang
yang saling menusuk perutnya menggesek organ dalamnya dan pedang yang
tertancap dari punggungnya telah menembus jantung Leafa.
Tetapi Leafa tidak berhenti bergerak.
“Ura… AAHHHHH!!”
Banyak darah menyembur ketika ia mengayunkan Sword Skill untuk kesepuluh
kali — atau seratus kali.
Katana «Verduras Anima» memotong horizontal dengan cahaya hijau.setelah
beberapa saat berkonsentrasi, cahaya tersebut melebar dan banyak tubuh musuh
terpotong.
Beberapa musuh mengambil kesempatan cooldown ini, dan melaju kearahnya.
Leafa mundur tetapi tak bisa menghindari semua serangan. Tombak besar
berhasil mengiris lengan kirinya.
Ia mencoba mengendalikan tubuhnya karena hampir terjatuh....
“HAAAHHH!!“
Pedang miliknya ia ayunkan sekali lagi, tiga orang terpotong lagi.
Leafa mengambil lengannya yang terpotong dan memasangnya kembali, ia lalu
menjejakkan kakinya ke tanah.
Bunga dan rerumputan mucul bersamaan dengan cahaya hijau. HP miliknya
kembali normal dan meskipun lukanya masih kelihatan, lengan kirinya telah
tersambung kembali.

Page | 242
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Dalam situasi semacam ini, kemampuan infinite regeneration yang dimiliki


Super Account Terraria tak bisa disebut lagi sebuah anugerah dewi.
Lebih mirip sebuah kutukan. Tak peduli berapa banyak luka yang ia terima,
berapa banyak rasa sakit yang dirasakan, ia tak akan kalah. Ia tak bisa mati, ia
bukannya tak terkalahkan, Leafa malah merasakan sebuah siksaan.
Satu – satunya hal yang membuat Leafa tetap bertahan adalah sebuah keyakinan.
— Jika yang mengalami Onii-chan.
Ia tak akan mundur dengan luka semacam ini.
Aku tak boleh kalah. Mereka hanya tiga ribu orang. Aku bisa mengatasinya
seorang diri. Karena.... aku... adalah.... Adik Perempuan..... «Black Swordsman»
Kirito…
Cahaya kemerahan menyala dari ujung katana yang ia genggam.
Zoom! Katana tersebut ia hunuskan kedepan dan menembakkan sebuah pilar
cahaya sejauh ribuan meter. Tubuh – tubuh musuh tertelan dan menghilang.
“… Huff… Huff…….”
Ketika ia bernafas, ia memuntahkan darah.
Leafa mengelap mulutnya sambil gemetaran, lalu sebuah tombak datang dan
menancap ke mata kirinya dan menembus ke kepala.
Ia mundur beberapa lanngkah — tetapi Leafa tidak tewas.
Ia menggenggam pegangan tombak dengan tangan kirinya dan mencabutnya.
Sebuah sensasi rasa sakit mengerikan mengalir ke tengkoraknya.
“Urgh… Uraaaaaaagh!”
Ia berteriak, menginjakkan kakinya ketanah untuk memulihkan HP miliknya.
Mata kirinya yang hancur kini telah pulih.
Ia memandang sekeliling dan menyadari daerah sekitar hanya tersisa sekitar
seratus orang.
Leafa menyeringai, menjulurkan tangan kirinya yang berdarah kedepan, ia
mengundang musuh untuk maju.

Page | 243
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Melawan pasukan yang menerjang dirinya, Leafa mengayunkan katana miliknya


dengan keras .
“Eeyah… AAAAAHHH!”
Tebasan pedang.
Darah menyembur ke udara ketika serangan Leafa menghantam pasukan
musuh.
Kira – kira tiga menit setelahnya, setelah musuh terakhir musnah. Tubuh Leafa
telah tertancapi lebih dari sepuluh senjata.
Perutnya mati rasa ketia ia terjatuh kebelakang, namun ia tak menyentuh tanah
karena tertahan ujung senjata.
Mendengarkan Rirupirin dan yang lain memanggil namanya, juga mendengar
langkah kaki mendekatinya, Leafa menutup mata dan berbisik pelan:

“Aku… Hebat, kan… Onii-chan…”


***
Ketika Yanai menarik pelatuk, sebuah teriakan datang dari telinga kiri Higa.
“Higa-kun, menghindar!!”
Huh?
Menghindar… menghindari peluru?
Sambil berpikir seperti itu, Higa mendengar sebuah suara benda jatuh dari atas
saluran ini.
Clang!
Itu bukan suara sebuah tembakan. Suara benda jatuh dari pintu masuk diatas
sana, lalu menghantam dahi Yanai.
Mata Yanai terbuka lebar ketika melihat keatas. Tangan kirinya yang
menggenggam tangga terpeleset.
“Whoa… Tunggu…”

Page | 244
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Higa seolah lupa rasa sakit di pundaknya lalu merapatkan tubuhnya ke tangga.
Sebuah obeng besar terjatuh, lalu sebuah pistol terjatuh.
Akhirnya tubuh tak sadarkan diri Yanai terjatuh di saluran ini.
“Hee… Heee!”
Higa kembali ke posisi semula.
“……… Ah.”
Ketika Higa membuat keluhan itu, Yanai telah terjatuh kebawah sedalam 50
meter. Beberapa bunyi kelontangan terdengar ketika ia menghantam lantai.
“………. Um.”
Apa dia … mati? Tidak, sepertinya ia hanya mematahkan dua atau tiga tulang …
tidak, mungkin lima atau enam …
Sambil berpikir apa yang menimpa Yanai, sebuah teriakan terdengar di
telinganya sekali lagi.
“Higa-kun… Hei, Higa-kun!! Apa kamu baik – baik saja?! Jawab aku, hei!!“
“………. Ah, tidak, aku hanya terkejut … kau mampu membuat suara berisik
seperti itu, Rinko-senpai.”
“Bagaimana... bagaimana mungkin kamu memikirkan hal konyol seperti itu?!
Apa kamu terluka? Apa ia menembakmu?!”
“Ah, um…”
Higa melihat luka di pundak kanannya.
Jumlah darah yang hilang benar – benar banyak. Tangan kanannya mulai mati
rasa, dan dingin. Pikirannya tak secepat biasanya.
Tetapi Higa mengambil nafas panjang dan mengumpukan kekuatan di perutnya
sesaat, lalu membalas seceria mungkin:
“Tidak, aku baik – baik saja kok! Hanya luka gores. Aku akan melanjutkan
operasi ini, tolong awasi monitor Kirito-kun, Senpai!!”

Page | 245
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“Apa kamu serius tak apa?! Aku akan coba percaya, oke?! Jika kamu menipuku
aku tak akan memaafkanmu, oke?!”
“Tentang itu… percaya saja padaku.”
Higa melihat keatas dan melambaikan tangannya pada Rinko yang mengintip
dari pintu masuk saluran. Karena jarak cukup jauh dan minim penerangan,
seharusnya ia tak bisa milihat pendarahan Higa.
“Nah… aku akan menuju monitor, dan jika gambarnya berubah aku akan
mengabarimu! Semoga berhasil, Higa-kun!!”
Seketika sosoknya menghilang, Higa keceplosan berbisik memanggil namanya:
“Ah… Rin-Rinko-senpai.”
“Apa, ada sesuatu?!”
“Bukan… Um, uh…”
— Tahu nggak? Di kampus, bukan hanya Kayaba-senpai dan si sialan Sugou
yang mengagumimu, aku juga mengagumimu lho.
Higa ingin berkata seperti itu, tetapi ia merasa jika ia mengungkapkannya...
maka....
“Um, setelah ini semua berlalu, maukah kita makan bareng?”
“… Oke. Aku akan mentraktirmu hamburger, daging asap, atau apalah, semoga
berhasil!!”
Lalu sosok Professor Koujiro benar – benar menghilang dari pandangan Higa.
— Ia benar = benar pelit.
Coba pikir, saat – saat «terakhir», kata – katanya tak terdengar keren.
Higa tersenyum pahit, lalu membalikkan laptop di tangan kirinya. Ia meletakkan
jarinya yang mati rasa ke keyboard dan mulai mengetik.
STL #3… Connected to #4. #5, #6… Connected.
Mungkin karena kehilangan banyak darah, kata – kata yang muncul didepan
mata Higa kini berlipat ganda. Ia menggelengkan kepala dan berbisik dalam
hati.

Page | 246
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

— Baiklah, Kirito-kun, waktunya untuk bangun.


***
Sambil bercucuran airmata, Asuna menatap kekasihnya sambil berdoa.
— Kumohon, Kirito-kun. Aku bersedia mencurahkan seluruh hatiku, hidupku,
segalanya... jadi, bangunlah.
— Kirito-kun.
***
— Kirito.
***
— Onii-chan.
***
……… Sekarang… Kirito…
Bagian 5
Kirito.
Seseorang memanggil namaku —
Aku terbangun dari tidur panjangku.
Membuka kelopak mataku, aku bisa melihat partikel – pertikel cahaya berwarna
orange beterbangan.
Pandanganku perlahan mulai fokus.
Sebuah kain putih — Gorden.
Sebuah jendela berwarna perak. Bergaya klasik.
Sebuah ranting pohon yang melambai. Sebuah pesawat perlahan melintas di
langit sana, membelah langit cerah.
Aku mengambil nafas dalam – dalam, mengangkat tubuh atasku dan melihat
sebuah seragam ada di depan papan tulis kehijauan. Penghapus diayunkan,
menghapus tulisan yang masih tersisa.

Page | 247
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

“… Um, Kirigaya-kun.”
Aku mendengar seseorang memanggil namaku lagi. Aku berbalik, dan melihat
seorang siswi menatapku agak malu.
“Aku ingin menggeser meja ini.”
Tampaknya aku ketiduran di kelas lagi, aku bangun ketika kelas sudah selesai.
“Ah… Maaf.”
Aku menjawab, lalu mengangkat tas milikku dari meja dan berdiri.
Kepalaku pusing.
Seperti kelelahan yang terus menumpuk — ketika menonton sebuah film yang
sangat lama. Aku tak bisa mengingat seluruh filmnya, tetapi emosi yang tercipta
telah melekat di hatiku. Aku menggeleng kepala.
Aku berpaling dari siswi yang menatap keheranan, mengambil langkah menuju
pintu keluar kelas, dan berguman.
“Sungguh… Apa itu mimpi…”
(To be continued)

Page | 248
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Page | 249
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Catatan Pengarang
Terima kasih telah membaca Sword Art Online 17: Alicization Awakening.
Saya benar – benar meminta maaf telah membuat semua orang menunggu
sangat lama setelah volume terakhir, ”Exploding”. Arti judul “Awakening”,
berarti “Bangkit”, jadi itu berarti Kirito san yang telah tertidur lama sejak
Volume 15 akhirnya terbangun?! Semuanya mungkin berpikir seperti itu, tetapi
saya minta maaf karena beberapa alasan aku meminta semuanya menunggu
hingga volume selanjutnya dengan sebuah tanda tanya besar, “Apakah ia benar –
benar terbangun…? Ataukah ia masih tetap tertidur…?” endingnya menggantung.
Sejujurnya, aku ingin memasukkan seluruhnya kedalam ”Chapter 21:
Kebangkitan”, tetapi itu akan membuat seluruh volume ini menjadi tebal dan
volume selanjutnya menjadi sangat tipis, jadi aku memutuskan untuk
memotongnya. Sungguh pilihan sulit, tetapi semuanya mohon bersabar hingga
volume berikutnya.
Nah, aku ingin membahas isi volume ini. Karena Gabriel, Vassago, dan Critter
telah menyusun rencana untuk memasukkan banyak sekali pemain VRMMO
dari Amerika, Korea, dan China kedalam Underworld dan memulai
pertempuran dengan Pasukan Kerajaan Manusia dan pemain Jepang. Ketika
aku membuat alur semacam ini dalam versi web sepuluh tahun lalu, itu karena
pada waktu itu suasana tidak kondusif dalam dunia game online terhadap
pemain asing, jadi kuharap kalian semua bisa memahami setelah membacanya.
Tetapi karena kemampuan menulisku tidak bisa menggambarkan semua
peristiwa itu, aku malah menciptakan suatu suasana dimana kemarahan menjadi
penggerak utama musuh, aku benar – benar malu.
Ketika aku mengedit tulisanku kedalam versi Dengeki Bunko, aku memutuskan
untuk mengubah bagian tersebut, tetapi setelahnya malah terasa hampa…
akhirnya aku tidak mengubah alur utama. Dan bagaimana Kirito akan mengatasi
keresahannya setelah «Terpaksa melakukan PK» oleh Vassago/PoH yang
mengadu domba Para Pemain Lantai Atas, semua akan terjawab di volume
berikutnya.
Limabelas tahun telah berlalu sejak SAO tercipta dipojok dunia internet. Aku
kagum karena telah bertahan selama ini. Tetapi akan ada movie, video games,
dan banyak project lain untuk melebarkan dunia SAO, aku meminta semuanya
tetap mendukung. Akhirnya, untuk abec-san yang telah menggambarkan Leafa,
Sinon, dan kawan – kawan yang masuk kedalam Underworld dengan begitu
cantiknya dan sangat menawan, juga Miki-san yang memulai tantangan baru
sebagai editorku, terima kasih banya!

Page | 250
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening

Suatu hari di bulan Maret 2016


Kawahara Reki

Page | 251

Anda mungkin juga menyukai