17 – Alicization Awakening
Page | 1
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 2
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 3
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 4
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 5
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 6
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 7
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 8
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“… Apa yang aku akan katakan bukanlah kebohongan, bukan juga lelucon!
Sebuah organisasi penelitian Jepang telah menggunakan anggaran negara dan
The Seed untuk menciptakan dunia virtual bernama «Underworld», dan ribuan
pemain amerika yang tidak mengetahui fakta ini akan dive kedalamnya dan
melakukan pembantaian pada penduduk yang tinggal di dalamnya!”
Lisbeth merasa malu akan nada bicaranya sendiri, tetapi tetap berusaha
mempertahankannya karena inilah satu-satunya kesempatan, ia melanjutkan:
“Para penduduk Underworld bukanlah sekedar NPC! Mereka adalah
kecerdasan buatan yang sebenarnya, terlahir dari data yang bersumber dari
banyaknya dunia VRMMO yang kalian mainkan! Mereka memiliki emosi
seperti kita, mereka memiliki jiwa seperti kita! Kumohon, untuk melindungi
mereka, pinjamkan kekuatan kalian! Tolong ubah data karakter kalian untuk
masuk ke dalam Underworld!”
Mengakhiri pidato lima menitnya, Lisbeth memantau para pemain, dan
berharap.
Wajah-wajah para kerumunan peri terlihat bingung. Tentu saja, tak mungkin
mereka langsung memahami apa yang baru saja didengarnya. Bahkan Lisbeth
sendiri pun masih kurang memahami penjelasan Yui mengenai dunia
Underworld, dan juga «Artificial Fluctlights» yang hidup didalamnya.
Lambaian tangan berusaha untuk menenangkan para pemain yang ribut.
Penguasa Sylph Sakuya melangkah maju, tubuh langsing-nya berbalutkan jubah
hijau.
“Lisbeth. Aku tak akan menuduh jika kamu dan teman-temanmu melakukan
semua ini hanya untuk guyonan, terlebih lagi, pasti ada suatu masalah besar jika
si bocah Kirito tidak log in selama sepuluh hari belakangan. Namun..”
Suara kalem dan lancar milik Sakuya menenangkan kebingungan pemain
lainnya.
“… Sejujurnya, sulit untuk menerima semua yang telah kamu katakan secara
tiba-tiba. Ada AI yang memiliki jiwa, dan militer Amerika berusaha menguasai
mereka …? Fakta-fakta tersebut sulit dinalar … tentu saja, untuk membuktikan
kata-katamu, kami harus log in dan melihat dengan mata kami sendiri… tetapi
kamu bilang jika dive ke dalam «Underworld» akan menyebabkan beberapa
masalah, kan? Bisakah kamu menjelaskannya dulu?”
Page | 9
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 10
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
menjamin jika data karakter kalian bisa di convert kembali ke dalam permainan
aslinya … bisa saja, karakter itu sendiri akan tewas.”
Setelah jeda sejenak—
Teriakan makian bergema di dalam kubah.
Lisbeth, Klein, Silica dan Agil yang ada di tengah-tengah lantai kubah, dengan
Yui yang duduk di pundak Klein dalam bentuk pixie-nya; masih diam berdiri,
tubuh mereka berusaha menahan makian yang datang dari berbagai arah.
Reaksi seperti ini telah diduga oleh mereka berlima.
3,000 pemain elit ini telah menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk
meningkatkan karakter mereka. Bagi pemain ALO, mereka telah menghabiskan
banyak waktu untuk menebas monster, dan itu hanya mendapat satu EXP;
tindakan itu seperti usaha untuk mengeringkan sebuah danau dengan
menggunakan ember, dilakukan setiap hari.
Bagaimana mungkin mereka akan tetap diam setelah mendapat info jika mereka
akan kehilangan karakter yang mereka kembangkan dengan sepenuh jiwa?
“J… Jangan bercanda!!” seorang pemain dari dalam kerumunan berteriak sambil
mengacungkan jari tengahnya ke Lisbeth.
Dia adalah pemain Salamander yang mengenakan armor crimson, sambil
membawa kapak di punggungnya. Dia tampaknya pemain setingkat Komandan
dibawah pimpinan Penguasa Mortimer dan General Eugene.
Melepas helm miliknya dan menunjukkan mata yang terisi kemarahan,
Salamander tersebut berteriak hingga mampu membuat kelompok lain
dibelakangnya terdiam:
“Kau menyuruh kami berkumpul disini lalu dive ke dalam server ampas;
sungguh konyol. Sekarang kau mengatakan jika kita bisa kehilangan karakter?!
Apa kau mampu membayar jika kami kehilangan karakter itu selamanya?!
Ataukah ini adalah sebuah jebakan untuk melemahkan seluruh ras
Salamander?!”
“………Gh!”
Lisbeth menahan Klien yang akan menonjoknya, lalu berusaha menjawab
dengan tenang:
Page | 11
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Maaf, kami tak bisa. Aku sangat tahu jika karakter yang telah kalian
kembangkan sungguh berharga. Itulah mengapa kami memohon kalian untuk
menolong kami … apa yang sebenarnya ingin kukatakan adalah, tolong bantu
teman kami yang ada di Underworld, mereka mempertaruhkan nyawanya di
garis depan melawan serangan pemain Amerika.”
Meskipun Lisbeth tidak berteriak, suaranya masih bisa terdengar di dalam
kubah. Si Salamander tampaknya bisa menahan emosinya, tetapi tiba-tiba
emosinya semakin meluap.
“‘Teman’ yang kau bicarakan itu seorang SAO survivor, benarkan?! Mereka itu
orang-orang yang selalu berekspresi ‘Aku-lah yang terkuat’ di wajahnya! Aku
tahu itu, kalian yang berasal dari SAO selalu memandang rendah kami!!”
Kali ini giliran Lisbeth yang tak bisa bicara.
Lisbeth tak pernah berpikir jika ada orang yang berpikiran sama dengan si
Salamander. Tetapi, jika dipikirkan lagi. Setelah mendapat status player-nya, ia
menuju New Aincrad bukannya kota dibawah, ia tak pernah turun dari Kastil
Melayang dan hanya berbicara dengan kawan lamanya; itu memang benar.
Si Salamander meneruskan ucapannya, setelah melihat ekspresi penyesalan
Lisbeth:
“Siapa yang peduli dengan artificial intelligence, atau rahasia negara?! Jangan
terlalu pede dan membawa-bawa dunia nyata kedalam VRMMO! Kau bisa pergi
sendiri sana! Bukankah itu lebih baik, wahai sang Survivor?!!”
Yeah, pergi sendiri sana; makian seperti itu semakin terdengar dari kerumunan.
—Aku tak bisa melanjutkan.
Kata-kata-ku tak bisa tersampai pada mereka.
Lisbeth hanya bisa meneteskan air mata ketika ia menatap para pemain kuat asli
ALO yang ia kenal— Penguasa Sylph Sakuya, General Salamander Eugene, dan
Penguasa Cait Sith Alicia Rue.
Meskipun mata mereka bertemu dengannya, mereka tetap membisu.
Tatapan mata mereka seolah menunjukkan pada Lisbeth arti tunjukkan kami
ketetapan yang kau miliki.
Page | 12
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 13
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 14
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Meskipun Renri telah berhasil memotong lima dari sepuluh tali yang disiapkan
pasukan Tanah Kegelapan untuk menyeberangi lembah dengan begitu mudah,
wajahnya tidak menunjukkan rasa bangga. Malahan ia merasa terbebani oleh
perintah untuk melukai pasukan musuh yang tak berdaya yang berusaha
menyeberangi lembah tersebut.
Hal yang sama juga berlaku bagi Asuna yang berada di sebelah Renri sambil
menggenggam tali kekang kuda putihnya.
Ketika Asuna, Renri, Integrity Knight Alice Synthesis Thirty, Integrity Knight
Sheyta Synthesis Twelve, dan Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis
One tiba, sambil menunggang kuda, ratusan pasukan musuh telah berhasil
menyeberangi lembah tersebut, mereka berlima mulai menyerang musuh yang
mencoba melindungi tali yang tersisa. Banyak musuh telah tewas oleh tiga
Knight yang berada paling depan: Bercouli, Sheyta, dan Alice. Beberapa
diantara mereka mencoba menyerang Renri dari samping, Asuna terpaksa
mengayunkan rapier-nya.
Di dunia virtual «Underworld», yang tercipta berdasarkan paket program The
Seed, Sword Skills dan Skill Horse Riding dari era SAO masih bisa digunakan.
Tak hanya itu, Asuna sekarang menggunakan Super Account «Dewi Pencipta,
Stacia» yang mana memiliki parameter yang cukup tinggi; untuk tambahan,
rapier yang digunakannya, «Radiant Light» memiliki status lebih tinggi dari
Divine Instrument milik Integrity Knight. Malahan, Sword Skill dasar «Linear»,
bisa dengan mudah menembus armor milik seorang Dark Knight mupun tubuh
para Petarung Tangan Kosong.
Darah dari musuh yang terluka, teriakan kesakitan mereka, nyawa yang
melayang, semuanya nyata.
Orang-orang di Underworld, baik yang berasal dari Kerajaan Manusia atau
Tanah Kegelapan memiliki jiwa yang sama dengan Asuna— Fluctlights. Musuh
Asuna tak perlu ditanyakan lagi adalah manusia seperti dirinya, namun mereka
dengan mudah terbunuh dengan satu serangan karena nilai status senjata yang
digunakannya; kenyataan ini menambah kesakitan dan kengerian dalam hati
Asuna.
Yang lebih parah, mereka maju secara tragis, sungguh jelas jika para Dark
Knight dan Petarung Tangan Kosong tidak melakukan hal tersebut atas
kehendaknya sendiri.
Page | 15
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Fluctlights Buatan ini memiliki sifat tak bisa melawan perintah yang diberikan
oleh atasan. Dibawah perintah «Dewa Kegelapan, Vektor », seorang manusia
dunia nyata yang menggunakan sebuah Super Account seperti Asuna. Pasukan
ini terus melancarkan serangan mereka meskipun tahu jika mereka akan mati
sia-sia. Dengan kata lain, mereka hanyalah korban yang terjerat karena
permasalahan perebutan teknologi di dunia nyata.
Tetapi Asuna masih berjuang sepenuh tenaga agar menekan pemikiran ini dari
dalam dirinya.
Sekarang ini, prioritas utamanya adalah melindungi «Putri Cahaya» Alice, yang
sedang diincar oleh Vektor— juga Kirito yang berada di perkemahan dibelakang
mereka.
Ia mendapat informasi jika pasukan musuh dari Tanah Kegelapan yang tersisa
adalah para Petarung Tangan Kosong dan Dark Knight. Jika mereka berlima
bisa memanfaatkan kesempatan ketika musuh sedang menyeberang dan
menghabisi mereka, Vektor tak akan memiliki pasukan lagi.
“—Baiklah, ini yang ke-enam!!”
Suara ketetapan Integrity Knight Bercouli membuyarkan pikiran-pikiran Asuna.
Setelah Alice, Sheyta, dan Renri mengiyakan, Asuna juga mengikutinya.
Tepat ketika mereka memutar kuda dan bersiap untuk bergerak ke barat, tiupan
terompet terdengar dari belakang.
Menoleh kebelakang, mereka bisa melihat Pasukan Pengecoh Penjaga Kerajaan
Manusia berhenti di sebuah bukit satu kilol jauhnya, mulai menuruni dengan
formasi teratur. Setelah melakukan persiapan lima belas menit dari waktu
keberangkatan para Integrity Knights, mereka turun untuk membantu.
“Mereka ini… membuatku gelisah.”
Kata-kata Bercouli agak menyindir, tetapi karena sudah ada 500 Petarung
Tangan Kosong yang berhasil menyeberangi lembah, bukan waktu yang buruk
bagi bala bantuan untuk muncul. Selama para Penjaga bisa menahan pasukan
musuh, memotong sisa lima tali agak terasa cukup mudah.
—Tampaknya kita memenangkan pertarungan ini, Vektor-san.
Asuna membatin—
Page | 16
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 17
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 18
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 19
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tampaknya, meskipun menerima perintah tak berbelas kasih dari Kaisar, sang
Kaisar sepertinya berniat menyelamatkan lima ratus prajurit tersebut.
Iskahn menenangkan dirinya ketika rasa sakit masih menyerang mata kanannya.
—Bahkan setelah pengorbanan mereka, ia masih meremehkan betapa kejamnya
Kaisar Vektor.
Seketika lima ratus Prajurit Tanah Kegelapan, Penjaga Kerajaan Manusia, dan
Pasukan Kegelapan bertemu—
Tak terhitung banyaknya pedang, kapak perang, dan tombak tersinari cahaya
matahari terbit—
Lalu, dengan teriakan haus darah, Pasukan Kegelapan menebas Petarung
Tangan Kosong yang seharusnya menjadi teman mereka.
***
“Orang-orang ini… mengapa?!”
Ini pertama kalinya Asuna mendengar teriakan terkejut dari Komandan Knight
Bercouli, tetapi kata-kata tersebut sudah diduganya.
30.000 prajurit yang baru saja turun … bukan, lebih tepatnya dive ke medan
peperangan bagian timur ini dipastikan dipanggil oleh Kaisar Vektor.
Tetapi dari mana ia mendapat orang sebanyak ini?
Apakah ia menciptakan karakter menggunakan sistem control? Tetapi Pusat
Console masih terkunci, dan perintah macam ini tak mungkin dilakukan oleh
administrator; satu-satunya cara untuk menambah petarung adalah dari dunia
nyata, lalu dive seperti yang Asuna lakukan, tetapi para penyerang hanya
memiliki dua STL.
Asuna panik untuk sesaat—
Kebingungannya terganggu oleh teriakan Pasukan Crimson yang akan mendekat
dalam jarak ratusan mel.
“Charge ahead!!”
“Give ‘em hell!!”
—Bahasa Inggris!
Page | 20
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Orang-orang ini adalah manusia dari dunia nyata— menilai dari aksen mereka,
mereka orang Amerika!
Tetapi, mengapa mereka ada disini… Underworld seharusnya terisolir dari dunia
nyata.
Tidak.
Tidak––
Mungkin, bagi orang yang dive menggunakan STL, Underworld adalah dunia
berbeda yang diciptakan menggunakan “Mnemonic Visual” dengan kenyataan
yang mendekati dunia nyata. Tetapi, dasar bagi setiap VRMMO, «The Seed»
juga digunakan dalam mendesain dunia ini. Dengan kata lain, selama seseorang
menggunakan AmuSphere, mereka bisa dive ke dunia ini menggunakan server
sederhana yang menggunakan polygon— terlebih lagi, Ocean Turtle memiliki
jaringan bandwith kelas satelit militer.
Lalu, jika seseorang membuat sebuah client program yang mengikutsertakan
alamat server utama Underworld dan beserta akun informasi dan
menyebarkannya di dunia nyata—
Tak hanya memanggil puluhan ribu; bahkan memanggil ratusan ribu pasukan
sangatlah mungkin.
Tetapi yang lebih mengejutkan Asuna adalah bagaimana Pasukan Crimson
tersebut bertindak; mereka mulai menyerang teman sendiri, pasukan Dark
Knight dan Petarung Tangan Kosong, tanpa keragu-raguan.
“Ap, Apa yang mereka laku…?!”
“Bukankah mereka seharusnya temenan??!!”
Para Knight berteriak sambil mencoba menahan serangan, tetapi jumlah mereka
sangatlah keterlaluan, dan lagi, status senjata dan armor Pasukan Crimson lebih
tinggi daripada equipment milik Pasukan Tanah Kegelapan.
Satu persatu pedang dan perisai mulai patah dengan bunyi klang dari masing-
masing musuh, cipratan darah mulai membanjiri.
“Dude that’s awesome!!”
“Pretty gore!!”
Page | 21
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Orang-orang Amerika ini mungkin tak sadar tentang kondisi peperangan ini.
Mereka mungkin menganggap dive mereka ke dalam dunia ini sebagai pemain
beta test dalam suatu VRMMO. Terlebih lagi, Asuna tak bisa menyalahkan
mereka yang mengayunkan senjata dan membunuh semuanya. Karena bagi
mereka, para prajurit bukanlah makhluk yang setara dengan manusia; mereka
NPC, sesuatu yang tak berharga. Tentu saja, tak semuanya benar-benar brutal; di
dunia nyata, mereka tetaplah pemain VRMMO yang ramah dan sering bekerja
sama dengan pemain lain dalam server yang sama. Jika ada waktu untuk
menginfokan kondisi Underworld dan Artificial Fluctlight ini, Asuna yakin jika
banyak diantara mereka yang akan menurunkan senjatanya.
Tetapi mereka terlalu sibuk saat ini. Bahkan jika Asuna mencoba memasuki
pertempuran dan menjelaskan situasi ini dalam bahasa Inggris, mereka hanya
akan menganggap dirinya sebagai seorang NPC. Jika berkata pada mereka
“membunuh musuh sekarang akan mendapatkan point, dan kalian bisa
menukarkannya untuk rare items setelah pembukaan resmi”, bahkan pemain
Jepang akan melakukan hal yang sama.
Singkat kata, meyakinkan mereka melalui suara tak mungkin.
Orang-orang yang hendak dibunuh pemain Amerika bukanlah NPC, melainkan
Artificial Fluctlights yang memiliki jiwa. Setelah menghabisi pasukan Tanah
Kegelapan, orang-orang dari Kerajaan Manusia akan menjadi target selanjutnya.
Lalu, karena menjadi satu-satunya yang menggunakan tubuh palsu, Asuna harus
bertarung.
Dengan ketetapan seperti itu, Asuna mengangkat rapier di tangan kanannya dan
mulai melafalkan perintah.
“System call! Create field object!”
Cahaya berwarna-warni berkumpul di rapier-nya.
Tak mungkin menciptakan lembah tak berdasar seperti yang ia lakukan
sebelumnya; jika ia melakukannya lagi, Asuna akan memutus jalan pulang
Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia. Lalu Asuna membayangkan batu
raksasa setajam tombak dan menebaskan rapier-nya kebawah.
Laa—, dengan suara merdu. Cahaya berwarna-warni melesat dari ujung rapier-
nya tepat menuju ke tanah diantara pasukan Amerika dan Tanah Kegelapan
yang sedang bertempur.
Page | 22
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 23
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“… Meskipun begitu, jika hanya sepuluh ribu pasukan yang haus darah sambil
mengayunkan senjata-nya, itu tak akan membuat kami takut.”
“Yep, dan kali ini giliran kita menunjukkan kemampuan kami.”
Bercouli menambahkan sambil menyeringai tak gentar.
Meskipun nada suara para Knight agak meredakan ketakutannya, Asuna bisa
melihat salah pemahaman di wajah mereka tentang Dunia Nyata, bahkan lebih
buruk dari sebelumnya.
Jumlah pasukan crimson 30 kali lebih banyak dari jumlah Pasukan Pertahanan
Kerajaan Manusia.
Ini bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi hanya menggunakan keberanian. Tetapi
Komandan Knight mengangkat pedang panjang miliknya tinggi-tinggi, dan
berteriak mengucapkan perintah.
“Dengar! Semua pasukan, buatlah pertahanan ketat! Jangan biarkan musuh
menerobos!”
***
“Oh… Ohh…”
Apa yang keluar dari mulut Iskahn bukan lagi bahasa manusia.
“Oh… OHHHHHHHHHH—!”
Darah berjatuhan dari penyebrang pertama. Tetapi si Petarung muda ini
berteriak seperti hewan liar, seperti tak merasakan rasa sakit.
Teman Iskahn, Dempe, yang berdiri di sisinya bisa merasakan apa yang
dirasakan Iskahn, ia menunduk … menunduk ke bawah.
Semua tewas. Semua dikorbankan.
Prajurit sukunya, dalam kekacauan semakin menghilang, tak bisa bertahan dari
pedang-pedang hitam yang menerjang, jiwa mereka menghilang di dalam kabut
darah.
Terlebih lagi, pasukan kita tak bisa berhenti untuk menyebrang menggunakan
lima tali yang tersisa, mereka tak bisa berhenti karena perintah Kaisar untuk
“sampai ke sisi seberang” masih berlaku. Mereka hanya bisa mematuhi perintah
Page | 24
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 25
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 26
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 27
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tinggal sedikit lagi— ia hanya perlu naik sedikit lagi … lalu ia akan bisa sampai
ke seberang—
Tetapi.
Tepat sebelum ia mencapai tengah lembah, angin hembusan berhenti seketika.
Tubuhnya kehilangan dorongan; batas lompatannya mencapai titik maksimal,
dan ia mulai turun seperti panah.
Ia… kurang lima mel menuju titik tengah.
“UWOOOOOHHH!!”
Iskahn berteriak, menjulurkan tangan kanannya ke depan, berusaha menggapai
udara hampa. Tetapi tak ada tempat untuk tangannya atau kakinya; hanya udara
dingin dari kegelapan dibawahnya, menyelimuti tubuhnya agar terjatuh.
Seketika —
“CHAMPIOOOOOOOOOON!!”
Teriakan menggetarkan sampai ke telinga Iskahn.
Ia memutar kepalanya.
Temannya, Dempe, telah menggenggam batu besar, dan bersiap untuk
melemparnya.
Si Pemimpin menyadari apa yang akan dilakukan sahabat setianya. Tetapi—
melempar batu besar lebih dari limapuluh mel sungguh mustahil bagi manusia
…
Gowa.
Tangan kanan Dempe tiba-tiba berotot, otot dan uratnya tampak, seolah seluruh
kekuatan ditubuhnya menuju ke satu titik.
“OHHHHH!!”
Si pria kekar berlari beberapa langkah, dan melemparkan batu besar dengan
sepenuh tenaga menggunakan kekuatannya.
Udara bergetar hebat, batu besar tersebut seolah diluncurkan oleh meriam—
lalu, Tangan Kanan Dempe meledak, daging dan darah berhamburan ke segala
arah.
Page | 28
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 29
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 30
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Beberasa saat kemudian, genangan darah mencapai ke kaki Asuna, dan secara
tak sengaja ia terpelincir dan jatuh. Pasukan yang berbadan besar lalu
mengelilinginya ketika ia hendak berdiri.
“Take this!!”
Sebuah kapak perang mengayun ke bawah, Asuna berusaha menghindar ke
kanan. Tetapi sebelum ia bisa menarik tangan kirinya, kapak perang tersebut
berhasil menebas.
Gatsu.
Dengan suara keras, lengan kirinya putus dari ujung siku, tangan tersebut
melayang ke udara.
“… AAHH—!!”
Merasakan rasa sakit yang tak terkira membuat Asuna mematung dan mati rasa.
Sesaat kemudian, ia bernafas berat dan dengan susah memegang lengan kirinya
yang bercucuran darah. Melalui pandangannya yang tertutup air mata, ia bisa
melihat empat atau lima sosok bayangan yang mengelilinginya sedang
mengangkat senjata mereka.
Tiba-tiba —
Kepala si pria yang menggenggam kapak perang meledak dan menghamburkan
daging dan darah.
Asuna mendengar suara pukulan seperti senapan api. Setiap kali suara itu
terdengar, tubuh-tubuh prajurit yang berusaha mendekatinya meledak dan
berhamburan.
“Hmph… Apa-apaan, begitu lemah?”
Asuna menahan rasa nyari dan mencoba berdiri; sebelum bisa melakukannya,
seorag pemuda dengan rambut jabrik bagaikan nyala api berdiri di hadapannya.
—Seseorang dari Tanah Kegelapan!
Asuna menarik nafas dalam-dalam dan melupakan rasa sakitnya untuk
sementara. Dari warna kulit dan sabuk kulit yang mengikat tubuhnya, ia adalah
anggota Petarung Tangan Kosong yang telah dilawannya beberapa waktu lalu.
Page | 31
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 32
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 33
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Asuna tak bisa langsung memahami apa yang diinginkan pemuda ini.
“Sebuah… kesepakatan?”
“Benar. Kau yang membuat tombak-tombak batu dan lembah tersebut kan?
Dengar, buatlah jembatan ke seberang lembah, walaupun kecil tak masalah.
Disana, kami memiliki empat ribu pasukan Guild Petarung Tangan Kosong
yang akan bertarung bersamamu, kita bekerjasama hingga berhasil
membereskan pasukan merah sialan itu.”
Bertarung bersama— Pasukan Tanah Kegelapan?
Apakah hal seperti itu mungkin dilakukan? Orang-orang dari Tanah Kegelapan,
bukan, orang-orang dari dunia ini tak bisa melawan perintah atasan, karena
adanya «Code 871».
Tetapi, si pemuda dihadapannya sekarang ini telah kehilangan mata kanannya.
Apakah ini berarti ia telah melepas segel mata kanan dengan kemauannya
sendiri? Apakah ia, seperti Alice, sebuah Fluctlight yang telah berkembang
hingga bisa mematahkan ikatan dunia ini?
Alice telah berkata semalam: “Untuk menghilangkan «Code 871», mata
seseorang akan meledak”, tetapi luka miliknya seperti tidak terlihat seperti bekas
luka ledakan, luka tersebut malahan seperti akibat mata yang dicongkel paksa …
Apa yang harus aku putuskan?
Keragu-raguan sesaat Asuna terbuyarkan oleh suara tebasan dan teriakan dari
samping kanannya.
“Orang ini, walaupun bertampang bodoh. Dia jujur kok.”
Seseorang yang memotong kepala beberapa prajurit yang mendekat
menggunakan pedang hitam tipis yang hampir tak kelihatan, adalah Integrity
Knight wanita berambut perak, Sheyta Synthesis Twelve.
Menatap wajah Sheyta, senyuman semangat bercampur malu muncul dari wajah
si Pertarung muda ini. “Hei,” ia membalas.
Sesaat Asuna melihat senyuman ini, ia memutuskan pilihannya.
—Aku akan percaya padanya.
Page | 34
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 35
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 36
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Jika ia bisa menembus kepungan ini dan sampai ke sana, ia bisa menggunakan
Sacred Energy yang tersebar di medan peperangan ini dan menggunakan Art
“Light Pillar”, dan membakar para pasukan ini.
“MENYINGKIR!!”
Alice berteriak dan menendang tanah.
“… Nona Kecil!!”
Teriakan Komandan Knight Bercouli terdengar dari belakang. Tetapi Alice
tidak mendengar kata-kata selanjutnya: Jangan pergi terlalu jauh.
—Hampir sampai. Kita hampir menerobos.
Ia tak bisa berhenti menebaskan pedangnya hingga ke musuh terakhir yang
menghalangi jalan. Alice akhirnya berhasil menerobos kepungan musuh dan
melaju ke daerah selatan.
Ia menyarungkan pedang tersayang miliknya ke sarung pedang dan berlari,
menghirup udara yang bercampur dengan bau darah.
Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi gelap.
Apakah matahari tertutup awan? Alice berpikir untuk sesaat.
Lalu, ia merasakan hembusan angin dari belakang punggungnya, dan ia
dicengkeram oleh kaki naga yang melayang; ketika menyadarinya, ia telah
terangkat.
Alice mencoba mengaktifkan Armament Full Control Art miliknya, tetapi
sebelum ia bisa berhasil merapalkan, pandangannya tertelan kegelapan, rasa
dingin menyelimuti tubuhnya.
Apakah ini Dark Art yang dilakukan penunggang naga? —Tidak, bukan.
Kesadarannya semakin melemah, terhisap kegelapan pekat.
Ini adalah Incarnation milik musuh, benar-benar berbeda dari Incarnation
sekuat baja milik Komandan Knight Bercouli, dan juga berbeda dari Incarnation
petir milik Pemimpin Tertinggi Administrator; Incarnation musuh menghisap
segalanya: sebuah Incarnation Kehampaan.
Itulah hal terakhir yang bisa dipikirkan Alice sebelum pingsan.
Page | 37
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
Bagi Kaisar Vektor / Gabriel Miller, situasi ini untung-untungan.
Meskipun begitu, ia yakin selama puluhan ribu pemain Amerika yang masuk ke
peperangan bisa mengepung Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia, si «Putri
Cahaya» Alice akan menerobos kepungan tersebut seorang diri — atau dengan
tim kecil — untuk melancarkan serangan pilar cahaya raksasa lagi.
Itulah mengapa ia tetap menunggu di punggung naga, jauh dari peperangan dan
menunggu. Ia merasa jika situasi ini menjadi watu terlama ia menunggu sejak
dive ke dalam Underworld.
Kemudian, ia melihatnya. Kilauan keemasan yang menerobos pasukan crimson.
“Alice… Alicia.”
Gabriel tersenyum aneh ketika menggumamkan nama tersebut. Ia
mengencangkan kekangan di tangannya, si naga turun cepat.
Imajinasi mengerikan yang membentuk Incarnation Kehampan telah menelan
AI si naga, mengubahnya menjadi alat yang melayaninya. Dibawah perintahnya,
si naga turun bagaikan batu, sayapnya kaku, membuka cakarnya menuju tanah
dan mencengkeram punggung si Knight emas.
Whoosh—!
Kemudian, suara memekakkan tercipta dari sayap yang mengembang, naga
tersebut terbang ke langit lagi.
Ia tidak memperhatikan peperangan berdarah yang telah ia ciptakan.
Baginya, apapun yang terjadi pada Pasukan Tanah Kegelapan, Pasukan Penjaga
Kerajaan Manusia, atau orang-orang yang ia panggil dari dunia nyata, mereka
semua tak berarti baginnya.
Sekarang, ia hanya perlu menuju system console terdekat dari lokasinya, yaitu
«Altar Ujung Dunia », dan dari sana, ia akan keluar dan menarik jiwa Alice ke
dunia nyata.
Pandangan Gabriel tertarik ke bawah, dan menatap rambut emas yang terurai
oleh hembusan angin dari Knight yang pingsan.
Page | 38
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Aku ingin segera merasakannya. Tubuh ini, jiwa ini, aku ingin segera
merasakannya ke dalam hatiku.
Masih agak lama menuju system console, mungkin akan memerlukan beberapa
hari jika menggunakan naga. Ia mungkin akan menggunakan waktu yang ada
untuk menikmati Alice yang masih memiliki tubuh fisik di Underworld.
Memikirkan ini, perasaan senang muncul dari perut Gabriel, membuat
mulutnya terbuka.
***
Bagaimana mungkin?
Ia— membuang lima ribu pasukan Tanah Kegelapan dan tigapuluh ribu pasukan
baru yang baru saja dipanggil, hanya untuk …
Menangkap seorang gadis!
Ketika Komandan Knight Bercouli merasakan Incarnation Kehampaan yang
meluap-luap dari sosok yang dikenal sebagai Kaisar Vektor, perasaan tak
mengenakkan mengisi dirinya. Tetapi ketika melihat Alice yang telah berhasil
ditangkap, ia akhirnya menyadari niat musuh yang sebenarnya.
Setelah melihat apa yang terjadi sepuluh mel didepan sana, Bercouli melakukan
sesuatu yang tak pernah dilakukannya selama puluhan tahun terakhir — ia
berteriak penuh kemarahan.
“Kau sialan, apa yang akan kau lakukan pada muridku!!”
Kata-katanya menggetarkan udara, seperti gemuruh petir.
Namun ia diacuhkan oleh si penculik, si penunggang naga terbang menuju langit
selatan tanpa menoleh.
Bercouli mengangkat pedangnya dan mulai mengejar si naga terbang. Tetapi
jalan keluar yang telah berhasil diciptakan Alice kini kembali tertutup oleh
pasukan crimson yang memperbaiki formasi; mereka mendekat, sambil
berteriak memaki terus menerus.
“Kalian sebaiknya bersiap…”
Sebelum Bercouli berhasil menyingkir, cahaya keperakan terlihat di atas
kepalanya.
Page | 39
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 40
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Hoshigami, Amayori, dan Takiguri bergerak sesuai perintah; tiga pasang sayap
mengepak hebat, lalu mereka terbang ke langit keunguan. Jauh didepan formasi
ke tiga naga, dalam cakar sang naga hitam, cahaya keemasan terlihat untuk
beberapa detik.
***
Setelah ke empat ribu Petarung Tangan Kosong menyeberangi jembatan batu,
mereka bergabung dengan ke dua ratus teman mereka yang masih tersisa, lalu
memperkuat formasi Pasukan Pertahanan Dunia Manusia, dan menuju ke
tengah-tengah formasi musuh.
Mereka membuat barisan sepuluh orang di setiap sisi, kemudian bersama-sama
mengangkat tinju kanan mereka, lalu mempertahankan posisi itu.
“U… RA!”
Dengan pukulan selaras, sepuluh petarung menusuk dan menghancurkan armor
dan pedang milik pasukan crimson. Teriakan dan darah berhamburan ke segala
arah; dengan sekali pukul, lebih dari duapuluh musuh terlontar ke belakang.
Setelah pukulan penuh semangat tersebut selesai, sepuluh orang tersebut
mundur ke samping, dan kini digantikan oleh sepuluh orang lainnya yang maju
dengan posisi yang sama persis.
“URARA!!”
Kali ini, sepuluh orang menghujamkan kaki mereka secara bersamaan,
menghamburkan musuh ke segala arah, seperti sebuah ledakan di tengah-
tengah.
“… Wow.”
Asuna hanya bisa terkagum-kagum sambil mengobati luka tangan kirinya
menggunakan Healing Art yang ia pelajari tadi malam. Bahkan Sheyta, yang
sedang minum air siral disebelahnya tampak terkagum.
Teknik bertempur milik Petarung Tangan Kosong entah mengapa mirip dengan
teknik switch yang digunakan melawan bos ketika jaman SAO dulu, tetapi
pergerakan mereka seirama dan lebih terarah. Sepuluh orang berbaris, sepuluh
orang dibelakangnya; ada lebih dari empat puluh grup dengan seratus orang
yang siap menggempur musuh secara terus menerus.
Page | 41
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Jangan duduk dan menonton. Bahkan jika kita menuju ke arah selatan, apa
yang kita lakukan setelahnya? Karena musuh ada banyak, bahkan jika kita
berhasil menembusnya, bagi kami cukup sulit untuk membunuh mereka.”
Aliansi sementara Asuna, si pemimpin berambut merah sedang menyilangkan
tangannya dengan wajah tegang.
Memang benar, bahkan bagi Petarung Tangan Kosong yang sedang menerobos
barisan musuh, mengalahkan pasukan crimson cukup sulit jika jumlah mereka
berbeda jauh. Menurut pengamatan Asuna, pemain Amerika kini tinggal sekitar
duapuluh ribu.
“… Lalu… setelah kita menembus musuh dan bergerak menuju selatan, kita
harus segera menjauh. Aku akan menciptakan lembah lain untuk memisahkan
mereka dari pasukan kita.”
Asuna membalas dengan suara datar.
—Tetapi bisakah ia melakukannya? Sekarang ini, ia hanya bisa menciptakan
jembatan kecil dan hampir kesulitan menerima efek sampingnya. Jika ia
mengubah dataran dengan ruang lingkup luas, ia mungkin akan dipaksa log out—
yang lebih parah, otaknya mungkin akan rusak …
Asuna menggigit bibirnya, berusaha menyingkirkan pikiran tersebut. Walau
bimbang, ia harus melakukannya. Memanggil pemain Amerika ke dunia ini
mungkin strategi terakhir Kaisar Vektor. Jika ia bisa menyingkirkan mereka,
bahkan jika ia dipaksa log out, mereka tak akan bisa melakukan apapun pada
Alice.
Tiba-tiba, dari arah selatan, seorang penjaga berlari ke arah Asuna yang ada di
sisi utara peperangan.
“Perintah baru!! Perintah baru—!!”
Prajurit tersebut terluka parah karena sebagian wajahnya berlumuran darah, ia
tertunduk di depan Asuna, dan berusaha berkata-kata dengan sisa kekuatan
miliknya.
“Informasi ini datang dari Integrity Knight Renri-sama!! Integrity Knight Alice-
sama, telah ditangkap oleh komandan musuh! Ia menggunakan naga dan telah
terbang ke arah selatan…!!”
“Apa…”
Page | 42
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 43
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 44
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Seketika, teriakan datang dari Petarung Tangan Kosong dari medan peperangan
bagian selatan. Para Penjaga akhirnya berhasil menerobos pasukan crimson, dan
kini mulai berlari.
“Bagus…”
Zudan! Pemimpin muda ini kini menghantamkan kaki kanannya ke tanah dan
memberikan perintah baru dengan suara lantang.
“Kalian semua, pertahankan posisi kalian!”
Lalu, ia menatap Asuna dan berkata.
“Cepat!! Kami tak bisa menahan lebih lama.”
Asuna mengambil nafas— dan mengangguk.
—Orang ini, juga seorang manusia.
Tak peduli apakah ia seorang Artificial Fluctlight, jiwanya yang terisi rasa
kebanggaan senyata manusia. Kami memotong tali yang mereka gunakan untuk
melintasi lembah, dan membunuh lebih ratusan teman-temannya; ia seharusnya
akan membalas dendam kepada kami.
“… Terima kasih banyak.”
Asuna hanya bisa berkata seperti itu, lalu berbalik.
Dari belakang punggungnya, terdengar suara Integrity Knight Sheyta.
“Aku akan… tetap disini.”
Menerima tindakannya, Asuna menoleh dan memberikan senyum pada knight
berambut perak ini.
“Aku mengerti. Kami akan mengandalkanmu di sisi ini.”
***
Iskahn melihat tanpa bisa berkata-kata pada knight wanita berambut chesnut
yang kini telah memimpin sekitar tujuh ratus orang untuk menerobos formasi
musuh yang sedang bertarung dengan bawahannya, lalu berpaling pada Integrity
Knight tanpa emosi di sisinya.
“… Kau tak apa-apa seperti ini, nona?”
Page | 45
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 46
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 47
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 48
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 49
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Di ruang kontrol Ocean Turtle, Critter telah bersiap untuk memasukkan 20,000
pemain Amerika yang akan dive ke dalam Underworld sebagai gelombang ke-
dua.
Dan lokasi turun mereka adalah posisi Gabriel Miller saat ini— kira-kira sepuluh
kilol dari lokasi turunnya gelombang pertama.
Bagian 2
“……Gh!!”
Menarik nafas dalam-dalam, Vassago Casals memaki.
Ia menggelengkan kepala berambut keritingnya, dan memandang sekeliling.
Tembok baja disekeliling, lantai anti licin, dan banyak monitor yang bercahaya
di kegelapan.
Ketika ia melihat pria kurus duduk di kursi kulit di depannya, Vassago akhirnya
menyadari jika ia telah kembali ke ruang kontrol utama «Ocean Turtle», di
dunia nyata.
Salah seorang kru— Critter, bersin, suaranya penuh sindiran.
“Whoa, kau benar-benar bangun. Aku kira sel-sel otakmu membusuk.”
“… Berisik.”
Vassago mengerang, dan memeriksa tubuhnya sendiri. Ia kini sedang berbaring
di kasur kecil di pojok ruangan, sebuah jaket sembarangan diletakkan menutupi
perutnya.
Apa yang terjadi?Vassago menggelengkan kepalanya semakin keras. Tindakan
ini membuat kesakitan lebih parah ke kepalanya, ia memaki lagi. Ia lalu berjalan
ke sisi ruangan, sebagian besar anggota tim-nya masih duduk melingkar dan
bermain kartu, ia bertanya:
“Hei, ada yang punya aspirin?”
Si jenggot Brigg, salah satu anggota penyerang, tanpa kata-kata langsung
menyerahkan botol plastik di sakunya kepada Vassago. Vassago menangkapnya,
lalu membuka tutup tersebut, memasukkan semua isinya ke dalam mulut, lalu
mengunyahnya.
Page | 50
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 51
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 52
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Kalau begitu tingkatkan ratio kecepatannya sekarang! Tak ada waktu tersisa.”
“Tidak sesederhana itu. Coba lihat disini—”
Critter menekan tombol dan memperbesar peta.
Beberapa kilometer di Gerbang Besar Timur yang memisahkan Kerajaan
Manusia dan Tanah Kegelapan, terbentang padang rumput, bebukitan, dan
hutan. Pasukan Pertahanan telah memasang serangan kejutan di hutan… dengan
kata lain, itu adalah tempat dimana Vassago tewas.
Tetapi entah mengapa, diantara hutan dan padang rumput tersebut, sebuah
lembah raksasa yang lebarnya hampir 50 kilometer terbentang dari barat ke
timur. Disekitar lembah tersebut, pusaran titik-titik bergerumul menjadi satu,
berbagai warna: merah, hitam, dan putih.
“Yang merah adalah pemain Amerika yang aku masukan ke dalam Underworld.
banyak yang sudah menghilang, tetapi masih tersisa 20,000. Dan lingkaran hitam
yang dikepung titik merah adalah pasukan Tanah Kegelapan. Jumlahnya 4,000.”
“H… Hei, hei, kau juga lihat kan kalau si merah menyerang si hitam”
“Itu karena informasi beta test mengatakan jika mereka bisa bebas membunuh
para NPC yang tampak nyata. Bagi pemain Amerika yang sedang dive, tak ada
perbedaan antara pasukan Kerajaan Manusia dan Tanah Kegelapan. Tetapi,
karena beberapa alasan, titik hitam ini menurun sedikit lamban daripada yang
aku harapkan. Pasukan Tanah Kegelapan seharusnya tunduk pada Kaisar, tak
mungkin mereka bertarung melawan pasukan Amerika, karena mereka berpikir
pasukan merah telah dipanggil oleh Kaisar.”
“Mungkin mereka menikmati saling bunuh.”
“Yah, mari asumsikan jika si hitam akan berkurang. Terlebih lagi, yang menjadi
masalah itu di sebelah sini, kelompok putih kecil ini.”
Critter menggerakkan kursor. Benar, sebuah kelompok titik putih sedang
bergerak menuju selatan— seolah mereka mengejar Kaisar Vektor, atau Kapten
Miller.
“Mereka adalah Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia. Meskipun jumlah mereka
sedikit, sekitar 700. Akan tetapi, akan jadi masalah kalau mereka berhasil
mengejar kapten, jadi kita harus menghentikan mereka.”
Page | 53
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 54
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 55
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 56
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 57
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Ronye tadi malam. Armor peraknya penuh dengan bekas darah dan tanah dan
kepalanya berbalut perban, tetapi ia tampak tak terluka parah.
“Kau tak apa-apa, Sortiliena-san.”
Mendengar suara Asuna, si swordswoman memberi hormat dan membalas:
“Aku juga senang Asuna-sama baik-baik saja… —hanya saja, aku mendengar
kabar jika Alice-sama telah ditangkap pemimpin musuh…”
“Ya. Aku baru saja menjelaskan pada Ronye-san jika Kaisar Vektor
meninggalkan seluruh pasukannya dan menangkap Alice-san. Aku tak mengira
jika ia melakukan hal tersebut …”
“… Bagaimana mungkin…”
Menggunakan lengan kirinya yang baru sembuh, Asuna menepuk bahu
Sortiliena.
“Tak perlu khawatir. Bercouli-san telah mengejar Vektor dengan menggunakan
naga. Kita juga akan mengejarnya.”
“Mengerti.”
Mereka mengangguk, dan kembali ke tengah-tengan Pasukan Pengecoh.
Dibawah pimpinan Integrity Knight Renri, regu Ascetic telah selesai
menyembuhkan yang terluka, dan ke 700 Penjaga hampir siap untuk bergerak.
Para Penjaga telah berbaris bersama regu Astetic dan regu Persediaan.
Setelah menerima laporan Renri jika persiapan telah selesai, Asuna memberikan
Renri arahan baru.
“Kau adalah Integrity Knight yang masih tersisa, Renri. Perintah untuk bergerak
harus diberikan olehmu, si pemimpin.”
“Y… Ya, aku mengerti.”
Ekspresi si knight muda entah mengapa gugup, tetapi ia mengangguk pasti.
Mengangkat tangan kanannya ke atas, ia memberikan perintah dengan suara
keras.
Page | 58
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 59
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Sesuatu bergetar.
Vvvvvv… m. Sebuah getaran sayap serangga.
“…?”
Asuna menengok ke atas, kiri, kanan, dan belakangnya.
Tepat ketika ia melihat ke depan, ia akhirnya menemukan sumber suara itu.
Garis, garis merah.
Ribuan garis tipis merah berjatuhan dari langiit ke tanah.
“……… Tak mungkin………”
Bibir Asuna bergetar, suara serak keluar.
—Tak mungkin. Tolong. Jangan lagi…
Tetapi.
Zaaaa—!!
Ledakan-ledakan terdengar ketika garis-garis itu turun. Mereka memblokir jalan
di ujung sana, menghalangi para penjaga.
Meskipun ia telah bertekat tidak akan takut lagi, Asuna merasakan kekuatan
meninggalkan tubuhnya.
Apa yang muncul di depan sana adalah pasukan crimson— para pemain
VRMMO dari dunia nyata.
“Semua… Semua pasukan, jangan berhenti!! Serang!! Serang—!!”
Integrity Knight Renri memberikan perintah di depan sana. Seluruh Pasukan
Penjaga menerima dengan suara: Uooo! Lalu melangkah maju.
Tetapi, jika mereka telah mengantisipasi gerakan kita dengan menempatkan
pasukan baru di ujung jalan selatan, tetapi jumlah mereka ada seribu … tidak,
hampir duapuluh ribu.
Haruskah aku log out dengan menggunakan Skill Stacia lagi? Jika ia tidak
berhati-hati, tindakan tersebut akan menjadi tindakan bunuh diri dan malahan
mengorbankan Pasukan Penjaga.
Page | 60
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 61
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Baik Pasukan Penjaga dan Pasukan Crimson terpaku, tak bisa berkata-kata.
Satu-satunya yang bisa Asuna dengar adalah suara rendah Sortiliena:
“……… Solus-sama…?”
Seolah menanggapi panggilannya, panah cahaya tersebut dilepaskan dari atas
langit.
Dengan cepat panah tersebut membelah dan menyebar ke segala arah.
Panah tersebut berubah menjadi tembakan sinar panas dan menghujani mereka
yang ada di bawah.
Page | 62
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 63
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 64
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Di ujung jalan cekung sepanjang satu kilol ini, banyak tubuh-tubuh mulai
menghilang dengan efek cahaya. Satu tembakan yang dilancarkannya telah
memusnahkan sekitar 5,000 musuh. Untungnya, mereka bukan penduduk asli
Underworld, tetapi pemain Amerika yang log in dari dunia nyata seperti Sinon.
Para pemain tersebut percaya jika ini semua adalah closed beta sebuah
permainan dan mereka kelihatannya mulai marah-marah.
Dipusat jalan cekung ini, pasukan skala kecil yang kalah jumlah dengan pasukan
crimson mulai melaju. Meskipun jumlah musuh lebih dari 10,000, kebanyakan
dari mereka tak bisa bergerak karena takut kena tembakan selanjutnya— lebih
tepatnya disebut ledakan, hingga membuat Pasukan Penjaga mulai menerobos.
Sinon menatap di kejauhan, mengamati formasi Pasukan Penjaga.
Ia akhirnya menyadari ada seorang gadis berambut chestnut yang sedang
menunggang kuda putih, ia juga menatapnya.
Sinon hanya bisa tersenyum ketika ia turun menggunakan kemampuan lain yang
dimiliki akun Solus account, «unlimited flight»[3]. Meskipun ia telah diceramahi
oleh Higa jika “kamu bisa terbang menggunakan imajinasimu”, ketika ia merasa
ini tak berbeda jauh dengan terbang di ALO. Ia melihat kereta dibelakang
Asuna, ia lalu terbang lurus ke bawah.
Ketika ujung sepatu miliknya menyentuh atap kereta, ia dengan lembut
mengangkat tangan kanannya.
“Maaf membuatmu menunggu, Asuna.”
Ketika Asuna melihat senyum hangat miliknya, air mata mulai mengalir ke
pakaian seputih mutiara miliknya. Ia berdiri di kuda miliknya dan melompat ke
kanopi kereta:
“——Sinonon… !!”
Asuna memeluknya erat-erat sambil berteriak.
Sinon perlahan memandang Asuna dan berkata:
“Kau telah bekerja keras. Tak apa … serahkan sisanya padaku.”
Ketika ia masih dipeluk Asuna yang lebih tinggi darinya, ia melihat indikator
pengisian ulang busur miliknya masih 20%, lalu perlahan menarik tali busur
dengan tangan kanannya.
Page | 65
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Equipment khusus yang dipakai oleh akun Solus— Busur panjang «Annihilate
Ray» bisa mengatur kekuatannya berdasarkan kekuatan tarikan tali busur, dan
bisa mengatur arah serangan berdasarkan sudut incaran busur. Sebuah panah
cahaya yang lebih tipis dari sebelumnya muncul ketika tali busur itu ditarik
kebelakang sejauh 10 centimeters. Sinon mengincar musuh yang menghalangi
naga di depan sana.
Vishu! Suara anak panah melesat.
Agak miring 20 derajat ke kanan, anak panah tersebut berubah menjadi
tembakan cahaya yang terus membelah dan mendarat selebar 10 mel,
menciptakan sebuah ledakan yang hampir setara dengan sebuah misil. Pasukan
crimson berterbangan ke udara lalu menghilang. Mengambil kesempatan ini,
sang naga langsung maju kedepan. Sekitar sepuluh prajurit yang terlempar
ledakan kini dihantam kepala naga, ditusuk cakar besarnya, dan langsung tewas.
Sampai saat ini, pasukan musuh akhirnya sadar terhadap serangan cahaya dan
mangsa mereka kini mulai lari. Sambil memaki, mereka mengejar bagaikan
gelombang tsunami berwarna merah.
Sinon mengalungkan busurnya ke lengan, meletakkan kedua tangannya ke
pundak Asuna dan memisahkan diri.
“Asuna. Aku bisa melihat sesuatu seperti reruntuhan sekitar 5 kilometer ke
selatan dari sini. Jalannya tinggal lurus saja, juga beberapa batu besar ada di
kedua sisi. Kita tak perlu khawatir jika dikepung oleh musuh, dan kita bisa
mempersempit medan peperangan. Ayo kita temukan cara agar bisa memukul
mundur musuh.”
Asuna juga seorang petarung, dan setelah mendengar perkataan Sinon, matanya
menjadi bersemangat. Ia mencoba menghapus air mata miliknya dan berucap:
“Aku paham, Sinonon… Sinon. Tak peduli berapa banyak pasukan VRMMO
Amerika yang muncul, mereka tak mungkin muncul lagi. Jika kita bisa memukul
mundur puluhan ribu musuh, mereka mungkin akan menyerah… kukira.”
“Yeah,serahkan saja padaku. … Well, kurang lebih seperti itu....”
Setelah memastikan setiap Penjaga berhasil melewati kepungan pasukan
crimson, Sinon menatap lagi sahabatnya.
“… Um, apakah Kirito…. Ada diantara pasukan?”
Page | 66
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 67
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“… Ah…”
Bahkan mata kosong tersebut tidak menatapnya, tenggorokannya mengeluarkan
bunyi aneh. Sinon tertunduk dihadapan musuh, teman, serta penyelamatnya.
Bersandar di kursi roda, tubuh Kirito tampak semakin kurus dan rapuh ketika
Sinon menyentuhnya. Sinon meletakkan busur panjangnya ke meja, lalu
memeluk sosok ringkih Kirito.
Ia telah mendengar jika jiwa Kirito — Fluctlight miliknya, atau bisa dikatakan
«tubuh utama» yang dikenal sebagai diri sendiri telah mengalami luka parah.
Higa mengatakan padanya dengan suara mudah jika masih belum ada cara
bagaimana menyembuhkannya.
Tetapi, Sinon menutup matanya lagi, air mata mengalir ketika ia menjerit dalam
hati: Yah, itu mudah.
Banyak orang telah membuat kenangan bersama Kirito berulang kali, juga emosi
kuat terhadap Kirito. Mereka cukup perlu berkumpul disini, sedikit demi sedikit
dan berbagi hati mereka.
— Hei, tak bisakah kau merasakannya?… jiwamu yang ada dalam diriku. Lidah
tajam, sedikit nakal, naif … dan kuat, lebih baik dari siapapun. Itulah dirimu.
Sinon lupa jika Asuna masih menatap di belakangnya; ia memutar kepalanya
dan mencium wajah Kirito.
Seketika—
Asada Shino masih belum menyadari jika pikiran emosional miliknya telah
memberikan bekas goresan pada jiwa terluar Kirigaya Kazuto.
Apakah Sinon sudah memahami struktur Underworld dan Fluctlights, baginya
mungkin akan bisa menyelesaikan masalah ini. Tetapi penjelasan yang diberikan
kepada Sinon sebelum ia dive hanyalah sebatas kondisi peperangan dan
bagaimana cara menggunakan akun Solus.
Itulah mengapa Sinon tidak menyadari alasan dibalik gemetaran Kirito dan
naiknya suhu tubuh Kirito ketika bibirnya menyentuh Kirito.
Sinon dengan cepat melepas tubuh Kirito, berdiri, dan berbalik ke tiga orang
dibelakang.
Page | 68
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 69
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 70
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Apa yang ia ambil dengan telapak tangannya sendiri adalah objek milik putri
knight Renju yang selalu ia pakai, ia mematuhi perintah Kaisar lalu dijadikan
tumbal.
Anting tersebut adalah satu-satunya yang tersisa dari Renju. Di hutan ini, bahkan
armor miliknya tak tersisa, ia tewas bersama dengan tiga ratus pasukan Orc.
Dark Art yang digunakan Ium hitam benar-benar menghancurkan tubuh dan
equipment mereka, lalu diubah menjadi Energi Kegelapan.
Dan Dee Ai Ell, orang yang menyarankan perintah keji tersebut kini telah
menghilang bersama Kaisar.
Dee, Pemimpin Guild Pengguna Dark Art telah tewas setelah menerima
serangan balik milik «Putri Cahaya», kemudian Kaisar mengejar Putri Cahaya ke
selatan tanpa memberikan Rirupirin perintah baru.
Sisa – sisa tiga ribu pasukan Orc tidak mungkin menahan Pasukan Kerajaan
Manusia dan Integrity Knights guna menjaga Gerbang Besar Timur. Keinginan
lima ras Tanah Kegelapan untuk menguasai Kerajaan Manusia telah hancur.
—Jika seperti itu.
Mengapa?
Mengapa teman masa kecil Rirupirin, Renju serta tiga ratus pasukan Orc
dikorbankan, juga dua ribu pasukan Orc tewas? Apakah kematian mereka ada
nilainya?
Tidak ada jawaban. Sama sekali tak ada jawaban.
Hanya karena penampilan kaum kami, lima ribu penduduk asli Tanah
Kegelapan tewas sia-sia.
Rirupirin memeluk antiing-anting ke dadanya, lalu ia berlutut ke tanah. Tangisan
penuh sedu serta duka yang sangat dalam keluar dari dirinya— ketika ia hendak
menangis—
Pada saat itu.
Sebuah suara terdengar dari arah belakang.
Pemimpin Orc berdiri dan membalik kepalanya, lalu melihat seorang wanita
menghunuskan busur ke arahnya. Berambut kekuningan dan berkulit putih
Page | 71
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 72
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 73
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Rirupirin hanya bisa bernafas agak tersengal-sengal ketika ia berdiri seperti orang
bodoh. Dengan ucapan “Tak usah khawatirkan itu dulu”, si gadis menyapu
kekagetannya dan melihat sekeliling lagi.
“… Dimana… ini?”
***
Leafa/Kirigaya Suguha menyadari jika ia telah muncul di tempat yang sangat
jauh dari lokasi asli, lalu melihat keatas menuju langit berwarna merah.
Setelah mendengar jika mesin STL 6 yang ia gunakan adalah mesin baru yang
bahkan belum pernah dikeluarkan dari kardusnya, ia merasa tak nyaman.
Suguha tak pernah merasa nyaman menggunakan shinai yang baru dibeli,
terlebih lagi, ia tak pernah yakin pada mesin elektronik yang baru dibuka.
Karena entah mengapa, ia selalu merasa ada masalah yang akan muncul pada
mesin tersebut.
Ketika ia log in, seperti Sinon yang masuk menggunakan Mesin STL Prototype
1, lokasi dive miliknya seharusnya ada di dekat Asuna, tetapi karena ia tak bisa
melihat Asuna maupun Sinon, sesuatu pastilah terjadi sebelum ia tiba. Tetapi
bukan berarti jika tempat yang ia tuju adalah tempat kosong, dihadapannya
berdiri seorang manusia berwajah babi— dengan kata lain, seorang «Orc».
Berdasarkan warna cursor yang akan aktif seketika setelah dive, Orc ini
seharusnya bukanlah musuh yang harus ia hadapi— para pemain VRMMO
Amerika, tetapi Orc ini adalah sebuah “Artificial Fluctlight” yang hidup di dalam
Underworld, “bottom-up” artificial intelligence seperti yang Yui jelaskan.
Setelah mendengar penjelasan Yui mengenai orang-orang Underworld, Leafa
berjanji tidak akan menghunuskan pedangnya terhadap mereka hingga saat –
saat genting.
Sudah jelas kan— bagaimana mungkin ia bisa membunuh “manusia” yang
Kakaknya coba lindungi? Jika sebuah Artificial Fluctlight tewas di dunia ini, jiwa
mereka akan hancur, tak bisa dihidupkan.
Terlebih lagi—
Bahkan bagi Leafa, yang sudah akrab dengan grafik kelas atas ALO, kerumitan
model Orc, yang juga ada di dalam The Seed Nexus, benar – benar
menakjubkan. Gerakan dan hembusan nafas dari hidung kemerahan, texture
armor logam yang membalut sosok besarnya dan mantel berbulu, terlebih lagi,
Page | 74
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
dua mata hitamnya serta ekspresi miliknya benar – benar bukti jika sosok ini
memiliki jiwa.
Ia harus bertanya pada Orc ini, ia malu – malu menjauhkan wajahnya karena
suatu alasan, melihat sekelilingnya, ia masih belum mendapatkan jawaban.
Memutuskan untuk menyelesaikan masalah yang hadir di depan mata, Leafa
mengajukan pertanyaan lainnya.
***
“Nah… siapa namamu?”
Agak mundur, pemimpin Orc kini mengutarakan jawabannya atas pertanyaan
kedua yang diajukan si gadis Ium Putih. Mungkin namanya sendiri adalah satu –
satunya hal yang tidak ia benci.
“Aku… Aku, Rirupirin.”
Ia tiba – tiba menyesali telah menjawab. Karena sebelumnya, ketika ia bepergian
menuju Ibukota Obsidia untuk pertama kalinya, para Dark Knights dan
Pengguna Dark Art tertawa setelah mendengar nama Rirupirin.
Tetapi gadis ini tersenyum tulus, tanpa menyembunyikan emosi apapun, lalu
mengulangi nama Rirupirin dengan suara jelas:
“Rirupirin… Sungguh nama yang bagus. Aku Leafa. Senang berkenalan
denganmu.”
Kemudian, ia melakukan gerakan membingungkan untuk kesekian kalinya.
Ia mengulurkan tangan putih lembutnya ke depan.
Berjabat Tangan— tentu saja ia tahu kebiasaan ini. Tindakan ini juga hal yang
wajar diantara Orc. Tetapi ia tak pernah mendengar seorang Ium yang mau
berjabat tangan dengan seorang Orc.
—Ada yang salah dengan orang ini? Apakah ini jebakan, atau semacam Art?
Apakah aku akan terkena Art sebelum bisa menyadarinya?
Menatap tangan kecil yang terjulur, Rirupirin hanya bisa melongo tanpa
bergerak. Si gadis memandang Rirupirin hampir sepuluh detik, kemudian
menurunkan tangannya penuh kekecewaan. Melihatnya si gadis seperti itu, ia
merasa rasa sakit menusuk hatinya.
Page | 75
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Jika ia terus berbicara pada si gadis … Tidak, hanya menatapnya saja, ia tak akan
tahu apa yang akan terjadi pada otaknya. Rirupirin telah memutuskan jika ia tak
ingin membunuh manusia yang ada di hadapannya, tetapi ia harus menemukan
solusi lain, ia berbicara:
“Kau ini… seorang Penjaga dari Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia kan,
bukan, seorang Knight. Aku ingin membawamu sebagai tahanan. Membawamu
kepada Kaisar!”
Meskipun ia adalah gadis muda, armor yang ia kenakan dan pedang panjang
yang ada di pinggang kirinya tak seperti penjaga lain, tak peduli bagaimana ia
memandangnya. Desain dan material untuk membuat senjata dan armor
tersebut bahkan mungkin lebih tinggi dari bahan – bahan pembuat equipment
milik Rirupirin.
Si gadis tidak menunjukkan rasa takut atas perkataan Rirupirin, ia seolah
berpikir akan sesuatu, lalu ia bertanya:
“Kaisar yang kamu bicarakan adalah Dewa Kegelapan Vektor, benar?”
“Y… Yeah.”
“Oke. Baiklah. Bawa aku ke Kaisar.”
Ia mengangguk, mengangkat kedua tangannya untuk diikat. Ini jelas – jelas
bukanlah postur tubuh untuk berjabat tangan, tetapi memintanya untuk
mengikat kedua tangannya.
—Apa yang sedang ia pikirkan?
Page | 76
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 77
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Rirupirin mengambil ikat pinggang dari pinggangnya, dan agak kasar— tetapi
sedikit longgar, ia mengikat pinggang si gadis. Setelah mengikat ujung ikat
pinggang, ia ingat jika Kaisar tidak berada di Perkemahan Tanah Kegelapan.
Tetapi jika ia berpikir hal – hal rumit, otaknya akan terasa panas. Bahkan jika
Kaisar tidak berada di sana, masih ada para Dark Knight dengan ekspresi jijik
mereka, atau seseorang seperti Pemimpin Guild Perdagangan, Lengil yang tak
tahu harus apa.
Beberapa detik setelah ia berbalik, ia mulai berjalan sambil menarik tali dengan
lembut.
Tiba – tiba, pandangan hitam pekat mengelilinginya. Bau mengerikan tercium di
hidungnya. Semuanya menjadi gelap, lalu Rirupirin memandang sekeliling.
“Ah…?!”
Ucapan terkejut tersebut pastilah berasal dari gadis yang menyebut namanya
Leafa.
Memutar kepalanya ke sekeliling, Rirupirin melihat sebuah lengan mencuat dari
dalam kegelapan kabut dan dengan kasar menjambak rambut Leafa.
Kemudian, pemilik tangan tersebut muncul.
Wanita ini seharusnya sudah mati— Pemimpin Guild Pengguna Dark Art, Dee
Ai Ell berdiri di sana, bibirnya menunjukkan senyum kejam.
***
Mengapa aku tak bisa mengejarnya?
Bercouli, ketua Integrity Knights merasa semakin depresi.
Ketiga naga bersama dirinya telah mengejar selama dua jam lebih.
Mereka telah melewati hutan, dimana Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia
mendirikan perkemahan, melewati reruntuhan dengan patung – patung besar,
lalu menuju daerah selatan Tanah Kegelapan, tetapi jarak antara mereka berdua
tidak menunjukkan berkurang. Setelah berhasil menculik Integrity Knight Alice,
naga milik Kaisar Vektor masih saja berupa titik hitam kecil di langit sana.
Kaisar dan Alice menunggangi satu ekor naga.
Page | 78
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 79
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Meskipun ia ingin mengincar Kaisar sendiri, pada jarak sejauh ini ia tak akan
bisa melihat sosoknya, jadi lemungkinan gagal terlalu tinggi. Ia harus melihat
pergerakannya dan memusatkan tenaga miliknya menuju sayap sang naga.
Berdiri tegak, Bercouli perlahan menggerakkan tangan kanan dan menghunus
pedang miliknya dari sarung pelindung,
Pedang yang digenggam dengan tangan kanannya memunculkan cahaya lemah.
Release Recollection Art yang diaktifkan tanpa menggunakan incantation lalu
pedang panjang tersebut bergetar.
Komandan Khight menatap lurus kedepan, sambil meminta maaf pada naga
yang tak bersalah didepan sana.
Kemudian, menyipitkan mata birunya— Bercouli, knight paling tua di dunia
berteriak.
“Time Piercing Sword— Arcane Slash!!”
Dengan suara keras, ia mengayunkan pedang ke bawah dengan cepat. Tak
terhitung kilatan kebiruan memancar dari arah tebasan, lalu menghilang satu per
satu.
Jauh di depan sana, sayap kiri naga hitam yang dinaiki Kaisar Vektor terpotong
dari pangkalnya.
***
“Bau ini … Aku bisa menciumnya … Bau manis ini adalah bau Life …”
Menjambak rambut si gadis dan mengangkat seluruh tubuhnya ke atas, bibir
Dee Ai Ell mengeluarkan suara serak.
Rirupirin hanya bisa menatapnya seperti orang bodoh, tak peduli berapa banyak
kebencian yang ia berikan, seolah tak sampai padanya.
Kulit gelapnya seolah dilumuri minyak sehingga berkilat, sedangkan rambut
hitamnya kini acak - acakan. Seluruh tubuhnya tertutupi luka akibat tebasan
pedang sehingga memancarkan darah tiada henti. Ketika Dee bergerak, lukanya
semakin lebar dan memancarkan lebih banyak darah. Tetapi asap hitam yang
menyelimuti-nya segera berkumpul di sekitar luka, mengeluarkan bau
mengerikan dan berusaha menghentikan cucuran darah.
Page | 80
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Sumber asap tersebut adalah kantong kulit kecil yang menggantung di pinggang
Dee. Setelah melihat lebih dekat, ketika kantong tersebut terbuka, benda yang
mirip serangga secara terus menerus memunculkan kepalanya untuk
menciptakan asap tebal. Benda itu pastilah Dark Art yang berfungsi untuk
menahan Life yang berkurang.
Menatap Rirupirin, yang menutup hidungnya seolah jijik. Dee membentak.
“Mangsa yang tepat. Aku memerintahkanmu, babi. Sebagai hadiah, aku akan
menunjukkanmu sesuatu yang hebat.”
Tepat setelah ia mengatakannya—
Dee menurunkan kuku seperti cakar miliknya menuju kerah baju si gadis, yang
mana kini semakin menunjukkan ekspresi kesakitan sambil rambutnya
dijambak.
Tanpa belas kasihan, armor perak dan baju berwarna kehijauan milik Leafa
dirobek dan jatuh ke tanah.
Kulit putih bersih pada tubuh atasnya kini terbuka, wajah si gadis semakin
kesakitan. Memandangnya, Dee menunjukkan kekejamannya dan senyum liar.
“Bagaimana? Ini pertama kalinya kau melihat tubuh wanita, kan? Ini mungkin
cukup menggoda bagi seekor babi! Tetapi pertunjukannya baru akan dimulai
…!!”
Kelima jari di tangan kanan Dee mulai menggeliat dan bergerak seolah telah
kehilangan tulangnya.
Entah bagaimana, jarinya kini telah berubah menjadi cacing licin berkilau. Di
ujung jari tersebut, garis seperti mulut mulai membuka lebar, tampak menjijikan.
“Tonton ini…!!”
Ketika Dee berteriak, kelima jarinya— bukan, lima cacing panjang membentang
semakin panjang dan melilit tubuh atas Leafa. Cacing – cacing tersebut tak hanya
menghentikan gerakannya; ujung cacing tersebut mengangkat kepalanya— lalu
menusuk ke dalam kulit.
“AH…!!”
Page | 81
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Darah menyembur ke segala arah dari gadis bernama Leafa ini, mata hijaunya
terbuka lebar. Ia berusaha menarik ulat tersebut menggunakan tangannya, tetapi
tubuh atasnya terikat dan pinggangnya terikat oleh sabuk milik Rirupirin.
Darah yang mengalir dari lima luka yang diterimanya seolah tampak berhenti,
tetapi kenyataanya tidak begitu. Rirupirin sadar jika cacing dari jari – jari milik
Dee semakin masuk ke dalam; cacing tersebut menghisap darah Leafa.
Si Pengguna Dark Art mengangkat kepalanya dan mulai merapal incantation.
“System call!! Transfer human unit durability… Right to Self!!”
Pop, cahaya kebiruan muncul dari luka si gadis. Kemudian, seolah terhubung
dengan darahnya sendiri, darah Leafa terhisap menuju cacing milik Dee. Rasa
sakit si gadis semakin menjadi – jadi, tubuhnya melengkung ke belakang seolah
mau patah.
“Ah… Sungguh hebat… sungguh hebat!! Sangat kaya … dan manis!!”
Cibiran kejam menusuk ke telinga Rirupirin
Seolah tersadar, si ketua Orc berteriak:
“Apa… Apa yang kau lakukan!! Gadis ini tahananku!! Aku akan membawanya
ke Kaisar!!”
“Diam, babi bodoh!!”
Dee berteriak secara arogan, matanya haus darah.
“Apakah kau lupa jika Kaisar telah memberikan perintah operasi padaku?!
Keinginanku adalah keinginan Kaisar!! Perintahku adalah perintah Kaisar!!”
Gu. Rirupirin tak bisa berkata - kata.
Bukankah penyerangan ini telah gagal? Ia ingin menjawab. Tetapi Kaisar telah
menghilang dari medan peperangan tanpa memberikan perintah baru. Sekarang
ini, tak ada seorangpun yang bisa membantah “perintah” dari Dee.
Ketika Rirupirin menyaksikan, si gadis hanya berteriak pelan dan pergerakannya
mulai melemah. Dengan kata lain, luka – luka milik Dee perlahan mulai
menutup satu demi satu.
“Uh… Guh…”
Page | 82
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 83
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 84
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 85
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Sudah sejak lama, melihatmu mengenakan armor dan mantel membuatku mau
muntah. Kau ini babi, namun berlagak berpakaian seperti manusia. Jika kau
mau bertelanjang, merangkak, dan memohon padaku, mungkin aku akan
mengembalikan tahanan manismu ini.”
Gu.
Tiba – tiba, seberkas cahaya merah memasuki pandangannya. Diiringi dengan
rasa sakit seperti di tusuk jarum panas terasa di mata kanannya
—Hanya seekor babi.
—Seperti manusia.
Kata – kata milik Dee bertolak belakang dengan kata – kata Leafa.
—Kau juga manusia, benar kan?
—Terlebih lagi, apa yang ingin kamu tahu?
Ia tak boleh membiarkan Dee membunuh gadis ini. Bukan, ia tak ingin Leafa
mati. Karena ini... karena ini.
Tangan bergetar milik Rirupirin menyentuh ujung mantel, dan membukanya.
Dibalik mantelnya, Rirupirin menggerakkan tangannya ke sabuk yang mengikat
seluruh armornya.
Tiba – tiba, suara lemah terdengar.
“… Jangan.”
Kepalanya terangkat, matanya bertemu mata milik Leafa yang sedang
menatapnya.
Mata emerald miliknya berkedip beberapa kali.
“Aku… tak apa. Jadi, jangan … lakukan.”
Suaranya terputus – putus. Dee menggigit wajah Leafa.
“Jika kau terus mengucapkan hal – hal yang tak perlu, aku akan menggigit wajah
cantikmu ini. Kita sedang bermain lho. Hei, apa yang kau tunggu babi. Lepas
pakaianmu. Ataukah kau mulai merasa senang melihat tubuh manusia
telanjang?”
Page | 86
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 87
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Thump.
Dua suara terdengar pada saat yang sama. Pergerakan Dee terhenti.
Bingung, Rirupirin melihat jika lengan milik Dee terjatuh dan menancap tanah.
Ekspresi Dee juga terkejut. Wanita tersebut perlahan menoleh ke belakang,
darah bagaikan air terjun mengalir deras dari punggungnya.
Sosok Leafa memasuki pandangan Rirupirin.
Dibandingkan dengan sosok rampingnya yang tak memiliki otot, pedang panjang
terlihat sulit untuk diayunkan ke depan. Meskipun kedua tangannya terikat,
Leafa lah yang telah menebas tangan Dee.
Dee berbatuk dan berkata:
“Seorang manusia … membantu seekor babi, dan menebas manusia lainnya …?”
Melihat Pengguna Dark Art memaju mundurkan kepalanya tak percaya, Leafa
membalas:
“Bukan, aku hanya menebas orang jahat untuk menolong orang baik.”
Ia mengangkat pedang panjangnya lalu mengayun.
Hya-ka!
Si gadis mundur ke belakang.
Sungguh— ajaib.
Pergerakannya tidak berlebihan, namun cepat dan teknik miliknya luar biasa.
Sekali lagi, Rirupirin menangis— karena terbawa emosi kali ini. Ketika ia
memandang Dee., Pengguna Dark Art nomor satu di Tanah Kegepalan dan
yang terkuat diantara Sepuluh Bangsawan Penguasa, terpotong menjadi dua.
Bagian 4
Gabriel Miller melihat secara jelas ketika si naga hitam mengepakkan satu
sayapnya, mendarat pelan, lalu meraung.
Page | 88
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 89
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 90
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 91
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tetapi—
Ia juga tidak benci mematuhi perintahnya.
Benar … Percayakan padaku kali ini.
Knight paling tua berguman, dan membuka matanya.
Ia bisa melihat dengan jelas sosok Alice yang berbaring di batu mengenakan
armor emas miliknya, dan sosok Kaisar Vektor berdiri diam dihadapannya.
“Baiklah… kalian bertiga berjaga saja di udara! Jika aku tewas, mundur ke utara
dan bergabung dengan pasukan lain!”
Mengisyaratkan dengan lembut pada ketiga naga, Bercouli terjun dari punggung
Hoshigami.
***
Sinon meninggalkan jejak udara bagaikan meteor jatuh, ke 700 orang Pasukan
Penjaga dengan susah payah kini menuju arah selatan.
Mereka mulai kewalahan menangani pasukan crimson di belakang mereka.
Tetapi baik Penjaga maupun kuda – kuda tak akan bisa berlari terus seperti ini.
Asuna berdiri di atas atap kereta Kirito, Tieze, dan Ronye, berdoa sambil
menatap arah selatan.
Setelah sekitar dua puluh menit penjelasan Sinon, pemandangan reruntuhan
kastil raksasa mulai tampak.
Tak ada tanda – tanda manusia, demihumans, maupun binatang raksasa lainnya.
Hanya ada bebatuan yang diam di tanah.
Di depan jalan lurus ini ada dua kuil datar. Tingginya sekitar 20 mel, dan
lebarnya 300 mel. Kuil ini mungkin bisa dijadikan garis pertahanan agar musuh
tidak mengepung mereka.
Diantara kedua kuil tersebut, jalanan masih berlanjut ke arah selatan.
Pemandangan ini memberikan kesan seperti roti lapis, karena selain ada di
tengah – tengah, juga ada patung besar di kedua sisi.
Itu bukanlah patung Budha, juga bukan patung khas negeri barat. Sejujurnya,
patung tersebut seperti sosok persegi yang ada di reruntuhan Amerika Selatan.
Page | 92
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Semuanya dipahat dengan mata bulat dan mulut besar, dan tangan mereka
disilangkan di depan dada.
Apakah patung tersebut di desain oleh teknisi RATH ketika Underworld
diciptakan? Ataukah diciptakan secara otomatis menggunakan paket program
The Seed?
Ataukah patung tersebut— dipahat dari gunung batu oleh penduduk Tanah
Kegelapan …? Seperti tanda makam bagi yang telah tewas …?
Asuna menarik nafas, menyingkirkan pikiran – pikiran tersebut.
Ia berteriak pada Knight Renri yang sedang memimpin pasukan sambil
menunggang naga:
“Ayo kita serang musuh di dekat jalan sana”
Jawaban “Mengerti!” terdengar.
Beberapa menit kemudian, Penjaga mulai membentuk formasi diantara kedua
kuil. Patung seperti Mammoth ada di kedua sisi, seolah menatap mereka. Tapal
kuda dan sepatu penjaga bergetar mengisi jalanan kering ini.
Renri memando mereka, suaranya memotong udara dingin:
“Baiklah. Penjaga, bagi posisi! Biarkan kereta barang dan tim persediaan lewat!”
Para Penjaga kini terbagi menjadi dua, kemudian delapan kereta barang
melewati mereka, diikuti dengan tim persediaan yang kebanyakan para Astetic.
Setelah sampai di bagian belakang, mereka berhenti. Angin kencang bertiup dari
pintu masuk raksasa di jalan sana, rambut Asuna tertiup.
Sungguh senyap. Pemain Amerika yang mengejar mereka mulai kelihatan, debu
– debu beserta getaran mulai terasa.
Asuna melompat dari kereta barang, dan berkata pada gadis – gadis yang
menonjolkan kepala mereka ke atas atap:
“Ini pertempuran terakhir. Aku akan menyerahkan Kirito-kun pada kalian.”
“Ya! Serahkan pada kami, Asuna-sama!”
“Kami akan melindunginya!”
“—Bahkan jika harus bertaruh nyawa.”
Page | 93
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Ketika Tieze, Ronye dan Sortiliena meletakkan tinju ke depan dada mereka,
Asuna melakukan hal yang sama dan tersenyum lelah.
“Istirahatlah. Aku tak akan membiarkan musuh sampai ke tempat ini.”
Kata – kata tersebut seperti sebuah janji pada dirinya sendiri. Asuna
melambaikan tangan dan berbalik arah dengan segala keputusan.
Renri kini masih ada di depan pasukan penjaga, mengatur mereka.
Jalanan ini luasnya sekitar 20 mel. Meskipun cukup sempit untuk dijaga,
menjaga jalan ini sambil formasi saling bergantian mungkin saja.
Hal paling penting adalah mencegah angka kematian sebesar mungkin ketika
melawan 10,000 musuh lebih, karena regu Ascetic juga melakukan
penyembuhan dari belakang. Untungnya, diantara pasukan crimson tak ada
pengguna Art. Meskipun sepertinya para pemain tersebut tak menemukan cara
untuk mengaktifkan system command yang cukup rumit di Underworld dalam
waktu singkat, situasi ini sepertinya sebuah keajaiban.
Jika situasi ini mungkin berubah—
Aku akan membunuh seluruh pasukan seorang diri.
Asuna mengambil nafas dalam – dalam dan berkonsentrasi.
Memikirkan jumalah Life milik Stacia dan Prioritas equipment miliknya, ia tak
akan kalah karena kerusakan berdasarkan angka. Masalahnya adalah apakah ia
mampu menahan rasa sakit. Ketika ia menerima luka di jantung, tubuh
virtualnya ini akan terluka, dan bahkan jika ia memaksa, ia mungkin akan jatuh
dalam kondisi dimana ia tak akan bisa menggenggam pedang.
Asuna memejamkan mata, memikirkan Kirito yang masih terluka. Ia
membayangkan luka dan duka yang ia alami.
Ketika Asuna sudah ada di garis depan, rasa takut lenyap dari dirinya.
Pertempuran besar ini adalah yang terakhir, diterangi cahaya matahari siang hari.
Sekitar duapuluh pemain Amerika yang mengenakan armor berat kini maju ke
reruntuhan, mencari darah dan teriakan yang dijanjikan pengumuman dalam
website.
Page | 94
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Namun apa yang menunggu mereka bukanlah NPC yang didesain untuk
hiburan semata, tetapi para pejuang yang berkeinginan untuk menyelamatkan
dunia dan menolong teman mereka si Integrity Knight emas. Meskipun terluka
parah, pedang mereka masih memancarkan cahaya keingianan untuk menahan
senjata musuh dan menghancurkan armor musuh.
Sesosok manusia menatap ke bawah dari ketinggian, diatas pasukan crimson
yang telah dihancurkan.
Mengenakan pakaian yang tidak memantulkan cahaya armor, seperti jaket
sepeda motor besar. Jaket tersebut ditutupi dengan paku – paku keperakan.
Senjata yang ia gunakan hanyalah pisau pemotong daging besar yang
menggantung di pinggang kirinya. Wajahnya tertutup. Tubuhnya dibungkus
pakaian kulit hitam seperti jas hujan, hingga menutupi ke mulutnya.
Bibirnya tersenyum kejam.
Dia adalah Vassago Casals.
Setelah dive sekali lagi ke dalam Underworld dan berhasil menghindari serangan
laser milik Sinon, ia kini menyamar diantara pasukan Amerika yang mengejar
Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia. Akan tetapi, ia tidak ikut dalam serangan
awal, malahan ia memanjat dinding kuil bagian timur, dari atas kepala sebuah
patung ia bisa mengamati jalannya peperangan, ia mumutuskan untuk
menikmati hiburan menarik ini.
“Kekek, bajingan itu selalu terburu – buru seperti biasanya ketika marah. Ia
membunuh banyak orang.”
Ia berguman dengan tawa kesenangan.
Persis seperti dalam ingatan masa lalu Vassago, gadis berarmor mutiara dengan
rambut coklat— Asuna «The Flash» kini mulai mengangkat gagang rapier
miliknya yang mulai bercahaya.
Dahulu, Vassago juga dalam posisi yang sama, menonton pertempuran Asuna
dari kejauhan. Ia telah bersumpah pada dirinya sendiri: Aku akan
menghabisimu sebelum dunia ini berakhir.
Bersama dengan seorang swordsman berpakaian hitam yang juga bertarung lebih
ganas di sampingnya.
Page | 95
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
Ketika ia meloncat dari punggung naga, Bercouli masih berada sekitar dua ratus
mel diatas tanah. Jika ia meloncat langsung seperti itu, ia tak akan bisa menahan
benturan yang akan terjadi.
Tetapi ia seolah menuruni sebuah tangga tak kasat mata, Komandan Knight
turun dengan gerakan melingkar.
Setiap langkah yang ia jejaki, sebenarnya ia menciptakan Wind Element
dibawah kakinya sebagai batu loncatan, dengan begitu ia bisa mengurangi daya
benturan. Mengontrol Element dengan kedua kakinya sebenarnya adalah teknik
milik Pemimpin Tetua Chudelkin yang ia curi beberapa puluh tahun lalu.
Menggenggam gagang pedangnya, knight paling tua ini semakin mendekat,
menuju titik buta Kaisar Vektor. Vektor berdiri di tengah pilar tepat
dibawahnya.
—Bunuh dia dengan sekali tebas.
Adalah hasrat membunuh milik Integrity Knight Bercouli yang ditunjukkan
semenjak ia membunuh Jendral Kegelapan dua generasi sebelumnya – sekitar
seratus lima puluh tahun lalu. Dalam tahun – tahun setelahnya, ia tak pernah
memiliki musuh yang mampu menarik hasrat tersebut.
Bahkan ketika ia bertarung dengan bocah Eugeo yang menerobos Katherdal
Pusat seorang diri, Bercouli telah bertarung serius, namun tidak menunjukkan
hasrat membunuh. Tetapi, jika ia melihat saat ini, bahkan melawan Jendral
Kegelapan Shasta, ia tak pernah menunjukkan emosi negatif seperti marah
maupun benci.
Dengan kata lain, ini adalah pertama kalinya Bercouli menunjukkan
kegarangannya setelah sekian lama.
Setiap tubuh dirinya benar – benar terbakar. Terlebih lagi bukan saja karena
telah menculik Alice.
Musuh ini datang dari dunia luar yang disebut Dunia Nyata, orang ini telah
memaksa orang – orang Tanah Kegelapan menuju medan peperangan ketika
mereka telah menerima masa kedamaian, juga ia mengirim puluhan ribu
penduduknya mati sia – sia, benar – benar tindakan yang tak patut dipuji.
—Kaisar Vektor, aku tak tahu alasan apa yang memotivasimu.
Page | 96
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tetapi jika orang – orang dari Dunia Nyata seburuk dirimu. Aku jadi mengerti
begitu melihat ekspresi nona Asuna.
Itu berarti, satu – satunya kejahatan yang tak bisa diampuni adalah dirimu.
Jika begitu, aku akan membinasakanmu.
Aku akan menebus nyawa Jendral Kegelapan Shasta, Integrity Knight Eldrie,
dan nyawa orang – orang yang telah gugur dalam peperangan ini.
Nah rasakan … serangan ini!!
“Ze… AHH!”
Melompat sepuluh mel dari udara, Komandan Knight mengayunkan pedangnya
sekuat tenaga kebawah menuju kepala Kaisar Vektor yang tak terlindung.
Udara berdesis, menimbulkan cahaya putih. Cahaya tersebut menyilaukan
pandangan, bahkan menelan warna sekeliling.
Tak perlu ditanya, serangan ini adalah teknik pedang paling kuat dalam sejarah
Underworld. Prioritas serangannya bahkan mampu menulis kembali mnemonic
data dalam Main Visualizer. Dengan kata lain, segala hal yang ada dalam
jangkauan serangan ini, berapapun nilai statusnya tak ada artinya.
Bahkan bagi Super Account 04— Life tak terbatas milik Kaisar Vektor akan
hancur jika terkena serangan ini.
Jika terkena serangan ini, begitulah.
Bahkan jika meteor hendak menghantam kepalanya, wajah Vektor masih tak
beremosi.
Kecepatan serangan ini sangatlah cepat bahkan seseorang tak akan bisa
melihatnya. Serangan tersebut datang tiba - tiba; tak peduli berapa cepat
reaksimu, mereka tak akan mampu menghindar.
Tetapi dalam sekejap, tubuh Vector yang terbungkus armor crystalline hitam,
dengan tanpa suara bisa bergeser.
Untuk menghindari serangan ini, bergeser sedikit saja bisa menghindar.
Pedang milik Bercouli hanya menggores mantel merah yang berkibar di udara.
Seketika menyentuh pedang tersebut, mantel tersebut berubah menjadi debu.
Page | 97
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 98
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 99
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tangan pucat Kaisar kini menggenggam ujung pedang panjang yang ada di
pinggangnya.
Pedang tipis yang perlahan ia tarik dari sarung pedangnya berwarna violet.
Mengayunkan pelan ke bawah, Kaisar Vektor tersenyum sekali lagi.
“Nah, ijinkan aku menikmati lebih banyak.”
***
Akhirnya pedang besar berhasil menggores lengan kiri Asuna.
Rasa sakit terasa, seperti luka yang tersiram air panas.
—Ini bukan apa – apa!
Ia berpikir cepat, luka kecil di lengannya seketika langsung menghilang.
Kemudian, dengan kilatan terang, pedang miliknya berhasil menusuk dada
penyerang sebanyak empat kali. Wajah si pria menyusut kemudian tertunduk ke
tanah.
Asuna telah lupa berapa banyak yang telah ia bunuh.
Pada saat yang sama, ia juga tak menghitung berapa banyak waktu yang telah
berlalu sejak dimulainya pertempuran di reruntuhan ini. Ia hanya yakin jika
jumlah pasukan crimson yang menerjang terus menerus masih sangat banyak.
—Hmph,tebasan rapier seperti ini tak akan cukup. Di Aincrad Lama,
pertempuran melawan boss selama tiga atau empat jam adalah hal yang wajar.
Asuna menyemangati dirinya, melewati tubuh – tubuh tak bernyawa para
penjaga, lalu menghadapi musuh baru yang menggunakan kapak perang.
Keseimbangan musuh goyah karena serangannya; Asuna langsung menyerang
jantung sambil tengok kanan kiri.
Lokasi Asuna bertempur sekarang ini adalah di tengah – tengah jalanan, di sisi
kanannya, Integrity Knight Renri masih terus melempar dua pisau lempar
dengan tenaga dan akurasi yang konstan. Ia tampak baik – baik saja.
Masalahnya ada di sisi kiri yang dipimpin oleh Sortiliena, Penjaga yang
ditempatkan disana, sangat jelas terlihat jika garis depan miliknya mulai
terdorong ke belakang.
Page | 100
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Sayap Kiri, saling berganti antar penjaga bisakah lebih cepat! Fokuskan Art
Penyembuh ke sisi tersebut”
“Asuna-sama, aku masih bisa bertarung!”
Seseorang yang merespon adalah Sortiliena di garis paling depan, ia mengatifkan
teknik pedang dua tangan, «Cyclone». Pedang panjang miliknya berputar cepat
dengan cahaya hijau dan menghempaskan tiga orang musuh, tetapi Liena
terjatuh setelahnya. Menilai dari percakapan mereka tadi malam, para
swordsmen dalam kelas bangsawan biasanya berfokus pada pertempuran satu
lawan satu, jadi pertempuran panjang dengan banyak musuh seperti ini benar –
benar tak adil.
Meskipun teknik pedang Liena cukup mematikan, bagi Asuna yang baru saja
tiba di dunia ini kemarin, teknik tersebut terlalu kaku. Liena terlalu banyak
menggunakan serangan sebelum serangan utama, sehingga senjata musuh pasti
akan menggores tubuhnya sebelum teknik miliknya mencapai klimaks. Armor
miliknya telah penuh bekas goresan, jejak darah ada diseluruh seragam Penjaga
yang dikenakannya.
“Mundur dan istirahat dulu, Liena-san! Percaya pada teman - temanmu!”
Pada perintah Asuna, Liena menggigit bibir dan mengangguk lalu mundur
sambil berkata “Aku akan segera kembali!” posisi miliknya langsung digantikan
Komandan Penjaga, tetapi wajahnya cukup kelelahan.
Selain kelelahan yang dialami sayap kiri, ada hal lain yang mengganjal hati
Asuna.
Pasukan crimson yang sedang mereka lawan bukanlah monster humanoid yang
dikendalikan algoritma, tetapi pemain veteran asal Amerika, tempat lahirnya
MMORPGs. Mereka yang telah lama akrab dengan pertarungan akan langsung
sadar jika penyerbuan sederhana tak akan efektif, seharusnya mereka
memikirkan strategi lain.
Apa yang akan dirinya lakukan jika situasinya terbalik? Asuna mengayunkan
Rapier miliknya semakin cepat.
Seharusnya, ia akan melakukan serangan jarak jauh dari samping. Tetapi tak ada
pengguna Art diantara musuh, dan jikapun ada, mereka tak akan langsung
paham mengenai bahasa Art dalam Underworld yang begitu rumit dalam waktu
singkat.
Page | 101
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Selain Art, ada juga pemanah. Untungnya, hanya ada pemanah di Pasukan
Penjaga, musuh tak bisa menggunakan akun pemanah. Usaha terakhir mereka
adalah mengayunkan senjata dengan kedua tangannya, tetapi tindakan itu pasti
membuat mereka tak cukup cepat, karena jika senjata mereka terlempar,
mereka tak akan bisa ikut dalam peperangan ini setelahnya.
Sepertinya musuh tak memiliki banyak pilihan.
Lalu, ia semakin yakin bisa mengalahkan sepuluh ribu pasukan musuh.
Tepat setelah Asuna memikirkan hal tersebut—
Pintu masuk kuil dikelilingi kegelapan.
Cahaya matahari terblokir oleh perisai besar di garis depan musuh juga tombak
– tombak yang diacungkan kedepan.
—Pengguna Tombak!
“Ber… Bersiaplah menahan serangan!! Berusahalah untuk bisa meghindari
ujung tombak!! Dekati musuh agar bisa menyerang mereka!”
Tepat setelah Asuna berteriak, dengan suara dentingan logam, tombak – tombak
besar melaju lurus ke depan secara bersamaan.
““”Assaaaaaaaaaault!!”””
Sebaris penuh 20 pengguna tombak berteriak lalu mulai melaju.
Para Penjaga mulai tertekan oleh serangan ini. Kumohon, tolong tenanglah,
Asuna berdoa dalam diam sambil memandang pengguna tombak yang melaju
langsung ke arah mereka. Pengguna tombak melaju lurus ke arah mereka.
Tunggulah sampai saatnya dan — Cling!
Cahaya kekuningan bersinar dari ujung rapiernya dan ditujukan pada pengguna
tombak.
“… Haaah!!”
Sambil berteriak, ia menancapkan rapier miliknya ke armor musuh, melihat ke
depan, ia melihat jika rapier miliknya menusuk tenggorokan musuh. Dengan
daya dorongan, darah menyembur ke seluruh pelindung kepala miliknya.
Teriakan yang terdengar bukan saja dari musuh, tetapi dari para Penjaga.
Page | 102
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Beberapa penjaga yang berada di sayap kiri tak berhasil menahan pengguna
tombak, mereka tertusuk - tusuk.
“Gh……….!!”
Mengeraskan giginya, Asuna meninggalkan posisinya dan berlari ke kiri. Dengan
tebasan «Linear», ia menusuk pasukan crimson yang menarik tombaknya dari
penjaga yang telah tewas. Mau menggenggam pedang berlumuran darahnya lagi,
Asuna memotong kedua tangannya dan melancarkan dua tusukan, «Parallel
Sting».
Asuna berhasil menghindar tusukan tombak ketiga dengan melompat ke atas.
Mendarat di tombak, ia berlari ke bahu musuh, mencopot helm miliknya dan
menusukkan rapier ke leher musuh.
Musuh terjatuh sambil berteriak. Kini mundur, Asuna berteriak:
“Bawa yang terluka ke bagian belakang! Sembuhkan mereka!!”
Menilai sekeliling sekali lagi, tampaknya Knight Renri dan para Penjaga
mengalami kesulitan menghadapi pengguna tombak, enam orang Penjaga telah
mengalami luka parah karena tertusuk tombak. Tiga diantaranya sepertinya tak
bisa ditolong.
—Jika musuh mengulangi strategi ini, pasukan Pertahan Kerajaan Manusia tak
akan mampu menahan kondisi ini karena kalah jumlah.
Ketakutannya menjadi kenyataan. 20 orang pengguna tombak selanjutnya siap
untuk menerjang.
Asuna memandang musuh yang akan datang lalu memandang jika dirinya telah
berada di tengah – tengan medan pertempuran.
Disana ada seorang Penjaga yang masih sangat muda, mencoba mengontrol
pedangnya, meskipu kakinya gemetaran.
“AH………!!”
Berteriak kencang, Asuna berlari ke kanan.
Ia melaju menuju Penjaga muda yang masih membatu dan pasukan tombak
yang akan datang. Rapier miliknya tak akan tepat waktu untuk menahan
serangan tersebut. Ia hanya bisa menjangkau ujung tombak dengan ujung
tangannya.
Page | 103
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Jika ini adalah dunia VRMMO, maka Asuna yang memiliki reaksi kecepatan
dan kekuatan pasti akan mampu menahannya. Tetapi di Underworld, parameter
yang tak bisa dihitung yang mana berbeda dengan SAO dan ALO, ada.
Tombak baja menusuk ke perutnya—
Daya dorong terasa di seluruh tubuhnya. Tak bisa mengutarakan suara, Asuna
dengan diam melihat ke samping, sebuah logam telah menusuk ke perut
miliknya.
***
Meminimalkan gerakan akan meningkatkan efektifitas pedang miliknya.
Bagi Komandan Knight Bercouli, teknik pedang milik Kaisar Vektor benar –
benar berbeda dari style pedang yang pernah ia lihat sebelumnya.
Pertama, ia hampir tak pernah menggunakan kakinya. Ketika ia menghindari
serangan, ia hanya menggeser dirinya dari pijakan. Juga, ketika ia mau
menyerang, ia tak kelihatan melakukan persiapan. Pedang yang ia genggam agak
renggang akan tiba – tiba meluncur ke jarak paling dekat.
Singkatnya, memprediksi gerakannya sangat tak mungkin. Bercouli bahkan
hampir tak bisa menahan lima serangan kuat milik Kaisar.
Tetapi lima serangan sudah cukup.
Karena pengalaman bertarung miliknya, Bercouli yang sudah mengamati teknik
Vektor mulai menyerang balik ketika Kaisar hendak memulai serangan ke
enam.
“Hsss!”
Melepaskan sedikit semangatnya, ia menebaskan tebasan ke arah kepala
sebelum Vektor bisa melakukannya.
Bersama bunyi logam, percikan putih menyembur ke segala arah.
Kedua pedang saling bertabrakan di tengah udara. Dari sini, hanya adu kekuatan
saja. Pedang milik musuh terdorong ke bawah. Tampaknya tak bisa menahan
tekanan, tubuh Vektor mulai membungkuk.
—Ini saat – saat kritis!!
Page | 104
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 105
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 106
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Dengan bunyi retakan, logam yang berdiameter lima cen patah dengan
pukulannya. Ia lalu mengambil tusukan tombak yang ada di punggung dan
menariknya.
Kunang – kunang menari di matanya, dan rasa sakit kesemutan mengalir dari
ujung jari hingga kakinya. Tetapi tangan Asuna tak peduli, ia menarik tombak
tersebut dengan brutal dan melemparkannya ke tanah.
Darah menyembur dari mulut serta bekas luka di perutnya, tetapi tubuhnya
masih tetap berdiri tegak. Asuna mengelap darah yang ada di mulut lalu
menatap musuh dengan pandangan murka.
Pemilik tombak tersebut berkedip beberapa kali, matanya kebingungan.
“Oh, gosh.”
Berucap dalam bahasa inggris.
“… The hell, man… This type of game isn’t fun at all. I’m logging out.”
Setelah mendengar kata – kata tersebut, Asuna menusuk jantung musuh
menggunakan Rapier di tangan kanannya. Tubuh musuh tertunduk lalu
menghilang dengan efek pecahan.
Nyeri di perutnya tidak membuat Asuna menangis, namun matanya berlinangan
air mata.
Rasa sakit dan kebencian yang memenuhi medan peperangan ini seharusnya tak
terjadi dari awal.
Pemain Amerika dan Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia tak memiliki alasan
untuk saling bantai. Jika kondisi mereka bertemu berbeda, kedua sisi seharusnya
bisa menjadi teman— seperti yang Asuna alami.
Dunia Virtual … dunia VRMMO seharusnya tidak seperti ini.
“T… To… Tolong… Gh!”
Sebuah teriakan dalam bahasa jepang memasuki telinga Asuna. Menoleh, ia
melihat tombak besar menusuk seorang Penjaga yang tak bisa bergerak di tanah.
“U… AAAAAAAHH!!”
Emosi Asuna tak bisa ditahan ketika ia melaju ke sana.
Page | 107
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Rapier di tangan kanannya menebas tiada henti dan cahaya yang muncul dari
ujungnya membungkus tubuh Asuna; kaki Asuna meninggalkan tanah ketika ia
melaju lurus seperti komet. Serangan lurus tertinggi bagi rapier miliknya,
«Flashing Penetrator».
Pemegang tombak yang hendak membunuh Penjaga terhempas ke udara, juga
teman yang ada di belakangnya. Musuh ketiga juga terhempas.
Setelah menerbangkan musuh keempat yang ada di bawah patung besar, sword
skill miliknya berhenti kemudian ia berbalik, menghembuskan nafas.
Gelombang kedua serangan tombak telah menyebabkan lima orang tewas di
Pasukan penjaga. Bersamaan itu juga, gelombang ketiga serangan tombak
hendak bersiap - siap.
Asuna menarik rapier miliknya dari mayat musuh lalu berteriak.
“Semua pasukan, jangan meninggalkan posisimu! Renri-san, tolong ke sini!”
Asuna membuat senyuman kecil, memastikan Knight muda yang melihat
sosoknya yang berlumuran darah di sana – sini agar tenang.
“—Aku akan menghancurkan formasi musuh. Kuserahkan musuh yang berhasil
lolos padamu.”
“A… Asuna-sama?!”
Asuna mengangkat tangan kirinya ke atas pada Renri dan para Penjaga yang
kelelahan.
Kemudian, ia berlari.
***
Pusat keseimbangan Bercouli tiba – tiba bergoyang, dan apa yang
menyebabkannya adalah lengan kirinya yang terjatuh ke tanah.
Apa yang menyadarkannya bukanlah rasa sakit, tetapi rasa kengerian yang
dingin.
“Guh…!”
Ia melompat ke belakang, berusaha menjaga jarak antara dirinya dan Vektor.
Percikan darah dari lengan kirinya bercucuran di pilar batu.
Page | 108
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 109
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 110
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 111
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
“Ga… Hah…”
Batuk darah keluar dari mulutnya dan tumpah ke tanah yang ia pijak.
Asuna masih tetap berdiri, bahkan jika ia hanya bisa menggenggam Rapier di
tangan kanannya. . Setelah menahan gelombang tombak ketiga dan keempat, ia
terluka sepuluh kali lipat di seluruh tubuh. Armor dan pakaian mutiara putih
miliknya kini robek dan darah ada dimana – mana.
Setelah menerima serangan langsung dari tombak hingga membuat lubang di
tubuhnya, sungguh heran mengapa ia masih bisa bergerak. Faktanya, HP
miliknya yang sangat banyak tidak menurunkan kekuatan miliknya.
—Tubuh ini akan tewas jika hatiku lengah.
Jadi, aku harus tetap berdiri.
Seluruh tubuhnya telah mati rasa. Hanya rasa panas yang menyelimuti seluruh
indranya, hingga membuat pandangannya agak kabur.
Gelombang pasukan tombak kelima mulai muncul di pandangannnya yang
kabur, lalu ia mencabut Rapier miliknya dari tanah.
Ia sudah tak bisa menghindar secara langsung. Ia hanya bisa menghentikan
tombak dengan tubuhnya lalu melancarkan serangan sword skills.
Rapier seberat bulu milik Asuna kini seolah menjadi cukup berat di
genggamannya, tetapi kini ia mengangkatnya dengan kedua tangan, menunggu
kedatangan musuh.
“—Go!!”
Tanah berguncang, 20 orang pengguna tombak mulai melaju.
Boom, boom, boom boom boom boom…
Dalam suara langkah kaki, suara bergema terdengar dari suatu tempat.
Mata Asuna terangkat ke atas.
Dari langit merah, garis – garis mulai berjatuhan. Garis tersebut seperti kode
digital.
Page | 112
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 113
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 114
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 116
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Itu berarti, ia bisa mengetahui kemana Kaisar Vektor bergerak sepuluh menit
lalu. Lalu, jejak kaki yang ia buat berhasil merekam kemana ia melaju, dan
dimana ia berhenti.
—Lima ratus depapan puluh sembilan.
—Lima ratus sembilan puluh.
“Oh… Aku menemukanmu …”
Bercouli bergumam, semakin gemetaran ketika ia mengayunkan Time Piercing
Sword.
Ini adalah serangan terakhirnya.
Baik itu pedang maupun pemiliknya, keduanya telah mencapai batas Life
mereka.
Dan Bercouli semakin kelelahan, ia mengaktifkan Release Recollection Art
milik Divine Instrument-nya, Time Piercing Sword.
«Time Piercing Sword • Arcane Slash».
Kebalikan teknik «Empty Slash» yang bisa menebas masa depan, teknik «Arcane
Slash» bisa menebas masa lalu.
Dalam Main Visualizer dari Underworld, pergerakan semua manusia telah
direkam selama enam ratus detik, atau sepuluh menit.
Time Piercing Sword bisa merusak rekaman ini, menyebabkan sistem salah
mengenali lokasi seorang manusia saat ini menjadi lokasi masa lalu.
Sebagai hasilnya, pedang yang tadi dilancarkan bisa berpindah ke tubuh
seseorang yang ada di masa lalu. Tak bisa dihindari, tak bisa diblokir, sesuai
namanya, teknik ini seolah mempecundangi teknik pedang lain dan kerja keras
seorang swordsmen.
Itulah sebabnya Bercouli selalu berpikir dua kali sebelum mengaktifkan «Arcane
Slash». Ketika bertarung melawan Eugeo, walaupun terkena Release
Recollection Art dari Blue Rose Sword, ia memutuskan tak akan menggunakan
teknik ini karena ia bisa menang dengan mudah. Ia tahu jika Pemimpin tetua
Chudelkin akan menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk perlawanan
terhadap Gereja Axiom.
Page | 117
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tetapi karena lawannya Kaisar Vektor yang memiliki kekuatan melebihi dirinya,
ia tak perlu berpikir dua kali.
Ketika Kaisar Vektor turun dari naganya, Bercouli mengambil keuntungan
tentang fakta bahwa musuhnya hanya terbang lurus dengan kecepatan tetap
sehingga ia bisa mengetahui lokasi terbang sepuluh menit sebelumnya. Namun,
karena jarak dekat, ia harus benar – benar memastikan lokasinya dengan sangat
tepat.
Tentu saja, jika ia bisa mengingat lokasi musuh sepuluh menit lalu, ia bisa
mengaktifkan teknik ini. Tetapi menggunakan cara tersebut, jika pengaktifan
teknik pedang miliknya terganggu oleh musuh, akan menjadi sulit untuk
menghitung sepuluh menit lagi.
—Tepat seperti ini.
“Kau kelihatan mengincar sesuatu.”
Kaisar Vektor mendekat, dan Bercouli dipaksa menghindari Incarnation
berwarna biru gelap dari pedang panjang musuh. Seperti itu, «sepuluh menit
masa lalu» yang telah ia rekam menghilang selamanya.
—Aku melewatkan kesempatanku.
Bercouli sekali lagi menyiapkan Time Piercing Sword miliknya yang akan
mengaktifkan Release Recollection.
Ia berada di ujung tanduk.
Karena Kaisar telah menyadari jika ia mengincar sesuatu, ia akan langsung
mengaktifkan serangan terakhir miliknya. Kenyataannya, cahaya Incarnation
pedang panjang milik Vektor telah melaju ke arah Bercouli.
Berusaha melawannya, Komandan Knight berusaha menghindar sekuat tenaga.
Berguling.
Berguling, berguling, dan terjatuh. Ia tahu sejak lama jika ia akan menjumpai
maut dengan cara sulit.
Tiga kali, empat kali.
Tepat pada serangan kelima, Bercouli berhasil menghindari semua serangan.
Page | 118
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 119
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 120
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
…begitu hangat.
Aku ingin berada disini lebih lama.
Terbangun dari tidurnya, Integrity Knight Alice tersenyum kecil ketika masih
diantara batas bangun dan tidur.
Menghalau sinar matahari.
Ia mulai berdiri dengan kedua kakinya.
Sebuah tangan dengan lembut membelai rambutnya.
………Ayah.
Sudah berapa lama ia berbaring disini? Ia telah lama merindukan masa – masa
tenang seperti ini … Perasaan terlindungi, tak mengkhawatirkan apapun.
Ahh… Tapi, sudah saatnya untuk bangun.
Lalu, Integrity Knight Alice membuka kelopak matanya.
Yang muncul di depan matanya adalah sosok swordsman berumur, matanya
menyipit ketika ia memandang Alice.
Di wajah dan dadanya, terdapat bekas luka. Luka tersebut kini bertambah
karena luka yang kini bertambah.
“……… Paman?”
Alice berbisik, akhirnya ia benar – benar sadar.
—Benar, aku telah diculik Kaisar Vektor. Beneran nih, aku benar – benar
ceroboh, aku maju tanpa berpikir panjang.
Tetapi seperti prediksi Paman, bahkan ketika aku tertangkap oleh musuh, ia
akan menyelamatkanku. Selama orang ini ada disini, aku bisa merasa aman.
Tersenyum lagi, Alice berdiri. Ia menyadari luka yang ada di wajah dan dada
Komandan Knight, ia menghembuskan nafas lega.
Lengan kirinya terpotong dari atas bahu. Jubah miliknya berlumuran darah
kering. Dan dibawah dadanya, luka mengerikan berada.
“P… Paman… !! Paman Bercouli!!”
Page | 121
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Alice berteriak dan mengulurkan kedua tangannya, jari milik Alice menyentuh
pipi Komandan Knight Bercouli.
Lalu ia menyadari jika Knight tertua di dunia ini telah menghabiskan Life
miliknya.
***
… Aw, jangan menangis seperti itu Nona Kecil.
Kematian pasti akan datang, hanya saja datang sekarang, benar kan?
Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One berkata ramah ketika ia
melihat kebawah pada Alice yang memeluknya. Namun suaranya tak bisa
keluar.
…Nona Kecil, jika ini kamu. Aku akan baik – baik saja. Bahkan jika sendirian,
kamu akan bisa terus hidup.
Karena, kamu ini muridku.... putriku.
Pemandangan dibawah kini meninggalkan mata Bercouli. Membuat senyum
terakhir pada murid kesayangannya, matanya kini menatap langit utara di
kejauhan.
Ia memikirkan seorang knight wanita lain yang ada jauh disana..
Ia tak tahu apakah mereka akan sukses atau tidak, tetapi saat ini, hati miliknya
terisi oleh perasaan mendalam setelah menemui ujung hidupnya yang mana ia
pikir akan hidup abadi.
… Yah,tak begitu buruk kok, benar kan?
“Ya, kau harus bersyukur karena ada orang – orang yang menangis untukmu.”
Ketika ia menoleh menuju sumber suara, ia melihat seorang gadis melayang
disana, tubuh telanjangnya tertutupi rambut perak.
“… Hei, jadi kau masih hidup.”
Bercouli mengangkat bahunya, dan Pemimpin Tertinggi Administrator berkedip
dan tersenyum.
Page | 122
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Tetapi itu tak mungkin, benar kan? Bisa muncul dihadapanmu, aku ini ingatan
dalam dirimu. ‘Aku’ Cuma ingatan Administrator yang tersimpan dalam
jiwamu.”
“Hmm, aku masih tidak begitu paham … tetapi, jika kau ini ada dalam
ingatanku. Aku senang kamu bisa tersenyum seperti ini.”
Bercouli merespon sambil menyeringai, dan tiba – tiba disampingnya ada naga
tersayang milik Bercouli, Hoshigami. Ia menjulurkan leher panjangnya menuju
tubuh Bercouli.
Komandan Knight dengan lembut memegang leher peraknya. Lalu ia melompat
bersama Pemimpin Tertinggi keatas.
“Apa kamu membenciku?” Komandan Knight hanya bisa menggeleng. “Apakah
kamu tak membenciku yang telah membuatmu hidup abadi dan menghapus
ingatanmu berulang kali?”
Setelah beberapa saat, Bercouli menjawab.
“Meskipun memang benar dan cukup bosan, yah, hidup yang aku jalani cukup
menyenangkan.”
“… Sungguh?.”
Berpaling pada jawaban Administrator, Bercouli menarik tali kekang
Hoshigami.
Sang naga membentangkan sayap transparan miliknya, lalu perlahan terbang
menuju langit luas.
***
Dibawah langit berbintang—
Di tanah kering sekitar reruntuhan «Gerbang Besar Timur». Di sebelah timur
dan barat reruntuhan, sepuluh ribu pasukan Tanah Kegelapan yang tertinggal
dan empat ribu Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia telah membentuk formasi,
bersiap untuk saling serang.
Karena Kaisar Vektor telah menghilang tanpa jejak, pasukan Tanah Kegelapan
tak bisa bergerak bebas. Pasukan Penjaga juga kebingungan sehingga mereka
juga tak bergerak.
Page | 123
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Didekat reruntuhan gerbang hanya terdengar suara angin, ada sosok knight
wanita. Dia adalah Integrity Knight yang tinggal untuk memimpin Pasukan
utama, Fanatio Synthesis Two. Ia telah memerintahkan Penjaga dan regu
Ascetics untuk beristirahat akan pertempuran yang akan terjadi, tetapi dirinya
sendiri tak bisa tidur di tenda. Sehingga ia berjalan sendiri di reruntuhan
Gerbang Besar Timur.
Langit malam telah lama berlalu. Solus telah tenggelam di langit merah Tanah
Kegelapan dan langit biru Kerajaan Manusia.
Lebih dari satu setengah hari berlalu sejak pasukan pengecoh Kerajaan Manusia
berangkat menuju bagian selatan Tanah Kegelapan. Meskipun ia tahu mengenai
misi mereka tak akan mudah, ia harus menunggu disini.
Tepat ketika Fanatio menutup matanya, ingin berdoa pada ketiga dewi agar
mereka bisa kembali dengan selamat—
Matanya terbuka mendadak.
Ia merasa pria yang ia cintai sedang berbicara di telinganya.
—Maaf, Fanatio. Tampaknya kita tak akan bisa bertemu lagi.
—Aku menyerahkan sisanya padamu. Biarkan anak itu hidup bahagia …
Belum lama ini, Fanatio telah mendengar perkataan yang sama. Itu adalah
perkataan ketika Komandan Knight Bercouli hendak bernagkat.
Berpakaian armor silver, tangan Fanatio menyentuh perutnya dengan lembut.
Nyawa baru yang ada di tubuhnya adalah sesuatu yang terjadi tiga bulan lalu.
Bercouli, yang mana telah pergi selama lebih dari seratus tahun tanpa
menyentuh Fanatio, ia mungkin telah memprediksinya ketika ia melanggar
taboo.
Memprediksi kematiannya sendiri.
Merasakan jika Life milik Komandan Knight Bercouli telah menghilang di
kejauhan sana, Fanatio perlahan tertunduk dan menutupi wajahnya dengan
kedua tangan.
Tak bisa menahan, ia terisak.
Page | 124
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Alasan mengapa Bercouli selalu menjauh dari Fanatio maupun perempuan lain,
ia pernah mendengarnya dahulu kala.
Pria dan wanita di Kerajaan Manusia hanya bisa menikah dibawah pengawasan
pendeta Gereja Axiom, dan hanya bisa membuat seorang anak melalui sebuah
kontrak. Namun seorang Integrity Knights berperan juga sebagai seorang
pendeta dan tak memerlukan pesta pernikahan. Mereka hanya harus
bersumpah saling mencintai, berbagi ranjang, dan bisa memiliki seorang
keturunan.
Namun anak ini akan menua dan tewas ketimbang orang tuanya karena Life
mereka telah dibekukan. Bahkan, mengijinkan anak ini mengalami hal yang
sama bahkan lebih kejam dari tindakan Pemimpin tertinggi.
Meskipun begitu, karena Pemimpin Tertinggi telah meninggal, Bercouli
akhirnya menerima perasaan Fanatio. Maka, ia memutuskan untuk melindungi
anak ini dan membuatnya terus hidup sampai ajal menjemput.
Maka—
“… Beristirahatlah dengan tenang, Bercouli. Aku akan membesarkan anak ini.
Aku akan membuatnya menjadi seorang pria yang kuat seperti dirimu.”
Menghentikan isak tangisnya, Fanatio membuat keputusan.
—Tetapi sekarang ini.
Sekarang ini, biarkan aku menangis.
Terjatuh ke tanah, Fanatio menggenggam butiran pasir bekas jejak kaku
Komandan Knight Bercouli, lalu menangis tanpa menahan diri.
Bagian 5
“Meskipun aku tak memiliki masalah dengan kalian …”
Mengacungkan katana merahnya pada pasukan crimson, pedang miliknya
bergetar di penjuru reruntuhan.
“Aku akan membalas kalian karena telah melukai temanku. Aku akan
membalas tiga kali lipat … Tidak, aku akan membalas ribuan kali lipat sialan!!”
Page | 125
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 126
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Merasakan pelukan dari Lisbeth dan Silica, Asuna merasakan jika rasa sakit
pada luka – lukanya berubah menjadi rasa hangat.
“Terima kasih… Terima kasih …”
Page | 127
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 128
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tertutupi cucuran air mata, Asuna melihat hujan garis digital yang memasuki
pertempuran ini.
Yang muncul disana adalah ribuan swordsmen yang memakai armor yang sama.
“Musuh yang berarmor merah adalah musuh kita!”
“Pasukan, serang! Pukul mundur musuh!”
“Para Penjaga, mundurlah sementara dan sembuhkan luka kalian!”
Setelah mendarat, mereka mulai berteriak dalam bahasa Underworld, bukan,
bahasa Jepang — mereka mengangkat pedang, kapak, dan tombak lalu mulai
melaju ke depan.
Menilai dari kemampuan bertarung individu dan mengerti cara bekerja sama,
mereka kemungkinan adalah para pemain veteran VRMMO.
—Jadi seperti itu.
Asuna akhirnya menyadari situasi yang muncul dihadapan matanya.
Karena pemain Amerika muncul di medan peperangan ini, ratio akselerasi
Underworld mungkin telah diubah oleh penyerang menjadi 1:1. Dengan kata
lain, sangat memungkinkan untuk Dive menggunakan AmuSpheres dari Jepang.
Tetapi menilai dari equipment serta senjata, tampaknya mereka tidak
menggunakan akun default Penjaga.
Itu berarti— mereka mengkonvert akunnya.
Tak salah lagi jika mereka mengubah karakter mereka — karakter yang telah
lama mereka latih — ke dalam Underworld.
Tampaknya mereka tidak tahu apakah mereka bisa kembali ke dunia VRMMO
asal mereka. Alasannya adalah— kondisi Underworld itu sendiri, mungkin saja
karakter mereka akan hancur ketika mereka tewas, namun mereka …!
“Semuanya… Maaf… Aku minta maaf …”
Dengan suara separo menangis, Asuna meminta maaf pada kedua temannya dan
kepada para swordsmen yang telah maju ke garis depan.
“Kamu ngomong apa sih, Asuna?”
Page | 129
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 130
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Teman - temanku. Mereka datang dari Dunia Nyata untuk menolong kita.”
Renri berkedip beberapa kali, lalu menatap Lisbeth dan Silica—
Ekspresi lega muncul dari wajahnya.
“…Jadi begitu… aku sungguh bersyukur. Aku kira semua orang yang datang dari
Dunia Nyata adalah orang – orang menyeramkan, tidak seperti Asuna-sama …”
“Hei, tak mungkin!!”
Sambil tersenyum marah dan teriakan mengintimidasi, Lisbeth menepuk
pundak Renri.
“Aku Lisbeth. Salam kenal, Knight-kun.”
“Ah… Y… Ya. Namaku Renri. Salam kenal.”
Asuna yang menyaksikan pemandangan ini sambil tersenyum.
Ia, selama masih hidup tak akan melupakan pemandangan ini.
Momen ketika orang – orang yang terlahir dari dua dunia yang berbeda saling
sapa dan menjalin persahabatan. Kisah ini akan berlanjut hingga masa depan
nanti.
Asuna mengambil nafas dalam, mengubah nada bicaranya dan bertanya pada
Lisbeth.
“Liz, berapa orang yang mengubah akun?”
“Ah, yah, sekitar dua ribuan mungkin. Aku mencoba sebisaku, tetapi… aku
masih tak bisa membujuk semua orang …”
Asuna memuji temannya.
“Ini lebih dari cukup. Tetapi… untuk bisa mengkonvert akun mereka lagi, kita
harus mencegah jatuhnya korban sebanyak mungkin. Jangan terlalu memaksa,
mundurlah untuk pengobatan. Liz dan Silica-chan, bawalah dua ratus penjaga
mundur dan bantu tim pendukung.”
Mengganti kekhawatirannya akan pertempuran, Asuna memberikan perintah
pada Renri dan Para Penjaga.
Page | 131
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Kalian semua, meskipun cukup sulit, kumohon mundur dulu menuju tim
Ascetics dan gunakan Healing Arts. Para swordsmen dari Dunia Nyata tak
begitu akrab dengan Sacred Arts, jadi akan sangat membantu jika kalian
mengajari mereka cara bacanya.”
“Me… mengerti, Asuna-sama! Kalian dengar, Para Penjaga! Kita akan
mendukung bala bantuan!”
Pada teriakan Renri, para Penjaga yang kelelahan akibat bertempur kini
merespon secara kompak.
“… Lalu apa yang akan kamu lakukan, Asuna-san?”
Pada pertanyaan Silica, Asuna berkedip.
“Tentu saja aku akan menyerang garis depan.”
Aku sudah tidak merasa kehilangan.
Melaju kedepan sana, ia menenali beberapa wajah dari ALO — ada Penguasa
Sylph Sakuya, Penguasa Cait Sith Alicia, Jendral Salamander Eugene, dan
lainnya, mereka berusaha keras memukul mundur musuh.
Mereka tak hanya mengubah akun mereka dari ALO.
Pemain yang mendukung para swordsmen sambil menembakkan anak panah
dengan cepat dan sangat tepat kemungkinan adalah pemain Gun Gale Online,
seperti Sinon.
Terlebih lagi, tim – tim yang saling kompak melindungi satu sama lain sambil
menyerang musuh, mereka seperti Guild terkuat dari segala macam jenis
VRMMO, mereka adalah anggota «Sleeping Knights».
Menyadari Asuna, si mage Siune tersenyum padanya. Ketika Asuna
melambaikan tangannya, ia menahan air mata yang akan menetes.
Mereka bersungguh – sungguh membantu meskipun sadar bisa kehilangan
avatar mereka. Lalu, karena ia sendiri dilindungi oleh sebuah Super Account, ia
harus meminimalkan jumlah korban sebanyak mungkin.
Asuna berlari ke medan peperangan, memberikan perintah pada pasukan
terdekat untuk membentuk formasi oval di depan pintu masuk kuil.
Page | 132
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tetapi tak peduli berapa kuat equipment dan status ke 2,000 pemain ini, masih
ada sekitar 10,000 pemain Amerika. Jika menghitung kasar, jumlah korban pasti
akan terus bertambah.
Terlebih lagi, masih ada hal lain yang mengganjal.
Rasa sakit yang tak bisa dihindari dalam Underworld.
Tak seperti pemain Amerika yang telah tewas dan log out ketika merasakan rasa
sakit. Siklus para pemain jepang yang mendapat luka, mundur, dan
disembuhkan akan membuat mereka sengsara. Dan Asuna telah mengalaminya,
rasa sakit yang hampir merenggut semangatnya.
—Kumohon semuanya. Lakukan yang terbaik. Hingga 10.000 pemain ini
musnah.
Jika kita bisa melakukannya, maka kemungkinan para penyerang «Ocean
Turtle» akan gagal. Selanjutnya, kita hanya perlu mengurus Kaisar Vektor yang
sedang dikejar Komandan Knight Bercouli dan Sinon, lalu menyelamatkan
Alice.
Asuna mengangkat rapiernya ke depan lalu berteriak penuh semangat.
“Tak masalah … kita bisa menang! Jika kita berusaha, kita akan menang!!”
Page | 133
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 134
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
Hirono Takashi, seorang pemain VRMMO asal Jepang bertanya pada dirinya
sendiri: Mengapa aku datang ke tempat seperti ini? Tak ada untungnya kan.
Alasan mengapa ia menerima permintaan “terlalu mendadak” dari ALO,
membuatnya terbangun pada pukul 5:00 a.m. setelah ditelpon temannya, bukan
karena si gadis memohon maupun karena ia bersimpati.
Sejujurnya, ia percaya pada nyalinya sendiri.
Terlebih lagi satu hal yang ingin ia ketahui, Dunia VRMMO macam apa yang
menggunakan dana negara? Hal lain seperti, Aku mendapat nilai penerimaan
masuk sekolah menengah atas paling buruk, jadi AmuSphere milikku pasti akan
segera disita. Dan sebagian dirinya— Mungkin akan ada ‘suatu’ kenyataan yang
tak akan pernah aku temui dalam game yang pernah aku mainkan.
Setelah Takashi mengubah karakter yang ia latih selama dua tahun dan log in
menuju server yang belum pernah ia dengar sebelumnya, apa yang menunggu
dihadapannya adalah pria besar memakai armor merah, ia memaki – maki
dalam bahasa Inggris sambil mengayunkan senjatanya.
Ia melompat ke belakang dan hampir berteriak, tetapi ujung senjata milik
musuh menggores armor kaki kirinya, menerobos masuk dan menusuk kulitnys
sesaat. Ia tak pernah merasakan rasa sakit seperti itu sejak ia terjatuh dari sepeda
dan mematahkan tulang di sekolah dasar.
Tak ada yang bilang akan menjadi seperti ini—!! Takashi berteriak dalam
kepalanya ketika mundur semakin ke belakang, entah bagaimana ia berhasil
menahan musuh dengan pedang sangat langka miliknya, ia menuju ke samping
ke tim pendukung ketika ia merasa agak linglung karena darah mengucur dari
kakinya.
—Cukup sudah. Aku akan log out!
Mengucapkan hal seperti itu, Takashi kemudian disembuhkan oleh seorang
gadis pendeta yang seumuran, ia mengenakan pakaian berwarna biru langit.
Entah mengapa, ketika menatapnya, ia memiliki perasaan aneh.
“Aku akan mengobatimu secepatnya, tolong tahan sebentar Knight-sama.”
Page | 135
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Si gadis berbicara fasih, lalu menyentuhkan tangannya ke kaki kiri yang terluka
ringan — terluka parah menurut pandangan Takashi — lalu ia mulai merapal.
Melihatnya bersungguh – sungguh, Takashi berpikir sesaat bahwa ia hanyalah
seorang NPC.
Akan tetapi, ekspresi serius yang tampak dalam mata abu – abu kecoklatan
miliknya, sosok imut antara wajah khas negara timur dan barat, dan kehangatan
yang datang dari cahaya putih yang muncul dari tangannya, membuat Takashi
bingung apakah dia seorang NPC ataukah pemain Jepang, tetapi ia adalah
seorang penduduk yang tinggal di dunia ini.
Tetapi apakah hal seperti ini benar – benar nyata? Ia berbicara fasih dalam
bahasa Jepang, tetapi apakah ia orang Jepang ataukah seorang NPC. Siapa gadis
ini sebenarnya?
Menyadari kenyataan ketika ia merasa sakit saat tertusuk, Takashi kini melihat
kakinya yang telah sembuh oleh sihir gadis ini: ia tidak berada dalam event
sebuah game, tetapi dalam suatu keadaan yang sangat luar biasa.
“Baiklah sudah selesai Knight-sama.”
Ketika si gadis mengangkat tangannya dengan sedikit ekspresi bangga, luka
kakinya kini benar – benar menghilang seutuhnya, hanya menyisahkan bekas
luka kecoklatan.
“Te… Terima kasih.”
Menggenggam lagi pedangnya, Takashi akhirnya mengungkapkan rasa terima
kasihnya. Oh, apakah aku cocok kalau dipanggil seorang «Knight-sama»? ia
berpikir, rada geer. Namun wajahnya memerah, dan lidahnya menjadi mati rasa.
Ketika ia menyadarinya, ia telah melakukan tindakan yang tak pernah ia
bayangkan sebelumnya. Ia mengulurkan kedua tangannya dan dengan lembut
memeluk tubuh langsing si gadis.
Jika ini adalah sebuah dunia VRMMO normal, tindakan Takashi akan disebut
sebagai «Tindakan Tak Sopan pada sebuah» dan ia akan mendapat sebuah
peringatan.
Namun si gadis hanya kaget atas pelukan Takashi, lalu mengambil nafas. Sedetik
kemudian, Takashi merasa lengan si gadis dengan agak canggung melingkari
tubuhnya dengan sedikit tekanan.
“Tak apa, Knight-sama dari atas langit.”
Page | 136
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 137
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
berani sampai akhir. Dunia ini bukan lagi sebuah game, tetapi kenyataan lain
yang setara dengan dunia nyata dimana Takashi lahir dan tumbuh.
Bahkan jika ia kehilangan HP, bukan, nyawanya, lalu dipaksa keluar dari dunia
ini, ia akan mengangkat dan menebaskan pedangnya hingga saat – saat terakhir.
Tak peduli berapa banyak luka yang ia dapat. Ia tak akan bisa bertemu Frenica
lagi jika ia gagal.
Takashi berdiri dan berteriak “Baiklahhhhh!”, lalu ia berlari menuju garis depan
bukan untuk menjalankan quest, tetapi menjalankan kewajibannya.
Page | 138
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 139
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Jika mereka gagal mengalahkan 50.000 pasukan pemain Amerika, maka Alice
pasti akan jatuh ke tangan musuh. Kenyataannya, Letnan Kolonel Kikuoka serta
Kapten Nakanishi yang akhirnya menyadari situasi ini lalu mempertimbangkan
untuk mengatur ulang dinding luar «Ocean Turtle» guna menghancurkan antena
satelit.
Akan tetapi, untuk sampai ke dinding luar, mereka harus membuka dinding
pengaman yang membagi bagian atas dan bawah selama beberapa menit. Jika
para penyerang menyadarinya, kemungkinan mereka kehilangan ruang sub
kontrol akan terjadi...
Terlebih lagi, Kikuoka dan Higa telah mempercayakan semuanya pada satu hal:
tiga gadis SMA yang dive ke dalam Underworld menggunakan «Tiga Dewi» [1],
dan para pemain VRMMO asal jepang yang dengan senang hati mau membantu
peperangan ini, meskipun tahu akan kehilangan akun mereka.
Dari saat mereka menstabilkan koneksi, lebih dari setengah informasi rahasia
mengenai «Project Alicization» telah diketahui publik.
Tetapi itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan lagi.
Yang perlu dikhawatirkan saat ini adalah kehilangan Alice, kemudian dikontrol
oleh industri militer Amerika, lalu kalah dalam zaman senjata AI yang akan
datang jika itu terjadi.
“Benar…”
Higa berbisik dan hampir tak terdengar, ia merobohkan tubuhnya ke kursi.
“Alice bukanlah AI sederhana yang mengontrol UAV[2]. Sekarang ini ia adalah
seorang manusia yang terlahir di dunia yang berbeda… Kau sudah
mengetahuinya kan… Kirigaya-kun?”
Matanya bergerak dari monitor utama yang menampilkan bagian selatan
Underworld menuju layar pojok yang menunjukkan Fluctlight milik Kirigaya
Kazuto.
Cahaya terang seperti biasanya, memancar di tengah – tengah dinginnya
kehampaan. Kerusakan di pusat Fluctlight … Dirinya sendiri.
Tak kuasa melihat jendela tersebut. Higa menggerakkan kursor dan
meminimizenya.
Page | 140
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 141
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Higa mengambil nafas dalam – dalam, garis – garis puncak yang muncul di
monitor pastilah saat gadis – gadis dive kedalam Underworld. Ini saja masih sulit
untuk memberikan penjelasan.
“Um, apa yang sebenarnya terjadi …? Apakah itu reaksi yang wajar jika bertemu
orang – orang yang cukup dikenal? Tidak… luka Kirigaya-kun bukanlah sesuatu
yang bisa disembuhkan hanya dengan bertemu … pasti ada alasan lain … seperti
alasan yang masuk akal …”
Higa berdiri dari kursinya dan berkeliling di depan konsol. Mungkin karena
sedang mood, ia memandang Kikouka yang duduk agak jauh serta para teknisi.
Tetapi Higa tidak terlalu memperhatikan mereka dan lanjut berpikir.
“Diri sendiri… Sosok sendiri… sebuah gambaran yang mencerminkan jiwa orang
itu … mem-backup pola quantum seperti itu…? Tidak, tak mungkin … Fluctlight
milik Kirito-kun tak pernah di duplikat sebelumnya. Bahkan jika sudah di
duplikat, tak mungkin memisahkan jiwa tersebut dan mengkopinya … sebuah
pola dinamic quantum yang bisa menghubungkan ke dalam Fluctlightnya…?
Dimana… Dimana aku pernah melihatnya …”
“Hei… Hei, Higa-kun.”
Setelah namanya dipanggil beberapa kali, Higa akhirnya menoleh.
“Ada apa?”
“Apa maksudmu ketika kamu bilang jika Kirito ‘kehilangan jiwanya?”
“Erm… Yah, itu…”
Higa berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut:
“«Seseorang yang melihat dan mengetahui»… dengan kata lain, ‘diri sendiri’ yang
ada di dalam hati yang paling dalam. Secara filosofi, kita menganggap ia sebagai
Subject, bukannya sebagai Object. Dia adalah prosesor utama yang mengatur
penerimaan rangsangan melalui indera - indera.”
“Oke… Dengan kata lain, kau telah mematerialkan dua hal yang bertolak
belakang melalui STL. Yah, tak apa lah. Apa yang ingin aku tanyakan adalah,
bisakah kau memisahkan si Subject dan Object dengan mudah?”
“… Hah?”
Page | 142
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 143
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Aku paham… ada, ada kok! Data yang mampu mengembalikan Subject milik
Kirigaya-kun yang telah hilang! Itu ada di dalam Fluctlight milik orang – orang
yang dekat dengannya…!!”
Higa berteriak dan mulai dengan cepat kembali bekerja.
“Tetapi, kita membutuhkan sebuah STL untuk mengekstrak data tersebut …
Juga, mengekstrak data tersebut dari satu orang akan cukup sulit hingga
mendapat data yang lebih lengkap … Kita butuh setidaknya dua, tidak … kita
butuh tiga… orang…”
Ia mengambil nafas dalam – dalam, lalu berhenti.
Seseorang yang paling memahami Kirigaya Kazuto hingga hal – hal paling sepele
dalam jiwanya. Tak perlu ditanyakan lagi, dia adalah Yuuki Asuna— dan ia kini
sedang terhubung dengan STL disamping Kirito.
Terlebih lagi, dalam STL di kantor cabang Roppongi, ada dua gadis lain yang
memiliki hubungan erat dengan Kirito.
Higa berbalik menuju Letnan Kolonel Kikuoka, dan berteriak:
“Kiku-san. Apakah anak – anak yang dive di Roppongi… memiliki hubungan
dengan Kirigaya-kun?”
“… Ahh, tentu saja.”
Kikuoka mengangguk, memandang dari balik kacamata hitamnya.
“Sinon-kun adalah partner Kirito ketika berurusan dengan kasus «Death Gun»
setengah tahun yang lalu, dan Leafa-kun adalah adik perempuan Kirito.”
Untuk sesaat, atmosfir di ruangan ini menjadi sepi. Kata – kata serak Higa
memecahnya.
“… Bagus! Luar biasa! Kita bisa melakukannya... kita mungkin bisa memperbaiki
jiwa Kirito! Ayo mulai memisahkan imej Kirigaya-kun dari Fluctlights ketiga
orang itu, lalu, kita akan menghuubungkannya dengan area berlubang … Data
tersebut mungkin bisa mengisi lubang di jiwa Kirito dan mengaktifkannya,
seharusnya itu bisa mengembalikan Subject yang hilang…”
Didorong oleh semangat dalam dirinya, Higa menepukkan kedua tangan.
Sedetik kemudian.
Page | 144
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 145
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Higa Takeru yang aku kenal, seorang genius yang mendesain STL dan
Underworld pasti akan berkata seperti ini:
“… Aku akan pergi, Kiku-san.”
“… Kemana?”
Melihat Komandannya yang mengenakan pakaian Hawaii, Higa mengambil
nafas dalam – dalam lalu menjawab:
“Aku tidak akan pergi menerobos ke dalam ruang kontrol utama. Dengar… Di
samping sisi buritan lorong utama yang membentang di «Ocean Turtle», ada
saluran pipa yang terhubung menuju ruang STL Dua dimana Kirigaya-kun
sekarang berada, juga ruang kontrol utama ada di bawah dinding penahan.
Seharusnya disana ada colokan kabel. Jika aku memasuki saluran tersebut
menggunakan tangga dari ruang STL Dua dan bisa menghubungkan laptopku
dengan colokan tersebut, aku mungkin bisa mengoperasikan STL milik
Kirigaya-kun.”
Mendengar ide milik Higa, mata Kikuoka terkejut dibalik kacamata hitamnya
untuk sesaat. Tetapi ia langsung menunjukkan ekspresi cemas dan menyanggah.
“Tetapi colokan tersebut ada di balik dinding penahan yang memisahkan kita
dan para penyerang. Untuk bisa mengakses colokan itu, kunci dinding penahan
yang menyegel saluran pipa harus dilepas sementara. Terlebih lagi, saluran itu
bisa juga diakses dari ruang STL Satu yang mana ada di sebelah ruang kontrol
utama. Jika musuh menyadari kunci telah dilepas dan menyadari apa yang kita
lakukan, mereka mungkin akan menyerang kita dari bawah.”
“Maka kita harus melawan menggunakan umpan.”
“Umpan… katamu?”
Mata Kikuoka menyipit tajam. Higa dengan cepat menggeleng dan menjawab:
“Kita tak bisa menggunakan umpan manusia tentu saja. Seketika kita melepas
dinding penahan, kita akan bisa dengan cepat turun menggunakan tangga di sisi
lain saluran… itulah apa yang akan kita gunakan.”
“Oh begitu … «Ichiemom», huh. Untungnya, dia sedang di simpan di ruang
penyimpanan. Bisakan seseorang membawanya ke sini?”
Page | 146
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 147
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 148
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Fluctlight yang mendobrak batasan antar dunia, «Alice», itu semua adalah berkat
usaha Kazuto sejak awal.
Tetapi setelahnya, meskipun masih dalam masa pengobatan,
menyambungkannya dalam STL dengan berbagai kondisi hingga menyebabkan
Fluctlight miliknya terluka. Ini semua karena ia bertarung sengit dengan
organisasi yang mengatur Underworld demi melindungi Alice, lalu
menyebabkannya kehilangan banyak teman. Terlebih lagi, selama ada
kesempatan untuk mengobatinya, Higa akan mengambil resiko tersebut. Jika ia
tidak melakukannya, ia tak akan mampu menanggung rasa bersalah seumur
hidupnya.
Higa Takeru mengepalkan tinjunya, dan mengangguk pada Kikuoka.
Pada saat itu.
Suara keempat bergema di ruang sub kontrol.
“Errm… Aku juga, Aku juga akan pergi bersama Ketua Higa…”
Mata semuanya tertuju pada salah satu staf tehnisi RATH yang hingga sekarang
hanya duduk membelakangi dinding.
Tingginya setara dengan Higa, rambut panjangnya ia ikat dibelakang kepala.
Berusaha mengumpulkan keberanian sebanyak yang ia dapat, ia melanjutkan
perkataannya.
“Aku juga cukup kecil… Tetapi, setidaknya aku bisa berguna bagi ketua… Dan
juga, aku terbiasa dengan urusan kabel dan colokan …”
Higa memandang pria ini, yang suaranya hampir tak terdengar.
Ia cukup tua, mungkin berusia sekitar tiga puluh tahun. Telah berada di Ocean
Turtle selama beberapa bulan, kulitnya jadi agak pucat putih. Jika ingatannya tak
salah, pria ini keluar dari perusahaan pengembang game untuk bergabunng
dengan «RATH».
Page | 149
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 150
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 151
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 152
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Gabriel mengambil botol air mineral yang diberikan Critter dan meminumnya.
Mungkinkah para pemain VRMMO asal Jepang mengkonvert akun berharga
mereka dan dive kedalam Underworld?
Jika seperti itu. Gabriel tersenyum dingin lagi.
Sekitar setengah bulan yang lalu, Gabriel ikut serta dalam sebuah turnamen
PvP[5] di server Jepang di VRMMO «Gun Gale Online». Jika mereka yang
dengan mudahnya ia kalahkan, dive ke dalam Underworld dan mengetahui
permasalahan yang sebenarnya, para pemain jepang tak akan mengambil resiko
kehilangan karakter mereka.
Sosok wajah terlintas dalam kepalanya, seorang sniper perempuan berambut
biru yang tetap bertarung sampai akhir meskipun terdesak, tetapi Gabriel
langsung menghilangkan pikiran tersebut.
“Baguslah, aku akan dive lagi. Convert akunku agar bisa log in ke Underworld.”
Ia mengambil kertas san pulpen yang tergeletak di dekat console, lalu menulis
ID dan password miliknya dan menyerahkannya pada Critter. Critter terkejut.
“Whoa, Kau juga, Kapten?”
“‘Juga’, maksudnya…?”
“Yah, Vessago terbangun setelah kalah kan? Dan entah mengapa tampaknya ia
terlihat senang, lalu mengconvert akun miliknya dan dive lagi.”
“Oh…?”
Mata Gabriel tertarik pada secarik kertas di sisi tangan Critter. Itu tampaknya
akun asli milik Vassago, tiga huruf karakter miliknya membuatnya tertarik.
“Oh begitu… aku paham.”
Kek. Sangat jarang Gabriel mengeluarkan suara tawa. Bahkan Critter keheranan
mendengarnya, Gabriel menepuk bahunya dan berkata:
“Jangan khawatir. Mungkin ia tidak menunjukkannya,tepi ia memiliki…
masalahnya sendiri. Yah, sisanya kuserahkan padamu.”
Gabriel berbalik dan melangkah menuju ke ruang STL, senyum menggantung di
ujung bibirnya.
Page | 153
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
Sementara itu, Vassago Casals sedang tersenyum dibalik tudung hitam avatar
miliknya ketika memandang peperangan ini.
Berdiri di atas kepala sebuah patung raksasa yang ada di pintu masuk
reruntuhan, ia bisa melihat seluruh pertarungan antara pemain Amerika dan
pemain Jepang.
Bukan, bukan pertarungan. Lebih tepatnya jika disebut pembantaian satu sisi.
Di tengah – tengah pintu masuk reruntuhan kuil ini, 2,000 Pemain Jepang
membentuk formasi oval dan terus menerus berhasil memukul mundur
Pasukan Crimson tanpa kehilangan seorang anggota dari pihak sendiri. Alasan
mengapa mereka berhasil melakukannya karena perbedaan equipment dan
kerjasama antar pemain, terlebih lagi anggota yang bertugas sebagai pendukung
yang ada di bagian belakang mereka. Pemain yang terluka akan dibawa ke
belakang dan disembuhkan menggunakan art penyembuh, lalu mereka akan
maju lagi dengan semangat yang telah terisi penuh.
Mereka memiliki semangat juang yang sangat tinggi, meskipun luka yang
diterima sama sakitnya jika terjadi di dunia nyata. Tetapi jika dinalar, bahwa
2,000 pemain jepang ini mengkonvert karakter mereka dan ikut serta dalam
peperangan ini sunggu sebuah keajaiban tersendiri.
Situasi seperti ini mungkin akan dicap tak mungkin oleh Gabriel Miller sendiri—
Tetapi, kondisi ini telah diprediksi oleh Vassago Casals.
Jika menghubungkan server Amerika mungkin, maka pihak Jepang juga akan
melakukan hal yang sama guna membantu Pasukan Pertahanan Kerajaan
Manusia. Terlebih lagi, Vassago juga telah memprediksi jika mereka akan
mengkonvert akun pribadi miliknya.
Diantara para pemain Jepang yang bertarung dengan serius ini, selain «The
Flash» Asuna, ada beberapa wajah yang ia kenal. Hal ini membuat jantungnya
berdetak hebat.
Terlebih lagi, permainan kematian yang selalu ia dambakan kini muncul
dihadapannya dengan peraturan yang sedikit berbeda.
Bukan, bahkan jika mereka mati di dunia ini, nyawa si pemain tak akan
menghiang.
Page | 154
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tetapi di Underworld, ada hal yang tak muncul di dalam kastil melayang
Aincrad, dan di kastil melayang tersebut muncul hal yang tak ada di
Underworld.
Dengan kata lain —
Ada rasa «sakit»
Tetapi tidak ada «Kode Anti Kriminal».
Maka, hal ini membuatnya kegirangan, mungkin lebih mengasyikan ketimbang
merenggut nyawa orang dengan tangannya sendiri.
“Kek, kekek, kekkekkek.”
Vassago tak bisa menyembunyikan tawanya dari balik tudung.
***
— Aku tidak berhasil.
Sinon memandang ke seorang knight yang penuh dengan luka, dan seorang
knight perempuan berambut emas yang sedang menangis tersedu – sedu sambil
memeluknya.
Kedua ekor naga raksasa di samping knight tersebut juga menundukkan
kepalanya, seolah menunjukkan rasa kehilangan.
Guna mengejar «Putri Cahaya» Alice, yang telah ditangkap oleh Dewa
Kegelapan Vektor, serta Komandan Knight Bercouli, Sinon telah terbang
melesat sekuat tenaga. Ia telah menggunakan kemampuan terbang terbaiknya
yang telah ia latih terus menerus di ALO, ia lalu terbang ke selatan dengan
kecepatan penuh, tetapi pertarungan telah selesai begitu ia sampai di sana.
Tidak — Apa yang perlu diakui adalah kekuatan milik Bercouli.
Karena ia telah berhasil menyusul Vektor dan tanpa diduga bisa mengalahkan
sebuah Super Account yang mana sangat kuat.
Tetapi sungguh tak adil.
Kematian Komandan Knight Bercouli berarti musnahnya jiwa miliknya.
Sedangkan kematian Dewa Kegelapan Vektor, hanyalah kematian palsu.
Page | 155
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Sinon sadar ia harus meyakinkan Alice bahwa bahaya masih belum selesai,
tetapi ia tak bisa menemukan kata – kata yang tepat untuk dikatakan padanya.
Setelah beberapa menit berlalu dalam keheningan, orang yang berkata pertama
adalah Alice.
Bahkan dengan pipinya yang masih basah oleh air mata, kecantikan Alice
membuat Sinon takjub. Alice memandang mata milik Sinon. Bibir merah
cerinya bergerak, suara yang keluar bagaikan sebuah lonceng:
“Apa kau… dari Dunia Nyata?”
“Yeah…”
Sinon mengangguk, dan berbicara agak canggung.
“Aku Sinon. Teman Asuna dan Kirito. Aku datang untuk menyelamatkanmu
dan Bercouli-san dari Dewa Kegelapan Vektor … maaf, aku terlambat.”
Sinon meminta maaf lalu menundukkan kepalanya pada Alice. Alice, akan
tetapi menggelengkan kepalanya pelan.
“Tidak… Ini kesalahanku. Aku lengah dan tidak mengawasi bagian belakangku
sehingga aku berhasil ditangkap; ini kesalahanku. Nyawaku tidak sebanding
dengan Ojii-sama… sang Komandan Integrity Knight?”
Rasa menyalahkan diri sendiri tercampur dalam suara Alice. Berusaha menahan
air matanya, Alice mengajukan pertanyaan lain:
“Bagaimana kondisi peperangan?”
“… Asuna dan Pasukan Kerajaan Manusia berhasil menahan pasukan Dunia
Nyata.”
“Maka aku akan kembali ke arah utara.”
Alice melangkahkan kakinya menuju salah satu naga, tapi Sinon berusaha
menghentikannya.
“Kau tak boleh kesana, Alice-san. Kau harus terus ke selatan, ke «Altar Ujung
Dunia». Jika kamu menyentuh console… bukan, menyentuh kristal di atas altar
tersebut, kau bisa menghubungi Dunia Nyata.”
“Mengapa? Bukankah Kaisar Vektor sudah tewas?”
Page | 156
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 157
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 158
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 159
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 160
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Ha… AAHHHH!!”
Teriakan kemarahan yang muncul dari tenggorokannya seolah mematahkan
nama panggilan miliknya «Si Pendiam». Pedang tersebut mengiris musuh dan
memotongnya menjadi dua bagian.
Saat si musuh terjatuh, Sheyta menarik senjatanya dengan berat.
Alasan dibalik rasa lelah miliknya adalah karena jumlah musuh yang hampir tak
terbatas, dan juga tebasannya seolah menjadi terasa berat ketika menebas
musuh.
Incarnation miliknya seolah menjadi tak berarti. Meskipun senjata dan armor
musuh bukanlah tandingan Divine Instrument milik Sheyta, ketika ia
menebasnya seolah terasa ada yang menahan. Serangan musuh juga sama.
Mereka hanya mengandalkan tenaga dan tebasan tak beraturan sehingga Sheyta
kesulitan memprediksi arah serangan mereka.
Ia seolah bertarung melawan hantu. Pasukan ini seolah tak ada disini, seperti
sebuah bayangan saja karena tak terhitung banyaknya.
Bertempur dengan mereka juga tak menyenangkan. Sheyta menebas mereka,
dan mereka muncul lagi, terus menerus seperti itu tanpa henti.
— Mengapa?
— Tak peduli jika musuhku adalah bayangan maupun sosok tubuh manusia,
bahkan sebuah batu, aku merasakan kesenangan jika mereka bisa ditebas. Aku
hanyalah sebuah boneka yang hanya mencari kesenangan dalam tebasan …
Black Lily Sword adalah sebuah Divine Instrument yang memiliki Priority
tertinggi dalam ujung bilah pedangnya yang sangat tipis. Pedang ini diciptakan
dengan tujuan hanya untuk menebas, persis seperti Sheyta. Jika salah satu
keduanya kehilangan arti kesenangan untuk menebas, sosok jati dirinya akah
menjadi tak berarti.
Pemimpin Tertinggi Administrator telah mengubah sebuah bunga lili hitam yang
telah diambil oleh Sheyta dari bekas peperangan di Tanah Kegelapan. Ketika ia
menyerahkan pedang tersebut padanya, Pemimpin Tertinggi berkata padanya:
— Pedang ini adalah perwujudan luka goresan yang ada di jiwamu. Sebuah
kutukan atas nama pembunuhan yang tercipta oleh parameter kepribadian di
dalam jiwamu. Tebaslah, tebaslah, dan teruslah menebas. Ketika kamu
Page | 161
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
menapaki jalan berdarah ini sampai akhir, kamu akan menemukan jawaban
untuk melepaskan kutukan ini … Mungkin.
Pada saat itu, Sheyta tak mengerti apa maksud perkataan Pemimpin Tertinggi.
Ia hanya mematuhinya dan terus menebas selama bertahun tahun. Kemudian,
akhirnya ia menemukan musuh yang layak. Dia adalah sosok yang sangat keras
dan sulit untuk ditebas oleh pedangnya, berbeda dengan musuh – musuhnya
selama ini: ia adalah si Petarung Tangan Kosong.
Ia berharap untuk bertarung dengannya sekali lagi. Hanya lewat pertempuran ia
akan memahami sesuatu.
Terbawa pikiran ini, Sheyta membantu Pasukan Kerajaan Manusia dan tetap
disini. Namun tampaknya ia tak bisa bertarung lagi melawan Petarung Berambut
Merah tersebut.
Ia menelan ludah dan menyeka kulitnya yang berkeringat lalu menoleh ke
belakang.
Ia melihatnya, sedang duduk di atas sebuah batu, si Pemimpin Petarung Tangan
Kosong. Tubuhnya penuh luka. Tersirat, rasa kehilangan terpampang di
wajahnya ketika ia menatap Sheyta.
Sheyta merasakan dadanya tersengat sesuatu.
— Rasa sakit apa ini?
— Aku seharusnya menebas pria tersebut. Aku ingin merasakan pertarungan
sebelumnya, menikmati pukulan kerasnya. Itulah yang aku inginkan. Namun
mengapa hatiku … rasa sakit apa ini …?
Crack.
Suara lemah terdengar dari tangan kanannya.
Sheyta mengangkat Black Lily Sword, mengamatinya perlahan. Pada bagian
tengah pedang hitam yang tampaknya bisa menghisap segala jenis cahaya
tersebut terdapat sebuah retakan setipis benang laba - laba.
Ahh…
Aku mengerti.
Page | 162
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 163
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Tak apa. Aku akhirnya mengerti mengapa selama ini aku terus menebas …”
Sheyta duduk kelelahan, mengangkat kedua tangannya dan menyentuh wajah
Iskhan.
“Untuk menemukan hal yang tak boleh aku tebas. Selama ini aku bertarung agar
aku bisa melindungi. Itu… kau. Jadi aku tidak memerlukan Black Lily Sword
lagi.”
Seketika, kedua mata Ishkan terbuka lebar dan air mata mengalir. Berlawanan
akan hal ini, Sheyta malah kaget.
Ishkah menggertakkan giginya dan berkata serak:
“Ah… sial. Aku juga ingin berkeluarga denganmu juga. Kita akan memiliki anak
yang sangat kuat. Lebih kuat dari pada leluhurku, lebih kuat dariku, hingga
menjadi Petarung Tangan Kosong terkuat yang pernah ada …”
“Tidak. Anak itu akan menjadi seorang Knight.”
Keduanya saling tatap untuk sesaat, lalu tersenyum. Dipandangi oleh Dempe
yang berbadan kekar, Sheyta dan Iskahn menjadi malu, lalu duduk berdekatan.
Tiga ratus Petarung Tangan Kosong, seorang Integrity Knight, dan seekor naga
kini duduk menunggu datangnya pasukan crimson yang semakin mendekat.
***
“Seperti permainan… atur dan serang, benar kan?”
Klein berkata seperti itu ketika ia dan Asuna kembali ke posisi belakang.
“Benar,”Asunna membalas.
Luka keduanya sedang disembuhkan oleh pemain Jepang menggunakan Sacred
Arts yang baru saja dipelajari. Ia tak bisa memaksimalkan penggunaan Art
seperti para regu Asthetic dari Underworld, tetapi karena karakter miliknya
berlevel tinggi, seharusnya ia bisa menggunakan Art kelas atas untuk
penyembuhan.
“Terima kasih telah datang kemari.”
Asuna berterima kasih pada pemain jepang dan Klein yang berdiri di
sampingnya.
Page | 164
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Terima kasih juga, Klein. Aku tak tahu harus berkata apa …”
Melihat Asuna seperti itu, Klien menggosok hidungnya karena malu.
“Hei, jangan perlakukan aku seperti orang asing. Aku berhutang padamu dan si
Kirito lebih banyak… ia juga disini kan?”
Klein memelankan suaranya. Asuna mengangguk pelan.
“Ya. Temuilah dia setelah peperangan ini. Jika ia mendengar lelucon burukmu
mungkin ia akan segera terbangun.”
“Hei, itu kejam.”
Sebuah senyuman muncul di wajah Klein, tetapi mata miliknya seolah
penasaran. Ia juga tahu tentang luka yang dialami Jiwa Kirito.
— Ah, tetapi …
Setelah semuanya selesai, setelah mereka berhasil mengusir musuh dari
Underworld dan «Ocean Turtle», jika Sinon, Leafa, Klein, dan semua pemain
asli SAO, juga Sakuya, Alicia, dan orang – orang dari ALO… lalu Alice, Tiese,
Ronye, Sortiliena, dan semua orang ada di dekat Kirito, maka ia akan
bangunkan?
Ia harus tetap bertarung, hingga saat itu datang, ia akan menyambutnya dengan
senyuman.
Saat lukanya menutup, Asuna berterima kasih lagi dan berdiri.
Seperti yang dikatakan Klein, nasib peperangan ini tak bisa diprediksi. Jumlah
pemain Amerika telah berkurang sangat banyak, dan mereka seolah kehilangan
semangat bertarungnya karena mereka menyerang tanpa pikir panjang.
Tetapi pertempuran di reruntuhan kuil ini hanyalah pertarungan yang terlihat.
Poin pentingnya adalah «Putri Cahaya» Alice yang telah ditangkap oleh Kaisar
Vektor. Komandan Knight Bercouli serta Sinon masih mengejarnya, mereka
harus bisa mengalahkan Vektor dan membawa kembali Alice. Terlebih lagi, ia
harus memilih pemain paling elit dari akun konverter dan meminjam kuda dari
Pasukan kerajaan Manusia lalu segera menuju selatan secepat mungkin.
Jika berhasil mengejar mereka, bahkan jika musuh menggunakan sebuah Super
Account, ia tak akan mungkin bisa mengalahkan pasukan elit dari pemain
Page | 165
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
jepang. Kekuatan mengalir ke dalam diri Asuna. Para swordsmen yang datang
kesini menggunakan pedang, perisai, dan armor yang seolah memantulkan sinar,
mirip dengan mitologi Einherjar of Norse …
Asuna mengusap air matanya.
Kuda Pasukan Persediaan telah ditarik di dekat pintu keluar reruntuhan, dan
kemah darurat sementara berada disana. Asuna juga bisa melihat para pemain
jepang yang masih disembuhkan oleh regu Asthetic Underworld.
“… tak apa, semuanya akan baik – baik saja… pasti.”
Perasaan Asuna seolah terbaca oleh Klein yang ada disampingnya:
“Tentu. Baiklah, ayo maju lagi.”
“Ya.”
Asuna mengangguk dan bergerak lagi ke depan —
Tetapi perhatiannya teralihkan oleh sesuatu disana, membuatnya terkejut.
— Apa itu. Sosok hitam… hitam pekat…
Mata Asuna bergerak untuk sesaat, lalu ia melihatnya.
Patung raksasa yang ada di kedua sisi pintu masuk reruntuhan kuil.
Berdiri di atas patung tersebut adalah sesosok manusia.
Karena patung tersebut memantulkan cahaya, sehingga sosok tersebut cukup
jelas dilihat dalam langit merah Tanah Kegelapan.
Apakah ia pemain Amerika? Ataukah seorang pengintai dari Jepang?
Terpaku, Asuna bergerak mendekat dan menyadari jika sosok tersebut
mengenakan jubah hitam. Tudungnya menutupi wajah sosok tersebut sehingga
tak terlihat.
Tetapi.
“Hei, Klein. Orang itu…”
Klein akan maju ke garis depan tetapi Asuna mencengkram tangan kanannya
dan mengacungkan jari kirinya.
Page | 166
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 167
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 168
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Asuna tak bisa memahami bahasa apa yang mereka gunakan karena tercampur
bunyi gemericing. Ia memfokuskan pendengarannya, dan akhirnya menangkap
perkataan yang cukup keras dari lainnya.
— Bigeobhan ilbon-in.
— Uli nalaleul jikyeola.
— Ganchuu renmen.
Bukan bahasa Inggris. Juga bukan bahasa Jepang.
Pada saat itu, Klein menggeram.
“Ah… Ini buruk… sangat buruk… Pasukan baru itu bukan dari Jepang maupun
Amerika…”
Asuna merasa keringat dingin menuruni punggungnya ketika mendengar kata –
kata selanjutnya:
“……… Mereka dari Cina dan Korea.”
Page | 169
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 170
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Bagian 3
Mungkin karena universitas sedang melaksanakan liburan musim panas, bar VR
di daerah Cheongjin-dong, Distrik Jongno di Seoul kini terlihat padat.
Jo Wol-saeng baru saja selesai mengisi formulir masuk, ia lalu memesan
minuman soda di bar. Ia memasuki sebuah ruangan, bersandar ke tempat
duduk lalu menarik nafas.
Ia belum pernah merasa selega ini sebelumnya. Ia sebenarnya sudah
mengetahui alasannya. Ia kini sudah berusia 20 tahun, seorang mahasiswa
tingkat dua, dan tahun selanjutnya ia akan absen untuk melakukan wajib militer.
Ia dibatasi sampai umur 30 tahun untuk melakukannya, jadi ia bisa saja
menunda – nunda, tetapi seorang mahasiswa yang belum melakukan wajib
militer sebelum kelulusan akan dianggap sebelah mata dalam dunia pekerjaan.
Hampir semua teman seangkatannya akan mengikuti wajib militer tahun
berikutnya, dan karena orang tuanya juga mendesak terus, ia tak bisa lari lagi.
Wol-saeng meneguk soda miliknya dan merasa lega.
Semua hal ini membuatnya resah, apakah ia bisa menjalani latihan keras itu,
bagaimana jika ia akan dibuli oleh para prajurit. Tetapi yang paling membuatnya
depresi adalah fakta bahwa masa hidupnya selama dua tahun akan dirampas.
Yah, meskipun ia tak memikirkan hidupnya di dunia nyata, sedangkan di dunia
virtual, disitulah ia pertama kali merasakan hidup setelah diundang oleh teman –
teman kuliahnya — dua tahun penuh tak bisa memasuki dunia itu, sangat
membuatnya stres.
“…… Jika saya di militer ada hal semacam ini …”
Ia berguman ketika mengambil mesin FullDive yang ada di meja — the
«AmuSphere». Benda ini milik bar VR, sering dipakai umum. Tapi bagi Wol-
saeng, mesin ini lebih bercahaya ketimbang seorang malaikat.
Tiga tahu lalu — di 2023, mesin ini dirilis di Jepang lalu dikirim ke luar negeri
tahun berikutnya, dan menjadi booming di Korea Selatan, dimana industri game
online sedang diminati. Dulu bernama «PC Bars», kafe – kafe internet mulai
mengganti nama mereka menjadi «VR Bars», karena memiliki AmuSpheres.
Anak - anak muda mulai terpikat oleh VRMMORPG, baik yang dikembangkan
Jepang maupun Amerika.
Page | 171
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
«Silla Empire», game yang dimainkan Wol-saeng selama satu setengah tahun ini
adalah permainan yang telah dilokalisasikan ke Korea dari developer asal Jepang
«Asuka Empire». Game ini bukan hanya ditranslate, bahkan kota, avatar, dan isi
quest telah disesuaikan dengan dinasti Silla Korea. Permainan ini memiliki
popularitas tertinggi sejak pertama kali diluncurkan.
Di sisi lain, para pemain ingin segera memiliki game yang murni diciptakan oleh
Korea sendiri, jadi banyak perusahaan yang mengembangkan VRMMO
menggunakan softwere gratis bernama «The Seed Nexus». Akan tetapi, software
tersebut juga masih buatan Jepang, jadi tanpa menghubungkan ke «The Seed
Nexus» yang berbasis di jepang, siapapun tak bisa memaksimalkan fungsi yang
ada. Tetapi VRMMO Jepang membatasi hubungan koneksi ke Korea dan
China sehingga keduanya tak bisa menghasilkan permainan yang menyamai
kualitas «Silla Empire», hal ini membuat banyak pemain Korea menjadi tak
puas.
— Aku ingin memainkan semua game Korea sebelum masuk wajib militer, tapi
sepertinya hal itu tak mungkin …
Wol-saeng mengeluh, lalu membuang harapannya tersebut. Ia bersandar ke
kursi dan mengenakan AmuSphere.
“… Link Start!”
Ia mengucapkan suaranya dan menutup mata.
Melewati sinar warna – warni, ia mengisi user ID dan password, lalu ia sampai di
Launching Area[6] untuk bersiap mengklik icon «Silla Empire».
Tetapi, ia menyadari ada notifikasi window networking yang melayang di sisi
kanan ruang tersebut, lalu menscroolnya ke bawah dengan cepat. Sepertinya ada
ribuan orang yang memposting berita yang sama secara bersamaan.
“……… Apa – apaan ini?”
Kebingungan, Wol-saeng menekan program di sisi kiri lalu menarik window
networking ke hadapannya. Lalu ia mengklik berita, memeprbesarnya dan
membacanya.
“Hmm… ‘Korea, America, dan China sedang melakukan pengembangan
VRMMO baru dan tes server yang sedang dijalankan… telah di serang oleh
pemain Jepang, mereka juga menyerang pemain beta test?! Apa – apaan ini?!”
Page | 172
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Sejujurnya, Wol-saeng sadar jika berita macam ini sulit untuk dipercaya. Tetapi
lampiran yang ada di bagian akhir berita menunjukkan suatu video; ia
mengkliknya tanpa ragu.
Sebuah window terbuka, lalu —
“Penjaga, Serang!!”
Teriakan pemain menggelora. Wol-saeng yang juga beberapa kali menonton
Anime Jepang sadar jika apa yang ia katakan adalah bahasa Jepang.
Video tersebut menunjukkan pemain Jepang yang mengenakan armor silver
sedang menyerang pemain berarmor crimson, membunuhnya satu persatu.
Darah terus menerus muncul ketika pedang mereka diayunkan, pemain
Amerika mengutuk tindakan tersebut.
Menduga karena tak ada hukum yang mengatur tempat tersebut, kejadian ini
pastilah terjadi di tes server. Seperti yang dikatakan berita tersebut, pemain
jepang sedang membantai pemain Amerika.
Ketika video 30 detik itu berakhir, Wol-saeng merasa bimbang.
Sebuah «server attack» biasanya diartikan sebagai tindakan menghancurkan
suatu website, tetapi dive kedalam dunia VR dan menyerang para pemainnya …
ini pertama kalinya Wol mendengar berita semacam ini. Jika isi video itu benar
– benar nyata, itu berarti kejadian ini masih berlangsung, tetapi sesuatu
mengganggunya.
Memang… di video itu, para pemain jepang memiliki equipment dan
kemampuan yang melebihi pemain Amerika, mereka sedang menghajar para
pemain Amerika. Akan tetapi ia merasa pihak yang sedang diserang bukanlah
Amerika, melainkan pihak Jepang. Menyerang sebuah server adalah lelucon
biasa, tetapi… orang – orang ini seolah sedang mempertaruhkan nyawa …
Tiba – tiba, bunyi ding-dong terdengar, membuat Wol-saeng menolehkan
kepalanya.
Itu adalah teman satu guild «Silla» yang sedang mengiriminya permintaan pesan
suara. Ia menekan tombol “Accept” kemudian sebuah window muncul dan
berteriak pada karakter milik Wol-saeng.
“Hei, Moonphase, kau sudah lihat kan?!”
Page | 173
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 174
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 175
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 176
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Tetapi, dalam sebuah event dimana akun bisa dibuat secara banyak, ia tak bisa
membunuhnya. Ia harus berusaha mengulur waktu bagi Alice agar bisa sampai
ke «Altar Ujung Dunia».
Jadi Sinon tidak menarik lagi busurnya dan kini hanya menunnggu musuh untuk
muncul.
Tempat kode – kode hitam muncul adalah tempat jasad Komandan Knight
Bercouli berada beberapa menit lalu.
Sekarang jasadnya telah dipindahkan ke atas punggung naga oleh Integrity
Knight Alice; ia ingin memberikan pemakaman yang layak baginya di Kerajaan
Manusia.
Shino bertanya padanya: “Dia seseorang yang kau sayang?” Alice tersenyum
lembut dan membalas: “Kau juga saingan orang yang kusayang.”
— Syukurlah.
Pada saat ini, Sinon tak boleh ter-log out dengan mudah. Ia harus menjaga dunia
ini, hingga Kirito terbangun.
Sinon menetapkan tekadnya dan memandang tanah di bawah sana .
Garis hitam tadi kini menyentuh tanah dan membentuk suatu cairan.
Warnanya sungguh hitam, seperti lubang neraka.
Ketika garis terakhir berkumpul menjadi satu —
Bloop.
Sebuah wajah mulai terbentuk. Lalu tangan kanan mulai muncul. Ketika Sinon
melihat lima buah jari yang terbentuk, ia merasakan hawa dingin di
punggungnya.
Ia mencoba mengalihkan perasaan ini, dan menunggu musuh untuk memadat.
Setelah tangan kanan, tangan kiri mulai terbentuk.
Kepala si musuh kini hampir terbentuk.
— Apa yang membuat Sinon terkejut adalah fakta jika karakter musuh tidak
diedit melalui edit feature; itulah anggapan Sinon, ia tak terlalu tampan. Rambut
Page | 177
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
emas pendeknya tergerai, hidung dan bibirnya tipis, dan dia seperti orang
Caucasian, menurutnya.
Apakah karakter ini adalah tubuh asli orang yang menggunakan Super Account
Dewa Kegelapan Vektor?… Sinon berpikir keras.
Orang itu mengangkat tubuh bagian atasnya, menampakkan mata birunya,
akhirnya ia menatap Sinon yang sedang terbang.
Seketika, Sinon merasa ada yang aneh.
Ia merasa jika pernah melihatnya entah dimana. Mata itu adalah mata yang
merefleksikan apapun, namun tampak seolah menelan segalanya di saat yang
sama; sepasang mata yang tak memiliki emosi.
Mata tersebut melebar ketika melihat Sinon. Lalu sebuah senyum muncul di
wajah musuh.
Ya. Aku pernah melihatnya. Aku pernah melihat mata … dan wajah itu. Terjadi
belum lama ini, dimana —
Ketika Sinon menatapnya, splat, seketika ia meloncat.
Posisi menyerangnya cukup aneh. Ia juga telah mengkonvert equipment
miliknya; ia tak mengenakan armor metal. Seragam bagian atas dan bawah
disambungkan dengan sebuah sabuk, dan kakinya memakai sepatu boot, hampir
mirip seperti seorang prajurit di dunia nyata. Senjata miliknya adalah sebuah
pedang panjang di pinggang kiri dan sebuah busur di tangan pinggang kanan.
Ketika tubuhnya hampir utuh memadat, gumpalan cairan hitam tidak
menghilang. Namun tetap memadat sendiri seperti seekor binatang. Bukan,
memang sebuah binatang, cairan itu berubah menjadi sebuah sayap tipis.
Bukan seperti sayap burung, maupun sayap naga, lebih seperti sayap kelelawar.
Dibagian ujung sayap tersebut terdapat empat mata dan sebuah ekor panjang.
Ketika si pria mendekati binatang tersebut, makhluk bersayap ini
membentangkan sayapnya dan menuju ke ketinggian dimana Sinon berada.
Makhluk itu hanya berjarak 30 meter dari Sinon, dan si pria masih tersenyum
padanya.
Entah mengapa, musuh mengangkat tangannya yang tak bersenjata dan
merentangkannya ke bagian depan. Sinon menjadi waspada, berpikir jika ia akan
Page | 178
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
memulai incantation. Tetapi tak ada yang terjadi. Si pria lalu melingkarkan
tangannya seolah hendak mencekik leher Sinon.
Seketika itu juga, Sinon akhirnya mengingat. Suara serak keluar dari mulutnya.
“…… Subtilizer……”
Itu dia. Seorang pemain Amerika yang berhasil membunuhnya ketika final PvP
Turnamen di Gun Gale Online — «Fourth Bullet of Bullets», yang
diselenggarakan dua minggu sebelumnya.
Tetapi mengapa ia ada disini?
Lupa akan busur yang ia genggam, Sinon masih terkejut, matanya semakin
melebar.
***
Dibagian tengah Ocean Turtle yang berbentuk seperti piramid, disokong oleh
poros tebal yang terbuat dari bahan titanium.
Di bagian bawah poros berbentuk lingkaran setinggi seratus meter ini terdapat
sebuah mesin yang dilindungi oleh berbagai lapis dinding pelindung — Reaktor
Bertekanan Air. Diatas reaktor ini terdapat Ruang Kontrol Utama, dan Ruang
STL 01.
Underworld, lebih tepatnya fokus penelitian Project Alicization — Light Cube
Cluster ada di bagian atas ruang kontrol utama. Area tersebut berada di bagian
poros bawah.
Diatas Light Cube Cluster adalah lantai yang memisahkan poros atas dan poros
bawah. Area diatas dinding yang ada di poros atas ada: berbagai macam
peralatan pendingin, dan Ruang Sub Kontrol dimana pekerja RATH sedang
bersembunyi saat ini, juga ada ruang STL 02 yang sedang digunakan Kirigaya
Kazuto dan Yuuki Asuna.
Pada 7 Juli, pukul 9:00 am. Sebuah robot humanoid mulai bergerak atas
kemauannya sendiri di ruang peralatan pendingin, menuruni tangga di bagian
samping kapal. Dia adalah mesin prototipe yang dikembangkan RATH,
«Ichiemom». Meskipun bergerak sendiri, sebenarnya ada tiga orang pasukan
JSDF[7] yang mengikutinya.
Page | 179
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 180
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 181
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
Higa bisa mendengar dengan jelas suara ratatatat dari luar lorong ini, suara
tembakan senjata api.
Pada saat ini, di sisi lain dinding. Membran kulit titanium Ichiemon pasti telah
berlubang karena peluru tersebut. Akan tetapi, baterai dan kontrol sistem yang
mengaturnya ada di bagian belakang. Jadi meskipun kena banyak tembakan, ia
masih bisa bergerak.
“Baiklah! Sekarang buka sekat dinding ini!”
Melalui suara Professor Koujiro yang ada di telinganya, Higa melompat lubang
palka anti tekanan diantara sekat pemisah dinding. Dengan suara psshh, alat
pengatur tekanan air mulai bergoyang, dan pelindung logam mulai terangkat.
Di sisi lain dinding, yang berada di bawah sekat ini, juga diterangi lampu orange
emergency. Di sisi pertempuran sana juga berwarna sama.
Higa menelan ludah, mengatur kembali tas punggung yang berisi laptop mini,
lalu mendorongnya ke akses panel yang semakin menyempit. Kemudian, ia
menuruni anak tangga lain, dan semakin menurun.
— saat – saat seperti ini, orang yang ada di suatu film pasti akan mulai menjerit –
jerit.
“Ayo ayo ayo!!“
Ia berguman, dan suara bingung Rinko membalas.
“Um, apa yang kamu katakan?”
“T-Tak ada. …Sekitar sepuluh meter dari colokan kabel maintenance … Ah,
Aku melihatnya, ada disana!”
Banyak kabel fiber optik tebal menggulung menuju sebuah kotak hitam. Jika ia
mencolokkan laptopnya ke colokan maintenance, secara teori ia akan bisa
mengontrol Units #3 dan #4 yang ada di Ruang STL 2, dan juga Units #5 dan #6
yang berada sangat jauh di cabang Roppongi sana.
— Tunggulah, Kirigaya-kun. Aku akan membangunkanmu!
Higa lupa akan rasa takutnya, dan menuruni tangga ini, sebuah suara terdengar
di earphone miliknya.
Page | 182
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Aku juga akan turun ke ruang Sub Kontrol untuk melihat Fluctlight milik
Kirito-kun. Semoga berhasil, Higa-kun!!”
Dipuji oleh Professor Koujiro — yang ia biasa panggil Koujiro-senpai, seolah
membuatnya terkenang masa – masa kuliah dulu, itu membuat Higa tambah
semangat.
Ia kini melihat Yanai, yang juga sedang menuruni tangga. Wajahnya tampak
depresi.
Higa menghembuskan nafasnya, lalu melihat kotak hitam yang semakin
mendekat.
***
Setelah muncul kembali ke medan pertempuran yang kini porak – poranda
akibat pertarungan sebelumnya, si pria berseragam tempur melihat ke selatan
dan berguman dengan suara datar:
“… Alice kabur ya? Tak masalah, aku bisa mengejarnya …”
Lalu ia menatap Sinon lagi, dan tersenyum.
“… Jika aku ingat – ingat, kita pernah bertempur di turnamen Gun Gale Online
tournament kan. Namamu… «Sinon»? siapa sangka kita bisa bertemu lagi di
tempat seperti ini?”
Mendengarkan suara datarnya yang tak menyerupai manusia, si pria adalah
Dewa Kegelapan Vektor dan Subtilizer pada saat yang sama, Sinon mencoba
menghentikan tangannya yang gemetaran. Tetapi jarinya mati rasa, telapak
tangannya berkeringat, dan ia merasa jika ia membuat gerakan tiba – tiba, Bow
of Solus mungkin akan ia jatuhkan ke tanah.
Berdiri ke piringan hitam berbentuk monster bersayap, Subtilizer tersenyum lagi
dan kembali berbicara dalam bahasa jepang yang cukup lancar.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Aku dengar tak ada lagi mesin STL di Jepang …
Mungkinkah kamu pegawai RATH? Ataukah, kamu seorang prajurit bayaran
yang memang ingin datang ke tempat ini?”
Cukup kesulitan, Sinon memaksa bibir keringnya untuk bergerak dan berbicara:
“Subtilizer… Aku ingin bertanya, mengapa kamu ada disini?”
Page | 183
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 184
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 185
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 186
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“… BIGEOBHAN ILLBONIN!“
Seseorang berteriak, kemudian satu demi satu teriakan mulai bergema. Setelah
cukup mereda, si «Leader» kembali memprovokasi:
“Para pemain Jepang meng-hack server kita, dan menciptakan equipment
berlevel tinggi bagi mereka sendiri! Dan kita, hak milik kita telah dirampas, kita
hanya bisa menggunakan default equipment, wahai kawan! Tetapi, semangat
juang kalian tak akan kalah dengan armor dan pedang manapun!”
Pada saat ini, teriakan yang semakin keras makin terdengar.
“ULI NALALEUL JIKYEOLA!“
Lalu, dari samping paling kanan, sebuah teriakan yang bukan bahasa Korea juga
terdengar.
“GANCHUU RANMEN!”
Wol-saeng tak memahami maksud kata – kata itu, tetapi ia paham jika itu
bahasa Cina. Tempaknya jumlah pemain Cina juga hampir sama dengan
pemain Korea.
Bahkan saat suasana makin memanas, Wol-saeng masih merasa ada yang aneh.
Tetapi pada saat ini, ia sadar tak ada yang mampu menghentikan amarah para
pemain Korea dan Cina.
Kemudian, si «Leader» mengangkat tangan kanan yang terselimuti sarung tangan
hitam ke urara.
“——— Go!!“
Menerima perintah tersebut, baik pemain Korea dan Cina kini melaju kedepan
seperti binatang yang sangat marah, getarannya sangat terasa di tanah yang ia
pijak.
***
“Pa… Pasukan! Pasukan Persediaan! Lariiii—!”
Asuna berteriak sebelum pasukan crimson yang baru saja muncul mulai bergera
kdari atas sana.
Page | 187
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 188
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Menggenggam sedikit kekuatan yang masih tersisa, Asuna berusaha bangkit dan
menggenggam rapier miliknya.
— Kumohon, sekali lagi.... biarkan aku membuat dinding yang bisa melindungi
semuanya.
Ia berdoa sambil mengkonsentrasikan pikirannya.
Tetapi.
Yang terjadi malahan seluruh tubuhnya bagai di hantam listrik, Asuna terjatuh
lagi. Sesuatu muncul dari dalam tenggorokannya dan ia muntahkan, itu adalah
darah.
“Jangan terlalu memaksakan diri, Asuna! Biarkan kami juga membantu!”
Klein berteriak.
“Ya, serahkan saja pada kami.”
Agil juga membalas.
Ketika keduanya berdiri dan mengangkat katana dan kapak mereka —
Pasukan crimson yang telah pulih dari kejutan mulai turun sekali lagi. Karena
mereka 20 meter dari atas tanah, banyak diantara mereka yang tidak berhasil
mendarat dan terluka parah, bahkan ada yang tak bisa bergerak, lalu pasukan
yang ada di belakang menggunakan teman mereka yang terluka sebagai sebuah
trampolin untuk mendarat dengan aman.
“DOLGYEO —— G!!“
“TU —— JI!!“
Asuna tak pernah mempelajari bahasa Cina atau Korea, tetapi instingnya berkata
jika dua teriakan tersebut berarti ‘serang’.
Pasukan crimson mulai menyerang dari kanan dan kiri, semakin mendekat dan
orang yang menghadang mereka pertama adalah Klein dan Agil.
“Zeiryaaaaaaaaahhhhh!!“
“U…. raaaaaaaaahhhhh!!“
Page | 189
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Ditemani tekanan udara, Sword Skills berskala luas diluncurkan dari katana dan
kapak dua orang ini. Cahaya putih dan kebiruan menghantam musuh dan
puluhan musuh terlempar ke udara.
Di kedua sisi Klein dan Agil, Penguasa ALO, teman – teman mereka, dan
anggota Sleeping Knights mulai bertarung sekuat tenaga.
Hantaman – hantaman senjata mulai berdentuman. Sebuah ledakan terjadi.
Pedang, kapak, dan tombak saling bercahaya karena mengeluarkan Sword Skill,
menebas musuh tanpa jeda.
Pasukan musuh berhenti sejenak.
Tetapi —
Usaha tersebut seperti menahan gelombang bendungan dengan tangan kosong,
hal yang sia – sia.
Masih terbaring di tanah, Asuna seolah mendengar tawa mencemooh dari atas
medan peperangan ini meskipun medan peperangan masih terselimuti teriakan
kemarahan.
Ia mengedipkan matanya yang masih berair dan menangkap sosok manusia
berpakaian hitam ada di atas reruntuhan kuil, ia seolah menari kegirangan
menonton pertarungan ini.
***
Higa masih mendengarkan rentetan tembakan yang berasal dari balik sisi
dinding sambil masih menuruni tangga secepat yang ia bisa.
Akhirnya, ia sampai didepan kotak hitam yang memantulkan cahaya lampu
emergency, ia mencoba membuka menggunakan sidik jarinya.
Didalamnya ada berbagai macam kabel fiber optik, ini membuat Higa takjub
sementara. Namun, Higa menggeser berbagai macam kabel dan akhirnya
menemukan colokan maintenance.
Ketika ia menggapainya.
Ia mengambil nafas dalam – dalam, lalu mengambil sebuah kabel dan laptop
dari tas punggungnya. Ia mencolokkan ujung kabel ke colokan dan ujung
satunya ke laptop miliknya, lalu ia menjalankan control program STL dengan
antusias.
Page | 190
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Sebuah jendela hitam muncul, dan di bagian kiri paling atas mulai berkedip –
kedip. Akhirnya, kursor kanan ia gerakkan dan menampilkan status pesan.
STL #3, Connecting…… OK.
STL #4, Connecting…… OK.
Status yang pertama muncul adalah dua unit STL yang ada di ruang sub kontrol.
Lalum koneksi satelite dari Ocean Turtle ke unit STL #5 dan #6 di cabang
Roppongi juga telah masuk.
“… Oke!”
Higa berguman. Sekarang ia bisa mengoperasikan empat unit STL yang sedang
digunakan Kirigaya Kazuto serta ketiga gadis.
Sayangnya, untuk memblokir koneksi satelit hanya bisa dilakukan dari ruang
main kontrol, jadi ia tak bisa menjalankan dua unit lainnya yang ada di Ruang
01. Jika itu mungkin, ia bisa menendang para penyerang yang sedang dive ke
Underworld menggunakan mesin STL #1 dan #2.
Menunda gejolak pikirannya, Higa menggerakkan jari – jarinya dan bersiap
untuk menjalankan program ini.
— Ayo kita mulai!
Ketika ia akan mulai, teriakan terdengar dari atas kepalanya.
“… B… Berhenti!”
Itu suara milik Yanai. Apa maksud perkataannya tadi?
Higa menoleh ke atas, kebingungan karena ia melihat sebuah pistol berwarna
biru kehitaman sedang ditodongkan ke wajahnya. Yanai menatapnya dengan
mata haus darah, ia berteriak lagi.
“Singkirkan tanganmu dari laptop! Atau aku akan menembakmu!”
“……… Huh?”
Ia hanya berkedip beberapa kali.
Higa akhirnya menyadari situasi sekarang ini dan mulai menebak mengapa
Yanai melakukan hal tersebut.
Page | 191
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
— Dialah orangnya!
Yanai adalah orang yang membocorkan informasi Project Alicization kepada
Amerika.
Tetapi sayangnya, Higa tak bisa melakukan serangan balik. Apa yang bisa ia
lakukan adalah bertanya padanya.
“… Yanai-san. Mengapa?”
Keringat dingin menetes dari dahi Yanai yang pucat. Bibirnya bergetar sesaat,
lalu ia mengatakan sesuatu.
“Pertama… Pertama, kau memihak tokoh yang salah. Aku bukanlah
pengkhianat disini.”
— Apa maksudmu, “pikir dong”? kau ini si pengkhianat!
Melihat Higa yang terdiam, Yanai melanjutkan.
“Aku hanya menjalankan rencana asliku. Aku akan menyelesaikan misi akhir
atasanku … itulah mengapa aku menyusup kedalam RATH..”
“Misi… misi terakhir atasanmu? Apa yang kau bicarakan?….”
Higa kebingungan. Yanai menyibakkan rambut yang ada di dahinya
menggunakan tangan kiri, lalu menjawab dengan tatapan orang gila.
“Mungkin kalian mengenalnya sebagai… Sugou-san.”
“Ap…”
— Apaaaa?!
Dampak rasa kaget tersebut lebih hebat ketimbang ditodong sebuah pistol,
matanya melebar.
Sugou Nobuyuki. Pria yang bekerja di Labolatorium Shigemura di Touto
Technical University. Ia seangkatan dengan Higa, Koujiro Rinko, dan Kayaba
Akihiko. Ia sangat ingin bersaing dengan Kayaba si super genius. Tetapi ia tak
bisa melampauinya. Mungkin karena hal tersebut, ia menyandera ratusan
pemain SAO untuk melakukan percobaan manusia.
Page | 192
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 193
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Koneksi… Kemana?”
Higa merespon. Yanai tampak ragu sesaat, lalu ia tersenyum dan menjawab.
“Dinas Keamanan Nasional Amerika.”
“Ap… Apa katamu?!”
Higa kembali terkejut, tetapi dalam dirinya ia sudah menduga.
Aktivitas mereka, termasuk mata – mata dan pengawasan komunikasi antara
Jepang oleh Dinas Keamanan Nasional Amerika sudah menjadi rahasia umum.
Mereka tak tertarik pada teknologi Fulldive yang dikembangkan Jepang. Sejak
mereka memiliki intel pada Project Alicization dari Yanai, rekan Sugou. Pihak
NSA lalu menyewa sebuah kapal selam Navy dan berusaha mencuri
«A.L.I.C.E.».
Yanai masih mengumbar capaiannya tanpa ada rasa bersalah.
“… Jika para Amerika yang kami sewa bisa mencuri Alice. Aku akan menerima
banyak uang dan posisi atas di Amerika. Itulah apa yang ingin dicapai oleh
Sugou-san.”
— suatu saat keamanan dunia akan berada dalam cengkeraman bayang – bayang
senjata otomatis yang dikembangkan pihak Amerika.
Higa benar – benar tak ingin hal itu terjadi. Ia ingin menggagalkan rencana
tersebut.
— Sadari apa yang sedang terjadi, Rinko-san!
Tepat ketika Higa akan bergerak, Laptop yang ada di tangan kirinya tergelincir
dan ia buru – buru menangkapnya.
“D-Diam!!”
Seketika, teriakan Yanai memasuki telinga Higa ketika ia menodongkan senjata
ke dinding dan menariknya. Kilatan cahaya keemasan terlihat dan dorongan air
membuat telinganya berdengung.
Percikan api muncul dari dinding ini —
Dorongan keras menabrak bahu kanan Higa.
“Huh?”
Page | 194
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Higa terkejut.
Page | 195
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 196
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
Sinon menatap mata tersebut seperti orang linglung, mata tersebut seolah tak
memiliki dasar.
Ini seperti ketika ia bangun dari mimpi di pagi hari.
Ia harus melakukan sesuatu. Tetapi ini seperti melakukan sesuatu dalam mimpi,
sedangkan di dunia nyata ia masih linglung. Seperti itu terus menerus.
Jari sedingin es menyentuh lehernya. Rasa takut mengisi hatinya, tetapi rasa
tersebut lalu menghilang ditelan kehampaan.
— Jangan.
Ini bukanlah ilusi dalam dunia virtual lagi.
Fakta tersebut terlintas di kesadarannya seperti alarm. Ia berusaha untuk
berkonsentrasi padanya, tetapi cairan hitam lengket itu telah naik sampai ke
pinggangnya tanpa ia sadari. Ia tak bisa lari maupun menolaknya.
Wajah pria ini semakin mendekat. Bibir tipisnya menghisap udara. Seolah ikut
menghisap emosi, pikiran, dan jiwanya.
— Hentikan.
— Jangan curi itu semua.
Namun itu semua terjadi sangat cepat, kini hanya menyisakan rasa hampa.
“Henti…… kan………”
Bibir si pria semakin mendekati mulut Sinon yang gemetaran —
Crack!!
Sebuah dorongan mengejutkan pikiran Sinon.
Sinon membuka matanya lebar – lebar dan melihat percikan api keperakan dari
atas pakaiannya.
— Ini membakar!!
Seketika, sensasi seperti listrik itu mengejutkan si pria. Sinon memaksakan
kesadarannya yang mulai pulih untuk melepaskan pelukannya dan kini bebas.
Page | 197
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 198
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Ia berkata seperti itu — dunia tersebut diciptakan melalui ingatan dan imajinasi.
Mungkin begitulah, kalung ini bisa tercipta karena imajinasi milik Sinon.
Sinon kini mencium kalung tersebut, dan menyimpannya kembali dibalik
bajunya.
Lalu, setelah tersadar penuh, ia menatap makhluk hitam bersayap yang masih
terbang di langit.
Subtilizer masih berdiri di atas punggung makhluk itu, masih memandangi
tangan kanannya. Sinon bisa melihat ada asap yang muncul dari jarinya.
Tampaknya sadar jika Sinon memandanginya, Subtilizer mendongak dan
memunculkan senyum tak puas. Sinon masih memandangnya, lalu ia berbicara:
“Kau bukanlah dewa, juga bukanlah iblis. Kau hanyalah seorang manusia.”
Benar, Subtilizer memang sangat kuat. Ia seolah memiliki imajinasi yang sangat
gila hingga bisa mempengaruhi kesadaran Sinon… dengan kata lain, Fluctlight
miliknya.
— Tetapi jika kita berbicara tentang imajinasi dan konsentrasi, aku tak mungkkin
kalah darimu.
Karena dua hal tersebut adalah kekuatan terbesar seorang Sniper.
Sinon menggenggam equipment Super Account Solus, busur «Annihilate Ray»
dengan kedua tangannya lalu memfokuskan konsentrasinya.
Bagian tengah busur putih ini mulai membentuk sebuah moncong berwarna
hitam kebiruan.
Warna ini perlahan menyebar dan membungkus seluruh bagian busur hingga
akhirnya membentuk silinder kehitaman yang terbuat dari baja. Gagang, scoop,
pelatuk mulai bermunculan pada bentuk baru ini.
Akhirnya, Sinon tidak lagi memegang sebuah busur cantik.
Tetapi sebuah sniper rifle kaliber .50 yang kokoh, angkuh, namun menawan
bernama — «Ultima Ratio Hecate II».
Dengan suara nyaring, Sinon menarik pelatuk sambil menyeringai.
Page | 199
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 200
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 201
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
Serangan balik yang terjadi tujuh menit lalu kini telah tiada. Berganti menjadi
pola bertahan dari gelombang serangan musuh.
“Lindungi sekuat tenaga…! Tak peduli bagaimana caranya, kita harus melindungi
orang – orang Underworld ……!!”
Asuna berteriak sekuat tenaga, sambil menghunuskan rapier miliknya di garis
depan tanpa memedulikan rasa sakit yang muncul di otaknya.
Tetapi ia tak bisa mendengar satupun jawaban.
Disekelilingnya, satu persatu pemain Jepang kini telah dikepung oleh pasukan
crimson yang baru saja log in. Mereka ditusuk oleh pedang dan tombak di
sekujur tubuh. Teriakan kesakitan, penyesalan, dan kematian terus terdengar.
Dibandingkan kepungan ini, serangan tombak beruntun pemain Amerika masih
bisa dianggap enteng.
Entah itu karena datangnya bala bantuan musuh atau karena kemarahan yang
tak masuk akal mereka, pasukan baru ini hanya bertujuan untuk memusnahkan.
Mereka menerjang target lalu menjatuhkannya ke tanah dan menginjak – injak
pemain Jepang tanpa peduli. Menghadapi serangan macam ini, taktik kami tak
akan mampu mengalahkan jumlah musuh.
Dua ribu formasi melingkar pasukan jepang kini makin tertembus dihadapan
mata Asuna.
Menggunakan rapiernya, Asuna menghunus sembarangan dan berlari menjauhi
musuh yang mengejarnya. Ini adalah pertama kalinya Asuna ketakutan sejak
pertama kali turun ke Underworld.
Seseorang, selamatkan kami.
***
Di dalam peperangan ini, salah satu pasukan yang masih bertempur dengan
gagah berani adalah Swordsmen Hijau yang dipimpin oleh Sakuya, si Penguasa
Sylph Alfheim Online.
Ras Sylph mengandalkan serangan yang berfokus pada kecepatan. Strategi
semacam ini pernah digunakan melawan ras Salamander yang menyerang
menggunakan pasukan bersenjata berat. Pasukan ini bermanuver saling
Page | 202
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
melindungi satu sama lain sehingga tak ada teman mereka yang diseret dan
diinjak – injak oleh musuh.
“— Bagus, kita buat celah pada pertahanan mereka! Rindou Team, Suzuran
Team, dorong garis depan ke kanan!!”
Sakuya berdiri di garis depan, menebaskan katana rampingnya ke segala arah
sambil berteriak memberi perintah.
Pada saat ini, mereka seharusnya bisa berkumpul dengan tim Salamander yang
masih bertarung di sisi kanan mereka, dan meminta mereka agar saling
membantu untuk menerobos formasi musuh dengan sekali serang. Selagi
pasukan Underworld bisa lari dari reruntuhan ini dan mempersempit medan
perang, mungkin kami bisa menurunkan semangat juang musuh seperti yang
dilakukan pada pemain Amerika.
“Maju! Siapkan «Synchro Sword Skill»!! Siap, 5, 4, 3…”
Tepat sebelum Sakuya memberikan perintah.
Teriakan kesakitan terdengar dari samping kiri medan peperangan yang sedang
ia lindungi.
“— Jangan menyerah teman – teman. Tinggal sedikit lagi!!”
Sakuya tiba – tiba menahan nafas dan menoleh ke kiri.
Pasukan Jepang yang berequip kekuningan tampaknya telah ditelan pasukan
crimson. Berada di posisi paling depan, sang pemimpin dilempar menuju tanah.
“Alicia!!”
Sakuya berteriak. Seketika itu juga, ia berubah dari seorang pemimpin yang
tenang menjadi seorang gadis mahasiswi universitas biasa.
“Berhentiii —— !!“
Ia menjerit dan langsung menuju ke sisi kiri. Ia menebas dan menerbangkan
musuh yang menghalangi jalannya dan tanpa peduli sekeliling, ia berlari menuju
sahabatnya.
Pedang panjang menusuk dada dan perut Penguasa Cait Sith, Alicia Rue, tetapi
saat ia menyadari jika Sakuya menghampirinya. Ia berteriak sambil
memuntahkan darah.
Page | 203
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 204
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Dengan semakin tipisnya hal benar dan salah, hubungan kedua negara tersebut
sampai memasuki dunia game online yang Siune dan kawan – kawan sukai.
Bahkan di tahun 2026, dimana server international VRMMO sudah menjadi hal
yang mainstream. Sudah menjadi hal yang biasa dimana sebuah area farming
dikuasai pemain dari negara tertentu. Game – game seperti ALO menolak
untuk berbagi koneksi antar negara. Hal inilah yang menimbulkan hubungan
antara Jepang dan Korea semakin menjauh.
Siune yang tumbuh diantara budaya Jepang dan Korea merasa bimbang
terhadap situasi ini. Anggota Sleepiing Knight yang berada di kamar rawat VR
sangat ramah dan menerima dirinya setelah mengetahui masa lalunya. Jadi ia
berpikir.... untuk semuanya, ia telah menghapus jurang pemisah tersebut.
Tetapi sekarang ini.
Pria yang berada di atap reruntuhan kuil ini telah menghancurkan kesenangan
bermain VRMMO yang seharusnya dinikmati pemain dari berbagai negara. Ia
memanipulasi sebelah pihak, membuat mereka saling bunuh, dan saling tebar
kebencian.
— Aku harus... aku harus melakukan sesuatu. Aku mungkin hanyalah satu –
satunya pemain Jepang yang mampu berbahasa Korea.
— Jika aku tidak melakukan sesuatu, mereka tak akan memahaminya. Benar
kan, Yuuki?
Menyebut pemimpin guild sebelumnya yang telah meninggal tiga bulan lalu
dihatinya, ia memberikan instruksi kepada empat sahabat yang ada
disampingnya.
“Teman – teman, sekali lagi. Mari kita buka pertahanan musuh!!”
Jun, pemegang dua pedang yang masih bertarung didepan angkat bicara:
“Mengerti! Tecchi, Talken, Nori, kerahkan seluruh kemampuan kalian
sekaligus! 3, 2, 1!”
Serangan kuat Sword Skill serentak tersebut membuat ledakan hebat dan
menerbangkan puluhan musuh.
Dalam keheningan sesaat ini. Siune berlari menuju seorang pemain Korea yang
tampaknya adalah si pemimpin, ia menangkap tebasan musuh yang diayunkan
kearahnya.
Page | 205
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 206
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Siune-san, ya? Aku juga berpikiran hal yang sama jika ada hal yang aneh disini.”
Perkataan Moonphase meredam kemarahan pemain korea yang ada di sekitar.
Ia menyarungkan pedang miliknya, lalu melangkah ke depan.
“— Apa kamu memiliki bukti jika apa yang kamu katakan itu benar?!”
“…………”
Siune hanya bisa menahan nafas.
Dunia «Underworld» adalah sebuah dunia virtual yang dikembangkan oleh
perusahaan yang dijalankan dan dikembangkan oleh pihak pemerintahan
Jepang, dan para penyerangnya adalah pihak Amerika yang berusaha mencuri
hasil penelitian ini, sebuah AI — Siune tak pernah meragukan kata – kata
Lisbeth yang sebelumnya ia katakan di Kubah ALO. Tetapi ketika ia diminta
untuk membuktikannya, ia kesulitan.
Tak ada bukti nyata jika menyangkut dunia virtual. Hanya ada kesaksian dari
beberapa orang, tetapi apapun yang dikatakan pemain jepang, pemain korea tak
akan mempercayainya. Siune kini merasakan rasa marah yang terkumpul ketika
melihat dirinya terdiam seperti ini. Apa yang harus ia lakukan … Dimana ia
harus menjelaskan …
“Siune, penduduk Underworld!”
Nori tiba – tiba berteriak belakangnya.
“Apakah dia pernah bertemu penduduk Underworld, dan setelah ia melihatnya
jika penduduk berbahasa jepang, mereka akan paham jika ini adalah server
jepang!”
“Ah………!”
Ya, itu mungkin benar. Meskipun Siune dan yang lainnya hanya beberapa kali
berbicara dengan penduduk Underworld ketika beristirahat, setelah menyedari
jika penduduk ini bukanlah manusia asli maupun NPC, Siune langsung terkejut
melihat perkataan mereka. Tetapi — tidak, karena ada penghalang antara
mereka dan pemain Korea, pemain Korea pasti merasakan hal yang sama.
Selama mereka mencoba untuk mengajak berbicara, mereka akan sadar.
Siune akan mentranslate apa yang baru saja Nori katakan kepada Moonphase.
Seketika itu juga, sebuah cahaya merah datang dari belakangnya.
Page | 207
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Ah… Awaas……”
Siune mencoba untuk memperingatkannya, tetapi sudah terlambat. Sebuah
pisau telah tertancap di punggung Moonphase dan melemparkannya sejauh
sepuluh meter.
“Guaagh……”
Menggantikan Moonphase yang sedang kesakitan di tanah, kini berdiri seorang
pria bertudung hitam yang sebelumnya ada di atas atap.
Ia mengangkat tangan kanannnya yang masih menggenggam pisau — yang mirip
seperti pisau daging khas Cina, kearah Moonphase dan berteriak dalam bahasa
Korea.
“Medan peperangan ini bukan tempat bagi penghianat!”
Lalu ia mengarahkan pisau tersebut menuju pemain Korea yang ada di
sekeliling.
“Jangan tertipu trik murahan pemain jepang!”
Suara miliknya kuat namun dingin.
Ia lalu mengarahkan pisaunya kearah Siune yang masih mematung.
“Jika ini adalah server Jepang, dan kalian adalah pemiliknya. Lalu mengapa
kalian memiliki equipment yang sangat kuat? Mereka menggunakan equipment
GM! Kalian menciptakannya dengan cara curang!!”
Benar, benar, tepat! Suara – suara baru mulai bermunculan.
Siune mencoba menghalau tuduhan tersebut.
“… Tidak! Equipment kami berbeda karena kami mengkonvert akun berlevel
atas milik kami untuk dive ke Underworld!’
Seketika Siune berkata seperti itu, si pria bertudung hitam mengeluarkan tawa.
“Hah, idiot macam apa yang mau mengkonvert akun mereka kedalam test
server?! Pembohong, kalian pembohong!!”
“Itu benar, percayalah!! Kami datang kesini juga tak ingin kehilangan akun
kami…”
Page | 208
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 209
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 210
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 211
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Bagian 4
Koujiro Rinko berlari kembali menuju ruang sub kontrol dan duduk di tempat
yang sebelumnya biasa diduduki Higa Takeru.
Beberapa jendela muncul di monitor besar didepannya, tetapi yang pertama ia
lihat adalah sebuah jendela kecil yang berada di bagian paling bawah. Apa yang
ada disana adalah tiga buah grafik yang menunjukkan status Fluctlight milik
Kirigaya Kazuto.
Di bagian tengah cahaya yang memantulkan berbagai macam warna, ada sebuah
titik hitam yang merepresentasikan sebuah «kerusakan tubuh utama».
Saat ini, Higa Takeru telah mengontrol empat unit STL dan bersiap untuk
memperbaiki kerusakan ini menggunakan ingatan tiga gadis yang memiliki
hubungan dengan Kazuto. Untuk melakukan hal tersebut, Higa sedang berada
di bagian bawah yang masih dikuasai musuh. Dia disana seorang diri — tunggu,
ada satu orang lagi.
Pada saat ini, para penyerang masih berfokus pada «Ichiemom» yang bergerak
pada anak tangga. Tetapi, tubuh baja miliknya tak mungkin bisa bertahan
melawan rentetean peluru. Ketika Ichiemom hancur, musuh pasti akan berpikir
begini: Apa yang orang Jepang pikirkan sih?
— Lebih cepat, Higa-kun!
Memikirkan hal itu, pintu geser kini terbuka dan seorang pria berpakaian
Hawaai masuk.
“Bagaimana… Bagaimana kondisi Kirito-kun?!”
“Higa-kun sedang mengoperasikannya. Apakah umpannya berhasil?”
Ia menjawab juga sambil bertanya, nafas Kikuoka Seijirou ngos – ngosan ketika
ia duduk.
“Kami melempar semua bom asap dari belakang Ichiemom. Seharusnya sih bisa
memberi kita banyak waktu, tetapi jika kita tak segera menutup kembali dinding
pemisah akan cukup gawat. Kita tak punya banyak waktu.”
“Higa-kun berkata jika ia butuh waktu lima menit untuk berhasil …”
Rinko menutup mulutnya, lalu menatap monitor lagi.
Page | 212
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 213
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“App… Appaaaaa?!”
Kikuoka berteriak kencang, membuat Rinko terbangun dari tempat duduk.
“Ada apa?
Tetapi Kikuoka tidak langsung merespon, malah mengambil mouse dari Rinko
dan memperbesar jendela yang baru saja muncul. Ia menatap monitor dan
wajahnya pucat pasi.
“Unf… Ya, tak salah lagi, ada Fluctlight lain yang telah menerobos pembatas
jiwanya! Tetapi, mengapa sekarang?!”
Mata Rinko terbuka lebar, lalu ia menatap Kikouka yang sedang menggaruk –
garuk kepalanya.
“Huh… maksudmu «A.L.I.C.E.» kedua?”
“Ya, tepat… Ah, tidak, tunggu… Ini…”
Kikuoka dengan cepat menscroll jendela kebawah dan mulai berguman.
“… Sulit dikatakan tetapi ini tidak sama seperti «Alice». AI ini menerobos
pembatas tidak melalui sirkuit logical, tetapi menerobos sirkuit emosional
miliknya … tetapi, ini sebuah penemuan mengagumkan. Jika saja aku bisa
kesana … Oh, sial, mereka mulai bergerak menuju selatan dimana pasukan
Amerika berada!”
Rinko mencuri kembali mouse dari Kikuoka dan menatap log Artificial
Fluctlight tersebut ketika menerobos pembatas jiwa miliknya.
“Hmm… Yeah, sebuah titik – titik yang dihubungkan seperti rantai telah hancur
di zona emosi … Huh—? Hei, Kikuoka-san?”
“Apa… Apa ini?”
Memutar tubuhnya, Kikuoka memiringkan lehernya ketika menatap monitor.
“Perintah apa ini yang tertulis disana? Aku tak memahaminya… seolah perintah
ini sengaja ditanamkan untuk mengekang sirkuit.”
Rinko menatap perintah kode yang cukup kecil tersebut.
“Penanaman rasa sakit… itu lho yang ada di pojok kanan? Tetapi, meskipun
sebuah Artificial Fluctlight berusaha sekuat tenaga untuk menerobos pembatas
Page | 214
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
tersebut, mereka akan dihentikan oleh rasa sakit akibat kode ini. Kalian juga
menanamkan perintah semacam ini pada penduduk Underworld?”
“Tidak… tidak, kami tak melakukannya. Tak mungkin kami melakukannya,
tindakan semacam itu akan menghalangi tujuan murni kami … ini hanyalah
penghalang terbesar kami.”
“Hmm… benar juga. Pemrogaman sampai mendetail ini juga bukan tugas Higa
… Ah, ada sebuah komentar disana … «Code 871»? Apa itu Code 871?”
“871? Aku tak pernah mendengar angka itu sebelumnya … Tidak, tunggu…
Tunggu, tunggu, aku kira.... beberapa menit lalu …”
Kikuoka mulai berlari, suara yang ditimbulkan sandal kayunya terdengar keras.
Ia menuju kursi terdekat, mengambil jas putih, dan mebukanya lalu menatap ke
sebuah saluran.
“Hei, ada apa, apa yang terjadi?”
Atas pertanyaan Rinko, Kikuoka membuka lebar matanya dan menyerahkan
mantel putih kepada Rinko.
Disitu, ada sebuah tanda yang dibuat menggunakan marker permanen, angka
[871].
“Mantel putih ini... milik seorang teknisi bernama Yanai, ia baru saja menuruni
saluran ini bersama Higa …”
Berkata seperti itu, Rinko menahan nafasnya.
Yanai. YA NA I.
“… 8 7 1?” [13]
Rinko dan Kikuoka berdiri membatu seperti kerasukan.
***
Pemimpin Guild Petarung Tangan Kosong masih melihat pasukan crimson yang
akan menghampirinya.
Setelah membentuk formasi mengepung dalam jarak duapuluh mel, pasukan ini
berbicara dengan bahasa asing dan menganggap jika pasukan Ishkan telah
kehilangan semangat tempur.
Page | 215
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 216
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Ketika sang gadis berlari ke tengah jembatan batu sambil mengangkat katana
miliknya tinggi – tinggi ke udara. Pada saat itu, jarak antara dirinya dengan
pasukan crimson masuh sejauh duaribu mel.
Tetapi —
Pedang dan tangan sang gadis seolah menjadi asap. Bahkan mata Ishkan tak bisa
melihat tebasan miliknya. Kilatan cahaya perak terjadi sekejap mata, lalu
terjadilah pemandangan yang menakjubkan.
Kilatan cahaya menjalar melalui tanah gelap ini — tetapi tidak hanya itu, puluhan
pasukan crimson yang berdiri diatas cahaya tersebut terpotong dan berjatuhan
ke tanah sambil berteriak kesakitan.
Katana yang telah diayunkan kebawah kini diayunkan keatas dengan kecepatan
mengerikan. Kilatan cahaya kedua menembus pasukan crimson dan mereka
yang mengenakan armor berat terpotong menjadi dua.
Page | 217
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 218
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 219
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 220
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 221
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
— Tidak.
Orang yang mencemari dunia itu adalah orang ini.
Higa merasakan seluruh rambut di tubuhnya berdiri ketakutan. Yanai mungkin
memang seorang pengkhianat, tetapi juga seorang idiot. Orang macam apa
Administrator, sehingga mampu mengontrolnya sesuka hati?
Tiba – tiba, wajah Yanai kembali kosong.
“Tetapi… gadis itu kini telah mati. Dibunuh… bocah itu bukan hanya
menghalangi eksperimen Sugou-san, ia juga membunuh Admii-chan. Jika aku
tak membalaskan dendam Admii-chan, aku akan sangat kasihan padanya …”
Yanai mengarahkan pistolnya kearah Higa. Senjata tangan otomatis akan leluasa
jika setelah menembakkan peluru pertama, maka tembakan kedua akan tak
perlu memerlukan tekanan yang lebih keras. Jika jari telunjuknya sedikit saja
menyentuk pelatuk, peluru lain mungkin akan benar – benar melayang.
“… YA, benar … YA, aku memang harus membunuh satu orang, sebagai tumbal
untuk gadis itu …”
Yanai menyipitkan matanya sambil gemetaran.
… Sialan. Ia banar – banar serius kali ini.
Higa hanya bisa pasrah dan menutup matanya.
***
— Aku tak akan sempat.
Merasa jika Asuna, Klein, dan Lisbeth masih sangat jauh dari posisinya
sekarang, Leafa menggigit bibirnya.
Tetapi didepan matanya, hampir sekitar 3000 pasukan crimson telah
menghalangi jalan di depannya.
Ia telah meminta Rirupirin, sang ketua Orc untuk membawa bala bantuan
menuju daerah selatan untuk menolong Asuna dan Kirito, tetapi mereka masih
belum menemukan Pasukan Kerajaan Manusia.
Menurut penjelasan Rirupirin, beberapa ratus orang yang dikepung pasukan
yang dive dari Dunia Nyata adalah para Petarung Tangan Kosong yang termasuk
Page | 222
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 223
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 224
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Pada saat yang hampir bersamaan, keduanya mulai melaju dengan kecepatan
penuh.
Dalam kondisi ia tak kehilangan keseimbangan, Sinon menukik tajam ke suatu
sudut. Sambil memfokuskan bidikannya dan juga berusaha menghindari bidikan
musuh.
Tetapi Subtilize telah mengangkat Barrett miliknya tiba – tiba dengan kecepatan
mengagumkan, ia tampaknya telah memprediksi gerakan Sinon.
— Datang!!
Sinon menggertakkan giginya dan membuka matanya lebar –lebar.
Percikan api meletus dari moncong senapan Barrett.
Sinon terbang secepat mungkin sambil menikung ke kiri.
Peluru musuh menabrak dadanya, hampir menembus ke kulitnya. Armor biru
miliknya kini hancur.
— Hindarilah!
Ini adalah kesempatan terakhirnya. Ia harus menembak sebelum Subtilizer
memiliki kesempatan lain.
Akan tetapi, ketika Sinon mengangkat Hecate miliknya.
Ia melihat peluru lain melayang kearahnya.
Tembakan beruntun — mengapa bisa?!
Ah… sial.
Berbeda dari Hecate yang perlu dikokang setiap kali ingin menembak, Barrett
milik musuh adalah sniper semi-automatic.
Ketika pikiran ini melintas ke otak Sinon, kaki kiri Sinon telah terpotong di atas
lutut.
Page | 225
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 226
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
***
Masih mampu berdiri dalam situasi seperti ini, adalah Asuna yang menggunakan
Super Account, Integrity Knight Renri, seorang penduduk asli Underworld dan
naga kesayangannya, juga Siswi Swordswoman Tiese dan Ketua Penjaga
Sortiliena. Mereka masih mengayunkan senjatanya deengan gagah berani.
Meskipun matanya kelelahan, Asuna melihat Knight Renri bertarung dengan
kokoh.
Sekitar sepuluh menit lalu, si knight telah muncul di garis depan dan langsung
melemparkan pisau terbang miliknya. Pisau tersebut berputar diudara sambil
memotong musuh yang melaju kemari. Kekuatan hebat ini mampu memukul
mundur musuh selama beberapa menit. Nafas api yang dimuntahkan sang naga
juga membuat musuh ketakutan, membuat status Integrity Knight sebagai
penunggang naga nomor satu di Underworld.
Tetapi itu tak berlangsung lama hingga musuh menyadarinya. Ketika Knight
Renri melemparkan senjatanya, tubuhnya sendiri benar – benar tak terlindungi.
Ketika ia melempar pisaunya untuk menyapu pasukan garis depan, banyak
tombak yang dilemparkan kearahnya dari samping. Pasukan musuh akhirnya
menggunakan taktik bertempur seperti yang digunakan Asuna saat melawan
pemain Amerika.
Tombak - tombal tersebut bagaikan hujan di langit merah ini.
Naga milik Renri melebarkan sayapnya dan tubuhnya untuk melindungi sang
tuan dari gelombang serangan musuh.
Tetapi ia langsung rubuh, sisik – sisiknya terkelupas dan mulai menumpahkan
darah.
Selanjutnya, gelombang hujan tombak mulai diluncurkan.
Knight Renri melihat keatas pada tombak – tombak yang semakin mendekat, ia
memeluk Tiese dan melindungi tubuhnya.
Setelahnya, dua buah tombak menancap ke punggung Renri, membuatnya
terjatuh diatas tubuh Tiese. Kehilangan kontrol, pisau lempar yang berputar
diudara kini berhenti dan menancap di tanah.
Page | 227
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Pasa saat ini, di bagian lain medan peperangan, hasil pertempuran ini sudah bisa
dipastikan.
Mencoba melampiaskan kemarahan mereka, pasukan crimson masih menyeret
– nyeret pemain Jepang yang telah jatuh kerena kelelahan. Lalu menancapkan
senjata – senjata mereka ke tubuhnya. Daging dan darah menari – nari di udara,
sambil ditemani teriakan – teriakan kesakitan, lalu menghilang bagaikan asap.
Banyak armor dan perisai milik orang – orang telah retak dan hancur, mereka
diseret ke tanah, benar – benar tanpa perlindungan. Air mata bercucuran dari
wajah mereka karena tak bisa melihat darah yang terus mengalir dari luka yang
muncul.
Dua ribu pemain yang telah mengkonvert akun mereka dan perlindungan pada
Pasukan Kerajaan Manusia kini telah terbuka.
Untuk melindungi Pasukan Persediaan dan Regu Aschetic, hampir sebanyak
400 Penjaga Kerajaan Manusia telah membuntuk formasi melingkar dan kini
sedang mengangkat pedang mereka. Wajah – wajah Penjaga mencerminkan
keputusasaan akan datangnya serangan akhir yang dilancarkan pasukan crimson.
“……… Berhenti………”
Asuna mendengar sebuah suara lemah dari bibirnya.
Itu bukanlah suara yang mencerminkan rasa sakit pada tubuhnya, melainkan
suara putus asa dan duka yang telah mengelilingi kondisi sekitar.
“Aku mohon.... berhenti.....”
Ketika ia berbicara, rapier yang ada di tangan kanannya telah terjatuh. Air mata
menetes ke pipinya, turun hingga ku ujung rapier.
Tetapi pasukan crimson yang ada dihadapannya tak peduli, mereka mengangkat
dua ratus senjata ke udara.
— Seketika itu.
Sebuah teriakan bagaikan petir menghentikan pedang – pedang yang akan
dihujamkan kearah Asuna dari berbagai arah.
“Berheennnttiiii!!”
Page | 228
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 229
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
telah terluka parah, dan pedang masih tertancap ke tubuhnya. Wajah mereka
tampak frustasi dan tak bertenaga.
Asuna tak tahan melihat mereka lagi. Ia juga ingin menyerah seperti mereka.
Tetapi ia masih bisa melihat teman – temannya di pikirannya, seolah akan
dihancurkan.
Matanya menyisir daerah sekitar sekali lagi, lalu melihat seorang pemain wanita
tertunduk tak jauh darinya, bahunya gemetaran. Rambut pendek berwarna
merah jambu miliknya telah kotor, celemek miliknya juga telah robek sana –
sini.
Bergerak mendekatinya, Asuna kini memeluk sahabat terbaiknya tersebut.
Tubuh Lisbeth melemah, ia menyandarkan kepalanya ke dada Asuna.
Wajahnya gemetar, benar – benar berantakan, lalu ia berbisik:
“Semuanya… Aku menghancurkan … akun… semuanya…”
“Tidak… tidak, Liz!”
Asuna berbisik sambil menangis.
“Ini bukan salahmu, Liz. Ini salahku … Jika aku mampu menanganinya, jika aku
mampu memprediksi hal semacam ini…”
“Asuna… Aku… Aku tak tahu apapun. Betapa mengerikannya sebuah
peperangan.. betapa menyedihkannya kehilangan... aku tak tahu apapun …”
Asuna tak bisa menemukan jawaban yang tepat, lalu memeluk Lisbeth semakin
erat. Air mata mulai menetes. Lalu ia mendengar sesegukan, membuatnya
berbalik dan melihat Agil tak bergerak di tanah, dan Silica berlutut
disampingnya.
Luka Agil sangat parah dan cukup mengejutkan jika ia masih hidup. Luka
tersebut mungkin disebabkan karena pertempuran sambil melindungi Silica.
Tubuh besarnya banyak menancap pedang dan tombak, dan perutnya memiliki
luka memar hantaman. Asuna melihatnya masih menggertakkan gigi, Agil pasti
sangat kesakitan.
Disamping Agil ia bisa melihat Klein duduk bersila di tanah. Lengan kirinya
terluka dari bagian bahu, dan ia membalut luka tersebut menggunakan bandana
miliknya.
Page | 230
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 231
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 232
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 233
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Asuna menggeram.
“Untuk membuat Kirito-kun… tunduk karena rasa bersalah telah melakukan
PK…?”
“Ya. Tepat sekali.“
PoH mengkonfirmasi jawaban Asuna sambul tertawa.
“Pada saat itu, aku menonton pertempuran tersebut. Ketika Blackie-sensei
menjadi marah dan membunuh dua orang. Aku tak bisa menahan tawa milikku.
Rencana selanjutnyya adalah melumpuhkan kalian dengan racun Paralysis dan
menginterogasi kalian secara langsung bagaimana perasaan kalian setelah
melakukan PK … Yah tapi aku tak mengira jika permainan tersebut berakhir di
lantai 75.”
Untuk sesaat, gelombang kemarahan membuat Asuna lupa akan luka – lukanya.
“Apa… Apa kau tak memikirkan penderitaan Kirito-kun setelah kejadian
tersebut?!”
“Oh, mengagumkan pastinya.”
Suara PoH sedingin es menanggapi jawaban Asuna.
“Tetapi, itu aneh. Jika ia benar – benar menyesali perbuatannya.... pastinya ia
tak akan dive kedalam permainan VR lain, bukan begitu? Karena rasa bersalah
telah membunuh dan semacamnya. Aku tahu ia disini, aku bisa merasakannya.
Meskipun aku tak tahu mengapa ia bersembunnyi dibalik kereta barang itu...
terserah, aku akan menanyakannya secara langsung.”
PoH tersenyum pada Asuna, lalu ia berdiri.
Diantara sorak – sorakan yang masih terjadi, suara mencekap nan dingin
terdengar:
“It’s show ti—me!”
PoH mengucapkan kalimat khasnya dalam SAO. Lalu ia mengangkat tangan
kanannya tiba – tiba, dan didepannya sudah ada —
Disana ada kursi roda yang telah didorong oleh seorang pemain crimson, dan
juga ada seorang gadis berpakaian abu – abu yang ditarik dibelakangnya.
Page | 234
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Ah…
Berhenti.
Jangan.
Asuna berdoa dan memohon dalam hatinya. Klein tetapi berusaha untuk
menghentikan PoH, tetapi langsung didorong dari belakang.
PoH membungkuk, menatap kursi roda yang ada dihadapannya.
“……… Hmm?”
Ia membuat suara dan menyenggol kaki rapuh yang menggantung di kursi roda
dengan kakinya.
“Apa ini? Hei, Blackie, bangun. Kau dengar aku kan, Black Swordsman Yang
Terhormat?”
Bahkan ketika ia menyebut nama panggilannya — Kirito tidak menunjukkan
reaksi apapun.
Tubuhnya mengenakan pakaian hitam, tetapi itu tak menutupi jika tubuh Kirito
sungguh sangat kurus. Ia bersender pada kursi roda, kepalanya tertunduk
kebawah. Tangan kiri miliknya memegang dua buah pedang.
Ronye berlari kesamping Asuna, air mata menetes lalu ia berbisik:
“Kirito-senpai… ketika kamu bertarung, ia-ia mencoba untuk berdiri.. meskipun
tak memiliki kekuatan... tetapi... air mata.. air mata... terus mengalir dari
matanya …”
“Ronye-san…”
Asuna menjulurkan lengan kirinya dan memeluk tubuh ramping Ronye.
Lalu ia melihat dan meneriaki PoH:
“Kau paham kan. Ia bertarung, bertarung, dan terus bertarung dan akhirnya ia
terluka parah. Berhentilah menjahilinya! Biarkan Kirito-kun istirahat!!”
Tetapi si pria bertudung tak mempedulikan perkataan Asuna, dan masih terus
menatap wajah Kirito dari jarak dekat.
Page | 235
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Hei, hei, hei, kau bercanda kan! Bagaimana mungkin kita menutup
pertunjukan seperti ini!? Hei, bangun! Hei, bangun! Selamat Paa… aagggiiii!!“
PoH menjulurkan kaki kirinya dan menendang kursi roda cukup keras.
Kursi roda tersebut terlempar kencang dan tubuh yang duduk diatasnya terjatuh
ke tanah.
Asuna dan Klein mencoba berdiri bersamaan, tetapi dihentikan. Agil
mengeluarkan raungan kemarahan, sementara Lisbeth, Silica, dan Ronye
menjerit pelan.
Tetapi PoH tak menanggapi mereka semua, ia malah berjalan kesamping Kirito
dan membalikkan tubuhnya menggunakan ujung kakinya.
“Apa ini… dia beneran hancur? Sang pahlawan besar kini hanyalah sebuah
boneka?”
Ia lalu menggenggam pedang putih yang ada di pelukan lengan kiri Kirito. Lalu
ia menariknya dari sarung pedang dan mengetahui jika pedang putih ini
hanyalah separuh bagian.
PoH mencibir, dan hendak membuang pedang tersebut. Ketika —
“Ah… Ah…”
Kirito mengeluarkan suara serak, dan lengan kirinya berusaha mengambil
pedang putih tersebut.
“Huh?! Ia bergerak!! Kau menginginkannya?”
Page | 236
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 237
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 238
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Ia membuat jarak antara dirinya dan Subtilizer semakin lebar secepat yang ia
bisa, sambil mengincar musuh dan mengerahkan tembakan ketiga.
Tetapi musuh bisa mengejarnya dengan mudah dan sniper musuh juga
menembakkan tembakan keempat.
Kedua buah peluru melaju pada lajur yang sama, menimbulkan suara dan
gemercik api ketika saling bergoresan, dan berubah arah.
Sinon mengokang snipernya, rasa takutnya semakin besar, ia lalu menembakkan
peluru keempat.
Dua buah bunyi keras terdengar bersamaan. Dua buah peluru saling
bertubrukan, lalu menghilang.
Tembakan kelima. Tembakan keenam.
Hasilnya sama saja. Subtilizer memang sengaja mengincar dan menembak ketika
Sinon menembak, membuat kedua peluru terus bertabrakan tanpa henti.
Skill seperti itu tak ada dalam GGO, kesampingkan dunia ini. Tetapi di dunia
ini, imajinasi menjadi sumber segala hal. Tak hanya Subtilizer yang menyadari
hasil pertempuran saling tembak ini, Sinon juga harus menyadarinya; itulah
mengapa kedua peluru terus menerus saling bertabrakan.
Meskipun begitu, ketiga hal tindakan mengokang, mengincar musuh, dan
menarik pelatuk, Sinon tak bisa melakukan hal lainnya.
Tembakan ketujuh saling berbenturam lalu sisa peluru menghilang di udara.
Kokang. Incar.
— Click.
Ketika jemari Sinon hendak menarik pelatuk, hanya timbul bunyi saja.
Isi peluru Hecate II hanya tujuh biji. Ia tak punya peluru cadangan.
Sebaliknya, Isi peluru Barrett XM500 adalah 10. Sisa dua peluru.
Sinon bisa melihat dengan jelas jika musuh tersenyum dingin dari jarak 100
meter.
Percikan api muncul dari ujung snipernya.
Page | 239
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 240
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 241
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 242
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 243
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 244
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Higa seolah lupa rasa sakit di pundaknya lalu merapatkan tubuhnya ke tangga.
Sebuah obeng besar terjatuh, lalu sebuah pistol terjatuh.
Akhirnya tubuh tak sadarkan diri Yanai terjatuh di saluran ini.
“Hee… Heee!”
Higa kembali ke posisi semula.
“……… Ah.”
Ketika Higa membuat keluhan itu, Yanai telah terjatuh kebawah sedalam 50
meter. Beberapa bunyi kelontangan terdengar ketika ia menghantam lantai.
“………. Um.”
Apa dia … mati? Tidak, sepertinya ia hanya mematahkan dua atau tiga tulang …
tidak, mungkin lima atau enam …
Sambil berpikir apa yang menimpa Yanai, sebuah teriakan terdengar di
telinganya sekali lagi.
“Higa-kun… Hei, Higa-kun!! Apa kamu baik – baik saja?! Jawab aku, hei!!“
“………. Ah, tidak, aku hanya terkejut … kau mampu membuat suara berisik
seperti itu, Rinko-senpai.”
“Bagaimana... bagaimana mungkin kamu memikirkan hal konyol seperti itu?!
Apa kamu terluka? Apa ia menembakmu?!”
“Ah, um…”
Higa melihat luka di pundak kanannya.
Jumlah darah yang hilang benar – benar banyak. Tangan kanannya mulai mati
rasa, dan dingin. Pikirannya tak secepat biasanya.
Tetapi Higa mengambil nafas panjang dan mengumpukan kekuatan di perutnya
sesaat, lalu membalas seceria mungkin:
“Tidak, aku baik – baik saja kok! Hanya luka gores. Aku akan melanjutkan
operasi ini, tolong awasi monitor Kirito-kun, Senpai!!”
Page | 245
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“Apa kamu serius tak apa?! Aku akan coba percaya, oke?! Jika kamu menipuku
aku tak akan memaafkanmu, oke?!”
“Tentang itu… percaya saja padaku.”
Higa melihat keatas dan melambaikan tangannya pada Rinko yang mengintip
dari pintu masuk saluran. Karena jarak cukup jauh dan minim penerangan,
seharusnya ia tak bisa milihat pendarahan Higa.
“Nah… aku akan menuju monitor, dan jika gambarnya berubah aku akan
mengabarimu! Semoga berhasil, Higa-kun!!”
Seketika sosoknya menghilang, Higa keceplosan berbisik memanggil namanya:
“Ah… Rin-Rinko-senpai.”
“Apa, ada sesuatu?!”
“Bukan… Um, uh…”
— Tahu nggak? Di kampus, bukan hanya Kayaba-senpai dan si sialan Sugou
yang mengagumimu, aku juga mengagumimu lho.
Higa ingin berkata seperti itu, tetapi ia merasa jika ia mengungkapkannya...
maka....
“Um, setelah ini semua berlalu, maukah kita makan bareng?”
“… Oke. Aku akan mentraktirmu hamburger, daging asap, atau apalah, semoga
berhasil!!”
Lalu sosok Professor Koujiro benar – benar menghilang dari pandangan Higa.
— Ia benar = benar pelit.
Coba pikir, saat – saat «terakhir», kata – katanya tak terdengar keren.
Higa tersenyum pahit, lalu membalikkan laptop di tangan kirinya. Ia meletakkan
jarinya yang mati rasa ke keyboard dan mulai mengetik.
STL #3… Connected to #4. #5, #6… Connected.
Mungkin karena kehilangan banyak darah, kata – kata yang muncul didepan
mata Higa kini berlipat ganda. Ia menggelengkan kepala dan berbisik dalam
hati.
Page | 246
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 247
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
“… Um, Kirigaya-kun.”
Aku mendengar seseorang memanggil namaku lagi. Aku berbalik, dan melihat
seorang siswi menatapku agak malu.
“Aku ingin menggeser meja ini.”
Tampaknya aku ketiduran di kelas lagi, aku bangun ketika kelas sudah selesai.
“Ah… Maaf.”
Aku menjawab, lalu mengangkat tas milikku dari meja dan berdiri.
Kepalaku pusing.
Seperti kelelahan yang terus menumpuk — ketika menonton sebuah film yang
sangat lama. Aku tak bisa mengingat seluruh filmnya, tetapi emosi yang tercipta
telah melekat di hatiku. Aku menggeleng kepala.
Aku berpaling dari siswi yang menatap keheranan, mengambil langkah menuju
pintu keluar kelas, dan berguman.
“Sungguh… Apa itu mimpi…”
(To be continued)
Page | 248
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 249
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Catatan Pengarang
Terima kasih telah membaca Sword Art Online 17: Alicization Awakening.
Saya benar – benar meminta maaf telah membuat semua orang menunggu
sangat lama setelah volume terakhir, ”Exploding”. Arti judul “Awakening”,
berarti “Bangkit”, jadi itu berarti Kirito san yang telah tertidur lama sejak
Volume 15 akhirnya terbangun?! Semuanya mungkin berpikir seperti itu, tetapi
saya minta maaf karena beberapa alasan aku meminta semuanya menunggu
hingga volume selanjutnya dengan sebuah tanda tanya besar, “Apakah ia benar –
benar terbangun…? Ataukah ia masih tetap tertidur…?” endingnya menggantung.
Sejujurnya, aku ingin memasukkan seluruhnya kedalam ”Chapter 21:
Kebangkitan”, tetapi itu akan membuat seluruh volume ini menjadi tebal dan
volume selanjutnya menjadi sangat tipis, jadi aku memutuskan untuk
memotongnya. Sungguh pilihan sulit, tetapi semuanya mohon bersabar hingga
volume berikutnya.
Nah, aku ingin membahas isi volume ini. Karena Gabriel, Vassago, dan Critter
telah menyusun rencana untuk memasukkan banyak sekali pemain VRMMO
dari Amerika, Korea, dan China kedalam Underworld dan memulai
pertempuran dengan Pasukan Kerajaan Manusia dan pemain Jepang. Ketika
aku membuat alur semacam ini dalam versi web sepuluh tahun lalu, itu karena
pada waktu itu suasana tidak kondusif dalam dunia game online terhadap
pemain asing, jadi kuharap kalian semua bisa memahami setelah membacanya.
Tetapi karena kemampuan menulisku tidak bisa menggambarkan semua
peristiwa itu, aku malah menciptakan suatu suasana dimana kemarahan menjadi
penggerak utama musuh, aku benar – benar malu.
Ketika aku mengedit tulisanku kedalam versi Dengeki Bunko, aku memutuskan
untuk mengubah bagian tersebut, tetapi setelahnya malah terasa hampa…
akhirnya aku tidak mengubah alur utama. Dan bagaimana Kirito akan mengatasi
keresahannya setelah «Terpaksa melakukan PK» oleh Vassago/PoH yang
mengadu domba Para Pemain Lantai Atas, semua akan terjawab di volume
berikutnya.
Limabelas tahun telah berlalu sejak SAO tercipta dipojok dunia internet. Aku
kagum karena telah bertahan selama ini. Tetapi akan ada movie, video games,
dan banyak project lain untuk melebarkan dunia SAO, aku meminta semuanya
tetap mendukung. Akhirnya, untuk abec-san yang telah menggambarkan Leafa,
Sinon, dan kawan – kawan yang masuk kedalam Underworld dengan begitu
cantiknya dan sangat menawan, juga Miki-san yang memulai tantangan baru
sebagai editorku, terima kasih banya!
Page | 250
Sword Art Online Vol. 17 – Alicization Awakening
Page | 251