Anda di halaman 1dari 153

SWORD ART ONLINE VOL.

25 UNITAL RING PART 4


Shirayuki-chan’s Blog

1|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

SWORD ART ONLINE VOLUME 25


UNITAL RING PART 4

WRITER: REKI KAWAHARA


ILLUSTRATION: ABEC
ENGLISH TRANSLATION BY: Kirizu (@KI_r1_zu), SHIRAYUKI-CHAN
INDONESIA TRANSLATION BY: SHIRAYUKI-CHAN’S BLOG

DILARANG MEMPERJUALBELIKAN HASIL TERJEMAHAN INI TANPA IJIN DARI


PENULIS ASLI

Petualangan Kirito dkk di dunia survival game Unital Ring masih belum berakhir!
Halo halo masih setia kan di blognya Shira-chan? Setelah jeda sesaat usai rilis SAO UR 3
kemarin, mood Shira kembali naik (?) untuk melanjutkan SAO UR 4 nih! Apalagi di volume
ini, bagian Underworld akan lebih banyak disorot!
Terima kasih kepada mutual Shira-chan di twitter, @KI_r1_zu sebagai penerjemah
Inggrisnya sehingga akan sangat membantu Shira untuk menerjemahkannya ke Bahasa
Indonesia. Yah karena tadinya Shira mau ngeraw lagi dari nol T.T semoga terjemahan Shira-
chan ini akan semakin bagus lagi ke depannya ya ^^
Di UR 4 ini, berakhir dengan cliffhanger (lagi) T.T (waduh spoiler wkwkwk) Disini juga
akan diceritakan lebih banyak mengenai Eolyne Herlentz Kaichou, si cowok ganteng (?)
berbadan Eugeo tapi dalemnya misterius. Akan seberapa jauh sih arc Unital Ring ini? Hanya
Kawahara-sensei dan Tuhan lah yang tahu huehuehue.
Yang mau membantu menaikkan semangat Shira-chan, boleh banget temenin Shira-chan
ngeteh di trakteer.id/shirayuki-chan. Besar kecilnya donasi kalian sangat membantu membuat
Shira semangat loh ^^ Happy Reading~~!

2|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

3|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

4|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

5|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

6|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 1

Sebagaimana lingkup besar dari VRMMORPG 《SWORD ART ONLINE》, ada monster
yang tak terhitung jumlahnya. Umumnya ada 2 jenis. Boss monster yang bersarang di alam
liar, serta boss monster yang menjaga puncak labirin. Terutama boss monster super dengan
sebutan 《THE》, yang disebut sebagai [Boss tambahan], yang kebanyakan pemain takut
pada jenis nama ini. Namun, tidak banyak pemain yang tahu kalau boss dengan sebutan itu
memiliki level tinggi.

Misalnya, boss liar di lantai 55, yang menjatuhkanku dan Lizbeth ke lubang dalam. Namanya
《X’rphan The White Wyrm》. Namun, boss dari lantai 75 yang aku, Asuna, dan Klein
lawan adalah 《The Gleam Eyes》. Yang pertama memakai namanya dulu sebelum sebutan
khusus, dan terakhir adalah kata sebutannya dulu yang berarti 「gleaming eyes」. Semua
[boss tambahan] itu bisa termasuk ke dalam boss tambahan dan tidak.

Terdengar seperti boss yang levelnya tinggi dengan tambahan kata khusus, tetapi sebenarnya
berbalik. Kenapa? Karena boss tanpa tambahan kata khusus itu menakutkan walaupun hanya
mendengar namanya, yang berarti nama didepannya ada ‘The’ nya pun terlupakan. Begitulah.

Faktanya, boss monster ini membuatku merasa [mati aku] dari semua monster yang ada.
Seperti monster iblis bermata hijau “The Gleam Eyes”, pencabut nyawa “The Fatal Scythe”
yang mengintai di tempat gelap—selain itu, boss di lantai tertinggi labirin dari lantai 75 yang
dihabisi oleh kelompok pembersih, itu juga tanpa sebutan khusus, Namanya 《The Skull
Reaper》.The Harvester Skeleton.

Sembari mengulangi kembali nama itu yang tetap membuat takut dan bergetar, aku berbisik.

“Asuna... kau juga mengingatnya...?”

Sama seperti Asuna yang terjatuh di tanah disampingku, mengangguk.

“Hmm... walaupun bukan tulang, ukurannya hampir 2x lipat... itu... itu boss dari lantai 75...”

Berpikiran sama, seharusnya ini bukan kebetulan. Dibalik padang rumput bergelombang
dibawah tengah malam berangin dan hujan, monster berkepala alien yang melihat ke arah
kami, adalah versi modifikasi dari The Skull Reaper.

Kelabang berwajah manusia dengan panjang sekitar 20 meter. Ada jumlah kaki banyak yang
tak terhitung di tubuhnya dan tertutupi dengan cangkang hitam dan otot kuat, ekornya tajam
seperti tombak, dua kaki depannya melengkung seperti sabit. Juga, di kepalanya yang
menonjol panjang, 4 mata merah dan mulutnya terbuka lebar, atas, bawah, kiri, kanan.

7|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Kursor di atas kepala manusia kelabang melayang bersama dengan 3 HP bar dibawahnya, dan
ditandai dengan namanya [The Life Harvester], pencabut nyawa. Kalau cangkang dan semua
ototnya dilepas dari badan kelabang itu, dan menyisakan tulangnya saja, mungkin akan sama
persis dengan The Skull Reaper—tetapi seperti kata Asuna tadi, ukurannya sangat berbeda.

“Apakah saat Aincrad jatuh, dia juga jatuh dari lantai 75?”

Asuna menggelengkan kepalanya kali ini.

“Argo-san bilang dia dikejar-kejar sejauh 30 km kan? Itu terlalu jauh, dan itu tak bisa
dipastikan dari otot dan armornya.”

“Kalau begitu, kalau boss lantai di Aincrad baru ALO seharusnya sudah berubah dari SAO.”

Ketika menjawabnya, telingaku mendengar raungan aneh seperti batu yang saling
berbenturan satu sama lain.

“Shagyuoooooh!”

Sambil meraung, The Life Harvester juga mengangkat kedua capitnya tinggi-tinggi, cahaya
ungu melesat di awan hitam. Sesaat, petir kencang terdengar. Aku tak tahu kapan hujan akan
berhenti, tetapi petirnya tak terlihat tanda akan berhenti.

“Kirito, apa yang harus kita lakukan?!”

Yang berteriak itu adalah Alice yang terjatuh agak jauh dariku. Rekan lainnya—Lizbeth,
Leafa, Silica, Shino, Argo, Yui, Klein, Agil dan istrinya Trivia, serta 19 pemain 《Insectsite》
bersamanya, ditambah beruang gua berduri Misha, dan macan kumbang Kuro saling
memandang. Bertarung, atau melarikan diri.

Sejujurnya, aku tak tahu apakah bisa menang kalau bertarung. Aku dan Alice, Lizbeth,
kumbang badak dan kumbang rusa dari Insectsite, 5 orang menahan serangan dari capit kaki
depan The Life Harvester, tetapi mereka semua terlempar. Pelindung dada dan tangan kiriku
juga rusak parah, HP terkuras hampir 60%, dan kerusakan yang menimpa Alice dan lainnya
juga terlihat sama.

Tebasan capitnya tidak ada efek cahaya. Dengan kata lain itu hanya serangan biasa. Karena
tak ada satupun dari 5 orang yang bisa melawannya, ada sejumlah—celah yang tak bisa diisi
oleh skill pemain. Melawan dan melawan, kalau melihat dari gerakan, kami mungkin bisa
menyerang, tapi tak bisa di game “Unital Ring” ini. Karena kalau mati sekali disini, kami
takkan bisa kembali ke dunia ini selamanya.

Harus lari dari sini. Jika bisa.


8|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Tetapi ini cukup sulit. Kalau benar Argo dan yang lainnya dikejar sejauh 30 km, kalau begitu,
algoritma pelacakan The Life Harvester memberinya kekuatan dan bukan monster dalam
game saja. Ada 2 cara untuk mengatasi monster seperti ini: lari ke tempat yang tak bisa
dicapainya atau melemparnya ke pemain lain.

Yang pertama, ke puncak jurang atau ke dalam gua, atau melindungi kota, tetapi disini hanya
ada hutan dan padang rumput serta kota Kirito kami—bukan, kota Ruis Na Rig yang kami
bangun bersama, disana tak ada penghalang atau sistem yang dapat melawan monster.
Kalaupun mau pilih yang terakhir, disini hanya ada kami, dan kami tak punya pilihan.

The Life Harvester menurunkan capitnya ke kiri dan kanan, mulai mengambil langkah seribu
ke atas bawah posisi kami. Tak ada waktu untuk khawatir sekarang, kalau kami tak segera
memutuskan sekarang, kami akan binasa sebelum kabur ataupun melawan.

“Musnahkan”, kata itu muncul tanpa sadar, terdengar menakutkan sampai membuat tubuhku
membatu.

Setidaknya, setidaknya kami tahu bagaimana cara monster itu menyerang.

Dalam kesunyian, seolah ada kilatan putih menyerang pikiranku... seolah meledak dengan
tabrakan. Tidak, tunggu. Aku tahu kan? The Life Harvester itu, adalah The Skull Reaper versi
berkulit dan bercangkang. Aku dan Asuna pernah bertarung sekali dengannya.

Walaupun itu terjadi sekitar 2 tahun lalu, ingatan saat mengayunkan pedang diantara hidup
dan mati kala itu takkan hilang.

“Asuna!”

Aku memegang bahu kiri Asuna dan berseru.

“Kau ingat?! Bentuk serangan dari The Skull Reaper?!”

Mata hazelnutnya membulat saat aku menanyakannya. Dengan cepat setelahnya, cahaya
keyakinan terlihat.

“Ya, aku masih ingat.”

Aku memegang bahu Asuna sekali lagi setelah dia mengatakannya.

“Baiklah, Asuna dan aku akan mengatasi serangan capitnya. Kalau memukulnya dengan
sword skill bersamaan, seharusnya akan menurunkan kekuatannya.”

9|Reki Kawahara
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Asuna sudah menduga apa yang kukatakan. Wajah putih cantiknya di malam ini menjadi
tegang, menjawab dengan suara pelan.

“Tetapi saat kita melawan The Skull Reaper, salah satu capitnya ditahan oleh ketua sendiri.”

Ketua yang Asuna maksud, adalah ketua guild Knights of Blood,《Holy Sword》Heathcliff.
Dia menahan salah satu capitnya karena dia paling lihai dalam pertahanan dibanding para
pemain pembersih lainnya, yang bisa membuatku dan Asuna bertahan sampai akhir. Memang
tidak diragukan lagi, tetapi seingatku—

“The Skull Reaper tidak akan menyerang dengan 2 capitnya dalam waktu bersamaan.
Sebelum mengayunkan capitnya, seharusnya dia menumpuk capitnya di sisi lain di dadanya.
Itu takkan mustahil bagi 2 orang dari 2 sisi untuk mengatasinya tanpa melewatkan hal itu.”

“Begitu ya...”

Jawab Asuna cepat. Mustahil untuk kabur, tetapi untuk bertarung, Asuna mungkin sudah
memutuskannya. Aku mengangguk dan mengambil botol kecil ramuan pemulihan dari tas
kulit di pinggangku dan kami meminumnya bersama.

Setelah memastikan ikon HP mulai pulih perlahan, kami berdiri.

“Semuanya, bersiaplah untuk bertarung.”

Seruku, semua rekanku langsung melompat dari rumput satu persatu.

“The Life Harvester ini, sama seperti The Skull Reaper di lantai 75 Aincrad, biar aku dan
Asuna yang menyerang sisi capit depannya! Klein mengomando serangan dari kiri! Agil,
lindungi kelompok Insectsite di sisi kanan! Yui gunakan sihir untuk menyerang, Misha dan
Kuro lindungi Yui!”

Agil dan Klein, yang juga pernah bertarung dengan The Skull Reaper sebagai tim pembersih,
berseru “ya!” sebagai jawaban untuk komandoku. Alice dan Trivia dengan cepat berpisah ke
kiri dan kanan untuk membentuk formasi berdasarkan instruksi Klein dan Agil. Yui dan 2
hewan peliharaan juga bergerak terpisah sebagai tameng.

The Life Harveseter berhenti sesaat seolah merasakan semangat bertempur kami dan
memicingkan ke-4 matanya.

“Chiyahsiuwuwu……”

Meraung pelan, seolah mengejek siapapun yang lebih kecil dari dirinya.

10 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Selanjutnya dia menebas rumput dengan kakinya dan melaju. Dalam tekanan buruk ini, aku
berseru pada Asuna.

“Ayo kita lakukan!”

“Ya!”

Setelah saling berseru seperti di era SAO, kami juga menapak tanah. Jarak antara kami dan
The Life Harvester semakin dekat.

Saat jaraknya kurang dari 10 meter, The Life Harvester menarik capit kanannya ke dada, dan
capit kirinya mengayun ke depan. Aku sudah tahu itu takkan bisa ditahan dengan senjata.

Untuk mengatasi serangan capitnya, kami berdua harus memukulnya dengan sword skill
bersamaan. Skill diluar sistem “Synchro Sword Skill” yang di kembangkan di SAO dan
diwariskan ke pemain ALO, walaupun ini konsepnya sederhana yang dapat memukul dengan
sword skill bersamaan, ini adalah skill level tinggi. Ini karena banyak sword skill yang
membutuhkan waktu berbeda untuk bergerak dan kecepatan tebasannya, jadi kalau aktif
bersamaan, tapi waktu memukulnya tak seimbang, kekuatan efek sinergistiknya takkan keluar.

Tetapi saat timing memukulnya sempurna, kekuatannya satu per satu bisa sampai 3-4x lipat.
Dengan kata lain, sword skill punya efek serangan balik kuat yang tidak ada di skill biasa,
jadi seharusnya bisa bagi 2 orang untuk menahan serangan capit yang bisa menebas 5 orang
dalam satu ayunan. Setidaknya, saat The Skull Reaper yang melakukannya.

Saat aku aktifkan serangan tebasan vertikal pedang satu tangan 《Vertical》, sekitar 0.2 detik
setelahnya Asuna juga mengaktifkan teknik satu serangan rapier 《Linear》.

Alasan lain sulitnya Synchro Sword Skill adalah saat arah skillnya tak sebanding dengan skill
musuh dan tubuhnya. Contohnya, kalau aku tak mengaktifkan 《Vertical》 tapi malah
《Horizontal》, sebelum menebas capit The Life Harvester, aku mungkin akan mengenai
Asuna yang ada di sebelah kananku. Tak hanya musuh, tetapi juga selalu pegang posisi dan
gerakan rekan lainnya, di saat bersamaan memilih skill yang paling cocok.

“Chiyaaaa!”
Raungan keras dengan capit raksasa membelah udara.
Pedang panjangku dan rapier Asuna membelah kegelapan dengan efek cahaya sekilas
berwarna biru. Pinggiran capitnya tergores 2 bekas pedang.
Chiyaiiii! Raungannya terdengar bahwa itu efek yang besar.

11 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Mengangkat sekuat tenaga dari pedang ke tangan kanan, melewati siku, dari bahu ke
punggungnya.
Belum... belum bisa. Namun, capit musuh tidak terguncang. Dan terjatuh dalam keadaan
buntu saat ini. Walaupun aku sudah berusaha semampuku untuk menggunakan pemikiran itu
dan aku tak bisa memakainya di dunia ini, mencoba untuk mendorong capitnya ke belakang.
Tiba-tiba, aku merasa bagian atas kepalaku seperti meledak. Tak hanya pedangku, sama
halnya dengan rapier Asuna yang tidak jatuh. Tanpa kata, tanpa saling bertatapan, sama-sama
tidak sadar.
“Ohhhhhhh!”
“Haaaaa!”
Kami berdua mendorong kekuatan kami bersamaan, kekuatan terakhir yang ada pada sword
skill kami. Efek cahaya berkilat sesaat dan perlahan menghilang. Senjataku dan Asuna
terpental, dan keseimbangan kami goyah hingga terjatuh.
Namun, capit di tangan kiri The Life Harvesternya juga terdorong ke belakang—dia bertahan.
Aku bertukar pikiran dengan Asuna, yang masih dalam kondisi Hard Straight (Delay) setelah
mengeluarkan skill, saling memandang. Harus mengulangi skill kombo tadi. Menunggu
semua rekan kami menghabiskan ke-3 HP barnya.
Bersamaan dengan Asuna dan aku bangkit lagi, kelabang berwajah manusia itu juga kembali
dari posisi mundurnya.
Kali ini dia melipat capit di kiri dan mengayun capit kanannya tinggi. Bukan menebas tapi
serangan menusuk. Walaupun tak bisa menahannya dengan sword skill, kalau terkena
serangan langsung, kau mungkin akan langsung mati. Kalaupun menghindari, kau akan
terkena kerusakan parah dan jatuh.
“Kirito-kun, kau belum siap?”
Melihat ke arah capit The Life Harvester, aku menjawab “aku siap” pada Asuna dengan
bisikan. Ujung capitnya yang hitam dan tajam, bergoyang-goyangs seolah membingungkan
kami—tiba-tiba terayun kebawah dengan kecepatan tinggi. Sasarannya Asuna.
“Ke arah sana!”
Jeritku, Asuna sudah menapak tanah. Tanpa memikirkannya, aku melompat dan jatuh ke
tanah didepan Asuna, melakukan posisi membungkuk bertahan.
Kemudian dengan suara keras, capitnya menusuk tanah. Seperti rumput berduri, efek
kejutnya muncul. Walaupun aku merasa sangat terkejut saat mengenainya, aku menahan di
tanah dan tak jatuh, juga tak sakit.
“Kirito-kun, kau tidak perlu melindungiku!”
Walaupun Asuna mengatakannya dibalik punggungku, aku berdiri dan membalas.

12 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Armor kulit Asuna yang sekarang mustahil untuk menahan kerusakan area seperti tadi!”
“...Ya...”
Walau suaranya terdengar frustasi, itu memang fakta yang tak bisa Asuna hindari. Aku
memakai full armor 《Quality Iron》, tetapi Asuna hanya memakai pelindung dada tipis,
pelindung lengan, dan kaki. Kalaupun dia bisa menghindar agar tak jatuh untuk bertahan, tak
bisa dihindari kalau dia akan terkena sejumlah kerusakan juga.
The Life Harvester menarik keluar capitnya yang menembus tanah sedalam 1 meter dari kiri
ke kanan. Sembari memperhatikan pergerakannya, aku segera memberi instruksi.
“Kalau ada serangan tusuk yang sama seperti tadi, mundur ke belakangku sebisanya!”
“Ya!—datang!”
Kelabang berwajah manusia mendorong capitnya ke belakang.
Dan mengayunnya lagi.
Sembari menyiapkan sword skillku, aku memandang sisi kelabang itu untuk memastikan
keadaan di medan pertempuran ini.
Di sisi kanan penglihatanku, Alice, Lizbeth, dan lainnya yang dipimpin oleh Klein telah
menyerang lebih dari 20 baris kakinya yang berjalan. Agil dan kelompok Insectsite di sebelah
kiri juga melakukan serangan yang sama. Sejumlah kakinya telah putus, tetapi karena The
Life Harvester mengayun ekornya yang berbentuk tombak terus menerus, kalau mereka
terbaring di tanah tanpa melihat gerakannya, mereka akan terkena kerusakan parah. Aku
yakin Klein dan Agil bisa memimpin mereka tanpa gangguan, sekali lagi aku memfokuskan
kesadaranku pada capitnya.
Itu serangan ayunan lagi—bukan, ayunan dari belakangnya terlihat lebih pelan. Ini....
“Itu tipuan!”
Mendengar suara Asuna, aku berbalik ke kanan. Capit kirinya mulai bergerak, di lantai 75
Aincrad, aku juga pernah terkena tipuan ini dan hampir mati. Walau enggan menerima
keadaan itu dibawah instruksi Heathcliff, aku benar-benar berterima kasih padanya dalam
lubuk hatiku, tetapi orang yang menciptakan The Skull Reaper juga kan Kayaba Akihiko.
The Life Harvester dengan cepat menarik kembali capit kanannya yang sepertinya mau
menyerang, sementara capit kirinya menebas lurus. Membandingkan dengan serangan
pertama, arah serangannya semakin tinggi. Aku memakai 《Slant》untuk menebasnya dan
Asuna menahannya dengan 《Streak》secara diagonal.

Sekali lagi, perasaan saling berbagi kelima indra dengan Asuna kembali muncul begitu saja.
Membalikkan capitnya saat napas kami terhubung.
Secara harfiah, ini sama saat kami bertarung dengan The Skull Reaper. Asuna dan aku telah
saling menyampaikan tekad tanpa pedang, dan kami terus menggunakan sword skill tanpa
membuat kesalahan barang satu kalipun. Selama waktu terlewati di pertempuran ini, dunia,

13 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
senjata, status telah berubah sejak itu, tetapi ikatan yang menghubungkan kami semua takkan
berubah. Jika seperti ini, inilah saatnya kami akan memenangkan pertarungan lagi.
—Kirito-kun, ke kanan!
—Lakukan! Disini!
Bernapas secara sinkron, dan mengayunkan pedang seolah berkomunikasi apakah itu suara
atau pemikiran.
Mengulangi serangan untuk menghilangkan pikiran kacau. Ketakutan akan kematian jika
gagal sekali, atau kegelisahan karena aku tak tahu akan seberapa lama pertarungan ini, telah
lenyap. Aku hanya bersatu dengan Asuna, kesenangan mengoptimalkan serangan mengisiku.
Posisi ini terjadi begitu saja tanpa disadari.
Kami direncanakan untuk bertarung di jam 11.
“Shagyuooooooh!!”
Raungan yang semakin sering terdengar, The Life Harvester membentuk capit kiri kanannya
melingkar lurus sampai batasnya. Disitulah, kalau di era SAO, perlakuan itu belum pernah
terlihat sejauh ini.
Saat Asuna dan aku kembali ke posisi normal, mungkin kami bisa mendeteksi serangan tak
diketahui dan mundur sejauh mungkin dari jarak capitnya.
Namun, kami terus melanjutkan serangannya semi-otomatis, untuk bangkit dari posisi
bertahan dan berpikir kembali, perlu 0.5 detik.
Capit kiri dan kanannya bergerak mengeluarkan cahaya merah. Serangan spesial yang tak
dimiliki The Skull Reaper... tak ada waktu untuk menghindar, 2 capitnya dengan kekuatan
yang bertambah, mustahil bagiku dan Asuna untuk menahannya satu persatu.
“Kirito-kun——"
Suara serak Asuna disertai jeritan rekan-rekan lainnya.
Pasrah dan membiarkan jatuh ke tanah—tidak, bandingkan dengan ini.
“Ke sisi depan!!”
Sambil menjerit, aku mendorong punggung Asuna dengan tangan kananku, kami menapak
tanah bersamaan. Di sisi kiri dan kanan, capit tajamnya muncul. Merasa ketakutan akan
ancaman kematian menyeruak di kulit, kami bergegas dengan putus asa.
Bentuk kaki depan The Life Harvester sekitar 3 meter panjangnya paling atas didepan lengan
terbawahnya, terhubung dengan capit yang panjangnya 5 meter. Kalau mengayun satu
capitnya, tangan di sisi lainnya akan menutup ke dadanya untuk menghindari tubrukan, tetapi
sekarang dia menggerakkan dua capitnya bersamaan. Kalaupun capit tipisnya mengejutkan,
lengannya yang tebal akan mengganggunya satu sama lain. Jika begitu, pasti ada celah kecil
didepan badannya.
Jika tidak, aku dan Asuna akan mati disini.

14 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Capitnya mengejar kami. Capit yang sudah mulai menyentuh kami, saling bergesekan satu
sama lain, chiyaaa!!! Suaranya terdengar. Didepan kami adalah tubuh raksasa yang tertutupi
cangkang biru-hitam. Di saat itu, The Skull Reaper memiliki celah dibawah tubuhnya untuk
kabur selama keadaan darurat, tetapi The Life Harvester memiliki 4 mata yang menonjol
keluar memanjang dari pinggang ke tanah, menutupi celahnya.
“Tetap ke atasnya!”
Secepatnya setelah aku menjerit, aku melompat ke sisi yang menonjol. Asuna juga
mendorong tubuhnya ke bagian yang sama. Dari belakang, capitnya masih mengejar—
Kachingg!! Suaranya terdengar nyaring.
Tubuhku berbalik, tulang-tulang dua kaki depannya berbenturan, menghalangiku dan Asuna
dalam segitiga kecil.
“Chiyaaaa!!”
Suara raungan kemarahan. Melihat ke belakang, The Life Harvester membuka mulutnya
lebar-lebar sampai batasnya, memandangiku dan Asuna. HP bar yang melayang diatas
kepalanya tersisa satu, dan tersisa kurang dari 2 garis lagi. Rekan-rekanku telah mengurangi
HPnya dari kedua sisi. Untuk menghargai usaha mereka semua agar tak sia-sia, maka kami
harus membawa pertempuran ini menuju kemenangan.

“Chiyaahsuuuu!!”
Meraung lagi. tulang-tulang kaki depan The Life Harvester bergerak dan berbenturan
bersama dengan mulutnya yang terbuka dan menutup diatas kepalaku dan Asuna. Namun,
cangkangnya yang keras membatasi gerakan tubuhnya dan tak bisa menyentuh kami yang
berdempetan dengan pinggangnya. Kalau kami bergegas, kami juga bisa bergerak, tetapi
syukurlah dengan usaha Klein dan yang lainnya, kaki-kakinya sudah hampir patah semua,
dan hanya tinggal tersisa tubuh besarnya dengan tumpuan kolom biasa yang mencoba
bertahan.
“Kirito-kun, ini kesempatan bagus!”
Tiba-tiba, Asuna berseru dan mengangkat rapiernya. Menyadari maksudnya, aku juga
menarik pedang panjang dari bahu kananku.
“Chiyaaaa!!”
Meraung lagi yang ketiga kalinya, kali ini.
Skill melompatku 《Sonic Leap》dan skill tebasan Asuna 《Shooting Star》diluncurkan ke
atas.
Di saat yang sama, melompat dengan sekuat tenagaku. Kekuatan melompat dan dorongan
untuk terbang seperti ini mustahil di dunia nyata.
Pedang panjang dan rapier meluncur menghasilkan 2 lintasan cahaya, menuju mulut raksasa
yang terbuka lebar atas bawah kiri kanan.
15 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Cahaya biru dan putih semakin meluas, membentuk sorotan cahaya dari dalam ke 4 matanya.
Cahayanya juga menembus dari retakan dan tulang-tulang cangkangnya, bergetar—terjadi
ledakan.

16 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

17 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Saat kepala The Life Harvester berhamburan menjadi pecahan biru, juga bersandar tajam di
waktu yang sama. Asuna dan aku berbalik dan melompat. Setelah memastikan kami mendarat
bersama, aku memeriksa HP bar musuh. Tersisa kurang dari 10% lagi. Aku merasa kami
semua bisa mengalahkannya, jadi aku menarik napas dan hendak memberi instruksi untuk
menyerang dengan kekuatan penuh.
Tetapi beberapa saat sebelum itu, The Life Harvester kembali meraung keras lagi.
“Chiyaguoooaaaaaa!!”
Cahaya merah dan hitam dari ke-4 matanya dimana tadi telah kalah hilang. Tubuhnya
kehilangan lebih dari 80% kaki-kakinya, dan ekor tombaknya memukul tanah 2-3x. Ini...
monster boss yang mau mati benar-benar mengamuk dengan kacau, tanda ini disebut
[menggila].
Seharusnya bisa menghabiskan HP yang kurang dari 10% itu dengan serangan penuh tanpa
pertahanan. Tetapi karena HPnya yang tersisa sedikit itu, kami bisa saja diserang balik. Kami
harus menjaga jarak sesaat dan mencoba menyelesaikannya tanpa membuang waktu.
Namun, serangan dobel capit sebelumnya tadi, aku dan Asuna tak bisa menjamin untuk
menghindarinya lagi. Pertarungannya sampai saat ini sudah ditetapkan dan sasaran The Life
Harvester itu adalah kami. Kalau sasarannya ke tempat lain, mereka mungkin akan
dikalahkan.
–Kami sudah sampai di titik ini, tetapi apa tak ada yang bisa kami lakukan?
Aku menggemeretakkan gigiku, dan kemudian.
“ℵℵℵℵℵ!”
Dibalik hutan sebelah barat medan pertempuran, suara decitan yang tidak asing terdengar
nyaring.
Aku berbalik, dan terlihat bayangan kecil dari manusia melompat dari pohon satu persatu. Itu
sekelompok kecil... bukan, mereka NPC tipe hewan yang seharusnya berada di kota Ruis Na
Rig. Orang-orang Pattel. Ada 10 orang, semuanya memegang garpu besi di tangan kirinya
dan tombak untuk menebang kayu di tangan kanannya.
Dan yang memimpin adalah, seorang wanita, berseru.
“ℵℵℵ!!”
Dengan tanda itu, 10 orang tadi melempar tombak kayu dari tangan kanannya. Tombak itu
meluncur dari tubuh kecil mereka dan mengarah ke kepala The Life Harvester satu persatu.
Walaupun setengahnya terpental karena cangkang, sisanya menembus badannya, mengurangi
3% HPnya dan tersisa 5% lagi.
“Chiyaaa!”

18 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

The Life Harvester meraung marah, melangkahkan kaki-kakinya yang tersisa ditanah,
merubah posisi tubuhnya. Dan mengincar para Pattel. Namun, para manusia tikus itu
memegang garpu di tangan kiri dengan kedua tangannya, masih berdiri.
Kemudian, terdengar suara lain lagi.
“ℵℵℵℵℵ!!”
Sekali lagi, muncul dari hutan. Kali ini manusia tapi bukan pemain. Mereka adalah NPC yang
pindah ke Ruis Na Rig seperti para Pattel, orang-orang Bashin. Prajurit wanita besar Izeruma
berjalan didepan dan berseru padaku “ℵℵℵ!”
Walaupun aku belum menerima skill bahasa Pattel ataupun Bashin, aku bisa paham kalau dia
bilang “apa kau takut?” atau “ayolah!”
Pada saat ini, tak ada pilihan untuk mundur. Semua anggota tim menyerang dengan sekuat
tenaga, atau kau akan mati.
“Semuanya, serang dengan kekuatan penuh!”
“Yaaa---!!”
Raungan pertarungan ini, berpadu dengan suara raungan The Life Harvester.

19 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 2

“Tuan serangga makannya sama seperti kita...”


Bisik Leafa yang duduk disebelah kanan. Aku mengangguk.
Di bagian utara kota kecil Ruis Na Rig, di bagian terbuka disamping kandang hewan
peliharaan, lebih dari 60 pemain dan NPC duduk melingkar besar. Ruang terbuka berbentuk
seperti kipas sudah diduga akan menjadi bentuk jangka besar di masa depan. Walau sudah
berukuran lebarnya 30 meter dan kedalaman 15 meter, masih ada ruang kosong, tetapi grup
asli ALO (grup GGO asli dengan hanya 1 orang) dan grup asli Insectsite, orang Bashin dan
Pattel juga bergabung, dan suasana mengelilingi api unggun besar ini benar-benar
mengejutkan.
Terutama karena tubuh para kelompok Insectsite yang agak menakutkan, wajahnya seperti
belalang, belalang sembah, dan kumbang besar yang seram. Walaupun seharusnya serangga
menjilat getah pohon dan memakan rumput, disini mereka malah mengunyah dengan lahap
dan rakusnya daging panggang dengan capit-capitnya itu. Benar-benar seperti adegan film
horror.
“Mereka itu, mulutnya seperti apa sih...?”
Pada pertanyaan Alice, yang duduk di sebelah kiriku, Agil yang sedang minum bir di sebelah
kanan Leafa, menjawab pelan.
“Walaupun terlihat begitu, mereka sama saja dengan manusia.”
Setelah mendengarnya, ekspresi Alice terlihat sangat terkejut, dan aku juga refleks bergumam
“woahh”
Namun, kalau struktur mulutnya yang terlalu menyimpang dari aslinya itu, rasa keanehannya
juga makin besar. Aku pernah mencoba menjadi monster dengan mulut seperti serigala dan
memakan pemain lain di ALO, tetapi yang kuingat itu sedikit sulit untuk menahannya.
Untungnya, tak ada anak-anak yang lihat serangga makan daging atau mereka akan menangis.
Sekarang sudah jam 9.20 malam tanggal 30 September, 5 anak yang lahir dari kelompok
Pattel sepertinya sudah tidur di kediamannya di bagian timur, dan tak ada anak-anak dari 10
orang Bashin yang pindah kesini.
Tidak...kalau tebakan Yui tentang [NPC di dunia Unital Ring akan disesuaikan dengan
kapasitas tempat tinggalnya] benar, ada kemungkinan jika nanti orang Bashin juga akan
punya anak. Tetapi besok malam kota kecil ini akan menjadi medan pertarungan, jadi aku
harap kelahirannya bisa ditunda sedikit, dan anak-anak Pattel harus bersiap untuk pergi dari
kota kalau perlu. Untuk alasan inilah aku harus belajar bahasa Bashin dan Pattel...
Memikirkan hal ini, ketua Bashin Izeruma berjalan menghampiriku, memegang piring besar
di kedua tangannya. Kelihatannya dia mabuk, dengan senyum polos dan wajahnya yang
memerah. Dia memberikan piringnya di hadapanku, duduk disana dan berseru “ℵℵ!”, tapi
tentunya aku gak ngerti dia ngomong apa.

20 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Di piringnya yang berdiameter 7, daging tebal diiris yang membuat suara mendesis.
Walaupun itu hanya hidangan sederhana seperti mengiris daging yang dipanggang di api
unggun, memiliki rasa yang kuat dan belum pernah ada aroma seperti ini di dunia ini.
mungkin karena bumbu yang dibawa Izeruma dan lainnya dari desa Bashin.
“ℵℵ!”
Izeruma melambaikan tangan kanannya dan berseru, kurasa dia bilang “ayo makan” dan
menusuk dagingnya dengan garpu kayu. Setelah menusuk daging yang diameternya 30cm
dan ketebalannya 3cm, saus daging dan minyaknya sampai menetes-netes. Tetapi aku masih
terasa sedikit canggung untuk menggigit daging itu. Karena itu adalah daging The Life
Harvester, boss monster liar berwajah manusia berbadan kelabang.
Sekitar 30 menit yang lalu, kami bertarung dan melancarkan serangan penuh pada The Life
Harvester yang keadaannya menggila dan menyerang balik kami. Dengan lusinan tebasan dan
sword skill, The Life Harvester mengayunkan 2 capitnya dan tombak di ekornya tinggi-tinggi.
Membayangkan hasil buruk karena serangan balik fatal ini yang akan melibatkan semuanya,
aku mengeluarkan triple sword skill “Sharp Nail” sambil melompat. Serangan ke-3 membuka
dada The Life Harvester. Saat 3 HP barnya habis, rasa adrenalin yang berlebihan hampir
memicu efek keselamatan perangkat Amusphere aktif.
Memang pantas disebut musuh yang kuat, The Life Harvester menjatuhkan banyak drop item,
tetapi yang paling banyak adalah daging, bersama cangkang, dan tulang-tulangnya.
Jumlahnya terlalu banyak untuk memenuhi penyimpanan. Saat aku tak tahu mau diapakan,
Izeruma menyarankan jamuan kemenangan dengan itu.
Potongan-potongan daging menggunung seperti bukit dengan api unggun. Dengan bantuan
para orang Bashin, mereka memotong, menggosok, dan meraciknya dengan bumbu lalu
memanggangnya. Orang-orang dari Insectsite, orang Pattel, dan Klein memakannya dengan
penuh semangat saat sudah matang, tetapi aku malah memikirkan kemunculan The Life
Harvester itu, jadinya aku masih gak mau memakannya... setidaknya aku ingin makan stew
yang dibuat Asuna dan Yui.
Aku melirik ke kanan, dan Leafa menoleh. Melihat ke kiri, Alice juga memalingkan
wajahnya. Didepan adalah wajah tersenyum Izeruma. Tak ada cara untuk kabur.
Walaupun The Life Harvester memang mirip kelabang, jika diklarifikasikan sebagai serangga,
seharusnya ada struktur kulit tanpa tulang. Kalau ada tulang di tengah-tengah dagingnya
untuk menopang badannya, berarti itu adalah vertebrate, dan secara biologis termasuk hewan
ternak dibanding serangga.
Aku berkata sendiri, aku menggali pengetahuan dalam pikiranku kalau gak ada vertebrata
yang tingginya lebih dari 5 kaki terus jadi daging steak tebal.
Permukaannya dipanggang renyah, tetapi dalamnya tetap sama. Rasanya lebih seperti domba
dibanding sapi, tetapi bumbu yang diracik orang Bashin membuatnya jadi lezat di aromanya.
Sejujurnya, ini 2x lebih lezat dibanding daging beruang gua berduri dan bison. Tidak
membangkitkan selera seperti The Life Harvester dalam pikiranku.

21 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Setelah daging yang aku kunyah masuk kedalam tubuhku, aku berseru.
“Ini lezat!”
Namun, Izeruma terlihat bingung, jadi aku tanya pada teman-teman disekelilingku.
“Gimana cara mengungkapkan kata ‘lezat’ dalam bahasa Bashin?”
Leafa dan Alice memiringkan kepalanya, tetapi Silica, yang memberi Pina buah-buahan
didekatku, menatapku dan berkata.
“Disebutnya ‘jiime’”
Menyimpan dulu pertanyaan kapan aku bisa belajar bahasa Bashin, aku bilang pada Izeruma.
“Jiime”
Tetapi rasa terkejut di wajah prajurit wanita itu belum hilang.
“Jiime! Ini sangat jiime! Super jiime!”
Leafa mencoba meramaikan walau gak membantu. Aku mengakui diriku sendiri dan
mengulang kata jiime berkali-kali sambil menyelaraskan suaraku. Setelah 10 kali, Izeruma
akhirnya tersenyum.
“ℵℵ! Jiime!”
Dia menepuk bahu kananku dengan tangan kirinya yang kuat. Setelah berbagi daging di
piring besar dengan Leafa dan Agil serta yang lainnya, dia kembali ke api unggun. Jendela
terbuka sebelum punggung besarnya hilang.
[Skill bahasa Bashin diterima. Kecakapan naik ke level 1]
Setelah jendelanya hilang, aku tanya Silica lagi.
“Ngomong-ngomong, butuh naik level berapa kali agar skill bahasa ini bisa dipakai?”
“Hmm—kira-kira harus sampai level 10 kalau ingin mencoba berkomunikasi. Walaupun aku
tahu 15 kata tapi aku gak terlalu banyak bicara...”
“Level 10...”
Menduga kalau mungkin ini gak susah, Silica menyeringai dan menambahkan saat aku
memikirkannya.
“Ngomong-ngomong, kalau skillmu udah level 10, kau bisa menguasai 30 kata. Berjuanglah!”
“...Gi...gitu ya...”
Dengan kata lain, kalau mau menambah level bahasa Bashin dan Pattel ke level 10, kau harus
mengucapkan 60 kata yang gak bakal berguna di dunia nyata. Gak kaget karena 2-3 kata
bahasa Inggris juga membuat pikiran tertekan.

22 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

—Walaupun aku gak tahu dimana dan siapa yang membuat game ini, kenapa sih harus pakai
metode yang merepotkan...
Sembari bergumam dalam diam, aku menggigit lagi daging The Life Harvester, seolah-olah
itu steak betulan.
Semua peserta di jamuan kemenangan ini banyak, tetapi total daging The Life Harvester yang
sudah dipakai cuma kepakai kurang dari 10%nya saja.
Kalau ini Underworld, sisa daging mentah kalau tak dikeringkan atau dibekukan, daya
tahannya akan habis dengan cepat, tetapi untungnya daya tahan barang-barang yang ada di
penyimpanan di Unital Ring tak akan berkurang. Dengan kata lain, masalah makanan di Ruis
Na Rig, dimana populasinya bertambah cepat, sudah terselesaikan. Walaupun makan steak
terus bikin mulut jadi gak enak, stew berbahan tumbuh-tumbuhan yang dibuat Asuna dan Yui
juga lezat, dan masih ada banyak cara masak lainnya. Di sisi lain, Misha si beruang, Kuro si
macan kumbang, dan kadal peliharaan Asuna Aga, mereka semua pasti suka daging.
Jamuan kemenangannya selesai sampai jam 10 malam. Setelah para Pattel dan Bashin
kembali ke kediamannya masing-masing, rekanku dan 20 anggota Insectsite masih berada di
ruang terbuka depan kandang. Kali ini, semuanya memperkenalkan namanya masing-masing.
Ketua Insectsite adalah istri Agil, belalang ungu Trivia. Wakil ketuanya adalah megasoma
Actaeon (kumbang actaeon) Zalion dan kumbang cantharolethrus steinheili hitam Amerika
selatan Bimin. Setelah saling berkenalan dan berjabat tangan, aku akhirnya bertanya pada
Argo [Si Tikus] setelah sekian lama ditahan.
“Jadi Argo... kenapa kau bisa bersama Trivia dan yang lainnya?”
Pengumpul informasi cerdik yang memegang gelas bir ditangan kanannya menjawab.
“Ah... akU sudah bilanG kemarin Malam, aku akan Berusaha kan?”
“Ah... iya kau bilang begitu.”
“SebenarnyA, Trivia dan aKu sudah saling Mengenal sebelumnyA...”
“Eh... lewat Agil?”
Tanyaku, tapi aku langsung menyangkalnya, harusnya gak gitu. Argo muncul didepanku
sekitar 2 hari yang lalu, dan belum ada yang tahu. Kalau dia sudah berkomunikasi dengan
Agil, dia harusnya gak kaget saat Argo kenalan kemarin malam.
“BukaN, dari koneksi yang laiN.”
Jawaban Argo sesuai dugaan, dia berkedip pada para serangga dan melanjutkan.
“Aku, sekitar setahun yang lalU, mencari tahu secara Global yang berhubungan dengan The
Seed. Insectsite adalah gamE yang cukup populer dalam The Seed game di AmerikA, tetapi
di Jepang gak ada yang Main... memang gak mudah dan satu-satunyA yang kutemukan
adalah Trivia.”
“Oh... jadi itu terkenal di Amerika?”

23 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Aku merasa sedikit aneh, tetapi aku kaget dengan apa yang kutanyakan, bukan Argo, tapi
Asuna yang menjawab disebelahku.
“Aku pernah melihat nama game itu dari Yuuki. Dia bilang sebelum ke ALO, dia main itu
dengan teman-temannya di Sleeping Knight selama beberapa kali.”
“Eh...”
Mendengar nama Yuuki “Zekken”, walaupun aku gak terlalu sering berkomunikasi
dengannya, dadaku terasa berdenyut. Walaupun Asuna tersenyum, cahaya matanya terlihat
redup. Tanpa sadar aku mengelus tangan kiri Asuna dengan tangan kananku, kemudian
kembali memandang Argo.
“Aku paham pertemuanmu dengan Trivia... tetapi kenapa kalian dikejar The Life Harvester
bersamaan?”
“YaH...”
Argo melihat sekeliling dan mengambil ranting pohon panjang. Dia menggunakannya untuk
membuat gambar lingkaran berdiameter sekitar 1 meter di tanah.
“Walaupun sebenarnyA bentuknya rumiT, anggap saja ini peta Keseluruhan dunia Unital
RinG.”
“Ok...”
Asuna dan aku mengangguk. Shino dan Alice, Trivia serta pemain Insectsite lainnya
mendekat mengelilingi peta itu. Argo melanjutkan.
“Kalau menurutmu ini utarA, kita mungkin saat ini Berada disitu.”
Dia mengarahkan ranting pohonnya mengelilingi barat daya di peta.
“Kenapa kau tahu itu disana?”
Tanya Shino, Argo memutarkan rantingnya dan menunjuk langit malam dimana hujan kecil
masih turun.
“Shino-chan ingat gak arah Aurora yang muncul di malam pertamA?”
Kelihatannya Argo juga memanggil Shino dengan sebutan yang sama dengan Alice, “Alice-
chan”. Shino-chan, begitu dia memanggilnya, berkedip-kedip kemudian mengangkat bahunya.
“Umm... seingatku di arah timur laut.”
“Dengan kata lain, di Arah ini.”
Kata Argo, dia menunjuk titik aurora muncul di peta dengan ranting pohonnya lagi, tetapi
tiba-tiba berhenti—
“Timur laut, Bukannya agak ke utara yA?”
“Huh...? Ah... gitu ya?”

24 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Shino mengangguk dan terlonjak, lalu menunjuk titik baru dengan jari telunjuknya beberapa
senti ke timur laut dari Ruis Na Rig di peta.
“Aurora yang muncul di langit malam, saat pengumuman itu muncul, aku berada di sisi
berlawanan dataran Giyol... mungkin disini. Kalau Argo-san bilang begitu, aurora yang
kulihat mungkin sama seperti yang dilihat Kirito dan lainnya. Arahnya sedikit berbeda.”
Shino dengan cepat menggambar garis dari titik yang dia tunjuk ke timur laut—tengah-
tengah peta bulat.
Argo tersenyum pada Shino yang berdiri, dan menggambar garis dari Ruis Na Rig dengan
ranting. Garis itu juga menunjuk ke tengah, jadi 2 garis itu memiliki perbedaan kentara dalam
anglenya seperti yang dikatakan Shino.
“Itu artinya...”
Dengan suara yang berat, itu adalah Agil yang bergabung kedalam lingkaran entah sejak
kapan. Dia memandang pada belalang ungu yang berdiri didekatnya dan bertanya dalam
bahasa Inggris.
“Hyme, kau melihat auroranya dari arah mana?”
Trivia menggerakkan tangannya yang tajam dan menjawab dengan nada suara cewek.
“Sekitar dari utara.”
Dia menunjuknya dengan capit kanannya, dengan ujungnya yang tajam dia menggambar
garis dari Ruis Na Rig sekitar 10 cm dari timur ke utara. Melihat 3 garis saling bersebelahan
di peta, apa yang Argo sebutkan tadi jadi lebih mudah dimengerti.
“Dengan kata lain, auroranya... muncul secara radial di langit Unital Ring...”
Gumamku, Argo mengangguk dan menggambar beberapa garis lagi dari timur dan utara di
peta lingkaran ke tengah.
“Begitulah. Faktanya setelah mengumpulkan informasi dari interneT, ada juga yang bilang
kalau titik aurorA itu dari barat atau selataN. Mungkin pemain yang terpaksa pindah dari The
Seed game ke Unital Ring semuanyA ditempatkan di peta Berbentuk bulat. Kemudian
selanjutnya adalah—melarikan dirI...”
Alice menambahkan penjelasan Argo.
“Tujuannya adalah tengah-tengah dunia ini, [tanah yang ditunjukkan aurora]... Begitulah
maksudnya. Dengan begitu, itu adalah kebetulan kalau Shino dan pemain GGO juga
ditempatkan bersebelahan dengan pemain ALO...”
“Walaupun sebenarnya gak terlalu dekat dengan yang lain.”
Shino mengatakannya dengan senyum pahit, semua yang pernah menginjak dataran Giyol
juga mengangguk. Faktanya, Shino harus melewati dinding rumit di tengah-tengah dataran,
tetapi jarak lurus dari Ruis Na Rig kesana sekitar 30km. Shino kelihatannya sudah bergerak
sejauh jarak yang sama sebelum bertemu kami, jadi itu sudah sekitar 60km jauhnya dari

25 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
reruntuhan saat bertemu dengan grup GGO... itu lebih jauh dibandingkan jarak dari Surio di
Alfheim, ibukota Sylph, ke Pohon Dunia.
Leafa kelihatannya memikirkan hal yang sama, memandangi peta di tanah dan berkata.
“Hey Argo-san, sebenarnya, berapa kilometer radius dunia ini?”
“Um....”
Argo bergumam sesaat, dan mengetuk 3x dengan ujung rantingnya—tempat dimana grup
GGO muncul, Ruis Na Rig, dan tempat dimana grup Insectsite muncul.
“Ada 3 lokasi yang terletak sesuaI. Namun, kalau membayangkan jaraknya yang Benar...
Dari lokasi tengah peta, mungkin sekitar 600—enggaK, 700 km.”
“700!?”
Leafa menjerit, Lizbeth dan Silica juga bergumam sendiri “se...serius nih...”, para serangga
juga berseru dalam bahasa Inggris “gak mungkin!” dan “kau bercanda!?”
Gak heran sih. Radius 700km, diameter yang 2 kali—1400 km. Diameter ALO hanya 100 km
dan membuat pemainnya merasa bebas. Walaupun terpenjara di game kematian SAO, di
lantai pertama Aincrad, yang diameternya hanya 10 km, terlihat tiada ujungnya. Sekarang
kalau 1400 km satu kali, aku tak bisa merasakan skalanya. Kalau di Jepang di dunia nyata,
mungkin jaraknya setara dari Hokkaido ke Kyushu, dan kalau di Underworld...
“.....!!”
Saat kupikirkan ini, tubuhku terlonjak.
Aku mengangkat wajahku tanpa sadar, dan memandang ke arah Alice. Mata biru knight
dengan telinga kucing itu membulat sesaat.
Aku takut, kalau dia berpikiran hal yang sama denganku. Radius yang diperkirakan Argo
dengan 700 km mungkin sedikit lebih besar. Anggap saja 750 km. Jumlah yang sama persis
dengan Dunia Manusia yang dibatasi oleh Gunung Akhir.
—Tidak, kalaupun itu benar, itu hanya kebetulan.
Pikiranku sepertinya terbaca oleh Alice. Knight itu mengangguk dalam diam.
Underworld dan Unital Ring ini tidak terhubung dengan apapun kecuali jika dikonstruksi
dengan The Seed. Dan karena Underworld tidak terhubung dengan koneksi The Seed,
koneksi ini sangat lemah. Sekarang bukan saatnya untuk mengartikan kebetulan, tetapi harus
fokus dengan situasi yang tak terduga.
Mengatakan pada diri sendiri tentang hal ini, keriuhannya juga reda. Setelah sedikit berdehem,
aku kembali ke topik awal.
“Tentang keseluruhan gambaran dunia ini, aku sudah bisa memahaminya. Tetapi Argo,
koneksi apa yang ada antara kau dan Trivia?”
“Ah, aku mau menjelaskan itU.”

26 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Setelah bergumam dengan kikuk, Argo melirik pada kelompok serangga yang berdiri berbaris
disekitarnya dan melanjutkan.
“Yah, sebenarnya sederhana aja siH. Sejak ini terjadi, aku juga sudah dengaR situasinya dari
Trivia. Tim Insectsite juga bilang kalau semuanya jadi aneH, jadi aku menawarkan kerja
sama.”
“Aneh...?”
Lalu pertanyaan muncul dari sebelah kiri didepanku yang memiringkan kepala.
“Kiri, apa yang kau ketahui tentang Insectsite?”
Yang berkata itu adalah belalang sembah berwarna pink seperti bunga—Trivia. Aku terdiam
mendengar bahasa Jepangnya yang fasih dan ketika memanggil namaku pertama kalinya, tapi
aku menggeleng kepalaku ke kiri dan kanan.
“Tidak... tidak ada... yang aku ketahui...”
“Begitu ya. Insectsite ini mengatur para pemainnya menjadi hexapod1 dalam arthropoda2—
yang mana itu adalah serangga, di sisi lain chelicerata3 dan polypod (myriapod)4 saling
bersaing siapa yang paling unggul. Chelicerata itu adalah laba-laba, kalajengking, dan
solifugae5. Serta polypod (myriapod) adalah scutigera coleprata6 dan kelabang.”
“Umm... apa banyak pemain yang memilih serangga?”
Pada pertanyaanku, belalang pink itu menggerakkan wajah segitiganya ke atas dan bawah.
“Persis. Sejak awal pengoperasian chelicerata dan myriapod...walaupun kami memakai yang
lebih pendek [eighmore] untuk [lebih dari 8 kaki], mereka menindas tim serangga, dan terus
mengambil kekuasaan. Karena itulah dengan sisa keseimbangan yang ada, skill eighmore dan
statusnya naik dengan drastis. Dengan kesempatan ini, para eighmore mulai menyerang
balik... dan disitulah saat insidennya terjadi.”
“Itu... jika para pemain serangga di kelompok Insectsite dan pemain eighmore muncul di
tempat yang sama?”
“Umm...”
“Itu... akan jadi kacau?”
“Begitulah.”
Setelah Trivia mengiyakan, Zalion, Bimin, dan lainnya yang mendengarkan penjelasan itu
bersama juga merasa agak takut. Setelah mulai tenang, Trivia melanjutkan.

1
Serangga berkaki 6
2
Filum terbesar dunia hewan yang meliputi serangga, laba-laba, udang, lipan, dan sejenisnya.
3
Subfilum yang termasuk dengan arthropoda
4
Masih satu filum dengan arthropoda seperti keluwing dan kelabang
5
Sejenis laba-laba
6
Sejenis kelabang berwarna kekuningan yang disebut juga dengan kelabang rumah

27 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Dalam beberapa jam setelah terkonversi paksa, serangga [kaki enam], hampir semuanya
termasuk kami dibunuh para eighmore, dan tak ada harapan untuk kembali ke sisi kaki enam.
Walaupun begitu, kebanyakan kaki enam tidak meninggalkan reruntuhan di titik awal, tetapi
pasukan kami kabur dari reruntuhan saat periode kelonggaran berakhir.”
“Pasukan itu... seperti guild maksudnya?”
“Ya... walaupun seperti ini, kami juga 10 terbaik di Insectsite. Tetapi sulit untuk bergerak
tanpa peralatan. Tanpa diketahui, periode kelonggaran berakhir. Ada juga eighmore yang
mengejar dari reruntuhan. Tak ada jalan untuk kabur... gimana cara mengatakannya dalam
bahasa Jepang?”
“Umm... tidak ada jalan untuk melarikan diri, atau semacamnya...”
“Ya benar, Argo mengirim kontak saat aku berada di posisi entah harus pergi kemana.”
Aku akhirnya mengerti apa yang terjadi, dan aku bernapas lega. Api unggun di tengah hampir
habis tanpa sadar. Misha, Kuro, dan Aga sudah tidur didekat bara api. Tidak, dilihat lebih
dekat, aku tak sadar kapan Pina pindah dari kepala Silica ke punggung Kuro, membentuk
melingkar. Walaupun Aga tidak ikut, dari pertarungan lawan The Life Harvester tadi,
memang cukup Misha atau Kuro saja, atau keduanya akan jadi korban.
Walaupun kedua hewan itu dijinakkan secara mendadak, hanya beberapa hari setelahnya, aku
merasakan bahwa aku tak bisa membayangkan jika kehilangan mereka, untuk mencegah hal
itu terjadi, aku harus mempertimbangkan dengan serius apakah harus membawa mereka
dalam pertarungan atau tidak.
Aku memalingkan pandanganku dari para hewan itu dan kembali ke Argo lagi.
“Dengan kata lain, Argo lari ke kelompok Insectsite hari ini dan bertemu Trivia. Kalau kau
bilang sebelumnya, aku atau siapapun bisa menjemputmu...”
“Oh, semua monsteR di jalan yang kulewati hanya bersembunyi dan mengintiP. Aman kok
walau sendiriaN.”
“Terus nona bersembunyi, kenapa kau sampai berurusan dengan monster besar tadi?”
Setelah aku tiba-tiba bertanya kenapa dia dikejar The Life Harvester, pengumpul informasi
[Si Tikus] itu memperlihatkan ekspresi murung. Di awal dia pergi sendiri, terus kembali
dengan membawa pasukan besar 21 orang. Pasti pertanyaannya sulit dijawabnya...pikirku.
“Ini salahkU.”
“Hah...gitu?”
“Aku secara tak sadar terdorong akan keinginanku mencari informasI. Dengar ya Ki-Bou, ada
fitur gak alami adA di dunia Unital Ring ini.”
“Eh...?”
Mendengar kata Argo, raut wajah Asuna, Liz dan lainnya terlihat antusias. Dipandangi oleh
semua orang, Argo sekali lagi menggerakkan ranting di tangan kanannya ke peta di tanah.

28 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Dia menggambar lingkaran kecil daripada titik di arah barat daya mewakili Ruis Na Rig, di
sisi kanan terbawah dataran Giyol. Kemudian dia membuat lagi jauh dari barat laut.
“Seperti ini, semua tempat yang ada di duniA, dikelilingi oleh kolam. Diameter terbesarnya
adalah 10km, dan paling kecil sekitar 3-4 km. Sebenarnya hutan dan sungainya berbentuk
alamI. Hanya saja kolam ini sempurna, apa ada alasan kenapa bentuknya bulaT?”
Mendengar kata Argo, aku mengangkat wajahku.
“Ah... ini adalah kolam di tempat desa Bashin!”
Lizbeth menunjuk ke lingkaran didekat Ruis Na Rig dan berseru. Kemudian Shino menunjuk
ke lingkaran yang lebih jauh dan berkata.
“Kolam di sisi ini mungkin lokasi desa Ornith. Kupikir mereka menggali tanahnya sendiri...
itu tanah alami.”
Asuna dan Silica juga mengangguk, tetapi sayangnya aku belum pernah melihat kolam itu
dimanapun, aku ingat Yui sudah 2x pergi ke desa Bashin, jadi aku tanya pada gadis ber-dress
putih yang memandangi peta itu dengan serius di samping Asuna.
“Hey Yui, apakah kolam di desa Bashin itu benar-benar berbentuk bulat?”
“Karena tak ada kesempatan untuk melihatnya dari tempat tinggi, aku tak bisa memastikan
bentuk keseluruhannya... tetapi dari jarak yang kulihat, kurasa aku bisa menyimpulkan
bulatnya seperti busur cekung (anotasi: bentuk aslinya relative seperti lingkaran asli. Bentuk
jari-jarinya, yaitu perbedaan antara jari-jari maksimum dan minimum relative pada pusat
lingkaran yang sama) beukuran sekitar 5 cm. Itu memang bukan jumlah yang dihasilkan dari
medan The Seed dengan sendirinya...”
Butuh waktu beberapa detik bagiku memahami penjelasan ini. Lingkaran 5 cm itu berupa
lingkaran cekung dengan diameter beberapa km. Dibandingkan dengan lingkaran sempurna
pada umumnya, memang ada kesalahan maksimum kurang dari 5 cm. Memang sih, itu hanya
medan yang sengaja dibuat oleh pencipta dunia ini.
“Argo... ada apa dengan lingkaran kolam ini?”
Mendengar pertanyaanku, pengumpul informasi bertudung itu menyunggingkan senyum
pahit.
“Aku sudah menyelidikinyA. Sejauh ini, ada lebih dari 30 kolam seperti ini yang ditemukan
di seluruh petA. Dan pasti ada sesuatu di semua kolam itU. seperti desa para NPC, reruntuhan,
jalanan yang bercabanG... dan aku bertemu dengan Trivia sore tadi, ada satu lagi ditemukan
di dekat area inI.”
Argo menggambar lingkaran ketiga berukuran 5 cm di timur Ruis Na Rig—walau jarak
sebenarnya adalah 30 km—dan melanjutkan.
“Jaringan informasi tempat itu belum ada disanA, jadi kupikir tak apa kalau hanya
menyelidiki itu apA, jadi aku tanya pada Trivia dan yang lainnya untuk menunggu dan masuk
kesana sebentaR. Disana ada reruntuhan yang mirip lingkaran baru di hutan matI. Kupikir itu

29 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
adalah bau harta karuN, eh ternyata manusia kelabang melompat dari bayangan bebatuan
itU...”
“Jadi gitu ceritanya...”
Aku melihat ke tempat terbuka di sisi timur. Walaupun hanya terlihat pepohonan di balik
hutan Zeruethelio yang mengelilingi Ruis Na Rig dari sini, tentu saja ada peta diluar hutan,
dan itu hanyalah sebagian kecil dari dunia ini.
“Terus, kau dikejar-kejar The Life Harvester dari kolam itu ke tempat saat bergabung dengan
kami?”
“Enggak didugA, aku dikejar sejauh 30 km, menyebabkan masalah bagi Trivia dan yang
lainnyA...”
Kata Argo, menghela napas dengan wajah murung yang sangat jarang diperlihatkannya,
Zalion mengatakan sesuatu padanya dengan nada gembira.
“Jangan dipikirkan nona! Aku senang sekali! (dalam bahasa Inggris)”
Bimin si kumbang rusa jantan juga berseru.
“Aku merasa sangat senang setelah mengalahkan serangga itu! (dalam bahasa Inggris)”
Mendengar para serangga itu setuju, Argo menjawabnya dengan bahasa Inggris sefasih Agil.
“Bukankah alasannya karena si serangga besar itu mengejar kita tapi karena eighmore dan
kau sixes kan?”
Sekarang, para serangga tertawa lebar, dan aku tak bisa berkata-kata.
“Nona Argo keren banget!”
Singkatnya, kalau memang begitu, maka tidak keberatan untuk menerima 20 orang dari
kelompok Insectsite ke Ruis Na Rig. Kurasa sebaiknya aku menyambut mereka dengan
tanganku sendiri... walaupun aku ingin, ada satu hal yang harus kuperhatikan mengenai ini.
Aku berusaha sebisaku untuk berbicara bahasa Inggris, dan dengan bantuan Agil, aku
menjelaskan pada Trivia dan yang lainnya mengenai krisis besar yang akan muncul besok
malam.
Ketika memberitahu Trivia tentang Mutasina, ketua [Virtual Research Society], si “penyihir”
yang menciptakan sihir jangka besar, dan lebih dari ratusan pemain berada di bawah
kendalinya akan menyerang kota ini, ekspresinya berubah sangat serius dan berdiskusi
dengan timnya sesaat, lalu kembali menatapku.
“Wanita bernama Mutasina itu, apakah tak ada kemungkinan untuk bekerja sama dengannya?”
“....”
Aku tak bisa langsung menjawab, dan secara tak sadar aku menyentuh armor yang
menghalangi tenggorokanku dengan tangan kananku.

30 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Di leherku, ada pola seperti cincin, bukti dari sihir yang dikeluarkan Mutasina. Jika Mutasina
mengetuk tongkatnya ke tanah di reruntuhan Stith yang jauh di selatan sana, aku takkan bisa
bernapas.
Tak diragukan lagi bahwa efektivitas serangannya secara keseluruhan adalah yang terkuat di
Unital Ring saat ini. Jika bisa membentuk hubungan kerja sama, dia mungkin bisa menjadi
rekan yang dapat dipercaya. Namun.
Aku dengan berhati-hati mengartikan kata-kata Mutasina yang ada dikepalaku dalam bahasa
Inggris dan memberitahunya pada Trivia dan yang lain.
—Kalaupun setuju mau kerja sama, ketika kau hampir mendekati tujuan, pasti akan ada
perselisihan antar tim, dan mulai saling bertarung. Tetapi setidaknya dengan sihirku, aku
bisa menghindari situasi seperti itu. Bukankah ini adalah metode paling efisien untuk
mencapai tujuan menyelesaikan game ini kan?
Setelah berkata “kan?” di akhir, para serangga terdiam sesaat. Saat aku menyadari kalau
bahasa Inggrisku enggak bagus-bagus amat, Trivia bergumam “menggelikan” dengan suara
pelan.
Dia melipat capit tajam didepannya, dan berbicara dengan bahasa Jepang.
“Memang, aku tak berpikir kita bisa berteman dengan wanita itu. Kemudian, setelah
mendengar semua ini, tak mungkin untuk mengabaikannya begitu saja.”
“Tidak tidak... kuharap kau bisa memikirkannya dengan hati-hati. Akan ada ratusan orang
yang menyerang... kalaupun kau beristirahat dan bermalam di kota kecil ini lalu besoknya
pergi, kami takkan pernah menyimpan dendam.”
“Memang kalau ratusan orang itu tak bisa diremehkan. Tetapi di sisimu sekarang, dengan
kata lain partner Kirito, ada orang Bashin dan manusia tikus, ditambah kami, ada 60 orang
kan? Kalau bertarung satu lawan satu kau pasti bisa menang, dan kita memiliki keuntungan,
impas kan?”
“Itu... memang sih.”
Kurangnya kekuatan serang tadi pagi pun benar-benar nekat, tetapi situasinya akan berubah
jika menghitung Trivia dan 20 anggota partynya. Dan para pemain dari pasukan Mutasina
seharusnya tidak tahu kalau tim Insectsite bergabung di tim kami, jadi kalau mereka ikut
dalam pertarungan di situasi darurat, mereka bisa menduga kemunculan mengerikan para
serangga untuk memberikan efek fisik.
Merencanakan pertarungan dengan baik, menghalau mereka dengan jebakan dan serangan,
mungkin kemenangan akan tercapai.
Namun—
Dari leher ke leher, gak ada yang mungkin. Kalaupun mundur saat pertarungan sengit,
setengah dari kami akan dikalahkan... jelas sekali itu bukan kemenangan. Di dunia Unital
Ring, kau takkan bisa login lagi kalau mati disini, jadi aku tak mau meninggalkan rekan-

31 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
rekanku sampai dunia ini diselesaikan. Untuk para NPC, itu juga mati sungguhan, sama saja.
Kalau ingin bertarung, kau harus percaya diri bahwa kau bisa memukul mundur ratusan orang
tersebut tanpa pengorbanan. Kuharap takkan ada yang mati sekalipun itu dari pihak musuh.
“Kalau saja kita bisa melakukan sesuatu pada Mutasina sendiri sebelum pertarungannya
dimulai...”
Setelah aku memikirkan kembali sebelum bertarung dengan The Life Harvester, Klein yang
sudah minum bergelas-gelas bir, berkata sesuatu dengan penyesalan.
“Ternyata begitu. Walaupun wanita itu tak tahu seperti apa serangan malam yang
bertentangan denganku, kalau serangannya berlawanan, gak ada jalan lain...”
“Atau, kau bujuk saja dia sendiri”
Klein tersentak dan menggeleng pada kata-kata Lizbeth.
“Bertatap muka denganku? Gak lucu dong nanti kalau aku tiba-tiba disihir ‘kalung kutukan’
itu.”
Mendengar suaranya yang enggan, tak hanya rekan lain, para pasukan serangga juga tertawa
lebar.
Di saat yang sama, aku merasa Argo melirik ke pipi kananku dan aku menoleh padanya.
Kemarin malam, saat menyelidiki reruntuhan Stith, di titik awal kelompok ALO, aku terkena
sihir besar Mutasina yang disebut “kalung kutukan”, tetapi aku belum memberitahu teman-
temanku. Hanya Argo yang saat itu ada disana yang tahu.
Aku takkan bilang ke teman-teman, karena kalau mereka tahu, mereka pasti akan
mendahulukan untuk melepas sihir kutukanku dulu. Aku tidak mau peningkatan dan
penguatan peralatan mereka terganggu.
Aku seolah mendengar telepati “sebaiknya beritahu mereka” dari Argo setiap saat, tetapi
strategi pertarungan Ruis Na Rig—walaupun ini hanya pertarungan pertahanan dari
perspektif kami—sejak awal, Mutasina tidak mengaktifkan sihir [kalung kutukan] nya.
Karena kalau dia melakukannya, tak hanya aku, 100 orang pasukannya juga takkan bisa
bergerak.
Aku takut, tidak, memang tidak diragukan lagi kalau sihir [kalung kutukan] ini takkan bisa
dihilangkan tanpa membunuh Mutasina atau mematahkan tongkatnya. Akan lebih baik untuk
menjelaskannya pada Asuna dan yang lainnya nanti lalu meminta maaf.
Setelah menelan ludah dan menyusun pikiranku lagi, aku memandang Trivia.
“Terima kasih banyak karena kalian telah bertarung hari ini... seperti kata Trivia, aku juga
memikirkan tentang kesempatan untuk menang. Tetapi di situasi sekarang, sulit untuk
memukul mundur ratusan musuh tanpa pengorbanan. Jadi aku akan berusaha semampuku
untuk mencari cara menghindarinya, jika kita harus... aku akan meninggalkan kota ini dan
mempertimbangkan cara ini.”
Saat ini, hening.

32 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Menyambut para Pattel dan Bashin, dan para Pattel telah melahirkan anak, tetapi mustahil
untuk pergi dari kota. Keputusan ini telah disebutkan di pertemuan beberapa jam lalu. Rekan-
rekanku mungkin berpikir, apa yang baru saja mereka bicarakan?
Namun, saat aku dengan jelas merasakan kemungkinan akan kalah selama bertarung
melawan The Life Harvester, aku memikirkannya dengan gemetar.
Aku tak mau kehilangan teman-temanku. Aku tak mau ada yang mati. Kalau kita dikalahkan
barang satu orang pun, lebih baik menyerah untuk menyelesaikan Unital Ring... kurasa.
Setelah mengepalkan tanganku erat, aku berbalik dan memandang wajah Asuna.
Matanya terpancar cahaya api semangat, dan dia menatapku lurus. Tetapi ada juga seberkas
kekhawatiran disana.
Tidak heran. Di tengah kota kecil Ruis Na Rig, ada rumah kayu yang merupakan [rumah]
bagiku dan Asuna. Saat Aincrad Baru jatuh, harusnya rumah itu rusak bersama dengan
jatuhnya lantai 22, tetapi dengan beragam keajaiban dan keputusasaan, akhirnya mendarat di
hutan ini, sebuah rumah yang begitu penting. Meninggalkan Ruis Na Rig, sama saja dengan
meninggalkan rumah kayu.
Dalam keheningan ini, suara seperti angin malam yang sejuk tiba-tiba terdengar.
“Kirito, kalau kau memikirkan apa yang akan terjadi kalau kau kalah sebelum bertarung, kau
takkan pernah bisa memenangkan pertarungan yang seharusnya bisa kau menangkan.”
Itu adalah Alice. Dia meluruskan punggungnya dan meletakkan tangan kirinya di gagang
pedangnya, berdiri tegak, walaupun dia hanya mengenakan armor besi biasa, sosok Integrity
Knight padanya tak berubah. Tidak, dia memang tetaplah “knight emas Osmanthus”.
“Tentu saja, penting untuk mempertimbangkan berbagai keadaan. Tetapi ini untuk
kemenangan bukan? Memilih menyerah untuk menghindari pertarungan. Kurasa itu seperti
membawa kereta didepan kudanya.”
Aku tak bisa protes dengan apa yang dia katakan.
Di War of Underworld, Alice mengabdikan diri dalam pertarungan melawan 3 ribu hingga 50
ribu pasukan musuh, menggunakan Sacred Art jarak besarnya untuk memenangkan
pertarungan. Saat itu, aku masih dalam keadaan koma dan tak bisa melakukan apapun,
sehingga kata-katanya tadi bergema dalam hatiku yang terdalam.
Itu benar... masih lebih dari 20 jam lagi pasukan Mutasina akan menyerang. Terlalu cepat
untuk menyerah. Kalau kita memikirkannya lagi, kita pasti akan menemukan caranya. Rekan-
rekan tidak perlu menjadi korban, dengan mencari cara untuk mengusir ratusan orang-orang
tersebut.
Aku memastikan waktu yang tertera di sudut pandangan. Jam 10 malam. Walaupun belum
terlalu malam, ini adalah saat dimulainya “prime time” bagi kebanyakan para pemain
VRMMO. Kurasa aku harus kembali ke rumah kayu dan melakukan pertemuan resmi untuk
membahas strategi serangan.

33 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Setelah saling bertegur sapa dengan rekan lain, Trivia menoleh padaku dan mengangkat bahu
di tubuh berbentuk belalangnya itu.
“Kirito, maaf ya, teman-temanku akan logout.”
“Eh? Ah... iya, Zalion dan yang lainnya kan dari Amerika...”
Walaupun istri Agil tinggal di Tokyo, 19 orang lainnya mungkin berada di Amerika, jadi
tentunya waktunya berbeda dengan Jepang. Jam berapa sekarang disana? Aku mencoba
menghitung perbedaan waktu di kepalaku, Yui yang seolah membaca pikiranku, langsung
memberitahuku.
“Sekarang jam 5 pagi di pesisir barat dan jam 8 pagi di pesisir timur!”
“Terima kasih Yui... memang sudah cukup lama. Maaf ya menahan kalian selama ini.”
Padaku yang meminta maaf, Trivia menggelengkan wajah segitiganya.
“Tidak, aku sangat senang. Kalau begitu, karena rekanku mau logout, bolehkah aku
meminjam rumah kayunya?”
Katanya menunjuk dengan capitnya ke kandang di sebelah utara.
Walaupun bentuk mereka bukan manusia, tak enak rasanya memperlakukan mereka seperti
hewan, jadi aku meminjamkan mereka penginapan di distrik perdagangan selatan—walaupun
belum dibuka—Zalion dan yang lainnya akan logout disana.
Aku kembali ke rumah kayu bersama Trivia, yang tinggal dia sendiri, dan duduk di lantai
ruang tamu yang luas untuk melanjutkan pembicaraan.
Aku menggunakan sisa bara api untuk membuat peta sederhana yang mengelilingi area Ruis
Na Rig di papan bulletin yang dibuat dengan skill dasar keterampilan, kemudian aku bertanya
pada rekan-rekanku.
“Semuanya, bayangkan saja kalian adalah Mutasina. Kalau mau menyerang kota ini dengan
ratusan orang, strategi apa yang akan kalian pakai?”
Semuanya terkejut dengan pertanyaanku yang tiba-tiba ini, tetapi secepatnya ekspresi mereka
berubah serius dan memandangi peta.
Lingkaran sempurna Ruis Na Rig dengan diameter 60 meter, dikelilingi oleh dinding batu
kokoh yang tingginya 3 meter, dan ada gerbang kayu di timur laut, tenggara, barat daya, dan
barat laut. Walaupun kota ini dikeliling hutan lebat, ada jalan yang menghubungkan ke
gerbang barat daya dengan aliran sungai Malba di bagian barat hutan.
30 detik kemudian, Agil yang baru saja mengartikannya, berkata dengan suara beratnya.
“Menurut perkataanmu Kirito, wanita bernama Mutasina itu terlihat aneh kan, kurasa dia
mungkin takkan langsung menyerang dari jalan barat daya.”
“Aku juga merasa begitu.”

34 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Pina kembali ke kepala Silica. Misha, Aga, dan Kuro tidur di kandang, tetapi Pina
kelihatannya lebih suka berada di atas kepala pemiliknya di dunia ini.
“Mutasina juga ingin mengurangi jumlah korban dari kelompoknya sendiri sebisanya, jadi dia
pasti membuat rencana serangan yang tak diduga. Contohnya, membiarkan pasukannya
bersembunyi di hutan di kedua sisi jalan, menunggu kita untuk bergegas dan menyergapnya...”
Setelah mendengar kata-kata Silica, semuanya berseru “oh~” bersamaan. Itu strategi standar
untuk memancing musuh dari benteng dan melakukan serangan melingkar lalu memakai
monster sebagai musuh. Tentu saja, kalau berhasil dalam PVP, itu akan memiliki dampak
bagus.
“Di analisis terakhir, mungkin... lebih aman untuk melakukannya mengelilingi hutan...”
Setelah gumaman Shino, terdengar sejumlah gumaman “umm” kali ini. Argo, yang duduk
bersila bersandar di dinding, berkata sambil meregangkan punggungnya.
“Bukan hanya bangunan sajA. Hutan juga bisa jadi tempat pertempuran. Kalau di tempat
terbukA, walaupun bahaya serangan dadakan bisa dikurangI, kita gak bisa ambil kesempatan
dari kelemahan Musuh.”
Asuna juga setuju dengan pendapat ini.
“Benar, pasukan Schultz pun, yang menyerbu 2 hari lalu, sebelumnya menyebar mengelilingi
hutan dulu. Kurasa itu untuk mengatur pencahayaan dan mencegah kita menyerang dadakan
dari hutan. Pada dasarnya, kalau mau bertarung untuk menyelesaikan, party dengan jumlah
banyak takkan efektif...”
“Benar.”
Shino yang saat itu tak terlibat, hanya mengangguk.
Selanjutnya Yui yang biasanya hanya sebagai pendengar kali ini angkat bicara.
“Jika seperti itu, sebagai Mutasina, apa dia akan meratakan dulu hutannya sebelum memulai
serangan? Di dunia nyata, tentunya dibutuhkan alat berat, tetapi di dunia Unital Ring, cukup
bergantung pada skill kecakapan dan penopang, pohon pinus besar pun bisa ditebang dengan
mudah hanya dalam 10 detik. Dengan kekuatan ratusan orang, tidak mustahil untuk
meratakan semua pohon dalam radius 500 meter di Ruis Na Rig dalam satu jam.”
“...Memang sih...”
Kataku sembari membayangkan kemunculan penyihir yang kulihat di reruntuhan Stith.
“Mutasina bisa memakai [kalung kutukan] itu lebih banyak lagi. Kalau serangan sihirnya
digunakan dalam ruang lingkup luas, aku berpikir untuk memindahkan hambatannya... dia
menghilangkan lingkaran disekitarnya. Kemungkinan untuk menyebarkan strategi tertentu
berdasarkan ini sangat tinggi.”
“Yui memang bisa diandalkan!”

35 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Lizbeth merangkul Yui dengan lengannya dan mengelus kepala kecilnya dengan kedua
tangannya. Asuna yang menyaksikan itu dengan senyuman, tiba-tiba kembali serius.
“...Hei Kirito-kun, bisakah [kalung kutukan] yang dipenuhi kekuatan sihir itu... menambah
suatu efek lain?”
“Hmm... saat ini sudah 100 orang yang terkena sihir itu, dampak [kalung kutukan] itu pada
orang lain maksudnya?”
“Iya.”
Pada Asuna yang mengangguk serius, akan buruk jadinya kalau memang begitu... aku
katakan padanya dengan senyum pahit.
“Tidak bisakaH?”
Mendengar suara itu, semuanya menoleh. Argo yang jadi pusat perhatian 11 orang, berbicara
lagi dengan ekspresi serius yang gak biasanya.
“Di reruntuhan Stith, saat Mutasina menyerukan bahwa tujuan utamanya adalah mengalahkan
tim Kirito, Dix dari [Weed Devourers] bilanG ‘kenapa kau ingin mengalahkan mereka,
kenapa tidak gunakan saja sihir ini pada merekA?’”
Katanya. Aku juga memberikan kesan tersendiri di percakapan itu. Tetapi dalam situasi kacau
itu, bahkan mengingat detail bahasanya hanya dia yang bisa.
“Dengan itu, Mutasina menjawab ‘tidak mudah membuat [kalung kutukan] sukses. Karena
gerakan yang panjanG, lingkaran sihirnya juga sangat terlihat jelaS. Sebagai sisa dari jamuan
ini, dengan dorongan hebat [buff], mustahil tidak ada musuh dan situasinya yang percaya
pada kebohongan tak terbataS... bukannya sihir itu tak bisa mengincar pemaiN. Tentunya, ini
untuk menambah efek ancamannya dan mungkin kalian akan menggertaK’...”
Usai penjelasan Argo, semuanya terdiam sesaat.
Menahan gatal di leherku dengan lengan bajuku, Asuna melanjutkan topiknya lagi.
“...Kalaupun itu gertakan, seharusnya ada kemungkinan bisa. Kalau seperti itu, sebagai
Mutasina, mungkin dia akan mencari kesempatan untuk melemparkan [kalung kutukan] pada
kita. Mau bagaimanapun gerakannya yang panjang dan seberapa besar lingkaran sihirnya,
kalau dikepung, takkan bisa lari...”
Mendengarkan kata-kata Asuna, aku membayangkan kembali sosok Mutasina dalam
pikiranku.
Memakai tudung putih dan membawa tongkat berdesain sederhana, seperti pendeta, suaranya
juga terdengar manis dan jelas kalau kau tak bisa memikirkan hal-hal jahat tentangnya, tetapi
kata-katanya dingin dan tanpa ampun. Dia menyatakan bahwa dunia SAO yang pernah
kutinggali, Asuna, dan rekan-rekanku yang lainnya sebagai “neraka dunia yang membuat
4000 orang mati dengan kebencian”.
Aku menghela napas dan merubah moodku, lalu menjawab kata-kata Asuna.

36 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Memang, Mutasina terlihat seperti akan melakukan itu... tidak, kurasa dia memang mau
melakukan itu. Menghancurkan kota menjadi tanah untuk menyegel perang gerilya,
mengepung kita dengan pasukan besar sehingga kita tak bisa kabur, dan menggunakan sihir
[kalung kutukan] karena saat dia berhasil, dia bisa menambah 60 orang lagi sekaligus.”
Saat kukatakan ini, Klein, yang masih memegangi gelas bir, berkata.
“Hei, aku memikirkan ini sedikit.”
“Katakan.”
“Tadi kau bilang 60 orang, itu sudah termasuk para pasukan Bashin dan Pattel kan? Cuma
mau bilang... bisakah sihir kutukan itu bekerja pada NPC tanpa tubuh fisik asli?”
“Eh...”
Pertanyaannya tak diduga, aku menjawab setelah berkedip beberapa kali.
“Itu... karena itu serangan sihir, efeknya bukan membuat pemain berhenti bernapas, tapi
untuk membuat berimajinasi seperti itu....”
“Heh? Seperti itukah?”
Kali ini mata Klein melotot. Kalau ditanya begitu, aku tak bisa bilang kalau aku sudah
merasakan efek dari [kalung kutukan] itu. Aku tak bisa bilang soal kehabisan napas itu
memang nyata, dan berdehem sesaat.
“Bisa dikatakan kalau mustahil kalau tubuh asli akan berhenti bernapas dari sinyal yang
dikirim Amusphere.”
Yui yang dirangkul Lizbeth, menegaskannya.
Dia berdiri dan berjalan lurus ke arahku ke depan papan bulletin. Dress putihnya terhelai, dan
meneruskan kalimatnya dengan nada tenang.
“Pusat pernapasan manusia berada di medulla oblongata di pangkal otak. Namun sinyal
Amusphere dapat dikendalikan dalam program game yang hanya bisa dikirim ke korteks
serebral terluar di otak. Ada area somatosensory di korteks serebal, jadi memungkinkan
menciptakan ilusi napas berhenti, tetapi mustahil untuk menghentikan napas sungguhan dari
struktur Amusphere. Kalau napas berhenti, sistem keamanan perangkat akan aktif dan pemain
pasti akan logout paksa.”
Setelah Yui menjelaskannya tanpa henti, semuanya merespon “oooh”
Di awal penjelasan tentang pusat pernapasan dan serebral korteks, aku memikirkan “seperti
itukah?” tetapi kalimat yang terakhir aku sangat setuju. Amusphere, tak hanya sebagai
pengganti Nervegear, yang merenggut ribuan nyawa pemain SAO, telah dilengkapi dengan
sirkuit keamanan yang sangat teliti [safety], jika detak jantung penggunanya terlalu tinggi,
dehidrasi, sampai menahan buang air kecil pun akan langsung logout paksa. Mustahil
membayangkan ada perubahan yang mengancam nyawa karena melewatkan bagian
bagaimana jika napas berhenti.

37 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Tentu saja, efek berhenti bernapas dari [kalung kutukan] itu virtual sebagaimana suara dan
baunya yang kurasakan saat itu. Tetapi kalau begitu...
Saat kupikirkan ini, Yui melanjutkan lagi.
“Serta, kupikir sihir pencekikan itu akan berefek juga pada NPC seperti pasukan Bashin dan
Pattel. Para NPC di dunia Unital Ring menggunakan bahasa mesin yang sama denganku,
tetapi tak hanya bisa melihat dari tubuh imajnasi, mendengar, tapi bisa juga mendapatkan
kemampuan sensor seperti mencium, perasa, dan menyentuh. Programku seperti mencium
bau dan perasa dalam satu tangan, dan di sisi lain, juga merespon sensasi tidak enak seperti
kesakitan dan kepanasan. Di SAO yang di ALO, aku sudah mendapatkan bagian yang tidak
bisa dihancurkan, jadi aku takkan merasakan sakit, tetapi sekarang aku juga pemain, jadi
kalau aku ditebas pedang, aku akan merasa sakit, dan kalau napasku berhenti, aku juga akan
merasakannya.”
Tanpa sadar kuulurkan tangan kiriku dan kuelus kepala kecil Yui saat mulutnya berhenti
bciara. Dia tersenyum malu dan menatapku.
Yui suka saat aku melakukan ini dan bisa merasakan lezatnya masakan Asuna, tetapi dia juga
bisa merasakan sakit. Aku pun terkejut dengan kehebatan program AI yang diciptakan tangan
Kayaba Akihiko, tetapi sekarang aku tak bisa meminta tolong, kenapa tidak membuat
kemampuannya menjadi menyenangkan.
Aku tak mau Yui ikut dalam pertahanan jika bisa, tetapi kurasa dia takkan mau.
Memecahkan keheningan, Klein menepuk lutut kanannya.
“Kalaupun sihir itu juga akan berpengaruh pada NPC dan Yui, kita juga kan! Karena itu
cuma ilusi, tinggal abaikan saja.”
Leafa juga melanjutkan dengan kata-kata yang bersemangat.
“Benar, kalau sudah tahu itu sia-sia sejak awal, gak perlu panik. Malah, itu kesempatan bagus
untuk Mutasina menyihir kita dan mengaktifkan efeknya. Musuh disekitarnya juga akan jatuh,
jadi dengan menahan sakit dan segera menyerbu Mutasina, bukannya kita akan bisa
mengalahkannya dengan 2 atau 3 sword skill?”
Adikku memang bisa diandalkan. Yang memakai akun dewi Terraria dan menjadi penopang
para orcs dan petarung tangan kosong di Dark Territory dari ribuan pemain Amerika.
—Namun.
Sensasi dicekik dari [kalung kutukan] tak bisa ditahan semudah itu walaupun hanya virtual.
Saat pertama kali kurasakan efek [kalung kutukan] itu di reruntuhan Stith, hal pertama yang
kurasakan adalah apa yang tadi Yui katakan—mustahil untul menetralisir keamanan
perangkat berkali lipat yang dibebankan Amusphere untuk menghentikan napas pemakainya.
Tetapi sensasi dicekik itu cukup untuk menggoyangkan teori dalam sekejap akan benar-benar
memukulnya. Benda aneh yang melingkari leher, rasa sakit tidak bisa menelan atau meludah

38 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
yang menyebabkan kepanikan kuat. Jika sihir itu terangkat 5 detik saja, kurasa aku akan lari
karena takut mati, dan logout.
Walaupun aku sudah pernah merasakannya sekali, dan walaupun aku tahu itu hanya ilusi, aku
tak bisa begitu saja mengabaikan sensasi tercekik itu. Kami harus membuat rencana
bertarung dengan pemikiran semuanya akan kena [kalung kutukan] dan efeknya akan aktif.
Tetapi, kalau kukatakan sekarang, aku bisa meyakinkan semuanya.
Mengatasi [kalung kutukan], dan menyerang saat Mutasina lengah. Ada kemungkinan tinggi
kalau pengorbanan kami akan berkurang menjadi nol, dan juga sejalan dengan rencana awal
untuk melawan Mutasina sendiri. Mau gimanapun, hanya ini satu-satunya cara. Kalau belum
pernah merasakan sensasi dicekik asli dari sihir itu.
Saat aku memikirkan rencana awal Klein, aku juga berpikir keras bagaimana aku meyakinkan
mereka semua—
Aku merasa ada yang melirik ke leher sebelah kiri, dan aku melihat Argo yang beradu
pandang denganku, yang duduk menyilang dibelakang garis. Mata kuning [Si Tikus] itu
terlihat jelas mengatakan [waktunya menyerah]
...Aku tahu, itu.
Aku menghela napas dan mengangkat tangan kananku sesaat.
“Um, maaf menyela kalian. Rencana Klein tadi... itu sia-sia, mungkin takkan berhasil.”
“Kenapa Kiribou?”
Aku memandang sosok samurai yang terlihat tak puas itu, kemudian kubuka menu ring.
Memilih layar peralatan, dan melepas [Pelindung Dada Besi Superior] yang dibuat Lizbeth.
Yang tersisa tinggal [Pakaian Dalam Biasa] yang dibuat Asuna yang bentuk bagian lehernya
panjang dan warnanya agak hitam, jadi walaupun bagian lehernya ditarik, [kalung kutukan]
itu gak bakal langsung terlihat.
Aku gak peduli walaupun harus kubuka bajuku dan menyimpannya sehingga tubuh bagian
atasku terlihat. Leafa yang terkejut menjerit.
“Hey Onii-chan! Kenapa kau tiba-tiba membuka... bajumu...”
Suaranya memelan dan berhenti. Memandangi leherku.
Aku melihat mereka semua kecuali Argo yang ekspresinya sama, lalu berkata.
“Yah, beginilah.”

39 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

40 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 3

Jam 11 malam.
Pertemuannya dihentikan sementara, 10 menit untuk beristirahat dan ke toilet. Sehingga
rekan-rekanku dan aku logout bersamaan.
Setelah terbangun di tempat tidur kamarku, aku melihat langit-langit sesaat sampai rasa
pusing seperti melayang hilang.
Setelah aku mengakui bahwa aku sudah terkena [Kalung Kutukan], aku sadar karena itu aku
pasti akan ditegur habis-habisan karena menyembunyikannya, tetapi waktu untuk
mengomeliku ditunda sementara setelah dibujuk Argo. Namun, topik pertemuannya, seperti
yang kukhawatirkan, berubah menjadi mencari cara melepaskan [Kalung Kutukan], sehingga
aku meminta istirahat sejenak untuk mengulangi kembali.
Kami tak bisa membuang waktu yang berharga dengan melepaskan kalung yang menutupi
leherku. Sekalipun malam ini bisa aktif sampai jam 4 pagi, menggunakan waktu yang tersisa
selama 5 jam, mungkin takkan sempat untuk persiapan bertemu dengan pasukan Mutasina.
“...Jika harus, aku bisa dive di sekolah...”
Saat aku bergumam dan berdiri, melepas Amusphere di kepalaku dan menggantinya dengan
Augma—
“Onii-chan!”
Suara panggilan itu, bersamaan dengan suara pintu di sebelah kananku terbuka yang didorong
hingga bersuara. Suguha, yang memakai kaus dan celana pendek, melompat. Dia buru-buru
keluar kamarnya saat dia logout, dan masih memegangi Amusphere ditangan kanannya.
“Hei hei, setidaknya ketuk dulu dong...”
Tanpa memberiku waktu menyelesaikan kata-kataku, Suguha melompat ke atas tempat tidur,
menimpaku, sampai dadanya—
“Karena ini kan!”
“Apa, apa?”
Aku tanya dengan hati-hati pada adikku yang alisnya naik turun.
“Serius deh! Kebiasaan burukmu menyimpan masalah sendiri! Di Underworld juga, kritis...
kritis apa itu...”
“Fase Percepatan Kritis?”
“Ya! Aku sudah diperingatkan akan susah untuk logout sebelum fase itu dimulai, tapi kau
tidak bilang pada Asuna-san kan!?”

41 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Karena kupikir Asuna pasti akan tinggal di Underworld juga jika kukatakan padanya...”
“Kau tetap harus mengatakannya walaupun kau berpikir begitu!”
Setelah menegaskannya, mata Suguha bergerak sejenak dan melanjutkan.
“Yui-chan juga berpikir begitu!”
Tiba-tiba, peri kecil yang jatuh dari kepalaku melayang, dan membuat ekspresi marah yang
malah terlihat imut dengan kedua tangan di pinggangnya seperti Suguha.
“Itu benar! Papa harus percaya pada Mama, Suguha-san, dan kami semua!”
Walaupun putri kesayanganku berkata begitu, aku tak bisa bertahan lagi.
“Ma...maaf. Aku hanya takut kalian semua cemas...”
Aku mengepalkan tanganku, mengekspresikan rasa penyesalanku, Yui bergerak ke bahu
Suguha dan duduk disana.
“Ketakutan dan kecemasan juga komunikasi yang penting, Papa.”
“Ya, Onii-chan. Wajar kalau kau tak ingin orang-orang cemas, tetapi kalau kau mendapat
masalah, kau tak perlu menahan semuanya sendiri. Kau bisa membicarakannya.”
Aku memandang Suguha, yang duduk dengan lututnya mengomeliku, memakai Augma
dibawah rambut pendeknya. Aku takut dia yang bilang pada Yui untuk memasuki kamarku
sebelum dia logout.
“Maaf, maafkan aku, dari lubuk hatiku yang terdalam. Mulai sekarang, aku akan
membicarakannya dengan hati-hati.”
Adikku memandangku yang mengatakan hal ini dengan posisi yang lebih tinggi.
“Atas nama dewi Stacia?”
“A-atas nama dewi Stacia.”
“Nah gitu dong!”
Setelah memperlihatkan senyumnya, Suguha beranjak dari tempatku dan duduk di bagian
kosong tempat tidur. Kurasa dia belum mau pergi, dan mau tak mau aku harus siap jika dia
akan bertanya yang aneh-aneh.
“Kau tak pergi ke toilet?”
“Udah kok, kau sendiri?”
“I-itu...”
Aku turun dari tempat tidurku, dan Suguha menambahkan.
“Ngomong-ngomong, sekalian ambilin soda dari kulkas ya! Yang rasa lime!”
“Oke oke.”

42 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Jawabku dengan senyum pahit dan turun ke koridor. Pertama aku mau ke toilet, tetapi aku
melihat Yui terbang di sebelah kiriku.
“Eh Yui... a-aku mau ke toilet dulu...”
Bisikku, peri pixie itu hilang sesaat, kemudian sedikit panik.
“Ah maaf Papa! Ada sesuatu yang harus kukatakan pada Papa seorang saja...”
“Eh, apa itu?”
“Lihat ini.”
Yui membuka jendela virtual di udara. Memperlihatkan gambaran tubuhku mulai dari suhu,
tekanan darah, dan detak jantung. Sensor mikro yang terpasang di dadaku mengirim
informasinya ke Augma.
Ini adalah sesuatu yang dipasang atas saran pihak lain—tentunya, di rumah sakit yang
spesial—saat bekerja paruh waktu sebagai test driver STL di Badan Penelitian Eksplorasi
Laut RATH. Sekarang kerja paruh waktu itu sudah berakhir, tetapi tak masalah untuk tak
mencabutnya, karena 3 alasan. Pertama, itu sakit kalau dilepas. Kedua adalah tak perlu pakai
sensor detak jantung kalau naik sepeda untuk latihan. Dan ketiga adalah, aku gak tahu kenapa
Asuna ingin memonitor data psikologisku.
Aku merasa sangat malu sekali saat suhu dan detak jantungku sampai bisa terlihat jelas begitu,
tetapi aku gak bisa bilang “oke matiin.”. Walaupun tujuannya untuk menaruh sensor, kenapa
menaruh datanya disitu—
Yui menjawab pertanyaanku dengan lembut dan cepat.
“Ini adalah data psikologis Papa jam 22:18:35 kemarin malam.”
“Jam 10...”
Jam segitu, aku lagi ngapain? Kucoba ingat-ingat setelah memiringkan kepalaku.
Saat itu, aku dan Argo menyusup ke pertemuan para pemain ALO di reruntuhan Stith. Aku
hampir tergoda karena adanya jamuan besar disana. Saat mau pergi dari sana, Mutasina
mengeluarkan sihir besar dalam sekejap. Itu benar, jam 22:18 adalah saat [Kalung Kutukan]
menghentikan napasku.
Berdiri didepan mataku, Yui menunjuk bagian bawah grafik 3 paralel—detak jantung.
“Sayang sekali, sensor chip yang terpasang di tubuh Papa tidak bisa memonitor desahan
napas, jadi mustahil untuk mengetahui apakah [Kalung Kutukan] itu benar-benar
menghentikan napasmu. Namun, detak jantungmu meningkat cepat disini.”
“Memang... tetapi itu biasa kan? Saat bertarung dengan monster, detak jantung juga naik, jadi
walaupun itu hanya virtual, kalau gak bisa napas, detak jantung akan kesulitan...”
“Masalahnya bukan disitu.”
Yui menggelengkan kepalanya dan memandangku dengan ekspresi serius.

43 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Saat detak jantung pemakainya melebihi batas selama 5 detik, sirkuit keamanan Amusphere
akan aktif. Detak jantung maksimum diset ke 220 dikurangi umur, jadi milik Papa berjumlah
203.”
“Minggu depan jadi 202.”
Yui dengan tenang mengiyakan lawakanku dengan “iya benar” dan melanjutkan.
“Lihat ini. Detak jantungnya naik ke angka 205 jam 22:18:41, dan menurun ke 195 setelah 4
detik. Naik ke 204 di detik ke 48, saat itu juga turun lagi setelah 4 detik, berhenti di angka
190, mulai dari 55 detik dan kembali normal.”
“Hmm...”
Perubahan detak jantung yang Yui katakan. Walaupun detak jantung maksimumnya
melampaui 2 kali, itu dalam jangka 5 detik, sehingga itu takkan menyebabkan terputus paksa.
Walaupun nilai tinggi itu agak seram, sistem keamanan perangkat kelihatannya baik-baik saja.
“Apa ada masalah dengan itu?”
“Patokan detak jantung maksimum yang lebih 2 kali dalam 20 detik, tetapi menurun dua kali
dalam patokan dalam 4 detik. Periode 4 detik ini rasanya mirip”
“Mirip... ah, karena kedua jangka waktu itu menurun sebelum 5 detik...? Detak jantung ini
bukan di Amusphere tapi data yang terekam oleh sensor yang terpasang di dadaku, jadi
disana gak mungkin keliru. Amusphere harusnya gak bisa langsung mengendalikan detak
jantung.”
“Itu benar. Hanya...”
Yui mengangguk, ekspresinya terlihat gelisah dan melanjutkan.
“Kalau detak jantung Papa menurun selama 4 detik 2 kali, itu kebetulan. Kalau disana ada
banyak pemain yang terkena sihir yang sama di tempat yang sama juga, pasti banyak orang
yang seharusnya menemukan keadaan nyata dari keamanan perangkat dan akan langsung
terputus paksa. Papa, saat [Kalung Kutukan] itu aktif, apa ada pemain disana yang logout?”
“Hmm...”
Aku memandang ke arah koridor, mengingat kembali hari itu di pikiranku.
Saat [Kalung Kutukan] itu aktif, aku seperti ingin memuntahkan sesuatu dari tenggorokanku
dengan putus asa. Aku tak sempat melihat sekeliling, tetapi aku tak ingat mendengar atau
melihat cahaya pertanda logout. Setelah sensasi pencekikan itu hilang, jumlah pemain yang
ada kelihatannya masih sama sebelum adanya sihir itu.
“Tidak... kurasa tidak... sepertinya tak ada yang logout paksa...”
“Begitu ya...”
Yui tak bilang apa-apa lagi, dan setelah menutup jendela virtualnya, dia terbang ke atas.

44 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Papa, maaf mengganggumu ke kamar mandi, nikmati waktumu.”


Walaupun Yui, yang tidak pergi ke kamar mandi, mengatakannya dengan sedikit malu,
tinggal 4 menit waktu yang tersisa untuk istirahat.
“Ya aku mengerti. Kembali saja dulu ke kamar.”
“Oke!”
Saat Yui melayang, aku melihat cahaya blingbling melewati pintu dan hilang, aku berbelok
dan segera ke kamar mandi. Setelah mencuci tangan dan wajahku di kamar mandi, aku
mengambil soda lime favorit Suguha dari kulkas di dapur, dan mengambil sebotol teh oolong
untukku sendiri lalu kembali ke kamar. Sembari memikirkan maksud kata-kata Yui tadi.
Jika detak jantung ratusan orang disana juga menurun sebelum mencapai kondisi keamanan
perangkat—. Itu artinya sihir pencekikan Mutasina bisa melebihi maksimum detak jantung
yang diatur di Amusphere setiap pemain, dan membatasi detak jantung agar tidak melebihi
nilai tersebut selama lebih dari 5 detik.
Aku tak berpikir itu mungkin. Detak jantung maksimum adalah 220 dikurangi jumlah usia,
jadinya setiap pemain pasti berbeda. Walaupun berasumsi nilainya bisa didapat, bukanlah
otak yang mengontrol detak jantung manusia, tetapi bagian dari jantung itu sendiri yang
disebut sinus node. Sistem Amusphere tentunya tidak mungkin bisa mencapai kesana.
Mungkin, aku melewatkan sesuatu. Kalau sihir Mutasina mengendalikan sesuatu, bukan
detak jantung itu sendiri.... tetapi terhubung ke detak jantung, seperti....
“Onii-chan, lama banget!”
Mendengar suara dari atas, aku menyadari kalau aku sudah jalan ke kamar tanpa
mengetahuinya. Suguha yang masih duduk diatas tempat tidurku, melambai padaku tidak
sabar.
“Tinggal 90 detik lagi tahu!”
“Maaf maaf, tetapi semuanya gak bakal protes kalau telat 1-2 menit kan...”
“Seorang ketua gak boleh memberi contoh seperti itu!”
“Tunggu, kan belum diputuskan secara resmi...”
Kataku berdalih, dan mengangkat botol plastik di tangan kiriku. Tutup botol soda yang ada
dirumah itu keras dan agak susah membukanya, tetapi adikku, yang aktif sebagai anggota
klub kendo, bisa membukanya dengan mudah hanya dengan satu genggaman, lalu
menyeruput dan menelan isinya. Wajahnya mengerut seperti anak kecil, membiarkan rasa
asam soda melewatinya, dan mengeluarkan suara yang lucu saat menghembuskan
karbondioksida, lalu menaruh botol dan tutupnya di meja sisi tempat tidur.
“Tinggal 1 menit lagi, ayo cepat!”
Kata Suguha dan berbaring di tempat tidur, aku segera menyimpan botol teh oolong dari
mulutku.

45 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Hey, kau mau dive disini lagi?”


“Onii-chan telat sih. Serta, jika sihir Mutasina memang menghentikan napasmu, aku harus
mengambil tindakan penyelamatan.”
Aku tak tahu kenapa dia sampai seserius itu, tetapi karena dia sudah bilang begitu, aku tak
bisa mengabaikannya. Yui yang terbang didekatku juga mengatakannya dengan jelas.
“Berhati-hatilah, Papa, Leafa-san!”
“Serahkan padaku!”
Melihat mereka berdua yang saling mengangguk, mereka juga sudah saling mengenal dalam
waktu yang lama... ya. Pikirku.

***
Saat aku kembali ke rumah kayu lagi, hampir 30 detik lagi sebelum waktu istirahat selesai,
tetapi semua rekanku sudah ada disana. Walaupun ini sudah jam 11 malam, semuanya masih
terlihat antusias untuk memulai peresmian ini.
Tentu saja antusias. Di party pemain ALO asli yang aku dan Argo datangi waktu itu,
atmosfirnya terlihat akrab sebelum Mutasina berulah. Ada sekitar 100 orang di [Tim
Pembersih] dan gak ada yang menyadari keberadaan kami. Dengan kata lain, kalau kami
menang berduel dengan Mutasina besok, seharusnya takkan ada orang yang akan menyerang
Ruis Na Rig, sehingga kami bisa mulai menyelesaikan Unital Ring tanpa khawatir.
Memikirkan itu dengan hati-hati, tim Mokuri yang ingin membunuhku malam itu diduga
karena dihasut oleh pemain tak dikenal yang disebut [Sensei], dan tim Schultz yang
menyerang rumah kayu di malam berikutnya, [Hawks] mungkin sama saja. Schultz, yang
terkena serangan triple sword skill dariku, mengatakan hal yang aneh sebelum meninggalkan
dunia ini selamanya.
——Kirito... kau benar-benar...
Karena tubuhnya keburu menghilang saat mengatakan itu, aku tak mendengar bagian
pentingnya, tetapi berdasarkan situasi normalnya, dia mungkin ingin bilang “benar-benar **?”
jika itu informasi palsu yang dihasut dari seseorang. Kemudian kalau orang yang disebut
[Sensei] itu yang menyuruh Mokuri melawan... Seseorang yang ingin menghasut semua
pemain ALO asli, memancingku dan rekanku keluar dari Unital Ring.
Apa orang itu adalah Mutasina yang mengklaim dirinya sebagai ketua [Virtual Research
Society]? Atau [Penyihir] yang dikendalikan [Sensei]...?
Berdiri di tempat yang sama saat aku login, memikirkan ini, seseorang menepuk keras
punggungku dari belakang.
“Hei Kiribou, semuanya sudah ada disini! Sekarang, bisa kita lanjutkan pembicaraannya?”
“Eh? Ah, i-iya...”

46 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Setelah melihat wajah Klein, yang masih memakai ikat kepala ikoniknya di dunia ini, aku
menggeleng cepat.
“Tidak tidak tidak.”
Aku menemui semua rekanku yang berkumpul di tengah ruang tamu dan melanjutkan dengan
suara lantang.
“Semuanya, maaf menyela sebentar. Walaupun ini untuk kedepannya... menemukan cara
untuk melepaskan [Kalung Kutukan] yang tertanam padaku, sejujurnya, itu akan membuang
banyak waktu.”
Seketika, sejumlah suara yang kecewa terdengar. Aku merasa bersyukur karena semuanya
peduli padaku, tetapi ada yang lebih harus diprioritaskan.
“Aku tidak berpikir tidak ada cara. ALO memiliki banyak sihir untuk mematahkan, benda-
benda sihir dan ramuan, dan lain-lainnya, sehingga takkan mengagetkan kalau didunia ini
akan begitu juga. Tetapi untuk kita sekarang, pengetahuan skill sihir masih sangat kurang.
Walaupun kita bisa menemukan cara untuk melepaskan sihir yang membuat ratusan orang
tercekik, itu seharusnya membutuhkan level yang sama tingginya. Satu hari... sangat mustahil
untuk menaikkan kecakapan setinggi itu dalam waktu setengah hari.”
Kali ini, tidak ada seorang pun yang menyangkal.
Tetapi wajah mereka semua terlihat gugup seolah mereka sudah ditargetkan oleh [Kalung
Kutukan]. Tidak, mereka sebenarnya menganggapnya sebagai masalah mereka sendiri.
Karena mereka adalah rekan-rekan yang baik, aku tak ingin meninggalkan mereka semua
dibelakang sebelum game ini selesai. Untuk alasan inilah, sampai serangan pasukan Mutasina,
kita harus berusaha sebaik mungkin—tentunya, jangan sampai mempengaruhi belajar—
Setelah perlahan mengangguk pada semuanya, aku mengatakan bagian intinya.
“Mengabaikan efek [Kalung Kutukan] akan susah sebagaimana melepaskannya. Walaupun
sulit menjelaskannya dengan kata-kata... setelah sihirnya aktif, rasanya seperti ada sesuatu
yang menyangkut di tenggorokan, serangan yang terasa nyata. Tidak bisa menarik atau
mengeluarkan napas, dan tentunya tidak bisa bicara. Walaupun kau memaksa untuk bernapas
atau menahannya sebelum sihirnya aktif, kau mungkin bisa meneruskannya hanya selama
beberapa detik... sihir itu akan aktif saat dia mengetuk tongkatnya ke tanah, jadi kalian harus
mengawasi gerakan Mutasina. Ini memang mustahil di pertarungan. Klein dan Leafa yang
tadinya ingin menjadi target [Kalung Kutukan] untuk mengejutkan celah Mutasina,
sayangnya itu akan sia-sia, itu akan sangat sulit.”
Setelah berbicara banyak, aku menghela napasku perlahan dari paru-paruku.
Memikirkan ini dengan hati-hati, tak ada hal seperti udara di semua dunia virtual. Asap dari
cerobong rumah kayu dan rasa dingin angin malam yang berhembus dari jendela terbuka
keduanya adalah sensasi yang dihasilkan oleh Amusphere secara langsung di otakku. Tak ada
molekul gas seperti penciuman dan suhu. Saat bernapas, rasa udara melewati mulut,
tenggorokan, dan paru-paru itu sama. Dengan kata lain, dunia ini lebih tipis dari dunia nyata.
Walaupun otak memahaminya—tapi sensasi cekikan itu sangat nyata. Aku takut tak ada yang
47 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
akan bisa menahannya. Mungkin, pengalaman [tak bisa bernapas] adalah satu-satunya
ketakutan yang tertanam di jiwa manusia...
“Tapi Kirito, bagaimana caramu melawan ratusan orang itu?”
Mendengar suara itu, aku mengangkat kepalaku yang tadi menunduk.
Alice yang bicara padaku didepan. Knight bermata biru itu memandangku tanpa berkedip.
Karena aku melarang cara Klein dan Leafa untuk [sengaja kena kalung kutukan], aku
bertanggung jawab untuk mencari cara lain. Mau bagaimanapun, rekan-rekanku, pasukan
Bashin, para Pattel, ke-4 hewan peliharaan, tak boleh ada satupun yang menjadi korban, dan
bagi pihak musuh, mungkin akan ada kematian yang diterima untuk rencana kemenangan.
“...Kuharap untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan pasukan 100 orang itu.”
Setelah aku menjawab secara langsung, Klein membuat suara “tapi”.
“Bukankah Yui sudah memprediksinya, pasukan Mutasina, pertama akan menghancurkan
pepohonan yang mengelilingi Ruis Na Rig. Kalau ada 2 pasukan besar yang menyerang
didepan, gimana cara mereka berkonfrontasi langsung?”
“Mungkin, begitu...”
Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menjelaskan pada rekan-rekanku tentang apa
yang ada dipikiranku semenjak kami tahu kalau Mutasina dan ratusan orang akan menyerang
kota ini.
Setelah bertanya banyak, semuanya setuju, dan kami bersiap untuk menyerang jam 11:30.
Sebelum itu, semuanya bekerja sama menyiapkan makanan dan minuman untuk mengisi
tenaga.
Bir yang diminum di jamuan beberapa jam lalu disiapkan oleh tim Insectsite dalam jumlah
banyak, tetapi karena Klein tak berhenti minum, sudah tak ada lagi yang tersisa, dan
darimana datangnya bir itu juga masih misteri. Karena aku juga sangat memperhatikannya—
tidak apa bagi yang dibawah umur minum di dunia virtual—setelah mengusir para pasukan
Mutasina, aku juga ingin tanya gimana cara mendapatkannya... sembari memikirkannya aku
minum teh yang terasa lezat.
Setelah ini, hanya aku dan Argo yang membentuk komando. TP dan SP sudah penuh, aku
hendak maju ke depan sebelum yang lainnya, tetapi Lizbeth menepuk tangannya keras.
Ada apa? Memikirkannya, setelah kulirik, Silica dan Leafa yang berada di sebelah kanan
Lizbeth berdiri didepan papan bulletin. Shino, Alice, dan Argo berdiri saling bersebelahan di
sisi kiri. Yui mendorong punggung Asuna untuk berjalan ke tengah ruang tamu. Itu
kelihatannya Asuna sama sepertiku, gak tahu apa yang terjadi.
Kemudian Lizbeth dan yang lainnya membuka menu ring dan menuju ke layar penyimpanan.
Lalu menghentikan jarinya dan berseru bersamaan—
“Satu-dua!”

48 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Asuna, selamat ulang tahun!!”


Berseru bersamaan, sesuatu terbentuk. Bunga-bunga berwarna-warni yang tak terhitung
jumlahnya. 7 orang itu mengambil sejumlah besar bunga yang ada dijendela kemudian
dengan kedua tangan, menaburkannya pada Asuna. Kelopak-kelopak bunga berjatuhan
seperti butiran salju, dan aromanya yang wangi memenuhi ruangan.
Klein, Agil, dan Trivia kelihatannya tak mengetahui tentang kejutan ini, tetapi langsung
bertepuk tangan antusias. Asuna berkedip-kedip memandangi bunga yang berjatuhan,
kemudian berkata dengan senyumnya yang cerah.
“Liz, Silica, Leafa, Sinonon, Yui, Argo-san, dan Alice... terima kasih banyak.”
Aku bertepuk tangan tanpa ragu, dan disaat yang sama juga memikirkan, untungnya serangan
Mutasina bukan malam ini...

49 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

50 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 4

Argo dan aku meninggalkan Ruis Na Rig, bersama Kuro, berjalan hati-hati ke hutan lebat.
Walaupun sudah dipastikan tidak ada monster kuat di area ini, monster tipe hewan nokturnal
seperti serigala dan kelelawar masih sering muncul dari waktu ke waktu selama perjalanan.
Karena tujuan kami bukan untuk menaikkan level, kami hanya menghindarinya sebisa
mungkin, dan kami akan melawan jika tidak bisa menghindarinya... kupikir seperti itu, tetapi
monster-monster itu berlarian mendengar auman Kuro. Sepertinya Kuro memiliki keahlian
mengintimidasi.
Berdasarkan rencana aslinya, setengah hari yang kami miliki malam ini seharusnya dipakai
untuk menaikkan level dan kecakapan, tetapi aku tak tahu apakah bisa dibilang ini jadi
berbelok, karena tugas itu tidak diperlukan lagi. Karena menghancurkan monster liar super
besar, The Life Harvester, semua level rekanku telah naik 2 kali lipat sekaligus.
Level kami semua, pekerjaan, dan sistem Ability saat ini ada dibawah ini.
Kirito: Level 20, pengguna pedang satu tangan/sihir bau busuk/blacksmith/pengrajin/tukang
batu/tukang kayu/penjinak [Kekuatan]
Shino: Level 18 penembak/thief/tukang batu/tukang kayu/apoteker [Ketangkasan]
Alice: Level 18 pengguna pedang half-handed/pembuat tembikar/penenun/penjahit
[Kekuatan]
Leafa: Level 16 pengguna pedang half-handed/tukang kayu/pembuat tembikar [Kekuatan]
Lizbeth: Level 15 pengguna palu/blacksmith/pengrajin/pembuat tembikar/penenun
[Ketahanan]
Silica: Level 15 pengguna belati/penjinak/penenun/pengintai [Ketangkasan]
Yui: Level 14 pengguna belati/sihir api/chef/penenun [Kecerdasan]
Asuna: Level 14 pengguna rapier/apoteker/tukang kayu/pengrajin
tembikar/penenun/penjahit/penjinak [Kecerdasan]
Argo: Level 14 pengguna belati/pengintai/thief/apoteker [Ketangkasan]
Klein: Level 13 pengguna pedang lengkung/tukang kayu/tukang batu [Kekuatan]
Agil: Level 13 pengguna kapak/tukang kayu/tukang batu [Ketahanan]
Hyme: Level 16 pengguna scythe/tukang batu/tukang kayu/apoteker [Ketangkasan]

Misha: beruang gua berduri level 8


Kuro: macan kumbang level 7

51 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Aga: kadal leher panjang level 6


Pina: naga bersayap berbulu level 5
Semuanya memiliki banyak pekerjaan karena selama ada skill yang cocok, statusnya akan
terlihat di layar. Skill seperti tukang batu, berarti penggunanya bisa mengambil 2 batu dan
mengetuknya satu sama lain, kemudian bisa disebut sebagai tukang batu, tetapi aku takut
apakah kecakapan skillku akan berlanjut atau tidak, mungkin skill itu akan benar-benar
dibutuhkan suatu saat nanti... Argo yang berpikir begitu.
Menariknya, belalang berwarna bunga Hyme mendapat pekerjaan sebagai [Pengguna Scythe].
Kata dia, senjata alami dari pemain di tim asli Insectsite dihormati sebagai senjata utamanya.
Kalau kumbang rusa jantan, berarti bisa memakai capit besar untuk memulai sword skill
[Capit Raksasa], dan allomyrina dichotoma7 bisa menggunakan tanduknya untuk
[Menyeruduk], dan belalang sembah bisa menggunakan capitnya untuk sword skill [Scythe].
Tentunya, tidak ada sword skill di Insectsite sebelum terkonversi, jadi kemungkinan Hyme
dan yang lainnya berhasil mengaktifkan skill satu kali kelihatannya kurang dari 50%. Kalau
terus latihan, kurasa kemungkinannya akan bertambah, tetapi itu juga berarti pemain ALO
yang sudah familiar dengan sword skill lebih unggul secara alami.
Tidak, pemakaian sword skill di ALO itu diluar kebiasaan yang didampingi dengan
penutupan perusahaan operasi lama RECT progress. Aslinya, itu bukanlah pemain ALO—
yang diberi kesempatan di dunia ini.
Aku menggelengkan kepalaku untuk berhenti memikirkan ini. Sekarang aku harus fokus
dengan tugas yang kupegang.
Sembari memperhatikan atmosfir disekitarku, aku masuk dengan hati-hati kedalam hutan
gelap. Walaupun serangan pasukan Mutasina adalah besok malam, tim pengintai tidak
seharusnya keluar duluan.
“Hei, Ki-Bou, Ada apa disana?”
Tiba-tiba mendengar suara bisikan dari depan kanan, aku berhenti dan berdiri tegak. Kuro,
yang juga berjalan dalam diam di sebelah kiri berhenti, mengendus udara.
“Dimana, dimana?”
Setelah aku melihat lebih dekat dan bertanya, jari Argo menunjuk sesuatu seperti berwarna
putih dan hitam di ujung hutan. Walaupun badai sudah berhenti beberapa jam yang lalu, 70%
langit malamnya masih tertutupi awan, sehingga kalau gak pake skill melihat di malam hari,
kami takkan bisa melihat sejauh 3 meter kedepan sana.
Kulihat lebih dekat, melewati celah pepohonan, dan aku bisa lihat sungai Malba dan lebarnya
tepi sungai yang mengalir. Kami sudah cukup cepat didalam hutan, tidak berjalan begitu saja
di tepi sungai, untuk menghindari bertemu musuh tim pengintai. Kalau pemain lain mendekat,
Kuro seharusnya bisa mendeteksi baunya sebelum aku dan Argo menyadarinya dengan mata

7
Kumbang badak yang berasal dari Jepang, Korea, Taiwan, China

52 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
kami, tetapi kami tetap harus hati-hati. Dalam ketidakmungkinan kalau musuh
menemukannya, rencana bertarungnya akan kacau dan jadi berantakan.
Argo, aku dan Kuro bersembunyi sekitar 3km ke selatan Ruis Na Rig. Kalau kami pergi lebih
jauh 2km lagi, kami akan sampai di ujung selatan hutan besar Zeruethelio, tetapi tidak
mungkin keluar disitu. Harus menemukan tempat yang tepat di hutan ini.
“Nah, aku tak bisa melihat dengan jelas di jarak sejauh ini...”
Kataku sembari melihat kesana kemari, Argo tertawa “hehe” dengan suara pelan.
“Naikkan lagi skill melihat malamnyA. Sekarang, mencoba membaca di tempat gelap seperti
ini adalah cara termudah untuk menaikkannyA.”
“Kebalikannya, yang ada penglihatanku jadi berkurang tahu.”
Saat aku menjawab, muncul jendela panjang didepanku.
[Kecakapan skill melihat malam naik ke level 6]
Tiba-tiba, walaupun hanya sedikit, cahaya penglihatan didepan bertambah, tanah yang ada di
sisi berlawanan dengan hutan muncul.
Sungai Malba adalah sungai besar dengan lebar sekitar 100 meter termasuk sisi-sisinya.
Sungai Iruma, salah satu nama asli di kota Kawagoe, dimana aku tinggal, adalah palung
selebar 200 meter, tetapi rasanya ukurannya mirip.
Namun, apa yang Argo tunjuk, tanah tinggi dihalangi oleh hutan yang menonjol besar dari
kiri ke kanan, kurang dari lebar hulu sungainya setengahnya. Kalau diingat lagi, saat aku
pergi ke reruntuhan Stith dengan Alice kemarin malam, aku ingat tentang “tepiannya sempit,
jadi berhati-hatilah jangan sampai jatuh ke sungai.”
“...Terlihat bagus.”
Gumamku, Argo mengiyakan dengan “aku juga tahuU”. Ini bukan tanah yang kau buat.
Walaupun kupikir begitu, dia menemukan tanah yang cocok sebelum aku, jadi kujawab “GJ”
dan bergerak hati-hati.
Sebelum meninggalkan hutan, aku memastikan dulu apakah ada pemain lain disekitar sini.
Tak ada yang aku dan Argo lihat, ataupun telinga dan hidung Kuro menemukannya, jadi
kurasa disini aman untuk membuka menu ring.
Walaupun sama seperti SAO lama, jendela sistemnya mencolok di kegelapan. Walaupun gak
ada monster yang akan tertarik karena cahaya jendela, itu akan jadi pertanda bagi permain
lain. Itu bisa menjadi sinyal untuk rekanmu. Kebalikannya, itu mungkin akan membuat
posisimu ketahuan dan membahayakan. Karenanya, saat membuka jendela di jalanan ruwet,
itu sudah seharusnya bagi solo player untuk mencegah cahayanya menjauh sebisa mungkin.
Disini seharusnya tak ada pemain yang bisa melihat cahayanya, tetapi walau begitu, aku
menyembunyikan menu di belakang ranting pohon, dan segera membuka peta. Menekan
lama di posisiku saat ini untuk menandai tanda x merah.

53 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Segera kututup menunya, menghela napas, mengambil daging dari tas kain yang ada di
pinggangku, kemudian bergumam sembari memberikan dagingnya pada Kuro.
“Masalahnya adalah waktu... kalau terlalu cepat, mungkin akan kacau sebelum
pertarungannya dimulai, dan kalau telat, mungkin gak akan sempat...”
“Iya...”
Argo yang mengangguk disebelah, bergumam, kemudian melanjutkan.
“Saat pasukan Mutasina bersiap dari reruntuhan Stith, gimana kalau kita membuat jebakan
disinI? Karena ratusan orang yang akan bergerak sejauh 30 km, membutuhkan waktu 3 jam
untuk berlarI. Tidak, kalau berlari di Unital Ring dengan kecepatan penuH, TP dan SP akan
berkurang cepat. Mempertimbangkan pemakaiannya, perlu 4 jam untuk bergegaS...”
“Kalau perlu waktu sejam untuk kita membuat jebakan disini, masih ada 3 jam lagi. Di level
ini, seharusnya bisa menahannya... walaupun kupikir begitu, aku ingin mencobanya.”
“Mempertimbangkan jumlah bahan yang dibutuhkaN, coba-coba gak akan berhasil tahu.”
“Hmm...”
Saat ini, rekanku seharusnya sedang mengumpulkan bahan-bahan dekat Ruis Na Rig, atau
mengisi penyimpanan dengan barang-barang. Sejumlah besar bahan yang dibutuhkan untuk
rencana seranganku, kami tak bisa mengetes daya tahannya. Walaupun aku yakin jebakannya
akan bekerja, akan lain ceritanya kalau cuma tahan beberapa jam.
Kalau ini di Underworld, menggunakan incarnation untuk membuat hal seperti itu tak hanya
untuk 3 jam, tetapi bisa sampai 10 tahun... saat kupikirkan itu, sosok samar melintas
dipikiranku. Sinar matahari yang menembus kaca jendela, topi berbentuk bulat, rambut
berwarna jerami yang agak keriting disisinya...
Dengan putus asa aku menekan kembali ingatan yang tiba-tiba muncul ini. Aku harus fokus
di dunia ini dulu sekarang. Kalau terlalu memikirkan tentang Underworld di Unital Ring, kau
mungkin malah menebas pedang dengan incarnation di saat-saat kritis.
“...Ngomong-ngomong Argo, memikirkan ini dengan hati-hati, kita gak tahu kapan pasukan
Mutasina akan pergi dari reruntuhan Stith.”
Agen informasi itu mendengus sesaat mendengar kata-kataku.
“Jangan remehkan Onee-chan mu ini dong, Ki-Bou. Diantara pemain yang terpaksa
bergabung di 3 timnya Mutasina [Weed Eater], [Tim Pasti Selamat], dan [Announcement-
chan Fan Club], aku sudah memeriksa 20 akun SNS. Kalau Mutasina mulai bergeraK, akun-
akun itu pasti sepi, dan aku akan langsung tahU.”
“...Tidak kusangka...”
Aku gak bisa gak kagum. Aku pernah dibantu dan ditipu si informan mengerikan ini waktu di
SAO, tetapi kalau dia jadi rekan, dia benar-benar dapat diandalkan.
“...Ngomong-ngomong, Argo, bahasa Inggrismu bagus, belajar dimana?”

54 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Informasi itu bayarannyA 200 Al.”


“Hey, mahal amat! Harga kebab aja cuma 3 Dim! Kalau 100 Dim sama dengan 1 Al, kau bisa
beli 6666 kebab loh!”
Setelah berteriak tanpa sadar, aku buru-buru menutup mulut. Akan sangat bodoh kalau
ketahuan tim pengintai musuh karena hal semacam ini.
Untungnya, hanya burung gagak yang muncul di puncak pohon, aku memelankan suaraku
dan menambahkan.
“Kalau nanti aku punya 100 Al koin silver, aku akan beli informasi yang tadi.”
“Hmm, aku tunggu loH. Tapi itu masih terlalu cepat. Karena monster di dunia ini enggak
menjatuhkan uanG...”
“...Benar sih.”
Seperti yang Argo katakan, beruang, banteng, katak, dan kelelawar yang kami lawan selama
ini memang menjatuhkan drop item tapi bukan berupa uang. Sejauh ini, dengan menjual
benda yang tak dibutuhkan ke toko NPC di reruntuhan Stith bisa ditukar dengan uang.
Jumlah penaksirannya seperti 3 El 78 Dim. Berdasarkan kalkulasi 1 Al per hari, berarti perlu
200 hari untuk mengumpulkan 200 Al.
“The Life Harvester gak menjatuhkan uang sedikit pun...”
Gerutuku, Argo membalas.
“Tetapi drop item darinya menggunung loH. Bukannya akan jadi uang kalau dijual ke tokO?”
“Benar sih...”
Faktanya, The Life Harvester juga menjatuhkan banyak benda seperti daging mentah yang
tak bisa langsung dimakan. Gak hanya cangkang dan tulang, ada juga seperti gigi, tendon,
bagian terluar, bebatuan, dan bola mata. Walaupun sementara disimpan di penyimpanan
rumah kayu, belum tentu akan dipakai. Seperti kata Argo tadi, itu juga pilihan ke reruntuhan
Stith untuk menjualnya, tetapi ide menjual benda yang jatuh dari boss monster ke toko,
pemain sangat menahannya.
“...Kalau di game laiN, gak diragukan lagi itu bisa menjadi bahan untuk membuat senjata
langkA... itu biasa sih walau di Game seperti ini...”
“Gimana dengan tulang dan bola matanya. Aku gak tahu skill apa yang harus dipakai untuk
mengolahnya. Bukannya lebih baik menjualnya daripada disimpan di penyimpanan sampai
berdebu?”
“Tapi kupikir, mungkin, ada di suatu tempat dimana NPC bisa bikin peralatan dari bahan
daleman gitu—”
Setelah mengatakannya, tiba-tiba aku menyadarinya.

55 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Enggak... kalau gitu, tanya sama NPCnya saja cukup. Orang-orang Bashin, mereka pake
armor bulu dan senjata dari tulang kan? Seharusnya mereka tahu cara bikinnya.”
“...Memang siH. Pertama-tama, kita harus mengumpulkan informasi di jamuan itU...untuk
kita....”
“Enggak, aku ataupun kau gak bisa bahasa Bashin.”
“Kita sudah menambah kecakapan bahasa Bashin ke level 5, Dan bahasa Pattel ke level 3
loH.”
“...Maaf deh aku lupa.”
Setelah membuat postur menyerah, aku berdiri tegak perlahan.
“Kalau gitu, ayo kembali dan kumpulkan bahan. Karena kita gak tahu butuh berapa tepatnya.”
“Yep.”
Setelah kami saling mengangguk, aku, [Si Tikus], dan Kuro berjalan kembali secepatnya
melewati jalan-jalan kecil.

56 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 5

Kamis, 1 Oktober.
Cahaya matahari yang bersinar dari langit biru di musim gugur, membuat bagian kiri ruang
kelas tersinari warna putih yang samar. Angin membuat suara-suara dari jalanan, membuka
jendela dan suara-suara para murid sedang menulis.
Sudah lama sekali, sebelum aku tahu yang sebenarnya, aku selalu menanti bulan Oktober
setiap tahun. Sejak 2 kali hadiahnya sistem pra-aplikasi. Aku sudah memikirkan tentang apa
yang ingin kubeli untuk hadiah ulang tahunku tanggal 7 Oktober sejak Agustus, walaupun
terkadang pilihan pertama gak jadi dan terkadang pilihan ketiga ditolak. Tetapi aku akan tetap
menghitung hari dengan jariku dan menunggu hari itu tiba.
Namun, saat aku tahu kalau aku bukan putra asli keluarga Kirigaya, aku tak meminta hadiah
apapun. Walaupun ibuku bertanya apa yang kuinginkan, aku hanya menjawab “apa saja boleh”
sekenanya, dan memasukkan sepatu kets serta ransel yang telah memakan banyak waktu
untuk memilihnya ke dalam lemari di kamar, dengan keras kepalanya menolak untuk dipakai.
Sikap itu terus berlanjut sampai aku kelas 2 SMP. Satu bulan setelah ulang tahunku yang ke
14, aku terjebak didalam SAO.
2 tahun kemudian, aku terbebas dari game kematian itu di bulan November, dan kemudian
sebelum ulang tahunku tahun lalu, ibuku dan Suguha bertanya padaku “apa yang kau
inginkan untuk ulang tahunmu?” penyesalan yang amat dalam kurasakan saat itu, kalau
kupikirkan, aku merasa begitu sakit hati. Aku hampir meminta maaf secara refleks karena
kebodohanku di masa lalu, tetapi aku menyadari bahwa meminta maaf saja tidak cukup, jadi
aku memikirkannya dengan serius, dan menjawab “apa saja boleh kok”. Walaupun kata-
katanya sama, arti didalamnya benar-benar berbeda, dan kurasa mereka bisa mengerti. Mau
apapun hadiahnya, aku akan menghargainya selama sisa hidupku. Tentunya, bukan hanya
untuk disimpan di lemari, tetapi dipakai dengan baik... seperti sepeda yang diberikan padaku
di bulan April sebagai hadiah aku masuk sekolah para survivor.
“Kalau begitu selanjutnya... Kirigaya, bacalah.”
Tiba-tiba namaku terpanggil, aku menjawab “ah baik” dan berdiri.
Seorang guru wanita bernama Yoda yang bertanggung jawab mengajari sejarah wajib,
mengatakan di kelas bahwa dia lahir di tahun saat presiden Kennedy dibunuh, tetapi tinggi
badan dan tubuh kurusnya tidak terlihat seperti dia sudah berusia 63 tahun. Mungkin karena
suara seraknya yang seperti laki-laki, dia sangat populer dikalangan para siswi, tetapi dia
kelihatannya memiliki kemampuan mendeteksi murid yang pikirannya kacau. Kalau gak
merhatiin kelasnya, ada kemungkinan besar untuk dipanggil dalam daftar.
Sial banget karena yang duduk disebelahku bukan siswi yang biasanya berbisik padaku
bagian mana yang harus dibaca, tetapi siswa yang hanya tertarik sama situasinya, tetapi aku
sudah melihat teman-temanku terlihat tegang di pelajaran ini, sehingga setengah pikiranku

57 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
masih berada di ruang kelas ini. Setelah berdehem, aku mulai membaca teks yang
ditampilkan di tablet.
“...Di Amerika, presiden Franklin Roosevelt, yang berkuasa tahun 1933, melanjutkan
perjanjian baru Roosevelt untuk memperkuat kendali pemerintah di pasar ekonomi...”

***
Setelah jadwal pagi berakhir, Asuna segera menaruh tabletnya dan berjalan keluar kelas
dengan tas besar di satu tangannya.
Tas yang berisi sandwich untuk 5 orang yang dia buat di rumah. Karena tak punya banyak
waktu, hanya ada menu sederhana seperti sandwich ham, keju dan tomat, sandwich brokoli
dan telur, sandwich tuna dan zaitun, tetapi dia yakin teman-temannya akan menyukainya.
Membawa sandwich untuk semuanya, tak hanya sebagai hadiah atas kejutan tadi malam,
tetapi agar waktu makan siang yang berharga ini lebih efektif. Kalau beli makanan di
kerumunan kantin, perlu setidaknya waktu 10 menit paling lama. 40 menit dari 50 menit
waktu istirahat makan siang bisa dipakai untuk melakukan pertemuan.
Perlu 5 menit untuk pergi karena tempat pertemuannya bukan di kantin atau di [Kebun
Rahasia], tetapi di ruang komputer lantai 3 di gedung 2. Walaupun itu gak cocok sebagai
tempat makan siang, hanya kali ini saja harus diam-diam. Karena kemungkinan para pemain
ALO yang terpaksa bergabung dengan pasukan Mutasina ada diantara para murid di sekolah
ini tidak nol, akan jadi masalah besar kalau informasi penyerangan kami bocor.
Untuk pergi ke gedung 2, harus turun dari lantai 3 ke lantai 2 di gedung pertama dimana
disitu lokasi kelas Asuna, melewati koridor. Sembari berjalan cepat, dia mencari
Lizbeth/Rika Shinozaki dan Argo/Hosaka Karina Tomo yang seharusnya berjalan di rute
yang sama, tetapi kelihatannya saat Asuna menaruh tabletnya di tas, mereka sudah duluan
sebelum dia mengambil tas besar dari lokernya.
Mereka gak sabaran... saat Asuna hendak menuruni tangga dengan senyum pahit.
“Yuuki-san.”
Mendengar seseorang memanggil dari belakang, Asuna berhenti.
Berbalik dengan sedikit gugup, yang berdiri didepannya adalah siswi yang memakai seragam
sekolah bukan dari sekolah para survivor.
Setelan jaket abu dengan kerah biru. Rok yang lipatannya rapi seperti pisau. Rambut hitam
lurus dan bentuk wajahnya... itu adalah siswi yang pindah ke sekolah para survivor 4 hari lalu.
Kamura Shikimi.
“Hai, Kamura-san.”
Asuna membungkuk sesaat dengan senyuman, Shikimi mengangguk dan kembali tersenyum
lalu berkata.

58 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Yuuki-san, apa kau mau pergi makan siang? Kalau tidak keberatan, kita bisa makan
bersama.”
“Ah, itu...”
Gimana ya jawabnya, pikirnya cepat.
Pertemuan selama jam makan siang ini tak bisa dilewatkan. Ini adalah kesempatan berharga
untuk mendiskusikan rencana bertarung secara tatap muka, dan jika Asuna tidak membawa
sandwichnya pada mereka, Kazuto dan yang lainnya takkan makan siang dengannya.
Di sisi lain, dia tak bisa mengajak Shikimi ke ruang komputer. Shikimi tak boleh ke Unital
Ring—bukan pemain VRMMO, tetapi rasanya keterlaluan menolak dia dan mendiskusikan
rencana bertarung. Cukup, hanya hari ini Asuna bisa menolak.
Maaf, aku sudah ada janji dengan seseorang......dia menarik napas untuk mengatakannya,
tetapi tersangkut di tenggorokannya.
Matanya tertuju pada huruf A di seragam Shikimi dan emblem bunga mawar yang abstrak.
Itu adalah simbol dari sekolah khusus perempuan Eternal Girl yang pernah Asuna datangi
sebelumnya.
Shikimi pindah dari Eternal Girl ke sekolah survivor, adalah untuk mencari bahan tesis
bahasa Inggris yang diperlukan untuk belajar di universitas di Amerika Serikat. Karena
uniknya persyaratan tesisnya, dipilihlah kehidupan para siswa di sekolah para survivor yang
memang spesial di seluruh dunia. Aku takut tesisnya Shikimi akan menghubungi mereka
yang pernah terluka karena insiden SAO dan bagaimana cara membantu mereka dalam hal itu.
Mungkin, keadaan darurat saat ini juga termasuk. “kurasa aku bisa menjadi teman, tetapi aku
selalu menolak janji dengannya untuk makan siang. Betapa tingginya batasan psikologis para
SAO survivor” dan...
Itu ide konyol. Walaupun Asuna tahu, dia tak bisa berhenti memikirkannya.
Walaupun insiden Unital Ring adalah sebuah anomali penghancuran-dunia, tak diragukan
lagi itu hanya game. Karena game, Asuna menolak ajakan siswi pindahan yang seharusnya
bisa jadi teman. Kalau Asuna terjebak sebelum SAO, saat dia masih SMP di sekolah Eternal
Girl, dia seharusnya membuat pilihan yang sama. Apapun yang terjadi didalam game,
bukankah mengajak teman baru di dunia nyata adalah prioritas...?
Kata-kata Asuna tersangkut selama beberapa detik.
Walau begitu, Shikimi yang seolah tahu apa yang dipikirkan Asuna, berkata.
“Maaf Yuuki-san, mungkin kau merasa keberatan kalau diajak tiba-tiba begini.”
“Ah... tidak kok...”
“Jangan dipikirkan, bagaimana jika besok kita makan siang bersama kalau bisa?”
“Umm... umm aku akan senang melakukannya.”

59 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Jawab Asuna kali ini, Shikimi tersenyum, mengangguk dan berjalan turun tangga dengan
langkah cepat.
Setelah sosoknya hilang dibawah, Asuna juga berjalan lagi menuruni tangga. Teman-
temannya mungkin sudah pergi ke ruang komputer, tetapi dia merasa kakinya begitu berat
untuk melangkah.
Setelah berbicara pada Shikimi, kenapa dia merasa marah? Shikimi memiliki sikap yang
tenang dan sopan selama ini, dan tak terlihat jahat. Tentu saja, alasannya hanya ada pada
Asuna. Apakah karena dia melihat bayang-bayang “apa aku bisa” dalam diri gadis yang
bertujuan pergi ke luar negeri dari SMA Eternal Girl?
Dia tidak menyesali kecelakaan karena memakai Nervegear kakaknya di musim gugur saat
kelas 3 SMA. Walaupun dia tak tahu berapa kali dia mengalami kejadian menakutkan di
Aincrad, betapa sakit dan sedihnya, tetapi juga ada kebahagiaan, dan kegembiraan. Kalau
tidak terjebak di SAO, dia mungkin takkan bertemu dengan Lizbeth, Argo, Yui, dan Kirito.
Asuna tidak menyangkal semua yang dipikirkannya. Mau bagaimanapun masa depan yang
menunggunya, selama ada ikatan dengan teman-temannya, Yui dan Kirito, dia yakin dia bisa
tetap melaju kedepan tanpa kebingungan.
Itu.... kenapa.
Tidak, sekarang bukan saatnya memikirkan hal itu. Walaupun itu hanya game dari
perspektifnya Shikimi, bagi Asuna, konektor The Seed adalah suatu kenyataan yang lain.
Untuk melindungi rumah kayu yang telah menyimpan kenangan yang tak terhitung
jumlahnya, kembali ke Alfheim, dan pertarungan malam ini harus dimenangkan.
Setelah sampai di lantai 2, Asuna menghindari para kerumunan siswa yang hendak pergi ke
kantin, dan berjalan cepat ke koridor.

***
“Selamat datang—lama banget, Onii-chan!”
Mengantisipasi suara Suguha, aku membuka pintu kaca didepan rumahku.
Namun, dia tak ada di beranda. Aku tak melihat sepatunya di lantai. Kurasa aku pulang cepat
hari ini.
Tapi ini normal sih. Walaupun waktu dari dan ke sekolah menghabiskan setengah waktuku,
Suguha yang anggota klub kendo, akan latihan sepulang ekolah. Walaupun terkadang libur,
terkadang ada latihan pagi, dia akan pulang ke rumah sebelum jam 5, tetapi sebagai
perwakilan, dia seharusnya jangan terlalu memaksakan diri.
Untungnya, dalam tim dia bukan orang yang sembrono, tetapi kalau dipikir hati-hati, aku
belum pernah lihat Suguha sebagai anggota klub kendo. Aku harus pergi untuk
mendukungnya sebagai pendatang baru bulan depan. Aku memikirkannya lagi dan pergi ke
kamar mandi. Setelah mencuci tangan dan wajah, aku berjalan ke dapur. Mengambil 2 puding

60 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
buah yang kubeli di toko di jalan pulang di kulkas, dan memakannya satu. Aku tak biasanya
beli cemilan untukku sendiri, tetapi hari ini aku harus mengisi tenagaku untuk pertarungan
beberapa jam lagi.
Argo, yang memonitor akun SNS para pemain di pasukan Mutasina, belum memberi
peringatan, yang berarti mereka belum pergi dari reruntuhan Stith. Diantara mereka,
seharusnya ada siswa sekolah dan pekerja kantoran. Aku takut apakah mereka akan pergi jam
8, dan perlu 3 jam untuk bergerak. Jadi mereka akan memulai perang sekitar jam 11. Saat
serangannya datang, bagaimana jika kami... memikirkan hal seperti ini, seharusnya Mutasina
yang memikirkannya untuk menghancurkan Ruis Na Rig yang kosong.
Selain itu, kenapa si penyihir itu ingin mengalahkan kami. Akan sederhana jika, karena kami
yang paling dekat ke [Tanah Yang Ditunjukkan Aurora] sebagai grup asli ALO... atau alasan
lain? Walaupun aku ingin tanya langsung padanya, kemenangan kami bergantung dengan
dibunuhnya Mutasina, sehingga kami hanya memiliki kesempatan saat pertarungan malam ini
dan kami semua masih hidup. Karena aku adalah penyerang, aku mungkin akan mati duluan
jika kalah, mau gimana pun, kelihatannya takkan ada kesempatan.
Jauh didalam telingaku, suara Mutasina yang kudengar di reruntuhan Stith terngiang kembali.
“Kegelapan yang berasal dari SAO menyebar dan berkembang di konektor The Seed yang
luas. Dan sekarang, dunia yang tak terhitung jumlahnya sekali lagi bergabung menjadi satu.
Di dunia Unital Ring ini, kegelapan membuncah lagi, dan ketika tekanan itu melebihi batas,
sesuatu yang baru... mungkin sesuatu yang lebih dalam dan lebih gelap akan lahir. Aku ingin
melihatnya.”
Walaupun kalimatnya tak bisa diterima, aku mengakui bahwa cahaya dan kegelapan memang
ada di SAO. Jika ikatan yang menghubungkanku dengan Asuna, Lizbeth, Silica, Klein, Agil,
Argo, dan para pemain lainnya adalah cahaya, maka kebencian yang disimbolkan dengan
guild PK [Laughing Coffin] adalah kegelapan.
Selain itu, [Laughing Coffin] seolah menjadi legenda, para pengikutnya dan ketidak
percayaannya muncul di sejumlah VRMMO lain, itu tak bisa disangkal. Walaupun ada juga
alasan bahwa The Seed mengizinkan para PK dalam prinsipnya, pembunuhan didalam
lingkungan full dive seharusnya ditolak besar-besaran, dan juga karena fakta bahwa “ada
orang yang dibunuh pemain dalam game kematian SAO” menggoda... mungkin ini memang
“kegelapan yang muncul di SAO”
Apa maksud “kegelapan” yang akan berkumpul di dunia Unital Ring yang dikatakan
Mutasina? Mungkin itu artinya akan banyak pemain The Seed di dunia menyebar di seluruh
benua besar akan semakin berjuang untuk mencapai pusat dunia.
Awalnya, hanya pertarungan antara pemain di dunia yang sama, kemudian pertarungan
dengan kelompok pemain di perbatasan dunia. Pemenang yang tersisa akan bertarung di
depan [Tanah Yang Ditunjukkan Aurora] sampai hanya tinggal tersisa satu tim... mungkin
satu orang.
Ini seperti legenda China kuno “Timpani Karena Infestasi Parasit”. Satu-satunya pemenang
yang berdiri diatas kematian ratusan pemain yang terkonversi paksa. Apa itu tujuan Mutasina?

61 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
Apa dia ingin menciptakan [sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap] olehnya sendiri dan
menjadi [sesuatu yang baru]...?
“Ini hanya game...”
Kugumamkan itu di mulutku yang penuh. Fokus pada rasa yang kaya dalam pudding seharga
350 yen dan mengulangi pikiranku. Siapapun yang ada di balik insiden Unital Ring,
pemenangnya tidak akan mendapat kekuatan luar biasa. Artinya [orang pertama akan
mendapatkan segalanya] dalam pengumuman yang mungkin ada atau nilai dalam gamenya,
kalaupun menyimpang, harusnya jadi uang sungguhan.
Alasan kenapa aku mengincar [Tanah Yang Ditunjukkan Aurora] berbeda dengan Mutasina.
Karena aku ingin tahu siapa yang melakukan hal semacam ini, dan aku juga ingin
mendapatkan data karakterku kembali dan teman-temanku serta mengembalikan rumah kayu
ke ALO dengan selamat. Jika untuk mencapainya harus bertarung dengan para pemain tanpa
bisa menghindarinya, aku tak mau mengikuti kata-kata Mutasina. Walaupun timnya Mokuri
dan Schultz serta partynya lenyap 3 hari yang lalu, kami juga telah menjadi teman dengan
Hyme dan yang lainnya dari Insectsite.
Tentu saja, ada juga alasan karena Hyme adalah istri Agil, tetapi juga aku ingin bekerja sama
dengan pemain ALO asli dan, jika ada kesempatan, para pemain dari dunia lain. Untuk alasan
inilah Ruis Na Rig tercipta.
Aku berdiri, segera mencuci wadah pudding kaca di dapur, menyikat gigi di kamar mandi,
dan pergi ke kamarku di lantai 2.
Aku mengganti baju dan mengirim pesan “aku akan dive duluan, ada pudding di kulkas”
pada Suguha lewat terminal mobile lalu berbaring di tempat tidur. Kupasang Amusphere dan
menarik napas perlahan—
“Link Start.”
Cahaya warna warni secara lurus membawa jiwaku ke dunia dimana akan terjadi pertarungan
besar sejak terkonversi paksa yang telah menungguku.

62 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 6

Didepan halaman rumah kayu, lebih dari setengah rekan-rekanku sudah sampai.
Lizbeth memukul palunya didepan tungku perapian besi, dan Sinon memandanginya. Asuna
dan Yui sedang memasak di api, sementara Argo dan Alice sedang mengobrol didekat
gerbang. Agil, Hyme, dan Klein akan bertemu sekitar jam 7. Zalion dan yang lainnya
kelihatannya mempelajari trik berburu ulat mata 4 raksasa dari Alice, dan mereka sedang
menaikkan level di sungai Malba tanpa gagal.
Setelah aku turun selangkah dari obor, aku melihat Yuiku berlari lurus.
“Selamat datang kembali, Papa!”
“Aku kembali, Yui. Pasti melelahkan ya menjaga rumah ini.”
Aku mengelus kepala kecil Yui dengan kedua tanganku. Sembari melihat senyumnya yang
malu-malu, aku juga memikirkan untuk menjamin keselamatan putri kesayanganku ini
selama pertempuran nanti.
“Hey, jangan-jangan kau Kurang tidur ya, Kii-Bou?”
Tanya Argo, yang memasukkan tangannya di saku dan menghampiriku dengan cepat, aku
menjawab dengan senyum pahit.
“Kau terlihat berantakan. Gimana kalau tidur dulu sebentar sebelum pertarungan?”
“Eh? Tenang aja tenanG, kalau ngerasa capek setelah terjaga selama 1-2 Hari, kau takkan
bisa jadi pengumpul informasI.”
“Makasih banyak deh atas kerja kerasmu... eh eh? Argo, gimana tentang SNS yang kau awasi
itu?”
“Ah, itU.”
Pada pertanyaanku, Argo melirik pada Yui dan tersenyum.
“Walaupun ini agak curanG, aku meminta Yui memeriksanyA. Karena Yui, kau bisa
memeriksa SNS dari dalam selama logiN.”
“Ah, gitu ya...”
Setelah memahaminya, aku memandangi Yui yang berpegangan padaku.
“Tidak, Yui, tak apa-apa kan melakukan ini? Ini takkan menyebabkan [getaran aneh]...”
“Tidak masalah kok!”
Setelah menegaskannya, Yui membusungkan dadanya dan melanjutkan.

63 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Karena itu bukan salinan dari program intiku, hanya terbatas untuk memproses informasi
lewat multitasking. Aku biasanya memproses sekitar 10 ribu task dalam paralel kan? Jika aku
tambah satu lagi, gak masalah kok!”
“Se...sepuluh ribu...”
Aku tercengang dan memandangi kepala Yui yang kecil. Tentu saja, tidak ada otak di
avatarnya Yui, tak ada CPU, inti programnya seharusnya ada di desktop PC di kamarku,
tetapi melakukan 10 ribu task di waktu yang bersamaan, di tagihan listrik bulanan,
[peringatan pemakaian power] nya tidak tertulis sebanyak itu.
Aku sangat menyayangi Yui bukanlah suatu pernyataan yang berlebihan, di sisi lain, aku tak
tahu apa yang terjadi di inti program Yui. Jika ingin melihatnya, itu seperti memberitahu
Alice untuk melihat light cube dengan fluctlight...
Sembari memikirkan ini, Alice yang berjalan didepan mengatakan dengan ekspresi serius.
“Kirito, kalau kau sudah cukup istirahat, harusnya kau pergi berpatroli mengelilingi hutan
selagi menunggu semuanya sampai kan?”
“Be-berpatroli? Kenapa?”
“Kalau aku di posisi Mutasina, sejumlah tim kecil pengintai pasti akan dikirim kesini
sebelum timku mulai berbaris. Kalau kegiatan kita diawasi, pertarungan malam ini juga akan
bocor.”
“Ah... aku tahu itu, kemarin malam waktu aku jelajahi hutan, gak ada siapa-siapa.”
Kataku, memandang Argo yang bersamaku semalam, tetapi si pengumpul informasi itu
mengerutkan dahinya dan berdehem.
“...Memang, seperti yang dikatakan Alice-chan tadI, ada kemungkinan mereka akan
mengirim pengintai hari inI. Faktanya, itu lebih alami dibandingkan Seperti ini... Yui-chan,
gimana SNSnya?”
“Ada sekitar 21 akun yang diawasi, 8 akun hening selama lebih dari sejam. 13 akun sisanya
menambahkan komentar seperti ‘waktunya siap-siap’, ‘harus dive sampai larut malam’,
‘pertarungannya akan segera dimulai’, ‘membosankan’.”
“...Gitu ya, kelihatannya party disana akan segera bertemu.”
“Kemungkinan sejumlah orang punya urusan masing-masing di dunia nyata, jadi kurasa
mereka yang kena [Kalung Kutukan] itu gak akan semuanya dipanggil, mungkin hanya
sekitar 80... tidak, 90 orang...”
“Kalau hanya sebanyak itu, mungkin tim pengintainya akan dikirim secara acak sekitar 5
sampai 6 orang. Pertama-tama, mari kita lakukan pengintaian lain...”
Setelah menjawabnya, lalu siapa yang akan melakukannya... aku memandangi sekeliling
halaman depan yang luas, pada saat itu.

64 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Pintu kayu terbuka dengan suara gebrakan, di saat yang sama terdengar suara yang
bersemangat.
“Hey teman-teman!”
Yang berjalan dengan suara mengetuk-ngetuk itu adalah kelompok Insectsite. Di depan
adalah Zalion si megasoma elephas, dibelakangnya adalah Bimin si kumbang rusa jantan, dan
yang dibelakang Bimin adalah Tawny si belalang muncul. Bentuk lingkaran di dahinya
benar-benar mencolok, tetapi yang lebih mencolok lagi adalah tali putih yang dipegang si
belalang di tangan kanannya.
Di ujung talinya, ada sesuatu yang tipis dengan panjangnya sekitar 1 meter dan 17 cm
terikat... tidak. Sesuatu yang menggulung ke atas di tali yang sama. Melihat lebih dekat,
benda itu terlihat bergerak-gerak perlahan.
“..........”
Aku terdiam sesaat, kemudian menghampiri Zalion dan yang lainnya, menyambut mereka
dengan “malam teman-teman!” dengan mengangkat jari tangan kananku menunjuk benda
yang menggulung itu.
“...Jadi, apa itu?”
Pada pertanyaanku, si jangkrik—yang nama jenisnya adalah gryllacridoidea8, dan nama
pemainnya adalah [Needy]—mengangkat benda itu dalam diam. Melihat lebih dekat, tali
putih tipis yang menggulungnya berulang kali, dan kekuatannya kelihatannya lebih kuat dari
tali yang kami buat dari rumput.
Needy memandang benda yang menggulung dibawahnya. Kemudian tali paling atas perlahan
terlepas, dan muncul, saat aku ragu, itu manusia... atau wajah pemain ALO asli.
“Puh haaa~!”
Aku memandangi wajah pria yang ngos-ngosan itu. Melihat warna kulit dan rambutnya, dia
mungkin peri dari ras Salamander, tetapi dia sangat kurus. Poni yang mengkilat, lekukan
mata cekung, cat pink di pipi kirinya.
Pria itu menjerit gugup saat memandangku.
“Ah, kau juga temannya serangga itu!?”
“Umm, kurasa iya.”
“Sial, bu-bunuh aku kalau kau mau!”
Mendengar kata-kata jahat itu, aku mundur. Aku merasa kalau aku pernah bertemu dengan
keadaan seperti ini sebelumnya.....
Aku berniat mau tanya Zalion dimana mereka menangkap orang itu, tetapi sebelum itu, ada
suara seruan dari belakang.

8
Jenis serangga seperti jangkrik daun atau jangkrik serak

65 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Ah—orang itu!”
Aku berbalik dan melihat Leafa yang berlari lurus dengan rambut ponytail emasnya. Kupikir
dia terlambat, tapi kan waktunya login hanya sekitar beda 12 menit dariku. Walaupun dia
khawatir apakah dia melewatkan latihan klub kendonya hari ini, dia menyapa Alice dan yang
lainnya seperti biasa, kemudian melihat ke arah pria yang menggeliat-geliat.
“Seperti yang kuduga... Onii-chan, eh Kirito-kun, orang itu, orang itu!”
“Siapa?”
Tanyaku, dan kali ini orang itu yang berteriak.
“Ah—kau Kirito!? Blackie-sensei?!”
“Eh? Aku, apa kita pernah bertemu?”
“Ini aku loh, aku bertarung dengan ganas melawanmu di koridor Legrue waktu itu dan
hampir dimakan....”
2 detik kemudian, aku juga menjerit.
“Oooh yang itu!”
Itu adalah sekitar satu setengah tahun yang lalu.
Aku terbebas dari game kematian SAO, dan masuk ke ALO untuk mencari informasi
mengenai Asuna, yang seharusnya juga sudah logout tetapi dia tidak bangun karena alasan
lain, dan pergi ke Pohon Dunia di pusat kota Alfheim bersama Leafa dan Yui.
Di jalan, yang disebut [Koridor Legrue], kami diserang oleh pasukan penyihir Salamander.
Walau akhirnya mereka bisa dikalahkan dengan skill unik sihir bayangan Spriggan untuk
berubah menjadi iblis... aku mengikuti instruksi Leafa untuk menghabisinya, dan mencari
tahu alasan penyerangan itu.
Orang itu juga gak sadar bilang “bunuh kalau kau mau!”, tetapi setelah kukatakan “berikan
semua item yang terjatuh dari Salamander mati!”, pertukarannya ditetapkan dalam 2 detik.
Dia mendapat banyak item langka yang dikiranya milik teman-temannya lalu pergi dengan
wajah yang puas, kami tak pernah bertemu dengannya lagi setelah itu—
“Tidak, tapi, benarkah...?”
Setelah memandang wajahnya yang masih gak percaya, Yui muncul dari belakang Leafa dan
mengatakan.
“Bentuk avatar dan frekuensi spektrum suaranya juga sama denga dengan Salamander-san
yang waktu itu.”
“Berarti seharusnya memang orang yang sama... kau, apa yang kau lakukan ditempat seperti
ini?”
“Apa ya...”

66 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Orang itu memandang keheranan seolah gak tahu apa-apa. Aku menyadari maksud
tatapannya itu, dan bertanya pada Needy yang memegang tali putih.
“Apa kau bisa melonggarkan ikatannya sedikit lagi?”
Wajah belalang Needy mengangguk, dan menoleh pada pria yang menggantung dibawahnya.
Saat talinya dilonggarkan sampai kebawah pipinya, aku memberitahunya untuk berhenti,
kemudian melihat ke leher orang itu. Ada pola cincin hitam. [Kalung Kutukan]—
Bisa dibilang, setelah peri Salamander ini terkonversi paksa dari Alfheim ke Unital Ring, dia
bergabung ke tim pembersih dan ikut pertemuan di reruntuhan Stith.
Setelah berpikir sejenak, aku berkata pada orang itu.
“Jelaskan, kau terkena sihir pencekik Mutasina kan?”
Tiba-tiba, pria itu menggerakkan tubuhnya lagi seperti terlonjak. Dia bergoyang-goyang di
udara, sembari berbicara tiada henti dengan suara serak.
“Kau, kau tahu wanita itu!? Sihir kebencian itu juga?”
“Aku tahu. Aku juga tahu tentang ratusan pemain yang terkena [Kalung Kutukan] seperti kau
yang mau menyerang kota ini malam ini.”
Tanpa disadari, seluruh rekan-rekanku yang lain berkumpul. Argo kelihatannya sudah
mengartikan percakapan antara aku dan pria itu pada Zalion dan teman-temannya.
Aku mendekati si pria yang terdiam itu dan melanjutkan.
“Kau, diperintah oleh Mutasina untuk memata-matai kota ini kan? Lalu, kau tertangkap oleh
para serangga. Dan yang lain...”
Aku memandang sekilas pada Zalion dan yang lain. Setelah mendengar penafsiran dari Argo,
megasoma elephas dan mesotopus tarandus mengangkat bahunya bersamaan.
“...Menantang maut. Jadi, apa yang akan kau lakukan? Kau juga tahu kalau kami takkan
membiarkanmu pergi. Apa kau mau meninggalkan Unital Ring, atau menjadi tahanan dan
ceritakan apa yang kau tahu?”
Setelah kucoba sebisanya untuk memaksanya memilih, mata orang itu bergerak ke kanan dan
kiri lagi, dan beradu pandang langsung denganku seolah dia sudah siap mati.
“Kirito-san, kau sudah tahu efek buruk dari [Kalung Kutukan], tetapi kau masih ingin
melawan Mutasina? Kalau kau meremehkan sihirnya, kau terlalu naif. Kalau kau secara
mental sudah bersiap saat sihir itu aktif dan kau berpikir kau bisa menahannya, jangan senaif
itu. Kami sekalipun tak mau jadi bawahan wanita itu, tetapi untuk selamat dari Unital Ring
ini kau hanya bisa menuruti perintahnya...”
Aku mengangkat tangan kananku dan menyela omongan pria itu yang tiada henti.
Aku menyentuh pelindung dadaku dan menariknya sampai kebawah. Tiba-tiba mata pria itu
dan mulutnya terbuka lebar, dan dia terdiam.

67 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Asuna berbisik “Kirito-kun...” karena mencemaskan apa yang kulakukan. Sangat sembrono
mengatakan pada orang itu bahwa aku juga terkena sihir [Kalung Kutukan]... Aku juga
merasa begitu. Jika informasi ini sampai ke telinga Mutasina, dia bisa mengunci
pergerakanku dengan tongkatnya sebelum pedangku menyentuhnya.
Ini adalah taruhan. Jika aku bisa menggali informasi dari orang ini, kemungkinan
keberhasilan pertarungan akan bertambah. Untuk alasan ini, perlu meyakinkannya bahwa ada
kemungkinan untuk terlepas dari sihir pencekik.
Orang itu terdiam, dan aku menambahkan lagi.
“Kalau kau mau ceritakan semua yang kau tahu, jika kami mengalahkan Mutasina malam ini,
semua item yang ada akan jadi milikmu, tongkatnya juga akan dihancurkan.”
Orang itu yang menarik napas panjang, tersenyum lemah dan berkata “benarkah?”
Salamander itu bernama [Frisco], setelah dilepaskan dari tali Needy, dia duduk ditengah-
tengah dengan suara gedebuk, dan meminta minum.
Melihat Frisco meminum 3 cangkir teh yang diberikan Asuna, dan melahap daging rebus, aku
bertanya pada Zalion lebih detailnya.
Perburuan planarian mata 4 sudah selesai. Para serangga hendak kembali ke Ruis Na Rig
untuk memulihkan SP mereka. Harvey si anaciaschna martini9, dengan penglihatan tajamnya
memergoki ke-4 pemain yang bersembunyi di semak-semak. Setelah mereka mendekat dari 2
arah, pemain itu menyerang sebelum mereka bicara, jadinya mereka melawan ke-3 orang itu
dulu, dan menangkap 1 yang hendak melarikan diri—Frisco dan membawanya ke Ruis Na
Rig. Tali putih yang mengikatnya terlihat bukan terbuat dari bahan yang dimilikinya, tetapi
Needy memiliki kemampuan membuat benang sutra dari mulutnya.
Gryllacrididae aslinya juga memang bisa melakukannya, tetapi mereka jenis sungguhan dan
bisa menggulung sutra. Kupikir kalau seperti itu, kebanyakan serangga seharusnya bisa
terbang, tetapi seperti pemain ALO, kemampuan terbang mereka tersegel. Kupikir serangga
penerbang yang bagus seperti capung dan lebah akan kesulitan karena ini, tetapi faktanya,
walaupun di Insectsite aslinya, jarak tempuh terbangnya pun terbatas. Alasannya adalah di
server stage sebelumnya, ada pemain bodoh yang masih terbang ke bawah dari tangga
rumahnya setelah logout... Zalion terlihat menyesal saat mengatakannya.
Dalam hal lain, metode leveling planarian yang dilakukan Alice, tim Insectsite juga berhasil
menambah levelnya sampai level 15. Walaupun sedikit lebih kecil dari grup ALO,
seharusnya bisa lebih tinggi dari pasukan Mutasina yang masih menambah level di sekitar
reruntuhan Stith. Sayangnya, kemungkinan masih belum cukup untuk membalikkan jumlah
orang yang ada, walaupun begitu kami harus memeriksanya.
Tugas menginstrogasi Frisco, yang menjawab SP dan TP, dipegang oleh Argo, yang juga
seorang reporter aktif dan peneliti di dunia nyata. [Si Tikus] membuka pikiran Frisco dengan
bahasanya yang bagus, dan menanyakan banyak informasi darinya dalam waktu 15 menit.

9
Spesies capung yang biasa ditemukan di Jepang, India, Sri Lanka, dan Nepal

68 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Menurut dia, jumlah level pasukan Mutasina masih di level 10-11, dan mulai bergerak jam 9
malam yang lebih telat dari dugaan kami. Rutenya adalah bagian timur pinggir sungai Malba
seperti dugaan kami, dan sekitar jam 12 malam nanti akan tiba di Ruis Na Rig. Rencana
pertarungannya dasarnya sama dengan dugaan kami. Pertama, menghancurkan hutan di
sekeliling hingga rata dengan tanah. Kalau kami tetap di kota, kami akan menggunakan kayu
untuk menghancurkan dinding. Kalau kami diserang, kami akan dikepung dengan sejumlah
kelompok besar orang dan Mutasina akan mengaktifkan [Kalung Kutukan] nya, rencana
kasarnya begitu.
Di sisi lain untuk 4 orang tim mata-mata, ada 87 orang. Pemain yang tak bisa ikut karena
alasan di dunia nyata kelihatannya akan dikeluarkan saat hadiah dan bayarannya dikirim.
“Berapa bayarannya?”
Pada Lizbeth yang menyela, Frisco menjawab dengan ekspresi meragukan.
“Katanya 10 El per orang, aku masih ragu. Kalau mengirimnya ke ratusan orang, berarti
ratusan El. Aku menjual barang yang diambil hari itu untuk mengumpulkannya dan hasilnya
kurang dari 30 Dim, mustahil bagi Mutasina dan ke-4 orang di [Virtual Research Society]
untuk memiliki ratusan El, mau gimanapun kau memikirkannya.”
Virtual Research yang dia bicarakan mungkin maksudnya tim [Virtual Research Society]
Mutasina. Walaupun hanya 4 anggota, 3 orang disamping Mutasina juga tahu efek dari
[Kalung Kutukan] dan berani menahan sihir itu untuk menyukseskan pertarungan di arena,
menahan sihir cekikan itu lebih tepatnya.
“...Seperti apa 3 orang lainnya dari tim Virtual Research itu?”
Setelah kutanya, Frisco memiringkan kepalanya.
“Hmm... aku selalu merasa, mereka sulit dipahami. Wajah dan tubuhnya mirip, 2 pendekar
pedang satu tangan wanita bernama Viola dan Dia, dan Magis seorang penyihir hitam laki-
laki. Mereka juga adalah wakil ketua pasukan kala itu, tetapi kedua pendekar pedang
wanitanya tak berbicara sedikitpun. Malah, mereka terlihat baik saat berbicara dengan
penyihir laki-laki itu, gimana ya bilangnya... apa itu ya...”
Ekspresi Frisco terlihat seperti mencari kata-kata yang tepat untuk mengatakannya, mulutnya
terus bergumam, dan pada akhirnya dia menyerah dan mengangkat bahunya.
“Singkatnya, Mutasina juga, mereka semua sulit dipahami. Karena kalau kau sangat kuat dari
awal, kau harusnya jadi pemain terbaik di ALO, tetapi gak keliatan di wajah ke-4 orang itu,
ataupun mendengar namanya. Gimana denganmu?”
Setelah ditanya dengan pertanyaan yang gak perlu dijawab begitu, kami saling memandang.
Itulah persisnya apa yang ingin dikatakannya, tetapi kami semua hanya menggeleng dalam
diam.
“...Apa mungkin itu nama samaran? Di dunia ini, kursor akan muncul saat menyerang atau
kau diserang. Saat [Kalung Kutukan] itu menyebar di arena, jaraknya juga sangat jauh untuk
melihat kursor Mutasina...”

69 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Setelah selesai bicara, Frisco membuat lingkaran dengan jari di tangan kirinya.
“Di sisi lain kursornya, ada juga cara untuk melihat nama orangnya. Karena ketiga orang itu
kecuali Mutasina dan aku sudah bergabung di aliansi yang sama, aku memeriksa nama
karakter yang terlihat disana. Viola tetap [Viola], Dia tetap [Dia], Magis tetap [Magis]...
singkatnya, itu nama karakter yang umum.”
Cukup, aku gak ingat pernah mendengar nama itu. Setelah aku memandang pada Yui
memikirkan ini, walaupun dia seharusnya ingat nama semua pemain yang pernah
berhubungan dengan kami di ALO sejauh ini, dia menggelengkan kepalanya cepat.
Tak hanya identitas aslinya, tetapi misterinya juga bertambah, namun—
“...Dalam hal lain, apa yang harus kami lakukan juga sama. Mengalahkan Mutasina,
mengatasi kekhawatiran dibaliknya dan bergerak ke pusat dunia. Walaupun banyak hal yang
terjadi sejak malam pertama, kami akan mengakhirinya malam ini!”
Setelah aku berseru untuk memberanikan rekanku, semuanya yang berkumpul di halaman
depan rumah kayu—termasuk si Frisco—mengangkat tangannya dan berseru bersamaan
“ya~~!!”

***
Agil, Hyme, dan Klein juga bertemu sesuai waktu yang dijadwalkan. Setelah kami semua
sampai, kami membicarakan sejumlah topik dan pergi dari Ruis Na Rig jam 8 malam.
Pertanyaan pertama adalah bagaimana membuat kesepakatan dengan Frisco, yang sementara
jadi tawanan. Walaupun reaksinya saat dia dibawa Zalion dan yang lain terlihat nyata, tak
bisa begitu saja dikatakan dia kami tangkap, masih ada kemungkinan kalau setelah mengorek
informasi, dia mungkin akan mengirim informasi tentang kami pada agen kedua di sisi
Mutasina. Jika ini Aincrad, ada cara untuk mengurungnya di ruangan terkunci, tetapi karena
Unital Ring bisa logout kapanpun dan dimanapun, menghubungi rekannya di dunia nyata
takkan mustahil. Tentunya, 3 rekan Frisco yang mati pasti akan memberi tahu Mutasina
tentang kematiannya.
Sebagai hasil menghindari pembicaraan itu dengannya, kami membawa Frisco. Walaupun
agak jahat, sebelum memulai persiapan penyerangan, dia diikat dengan tali Needy dan
digantung di pohon terdekat. Dengan cara ini, dia gak akan bisa membuka menu ring karena
dia tak bisa menggerakkan tangannya, dan takkan bisa logout. Walaupun Amusphere bisa
memutus paksa koneksinya jika detak jantung pemakainya melebihi patokan, tetapi dia perlu
menunggu beberapa menit sebelum dive lagi. Kalau dia tak kembali, bisa dibilang itu
pengkhianatan. Aku juga bertanya sebelumnya apakah lebih baik “diikat dan ikut kami” atau
“diawasi para pasukan Bashin dan akan langsung dipenggal jika membuka menu”. Dia
merinding dan memilih pilihan pertama setelah pertimbangan hati-hati.
Pertanyaan kedua adalah apa yang akan dilakukan para Bashin dan Pattel.

70 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Bagiku, sangat diperlukan untuk menghindari korban diantara para NPC, jadi lebih baik
untuk tetap di Ruis Na Rig, tetapi kedua pasukan itu meminta dengan tegas “ini juga adalah
kotaku, jadi aku harus melindunginya”. Pada akhirnya, sebagai kompromi bersama, 5 orang
terpilih ikut bersama kami. Tentunya ketua pasukan Bashin Izeruma, dan ketua pasukan
Pattel Chet—mungkin ini gak disengaja, mereka berdua sama-sama perempuan—dan ke-4
sisanya adalah petarung kuat yang bergabung.
Di jalan, total ada 11 orang dariku dan rekan-rekanku, 12 dari Hyme dan rekan-rekannya, dan
total 41 orang ditambah 10 NPC. Di sisi lain, Misha, Kuro, Aga, dan Pina juga bergabung.
Jam 20.30, kami sampai di lokasi yang dipilih Argo dan aku di malam sebelumnya.
Pertama, setelah mengikat dan menggantung Frisco di pohon yang tak jauh dari sungai, kami
menggunakan benda dari penyimpanan kecuali para NPC untuk membuat jebakan di inti
serangan. Jika ini dunia nyata, walaupun memakai alat berat, ini adalah pekerjaan besar yang
membutuhkan waktu sebulan, tetapi di dunia ini, kalau kau ahlinya membuat sistem, kau
hanya tinggal terus saja menggerakkan tangan kananmu.
Walaupun butuh sedikit waktu untuk meneruskan detailnya, pekerjaannya selesai jam 21.30.
kemudian tidak ada lagi yang tersisa selain menunggu pasukan Mutasina.
Karena musuh akan pergi dari reruntuhan Stith sekitar jam 9 malam, kami akan mengirim
mata-mata untuk menangkap posisinya jika bisa, tak ada jaminan seperti menangkap Frisco
dan yang lainnya akan kepergok dan ditangkap akan terjadi lagi.
Walaupun ada kemungkinan untuk mengubah rutenya di menit terakhir, kalau tak lewat
pinggir sungai Malba yang aman, kau takkan bisa lewat hutan Zeruethelio di tengah malam.
Walaupun tak ada monster berbahaya di sisi selatan, karena level kami sudah lebih dari 15,
sekalipun frekuensi kemunculan kelelawar dan serigala akan lebih kuat daripada monster
kecil di sekeliling reruntuhan Stith.
Menurut Frisco, karena pasukan Mutasina terlihat memakai armor terbaik yang terbuat dari
kulit, saat melawan monster besar dan selevel beruang gua berduri, pasukan yang berjumlah
sekitar 90 orang akan berkurang 20%. Rencana serangan pasukan Mutasina adalah [kepung
dan hentikan pergerakan musuh], jadi seharusnya bisa menghindari penurunan jumlah
pasukan yang bergerak.
Singkatnya, keuntungan mereka adalah karena pasukannya besar. Untuk membuat
keuntungannya semakin besar, harus ada area luas. Dengan itu, mereka pasti pergi ke utara
sungai Malba.
Selama aku memperhatikan jebakan yang sudah selesai, aku berpikir keras untuk mengubah
perkiraanku menjadi kenyataan—
“Maaf...Papa.”
Yui mendekat, memandangiku.
“Eh... kenapa?”

71 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Kalau saja aku peri navigasi, aku pasti bisa mengakses keseluruhan data peta dan
menangkap keberadaan rute musuh...”
Aku berlutut didepan Yui, yang menundukkan kepalanya, membuat mataku sejajar dengan
tubuh kecilnya. Kemudian memeluknya lembut dan berkata.
“Kupikir bagus lo untuk Yui jadi pemain. Walaupun aku sedikit khawatir karena kau bukan
lagi sesuatu yang tak terlihat... tetapi dengan ini, kau bisa berbagi banyak hal dari sebelumnya
kan? Kau bisa menafsirkan bahasa NPC, memonitor SNS, Yui juga melakukannya dengan
kemampuanmu sendiri, bukan dari sistem game. Jadi yah...”
Dari sisiku yang berbicara seadanya, suara yang lembut terdengar dari atas kepalaku.
“Yui-chan, kau adalah putri Kirito-kun dan aku, sehingga kau tak perlu putus asa, dan tak
apa-apa kok.”
Tanpa kuketahui, Asuna muncul dari belakang, berjongkok disampingku, dan mengelus
kepala Yui. Yui yang memegangiku, mengulurkan tangan kirinya dan menggenggam baju
Asuna erat.
“Mama...”
“Tentunya, aku sangat senang kau telah berusaha keras, tetapi kau akhirnya jadi pemain,
kuharap Yui juga bisa menikmati dunia ini. Walaupun sudah jelas perang akan terjadi,
mungkin sedikit bertentangan untuk dikatakan... tetapi kupikir inilah senangnya bermain
game untuk mengalahkan musuh dengan serius.”
Mendengar kata-kata yang dikatakannya dengan tenang, aku membuka lebar mataku.
Setelah terkena [Kalung Kutukan] di reruntuhan Stith, aku terus memperkirakan kebencian
Mutasina. Ketertarikan kata [kegelapan] yang dikatakannya, dan selalu ingin menemukan
kegelapan dihatiku.
Namun, kalau melihat lagi ke belakang, Mutasina juga adalah pemain VRMMO di game
Unital Ring. Hukum kematian di dunia ini memang kejam, tetapi tak seperti di Aincrad,
takkan mati sungguhan. Lalu skala besar PVP selanjutnya bukanlah pertarungan berdarah...
Aku mengarahkan kedua tanganku dan memeluk Yui dan Asuna bersamaan.
“Ya... berusaha dan... menikmatinya. Walaupun gagal, memang itulah sebuah game, dan hal-
hal yang hilang akan kembali suatu hari nanti. Yui, sebagai pemain seperti kami, cukup
lakukan apa yang bisa kau lakukan sekarang.”
Bisikku, Yui menjawabnya dengan pelan—suaranya dari lengan Asuna dan aku.
“...Ya!”
Tiba-tiba, Kuro yang berjalan didekatku, mengaum “gauuu!” seolah setuju. Aku
memandangnya, dan dari jarak yang agak jauh, rekan-rekanku memperhatikanku, Asuna dan
Yui dengan tertawa.

72 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Jam 11, semuanya sudah berada di posisi, kecuali anggota Bashin dan Pattel untuk
membentuk pasukan, kami sudah selesai bersiap-siap.
Jam 11.30, Sinon menggunakan teropong Hecate II nya untuk memonitor sungai, dan
mengirim pesan “aku melihat cahaya seperti obor.”
Dan jam 11.45, aku mengintai dibalik pohon, dan menangkap cahaya oranye di
penglihatanku.

BAGIAN 7

Suara langkah sepatu boots yang menginjak tanah berulang-ulang di area sungai terus
terdengar.
Dibawah kegelapan malam, walaupun kelompoknya kurang dari 90 orang, dan membentuk
tim untuk mengintimidasi, tidak terdengar suara manusia seorang pun. Disana hanya orang-
orang yang benar-benar bertujuan untuk menyelesaikan Unital Ring, dan itu kelihatannya
mereka lebih terkendali dari dugaanku.
Namun, tidak kalah dalam hal moral. Penggabungan grup ALO dan Insectsite dengan 2 ras
NPC lebih dari sisi menyerang, tetapi 40 orang dan 4 hewan yang bersembunyi didalam
hutan diantara sisi sungai Malba benar-benar melenyapkan tanda, telingaku sekalipun tak
mendengar suara desahan napas.
Pasukan Mutasina muncul dari tepi sebelah timur sungai Malba, yang bagian lebar, secara
terus menerus. Tak hanya membawa obor, tetapi juga terlihat kilatan dari armor kulit yang
tersinari api sangat jelas.
Pertanyaannya adalah dimana keberadaan Mutasina dalam formasi ini. Sampai lokasinya
ditemukan, jebakannya takkan bisa diaktifkan. Aku tak punya pilihan untuk bergabung dalam
tim Kirito, membagi menjadi 2 tim dan bersembunyi di semak-semak di tepi sungai,
denganku memimpin tim ke tepi sungai timur dan Asuna memimpin ke tepian dalam. Hanya
aku, Asuna, dan Sinon yang menunggu di hulu sungai dari jarak jauh, membuka menu ring,
secepat mungkin mencari Mutasina. Aku sudah memberi tahu 2 orang lainnya letak lokasinya
lewat pesan, tetapi mereka belum menghubungiku lagi.
Alasan untuk membatasi membuka menu oleh 3 orang saja adalah untuk menghindari
penyergapan mendadak yang akan terjadi karena cahaya jendela menu. Aku, Asuna, dan
Sinon memakai pakaian hitam tebal yang hampir tak terlihat. Kalau punya pakaian hitam
lebih, kurasa aku bisa menambah jumlah orang untuk membuka menu, tetapi Asuna masih
dalam proses mencelupnya dengan warna hitam. Pakaian hitam yang kami bertiga pakai saat
ini berasal dari benda yang dijatuhkan pemain yang kami kalahkan sebelumnya.

73 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Melihat ke arah sungai, lewat celah kecil pakaian. Pengirim pesan yang menyebar di tim
depan sudah terlihat kurang dari 20 meter, dan para pemain pun terlihat jelas.
Didepan barisan adalah pemain berarmor keras dengan pelindung kulit melingkar.
Sekumpulan yang berarmor dengan kulit dari atasnya. Tubuh besar dan pelindung yang
menghalangi belakangnya, sehingga tak bisa kelihatan. Satu-satunya cara untuk menemukan
Mutasina adalah melewatinya, tetapi hanya 1 meter lebih jauh dari sungai. Kesempatan
mereka untuk menyadari kami didalam hutan juga akan bertambah.
Kuro, yang berada disebelah kananku, melemaskan tubuhnya. Kurasa dia ingin aku mengelus
punggungnya untuk menenangkannya. Misha juga berada di sisi sungai timur, Aga bersama
Asuna. Kami menunggu bersama di tepi sungai barat, tetapi kami tak punya pilihan untuk
berharap kami takkan ketahuan.
3 pasukan didepan yang sedang melewati sungai tinggal 5 meter lagi jauhnya.
Pria tinggi yang berdiri di tengahnya tidak asing. Dia adalah Holger, ketua [Tim Pasti
Selamat] yang mengadakan pertemuan di reruntuhan Stith. Dia seorang moderator yang
menyenangkan di panggung kala itu, tetapi sekarang dia terlihat tegang.
Armor keras yang dipakai pasukannya terlihat berat dan armor kulit, tetapi tak ada
penghalang di lehernya sehingga lehernya terekspos. Cincin hitam yang sangat jelas dan
menyala oranye.
Mutasina bilang bahwa [Kalung Kutukan] akan menyatukan pemain ALO dan memimpinnya
menuju tujuan akhir di suatu tempat. Namun, itu takkan menyelesaikan gamenya.
Kesenangan bermain game akan hilang kalau faktanya malah diperintah dengan paksa dan
dihantui rasa takut karena akan dicekik.
Aku tak menyangkal cara bermain Mutasina. Mungkin dia hanya mencoba mencari cara
terbaiknya untuk menyelesaikan Unital Ring. Jika begitu, aku juga akan berusaha
menemukannya.
Pasukan yang dipimpin Holger lewat didepan, diikuti sejumlah orang berarmor kulit dengan
pedang pendek dan belati. Aku masih belum menemukan Mutasina. Haruskah melakukan
cara lain? Tidak, atau Holger akan menyadarinya. Penyihir itu pasti berada di suatu tempat di
formasi ini.
Dimana—dimana kau.
Kurang dari 3 menit, formasi tim musuh sudah hampir mendekati titik jebakan. Di saat itu,
aku harus mengaktifkan mekanismenya. Namun, jika itu terjadi, ada kemungkinan tinggi
bahwa Mutasina juga akan terbunuh.
Sekarang Sinon pasti sudah tidak sabar menunggu di hulu sungai. Aku ingin mengiriminya
pesan untuk bertahan sedikit lagi, tetapi aku tak bisa. Aku membuka mataku lebar-lebar dan
memandangi “grup besar” pertama yang bergerak dalam diam.
[Skill melihat malam bertambah ke level 7]

74 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Jendela tiba-tiba muncul, menghalangi pemandangan. Dan aku yang frustasi langsung buru-
buru menutup jendelanya.
Lebih jauh dibelakang tim pengintai, di tengah-tengah ada grup penyerang memakai armor
kulit dan pedang satu tangan. Aku bisa melihat tongkat panjang dengan jelas dalam pikiranku.
Permata besar di atasnya yang berbentuk seperti berlian... yang dipegang oleh pemain
bertubuh kurus dengan jubah dan tudung putih. Tak diragukan lagi, itu si penyihir Mutasina.
Didepan Mutasina, ada 2 orang pendekar pedang kecil. Armor gelap dengan desain yang
sama terbuat dari kulit tetapi terlihat lebih bagus. Aku tak bisa melihat wajahnya karena dia
pakai topi berbahan sama, tetapi itu mungkin adalah Viola dan Dia yang diceritakan Frisco.
Dan dibelakangnya adalah seseorang yang memakai jubah hitam. Dia juga memegang
tongkat panjang, tetapi tak punya bentuk khusus. Apa dia penyihir hitam yang disebut
“Magis”? mereka berempat adalah anggota tim [Virtual Research Society].
Walaupun adanya 2 pendekar pedang dan 2 penyihir itu bagus, gimana bisa seimbang kalau
kedua penyihir itu sama-sama pemakai sihir hitam? Ayolah. Itu kelihatannya sihir kegelapan
itu warisan dari skill sihir ALO, tetapi di UR, mewarisi skill sihir kan tersegel, dan ada
pembatasan keras bahwa itu takkan bisa dibuka kecuali memakai [Batu Sihir] yang atributnya
sama. Darimana dia mendapatkan batu kegelapan, sekalipun itu adalah batu sihir yang langka?
Aku benar-benar ingin tahu, tetapi aku tak punya kesempatan untuk bertanya. Antara aku
atau Mutasina akan mati, terlambat sedikit saja.
Mutasina, dikelelingi oleh unit penyerang sebagai pengawalnya, muncul. Dibawahnya adalah
tepian sungai dengan batu yang seukuran kepalan tangan, tetapi bagian atas avatarnya
bergetar. Sama dengan 3 orang lainnya... aku sudah terbiasa dengan lingkungan full dive. Jika
begitu, indra perasanya harusnya lebih sensitif. Saat mereka semakin mendekat, resiko akan
ketahuan regu penyerang juga lebih besar.
Mutasina dan yang lainnya terus melihat lurus kedepan, dan bergerak tanpa merubah langkah.
Aku yang bersembunyi akan mendekat... lewat depan dan bergerak ke sisi hulu. Aku tak bisa
melihat Holger di barisan depan karena gelapnya malam.
Didepan barisan, air terjun kecil dengan panjang 2 meter menghasilkan suara air. Alaminya,
tepi sungai harusnya tertutupi oleh lereng curam yang tingginya sama, tetapi karena
bentuknya berlapis-lapis dan bisa dilangkahi, kau akan bisa memanjat tanpa kesulitan
sekalipun dalam pertarungan.
Tetapi mereka tak memanjat lereng itu dan terus menuju ke hulu sungai.
Tidak ada air terjun disana 2 setengah jam lalu. Aku memilih titik dimana tepian sungainya
bercabang dari kiri ke kanan, dan memakai kayu serta batu yang aku dan teman-temanku
bawa dalam jumlah banyak untuk menutup aliran sungai dan membuat bendungan.
Itu adalah kemarin malam saat aku memakai fungsi pembuatan untuk menutup jalan masuk
gua dibelakang air terjun yang kutemui sepulang dari reruntuhan Stith. Kupikir itu mustahil,

75 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
tetapi kata-kata Argo “game ini memprovokasi akal sehat pemainnya”, memberiku perspektif
baru.
Unital Ring memberi kebebasan lebih pada pemainnya dibanding SAO atau ALO. Termasuk
merubah dataran tanah. Mustahil kan tiba-tiba menutupi sungai dengan [Dinding Batu], tetapi
kalau bekerja sambil melepaskan tekanan airnya, itu takkan mustahil membuat sesuatu diatas
air yang mengalir.
Pertama-tama, aku menumpuk kayu dengan jarak 1 meter dimana lebar sungainya sekitar 5
meter. Kemudian, [Dinding Batu] nya dengan panjang 30 cm kupasang diantara pilar, dan
bendungan pun jadi.
Dilihat dari hulu sungai, untungnya objek artifisial tersebut dapat menghalangi alirannya
seharian. Tetapi dibawah tepi sungai, airnya mengalir seperti air terjun yang tersembunyi
dibalik bendungan. Di hilir sungai Malba, ada air terjun besar dengan panjang 30 meter
dimana aku, Alice, dan Argo jatuh dari kano waktu itu. Di tempat lain, air terjun ini, yang
panjangnya sekitar 2 meter, tidak terlihat alami. Faktanya, kepala barisan muncul melangkahi
tebing di sisi kanan air terjun tanpa henti. Mutasina pun tak menghentikannya. Aku
merasakan ketegangan teman-teman disekitarku semakin bertambah.
Semuanya akan berpikir mengenai ini secepatnya dalam hatinya. Tetapi sedikit lagi... kalau
Mutasina tidak mendekat ke air terjun, dia mungkin akan kabur ke tepi sungai.
Sedikit lagi... beberapa meter lagi...
Ini dia.
Aku menekan tombol “kirim” di pesan untuk teman-temanku.
Aku mengetik 5 karakter “tembak! (fire!)” dan kukirimkan pada Asuna dan Sinon.
4 setengah detik. Lubang besar terbuka di tengah air terjun dengan lebar 5 meter, dan kolom
air yang berdiri di permukaan sungai saling menyambung. Sesaat kemudian, suara seperti
petir terdengar.
“Oohh!!?”
“Apa itu petir?”
Formasi pasukan Mutasina terganggu, suara terkejut muncul dari sana sini. Tapi apa yang
benar-benar membuatku terkejut adalah setelahnya.
5 pilar yang menahan bendungan yang kami buat. Disitu, 4 di kiri dan kanan yang terbuat
dari kayu megurimatsu, dan ditengahnya dari pohon langka berdaya tahan tinggi, dari kayu
zerue.
Kayu yang menahan tekanan air di bendungan selama 2 setengah jam. Sekarang saatnya,
peluru 12.7mm ditembakkan dari senjata favorit Sinon, Hecate II. Menembak 1 peluru dari 6
peluru yang tersisa, yang kemungkinan mustahil untuk diisi lagi di dunia ini.
Di pertemuan di rumah kayu, rencana untuk menembak Mutasina dari jarak jauh dengan
Hecate sudah dipertimbangkan. Namun, senjata untuk mengambil alih itu, Hecate, adalah
monster yang membutuhkan status sama atau lebih tinggi dari [Holy Sword Excalibur] ku,

76 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
dan takkan bisa dipasangi benda lain selain yang dimiliki Sinon. Klein berencana untuk
membuat pistol yang mudah dibawa, dan Egil juga berencana untuk membawakannya, tetapi
keduanya membutuhkan ketelitian seorang sniper.
Itu mustahil, jadi aku cenderung untuk menambahkan Hecate dengan kayu dan tali sehingga
walaupun tak bisa dibawa tetapi bisa menembak secara akurat. Targetnya bukan pemain,
tetapi kayu zerue yang menahan bendungan.
Pelurunya, yang juga mengejutkan seperti tebasan The Life Harvester, dengan mudah
menembus kayu penyangga setebal 50 cm itu. Dan yang terjadi selanjutnya—
Dengan artikulasi akan runtuh karena tembakan pistol satu detik lalu tanpa bekas, bendungan
yang tak ditahan itu pun runtuh dari tengah.
Air yang bercampur dengan bebatuan tak terhitung jumlahnya dan pecahan-pecahan mengalir
dalam tekanan. Barisan depan pasukan Mutasina di tepi sungai hanyut setelah melarikan diri.
Prajurit sekalipun takkan bisa menahan tekanan air dari bendungan yang sudah terkumpul
selama 2 setengah jam. Beberapa diantaranya terlihat menyebrangi sungai dan memanjat
tebing, tetapi mereka tak bisa mendekat dan terbawa arus juga ke dalam lumpur.
Ditengah kehuru-haraan itu, aku memandangi formasi bagian tengah.
Seperti yang diduga, 4 anggota [Virtual Research Society] terlihat tidak panik saat melihat
banjir yang tiba-tiba tadi. Mutasina hanya berhenti, tetapi pendekar pedang Viola dan Dia
berseru bersamaan.
“Semuanya, cepat naik ke tepian!”
Disaat bersamaan, kami mencoba berpindah ke tepi timur sungai, disitulah, hutan dimana
kami bersembunyi, mengelilingi. Yang sudah bising dengan ledakan dan lusinan penyerang.
Pasukan dan pengintai yang telah tersapu menyerang satu persatu dan terjebak, membuat
halangan besar.
Saat Mutasina terpojok, kemarahan terlihat di mereka berempat. Tidak ada pemain yang bisa
bertahan dari banjir lumpur ini, mau itu tenang atau tidak.
Saat aku melihat mereka juga tersapu, aku mengirim pesan lagi.
“MAJU!”
Aku mengirimnya pada Sinon dan juga Asuna. Disaat bersamaan, melompat ke semak-semak
dan menginstruksikan teman-teman yang bersembunyi disekelilingnya untuk bergerak
dengan isyarat tangan.
Dengan Kuro didepan, dia berlari ke arah perbatasan antara hutan dan sungai. Walau dengan
kecepatan tinggi, ada baiknya untuk tetap memperhatikan posisi Mutasina. Sejumlah pemain
mungkin tidak memperhatikannya, tetapi akan sulit untuk memperhatikan mereka juga yang
hanyut karena banjir lumpur, mereka takkan bisa bicara.
Selama aku berlari, alirannya mulai melambat. Pertama, para pemain yang bertahan di batu
atau tersangkut di pohon di bawah sungai dan berhenti, kemudian pemain yang terjerat. Di
paling atasnya adalah para pemain yang masih mengambang, itu kelihatannya Magis dan

77 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
Mutasina yang peralatannya paling mencolok di timnya. Viola dan Dia terpisah satu sama
lain.
Di puncaknya, perkembangannya hampir tiba seperti yang diinginkan. Yang perlu kulakukan
sekarang adalah menunggu Mutasina berhenti. Aku khawatir apakah Magis masih didekatnya,
tetapi dia takkan bisa melawan serangan.
Level air yang dibantu aliran sihir mulai melambat. Sejumlah pemain yang sudah berkurang
jumlahnya berlarian ke darat atau melarikan diri ke sisi sungai sendiri. Tumpukan pasir besar
bisa terlihat didepan Mutasina dan Magis, yang masih berada di aliran. 2 orang target, dan
mengetuk ujung tongkat ke gundukan pasir di atas sungai, yang tertutupi bebatuan... dan
berhenti.
Ini dia.
“Ayo!”
Saat aku berseru pelan, aku melompat dari hutan ke sisi sungai beberapa meter dibawahnya.
Secepatnya setelah mendarat, aku tarik pedang dan berlari ke arah Mutasina, yang berada
belasan meter didepan. Masih ada sungai lain yang mengalir antara tumpukan pasir disana,
tetapi karena bercabang menjadi 2, lebarnya kurang dari 5 meter, jadi aku harus melompat
untuk membantu sword skillku.
Tim yang dipimpin Asuna melompat dari hutan disisi sungai berlawanan di waktu bersamaan
dan bergegas. Suara terkejut dan kemarahan yang memergoki kami terdengar dari sisi hulu
sungai, terpisah dengan tim yang dipimpin oleh Misha.
Tugasku adalah mengeluarkan Mutasina dari Unital Ring selamanya. Sejujurnya,
membunuhnya tanpa jawaban tepat adalah prinsip yang berlawanan, tetapi aku sudah tahu
saat, siapapun tidak menemukan kompromi dalam sebuah percakapan, ketika sebuah symbol
terbentuk di leher. Kami harus berperan kuat untuk membebaskan para pemain yang tertahan,
dan untuk menghindari kawan kami mengalami hal sama.
Dan di ujung gundukan pasir diatas sungai, Mutasina dan Magis, yang menyadari serangan
kejut ini, akhirnya mulai memanjat, tetapi karena mungkin karena terkena lumpur dan
mengalihkan pandangannya, jubahnya sudah berat karena air. Dan di jarak ini, kalaupun mau
coba pakai sihir, kau bisa melawannya dengan sword skill.
Aku memegang pedang kesayanganku ke kanan untuk mengaktifkan teknik lompat tinggi
[Sonic Leap]
3 langkah dan 2 langkah lagi—
Tiba-tiba.
Aliran sungai dibawah kakiku bercahaya biru-ungu.
Tak hanya bercahaya. Sebuah tekstur kompleks yang membentuk seperti kurva, pola, dan
symbol muncul di permukaan bebatuan besar dan kecil. Ini... ini lingkaran sihir.
Ini adalah pertanda dari [Kalung Kutukan].

78 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Lingkaran sihir berdiameter 50 telah mengelilingi timku serta tim Asuna. Tetapi kenapa,
Mutasina didepanku hanya berdiri dengan tongkat panjang yang menahan tubuhnya, dan dia
tak membuat gerakan apapun untuk mengaktifkan sihirnya. Sama halnya dengan Magis.
Tidak, tidak saat kau terkejut. Aku sudah terjebak didalam sihir [Kalung Kutukan] itu, tetapi
aku takkan membiarkan teman-temanku mengalami hal yang sama.
Dibelakang Mutasina, monster yang lebih cocok disebut iblis muncul. Bagian atas tubuhnya
seperti wanita, tetapi bagian bawahnya seperti tentakel. 4 tangan dengan 2 siku yang terlipat
serta kepala dengan mesin aneh yang tak terhitung jumlahnya.
“Semuanya, Kuro, cepat lari dari lingkaran sihir!”
Aku menjerit sekeras mungkin, dan kuaktifkan [Sonic Leap]. Belum jelas apakah sihirnya
sudah aktif, tetapi jika kukalahkan Mutasina disini, sekalipun teman-teman tak bisa kabur,
aku bisa benar-benar terlepas dari [Kalung Kutukan] itu sendiri.
“Heaah!!”
Aku menembus system assist, dan menendang tanah dengan sekuat tenaga. Melompat sejauh
5 meter, dan menebas ke arah bahu Mutasina yang berdiri tanpa pertahanan.
Gakiiin!! Suaranya memantul. Respon yang sulit saat menyentuh siku. Tongkat yang
dipegang Magis di belakang Mutasina dengan kecepatan penuh—menahan pedangku. Mata
pedangku mengiris ujung tongkatnya sampai 10 cm, tetapi itu kelihatannya tongkatnya
memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada tongkat panjang seperti ranting pohon yang
pernah kulihat.
Kekuatan sword skill yang tersebar pun berhenti, aku menghembuskan napas dan tudung
Mutasina terbuka.
Rambut hitam panjang, wajahnya yang terlihat jelas karena cahaya lingkaran sihir seperti
yang kuingat.
Namun, perasaan aneh seperti tertusuk jarum tiba-tiba terasa di kepalaku. Dari... matanya.
Tak ada ekspresi di wajahnya, tetapi bola mata abunya yang melebar terlihat sedikit
ketakutan.

79 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

80 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Mutasina yang kulihat di reruntuhan tidak mungkin setakut itu, walaupun ujung pedang
tinggal beberapa milimeter lagi mengenai bola matanya.
Itu orang lain. Itu prajurit bayangan.
Disaat yang sama saat aku menyadarinya, monster iblis menembakkan peluru cahaya yang
tak terhitung jumlahnya dari keempat tangannya.
Kiin!! Peluru cahaya melayang dengan suara bising dari monster itu menembak teman-
temanku yang berlarian dari lingkaran sihir satu persatu. Sayangnya, tak ada satupun yang
melarikan diri tepat waktu. Sama halnya dengan prajurit bayangan didepanku yang oleng
karena peluru cahaya mengenai lehernya. Iblis yang menembakkan peluru cahaya pada
orang-orang pun menghilang seperti meleleh.
Mutasina, yang seharusnya berada didekat sini, mengambil resiko menangkap kami dengan
[Kalung Kutukan] dan membuat prajurit dengan tongkat yang mirip dengannya—dan juga
terkena sihir cekikan itu. Kalau dipikir, Mutasina punya kelompok [Virtual Research Society]
yang diperlihatkan waktu pertemuan di reruntuhan Stith, dan mempercayakan para pemain
dari tim lain yang membuat mereka kelelahan. Aku yakin temannya sendiri pun telah bersiap,
dan tak diragukan lagi itu adalah strategi yang cerdas, tapi aku tak suka itu.
Sambil menebas tongkat Magis, aku bertanya pada pemain wanita si prajurit bayangan itu.
“...Apa itu baik-baik saja bagimu?”
Bukan si prajurit bayangan yang merespon, tapi Magis, yang berdiri dibelakangnya seolah
jiwanya.
“Ya ya.”
Dari kegelapan dibalik tudungnya, suara yang kelihatannya menentang terdengar.
“Hey, Kirito-kun. Aku tidak menyangkal rasa keadilanmu, tetapi aku mencoba
menyelesaikan game ini sekuat tenagaku. Apa kau pikir ini salah?”
Suatu tempat dimana yang disebut ‘guru’? Mengingatkanku pada sesuatu. Tetapi kata-
katanya kasar. Yang pasti, cara bermain MMORPG bagi setiap orang akan berbeda, dan tidak
baik untuk mempengaruhi moral seseorang. Tak hanya dari suara dan nadanya, tetapi juga
apa yang dikatakan...
Selama itu, aku secara insting tak punya dasarnya.
Orang ini adalah “guru”. Pemain misterius yang mungkin memanfaatkan Schultz dan
menyuruh Mokuri dan teman-temannya bertarung. Jika begitu, masih ada sejumlah maksud
tersembunyi dibalik percakapan yang seharusnya tak seperti ini.
Mutasina sudah memenuhi maksudnya untuk menyihir [Kalung Kutukan] pada kami, jadi
jika dia mengaktifkannya, semuanya akan kalah. Tinggal menunggunya mengetuk
tongkatnya ke tanah.
Lalu kenapa tidak aktif? Apa dia tak bisa melakukannya?

81 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Kalau dia berada di tempat dimana tak bisa melakukannya, berarti dia tidak berada di tanah.
Di sungai—tidak.
“Langit!?”
Aku melihat ke langit sembari mendorong pedang di tangan kananku.
Ini tengah malam, tapi masih terlihat bintang. Saat kubuka mataku lebar-lebar, cahaya di
penglihatanku akan bertambah dengan koreksi dari skill melihat malam. Bayangan hitam
yang bergerak dalam diam di langit malam. Itu adalah burung raksasa yang melintas sejauh 3
meter. Hampir tak bisa dibedakan dengan yang di tanah, tetapi mungkin Mutasina ada di
punggungnya. Apa dia mencari tempat aman untuk mendarat di pohon?
Target. Saat dia mendarat di tengah, skakmat. Aku harus melakukan sesuatu selama dia
masih di udara. Namun, sword skill tak cukup untuk meraihnya, dan satu-satunya penembak
disini adalah sihir api Yui, sihir busukku, dan Hecate Sinon. Hecate, yang tujuannya sudah
ditentukan, takkan bisa mencapai udara, dan sihir api takkan bisa menghentikan burung
sebesar itu hanya dengan [Panah Api] saja. sihir busukku [Peluru Busuk] hanya... akan
mengganggu.
Melihat jenis dan arah air sungai sesaat, pemain dari pasukan Mutasina yang tersapu banjir
lumpur mulai naik ke permukaan satu persatu. Kalau mereka paham situasinya, mereka
seharusnya menyerang kami sebagaimana perintah mulanya. Belum jelas apakah Magis akan
menghentikannya, tetapi kami takkan membiarkannya.
Setelah itu, kupikir akan ada lemparan batu tanpa henti di sungai... saat itu.
“Gugaaaaaa!!!”
Tiba-tiba, suara jeritan buas terdengar dibelakang.
Berbalik, itu adalah Misha si beruang berduri yang berdiri di tepi sungai, melebarkan
lengannya sampai batasnya. Pola berbentuk zigzag putih muncul dari dadanya yang
bercahaya seperti cahaya bintang terang.
Itu dia. Penembak lain.
Pola di dada Misha bersinar terang. Jarum berjumlah banyak menembus langit malam seperti
mesin tembak dan menembak burung raksasa yang terhuyung di atas udara sejauh 50 meter.
Bulu-bulunya berjatuhan tanpa suara.
HPnya mungkin tak berkurang, tetapi burung itu terganggu. Walaupun dia jatuh, sayapnya
juga sudah berhenti mengepak.
Menyebalkan. Bagi Mutasina, masih ada pilihan untuk melarikan diri dari sini. Jika itu terjadi,
aku mungkin takkan punya kesempatan membunuhnya lagi.
Ayo turunlah! Saat aku melompat.

82 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Dan lagi, bulu-bulu berjatuhan dari dada kanan burung raksasa. Di saat bersamaan, tembakan
“taanggg” terdengar. Itu bukan suara dari Hecate. Mungkin Sinon meninggalkan tempatnya
dan muncul, mengintai dengan senapannya.
Karena damage yang terus bertambah, burung raksasa itu tak bisa terbang lagi. Melayang
terhuyung-huyung, merendah ke arah sungai tempat kami berada. Saat ketinggiannya
merendah, aku bisa melihat sosok yang berdiri di punggung si burung.
Mutasina sendiri kelihatannya menghindari tembakan jarum tadi, tetapi dia takkan bisa
memilih kemana dia akan mendarat lagi. Apakah bisa mengalahkannya saat dia mendarat...
itu akan menentukan pertarungan ini.
Aku meluruskan lututku dan merendah tanpa persiapan pergerakan apapun. Pedangku, yang
mengiris tongkat Magis, bergerak dari bahu kanannya. Secepatnya saat posturnya kembali,
mata pedangku bercahaya biru. Saat aku tak bisa menggerakkan pedang, ini adalah teknik
untuk menggerakkan tubuh dan secara paksa memasuki gerakan mengaktifkan sword skill.
“Mu...”
Magis terlepas dan melompat, namun terlambat.
Aku menggunakan pedang di tangan kananku untuk mengaktifkan teknik tebasan single
[Vertical] sembari mendorong jauh prajurit bayangan yang masih berdiri didepanku.
Kaan!! Suaranya memantul, dan tongkat Magis serta jari tangan kiri yang memegangnya
putus. Dengan ini, Magis takkan bisa mengaktifkan sihirnya lagi sampai dia memulihkannya
sendiri. Seharusnya tidak begini. Aku ingin menusuknya untuk menghentikannya, tetapi
sayangnya aku tak mampu melakukannya. Dan aku berseru.
“Pergilah ke tempat dimana tanah ini runtuh!”
Aku melompat ke arah Magis yang terjatuh dan bergegas.
Kuharap dia akan jatuh ke tempat yang tak menghalangi hilir sungai, tetapi tidak akan setepat
itu. Burung itu dalam posisi menukik hampir jatuh ke arah sungai sebelah barat sekitar 20
meter lagi dari gundukan pasir di sungai.
Permukaan air disebelah kanan masih dipenuhi para pasukan Mutasina, reaksinya terlihat
kepayahan, mungkin karena tersapu banjir lumpur yang berat, atau karena serangan dari kulit
Misha. Seharusnya aku bisa menyerang Mutasina setelah dia mendarat.
Saat itu, dia melompat ke aliran dengan normal dan menuju ke sungai sebelah barat. Saat aku
mengalihkan pandanganku sesaat, Asuna tanpa rapiernya berdiri di samping kiriku.
Aku memandangnya, ada bentuk cincin hitam melingkari leher mulusnya. Namun, ketakutan
Asuna terlihat tak baik. Burung Mutasina, yang menjadi perhatian di matanya menukik ke
titik jatuh dengan kecepatan tinggi seolah seperti nama kedua “The Flash”, adalah burung
pemangsa dengan warna bulunya yang gelap.

83 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Aku tak tahu itu jenis elang atau rajawali. Kelihatannya tak bisa dihitung sebagai musuh.
Tujuan kami adalah untuk membunuh Mutasina saat dia turun dari punggung burung itu.
Aku akan mengaktifkan sword skill sambil berlari.
Beberapa detik di kepalaku, scene itu terlihat. Mutasina melompat dari punggung burung
raksasa di pinggir sungai, tanah, dan sejumlah ranting di sungai. Kumulai hitung mundur
dalam pikiranku untuk menebasnya dengan Sonic Leap secepatnya saat dia mendarat. 7, 6, 5...
Saatnya.
Bayangan kecil terpisah dari burung yang terjatuh. Mutasina melompat.
“...............!!”
Menarik napas sambil berlari. Jaraknya ke tanah masih 20 meter lagi. Dia takkan bisa turun
dari ketinggian sejauh ini dan mendarat. Sekalipun mengembangkan skill [Mendarat] dari
pohon [Ketangkasan] ke rank 10, dia takkan bisa mendarat tanpa terluka.
Apa dia mencari cara untuk turun, tetapi Mutasina melompat lurus lebih cepat dari si burung
raksasa. Daripada melebarkan kedua tangan dan kakinya untuk menambah tekanan udara, dia
meluruskan tubuhnya dan mendorong tongkatnya searah dia jatuh dengan tangan kanannya.
Aku menyadari maksud Mutasina. Asuna disampingku juga bergegas dan berkata dengan
suara pelan.
“Ku.....”
Kami bergegas bersamaan. Aku mengaktifkan [Sonic Leap] dan Asuna memasuki gerakan
pengaktifan skill [Shooting Star]. Efek cahaya yang muncul dari pedangku dan rapiernya,
suara getaran tinggi yang memantul... namun, sebelum menapak tanah, tongkat yang
dipegang Mutasina di tangan kananya mengetuk batu besar disungai.
Suara seperti tembakan mengejutkan terdengar, dan batunya terbelah setengah.
Tangan Mutasina mengangkat tongkatnya, penyihir itu terjatuh dari bahu kanannya yang
oleng ke sungai, dan dia terpental.
Simbol [kalung kutukan] yang ada di leherku dan Asuna bercahaya biru-ungu.
Yang benar-benar menghalangi jalan napas. Aku takkan bisa menarik atau menghembuskan
napas. Sensasi nyata yang tak ingin kurasakan untuk kedua kalinya.
Abaikan! Ini hanya ilusi!
Dengan tekadku, kuaktifkan [Sonic Leap]. Asuna disebelahku juga mengaktifkan [Shooting
Star], walaupun posisinya sedikit terhuyung-huyung.
Didepannya, penyihir berjubah putih Mutasina bangkit lagi. Kursor gelondongan muncul
diatas kepalanya, mungkin karena [Kalung Kutukan] telah diatur sebagai serangan. Melempar
batu padanya mungkin hanya menyebabkan dia terjatuh, tapi HPnya masih tersisa 20% lagi.
aku bisa mengalahkannya jika menggunakan [Sonic Leap] dan [Shooting Star] sekali lagi.

84 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“...........!!!”
Dalam diam, aku mengayunkan pedangku yang bercahaya hijau ke arah bahu kiri Mutasina.
Ujung pedang yang akan menyentuh si penyihir yang ketakutan... namun sebelum itu.
Bayangan hitam melompat didepanku dan dengan kecepatan penuh menahannya.
Disampingku pun, bayangan lain menahan rapier Asuna. Suara metalik bergema dan percikan
oranye memperjelas sosoknya.
Pendekar pedang wanita bertubuh kecil dengan armor kulit hitam dan memakai topi kulit
berwarna sama. Dia adalah anggota [Virtual Research Society], Viola dan Dia. Wajahnya
memperlihatkan raut kemenangan didepanku. Dileher kecilnya ada cincin bercahaya ungu.
Walaupun mereka juga seharusnya berhenti bernapas, mereka melompat ke sungai untuk
melindungi Mutasina.

85 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

86 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Efek cahaya di pedangku dan Asuna menghilang.


Di saat yang bersamaan, efek pencekikan ini mencapai batasnya, aku menjatuhkan lututku ke
tanah. Asuna juga terjatuh disebelah kiriku. Setidaknya aku harus membiarkan Asuna pergi,
tetapi setelahnya, Viola dan Dia juga terjatuh. Itu kelihatannya anggota [Virtual Research
Society] yang seharusnya tahu efek sihir ini, juga tak bisa menahan rasa sakitnya.
Tidak heran. Sekalipun kepala dan tubuh di dunia nyata masih bernapas, ketakutan akan tak
bisa bernapas dari tangan dan kaki sekalipun tak bisa dirampas dari pemikiranmu. Detak
jantung yang meninggi dan aliran darah yang berdenyut seolah terdengar jelas dibalik telinga.
Saat aku melihat ke belakangku dengan susah payah, semua teman-teman yang mengikutiku
juga terjatuh di sisi sungai. Para Bashin, Pattel, tak terkecuali para hewan peliharaan. Di
lehernya, Kuro, Aga, dan Misha yang juga terkena [Kalung Kutukan] merintih kesakitan, dan
di sebelah kanan, hampir 100 pemain jatuh ke sungai lagi dan merintih juga. Tak ada suara,
yang terdengar hanyalah suara air, suara burung raksasa yang mendarat di sungai
mengepakkan sayapnya lemah.
Di tengah-tengah neraka yang sepi ini, Mutasina perlahan berdiri.
Dia memegang tongkatnya, berdiri diantara 4 bebatuan yang retak, dengan tangan kanannya
mendorongnya ke tanah. Permata yang berada didalam lingkaran tongkatnya, bercahaya biru-
ungu seperti [Kalung Kutukan].
Mutasina mengangkat tangan kirinya dan melihat sekelilingnya, memperlihatkan
kecantikannya. Dia seperti prajurit bayangan yang tadi, tetapi atmosfirnya dia memang
manusia.
Senyum tersungging dari bibir tipis si penyihir itu yang melihat ke depan lagi.
“Betapa indahnya.”
Katanya, lalu berjalan didepanku dan Asuna. Dan berhenti dibelakang Viola dan Dia yang
merintih, lalu membuka mulutnya lagi.
“Aku sudah berpikir bahwa aku akan merasa bosan seperti tetap di markas, tetapi... menutupi
sungai ya. Itu adalah hal yang mungkin dilakukan dengan fungsi pembuatan. Strategimu
benar-benar diluar ekspektasiku. Aku takkan mendapatkan lebih dari 10% damage sampai
aku menyelesaikan game ini, tetapi aku malah melompat dari hewan terbang dan nyaris mati.”
Wajah terkekeh dan tertawa Mutasina yang bersamaan. Apa itu hanya efek tekanan visual,
atau berdasarkan rasa takut yang hidup didalam otak secara diam-diam dalam jumlah besar?
Kalau aku menebasnya sekarang, aku bisa mengalahkan Mutasina, tetapi tangan kananku
yang memegang pedang ini tak punya kekuatan. Lebih baik untuk mengurangi kepanikan
karena sensasi tercekik ini dan tetap diam.
Asuna disebelahku juga memegangi tenggorokannya dengan tangan kirinya dan meremas
pasir di sungai dengan tangan kanannya. Melihat itu, kemarahanku pada Mutasina kembali
membuncah, namun terhalangi efek cekikan ini.

87 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Mutasina, mau seberapa buruknya sihirnya, dia tetaplah hanya seorang pemain di Unital Ring.
Taktiknya yang kejam dan kata-katanya juga sama saja dengan para pemain kebanyakan.
Mau semanis apapun. Wanita yang berdiri didepanku bukan berperan sebagai “penyihir
jahat”. Dia bukan seorang pemain VRMMO, dia mencoba menantang dunia yang benar-
benar berbeda dari dimensi yang pernah belum pernah ada.
Mutasina berkata padaku, saat aku melihat kesenangannya yang tersebar dihatinya.
“Jadi, sudah batasnya ya? Waktu aku uji coba sebelumnya, tak ada yang bisa menghancurkan
3 dinding. Satu-satunya cara untuk terlepas dari [Kalung Kutukan] adalah logout. Tapi di saat
ini, avatar tanpa penjagaan tetap ada, lo.”
Katanya, menggoyang-goyangkan tongkat panjangnya yang menancap seolah
mempermainkan kami. Kalau tongkat itu dicabut, rasa sakit ini akan hilang.
Tiba-tiba, senyum Mutasina hilang dari wajahnya. Dia memandang ke arahku dengan tatapan
merendahkan dan berkata.
“Kirito [The Black Swordsman], Asuna [The Flash], jika kalian bersumpah setia padaku demi
melenyapkan rasa sakit ini, serahkan padaku pedang kalian.”
Itu benar-benar tindakan tiada artinya. Aku tak bisa melepaskan pedangku disini dan
menebas Mutasina nantinya. Namun, aku Asuna, dan teman-temanku pun punya
kepribadian... tidak, aku tak bisa melakukan ini. Jika aku menukar kesetiaan dengan taruhan
nyawa, maka aku tak punya pilihan untuk menaatinya. Ya, Mutasina menuntut [Sumpah
Pedang].
–Apakah ini akhirnya?
Tidak lagi, dengan tanganku yang mati rasa ini, memandangi Asuna, rekan-rekanku, dan Yui
yang terlibat dalam rasa sakit ini.
Aku mencoba meraih gagang pedangku dan mengangkatnya dari air di sebelah kananku.
Aku mendengar, suara langkah kaki. Mutasina seketika menoleh. Dan aku juga berusaha
menoleh pada avatar di sebelah kanan.
Itu Yui... yang berlari dengan air menetes dari rambut panjangnya dan dress putihnya.
Dengan tatapan yang lurus, menuju Mutasina. Pedangnya belum ditarik, tetapi di tangannya
ada cahaya berwarna merah, leher kecilnya bercahaya biru karena [Kalung Kutukan].
Walaupun Yui adalah AI, dia bisa menerima informasi 5 panca indra dari avatarnya.
Termasuk panas, dingin, rasa sakit, rasa senang atau tidak sebagaimana manusia. Yui sendiri
mengatakan bahwa itu adalah bagian inti dari desain AI Kayaba Akihiko, jika dia berhenti
bernapas, maka dia juga akan merasakan sakit yang sama seperti kami dan takkan bisa
bergerak. Lalu kenapa?
Setelah melihat Yui, Mutasina bergegas dan memegang tongkat panjang di sebelah kanannya,
mencoba melakukan gerakan skill sihir hitam dengan kedua tangannya. Namun, karena dia

88 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
tak bisa menggerakkan tangan kanannya dengan bebas, apa mungkin itu yang pertama
kalinya, atau gerakannya jadi canggung.
Saat Yui melihatnya, dia melakukan sesuatu seperti menarik panah dari tangannya yang
bercahaya merah. Sebuah api yang panjang muncul diantara tangan kirinya, yang menembak
lurus didepannya, dan tangan kanannya, dia mendorong bahunya. Itu adalah skill dari sihir
api [api ke api].
Yui berlari dan menunjuk, lalu menepuk kedua tangannya tanpa henti.
Swoossh! Mutasina menepis panah api ke tanah. Menepisnya ke bawah. Panah itu menjadi
percikan besar dan hancur. Itu teknik yang sama seperti [Sihir Penghancur] milikku. Namun,
gerakan sihir hitamnya terganggu dan aku tak mampu mengeluarkannya lagi.
Yui, yang jaraknya mendekati 3 meter, menarik pedang dari pinggang kirinya dan menapak
tanah dengan sekuat tenaga.
“Hyaah!”
Jeritan yang kecil namun berani. Menghuyung pedang kecilnya sampai batas udara dan
menebasnya dengan kekuatan keberuntungan.
Mutasina, di sisi lain, menarik tongkat dengan kedua tangannya dan menahan serangan
pedang Yui.
Kiin!! Suaranya memantul. Percikan putih terlihat di sekitar wajah mereka.
Permata yang bersinar di bagian atas tongkat Mutasina bercahaya ungu sesaat. Di waktu yang
bersamaan, sesuatu yang menahan tenggorokanku bergetar perlahan. Ya, [Kalung Kutukan]
dan tongkat itu kan terhubung.
Sekali terpisah, Yui menebasnya secepatnya saat dia mendarat. Kali ini, dia tak menebas
sebanyak tadi dan menyerang secara terus menerus dengan cepat.
Teknik berpedang Yui sangat luar biasa hingga membuatku terkejut. Aku jadi penasaran
bagaimana latihannya bersama Alice saat aku dan Asuna di sekolah. Aku merasakan gaya
yang sama seperti knight itu dari pedangnya.
Namun sayangnya, tekniknya terlalu tepat.
Bukan hal yang buruk. Malah, bisa dibilang itu adalah cara terbaik untuk meningkatkannya.
Tidak masalah untuk mempelajari trik seperti teknik tipuan dan menyerbu nanti.
Namun, teknik berpedang Alice yang rapi dan luar biasa itu sudah menetap karena kecepatan
dan berat yang dimilikinya. Teknik berpedang Yui memang cepat tapi tidak terlalu berat.
Itulah kenapa sihir Mutasina masih bisa menembaknya.
Mutasina menerima tebasan Yui—alias menghindarinya. Tebasan Yui di langit dan posisinya
goyah. Disana, Mutasina hendak menendang dengan lutut kirinya dan melepaskan
pertunjukan pertamanya. Lututnya, yang ditutupi boots panjang dengan piringan metal,
mengarah ke dada Yui dan mendorong tubuh kecilnya sampai jatuh.

89 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Kemarahanku pada Mutasina dan pada diriku sendiri, yang tak bisa melakukan apa-apa,
mencapai batasnya, melihat kedua arah.
Asuna disampingku juga berusaha untuk bangkit, dengan suara pelannya yang hampir tak
terdengar. Namun, dia jatuh lagi. Dia benar-benar terkena sensasi cekikan dan tak bisa
menggerakkan avatarnya.
Yui yang punggungnya terbentur ke sisi sungai menjerit “aahhh”. HPnya berkurang hampir
20%. Tetapi dia berhenti bergerak dalam satu detik, dan segera berdiri. Mengusap pasir yang
ada diwajahnya dengan tangan kirinya dan memegang pedangnya lagi.
Mutasina, yang meresponnya tanpa ekspresi, merasa terganggu. Dengan tongkat di tangan
kanannya, lalu tangan kirinya di jubahnya menarik sebuah belati. Mata belatinya yang tajam
seperti jarum jam, berkilat dibawah cahaya tongkatnya.
Aku akan membunuhmu.
Aku berpikir keras, mencoba melawan rasa sakit dari tercekik di paru-paruku yang terbakar.
Aku takkan bisa berdiri sendiri. Aku perlu mencari celah sensasi cekikan ini selama beberapa
detik, dengan sensasi yang lebih kuat, rasa sakit lain? Tidak, dunia ini tidak sesakit
Underworld, dan aku bahkan tak bisa memegang pedangku. Aku masih bisa menggerakkan
tanganku, tapi aku hanya bisa menggerakkan jari-jarinya...
Di inti kepalaku, sebuah ide tiba-tiba melesat.
Tak ada jaminan apakah akan bekerja. Kalau aku membuat kesalahan, mungkin aku akan
langsung terputus otomatis karena sistem keamanan Amusphere. Tetapi tak ada pilihan untuk
melakukannya.
Kulebarkan jari-jariku dan membuatnya seolah-olah memegang bola. Gerakan mengaktifkan
sihir. Itu kelihatannya pemasukannya berhasil, dan cahaya hijau-abu muncul dikedua
tanganku.
Di ujung penglihatanku, Yui hendak menyerang lagi, dan Mutasina, yang melihatnya, masih
mencari kesempatan dengan belatinya.
Masih belum. Jangan sampai Mutasina menyadari rencanaku. Dia, rekan Mutasina yang
meringkuk didepan menutup matanya untuk menahan sensasi cekikan, dengan tubuhnya,
yang memiliki efek sihir cahaya, menutupiku. Sembari mengulur waktu.
Yui dengan tubuh kecilnya bergerak mencapai batasnya dan menarik pedangnya lagi. Teknik
serangan ke bawah [Rage Spike]. Cahaya biru muncul di mata pedangnya, suara getaran
tinggi yang menggetarkan udara...
Aku membuka mulutku dan kuarahkan tanganku kesana. Jaraknya sudah nol, tak perlu lagi
menunjuk target. Kukepalkan tanganku, bola berwarna abu yang muncul karena mantra sihir
busuk—peluru busuk, menembak dari mulutku dengan suara mengejutkan.

90 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Pertama, bau busuk yang mengelilingi seluruh mulutku, dan rasa keputusasaan yang
menyerang. Membuat air mataku terpaksa keluar dan perutku terasa melilit. Rasa ingin
muntah luar biasa yang terdorong dari perut dan tersumbat di tenggorokan.
Bergeraklah.
“Uooooooo!!!”
Jika tidak mungkin melakukannya, tetapi tubuh ini sudah tidak bisa lagi.
Sembari menahan jeritan, aku raih gagang pedangku dan melompat langsung dari posisi
meringkuk. Melompati tubuh Dia dan mendekati Mutasina. Penyihir itu melihatnya dan
langsung menoleh. Secara refleks mengangkat tongkat panjang di tangan kanannya.
Gap, aku ayunkan pedangku di udara, mengeluarkan cahaya abu melewati celah dengan
gigiku yang gemeretak. Saat aku memasuki gerakan untuk mengaktifkan sword skill
[Vertical], pedangku seolah berkata “kau bisa bergerak lebih” jika memegangnya lebih dalam,
pedangnya akan bergetar lebih kuat.
“Oh oh!"
Saat aku menjerit lagi, mungkin aku sudah membuat pukulan pertama bagian teratas dari
tengah untuk mengaktifkan [Vertical Square], teknik 4 tebasan secara vertical yang baru saja
terbuka dari skill itu sendiri.
Mutasina dengan tongkat panjangnya membuat suara yang nyaring. Mata pedangku
menembus gagang tongkatnya hampir 1 cm, permata diatasnya berkedip-kedip, namun masih
belum patah. Jika dengan [Vertical], mungkin aku akan diserang balik dengan belatinya ke
pinggulku.
Di tebasan kedua dan ketiga, serangan terus menerus dari atas dan bawah. Mutasina
menahannya dengan memutar tongkatnya. Aku tahu teknik berpedang yang disebut Vertical
Sword karena kecepatan reaksinya. Namun aku tak peduli, dan aku menebas yang keempat
kalinya dengan kekuatan keberuntungan.
Mutasina mengabaikan belati di tangan kirinya dan mengangkat tongkatnya dengan kedua
tangannya.
Cahaya biru dari sword skill terlihat dari kedua bola mata hitamnya yang lebar.
Mengayun pedang ke arah alis penyihir itu daripada tongkatnya.
Efeknya tidak begitu kuat. Malah, dengan suara kaa! pedangnya terayun ke tanah, dan
kekuatan yang terlalu besar terpencar seperti debu. Hening sesaat.
Dari tangan kanan dan kiri Mutasina, tongkat yang digenggamnya terpisah satu sama lain,
alias terbelah menjadi dua.
Api berwarna gelap muncul dari permukaan tongkatnya yang patah, dan langsung
berhamburan. Permata ungunya pecah menjadi serpihan dengan suara dan percikannya
meletup di udara.

91 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Kemudian, efek damage berwarna merah terlihat di dahi Mutasina. Penyihir itu membuang
tongkatnya yang patah, dengan tangan kirinya dia menyentuh alisnya dan kembali terkejut.
Di leherku yang menegang, rasa terbakar seperti apinya memudar. Secepatnya saat aku
merasa bahwa efek [Kalung Kutukan] sudah lenyap, sensasi terbakar di seluruh tubuhku dari
punggung ke tenggorokan lenyap seperti kebohongan.
“Haaa...”
Aku menarik napas dengan putus asa. Rasa menjijikkan [Peluru Busuk] masih tersisa di
mulutku, tetapi segarnya udara menutupi baunya. Aku terus berulang kali menarik napas.
Pertarungannya belum berakhir. Viola dan Dia masih dibelakang, Magis dan prajurit
bayangan seharusnya juga sudah terlepas. Sebelum terganggu, hanya Mutasina yang harus
dimusnahkan dari dunia ini mau bagaimanapun caranya.
Dengan sekuat tenaga memegang pedangku dan bangkit.
Penyihir itu memandangku dengan mata kanannya sambil memegangi dahinya.

92 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

93 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Tidak ada ekspresi kemarahan disana. Kebalikannya, sunggingan senyum terbentuk di


bibirnya. Aku tak menganggap ini gertakan... kupikir dia masih menyembunyikan
kekalahannya dalam situasi ini.
Tiba-tiba dari belakang, kikiiiin! Suara pekikan tinggi terdengar.
“Kirito-kun, ayo!”
Suaranya bersamaan. Asuna menahan Viola dan Dia yang bangkit kembali seorang diri.
Teman-teman yang lain juga menyebar di sekitar sungai untuk menahan pasukan Mutasina.
Bukan saatnya bertaruh. Jika Mutasina melarikan diri.
Aku tarik pedangku ke kanan. Menyiapkan teknik [Rage Spike]. Mutasina, yang kehilangan
tongkat dan belatinya, tak punya cara lagi untuk melawan serangan ini. Penyihir itu masih
tersenyum.
Saat aku mencoba mengaktifkan sword skill, memandangi matanya yang mengingatkanku
pada jurang kematian. Tiba-tiba asap tebal muncul didekatnya, menghalangi pandanganku.
Aku tidak merasakan apapun ataupun kaku. Daripada asap, itu lebih seperti kegelapan murni.
Tiba-tiba, aku merasa ada seseorang di sebelah kiriku, yang berkata.
“Lain kali aku akan menyerangmu tanpa ampun, Kirito-kun.”
Itu suara Magis, [penyihir] hitam yang seharusnya berada di belakang. Pedangku
membatalkan tebasan [Rage Spike] di sebelah kiri, dan tak ada respon.
“Semuanya, jangan bergerak!”
Aku menginstrusikan pada teman-temanku dan menunggu asap hitam ini menghilang. Jika ini
sihir, takkan bertahan lama.
Dan seperti yang diduga, kegelapannya hilang dalam 10 detik. Jika kata-kata Magis bukan
tipu daya, dia akan kabur bersama Mutasina, tetapi dia belum pergi sejauh ini. Saat
penglihatan kembali jelas sejauh 50%, aku langsung mengarah ke tempat dimana Mutasina
berdiri.
Tapi aku tak bisa menemukan si penyihir itu maupun Magis. Aku mencari dari arah sungai ke
hutan di sisi barat dan hilir sungai, tetapi aku tak menemukan sosok manusia. Seolah lenyap
dalam asap hitam tadi.
“...Kirito-kun.”
Aku mendengar suara dan menoleh. Asuna dengan rapiernya yang tak terluka sedikitpun.
“Viola and Dia ...?”
“Mereka menghilang dalam asap 10 detik lalu. Aku tak bisa menahannya...”
“Begitu...”

94 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Sihir penipuan adalah sihir tingkat dua, dan ada kemungkinan mereka masih bersembunyi
didekat sini. Mungkin masih bisa mencarinya dengan melacak bebatuan atau pepohonan, tapi
disini masih ada sekitar 100 pemain yang tersisa didekat sungai, takkan bisa dilakukan jika
hanya Agil dan Klein yang menahannya.
Tidak, sekarang ada yang lebih baik dari itu.
Di saat bersamaan dengan Asuna, yang juga berpikiran hal sama, aku berlari ke tengah sungai.
“Yui!"
“Yui-chan!”
Saat mulutku memanggil namanya, gadis kecil itu, yang masih memegang pedang pendek di
tangan kanannya, menoleh padaku. Senyuman polos tergambar di wajahnya yang bernoda.
“Papa, Mama!"
Asuna dan aku membungkuk untuk menangkap Yui yang berlari dan memeluknya erat.
Masih misteri kenapa dia masih bisa bergerak walaupun terkena dampak [Kalung Kutukan],
tetapi bertanyanya nanti saja. Kalau tidak berusaha, kami tak tahu apakah kami akan terbunuh
oleh pasukan Mutasina.
Aku tak tahu berapa detik saat melakukannya.
Melihat ke sungai, kelihatannya hampir semua pasukan Mutasina telah melepaskan
senjatanya. Mereka memandang kami dengan wajah kepayahan.
Aku menemukan Holger yang berdiri. Karena sudah terlepas dari [Kalung Kutukan], mereka
akan segera menyadari bahwa tak ada alasan untuk bertarung. Namun, 3 hari setelah perang,
seharusnya takkan bisa sadar semudah itu karena tersapu air sungai. Pertama-tama, tidak ada
lagi, yang akan terlepas tanpa memulai dengan ketua Holger dan percakapan yang hati-hati.
Aku sempat khawatir saat melangkah ke sungai, dan kulihat ke hilir.
Namun, tidak ada tanda-tanda prajurit bayangan yang sudah kukalahkan.

95 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 8

Daging mentah The Life Harvester, yang berada di tangan kananku, langsung disambar
dengan kecepatan penuh oleh sesuatu yang besar lalu menelannya.
Tiba-tiba, Kuro yang merasa kecewa bersuara ‘gauu’ dengan bayangan yang ada di sisi
kirinya, jadi kuberikan dia segumpal daging lagi. Kemudian, seekor burung yang
menyambarnya, berkicau ‘phiiiee’ dan minta tambah.
Burung itu ukuran tubuhnya menyamai Kuro, memiliki nama unik [Nibiiro Onagawashi].
Dalam kanji, dibaca [Elang ekor panjang berwarna abu], seperti namanya, bulunya berwarna
abu tua, bulu di dua ekornya cukup panjang mencapai tanah. Paruh dan cakarnya berwarna
lebih gelap dari bulunya hampir ke hitam, tetapi ujungnya tajam berwarna kebiru-biruan.
Burung yang ditinggalkan Mutasina di sisi sungai, telah kehabisan HPnya saat negosiasi
dengan Holger berakhir. Tetap saja, karena dia masih mengikuti perintah tuannya yang kejam,
dia mencoba menyerang kami lagi saat mendekat, dan aku tak tega jika harus menusuknya,
tetapi Yui ingin menolongnya.
MVP malam ini tentu saja Yui, jadi aku tak berharap. Aku tak punya pilihan untuk
mendekatinya dan memberinya daging, sambil berjaga-jaga jika dia membahayakan, aku
terus memberinya daging sembari menghindarinya, meteran “penjinak” si burung itu muncul
selama sistemnya mengakar.
Untungnya, masih banyak stok daging mentah, jadi aku terus memberinya makan untuk
menambah meterannya sedikit demi sedikit, dan memakan waktu 20 menit sampai dia benar-
benar jinak. Selama itu, tak hanya teman-temanku tetapi juga 80 orang pasukan Mutasina
yang menyaksikan prosesnya, setelahnya, aku memasang pose dan tepuk tangan riuh
terdengar.
Sesuai dugaan, tapi aku tak merasa seperti disanjung begitu saja, bersama semua orang
ditempat—termasuk Frisco yang sudah dilepas dari ikatannya di pohon, berjalan dan kembali
ke Ruis Na Rig. Sekali lagi, diadakan jamuan di halaman besar depan kandang. Mantan
pasukan Mutasina dari [Tim Strategi] disuguhi yakiniku dan stew dengan jumlah banyak, dan
tentu saja aku, Hyme, para Bashin, dan Pattel juga makan bersama, jadi kurasa dagingnya
pun akan habis. Namun, saat aku tanya Asuna, yang memasaknya usai jamuan, aku dengan
khawatir bertanya, “kurasa kita sudah memakannya sebanyak 20% malam ini.”
Yah, saat kupikirkan itu, The Life Harvester panjangnya 20 meter. Kalau seekor sapi saja
panjangnya 2 meter, berarti setara dengan 20 ekor sapi. Aku jadi teringat pernah baca buku
tentang menyajikan 1000 porsi daging panggang dari 1 ekor sapi, jadi kalau itu The Life
Harvester, berarti bisa menyajikan 20000 porsi. Bisa dibilang ini adalah saat terbaikku untuk
makan.
Bir yang disajikan ke tim Insectsite sudah habis kemarin, dan aku cemas. Aku sampai
berulang kali bilang “kalau saja masih ada” sekitar 10 kali, tetapi jamuannya benar-benar
ramai walaupun tanpa alkohol virtual. Holger, Diccos, dan Subrow yang kelihatannya sudah

96 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
mempersiapkan diri untuk menyelesaikan Unital Ring atau terus terancam oleh [Kalung
Kutukan] sampai mati, ekspresi mereka terlihat sulit berkata-kata karena merasa sebebas ini.
Tentu saja, begitu juga denganku.
Satu-satunya yang menjadi perhatian tak hanya Mutasina, tetapi semua anggota [Virtual
Research Society] harus dilenyapkan. Tongkat panjangnya sudah hancur sehingga dia takkan
bisa mengeluarkan sihir cekikan lagi, tetapi tidak berarti mereka akan menyerah di Unital
Ring. Nantinya, aku merasa akan ada sesuatu yang datang tak diduga.
Ya, sekarang pikirkan saja dulu saat ini. Selanjutnya aku takkan pernah melibatkan Yui,
Asuna, dan teman-temanku lagi.
Di sudut plaza usai keramaian jamuan, saat aku hendak mengambil cemilan malam untuk 2
hewan peliharaan, terdengar suara langkah kaki dari belakang.
“Sinon, kerja bagus.”
Caranya berjalan, yang selalu seperti langkah kaki untuk menyergap, terlihat sekali.
“Terima kasih juga atas kerja kerasmu. Holger berada di bangunan di area selatan.”
“Kamar... apa kita masih punya cukup tempat tidur?”
“Karena mendadak, Liz langsung membuatnya. Ada banyak bahan kok.”
“[Kayu kasar dan tempat tidur jerami] kan gak nyaman...”
“Aku akan logout, gak apa-apa kok di lantai juga.”
Setelah tertawa membayangkan hal menyakitkan begitu, aku mengatakan apa yang tak bisa
kukatakan di jamuan tadi.
“Sinon, terima kasih banyak, aku takkan bisa menjatuhkan Mutasina ke tanah tanpamu yang
menembak dengan senapanmu.”
Saat aku mengangkat kepalaku, Sinon terlihat rumit dan berjalan ke dekat si burung elang.
“Sebenarnya, aku mengincar Mutasina dibanding burung ini, tetapi aku tak bisa
melakukannya dengan senapanku. Dan tak ada gunanya di pertarungan berikutnya,
setidaknya. Akurasinya kurang sedikit lagi...”
“Hmm... senjata seperti apa yang dipakai para pemain GGO setelah periode kelonggaran
berakhir?”
“Itu kelihatannya kebanyakan pemain masih memakai busur silang atau pistol matchlock
yang ada di reruntuhan titik awal, sejauh ini yang kulihat.”
“Matchlock apa...?”
Sinon menjelaskannya padaku, sambil bersenderan.
“Disebut pistol matchlock. Sulit disebut, dan termasuk dalam senapan yang sama seperti
senjataku, tetapi senapan matchlock adalah jenis dengan kunci dimana sumbunya
ditempatkan untuk menyalakan mesiunya, dan senapan flintlock milikku itu sedikit berbeda.
Keduanya lebih mudah dikokang kebanding yang aslinya di dunia nyata, tetapi tipe

97 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
matchlock masih membutuhkan beberapa detik daripada flintlock karena perlu waktu untuk
menembakkannya.”
“Begitu ya, pistol matchlock... kalau pakai rifle laser GGO, kau mungkin akan kerepotan...”
“Karena satu pak pelurunya bisa menembakkan 50 atau 100 tembakan secara terus menerus.”
Tiba-tiba Sinon meneruskannya dengan serius.
“Namun, walaupun itu tipe matchlock, kalau memakainya dalam operasi, waktu untuk
menembak 1 peluru seharusnya hanya berbeda beberapa detik dari sihir api [Panah Api]. Itu
adalah ancaman untuk kelompok atau lusinan orang... titik permulaan hanya tersisa para
pemain ALO, jadi kalau pergi ke tengah-tengah dunia ini, kau mungkin akan tertembak,”
“Pastinya... di saat itu, aku tak punya pilihan untuk berusaha membuat tameng dan armor
yang bisa menahan peluru. Idealnya sih harus bekerja sama dengan Holger, tapi...”
“Yaa...”
Sinon menatap langit malam ke arah utara-timur laut—tanah yang ditunjukkan aurora.
“Tapi... dengan membentuk kerja sama, perlahan tujuan akan semakin mendekat...”
Dia menutup mulutnya dan menggeleng. Aku mengerti maksudnya—jika hanya satu tim atau
satu pemain yang bisa menyelesaikan game ini, mereka yang bekerja sama akan memutuskan
pemenangnya dengan sejumlah cara pada akhirnya. Dengan melakukannya seperti suit batu-
gunting-kertas, atau saling membunuh seperti yang diprediksikan Mutasina.
“Di saat itu, aku yakin akan menemukan cara yang benar.”
Aku menghampiri Sinon, dan memberikan daging terakhir pada si burung elang. Burung itu
menelannya dengan puas, berseru “phiii”, dan berjalan ke kandang tanpa berkata apapun.
Dibelakangnya, Kuro yang juga sudah kenyang, mengikutinya.
“...Burung itu, kau ingin menamaninya siapa?”
“Heh? Umm...”
Aku menamani macan kumbang cerulean dengan nama Kuro karena bulunya yang hitam,
kalau mau mengikuti aturan yang sama, burung berbulu abu itu akan kupanggil “Hiiro”,
tetapi Leafa menjerit “gampang kok!”
“... Yang warnanya abu, apalagi ya?”
Saat aku tanya Sinon, dia menjawabnya sambil membayangkan.
“Tikus, tinta, dan semacamnya.”
“Tikus... oh, kupikir ‘Namari’ akan jadi nama yang bagus. Dia kena pelurumu kan, Sinon.”
“Katanya gak mau gitu.”
Setelah ditepuk sesaat dan aku menyesal sudah seburuk itu, aku memanggil burung abu yang
sudah berjalan jauh.

98 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Hei, aku akan memanggilmu ‘Namari’ ya!”


Suaranya yang mengagetkan “pyuui!” seolah berkata “mau gimana lagi, akan kuterima.”

***
Tanggal 2 Oktober, kota Ruis Na Rig terus berkembang pesat melebihi ekspektasiku.
Pertama, jalan selebar 3 meter telah dibuka di bagian timur sungai Malba, membuatnya lebih
mudah kalau mau pergi atau datang dari reruntuhan Stith, tinggal berjalan disepanjang jalan
berbatu di sisi sungai.
Bagian selatan Ruis Na Rig juga telah memulai operasi skala penuh, dan untungnya
penginapan untuk para pemain Insectsite dan timnya Holger sudah diambil alih oleh pemilik
toko, jadinya aku tak perlu pergi ke reruntuhan Stith untuk merekrut NPC—belum—.
Tentunya, toko peralatan Lizbeth juga sudah dibuka di area selatan, dan Lizbeth—membuat
senjata dan armor, tetapi besi masih menjadi item yang bernilai, jadinya besi berkualitas
tinggi harganya mahal. Trish dan Lizbeth memakai senjata dari [baja], yang peringkatnya
tinggi, tetapi bahan seperti [batang baja kelas tinggi] yang terbuat dari lelehan pedang Black
Welt ku, saat ini masih belum bisa dibuat.
Walaupun Lizbeth benar-benar ingin menyediakan bijih besi, produksi yang paling banyak
berada di [gua belakang air terjun] di bagian terbawah sungai Malba. Sudah dipastikan bahwa
membuat sesuatu memang bisa di dalam gua, jadi aku akan membuat lokakarya disana untuk
membuat batangan baja kedepannya, dan tenaga manusia perlu untuk melakukannya. Tim
kami kan bekerja bukan hanya untuk mendirikan dan mengembangkan Ruis Na Rig. Kota ini
hanya jembatan untuk menuju pusat dunia.
Jadi. Sudah 5 hari berlalu sejak game ini dimulai di malam tanggal 27 September, kami sudah
siap untuk melangkah ke timur laut dari titik jatuh rumah kayu—[ke tanah yang ditunjukkan
aurora]. Ini seharusnya menjadi kemajuan terbesar diantara para pemain ALO, tetapi masih
belum ada cara untuk mengetahui bagaimana para pemain dari dunia lain akan mencapai
tujuannya. Untuk saat ini, aku tak punya pilihan untuk terus menambah poin dengan
peralatan dan status yang ada... tetapi sebelum itu, aku harus mencari tahu.
Sabtu, tanggal 3 Oktober.
Aku meninggalkan rumahku di Kawagoe dari pukul 5 pagi dan sampai di kantor Lars cabang
Roppongi di Minato Ward sebelum jam 7.

99 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 9

“Selamat pagi, Kirigaya-kun.”


Dr.Koujiro, yang menyambutku di gerbang keamanan di lantai 5, terlihat sedikit mengantuk,
lalu aku membungkukkan badan didepannya.
“Selamat pagi, maaf karena harus bekerja sepagi ini.”
“Tidak apa, rumahku dekat kok.”
“Dokter, kau tinggal dimana?”
Gedung Roppongi memang tinggi. Saat aku bertanya padanya, dr.Koujiro menunjuk dengan
jari tangan kanannya ke langit-langit koridor.
“Di tangga.”
“Begitu... memang dekat dengan tempat tinggal dan kantor ya.”
“Masih ada 2 kamar yang tersisa, jadi kalau kau mau bekerja di Lars di masa depan nanti, kau
bisa tinggal disana.”
“Ha ... eeeh!!?"
Lars sebagai tujuan pekerjaan di masa depan. Aku terlalu cepat mengatakan pada dr.Koujiro
tentang apa yang ingin kulakukan di masa depan nanti, tetapi dia hanya tersenyum misterius
tanpa kata, dan aku mulai berjalan berbelok ke koridor.

***

Ruangan STL yang familiar masih kosong.


Aku berencana untuk memeriksa Underworld lagi bersama Asuna dan Alice, tapi baru aku
yang datang 2 jam lebih awal. Karena waktu logoutku dengan Asuna sangat berbeda jauh saat
dive terakhir, jadinya aku harus menyesuaikan kordinat seperti login di awal. Kalau tak ada
masalah, tidak perlu sampai 30 menit untuk bergerak, tetapi aku tak bisa seoptimis itu karena
banyaknya hal tak terencana terakhir kali. Aku harus berjalan diam-diam sehati-hati mungkin
ke tujuanku—ke mansion keluarga Arabel.
Sambil mengatakannya pada diri sendiri, aku melepaskan jaket dan berbaring di salah satu
STL yang bersebelahan, dr.Koujiro mengoperasikan terminal tablet, lalu tempat tidur gel
secara otomatis menyesuaikan dengan kondisi tubuhku.
“Berapa lama ya...”
Aku menanti kelanjutan kata-katanya.

100 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Keamanan yang utama kan? Aku tahu, kalau ada sesuatu yang salah, aku akan langsung
melakukan ini.”
Aku memperagakannya dengan canggung, mengangkat tangan kiriku dan melipat kelingking,
jari tengah, ibu jari, jari manis, dan jari telunjuk. Saat aku memperlihatkannya, dia tersenyum
dan mengubah raut wajahnya.
“Aku benar-benar meminta tolong padamu. Jika terjadi sesuatu lagi, aku tak tahu bagaimana
mengatakannya pada orangtuamu.”
“Aku ingat kok. Selain itu, ayah Asuna juga sudah mempertimbangkannya...”
“Jika aku punya koneksi dengan mantan CEO Recto, aku takkan bisa menghubungi Kikuoka
Seijuro.”
“...Ya. ngomong-ngomong, apa yang sebenarnya terjadi pada status asli orang itu? Terakhir
kali aku bertemu dengan Seijuro Kikuoka saat makan kue bersamanya di Ginza, bukannya
dia dilaporkan sudah mati di Ocean Turtle...”
Tiba-tiba, dr.Koujiro mengangkat bahunya yang memakai jas putih dengan wajah seperti
ketakutan.
“Aku tak bisa mengatakannya langsung dari mulutku. Datanglah lagi nanti, saat bertemu, aku
akan menjelaskannya langsung. Aku siap.”
Seringaian Kikuoka dalam pikiranku lenyap, dan aku menjawab.
“Ya, kapanpun.”
“Baiklah, saatnya pergi. Segeralah logout selama pergerakan targetnya selesai.”
“Aku mengerti.”
Terlihat tegang sesaat, lalu hening dan mengetuk layar tablet.
STL yang berada di kepalaku mulai memproses.
Suara misterius seperti angin, kesadaranku—fluctlight terpisah dari dunia nyata dan dibawa
ke dunia yang jauh.
Aku sudah mencoba mengendalikan situasinya saat terakhir kali aku logout, saat masuk ke
terowongan cahaya. Aku tak bisa melupakannya... di kursi belakang mobil hitam, dengan
emblem lingkaran silang, aku mencoba melewati pria misterius yang disebut “ketua Integrity
Pilot Order”.
Tidak, tunggu.
Aku tak pernah memikirkannya, tetapi itu artinya aku akan muncul.

***
“Uwaaa!!”

101 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Saat aku membuka mataku, aku langsung menjerit.


Karena ada mobil truk besar yang melaju dengan suara bising. Aku telah memperluas pola
pikir untuk sampai ke dinding, tetapi tertahan sebelum itu. Kalau melakukannya, truk itu akan
terganggu, dan [Pikiran] akan langsung terdeteksi, di sisi lain, penjaga dari Centoria utara
akan langsung bertindak dibanding polisi.
Aku mencoba melompat ke arah kanan, tetapi gak jadi.
Terdengar suara “pipipi” seperti siulan dan truk itu mengurangi kecepatannya. Saat kulihat,
ada seseorang berjaket dan bersarung tangan abu di tangan kanannya yang memberi tanda
stop disisi jalan.
Saat truknya berhenti, mereka memberi sinyal ke kanan, lalu mereka melanjutkannya ke
mobil didepannya, kemudian pindah ke sisi kiri. Aku menghela napas dan memeriksa
situasinya lagi.
Sekarang aku berdiri di jalan utama dengan satu sisi pinggir jalan. Langitnya bagus, tapi
cahaya mataharinya belum terlalu terang. Karena waktu di Underworld dan dunia nyata
sudah sinkron, sekarang berarti masih jam 7.30 pagi. Udara yang dingin, banyaknya mobil
yang lewat di sisi kanan. Mobil yang melewati jalur tengah berpindah ke arah pria yang
memakai jaket abu dan berbelok ke kanan dan kiri.
Terakhir kali, aku logout didalam mobil yang masih berjalan. Jadinya tentu saja, di dive
selanjutnya ini aku harus muncul ditempat dimana mobil berjalan saat itu, tetapi tak ada
kemungkinan selain mobil lain yang berjalan disini. Namun, seseorang di dunia ini mungkin
telah memprediksi situasinya dan menempatkan sejumlah personel di gabungan jalan.
Melihat dari tempat dimana aku berdiri sekarang, di kanan kiri ada sekat pemisah yang keras
dengan tiang kuning dan rantai. Terakhir kali aku logout di tempat ini sepertinya sekitar jam
5 sore tanggal 30 September, jadi aku tak bisa kembali, dan sekarang, aku hanya harus
melanjutkannya melewati jalan utama.
Untuk menyampaikan rasa terima kasih, aku berjalan pada pria berjaket abu yang ada disana
dan berkata.
“Umm... permisi...”
Tiba-tiba, pria itu menoleh, dan terbatuk-batuk selama 3 detik dengan wajah seperti baru saja
melihat hantu...
“T-tidak mungkin... kau adalah...”
“Y-ya...?”
“T-tidak, bukan apa-apa. Saya adalah pegawai kantor transportasi Centoria utara. Kau ini
Kirito-dono, kan?”
Aku mendekati pria yang terlihat seperti berumur 30 tahunan itu.
“Benar.”

102 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Silakan masuk ke mobil.”


Katanya, sambil menunjuk ke arah mobil di sisi kirinya. Diantara jalan utama dan sisinya,
ada lahan parkir yang luas seperti jalanan ala Eropa di dunia nyata, dan sebuah mobil sedan
berukuran medium berwarna biru berhenti. Tulisan di sisinya tak terlihat, tetapi pintu
depannya berkilat.
“Tapi aku mau pergi ke...”
“Mobil dari kantor penjaga akan segera datang, dan akan jadi masalah nantinya. Ayo cepat
masuklah!”
Kali ini aku tak bisa bergantung pada diri sendiri lagi. Selain itu, orang ini—tentu saja,
mengatur lalu lintas di tengah musim dingin dengan sistem bergantian.
“...Aku mengerti, umm, terima kasih ya.”
Saat aku memberi salam hormat, pria itu terlihat terkejut sesaat dan membalas salamku. Dia
memakirkan mobil di baris pertama, dan segera merantainya lalu berlari ke mobil biru. Saat
aku berbalik dan mendekat, pintu disebelah kiriku terbuka, dan sebuah suara terdengar.
“Silakan masuk.”
Sejauh ini, mungkin aku tidak berada di situasi bisa bertanya dan menjawab pertanyaan.
Asuna dan Alice dijadwalkan dive jam 9 pagi nanti, dan akan lebih baik kalau mereka juga
tiba di mansion keluarga Arabel.
Saat aku berjalan dan masuk ke kursi belakang mobil, pintunya tertutup otomatis. Karena
hanya ada satu supir didepan, mungkin pintunya bisa dibuka dan ditutup dari kursi supir
seperti taksi di dunia nyata.
Secepatnya saat aku duduk, tuas mobilnya ditarik ke kanan dan bergerak perlahan. Tidak
perlu menyalakan mesin, cukup menginjak pedal gas dan mereaksikan elemen panas lalu
mulai berjalan yang lebih mirip dengan EV daripada bensin. Kupikir level peradaban di
Underworld ini sama dengan usai perang dunia kedua di dunia nyata, tetapi teknologinya
lebih berkembang walaupun tak ada komputer.
Aku menghela napas dan melirik supirnya, yang diam tanpa kata. Seragam biru tua, sangat
mirip dengan seseorang, yang menyelamatkanku dari ruang introgasi di kantor keamanan di
diveku sebelumnya. Sama seperti yang dipakai Stica Stholienen dan Laurannei Arabel, tetapi
dia bukan salah satu dari mereka.
Agaknya, sang supir pun berkata, yang mungkin dia masih muda dari suaranya.
“Salam, saya adalah operator kelas dua, Ragi Quint, yang juga anggota pasukan Integrity
Pilot Order Underworld Space Force. Saya diperintah untuk mengantar Kirito-dono ke
markas Space Force.”
“Halo, aku Kirito.”

103 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Menyedihkan banget karena gak ada gelar apapun didepan namaku, yang benar saja aku
mengatakan [murid kelas dua di sekolah survivor]. Disini pun, aku gak sempat lulus karena
aku dibawa Alice saat masih elite swordsman peringkat 6 di Akademi Master Pedang
Centoria utara, tetapi karena itu telah terjadi 200 tahun lalu, apa mungkin masih ada
catatannya? Kurasa sudah terhapus.
Tak jelas apa maksudnya operator kelas 2 dalam pasukan, tetapi perawakan Ragi-kun yang
serius itu sepertinya tak ada atmosfirnya untuk merespon obrolan. Mengarahkan
pandanganku ke kaca jendela selama 10 detik, aku menyadari sesuatu.
“Eh... tadi katamu mau pergi ke markas Space Force? Apakah markasnya diluar Centoria...?”
Ragi menoleh sesaat, dan kembali melihat ke depan.
“Benar. Jalanannya agak ramai, jadi saya rasa akan memakan waktu 30 menit.”
“Itu... aku harus pergi ke mansion Arabel jam 9...”
Jam analognya menunjukkan pukul 7:28. Jika aku sampai di markas jam 8, aku tak yakin
apakah akan selesai dalam waktu 30 menit, apakah akan ada jaminan kalau terjebak macet,
dan sepertinya aku jadi tak yakin apakah akan dibawa ke mansion keluarga Arabel. Namun,
Ragi si operator kelas 2 itu menjawabnya dengan nada suara tenang.
“Saya mengerti. Orang-orang yang dimaksud Kirito-dono akan dijemput juga oleh orang lain.”
“Ah... t-terima kasih...”
Aku membungkukkan badan, tapi aku harus tetap memberi tahu Asuna dan Alice sebelum
mereka dive. Aku harus logout untuk melakukan itu, tetapi gimana kalau orang-orang dari
pasukan itu menyadari kalau aku datang dan pergi?
Yah, tidak mustahil untuk kabur dari sini kalau ada keadaan darurat. Aku tak mau berurusan
dengan pedang...
Memikirkannya, kusadari kalau perutku lapar.
Saat kuingat kembali, Night Sky Sword dan Blue Rose Sword berada di tangan Asuna dan
Alice sebelum aku ditangkap di dive sebelumnya. Kalau aku bergabung dengan mereka, aku
bisa mengambilnya kembali, tetapi sampai kami berkumpul. Kalau memang ada
penyimpanan di dunia ini, 1, 2, 3, atau 4 pedang bisa diambil dengan mudah, dan sayangnya
gak ada yang seperti itu di sistem dunia ini.
–Kalau jendela status pun bisa dilihat, kuharap aku bisa menggunakan penyimpanan.
Setelah memikirkan apa yang telah sebelumnya dipikirkan Higa Takeru, ketua penelitian di
dunia nyata, kusenderkan tubuhku di kursi belakang lagi.
Mobil yang kunaiki mengarah ke jalan utama utara dan melewati Centoria utara, melewati
area perkotaan yang kelihatannya lebih besar dari terakhir kali kuingat, dan melewati gerbang
besar.

104 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Jalanan satu jalur ke utara. Di kiri dan kanannya terdapat lahan pertanian luas, dibelakangnya,
adalah dinding putih besar yang tersinari cahaya matahari. Yang memisahkan Dunia Manusia
menjadi 4 bagian, [Dinding Abadi]—yang dibangun oleh dewi tertinggi Administrator
ratusan tahun lalu masih ada di era ini.
Kilauan biru sesekali terlihat di tengah-tengah ladang pertanian di sisi kiri jalan dan mungkin
itu adalah permukaan dari sungai Ruhr. Dan bebukitan yang menjulang sejauh mata
memandang... adalah Gunung Akhir yang mengelilingi Dunia Manusia.
Di kaki gunung itu, mungkin adalah desa Rulid. Tapi disana sudah tak ada lagi orang yang
kukenal. Sister Azurika, kakek Garitta, kepala desa Gasuft...
Sekali lagi, gelombang nostalgia menghampiriku, kemudian aku menepuk tanganku.
Waktunya untuk menerimanya. Bahwa sudah tidak ada lagi orang-orang yang kucintai di
dunia ini. Setiap kali aku mengingat Ronye, Tieze, Sortiliena senpai, air mata menghalangi
misiku.
Selain itu, masih ada kemungkinan bahwa hanya ada satu orang yang bisa kutemui lagi. Adik
Alice, Selka Zuberg. Dia berada dalam deep freeze dan menunggu kakaknya kembali ke
lantai 80 Central Cathedral.
Misi yang diberikan Seijuro Kikuoka adalah mencari tahu identitas dari seseorang yang
menyusup ke Underworld. Tetapi sebelum itu, aku benar-benar ingin mempertemukan Alice
dan Selka. Dorongan hati Alice saat itu, dan dia memutuskan untuk melakukannya karena dia
juga sudah berusaha keras di dunia nyata.
Di saat yang bersamaan, mobilnya memberi sinyal belok ke kiri.
Memasuki sisi jalan dari jalan utama dan berbelok perlahan. Dibalik kaca depan, sebuah
bangunan besar terlihat.
Sebuah bangunan berbentuk seperti pyramid dan trapesium yang ditopang oleh struktur
kompleks. Kupikir tidak setinggi itu... tetapi kalau dibandingkan dengan Central Cathedral,
pyramid itu cukup tinggi juga.
Dinding terluarnya 80% berwarna silver dan 20%nya metal. Di dunia nyata sekalipun, itu
adalah bangunan yang berkesan.
“Apakah itu markas Space Force...?”
Ragi menjawab pertanyaanku dengan suara yang terdengar tak bisa menyembunyikan rasa
bangganya.
“Benar.”
“Siapa yang mendesainnya?”
“Katanya, Yang Mulia Star King sendiri.”
Star King!

105 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Aku membalas dengan “begitu ya” sembari mengagumi angle bentuk bangunannya. Ragi
melirik dari kaca spion, tetapi kembali menggerakkan mobilnya.
Markas Space Force Centoria di Underworld memiliki bentuk seperti pyramid dan trapesium
yang besar dan luas.
Setelah melewati pos keamanan di gerbang depan, terlihat bangunan utama berwarna silver
yang menjulang dibelakang lahan parkir dimana jejeran mobil terparkir disana seperti di
Centoria.
Kupikir aku akan masuk ke gedung itu, tetapi mobilnya belok kiri ke ujung lahan parkir dan
terus menuju ke selatan.
Sebelumnya, permukaan air yang besar bisa dilihat di depan sisi kiri. Mengingat kembali peta
Centoria utara dikepalaku dan menebak mungkin itu danau Norkia. Di sisi barat danaunya
ada hutan lebat. Mobilnya kembali berbelok ke kanan sekali, dan ke kiri sekali, melewati
gerbang baru dan masuk ke hutan. Walaupun ini masih pagi, selama beberapa menit aku
melewati jalan yang gelap, pepohonan besar, dan sebuah gerbang besi tua terlihat didepanku.
Tak ada penjaga disana, tetapi aku ingin tahu bagaimana itu bekerja, dan gerbangnya terbuka
otomatis ke samping saat mobil yang kunaiki mendekat. Melewatinya, hutan pun terbuka.
Di tengah halaman lingkaran, yang diameternya sekitar 100 m, ada mansion bergaya vintage
lain yang berdiri. Mengingatkanku pada rumah kayu yang dikelilingi hutan lebat Zeruethelio.
Hanya saja atmosfirnya benar-benar berbeda. Dinding mansionnya berbatu-batu berwarna
abu, dan dindingnya juga berbatu-batu hitam. Walaupun ini hanya bangunan 3 lantai, terlihat
beberapa jendela yang mirip seperti benteng.
Namun, banyak bunga-bunga yang tumbuh didepan halaman walaupun ini musim dingin,
yang menutupi rasa dingin di mansion. Kalau gak ada bebungaan itu, aku jadi berpikir yang
enggak-enggak, seperti aku dibawa kesini untuk ditahan atau dibunuh.
Tetapi mobil itu berhenti di jalan bebatuan didepan mansion. Jam menunjukkan pukul 8
terdengar.
Pintu di sebelah kiriku terbuka otomatis, dan bersamaan Ragi berkata.
“Maaf membuatmu menunggu, Kirito-dono, silakan keluar.”
“Terima kasih atas tumpangannya, dan terima kasih sudah menunggu di jalan.”
Setelah itu aku keluar dari mobil.
Aku mendengar suara pintu depan mansion terbuka, dan aku menghirup udara dalam-dalam
sehingga aroma hutan dan bebungaan menyegarkan moodku.
Saat aku melihat ke sebelahnya, aku secara refleks menahan napas yang coba kukeluarkan di
tenggorokanku.
Melewati beranda pintu masuk dan turun dari tangga, memakai seragam yang sama dengan
Ragi tanpa celah, memakai topi bulat yang menghalangi matanya, dan topeng di wajahnya.
Seorang pria yang memakainya adalah.

106 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Eolyne Herlentz, melangkah dengan sepatu bootsnya dan berdiri. Eolyne beradu pandang
denganku dan mengangkat pinggiran topinya.
Ketua Integrity Pilot Order, Eolyne Herlentz.
“Maaf karena topiku, Kirito-kun. Hari ini cukup panas untuk musim sekarang.”
Ini adalah di tengah musim dingin walaupun cuacanya cerah, dan aku ingat pernah diberi
tahu dimobil 3 hari yang lalu. Eolyne menyembunyikan setengah wajahnya dengan topeng,
karena kulit di sekitar matanya tak tahan dengan cahaya Solus.
“Tidak... tidak masalah.”
Eolyne tersenyum sesaat mendengar jawabanku. Secepatnya saat melihat senyum itu yang
membuatku merasa aneh, aku memberi salam pada operator kelas dua Ragi Quint, tetapi
kelihatannya dia tak peduli.
Dia berkedip dibalik kaca topengnya, Eolyne mengulurkan tangan kanannya.
“Aku lega kita bisa bertemu lagi dengan keadaan baik-baik saja. Salam, Kirito-kun.”
Terakhir kali, aku logout sesaat sebelum aku meraih tangannya. Tidak, kali ini aku akan
menerimanya tanpa perlu diputus koneksi paksa oleh dr.Koujiro.
“Senang bertemu denganmu...”
Tujuan pertamanya, aku membalas jabat tangan dari jari-jari Eolyne yang panjang itu.
Tidak ada sesuatu seperti kilatan dan informasi jumlah besar yang melayang...
Sesaat kurasakan kulitnya. Kekuatan yang tidak sebanding dengan keberadaan seorang tamu.
Itu yang bisa kurasakan.
Eolyne mengangkat tangannya tanpa merubah ekspresinya. Melirik ke belakangku.
“Ragi-kun, terima kasih atas kerja samanya. Aku akan menghubungi kapten Fiegle, jadi
kembalilah ke markas.”
Ragi yang berdiri dibelakang mobil, memberi salam pada Eolyne dan menoleh padaku.
“Dimengerti, operator kelas dua Ragi Quint, akan kembali ke pasukan Cattleya.”
Dia menurunkan tangannya dan kembali masuk ke mobil, berbelok dan kembali ke jalan
utama. Melihat mobilnya dari belakang berjalan, aku jadi kepikiran, bagaimana caraku
kembali ke Centoria... tetapi aku tak punya pilihan untuk percaya pada kalimat Ragi bahwa
akan ada mobil lain yang menjemput Asuna dan Alice.
“Nah, silakan sebelah sini.”
Ucap Eolyne, lalu aku menaiki tangga di bagian depan mansion.
Aku dibawa ke suatu tempat seperti ruangan minum teh di sebelah timur di lantai 2.
Koridornya agak gelap walaupun ini siang hari. Gelap karena kurang cahaya matahari, tetapi
sinar mataharinya melewati kisi-kisi miring di jendela dari selatan dan timur, masuk akal.

107 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
Walaupun ini hanya ruang minum teh, tetapi lebih besar dari ruang tamu-ruang makan di
keluargaku, dan interiornya terlihat mewah seperti di Central Cathedral.
Namun, semua benda termasuk bangunan itu sendiri sudah cukup disebut sebagai barang
antik, karena disini banyak benda yang tak kubayangkan sebagai fasilitas bangunan utama
Space Force, tetapi kapten Eolyne membawaku ke sebuah sofa didekat jendela. Saat aku
duduk di sofa, dia berbelok ke ruangan disebelahnya. Samar-samar, tercium aroma harum,
dan perutku yang belum sarapan kembali berbunyi.
Tidak, apakah aku makan di dunia nyata atau tidak, itu seharusnya takkan berhubungan
dengan rasa laparku di Underworld. Jadi, berapa jam telah terlewati sejak tubuhku makan,
dimana fluctlightku berada? Aku tak makan apapun saat bertemu dengan Felsi di keluarga
Arabel, ataupun saat aku dibawa ke kantor keamanan. Saat aku muncul di luar angkasa usai
fase percepatan berakhir, Stica dan Laurannei mengajakku ke keluarga Arabel dan makan
sesuatu seperti sandwich, tetapi apa itu sudah cukup untuk disebut makan?
Mungkin itu hanya pemikiranku saja, perasaan lapar akan ditingkatkan menjadi rasa dan
lapar, dan sesuatu benda di meja didepanku takkan bisa menjadi donat sekalipun dengan
kekuatan hati. Ketika aku mulai mikir yang aneh-aneh seperti itu... Eolyne muncul lagi.
Dia membuka jubah panjang dan topinya. Matanya sedikit terhalangi rambut jerami didepan
topengnya, dan aku telat menyadari bahwa Eolyne membawa nampan berisi teko, cangkir,
kendi, dan sebagainya. Aku tak berpikir dia sendiri yang akan menyiapkan teh, lalu aku
berdiri dari sofaku, tetapi dia langsung berkata.
“Tidak apa, biar aku saja.”
Saat aku dipaksa duduk kembali, Eolyne melewati lantai yang bersilang dengan langkah tak
asing lalu menuju sudut dimana sofanya berada. Dia menaruh nampannya di sudut meja,
menaruh cawan dan cangkir didepanku, lalu menuangkan air dari teko. Aroma ini, agak mirip
kopi, tapi... ini adalah teh cohill.
Saat Eolyne mengisi cangkir miliknya, dia menaruh kembali tekonya di nampan, lalu
menaruh piring di sebelah cangkir, yang merupakan sumber dari aroma wangi yang
sebelumnya menggelitik rasa laparku. Sesuatu berukuran bulat dengan diameter 10 cm, yang
dipanggang sampai berwarna keemasan, mungkin.
“Ini pie madu dari paviliun?”
Eolyne menjawab pertanyaanku setelah tangannya terhenti sejenak.
“Iya, rupanya kau tahu.”
“Dulu aku sering memakannya. Dan nama tokonya sempat disebut waktu itu di mobil kan.”
“Sayangnya, ini kubeli seminggu lalu dan kubekukan.”
“Dibekukan? Tapi ini kan panas lo...”
Sembari memiringkan kepalanya, Eolyne duduk di sofa berukuran satu orang di sebelah
kanan meja dan tersenyum.
“Bukannya ada oven di dunia nyata?”

108 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“E-eh... iya...”
“Tentunya kan, rasanya memang tak sebagus yang baru dipanggang di toko, tetapi aku sudah
melakukan penelitian cara memanggang ulang. Silakan dinikmati.”
Dengan tangan kananku, kuambil dan kukatakan “akan kuterima”, dan pertama aku
menggigitnya ke mulutku. Mungkin karena penampilan pienya, membuatku lupa kalau itu
tidak sedingin teh cohill (alias pienya masih panas) dan langsung kutelan ke tenggorokanku.
“Ah!”
Melihatku menjerit, Eolyne sedikit terkejut, kemudian dia mengambil teko di nampan dan
menuangkan air es ke gelas dan memberikannya padaku. Segera kudinginkan tenggorokanku
dengan meminumnya, berterima kasih padanya, dan mengambil kembali pie madunya. Ada
garpu kecil juga disamping piring, tetapi kalau dipotong nanti pienya hancur. Lebih enak
untuk memakannya langsung dengan tangan dan menggigitnya.
Tekstur renyah dari pie yang garing, kekayaan rasa manis dari madu di adonannya, dan
aroma sirup yang menyegarkan... tak ada yang berubah sejak 200 tahun lalu. Aku
membelinya di toko paviliun dan aku merasa bahwa tekstur kulitnya terlihat lebih terang kali
ini, kumakan setengah.
Dengan sedikit perbedaan, aku menghela napas.
“...Lezat.”
Secepatnya setelah kukatakan itu, sejumlah emosi melayang dikepalaku, seolah
menggetarkan tubuhku.
Interior ruangan ini bergaya Norlangarth tradisional. Aroma teh cohill dan 6 rasa pie madu.
Dan—suara lembut kapten Eolyne dan cahaya matahari pagi di musim dingin. Rambut yang
agak keriting. Semuanya membuat ingatanku seolah terpaksa dibuka.
Aku ingin berdiri, mengulurkan tanganku, meraih bahu Eolyne dan menjerit. Membuka
topengnya dan perlihatkan wajah aslimu. Aku ingin tahu apakah kau memiliki hubungan
dengan Eugeo.
Namun sesuatu yang dikenakan ketua Integrity Pilot Order mendorongku kembali ke sofa di
menit terakhir, tak terlihat, sangat tipis, namun kuat. Seperti penghalang yang kuat. Aku
terlalu memikirkan Eugeo—tak terasa, aku harus menahannya lebih kuat lagi dengan jarak
[Wall of Mind].
Kugelengkan niatku, kutaruh setengah pie madu di piring dan menyeruput teh cohill. Rasa
pahit dan asam buah plum persis sama dengan yang kusukai... tidak, yang disukai Eugeo.
“Lezat.”

109 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

110 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Saat aku berdehem, Eolyne yang juga makan pienya dengan tangan sepertiku, tertawa.
“Kupikir ekspresimu tidak seperti Yang Mulia Star King yang diceritakan itu.”
“...Tidak, makanya aku bukanlah orang seperti itu.”
Aku menggeleng dan melanjutkan.
“Aku sudah berulang kali memberi tahu Stica dan Laurannei, bahwa aku gak punya ingatan
apa-apa usai perang. Aku bahkan gak ingat dimana aku tinggal.”
“Dan tak ada alasan untuk menyangkalnya?”
Dengan segera aku menjawab “begitulah” pada Eolyne.
“Tapi, Star King itu memerintah 2 planet kan? Itu bukan aku banget. Selain itu, nama asli
Star King dan Star Queen, kudengar itu sudah terhapus. Tetapi kenapa Laurannei, termasuk
kau yang seorang kapten, berpikir bahwa aku adalah Star King? Dan...”
Eolyne mengangkat tangan kanannya, dan aku berhenti.
“Tunggu sebentar. Aku gak bisa menjawab pertanyaan sebanyak itu sekaligus.”
“Ah... maaf.”
(e/n: digembrong pertanyaan sebanyak itu, siapa yang gak keder, Kirito baka :v)
Untuk menenangkan diri, aku menghabiskan sisa teh cohill yang tinggal setengah. Eolyne
menuangkannya lagi, dan menambahkannya krim kali ini. Sembari memperhatikan pola
melingkar yang ada dipermukaan lantai marble, aku berpikir.
“...Itu krim dengan susu yang ada didalam teko kecil. Apakah di Underworld juga ada krim
mentahan...?”
“Yang Mulia Star King juga yang menemukan metode pembuatannya. Katanya itu adalah
pasangan yang tidak bisa dipisahkan.”
“...B-begitu ya...”
“Serta, kau boleh memanggilku Eolyne. Aku juga akan memanggilmu Kirito-kun.”
“Ah, tidak, hanya...”
Aku menyesal karena berpikir yang tidak-tidak, tetapi mulut sang kapten hanya tersenyum
sesaat seperti sebelumnya. Didepanku, yang terlihat bingung, Eolyne juga menuangkan krim
ke teh cohillnya sendiri, lalu mengaduknya dengan sendok perak.
“Sepertinya kau belum pernah dipanggil seperti itu. Itu pengalaman yang takkan terlupakan.”
“U-um, gak perlu sungkan... umm, apa keluarga Herlentz adalah keluarga yang cukup
terkenal?”
Dia menghentikan cangkir yang diarahkannya ke mulutnya, dan setelah memandangku sesaat,
dia tertawa dengan “fufufu”

111 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Karena yang kau tahu hanya dari 200 tahun lalu, wajar kalau kau tak tahu. Yah, itu keluarga
yang terkenal. Seorang pahlawan legenda yang pernah mengalahkan dewa kegelapan Vector
di perang dunia asing. Bercouli Herlentz adalah pendiri keluarga ini.”
“...!?”
Aku terkejut, dan hampir menyemburkan teh cohill krim yang berada dalam mulutku ke
wajah Eolyne. Tetapi, setelah kutelan dan masuk ke perut lalu menaruh kembali cangkirnya
ke piring, aku terkejut lagi.
“P-paman itu... Integrity Knight itu, itu nama belakangnya!?”
Secepatnya, Eolyne terdiam lagi dengan cangkirnya. Dia menggeleng dan berkata.
“Ya... Kirito-kun sendiri sudah pernah bertemu dengan Bercouli sang pahlawan ya. Akhirnya
aku bisa merasakan kalau kau memang pernah tinggal disini selama 200 tahun lamanya.”
Aku ingin bilang kalau aslinya hanya sebulan, tetapi aku memilih diam. Aku belum benar-
benar memastikan bagaimana kewaspadaan Eolyne dan Stica dengan hubungan antara
Underworld dan dunia nyata.
Aku melanjutkannya sambil mengambil pie madu lagi.
“...Umm, kalau dibilang bertemu, aku hanya pernah berbincang sedikit dengannya. Sahabatku
yang pernah bertarung pedang dengan Bercouli, tetapi aku berada di tempat lain saat itu.”
“Sahabat?”
Eolyne membuka sedikit mulutnya, yang memiringkan kepalanya.
Namanya Eugeo. Dia memiliki suara, rambut, dan mungkin warna mata yang sama
denganmu.
Kata-kata yang sulit kuucapkan. Jika kukatakan nama Eugeo, Eolyne mungkin akan bereaksi.
Namun, kalau tidak ada reaksi, perlu keberanian untuk mencobanya.
“...Oh, dia sahabat terbaikku, lebih dari seorang partner, yang selalu membantuku selama
ini...”
Cukup segitu saja jawabanku, dan kuteruskan.
“Lebih dari itu, ketua Integrity Knight yang kutahu namanya adalah Bercouli Synthesis One.
Begitulah seharusnya, tapi... dan kelihatannya para Integrity Knight itu tak memiliki
keluarga...”
“Umm, kenapa ya...”
Eolyne bersender di sofa dan menyilangkan kakinya. Tangannya melipat di lututnya,
mengayunkan tumit yang berada didalam sepatu boots mengkilatnya.
“Apa kau tahu bahwa Bercouli, sebelum menjadi Integrity Knight, adalah seorang petualang
yang melakukan perjalanan dari ibu kota ke utara Norlangarth?”

112 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Merespon kata-kata yang diucapkan dengan nada sepintas, membuat dahiku berkerenyit.
Sampai 200 tahun lalu, para Integrity Knight di gereja Axiom disebut sebagai ksatria yang
dipanggil dari surga. Kebenarannya sudah tersebar di seluruh era ini, aku tak yakin apakah
Eolyne juga tahu, yang merupakan ketua Integrity Pilot Order, tetapi aku hanya akan bicara
tentang saat ini saja.
“Ah... oh, itu juga yang dikatakan sahabatku padaku. Ada di dongeng anak-anak juga kan?”
“Ya, ada banyak buku bergambar tentang Bercouli di toko buku Centoria. Kebanyakan dari
mereka ada yang di masa depan. Kisahnya sudah tertulis, tapi... yah, tempat lahir Bercouli
sebelum meninggalkan ibu kota adalah, keluarga Herlentz.”
“Begitu... begitu ya...”
Integrity knight, Eldrie Synthesis Thirty-One, dulunya bernama Eldrie Woolsburg, sebelum
menjadi Integrity Knight. Lalu Bercouli, serta knight lainnya pun, pasti memiliki nama asli—
kecuali kalau namanya pendek.
“...Lalu apakah keluarga Herlentz memiliki bangsawan senior di Centoria utara...?”
Banyak anak-anak bangsawan yang mendaftar ke Akademi Master Pedang, jadinya tak heran
kalau aku mendengar banyak nama bangsawan saat masih sekolah disana, tetapi nama
Herlentz benar-benar belum pernah dengar. Aku tak tahu. Sembari menggerakkan lehernya,
Eolyne mengangkat bahunya.
“Mau bagaimana lagi karena kau tidak tahu, keluarga Herlentz membubarkan diri tanpa
pewaris sekitar 300 tahun lalu kalender Dunia Manusia. Generasi keduanya sekarang adalah
wakil ketua Fanatio Synthesis Two, dan putranya sendiri yang menjadi generasi ketiga,
Berchie Herlentz Forty.”
“Gehh!!”
Kali ini, aku benar-benar tersedak teh cohill.
“Hei, kau baik-baik saja, Kirito-kun?”
Eolyne mengangkat tangan kanannya, dan aku mengendalikan napasku sebelum menjerit.
“...F-Fanatio dan Bercouli memiliki anak!? Mereka berdua, mereka memiliki hubungan
seperti itu!?”
“Seperti yang kukatakan... aku juga tak tahu kenapa.”
“Tidak... maksudku, Fanatio yang kutahu adalah, seseorang yang aslinya adalah wanita, dan
akan membunuhnya...”
Fanatio, saat aku bertemu lagi dengannya di gerbang timur usai perang, dia benar-benar
memiliki atmosfir yang berbeda dari sebelumnya. Dia tak lagi menyembunyikan wajahnya
dibalik helmnya, dan dia dapat diandalkan sebagai kakak perempuan, dia baik hati dan
mendukungku serta Asuna.

113 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Namun, jika begitu, itu berarti dia memang sudah memiliki bayi dalam perutnya selama
bersama Bercouli. Apakah dia terlahir beberapa bulan setelah perjanjian damai dengan Dark
Territory? Menyedihkan sekali karena aku sama sekali tak ingat apa-apa.
Daripada berkata begitu, untuk menyelesaikan misi ke Underworld ini, setelah perang,
mungkin aku membutuhkan ingatan. Tak perlu sampai 200 tahun, apa mungkin ada cara
untuk mendapatkan kembali ingatan 50 tahun yang lalu? Tidak, jika begitu, usia mentalku
akan berusia 70 tahun, dan apakah kepribadianku sendiri akan berubah...?
Setelah menggelengkan kepalaku lagi, aku memandang Eolyne.
Wajah yang setengahnya tersembunyi, tetapi aku masih merasa segala yang ada ditubuhnya
mengingatkanku pada Eugeo. Saat aku pertama bertemu dengannya di dive terakhirku, aku
tak pernah berpikir kalau dia adalah keturunan Eugeo.
Tetapi, jika ceritanya memang benar, Eolyne bukan Eugeo, tetapi keturunan dari Bercouli.
“Umm...”
Saat dia merasa aku memandanginya, aku merasa kalau ketua Integrity Pilot Order itu
menekuk alisnya dibalik topengnya, jadi aku segera berkata padanya.
“Tidak aku, bukannya apa-apa, tapi kau tidak terlihat mirip dengan Bercouli...”
Eolyne menghentikan ujung cangkir di mulutnya, tersenyum miris yang tak terlihat seperti
Eugeo.
“Tentu saja, karena aku anak adopsi keluarga Herlentz.”
“A...adopsi? Berarti... kau tidak berhubungan darah dengan Bercouli...?”
“Kurasa begitu. Ovas Herlentz, pimpinan Kongres Persatuan Star World saat ini, yang
terlihat sedikit mirip dengan sosok Bercouli.”
“Ovas...”
Mengulangi nama baru yang muncul lagi di mulutku. Ini benar-benar nama yang baru
pertama kali kudengar.
“Berarti... Ovas itu ayahmu, Eolyne?”
“Ya. Persisnya, dia adalah ayah angkatku.”
Aku merasa agak canggung dengan nada suara Eolyne, dan memandangi matanya yang
berada dibalik topengnya.
“...Apa?”
“Ah, tidak... apa mungkin kau tidak terlalu akrab dengan ayahmu...?”
Sang kapten membuka mulutnya, lalu tersenyum pahit—dan malu-malu.

114 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Aku bisa berada disini... aku merasa beruntung. Aku bersyukur dibesarkan olehnya, dan
menghormatinya sebagai seorang prajurit dan politikus. Mungkin dia juga, mencintaiku
seperti anak kandungnya sendiri...”
Eolyne, yang mengatakannya dengan suara pelan, tiba-tiba memandang ke luar jendela.
“Kenapa aku mengatakan hal ini padamu di pembicaraan pertama kita?”
“Tak apa, teruskan saja sampai selesai.”
“Benar-benar... orang aneh. Yah, sejauh ini aku memiliki hubungan baik dengan ayahku.
Tetapi 3 anak kandungnya... terutama sang kakak, benar-benar merepotkan.”
“Ngomong-ngomong... Eolyne, umurmu berapa?”
“20 tahun.”
2 tahun lebih tua... yang langsung kusangkal. Aku juga 2 tahun lebih tua di dunia ini
dibanding dunia nyata, jadi—
“Sama denganku.”
Aku memandangi topeng putihnya yang bersih.
“Umm, kau menjadi Integrity Pilot terbaik di umur 20? Mengontrol tim di lapangan dan
pasukan kan? Itu... maaf karena merasa tidak enak, tetapi bukankah menjadi yang terbaik dari
semua pasukan itu agaknya terlalu muda diumurmu yang sekarang?”
“Memang cepat, mau bagaimanapun kau memikirkannya.”
Dia menjawab tanpa nada kemarahan, dan Eolyne menarik napasnya dalam-dalam.
“Tetapi posisi ketua Integrity Pilot Order adalah satu-satunya yang dipublikasikan di
Underworld. Satu pendahulunya bergantung dari nominasi orangnya. Satu-satunya syarat
yang diperlukan hanyalah anggota pasukan Pilot Order, dan tak ada batasan usia atau tempat
asal. 8 bulan lalu, bulan April tahun 582, aku telah dinominasikan sebagai kandidatnya oleh
ketua Integrity Pilot sebelumnya. Dia dan Star King memiliki hak veto, tetapi Star King
menghilang 30 tahun yang lalu, dan aku tak punya cara menolak pencalonannya...”
“...Kenapa?”
“Yah, ceritanya jadi... di usia ini aku harus mengontrol pasukan Integrity Pilot Order, ayahku
memang bangga, tetapi saudaraku tidak menyukainya... itulah kenapa hubungan ayahku-
saudaraku saat ini menegang.”
Aku melirik wajah Eolyne, menunjuk bangunan utama pemerintahan dengan lengannya, yang
menjulang melewati hutan.
“Apa saudaramu juga Integrity Pilot?”
“Bukan, dia anggota pasukan lapangan. Karena markasnya berada di pinggiran Centoria
selatan, kami jarang bertemu.”

115 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Begitu ya...”
Ini seperti aku menjadi seorang Integrity Knight di usia 20—tidak, ukuran organisasinya
mungkin lebih besar dibanding 200 tahun lalu. Tak bisa kubayangkan seberapa berat beban
yang berada di bahu kecilnya.
Ini aneh karena pria dengan posisi seperti itu membuat teh cohill dan memanaskan pie madu
di mansion terpencil di pagi hari. Masih banyak hal yang ingin kutanyakan. Untuk saat ini,
sejarah keluarga Herlentz sudah kuketahui, selanjutnya adalah darimana Eolyne datang, tetapi
kupikir itu dilewat saja karena akan jadi topik yang menyinggung...
Eolyne mengubah nada suaranya dan berkata.
“Kau sudah mendengar banyak tentangku. Sekarang giliranmu yang bicara, Kirito-kun.”
“Um yah, kalau bicara...”
Tiba-tiba aku menyadari dan melihat sekeliling ruangan. Untungnya, ada jam besar
menggantung di dinding, menunjukkan pukul 8:40. Di dunia nyata, Asuna dan Alice akan
sampai di Lars cabang Roppongi dan bersiap untuk dive. Aku harus memberi tahu mereka
kalau aku tak bisa ke mansion keluarga Arabel, tetapi akan ada mobil yang menjemput.
“... Sebelum itu, aku harus logou—tidak, apa tidak masalah jika aku kembali ke dunia nyata
dulu? Aku akan segera kembali kesini secepatnya.”
Tanyaku padanya, sang ketua Integrity Pilot itu memperlihatkan raut wajah mencurigakan.
“Kau tidak akan kembali 3 hari kemudian kan?”
“Enggak kok enggak, 5 menit...enggak, aku akan segera kembali dalam 3 menit.”
“Yah, kalaupun kau bilang begitu, tak ada alasan mengikatmu ditempat ini. Aku akan
menunggu sambil memanggang pie madu kedua.”
“Jangan terpaksa loh.”
Saat aku menyeringai pada Eolyne, aku merasa sesuatu menusuk dadaku lagi. Bayangan
Eugeo terus menamparku berulang kali. Nada suaranya yang mirip, tetapi saat dia
menceritakan latar belakangnya, semakin jelas perbedaannya dengan Eugeo—kesimpulannya
adalah dia seorang individu lain yang hidup di Underworld era ini. Yang beratnya bertambah.
“Kalau begitu, aku pergi ya.”
Kusingkirkan rasa sakitku, mengangkat tangan kananku, dan memperagakan gestur logout
dengan tangan kiriku.
Saat cahaya putih menyelimutiku, Eolyne yang tersenyum, memandangiku.

***

116 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Koneksi dari stasiun Miyanosaka ke line Setagaya, yang merupakan stasiun terdekat ke
rumah Asuna, menuju Roppongi, dimana disitulah lokasi cabang Lars, tidak sebagus di
sekolah survivor, koneksinya jelek. Berpindah dari line Setagaya ke stasiun Sangenjaya,
walapun dengan rute terpendek pun, berubah ke line Oedo di stasiun Aoyama dan turun di
stasiun Roppongi. Sepertinya peronnya adalah kereta bawah tanah terdalam di Jepang, dan
butuh waktu lebih dari 5 menit untuk turun kesana.
Saat masih sekolah, kakakku bilang “aku ingin ada jalan pintas dari Shibuya ke Roppongi
dan Azabu”, dan setiap kali kudengar, dia bilang “jangan main di malam hari”. Aku tak
mengira ini hari dimana aku merasakan hal yang sama. Selanjutnya aku pergi ke Lars cabang
Roppongi, dan saat aku bergoyang di kereta kosong di Sabtu pagi dan berpikir aku akan
mencoba naik bus dari stasiun Shibuya, sebuah proyek CM Kamura muncul di layar digital
didalamnya.
Di video itu terlihat seorang pria dan wanita yang tersenyum memakai Augma, aku tiba-tiba
merasa tidak asing dengannya. Putri pemilik Kamura tidak muncul di iklan. Dia seperti
menyembunyikan senyumnya dibalik bayangan, tetapi pemikirannya kembali ke masa lalu.
Di makan siang kemarin, Asuna menunggu Kamura di koridor untuk memenuhi janji makan
siang bersama. Namun, 5 menit setelah waktu makan siang dimulai, dia tak muncul, dan saat
bertanya ke kelasnya, katanya dia tak masuk hari ini.
Aku tak merasa kecewa, sekalipun Kamura sakit atau istirahat karena suatu alasan. Tetap saja,
Asuna merasa aneh dan tidak nyaman karena ketidakhadirannya. Bisa dibilang, apakah
seseorang yang berhati-hati dan detail serta perfeksionis yang dipanggil Kamura, marah
padanya—karena alasan yang tak terduga.
Aku terlalu banyak berpikir. Di hari Senin Asuna datang dan meminta maaf lalu
mengundangnya makan siang lagi. Saat itu, dia harus berpegang kuat sehingga dia takkan
marah lagi.
Setiap orang memiliki caranya sendiri-sendiri. Sama seperti Asuna yang bersekolah di
sekolah Eternal Girl dan memilih karir terbaiknya seperti Kamura, Asuna juga memiliki
caranya sendiri... bersama Kirito, dia memilih jalan yang sulit namun bernilai untuk
menerima keberadaan dunia nyata dan Underworld, dan fluctlight artifisial manusia.
Aku tak tahu berapa tahun yang akan dibutuhkan. Kau mungkin takkan menerimanya selama
kau masih hidup. Walaupun begitu, ini adalah takdirku. Takdir yang tidak bisa dilepaskan
begitu saja, yang telah diputuskan saat aku memakai Nervegear kala itu dan terjebak di kastil
melayang. Memecahkan misteri dunia Unital Ring. Tidak ada jalan pintas sampai fajar setiap
harinya untuk memecahkan misteri dunia ini, atau dive ke Underworld hari ini. Aku tak
berpikir Asuna akan mengerti hal yang tidak berhubungan dengan VRMMO, tetapi disana
tidak perlu malu. Dia mengobrol saat makan siang, dan membicarakan tentang liburannya,
bicara apa adanya. Walaupun dianggap tak layak, itu lebih baik daripada membohongi diri
sendiri.
Itu benar, Yuuki.

117 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Saat memanggil nama sahabatnya, Asuna membuka matanya. Kendaraan yang


ditumpanginya telah berbelok ke stasiun Roppongi.

***
Saat aku dive lagi 10 detik lebih awal, seperti yang kujanjikan pada Eolyne, aroma manis
menggelitik hidungku.
Sepiring pie madu yang baru dipanggang ditaruh diatas meja, seolah sudah menjadi tujuanku
mencicipinya. Kemudian, terdengar suara yang sedikit terkejut.
“Oh, kau kembali tepat waktu.”
“... Apa yang akan terjadi pada pie ini kalau aku telat?”
Tanyaku sambil mengangkat wajahku, sang kapten tersenyum dengan tatapan lucu dibalik
topengnya.
“Tentu saja, kau akan makan pie dingin. Pie madu beku hanya bisa di panggang kembali satu
kali, kalau dua kali, nanti jadi keras.”
“...B-begitu ya, aku lega karena tepat waktu.”
Setelah bernapas lega, aku bertanya pada Eolyne yang duduk di sebelah kanan.
“Umm... apa masih ada pie madu bekunya?”
“Hei... kau selapar itukah?”
Aku tahu kalau aku masih lapar walaupun sudah makan 10 pie, tetapi kubilang padanya.
“B-bukan... aku ingin memberikannya pada teman-temanku nanti saat datang kesini...”
Kupikir Asuna dan Alice sedang berada di ruang STL di Lars Roppongi sekarang selama aku
logout 2 menit 50 detik tadi. Namun, Eolyne membalas.
“Oh, begitu. Jangan khawatir, masih ada 20 buah lagi di freezer...”
“Freezer ... "
Kata-kata yang lebih sering kudengar di dunia nyata, tetapi belum pernah kudengar di
Underworld. Aku berkedip-kedip karena kata itu.
“Apakah selalu didinginkan di kulkas?”
Aku mencoba menyebut benda yang pernah disebutkan Felsi, tetapi Eolyne menggeleng.
“Tidak, mansion ini masih bergaya kuno... untuk memasang pendingin dan pipa dalam
jumlah banyak, itu akan menjadi pekerjaan yang merepotkan.”
“Bangunan ini sudah berapa lama?”

118 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Kurasa sekitar 300 tahun. Aslinya, villa ini berada dibawah kendali langsung kaisar
Norlangarth...”
“300...”
Setelah berdehem, aku menyadari bahwa tidak ada yang mengejutkan. Kenapa Eolyne
menggunakan mansion yang merupakan vila keluarga bangsawan secara pribadi? Apa
mungkin...
“Apa mungkin... kau memiliki hubungan darah dengan bangsawan Norlangarth...?”
Saat kukatakan dengan suara pelan, ekspresi Eolyne melayang sesaat, dan tiba-tiba tertawa
“hahaha” seperti itu.
“Hahaha, kau berpikir begitu ya. Aku bukan dari keluarga sebesar itu. Sayangnya berbeda.”
Dia tertawa dan menyeruput teh cohillnya sebelum melanjutkan.
“Aku bukan dari keluarga sebesar itu. Yah, dibawahnya.”
“Kebalikannya?”
“Ya, cerita itu nanti saja. Ini soal mekanisme freezer.”
Aku kembali ke topik awal, dan Eolyne mengangkat jari telunjuk kanannya.
“Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku takkan bisa memasang pipa skala besar seperti itu,
jadinya oven dan freezer berdiri sendiri. Karena tidak ada pipa, jadi perlu mengisi dingin dan
panasnya dengan kekuatan manusia.”
Setelah mengatakannya, cahaya samar muncul di ujung telunjuk tangannya.
Terus melanjutkannya dengan jari tengah, cahaya merah akan membesar. Kecenderungan—
bukan generasi rapalan—tubuh juga perlu kekuatan yang luar biasa, tetapi membuat elemen
panas dan dingin di waktu yang bersamaan dan mempertahankannya di udara membutuhkan
ketelitian yang sangat tinggi.
Kecenderungan yang ditahan dalam jarak sekitar 3 cm saling memancar satu sama lain
sebagai udara dingin dan panas, perlahan mengecil sembari mengeluarkan asap putih, lalu
lenyap dalam 10 detik. Setelah memandang Eolyne, yang meniup asapnya di jarinya, aku
menggelengkan kepalaku.
“...Kalau itu terjadi, apakah akan terdeteksi oleh orang yang punya maksud tertentu?
Misalnya dari kantor keamanan?”
“Kalau kau bermaksud membuat suatu kecenderungan itu, kau takkan terdeteksi kecuali kau
berada di ruangan yang sama.”
“H-heeh...”
Kemudian, saat dia mengangkat jari telunjuk tangan kanannya, Eolyne menggenggamnya.

119 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Tetapi Kirito-kun adalah pengecualian. Jiwamu sangat besar, tetapi karena itu, operasi
sekecil apapun bisa terjadi dengan gelombang pikiran yang besar.”
“T-tandanya?”
“Seperti getaran yang dirasakan pikiranmu.”
Eolyne mengangkat jarinya dan duduk bersender di sofa.
“Oh, kupikir ayo kembali ke topik utama—yang kukatakan kalau ini adalah giliranmu
bercerita setelah kembali ke dunia nyata.”
“U-uhm.”
Sang ketua memandangiku dibalik topengnya—dia bertanya pertanyaan sederhana,
mengatakannya seolah tak ada cara lain.
“Kirito-kun, Yang Mulia Star King. Apa alasanmu kembali ke Underworld saat ini?”
“............”
Jika aku mencoba membohonginya, Eolyne akan langsung mengetahuinya. Secara tak
sengaja meyakinkan bahwa hubungan kepercayaan yang seharusnya berkembang, akan
hilang begitu saja, aku mengambil napas dan membuka mulutku.
“Pertama... sudah kukatakan berulang kali, kalau aku sama sekali gak tahu atau gak ingat
kalau aku adalah Star King di dunia ini. Kalau Eolyne ingin aku menginformasikan tentang
Star King yang aku tahu, aku gak bisa membuktikannya.”
“... Umm”
Eolyne menyapu rambutnya yang berada didepan topengnya dengan telunjuknya.
“Aku memahami itu, tetapi Kirito-kun, beberapa saat lalu, kau bertanya kenapa kau dianggap
sebagai Star King disaat namamu telah terhapus dari sejarah, kan?”
“Ceritakan padaku.”
“Jawabannya sederhana. Namamu hanya tersembunyi, bukan terhapus. Walaupun jumlahnya
sedikit, masih ada orang-orang yang tahu bahwa Kirito adalah nama dari Star King dan
Asuna adalah nama dari Star Queen. Aku salah satu diantaranya yang tahu.”
“...Begitu ya.”
Tak hanya namaku, tetapi Asuna juga, aku tak bisa terus menyangkal. Aku merasa tak bisa
menerimanya, tetapi jika benar aku dulunya adalah Star King, aku hanya berharap bukan aku
yang memutuskannya.
“Yah, untuk sementara ini tinggalkan dulu tentang Star King.”
Aku menyender ke sebelah kiri, dan melanjutkan.
“Ada 2 maksud bagiku kembali ke Underworld. Pertama adalah menemukan identitas dari
seseorang yang menyusup kesini dari dunia nyata, selain aku dan 2 temanku.”

120 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“........”
Eolyne merapatkan mulutnya, dan aku melanjutkan.
“Dan yang satunya lagi berada di Central Cathedral, disana ada seseorang yang seharusnya
berada dalam keadaan deep freeze.”
Di saat ini, aku mengingat nama Selka dan dimana seharusnya dia tertidur. Aku ingin tahu
apakah ada sesuatu yang dipikirkan Eolyne jika kukatakan, namun aku hanya menyimpannya
dimulutku dan terdiam.
“...Begitu. Keduanya diluar perkiraanku, tetapi itu bukan sepenuhnya tanggung jawab dalam
pekerjaanku. Kurasa kita bisa bekerja sama untuk tujuan itu sebagai konsekuensinya.”
“...Sebagai gantinya?”
Tentu saja hal seperti ini tidak semata-mata bisa didapatkan begitu saja, Eolyne
memandangku dan dengan suaranya yang agak kecil berkata.
“Aku ingin kau menolongku juga.”
Dibalik kaca topengnya, matanya yang seperti warna botol bercahaya. Aku menarik napas
dan menjawab.
“Jika itu masih berada dalam kemampuanku.”
“Fu...”
Eolyne terkekeh sesaat, dan berkata.
“Kurasa itu bukan masalah. Malah, niatmu dan permintaanku sepertinya sebanding.”
“Apa itu? Apakah kau...?”
“Aku ingin kau pergi ke Admina bersamaku.”
Aku tak bisa langsung memahami kata-katanya, yang dia katakan secara langsung. Admina
itu dimana... sesaat kemudian akhirnya aku ingat.
“H-haah!? Admina, maksudmu planet Admina!?”
Eolyne tersenyum dan menjawab “ya” padaku, yang menjerit ke langit-langit ruang teh,
menunjuk ke langit dan luar angkasa diatas sana.

121 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 10

10 Oktober 2026/ 7 Desember tahun 582 jam 9:30 pagi.


Sebuah mobil sampai didepan mansion, aku dan Eolyne menyambut Asuna dan Alice yang
turun dari kursi belakang di beranda.
Aku sudah memberi tahu segalanya tentang sang ketua, dan aku meminta untuk berhati-hati
dengan hal yang berkaitan dengan Eugeo.
Sepertinya Asuna melihat sekilas serpihan fluctlight Eugeo yang berada di dalam Blue Rose
Sword walaupun dia belum pernah bertemu dengannya, sehingga dia bisa bersalaman seperti
biasa, tetapi tidak bisa menyembunyikannya dari Alice.
Namun, Eolyne malah terlihat tegang saat berhadapan dengan Alice, knight Osmanthus, yang
keberadaannya adalah legenda, begitu juga dengan Asuna yang dulunya adalah Star Queen.
Aku jadi heran kenapa kalau padaku sikapnya tenang-tenang saja, tetapi sebaiknya aku
berhenti memikirkannya.
Saat kami dibawa ke ruang teh di lantai 2, Eolyne menyuguhkan Asuna dan Alice dengan pie
madu panas dan teh cohill. Tentunya, mereka berdua juga menyukainya dan Asuna pun ingin
mengetahui resepnya, tetapi kelihatannya itu diluar kemampuan Eolyne, sehingga kalau ada
kesempatan, akan pergi ke toko di Centoria utara.
Tetapi pertama-tama, kita harus memutuskan rencana kedepannya.
Setelah Asuna dan Alice menghabiskan pienya, aku bertanya lagi pada Eolyne tentang
permintaannya untuk menemaninya ke planet Admina. Setelah menyeruput teh cohill krim,
sang ketua berkata sesuatu yang lebih mengejutkanku lagi.
“Markas Besar Pemerintah Admina merencanakan pemberontakan melawan Kongres
Persatuan Star World.”
“Eh...pemberontakan?”
Asuna yang duduk di sofa berukuran 3 orang, memandang Alice, dengan hati-hati aku
memilih kata-kata dan bertanya.
“Tetapi... apa itu mungkin terjadi di Underworld? Bukankah sudah jelas dalam hukum bahwa
Kongres Persatuan adalah badan pemerintahan terbesar?”
“Tentu, [Hukum Star World] sudah tertulis dalam 2 bagian. Dan Kirito-kun juga tahu,
penduduk Underworld takkan bisa melanggarnya sejak awal...”
“Lalu kenapa kau mencurigainya sebagai pemberontakan?”
Secepatnya setelah Alice bertanya, Eolyne meluruskan punggungnya sesaat dan menjawab
dengan bahasa yang sopan.
“Ini agak rumit, tapi... seberapa banyak kau tahu tentang naga?”

122 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Mesin naga yang dikendarai Stica... itu seperti pesawat di dunia nyata, petarung (sentouki)
kan?”
“Koukeki... (menyerang)... sentouki (bertarung). Begitu.”
(Keduanya memiliki arti “fighter”)
Eolyne yang kelihatannya memikirkan kata-kata tadi di pikirannya, melanjutkan.
“Baru-baru ini, planet Caldina dan rekan bintangnya Admina terhubung dengan rute umum
yang biasa dilewati oleh banyak penumpang serta transportasi barang-barang oleh mesin naga.
Di dunia nyata, disebut apa, pesawat...?”
“Hmm, pesawat berawak?”
Merespon jawaban Asuna, sang ketua Integrity Pilot sedikit tertawa.
“Begitu, akan kuingat, tetapi butuh waktu 6 jam bagi para penumpang untuk terbang dari
Caldina ke Admina. Teorinya, tidak mustahil untuk membuat 2 rute perjalanan dalam sehari,
setengah bulan yang lalu. Setelah itu, hanya bisa terbang selama seminggu. Apa kau paham
kenapa?”
Asuna dan Alice berkedip bersamaan, tetapi aku memikirkan kata “setengah bulan yang
lalu.”. Itu adalah saat kami bertiga mengunjungi Underworld 200 tahun kemudian.
“...Apa ada monster luar angkasa? Seperti... Abyssal Horror?”
“Ya, begitulah nama monster itu disebutkan.”
Kata Eolyne singkat, yang merasa tidak nyaman, dan Asuna serta Alice terlihat tak terkejut.
“Abyssal Horror sudah ada dalam waktu yang lama... itulah kenapa dia terbang mengelilingi
2 bintang dengan cepat sebelum Admina ditemukan. Saat dia ditemukan atau diserang, mau
seberapa besar naga yang ada, takkan mempan. Tak ada yang bisa dilakukan. Faktanya, dulu
sekali, para penumpang pesawat yang menuju Admina diserang dan banyak jatuh korban.
Menurut dongeng, Star King berhasil menaklukkannya sebanyak 3 kali, tetapi potongan
kecilnya terserap di luar angkasa. Melarikan diri dari kegelapan dan terlahir kembali dalam
bentuk yang utuh...”
Pada kata-kata Eolyne, kami berpandangan.
“Yang pasti, kupikir yang berjatuhan dan pecah itu adalah meteor yang dikeluarkan Asuna,
potongannya berhamburan seperti sekumpulan serangga yang berusaha kabur. Tetapi setelah
itu, seharusnya sudah benar-benar lenyap karena Release Recollection Alice...”
Aku melirik ke arah Integrity Knight yang duduk di sebelah kiri sambil mengatakannya.
Saat dive terakhir, dia menutupi tubuhnya dengan jubah coklat, tetapi sekarang dia kembali
memakai armor emasnya. Fragrant Olive Sword miliknya berada di tas kain bersama dengan
senjata GM Asuna, Radiant Light, Night Sky Sword yang langka, dan Blue Rose Sword,
yang kutinggalkan di lantai bawah ruang teh, tetapi walaupun tak ada pedang di pinggangku,
aura dingin terasa lenyap.

123 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Alice memandangku dengan mata birunya dan berkata.


“Kau meragukan kemampuanku? Semua bagian monster itu sudah hancur tahu.”
“Enggak, enggak, aku gak meragukannya, aku sangat terkesan malah. Cuma ya siapa tahu
kan ada yang menyusup dari luar... misalnya, dibelakang armormu...”
“Kau ini mencurigakan!”
“Jangan berkata yang enggak-enggak dong!”
Aku disemprot Asuna dan Alice bersamaan, dan Eolyne terlihat sedikit rumit—mungkin imej
Star Queen dan Osmanthus Knight yang dibayangkannya tak seperti ini—seolah
menyelamatkanku.
“Tolong saling percayalah diantara kalian, di kejadian lama, Abyssal Horror akan benar-
benar bereinkarasi sebulan kemudian, tetapi kali ini dia tak muncul walaupun sudah lebih dari
satu bulan. Pertarungan itu sendiri informasi yang tidak resmi karena rahasia, tetapi setelah
melakukan penyelidikan, pasukan Integrity Pilot Order menyimpulkan bahwa monster luar
angkasa itu sudah lenyap.”
“B-begitukah, syukurlah, syukurlah.”
Meraih teko di meja, Eolyne menuangkan teh cohillnya lagi ke cangkir Asuna dan Alice.
“...Jadi apa hubungannya Abyssal Horror dengan cerita pemberontakan itu?”
Eolyne melanjutkan, sembari merilekskan ekspresinya sesaat.
“Aku tak bisa berhenti berterima kasih pada Kirito-kun yang sudah menghancurkan Abyssal
Horror, yang dikatakan sebagai bencana terbesar di Underworld, tetapi pertarungan itu
seharusnya tidak terjadi.”
“Apa katamu...?”
“Tadi kukatakan bahwa Abyssal Horror terbang mengelilingi 2 bintang dengan kecepatan
tinggi, karena dia adalah benda hidup. Semenjak siklus pergerakannya berubah-ubah, sebuah
penelitian dibangun di Caldina dan Admina, bayangan monster luar angkasa itu diteliti
dengan teleskop besar, dan posisinya saat berubah jadi naga telah ditandai. Aku mendapat
izin terbang. Satu bulan setengah yang lalu, Arabel dan Stholienen juga meluncur dari
Caldina setelah menerima informasi dari Admina, yang mengatakan bahwa Abyssal Horror
bergerak ke belakang bintang. Selama 3 jam terbang, mereka tak menemukan monster itu...
dari yang seharusnya.”
Asuna adalah yang pertama merespon penjelasan itu.
“Itu berarrti... apakah Abyssal Horror yang bergerak dengan kecepatan tinggi, atau informasi
dari Admina yang salah...?”
“Ya, diantara dua itu... yang pertama, mustahil. Abyssal horror adalah makhluk yang
bergerak lambat kecuali saat menyerang manusia, jadi tak mungkin bergerak dibelakang
Admina ke tempat dimana bertemu dengan mesin terbang kurang dari satu jam. Dan di kasus

124 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
terakhir kali, itu kelihatannya seorang peneliti salah lihat bayangan besar monster itu atau
semacamnya.”
“Kalau begitu, artinya itu informasinya salah.”
Alice menekankannya, bersamaan, Eolyne terlihat tegang sesaat, tetapi kemudian merespon.
“Ya, aku juga berpikir begitu.”
“Tunggu sebentar.”
Aku mencoba memastikan faktanya, mengingat wajah Stica dan Laurannei yang masih muda
saat itu.
“Kalau begitu, seseorang yang mengirim mereka mendekati Abyssal Horror... mencoba untuk
membunuh mereka berdua?”
“Bisa jadi begitu.”
Eolyne menghela napas, dan menyenderkan tubuhnya di sofa.
“Seperti yang kujelaskan detailnya, ada sejumlah kasus lain yang dicurigai sebagai sabotase
Space Force Caldina. Kalau mencoba merusak kekuatan militer planet, berarti maksudnya itu
akan menyebabkan pemberontakan. Tetapi aku tak menganggap bahwa sekertaris
administrasi Admina dan ketua markas Admina terlibat... mereka berdua orang yang baik
yang sudah saling kenal sejak kecil.”
“Orang baik... bukankah tidak mustahil juga akan menyebabkan pemberontakan walaupun
mereka berhubungan baik?”
Terhenti sesaat, Eolyne bertanya dengan suara pelan.
“Kau pernah memberontak melawan gereja Axiom dulu kan?”
“..............”
Aku menarik napas sesaat dan menggelengkan kepalaku.
“Tidak, aku melawan gereja Axiom bukan karena suatu hal, tetapi demi diriku... dan
sahabatku.”
Uh ya, aku bertarung demi harapan Eugeo. Namun, harapannya tak terpenuhi, untuk kembali
ke desa Rulid, karena dia tewas melawan Dewi Tertinggi Administrator.
Pecahan fluctlight Eugeo, dan Alice kecil di lantai teratas Central Cathedral seharusnya...
sudah lenyap. Lalu Eolyne, kenapa kau memiliki warna rambutnya, suaranya, dan wajahnya?
Sejumlah getaran menusukku, dan Alice bergumam dengan suara pelan, ketika melihatku
menggemeretakkan gigiku.
“Eolyne Herlentz, bagimu, pertarungan Kirito di gereja Axiom mungkin sudah lama sekali
terjadi, tetapi bagi Kirito, itu baru terjadi beberapa bulan yang lalu. Dan itu bukan hal yang
bagus.”
“Maaf, Alice-sama.”

125 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Eolyne yang segera minta maaf, membungkukkan badannya dihadapanku.


“Maaf, Kirito-kun. Kuharap suatu hari nanti kau akan menceritakan kebenaran tentang
pertarunganmu dengan gereja Axiom... tetapi sekarang mari bicarakan apa yang harus kita
lakukan. Memang jika orang baik pun akan memberontak. Tetapi jika itu adalah orang baik
yang melanggar hukum Star World. Misalnya, penduduk Admina yang ditindas penduduk
Caldina...”
“Apa itu bisa terjadi?”
“Tidak, tidak terjadi. Karena Star King membuat banyak hukum untuk melindungi Admina
sehingga itu takkan terjadi. Jadi aku sendiri ingin tahu alasan Admina menyerang Caldina.
Tetapi... tiba-tiba aku kepikiran jika seseorang yang menyusup ke Caldina itu dari dunia
nyata. Mungkin ini bisa jadi permulaan perang dunia asing yang baru.”
“......!!!”
Aku, Asuna, dan Alice terkejut bersamaan.
Orang pertama yang merespon adalah Asuna. Menggerakkan armor berwarna mutiaranya dan
menoleh pada Eolyne.
“Apa itu berarti penyusup dari dunia nyata sedang bersembunyi antara di Caldina atau
Admina... untuk berperang?”
“Bukankah dewa kegelapan Vector yang menyebabkan perang sebelumnya juga adalah orang
dari dunia nyata? Tidak aneh kan jika hal yang sama terjadi lagi?”
Memang, secara teori.
Stica dan Laurannei diserang Abyssal Horror saat kami dive ke Underworld di Star World.
Jika memang telah direncanakan oleh orang dunia nyata, berarti mereka telah menyerang
Underworld lebih awal dari kami.
Apa mungkin? Apa mungkin—itu berhubungan dengan Kayaba Akihiko.......
Langsung menghentikan pemikiranku, aku berkata.
“Kau ingin pergi ke Admina untuk mencari tahu?”
“Ya.”
Eolyne menambahkan, setelahnya, mengejutkan.
“Tetapi kita tak bisa memakai naga.”
“Ha...?”
“Untuk bergerak bebas ke Admina, kita harus masuk kesana secara diam-diam. Namun,
persetujuan pada bagian adminitrasi Admina juga diperlukan untuk penerbangan antara
planet dengan pasukan Pilot Order dan naga Space Force, dan sejumlah orang diperlukan
untuk menaiki naga yang besar. Keduanya sulit diperdaya.”

126 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Kenapa tidak terbang saja diam-diam tanpa persetujuan?”


“Berbeda dengan fakta kalau ada naga yang hilang dari anggarnya di markas, akan terjadi
keributan di Kongres.”
“Gitu ya...”
Aku menyadari kalau gelombang ini aneh. Bukannya dia sendiri yang mau pergi ke Admina?
“Kalau begitu, gimana caramu pergi ke Admina?”
Eolyne menjawab dengan memandang lurus.
“Ada dua cara. Pertama adalah dengan membawaku, Asuna-sama, dan Alice-sama dengan
bantuan tekad Kirito-kun.”
“H-haah...!? Maksudnya terbang ke planet gitu aja?!”
“Saat kau menolong Stica, kudengar kau bisa terbang bebas di luar angkasa.”
“I-iya sih, tapi sekarang...”
Alam semesta Underworld itu nyata. Tidak seperti di dunia nyata, yang tidak hampa. Kalau
sambil memikirkan saat aku terkena sihir cekikan Mutasina, tak ada konsep hampa atau tidak
di dunia virtual sejak awal. Karenanya, alam semesta dunia ini yang gelap dan dingin tak
punya gravitasi, tetapi bisa tetap bernapas dan berbicara. Mungkin karena aku juga memakai
teknik terbang elemen angin, kurasa tidak mustahil untuk bergerak dari bintang ke bintang
dengan tekadku.
“Tapi, pada akhirnya, bukankah akan menyebabkan getaran di hati dan jiwa sekalipun di
Admina, akan ada 1 atau 2 pemikiran...”
“Ya, bisa 100 atau 200. Secara perlahan, kau perlu [menyembunyikan pikiranmu]... tetapi
seharusnya itu perlu waktu dibawah kekuasaan Star King, jadi kurasa kali ini akan memakai
cara kedua.”
“...Dan apa itu?”
“Sederhana. Memakai naga yang takkan disadari siapapun bahwa itu hilang.”
Didepanku, Alice dan Asuna yang terdiam, Eolyne mengangkat tangan kanannya, dan
menunjuk dinding sebelah selatan dari ruang teh—Centoria, ibu kota. Aku menoleh ke
arahnya.
“Di lantai teratas Central Cathedral yang terkunci, ada naga kesayangan Star King, X’rphan
tipe 13 yang seharusnya masih bisa digerakkan. Jadi, kalau kita pergi dari menara itu,
Kongres takkan menyadarinya.”
Nama naga itu mengejutkanku, bukan karena idenya yang berani. Aku melirik ke sebelah kiri,
pada Asuna yang duduk disamping Alice juga terkejut.
X’rphan bukan nama yang berasal dari kastil melayang Aincrad Baru, tetapi nama asli dari
SAO lama. Itu adalah nama dari boss lantai yang tinggal di lantai 55. Nama aslinya adalah

127 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
X’rphan The White Wyrm. Seperti namanya, itu adalah naga putih, dan kurasa cocok dengan
mesin naga.
Tidak, aku tunda dulu hal ini dan kembali menoleh pada Eolyne.
“...Itu lebih masuk akal daripada terbang pakai tekadku. Tapi tadi katamu berada di ruang
terkunci kan? Dimana persisnya tempatnya...?”
“Central Cathedral punya elevator otomatis yang bisa bergerak dari lantai 1 ke lantai 79
selain tangga utama, tetapi itu belum sampai tujuan. Kalau ke lantai 80, sepertinya disana ada
pintu besar setelah naik tangga. Dan itu terlarang sekalipun bagi anggota dewan Kongres
Persatuan Star World untuk mendekati pintunya. Mungkin terkunci rapat. Seharusnya.”
“............”
Sekarang menoleh pada Alice.
Knight emas itu membuka matanya lebar ketika mendengarnya.
Dia pasti memandang sekilas keberadaan adiknya Selka, yang tertidur panjang di lantai 80
Central Cathedral. Membangunkannya adalah misinya yang penting, tetapi sekarang dia tak
punya ide bagaimana cara mendatanginya di Cathedral, tapi dia sudah ada disini. Dia bisa
berharap. Ekspektasi yang tinggi dan sedikit kegelisahan pasti berputar-putar di pikiran Alice
sekarang.
Eolyne melanjutkan, yang mungkin merasakan sesuatu dari keberadaan kami.
“Ya... Kirito-kun bilang tentang [Seseorang yang dalam keadaan deep freeze di suatu tempat
di Cathedral] adalah orang yang memiliki hubungan dengan Alice-sama kan?”
Memang begitulah adanya. Aku mengangguk.
“Ya... apa kau tahu sesuatu?”
“Aku belum pernah ke lantai 80... Integrity Knight disegel di lantai teratas Cathedral, serta
tempat disimpannya naga milik Star King. Hanya satu hal yang pernah disebutkan bahwa
para knight itu dikendalikan, dan...”
Sedikit berdalih, dan mengecilkan suaranya.
“Di lantai teratas... hanya ada satu dari tiga [Piringan Kristal] di Underworld.”
“Piringan kristal...”
Apa maksud Eolyne? Jelas, itu adalah sistem konsol yang mengoperasikan Underworld.
Tiba-tiba tersadar. Kalau masih bisa dipakai, ada kemungkinan untuk menemukan penyusup
tanpa harus pergi ke planet Admina. Namun, konsol itu rusak saat dimulainya Fase
Percepatan Kritis, dan sekarang hanya piringan kristal biasa. Fase percepatannya memang
berakhir, tetapi mungkin aku harus meresetnya dari ruang kontrol Ocean Turtle untuk
memakainya lagi...
Tidak, segalanya akan menjadi jelas saat pergi kesana. Tentunya, pertama adalah ke tempat
dimana Selka tertidur.

128 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Aku merasa telah mendengar semua yang perlu didengar, jadi kupegang lututku dengan
tanganku, dan berdiri.
“Kalau begitu ayo kembali ke Centoria. Apakah ada yang akan menjemput kesini?”
Dengan segera, Eolyne tersenyum.
“Karena Yang Mulia Star King orangnya tidak sabaran... aku telah meminta seseorang yang
lebih tenang.”
Asuna dan Alice berpandangan sebelum aku menjawab.
“Begitu ya?”
“Begitukah?”

***
Eolyne memanggil—dan kudengar suara mobil. –Kalau tak bisa menghubungiku dengan
pemancar suara, berjalanlah turun ke halaman depan mansion—dipimpin oleh ketua Integrity
Pilot Order menuruni tangga. Aku membawa tas kulit besar, yang berat banget karena berisi 4
divine object.
Seperti yang disarankan Eolyne, Asuna dan Alice mengganti pakaiannya dengan seragam
Integrity Pilot Order untuk wanita. Alice tampaknya agak berat melepaskan armor di
tubuhnya, tetapi Eolyne menjaminnya dengan “tidak akan ada yang bisa masuk mansion ini
tanpa izinku”. Dia juga memberikan ruangan kecil untuk menyimpan armornya dan
menguncinya, sehingga akhirnya dia pun setuju.
Namun, warna seragam dan topi biru yang Stica pakai terlihat bagus dikenakan Asuna dan
Alice, dan saat aku melihat mereka keluar dari ruangannya, aku bertepuk tangan. Alice yang
wajahnya memerah bertanya “kenapa kau juga tidak mengganti bajumu?”
Kira-kira begitulah. Walau armor emasnya dilepas, tetapi di pinggang Alice terpasang tas
berbentuk kotak. Yang berisi 2 telur berukuran lebih besar dari telur ayam. Naga terbang
Alice “Amayori” dan kakaknya “Takiguri” yang kulahirkan kembali dengan kekuatanku.
Bagi Alice, dia ingin mencoba merawatnya, tetapi akan sulit untuk saat ini. Alice pun tak bisa
terus login ke Underworld, sehingga perlu mempercayakannya pada seseorang yang bisa
dipercaya, tetapi tak banyak orang-orang di era ini yang masih membesarkan naga terbang.
Sembari memikirkannya, aku melewati halaman lantai satu dan keluar, secepatnya saat aku
keluar.
“Kamilah yang akan mengantar kalian!”
Terdengar dua suara yang riang, diikuti suara langkah sepatu boots.

129 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Yang memberi salam hormat itu adalah dua gadis berseragam Integrity Pilot Order dan
memakai topi berwarna sama—Stica Stholienen dan Laurannei Arabel. Aku tak menduga
akan bertemu lagi dengan mereka, jadi ini maksud dari “orang itu”.
“Aku sudah menduga ini pekerjaannya...”
“Begitulah.”
Eolyne yang berjalan disampingku menghela napas dan berkata.
“Karena mereka adalah kartu as dari pasukan Blue Rose di usia muda. Aslinya, mereka
diminta untuk memandu operator mengetes model naga yang baru, bukannya nyupir, tapi
mereka mau melakukannya...”
–Disitulah seharusnya tak ada gurita di Underworld tanpa laut...
Bukan, maksudku tentang pasukan Blue Rose. Ragi Quint, operator kelas dua yang
mengantarku ke mansion ini, dia berasal dari pasukan Cattleya, jadi nama bagian pasukan
Integrity Pilot Order itu berasal dari nama bunga—, yang membuat hatiku bergetar adalah
adanya nama “rose”, dengan “blue”.
Aku akan tanya Eolyne, tetapi Stica yang menurunkan tangannya berseru.
“Alice-sama, Asuna-sama, Kirito-sama, sudah lama tak bertemu!”
“Aku senang bisa bertemu denganmu lagi!”
Alice dan Asuna memeluk mereka berdua yang berseru dengan senyuman cerah. Aku tak
berani melakukan itu juga, jadi aku hanya melambai, tetapi saat menyadari tas besar yang
kubawa di tangan kiriku, Laurannei langsung menghampiriku.
“Aku akan membawa mobil dan barang-barang!”
“Tidak, tidak usah, ini berat lo.”
“Ini sudah tugasku!”
Dengan segera dia mengambil tas dari tanganku tanpa bertanya isinya apa, Laurannei sampai
berseru “ugghh”
Tak heran. Didalam tas itu kan berisi 4 divine object yang kelasnya hampir mendekati 50.
Asuna dan Alice saja membawanya berdua dari mobil, dan takkan bisa dibawa sendiri.
Terhenti sesaat sebelum bagian tengah tasnya menyentuh tanah, Laurannei menoleh dengan
wajahnya yang memerah, giginya gemeretak, dan mengangkat lagi tas itu dengan seruan
“uggghhh”
Asuna dan Alice mencoba membantu dibanding aku yang berdiri keheranan, tetapi gadis itu
menggelengkan kepalanya menolak. Dia menoleh ke arah rekannya, dan berseru dari celah
giginya.
“Sti... ini berat...”

130 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Saat itu, Stica ikut memegang tasnya. Dia memegangnya berdua dengan Laurannei, sambil
bersuara “fuuuuuuuu”
Mereka mengangkat tas itu menuju bagasi mobil, sambil beraba-aba “satu dua, satu dua,”.
Fakta bahwa butuh 2 orang agar bisa mengangkat 4 divine object berarti tidak mengejutkan
bahwa 1 divine object saja luar biasa.
Terkadang, aku juga terkesan memandangi mesin terbangnya, dan saat aku merasa pikiranku
kejauhan, aku bertanya pada Eolyne.
“Mereka berdua... sebenarnya punya berapa banyak?”
“Kurasa 15 tahun.”
Yang ingin kuketahui adalah nomor kekuasaan mereka, tetapi Eolyne menjawab umurnya.
Sama-sama luar biasa sih.
“15...?! Di umur segitu aku belum bisa daftar ke Akademi Master Pedang. Kenapa level
kekuasaannya tinggi banget?”
“Karena keluarga Arabel dan Stholienen adalah keluarga yang bergengsi diantara semuanya.”
Berdehem dengan jawabannya, Eolyne mendorong punggungku.
“Sekarang cepat masuk ke mobil. Aku ingin makan siang di Centoria.”

131 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
BAGIAN 11

Mobil yang dikendarai Laurannei adalah tipe minibus sedan besar hitam yang dulu pernah
membawaku. Interior dan kemudinya bagus seperti yang dibutuhkan, dan saat mulai berjalan
mengitari jalan bebatuan, terdengar suara ketukan yang berderik-derik.
Dikursi belakangnya, sedan ini memuat tidak lebih dari 4 orang, dan mungkin membuatnya
tidak terlalu mencolok. Di sisi kanan kursi ketiganya ada bantalan tipis, kupikir aku ingin
coba mengendarainya juga suatu saat nanti. Alice dan Asuna duduk bersebelahan di barisan
kedua.
“Saat aku pertama kali melihat banyaknya mobil lalu lalang seperti di jalanan dunia nyata
yang membawa banyak bawaan, aku terkesan dengan perkembangan dunia ini, dan disaat
yang bersamaan aku terbawa suasana dengan hiruk pikuknya... Underworld juga telah
menjadi dunia yang memiliki mobil dan lebih maju...”
“Yah, setidaknya mobil ini berbeda dari mobil yang bahan bakarnya berbahaya bagi
lingkungan.”
Kemudian, suara Eolyne terdengar sedikit serius.
“Tetapi berlakangan ini, dengan bertambahnya pemakaian mesin dan AC, daya ruang yang
kepayahan juga jadi masalah. Faktanya, musim panas ini permanen. Fenomena terjadi dimana
semua mesin ditenagai oleh kecenderungan itu berhenti sebanyak 3 kali di Centoria. Katanya
disebabkan oleh banyaknya rumah memakai AC disaat yang bersamaan di tengah malam saat
tenaga penyuplai dari Solus terhenti. Begitulah.”
Teringat kata-kata yang diucapkan Felsi waktu itu... aku bertanya hal yang muncul di
pikiranku.
“Musim panas takkan begitu panas saat pakai AC kan? Tentunya sih, gak ada AC di asrama
Akademi Master Pedang, tapi aku tetap bisa tidur kok...”
“Walaupun begitu, AC masih mahal. Kalau kesulitan mendapatkannya, itu manusiawi kalau
ingin.”
Jawab Eolyne, kali ini Asuna yang bertanya.
“Apa ada sesuatu seperti tagihan listrik di Centoria—tagihan daya ruang?”
“Tagihan daya...? Oh... uang untuk membayar daya ruang. Tentu saja tidak ada. Daya spasial
diberikan secara alami seperti air dan angin.”
“Orang-orang di dunia nyata pun tetap membayar penggunaan air.”
Pada komentar Alice, Eolyne melirik padaku seolah berkata “itu lagi...”, tapi secepatnya dia
mengubah ekspresinya.
“...Tetapi mungkin hanya ada satu solusi. Kalau membuat suatu mekanisme untuk
mengumpulkannya berdasarkan jumlah pemakaian daya, pemakaian panas dan dingin yang

132 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
terlalu banyak akan tertekan... masalahnya adalah bagaimana cara mengukur jumlah
pemakaian itu...”
Dengan segera menghubungi ketua dan anggota dewan memikirkannya.
“Ya ya ya, kita bicarakan ini nanti saja.”
Suatu saat nanti, bukanlah hal luar biasa lagi untuk mengajari anak-anak disekolah bahwa
orang dari dunia nyata bernama Kirito-lah yang menemukan konsep tagihan air dan daya
ruang di Underworld.
“Lebih dari itu, umm... perlu berapa banyak kekuasaan yang didapatkan untuk bisa menjadi
Integrity Pilot Order?”
Eolyne mengangkat bahunya sesaat seperti memutar balikkan pertanyaan sebelumnya.
“Sederhana, tak hanya seberapa banyak kekuasaan yang kau miliki untuk bergabung. Pertama,
hanya mereka yang mendapat nilai bagus di sekolah, diutamakan pernah memenangkan
Turnamen Bela Diri Persatuan Star World, pernah bergabung di Space Force atau pasukan
lapangan sebagai kadet, dan memperlihatkan kemampuan yang menonjol. Itu rekomendasi
ujian masuknya.”
Eolyne, yang menjelaskannya perlahan, bertanya pada yang duduk didepannya.
“Hei, Stica, Laurannei, berapa umur kalian di Turnamen Persatuan final waktu itu?”
“12 tahun!”
Stica yang duduk disebelahnya menjawab duluan, lalu Laurannei yang memegang stir
menambahkan.
“Itu aku yang menang.”
“Hey... itu gak benar, aku yang menang.”
“Gak salah dong karena aku yang nyerang!”
“Ugh!"
Itu kelihatannya mereka sedang mengobrol tentang tahun ini, tetapi jika Turnamen Bela Diri
Persatuan Star World adalah Turnamen Bela Diri 4 Kekaisaran versi yang lebih luas di 200
tahun lalu, bisa juga dimenangkan di usia 12 tahun. Tidak perlu diributkan. Tidak ada yang
namanya terlalu dewasa untuk menjadi Pilot Order.
Tiba-tiba, dipikiranku, Felsi yang kutemui di keluarga Arabel memiliki kemampuan meniru
sesuatu. Dia masih 9 tahun saat ini.
Jika adiknya itu bisa memenangkan Turnamen Bela Diri Underworld 3 tahun kemudian,
keputusasaan yang mendalam tentang fenomena “aku tak bisa mengaktifkan misteri”tak bisa
kubayangkan.
Semoga saja aku memiliki waktu untuk menyelesaikan masalah misteri Felsi. Saat aku
bersumpah di hatiku, Eolyne berkata pada yang duduk didepannya.

133 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Aku memenangkan Turnamen Persatuan itu saat usia 16 tahun. Mungkin mereka sudah
menyusul sebagai pendekar pedang dan operator.”
“Itu tidak benar!”
Stica yang beradu argumen dengan Laurannei, menoleh padanya dan berkata.
“Skill berpedang Eolyne-sama yang terkenal itu diluar kendali! Kami gak bisa menahan hal
semacam itu!”
Laurannei yang menyetir, juga berkata sambil tetap melihat lurus ke depan.
“Itu benar, butuh waktu satu setengah tahun ketua menyaksikan kita bersamaan. Masih perlu
10 tahun lagi untuk mengalahkannya.”
“Hey... itu artinya selamanya dong, Laura payah!”
“Gak sopan kalau menyebutnya mustahil tahu, Stica!”
Dibelakang mereka berdua yang bertengkar lagi, Asuna dan Alice tertawa. Disampingku, aku
menghela napas karena Eolyne terlihat tak nyaman.

134 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

135 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Sosok yang mirip seperti Ronye dan Tieze, tetapi cara mereka berbicara sangat berbeda... lalu
aku berkata pada ketua Integrity Pilot Order dengan nada biasa.
“Ngomong-ngomong, level kekuasaanmu berapa?”
“Eh .........”
Secepatnya aku memandang wajah Eolyne yang sedikit ternganga.
Cahaya putih sekilas menusuk inti kepalaku...
Jendela status Eolyne Herlentz... yaitu jendela Stacia. Yang memperlihatkan jumlah kontrol
kekuasaan dan sistem kontrol, dan nomor unit ID yang telah ditetapkan.
Dan jika Eolyne memiliki hubungan dengan Eugeo. Jika masih ada kemungkinan mereka
adalah orang yang sama tetapi kehilangan ingatannya, nomor IDnya seharusnya cocok, dan
aku tak lupa.
NND716361 ... jika nomor di jendela Eolyne tertulis 6355, yang hanya berbeda 6 angka...
Eolyne mengatakannya sambil memandangku, yang terdiam sesaat, dengan tatapan misterius.
“Yah berapa ya... aku sebenarnya tak peduli berapa level kekuasaanku.”
“...Kalau begitu, perlihatkan di jendela Stacia.”
Ketika aku mengatakannya, dia tersenyum pahit.
“Hey Kirito-kun, aku tak tahu bagaimana 200 tahun yang lalu, tetapi di era ini, hanya para
penjaga yang tak paham akan memperlihatkan jendela pada yang lain.”
“Itu... makanya...”
Saat Eolyne menggenggam tangan kanannya dan mengendurkan gerakannya, aku menunggu
apa yang ingin dia katakan.
“...Kalau begitu mari lakukan. Jika Kirito-kun juga memperlihatkan padaku jendela statusnya,
aku juga akan melakukannya.”
“................”
Mau berapa kalipun kulihat statusku, itu tidak ada artinya.
Namun kuangkat sedikit ketegangan yang canggung ini dan menjawab dengan nada biasanya
sembari berharap.
“Baiklah, aku akan mulai duluan.”
Dengan 2 jari tangan kananku, aku membentuk huruf “S” di udara dan menariknya dengan
tangan kiriku. Jendela berwarna ungu muncul dengan suara seperti bunyi lonceng.
Di dive terakhir, aku melakukannya didepan penjaga yang menyerbu rumah Arabel, tetapi
saat itu, aku tak memastikan level kekuasaanku. Melihat ke bentuk segiempat kecil, Eolyne
mendekatkan kepalanya.

136 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Hey... nomor IDnya aneh sekali. Aku belum pernah lihat angka sampai ke 6000 begitu.”
ID NND7-6355 itu berarti aku adalah orang ke 6355 yang lahir di area NND7, di bagian
paling utara Dunia Manusia.
“Kapten penjaga keamanan juga bilang begitu.”
Kataku, lalu Eolyne melihat ke bagian kanan jendela.
Saat melihatnya lagi, aku tak menemukan angka kekuasaan semenjak bertarung dengan
Integrity Knight di Central Cathedral. Saat itu, adalah objek. Sistem yang mengontrol
kekuasaannya mencapai 50. Sistem kontrol kekuasaan seharusnya hanya mencapai 30, tetapi
saat aku melihat nomornya lebih besar, aku berkata “hmm” dari mulutku.
Nomor yang terpampang itu tidak salah lagi—kekuasaan OC 29, kekuasaan SC 07.
“Eh... menurun?! 29 dan 07...”
Aku terpaku dan melihat tangan kananku, tetapi tak ada apapun disana.
Dengan nomor segitu, bisa dipahami kalau kapten penjaga keamanan itu tak merespon, tetapi
segalanya telah jatuh. Mustahil untuk memegang Night Sky Sword dan Blue Rose Sword
bersamaan dengan level segitu, dan apakah level kekuasaannya menurun sejak awal? Gak
mungkin, monster luar angkasa Abyssal Horror... katanya dia bisa menyerap kemampuan
level tinggi?
“...Kirito-kun”
Aku merespon dengan lega pada Eolyne.
“Sesuatu... yang buruk, tapi dengan ini sekarang kau tahu kalau aku bukan Star King.”
“Tidak... lihat ini. Ini angka [1] kecil kan?”
“Hah...? Angka 1 kecil...”
Saat aku melihat jendela Stacia lagi, Eolyne menunjuk sebelah kiri level kekuasaan OC.
Kudekatkan wajahku dan memicingkan mata.
Aku melihat bentuk seperti angka “1”—nomor diantara bingkai terluar dan “2”
Aku memandang Eolyne, dan jendelanya lagi.
“Ya... itu bukan hanya 2 digit, tapi 3 kan? Bukan 29 dan 07... tetapi 129 dan 107?”
“Benar. Level kekuasannya lebih dari 100..."
Saat dia mengatakannya dengan suara yang terdengar kagum, Eolyne memandang wajahku
lagi dan menambahkan.
“Seperti yang diduga, bahwa kau adalah sang legenda Yang Mulia Star King.”
“Umm, aku belum memutuskannya.”

137 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Saat aku bergumam dengan agak kekanak-kanakan, aku menutup jendelanya. Ya, tak
masalah mau berapapun level kekuasaanku sekarang, apakah itu 2 atau 3.
“Sekarang giliranmu.”
Kataku dengan nada sebiasa mungkin, walau agak gemetar diakhir.
Tetapi sepertinya Eolyne tak menyadarinya, dia mengangkat bahunya sesaat.
“Oke. Pertama-tama, level kekuasaanku sangat jauh dari levelmu.”
Katanya, lalu membentuk huruf S dengan tangan kirinya.
Criiing... jendela Stacia terbuka dengan suaranya yang jelas.
Mataku tertuju pada nomor ID di bagian kiri atas.
[NCD1I13091]
Aku samar-samar memandangi karakter yang terpampang disitu tidak menyerupai nomor ID
Eugeo.
5 detik, mungkin 10 detik kemudian, Eolyne berkata dengan nada kecewa.
“Kau tak perlu kecewa begitu. Aku sudah bilang dari awal kalau levelku jauh darimu kan?”
“Eh...? Ah...”
Padaku dan memandang ke sebelah kanan. Level kekuasaan OCnya 62, kekuasaan SCnya 58.
Keduanya berjumlah setengah dari punyaku, tetapi standarnya lebih tinggi dari 200 tahun lalu.
Tak hanya pada saat itu, para Integrity Knight sekalipun telah terlampaui.
“Tidak, levelmu luar biasa. Sang ketua memang hebat.”
Aku masih merasa candu di tengah kepalaku, saat aku mengatakan kesan jujurku, Eolyne
tersenyum.
“Walaupun kau bilang begitu pun... tapi terima kasih.”
Katanya, lalu mematikan jendela Stacia dan kembali bersender di kursinya. Dan ketika aku
memandang kembali ke depan, aku juga bersender di kursiku.
Asuna dan Alice yang duduk didepan, sedang asyik mengobrol dengan Stica dan Laurannei.
Sebelum kusadari mobilnya telah berbelok ke Centoria, sebuah mobil yang terlihat mewah
lewat disebelahku.
Aku merasa ada bayangan seorang pria berambut jerami di kursi penumpangnya. Saat
kukedipkan mataku, mobil itu hilang di belokan.
Hanya karena IDnya berbeda tidak akan langsung menyimpulkan apapun.
Namun, mungkin sudah waktunya untuk menerimanya. Seperti di dunia nyata, ada
kemungkinan dua manusia yang mirip akan lahir di Underworld. Mungkin aku hanya
kebetulan mencoba untuk menemukan keajaiban yang mustahil dalam fluktuasi ini.

138 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Ada apa?”
Ketika aku mendengar suara itu, aku langsung menoleh ke jendela mobil.
Akhirnya, kusadari bahwa ada setetes air yang menetes ke tangan kiriku, lalu aku menjawab.
“Tidak... tidak ada apa-apa.”
Aku mengangkat tangan kiriku dan menyeka wajahku. Tetesan air mata kecil itu bergerak ke
ujung jariku pun menguap dan lenyap.

139 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

140 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Mobil putih yang dikendarai Laurannei berbelok dari jalan utama seperti arahan Eolyne, ke
lahan parkir di sudut distrik perbelanjaan yang mempesona.
Aku diajak ke restoran kecil namun menyenangkan di belakang jalanan dengan sejumlah
orang. Tak banyak tamu disana walau sudah jam makan siang, mungkin karena kami terlalu
cepat. Chef dan pelayannya pun menyambut kami yang memakai seragam Integrity Pilot
Order dengan hangat, dan kami menikmati hidangan Centoria utara untuk pertama kalinya.
Eolyne yang membayar makanannya untuk 6 orang, tetapi Alice agak khawatir karena dia
jarang terlihat.
Kembali ke mobil dan ke jalan utama. Tanpa singgah lagi, berjalan lurus ke menara tinggi
putih yang menjulang ke langit. Saat melewati dinding, kemudian berputar searah jarum dan
dan menuju gerbang utama di selatan.
Selama era gereja Axiom, halaman Central Cathedral tak bisa dimasuki oleh publik,
sekalipun bangsawan dan keluarga kerajaan, tetapi sekarang gerbang selatannya terbuka, dan
mobil bisa masuk tanpa melalui pemeriksaan keamanan.
Para turis manusia dan non-manusia senang berjalan-jalan di halamannya yang luas, terlepas
dari kenangan masa lalu. Mobil pun berbelok ke jalan yang melintang ke dinding, terus
melaju, dan berbelok ke kanan.
Tiba-tiba, Alice terkejut.
“Tidak ada kandang naga...”
Pastinya, kandang raksasa yang seharusnya ada di sisi barat menara 200 tahun lalu
menghilang tanpa bekas, dan dijadikan lahan parkir.
“Apa yang terjadi pada para naga...!?”
Eolyne menjawabnya dengan tenang, saat Alice menoleh padanya.
“Menurut catatan, setengah dari naga terbang yang berada di Central Cathedral telah
dipulangkan ke habitat aslinya di Wesdarath bersamaan dengan disegelnya para Integrity
Knight, dan setengahnya lagi tersegel bersama mereka. Begitu katanya... sekarang pun,
banyak naga terbang yang hidup di habitat aslinya dan berada di area yang dilindungi di
bagian barat Wesdarath.”
“Be...begitu ya.”
Ekspresinya sedikit lega, Alice kembali bertanya pada Eolyne.
“Tetapi apa persisnya arti dari disegel itu?”
“...Maaf Alice-sama, aku juga tidak tahu. Tetapi saat kau masuk ke lantai teratas Cathedral,
semuanya akan jelas.”
“...Ya, itu benar.”
Alice duduk kembali ke tempatnya.

141 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Beberapa detik kemudian, berhenti. Mobil bergerak ke belakang dengan cepat menuju lahan
parkir dengan gerakan yang tak asing.
Sekarang baru jam 11 siang. Kali ini, dr.Koujiro dengan tegas meminta untuk segera kembali
jam 5 sore nanti, setelah kuhitung di otakku bahwa aku punya 6 jam lagi waktu yang tersisa...
aku akhirnya menyadari sebuah masalah besar.
“...Umm, Eolyne...”
Memanggil sang ketua dari belakang yang keluar dari mobil.
“Apa?”
“Umm... maaf mengatakan ini tapi aku, Asuna, dan Alice hanya akan berada di Underworld
sampai jam 5 sore nanti. Dan kupikir mungkin aku akan kembali lagi besok pagi. Apa bisa
pergi ke Admina dalam 6 jam...?”
“Umm ...”
Eolyne memandang ke puncak Cathedral dan membalas.
“Tergantung waktu keberangkatan dan kemampuan X’rphan 13, tetapi kurasa kita akan tepat
waktu.”
“Serius nih?”
Aku meresponnya dengan bahasa ngobrol (majika yo?) yang tidak ada di Underworld, tetapi
saat kupikirkan, ini kan dunia virtual, jadi skala luar angkasa gak bakal sama seperti dunia
nyata. Sekalipun dengan pesawat, katanya butuh 6 jam, jika jarak antara Caldina dan Admina
lebih dekat dari yang kuduga.
Aku mencoba mengatakannya, tetapi Eolyne menggelengkan kepalanya.
“Tapi mungkin ada cara mengatasi batas waktu Kirito-kun disini.”
“Eh? G-gimana caranya...”
“Nanti kujelaskan.”
Menjawabnya dengan singkat, Eolyne menghampiri Laurannei di sisi kiri mobil.
“Kalian berdua, terima kasih banyak. Kami tak tahu kapan urusan kami akan selesai, jadi tak
apa jika kalian kembali ke markas sekarang.”
Tiba-tiba, Stica meluruskan punggungnya.
“Tidak, aku akan mendampingi sampai urusan Yang Mulia selesai!”
Lalu Laurannei juga membuka mulutnya.
“Kami sudah mendapat izin untuk keluar hari ini, jadi tak masalah jika terlambat!”
“Ya? Benarkah?”
“Benar!”

142 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Sembari mengeluarkan tas berisi pedang dari bagasi mobil, Asuna, yang berdiri di sisi kiri,
berbisik.
“Mereka terlihat mirip Tieze dan Ronye.”
“Benar.”
Sembari mengambil pedang miliknya, Alice berdehem di sisi kanannya.
“Bukannya lebih mirip Kirito dan Eugeo?”
“Heeh?”
“Kurasa kalian lah yang mempengaruhi Ronye dan Tieze, sehingga terpancar juga ke mereka
berdua.”
“.............”
Aku tak berpikir begitu, tetapi aku tak bisa menyangkalnya. Saat kami masih di Akademi
Master Pedang Centoria, kami juga melawan logika dengan penanggung jawab asrama,
Azurika-sensei. Tidak, saat itu, Eugeo hanya datang dan makan bersamaku.
Teori Alice memang benar, lalu sikap Laurannei yang berjuang bersama Eolyne berasal
dariku. Melihat sang ketua yang malu, aku berkata dalam hati “ada sesuatu” dan setelahnya,
kelihatannya Eolyne terkejut, lalu mereka bertiga berjalan bersama.
“Ayo pergi.”
Kami saling melempar senyum dan menyusul Eolyne serta dua Integrity Pilotnya berjalan
dari pintu keluar lahan parkir.
Seperti yang diduga, Central Cathedral tak dibuka untuk umum, dan gerbang keamanan ketat
terpasang di pintu masuk.
Eolyne yang memakai seragamnya berjalan melewati gerbang yang dijaga oleh pengawal
berpedang, meminta untuk mengeluarkan apapun seperti kartu ID didalam jubahnya. Sesaat
kupikir karena topeng yang dipakainya, atau posisi ketua Integrity Pilot Order berada dalam
Kongres Persatuan Star World, bukan dari wajahnya... tetapi mereka memeriksa ID dengan
tangannya. Apa yang akan terjadi padaku saat aku yang mulai duluan...
Saat tiba giliranku yang bersikap seperti biasa, aku khawatir apakah seragam Integrity Pilot
Order bisa mempan, Stica, Laurannei, Alice dan Asuna bisa lewat tanpa ditanyai apapun.
Karena cuma aku yang bajunya beda, aku dipandangi para pengawal itu, tetapi dia tak
bertanya apa isi tas yang aku bawa, dan aku bisa lewat.
Aku berjalan lurus melewati pintu masuk lebar dan menghela napas setelah agak jauh dari
gerbang, Eolyne yang menungguku, berkata.
“Maaf ya, Kirito-kun.”
“A-apa...?”
“Aku bilang pada mereka kalau kau kuminta untuk membawa barang agar kau bisa lewat.”

143 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Ah, tidak masalah, itu lebih baik daripada diperlakukan sebagai Star King...”
Membicarakannya, Alice berkata dengan suara yang agak serak.
“Ayo cepat.”
Tak heran kenapa dia buru-buru. Saat-saat yang telah ditunggunya selama ini sudah berada
diujung.
“Ya, silakan lewat sini.”
Eolyne segera berjalan di aula kosong. Aula besar di lantai 1 Cathedral, diikuti Alice, Asuna,
aku, Stica, dan Laurannei.
Dinding dan pilar marble Cathedral masih sama, tetapi interiornya sudah banyak berubah.
Yang paling mencolok adalah lukisan raksasa di dinding di semua sisi. Lukisan timbul
berwarna biru dan putih bersih, adalah desain Solus, Caldina, Admina, dan emblem dari
Kongres Persatuan Star World. Tanda kecil di ujung 2 pedang dan 2 jenis bunga dalam
bentuk diamond, adalah emblem Star King.
Didepannya, ada air mancur kecil yang terdengar bersuara. Dulu hanya ada tangga dan gak
ada air mancur, tetapi sepertinya telah direnovasi dalam 200 tahun.
Saat kami berjalan ke sekitar air mancur marble tua, aku menemukan 3 pintu, yang mungkin
itu adalah elevator, bersebelahan dibalik dinding.
Walapun memang pernah ada elevator di Central Cathedral 200 tahun lalu—yang terhubung
dari lantai 50 ke lantai 80, dari lantai 1 ke lantai 50. Tak ada pilihan selain naik tangga. Selain
itu, piringan liftnya saat itu hanya dioperasikan secara manual oleh seorang gadis. Gak
mungkin... apa mereka menambah jumlah anggotanya ya.
Tidak, saat ini, disebut sebagai “elevator”, tidak seperti waktu itu, seharusnya banyak orang
yang bekerja disini secara bergantian. Aku bergerak ke depan pintu, berharap, dan
memperhatikan Stica menekan tombol lingkaran di dinding. Saat pintu ditengahnya terbuka
ke kiri dan kanan, interiornya kosong.
Rupanya, operasinya telah menjadi otomatis dalam 200 tahun. Terima kasih pada siapapun
yang membuatnya, aku pun masuk kedalamnya.
Dulu bentuk piringannya seperti tabung, tetapi sekarang bentuknya kotak seperti lift di dunia
nyata, dan masih ada cukup ruang untuk 6 orang. Sebuah panel kendali dengan 3 baris
tombol terpasang disamping pintunya saat tertutup.
Nomor yang tercetak di tombol itu adalah dari 1 sampai 79. Seperti yang dikatakan Eolyne,
tak ada tombol spesifik ke lantai 80.
“...Dan kemana kita akan pergi?”
Saat kutanya dalam bisikan, Eolyne memandang balik padaku.
“Aku juga ingin tahu apa yang akan terjadi jika ada kau...”

144 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

“Yaa, walaupun kau bilang begitu...”


Aku memandang tombolnya, tak ada tanda-tanda akan terjadi sesuatu. Kalau hanya
menunggu, nanti ada orang datang.
“...Sekarang ini ayo ke lantai 79 dulu.”
Kataku, menuju tombol paling atas. Tapi tanganku tertahan sebelum menekannya.
“Kenapa?”
Aku menjawab “tidak” pada Asuna dan memperhatikan tombol yang ada.
3 baris dari bawah, 123, 456. Dan di akhir, angka 78 harusnya berada setelah 77 dan 76,
tetapi tombol teratasnya hanya 78 dan 79. Alasannya adalah karena hanya ada 1 dan 2 tombol
di bawah, yang tersusun dari 345, 678 dari baris selanjutnya.
“...Eolyne, elevator lain, ah bukan elevator tombolnya, apakah sama?”
Merespon pertanyaanku, sang ketua memiringkan topinya.
“Elevator... berapa ya? Aku tak tahu.”
“Biar aku yang lihat!”
“Aku juga!”
Stica dan Laurannei berseru dan melompat keluar sebelum pintunya tertutup. Secepatnya
mereka kembali dalam 10 detik, dan melaporkan hasilnya ke bawah dan menekan tombolnya
lagi.
“Elevator di kanan hanya punya tombol angka 79 di paling atas!”
“Elevator di kiri juga sama!”
“Terima kasih ya kalian.”
Dengan kata lain, hanya elevator di tengah yang susunan tombolnya berbeda. Apakah itu
sengaja—atau ada maksud tertentu?
Aku meraih piringan metal kosong dan menyentuhnya yang berada disamping 4 tombol yang
terukir.
“..........!!”
Samar, tapi terasa.
Ada tombol lain yang bersembunyi dibalik panel silver, dan saat dilihat dari dekat sampai
menyentuh hidungku, tak ada lapisan tertentu di panelnya.
Satu-satunya cara untuk mendorongnya adalah mengambil resiko dengan tekadku. Yah,
kekuatan spiritual dari imajinasi.
Bagiku sekarang, memindahkan sesuatu tanpa menyentuhnya memang mudah. Tapi, perlu
proses secara visual dengan memperhatikan dan membayangkan si benda itu. Menekan

145 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
tombol yang gak tak terlihat dibalik piringan tebal takkan semudah itu. Malah bisa hancur
kalau dipaksa.
Bener-bener deh... siapa sih yang bikin alat aneh ini?
Sembari mengomel dalam hati, aku mencoba membayangkan sekecil mungkin untuk
menembus panelnya. Perlahan menekan tombol yang tak terlihat itu.
Diikuti getaran, terasa suara “swoooshh” seperti angin di lantai.
Ketika elevatornya mulai naik, Stica dan Laurannei berseru “wow!”
Dan elevatornya, yang bukan elevator otomatis, kekuatannya 2-3x lebih banyak dari era
tenaga manusia. Melesat di Cathedral dengan kecepatan penuh.
Seperti yang diduga, tak ada fungsi tampilan lantai, tetapi kupikir akan merepotkan kalau ada
orang masuk karena bellnya berbunyi setiap melewati satu lantai, tetapi kalau tombol
tersembunyi ini ditekan, mungkin jadi mode langsung. Yang terus naik dari lantai 30 ke 40.
Sayangnya, tak seperti piringan lift 200 tahun lalu, karena tak ada jendelanya, sehingga tak
bisa menikmati pemandangan diluar.
Gadis yang membawaku dan Eugeo dengan piringan lift ini telah terlepas dari pekerjaannya
saat waktunya tiba, dia bilang ingin terbang bebas dengan elevator.
Mungkin dia sudah tiada. Dia terus menghitung suara metal, menutup matanya dan berdoa
semoga harapannya untuk terbang bebas menjadi kenyataan.
Dengan cepat, elevatornya mulai melambat, dan berhenti. Bell lantai 79 berbunyi—bukannya
lantai 80.
Pintunya terbuka. Didepan hanya ada lorong gelap. Tak ada tanda orang.
“...Apa ini lantai 80?”
Aku mendorong punggung Eolyne, berdehem, dengan tangan kananku.
“Ayo segera keluar sebelum elevatornya bergerak lagi.”
“Oh... oke.”
Mengikuti Eolyne, yang mulai berjalan, kami ber-5 juga keluar dari elevator.
Itu kelihatannya lorong ini sudah lama tidak dibersihkan, debu putih yang tebal yang
membumbung seperti asap saat melangkah, tetapi karena debu dan kotoran di Underworld
hanya efek visual, jadi takkan ada masalah walaupun terhirup.
Alice, yang menginjak debunya lalu berlari, berseru dengan gemetar.
“Tidak salah lagi ini adalah lantai 80 Central Cathedral, koridor menuju [Cloudtop Garden].”
Aku juga ingat. 2 bulan yang lalu, aku berjalan bersama Eugeo dari elevator kesana.
Pada saat itu, aku berkata pada Eugeo.
Kita telah datang sejauh ini untuk mengalahkan Administrator. Tetapi itu bukanlah akhir,
Eugeo. Tantangan yang sebenarnya adalah setelahnya...

146 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Eugeo bertanya dengan wajah yang misterius padaku, yang bergumam.


–mengalahkan Administrator, bukankah seharusnya kau menyerahkannya pada Cardinal-san?
Aku menunda jawaban itu. Aku berjanji untuk mengatakannya setelah menjemput Alice,
tetapi pada akhirnya aku tak mengatakan kebenarannya.
Menjadi orang dunia nyata bernama Kazuto, bukan Kirito si “anak hilang vektor”. Di dunia
sana, aku bukan pendekar pedang, hanya anak biasa yang tak melakukan apa-apa selain main
game, dan tak bisa bersosialiasi... dia adalah orang pertama yang menjadi sahabatku di usia
yang sama.
“Kirito, ayo cepat!”
Seru Alice mengangkat wajahnya, yang terlihat cemas, dan meninggalkan kami berlima jauh.
Setelah menghela napas, aku memegang kembali tas di tangan kiriku dan mulai berjalan.
Pintu marble besar yang menjulang di ujung lorong masih sama seperti 200 tahun yang lalu.
Namun, ada sejumlah hal yang dulunya tak ada. Pilar metal aneh yang tingginya sekitar satu
meter memanjang dari lantai ke atas pintu. Permukaannya datar, dan ada 4 celah yang entah
dipakai untuk apa.
Alice berjalan mendekati pilar itu, secepatnya, berdiri didepannya.
“Aku akan membukanya.”
Dia mendorong pintu putih marble dengan kedua tangannya. Ada sedikit debu, tetapi tak ada
tanda pintunya terdorong.
Walaupun memakai seragam Integrity Pilot Order, aku bisa melihat tubuh Alice berjuang
sekuat tenaga mendorongnya.
Tetapi—tidak membuat pintunya bergerak sama sekali. Dulu, aku membukanya hanya
dengan mendorongnya bersama Eugeo, tetapi sekalipun dengan kekuatan Alice, yang
seharusnya memiliki kekuasaan OC lebih tinggi dari kami saat itu, masih tak terdengar suara
terdorong.
“Guuuhhhh.....”
Saat aku melihat Asuna yang berlari ke samping kiri Alice, aku juga menaruh tasku dilantai
dan bergegas.
Setelah menaruh kedua tangan di pintu, memberi aba-aba “satu-dua” bersamaan dengan
mereka berdua mendorongnya.
Jangan takut.
Kekuatannya luar biasa. Kekuasaan OCku sekarang mencapai jumlah yang luar biasa, 129.
Tak heran jika Alice dan Asuna juga mencapai angka yang setara, karena mengalahkan
monster legenda Abyssal Horror.

147 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Mungkin terkunci, karena walau kami bertiga sudah mendorongnya sekuat tenaga, masih
tidak bergeming. Ada sesuatu yang sistematis—kekuatan menuju [alasan dunia ini] yang
bekerja. Mungkin kekuatan tekad juga harus ikut campur, tetapi itu akan menghancurkan
pintu ini, seperti saat jika aku menekan tombol di elevator yang akan menggetarkan jarum
meteran psikologi di Centoria jika menekan jiwa dan hatinya.
“Asuna, Alice.”
Setelah memanggil mereka, aku lepaskan pintunya dan melangkah.
Pertama Asuna yang berhenti, lalu Alice. Dia memanggil Alice dengan menyentuh bahunya,
yang sangat meyakinkan kalau dia tak sabar.
“Mungkin pilar dibaliknya adalah kunci... bukan, lubang kunci.”
“Tapi... kita tak punya kuncinya!”
Asuna membalas pada respon Alice yang putus asa.
“Mari kita selidiki. Alice pernah mengalami hal semacam ini di ALO kan?”
“...Ya...”
Alice kembali memperhatikan pilar metal misterius.
Eolyne yang sudah memperhatikannya, berkata sambil melangkah.
“Sayangnya, aku tak tahu ini apa.”
“Kurasa alat ini dipasang sebelum Eolyne lahir karena berdebu seperti itu...”
Sembari merespon, aku memandang ke puncak pilarnya.
Seperti yang kulihat di awal, panel metal berdebu, yang tidak sebesar 2 lantai, punya 4 celah.
Semuanya memiliki panjang sekitar 5 cm dan lebar 1 cm... tetapi ukuran dan bentuknya
berbeda... tetapi di ukuran terkecil 3 cm dan 7 mm, kemampuan untuk menyesuaikan benda
besar ini tak bisa diubah sejak awal.
Bukankah itu kunci untuk memasukkannya ke piringan metal? Tidak, pikirkan lagi,
misalnya...
“Pedang!!”
Asuna dan Alice berseru bersamaan.
Setelah saling memandang, mereka menghampiri tas kulit di lantai didekatnya. Dengan ujung
jari, kulepaskan 6 gespernya, membuka semuanya dan menariknya.
Pertama, mengambil Radiant Light dan memberikannya pada Asuna. Kemudian Fragrant
Olive Sword pada Alice.
Mereka berdiri didepan pilar metal bersamaan dengan membuka sarung pedangnya.
Dibelakang, Laurannei dan Stica tak bisa menahan kekagumannya berseru “wow....”

148 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Aku menarik dua pedangku bersamaan dan berseru pada Asuna.


“Disini seharusnya hanya ada satu lubang saja yang muat. Jangan paksakan kalau gak muat!”
“Dimengerti!”
Alice berseru dan kembali memandang Fragrant Olive Sword. Menuju satu celah, dan dengan
hati-hati memasukkan ujung pedangnya, perlahan menggesernya ke dalamnya.
Tidak pasti apakah kunci itu adalah pedangku, Asuna, dan Alice. Faktanya, Alice logout dari
Underworld sebelum masa pemerintahan Star King, jadi itu kelihatannya mustahil lubang di
pilar ini cocok denagn pedangnya.
Tapi tetap saja, aku yakin dengan 4 pedang ini. Seharusnya.
Jriiinnn.... bilah pedang emas menembus pilarnya dengan suara deritan. Ditengahnya, saat
pedangnya hampir menembus sebesar 70%, aku mendengar suara krek, kachiinnn.
Alice melangkah dalam diam. Dan giliran Asuna, tanpa ragu. Dia memasukkan Radiant
Lightnya kedalam pilar.
Kali ini, saat pedangnya baru masuk sebesar 70%, suara klik terdengar.
Aku menarik 2 pedang kesayanganku di kiri dan kanan dari pinggangku dan berdiri.
Berdiri didepan pilar metal, merasakan berat. Jika kutarik 2 gagangnya dengan kedua tangan
bersamaan, pedangnya akan terlihat tinggi.
Night Sky Sword di tangan kananku, dan Blue Rose Sword di tangan kiriku.
Dibelakang, Eolyne terlihat terpesona. Kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya dia melihat
dua pedang ini. Tetapi aku tak menoleh dan melangkah kedepan.
Di 4 celah pilar metal, pedang Asuna dan Alice sudah masuk, dan kumasukan 2 ujung pedang
ke 2 celah sisanya, perlahan tanpa henti.
Suara kunci yang terbuka kembali terdengar, gachinn! Suara benda metal yang terdengar
berurutan. Segaris cahaya emas di tengah pintu marble pun mulai bercahaya dari balik
pilarnya.
Pintunya terbuka yang suaranya begitu alami. Cahaya yang menembus dari celahnya
menerangi lorong gelap, cahaya putih yang menyilaukan.
Pintunya benar-benar terbuka dengan suara bergema.
Alice, yang mendahuluiku, berlari masuk ke cahaya emas.
Aku lepaskan peganganku dari pedangku dan mengejarnya. Langkah kaki Eolyne mengikuti
dibelakang saat melewati pintunya.
Aroma manis dan menyegarkan yang memenuhi sensasiku. Cahaya yang menyebar sejauh
mata memandang membuatnya berwarna.
Singkatnya.

149 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

Ada warna hijau terang yang seharusnya tidak ada didalam menara.
Didepan, adalah halaman berumput hijau, disebrangnya ada sungai yang mengalir dan sebuah
bukit landai yang melintasi jembatan kayu. Lantai 80 Central Cathedral, [Cloudtop Garden].
Aku dan Eugeo bertemu kembali dengan Integrity Knight Alice disini dan beradu pedang.
Di saat itu, cabang-cabang pohon dan dedaunan di puncak bukit.
Dan diatas sana... seorang gadis duduk menyender di pohon dengan kepala tertunduk.
Tidak, dia tidak sendiri. Ada 2 gadis yang berdiri di sisi kiri dan kanannya menemani gadis
yang duduk.
Rumput yang menutupi bukit, bebungaan di sana sini, dan dahan pohon yang bergoyang
ditiup angin, tetapi pakaian dan rambut ketiga orang itu tidak bergerak. Tubuhnya tidak
seperti orang hidup. Itu membatu.
Wajah gadis yang duduk itu tak salah lagi. Sedikit lebih dewasa dari yang kuingat,
ekspresinya yang tenang, gadis yang tertidur panjang. Alice dengan langkah mengejutkan,
menekan kedua tangannya didadanya, dan memanggil namanya dengan penuh perasaan.
“... Selka!”

==SWORD ART ONLINE VOLUME 25 UNITAL RING IV SELESAI==

150 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog

151 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
KATA PENUTUP

*logout dari STL


Oya oya... wabah corona udahan ya? *abaikan

Yahalo~ terima kasih untuk kalian yang tetap setia menanti updatean LN SAO dari webnya
Shira-chan ya~~ mohon maaf karena membuat kalian menunggu, yah mau gimana lagi,
Shira-chan kan masih solo player :v
Setelah merilis SAO Vol 24 di bulan Februari 2021 kemarin, Shira-chan sebenarnya udah
pegang versi raw dari SAO Vol 25. But well, nerjemahin dari raw itu butuh waktu lama lo...
apalagi kan Shira-chan ini masih betah solo player, dan Shira-chan orangnya moodyan, jadi
yaa ngerjainnya nunggu mood bagus, kalau mood gaada, bakal ngaruh ke hasil
terjemahannya, nanti yang ada malah jadi ngaco dah :v
Mulanya Shira-chan memang mau nerjemahin raw SAO Vol 25 dari nol, tapi eh tapi, ada
mutual Shira-chan di twitter yang namanya @KI_r1_zu nerjemahin ke bahasa Inggris. Wah
wah Shira-chan jadi kebantu banget, sayangnya dia stuck di chapter 6. Jadinya chapter 7-11,
tetep aja Shira-chan nerjemahin sendiri dari rawnya... yahahaha :’v tapi gapapa sih, toh,
Shira-chan udah terbiasa, tau-tau udah selesai aja :D
Di vol 25 ini terdiri dari 11 bagian, berbeda dengan vol sebelumnya yang biasanya 10 bagian.
Karena scene di Underworld memang lebih banyak dibanding vol 24. Shira-chan juga ketar
ketir sendiri ketika masuk scene Kirito ngobrol sama Eolyne, ketika Eolyne menjelaskan
banyak perkembangan Underworld setelah 200 tahun, sepeninggal tahta Star King. Shira-
chan juga gregetan sendiri, kenapa ingatan Kirito harus dihapus selama dia memerintah jadi
Star King, padahal kan kalau enggak, mungkin ketika Kirito relog ke Underworld, dia gak
bakal diperlakukan sebagai orang asing, tetapi diperlakukan dengan hormat sebagai Yang
Mulia Star King.
Oh ya... LN SAO Progressive gak jadi Shira-chan garap ya, karena udah ada web sebelah
yang nerjemahin sampai vol 6. Search aja ya, udah banyak kok... Jadi Shira-chan hanya fokus
di Unital Ring. Lalu kapan Vol 26 akan rilis? Hanya Kawahara-sensei yang tahu... so, stay
tune aja ya~
Terima kasih kepada Kirizu yang udah nerjemahin ke Inggris dari chapter 1-6, terima kasih
untuk kalian yang udah nemenin Shira-chan ngeteh di trakteer.id/shirayuki-chan, dan terima
kasih kepada para followers Shira-chan baik itu di blog ataupun di medsos yang setia menanti!
Dukungan kalian sekecil apapun, sangat membantu Shira-chan untuk tetap semangat loh~~
sampai bertemu lagi di volume selanjutnya!

Suatu hari di penghujung Juli 2021 yang puanas cuy

Shirayuki-chan’s Blog

152 | R e k i K a w a h a r a
SWORD ART ONLINE VOL. 25 UNITAL RING PART 4
Shirayuki-chan’s Blog
KATA PENUTUP

Terima kasih telah membaca Sword Art Online Volume 25 Unital Ring 4.
Akhirnya sampai juga Unital ring ke seri 4 (apakah ini terlalu cepat ya...), dan rasanya
ceritanya semakin berkembang. Mutasina dan Eolyne, yang muncul di volume sebelumnya
secara tatap muka, cukup dipertimbangkan kemunculan mereka di volume ini, jadi saya rasa
Anda bisa menangkap orang seperti apa mereka.
Sejauh ini, kelihatannya apa yang terjadi di Unital Ring dan Underworld adalah sebuah
proses paralel, tetapi akan ada saatnya untuk saling mendekat dan bersilangan, jadi saya akan
terus berusaha di edisi UR, yang akan mencapai klimaksnya. Terima kasih atas kerja
samanya!
(mohon diperhatikan bahwa dibawah ini merupakan isi dari cerita utamanya)
Di volume ini, selain munculnya karakter baru di edisi UR, saya juga menulis banyak nama-
nama karakter yang nostalgia. Saya sendiri terkejut dengan Salamander-san, yang pernah
bertaruh dengan Kirito di edisi Fairy Dance, muncul dengan nama disini, tetapi tim ALO
akan berpartisipasi di volume selanjutnya.
Dan di bagian UW sekalipun, walau hanya namanya yang muncul, tetapi karakter utama
dalam seri Alicization tetap menyentuh walau sesaat. Pada akhirnya, Alice muncul lagi...! Di
volume selanjutnya saya rasa saya akan mengemukakan alasan kenapa para Integrity Knight
disegel, jadi mohon ditunggu ya! Seperti biasa, ketua misterius Eolyne, saya rasa ini juga
waktunya rahasia dibalik kulitnya akan muncul...
Di situasi baru-baru ini... saya menulis ini di bulan Oktober 2020, tetapi selama pandemi
masih berubah-ubah, saya merasa harus membuat jadwal kegiatan sehari-hari yang baru.
Sambil memikirkan manusia yang terus beradaptasi, saya penasaran apakah masih banyak
industri yang terus merusak lingkungan (baik itu industri hiburan atau orang lain). Di dunia
SAO, jika ancaman corona ini berakhir, saat saya menulisnya, saya tiba-tiba kepikiran kalau
Kirito dan teman-temanya tidak pakai masker. Saya ingin menemukan cara untuk
melakukannya, tetapi akan berdampak besar. Saya tidak optimis, dan sedikit tertekan.
Karena situasi ini... saya berbohong. Karena kegiatan sehari-hari, dan jadwal yang selalu
padat, saya mohon maaf karena selalu menyebabkan masalah, Abec-san! Selanjutnya saya
akan berusaha untuk tidak membuatmu menunggu! Mari kita berjumpa lagi di volume
selanjutnya!

Suatu hari di bulan Oktober 2020

Reki Kawahara

153 | R e k i K a w a h a r a

Anda mungkin juga menyukai