Anda di halaman 1dari 190

Bab 1

Panggilan

Bagian 1
”Untuk Rudeus Greyrat. Bagaimana kondisi fisikmu sekarang? Apakah Mana-mu telah pulih
sepenuhnya? Aku ingin berbicara tentang masa depan. Aku akan menunggu kedatanganmu
pada suatu gubuk yang terletak di pinggiran kota Sharia. Untuk menjaga kerahasiaan
pertemuan ini, aku berharap untuk kau datang sendirian. Orsted.”
Setelah membaca surat itu, aku meminta Aisha untuk menyiapkan makanan.
Setelah kuambil makanannya, aku kembali ke kamar, lalu berganti pakaian.
Kupilih pakaian terbaik, lalu aku tunjukkan pada Aisha untuk dimintai pendapat, apakah ada
yang aneh pada penampilanku.
Kemudian, aku pun meninggalkan rumah. Kubawa Aqua Hartia dan buku catatan harian
peninggalan si kakek.
Sebelum pergi, aku tak lupa pamitan pada Zenith yang masih saja bermain bersama Beet.
"Ibu, aku pergi dulu."
Zenith melambaikan tangannya, seolah mengatakan: ’Hati-hati di jalan, ya.’
Di sebelahnya, Beet juga mengguncang-guncang daun dan dahannya sebagai ucapan selamat
jalan padaku.
Aku tidak pamitan pada Sylphy dan yang lainnya.
Jika aku melakukannya, mungkin mereka akan bersikeras untuk ikut.
Lagipula, tertulis jelas di surat tersebut bahwa aku diminta pergi sendirian.
Maka, aku pun tidak mengajak orang lain.
Toh, aku tidak pergi untuk melawannya.
Kalau aku melawannya, sudah pasti nyawaku kali ini akan berakhir.
Kalau kau bertanya, apakah aku sudah mempercayai Orsted sepenuhnya, maka aku juga
kesulitan menjawabnya.
Tapi setelah membaca surat itu, entah kenapa aku bisa merasakan bahwa Orsted menulisnya
dengan penuh pertimbangan.
Bahkan Nanahoshi berkali-kali menyarankan agar aku menghindari pertikaian dengan Orsted.
Secara pribadi, aku juga berpikir bahwa Orsted adalah orang yang lebih dapat dipercaya
daripada Hitogami.
"Tapi….. bagaimanapun juga, aku gugup."
Sambil berbicara pada diri sendiri, aku terus berjalan ke pinggiran Kota Sihir Sharia.
Dalam perjalanan, aku menemukan genangan air, lalu beberapa kali kuperiksa wajahku untuk
memastikan tidak ada yang aneh.

1
Aku sudah memutuskan untuk bersekutu dengan Orsted.
Dengan kata lain Orsted adalah bosku sekarang.
Tidak sopan jika menghadap bos dengan penampilan yang kurang rapih.
"Aku jadi bimbang….lebih baik aku pakai parfum atau tidak ya?"
Mungkin lebih baik aku mandi air panas terlebih dahulu, agar bau keringat Eris hilang semua.
Kalau semisal seorang bos memanggil karyawannya, kemudian tercium bau wanita pada tubuh
karyawannya itu….aku tak habis pikir apa yang akan dikatakan si bos.
Meskipun si bos tidak akan serta-merta memecat karyawannya, setidaknya kesan yang
diberikan karyawan itu akan buruk.
Aku ingin memberikan kesan yang baik pada Orsted.
Orsted Sang Dewa Naga.
Dia lah orang yang bisa membunuh Hitogami suatu hari nanti.
Namun, dia harus mendapatkan bantuan dari keturunanku terlebih dahulu.
Itu membuatku sedikit merasa kasihan pada Hitogami ...
Tapi akulah yang pertama kali dikhianati. Akulah korbannya di sini.
Dia juga mengganggu Roxy dan Sylphy, bahkan berencana mencelakai mereka.
Aku tidak perlu simpati pada orang seperti itu.
Aku akan mengikuti apapun kata Orsted.
Aku akan tunduk patuh padanya seperti seekor anjing.
Itu semua kulakukan demi melindungi keluargaku.
"Yosh!"
Seraya membulatkan tekadku sekali lagi, aku terus berjalan menjauh dari pusat kota.
Sembari berhati-hati agar bajuku tidak kotor.
Bagian 2
Saat tiba pada gubuk yang dimaksud, kulihat aura aneh yang mengambang dari tempat itu.
Entah kenapa, tempat ini terkesan aneh.
Ada sesuatu yang berbeda, namun sulit kudeskripsikan dengan kata-kata.
Kalau di dalam Manga, gubuk itu sudah mengeluarkan efek-efek suara dan visual yang
mengganggu.
Sekali lihat saja, aku sudah tahu bahwa ada orang mengerikan yang berada di dalam sana.
"Haa ~, fuu ~ ..."
Aku menarik napas dalam-dalam.
Kemudian aku mendekat, dan kuketok pintunya.
"Rudeus Greyrat sudah tiba!"

2
"Ah ... cepat juga."
Meskipun sudah tahu Orsted berada di dalam, aku tetap saja merinding ketika mendengar
balasan itu.
Sudah kuduga, nampaknya rasa takutku padanya belum menghilang sepenuhnya, meskipun
sekarang kami sudah menjadi rekan.
"Bolehkah aku masuk?"
"Mengapa kamu meminta izin. Bukankah kau sudah tahu aku berada di dalam?"
"Ya! Maafkan aku!"
Ketika aku membuka pintu dan masuk, Orsted benar-benar berada di sana.
Dia duduk pada suatu kursi sembari memelototiku.
Ah tidak juga… sebenarnya dia tidak memelototiku.
Dia hanya melihatku, namun tatapan matanya cukup mengerikan.
Aku menutup pintu, kemudian kudekati Orsted secepat mungkin.
Sembari berdiri di depan kursinya, aku pasang pose siaga.
Namun, Orsted malah melihatku dengan curiga.
"Tadinya kupikir kau akan membawa banyak teman….. tapi ternyata kau hanya datang
berdua…”
"Tidak, aku hanya datang sendirian ... eh, berdua?"
Aku meragukan telingaku saat mendengar perkataan yang tak terduga itu.
Apakah Orsted sudah rabun? Sehingga melihat bayanganku ada dua?
"Eris Greyrat! Masuklah jika kau mau!"
Saat Orsted berteriak, dia dengan keras membuka pintu.
Itu Eris.
Dia menggebrak pintu sembari menghunuskan pedangnya.
Nafsu membunuhnya mulai terpancar dari tubuhnya.
"Orsted! Jika kau apa-apakan Rudeus, maka aku tidak akan segan membunuhmu!”
Dia membentakkan itu sembari mengacungkan pedangnya pada Orsted.
Aku bisa merasakan tekadnya yang begitu kuat, sampai-sampai keringat dinginku bercucuran.
Namun Orsted menghadapinya dengan sabar.
"Aku tidak punya niatan seperti itu."
"Kamu tidak bisa dipercaya!"
"Ya mungkin saja."
Namun, Eris akhirnya mengalah, kemudian dia menjauh di sudut ruangan sembari bersedekap
di sana.

3
Aku masih terkejut dengan kemunculan Eris yang tiba-tiba.
Sepertinya, aku harus menjelaskan ini pada Orsted.
Aku tidak pernah mengajak Eris. Sepertinya, dia lah yang telah membuntutiku.
Aku sama sekali tidak berniat jahat.
Tapi, bagaimana caraku menjelaskannya? Toh, Eris tiba-tiba mengacungkan pedangnya seperti
itu pada Orsted.
Bagaimana caraku meminta maaf?
"Sedang apa kau, Rudeus Greyrat. Duduklah. Mari kita bicara."
Sementara aku berpikir, Orsted memintaku untuk segera duduk.
"Ah, ya. Maafkan aku."
Aku masih mengkhawatirkan soal Eris.
Tindakan Eris itu sungguh tidak sopan.
"Mengenai Eris ..."
"Aku sudah tahu. Sepertinya dia membuntutimu tanpa kau sadari.”
"Ah, ya. Aku baru saja ingin berkata begitu ... jadi, sebelum memulai pertemuan ini, bisakah
aku bicara sebentar pada Eris?”
"Aku tidak keberatan."
Sepertinya dia tidak marah.
Sambil duduk, aku berbalik ke arah Eris, lalu kucoba berkomunikasi dengannya.
"Apa."
"Eris, kenapa kamu kemari?"
"Karena Rudeus berpakaian rapi, jadi aku penasaran kau akan pergi ke mana.”
Berpakaian rapi.
Memang benar, aku berdandan rapi, bahkan kutata rambutku dengan hati-hati.
Dari perspektif Eris, mungkin tindakanku ini tidak biasa.
"Kau sudah mengerti bahwa sekarang aku dan Orsted telah bekerjasama, kan?"
"... Aku mengerti, tapi tak seorang pun tahu apa yang sedang direncanakan orang seperti itu.
Mungkin saja dia menipumu, Rudeus."
"Mungkin kau benar. Tapi masih terlalu dini untuk berprasangka buruk begitu. Jadi kuminta,
kau tetap tenang dan jangan mengganggu pembicaraan kami.”
"..."
"Kalau aku tertipu, maka kita akan melawannya sekali lagi, Eris. Aku mengandalkanmu."
"Cuih! Baiklah, aku mengerti!"
Setelah memahami perkataanku, Eris menyarungkan pedangnya, kemudian dia duduk di
sebelahku.

4
Sebenarnya cukup mudah menjinakkan wanita ini.
...Nah, sekarang…..
"Aku minta maaf sebesar-besarnya."
"Tidak masalah."
"Mungkin Eris tidak bisa mempercayaimu dengan mudah karena kutukanmu.”
Setelah kusinggung masalah kutukan, Orsted langsung menatapku dengan tajam.
"Darimana kau tahu tentang kutukanku?"
"... Hitogami. Dia pernah bilang bahwa kau memiliki suatu kutukan yang menyebabkan orang
lain membencimu.”
Aku menjawab dengan jujur.
Itulah yang pernah diinformasikan oleh Hitogami.
Lebih baik aku membeberkan semua yang kuketahui sampai detik ini padanya.
"Begitu ya..."
Orsted menumpukan dagu pada kedua tangannya, kemudian dia sedikit melirik ke atas.
Tidak ada apa-apa di atasnya.
... Apakah seperti itu pose Orsted ketika sedang berpikir?
"Yang jelas….mari kita lanjutkan sesuai perjanjian.”
"Eh?"
"Kenapa kau terkejut? Aku berbeda dengan Hitogami. Aku akan selalu menjaga janjiku.”
"Bukan begitu maksudku….tapi, apakah kita telah membuat suatu perjanjian tertentu?”
"Bukankah kau ingin agar aku melindungi keluargamu dari gangguan Hitogami? Jadi, mari
kita bicarakan caranya.”
Ah, aku mengerti.
Benar juga…bagaimana bisa aku melupakan hal seperti itu.
Ah tidak juga sih…aku hanya lupa bahwa itu merupakan suatu janji.
Malahan, itu lebih mirip suatu kontrak.
Kontrak dengan iblis. [1]
Jadi….kontrak identik dengan janji.
"Aku masih belum melakukan apa-apa…. tidak masalah, kah?"
"Ancaman dari Hitogami mengintai keluargamu kapanpun, apakah kau tidak khawatir dengan
itu?"
"Yah, benar juga….maaf, aku terlalu santai."
Entah kenapa, rasanya seperti mendapatkan suatu bantuan yang besar.
Atau lebih tepatnya, beban yang kutanggung terasa lebih ringan.

5
Meskipun wajahnya tampak sangar, namun sepertinya Orsted adalah orang yang perhatian
terhadap perasaan rekannya.
Eris tidak akan bisa memahami hal seperti ini.
"Caranya sih tidak sulit. Kau hanya perlu memanggil seekor hewan magis penjaga yang
memiliki takdir kuat. Kemudian, suruh dia melindungi keluargamu.”
"Memanggil? Maksudmu, memanggil dengan menggunakan sihir? Namun, saat ini aku masih
tidak bisa menggunakan sihir pemanggilan dengan baik.”
"Kalau begitu, aku hanya perlu menggambar suatu lingkaran sihir, kemudian aktifkan sihirnya
dengan mengalirkan Mana-mu pada formasi sihir tersebut.”
"Ah, ya, aku mengerti….maaf telah merepotkanmu.”
Hewan magis penjaga yang memiliki takdir kuat, ya.
Takdir…ini seperti hukum sebab-akibat.
"Apakah kau yakin hewan itu sudah cukup untuk melindungi keluargaku?"
"Hitogami tidak dapat memanipulasi makhluk selain manusia. Dan juga, dia tidak bisa
memanipulai sejumlah orang secara bersamaan. Selama kita berusaha saling menjaga satu
sama lain, maka dia akan kerepotan. Kurasa, itu adalah cara pencegahan yang cukup mudah.
Lagipula, kalau dilihat dari kepribadiannya, dia lebih suka memperbudak seseorang sampai
orang tersebut benar-benar mempercayainya.”
Kalau berbicara tentang kepribadiannya ... mungkin Orsted benar.
Namun, meskipun dia tidak bisa memanipulasi banyak orang, setidaknya dia bisa melakukan
itu pada dua orang saja.
Kalau begitu….aku pun penasaran, apakah ada orang selain diriku yang sedang dikendalikan
oleh Hitogami.
"Tapi jangan lengah. Kita tidak pernah tahu apa yang Hitogami sedang lakukan saat ini. Kau
tidak boleh hanya mengandalkan hewan magis untuk melindungi keluargamu. Kau juga harus
sering-sering mengecek keamanan mereka."
Ketika Orsted mengatakan ’sering-sering mengecek keamanan mereka’, aku merasakan ada
yang aneh.
Sepertinya, orang ini juga begitu perhatian pada keluargaku.
Memang, kau tidak bisa menilai buku hanya dari sampulnya saja.
Yahh, baiklah.
Sekarang, mari kita lanjutkan pembicaraan ini.
Kita akan bahas topik utamanya.
Sebenarnya, ada banyak hal yang ingin kuketahui, tapi tidak sopan jika aku hanya membahas
tentang diriku sendiri.
Itu egois namanya.
"... Apakah ada hal lain yang ingin kau ketahui?"
Namun, justru Orsted yang bertanya demikian.

6
"Banyak sih."
"Lalu kenapa kau tidak bertanya?"
"Kurasa, tidak sopan jika aku terus menanyakan berbagai hal padamu..."
Setelah aku berkata begitu, Orsted hanya membalasnya dengan desahan singkat.
"Kita kan sudah berteman, jadi—"
"Bukan teman…anggap saja aku adalah bawahanmu. Aku lebih nyaman memandangmu
sebagai tuanku.”
Aku telah menjebaknya, menyerangnya secara tiba-tiba, bahkan berniat membunuhnya, namun
dia malah membalas semua tindakan pengecut itu dengan tawaran untuk berdamai.
Meskipun aku bukanlah orang yang peka, setidaknya aku tahu bahwa posisiku lebih rendah
daripada Orsted.
"Aku sih tidak keberatan jika kau menganggapku sebagai tuanmu ... tapi yang jelas, kau dan
aku akan bekerjasama untuk mengalahkan Hitogami. Jadi, jangan pernah sungkan untuk
menanyakan hal apapun yang ingin kau ketahui padaku.”
"Lalu, bagaimana kalau ternyata aku adalah seorang agen ganda? Bagaimana jika aku masih
berhubungan dengan Hitogami? Bagaimana jika aku menceritakan semua rencana kita pada
Hitogami saat dia memasuki mimpiku di malam hari?”
"Aku percaya padamu.”
Dia mengatakan itu sembari menatap tajam padaku.
"Aku bisa melihat kegigihanmu melindungi keluargamu.”
Aku jadi merasa sedikit malu.
Saat itu aku memang sangat putus asa.
Tapi, yah, itu berarti dia benar-benar mempercayaiku.
Kalau hal-hal yang ingin kuketahui…..
Ada beberapa sih.
Aku ingin tahu apa yang telah terjadi pada Orsted dan Hitogami, sehingga dia begitu
membencinya.
Aku ingin tahu lebih banyak tentang pengaruh Laplace pada Mana-ku.
Aku ingin tahu lebih banyak tentang insiden metastasis.
Bagaimana dengan takdirku.
Kurang-lebih, hal-hal seperti itulah yang ingin kutanyakan.
"Kalau begitu, tanyakan saja satu per satu.”
Bagian 3
• Mengenai perselisihan antara Orsted dan Dewa Manusia
Apakah hubungan Orsted dan Hitogami?
Aku memutuskan untuk menanyakan hal itu terlebih dahulu.

7
"Hubunganku dengan Hitogami?"
"Ya, mohon jelaskan."
"Bukankah kamu sudah mendengarnya dari Dewa Manusia? Toh, kau sudah tahu tentang
kutukanku.”
"E ~ hem ..."
Lima tahun yang lalu, setelah aku bersama Ruijerd dan Eris dibantai oleh orang ini, Hitogami
tiba-tiba muncul dan menceritakan banyak hal tentang Orsted.
Ingat, ingat.
Apa yang dikatakan Dewa Manusia pada waktu itu.
"Kamu memiliki empat kutukan."
"...Terus."
"Pertama, kutukan yang membuatmu dibenci dan ditakuti oleh segala jenis makhluk hidup di
dunia ini. Kedua, kutukan yang membuat Hitogami tidak bisa melihatmu. Ketiga, kutukan yang
membuatmu tidak bisa menggunakan kekuatanmu habis-habisan. Dan yang terakhir….aku
tidak begitu jelas memahaminya.”
"Begitu ya."
Setelah mengatakan itu, Orsted menganggukkan kepalanya dalam diam.
"Yang pertama….semenjak aku lahir, aku memang sudah dijauhi oleh semua makhluk hidup
di sekitarku.”
"Tapi, sepertinya aku tidak begitu membencimu ..."
"Ya, memang ada pengecualian bagi beberapa orang sepertimu, contoh lainnya adalah
Nanahoshi.”
"Itu benar."
Ternyata ada pengecualian.
Mungkin, itu karena Nanahoshi dan aku bukanlah makhluk yang asli berasal dari dunia ini.
Apakah aku harus memberitahunya, ataukah diam saja?
Karena Eris duduk di sebelahku, aku jadi sedikit ragu ...
Tetapi tidak bijaksana jika aku tetap merahasiakan hal sebesar ini.
"Orsted-san. Aku tidak bermaksud menyembunyikannya, tapi ... aku ingin bilang bahwa
Nanahoshi dan diriku bukanlah makhluk yang berasal dari dunia ini. Kami berasal dari dunia
yang sama sebelumnya. Mungkin, itu ada hubungannya dengan kekebalan kami terhadap
kutukanmu….”
"... Lalu, apakah Rudeus Greyrat hanyalah nama samaran?"
"Agak sedikit lama menjelaskannya, namun kasusku sedikit berbeda dari Nanahoshi... tanpa
kusadari, aku bereinkarnasi sebagai Rudeus Greyrat di dunia ini ... dan, ehm, aduh… gimana
ya menceritakannya.”
"Reinkarnasi, ya."

8
Aku terkejut.
Aku tidak pernah menyangka Orsted bakal menyebut kata itu.
Ah tidak juga…. pada buku harian si kakek, tertulis bahwa ras naga memahami berbagai jenis
teknik pemanggilan dan teleportasi. Mungkin reinkarnasi termasuk salah satunya.
Perugius juga mengatakan hal serupa pada si kakek tentang ksatria legendaris yang akan
terlahir beberapa puluh tahun kemudian. Jadi, mereka juga meyakini bahwa ketika seseorang
mati, maka dia akan dilahirkan kembali suatu saat nanti.
Bagi mereka, reinkarnasi bukanlah suatu hal yang asing.
"Ya…mungkin saja itulah salah satu alasan mengapa kau tidak takut padaku.”
"Apakah ada orang lain yang tidak takut padamu selain makhluk-makhluk macam kami?"
"Ada…yaitu, mereka yang mewarisi darah ras naga kuno.”
Jadi, orang-orang seperti Perugius juga kebal terhadap kutukannya.
Ah, mungkin juga tidak…. buktinya, Perugius juga cukup takut pada om ini.
... Atau, mungkin ketakutan itu tidak ada hubungannya dengan kutukan Orsted?
Yahh, bisa saja, toh tanpa kutukan seperti itu pun, om ini sudah menakutkan.
"Yang kedua, mengenai tidak mampunya Hitogami melihatku…..sebenarnya itu bukanlah
karena kutukan.”
"Begitukah?"
Saat aku bertanya, Orsted berpikir sebentar.
Sambil berpikir, dia menatap mataku, kemudian berkata…
"Itu adalah teknik rahasia yang berhasil ditemukan oleh Dewa Naga generasi pertama, setelah
bertarung melawan Dewa Manusia ... dengan teknik itu, seseorang bisa melihat jalan takdir,
dan juga menyalahi hukum dunia ini.”
"Ooh."
"Hitogami bisa meramal nasib seseorang dan mempermainkannya. Namun dia tidak akan bisa
melakukan hal itu pada mereka yang mampu menyalahi hukum dunia ini.”
Aku masih tidak paham apa yang Orsted maksud dengan “menyalahi hukum dunia ini”, namun
yang terpenting adalah, Hitogami tidak bisa mengganggu orang yang menguasai teknik
tersebut.
"Jadi, teknik itu juga memungkinkan seseorang untuk melihat takdir?"
"Yahhh..."
Orsted tampaknya sedang berpikir serius untuk menjelaskannya.
"Singkatnya, teknik itu bisa membuatmu melihat pilihan-pilihan yang seharusnya pernah
diambil seseorang.”
Pilihan-pilihan yang harusnya pernah diambil.
"Itu berarti Orsted-san juga bisa melihat masa depan?"

9
"Tidak ... kan kubilang pilihan-pilihan yang ‘pernah’ diambil seseorang. Jadi, itu sudah terjadi
di masa lalu. Dengan kata lain, aku hanya bisa melihat takdir yang ‘seharusnya’ terjadi pada
seseorang.” [2]
Hm?
Entah kenapa, kedengarannya cukup filosofis.
Jadi, dia bisa melihat masa lalu, sedangkan Hitogami bisa melihat masa depan.
Tapi, bukankah itu sama-sama takdir? Ah, aku jadi bingung.
Untuk saat ini, anggap saja teknik itu masih kalah sakti jika dibandingkan dengan
kemampuannya Hitogami.
"Maukah kau mengajariku teknik itu?”
“Jangan, lebih baik kau tidak mempelajarinya.”
"...Begitukah?"
Tidak terlihat oleh Hitogami adalah suatu teknik yang menarik.
Aku penasaran, mengapa Orsted menolak mengajarkannya.
"Karena, teknik ini ada efek sampingnya ... yaitu, kecepatan pemulihan Mana-mu akan jauh
melambat.”
"Seberapa lambat?"
"Semisal kau memerlukan waktu selama 10 hari penuh untuk memulihkan Mana-mu, maka
teknik ini akan memperlambatnya 1000 kali lipat.”
Berarti, Mana-ku baru akan pulih 10000 hari setelahnya.
Atau, kira-kira 30 tahun.
"Itu sekaligus menjadi jawaban pertanyaan ketiga. Ya, alasan mengapa aku tidak bisa bertarung
habis-habisan, adalah karena Mana-ku tidak 100%.”
Aku mengerti, jika Mana-mu tidak pernah penuh, maka kau tidak bisa bertarung habis-habisan.
Aku tidak tahu seberapa besar kapasitas Mana Orsted, namun jika itu yang terjadi, maka dia
harus menggunakan Mana-nya dengan bijak.
"Meskipun aku tidak bisa mengajarimu teknik itu, namun sebagai anak buahku, aku bisa
memberitahumu berbagai hal tentang takdir seseorang.”
Aku melihat gelang yang kupakai di tangan kiriku. Orsted juga membahas tentang fungsi
gelang ini.
Rupanya benda sihir ini memiliki efek seperti jamming.
"Apakah gelang ini memiliki efek samping? Kalau kita bisa memproduksinya secara massal,
maka…..."
"Kalau itu memungkinkan, aku sudah melakukannya sejak dulu. Begitupun dengan kutukan
yang ada di tubuhku ini. Kalau memungkinkan, sudah lama aku ingin melepasnya.”
Jadi begitu ya….

10
"Aku sudah menggunakan Mana yang cukup besar saat kita berduel. Sehingga, untuk
sementara waktu, aku tidak bisa bertarung dengan serius.”
"Eh, benarkah begitu? Tapi, bukankah aku kalah telak waktu itu?”
"Saat itu, aku menggunakan Mana tiga kali lebih banyak dari biasanya, bahkan kau memaksaku
untuk mencabut pedang dewa naga.”
Orsted berkata dengan nada getir.
Dari sudut pandangku, aku hanya tahu bahwa aku kalah telak tanpa bisa melakukan apapun.
Namun ternyata, itu bukanlah pertarungan yang berat sebelah. Ternyata, aku berhasil
mengimbanginya.
Jadi, bisa dikatakan bahwa aku setara dengan Dewa Naga. Ufufu.
"Tidak banyak Mana-ku yang tersisa, itu artinya…. mulai saat ini, kumohon bantuanmu
sebagai perpanjangan tanganku.”
"... Ya. Aku akan berusaha sebaik mungkin.”
Dia meminta bantuanku sebagai pengganti atas Mana-nya yang kuhabiskan saat kami berduel
tempo hari.
Itu cukup adil.
"Lalu, mengapa Orsted-san begitu ingin membunuh Hitogami?”
"Itu ... ah ..."
Saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dariku, Orsted terlihat sering berhenti sejenak untuk
berpikir. Apakah pertanyaanku sesulit itu?
Ataukah dia sedang mengarang kebohongan?
Tidak, itu tidak mungkin.
Mungkin, dia berpikir berulang kali karena inilah pertama kalinya dia membuka semua
rahasianya pada seseorang. Itu artinya dia sungguh mempercayaiku, dan aku tidak boleh
mengecewakannya.
Untuk saat ini, aku hanya perlu mempercayai apapun kata Orsted, sembari sedikit demi sedikit
mengecek kebenaran perkataannya…..Ya, aku tidak boleh lengah. Dalam keadaan seperti ini,
tidak menutup kemungkinan bahwa kawan bisa menjadi lawan.
"Dewa Manusia telah…. membunuh ayahku.”
"Hoo."
Membunuh ayahnya. Jadi, penyebabnya adalah dendam.
Si kakek ingin membunuh Hitogami karena dendam kesumat atas kematian Roxy dan Sylphy.
Saat ini, aku belum kehilangan siapapun. Jadi, aku berpikir bahwa dendam tidak akan dapat
menyelesaikan masalah apapun. Namun, tentu saja aku berpikiran demikian karena belum tahu
betapa pedihnya kehilangan seseorang yang berharga.
Namun, tertulis jelas di buku itu bahwa si kakek berubah menjadi iblis karena termakan api
dendam.

11
"Bahkan, mengalahkan Dewa Manusia adalah keinginan kaum ras naga kuno yang sampai
sekarang pun belum tercapai. Satu-satunya alasan keberadaan para Dewa Naga di dunia ini
adalah untuk melenyapkan Dewa Manusia.”
Dia berusaha mewujudkan tujuan yang sudah turun-temurun diwariskan oleh pendahulunya.
Mungkin, inilah yang disebut dengan tujuan yang mulia.
Tunggu dulu…”para”?
"Para Dewa Naga? Jadi, berapa banyak Dewa Naga di dunia ini?”
"Aku adalah generasi yang ke-100. Dengan kata lain, sudah 100 orang Dewa Naga sebelumku
mencari cara untuk mengalahkan Hitogami. Namun, tak seorang pun berhasil.”
"Aku paham."
"Namun, semua Dewa Naga yang telah dikalahkan Hitogami bukanlah keturunan inti dari ras
naga kuno.”
Orsted menatapku dengan mata yang tajam.
"Maka....ayahku, sebagai Dewa Naga pertama, mengirimkanku ke masa depan dengan metode
reinkarnasi.”
Tanpa acuh, Orsted mengungkap fakta yang mencengangkan itu.

12
Bab 2
Penjelasan

Bagian 1
Mari kita ulas kembali sebentar.
Pertama.
Orsted adalah keturunan asli ras naga kuno, dan dia adalah makhluk kuno yang ditransfer ke
masa depan dengan metode reinkarnasi.
Tubuhnya mengandung suatu kutukan, dan dia juga menguasai teknik kuno untuk menangkal
pengaruh Hitogami.
Kutukan itu menyebabkan dia dibenci dan ditakuti oleh semua makhluk hidup di dunia ini.
Sedangkan teknik kuno itu membuat pemulihan Mana-nya melambat, namun dia bisa melihat
jalan takdir seseorang, dan juga luput dari pengawasan Hitogami.
Mengapa kutukan semacam itu dibawa ke masa kini?
Apakah Hitogami yang memberikan kutukan tersebut setelah mengalahkan ayah Orsted?
Yang jelas, mulai generasi kedua, semua Dewa Naga hanya punya satu tujuan, yaitu
mengalahkan Hitogami. Itu juga yang menjadi tujuan utama ras naga kuno, yang sampai
sekarang belum tercapai.
Itulah kenapa, Orsted memiliki dendam kesumat pada Dewa Manusia.
"Benarkah yang kau bicarakan itu?"
"Tentu saja. Syukurlah kau memahaminya dengan cepat."
"Sejak kapan kau bereinkarnasi di dunia ini?"
"Yahh, kira-kira….2000 tahun yang lalu.”
2000 tahun silam ... itu sudah cukup lama.
Meskipun dia menceritakan semuanya dengan begitu runtut, entah kenapa aku merasa masih
ada yang janggal.
Hm, aku penasaran, apakah hal yang janggal itu.
Yang pertama… tentang pemulihan Mana.
Sepertinya, Orsted menggunakan teknik yang mirip dengan Perugius, yaitu sihir pemanggilan
yang menyerap sejumlah Mana.
Jadi, kalau dia bisa menyerap Mana orang lain, bukankah itu berarti masalahnya teratasi?
Atau mungkin, dia tidak bisa menggunakan Mana orang lain yang terkumpul di dalam
tubuhnya untuk bertarung?
Hmmmm.
Yang kedua….tentang dendam kesumat Orsted pada Hitogami.

13
Kematian seseorang yang penting bagi hidupnya sudah cukup untuk menjadi alasan atas
dendam yang mendalam. Namun, bukankah dendam Orsted saat ini terlampau besar?
Lagipula, sepertinya Orsted tidak begitu dekat dengan ayahnya.
"Namun, menurutku dendammu terhadap Hitogami jauh lebih besar dari itu. Apa
penyebabnya?”
"Bukankah semua orang bisa merasakan dendam yang sama pada makhluk sehina Hitogami?”
"...Itu benar juga."
Yahh, Orsted sudah hidup begitu lama. Pasti selama itu pernah terjadi peristiwa-peristiwa
menyakitkan yang semakin memperdalam dendamnya pada Hitogami.
Meskipun Hitogami adalah makhluk tak kasat mata, namun perkataannya sungguh nyata.
Meskipun dendam Orsted begitu besar, nampaknya itu tidak berhubungan langsung dengan
perselisihan Dewa Naga generasi pertama dengan Hitogami.
Masih banyak hal yang tidak kuketahui, namun sepertinya Orsted tidak berdusta.
Terlepas dari apapun motif Orsted, tekadnya membunuh Hitogami sudah tidak perlu diragukan
lagi.
Musuh dari musuhmu adalah teman.
Lagipula, masih banyak hal lain yang perlu kudengar darinya.
Bagian 2
• Mengenai pengaruh Laplace pada kapasitas Mana-ku.
"Dalam pertarungan tempo hari, kau pernah menyinggung soal pengaruh Laplace pada
kapasitas Mana-ku. Apa maksudnya?”
"Seberapa tahu kau tentang Laplace?"
"Dia lah orang yang mengobarkan perang besar manusia-iblis 400 tahun yang lalu, dan dia
jugalah yang menyudutkan ras manusia kala itu. Dia memiliki kapasitas Mana yang luar biasa,
namun tidak bisa menggunakan Touki. Dia sungguh kuat, sampai akhirnya Perugius dan kedua
rekannya berhasil menyegelnya. ... Dia jugalah yang bertanggung jawab atas bencana yang
menimpa Ras Supard.”
Aku telah mendengar berbagai hal lain, tetapi hanya itulah yang bisa kusampaikan padanya.
"Jadi, itu saja?"
"Ah…kabarnya, tak lama lagi dia akan segera bangkit kembali."
"Pernahkah kau mendengar bahwa cara untuk membangkitkannya kembali adalah metode
reinkarnasi yang digunakan oleh ras naga?”
"Ehm. Tidak, sepertinya aku tidak pernah mendengar itu ... oh tunggu dulu…. Sepertinya
Hitogami pernah membahas hal semacam itu….atau mungkin aku hanya salah dengar.”
Aku tidak begitu ingat.
Namun….lagi-lagi metode reinkarnasi.
"Kau…..ah, tidak….. lain kali, ceritakan semua pembicaraanmu dengan Hitogami secara lebih
mendetail.”
14
"Ya."
"Baiklah, kita kembali membicarakan Laplace."
Aura Eris semakin menegang ketika kami membahas Dewa Iblis Laplace.
Mungkin karena Eris begitu menghormati Ruijerd.
Laplace adalah penyebab semua kemalangan yang diderita Ruijerd.
Musuh Ruijerd, juga musuh kami.
Aku bisa memahami perasaan Eris saat ini.
Tapi, aku harus menenangkannya jika emosinya meledak.
Eris boleh mengamuk segila apapun, namun aku harus tetap berkepala dingin.
"Sebenarnya, Laplace dulunya adalah seorang raja naga. Dia lah Raja Naga Iblis Laplace.”
Orsted mengungkapkan ini tanpa bersikap angkuh.
"Raja Naga Iblis?"
"Ya, dia juga ras naga sama sepertiku.”
Laplace adalah Raja Naga Iblis.
Dia juga ras naga.
Tapi, bukankah semua orang mengenalnya sebagai Dewa Iblis?
"Raja Naga Iblis Laplace adalah satu-satunya yang tersisa dari generasi pertama 5 Prajurit Naga
Legendaris.”
5 Prajurit Naga Legendaris. [3]
Kalau tidak salah ingat, mereka berlima adalah bawahan Dewa Naga, yang akhirnya
memberontak padanya.
"Dia berhasil lolos dari Dunia Naga yang telah hancur, kemudian dia tiba ke dunia ini dengan
mengemban suatu misi tertentu. Dia menjadi Dewa Naga generasi kedua."
Pertamanya Raja Naga, kemudian menjadi Dewa Naga, sampai akhirnya Dewa Iblis.
Tunggu sebentar, ini sungguh membingungkan.
Rasanya kepalaku seperti mau pecah saja.
"Dia juga mempelajari cara untuk mengalahkan Dewa Manusia. Dia pun mengajarkan teknik-
teknik yang telah dia temukan pada Dewa-dewa Naga generasi selanjutnya. Laplace juga
bermaksud mengajarkan teknik-teknik itu padaku, yang memiliki kekuatan tertinggi di antara
ras-ras naga lainnya.”
Orsted menyebut dirinya sebagai yang terkuat.
"Namun, Laplace memulai perang manusia-iblis, dan bertarung melawan Dewa Tempur. Perlu
kau ketahui bahwa Dewa Tempur adalah bidaknya Hitogami. Pertarungan itu cukup sengit,
sampai-sampai jiwa Laplace terbelah menjadi dua bagian.”
Sepertinya aku sudah pernah mendengar cerita ini….tapi di mana ya…
Kisah tentang Ksatria Emas Aldebran bertempur melawan Kaisar Iblis Yang Agung.

15
Menurut Kishirika, kisah itu sejatinya adalah cerita tentang pertempuran Dewa Naga dan Dewa
Tempur. Jika identitas Laplace yang sebenarnya adalah Dewa Naga, maka semuanya masuk
akal.
Jadi, Dewa Naga adalah Laplace, dan Dewa Tempur itu adalah Aldebran.
Laplace bertarung sebagai perwakilan dari ras iblis.
"Ketika jiwa Laplace terbelah menjadi dua, hal yang sama juga terjadi pada ingatannya. Lantas,
kedua jiwa yang terpisah itu menjadi Dewa Iblis, yang membenci manusia, dan Dewa Teknik,
yang berusaha menjadi orang terkuat di dunia, bahkan sampai mengungguli para dewa.”
Jadi, begitulah sejarahnya kemunculan Dewa Iblis.
Dan juga Dewa Teknik.
Meskipun Dewa Teknik menempati peringkat pertama dari Tujuh Kekuatan Dunia…..
"Eh? Itu berarti, Dewa Teknik juga merupakan Laplace?”
"Betul."
Entah kenapa, tapi sepertinya aku baru saja mendengar cerita yang begitu luar biasa
Gak papa nih aku mengetahui cerita sebesar ini?
Namun, aku masih bingung, karena terlalu banyak informasi mencengangkan yang kudapat.
Orsted adalah putra generasi pertama Dewa Naga, dan Laplace sejatinya adalah Dewa Naga
kedua.
Ah.
Dengan kata lain……
Pertama-tama, Generasi awal Dewa Naga mengirim Orsted ke masa depan untuk mengalahkan
Hitogami.
Kedua, Laplace pernah menjadi salah satu dari 5 Prajurit Naga Legendaris, namun mereka
mengkhianati Dewa Naga generasi pertama, yang tidak lain adalah ayahnya Orsted.
Nampaknya, pengkhianatan itu disebabkan oleh campur tangan Hitogami. Lantas, Laplace pun
sadar bahwa dia tengah dikendalikan oleh Hitogami, kemudian dia kembali membela Dewa
Naga.
Ketiga, Dewa Naga generasi pertama meninggal, dunia naga hancur, sementara Laplace
berhasil selamat.
Keempat, Laplace tahu bahwa suatu saat nanti akan muncul ras naga terkuat bernama Orsted.
Dia ingin mengajarkan teknik-teknik untuk melawan Hitogami yang telah dia kembangkan
kepada Orsted. Untuk mengasah ilmunya, dia mengembara keliling dunia, dan juga
mengajarkan teknik tersebut pada Dewa-dewa Naga lainnya.
Kelima…namun, Hitogami memanfaatkan Dewa Tempur untuk mengganggu rencananya.
Dewa Tempur cukup kuat, sehingga jiwa Laplace pun terbelah menjadi dua ketika bertarung
melawannya ... sebagai konsekuensinya, ingatan Laplace juga terbelah menjadi dua. Aku tidak
yakin apakah dia melakukan itu tanpa sengaja. Bisa jadi, itu merupakan salah satu caranya
untuk bertahan hidup.
Begitu kan kalau diringkas?

16
Namun, tentu saja aku tidak bisa menjamin kebenaran cerita ini.
Setidaknya, hanya itulah yang bisa kusimpulkan sampai sejauh ini. Sebenarnya, masih banyak
tanda tanya pada cerita tersebut, ahhh otakku memang tumpul.
"Hmpf ...!"
Saat kulihat Eris, dia hanya pasang wajah cemberut, dan tampak frustasi.
Sepertinya dia tidak mengerti apa-apa.
Yahh, aku malah berharap demikian.
Penjelasan Orsted berlanjut.
"Salah satu belahan jiwa Laplace, yaitu Dewa Iblis, kehilangan kekuatannya sebagai ras naga.
Setidaknya, dia masih ingat bahwa tugas utamanya di dunia ini adalah membunuh seseorang,
yang tidak lain adalah Dewa Manusia. Namun, karena memorinya juga terbelah, maka dia tidak
bisa mengingat nama ‘Dewa Manusia’ dengan benar. Yang dia ingat hanyalah setengah dari
nama itu, yaitu ‘manusia’. Itulah kenapa Dewa Iblis Laplace begitu membenci manusia.
Bahkan, dia bertujuan membantai semua ras manusia. Dia hanya mewarisi setengah
kemampuan Laplace, yaitu Mana-nya. Itulah sebabnya kau selalu mendengar cerita bahwa
Dewa Iblis Laplace tidak memiliki Touki.
Di sisi lain, Dewa Teknik tidak memiliki Mana. Namun, dia ingat bahwa salah satu tugasnya
di dunia ini adalah mempelajari berbagai macam teknik untuk diwariskan pada seseorang. Dia
pun hanya mengingat setengah penggalan kata dari Dewa Manusia, yaitu ‘dewa’. Itulah kenapa
dia selalu berusaha menjadi yang terkuat, sampai melebihi dewa. Lalu, dia bentuk kumpulan
orang terkuat di dunia ini, dan menamainya Tujuh Kekuatan Dunia. Karena begitu terobsesi
dengan kekuatan, dia menempatkan dirinya sendiri di puncak kasta.”
Jadi, istilah Tujuh Kekuatan Dunia dibuat oleh Dewa Teknik sendiri.
Sepertinya aku juga pernah mendengar ini sebelumnya.
Bagaimanapun juga, dia adalah peringkat pertama.
Ah, tapi perang besar manusia-iblis sudah terjadi 2000 tahun yang lalu.
"... Bagaimana bisa Orsted-san tahu tentang fakta-fakta ini? Kau datang ke dunia ini 2000 tahun
yang lalu, dan saat itu perang besar manuisa-iblis sudah berakhir. Kala itu pun Laplace sudah
kehilangan ingatannya ... Kalau begitu, bukankah seharusnya tidak ada seorang pun yang bisa
memberitahumu fakta-fakta ini?”
"Aku pernah membaca kisah Laplace di reruntuhan ras naga kuno.”
"Oh, jadi begitu ya."
Jadi sebelum kehilangan ingatannya, dia sempat menuliskan kisah ini pada suatu media.
Kisah Laplace cukup ironis. Dia ditipu oleh Hitogami, sampai akhirnya kehilangan ingatannya.
"Sekarang, mari kita analogikan kisah ini dengan fenomena kapasitas Mana-mu yang begitu
besar.”
"Ya."
"Generasi pertama Dewa Naga menemukan metode reinkarnasi. Ayahku bisa mengirimkan
jiwa seseorang ke masa depan, lalu memasukkannya pada raga orang lain, sehingga jiwa itu
bisa kembali hidup.”

17
"..." Metode reinkarnasi.
Mengambil alih tubuh makhluk lain ...
Tunggu dulu….tetap fokus…tetaplah skeptis pada informasi apapun yang disampaikannya.
"Namun, pada awalnya tubuh dan jiwa seseorang adalah suatu kesatuan. Secara teknis, rohmu
merasuki tubuh orang lain, tapi jika terjadi tanda-tanda penolakan, maka kau tidak akan bisa
dihidupkan kembali.”
"..."
"Sehingga, Dewa Naga generasi pertama mencari cara untuk mengatasi kesalahan tersebut. Dia
menemukan cara untuk ‘menanamkan’ kekuatannya pada beberapa orang. Dan ketika orang-
orang itu punya anak, maka tubuh anak mereka akan mengalami sedikit perubahan. Jika kau
hanya memilih satu orang sebagai wadah reinkarnasi, maka kemungkinan penolakan itu cukup
besar. Namun, lain ceritanya jika kau menggunakan beberapa wadah. Tentu saja kemungkinan
penolakan itu bisa diperkecil.”
"..."
"Ayah mencari orang yang cocok sebagai wadah reinkarnasi jiwaku. Sehingga, dia
menanamkan kekuatan ras naga pada ratusan, bahkan ribuan orang dari berbagai generasi.”
"..."
"Reinkarnasi akan terjadi ketika tubuh seseorang mengalami kecocokan dengan jiwa yang akan
ditanamkan. Sehingga, jiwa yang berhasil bereinkarnasi akan memiliki raga baru, namun
ingatannya dari kehidupan sebelumnya masih tersisa. Makhluk semacam ini akan terus hidup
dengan identitas barunya, meskipun dia harus berpura-pura. Metode ini juga digunakan oleh
ras-ras naga yang bereinkarnasi ke dunia ini. Perugius adalah salah satu contohnya. Namun,
karena terjadi sedikit masalah, dia tidak bisa mengingat kehidupan sebelumnya dengan jelas.”
Mengambil raga seseorang, kemudian hidup dengan identitas baru tanpa kehilangan ingatan
dari kehidupan sebelumnya.
Saat mendengar cerita ini, aku langsung melihat tanganku sendiri.
Aku juga salah satu contoh makhluk reinkarnasi.
Apakah itu berarti aku telah merampas kehidupan orang yang bernama Rudeus Greyrat ini?
"Hei, apakah kamu masih mendengarkanku?"
"Eh? Ah, ya. Masih kok."
Seketika, aku kembali melihat wajah Orsted.
Dia balik menatapku sebentar, kemudian menghela napas panjang.
"Kembali ke topik pembicaraan semula. Meskipun Dewa Iblis Laplace telah kehilangan banyak
ingatannya, namun setidaknya dia masih mengetahui metode reinkarnasi tersebut. Atau
mungkin, dia mempelajari teknik itu dari puing-puing reruntuhan ras naga kuno. Sehingga,
ketika dikalahkan oleh Perugius, dia tahu bahwa dirinya harus dibangkitkan lagi suatu saat
nanti dengan metode reinkarnasi. Tentu saja, dia juga tahu bahwa cara bereinkarnasi yang benar
adalah membagi kekuatannya pada beberapa wadah, seperti yang pernah dilakukan ayahku.
Dan…..kau lah salah satu wadahnya.”
"..."

18
"Saat ini, perlahan-lahan munculah orang-orang yang memiliki karakteristik mirip Laplace.
Mereka begitu ahli menggunakan sihir, memilik kapasitas Mana yang besar, berambut hijau,
dan terlahir dengan mata iblis.”
Ahli menggunakan sihir, dan memiliki Mana yang besar.
Rambut hijau.
Dengan pengecualian mata iblis, tiba-tiba aku teringat pada seseorang.
"Mungkinkah, Sylphy juga termasuk?"
"Ah, memang benar bahwa Sylphiette adalah salah satunya. Namun, karena suatu alasan
tertentu, rambutnya berubah menjadi putih.”
"Tapi, dia bukan Laplace, kan?”
"Tentu saja bukan, raga yang sukses melahirkan Laplace tidak mungkin wanita.”
Aku merasa sedikit lega.
Namun, kalau dipikir-pikir lagi, orang yang paling mencurigakan bukanlah Sylphy.
"Kalau begitu….apakah aku orangnya?”
"Kau memang cukup mirip dengan Laplace. Harusnya, tidak ada seorang manusia pun yang
memiliki kapasitas Mana sebesar dirimu.”
"... Padahal, awalnya kupikir aku bisa mengembangkan Mana sebesar ini karena latihan.”
"Tidak. Tak peduli sebanyak apapun latihanmu, kau tidak akan mungkin mengembangkan
kapasitas Mana sebesar itu. Satu-satunya alasan adalah, tubuhmu memang sudah didisain untuk
menampung Mana begitu besar. Namun, modal yang besar belum tentu menghasilkan
keuntungan yang berlimpah. Jika kau tidak giat melatih sihirmu, mungkin kau tidak akan
sekuat saat ini. Akan tetapi, walaupun malas latihan, sudah pasti kau lebih kuat dari penyihir
manusia pada umumnya. Mungkin kemampuanmu hanya setara dengan Sylphiette jika tidak
giat berlatih. Tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuanmu sekarang adalah hasil dari jerih
payahmu berlatih selama ini. Kau boleh membanggakan itu.”
Sepertinya dia memujiku.
Beneran nih boleh bangga?
"Ehm, jadi….yang penting, aku bukan Laplace, kan?”
"Tidak. Masih ada beberapa saat sampai Laplace yang sesungguhnya dibangkitkan kembali.”
Aku paham.
Aku merasa sedikit lega ketika mendengar bahwa aku bukanlah Laplace.
Aku pun senang setelah mengetahui asal muasal kemampuanku ini.
Namun, pada saat yang sama, aku juga merasa berdosa pada Ruijerd, karena ternyata aku
menggunakan kekuatan seseorang yang pernah membuatnya menderita.
Akan tetapi, kekuatan tergantung pada siapa yang menggunakannya.
Jadi, aku tidak perlu mengkhawatirkan itu.
"..."

19
Orsted menatapku sebentar, kemudian dia lagi-lagi menghela napas panjang.
"Tenanglah, bung. Meskipun kau jugalah makhluk reinkarnasi ... sepengetahuanku sih, orang
yang bernama Rudeus Greyrat itu tidak pernah ada.”
"...Benarkah?"
"Kau terlahir dengan pengaruh kekuatan Laplace, sehingga kapasitas Mana-mu begitu besar.
Dengan kata lain, tak ada suatu jiwa pun yang sanggup mendiami tubuhmu itu.”
"Tidak sanggup mendiami tubuhku? Apa maksudnya?"
"Ya artinya, Rudeus Greyrat yang asli telah mati sesaat sebelum dilahirkan, kemudian
masuklah jiwamu pada bayi Rudeus Greyrat yang sudah tak bernyawa.”
Mati sebelum lahir.
Aku paham.
Syukurlah.
Ternyata aku bukanlah sang pembunuh Rudeus-san yang asli.
Aku tidak ingin dibayang-bayangi rasa bersalah karena telah merampas kehidupan Rudeus
Greyrat yang penuh kebahagiaan.
Aku pun bersyukur bahwa tidak terjadi kisah pilu, dimana anak pertama pasangan Paul dan
Zenith meninggal dunia sebelum sempat dilahirkan ke dunia ini.
Baguslah.
Baguslah.
Yosh…..ayo kita rubah takdir seorang insan yang bernama Rudeus Greyrat ini.
Aku adalah anak Paul dan Zenith, namaku adalah Rudeus.
Akulah satu-satunya Rudeus Greyrat di dunia ini.
Dengan meyakinkan hal itu di dalam hatiku, mari kita lanjutkan pembahasan ini.
Bagian 3
• Tentang bencana metastasis
"Kudengar, bencana sihir teleportasi adalah dampak dari pemanggilan Nanahoshi, apakah itu
benar? Bisakah aku mengetahui detailnya?"
"Masih ada beberapa hal yang tidak diketahui mengenai bencana itu. Yang jelas, bencana
seperti itu baru pertama kali terjadi."
"Sebagai makhluk reinkarnasi, aku juga ada di TKP saat insiden itu terjadi. Maka, aku pun
menduga bahwa akulah salah satu penyebab insiden tersebut."
"Kau ada di sana hari itu.....?"
Sembari mengatakan itu, Eris memegang area di sekitar lututku.
Ketika aku menoleh padanya, dia sedang menggelengkan kepalanya pelan.
Sepertinya dia ketakutan saat mengingat kembali bencana memilukan itu. Maka, untuk
mengembalikan keberaniannya, aku pun meremas bokongnya.

20
Sungguh bokong yang semok, empuk, dan.... Aw, aw, aw, aw! Sakit! Ampun, ampun!
Benar saja, keberaniannya segera kembali.
"Begitu banyak faktor yang mungkin bisa mempengaruhi insiden itu. Kau, aku, Nanahoshi,
semuanya merupakan kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Eris mencubit lututku begitu keras, bisa-bisa kulitku sobek nih.
Dengan wajah serius, Eris memelototiku seakan berkata, 'Bukankah ini seharusnya
pembicaraan yang serius??!'
Yahh, itu berarti sekarang Eris sudah bisa membaca suasana.
Namun, nampaknya Orsted pun tidak banyak tahu tentang bencana itu.
Nanahoshi juga telah membuat hipotesis yang aneh....yah, untuk sementara, biarlah begitu.
Bagian 4
Cukup untuk sesi tanya-jawabnya.
Kalau aku mendengar lebih banyak informasi, kepalaku bisa pecah.
Bahkan, sekarang kepalaku sudah terasa begitu pening.
Kalau begitu, sekarang giliranku memberikan informasi pada bos.
"Sebenernya, aku sudah mendapatkan informasi dari masa depan."
"Benarkah?"
"Ehm... silahkan lihat."
Setelah mengatakan itu, aku memberikan buku harian si kakek pada Orsted.
Dia membuka buku itu, lalu membaca beberapa halaman.
Kemudian, dia mengerutkan keningnya.
"Aku butuh waktu untuk membaca catatan ini. Tulisannya terlalu kacau."
"Silahkan..."
Apakah tulisan tanganku sejelek itu?
Yahh, Nanahoshi juga mengatakan hal yang sama sih.
Apa boleh buat, namanya juga buku harian pribadi.
Tapi... Sebaiknya aku berhati-hati saat menunjukkan tulisan tanganku lainnya.
"Sebelum kita lanjut, bolehkah aku memastikan sesuatu?"
"Apa itu?"
Gak papa nih menanyakan hal ini?
Aku cukup terkejut, ternyata Orsted lebih ramah daripada yang yang kupikirkan sebelumnya.
Aku jadi ragu, apakah permintaanku ini terlalu berlebihan ya....
"A-ah...gak jadi..."
"Santai saja denganku."

21
"A-apakah Orsted-san benar-benar tidak keberatan menjadi tuanku?"
"Selama itu tidak menyusahkanmu, aku sih tidak keberatan."
"K-kalau begitu, aku ingin meminta.... Ahh, gimana ya ngomongnya..."
Kulirik Eris sebentar, lalu kulanjutkan kalimatku.
"Sebenernya, ini mengenai statusku sebagai bawahanmu."
"Bawahan.....?"
"Y-yah, Orsted-san pun tahu bahwa aku sudah punya istri dan anak. Sebenernya, aku ingin
mendapatkan cuti yang rutin untuk mengurus keluargaku. K-kalau itu memungkinkan, aku
benar-benar berterimakasih."
Cuti itu penting.
Aku hanyalah ras manusia yang tidak bisa bekerja terus-menerus.
Tapi, ketika aku sudah mendapatkan motivasi untuk bekerja, aku akan melakukannya dengan
tekun.
Tapi..
Segiat apapun aku bekerja, bukanlah aku juga harus meluangkan waktu untuk orang lain?
Untuk melihat Lucy tumbuh dewasa.
Untuk mengawasi Norn dan Aisha belajar.
Untuk mencicipi masakan Lilia.
Untuk mengajak Zenith jalan-jalan keluar rumah.
Untuk melakukan hal-hal mesum bersama Sylphy.
Untuk melakukan hal-hal mesum bersama Roxy.
Untuk melakukan hal-hal mesum bersama Eris.
"Itu semua tergantung hasil kerjamu, Rudeus Greyrat."
"Ah... Begitu rupanya."
Yahh...sudah kuduga. Jadi, tidak boleh ya.
Maafkan ayah, Lucy. Ayah akan bekerja jauh dari rumah mulai saat ini.
Tumbuh lah menjadi gadis yang baik dan sehat, setidaknya sampai ayah berhasil mengalahkan
Hitogami, dan menyelamatkan dunia.
"Tapi aku bukan seperti Atofe. Aku tidak berencana memisahkanmu dari keluarga yang begitu
ingin kau lindungi itu. Aku tidak bisa membayangkan jika kau harus berpisah dengan
keluargamu selama bertahun-tahun, hanya untuk mengorbankan nyawa demi melawan
Hitogami..... Yahh, setidaknya aku tidak akan memintamu melakukan hal seperti itu dalam
waktu dekat ini."
"Benarkah? Ah, aku jadi merasa lebih lega."
Meskipun dia tidak memberiku cuti secara langsung, tapi nampaknya aku masih bisa
beristirahat.

22
Whew.
Syukurlah.
Berat sekali jika aku harus berpisah dengan keluargaku.
Meskipun bisa melindungi mereka dari manapun kuberada, aku tetap ingin dekat dengan
keluargaku.
"Adakah hal lainnya yang ingin kau minta?"
Kata Orsted sembari melirikku.
Boleh mengajukan permintaan lagi nih?
Kuharap dia tidak akan marah.
Ah, tidak, tidak, jangan terlalu banyak meminta pada bos.
Tapi, bukanlah kami sudah menjalin kontak? Jadi, tidak apa-apa kan kalau aku mengajukan
persyaratan sebelum bekerja.
"Benarkah aku boleh mengajukan permintaan lainnya padamu?"
"Buatlah senyaman mungkin."
Serius nih?
Kalau begitu, bolehkah aku minta bayaran?
Harusnya sih boleh.
Uang adalah bentuk sebuah profesionalitas.
Bos membayar sejumlah uang sebagai bentuk pemberian tanggungjawab.
Sedangkan bawahan menerima uang sebagai jaminan tanggungjawab.
Pekerjaan tanpa uang bukanlah hal yang profesional.
Setidaknya, itulah yang pernah kubaca di Manga.
Mulai sekarang, aku akan mengemban tanggungjawab dari Orsted.
Dengan kata lain, uang dari Orsted adalah bentuk kesetiaanku padanya.
"Ehm.... y-yah, itu lho...anu... Kalau aku tidak di rumah, maka keluargaku akan kehilangan
seorang pencari nafkah. Sebenernya, penghasilanku juga tidak besar sih.... Tapi, tabunganku
sudah terpakai banyak untuk membeli persenjataan guna melawan Orsted-san tempo hari....
Yahh, masih ada yang tersisa sih, tapi tidak begitu banyak. Kalau aku tidak digaji, maka
keluargaku akan mengurangi jatah kebutuhan makannya. Padahal, aku sudah mempunyai bayi
yang sedang tumbuh berkembang."
"Jadi, kau butuh uang?"
"Singkatnya sih.... Iya."
Saat aku tersenyum menjijikkan bagaikan lintah darat, Orsted mengeluarkan sesuatu dari
kantongnya.
Itu adalah sebilah belati yang sarungnya dihias dengan begitu menawan.
Tunggu dulu, itu bukan belati, melainkan pedang pendek.

23
Lalu, dia meletakkannya di atas meja.
"Ini adalah salah satu dari 48 pedang iblis, yang dibuat dari tulang Raja Ryuuou oleh seorang
seniman ras iblis bernama Yulian Jalisco. Nama pedang ini adalah, pedang iblis Yubi Ori.
Kalau kau menjualnya, mungkin harganya mencapai 100000 koin emas Asura. Itulah upahmu
sementara ini."
100000 koin emas Asura.
Kalau dikonversi, sekeping koin Asura saja seharga 100000 Yen.....ehm....ehm.
Be-berarti, totalnya adalah 10 milyar Yen!!
Bukankah itu sudah cukup untuk kau gunakan berfoya-foya seumur hidupmu?
Bahkan, mungkin uang itu cukup untuk membangun sebuah kastil.
"Jadi, apakah ini cukup?"
"M-mana mungkin uang sebanyak itu tidak cukup."
Gawat.
Om ini punya benda yang begitu mahal, sebenernya apa sih yang hendak dia perintahkan
padaku.
Ah, yang pasti, tujuan akhirnya adalah mengalahkan Hitogami.
.... tapi, upah sebanyak itu justru membuatku takut.
Namun, orang sekaya apa yang sanggup membeli dengan harga sefantastis itu.
Keluarga kerajaan Asura?
Apakah aku harus memeras salah seorang saudara Ariel untuk membeli benda itu?
"T-tapi Orsted-san, pastinya tidak mudah mendapatkan orang yang mau membeli benda
semahal itu secara kontan."
"Hmm.... perkataanmu ada benarnya juga. Kalau begitu, bagaimana dengan ini?"
Sembari mengatakan itu, Orsted mengeluarkan sebuah tas kulit.
Dengan entengnya, dia meletakkan tas itu di meja, kemudian terdengar suara seperti batu yang
saling berbenturan dari dalam tas tersebut.
Kurogoh isi tas itu untuk melihat isinya.
Di dalamnya ada banyak batu beraneka warna dan transparan.
Ada yang biru, merah, hijau, kuning, hitam, dan putih.
"Apakah ini permata.....?"
"Itu adalah batu sihir. Mungkin ukurannya tidak terlalu besar, namun aku telah memilih yang
berwarna-warni. Kalau kau menjualnya pada Guild Sihir, maka mereka akan membelinya
mahal."
Batu sihir berwarna.
Dan jumlahnya tidak sedikit.

24
Mungkin harganya tidak semahal pedang iblis yang uangnya bisa kau belikan kastil sekalipun,
namun setidaknya cukup untuk hidup mewah selama 10 tahun ke depan.
Gak papa nih kuterima benda semahal ini?
Sementara berpikir, kulirik wajah Orsted.
"Masih kurang?"
Ada lagi??? Sebenernya berapa banyak sih hartanya si bos??
Tidak.... Entah kenapa, aku merasa takut jika menerima uang lebih banyak dari ini.
"Tidak..... untuk sementara, ini sudah lebih dari cukup."
Dia membungkus batu-batu sihir bersama pedang pendek itu pada suatu kantong.
Entah kenapa, tanganku jadi gatal saat menerima benda semewah ini.
Sepertinya, pedang pendek itu akan kuberikan pada Eris.
"Kalau begitu, aku akan membaca buku harian ini.... apa yang akan kau lakukan?"
"Umm... menunggumu sampai selesai membaca?"
"Aku butuh waktu seharian membacanya."
"Ah... kalau begitu, karena ini masih pagi, bagaimana kalau kita lanjutkan saja
pembicaraannya?"
"Tidak, kalau menurutmu tulisan ini benar-benar penting, maka lebih baik aku membacanya
terlebih dahulu."
Sebenernya aku juga tidak yakin apakah catatan harian itu benar-benar penting bagi Orsted.
Namun, kurasa dia harus membacanya setidaknya sekali.
Bagaimanapun juga, Orsted bisa melihat takdir seseorang.
Jadi, jika dia membaca buku harian itu, dia bisa menyimpulkan hal-hal yang mungkin belum
diketahui olehku dan juga Nanahoshi.
"Kalau begitu, besok aku akan datang lagi ke gubuk ini."
"Ya."
"Orsted-san berencana bermalam di sini?"
"Ya."
"Aku paham."
Setelah mengucapkan salam perpisahan, aku pun meninggalkan gubuk itu bersama Eris,
kemudian pulang ke rumah.
Bagian 5
Pada perjalanan pulang.
Saat hari mulai gelap, Eris mendahului langkahku di depan.
Entah kenapa, masih banyak hal yang tidak kupahami dari cerita Orsted.
Kepalaku terasa berat.

25
Untuk mengusir kepenatan ini, aku melihat pemandangan indah di depan.
Yaitu pantatnya Eris.
Ahh, bokong yang menakjubkan.
Komposisi otot dan lemaknya begitu pas.
Aku jadi merasa segar kembali.
Jadi pengen keluar.
Inilah yang namanya birahi.
Terlihat belahan pantatnya yang sedikit mengintip dari celananya.
Sungguh belahan yang mengagumkan.
Seakan-akan, pantatnya yang besar tidak muat di celananya.
Terus, pembalut kaki itu sepertinya terbuat dari kulit binatang. Namun, aku belum pernah
melihat kulit hewan seperti itu.
Pembalut kaki itu terlihat begitu elastis.
Aku masih penasaran, kulit hewan apakah itu. Nampaknya aku akan mengetahuinya setelah
mencubitnya.
Baiklah, ayo kita sentuh.
Kalau kusentuh, aku akan mengungkap salah satu misteri terbesar di dunia ini, namun tentu
saja aku harus membayarnya dengan rasa sakit sesaat.
Yosh..
Eris bisa menggunakan jurus Sword of Light, namun aku punya Touch of Light.
"Rudeus..."
Tiba-tiba, Eris menoleh padaku.
Aku pun segera mengangkat kepalaku.
"Rudeus bukanlah makhluk lain kan... Kau masih sama seperti Rudeus yang kukenal dulu,
kan."
Seperti biasa, dia langsung pasang wajah cemberut.
Eris bisanya sukar memahami sesuatu, namun entah kenapa, sepertinya dia cukup mengerti
pembahasan tentang reinkarnasi tadi.
"Ah, tentu saja. Mungkin benar bahwa kelahiranku dipengaruhi oleh kekuatan Laplace, namun
aku yakin bahwa diriku tidak berubah."
"Di masa depan pun, Rudeus tidak akan berubah, kan..."
"Yahh, semoga begitu, tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."
Aku menjawabnya dengan tak acuh.
Eris mulai mengkhawatirkanku karena dia paham betapa mengerikan apa yang dibicarakan
Orsted tadi.

26
Bagi Orsted, reinkarnasi bukanlah hal yang istimewa, karena ayahnya sendiri yang telah
menemukan teknik tersebut. Aku pun tidak begitu terkejut, karena aku pernah membacanya
pada beberapa cerita fiksi ilmiah.
Namun, aku ragu orang macam Eris bisa memahami teknik lintas generasi seperti itu. Teknik
ini belum pernah dibahas secara formal pada sekolahan manapun di dunia ini. Bahkan, sihir
pemanggilan saja dianggap tabu.
Ah tidak juga, Eris sekarang sudah berumur 20 tahunan.
Di usia sedewasa itu, dia harus membuka matanya lebih lebar pada dunia.
Akulah yang harus berhenti berpikir bahwa Eris sulit memahami sesuatu.
"Fufun ~ "
"Apakah Rudeus berencana merahasiakan ini pada Sylphy dan Roxy?"
"Kalau memungkinkan, aku akan merahasiakannya. Tapi jika Eris keberatan, maka akan
kuceritakan semuanya pada mereka."
Setelah aku berkata begitu, Eris segera berlari dua - tiga langkah mendahuluiku, kemudian
berhenti.
Tubuhnya yang molek menutupi cahaya matahari senja.
Rambut merahnya yang berbaur dengan cahaya sore hari, seakan bersinar bagaikan permata.
Meskipun aku hanya bisa melihat bayangan badannya yang bermandikan cahaya senja, namun
terlihat jelas lekukan tubuhnya yang tak kalah indah dari matahari di ufuk barat.
Sungguh elok.
"Kalau begitu, ayo berjalan bersama sambil bergandengan tangan."
Eris mengulurkan tangannya padaku.
Dan aku pun meraihnya dalam diam.
Aku merasakan sentuhan tangan kekar yang seolah kontras dengan kemolekan tubuhnya.
Saat tangan kami saling genggam, aku merasakan kehangatan yang menenangkan jiwa.
Aku meremasnya dengan erat, lalu kami mulai berjalan sembari bergandengan tangan.
Entah kenapa, aku merasa bahagia setelah sekian lama tidak berjalan bersamanya.

27
Bab 3
Menuju Misi Pertama

Bagian 1
Keesokan harinya.
Sekali lagi, aku menemui Orsted.
Namun hari ini aku pergi sendirian.
Aku meminta Eris untuk menjaga rumah.
Dia lah penjaga rumahku.
Jika ada orang yang mencurigakan mendekat, dia akan membantu Aisha mengusirnya.
Rumah pasti semakin aman jika dijaga seorang Raja Pedang.
Eris akan terus menjaga rumah, setidaknya sampai hewan magis penjaga itu bisa kupanggil.
Karena Eris telah datang bersamaku kemaren, harusnya sih Sylphy dan Roxy juga bisa kuajak
menemui Orsted.
Namun karena kutukan itu, mungkin mereka tidak akan suka pada Orsted.
Pada akhirnya, lebih baik aku pergi sendiri.
Bagian 2
Saat tiba di luar gubuk, kulihat Zanoba sedang rebahan di tanah.
Dia bersandar tanpa daya pada bongkahan logam setinggi 3 meter
"Gawat...!"
Dengan panik, aku bergegas mendekatinya, lalu kupegang bahunya, dan kugoncang-
goncangkan.
"Apa yang telah terjadi padamu, hei, Zanoba ... hei!"
Detak jantung… masih ada
Pupil mata…. masih bergerak.
Nafas… masih berhembus.
Suhu tubuh….. masih hangat.
Sepertinya dia masih hidup ...!
Syukurlah dia belum mati.
Dia hanya tertidur.
"Haa ... aku kaget setengah mati ..."
Ya Tuhan, aku hampir saja menangis.
Kenapa seorang pangeran tidur di tempat seperti ini.

28
Harusnya seorang bangsawan tidur pada kasur yang empuk ... Zanoba sudah besar, harusnya
dia tidak boleh tidur di sembarang tempat.
Saat aku merasa lega, Orsted pun keluar dari dalam gubuk.
"Kau sudah datang rupanya, Rudeus Greyrat."
"Ah, ya, aku tiba."
Dia melirikkan matanya padaku dan Zanoba yang masih terkapar.
"Kemarin malam, Zanoba Shirone tiba-tiba datang dan membawa itu."
"Itu?"
"Baju zirah yang kau gunakan untuk melawanku tempo hari."
Ah, aku baru sadar. Saat kulihat lebih seksama, bongkahan besi ini adalah Magic Armor yang
sudah rusak.
Aku pangling karena tubuhnya sudah terpotong-potong.
Kalau diingat-ingat lagi, dalam laporan aku menulis bahwa armor ini kutinggalkan begitu saja
di hutan karena sudah rusak. Dan aku juga menulis bahwa aku akan mengambilnya kembali
nanti.
"Jadi, setelah Zanoba datang, apakah kalian terlibat suatu pertarungan?”
"Ah."
Tentunya Zanoba tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bertemu Orsted pada tempat
seperti ini.
Harusnya aku mengingatkannya lebih awal…..
Yahh, tak apalah. Tampaknya Zanoba tidak menderita luka serius, pasti Orsted hanya
membuatnya pingsan.
"Dia tidak kuat menahan kutukanku, sehingga dia pun roboh. Kemudian dia merangkak ke situ
untuk menunggu bantuanmu. Dia sangat percaya padamu.”
"Zanoba ~!"
Tanpa pikir panjang, aku segera mendekati Zanoba untuk memberikan sihir penyembuhan.
Dia tidak mengalami luka luar, jadi nampaknya aku tidak perlu menggunakan sihir
penyembuhan. Tapi, setidaknya sihir penyembuhan bisa membuatnya tidur lebih tenang.
Tunggu dulu…waktu dia roboh, apakah kepalanya terbentur dengan keras?
Orsted tega sekali.
"Dia tidak apa-apa, kan? Dia akan segera sadar, kan?"
"Aku membuatnya tertidur dengan sihir hipnotis yang diwariskan oleh suku Nuka. Tak lama
lagi dia akan terbangun.”
Begitu ya.
Sihir hipnosis.
Aku jadi penasaran, sihir macam apakah itu.

29
Dengan sihir itu, bisakah aku mengendalikan orang lain dengan bebas?
Misalnya, jika kuhipnotis Sylphy, ‘Angkat rokmu!’, apakah dia akan menurutinya tanpa
protes?
Ah lebih baik jangan, toh Sylphy akan melakukannya dengan sukarela meskipun aku tidak
menggunakan sihir itu.
Lagipula, itu berarti Sylphy harus mengenakan rok terlebih dahulu.
Rok mini kayaknya mantab.
Rok mini seperti peri pasti akan cocok untuk Sylphy.
Namun, sepertinya tidak ada pedagang yang menjual rok mini di dunia ini.
Tapi, kalau sihir itu bisa mengendalikan orang lain dengan bebas, maka Orsted pasti sudah
sering menggunakannya.
Buktinya, baru kali ini aku melihat Orsted menggunakannya. Mungkin sihir itu hanya terbatas
untuk menidurkan orang lain.
"Ayo masuk ke dalam, dan kita lanjutkan pembicaraan kemaren."
Orsted segera masuk ke dalam gubuk setelah mengatakan itu.
Kuciptakan semacam atap dengan sihir bumi, kemudian kuselimuti tubuh Zanoba dengan
mantelku. Lalu, aku pun masuk ke dalam.
Nanti sewaktu pulang, akan kubawa dia ke tempat Ginger.
Bagian 3
"Mungkin ini sedikit mendadak, namun mari kita langsung membicarakan topik inti."
Aku duduk di kursi sembari mendengarkan perkataan Orsted.
Dia mengeluarkan buku harian milik si kakek dan meletakkannya di atas meja.
"Ini adalah catatan yang cukup menarik ... aku terkesan dengan sihir teleportasi waktu, namun
saat ini aku pun tidak bisa menirunya. Jadi, kita akan bahas hal itu nanti saja.”
"Ya."
"Ada beberapa hal yang kukhawatirkan setelah membaca buku ini ... Namun, sebelum kita
berbicara tentang isi buku harian ini, pertama-tama ceritakan terlebih dahulu semua
percakapanmu dengan Hitogami sampai saat ini. Aku ingin kau mengungkap segalanya.”
"Dengan senang hati."
Kuingat semua dialogku dengan Hitogami, lalu kuceritakan semuanya pada Orsted.
Mulai dari pertemuan pertama kami sesudah bencana metastasis terjadi.
Saat berada di Kota Rikarisu.
Saat berada di Wind Port.
Saat berada di East Port.
Setelah si bos hampir membunuhku.
Sebelum mendaftar ke Akademi Sihir.

30
Sebelum pergi ke Benua Begarrito.
Sebelum diriku dari masa depan datang.
Setelah si kakek meninggal.
Dan yang terakhir, tepat sebelum duel melawan Orsted.
Totalnya kira-kira 10 kali.
Aku memerincikan semuanya.
Aku pun menceritakan saran-saran yang pernah Hitogami berikan padaku.
Tepat setelah bencana metastasis terjadi, dia menyarankanku untuk berteman dengan Ruijerd.
Lalu, kami pun menjadi petualang.
Di kota Rikarisu. Dia menyuruhku menerima quest untuk mencari hewan peliharaan.
Hasilnya, kami pun bertemu dengan Jaril dan Veskel, tetapi pada akhirnya kami terpaksa
meninggalkan kota.
Di Wind Port. Aku diminta berjalan di gang-gang belakang bangunan sambil membawa
makanan.
Sebagai hasilnya, aku bertemu dengan Kaisar Iblis Agung, kemudian mendapatkan mata iblis.
Di East Port. Dia menyuruhku untuk pergi ke Kerajaan Shirone.
Hasilnya, aku berkenalan dengan Zanoba dan menyelamatkan Lilia & Aisha.
Namun, setelah hampir terbunuh oleh Orsted, dia tidak memberikan saran apapun.
Lanjut, dia juga menyarankanku untuk mendaftarkan diri di Akademi Sihir, dan mempelajari
bencana metastasis.
Hasilnya, aku bertemu kembali dengan Sylphy, dan menikahinya.
Tepat sebelum aku pergi ke Benua Begaritto. Dia melarangku pergi ke sana.
Hasilnya, Paul meninggal, dan Zenith cacat mental. Namun, hal positifnya, aku menikahi
Roxy.
Menurut Hitogami, jika aku tidak pergi, maka Paul tetap hidup, bahkan Roxy pun selamat.
Sebelum si kakek datang, dia meminta suatu hal sederhana, yaitu mengecek keadaan di ruang
bawah tanah rumahku.
Namun, si kakek segera menghentikanku dengan menjelaskan bahwa ada tikus berbahaya di
ruang bawah tanah.
Setelah mengetahui diriku datang dari masa depan, dia kembali muncul dengan muka masam.
Hasilnya, dia memintaku untuk membunuh Orsted.
Aku pun menurutinya dengan menyiapkan berbagai hal.
Saat persiapan, dia muncul untuk yang terakhir kalinya dengan memberikan saran untuk
menyempurnakan Magic Armor.
Orsted mendengarkan ceritanya dalam diam.
Dia tidak menyela ataupun bertanya

31
Dia hanya diam mendengarkan.
"…..Sudah, aku telah menceritakan semuanya. Apakah ada sesuatu yang kau pahami?"
Orsted mengangguk ketika kutanyai begitu.
"Ah, aku benar-benar mengerti bagaimana dia memanfaatkanmu.”
Oh, jadi benar begitu ya.
Orsted memang hebat, dia tahu lebih banyak dariku.
"Dia telah menggunakanmu untuk mengubah sejarah."
"Hm, sejarah?"
"Sejarah yang dipengaruhi oleh takdir yang kuat, harusnya tidak pernah berubah.”
"... Takdir yang kuat….maksudnya aku, kan?"
"Ya."
Memang benar bahwa takdir yang kuat akan membentuk sejarah yang solid. Namun, hal
sebaliknya juga bisa terjadi. Ketika seseorang mampu memanipulasi orang-orang bertakdir
kuat, maka bukannya tidak mungkin sejarah kembali berubah.
"Tapi, jika Orsted-san bermaksud mengubahnya, maka hal itu akan terjadi, kan?”
"Ah."
Sembari mengangguk, dia mengetuk buku harian yang tergeletak di atas meja.
"Tapi, aku masih belum memahami mengapa Hitogami berniat merubah sejarah sampai seperti
ini.”
"Bukankah dia ingin terbebas dari ancaman Orsted-san?”
"Itu sangat masuk akal…. Tapi jangan semudah itu percaya padanya.”
"Ah iya."
Yahh, selogis apapun perkataan Hitogami, tidak menutup kemungkinan bahwa itu hanyalah
suatu kebohongan.
"Tapi, ada suatu hal yang telah kupahami.”
"Apa itu?"
"Dengan berubahnya sejarah sesuai kehendaknya, ada sesuatu di masa depan yang begitu
menguntungkan bagi Hitogami. Dan dia menanti-nantikan datangnya hari itu.”
"Aku paham."
Tanpa jeda, Orsted melanjutkan kalimatnya.
"Kalau begitu aku akan memintamu mengubah sejarah sekali lagi agar menguntungkan
bagiku.”
Dengan kata lain, kita tetap akan merubah sejarah, namun tidak dikembalikan ke jalur aslinya,
melainkan ke jalur yang menguntungkan Orsted.
Masuk akal.

32
Semua yang tertulis di buku harian itu bukan lagi suatu fakta. Semenjak tikus itu mati, semua
kesengsaraan si kakek tidak terjadi padaku. Artinya, isi buku harian itu bukan lagi bagian dari
sejarah.
Sekarang, sejarah adalah apa yang akan kau usahakan.
"Pembicaraan tentang takdir memang cukup membosankan. Semuanya hanya berputar-putar
saja tanpa ada kesimpulan. Itu karena masa depan bukanlah suatu hal yang pasti. Sebenarnya
aku telah menyiapkan rencana untuk 100 tahun ke depan. Namun, kemunculanmu dan
Nanahoshi adalah suatu faktor yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Jadi, belum tentu
rencanaku itu bisa berjalan dengan baik.”
Rencana 100 tahun ke depan.
Sepertinya dia sudah punya persiapan jangka panjang, namun kini rencana itu tidak lagi valid.
"... Asal tahu saja, sepertinya kita akan kesulitan menembus tempat dimana Hitogami berada.
Sebelum kita mengumpulkan benda-benda pusaka itu, kita tidak akan bisa memasuki Dunia
Hampa.”
"Kalau begitu, mengapa tidak kita kumpulkan saja mulai sekarang?”
"Bisa saja kita mendapatkan 4 benda pusaka ras naga kuno, namun potongan terakhir hanya
dimiliki oleh Laplace. Sedangkan, kebangkitan Laplace mungkin berjarak 80 tahun ke depan.
... Aku akan mengambil pusakaku yang telah kusembunyikan, tapi pastikan kau tidak berbuat
egois, ya.”
Egois?
Aku bahkan tidak tahu dimana benda pusaka itu berada.
Tapi, tertulis jelas di buku harian si kakek bahwa kelima benda pusakan itu masing-masing
dimiliki oleh 5 Prajurit Naga Legendaris.
Satu-satunya benda pusaka yang kutahu berada di kastil langit milik Perugius.
Hm? Lantas, bagaimana dengan pusaka milik Chaos-sama? Bukankah dia sudah meninggal?
"Aku pernah dengar bahwa Raja Naga Kekacauan Chaos-sama sudah meninggal. Benarkah
itu?”
"Pusaka milik Chaos sudah kudapatkan."
Begitu ya….aman deh.
"Tapi Orsted-san, rencana untuk merubah masa depan mungkin juga sudah diprediksi oleh
Hitogami.”
"Hm?"
"Maksudku, jangan-jangan dia sudah memperkirakan semua rencana kita, sehingga apa yang
kita usahakan sama saja dengan menggali kuburan sendiri.”
"Tidak….Hitogami punya kecenderungan hanya berurusan pada sesuatu yang pasti. Itulah
kenapa dia begitu kesal ketika terjadi hal yang tidak terduga sebelumnya, misalnya saat dirimu
dari masa depan datang. Dengan merubah masa depan, maka ketidakpastian pun akan
bertambah, dan dia sangat membenci itu.”
Begitu ya…

33
Aku jadi penasaran, apakah Hitogami juga punya kutukan?
Tapi, meskipun dia mengakui punya kutukan, aku tidak akan mempercayainya begitu saja.
Bagaimanapun juga, kepercayaanku padanya sudah hilang.
Fakta bahwa kutukan Orsted tidak berdampak padaku merupakan bukti bahwa makhluk dari
dunia lain kebal terhadap kutukan dunia ini. Artinya, kalau pun Hitogami punya kutukan,
belum tentu kutukan itu bisa bekerja padaku.
Kutukan macam apa yang mungkin dimiliki Hitogami? Kutukan yang membuat orang lain
begitu mudah mempercayai omongannya?
Kalau kutukan seperti itu tidak berdampak padaku, apakah berarti Hitogami berusaha begitu
keras saat membujukku dengan saran-sarannya?
Tapi kalau diingat-ingat lagi, sepertinya aku memang terlalu mudah percaya pada omongan
makhluk itu.
Apakah itu berarti diriku tidak sepenuhnya kebal terhadap kutukan Hitogami?
Kalau dianalogikan, berarti suatu hari nanti aku juga bisa membenci Orsted karena
kutukannya?
Ah tidak, mungkin informasi yang diberikan Orsted tidak sepenuhnya benar.
Tapi, ada kemungkinan bahwa Hitogami memiliki kemampuan yang membuat semua
perkataannya dipercaya oleh siapapun dengan mudah. Buktinya, begitu banyak korban
penipuan oleh Hitogami. Mulai dari Laplace, Dewa Tempur, sampai diriku sendiri.
Pada akhirnya, aku tidak tahu mana yang benar, mana yang salah.
Belum tentu benar jika aku sepenuhnya kebal terhadap kutukan makhluk-makhluk dari dunia
ini.
Toh, aku pernah begitu takut pada Orsted.
Di sisi lain, aku juga pernah begitu percaya pada omongannya Hitogami.
Hm? Bukankah itu berarti kutukan Hitogami dan Orsted bagaikan 2 sisi uang logam yang
saling berkebalikan? Orsted begitu dibenci oleh siapapun, sedangkan Hitogami begitu
dipercaya oleh siapapun.
Ah baiklah, aku tidak tahu tentang ini. Untuk sementara, lupakan saja semua dugaan ini.
"Hufff, sepertinya sulit ya mengalahkan Hitogami ini.”
"Ya, tapi bukan berarti kita tidak bisa mengalahkannya.”
Orsted mengatakan itu.
"Dia bukanlah dewa maha kuasa. Kita hanya perlu berusaha selangkah lagi untuk dapat
mengalahkannya.”
Kalimatnya kali ini tidak ditujukan padaku.
Seolah-olah, dia ingin meyakinkan dirinya sendiri dengan perkataan itu.
Orsted ingin menang.

34
’Meskipun lawanku begitu hebat, aku tidak akan kalah.’ semangat itulah yang bisa kurasakan
pada Orsted. Dia adalah salah satu makhluk terkuat di dunia ini, namun itu tidak membuatnya
berhenti berusaha.
Bosku memang bisa diandalkan.
"Kalau begitu, sekarang kita perlu mengubah sejarah terdekat.”
"Sejarah terdekat?"
"Ya."
Selanjutnya, Orsted mengatakan….
"Yaitu… membuat Putri Kedua Kerajaan Asura menjadi raja.”
"Ooh."
"Jika perlu, kita akan mengendalikan Ariel Anemoni Asura layaknya boneka kita.”
"Ooh?"
Seperti boneka.
Boneka apa nih? Boneka nganu? Kok jadi ngeres ya….
"Tapi, aku ragu Ariel-sama bisa kita manipulasi dengan mudah.”
"Maksudku, tidak mengendalikan dia sepenuhnya seperti Hitogami memanipulasi dirimu.
Cukup menjadikannya raja, sehingga kita bisa bersekutu dengan pemerintahan Kerajaan
Asura.”
"Aku paham."
Dengan berafiliasi pada Kerajaan Asura, setidaknya rencana ini akan berjalan selama 100 tahun
ke depan.
Hasilnya baru kita rasakan 100 tahun kemudian.
Selama itu, aku bisa mendapatkan bantuan dari Kerajaan Asura untuk mempelajari sihir lebih
dalam. Atau mungkin, mendapatkan persenjataan yang lebih layak.
Kita juga bisa bekerjasama untuk mengatasi gangguan-gangguan yang bisa membahayakan
keutuhan Kerajaan Asura.
"Apakah rencana ini akan baik-baik saja ya.”
"Jangan khawatir, aku telah melihat jalan-jalan takdir Ariel. Salah satunya adalah menjadi
raja.”
"Ho, bolehkah kau ceritakan jalan takdir Ariel yang menjadi raja itu?”
"Baiklah."
Orsted mengangguk, kemudian dia mulai bercerita.
Bagian 4
"Menurut jalan takdir yang kubaca, seharusnya Ariel Anemoni Asura menjadi raja. Dan jalan
takdir itu cukup kuat.”
"Namun, dengan pengikutnya yang masih sedikit, kurasa Ariel-sama akan kesulitan merebut
tahta sekarang.”
35
"Aku tahu."
Meskipun takdir Ariel untuk menjadi raja cukup kuat, namun takdir itu perlahan-lahan
meredup.
Aku pun memahami hal ini, karena Ariel tak kunjung mendapatkan kepercayaan Perugius.
Karena itulah, belakangan ini Sylphy semakin sibuk mendampinginya.
Aku tahu mereka sudah berusaha sebaik mungkin, namun sepertinya tetap sulit.
"Agar mejadi raja, Ariel memerlukan bantuan dari tiga orang. Yang pertama, penyihir
pengawal Derrick Redbat."
Penyihir pengawal Derrick.
Kalau tidak salah, dialah pengawal Ariel sebelum Sylphy.
Namun, sepertinya dia telah meninggal karena bencana metastasis.
"Dia adalah seorang pria yang cerdas, dan memiliki ambisi kuat. Kalau saja bencana metastasis
tidak pernah terjadi, maka orang itu akan membantu Ariel mendapatkan kepercayaan
Perugius.”
Dengan kata lain, kalau saja Derrick masih hidup saat ini, peluang Ariel untuk menjadi raja
semakin terbuka.
"Bahkan, di masa depan Derrick akan menjadi penasehat Ariel, kemudian diangkat menjadi
perdana menteri kerajaan.”
Perdana Menteri.
Tidak heran dia adalah orang yang begitu penting.
"Dia meninggal karena bencana metastasis?"
"Benar, padahal seharusnya dia dilindungi oleh takdir yang kuat…. Tapi pada akhirnya, dia
tetap saja meninggal.”
Takdir yang kuat tidak menjamin segalanya.
Aku harus lebih berhati-hati. Nasibku bisa saja berakhir seperti Derrick.
"Jadi, kita memerlukan orang lain yang bisa menjadi perdana menteri kepercayaan Ariel-
sama?”
"Tidak, kalau kita berencana memanipulasi Ariel, maka keberadaan perdana menteri justru
tidak dibutuhkan. Sudah pasti sang perdana menteri akan mencegah siapapun yang ingin
memanfaatkan raja.”
"Tanpa perdana menteri, apakah Ariel bisa memimpin negara dengan baik?”
"Tidak masalah. Dengan kedatangan Ariel ke Kota Sihir Sharia, dia akan menemukan orang
berbakat lainnya yang bisa membantunya memimpin kerajaan.”
Tidak masalah kalau begitu.
Lalu, apakah aku yang akan menjadi perdana menteri? Ah, tidak….aku bukanlah orang
secerdas itu.
"Yang kedua adalah Eris Boreas Greyrat."

36
"Eris?"
Kok jadi Eris? Apa hubungannya?
Dia memang merupakan salah satu bangsawan Kerajaan Asura, namun kurasa dia tidak pernah
berhubungan secara langsung dengan Ariel.
"Aku juga telah membaca jalan takdir Eris. Setelah sekian lama berlatih ilmu pedang,
seharusnya dia akan bergabung dengan Ordo Ksatria Asura, kemudian bertemu dengan Luke,
dan menikahinya.”
“Hee ~ ........."
Kok jadi kesel ya….
"Tunggu sebentar, tak pernah terbayangkan olehku wanita seperti Eris menikah dengan pria
macam Luke.”
"Luke sudah mencintai Eris sejak pandangan pertama.”
“Serius, nih?”
Luke yang hidung belang itu?
Apakah dia keturunan pahlawan atau semacamnya?
Ah tidak juga…. tidak aneh bila seorang pria jatuh hati pada Eris sejak pandangan pertama.
Dia sangat cantik, kan.
Oppainya mantab.
Tubuhnya semok.
Tidak aneh bila seorang pria langsung terpikat padanya.
"Tentu saja Eris Boreas Greyrat tidak menyerah begitu saja di pelukan Luke Notus Greyrat.
Berkali-kali Luke dihajar ketika menyatakan cintanya. Namun, setelah melalui perjuangan
tanpa lelah, akhirnya hati Eris luluh. Mereka pun menjadi pasangan suami-istri yang bahagia.”
Hm.
Pasangan yang bahagia.
Hee ~, haa ~ ... memang benar… kalau kau perhatikan dengan lebih seksama, Eris punya sisi
feminim juga.
... Duh, kok sebal ya. Inikah rasanya di-NTR.
Nanti kalau sudah pulang, akan kuremas Oppai Eris sampai puas.
Tapi, pasti aku akan dihajarnya. Yahh, tahan sebentar lah, nanti lama-lama dia juga terangsang.
"Kau pasti sebal mendengar cerita ini."
"Ehm, sejujurnya iya."
"Aku mengerti. Kalau begitu aku akan menyingkatnya."
Tenang saja… itu adalah jalan takdir yang tidak pernah terjadi.
Saat ini, Eris hanyalah milikku seorang.

37
"Eris Boreas Greyrat yang hidup pada jalan takdir itu cukup kuat. Dia adalah seorang
Swordsman berbakat yang siap mencapai gelar tertinggi. Dia juga bisa menjadi ibu yang baik
bagi anak-anaknya. Dia cantik, namun keras kepala, sehingga orang-orang menjulukinya Red
Lion.”
Red Lion. Sedangkan, Eris yang sekarang dijuluki Mad Dog. Hm, bukankah Red Lion jauh
lebih baik daripada Mad Dog…
Bahkan, kalau tidak salah, waktu masih kecil dulu, dia pernah dijuluki monyet atau
semacamnya.
Dari monyet, jadi anjing, lalu singa… sepertinya dia telah berkembang cukup baik.
Namun, apapun julukannya, dia selalu diibaratkan dengan hewan buas. Yahh, itu cocok sih.
"Bersama dengan Luke, Eris melindungi Ariel dari para pembunuh berkali-kali, dan membantu
membuka jalan Ariel menjadi raja."
"Jadi, kalau dibandingkan dengan jalan takdir saat ini, Eris menggantikan posisi Sylphy."
"Betul."
"... Lalu, bagaimanakah nasib Sylphy pada jalan takdir itu?"
Meskipun itu tidak berhubungan, mari kita dengarkan ceritanya.
"Sylphiette menjadi murid Roxy Migurdia, kemudian menjadi seorang petualang. Karena
rambutnya yang berwarna hijau, banyak orang membencinya, tetapi akhirnya dia berhasil
menakhlukkan beberapa Dungeon, dan akhirnya terkenal.”
"Ohh."
Luar biasa, Sylphy.
Sylphy-ku memang hebat.
Nanti kalau sudah pulang, akan kuemut telinganya yang panjang.
"Lalu, siapakah yang menikah dengan Sylphy?"
"Pertanyaanmu semakin menyimpang dari topik pembicaraan awal."
Orsted langsung menegurku.
Maafkan aku.
Saat aku pasang tampang bersalah, Orsted mendesah sebentar, kemudian dia melanjutkan
ceritanya.
"Sepengetahuanku, Sylphiette dan Roxy Migurdia tidak menikahi siapa pun. Mereka pun terus
menjalani hidup sebagai sorang bujangan.”
Oh, jadi begitu ya… syukurlah.
Aku mengerti, aku mengerti.
Jadi Sylphy dan Roxy adalah seorang jomblo.
Ah ~, jadi mereka berdua tidak pernah dimiliki oleh pria manapun di jalur takdir yang berbeda.
Entah kenapa, aku merasa begitu bahagia.
Terutama setelah diberitahu bahwa Eris dan Luke seharusnya menikah.
38
Mungkin ini yang namanya posesif ya.
Mereka berdua hanya milikku seorang.
Aku tidak akan menyerahkan mereka pada pria manapun.
"Apakah ada orang lain yang ingin kau ketahui jalan takdir yang seharusnya terjadi?”
"Tidak, mari kita lanjutkan ceritanya."
Sebenarnya, masih banyak sih ...
Itu hanyalah cerita pada suatu dunia dimana aku tidak pernah ada. Meskipun aku
mendengarnya secara detail, itu tidak akan merubah apapun saat ini.
Yahh, tidak masalah jika aku hanya mendengarkan bagian-bagian yang penting saja.
Itu sudah cukup memuaskan rasa penasaranku.
"Jadi, pada jalur takdir saat ini, Sylphy mengambil alih tugas Eris. Apakah itu tidak masalah?"
"Ya, kurasa tidak masalah, karena buktinya sampai saat inipun Ariel masih selamat. Kembali
ke jalur takdir lain…. karena Eris mengabdi pada Ariel, maka Philip Boreas Greyrat dan Sauros
Boreas Greyrat bergabung dengan faksi putri kedua."
Hm, sekarang cerita ini mulai melibatkan orang-orang yang saat ini sudah meninggal.
Baik Philip maupun Sauros sama-sama terbunuh.
Aku tidak pernah menyangka bahwa mereka berdua seharusnya menjadi sekutu Ariel ...
Bukankah itu perubahan takdir yang cukup signifikan?
"Lalu, siapakah orang yang ketiga?"
"Tristina Purplehorse."
Tristina Purplehorse?
... Seseorang yang tidak kukenal, ya.
"Tristina adalah anak dari keluarga Purplehorse, yang merupakan keluarga bangsawan Asura
kelas atas. Tetapi, dia diculik ketika masih berusia 8 tahun, kemudian menjadi budak seks
Menteri Senior Darius Silver Ganius."
Darius.
Bukankah dia menteri yang sekarang memegang kekuasaan paling besar di kerajaan Asura.
Dia adalah sekutu faksi pangeran pertama.
Menjadikan anak berusia 8 tahun sebagai budak seks, dia pasti pedofil.
Sebentar, si pangeran pertama itu ... siapa sih namanya? Lupa aku.
"Tristina diam-diam akan dibuang, tapi untungnya Ariel menolongnya. Meskipun Darius
adalah seorang menteri senior, dia tidak bisa lepas dari tuduhan karena telah menyekap salah
seorang putri keluarga Purplehorse selama bertahun-tahun. Akibatnya, menteri senior
kehilangan posisinya, dan pangeran pertama Gravel tidak lagi dipercaya.”
Nah, iya…namanya Gravel.
Sekarang aku ingat.

39
"Dimengerti… lalu dimanakah Tristina saat ini?”
"Posisinya tidak diketahui."
"Dia belum mati, kan?"
"Hidup Tristina tidak dipengaruhi olehmu, sehingga penculikan itu tetap terjadi. Namun,
karena terjadi bencana besar seperti insiden metastasis, maka Darius berbenah. Mungkin dia
segera membuang budak seksnya. Jadi, kemungkinan hidup gadis itu cukup kecil.”
Jadi, hidupnya semakin tidak jelas. Sungguh malang.
Peluang hidupnya pun tipis.
"Untungnya, aku juga sudah membaca jalan hidup wanita itu di jalur takdir saat ini. Darius
seharusnya membuang wanita itu begitu saja, namun akhirnya dia berubah pikiran. Dia pun
menjual Tristina di pasar budak untuk mendapatkan sejumlah uang. Kemudian, wanita itu
melanjutkan hidupnya sebagai seorang budak. Beberapa orang memungutnya dan
mengajarinya teknik beda diri. Saat ini, kemungkinan dia telah menjadi seorang pengintai.”
Sembari mengatakan itu, Orsted mengetuk buku harian si kakek.
"Di buku ini tertulis ada seorang pengintai seksi bernama Triss. Itu sungguh menarik.”
Triss.
Kalau tidak salah, dia adalah seorang pengintai yang disewa oleh si kakek ketika menyusup ke
Kerajaan Asura.
Namun, Triss tidak banyak dibahas pada buku itu.
"Tapi, bukankah nama Triss cukup umum di kerajaan sebesar Asura?”
Nama pasaran.
Triss, Eris, dll.
"Itu benar, tetapi setahuku, tidak ada pengintai wanita bernama Triss di daerah itu. Terlebih
lagi, karakteristik Triss yang disebutkan di buku ini cukup mirip dengan Tristina.”
Ah, aku mengerti.
Seseorang yang sejarahnya tidak diketahui oleh Orsted, tiba-tiba muncul di buku harian.
Dan karena karakternya mirip, maka ada kemungkinan bahwa keduanya adalah orang yang
sama.
Hmm, Tristina dan Triss.
Kalau mereka benar-benar orang yang sama, maka aku pun penasaran, apa alasan dia
mengubah namanya menjadi Triss? Apakah karena lebih mudah disebut?
"Jadi, kalau kita merekrut wanita itu, menteri senior bisa kita gulingkan atas dosa-dosanya.”
"Benar, karena dia adalah saksi hidup."
Kemudian, langkah Ariel untuk menjadi raja akan semakin mulus. Triss benar-benar sosok
yang penting, kita harus menghubunginya.
"Aku jadi penasaran, mengapa dia tidak pulang saja ke rumah orang tuanya setelah dijual.”

40
"Penculikan itu hanyalah skenario. Sebenarnya, Tristina dijual oleh keluarganya sendiri pada
menteri senior.”
"Kalau konspirasi itu terungkap, maka bukankah keluarga Purplehorse juga akan dihukum?”
"Penculikan itu memang seharusnya terungkap. Jadi, kurasa tidak masalah.”
Aku paham.
Nampaknya Darius punya banyak musuh. Dia pun tidak sendirian, maka semua sekutunya
harus kita ungkap.
Menculik dan menjadikan bocah di bawah umur budak seks. Terlabih lagi, dia bukan bocah
biasa, melainkan putri seorang keluarga bangsawan kelas atas. Dengan tuduhan-tuduhan
seperti itu, tidak sulit bagi kita untuk menjatuhkan Darius.
"Kerajaan Asura sudah bobrok."
"Benar. Tapi faktanya, orang-orang seperti itulah yang memegang kekuasaan besar di dunia
ini. Terlepas dari fakta bahwa Asura berdiri di atas tanah yang makmur.”
Yah, tapi tidak menutup kemungkinan masih ada para diplomat yang berhati baik di sana.
Namun, meskipun para petinggi Asura saling menjatuhkan, nampaknya hubungan mereka
dengan negara lain cukup baik.
"Bagaimanapun juga, selama Tristina masih hidup, kita bisa menjatuhkan Menteri Darius.
Setelah dia jatuh, yang lainnya pun akan menyusul.”
"Apakah menteri senior Darius adalah orang yang kuat?"
"Yahh, cukup kuat. Bahkan, tidak berlebihan jika kita bilang bahwa Darius lah yang membuat
raja saat ini naik tahta.”
Wow…begitukah?
Aku jadi penasaran, apakah dia tipe orang berpengaruh yang lihai mengumpulkan uang dan
kepercayaan orang lain.
"Tapi, kalau kita gagal menjatuhkannya, kita akan bunuh dia secara paksa.”
"Eh, aku harus membunuhnya?"
"Ya. Dengan takdir kuatmu, membunuhnya bukanlah hal yang sulit.”
Tampaknya, kuat-tidaknya takdirmu sangat mempengaruhi apakah kau bisa menyingkirkan
lawan-lawanmu.
Ah benar juga, bukankah Hitogami pernah mengatakan ini sebelumnya? Dia bilang bahwa aku
tidak akan terbunuh meskipun aku melawan Orsted sekalipun.
"... Mengerti."
Namun tetap saja, membunuh orang bukanlah hal yang mudah bagiku.
Tetapi, kalau keluargaku dipertaruhkan, maka aku akan berusaha sebaik mungkin
Lawannya adalah seorang menteri senior yang jahat.
Yahh, tidak apa-apa….akan kucoba.

41
Aku sangat menghindari membunuh manusia, tapi kalau lawannya adalah orang tak bermoral,
maka dia bahkan tidak pantas disebut manusia.
"Lalu bagaimana dengan pangeran kedua Kerajaan Asura? Bukankah dia juga lawan politik?
Seharusnya dia juga mempunyai fraksi. Apakah kita biarkan saja?”
"Pangeran Kedua Halfaus. Aku tak melihat satu pun jalan takdir yang mengantarnya menjadi
raja. Kalau memang dia tidak pantas menjadi raja, maka pengikutnya juga sedikit.”
"Tapi, meskipun peluangnya rendah, dia masih mungkin menjadi raja. Itu artinya dia juga
merupakan pesaing kita.”
Pangeran kedua. Namanya Halfaus.
Aku tidak pernah melihat wajahnya, apalagi mengenal kepribadiannya. Namun karena dia
termasuk salah satu kandidat putra mahkota, maka seharusnya dia masih memiliki kecakapan
sebagai raja.
Dalam keadaan seperti ini, apapun bisa terjadi.
"Tidak masalah. Toh kalau kita gagal kali ini, masih ada kesempatan lain untuk merebut tahta.”
"Kesempatan lain? Apakah kau sudah memikirkan langkah selanjutnya?"
"A -... Ah, benar juga."
"Tunggu dulu…apakah kau sudah melihat jalan takdir Ariel lainnya?”
"Ya, kalau rencana ini gagal, ada kemungkinan dia akan mati.”
Tepat seperti yang tertulis pada buku harian si kakek. Dia akan dieksekusi di pinggiran kota
bersama para pengikutnya.
Orsted sudah hidup selama 2000 tahun. Sekali atau dua kali kesalahan tidak akan berpengaruh
pada makhluk yang bisa hidup begitu lama.
Bagaimanapun juga, rencana sematang apapun masih bisa gagal.
Untuk rencana dalam jangka waktu 100 tahun ke depan, sekali atau dua kali kesalahan adalah
hal yang bisa dimaklumi.
Tetapi tetap saja.
"Mari kita hentikan pembicaraan di sini, mengatakan hal-hal yang sifatnya sementara seperti
ini hanya akan membuat Hitogami menertawakan kita.”
Saat aku menyela dengan berkata begitu, Orsted langsung pasang tampang kesal padaku.
Itu wajah yang menakutkan.
Namun, aku tidak berhenti.
"Mungkin kau masih bisa mentolelir kesalahan-kesalahan kecil. Namun, tidak menutup
kemungkinan bahwa kesalahan-kesalahan itu bisa mempengaruhi hasil akhir.”
Aku tidak menyangkal bila orang mengatakan bahwa hasil akhir adalah segalanya. Kalau
rencana ini gagal, mungkin Orsted masih bisa menemukan orang lain yang bisa dia kendalikan
untuk menjadi Raja Asura. Namun, kalau gagalnya rencana berujung pada kematian Ariel,
maka Sylphy mungkin akan kena imbasnya.
Aku juga sudah berjanji pada Ghyslaine untuk memperkenalkannya pada Ariel.

42
Dengan kata lain, keselamatan Ghyslaine juga dipertaruhkan dalam rencana ini. Ketika Ariel
mati, maka semua pengikutnya juga bisa celaka.
Aku tidak ingin ikut celaka.
"Kalau begitu, aku lebih memilih untuk tidak gagal dalam rencana ini. Aku tidak ingin adanya
rencana-rencana lainnya. Ayo kita menangkan perebutan tahta ini, sambil mewaspadai
ancaman apapun.”
"... Tentu saja aku setuju."
Orsted mengangguk dengan tegas.
"Bagaimanapun juga, tujuan utama kita adalah membantu Ariel-sama menjadi Raja Kerajaan
Asura. Orsted-san akan memberi instruksi, biarkan aku yang mengeksekusi ... “
"Baiklah."
Ah, jadi seperti ini ya rasanya menjadi bawahan.
Aku didukung oleh Dewa Naga Orsted.
Tapi aku tidak boleh mengungkapkannya.
"Kalau begitu, ayo sekalian kita buat rencana untuk berurusan dengan Pangeran Kedua
Halfaus.”
"Baiklah. Tapi, serahkan saja urusan Halfaus padaku. Aku akan menjatuhkan bangsawan-
bangsawan penting yang menjadi pengikut Halfaus. Mungkin dia tidak begitu optimis menjadi
raja, namun dia memang masih punya peluang. Dengan jatuhnya pada pengikutnya, maka
asanya akan semakin pupus.”
Dari nadanya bicaranya, aku merasakan sesuatu.
Mungkin, Orsted tidak begitu mempermasalahkan siapa yang bakal menjadi raja.
Meskipun Ariel mati, Halfaus masih bisa menjadi raja, dan dia bisa mengendalikannya.
Untuk saat ini, tidak masalah jika aku terus bersekutu dengan Orsted.
"Kuminta operasi awal segera dimulai.”
"Pada bulan Januari, akan datang informasi yang menyebut bahwa raja jatuh sakit.”
"Lantas, apa yang harus kulakukan sampai saat itu?"
"Sampai saat itu tiba, persiapkan dirimu.”
Setelah Orsted mengatakan itu, maka semuanya telah diputuskan.
Bagian 5
Nah, kalau begitu, sekarang bagaimana persiapannya….
Dia berkata bahwa aku harus mempersiapkan diri, tapi persiapan macam apa yang dimaksud?
Sudah jelas bahwa aku harus menghubungi Ariel dan Luke untuk membahas rencana ini,
namun pasti ada persiapan-persiapan lainnya yang perlu kukerjakan.
"Tepatnya, apa yang perlu kupersiapkan?"

43
"Pertama, peralatanmu. Kemungkinan besar, kau akan bertarung melawan salah seorang
bidaknya Hitogami. Aku tahu fisikmu cukup kuat, tapi alangkah baiknya jika kau punya
pelindung.”
Orsted melihat keluar gubuk saat mengatakan itu.
Di sana ada potongan-potongan Magic Armor bersama Zanoba yang masih tertidur lelap.
Saat kulihat lebih seksama, bahkan gatling gun-ku juga ada.
"Meskipun masih jauh jika dibandingkan dengan baju zirah milik Dewa Tempur, namun itu
adalah armor yang hebat. Kau pasti telah bekerja keras saat mendisain armor seperti itu.”
"Yah ... aku pun mendapat banyak saran dari Hitogami saat membuatnya.” [4]
"Begitukah ... jadi, Hitogami telah menggali kuburannya sendiri. Lantas, apa nama batu
nisannya?”
"Batu nisan apa?"
"Maksudku nama baju zirah itu."
"Magic Armor."
"Aku mengerti ... tapi namanya agak payah, sih. Haruskah aku memberikan armor baru
untukmu? Mari kita lihat ..."
"Tidak, terima kasih."
Orsted memicingkan matanya dan tertawa.
Bahkan senyum orang ini terlihat sangat nyentrik.
Namun, aku penasaran apa yang akan dikatakan Cliff dan Zanoba jika tahu hasil karyanya
dipuji oleh Orsted.
"Kalau kau masih berencana menggunakan armor itu, ada baiknya kau memperbaikinya.
Menurutku, ukurannya terlalu besar, sehingga kau bisa menguras Mana-mu hanya dalam sekali
pakai.”
"Tapi, meskipun aku harus mengecilkannya, armor itu tidak akan siap hanya dalam waktu
sebulan.”
"Kalau begitu, nampaknya kita tidak bisa memakainya kali ini ..."
Setelah mengatakan itu, Orsted meletakkan tangannya di dagunya dan mengangguk.
Apakah dia akan membantuku untuk memproduksi armor lainnya?
Apakah dia akan memberiku armor khusus Dewa Naga?
"Tapi, masalah sebenarnya adalah, kau sama sekali tidak bisa menggunakan Touki. Kalau
begitu, gunakan jubah ini.”
"Ah, ya. Terima kasih banyak."
Jubah ini tampaknya cukup berharga.
"Ayo kita siapkan benda sihir lainnya yang bisa kau gunakan."
"..."
Dukungan, upah, dan kini benda-benda sihir.
44
Jadi, dia sudah menyiapkan semuanya untukku?
Gimana gak nyaman kalau bosnya seperti ini. Hitogami sih, cuma bisa ngomong. Sial, kenapa
gak sejak kemaren aku bekerja pada Orsted.
"Oh iya, aku pernah mendengar bahwa baju zirah Dewa Tempur adalah yang terkut di dunia.
Seperti apakah armor itu?”
"Sebenarnya, armor itu adalah mahakarya terbesar Raja Naga Iblis, sekaligus kesalahan
terbesarnya pula.”
Mahakarya terbesar Laplace.
Jadi, Laplace yang menciptakannya?
"Armor itu dilapisi emas yang akan menyala bila teraliri Mana. Orang yang mengenakan armor
itu akan mendapatkan kekuatan terhebat. Namun, kekuatan yang terlalu besar akan mengambil
alih kesadaran penggunanya. Singkat kata, itu adalah suatu armor terkutuk.”
Armor terkutuk ...
Ah, ras naga memang piawai dalam membuat benda sihir.
Bukankah Laplace juga yang telah menanamkan kutukan pada tombak Ruijerd? Sepertinya
benda-benda yang berhubungan dengan orang itu selalu saja mengandung kutukan yang
merugikan.
"Sekarang, armor itu bersemayam di tengah cincin samudra yang dalam.” [5]
"..."
Apa sih yang tidak diketahui orang ini?
Sepertinya gak ada, deh.
"Dan…. Terimalah ini."
Sambil berkata begitu, Orsted mengeluarkan benda seperti gulungan dari sakunya.
Setelah kuterima dan kubuka, aku melihat suatu lingkaran sihir yang tergambar pada gulungan
tersebut.
"Apa ini?"
"Aku kan kemarin sudah janji untuk memberimu lingkaran sihir pemanggil hewan magis.”
"Oh ~."
"Alirkan saja Mana pada gulungan itu, sambil membayangkan makhluk yang bisa melindungi
keluargamu. Lantas, makhluk yang sesuai dengan bayanganmu akan terpanggil.”
"Aku hanya memerlukan gambar lingkaran sihir ini untuk memanggil hewa magis penjaga?"
"Mana-mu sangat besar. Aku tidak perlu menjelaskannya secara detail, harusnya kau bisa
memanggil hewan magis yang kuat.”
Hewan magis yang kuat.
Tapi, yah… kalau memang demikian, maka biarkan aku mencobanya.
"Kuharap tidak keluar makhluk yang aneh, seperti seorang gadis kecil bertanduk kambing yang
ternyata adalah Kaisar Iblis Agung.”

45
"Semuanya terserah padamu ... tapi kau harus tahu bahwa Kishirika Kishirisu juga memiliki
Mana yang besar. Lingkaran sihir sekecil itu tidak akan dapat memanggilnya.”
Jadi, makhluk panggilanku dipengaruhi juga oleh ukuran lingkaran sihir.
Baiklah.
"Yahh, aku akan memanggil hewan magis penjaga besok.”
"Ah."
"Pertama, aku harus menghubungi Luke dan Ariel terlebih dahulu, dan bersiap untuk
bertarung.”
"Benar."
"Dimengerti."
Untuk sekarang, diskusinya cukup sampai di sini.
Oh iya.
Aku lupa menanyakan satu hal yang penting.
"... Kalau tidak salah, anak keturunanku akan membantu Orsted-san membunuh Hitogami, kan.
Kalau begitu, lebih baik aku punya banyak anak. Jika istri-istriku melahirkan banyak anak,
apakah ada kemungkinan salah satu diantaranya akan menjadi Laplace?”
"... Laplace tidak akan terlahir di antara anak-anakmu. Jadi, lakukan saja sesukamu."
"Dimengerti."
Kalau begitu, ayo bikin kesebelasan.
Orsted pun akan senang kalau punya banyak teman.
"Kalau begitu, aku mohon pamit dulu. Sebelum mencobanya, kita tidak tahu apakah lingkaran
sihir itu akan bekerja.”
"Ah."
"Kalau begitu, sampai jumpa di lain kesempatan. Jika terjadi sesuatu, silahkan kirimkan surat
lagi ke rumahku.”
Saat aku berdiri dan hendak keluar, tiba-tiba aku teringat hal lain yang perlu kutanyakan.
"Oh iya, Orsted-san. Apakah kau sudah mengunjungi Nanahoshi?"
"...belum."
"Mungkin kau masih penasaran mengapa Nanahoshi memanggilmu ke desa terbengkalai itu.
Tapi jujur saja, akulah yang memintanya. Saat itu, aku memanfaatkan Nanahoshi untuk
memperlancar rencanaku membunuhmu. Jadi, kumohon maafkanlah dia.”
"..."
Orsted tidak mengatakan apa-apa.
Aku tidak ingin mereka berselisih karena salah paham.
"Nanahoshi tidak bisa menolak permintaanku karena dia pernah berhutang budi padaku.”
"..."

46
"Dia pun masih menyesal karena telah menipumu. Kalau masih ada sedikit ruang di hatimu
untuk memaafkannya, mau kah kau bertemu sekali lagi dengannya? Kau tidak perlu melakukan
apa-apa, cukup dengarkan saja dia minta maaf.”
"Aku tahu. Aku akan memaafkannya. Hanya karena Nanahoshi ... adalah wanita yang berguna
bagiku."
Itu benar.
Dia sangat berguna.
Hm, hm.
"Oh ya, aku juga baru ingat. Mungkin kau akan kesulitan menghubungiku nanti. Jadi, untuk
mempermudah komunikasi di antara kita, ambilah ini.”
Dari saku dadanya, Orsted mengeluarkan sebuah cincin, kemudian dia letakkan di atas meja.
Aku pernah melihat cincin itu sebelumnya.
Barusan saja…. tapi di mana ya….
Ah, bukankah ini cincin yang digunakan Nanahoshi untuk menjebak Orsted?
"Jika ada masalah darurat, gunakan ini untuk menghubungiku."
Saat kau menggunakan benda ini, akan terpancar sihir yang bisa menghubungi Orsted.
Fungsi lain benda ini adalah sebagai kompas. Cincin ini akan menunjuk ke arah cincin serupa
lainnya.
Kalau ada alat sihir seperti ini, maka bukannya mustahil kita bisa membuat sistem radar.
Namun, sayangnya membuat efek sihir serupa tampaknya tidak mudah.
Meski begitu, Orsted tetap memberikan benda berharga ini padaku ...
Dengan benda ini, aku bisa memanggil Orsted kapanpun. Bukankah itu berarti aku juga bisa
menyerangnya setiap saat?
Ah tidak juga, mungkin Orsted sudah begitu mempercayaiku, sehingga dia tidak perlu lagi
menyembunyikan posisinya dariku.
... Ya, anggap saja Orsted sudah mempercayaiku.
Saat terakhir berduel melawanku, Orsted begitu kesulitan. Harusnya, dia tidak memberikan
benda ini pada orang berbahaya sepertiku. Jadi, satu-satunya alasan adalah, dia telah
mempercayaiku.
"Baiklah, aku akan menerimanya. Kalau begitu, sampai jumpa lain waktu."
Setelah mengambil cincin itu, aku pun meninggalkan gubuk.
Bagian 6
Kemudian, aku membawa Zanoba ke tempat Ginger.
Aku meninggalkan pesan yang mengatakan, ‘Besok saja memperbaiki armor-nya.’
Ketika aku kembali ke rumah, Sylphy sudah menungguku dengan wajah cemberut.
Sylphy kesal karena aku meninggalkan rumah tanpa ijin, lalu kujelaskan bahwa aku pergi untuk
bertemu dengan Orsted.
47
Aku pun memberitahunya bahwa beberapa bulan ke depan aku akan sibuk, namun masih
kurahasiakan rencana penggulingan tahta itu.
Orsted juga memberiku PR, yaitu menambah jumlah keturunan. Maka, aku pun perlahan-lahan
mengajak Sylphy yang masih ngambek ke ranjang.
Pada tugas kali ini, kami juga memerlukan cinta.
Malam harinya, aku tidur dengan pulas.

48
Bab 4
Hewan Magis Penjaga

Bagian 1
Ada jeda waktu selama sebulan.
Selama itu, aku harus menyiapkan segala sesuatu.
Namun, sebulan bukanlah jeda waktu yang panjang, sehingga tidak banyak hal yang bisa
kulakukan.
Aku tidak boleh lengah hanya karena Orsted sudah membantuku.
Sayangnya, Orsted terkesan tidak begitu serius menjalankan rencana ini. Karena dia berpikir
bahwa masih ada kesempatan lain jikalau kali ini gagal.
Mungkin, dia bahkan berencana mengembangkan sihir teleportasi waktu setelah membaca
buku harian itu.
... Atau, mungkin dia sudah pernah mengalami sihir teleportasi waktu.
Kalau kuingat-ingat lagi, saat Orsted mengatakan, ’ada kesempatan lain’, kulihat wajahnya
begitu masam, seolah-olah dia berkata dalam hati, ’ah, sial!!’.
Bahkan, tidak mustahil bagi ras naga untuk kembali ke masa lalu berulang kali, karena mereka
adalah ahlinya sihir teleportasi.
Kalau itu benar, mengapa dia berbohong padaku? Tempo hari Orsted bilang bahwa dia belum
mengetahui cara menggunakan sihir teleportasi waktu.
Entah kenapa, sepertinya aku bisa memahami semua itu.
Jika kau memiliki sesuatu yang sulit dijelaskan, maka sebaiknya kau sembunyikan itu. Kalau
perlu, berbohong lah.
... Mungkinkah Orsted masih belum mempercayaiku sepenuhnya, sehingga ada hal-hal tertentu
yang dia sembunyikan dariku. Jika tiba-tiba aku berkhianat, maka Orsted masih memiliki Kartu
As untuk melawanku.
Untuk saat ini, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak dibenci olehnya.
Jadi, kesampingkan dulu rahasia macam apa yang mungkin Orsted sembunyikan.
Sebagai makhluk berumur begitu panjang, Orsted masih punya banyak kesempatan, namun
aku tidak.
Rentang hidup manusia sangatlah terbatas. Jadi, aku hanya punya satu kesempatan.
Akan tetapi, aku masib belum yakin apa yang harus kulakukan untuk memanfaatkan
kesempatan itu.
Aku sudah mendengarkan banyak hal dari si kakek, bahkan aku sudah baca habis semua catatan
di buku hariannya.
Yang kutahu adalah, hidup orang itu dipenuhi penyesalan.

49
Meskipun aku membenarkan semua kehidupan si kakek, sepertinya tidak semudah itu aku bisa
lolos dari kemalangan yang menimpanya.
...Namun.
Jika aku tidak optimis, maka semua yang telah kuusahakan selama ini percuma saja.
Kalau begitu, ayo berusaha lebih baik lagi.
Aku harus tahu apa yang perlu kulakukan secara detail.
Perkuat fisikmu.
Latih sihirmu.
Setelah itu, lanjutkan apa yang telah kuusahakan selama ini.
Kekuatan bukanlah hal yang bisa didapatkan secara instan, meskipun aku meningkatkan porsi
latihanku.
Kesabaran lah yang bisa menjadi kekuatan besar.
Aku harus tetap optimis dan terus berusaha.
Sepertinya ada yang kurang dari porsi latihanku.
Aku jarang sekali melakukan latihan bertarung.
Meskipun aku tiap hari berlatih secara rutin, namun aku hanya melakukannya sendirian.
Alangkah baiknya jika ada partner saat berlatih.
Dalam olahraga itu disebut sparring.
Aku perlu melakukan simulasi pertarungan dengan seseorang yang cukup kuat, untuk
meningkatkan pengalamanku.
Mungkin, Eris adalah orang yang tepat.
Eris adalah Raja Pedang, dan dia jauh lebih unggul dalam pertarungan jarak dekat, yang selama
ini menjadi kelemahan terbesarku.
Yah, mungkin Eris bukanlah lawan yang baru untukku.
Namun setidaknya, kami sama-sama bisa meningkatkan pengalaman bertarung. Aku bisa
menggunakan teknik Quagmire atau kabut penghalang untuk mengasahnya. Entah kenapa Eris
cukup lemah saat menghadapi lawan yang mahir menggunakan trik tipuan.
Ngomong-ngomong, Eris hampir melupakan semua hal yang pernah kuajarkan dulu.
Namun, dia masih bisa menggunakan sihir level dasar, dan berbicara bahasa dewa iblis.
Tetapi, pelajaran lain seperti bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan etiket bersosial
sama sekali tidak membekas di kepalanya.
Pada akhirnya, dia hanya menyukai pelajaran yang aplikatif.
Namun, kupikir memiliki suatu keahlian saja sudah cukup di dunia ini. Dan bagi Eris, keahlian
itu adalah ilmu pedang. Bahkan ilmu pedangnya sudah mencapai level yang tidak dimiliki
setiap Swordsman.
Yang jelas, aku mulai merencanakan latihan bertarung dengannya.

50
Tentu saja aku tidak akan menyerangnya ketika lengah, seperti saat dia mandi, saat kami
bersetubuh, atau semacamnya. Apakah aku masih bisa mengalahkan Eris? Di atas ranjang saja
aku kalah telak.
Namun tetap saja, Eris adalah wanita yang misterius.
Ketika di ranjang, dia tidak pernah segan menjarah tubuhku. Namun ketika kucolek tubuhnya
sedikit, dia langsung bereaksi keras.
Itu tidak adil. Maunya menang sendiri.
Terus mengenai peralatan, aku meminta Zanoba dan Cliff untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerja Magic Armor.
Aku ingin ukurannya diperkecil agar bisa bekerja lebih efisien.
Yang simpel adalah yang terbaik.
Aku tahu pekerjaan itu tidak akan selesai dalam sebulan, toh ini adalah proyek jangka panjang.
Katanya, Orsted akan menyediakan beberapa alat untuk menyempurnakan armor itu. Aku pun
optimis proyek ini bisa selesai dalam beberapa tahun saja.
Sedangkan untuk misi di Kerajaan Asura, aku akan mengandalkan peralatan yang Orsted
berikan padaku.
Tentu saja itu bukanlah peralatan biasa, bagaimanapun juga tujuan misi kali ini adalah
menggulingkan tahta. Itu tidak main-main.
Bukannya aku tidak menyukai jubah pemberian Sylphy, namun aku adalah cowok.
Aku semakin deg-degan saat menantikan peralatan baru apakah yang akan si bos berikan
padaku.
Dengan begini, aku terus berlatih sembari menyiapkan pelaratan yang memadai…..
Adapun tentang hal-hal lainnya.
Aku membuat sebuah jadwal untuk menata hal-hal yang perlu kulakukan dalam waktu dekat.
Rencana selama sebulan ke depan sudah kujadwalkan.
Pertama-tama, aku akan memanggil hewan magis penjaga.
Kemudian, kita lihat seminggu kemudian, apakah makhluk itu berguna ataukah tidak.
Kalau tidak ada masalah dengan hewan magis, maka aku akan menghubungi Cliff selanjutnya.
Selain memperbaiki armor, ada hal lain yang ingin kutanyakan padanya.
Yaitu…. tentang eksperimen kutukan. Cliff adalah salah seorang dari sedikit penyihir di dunia
ini yang meneliti tentang kutukan. Dia melakukan itu demi istrinya.
Sementara itu, aku akan meminta Sylphy untuk mengenalkan Ghyslaine pada Ariel.
Aku akan membicarakan beberapa alasan, yang intinya memberikan bantuan pada Ariel untuk
menjadi raja.
Kemudian, akan kuhabiskan waktu selama seminggu-dua minggu untuk terus membujuk
Perugius.
Saat itu pun, aku akan terus berdiskusi dengan Cliff.

51
Untuk saat ini, seperti itulah susunan jadwalku.
Meskipun misi utamanya adalah membantu Ariel menjadi raja, namun prioritasnya bukanlah
itu ... aku harus memastikan terlebih dahulu apakah hewan magis penjaga dan proyek Cliff
berjalan dengan baik, setelah itu baru aku akan melakukan hal lainnya.
Baiklah, saatnya mengaktifkan lingkaran sihir pemberian Orsted itu.
Bagian 2
Keesokan harinya setelah dipanggil oleh Orsted untuk membahas rencana lebih lanjut……
Seluruh anggota keluarga kubawa bersama-sama ke kebun.
Orang-orang yang biasanya berada di rumah seperti Aisha, Lilia, Zenith, dan Eris tentu saja
ikut.
Roxy dan Norn juga ikut, meskipun mereka tidak berkomentar apapun. Bahkan Jirou dan Beet
juga ada di sini.
Lucy, yang baru saja bisa berjalan, ikut menyaksikan di gendongan Sylphy.
"Sekarang, aku akan memulai ritual pemanggilan hewan magis penjaga rumah kita. Tepuk
tangaaaan…."
"Wa ~."
Terdengar tepuk tangan meriah dari semua anggota keluarga yang hadir.
Malam ini akan menjadi acara langsung yang bersejarah.
Astaga, kenapa Jirou-kun dan Beet-kun tidak bertepuk tangan.
Itu tidak baik.
Aku akan memanggil teman kalian, lho?
"Tapi, aku sendiri belum tahu makhluk macam apakah yang akan kupanggil. Tapi jangan
khawatir, aku pasti akan memanggil penjaga yang kuat. Hewan magis ini akan melindungi
keamanan keluarga kita.”
"Hei, bukankah Orsted yang membuat lingkaran sihir itu? Beneran gak papa nih? Rudi yakin
hewan magis itu tidak akan memakan seisi rumah ketika kau keluar?”
Sylphy menyuarakan kecemasannya.
Itu perkataan yang menakutkan.
Tapi tunggu dulu, bukankah hewan magis yang memakan pemanggilnya itu pernah tertulis
pada suatu buku cerita?
Makhluk yang dipanggil terlalu kuat, sehingga dia melahap si pemanggil.
"Tidak sih, tapi…. lingkaran sihir ini sudah dijamin oleh Dewa Naga, lho.”
"Justru itu yang kukhawatirkan."
Begitukah?
Namun, kalau Orsted memang berniat mencelakai keluargaku, aku tidak yakin dia akan
menggunakan cara pengecut seperti ini. Toh, dia cukup menghampiri rumahku, dan membantai
semua penghuninya.

52
Oh, jangan bayangkan itu…. itu terlalu mengerikan.
Apakah dia berniat mengkhianati kontak kami?
Kurasa tidak begitu.
"Baiklah. Aku tetap akan memanggilnya. Tapi kalau ternyata makhluk ini benar-benar
berbahaya, maka kita akan segera mengalahkannya. Tenang saja, di sini ada seorang Raja
Pedang, dan penyihir air kelas Raja. Kemudian, kita akan protes pada Orsted.”
"Dimengerti!"
Orang yang menjawab dengan gembira adalah Eris.
Dia segera menghunuskan pedangnya dengan semangat, sampai terdengar suara mendesing
yang keras.
Ngomong-ngomong, pedang iblis yang kuterima tempo hari dari Orsted, yaitu Yubi Ori, kini
berada di pinggul Eris.
Pedang naga-phoenix dan pedang kesayangannya dia simpan di pinggul kiri, sedangkan pedang
iblis di pinggul kanan.
Apa tidak berat ya membawa tiga pedang sekaligus?
"Ayo kita hajar Orsted sampai babak belur!"
Hey, siapa yang menyuruhmu bertarung?
Kubilang, protes.
Kalau bertarung lagi melawannya, mungkin kali ini kita benar-benar akan dihabisinya.
Tapi, itu membuat Eris begitu senang.
Apakah dia sengaja mencari-cari alasan untuk melawan Orsted?
"Eris, sekarang Orsted sudah menjadi teman kita. Kita tidak akan melawannya. Malahan,
mungkin kita akan bertarung bersamanya. Jadi, simpan saja energimu.”
Setelah kukatakan itu, Eris memasang wajah yang seolah-olah berkata, ’Cuih…membosankan
sekali.’
Kau boleh melawan siapapun nanti, terutama lawan-lawan politik Ariel. Tapi, jangan Orsted
ya.
Aku tidak ingin mempertaruhkan nyawaku lagi seperti duel kemarin.
Kalau itu terjadi lagi, mungkin aku akan ngompol.
"Apakah lingkaran sihir itu benar-benar aman? Tidakkah lebih baik kita menyerahkannya
terlebih dahulu pada Perugius-sama untuk diperiksa?"
Kata Roxy.
Dia pun khawatir karena Orsted lah yang telah menggambar lingkaran sihir ini.
Bos, rupanya kutukanmu benar-benar kuat.
Tanpa diragukan lagi, seluruh anggota keluargaku tampak khawatir dan risih terhadap benda
pemberian Orsted ini. Kutukan itu memang nyata.
Mari kita lihat lagi.
53
"Hm."
Kelihatannya, tidak ada yang salah dengan lingkaran sihir ini.
Ada tulisan yang menjelaskan syarat-syarat pemanggilan, namun aku tidak bisa membacanya.
Namun, aku tidak merasakan hal aneh apapun pada gambar ini.
Kalau Perugius terlalu jauh, apakah sebaiknya kutunjukkan ini pada Nanahoshi saja ya?
Ah tidak…. Orsted sengaja menggambar lingkaran sihir ini khusus untukku yang belum bisa
menggunakan sihir pemanggilan dengan benar.
Aku tidak punya pilihan selain mempercayainya.
"Itu tidak perlu."
"Kalau Rudi berkata begitu, maka aku pun mempercayainya ... tapi, tunggu sebentar…
sepertinya aku merasa lebih nyaman jika kusiapkan tongatku.”
Roxy sepertinya masih ragu.
Meskipun katanya dia mempercayaiku, dia segera berlari masuk rumah untuk mengambil
tongkat sihir kesayangannya.
"Aku tidak tahu mengapa Roxy-ane begitu khawatir… Nii-san, benarkah itu tidak berbahaya?”
Norn sedikit cemas.
Namun, Aisha segera menepuk bahunya.
"Kau bego, Norn-ane. Onii-chan tidak akan menggunakan sihir yang berbahaya di hadapan
kita.”
Aku sedikit terkejut terhadap kepercayaan Aisha padaku.
Kalau dipikir-pikir lagi, aku sama sekali tidak punya dasar yang membuktikan bahwa lingkaran
sihir ini aman dipakai.
Beneran gak papa nih menggunakan lingkaran sihir misterius ini di hadapan keluargaku?
Mungkin benar kata Roxy, aku harus menghubungi Perugius dulu untuk menanyakannya.
Namun, sesaat berikutnya, Aisha menatapku dengan wajah sedih, dan itu semakin membuatku
curiga pada formasi sihir pemberian Orsted ini.
Tidak, tidak.
Aku percaya pada Orsted.
Dia pun mengatakan bahwa dia mempercayaiku.
"Kalau terjadi sesuatu, aku siap menjadi perisai kalian. Jadi jangan khawatir.”
Lilia mengatakan sesuatu yang mengerikan.
Kurasa, kau tidak perlu melakukan hal seekstrim itu.
Semua anggota keluargaku khawatir pada gulungan ini, seakan-akan benda ini begitu
berbahaya.
Apakah ini benar-benar ide yang bagus?

54
Baiklah.
"Kalau begitu, aku akan menggunakan lingkaran sihir ini sekarang."
Saat mendengar kata-kata itu, semuanya mengangguk.
Aku meletakkan lingkaran sihir di atas meja yang kubuat dengan sihir tanah.
"Yosh."
Sembari mengumpulkan keberanian, aku meletakkan tangan pada gambar tersebut.
Berkosentrasilah, bayangkan Mana-mu mengalir bagaikan darah. Kemudian, kulepaskan
Mana-ku melalui ujung jari, dan kusalurkan pada lingkaran sihir itu.
Kulepaskan Mana cukup banyak. Aku tidak pelit kalau soal Mana.
Itu semua demi makhluk yang akan melindungi keselamatan keluargaku.
Aku tak peduli dengan jumlah Mana yang kualirkan.
Aku percaya Orsted tidak main-main membuat gulungan ini.
Tapi meski begitu, jumlah Mana yang besar tidak menjamin terpanggilnya hewan magis yang
kuat.
Namun, tetap saja akan kuberikan Mana sebanyak yang kubisa.
Orsted juga mengatakan bahwa imajinasi itu penting dalam proses pemanggilan.
Bayangkan seekor makhluk yang akan melindungi keluargaku.
Meskipun aku coba mendeskripsikan makhluk itu, bayangannya tetap saja kabur.
Hm, tapi yang terpenting, makhluk ini harus kuat.
Cukup kuat untuk melindungi keluargaku, ketika salah seorang pionnya Hitogami datang
mengganggu.
Dia juga harus setia.
Harus mudah diatur.
Jangan bayangkan makhluk yang ecchi, karena di sini ada anak kecil.
Gawat kalau Lucy dan adik-adikku ditemani oleh seekor Roper [6] yang diselimuti cairan aneh.
Ya, dia haruslah hewan magis terhormat yang bisa menjadi ksatria untuk Lucy.
Hewan magis yang terhormat, dan sangat setia.
Baiklah.
Datanglah ~~.
"Datanglah, wahai hewan magis penjaga!"
Lingkaran sihir melepaskan cahaya menyilaukan.
Cahaya warna-warni meluap, tidak hanya putih, tetapi juga hijau, merah, biru dan kuning.
Lalu…. tiba-tiba aku merasa bahwa tanganku menangkap sesuatu.
Apa itu?

55
Aku terus menuangkan Mana-ku.
Aku mendengar suara erangan, entah dari mana.
Inikah suara hewan magis penjaga keluargaku?
Suaranya cukup aneh, seakan-akan dia terjerat sesuatu.
Namun, aku menggunakan lebih banyak Mana untuk menyeretnya keluar dari lingkaran sihir.
"Oooohhhh!!"
Kini suaranya terdengar jelas, dan akhirnya aliran Mana pun terhenti.
Cahaya dari lingkaran sihir juga mulai meredup.
Dan yang muncul dari balik cahaya itu adalah ...
"Sial..."
Topeng kuning.
Seragam putih yang tidak asing bagiku.
Dia memiliki belati yang cukup besar.
Dia berlutut di atas meja yang kubuat dengan sihir bumi, sembari memeluk tubuhnya sendiri.
"Tidak mungkin ... tidak mungkin kontrakku terputus dari Perugius-sama ..."
Dia pun melihat sekelilingnya.
Meskipun dia memakai topeng, tapi aku tahu dia sedang menatap lurus padaku.
"Apa maksudmu ...memanggilku….??"
Dia berbisik.
Aku kenal siapakah makhluk panggilan ini.
Dia lah Arumanfi Sang Cahaya. Salah satu Tsukkaima-nya Perugius.
Rupanya aku telah memanggil pelayan pertama Perugius.
Dia terus memeluk tubuhnya, bagaikan malaikat yang malu karena telah berbuat dosa.
Aku memang telah membayangkan makhluk yang terhormat. Dan inilah hasilnya.
Ah…benarkah dia yang kuinginkan?
"Aku bertanya padamu, Rudeus Greyrat!"
Dia melompat dari meja dan mencoba meraih kerahku, tapi tiba-tiba tubuhnya gemetaran, dan
gerakannya terhenti.
Itu karena Eris telah mengacungkan pedangnya pada tenggorokan Arumanfi. Kapan dia
melakukan itu?
Tapi, Eris hanya mengintimidasinya.
Tenanglah Eris.
Tapi….ah….. serius nih?
Kubayangkan hewan magis terhormat, tapi kenapa malah Arumanfi yang muncul?

56
Tapi, sebenarnya makhluk ini adalah roh yang berwujud manusia. Apakah itu berarti dia juga
termasuk hewan magis?
Aku tidak mengerti.
Ataukah, Orsted sengaja melakukan ini padaku?
Atas alasan apa?
Aku tidak ingin berurusan dengan Perugius.
"... Y-yahh, aku sendiri juga tidak tahu, sih. Sebenarnya, aku hanya mengaktifkan lingkaran
sihir pemanggil yang diberikan oleh Orsted-san.”
"Lingkaran sihir pemberian Orsted?? Itukah yang kau gunakan untuk memanggilku?"
"Sebenarnya, yang ingin kupanggil adalah hewan magis penjaga rumahku."
Arumanfi mengambil lingkaran sihir yang masih tergeletak di atas meja.
Dia menjerit kaget ketika melihat formasi sihirnya.
"Teknik yang rumit ..."
"Ehm, teknik apa maksudmu?"
"Di sini tertulis bahwa makhluk yang dipanggil haruslah taat padamu, dan menyelamatkan
keluargamu dari mara-bahaya.”
Seolah-olah lingkaran sihir itu untuk memanggil budak.
Tapi, itu berarti Orsted tidak berbohong!
"Ada yang lain?"
"Target pemanggilan ditentukan oleh sang pemanggil."
Dan ternyata, kau lah yang terpanggil.
Baiklah.
"Kalau begitu, tukar saja ya."
"Tukar katamu...???"
"Arumanfi-san, maaf… mungkin ini kesalahanku. Kalau begitu, aku akan memanggil makhluk
lain.”
"Batalkan kontrak ini. Arumanfi adalah salah satu pelayan kebanggaan Perugius-sama."
"Ah iya."
Tapi, sebenarnya tidak buruk juga kalau keluargaku dilindungi Arumanfi.
Ini cukup mengejutkan.
Dia akan sangat berguna sebagai komunikator jika terjadi sesuatu.
... Ah tidak, Perugius masih membutuhkannya. Aku tidak ingin terjadi perselisihan.
"Ehm ... bagaimana cara membatalkan kontraknya?"
"... Perintahkan aku untuk pergi ke tempat Perugius-sama. Dotverse Sang Penghancur akan
membatalkan kontraknya.”

57
"Aku paham."
"Kamu harus melakukannya sekarang juga."
Karena dia begitu taat padaku, maka dia tidak bisa melakukan apa-apa jika tidak kuperintah.
"Oh iya ... tolong bawa juga lingkaran sihir ini pada Perugius-sama. Aku ingin beliau
memeriksanya, kemudian mengajarkan aku cara memanggil hewan magis penjaga yang
benar.”
Setelah kuperintahkan, Arumanfi mengambil lingkaran sihir di atas meja, kemudian dia
berubah menjadi cahaya, dan menghilang.
"Maaf, sepertinya aku membuat kesalahan kecil."
Saat kulihat ke belakang, mereka semua tercengang.
Bagian 3
Setelah beberapa saat, Arumanfi kembali.
Dia menyampaikan pesan dari Perugius, kemudian menambahkan, ’Lain kali tidak akan
kumaafkan!’ dengan nada kesal.
Baginya, menjadi pelayan Perugius adalah hal yang sangat membanggakan.
Tentu saja, dia tidak akan memaafkan siapapun yang mengambil status itu.
Lingkaran sihir itu nampaknya telah kehilangan efeknya setelah kontrak diputus, maka
Perugius setuju untuk menggambarkan lingkaran baru untuk kami.
Dia mau melakukan itu, meskipun Tsukkaima-nya barusan saja ‘dicuri’ oleh orang lain.
Perugius-sama benar-benar orang yang berhati baik.
Tapi tetap saja, kualitas lingkaran sihir dari Dewa Naga benar-benar luar biasa. Aku tidak
pernah membayangkan bisa memanggil salah satu Tsukkaima sang pahlawan legendaris.
Apakah itu karena Mana-ku yang terlalu besar?
Ataukah karena lingkaran sihirnya yang terlalu hebat?
Ah, mungkin keduanya.
Kalau keduanya dipadukan, bukannya tak mungkin aku memanggil makhluk yang lebih sakti.
Kemudian, aku meyakinkan diriku sekali lagi, kemudian kucoba melakukan teknik yang sama.
Menurut saran Perugius, daripada membayangkan sesuatu yang terhormat, lebih baik aku
memikirkan hewan peliharaan atau semacamnya.
Bos Orsted, mengapa kau tidak mengatakannya sejak awal?
Tapi, kuyakin Orsted pun tidak keberatan jika Arumanfi menjadi Tsukkaima-ku.
"Baiklah, sekali lagi."
Aku melihat sekeliling, kemudian kuletakkan tanganku pada lingkaran sihir.
Sekarang, ayo kita imajinasikan sesuatu yang lebih jelas.
Seekor hewan yang kuat dan setia.

58
Singa misalnya.
Aku tidak tahu apakah benar-benar ada singa di dunia ini, tapi sepertinya Orsted pernah
menyebutkannya.
Raja para binatang.
Bayangkan hewan terkuat di antara binatang buas di dunia ini.
Ah, tapi kalau kita menginginkan hewan yang setia dan penurut, bukankah lebih baik aku
memanggil anjing?
Ah tidak, lingkaran sihir ini memberikan efek kesetiaan pada apapun yang kupanggil. Kalau
begitu, ayo fokus pada kekuatan saja.
Hewan terhebat di dunia ini.
Kukumpulkan semua Mana pada tangan kananku.
Kubuka mataku lebar-lebar, lalu kulempar Mana-ku ke gambar tersebut.
Ayo ~~.
"...!"
Lagi-lagi, lingkaran sihir melepaskan cahaya yang menyilaukan.
Prosesnya pun mirip, gulungan itu memancarkan cahaya berwarna-warni ke segala arah.
Kali ini, aku tidak merasakan sesuatu yang aneh.
Nah… ini dia…. aku merasakan sesuatu yang merespon panggilanku.
Rasanya seperti tanganmu berhasil menjangkau sesuatu.
Aku yakin kali ini akan berhasil.
"Baiklah, keluarlah!"
"Waa ~ aauu!"
Tanpa sengaja, kuteriakkan kalimat itu, kemudian sebuah lolongan menjawabku.
Lolongan itu perlahan-lahan semakin keras, dan bergema di daun telingaku.
Aku jadi penasaran, apakah efek suara seperti ini selalu terjadi ketika proses pemanggilannya
sukses.
Ah, biarlah….
Selagi aku memikirkan itu, cahaya mulai meredup.
Seekor singa putih tiba.
Ukurannya sekitar 2 meter.
Karena tidak memiliki jambang, mungkin ini adalah singa betina.
Tapi kok ada moncongnya? Bukankah itu lebih mirip seperti anjing?
Eh…ini bukan singa.
Ini sih anjing.

59
Kalau dilihat dari badannya yang pendek, sepertinya ini adalah anak anjing.
Bulunya bukan putih, namun keperakan.
Dia seperti Mame Shiba yang berukuran besar. [7]
Hmm ...
Sepertinya gagal lagi deh.
"Wa ~, imutnyaaaaa!"
"Tapi, tampaknya kurang meyakinkan.”
Lagi-lagi, pendapat Aisha dan Norn tidak senada.
"Tapi, dia adalah anak anjing yang bagus, lho?"
"Yahh, setidaknya dia cukup layak disebut hewan penjaga.”
Tanggapan Sylphy dan Roxy cukup baik.
Lilia hanya pasang wajah datar, namun dia tidak mengerutkan keningnya karena ragu.
Zenith tidak menunjukkan respon apapun.
Aku tidak bisa memahami ekspresi Beet, tapi Jirou kelihatannya gembira saat mendapati teman
baru. Dia pun mengguling-gulingkan badan dan menunjukkan perutnya.
Sepertinya keluarga kami cukup menerima kehadiran hewan ini.
Tapi…..sepertinya aku pernah melihat anak anjing ini sebelumnya… dimana ya?
"Hei, bukankah itu anak anjing yang menyukai Rudi di Desa Dorudia dulu?”
"Ah ~."
Saat Eris mengatakan itu, aku pun mengingatnya.
Kalau begitu, aku bisa berbicara dengannya dong…. Hmm, aku agak lupa bagaimana bahasa
Dewa Hewan.
Ehm, mungkin seperti ini.
"Jangan-jangan, kau adalah Hewan Suci Ras Dorudia?"
"Guk!"
Saat kutanya begitu, si anjing mengangguk kemudian menjilati wajahku.
Ohh, ternyata dia memang anjing yang waktu itu…..
Aku mengerti sekarang.
Dia adalah Sang Hewan Suci.
Dia lah hewan yang dikeramatkan oleh suku Dorudia.
Eee ~ ... bukankah ini berarti aku telah memanggil hewan yang sangat penting bagi mereka?....
duh, bagaimana nih….
Kalau Ras Dorudia tahu Hewan Suci akan kugunakan untuk menjaga rumah, bukankah mereka
akan membakarku?

60
Aku bisa jadi buronan ras hewan, dong.
Tukar lagi boleh kah ... ?
Tapi kalau kontrak ini juga dibatalkan, bukankah aku akan merepotkan Orsted dan Perugius
lagi?
Lagipula, kalau aku melakukan ritual pemanggilan sekali lagi, belum tentu akan muncul
makhluk yang lebih baik.
Hm ...
"Hewan Suci, apakah kamu memiliki kekuatan untuk melindungi keluarga ini dari bencana?"
"Guk!"
Itu terdengar seperti, ’Serahkan saja padaku!’
Dia begitu bersemangat.
Tapi, itu berarti aku menculik hewan ini.
Beneran gak papa nih?
Namun, Orsted pernah bilang bahwa Hitogami hanya bisa memanipulasi manusia dan ras
sejenisnya.
"Uuhnn?"
Saat aku masih berpikir dengan ragu, Hewan Suci melompat dari meja kecil tersebut, kemudian
dia menggosok-gosokkan tubuhnya dan menjilatiku.
Ah, sangat lembut.
Apakah dia pakai lotion penghalus bulu?
Kalau dia menjadi peliharaanku, maka aku bisa menikmati kelembutan ini tiap hari.
(Tunggu dulu….tidak, Eris keliru…. Ini bukan Hewan Suci yang pernah kutemui dulu.)
Ya, sekarang aku tahu.
Ini bukan Hewan Suci Ras Dorudia.
Tidak mungkin Hewan Suci terpanggil ke tempat seperti ini.
Namun, penampilannya begitu mirip.
Anggap saja….umm…. dia adalah singa.
Dia adalah anak singa yang kupanggil entah dari mana.
Ya, anggap saja begitu.
Yosh, sudah diputuskan.
Kalau tidak, mereka pasti akan marah.
Tapi, kalau nanti masih ada saja orang yang mempermasalahkan hewan ini, maka aku terpaksa
meminta gulungan pemanggil lagi dari Perugius.
Untuk sementara, biarkan dia menjadi anjing peliharaan kami.
"Bagus, mulai sekarang, namamu adalah Leo."

61
Ketika aku mengulurkan tanganku, Hewan Suci menjilati dan mengendusnya.
Kemudian si guguk mengangkat wajahnya, seolah menyadari sesuatu.
Dia menatap lurus ke arah Roxy.
Leo segera berlari mendekatinya ... kemudian bersembunyi di balik roknya Roxy.
"Wa! Tunggu! Apa yang kamu lakukan."
Roxy dengan ringan memukul Hewan Suci dengan tongkatnya. Anjing ero itu mengendus-
endus dan menjilati kaki Roxy.
Kemudian, dia melingkarkan tubuhnya yang besar di kaki Roxy.
"Ehm, Rudi ... apa yang harus kulakukan."
Roxy kebingungan.
Aku juga tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi, tetapi nampaknya anjing itu begitu
menyukai Roxy.
Baiklah.
"Leo. Karena kau telah kupanggil, maka mulai sekarang kau harus melayani kami. Dan
tugasmu adalah melindungi semua anggota keluarga kami. Mengerti?”
"Guk!"
Dia menjawab dengan semangat.
Aku tidak tahu apakah anjing ini benar-benar berguna.
Tapi, aku telah memanggilnya, dan itu artinya dia adalah binatang magis penjaga.
Tentunya dia akan berguna.
"Leo, nanti aku akan menjelaskan pekerjaanmu lebih detail. Mungkin sebelumnya kau banyak
dipuja-puja dan hidupmu enak, tapi itu tidak akan terjadi di rumah ini. Kami akan mengikatmu,
dan kau akan tinggal di kandang anjing. Kalau ada orang yang mencurigakan mendekat ke
rumah ini, maka menggonggonglah, dan kalau perlu gigit dia. Kalau dia masih saja melawan,
aku tidak keberatan jika kau menghabisinya. Kau akan diberi makan 3x sehari. Kau boleh tidur
siang sampai puas. Kalau mau, kau juga boleh jalan-jalan denganku. Kalau kau tidak keberatan
dengan semua peraturan itu, maka menyalaklah.”
"Guk!"
Bagus.
Aku bisa memahaminya.
Dia bisa bicara Bahasa Dewa Hewan, kan?
"Tapi, kalau kau sampai melukai keluargaku .......”
"Ku ~ un."
Leo mengeluarkan suara aneh dari tenggorokannya, seakan dia tersinggung.
"Bagus. Kontraknya sudah selesai. Mana tanganmu…."
Aku menjulurkan telapak tanganku padanya dengan posisi terbuka.

62
Lalu, Leo pun meletakkan telapak tangannya di atas telapak tanganku.
Bagian 4
Dengan demikian, hewan peliharaan di rumah kami bertambah satu.

63
Bab 5
Pertemuan Antar Lelaki

Bagian 1
Seminggu telah berlalu semenjak si guguk dipanggil.
Anjing besar itu kuberi nama Leo. Aku memberikan pengikat leher yang terbuat dari kulit, dan
bertuliskan namanya. Aku juga suah membuat kandang anjing besar untuknya.
Peran Leo di rumah kami adalah sebagai penjaga.
Di pagi hari, dia selalu menungguku dan Eris yang hendak berlatih rutin.
Saat kami berlatih di halaman, dia duduk di depan pintu untuk berjaga-jaga. Setelah itu, kami
pun jalan-jalan bersama.
Sepulangnya dari jalan-jalan, dia melanjutkan pekerjaannya menjaga rumah.
Dia juga kuijinkan masuk ke dalam rumah untuk berpatroli. Jika ada suatu masalah, dia segera
menyalak untuk memberitahukannya padaku.
Jika Lucy menangis, dia akan menenangkannya, jika Aisha pergi berbelanja, dia akan
mengikutinya sebagai pendamping.
Jika dibutuhkan, dia bahkan pergi ke Akademi Sihir untuk mengantar Norn pulang.
Dia memang penjaga rumah yang baik.
Leo sangat pintar, dia benar-benar menuruti apapun perkataan keluargaku.
Dia juga bisa buang air di toilet.
Perintah-perintah sederhana seperti: tunggu, duduk, merunduk, kibaskan ekor, dan
menggonggong tiga kali, juga bisa dia lakukan dengan baik.
Dia sangat patuh pada keluargaku. Ketika Aisha dan Norn dengan ragu-ragu menepuk-nepuk
kepalanya, dia mengibas-ngibaskan ekornya seperti kipas.
Dia menjaga kami dengan setia layaknya seorang ksatria, terutama pada Roxy.
Sepertinya, di antara semua anggota keluargaku, Roxy lah yang paling dia senangi.
Sikap yang Leo tunjukkan pada Roxy jelas-jelas berbeda dengan yang lainnya.
Ketika Roxy terbangun, dia memutar-mutarkan ekornya, kemudian menyusupkan kepalanya
di antara kedua kaki Roxy.
Saat dia melakukan itu, aku selalu menegurnya, ’Hey, hanya aku saja yang boleh menjilati
bagian itu!’, kemudian dia pun terdiam. Tapi, dia tidak pernah kapok, dan akan melakukannya
lagi lain waktu.
Ketika hendak pergi bekerja ke sekolah, Roxy biasanya menunggangi Jirou si armadilo, namun
ketika Leo melihat itu, dia langsung menggonggong pada Jirou seakan berusaha mengatakan
sesuatu.
Aku tidak tahu apa yang coba dikatakannya, bahkan Jirou pun tampaknya tidak peduli.

64
Saat Roxy naik-turun tangga, Leo pun melihatnya dengan khawatir, seakan-akan dia
memastikan agar Roxy tidak jatuh.
Perhatiannya yang berlebihan pada Roxy cukup membuatku, sebagai suaminya, merasa
cemburu.
Mengapa dia begitu perhatian pada Roxy ... ah, mungkin itu hanyalah bentuk kesetiaannya
sebagai hewan peliharaan.
Mungkin hidungnya bisa mendeteksi siapakah orang paling bijak di rumah ini.
Leo begitu patuh pada Roxy, tetapi sebaliknya, hubungannya dengan Eris tidak begitu baik.
Seakan-akan Leo tahu bahwa Eris mempunyai kepribadian yang keras.
Sebenarnya, Eris menyukai anjing dan kucing.
Dia sering membenamkan wajahnya pada bulu lembut Leo, tapi dia melakukannya dengan
cukup kasar.
Saat aku tidak memperhatikan, Eris begitu senang bercengkrama bersama Leo.
Tapi sayangnya….yahh, begitulah…. Eris tidak sadar bahwa dia mengasari Leo.
Aku juga pernah mengalaminya. Waktu itu dia memelukku dengan segenap kekuatannya.
Rasanya seperti dipeluk oleh beruang.
Aku bisa merasakan bahwa nyawaku berada dalam bahaya.
Bukannya aku benci dipeluk Eris, tapi aku pun mengerti mengapa Leo sering menghindari Eris.
Satu-satunya saat dimana mereka akrab adalah ketika berjalan-jalan bersama di pagi hari.
Hanya saat itulah Leo tidak menjaga jarak dengan Eris.
Meskipun perawakannya mirip seperti anak anjing, tapi faktanya tubuh Leo cukup besar.
Sehingga, jangkauan langkahnya pun lebar.
Saat keluar bersama Eris, tampaknya mereka berjalan cukup jauh, sampai-sampai mengelilingi
kota.
Dengan jarak sejauh itu, sepertinya yang sanggup mengajak Leo jalan-jalan hanyalah Eris dan
aku.
Sylphy pun tidak mampu mengajak Leo jalan-jalan.
[8]
Sang anjing suci Leo, berjalan-jalan bersama si anjing gila Eris. Seolah-olah, rumah kami
memiliki dua ekor anjing penjaga.
Oh iya, sepertinya area seluas radius 1 km dari rumah kami telah menjadi daerah kekuasaannya
Leo. Bahkan, kucing liar pun tidak berani mendekat.
Sepertinya Leo begitu serius menjaga keluargaku.
Kami merasa cukup nyaman dijaga anjing itu
Sudah kuduga, anjing adalah pilihan yang baik.
Namun, yang masih menjadi masalah adalah, anjing ini merupakan hewan kebanggan ras
Dorudia.
Saat Ghyslaine mengunjungi Eris, dia pun terkejut melihat si putih ini.

65
"Aku tidak mengerti apa yang dikatakan Hewan Suci, tapi dia ke sini atas kehendaknya sendiri.
Dengan begitu, orang-orang Dorudia tidak bisa protes.”
Jadi, sepertinya tidak masalah.
Kurasa, sekarang saatnya beranjak ke jadwal selanjutnya.
Bagian 2
Saat aku hendak pergi ke tempatnya Cliff, dia malah berkunjung ke rumahku.
"Hei Rudeus, kalau malam ini tidak ada kesibukan, maukah kau kuajak makan di luar? Aku,
kau, dan Zanoba saja.”
Undangan untuk makan malam di luar.
Hanya kami bertiga.
Ini mungkin pertama kalinya kami bertiga jalan bersama.
Biasanya Sylphy, Elinalize, dan yang lainnya ikut.
Atau, jangan-jangan dia mau mengajak kami ke distrik mesum.
Ah tidak mungkin, Cliff adalah penganut ajaran Milis yang taat.
Atau mungkin, kita akan membicarakan hal yang sebaiknya tidak didengar para wanita.
"Baiklah."
Aku segera menyetujuinya tanpa pikir panjang.
Tidak ada alasan bagiku untuk menolak undangan ini, toh aku juga lagi butuh sama Cliff. Pas
banget, kan.
Bagian 3
Pada saat matahari mulai terbenam.
Aku pergi ke tempat yang telah kami janjikan sebelumnya, untuk bertemu dengan Cliff dan
Zanoba.
Kami memasuki restoran yang cukup berkelas.
Saat masuk, kulirik papan namanya, dan di sana tertulis Taman Elang Laut Merah Besar.
Di negara Tiga Serangkai Sihir, nama “elang” biasa digunakan untuk restoran, “baza” [9]
digunakan untuk kedai alkohol, “kelelawar” digunakan untuk tempat pelacuran, sedangkan
“kuda” digunakan untuk penginapan.
Namun, tidak selalu begitu.
Ada juga tempat-tempat yang beralih fungsi. Misalnya, suatu tempat awalnya adalah kedai
minum-minum, kemudian si pemilik ternyata jago memasak, sehingga dia merubah kedainya
menjadi restoran.
Itu hanya aturan tertulis.
Taman Elang Laut Merah Besar adalah restoran berkelas yang telah Cliff pilih.
Pelanggannya biasanya adalah bangsawan kelas bawah dan pedagang kaya.
Saat kami berjalan semakin masuk ke dalam restoran, aku mendapati suatu ruangan pribadi.

66
Menurut si pelayan, sepertinya itu adalah ruangan terbaik ketiga di restoran ini.
Dia meminta maaf padaku, andai saja dia tahu aku akan datang, mungkin bisa menyiapkan
ruangan yang lebih baik.
Saat Cliff mengajakku keluar malam ini, kupikir itu hanyalah undangan biasa, namun ternyata
restonya cukup mewah.
Kami bertiga duduk pada masing-masing sisi meja berbentuk persegi, dan saling berhadapan
satu sama lain.
"Nah, Rudeus. Apakah kau mengerti mengapa aku menyiapkan tempat seperti ini?"
Cliff mengatakan itu dengan wajah serius
Kok kayaknya dia marah ya.
Hmm, sepertinya aku tahu alasannya.
"Hari ini adalah hari ulang tahun Cliff-senpai, kan?"
"Ulang tahunku sudah lewat."
Cliff menjawabnya dengan wajah cemberut.
Berapa umur Cliff saat ini? 20 ataukah 21?
Meskipun masih muda, tapi dia sudah tumbuh menjadi pria yang berprestasi.
Tidak aneh jika orang sesukses dia punya 2 atau 3 anak. [10]
Namun, wajah Cliff masih tampak muda, seperti bocah berumur 15 tahun.
"Bukan itu."
"Maaf."
Aku menegakkan posisi dudukku.
Sepertinya kami akan berbicara serius.
"Sebenarnya..."
Kata Cliff.
Mungkin ini tentang Orsted.
Setelah Magic Armor hancur, aku berjanji pada mereka berdua untuk menjelaskan detailnya
nanti.
Mungkin mereka sudah tidak sabar ingin mendengarnya.
"Untuk saat ini, kami pikir nama yang tepat bagi anak Elinalise adalah Clive jika dia lelaki,
dan Eleaclarice jika dia perempuan, bagaimana menurutmu?"
...Nama?
Hm, jadi di tempat semewah ini kita akan membicarakan nama bayi?
Ataukah aku salah paham?

67
"Dengan kata lain, jika dia lelaki, maka dia akan dinamai sesuai dengan nama para penganut
ajaran Milis, sedangkan jika dia perempuan, maka namanya akan diambil dari Ras Elf
Berkuping Panjang. Rudeus, bagaimana menurutmu?"
"Ehm ... Clive terdengar seperti nama orang pintar, mungkin dia kelak akan menjadi politikus
yang handal, tapi kesannya jadi terlalu serius. Sejujurnya, kurasa Eleaclarice bukanlah nama
yang buruk. Itu adalah nama yang cantik. Tetapi entah kenapa agak sulit dilafalkan.”
Saat mendengar pendapat jujurku, Cliff mendongak ke atas, seakan-akan berpikir, ’Ah….sudah
kuduga.’
Lalu, dia menatapku sekali lagi dengan wajah kaku.
"... Yah, aku tadi hanya bercanda. Sebenarnya namanya sudah diputuskan. Terimakasih sudah
memberikan pendapat, namun sebenarnya bukan itu yang ingin kubicarakan malam ini.”
Ah, jadi dia hanya bercanda.
Aku tidak mengerti kenapa dia harus membuat lelucon seperti itu.
Kalau begitu, harusnya kita tertawa.
Tapi, bahkan tak seorang pun tersenyum di ruangan ini.
"Mungkin kau sudah menduga apa yang akan kita bahas sekarang, Rudeus. Ini tentang
pekerjaanmu belakangan ini.”
Zanoba mengangguk ketika Cliff menunjukkan jarinya padaku.
Sepertinya dia sedikit marah.
"Shisho. Aku sudah berniat untuk mengikuti apapun yang Shisho lakukan. Namun, bukankah
belakangan ini Shihso merahasiakan begitu banyak hal pada kami?”
"Begitukah?"
"Tiba - tiba, Shisho ingin agar kami mendisain armor yang begitu berbahaya. Kemudian,
seakan-akan baru saja mendapatkan wangsit, Shisho mengungkapkan beberapa teori detail
mengenai armor itu. Lalu, Shisho gunakan armor itu untuk bertarung melawan seseorang. Tak
pernah terpikirkan olehku bahwa ternyata orang itu adalah Tujuh Kekuatan…”
Tepat sebelum Zanoba menyelesaikan kalimatnya, pintu ruangan terbuka, kemudian pelayan
masuk membawakan minum.
Zanoba segera menutup mulutnya, dan menunggu sampai si pelayan selesai menyuguhkan
minumannya.
Setelah pelayan pergi, Zanoba melanjutkan omongannya.
Aku penasaran, apakah mereka sengaja memilih ruang pribadi karena pembicaraan ini bersifat
rahasia?
"Aku tidak pernah menduga bahwa lawan Shisho adalah Sang Dewa Naga Orsted, yang
merupakan salah satu dari Tujuh Kekuatan Dunia. Terlebih lagi, bukankah itu lawan yang
begitu sulit?? Bahkan Shisho sampai bertarung dengan begitu serius, buktinya adalah hutan
yang sudah terpangkas habis itu.”
"Tidak…tidak terpangkas habis kok…paling hanya setengahnya.”
"Tapi, aku pun tahu bahwa Shisho menyerah kalah ..."

68
"Ya, tidak ada pilihan lain. Dia terlalu kuat."
"Orsted adalah monster, untung saja dia tidak membunuhmu. Namun, dia bahkan bisa
mengalahkan Shisho yang sudah bertarung begitu serius, dengan menggunakan armor sekuat
itu.”
Yah, Orsted memang monster, aku pun tidak menyanggahnya.
Sihir jarak jauh dia tangkis mentah-mentah, dan aku kalah telak pada pertarungan jarak dekat.
Aku tidak pernah menganggap diriku kuat, namun aku memang berniat bertarung dengannya.
"Sepertinya Shisho tidak begitu sedih setelah dikalahkan oleh Orsted, mungkin dia tidak
menyiksamu dengan keji…..tapi, bukankah dia…. bukankah dia…..”
Zanoba menunduk, tubuhnya gemetaran.
Tiba-tiba, dia mengangkat wajahnya dan berteriak.
"…bukankah dia sejahat iblis!?? Beberapa hari yang lalu aku sempat bertemu dengannya.
Sekali lihat saja, aku sudah yakin bahwa dia itu iblis!! Dia lah musuh kita!!”
Minggu lalu, Zanoba menemui Orsted di gubuknya, kemudian dia pun membuatnya tertidur
dengan sihir hipnotis.
Tentu saja, rasa benci itu disebabkan oleh kutukan Orsted ...
Hm?
Tetapi…kenapa baru sekarang Zanoba begitu yakin bahwa Orsted itu jahat?
Nampaknya, kutukan itu tidak akan aktif sebelum seseorang menemui Orsted secara langsung.
Kalau diingat-ingat lagi, Aisha dan Norn tidak mengucapkan suatu celaan pun pada Orsted.
Aku jadi penasaran, apakah kutukan itu tidak berbahaya sebelum berkontakan langsung?
"Apalagi, aku juga mendengar kabar bahwa Shisho sudah bekerjasama dengan Orsted…
bukankah itu gila…”
Zanoba menggelengkan kepalanya seakan tidak bisa menerima kenyataan itu.
Kutukan itu memang luar biasa, bahkan Zanoba yang baru pertama kali bertemu Orsted
langsung membencinya begitu parah.
"Aku tidak tahu, karena aku belum pernah bertemu Orsted secara langsung.”
Cliff membuka mulut, lalu dia melanjutkan pendapatnya.
"Tapi Zanoba, Sylphy, Roxy…semuanya memandang Orsted sebagai orang yang begitu
berbahaya. Kesimpulannya, dia memang jahat.”
Cukup mengejutkan Cliff mengatakan hal seperti itu, padahal dia jarang mendengarkan
pendapat orang lain.
Seharusnya, kutukan Orsted masih berlum berefek pada Cliff.
"Aku tidak mengira orang secerdas Rudeus mau bekerjasama dengan penjahat seperti itu.”
Aku bukan orang cerdas, lho.
Tapi, terimakasih atas pujiannya.

69
Tampaknya kerjasamaku dengan Orsted tidak akan berjalan mulus kedepannya, karena ada
begitu banyak temanku yang keberatan.
"Tapi ... kudengar kau ingin memperbaiki armor itu."
Nampaknya Cliff memahami sesuatu saat mengatakan itu.
Lalu, dia memandangku dengan tatapan yang menantang.
"Itu berarti kau ingin bertarung sekali lagi melawan Orsted, kan…”
"... Eh?"
"Pertama-tama kau berpura-pura bersekutu dengannya, kemudian kau menunggu sampai dia
lengah. Bukankah begitu strategimu?”
"Tidak, Orsted-san …."
"Tidak apa-apa jika kau menyembunyikannya dari kami.”
Cliff mengangkat telapak tangannya padaku.
"Kau ingin armor itu lebih diperkecil agar konsumsi Mana-nya tidak boros ... bukankah itu
berarti kami juga bisa menggunakannya? Dengan kata lain, kau ingin agar kami bertarung
bersamamu.”
Cliff mengatakan dugaan konyol itu sambil meringis.
"Benar, kan?"
Tidak…sama sekali tidak benar.
Meskipun aku ingin segera menyangkalnya, namun entah kenapa aku yakin bahwa semuanya
akan baik-baik saja.
Mereka begitu yakin bahwa Orsted adalah musuh yang harus dikalahkan, dan mereka begitu
ikhlas membantuku untuk mengalahkannya. Harusnya aku bersyukur punya teman seperti ini.
Tapi mereka salah. Ahh, biarlah… aku yakin suatu saat nanti mereka akan mengerti bahwa si
bos bukanlah orang jahat.
"... Cliff-senpai."
Ah, lebih baik aku meluruskan kesalahpahaman ini.
Mungkin dia tidak akan mempercayai omonganku, namun setidaknya aku sudah
mengungkapkan kebenaran.
"Ada apa?"
"Percayakah kau jika kuberitahu bahwa Dewa Naga Orsted memiliki suatu kutukan yang
membuatnya dibenci makhluk hidup manapun?”
"Eh? Begitukah?"
"Percayakah kau jika kukatakan bahwa aku telah ditipu oleh Dewa Kejahatan yang
menginginkan kami saling bunuh?”
"Dewa Kejahatan? Bagiku, orang terjahat adalah pria yang memperistri banyak wanita.”
"Kau mau kuhajar?"
"Maaf…maaf, tentu saja aku hanya bercanda. Tolong lanjutkan.”

70
Aku benar-benar tersinggung, lho.
Tapi, dia memang penganut ajaran Milis yang taat, sih.
Terlepas dari itu.
"Entah kenapa, kutukan Orsted tidak bekerja padaku, sehingga kami bisa bicara baik-baik
untuk menyelesaikan pertikaian itu. Dia memaafkanku, tapi sebagai gantinya, aku harus
membantu Orsted melawan Dewa Kejahatan itu. Percaya?”
"Hmm ..."
"Kalau aku sih tidak percaya."
Dengan kacamatanya yang mengkilat, Zanoba mengatakan itu. [11]
"Sulit dipercaya bahwa makhluk sejahat Orsted berniat kerjasama dengan seseorang untuk
mengalahkan musuhnya.”
"Hm, perkataan Zanoba ada benarnya."
Keyakinan Zanoba membuat Cliff bimbang.
Dia menyilangkan lengannya, kemudian merenung.
"Sekarang coba lihat perkara ini dari sudut pandang yang berbeda. Cliff-senpai tahu bahwa
Zanoba hanya tertarik pada patung. Bahkan, dia tidak mempedulikan siapapun di dunia ini
selain orang-orang yang tertarik pada seni. Lantas, bagaimana bisa orang seacuh Zanoba
langsung membenci Orsted semenjak pertama kali bertemu? Bukankah itu aneh? Ini pasti efek
kutukan itu.”
"Ha, perkataanmu juga ada benarnya ... Tapi, Zanoba begitu menghormatimu, maka tentu saja
dia langsung membenci orang yang coba mencelakaimu. Itu tidak aneh.”
Benarkah begitu?
Begitu khawatir kah Zanoba padaku?
Aku cukup bersyukur mempunyai teman seperti kalian ... tapi dalam keadaan seperti ini,
kepedulian kalian justru tidak membuatku bahagia.
Orsted jelas-jelas masih menyembunyikan banyak hal dariku, jadi aku pun tidak bisa
mempercayainya sepenuhnya.
Namun, sekarang Orsted adalah sekutuku, begitu pun dengan mereka berdua. Tidak baik bila
terjadi perselisihan di antara teman. Kalau begini terus, Hitogami lah yang akan tertawa riang.
Yahh, mau bagaimana lagi.
Saatnya berbohong.
"Baiklah ... anggap saja teori Cliff-senpai benar."
"Teoriku? Teori apa yang kau maksud…"
Aku berdahem sekali, kemudian kulanjutkan omonganku.
"Yang tadi… anggap saja aku sedang merencanakan pengkhianatan pada Orsted. Namun,
sekarang bukanlah saat yang tepat untuk menyerangnya. Aku harus lebih sabar mendekatinya,
dan melakukan apapun yang dia perintahkan.”

71
"... Eh? Kenapa tiba-tiba kau langsung setuju denganku? Bagaimana dengan argumenmu
barusan?”
"Jujur saja, aku masih berharap bahwa Orsted benar-benar orang yang baik dan mau diajak
bekerjasama. Tapi kalau ternyata dia jahat, maka aku siap mengkhianatinya, seperti yang
dikatakan senpai tadi."
Jika Cliff melihat Orsted, dia pasti akan segera membencinya seperti yang terjadi pada Zanoba.
Maka, lebih baik dia tidak menemuinya.
"Dengan begitu, mulai sekarang aku mohon bantuan Cliff-senpai dan Zanoba.”
"... Serahkan pada kami, Shisho. Aku akan mendisain ulang armor itu sefleksibel mungkin,
bahkan sampai Julie pun bisa memakainya.”
"Oh, aku serahkan padamu."
Aku sih tidak akan membiarkan Jule bertarung, tapi setidaknya Zanoba mengatakan itu dengan
penuh tekad.
"Oh iya, aku ingin meminta bantuan pada Cliff-senpai secara khusus.”
"Apa itu?"
Mari kita sedikit rubah gaya bahasanya.
Ehm, bagaimana ya mengatakannya.
"Sebenarnya Orsted dilindungi oleh suatu penghalang khusus."
"Penghalang? Penghalang berbasis sihir?"
"Bukan…. lebih tepatnya penghalang berbasis kutukan."
Saat mendengar kata kutukan sekali lagi, Cliff mengerutkan keningnya.
"Ketia seseorang melihat sosok Orsted, maka penghalang itu akan membuatnya tidak bisa
menggunakan kekuatannya secara normal.”
"Begitukah."
"Ya. Penghalang itulah yang membuatku kalah. Hal yang sama juga terjadi pada Zanoba.”
"Jadi begitu ya, pantas saja aku tidak mengerti mengapa dia bisa mengalahkanku semudah itu.
Waktu itu aku juga merasakan tubuhku tidak bisa bergerak.”
Itu hanya imajinasimu saja, Zanoba. Tapi tidak akan kuberitahu yang sebenarnya.
"Aku mengerti, kutukan itu sepertinya sulit ditangani ..."
"Eh. Meskipun sulit ditangani, aku ingin Cliff-senpai melakukan sesuatu pada kutukan Orsted.
Bagaimanapun juga, Cliff-senpai sudah lama meneliti kutukan.”
"Tapi, penelitianku hanya dikhususkan pada kutukannya Elinalize. Aku tidak tahu apakah cara
yang sama bisa diterapkan pada kutukannya Orsted.”
"Yah, kalau memang tidak bisa, mari kita cari cara lain. Sekarang kan Elinalize-san sedang
hamil, jadi kita tidak bisa menggunakannya sebagai obyek penelitian. Maka, Orsted lah orang
yang tepat untuk menggantikan perannya. Selama ini Senpai berusaha mencari cara untuk
melemahkan kutukan Elinalize, kan? Kau hanya perlu melakukan hal yang sama pada Orsted,
kemudian kita akan lihat apakah kutukannya bisa melemah.”
72
Cliff adalah ahlinya kutukan.
Setidaknya, dia berhasil menemukan sempak ajaib yang bisa menekan nafsu birahi Elinalise.
Kalau dia menerapkan teknik yang sama pada Orsted, mungkin kita bisa sedikit mengurangi
efek kutukannya.
Begitulah rencananya.
"Tapi apakah Orsted setuju digunakan sebagai obyek penelitian? Bagaimana caranya
membujuk dia?"
"Mungkin memang benar bahwa Orsted adalah orang yang kejam bagaikan serigala haus darah.
Tapi, yang kutahu, dia juga ingin disembuhkan dari kutukannya.”
"Apakah kau yakin? Jika penghalang berbasis kutukan itu bisa melemahkan lawannya, maka
bukankah itu justru menguntungkan bagi Orsted ketika menghadapi musuh-musuhnya?”
"Orsted pernah mengatakan ini padaku. Sebenarnya, dia berharap menghadapi musuh dengan
kekuatan penuh. Dia sudah bosan mengalahkan musuh yang kekuatannya diperlemah oleh
kutukannya.”
Itu adalah dusta yang benar.
Tapi cepat atau lambat, aku pasti akan meminta Cliff melakukan ini.
Aku akan memberitahunya alasan yang sebenarnya nanti.
Untuk sekarang, inilah win-win-solution.
"Apakah kau yakin ...?"
"Eh, aku yakin. Cliff-senpai bisa meneliti tubuh Orsted tanpa khawatir sedikit pun.”
"Hm ... baiklah. Sebenarnya, aku tidak suka mengelabuhi orang lain, itu membuatku merasa
berdosa dan malu. Tapi kalau kau memaksanya, maka akan kucoba.”
Bagus!
Cliff-senpai memang luar biasa.
Elinalize-san, jangan ragu memberinya jatah! Oh iya, sedang hamil ya… maaf.
Baiklah, kalau begitu, aku akan meyakinkan Sylphy dan yang lainnya dengan cara serupa.
Ternyata, kau perlu sedikit berbohong untuk mengungkap kebenaran.
... Ha ~.
Tapi, aku merasakan dosa yang cukup besar ...
Kenapa aku begitu berbakat berbohong ya….
Berbohong belum tentu buruk, sih.
Tapi…Cliff, Zanoba, Sylphy, Roxy dan Eris…..
Semuanya begitu mengkhawatirkanku.
Seakan-akan aku mengkhianati mereka dengan berbohong seperti ini.
Tapi, aku tidak punya niatan menyakiti atau menipu siapapun ...

73
Kalau suatu hari nanti kutukan Orsted benar-benar bisa tersembuhkan, mungkin cerita bohong
ini akan menjadi lelucon yang jenaka.
"Begitulah. Zanoba, Cliff-senpai ... aku mohon bantuan kalian."
"Hm. Aku merasa lega, ternyata Shisho sudah memliki rencana yang pasti.”
"Ya. Ini adalah tugas yang penting. Serahkan padaku."
Ketika keduanya mengangguk, makanan pun tiba.
Bagian 4
Persiapan untuk makan malam sudah lengkap, hidangan-hidangan lezat berbaris di meja
makan, dan alkohol pun sudah dibagikan.
Aku mengangkat gelas berisi alkohol.
"Baiklah. Pembicaraan penting sudah selesai! Sekarang bersulang! Kemudian, ayo makan."
"Baik."
Zanoba memegang gelasnya.
"Tunggu dulu…kita bersulang untuk apa?"
Cliff menanyakan itu sambil masih memegang gelasnya.
"Umm, hari ini tidak ada seorang pun wanita di sini…jadi, bersulanglah untuk persahabatan
antar lelaki, bukankah begitu?”
Apakah itu ide yang bagus?
Yahh.
Aku tahu.
Cliff dan Zanoba tidak akan mengkhianatiku di saat-saat genting.
Bahkan, di buku harian si kakek itu tertulis bahwa Cliff tetap akan membantuku, meskipun dia
mengkhianati Gereja Milis sekalipun.
Begitu pun dengan Zanoba, saat si kakek berubah menjadi sampah masyarakat, dia tetap
mendukungnya bahkan sampai mati.
Mereka adalah sahabat yang tak tergantikan.
Meskipun hari ini kubohongi mereka, tapi persahabatan akan terus terjaga sampai akhir hayat.
Sembari memikirkan hal-hal seperti itu, tak terasa aku sedikit menitihkan air mata.
Tidak masalah.
Tidak masalah jika malam ini aku mabuk sampai puas. Toh, aku sudah dewasa, jadi aku pantas
melakukannya.
Itu adalah suatu hal yang wajar.
"Baiklah….kalau begitu, bersulang lah untuk persahabatan kita!"
"Untuk persahabatan kita!"
"Bersulang!"

74
Sedikit alkohol tumpah ketika mereka mendentingkan gelas.
"Lalu….apa lagi yang perlu kita bicarakan bersama?”
"Bagaimana kalau membicarakan hal-hal mesum?"
"Mesum ya… oh iya Rudeus, katanya kau punya istri baru lagi ya?”
"Ya, dia adalah Eris teman masa kecilku."
"Eris-dono ya, ahh lama tak berjumpa dengannya, aku penasaran mengapa dia sampai dijuluki
Mad Dog ... nanti kalau bertemu, akan kutanyakan langsung padanya. "
Zanoba menyipitkan matanya seolah sedang mengenang masa lalu.
Waktu mereka pertama kali bertemu di Kerajaan Shirone, Zanoba tak banyak bicara dengan
Eris.
Tapi yah, dia masih mengingatnya.
Aku senang dia tidak melupakan Eris.
"... Hm? Oh iya, bukankah Cliff-senpai mengenal Eris? Kau pernah menceritakannya
sebelumnya.”
"A-a-aku hanya pernah bertemu dengannya dulu. Aku sudah tidak punya perasaan apapun
padanya.”
Aku paham. Mereka pernah saling kenal dulu.
... Mungkin saja Eris telah melupakan Cliff.
Yahh, memang begitulah Eris.
"Nah, Rudeus… dulu kau bilang tidak akan menikah lagi. Sekarang mana buktinya!? Aku tahu
bahwa kau bukan pengikut ajaran Milis, tapi…. bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla
bla bla bla bla bla bla bla….”
Kemudian, khotbah Cliff terus berlanjut.
Saat kami mulai mabuk, Zanoba pun menceritakan hal-hal mesum.
Awalnya, dia menceritakan pernikahannya dengan saudarinya, kemudian tiba-tiba cerita itu
berubah menjadi horor, dan dia terus mengeluh karena wanita malang itu tidak memahami nilai
dari sebuah patung. Kalau tidak salah, akhirnya Zanoba membunuh istrinya itu.
Setelah itu, giliran Cliff dan aku yang bercerita.
Kami memiliki suatu kemiripan, yaitu istri kami sama-sama buas di ranjang. Aku sih tidak
heran, karena Elinalise memang sudah pro kalau urusan ranjang. Dan kami semakin
bersemangat membahasnya.
Tapi, Zanoba pun mulai bosan, kemudian dia merubah topik pembicaraan tentang Magic
Armor.
Ketika aku menceritakan pengalaman bertarung melawan Orsted, mereka terlaihat begitu
antusias.
Yahh, bagaimanapun juga mereka adalah lelaki, sudah pasti mereka tertarik dengan cerita robot
vs monster. [12]

75
Malam itu kami terus minum, dan ketika resto-nya sudah mau tutup, kami membeli alkohol
lagi. Kemudian, kami menyewa kamar di penginapan terdekat, dan mabuk-mabukan lagi.
Entah kenapa, tapi rasanya senang sekali meskipun kami hanya mabuk-mabukan bertiga.
Jika ada kesempatan di lain waktu, aku ingin pergi minum bersama mereka lagi.

76
Cerita Selingan
Pertemuan Antar Wanita

Bagian 1
Saat Rudeus masih asyik mabuk-mabukan bersama kedua temannya….
….di dalam kamar tidur lantai kedua rumah Rudeus.
Pada sebuah ranjang yang lebar, terdapat tiga wanita yang saling berhadap-hadapan, mereka
hanya mengenakan pakaian tidur.
"Nah, sekarang, kita akan memulai pertemuan rutin ke-26 keluarga Greyrat. Tepuk
tangaaan…"
Menanggapi perkataan wanita berambut putih pendek, perempuan lainnya yang berambut biru
pun bertepuk tangan.
Sembari duduk bersimpu, wanita terakhir yang berambut merah juga ikutan tepuk tangan, tapi
wajahnya tampak serius.
Walaupun umur si wanita berambut biru jauh lebih tua daripada yang lainnya, namun mereka
harus saling menghargai, jika tidak Tuan Rudeus akan marah besar seperti Raja Iblis.
Tak peduli setua apapun umurmu, asalkan penampilanmu masih semuda gadis sekolah, maka
mereka harus saling menghargai…begitulah yang selalu diajarkan Tuan Rudeus.
Kalau di dunia lain, logika seperti itu pasti sudah dibantah.
Si wanita berambut merah, Eris, melihat kedua wanita lainnya dengan tatapan kosong.
Ketika Eris sedang berlatih di kebun saat malam hari, si wanita berambut putih segera
menariknya, kemudian membawanya ke kamar.
Dia sedikit bingung, karena sang istri pertama tidak memberikan penjelasan apapun.
Wanita berambut putih, Sylphiette, sedikit berdeham kemudian melanjutkan omongannya.
Dia mengenakan gaun malam kesukaan Tuan Rudeus. Bagian atas dan bawah gaunnya terbuat
dari kain yang lembut.
"Kalau begitu, pertama-tama kami akan memberikan penjelasan pada Eris, karena kau barusan
bergabung dengan grup ini beberapa hari yang lalu.”
"Biar aku yang menjelaskan."
Kemudian, wanita berambut biru, Roxy, angkat suara tanpa ragu sedikit pun.
Dia mengenakan gaun malam one-piece. Bagi orang yang tidak tahu, gaun itu hanya mirip
seperti pakaian tidur anak kecil, namun Tuan Rudues juga menyukainya.
"Pertemuan ini sengaja direncanakan oleh Sylphy agar kita tidak berselisih, dan terus menjaga
hubungan baik satu sama lain. Tanpa dipungkiri, kita semua pasti pernah merasa iri, serakah,
atau pun mau menangnya sendiri, tapi tentu saja Rudi tidak menginginkan itu. Sebagai istri,
marilah kita berusaha keras untuk membuat rumah ini senyaman mungkin bagi Rudi.”
Eris menatap pakaian yang dia kenakan.

77
Penampilan Eris cenderung kurang menarik bila dibandingkan dengan kedua seniornya.
Besok, Eris memutuskan untuk membeli gaun malam baru.
"Eris, apakah kamu masih mendengarkan kami?"
"M-masih kok!"
Eris mengangguk.
Kira-kira sudah 20 hari berlalu semenjak dia tinggal di rumah ini.
Belakangan ini, Eris sadar bahwa kedua seniornya lebih superior.
Dia pun merasa kalah oleh kefeminiman Sylphy.
Mulai dari memasak, mencuci, memilihkan baju untuk Rudeus, dan menata perabotan
rumah…semuanya dikerjakan oleh Sylphy.
Dia selalu membantu Rudeus menyelesaikan segala urusan rumah.
Tidak hanya itu, Sylphy masih menyisakan waktunya untuk bekerja sebagai pengawal putri
kerajaan.
Dia bisa membagi waktu antara bekerja dan berkeluarga dengan begitu akurat.
Eris mengakui bahwa wanita sesempurna itu memang pantas menjadi istri Rudeus.
Dia merasa malu jika Rudeus memperlakukan keduanya dengan adil, karena Eris tahu benar
kelemahannya sebagai seorang istri.
"Ngomong-ngomong, kalau ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, atau ada keluhan yang
ingin kau bicarakan pada kami, katakan saja sekarang juga. Jangan sampai bertengkar di
hadapan Rudi. Belakangan ini, sepertinya Rudi semakin sibuk. Jadi, jangan sampai kita
menambah bebannya."
"Aku mengerti."
Eris mengangguk dengan mantab.
Jangan buat keributan di rumah.
Jangan membebani Rudeus.
Belakangan ini, hasrat Eris untuk merebut Rudeus semakin besar.
Eris percaya bahwa dia akan mendapatkan kebahagiaan jika memiliki Rudeus seorang diri.
Setelah Eris merenung kembali, dia pun sadar bahwa pemikiran itu begitu egois. Dia merasa
begitu malu, sampai-sampai ingin memukuli kepalanya sendiri.
"Itulah kenapa kita harus membahas ini sejelas mungkin. Kami belum mengenal Eris dengan
akrab, dan begitu pun sebaliknya. Kalau begitu, kita harus memperdalam hubungan dengan
mengenal satu sama lain.”
Sembari mengatakan itu, Sylphy mengeluarkan sebotol alkohol yang kuat dari bawah tempat
tidur. Merk alkohol itu sudah cukup umum di daerah sini.
Roxy mengambil cangkir dan nampan dari rak, kemudian dia menempatkannya di tengah-
tengah ranjang.
Sylphy meletakkan botol alkohol di atas tempat tidur, kemudian berkata.

78
"Sekarang, mari kita bicara terus terang. Bagaimana kita pertama kali bertemu dengan Rudi,
seberapa besarkah cinta kita pada Rudi….ayo ceritakan semuanya, dan jangan sungkan.”
"Aku juga ingin membahas itu!"
Eris membusungkan dadanya dengan percaya diri.
Satu hal yang dia yakini, besar cintanya pada Rudeus tidak akan kalah bila dibandingkan
dengan kedua senironya.
"Kalau begitu, ayo mulai. Pertama kali aku bertemu Rudi adalah saat kami masih tinggal di
Desa Buina. Kalau tidak salah ingat, umur kami masih 5 tahun saat itu, kemudian………”
Dengan demikian, pertemuan para istri di kediaman Keluarga Greyrat resmi dimulai.
Bagian 2
Pertemuan itu berlanjut sampai larut malam.
Karena Roxy sedang hamil, maka dia menolak minum alkohol. Sedangkan Eris sudah minum
banyak, namun dia hampir mabuk.
Satu-satunya yang sudah mabuk hanyalah Sylphy.
"Kalian tahu. Aku sudah mencintai Rudi…hik… semenjak pertama kali berteman dengannya.
Oh, kangen banget saat-saat itu. Kalian tahu, saat itu Rudi memelukku dengan begitu
erat….hik… Dia tidak mengatakan apapun sih….hik… tapi pelukan itu begitu hangat…hik…
ueheheheh.”
Dengan napasnya yang berbau alkohol, Sylphy menceritakan itu semua sembari memeluk Eris.
"Terus kenapa. Aku juga pernah memeluk Rudeus."
"Aku pernah dengan kisahmu bersama Rudi…hik…bahkan, kau lah yang pertama kali
melakukan itu bersama Rudi….hik….bagaimana rasanya saat itu? Kalau malam pertamaku sih,
dahsyat sekali…..hik….”
"B-b-biasa saja sih. Tapi, Sylphy lah yang pertama kali menikah secara resmi dengannya,
bahkan kau lah yang pertama kali melahirkan anaknya Rudeus.... Prestasimu membuatku jauh
lebih iri.”
Saat pembicaraan ini mulai tak terkendali, Roxy pun menyela.
"Yah, ini bukan masalah siapa yang pertama, siapa yang kedua, atau ketiga. Aku toh bahagia,
meskipun tidak pernah melakukan apapun yang pertama bagi Rudi.”
"Pfffft! Roxy bohong! Hik! Kau lah guru pertama Rudi, dan dia sangat menghormatimu! Hik!”
"Hmm, tapi aku pun tidak tahu mengapa Rudi begitu menghormatiku."
"Rudi selalu berkata begini, ‘Roxy telah mengajariku hal paling penting di dunia ini!’ Hik! Itu
berarti kau telah mengajarinya sesuatu yang luar biasa! Hik! Yaitu hal-hal mesum! Hik!”
"Sejak kecil Rudi sudah memahami hal-hal mesum tanpa perlu kuajarkan. Dia pernah
mengintipku ketika mandi ... dan aku hanya mengajarinya hal-hal dasar... hm."
Roxy berpikir keras ketika hendak mengatakan kalimat selanjutnya.
Ampun deh, sebenarnya hal apa yang disukai Rudeus dari diriku?
Malahan, pengalaman pertamaku bertemu Rudeus sangat mengerikan ...

79
Hal apa saja yang telah kuajarkan padanya.
Aku benar-benar tidak tahu.
"Yahh…hik… Roxy memang istimewa…hik… tapi Eris sedikit berbeda…hik….entah kenapa
kau membuatku….hik…tidak percaya diri….hik.”
"Apa maksudmu dengan sedikit berbeda ...?"
"Maksudku…hik… bukankah kekuatan Eris setara dengan Rudi? Aku iri melihat
kalian….hik… bisa bertarung bersama…..hik….ketika melawan Orsted. Padahal, aku sudah
berlatih keras…hik… untuk menjadi kuat. Tapi tetap saja…hik…aku tidak bisa menyamai
kekuatan Rudi. Aku merasa bahwa…hik….Rudi selalu berusaha
melindungiku…hik…sebenarnya itu membuatku bahagia….hik…tapi tetap saja…hik….”
Karena perngaruh alkohol, Sylphy jadi mabuk berat.
Namun, ketika mendengar itu, Eris sama sekali tidak merasa superior.
Eris pergi berlatih ke Daratan Suci Pedang untuk menjadi lebih kuat, agar bisa bertarung
bersama Rudeus.
Bahkan, sekarang belum tentu Rudeus bisa menyaingi kemampuannya.
Jika mereka berdua latihan bertarung, dan meskipun Rudeus diperbolehkan menggunakan
sihir, Eris akan memenangkan pertarungan itu dengan teknik-teknik Raja Pedangnya.
Sejak dulu, memang itulah tujuannya, dan kini dia sudah mencapainya. Eris boleh
membanggakan itu.
Tapi, dia masih saja iri dengan hubungan Sylphy dan Rudeus.
Terlebih lagi, dia tahu bahwa Sylphy memiliki sisi feminim yang tidak mungkin bisa ditirunya.
Sylphy semakin mabuk dan terus curhat. Roxy memiringkan kepalanya, rupanya dia masih
berpikir keras mengapa Rudeus begitu menghormatinya. Sedangkan Eris hanya bersedekap
tanpa mengucapkan apapun.
Tiba-tiba, pintu kamar terbuka.
"Permisi, nyonya-nyonya sekalian."
"Ah, Lilia-san."
Sosok yang muncul dari balik pintu adalah seorang wanita paruh baya yang mengenakan
pakaian pelayan ―― di lah Lilia.
Di nampannya, dia membawa suatu hidangan mirip kentang yang mengepulkan uap.
"Aku membawakan kalian camilan tengah malam."
"Maaf karena telah merepotkanmu, Lilia-san."
"Tidak, Roxy-sama. Sudah menjadi tugas pelayan untuk mengakomodasi nyonya-nyonya
sekalian.”
Saat Roxy membungkuk untuk berterima kasih, Lilia pun melakukan hal yang sama.
"T-t-terimakasih banyak."
"Tidak apa-apa, Eris-sama. Tidak perlu mengatakan itu. Karena Eris-sama telah menjadi istri
Rudeus-sama, maka Anda juga tuanku.”
80
Eris tidak yakin bagaimana harus berbicara dengan Lilia.
Saat hidup di Fedoa dulu, kediaman Eris memiliki begitu banyak pelayan.
Namun, Eris pun tahu bahwa Lilia berbeda dengan para pelayan yang pernah dipekerjakan oleh
keluarganya dulu.
Karena Lilia adalah ibu adiknya Rudeus.
Mungkin Lilia ikut membesarkan Rudeus sebagai ibu tiri.
Eris berusaha sebisa mungkin agar tidak dibenci oleh ibu tirinya Rudeus.
"Mohon jangan terlalu sopan padaku. Aku pernah mendengar banyak hal tentang Eris-sama
saat kami masih tinggal di Desa Buina.”
"M-misalnya?"
"Hmmm..."
Lilia mulai ragu-ragu.
Itu karena saat masih kecil dulu, Eris terkenal sebagai anak yang nakal dan sulit diatur.
"Aku pernah mendengar bahwa dulu Anda adalah gadis yang nakal, kasar, keras kepala, tidak
pantas menjadi bangsawan….bahkan banyak orang menyebutmu liar bagaikan kera.”
"......"
Eris jadi cemberut.
Sejujurnya, sifat-sifat itu tidak banyak berubah, bahkan sampai detik ini pun. Satu-satunya
yang berubah adalah kemampuan berpedangnya.
Dia pernah mencoba merubah sifat, namun selalu saja gagal.
"Tapi, sekarang Anda telah menjadi orang yang lebih baik, Tuan Raja Pedang ... kalau Tuan
Tanah Fedoa melihat Eris-sama yang sekarang, aku yakin dia pasti bangga.”
"Begitukah ... tapi ayah dan ibu sudah tidak ada…”
"Ah, maafkan kelancangan hamba.”
Lilia membungkuk sambil memasang wajah sedih.
"Tidak apa-apa. Itu karena bencana metastasis. Kita semua juga mengalaminya. Bahkan, ayah
dan ibu Rudeus….”
"..."
Dalam sekejap, suasana ruangan ini menjadi suram. Hanya uap dari hidangan itu yang
mengepul.
Bahkan, aura paling sedih terasa dari Sylphy.
"Oh iya, k-kalau diingat-ingat, Lilia pasti mengetahui saat-saat Rudi dilahirkan.”
"... Ya. Awalnya, aku disewa sebagai bidan saat Nyonya Zenith hendak melahirkan Rudeus-
sama.”
"Bagaimana masa kecil Rudi sebelum dia bertemu dengan Roxy dan aku?”
"Maksud Anda masa-masa ketika Rudeus-sama masih balita?"

81
Setelah mengatakan itu, Lilia termenung seakan berusaha mengingat masa lalu.
"Mari kita lihat…. Awalnya, kupikir Rudeus-sama adalah anak yang mengerikan.”
"Eh? Kenapa?"
"Yah, kenapa yaaa ... Rudeus-sama sering menghilang, kemudian kami menemukannya di
tempat-tempat yang tidak terduga. Dan ketika dia tertawa, senyumnya sangat mengerikan.”
Lilia pun tertawa saat mengingat masa-masa itu.
Kupikir Rudeus-sama adalah anak yang imut, tapi aku pun penasaran mengapa aku
menghindarinya.
Waktu itu, aku merasakan aura negatif yang terpancar darinya, namun seiring berlalunya
waktu, hal-hal seperti itu sudah terlupakan, dan yang tersisa hanyalah kenangan bahagia.
“Ah, tapi kurasa, sampai sekarang pun dia tidak banyak berubah.”
"Itu benar. Waktu itu, dia menunjukkan senyum yang begitu menjijikkan di wajahnya ketika
sedang disusui oleh Nyonya Zenith.”
"... sampai sekarang itu tidak berubah?"
"...... Yahh, kurasa juga begitu."
Dari dulu, Rudeus memanglah orang yang mesum.
Setelah mendengar cerita ini, salah seorang di antara mereka mulai terkekeh-kekeh, dan
suasana pun kembali riang.
"Kalau dia begitu girang saat disusui ibunya, maka dia pasti juga akan kegirangan saat
melakukannya denganku.”
Si wanita berambut merah, Eris, mengatakan itu dengan begitu percaya diri.
"Awalnya aku tidak percaya diri. Punya Sylphy dan Roxy begitu kecil, sehingga aku khawatir
dia memang menyukai yang datar. Tapi ternyata tidak, ya.”
"R-Rudi tidak mempedulikan hal seperti itu, kok."
Meskipun Sylphy berkata begitu, suaranya terdengar gemetaran.
"Oh iya, kalau diingat-ingat lagi, sewaktu kami masih bertualang dulu, dia sering
memperhatikan dada wanita.”
"Eh, bahkan saat masih bertualang? Aku jadi ingat, saat kami barusan menikah, dia selalu
meremas dadaku ketika ada kesempatan. Terutama saat aku libur, dia selalu melakukannya
sepanjang hari.”
"Kalau aku sih jarang diremas ... Kenapa ya dia tidak begitu menyukai punyaku ..."
Dengan ekspresi kesal di wajahnya, Roxy sedikit meraba dadanya.
Namun, sayangnya, Roxy kesulitan meraba dadanya sendiri karena ukurannya yang terlalu
minim.
Itu sungguh menyedihkan.
"Kalau begitu, aku akan pamit ..."
"Lilia-san, ayo minum bersama kami.”

82
Sylphy menghentikan Lilia yang mencoba meninggalkan ruangan.
Roxy juga setuju.
"Oh iya, kalau diingat-ingat lagi, sewaktu masih tinggal di Desa Buna, aku jarang sekali melihat
Lilia-san minum ... Sebenarnya aku tidak boleh minum karena masih mengandung. Tapi, untuk
melepaskan kepenatan, mengapa Lilia-san tidak mencobanya?”
"Tapi, aku harus menjaga Nyonya Zenith."
"Kalau begitu, ajak juga Zenith-san."
"Itu benar. Kita kan sudah dewasa, jadi sekali-kali pesta alkohol tidak apa-apa, dong."
Sylphy dan Eris membujuknya.
Mabuk adalah bukti gairah hidup.
Sylphy membujuk Lilia untuk mengajak Zenith bergabung dalam pesta minum ini.
Bagian 3
Elinalize merasa kesepian di malam hari saat Cliff keluar rumah.
Hari ini, Cliff ada acara bersama teman-temannya.
Dengan bangganya, dia bilang bahwa malam ini akan ada acara makan-makan bersama
Rudeus, sembari membicarakan obrolan lelaki.
Tanpa menyinggung perasaan suaminya, Elinalise pun mengucapkan, ’Selamat jalan’.
Dia merasa seperti wanita baik-baik yang harus menjaga rumah saat pasangannya pergi keluar.
Namun, Elinalise segera bosan.
Meskipun sedang hamil, dia masih berhubungan badan dengan Cliff, dan malam ini dia
terpaksa tidak bisa memuaskan hasrat seksualnya.
Tapi, dia masih bisa menahannya, karena semenjak hamil hasrat seksualnya tidak begitu kuat.
Dia baik-baik saja meskipun seharian tidak ngeseks.
Lalu, dia pun memutuskan mengunjungi kediaman Greyrat untuk bertemu Sylphy dan Roxy.
Tapi, yang didapatinya adalah 5 wanita yang sedang asyik pesta minum.
"Astaga, sepertinya akur banget ya.”
"Ah, nenek datang. Wah, perut nenek sudah membesar rupanya….hik….laki apa perempuan
nih? Hm? Kira-kira Cliff menginginkan anak perempan atau laki ya….hik…kalau Rudi
sih…hik…”
Pada saat Elinalize tiba, Sylphy yang sudah mabuk berat sedang meremas-remas Oppai Eris
dari belakang.
Eris tidak bereaksi, dia hanya duduk diam sembari makan dan minum alkohol.
Zenith terus menuangkan alkohol ke cangkirnya, bagaikan seorang pelayan.
Bahkan, Lilia juga ikutan minum.
Roxy melayani Lilia dengan menuangkan alkohol pada cangkirnya. Tampaknya Lilia juga
sudah mabuk berat, karena omongannya mulai ngelantur.

83
"Roxy-san, kenapa Rudeus-sama tidak menyayangi anakku!!? Ha!!? Katakan mengapa!?"
"Aku yakin dia menyayanginya."
Roxy menjawabnya dengan sabar. Sebenarnya Roxy juga ingin minum, namun sayang sekali
dia sedang mengandung.
"Lagipula, Rudi juga punya Norn ..."
"Bukankah wanita ada untuk disayangi pria!!? Ha!!?"
"Mungkin kau benar, tapi hubungan mereka lebih pantas sebagai adik-kakak… Aisha adalah
seorang gadis yang mengagumkan. Aku yakin suatu hari nanti dia akan bertemu seorang pria
yang baik.”
"Maksudmu pria yang lebih baik daripada Rudeus-sama!?"
"Tidak banyak pria yang lebih baik daripada Rudeus ... itulah kenapa kami menikahi orang
yang sama. Tapi, aku yakin setidaknya ada pria yang sama baiknya dengan Rudeus.”
Saat Elinalize melihat ini, dia langsung teringat pertemuan wanita yang belum menikah di
Guild Petualang.
Dia tidak bisa melupakan saat-saat itu, meskipun sekarang….yahh, semua wanita di sini sudah
menjadi ibu-ibu.
Dan pelakunya hanya 2 orang, yaitu Paul dan Rudeus.
Dia menyadari bahwa karma menurun dari ayah ke anaknya….tapi, sekarang lupakan itu
sejenak.
"Wah, wah, wah, aku yakin Rudeus akan sedih saat melihat pesta ini. Kalian tahu, seorang
wanita hanya boleh mabuk di depan kekasihnya.”
Namun, Elinalize dengan senang hati bergabung.
Tidak ada yang perlu dia takutkan.
"Oh nenek selalu saja mengucapkan hal seperti itu….hik….oh iya, bukankah nenek yang
selama ini mengajari hal-hal mesum pada Rudi?....hik…kenapa nenek tidak mengajarkannya
juga padaku….hik….??”
"Ah, kau sudah terlalu mabuk, cucuku ... alasan kenapa aku tidak mengajarkan hal serupa
padamu adalah, karena Rudeus lebih suka sifat Sylphy yang polos.”
"Eeeehh…hik….gak papa kan…? Aku juga ingin tahu jurus-jurus mesum…..hik….Aku sudah
muak dijarah Rudi di ranjang!!.....hik…..Aku juga ingin menyerang balik!!...hik…”
Saat melihat kekacauan ini, pikiran Elinalise menjadi tidak waras.
Dia pun ingin segera bergabung dengan ibu-ibu ini.
"Hey! Berikan aku cangkir!"
Elinalize mengambil cangkir kosong, mengisinya dengan alkohol, kemudian dia keringkan
cangkir itu dengan sekali tegukan.
Melihat ini, Sylphy langsung mengacungkan jarinya padanya.
"Ah! Jangan lakukan itu, nenek…..hik….itu berbahaya bagi bayi di perutmu…..hik….”
"Roxy juga ikut, kan."
84
"Tidak….hik….Roxy hanya menuangkan minuman….hik….dia tidak ikutan minum…..hik…
Tapi, meskipun nenek mabuk…..hik…bisa disembuhkan dengan sihir detoksifikasi,
sih….hik….”
Harusnya Sylphy mencegahnya, namun kali ini dia mabuk berat.
Elinalize segera bergabung dengan obrolan mereka, kemudian dia duduk pada kursi kosong di
dekatnya.
"Ahh….tenang saja, aku kan sudah belajar sihir detoks di sekolah."
"Heheee….hik…aku bahkan bisa menggunakannya….hik….tanpa mantra….”
"Ah, ya ya, hebat sekali, cucuku memang jempolan.”
Elinalize mengabaikan perkataan Sylphy, kemudian dia segera mengisi kembali cangkirnya
dengan alkohol.
"Tak peduli apakah urusan ranjang atau sihir, aku selalu kalah dari Rudi.” kata Roxy.
"Wah, jadi dia juga terangsang padamu ya?"
"Nah, kan?.....hik….Rudi juga suka dada datar...wahh, pasti menyenangkan jika aku bisa
menunjukkan kebuasanku di ranjang….uehehehe….hik….”
Butuh sekitar sejam bagi Elinalize untuk menyamai jumlah botol alkohol yang dihabiskan
Sylphy.
Bagian 4
Hari itu, lima wanita + 1 nenek minum-minum sampai mabuk berat.
Mereka terus minum sembari melepas keluh kesah di dada.
Mereka juga menceritakan kecemasan pada Rudeus yang belakangan ini seolah merahasiakan
sesuatu.
Mereka juga curiga pada Orsted dan Dewa Manusia.
Namun, mereka optimis bahwa cobaan ini akan berhasil dilalui bersama, entah bagaimana
caranya.
Mereka merasakan kegembiraan sesaat ketika mencurahkan segala isi hati sembari mabuk-
mabukan.
Semuanya tertidur setelah mabuk berat, kecuali Roxy yang bertugas merapalkan sihir
detoksifikasi. Dia pun melakukannya sambil menggerutu.
Masih merasa sebal, dia pun kembali ke kamarnya untuk tidur. Besok dia ada kelas.

85
Bab 6
Luke

Bagian 1
Ketika aku bangun, tanpa sengaja aku memeluk Zanoba.
Tapi aku bukan homo, ya.
Itu akibat terlalu banyak minum semalam.
Alkoholnya kemaren enak.
’Apa sih gunanya minum-minum bersama teman?’, diriku yang dulu pasti berpikir seperti itu.
Tapi aku salah.
Tak ada yang lebih nikmat dan menyenangkan daripada minum bersama teman.
Kamudian, kami saling menyembuhkan diri dengan sihir detoksifikasi, kemudian berjalan
sempoyongan menuju meja makan penginapan untuk sarapan.
Sekarang adalah musim panas.
Sudah tidak ada lagi salju.
Tak lama lagi, musim kawin ras hewan akan datang.
Kalau musim kawinku sih, setahun penuh. Jadi, aku tidak begitu memikirkan musim kawin
mereka.
Tapi, aku pun tahu bahwa fenomena itu membuat ras-ras hewan di sekitar menjadi resah.
Oh iya, perut Roxy semakin bunting, jadi dia harus cuti mengajar.
Harusnya, aku menemani Roxy tiap hari di rumah, sembari memikirkan bersama nama yang
tepat untuk si cabang bayi. Namun, beberapa bulan ke depan aku harus mengikuti Ariel ke
Kerajaan Asura.
Dengan menggunakan lingkaran sihir teleport, mungkin aku bisa segera kembali, tapi aku pun
tidak tahu berapa lama waktu yang akan kuhabiskan di Kerajaan Asura.
Yang pasti, aku tidak ingin melewatkan kelahiran anak keduaku.
Demi melahirkan si bayi, Roxy harus menderita hampir 10 bulan lamanya.
Tidak banyak yang bisa kulakukan untuk membantunya, namun aku harus menyampaikan rasa
terimakasih dan syukurku pada Roxy.
Anakku dan Roxy yang pertama.
Laki-laki atau perempuan, ya.
Aku sudah punya anak perempuan, yaitu Lucy, mungkin kali ini lebih baik cowok.
Ah, laki-laku ataupun perempuan sama baiknya.
Oh iya, kalau Eris, dia pernah bilang ingin punya anak cowok.

86
Kalau di duniaku sebelumnya, anak perempuan atau laki-laki tidak ada bedanya, kan?
Tapi kalau di dunia ini, sepertinya anak laki-laki lebih dipandang.
Aku jadi penasaran, di dunia ini, apakah jenis kelamin si bayi bisa ditentukan oleh sihir.
Yah, terserah lah, toh aku tidak akan banyak protes.
Baik laki-laki maupun perempuan, sama-sama akan kubersarkan dengan kasih sayang.
Bahkan, tak lama lagi pasti giliran Eris.
Masalahnya adalah, apakah Eris bisa jaga sikap selama hamil?
Eris bukanlah orang yang sabar. Maka, dia pasti akan banyak mengeluh ketika hamil.
Dia juga bukan wanita yang berwawasan luas. Di kepalanya hanya ada aku dan pedang.
Mungkin saat hamil, dia akan kebingungan, dan mengatakan hal-hal seperti, ’Ini sudah benar,
kan? Itu seharusnya begitu, kan?’ atau semacamnya.
Gairah seksnya juga besar. Kuharap dia tidak minta jatah saat hamil.
Ketika Eris melihat Lucy atau Roxy yang sedang hamil, mungkin Eris berpikir bahwa dia kalah
start.
Di Kerajaan Asura, seseorang baru sah dikatakan wanita jika dia bisa melahirkan anak.
Aku tidak tahu apakah Eris setuju dengan pola pikir masyarakat itu, namun yang pasti dia akan
sangat bahagia jika berhasil melahirkan anakku. Ya, kalau begitu, ayo buat dia bahagia.
Bagian 2
Aku terus berjalan pulang sembari memikirkan hal seperti itu, tanpa terasa sudah sampai
rumah.
Kemaren aku tidak ijin minum-minum sampai pagi, sepertinya mereka akan marah padaku.
Ah, mungkin juga tidak, toh keluargaku tidak sedisiplin itu.
Tapi, karena aku telah keluar semalaman, maka ada baiknya aku memberikan penjelasan pada
mereka.
Di dunia ini, penculikan begitu marak, terlebih lagi aku tidak tahu rencana apa yang sedang
Hitogami lakukan saat ini.
Lucy semakin besar, dan Roxy sedang mengandung.
Dengan begitu, aku harus lebih ekstra hati-hati menjaga mereka.
"Hm?"
Kemudian, perhatianku tertuju pada seseorang di depan rumahku.
Dia adalah seorang pria yang berbicara dengan suara cukup keras.
Namun, suara orang yang diajaknya bicara cukup pelan, dan aku tidak bisa melihat sosoknya
dengan jelas.
Setelah kuperhatikan sekali lagi, aku mengenal pria itu.
Dia lah si ikemen yang memiliki rambut coklat halus seperti Superman. [13]
Katanya sih, si ikemen ini adalah cowok paling populer di Kota Sihir Sharia.

87
Dia lah Luke Notus Greyrat.
"..."
Tiba-tiba, aku teringat perkataan Orsted dan juga catatan harian si kakek.
Orsted mengatakan bahwa Dewa Manusia dapat memanipulasi orang lain.
Dan si kakek bilang bahwa Luke dikendalikan oleh Hitogami untuk mempengaruhi Sylphy.
Diriku di masa depan sangatlah kejam, jika si kakek melihat ikemen itu, mungkin dia akan
langsung menghajarnya.
Tetapi untuk mendekati Ariel, aku pun juga harus mempengaruhi Luke.
Entah kenapa, bahkan Sylphy tampaknya sangat mempercayai perkataan Luke.
Untuk mengalahkan Hitogami, tentu saja aku harus menemukan semua bidaknya, sehingga
bisa kuungkap rencana Hitogami.
Sembari berpikir begitu, aku memutuskan untuk menunggu dan melihat apa yang akan terjadi
selanjutnya.
Aku merunduk, kemudian menyelinap di balik bayang-bayang bangunan, sampai akhirnya aku
bersembunyi di balik pintu gerbang, sehingga bisa kudengarkan omongan Luke.
"Ah, aku tidak pernah menyangka orang sehebat dirimu sudi datang ke kota ini! Kau sungguh
manis. Matamu begitu indah dan elok. Rambutmu berkibar dengan indahnya ketika tersisir
oleh hembusan angin. Mungkin kau adalah jelmaan malaikat ... ah tidak, lebih tepatnya jelmaan
dewi! Sejak pertama kali memandangmu, aku sudah jatuh cinta padamu!”
Kepalaku mendadak pusing saat mendengar rayuan itu.
Bahkan aku pun tidak pernah menggombal seperti itu pada istri-istriku.
Namun di dunia ini, kau boleh merayu wanita mana saja, termasuk istri orang lain.
Sylphy adalah wanita yang polos, kalau dia mendengar rayuan seperti itu, dia pasti akan tersipu
malu sembari berkata, ‘Ahhh, hentikan dong, kau tidak boleh merayuku seperti itu karena aku
sudah punya Rudi.’
"Ahem, maafkan kekhilafanku. Aku menyesal karena terlambat mengenalmu. Inilah salah satu
penyesalan terbesar dalam hidup Luke Notus Greyrat, putra kedua Keluarga Notus Greyrat,
dari empat bangsawan feodal Kerajaan Asura."
... Anggap saja Luke sudah dimanipulasi oleh Hitogami.
Mungkin saja rayuannya itu juga merupakan perintah dari Hitogami.
Dia pasti punya alasan khusus merayu wanita yang jelas-jelas sudah menikah, padahal masih
banyak perawan lain yang bisa dia gombali.
Namun, harusnya Sylphy sudah paham betul tabiat Luke. Dia hanyalah idola yang menganggap
wanita seperti tisu wajah. Ketika tisunya sudah kotor, ya buang saja.
Tunggu dulu….
Tadinya kukira dia sedang merayu Sylphy….
Tampaknya bukan….
Dari posisi ini, aku masih tidak bisa melihat dengan jelas si korban gombalan Luke.
88
Dia bilang ‘mirip malaikat’, dan menurutku wanita yang mirip malaikat di rumahku adalah
Sylphy. Itulah kenapa kukira dia tadi sedang merayu Sylphy. Tapi untuk apa dia merayu wanita
yang hampir tiap hari bertemu dengannya?
Tapi, dia juga bilang ‘mirip dewi’, satu-satunya dewi yang kusembah adalah Roxy. Ah,
sepertinya bukan juga.
Apakah dia sedang coba mendekati ... Aisha?
"Jika memungkinkan, bisakah kau berikan namamu? Tentu saja, aku akan semakin senang jika
kau ungkapkan nama pertamamu. Kumohon, beritahu aku namamu… agar bisa kuukir namamu
yang indah itu di dalam relung hatiku yang terdalam.”
Aku semakin penasaran siapakah wanita itu, aku pun perlu tahu namanya.
Kalau aku tahu orang itu, mungkin rencana Hitogami bisa sedikit terbaca.
... Yah, tentu saja itu berlaku kalau Luke benar-benar sudah dikendalikan oleh Hitogami.
Mungkin saja Luke hanya menggoda wanita yang ditemuinya secara acak, toh dia adalah
seorang maniak.
"Ah, kalau kau tidak mau memberitahu namamu, setidaknya biarkan aku mencium tanganmu
yang indah itu. Dengan begitu aku bisa……..”
Lalu Luke menunduk dan menjulurkan tangannya pada wanita itu.
Saat itu juga, kepala Luke bergetar.
Dia pun berhenti bergerak.
Sesuatu telah terjadi.
Tapi aku tidak tahu apa yang terjadi.
Ini ulah Hitogami ...?
Mungkin, tiba-tiba dia mendapatkan wangsit dari Dewa Manusia, sehingga tubuhnya mengaku
karena terkejut.
"..."
Saat aku memikirkan kemungkinan itu, Luke berlutut dan tiba-tiba jatuh dengan bunyi *Bruk*.
Dia tidak bergerak lagi seinchi pun.
Dia telah pingsan.
Apa yang telah terjadi?
De Ja Vu!! Sepertinya aku tahu adegan ini.
Gemetar, jatuh dan kehilangan kesadaran ... ugh, kepalaku ...
"... Hmpf."
Akhirnya aku bisa melihat wanita itu.
Dia melirik Luke yang telah tersungkur, kemudian memberikan bonus tambahan dengan
menendang kepala Luke menggunakan tumitnya.
Itu Eris.

89
Eris lah yang telah menghajar Luke.
"Apa-apaan cowok ini….tiba-tiba keluar dan menggombal padaku…”
Dengan wajah cemberut, Eris terus menendang dan menggulingkan Luke menjauh dari pintu
rumah.
Kemudian, dia kembali masuk ke dalam rumah, seolah tidak terjadi apapun.
Aku langsung keluar dari tempat persembunyianku, lalu kudekati Luke.
Matanya kosong, rupanya dia benar-benar pingsan.
Sungguh hina pria ini, berani-beraninya dia merayu istri orang lain.
Oh, tunggu dulu, sepertinya aku belum menceritakan pada Ariel dan Luke kalau aku menikah
lagi.
Sepertinya, baru kali ini dia bertemu dengan Eris.
Tapi tetap saja, tak pernah kusangka Luke begitu berani menggoda Eris ...
Seperti inikah bidak Hitogami? Payah sekali dia. Bahkan aku lebih baik.
Namun, aku belum bisa menyimpulkan apapun.
"..."
Yang jelas, sekarang aku tidak boleh membiarkannya terkapar di sini. Akan kubawa masuk dia
ke dalam.
Aku akan menanyainya setelah dia siuman.
Bagian 3
"Aku pulaaang."
"..."
Sambil membopong Luke, aku memasuki rumah, dan Eris segera menyambutku.
Wajahnya terlihat cerah ketika melihatku, namun begitu mendapati Luke bersamaku, dia
langsung manyun sambil bersedekap.
"... Apakah dia kenalanmu?"
"Ah, lebih tepatnya, orang ini adalah rekan kerjanya Sylphy."
"B-b-begitu ya ... maaf, aku telah memukulnya."
Oho, entah kenapa Eris jadi merasa bersalah. Padahal setahuku Eris tidak pernah menyesal
setelah menghajar lawannya.
"Tidak apa-apa. Sepertinya pria ini telah mengatakan hal-hal yang aneh padamu."
"Memang!"
"Kalau begitu, memang dia lah yang bersalah."
Meskipun begitu, pertama-tama aku harus membaringkan Luke di tempat yang lebih pantas.
Hmmm, dia akan mengganggu keluargaku bila kutidurkan di ruang tamu….lebih baik
kuletakkan dia di ruang kosong lantai pertama.

90
"Hei, Rudeus."
Tapi aku dihentikan oleh Eris.
"Ada apa, Eris?"
"Apakah Rudeus juga ingin mencium tanganku?"
Aku pun melihat tangan Eris.
Itu adalah tangan kasar, dan sudah terkapal karena terlalu sering memainkan pedang.
Tapi, memang seperti itulah tangan Eris.
"Aku malah ingin memakannya."
Saat mengatakan itu, Eris langsung menyodok perutku.
Tidak begitu keras sih, tapi tepat mengena ulu hati.
"Kau hanya boleh melakukannya di malam hari."
Dengan wajah merona, Eris kembali ke ruang tamu.
Aku paham, aku paham, jadi hari ini adalah gilirannya Eris.
Aku tak sabar menunggu nanti malam.
"Oh iya, di mana yang lain? Apakah mereka semua keluar?"
"Mereka masih tertidur, karena kami begadang sampai larut malam kemarin!"
Apa? Begadang?
Pesta tanpa aku, ya?
Jadi aku tidak pantas diajak berpesta ya?
... Jadi, ketika para lelaki berpesta, wanita-wanita ini juga tidak mau ketinggalan?
Kuharap mereka tidak saling mencemooh satu sama lain, jadi ...
"Ah, Onii-chan, selamat datang ー"
Lalu, Aisha keluar dari dapur.
"Siapa itu ... bukankah itu Luke-sama? Apa yang telah terjadi?"
"Aisha, kau tidak perlu menambahkan kata -sama pada nama Luke."
"Tapi Norn-ane bilang, kalau kita tidak memanggil Luke-sama, maka siswi-siswi senior
Akademi Sihir akan marah.”
"Benarkah itu?"
Jadi, ada aturan seperti itu juga ya.
Tetapi, aku tidak mengira para pemuja Luke akan membuat aturan seperti itu di sekolah.
Kemudian, mereka akan membully gadis-gadis yang tidak menurutinya.
Tampaknya Norn benar-benar jaga sikap di sekolah agar tidak dibully oleh para seniornya.
... Lagian, tidak mungkin Norn suka pada pria seperti Luke, kan? Harem Luke banyak,
sedangkan Norn adalah pengikut setia agama Milis yang mengajarkan kesetiaan.

91
Onii-chan tidak akan membiarkan itu, lho?
"Hey, hey, Onii-chan…coba dengarkan aku. Tadi malam begitu mengerikan. Setelah aku tidur,
semuanya pesta alkohol dengan begitu berisik.”
"Ah, jadi kamu gak ikutan, ya."
"Aku tidur bersama Leo ... oh iya, Onii-chan, aku punya cerita lain. Saat tidur bersama Leo,
paginya kasurku basah kuyup, ternyata Leo ngompol. Saat aku memarahinya, dia hanya
memandangiku dengan mata memelas. Meskipun tubuh Leo sudah begitu besar, ternyata dia
masih anak-anak, ya.”
Aisha sepertinya berteman akrab dengan Leo.
Setelah kubawa Luke ke ruang kosong, aku pun mendengarkan cerita-cerita Aisha.
Sepertinya akhir-akhir ini aku jarang ngobrol dengannya.
Ah tidak…kuharap tidak.
"Lalu, apa yang terjadi selanjutnya? Apakah kamu mencucinya?"
"Tentu saja. Ah, kemudian Eris-ane ingin membantuku. Tapi karena aku ingin coba mencuci
bekas ompolan, maka dia hanya diam menontonku. Aku memang tidak pernah ngompol kok,
saat aku mengatakan itu Eris-ane tidak mempercayainya. Onii-chan juga harus membantuku
menjelaskannya….”
"Aku mengerti, aku mengerti."
Sambil berbicara dengan Aisha, kami berpindah ke ruang keluarga.
Syukurlah Eris juga semakin akrab dengan keluargaku.
Bagian 4
Sebelum Luke terbangun, aku pergi melihat kondisi Sylphy dan yang lainnya.
Leo sedang duduk di tangga lantai dua dengan posisi sigap.
Dia pasang wajah polos tanpa dosa, sampai-sampai kau tidak akan mengira bahwa bocah ini
semalam ngompol.
Aku melihat ke dalam kamar Roxy.
Kosong….yang ada hanyalah pakaian yang tersebar di sana-sini.
Jirou juga tidak ada, sepertinya dia sudah berangkat kerja.
Apakah semalam Roxy juga ikut persta mabuk?
Meskipun efek alkohol bisa begitu mudah dihilangkan dengan sihir dektoks, tapi beneran gak
papa nih seorang ibu hamil mabuk-mabukan?
Aku sedikit khawatir.
Sylphy sedang tidur di kamarnya.
Entah kenapa Elinalize juga ada di sini.
Tampaknya tadi malam Elinalize ikutan bergabung.
Mungkin dia bosan ditinggal Cliff keluar rumah.

92
Sepertinya aku lebih baik tidak membangunkan mereka, maka aku pun menutup pintu pelan-
pelan.
Lilia dan Zenith juga sedang tidur.
Bagaikan anak kecil, Zenith sedang tidur meringkuk seperti bola, sedangkan Lilia tidur tepat
di sebelahnya.
Tercium bau alkohol yang samar dari badan keduanya, nampaknya mereka juga ikut mabuk-
mabukan semalam.
Biasanya sih mereka berdua tidak minum, tapi apakah tadi malam ada semacam lomba minum
alkohol?
Aku merasakan sedikit hasrat yang mendorongku ingin menyelipkan tubuh di antara wanita-
wanita yang sedang tertidur tanpa daya ini. Tapi, lupakan itu, ayo kembali ke bawah.
Saat mengintip ke ruang tamu, kulihat Eris sedang bercengkrama dengan Lucy.
Lucy duduk di sofa, sembari coba meraih tangan Eris. Namun Eris mengulurkan tangan
padanya dengan ragu-ragu.
Hatiku terasa begitu damai saat melihatnya. Aku memutuskan untuk tidak mengganggu
mereka, kemudian aku kembali ke ruang kosong tempat Luke berada.
Rupanya Luke sudah siuman.
"Aku barusan bermimpi. Mimpi tentang malaikat berambut merah, dan berparas cantik. Tidak
hanya cantik, kau juga bisa merasakan kekuatan yang mengalir di tubuhnya. Dia adalah
malaikat yang ideal bagiku, namun saat kucoba mencium tangannya, aku terbangun dari mimpi
itu.”
Luke sudah sadar, tapi dia menggumamkan sesuatu yang tidak kupahami.
Sepertinya otaknya masih belum berfungsi dengan baik setelah dijitak Eris.
Ah tidak juga, aku ingat dia benar-benar mengucapkan malaikat saat merayu Eris, jadi kurasa
dia tidak mengalami gegar otak atau semacamnya.
"Tenanglah, Luke-senpai. Tidak ada malaikat berambut merah di sini."
"Ah ... Rudeus ...."
Luke menatapku dengan wajah linglung.
"Kenapa Rudeus ada di sini. Hm, ini ... di dalam rumah Rudeus? Baru saja, di pintu masuk,
ada malaikat, kan?"
Ingatannya masih belum pulih sepenuhnya.
Aku punya feeling dia belum bertemu dengan Hitogami.
"Aahh!"
Luke berteriak ketika dia melihat ke belakangku.
Di sana berdirilah Eris.
Dari balik pintu yang terbuka, dia mengintip ke dalam ruangan
"Hmpf!"

93
Saat melihat Luke yang sudah tersadar, dia hanya mendengus pendek, kemudian kembali ke
ruang keluarga.
Aku penasaran, apa dia mengkhawatirkan Luke, ya.
Tidak mungkin Eris bersimpati pada Luke, kan ...?
Atau jangan-jangan, mulai tumbuh rasa di antara mereka berdua? Ah, tidak mungkin….
"Ah, tunggu dulu nona, setidaknya beritahu aku namamu! Aku juga ingin tahu alamatmu,
bunga kesukaanmu, dan tipe pria yang kau sukai!”
"Tolong tenang dulu, Luke-senpai. Alamat wanita itu ada di sini."
Aku menahan Luke, yang coba melompat dari tempat tidurnya.
Luke menggenggam pundakku, lalu dia mendekatkan wajahnya dengan pasrah.
"Rudeus, kalau dia tinggal di sini, berarti dia kenalanmu, kan!? Sekarang beritahu aku siapakah
sebenarnya gadis itu!”
"Dia Eris Greyrat. Dia baru saja kunikahi beberapa hari yang lalu.”
"Ap ... kau…nikahi ...?"
Luke membeku.
"Jadi dia adalah ... istrimu?"
"Yah, bisa dibilang begitu."
Dengan kata lain, akulah suaminya.
"Begitu ya..."
"Maafkan aku."
Tanpa sengaja, aku meminta maaf, tapi itu justru membuat Luke kebingungan.
"Mengapa kamu meminta maaf? Siapa yang cepat, dia yang dapat. Bukankah memang begitu
aturannya?"
"Yah, mungkin itu benar."
Seharusnya, Luke menikahi Eris di jalan takdir lain. Itulah fakta yang diungkapkan Orsted.
Dan itu membuatku merasa bersalah padanya.
Mereka harusnya bersama.
Ini seperti menerima paket yang seharusnya tidak dikirimkan padaku. Namun sudah terlanjur
tiba di depan rumahku.
Ah tidak, itu hanya terjadi di kehidupan lainnya. Aku sudah mengenal Eris sejak lama. Akulah
guru privatnya dulu. Akulah partnernya saat masih menjadi petualang. Dan akulah pria yang
merenggut keperawanannya. Di jalan takdir ini, dia milikku sepenuhnya.
Luke mendesah dengan khawatir.
"Tidaklah aneh jika beberapa pria mencintai wanita yang sama. Begitu pun sebaliknya.”
Tiba-tiba, dia mulai membicarakan hal yang dalam.

94
"Laki-laki akan menjaga perempuan dengan segenap jiwanya. Wanita ada memang untuk
dijaga. Itulah takdirnya. Pria boleh memiliki beberapa wanita sekaligus, namun wanita hanya
boleh mengandung anak seorang pria. Sepertinya aturan itu tidak berlaku pada ras iblis.
Namun, itulah norma yang dianut ras manusia.”
Yah, kalau menurutku sih, itu hanya pola pikir pria saja.
Setahuku, poligami dan poliandri sama-sama sah di dunia ini.
Seorang wanita yang dikagumi banyak pria, itulah yang disebut rute reverse harem. [14]
"Sudah menjadi keharusan bagi seorang wanita untuk memilih lelaki terbaik. Kau memiliki
kekuatan, harta, posisi, dan kehormatan. Bagiku, Eris begitu sempurna layaknya malaikat, tapi
kau lah yang lebih pantas memiliki malaikat itu…”
Luke terus mengakui kekalahannya sembari menggeleng-gelengkan kepala.
"Ah…hentikan pembicaraan ini. Lagipula, aku datang ke sini bukan untuk membahas itu.”
Kemudian, dia menghela nafas panjang.
"Hari ini, aku datang untuk meminta tolong padamu."
"Hoo….."
Aku membenarkan posisi dudukku di kusi, dan siap mendengarkan ceritanya.
Bagian 5
Meminta bantuanku pada saat seperti ini.
Bidak Hitogami.
Sejarah yang berubah.
Semua ini pastilah terkait.
Sekarang, bantuan macam apa yang ingin kau minta?
Sesuatu yang akan mencelakaiku?
Atau mungkin…kau justru ingin menghalang-halangi Tuan Putrimu menjadi raja? Sudah pasti
inilah rencana pertama Hitogami setelah tidak lagi bisa menghubungiku lewat mimpi.
"Mau kah kau bergabung dengan fraksi kami?"
Setelah mendengar perkataan itu, aku jadi bingung.
Apa maksudmu?
Kau mau merekrutku?
Bukan sebaliknya?
"Kau ahli menggunakan sihir, dan kemampuan bicaramu begitu baik. Kau bisa memperdalam
hubungan pertemanan dengan orang-orang yang sulit didekati. Bakan kau masih hidup setelah
bertarung melawan Dewa Naga. Itu sungguh mengerikan.”
Aku merasa sedikit gatal ketika dipuji sebanyak itu oleh si ikemen.
"Tapi, jika kami mengajakmu pada persaingan merebutkan tahta ini, Sylphy pasti sedih karena
suami tercintanya bisa celaka.”

95
Luke mengatakannya dengan ragu-ragu sembari menundukkan kepalanya. Lalu, dia
mendongak.
"Itu sebabnya, selama ini kami tidak bisa melibatkanmu terlalu jauh dalam masalah kami.
Ariel-sama pun tidak ingin melibatkan Sylphy pada pertikaian politik Kerajaan Asura, karena
dia adalah temannya yang begitu berharga.”
Aku sudah tahu akan hal ini.
Luke pernah mengatakan hal seperti ini ketika kami berduel.
"Tapi..."
Luke kembali menunduk.
Si ikemen mulai berlagak sok keren.
Entah kenapa, begitu banyak wanita telah tertipu oleh si kampret ini.
"Ariel-sama sudah menyerah membujuk Perugius-sama."
"Yahh, aku pun sudah menduganya."
"Selama 6 tahun terakhir, kami sudah banyak mempromosikan diri di Tiga Serangkai Sihir.
Kami berhasil merekrut banyak bangsawan dan para ahli dalam Fraksi Putri Kedua. Di antara
mereka adalah para bangsawan, dan orang-orang yang memiliki kekuatan politik besar di
negara ini, tapi ... itu semua belum cukup. Bagaimanapun juga, mereka bukanlah orang yang
memiliki hubungan langsung dengan Kerajaan Asura. Padahal, untuk memperebutkan tahta,
mereka harus mau berkonfrontasi dengan Kerajaan Asura. Mereka pasti berpikir ulang ketika
harus bertikai dengan negara lain, apalagi negara sebesar Asura."
"Hm ..."
"Tapi, Perugius-sama adalah tokoh yang begitu penting bagi Kerajaan Asura. Dia memiliki
kekuatan politik yang luar biasa. Dia sakti dan perkataannya sebagai pahlawan legendari pasti
didengar oleh rakyat Asura. Jika dia mau bergabung dengan fraksi kami, maka jalan menuju
singgahsana raja akan terbuka lebar. Namun, tentu saja semuanya masih belum pasti….”
Luke mengatakannya dengan serius.
Setidaknya, aku tahu bahwa dia tidak sedang berbohong.
Perugius lah jackpot-nya.
"Namun, akhirnya kami memikirkan cara lain. Tanpa bantuan Perugius-sama pun, kami yakin
bisa merebut tahta. Persiapannya akan memakan waktu beberapa tahun ke depan ... Akan
tetapi, aku percaya bahwa peluang menang kami belum tertutup.”
Kalau aku sih tidak begitu yakin.
Menurut cerita Orsted, 20 hari lagi akan tersebar kabar bahwa raja yang sekarang memerintah
telah jatuh sakit.
Kalau kau benar-benar sudah bertemu Hitogami, aku yakin dia tidak akan mengatakan,
’Beberapa tahun lagi.’
"Maka dari itu ... aku ingin agar kau meminjamkan kekuatanmu, sehingga peluang menang
kami semakin besar.”

96
"... Tapi aku sama sekali tidak mengerti politik, lho? Bahkan, aku tidak tahu apa yang harus
kulakukan untuk membantu kalian."
"Kau hanya merendah. Aku yakin kau memiliki kekuatan yang bisa memenangkan persaingan
politik ini.”
"Aku bukan orang sehebat itu, senpai."
"Meskipun kau tidak sehebat pahlawan legendaris, kau memiliki koneksi yang begitu luas,
seperti: Raja Naga Berzirah, Dewa Naga, Raja Iblis Abadi, Pangeran Shirone, Cucu Uskup
Agung Milis, Ratu Dorudia, bahkan Silent Seven Star. Aku bahkan tidak percaya ada orang
yang bisa mengenal begitu banyak tokoh hebat di dunia ini. Kami tidak memintamu
memanfaatkan koneksi itu, tapi memilikimu saja sudah cukup untuk memberikan harapan
besar pada Ariel-sama.”
"..."
Meskipun dia sudah memujiku begitu banyak, aku tetap saja tidak mempercayai Luke.
Mungkin itu juga disebabkan karena hubunganku yang tidak terlalu dekat dengannya. Kalau
saja Zanoba atau Cliff mengatakan itu padaku, aku pasti akan mengatakan iya tanpa berpikir
dua kali.
Tapi tetap saja, pertanyaanku hanya satu…
Apakah Luke sudah diperbudak Hitogami….atau belum…
Namun, memang itulah misi yang diberikan Orsted padaku. Jadi, tanpa bujukan Luke
sekalipun, aku tetap akan membantu Ariel.
Yang paling kutakutkan adalah, ini semua sudah direncanakan oleh Hitogami ...
... Bagaimana kalau kuberi dia pertanyaan pancingan.
"Adakah seseorang yang memintamu melakukan ini?"
"Memintaku ...? Tidak, bahkan Ariel-sama tidak menyuruhku datang ke sini. Kan sudah
kubilang dia tidak mau membahayakan keluarga Sylphy."
"... Ataukah ada seseorang yang menasehatimu?"
"Aku melakukan ini semua atas inisiatifku sendiri."
"Pernahkah kau mendengar nama…..Dewa Manusia?”
"Dewa Manusia ... kalau tidak salah, aku pernah mendengarnya di tempat Perugius-sama.”
Yah, tentu saja Hitogami tidak akan membiarkannya mengungkapkan itu.
Selama aku diperbudak oleh Hitogami, aku pun selalu menjaga rahasia ...
Kuyakinkan diriku bahwa wajah Luke begitu mencurigakan.
"Memang…ini begitu membingungkan. Kami membutuhkan bantuanmu, tapi di saat yang
sama kami tidak ingin Sylphy menderita. Kami pun tidak yakin Tiga Serangkai Sihir bisa
menjamin keamanan keluargamu, jika kalian sudah dicap sebagai buronan Kerajaan Asura.”
Itu cukup membuatku merinding.
Di buku harian si kakek tertulis bahwa Zanoba terbunuh sebagai buronan Kerajaan Suci Milis.

97
Kau tidak akan pernah tahu usaha apa yang mereka lakukan untuk mengeluarkan buronan dari
suatu negara.
Kalau aku sih, tentu saja bisa memberikan perlawanan.
Aku bisa melepaskan sihir skala besar yang bisa membantai sebatalyon prajurit sekalipun.
Kalau Magic Armor selesai diperbaiki, aku bahkan berani menantang siapapun untuk bertarung
jarak dekat.
Meskipun keadaan berbalik, dan Orsted kembali menjadi lawanku, setidaknya aku sudah
mengetahui beberapa kelemahannya, seperti penggunaaan Mana yang tidak maksimal karena
teknik rahasia itu.
Mungkin kau tidak perlu takut menantang siapapun jika kau memiliki kekuatan yang besar.
Namun…. itu hanyalah logika anak kecil.
Selalu ada beribu cara untuk mengalahkan lawan yang kuat.
Lawanmu bisa saja mempengaruhi orang yang paling kau percayai untuk menipumu,
meracunimu, atau bahkan menusukmu dari belakang.
Bahkan, dirimu sendiri bisa mengalahkanmu. Contohnya si kakek.
Dia kuat, kaya, dan terhormat. Namun dendam tak berujung membuat matanya buta. Pada
akhirnya, dia mati mengenaskan karena efek sihirnya sendiri.
Di buku harian masa depan, tertulis bahwa Tiga Serangkai Sihir masih bisa melindungiku
karena aku berguna bagi mereka. Namun, saat itu lawannya hanyalah Kerajaan Suci Milis.
Kerajaan Asura jauh lebih besar, sehingga aku tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi
nanti. Mungkin Luke benar, tak ada satu pun negara yang tidak gentar ketika melawan Kerajaan
Asura.
Aku sudah memanggil Leo, yang merupakan Hewan Suci bagi Ras Hewan. Mereka adalah
bangsa yang besar. Melawan Leo, berarti melawan Ras Hewan. Tapi, semuanya tidak pasti jika
musuh yang kau hadapi adalah Asura.
Benarkah Leo bisa melindungi keluargaku sepenuhnya?
Menurut Orsted, hewan magis penjaga yang bertakdir kuat akan membantu mengamankan
keluargaku.
Tapi….dia hanyalah seekor anjing yang lucu, kan….
"... Meskipun kau sudah mendapat dukungan dari Dewa Naga, tapi jika kau terlibat dalam
masalah ini, akankah Sylphy bahagia?”
Aku juga tidak tahu jawabannya.
Meskipun Orsted lebih kuat daripada Perugius, namun pengaruhnya pada masyarakat tidak
sehebat sang pahlawan legendaris yang telah mengalahkan dewa iblis.
Mungkin benar bahwa banyak orang di dunia ini mengenal Tujuh Kekuatan Dunia, namun
sepertinya mereka tidak begitu memahami seberapa kuat orang-orang yang dijuluki dewa itu.
"Meskipun Orsted sudah bersekutu denganku, namun bukan berarti nyawaku selalu aman.”
"... Yah, itu benar."
Luke berkata sambil menghela napas panjang.

98
Dia menatap lurus ke mataku.
"Maaf saja….kalau aku sih… tujuanku tidak pernah berubah, yaitu membuat Ariel-sama
menjadi raja, meskipun itu membuat Sylphy menderita.”
Luke menatapku dengan begitu tajam.
Aku menerima tatapannya tanpa mengalihkan pandanganku.
Anehnya, aku tidak merasa kesal sedikit pun, meskipun kebahagiaan Sylphy akan dikorbankan.
Aku tidak mengira si ikemen bakal seserius ini.
Dari tatapan matanya yang tajam, aku bisa merasakan sebuah tekad yang membuatnya rela
mengorbankan apapun dalam hidupnya, untuk mencapai tujuan itu. Saat melihat Luke seperti
itu, aku jadi teringat pada Ruijerd.
"Aku bertanya padamu sekali lagi, bersedia kah kau meminjamkan kekuatanmu pada Ariel-
sama?"
Dia tidak menyampaikan imbalan macam apa yang bisa kudapatkan jika membantu Ariel
sampai menjadi raja. Itu berarti, Ariel memang tidak menyuruhnya datang ke sini. Ini murni
inisiatif Luke.
"..."
Berpikir lah sekali lagi.
Saat aku bersekutu dengan Hitogami, aku masih menjadi diriku sendiri.
Meskipun dia selalu memberiku saran, aku masih bisa berpikir dengan logis untuk menentukan
pilihan terbaik.
Hal yang sama mungkin terjadi pada Luke.
Mungkin Luke melakukan ini semua karena panik.
Kalau itu alasannya, mungkin tidak masalah jika aku membentu mereka ...
Tapi, yang kulawan bukanlah Kerajaan Asura atau Ariel.
Yang kulawan adalah Hitogami.
Mungkin Hitogami sengaja menggiringku untuk menjadi sekutu Ariel. Ada baiknya bila
kubicarakan hal ini dengan Orsted nanti.
"Berikan aku waktu. Aku akan meminta saran teman-temanku terlebih dahulu."
Setelah kukatakan itu, wajah Luke menunjukkan ekspresi seolah ingin menangis dan tertawa
pada saat yang bersamaan.
Dia pasti mengira akan ditolak.
Kemudian, dia perlahan-lahan berdiri.
".... Baiklah. Aku minta maaf karena telah merepotkanmu."
"Tidak, aku belum memutuskan apa-apa. Tapi, beberapa hari lagi akan kuberikan kepastian."
Dengan bahu terkulai, Luke meninggalkan ruangan.
Aku mengantarkan dia pamit.

99
Dari ruangan itu, kami melewati koridor untuk menuju pintu masuk.
Saat itu aku melihat Leo, yang sepertinya tidak banyak bergerak sejak terakhir kali kulihat.
Dia duduk di tangga lantai dua sembari menggeram pelan, seolah-olah mengatakan bahwa dia
tidak mengijinkan siapapun melewatinya.
Sudah kuduga, Luke memang mencurigakan.
Tapi, aku pun tidak tahu apakah Leo bisa membedakan ‘aroma’ Hitogami dengan hidungnya.
"Ah..."
Mungkin karena mendengar geraman Leo, Eris keluar dari ruang keluarga untuk melihatnya.
Saat melihat si rambut merah keluar, Luke langsung meletakkan tangan di dadanya, dan
membungkuk dengan elegan.
"Nyonya, tolong maafkan perbuatanku tadi. Aku tidak tahu bahwa kau sudah ada yang punya.
Semoga suatu saat nanti kita bertemu kembali."
"..."
Eris coba mengangkat roknya untuk membalas sapaan Luke, tapi Eris segera sadar bahwa dia
mengenakan celana panjang. Kemudian, dia pun bersedekap sembari pasang wajah malu.
"Lain kali, aku pasti akan menerima tamu dengan sopan!!"
"Terima kasih banyak. Kalau begitu, sekarang aku pamit dulu."
Tetapi pada saat itu…..
"Fuah ... Eris… yang lain masih tidur lho…..jangan berkata sekeras itu, dong."
Saat itu juga, Sylphy turun dari lantai dua.
Dengan mata mengantuk, gerakannya segera terhenti ketika melihat Luke dan aku.
"Ah, selamat datang kembali, Rudi ... ah? Luke juga di sini, ya. Ada apa? Apakah terjadi
sesuatu pada Ariel-sama?"
"... Aku hanya mampir, karena ingin membicarakan masalah kecil."
"Hm ... Yah, silahkan. Apakah harus kusediakan teh?”
"Tidak, terima kasih, aku baru mau pamit."
"Baiklah. Aku akan segera bergabung dengan kalian, jadi tolong jaga Ariel-sama sampai aku
kembali."
"Tentu saja."
Luke tertawa hampa, lalu meninggalkan rumahku.
Sylphy dan aku mengantarnya pergi sampai keluar pintu gerbang.
Dari belakang, aku bisa merasakan kelelahan Luke, dia tampak seperti pekerja kantoran yang
barusan pulang kerja.
"..."
Ini segera dimulai.

100
Itulah yang kurasakan.
Waktu persiapan sudah berakhir.
Aku sudah melakukan beberapa hal seperti memanggil Leo, dan meminta Cliff meneliti
kutukan Orsted.
Tentu saja aku merasa bahwa itu semua belum cukup ... tapi setidaknya, aku sudah siap mental
menghadapi misi ini.
Lalu, aku pun memutuskan untuk mengunjungi Orsted lagi.

101
Bab 7
Tentukan Pilihanmu

Bagian 1
Kugunakan cincin pemberian Orsted untuk menghubunginya, kemudian datanglah sepucuk
surat yang memintaku untuk menemuinya di gubuk pinggiran kota.
Anehnya, dia masih berada di sekitar kota ini.
Apapun itu, aku segera pergi ke gubuk pinggir kota, seperti yang dia perintahkan dalam
suratnya.
Ketika sampai di gubuk itu, kemudian memasukinya, aku mendapati Orsted sedang menunggu
sambil bersedekap, seolah-olah dia tertidur.
Mungkinkah dia jenuh menungguku?
Aku jadi merasa bersalah.
"Sudah menunggu lama ya…."
"Tidak, aku juga barusan datang."
Kenapa percakapan ini jadi mirip orang pacaran?
Setelah aku mengucapkan salam, percakapan pun dimulai. Aku menceritakan semua hal yang
terjadi belakangan ini.
Pertama-tama, tentang Leo yang telah kupanggil sebagai hewan magis penjaga.
Sepertinya, tidak ada masalah dengan itu.
Orsted malah terkejut saat mengetahui bahwa aku berhasil memanggil Hewan Suci Ras
Dorudia.
Dan menurutnya, keselamatan keluargaku sudah terjamin.
Sepertinya, Hewan Suci adalah penjaga yang tepat untuk keluargaku.
Dengan terkesan, dia berbisik padaku, ’Sudah kuduga, anak yang sedang dikandung Roxy
memang istimewa.’
Aku pun sedikit tersenyum saat mendengarkan pujiannya.
Aku juga menceritakan rencana Cliff untuk meneliti kutukan yang selama ini dia derita.
Orested pun menyetujuinya.
Itu berarti, sesekali Cliff akan kubawa ke sini untuk mengembangkan alat sihir yang bisa
melemahkan kutukan Orsted.
Sayangnya, aku tidak bisa menilai apakah alat itu bekerja, karena kutukan itu sama sekali tidak
berdampak padaku. Untuk mendapatkan persetujuan Cliff, aku juga menceritakan pada Orsted
bahwa aku telah mengarang kebohongan.
Tanpa sedikit pun merubah ekspresi wajahnya, dia menyetujuinya dengan mengatakan ’Aku
paham’.

102
Tapi, Orsted sedikit menegurku karena selama 10 hari terakhir ini, aku sama sekali belum
menghubungi Ariel.
Aku menjelaskan bahwa belakangan ini terlalu disibukkan oleh Eris dan Leo, dan aku
menunggu saat yang tepat untuk mengenalkan Ghyslaine pada Ariel. Yahh, tentu saja itu hanya
terdengar seperti alasan biasa.
Karena masih ada jeda waktu selama sebulan, tampaknya aku terlalu santai.
Kuakui bahwa itu kecerobohanku.
Beberapa hari terakhir ini, tampaknya Orsted telah menemui Perugius secara pribadi.
Orsted memintanya untuk bekerjasama dengan Ariel, namun Perugius tetap menolak.
Dengan keras kepala, Perugius menyatakan dia tidak akan melakukan apapun sampai Ariel
berhasil meyakinkannya bahwa dia pantas menjadi raja.
Luar biasa, Perugius-sama. Bahkan di hadapan Dewa Naga, prinsipnya sama sekali tidak
bergeming.
Aku tidak pernah menyangka dia berani menolak permintaan Orsted mentah-mentah, padahal
seharusnya Perugius segan terhadap Orsted.
Aku jadi sedikit kagum padanya.
Tapi, kesampingkan dulu hal itu.
Sekarang saatnya menceritakan Luke yang diam-diam datang ke rumahku untuk meminta
bantuan.
Kemungkinan, Luke telah dipengaruhi Hitogami.
Dia terlihat begitu galau saat memintaku bersekutu dengan Ariel.
Dengan mempertimbangkan kemungkinan itu, aku bertanya pada Orsted apakah kita akan
merubah rencana? Namun, Orsted menjawabnya dengan tegas.
"Tidak ada perubahan…kita tetap akan mendukung Ariel.”
Awalnya aku sempat curiga bahwa Hitogami merubah rencananya dengan ikut-ikutan
mendukung Ariel. Sehingga, barang kali kita perlu sedikit menyesuaikan rencana kita. Namun
ternyata Orsted tidak berubah pikiran.
Tampaknya, naik tahtanya Ariel merupakan hal yang begitu penting bagi Orsted.
Namun, Orsted sedang memikirkan bagaimana cara menangani Luke.
Setelah terdiam selama beberapa menit, tiba-tiba dia berkata.
"Mungkin kita harus membunuh Luke ..."
Aku tercengang.
Barusan saja, dia menggumamkan kalimat yang begitu berbahaya.
"Apakah kita benar-benar perlu membunuhnya??"
"..."
Orsted menunjukkan ekspresi wajah yang begitu mengerikan.
Ah tidak…itu bukan mengerikan.
103
Memang seperti itulah wajahnya.
Dia memegang dagunya, sembari menatap tajam pada suatu titik di meja.
"Sebenarnya aku tidak tahu apa yang akan dilakukan bidak Hitogami itu."
"...B-begitukah…."
Bunuh Luke.
Aku sudah siap mental, namun saat mendengar perintah itu, aku jadi merasa gelisah.
Membunuh Luke, yang begitu mementingkan Ariel.
Sebisa mungkin, aku tidak ingin membunuh siapapun di dunia ini.
Mungkin aku telah membunuh orang secara tidak langsung, namun aku tidak akan menodai
tanganku dengan darah siapapun.
Jika aku harus membunuh, kenapa harus Luke orangnya? Aku tidak begitu akrab dengannya,
tapi dia masihlah kenalanku.
Saat memikirkan itu, aku merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Namun, pada saat yang sama, aku juga merasa pasrah seolah tidak punya pilihan lain.
Kalau kau menjadi musuh yang membahayakan keluargaku, maka lebih baik kubunuh kau.
Itulah yang kurasakan.
Aku tidak ingin mengasihaninya, kemudian dia membalas kebaikanku dengan merebut hal
yang begitu berharga dariku.
Tapi tetap saja… apakah tidak masalah aku membunuh seseorang hanya karena tidak punya
pilihan lain?
Aku tidak peduli jika orang-orang mengecapku sebagai pembunuh.
Namun, masih ada keraguan di hatiku.
Aku sendiri tidak mengira akan seragu ini saat hendak membunuh orang lain.
"Tapi, belum tentu dia telah dikendalikan oleh Hitogami, kan?"
Aku coba memberikan harapan pada Luke, namun Orsted menggelengkan kepalanya.
"Tidak, jika dia menemuimu pada saat-saat seperti ini, maka kemungkinannya semakin tinggi."
"Saat-saat seperti ini? Apa maksudnya?"
Mendengar itu, Orsted mengangguk dalam-dalam.
"Sekarang aku tanya….mengapa dia begitu panik menemuimu? Padahal berita tentang raja
yang jatuh sakit belum datang, dan negosiasi dengan Perugius belum berakhir, meskipun dia
masih berkata tidak. Itu artinya, ada seseorang yang membocorkan masa depan padanya. Siapa
lagi kalau bukan Hitogami.”
Kalimat terakhir yang diucapkan Orsted dipenuhi dengan kebencian.
Sebesar itulah amarah Orsted pada Hitogami.
"... Tunggu dulu, tapi mengapa dia memintaku untuk bersekutu dengan Ariel? Kalau Hitogami
ingin mencegah Ariel menjadi raja, maka bukankah seharusnya dia memintaku untuk tidak
mendekati Tuan Putrinya lagi?”
104
"Tujuan Hitogami adalah mengendalikan seseorang di Kerajaan Asura, dan membuatmu
terjebak dalam perangkapnya. Jadi, dia tidak peduli siapapun yang akan naik tahta. Sekarang
dia tidak lagi bisa melihat sosokmu, itulah kenapa dia menggunakan Luke. Dia masih berusaha
mengamati semua pergerakanmu, seperti seorang mata-mata yang mendengarkan pembicaraan
targetnya dari balik dinding.”
"Jadi, Luke sedang memata-mataiku.”
"Ya, itu mungkin saja. Karena resikonya terlalu besar, maka lebih baik kau menjauhi Luke,
atau bahkan membunuhnya.”
Orsted membantah semua pendapatku.
Memang sulit jika salah satu rekanmu merupakan mata-mata musuh. Aku harus berusaha
menyembunyikan berbagai hal, sembari tetap mendekati Ariel.
"Tapi, kalau aku sampai membunuh Luke ... bukankah itu akan mempengaruhi Ariel dan yang
lainnya?”
"...Apa maksudmu?"
Aku juga mempertimbangkan dampaknya.
Jika Luke mati, akan terjadi efek domino yang mungkin akan merugikan kita.
"Kalau tidak salah namanya Derrick Redbat, kan? Dia lah orang yang seharusnya menjadi
Perdana Menteri Kerajaan Asura yang diperintah Ariel. Sekarang dia sudah meninggal. Dengan
begitu, satu-satunya orang yang mungkin menjadi tangan kanan Ariel adalah Luke.”
Jika Luke terbunuh, Ariel akan sendirian.
Yah, setidaknya masih ada dua orang pengawal dan Sylphy, sih ...
Namun, sepertinya peran Luke adalah yang terbesar di antara mereka.
Bukan berarti ada hubungan cinta di antara Ariel dan Luke, itu lebih seperti hubungan
kekerabatan antara aku, Zanoba, dan Cliff.
Mereka adalah orang-orang yang tidak akan pernah mengkhianatiku, tak peduli apapun yang
terjadi.
"Ketika memanipulasi Luke, Hitogami pasti juga sudah mempertimbangkan hal ini. Dia tahu
bahwa identitas Luke akan terbongkar, sehingga aku atau Orsted-san akan membunuhnya.”
Jika Luke mati, entah apa yang akan terjadi pada Ariel.
Manusia adalah makhluk yang lemah.
Mungkin Ariel terlihat tabah, tapi tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi padanya jika
salah satu orang terpenting dalam hidupnya meninggal.
Aku telah melihat banyak contoh, dimana orang yang hebat berubah menjadi sampah ketika
orang yang penting baginya mati. Salah satunya adalah si kakek.
Maka, asalkan masih hidup, tidak masalah jika Luke dikendalikan bagai boneka oleh Hitogami
...
Sembari berpikir begitu, aku membaca ekspresi Orsted.
"... Yahh, mungkin omonganmu ada benarnya. Bagi Ariel, Luke adalah orang yang penting.
Jika dia mati, mungkin juga Ariel tidak akan naik tahta.”

105
Tampaknya Orsted khawatir bila Ariel tidak berguna lagi untuknya.
"Mungkin saat ini, lebih baik kita biarkan saja Luke beraksi. Tentunya, kita akan terus
mengawasinya.”
Aku masih ragu membunuhnya.
Luke juga merupakan teman dekat Sylphy.
Secara garis keluarga, dia masihlah sepupuku. [15]
Aku memang tidak begitu akrab dengannya, namun kalau memungkinkan, aku tidak ingin
siapapun terbunuh.
Tentu saja, itu hanyalah harapanku. Bisa saja aku lalai, dan akhirnya membunuh seseorang
tanpa sengaja.
Setelah mempertimbangkan kata-kataku, Orsted menjawab dengan tenang.
"Baiklah…aku setuju."
"Ya."
Saat situasi semakin kacau, mungkin akhirnya aku akan membunuh Luke.
Kalau aku benar-benar melakukannya, bagaimana perasaan Sylphy padaku?
Apakah dia akan begitu kecewa padaku, sampai-sampai menceraikanku?
Membayangkannya saja sudah membuat perutku sakit.
Namun, aku sudah siap melakukannya jika tidak ada pilihan selain membunuhnya.
Oke, sudah cukup membahas Luke.
"Kau pernah bilang bahwa Hitogami tidak bisa mengendalikan sejumlah orang sekaligus,
kan?”
Aku menggali lebih dalam hal-hal yang ingin kudengar.
"Nah kalau begitu…berapakah jumlah orang terbanyak yang bisa dia kendalikan?"
Aku yakin Orsted pernah mengatakan itu sebelumnya.
Dengan kata lain, mungkin saja ada orang selain Luke yang sedang Hitogami manipulasi saat
ini.
"Itu tidak pasti, tetapi di masa lalu aku pernah mendengar Hitogami punya tiga bidak sekaligus.
Jadi, mungkin hingga tiga orang."
Tiga orang.
Itu sangat sedikit.
"Paling banyak tiga orang saja?"
"Ketiga orang itu pernah berusaha membunuhku, namun selanjutnya mereka tidak lagi
menyerangku secara langsung. Jadi, anggaplah Hitogami bisa mempengaruhi tiga orang
sekaligus.”
"Siapa yang kau lawan?"
"Mereka adalah Dewa Pedang, Dewa Utara, dan Raja Iblis."

106
Dan Orsted telah membunuh ketiganya.
Dua orang anggota Tujuh Kekuatan Dunia, dan seorang Raja Iblis.
Bahkan setelah memiliki bawahan sekuat itu, Orsted masih bisa menggagalkan rencana
Hitogami. Luar biasa…menyerah sajalah, Dewa Manusia.
Kalau aku berada di posisi Orsted saat itu, mana mungkin aku selamat.
Seperti yang kualami, Hitogami juga menghabiskan banyak waktu untuk merubah takdir.
Dewa Manusia sepertinya menyukai Pythagora Switch. [16]
"Aku penasaran, mengapa hanya tiga orang ..."
"Itu karena kemampuannya meramal masa depan juga ada batasnya."
"Jadi, paling banyak dia hanya bisa meramal masa depan tiga orang?”
"Benar."
Namun, kemampuan Hitogami bukan hanya melihat masa depan. Dia bisa masuk ke dalam
mimpi seseorang, dan berdialog dengan orang tersebut. Itu juga berbahaya, karena Hitogami
begitu pandai bersilat lidah. Mungkin dia hanya bisa melihat masa depan tiga orang saja.
Namun kalau dia bisa masuk ke dalam mimpi lebih dari tiga orang, kemudian mengendalikan
mereka hanya dengan berdialog, maka jumlah anak buahnya bisa bertambah.
Ah tidak, itu terlalu beresiko. Senjata terampuhnya dalam memanipulasi orang lain adalah
kemampuannya meramal masa depan. Itulah yang membuat orang lain begitu mudah percaya
padanya. Hitogami benci melakukan hal yang terlalu beresiko, maka dia tidak akan
menampakkan dirinya pada seseorang yang sulit dimanipulasi.
Maka, anggap saja jumlah maksimal anak buah Hitogami adalah tiga orang.
Berdasarkan asumsi itu, ayo kita telaah lagi masalah yang sedang kita hadapi sekarang.
"Katakanlah Luke telah dikendalikannya…maka seharusnya masih ada 2 orang lagi."
"Tapi, aku tidak yakin dia bisa mengendalikan tiga orang pada waktu yang sama.”
"Baiklah…tapi, kalau aku boleh menduga, kurasa salah satu bidak Hitogami ada di Kerajaan
Asura.”
"Mengapa kamu berpikir begitu?"
"Jika Hitogami tidak ingin Ariel-sama menjadi ratu, maka bukankah sebaiknya dia
mengendalikan lawan-lawan politiknya. Dia juga bisa mengendalikan orang yang dekat dengan
Ariel-sama untuk menjual informasi tentangnya.”
"Bahkan tanpa melakukan hal seperti itu, Hitogami bisa membaca pikiran seseorang. Maka,
dia sendiri lah yang akan menyampaikan informasi itu pada korbannya, tanpa perlu
menggunakan perantara lain.”
Orsted mengangguk dengan yakin.
Ya, itu masuk akal.
"Kalau aku harus pergi ke Kerajaan Asura, aku masih mengkhawatirkan keselamatan
keluargaku dari gangguan Hitogami.”

107
"Dia tidak akan semudah itu mengganggu keluargamu, karena kau telah memanggil hewan
magis. Jangan remehkan Hewan Suci itu."
"Dia lebih hebat daripada Arumanfi?"
"Jangan membandingkannya dengan Tsukkaima Perugius."
Dia hanyalah seekor anjing yang suka jalan-jalan dan ngompol di kasur...... rasanya sulit
mempercayai perkataan Orsted.
Yahh, tapi Orsted kan juga bisa melihat takdir. Jadi, aku tidak boleh berburuk sangka pada si
anjing.
"Dugaanmu menarik juga. Setelah kupikir-pikir lagi, mungkin Hitogami benar-benar memiliki
bidak di Kerajaan Asura.”
"Menemukan bidak Hitogami adalah salah satu cara untuk mengalahkannya.”
"Itu benar. Dua orang sudah menjadi tersangka, jadi kurang seorang lagi. Mungkin orang ketiga
sama sekali tidak berhubungan dengan kita. Jadi, jangan sampai lengah.”
Untuk mengalahkan Hitogami, kami harus menemukan ketiga orang itu, dan mengalahkannya.
Sepertinya ini akan berulang-ulang.
Saat ini, kami hanya bisa menduga bahwa Luke sudah terkontaminasi pengaruh Hitogami. Dan
kemungkinannya cukup besar.
Orang kedua dan ketiga masih belum diketahui.
"Nah sekarang, aku akan menanyakan hal sebaliknya. Apakah ada orang yang bisa kita
pastikan tidak terpengaruh oleh Hitogami?”
Gunakan logika terbalik untuk menemukan jawaban.
Namun, siapapun bidaknya, rencana kami tidak akan berubah.
Tapi, kalau Zanoba dan Cliff tiba-tiba terpengaruh oleh Hitogami bagaimana? Sanggupkah aku
membunuh mereka….
Kalau itu sampai terjadi, maka aku tidak tahu harus berbuat apa.
"Keluargamu aman, dia tidak bisa mengusik mereka. Kau sudah memiliki gelang itu dan juga
hewan magis penjaga"
"Lantas bagaimana dengan Cliff dan Zanoba ...?"
"... Bisa saja mereka terkena pengaruh Hitogami, jadi berhati-hatilah."
Beneran nih….
Aku tidak mau itu terjadi ...
"Apakah ada cara untuk mengamankan mereka dari pengaruh Hitogami?"
"Tidak ada. Tapi setidaknya, kau bisa memperingatkan mereka agar tidak mempercayai
omongan makhluk bernama Hitogami, ketika muncul lewat mimpi. Namun, sepertinya itu
percuma saja…”
Percuma saja…
Begitukah?

108
Sangat disayangkan.
Tapi, Hitogami tidak mempengaruhi sembarang orang.
Mari berdoa bahwa Cliff dan Zanoba bukan termasuk kriteria orang yang berguna bagi
Hitogami.
"Kalau begitu, sekarang giliranku membujuk Perugius untuk berpihak pada Ariel-sama.”
"Aah. Silahkan coba. Dan jangan pernah lengah dari bidaknya Hitogami.”
"Ya."
Tidak ada rencana yang berubah. Misi ini terus berjalan seperti perintah awal.
Kalau begitu, kali ini aku harus menemui Ariel.
Bagian 2
Sebelum pamit, lagi-lagi Orsted memberiku benda sihir.
Meskipun Orsted memberikannya secara gratis, namun aku menganggapnya sebagai barang
pinjaman.
Maka, dia meminjamiku jubah sihir.
Warna jubahnya abu-abu.
Warnanya cukup cocok dengan pakaian yang biasa kupakai sehari-hari.
"Jubah ini pernah dipakai oleh Pertapa Agung Titiana 1000 tahun yang lalu. Bahannya terbuat
dari kulit Death Adder Rat, kemudian dijahit oleh benang yang mengandung sihir. Jubah ini
memiliki ketahanan tinggi terhadap sihir, dan juga sayatan benda tajam. Sudah lama jubah ini
tersimpan di dalam dungeon. Ketika memakainya, bobot tubuhmu seakan berkurang
setengahnya, sehingga kau bisa bergerak seringan angin. Karena kau tidak bisa menggunakan
Touki, maka benda sihir ini cocok untukmu.”
Begitulah penjelasan si bos.
Sepertinya benda ini cukup menakjubkan.
"Berapa harga jubah ini bila diuangkan?"
"Aku mengambilnya dari tempat penyimpanan ras naga ... tapi jika kau jual, mungkin harganya
tidak terlalu tinggi. Tapi, aku meminjamkan ini untuk melindungimu. Jadi, lebih baik jangan
kau jual. Gunakan saja sendiri.”
Ternyata tidak begitu mahal ya… aku jadi malu.
Ngomong-ngomong, seperti apakah tempat penyimpanan ras naga itu?
Apakah di dalamnya dipenuhi oleh benda-benda sihir seperti ini ...
Sepertinya iya.
Mungkin di sana ada sepatu sihir seperti yang dipakai Sylphy, atau benda-benda berharga
lainnya.
Tapi, jubah ini sudah cukup untuk mempermudahku bertarung.
Tidak sehebat Magic Armor, sih...

109
Tapi, karena baju zirah itu masih rusak dan belum diperbaiki, maka inilah yang kubutuhkan
saat ini.
Yahh, ayo gunakan jubah pinjaman ini sebaik mungkin.
Bagian 3
Pada malam itu.
Aku memanggil Sylphy ke kamar tidur.
Kalau aku ingin bergabung dengan fraksi Ariel, maka aku harus membicarakannya dulu
dengannya.
Seolah sudah membaca ekspresi serius di wajahku, Sylphy pun tidak mengenakan gaun
malamnya.
Jika kita akan membahas topik yang serius, tentu saja lebih baik mengenakan pakaian biasa,
supaya tidak gagal fokus.
"Jadi…apa yang ingin Rudi bicarakan padaku malam ini?"
Sylphy mengatakannya dengan wajah tegang.
"Sylphy. Jujur saja ya….."
"Mm."
"….aku sudah memutuskan untuk bergabung dengan fraksi Ariel-sama."
Saat kuucapkan itu, Sylphy hanya bereaksi dengan memasang ekspresi bingung di wajahnya.
Lalu, dia tersenyum bahagia, namun sesaat kemudian dia kembali pasang wajah bingung.
"Kau yakin?"
"Ya."
"Tunggu dulu….ini bukan kehendak Rudi, kan?”
"Ya….ini adalah perintah Orsted.”
Setelah kukatakan itu, wajah Sylphy menjadi suram.
Ahh, sudah kuduga, lebih baik aku tidak menyebutkan nama Orsted.
Baiklah….kalau sudah begini, mungkin lebih baik aku mengungkapkan semuanya.
Aku juga perlu mengungkapkan bahwa Luke mungkin saja akan kubunuh.
Tapi…..bagaimana cara menyampaikannya??
Kalau Sylphy mengetahui hal itu, maka apa yang akan dia pikirkan?
Bukankah dia selalu membenci Orsted?
Sementara aku masih ragu-ragu, Sylphy pun berkomentar.
"Menurut Rudi, apa tujuan Orsted menyuruhmu bersekutu dengan Ariel-sama? Dan apa
untungnya bagi Orsted?”

110
"Dia ingin membangun koneksi dengan Kerajaan Asura melalui diriku. Saat ini, mungkin dia
tidak begitu diuntungkan oleh hubungan itu, namun sepertinya dia akan meminta bantuan kita
suatu saat nanti.”
"Bukankah dia Dewa Naga yang sakti? Dia bahkan bisa mengalahkan Rudi meskipun telah
menggunakan Magic Armor sehebat itu. Aku tahu Kerajaan Asura adalah negara terbesar di
dunia, namun apa untungnya bagi Orsted bekerjasama dengan kerajaan kami?”
"Sylphy, kekuatan dan kekuasaan adalah dua hal yang berbeda. Tidak semua hal di dunia ini
bisa diselesaikan dengan kekuatan….namun, kekuasaan bisa melakukannya. Bahkan Orsted
sekalipun menginginkan hal seperti itu. Suatu hari nanti, pasti Kerajaan Asura akan berguna
baginya.”
Ini adalah suatu langkah strategis.
Naik tahtanya Ariel adalah proyek jangka panjang, yang manfaatnya baru terasa 100 tahun
kemudian.
Aku ingin mengungkapkan itu, namun sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Bagaimanapun juga, Orsted juga bisa membaca takdir seseorang.
Tapi, aku masih tidak tahu bagaimana cara Orsted memanfaatkan posisi Ariel.
Setidaknya, dari buku harian itu aku tahu bahwa Hitogami tidak ingin Ariel menjadi raja.
Bahkan dia sudah menyusun suatu skenario agar Ariel dan para pengikutnya dijagal di
pinggiran kota.
Orsted berusaha mencegah terwujudnya semua rencana Hitogami.
Menggagalkan semua rencana lawanmu adalah salah satu cara untuk mengalahkannya.
Itulah yang dipikirkan Orsted.
Kalau aku sih tidak ambil pusing. Selama keluargaku aman, aku akan mengikuti semua
perintah Orsted.
Dengan membantu Ariel menjadi raja, maka secara ototmatis aku akan berpihak pada fraksi
Putri Kedua.
Tentu saja…itu juga berarti aku akan terlibat dalam konfrontasi politik antar bangsawan.
Itu sungguh berbahaya.
Sejujurnya, aku pun berpikir bahwa resiko itu terlalu besar.
Kalau bisa sih, aku hanya ingin hidup damai tanpa berpihak pada fraksi politik manapun.
Tapi, mari kita berpikiran positif kali ini.
Ariel akan menjadi ratu, Ariel banzaiii.
Itu berarti, para sahabat Ariel juga berhasil mencapai tujuannya, Sylphy banzaiii.
Itu berarti, rencana Hitogami juga berhasil digagalkan, Orsted banzaiii.
Sylphy akan semakin cinta padaku, dan si bos akan semakin mempercayaiku.
Begitu banyak keuntungan yang akan kita dapatkan.
"Yah, Meskipun Orsted sedang merencanakan sesuatu, seharusnya itu bukanlah hal yang buruk
bagi Ariel, bukankah begitu?”
111
"Hm ... yah, itu benar. Ada banyak orang jahat di Kerajaan Asura. Mungkin kita bisa mengadu
Orsted, yang juga jahat, dengan mereka.”
Sylphy sungguh kejam.
Kalau tahu ini, aku penasaran bagaimana wajah Orsted.
Pasti wajahnya akan semakin mengerikan, seperti seorang Yakuza yang akan menghajar
siapapun yang menyenggolnya.
Hiii, aku tidak mau membayangkannya.
"Semuanya terserah Ariel-sama, apakah dia bersedia menerima bantuan Orsted, atau tidak…..”
Sylphy menyipitkan matanya ketika mengatakan itu.
"Aku berani menjamin Orsted tidak akan mengkhianati kita."
"Sungguh?"
“Ya.”
"Mengapa Rudi begitu yakin bahwa Orsted tidak akan mengkhianati kita?"
Yahh, bukannya begitu sih.
Aku pun tahu bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu.
Tetapi jika dibandingkan dengan Hitogami, aku masih jauh mempercayai Orsted.
Setidaknya, saat aku memerlukan Orsted, dia selalu menanggapi panggilanku.
"Sebenarnya…bukannya mustahil dia akan mengkhianati kita. Tapi, aku bisa merasakan
ketulusan pada niatan Orsted. Paling tidak, dia tetap akan menjadi rekan kita, selama kita masih
berguna dan tidak memusuhinya.”
"Begitu ya..."
Sylphy masih tampak galau.
"Baiklah. Apakah Orsted bisa dipercaya atau tidak, kita akan segera mengetahuinya.”
"Kau yakin akan memberinya kesempatan?"
"Tidak ada gunanya aku berdebat dengan Rudi sekarang. Rudi tampaknya begitu mempercayai
Orsted.”
"Yah, itu benar."
"Itulah kenapa perdebatan ini tidak akan pernah selesai."
Sylphy mengatakannya sembari menghela napas panjang.
Dia menegakkan punggungnya, lalu menatap lurus ke mataku.
"Kalau begitu, sekarang lebih baik kita bicarakan detailnya. Rudi, cara apa yang akan
digunakan Orsted untuk membantu Ariel-sama.”
Dia mengatakan itu dengan tatapan mata yang tajam.
Dia jarang menunjukkan tatapan mata seperti itu ketika berhadapan denganku. Namun, aku
pernah merasakannya saat dia masih menjadi Fitts-senpai, yaitu sang pengawal setia Tuan Putri
Ariel.

112
Dengan ekspresi wajah seserius itu, kesan imut Sylphy telah sepenuhnya menghilang. Yang
tersisa hanyalah ketegasan seorang ksatria yang bermartabat.
"Pertama-tama, Orsted akan membantu kita meyakinkan Perugius-sama."
"Dewa Naga dan Raja Naga…. Bukankah itu berarti posisi Dewa Naga lebih tinggi?
Seharusnya kekuatan Orsted sudah lebih dari cukup untuk membantu Ariel-sama mengalahkan
musuh-musuhnya. Lantas, mengapa dia masih membutuhkan bantuan Perugius-sama?”
"Itu karena Perugius-sama memiliki pengaruh yang lebih kuat pada rakyat Asura. Dia dikenal
sebagai pahlawan legendaris yang menyelamatkan umat manusia dari cengkraman Dewa Iblis.
Meskipun lebih kuat, Orsted tidak memiliki pengaruh apapun di Kerajaan Asura. Seperti yang
kubilang tadi, kekuatan dan kekuasaan adalah dua hal yang berbeda.”
Namun, prinsip Perugius bukanlah hal yang mudah digoyahkan, bahkan oleh Dewa Naga
sekalipun.
"Tapi sayangnya, Perugius-sama tidak akan semudah itu memberikan persetujuannya. Dia
mengabaikan bujukan siapapun, tak peduli itu Ariel-sama, Luke, aku, bahkan Orsted.”
"Sepertinya begitu."
Orsted pun harus menghormati keputusan Perugius. Dia tidak boleh memaksanya dengan
kekuatan.
"Tetapi, tampaknya Perugius-sama cukup menyukai Zanoba. Beliau pun juga sering membantu
Rudi. Aku penasaran… apa ya bedanya.”
"Kalau soal perbedaan….mungkin itu karena aku dan Zanoba tidak menginginkan kedudukan.”
"Apakah Perugius-sama membenci orang yang menginginkan kedudukan?"
Cara berpikir seperti itu mungkin terlalu sempit.
Bukannya Perugius membenci kedudukan, namun dia hanya bersedia membantu orang-orang
yang pantas menjadi raja.
"Ataukah, sejak awal Perugius-sama tidak berniat membantu Ariel-sama?”
"Tidak, kalau dia memang membenci Ariel-sama secara pribadi, seharunya Ariel-sama bahkan
tidak diijinkan mengunjungi kastil langit. Menurutku, dia sedang menguji kelayakan Ariel-
sama untuk menjadi raja.”
"Begitukah ... hm."
Sylphy memiringkan kepalanya sembari bersedekap.
"Yang jelas, selama beberapa hari ke depan, aku ingin mendapat kesempatan untuk berbicara
dengan Ariel-sama. Boleh, kan?”
"Tentu saja boleh. Baiklah, biar aku yang mengatur waktunya. Eh….Luke juga boleh ikut,
kan?”
"Ah, tentu saja boleh. Tapi, tolong rahasiakan soal perintah Orsted ini. Dan, jika Ariel-sama
bertanya mengapa tiba-tiba aku memihak padanya, jawab saja Luke dan dirimu telah
membujukku.”
"Mengapa kita menyembunyikan perintah Orsted? Rudi sudah menjadi rekan Orsted, dan jika
kau mengatakan bahwa kerjasama ini atas dukungan Orsted, bukankah itu akan membuat Ariel-
sama senang?”

113
Dukungan Dewa Naga.
... Tetapi, aku tidak ingin informasi seperti itu didengar oleh Luke yang sedang dikontrol oleh
Hitogami.
Meskipun belum jelas apakah Luke benar-benar sudah dikendalikan Hitogami.
"Kita tidak pernah tahu dimanakah Dewa Manusia akan menempatkan anak buahnya, jadi
sebisa mungkin aku ingin merahasiakan perintah dan rencana Orsted.”
"... Orsted bermusuhan dengan Dewa Manusia, ya? Apakah Dewa Manusia itu jahat?"
"Tak peduli jahat atau tidak, yang jelas dia pernah berencana membunuh Roxy dan juga
mengincar Sylphy. Dia juga yang telah menghasutku untuk bertarung melawan Orsted, dengan
tujuan mencelakaiku. Dia adalah musuh keluarga kita.”
"Eh, aku juga diincarnya ...?"
Sembari mengatakan itu, Sylphy melihat sekelilingnya dengan waspada.
"Sekarangpun aku masih diincarnya?"
"Aku tidak tahu, tapi kurasa dia belum menyerah ..."
"Kalau begitu, kita harus tetap waspada."
"Ya. Berhati-hatilah saat berjalan di pusat maupun pinggiran kota."
Saat kukatakan itu, Sylphy hanya tertawa.
"Di kota ini, satu-satunya orang yang akan menyerangku hanyalah Rudi.”
Haha, dia malah bercanda.
Kalau begitu, ayo kita serang dia habis-habisan malam ini.
Maka, Sylphy pun meminta Ariel meluangkan waktunya untuk bertemu denganku.
Bagian 4
"...nah, kemudian….."
Namun, pembicaraan itu belum berakhir.
"Kalau Rudi memutuskan untuk berpihak pada Ariel-sama, maka Rudi akan ikut pergi ke
Kerajaan Asura, kan?”
"Yah, tentu saja. Mana mungkin aku mengatakan ’Da-dahh, hati-hati di jalan’, setelah
bergabung dengan fraksinya.”
Tentu saja misi di Kerajaan Asura tidaklah mudah, mungkin saja seorang bidak Hitogami
sedang menunggu kami di sana.
Aku juga harus menemukan wanita bernama Tristina itu.
Ada banyak hal yang perlu kulakukan di Kerajaan Asura.
"Aku juga ikut."
"... eh?"

114
"Aku tahu bahwa Rudi pasti akan memintaku menjaga Lucy. Aku pun tahu bahwa Ariel-sama
dan Luke lebih menginginkan agar aku hidup dengan aman di Sharia. Tapi tetap saja, aku ingin
membantu kalian secara langsung. Aku tidak ingin berpisah dengan Ariel-sama.”
Sylphy menggenggam tanganku saat mengatakan itu.
Aku bisa merasakan genggaman tangannya yang begitu lembut.
Namun, cengkramannya cukup kuat.
"Kumohon, Rudi. Bawa aku juga."
Aku balik menggenggam tangan Sylphy.
Sejujurnya, aku ingin Sylphy tinggal di rumah.
Itulah egoku, aku ingin Sylphy menjaga Lucy di tempat yang aman.
Tugas seorang istri adalah menjaga apapun yang ditinggalkan suaminya. Aku tidak pernah
berniat membawa Sylphy ke tempat yang berbahaya.
Tapi tetap saja, Sylphy ... ah, aku tidak mau sedikit pun membahayakan nyawanya.
Tapi, Sylphy, Ariel, dan Luke sudah bersama selama bertahun-tahun.
Semenjak bencana teleportasi terjadi, mereka selalu hidup bersama. Berbagai hal telah mereka
alami, mulai dari senang sampai sedih.
Seperti halnya aku, Eris, dan Ruijerd.
Eris ... pernah meninggalkanku, dan rasanya sakit sekali.
Jika Ruijerd berada dalam masalah, aku tidak akan ragu membantunya.
Tapi…sekarang aku sudah punya keluarga. Jadi, aku akan mempertimbangkan berbagai hal
terlebih dahulu.
Namun, aku tetaplah memprioritaskan kepentingan Ruijerd di atas teman-temanku lainnya.
Tentunya Sylphy juga merasa seperti itu.
Sylphy tahu bahwa merawat Lucy adalah hal penting yang tidak bisa diabaikan.
Tetapi, jika teman-teman dekatnya berada dalam bahaya, maka tentu saja dia ingin menolong
mereka. Dia pasti sudah berpikir ribuan kali untuk mendahulukan kepentingan Ariel di atas
kepentingan keluarganya.
"Baiklah. Sylphy boleh ikut denganku."
"...Ya!"
Sylphy tersenyum lebar dan mengangguk dengan bahagia.
Saat melihat itu, aku tiba-tiba teringat apa yang dikatakan Hitogami.
Pembicaraan tentang nasib naas Sylphy yang menanti di Asura.
Aku tidak ingin mempercayai itu, namun tentu saja nyawa Sylphy akan dipertaruhkan jika dia
ikut pergi ke daerah konflik.
... Apakah aku terlalu mengkhawatirkannya?
Sejarah telah berubah.

115
Adegan-adegan di buku harian itu tidak akan terjadi semenjak tikus itu berhasil kubunuh.
Tetapi, lebih baik aku memperingatkannya.
"... Sylphy."
"Apa?"
"Dewa Manusia tidak pernah menunjukkan dirinya. Dia hanya mengendalikan orang lain untuk
mencelakakan aku dan Orsted.”
"... Seperti ketika dia menghasut Rudi dan Orsted untuk saling bunuh?"
"Ya."
Aku berhenti sejenak, kemudian…. akhirnya kuberitahu Sylphy tentang apa yang selama ini
mengganjal di pikiranku.
"Maka, kita juga harus berhati-hati pada orang-orang yang dikendalikan Dewa Manusia... Ada
seseorang yang kuduga telah jatuh dalam kendali Dewa Manusia. Sayangnya, orang ini cukup
akrab dengan kita.”
"Orang yang cukup akrab dengan kita?"
"Ya…. Dia adalah Luke."
Saat kuberitahu dia, wajahnya langsung menegang.
"... Rudi. Itu tidak mungkin. Orsted berusaha mendukung Ariel-sama untuk menjadi raja, kan?
Dengan kata lain, Dewa Manusia berusaha menggagalkan rencana itu. Lantas, mengapa dia
harus mengendalikan Luke? Yang selama ini begitu mendukung Ariel-sama untuk naik tahta?
Itu sungguh tidak mungkin, Rudi. Luke tidak mungkin mengkhianati Ariel-sama.”
"Tapi, Dewa Manusia bisa memanipulasi siapapun dengan perkataan manisnya. Luke tidak
terkecuali.”
"..."
Sylphy menatapku dengan tajam.
Namun, aku masih bisa merasakan emosinya yang terkendali.
Mungkin, inilah pertama kalinya Sylphy menatapku dengan begitu serius.
"Jika Luke kehilangan kendali, kemudian membahayakan Ariel-sama ... biar aku sendiri yang
membunuhnya.”
Sylphy mengatakannya dengan nada yang tegas.
Dia bilang akan membunuh Luke dengan tangannya sendiri.
Baru kali ini aku melihat ekspresi yang begitu menakutkan di wajah Sylphy. Dia pun
melanjutkan…
"Jangankan Luke…. Aku pun pantas mati jika berkhianat pada Ariel-sama.”
Aku bisa mengerti perasaan Sylphy.
Kalau aku mencelakai Ruijerd, tentu saja Eris tidak akan segan menyerangku.
Seperti itulah perasaan Sylphy saat ini.
"Aku mengerti ... Maafkan aku karena telah mengatakan hal ini.”
116
"Hm. Rudi tidak perlu meminta maaf. Aku justru berterimakasih karena Rudi telah
memperingatkanku.”
Akhirnya, senyum kembali merekah di wajah Sylphy.
Saat melihat senyuman itu, gajahku mulai bereaksi.
Tapi…. kalau kami benar-benar harus menghentikan Luke dengan membunuhnya….
Maka tidak akan kubiarkan tangan Sylphy ternoda oleh darah.
Biar aku saja yang melakukannya.

117
Bab 8
Organisasi Kerjasama

Bagian 1
Saat aku tiba di Kastil Langit, Ariel sedang pesta teh bersama yang lainya.
Sylvaril lah yang menyambutku, namun Perugius tampaknya tidak hadir.
Ariel sedang duduk dengan begitu sopan.
Sekilas, semuanya berjalan baik-baik saja, namun ternyata tidak demikian.
Ternyata wajah Ariel tampak lelah seperti pegawai yang habis pulang kerja.
Dari ujung rambut sampai ujung jari kaki, dia tampak payah.
Penampilannya tampak anggun seperti biasa, namun kalau diamati lebih detail, ada kantung
mata pada wajahnya yang menunjukkan kelelahan.
Tampaknya dia tertekan.
Di sebelahnya, ada Nanahoshi.
Ariel sedang menatap gadis itu, seolah berkata, 'Hey, katakan sesuatu padaku, tidakkah kau
lihat aku sedang kesulitan?'
Namun Nanahoshi hanya mengabaikannya.
Dia juga tampak tidak nyaman.
Sepertinya, Nanahoshi tidak menolak diajak pesta minum teh, namun dia tidak mau
dipusingkan oleh konflik antara Ariel dan Perugius.
Dia memang apatis.
Tapi, kenapa dia bersedia ikut pesta minum teh? Apakah sungkan pada Ariel yang telah
memberinya bantuan saat sakit?
Saat itu, Ariel hanya meminjamkan beberapa alat sihir, namun yang penting niatnya.
"Ah! Rudeus!"
Mungkin, karena suasananya semakin canggung, maka akhirnya dia menyapaku.
"Sini! Duduklah bersama kami!"
Kuturuti ajakan Nanahoshi, kemudian aku pun duduk di antara dirinya dan Ariel.
Sylvaril menuangkan teh untukku, saat aku duduk.
Namun, tidak seperti biasanya, dia meletakkan cangkir tehku dengan kasar. Bahkan, aku bisa
merasakan tatapan dingin dari balik topengnya.
Apakah dia masih marah padaku karena kupanggil Arumanfi?
Maaf.....
"Rudi.... mohon bantuannya ya."

118
Sylphy yang ikut bersamaku, membisikkan itu sembari memposisikan dirinya di belakang
Ariel.
Ariel terlihat lebih santai saat Sylphy datang menemaninya.
Setelah kutengok kiri-kanan, ternyata di sana juga ada Luke.
Sebelum datang ke sini, aku sudah mengirim pesan pada Luke yang menjelaskan bahwa aku
bersedia membantu Ariel.
Dia pun tersenyum sekilas saat melihatku.
"Lama tak berjumpa, Rudeus-sama. Kudengar sekarang kau sudah bekerjasama dengan Dewa
Naga Orsted, haruskah aku memberimu selamat?"
Perkataan Ariel terdengar canggung.
Dia mengatakan itu dengan terpaksa.
Mungkin Sylphy sudah membicarakan tentang Orsted pada Ariel.
"Terimakasih, Tuan Putri Ariel, aku pun merasa lega bisa mendapatkan dukungan dari orang
sekuat Orsted."
"Ah, Rudeus-sama juga kuat. Aku tidak akan pernah bisa menandingi orang seperti kalian."
Jadi Ariel sedang merendah?
Mungkin dia benar-benar tertekan saat ini.
"Hey..."
Nanahoshi menyapa sembari mencolek sisi badanku.
"Kemaren Orsted datang menghampiriku."
"Ah, terus bagaimana?"
"Ya aku minta maaf, kemudian dia pun memaafkanku lantas berkata, 'untuk ke depannya, aku
mohon bantuannya'."
"Syukurlah."
Percakapan yang cukup sederhana, namun Nanahoshi terlihat lega setelah menyampaikan itu.
Indahnya saling memaafkan. Andaikan saja permohonan maaf bisa menyelesaikan masalah,
maka kita tidak perlu polisi.
Namun, kalau sampai jatuh korban, aku yakin kata maaf tidak akan cukup.
Setidaknya, aku sekarang tahu bahwa Orsted cukup pemurah.
"Aku juga diijinkan bertemu Orsted-sama."
Terdengar suara Ariel yang merdu dari sampingku.
Itu juga suara yang begitu berkharisma, yang membuat siapapun rela menghamba padanya.
Ariel adalah wanita berambut pirang tercantik yang pernah kulihat.
Inilah jelmaan kecantikan bidadari.

119
Meskipun banyak wanita cantik dan manis di sisiku, mungkin kalau dibuat peringkat, Ariel lah
yang menduduki peringkat pertama.
Kecantikannya begitu natural, seolah-olah bawaan lahir.
Karismanya yang kuat mempermudahnya mempengaruhi orang lain, namun itu tidak berguna
di hadapan orang berprinsip baja seperti Perugius.
Mungkin, karisma itu adalah berkah sekaligus kutukan baginya.
"Orsted-sama begitu menakutkan. Meskipun hanya melihatnya dari kejauhan, aku merasa
terancam."
"Dia bukanlah hewan buas yang menyerang siapapun di hadapannya. Jadi, jangan khawatir."
Aku mengerti.
Jadi Ariel sudah bertemu Orsted.
Tapi, sebaiknya aku tidak bilang bahwa aku bersedia bergabung dengan fraksinya atas perintah
Orsted.
Namun, dia sudah tahu bahwa aku telah berafiliasi dengan Orsted.
"Kuharap juga begitu. Kemaren beliau berkunjung untuk minum teh bersama Nanahoshi-sama,
kemudian undur diri. Wajahnya begitu murung, seolah-olah suasana hatinya sedang buruk,
namun dia sama sekali tidak tersinggung ketika Sylvaril-sama menumpahkan teh pada
bajunya."
Sylvaril menumpahkan teh pada baju Orsted?
Yahh, pasti dia tidak sengaja melakukannya.
Mungkin karena dia begitu takut saat menemuinya.
"Aku bisa merasakan suasana yang tegang, tapi anehnya Nanahoshi-sama terlihat ceria dan
gembira. Bahkan beliau membantu kami mencairkan suasana. Mungkin Orsted-sama adalah
orang yang sangat toleran, meskipun penampilannya terlihat begitu mengerikan."
.....Hah?
Dia bisa berasumsi seperti itu?
Jadi, kutukan itu tidak terlalu berdampak pada Ariel?
Yahh, syukurlah kalau begitu.
Ataukah ini pekerjaan Hitogami?
Kalau Hitogami bisa memanipulasi Ariel, bukankah itu akan sangat menguntungkan baginya?
Daripada repot-repot mengendalikan Luke, lebih baik hasut saja sekalian bosnya.
Tapi Orsted sama sekali tidak memperingatkanku atas kemungkinan ini.
Mungkinkah Hitogami memang tidak bisa mengendalikan Ariel?
"Namun, sepertinya Orsted dibenci hanya karena kutukannya."
"Sungguh? Kalau begitu, lebih baik aku menyapanya. Tapi, apakah aku sanggup melakukannya
ya ... Melihat dari kejauhan saja sudah ketakutan, kalau dia mendekatiku, mungkin aku bisa
pipis di celana."

120
Ariel mengatakan itu sembari cekikikan.
"Pipis....."
"Yahh, pipis di depan orang sungguh tidak sopan ya...."
"Ah..."
"Ariel-sama!!"
Sylphy langsung berdeham untuk mengalihkan perhatian.
Aku sih sudah terlanjur mendengarnya.
Ataukah aku harus pura-pura tidak mendengar?
Duh, bangsawan Asura memang mesum-mesum.
Namun, aneh rasanya mendengar kata seperti itu diucapkan oleh orang berkharisma tinggi
seperti Ariel.
"Rudi!! Jangan berpikir yang tidak-tidak pada Ariel-sama!!"
"Siap..."
Memangnya, bagaimana cara kencing seorang bangsawan? Sama saja, kan? Atau jangan-
jangan...
Gawat... gawat...tuh kan, jadi kepikiran...
"Ugh..."
Nanahoshi mulai pasang wajah jijik, tapi lupakan dia sementara.
"Tapi, aku mengerti mengapa Orsted-sama ingin bersekutu dengan Rudeus-sama."
"Eh? Kenapa...?"
"Karena, Dewa Naga pasti senang bekerjasama dengan orang berpengaruh seperti Rudeus-
sama."
Begitu kah?
Menurutku sih, karena aku mudah dikendalikan.
Misalnya, ketika Sylphy merangkak ke ranjangku di malam hari, kemudian dia berkata
'Rudi...aku lagi pengen nih...', tentu saja aku tidak akan menolaknya.
Tidak mungkin kan Ariel melakukan hal seperti itu padaku...
Dia pasti akan meminta dengan sopan. Tentu saja, meminta bantuanku untuk membantu
fraksinya... kalian kira apa, woy??
Pasti akan kuturuti kok, tenang saja. Aku adalah pria yang bekerja untuk wanita dan uang.
Okeh, kembali ke topik pembicaraan.
Bantu fraksi Ariel untuk menjadi raja.
"Tapi, Ariel-sama jauh lebih berpengaruh daripada diriku."
Saat kuucapkan itu, Ariel menutupinya mulutnya sembari tersipu malu.
"Ah, Rudeus-sama memang pandai merayu wanita."

121
Itu bukanlah rayuan, nona.
Mungkin dia sekarang sedang tersudutkan, namun Ariel tetaplah seorang putri Kerajaan Asura.
Kalau dibandingkan dengan duniaku sebelumnya, mungkin Ariel setara dengan Ratu Britania
Raya.
Mungkin sikapnya tidak terlalu formal saat menghadapiku.
Itu karena hubungan kami cukup akrab.
Tanpa sengaja, aku mengenalnya cukup baik.
Ariel juga telah bekerja keras.
Saat ini, hampir semua petinggi di Kota Sihir Sharia sudah berpihak padanya.
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, para bangsawan Sharia, para petinggi Guild Sihir,
pemilik toko-toko peralatan sihir terkenal, para petinggi Guild Pedagang, dan para petinggi
Guild Petualang .... Semuanya sudah berpihak padanya.
Kalau aku berbelanja pada toko-toko berkelas di sekitar kota, tinggal sebut saja nama Ariel,
maka aku akan mendapatkan diskon.
Harus kuakui bahwa dia cukup lihai membangun koneksi.
"Sebenarnya, pernah terlintas di pikiranku untuk meminta Rudeus-sama bekerja untukku."
"Benarkah?"
"Ada begitu banyak alasan yang kupertimbangkan saat itu, sampai akhirnya kuurungkan
niatku. Namun, alasan terbesarku membatalkannya adalah...."
Ariel melihat lurus ke depan, pada hamparan awan di luar taman benteng langit yang indah.
Bahkan, dia terus melihat jauh ke batas cakrawala.
Kemudian, dia pun bergumam.
"Orang-orang yang menginginkan kekuatan jauh lebih besar daripada kapasitasnya, akan
menghadapi kehancuran."
Aku sempat berpikir bahwa dia mengatakan itu padaku.
Namun, sepertinya dia alamatkan kalimat itu pada dirinya sendiri.
Ariel segera menyambung perkataannya.
"Saat aku masih kecil, aku pernah menyaksikan suatu drama panggung pada istana Kerajaan
Asura. Drama itu menceritakan tentang Kaisar Iblis Agung Kishirika Kishirisu, dan itulah
kalimat yang diucapkan olehnya."
Itu hanya suatu kebohongan.
Kishirika tidak akan pernah mengatakan kalimat sekeren itu.
"Sebelum kematiannya, itulah kutukan yang Kishirika-sama berikan pada Ksatria Emas
Aldebaran."
"...ohh..."
"Kemudian, Aldebaran menjadi raja. Dia ditakuti oleh siapapun, sampai akhirnya
pemberontakan terjadi, dan dia pun terbunuh."
122
Sungguh dramatis.
Ini berbeda dari cerita sejarah yang pernah kudengar.
"Drama panggung itu wajib ditonton oleh anggota keluarga Kerajaan Asura yang beranjak
dewasa."
Beranjak dewasa? Berarti umur 5, 10, dan 15 tahun, ya.
Bagi Kerajaan Asura, ini pastilah suatu peristiwa besar yang bersejarah.
Bagi kaum bangsawan, nampaknya tontonan seperti itu adalah suatu kewajiban.
"Tentu saja, drama itu tidak sesuai dengan kenyataan, dan banyak diisi dengan ideologi-
ideologi Kerajaan Asura.”
Jadi, itu berbeda dengan fakta sejarah.
Aku paham.
Ini sangat berbeda dari apa yang aku tahu.
Ksatria Emas Aldebaran dan Kishirika Kishirisu terus bertarung tanpa ada yang menang.
Namun, yang sebenarnya bertarung dalam kisah itu bukanlah mereka. Melainkan, Dewa
Tempur dan Raja Naga Iblis Laplace. Ya, menurut cerita Orsted, saat itu Laplace masih
menjadi Raja Naga. Bukankah begitu?
Aku sih tidak masalah jika seseorang mengedit kisah sejarah, tapi….
"Berisikan ideologi Asura?"
"Ya. Seperti: perang, kemenangan, pemerintahan, dan kerajaan."
"..."
"Namun, mengapa Aldebaran dikhianati dan dibunuh? Apakah drama panggung ini ditulis oleh
seorang raja yang ingin memperingatkan keturunannya akan kehancuran negaranya? Aku pun
penasaran akan hal itu ketika masih kecil. Saat usiaku menginjak 15 tahun, akhirnya aku
menyadari sesuatu. Inti pesan yang ingin disampaikan drama panggung itu adalah kalimat: ’
Orang-orang yang menginginkan kekuatan jauh lebih besar daripada kapasitasnya, akan
menghadapi kehancuran.’”
Sembari mengatakan itu, lagi-lagi Ariel menatap jauh ke langit di seberang sana.
"Jika seseorang menginginkan kekuatan yang jauh berada di luar kesanggupannya, maka dia
akan hancur. Dengan kata lain, kerjakan saja apa yang kau sanggupi, dan apa yang kau kuasai.
Kekuatan untuk mengendalikan semuanya hanya pantas dimiliki oleh orang-orang yang
ditakdirkan menjadi raja sejati. Itulah yang kupikirkan, bahkan sampai saat ini."
... Muka Ariel terlihat sedih.
"Aku mengerti. Perugius-sama dan Rudeus-sama, kalian berdua sama-sama lebih kuat daripada
diriku.”
Senyuman lembut kembali merekah di wajahnya.
Namun, itu adalah senyuman yang tampak seperti orang akan menangis.
"Sekali lagi Perugius-sama menolak tawaranku, maka aku akan menyerah.”
"Menyerah?"
123
"Ya. Namun, tentu saja aku tidak menghentikan langkahku untuk menjadi raja. Meskipun aku
tidak mendapatkan dukungan Perugius-sama, aku akan tetap berusaha menggapai tujuanku itu.
Karena, setidaknya aku masih percaya bahwa tahta Asura bukanlah suatu hal yang berada di
luar jangkauanku.”
"..."
Aku bisa merasakan bahwa Ariel ingin mendesah saat mengucapkan itu.
Namun tidak sehembus udara pun keluar dari mulutnya.
"Ariel-sama."
"Ya, Rudeus-sama?"
"Kenapa kau berpikir aku ini kuat?"
Kuat, istimewa.
Memang, aku pernah bermimpi menjadi orang yang kuat.
Di kehidupanku sebelumnya, aku pernah berpikir begitu, aku ingin menjadi jagoan yang
membela kebenaran, namun hanya kegagalan yang kudapatkan.
Karena itulah, di kehidupanku yang kedua pada dunia ini, aku berusaha menghindari pemikiran
seperti itu.
Aku belum melupakan kenangan pahit saat preman-preman itu membully-ku karena aku sok
membela kebenaran.
Kemudian aku menyerah dan menjadi NEET.
Namun, ternyata itu tidak menyelesaikan masalah.
Di saat aku tersudut, dan mulai berbenah…. inilah yang terjadi. Aku terlempar ke dunia lain.
"Rudeus-sama unggul pada banyak hal, tapi ... yang terhebat adalah sihirmu.”
"Sihir."
Memang, aku punya kelebihan dalam kapasitas Mana.
Itu semua karena pengaruh kekuatan Laplace yang berusaha bereinkarnasi.
Penyihir lain tidak akan bisa mendapatkan kapasitas Mana sebesar diriku, tak peduli seberapa
banyak mereka berlatih.
"Tapi, andaikan saja semua masalah bisa diselesaikan hanya dengan menggunakan sihir, maka
aku pun berpikir bahwa diriku cukup hebat.”
"Masalah?"
"Ya, ada banyak masalah yang kuhadapi setiap harinya. Namun, aku hanya bisa memendamnya
sendirian, itulah yang terkadang membuatku stress.”
Seperti:
Khawatir akan rencana jahat Hitogami.
Khawatir bahwa Orsted akan mengkhianatiku.
Aku tidak sanggup mengungkap itu semua pada keluargaku. Yang bisa kuucapkan hanyalah
kebohongan agar mereka tidak gelisah.
124
Itukah yang kau sebut kuat?
Jangan bercanda.
"Perugius-sama mungkin berbeda tapi ... setidaknya, aku tahu bahwa aku bukanlah orang
sekuat itu. Mungkin suami pengawalmu ini adalah penyihir yang diberkahi dengan kapasitas
Mana besar dan pengetahuan lebih luas. Namun, aku juga punya masalahku sendiri. Itulah yang
membuatku malu bila disanjung sebagai orang yang hebat.”
Aku sendiri malu mengakui itu.
Tapi, aku menyatakannya secara jujur.
Aku memegang tangan Ariel pada meja.
Tangan yang lembut.
Jari-jarinya begitu rapuh dan ramping, seolah-olah bisa patah kapanpun ketika digenggam.
Di sampingnya, aku bisa melihat Sylphy mulai terbakar api cemburu.
"Ariel-sama, sebenarnya hari ini aku datang ke sini tidak untuk mengobrol."
"Oh, lalu…apakah kau ingin menyatakan cintamu padaku?"
Mood Ariel tidak berubah ketika aku menarik tangannya tiba-tiba.
Senyumnya tetap lembut.
Tapi, rona lelah terlihat jelas di wajahnya.
Apakah wajahnya selalu seperti ini?
"Cinta? ... itu ide yang bagus, tapi bukan itu yang kuinginkan. Sylphy dan Luke memintaku
untuk melakukan ini.”
Dengan panik, Ariel melihat sekelilingnya.
Sylphy terlihat tenang, Luke sedikit menunduk.
"Aku ingin bergabung dengan fraksi Ariel-sama."
Saat aku mengatakan itu, aku merasakan genggaman tangannya tiba-tiba semakin erat.
Bahkan sangat erat, sampai-sampai jariku terasa sakit.
"B-bagaimana bisa kalian berdua melakukan ini padaku ...? Kenapa harus Rudeus Greyrat? O-
oh, maaf Rudeus-sama…bukan maksudku meremehkan bantuanmu….t-tapi…”
Seorang pria beristri yang tiba-tiba meraih tangan putri kerajaan, dan menyatakan
kesetiaannya. Apakah ini hal yang normal?
"Berkenankah kau menerima bantuanku?"
Ariel tak sanggup menahan tetesan air matanya saat mendengar pertanyaan itu. Rupanya dia
tersentuh.
Air mata yang indah.
Aku tidak pernah menyangka akan membuat seorang putri kerajaan menangis.
Mengapa?

125
Ariel menyeka air matanya dengan tangan yang tidak kugenggam.
"Seumur hidupku, inilah pertama kalinya aku begitu tersentuh.”
Dia mengatakannya dengan jujur.
Dia tidak tersipu malu.
Inilah wajah jujur seorang putri.
"Ini sungguh tawaran yang luar biasa…..tapi….”
Ariel tidak langsung menyetujuinya.
Dia memegang dagunya, lalu melihatku dengan sedikit menyipitkan mata.
Seolah-olah, dia ingin membongkar niatanku yang sesungguhnya.
"Rudeus-sama sudah menjadi bawahan Orsted-sama, kan? Akankah dia menyetujui ini?”
"Aku sudah memberitahu Orsted-san tentang keputusanku ini."
"Atau jangan-jangan, Orsted-sama lah yang meminta Rudeus-sama melakukan ini?”
Ada kemungkinan bahwa kutukan Orsted tidak terlalu berpengaruh pada Ariel, karena sang
putri masih bisa berprasangka baik pada Dewa Naga.
Tetapi, seperti yang sudah direncanakan, aku akan menutup-nutupi mandat Orsted dengan
kebohongan lainnya.
"Bukan begitu. Orsted-san memberiku kebebasan untuk berpihak pada fraksi manapun. Dan
aku memilih fraksi Putri Kedua.”
"Ya ampun ... Baiklah, aku mengerti. Nanti aku akan berterimakasih pada Orsted-sama.”
Di sampingnya, aku bisa melihat Sylphy masih pasang wajah cemberut, tapi….yahh, mau
bagaimana lagi.
"Kalau begitu, aku mohon bantuannya, Rudeus-sama."
"Aku juga."
Aku memegang tangan Ariel sekali lagi, namun kali ini aku tidak menggenggamnya dengan
mesra.
Itu hanyalah jabat tangan biasa.
Bagian 2
Baiklah kalau begitu.
Mulai dari sekarang, aku resmi bergabung dengan fraksinya Ariel.
"Orsted-san bisa saja membantu Ariel-sama memenangkan persaingan politik ini, tapi ... dia
bukanlah tokoh yang berpengaruh di Kerajaan Asura, jadi tidak banyak yang bisa dia lakukan
selain bertarung.”
Setelah meraba-raba tangan lembut Ariel, saatnya kumulai pembicaraan yang lebih serius.
"Oleh karena itu, kupikir kita masih harus memprioritaskan dukungan dari Perugius-sama.”
"Memang."

126
Ariel mulai pasang wajah serius.
Mungkin ini hanya perasaanku saja, namun Sylphy dan Luke juga tampak serius.
Kita harus tetap meyakinkan Perugius.
Orsted juga menyebutkan bahwa dukungan Perugius sangatlah penting.
Karena Perugius memiliki pengaruh yang sangat besar di Kerajaan Asura, sebagai pahlawan
legendaris.
Tapi bagaimana caranya?
Mungkin itu tergantung pada apa yang dikatakan Perugius.
Kalau begitu, mari kita bahas lagi topik itu.
"Perugius-sama pernah bertanya, apakah hal terpenting untuk menjadi raja. Jika Ariel-sama
mengetahui jawabannya, mungkin dia akan memberikan dukungannya.”
Dan...
Ariel hanya mengedip-ngedipkan matanya.
Itulah pertanyaan yang paling dia khawatirkan, namun sampai sekarang pun dia masih belum
menemukan jawabannya.
"Hal yang terpenting untuk menjadi raja, apakah itu?"
Aku juga pernah ditanyai hal serupa, namun nampaknya jawabanku tidak cukup baik.
Bagaimanapun juga, aku tidak pernah bercita-cita menjadi raja ataupun pemimpin.
Menurut cerita Orsted, mantan pengawal Ariel, Derrick Redbat, pasti tahu jawaban dari
pertanyaan semacam ini. Karena dia adalah orang yang bijak dan cerdas.
Tetapi sejarah telah berubah, jadi pertanyaannya mungkin juga berbeda.
Apa yang akan dijawab Derrick jika dia disuguhi pertanyaan serupa?
Aku tidak tahu. Karena aku sama sekali tidak mengenal orang itu.
"Ah, baiklah, sebelum kita membahas topik ini ..."
Ariel membungkuk dan melirik Sylvaril.
"Perugius-sama akan mendengar semua diskusi kita kan, apakah itu tidak masalah?"
"... Aku yakin dia tidak keberatan."
"Tapi pertanyaan tentang raja itu, apakah boleh dibahas dengan orang lain ..."
Harusnya sih, hanya Ariel yang boleh memikirkannya, karena dia lah yang ingin menjadi raja.
Lalu bagaimana?
Saat kulirik Sylvaril, dia dengan lembut mengepakkan sayap di punggungnya.
"Perugius-sama telah berkata kepada Ariel-sama bahwa tak peduli bagaimanapun caranya,
asalkan beliau bisa menjawabnya dengan benar, maka Perugius-sama akan memberikan
dukungannya.”
Karena, sebenarnya Perugius adalah orang yang pemurah.

127
"Jadi, aku boleh membahasnya dengan rekan-rekanku?”
"Malahan, Perugius-sama heran mengapa Anda memikirkannya seorang diri.”
Ariel hanya bisa tersenyum masam pada jawaban Sylvaril.
"Pikiranku memang terlalu sempit." gumam Ariel, kemudian dia segera bersiap.
Dia menyisir rambut pirangnya dengan tangan. Setelah rapih, dia menggertakkan lehernya ke
kiri dan kanan, kemudian menampari pipinya sendiri.
Sepertinya ini bukanlah perilaku yang pantas dilakukan seorang putri kerajaan.
"Baiklah…kalau begitu, Sylphy, Luke, bergabunglah dengan kami."
"Ya!"
"Dimengerti."
Dengan semangat, mereka berdua pun duduk di sebelah si putri. Namun, Nanahoshi tampak
semakin tidak nyaman.
"Yah, mari kita mulai rapatnya!!"
Sudah lama aku tidak mendengar suara Ariel yang begitu bersemangat.
Haruskah aku bertepuk tangan?
Tidak, lebih baik jangan melakukan itu.
Tapi, mungkin aku harus mengangkat tanganku untuk menyampaikan pendapat.
"Sebelum kita mulai, ada beberapa hal yang ingin kuketahui.”
"Beberapa hal?"
"Ya, aku sudah lama mengenal Ariel-sama, namun aku tidak mengetahui apapun tentangnya."
"Eh ... hal apa yang ingin kau ketahui dariku?"
Ariel sedikit tersipu malu, dan aku bisa merasakan lirikan tajam dari Sylphy.
Santai saja sayangku, aku tidak akan menanyakan ukuran oppai-nya, kok.
Oh maaf…serius, ini waktunya serius.
"Pertama, kalau diijinkan, aku ingin tahu mengapa Ariel-sama ingin menjadi raja."
Mengapa Ariel ingin menjadi raja.
Sepertinya aku pernah mendengar alasan itu sebelumnya.
Dia ingin melindungi orang yang setia padanya, atau semacamnya.
Dengan begitu, mungkin dia nanti akan menyebutkan nama Derrick.
"Bukankah aku sudah mengatakan alasannya padamu sebelumnya?"
"Hah, iya kah?"
"Ya, saat Rudeus-sama dan Sylphy menikah."
"Kalau boleh, mohon katakan padaku sekali lagi."
Setelah kukatakan itu, Ariel berbicara dengan tak acuh.

128
"Kalau gagal menjadi raja, maka aku tidak akan punya muka di hadapan mereka yang telah
mengorbankan nyawanya demi diriku.”
"Jadi, Ariel-sama begitu menghormati orang-orang yang telah mengorbankan nyawanya demi
melindungimu. Bisakah jelaskan itu lebih detail?”
Ariel tersenyum sedikit saat mendengarkan pertanyaan itu, namun dia juga terlihat prihatin.
"Apakah ini ada hubungannya dengan topik yang akan kita bahas?"
Ah, sepertinya dia tidak ingin membicarakannya.
Kenapa? Apakah terlalu menyedihkan?
"Aku tidak begitu yakin, tapi sepertinya Perugius-sama sedang menguji kepribadian Ariel-
sama. Jika kita menganalisis hubungan Ariel-sama dengan para pengikutnya, mungkin kita
akan menemukan sebuah petunjuk.”
"Aku paham."
Itu masuk akal, kan?
Jujur saja, hanya itulah alasan yang bisa kupikirkan saat ini.
Aku benar-benar tidak tahu hal apakah yang diperlukan untuk menjadi raja sejati.
Kalau tidak salah, aku pernah membaca Light Novel yang membahas tentang hal ini pada
kehidupanku sebelumnya.
Pada dasarnya, seorang raja harus hidup untuk rakyatnya, atau semacamnya.
Tapi, kalau kuingat-ingat lagi, sepertinya tidak ada jawaban serius pada novel tersebut.
"Yah. Sudah banyak pengikutku yang meninggal. Terutama saat aku melarikan diri dari
Kerajaan Asura. Tiga belas orang telah mengorbankan nyawanya demi diriku ... di antaranya
adalah empat ksatria yang bernama: Alistar, Callum, Dominic, Cedric. Tiga penyihir yang
bernama: Calvin, Johann, Babette. Enam pelayan bernama: Viktor, Marcelin, Bernadette,
Edwina, Florence, Corinne. Nama ketiga belas orang itu tidak akan kulupakan seumur hidupku.
Kami melewati perjalanan yang susah bersama, berjuang bersama, dan mengatasi kesulitan
bersama. Mereka mati dengan harapan aku bisa naik tahta."
Hah?
Kenapa nama Derrick tidak dia sebut??
Aneh...
Menurut Orsted, dia juga mati, tapi ...
Mungkinkah dia bukan orang yang penting bagi Ariel?
Ataukah Derrick sebenarnya masih hidup?
"Bisakah Ariel-sama menceritakan ketiga belas orang itu dengan lebih detail?"
"Baiklah. Tapi pastinya akan sedikit lama. Tidak masalah?"
"Tidak masalah, karena kisah mereka semua begitu penting untuk didengar."
Setelah aku mengatakan itu, entah kenapa suasana menjadi lebih santai.
Ariel tersenyum, sementara Luke terlihat agak terkejut.

129
Sylphy hanya mendengarkan dengan bangga.
Hanya Nanahoshi yang terlihat agak kesal.
"Nah, kalau begitu….."
Perlahan tapi pasti, Ariel menceritakan kisah ketiga belas orang itu satu per satu.
Dengan fasih, Ariel menceritakan dari mana mereka berasal, di mana mereka dibesarkan,
bagaimana mereka pertama kali bertemu dengannya, bagaimana kepribadian mereka, hal
apakah yang mereka sukai, hal apakah yang mereka benci, apa yang mereka banggakan,
bagaimana cara mereka berbicara, apa yang membuat mereka tersenyum, apa yang membuat
mereka marah, apa yang membuat mereka menangis, siapakah yang akrab dengan mereka,
siapakah yang menyukai mereka, siapakah yang membenci mereka, dan akhirnya….bagaimana
kematian mereka.
Kehidupan mereka benar-benar mirip drama.
Ariel menyampaikan kisah itu dengan begitu baik.
Luke dan Sylphy juga menambahkan beberapa cerita untuk melengkapi kisah yang Ariel
narasikan.
Tentu saja, semangat ketiga belas orang itu masih hidup di hati mereka.
Jika kedua pelayan Ariel di sini, mereka juga pasti tahu kisah ini….
Menurut buku harian si kakek, Sylphy akan meninggalkanku karena selalu kusakiti, kemudian
dia ikut Ariel ke Kerajaan Asura.
Atau mungkinkah dia tetap akan ikut Ariel, tak peduli apapun yang terjadi?
Saat memikirkan itu, aku menyadari betapa kuatnya ikatan mereka.
Tapi sekarang bukan waktunya cemburu.
Mereka mati demi tuannya.
Mereka mati untuk melindunginya.
Aku harus bersimpati pada pengorbanan mereka.
Sylphy pun tahu beban berat yang harus dia emban.
"Itu saja."
"Baiklah..."
Namun sayangnya, jawaban atas pertanyaan Perugius masih tidak bisa didapatkan dari kisah
itu.
Mungkin, ikatan yang kuat dengan pengikutnya adalah modal paling berharga untuk menjadi
raja?
Meja Bunda Raja Arthur juga memiliki 13 kursi.
Yahh, kalau orang-orang yang selamat dihitung, maka jumlahnya tidak 13, sih.
"Rudeus-sama, apakah kamu memahami sesuatu?"
"Yah ... Maaf, sepertinya aku masih tidak mendapatkan petunjuknya."
"Begitu ya..."
130
Ariel mendesah lelah.
Kemudian, Sylvaril segera menuangkan secangkir teh lagi.
Aku juga minum secangkir teh selama percakapan berlangsung. Tehnya memiliki aroma yang
khas, dan rasanya lebih pahit, bahkan mirip seperti kopi.
Oh iya, Nanahoshi tadi ijin ke toilet, kemudian dia kabur entah ke mana.
Mungkin dia terlalu bosan mendengarkan kisah orang mati.
"Kalau begitu, apa yang harus kita bicarakan selanjutnya?"
"Hmmm..."
Aku ingin mendengar cerita tentang Derrick Redbat.
Sangat ingin mendengarnya.
Tapi, Ariel belum menyebutkan nama itu, jadi aku tidak bisa membahasnya tiba-tiba.
Mungkin aku harus menyebutkan saja nama itu, dan ketika Ariel bertanya darimana kutahu
nama Derrick, maka jawab saja Sylphy pernah menceritakannya padaku.
Lagi-lagi berbohong.
Ketika aku masih ragu-ragu, Ariel tiba-tiba meletakkan tangannya di dagu.
"Ah, mungkin ini tidak ada hubungannya, tapi barusan saja aku teringat sesuatu."
"... Oh?"
"Luke, apakah kau masih ingat? Ketika aku masih berumur 10 tahun, tiap hari aku minum teh
seperti ini di taman istana.”
Sylphy terlihat ragu, tapi Luke menyipitkan matanya, seolah-olah dia sedang mengingat masa
lalu.
"Ah, benar juga. Sepertinya tidak setiap hari, Ariel-sama. Mungkin tiga hari sekali?"
"Ya, dulu aku selalu disibukkan dengan pelajaran ini dan itu. Jadi, saat istirahat siang, aku suka
menikmati secangkir teh di tengah-tengah kebun istana yang indah. Itu sudah menjadi
kebiasaanku bersama Luke, dan Derrick…….”
Aha, itu dia… aku langsung memberikan tanggapan saat nama itu disebut.
"Derrick? Siapa itu?"
"Ah ya, dia adalah penyihir pengawalku sebelum Sylphy, dia berasal dari keluarga Redbat.
Derrick adalah seorang penyihir yang hebat, tapi dia meninggal saat melindungiku dari bencana
metastasis.”
"Ah ... Bisakah Ariel-sama menceritakan kisah Derrick dengan lebih detail?”
Akhirnya, si Derrick ini muncul.
Jadi dia meninggal ketika insiden metastasis terjadi.
Apakah dia ada hubungannya dengan wilayah Fedoa?
Mungkin aku bisa menemukan petunjuk melalui ceritanya.
"..."

131
Namun Ariel tetap diam, dan tampak syok.
"Tuan Putri? Apakah ada yang salah?"
"... Tidak, aku baru ingat, kematian Derrick lah yang membuatku ingin menjadi raja.”
Ariel tampaknya telah menyadari sesuatu, kemudian dia meletakkan tangannya di mulut.
"Kumohon, bisakah Ariel-sama menceritakannya secara detail?"
"Itu terjadi hampir 10 tahun yang lalu. Mungkin aku sudah banyak melupakan cerita tentang
Derrick..."
"Kumohon ingatlah."
Ariel menenggak tehnya, kemudian dia memegang dagunya, dan menutup mata.
Dia coba mengingat-ingat orang bernama Derrick itu.
Setelah terdiam selama beberapa saat, akhirnya Ariel membuka matanya dengan yakin.
"Derrick Redbat adalah penyihir pengawalku. Dia selalu mengajariku berbagai hal untuk
menjadi raja.”
"Itu dia…."
"Saat itu, jujur saja aku tidak suka pelajaran Derrick, dan aku tidak pernah berniat bersaing
dengan saudara-saudaraku untuk memperebutkan tahta.”
"Jadi, Ariel-sama tidak ingin menjadi raja saat itu….."
"Ya. Saat itu, aku lebih suka minum teh seperti sekarang ini, dan merencanakan hal-hal licik
bersama Luke untuk meniduri gadis-gadis istana. Itu saja.”
"Hah?"
Waktu itu…..bukankah Ariel masih berumur 10 tahun?
Oh iya, kalau tidak salah Ariel memang punya hobi aneh. Dia suka meniduri gadis-gadis cantik
seperti lesbian. Bahkan, Sylphy pernah menjadi korbannya.
Luke juga?
Apakah semua bangsawan Asura semesum ini?
Ya, gak papa lah. Toh itu cuma hobi.
"Benar. Ada beberapa orang yang menginginkan diriku menjadi raja. Tapi mereka hanya
memanfaatkanku.”
Ya, aku juga punya teman seperti itu.
"Saat itu, hanya Derrick yang sungguh-sungguh mendidikku untuk menjadi raja. Dia percaya
bahwa hanyalah diriku yang bisa membawa kerajaan ke arah yang lebih baik. Namun, baru
sekarang kusadari semua itu….”
"Oh?"
Ariel berbicara tentang apa yang terjadi saat itu.
Apa yang terjadi di Kerajaan Asura.
Sebelum Sylphy jatuh dari langit.

132
Ariel sedang minum teh di kebun ketika bencana itu terjadi.
Derrick sedang ijin ke kamar kecil, jadi hanya Luke yang mengawasinya.
Tentu saja, mereka tidak pernah menduga ada monster yang tiba-tiba muncul di taman istana.
Tapi, monster itu terteleport oleh efek insiden metastasis.
Orang yang pertama menyadarinya adalah Derrick, yang barusan saja kembali dari kamar kecil.
Dia mulai merapalkan mantra sembari berlari mendekati Ariel.
Dia menyiapkan serangan sihir segera setelah melihat monster itu.
Tapi, akhirnya dia memutuskan untuk menghentikan mantranya, kemudian berteriak
memperingati Ariel.
Itulah yang membuat Ariel sadar bahwa ada seekor monster yang sedang menyerangnya.
Sehingga, dia pun terhindar dari serangan fatal.
Tapi, monster itu terlalu dekat.
Luke bergerak, tetapi sudah terlambat.
Derrick bergegas memposisikan dirinya di antara Ariel dan monster itu.
Namun….semuanya sudah terlambat.
Derrick mati seketika setelah terkena serangan monster itu.
Kemudian, Sylphy jatuh dari langit setelah Derrick terbunuh. Dia berhasil menghentikan
monster itu, namun itu cerita lain.
"Jika Derrick tidak menghentikan mantranya, mungkin dia bisa mengalahkan monster itu
dengan sihirnya, dan sekarang dia masih bersama kami.”
"Tapi, Ariel-sama mungkin sudah tiada.”
"Memang. Mungkin aku sudah mati, atau kalau masih beruntung, aku hanya menderita cidera
serius."
Sepertinya, Derrick sengaja mengorbankan nyawanya demi Ariel.
"Kata-kata terakhir yang Derrick ucapkan adalah, ‘Tidak peduli apapun yang terjadi, kumohon
jangan pernah menyerah untuk menjadi raja.’, saat itu pun aku sadar bahwa Derrick dengan
tulus ingin menjadikanku raja.”
Ariel melanjutkan.
"Mulai saat itulah, aku berjanji sepenuh hati untuk menjadi raja. Aku tidak boleh mati sampai
berhasil naik tahta.”
Ariel mengepalkan tinjunya di atas meja.
Pupil matanya membesar, dan dia memandang lurus pada kepalan tangannya.
"Bagaimana bisa….. aku melupakan nama yang begitu penting dalam hidupku.”
Dengan bahu gemetaran, Ariel mulai menunjukkan kesedihan di wajahnya.
Penyesalan.
Dia menyesal karena melupakan orang yang telah membuatnya begitu ingin menjadi raja.

133
Aku tidak tahu bagaimana aku harus menanggapinya.
Bahkan Sylphy dan Luke juga hanya bisa terdiam.
Kemudian, tanpa berkata-kata, Ariel menegakkan kepalanya.
Sepertinya, dia telah melupakan kesedihan itu.
Apakah semangatnya sudah kembali?
Baguslah kalau begitu.
"..."
Namun, petunjuk dari jawaban pertanyaan Perugius masih belum ditemukan.
Kami kembali ke topik pembicaraan semula.
Mungkin Sylphy dan Luke punya ide lain?
"Cerita yang hebat, tapi kita masih belum menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Apa
yang kiranya……”
"Tidak, Rudeus-sama."
Ariel perlahan menggelengkan kepalanya untuk membantahku.
Senyum yang begitu tipis merekah di wajahnya yang elok rupawan.
Bahkan aku sempat terlena oleh senyuman indah itu….
Dia pun berkata.
"Aku sudah tahu jawabannya."
Oh.

134
Bab 9
Raja Naga Armor dan Putri Kedua

Bagian 1
Lokasinya adalah Ruang Pertemuan, Kastil Langit, Chaos Breaker.
12 Tsukkaima berdiri berjajar. Mereka adalah:
Sylvaril Sang Hampa.
Arumanfi Sang Cahaya.
Yuruzu Sang Penebus.
Karowante Sang Pemaham.
Sukeakoto Sang Masa.
Clearnight Sang Halilintar.
Dotbath Sang Penghancur.
Trofimus Sang Gelombang.
Harkenmail Sang Penghidup.
Gall Sang Gempa.
Furiousful Sang Amarah.
Paramount Sang Kegelapan.
Dan duduk di depan mereka, adalah tuan mereka.
Raja Naga Armor Perugius Dola.
Yang sedang berdiri di hadapan mereka, adalah Putri Kedua Kerajaan Asura.
Ariel Anemoi Asura.
"..."
Setelah kami berdiskusi, Ariel meminta Sylvaril mengadakan pertemuan dengan Perugius.
Sylvaril segera pergi menemui tuannya, sedangkan Ariel segera bersalin mengenakan pakaian
yang lebih rapih.
Sylphy dan Luke juga bersalin untuk mengenakan pakaian yang lebih layak.
Sekarang, pakaian mereka tampak perlente dan begitu layak sebagai pengawal Putri Kedua
Kerajaan Asura.
Kalau aku sih, hanya mengenakan jubah yang Orsted pinjamkan.
Yah, karena ini milik Orsted, seharusnya tidak apa-apa.
Ariel berjalan dengan anggun di antara kedua belas Tsukkaima.

135
Dia tidak terganggu sedikit pun meskipun menjadi pusat perhatian, dan dia menunjukkan sikap
elegan seorang bangsawan pada Perugius.
Sylphy dan Luke sama-sama berlutut.
Kali ini, aku juga ikutan berlutut.
"Terimakasih yang sebesar-besarnya kusampaikan karena Perugius-sama telah sudi
meluangkan waktunya."
"Katakanlah, apa yang ingin kau bicarakan hari ini? Kelihatannya sih, bukan undangan minum
teh lagi ... "
Perugius berpura-pura tidak tahu maksud Ariel menemuinya.
Dengan kekuatan Clearnight Sang Halilintar, harusnya dia bisa mendengar pembicaraan
apapun di kastil langit ini.
Yahh, mungkin pertanyaan itu juga bagian dari ujian yang diberikan Perugius pada Ariel.
"Demi menjadi raja Kerajaan Asura, aku berada di sini untuk meminta dukungan Perugius-
sama.”
Ariel, tak tergoyahkan oleh intimidasi Perugius, dia pun menyatakan tujuannya dengan terus
terang.
"Baiklah … kalau begitu akan kutanya sekali lagi…."
Dia meletakkan sikunya pada pegangan kursi, menyangga pipinya dengan tangan,
memiringkan kepalanya, kemudian bertanya.
"Hal apakah yang membuatmu pantas menjadi raja?"
Ariel mengangkat dagunya.
"Yang terpenting adalah ..."
Aku tidak tahu Ariel akan menjawab apa.
Jadi, aku pun tidak tahu apakah jawaban itu benar atau salah.
Ariel tampak percaya diri saat mengatakan dia telah menemukan jawabannya, tapi tidak ada
jaminan bahwa jawaban itulah yang diminta Perugius.
Untuk saat ini, percayakan saja semuanya pada Ariel.
Dia terlihat sangat yakin, jadi sepertinya itu adalah jawaban yang tepat.
"….mewujudkan harapan pengikutnya."
Kata-katanya bergema di seluruh sudut ruangan.
Tak seorang pun menanggapinya.
Ruangan ini begitu hening, seolah-olah tidak ada seorang pun yang hadir di sini.
"Ha."
Perugius hanya menanggapinya dengan desahan napas pendek.
Dari raut wajahnya, aku tidak bisa menyimpulkan apakah jawaban itu benar atau salah.
Mewujudkan harapan.

136
Aku mengerti kenapa Ariel memberikan jawaban itu.
Banyak pengikutnya telah mati saat melindungi Ariel. Itu semua mereka lakukan untuk
melapangkan peluang Ariel menjadi raja.
Sejak kematian Derrick, total ada 13 pengikutnya yang telah mengorbankan nyawa.
Harapan macam apa yang mereka wariskan pada Ariel andaikan dia berhasil menjadi raja?
Aku tidak tahu…. Tapi yang pasti, mereka ingin agar Ariel tetap hidup.
Itulah yang menjadi dasar keinginan Ariel untuk menjadi raja.
Perugius pernah mempunyai teman di Kerajaan Asura.
Kaunis Freean Asura adalah seorang pria yang pernah ikut serta dalam peperangan.
Rumornya, dia adalah seorang bangsawan yang mudah bergaul dengan siapapun.
Lantas, pria itu menjadi raja.
Apakah dia juga mewujudkan harapan rekan-rekannya yang sudah mati dalam peperangan?
Sepertinya kedua hal itu berhubungan.
Apakah itu jawaban yang benar?
Tapi entah kenapa…...
Bagiku, sepertinya itu adalah jawaban yang terlalu idealis ...
"... Hah. Harapan pengikutnya? Pffftt…."
Perugius mengejek jawaban Ariel, kemudian tertawa.
"Dengan kata lain, kau menjadi raja hanya karena ingin memenuhi keinginan-keinginan orang
lain? Layakkah orang seperti itu disebut raja?”
Dia membalasnya dengan jijik.
Berarti, jawabannya salah dong?
Namun kelihatannya Ariel tidak tergoyahkan oleh ejekan itu.
"Ya, itu benar, Perugius-sama. Aku ingin menjadi raja hanya karena pengaruh dari orang lain.
Mungkin aku memang tidak pantas menjadi raja, tapi…..”
Ariel menarik nafas, suaranya masih terdengar mantab.
"Jika harapan para pengikutku tidak bisa membuatku menjadi raja sejati, maka aku tidak
peduli.”
"Ha..."
Sepertinya Perugius tidak tertarik dengan filosofis seperti itu.
Dengan wajah muram, dia menyangga dagu di tangannya, kemudian mengajukan pertanyaan
lainnya.
"Jadi, kau ingin agar aku memberikan kekuatanku pada orang yang tidak pantas menjadi raja?”
"Ya, karena aku tidak pantas menjadi raja, maka aku membutuhkan bantuanmu.”
"Ha!"

137
Wih, apakah semuanya baik-baik saja?
Aku pikir Ariel memberikan jawaban yang baik.
Raja sejati bukanlah konsep yang bisa kau pegang secara harfiah, bukan juga jawaban yang
bisa kau pikirkan sekeras mungkin.
Kau hanya perlu berniat jadi raja.
Atur rakyatmu dan jadilah raja yang mereka inginkan.
Aku tidak tahu apakah itu jawaban yang benar, tapi kedengarannya bagus.
Tapi, jangan-jangan jawaban yang dicari Perugius bukan itu?
"Dengan jawaban seperti itu, kau benar-benar yakin akan mendapatkan bantuanku?"
"Tidak, Perugius-sama. Tapi itulah perasaanku yang sebenarnya. Aku tidak berbohong. Atas
alasan itulah Ariel Anemoi Asura menginginkan tahta kerajaan."
Dengan tatapan yang kuat dan tak tergoyahkan, Ariel memandang lurus pada Perugius.
"Kalau memang jawabanku tidak sesuai dengan harapan Perugius-sama, maka Anda tidak
perlu memberikan bantuan padaku.”
Dia malah menolaknya.
Mata Perugius melotot, kedua belas Tsukkaima-nya mulai tampak resah.
Sylphy dan Luke juga terlihat kaget atas pengakuan jujur putrinya.
Aku pun kaget.
"Jadi kamu tidak membutuhkanku untuk menjadi raja?"
"Jika cita-citaku dan idealisme Perugius-sama terlalu jauh, maka itu artinya kita memang tidak
cocok bekerjasama.”
Perugius berhenti menyangga dagunya, kemudian dia berdiri dari kursinya.
Apakah dia marah?
Bibirnya terkatup rapat, dan matanya melotot.
Dia tidak mengepalkan tangannya, namun dia tampak sesumbar.
Lalu tiba-tiba dia mengangkat tangan.
Sesaat, kukira dia hendak memerintah para bawahannya untuk menyerang.
"Bagus, Ariel Anemoni Asura! Kusetujui keyakinanmu itu!"
Aku sudah terlanjur menuangkan Mana pada Aqua Hertia, namun segera kuhentikan ... ketika
kudengar itu.
"Aku, Raja Naga Armor Perugius Dola, bersumpah pada temanku yang sudah tiada, Kaunis
Freean Asura, untuk memberikan dukunganku pada Ariel Anemoni Asura!”
Perugius menyatakannya.
"Siapkan lingkaran teleportasi sihir! Kembalilah segera ke istana Asura. Bersiaplah untuk
kedatanganku, dan panggil aku kapanpun kau mau!"

138
"Terima kasih banyak."
Dengan tenang, Ariel mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Perugius.
Sylphy dan Luke sama-sama menundukkan kepalanya lebih rendah.
Aku menggenggam tongkatku dengan kaku.
Sejujurnya, aku tidak mengira ini bakal berhasil.
Jawabannya salah.
Perugius tidak setuju dengan jawaban Ariel.
Namun, justru karena itulah Perugius mau memberikan dukungannya pada Ariel.
Apakah dia menyadari sesuatu saat berdialog dengan Ariel?
Apapun itu, yang jelas Perugius sudah bersumpah untuk mendukungnya menjadi raja.
Dengan begini, bantuan terbesar dalam misi ini berhasil didapatkan.
Bagian 2
Ariel undur diri dari ruangan pertemuan.
Ariel masih terlihat tenang, tetapi Luke dan Sylphy tampak begitu lega.
"..."
Aku pergi bersama mereka ... namun, tiba-tiba aku berbalik.
Perugius dan kedua belas Tsukkaima-nya masih tinggal di ruangan.
Perugius melihat kami pamit, sehingga tatapan mataku dengannya pun bertemu.
"Ada apa, Rudeus Greyrat."
"Tidak..."
Aku menghentikan langkahku, dan kubiarkan mereka pergi duluan.
Aku masih penasaran.
"Jadi…sebenarnya hal apakah yang diperlukan seseorang untuk menjadi raja sejati?”
Perugius menjawab dengan mendengus,
"Dukunganku tidak ditentukan oleh jawaban pertanyaan itu."
"Lalu, mengapa Perugius-sama tanyakan itu?"
Perugius tertawa bahagia ketika dia mendengar pertanyaanku.
"Ariel Anemoi Asura sama sekali tidak mirip Kaunis. Tapi caranya berbicara, dan caranya
mempertahankan pendapat mengingatkanku pada Kaunis. Dan bukankah Kaunis itu raja yang
ideal?”
Kaunis adalah raja yang ideal?
"Semua orang menganggap Kaunis sebagai raja yang ideal, namun dia sendiri berpikir bahwa
dirinya tidak pantas menjadi raja. Tak peduli di bar, di perkemahan perang, ataupun di
istananya, dia selalu bertanya padaku, seperti apakah raja yang ideal itu.”

139
Perugius berbicara sembari mengingat-ingat kembali masa lalunya.
Ariel masihlah jauh dari sosok raja ideal yang diinginkan Perugius.
Tapi, akhirnya dia memberikan dukungannya karena kepribadian Ariel mendekati Kaunis yang
merupakan sosok raja sejati di mata Perugius. Bukankah begitu?
Tiap orang boleh mempunyai idealismenya sendiri-sendiri, namun pemimpin paling ideal tidak
pernah menganggap dirinya sempurna. Sifat itulah yang ingin dilihat Perugius dalam diri Ariel.
"Aku mengerti ... Tapi, jika aku diperkenankan mendengarkan jawaban jujur dari Perugius-
sama, maka seperti apakah raja ideal menurut Anda?”
Perugius memandangku saat kuajukan pertanyaan itu.
"Aku tidak punya alasan untuk memberitahumu."
"Oh, aku minta maaf.”
Aku membungkuk, kemudian meninggalkan ruangan pertemuan.
Kalau dia tidak berkenan memberitahuku, maka itu artinya aku memang tidak perlu tahu.
Tapi rasa penasaranku masih belum hilang.
Nanti akan kubicarakan ini dengan Ariel.
Kalau kuberitahu Ariel bahwa dirinya bukanlah sosok raja ideal yang diinginkan Perugius,
apakah dia akan kehilangan rasa percaya dirinya lagi?
"Rudeus Greyrat."
Lagi-lagi aku harus menghentikan langkahku, namun kali ini karena Perugius memanggil
namaku.
Saat aku menoleh ke arahnya, dia sudah beranjak dari kursinya, dan hendak meninggalkan
ruangan.
"Aku ingin bertanya padamu."
"Apakah kiranya?"
"Mengapa kau tidak menyebutkan bahwa kau di sini karena perintah Orsted? Aku tidak
menyukai orang itu, tapi aku tidak bisa mengabaikan nama besarnya. Kalau saja kau membawa
nama Orsted dalam pembicaraan ini, mungkin keadaannya akan jauh lebih berpihak pada
kalian.”
Orsted sendiri telah meminta dukungan Perugius untuk Ariel, tapi dia menolaknya.
Jadi, kupikir nama Orsted tidak akan merubah pendiriannya.
Apakah aku juga sedang diuji?
Jawaban macam apa yang dia inginkan?
"Karena orang yang ingin menjadi raja bukanlah Orsted-san."
"Tapi dia menginginkan Ariel menjadi raja Asura, kan? Dan kamu juga setuju, kan? Kalau
begitu, mengapa kau tidak membawa-bawa nama Dewa Naga?”
"Ariel-sama lebih membutuhkan dukungan Anda daripada Orsted-san. Dewa Naga dan diriku
sudah memutuskan untuk membantu Ariel-sama, namun kami bukanlah orang yang

140
berpengaruh bagi Kerajaan Asura. Jadi, kupikir aku tidak perlu memaksakan menyebut nama
Orsted dalam pembicaraan kali ini.”
Aku pikir itu jawaban yang bagus.
Fokus pembicaraan ini adalah Perugius, maka aku tidak perlu membawa-bawa nama Orsted,
meskipun posisinya lebih tinggi.
Aku pun tidak punya rencana khusus untuk mendukung Ariel menjadi raja.
Maksudku, aku tidak mengharapkan apapun darinya.
Aku juga masih tidak tahu hal apa yang sedang disembunyikan oleh Orsted ...
Posisiku di sini hanyalah sebagai bidaknya Orsted, jadi selama aku sudah menuruti
perintahnya, aku tidak perlu memaksakan apapun.
"Kau terlalu ragu."
Perugius menyemburkan itu sebelum meninggalkan ruangan.
"..."
Kedua belas Tsukkaima ini memandangku dengan intens, kemudian aku segera pamit karena
mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan mata mereka.
Ini agak memalukan.
Mungkin bagi Perugius, sikapku kurang tegas. Jika kau benar-benar menginginkan bantuan
seseorang, maka harusnya kau sudutkan dia sampai tidak punya pilihan selain memberikan
dukungannya. Sayangnya aku bukan orang seperti itu.
Bagian 3
Aku menuju kamar Ariel setelah meninggalkan ruang pertemuan.
Saat memasuki ruangan, aku mohon maaf atas keterlambatanku.
Namun, yang menyambutku adalah bahu telanjang Ariel yang seputih susu dan semulus sutra.
Dia sedang berganti pakaian.
Sylphy melucuti pakaian Ariel, dan hanya menyisakan corset-nya yang longgar. Meskipun
tidak telanjang bulat, aku bisa melihat tubuhnya yang sempurna.
"AHHH!! HEY, RUDI!!! APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI!!??”
"Tidak apa-apa. Rudeus-sama telah memberikan banyak bantuan pada kita kali ini. Dia tidak
perlu ijin sebelum memasuki ruanganku.”
"Tunggu dulu, Ariel-sama ..."
"Ah .. Maaf, Sylphy. Aku memang lalai. Rudeus-sama, bisakah kau tunggu sebentar di luar
sampai kami selesai bersalin?”
Sebelum kalimat itu diucapkan, aku sudah meninggalkan kamar Ariel, kemudian kututup
pintunya.
Ariel tampaknya telah salah mengerti maksudku. Aku sih malah senang melihat gadis berganti
pakaian.
Tapi, Ariel memang beda.

141
Tubuhnya sungguh sempurna, itu pasti karena dia rajin merawatnya.
Tubuh Ariel adalah berkah Tuhan, sepertinya wanita manapun tidak akan bisa mendapatkan
tubuh seindah itu, tak peduli seberapa banyak mereka merawatnya.
Mungkinkah itu karena faktor keturunan?
Tapi, kalau bicara proporsi tubuh, Sylphy harusnya tidak kalah.
Mungkin oppai dan pantatnya tidak begitu mewah, namun proporsi tubuhnya begitu pas.
Itulah yang kusuka darinya.
Tentu saja Roxy berbeda. Dia lah dewi yang sesungguhnya. Mereka tidak bisa dibandingkan.
"Lain kali, aku akan membiasakan mengetuk pintu sebelum masuk."
Tadi Sylphy melihatku dengan begitu malu.
Baiklah, akan kuambil pengalaman ini sebagai pelajaran. Lain kali tidak akan kuulangi lagi.
Aku terlalu ceroboh.
Eh?
Tunggu dulu…bukankah Luke juga berada di ruangan itu?
Dia kan lelaki…. Ikemen pula…. Gak papa tuh?
... Yahh, gak tahu lah.
Mungkin Ariel merasa aman bila bersama Luke. Dan Luke tidak merasakan gairah apapun
ketika melihat Ariel yang setengah telanjang. Tapi…dengan tubuh sesempurna itu… beneran
nih tidak merasakan apa-apa?
"Rudi, masuklah sekarang. Kami sudah selesai."
Setelah beberapa saat, celah pintu akhirnya terbuka, dan Sylphy muncul dari dalam.
Aku bisa melihat kejengkelan di wajah Sylphy.
"Apanya Ariel-sama yang kau lihat?"
"Um. Warna sempaknya putih."
Sylphy menggembungkan pipinya saat mendengar itu.
Ngomong-ngomong, kebetulan hari ini Sylphy juga pakai sempak putih.
Tadi pagi aku sudah lihat.
Setelah menusuk pipinya yang menggembung, aku pun memasuki kamar Ariel sekali lagi.
Dia mencubit pantatku saat aku masuk.
"Sylphiette-san."
"Ada apa, Rudeus-san."
"Nanti saja ya di rumah."
"... Hmph!"

142
Sylphy memukul pantatku. Dengan wajah masih cemberut, dia menjauh di sudut ruangan,
kemudian duduk dengan kasar pada kursi di sana.
Pipinya yang kemerahan juga sangat indah.
Yah, cukup….ayo kembali serius.
Setelah bersalin dengan pakaian yang lebih santai, Ariel duduk di tengah-tengah ruangan.
Bahkan saat mengenakan pakaian santainya, dia masih terlihat seperti putri kerajaan yang elok,
apakah itu karena pakaiannya yang mahal?
Ah, sudahlah…. Cukup mengagumi Ariel.
Pertama-tama, aku harus minta maaf terlebih dahulu.
"Sebelumnya, aku mohon maaf karena telah mengganggu Ariel-sama bersalin.”
"Tidak masalah ... Jadi, bagaimana?"
"Apanya yang bagaimana?"
"Tubuhku."
Eh, apakah aku harus menjawab?
Oh, ini pasti juga tes.
Hari ini penuh ujian. Apakah aku akan naik kelas?
Kali ini, aku tidak akan membuat kesalahan lagi.
"Luar biasa ... sungguh sempurna, tapi aku lebih suka tubuh Sylphy.”
"Benarkah? Maaf, jadi merusak pemandangan."
Ariel cekikikan, dan Sylphy menatapku dengan wajah merona seakan mengatakan, ’A-a-a-apa
kau bilang….!!??’
Luke hanya menanggapinya dengan mengangkat bahu.
Suasananya cukup santai. Apakah ini karena kesuksesan kami meyakinkan Perugius?
"Silahkan duduk."
Dia memintaku duduk, kemudian wajahnya mulai tampak serius.
Aku pun mencari kursi untuk duduk.
"Berkat Rudeus-sama, kita bisa mendapatkan pencapaian ini.”
"Tidak, aku tidak melakukan apa-apa.”
"Jangan merendah. Bukankah Rudeus-sama lah yang memintaku menceritakan kisah-kisah
para pengikutku? Dari situlah aku mendapatkan jawabannya.”
Rupanya saranku itu cukup efektif.
Mungkin ini juga takdir, tapi ...
Seharusnya, tanpa Derrick di sini, Ariel tidak akan pernah mendapatkan dukungan Perugius.
Melalui sedikit bantuanku, Ariel menemukan jawabannya dengan pemikirannya sendiri.

143
Inilah yang terbaik.
Kurasa begitu.
"Namun, untuk langkah selanjutnya. Perugius-sama meminta kita untuk segera kembali ke
Kerajaan Asura, kemudian menyiapkan tempat di sana. Oleh karena itu, aku pun berencana
segera pulang kampung.”
"Mempersiapkan tempat?"
"Ya….tempat."
Tempat apa sih?
Oh, biarkan aku berpikir sejenak.
Apakah tempat untuk menyambut kedatangan Perugius? Apakah kita perlu mengadakan
upacara khusus?
Ya…mungkin begitu, Ariel berencana pulang kampung terlebih dahulu, kemudian
mempersiapkan tempat yang layak untuk menyambut Perugius.
Mungkin Ariel akan mengundang Perugius pada suatu istana yang biasa digunakan oleh para
bangsawan untuk berpesta.
Ketika semuanya siap dan para bangsawan sudah berkumpul, maka Ariel akan memanggil
Parugius di tengah-tengah hadirin, untuk mengumumkan dukungannya.
Kemudian, Perugius bersama kedua belas Tsukkaima-nya akan muncul dengan sambutan yang
meriah.
Semua hadirin akan berkata, ’Ya Tuhan!! Itu benar-benar Perugius-sama!!’, kemudian berlutut
di hadapannya.
Begitu kan rencananya?
"... Baiklah, kalau begitu kita harus segera bersiap-siap, kan?”
"Namun, aku ragu kita bisa melakukannya. Karena aku sudah mendapat kabar bahwa ayahanda
jatuh sakit.”
Anehnya, Ariel tampak begitu tenang saat menyampaikan kabar yang memprihatinkan itu.
Aku menduga bahwa kabar itu akan datang beberapa saat lagi, namun kenapa Ariel sudah
mengetahuinya?
Apakah dia mendengarnya dari Hitogami? Kalau begitu, yang dikendalikan Hitogami bukan
Luke dong?
Atau jangan-jangan, Luke mendengar info itu dari Hitogami, kemudian menyampaikannya
pada Ariel?
Tunggu dulu….
Kalau kemungkinan pertama yang benar.
Maka Ariel lah bidaknya Hitogami.
Gawat…. Habislah kita kalau Ariel sampai dimanipulasi olehnya.
Mungkin ramalan Orsted salah.

144
Apapun itu, aku harus membicarakan hal ini pada Orsted, kalau memang benar Ariel adalah
bidaknya Hitogami.
"Kalau kulihat reaksi Rudeus-sama, sepertinya kau sudah mengetahui kabar ini sebelumnya.”
"Ah?"
"Ataukah…. Rudeus-sama tidak menganggap penting kabar ini karena kau sudah berafiliasi
dengan Orsted?”
"Bukan begitu. Itu karena ... aku sudah punya firasat bahwa hal ini akan terjadi. Terlabih lagi,
saat Luke-senpai begitu menggebu-gebu ingin memintaku bergabung dengan fraksi Ariel-
sama.”
Aku coba membuat suatu alasan.
Ariel pun menganggukkan kepalanya dengan yakin.
Bagus lah kalau itu sudah cukup membuatnya yakin.
"Waktunya semakin sempit, kalaupun kita berusaha mencobanya, mungkin hanya tersisa waktu
selama 14 sampai 15 hari saja.”
Ariel hanya punya waktu 2 minggu untuk bersiap.
Itu terlalu mepet.
Yah, tapi di buku harian itu, si kakek tidak menuliskan tanggal secara pasti.
Mungkin ini waktu yang tepat.
Sedangkan ramalan Orsted salah.
"Untungnya, kita bisa kembali ke Asura dengan menggunakan sihir teleportasi Perugius-sama,
jadi kita tidak memerlukan waktu lama dalam perjalanan. Mungkin masih ada waktu bagi kita
untuk bersiap-siap. Tapi, karena ayahanda sudah jatuh sakit, maka kita harus bergegas. Kalau
tidak, mungkin saat kita tiba di Asura nanti, saudaraku sudah mengukuhkan posisinya sebagai
pengganti ayahanda.”
Sepertinya penyakit raja ini cukup serius, sehingga dia bisa mati kapan saja.
Kemudian, penggantinya akan segera ditunjuk.
Kalau kita terlambat, mungkin Ariel akan kehilangan kesempatannya untuk bersaing
memperebutkan posisi tersebut.
Namun, aku sangat khawatir.
Menurut Orsted, ada banyak pengganggu di Kerajaan Asura.
Seperti, Menteri Senior Darius Silva Ganius.
Selama orang itu masih hidup, peluang Ariel menjadi raja akan semakin tipis.
Itu sebabnya kita perlu mendapatkan orang yang bisa menjatuhkan Darius, yaitu seorang
mantan putri bangsawan bernama Tristina.
Jika Triss bersama kita, maka mengalahkan Darius bukanlah perkara sulit.
Namun, setelah mendapatkan dukungan Perugius, harusnya menteri senior sekalipun tidak
akan bisa menghentikan kita.

145
Itulah yang kupikirkan, namun sepertinya dukungan Perugius tidak lantas bisa menyelesaikan
semua masalah. Itulah kenapa Orsted menyebut nama pendukung lainnya, seperti Tristina.
Dukungan Perugius hanya membuat kita setara dengan kekuatan Pangeran Pertama.
Jika kita bisa menyingkirkan Darius, maka kita akan mendapat banyak keuntungan.
Kemenangan adalah milik orang yang mau bergerak lebih cepat.
"Ariel-sama. Mengenai lingkaran sihir teleportnya….. bisakah kita meminta Perugius-sama
memasangnya di wilayah perbatasan Kerajaan Asura?”
"Eh, mengapa begitu? Kita bisa berteleport langsung ke dalam istana, lho."
"Kalau seorang putri kerajaan tiba-tiba menyusup masuk ke dalam istana, bukankah itu akan
menimbulkan banyak pertanyaan? Lagipula, sihir teleportasi adalah teknik terlarang. Kalau
Ariel-sama menggunakannya di dalam istana, pasti akan banyak fitnah yang dituduhkan
padamu. Kurasa, kita harus menunjukkan diri ketika melewati daerah perbatasan kerajaan,
sehingga banyak orang bisa melihat kedatangan kita.”
"Aku mengerti, itu masuk akal."
Bagus.
Sekarang, kita tinggal menghubungi Guild Pengintai tempat Triss bekerja, setelah itu selesailah
semua persiapan.
Aku belum mengetahui bagaimana cara menghubungi mereka, namun harusnya tidak sulit.
Kita hanya memerlukan uang untuk bisa berkomunikasi dengan orang-orang di Guild
Pengintai.
"Aku tidak setuju."
Orang yang menyela pembicaraan kami adalah si ikemen, Luke.
"Yang Mulia sedang sakit. Kita tidak pernah tahu perangkap macam apa yang sudah disiapkan
Pangeran Pertama dan Kedua pada jalan menuju istana. Mungkin benar bahwa sihir teleportasi
adalah teknik terlarang, namun selama kita tidak terlihat, maka kita bisa masuk ke dalam istana
dengan aman. Keselamatan Tuan Putri Ariel adalah yang pertama, setelah itu kita bisa
menjelaskan mengapa bisa menggunakan teknik terlarang itu.”
"Benar ... itu juga masuk akal."
“Aku tahu kita sudah mendapatkan bantuanmu Rudeus, jadi kelompok kita bertambah kuat.
Para pembunuh bayaran itu pasti bisa ditangani Rudeus. Namun, menurut rumor, Pangeran
Pertama telah menyewa Kaisar Utara sebagai pasukan bayaran. Jika di tengah jalan kita
dihadang oleh antek-antek Kaisar Utara, maka kita akan berada dalam masalah. Bukannya aku
meremehkan kekuatanmu Rudeus, namun para pengguna Teknik Dewa Utara bukanlah lawan
yang mudah. Jadi, prioritas utama adalah mengirimkan Ariel-sama dengan aman ke dalam
istana. Dan satu-satunya cara adalah menggunakan sihir teleportasi.”
Aku bisa merasakan ketakutan saat Luke berbicara.
"Aku lelah menjadi sasaran para pembunuh bayaran itu….”
Dari ekspresi di wajahnya, sepertinya Ariel dan Sylphy lebih setuju dengan pendapat Luke.
Ketiganya telah berusaha keras meloloskan diri dari kejaran para pembunuh saat kabur dari
Kerajaan Asura.

146
Pastinya mereka trauma ketika harus menghadapi orang-orang itu lagi.
Kalau begitu, bagaimana?
Bisakah aku secepat mungkin menghubungi Triss dan membawanya bersama kami?
Tidak, Ariel pasti akan merasa gelisah kalau aku meninggalkan kelompoknya untuk mencari
Triss.
Dan aku masih ragu apakah Luke mengatakan itu karena dipengaruhi oleh Hitogami.
"Rudeus-sama dan Luke sama-sama mempunyai argumen yang bagus….. Sylphy, kalau
menurutmu bagaimana?”
Karena Ariel masih bimbang, dia pun meminta pendapat Sylphy.
"Yah, menurutku sih, berteleport langsung ke dalam istana adalah pilihan terbaik. Aku tidak
tahu kita akan muncul di mana, tapi kalau kita bisa menghindari jebakan Pangeran Pertama
dengan tidak melewati perbatasan, kurasa itu patut dicoba.”
Duh, kenapa Sylphy jadi ikutan membela Luke? Hoi, aku suamimu, lho…
"Lagipula, kita tidak membuat keributan besar saat meninggalkan istana, jadi kurasa tidak
masalah jika kita kembali diam-diam. Perjalanan dari perbatasan menuju istana mungkin akan
menghabiskan waktu selama sebulan ... kita harus mempertimbangkan juga faktor kelelahan
akibat perjalanan jarak jauh.”
"Baiklah ... Aku mengerti. Kalau begitu, sudah diputuskan…. Kita akan berteleport langsung
ke dalam istana.”
Itu alasan yang bagus.
Sulit untuk menyangkalnya.
Apakah aku telah membuat kesalahan dengan tidak menceritakan tentang Triss pada Sylphy?
Yahh, apa boleh buat.
Sekarang, aku harus memikirkan cara lain untuk menghubungi Triss.
Mungkin aku bisa meminta bantuan orang lain?
Ghyslaine? ... ah, tapi dia tidak pandai bernegosiasi.
Oh iya, hampir lupa, aku perlu memperkenalkan Ghyslaine pada Ariel sebelum kita berangkat.
Kalau Elinalise bagaimana? ... ah tidak bisa juga. Dia sedang hamil tua.
Aku pun tidak bisa mengandalkan Cliff pada saat-saat seperti ini.
Siapa lagi temanku yang bisa kupercayai bernegosiasi dengan Triss?
Zanoba tampaknya juga tidak pandai bersilat lidah.
Tapi kalau dia membawa Ginger ...
Tidak, aku tidak boleh melibatkan pangeran dari negara lain pada urusan seperti ini.
Saat aku sedang berpikir.
Dok…dok…dok*…terdengar ketukan dari pintu.
"Silahkan masuk."

147
"Permisi."
Yang masuk adalah Sylvaril.
Dia melihat seisi ruangan ini sembari sedikit mengepakkan sayapnya.
Lalu, dia pun berkata….
"Kami baru saja menerima laporan bahwa semua lingkaran sihir teleportasi di dalam istana
Asura telah dihancurkan.”
"Apa?"
Tiba-tiba kami mendapati fakta seperti itu.
Semua lingkaran sihir teleportasi di dalam istana telah dihancurkan.
"Bagaimana itu bisa terjadi?"
Sylvaril menjelaskan dengan rinci.
Setelah kami menghadap Perugius, dia menerima perintah untuk segera mengaktifkan
lingkaran-lingkaran sihir teleportasi yang tersisa di dalam istana Asura.
Di kastil langit juga banyak terdapat lingkaran serupa yang mengarah ke Kerajaan Asura.
Tapi ketika Sylvaril memeriksanya, titik-titik relay di Kerajaan Asura sudah mati, dan tidak
merespon.
Saat mendapati fenomena aneh ini, Sylvaril segera meminta Arumanfi untuk menyelidiki, dan
akhirnya dia melaporkan bahwa lingkaran-lingkaran sihir itu telah hancur.
Menurut Arumanfi, tidak tersisa satu pun lingkaran sihir teleportasi di istana Kerajaan Asura
yang bisa digunakan.
Sehingga, Sylvaril pun menyimpulkan…..
"Kita tidak mungkin berteleport ke Kerajaan Asura dalam waktu dekat."
Yang masih tersisa hanyalah lingkaran sihir di daerah perbatasan Kerajaan Asura.
Mulai dari sana, kami harus berjalan kaki untuk sampai ke istana.
Seseorang pasti melakukan ini dengan sengaja.
Tapi siapakah pelakunya?
Apakah Hitogami, atau Orsted?
Besok aku harus membahas ini bersama Orsted.
Nah masalahnya, karena pelakunya belum ditemukan, maka kecurigaan tertuju padaku.
Luke menatapku dengan curiga.
Tentu saja aku pantas dicurigai, karena akulah yang memberikan ide untuk berteleportasi ke
daerah perbatasan Asura.
Seolah-olah mereka berkata, ’Mengapa kau sudah tahu akan hal ini?’
Sylphy juga melihat padaku dengan gugup.
Ketidakpercayaan mereka terhadap Orsted mulai tumbuh.

148
Hanya Ariel yang masih terlihat sabar.
"Yahh, kalau begitu apa boleh buat. Mari kita ikuti gagasan Rudeus-sama.”
"Ya, tapi Ariel-sama ..."
Dengan suara cemas, Luke ingin membantahnya.
Namun Ariel memotong kalimatnya.
"Luke, beritahu Elmore dan Kleene untuk mempersiapkan bekal. Sylphy akan ikut bersamaku
untuk pamit pada petinggi-petinggi Kerajaan Ranoa. Rudeus-sama, mulai saat ini aku
mengandalkan bantuanmu. Kalau Rudeus-sama sudah membulatkan tekad untuk ikut bersama
kami ke Kerajaan Asura, maka lebih baik sekarang kau pamitan pada keluargamu lainnya.”
"... Ya."
Luke hanya mengangguk tanpa mengucapkan apapun.
Kami pun berpisah untuk bersiap menjalani misi ini.

149
Bab 10
Sebelum Menuju Kerajaan Asura

Bagian 1
Lagi-lagi aku pergi ke gubuk di pinggiran Kota Sharia.
Ini adalah pertemuan ketigaku dengan Orsted.
Ariel berhasil mendapatkan dukungan Perugius.
Aku melaporkan itu kepadanya, dan juga informasi bahwa lingkaran sihir di dalam istana
Kerajaan Asura sudah dihancurkan.
Orsted tersenyum ketika mendengar berita itu.
Senyum yang jahat.
Atau mungkin, memang seperti itu wajahnya ketika tersenyum?
"Aku mengerti, kerja bagus."
Aku dipuji.
Namun, masalahnya masih belum terselesaikan.
"Tentang lingkaran sihir teleportasi itu, bagaimana menurutmu?"
Untuk sesaat, tampaknya Orsted meragukan info itu, namun akhirnya dia mempercayai
perkataanku.
Mungkin dia sempat berpikir, ’Apa yang sedang kau sembunyikan dariku…’, atau
semacamnya.
"Itu mungkin perbuatan Hitogami. Si bodoh itu telah melakukan kesalahan dengan tindakan
sejelas itu. Semoga saja dia terus melakukan kesalahan serupa.”
Orsted tampaknya telah menyadari sesuatu.
Dia terlihat cukup senang.
Sepertinya dia menggumamkan, ’Yakk, tinggak selangkah lagi….’, atau semacamnya.
Apa maksdunya? Kuharap dia akan memberitahuku nanti.
"Kesalahan macam apa yang kau maksud? Bisakah kau menjelaskannya padaku?"
"Mm, begini….."
Orsted duduk, kemudian menatapku.
Seperti biasa, tatapan matanya begitu tajam.
Seolah-olah matanya bersinar.
"Bawahan Perugius bilang bahwa mereka tidak bisa lagi menggunakan lingkaran sihir
teleportasi?”
"Ya, bos."

150
"Bos? Ah, terserah ... Di Kerajaan Asura, tidak banyak lingkaran sihir teleportasi yang tersedia.
Sebagian besar adalah lingkaran sihir yang digunakan oleh para petinggi kerajaan untuk
melarikan diri di saat darurat. Beberapa di antaranya sudah tidak berfungsi, sehingga Perugius
tidak bisa memanfaatkannya.”
Jadi begitu ya.
Ternyata para petinggi kerajaan sudah biasa menggunakan sihir teleportasi untuk melarikan
diri di saat-saat genting.
"Dan di situlah kesalahannya."
Oh….ya….ya….aku paham.
Eh?? Tidak! Aku tidak paham! Ini masih membingungkan.
"Kesalahan macam apa yang kau maksud? Tolong jelaskan lebih detail!”
"... Pada dasarnya, lingkaran sihir teleportasi tidak bisa digunakan oleh sembarang orang.
Bahkan, teknik sihir teleportasi adalah hal yang tabu di duia ini. Lingkaran-lingkaran sihir
teleport yang tersisa di Kerajaan Asura dijaga ketat oleh prajurit. Hanya bangsawan kelas atas
dan petinggi kerajaan yang boleh menggunakannya.”
"Oh, begitu ya. Lalu?"
"... sekarang pikirkan….."
"Ya."
Lingkaran sihir yang hanya boleh diakses oleh para petinggi kerajaan.
Mereka menggunakannya untuk meloloskan diri jika terjadi bahaya.
Dengan kata lain, jika lingkaran-lingkaran sihir itu rusak, maka nyawa mereka akan terancam.
Saat Perugius hendak menggunakan lingkaran sihir itu, semuanya malah dirusak.
Kemungkinan besar, ini adalah hasil pekerjaan Hitogami.
Seperti yang kami duga sebelumnya, rupanya ada seorang bidak Hitogami di Kerajaan Asura,
dan dia lah yang melakukan perusakan ini.
Siapakah si tersangka ini?
"Jadi, Pangeran Pertama Grabell atau Menteri Senior Darius kemungkinan adalah bidaknya
Hitogami...?"
"Betul. Yang bisa menghancurkan lingkaran-lingkaran sihir itu bukanlah orang biasa. Sudah
pasti, dia adalah orang yang sangat berpengaruh di Kerajaan Asura saat ini. Hanya Menteri
Senior Darius yang bisa melakukannya, karena dia memiliki pasukan pribadi yang cukup
besar.”
Oh.
Jadi begitu ya.
Aku baru tahu bahwa dia memiliki pasukan pribadi yang cukup besar.
"Kalau begitu, sekarang kita bisa memastikan bahwa Menteri Senior Darius adalah bidaknya
Hitogami?”

151
"Ya. Tapi jangan lupakan Pangeran Pertama…. Ah, siapapun orangnya, itu tidak masalah,
karena kita akan membunuh keduanya.”
Pangeran Pertama adalah musuh Ariel, jadi kita harus melenyapkannya.
Aku masih ragu membunuh orang, tapi ...
Sepertinya aku tidak punya pilihan lain.
Aku akan melakukan apapun demi keluargaku, meskipun aku harus membunuh orang lain.
"Tapi, masih ada satu orang lagi."
"Maksudmu ... Luke?"
"Tidak diragukan lagi."
"Bagaimana dengan Ariel?"
"Mustahil."
Ternyata itu memang tidak mungkin terjadi.
"Apakah Orsted-san yakin?"
"Ada orang yang tidak bisa dimanipulasi oleh Hitogami.”
"Salah satunya adalah Ariel? Apa alasannya?”
"...... Itulah intuisiku setelah beribu-ribu tahun memburu Hitogami."
Intuisi...?
Dia berpikir sejenak sebelum mengatakan itu. Tampaknya ada sesuatu yang tidak bisa dia
ungkapkan padaku.
Baiklah, saat ini aku tidak akan menuntutnya.
Ada hal lain yang lebih penting untuk dibahas.
"Bagaimana kalau ternyata intuisi Orsted-san salah? Bagaimana kalau ternyata Ariel-sama
benar-benar dipengaruhi oleh Hitogami?"
"Kalau intuisiku salah, aku sendiri yang akan bertanggung jawab menyelesaikan masalah ini.”
Menyelesaikan masalah ini? Kau akan membantai semua petinggi Kerajaan Asura?
Yahh, menyelesaikan masalah belum tentu membunuh.
Baiklah, untuk saat ini, mari kita abaikan kemungkinan Ariel dipengaruhi Hitogami.
Kalau begitu, bisakah kita rekrut Ariel untuk bergabung dengan kelompok ini?
Sepertinya Ariel tidak begitu terpengaruh dengan kutukan Orsted.
Jadi, bukankah lebih baik kita ungkapkan semua rahasia ini padanya?
...Oh, nanti sajalah.
Namun, Sylphy dan Ariel begitu mempercayai Luke.
Mereka masih percaya bahwa Luke tidak akan pernah mengkhianati mereka.

152
Namun, Luke juga beranggapan bahwa semua tindakannya benar. Aku pun begitu, sewaktu
Hitogami masih mengendalikanku, aku tidak sadar telah melakukan kesalahan.
Luke pikir, semuanya akan baik-baik saja, namun yang terjadi justru sebaliknya.
Sungguh menyusahkan.
Orsted menduga bahwa Luke berperan sebagai perantara.
Dia bertugas memberitahu Hitogami tentang apapun yang kulakukan.
Seolah-olah Hitogami memberikan berbagai saran yang menguntungkan pihak Ariel, namun
pada akhirnya hanya kekecewaaan yang mereka dapati.
Sekarang aku mengerti mengapa Orsted begitu ingin membunuh makhluk itu secepat mungkin.
"... Orsted-san."
"Ya?"
"Bisakah kau menceritakan pertarunganmu melawan Hitogami sebelumnya? Aku hanya ingin
tahu apa yang telah terjadi di antara kalian.”
"Oh?"
Aku ingin tahu bagaimana taktik kedua pihak untuk saling menjatuhkan.
Pertama, Hitogami bisa melihat masa depan.
Masa depan yang dilihatnya begitu luas dan terperinci.
Dan dia memiliki kekuatan untuk mengubah masa depan itu dengan memanipulasi seseorang.
Namun, dia tidak bisa melakukan itu pada orang-orang yang menggunakan teknik rahasia ras
naga kuno yang diciptakan oleh ayahnya Orsted.
Itu berarti, teknik yang dikembangkan ras naga kuno jauh lebih kuat daripada kemampuan
Hitogami.
Prediksi Hitogami menjadi tidak akurat saat menelaah orang-orang yang telah bekerjasama
dengan Orsted.
Saat Hitogami menemukan suatu hal yang aneh di masa depan, atau pun sejarah yang telah
berubah, maka dia tahu bahwa Orsted lah yang telah merubahnya.
Tapi, dia tidak bisa melihat bagaimana Orsted mengubah masa depan itu.
Dia hanya bisa memperkirakan.
Selama dia tidak tahu rencana dan tujuan Orsted, maka Hitogami tidak bisa merubah masa
depan sesuai keinginannya.
Hitogami tidak bisa mengirimkan anak buahnya untuk mendekati Orsted karena si bos punya
kutukan yang membuat siapapun membencinya.
Tetapi, kutukan itu juga lah yang membantu Orsted menemukan orang-orang tertentu yang bisa
dia percayai. Misalnya, Nanahoshi dan diriku, atau mungkin juga Ariel.
Dengan bersekutu bersama orang-orang tertentu itulah, Orsted bisa memperluas jangkauannya
untuk menekan rencana-rencana Hitogami.

153
Dengan kata lain, sekarang aku adalah bidaknya Orsted. Yahh, pada dasarnya aku hanya
berganti bos.
Tetapi, jika aku salah langkah, maka tentu saja rencana Orsted bisa ketahuan.
Jadi, aku harus bertindak dengan hati-hati.
Sebisa mungkin, jangan pernah membocorkan informasi pada siapapun, terutama pada
utusannya Hitogami seperti Luke.
Aku juga harus berhati-hati pada orang-orang yang begitu mempercayai Luke seperti Sylphy
dan Ariel.
Kalau pun harus bertukar pendapat dengan mereka, aku tidak boleh membeberkan semua yang
kuketahui.
Rahasiakan apapun yang berhubungan dengan rencana Orsted.
Sebagai konsekuensinya, mungkin tindakanku akan terkesan mencurigakan.
Itu tidak masalah, selama kami berhasil mencapai tujuan.
Kami tidak akan membiarkan bidak Hitogami mengetahui rencana kami, sehingga kami bisa
mengalahkannya.
Aku akan bekerja sampai mati bersama Orsted, untuk mendapatkan kemenangan yang
mungkin baru akan kami peroleh 100 tahun lagi.
Kujelaskan semua dugaanku itu pada Orsted.
"Apakah aku salah?"
"Tidak…."
Orsted mengangguk dalam-dalam.
Mengerti ... Sekarang aku tahu apa yang harus kulakukan.
Perugius boleh menganggapku tidak tegas, tapi ...
….yang penting kami sedang berusaha mewujudkan tujuan kami.
Jadi kesimpulannya, dua orang yang kemungkinan besar menjadi bidak Hitogami adalah…
Luke dan Darius.
"Dan siapakah yang terakhir?"
"Aku belum tahu. Tapi, setahuku Hitogami suka memilih orang yang handal menggunakan
pedang atau sihir.”
"Handal menggunakan pedang atau sihir ..."
Yah, Sylphy dan Roxy sama-sama mahir menggunakan sihir. Sedangkan Eris sudah meraih
gelar Raja Pedang. Tapi keluargaku sudah aman dari pengaruhnya.
Menurut buku harian si kakek, ketika pemberontakan terjadi, dia akan menghadapi Kaisar
Utara dan Raja Air.
Apakah bidak Hitogami yang ketiga adalah salah satu dari mereka berdua?
"Bagaimana dengan Kaisar Utara dan Dewa Air?"

154
"Auber dan Reida ... Memang, sangat mungkin. Kau harus sangat waspada ketika berjalan
menuju pusat istana dari perbatasan.”
"Orsted-san tidak ikut?"
"Tentu saja aku akan mengikutimu. Tapi kita harus beraksi secara terpisah."
Orsted akan mengikuti dari belakang ...
Seolah-olah aku dimanipulasi oleh bayanganku sendiri.
Yah, tidak buruk lah…. Toh, aku sudah banyak berkonsultasi dengannya.
"Dimengerti. Jadi ... para tersangkanya adalah Luke, Darius, Reida, Auber. Baiklah, aku akan
mewaspadai keempat orang itu.”
"Benar. Kau boleh membunuh Darius, Auber, Reida kapanpun... Namun, amati dulu gerak-
gerik Luke, kalau sudah terpaksa, barulah kau boleh membunuhnya.”
"Jadi, aku boleh membunuh berdasarkan penilaianku?"
"Ya, jadi gunakan instingmu."
Dia benar-benar mempercayai penilaianku?
Mungkin dia sudah tahu bahwa aku tidak sanggup sembarangan membunuh orang.
Terakhir kali aku bertarung dengan serius adalah ketika melawan Orsted di hutan. Dan aku
jarang sekali melakukannya.
Tidak apa-apa.
Kali ini, aku akan bertarung dengan serius sekali lagi.
Bagian 2
Hari berikutnya.
Setelah menunggu Norn pulang, Sylphy dan aku mengadakan rapat keluarga.
Sepertinya, beberapa hari ke depan kami akan disibukkan oleh misi ini.
Perjalanan menuju Asura akan memakan waktu 3 - 4 bulan.
Karena ini juga pekerjaan Sylphy, maka dia harus ikut.
Namun, ternyata keluargaku tidak begitu peduli dengan misi ini.
"Ah, semangat ya, Onii-chan. Kalau begitu, bisakah kau buat beberapa persediaan tanah di
kebun dengan menggunakan sihirmu?"
Seperti itulah tanggapan Aisha.
Dia lebih mengkhawatirkan kehabisan persediaan tanah daripada keselamatan kakaknya.
"Ariel-sama akan meninggalkan sekolah, jadi ... haruskah kita mengadakan pesta
perpisahan...?"
Norn lebih peduli dengan urusan sekolah.
Aneh.
Ketika aku pamit untuk menghadapi Orsted sebelumnya…. mereka tampak suram.

155
Aku menginginkan sebuah perpisahan yang dramatis seperti kemaren.
Tadinya kupikir Aisha akan menangis, kemudian kupeluk Norn sembari mengatakan aku pasti
akan pulang.
"Tapi Onii-chan, setiap kali kau mengatakan, ’Aku akan pergi, tapi sepertinya tidak akan
kembali.’ akhirnya kau akan kembali juga, kan?”
Ah, aku mengerti.
Jadi, adik-adikku ini sudah begitu mempercayaiku, ya.
Atau mungkin mereka sengaja menahan tangis agar aku tidak terbebani?
Yahh, kalau mereka tidak mengkhawatirkanku, aku pun tenang.
"Lagian, saat pulang Onii-chan selalu bawa wanita baru."
"Heee, aku juga mengkhawatirkan kebiasaannya itu, tapi kali ini Eris-ane dan Sylphy-ane juga
ikut, jadi kurasa tidak masalah.”
Eris-anesan juga?
Oh iya, begitu mendengar bahwa aku akan pergi ke Kerajaan Asura, Eris langsung berkemas-
kemas.
Tanpa ragu sedikit pun, dia langsung menuntut, ’Aku ikut juga!!’
"Norn-ane, menurutmu kali ini siapakah yang akan dibawa pulang Onii-chan?"
"Aku tidak yakin. Mungkin salah seorang pengawal Ariel-sama? Kleene-senpai, atau Elmore-
senpai mungkin?"
Ini bukanlah percakapan yang sehat….tapi aku sudah berjanji untuk tidak menikah lagi.
Aku sudah menyatakannya dengan jelas, namun entah kenapa si gajah tidak bisa dipercaya
lagi.
Ini bukan salahku, ini karena aku terlalu populer di dunia ini.
... Tapi, kurasa hal yang sama tidak akan terulang kali ini.
Sylphy dan Eris akan ikut bersamaku.
Jadi….
Aku tidak bisa bertindak sembarangan.
Aku akan melindungi mereka berdua, dan begitu pun sebaliknya.
Kalau misalnya aku gak kuat menahan birahi, aku bisa menggunakan mereka kapanpun.
"Semoga keberuntungan bersamamu."
Seperti biasanya, Lilia dan Zenith selalu mendoakanku sebelum pergi.
Oh iya, aku lupa membahas ingatan Zenith saat berkonsultasi dengan Orsted.
Di dunia ini, kasus seperti Zenith juga dikenal sebagai kutukan. Maka, aku ragu Orsted bisa
berbuat banyak, karena dia juga tidak bisa melepaskan diri dari kutukan yang dideritanya.
Setelah misi ini selesai, mungkin aku akan coba membicarakannya.
"Lilia-san, kalau begitu, aku titip Lucy padamu.”

156
"Serahkan semuanya padaku. Aku akan merawat Lucy dan Nyonya Zenith."
Sylphy mungkin tidak menyesali keputusannya, tapi dia membungkuk serendah mungkin pada
Lilia seakan pasrah.
"Meninggalkan anak sekecil Lucy mungkin bukanlah hal yang baik, tapi kali ini ..."
"Tidak apa-apa. Inilah tugas seorang pelayan keluarga."
Belakangan ini, Lucy bisa menyebutkan beberapa kosakata baru.
Kata-kata sederhana seperti "mama," "asha," "lila," "oki," "bibi," "jiro." [17]
Dia terlihat begitu menggemaskan saat berusaha mengucapkannya.
Sayang sekali dia belum bisa mengatakan "papa."
Tapi, sesekali dia pernah mengatakan "Ru- di-" ...
Mungkin itu karena belakangan ini aku jarang bermain dengannya.
Sekarang kedua orang tuanya akan mengemban misi penting ke negara tetangga.
Aku sadar bahwa aku bukanlah ayah yang baik baginya.
Aku tidak tahu sampai kapan ini berlangsung.
Lucy sungguh menggemaskan.
Dia lah malaikat kecilku.
Tapi, perasaan cinta saja tidak akan cukup ...
"Beberapa bulan ke depan aku akan sangat kesepian."
Hanya Roxy yang menyayangkan kepergianku.
Aku juga merasa berdosa karena telah meninggalkan istri keduaku yang tengah hamil.
"Maaf, kami akan berusaha pulang secepat mungkin, tapi ..."
"Nikmati saja pekerjaanmu. Di sini ada Lilia-san dan Aisha, jadi aku akan baik-baik saja
meskipun harus melahirkan tanpa Rudi di sisiku ... tapi jangan lupa bawa oleh-oleh. Aku ingin
permen buah yang rasanya manis dan asam. Oke?"
Seperti biasa, wajah Roxy hanya terlihat datar.
Harusnya dia gugup karena hari melahirkan semakin dekat, namun dia tidak menunjukkan
kegugupan itu.
"Jangan pasang wajah sedih seperti itu, Rudi. Aku jadi semakin khawatir. Pria pergi berburu,
sedangkan wanita menjaga rumah dan anak-anak. Memang seperti itulah prinsip keluarga
Migurd."
Roxy dengan bangga menjelaskannya.
Dia memang wanita yang bisa diandalkan.
Tidak apa-apa jika kau ingin pergi.
Jadi, pergilah tanpa khawatir sedikit pun!

157
"Sayang sekali ya, padahal aku sudah dapat cuti hamil. Aku berharap menghabiskan lebih
banyak waktu bersama Rudi.”
"Ya, sayang sekali."
Sepertinya Roxy dibebastugaskan dari urusan sekolahan sampai melahirkan.
Di negara ini, seorang wanita boleh mengambil cuti saat mengandung sampai mengasuh anak.
Meskipun Roxy masih ingin mengajar, dia harus menahan hasratnya itu setidaknya sampai
melahirkan.
Dia membujuk Wakil Kepala Sekolah Jinas untuk mendapatkan liburan panjang.
Mungkin, dia juga menggunakan namaku untuk mendapatkan ijin tersebut.
Namaku cukup disegani di sekolahan, dan itu bisa mempermudah keluargaku mengurus ijin
apapun.
Sebelum aku benar-benar pergi, aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama Roxy.
Bagian 3
Malamnya, di kamar Eris, aku bisa mendengar suara beberapa orang sedang berbicara.
Itu adalah suara Sylphy dan Eris.
Sepertinya Eris tidak setuju dengan pendapat Sylphy.
Terdengar sanggahan seperti ’Kenapa harus begitu?’ dan ’Kenapa harus begini?’ dari Eris,
dan Sylphy hanya membalasnya dengan kalem.
Perlahan-lahan Eris kembali tenang, kemudian dia mengakhiri debat itu dengan, ’Baiklah, aku
mengerti.’
Dan malam itu, Eris datang ke kamarku.
Aku sudah berbaring di tempat tidur dan siap terlelap.
"..."
Kemudian, Eris segera menyelinap di balik selimutku.
Lalu, dia pun memelukku bagaikan bantal.
Dia menekankan dadanya erat-erat pada tubuhku.
Aku jadi susah tidur kalau ditodong dengan oppai sebesar itu.
Baiklah, malam ini kita main ya…
Aku siap kok.
Tapi, aku ingin meyakinkan sesuatu sebelum beraksi.
"Kamu ... berkelahi dengan Sylphy, ya?"
"Enggak kok."
"Benarkah?"
Kalau kudengar sih, perdebatan itu juga tidak terlalu serius.
Eris sekarang lebih bisa mengontrol emosinya.

158
Kalau dulu sih, jika terjadi perdebatan semacam ini, ketika aku memeriksa kamar sebelah, pasti
sudah kutemukan Sylphy terkapar dengan benjolan besar di kepalanya.
"Mulai besok, kita akan bekerja sama dengan Sylphy. Setelah Ghyslaine bertemu dengan Ariel,
kita akan bersama-sama menyiapkan misi ini.”
Aku akan memperkenalkan Ghyslaine pada Ariel besok.
Sylphy berkata, ’Biarkan aku yang mengatur pertemuannya.’
Mungkin Sylphy bisa menemani Ghyslaine untuk bertemu Ariel, namun karena aku sudah tahu
tujuan Ghyslaine yang berbahaya, maka sebaiknya aku sendiri yang mengenalkannya.
Toh, sebagai pengawal Ariel, Sylphy pasti ikut.
Dan Eris juga harus datang.
Jadi, besok pagi kami berempat akan menghadap Ariel.
Sylphy benar-benar ingin memperkenalkan Eris dan Ghyslaine.
Mengapa?
Tiba-tiba, Eris menggumamkan sesuatu. Rupanya dia ingin menceritakan perdebatan barusan.
"….tadi Sylphy bilang…. beberapa hari ke depan Rudeus ingin menghabiskan waktu bersama
Roxy.”
"Benarkah Sylphy bilang begitu?"
"Ya."
Apakah dia mengatakan itu untuk Roxy?
Aku mengerti, rupanya Sylphy tahu posisi Roxy. Sehingga dia ingin memahamkan Eris tentang
hal ini.
Sylphy meminta Eris untuk mengalah pada Roxy selama beberapa hari ke depan.
Yahh, Eris pasti mengerti, karena dia sudah dewasa sekarang.
Dulu, dia lebih sering menggunakan tangannya untuk berbicara.
Jika kau menjelaskan alasannya, dia pasti akan mendengarkan dengan patuh.
"Itu sebabnya, dia memberikan kesempatan malam ini padaku."
Oh, jadi Eris sudah kebelet.
Dia ingin jatahnya dibayar lunas di depan.
Ah, kangen juga sama Eris yang egois seperti ini.
Tapi, gadis super keras kepala itu sudah tiada.
Eris bukan lagi anjing, singa, ataupun kera…. Sekarang dia adalah wanita dewasa yang tidak
egois.
Yah, mungkin hanya untuk hari ini.
Santai saja, Sylphy…. Semuanya dapat giliran kok. Satu-satu ya.
Jadi, dia sengaja mengalah malam ini?

159
Yahh, mungkin nanti ada kesempatan berduaan dengan Sylphy saat perjalanan ke Asura.
Baiklah, lupakan dulu yang putih untuk malam ini. Sekarang giliran si merah.
Aku pun balas memeluk tubuh Eris.
Dengan kecepatan cahaya, Eris segera menelanjangiku.
"Hey, kau yakin tidak sedang hamil? Kalau sedang mengandung, kau tidak boleh menggila di
ranjang lho…”
"Nanti saja periksa kandungannya!”
Pertandingan pun mulai.
Sepertinya Eris tidak mengenal istilah Keluarga Berencana.
Bagian 4
Hari berikutnya, persiapan pun dimulai.
Sembari berkemas-kemas, aku terus menemani Roxy dan meluangkan lebih banyak waktu
bersamanya.
Tentu saja, aku tidak bisa selalu bersama Roxy.
Aku harus memperkenalkan Ghyslaine pada Ariel, laporan pada Orsted, dan mempersiapkan
barang bawaan dengan teliti.
Aku juga harus mempelajari kemampuan seperti apa yang dimiliki Kaisar Utara Auber dan
Dewa Air Reida, sekaligus cara menghentikannya.
Lalu, bagaimana cara menghubungi Triss di Guild Pengintai.
Untuk berjaga-jaga, aku harus menghafalkan peta lokasi Kerajaan Asura.
Dan juga tata letak Istana Perak Kerajaan Asura.
Aku juga harus membantu Cliff meneliti kutukan Orsted.
Lakukan semuanya sebaik mungkin.
Tak terasa, hari demi hari telah berlalu.
Bagian 5
Suatu hari.
Roxy dan aku duduk bersama di sofa pada ruang keluarga.
Belakangan ini, kami sering menghabiskan waktu berdua di sini sembari bercakap-cakap.
Kami membicarakan berbagai hal.
Mulai dari hal apa saja yang terjadi di sekolahan, sampai penelitian benda sihir terbaru.
Kami juga bernostalgia dengan berbagi cerita setelah bencana metastasis terjadi.
Tidak ada yang penting, kami hanya ngobrol dengan santai.
"Yah, Rudi. Sebelum kau pergi, putuskan dulu siapakah nama bayi kita.”
Topik hari ini adalah nama bayi.

160
"Memutuskan nama sebelum sang suami pergi jauh, bukankah itu hal yang buruk?"
Aku pun menjawabnya begitu.
"Ah, itu kan hanya cerita kepercayaan ras manusia. Kalau ras Migurd sih beda.”
Dia menyanggahnya dengan blak-blakan.
Beda ras, beda pula kepercayaannya.
Tetapi, kalau Dewiku bersabda demikian, maka aku tidak perlu khawatir.
Ini adalah perintah Dewi.
"Bagi ras Migurd, biasanya nama bayi akan diputuskan oleh petua desa, tapi ... petua desa di
sini adalah Rudi. Jadi, mohon berikan bayi ini nama."
"Beneran nih, aku boleh memutuskannya?"
"Tentu saja. Setiap hari aku akan menggosok perutku yang semakin membesar, dan
mengucapkan nama yang Rudi pilihkan. Itu pasti akan sangat menyenangkan.”
Roxy menggosok-gosok perutnya sembari mengatakan itu.
Aku juga memegangnya.
Luar biasa.
Aku bertemu dengannya saat berusia 10 tahun, dan kini dia sedang mengandung anakku.
Sylphy juga luar biasa, tapi Roxy lebih luar biasa.
Hatiku terasa begitu bahagia.
Sungguh menyenangkan, aku tidak pernah puas merasakan kebahagiaan seperti ini.
"Uhehe."
"Ada apa, Rudi? Kamu kok tertawa seperti Sylphy."
Seperti Sylphy?
"Oh, tidak… perut Roxy luar biasa."
"Perutku tidak seimut Sylphy, dan tidak sekencang Eris, tapi ... jika kamu suka, belailah sampai
puas.”
"Sungguh?"
Seperti katanya, aku pun mulai mengelus-elus perut Roxy.
"Di dalamnya adalah milik Rudi.”
"Kalau luarnya?"
"... juga milik Rudi."
"Jadi semuanya milikku?"
"Tapi, setengah anak ini adalah milikku. Aku tidak mau mengalah."
Betapa jujurnya wanita ini.
Roxy-Sensei memang pintar.

161
Ya, anak itu milik kita.
Tapi Roxy milikku.
"Nama anak itu, siapa ya bagusnya….”
"Yah ... nama Migurd ... mungkin sedikit sulit diucapkan."
Nama-nama ras Migurd umumnya didasarkan pada inisial.
Namun karena anak kami blasteran, maka tidak perlu terlalu terpaku pada tradisi seperti itu.
"Kalau begitu, bagaimana jika kita menggabungkan nama Rudeus dan Roxy?"
"Sungguh?"
"Karena ikatan kita abadi."
Tapi, kami tidak boleh begitu saja menyalinnya.
Bukan "Ru-" atau "Ro-," jadi "Re-" lalu.
Biarkan aku berpikir sejenak tentang nama yang dimulai dengan "Re-."
Re-, Re-, Re-
Sepertinya dia akan tumbuh menjadi anak yang suka menyapu. [18]
Yahh, terlalu rajin bukanlah hal yang buruk sih.
Kalau begitu, bagaimana kalau nama yang sedikit sulit diucapkan seperti saran Roxy.
Kalau namanya terlalu sulit diucapkan, bisa-bisa dia menjadi gadis yang menginginkan cinta
membara. [19]
Kayaknya aneh, deh.
Harusnya mirip nama Roxy.
Hmm
"La," "Ri," "Ru," "Re," "Ro," suku kata mana yang paling pas untuk nama anaknya Roxy.
Ah, ini saja.
"Kalau bayinya laki-laki, maka namanya adalah Rollo. Kalau dia perempuan, namanya adalah
Lara. Bagaimana?"
"Baiklah, Rollo dan Lara. Sepertinya cukup mudah diucapkan."
Kalau begitu….
Apakah suatu hari nanti dia akan diculik oleh raja iblis, atau malah menjadi penyelamat? [20]
Tubuh Roxy memang terlihat seperti gadis SMP, namun wajahnya tampak sesuci Bunda
Teresa.
Dia lah Tuhanku.
Maka, dia pasti akan melahirkan anak Tuhan!
"Rudi."
"Ya?"

162
"Kumohon pulanglah dengan selamat. Aku ingin Rudi menggendong anak ini bersamaku.”
"Ya."
Kau tak perlu mengatakannya, wahai dewiku.
Akhirnya…. Tiba waktunya pergi ke Kerajaan Asura.

163
Cerita Selingan
Raja Pedang Serigala Hitam

Bagian 1
Tiga hari sudah berlalu sejak Perugius Dola memberikan dukungannya Ariel Anemoi Asura.
Pada suatu auditorium yang terletak agak jauh dari asrama wanita Akademi Sihir Ranoa,
tempat serbaguna yang biasa digunakan oleh para bangsawan.
Saat ini, tempat ini sedang digunakan oleh Tuan Putri Ariel.
Empat orang menunggu di depan auditorium.
Tiga wanita dan seorang pria.
Dua orang di antaranya adalah Rudeus Sang Quagmire, dan Silent Fitts - Sylphiette.
Adapun, dua lainnya adalah Raja Pedang yang barusan tinggal di kota ini, yaitu Eris dan
Ghyslaine.
"Asal tahu saja, aku sudah melupakan semua pelajaran etiket yang pernah diajarkan padaku."
"Aku juga tidak begitu paham norma sopan santun."
Di depan pintu auditorium, keduanya menyatakan itu dengan jujur.
Di depan mereka, Rudeus hanya menanggapinya dengan mengangkat bahu dan Sylphy hanya
tersenyum pahit.
"Ariel-sama tidak terlalu mementingkan etiket. Bagi para pengawal, mereka tidak
membutuhkan etiket yang terlalu ribet. Paling-paling, kau hanya perlu mengetahui etiket
dasar.”
Sembari Sylphy mengatakan itu, dia mencabut seutas benang yang ada di bahu Eris, untuk
merapihkan penampilannya.
Eris hanya pasang wajah cemberut sambil bersedekap.
"Tapi, sekarang aku adalah istrinya Rudeus, kalau aku tidak sopan, maka Rudeus juga akan
kerepotan.”
Saat mendengar kata-kata Eris, Rudeus mengedipkan matanya karena terkejut.
Dia tidak menduga Eris mengatakan hal seperti itu.
"Kalau aku sih tidak masalah. Justru Sylphy lah yang akan kehilangan muka di hadapan
tuannya jika kau membuat masalah.”
"...... Tidak…aku juga tidak masalah. Toh aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini."
Sylphy menggaruk bagian belakang telinganya, dan wajahnya tampak cemberut.
Sewaktu masih kecil dia sering dibully, setelah dewasa dia harus berpakaian seperti pria untuk
menyembunyikan identitasnya. Dia sudah sering mendapat cemoohan dari orang-orang di
sekitarnya.
Tentu saja, meskipun dia sudah terbiasa, dipermalukan bukanlah hal yang menyenangkan.

164
Namun, setelah tinggal beberapa minggu bersama Eris, dia pun tahu bahwa Eris bukanlah
orang yang bisa dipaksa.
"……"
Bukannya Eris tidak berusaha merubah sikapnya. Dia ingin melakukan itu, namun dia tidak
mampu.
Hubungannya dengan Sylphy sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Terus terang saja, Eris belum sepenuhnya menganggap Sylphy sebagai keluarga.
Namun, dia juga tidak membencinya.
Mungkin hubungan mereka lebih tepat jika disebut ‘teman’, atau bahkan ‘rekan’.
"Hm ……"
Sembari mengerutkan dahinya, Eris melihat penampilannya dengan ragu.
Tapi, tidak ada yang aneh dengan penampilannya.
Yang dia kenakan bukanlah pakaian formal, namun setidaknya Nina telah menjamin bahwa
pakaian ini tidak akan membuat malu seorang Raja Pedang.
Namun, dia adalah Raja Pedang yang keras kepala.
"Pakaianku tidak aneh, kan?"
"Tidak. Malahan, sangat keren."
Setelah sedikit disanjung oleh Sylphy, Eris pun mengangguk sambil berkata, “Yosh…!”
Entah kenapa, pujian sederhana itu sudah membuat Eris cukup percaya diri untuk menghadap
seorang putri kerajaan.
"Atau, apakah sebaiknya kau mengenakan gaun? Bagaimanapun juga, Eris adalah seorang putri
keluarga bangsawan terhormat. Bukankah itu berarti kau lebih cocok berpakaian mewah?"
"Tidak….aku lebih suka begini."
Sebenarnya Eris telah membeli pakaian dan aksesoris sebelum datang ke sini, namun dia belum
menunjukkannya pada Rudeus. Sampai sekarang pun, dia belum mendapat kesempatan
menunjukkannya….
Entah kenapa, Eris merasa bahwa baju baru itu tidak cocok untuknya, sehingga dia tidak pernah
mengenakannya.
Dia hanya mengenakan pakaian santai yang dipakainya sehari-hari.
Kemudian, kalau sedang ngelembur bersama Rudeus, dia hanya mengenakan pakaian pendek,
karena lebih mudah dilepas.
"Kalau masalah etiket, kau bisa belajar dari Sylphy sebelum kita sampai ke Kerajaan Asura.”
"...... Yah, aku juga tidak keberatan mengajarimu."
Eris menarik napas panjang.
Menjadi seorang istri.
Menjadi seorang wanita yang cocok untuk Rudeus.

165
Sejujurnya, Eris tidak tahu apapun tentang hal itu. Yang dia pahami selama ini hanyalah teknik
berpedang.
"Baiklah…. Ayo masuk."
Setelah Sylphy memberi aba-aba, Eris dan Ghyslaine pun mengangguk dengan mantab.
Sylphy mengetuk pintu di depan mereka, kemudian mengucapkan salam dengan lantang.
"Ariel-sama. Eris Greyrat dan Ghyslaine Dedorudia-sama telah datang untuk menghadap!"
"Silakan masuk."
Sylphy membuka pintu, lalu masuk ke dalam.
Rupanya, ruangan besar itu sedang digunakan Ariel untuk berkemas-kemas. Jadi, di sana-sini
terlihat benda yang berserakan.
Ariel sedang duduk di tengah ruangan.
Sylphy bergerak mendekati Ariel, kemudian berdiri di sampingnya.
Rudeus berdiri di antara Ariel dan Eris.
Pertama-tama, Rudeus meletakkan tangannya di dada, membungkuk, lalu menunjuk pada Eris
untuk memperkenalkannya.
"Ariel-sama. Dia adalah Eris, Eris Greyrat. Aku yakin Ariel-sama pernah mendengar
julukannya sebagai Mad Dog. Karena dia sekarang sudah menjadi Raja Pedang, maka orang-
orang pun kerap memanggilnya Mad Sword King. Untuk misi ini, dia akan menemaniku,
Rudeus Greyrat, sebagai pengawal."
Rudeus lah yang mengawali perkenalan ini, kemudan dia memanggil Eris dengan suara rendah,
“Hei, Eris…perhatikan sikapmu”.
Eris akhirnya menyadari bahwa tangannya masih bersedekap, kemudian dia segera
melepasnya, meletakkan tangannya di dada seperti yang dilakukan Rudeus, lalu membungkuk.
Dia meniru apapun yang dilakukan Rudeus.
"Eris Greyrat telah hadir."
Itu kurang sopan, tetapi Ariel hanya menanggapinya dengan tersenyum lembut.
"Aku senang berkenalan dengan Eris-sama. Aku lah Putri Kedua Kerajaan Asura, Ariel
Anemoi Asura. Aku telah mendengar banyak hal tentangmu sejak masih kecil."
"Hmpf, pasti itu bukan hal yang bagus."
Mendengar kata-kata itu, Ariel pun tertawa sebentar.
"Memang, rumor tentang dirimu yang sampai ke istana bukanlah kabar yang bagus. Namun,
aku tidak ingin menilai seseorang hanya dari rumor. Bagaimanapun juga, rumor hanyalah kabar
angin yang tidak jelas kebenarannya.”
"……"
"Namun, kebersamaanmu dengan Rudeus-sama adalah bukti bahwa kau merupakan orang
yang luar biasa. Sepengetahuanku, semua yang dikenal Rudeus-sama adalah orang-orang yang
hebat. Meskipun beberapa di antaranya memiliki keunikan-keunikan yang khas, namun
setidaknya mereka bukanlah orang jahat.”

166
Setelah mendengar itu, Eris pun mengangguk dengan puas.
Dia langsung pasang pose khas keluarga Greyrat dengan bersedekap dan membuka kedua
kakinya lebar-lebar.
Eris sudah lupa bahwa saat ini dia sedang menghadap seorang putri kerajaan.
"Itu benar. Rudeus memang luar biasa. Sepertinya kamu sudah mengerti akan hal itu."
"Ya ...... maka, kuharap kau tidak merepotkan Rudeus-sama.”
Sembari masih duduk di tengah ruangan, Ariel menyindirnya.
Menyadari ini, Eris mendengus, ’hmph!’, kemudian dia kembali membungkukkan badannya.
“Uhuk!!”
Saat melihat tingkah Eris, Sylphy berdehem sekali sambil menggaruk bagian belakang
telinganya.
Lalu, dengan wajah sedikit malu, Eris mundur selangkah ke belakang.
Dengan senyum masam, Rudeus melanjutkan perkenalan ini dengan menunjuk pada
Ghyslaine.
"Dia adalah Ghyslaine, Ghyslaine Dedorudia. Orang-orang juga kerap menyebutnya Ghyslaine
Si Serigala Hitam. Aku juga ingin memperkenalkannya sebagai pengawal Ariel-sama."
Ghyslaine maju selangkah, kemudian berlutut dengan salah satu kakinya.
Masih mengenakan penutup matanya, Ghyslaine memandang Ariel dengan tajam.
"Aku Ghyslaine."
"Aku senang bisa berkenalan dengan Ghyslaine-sama. Aku lah Putri Kedua Kerajaan Asura,
Ariel Anemoi Asura. Sejak kamu datang ke Wilayah Fedoa— "
"Aku ingin menanyakan satu hal."
Ghyslaine segera memotong ucapan sang putri dengan pertanyaannya.
"Aku dengar, dengan menjadi pengikutmu, aku bisa bertarung melawan musuh-musuhnya
Sauros-sama. Apakah itu benar?”
"Itu benar."
Ariel segera menjawab pertanyaan lancang itu.
Dia sudah mendengar dari Sylphy tentang alasan mengapa ras hewan ini bersedia menjadi
pengikutnya.
Ghyslaine ingin membalaskan dendam Sauros.
Mungkin, Eris pun bersedia bergabung dengan fraksi putri kedua karena alasan yang sama.
"Jika kamu mengawalku sampai ke Kerajaan Asura, maka orang-orang yang pernah menipu
Sauros-sama ...... pasti akan kita temukan. Ah tidak, biar aku sendiri yang menemukannya.
Tugasmu hanyalah mengayunkan pedang dengan sepenuh jiwa untuk melindungiku.”
Tampaknya Ariel mengetahui sesuatu tentang kematian Sauros Boreas Greyrat.
Dia dieksekusi atas tuduhan kelalaian mempertahankan Wilayah Fedoa dari bencana
metastasis. Namun, tak seorang manusia pun bisa melawan bencana alam.
167
Sauros adalah salah seorang dari empat tuan tanah yang memiliki teritori cukup luas. Dia
adalah fraksi Pangeran Pertama. Kemungkinan besar, untuk melemahkan pihak Pangeran
Pertama, maka seseorang merencanakan pembunuhan terhadap Sauros.
Tentu saja, Ariel tidak ingat pernah memberikan perintah seperti itu.
Namun, Ariel berpikir bahwa, mungkin saja salah seorang anggota fraksinya bertindak sesuai
kehendaknya sendiri.
Ini akan membuat situasi bertambah rumit …….
Namun, Ariel tidak akan ragu menghukum pengikutnya yang bertindak tanpa perintah.
Memang cukup sulit bersekutu dengan seseorang yang dendam terhadap kelompokmu. Namun,
Ariel tahu bahwa dia harus melakukan pendekatan khusus pada ras hewan ini. Rudeus pun tahu
akan hal itu.
"Aku percayakan padamu."
Ghyslaine mengatakan itu dengan singkat, lalu berdiri.
Dia mengibas-ngibaskan ekornya, kemudian melirik Sylphy.
"Lalu, apa yang harus kulakukan selanjutnya?"
"Ehm. Mulai besok, Ghyslaine-san akan menjadi pengawal Ariel-sama. Pertemuan ini hanya
dimaksudkan untuk memperkenalkanmu pada Ariel-sama. Setelah persiapan ini selesai,
silahkan datang ke rumah lagi untuk menemuiku.”
"Mengerti ... aku tidak keberatan."
Ghyslaine menjawabnya dengan cepat, kemudian dia segera mundur selangkah.
"……"
Sekali lagi, Ariel melihat ketiga orang di depannya.
Raja Pedang Eris, dan Raja Pedang Ghyslaine.
Dan juga seorang penyihir terkuat yang pernah dikenalnya, Quagmire Rudeus.
Ketiganya adalah petarung yang kuat, namun mereka tidak bersumpah setia pada Ariel.
Lagipula, ada sosok Dewa Naga Orsted di balik bayang-bayang Rudeus.
Rudeus menyangkal bahwa kerjasama ini didasari oleh perintah Orsted, namun Ariel sudah
menduganya.
Namun, dia masih belum mengetahui seperti apakah detail rencana Orsted.
Ariel hanya pernah melihat Orsted sekali.
Walaupun hanya melihatnya sekilas, dia sudah merasakan ketakutan yang luar biasa pada orang
itu.
Dia pernah melihatnya berbincang-bincang dengan Nanahoshi, namun Ariel tidak tahu apa
yang sedang mereka bahas. Rasa khawatir pun tertinggal di dadanya.
Namun, pada saat bersamaan, Ariel merasa yakin bahwa orang-orang ini akan melindunginya.
Apakah itu karena pengawalnya bertambah banyak?
Dengan kekuatan sebesar ini, akankah menjadi bumerang pada dirinya sendiri?
168
’Seseorang yang tidak sanggup menanggung kekuatan yang besar akan binasa.’
Itulah yang selalu diyakini Ariel sejak kecil.
Tidak. Itu tidak akan terjadi, karena Ariel tidak menanggungnya seorang diri. Dia bersama
teman-temannya. Kali ini, dia tidak sendiri.
"Kalau begitu…semuanya….mulai sekarang aku mohon bantuan kalian."
Ariel berdiri dan mengucapkan terima kasih kepada mereka bertiga.
Rudeus pun membalasnya dengan sopan.
Saat melihat itu, Eris segera menirunya.
Kemudian, yang terakhir menundukkan kepalanya sambil membungkuk adalah Ghyslaine.
"……"
Setelah mereka membungkuk, Ariel melirik Sylphy.
Ariel merasa cukup nyaman bersama mereka, mungkin karena ketiganya memiliki hubungan
dekat dengan Sylphy.
Dia masih tidak tahu apakah niat Orsted yang sebenarnya.
Namun, Rudeus bersekutu dengan Orsted agar keluarganya terlindungi.
Oleh karena itu, Rudeus tidak akan menyakiti Sylphiette.
Dan, Sylphiette tidak akan menyakiti Ariel.
Inilah yang membuat Ariel merasa aman.
‘Terimakasih semua, khususnya untukmu, Sylphy.’
Sembari mengatakan itu di dalam hati, Ariel menunduk pada temannya yang paling berharga
itu.
Bagian 2
Malam harinya.
Pada salah satu dari sekian banyak bar di Kota Sihir Sharia…..
Bar itu cukup ramai, namun salah satu sudut ruangannya begitu tenang.
Di salah satu sudut ruangan dekat meja counter, duduklah seorang wanita tinggi. Dia minum
dengan tenang.
Warna kulitnya kecoklatan, tubuhnya berotot, dan dia berasal dari ras hewan.
Meskipun sudah paruh baya, penampilannya masih mempesona.
Namun, tak seorang pria pun berani mendekatinya
Dia memancarkan semacam aura yang menakutkan.
Dia tidak begitu populer. Salah satu penyebabnya adalah, dia selalu bersama si Mad Dog yang
terkenal dengan kebrutalannya.
Namun, dia hanyalah guru wanita berambut merah itu. Sifatnya tidak sebrutal muridnya itu.
Tak lama berselang, datanglah seorang pelanggan baru di bar itu.

169
Lonceng pintu berdenting, kemudian masuklah seorang wanita Ras Elf Berkuping Panjang,
dengan model rambut yang tampak begitu mewah.
Parasnya cantik, tubuhnya indah, tetapi dadanya biasa-biasa saja.
Tubuhnya semampai, namun saat ini perutnya sedang bunting.
Rupanya dia sedang hamil tua.
Saat melihat wanita Elf itu, beberapa pria di bar menyapanya dengan gembira.
’Hei, lama tak jumpa.’
‘Masih cari lelaki ya?’
‘Oh ya, kudengar kau sudah menikah?”
‘Kemarilah! Minum dulu!’
Dia mengabaikan sapaan-sapaan itu, kemudian terus melangkah ke dalam bar.
Menuju pojok bar, di dekat meja counter.
Dia mendekati seorang wanita ras hewan yang tidak berani diganggu oleh siapapun.
Semua orang menahan napas ketika melihat pemandangan itu.
"Hee ~ eeey Ghyslaine. Maaf telah membuatmu menunggu."
Dengan centil, wanita Elf bernama Elinalise itu menyapa Sang Raja Pedang yang duduk di
dekat meja counter.
"Kau lama sekali."
Dengan tak acuh, Ghyslaine menyatakan kekecewaannya.
"Yah, mau bagaimana lagi. Aku kan lagi hamil ... ah, tapi aku masih kuat minum dan makan
snack, kok.”
Elinalize pun memesan itu pada pelayan bar.
Para lelaki di sekitarnya langsung mengerutkan kening saat mendengar bahwa ibu hamil ini
masih kuat minum alkohol.
Ghyslaine pun tidak yakin apa yang barusan didengarnya.
"Gak papa nih minum?"
"Alkohol sangat diperlukan untuk merayakan reuni ini, dan juga membahas hal-hal yang
menyedihkan.”
Ghyslaine tidak bisa menolak setelah Elinalise mengatakan itu.
"Jangan khawatir, aku tidak akan minum banyak kok. Yahh, seperti yang kau lihat, lagi-lagi
aku berhasil menemukan suami yang membuatku hamil.”
Elinalize mengelus perutnya dengan gembira.
Ghyslaine pun terkejut dibuatnya.
"Aku tidak mengira kau akan setia pada seorang pria.”

170
"Itu juga sedikit mengejutkan bagiku. Tapi Cliff adalah pria yang menakjubkan. Dia begitu
perhatian padaku, khususnya pada kutukan yang kuderita. Dia tidak begitu pandai menjaga
perasaan, namun sangat jujur. Dia cukup polos, namun ketika di ranjang, dia tidak egois. Cliff
selalu berusaha membuatku nyaman ketika berhubungan badan. Itu lah yang membuatku
semakin sayang padanya.… Ghyslaine juga harus segera menemukan pria yang kau sukai!”
"Tidak. Aku sudah puas hidup seperti ini."
Ghyslaine menjawabnya dengan cepat.
Dia sudah menyerah hidup sebagai wanita normal.
Baginya, inilah hidup seorang Swordsman yang sebenarnya.
"Yah ... semuanya terserah kami, sih."
Pada saat itu, bir pesanan Elinalize datang.
Di tempat ini, harga bir cukup tinggi, namun kandungan alkoholnya rendah.
Bagi Elinalize, bir seperti ini lebih mirip jus.
"Baiklah, sekarang mari kita bersulang untuk reuni ini.”
"Bersulang."
Mereka saling mendentingkan cangkirnya.
Suaranya menggema sampai ke sudut ruangan.
Ghyslaine dan Elinalize.
Akhirnya, mantan anggota Taring Serigala Hitam kembali berkumpul.
"Kalau Talhand dan Gisu ada di sini, pasti suasananya akan semakin meriah ya……"
"...... begitupun dengan Paul dan Zenith."
Saat kedua nama itu disebut, bir yang lezat jadi terasa pahit.
Namun, Elinalize datang ke sini memang untuk membicarakan ini.
Harusnya, dia mabuk sebelum membicarakan hal menyedihkan ini…. namun biarlah.
"Nasib Paul ... sungguh malang. Harusnya aku yang celaka……"
"Dia memang menjalani hidup dengan tergesa-gesa. Pantas saja dia cepat mati."
"Ah, iya… dulu kau selalu mengatakan itu saat kita membicarakan Paul."
"Bukan aku… itu kata-katamu."
"Benarkah? Kok lupa, ya…."
"Yahh ...... Aku sih tidak terkejut saat mendengar kabar Paul telah mati."
"Di saat-saat terakhirnya, dia sangat menakjubkan ... ingin dengar ceritanya?"
"Ya. Ceritakanlah padaku."
Kemudian, Elinalize mulai menceritakan misi penyelamatan Zenith di Lapan.
Dia juga menceritakan bagaimana Paul terpisah dari keluarganya akibat bencana metastasis,
kemudian dia berusaha sebisa mungkin mencari anak-istrinya.

171
Bagaimana Paul berjanji untuk tidak main wanita sampai Zenith ditemukan.
Bagaimana Paul akhirnya bertemu kembali dengan Rudeus, dan sempat bertengkar dengannya.
Bagaimana wajah Paul yang tampak begitu gembira saat melihat putranya telah tumbuh
menjadi pria yang hebat.
Dan….bagaimana Paul mengorbankan nyawa untuk melindungi putranya di saat-saat terakhir.
"Aku mengerti, ternyata dia sudah banyak berubah. Aku jadi ingat ketika kau dan Paul masih
sering bersama.”
"Ya ampun, bukankah Ghyslaine yang lebih sering bersama Paul? Aku ingat saat kau
menggoyangkan ekormu ketika melihat Paul."
"Itu hanya imajinasimu. Aku bukan berasal dari klan Adorudia. Ekorku tidak akan bergerak
meskipun aku bahagia.”
"Hanya bercanda…hanya bercanda…."
"Hmpf."
"Tapi, dulu Ghyslaine begitu imut. Ketika terjadi sesuatu, orang pertama yang kau khawatirkan
selalu saja Paul.”
"Lupakan itu, masanya sudah lewat.”
Sembari tertawa, Elinalise melemparkan makanan ringan pesanannya ke dalam mulutnya.
Snack itu adalah semacam dendeng tipis.
Dia mengunyahnya dengan keras.
Kemudian, Ghyslaine pun melakukan hal yang sama.
"Yahh, tinggal satu. Mari kita bagi dua.”
Elinalize mendorong piringnya pada Ghyslaine.
Lalu, dia mencuil potongan daging itu menjadi dua.
Mereka memakannya sambil terus mengunyah.
"Tapi, aku lebih terkejut saat mendengar kondisi Zenith.”
Setelah selesai menelan potongan daging terakhirnya, Ghyslaine menggumamkan itu.
"Aku pun tidak mengira Zenith akan mengalami hal seperti itu.”
"Benar. Tapi Rudeus sepertinya sedang berusaha mencari obatnya, dia pun nampaknya pulih
sedikit demi sedikit.”
"……"
"Pastinya, suatu hari nanti Zenith yang kita kenal akan kembali lagi."
"Begitukah?"
"Yah, meskipun kita harus bersabar selama bertahun-tahun lamanya."
Ghyslaine tertawa ringan sembari mengaduk-aduk isi cangkirnya.
"Saat itu, kuharap kita bisa kembali minum-minum seperti ini."

172
"Benar. Nanti kita ajak juga Gisu dan Talhand. Pasti seru.”
"Bagaimana kabar mereka?"
"Ah, kami berpisah lagi ––"
Setelah itu, keduanya membicarakan berbagai hal.
Tentang apa yang terjadi setelah kelompoknya dibubarkan.
Tentang apa yang terjadi setelah insiden metastasis.
Tentang apa yang terjadi setelah bertemu Rudeus.
Dan bukan itu saja. Mereka juga bernostalgia saat-saat masih menjadi petualang.
Apa yang terjadi ketika mereka memasuki dungeon.
Apa yang terjadi ketika Gisu menggunakan uang kelompok untuk berjudi, kemudian kalah.
Akhirnya mereka pun memerasnya.
Apa yang terjadi ketika Paul memanfaatkan musim kawin Ghyslaine.
Apa yang terjadi ketika Elinalize ikut-ikutan memanfaatkan musim kawin itu, sehingga mereka
bertiga ena-ena bersama.
Itu adalah kenangan-kenangan memalukan yang membuat wajah mereka memerah ketika
mengingatnya.
Namun, setiap kali bernostalgia seperti ini, kenangan-kenangan itu cukup membuat hati mereka
bergetar.
Dalam keadaan mabuk, Elinalize terus berbicara sambil menyipitkan matanya.
Ghyslaine malah lebih duluan mabuk, dia menatap kosong sambil menopang dagunya dengan
tangan.
"Ya ampun, jarang-jarang kau minum sampai mabuk begini, apakah kau sudah mau tidur?”
"Aku masih baik-baik saja. Lagipula, tidak ada yang perlu kukhawatirkan karena serigala itu
sudah tidak di sini lagi.[21]”
Ghyslaine mengatakan itu sambil melihat ke balik bahunya.
Orang-orang lainnya langsung gaduh saat menerima tatapan tajam Ghyslaine, kemudian
mereka segera memalingkan wajah.
"Ah, harusnya kuterima tawaran Philip-sama dulu."
"Philip? Ah, yang dari wilayah Fedoa itu, ya."
"Dia pernah menawariku untuk menjadi salah seorang selirnya."
"Sayang sekali. Jika kau menikahinya, mungkin sekarang kau sudah kaya raya."
Ghyslaine hanya menanggapinya dengan senyum kesepian.
"Ah tidak….kalau aku lakukan itu, aku akan kehilangan muka di hadapan Eris Ojou-sama."
"Ya ampun…aku tak menyangka Ghyslaine yang tak tahu malu itu takut kehilangan muka di
hadapan muridnya.”
Elinalize memiringkan kepalanya sembari mengatakan itu pada Ghyslaine.

173
Namun, tiba-tiba sang Raja Pedang menatap dengan mata yang penuh nafsu membunuh.
"Philip-sama juga sudah mati. Dia tidak selamat dari bencana teleportasi. Mayatnya sudah
dikubur, dan orang yang membunuhnya juga telah terbunuh."
"...... Ya ampun, begitukah? Menyedihkan sekali."
"Eris Ojou-sama telah menikah dengan Rudeus ..."
Ghyslaine menatap langit-langit dengan tajam.
"Maka, selanjutnya aku harus memburu musuh-musuh Sauros-sama."
Nafsu membunuh yang terpancar dari mata Ghyslaine membuat seisi bar resah.
Namun, Elinalize tidak sedikitpun terganggu.
Dia tahu bahwa wanita di dekatnya punya kebiasaan seperti itu, bahkan dia tidak akan segan
memotong orang menjadi dua bagian jika sudah terbakar api amarah.
Tetapi, Elinalise pun tahu bahwa dia tidak akan menebas temannya.
"Demi mewujudkan tujuan itu, aku bergabung dengan fraksi Putri Kedua. Sekarang aku sudah
resmi menjadi salah seorang pengawalnya.”
"Ahh."
Elinalize mendesah dan menatap langit-langit yang sama.
"Ghyslaine juga telah banyak berubah. Dulu, kau tidak pernah mengabdi pada siapapun.”
Saat mendengar itu, Ghyslaine segera mengalihkan tatapannya pada cangkir di tangannya.
Bir itu berwarna kuning.
Wajahnya sendiri tercermin di permukaan alkohol itu.
Akhirnya, dia menyimpulkan sesuatu.
"...... Lagi pula, aku masihlah bagian dari suku Dorudia."
Setelah mengatakan itu, dia segera berdiri.
Dia meninggalkan tempat duduknya, kemudian berjalan dengan begitu santai, seolah-olah
tidak pernah mabuk.
"Mau ke mana?"
"Pulang."
"Astaga, cepat sekali."
Elinalize mengangkat bahunya dan berdiri.
Dia mengeluarkan koin perak dari sakunya, kemudian melemparkannya pada meja counter.
"Ghyslaine!"
Setelah selesai membayar, Elinalise memanggil rekan lamanya itu yang hampir menghilang di
jalanan malam.
Telinga Ghyslaine bergerak, kemudian dia berbalik.

174
"Tolong lindungi Rudeus dan Sylphy untukku! Mereka berdua adalah cucuku yang
kusayangi!”
"……Serahkan padaku."
Ghyslaine membalasnya sambil menegakkan ekornya.
Elinalize berjalan ke arah yang berlawanan, dia menuju ke tempat dimana Cliff telah
menunggu.
Ghyslaine adalah teman lamanya, tanpa diminta pun, Elinalise percaya bahwa sang Raja
Pedang akan melindungi siapapun di dekatnya.

175
Bab Khusus
Peta Dunia 3

Catatan: Bab dan peta ini digambar oleh penulis asli, termasuk catatan di bawah ini. Bab
ini hanya ada di versi Web Novel.
Catatan Penulis:
Peta ini hanyalah sket.
Diharap, kalian hanya menggunakannya sebagai referensi untuk mendapatkan gambar kasar.
---
Berita tambahan tentang Kerajaan Asura.
• Kerajaan Asura
Negara yang paling berkuasa di dunia.
Potensi alamnya luar biasa, dan hampir tidak pernah terjadi kelaparan di kerajaan ini. Tanahnya
selalu subur.
• Ibukota Asura
Dipimpin oleh: Raja Asura.
Merupakan pusat pemerintahan dan daerah padat penduduk. Banyak terjadi transaksi
perniagaan di sini.
Untuk menunjang perdagangan dengan Benua Begaritto, di sini juga diperjualbelikan barang
pecah belah, kerajinan tangan, dll.
• Negara Bagian Fittoa (Fedoa)
Dipimpin oleh: Keluarga Boreas
Wilayah ini terkenal dengan produk wewangiannya. Namun hampir seluruh wilayah lenyap
karena bencana metastasis.
• Negara Bagian Milbotts
Dipimpin oleh: Keluarga Notus
Terkenal sebagai penghasil alkohol. Ada pabrik pembuatan bir raksasa di daerah ini.
Meskipun Kerajaan Asura dikenal sebagai pengonsumsi bir terbesar di dunia, faktanya
sebagian besar minuman keras itu diproduksi di wilayah ini.
• Negara Bagian Donati
Dipimpin oleh: Keluarga Zephyrus
Terkenal sebagai penghasil gula dan pengrajut wol.
Mereka juga mengekspor senjata yang biasa digunakan oleh para petualang dan pedagang.
• Negara Bagian Wishiru

176
Dipimpin oleh: Keluarga Euro
Meskipun tidak memiliki potensi secara khusus, daerah ini cukup makmur karena merupakan
tempat transit para pedagang yang datang dari selatan.
• Sisanya
Setiap tuan tanah memiliki wilayah kecil.

177
Sket Kediaman Keluarga Greyrat.
Rudeus menggunakan ruang belajar dan kamar di sebelah ruang bercinta sebagai kamar
pribadi.
Leo tinggal di dalam rumah. Biasanya dia tidur di kamar Roxy.

178
KETERANGAN

1. Ini juga parodi ya. Jadi, umumnya di cerita Ani-manga, kontrak itu dilakukan dengan roh
atau iblis. Jadi, bukan berarti Rudeus menganggap Orsted itu iblis.
2. Kalau kalian cermat, di jilid sebelumnya Orsted pernah bilang bahwa Luke adalah jodoh
yang tepat bagi Eris. Nampaknya, saat itu dia menggunakan teknik ini.
3. Itulah kenapa Rudi tidak mendapati nama prajurit naga kelima pada jilid 15.
4. Tentu saja Hitogami tahu banyak tentang armor milik Dewa Tempur, karena dia adalah
salah seorang bidaknya.
5. Bisa jadi, yang dimaksud Orsted dengan cincin samudra adalah Dungeon di dalam laut.
6. http://en.wikipedia.org/wiki/Roper_(Dungeons_%26_Dragons),
7. http://shibashake.com/dog/shiba-inu-breed
8. Mad Dog berarti anjing gila kan.
9. Baza juga sejenis elang.
10. Rudeus mengatakan ini dengan logika orang Jepang. Di sana, pasangan yang memiliki
anak lebih dari dua bisa dianggap hebat. Karena biaya hidup di Jepang begitu tinggi.
11. Sulit untuk menerjemahkan ini, tapi kalau kalian biasa baca Manga, aku yakin adegan
kacamata mengkilat sering kalian lihat.
12. Rudi menganalogikannya dengan kebanyakan pemuda Jepang. Mungkin di Indo pun
demikian. Dimana tontonan masa kecil kita banyak didominasi oleh Super Sentai (Power
Ranger) yang menceritakan robot keren melawan monster buruk rupa.
13. Tahu kan model rambutnya Clark Kent di Superman? Yang disisir ke belakang itu lho,
namun selembar rambut dibiarkan jatuh ke depan. Mirip juga seperti model rambutnya
Sasouke Aizen di serial Bleach.
14. Tentu saja Rudi membandingkannya dengan game.
15. Sama-sama keluarga Greyrat.
16. PythagoraSwitch (ピタゴラスイッチ,) dibaca : Pitagora Suitchi adalah sebuah program,
acara edukasi yang berdurasi 15 menit yang memperlihatkan bagaimana anak-anak Jepang
yang masih imut-imut dan lucu-lucu sudah diajak berpikir untuk menelurkan sebuah solusi
dan mengembangkan kreatifitas berpikir. Sebuah acara yang mendidik plus menghibur
tentunya. Dalam program acara ini, mereka diminta membuat sebuah karya gerakan
mekanik yang saling terhubung dari gerakan mekanik yang lain (efek domino) dengan
menggunakan prinsip-prinsip fisika dasar, ataupun fenomena-fenomena alam lainnya.
Hasilnya sungguh luar dan pasti membuat decak kagum. Dikutip tanpa perubahan dari :
http://www.forumsains.com/do-it-yourself/kreatifitas-anak-anak-jepang/ . Mungkin
artinya, Rudi menghargai keuletan Hitogami dalam upayanya membunuh Orsted.
17. Maksudnya: Sylphy, Lilia, Roxy, Beet, dan Jiro.
18. Parodi Tensai Bakabon.
19. Parodi Yukyu Genso Kyoku 2, karakter bernama Laura Newfield.
20. Parodi Adventure of Lolo.
21. Serigala yang dimaksud adalah Paul.

179
STAFF

Penerjemah : Ciu-ciu

Like & share page kami via facebook → https://web.facebook.com/bakatsukiupdateindo/

180

Anda mungkin juga menyukai