Anda di halaman 1dari 193

Bab 1

Kekuatan yang Tidak Terjangkau - Bagian Pertama

Bagian 1
Zanoba Shirone. Pangeran ketiga Kerajaan Shirone. Seorang Miko yang memiliki kekuatan
super sejak lahir.
Kepribadiannya menyimpang. Sungguh menyimpang. Kamu mungkin bolah bilang bahwa
dia adalah contoh seorang otaku yang ekstrim. Tanpa sadar, dia selalu saja menatap patung
tiap hari. Ketika melakukan itu, lantas dia pun mengelus-elus rambut patung tersebut dengan
lembut.
Dia tidak akan pernah memperlakukan patung dengan kasar. Meskipun dia tidak dapat
mengendalikan kekuatan supernya saat dia senang, dia tidak akan pernah membuat kesalahan
dalam memperlakukan patungnya.
Dia mungkin jatuh cinta pada patung.
Cinta.
Benar, dia mencintai patung. Dia menyayangi mereka.
Misalnya, di kamarnya ada patung tembaga seorang wanita telanjang. Kudengar, dia melihat
patung tersebut di kota, dia pun langsung tertarik dan membelinya begitu saja.
Itu merupakan patung telanjang seorang gadis penyihir berbadan langsing.
Saat pertama kali memasuki kamar Zanoba, aku melihatnya sedang memeluk figur itu
sembari telanjang tanpa busana. Aku memang salah, karena mencoba mengejutkannya
dengan masuk tanpa mengetuk pintu. Itu sungguh salahku, aku pun mengakuinya, tapi ketika
Zanoba melihatku, dia langsung mengenakan kembali pakaiannya dengan panik, kemudian
dia menundukkan kepalanya untuk memohon maaf padaku.
Aku sih gak masalah meskipun dia tidak mau menjelaskan mengapa memeluk patung itu
dalam keadaan tanpa busana.
Cintanya pada patung tidaklah normal. Di daerah utara, sesekali salju masih turun. Di luar
hawanya sungguh dingin, dan tentu saja patung itupun terasa dingin. Meskipun hampir
menderita radang dingin, dia masih saja ingin memuaskan hasratnya. Dia adalah seorang
otaku yang kegigihannya sulit ditandingi oleh orang lain. ★
Namun, itu memang tidak normal, sampai-sampai aku pun kesulitan memahaminya. Pada
kehidupan masa laluku, aku juga pernah "menggunakan" figur dengan cara seperti itu.
Namun, aku belum pernah menggunakan Patung Suci (figur Roxy) untuk melakukan itu.
Bagaimanapun juga, aku tak bisa menerimanya.
... Ngomong-ngomong, aku tidak melihat patung Roxy di kamar Zanoba. Apakah dia
mungkin meninggalkannya di Shirone?
Bagian 2
Zanoba, pada hari tertentu ...

1
Dia tiba-tiba melakukan dogeza di depanku. Ini terjadi di malam hari, ketika aku sedang
mematung.
"Shishou, tolong ajari aku cara membuat patung (figure)!"
Selama sebulan terakhir ini, aku terus bilang pada Zanoba untuk menunggu sedikit lebih
lama. Meskipun dia dengan sabar "menunggu" seperti seekor anjing peliharaan, nampaknya
dia pun mencapai batasnya.
"Bukankah kita telah sepakat!? Mengapa Shishou belum juga mengajariku!?"
Zanoba sedikit marah. Tentu saja aku tidak punya alasan untuk menolaknya. Karena aku
sudah berjanji. Demi mengajarinya, aku telah berlatih untuk meningkatkan keterampilanku.
Namun, aku pun masih belum bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan tenang, karena
aku masih jauh dari pencapaian tujuan akhirku, dan aku belum menemukan kesempatan
untuk mengajari dia.
"... Wahai Zanoba, latihan ini akan terasa berat bagimu, lho."
Aku sengaja berbicara dengan perhatian, dan Zanoba pun menyerah. Lalu dia mengangguk
dengan khidmat.
"Baiklah, Shishou, tapi tolong jangan remehkan aku, biarpun aku harus memuntahkan darah
sekalipun, aku akan terus belajar metode membuat patung dari Shishou."
"Mmmn, kamu memang sungguh bersemangat."
Dengan demikain, aku pun mulai mengajarkan Zanoba metode pembuatan patung.
Dengan memanfaatkan sedikit waktu sebelum tidur, aku mengajarinya sekitar 1 ~ 2 jam sehari.
Aku punya tujuan tersendiri. Cintanya pada patung sungguh besar. Lagipula, dia adalah
keluarga bangsawan; kaya pula.
Aku telah menyerah mewarnai patung-patung itu, dan mimpiku memproduksi patung secara
massal tampaknya juga mustahil, namun dengan harta yang dimiliki Zanoba, sepertinya itu
semua bisa terwujud.
Pertama, aku akan memproduksi patung Roxy secara massal. Dulu aku telah menciptakannya
sebagai barang yang unik. Tapi, di dunia ini benar-benar ada seni membuat patung perunggu
sekaligus seni membuat patung bergaya barat. Meskipun kualitas pengerjaannya rendah,
namun jika kita perlahan-lahan memperbaikinya, maka suatu saat nanti pasti ada seorang
investor yang mau mensponsori proses produksi massal patung-patung tersebut.
Setelah itu aku akan membuat patung Ruijerd. Dengan menggunakan fakta sejarah sebagai
dasar, aku akan menulis buku yang akan memulihkan nama baik ras Supard. Buku itu akan
dipenuhi dengan adegan laga yang sangat disukai oleh orang-orang di dunia ini, dan ada juga
penggambaran sorang pahlawan terkenal, yaitu tentang seorang pria tidak pernah menyerah
akan penderitaan dan konflik yang ia hadapi. Kemudian, aku akan membuat sebuah figur
sebagai bonus atas buku tersebut.
Ini seperti merchandise, jika kau membeli buku edisi khusus, maka kau akan dapat figur
sebagai bonusnya. Bagaimanapun juga, akan lebih berkesan jika para pembaca bisa melihat
sosok Ruijerd secara visual. Jika ini sukses, mungkin akan menjadi ide bagus jika aku
menggunakan cara yang sama untuk mempopulerkan Roxy.
Baiklah, kita pasti bisa melakukannya. Namun, aku tidak mungkin melakukan semua itu
sendirian. Meskipun penampilannya seperti itu, Zanoba masihlah anggota keluarga kerajaan.

2
Dia kaya. Dia juga memiliki semangat yang tinggi dalam bidang ini. Dia adalah sosok yang
tepat sebagai mitra usaha.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa, kau boleh saja menghitung seberapa banyak ayam
yang akan kau miliki meskipun telurnya belum menetas. Mungkin itulah perumpamaan yang
tepat bagiku saat ini
"Kalau begitu, aku akan mengajarimu teknik rahasia!"
"Ya, Shishou!"
Pembuatan patung kami baru saja dimulai.
Bagian 3
Mari kita langsung mulai dengan kesimpulan.
Dia tidak bisa melakukannya. Zanoba tidak bisa menggunakan sihir bumi dengan mantra
tanpa suara untuk menciptakan patung.
Ada dua alasan. Pertama, ada fakta bahwa dia tidak bisa mengendalikan sihir tanpa suara.
Yang kedua, ada fakta bahwa dia tidak memiliki kapasitas Mana yang besar.
Kalau dipikir-pikir, di dunia ini sedikit sekali orang yang bisa menggunakan mantra tanpa
suara. Di antara orang-orang yang pernah kutemui, hanya ada Orsted, Fitts dan Sylphy yang
bisa melakukannya. Di sekolah ini ada satu lagi; yaitu seorang guru yang bisa menggunakan
sihir angin dengan metode mantra tanpa suara. Namun, aku diberitahu bahwa dia meninggal
tahun lalu. Karena aku bisa menggunakannya sejak kecil, aku sudah menganggapnya biasa,
tapi mantra tanpa suara adalah teknik tingkat tinggi. Kalau diingat-ingat, Eris dan Ghyslaine
juga tidak bisa belajar mantra tanpa suara. Dengan demikian, tidaklah mungkin orang yang
baru belajar sihir seperti Zanoba bisa menggunakan mantra tanpa suara.
Apalagi, masalah kapasitas Mana merupakan hal yang penting. Saat aku membuat patung,
Mana terkuras terus menerus. Aku menggunakan sejumlah besar Mana untuk menghasilkan
sihir tanah.
Saat itulah aku memahaminya untuk pertama kali. Entah kenapa, jumlah Mana yang aku
miliki jauh lebih besar daripada orang lain. Ah, tidak juga… sebenarnya aku sudah lama
menduga hal ini. Kurasa, aku memanglah bukan penyihir biasa. Namun, aku tidak yakin
bahwa kemampuanku ini jauh di atas rata-rata, itu berarti masih banyak penyihir lain yang
bahkan lebih hebat dariku. Sewatu menjadi petualang, aku beberapa kali melihat penyihir
yang kehabisan Mana, aku pun berpikir: "mereka telah membuang-buang Mana pada hal-hal
yang tidak berguna". Kalau dideskripsikan secara kuantitatif, katakanlah penyihir normal
memiliki Mana sebanyak 100 poin, mungkin Mana-ku sekitar 500 poin. Tapi sepertinya, aku
memiliki Mana yang jauh lebih banyak daripada angka itu. Aku berpikiran demikian setelah
melihat Zanoba tidak dapat membuat satu pun patung sampai saat ini.
Yah, apapun itu, Zanoba telah berusaha keras.
Setelah bangun pagi-pagi, dia akan berlatih mematung sampai pingsan, lalu saat dia terbangun,
dia akan menghabiskan Mana-nya sampai pingsan lagi. Dia mengulangi ini sepanjang hari.
Mungkin karena dia terus menggunakan Mana sampai dia mencapai batas, pipinya menipis dan
mulai sedikit kendor. Wajahnya seperti kerangka, yang terbasahi oleh air mata dan lendir.
Ironisnya, dia tidak memiliki bakat dalam hal yang paling dia inginkan. Itu sangat jelas.
Aku telah melakukan sesuatu yang sangat kejam padanya. Aku pun merenungkannya.
Hmmm, sepertinya aku harus minta maaf.

3
"Maafkan aku."
Zanoba menggelengkan kepalanya dan menjawab tanpa kekuatan.
"Tidak, kalau saja aku lebih berbakat ..."
Sosok pria yang disiksa oleh kesedihan. Sosok pecundang, yang terbungkus oleh duka. Tidak
baik menyerah di sini.
Aku memikirkan banyak hal.
Sungguh menyedihkan ketika tau Zanoba bahkan tidak bisa melewati langkah pertama dalam
menciptakan patung. Meski begitu, mau bagaimana lagi, karena mantra tanpa suara tidak
mungkin dia kuasai. Karena Mana-nya juga payah, maka sepertinya dia tidak bisa membuat
patung dengan metode yang sama seperti yang kulakukan.
"Baiklah, mari kita ubah metode pembuatannya."
Aku secara spontan mencapai kesimpulan seperti itu.
"Ada cara lain untuk melakukannya !?"
Zanoba yang berduka tiba-tiba kembali bersemangat, dan sekarang membungkuk ke arahku.
"Ya, mari kita coba metode yang menggunakan Mana sesedikit mungkin."
Sembari mengatakan itu, aku menciptakan segumpal tanah. Kemudian kurubah menjadi
tanah liat.
"Meskipun aku menggunakan sihir untuk menciptakan tanah liat, sebenarnya kamu bisa
mencarinya di alam."
Darimana orang mendapatkan tanah liat? Aku mendengar bahwa para pembuat tembikar terkenal
suka mengasingkan diri di pegunungan, tapi pegunungan dan hutan di dunia ini berbahaya. Meski
begitu, makhluk-makhluk macam golem sepertinya terbuat dari tanah liat, dan mungkin saja
kamu bisa mendapatkan tanah liat meski tanpa harus menggali tanah sendiri.
"Apa yang akan Shishou lakukan dengan itu?"
"Aku akan mengukirnya."
Ukiran.
Ini metode kuno, paling handal, namun juga paling sulit.
Aku akan membuat bagian-bagian figure satu per satu dengan mengukir tanah liat. Jika aku
melakukan hal-hal seperti ini, mungkin dia bisa membuat patung bahkan tanpa menggunakan
Mana. Masalahnya adalah, kami tidak punya alat ukir yang bagus, tapi mungkin kita bisa
mendapatkannya di toko-toko perkotaan. Tempo hari, aku pernah melihat benda-benda
seperti pisau yang bisa menembus batu bagaikan mentega.
"Aku mengerti, Shishou! Dengan metode ini, aku pun seharusnya bisa melakukannya!" Kata
Zanoba dengan suara ceria.
Ekspresinya penuh dengan harapan.
Bagian 4
Namun, harapannya sangat mudah dihancurkan.

4
Zanoba tidak bisa menggunakan jari-jarinya dengan terampil. Penyebabnya adalah
kemampuan yang dimilikinya sejak lahir.
Kekuatan super.
Memang, kekuatan super itulah yang menghalanginya. Dia tidak bisa mengendalikan
kekuatannya, sehingga dia merusak semuanya. Dengan kontrol kekuatan seburuk itu, mustahil dia
bisa mengerjakan karya seni halus, seperti bagian-bagian detail dari suatu patung.
Zanoba bekerja keras tiap hari sampai matanya merah. Semangatnya sesuatu yang nyata.
Tanpa mengedipkan mata sedetik pun, dia terus berkosentrasi dalam menciptakan patung
sampai dia hampir mati kelaparan. Karena hasilnya tidak seperti yang dia inginkan, dia
berkali-kali mengulangnya. Namun, sebanyak itu pula dia menangis, berteriak, dan
mengeluarkan suara-suara aneh.
Dan kemudian... patung itu pun selesai, suatu patung yang dia buat dari nol.
Akan tetapi, dilihat dari manapun, patung itu tidak bisa disebut indah. Pengerjaannya buruk,
dan jika ini terjadi dalam kehidupanku sebelumnya, mungkin aku sudah menertawakannya.
Ini seperti melihat hasil photosop gagal yang bisa kau temukan di mana saja pada internet.
Namun, aku tahu. Aku tahu bahwa inilah hasil kerja keras dan semangatnya. Aku tidak akan
pernah menertawakannya. Namun, meski aku tidak tertawa, Zanoba sendiri bisa mengetahui
bahwa hasil karyanya sangatlah parah.
"Shishou, aku tidak bisa melakukannya ... aku ... tidak bisa melakukannya seperti yang
Shishou lakukan!"
Seru Zanoba. Karena tidak dapat menciptakan apa yang dia bayangkan dalam pikirannya, dia
menangis. Karena disiksa oleh kesedihan, seakan-akan dia bahkan tidak memiliki energi yang
tersisa untuk berdiri.
Sudah 2 bulan berlalu sejak hari pertama pelatihan mematung dariku. Bahkan saat melihat
ekspresi Zanoba yang tertekan dan frustasi, aku tak bisa melakukan apapun.
Bagian 5
"Dan begitulah adanya."
Aku telah berkonsultasi dengan Fitts-senpai. Meminta saran pada orang lain tentang muridku
sendiri... ahh, aku benar-benar memalukan sebagai seorang Shishou. Namun, aku tetap ingin
mengandalkan kebijaksanaan orang lain. Zanoba terlalu menyedihkan.
"Membuat patung?"
Fitts-senpai tidak begitu paham. Sambil duduk di kursi yang berjejer di dalam perpustakaan,
dia mendengarkan ceritaku, kemudian memiringkan kepalanya dengan bingung.
"Ya, pada dasarnya memang begitu."
Dengan menggunakan sihir bumi, aku membuat patung sederhana untuk ditunjukkan
kepadanya. Itu adalah patung sederhana tanpa pakaian apapun, dan agak mirip Sarubobo. [1]
"Me…. Menakjubkan ..."
Fitts-senpai menatap tanganku, dan menatap patung yang telah selesai kubuat. Lalu seolah
bertanya-tanya apakah dia bisa melakukannya juga, dia mengumpulkan Mana ke ujung jarinya
dan menciptakan suatu beda aneh yang agak berlendir. Dia bisa menciptakan itu meskipun baru

5
pertama kali melihat dan meniru kemampuanku, kupikir itu adalah suatu hal yang
menakjubkan.
Namun, nampaknya hasil karya itu tidak seperti yang dia inginkan. Akhirnya Fitts-senpai
menghela napas dan menyerah.
"Aku tidak bisa melakukannya."
Yahh, menciptakan patung itu adalah sesuatu yang aku latih dan tekuni sejak lama, dan
merupakan akumulasi dari teknik yang telah aku pelajari selama ini. Jika itu adalah sesuatu yang
bisa dengan mudah ditiru hanya dengan melihat, maka aku lah yang akan merasa sedih. Meski
demikian, aku merasa yakin jika Fitts-senpai berlatih, dia pasti juga bisa melakukannya.
Bagaimanapun juga, dia adalah seseorang yang bisa menggunakan mantra tanpa suara.
"Ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditiru orang biasa."
"Itu benar, aku berpikir bahwa metode lain yang melibatkan ukiran dari segumpal tanah liat
akan berhasil, tapi ..."
"Karena dia adalah orang yang kikuk, maka dia tidak bisa melakukannya… katamu begitu
kan?"
Fitts-senpai mengeluarkan suara 'Mmmmm', sembari memikirkannya dengan tangan di dagu.
Tampaknya dia biasa menempelkan tangan pada dagunya ketika sedang berpikir. Mungkin
karena kacamata hitam itu, namun sepertinya dia merasa sangat tidak nyaman. Kebetulan,
saat dia merasa canggung atau malu, dia akan menggaruk pipinya atau bagian belakang
telinganya. Ini adalah tindakan yang biasa dilakukan oleh orang seusianya, dan sangat cocok
untuknya. Namun, karena Elf berumur panjang, dia mungkin tidak semuda yang terlihat.
"Mmmm, mari kita lihat, aku tidak yakin apakah kau bisa menggunakannya sebagai
referensi, tapi ada juga orang seperti dia di ibukota Asura."
"Orang seperti dia?"
"Mmn, maksudku…. Orang yang begitu ingin melakukan sesuatu, namun tidak memiliki
kemampuan untuk mewujudkannya."
"Lantas apa yang mereka akan lakukan?"
Ketika aku bertanya itu, Fitts-senpai tampak sedikit enggan menjawab, lalu dia menggaruk
bagian belakang telinganya.
"Ummm, yah, mereka minta para budak untuk melakukannya."
"Hohh." [2]
Menurut Fitts-senpai, orang-orang di ibukota memiliki pengetahuan, tapi tidak memiliki
keterampilan. Itulah sebabnya mereka suka membeli budak, melatih budak-budak itu, dan
meminta para budak menciptakan apa yang mereka inginkan.
"Menurut apa yang aku dengar, Zanoba-kun menyukai patung yang kamu buat, Rudeus-kun,
dan karena dia ingin menciptakan begitu banyak patung, maka akan lebih baik jika dia dapat
menciptakannya sendiri, kan?"
"... Hah? Apakah seperti itu?"
"Umm, yaahh, begitulah yang kusimpulkan dari ucapanmu."

6
Iya kah? Tapi tetap saja, jika kau menyukai suatu patung, maka kau akan memiliki keinginan
untuk membuatnya sesuai dengan apa yang kau harapkan. Beberapa orang bahkan tidak ingin
membuat patung mulai awal, dan lebih suka merombak patung yang sudah ada. Dalam
kehidupanku sebelumnya, paling-paling aku hanyalah seorang remodeller kelas menengah.
"Aku yakin bahwa Zanoba-kun menginginkan dirimu sebagai pembuat patung pribadinya,
tapi dia sendiri tahu bahwa itu tidak mungkin terjadi. Karena itulah, dia ingin menjadi
muridmu, kan?"
"Baik, kurasa memang tidak mungkin jika aku menjadi pembuat patung pribadinya."
Dipekerjakan oleh Zanoba di Istana Kerajaan Shirone, dan menghabiskan setiap hari untuk
membuat patung-patung. Sebenarnya, gaya hidup seperti itu mungkin tidaklah buruk, selama
kau mendapatkan gaji yang cukup, dan status sosial yang tinggi. Bekerja untuk istana
kerajaan mungkin akan memberimu penghasilan yang terjamin. Ngomong-ngomong, berapa
banyak gaji yang Fitts-senpai terima dari Putri Ariel setiap bulannya?
... rasanya tidak sopan untuk bertanya, ya?
"Baiklah, aku akan coba menyarankannya ke Zanoba dulu, terima kasih banyak."
"Mmmmn, sama-sama."
Saat aku membungkuk, Fitts-senpai tersenyum malu. Kenapa aku merasa sangat kaget saat
melihat wajah tersenyumnya?
Itu adalah misteri.
Pria misterius itu, Fitts-senpai. Benar-benar suatu misteri.
Bagian 6
Belilah seorang budak, ajari mereka, dan mereka akan bisa menciptakan patung. Ketika aku
memberi tahu Zanoba tentang ide ini, dia menyetujuinya.
Seperti yang sudah kuduga, dengan gembira dia sepakat untuk membeli seorang budak.
Awalnya, dia ingin menciptakannya sendiri. Namun, nampaknya dia menyadari bahwa
karena kemampuannya tidak memadai, maka satu-satunya jalan hanyalah menyerah. Tanpa
diduga, metode yang disarankan oleh Fitts-senpai benar-benar berhasil, mungkin memang
seperti itulah pola pikir manusia di dunia ini. Tampaknya, adalah suatu hal yang tidak sopan
ketika seorang murid meminta gurunya mengajari budak, bukannya dirinya sendiri, itulah
mengapa Zanoba bersikeras minta diajari pada mulanya. Toh, akhirnya dia sadar bahwa dia
tidak memiliki bakat. Itulah sebabnya, ketika aku mengusulkan ide tentang budak padanya,
dia tampak begitu lega.
"Jadi, saat liburan bulanan berikutnya, kita akan pergi ke pasar budak."
Sekali lagi, aku mengucapkan terima kasih kepada Fitts-senpai. Sebagai seseorang yang
memberiku saran saat aku bermasalah, aku sangat bersyukur kepadanya.
"Aku mengerti, akan lebih baik jika kau menemukan seorang budak yang layak."
Namun, entah kenapa Fitts-senpai terlihat gelisah. Bukankah kau sendiri yang memberikan
saran seperti ini padaku? Kenapa begitu khawatir?
"Ngomong-ngomong, bulan depan aku juga libur."
"Begitu kah?"

7
"Mmmn, iya nih, ummmm, aku punya waktu luang, dan aku punya rencana untuk
mengunjungi kota, tapi... bukannya aku ingin pergi ke suatu tempat tertentu, sih ... aku tidak
punya begitu banyak teman, jadi aku akan pergi sendiri ... "
Perkataannya terbata-bata, dan sesekali dia melirik ke arahku,… Hmm, sepertinya aku paham
apa yang dia inginkan.
Gak papa nih aku ajak jalan-jalan seorang penjaga putri kerajaan?
Bukankah gawat jika terjadi suatu hal yang buruk pada sang putri ketika dia tidak berada di
sisinya?
... Yahh, itu bukan hal yang perlu aku khawatirkan. Toh, tidak ada hubungannya denganku.
Aku yakin Luke bisa mengatasinya, entah bagaimana caranya.
"Umm, maukah kamu ikut dengan kami, senpai?"
"Apakah tidak masalah bagimu? Apakah aku tidak mengganggumu?"
"Gak papa kok, malahan aku akan mentraktirmu makan karena telah memberikan saran yang
begitu bermanfaat bagiku."
"Benarkah? Kalau begitu, aku ikut!!"
Sembari mengatakan itu, Fitts-senpai tersenyum malu-malu.

Dengan demikian, kami bertiga berencana mengunjungi pasar budak ketika hari libur telah
tiba nanti.
Catatan Penulis
Awalnya aku berpikir untuk membuat beberapa judul alternatif di bawah ini :
"Rudeus vs Zanoba"
"Kemampuan Mana Shishou adalah yang Terbesar di duniaaaaaaaaaaa!"
"Bunga di Masing-Masing Tangan!? Belanja berdebar-dedar bersama Pangeran
Berkekuatan Super dan Sang Penjaga Putri yang Pemalu!"
Tapi aku memutuskan untuk membatalkan semuanya.

8
Bab 2
Kekuatan yang Tidak terjangkau – Bagian Kedua

Bagian 1
"Senang berkenalan denganmu, namaku ... Fitts."
Saat Fitts bertemu dengan Zanoba, dia tampak sedikit gugup. Harusnya Zanoba lah yang
bertindak seperti itu, karena Fitts adalah senpai-nya. Harusnya Fitts lebih menunjukkan
kesenioran dan martabatnya ... atau setidaknya begitulah yang kupikirkan, namun Fitts benar-
benar pemalu ketika bertemu dengan orang yang tidak begitu akrab dengannya. Sedangkan di
sisi lain, Zanoba melangkah maju tanpa malu bagaikan seorang bajingan.
"Pangeran ketiga Kerajaan Shirone, Zanoba Shironnoaaa!"
Zanoba mulai sombong, jadi aku menendang bagian belakang lututnya. Dia sedikit terjatuh.
Bukannya aku berencana menunjukkan kekuasaanku sebagai seorang guru, hanya saja....
mungkin lebih baik bersikap sedikit lebih rendah hati saat bertemu dengan seorang senior
untuk pertama kalinya.
"Zanoba, orang yang memikirkan rencana kita saat ini adalah Fitts-senpai. Berilah
penghormatan yang benar."
Saat aku mengatakan itu, Zanoba membungkukkan pinggulnya dan menyapa.
"Aku mengerti, Shishou ... sebelumnya aku tidak percaya aku akan sesenang ini bertemu
denganmu, aku adalah Pangeran Ketiga Kerajaan Shirone, Zanoba Shirone. Senang
berkenalan denganmu."
"Ti-Tidak, itu tidak masalah, karena kau adalah seorang anggota keluarga kerajaan,
berhentilah melakukan itu."
Sambil melambaikan tangannya dengan bingung, Fitts-senpai bersembunyi di belakangku.
Ketika melihat itu, Zanoba menatap dengan heran. Ada perbedaan besar antara penampilan,
desas-desus tentangnya, ucapan, dan tingkah lakunya saat ini.
Meskipun menjadi seorang penyihir mantra tanpa suara, dan dipanggil Fitts Si Pendiam, dia
bersikap seperti seorang penakut seperti ini. Meski memakai kacamata hitam, dan terlihat
sedikit ... ahh, cukup sulit mendeskripsikan orang ini. Namun, ketika mulai berbicara
dengannya, dia tampak biasa-biasa saja. Dia adalah seorang senior baik yang memperlakukan
juniornya dengan baik pula.
"Kalau begitu, sekarang semuanya sudah ada di sini… ayo kita mulai."
Atas perintahku, keduanya mulai berjalan.
Bagian 2
Pasar budak ada di Distrik Perniagaan.
Bisnis perdagangan budak hampir tidak lagi terjamah di Benua Milis dan di bagian selatan
Benua Tengah. Namun, beda cerita di dataran utara.
Di sebagian besar negara pada Dataran Utara, perdagangan budak dilegalkan secara sempurna,
bahkan didukung. Di negara-negara bagian utara Benua Tengah, perdagangan budak

9
merupakan bisnis penting. Mereka bergantung pada hal itu, sampai-sampai suatu negara tidak
akan bertahan jika tidak menjalani bisnis serupa.
Ada berbagai alasan bagi seseorang untuk menjadi budak.
Mereka yang yatim piatu karena perang.
Mereka yang berhutang sangat banyak karena panen yang buruk, dan menjual anak-anak
mereka.
Mereka yang menjual diri untuk menyelamatkan keluarga mereka.
Ada juga kabar bahwa di sisi gelap Guild Pencuri, ada sesuatu seperti peternakan budak.
Kerajaan Ranoa yang termasuk dalam 「Tiga Serangkai Sihir」 masih bisa bertahan bahkan
tanpa adanya bisnis perbudakan. Namun, lebih jauh ke timur, ada sejumlah besar desa miskin
yang harus menjual anak-anak mereka pada jangka waktu tertentu.
Para budak itu dibeli oleh kelompok prajurit dan tentara bayaran, atau bahkan negara...
kemudian digunakan sebagai tentara sekali pakai dalam peperangan.
Namun, ada pula yang berkecimpung dalam bisnis yang terhubung dengan Kerajaan Asura.
Budak yang cantik atau memiliki banyak kemampuan dibawa ke Kerajaan Asura untuk dijual.
Kerajaan Asura adalah tempat yang tidak mengenal kemiskinan. Meskipun beberapa orang bisa
dikatakan hidup dalam kemiskinan, namun tak satu pun dari mereka menderita kelaparan. Pada
dasarnya, budak yang dibawa adalah mereka yang telah lolos serangkaian proses pemilihan, dan
lebih unggul daripada budak-budak lainnya… dengan kata lain, dia adalah sang pemenang.
Sejujurnya, aku malah berpikir bahwa kau sudah kalah sejak pertama kali diakui sebagai budak.
Dan juga, karena budak di dataran utara sangat baik dan kuat, ada orang-orang yang datang
jauh-jauh kemari untuk bertransaksi. Ada banyak cara untuk membeli orang.
"Jadi tempat ini, ya?"
Sebenarnya, aku sudah mengumpulkan informasi dari Guild Petualang sebelumnya.
Di suatu distrik sebesar ini, ada banyak pasar budak. Setidaknya, terdapat 5 pasar budak di
distrik ini,
Meskipun ada 5 pasar, namun kualitasnya berbeda-beda. Sebagai contoh, aku diberitahu
bahwa salah satu dari pasar-pasar tersebut dilabeli: "Jangan pernah sekalipun membeli budak
dari tempat itu". Aku diberitahu bahwa di pasar budak dengan kredibilitas rendah, ada budak
yang berpenyakit atau bahkan sekarat, sehingga mereka akan mencoba meraba-raba dan
mengemis ke orang lain dengan wajah polos. Yahh, aku juga pernah mendengar bahwa
kadang-kadang kamu bisa melakukan tawar-menawar di sana, tapi karena kami semua adalah
pemula, maka kami sama sekali tak bisa membedakannya.
Karena kami baru dalam hal ini, maka kami lebih suka cari aman dengan mengunjungi pasar
budak yang bagus.
"Hmm, ini sangat berbeda dari pasar budak yang ada di negaraku."
Zanoba mengangguk.
Sekilas, pasar budak tampak seperti bangunan biasa. Terbuat dari batu dan tanah, itu adalah
bangunan khas untuk daerah ini. Dilihat dari standart dunia ini, bangunan ini cukuplah besar.
Ada tiga bangunan yang berjejer. Tertulis di atas pintu yang berfungsi sebagai gerbang
masuk, 「PT. Rium – Pusat Perdagangan Budak」.

10
Ada api menyala di pintu masuk, dan yang berdiri di sekitarnya merupakan orang-orang
mengenakan armor kulit yang membalut pakaian musim dingin. Mereka tidak bercukur, tapi
tidak memberi kesan penampilan yang sangat buruk. ... Aku telah menghabiskan 2 tahun
sebagai petualang, jadi mungkin aku sudah terbiasa dengan penampilan seperti ini. Dulu,
mungkin aku sudah mengira bahwa mereka adalah orang jahat.
"Pasar budak tidak berada di luar ya ..."
Suara Fitts-senpai terdengar terkejut. Di utara, ada banyak pasar budak yang beroperasi di
dalam ruangan. Alasannya sederhana saja, karena udara begitu dingin.
"Haruskah kita masuk?"
Saat kami masuk, udara panas mengelilingi tubuh kami. Ada perapian di bagian dalam
bangunan.
Dan di atas podium-podium yang tak terhitung jumlahnya, ada berbagai macam budak yang
berbaris tanpa busana. Karena di luar sangat dinign, maka para budak berharga ini bisa
terserang flu, atau bahkan masuk angin, toh mereka juga tidak diberi baju.
Namun, masih saja ada beberapa pasar yang digelar di luar ruangan. Alasannya adalah, para
penjualnya takut kehilangan pelanggan-pelanggan yang seliweran. Bisa jadi, pada awalnya
para pelanggan seperti itu tidak bermaksud membeli budak, namun ketika melihat mereka,
keinginan itu pun muncul.
"Hmm, ada banyak tempat penjualan yang berbeda, bukan? Shishou, apa yang harus kita
lakukan?"
"Karena aku juga pertama kali beli budak, maka untuk permulaan, kita hanya akan melihat-
lihat."
Kami mulai berjalan tanpa banyak rencana. Ada 8 stan budak yang para pedagangnya
terafiliasi dengan perusahaan Rium. Orang-orang yang berkumpul di stan-stan itu, mungkin
adalah mereka yang menjual budak yang sebelumnya telah didapatkan.
Mereka mungkin saling berganti shift ketika barang dagangannya sudah habis, atau mungkin
hanya berganti shift ketika waktu kerjanya sudah habis.
Ini bisnis yang cukup menjanjikan, dan terdapat banyak orang pada masing-masing stan.
Pakaian mereka cukup bervariasi, ada orang-orang sepertiku yang berpakaian petualang,
namun ada juga orang-orang seperti Fitts-senpai dan Zanoba yang berpakaian layaknya
bangsawan, begitu pula pakaian seperti pedagang, warga kota, rakyat jelata, dan pelajar.
Diantaranya adalah pedagang yang tampaknya bertujuan untuk menjual kembali budaknya.
Jauh dari kios-kios itu, tampak beberapa orang yang baru saja membeli budak, dan mereka
saling mengobrol satu sama lain.
Mungkinkah orang berpenampilan kumuh itu pencopet? Tidak, pencopet tidak akan datang
ke tempat yang dijaga seperti ini. Mereka mungkin adalah budak yang dikirim oleh tuannya
untuk membeli budak lainnya.
Meskipun demikian, aku memegang dompet koin di bawah jubahku. Kali ini aku yang
dipercayakan membawa uang. Tidak lucu jika ini dicuri.
"U, uwah, uwah ... Mereka benar-benar telanjang ..."

11
Ketika melihat kios-kios budak itu, mata Fitts-senpai terbelalak karena kaget. Wajahnya
merah padam. Dia mengenakan mantel yang cukup panjang, sehingga aku tidak begitu jelas
melihat kakinya, namun sepertinya dia sedang berdiri seperti merpati. [3]
"Me-Mereka besar, ya ...? Untuk menjadi seperti itu ..."
Kuikuti tatapan matanya, lantas kulihat beberapa budak yang tampak seperti seorang prajurit,
mereka dijajakan sebagai barang unggulan. Entah pria atau wanita, semuanya mempunyai
tubuh yang baik. Khususnya, prajurit wanita yang berada di tengah itu, tubuhnya cukup
bahenol. Dia besar. Perawakannya memang besar, namun dada semewah itu bisa membuat
wanita lain iri padanya. Menurut Eris, dada sebesar itu hanya menyusahkanmu ketika
bertarung melawan musuh, tapi bagiku tampaknya itu tidaklah masalah.
"Senpai, apakah ini pertama kalinya kamu jalan-jalan ke pasar budak?"
"Eh? Ah, mmn ..."
Dengan malu-malu, Fitts-senpai menggaruk bagian belakang telinganya, dan memeluk
mantel yang dikenakannya. Dia mungkin khawatir dengan posisinya sebagai pengawal putri
kerajaan. Benar-benar mirip reaksi seorang DT. Aku juga pernah menjadi orang seperti itu.
Kalau sekarang? Begini, sekarang motifku sedikit berbeda.
"Ka-Kamu pasti sudah terbiasa dengan itu ya, Rudeus-kun?"
Meski Fitts-senpai adalah senpai-ku, nampaknya dia masih belum memiliki pengalaman.
Kalau dipikir-pikir lagi, harusnya aku bersyukur diberi pengalaman seperti ini, tapi aku
memang pernah melakukannya sih, lalu pasanganku lari dariku, huhuhuhu. Itu bukan sesuatu
yang bisa aku banggakan. Tetap saja, karena aku pernah bersetubuh dengan seorang gadis,
maka aku tidak terlalu panik saat melihat pemandangan seperti ini. Namun, yang jadi
masalah sekarang adalah… AKU TERLALU TENANG! Bagaimanapun juga, terlalu
mencurigakan jika kita terlihat terlalu tenang pada suasana seperti ini.
"Kupikir, kau juga pernah melakukannya, senpai. Jika kau sudah pernah melakukannya,
maka lama-kelamaan kamu akan terbiasa."
"B-Begitu kah? Tunggu dulu, jadi kamu memang benar-benar pernah melakukannya,
Rudeus-kun ..."
Fitts-senpai nampaknya sedikit murung. Dia benar-benar masih polos, ya? Benar-benar polos.
"Shishou, kita tidak membutuhkan prajurit, jadi yang harus kita cari adalah ras yang bisa
menggunakan sihir dan memiliki keterampilan tangan yang baik, kan?"
Seakan mengatakan bahwa dia tidak tertarik pada hal-hal ini, Zanoba menyentakkan dagunya
ke arah lain. Pada dasarnya, sepertinya dia tidak menaruh minat pada wanita. Secara teknis
dia adalah seorang duda, jadi mungkin saja dia sama sekali tidak tertarik pada seks.
"Kalau ras yang memiliki keterampilan tangan yang baik… bukankah itu berarti kita harus
memilih bangsa Dwarf?"
"Kurasa begitu, seorang Dwarf yang bisa menggunakan sihir bumi mungkin adalah pilihan
yang terbaik... namun ras apapun tak masalah bagiku, selama dia bisa mematung."
Setelah mengatakan itu, aku melihat-lihat salah satu stan. Meski pasar budak ini besar,
jumlah budak ras Dwarf sedikit. Mayoritas budak adalah mereka yang memiliki kemampuan
tempur, dan hampir tidak ada budak yang tampaknya cocok sebagai pengrajin.

12
"Umm, Rudeus-kun, jika kamu mengajari mereka sihir, maka kupikir anak kecil yang tidak
bisa menggunakan sihir akan lebih baik."
Fitts-senpai memberikan beberapa saran.
"Mengapa?"
"Sihir tanpa suara adalah sesuatu yang bisa kamu pelajari dengan mudah saat kecil."
"Ah, bagaimana bisa?"
"Mnnn, setelah melewati usia 10 tahun, kurasa kau tidak akan bisa mengajarinya sihir tanpa
suara."
Begitukah? Tapi kalau dipikir-pikir lagi, meski Sylphy bisa melakukannya, Eris tidak pernah
bisa. Mungkinkah ada hubungannya dengan usia?
"Apakah ada hubungannya dengan usia seseorang?"
"Mnnn, dari pengalamanku, kata-kata Master-ku, dan kata-kata guru di sekolah, kurasa
kesimpulanku tidaklah salah ... Ah, jika kamu mulai menggunakan sihir sejak berusia 5
tahun, kapasitas Mana-mu akan meningkat sangat pesat. Jika kamu ingin seorang budak yang
mampu membuat patung dengan menggunakan metodemu, maka akan lebih baik jika kamu
memilih budak yang memiliki kapasitas Mana besar, kan?"
Jika kamu sudah mulai menggunakan sihir sejak berusia 5 tahunan, kapasitas Mana-mu akan
meningkat pesat. Aku pernah mengungkapkan hipotesis serupa di masa lalu, tapi ini adalah
pertama kalinya aku mendengar itu dari orang lain.
"Aku pernah mendengar bahwa kapasitas Mana-mu sudah ditentukan saat lahir, tapi ..."
"Itu salah, itu hanyalah pernyataan yang dituliskan dalam buku pelajaran, namun seakan-akan
betul karena pada umumnya seseorang tidak pernah berlatih sihir dengan giat sampai
mencapai umur 10 tahun, dan itu jugalah yang membuat sebagian orang salah kaprah dalam
berlatih sihir."
Aku mengerti. Jadi, harusnya seorang penyihir mulai berlatih dengan giat sejak berusia 5
tahunan untuk mendapatkan kapasitas Mana yang sempurna? Karena aku telah menggunakan
sihir sejak usia 2 atau 3 tahun, dan sekarang kapasitas Mana-ku cukup besar, maka aku pun
tidak bisa menyanggah teori itu. Dan juga, karena Fitts-senpai mengatakan bahwa dia
memiliki pengalaman pribadi, mungkin dia juga memiliki kapasitas Mana yang tidak biasa.
"Fitts-senpai telah menggunakan sihir sejak kecil juga, ya?"
"Mmnnn. Itu ... Di masa lalu, aku diselamatkan oleh Master-ku, dan pada saat itu aku
memohon pada dia untuk mengajariku."
"Hehh."
Mungkin dia diserang oleh monster di hutan. Tidak, sejak masih kecil, peluang untuk
dijadikan target penculikan sangatlah tinggi. Di dunia ini, sangat marak tindak kejahatan
berupa pencurian. Jika kacamata hitam itu dilepas, senpai sungguh merupakan sosok
bishounen, maka tak heran bila dia populer di kalangan para pencuri anak.
"Master-mu itu juga bisa menggunakan sihir tanpa suara?"
"Mmmnnn, dia orang yang luar biasa, kamu tahu, sampai sekarang pun aku masih tetap
menghormatinya."

13
"Begitukah? Kalau begitu, aku benar-benar ingin bertemu dengannya suatu hari nanti."
Seseorang yang bisa menggunakan sihir tanpa suara. Jika aku bertemu dengannya, kemampuan
sihirku mungkin bisa sedikit meningkat. Bagaimanapun juga, aku mungkin akan mendapatkan
keuntungan ... atau setidaknya begitulah yang aku pikirkan, tapi Fitts-senpai tersenyum pahit.
"Umm, sepertinya itu gak mungkin deh ..."
"Begitukah? Jadi dia orang yang cukup penting, ya?"
Fitts adalah seorang pengawal sang putri. Master-nya mungkin merupakan seorang penyihir
kerajaan atau semacamnya. Misalnya, dengan sedikit keberuntungan, penyihir kerajaan
menyelamatkannya, kemudian mereka menjalin hubungan yang baik sebagai guru dan murid,
lantas Fitts-senpai mendapatkan ajaran sihir secara langsung dari orang itu. Karena dia
memang jenius, maka kemampuan sihir Fitts-senpai berkembang dengan signifikan, sampai
akhirnya menjadi pengawal pribadi putri kerajaan sekarang. Mungkin seperti itu ceritanya.
Jika dia adalah penyihir kerajaan di Kerajaan Asura, setidaknya mungkin dia bisa
menggunakan sihir tanpa suara.
"Orang penting ... ah, tidak juga, umm, dia adalah seseorang yang berasal dari wilayah Fedoa."
"Ahhh ..."
Dia terjebak dalam insiden teleportasi ya? Kalau begitu, keberadaannya sekarang sulit
diketahui.
"Itu ummm ... mudah-mudahan dia masih hidup."
"Dia masih hidup kok, aku sudah menemukannya."
Ngomong-ngomong, senpai memang menyebutkan bahwa dia sedang mempelajari insiden
teleportasi karena mencari kenalannya. Tunggu, kalau baru-baru ini senpai sudah
menemukan orang itu, maka...
"Hah? Lalu kenapa aku tidak bisa bertemu dengannya?
"Huhu ... itu rahasia."
Fitts-senpai tertawa dengan malu-malu.
... Mengapa saat aku melihat senyum itu, hatiku mulai berdebar-debar seperti ini?
Meskipun aku bisa mencintai trap [4] pada karakter 2D, aku yakin bahwa aku bukan seorang
homo ...
Mungkin itu hanya reflek.
Bagian 3
Setelah mengikuti nasihat Fitts-senpai, kami pun terus melakukan pencarian untuk
mendapatkan budak yang sesuai dengan kebutuhan kami.
Seorang budak yang berusia sekitar 5 tahun (jika lebih muda dari itu, ada kemungkinan dia
tak akan mengerti apa yang akan kami katakan),
Seorang Dwarf (lebih baik dia orang yang sangat terampil, sehingga dia bisa mempraktekkan
teknik mengukir yang kuajarkan), dan dia seorang gadis kecil yang imut (ini murni pilihanku).
"Seorang gadis? Jenis kelaminnya sih tidak penting bagiku, tapi Shishou, apakah kau yakin
pilihanmu tidak melenceng dari tujuan awal?"

14
"Rudeus-kun ..."
Ketika aku meringkas semua kriteria yang kami butuhkan, mereka pun menatapku dengan
curiga, ketika aku menyebutkan ‘gadis mungil’.
"Huuhhh?"
Karena kami semua pria di sini, kupikir mereka akan sedikit tertarik, tapi ... Yah, sepertinya
itu bukan tipe mereka. Kalau misalnya Elinalise di sini, mungkin dia sudah menyetujuinya.
Ah, tidak juga… kalau dia di sini, mungkin dia sudah menyarankan agar kami mencari bocah
laki-laki yang imut. Akhir-akhir ini, ketertarikannya pada shota semakin kuat.
"Tapi tetap saja, kalau kita membeli budak yang berumur 5 tahun, maka jangan terlalu
berharap dia berpendidikan tinggi, mungkin dia bahkan tidak mengerti omongan kita, kalau
ternyata dia hanya bisa berbicara dengan menggunakan bahasa Dewa Hewan, maka kita tidak
akan bisa mengajarinya sihir."
"Aku bisa berbicara dengan bahasa Dewa Hewan, jadi kurasa aku bisa mengajarinya."
"Apa, kamu bisa berbicara dengan bahasa Dewa Hewan, Shishou? Shishou memang hebat..."
"Huu, nah begitulah adanya."
Atas pujian Zanoba, aku mulai merasa bangga, sampai-sampai aku membusungkan dadaku.
Meskipun penampilanku tidak meyakinkan begini, aku bisa bicara banyak bahasa lho.
Aku juga pernah mengajar 5 tahun sebelumnya. Ngomong-ngomong, aku ingin tahu apakah
Sylphy baik-baik saja.
Bahkan tanpa melihat Elinalise dan Fitts-senpai, kau boleh bilang bahwa bangsa Elf benar-
benar ras favoritku, atau mungkin... kau boleh juga bilang bahwa mereka memiliki tipe wajah
yang paling disukai generasi penerus Jepang. Jika aku membayangkan Elf, maka yang
terlintas di pikiranku adalah sepasang pria dan wanita berparas cakep dan bertubuh langsing.
Jika aku ingat dengan benar, Sylphy kira-kira seumuran denganku sekarang, jadi mungkin dia
juga berusia 15 tahun. Mungkin saat ini dia sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang
teramat cantik. Menurut Paul, dia bisa menggunakan sihir, bahkan lebih dari itu, dia pun
memiliki rambut hijau. Seharusnya gadis itu sangat mencolok, sehingga tak sulit bagiku
menemukannya jika dia masih hidup. Namun, sayang sekali… aku belum pernah mendengar
satu rumor pun tentangnya ... Aku penasaran, dimana ya dia sekarang berada.
"Bagaimanapun juga, karena kita sudah memutuskan kriterianya, ayo bertanya pada
penjualnya."
Aku menuju ke tempat dimana tertulis 「Kantor Bantuan」 pada papan namanya. Pria yang
berada di sana memiliki kepala yang benar-benar dicukur bersih, dan bila dipadukan dengan
janggutnya, pria itu terlihat cukup macho. Meskipun dia melihat Fitts-senpai dan aku dengan
tatapan penuh curiga, saat melihat Zanoba, dia pun menerimanya sembari mengangguk.
"Um, permisi, kami sebenarnya ..."
Pria macho itu mengabaikan kata-kataku, lantas dia berbicara langsung dengan Zanoba yang
berada di belakangku.
"Yo, selamat datang Onii-san. Apa yang kau cari? Seorang petarung sebagai bodyguard? Saat ini,
kami memiliki orang-orang yang bisa mengajari ilmu pedang juga, lho. Kami juga memiliki
beberapa penyihir, tapi mungkin akan lebih baik bila kau menuju Akademi Sihir untuk mencari
yang seperti itu. Atau mungkinkah, kamu kesini untuk mencari MEREKA? Tidak, tidak,

15
seharusnya aku tidak mengatakannya, sepertinya kamu sama sekali tidak populer. Kami
memiliki seseorang berumur 20-an yang sangat menggairahkan, lho, dia baru-baru ini
menjadi pelacur, jadi kupikir ini adalah tawaran yang sempurna. Tentu saja mereka tidak
murAGAAAAAH! "
Pria macho tersebut kemudian dihantam oleh Cakar Besi milik Zanoba, sampai mental ke
udara.
"Jangan abaikan Shishou-ku. Kau terus saja mengomel gak jelas. Kau ingin aku menarik
lidahmu yang berisik itu, dan menghancurkan rahangmu?"
"H-hei, apa yang kamu lakukan !?"
Para penjaga di sekitar bergegas masuk untuk menangkap Zanoba, tapi dia tidak terganggu
sedikit pun. Sebaliknya, dengan hanya sekali memutarkan tubuh, Zanoba mementalkan
mereka semua. Baiklah, dia memang mempunyai kekuatan yang brutal.
Para pengawal berotot itu diayunkan oleh seorang pria kurus yang terlihat seperti Otaku akut.
Ini nyata. Jadi ini adalah kekuatan Miko, ya? Ups, ini bukan waktunya untuk berdiri di sini
dan menonton.
"Tidak, Zanoba, hentikan ini! MUNDUR!"
"Ya!"
Dengan perintah dariku, Zanoba melepaskan cengkeramannya. Zanoba tiba-tiba berhenti
bergerak, dan para penjaga itu pun melakukan hal yang sama. Lantas aku menghadapi para
penjaga sambil menundukkan kepalaku.
"Aku benar-benar menyesal, dia hanya terlalu bersemangat."
"Tidak, tidak masalah ... Jangan bertindak terlalu kasar, oke? Lain kali, kami tidak akan ragu
menghunuskan pedang kami jika diperlukan."
Mereka dengan mudah melepaskan kami. Meskipun ada sedikit ketakutan di matanya,
mereka setuju untuk melupakan kejadian ini. Mereka pun tahu, jika mereka terus
mencampuri urusan kami, maka mereka lah yang akan celaka.
Yang mengejutkanku adalah saat Zanoba tertangkap, Fitts-senpai telah mempersiapkan kuda-
kuda sebelum aku mampu menyadarinya. Itu adalah gerakan yang sangat cepat dan
menentukan. Pengawal pribadi putri memang jempolan. Kau boleh bilang bahwa aku
hanyalah seorang pengecut yang lebih memilih tidak cari masalah. Ah… apapun itu,
sepertinya di sini tidak ada orang yang kekuatannya harus kami waspadai, kan? Jika aku
boleh memakai istilah para petualang, para penjaga di sini hanyalah berperingkat C, atau
paling buruk peringkat B lah. Yahh, terserahlah… lagian kami ke sini bukan untuk berkelahi.
"Kami mencari Dwarf berusia sekitar 5
tahunan." Aku berbicara dengan pria macho itu
sekali lagi. "Sekitar 5 tahun..?"
Sambil meringkuk, dia melihat selembaran daftar di tangannya. Sambil membalik-balik
halaman, dia menyipitkan mata.
"Pertama-tama, harus kusebutkan bahwa kami tidak banyak memiliki budak Dwarf..... lagian,
kalian mencari yang berusia 5 tahun… itu agaknya…"

16
Jadi kriteria itu benar-benar terlalu sulit? Pada dasarnya, para Dwarf tinggal di Benua Milis.
Bahkan dengan maraknya kasus penculikan, tampaknya jarang sekali budak Dwarf
ditemukan di tempat seperti ini.
"Selama dia adalah ras yang memiliki tangan yang terampil, meskipun bukan Dwarf, kami
tidak mempermasalahkannya. Kami pun akan menerimanya, bahkan jika dia masih muda ..."
"Oh, ada satu."
Dengan menggunakan jarinya, pria itu mengetuk bagian dari selembaran daftar tersebut.
"Seorang gadis Dwarf berusia 6 tahun. Karena hutang orang tuanya, seluruh keluarganya dijual
ke pedagang budak, kesehatannya sedikit buruk, mungkin karena kurang gizi, dia mungkin akan
kembali normal jika kamu memberinya makan. Dia tidak dapat berbicara bahasa manusia. Dia
juga tidak sanggup membaca, namun itu sih wajar bagi anak berusia 6 tahun."
"Begini, apa yang terjadi pada orang tuanya?"
"Kedua orang tuanya telah dijual."
Itu adalah sesuatu yang pernah kudengar di kedai minum, ketika aku menghabiskan hari-
hariku sebagai petualang, tapi di antara para Dwarf, ada kelas sosial yang mengatur bahwa
mereka tidak bisa hidup selain di lingkungan pegunungan. Tidak masalah bagi mereka
meninggalkan Benua Milis, selama mereka masih bisa hidup di tempat-tempat seperti
Pegunungan Raja Naga, tapi kadang kala ada Dwarf tolol yang salah arah, sehingga mereka
terus saja berjalan ke arah utara. Itulah sebabnya mereka tidak bisa bertahan hidup karena
jauh dari lingkungan pegunungan. Bahkan mereka tersesat bersama-sama keluarganya,
sehingga mereka pun kesusahan bersama. Oh, sungguh tak berguna.
"Kalau begitu, ayo temui mereka."
Bagian 4
Setelah dipanggil si macho, beberapa saat kemudian seorang pedagang muncul.
Dia adalah pria berkulit gelap. Itu bukanlah warna gelap karena terlalu lama berjemur di
bawah sinar matahari. Dia mungkin berasal dari Benua Begaritto, atau mungkin salah
seorang tuannya berasal dari Benua Begaritto. Dia sedikit gemuk dan basah oleh keringat.
Meski ada kain yang menggantung di bahunya untuk menyeka keringat, kain itu juga telah
basah kuyup. Bau keringat memenuhi setiap ruangan, yah mau bagaimana lagi, toh pasar ini
sangatlah panas. Aku juga telah melepaskan jubahku, dan Zanoba pun membuka mantelnya.
Fitts-senpai berpakaian seperti biasa dengan tatapan acuh tak acuh.
Wajahnya merah.
Entah kenapa begitu.
"Halo, aku adalah manajer cabang dari salah satu anak perusahaan Rium, nama perusahaanku
adalah Domehni, dan namaku Fe'Burrito."
Pedagang itu memperkenalkan diri. Dia menoleh pada Zanoba, lalu mengulurkan tangannya.
Zanoba pun mengulurkan tangannya, namun tampaknya dia tidak hendak menjabat tangan si
pedagang, melainkan hendak menghajar wajahnya, maka aku pun mengambil tindakan
dengan menyerobot tangan si pedagang terlebih dahulu.
"Halo, aku adalah Rudeus si Quagmire."

17
Aku memberikan nama itu, dan untuk sekejap dia menatapku dengan bingung, tapi segera
tersenyum lebar.
"Ohhh, jadi kamu adalah Quagmire, aku pernah mendengar tentangmu, sebelum musim
dingin, kamu membunuh seekor Stray Dragon, kan?"
"Aku hanya beruntung, naga itu sudah melemah kok."
Nama petualang peringkat A, Rudeus si Quagmire, juga dikenal di daerah ini. Upaya yang
aku berikan untuk menyebarkan namaku nampaknya tidaklah percuma.
"Hari ini aku mencari Dwarf, tapi ..."
Fe'Burrito melirik Zanoba dan Fitts-senpai.
"Kedua orang itu juga akan patungan untuk membeli budak, dan aku membutuhkan budak
masih belia yang akan kuajari teknik mematung."
Aku mencoba mengatakan sesuatu yang pantas. Toh aku juga gak bohong, kan.
"Aku paham, jadi kalian mencari budak seperti itu ya ... Sebenarnya aku tidak benar-benar
merekomendasikan ini, sih ... tapi… lihat-lihat saja dulu deh. Ayo ikut aku…"
Kami pun memgikuti Fe'Burrito. Dari suatu sisi pasar, kami berpindah ke suatu bangunan.
Kami menuju ke gudang budak. Meskipun kubilang gudang, namun tempat ini lebih mirip
seperti penjara, ada kontainer-kontainer besi menempel pada katrol yang berbaris berturut-
turut, dan di dalamnya tersimpan para budak. Bagian dalam kontainer berukuran kira-kira
selebar tatami, dan di dalamnya tersimpan 1 atau 2 orang budak. Sebelum dibawa ke pasar,
mereka dibersihkan dan dibalur minyak, tapi sekarang mereka sangatlah bau. Para budak
anak-anak menangis di dalamnya, ada juga budak yang memelototi kami dengan aura
membunuh yang cukup intens.
Di dalam gudang ada sejumlah orang seperti kami yang berdagang secara langsung.
Fe'Burrito berjalan di antara kontainer-kontainer yang mirip seperti kandang itu. Dia kemudian
memanggil seorang pria yang berdiri di sampingnya. Mungkin dia hanyalah seorang bawahan.
Kami berjalan lebih jauh ke dalam. Lantas, kami berhenti di depan salah satu kandang.
Di dalam kandang ada seorang gadis dengan tatapan mata kosong, dia duduk meringkuk di
dalam sana.
"Ini yang ini ... Oi, bawa dia keluar."
"'Baik."
Bawahan Fe'Burrito mengangguk, lantas membukanya, dan menarik anak itu keluar dari
kandang. Anak itu dibelenggu dengan pengekang leher besi. Kain yang dikenakannya
membalut tubuh yang tinggal tulang dan kulit. Rambutnya terlihat oranye kemerahan.
Rambutnya terlihat acak-acakan, bahkan bercampur dengan beberapa helai uban. Kulit yang
menempel pada tubuhnya juga terlihat begitu kusam.
Dia memeluk tubuhnya sendiri sambil menggigil. Mungkin karena kami masuk cukup jauh
ke dalam gudang, sehingga pemanas ruangan tidak lagi terasa. Tatapan matanya benar-benar
kosong. Dia terlihat sangat menyedihkan.
Bawahan Fe'Burrito tidak mempedulikan semua kenestapaan itu, lantas dia tanpa ragu melepas
satu-satunya kain yang membalut tubuh si gadis malang. Tubuhnya yang kurus, bagaikan tak

18
pernah makan selama berbulan-bulan, terungkap tanpa sehelai pun kain yang menutupinya.
Ketika melihat ini, Fitts-senpai mengerutkan keningnya.
"Rudeus-kun ..."
Santailah. Bahkan orang sebejar diriku masih punya harga diri untuk tidak mengabadikan
momen ini dalam sebuah foto.
Aku ingin cepat membelinya, memberinya makan, dan memandikannya dengan air hangat;
hatiku pun dipenuhi dengan perasaan iba. Namun, aku sedikit khawatir dengan tatapan mata
kosong itu. Benar-benar kososng. Aku pernah melihat mata seperti itu sebelumnya.
"Seperti yang bisa kau lihat, ini adalah anak Dwarf berusia 6 tahun. Tidak memiliki keahlian
khusus. Orang tuanya jugalah Dwarf. Ayahnya pandai besi dan ibunya pengrajin hiasan,
karena kedua orang tuanya adalah pengrajin, maka seharusnya bakatnya menurun pada anak
ini. Namun, dia hanya bisa mengerti bahasa Dewa Hewan karena kami tidak mengira akan
menjualnya, kesehatannya tidak dalam kondisi bagus, karena itu kami akan menjualnya
dengan harga diskon."
Sambil menunjukkan ekspresi yang rumit di wajahnya, Fitts-senpai mendekati gadis itu dan
menyentuh pipinya. Setelah beberapa detik, kulit gadis itu menjadi agak lebih baik. Dia
mungkin telah melakukan semacam sihir penyembuhan pada si budak malang itu.
"Tentu dia masih perawan. Jangan khawatir tentang adanya penyakit menular atau sejenisnya,
tapi seperti yang kamu lihat, dia mungkin sedikit lemah. Kita bisa saja mengatasi itu dengan sihir
penyembuhan, namun dia benar-benar bukanlah budak yang kami rekomendasikan."
Fitts-senpai menatapnya dengan mata seperti anak kecil yang menemukan anak anjing yang
ditelantarkan. Bagaimanapun juga, gadis malang ini memenuhi semua kriteria yang kami
butuhkan, jadi aku pasti akan membelinya.
「Halo, Nona kecil」
Aku berjongkok dan berbicara padanya dengan bahasa Dewa Hewan. Langkah pertama
adalah mengajukan beberapa pertanyaan padanya.
「Aku Rudeus, kalau kamu?" 」
「...」
「Sebenarnya, ada sesuatu yang kami inginkan darimu. 」
「...」
「Umm ...」
Gadis itu hanya menatapku dengan mata kosong, dan tidak menjawab sama sekali. Bawahan
Fe'Burrito mengacungkan cambuk di pinggulnya, tapi aku memberikan aba-aba untuk
menghentikannya.
"Shishou, ada apa?"
"Dia sedikit putus asa, tak ada sedikit pun harapan pada rona wajahnya, mungkin satu-
satunya hal yang bisa dia pikirkan hanyalah kematian."
"... Pernahkah kamu melihat wajah seperti itu sebelumnya, Shishou?"
"Dulu, sering kali aku melihatnya."

19
Zanoba dan Fitts-senpai terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Yahh, lebih baik tidak
membicarakan hal-hal dari kehidupan masa laluku terlalu banyak. Kehidupan itu hanya terisi
dengan banyak hal negatif.
Aku menatap gadis itu sebentar. Sudah lama aku tidak melihat tatapan mata sekosong ini.
Dulu, tatapan mataku juga pernah seperti ini. Kalau kuingat-ingat, sepertinya waktu itu aku
baru saja menginjak umur 20-an. Aku belum menyelesaikan pendidikanku, aku tidak
memiliki prospek, aku tidak memiliki pengalaman kerja, dan aku berpikir bahwa hidupku
mulai saat itu hanya akan dihabiskan dengan makan dan buang air besar. Matanya sama
seperti diriku saat itu. Namun, masih ada yang bisa kulakukan, meskipun kondisiku mirip
seperti yang dialami gadis ini. Karena aku putus asa atas situasiku sendiri, aku pun menyerah
dalam segala hal. Setelah beberapa tahun, sikapku semakin nyeleneh dan aku pun resmi
menjadi NEET... bahkan semakin parah dari hari ke hari. Selama masa hidupku, aku benar-
benar tidak memiliki secercah harapan pun. Aku hanya berpikir bahwa aku ingin mati saja.
"Kamu mau mati?"
「...」
「Kamu tidak bisa mengatasi ini semua sendirian, kan? Aku bisa mengerti perasaanmu. 」
「...」
Mata gadis itu perlahan memperhatikanku.
「Kalau begitu, bolehkah aku memberikan bantuan untuk mengakhiri semua kesengsaraan ini?

Aku mengatakan itu dengan serius. Aku pikir nadaku masih ringan.
Waktu itu, aku benar-benar berpikir bahwa aku ingin mati. Namun, aku tidak sudi membunuh
diriku sendiri yang tak berguna ini. Lantas aku pun tetap hidup. Aku terus menghembuskan
nafas, meskipun menjalani hidup penuh penyesalan.
Aku tidak bisa menyelamatkannya dari kehidupan seperti ini. Tentu saja aku bisa membeli
dan memberikan pekerjaan kepadanya. Aku bisa membelikannya pakaian, aku bisa
memberinya makanan, dan aku bisa mengucapkan kata-kata yang baik kepadanya. Namun,
aku paham betul bahwa semua kebaikan itu belum tentu bisa mengobati rasa duka yang
sudah terlanjur tertanam dalam di hatinya. Memaksa dia melakukan hal-hal yang tidak ingin
dilakukannya, sama sekali tidak menyelamatkannya.
Apakah lebih baik aku membunuhnya?
Jika dia mengalami hal seperti diriku, maka dia mungkin akan direinkarnasikan pada suatu
kehidupan yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, lebih baik dia meninggalkan kehidupannya
yang sekarang ini, dan mencoba berusaha lebih baik pada kehidupan selanjutnya. Tak
diragukan lagi, ada orang-orang yang bernasib seperti itu, ya aku lah contohnya. Ada
ungkapan yang menyatakan bahwa ‘kerja keras tak akan mengkhianatimu’, namun bagiku itu
hanyalah perkataan positif agar membuatmu merasa lebih baik.
Aku tidak tahu apakah dia orang seperti itu. Dari sudut pandangku, dia masih bisa
diselamatkan. Dia masih muda, atau lebih tepatnya, sangat muda, selama dia mencoba yang
terbaik mulai sekarang, apa pun bisa terjadi, semuanya akan berhasil.

20
Namun, aku tak pantas mengucapkan hal semacam itu, karena pada kehidupan sebelumnya,
aku hanyalah sampah masyarakat yang mati dalam suatu kecelakaan lalu lintas. Aku tidak
pernah menyelesaikan masalahku dalam kehidupan sebelumnya.
Ini adalah sesuatu pada tergantung pada seberapa rela dirinya. Aku bukan orang yang bisa
memutuskan.
「...」
"Katakan sesuatu."
Gadis itu tidak gemetar. Namun, dia perlahan membuka bibirnya.
「---- Aku tidak ingin mati」
Dia hanya bergumam. Suara itu cukup lemah. Meskipun itu adalah jawaban tanpa semangat,
tidak masalah. Begitulah adanya. Aku juga seperti itu. Tidak masalah seperti itu. Tidak
masalah meski dia tidak mau hidup. Selama dia tidak mau mati, maka masih ada harapan.
"Kita akan membawanya."
Aku menutupi gadis itu dengan jubah yang ada di tanganku. Aku membuat udara panas untuk
menghangatkan tubuhnya, dan pelafalan sihir detoksifikasi. Sihir penyembuhan tidak akan
mengembalikan kekuatannya; setelah ini kami akan memberinya makan.
"Fe'Burrito-san, berapa harganya?"

Satu Koin Tembaga Asura Besar, adalah harga gadis itu. [5]
Bagian 5
Setelah membelinya, kami membersihkan gadis itu di area cuci yang berada di sudut pasar.
Setelah itu, kami membeli pakaian dan beberapa aksesoris untuknya di distrik perniagaan,
dan juga barang-barang kebutuhan lain. Kami kemudian memasuki suatu kafe yang pas untuk
budget kami.
Namun itu bukanlah suatu restoran sederhana. Itu adalah kafe dengan suasana yang baik.
Kalau bepergian sendirian, aku pasti akan menghindari resto seperti ini. Dan orang yang
menyarankan memilih tempat ini adalah Fitts-senpai. Aku sih tidak begitu nyaman makan di
tempat seperti ini, namun sepertinya begitu cocok dengan Fitts-senpai. Mau bagaimana lagi,
tapi aku merasa bahwa ini bukanlah tempat yang sesuai dengan seleraku, sehingga aku pun
terus merasa gelisah dan tak nyaman.
Lain halnya dengan Zanoba, bagaimanapun juga dia adalah pangeran kerajaan, sehingga dia
bisa makan di sini dengan tenang. Gadis yang baru saja kami beli itu dengan leluasa
menjejalkan makanan ke dalam mulutnya. Satu-satunya yang tidak nyaman hanyalah aku.
Suasana hati Fitts-senpai tampaknya sedang baik. Sambil mengatakan : 'Aku ikut senang', dia
menepuk kepala gadis itu.
"Ngomong-ngomong, Rudeus-kun, siapa nama gadis ini?"
Karena ditanyai, aku ingat bahwa aku belum menanyakan namanya. Fe'Burrito itu juga tidak
memberitahuku namanya.
"Siapa namamu?"
Gadis itu menatap wajahku seolah dia mendengar sesuatu yang aneh.

21
"...Nama?"
Hah?
Mungkinkah bahasa Dewa Hewan-ku tidak dapat dimengerti? Terakhir kali aku
menggunakannya adalah sekitar 3 tahun yang lalu, namun kala itu aku bisa ngomong dengan
lancar di Hutan Agung ... Mungkinkah di desa Dorudia, aku terlihat seperti Michael [6] yang
baru saja datang ke Tokyo? Tidak, tidak mungkin ... Caraku berbicara seharusnya tidak jauh
berbeda dengan Ruijerd.
「Umm, kamu biasa dipanggil apa? 」
「... Anak Bazelle sang Besi Suci dan Lilitella dari Pegunungan Bersalju yang Indah. 」
Sepertinya bukan nama itu yang ingin kami ketahui, namun aku menyampaikan apa adanya
pada Fitts-senpai. Ketika aku menyampaikannya, dia mengatakan "ah, aku mengerti" dan
mengangguk paham.
"Dwarf tidak mendapatkan nama yang layak sampai mereka mencapai usia 7 tahun."
"Nama yang layak?"
"Mmnnn, sampai usia 7 tahun, Dwarf tidak diberi nama, dan ketika mereka sudah berusia 7
tahun, mereka diberi suatu nama berdasarkan hal-hal yang mereka sukai, atau hal-hal yang
mereka kagumi, atau hal-hal yang mereka kuasai."
Itulah yang dia katakan padaku. Sudah kuduga, Fitts-senpai memang berwawasan luas, ya?
"Aku mengerti, sangat merepotkan jika dia tidak punya nama."
"Orang tuanya tidak lagi ada di sini, jadi tidak ada pilihan selain kita memberikannya nama."
Aku mengerti.
「Kami akan memberimu nama sekarang, apakah kau punya suatu harapan? 」
Untuk berjaga-jaga, aku pun menanyakan hal itu, lantas dia memiringkan kepalanya dengan
bingung. Aku penasaran, apakah seseorang seperti ini benar-benar bisa menciptakan patung.
Aku menjadi sedikit gelisah.
"Karena dia perempuan, ayo beri dia nama yang bagus."
Fitts-senpai mengatakan itu bagaikan seorang cewek yang ingin menamai bonekanya.
Hmmm, aku malah ingin memberinya nama yang terkesan gagah dan berani.
Ah, tidak, itu tidak bagus.
"Zanoba, bagaimana denganmu!?"
Ketika aku mengatakan itu, Zanoba menoleh ke arah kami.
"Mn? Tidak masalah jika aku yang memberi nama?"
"Kan kita belinya patungan."
"Kalau begitu, 'Julius'."
Tidak ada salahnya dia bilang begitu. Tapi sepertinya dia tidak memikirkannya dengan matang.
"Itu nama cowok, kan?"
"Ya, itu nama adik laki-laki malang, yang tak sengaja kubunuh."

22
Aku hanya menanggapi dengan menunjukkan ekspresi aneh padanya. Fitts-senpai sepertinya
dia tidak tahu apa yang telah terjadi.
"Anak ini akan menginap di kamarku, kan? Kalau begitu, sebaiknya dia punya nama yang
kusuka."
Tentu, anak ini akan hidup bersama Zanoba. Seperti ruang untuk keluarga kerajaan pada
umumnya, kamar Zanoba sangatlah besar. Aku juga bisa mendapatkan izin dan membiarkannya
tinggal di kamarku, tapi akan lebih mudah bagi bangsawan untuk mendapatkan izin. Itulah
sebabnya, meskipun dia bisa tinggal di kamarku, kami lebih memilih menyerahkannya pada
Zanoba yang kaya raya. Seperti itulah keputusan yang kami buat. Namun, karena dia tidak bisa
mengerti kata-kata Zanoba, mungkin akan baik baginya untuk tetap tinggal di kamarku. Pilihan
lainnya adalah, mungkin aku akan tinggal di kamar Zanoba.
"Yahh, karena itu adalah nama yang kau pilih, maka kurasa tidak masalah, tapi setidaknya
berilah dia nama seperti perempuan pada umumnya, contohnya Juliette."
"Ah, itu boleh juga, Juliette adalah nama yang bagus."
"Juli ... ette, huhuh, itu nama yang bagus, bukan?"
Sepertinya Fitts-senpai senang mendengar nama itu, dia pun tersenyum manis. Meskipun lebih
tua dariku, orang ini begitu positif pada segala sesuatu ...
Setelah menyelesaikan diskusi kami, aku pun memberitahu gadis itu.
「Mulai hari ini dan seterusnya, namamu adalah Juliette.」
「Julie ...?」
「Juliette.」
「Julie.」
Gadis itu mengatakannya sambil tersenyum canggung. Meski dia hanya bisa menirukan 2
suku kata pertama, namun kurasa itu tidak masalah.

Maka, kami pun membawa Juliette (nama panggilan: Julie) ke tempat Zanoba. Sambil belajar
ini dan itu dari sekitarnya, dia terus berada dalam bimbingan Zanoba (yang sebenarnya cukup
berantakan sebagai seorang guru). Saat malam tiba, dia belajar Bahasa Manusia dan mantra
tanpa suara dariku. Sebelum tidur, dia terus mendengarkan penjelasan tentang patung dengan
sungguh-sungguh dari Zanoba, dan otaknya ... terus dijejali apapun tentang patung. Latihan
ini terus berlanjut untuk sementara waktu.
Zanoba pun terus berlatih menggerakkan jari-jarinya dengan hati-hati. Mungkin suatu saat
nanti dia ingin menciptakan sesuatu dengan tangannya sendiri.

Rencana pembuatan patung kami terus maju sedikit demi sedikit.


Namun, tujuanku yang sebenarnya masih belum mengalami kemajuan.

23
Bab 3
Insiden Penculikan dan Pengurungan Perempuan
Ras Hewan - Bagian Pertama

Bagian 1
Rinia Dedorudia. Dedorudia adalah satu dari dua klan Dorudia yang berfungsi sebagai
pelindung Hutan Agung. Dia adalah cucu kepala suku, Gustav. Dan putri kepala prajurit klan
itu, Gyes, yang merupakan kepala suku berikutnya.
Pursena Adorudia. Adorudia adalah klan Dorudia lainnya yang berfungsi sebagai pelindung
Hutan Agung. Dia adalah cucu kepala suku, Buldg. Dan putri kepala prajurit klan itu,
Telteria, yang juga merupakan kepala suku berikutnya.
Di antara Ras Hewan, klan Dorudia merupakan eksistensi khusus.
Mereka memiliki sejarah yang berlangsung selama kira-kira 5500 tahun. Mereka sudah ada
sejak zaman Perang Besar Manusia-Iblis pertama.
Perang habis-habisan antara Ras Manusia dan Ras Iblis. Perang Besar Manusia-Iblis.
Pemenang perang itu adalah Ras Manusia.
Manusia memperlakukan iblis seperti budak, dan semakin sombong. Satu demi satu, mereka
mengumumkan perang dengan ras lainnya. Ras Hewan yang hidup di Hutan Agung dengan
banyak sumber kayu tidak terkecuali.
Ketika tentara mulai muncul. Seseorang yang berdiri melawan ancaman ini adalah Ras
Hewan tertinggi pada masa itu, 「Dewa Hewan Giger」.
Dewa Hewan Giger mengumpulkan tentara Ras Hewan untuk menghadapi manusia pengecut,
dan dia sendiri lah yang memimpin pertempuran di barisan terdepan. Dia menunjukkan
kekuatannya, dan kadang-kadang kecerdasannya, sesekali menyelamatkan orang-orang dari
ras Hewan lainnya, pada akhirnya dia berhasil melindungi Hutan Agung.
「Dewa Hewan」 adalah orang yang memerintah atas semua Ras Hewan. Itu adalah nama
seorang pahlawan. Pahlawan mereka, Dewa Giger adalah anggota klan Dorudia.
Akibatnya, klan Dorudia menjadi klan teratas diantara orang-orang ras Hewan yang tinggal di
Hutan Agung.
Mungkin tidak terdengar seperti suatu hal yang besar. Namun, saat ini Ras Hewan tidak
hanya ada di Hutan Agung, sekarang mereka bahkan dapat dilihat di Benua Tengah dan
Benua Begaritto. Jumlah penduduknya tidak sebesar Ras Manusia. Namun, jelas bukan angka
yang bisa diabaikan. Secara khusus, mereka memiliki cukup kekuatan untuk berperang
dengan Kerajaan Suci Milis.
Mereka ikut bersaing dengan kekuatan militer sebanyak itu.
Rinia dan Pursena adalah cucu para pemimpin suku. Mereka adalah keturunan langsung dari
Dewa Hewan. Mereka memiliki arti khusus.
Mereka adalah orang-orang yang mungkin menjadi kepala suku, atau istri pemimpin klan di masa
depan. Kalau dianalogikan dengan ras manusia, mereka seperti orang yang memiliki hak

24
untuk mewarisi mahkota ... bisa kau katakan, mereka adalah putri. Bahkan lebih dari itu,
mereka bagaikan putri negara terbesar Ras Manusia, yaitu Kerajaan Asura. Akibatnya, ketika
mereka pertama kali mendaftar di sekolah, mereka dipandang sebagai tokoh yang sangat
penting.
Mengapa gadis-gadis penting seperti itu dipisahkan dari kampung halaman mereka dan
dikirim ke tempat yang jauh untuk belajar? Itu karena berbagai hal yang disebabkan oleh
pangeran dan putri generasi sebelumnya.
Seperti pangeran (Gyes) dan putri (Ghyslaine) dari generasi sebelumnya, mereka berdua
bodoh. Akibatnya, sembari meratapi akan hal ini, kepala suku (Gustav) mengirim mereka
untuk belajar di tempat yang jauh, dengan misi memperoleh pengetahuan. Di tempat di mana
mereka tidak bisa menggunakan kekuatan politik, mereka mungkin akan mendapatkan hal
yang baik atas keputusan mereka sendiri, pikirnya.
Namun ... Dia membuat kesalahan. Dia telah mengirim mereka ke Akademi Sihir dengan
pemikiran "mereka tidak akan diperlakukan sebagai cucu perempuan kepala suku Ras
Hewan".
Karena mereka berasal dari Ras Hewan, kakeknya bahkan menganggap mereka akan
teraniaya. Alih-alih teraniaya, yang mereka dapatkan justru guru yang memperlakukan
mereka dengan sangat hati-hati dan para siswa yang bertekuk lutut di bawah pengaruh
keduanya.
Benar, dengan kata lain itu adalah hasil kekuatan politik klan Dorudia.
Mereka berdua terbawa suasana. Meskipun mereka sedikit takut saat pertama kali mendaftar,
karena sihir suara diturunkan di klan Dorudia, ketangkasan superior, kekuatan fisik, dan
karakteristik khusus ras hewan... semua itulah yang membuat mereka begitu kuat.
Selanjutnya, ditambah lagi pelajaran sihir yang mereka serap dengan baik dari penjelasan-
penjelasan guru di sekolah, mereka bahkan bisa mengalahkan senior-seniornya tanpa banyak
masalah. Sayangnya, semua kesuksesan itu tidak membuat mereka rendah hati. Mereka
memboikot berbagai macam hal, merampas, memeras, dan bertindak sesuka hati ... Pada
dasarnya, mereka akan melakukan semua hal yang disukai murid yang buruk, dan menjadi
bos berandalan bahkan sejak di tahun pertama.
Namun, kemajuan luar biasa itu tiba-tiba berhenti.
Ketika mereka memasuki tahun kedua, putri Asura pun datang. Ariel Anemoi Asura. Dia
adalah tokoh yang baru saja terlibat dalam perebutan kekuasaan di antara faksi-faksi politik.
Dia datang bersama dua penjaga andalannya, dan seolah-olah mereka menginvasi wilayah
kekuasaan Rinia dan Pursena. Seakan-akan mendapatkan idola baru, para guru dan siswa
yang sebelumnya begitu setia pada Rinia dan Pursena, sekarang mengalihkan perhatian
mereka pada sang putri.
Meski begitu, mereka masih mampu bertahan sebagai penguasa di sini selama setengah
tahun. Mereka tetap bertahan, meskipun mereka tak pernah bisa menerima kehadiran sang
putri. Namun, mereka segera sampai pada batasnya. Karena kewibawaan Ariel yang luar
biasa, dia diangkat menjadi presiden dewan siswa di tahun pertama. Ketika Ariel diangkat
menjadi presiden dewan siswa, bisa dikatakan bahwa Ariel dikagumi sebagai siswa
kehormatan, sedang kedua perempuan ras hewan tersebut hanya dikagumi sebagai bosnya
preman. Toh, mereka sendiri yang suka buat onar, sehingga julukan itu mau-tak mau akan
tersemat pada nama mereka. Dan dengan logika sederhana, ketika bos preman membenci
sang putri terhormat, maka yang disalahkan tentu saja bos preman.
Rinia dan Pursena mulai membuat masalah bagi putri Asura dan kelompoknya. Mereka
langsung melecehkan fraksi sang putri, seperti meludah di tempat yang akan dilewati sang

25
putri, tiba-tiba menabrak bahu mereka ketika berjalan, memercikkan air, bahkan berhasil
mencuri pakaian dalamnya lalu membuangnya di depan asrama pria. Mereka terus
memikirkan ide jahil untuk menyerang sang putri.
Kemudian mereka dikalahkan oleh Fitts-senpai. Hampir 20 penyerang dibantai oleh Fitts-
senpai sendirian. Mereka berdua juga dihajar tanpa ampun oleh Fitts-senpai.
Saat kejadian itu terungkap, para guru bahkan mengadakan konferensi. 20 atau lebih
penyerang dikeluarkan dari sekolah.
Namun, Rinia dan Pursena tidak. Diyakini bahwa mengusir kedua wanita klan Dorudia itu
akan mengundang permasalahan politik. Padahal sang kakek justru berharap mereka tidak
diperlakukan secara spesial.
Jumlah kejahilan mereka menurun, dan citra Rinia dan Pursena pun jatuh. Putri Asura dan
kelompoknya dipandang sebagai pahlawan oleh siswa lain. Kebetulan, putri Asura juga akan
menjadi Siswa Khusus, namun sesuai dengan keinginannya, dia terdaftar sebagai siswa biasa
dan diperlakukan sama seperti yang lain.
Tentu ini tidak lucu bagi Rinia dan Pursena. Meskipun mereka merasa tidak senang,
perbedaan kekuatan mereka jelas terlihat, dan mereka sudah kehabisan bawahan untuk
digunakan sebagai bidak.
Paling-paling, karena siswa khusus bernama Cliff dan Zanoba yang masuk tahun lalu
mengamuk, mereka menggunakannya sebagai dalih untuk berkelahi dan mengalahkannya.
Mereka menggunakan Zanoba untuk mengumpulkan informasi tentang sang putri, tapi
mereka tidak merencanakan balas dendam. Baru-baru ini, meski masih menunjukkan perilaku
buruk, mereka benar-benar menghadiri kelas. Kamu boleh mengatakan bahwa mereka sedang
memperbaiki sikap.
Bagi murid baru seperti aku, itu hanya suatu cerita tentang kehebatan Fitts-senpai.
Kasus ditutup.
Setidaknya, seharusnya begitu.
Bagian 2 – Sudut Pandang Zanoba
Aku Zanoba Shirone.
Benar, kejadian ini bermula pada suatu malam tertentu.
Secara khusus, Shishou mengajarkan sihir bumi kepada Julie.
Shishou mengatakan "Ini adalah percobaan." Dan memulai beberapa latihan aneh. Mula-mula
dia menyuruhnya berlatih merapalkan sihir hanya sekali, tapi setelah itu dia tidak melakukan
apapun selain membuat peluru bumi tanpa pelafalan. Awalnya, kupikir tidak mungkin dia
bisa menggunakan mantra seperti itu tanpa pelafalan.
Namun, hanya butuh satu bulan. Benar, hanya dalam satu bulan Julie berhasil menggunakan
mantra sihir peluru bumi. Itu adalah mantra tanpa suara. Itu adalah sesuatu yang menakjubkan.
Menurut Shishou, Julie masih jauh dari level yang kita inginkan. Tentu saja, meski Julie
sering mencoba menggunakan peluru bumi, dia hanya berhasil sekali. Dia juga kehabisan
Mana dengan cepat. Ada hari-hari ketika dia tidak kunjung berhasil bahkan setelah berlatih
sepanjang hari. Namun, dibandingkan dengan aku yang tidak memiliki bakat ... aku berharap
akan lebih baik jika aku meningkatkan kemampuanku di bidang lain.

26
Meski demikian, anak kecil seperti ini bisa menggunakan sihir mantra tanpa suara. Shishou
telah mengatakan "Aku hanya mengikuti saran Fitts-senpai" dan tidak mengatakan apapun
selain itu. Tapi orang yang mengajar Julie adalah Shishou. Shishou memang jempolan.
Aku tidak pernah membuat kesalahan sebagai murid Shishou.
Pada saat bersamaan, Shishou juga mengajar Julie Bahasa Manusia. Anehnya, dia bisa
memahaminya, meskipun hanya beberapa kata dasar. Kalau dipikir-pikir, mungkin ini karena
dia telah menghabiskan beberapa tahun di Benua Tengah bersama orang tuanya, jadi ini
bukanlah suatu hal yang mengejutkan. Mungkin ini jugalah yang membuat Shishou tidak
terlalu sulit mengajarinya. Pedagang itu berbohong. Ah tidak juga, karena dia tidak punya
alasan untuk berbohong, mungkin Julie tidak mengatakannya di hadapan mereka.
Kupikir Julie adalah pembelian kami yang tepat. Julie adalah anak yang sangat tajam. Jika aku
mengatakan kepadanya untuk membawakanku sesuatu, dia akan langsung membawakannya
kepadaku. Dia pandai menebak apa yang aku maksud. Dia hampir seperti Ginger.
Biasanya, agar mereka tidak melarikan diri, seorang budak akan dicap menggunakan segel sihir
tipe khusus. Namun, Shishou tidak menyukai hal-hal semacam itu. Ketika kami membeli Julie,
kami juga tidak memberikan segel semacam itu. Pada akhirnya, Shishou memperlakukannya
lebih sebagai murid ketimbang budak. Karena itu, aku memutuskan untuk memperlakukan Julie
sebagai murid kecil. Anggaplah dia sebagai murid yang lebih muda daripada seorang budak,
anehnya dia tumbuh menjadi anak yang semakin menggemaskan.
Nah, kejadian itu terjadi setelah kelas pada suatu hari tertentu.
Ketika Shishou menyelesaikan pelajarannya bersama Julie, aku memberitahu Julie tentang
kehebatan patung. Ini adalah saat yang penting. Seseorang tidak bisa mencapai hal-hal besar
tanpa adanya semangat. Julie yang menjadi inti rencana besar Shishou harus mengerti
keindahan patung.
Tepat pada hari itu. Aku menggunakan 「Patung Ruijerd」 sebagai contoh, kemudian aku
akan membicarakan tentang kehebatan patung buatan Shishou. Sembari berpikir begitu, aku
mengeluarkan patung tersebut dari kotak yang terkunci.
Sementara Shishou sedang bersiap untuk kembali ke kamarnya, tiba-tiba dia mengatakan
sesuatu.
"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi dengan patung Roxy?"
Tiba-tiba topik ini dia bahas begitu saja, aku pun mulai berkeringat dingin. Aku pikir dia
tidak akan bertanya, dan dia memang tak pernah membahasnya semenjak kami bertemu di
sekolahan ini, namun tiba-tiba hari ini dia membahasnya. Aku bisa saja bilang bahwa aku
meninggalkannya di Kerajaan Shirone. Namun, aku menggigit bibir dan menahan perkataan
itu. Aku tidak akan berbohong. Pada Shishou, aku tak akan pernah berbohong.
"Sebenarnya ... aku membawanya ke sekolahan ini…. tapi ..."
Aku tidak bisa berbicara dengan lancar. Tanganku gemetar. Jika Shishou tahu tentang ini, dia
mungkin akan marah padaku. Sembari memikirkan itu, aku merasa tubuhku membeku,
sampai-sampai aku kesulitan bergerak.
“Ada di sini? Sudah lama aku tak melihatnya, bisakah kau keluarkan patung itu? Aku cukup
kangen pada patung Roxy."
Ketika mendengar suara Shishou yang begitu gembira, dadaku terasa sakit.

27
Setelah banyak mengulur waktu, akhirnya aku mengeluarkan satu kotak terkunci dari bawah
tempat tidur. Tanganku yang gemetar melepaskan kunci itu, dan aku menampilkan isinya.
Begitu melihat ini, tatapan Shishou berhenti bergerak.
"Oi, apa ini ...?"
Suara Shishou gemetar. Suaranya datar dan monoton, namun terdengar gemetaran. Aku ingin
menangis. Sebetulnya itu bukanlah sesuatu yang menyeramkan.
Karya nomor satu Shishou. 「 Figure Roxy 1/10 」 itu... dengan kejamnya telah hancur
menjadi beberapa bagian.
Kepalanya lepas, bagian-bagian yang membalutnya rusak, lengannya terlepas dari siku, dan
kakinya terpelintir ke arah yang tak wajar. Itu adalah mayat patung yang menyedihkan.
Hanya tongkat itu yang kuat, jadi tidak patah.
"Apa maksudnya ini, Zanoba? Kamu, aku, oi, apa yang terjadi, hah ...?"
Shishou marah. Shishou yang biasanya berbicara dengan hormat, kini kehilangan kesabaran.
Ucapannya menjadi aneh dan pasif.
"Belumkah aku memberi tahumu betapa aku menghormati, dan menyayangi patung ini?
Tidakkah kamu tahu betapa besar pikiran dan perasaanku pada Sensei yang kucurahkan pada
figur ini?"
Aku mengerti dengan jelas bahwa Shishou benar-benar marah. Shishou yang selalu rendah
diri pada Rinia dan Pursena, yang menahan rasa sakit hati setelah diserang Cliff, yang begitu
sabar ketika diolok-olok oleh Luke… kini terlihat begitu emosi.
Dia melepaskan aura membunuh. Julie menjadi takut, dan sekarang bersembunyi di
belakangku. Justru aku lah yang ingin bersembunyi, nak.
"Kamu, mungkinkah kamu mempermainkan Roxy-ku? Hei, jangan-jangan kau ini adalah
musuhku?"
"Bu-bu-bu-bu-bukan itu masalahnya!"
Aku menggelengkan kepala dengan panik. Aku selalu mendengar Shishou menyanjung
Roxy. Shishou selalu bicara bahwa dia pernah mempunyai seorang guru yang begitu hebat,
atau cerita-cerita lain yang mengisahkan betapa terhormatnya seorang Roxy. Bukan hanya
kekaguman; mungkin akan lebih tepat jika kau sebut “fanatisme”. Benar, itu adalah suatu
kefanatikan yang setara dengan keyakinan orang-orang dari Orde Kuil Milis.
Sejujurnya aku tidak terlalu peduli dengan Roxy. Namun, Shishou benar-benar terlihat emosi
sampai-sampai dia hendak menggunakan sihirnya. Jika Shishou menggunakan sihirnya
dengan serius ... bahkan jasadku tidak akan meninggalkan secuil pun abu. Meskipun aku
dikatakan sebagai Miko dengan kekuatan super, tubuhku ini tidak begitu kuat melawan sihir.
"Kamu salah besar, Shishou, patung itu adalah sesuatu yang kupertaruhkan ketika berduel
melawan Rinia dan Pursena, itu adalah sesuatu yang sangat penting bagiku! Ketika aku kalah
dalam duel, mereka menghancurkannya dengan kejam, sampai menginjak-injaknya, tapi aku
tidak pernah, tidak pernah sekalipun berpikir, untuk mempermainkan patung Roxy-dono! "
"Duel?"
Aku melanjutkan penjelasanku. Aku menjelaskan semuanya secara terperinci. Tentang
bagaimana kehidupan di tahun pertamaku, aku ditantang oleh Rinia dan Pursena untuk berduel.

28
Mereka memintaku mempertaruhkan benda yang paling berharga. Namun aku tak punya satu
pun benda berharga selain 'Figure Roxy 1/10'. Sebagai Miko, aku tidak pernah kalah di
Kerajaan Shirone. Itu sebabnya aku tidak meragukan kemenanganku. Meskipun mereka
menggunakan sihir tingkat lanjut, aku memutuskan untuk menahannya dan mengayunkan
tinjuku. Namun, mereka tiba-tiba menggunakan teknik yang aneh. Dan itulah yang
membuatku kalah telak. Setelah itu, mereka mem-bully dan mengolok-olok diriku. Kalah
tanpa bisa melakukan apapun, lalu aku mengikhlaskan patung itu sambil bercucuran air mata.
Mau bagaimana lagi. Aku telah kehilangan segalanya. Mau bagaimana lagi, kalau patung
indah itu diambil dariku. Itu adalah sesuatu yang mereka inginkan. Aku selalu putus asa
ketika mengingat saat-saat kekalahan yang menyakitkan itu. Namun kedua pelacur [7] itu
yang tidak tahu betapa berharga nilai patung tersebut ... Mereka mengatakan hal-hal seperti:
"Apa ini?", dan "Ini kotor", kemudian mereka menjatuhkan patung itu begitu saja,
menendang dan menginjak-injaknya, lantas menghancurkannya berkeping-keping.
Aura membunuh Shishou berkurang.
"Begitu ya, jadi kau juga menderita."
Dia menepuk pundakku. Dia mengerti. Sembari memikirkan ini, aku meninggikan suaraku
dan mengeluarkan "Hii" yang menyedihkan.
"Jika memang itu yang terjadi, harusnya kau bilang lebih awal padaku. Seandainya aku tahu,
aku tidak akan tersenyum kepada mereka dengan begitu polos."
Kata-kata bijak itu dia katakan dengan wajah datar. Nada suaranya berbeda dari biasanya.
Entah bagaimana, tapi nampaknya Shishou telah melewati kemarahannya. Shishou tidak
sering membicarakan patung. Akhir-akhir ini, bahkan aku sempat berpikir bahwa Shishou
tidak lagi menyukai patung. Namun aku salah. Hasrat yang Shishou sembunyikan jauh di
dalam lubuk hatinya terbakar lebih panas dari apapun.
"Ayo berikan pelajaran pada gadis-gadis itu."
Malam ini, kedua gadis itu akan mati. Aku memiliki keyakinan akan hal ini. Aku mulai
gemetar ketakutan.
Namun, setelah beberapa detik, getaran yang menakutkan itu berhenti, dan berubah menjadi
sesuatu yang menyenangkan. Aku menyadari bahwa aku telah mendapatkan sekutu yang
kuat, dan aku akan dapat membalas dendam untuk patung tersebut.
"Ya, Shishou!"
Bagian 3 – Sudut Pandang Rudeus
Cerita yang benar-benar tak termaafkan. Mereka tidak hanya merampas barang milik orang
lain, namun juga menghancurkannya dengan menginjak-injaknya ... Itu adalah bentuk
kekerasan yang sudah keterlaluan. Sama halnya dengan menghancurkan komputer seseorang
dengan tongkat baseball. Menghancurkan barang milik orang lain, seakan-akan tidak ada
artinya...! Aahh, sial. Mereka sungguh menjijikkan, dan aku tidak bisa memaafkan mereka.
Yang paling tak bisa kumaafkan adalah, mereka menginjak-nginjak figur Roxy kesayanganku.
Sekalipun itu hanya patung, namun itu sama saja dengan melecehkan Roxy.
Pada periode Edo, Keshogunan Tokugawa akan memaksa orang-orang Kristen yang
bersembunyi untuk menginjakkan kaki mereka pada gambar Yesus atau Maria [8] Dulu, aku
pernah menertawakan hal ini. "Bagaimana bisa kau mengidentifikasi mereka dengan tes
semcam itu!" Aku berpikir seperti itu. Namun, aku mengerti sekarang perasaan orang-orang

29
Kristen itu. Rasa malu yang kamu rasakan saat sesuatu yang kamu percayai diinjak-injak di
depanmu. Realitas Pemberontakan Shimabara. Penghinaan terhadap Canossa Tentara Salib
yang memaksa diri untuk berperang, bahkan ketika itu tidak mungkin dilakukan. Aku
mengerti sekarang.
Aku harus memberi mereka pelajaran.
Aku harus memberi tahu dua binatang bodoh itu apa yang kurasakan saat ini.
Aku harus memberi mereka hukuman.
Aku harus memberi tau mereka bahwa kau tidak bisa melakukan segala sesuatu sesuka
hatimu, karena selalu ada konsekuensi di balik setiap tindakanmu.
"Dengarkan, Zanoba-san."
"Y-ya."
"Kita akan menangkap mereka hidup-hidup, kita tidak akan membunuh mereka, kita harus
menghukum mereka karena menentang dewa."
"Menghukum mereka?
"Kupikir, kita harus menangkap mereka secara terpisah."
"Namun, keduanya selalu bersama-sama."
Insting hewan liar. Hewan liar yang bergerak secara berkelompok, biasanya sungguh cerdas.
"Benar. Mereka cukup pintar, sehingga jangan samakan mereka dengan hewan biasa. Kalau
dipikir-pikir, mereka berdua memiliki kekuatan tempur yang cukup untuk mengalahkanmu,
sebagai seorang Miko ... Sepertinya pertarungan ini akan sulit."
"Tidak, kupikir dengan adanya Shishou di sini, kita lebih mudah mengendalikan mereka."
"Tidak ada gunanya melebih-lebihkan kemampuanku. Kau tahu, kemenangan adalah sesuatu
yang bisa kau dapatkan selama kau tidak meremehkan lawanmu, tak peduli selemah apapun
dia."
Aku lebih memilih untuk merendah. Aku harus tetap tenang. Ketika masih menjadi
petualang, kematianku ditentukan oleh kesabaranku dalam menghadapi segala sesuatu. Aku
akan selalu tenang, selalu tenang, dan mengalahkan binatang-binatang itu sampai mati.
"Biar kuberitahu rencananya."
"Aye sir!"
"Meskipun kekuatan tempur mereka tidak diketahui, kita sudah bisa memahami gaya
serangan mereka, salah satu dari mereka akan segera menyerang sambil menyebabkan
kekacauan dengan sihir, dan pada saat itu, pihak lainnya akan menggunakan sihir suara untuk
membuat musuh tidak berdaya. Keduanya sama-sama kuat. Meskipun kita menyerang yang
ada di belakang, mereka memiliki kemampuan untuk segera berganti peran."
Yang diserang akan berkosentrasi untuk bertahan, dan yang lainnya akan menyerang habis-
habisan dengan teknik melumpuhkan lawan. Apakah Fitts-senpai sanggup mengalahkan
kombinasi ini? Lebih baik aku meminta saran lagi padanya. Baiklah. Mungkin ini akan
berjalan dengan lancar selama aku mengikuti saran senpai.
"Namun, kali ini dua lawan dua. Jika kamu menggunakan kekuatanmu yang sesungguhnya,
kurasa seorang Miko sepertimu tidak kalah dari mereka."

30
"... Tidak, kalaupun tidak dua lawan dua, aku kira Shishou sendirian akan menang."
"Dengar Zanoba, aku tahu kamu mengagumiku sebagai seorang shishou. Aku bersyukur akan
hal itu. Namun mengenai pertarungan jarak dekat, kau harus tahu bahwa aku pernah punya
seorang teman masa kecil yang lebih tua 2 tahun dariku, dan dia selalu saja mengalahkanku
dengan teknik-teknik pedangnya yang brutal. Sejak saat itu, aku selalu berusaha untuk
mengunggulinya, namun terkadang aku tak percaya diri ketika bertarung dalam jarak dekat. "
"Eh !? Ada orang yang bisa mengalahkan Shishou !?"
"Tentu saja, paling tidak, aku mengenal tiga orang seperti itu."
Mereka adalah Eris, Ruijerd, dan Orsted. Meskipun sampai sejauh ini aku hanya menemukan
3 orang, namun di luar sana pasti ada lebih banyak orang yang bisa mengungguliku. Dan
belum tentu benar bahwa Rinia dan Pursena tidak termasuk di antara mereka.
Jika aku menggunakan mata iblis dan sihirku, aku bisa menang melawan Eris. Namun, aku
hampir tidak pernah bertarung dengannya secara nyata. Rinia dan Pursena hampir seusia
dengan Eris. Akan lebih baik jika aku mengasumsi bahwa kekuatan mereka sama.
"Shishou terlalu merendah."
"Zanoba-kun. Kemenangan bukanlah sesuatu yang bisa kamu pastikan. Kita tidak boleh
membiarkan Roxy-sensei diinjak-injak lagi. Aku sebenarnya ingin bertanya pada Elinalise
atau Fitts-senpai untuk meminta bantuan... sayangnya, keduanya sedang sibuk sekarang. Jadi
kali ini, hanya kita saja. "
Elinalise bukanlah tipe orang yang suka mencampuri masalah orang lain. Meskipun dia juga
menghormati Roxy, namun dia hanya akan berkata: 'Lah, itu hanya patungnya Roxy, kan?
Mereka tidak benar-benar menganiaya Roxy, kan?’ Dia adalah orang yang berhati dingin.
"Shishou! Kalau begitu, mari kita segera mengirimi mereka surat untuk berduel. Di negaraku,
kami memiliki kebiasaan kuno untuk mengirim sepucuk surat dengan pisau dan sekuntum
bunga saat kita hendak berduel. Suku Dorudia memiliki kebiasaan yang sama, di mana
mereka melempar suatu buah busuk di kepala musuh. Namun, aku belum pernah mendengar
kebiasaan seperti itu, mungkin itu hanya kebohongan belaka, tapi itulah yang aku dengar saat
berduel dengan mereka. Apa yang akan Shishou lakukan? "
"Aku akan menyergap mereka."
"Eh? Bukankah itu tidak adil ...?"
Hmph, malah bagus kalau tidak adil. Ini bukanlah duel. Ini adalah suatu aksi balas dendam.
Karena tujuan utamanya adalah membalas dendam, maka tidak apalah jika kita bertindak licik.
Selama atas nama agama, apapun bisa diterima. Kemenangan adalah segala-galanya.
Bagian 4
Namun, aku menyerah pada ide penyergapan. Aku tidak bisa memikirkan cara untuk menipu
ketajaman hidung suku Dorudia.
Pada akhirnya, kami hanya menunggu waktu untuk menyerang mereka. Menyerang dari
depan secara adil dan bermartabat.
Ada bangunan terpisah yang agak jauh dari gedung sekolah utama. Dari sana, kami mencari
rute ke asrama, dan memposisikan diri kami di suatu tempat yang jarang dilewati. Letaknya
di dekat hutan, dan merupakan tempat terbuka yang sulit dilihat dari tempat lain.

31
Di sana, kami menunggu dengan gagah berani, sembari menunjukkan pose sesumbar. Saat ini
sudah malam. Hanya ada beberapa orang yang seliweran. Aku tidak memiliki niat untuk
menahan duelku sampai tengah malam, atau semacamnya. Aku memilih waktu ini karena
inilah saat mereka pulang setelah seharian belajar di kelas. Aku berencana menyerang mereka
saat mereka kelelahan dan kehabisan Mana.
Meski begitu, mereka terlambat. Mereka mempermalukan semua anak nakal di seluruh dunia
karena mereka benar-benar serius mengikuti pelajaran. Meskipun begitu, preman sejati tetap
akan memenuhi surat tantangan untuk berkelahi di lantai atas gedung sekolah.
Aku bersdekap, bersama Zanoba aku menunggu dengan pose sesumbar. Senja sudah lewat, dan
malam yang gelap akan segera tiba. Aku sempat menghabiskan waktu dengan mematung, dan
ketika aku selesai melakukannya, mereka pun menunjukkan batang hidungnya.

"Apa ini, nya?" [9]


"Apa maksudnya ini, nano?" [10]
Mereka melihat kami berdua yang sedang berpose di sini. Rinia menatapku dengan curiga.
"Oi, kalian, jika kalian berdiri di sana, maka kalian hanya akan menghalang-halangi jalanku,
enyahlah sekarang juga dari hadapanku."
Itulah kata-katanya yang dilontarkan padaku, tapi aku tidak bergeming satu inchi pun.
Pursena mengendus udara. Pursena menjilati bibirnya dan menyeringai lebar.
"Rinia, sepertinya orang-orang ini, tidak ingin pergi."
Setelah mendengar itu, Rinia menatap Zanoba yang berdiri di belakangku. Lalu dia mendesah.
"Zanoba, bukankah seharusnya kamu malu, nya? Meski kau berencana balas dendam atas
kekalahanmu waktu itu, lantas apa untungnya membawa murid baru itu, nya ...?"
"Hmph."
Zanoba mendengus dan mengalihkan pandangannya. Tonjolan urat nadi terbentuk di kepala
Rinia.
"Mengabaikanku ya, rupanya kau berani menguji kesabaranku, nya. Kayaknya aku jadi
pengen meeeeeeeeeerusaaaak patung lainnya, nya."
"Mu ... Shishou, aku akan…"
Dengan ekspresi marah, Zanoba mulai maju, tapi aku menghentikannya. Aku juga kesal.
Yang dia maksud patung lainnya, mungkin adalah patung Ruijerd. Dengan kata lain mereka
berniat mematahkan patung penyelamat sekaligus salah satu temanku yang paling berharga.
"Tidak masalah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kalian berdua yang selalu bersama,
bahkan jauh lebih memalukan. Apakah itu artinya kau tidak bisa melakukan segala sesuatu
secara mandiri?"
"Apa maksudmu, nya ...?"
Kalau ini di komik, pasti sudah terlihat semacam tanda "!?" yang mengambang di udara, karena
Rinia dan Pursena tampak cukup terganggu oleh kata-kataku. Namun, seperti yang sudah kuduga,
mereka tidaklah menyeramkan sama sekali. Aku mengenal seseorang yang mempunyai emosi
jauh lebih mengerikan. Jika orang itu mendapatkan hinaan seperti ini, tanpa ragu-ragu dia akan
menghunuskan pedangnya, dan menerkam lawannya begitu saja. Dia pasti

32
sudah memukulmu, menjatuhkanmu ke tanah, menunggangi tubuhmu dan memukulmu
dengan tinjunya sembari mengumpatmu habis-habisan. Namun orang ini sungguh tsundere.
"Kamu ... jangan terlalu belagu, kamu masih tahun pertama tau, karena kamu nampaknya
pernah berkenalan dengan Jii-chan, maka aku tidak terlalu tertarik mengganggumu Nya, tapi
jika mulutmu terlalu besar, aku tidak akan segan menghajarmu sampai mati, tau."
Ada apa dengannya. Bukankah ini seperti berkelahi tanpa dasar yang jelas?
"Dengar, kalau kamu sudah mengerti, maka menyerahlah Nya, kami gak ingin main-main
denganmu Nya, sekarang kami lelah setelah seharian melakukan pekerjaan siswa kehormatan
Nya. Pergilah berkelahi di tempat lain nya."
Setelah mengatakan itu, Rinia melambaikan tangan pada kami agar pergi. Aku tidak tahan
lagi dengannya. Meskipun dulu aku benar-benar terangsang oleh suara 'nyaa nyaa', namun
saat ini aku sudah kehabisan kesabaran, dan aku hanya menganggapnya sebagai bentuk
pelecehan terhadap kami.
"Kamu berisik sekali dengan kata nya nya nyaa nya nyaa itu .. Bisakah Ras Hewan berhenti
ngomong gak jelas seperti itu? Aku banyak mengenal ras hewan, dan mereka semua dapat
berbicara dengan benar, kau tahu. Kamu bukan lagi bayi, jadi mengapa kau tidak belajar
ngomong dengan benar!? "
"Nya !?"
!?
Mulut Rinia terbuka karena marah. Matanya tiba-tiba menyipit. Dia mengeluarkan napas
penuh emosi, dan ekornya berdiri tegak.
"Kau ... aku akan menelanjangi dan mengguyurmu dengan air dingin!"
Itu adalah sesuatu yang pernah terjadi padaku. Ini adalah kali kedua ancaman itu ditujukan
padaku. Dan ancaman itu hanya membuatnya tampak seperti orang idiot di hadapanku.
"Waduh, kayaknya Rinia sudah panas tuh ... Fakku nano."
Sambil menggumamkan itu, Pursena memamerkan taringnya dan meletakkan tangan di dalam
mulutnya. Ini mengingatkanku ketika pernah dikalahkan oleh Gyes. Ini adalah sihir suara.
"Hukaaah!"
Pursena sepertinya sedang mempersiapkan tekniknya. Rinia menghentak tanah. Dengan suara
menggelegar, Rinia melompat ke samping dan lenyap.
Rinia akan bergerak tepat di sampingku setelah 3 langkah, dan tiba-tiba akan memberikan
serangan padaku
Itu cukup cepat. Namun, aku sudah mengaktifkan mata iblisku. Gerakannya tidaklah secepat
Ruijerd yang tidak bisa kudeteksi dengan mata iblis ini.
"Zanoba! Pursena!"
Aku terus mengawasi pergerakan Rinia sembari memberi instruksi kepada Zanoba.
Sementara aku berbicara, aku mengarahkan tangan ke arah Pursena. Sulit untuk dideteksi
kapan sihir suaranya akan aktif, bahkan dengan menggunakan mata iblisku. Akan lebih baik
menghentikannya sebelum itu terjadi. Namun, aku tidak mengerti aliran Mana untuk sihir

33
suara. Akibatnya, aku tidak tahu apakah aku bisa menggunakan Ran Ma atau tidak. Itulah
sebabnya aku menciptakan segumpal pasir di hadapannya.
"...! -Uhuk uhuk!-"
Pursena yang menghirup sedikit pasir, sekarang terbatuk-batuk dengan begitu keras.
"Shaa!"
Pada saat ketika Rinia menyerang, aku sudah melihatnya. Itu cukup lamban, kacau, dan dia
terlalu menumpukan berat badannya ke depan. Mungkin aku bisa mengelak dengan baik
meski tanpa menggunakan mata iblisku. Dia bahkan tidak sebanding dengan semangat Eris.
Eris jauh lebih cepat, lebih tajam, lebih mirip binatang daripada Ras Hewan sekalipun, lebih
bertekad, dan tentu saja lebih kuat.
Aku mengikuti gerakannya dan memberikan serangan balik. Aku melesatkan telapak
tanganku ke dagunya. Dengan begitu, Rinia tersentak dan kuda-kudanya pun kacau. Aku
mengejarnya. Aku memukul dahinya dan merobohkannya ke tanah. Lantas kuinjak dadanya,
dan dengan tatapan tajam, aku membuat peluru batu. Lalu terdengar suara benturan keras.
"GINYAN !?"
Rinia dengan mudah kehilangan kesadarannya. Aku melepaskan kakiku dari Rinia yang
terlihat seperti katak sedang tergencet. Karena pertarungan itu begitu sengit, roknya sampai
terbalik. Hmmmm, hari ini warna putih ya?
Aku mengalihkan pandanganku pada Pursena dan Zanoba. Sesuai dengan rencana, Zanoba
bergerak menuju penyerang di belakang yang diberi peran menggunakan sihir suara. Zanoba
tidak bisa menjangkaunya. Pursena yang bergerak dengan kedua kaki dan tangannya terlalu
cepat bagi Zanoba. Atau sebenarnya, Zanoba lah yang terlalu lamban. Apakah dia karakter
yang suka melempar atau semacamnya [11] !? Yang dia miliki hanyalah kekuatan fisik. Dia
perlu lebih sering melatih kelincahan tubuhnya.
Aku membuat rawa di depan Pursena. Karena tanah di depannya tiba-tiba berubah menjadi
lumpur, dia tersandung dan jatuh dengan muka terlebih dahulu tercebur ke lumpur
"Wahu !?"
Pada saat bersamaan, aku menggunakan sihir bumi dan mengeraskan lumpur.
"Apa !? Apa maksudnya ini, Nano !?"
Pursena mencoba keluar dari lumpur yang mengeras dengan panik. Aku melepaskan peluru
bumi dari tangan kananku.
"GYAN !?"
Suara dentuman keras terdengar, lantas Pursena pun pingsan.
Sudah berakhir.
"Hu ... baiklah, ayo!"
Atas sinyalku, Julie yang telah bersembunyi di balik semak-semak muncul dengan membawa
suatu karung besar. Bersama Zanoba, mereka mengarungi kedua gadis itu.
Namun, itu berakhir lebih cepat dari dugaanku. Apakah hanya segini kemampuan mereka?
Eris tak akan pernah menyerang dari samping. Tinjunya akan selalu melintasi jarak terpendek
pada musuhnya, yaitu tepat dari depan. Dan juga, dia tidak akan pernah terkena serangan balik

34
pertama. Meskipun lawannya berhasil mendaratkan pukulan padanya, dia pasti bisa sedikit
berkelit agar pukulan itu tidak mengarah tepat ke organ vitalnya. Dengan begitu, dia tidak
akan terkena serangan mematikan pada pelipis, sehingga dia kehilangan kesadaran lebih
cepat. Meskipun dia jatuh ke tanah, dia akan segera meraih tubuh lawannya dan melakukan
serangan balik secepat mungkin. Dia juga tidak pernah membiarkanku menginjak dadanya.
Pada saat aku coba menginjak dadanya, dia akan menangkap lutut atau pergelangan kakiku,
bahkan dia tak segan-segan meremukkannya. Meskipun dia meremukkan tulangku, peluru
batu buatanku tidak akan berhenti sih.
Sama halnya dengan Pursena. Andaikan dia Eris, dia tidak akan tersandung hanya karena
tanah di depannya berubah menjadi lumpur. Dia benar-benar menjaga keseimbangannya, atau
jika itu tidak memungkinkan, dia akan segera bergerak menjauh dari medan yang tidak
menguntungkan.
Tentu saja, tidak mungkin Eris bisa melakukan ini sejak awal. Karena dia sudah sering
menghadapiku, maka trik murahan seperti itu tidak akan berfungsi. Namun, ketika aku
melakukan hal yang sama kepada Paul, dia mampu melewatinya bahkan pada saat pertama.
Selama dia adalah seorang Swordsmen tingkat lanjut dengan banyak pengalaman, dia pasti
bisa menghindari trik rawa itu.
Bahkan, aku sering menangkap monster dengan trik serupa. Stray Dragon termasuk ... Hm?
Stray Dragon merupakan Naga Merah yang menakutkan itu, kan?
... Hm?
Mungkinkah Paul dan Eris benar-benar kuat? Aku pernah mendengar bahwa mereka memiliki
bakat tapi ...
"Sudah kuduga, Shishou memang jempolan, aku bahkan tidak mendapatkan giliran bertarung."
Zanoba kembali membawa karungnya. Aku berhenti memikirkan hal-hal itu, lantas berbalik
menghadapnya.
"Tidak, bahkan aku juga terkejut."
"Ahh, kau terlalu merendah, ayo kita kembali ke kamar."
"Ya."
Kami berjalan menyusuri jalan yang gelap, sambil berhati-hati agar tidak terlihat oleh siapapun.
"Julie, perhatikan langkahmu, oke?"
"Aku.... aku baik-baik saja."
Sepertinya ada sedikit ketakutan yang terpancar pada mata, Julie ketika dia menatapku.
Catatan penulis:
Aku bertanya-tanya, manakah dari kalimat-kalimat berikut yang pantas kujadikan sub-judul,
"Rudeus vs Rinia vs Pursena."
"Bluedeus Yang Tak Berguna."
"Kami Akan Mendapatkan Dua Binatang Peliharaan !? Kekacauan Besar Yang Disebabkan
oleh Binatang Peliharaan!"
Namun akhirnya aku memutuskan untuk tidak menggunakan semuanya.

35
Bab 4
Insiden Penculikan dan Pengurungan Perempuan
Ras Hewan - Bagian Kedua

Bagian 1
Kami kembali ke kamar, dan sedikit waktu telah berlalu.
Seorang gadis bertelinga kucing dan bertelinga anjing dengan seragam sekolah. Tangan
mereka terikat di belakang punggung dengan belenggu kuat yang terbuat dari sihir bumi, dan
kami juga menyumpal mulutnya. Zanoba dan aku duduk di kursi, sembari menunggu mereka
bangun. Mungkin kau penasaran, apakah aku tidak melakukan apapun pada gadis-gadis itu?
Jangan berpikir yang tidak-tidak. Bagaimanapun juga, aku adalah seorang pria sejati.
"Mguh !?"
"Nnuuu! Nnuuu!"
Mereka berdua langsung membuka kedua mata secara bersamaan. Setelah menyadari kondisi
mereka saat ini, mereka pun berontak dengan mengatakan 'uuu, uuu'.
"Selamat pagi."
Sambil berdiri, aku menyambut mereka dengan tenang, dan mengabaikan rontaan itu.
Mereka berdua memutar tubuh, dan mengalihkan pandangan mereka ke arahku. Meskipun
ada sedikit ketakutan di matanya, mereka memelototiku.
"Nnuu!"
Suatu suara penuh protes. Sepertinya mereka tidak begitu mengerti situasinya saat ini.
"Kalau begitu ... dari mana aku harus memulai?"
Aku melihat keduanya sembari meletakkan tanganku ke dagu. Mereka berdua memutar
tubuh, sehingga roknya tersingkap, dan paha mereka kelihatan. Ini benar-benar pemandangan
yang tidak senonoh.
"Hmm."
"Nnuu !?"
Pursena melihat ke mana pandanganku terarah. Kemudian dia mulai mengendus dan
ekspresinya berubah menjadi kegelisahan. Sepertinya dia menyadari bahwa aku sedang
terangsang karena penciumannya yang tajam. Di sisi lain, Rinia sepertinya tidak mengerti,
dan masih melotot kepadaku sembari berkata 'huuu huuu'.
Tampaknya hidung Pursena lebih baik. Harusnya mereka tidak akan mencium aroma
terangsang pada tubuh impoten ini, namun ...
"Hmm."
Lalu aku tiba-tiba memikirkan suatu ide. Gadis-gadis muda bertelinga binatang ini terikat,
pakaiannya berantakan, dan mereka tidak bisa bergerak. Ini sangat merangsang.
Mungkinkah aku bisa menyembuhkan penyakitku dengan menggunakan mereka?
36
Aku pernah mendengar bahwa semua bangsawan Asura memiliki kecenderungan yang
menyimpang. Karena aku telah lulus dari DT, aku mungkin bisa menggunakan metode ini
untuk membangkitkan gajahku. Aku tidak membenci hal semacam ini dalam kehidupan masa
laluku. Yah, bukan berarti aku juga menyukainya.
"Hm."
Aku segera mencoba apa yang terlintas dalam pikiranku. Kedua tanganku bergerak
kegirangan saat mendekati Pursena, lantas kusentuh pegunungan yang sangat besar itu. Dia
menutup matanya rapat-rapat. Pemandangan yang luar biasa. Dia bertingkah seakan-akan aku
telah melakukan sesuatu yang sangat kejam, bukan? Ada banyak wanita di dunia ini yang
dengan bebas membiarkan pria menyentuh payudaranya.
Tetap saja, ini sensasi yang sangat nyaman. Guedhe banget. Namun, gairahku masih letoy.
Meskipun seharusnya saat ini belalai gajahku sedang meronta-ronta, namun aku masih tidak
merasakan apapun. Aku melepaskan cengkraman tanganku dari pegunungan itu, gairahku
pun lenyap dalam sekejap, yang tersisa hanyalah perasaan hampa tanpa sedikit pun gairah.
... Ini tidak ada gunanya.
Saat aku melepaskan tanganku, Pursena menatap kosong sejenak. Setelah mengendus sebentar,
dia segera menunjukkan wajah lega, kemudian ekspresi yang cukup rumit tampak di wajahnya.
"Shishou? Apakah kamu akan memberi mereka semacam hukuman?"
"Tidak, itu hanya tes kecil."
Aku dengan tenang membalas pertanyaan Zanoba, sembari menatap Rinia.
Begitu tatapan mata kami bertemu, Rinia balik menatapku dengan marah. Aku juga bisa
menyentuhnya. Barangnya lebih kecil daripada milik Pursena, tapi juga memiliki bentuk
yang bagus. Kebanyakan wanita ras Dorudia punya gunung yang indah.
Namun, sudah kuduga… ubiku tetap tidak meronta-ronta. Satu-satunya hal yang berubah
adalah tatapan Rinia yang kini semakin dipenuhi dengan penghinaan dan kemarahan. Bagi
mereka yang suka mengoleksi budak, katanya tatapan mata budak yang penuh keputusasaan
seperti ini justru semakin membangkitkan gairah. Aku sangat mengerti fetish macam itu,
bahkan sejak kehidupanku sebelumnya. Namun, sepertinya itu sedikit berbeda ketika aku
melihatnya di monitor.
Gajahku sama sekali tidak merespon cewek bahenol yang terikat tanpa daya tepat di
hadapanku. Tes pun berakhir.
"Nah, apakah kalian tahu apa yang sudah kalian berdua lakukan sebelumnya?"
Pertama, aku ingin memastikan. Keduanya saling pandang, kemudian menggelengkan
kepalanya. Karena Rinia sepertinya akan membuat kegaduhan, aku pun melepaskan
sumbatan pada mulut Pursena. Setelah berpikir sebentar, dia mendesah.
"... harusnya kami belum melakukan apapun padamu, Nano."
"Hohhh, belum melakukan apapun katamu!"
Aku mengulangi kata-katanya, dan menjentikkan jariku. Zanoba dengan malu-malu
membawa suatu kotak. Kemudian saat kotak itu dibuka, di dalamnya ada sisa-sisa jasad Roxy
yang dibantai dengan kejam.
"Orang yang melakukan ini adalah kalian, bukan?"

37
"... Ada apa dengan patung menjijikkan itu?"
"Menjijikkan katamu!"
Aku mengulangi kata-kata Pursena. Aku tak terima jika seorang putri terhormat pun mengatai
Roxy menjijikkan! Patung Roxy yang telah kubuat dengan segenap usaha dan intuisi, dan itu
adalah mahakarya abadi yang terjual dengan harga mahal! Apa yang kau maksud
menjijikkan! Tidak, tenanglah. Tetaplah tenang.
"Itu adalah patung replika dewaku."
"D-Dewa?"
"Itu benar, kalau aku tidak diselamatkan olehnya, tidak mungkin aku bisa berdiri di sini."
Sembari berbicara, aku bergerak ke sudut ruangan kamarku. Di sana ada suatu kuil kecil [12].
Ketika aku pindah ke ruangan ini, aku segera mendirikan suatu kuil. Saat aku membuka pintu
ganda kecil, bagian dalamnya terungkap.
"Mmmm!"
"A-Apa ini nano ...?"
"S-Shishou, ini ..."
"..."
Saat melihat kuil pemuja dewa yang kudirikan di sana, nampaknya keduanya sangat terpukul.
Bahkan Zanoba mengernyit, dan Julie menarik pakaian Zanoba seolah hendak menangis.
"Patung itu adalah dewaku, kalian berdua menendangnya, menginjak-injaknya, dan
menghancurkannya menjadi beberapa bagian."
Mata Rinia dan Pursena melebar dan mereka melihat bolak-balik antara wajahku dan tempat
suci itu. Mereka kemudian perlahan melihat Zanoba, dan Julie yang hendak menangis. Lantas
mereka pun meneruskan tatapan itu padaku. Ketika kami saling pandang, wajah mereka
semakin memucat. Wajah mereka seperti Blu-ray Disc, ya?
Tampaknya mereka menyesali apa yang telah mereka lakukan.
"Nah, apakah kamu punya alasan?"
Pursena memikirkan pertanyaanku selama beberapa detik. Dia kemudian berbicara.
"K-Kamu salah sangka, satu-satunya orang yang menginjak-injaknya adalah Rinia, aku
bahkan sudah berusaha menghentikannya."
"Mmm !?"
Dia begitu panik, sehingga satu-satunya sanggahan adalah melemparkan kesalahan pada
orang lain ... Hmph, bagus sekali. Karena ini semakin menarik, maka akan kulepaskan
sumpelan mulut Rinia, agar dia bisa ikut berkomentar.
Ketika aku melakukannya, mereka berdua mulai saling bentak dengan nada
tinggi. "Yang bilang itu benda kotor kan Pursena, nya!" "Tapi orang yang
menginjaknya adalah Rinia, nano."

38
"Ah, kakiku hanya tergelincir, lagian Pursena-lah yang menendangnya dan
menghancurkannya menjadi beberapa bagian. Ketika dia melihat Zanoba memungut bagian-
bagian patung itu, bahkan sampai serpihan terkecil, dia masih saja menertawakannya Nya!"
Jadi Zanoba memungut bagian-bagian patung yang hancur sampai serpihan terkecil ...
Meskipun bagian pergelangan kakinya kecil seperti kelingking. Zanoba-kun, cowok sepertimu
...
Sekarang kesanku pada Zanoba sudah naik tiga kali lipat. Kamu berjalan menuju Rute
Rudeus, kan, Zanoba [13]! Oops, ah lupakan itu untuk sementara.

"DIAM! Kalian berdua bersalah karena melakukan kejahatan yang sama."


Pertama, aku akan mengakhiri tindakan ini, "Atas kejahatanmu, kalian
harus dihukum." Aku telah menetapkan keputusanku.

"Meskipun begitu, sekte agamaku baru saja dibentuk, sehingga kami tidak memiliki pedoman
mengenai apa yang harus dilakukan pada saat seperti ini. Hukuman apa yang diberikan di
desamu pada saat seperti ini?"
"J-Jika kau melakukan sesuatu yang aneh pada kami, Tou-chan dan Jii-chan tidak akan
tinggal diam, bahkan di Hutan Agung, kami adalah dua orang prajurit terbaik, Ah!"
Tampaknya Rinia telah mengingatnya. Gyes dan Gustav adalah kenalanku. Lalu aku ingat.
Hukuman Besar yang ada di Hutan Agung.
"Gyes-san? Ahh, aku ingat, aku diberi tuduhan palsu olehnya. Aku dikatakan telah
melakukan sesuatu yang tidak senonoh terhadap Hewan Suci, kemudian aku ditelanjangi,
diguyur air dingin di sekujur tubuhku, dan menghabiskan waktu satu minggu di penjara. Ahh,
aku mengerti, apakah aku juga harus melakukan hal serupa pada kalian?"
Ngomong-ngomong, aku sama sekali tidak dendam atas kejadian itu. Namun, sepertinya
begitulah cara gadis-gadis ini menafsirkan. Mereka berdua terdiam dan wajahnya semakin
memucat. Sudah kuduga, menurut mereka inilah hukuman yang sangat mengerikan dan
memalukan.
"J-Jangan, aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan, jadi lepaskan aku."
"Kamu boleh melakukan apa saja yang kamu inginkan ke tubuh Rinia, jadi tolong berilah aku
ampunanmu nano!"
"Benar, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau padaku ... Uehhh !?"
Bahkan ketika mereka berdua mengemis, mereka masih saja melakukan lawakan. Mereka
sepertinya sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Terutama si anjing.
"Suku Dorudia, kalian benar-benar kejam ketika seseorang berani mengganggu Hewan Suci,
kan? Kapan pun terjadi sesuatu padanya, mereka selalu saja mencurigaiku dan melimpahkan
tuduhan palsu kepadaku. Namun jika dibandingkan dengan itu, kejahatan kalian jauh jauh
jauh lebih tinggi."
"Aku memohon padamu, maafkan aku ... aku tidak tahu bahwa itu merupakan patung yang
sangat penting bagimu ...!"
"Memang, begitulah yang terjadi."

39
"Aku tidak akan melakukan itu untuk yang kedua kalinya ..."
Apa maksudmu 'kedua kalinya'? Jangan harap bisa melakukan itu untuk yang kali kedua.
Mahakarya yang sudah rusak tidak akan pernah bisa dibuat lagi, tau!! Apakah hewan-hewan
ini tidak mengerti bagaimana pedihnya barang seseorang yang berharga dirusak tepat di
hadapannya? Bahkan sekarang, aku masih ingat saat-saat itu. Saat adik laki-lakiku
menghancurkan komputerku dengan tongkat baseball. Sebenarnya aku tak lagi ingin marah.
Yang aku ingat hanyalah keputusasaan dan emosi yang aku rasakan saat itu. Itu adalah emosi
yang aku rasakan saat satu-satunya teman setiamu dihancurkan berkeping-keping!
"Aku akan minta maaf Nya, aku bahkan akan menunjukkan perutku Nya ..."
"Benar, meski memalukan, aku juga ingin menanggungnya Nano."
Tunjukkan perutnya? Ahh, jadi inilah Dogeza yang Gyes lakukan, ya? Meskipun aku melihat
Dogeza yang tidak tulus itu, aku tidak akan bisa tenang.
"Jika kalian ingin dimaafkan, maka perbaiki patung ini!"
R O X Y, R O X Y!
"Percuma, bahkan Shishou pun tidak bisa memperbaikinya!"
Zanoba mengutuk mereka berdua.
Tapi Zanoba, bukannya aku tidak bisa memperbaikinya, lho. Kamu memiliki semua
bagiannya yang rusak, dan bagian yang paling penting (yaitu tongkat) masihlah tidak
tersentuh. Aku bahkan lebih ahli dalam memperbaiki sesuatu daripada menciptakannya dari
awal ... Aku bisa memperbaikinya tanpa cacat, dan sangat indah…
Mn?
Betul. Aku bisa memperbaikinya. Aku bisa memperbaikinya, ya! Bukannya itu tidak akan
pernah bisa kembali lagi.
Mereka juga sudah meminta maaf. Keduanya sudah bertobat. Aku sih tidak keberatan jika harus
memaafkan mereka. Mereka tidak tahu kalau patung itu sangat berharga, kan? Malahan, jika
seseorang tahu bahwa kita sedang menyandera dua gadis ras hewan di sini, bukankah itu akan
jadi masalah besar? ... Apalagi jika ada om botak bertombak yang mengetahuinya… [14]
Tidak! Bukan itu masalahnya! Masalahnya adalah, kedua orang ini dengan mudah
menghancurkan apa yang orang lain anggap berharga! Tapi jika aku membiarkan mereka
pergi dengan mudah di sini, mereka pasti akan melakukan itu lagi! Aku harus meninggalkan
luka yang mendalam pada tubuh mereka, agar mereka jera! Atas nama Roxy yang Agung!
Ngomong-ngomong, karena aku sudah sedikit tenang, aku teringat akan beberapa hukuman
yang lebih erotis.
"Zanoba, apa kau punya ide?"
"Biarkan mereka menderita sama seperti apa yang mereka lakukan kepada patung itu."
Mata Zanoba terlihat sangat kejam. Sepertinya dia masih marah. Itu wajar; karena
penghancuran itu terjadi tepat di hadapannya.
Jika aku berkata 'lakukan saja sesukamu…' dia mungkin akan menghancurkan kedua gadis
ini seperti mereka memutilasi patung Roxy. Mereka akan dihancurkan menjadi beberapa
bagian oleh tangannya. Dia pasti akan melakukannya. Orang ini benar-benar akan
melakukannya. Zanoba si Penghancur Kepala sedang dalam keadaan segar bugar.

40
"Tidak, Zanoba…. Membunuh mereka adalah tindakan yang keterlaluan, aku tidak suka
membunuh orang."
"Kalau begitu, ayo kita menjualnya ke pedagang budak. Meskipun dilarang menjual klan
Dorudia, jika aku ingat benar, ada keluarga bangsawan Asura yang sangat gemar mengoleksi
ras hewan. Anak perempuan kepala suku Dorudia ... Jika mereka bisa membuat seseorang
semacam itu menjadi budak, maka mereka akan membelinya meskipun melanggar hukum."
Mata Zanoba semakin liar. Menjualnya sebagai budak mungkin juga terlalu berlebihan. Ini
mungkin berakhir dengan perang dengan Ras Hewan.
"Keluarga Asura saat ini hampir musnah, jadi mungkin akan sulit."
Aku penasaran apa yang terjadi dengan keluarga Boreas. Tidak banyak informasi yang
sampai di dataran utara. Sebelum aku meninggalkan Fedoa, kondisi mereka sangatlah parah,
sepertinya tinggal tunggu waktu saja sampai mereka semua musnah.
"Dengarkan aku, Zanoba... meskipun mereka sejahat ini, mereka adalah putri. Jika kita tidak
menggunakan cara yang benar, maka kita juga akan kena getahnya."
"Shishou memang sangat bijak, bahkan ketika darah mengalir deras di kepalamu, kau masih
saja memikirkan keselamatan orang lain ..."
"Diam."
Mmmmn. Apa yang harus aku lakukan? Aku tak bisa memikirkan hukuman apapun yang
tidak beresiko. Mungkin lebih baik aku terus-terusan mengikat mereka dan menikmati
pemandangan ini. Meskipun ini bukan hobiku, keduanya juga termasuk bishoujo.
Tidak, tidak, menculik mereka saja sudah merupakan tindakan kriminal. Lebih baik aku tidak
menahan mereka terlalu lama.
Tampaknya keduanya juga sudah menyesali perbuatan mereka. Aku bisa memperbaiki
patung itu. Aku benar-benar ingin menyelesaikan ini sekarang juga, tapi ...
Mmmn.
Bagian 2
Jika aku kebingungan, maka aku akan berkonsultasi dengan Fitts-senpai untuk meminta
bantuan. Akhir-akhir ini, senpai lah yang selalu kuandalkan ketika mendapat masalah.
Bagaimanapun juga, Fitts-senpai adalah orang yang berpengetahuan luas, dan dia selalu
punya solusi atas masalah yang kuhadapi.
"Tu-tunggu sebentar, bukankah ini berarti kedua gadis itu sedang berada di kamarmu,
Rudeus-kun ...?"
"Ya, memang ... Mohon tenanglah, aku sudah memastikan mereka memiliki alasan untuk
melewatkan kelas hari ini, dan telah menghubungi sekolah untuk itu."
"Umm, maksudnya, dengan menangkap mereka, dengan kata lain, sekarang gadis-gadis itu
disekap di suatu ruangan bersama Zanoba-kun?"
Oh. Jadi kamu memahaminya seperti itu? Dua kemonomimi bishoujo disekap, ya? Sepertinya
itu memang ada pada "Daftar Hal-Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Aku Mati". Tapi
sayangnya saat ini aku sama sekali tak punya nafsu untuk melakukannya.
"Rudeus-kun, itu, umm, setelah kamu menyekap mereka, apakah kamu umm ...?"

41
Wajah Fitts-senpai merona merah cerah, dan dia menatapku seolah-olah aku ini orang asing,
atau semacamnya. Gawat. Sepertinya dia salah paham.
"Tidak, aku belum melakukan satu pun hal mesum pada mereka, lho."
"Be-benarkah?"
"Paling-paling aku hanya sedikit meremas dada si anjing."
"Ka-kamu meremasnya dengan nikmat ...?"
"Ya, aku harus menguji sesuatu."
"...? Umm, kamu tidak menyentuh mereka dengan niatan seperti itu, kan?"
Niatan seperti itu apa maksudnya? Owh, maksudmu aku menyentuh mereka dengan pikiran
mesum. Secara umum, kau boleh mengatakannya begitu sih. Namun, dari sudut pandangku,
itu hanyalah bukti bahwa aku masih menderita impotensi.
"Ah tidak… santai saja."
Fitts-senpai tampak sedikit lega.
"A-aku mengerti, tapi itu akan menjadi masalah, Kamu tahu, meskipun terlihat seperti bos
preman, namun mereka tetaplah putri kepala suku Dorudia yang akan meneruskan
kepemimpinan keluarga."
"Tenang saja, kepala suku dan kepala prajuritnya adalah kenalanku."
"Eh !? benarkah !?"
"Ya, selama aku mengatakan sesuatu seperti: 'mereka sengaja cari onar di sekolah, jadi aku
harus sedikit berbuat kasar untuk menegurnya', aku yakin mereka akan mengerti."
"Ba-bagaimana mereka bisa menjadi kenalanmu !? Klan Dorudia benar-benar tertutup sehingga
jarang sekali seseorang bisa bertemu dengan kepala sukunya, apalagi menjadi teman."
Aku memberi tahu Fitts-senpai tentang kejadian di Hutan Agung. Itu adalah episode yang
memalukan dalam hidupku. Menyelamatkan anak-anak dan kemudian tertangkap, setelah itu
dibebaskan dan menghabiskan setiap hari bermain dengan seekor anjing atau semacamnya.
"Hahh, kamu sungguh luar biasa, Rudeus-kun ..."
Bukannya mempermalukan aku, Fitts-senpai justru menganggapnya sebagai suatu kisah yang
luar biasa. Bagian mana sih yang menakjubkan dari cerita itu?
"Karena binatang suci itu begitu patuh kepadamu ..."
Aku mengerti. Yahh, kalau begitu, mengapa Hewan Suci datang kepadaku? Aku mengerti
jika itu adalah kesalahan Gisu, tapi ... Tidak mungkin dia benar-benar menyukaiku.
"Meskipun hanya seekor anjing kampung, nampaknya dia mengerti bahwa aku
menyelamatkannya, ya?"
"Kamu tidak boleh membiarkan orang-orang Ras Hewan mendengarmu berbicara seperti itu,
oke?"
Jelas, jika seseorang mengatai Roxy iblis kotor atau semacamnya, dan mengolok-oloknya di
depanku, aku akan marah besar. Namun, sebisa mungkin aku berniat untuk menghindari
perselisihan.

42
"Bagaimanapun juga, tolong sekali lagi beri aku nasehatmu yang bijaksana, Fitts-senpai, kasi
tahu aku bagaimana memberikan hukuman pada mereka yang bisa memuaskan rasa sakit
hatiku, namun juga tidak terlalu keras, sehingga mereka tidak dendam padaku. Apakah kamu
punya ide??"
"Itu pertanyaan yang sulit, ya?"
Meski begitu, Fitts-senpai mengeluarkan desahan 'mmmmm' saat dia berpikir. Kupikir dia
pasti memintaku untuk segera membebaskan mereka.
"Kau tahu, aku juga sama denganmu, aku tidak bisa memaafkan orang-orang yang
menyerang orang lain, merebut barang-barang mereka, dan menghancurkannya."
Begitulah katanya. Aku sih sangat setuju.
Kebetulan, dia dan Zanoba sudah cukup dekat, dan mereka selalu saling sapa saat
berpapasan. Setelah mendengar tentang apa yang terjadi pada kenalannya itu, dia juga marah.
Kupikir, Fitts-senpai juga merasa tidak nyaman ketika kami mengunjungi pasar budak,
karena orang ini memiliki rasa keadilan yang tinggi.
"Baiklah, aku punya ide bagus."
"Hohh."
Namun, sepertinya dia sudah memikirkan sesuatu yang buruk, aku pun hanya bisa diam dan
mendengarkan. Yahh, terserah lah.
Maka penyelidikan kami selesai pagi-pagi sekali, Fitts-senpai dan aku kembali ke ruangan
bersama-sama.
Bagian 3
Ketika aku kembali ke kamar, aku mencium adanya bau tajam. Tempat tidurnya basah. Itu
benar-benar berbau busuk. Pursena dan Rinia benar-benar mengeluarkannya di sana, mereka
terlihat lemas tanpa ada kekuatan yang tersisa.
... Mungkin lebih baik memperbolehkan mereka menggunakan toilet.
Karena baunya sangat busuk, aku pun menggunakan sihir untuk mengeringkannya, aku
membuka jendela untuk mendapatkan udara segar, kemudian aku mengeluarkan celana dalam
dan rok kotor mereka, lalu mengelapnya hingga bersih. Ujung-ujungnya aku lah yang harus
membersihkan ini semua..
Hanya sekedar informasi, mereka tidak sepenuhnya telanjang, jadi seharusnya tidak masalah.
Sembari memikirkan hal ini, aku melihat ekspresi mereka untuk memastikan, tapi keduanya
benar-benar sudah menyerah tanpa perlawanan.
"Paling tidak, kau tidak memperlakukan kami dengan kasar ... tapi jika kamu ingin
menjadikan kami seperti hewan peliharaan di kamarmu, setidaknya kamu bisa melepaskan
borgolnya ... sungguh sulit bergerak ... aku tidak akan lari, jadi tolong Nya ... "
Tampaknya, untuk tipe kucing seperti dia, ditahan selama 24 jam sangatlah sulit.
"Kami akan menjadi gadis yang baik, jadi setidaknya biarkan kami makan, kumohon. Aku
tidak akan menggonggong lagi di malam hari ... aku tidak akan menggigit lagi ... Aku ingin
makan daging ... Aku lapar, Nano ..."

43
Aku tidak menyadarinya sampai sekarang, tapi yang satu ini sepertinya adalah karakter yang
selalu lapar. Kalau diingat-ingat lagi, saat pertama kali bertemu dia sedang makan daging,
bukan?
Tapi, menyerah hanya dalam satu hari, agaknya ... Ah, mungkin dia menyerah karena
kelaparan. Saat kamu lapar, fisik dan psikismu akan semakin lemah.
Aku melepaskan borgol mereka. Saat aku melakukannya, keduanya berlutut di depanku.
Karena mereka sedang tidak pakai sempak, itu terasa sangat erotis. Secara tidak sadar,
bibirku melebar menjadi senyuman yang mesum. Sayangnya, yang di bawah masih saja tidak
bergerak.
"Rudeus-kun ..."
Itu suara Fitts-senpai yang berada tepat di sampingku, dia sedang mencuci rok dan sempak
para hewan itu.
"Ummm ... Karena keduanya tampak telah mengakui kesalahan, aku penasaran… apakah
sebaiknya kita memaafkan mereka ... Meskipun kau belum tenang, namun disekap seharian
sangatlah menyiksa, lho? Karena ini adalah asrama laki-laki, ada banyak pria yang 'lapar'
sehingga keduanya pasti juga takut. "
"Itu benar."
"Setiap kali aku mendengar langkah kaki, kupikir aku akan diperkosa, Nano ..."
Tidak, sejauh yang aku tahu, seharusnya pria-pria di sini tidaklah ‘kelaparan’. Kami diizinkan
pergi ke luar, dan jika kamu lapar akan wanita, kamu bisa pergi menuju distrik cahaya merah
atau semacamnya, dan akhir-akhir ini, siswa-siswa tahun pertama baik-baik saja meskipun
ada rumor tentang Elf pemakan pria. Atau, apakah ini berbahaya bagi mereka karena mereka
mempunyai banyak musuh? Ahh, tapi mungkin ada banyak orang yang hanya akan
menjualnya ke pedagang budak, jika mereka menemukan dua gadis terikat seperti ini.
"Mulai sekarang, kami akan dengarkan apapun yang kamu katakan Nya, kami akan menjadi
orang kepercayaanmu, Nya."
"Karena itulah, mohon maafkan kami, Nano."
Mereka berdua sangat menyesal. Setidaknya mereka terlihat menyesal.
"Bukannya aku memiliki permintaan yang tidak masuk akal untukmu ... tapi aku tidak akan
memaafkanmu jika kalian masih saja menghina Roxy."
Hanya mengatakan itu sudah cukup untuk membuat wajah keduanya menjadi pucat dan
mengangguk berulang kali.
"Tentu saja, Nya tidak aneh kalau kita terbunuh setelah mengolok-olok Dewa kepercayaan
orang lain Nya."
"Uuu, aku tiba-tiba teringat teror orang-orang yang dikejar oleh Orde Kuil ..."
Ketika aku mengatakan kepada mereka bahwa aku juga memiliki keluarga pada Orde Kuil
Suci, wajah mereka berdua menjadi lebih pucat lagi. Tampaknya ucapan tentang memiliki
uang dan koneksi adalah benar. [15]
Setelah beberapa saat.
Pencucian telah selesai dilakukan dan mereka berdua dengan senang hati mengenakan pakaian
mereka lagi. Kenapa kalian sangat senang bisa memakai sempak lagi, bukankah itu kalian

44
lakukan setiap hari setelah selesai mandi? Bagiku itu bahkan lebih erotis daripada melihat
mereka melepasnya.
Mereka telah mengenakan pakaian mereka, dan borgolnya pun sudah kulepaskan. Karena
itulah, sikap mereka kembali seperti semula.
"Meskipun aku bilang bahwa kami akan mendengarkan apa saja yang kamu katakan, aku
tidak akan melakukan hal-hal seperti: membuat bayi bersamamu, itu hanya akan kami
lakukan setelah berkencan dengan seorang pria yang kami suka, kemudian menikahinya."
"Itu benar, tapi tidak masalah jika kamu hanya ingin menyentuh payudara Rinia sebentar
Nano."
"Itu benar, tidak masalah jika kamu hanya mau ... MENGAPA HARUS AKU, NYA !?"
"Aku suka jual mahal, kalau kamu memberiku daging mahal, aku baru mau, Nano."
Meskipun kedua gadis ini nakal, mereka cukup polos. Seperti inilah para putri.
Meski begitu, sepertinya kepolosan ini juga disebabkan oleh sifat aslinya, kan? Jadi, bisa kau
bilang mereka bukanlah sepenuhnya orang jahat. Selama mereka benar-benar menyesali
perbuatannya, maka semuanya akan baik-baik saja ...
"Ah, benar juga, Rudeus-kun, hati-hati dengan penyergapan, oke?"
Setelah mendengar kata-kata Fitts-senpai, mereka berdua membuat ekspresi kaget.
"Nya! Tunggu, Fitts, jangan katakan hal yang aneh padanya! "
"Betul!"
"Bos adalah iblis yang mengerikan, Nya kalau kita kalah lagi... tak seorang pun tahu apa
yang akan terjadi pada kami... siapa sih yang bisa melakukan hal semacam itu !?"
Siapa yang kau panggil ‘iblis yang mengerikan’? Itu cara yang benar-benar mengerikan
untuk memberikan julukan pada seseorang. Tapi kalau mereka takut padaku, maka
setidaknya aku bisa tidur nyenyak di malam hari.
"Bos, bisakah kami pergi, Nano?"
Pursena memiringkan kepalanya sedikit saat dia bertanya. Aku pun semakin penasaran, apa
sih yang dia maksud dengan ‘bos’? Ah, terserah lah, toh aku juga gak keberatan mereka
memanggilku apapun.
"Aku lapar, jadi aku ingin pulang Nano, terus makan daging."
"Itu benar, kita belum makan atau minum sejak kemarin malam Nyaa ..."
Apa-apaan itu. Perkataan kalian seakan-akan menuduhku sebagai biang kejahatan di sini!
Apakah mereka benar-benar sudah mengakui kesalahan?
"Sepertinya belum cukup menyesal atas apa yang telah kalian perbuat,
ya." Orang yang mengatakan itu adalah Fitts-senpai. "Fitts, ini tidak ada
hubungannya denganmu, Nya." "Itu benar ... Seperti itu, fakku Nano ..."
Fitts-senpai sedikit terkejut. Aku pun berteriak.

"Kalian berdua, seiza!" [16]


45
Mereka berdua dengan enggan duduk. Fitts-senpai mengeluarkan suatu botol dari dadanya.
Itu adalah botol berisikan cat hitam di dalamnya. Lalu dia juga mengeluarkan kuas. Inilah
yang dia sebut dengan 'ide bagus' tadi.
Bagian 4
Setelah selesai, kemarahanku hampir hilang
sepenuhnya. "... Fitts, kami akan ingat ini Nya ..."
"Tentu, fakku nano ..."
Mereka berdua mengatakan itu dengan penuh amaraj. Kedua alis mereka merajut menjadi
satu, dan ada air mata yang menggenang pada kelopak mata mereka. Wajah mereka dicorat-
coret dengan menggunakan cairan hitam itu, bahkan ada semacam janggut hitam yang biasa
dimiliki seorang pencuri.
Dan kemudian di pipi mereka tertulis:
「Aku adalah seekor kucing yang kalah dari Rudeus」
「Aku adalah seekor anjing yang kalah dari Rudeus」

Ini adalah gaya baru dari bodypainting [17]. Kok jadi agak terangsang, ya.
"Aku menggunakan cat yang digunakan klan tertentu untuk meninggalkan tato di tubuh mereka.
Jika aku menggunakan mantra khusus, ini tidak akan hilang sepanjang sisa hidupmu."
Tampaknya seperti cat. Aku rasa itu merupakan tato di dunia ini. Ngomong-ngomong, aku
sering melihat hal-hal semacam ini selama masa petualanganku.
"Itu tidak akan hilang jika kamu hanya mencucinya dengan air, lho. Jika kamu melawan
Rudeus lagi, aku akan menggunakan sihir untuk memastikan itu tidak hilang seumur hidup
kalian!"
"Aku, aku mengerti, aku tidak akan melakukan hal seperti itu."
"... aku sudah mengerti Nano."
Keduanya mengangguk sambil gemetar ketakutan. Mereka mengucapkan beberapa ungkapan
yang sangat mengerikan, ya? Kalau cat itu menjadi permanen, mereka mungkin tidak akan
bisa menjadi pengantin wanita. Fitts-senpai juga sangat kejam.
"Kalian boleh pergi sekarang, tapi kalian akan terus berpenampilan seperti itu sampai besok.
Jika kalian berjanji tidak berbuat onar lagi, maka aku akan menghapusnya. Namun, coretan-
coretan yang ada di tubuhmu tidak akan kuhapus selama setengah tahun!"
"Aku mengerti, mohon maafkan kami, Nya."
"…-hiks, hiks, hiks-"
Pursena menangis. Ngomong-ngomong, beberapa kata tidak sopan ditulis di punggung
mereka. Jika cat itu dipermanenkan, maka mungkin mereka akan menanggung malu selama
sisa hidup mereka.
Karena kami akan mendapat masalah jika mereka berdua terlihat di lobi, maka mereka pun
pergi melalui jendela. Kamarku berada di lantai 2, tapi itu tidaklah masalah bagi ras hewan.
Cuma 2 lantai sih gampang bagi mereka yang bisa melompat begitu tinggi.
Sesaat sebelum pergi, tiba-tiba Rinia teringat akan sesuatu, lantas dia pun bertanya,

46
"Bos, meskipun kamu hanya seorang penyihir, latihan macam apa yang kamu lakukan untuk
bisa melihat gerakanku?"
"Aku tidak melakukan sesuatu yang istimewa, aku mengikuti ajaran Shishou dan melakukan
hal-hal seperti yang dia katakan."
Latihan yang kulakukan bersama Eris tidaklah sia-sia, kurasa. Aku selalu menganggap diriku
lemah. Kalau membandingkan perkembanganku dengan Eris, seakan-akan terasa begitu
stagnan. Namun, tampaknya kami hanya tumbuh pada level yang berbeda, dan aku mungkin
menjadi kuat juga.
"Siapa Shishoumu-nya?"
"Umm, Ghyslaine kurasa."
"Ghyslaine ... maksudmu bibiku?"
"Yeah, itu benar, Ghyslaine sang Raja Pedang."
"... aku mengerti."
Setelah mengatakan itu, dia pun menerima kekalahannya.
"Sampai jumpa, Nya."
"Sampai jumpa, bos, aku sangat menyesal telah merusak patungmu yang berharga, Nano."
Kata keduanya, dan mereka pergi.
"Maaf, Rudeus-kun, meski aku tidak terlibat dalam kasus ini, aku terbawa suasana."
"Tidak, senang melihat mereka berdua ketakutan seperti itu."
Yang lebih penting.
"Kamu mengatakan bahwa kamu memerlukan mantra khusus, tapi jika ada orang lain yang
tahu pelafalannya tidakkah itu akan menjadi buruk?"
Sepertinya keduanya sama sekali tidak tahu, tapi mantra untuk mempermanenkan cat itu
bukanlah sesuatu yang hanya Fitts-senpai ketahui. Jika seseorang meneriakkan mantra itu
sebagai lelucon ... maka habislah semuanya. Kalau dipikir-pikir, kasihan juga ya mereka.
"Eh? Ah, mmn, itu hanyalah kebohongan."
Fitts-senpai berbicara dengan nada hampa.
"Memang ada cat permanen seperti itu, tapi yang kugunakan pada tubuh mereka hanyalah cat
biasa untuk menggambar lingkaran sihir. Itu benar-benar akan hilang ketika mereka
mencucinya."
Fitts-senpai berbicara sembari cekikikan. Dia terlihat seperti anak kecil yang berhasil
menjahili korbannya. Aku lega.
Bagian 5
Fitts-senpai tinggal di kamarku sebentar. Entah kenapa ia gelisah dan tak bisa tenang. Sembari
mondar-mandir di kamarku, dia sering bertanya tentang ini atau itu yang dia anggap aneh.
"Apa ini?"
Mata Fitts-senpai memang jeli, dan dia menunjuk kuil pemujaan milikku.

47
"Dewa yang kupuja diabadikan di sana."
"Hah? Jadi kamu bukan pengikut Agama Milis, Rudeus-kun, bisa aku lihat?"
"Agama Roxy adalah ... Tolong jangan membukanya!"
Aku menghentikan Fitts-senpai yang hendak membuka kuil itu. Dewa kami adalah eksistensi
yang suci dan bukan sesuatu yang bisa dilihat begitu saja oleh orang luar. Dan... Astaga, apa
yang terjadi denganku kemarin? Meskipun aku menunjukkan celana dalam mereka, mereka
menjauhiku.
"Ah, maaf."
Fitts-senpai menarik tangannya dengan bingung. Setelah itu, dia melihat ini dan itu, tapi tiba-
tiba tatapannya berhenti di atas tempat tidurku. Dia mengangkat bantalku.
"Terdengar suara gemerisik dari bantal ini, ya."
"Ini bantal buatan sendiri."
Bantal buatan sendiri. Monster Mustard Turrents di hutan dataran utara menjatuhkan benih.
Ada kacang di dalamnya yang menyerupai kenari, tapi cangkangnya menyerupai singkong
atau gandum. Itulah yang membuatku menghancurkannya dan memasukkannya ke dalam
karung, kemudian aku tutupi dengan bulu monster. Aku yakin bisa tidur nyenyak di atas
bantal yang terbuat dari bahan seperti itu.
"Hehh ... apa kamu keberatan kalau aku mencobanya sebentar?"
“Silahkan saja."
Fitts-senpai meletakkan bantal dan berbaring di atas tempat tidurku.
"Ini bantal yang nyaman, bukan?"
"Kaulah satu-satunya yang mengatakan itu."
Satu-satunya orang yang sudah mencobanya adalah Elinalise. Dia malah berkata "Bantal
terbaik adalah lengan pria".
"..."
Bahkan saat berbaring, dia tidak melepas kacamatanya. Sepertinya ini adalah prinsipnya. Aku
penasaran, apakah dia akan membiarkanku melihat wajahnya yang asli suatu hari nanti. Ah
tidak, mungkin saja Fitt-senpai tanpa kacamata hitam bukan lagi dirinya yang normal.
... Jika aku mengulurkan tanganku sekarang, dan melepaskannya, apa yang akan terjadi?
Tidak, itu mungkin bukanlah tindakan terpuji; dia bilang dia punya alasan. Misalnya dia
mungkin punya masalah kompleks soal matanya. Sebaiknya aku melupakannya. Aku tidak
ingin dibenci oleh Fitts-senpai.
"..."
Fitts-senpai masih berbaring, dan berdiam diri untuk sementara waktu. Lalu, Fitts-senpai pun
tiba-tiba duduk, mungkin karena dia tidak nyaman kuperhatikan seperti ini.
"Sudah waktunya aku kembali ke Ariel-sama."
"Aku mengerti, terima kasih untuk hari ini."
"Mmn, sampai jumpa lagi, Rudeus-kun."

48
"Terima kasih banyak untuk semuanya."
"Sama-sama."
Fitts-senpai pergi melalui jendela. Aku sih berpikir: 'pergi saja lewat koridor', mungkin
jendela terasa lebih dekat ke asrama wanita. Baiklah.

Sedikit bau ditinggalkan di kamarku. Aku menyebarkan bubuk yang biasa digunakan para
petualang untuk menghilangkan bau, lantas aku berbaring di tempat tidurku. Ada bau berbeda
dari biasanya yang tercium dari bantalku. Mungkin ini adalah aroma tubuh Fitts-senpai. Ini
lumayan nyaman.
"Huu ..."
Kali ini, aku menculik 2 orang gadis hewan, dan berakhir dalam situasi yang sangat erotis,
namun seperti yang sudah kuduga sebelumnya, tidak ada tanda-tanda sembuhnya penyakitku
ini. Aku sudah melakukan berbagai cara seperti mengelus-elus belalai si gajah, atau
mengamati pemandangan erotis, namun tak ada yang berhasil.
Tidak ada kemajuan.

Kejadian ini terjadi keesokan harinya, coretan di wajah mereka terlihat oleh Zanoba. Dia
sepertinya tidak akan memaafkan mereka hanya dengan hal seperti itu. Namun, setelah
diberitahu "Mereka bahkan tidak dapat melakukan apapun saat ini", kemudian kutunjukkan
perbaikan sementara patung Dewa Roxy, akhirnya dia tersenyum lebar dan memaafkannya.
Lagian, mengurung mereka hanya akan mengundang masalah lain.
"Dia-Nya sungguh hebat, Nya kami kalah duel, kemudian dia menghukum kami dengan
mencorat-coret tubuh kami seperti ini, Nya!"
"Itu benar ... hanya itu yang terjadi ... Sungguh, hanya itu yang terjadi pada kami, Nano ......"
katanya sambil gemetaran.
Mereka berusaha sebisa mungkin menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi. Jadi kurasa,
tidak akan ada masalah dalam waktu dekat ini.
Semua hal baik, akan berakhir dengan baik pula.

49
Bab 5
Rahasia Pemuda Jenius - Bagian Pertama

Bagian 1
Cliff Grimoire. Cucu Paus Agama Milis. Masih muda dan sangat piawai menggunakan sihir,
singkat kata dia adalah seorang pemuda jenius.
Dia agak mudah marah, harga dirinya besar, dan dia memiliki kebiasaan untuk menganggap
dirinya sebagai yang terhebat. Akibatnya, dia tidak punya teman.
Dia memiliki bakat. Namun, dia tidak hanya mengandalkan bakat tersebut, dia pun rajin
latihan untuk semakin meningkatkan kemampuannya. Meski mulutnya busuk, tindakannya
tidak buruk. Banyak orang membencinya, namun ada juga beberapa yang masih menaruh
hormat padanya.
Cliff sekarang berusia 16 tahun. Meskipun ia telah menjadi dewasa setahun yang lalu, tidak
ada orang yang merayakannya. [18]
Alasannya datang ke Akademi Sihir cukup sederhana. Singkatnya, itu karena perebutan
kekuasaan.
Beberapa tahun yang lalu di Milishion, ada upaya untuk mengancam hidup sang Miko [Gadis
Kuil]. Karena kejadian ini berasal dari faksi Paus, pertikaian dalam negeri semakin intensif.
Selama konflik tersebut berlangsung, tentu saja Paus ingin cucunya berlindung di tempat lain
yang relatif lebih aman, yaitu di Kerajaan Ranoa ini.
"Cliff, kamu memiliki kemampuan yang hebat. Jangan sombong dan cobalah lihat banyak hal
di luar."
Paus pun mengasingkan Cliff.
Cliff mengerti bahwa masih ada harapan untuknya. Itu wajar. Meskipun dia telah ditolak
Eris, dia masih menjadi seorang jenius. Begitulah pikir Cliff.
Setelah menempuh perjalanan jauh, dia tiba di Kerajaan Ranoa; yaitu tanah yang keras.
Makanannya pun tidak sesuai dengan seleranya, iklimnya juga keras, dan terjadi banyak
keributan karena cara berpikirnya sangat berbeda dengan penduduk setempat.
Meski begitu ... Cliff terus percaya bahwa dia adalah seorang jenius. Dia adalah seorang
Siswa Khusus, cucu Paus, dan sebagai seseorang yang akan memimpin agama Milis di masa
depan, pokoknya dia berbeda dengan orang lain. Begitulah pikirnya.
Di tahun pertamanya, ia menerima dua kejutan besar.
Pertama, kejutan dari seseorang bernama Zanoba Shirone. Dia adalah seorang Miko. Dia
adalah orang yang dicintai oleh para dewa sejak lahir. Meski sedikit bermasalah, kekuatannya
nyata. Dia pernah mengangkat seseorang yang terlihat tiga kali lebih berat dari tubuhnya ke
atas kepala, lalu melemparnya.
Meskipun dia memiliki kekuatan seperti itu, dia berada di Akademi Sihir. Dia belajar sihir,
dan fokus sepenuhnya pada sihir bumi.

50
Dari perspektif Cliff, pertumbuhannya lambat. Namun sejak awal, seharusnya seorang Miko
bahkan tidak perlu belajar sihir. Salah satu teori pernah menyatakan bahwa, pada dasarnya
sihir hanyalah fasilitas yang diberikan pada kaum lemah agar mereka bisa meniru para dewa.
Miko adalah orang-orang yang memiliki kekuatan para dewa. Mereka tidak memiliki
kebutuhan untuk belajar hal-hal macam sihir. Sembari berpikir demikian, Cliff pergi dan
bertanya kepadanya,
"Kenapa kamu belajar sihir?"
"Ada sesuatu yang ingin aku lakukan."
Setelah mengatakan itu, Zanoba membawa suatu kotak dan mengeluarkan patung dari kotak
tersebut. Dia kemudian mulai berbicara panjang-lebar tentang patung. Cliff hanya mengerti
setengah dari apa yang dikatakan Zanoba. Namun, setidaknya dia mengerti dari pembicaraan
itu bahwa patung adalah sesuatu yang sangat berharga bagi Zanoba.
"Aku telah menjadi murid dari pencipta patung ini, dan aku ingin menyebar luaskan
keindahan patung ke seluruh dunia bersama Shishou-ku! Untuk itulah aku harus bisa
menciptakan patung! Kalau aku tidak bisa menciptakan patung buatanku sendiri, maka ketika
aku bertemu lagi dengan Shishou nanti, aku tak bisa menyembunyikan mukaku! Aku sangat
ingin membuat patung versiku sendiri, itulah kenapa aku belajar sihir bumi dengan giat!"
Itulah yang disebut orang-orang sebagai 「mimpi」.
Itu adalah sesuatu yang tidak dimiliki Cliff. Ah tidak, bahkan Cliff sudah menyerah tentang
itu.
Meskipun Miko selalu terbebani oleh harapan orang-orang dari tanah airnya ... Meskipun
pada masa mudanya ini, dia mungkin tidak memiliki kebebasan ... Orang ini tidak menyerah
pada harapannya, dia terus mengejar kesempatan itu tanpa tahu kapan datangnya. Semisal dia
mendapatkan kebebasannya nanti, dia akan melakukan apapun yang dia inginkan saat itu.
Kebetulan, Cliff tidak tahu apa yang terjadi antara Kerajaan Shirone dan Zanoba. Kesimpulan
yang didapatnya adalah hasil dari logikanya sendiri.
Dia salah paham, dan dia tak tahu bahwa Zanoba datang ke sini atas dasar pengasingan
karena telah berbuat onar di negaranya. Namun, Cliff meninggalkan kesan yang mendalam.
Dia pikir Zanoba adalah orang yang luar biasa.
"Orang seperti apa Shishou-mu itu?"
"Dia seseorang yang bernama Rudeus Greyrat."
Mendengar ini, Cliff sungguh terkejut. Rudeus Greyrat. Semenjak dia ditolak mentah-mentah
oleh Eris, nama ini terus terngiang-ngiang di dalam kepalanya. Dia tak pernah menduga
bahwa dia akan mendengar nama itu di sekolahan ini. Bahkan, dia mendengar nama itu dari
seseorang yang dianggapnya luar biasa.
Kejutan yang sangat besar.
Hal paling mengejutkan kedua yang terjadi di sekolahan ini adalah karena senpainya.
Cliff selalu berpikir bahwa dia adalah murid terkuat di sekolahan ini. Jika kamu membicarakan
pertarungan jarak dekat, maka dia sama sekali bukan lawan Eris. Namun, dia percaya bahwa
tidak ada orang yang bisa mengalahkannya sebagai penyihir. Dia super jenius, dan terdaftar di
sekolah ini sebagai siswa khusus. Bahkan di kalangan para guru, ada banyak orang yang tidak

51
bisa menggunakan sihir yang telah dia kuasai [19]. Akibatnya, dia menyimpulkan bahwa dia
adalah orang terkuat di sekolah ini.
Kejeniusannya adalah suatu hal yang selalu dia sombongkan, namun dalam 2 bulan ke depan,
dia akan segera menyadari bahwa itu salah besar. Di saat itu, dia kalah dari dua orang gadis
Ras Hewan yang juga dikabarkan sebagai bagian dari orang-orang kelas atas di antara murid-
murid akademi ini; yaitu Rinia dan Pursena.
Siapa yang memulai pertarungan?
Cliff memiliki mulut yang buruk, dan semua yang keluar dari mulutnya hanya membuat
orang jengkel. Pada saat itu, meski Rinia dan Pursena sudah cukup tenang, tentu saja mereka
kembali tersulut ketika dicaci oleh seorang junior baru yang kurang ajar.
Cliff tidak bisa mengingat apa yang dia katakan, sehingga membuat mereka marah.
Namun, dia ingat pertempuran yang terjadi setelahnya. Ketika Cliff menggunakan sihir
tingkat lanjut, Pursena menggunakan sihir tingkat dasar untuk menghadapinya, dan pada saat
itu juga, dia sanggup menghentikan pelafalan dan gerakan Cliff. Rinia kemudian mendekat
dan benar-benar memukulinya.
Karena dia telah dipukuli sampai babak belur di depan umum, dia menangis begitu dia
sendirian. ‘Karena itu adalah pertarungan dua lawan satu, ya mau bagaimana lagi. Aku
sebenarnya tidak kalah.' katanya pada dirinya sendiri. Dan suatu hari, seorang senpai bernama
Fitts mengalahkan mereka berdua sendirian, dan itulah yang menjadi kejutan terbesar kedua
yang dialami Cliff di akademi ini.
Selalu ada seseorang yang lebih kuat. Sejak datang ke sekolah ini, Cliff menyadari fakta ini
dengan jelas. Hanya mampu menggunakan berbagai macam sihir sampai tingkat lanjut, tidak
akan menjadikanmu orang terkuat di sekolahan ini, akhirnya Cliff memahami logika
sederhana itu.
Kemudian, dua tahun setelah dia masuk ...
Dia menerima dua kejutan lagi yang bahkan lebih besar.
Kejutan pertama; Rudeus Greyrat juga mendaftar di sekolah yang sama. Dia terkesan kurang
percaya diri. Dia mengenakan jubah abu-abu lusuh. Pada pertemuan pertama, dia terlihat
berbaur dengan orang-orang disekitarnya, sembari tetap merendahkan diri. Ketika
berkomunikasi dengan orang lain, Rudeus hanya akan membungkuk bagaikan seorang budak.
Saat melihat wanita, tatapannya terus terpaku pada mereka. Dia tidak memiliki daya tarik
seperti seorang pria populer ...
Dia terlalu jauh dari orang mengagumkan yang selama ini dibayangkan oleh Cliff. Seakan-
akan pujian-pujian tentang Rudeus yang dia dengar dari Eris dan Zanoba hanyalah
kebohongan belaka.
"Orang seperti ini yang mereka puji?" pikirnya. "Mungkin kebetulan saja namanya sama,"
pikirnya. Namun, Zanoba memanggilnya Shishou dan dia juga tahu tentang Eris.
Mungkin, Zanoba dan Eris lah yang telah menipunya. Dia terus-terusan berpikiran negatif
seperti itu, seakan tidak bisa menerima kenyataan.
Sebagai bukti, bahkan saat Rinia dan Pursena memprovokasinya, dia hanya tersenyum bodoh
dan menundukkan kepala. Jika dia benar-benar kuat, dia akan mengalahkan mereka berdua
tanpa pikir panjang.

52
Atau setidaknya, begitulah yang Cliff simpulkan. Dan karakter dia yang sebenarnya akan segera
terungkap, pikirnya. Zanoba nyata-nyata seorang Miko, dan dia juga pekerja keras. Kemampuan
Rinia dan Pursena juga terjamin. Dia tidak akan bisa berbohong atau menipu lagi.
Meskipun dia juga pernah mendengar desas-desus bahwa Fitts dikalahkan oleh Rudeus, pasti
itu hanyalah kabar burung. Kemungkinan Rudeus telah berbohong lagi, atau dia telah
menggunakan tipuan-tipuan pengecut atau semacamnya.
Itulah yang dipikirkan Cliff.
Tapi Rudeus menunjukkan kekuatan sejatinya. Dia adalah pengguna sihir tanpa pelafalan.
Pertama-tama, sikap hormat dari Zanoba padanya semakin meningkat. Rinia dan Pursena
juga sudah mengaku kalah. Fitts akrab dengannya, dan kabarnya, setiap beberapa hari sekali
mereka belajar bersama di perpustakaan.
Meskipun dia memiliki banyak kemampuan, dia juga sering menghadiri kelas. Dia mengikuti
kelas 「Tingkat Dasar」 sihir suci dan sihir penghalang. Meskipun kedua macam sihir
tersebut tidak terlalu berguna, dia masih saja rakus belajar hal-hal yang belum dia kuasai.
Rudeus Greyrat memiliki kemampuan lebih tinggi darinya. Dia lebih rajin darinya. Dia
membuat banyak hasil yang tak mungkin dia capai.
Itu adalah kenyataan yang seharusnya tidak ingin diketahui Cliff. Namun, mungkin karena
dia pernah bertemu dengan Zanoba, dan telah dikalahkan oleh Rinia dan Pursena, akhirnya
dia pun mengakui bahwa pemuda bernama Rudeus itu jauh mengunggulinya.
Meski begitu, sepertinya dia tetap tidak bisa menyukainya. Dia memang sudah menerima
kenyataan bahwa Rudeus lebih hebat darinya, namun lain ceritanya jika dia harus menerima
Rudeus sebagai teman.
Lalu kejutan terakhir.
Itu adalah sesuatu yang terjadi pada hari tertentu. Itu adalah sesuatu yang terjadi ketika hari
sudah gelap. Itu adalah sesuatu yang terjadi saat dia tengah berjalan-jalan. Itu adalah sesuatu
yang terjadi saat dia kebetulan mendongak.
Di sana, berdiri seorang dewi.
Dia memiliki rambut emas yang megah. Dia bersandar pada jendela, dan dia melihat ke luar
dengan ekspresi lesu. Wajahnya, yang diwarnai langit senja kemerahan, terlihat begitu indah.
Jantung Cliff seakan tertembus. Tatapannya langsung terpaku pada wanita itu.
Namun, ini semua terjadi murni karena alasan fisik. Selama masa kecilnya, saat dia
mendamba-dambakan kehidupan sebagai berpetualang, dia sering mengatakan sesuatu
seperti: 'Akan lebih baik jika mempelai wanitaku adalah orang yang cantik' atau
semacamnya. Alasannya karena, alumni panti asuhan yang menjadi Cleric sangatlah cantik.
"...!"
Pada saat itu, wanita di dekat jendela melihat Cliff. Dengan lembut dia tersenyum dan
melambai padanya.
Sikap itu, senyum itu, situasi itu... semuanya terjadi begitu saja.
Cliff pun berpikir,
‘Aku lahir untuk bertemu wanita ini.’

53
‘Dia terlahir untuk menemuiku.’
Pada saat itu, Eris berubah dari seseorang yang merupakan target cinta pertamanya, menjadi
seseorang yang hanya dikagumi.
Bagian 2 – Sudut Pandang Rudeus
Aku menghadiri kelas Homeroom sebulan sekali.
Saat ini, yang duduk di sekitar bangkuku adalah Zanoba, Rinia dan Pursena. Sudah kuduga,
kehidupan sekolah yang baik adalah ketika teman-teman se-gank duduk berbaris di dekitar
bangkumu. Kebetulan, Julie sedang duduk di pangkuan Zanoba.
Seperti biasa, Rinia mengangkat kakinya di atas meja, dan pahanya yang sehat tersingkap di
hadapanku. Gaya hidup dimana aku melihat pemandangan ini sehari-hari, sebenanya tidak
buruk juga.
"Boss matamu selalu melihat kearah paha kami, Nya. Jadi Boss juga seorang pria lapar ya ...
Lihaattt, lihatlaahhh ... gyaa! Jangan letakkan tanganmu pada celanaku, Nyaa!"
Karena Rinia kadang memprovokasiku tanpa alasan, aku pun tak segan-segan meremas-remas
tubuhnya. Namun, tidak peduli seberapa banyak aku menyentuhnya, semuanya sia-sia. Libido
yang tidak bergejolak menjadi suatu kesedihan, dan itu semakin memburuk tiap harinya.
"Nya !? ada apa dengan mata itu, meski kamu menyentuhku, mengapa wajahmu tidak
bernafsu begitu? Apa yang tidak kamu sukai dariku, Nya !? "
Sejujurnya, akhir-akhir ini aku lebih suka menyentuh telinga dan ekor mereka. Telinga dan
ekor kucing mungkin bisa menyembuhkanmu.
"Rinia seperti, seorang idiot, Nano."
Pursena duduk di luar jangkauan tanganku, sambil makan daging seperti biasa. Daging
kering, daging panggang, daging segar ... meskipun ada banyak jenis daging, pada dasarnya
dia selalu saja makan daging. Meskipun biasanya dia berpura-pura menjadi tipe gadis yang
pendiam dan mengolok-olok Rinia, jika kamu memikatnya dengan daging, ekornya akan
mengibas-ngibas seperti kipas angin listrik, dan dia akan langsung mendatangimu. Bulu-
bulunya lebih lembut daripada Rinia, sehingga itu cukup mengobati kekecewaanku atas
impotensi yang tak kunjung sembuh ini.
Ini adalah sesuatu yang sudah lama ada dalam pikiranku, tapi anggota dari Ras Hewan tidak
memiliki telinga manusia. Garis rambut mereka berbentuk diagonal dari sisi di mana kita
para manusia biasanya memiliki telinga. Namun, itu tergantung pada spesies, ada juga ras
hewan yang memiliki telinga jauh lebih ke samping. Itu karena struktur tengkorak mereka
berbeda. Kemungkinan besar struktur internal telinga mereka juga berbeda. Jika aku seorang
ahli biologi, aku mungkin akan membedah salah satu dari mereka untuk dianalisa. Namun,
aku bukan ahli biologi. Analisa yang ingin kulakukan benar-benar berbeda. Namun,
semuanya akan dimulai setelah aku sembuh.
Tidak seperti Rinia, jika aku tidak memberinya daging, dia tidak akan membiarkanku
menyentuhnya. Di sisi lain, selama aku memberikannya daging, dia akan mempersilahkanku
meremas bagian tubuhnya manapun. Meskipun dia masih perawan, aku sedikit khawatir
tentangnya.
"Shishou, model ini, sudut pada pergelangan kakinya semakin memburuk."
"Goshujinsama, aku akan memperbaikinya."

54
"Julie, panggil aku Master dan panggil Shishou, Grandmaster."
"Ya, Master."
Zanoba sama seperti biasanya.
Namun, posisinya di grup ini telah turun ke level terendah. Pada duel kemaren, aku lah yang
melawan mereka berdua sekaligus, dan Zanoba hanya berakhir dengan mendampingiku. 'Aku
tidak akan menuruti orang yang hanya puas sebagai pendamping', semacam itulah perkataan
Rinia.
Sebagai tanggapan, Zanoba coba menegaskan 'Sejak awal, aku memang sudah bangga
menjadi muridnya Shishou'. Namun, aku juga pernah mengajar Sylphy, Eris dan Ghyslaine,
itu berarti dia adalah muridku yang keempat. Oh, iya… karena Ghyslaine juga bertindak
sebagai guruku, maka dia tidak termasuk hitungan, sehingga Zanoba naik menjadi posisi
ketiga. Ketika aku mengatakan hal ini kepadanya, Zanoba membuat ekspresi sedih, dan aku
merasa seperti telah melakukan sesuatu yang buruk. Aku meresponnya dan mengatakan
kepadanya bahwa, dia adalah murid pertamaku dalam pembuatan patung.
Murid pembuat patung kedua Julie, mendengarkan dengan sungguh-sungguh ceramah dari
Zanoba tentang patung Roxy. Sepertinya dia sudah cukup banyak dicuci otaknya. Dia juga
menjadi sangat termotivasi tentang pembuatan patung, dia pun sering mengajukan pertanyaan
pribadinya. Meskipun begitu, dia masih jauh dari level Zanoba dan aku ketika berbicara
tentang patung.
Dan juga, meskipun masih tidak terampil, dia bisa menggunakan mantra tanpa suara. Sudah
kuduga, kamu benar-benar dapat meningkatkan kapasitas Mana-mu saat kamu masih kecil,
kamu juga bisa menggunakan sihir tanpa pelafalan, dan sepertinya teori Fitts-senpai tepat
sasaran.
"... Grandmaster, aku tidak bisa melakukannya."
"Memang."
Namun, mungkin karena dia masih kecil, dia banyak sekali mengalami kegagalan. Baru saja,
dia memperbesar gelembung di kaki patung Roxy. Mungkin mustahil baginya untuk
menghasilkan sihir bumi berukuran kecil.
Tentu saja aku tidak marah. Aku mengajarinya dan mencoba berbagai hal. Aku mengajarinya
agar dia tidak merasa kecewa karena gagal, dan mencoba mengulanginya sebanyak yang
dibutuhkan. Kegagalan adalah awal kesuksesan, dan jika kau menyerah begitu saja setelah
mengalami kegagalan, maka kamu berada pada jalur yang tepat untuk menjadi seorang
Hikki-NEET.
"Rasanya masih terlalu awal bagimu untuk memperbaiki patung Roxy, ya."
"Maafkan aku."
Mata yang dia perlihatkan padaku kadang kala penuh ketakutan.
'Mengapa kamu begitu takut padaku? Bukankah aku yang menyelamatkanmu? '
Ketika aku mencoba menanyakan hal ini, aku diberi tahu tentang cerita pengantar tidur ras
Dwarf; yaitu ?Monster Lubang?.
Monster itu tinggal di dalam lubang, dan kadang-kadang keluar untuk menculik anak-anak
yang nakal. Meskipun mereka mencoba melarikan diri, tanah di bawah kaki mereka akan
berubah menjadi rawa dan mereka akan terjebak. Monster itu kemudian memasukkannya ke

55
dalam karung dan membawa mereka kembali ke lubangnya yang dalam. Meskipun hanya
anak-anak nakal saja yang diambil oleh Monster Lubang, suatu hari nanti mereka tiba-tiba
akan muncul kembali, dan menjadi anak yang baik, hampir seperti orang yang berbeda.
Aku mengerti, setelah diberitahu kisah ini, aku paham mengapa dia takut padaku. Aku
menggunakan sihir rawa untuk mengalahkan Rinia dan Pursena, lantas aku memasukkan
mereka ke dalam karung, kemudian menculik dan mensekap mereka. Sementara Zanoba dan
Julie tidak ada di sana, Fitts-senpai membantuku memberikan hukuman padanya, sampai
mereka berdua jera. Belakangan ini, Rinia dan Pursena tidak lagi suka membuat onar, bahkan
mereka cukup nurut padaku. Semua yang kulakukan ini begitu cocok dengan kisah Monster
Lubang tersebut. Mungkin begitulah Julie melihatnya.
"Faaa, aku mengantuk, Nya."
"Sepertinya, akhir-akhir ini cuacanya rada hangat."
"Bos, lain kali kami akan tunjukan tempat tidur kami kepadamu, Nya."
"Eh, apa aku boleh main-main denganmu saat kau tidur, Rinia-san?"
"... Apa kau tidak memikirkan hal lain kecuali hal-hal mesum, Bos?"
"Shishou hanya memikirkan patung sebelumnya."
"Kapan pun kamu membuka mulut, kau hanya membicarakan hal-hal yang rumit, jadi lebih
baik diamlah."
"Namun,"
"Lakukan saja, dan belikan aku daging, Nano."
"Guru akan segera datang."
"Kalau begitu, bergegaslah beli daging, Nano."
"Kalau begitu, aku akan....."
"Biar aku yang pergi, Boss."
"Pergi, pergi sana."
"Nya !?"
Sampai guru datang, kami terus mengobrol seperti ini. Yah, mungkin itu lebih mirip berisik.
Tanpa diragukan lagi, itu memang berisik.
Yahh, jangan lupa bahwa ada orang lain di ruangan ini. Dia duduk di depan. Seorang pemuda
yang tengah belajar sendiri. Seorang pemuda yang belajar dengan sungguh-sungguh. Cliff.
Dia marah karena obrolan kami begitu berisik, lantas dia langsung berdiri dan menyuarakan
protesnya.
"Kamu ribut, aku tidak bisa berkonsentrasi, kalau kalian di sini untuk main-main, maka lebih
baik kalian pulang!"
Aku pun terdiam. Zanoba juga berhenti mengobrol, dan kembali menceramahi Julie. Namun,
mantan dua gadis nakal menganggapnya sebagai ajakan untuk berkelahi.
"Siapa yang kau bilang sedang ribut?"
"Penuhilah isi tasmu dengan daging, maka aku akan memaafkanmu, Nano."

56
"?" kelas berhenti saat itu juga.
Biasanya, mereka yang sudah dikalahkan dalam suatu duel, tidak lagi punya keberanian
untuk protes pada si pemenang. Aku pernah mendengar bahwa keduanya sudah pernah
bertarung dengan Cliff. Saat Cliff pertama kali masuk sekolah, dia bertarung melawan gadis-
gadis ras hewan ini, dan sejak saat itu dia belajar dengan sungguh-sungguh. Menggunakan
kegagalan sebagai motivasi dirinya. Dia adalah pemuda yang tekun. Akan lebih baik jika kita
tidak mengganggunya.
"Kami minta maaf, sepertinya kami sudah mengganggumu belajar, kami akan diam, ayo,
kalian berdua duduk lah.... duduk, aku bilang duduk, DUDUK!"
"... Kalau Boss bilang begitu, mau bagaimana lagi, Nya."
"Jika seperti itu, fakku Nano ..."
Dengan ekspresi cemberut, Rinia dan Pursena kembali duduk.
"Hmph, jika kalian mengerti... baguslah... Oh Tuhan, bahkan Zanoba, apa yang sedang kamu
lakukan ...!"
Cliff mendengus. Rinia dan Pursena mendecakkan lidah mereka. Aku tidak akan
menghalangi orang-orang yang menjalani hidup mereka dengan serius. Toh aku juga tak
punya niatan hidup seserius itu.
Apapun masalahnya, aku mungkin tidak akan banyak berurusan dengan pria bernama Cliff itu.
Setidaknya, itulah yang kupikirkan.
Bagian 3
Setelah itu, sepekan berlalu. Seperti biasa, aku sedang meneliti insiden teleportasi bersama
Fitts-senpai.
Ini adalah sesuatu yang aku sadari baru-baru ini, tapi tampaknya ada beberapa kesamaan antara
teleportasi dan sihir pemanggilan. Lingkaran sihirnya serupa. Warna cahaya Mana juga sama.
Namun, ada beberapa perbedaan yang menentukan; Yaitu ? ‘Manusia’ tidak dapat dipanggil
melalui sihir pemanggilan ?.
Tidak peduli seberapa tinggi level sihir pemanggilan, manusia tetap saja tidak bisa dipanggil
dengan metode tersebut. Hewan mistis, hantu, tumbuhan ... semua ini bisa dipanggil, tapi
manusia tidak bisa.
Baik dalam literatur, dokumen atau cerita, tidak ada yang menyebut pemanggilan manusia.
Manusia, ras iblis, ras hewan ... meski ada begitu banyak ras di dunia ini, selama mereka
teridentifikasi sebagai “orang”, maka mereka tidak bisa dipanggil.
Namun, baik aku maupun Fitts-senpai bukanlah ahli dalam sihir pemanggilan, jadi walaupun
aku mengatakan itu serupa, kami tidak punya dasar teori yang kuat. Namun, ada bagian yang
membuatku bingung.
? Pemanggilan manusia hidup ?tidak bisa
dilakukan. Lalu bagaimana dengan?roh ?mereka?
"..."
Aku tidak membahasnya. Namun, aku pikir akan lebih baik bertanya kepada pakarnya
tentang hal itu. Roh penasaran seseorang dari dunia lain. Mungkinkah bisa dipanggil?

57
"Fitts-senpai, apakah ada seorang guru yang ahli dalam sihir pemanggilan?"
"Eh? Mmmnn, ada kok, tapi sepertinya di sekolahan ini, mayoritas guru adalah penyihir yang
menggunakan perapalan mantra dalam mengaktifkan sihirnya, jadi sedikit sekali yang bisa
menggunakan mantra tanpa suara seperti kita, lho? Benarkah ada guru yang tahu tentang apa
yang sedang kita pelajari ini .. ??
Begitukah? Ngomong-ngomong, sebenarnya tidak ada 'Sihir Pemanggilan' yang tercantum di
antara mata pelajaran yang tersedia, huh. Aku memperhatikan hal-hal yang aku tau, tapi tidak
terlalu memperhatikan hal-hal yang tidak aku sukai. Namun, pelafalan mantra dikategorikan
di bawah sihir pemanggilan? Apakah aku melihat itu dalam buku diktat sihir?
"Untuk saat ini, mungkin tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali mencoba mencarinya."
Pada saat itu, kegelisahan mulai tumbuh di hatiku. Aku tidak membiarkan hal itu terlihat. Ini
adalah kekhawatiran yang tidak perlu.
Seharusnya ini tidak ada hubungannya.
Bencana itu terjadi ketika aku berumur 10 tahun. Sudah 10 tahun sejak aku bereinkarnasi.
Benar, dalam 10 tahun itu, tidak ada yang terjadi sama sekali.
Seharusnya ini tidak ada hubungannya.
Bagian 4
Di dunia ini, mungkin matahari terbit dan terbenam dipengaruhi oleh musimnya. Saat itu,
masih sore ketika aku pertama kali masuk, tapi dalam perjalanan kembali ke asrama, sudah
malam.
Ciri khas dataran utara, setelah salju benar-benar lenyap, hanya tanah coklat kemerahan yang
tersisa. Sambil berjalan di sepanjang jalan batu setapak yang dibenamkan di tanah, kebetulan
aku mendengar suara.
"Oi, tunggu!"
"Jangan pikir kamu bisa merapalkan sihir!"
Dari balik bangunan sekolah, muncul seorang pemuda yang barusan jatuh. Yang
mengejarnya berjumlah 6 orang.
Anak muda itu telah mendapatkan jarak yang cukup untuk merapalkan sihir. Awalnya dia
sudah mencoba menggunakan sihir skala besar, tapi dihentikan oleh para pria yang
mengganggunya, tapi bahkan saat dia menggunakan sihir tingkat dasar, dia tak mampu
berbuat banyak. Pemuda itu terpojok, dipukuli, dan dihempaskan. Keenamnya menyerang
pemuda yang seperti kura-kura itu sekarang, dia tidak bisa bergerak, hanya dapat menahan
pukulan-pukulan itu.
Itu adalah pembullyan. Itu adalah penindasan. Itu adalah sesuatu yang menyakitkan untuk
dilihat.
Tanpa disadari, aku meninggikan suaraku.
"Oi, oi, kalian jangan mengeroyok orang (kura-kura) yang tidak mampu lari."
Ketika aku tanpa sadar berlari sambil mengatakan itu, mereka berenam secara bersamaan
berbalik ke arahku dengan tatapan tajam. Karena mereka juga sedikit lebih tinggi dariku,
rasanya cukup menakutkan.

58
"Apa katamu !?"
Namun, salah satu dari mereka bereaksi berbeda.
"O-oi, itu si Quagmire ..."
"Quagmire ...? Maksudmu R-Rudeus !?"
"Orang yang menyekap Rinia-san dan Pursena-san di kamarnya dan menjinakkan mereka!?
Rudeus yang itu!?"
Aku tidak menjinakkan mereka!
"Nah, apa cerita itu memang benar !?"
"Pursena-san memanggilnya Boss dan mengibaskan ekor padanya, tahu ...!?"
"Tapi pada dasarnya, dia akan mengibaskan ekornya pada siapa saja yang memberinya
makanan!"
"Tapi kamu tahu, mereka berdua benar-benar mendengarkan apa yang dia katakan, lho?"
"Ahh, aku mengerti, ketika masuk kelas, ada coretan-coretan konyol di wajah mereka, kan??"
"Ahh, bukankah di coretan itu tertulis:? Aku adalah budak seks Rudeus-sama ?,iya kan?"
"Yahh, aku tidak benar-benar memperhatikannya sih, tapi ..."
"Setelah dia menghajar mereka dalam duel, dia menculik mereka sebagai budak ...? Serius nih
...?"
"... Dia benar-benar mengalahkan seseorang dari klan Dorudia, lho?"
"Apa dia tidak memikirkan konsekuensinya ...?"
Orang-orang itu hanya berbicara tanpa melirikku. Akhirnya, mereka mengangguk dengan
mantab, kemudian menoleh padaku sambil gemetaran. Setelah bertukar pandang, mereka
mengangguk lagi bersama-sama. Mereka kemudian melihat ke bawah pada si pemuda yang
barusan dikeroyok.
"Oi, kami akan membiarkanmu pergi kali ini."
“Kali ini”. Aku cukup sensitif terhadap kata-kata seperti itu.
"Dengan kata 'kali ini', berarti kalian akan melakukan hal yang sama suatu saat nanti? Kalian
berenam memang suka mengeroyok orang, ya?"
Ketika aku mengatakan itu dengan kasar, mereka berenam terang-terangan menunjukkan
ekspresi wajah yang seakan berkata, ‘Waduh… bakal runyam nih urusan.”.
"Cih ..."
"Hei, Rudeus ... san, ini bukan urusanmu, kan?"
Orang-orang tipe ini selalu sama dimanapun. Bukan urusanmu lah. Bukan urusanku lah. Kau
tahu, aku juga kerepotan kalau harus terus-terusan mencampuri urusan orang lain begini.
"Aku tidak paham apa masalahnya, tapi 6 vs 1 bukanlah pertarungan yang adil, lho."
"..."
Keenamnya bertukar pandang, lalu menggelengkan kepala. Hey, jangan berdiskusi
menggunakan matamu seperti itu.
59
"Kami mengerti, kami akan menghentikannya, tapi... kau harus tahu bahwa dia bukanlah
orang yang tak bersalah."
Salah satu pria mengatakan itu, dan kembali ke belakang bangunan sekolah. 5 lainnya
mengikutinya begitu saja. Area di belakang gedung sekolah mungkin merupakan tempat
nongkrong mereka.
"Fiuh."
Aku menghela napas. Sudah kuduga, aku masih saja gugup ketika menghadapi sekawanan
preman pembully. Aku telah melakukan simulasi pertempuran mental melawan beberapa
orang, tapi meskipun demikian, ini adalah masalah keteguhan hati. Aku tidak akan takut
dalam pertarungan 1 vs 1, tapi tetap saja ...
"Hei, apa kau baik-baik saja?"
Aku mendekati pemuda yang berusaha bangun itu. Sambil membersihkan pakaiannya, dia
merapalkan Sihir Penyembuhan dengan suara pelan. Murid Akademi Sihir memang hebat,
tapi seorang korban pembullyan bisa menggunakan sihir seperti itu, agaknya...
Sembari aku bertanya-tanya siapakah gerangan korban pembullyan ini, dia pun menoleh
padaku. Eh, ternyata dia adalah Cliff.
"..."
Terus terang, aku tidak begitu memiliki hubungan yang baik dengan Cliff. Setiap kali kami
bertemu, dia selalu saja marah-marah… dan kali ini, mungkin saja dia akan bilang: "Kamu
tidak punya urusan untuk menyelamatkanku!", begitulah pikirku.
"Kamu tidak punya urusan ..."
Cliff berhenti berbicara setelah beberapa patah kata keluar dari mulutnya. Dia kemudian
menunjukkan ekspresi seperti sedang berpikir, sambil pasang wajah cemberut. Lalu dia pun
mendesah.
"... Tidak... kau telah menyelamatkanku, terima kasih."
"Sama-sama."
Sambil membungkuk sekali, Cliff melangkah pergi dengan cepat.
Aku kaget melihat hal itu. Aku memang menyelamatkannya. Tapi dia tiba-tiba mengubah
sikapnya seperti ini. Itu cukup membuatku bertanya-tanya, apakah dia sedang merencanakan
sesuatu?
Tidak, mungkin lebih baik aku tidak berprasangka buruk kali ini. Meski Cliff selalu saja
berkata kasar padaku, toh aku tidak pernah terganggu atas kata-katanya itu. Cliff mungkin
akhirnya menyadari bahwa aku bukanlah musuhnya. Bahkan, sejak awal aku tidak tahu
mengapa aku sangat dibencinya...
"Baiklah."
Aku kembali ke asrama.
Bagian 5
Keesokan harinya. Saat baru saja makan siang, Cliff memanggilku.
Lalu, aku dipanggil ke belakang gedung sekolah ketika pulang sekolah.

60
Cliff marah. Aku tidak tahu kenapa dia marah. Tapi dia membuat ekspresi yang rumit ditebak.
Dia mungkin ingin berduel, ya? Atau setidaknya begitulah yang kupikirkan, meskipun aku
sendiri tidaklah yakin. Aku sudah mengaktifkan mata iblisku. Sementara memperhatikan
lingkungan sekitar, aku mengumpulkan Mana ke tangan kananku.
Membalas budi baik dengan kebencian ... Kura-kura ini kejam juga. Atau setidaknya
begitulah yang kupikirkan.
"Baiklah, sepertinya bagus juga di sini."
Setelah memastikan bahwa tidak ada orang di dekatnya, Cliff berbalik. Wajahnya merah
padam.
Aku langsung mengerti. Ini bukan duel. Dia tidak memanggilku ke sini untuk alasan seperti
itu. Sebaliknya, dia justru ingin menembakku?? Biasanya sih itulah yang terjadi di duniaku
sebelumnya.
Oh, ya ampun. Tidak peduli berapa kali aku gagal dengan wanita, aku tidak pernah ingin
menjadi Si Celana Wrestler. [20] Fiuh, sungguh sulit menjadi populer. Ah, hanya bercanda.
"Se-Sebenarnya..."
"Ya."
Aku telah memutuskan apa yang harus dikatakan. Aku akan menjawabnya dengan cara yang
bermartabat.
'Mari kita memulainya sebagai teman dulu, lalu setelah itu, begitu kita saling mengenal
dengan lebih baik lagi, kita akan tetap menjadi teman.'
"Ada seseorang yang aku suka."
"A-aye ..."
Dengan rasa malu yang terpancar di sekujur wajahnya, Cliff yang benar-benar memerah
menatapku tajam. Apakah aku akan menolaknya? Perutku terasa mual. Aku memikirkan
bagaimana jadinya jika dia seorang gadis. Meskipun pedangku adalah pedang suci, aku masih
belum mampu menghunuskannya. Pada wanita saja aku tak mampu, gimana sesama lelaki?
Tapi Cliff mengangkat kepalanya dan menunjuk ke tempat tertentu.
"Itu dia."
Jemarinya menunjuk ke gedung sekolah. Pada jarak yang cukup jauh, terlihat suatu jendela di
sana. Bahkan dari sini, aku bisa melihat rambutnya yang melambai-lambai, panjang, dan
pirang. Sembari menikmati pemandangan sekolah yang diwarnai gelap malam ketika itu,
dengan ekspresi lesu, ia melihat ke luar jendela.
"Hari ini, aku melihatmu berbicara dengannya, apakah dia seorang kenalanmu? Ya, bisakah
kamu mengenalkanku?"
"...Ya."
Orang yang pernah muncul di gedung sekolah ... Itu adalah orang yang aku kenal dengan
baik. Sering berbicara tentang anak-anak bermasalah. Seorang wanita jahat yang akan
'menghabisi' teman sekelasnya bagaikan Succubus.
Itu adalah Elinalise Dragonroad.

61
Catatan Penulis
Aku bertanya-tanya, yang mana yang harus aku pilih sebagai subjudul,
"Cliff vs Elinalise"
"Gadis Perawan yang Penuh Tipuan ~ Nafsu Kotor yang Menghancurkan Cinta Murni ~"
"Aku menjadi akrab dengan anak laki-laki yang menggangguku !? Cinta seorang lelaki yang
kotor!"
Namun aku memutuskan untuk membatalkan semuanya.

62
Bab 6
Rahasia Pemuda Jenius - Bagian Kedua

Bagian 1
Selamat siang, Rudeus di sini. Ummm, benar, seperti yang kalian ketahui, yang terjadi
adalah, beberapa hari lalu Cliff-kun meminta dukungan padaku. Dia jatuh cinta pada
Elinalise, dan ingin aku mengenalkannya. Ya.
Pastinya, aku kenal betul Elinalise. Dia adalah mantan anggota kelompok ayahku. Ya.
Meskipun aku tidak tahu banyak tentang bagaimana selera asmara orang-orang di dunia ini,
jika Cliff suka pada seseorang yang kukenal, maka tidak ada alasan bagiku untuk tidak
membantunya.
Itulah yang kurasakan, tapi ...
Mari kita ingat-ingat lagi jenis wanita macam apa Elinalise ini.
Elinalise Dragonroad. Petualang kelas S. Petarung garis depan. Prajurit. Murid akademi sihir
tahun pertama. Umur: 50 tahun. Herannya, dia cukup pintar dalam bersekolah, dan kabarnya
dia meraih nilai akademis yang begitu baik. Baru-baru ini, dia mampu menggabungkan sihir
elemen air pada gaya bertarungnya. Petualang yang telah lama menemaninya semakin
membencinya, namun dia adalah orang yang cakap, dia senang membantu orang lain, dan
yang paling penting, dia hebat di ranjang.
Benar, dia hebat di ranjang.
Terdapat suatu kutukan tertentu pada tubuhnya. Jadi, tiap malam dia harus menyerap sari pati
pria [21]. Dengan demikian, dia harus terus berganti-ganti pasangan, dan dia sanggup ngesex
berkali-kali dalam semalam. Aku pernah mendengar bahwa dia sudah punya anak. Namun,
dia tidak mau menceritakan apa yang terjadi pada anak-anaknya. Mungkin saja dia
meninggalkan mereka di suatu tempat, atau menjual mereka pada pasar budak. Padahal
kenyataannya, dia terlihat hampir tidak pernah hamil. Tampaknya, dia membesarkan anak-
anaknya dengan layak sampai mereka mandiri, kemudian melepaskannya.
Baiklah, aku tidak tahu detailnya. Menurut kalian, apakah mengenalkan wanita seperti itu
pada temanmu adalah suatu ide yang bagus?
Cliff tidak tahu bahwa Elinalise adalah tipe wanita seperti itu. Saat aku bertanya padanya
tentang kesannya pada Elinalise, aku jadi sangat bingung. Menurut Cliff, Elinalise adalah
malaikat suci tanpa noda sedikit pun. Seperti itulah kesan Cliff pada Elinalise.
Tentu saja, dia tidak pernah menyelidiki “hobi” Elinalise.
「 Wajah yang anggun di balik jendela. Dia sangat terkenal. Namanya adalah Elinalise
Dragonroad. Nama yang indah dan berani itu sungguh cocok dengannya. Meskipun ini sudah
jelas, namun dia tetap membuktikannya dengan kecerdasan dan nilai-nilai akademis yang
memukau. Karena dia pernah menjadi petualang, maka dia juga tahu tentang penerapan sihir
dalam pertempuran sesungguhnya. 』
Semua yang dikatakannya itu mungkin saja benar, aku sih tidak keberatan. Namun “Wajah
yang anggun di balik jendela”, agaknya ungkapan itu sungguh salah. Cliff tidak tahu bahwa

63
biasanya Elinalise suka ngesex di dekat jendela, sehingga wajah sange itu sepertinya
ditafsirkan sebagai sesuatu yang anggun oleh Cliff.
「Namun, ada juga rumor yang mengatakan bahwa dia sering tidur bersama lelaki lain tanpa
pandang bulu. Itu sungguh kejam, pastilah rumor itu disebarluaskan oleh orang-orang yang
membencinya. 』
Justru itu rumor yang benar adanya, namun seperti itulah penafsiran Cliff terhadap kabar
tersebut.
Keributan tempo hari juga sama. Keenam pria yang mengeroyoknya kemaren juga
mendengar rumor tentang Elinalise. Dikatakan bahwa, dia bersedia membuka
selangkangannya pada pria mana pun. Setelah mendengar itu, Cliff pun marah. 'Jangan
memandang rendah orang lain hanya karena rumor yang gak jelas', Cliff pun mulai beradu
mulut dengan mereka. Tentu saja rumor itu benar, tapi ...
Keenam orang tersebut adalah seniornya, mereka memiliki fisik yang kuat, dan mereka bisa
dibilang preman. Mereka dibentak oleh Cliff yang bukan hanya adik kelas mereka, namun
juga bertubuh lebih kecil, sehingga mereka pun cukup kesal, lantas membalas dengan
perkataan yang vulgar,
"Beberapa hari yang lalu, kouhai-ku dan seorang pria lain ngesex bareng-bareng dengannya.
Kamu kan gak tahu kebenarannya, jadi gimana kalau kau coba aja dia semalam?”
Setelah mendengar itu, Cliff marah sekali. Dengan ceroboh, dia menyerang mereka. Tidak
dengan sihir, melainkan dengan tinjunya.
Sebenarnya Cliff lumayan bisa berkelahi dengan tangan kosong. Tapi itu adalah 6 lawan 1.
Fisik mereka berbeda. Akan lebih baik jika dia menggunakan sihir, tapi begitu dia
menggunakan tinjunya untuk melawan mereka, dia pun tidak mungkin menang. Lantas, aku
muncul.
Cliff menceritakan semua ini padaku, sebenarnya ini merupakan info yang bagus sih, tapi….
hmmm, sekarang apa yang harus aku lakukan?
Sebenarnya, aku tidak memiliki kewajiban mendukung Cliff. Meskipun aku mengenalkannya
pada Elinalise, lantas semua harapannya hancur berantakan, aku toh gak ambil pusing. Tapi
meskipun demikian…. apakah aku setega itu?
Elinalise mungkin akan berterima kasih padaku. Dia selalu senang ketika mendapatkan kenalan
laki-laki baru. Belakangan ini dia sangat tertarik berburu perjaka… yahh apa boleh buat. Pria
perjaka umumnya sangat polos, dan sensasi ngesex pertama kali bagi mereka pastinya sangat
seru. Sex pertama kali sangatlah dahsyat, namun ketika seorang pria melakukannya lagi dan lagi,
maka semangatnya tidaklah sedahsyat yang dulu, mungkin itulah yang membuat Elinalise
berubah pikiran. Dalam kehidupanku sebelumnya, aku telah berkali-kali melihat kasus seperti ini
di Eroge. Itulah kenapa aku cukup memahami perasaan Elinalise.
Cliff terlihat masih perawan, dan Elinalise mungkin akan dengan senang hati memakannya.
Tapi bagaimana dengan Cliff? Dia pasti akan sangat kecewa ketika melihat sifat asli
Elinalise. Semisal mereka berkencan, maka cepat atau lambat Cliff pasti akan mengetahui
tabiat aslinya. Bukankah dia akan marah besar dan kecewa ketika itu terjadi? Mungkin dia
akan menyalahkanku karena seolah-olah aku telah menjerumuskannya pada seorang pelacur.
Kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga dia menyalahkanku, karena aku tak pernah
memberikan peringatan atas betapa lacurnya si Elinalise ini, sehingga dia merasa dikhianati.

64
Tapi di sisi lain, aku mungkin tidak punya pilihan selain mengenalkannya. Mungkin dia akan
mencurigaiku dan berpikiran negatif padaku, bila aku tak bersedia menjadi perantara mereka
berdua. Contohnya, mungkin saja dia akan menyimpulkan bahwa aku juga naksir pada
Elinalise, atau semacamnya. Kalau saja impotensiku bisa tersembuhkan, aku sih mau saja
main kuda-kudaan bersamanya semalaman. Namun, nyatanya itu tak mungkin terjadi.
Lantas, apa yang harus aku lakukan?
Bagian 2
Lantas,
"Fitts-senpai, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu, apakah kau tak keberatan?"
Sepulang sekolah, aku pergi ke perpustakaan untuk minta pendapat Fitts-senpai.
"Apa?"
"Ini semacam masalah cinta."
"Masalah cinta!!??"
Fitts-senpai mencondongkan seluruh tubuhnya ke arahku. Sembari berpose seperti itu, dia
pun berbicara dengan tergagap-gagap.
"R-Rudeus-kun, ada seseorang yang kau suka!?"
Dengan antusias, tiba-tiba dia menanyakan itu. Matanya berkilau ... yah, mungkin aku terlalu
melebih-lebihkan, toh aku tidak bisa melihat matanya karena dia selalu memakai kacamata
hitam. Mungkin Fitts-senpai juga tertarik pada urusan asmara seperti pemuda pada umumnya.
"Tidak, ini tentang seseorang yang aku kenal."
"Seseorang yang kau kenal ...?"
"Ya, seseorang yang aku kenal."
"M-mnn Lanjutkan."
"Kenalanku ini terpikat pada seorang pada pandangan pertama."
"Pandangan pertama ... Jadi, dengan berdiskusi denganku ... m-m-mungkinkah kenalanmu itu
naksir pada Ariel-sama? K-k-kalau memang benar begitu, maka itu percuma saja. Ada banyak
orang yang menginginkanku untuk melancarkan hubungannya dengan Ariel-sama, tapi... "
Fitts-senpai mulai ngomong gak jelas. Mungkin karena ada banyak orang yang naksir pada
majikannya itu. Wajar saja dia kesal dan hanya menganggap mereka bagaikan hama yang tak
pantas mendampingi tuan putri.
"Tidak…. orang lain kok, bukan Putri Ariel."
"O-o-oh, aku mengerti, syukurlah."
"Kenalanku ini naksir pada seorang pada pandangan pertama. Dan kebetulan, aku juga kenal
pada orang yang dia sukai, namun jika aku menjadi perantara mereka berdua, maka akan
timbul masalah baru. Jadi, aku ragu apakah aku harus mengenalkannya ataukah tidak."
Ketika aku melihat Fitts-senpai secara kebetulan, aku mendapati bahwa dia sedang
menunjukkan ekspresi aneh di wajahnya. Dia menempelkan tangan ke mulutnya, dan tatapan
tajam langsung menembusku melalui kacamata hitamnya.

65
"Apakah kenalanmu itu tahu akan masalah wanita tersebut?”
"Tidak, tidak."
... hm? Apakah tadi aku bilang kalau kenalanku ini adalah seorang pria? Ah tidak, mungkin
karena kami sedang berbicara tentang Putri Ariel, sehingga dia menduga bahwa kenalanku ini
adalah seorang pria. Nah, karena Elinalise adalah wanita, maka tidak masalah sih ... Atau,
mungkinkah dia mengira bahwa aku sedang membicarakan masalahku sendiri, dengan
berpura-pura membahas “kenalanku”?
"Aku hanya memastikan saja sih, tapi ini benar-benar kisah asmara yang dialami kenalanku,
jadi ini tidak ada sangkut-pautnya denganku. Fitts-senpai, tolong jaga rahasia ini, kuberitahu
kau bahwa kenalan yang kumaksud adalah teman sekelasku, yang juga merupakan siswa
khusus bernama Cliff."
"Ah, benarkah? Maaf, aku sempat salah paham."
Fitts-senpai menggaruk-garuk bagian belakang telinganya. Apakah dia benar-benar berpikir kalau
aku sedang curhat masalahku sendiri? Memang benar sih, ketika ada teman yang bilang ”Eh,
sebenarnya ini tentang temanku, lho…”, maka bisa jadi dia sedang membicarakan dirinya
sendiri, namun karena malu, seolah-olah dia membahas temannya. Ini adalah tipuan klise.
"Yahh, begitulah adanya, jadi apa yang harus kulakukan?"
"Umm, mungkin kau harus memberi tahunya tentang masalah itu ... atau, nggak usah kali ya?
Atau, ada alasan kuat yang membuatmu tidak bisa mengungkapkan masalah tersebut ... "
Fitts-senpai nampaknya sedikit kurang yakin. Ngomong-ngomong, Fitts-senpai juga masih
perjaka, lho. Sepertinya dia tidak punya banyak pengalaman soal asmara.
"Sebenarnya gak masalah sih jika kuungkapkan masalah ini padanya, tapi Cliff-senpai mudah
salah paham dan dia juga orang yang keras, jadi bisa saja dia tidak lagi mempercayaiku.
Bahkan, dia mungkin akan salah paham dengan berprasangka bahwa aku juga mengincar
wanita ini, sehingga aku sengaja mengatakan hal-hal buruk tentangnya."
"Ah, itu masuk akal."
"Ya, karena itulah, aku berpikir bahwa mungkin akan lebih baik jika dia tidak mendengarkan
masalah itu dariku.”
Mnnn. Jika aku yang mengatakannya, dia bisa salah paham. Mungkin akan lebih baik bila
Cliff mendengarnya dari wanita lain yang dia percaya, atau dari rumor-rumor yang beredar di
sekelilingnya ... Ah tidak, mungkin lebih baik jika dia mendengarnya dari orang itu sendiri,
Hah?
"Umm, Rudeus-kun, apakah kau juga menyukai wanita ini?"
"Aku tidak membencinya, tapi aku juga tidak melihatnya sebagai wanita yang bisa kucintai."
Katanya dia sangat hebat di ranjang, jadi aku cukup tertarik memakainya semalam, namun
tentu saja aku tidak berniat untuk menjalin hubungan serius dengannya. Bagaimanapun juga,
dia bisa dengan mudahnya selingkuh dariku.
"Jadi begitulah adanya ... Tapi, meskipun kau tidak begitu tertarik padanya, lain halnya
dengan Cliff-kun, kan…"
Tentu saja. Bagi seseorang yang melihatnya sebagai malaikat suci tanpa noda, dia pasti akan
langsung cemburu jika ada lelaki lain yang mendekatinya.

66
"Mmm."
Haruskah aku mengenalkannya? Atau tidak? Aku sungguh bingung. Setelah beberapa saat,
Fitts-senpai pun bergumam dengan lirih.
"Umm, aku juga memiliki seseorang yang kusuka, jadi aku bisa mengerti perasaannya.
Sebenarnya dia bukanlah tipe yang kusuka, namun aku tetap cinta padanya."
Seseorang yang disukai Fitts-senpai? Aku penasaran, siapa ya? ... Kalau dipikir-pikir,
harusnya dia mengidolakan Putri Ariel, kan? Baru kali ini Fitts-senpai membicarakan sesuatu
yang begitu personal. Pastinya akan sulit melihat Putri Ariel sebagai orang yang kau sukai.
Bagaimanapun juga beliau adalah keluarga kerajaan Asura yang begitu terhormat, dan
kelasnya jauh berbeda, ini seperti babu yang menyukai majikannya. Ah, tidak apa-apa sih,
kau bebas mencintai siapapun.
"Pastinya sangat sulit jika kau hanya bisa melihatnya tanpa punya kesempatan untuk
menyatakan cintamu."
Wajah Fitts-senpai tiba-tiba merona, sampai ke ujung telinganya.
"Karena itulah, umm, bukankah lebih baik jika kau memperkenalkannya, sehingga Cliff-kun
punya kesempatan untuk menembaknya?”
"Tapi mungkin ada masalah besar yang muncul sesudahnya."
"Apa boleh buat…. Eh, maksudku, setelah kau mengenalkannya, apapun yang akan terjadi
adalah masalah mereka, kan? Tugasmu sudah selesai, kan?”
Ohhhh, itu benar juga. Apapun yang terjadi setelahnya adalah masalah mereka.
Itu memang benar. Selama aku menyatakan dengan tegas batasan-batasan tugasku, maka
apapun yang terjadi setelahnya bukan lagi urusanku.
"Aku mengerti, aku akan mencobanya seperti itu, Fitts senpai, terima kasih
banyak." "M-m-mmn ... aku senang bisa membantumu ...”
Fitts-senpai tampak sedikit tidak percaya diri. Dia mungkin sedang memikirkan sesuatu
seperti 'Kenapa aku bicara seakan-akan punya pengalaman yang banyak soal asmara?'.
Namun, bahkan tanpa pengalaman, apa yang dia katakan sangat tepat, aku pun tidak
mempermasalahkannya sama sekali.
Aku telah memutuskannya.
Saat aku meninggalkan perpustakaan, aku melihat Fitts-senpai merebahkan diri pada
mejanya, aku sih agak khawatir ... mungkin dia malu karena memberikan saran tentang suatu
hal yang tidak dia kuasai sepenuhnya. Apapun itu, aku lah yang harus berterimakasih, senpai.
Bagian 3
Keesokan harinya, aku memanggil Cliff. Cliff memandangku dengan sedikit khawatir.
"Aku tidak keberatan menjadi perantaramu dengannya, tapi ada sesuatu yang ingin aku
katakan."
"Apa itu?"
"Cliff-senpai, karena aku juga pernah membentuk kelompok bersama Elinalise-san
sebelumnya, aku tahu lebih banyak hal tentangnya daripada orang lain."

67
Ketika aku berkata 'membentuk kelompok', alis Cliff sedikit mengernyit.
"Aku tidak akan mengatakan apapun tentang temperamennya. Namun, aku sama sekali tak
bermaksud menipumu. Aku ingin kalian berdua bertemu langsung, bicara, kemudian
simpulkan sendiri orang macam apa Elinalise-san itu."
"Apa maksudmu?"
"Dengan kata lain, jika setelah kalian berkenalan, ternyata kepribadiannya tidak sesuai dengan
apa yang kau harapkan, maka aku tak bersedia memberikan tanggung jawab apapun. Aku tidak
ingin kau tuduh telah menyesatkanmu, menjerumuskanmu, atau apapun semacamnya."
Untuk berjaga-jaga, aku menyatakan kesepakatan ini sebelumnya. Lalu, aku tak boleh lengah.
Aku juga tak lupa mengisyaratkan pada Cliff, bahwa ELinalise-san punya beberapa masalah
yang tidak akan dia duga sebelumnya.
"Tentu saja, bagaimanapun juga aku adalah pengikut setia ajaran Milis! Aku akan
menghargaimu karena telah bertindak sebagai perantara kami!"
Perantara? Jika dilihat dari sudut pandang ajaran Milis, seperti itukah peranku? Karena aku
bukan penganut ajaran Milis, aku tidak begitu yakin. Ohhh, Dewiku, mohon bimbingannya!
"Karena aku bukan penganut ajaran Milis, mohon jangan anggap aku perantara, ataupun mak
comblang, ataupun semacamnya, oke?”
"Tidak akan."
"Ketika semua tugasku selesai, maka apapun yang terjadi setelahnya bukanlah masalahku."
Cliff mengangguk seolah semuanya sudah jelas.
"Bahkan aku sudah siap ditolak olehnya!"
Kau akan mengalami suatu hal yang jauh lebih menyakitkan dan menjijikkan daripada
ditolak cewek.
Bagian 4
Elinalise berada di ruangan sendirian. Hari ini pun dia bersandar di jendela, tapi tidak sedang
main kuda-kudaan. Dia melihat pemandangan di luar jendela untuk menghabiskan waktu.
Aku tahu apa yang dipikirkannya: "Kenapa matahari tak kunjung terbenam? Saat malam tiba,
banyak kedai akan buka, dan aku akan menemukan lebih banyak pria di sana”. Cuma
prostitusi yang ada di kepala wanita cantik ini. Namun, jika kau melihatnya tanpa mengetahui
kebejatannya, maka pastilah dia tampak seperti sesosok malaikat yang sedang termenung
sembari menikmati pemandangan.
"Ara ara, Rudeus ... bukankah ini kesempatan yang langka? Kenapa kok tiba-tiba kau datang
menemuiku."
Ketika Elinalise memperhatikan kedatanganku, dia mengatakan itu dengan cukup terkejut,
namun tanpa tersenyum. Sejak memasuki sekolah ini, aku tidak banyak bicara dengannya.
Paling-paling, aku hanya menemuinya sesekali saat makan siang untuk menanyakan kabar.
"Ara, siapa itu?"
Cliff melompat keluar dari belakangku. Kemudian dia meletakkan telapak tangannya ke
dada, dan merapatkan kakinya. Sepertinya itu adalah etiket Milishion.

68
"Elinalise-san, dia adalah Cliff Grimoire. Dia jugalah Siswa Khusus sepertiku, namun dua
tahun di atas kita."
"Seperti yang dia perkenalkan, namaku adalah Cliff."
[22]
Kemudian dia pun membungkukkan badannya.
"Ara ara, betapa sangat sopannya dirimu, aku adalah Elinalise Dragonroad, apakah kau ada
perlu denganku?”
"Tidak ada urusan khusus sih, dia hanya menginginkan aku untuk memperkenalkannya
padamu, Elinalise-san, maka dia pun kubawa ke sini."
"Ya, aku selalu melihat wajah cantikmu, Elinalise-san! Kumohon terimalah aku sebagai
kekasihmu!" [23]
Tiba-tiba suasana menjadi sunyi. Elinalise menatap kosong. Setelah beberapa saat, dia
perlahan meninggalkan kursinya, dan meraih lenganku.
"Tunggu sebentar."
Setelah mengatakan itu, dia menyeretku ke sudut ruangan. Lantas dia membisikkan sesuatu
di dekat telingaku.
"Ada apa ini?"
"Berapa banyak yang mau?"
Aku tidak mengerti apa maksudnya, waktu pun berlalu beberapa detik. Mungkinkah yang dia
maksud: 'berapa banyak uang yang harus kubayar untuk membawa pria ini ke ranjang?' atau
sejenisnya? Itu sungguh buruk.
"Aku tidak butuh uang."
"Kalau begitu, apa tujuanmu?"
"Tidak ada, dia hanya menyukaimu, Elinalise-san."
"Kau berbohong ... Rudeus, kau tahu benar aku ini tipe wanita macam apa, kan? Membawa
bocah polos seperti itu padaku ... Malu lah pada tindakanmu ini."
Malu lah pada tindakanmu ini ... aku merasa seperti diceramahi oleh wanita paling
memalukan di dunia. Yah, tidak apa-apa lah, tapi ...
"Aku tidak sedang menipunya atau melakukan hal-hal buruk lain, yang kulakukan hanyalah
mengenalkan dia padamu.”
"Benarkah?"
"Aku tidak memiliki motif tersembunyi lain, jika kau menginginkannya, aku akan bersumpah
atas nama Roxy-sensei. "
Setelah kukatakan itu, lantas dia berpikir sejenak, kemudian alisnya terangkat dengan bentuk
seperti: 八.
"Meskipun kau tidak berbohong, Rudeus, aku sedikit terganggu oleh bocah seserius itu."
Terganggu katamu? Wow, aku tak menduganya. Tadinya kupikir Elimalise-san hanya akan
mengatakan: "Kalau memang begitu, maka biarkan aku membawanya ke ranjang".

69
"Kau tahu betul bahwa tubuhku ini memiliki semcam kutukan, kan? Itu membuatku tidak
bisa ngesex hanya dengan satu pria."
Dia harus berganti-ganti pasangan. Akibatnya, dia tidak pernah serius menjalin hubungan
dengan seorang pria, dia pun terus-terusan cari pria lain yang bisa dia kencani, meskipun
harus membayar. Sepertinya aku sudah pernah mendengarkan ini sebelumnya. Yah, dengan
begitu, tidaklah mungkin dia bisa setia pada seorang pria saja.
"Yahh, apa boleh buat, kalau begitu tolaklah dia dengan sopan."
"Gak papa nih? Bukankah itu sama saja dengan mencoreng namamu dengan lumpur, Rudeus?"
"Itu bukan masalah."
Tentu saja bukan masalah, toh aku sudah dikenal dengan julukan 'Quagmire', dan aku juga
tak perlu mencari popularitas lagi, karena namaku sudah cukup terkenal.
"Tapi, mohon cobalah yang terbaik untuk menjelaskan semuanya pada pria itu. Aku takut dia
salah sangka dengan mengira kita ada hubungan spesial, atau sejenisnya."
"Aku paham."
Baiklah.
Konferensi kecil kami berakhir, lantas Elinalise berjalan mendekati Cliff. Elinalise lebih
tinggi daripada Cliff. Semakin aku melihatnya, semakin tidak seimbang penampilan mereka.
Namun, penampilan fisik yang kontras tidak ada hubungannya dengan masalah asmara.
Sembari memikirkan itu, entah kenapa situasi ini terkesan suram.
"Rudeus, urusan asmara adalah suatu hal yang sangat privat, maka lebih baik kau tidak di sini."
"Ah, benar juga… kalau begitu aku permisi dulu."
Aku pergi setelah mendengar perkataan Elinalise. Aku merasa sedikit kasihan pada Cliff.
Namun, mungkin inilah yang terbaik. Dia memang memiliki kutukan yang berhubungan
dengan sex, namun sejak awal, Elinalise adalah seorang wanita yang begitu dipenuhi hawa
nafsu. Di sisi lain, Cliff adalah tipikal pria terhormat, jadi mereka begitu berbeda bagaikan
minyak dan air.
"Rudeus ... Umm, terima kasih!"
Kata-kata Cliff terdengar di belakangku. Dadaku terasa sakit setelah mendengar itu.
Bagian 5
Setelah peristiwa itu, sekitar seminggu sudah berlalu.
Sekarang adalah kelas Homeroom kami yang diselenggarakan sekali sebulan. Di sana,
duduklah sepasang suami-istri yang saling goda. Sesosok wanita jangkung sedang duduk di
pangkuan pria, dan mereka saling goda dengan begitu centilnya.
"Sangat mudah untuk mengingat bagaimana menciptakan fenomena sihir kombinasi.
Meskipun kau tidak bisa menggunakan 2 sihir, kau bisa menggunakan hal-hal yang terjadi di
alam untuk mendapatkan efek yang sama."
"Cliff memang jagoan, pengetahuanmu sangatlah luas."
"Ah, biasa saja."

70
Keduanya adalah orang yang kukenal; mereka adalah Cliff dan Elinalise. Aku perlahan
mendekati mereka sembari sedikit memiringkan kepala.
"Mn? Rudeus Terima kasih ya waktu itu!"
Cliff berniat berdiri untuk berterima kasih padaku, tapi karena ada seorang wanita yang
duduk di pangkuannya, dia pun tak bisa berdiri, sehingga hanya membungkukkan kepalanya
dalam posisi seperti itu.
"Sama-sama ... Elinalise-san, apa kabarmu?"
Sambil duduk di pangkuannya, Elinalise tersenyum lembut.
"Baik-baik saja kok… dan sekarang kami sudah resmi pacaran."
Huuuuuh? Mengapa? Serius nih, kenapa bisa jadi begini? Bukankah ini berbeda dengan apa yang
dia katakan tempo hari? Katanya mau nolak, kok malah semakin langgeng hubungannya?
"Umm, bukankah ini berbeda dengan apa yang kamu katakan kemaren?"
"Rudeus, hatiku tak cukup kuat menghadapi lamaran seorang lelaki sejati, lho. "
Lamaran? Bukankah itu terlalu cepat?
"Hentikan, ini memalukan."
"Aku pasti akan menyelamatkanmu dari kutukan itu, jadi mohon menikahlah denganku!"…
“Kemaren kau bilang begitu, kan? ♥“
"O-oi!"
"Dan kemudian di penginapan, Cliff yang sebelumnya hanya pria polos ... aahh rasanya
pengen muncrat ketika kuingat saat-saat itu."
"H-Hentikan kataku. Di sini banyak orang."
Wajah Cliff merah padam. Meski dia memintanya untuk berhenti mengatakan itu, sepertinya
dia senang-senang saja. Pertama-tama, selamat atas kelulusanmu [24]. Itu tidak membuatku
iri kok, karena aku sudah pernah melakukannya, kan? Atau, mungkinkah ini karena aku tahu
betul wanita seperti apakah Elinalise?
Namun ... Sepertinya dia sudah mendengar banyak hal tentang kutukan itu. Tampaknya
Elinalise pun tidak berencana menutup-nutupi cacatnya itu. Dengan alasan seperti itu,
bukanlah suatu hal yang hina jika dia harus terus-terusan ngesex dengan banyak pria.
Bagaimanapun juga, itulah faktanya. Jadi kenapa? Cliff mendengarnya. Eh? Lantas
bagaimana dengan lamaran itu?
"Mulai sekarang, aku akan berusaha sebaik mungkin tetap setia dengan Cliff."
"K-Kan sudah kubilang, aku gak masalah jika kau harus berhubungan badan dengan pria lain.
Itu adalah kutukan, jadi mau bagaimana lagi, selama hatimu hanya untukku, maka ... "
"Cliff ... Mungkin orang lain boleh memiliki tubuhku ini, namun untukmu… akan kuberikan
tidak hanya tubuh, tetapi juga hatiku. "
Dengan lembut Cliff menyisir rambut Elinalise yang mempesona. Tatapan mata mereka bertemu
dari dekat karena mereka duduk saling berhadapan, wajah mereka pun semakin dekat.
"Elinalise ..."
"Cliff..."

71
Lalu, bibir mereka pun saling berciuman.
Setelah itu, mereka mulai saling goda lagi, seakan-akan aku tidak ada di sana. Mesra-mesraan
di siang bolong, di tempat umum pula. Apakah pria bermartabat sepertimu dapat menerima
ini, Cliff? Apakah ini benar-benar tak masalah bagimu? Meskipun wanita ini sering
mengatakan hal-hal yang puitis dan indah, tapi kau hanya dianggapnya keset, kau tahu. Apa
kamu tidak dibutakan oleh cinta?
"..."
Aku hampir saja mengatakannya, tapi aku berhasil menahan diri. Aku pun sudah sepakat
bahwa tidak lagi mencampuri urusan mereka setelah tugasku berakhir, apapun hasilnya.
Hanya aku yang mengomentari hubungan mersra mereka di kelas ini, siswa-siswa lainnya
seakan tidak mau ambil pusing.
Aku melihat ke arah belakang. Ketiganya sepertinya tidak peduli. Pursena mengunyah daging
kering seperti biasa, dan Zanoba sedang berbicara dengan Julie tentang patung yang dia lihat
di pasar tempo hari. Mata Julie penuh dengan keseriusan, dan dia sama sekali tidak terganggu
oleh sepasang sejoli yang mesra-mesraan di depan umum.
Hanya Rinia yang terlihat kesal, sepertinya dia akan mengatakan "urgh" kapan saja.
"Boss, ada apa dengan wanita itu, Nya? Ketika aku mencibirnya, dia hanya akan membalas
dengan tak acuh, Nya. "
"Aku juga tidak mengerti."
Aneh. Sambil memikirkannya, aku mengurutkan semua informasi yang ada di kepalaku.
Pada hari itu, ketika aku meninggalkan mereka, Elinalise-san mengatakan akan benar-benar
menolaknya. Kemudian setelah itu, dia menolaknya mentah-mentah. Untuk menghindari
masalah yang lebih runyam, dia mencoba membuat Cliff menyerah dengan mengatakan
semua hal tentang kutukan hina itu, Elinalise-san juga membenarkan rumor bahwa selama ini
dia sudah melacuri banyak pria.
Namun, sepertinya Cliff tidak peduli dengan itu semua, malahan dia melamarnya. ‘Aku pasti
akan menyelamatkanmu dari kutukan itu, jadi mohon menikahlah denganku!'.
Sepertinya Elinalise-san menyerah setelah Cliff mengutarakan keseriusannya. Aku pun tak
tahu bagaimana Cliff bisa memikirkan lamaran itu, bahkan setelah mendengar fakta bahwa
pujaan hatinya ternyata adalah seorang pelacur profesional.
Namun, kalau kupikir lebih dalam…. jika aku berada di posisi Elinalise, bagaimanakah
perasaanku setelah mendengarkan kalimat: ‘Aku pasti akan menyelamatkanmu dari kutukan
itu, jadi mohon menikahlah denganku!'… jika seseorang mengatakan itu secara langsung di
depan mukaku, maka ...
Mungkin aku akan jatuh cinta padanya.
Meskipun belum ada jaminan bahwa pria ini benar-benar akan menyembuhkan kutukanku,
kalau dia sungguh-sungguh akan memberikan segalanya padaku… mungkin aku pun akan
memberinya kesempatan. Aku tak mengerti betapa menderita Elinalise akan kutukan itu.
Tidak peduli berapa banyak lelaki yang sudah dilacurinya, tak mungkin dia tidak ingin
sembuh dari kutukan hina macam itu. Mungkinkah itu yang membuat dia ... jatuh cinta?
Ah tidak, aku seharusnya tidak menganalisisnya dari sudut pandang Elinalise. Cliff sudah
mencoba yang terbaik. Dia menunjukkan kejantanan dan kelembutannya pada Elinalise.

72
"Bos, aku sudah memikirkan ide yang bagus, Nya."
"Apa itu?"
"Mau coba berpacaran denganku? Kemudian kita akan lihat bagaimana reaksi mereka."
Begitulah yang disarankan Rinia. Mungkin, ini hanya kesepakatan sementara untuk menjahili
mereka.
Tapi, aku juga ingin mencobanya dan melihat apa yang akan terjadi.
"Rinia-senpai, aku tidak keberatan berpacaran denganmu, tapi aku benar-benar impoten
sekarang. Bisakah kau menyembuhkan penyakitku itu jika kita berkencan?”
"Eh?"
Setelah kuucapkan kata-kata itu, semua orang selain Elinalise tiba-tiba bergumam: "Eh?".
Tatapan mereka semua terpusat padaku. Seakan-akan mereka penasaran: 'apa sih yang sedang
dibicarakan orang ini?' atau semacamnya. Apakah seaneh itu kalau aku dan Rinia berpacaran?
Setidaknya, itulah pertanyaan di benakku, namun wajah Rinia segera memerah. "B-b-
b-b-bos, a-a-a-apakah kau mendengar apa yang kami katakan tempo hari, Nya?”
"Tempo hari?"
"Meskipun kau telah menyekap dan mengikat kami, kau telah menggerayangi dan
menelanjangi kami, namun kamu tetap saja tidak terangsang, jadi…... kau benar-benar
letoy?? Kami sudah membicarakan ini ketika makan siang."
Apa-apa’an maksudnya? Ini adalah pertama kalinya aku mendengarkan perkataan itu.
Sembari aku mengingat-ingat apa maksudnya, aku menatap Pursena, lantas dia mengalihkan
tatapan matanya dengan cepat.
"I-Itu salah, Nano. Kami sama sekali tidak pernah mengataimu, Nano. Tapi ketika kau
menggerayangi tubuhku, aku mencium aroma terangsangmu sungguh lemah, maka aku pun
berkesimpulan begitu, Nano ... "
Setelah Pursena mengatakan itu, semuanya melihatku dengan tatapan penuh iba. Itu adalah
tatapan mata penuh simpati.
Namun, bukannya kencan yang membuatku kaget, namun tentang impotensi itu? Aku sudah
berusaha menutup-nutupinya sih, namun ketika mereka tahu, apakah itu begitu aneh?
"Kami belum menyebarkan rumor apapun tentangmu, Nano. Yang pertama kali bilang ‘letoy’
adalah Rinia, Nano. Dia benar-benar…. fakku nano. "
"Tapi Pursena-lah yang mengatakan bahwa kau sama sekali tidak bernafsu ketika melihat
kami yang sudah tidak berdaya, Nya."
"Aku hanya, memujinya, Nano."
"Nya !?"

Sembari melirik mereka yang mulai melakukan Manzai [25], aku pun duduk.
"Baiklah, tidak apa-apa. Aku pun tidak keberatan jika kalian sudah mengetahuinya."
"I-Itu benar, Nya. Kami akan tetap menghormatimu sebagai bos, tak peduli apakah kau
impoten ataupun tidak, Nya."

73
"Benar, tak peduli apakah menderita impoten atau tidak, bos tetaplah bos, Nano."
Impoten, impoten, impoten…. JANGAN DIULANGI TERUS-TERUSAN!! Rasanya sakit,
tau. Apakah aku harus tetap menyembunyikan penyakit memalukan ini?
"Shishou, jangan khawatir, hidup kita tetap untuk patung."
Zanoba mengatakan itu dan menepuk pundakku. Julie hanya memiringkan kepalanya.
"Master, apa itu impoten?"
"Mmm, saat kau tidak bisa memenuhi tugasmu sebagai pria ... Gimana ya bilangnya...?
Meski begitu, pada dasarnya itu bukanlah suatu hal yang terkait dengan mematung."
"Hmmm."
Zanoba mungkin mencoba untuk menghiburku. Aku mengerti karena dia sengaja memilih
kata-katanya dengan hati-hati.
"Bos, tadinya kupikir kau hanyalah pria yang memikirkan hal mesum sepanjang hari, tapi
ternyata kau berusaha keras untuk menyembuhkan penyakitmu itu ... aku jadi terharu, bos,
Nya."
"Jika ada sesuatu yang bisa aku lakukan, aku pasti akan membantumu, Nano. Tapi, kau harus
memberiku daging ... "
Simpati mereka terasa sedikit dipaksakan. Bukankah begitu? Rasanya berbeda. Aku tidak
akan jatuh hati pada mereka hanya karena kata-kata manis itu.
"Rudeus, secara teknis aku juga pernah menjalani pelatihan mendengarkan ungkapan cinta
dari para pengikut kepercayaanku. Meskipun aku sendiri menyadari bahwa aku tidak begitu
pakar dalam hal asmara, tapi setidaknya kau bisa menceritakan semua keluh kesah dan
masalahmu padaku. Jika terjadi sesuatu, aku bisa memberimu nasihat."
Kata-kata Cliff-san tulus dan hangat. Sepertinya sekarang aku mengerti mengapa Elinalise-
san memberikan kesempatan pada pria ini, tapi aku bukan homo, jadi aku tidak akan pernah
jatuh cinta padamu hanya karena perkataan macam itu.

Dan dengan demikian, Cliff dan Elinalise akhirnya resmi berpacaran. Jujur saja, aku pesimis
Elinalise bisa mempertahankan hubungan ini. Aku pun tidak yakin Cliff bisa terus mentolelir
pasangannya tidur dengan laki-laki lain. Pada awalnya sih gak masalah, namun kalau terus-
terusan seperti itu, hubungan sekuat apapun pasti akan retak ... Namun, aku lebih memilih
untuk tidak mengutarakannya pada mereka.
Dan, penyakitku ini akhirnya diketahui oleh teman-temanku di kelas khusus. Meskipun aku
sedikit malu, namun sepertinya mereka mensupport aku, dan tidak mengucilkanku.
Apakah ini langkah pertama menuju kesembuhan penyakitku ...?
Aku pengen cepat sembuh, sehingga aku bisa main mata pada gadis manapun.

-Tambahan-
Cliff selalu beranggapan bahwa Elinalise menderita karena kutukan itu. Namun, tak seorang
pun tahu, apakah Elinalise benar-benar menderita karena kutukan, atau malah menikmatinya.
Sepertinya dia cukup bersyukur mendapat kutukan nikmat seperti itu.

74
Bab 7
Jurang Perjanjian - Bagian Pertama

Bagian 1
Onigashima.
Kerajaan Biheiriru, dataran utara pada bagian timur.
Lebih jauh ke timur dari sana.
Setelah melintasi samudra, pulau itu ada di sana.
Onigashima.
Suatu pulau kecil yang disebut seperti itu.
Di sana hidup suatu ras unik yang dikenal dengan Ras Ogre.
Dengan rambut cokelat tua dan tanduk di kepala mereka, suatu kelompok petarung yang kuat
dipimpin oleh seorang kepala yang dikenal sebagai "Dewa Ganas".
Itulah Ras Ogre.
Sebenernya mereka termasuk ras iblis, tapi tidak pernah berpartisipasi dalam peperangan
manusia-iblis atau kampanye Laplace.
Oleh karena itu, orang-orang tidak menganggap mereka bagian dari ras iblis, dan
menganggap mereka sejenis Elf atau Dwarf.
Meski begitu, karena mereka tidak pernah meninggalkan Onigashima, popularitas mereka
rendah.
Banyak orang tidak tahu keberadaan Onigashima.
Mereka adalah ras yang serba bisa.
Satu-satunya ras manusia yang terhubung dengan mereka adalah Kerajaan Biheiriru.
Orang luar yang masuk dalam wilayah mereka diserang dan dihancurkan tanpa ampun.
Namun, ras itu sangat terbuka pada orang-orang yang mengenali mereka.
Saat ini, ada seorang tamu di sana.
Dia datang setelah melakukan perjalanan dengan menggunakan kapal ras laut, tapi setelah
mendekati pulau ini, minatnya semakin besar sehingga dia memutuskan untuk berlabuh.
Setelah melalui beberapa masalah, dia mendapatkan persetujuan dari "Dewa Ganas",
kemudian dia pun diakui sebagai tamu.
Dia menetap di Onigashima yang nyaman selama beberapa waktu.
Dia berbicara dengan "Dewa Ganas" yang jujur dan ramah, minum alkohol bersama dengan
para Ogre, dan kadang-kadang mengikuti latihan bersama-sama para Ogre muda.
Kehidupan semacam itu berlanjut selama kurang lebih dua tahun.
Bagi si tamu ini, waktu selama beberapa tahun seakan-akan berlalu secepat kedipan mata.

75
Suatu hari, ada sepucuk surat yang diterimanya.
Surat itu berisi quest mendesak, dimana seorang petualang peringkat S mengirim surat itu
dengan terburu-buru.
Isinya pendek dan ringkas.
"Aku telah menemukan orang yang dicari oleh Tiga Serangkai Sihir. Dia menuju Akademi
Sihir di Kerajaan Ranoa beberapa bulan yang lalu."
Setelah membaca surat tersebut, dia pun langsung berdiri.
Kemudian, sang Dewa Ganas pun bertanya padanya.
"Kau akan pergi?"
Tamu itu mengangguk dengan lebay, kemudian menjawabnya.
"Humu, tidak baik kalau aku terus-terusan di sini."
Para Ogre yang mendengarkan itu langsung berkomentar, seperti:
Sepi kalau gak ada kamu.
Tolong jangan pergi
Gak papa kan kalau terus tinggal di sini?
Dia pun hanya membalasnya dengan: "Humu."
"Aku benar-benar ingin terus tinggal di sini. Namun, umur ras manusia tidaklah sepanjang
kalian, kalau aku terus tinggal di sini, mungkin aku hanya akan menghabiskan umurku tanpa
melakukan apapun. Cukup singkat aku tinggal di sini, namun itu merupakan saat-saat indah
dalam hidupku. Kita akan bertemu lagi suatu saat nanti."
Hanya pemimpin Ogre, sang "Dewa Ganas" yang tidak berusaha
menahannya. Dia hanya mengatakan satu kalimat, "Jaga dirimu baik-baik."
Perkataan "Dewa Ganas" merupakan keputusan bagi seluruh ras Ogre.
Para Ogre pun mematuhi kata pemimpinnya itu, meskipun mereka harus berpisah dengan
berat hati.
Namun, paling tidak ...
Paling tidak .. harus ada pesta perpisahan.
Untuk itu, para Ogre pun menyelenggarakan suatu pesta perpisahan yang begitu mewah.
Mereka bahkan menyelenggarakan suatu ajang adu kekuatan fisik seperti Sumo, dan ada juga
kontes minum, "Dewa Ganas" dan sang tamu sama-sama menikmati pesta perpisahan itu.
Sebetulnya, tamu itu masih betah tinggal di sana.
Dia adalah seorang pria humoris dan baik, suatu hari tiba-tiba dia datang ke pulau ini,
kemudian menghabiskan waktu hampir 2 tahun untuk menetap di sini.
Dia pernah melawan "Dewa Ganas" saat pertama kali datang, kemudian dikalahkan, tapi
keesokan harinya dia bangkit kembali, dia dikalahkan berkali-kali namun dia juga bisa
bangkit berkali-kali, lama-kelamaan dia pun bisa bergaul baik dengan para Ogre itu, dia lah
orang yang abadi.

76
Seorang pria besar dengan kulit hitam pekat dan enam lengan.
"Fuhahahahaha! Tunggu saja!"
Dia menuju ke arah barat.
Suatu negara tertentu terkejut atas invasi mendadak, dan mereka diserang oleh sihir tingkat
lanjut,
Suatu negara tertentu terkejut atas serbuan mendadak, kemudian mereka menawarkan hadiah
bagi siapapun yang bersedia membantu.
Namun, dia mengabaikan semua quest itu.
Ia terus meluncur ke barat.
Melewati hutan, pegunungan, dengan kecepatan yang melebihi ras manusia menyampaikan
informasi.
Dia melewati negara-negara yang sangat membutuhkan jasanya, namun dia tak tertarik sama
sekali dan terus menuju ke barat.
Barat dan semakin jauh ke barat.
Dengan kecepatan yang luar biasa.
Kemudian dia tiba.
"Humu, harusnya ada di sini."
Di Akademi Sihir.
--- Sudut Pandang Rudeus ---
Sejak pertama kali masuk Akdemi Sihir, tak terasa waktu telah berlalu begitu cepat, dan
sekarang sudah 1 semester lamanya dia bersekolah di sini.
Sekarang sedang musim gugur, yang merupakan musim terbaik untuk panen.
Musim ini sangat singkat.
Namun, ini adalah periode panen yang penting untuk mengatasi musim dingin yang susah.
Terkadang, ada festival yang diselenggarakan di kota untuk merayakan panen.
Dan pada musim-musim seperti ini, terjadi suatu fenomena pada perilaku ras hewan.
Pria dan wanita ras hewan menjadi gelisah.
Sebenarnya prosentase jumlah siswa ras hewan di akademi sihir ini tidaklah begitu besar.
Diantara 10,000 siswa, paling tidak hanya 5% nya yang merupakan ras hewan.
Namun, itu berarti jumlahnya masihlah 500 orang.
Jika kau membandingkannya dengan akademi sihir, tentulah itu bukan jumlah yang banyak.
Meskipun tidak terlalu banyak, kau masih bisa melihat beberapa orang ras hewan berduel di
suatu tempat.
Ya, mereka berduel antara pria dan wanita.
Namun ini bukanlah duel atas dasar kebencian, melainkan untuk mencari pasangan.

77
Setelah duel berakhir, mereka akan berakhir dengan berpacaran selama beberapa bulan,
kemudian menikah setelahnya.
Tampaknya, orang yang memenangi duel tersebut akan diakui sebagai kepala "keluarga."
Yahh, tampaknya ini adalah “kebiasaan mereka sejak dahulu kala”.
Jika kita berbicara tentang ras hewan, Rinia dan Pursena bagaikan “bunga yang tak
terjangkau” oleh pria-pria ras hewan lainnya.
Dalam hal kemampuan tempur, mereka lah yang terbaik di antara ras hewan lainnya di
sekolahan ini.
Dalam hal status sosial, mereka adalah putri ras Dorudia, jadi tentu saja mereka sangat populer.
Seperti adat yang dianut oleh kebanyakan ras manusia, ras hewan pun menganggap anak-
anaknya sudah dewasa pada usia 15 tahun, Rinia dan Pursena sudah pernah ditantang oleh
begitu banyak pria ras hewan untuk berduel.
Bahkan di antara mereka, ada juga yang rela jauh-jauh datang ke sekolahan ini untuk
menantang mereka berduel.
Tapi orang luar dilarang masuk.
Normalnya, pihak sekolahan lah yang menghentikan mereka.
Tapi, karena ini adalah permasalahan musim kawin, maka pihak sekolah tidak bisa serta-merta
melarangnya. Ini adalah permasalahan ras dan siapapun harus bertoleransi pada mereka.
Jika pihak sekolah tetap bersikeras melarangnya, maka orang-orang ras hewan akan membuat
kerusuhan.
Oleh karena itu, jika kau mendapatkan ijin yang layak dari pihak sekolah, maka kau dapat
menggunakan alasan "mengamati medan" sebagai dalih untuk masuk, meskipun kau bukan
siswa sekolahan ini.
Nah, mengenai Rinia dan Pursena.
Karena mereka adalah putri Dedorudia, maka pria manapun yang menikahinya akan memiliki
jabatan pada desa tersebut.
Memang kau tidak bisa langsung menjadi pejabat setelah menikahi mereka, namun ketika
pemilihan tiba, maka peluangmu sangatlah tinggi.
Meskipun mereka datang ke sini untuk tujuan belajar, namun bukan berarti mereka bisa
dengan bebas memilih jodohnya sendiri.
Ketika usia mereka mencapai 15 tahun, mereka menolak semua lamaran pernikahan.
Namun, bahkan setelah menunjukkan sikap seperti itu, jumlah pria ras hewan yang datang
untuk mengajaknya berduel tidaklah menurun.
Mereka sungguh populer.
Pastinya banyak orang yang sudah berencana menyerang mereka secara paksa.
Asalkan mereka bisa terikat dengan putri Dedorudia setelahnya, maka cara apapun bisa
mereka tempuh.
Oleh karena itu, Rinia dan Pursena lebih memilih mengurung diri di kamar ketika musim ini
tiba.

78
Sangat merepotkan bila mereka terus-terusan menolak tawaran untuk berduel.
Meskipun sudah jelas-jelas menolak, beberapa pria masih saja menyerang mereka dengan
paksa.
Asrama perempuan tidak bisa disebut tempat yang aman, tapi setidaknya jika ada pria yang
nekad ingin mengacau di asrama, maka siswi-siswi lain pasti akan segera bertindak.
Oleh karena itu, selama musim gugur ini mereka tak pernah meninggalkan kamar.
Tentu saja, itu juga membuat mereka bolos kelas Homeroon.

Aku penasaran, apakah ini yang disebut liburan fisiologis. [26]


Karena sekarang adalah musim kawin, maka itu membuktikan bahwa mereka masih subur.
Kalau mereka melakukan NyanNyan [27] dan WanWan [28] di kamar, sepertinya itu bisa
sedikit membangkitkan gairah seksualku.
Meskipun begitu, yang terangsang hanyalah pikiranku saja.
Aku pun sudah menerima surat yang ditujukan padaku dari mereka, "Kami akan
menyebabkan sedikit kesulitan untuk Boss, dan kami bergantung padamu."
Meskipun kalian bilang akan bergantung padaku, namun aku belum melakukan apapun.
Aku penasaran, apakah mereka ingin agar aku mewakilinya di kelas atau semacamnya.
Itu mustahil, aku bahkan tidak tahu kelas apa saja yang mereka ambil.
Lagipula, bukan hanya ras hewan yang semakin terangsang di musim gugur.
Pada masa-masa seperti ini, pihak sekolahan akan memberikan sangsi tegas pada tindakan
pelecehan seksual apapun yang terjadi di lingkungan sekolahan.
Kukira, kau boleh menyebutnya tindak kejahatan yang ditujukan pada ras setengah hewan itu.
Aku setuju dengan sistem keamanan ketat yang dilakukan masing-masing asrama.
Kalau mereka saling bercumbu antar sesama ras hewan sih gak masalah, namun bagaimana
kalau nafsu yang tak terkendali menyebabkan mereka juga menyerang ras-ras lain, bahkan
adik kelas?
Tentu saja, aksi pemerkosaan dilarang dalam aturan sekolah.
Oleh karena itu, penjagaan pihak keamanan semakin ketat selama periode ini.
Pemerkosaan adalah tindakan tercela, tapi memerkosa seseorang atas dasar “persetujuan”
ketika duel berlangsung tidaklah dilarang.
Menyerang seseorang setelah dia menolak untuk berduel juga dilarang.
Seperti itulah normanya.
Para guru pun memperingatkan akan hal ini selama Homeroom berlangsung.
Selama musim ini, kau tidak boleh sembarangan menerima tantangan berduel, dan siapa pun
yang kurang percaya diri akan kemampuan bertarungnya, harus selalu bersama dalam
kelompok ketika berpergian ke mana pun.
Fitts-senpai juga khawatir padaku, maka dia pun juga memperingatkan hal yang sama.

79
“Karena kau sungguh kuat, mungkin ada beberapa wanita yang datang kemudian
menantangmu untuk berduel, mereka akan berdalih bahwa ini hanyalah "latihan duel", tapi
itu bohong. Jadi, setelah kau menolaknya, tak peduli provokasi apapun yang mereka lakukan
terhadapmu, janganlah menanggapinya, menjauh sajalah dari mereka sembari berhati-hati.”
Itulah yang Fitts-senpai nasehatkan padaku.
Wanita yang terangsang.
Jika aku masih sehat seperti sedia kala, aku tidak akan menolak ajakan duel dari siapapun,
kemudian akan kubentuk kerajaan harem-ku sendiri.
Namun, dengan tubuhku yang pesakitan seperti sekarang ini, itu hanya akan berakhir dengan
pahit.
Musim kawin.

Aku sama sekali tak ada hubungannya dengan itu. [29]


Tapi, sejoli yang sedang bermesra-mesraan di sana itu sungguh terkait denganku.
Dua orang yang sudah membersihkan segala macam kesalah pahaman di antara mereka,
akhirnya menjadi sepasang kekasih mesum.
Si Elf tante girang sedang duduk di atas pangkuan pria yang tengah serius belajar.
Tidak hanya di musim gugur, pasangan itu selalu panas kapanpun waktunya.
Gelembung-gelembung cinta sampai beterbangan ke sini ...
Namun, menurutku apa yang dilakukan Elinalise terhadap Cliff tidaklah berbeda dari apa
yang biasa dia lakukan terhadap laki-laki lain.
Aku kasihan pada Cliff kalau kuungkapkan pendapatku itu padanya, jadi aku lebih memilih
untuk diam, tapi...
Terus terang, aku hanya memandangnya sebagai sandiwara.
Aku penasaran, apakah semuanya baik-baik antara mereka berdua.
"Shisho, bukankah ini saat yang baik untuk mulai membuat patung baru?"
Sementara aku terus mengamati kedua sejoli itu, Zanoba memulai percakapan.
Seperti biasa, dia selalu membahas patung.
Dia tidak tahu apa-apa tentang musim ini, dan dia juga tidak mempedulikannya.
"Suatu patung baru ya?"
Tempo hari, sebagai salah satu upayaku untuk menyembuhkan impotensi, aku membuat figur
Eris berukuran 1:8, tapi entah kenapa, air mataku mulai bercucuran ketika aku membuat
patung tersebut, lantas aku pun berhenti sebelum kuselesaikan patung itu.
Sejak saat itu, entah kenapa sepertinya kemampuanku semakin tumpul.
Aku bingung, apakah ini yang disebut kemunduran.
"Boleh juga sih, mau bikin apa?"
"Mungkin kita harus coba membuat model selain manusia."
"Kalau begitu, bagaimana dengan Naga Merah?"

80
"Oh, kalau diingat-ingat, kau pernah mengalahkan seekor Naga Merah sendirian, kan?"
"Itu sungguh mengerikan, kupikir aku akan mati."
"Wawawa, jangan merendah begitu."
"... Master, apa yang kamu bicarakan?"
Karena Julie memiringkan kepalanya kebingungan, aku bercerita tentang bagaimana aku
mengalahkan Naga Merah ketika aku masih menjadi petualang.
Kemudian, pipinya merona merah dan matanya bersinar.
Bagaimanapun juga, anak-anak di dunia ini sangatlah menyukai kisah kepahlawanan yang seru.
Dia tidak diperlakukan layaknya anak kecil pada umumnya, namun dia masihlah berusia 6
tahun.
"Baiklah, kalau begitu, aku akan membuat Naga Merah demi Julie."
"Mu ... Shi..shisho, bagaimana denganku? Tidakkah kau ingin membuatkan sesuatu juga
untukku?"
"Ingat, Julie adalah muridmu, tidakkah seharusnya kau menawarkan bantuan padanya?"
".. !! Ha..Shisho, meskipun kemampuanku masih rendah, aku akan membantu!"
Meskipun sekarang kemampuanku sedang memburuk, namun aku masih bisa mematung
dengan normal.
Kelas sihir penghalang tingkat dasar yang kuikuti akan segera berakhir.
Yang berikutnya adalah ... hmm, aku sedikit bingung kelas apa yang seharusnya kuambil.
Sepertinya kelas sihir detoksifikasi tingkat menengah perlu kutempuh.
Namun, sampai sekarang, aku tidak pernah bermasalah dengan sihir detoksifikasi.
Mempelajari tingkat dasar saja sudah cukup menyelesaikan masalah yang selama ini
kuhadapi, apakah aku perlu melanjutkannya sampai tingkat lanjut?
Atau, haruskah aku mengambil kelas sihir penyembuh tingkat lanjut?
Sihir penyembuh tingkat menengah pun sudah cukup menyelesaikan hampir semua
masalahku, jadi aku ragu belajar tingkat yang lebih tinggi.
Atau, mungkin aku harus mencoba sihir pemanggilan, kelas perapalan mantra.
Kelas ini terkait dengan penciptaan benda sihir.
Mengapa kelas penciptaan benda sihir berhubungan dengan sihir pemanggilan? Aku masih
belum paham….
Mungkin lebih baik aku tidak coba menguasai bidang yang belum tentu cocok denganku.
Mungkin juga lebih baik aku berhenti mengambil kelas tambahan, untuk lebih terfokus
belajar di perpustakaan.
Penelitianku mengenai insiden teleportasi mengalami kebuntuan, tapi mungkin aku bisa
mengatasinya dengan belajar bahasa ras lain agar aku bisa membaca referensi-referensi dari
mereka. Tampaknya itu menarik.

81
Kalau aku urung mengambil kelas tambahan, bagaimana kalau meminta Cliff mengajariku
sihir penyucian?
Tidak, akhir-akhir ini kerjanya hanya bermesraan dengan Elinalise.
Aku tidak ingin dianggap sebagai perusuh, jadi biarkan aku jaga jarak dengan mereka untuk
sementara waktu.
Atau, mungkin lebih baik aku melihat bidang lain yang diajarkan di sini selain sihir.
Kelas menunggang kuda sepertinya menarik juga.
Sembari berpikir begitu, jam demi jam terus berlalu di hari ini.
Hari yang damai.
Bagian 2
Hari ini begitu damai, setidaknya itulah yang kupikirkan, sampai ...
"Aku mengenalimu sebagai seorang petualang kelas A yang pernah mengalahkan Naga
Merah seorang diri, kau adalah Rudeus sang Quagmire! Aku menantangmu berduel untuk
mendapatkan pasangan!"
Dalam perjalanan menuju perpustakaan, seseorang menantangku berduel.
Setelah berbalik, apa yang tercermin di mataku adalah seorang gadis cantik.
Seorang gadis dengan kulit gelap, dan rambut biru tua tergerai di balik badannya.
Usianya mungkin sekitar 17 atau 18.
Dari ekspresi wajahnya, akan sangat tepat jika kusebut dia gadis bermartabat.
Jika aku boleh mendeskripsikannya, mungkin dia begitu mirip dengan prajurit wanita yang
gagah.
Pakaiannya berwarna biru laut yang menonjol. Aku penasaran, apakah dia memang suka
warna biru.
Ukuran dadanya biasa-biasa saja.
Otot-ototnya cukup bagus.
Di pinggulnya, menggantung pedang panjang yang melengkung, seperti yang umum dipakai
oleh Swordsmen beraliran jurus Dewa Pedang.
Pakaiannya bukanlah seragam, melainkan lebih mirip kostum seorang Swordsmen.
Gadis itu menatap lurus padaku.
Tapi sayangnya, bukan gadis itu yang menantangku berduel.
Aku dan gadis berambut biru itu sama-sama terkejut ketika melihat orang yang menantangku
berduel adalah pria ras hewan yang terlihat cupu.
Gadis itu hanya lewat di dekatku, namun dia terkejut karena tiba-tiba ada seorang pria ras
hewan yang menantangku berduel.
Ras hewan yang menantangku adalah seorang pria berambut halus.
Betul.

82
Mungkin akan lebih menyenangkan bila si gadis yang menantangku, namun kenyataannya
adalah, pria itu yang menantangku berduel.
Tak peduli dilihat dari segi manapun, pria ini bukanlah penyihir, dia adalah seorang ras
hewan bertelinga anjing, dengan otot yang cukup kekar.
Gadis itu hanya lewat di dekatku, dan siapapun pasti akan terkejut ketika pria sekekar itu
menyatakan duel. Mungkin si gadis mengira bahwa dia lah yang diajak duel.
Bagaimanapun juga, sekarang adalah musim kawin bagi ras hewan.
"Umm."
Yahh, kesampingkan terlebih dahulu gadis cantik itu.
Masalahnya adalah, aku ini pria, dan dia juga pria.
Itu berarti, aku akan menerima tantangan duel dari seorang pria.
Ini masalah besar.
"Kau mau menantangku duel untuk mendapatkan pasangan?"
"Benar!"
Ha?!
"Maafkan aku, umm, meskipun penampilanku seperti ini, sebenarnya aku adalah seorang pria
tulen, jadi mohon maaf… aku benar-benar bukan seorang homoseks. Ijinkan aku untuk
menolak tantangan ini dengan hormat."
"Tampaknya ada sedikit kesalahpahaman di sini."
"Permisi mas, karena aku akan berlatih piano, maka aku harus meninggalkan tempat ini
sekarang juga ..." [30]
Setelah aku menolaknya, tanpa mendengarkan apa-apa lagi, aku pun meninggalkan tempat.
Aku menuruti apa yang Fitts-senpai nasehatkan padaku.
"Tunggu?!"
Ketika aku hendak nyelonong pergi begitu saja, pria berbulu itu melompat dengan suara keras.
Setelah melompat cukup tinggi, dia lantas mendarat di hadapanku untuk mencegahku pergi.
Itu adalah kekuatan melompat hampir mirip seperti Gyaku kansetsu. [31]
Dia bisa menjadi ksatria naga.
"Kau tidak memiliki hak untuk menolak! Namaku adalah Buruku Adorudia! Tujuanku adalah
menikahi Pursena, dengan maksud untuk menjadi kepala Adorudia!"
"Pursena-senpai saat di sedang berada di asramanya untuk menghabiskan libur musim gugur,
jadi tanyalah sendiri ke orangnya."
Setelah mengatakan itu, Buruku menggelengkan kepala dan meludahkan suatu penghinaan.
"Menurut kata-kata yang pernah diucapkan oleh Pursena-sama, aku telah mengidentifikasimu
sebagai Boss kelompoknya! Aku mendengar kabar tentangmu dari Gyes-dono! Bahwa kau bisa
membekukan hutan selama musim hujan berlangsung! Kemampuan itulah yang
memungkinkanmu membunuh Naga Merah seorang diri! Itu adalah kemampuan yang bisa kau

83
manfaatkan untuk menguasai sekolahan ini, tapi jangan khawatir…. Kau tidak akan
kekurangan lawan!"
Membunuh naga, membunuh naga, membunuh naga… dari tadi itu saja yang kau ocehkan,
tapi saat itu aku hampir mati, tau!!
Yahh, gak papa sih ...
"Apa yang akan terjadi jika aku menolak?"
"Sebagai bos kelompok, kau memiliki kewajiban untuk menerima duel!"
Mari kita simpulkan kembali dengan pikiran yang lebih tenang.
Dengan kata lain.
Suatu hari setelah aku mengalahkan Rinia dan Pursena dalam duel, kemudian aku dikenal
sebagai bos mereka.
Jika kau menginginkan cewek yang menganggapku sebagai bosnya, maka logikanya adalah,
kau harus mengalahkan bos itu untuk mendapatkan si cewek.
Lalu, jika ia mengalahkan aku, ia akan mendapatkan Pursena sebagai hadiah.
Tampaknya menerima duel adalah kewajiban bos kelompok.
Aku tak pernah ingin menjadi bos mereka, tapi tampaknya percuma saja meskipun
kuungkapkan itu padanya.
Inilah aturan kaum binatang.
Dengan kata lain, jika aku sengaja mengalah, aku akan dipecat sebagai bos kelompok, dan
Pursena akan menjadi pengantin pria ini.
Setelah itu, tidak akan ada lagi cowok-cowok gak jelas yang datang untuk menantangku
berduel.
"Sekarang, aku akan menyerangmu ... ayo kita bertarung!"
Tanpa menunggu jawaban dariku, Buruku berteriak keras, lantas menerjang ke arahku.
.......
.....
...
Yahh… apa-apa’an ini.
Bacodnya aja yang besar.
Dia menerjangku dari depan, lalu terperangkap oleh lumpur yang kuciptakan, kemudian
kubuat pingsan begitu saja dengan menggunakan peluru batu.
Semua itu hanya berlangsung sekitar 3 detik.
Sepertinya, aku mengalahkannya secara refleks, namun itu juga berarti aku tidak perlu
sengaja mengalah padanya. Nama besarku bisa rusak jika aku kalah dari cecumuk macam ini.
Untuk saat ini, tampaknya Pursena juga tidak ingin menikahi siapapun.
Dengan kata lain, hal semacam inilah yang tertulis di surat itu.

84
Aku tidak begitu peduli apa yang mereka katakan tentangku, tapi kalau lawannya selevel ini,
aku bisa menanganinya berapapun jumlahnya.
Sembari berpikir ringan tentang hal ini, aku meneruskan perjalananku ke perpustakaan, dan
aku mengalami 5 kali serangan serupa dengan kasus ini.
Semuanya bilang bahwa sudah lama mereka menunggu saat ini.
Rinia dan Pursena benar-benar populer.
Aku penasaran, apa sih bagusnya mereka berdua itu.
Tubuh mereka?
Tidak, sepertinya banyak dari mereka yang bahkan belum pernah melihat sosok Rini dan
Pursena.
Dengan kata lain, status lah yang mereka incar.
Bagaimanapun juga, orang pertama bilang kalau dia ingin mendapatkan semacam kedudukan.
Sebegitunya mereka ingin jadi pemimpin ya.
Namun, tampaknya mereka sudah menentukan giliran berduel melawanku.
Bahkan, ada orang yang marah-marah karena gilirannya berduel denganku didahului.
Sepertinya, inilah norma di kalangan orang-orang ras hewan.
Begitu banyak norma yang mengatur kehidupan ras hewan.
Ampun deh, dasar ras hewan sialan ...
Namun, sebrutal apapun mereka, tak ada seorang pun yang berani menantangku di dalam
perpustakaan.
Sepertinya mereka sudah membuat semacam kesepakatan dengan pihak sekolah, agar tidak
membuat keonaran di dalam ruangan.
Atau mungkin, inilah norma lainnya dari ras Ras Hewan.
Aku tidak tahu, tapi apapun itu… di tempat inilah aku bisa tenang untuk sementara waktu.
Bagian 3
Di malam hari, Fitts-senpai muncul di perpustakaan.
"Rudeus-kun, di luar sangat ramai, lho… apa yang telah kau lakukan?"
Dia menatapku sembari sedikit menyalahkanku atas keributan yang terjadi di luar.
"Aku tidak melakukan apapun, sepertinya mereka semua berpikir bahwa untuk bisa
mempersunting Rinia dan Pursena, mereka harus mengalahkanku."
"Apa-apa’an itu!?"
Karena Fitts-senpai terlihat kaget, aku pun menjelaskannya dengan detail.
Tampaknya, sejak aku mengalahkan Rinia dan Pursena, mereka pun menganggap aku sebagai
bosnya.
Dengan kata lain, jika kau bisa mengalahkan bosnya, maka anak buahnya bisa kau miliki.

85
Setelah menyelesaikan penjelasannya, Fitts-senpai menunjukkan sedikit ekspresi cemberut
pada raut mukanya.
"Itu tidak benar. Bagaimanapun juga, kau bukanlah petinggi Dedorudia. Mungkin kau memang
sudah mengalahkan mereka dengan telak, namun kau tidak memiliki hak apapun atas mereka."
Hmm ... Kurasa itu benar.
Memang benar, kan?
Kalau aku memiliki hak atas mereka, maka aku bisa lebih bebas melakukan apapun pada
tubuh mereka.
"Meskipun begitu, gimana ya caranya membuat mereka menyerah untuk menantangku?"
"Eh? Hnnn?? Ras hewan tidak akan berhenti berusaha di musim ini, lho."
Fitts-senpai meletakkan tangannya ke dagu, lantas dia mulai berpikir sembari mengangguk-
angguk.
"Pada kenyataannya, kau sama sekali tidak memiliki kewajiban untuk meladeni mereka.
Akan tetapi, meskipun tekad mereka begitu kuat, mereka tidak akan kembali setelah kau
mengalahkannya."
"... Apakah itu berarti, satu-satunya solusi adalah menerima tantangan mereka?"
"Memang begitulah kesimpulannya."
Ngomong memang mudah.
Aku tidak tahu pasti seberapa banyak jumlah mereka, tapi setidaknya ada 30 orang yang
mengantri di luar.
Hampir semuanya adalah lelaki madesu yang bermimpi menjadi petinggi desa.
Dan bahwa aku harus mengalahkan mereka semua ...
"Aku tak pernah ingin menjalani hari-hari penuh kekerasan seperti ini."
"Aku tahu itu. Namun, jika kau tidak melakukan sesuatu, maka kau tidak akan bisa
meninggalkan perpustakaan ini. Bisa saja mereka kehilangan kesabaran, kemudian
menerobos masuk untuk membuat keonaran di dalam perpustakaan."
"Aku rasa begitu."
Yahh, kalau begitu apa boleh buat… oh, betapa merepotkan.
"Duel dengan sekelompok pria yang kebelet nikah ya ..."
Hmmm, siapa ya yang diuntungkan dari insiden ini.
"Umm, sepertinya tidak semuanya pria, ada juga seorang gadis kurasa."
"Serius? Apakah dia gadis yang cantik?"
"Rudeus-kun!!?? Jadi kau memang pengen berduel dengan gadis itu ya!!?"
"Tidak… tidak mungkin lah."
Entah kenapa, tiba-tiba Fitts-senpai begitu kesal dan dia melirikku dengan tatapan penuh
ancaman.
Namun, aku ingin melihat wajahnya.
86
Aku penasaran, bagaimana gadis itu tentangku.
"Tapi, bukankah itu membuatmu penasaran?"
Jika dia mencoba mendekatiku dengan niat yang baik, maka tentu saja itu membuatku
semakin penasaran.
Tentu saja, setelah mengalahkan dia, mungkin aku bisa mengajaknya sedikit bersenang-
senang untuk menyembuhkan penyakitku ini.
"Begitukah? Kau penasaran? Hnn .."
... Aku tidak mengerti, namun sepertinya hari ini mood Fitts-senpai sedikit buruk.
Aku penasaran, apakah itu karena dia pernah menasehatiku agar tidak sembarangan
menerima duel.
Ah, benar juga.
Aku yakin, Luke pernah membuat kesalahan semacam itu di masa lalu, kemudian dia
terpaksa harus mengurusnya.
Itu sebabnya dia kesal padaku, karena aku tidak serius menanggapi nasehatnya.
"Namun, jika masalah ini semakin serius, apakah dewan siswa bisa turun tangan?"
"Kami tak bisa melakukan apapun selama musim kawin berlangsung, jika kami
mencegahnya, akan timbul masalah yang jauh lebih rumit."
Tampaknya dewan siswa juga dibuat kerepotan pada musim kawin seperti sekarang ini.
Ada banyak siswa yang mengamuk, dan juga ada banyak pria yang melakukan kekerasan di
pelataran sekolah.
Dengan memanfaatkan musim duel seperti sekarang ini, tampaknya ada beberapa orang jahat
yang sengaja menyerang musuh-musuhnya tanpa mau bertanggung jawab.
Para pelajar yang kurang pandai bertarung akan meminta perlindungan pada dewan siswa.
Dalam kelompok kecil, mereka berpatroli di sekitar sekolah, dan jika ada kesalahan terjadi,
mereka akan menghentikannya saat itu juga.
Seharusnya Fitts-senpai juga diberi mandat untuk berpatroli, dan setelah dia mengunjungi
perpustakaan, maka dia akan segera melakukan tugasnya itu.
"Kalau dewan siswa punya agenda semacam itu, maka kalian juga harus menyelamatkan aku."
"Rudeus-kun, kau bisa menyelesaikan masalahmu sendiri, kan?"
Entah kenapa, nada bicara Fitts-senpai hari ini lebih dingin daripada biasanya.
Aku penasaran, apakah aku telah melakukan sesuatu yang membuatnya kesal...
Tidak.
Dia bahkan tidak mempermasalahkan kemenanganku yang mencabut gelarnya sebagai siswa
terkuat di sekolahan ini.
Tapi, aku mendekam di perpustakaan karena ingin lari dari masalah.

87
Ohhh… aku tahu. Mungkin Fitts-senpai geram dengan tindakanku yang pengecut ini,
bagaimanapun juga namanya bisa jatuh jika orang-orang tahu bahwa dia pernah dikalahkan
oleh seseorang yang bahkan tidak bersedia duel melawan pria-pria ras hewan yang lemah.
Aku sudah banyak berhutang budi pada Fitts-senpai.
Aku benar-benar tidak ingin meladeni mereka, karena itu sungguh merepotkan, tapi aku juga
tidak boleh membuat Fitts-senpai kecewa.
"Aku mengerti, demi kehormatan Fitts-senpai, akan kubantai mereka."
"Ja ... jangan membantai mereka!"
"Aku tahu itu, bukannya aku bermaksud membunuh mereka kok."
Meskipun disebut duel, aku tidak sampai tega mencabut nyawa mereka.
Ada semacam norma tak tertulis yang menyatakan itu.
Meskipun begitu, mungkin saja ada beberapa pria kuat yang bercampur di antara mereka.
Aku tidak boleh lengah.
Ayo lakukan ini sembari tetap waspada.
Bagian 4
Karena rencananya sudah ditetapkan, kami pun keluar dari perpustakaan.
Keramaian semakin meluas.
"...Apa-apa’an ini?"
Sejumlah besar pria ras hewan berhamburan ke mana-mana.

Ini persis seperti adegan, "tumpukan mayat." [32]


Mereka semua adalah pria ras hewan.
Ada berbagai bentuk dan ukuran.
Bentuk telinga mereka juga beragam.
Spesies ras hewan memang beraneka ragam.
Ada juga orang-orang yang mengenakan seragam, tapi banyak juga yang tidak memakai
seragam.
Dan semuanya KO.
Ah, ada seorang gadis di sana.
Bukankah itu cewek berambut biru yang tadi?
Aku penasaran, apakah dia tak sengaja terlibat dalam masalah ini.
Atau mungkin dia suka padaku?
Ketika aku sedang memikirkan apa yang sebenarnya telah terjadi, seorang pria tertawa
ngakak di tengah-tengah tumpukan ras hewan ini.
"Fuhahahahaha !!"
Di antara tumpukan ras hewan ini…. ada seorang pria tunggal yang berdiri di sana.

88
Orang yang seperti bos terakhir itu tertawa, seraya meneriakkan sesuatu dengan begitu keras.
"Sampah-sampah macam kalian berani menantangnya?? Tampaknya kalian terlalu percaya
diri!! Tapi sepertinya memang banyak orang kuat di sekolahan ini.”
Fitts-senpai dan aku tercengang.
Bagaimanapun juga, tiba-tiba kami disuguhi suatu pemandangan yang begitu luar biasa.
Di antara tumpukan korban, ada seseorang yang berdiri di sana?
"..Umm."
Orang itu melemparkan lawan terakhir yang sudah dibuatnya KO.
"Oh ~… awalnya aku juga ngantri, tapi aku mulai tidak sabar, dan mereka bilang aku harus
mengalahkan mereka jika ingin mendahului antrian… karena aku ingin mendapat giliran
pertama, maka kubantai saja mereka semua… dan ternyata kau benar-benar keluar!! Luar
biasa! Luar biasa! Kau benar-benar menepati janjimu!"
Monster berkulit seperti batu obsidian dengan enam lengan, sekilas saja, kau bisa langsung
tahu kalau dia berasal dari ras iblis.
Sepasang lengannya yang teratas bersedekap, sepasang lengan di bawahnya dia tujukan pada
kami, dan sepasang lengan terbawah dia letakkan di pinggul.
Rambut ungu panjang terurai sampai ke
pinggangnya. "Namaku adalah, Raja Iblis Badigadi!"
Raja Iblis.
Yang kutahu tentang raja iblis adalah… makhluk kejam yang sukanya menculik wanita muda
dari warga desa, kemudian bermesum ria bersamanya.
Dan orang yang bertugas untuk membunuhnya biasa dikenal dengan sebutan Pahlawan [33],
kemudian dia bebas melakukan apapun padanya.
Tidak, bukan itu masalahnya….
Masalahnya adalah….
Apa yang sedang dilakukan Raja Iblis di sini?
"Mata iblis peramal itu! Kau adalah Rudeus Greyrat ya! Aku pernah mendengar tentangmu
dari tunanganku, Sang Kaisar Iblis Yang Agung Kishirika!"
Monster itu mendekat ke arahku.
Kemudian, dengan satu kalimat, dia bilang……
"Aku menantangmu untuk duel!"
Kalau kamu juga menginginkan sepasang putri bertelinga anjing dan kucing, akan kuberikan
dengan ikhlas deh, tapi aku ragu itu yang diinginkannya….

89
Bab 8
Jurang Perjanjian – Bagian Kedua

Bagian 1
Invasi Raja Iblis.
Laporan itu menyebar luas dengan kecepatan bagaikan kilat ke negara-negara di sekitar
Akademi Sihir.
Invasi dan informasi.
Biasanya, informasi lah yang lebih dahulu terdengar.
Namun, karena pergerakan raja iblis ini begitu cepat, waktu antara sampainya informasi dan
tibanya raja iblis, terjadi hampir bersamaan.
Masing-masing negara tetangga kebingungan dan panik.
Makhluk yang dikenal sebagai raja iblis, umumnya tidak pernah meninggalkan benua iblis.
Raja iblis dari Fraksi Gencatan Senjata dan Fraksi Bersenjata hampir dimusnahkan selama
Kampanye Laplace.
Oleh karena itu, mereka berpikir bahwa benua iblis sudah tidak lagi memiliki potensi perang,
dan yang tersisa hanyalah Raja Iblis dari Fraksi Moderat dan Fraksi Konservasi.
Namun, meskipun mereka disebut Fraksi Moderat dan Konservasi, mereka masih memiliki
kekuatan yang cukup untuk memerintah benua iblis.
Jika ada alasan tertentu yang menyebabkan mereka berbuat kekacauan, maka kerusakan yang
besar masih bisa terjadi.
Setelah mendengar tentang invasi Raja Iblis Badigadi, tiga serangkai sihir yang terdiri dari
Ranoa, Neris, dan Basherant mulai menggerakkan serdadu ksatria internal mereka.
Bahkan, para petualang pun dikumpulkan secara simultan.
Namun, mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke akademi sihir.
Akademi Sihir Ranoa terletak di Kota Sharia.
Sebenarnya, sistem keamanan kota ini sudah cukup baik.
Baik Guild Petualang maupun Guild Sihir terletak di sana.
Kemudian, kelompok ksatria gabungan tiga negara juga menetap di sana.
Mereka mengumpulkan kekuatan militer yang memadai untuk melindungi akademi sihir.
Dengan perlindungan berlapis seperti itu, seharusnya pergerakan raja iblis bisa sedikit
diperlambat sebelum memasuki akademi sihir. Namun nyatanya, dia menembus mereka
begitu saja bagaikan tanpa halangan.
Akan tetapi, tujuan Raja Iblis masih belum diketahui.
Wujud dan penampilannya cukup terkenal.

90
Kulit hitam legam dan enam lengan.
Raja Iblis Abadi, Badigadi.
Hidup sejak sebelum Kampanye Laplace bergejolak, dia merupakan salah satu raja iblis
tertua. Kemampuannya adalah sinonim dari kata: "Keabadian."
Karena ia adalah bagian dari Fraksi Moderat, tak banyak orang yang tahu seberapa hebat
kemampuan bertempurnya.
Menurut salah satu sumber, dikatakan bahwa dia pernah bertarung melawan Laplace.
Jika itu benar, maka artinya, bahkan Laplace sekalipun tidak mampu membunuhnya, karena
sampai sekarang dia masih hidup.
Mengapa dan untuk apa Raja Iblis legendaris seperti itu muncul di akademi sihir?
Dan mengapa dia meng-KO semua pria ras hewan tak berdosa yang hanya ingin kawin?
Semua pihak akan segera mengetahui alasannya tak lama lagi.
--- Sudut pandang Rudeus ---
Belakangan ini, aku sedang berusaha mempelajari sihir tingkat lanjut di akademi sihir.
Tapi saat ini, aku sedang berada di tengah-tengah halaman sekolah yang luas, tak membawa
satu pun senjata, dan melawan Badigadi.
Dengan begitu percaya diri, dia berdiri di hadapanku sembari menyilangkan lengannya,
mengakangkan kakinya, dan mengarahkan rahangnya ke bawah, dan aku hanya bisa
ketakutan melihat dia.
Bukankah sudah jelas?
Dipelototi oleh pria besar berkulit hitam legam, tentu saja tak seorang pun bisa tenang ketika
berhadapan dengan makhluk sesangar ini.
Tentu saja, aku pun sempat berpikir, "Kalau saja aku sedikit lebih kuat, apa ya yang akan
terjadi?"
Tapi, ketika berhadapan dengan raja iblis, “sedikit lebih kuat” saja tidaklah cukup.
Seakan-akan ada paku yang menyematkan kakiku di tanah, sehingga mencegahku melarikan
diri.
Aku begitu ingin melarikan diri darinya.
Setiap hari aku berlatih lari untuk jaga-jaga kalau hari ini datang.
Aku ingin lari sejauh mungkin, sampai seluruh kekuatan fisik dan Mana-ku habis
kugunakan. "..."
Ketika aku melihat di belakangku, ada sejumlah besar orang yang menonton insiden ini.
Pria, wanita, bahkan para guru.
Mereka semua melihat ke arahku.
Jika aku lari begitu saja, aku tak tahu apa yang akan mereka pikirkan tentangku.

91
Ah tidak, aku sih tidak mempermasalahkan bagaimana kesan mereka terhadapku, namun
sepertinya aku sudah melewatkan saat-saat yang tepat untuk melarikan diri.
Tiba-tiba, ada seseorang yang muncul dari kerumunan penonton, lantas dia berlari dengan
cepat ke arahku.
Dia adalah seorang pria yang memakai aseksoris rambut tidak senonoh, yang terlihat begitu
cocok dengan penampilannya.
…..Sepertinya itulah model wigs di dunia ini.
"Aku sudah mendengar insiden ini dari Jinas. Maafkan aku karena memintamu melakukan
ini, tapi bisakah kau mengulur waktu beberapa saat? Sekarang kami sedang menghimpun
kekuatan untuk melawannya."
Dia mengatakan itu dengan singkat, kemudian meninggalkanku begitu saja.
Siapa ya dia.
Perasaan aku pernah melihatnya di suatu tempat ...
Sebenarnya aku tidak tahu apa yang Jinas sedang rencanakan, dan aku juga tak tahu situasi
macam apa yang sedang terjadi sekarang.
Namun, aku mengerti apa yang dia maksudkan.
Kalau aku mengulur waktu dengan melawan makhluk itu, maka bala bantuan akan segera
datang.
Pada saat-saat seperti ini, dibutuhkan otoritas untuk memanggil bantuan yang lebih kuat, dan
itu membutuhkan proses.
"Humu, kau masih belum siap?"
"Sebentar lagi ya."
Badigadi sedang menunggu sambil melipat semua lengannya.
Kemudian, aku meminta Fitts-senpai untuk mengambil Aqua Hartia.
Sepertinya dia bersedia mengikuti permintaanku, dan memintaku menunggu sejenak.
Namun, dia terkesan lambat melakukannya.
Sebenarnya jarak antara asrama dan perpustakaan tidaklah begitu jauh.
Aku pun tidak menaruhnya di tempat yang susah ditemukan.
Seperti biasanya, aku meninggalkannya bersandar pada sisi tempat tidur, dengan bungkus
yang menutupi ujungnya.
Kurasa, siapapun bisa menemukannya dengan cepat.
"Humu, padahal selama ini aku selalu berpikir bahwa ras manusia tidak sabaran dan terburu-
buru, tapi sepertinya kau bukan salah satunya. Orang yang sudah diakui oleh tunanganku
memang jempolan."
"Tunangan ?? Umm, maksudmu Kishirika..sama yang itu."
Setelah menanyakan itu, Badigadi mengangguk dengan mengucapkan, "Humu."
Kaisar Iblis Agung Kishirika Kishirisu.

92
Aku masih ingat gadis kecil itu.
Orang yang memberiku mata iblis peramal yang bisa melihat kejadian 1 detik di masa depan.
Saat itu, kuanggap semuanya hanya candaan, namun dia muncul, memberiku mata iblis, dan
pergi begitu saja, itu sungguh membuatku tercengang.
Namun, aku bertanya-tanya mengapa tunangannya muncul di hadapanku sekarang.
Dia bukanlah ras hewan, jadi dia tidak sedang mencari pasangan.
"Aku hanya bercakap-cakap sebentar dengan Kishirika-sama, namun aku memang diberinya
mata iblis."
"Kishirika selalu memuji-mujimu…. menakjubkan-menakjubkan. Kau tahu, sudah lama sejak
terakhir kali dia memuji-muji ras manusia sepertimu. Bahkan aku merasa sedikit cemburu."
Badigadi mengatakan itu sembari menyeringai lebar dan mengangkat salah satu alisnya.
Cemburu?
Seingatku, Kishirika tak melakukan apapun padaku yang bisa membuat tunangannya cemburu.
Lantas apa yang membuatnya cemburu padaku?

Mungkinkah, dia mempermasalahkan candaanku yang vulgar saat itu? [34]


Ah, tidak… itu tidak serius.
Saat itu dia menolakku karena dia mengaku sudah punya tunangan ...
Ah, sialan, jadi pria ini yang dia maksudkan waktu itu.
"Aku hanya lalat kecil. Hanyalah seekor tikus kecil yang menyedihkan. A-Aku bukanlah
makhluk hebat yang pantas dicemburui oleh Tuan Raja Iblis. Aku yakin Kishirika-sama
hanya melebih-lebihkan saat mengatakan itu."
Sembari menyembunyikan kegelisahanku, aku berusaha memberikan jawaban sesantai
mungkin.
Kemudian dia tertawa.
Dia tertawa dengan cara yang sangat aneh.
"Fuhahahahaha, jangan merendah. Aku pernah mendengar tentang Mana melimpah yang
tersimpan di tubuhmu."
Mana yang sangat besar.
Meskipun kau mengatakan itu.
Barusan saja aku menyadari bahwa jumlah Mana di tubuhku lebih banyak dari manusia lain
pada umumnya.
Namun, jika dilihat dari aspek itu pun, seharusnya itu tidak cukup membuat Raja Iblis iri, ‘kan?
Ah tidak juga, tapi kalau dipikir-pikir, waktu itu, sepertinya Kishirika juga mengatakan
perihal Mana yang melimpah.
Waktu itu dia bilang apa ya?
Aku hanya bisa mengingatnya sebagai lelucon yang tidak penting.

93
"Umm, tampaknya Mana ku memang sedikit lebih banyak daripada penyihir pada
umumnya." "Fuhahahaha! Itu benar, hanya sedikit lebih banyak!" Badigadi tertawa beberapa
saat.
Namun, tiba-tiba dia menghentikan tawanya, lantas dia meletakkan tubuh besarnya di tanah
dengan bunyi “bruk”.
"Kau boleh duduk lho."
Aku menurutinya, kemudian aku duduk bersila di tanah.
Bahkan saat duduk, tubuh Badigadi masihlah sangat besar.
Kupikir, inilah yang disebut tubuh berotot.
Aku juga ingin punya tubuh kekar seperti itu.
"Sepertinya kau tidak paham mengapa Kaisar Iblis Agung Kishirika Kishirisu memujimu."
"..terus terang… aku tidak begitu paham."
"Ada seorang pria di luar sana yang memiliki Mana menakjubkan. Bahkan lebih menakjubkan
daripada Laplace. Kau lah yang pertama kali dipuji seperti itu oleh tunanganku."
Laplace. Sang Dewa Iblis itu kan.
Meskipun kau bilang aku memiliki Mana yang lebih menakjubkan daripada Dewa Iblis,
namun itu tak membuatku merasa diuntungkan.
Memang benar bahwa aku hampir tak pernah kehabisan Mana, tapi sayangnya kemampuan
itu tak dibarengi dengan fisik yang mumpuni.
"Jumlah Mana Dewa Iblis Laplace adalah yang no 1 sepanjang sejarah. Dengan kata lain,
jumlah Mana-mu telah membuatnya harus puas merosot ke posisi 2, dan artinya kau memiliki
sesuatu yang bisa dibanggakan di dunia ini."
"Aku yakin kau hanya bercanda."
Seraya merendah, jantungku pun berdebar lebih kencang.
Bagaimanapun juga, yang mengatakan itu adalah Raja Iblis.
Dia adalah saksi sejarah yang sudah melihat banyak peristiwa.
Ini seperti seorang pemain profesional yang mengatakan: "Kau benar-benar memiliki bakat."
"Kalau aku sih gak tahu apa bagusnya keistimewaanmu itu. Yang kutahu adalah, Kishirika
tak pernah memuji orang yang salah. Meskipun, mungkin aku juga salah dengar."
Sementara mengatakan itu, Badigadi menampakkan ekspresi pahit di wajahnya.
Aku penasaran, apakah ingatannya memang seburuk itu.
Tidak, jika Kaisar Iblis memang berkata demikian, maka kemungkinan itu benar.
"Tentu saja, aku juga pernah berlatih untuk meningkatkan Mana-ku, tetapi kurasa aku terlalu
jauh untuk menjadi yang no 1. Jika seseorang sanggup menjalani latihan yang sama
denganku, maka aku yakin siapapun bisa menjadi no 1."
"Humu, namun tak semua orang cocok dengan metode latihanmu."

94
Ya, tiap orang punya caranya masing-masing.
Aku pun penasaran, apakah ada orang selain diriku yang direinkarnasi ke dunia lain.
Atau, apakah aku menerima sejenis cheat dari Dewa Manusia [Hitogami], namun aku tidak
menyadarinya.
Aku akan mencoba bertanya.
"Tuan Raja Iblis, ada suatu hal yang ingin kutanyakan padamu."
"Apa itu, jangan ragu-ragu untuk menanyakan sesuatu."
"Aku akan membicarakan tentang seseorang, namun orang ini bukanlah kenalanku ataupun
temanku, jadi dia sama sekali tidak terkait denganku… namum, kuminta kau jangan
menyerangku saat aku bercerita nanti."
"Bukankah kau tadi sudah memintaku untuk menunggu? Raja iblis tidak pernah melanggar
janji."

Indian tidak berbohong. [35]


Kuharap dia berkata jujur.
Jangan menyerangku. Kumohon jangan menyerangku.
"Apakah kau pernah mendengar nama Hitogami?"
".... Kau, di mana kau mendengar nama itu?"
"Dia sering muncul di dalam mimpiku."
Badigadi melepas dekapan sepasang lengannya yang paling atas, kemudian dia mengelus-
elus dagu.
Aku penasaran, apakah dia tahu sesuatu.
"Humu, aku paham .. jadi, kau melihatnya dalam mimpi ya."
"Apakah kau tahu sesuatu?"
Setelah kutanyakan itu, Badigadi terhanyut dalam pemikirannya selama beberapa saat.
Tapi, dia mengangguk sambil berkata "Humu.", kemudian menggeleng.
"Aku paham sekarang. Ternyata aku sama sekali tidak mengingatnya!! Perasaan aku pernah
mendengar nama itu sebelumnya, tapi ternyata aku sama sekali tidak ingat! Setidaknya, aku
yakin bahwa aku sudah tidak lagi mendengar nama itu selama beberapa ratus tahun terakhir!"
"Aku paham, terima kasih banyak."
Beberapa ratus tahun terakhir katanya… betapa kabur ingatannya.
"Humu, kalau aku ingat, aku akan segera memberitahu dirimu! Fuhahahaha!"
"Terimakasih bantuannya."
"Betapa dingin dirimu, setidaknya ikutlah tertawa bersamaku. Fuhahahahaaha!"
Badigadi adalah orang begitu menikmati tawanya.
Sebenarnya, sejak tadi dia tidak mengatakan hal yang begitu menarik, namun dia tak bisa
berhenti tertawa.

95
Tiba-tiba, aku teringat waktu ketika aku bertemu Ruijerd.
Saat itu, kami memperdalam pertemanan kami melalui tawa.
Tertawa bisa dianggap sebagai bahasa universal di dunia ini.
Dia pun selalu berbicara dibarengi tawa.
Tampaknya, tidaklah sopan jika aku tidak membalas tawa itu.
Baiklah, aku akan tertawa juga.
"Fu..hahahahahaha!"
"Itu bagus, itu bagus, Kishirika juga telah berkata begitu. Tak peduli dalam keadaan apapun,
kau hanya perlu tawa untuk menyelesaikan masalah! Aku ingat, terakhir kali Kishirika mati,
dia juga tertawa dengan suara keras, fuhahahaahah!"
Badigadi mengatakan itu sambil tertawa.
Penampilannya memang menakutkan, tetapi tampaknya dia bukanlah orang
jahat. "Hn?"
Ketika aku dan Badigadi saling berbalas tawa, para penonton di belakangku mulai berisik.
Setelah aku berbalik untuk memeriksa apakah yang sedang terjadi, lalu kulihat ada sedikit
keributan di sana.
Aku berkosentrasi untuk mendengarkan apa yang mereka ributkan.
"Lepaskan! Jika aku tidak mengantarkan tongkat ini, maka….!"
"Hentikan! Kalau kau berikan tongkat itu padanya, duelnya justru akan dimulai!"
"Lantas, apa yang terjadi kalau tiba-tiba duel itu dimulai sebelum dia mendapatkan
tongkatnya? Kau ingin dia mati atau apa!?"
"Bu…. Bukan begitu."
"Lepaskan!"
"Ah ... Zanoba-kun!"
"Zanoba Shirone! Hei, lepaskan aku, lepaskan akuuu ... owwowowowo!"
Fitts-senpai datang dengan terbang di atas para penonton.
Kemudian, dengan kecepatan yang menakjubkan, dia berlari kemari.
Aku baru tahu Fitts-senpai bisa lari secepat itu.
Mungkin, dia tiga kali lebih cepat dariku.

Tapi, tubuhnya tidak merah, dan dia tidak punya tanduk? [36]
"Ha..ha..Maaf, Rude ... Rudeus-kun. Para guru menghalangiku." Sambil
membawa tongkatku, Fitts-senpai bernapas compang-camping.
"Se..senpai, aku tak pernah menyangka, ternyata kau bisa lari secepat
itu." "Eh ?? Ah, ini karena aku memakai sepatu sihir yang berisi Mana .."

96
Setelah mendengar itu, aku melihat sepatu boots yang selalu dipakai oleh senpai.
Jadi begitu ya, ternyata itu bukanlah sepatu biasa, itu merupakan sepatu yang berisi Mana.
Bisa jadi, mantel yang dia pakai juga berisi Mana.
Bagaimanapun juga, orang ini tak pernah melepas mantelnya, meskipun udara sedang
panas. "Mungkinkah, kacamata hitam itu juga benda sihir?"
"Ha….ha ... ini juga…. Ya….. tidak ... ini… rahasia… jadi .."
Fitts-senpai tertawa, sembari sedikit bekata: “Eh ~”
Aku penasaran, mengapa ketika Fitts-senpai tertawa begitu imut.
Hatiku pun berdebar-debar ketika dia tersenyum.
"Fu ... Ya, Rudeus-kun, berjuanglah sebaik mungkin .. tapi jangan berlebihan. Jika kau rasa
tidak memungkinkan untuk menang, jangan pernah ragu untuk memohon maaf atau lari,
bagaimana pun juga dia adalah monster yang tidak seharusnya dilawan seorang siswa yang
masih belajar sihir. Jangan pernah menukar nyawamu dengan kebanggaan, mengerti?"
Aku menerima Raja Naga Air Yang Sombong dari Fitts-senpai.
Sudah cukup lama sejak terakhir kali aku bertarung dengan serius menggunakan
ini. Ayo kita sama-sama berjuang, partnerku Aqua Hartia!! Mari kita tunjukkan
kekuatan otaku dari dunia lain!!
Setelah kita kembali, kita akan menikah sambil makan salad nanas.
[37]
Aku melepas kain pembungkus Aqua Hartia.
Aku tahu bahwa Fitts-senpai menahan napas saat aku melakukannya.
Tiba-tiba, aku memikirkan beberapa guyonan.
" ..Fitts-senpai, lihatlah batu sihir di ujung tongkat ini, bagaimana menurutmu?"
"Me…mengagumkan, dan besar??"
"!"
Entah kenapa aku merasa cukup terkejut ketika Fitts-senpai mengatakan ‘besar’.
Aku penasaran, mengapa begitu.
Ah, berhenti bermain-main.
Badigadi berdiri, kemudian memutar-mutar lengannya.
Aku penasaran, apakah aku sudah berhasil mengulur waktu.
Apakah tidak mungkin menahan dia dengan bercakap-cakap sampai bala bantuan militer
datang?
Dengan enggan, Fitts-senpai mundur.
Sebenarnya gak papa sih kalau kau mau menemaniku di sini dan membantuku melawan
monster itu.
"Apakah kau siap?"

97
"Kalau boleh, aku lebih memilih terus ngobrol denganmu sembari terbahak-bahak."
"Fuhahahahaha! Kita bisa melakukannya lagi nanti!"
Apakah itu berarti kau tak berniat menghabisi nyawaku?
Ah tidak… tidak ada yang pasti pada orang semacam ini.
Mungkin dia tidak akan sungkan-sungkan menghajarku karena dia menganggap bahwa
Mana-ku berlimpah, dan bisa saja aku mati saat itu sedang asyik menghajarku.
Sepertinya, lebih baik aku memperpanjang topik bahasan.
Jika memungkinkan, aku lebih memilih cara-cara yang tidak mengancam keselamatanku.
Badigadi berdiri lemas, dengan tangan memegang pinggul.
Tampaknya dia tidak berniat untuk memulai serangan terlebih dahulu.
Aku penasaran, apakah dia menunggu semacam isyarat.
Kemudian, kuaktifkan mata iblisku.
"..Hah?"
Aku tidak bisa melihat apa-apa di masa depan.
Di tempat Badigadi berdiri… tak ada seorang pun di sana.
"Kenapa wajahmu terlihat begitu terkejut ...? Oh, aku tahu. Kau segera mengaktifkan mata iblis
pemberian Kishirika, kan? Namun, sayang sekali trik macam itu tidak akan berfungsi padaku."
Dengan entengnya, Badigadi mengatakan itu, sambil mendengus dengan suara “Hmphm”.
Yang benar saja.
Mata iblis tak berfungsi ya.
Sudah kuduga, raja iblis bukanlah lawan sembarangan.
Namun, kalau begitu aku berada dalam masalah besar.
Semakin tinggi peluang aku mengalami luka fatal.
Bahkan, kemampuan fisikku tidaklah sebaik itu.
"Tuan Raja Iblis….."
"Panggil saja Badi. Aku memintamu untuk tertawa, dan karena kau sudah tertawa dengan
ikhlas, maka kau boleh memanggilku dengan nama akrab."
"Badi-sama. Aku ingin memberikan satu saran."
"Apa itu?"
"Jika semisal aku nanti kalah, setidaknya biarkan aku tetap hidup."
Setelah mengatakan itu, Badigadi lagi-lagi ngakak.
"Fuhahahahaha! Memohon belas kasihan bahkan sebelum mulai bertarung!!? Sungguh orang
yang menarik!"
"Nyawa adalah sesuatu yang sungguh berharga."

98
"Humu, itu benar. Bagaimanapun juga, ras manusia lebih cepat mati! Banyak orang yang
berpikiran demikian!"
Badigadi terus tertawa.
"Kau punya Mana yang begitu berlimpah, namun sayangnya kau sama sekali tidak percaya
diri dengan kemampuanmu itu!"
"Itu karena… sekitar 2 tahun yang lalu, seseorang bergelar Dewa Naga hampir mencabut
nyawaku."
Setelah mengatakan itu, tawa Badigadi langsung berhenti.
"Dewa Naga? Maksudmu, Dewa Naga Orsted??! Kau pernah bertarung dengannya, dan
kamu selamat??"
"Aku dibuatnya sekarat. Secara mengejutkan, dia meninggalkanku dalam keadaan hidup,
kalau tidak, mungkin kau sekarang sudah berhadapan dengan hantu."
Wajah Badigadi berubah serius.
Gawat.
Aku cukup lega ketika dia tidak bereaksi berlebihan setelah mendengar nama Hitogami.
Bagaimanapun juga, itulah yang membuat Orsted menyerangku saat itu.
Namun, ketika mendengar nama Orsted, sepertinya dia teringat akan suatu hal yang tidak
menyenangkan.
"Tunggu dulu… apakah seranganmu berhasil mengenai Dewa Naga itu selama pertarungan
berlangsung?"
"Eh? Ya, meskipun hanya serangan tak berarti yang mengelupaskan beberapa lembar kulit
tangan saja sih."
"...."
Badigadi benar-benar menutup mulutnya rapat-rapat.
Suatu wajah yang menyeramkan.
A-a-ayo tertawa saja lah.
"Kalau begitu… aku juga punya saran untukmu."
"A ... apa itu?"
Aku menunjukkan wajah serius saat bertanya pada Badigadi.
"Satu serangan saja."
"...?"
"Tembakkan jurus terhebatmu padaku dengan sekali serangan saja. Kau boleh menggunakan
jurus yang pernah melukai Dewa Naga itu. Aku akan menerimanya, dan jika kau berhasil
melukai semangat bertarungku, maka kau menang. Tapi, jika aku tidak mengalami luka
apapun, maka akulah yang menang… bagaimana?"
Ya.
Inilah saran yang kutunggu-tunggu. Inilah suatu kesepakatan yang membuatmu tidak perlu
bertarung sampai babak belur.
99
Mantap.
Ini jauh lebih menguntungkan bagiku.
Lagipula, aku bisa mengakhiri pertarungan ini tanpa menerima satu pukulan pun darinya.
Aku penasaran, apakah ini tak masalah baginya. Bagaimanapun juga, kesepakatan ini berat
sebelah.
"Tapi, bukankah itu berarti aku terlalu diuntungkan oleh kesepakatan tersebut?"
"Diuntungkan? Diuntungkan katamu? Humu, benar juga! Kalau begitu, kita tambah
kesepakatannya! Jika seranganmu itu hampir tidak menimbulkan efek apapun padaku, maka
aku akan balas menyerangmu dengan sekali serangan juga."
Sepertinya aku sedang menggali kuburanku sendiri.
Bagaimana jika sekali serangan darinya berhasil menembus jantungku?
Cukup sampai di sini, aku tidak ingin menggali kuburanku lebih dalam.
Aku tak ingin lagi ada lubang menganga di dadaku.
"Aku mengerti. Kalau begitu, aku menyetujuinya."
"Humu."
Sembari mengatakan itu, aku menyiapkan tongkatku.
Kuhantarkan Mana sebanyak mungkin ke tongkatku.
Yang akan kulepaskan adalah sihir yang sudah berkali-kali kugunakan, yaitu Peluru Batu.
Namun, aku akan membuatnya lebih keras daripada yang pernah kulepaskan terhadap Orsted.
Waktu itu, aku tidak menggunakan tongkat, hanya melakukannya dengan satu tangan, dan
menciptakannya dalam sekejap.
Kali ini, ada tongkat sihir yang bisa menjadi amplifier Mana-ku.
Kekuatannya harus beberapa kali lebih besar.
Pembentukan.
Menyusun ulang Mana, jadikan lebih keras, dan semakin keras!!
Ini adalah dasar sihir yang sama saat menciptakan patung.
Hanya saja, tanpa mempertimbangkan kelenturannya, dan hanya terfokus untuk membuatnya
sekeras mungkin.
Tajamkan ujungnya setajam-tajamnya!!
Buat ujungnya setajam bor.
Kemudian berikan rotasi padanya.
Rotasi dengan kecepatan setinggi mungkin.
Putar terus.
Bahkan aku tidak tahu persis berapa kali putaran per detik.
Sekarang, tinggal kecepatan tembak.

100
Mana juga perlu diberikan.
Lajukan dengan kecepatan setinggi mungkin.
Ini pertama kalinya aku berkosentrasi setinggi ini dalam pembuatan peluru batu.
Butuh beberapa waktu untuk mengalirkan Mana ke dalamnya, aku tak pernah mengira akan
menggunakan ini dalam pertarungan yang sebenarnya.
Kalaupun aku menggunakannya pada monster, pasti mereka akan mati dengan sekali tembak.
Namun jika kutembakkan ini pada raja iblis, sepertinya dia masih bisa menahannya.
Setidaknya aku ingin menggores beberapa luka pada tubuhnya yang tampak begitu keras.
Aku tak ingin dia menyerangku.
"Aku siap…."
"Humu! Ayo!"
Tembak!
Aku mendengar suara desingan.
Tidak ada gaya pantul.
Sepertinya dalam sihir tidak berlaku hukum aksi-reaksi, dan aku tak tahu mengapa bisa begitu.
Namun, efek suara masih terdengar.
Terdengar ledakan keras saat peluru batu menabrak tubuh Badigadi, bagian atas tubuhnya
hancur menjadi potongan-potongan yang sangat kecil, dan berhamburan ke segala arah, enam
lengannya terlepas dan tersebar, bahkan bagian tubuh bawah yang tersisa melesat mundur
beberapa puluh meter, kemudian terjatuh.
Bagian 2
".... Eh?"
Dia tidak bergerak satu inci pun.
Dengan takut dan ragu, aku perlahan-lahan berjalan menuju di mana bagian bawah tubuhnya
terpental.
Kemudian aku menyaksikan bagian bawah tubuhnya yang terkapar, bersama organ dalam
yang tercecer ke segala arah.
Namun tidak ada darah yang mengalir keluar.
Aku penasaran, apakah itu karena dia seorang Raja Iblis.
Aku pikir dia adalah seorang pria yang bisa tertawa terbahak-bahak tanpa meneteskan setitik
air mata pun.
Mungkin dia adalah pria yang tidak mempunyai air mata maupun darah.
".... Eh?"
Tidak, tidak mungkin.
Eh?

101
Bohong, kan???
Dia mati?
Aku tidak begitu paham apa yang telah terjadi.
Kulihat orang-orang yang menonton di belakangku, dan mereka diam seribu bahasa.
Semuanya melihat ke arahku dengan terpana.
Suatu tatapan yang menyakitkan.
Tak seorang pun bergerak, bahkan tak ada yang gemetaran.
Aku hanya bisa menelan ludah.
Suara tegukan yang keras terdengar dari tenggorokanku.
A ... aku membunuhnya ???
Tidak, maksudku, ini tidak mungkin terjadi, kan??
Maksudku, tidak, mengapa bisa begini??
Dia terlihat penuh percaya diri bisa menahannya.
Eh?
Maksudku, dia adalah raja iblis yang abadi kan??
Eh?
Dengan penuh percaya diri, dia mempersilahkanku untuk menembaknya dengan jurus
terkuat. Eh, eh?
Dengan perlahan-lahan dan ketakutan, aku berbalik sekali
lagi. Sekali lagi akan kulihat pembunuhan yang barusan
kulakukan. "Fuhahahaha! Kebangkitanku yang agung!"
Aku sangat terkejut mendengar tawa itu, sampai-sampai aku hendak melepaskan peluru batu
yang kedua.
Namun di sana, Badigadi yang tubuhnya tinggal setengah, bangkit dari tanah.
Dengan hanya tersisa setengah tubuh, kini tingginya hampir sama dengaku, namun suara
tawa masih terdengar dari sisa-sisa kepalanya.
Oleh karena itu, aku merasa aneh.
Lupakan soal ukuran tubuhnya.
"Ah, ternyata kau selamat."
Aku merasa lega.
Aku sempat berpikir bahwa aku barusan melakukan pembunuhan.
Syukurlah, bagaimanapun juga lawanku bukanlah manusia.

102
"Fuhahahahaha, aku pikir aku akan mati! Tapi, humu, aku paham sekarang, aku sangat
paham sekarang. Rupanya aku membuat pilihan yang benar dengan tidak melawanmu! Kalau
kita bertarung dengan serius, maka tempat ini akan menjadi gurun yang gersang!"
Badigadi tertawa dengan: Fuhahahaha.
Dari segala penjuru, enam lengannya merangkak naik dan bergabung sekali lagi dengan
tubuh Badigadi.
Potongan-potongan daging lainnya juga melakukan hal serupa, sehingga tinggi tubuhnya
semakin naik.
Tapi, ia tidak kembali ke ukuran sebelumnya.
"Oh, jadi ada bagian tubuh yang terpental cukup jauh ya!? Tampaknya butuh waktu lebih
lama untuk kembali normal!"
Entah kenapa, tapi tampaknya Badigadi cukup bersemangat.
"Ini kemenanganmu, Rudeus! Kau boleh menyebut dirimu sendiri pahlawan!"
"Tidak, aku lebih suka kau tidak melakukan itu."
"Kalau begitu, setidaknya serukan kemenanganmu! Fuhahahaha!"
Sembari mengatakan itu, Badigadi meraih tangan kananku.
Dia meraih tanganku yang memegang tongkat, kemudian mengangkatnya ke atas.
Ini mirip seperti seorang petinju yang baru saja memenangkan pertandingan.
Aku penasaran, apakah ini artinya dia sudah mengaku kalah.
Aku tidak benar-benar mengerti.
"Ka ??"
Namun, jika dia sudah mengakui kemenanganku, maka seharusnya pertandingan ini telah
berakhir.
"Aku menang .... nnn!"
Para penonton masih terjebak di dalam keheningan.
Aku tidak benar-benar mengerti, tapi mereka masih terdiam seribu bahasa.
Tak lama setelah menyatakan kekalahannya, Badigadi mengangguk dengan mantab.
"Banyak hal yang meleset dari dugaanku sebelumnya. Yahh, kalau begitu, sekarang giliranku
menyerangmu."
Apa yang barusan dia katakan!!?
"Eh !!?"
Bukankah itu melanggar kesepakatan!!?
Ketika aku masih terkejut, tinjunya sudah mendarat di wajahku.
Dengan hanya sekali pukulan.
Namun karena lengannya ada 3 pasang, maka sekali pukulan sama dengan 3 kali hantaman.

103
Itu adalah pukulan yang sama sekali tak sanggup kutahan dengan tangan kosong.
Aku pun pingsan seketika.
Dasar Raja Iblis pembohong ...
Bagian 3
Setelah itu, tampaknya Badigadi dibawa ke suatu tempat oleh pria paruh baya yang
mengenakan aksesori rambut aneh tadi, dia juga ditemani oleh pria tampan paruh baya
lainnya yang mengenakan armor, dan ada juga seorang pak tua berjubah.
Sepertinya mereka adalah orang-orang penting, dan mereka telah membicarakan sesuatu
bersama sang raja iblis.
Aku siuman setelah Fitts-senpai menggunakan sihir penyembuhannya.
Setelah itu, aku dibawa ke ruang Jinas, dan beliau menyambutku dengan hangat.
Setelah menerima beberapa teh dan kue, aku menarik napas dalam-dalam.
Jinas tidak banyak membahas tentang insiden raja iblis barusan.
Tampaknya, dia juga tidak memahami apa yang mendasari peristiwa itu.
Tiba-tiba datanglah sesosok raja iblis yang menghajar seluruh ras hewan di halaman
perpustakaan sekolah.
Kemudian, dia menantangku berduel, setelah menyatakan bahwa akulah pemenangnya, dia
malah membuatku pingsan.
Kalau hanya itu infonya, maka siapapun tidak akan tahu detail dibalik penyerangan ini.
Dan juga, sepertinya tidak ada korban jiwa di antara ras hewan yang dibantai oleh raja iblis.
Sejak awal, Badigadi adalah bagian dari Fraksi Moderat, itu artinya dia bukanlah monster
jahat yang kerjanya membunuh orang.
Satu-satunya yang masih menjadi misteri adalah tujuan raja iblis melakukan invasi ini, maka
beberapa orang penting dari sekolahan ini pun mulai melakukan investigasi mendalam.
Tampaknya, pria paruh baya yang memakai aseksoris di kepalanya itu adalah sang kepala
sekolah.
Siapa sih namanya? Ah aku baru ingat, namanya adalah Georg Sang Penyihir Angin Kelas
Raja.
Aku sudah pernah melihatnya ketika menghadiri upacara masuk.
Sedangkan pria berarmor itu adalah pemimpin kelompok ksatria Tiga Serangkai Sihir yang
bertugas melindungi kota ini.
Dan si pak tua berjubah tadi adalah pemimpin Guild Sihir.
Mereka bertiga sedang berkumpul bersama untuk membicarakan berbagai hal dengan raja iblis.
"Namun, Rudeus-san memang hebat. Aku tak pernah mengira bahwa kau bisa menghabisi Raja
Iblis legendaris dengan hanya sekali serang! Bahkan Raja Iblis pun mengakui kekalahannya??!
Kepala sekolah mengatakan bahwa, meskipun kau adalah sang "Quagmire", orang-orang hanya
mengenalmu sebagai petualang yang wara-wiri kesana-kemari, namun hari ini mereka semua
tahu bahwa kau bisa mengalahkan raja iblis. Kami pun tak pernah membayangkan akan seperti

104
ini jadinya! Di usia setua ini, aku tak mengira bisa begitu bersemangat ketika melihat duel
yang begitu seru!"
Jinas tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, dan dia terus mengungkapkan
kekagumannya.
Tampaknya, mereka tak tahu apa yang dikatakan raja iblis padaku sebelum duel berlangsung.
Badigadi sengaja membuat kesepakatan denganku, sehingga sebenarnya ini bukanlah murni
kemenanganku.
Beberapa saat setelah menerima penghormatan dari Jinas, dia pun melepaskanku.
Untuk sementara waktu, aku diminta tetap berada di asrama sampai keadaan kembali kondusif.
Bagian 4
Setelah aku meninggalkan ruang staf, Zanoba berlari ke arahku.
"Oh ~, Shisho, aku sudah menonton semuanya. Sudah kuduga kau pasti menang, ah… tidak
juga… maksudku, itu adalah hal yang biasa bagi Shishou."
Zanoba juga memberikan pujian yang tinggi padaku, namun aku hanya membalasnya dengan
gelengan kepala.
"Dia hanya memberiku kesempatan menyerang, dan aku memanfaatkan itu sebaik-baiknya."
Tentu saja serangan itu efektif, tapi masalahnya adalah, lawan tidak menghindar atau bertahan.
Lagipula, dia punya kemampuan beregenerasi, sehingga tak peduli seberapa kuat seranganku,
dia hanya menanggapinya dengan enteng.
Jika kami bertarung dengan serius, aku tak yakin bahwa saat ini aku masih bisa bernafas.
"Kau terlalu merendah. Bukankah mendaratkan serangan pada raja iblis sudah merupkan hal
yang begitu istimewa?"
Zanoba mengatakan itu sambil tertawa.
Julie menatapku dengan mata sangat ketakutan.
Bagaimanapun juga, dia melihat jasad seseorang yang berhamburan ke segala arah.
Aku telah menunjukkan hal yang mengerikan padanya.
Bagian 5
Dalam perjalanan kembali ke asrama, aku tak sengaja berpapasan dengan Elinalise dan Cliff
yang sedang dimabuk asmara.
"Oh ya ampun, Rudeus, ada apa dengan semua keributan ini?"
"Umm, apa yang sedang kalian lakukan di sini?"
"Persis seperti yang kau pikirkan."
Elinalise tertawa dengan "hohoho", dan wajah Cliff mulai memerah sembari mengatakan
dengan emosi, "Jangan mengatakan apapun yang tidak perlu!"
Tampaknya keduanya sedang memainkan permainan orang dewasa ketika insiden Raja Iblis
berlangsung.
Mereka sungguh sedang menikmati surga dunia.
105
"Baru saja, Badigadi-sama menantangku untuk duel, dan entah bagaimana akhirnya aku
berhasil menang."
"Eh!! Orang itu sudah datang ke sini!?"
....Sudah?
Apa sih yang kau maksudkan dengan ‘sudah’?
"Apakah sebelumnya kau sudah tahu bahwa dia akan datang ke sini?"
"Ya, tapi harusnya dia masih tertahan oleh para Ogre, tampaknya ia ingin tinggal di sana
untuk sementara waktu, jadi aku duluan pergi ke sini. Lihatlah, ada jeda waktu yang cukup
lama antara kedatanganku dan kedatangannya, kan? Itulah sebabnya, kupikir dia akan mulai
bergerak setelah menetap di sana selama 10 tahun, mungkin? Pada kenyataannya, jeda
waktunya hanyalah 2 tahun .."
Jika kau sudah terbiasa hidup ratusan, bahkan ribuan tahun, maka kepekaanmu akan waktu
jadi sedikit menyimpang. Jika dibandingkan dengan manusia biasa, sangatlah berbeda ketika
raja iblis mendefinisikan kata “sebentar”.
Dalam kehidupanku sebelumnya, meskipun umurku sudah 30 tahun lebih, waktu masihlah
terasa berlalu begitu cepat.
Mungkin seperti itu bedanya, namun jangka waktunya jauh lebih panjang.
"Tapi, dia adalah orang yang baik, kan?"
"Dia tidak tampak seperti orang jahat, sih."
Di antara para bangsawan yang kutemui, dia lah yang terbaik.
Karena dia selalu tertawa terbahak-bahak.
Dia memang melanggar janjinya, tapi kau harus memaklumi perbedaan sekali serangan,
dengan sekali pukulan. Yahh, meskipun sekali pukulan berarti 3 kali tinju sih.
"Hei, apa yang sedang kalian bicarakan?"
"Ara ara ara ara, Cliff… kau mulai cemburu ya? Ini bukan lagi masalah kok, karena sekarang
pria yang ada di hatiku hanya dirimu seorang." [38]
"Tidak, bukan itu, ah, jangan menempel terlalu dekat, Rudeus sedang melihat kita, kan?"
"Aku malah bangga menunjukkan kedekatan kita pada Rudeus ♥."
Karena mereka sudah mulai saling goda lagi, maka aku pun tahu diri dengan meninggalkan
tempat itu.
Dari belakang, aku mendengar suara teriakan yang keras, "Tidak mungkin raja iblis datang ke
tempat seperti ini, kan?"
Tadinya di perpustakaan aku juga berpikir begitu.
Bagian 6
Fitts-senpai sedang menunggu di pintu masuk asrama.
Setelah melihat wajahku, dia menunjukkan ekspresi yang susah dideskripsikan.
Aku penasaran, apakah dia senang melihatku kembali.

106
Pipinya memerah dan dia memegang tangannya sendiri dengan erat.
Seakan-akan dia melihat sesuatu yang luar biasa, namun dia tahan kegembiraannya.
"Rudeus-kun…. benar-benar…. kuat, ya!"
Kesan yang biasa-biasa saja.
Itulah yang kupikirkan.
"Aku tidak pernah membayangkan kau bisa mengalahkannya dengan sekali serang!"
"Karena memang begitulah kesepakatan yang kami buat dalam menentukan siapa yang
menang atau kalah, dan aku menggunakan sihir terkuat yang bisa kuciptakan."
"Terkuat? ... Hah, bukankah itu sihir yang sama seperti yang kau gunakan ketika
mengalahkanku?"
"Ya, itu memang peluru batu. Namun aku telah 'mengumpulkan' kekuatan yang cukup besar
padanya."
"Meskipun itu hanya sihir tingkat menengah, jika kau sangat menguasainya, maka akan
memberikan efek sehebat itu!?"
Fitts-senpai mengangkat suaranya, sembari mengatakan "Oh ~" dengan kagum. Dia pun
mulai meniruku dengan membuat peluru batu, kemudian menembakkannya bersama rotasi.
Suatu suara desingan terdengar, kemudian pelurunya menghujam tanah nan jauh di sana.
Hanya dengan melihat sekali atau dua kali, Fitts-senpai sudah begitu mahir meniru suatu sihir.
Namun, kekuatannya masih jauh dari punyaku.
"Sebenarnya aku juga tak berniat menguasai sihir bumi."
"Apakah kau biasanya hanya menggunakan sihir bumi? Tidak yang lain?"
"Aku kira begitu, suatu saat aku hanya menggunakan sihir air, dan suatu saat aku hanya
menggunakan sihir bumi."
"Karena kita menggunakan elemen sihir yang sama, maka seharusnya suatu saat nanti aku
bisa sehebat dirimu, kan!!?"
Aku kira begitu.
Ah, tidak juga, satu-satunya yang semakin mahir kulakukan hanyalah membuat patung
dengan menggunakan sihir bumi.
"..Kurasa begitu. Mungkin presisimu pun bisa semakin tinggi."
"Namun, konsumsi Mana juga akan meningkat!"
"Itu benar. Ketika membuat patung, itulah yang membuatku kesulitan."
Fitts-senpai tampak sangat senang.
Kalau dipikir-pikir, aku jarang sekali membicarakan mantra tanpa suara bersama Fitts-senpai.
"Ah, maaf, sepertinya kau kelelahan. Maafkan aku karena telah menahanmu di sini. Hari ini
kau harus beristirahat dengan tenang."
"Ah iya."

107
Setelah mengatakan itu, Fitts-senpai berlari menuju gedung sekolah.
Sebenarnya, aku ingin berbicara sedikit lebih lama, tapi gak papa lah.
Besok juga ketemu lagi.
Aku yakin dia sibuk dengan tugasnya sebagai dewan siswa.
Aku kembali ke kamarku.
Aku menyandarkan tongkatku di dinding.
Tiba-tiba terlibat insiden dengan raja iblis, ini memanglah hari yang berat.
Mental dan fisikku sedang lelah, maka aku pun membaringkan tubuhku di kasur.
Entah kenapa aku merasa begitu lelah ...
Bagian 7
Tak terasa, sebulan sudah berlalu sejak kejadian itu.
Tiga Serangkai Sihir berbicara dengan Badigadi, dan tampaknya mereka memutuskan untuk
memperlakukan dia sebagai tamu negara.
Sebagai ungkapan permohonan maaf atas semua kekacauan yang dibuatnya, Badigadi
memutuskan untuk meminjamkan suatu lengannya [39] ke Guild Sihir untuk meneliti keabadian.
Kemudian, dia ikut mengabdi sebagai penasihat seni bela diri sementara bagi kelompok
ksatria gabungan.
Lalu...
Bagian 8
Homeroom berikutnya.
Kedua senpai bertelinga hewan sudah keluar dari asramanya.
Karena Badigadi telah menghajar semua pria ras hewan yang ngebet pengen nikah, maka
agaknya situasi sudah aman bagi mereka berdua, sehingga saatnya kembali ke kelas.
"Sudah kuduga, bos memang hebat, terimakasih Nya. Nanti akan kutraktir kau Nya."
"Tapi, aku tak pernah mengira kalau raja iblis akan datang, Nano. Kami jadi merasa bersalah,
Nano. Kau telah melakukan yang terbaik untuk melindungi kita. Kalau bos ingin meremas
dada wanita, remas saja punyanya Rinia."
"Terima kasih banyak."
Karena kau sendiri yang menawarkannya, maka aku akan meremas dengan senang hati.
Punya Rinia boleh lah.
"Ginya!"
Lantas dia mencakar wajahku.
Padahal katanya tadi gak apa-apa.
Padahal katanya tadi dia akan mentraktirku.
Itu sungguh kejam.

108
Itu sungguh pelit.
Tapi tak apalah, toh gajahku belum bangun juga sampai sekarang.
"Shisho memang sangat terbuka pada para perempuan, tetapi, bagaimanapun juga, aku
pernah mendengar satu kisah yang meragukan."
"Hei, hentikan Zanoba, kau tidak diizinkan untuk mengatakan lebih banyak dari itu! Lihatlah,
situasinya!"
"..Oh, benar, benar, mohon maaf aku."
Belakangan ini, Cliff lebih suka duduk dekat denganku.
Tampaknya ia mendengar beberapa cerita tentangku dari Elinalise.
Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tetapi tampaknya itu cerita yang bagus.
Mungkin, mereka membicarakan tentang simpati, atau mungkin juga tidak.
Kalau diingat-ingat lagi, sepertinya alasan Eris mencampakkanku adalah karena impotensiku
ini.
Yah, gak papa sih.
Tapi kenapa aku belum juga melupakan Eris, bukankah aku pergi ke sekolahan ini untuk
mencari gantinya??!
Beberapa bulan terakhir ini, mesra-mesraan Cliff dan Elinalise di depan umum berkurang
sedikit demi sedikit.
Meskipun begitu, nampaknya mereka belum putus.
Dua atau tiga hari sekali, Cliff terlihat sangat lelah.
Aku yakin dia habis ngelembur bersama Elinalise.
Kalau tidak diijinkan mesra-mesraan di depan umum, sepertinya mereka pindah ke kamar.
Aku jadi khawatir, apakah itu tidak mengganggu kegiatan belajar mereka ya.
Yah, biarkan mereka urusi masalahnya sendiri.
Aku toh gak ada sangkut pautnya.
Sebenarnya aku agak cemburu sih. Kapan ya aku bisa kembali ngelembur bareng gadis cantik.
" ... Master, aku tidak memiliki cukup Mana untuk membuat bagian yang sulit ini, mohon
buatkan."
Julie terus membuat patung setiap hari dengan begitu tekun.
Belakangan ini, kami juga telah mengajarkan skill pembentukan detail patung padanya.
Karena itu bukanlah skill yang gampang, Zanoba meminta seorang Dwarf yang merupakan
teman sekelasnya untuk ikut membantu.
Mengenai sang Raja Iblis Badigadi, sampai sekarang pun kami tidak diberitahu hasil
diskusinya bersama para petinggi kota ini.
Badigadi pernah bilang bahwa dia jauh-jauh datang ke sini hanya karena iri padaku.
Dengan kata lain, sepertinya aku juga bertanggung jawab atas terjadinya insiden kemaren.

109
Ah tidak, bukan saatnya lagi untuk memikirkan tentang itu, kuharap Jinas telah
menyelesaikan semua urusan untukku.
Bagaimanapun juga, dia adalah pembinaku.
Ketika aku menghadiri kelas Homeroom, dan semua pelajar sudah berada di kursinya
masing-masing, tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang memasuki kelas siswa khusus.
Kami sudah siap duduk manis di kelas, tapi agaknya terlalu pagi bagi sang guru untuk masuk.
Tidak mungkin…. Apakah sang siswa misterius Silent akhirnya menampakkan wujudnya?
Aku sempat berpikiran begitu.
"Fuhahahahaha!"
Tawa keras menggema dalam ruangan.
Dia masuk ke kelas kami.
Dengan begitu sesumbar, tanpa menghiraukan apa yang orang lain pikirkan…...
…. Dia langsung menuju depan kelas, dan melihat kami semua.
"Raja Iblis Abadi Badigadi telah tiba!"
Ini bohong, kan?
Dia mengenakan seragam!? Monster ini resmi menjadi siswa khusus??
---
Ya, dia telah dipromosikan untuk menjadi siswa di Akademi Sihir.
Dia tak berniat belajar atau meneliti apapun, tapi tampaknya, beberapa kali dia melakukan
pengamatan dan menawarkan saran pada sesama siswa.
Tampaknya, inilah hasil diskusi antara raja iblis dan para petinggi kota ...
Yahh… apapun itu… insiden invasi raja iblis legendaris pada Kerajaan Ranoa sudah berakhir.

110
Bab 9
Topeng Putih - Bagian Pertama

Bagian 1
Belakangan ini, aku mulai ketakutan.
Oleh hampir semua siswa yang bersekolah di akademi sihir ini.
Awalnya aku tidak menyadarinya.
Namun aku merasa bahwa aku selalu dihindari.
Misalnya, jika aku berjalan-jalan bersama temanku, kemudian ada seorang berwajah preman
mendekat ke arahku…..
….lantas aku berkata pada temanku, "tenang saja… jalan saja dengan santai, dan jangan
berlari."
Maka, tanpa alasan yang jelas, preman itu langsung berbalik arah, kemudian menghilang di
suatu gang.
Kadang-kadang, ketika aku bertemu dengan seseorang, dia langsung berpaling dariku,
kemudian dia melihat ke luar jendela sembari berkata….
"Ahhh… cuaca di luar sungguh bagus ya…."
Padahal sedang hujan.
Aku pikir, "aku masih beruntung, karena mereka tidak menantangku berkelahi ".
Tapi, sepertinya mereka juga berpikiran sama denganku ... “aku masih beruntung, karena
Rudeus tidak menantangku berkelahi.”
Pertama kali aku menyadarinya, ketika aku selesai mengikuti kelas sihir detoksifikasi.
Belakangan ini, aku memutuskan untuk mengambil kelas sihir Detoksifikasi tingkat menengah, di
mana sebagian besar siswa yang mengikutinya adalah senpai-senpai tahun keempat.
Untuk sementara waktu, abaikan saja masalah ini.
Setelah kelas berakhir, aku berjalan melewati lorong, kemudian aku melihat Goriade.
Goriade.
Ya benar, itu adalah perempuan berotot yang menuduhku mencuri sempak pada insiden
‘sempak jatuh dari langit’.
Karena tubuhnya besar, aku langsung bisa melihatnya.
Tampaknya, kebetulan dia juga menyadari keberadaanku, sehingga tatapan mata kami
bertemu.
Untuk saat ini, aku mencoba memulai percakapan, karena bagaimanapun juga dia adalah
senpai-ku.
Tidaklah sopan jika kau berpapasan dengan senpai-mu tanpa mengucapkan apapun.

111
Sembari memikirkan itu, aku mendekatinya, aku juga berniat untuk meminta maaf lagi atas
insiden sempak terbang tempo hari.
Kemudian, dia terkejut, tubuhnya mulai gemetar, dan dia pun berusaha menghindari kontak
mata denganku.
Dengan tubuh sebesar itu, dia meringkuk ketakutan. "Goriade-
senpai. Tentang insiden celana dalam waktu itu……..."
Setelah aku memulai percakapan, dia menegang dan mulai gemetaran.
Kemudian dengan suara rapuh, dia berkata.
"W-w-w-waktu itu, a-a-a-aku yang salah, j-j-jadi, maafkan aku ... k-k-k-ku mohon
maafkanlah aku??"
Itu adalah sikap yang jelas-jelas berbeda jika dibandingkan dengan pertama kali kami bertemu.
Aku bingung juga.
Seakan-akan, aku sedang memerasnya.
"Ummm? Akulah yang seharusnya minta maaf. Karena aku tidak memahami aturan asrama,
umm, hal semacam itu terjadi .."
Sementara aku coba berkomunikasi dengan senpai, orang-orang mulai berkumpul dan
menonton kami.
Bagian 2
"Hei, lihat. Itu Rudeus."
"Insiden celana dalam itu, tampaknya dia masih mempermasalahkannya ..."
"Goriade-san, malang sekali nasibmu ..."
"Padahal dia sendiri yang melanggar aturan, dasar pria ..."
"Hey, dasar bodoh ... Jangan keras-keras… gimana kalau dia mendengarnya."
Bagian 3
Terdengar suara-suara kritikan dan bela sungkawa dari orang-orang di sekitar.
Air mata mulai muncul di kelopak mata Goriade.
Bahkan aku sendiri juga pengen nangis.
Aneh. Kenapa begini?
Tatapan mata itu melukaiku.
"Nya? Ada apa ini, ada apa ini…. suatu perkelahian?"
"Di siang bolong begini, Nano?"
Saat itu juga, Rinia dan Pursena kebetulan lewat.
Menurut cerita yang kudengar setelahnya, tampaknya mereka bedua satu angkatan dengan
Goriade.
Setelah melihat wajahku dan Goriade yang hampir menangis…...

112
….sepertinya mereka memahami sesuatu, kemudian mereka saling mengangguk.
Lantas, sembari menunjukkan ekspresi puas di wajahnya, mereka pun menyela.
"Boss, jangan lakukan hal-hal semacam itu padanya, Nya. Aku yakin Goriade tidak punya
niatan jahat. Sebagai sesama ras hewan, kuharap kau memaafkannya."
"Ayo cepat pergilah. Ambil pelajaran dari peristiwa ini, dan jangan pernah ganggu Boss lagi,
Nano. Kau masih beruntung, Nano. Kalau No.2 sepertiku tidak kebetulan lewat, mungkin dia
sudah memutilasi tubuhmu, Nano."
"Ah, wa, ya…??!"
Goriade membuat ekspresi wajah lega, seolah-olah dia baru saja diselamatkan, lantas dia pun
menundukkan kepalanya pada mereka berdua untuk berterimakasih, kemudian secepat
mungkin meninggalkan tempat ini.
"Kalian semua juga bubar lah, Nya! Ini bukan tontonan!"
Setelah mendengar kata-kata Rinia, para penonton tersebar pergi bagaikan awan.
Aku juga menarik napas lega.
"Pursena, tadi itu apa, Nya?"
"Apa maksudmu, Nano?"
"Tadi kau bilang bahwa dirimu adalah No.2, Nya. Harusnya itu aku."
"Belakangan ini bawahan boss semakin banyak, si bodoh Rinia tidak lagi pantas berada di
posisi itu, Nano."
"Kamu juga gak pantas, Nya!"
Sebetulnya aku ingin menanyakan tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi di sini, namun
mereka berdua sudah menunjukkan dagelan. [40]
"Dengar, kalian berdua seharusnya tak perlu memperdebatkan itu. Aku sih gak masalah kalau
ada 2 orang sebagai No.2."
"Boss sih gak paham, Nya. Lebih baik kau mengatur organisasimu supaya lebih layak, Nya."
"Itu benar, itu adalah sesuatu yang penting, Nano."
Humu. Tampaknya hierarki merupakan hal penting untuk Race Hewan.
Tapi, sejak awal aku memang tak berniat untuk membentuk suatu organisasi, fraksi, geng,
atau apalah itu.
Jadi aku pun tak peduli siapa yang berada di posisi No.2.
Terlepas dari itu semua…..
Sekarang aku perlu berterimakasih pada mereka berdua karena telah membantuku terlepas
dari situasi yang canggung itu.
Lain waktu akan kuberikan hadiah untuk mereka.
Aku yakin ikan atau semacamnya akan menjadi hadiah yang layak.
"Namun, aku tak menyangka bahwa Goriade yang idiot itu bisa membuat Boss marah. Apa
sih yang telah dia lakukan, Nya?"

113
"Tidak, dia kira aku masih marah karena insiden celana dalam melayang tempo hari..."
"Ah!! Jadi begitu ya! Jadi pencuri sempaknya memang si Boss, Nya!"
"... Fakku, Nano."
Mereka mulai memandang jijik padaku.
Biarkan aku bicara sampai akhir.
Itu hanyalah tuduhan tak berdasar. Itu hanyalah suatu kesalahpahaman.
Haruskah aku menghukum kalian lagi dengan menyekapmu di dalam kamarku?
"Kalau diingat-ingat lagi, Goriade memang pernah ngoceh tentang itu. Kemudian Fitts
membela bocah tahun pertama yang dituduh sebagai pencuri sempak. Padahal sang pencuri
sempak adalah Boss. Betapa menggelikan, Nano."
"Boss membiarkan pergi orang yang pernah mempemalukanmu, kau benar-benar penyabar
ya Boss... Namun, jika kau tidak mendisiplinkannya dengan benar, maka akulah yang akan
melakukannya lain kali, Nya."
Mendisiplinkannya dengan benar ya.
Bukankah kalian sudah tobat jadi preman, dan sekarang berusaha menjadi pelajar budiman?
"Tolong hentikan itu. Itu adalah hal yang tidak perlu, dan jika kalian melakukannya,
bukankah musuhku akan semakin bertambah?"
"Ha, rupanya Boss tidak punya target yang tinggi, Nya. Jika kau mau bekerjasama dengan
kami, maka kita bisa saja mengalahkan Ariel, kemudian menguasai sekolahan ini, Nya."
"Itu benar, karena Bos bisa menang melawan Fitts, maka Bos berpeluang menjadi siswa
terkuat di sekolahan ini, Nano."
Entah kenapa, tapi nampaknya semua orang Ras Hewan terobsesi menjadi pemimpin teratas.
Sepertinya mereka terjangkit penyakit mental: "New Leader Illness".
"Siswa terkuat di sekolahan ini juga bisa berkuasa di asrama, begitu kan maksud kalian?"
Aku tidak tertarik menjadi yang teratas.
Pada dasarnya, prinsipku adalah menghindari semua pertikaian yang tidak perlu.
Menjadi yang teratas dalam suatu hierarki, berarti menambah panjang daftar orang-orang
yang membencimu.
Di dunia ini, jantungmu bisa ditembus oleh sebilah pedang, meskipun kau hanya jalan-jalan
di sepanjang jalanan kota.
Oleh karena itu, jika kau merasa lebih rendah daripada orang-orang di sekitarmu, maka itu
adalah pilihan yang tepat untuk mengurangi kebencian terhadapmu.
"Menguasai sekolahan dan asrama, Nya? Aku kira begitu, Nya? Sebagai permulaan, bagaimana
kalau kita memaksa semua gadis di asrama untuk mencopot sempak mereka masing-masing?"
"Kedengarannya itu ide bagus, Nano. Bos sangat suka sempak, bahkan sepertinya dia suka
menghiasi penampilannya dengan sempak. Jadi, kuyakin itu akan membuatnya bahagia."
"Ini tidak akan ... membuatku bahagia?"

114
Aku memang suka sempak sih, tapi…..
Bu…. Bukannya aku suka menghiasi penampilanku dengan menggunakan sempak.
Mendapatkan sempak dari seorang gadis yang tidak kukenali… apakah kesan misterius itu
yang membuatku bahagia?
Tapi, jika aku mendapatkan sempaknya Goriade yang wajahnya sudah kukenali betul, maka
aku tidak akan sebahagia itu.
Namun, sesekali memang ada gadis imut yang sempaknya juga imut.
Meskipun mereka bukan tipeku ...
Sebagai contoh, mungkin aku akan sedikit senang kalau mendapat sempaknya Rinia atau
Pursena.
Meskipun mereka mirip binatang, namun mereka tetaplah gadis-gadis yang cantik.
Aku yakin selimut mereka pun beraroma lebih mirip seorang gadis daripada seekor binatang.
Ah tidak juga… selama aku belum bisa ngaceng, maka semua itu percuma saja.
Ah benar juga… benar juga…. Aku belum meminta pendapat Fitts-senpai.
Aku yakin Fitts-senpai membenci perilaku buruk seperti itu.
Itulah mengapa lebih baik aku tidak melakukannya.
Ya.
Baiklah.
Aku tidak akan tertipu.
Pergilah, oh Mara.
Sungguh bahaya jika aku mendapatkan sempak siswi yang wajahnya belum kukenali, karena
imajinasiku akan semakin liar.
Kalau saja aku tidak impoten, maka situasinya akan semakin berbahaya.
"Aku tidak tertarik dengan para siswi yang mencopot sempaknya secara massal, kalau kalian
ingin, ya lakukanlah sendiri. Kalau kalian menyebabkan masalah bagi Fitts-senpai, maka aku
bersiap menjadi musuh kalian lagi."
"Ugu..Y… yahh, kalau boss bilang begitu, maka kami akan mematuhinya."
"Benar ..kami akan melakukan apapun perintahmu, Nano."
Dan.
Setelah itu, suatu peristiwa terjadi.
Akhirnya aku menyadari itu.
Entah kenapa, aku masih saja merasa takut.
Bahkan, setelah menyadarinya, aku tidak bertanya, "Mengapa?"
Aku telah mengalahkan Fitts, yang secara teknis adalah pelajar terkuat di sekolahan ini.
Bahkan semua siswa khusus sudah berada di bawah kekuasaanku.

115
Kemudian, aku juga sudah mengalahkan Raja Iblis yang membawa teror ke sekolahan,
dengan sekali serang.
Ya, insiden melawan Raja Iblis itu sangatlah berdampak pada reputasiku di sekolahan ini.
Aku yakin mereka takut karena insiden itu.
Ini cerita yang aku dengar dari Badigadi sih, tapi ..
Tampaknya, untuk memberikan luka pada tubuh raja iblis yang hitam legam itu, kau butuh
teknik yang setara dengan jurus Dewa Pedang kelas raja. Kalau lebih rendah dari itu, maka
seranganmu tidak akan berdampak apapun.
Kelas raja.
Dengan kata lain, hanya setelah mencapai level setara Ruijerd dan Ghyslaine, dia bisa
melawan raja iblis.
Badigadi begitu percaya diri mempersilahkan lawan menyerangnya tanpa sedikit pun
bertahan, tampaknya beberapa lawan yang dia hadapi sebelumnya bahkan tidak mampu
memberikan goresan pada tubuhnya, tapi ...
Jika kita mengesampingkan fakta itu….
Itu berarti peluru batuku sudah melampaui kekuatan kelas raja.
Aku tidak begitu menyadarinya, namun ternyata peluru batuku sudah berkembang begitu jauh.
Meskipun, itu hanya dalam hal kekuatan.
Menurut Badigadi, aku tidak begitu memiliki semangat tempur.
Tampaknya, semangat tempur adalah hal yang sudah biasa digunakan oleh banyak
Swordsmen di seluruh dunia. [41]
Namun, tidak peduli seberapa banyak aku berlatih, tubuhku tak pernah berkembang sekuat
Ruijerd, atau secepat Eris.
Otot-ototku memang tumbuh, tapi hanya itu yang kudapat.
Pada akhirnya, satu-satunya hal yang berkembang pada jurusku hanyalah kekuatannya.
Berkat mata iblis lah aku bisa memenangkan beberapa pertarungan di sini.
Badigadi pernah mengatakan bahwa jumlah Mana-ku setara dengan Laplace, bahkan lebih
besar.
Namun, tubuhku sangatlah normal seperti manusia pada umumnya.
Namun, tak seorang siswa khusus pun bisa memahami itu.
Mereka mungkin berpikir bahwa kekuatan fisikku setara dengan kekuatan tembakan peluru
batuku, namun itu salah besar.
Mereka menganggap aku sudah melebihi raja iblis.
Namun, aku lebih suka tidak ikut campur dalam berbagai jenis masalah.
"Boss harus lebih percaya diri, Nya. Aku yakin kalau kau lebih percaya diri, maka kau bisa
mengatasi ‘itu’, Nya!"
"Itu benar, tapi kalau ‘itu’ sudah sembuh, kuharap kau hanya menyerang Rinia, Nano."

116
Itulah yang dikatakan Rinia dan Pursena.
Percaya diri, ya.
Aku penasaran, apakah memang impotensiku ini berhubungan dengan kurangnya rasa
percaya diri.
Setelah mendengar itu, aku merasa sedikit skeptis.
Dikalahkan oleh Orsted, ditolak oleh Eris, dan jatuh dalam keputusasaan karena tidak mampu
menunjukkan kekuatanku.
Kalau aku kembali mendapatkan kepercayaan diriku, mungkin ubiku bisa kembali tegak.
Tentu saja, mungkin sekarang adalah kesempatan yang ideal untuk mendapatkan kembali
kepercayaan diriku.
Karena para siswa mulai takut padaku.
Aku mencobanya dengan berjalan-jalan bersama Rinia dan Pursena, lantas kerumunan siswa
menyingkir bagaikan laut yang terbelah.
Aku tidak pernah merasa sehebat ini sebelumnya.
Ini sungguh membanggakan.
Inilah saat-saat dimana kau bisa membusungkan dadamu dan berlagak layaknya bos besar.
Hampir seperti Direktur-sensei melakukan putaran rumah sakit. [42]
Atau mungkin Musa juga merasakannya. [43]
Ini benar-benar perasaan yang menyenangkan.
Minggirlah kalian semua, jangan menghalangi jalanku ...
Dan ketika aku merasa begitu superior…..
Tiba-tiba aku teringat akan sesuatu.
Mungkinkah.
Orang-orang yang pernah mem-bullyku pada kehidupan sebelumnya juga merasakan
superioritas seperti ini.
.....
...
Aku mengingat suatu kenangan buruk ...
Kalau begitu, janganlah terlalu sombong.
Aku tidak ingin merubah siapapun menjadi NEET seperti diriku dulu.
Bagian 4
Suatu ketika pada keseharianku yang biasa.
Aku melakukan rutinitasku dengan mengkaji materi di perpustakaan.
Semakin aku mencoba untuk menyelidiki, semakin banyak pula kesamaan antara sihir
pemanggilan dan teleportasi.

117
Memanggil dan mengirim.
Perbedaan antara keduanya hanya terbatas pada bentuk lingkaran sihir dan cahaya yang
dilepaskan.
Semua faktor antara keduanya hampir mirip.
Sepertinya aku perlu mempelajari sihir pemanggilan secara mendalam.
Itulah yang kupikirkan, namun tidak ada seorang pun guru yang ahli dalam sihir pemanggilan.
Tampaknya ada beberapa orang yang menggunakannya di Guild Sihir, tapi hanya terbatas
sampai tingkat menengah atau dasar.
Sihirnya hanya sampai pada tingkat memanggil Tsukkaima [44] atau roh yang tidak memiliki
emosi.
Tidak mungkin aku mempelajari dari ahlinya.
Tampaknya ada orang bisa menggunakan sihir pemanggilan dan pelafalan sampai tingkat lanjut
, tapi pelafalan dan pemanggilan adalah dua hal yang berbeda, sehingga kalau aku bertanya
tentang teleportasi, mungkin dia tidak bisa menjawabnya.
Sepertinya Jinas pernah bilang bahwa ada guru-guru semacam itu di sekolahan ini, tapi
tampaknya itu hanyalah kabar burung.
Yahh, sepertinya usahaku mentok di sini.
Kalau dipikir-pikir lagi, aku belum pernah melihat seorang pun menggunakan sihir
pemanggilan sewaktu aku masih menjadi petualang.
Tak diragukan lagi, penyihir pengguna sihir pemanggil tidaklah begitu banyak di dunia ini.
Atau mungkin, kasusnya seperti sihir penghalang dan penyucian, yaitu dimonopoli oleh
negara-negara tertentu.
Namun, entah kenapa, sepertinya aku merasa pernah kenal dengan seseorang yang paham
tentang sihir pemanggilan.
Siapa ya, kok lupa aku?
Kalau aku menemuinya, pasti aku langsung ingat.
Yahh, sepertinya hanya perasaanku saja, dan sepertinya aku memang belum pernah bertemu
dengannya.
Sepertinya aku telah membaca semua sumber tentang sihir pemanggilan di perpustakaan ini.
Jika aku ingin tahu lebih banyak, maka satu-satunya pilihan adalah belajar sendiri.
Oleh karena itu, aku merasa sedikit mengalami kebuntuan.
Namun, ternyata Fitts-senpai berhasil menemukan sesuatu.
"Rudeus-kun. Aku akhirnya menemukannya. Ada orang yang ahli dalam bidang sihir
pemanggilan di sekolahan ini!"
"Oh!"
"Setelah aku bertanya pada Wakil Kepala Sekolah Jinas dan Kepala Sekolah Georg, aku
akhirnya menemukannya, menurutmu… siapakah orang ini?"

118
Fitts-senpai tampaknya sedang mengerjaiku, karena dia bertanya sembari menyeringai
dengan liciknya.
Ada seseorang di sekolahan ini yang ahli dalam sihir pemanggilan.
Mungkin dia bukanlah guru.
Mungkin ada beberapa siswa di sekolahan ini yang tertarik mempelajari sihir pemanggilan
selain diriku, namun tidak pernah ada sumber-sumber yang menjelaskan sihir pemanggilan di
atas level lanjut atau level Saint.
Aku penasaran, di manakah aku bisa menemui orang ini ...
"... Di Guild Sihir?"
Kalau di Guild Sihir, aku yakin pasti setidaknya ada beberapa orang yang mempelajari sihir
pemanggilan secara khusus, karena di sana adalah pusat berkumpulnya penyihir-penyihir dari
berbagai penjuru dunia.
Peneliti sihir seperti itu mungkin menggunakan sekolah ini sebagai markas mereka untuk
melanjutkan penelitian.
"Hmm, yahh, ada beberapa orang yang dikenal telah mencapai ranking A pada Guild Sihir."
"Oh."
Menurut penyelidikanku, peringkat A pada Guild Sihir adalah Subbagian Kepala Kelas.
Sehingga, ranking S adalah kelas eksekutif.
Tentu saja, Kepala Sekolah Georg adalah ranking S, sedangkan Wakil Kepala Sekolah Jinas
adalah ranking B.
"Bukankah ranking A setara dengan Kepala Subbagian Guild Sihir?"
"Ya. Tapi sayangnya bukan."
Sepertinya aku pernah mendengar bahwa, bahkan ranking B sekalipun akan diberikan
bantuan modal dan informasi untuk melakukan berbagai hal di Akademi Sihir.
"Lantas, siapakah itu?"
"Rudeus, setidaknya kau pernah sekali mendengar nama ini."
Nama yang sudah pernah kudengar, setidaknya sekali ..... siapa ya?
Sepertinya aku tidak memiliki kenalan yang sudah mencapai peringkat A dalam Guild Sihir.
Namun, Fitts-senpai mengatakan bahwa setidaknya aku pernah sekali mendengar nama ini.
"Dia adalah siswa khusus bernama Silent, yang juga teman sekelasmu."
Bagian 5
Siswa khusus. Silent.
Jumlah prestasi yang diraihnya sudah tidak bisa lagi dihitung.
Pertama, dia lah yang mengembangkan menu kantin.
Dia mendirikan suatu rute transportasi untuk mendapatkan bahan-bahan dari Kerajaan Asura.
Itulah kenapa, di sini kau bisa menemukan makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang
tidak terdapat di benua utara.
119
Dan juga, berdasarkan resepnya, mereka bisa membuat hidangan mirip kari.
Setelah menempatkan wortel, kentang, dan bawang dalam panci, mereka menggunakan
campuran sepuluh jenis rempah-rempah untuk memasaknya.
Kemudian, mereka menggunakan roti untuk makan sup yang kental dari wajan.
Dengan kata lain, itu benar-benar mirip kari dari duniaku sebelumnya.
Rasanya sih cukup berbeda dengan kari yang pernah kumakan, namun resepnya benar-benar
identik.
Ide tentang seragam juga berawal dari pemikiran Silent.
Dia juga bekerja di Kerajaan Asura sebagai desainer, dan memiliki butik sendiri. Ada
beberapa model pakaian yang dia ciptakan.
Dengan membuat seragam, dia berhasil mempersatukan perbedaan-perbedaan dari banyak ras
yang bersekolah di Akademi Sihir.
Dengan kata lain, dia berhasil meningkatkan citra seluruh sekolah.
Dan, orang yang menggagas ide tentang papan tulis jugalah Silent.
Papan dicat hitam, kemudian dia juga memperkenalkan kapur untuk menulis pada papan
yang hitam tersebut.
Itu hanyalah ide-ide yang sederhana, tapi metode itu segera menjadi populer, sehingga
semakin meningkatkan proses belajar-mengajar.
Kalau dicari lebih jauh, aku yakin masih banyak kontribusi Silent untuk sekolahan ini.
Tapi tampaknya, Silent telah menyarankan berbagai hal yang sepele namun begitu praktis.
Atas prestasi tersebut, Guild Sihir memberikan ranking A padanya.
Sekarang. Tentang ide-ide yang dia pikirkan.
Itu semua ada ide-ide yang berasal dari duniaku sebelumnya.
Itu adalah hal-hal yang kupahami betul, namun orang-orang asli dari dunia ini tidak akan
ketahui.
Tidak peduli seberapa bebal diriku, aku cukup paham.
Tampaknya aku paham seperti apakah eksistensi yang disebut Silent ini.
Dan sepertinya, aku bisa menebak berasal dari manakah si Silent ini.
Tapi, pada saat itu, entah kenapa aku merasa tidak yakin mengungkapkannya dengan mulutku.
Kenapa ya.
Aku tidak tahu
Mungkin aku sudah melihat diriku sendiri sebagai eksistensi khusus di dunia ini.
Aku pun sempat berpikir bahwa hanya akulah makhluk di dunia ini yang berasal dari dunia
lain.
Satu-satunya eksistensi yang masih memiliki sisa-sisa memori dari dunia sebelumnya.

120
Namun, setelah beberapa kali berpikir, aku pun sadar bahwa tidak mungkin akulah satu-
satunya makhluk yang mengalami hal ini.
Terus terang saja, aku agak takut pada orang yang bernama Silent ini.
Kalau memungkinkan, aku lebih memilih untuk tidak berurusan dengannya.
Lagipula, aku tidak nyaman berada di dekat orang yang jauh lebih hebat daripada diriku.
Aku takut dia akan mengatakan, "Apakah selama ini kau hanya bermain-main di dunia penuh
berkah ini?" atau semacamnya, seakan-akan aku ingin melarikan diri darinya.
Namun, karena aku mendengar namanya dari Fitts-senpai, maka aku pun memberanikan diri
untuk bertemu dengannya.
Mungkin selama ini aku terlalu menganggap diriku sendiri sebagai orang yang spesial.
Betul.
Ya, itulah masalahku.
Aku menjadikan Miko sebagai muridku, dan dia pun memanggilku Shishou,
Mengalahkan duo ratu preman paling berkuasa di sekolah, kemudian mereka pun
memanggilku dengan sebutan boss.
Menerima dukungan penuh dari siswa paling jenius di sekolahan ini,
Mengalahkan raja iblis legendaris dari Benua Iblis, kemudian menjadikannya teman,
Ditakuti oleh semua siswa.
Mungkin aku mulai sombong.
Tentu saja, dalam lubuk hatiku yang terdalam aku berjanji agar tidak besar kepala.
Namun, bisa saja aku terlena dan perlahan-lahan menjadi semakin sombong.
Jika aku sesempurna ini, maka tak ada seorang pun yang bisa merendahkanku.
Tanpa sadar, mungkin aku telah berpikiran seperti itu.
Bagian 6
Aku tahu lokasinya dari Wakil Kepala Sekolah Jinas.
Lantai ketiga gedung penelitian.
Aku paham.
Silent meminjam tiga ruangan di sana.
Ketiga ruangan itu direnovasi menjadi ruang penelitian tunggal, dan dia hampir tidak pernah
keluar dari sana.
Aku pergi ke ruangan penelitian untuk berkunjung saja.
Aku tidak tahu alasannya.
Mungkin seharusnya aku pergi bersama Fitts-senpai.
Namun, aku punya perasaan bahwa aku harus pergi sendirian.
Aku menarik napas dalam-dalam di depan pintu.

121
Aku membulatkan tekad aku.
Bahkan jika Silent adalah “makhluk bereinkarnasi” sepertiku…..
Aku sungguh tidak akan gentar.
Aku mengetuk pintu dengan ringan.
"...Silahkan masuk."
Kemudian terdengar suara singkat dan agak jengkel yang menanggapi ketukan pintu dariku.
Aku meletakkan tangan pada pintu, kemudian perlahan-lahan mendorongnya hingga terbuka.
Di dalam ruang penelitian ada sejumlah besar buku dan kertas berserakan, di setiap sudut
ruangan ada peralatan sihir yang tidak kuketahui fungsinya, ada juga sejumlah besar kristal
sihir dan batu sihir yang menumpuk bagaikan gunung.
Seseorang sedang duduk jauh di dalam ruangan.
Aku kehilangan kata-kata saat dia berbalik untuk menghadapku.
"Oh ya ampun, kita bertemu lagi."
Orang itu memiliki rambut hitam.
Orang itu adalah seorang gadis.
Ada sesuatu pada wajahnya yang tidak bisa kulupakan.
Benar-benar tidak bisa kulupakan.
Topeng putih polos.
"Gyaaaaa ????!"
Aku menjerit dan segera kabur.
Si gadis bertopeng putih.
Orang yang bersama Orsted ketika dia membantai kami.
Aku tidak ingat namanya.
Namun yang tak bisa kulupakan adalah Orsted, sang dewa naga.
Aku sudah siap untuk bertemu orang yang sama-sama bereinkarnasi ke dunia ini seperti diriku.
Tapi aku tak pernah siap untuk bertemu Orsted ataupun anak buahnya.
Teror yang kurasakan saat itu kembali teringat di kepalaku secara samar-samar.
Kemudian, semua rasa takut yang kualami saat itu kembali hidup saat aku melihat topeng
putih itu.
Penderitaan yang sangat suram ketika paru-paruku hancur dan dadaku berlubang.
Ketidakberdayaan yang membuat segala upayaku jadi sia-sia.
Rasa sakit ketika sesuatu menembus jantungku.
Dan rasa takut ketika aku begitu dekat dengan kematian.
Semuanya kembali nyata, seraya aku melarikan diri dari ruangan itu.

122
Berlari, berlari, dan hanya bisa berlari.
Aku tidak tahu ke mana harus berlari.
Setelah melihat ke belakangku………
Ternyata dia mengejarku!!
Si topeng putih itu mengejarku!!
Aku lari semakin kencang.
Aku terjatuh, sembari kuseret tubuhku, aku terus belari dengan lutut gemetaran bagaikan
orang mabuk.
Aku sudah melatih kakiku agar bisa melarikan diri di saat-saat terdesak, namun seakan-akan
itu semua percuma saat ini.
Kakiku tidak mau mengikuti perintahku.
Padahal aku tidak gemetaran seperti ini ketika berhadapan dengan raja iblis.
"?? !!"
Tiba-tiba, aku melihat sosok Fitts-senpai di bagian bawah tangga.
Jika itu dia, jika itu dia…. maka dia pasti akan menyelamatkanku.
Setelah memikirkan itu, keteganganku sedikit berkurang.
"Fufu…. Kau tiba-tiba menjerit saat melihat wajah seseorang, kemudian melarikan diri begitu
saja, bukankah itu tidak sopan?"
Aku merasakan sesuatu meraih bahuku.
Setelah berbalik, pria itu ada di sana.
Tubuh kejang-kejang karena syok dan ketakutan, dan sedetik berikutnya, kakiku terpeleset
dan aku pun jatuh dari tangga. Aku mengakhiri pelarianku dengan pingsan tak berdaya.
Bagian 7
Aku terbangun karena sensasi seseorang membelai kepalaku.
Tangan yang lembut.
Aku merasakan sesuatu yang mengalir keluar dari tangan itu, seolah-olah itu memperbaiki
sirkulasi darahku yang buruk.
Ada semacam sensasi yang nyaman.
Setelah kuarahkan pandanganku pada si pemilik tangan, ternyata Fitts-senpai ada di sana.
Yang menggosok kepalaku adalah Fitts-senpai.
Tangan Fitts-senpai begitu hangat.
Tangannya juga ramping dan halus, sampai-sampai kau tidak akan mengira bahwa itu adalah
tangan pria.
Secara refleks, aku meraih tangan itu.

123
"Ah, Rudeus-kun, kau sudah bangun? Aku khawatir, tiba-tiba kau jatuh begitu saja dari
tangga."
" ... Aku melihat mimpi yang mengerikan. Itu adalah mimpi di mana aku akan dibunuh oleh
seorang wanita yang mengenakan topeng putih."
"Umm .."
Fitts-senpai menunjukkan ekspresi bingung pada wajahnya.
Ada apa?
Lagian, di manakah ini?
Ini bukanlah kamar asramaku.
Ini sungguh bukan di asrama.
Tapi aku pernah melihat tempat ini sebelumnya ...
Di balik Fitts-senpai, berjajar banyak tempat tidur.
Ah, benar juga, ini adalah ruangan medis.
Sembari mengangkat tubuhku, aku mengamati sekeliling ruangan ini.
Tidak ada seorang pun di ruangan medis ini.
Hanya ada Fitts-senpai dan aku.
Ah tidak juga, masih ada penyembuh yang ditempatkan di sana.
Setelah aku memutar kepala ke sisi lain ...
"Uooh ???!"
Di depan tempat tidurku.
Aku melihat seseorang duduk di sana.
Itu adalah si wanita yang menggunakan topeng putih.
Secara tidak sengaja, aku jatuh dari tempat tidur.
Kemudian orang itu mendesah dan menatapku.
"Betapa lancang!? Mengapa kau begitu takut? Bukankah aku yang menyelamatkanmu waktu
itu? Ah, sepertinya kau tidak mengingatnya karena kau sekarat."
Karena waktu itu aku sekarat.
Lagipula. Tidak salah lagi bahwa gadis ini adalah orang yang bersama Dewa Naga saat itu.
Dia lah yang berdiri di samping Orsted.
"D-d-d-d-d-dimana O-o-o-o-orsted!?"
"Dia tidak di sini. Dia orang yang sibuk."
Wanita bertopeng mengatakan itu secara tak acuh.
Dia tidak di sini.
Orsted tidak ada di sini.

124
Sungguh?
Ah tidak, meskipun aku dibohongi, aku tak bisa berbuat apapun.
Aku paham, jadi dia tidak di sini ya.
"Jangan khawatir. Dia tidak akan mengincarmu lagi selama beberapa saat."
"Selama beberapa saat, artinya akan datang saat di mana dia mencariku lagi untuk
membunuhku, kan?"
"Namun, menurutku dia tidak berencana begitu ... Tapi, masih ada kemungkinan sih. Itu
tergantung padamu."
Tapi sepertinya, itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Ketika aku menyadarinya, aku cukup lega.
Aku sungguh egois.
Setelah melihat kondisiku saat ini, lantas Fitts-senpai menggaruk belakang telinganya,
kemudian dia bertanya pada gadis bertopeng.
"Umm, aku tidak mengerti percakapan kalian, apakah kalian tidak keberatan untuk
menjelaskannya padaku? Sebagai permulaan, hubungan apakah yang kau miliki dengan
Rudeus-kun?"
"Kami tidak memiliki hubungan apapun."
Wanita bertopeng dengan tegas menanggapi Fitts-senpai seperti itu.
Ekspresi tidak senang jelas terlihat pada rona wajah Fitts-senpai.
"Tapi, ini pertama kalinya aku melihat Rudeus-kun begitu panik. Bukankah kau telah
melakukan sesuatu padanya?"
Ketika mengucapkan itu, nada bicara Fitts-senpai begitu kuat.
Dia pasti sedang melindungi adik kelasnya yang menyedihkan ini.
Terima kasih, terima kasih.
"Terakhir kali kami bertemu, dia dibantai oleh Dewa Naga, mungkin insiden itu masih segar
di ingatannya."
"Dewa Naga!? Salah satu dari Tujuh Kekuatan Dunia itu?"
"Betul."
"Apakah kau lah Dewa Naga-nya?"
"Bagaimana mungkin aku Dewa Naga, aku hanya bepergian bersamanya."
Wanita bertopeng menyatakan itu dengan serius, sembari dia membelai rambutnya sendiri.
Aku baru menyadarinya, namun dia benar-benar memakai seragam sekolahan ini.
"Apapun itu, aku tidak pernah mengira bahwa kami akan bertemu kembali di sini."
Tatapan mata dari balik topeng itu begitu kuat.

125
"Namun, kurasa karena kami telah memicu flag dengan bertemu di Rahang Bawah Naga
Merah, kami akan bertemu kembali di sekolahan ini. Itu pasti merupakan rute yang telah
ditakdirkan." [45]
Dia mengambil selembar kertas dari saku dadanya.
"Aku punya 3 pertanyaan untukmu, jawablah dengan jujur."
Sepertinya itu adalah pertanyaan Ya atau Tidak.
Aku menelan ludah dan mengangguk. "Pertama.
Apakah kau mengingat kertas ini?" Setelah
menerima kertas yang dia diserahkan…….
Disana ada,
『Shinohara Akihito - Kuroki Seiji 』
Seperti itulah tulisannya.
Dalam ...Bahasa Jepang.
Seketika, aku menyadari bahwa itu adalah nama orang.
"Kedua, apakah kau mengerti kata-kata ini? Ketiga, yang manakah dirimu?"
Pertanyaan itu juga dalam bahasa Jepang. Akhirnya, semuanya jelas.
Dia adalah eksistensi yang sama sepertiku.
Namun, kalau dipikir-pikir lagi.
Kertas ini.
Nama ini.
.... Aku tidak ingat sama sekali.
Meskipun sedikit bingung, tapi aku sudah yakin.
Aku perlahan-lahan menanggapi.
Dalam bahasa Jepang.

『Tak satu pun aku mengenali nama-nama itu. 』


[46]
『Aku paham, tapi kau mengerti tulisan ini kan.
[47]
』 "Eh? Itu bahasa apa, Rudeus-kun?"
Fitts-senpai mengintip tulisan di kertas itu, lantas dia pun segera
menanyakannya. "Bukan apa-apa, kami hanya berasal dari kota yang sama."
"Kota yang sama? Gak mungkin lah!"
Fitts-senpai langsung menyangkalnya.
Namun, aku pun tak tahu kenapa dia menyangkalnya ...
Namun, permasalahannya sekarang adalah…...
126
『Kalau begitu, kau juga sama denganku?』
Aku bertanya dengan ragu.
Dia mengangguk.

『Benar, pada saat aku sadar, aku sudah terlempar ke dunia ini. 』
Sembari mengatakan itu, ia membuka topeng putihnya.
Pada saat itu, ingatanku seakan kembali lagi semuanya.
Memori kehidupanku sebelumnya.
Saat-saat terakhirku.
Sepasang kekasih yang bertengkar.
Gadis ini adalah ceweknya.
Wajahnya sama persis dengan gadis yang bertengkar dengan pacarnya itu.
Secara bersamaan, aku mulai ragu.
Wajah yang sama persis.
Meskipun sudah 15 tahun berlalu sejak saat itu, wajah si gadis tetaplah tidak berubah.
Kemudian, aku merasakan sedikit keanehan.
Aneh.
Meskipun 15 tahun sudah berlalu…. Mengapa wajahnya tidak berubah?
Bahkan, kenapa wajahnya bisa sama persis dengan gadis yang bertengkar dengan pacarnya itu?
Jika dia bereinkarnasi sama sepertiku, harusnya dia memiliki wajah baru.
Aku pun ragu.
Jawabannya segera kudapat setelah dia mengatakan…..
『Ini yang disebut 'perjalanan' [48] . Aku sedang melakukan perjalanan ke dunia tidak berarti
ini. 』
Perjalanan.
Istilah itu sedikit berbeda dengan reinkarnasi yang kualami.
Aku adalah makhluk hasil reinkarnasi.
Aku terlahir kembali dengan bentuk fisik yang berbeda. Yang tersisa dari kehidupanku
sebelumnya hanyalah memoriku.
Sedangkan “perjalanan” adalah suatu hal yang berbeda.
Perjalanan menembus ruang dan waktu yang sering disebut Warp.
Umur dan tubuhnya tetap sama ketika datang ke dunia ini.
Dia... berbeda dariku?
『Namaku adalah Nanahoshi Shizuka [49]. Aku orang Jepang. Belakangan ini, aku
menggunakan nama samaran ‘Silent Seven Star’ 』

127
Keraguan dan kebingungan.
Kepalaku semakin kacau.
Aku belum bisa berkata-kata, namun dia terus memberikan pertanyaan lain padaku.
『Kalau begitu, dimanakah kau lahir? Amerika? Ataukah di suatu tempat di Eropa. Kau
adalah orang kulit putih, kan? Tapi kau mengerti bahasa Jepang. Mungkinkah kau blasteran?
Atau mungkin orang asing yang tinggal di Jepang. 』
Dia terus menggelontori pertanyaan padaku yang membuatku semakin ragu.
Aku tidak menanggapi.
Aku tidak menjawab, tapi dia terus berbicara.
『Aku sudah melakukan banyak kemajuan di dunia ini. Bagaimanapun juga, akulah yang
meminta Dewa Naga untuk membiarkanmu hidup di saat-saat terakhir, dan sepertinya itu
adalah pilihan yang tepat. Aku sudah menduga bahwa kau bukanlah makhluk dari dunia ini,
sejak Orsted tidak mengenalimu ... 』
Entah kenapa, Nanahoshi mengatakan itu dengan cukup girang.
Dia sama sekali tidak memperdulikan aku yang masih terjebak dalam kebingungan.
『Mulai sekarang, aku berharap bisa bekerjasama denganmu, umm, beritahukan namamu
padaku?" 』
『Ru..Rudeus. Rudeus Greyrat. 』
『Itu adalah namamu di dunia ini, kan? Siapakah nama aslimu? 』
Aku sama sekali tidak ingin menyebutkan nama asliku dari kehidupan sebelumnya.
Maka, aku pun terus bungkam.
Kemudian, tampaknya Nanahoshi memahami sesuatu, dan dia pun mengangguk.
『Ah, aku mengerti. Kau berhati-hati. Aku mengerti itu. Perasaan itu. Hal seperti itu memang
bisa saja terjadi. Namun, jangan khawatir. Aku adalah temanmu. 』
『...』
『Bagaimanapun juga, mungkin saja ada orang selain aku yang datang dari dunia lain ...
Namun, ini adalah pertama kalinya aku bertemu orang Bumi semenjak datang ke dunia ini.
Entah kenapa, aku merasa lega. 』
Nanahoshi memegang tanganku.
Alis Fitts-senpai turun.
Kemudian Nanahoshi mengatakan.
Dengan nada senang.
『Demi kembali ke dunia kita sebelumnya, ayo kita bekerja sama.』
Demi kembali ke dunia kita sebelumnya.
Seketika aku mendengar kalimat itu, pikiranku yang masih kacau, sekarang bertambah kacau.

128
Hanya satu kalimat yang dia ucapkan……….
Namun itu sudah cukup untuk membuatku bereaksi secara refleks.
“Tidak."
Itulah yang kuucapkan sembari menampik tangannya.
『Aku tidak ingin kembali ke duniaku sebelumnya.』
『Eh ???』
Nanahoshi kehabisan kata-kata.
"Kenapa kalian terus berbicara dengan bahasa yang tidak kumengerti????"
Tak peduli sejenius apapun Fitts-senpai, tak mungkin dia bisa memahami bahasa Jepang,
karena itu memang tidak berasal dari dunia ini.
Di ruang medis ini, entah kenapa ada semacam aura halus yang mengambang dan melingkupi
kami.

129
Bab 10
Topeng Putih - Bagian Kedua

Bagian 1
Nanahoshi Shizuka.
Jika nama itu tertulis dengan huruf Kanji, maka maknanya adalah: Keharuman Tujuh Bintang
Hening.
Dia mengalami perjalanan waktu dan ruang.
Dengan kata lain, dia berteleport.
Aku telah mengalami kematian, kemudian dilahirkan kembali sebagai individu yang benar-
benar berbeda di dunia lain, dan itulah yang disebut reinkarnasi. Namun yang dia alami
sungguh berbeda. Dia bagaikan seorang pengembara ruang dan waktu yang tersesat di dunia
ini, ya seperti itulah rasanya.
Setelah mengetahu fakta tersebut, aku buka kartu bahwa diriku adalah individu yang
bereinkarnasi.
Aku mengalami reinkarnasi, bukannya menembus ruang dan waktu seperti dirinya.
Aku pun menyatakan bahwa penyebab kematianku adalah kecelakaan.
Namun, aku masih merahasiakan detail peristiwanya.
Penampilanku dalam kehidupan sebelumnya adalah sesuatu yang mengerikan.
Kalau dia mengetahuinya, aku yakin dia akan melihatku dengan tatapan jijik.
Karena bagaimanapun juga, penampilan adalah suatu hal yang teramat penting.
Yahh, mungkin juga Nanahoshi melakukan perjalanan ruang dan waktu adalah kesalahanku.
[50]

Namun, aku lebih suka tidak membahasnya.


Bagian 2
Aku mendengarkan cerita Nanahoshi.
Dengan menggunakan Bahasa Jepang yang begitu kurindu.
Sebetulnya kami tidaklah saling kenal, sehingga Fitts-senpai masih menemaniku sebagai
senior yang baik.
Namun, kami bercakap-cakap dalam bahasa Jepang.
Kurasa, itu membuat Fitts-senpai menghabiskan waktunya dengan bosan.
Aku benar-benar minta maaf, senpai.
Tak lama berselang, dia mengatakan ini…...
『Aku tidak tertarik dengan dunia ini. Aku tidak berniat menggunakan pengetahuanku dari dunia
lain untuk membawa kemakmuran atau kegembiraan di dunia ini, seperti yang dilakukan

130
para tokoh protagonis dalam serial Manga atau Light Novel. Aku hanya melakukannya untuk
kepentinganku sendiri. Aku berniat berusaha keras untuk kembali ke duniaku sebelumnya. 』
Itu benar-benar berbeda dengan pemikiranku untuk bertahan dan menjalani hidup di dunia ini.
Dia terus saja mengatakan bahwa dunia ini tidaklah berarti apa-apa, dan itu membuatku
sedikit kesal.
Namun, bukannya aku tidak mengerti.
Aku yakin dia tidak bisa “bergaul baik” dengan orang-orang di dunia ini.
Karena ia tidak memiliki keluarga dan rumah di dunia ini, maka dia pun tidak tertarik untuk
hidup berlama-lama di sini. Aku juga paham bagaimana rasanya ingin memutuskan
hubungan dengan orang-orang yang tidak berguna bagi dirimu.
Oleh karena itu, aku tidak berniat membenarkan cara pikirnya.
Namun, Nanahoshi bersikap hati-hati padaku.
Memang, sikapku di awal yang tidak bersahabat, memberikan kesan negatif bagi Nanahoshi.
Mungkin, dia masih merahasiakan kesannya terhadapku.
Ya, aku tahu itu.
Apakah kau akan mempercayai sepenuhnya orang yang belum tentu lawan atau kawan?
Bahkan, aku pun berhati-hati terhadap Nanahoshi.
Meskipun begitu, mungkin aku telah melakukan sedikit kesalahan.
Kalau saja aku tidak lari tunggang-langgang ketika bertemu dengannya di ruangan itu, dan
kalau saja aku mengatakan: “Aku memutuskan untuk tetap tinggal di dunia ini, tapi aku akan
membantumu menemukan cara kembali pulang”… mungkin dia tidak akan begitu waspada
terhadapku.
Yahh, tidak ada gunanya menyesali hal yang sudah terjadi.
Bagian 3
Tampaknya, saat Nanahoshi menyadari bahwa dia terlempar ke dunia lain, dia sedang berada
di Kerajaan Asura.
Dia tiba pada suatu padang rumput tanpa ada apapun di sekitarnya, lantas tak lama berselang,
dia mengetahui bahwa itu adalah wilayah Kerajaan Asura.
Tak ada apapun dan siapapun di sekitarnya, dia kebingungan apa yang seharusnya dia
lakukan, dan pada saat itu juga Orsted muncul, lantas menyelamatkannya.
『Mengapa Orsted melakukan itu?』
『... Mana kutahu, tapi, sepertinya bukan dia lah yang memanggilku ke dunia ini. 』
Tampaknya dia belajar banyak hal tentang dunia ini ketika sampai di Kerajaan Asura.
Dimulai dari bahasa, keberadaan sihir, mata uang, adat istiadat, dll ...
Dia sama sepertiku.
Yang menakjubkan adalah, dia bisa mempelajari bahasa manusia dunia ini hanya dalam
waktu sekitar setahun.

131
Karena Orsted memiliki kutukan yang membuatnya dibenci oleh semua orang, maka dia
tidak bisa bergantung banyak hal pada Orsted, sehingga dia terpaksa mempelajari segala
sesuatu seorang diri.
Seseorang akan belajar dengan cepat jika berada dalam keadaan terpaksa seperti itu.
Tahun-tahun berikutnya, ia lewati dengan berdiam di Kerajaan Asura.
Selama itu, sepertinya dia menciptakan berbagai teknik memasak, dan membuat pakaian. Dia
pun mendapatkan uang dengan mengajarkan cara-cara tersebut kepada orang-orang di
sekitarnya.
Dengan memanfaatkan pengetahuan dari dunia asalnya, dia memperoleh penghasilan yang
layak.
Tak lama berselang, kabar bahwa dia menjadi pendamping salah satu dari Tujuh Kekuatan
Dunia, segera tersebar ke segala penjuru negara. Dia semakin terkenal, dan dia menggunakan
popularitasnya itu untuk membangun rute perdagangan.
Tampaknya, dia sudah memiliki harta yang bisa dia gunakan untuk berfoya-foya seumur hidup.
Itu cukup menakjubkan.
Dia belajar banyak bahasa, dan bahkan menciptakan dasar yang baik dengan menggunakan
uangnya.
Namun semua itu semata-mata dia lakukan untuk kembali ke dunia asal.
Dengan selalu berada di sisi Orsted, ia mengumpulkan berbagai informasi untuk kembali ke
dunia asalnya. Akhirnya dia menyadari bahwa sepertinya ada 2 kenalannya yang juga
diteleport ke dunia ini, maka dia menghabiskan waktu setahun penuh untuk bepergian
keliling dunia guna mencari orang itu.
Tampaknya Orsted memiliki banyak musuh, sehingga akhirnya dia terjebak dalam
pertarungan di sana-sini.
Orsted sungguh kuat, sebagian besar musuhnya dia kalahkan hanya dengan sekali serang.
Tak terkecuali pertempuranku dengannya kala itu, dan Nanahoshi menyadari bahwa aku
adalah suatu eksistensi khusus, maka dia pun meminta Orsted untuk membiarkanku hidup.
Aku pun mengucapkan rasa terimakasihku yang mendalam padanya.
Kesampingkan itu semua sejenak…. Jika bukan karena permintaan Nanahoshi pada Orsted
waktu itu, mungkin aku sudah tidak lagi berada di dunia ini.
『Lantas, mengapa Orsted-san bermusuhan dengan Dewa Manusia, Hitogami? Itulah yang
membuatku begitu terkejut. 』
『Aku juga tidak tahu detail permasalahannya. Tapi, katanya dia menyimpan dendam pada
Hitogami. Dan juga, dia pernah berkata, jika utusan-utusan Hitogami dibiarkan hidup, maka
mereka akan semakin kuat, jadi lebih baik dia menghabisinya lebih awal. 』
Aku lebih suka kalau dia tidak menyerangku atas dasar dendam
pribadi Lagipula, aku bukanlah utusannya Hitogami.
Memang sih, aku selalu mengikuti sarannya, namun aku hanya bertemu dengannya setahun
sekali atau lebih.

132
Hubungan kami tidaklah seakrab itu, jadi tidaklah tepat jika aku disebut utusannya.
Intinya, Nanahoshi berkeliling dunia dan bertemu dengan banyak orang.
Orsted memang selalu dibenci siapapun, namun nama besar Dewa Naga bisa dia manfaatkan.
Dengan hanya mengucapkan nama itu, banyak sekali penyihir kelas atas, pemimpin ksatria,
dan orang-orang penting lainnya ingin bertemu denganmu.

『Kau berkelana ke seluruh penjuru dunia hanya dalam waktu setahun ...?』
Aku terkesan pada bagian itu.
Sedangkan aku menghabiskan waktu 2 – 3 tahun untuk mengelilingi dunia bersama Ruijerd
dan Eris.
『Ya, tentunya dengan menggunakan metode tertentu.』
『Metode macam apakah itu?』
『Singkatnya, aku menggunakan sejenis gerbang teleportasi. 』

Jadi kamu punya pintu ke mana saja ya… [51]


『Aku yakin, mereka menyebutnya, 'Lingkaran Sihir Teleport’. Apakah kau tahu itu?"
『Aku hanya pernah mendengar namanya.』
Kapan ya kudengar nama itu?
Kalau tidak salah, ketika aku kembali dari Benua Iblis.
Aku mendengar tentang hal itu dari Ruijerd. Ah, kangen juga sama om botak itu.
『Aku malah mendengar bahwa Lingkaran Sihir Teleport tidak lagi ada di dunia ini?』

『Mungkin kau benar, tapi sisa-sisanya masih ada, yang merupakan peninggalan perang
besar manusia-iblis. 』
『Oh ~, sisa-sisanya ya….. Dimanakah aku bisa menemukannya?"
『Aku dilarang memberikan informasi lebih banyak tentang itu, jadi maaf… aku tidak bisa
memberitahumu. Itu bagaikan hal tabu di dunia ini, jadi aku tidak boleh membicarakannya
pada siapapun. 』
『…..Aku paham. 』

『Aku pun hanya melewatinya begitu saja, jadi aku tidak begitu ingat tempatnya. 』
Jadi, itulah alasannya.
Secara teknis dia memang mengelilingi dunia, namun faktanya, dia hanya melewati
lingkaran-lingkaran sihir teleport.
Sehingga, masuk akal jika dia tidak begitu mengingat tempat-tempat dimana terdapat
lingkaran sihir itu.
Kalau kau berteleport tanpa membuat peta, maka kau tidak akan ingat dimanakah lokasi titik-
titik relay itu.
Jika memungkinkan, aku ingin sekali mempelajari teknik bepergian yang sangat praktis ini.

133
Karena, aku tidak pernah tahu bahaya apa yang akan kuhadapi selanjutnya.
Kembali ke topik pembicaraan…...
Bahkan dengan kemampuan seperti itu, Nanahoshi tak pernah menemukan orang-orang yang
dia cari.
Namun, dia bertemu banyak orang.
Di antara mereka, seseorang tertentu berkata begini……...
Apakah kau dipanggil ke dunia ini oleh seseorang?
『Siapa orang yang mengatakan itu?』
『Aku tidak bisa memberitahumu. Karena aku harus merahasiakan identitasnya. 』
『Mengapa? 』
『Dia bilang begini: ‘Beberapa orang akan mencarimu jika mereka tahu bahwa kau pernah
berkenalan denganku…. Dan mereka akan menyebabkan banyak masalah denganmu, jadi
lebih baik aku tetap merahasiakan namaku’. 』
Orang itu tidak menyebutkan namanya.
Namun, tampaknya orang itu memiliki otoritas tinggi pada sihir pemanggilan.
Berdasarkan pertanyaan orang itu, kita bisa menyimpulkan bahwa ada teknik untuk
memanggil orang dari dunia lain.
Padahal, teknik memanggil orang dari dunia yang sama pun adalah hal yang mustahil, apalagi
dari dunia lain.
Akhirnya, Nanahoshi mulai meneliti tentang sihir pemanggilan, dan menggunakan sekolahan
ini sebagai basisnya.
Setelah menggunakan sejumlah uang yang dia tabung, dia berhasil membeli ranking B dari
Guild Sihir, dan itu cukup untuk mendapatkan status sebagai siswa khusus.
Selanjutnya, dengan memanfaatkan koneksinya dengan Kerajaan Asura, dia memperkenalkan
seragam sekolah dan sejenisnya.
Begitupun dengan sistem pendidikan, dia mengenalkan alat-alat baru untuk mempermudah
kegiatan belajar-mengajar, seperti papan tulis, kapur, dsb.
Dalam sekejap, dia naik menjadi ranking A.
Kalau dia bersedia menggunakan semua pengetahuannya, dia bisa saja naik menjadi ranking
S.
Namun dia menolaknya.
『Kukatakan sekali lagi… tujuan utamaku adalah kembali ke duniaku sebelumnya, bukannya
menjadi orang spesial di dunia ini. 』
Oleh karena itu, dia hanya melakukan berbagai hal untuk kepentingannya sendiri, tidak lebih
dari itu.
Itulah prinsipnya.
Aku sedikit kecewa setelah mendengar itu.

134
Membuat dunia menjadi lebih baik dengan semua pengetahuan yang dia miliki… bukankah
itu hal yang bagus?
Sepertinya dia merasakan bahwa aku tidak sepaham dengannya.
Lantas, Nanahoshi pun mendesah, mengambil napas dalam-dalam, kemudian mengatakan
ini…..
『Kau tahu, kita hanyalah orang asing bagi dunia ini. Kalau kau melakukan sesuatu yang
bisa merubah sejarah dunia ini dengan signifikan, maka kau mungkin akan dilenyapkan. 』
『Dilenyapkan dari dunia ini? Apa maksudmu? 』

『Apakah kau tidak pernah membaca kisah fiksi ilmiah? Kau tahu, selalu ada kekuatan Maha
Kuasa yang menjaga kenormalan setiap dunia. Dan ketika ada kekuatan asing yang
menggangu kenormalan tersebut, maka kekuatan itu akan dilenyapkan. 』[52]
Suatu kekuatan yang berusaha mengembalikan sejarah ke jalur semula.
Kalau diingat-ingat, sepertinya aku pernah membaca Manga yang menceritakan kisah serupa.
Prinsip Sebab-Akibat kalau gak salah?
『…..Apakah hal seperti itu memang benar-benar ada?』

『Aku tidak tahu, tapi kupikir, tidak ada salahnya kalau kita berhati-hati.』
Itulah yang dia katakan.
Aku pun sempat berpikir bahwa, ada beberapa orang yang mengalami perjalanan waktu ke
suatu masa, kemudian menetap di sana…..
….Yahh, aku sih tidak mempermasalahkan itu.
Semua orang bebas bertindak sesuka hati mereka.
Setelah mendapatkan ruang bebas gangguan, dia pun mulai meneliti tentang sihir pemanggilan.
Alasan mengapa dia membuat nama samaran adalah, mungkin saja akan datang seseorang
yang mengenal nama Nanahoshi, karena itu begitu khas seperti nama orang Jepang.
Sehingga, dia pun memakai julukan Silent, atau Seven Star.
Menurutku, lebih baik dia sedikit memelintir makna nama itu, karena Nanahoshi dan Seven
Star adalah sinonim, hanya saja beda bahasa.
Ah, mungkin saja dia sengaja melakukannya agar 2 orang yang dia cari bisa mendapatkan
semacam petunjuk ketika mendengar nama itu ...
Apakah 2 orang itu benar-benar masih hidup?
Aku sih belum pernah mendengar nama Jepang selain Nanahoshi di dunia ini ...
Bagian 4
Penelitian sihir pemanggilan.
Untuk menelitinya, diperlukan pemahaman mendasar tentang lingkaran sihir.
Sama seperti sihir lainnya, sihir pemanggilan juga memanfaatkan kegunaan konsep lingkaran
sihir.

135
Kalau diumpamakan, sihir serangan dan penyembuhan menggunakan energi kinetik dari
penyaluran Mana melalui pelafalan, sedangkan sihir pemanggilan dan penghalang
menggunakan energi statik dari penyaluran Mana melalui lingkaran sihir.
Setelah membaca banyak literatur, tampaknya dia memahami konsep dasar di balik
penggunaan lingkaran sihir.
Tanpa bertanya pada guru, hanya dengan membaca buku dan catatan-catatan lama, sepertinya
dia berhasil mempelajarinya secara otodidak.
『 Cara berpikir orang-orang di dunia ini begitu kaku. Mereka tidak pernah berinisiatif
mencoba sesuatu yang tidak diajarkan gurunya. Aku selalu mencoba hal-hal baru yang tidak
pernah dilakukan orang lain, maka aku pun kesulitan menerangkannya pada mereka, karena
pola pikirnya begitu sempit. 』
Meskipun kau berkata seperti itu, lantas bagaimana denganku yang hanya mengandalkan
ajaran orang lain?
Yahh, sampai sekarang aku belum pernah mencoba apa pun yang tidak pernah dilakukan
orang lain, jadi kupikir itu tidak masalah sih.
『 Lagipula, kita tidak memiliki Mana, kan? Oleh karena itu, meskipun kita mencoba
mempraktekkan sihir, maka hasilnya hanya sia-sia saja. 』
『... Eh?』
Tanpa sadar, aku mengucapkan suatu pekikan yang aneh.
Apa.
Tidak punya Mana? Aku punya banyak lho…
『Ada apa? Apakah aku mengatakan sesuatu yang aneh? 』
『Aku memiliki Mana kok. Dan aku bisa mengeluarkan sihir dengan lancar. Bahkan, tempo
hari seseorang pernah mengatakan bahwa jumlah Mana-ku adalah salah satu yang terbanyak
di seluruh dunia. 』
Setelah aku mengatakan itu, dia memasang kembali topengnya.
Aku tidak tahu ekspresinya karena wajahnya tertutup topeng, tapi aku bisa melihat gestur
tubuhnya.
『... Aku paham, karena kau direinkarnasi, maka kita berbeda. Sepertinya jumlah Mana-ku
adalah .. nol. 』
Jumlah Mana nol.
Itu berarti dia tidak bisa menggunakan sihir sama sekali.
『Kebetulan, tampaknya segala sesuatu di dunia ini mengandung Mana. Bahkan mayat yang
tergeletak di sekitar sana. Karena aku datang dari dunia tanpa sihir, maka ini adalah suatu hal
yang normal .. 』
Bahkan mayat yang tergeletak masih mengandung Mana.
Begitukah? Baru kali ini kudengar.
Namun, sungguh parah jika di dunia ini kau sama sekali tidak punya Mana.
136
『Ah betul juga… sepertinya ini juga tidak berlaku padamu.』
Setelah mengatakan itu, dia melepaskan topengnya lagi.
Wajah orang Jepang yang begitu kurindu.
Seorang gadis cantik, yahh…. tidak begitu cantik sih, tapi masihlah di atas rata-rata.
Kalau dipikir-pikir lagi, setelah datang ke dunia ini, aku sudah bertemu dengan begitu banyak
wanita cantik.
Namun, untuk seukuran gadis Jepang, Nanahoshi masih terbilang cantik.
『Sudah lima tahun berlalu semenjak aku datang ke dunia ini, namun tubuhku sama sekali
tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan. 』
Awet muda.
Lima tahun.
Usianya harusnya sekitar 16 atau 17 tahun.
『Wow… aku jadi iri.』
Setelah aku mengatakan itu, dia sedikit meringis.
Itu adalah suatu tawa yang sinis, kemudian dia pasang lagi topengnya.
『... Yahh, kurasa ini lebih baik daripada menua di suatu dunia yang tak kau kenal.』
Kalau dipikir-pikir lagi, ketika aku bermimpi bertemu Hitogami, tubuhku juga tidak
mengalami penuaan.
Sama seperti pada kehidupanku sebelumnya.
Aku penasaran, apakah makhluk-makhluk dari dunia lain tidak menua semudah itu.
『Aku tidak tahu, hukum apa yang berlaku pada makhluk seperti kita, tapi ini sungguh
kacau, kan….. 』
『Tapi tubuhku masih mengalami penuaan ...』
『 ...Aku paham. Selanjutnya, ayo kita teliti mengenai tubuh kita, mungkin itu akan
memberikan semacam petunjuk. 』
Setelah Nanahoshi mengatakan itu, dia menulis suatu catatan di tangannya.
Aku penasaran, apakah dia tipe orang yang suka menulis ide apapun yang terlintas di
pikirannya, kemudian mendalaminya nanti.
Sering kali, aku melupakan ide yang sempat terlintas di pikiranku, maka sepertinya aku harus
meniru kebiasaan gadis ini.
『Ayo kembali ke pokok bahasan semula.』
Sudah lama dia mempelajari lingkaran sihir.
Cara menggambar lingkaran sihir adalah, haluskan kristal sihir menjadi bubuk, campurkan
dengan bahan-bahan lainnya, kemudian aduk sampai menjadi semacam cat. Nah, kau bisa
menggunakan cat itu untuk menggambar lingkaran sihir.

137
Karena cat itu bekerja sebagai perekat dan menyatu pada berbagai benda, maka gambarmu
tidak akan mudah luntur.
Kemudian, jika kau mengalirkan Mana pada cat tersebut, maka kekuatannya akan meningkat,
lalu munculah efek berdasarkan pola yang kau gambar pada lingkaran itu.
Tampaknya, cat itu bisa menguap setelah digunakan sekali.
Selain itu, bahan-bahan yang digunakan untuk campuran cat beraneka macam tergantung
kegunaan sihirnya.
Umumnya, untuk mengaktifkan sihir kelas Raja atau lebih tinggi, kau perlu memakai cat
khusus, dan bahan-bahan campuran cat khusus sangatlah mahal, mungkin setara dengan
anggaran belanja negara.
『Kalau begitu, apakah lingkaran sihir pada puing-puing bangunan juga menghilang setelah
dipakai? 』
『Tidak, karena mereka menggunakan jenis cat yang berbeda.』
Itulah alasannya.
Ada jenis cat yang lebih khusus lagi.
Sepertinya lingkaran sihir pada jaman dulu memiliki bentuk yang lebih beragam.
Sampai saat inipun, metode-metode lawas masih digunakan, seperti memahat lingkaran sihir
pada batu secara langsung, kemudian mengalirkan Mana padanya.
Menurut Nanahoshi, dia tidak bisa menggunakan cara itu, maka dia pun menelitinya secara
mendalam, namun ketika membuat alat sihir, metode seperti itu benar-benar digunakan.

『Bukankah akan lebih baik menggunakannya sebagai dasar?


』『Aku tidak bisa memakainya, jadi lupakan saja.』 Betapa
egois.
Dalam hal lingkaran sihir, selama kau memiliki bentuk, cat, dan Mana, maka kau bisa
mewujudkan sihir apapun yang kau kehendaki.
Namun, ada satu masalah.
Karena "bentuk" lingkaran sihir diajarkan secara turun-temurun secara lisan, maka beberapa
diantaranya sudah hilang karena sang guru meninggal tanpa memberikan catatan apapun.
Sekarang, hampir tidak ada guru yang bisa membuat pola lingkaran sihir model baru.
Oleh karena itu, sisa-sisa gambar lingkaran sihir pada lukisan, reruntuhan bangunan, atau
gulungan-gulungan kuno, merupakan harta karun yang tak ternilai harganya.
Kau tidak akan bisa membuat pola lingkaran sihir model baru, tanpa mempelajari sisa-sisa
lingkaran sihir kuno.
Tapi, Nanahoshi sudah mengatasi masalah itu.
Dia meneliti hukum di balik kinerja suatu lingkaran sihir.
Menurutnya, dengan menggambar sejumlah besar lingkaran sihir, dan mengulangi
eksperimen beberapa kali, dia berhasil mengembangkan beberapa efek sihir tertentu.

138
Ini cukup menakjubkan.
Tentu saja, aku ingin dia mengajariku tentang hal ini.
Ketika harapanku mulai melambung, dia mengatakan sesuatu yang membuatku kecewa….
『Namun, aku belum siap mengajarkan cara-cara yang sudah kutemukan pada orang lain. 』
Mengapa tidak bisa?? Aku sungguh penasaran…
Dia terus berbicara sambil menekankan alasannya.
『Mari kita berbisnis.』
Dan.
Sepertinya, inti permasalahannya sudah mulai jelas.
『Aku tidak punya Mana, dan aku tidak memiliki teknik untuk bertarung. Mungkin aku
memang awet muda, tapi pastinya aku tidaklah abadi. 』
『Eh?』
『Aku benci dunia ini. Semuanya tidak masuk akal, dan makanannya juga tidak enak. Semuanya
serba aneh dan merepotkan ..... Aku yakin kau juga sudah menyadarinya, tapi tidak
ada benda mirip sampo di dunia ini? Lagipula, ada orang yang kutinggalkan pada duniaku
sebelumnya. Dan orang itulah yang menjadi alasanku ingin pulang. Bagaimana denganmu? 』
Setelah dia bertanya, aku segera menjawab.
『Aku suka dunia ini. Aku memiliki banyak kenalan di sini, aku tidak ingin pulang. 』
『Aku paham, apakah kau tidak meninggalkan keluarga di dunia asalmu?』
『Ada sih, tapi aku tidak menyesal meninggalkan mereka.』
Aku bahkan tidak ingin mengingat hal-hal dari kehidupanku sebelumnya.
Aku memutuskan untuk tetap hidup di dunia ini.
Dan keputusan itu sudah kubuat sejak 15 tahun yang lalu.
Pada saat itu, banyak hal telah terjadi.
Ada yang baik, dan ada juga yang buruk.
Namun, itu cukup memuaskan.
Jika saat ini juga kau mengajakku kembali ke dunia semula, maka aku akan menolaknya
dengan segenap kekuatanku.

『Aku paham, jadi kau ingin mati dengan damai di dunia ini.』
Nanahoshi tampaknya telah memahaminya dengan istilahnya sendiri.
Aku sih gak masalah, tapi aku masih merahasiakan bahwa dialah gadis yang kutemui
sebelum kecelakaan yang merenggut nyawaku di dunia sebelumnya.
Aku memang sudah mengaku bahwa penyebab kematianku adalah kecelakaan, namun aku
masih merahasiakan detailnya.

139
『Tujuan kita berbeda. Namun, kita saling memiliki hal-hal yang kita inginkan. Oleh karena
itu, mari kita berbisnis. 』
『Apakah Nanahoshi-san ingin sesuatu dariku?』
『 Bukankah kau sudah mengatakannya sendiri? Kau memiliki jumlah Mana yang
menakjubkan. 』
Jadi kau menginginkan Mana.
Aku paham sekarang.
Namun, sepertinya dia punya sejumlah besar kristal sihir di ruangan penelitiannya.
Aku penasaran, apakah itu semua tidaklah cukup.
『Aku ingin kau membantu eksperimenku. Sebagai gantinya, akan kuajarkan berbagai hal
yang ingin kau tahu. Kalau misalnya kau bertanya tentang hal yang belum kupahami, maka
aku akan menelitinya. Karena aku memiliki beberapa koneksi dengan Guild Sihir, aku yakin
bisa menghasilkan sesuatu jika aku meneliti dengan serius. Kalau ada hal lain yang kau
inginkan, aku juga bersedia membantumu. 』

『Dengan kata lain, kau ingin kita menjalin hubungan yang sama-sama menguntungkan?』
『Betul. Bagus kau cepat memahaminya. 』
Sia adalah seorang gadis yang cerdas, sepertinya dia tak akan mendapatkan masalah berarti
meskipun aku tidak memberikan bantuan padanya.
Seperti itulah asumsiku.
Namun, karena dia berasal dari dunia yang sama denganku, pastilah ada banyak hal yang
ingin dia coba.
Dia pun sudah berkata bahwa ingin bertemu dengan beberapa orang yang juga berasal dari
dunia kami sebelumnya.
『Aku mengerti, kalau begitu, ayo kita saling bekerjasama.』
『Aku paham, terima kasih. Aku lega mendengar kata-kata itu. Dan aku berharap kau tidak
memutus hubungan kerjasama ini secara sepihak. 』
『Seorang pria tidak pernah menarik kembali kata-katanya.』
『…..Entah kenapa, aku sedikit tersentuh ketika mendengar kalimat itu dalam Bahasa Jepang.

『Kau bebas berkata apapun di sini, karena tak seorang pun mengerti bahasa yang kita
gunakan.』
Nanahoshi mengatakan, "Baiklah", kemudian kembali duduk di kursinya.
Dia mengambil beberapa cincin dari saku, kemudian mengenakannya pada jari-jarinya.
Ada tiga cincin.
Aku penasaran, apa yang sedang dia lakukan.
Setelah sekali berdeham untuk membersihkan tenggorokannya…..

140
『Kalau begitu, sebagai permulaan… adakah hal yang ingin kau ketahui? Aku pernah
mendengar bahwa kau juga meneliti hal-hal yang berkaitan dengan bencana sihir teleportasi.

『Umm, kau dengar dari siapa?』
Dia sedikit melirik ke arah Fitts-senpai yang masih saja cemberut karena tidak bisa
bargabung dalam percakapan ini.
Aku paham sekarang, selama aku tak sadarkan diri karena insiden melawan raja iblis, mereka
berdua pasti sudah bercakap-cakap.
"Umm, apa? Ada apa ini?"
Karena tiba-tiba dilirik, Fitts-senpai langsung bereaksi dengan memiringkan kepalanya dan
menunjukkan eskpresi wajah khawatir.
"Setelah ini, kita akan mendengar penjelasan tentang bencana sihir teleportasi dari
Nanahoshi-san, jadi mohon gunakan bahasa manusia mulai sekarang."
"Aku mengerti."
Fitts-senpai duduk di sampingku.
Nanahoshi menghadap kami berdua.
Mulai sekarang, kami tak lagi menggunakan Bahasa Jepang, melainkan bahasa normal dunia
ini.
"Aku tidak tahu apa-apa tentang dampak insiden itu. Namun, lima tahun yang lalu, itulah
pertama kalinya aku tiba di dunia ini."
Nanahoshi berkata, seakan-akan dia sulit menyampaikannya.
Lima tahun lalu, Kerajaan Asura.
Sekarang, aku bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi, meskipun aku begitu bebal.
Aku yakin Fitts-senpai juga sudah bercerita padanya, bahwa aku diteleport ke belahan dunia
lain ketika peritiwa itu terjadi.
"Dengan kata lain?"
"Kemungkinan besar, bencana sihir itulah yang menyebabkan aku terlempar ke dunia ini...
Artinya…."
Nanahoshi memotong kalimatnya sendiri selama beberapa saat.
Kemudian dia melanjutkan….
"….Artinya…. bisa jadi akulah penyebab insiden itu."
Begitukah?
Itu adalah kesimpulan yang sudah kuduga setengahnya.
Fakta bahwa sihir pemanggil dan sihir teleport begitu mirip.
Kemudian, fakta bahwa Nanahoshi dipanggil ke dunia ini.
Tak peduli seberapa idiot aku ini, jika kau hubungkan kedua logika ini, maka kau akan
memahaminya.

141
Sebaliknya, aku pun lega karena bukan akulah penyebab malapetaka itu.
Tapi, sepertinya Fitts-senpai tidak setuju.
"Kaulah………???!"
Dia meneriakkan pekikan keras yang biasanya tak pernah kudengar, sembari menghadap ke
arah Nanahoshi dan mengangkat tangannya untuk menembakkan semacam sihir.
"……...penyebabnya!!!?"
Nanahoshi mengangkat tangan yang telah dia pasangi cincin.
Salah satu cincinnya menyala.
Sihir Fitts-senpai tidak bekerja.
Cincin apa itu?
"K-k-kau ... M-m-menurutmu, seberapa kami menderita karena bencana itu!!?? Apakah kau
tahu apa yang telah terjadi pada ayah dan ibuku??! Itu semua salahmu!!!"
Begitu menyadari sihirnya tidak keluar, Fitts-senpai langsung melompat ke arah Nanahoshi
untuk memberikan serangan fisik.
Cincin kedua pun menyala, lantas terbentuk semacam dinding kasat mata yang menghentikan
pergerakan Fitts-senpai.
Ternyata cincin itu adalah benda sihir ya.
"Hei! Rudeus Greyrat, jangan hanya menonton, bantulah aku sekarang juga!"
Nanahoshi mulai terlihat emosi.
Fitts-senpai terengah-engah, namun dia masih berusaha melemparkan tinjunya ke arah
Nanahoshi.
Aku pun meraih tangannya.
"Fitts-senpai, harap tenang."
"Bagaimana aku bisa tenang dengan ini semua? Orang ini adalah penyebabnya, dia sendiri
yang mengakuinya! Bagaimana kau bisa tetap tenang seperti itu! Bahkan kau… bahkan kau
telah banyak menderita karena bencana itu!"
Baru kali ini aku melihat Fitts-senpai begitu gusar.
Biasanya dia selalu bersikap santai, tapi sepertinya dia kehilangan orang-orang yang dia
sayangi selama insiden bencana sihir teleportasi, dan itu sangatlah menyakitkan.
Setelah lima tahun berlalu, mungkin dia sudah mulai melupakan rasa sakit itu. Namun lain
lagi ceritanya jika kau melihat penyebab semua kekacauan itu berdiri tepat di depan mata-
kepalamu sendiri. Tak mungkin dia tetap tenang.
Namun, menurut cerita yang sempat kudengar, orang yang menyebabkan insiden itu
bukanlah Nanahoshi.
Ketika peristiwa itu terjadi, seakan-akan portal antara kedua dunia terbuka lebar.
Dengan kata lain, mungkin saja dia hanya terseret ke dalam insiden itu.
Ah, aku paham sekarang.

142
Tadi kami berdiskusi dalam bahasa Jepang.
Tentu saja Fitts-senpai tidak bisa memahaminya.
Pantas saja dia salah sangka.
"Maafkan aku. Penjelasan itu tidaklah cukup. Dia pun tidak sengaja terlempar ke dunia ini.
Dengan kata lain, dia hanya korban sama seperti kita."
"Korban !? A…Apakah itu benar?"
Fitts-senpai masih ngos-ngosan.
Namun, sepertinya dia mempercayai perkataanku begitu saja, dia pun mengambil napas
dalam-dalam lantas kembali duduk di kursinya.
"Aku minta maaf. Aku kehilangan kesabaran. Sekali lagi aku minta maaf."
"Tidak, tidak apa-apa, itu juga salahku, karena menyatakannya dengan begitu mendadak."
Sepertinya Nanahoshi sengaja mengenakan cincin itu untuk mengantisipasi bila dia
mendapatkan serangan mendadak.
Tak kusangka, ternyata dia begitu sigap.
Dan cincin itu terlihat cukup praktis.
Aku penasaran, apakah fungsinya memang untuk mempertahankan diri.
Aku juga pengen punya cincin seperti itu.
"Apapun itu, aku sendiri tidak begitu memahami detail bencana metastasis tersebut. Yang jelas,
aku dipanggil ke dunia ini saat insiden itu terjadi, namun aku tak pernah tahu siapakah yang
memanggilku, atas tujuan apa dia mengirimku ke sini, dan mengapa bencana itu harus terjadi.
Sampai sekarang, tak ada seorang pun yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu."
"Orsted ..- san, apakah dia tidak mengatakan suatu hal pun tentang ini?"
"Tidak… yang dia katakan hanyalah, baru pertama kali ini dia melihat bencana seperti itu."
Aku paham, jadi kau dan bosmu pun tak tahu-menahu tentang bencana itu.
Yah, jika seseorang bergelar Dewa sekalipun tak tahu penyebab pasti dari bencana tersebut,
maka itu bukanlah suatu hal yang bisa diterangkan dengan mudah.
Kalau tidak salah, Hitogami pernah mengatakan sesuatu yang secara tidak langsung
menyebut bahwa Orsted lah penyebab bencana teleport, tapi ...
Yahh, karena Orsted memiliki kutukan yang menyebabkan dia dibenci oleh siapapun, maka
mungkin saja Hitogami asal tuduh karena dia juga membenci Orsted.
Orsted pun tampaknya punya dendam pribadi pada Hitogami, jadi mereka berdua selalu
saling bertolak belakang.
Mungkin saja Hitogami berprasangka buruk ketika mengucapkan itu.
Kalau aku sepenuhnya percaya pada perkataan Nanahoshi, maka Orsted tak mungkin menjadi
biang keroknya.
Lantas, apakah Orsted juga mendukung tujuan Nanahoshi yang ingin kembali ke dunia
asalnya? Aku tak paham sampai sejauh itu.

143
"Lantas, mengapa tadi kau menyimpulkan bahwa kau lah penyebab bencana itu?"
"Ya lebih baik aku sendiri yang menyimpulkan seperti itu. Kalau kalian yang menyadarinya,
maka itu akan semakin membuatku kerepotan. Setidaknya, aku bisa bersiap-siap menahan
serangan kalian, karena begitu kuucapkan kesimpulan itu, aku yakin salah satu dari kalian
akan langsung bereaksi dengan menyerangku.”
"Aku paham sekarang." sungguh luar biasa… kewaspadaannya tidaklah normal.
Daripada menundanya, lebih baik menyampaikan kesimpulan itu sekarang juga.
Kemudian, dia akan mengoreksi bahwa kesimpulan itu tidaklah benar.
Andaikan saja aku memahaminya, pastilah aku lebih tenang. Namun, cara berpikir seperti itu
memang sangat rumit.
Sangat sulit mengikuti pola pikir gadis ini.
Namun, aku tidak boleh lengah. Masih ada kemungkinan bahwa Nanahoshi ataupun Orsted
berbohong
"Namun, nyatanya kau memang tidak tahu apa-apa, kan?"
"Ya, aku tak tahu apapun. Meskipun begitu, ada perkembangan penting dalam penelitianku."
"Dan jika kau teruskan penelitianmu, maka bukannya tidak mungkin kau bisa membongkar
fakta di balik insiden tersebut?"
"Paling tidak, aku bisa menjelaskannya secara teoritis."
Jadi, kau masih memberikan jawaban yang tak pasti ya.
Namun, itu masuk akal juga.
"Untuk memperlancar penelitianku, aku membutuhkan sejumlah besar Mana."
"Aku paham sekarang, kalau begitu, peranku ini seperti toilet ya." "Seperti
toilet? Fufu, agak jorok sih, tapi perumpamaan itu tepat juga." [53]
Fitts-senpai semakin cemberut ketika mendengar percakapan kami.
Aku penasaran, apakah ia masih meragukan Nanahoshi.
Yah, akan kujelaskan secara perlahan-lahan padanya nanti.
Apapun itu, aku tak pernah membayangkan Fitts-senpai yang begitu penyabar kehilangan
kendalinya barusan.
Dia pernah mengatakan bahwa ada kenalannya yang menghilang karena insiden metastasis ...
namun, dari pernyataannya tadi, aku tahu bahwa ayah dan ibunya juga meninggal, dan itulah
yang paling menyakitkan baginya ...
Sepertinya, akan lebih baik bila aku berbicara lagi dengannya ketika pikirannya sudah tenang.
"Aku mengerti, Nanahoshi-san. Jujur saja, aku belum mempersiapkan banyak pertanyaan hari
ini, aku akan kembali lagi besok setelah kusiapkan semuanya dengan baik. Akan
kusampaikan rincian spesifik menganai hal-hal yang bisa kau bantu."
"Aku paham. Kalau begitu, sampai jumpa besok."

144
Kami bertukar beberapa kata-kata singkat sebagai penutup, lantas kubawa Fitts-senpai
meninggalkan tempat itu.
Bagian 5
Setelah kuceritakan kondisi yang dialami Nanahoshi pada Fitts-senpai, dia pun sedikit
menenang.
Dia dipanggil ke dunia ini secara paksa, dan dia begitu ingin pulang ke dunia asalnya.
Setelah menceritakan itu semua padanya, kemarahan Fitts-senpai sepertinya mereda.
Namun, setelah kuakhiri ceritaku, dia bertanya begini….
"Kalau begitu, Rudeus-kun, bagaimana perasaanmu padanya?"
Bagaimana ya.
Aku yakin, yang dimaksud Fitts-senpai bukanlah perasaan intim antara seorang pria dan
wanita.
Yang dimaksud adalah, apakah aku mempercayainya atau tidak.
Karena aku bereinkarnasi ke dunia ini, maka aku sangat mempercayai cerita Nanahoshi.
Terutama fakta bahwa dia adalah orang Jepang.
Namun, bagi Fitts-senpai yang lahir dan dibesarkan di dunia ini, mungkin cerita itu terdengar
seperti kisah fiksi baginya. Tak semua orang bisa menerima logika datangnya makhluk dari
dunia lain.
Namun, kalau dilihat dari nada bicara Nanahoshi, sepertinya dia sama sekali tidak peduli
dengan dunia ini.
Seakan-akan, dia ingin secepat mungkin kembali ke dunia asalnya.
Dia berbeda denganku, sejak datang ke dunia ini, dia selalu memperoleh prestasi dan
kesuksesan.
Mungkin itulah mengapa dia menyepelekan dunia ini. Sepertinya dia juga memiliki semacam
keabadian karena tubuhnya tidak mengalami proses penuaan.
Dia hampir tidak pernah membicarakan masalahnya ...
Aku sedikit tak nyaman atas fakta itu.
"Jujur, ada beberapa hal darinya yang tidak kusuka, namun saat ini aku masih
mempercayainya."
"..aku paham, jadi kamu gak suka padanya ya ... okelah kalau begitu."
Fitts-senpai menunjukkan senyum pahit padaku.
Kalau aku bilang bahwa aku sepenuhnya mempercayai Nanahoshi, mungkin Fitts-senpai
akan menegurku: “Lebih baik kau lebih berhati-hati.”
Kami lah yang merepotkannya, jadi kupikir dia tak punya alasan untuk menipu kami ...
Yahh, bagaimanapun juga itu bukanlah cerita yang realistis.
Sebagai senior yang baik hati, tentu saja Fitts-senpai mengkhawatirkan juniornya yang terlalu
mempercayai orang asing.

145
"Terimakasih banyak karena kau telah mengkhawatirkanku, senpai."
"Eh!!? Ti-tidak kok, itu tidak benar .. k-khawatir..Yeah?? Yaa… sama-sama lah…."
Fitts-senpai menjadi bingung.
Dia akhirnya tampak santai.
---
Apapun itu, hubungan kerjasama antara aku dan Nanahoshi resmi dijalin.
Masih banyak hal yang ingin kutanyakan padanya, namun tak ada gunanya tergesa-gesa.
Lebih baik kupersiapkan semuanya dengan matang terlebih dahulu.

146
Bab 11
Kehidupan Sehari-hari di Akademi Sihir

Bagian 1
Hampir setahun telah berlalu sejak aku masuk ke Akademi Sihir.
Aku sekarang sudah menginjak usia 16 tahun.
Di dunia ini tidak ada pesta ulang tahun selain usia lima, sepuluh, dan lima belas tahun. Itulah
yang menyebabkan aku lupa tanggal ulang tahunku.
Jika kau setiap hari mengecek kartu tanda petualang, maka kau bisa tahu umurmu kapanpun,
namun itu bukanlah hal yang kulakukan tiap hari.
Yahh, aku benar-benar tak peduli lagi dengan usiaku.
Bagian 2
Sejak aku bertemu Nanahoshi, ada perubahan pada kehidupanku sehari-hari.
Pertama, latihan pagiku.
Itu masih sama seperti biasa sih.
Namun, ketika aku mengayunkan pedang, terkadang Badigadi muncul.
Biasanya sih dia cuma diam dan menonton.
Bukannya dia gatal pengen ikutan berlatih bersamaku, atau bahkan memberikan saran
macam-macam padaku, dia hanya duduk di kejauhan sembari melipatkan keenam tangannya
dan mengangguk-angguk.
Aku penasaran, apa yang dia anggukkan.
Aku toh tidak berkata apa-apa.
Bahkan aku tidak menegurnya ketika dia tertawa terbahak-bahak di pagi hari sehingga
mengganggu orang-orang di sekitar.
Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Dia adalah pria yang memberikan kesan ramah, tapi aku tak pernah tahu apa yang ada di
dalam kepalanya.
Karena dia adalah raja iblis, maka akan gawat jika suasana hatinya menjadi buruk. Maka,
lebih baik dia tetap tertawa seperti itu, meskipun aku tak pernah tahu apanya yang lucu.
Namun, suatu hari, Badigadi mencoba menyuarakan pendapatnya.
"Humu, itu benar-benar suatu latihan yang menarik, tetapi apakah ada maksud tertentu di
balik latihanmu itu?"
Dia menanyakan maksud latihanku.
Jujur, aku sedikit bingung.
"Yang pasti ini bukanlah hal yang sia-sia."

147
Aku hanya menjawabnya seperti itu.
"Kapasitas Mana-mu sungguh besar, oleh karena itu jika kau berlatih untuk meningkatkan
semangat tempur, maka itu percuma."
Dan begitulah dia menimpali.
Semangat tempur?
Kalau diingat-ingat lagi, aku pernah mendengar orang-orang membicarakan tentang
semangat tempur.
Namun, aku tak tahu bagaimana cara menggunakannya, itu sungguh samar bagiku.
Ini adalah kesempatan yang baik. Aku akan bertanya dan melihat.
"Apakah itu semangat tempur?"
"Semangat tempur itu seperti Mana, namun diterapkan pada hal lain!"
Itulah pendapat Badigadi.
Semangat tempur adalah teknik di mana kau menggunakan Mana yang tersimpan di dalam
tubuhmu, untuk meningkatkan kemampuan fisik secara drastis.
Dengan kata lain, itu adalah teknik untuk memperkuat fisik.
Itulah yang aku bayangkan.
"Bagaimana cara memakainya?"
"Bungkus setiap bagian tubuhmu dengan Mana sekaligus, kemudian gunakanlah dan
kuatkanlah!"
"Oh."
Aku baru saja mendapatkan saran berharga.
Mungkin inilah yang disebut kebijakan raja iblis.
Kalau mematuhinya, seharusnya aku bisa menjadi lebih kuat.
Aku harus menjadi lebih kuat di masa depan.
Maka, aku pun mencoba meluapkan Mana di sekujur tubuhku seperti ketika Goku
mengaktifkan Super Saiya [54]. Setelah tubuhku terbungkus dengan Mana, aku coba
menggunakannya, namun entah kenapa aku merasa bahwa kekuatan fisikku masih belum
meningkat.
Aku hanya merasa seakan-akan tubuhku lebih kuat. Itu saja.
"Ahh, sepertinya kau memang tidak punya bakat menggunakan semangat tempur!"
Hanya dengan satu kalimat yang menyebalkan, dia menjelaskan mengapa aku gagal
menggunakan teknik itu.
Normalnya, ketika kau semakin sering melatih fisikmu, maka kau akan memahami cara
menggunakan semangat tempur dengan sendirinya.
Hampir setiap hari aku melatih fisikku, namun sampai sekarang pun aku masih belum paham
cara menggunakan teknik itu.
Oleh karena itu, mungkin dia benar menyebutku tidak punya bakat.
148
Terkadang, ada orang yang pakar dalam suatu hal, namun sangat payah dalam hal lainnya.
Tak peduli seberapa banyak kau berlatih, kau tidak akan mampu menggunakan semangat
tempur jika kau memang tidak berbakat.
"Fuhahahaha! Namun, harusnya kau memang tidak memerlukannya! Bahkan Laplace pun
tidak pernah menggunakan semangat tempur, tapi dia sangatlah kuat!"
Setiap kali Badigadi membuat perbandingan, nama Laplace selalu muncul.
Itu karena persamaan di antara kami adalah, sama-sama memiliki jumlah Mana yang
berlimpah.
"Badi-sama pernahkah kau bertemu Laplace sebelumnya?"
"Humu, ia memusnahkan sebagian besar tubuhku hanya dengan sekali serang, aku pun butuh
waktu cukup lama untuk bangkit kembali! Saat itu, kupikir aku akan mati! Fuhahahahaha!"
Aku penasaran, apakah itu merupakan sesuatu yang membanggakan baginya.
Yahh, bagaimanapun dia telah hidup sangat lama, dan telah menghadapi berbagai macam
lawan, jadi sudah selayaknya dia membanggakan itu.
Menurut Badigadi.
Laplace adalah seorang pria yang mencurigakan dan memiliki banyak misteri, tapi dia begitu
terampil menggunakan sihirnya.
"Aku penasaran, apakah aku bisa bertambah kuat jika aku melawan Laplace."
"Hentikan itu, jika kau menggunakan sihir sepertinya, maka tubuhmu akan hancur. Karena
tidaklah normal jika seorang manusia memiliki Mana sebanyak yang kau punya!"
Sihir yang kuat akan menghancurkan tubuhmu.
Entah kenapa, aku cukup memahami logika itu.
Memanipulasi sihir bagaikan meregangkan tanganmu, jika kau terus-terusan
meregangkannya, maka otot-ototmu bisa terpelintir.
Jika kau terus meregangkannya secara paksa, maka otot-ototmu akan robek, bahkan
lenganmu bisa lepas.
Sang Dewa Iblis Laplace memiliki tubuh dan teknik yang seimbang dengan jumlah Mana-
nya yang begitu berlimpah, sehingga dia bisa menggunakannya secara optimal.
Sedangkan tubuhku adalah tubuh normal yang bisa berdarah kapanpun.
Dengan tubuh manusia, tak peduli sekeras apapun kau berlatih, kau tidak akan bisa
menyamai Laplace.
Sepertinya itulah pokok permasalahannya.
"Apa yang akan kau lakukan jika berhasil menjadi lebih kuat?"
"Mengapa kau bertanya seperti itu?'"
Tentu saja untuk melindungi diri sendiri, karena aku pernah sekali berada di ambang
kematian, maka wajar saja aku ingin mencegah terjadinya hal itu lagi.
"Aku pernah kenal sejumlah orang yang mencari kekuatan dan ketenaran, namun mereka
semua payah. Bahkan keponakanku adalah salah satunya, tapi dia cukup keras kepala, lho.
149
Sekarang dia jauh lebih kalem, tapi dia pernah bersikeras untuk menjadi pahlawan terkuat di
dunia sampai akhir hayat. Di dunia ini, masah banyak hal yang lebih berharga daripada
menjadi yang terkuat."
"Hal-hal yang lebih berharga? Contohnya?"
"Wanita! Jika kau sudah menemukan tambatan hatimu, maka kau akan mengerti!
Fuhahahaha!"
Dan kemudian, Badi menunjukkan ekspresi penuh kemenangan di wajahnya sembari
mengatakan itu.
Aku juga sering membaca Manga yang menceritakan pemuda yang ingin menjadi pahlawan
terkuat, dan sebagian besar dari mereka hanyalah bocah payah.
Sebenarnya, aku juga tidak terlalu berambisi menjadi yang terkuat.
Di dunia ini, orang yang lebih kuat selalu bermartabat lebih tinggi, tapi bukan berarti
kekuatan adalah keadilan.
Daripada mengejar kekuatan, lebih baik mengejar wanita.
Aku juga cukup memahami pemikiran itu.
Namun, bagaimana aku bisa mencari wanita kalau penyakitku ini belum tersembuhkan.
"Tuan Raja Iblis."
"Ya?"
"Apakah kau tahu obat paling mujarab untuk menyembuhkan lemah syahwat?"
".........Tidak tahu."
Tampaknya, raja iblis yang bijak pun tidak bisa menolongku dalam kasus yang satu ini.
Bagian 3
Setelah sarapan, aku pun menuju ke kelas.
Baru-baru ini, aku belajar tentang sihir Detoksifikasi di kelas pagi.
Sihir Detoksifikasi tingkat menengah.
Dengan Sihir Detoksifikasi, sebagian besar racun bisa ditawarkan hanya dengan sihir kelas
dasar.
Namun, penyakit tertentu, racun yang dihasilkan oleh monster kuat, atau penyakit yang telah
mencapai stadium lanjut, kau memerlukan mantra yang tepat dan sejumlah besar Mana untuk
menyembuhkannya.
Untuk menggunakan Sihir Detoksifikasi di atas level menengah, kau harus mempelajari
teknik yang tepat.
Mantranya juga sangat panjang.
Bahkan lebih panjang daripada mantra sihir serangan tingkat menengah.
Dalam sejarah, memang pernah diceritakan ada beberapa penyihir terampil yang bisa
memperpendek mantra tersebut, namun itu tidak berlaku untuk sihir detoksifikasi di atas level
menengah.

150
Ada juga beberapa kategori.
Untuk tingkat menengah, kau harus belajar lebih dari 50 mantra.
Di antaranya, bahkan ada sihir untuk menciptakan racun.
Karena pada dasarnya, obat adalah racun, terutama untuk penyakit yang disebabkan bakteri.
Untuk mencapai tingkat lanjut, kau membutuhkan lebih dari 100 mantra.
Tentu saja, kau tidak bisa mendalami sihir ini dengan otak pas-pasan.
Ketika kau sampai pada tingkat Saint atau di atasnya, kau tidak lagi perlu menghafalkan
mantra yang panjang, namun kau akan menghabiskan sejumlah besar Mana.
Dan juga, untuk kelas Raja dan di atasnya, kau tidak bisa mempelajarinya dengan bebas
karena beberapa negara menelitinya secara tertutup.
Ada negara-negara yang sengaja menciptakan racun yang tidak dapat disembuhkan dengan
sihir penyembuhan biasa, sehingga mereka memerlukan teknik khusus untuk membuat
penawarnya.
Sepertinya di dunia ini juga ada organisasi pengembang virus berbahaya, kemudian mereka
sendiri kerepotan menciptakan penawarnya. Betapa konyol.
Lantas, Sihir Detoksifikasi kelas Dewa adalah sihir yang bisa menyembuhkan penyakit
misterius.
Kalau tidak salah, aku pernah mendengar istilah, Penyakit Batu Sihir.
Itu adalah penyakit aneh yang mengubah Mana di sekujur tubuhmu menjadi batu sihir secara
perlahan-lahan.
Menurut catatan sejarah, hanya ada seseorang yang menguasai sihir detoks kelas dewa.
Karena sihir ini menggunakan pelafalan mantra, maka sudah banyak buku yang mencatatnya,
dan buku-buku tersebut disimpan dengan rapih pada Gereja Agung Milishion.
Dan ingatlah, semakin tinggi tingkatnya, maka semakin panjang mantranya.
Ketika sampai pada kelas Raja, kau sudah tidak mungkin lagi menghafal seluruh mantranya,
sehingga kau memerlukan buku.
Tak peduli secerdas apapun otakmu, kau memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk
menghafal semua mantra itu.
Bahkan para biarawan dan pendeta kesulitan menghafal kitab suci mereka masing-masing.
Yahh, kalau aku sih lebih suka membawa buku yang berisikan catatan mantra-mantra
tersebut, daripada menghafalkannya, itu hanya bikin pusing saja.
Mungkin saja, dengan belajar sihir detoks, penyakitku ini bisa disembuhkan. Karena
bagaimanapun juga, impotensi adalah sejenis penyakit berbahaya yang bisa mengancam
jumlah populasi manusia.
Aku mengambil kelas ini sambil berpikir demikian, tapi sayangnya, setelah aku bertanya
pada guru… setidaknya sampai sihir detokfikasi level lanjut, tidak ada teknik untuk
menyembuhkan lemah syahwat.
Yahh…..

151
Sepertinya ini adalah masalah mental.
Bagian 4
Makan siang.
Sampai sekarang, aku selalu makan di luar, tapi hawanya semakin dingin.
Oleh karena itu, aku memutuskan untuk membuat suatu bangunan.
Aku menggunakan sihir bumi dan menciptakan atap dan dinding untuk mengelilingi mejaku.
Di tengah meja, aku buat lubang lalu kunyalakan api di sana.
Setelah aku menambahkan lubang udara pada bangunan itu, maka replika Kamakura [55] pun
sudah jadi.
Berkat api itu, ruangan menjadi sedikit hangat.
Kemudian setelah itu, Wakil Kepala Sekolah Jinas datang dengan marah-marah.
Daripada kau buat bangunan seperti ini di luar, lebih baik kau makan di dalam, kira-kira
seperti itulah protesnya padaku.
Yah, apa boleh buat, maka aku pun terpaksa makan di lantai pertama.
Aku pikir Zanoba akan menentangnya, tapi anehnya dia tak mengatakan apapun.
"Karena Julie tidak bisa duduk di lantai tiga."
Tampaknya tidak ada kursi untuk orang-orang dengan status sosial budak di lantai tiga.
Tentu saja itu hanyalah aturan lokal.
Zanoba tidak memperlakukan Julie sebagai budak.
Dia memperlakukan Julie sebagai murid kecil.
Meskipun begitu, terkadang Julie masih disuruh ke sana-sini oleh Zanoba, karena
bagaimanapun juga, status sosialnya sangatlah rendah.
Budak memang sering mendapat perlakukan yang bermacam-macam.
Aku benar-benar tidak tahu apakah tindakan Zanoba baik atau buruk.
Namun, jika dibandingkan dengan orang yang terang-terangan memperlakukan bawahannya
seperti babu, maka tindakan Zanoba pastilah jauh lebih baik.
Ketika kami pergi ke ruang makan, entah kenapa beberapa kelompok orang mulai
memisahkan diri.
"He..hey, itu kan Rudeus?"
"Bukankah dia luar biasa, dia benar-benar menguasai seluruh siswa di kelas khusus."
"Aku melihat pertarungan ketika ia mengalahkan Raja Iblis, dia mengalahkannya hanya
dengan sekali serang lho… sekali serang saja .."
Aku mendengar bisikan-bisikan rumor dari orang-orang di sekitar.
Aku tak pernah menguasai kelas khusus, dan meskipun aku berhasil mengalahkan raja iblis
dengan sekali serang, namun aku dibuatnya pingsan selama 3 hari penuh.

152
Namun, sepertinya mereka tidak sepenuhnya mencibirku.
Aku pun tidak ingin sombong ...
Mereka semakin menjauhiku, namun tiba-tiba….
"Fuhahahahaha! Sudah kuduga, kau bahkan tidak kuat hawa dingin."
Entah sejak kapan, Badigadi sudah duduk di sana sambil minum alkohol, yang bahkan tidak
ada pada menu kantin.
Kulitnya gelap, namun sekarang berubah menjadi coklat gelap karena dia mulai mabuk.
Apakah dia benar-benar mabuk?
Tubuh ras iblis memang unik.
Orang-orang di sekitarku masih saja memandangi kami, seakan-akan mereka ingin agar kami
cepat-cepat duduk.
Aku penasaran, apakah itu artinya mereka mempersilahkanku untuk makan di ruangan ini.
Yahh, terserah sih, aku tidak begitu peduli.
Kebetulan, Cliff dan Elinalise berada di lantai dua.
Bahkan di ruang makan sekalipun, mereka sesekali memamerkan kemesraannya, sungguh
idiot pasangan ini.
Mereka saling menyuapi satu sama lain sembari mengatakan, "ahhhn ~"… bahkan mereka
saling ciuman tanpa memperhatikan otang lain.
Karena aku merasa hampa ketika melihatnya, maka sebisa mungkin aku coba untuk tidak
mendekati mereka.
"Master, apa yang sedang diminum oleh Tuan Raja Iblis? Tampaknya lezat sekali."
"Fuhahahahah! Dwarf memang jeli! Tak kusangka kau bisa mengerti bahwa ini adalah
alkohol mewah hanya dengan sekali lihat! Kau benar, ini adalah permata langka yang
seorang pria sembunyikan di balik rambutnya!"
Julie mengatakan itu sambil menarik manset Zanoba.
Mengenai permata yang pria sembunyikan di balik rambutnya, aku penasaran… apakah yang
dia maksud adalah Kepala Sekolah Georg. [56]
Aku pernah mendengar bahwa para Dwarf suka miras, tapi aku ragu apakah itu juga berlaku
bagi Julie.
Namun, meskipun dia sangat menyukainya, dia masihlah muda.
Tapi, sepertinya akulah satu-satunya orang yang berpikir demikian.
"Humu, Tuan Raja Iblis, bolehkan aku minum segelas?"
"Tentu saja. Bagaimanapun juga, meminum alkohol sendirian sangatlah membosankan!
Fuhahahaha!"
Setelah Zanoba memintanya, ia mengambilkan secangkir miras untuk Julie, dan dia pun
meminumnya.
Aku penasaran, apakah itu baik-baik saja.

153
Bukankah dia terlalu muda untuk mabuk-mabukan?
Aku sudah bisa sihir detoks sih, jadi tidaklah masalah meskipun dia nanti mabuk beneran ...
Yah, aku sendiri sudah mencoba miras sejak berumur 7 tahun di dunia ini, jadi aku tidak
berhak melarang Julie.
"Kalau begitu, aku juga ingin minum secangkir."
"Hentikan itu, setelah ini kau ada kelas."
"Jika Shisho mengatakan begitu, baiklah….. Badi-sama, maafkan aku ya…."
"Fuhahahaha! Tidak dapat minum alkohol secara bebas, kalian para siswa terlalu
mengkhawatirkan peraturan!"
Sembari bercakap-cakap seperti itu, jam makan siang pun berakhir.
Aku? Aku tidak minum apa-apa.
Bagian 5
Setelah makan siang usai, ada banyak kelas yang harus kuikuti.
Aku mengambil kelas sihir penyembuhan tingkat lanjut.
Aku belajar bersama siswa tahun kelima.
Tanpa diduga, aku sekelas dengan Pursena.
Jika kau tanya Apanya yang tidak terduga?, maka jawabannya adalah: Pursena sedang
sendirian.
Rinia mengambil kelas yang berbeda.
Sepertinya Pursena lebih mendalami sihir penyembuhan ketimbang sihir lainnya, sedangkan
Rinia mengkhususkan diri dalam sihir serangan.
Biasanya Pursena benar-benar malas.
Namun, selama kelas berlangsung, dia mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh sembari
mengunyah daging keringnya.
Meskipun dia adalah siswa khusus, dan juga mantan bos preman, belakangan ini dia sendirian.
Ketika mengikuti kelas praktek, dia kesulitan menemukan pasangan untuk membentuk
kelompok yang terdiri dari 2 orang.
Untung ada aku.
"Untuk setim dengan Boss, apakah aku harus menyerahkan sesuatu yang berharga padamu,
Nano?"
Lantas, dia pun menyerahkan dagingnya yang sudah setengah dimakan.
Dengan senang hati, kuterima daging itu, kemudian mencicipinya… atau lebih tepatnya,
menjilatnya.
Pursena menunjukkan ekspresi jijik ketika kulakukan itu.
Bukankah kau sendiri yang memberikannya padaku ...?

154
Berbicara tentang Rinia, baru-baru ini, dia menemuiku untuk bertanya berbagai hal tentang
sihir serangan.
Sebagian besar pertanyaannya adalah tentang sihir kombinasi.
Tampaknya, banyak penyihir mentok gara-gara sihir kombinasi.
Namun, teman masa kecilku Sylphy, sepertinya gak pernah mengalami kebuntuan seperti itu.
Tapi waktu itu dia masih kecil, sehingga perkembangannya begitu pesat, mungkin lain cerita
ketika dia sudah besar. Ahh, di mana ya dia sekarang…
Hari ini, dia menanyakan tentang sihir kombinasi elemen air dan api.
Ah… kangen juga sama sihir itu.
Penguapan dan pengembunan, aku memberikan penjelasan tentang "Mekanisme hujan",
gabungan elemen, dan perubahan bersama.
Tapi, Rinia hanya memiringkan kepalanya karena kebingungan.
Misalnya, air di lautan menguap, berubah menjadi awan, terjadi kondensasi pada bagian
dalam awan, lantas titik-titik hujan pun jatuh.
Jika kau memahami konsep itu, maka kau bisa menerapkannya dengan menggunakan sihir,
namun Rinia hanya membalas, "Jika seluruh lautan berubah menjadi hujan, bukankah lautnya
akan mengering, Nya…."
Aku pun menjelaskannya, "Setelah hujan turun, air akan kembali mengalir ke lautan,
sehingga jumlah air tetaplah sama.", dia hanya menimpalinya dengan angkuh, "Itu bohong
Nya, karena semua air di Hutan Agung hanya akan terserap ke dalam tanah."
Aku pun terus menjelaskan, "Air yang terserap ke dalam tanah akan tertampung pada sungai-
sungai bawah tanah…. Kemudian akan mengalir kembali ke lautan…" kemudian dia
memiringkan kepalanya lagi.
Meskipun aku sudah menjelaskan panjang-lebar, dia tetap saja kebingungan seperti ketika
aku mengajari Ghyslaine. Suatu saat nanti, aku yakin dia akan mengerti.
Berbicara tentang sihir serangan, aku sudah mencapai level Saint untuk sihir elemen bumi.
[Sand Storm].
Itu adalah versi upgrade dari sihir kelas lanjut, [Dust Storm].
Kalau dilihat dari namanya sih, sihir itu terkesan tidak begitu hebat, tapi setelah aku benar-
benar mencoba menggunakannya, sejumlah besar pasir dan angin kencang menutupi seluruh
area yang kutargetkan.
Bidang pandanganku menipis, bahkan aku kesulitan bernafas.
Setelah sihirnya berakhir pun, masih banyak pasir beterbangan yang tersisa di area.
Kalau sihir elemen air kelas Saint, [Cumulonimbus] menciptakan badai angin, guntur, dan
hujan, maka [Sandstorm] menciptakan badai angin dan pasir.
Tampaknya banyak sihir kelas Saint yang efeknya memanipulasi cuaca.
Guru yang mengajar di kelas pernah berkata, "Mungkin akan ada kerusakan pada tanaman,
jadi jangan menggunakannya di kota."
Aku kira, seorang guru harus menjelaskan dampaknya ketika mengajarkan kelas sihir Saint.

155
Apapun itu, sekarang aku berhasil menguasai 2 jenis sihir kelas Saint.
Terimakasih bumi.
Ah, banya bercanda.
Untuk menguasai 2 elemen lainnya, aku harus menemukan guru yang ahli dalam elemen api
dan angin.
Bahkan, guru kelas Saint elemen bumi sempat berkata, "Sudah kuduga kau bisa menguasai
sihir kelas Saint."
Menurut Badigadi, sihir serangan tanpa mantra milikku sudah setara dengan sihir kelas Raja,
sehingga mereka menganggap wajar jika aku sudah menguasai sihir kelas Saint.
Bahwa Tuan Raja Iblis mengatakan kepadaku bahwa kekuatan peluru batu yang
kutembakkan saat itu setara dengan sihir kelas Kaisar.
Tampaknya, dia tidak pernah melihat penyihir selain Laplace yang bisa menggunakan sihir
dengan kekuatan penghancur sebesar itu.
Kemudian aku bertanya, apakah tidak masalah jika kupanggil diriku Penyihir Bumi Kelas
Kaisar, itu terdengar keren sih.
Namun, karena nama itu terdengar terlalu menonjol, maka kuurungkan niatku.
Tak ada baiknya memamerkan apa yang telah kau capai.
Bagian 6
Sekitar waktu sore hari, aku memutuskan untuk mengunjungi ruang penelitian Nanahoshi.
Ruangan penelitiannya sungguh luas.
Segera setelah memasukinya, kau akan merasa sedang berada dalam ruang penyimpanan
yang padat, karena banyak sekali benda-benda yang dijejalkan di sana-sini.
Setelah menuju suatu ruangan di dekat ruang penyimpanan…...
Ada ruang eksperimen yang tertutupi oleh semacam genteng.
Kemudian, jika kau menuju ke ruang berikutnya, maka kau akan menemui ruang tidur
Nanahoshi.
Tampaknya, ada semacam tempat penyimpanan makanan di sudut kamar tidurnya.
Aku penasaran, apakah tidak ada tikus atau kecoa yang menggerogoti makanannya ketika dia
tidur?
Jika dilihat dari fitur kamar tidurnya, aku bisa langsung tahu bahwa dia punya bakat menjadi
seorang Hikikomori.
Ya, tidak salah lagi, karena aku adalah ahlinya.
Tentu saja, ada larangan untuk masuk ke kamar tidurnya.
Pada dasarnya, yang sedang kami upayakan adalah penelitian mengenai sihir pemanggilan.
Di ruang eksperimen, aku tuangkan Mana-ku ke dalam lingkaran sihir yang sudah dia gambar.
Ini tidaklah begitu merepotkan, namun aku harus melakukannya berulang-ulang.
Itu karena kami mengambil pendekatan, "trial & error."
156
Tidak peduli berapa banyak uang yang telah dia tabung, persedian kritasl sihirnya bukanlah
tidak terbatas, jumlah kristal sihir yang diperjual-belikan di pasaran juga terbatas, jika dia
memborong semua kristal sihir yang tersedia di pasaran, maka itu akan mengundang
kebencian beberapa kelompok tertentu.
Itulah mengapa, ada banyak penelitian yang dia ragu untuk mencobanya.
Aku hanya perlu menuangkan Mana-ku pada lingkaran sihir secara terus-terusan.
Namun sampai saat ini, belum ada hasil yang signifikan. Catnya akan hilang, dan yang tersisa
hanyalah gambar kabur.
Tapi beberapa kali, Mana-ku tersedot cukup banyak, kemudian munculah beberapa benda
yang aneh.
Misalnya, bulu hitam kotor atau kaki serangga.
Ketika aku bertanya apakah kita sudah berhasil, dia langsung menjawab, “tentu saja gagal
total”.
Namun, karena aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, aku pun cukup stress.
"Sebenarnya, apa sih yang sedang kau usahakan dengan melakukan eksperimen-eksperimen
ini?"
"Aku sedang mencoba memanggil seseorang dari dunia kita sebelumnya .. ini adalah
eksperimen untuk memahami konsep dasar di balik fenomena teleportasi… ini adalah
langkah yang sangat-sangat-sangat dasar."
Kalau dia berhasil memanggil seseorang dengan metode lingkaran sihir ini, apakah itu berarti
dia bisa mengembalikan orang tersebut ke tempat semula? Tampkanya, Nanahoshi pun tak
tahu.
Lagian, ini adalah langkah yang sangat-sangat-sangat dasar ya…..
Sepertinya, upaya kami masihlah panjang.
Namun, aku sih gak masalah.
"Memanggil orang katamu? Nanti kalau bencana itu terjadi lagi gimana?"
"Tentu saja, aku tidak punya niat untuk menyebabkan bencana. Namun, jika aku bisa
mendapatkan bukti dua teori lainnya, maka aku bisa membuat hipotesis mengapa bencana itu
terjadi."
Apakah begitu?
"Eksperimen selalu terkait erat dengan kegagalan, maka jangan pernah menganggapnya
remeh. Ingat, bencana itu sudah menyebabkan kematian yang tidak terhitung jumlahnya."
"Tidak perlu kau katakan itu pun aku sudah paham. Itu sebabnya, sekarang aku sedang
memperkuat dasarku."
Memperkuat dasar?
Aku tidak paham.
Tapi toh, aku ke sini juga untuk belajar sihir pemanggilan, jadi ikuti saja keinginannya dulu.
"Sebenarnya aku juga ingin mempelajari sihir pemanggilan, apakah tidak masalah bagimu?"

157
"Sihir pemanggilan adalah satu-satunya cara untuk kembali pulang. Bahkan sampai sekarang
pun aku belum siap mengajarkannya."
"Bukankah kau bilang bahwa kau akan mengajariku apapun?"
Setelah kukatakan itu, Nanahoshi mendecakkan lidahnya dengan bunyi "cheh".
"Setelah percobaan hari ini berakhir, aku akan menjawab salah satu pertanyaanmu."
"Satu? Kurasa bukan begitu perjanjiannya kemaren."
"Setelah semua percobaannya berakhir, aku akan kembali lagi, mengumpulkan semua hasil
percobaan, informasi, dan koneksi… kemudian memberikan semua itu padamu, oleh karena
itu, bersabarlah sedikit."
Tampaknya Nanahoshi sedikit kesal karena tuntutanku.
Yah, sepertinya aku cukup egois karena menanyakan sesuatu yang belum jelas hasilnya.
Ketika aku berpikir begitu, dia pun memberikanku sebuah buku.
Buku itu berjudul, [Sihir Pemanggilan Shigu].
"Kalau kau ingin tahu lebih banyak, maka telitilah sendiri."
Sepertinya aku pernah melihat buku ini di suatu tempat, tapi aku tak ingat pernah membacanya.
[57]

Aku akan meluangkan waktu untuk membacanya.


Aku semakin tertarik dengan percobaan ini.
Tampaknya, Nanahoshi mencoba ribuan pola lingkaran sihir yang berbeda untuk mencapai
sukses dan mencari konsep dasar di balik fenomena tersebut.
Ini memanglah proyek yang akan memakan waktu cukup lama.
Bagian 7
Aku mampir ke perpustakaan.
Namun, Fitts-senpai sesekali bergabung dalam percobaan itu.
Setelah melihat dia, aku memahami bahwa percobaan ini sungguh keras.
Bagaimanapun juga, setelah dia mencoba 20 kali mengalirkan Mana-nya, dia langsung
kelelahan.
"Rudeus-kun, percobaan ini mengonsumsi Mana sebanyak sihir tingkat
lanjut." Itulah yang dinyatakan Fitts-senpai.
Fitts-senpai adalah pengguna sihir tanpa mantra sepertiku, tetapi tampaknya jumlah Mana-
nya tidaklah begitu tinggi.
Ah tidak juga, jika kau bandingkan dengan orang biasa, Mana Fitts-senpai sudah cukup
tinggi, hanya saja aku adalah pengecualian.
Aku lahir di dunia ini dengan cheat berupa Mana yang melimpah.
Namun, jika Fitts-senpai benar-benar kelelahan, maka eksperimen ini memang keras.

158
Aku tidak tahu jenis lingkaran sihir macam apa yang Nanahoshi gambar, tapi kurasa sihir
pemanggilan memang membutuhkan jumlah Mana yang tidak umum.
Tidak seperti sihir serangan, tampaknya teknik ini tidak bisa digunakan beberapa kali dalam
suatu pertarungan, pantas saja sihir ini begitu langka.
Lagi-lagi gulungan berisi gambar lingkaran sihir gagal membuahkan hasil, lantas gambarnya
memudar begitu saja, dan Fitts-senpai semakin kelelahan.
Atau jangan-jangan, kita membutuhkan banyak Mana karena hendak memanggil sesuatu dari
dunia lain?
"Maaf, aku masih punya pekerjaan menjaga tuan putri, jadi aku hanya bisa membantu kalian
sampai di sini... kalau sesuatu terjadi pada tuan putri, sedangkan aku kehabisan Mana, maka
akan gawat jadinya ..."
"Yahh, apa boleh buat."
Belakangan ini, Fitts-senpai tampak murung.
Tampaknya dia sedang sakit hati.
Mungkin, harga dirinya sedikit terlukai karena tidak sanggup bertahan dalam penelitian ini.
Setiap orang memiliki harga diri.
"..."
Nanahoshi tidak mengucapkan apapun pada Fitts-senpai.
Tampaknya, Fitts-senpai juga tidak begitu akrab dengan Nanahoshi.
"Aku ... sungguh tidak berguna, kan….."
Fitts-senpai mengatakan itu dengan putus asa, tapi aku menggeleng.
"Bukan begitu, senpai."
"Eh?"
"Keberadaan Fitts-senpai di sini semakin membuatku yakin."
Selama setahun terakhir ini, aku sudah banyak bergantung pada Fitts-senpai.
Setelah begitu banyak merepotkannya, tidak mungkin aku berkata, "Kau memang tak
berguna, pergilah."
Kalau Fitts-senpai sudah menyerah di sini, maka aku pun tidak akan menahannya, tetapi jika
ia menyerah karena kurangnya Mana, maka aku akan mengatakan "tunggu dulu!"
"Tidak masalah jika kau punya kesibukan lain, tapi lain kali datanglah lagi. Bukankah kita
selalu bersama-sama mempelajari metastasis di perpustakaan? Ayo kita teruskan sampai kita
ungkap kebenarannya."
"... Aku paham, terima kasih."
Fitts-senpai mengatakan itu, kemudian dia tersenyum dengan malu-malu.
Aku benar-benar lemah ketika melihat senyum seperti itu.

159
Aku pikir Fitts-senpai sekarang berusia sekitar 13 tahun. Beberapa tahun ke depan, aku
penasaran apakah dia akan menjadi seorang ikemen yang bisa membuat para wanita
menangis ketika dia menolak cinta mereka.
Ahh, bagaimana ya cara bilangnya.
Terus terang, entah kenapa belakangan ini aku selalu melihat Fitts-senpai bagaikan seorang
gadis yang manis.
Aku penasaran, apakah mataku sudah rabun.
Mungkinkah ini pertanda penyakitku semakin parah, sehingga aku jadi homo?
Bagian 8
Karena matahari sudah terbenam, aku kembali ke asrama bersama Fitts-senpai.
Kami berpisah di depan asrama perempuan.
"Ah, iya…. Rudeus-kun."
"Ada apa?"
"Kurasa, akan lebih baik jika kau kembali ke asramamu lewat jalan ini?"
Seraya mengatakan itu, Fitts-senpai menunjuk pada jalan di depannya yang mengarah ke
asrama wanita.
Aku sempat terjebak dalam insiden sempak melayang ketika awal masuk sekolah.
Sejak hari itu, aku tak pernah lagi dekat-dekat dengan jalan menuju asrama wanita.
"Kau pasti bercanda, senpai. Kalau aku lewat sana lagi, mereka akan berteriak dengan 'kya ~',
bukan?"
"Nfufu, kau tahu… kau semakin populer di kalangan gadis-gadis asrama wanita, lho."
"Eh? Serius? Seperti Super Populer di Prince of Tennis?"
"Tennis??? Apa itu??"
Fitts-senpai menunjukkan wajah kebingungan.
"Umm, kau tahu, mereka menganggapmu sebagai seorang pria keren yang mendisiplinkan
preman-preman di sekolahan ini, namun kau tidak menginginkan imbalan sama sekali.
Meskipun kau cukup kuat untuk mengalahkan Raja Iblis yang membantai semua pria ras
hewan dengan sekali serang, kau sama sekali tidak menuntut balasan apapun."
Jangan berbohong ...
Kemaren aku justru mendengar beberapa rumor negatif tentangku.
Aku mendengarkannya dengan jelas.
Aku tidak sepopuler itu.
Sungguh tidak.
"Fufu, pada awalnya mereka semua takut, tapi Rinia dan Pursena mengatakan ini pada semua
orang: ‘Bos adalah seorang pria yang toleran, karena itu dia tidak akan pernah menganiaya
orang-orang yang lemah, Nya’… seperti itu."
Sembari mengatakan itu, Fitts-senpai meniru gaya Rinia dengan memegang telinganya.
160
Gimana ya bilangnya….
Ah.
Senpai sungguh imut.
Kenapa celanaku terasa cekak.
"Kemudian, semua orang akhirnya menyadari pesona Rudeus-kun. Meskipun pakaianmu
agak melarat, namun kalau wajahmu diamati lebih dekat, ternyata kau tidak buruk juga,
malahan kau sangat keren. Walaupun kau sangat kuat, kau tidak sombong."
Oh ~?
Entah kenapa mereka berdua mengatakan hal-hal yang baik tentangku.
Tampaknya mereka juga menyembunyikan kabar mengenai penyakit impotensiku.
Sepertinya aku harus mentraktir Pursena daging yang mahal nih.
Aku penasaran, apa yang diinginkan Rinia ya. Aku yakin itu adalah posisi, ketenaran, atau
uang.
"Tapi masih ada beberapa orang yang takut padamu, Goriade-san misalnya."
"Ah, apa boleh buat. Bagaimanapun juga, dia lah yang memfitnahku saat itu. Kemaren kami
tak sengaja bertemu di jalan, dan dia terlihat sangat gugup."
"Aku paham. Rinia dan Pursena juga, setiap kali mereka melihat Goriade-san, seolah-olah
mereka ingin berkelahi dengannya."
Berkelahi ya.
Mungkin itulah kenapa si gorila ketakutan saat melihat mereka kemaren.
Ini mirip pembullyan.
"Fitts-senpai, bukankah kau harus menghentikan mereka?"
"Aku tidak akan menghentikan mereka. Bagaimanapun juga, itu adalah kesalahan Goriade-
san, dia terlalu ceroboh dengan menuduh Rudeus-kun sebagai maling celana dalam. Ini
adalah balasan yang layak untuknya."
Terkadang, Fitts-senpai juga kejam ya.
Namun, pembullyan tidaklah baik.
"Kumohon jangan terlalu menyalahkan Goriade-senpai, karena itu semua hanyalah
kesalahpahaman ... Oleh karena itu, kumohon pahamkanlah Rinia dan Pursena juga…"
Aku mengatakannya dengan sedikit kaku.
Fitts-senpai menjadi panik, sembari dia menunjukkan telapak tangannya padaku.
"Ah, aku memang salah. Tapi, bukannya aku berniat memojokkan dia. Gimana ya bilangnya.
Goriade-san pun sepertinya sudah jenuh akan semua itu. Seakan-akan dia bilang, ‘sudah,
jangan bahas lagi hal itu’."
Aku penasaran, apakah Goriade-san benar-benar memiliki sifat sensitif dan ramah seperti itu.
Ada perbedaan setipis kertas antara pembullyan dan singgung-menyinggung, jadi lebih baik
berhati-hati karena keduanya sungguh berbahaya bagi mental seseorang.

161
"Aku paham, aku sih tidak masalah selama tidak menimbulkan sesuatu yang serius ... Fitts-
senpai juga tolong pastikan agar masalah ini tidak semakin runyam."
"Rudeus-kun sungguh baik. Ya. Aku juga akan menyampaikan itu pada Goriade-san."
Sebenernya tidak masalah sih, kalau tidak disampaikan pada Goriade-san, asalkan masalah
ini tidak semakin besar saja.
Kalau semisal dia ingin meminta maaf padaku dengan memberikan sempaknya, maka aku
juga yang akan kena masalah.
"Eh ~?"
Sembari Fitts-senpai tertawa dengan malu, dia pun menyusuri jalan menuju asramanya.
Aku tetap berada di tempat itu.
Setelah dia berjalan sekitar tiga langkah, Fitts-senpai berbalik.
"Umm, kalau begitu, tidak masalah kan jika kau lewat asrama wanita?"
"Ah tidak, aku masih sayang reputasiku, jadi lebih baik aku menghindari tempat itu sebisa
mungkin."
Aku mengatakan itu sembari menunjukkan tawa mesum di wajahku.
"A-Aku paham? Memang seperti itulah Rudeus-kun."
Fitts-senpai tergagap, lantas dia menutup mulutnya.
Apakah dia coba menahan tawa?
Sepertinya, lebih baik aku tidak menunjukkan tawa seperti itu.
Tempo hari, seseorang pernah memberitahuku bahwa wajah mesumku sungguh mengerikan.
Dasar Hypermetria. [58]
"Ya. Sampai jumpa besok, Rudeus-kun."
"Ya, kita akan bertemu lagi."
Dan kemudian, aku berpisah dengan Fitts-senpai.
Bagian 9
Setelah makan malam, aku mengajari Julie sihir di kamar Zanoba.
Julie adalah anak yang rajin dan pintar. Dia menyerap hampir semua hal yang aku ajarkan
bagaikan spons.
Tangannya juga terampil. Jika dia tidak bisa melakukan sesuatu dengan sihirnya, maka dia
pasti akan memperbaikinya dengan tangan.
Ini bukanlah ungkapan yang sopan, namun kau bisa bilang bahwa dia adalah pembelian
terbaik kami.
Tentu saja, dia adalah budak yang beruntung di antara begitu banyak temannya yang hidup
tidak layak.
Meskipun begitu, ini masihlah tahun pertamanya belajar sihir.
Mana-nya masih belum mencukupi, dan keakuratan tangannya masih perlu dilatih lagi.

162
Meskipun aku bilang dia sangatlah terampil, namun dia masih banyak melakukan
kecerobohan dalam mematung.
Aku yakin, dia akan semakin berkembang di masa depan nanti.
Sembari mengajarinya, aku juga berusaha mengasah keterampilanku dalam membuat patung.
Baru-baru ini, aku sudah mulai membuat patung Fitts-senpai dengan skala 1:8.
Meskipun begitu, karena Fitts-senpai selalu mengenakan pakaian yang longgar, aku tidak
tahu persis bagaimana ukuran tubuhnya.
Karena bangsa Elf hampir tidak memiliki lemak tubuh, aku pikir dia cukup langsing, tapi...
Masalahnya adalah, apakah aku harus membuat pakaiannya bisa dilepas, atau tetap terpasang.
Sepertinya tidak masalah, selama aku masih memberikan pakaian dalam pada patungnya.
Namun, aku bimbang.
Aku pribadi, lebih suka kalau bajunya bisa dilepas, tapi jika Fitts-senpai mengetahuinya,
apakah dia akan marah ya.
Kalau patungnya mau selesai nanti, lebih baik aku menunjukkannya pada Fitts-senpai. Aku
sungguh tidak tahu apa yang harus kulakukan...
"Kalau kau mau, aku bisa melucuti pakaiannya secara paksa?"
"Tolong hentikan itu."
Ketika aku masih ragu-ragu, Zanoba memberikan gagasan seperti itu, tentu saja aku
menolaknya.
Kebetulan, kalau berbicara tentang Zanoba, saat ini dia sedang belajar membuat patung Naga
Merah di bahwa instruksiku.
Karena setiap bagian tubuh Naga Merah sangatlah besar, dan tidak perlu ada detail-detail
halus, maka itu cocok untuk latihan Zanoba.
Meskipun begitu, jari-jari Zanoba masih saja kasar, sehingga progres perkembangannya
begitu lambat.
Tidak apa-apa melakukannya secara perlahan.
Bagian 10
Sebelum aku pergi tidur, aku membaca [Sihir Pemanggilan Shigu].
Itu adalah suatu cerita tentang seorang penyihir bernama Shigu memanggil seekor binatang
mistis.
Kemudian, dia menggunakan sejumlah besar persembahan dan Mana yang begitu banyak
untuk memanggil binatang mistis yang lebih kuat daripada dirinya sendiri. Naas, dia hanya
berakhir dengan dimakan hidup-hidup oleh binatang itu.
Murid-muridnya meratap dalam kesedihan, dan mereka bersumpah di dalam hati untuk tidak
memanggil makhluk yang lebih kuat daripada mereka sendiri.
Sepertinya, ini adalah kisah mirip dongeng, yang dimaksudkan untuk menyampaikan nilai
moral.

163
Nilai moralnya adalah, meskipun kau memiliki jumlah Mana yang luar biasa, semuanya akan
percuma jika kau memanggil sesuatu yang jauh lebih kuat darimu, sehingga kau tidak bisa
mengendalikannya.
Kisah ini sungguh menyinggung orang sepertiku yang memiliki Mana berlebih. Maka lebih
baik aku menggunakan Mana-ku dengan bijak.
Namun, tidak ada informasi detail tentang bentuk lingkaran sihir yang digunakan Shigu untuk
memanggil hewan mistis itu.
Aku penasaran, apakah ini berarti Nanahoshi menyuruhku untuk menelitinya.
---
Dengan begini, kehidupanku di sekolah sihir terus berlanjut.
Aku masih belum menemukan metode untuk menyembuhkan penyakitku.
Meskipun begitu, aku benar-benar merasa semakin dekat dengan solusi permasalahanku ini.
Atau mungkin, aku harus mencari solusinya dari berbagai aspek, tanpa merasa pesimis
sedikit pun.
Tempo hari, aku sempat berpikiran begitu.
Aku mulai menuju ke arah pemecahan semua masalahku sekaligus.

164
Bab 11.5
Cerita Selingan – Masuknya Mad Dog

Bagian 1
Daratan Suci Pedang. Tempat itu tak punya nama lain. Tempat itu merupakan suatu dataran
gersang yang ditutupi salju sepanjang tahun.
Pada tahun-tahun terakhirnya, generasi pertama Dewa Pedang membangun sekolah di sini
untuk mengajar murid-muridnya ilmu pedang. Bagi para Swordsmen, ini adalah tempat yang
akan mereka tuju untuk menimba ilmu, kemudian pergi setelah beberapa saat belajar di sana.
Selama kau adalah seorang Swordsman, tidak peduli siapapun kau, ini adalah tempat yang
harus kau kunjungi, setidaknya sekali. Ini adalah Daratan Suci Pedang.
Para Swordsmen yang berkumpul di dataran ini adalah mereka yang memiliki masa depan
cerah. Mereka memang masih remaja, namun sekilas saja, kau bisa langsung tahu bahwa
mereka punya bakat dalam ilmu berpedang yang tidak biasa. Mereka adalah pemuda-pemuda
jenius.
Pada Dataran Suci Pedang, ada tiga Swordsmen yang memiliki bakat luar biasa.
Yang pertama adalah putri sulung Dewa Pedang, Nina Farion. Sekarang dia masih berusia 18
tahun, namun semenjak usia 16, orang-orang sudah memberikan julukan Saint Pedang karena
bakatnya. Orang-orang menduga bahwa dia akan menjad Raja Pedang ketika umurnya sudah
mencapai 20. Dan ketika menginjak 25 tahun, dia pasti sudah menjadi Kaisar Pedang. Semua
orang setuju bahwa dia adalah gadis yang menjanjikan.
Berikutnya adalah sepupu Nina, Jino Britts. Ia adalah putra kedua dari Keluarga Britts; yaitu
cabang dari keluarga utama jurus Dewa Pedang, yang bernama Farion. Dia sekarang berusia
14 tahun. Sebagai seseorang yang menerima gelar Saint Pedang di umur 12 tahun, maka
dialah Saint Pedang termuda saat ini. Orang-orang menganggapnya sebagai jenius yang
berada setingkat di bawah Nina, namun tak seorang pun bisa memprediksi apa yang akan
terjadi di masa depan.
Yang terakhir adalah, Eris Greyrat. Sekarang usianya sudah 17 tahun. Dia dijuluki Mad Dog
yang bisa membuat takut setiap orang yang menemuinya, dan siapapun yang mengganggunya
akan dihajar tanpa ampun. Dua tahun yang lalu, dia menginjakkan kakinya di Dataran Pedang
Suci bersama seorang ras hewan bergelar Raja Pedang bernama Ghyslaine, dan dia tak
pernah berkompromi terhadap Eris. Setiap hari dia mendapatkan pelatihan yang keras dari
gurunya, bahkan dia rela menyiksa tubuhnya sendiri untuk menjadi yang terkuat.
Debutnya di Dataran Pedang Suci sungguh mencolok. Orang-orang masih mengingat dengan
jelas peristiwa itu, bahkan beberapa tahun setelahnya, itu masih menjadi topik pembicaraan
yang hangat.
-- Sekitar 2 tahun yang lalu --
Lokasi adalah Dataran Suci Pedang. Dia dibawa ke sini oleh Ghyslaine, Eris langsung ingin
menemui Dewa Pedang. Sang Dewa Pedang selalu didampingi oleh 2 murid terhebatnya yang
kemampuannya tidak kurang dari Swordsmen sekelas Saint Pedang, yaitu Nino dan Jino.

165
Meskipun Eris bertatap muka dengan Dewa Pedang, dia sama sekali tidak menunjukkan
kesopanan seperti membungkuk ataupun berlutut.
"Lalat kecil seperti kalian tidaklah beguna bagiku!"
Dia bahkan mengatakan itu di hadapan Swordsmen terkuat di dunia ini, yaitu Dewa Pedang
Gull Farion. Kedua Saint Pedang yang merupakan muridnya langsung menjadi gusar.
"A-a-a-a-apa yang kau katakan pada Shishou-!"
"Berlututlah! Apakah kau tidak tahu tata krama teknik Dewa Pedang!?"
"Apa sih yang kau ajarkan padanya, Ghyslaine-dono !?"
"Duduk."
Dengan hanya satu kata, Sang Dewa Pedang membungkam para Saint Pedang yang mulai
emosi.
Semua orang menduga bahwa si anjing muda gila ini akan segera ditebas oleh Dewa Pedang
karena kelancangannya. Tak seorang pun bisa lolos hidup-hidup dari tangan Dewa Pedang
dengan kesombongan seperti itu. Itu adalah tindakan yang sembrono, bahkan Ghyslaine yang
arogan pun mengejang ketakutan, sampai-sampai telinga dan ekornya berdiri tegak.
Namun ternyata, Dewa Pedang hanya tersenyum. Sambil tersenyum, ia bertanya,
"Kau punya selera yang baik, ya. Apakah kau datang ke sini untuk belajar ilmu pedang,
sehingga kau bisa menebas seseorang? Siapakah itu?"
Siapakah yang ingin ditebas? Setelah ditanyai seperti itu, Eris menjawab dengan terus
terang. "Dewa Naga! Dewa Naga Orsted!"
Semua orang di sini pernah mendengar nama 'Dewa Naga'. Namun, mereka tidak mengetahui
nama 'Orsted'. Orang-orang di sini memiliki wawasan yang jauh lebih sempit daripada Eris.
"Haahhahaaa! Aku paham, aku paham, jika kau membandingkanku dengan Orsted, maka aku
memanglah seperti lalat kecil baginya! Aku paham, aku paham, jadi hari ini aku bertemu
dengan seorang gadis muda bersemangat yang ingin menebasnya!"
Sambil tertawa terbahak-bahak, Sang Dewa Pedang menepuk-nepuk lututnya sendiri. Semua
orang di sana menelan ludah karena kebingungan. Sudah lama mereka tak melihat Dewa
Pedang begitu gembira. Ada seorang gadis muda kurang ajar yang menemuinya tanpa
berlutut, bahkan dia disebut lalat kecil, namun dia justru tertawa terbahak-bahak. Itu adalah
sesuatu yang mustahil terjadi.
Namun, Dewa Pedang paham bahwa keinginan si gadis muda untuk membunuh Dewa Naga
Orsted berarti dia ingin menjadi yang terkuat.
"Tapi…. kau tahu…"
Tawanya tiba-tiba berhenti. Suatu keheningan kembali mengurung tempat itu.
"Bicara saja sih gampang. Dapatkah kau melakukannya?" "Aku bisa."

Eris menyatakan itu tanpa jeda sedikit pun. Itu bukanlah semangat tempur, atau bahkan
keraguan-raguan. Dia memiliki tatapan mata yang begitu mantap. Dewa Pedang menaikkan
sudut mulutnya, kemudian tersenyum.

166
"Baiklah. Mari kita lihat pedangmu. Jino, jadilah lawannya."
"Eh!? Y-ya!"
Setelah dipanggil oleh pamannya, Jino Brits berdiri. Usia mereka hampir sama. Pamannya
hanya tersenyum tanpa kata pada gadis kurang ajar ini. Dia ingin memberinya ketakutan.
"Dia adalah salah satu muridku yang termuda. Meskipun dia lebih muda darimu dan masih
naif, dia cukup jago, lho."
Eris dan Jino menerima pedang kayu yang dilemparkan oleh Saint Pedang satunya.
"Bersiap-siaplah di tengah."
"Uraaaaaaaa!"
Saat ia menerima pedang kayu, Eris langsung menerjang Jino. Jino bahkan tidak sempat
merespon. Dengan sekali sabetan pada pergelangan tangan, Jino menjatuhkan pedangnya,
dan sebelum ia bisa menyerah… ah, tidak… sebelum Jino menyadari apa yang sedang
terjadi, Eris menebasnya dengan pedang kayu. Aura membunuh yang sangat kuat. Jino
melihat halusinasi dimana dia ditebas oleh Eris dengan menggunakan pedang sungguhan,
lantas dia pun jatuh lemas.
"A……!?"
Semua orang di sana tercengang. Seolah-olah mereka harus menerima suatu kenyataan yang
begitu konyol. Setidaknya, mereka harus saling berhadapan di tengan, kan? Sejak awal, Jino
bahkan tidak punya kesempatan untuk mempersiapkan diri. Tindakan Eris seperti seorang
pengecut, begitulah yang dipikirkan oleh Saint Pedang. Tentu saja Nina juga sependapat
dengan sepupunya, karena serangan Eris begitu mendadak.
Namun, ada 4 orang yang tidak sependapat dengan mereka berdua, yaitu dua orang Kaisar
Pedang, seorang Raja Pedang, dan juga Sang Dewa Pedang sendiri.
"Lihat? Naif, kan?"
"Memang."
Eris mengibaskan rambut pendeknya, dia pun sudah bersiap diri menghadapi gerakan lawan-
lawan lainnya. Tidak masalah jika tiba-tiba ada lawan lain yang menyerangnya setiap waktu.
Dengan jitu, dia melihat orang-orang di sekitarnya dengan tatapan hina.
Dewa Pedang tidak mengkritik Eris. Dia malah menilai bahwa Jino sangatlah naif karena
terlalu meremehkan lawannya, sekarang dia kalah dan tidak sadarkan diri. Kesalahannya
adalah, tidak waspada ketika lawan sudah memegang senjatanya. Dia tidak
mempertimbangkan serangan dadakan, dan itu adalah tindakan yang begitu bodoh. Inilah
analisa Dewa Pedang.
"Baiklah, berikutnya adalah Nina. Kau, bangunlah. Kali ini, serangan baru boleh dilakukan
setelah kalian saling bertatap muka di tengah. Meskipun serangan mendadak bukanlah suatu
hal yang dilarang, namun kali aku ingin melihat teknikmu, jadi jangan menyerang tanpa aba-
aba."
Setelah guru besar menyelesaikan perkataannya, salah satu Saint Pedang menghadap ke Nina,
lantas melemparkan pedang kayunya. Begitu dia menangkapnya, Nina memberikan anggukan
pada Saint Pedang. Pedang itu sedikit berat karena ada logam di dalam kayu.
"..."

167
Saint Pedang pun membalas anggukannya. Setelah melihat itu, Nina sedikit gemetaran,
kemudian sekali lagi mengangguk. Dia akan membunuh gadis kurang ajar ini. Bahkan Nina
adalah seorang Saint Pedang di usia semuda itu. Bukan berati dia belum pernah membunuh
seseorang dengan menggunakan pedangnya. Meskipun tujuan pertandingan ini bukanlah
untuk saling bunuh... Eris lah yang terlebih dahulu bertingkah kurang ajar. Mengingat dia
telah memberikan penghinaan pada Jino dengan mengalahkannya, maka dia pantas dibunuh.
Keduanya berhadapan di tengan dojo sembari mempersiapkan kuda-
kudanya. "Mulai!"
Setelah Saint Pedang memberikan sinyal, Nina mengayunkan pedangnya. Itu salah satu teknik
Dewa Pedang yang sudah dia latih berkali-kali, dan dengan teknik yang sudah familiar ini, dia
akan menumbangkan si gadis berambut merah. Ayunan pedangnya dipenuhi semangat tempur.
Pedang saling berbenturan. Pada saat itu, terdengar suara bising, kemudian pedang Eris
hancur berkeping-keping.
Nina mengukuhkan kemenangannya. Sekarang dia hanya pelu memotong pelipis Eris tanpa
belas kasihan. Setidaknya, itulah yang dia pikirkan.
Namun saat itu juga, wajah Nina kena jotos. Berikutnya dagunya yang kena. Sementara dia
sempoyongan, Eris mengirimkan tendangannya, dan setelah dia jatuh, Eris lanjut dengan
menungganginya. Sebelum dia sadar apa yang sedang terjadi, Eris sudah menyematkan
kakinya pada kedua lengan Nina.
Ketika dia mendongak, ia melihat setan haus darah yang mengangkat tinjunya.
"H-hentikan, h-hentikan!"
Ketika kata-kata itu diucapkan, Nina sudah terkena beberapa kali hantaman Eris.
Darah segar mengalir dari hidungnya, giginya pun patah, lantas dia pingsan. Dia begitu
ketakutan sampai terkencing-kencing, lantas muncul suatu genangan air berbau pesing dari
selangkangan Nina.
Eris perlahan berdiri, kemudian dia mengambil pedang kayu berisikan besi yang barusan
Nina pakai. Dia kemudian mendengus. Dia menendang Nina ke tempat Jino yang masih
terbaring tak sadarkan diri.
"Apakah hanya ada orang naif di tempat ini?"
"D-Dasar bajingan!"
Para Swordsmen mulai naik pitam. Teriakan 'pengecut' dan ejekan-ejekan lainnya mulai
terdengar. Namun anehnya, mereka yang berperingkat Raja Pedang ke atas tidak melakukan
itu. Mereka tahu siapakah yang salah di sini.
"Aduh, aduh… maafkan aku deh… tadinya aku meremehkanmu, kalau begitu, biar aku yang
menjadi lawanmu."
Namun, ketika Dewa Pedang berdiri, dua orang Kaisar Pedang menunjukkan ekspresi terkejut.
"Shishou tidak perlu turun tangan."
"Ghyslaine, dia adalah ... 'murid'mu, bukan? Kalau begitu, biar aku yang menanganinya."
Tanpa menunggu balasan dari Ghyslaine, dia mencengkram pedangnya dan terus maju. Dia
tampak serius.

168
Ketika melihat ini, Eris langsung menggebrak tanah untuk meluncur ke tempat di mana dia
menyimpan pedangnya. Lalu, ia segera melepaskan sarung pedangnya. Itu adalah pedang
yang telah menjadi partnernya berkelana mengelilingi dunia.
"Tidak usah khawatir, aku akan memberikan kesempatan yang baik untukmu... Oh, kau
punya pedang yang bagus rupanya. Itu salah satu dari buatannya Yulian, kan?"
"Aku tidak tahu. Ini adalah sesuatu yang aku dapatkan dari klan Migurd."
"Ah, aku paham. ... Punyaku juga salah satu buatannya Yulian."
Sementara mengatakan ini, Dewa Pedang perlahan menghunuskan pedangnya. Itu adalah pedang
yang dilengkapi bilah gemerlapan terbuat dari emas. Itu adalah salah satu dari tujuh pedang dewa.
Itu adalah salah satu dari 48 pedang yang dibuat oleh pengrajin iblis, Yulian Jalisco, pedang
tersebut terbuat dari tulang Raja Naga. Namanya adalah pedang iblis Nodobue.
Dewa Pedang memegang pedang iblis dengan santai di tangannya. Semua Saint Pedang
menahan napasnya. Jarang sekali melihat Dewa Pedang seserius ini, selain berlatih dengan
Kaisar Pedang.
Kemudian, Dewa Pedang bergumam pelan….
"Baiklah. Aku datang."
Dalam sekejap, Eris terpental. Tubuhnya terbang, lantas menghantam gerbang dan
menghancurkannya, kemudian terbanting dalam tumpukan salju.

Tak seorang pun bisa melihat pergerakannya, tiba-tiba dia sudah berdiri dalam posisi siap. [59]
"Menakjubkan!"
"Menakjubkan!"
"Kau benar-benar menakjubkan!"
Para Swordsmen di sekeliling memuji tebasan pedangnya. Namun, itu bukanlah serangan
pedang iblis, itu hanyalah kekuatan semangat tempurnya. Itu sudah cukup membuat Eris
terpental. Semua orang mengira bahwa gadis kurang ajar itu sudah tewas. Namun mereka
salah besar.
"Uu ... Guu ...!"
Bersama erangan itu, dia bangkit dari tumpukan salju. Meskipun dia menerima serangan dari
Dewa Pedang, dia masih hidup? Ah, bukan… Dewa Pedang lah yang tidak menyerangnya
dengan serius. Dewa Pedang pun tidak perlu bertarung dengan serius ketika melawan bocah
ingusan seperti dia. Namun si kurang ajar itu memang harus mencicipi teknik Dewa Pedang
sesungguhnya yang dilepaskan langsung oleh Swordsmen terkuat di dunia ini. Namun, Sang
Dewa Pedang mengucapkan sesuatu yang tak pernah diduga oleh para Saint Pedang.
"Ghyslaine, rawat Eris. Mulai hari ini dan seterusnya, dia sudah resmi menjadi Saint Pedang.
Mulai besok, aku sendiri yang akan mengajarinya teknik berpedang."
Para Swordsmen lain membeku di tempat sambil menyeringai. 'Mengajarinya pedang'…
dengan kata lain, dia akan menjadi murid langsung Dewa Pedang. Itu adalah hal yang belum
pernah terjadi sejak Ghyslaine belajar di sini; dia adalah murid terbaik di antara yang terbaik.
"Konyol! Gelar Saint Pedang baru bisa disematkan pada seseorang ketika dia sudah menguasai
teknik 『Longsword of Light』! Bagaimana bisa anak primitif ini diajari langsung oleh ...!"

169
Dewa Pedang mengangkat pedangnya ke arah pria itu yang terus mengoceh, lantas
kalimatnya pun terpotong.
"Bukankah dia sudah mengalahkan dua Swordsmen yang telah menguasai『 Longsword of
Light 』?"
"T-Tapi kan ..."
"Bahkan gelar Dewa Pedang sekalipun tidak bisa kau dapatkan meskipun kau telah menghafal
dan menguasai semua jurus pedang, kau tahu? Selalu ada pengecualian untuk orang spesial
seperti diriku, lantas mengapa hal yang sama tidak boleh diterapkan pada Saint Pedang?"
"... Maafkan aku, bicaraku terlalu lancang."
Swordsmen itu tak lagi mengatakan apapun. Mungkin dia telah sadar bahwa sanggahannya
hanya berdasar pada keirian. Dia pun paham bahwa keirian adalah penyakit hati yang bisa
menumpulkan pedangnya.
Tapi dia salah paham. Dewa Pedang memberikan gelar pada siapapun yang dikehendakinya.
Namun, banyak orang yang salah mengira bahwa dendam, kedengkian, dan emosi adalah hal-
hal yang diperlukan untuk menjadi lebih kuat.
Dewa Pedang tidak akan menceramahi mereka tentang pelajaran moral seperti itu. Dia
percaya bahwa ada tipe orang keras kepala yang tidak akan menyadari adanya penyakit di
hatinya. Percuma saja menasehati orang-orang seperti itu.
Dengan demikian, Eris pun menjadi Saint Pedang melalui suatu insiden yang menghebohkan.
Bagian 2
Nina membenci Eris. Dia dikalahkan, dipermalukan, dihajar sampai ngompol di depan banyak
orang. Itu adalah penghinaan. Ya, dia telah dihina, dilecehkan, dan dicoreng nama baiknya.
Kemunculan orang bar-bar itu sangatlah tiba-tiba ... Ketika pedangnya rusak, bukannya
menyerah, dia malah menggunakan tangan kosong untuk menghajar musuhnya, dia jelas-
jelas punya tabiat layaknya preman pasar. Dia tidak cocok mendapatkan gelar 'Saint';
setidaknya untuk aliran Dewa Pedang. Banyak orang juga sepakat dengannya.
Namun, tak peduli berapa banyaknya cacian yang ditujukan padanya, Eris tak pernah ambil
pusing. Dia dikucilkan oleh Jino dan Swordsmen lain seumuran dengannya.
Setiap hari, aktivitas Eris hanyalah berlatih dengan Dewa Pedang secara langsung dan juga
Ghyslaine. Dia pun tidur di kamar Ghyslaine. Dia tak pernah saling berkomunikasi dengan
teman sejawat, dan dia pun tidak membutuhkannya.
Satu-satunya komunikasi yang terjalin di antara mereka adalah saling cela, mereka sering kali
terlibat pertengkaran ketika murid-murid latihan bersama. Oleh karena itu, Eris dan Nina selalu
menjadi rival. Nina merasa bahwa dia lebih sering memenangkan pertandingan ketimbang Eris.
Selama kau sanggup menjatuhkan pedang lawanmu, atau bahkan menghancurkannya… maka itu
dihitung sebagai kemenangan, setidaknya begitulah anggapan Nina. Akan tetapi, bagi Eris itu
hanyalah kenaifan, dia pun tidak menyadarinya sampai suatu saat kelak.
Suatu persaingan. Seperti itulah kelihatannya, namun Eris mengerti betul bahwa mereka
berdua punya suatu kesamaan. Yaitu sama-sama tidak berani mengakui perasaannya.
Pada suatu hari tertentu ... Nina sedang mengobrol dengan beberapa gadis seumuran dengannya.
Seperti gadis muda pada umumnya, mereka berbicara tentang murid-murid cowok

170
yang keren, atau bagaimanakah pengalaman pertama berkencan dengan pacar. Topik seperti
itulah yang mereka bicarakan.
Sejak lahir, yang Nina ketahui hanyalah berlatih pedang, maka dia pun tidak begitu paham
tentang topik pembicaraan tersebut. Dia hanya ikut-ikutan ngobrol tanpa tahu apapun. Kalau
ditanya, siapakah cowok yang paling dekat dengannya, maka tentu saja jawabannya adalah
sepupunya, Jino, yang lebih muda 4 tahun darinya. Tapi mereka berdua dibesarkan bersama-sama
layaknya saudara kandung, maka tidak pernah ada perasaan khusus di antara mereka. Alhasil,
yang dia pikirkan selama ini hanyalah pedang. Jika tidak, bisa-bisa dia tertinggal dari Eris, dan
dia sangat membenci kekalahan, terutama kalah dari gadis kasar berambut merah itu.
Orang yang kebetulan lewat ada Eris. Ada semacam uap yang mengepul dari tubuhnya.
Rupanya Eris barusan berlatih, dan tubuhnya pun dibanjiri keringat. Bahkan ketika Nina
sedang santai-santai sambil mengobrol dengan teman-temannya, Eris sedang berlatih. Nina
menyadari itu, dan dia pun sedikit kesal.
Alhasil, dia berkata…….
"Aduduh, masih latihan aja nih!! Kalau gitu caranya, kau tak akan pernah dapat cowok sampai
mati!! Hiduplah terus sebagai perawan sampai peyot, dan menikah sajalah sama pedang!"
Meskipun dia sendiri tidak pernah punya kekasih, dia masih saja berkata begitu. Namun, dia
selalu membanding-bandingkan dirinya sendiri dengan Eris, sehingga dia berpikir bahwa
celaan yang bisa melukai hatinya, juga bisa melukai hati Eris.
"Hu ...!"
Eris hanya membalasnya dengan tawa kecil. Nina meringis setelah melihat rivalnya
membalas dengan ekspresi kemenangan di wajahnya.
"A-a-apa?"
"Maaf, tapi aku sudah bukan perawan lagi."
Dia begitu bangga ketika mengatakan itu, dan wajahnya pun sedikit memerah.
Itulah yang semua orang pikirkan.
Nina tidak bisa lagi menyembunyikan kekesalan dalam hatinya. Dengan rona wajah penuh
kekalahan, dia bertanya pada Eris.
"Eh ...!? Itu bohong, kan? Eh? Siapa? Dengan siapa?"
"Dengan seseorang yang tumbuh bersamaku."
Eris biasanya pendiam, tapi kalau membicarakan Rudeus, dia bisa ngoceh selama berjam-
jam. Dia bercerita tentang bagaimana mereka tumbuh dewasa bersama-sama, tentang
bagaimana mereka melakukan perjalanan dari Benua Iblis menuju kampung halaman, tentang
bagaimana mereka melawan Dewa Naga dan berhasil mengenakan serangan padanya, dan
tentang bagaimana mereka berdua sama-sama menikmati malam pertama. Demi pria itulah
Eris selalu berusaha untuk menjadi lebih kuat.
Itu adalah cerita yang begitu rinci, mulai dari bagaimana dia jatuh cinta pada pangerannya,
sampai mereka membuktikan cinta tersebut.
Nina sangat terkejut. Dia pikir, dia telah kalah telak. Dia benar-benar kalah.
Ilmu pedang mereka bisa dibilang setara. Namun, Nina kalah dalam hal usia, terlebih lagi
pengalaman bercinta.

171
Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan sekarang adalah menyangkal semua itu.
"K-kau bohong! Otou-san pernah mengatakan ini padaku! Dewa Naga punya suatu teknik
bernama 『 Dragon Holy Touki 』 , jadi serangan pacarmu yang menyedihkan itu gak
mungkin bisa melukainya! Kau hanya mengada-ngada! Pria itu pun hanya khayalanmu, kan!?
Akui saja kebohonganmu. Masih belum terlambat untuk mengakuinya sekarang juga!?"
"Ini bukan kebohongan. Rudeus tidak menyedihkan! ... Tapi, sekarang aku belum pantas
mendampingi Rudeus. Aku harus menjadi lebih kuat."
Akhirnya, Eris mengatakan itu sembari mengepalkan tinjunya dengan keras. Di matanya
berkobar tekad yang membara, lantas dia pun mengabaikan Nina dan yang lainnya untuk
menuju ke『Renki』 [60] . Untuk alasan itulah Eris jauh-jauh datang ke sini.
Sembari tercengang, Nina melihat rivalnya berjalan pergi. Dia cukup percaya diri bahwa Eris
tak akan mampu mengalahkannya, namun kenyataan berkata lain. Nina pun sedikit pusing
setelah mengetahui kenyataan ini.
Bagian 3
Dia tak punya pacar, sedangkan si gadis bar-bar punya satu. Nania masih tidak bisa
menerima kenyataan itu. Dia hanya bisa menganggap bahwa itu semua cuma omong kosong.
Rudeus atau siapapun namanya, dia hanyalah pacar khayalan, seperti itulah yang Nina yakini.
Pada suatu hari libur, dia memutuskan untuk bertemu dengan seorang calo. Lantas dia
meminta informasi apapun tentang pria bernama Rudeus.
'Yahh, pasti si calo akan kesulitan mencari informasi tentang pria itu, karena bagaimanapun
juga dia hanyalah pacar khayalan' seperti itulah pikirnya.
Namun sedihnya, dia berhasil menemukan beberapa informasi.
Rudeus Greyrat. Lahir di desa Buina, wilayah Fedoa, Kerajaan Asura. Pada umur 3 tahun, ia
menjadi murid penyihir air kelas Raja, Roxy Migurdia (pada saat itu Roxy masih bergelar
Saint). Pada usia 5 tahun, ia sudah menjadi penyihir air kelas Saint. Pada usia 7 tahun, ia
menjadi guru privat putri semata wayang Lord yang berkuasa di daerah Fedoa, yaitu Eris
Boreas Greyrat. Setelah itu, lokasinya tidak diketahui karena dia menjadi salah satu korban
insiden metastasis. Namun, akhir-akhir ini ia berada di bagian utara Benua Tengah, dan
sebagai petualang dia memiliki julukan『Rudeus sang Quagmire』. Dia sekarang sedang
bersekolah di Akademi Sihir pada kota Sharia, yang merupakan ibu kota Kerajaan Ranoa. Ia
adalah sosok petualang yang disegani karena pernah membunuh Naga Merah seorang diri.
Dia nyata. Dia bukanlah pangeran khayalan hasil imajinasi Eris.
Sembari menahan rasa kesal, Nina meyakinkan dirinya sendiri bahwa pria itu tidaklah
sehebat yang dikabarkan. Dia mendapatkan prestasi yang brilian sampai umur 7 tahun, tapi
pada akhirnya ia hanya menjadi petualang. Dia bahkan belum mendapatkan gelar penyihir air
kelas Raja, nama julukannya pun sangat culun, yaitu Quagmire. Dia hanyalah bocah yang
berbakat, tidak lebih. Ya, tidak salah lagi. Begitulah pikir Nina.
Lalu ia memikirkan sesuatu yang buruk.
'Jika aku mengalahkan Rudeus ini, membuatnya menjadi budakku, dan membawanya ke
sini…. Kira-kira bagaimana ya wajah Eris?' pikirnya.
Tanpa menunggu lama. Nina siap untuk melakukan perjalanan pada hari itu juga, dia mewarisi
tabiat buruk ayahnya, yaitu ketidaksabaran. Ia pun memilih kuda terbaik untuk melakukan

172
perjalanan. Dengan demikian, ia mulai pencariannya ke Kerajaan Ranoa. Meskipun masih
musim dingin, Ranoa sangat dekat. Dengan menunggangi salah satu kuda terbaik hasil ternak
Daratan Suci Pedang, kau bahkan tidak perlu 2 bulan untuk sampai ke sana.
Dia tidak sabar lagi.
Setelah dengan mudah menyelesaikan perjalanannya dalam sebulan, ia tiba di Akademi Sihir.
Saat itulah dia terkejut.
Nina memang terlalu meremehkan penyihir.
'Para penyihir memang payah, mereka tidak pernah melakukan latihan keras untuk melatih
fisik. Yang mereka lakukan hanyalah mengomelkan mantra. Apakah dengan begitu mereka
pikir bisa menjadi semakin kuat..?' pikirnya.
Namun, dia menemukan banyak laki-laki berotot di jalanan sekolah. Entah kenapa, ada
banyak pria ras hewan hari ini, dan juga orang-orang yang berpakaian seperti prajurit. Ada
juga orang-orang berjubah, ada juga yang mengenakan seragam imut, tapi kebanyakan dari
mereka memiliki tubuh yang kekar. Nina merasa malu karena wawasannya yang begitu
dangkal, rupanya dunia penyihir sudah berkembang pesat sampai dia berusia 18 tahun.
Akhirnya, Nina memutuskan untuk memanggil seorang pria muda di dekatnya. Dia bertubuh
tegap dan jika dilihat dari pakaiannya, pastilah pria itu seorang prajurit ras hewan. Dia mencoba
bertanya kepadanya tentang keberadaan Rudeus. Si pria ras hewan lantas menjawab bahwa dia
juga sedang mencari Rudeus. 'Ini sempurna' pikirnya, dan Nina pun mengikuti pria tersebut.
Akhirnya dia berjumpa dengan seorang pria muda berseragam. Katanya, dialah Rudeus.
Seperti yang Nina bayangkan. Meskipun ia telah melatih tubuhnya, Nina tak bisa merasakan
determinasi apapun dari pemuda itu. Meskipun wajahnya tidak buruk, ia terkesan tidak percaya
diri, dan ia tidak punya daya tarik sebagai ikemen. Dia memang sempurna untuk Eris.
'Ya, saatnya untuk mengalahkannya ...' begitu dia berniat untuk menyerang, si pria ras hewan
tiba-tiba mengeraskan suaranya.
" Aku mengenalimu sebagai seorang petualang kelas A yang pernah mengalahkan Naga
Merah seorang diri, kau adalah Rudeus sang Quagmire! Aku menantangmu berduel untuk
mendapatkan pasangan!"
Nina terkejut. Pria itu tiba-tiba menantang Rudeus untuk duel.
"Permisi mas, karena aku akan berlatih piano, maka aku harus meninggalkan tempat ini
sekarang juga"
Meskipun itu tidak jantan, Rudeus segera menolaknya. Namun, setelah beberapa kali basa-
basi, pria itu pun langsung menyerang Rudeus, sepertinya dia berpikir bahwa tidak ada
gunanya ngomong panjang-lebar.
Sesaat berikutnya Nina mengira bahwa Rudeus akan dicincang menjadi potongan-potongan
kecil. Meskipun tidak sehebat Nina, dia bisa bilang bahwa pria ras hewan itu cukup kuat. Dan
Rudeus hanyalah seorang penyihir. Semua Swordsmen punya suatu pemikiran yang sama,
yaitu ketika kau cukup dekat dengan jangkauan penyihir, maka kau bisa menebasnya
kapanpun. Pria ras hewan itu cukup dekat dengan Rudeus, yang berarti dia sudah mati
langkah.
Namun, hasilnya adalah sebaliknya. Dalam sekejap mata, Rudeus mengalahkan pria itu.
Mungkin pertarungan itu hanya berlangsung selama 3 detik. Benar-benar sekejap mata.
Kemudian, tanpa mempedulikan Nina yang masih tercengang, dia lari begitu saja.

173
Bagian 4
Kemudian, setelah Nina berhasil menenangkan diri lagi, dia terus mencari dimanakah Rudeus
berada. Dia kemudian mengetahui bahwa akhir-akhir ini Rudeus sering terlihat belajar di
perpustakaan. Ketika dia menuju ke perpustakaan, dia menemukan antrian pria ras hewan
yang berbaris di depan gedung. Dia berpikir bahwa semua kerumunan ini tidak ada
hubungannya dengannya, lantas dia pun nyelonong masuk begitu saja ke perpustakaan.
Tapi……
"Apakah kau di sini untuk berduel dengan Rudeus?"
Seorang pria ras hewan lainnya menanyainya demikian.
"Y-ya. Itu benar."
Dia menjawab seperti itu tanpa pikir panjang.
"Kalau begitu antri lah! Jangan mendahului kami!"
Dia menjadi marah. Menurut apa yang didengarnya, semua orang di antrian ini ingin berduel
melawan Rudeus. Ada 30 orang di sini. Dia gemetar seakan-akan tidak siap menerima fakta
ini, lantas dia pun mematuhi pria itu dengan ikut berbaris di dalam antrian. Ketika ia
melakukannya, pria ras hewan di depan berkata "Sayang sekali, ya?". Dia tidak tahu apa yang
sedang terjadi. Dia hanya menunggu seperti itu, dan hari pun semakin senja.
Kemudian 'dia' muncul.
Iblis dengan kulit hitam legam dan tubuh berotot. Dengan begitu sesumbar, ia mengamati
apapun di sekelilingnya.
"Hohh, apakah kalian sedang mengantri untuk melihat pertunjukan atau semacamnya!?"
"Ini adalah antrian untuk berduel melawan Rudeus Greyrat!"
"Apa! Sebanyak ini!? Huhahahaha! Rudeus memang cukup populer, ya!? Aku sih gak
keberatan ikut ngantri, tapi apakah ada cara supaya aku dapat giliran pertama!?"
Pria-pria itu pun menjadi marah karena sang raja iblis menyatakan itu dengan terang-
terangan. Mereka telah lama mengantri dan menunggu giliran. Nina juga marah. Bahkan dia
juga ikut mengantri setelah jauh-jauh datang ke sini.
'Jangan sok bung! Mengantri sajalah dengan tenang!' pikirnya.
Kemudian, seorang idiot mengatakan hal yang seharusnya tidak pernah dia katakan.
"Kalau kau ingin duluan, boleh saja!? Tapi kalahkan kami semua terlebih dahulu."
"Huhahahaha! Boleh juga tuh! Aku setuju! Kalau begitu, majulah kalian semua sekaligus!
Untuk menghormati keberanian kalian yang telah menantangku, maka kupersilahkan kalian
menyerang duluan!"
Itu adalah kesombongan yang berlebihan, maka semuanya pun mulai menggila.
"Apa katamu!?
"Jangan sombong bung!"
Kemudian, mereka pun memberi si sombong ini pelajaran dengan menyerangnya. Sebelum
dia tahu apa yang sedang terjadi, Nina sudah ikut serta dalam serangan itu.
Kemudian, dia kalah.

174
Meskipun Nina juga menyerang, tubuh ras iblis itu tetap tidak bergeming. Pedang mereka
sama sekali tidak bisa menembus kulit hitam legam itu. Setelah melepaskan semua
kejengkelannya, Nina akhirnya bisa melukainya dengan teknik Longsword of Light, tapi ia
sembuh dalam sekejap.
"Aku adalah Raja Iblis Badigadi! Huhahahaha! Jika kalian dapat mengalahkan aku, aku akan
memberikan kalian gelar pahlawan!"
Nina seharusnya bisa memberikan perlawanan yang berarti. Namun, kekuatan serangannya
terlalu rendah, dan setelah taktik serangannya gagal beberapa kali, dia pun tertangkap,
dikalahkan, dan pedang kesayangannya bengkok.
Kemudian datanglah teror, dan kekacauan.
'Mengapa aku repot-repot bertarung melawan Raja Iblis di sini?'
'Bahkan, mengapa Raja Iblis dari benua iblis ada di tempat seperti ini?'
Itulah yang semua orang di sana tanyakan.
Beberapa saat setelah Nina berhasil dilumpuhkan, pria-pria lainnya juga mengalami nasib
serupa.
Ajaibnya, meskipun ada begitu banyak orang terluka, tak satu pun jatuh korban jiwa. Raja
Iblis itu tidaklah serius. Ketika dia menyadari hal ini, tetesan air mata Nina jatuh ke kepalan
tangannya. Ini sungguh memalukan, bahkan dia sudah kehilangan pedangnya. Sekarang, tak
ada yang bisa dia lakukan.
"... apa-apa’an ini?"
Tak lama setelah mereka semua dikalahkan, Rudeus muncul dari dalam perpustakaan.
Setelah sedikit berbasa-basi dengan sang raja iblis, mereka pindah lokasi.
Sembari mengerutkan kening karena rasa sakit di sekujur tubuhnya, Nina mengikuti mereka.
Mereka tiba di suatu lapangan besar. Rudeus dan Raja Iblis saling pandang satu sama lain
selama beberapa saat. Tampaknya mereka memiliki semacam percakapan, kadang-kadang
tawa keras Raja Iblis bisa terdengar. Namun, Nina tidak tahu apa yang sedang mereka
bicarakan. Duel dimulai ketika seorang pemuda berlari dengan begitu cepat ke arahnya
sembari membawakan tongkat untuk Rudeus.
Duel antara Rudeus dan Raja Iblis pun mulai.
Nina menyaksikan duel dari awal sampai akhir. Rudeus menerima tongkatnya, lantas dia
membuka bungkusnya. Setelah beberapa kata-kata singkat, ia mengarahkan tongkat itu pada
raja iblis, dan pada saat itu, dia menembakkan sesuatu yang membuat tubuh raja iblis
berhamburan ke segala arah.
Lawan yang mengalahkannya tanpa serius, dihamburkan oleh Rudeus hanya dengan sekali
serang. Menghadapi kenyataan itu, Nina sungguh-sungguh tercengang. Dia tidak bisa
mengingat apa yang terjadi setelah itu.

Nina kembali ke Dataran Suci Pedang. Sekarang dia tahu level kekuatan yang ingin dicapai
oleh Eris. Nina sungguh terkejut. Selama ini dia selalu bersitegang dengan Eris. Namun
setelah kejadian ini, persepsinya pada Eris sedikit berubah.

175
Kemudian, sejak saat itu, Nina memulai babak baru dalam hidupnya. Dia memperbarui target
yang ingin dicapainya. Pedangnya sudah rusak, dan sebagai gantinya, dia kini menggunakan
sepasang pedang baru. Dia tidak lagi meremehkan serangan tinju Eris, bahkan dia pun
memisahkan diri dari teman-teman seusianya.
Setelah itu, ia menjadi saingan Eris yang sesungguhnya ... Namun, rivalitas mereka tidaklah
seperti dulu.

Kebetulan, setelah mendengar berita tentang serangan Raja Iblis, Sang Dewa Pedang meraih
pedang dengan ekspresi antusias yang kelihatan jelas di wajahnya, tapi setelah mendengar
cerita Nina, ia tampak kecewa. Lantas dia pun kembali menyarungkan pedangnya.

176
KETERANGAN
1. Sarubobos adalah patung berbentuk manusia berwarna merah, dengan tidak ada fitur
wajah, dibuat dalam berbagai ukuran.
2. ”Hoooh”-nya orang Jepang memiliki berjuta-juta makna, mulai dari : ‘aku paham’,
‘hmmm’, atau ‘beneran nih’?
3. Berdiri seperti merpati adalah ungkapan bagi mereka yang berdiri dengan merapatkan
kedua ujung jempol kakinya. Biasanya sih, cewek yang sering berdiri seperti itu.
4. Cowok cantik.
5. Sekitar 10 Dollar.
6. Orang Amerika yang mengklaim bahwa dirinya bisa bicara bahasa Jepang dengan lancar
7. Pada versi Jepangnya, dia menggunakan kata “mesu” yang berarti merujuk pada
“binatang”. Maksdunya, binatang dengan artian mengejek, bukannya binatang karena
mereka ras hewan.
8. Ini adalah salah satu kisah kelam dari jaman Jepang kuno, dimana orang-orang Kristen
dipaksa untuk melakukan hal seperti itu dengan alasan bahwa orang Kristen sejati pasti
akan menolaknya. Sehingga, diketahui lah mana Kristen yang asli atau palsu. Kaum
Nasrani seperti ini disebut Kakure Kristian, atau Kristen yang tersembunyi.
9. Nya di sini adalah gaya berbicara.
10. Nano di sini juga merupakan gaya bicara.
11. Tipe karakter pelempar contohnya adalah Zangief (Street Fighter) atau Jeffry Mc Wild
(Virtua Fighter).
12. Kuil seperti ini disebut Kamidana, mirip seperti altar mini tempat orang memuja arwah
nenek moyangnya
13. Ini merupakan parodi Erogame, dimana seriap heroine punya rute yang bisa kau pilih
14. Maksudnya si Ruijerd. Ingat, Ruijerd sangat benci aksi penyanderaan dan penculikan.
15. Rudi membandingkannya dengan kehidupan sebelumnya di Jepang, di mana orang yang
dikatakan memiliki koneksi dengan orang penting atau orang kaya akan selalu disegani
lawan-lawannya.
16. Semacam berlutut.
17. Seni melukis tubuh, bahkan sering kali dilakukan pada tubuh telanjang bulat.
18. Ingat bab tentang seseorang dianggap sudah dewasa, yaitu setelah dia mencapai umur 15.
19. Tentu saja ada banyak ilmu yang belum dia kuasai, sehingga dia tetap bersedia mengikuti
pelajaran dari gurunya
20. Kurang-lebih artinya Maho, namun sebenarnya ini berasal dari suatu Meme yang
populer, cek saja di google tentang “Gachimuchi”.
21. Bisa berarti “jiwa” pria, namun bisa juga berarti “sperma” pria.
22. Dia mengatakannya dengan nada sopan.
23. Meskipun ada tanda seru pada kalimat ini, sebenarnya dia juga menyampaikannya
dengan begitu sopan.
24. Maksudnya, kelulusanmu menjadi pria dewasa seutuhnya, atau bisa disebut kehilangan
keperjakaan.
25. Pasangan pelawak manzai disebut kombi. Seorang pelawak berperan sebagai si pintar
(tsukkomi) dan seorang lagi yang berperan sebagai si bodoh (boke). Peran si bodoh adalah
untuk menyampaikan cerita dengan isi yang memiliki kejanggalan, sehingga aneh atau lucu,
dengan tujuan memancing tawa. Dikutip dari Wikipedia Indonesia tanpa perubahan.
26. Dia menyamakannya dengan libur menstruasi.
27. Meong.
28. Guk guk
29. Dia mengatakannya dengan bangga layaknya seorang Samurai.

177
30. Ini adalah parodi Doraemon, ingatlah Shizuka sering menolak ajakan Nobita dengan
alasan mau les piano. Alasan ini juga sering muncul di seri-seri lainnya
31. Suatu teknik dari seni bela diri Akido.
32. Hewan dalam bahasa Jepang disebut Shishi, sedangkan mayat juga Shishi, namun tentu
saja Kanjinya berbeda.
33. Yuusha. Sebenarnya dia sedang membicarakan game RPG klasik.
34. Baca lagi jilid 4.
35. Ini berasal dari pepatah populer: “Orang berkulit putih mungkin berbohong, namun Indian
tidak”. Agaknya pepatah itu menjadi terkenal di Jepang seiring kebencian beberapa
kelompok tertentu terhadap orang asing (Gaijin) seperti warga Eropa ataupun Amerika.
36. Ini adalah parodi anime Gundam. Biasanya, Gundam yang berwarna merah dan
bertanduk memiliki kecepatan yang lebih tinggi.
37. Ini adalah parodi anime Macross Series. Salad nanas adalah simbol kematian.
38. Ingat, di jilid sebelumnya, Elinalise juga sudah ngesex sama Badigadi.
39. Benar-benar memutuskan lengan untuk digunakan sebagai obyek penelitian.
40. Maksudnya adalah Manzai, yaitu humor khas Jepang yang melibatkan tsukkomi (si
pintar) dan bokke (si bodoh). Lawakan terjadi ketika si pintar dan si bodoh
memperdebatkan sesuatu.
41. Semangat tempur di sini mirip seperti Mana pada penyihir. Yaitu, suatu takaran
kemampuan yang bisa menentukan seberapa kuat seseorang. Jika dibandingkan dengan
game, ini mirip Stat atau Exp.
42. Ini merupakan parodi Manga berjudul Iryuu – Team Medical Dragon.
43. Berdasarkan kisah Nabi Musa yang membelah lautan. Dia merasakan hal yang sama
karena kumpulan siswa menyingkir ketika dia lewat, bagaikan laut yang terbelah.
44. Tsukkaima adalah makhluk panggilan, bisa berupa apapun dalam bentuk apapun.
Biasanya Tsukkaima hidup berdampingan bersama pemanggilnya, contoh paling
mudahnya adalah Servant di serial Fate.
45. Bagi kalian yang belum tahu makna flag, secara literal artinya memang “bendera”, namun di
sini lebih lebih ke takdir. Si gadis bertopeng juga menggunakan istilah Inga, yang berarti
“karma” atau “sebab-akibat”.
46. Rudeus mengatakan ini dengan menggunakan bahasa Jepang.
47. Si gadis juga membalasnya dengan menggunakan bahasa Jepang.
48. Semacam perjalanan waktu.
49. Nanahoshi berarti “7 bintang”, dan Shizuka berarti “pendiam” (Silent).
50. Dia berpikir bahwa portal dunia lain terbuka ketika dia mati kecelakaan, sehingga
Nanahoshi ikut terseret ke dunia lain saat itu.
51. Parodi Doraemon.
52. Ini adalah konsep hukum Entropi, kalau kalian menghayati serial Mahou Shoujo
Madoka, maka kalian akan memahaminya dengan mudah.
53. Maksudnya adalah, sesuatu yang hanya digunakan ketika dibutuhkan.
54. Sudah jelas kan ini dari serial apa :v
55. http://www.jnto.go.jp/eng/spot/festival/kamakurasnow.html
56. https://en.touhouwiki.net/wiki/Touhou_Pocket_Wars_2nd/Characters/Kedama
57. Baca lagi jilid 2. Itu adalah buku yang ingin dibeli Rudi ketika dia masih menjadi guru
privatnya Eris.
58. Ketidakmampuan seseorang untuk menahan dirinya melakukan sesuatu yang buruk.
59. Biasanya seseorang bisa melihat kuda-kuda Swordsmen ketika hendak melakukan
serangan, namun Dewa Pedang adalah pengecualian.
60. Renki kurang-lebih berarti “tempat latihan teknik bela diri”.

178
STAFF


Penerjemah : Ciu-ciu https://www.facebook.com/ciusecond


Like & share page kami via fb https://www.facebook.com/bakatsukiupdateindo/

179

Anda mungkin juga menyukai