Anda di halaman 1dari 253

Prolog

Aku [1] adalah seorang tunawisma dan pengangguran yang berusia 34 tahun.

Aku berbadan gemuk dan jelek, namun aku adalah seorang pria baik yang menyesali bagaimana
menjalani hidup.

Sebenarnya, 3 jam yang lalu aku bukanlah seorang tunawisma; aku adalah seorang NEET* veteran yang
tidak meninggalkan kamar selama setahun terakhir.
[NEET merupakan kepanjangan dari Not Employment, Education, or Training. Istilah ini pertama kali
muncul di daerah Inggris pada tahun 90an, istilah ini ditujukan pada orang-orang yang tidak memiliki
pekerjaan (pengangguran) pada usia berkisar 16 hingga 18 tahun. Dikutip dari www.J-cul.com] Namun,
orang tuaku telah meninggal tanpa kusadari.

Sebagai NEET, aku bahkan tidak menghadiri pertemuan keluarga, apalagi pemakamannya.

Dan pada akhirnya, aku diusir dari rumah.

Aku memukul keras dinding dan lantai, dan meraba-raba sekitar seakan tidak ada seorang pun di rumah,
dan tentu saja tak ada seorang pun yang berbicara padaku.

Aku melakukan masturbasi di kamar pada hari pemakaman ortuku, dan pada saat itulah saudaraku tiba-
tiba bergegas masuk, dia mengenakan pakaian berkabung, dan menyatakan bahwa semua keluarga akan
memutuskan hubungan denganku.

Aku mengabaikan mereka, lantas adik laki-lakiku mengambil tongkat kayu, kemudian menghancurkan
komputer yang lebih kuhargai daripada nyawaku sendiri.

Dalam keadaan setengah gila, aku menerjang mereka, tapi kakakku adalah seorang atlet karate level
tinggi, sehingga aku pun dihajarnya dengan kejam.

Aku menangis dan memohon pengampunan dengan menjijikkan, tapi mereka mempersilahkan aku
keluar dari pintu, dan bahkan aku tidak punya waktu untuk mengganti baju.

Dadaku terasa begitu sakit (mungkin itu juga karena sebagian tulang rusukku hancur), lantas aku
berjalan dengan lunglai di jalanan kota.

Suara teguran dari saudara kandung ketika aku meninggalkan rumah, bergema di telingaku.

Itu adalah penghinaan keras yang sulit kuterima.

Hatiku benar-benar hancur.

Apa kesalahan yang telah aku perbuat?

1
Yang lakukan hanyalah masturbasi ketika menonton video loli ber-mosaic pada hari ketika ortuku
dimakamkan ..... [2]

Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?

Tidak, sejujurnya aku benar-benar tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya.

Yaitu, mencari pekerjaan pekerjaan atau paruh waktu, kemudian menemukan tempat tinggal dan
mencari makan sendiri.

Bagaimana aku menghadapi ini semua?

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mencari pekerjaan.

Hmm, aku masih tahu tentang pergi ke "Hello" [3]

Tapi, meskipun aku tidak pamer bahwa aku memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam menjadi
hikikomori, gimana caranya aku tahu dimanakah Hello berada? Lagipula, walaupun aku menemukan
letak Hello, kudengar bahwa mereka hanya memperkenalkan berbagai macam pekerjaan.

Aku harus membawa resume, pergi ke tempat yang telah mereka rekomendasikan, kemudian
diwawancarai. Aku harus pergi untuk menghadiri sebuah wawancara, dengan mengenakan pakaian
olahraga kotor tertutup keringat dan darah??

Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pekerjaan dengan kondisi seperti ini. Andaikan aku yang
berada pada posisi bosnya, gak mungkin lah aku mengerjakan orang dalam kondisi seperti ini, meskipun
orang itu adalah temanku. Mungkin aku akan bersimpati padanya, tapi aku sungguh tidak akan
memperkerjakannya.
Apakah ada toko yang menjual kertas lamaran?

Toko alat tulis? Minimarket?

Mungkin jika pergi ke minimarket, aku bisa mendapatkan barang-barang itu, tapi aku tidak punya uang.

Lagian, apa yang selanjutnya akan kulakukan setelah berhasil mendapatkan barang-barang itu?

Anggap saja aku memperoleh keberuntungan, berhasil meminjam uang dari lembaga keuangan,
mendapatkan baju ganti, dan membeli beberapa kertas lamaran serta alat tulis..........

Aku pernah mendengar bahwa kau tidak akan bisa menyelesaikan resume jika kau tidak mencantumkan
dimanakah tempat tinggalmu.

Ini sudah berakhir. Tepat pada saat ini, aku merasakan bahwa hidupku mencapai akhir.

2
..... Hah.

Hujan mulai turun.

Sekarang adalah akhir musim panas, yaitu periode di mana iklimnya mulai mendingin. Hujan sedingin
es menembus pakaian yang aku sudah tak ingat lagi seberapa lama kupakai, lantas kehangatan di dalam
tubuhku pun mulai lenyap.

3
...... Andaikan saja aku bisa sekali lagi memulai semua kehidupan ini dari awal.

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakan itu.

Dulunya aku tidak dilahirkan sebagai manusia busuk seperti ini.

Aku lahir sebagai putra ketiga dalam keluarga yang agak kaya. Aku memiliki 2 orang kakak laki-laki
yang lebih tua dariku, seorang kakak perempuan, dan seorang adik laki-laki. Lebih tepatnya, aku adalah
anak keempat dari lima bersaudara. Di sekolah dasar, aku dipuji sebagai siswa yang pandai, walaupun
masih kecil.

Meskipun aku tidak dianggap sebagai siswa berprestasi, aku sangat ahli dalam dunia game, dan aku
jugalah seorang anak nakal yang cukup baik dalam hal olahraga. Aku bahkan pernah menjadi pusat
perhatian di kelasku.

Kemudian, sewaktu duduk di bangku SMP, aku bergabung dengan klub komputer, berkonsultasi melalui
majalah, dan aku berhasil menabung cukup banyak uang untuk merakit komputerku sendiri. Akulah
yang paling mencolok di antara saudara-saudaraku lainnya, tak satupun dari mereka bisa menulis sebaris
code pun.

Titik balik dalam hidupku terjadi disaat SMA ...... tidak, lebih tepatnya itu dimulai pada kelas 3 SMP.
Aku begitu sibuk bermain-main dengan komputer, sehingga aku mengabaikan pelajaran. Jika dipikir-
pikir, memang itulah saat-saat dimulainya semua ini.

Aku berpikir bahwa belajar tidaklah begitu berguna untuk masa depan. Aku merasa bahwa pelajaran
tidak bisa digunakan dalam kehidupan nyata.

Pada akhirnya, aku memasuki SMA yang paling konyol, itu adalah sekolah yang dicap terburuk pada
prefektur ini.
Meski begitu, aku tidak peduli.

Aku merasa bahwa seseorang bisa sukses jikalau dia mau serius dalam suatu hal, dan tidak seperti
orang-orang idiot itu. Ya, begitulah yang kupikirkan.

Aku masih ingat kejadian saat itu.

Sembari antri untuk membeli makan siang di kantin, ada seorang pria yang memotong antrian.

Aku menggerutu beberapa kalimat, seolah-olah aku bertindak seperti jagoan. Semua itu kulakukan
karena kebanggaan aneh hasil dari kepribadian chuunibyou yang kumiliki.

Sayangnya, dia adalah senpai-ku, dan merupakan salah satu dari 2 preman paling berbahaya di sekolah
ini.

Aku akhirnya ditinju di wajah sampai bengkak, kemudian ditelanjangi, lantas diikat di depan sekolah.

4
Dia mengambil banyak foto diriku dalam kondisi seperti itu, dan dengan mudah dia sebarkan ke seluruh
sekolah.

Dalam sekejap aku menjadi siswa paling hina di sekolahan ini, dan ditertawakan banyak orang, bahkan
mendapat julukan "bocah kulup*".
[Kalian tahu “kulup”? Itu adalah kulit di ujung penis yang dikupas ketika seorang laki-laki disunat.] Aku
tidak pergi ke sekolah selama sebulan, dan menjadi hikikomori. Setelah melihatku dalam keadaan
begini, ayah dan saudara-saudaraku mengatakan kata-kata tidak bertanggung jawab seperti: Tunjukkan
keberanianmu, lakukan yang terbaik.

Bukan aku yang salah.

Tak seorang pun dalam situasi begini mampu bersekolah seperti biasanya. Sungguh tak mungkin.

Dengan demikian, tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku sudah kekeuh untuk menempuh gaya
hidup hikikomori.

Aku merasa bahwa semua teman yang mengenalku selalu mengejekku ketika melihat foto-foto itu.

Walaupun aku tidak pergi keluar rumah, selama aku masih memiliki komputer dan internet, aku bisa
menghabiskan waktu. Karena pengaruh internet inilah, aku tertarik dan melakukan banyak hal. Seperti:
merakit model plastik, mewarnai figur, menciptakan weblog. Ibuku bersedia untuk mendukungku, dan
sepertinya dia siap mengeluarkan uang selama aku memintanya.

Tapi aku mulai muak dengan ini semua, selama kurang dari setahun.

Aku kehilangan motivasi setiap kali melihat seseorang menjadi lebih baik dariku.

Di mata orang lain, aku hanyalah sampah. Tapi aku memiliki begitu banyak waktu sembari bersembunyi
di balik kegelapan, dan aku tidak punya pekerjaan lain yang bisa kulakukan.

Ah tidak juga, jika dipikir-pikir lagi, itu semua hanyalah sebuah alasan.

Setidaknya, aku memiliki pilihan yang lebih baik untuk menjadi mangaka dan mulai menerbitkan komik
web yang mengerikan, atau menjadi seorang novelis web, dan mulai memposting novel.

Banyak orang lain yang terjebak dalam kondisi sama seperti diriku, namun mereka berhasil melakukan
hal-hal positif seperti itu.

Namun aku mempermainkan dan mengejek karya-karya mereka.

Aku mengejek kreasi mereka, menganggap diriku sebagai seorang kritikus handal, dan mengatakan hal-
hal seperti "Ini lebih buruk daripada sampah", untuk mengkritik mereka dengan pedas.

Meskipun berlagak begitu, aku tidak pernah melakukan apapun ......

5
Aku ingin kembali.

Jikalau memungkinkan, aku ingin kembali ke sekolah dasar, yang merupakan titik tertinggi dalam
hidupku, atau kembali ke pertengahan masa SMP. Tidak, walaupun itu satu atau dua tahun yang lalu.
Walaupun itu hanya sebentar saja, aku masih bisa melakukan sesuatu di sana. Bahkan, meskipun aku
menyerah setengah jalan, aku masih bisa mengulanginya, tak peduli apapun yang akan terjadi nanti.

Jika aku berusaha semaksimal mungkin, meskipun aku gagal menjadi yang terbaik, setidaknya aku telah
mencoba untuk menjadi seorang profesional.

"......"

Mengapa aku tidak melakukan apapun sampai sekarang?

Aku pernah punya banyak waktu. Meskipun aku tidak meninggalkan ruanganku selama itu, aku bisa
melakukan banyak hal selama aku duduk di depan komputer. Walaupun aku tidak bisa meraih puncak,
aku masih bisa berada di tengah-tengah sembari terus berusaha menggapai puncak.

Manga, novel, game, atau bahkan coding. Jika aku berusaha sebaik mungkin, aku pasti bisa membuat
suatu prestasi, meskipun hanya prestasi yang kecil. Aku pun tidak peduli apakah prestasi itu bisa
menghasilkan uang untukku ......

Ah, sudahlah. Percuma saja.

Aku tidak pernah bekerja keras sebelumnya. Walaupun aku kembali ke masa lalu, mungkin aku akan
menjalani hidup yang sama sekali lagi, dan berhenti di tempat yang sama. Aku hanya akan berakhir
seperti ini, karena aku tidak pernah bisa menyeberangi rintangan yang manusia normal bisa lalui. "Hm?"

Pada suatu tempat, di tengah hujan deras, aku bisa mendengar suara orang-orang berdebat.

Mereka meributkan apa?

Ini menjengkelkan. Aku tidak ingin terlibat. Meskipun aku merasa bahwa, kakiku mengajakkan berjalan
ke sana.

"---- Itulah sebabnya, kau ----"

"Kamu lah yang-----"

Yang terlihat di mataku adalah tiga siswa SMA, yang sepertinya sedang meributkan tentang pacar.

Dua pria dan satu wanita. Mereka mengenakan seragam siswa berkerah yang tidak umum, dan juga
seragam pelaut.

6
Tampaknya ada semacam perang harem yang sedang terjadi di sini. Pria yang lebih tinggi bertengkar
dengan gadis itu, dan pria lainnya berusaha untuk menengahi, tapi dua pihak bertikai tanpa
mendengarkan sama sekali.

(Hmm, aku pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya)

Aku pernah memiliki teman masa kecil yang agak manis di SMP. Dia mungkin memang layak dianggap
manis, mungkin ada empat atau lima orang seperti itu. Dia berpartisipasi dalam klub lari dan olahraga
lainnya, dia juga memiliki rambut yang pendek. Dia mempunyai paras yang bisa menyebabkan dua, atau
tiga dari sepuluh orang melirikkan mata padanya. Namun, aku lebih tertarik pada suatu anime tertentu,
dan merasa bahwa gadis-gadis yang mengikuti lomba lari harus memiliki potongan rambut kuncir kuda,
jadi menurutku dia gak cantik-cantik amat.

Namun, rumahnya dekat dengan rumahku, dan kami sering sekelas ketika masih duduk di bangku SD,
jadi kami pulang bersama-sama lebih dari sekali. Kami dulu punya banyak kesempatan untuk berbicara
satu sama lain, dan sempat juga beberapa kali bertengkar. Itu sangat disayangkan. Di negaraku saat ini,
hanya mendengarkan kata-kata: "SMP", "teman masa kecil", dan "klub maraton", itu sudah cukup
bagiku untuk ‘muncrat’ 3 kali.

Ngomong-ngomong, aku mendengar bahwa teman masa kecilku itu telah menikah tujuh tahun yang lalu.

Aku mendengar rumor ini dari ruang tamu, dari pembicaraan saudara-saudaraku.

Hubungan kami tidak buruk. Kami mampu berbicara tanpa topik yang jelas karena kami sudah saling
kenal sejak kecil.

Menurutku, dia tidak menyukaiku, tetapi jika aku belajar keras dan berhasil masuk sekolah menengah
yang sama, atau jika aku bergabung dengan klub maraton lantas berhasil diterima di sekolah favorit,
maka aku mungkin telah mengangkat bendera [4]. Jika aku menembaknya dengan serius, bukannya tidak
mungkin kami sudah berkencan sekarang ..

Aku bisa saja saling bertengkar dengan temanku lainnya untuk memperebutkan gadis itu, persis seperti
yang dilakukan tiga orang di hadapanku saat ini, dan kami bahkan mungkin telah melakukan hal-hal
menyimpang di kelas kosong setelah pulang sekolah.

Hah, eroge macam apa ini?

(Kalau dipikir-pikir, orang-orang ini benar-benar riajuu terkutuk. Gitu saja bertengkar .... Hm?)

Tiba-tiba, di saat itu, aku menyadarinya.

Sebuah truk melaju menuju tiga orang itu dengan kecepatan yang luar biasa.

Dan juga, sang sopir truk tampak tidak fokus.

7
Ia mengemudi dalam keadaan ngantuk.

Dan tiga orang itu masih saja belum menyadari kedatangan truk tersebut.

"B-b-b-b-b-bahaya !!"

Aku mencoba memperingatkan mereka dengan berteriak, tapi aku belum pernah menggunakan pita
suaraku sepenuhnya dalam 10 tahun terakhir ini, ditambah lagi, hujan yang dingin dan rasa sakit di
tulang rusukku menyebabkan suaraku semakin menyusut. Suaraku yang begitu kecil pun lenyap di
antara lebatnya hujan.

Aku harus menyelamatkan mereka, aku harus. Namun pada saat itu juga, aku berpikir bahwa, kenapa
aku harus menyelamatkan mereka?

Aku punya firasat bahwa, jika aku tidak menyelamatkan mereka, aku akan menyesal lima detik
kemudian. Aku benar-benar akan menyesal jika aku melihat trio itu menjadi daging cincang setelah
digilas oleh truk tersebut.

Penyesalan tidak akan menyelamatkan mereka.

Oleh karena itu, aku sendirilah yang harus menyelamatkan mereka.

Toh, sebentar lagi si pengangguran ini juga akan mati di tepi jalan karena kelaparan. Oleh karena itu,
setidaknya biarkan aku merasakan sedikit kepuasan berbuat baik pada saat-saat terakhir.

Aku tidak mau terus menyesal sampai akhir hayat.

....Aku berlari dan tertatih-tatih menuju ke arah mereka.

Walaupun aku sudah memerintahkan kakiku untuk bergerak, namun mereka tak kunjung bergeser,
mungkin ini karena aku jarang menggerakkannya selama 10 tahun terakhir. Ini adalah pertama kalinya
seumur hidup, bahwa aku menyesal karena jarang berolahraga. Tulang rusuk yang patah terus
menyiksaku dengan rasa sakit yang luar biasa, sehingga menghalangi setiap langkahku. Ini juga pertama
kali dalam hidupku, aku menyesal karena tidak banyak mengonsumsi kalisium.

Rasanya sakit. Sakit, sampai-sampai aku tidak bisa berlari.

Tapi, ternyata aku masih bisa bergerak, walaupun sangat pelan. Larilah !!

Aku berlari.

Pria yang masih saja bertengkar itu memeluk si gadis ketika ia melihat truk mendekat di depan matanya.
Sedangkan pria lainnya menghadapkan punggung ke arah truk, sehingga dia masih belum melihat
kedatangannya, namun dia tiba-tiba terkejut setelah melihat tingkah temannya. Aku berhasil meraih
kerahnya tanpa ragu-ragu, dan kugunakan semua kekuatanku untuk menariknya mundur.

8
Anak itu tertarik, lantas jatuh ke pinggir jalan, sehingga keluar dari jalur lintasan truk tersebut.

Bagus, sekarang masih ada 2 lagi.

Tepat ketika aku memikirkan itu, truk tersebut sudah ada di depanku. Aku baru saja berencana untuk
menarik mereka ke tempat yang aman, tapi ketika aku menarik mereka, daya hempas membuat tubuhku
maju ke depan.

Sudah kuduga, dan itu bukanlah masalah meskipun berat tubuhku lebih dari 100 kg. Setelah berlarian
dengan kaki gemetar, aku terseret maju oleh kekuatan momentum.

Aku merasakan cahaya di belakangku, saat tertabrak oleh truk itu.

Apakah ini yang disebut cahaya kilas balik kehidupan ketika ajalmu sudah dekat? Aku tidak bisa
melihat apapun selama beberapa detik. Itu terlalu cepat.

Apakah itu berarti bahwa aku tidak pernah melakukan hal-hal yang besar dalam hidupku?

Aku terkirim terbang ke dinding beton setelah terhantam oleh truk yang 50 kali lebih berat daripada
bobot tubuhku.

"PUHH .....!"

Udara di paru-paruku terkuras. Paru-paruku kejang karena membutuhkan banyak udara segar setelah
berusaha begitu keras.

Aku tidak bisa mengeluarkan suara. Tapi aku belum mati. Mungkin, lemak yang tergumpal di dalam
tubuhku lah, yang sudah menyelamatkan nyawaku......

Tapi setelah aku memikirkan itu, truk tersebut sekali lagi muncul di depan mataku.

Aku tergencet bagaikan tomat yang diapit oleh lantai beton dan truk raksasa.

9
Bab 1
Mungkinkah Ini Dunia Lain?

Bagian 1
Ketika aku bangun, hal pertama yang aku rasakan adalah mataku berkunang-kunang.

Cahaya memenuhi pandanganku, dan aku menyipitkan mata karena ketidaknyamanan ini.

Setelah mataku terbiasa dengan cahaya terang, aku menemukan seorang wanita muda pirang sedang
menatapku.

Seorang gadis cantik ...... bukan, akan lebih tepat jika aku memanggilnya wanita cantik.

(Siapakah ini?)

Di sampingnya adalah seorang pria berambut cokelat yang sepertinya seusia dengan si wanita, dan dia
menampilkan senyum kaku padaku

Dia adalah seorang pria yang tampak kuat dan sombong. Otot-ototnya begitu menakjubkan.

Rambut cokelat, dan kelihatan sombong. Dengan melihat penampilan DQN-nya [5], sepertinya aku baru
saja terpental oleh bogem pria itu. Anehnya, aku tidak merasa bahwa dia orang jahat.

Rambutnya berwarna cokelat indah, dan aku pikir itu adalah warna rambut alami miliknya.

"----- XX ----- XXXX"

Sebuah senyum merobek wajah wanita itu, sembari dia menatapku dan mengatakan sesuatu.

Apa yang dia katakan? Karena masih merasa pening, aku tidak bisa mendengar dengan jelas, dan tidak
memahaminya sama sekali.

Mungkinkah itu bukan bahasa Jepang?

"------ XXXXX ---- XXX," si pria menjawab dengan ekspresi lembut di wajahnya. Ampun deh, apa sih
yang dia katakan? Aku tidak mengerti sama sekali.

"------ XX ----- XXX"

Suara orang ketiga datang dari suatu tempat.

Aku tidak bisa melihat mereka.

Aku mencoba untuk duduk dan bertanya pada mereka, "Di manakah tempat ini, dan siapakah kalian?"

10
Walaupun aku adalah seorang hikikomori, aku tidaklah sepenuhnya gagal dalam urusan berkomunikasi.

Aku masih bisa melakukan hal seperti itu.

"Ah ah------"

Tapi aku tidak tahu apakah apa keluar dari bibirku adalah erangan, ataukah hanya hembusan nafas berat.

Tubuhku tidak bisa bergerak.

Aku merasakan suatu sensasi pada jari dan pergelangan tanganku, tapi aku tidak sanggup menggerakkan
tubuhku bagian atas.

"XXX - XXXXX"

Pada akhirnya, pria itu membawaku.

Ini adalah sebuah lelucon, ‘kan? Tubuhku beratnya lebih dari 100 kilogram, dan ia mengangkatku
dengan begitu mudahnya ....

Tidak, mungkin aku sudah koma selama puluhan hari, dan itu menyebabkan berat tubuhku menurun
drastis.

Aku baru saja mengalami sebuah insiden yang besar. Ada kemungkinan besar bahwa aku sudah
kehilangan lengan atau kaki.

(Suatu nasib yang bahkan lebih buruk daripada kematian, hah ......)

Pada hari itu.

Seperti itulah yang kupikirkan.

Bagian 2
Sebulan berlalu.

Sepertinya aku telah bereinkarnasi. Akhirnya aku menyadari kenyataan ini.

Aku telah menjadi bayi.

Aku menyadarinya ketika aku tahu bahwa kepalaku ditopang, dan aku bisa melihat tubuhku sendiri yang
berukuran begitu kecil.

Aku tidak tahu mengapa aku masih memiliki kenangan masa lalu, akan tetapi tidak ada salahnya
mempertahankan memori-memori itu.

11
Masih mempertahankan memori bahkan setelah bereinkarnasi ----- setiap orang pasti pernah berdeilusi
seperti itu meskipun hanya sekali.

Tapi aku tidak pernah mengira bahwa khayalan seperti itu akan menjadi kenyataan......

Pasangan pertama yang kulihat begitu aku membuka mata, tampaknya adalah sepasang suami-istri yang
merupakan ayah-ibuku.

Tampaknya mereka berumur 20-an.

Jelas, umur mereka lebih muda dariku pada kehidupan yang sebelumnya.

Dari perspektif orang berusia 34 tahun, tidaklah masalah jika mereka berdua kusebut muda.

Aku benar-benar iri karena mereka telah mempunyai anak pada umur semuda itu.

Aku sudah menyadarinya sejak awal, tapi tampaknya aku tidak sedang berada di Jepang.

Bahasanya berbeda, wajah orangtuaku pun tidak pantas disebut wajah orang Jepang, dan pakaian
mereka bahkan tampak berasal dari suatu desa yang jauh.

Aku tidak bisa melihat apa pun yang menyerupai perangkat elektronik (ada juga orang mengenakan
celemek Maid, yang sedang bersih-bersih dengan menggunakan kain), perabot, mangkuk, dan furniture
terbuat dari kayu dengan kasar. Mungkin ini bukanlah suatu negara yang maju seperti Jepang.

Cahaya tidak berasal dari bohlam, melainkan dari lilin dan lentera.

Tentu saja, ada kemungkinan bahwa mereka sangatlah miskin, sehingga tidak mampu membayar tagihan
listrik.

..... Apakah kemungkinan besar seperti itu?

Aku pikir, mereka pasti punya uang, karena ada seseorang yang berpakaian seperti Maid.

Tapi mungkin saja si Maid itu merupakan saudari dari salah satu orang tuaku. Adalah hal yang normal
baginya, ikut membersihkan rumah.

Aku sungguh-sungguh ingin memulai hidup sekali lagi dari awal, tapi tinggal di sebuah keluarga yang
bahkan tidak mampu membayar tagihan listrik........ itu sangat membuatku gelisah.

Bagian 3
Setengah tahun berlalu.

Setelah mendengarkan percakapan orang tuaku selama setengah tahun terakhir ini, aku sudah mulai
memahami berbagai hal sedikit demi sedikit.

12
Nilai bahasa Inggris-ku tidak bisa dibilang bagus sih, tetapi tampaknya benar bahwa belajar dapat
berlangsung dengan lebih efektif jika kau langsung berhubungan dengan orang berbahasa natif. Atau
mungkinkah kecerdasan tubuh baruku ini cukup tinggi? Atau mungkin juga karena usiaku saat ini masih
muda, sehingga aku bisa mengingat segala sesuatu dengan lebih tangkas.

Pada saat ini, aku bisa merangkak.

Mampu bergerak adalah hal yang indah.

Sebelumnya, aku tidak pernah merasa begitu bersyukur ketika bisa bergerak seperti ini.

"Dia akan lari ke tempat lain ketika mataku tidak mengawasinya."

"Bukankah baik kalau dia bergerak dengan aktif? Aku sangat khawatir sewaktu dia tidak menangis sama
sekali, ketika lahir. "

"Bahkan sekarang pun, dia tidak menangis."

Orang tuaku saling berdiskusi sembari melihatku merangkak kesana-kemari.

Bagaimanapun juga, pemikiranku saat ini bukanlah seperti bayi yang hanya bisa menangis ketika
kelaparan.

Tetapi, walaupun aku mencoba untuk menahannya, masih ada beberapa hal yang terjadi tanpa
kendaliku, sehingga aku membiarkannya begitu saja.

Meskipun aku hanya bisa merangkak, setelah aku melakukannya, aku mengerti banyak hal.

Pertama-tama, keluarga ini cukup kaya.

Rumah ini tingkat dua, terbuat dari kayu, dan terdapat lebih dari lima kamar. Mereka pun
memperkerjakan seorang Maid.

Pada awalnya aku pikir bahwa Maid ini adalah bibiku atau semacamnya, tapi sikap hormatnya pada
orang tuaku membuatnya tidak mirip seperti bagian keluarga.

Tempat ini adalah sebuah desa.

Dari pemandangan yang bisa kulihat lewat jendela, nampak suasana ladang yang tenang.

Ada beberapa rumah lain yang tersebar di sekitarnya, dan pada salah satu sisi ladang gandum, aku bisa
melihat dua, atau tiga rumah tangga.

Di sini cukup terpencil. Aku tidak bisa melihat kabel listrik, lampu, atau sesuatu semacamnya. Mungkin
tidak ada generator di dekat sini.

13
Aku pernah mendengar bahwa negara-negara asing menempatkan kabel listrik di bawah tanah, tapi
kalau memang itu yang terjadi di sini, aneh sekali kalau rumah kami tidak memiliki listrik.

Suasana pedesaan sangat kental di sini. Dan aku pun sudah muak berdesak-desakan dengan kerumunan
manusia.

Walaupun aku telah bereinkarnasi, aku masih ingin memiliki komputer pribadi.

Pemikiran seperti itupun berakhir pada suatu sore tertentu.

Aku hampir tidak melakukan apapun seharian, dan pada sore hari aku naik ke kursiku seperti biasanya,
aku berniat menikmati pemandangan ladang. Ketika aku melihat keluar jendela, aku sangat terkejut.

Ayah mengayun-ayunkan pedang di halaman.

(Apa....? Apa yang dia lakukan?)

Pada umur setua ini, ayahku masih saja menebas-nebaskan benda seperti itu? Apakah dia pengidap
Chuunibyou?

(Ah, omong kosong ....)

Karena shock, aku pun jatuh dari kursi.

Tanganku yang masih belum berkembang berhasil meraih kursi, tapi tidak dapat mendukung berat
tubuhku, lantas kepalaku terjatuh ke lantai.

"Kyaa!"

Aku mendengar jeritan ketika tubuhku membentur lantai.

Ibu melihatku dan segera menjatuhkan pakaian-pakaian yang baru saja dicuci, karena kedua tangannya
dia sumpalkan ke mulut. Ibu pun melihatku dengan wajah pucat bagai mayat.

"Rudi! Apakah kau baik-baik saja !?"

Ibuku bergegas menuju ke arahku dengan panik, lantas menggendongku.

Dengan tatapan lega, dia melihat mataku, lantas meletakkan tangan di dadanya.
"..... Fiuh, syukurlah kau tampaknya baik-baik saja."

(Madam, lebih baik kau tidak menggerak-gerakkan seorang bayi ketika kepalanya baru saja membentur
lantai,) aku berpikir begitu dalam benakku.

14
Jika dilihat dari seberapa cemas ekspresi di wajahnya, tampaknya aku jatuh dengan cara yang cukup
berbahaya.

Mungkin saja aku bisa menjadi bodoh karena hantaman keras di kepala. Bukan berarti bahwa akan
berbeda.

Ada rasa sakit yang berdenyut di belakang kepalaku. Paling tidak, kecepatan jatuhku berkurang saat aku
berhasil meraih kursi tadi.

Karena reaksi ibuku tak terlampau panik, aku pun berasumsi bahwa darah tidak merembes dari
kepalaku. Mungkin aku hanya mengalami pembengkakan.

Dengan hati-hati, ibu memeriksa kepalaku.

Ekspresinya seakan mengatakan, jika ada cedera, maka itu akan serius.

Akhirnya, dia meletakkan tangannya di atas kepalaku,

"Untuk amannya ....... Biarkan kekuatan Dewa berubah menjadi tanaman yang melimpah, dan diberikan
kepada mereka yang telah kehilangan kekuatan agar bisa berdiri sekali lagi, [HEALING]”

Aku hampir saja berteriak, "Hey, hey, apakah ini negara dimana kau hanya perlu berkata: [sakit, sakit,
sembuhlah segera]*?"
[Sakit, sakit, sembuhlah segera adalah ungkapan yang biasa diucapkan ketika seorang anak kecil terluka.
Ada kepercayaan bahwa ucapan itu bisa mengurangi rasa sakit si bocah, bahkan menyembuhkannya
dengan cepat.]
Atau, apakah ibuku pengidap chuunibyou yang sama seperti ayah?

Apakah aku adalah anak hasil pernikahan antara seorang prajurit dan pendeta?

Ketika aku berpikir begitu.........

Tangan ibuku memancarkan cahaya redup, dan, dalam sekejap, rasa sakitku lenyap.

(...... Eh?)

"Lihat, tidak apa-apa kan sekarang. Bagaimanapun juga, ibumu adalah seorang petualang terkenal,"
ibuku mengatakan itu dalam lagak sombong.

Aku langsung larut ke dalam kebingungan.

Pedang, prajurit, petualang, penyembuhan, lantunan mantra, pendeta. Semua istilah ini bergema di
dalam kepalaku.

Apa itu tadi? Apa yang dia lakukan?

15
"Apa yang terjadi?"

Ayahku melihat dari luar jendela, ketika ia mendengar ibuku berteriak.

Seluruh tubuhnya berkeringat karena ia baru saja mengayunkan pedangnya.

"Dengarkan aku, sayang. Rudi benar-benar naik di atas kursi ..... dan hampir mendapat luka parah. "

"Yahh, bagaimanapun juga, seorang anak lelaki harus suka bergerak dengan aktif."

Si ibu sedikit khawatir, dan si ayah tidak menganggapnya sebagai hal yang serius, kemudian dia
menenangkan istrinya.

Ini adalah adegan yang biasa terlihat di dalam suatu keluarga.

Tapi, ibuku masih saja bersikeras, mungkin karena bagian belakang kepalaku membentur lantai terlebih
dahulu.

"Tunggu sebentar, sayang. Umur anak ini bahkan belum genap setahun. Tunjukkan sedikit rasa
khawatirmu dong!"

"Meskipun begitu, anak laki-laki harus sering jatuh agar menjadi kuat. Dengan begitu, dia justru akan
semakin sehat. Lagipula, walaupun dia cedera, bukankah kau hanya perlu menyembuhkannya?”

"Tapi aku benar-benar khawatir, aku terus berpikir bahwa dia mendapatkan luka berat, sehingga aku
tidak mampu menyembuhkannya ...... "

"Dia akan baik-baik saja."

Ayahku mengatakan itu, lantas memeluknya erat-erat.

Wajah ibuku memerah.

"Aku sangat khawatir ketika dia sama sekali tidak menangis sewaktu dilahirkan, tetapi jika dia senakal
ini, harusnya dia baik-baik saja ...... "

Ayahku mencium ibuku.

Hey, hey, kalian sengaja menunjukkan ini padaku, ‘kan? Dasar kalian berdua!

Kemudian mereka berdua menempatkan aku di kamar sebelah untuk tidur, lantas mereka naik ke lantai
2, dan mengerjakan rutinitas suami-istri.

Meskipun kalian berdua naik ke lantai 2, aku masih bisa mendengarkan suara ‘nyan-nyan’ yang
menyebalkan itu ... Dasar orang-orang offline yang sukses*

16
[Dia memanggil orang biasa yang tidak ber-hikikomori dengan sebutan orang offline yang sukses,
karena mereka tidak hidup pada dunia maya seperti NEET pada umumnya.]
(Tapi........ sihir ya .....)

Bagian 4
Kemudian, aku mulai memperhatikan percakapan antara orang tuaku dan si Maid.

Lantas, aku mendengar banyak hal yang tidak ada dalam kamus kosakataku.

Terutama nama-nama negara, distrik, dan berbagai lokasi lainnya.

Ada juga beberapa kata benda yang belum pernah kudengar sebelumnya.

Mungkin tempat ini .....

Tidak, aku yakin akan hal itu.

Ini bukan Bumi, melainkan suatu dunia lainnya.

Sebuah dunia berbeda yang terdapat pedang dan sihir di dalamnya.

Pada saat ini, aku memikirkan sekelebat inspirasi.

....... Jika memang seperti itulah dunia ini, maka orang seperti aku pun bisa mendapatkannya.

Jika ini adalah dunia yang berisikan pedang dan sihir, dunia yang menyimpang dari kehidupanku
sebelumnya, dan apa yang kutahu adalah hal yang normal di sini, mungkin aku bisa melakukannya.

Untuk hidup seperti orang normal, untuk bekerja keras seperti orang normal, untuk dapat memanjat
kembali jikalau aku terjatuh, untuk menjalani hidupku sepenuhnya.

Aku sungguh menyesal dengan kematianku pada kehidupan sebelumnya.

Sekarat dengan penuh kegelisahan atas betapa tidak bergunanya diriku ini, dan fakta bahwa aku tidak
mampu memperoleh apapun dalam hidupku sebelumnya.

Tapi, diriku yang mengalami semua itu,

Setelah mempertahankan pengetahuan dan pengalaman hidupku sebelumnya, mungkin aku benar-benar
bisa melakukannya kali ini.

......Untuk hidup dengan lebih serius.

17
Bab 2
Maid Tanpa Ekspresi

Bagian 1
Lilia pernah sekali menjadi Guard-Maid untuk selir Asura.

Guard-Maid adalah seorang pelayan yang juga berperan sebagai penjaga.

Guard-Maid biasanya akan melakukan pekerjaan sebagai pelayan, tetapi jika terjadi sesuatu, mereka
akan mengambil pedang untuk melindungi tuannya.

Lilia menjalani tugasnya dengan setia. Selama mengerjakan pekerjaan sebagai Maid, dia tidak pernah
mengeluh.

Tapi sebagai Swordsman, kemampuannya biasa-biasa saja.

Dan dengan demikian, adalah suatu hal sembrono ketika dia berani melawan pembunuh yang mengincar
nyawa putri yang baru saja lahir, dan dia mendapat cedera di kaki karena tikaman belati musuh.

Belati itu dilapisi dengan racun yang secara khusus dimaksudkan untuk membunuh keluarga bangsawan.

Tidak ada obat penawar atau sihir penyembuhan yang mampu mengobati racun seperti itu.

Namun luka itu segera diobati, dan dia pun selamat berkat sang dokter yang mencoba berbagai upaya
untuk menyembuhkannya, tapi ada efek samping yang bertahan lama.

Tidak ada efek serius pada kehidupan sehari-harinya, tapi dia tidak pernah bisa berjalan atau menginjak
tanah lagi.

Kemudian, pihak kerajaan memecatnya tanpa ragu.

Itu bukan kejadian yang jarang, dan Lilia menerima nasib ini dengan ikhlas.

Setelah kehilangan kemampuannya, otomatis dia juga kehilangan posisinya.

Meskipun dia tidak diberi uang kompensasi, dia masih menganggap dirinya beruntung karena tidak
dihabisi secara diam-diam, karena dia sudah banyak tahu tentang berbagai hal di dalam istana.

Lilia kemudian meninggalkan ibukota.

Dalang usaha pembunuhan belum juga ditemukan.

Setelah mengerti aturan staf selir, dia pun menyadari adanya kemungkinan bahwa dia bisa saja menjadi
target pembunuhan selanjutnya.

18
Mungkin pihak istana sengaja menyuruh Lilia pergi untuk memancing keluar si otak pembunuhan.

Dia selalu bertanya-tanya, mengapa dirinya (yang tidak memiliki latar belakang berarti) telah diterima di
istana. Akhirnya dia sekarang mengerti; mereka hanya ingin menyewa Maid rumah tangga yang bisa
dimanfaatkan, lantas dibuang.

Namun, tidak peduli apapun alasannya, dia harus meninggalkan ibukota secepat mungkin, demi
keselamatannya sendiri.

Meskipun kerajaan diperlakukan dirinya sebagai umpan, dia tidak punya kewajiban untuk terus tinggal
di istana, karena tak seorang pun bisa memanfaatkan nyawanya yang berharga.

Dan ia tidak punya rasa kewajiban untuk memenuhi itu semua.

Lilia secara diam-diam menaiki kereta kuda untuk pergi, lantas dia tiba di wilayah Fedoa, yang memiliki
lahan pertanian luas, dan terletak di berbatasan.

Ini adalah tempat yang santai, terdapat ladang gandum yang luas. Namun ada pengecualian pada kota
benteng Roa, di mana seorang penguasa hidup.

Lilia bermaksud untuk mencari pekerjaan di sana.

Tapi, karena kakinya sedang terluka, ia tidak boleh mencari pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik.

Dia bisa beristirahat sembari mengajarkan ilmu berpedang, tapi pekerjaan terbaik adalah sebagai Maid,
karena gajinya cukup besar.

Di perbatasan ini, ada banyak orang yang bisa menggunakan pedang, dan banyak yang bisa mengajarkan
ilmu berpedang, tapi seorang Maid yang benar-benar berpengalaman dalam urusan dalam negeri
sangatlah jarang.

Karena jumlah pasokan sangat sedikit, maka gaji cenderung semakin besar.

Namun, akan berbahaya baginya untuk dipekerjakan oleh penguasa Fedoa, atau keluarga bangsawan
kelas tinggi dengan status yang sama ...

Orang-orang seperti itu pasti memiliki hubungan dengan raja.

Jika mereka tahu dia adalah seorang Maid yang pernah bekerja untuk selir istana, ada kemungkinan
bahwa ia akan diperlakukan lagi sebagai alat politik.

Dan karena alasan itulah, Lilia terus menjauhi mereka.

Dia tidak ingin mengalami bahaya yang membuat nyawanya terancam.

19
Meskipun sedikit tidak adil untuk sang putri, Lilia berharap tinggal sejauh-jauhnya dari pertentangan
kekuasaan para bangsawan.

Tapi, jika gajinya terlalu rendah, maka uang yang hendak dia kirimkan untuk keluarganya tidak akan
cukup.

Mencoba untuk menemukan pekerjaan yang aman dengan gaji tinggi, sungguh tidak mudah.

Bagian 2
Setelah berjalan ke mana-mana selama hampir satu bulan, Lilia akhirnya mendapati suatu selebaran
berisikan lowongan kerja.

Seorang ksatria kelas rendah dari desa Buina, yang terletak di wilayah Fedoa, sedang mencari Maid
untuk dipekerjakan.

Yang terpenting, lowongan kerja itu mengatakan bahwa si ksatria akan memberikan prioritas khusus
kepada seseorang yang memiliki pengalaman dalam merawat anak-anak, atau memiliki pengetahuan
tentang kebidanan.

Buina adalah sebuah desa kecil di tepi Fedoa.

Sebuah desa di antara desa-desa lainnya. Itu adalah desa yang terpencil.

Tempat itu sungguh tidak nyaman, akan tetapi, malah itulah yang dia cari selama ini.

Kebetulan, majikannya adalah seorang ksatria tingkat rendah.

Dan yang paling penting, dia mengenali nama calon majikan.

Paul Greyrat.

Dia adalah anak didik Lilia.

Seorang putra bangsawan yang congkak, pada satu hari, dia tiba-tiba pernah menerobos masuk ke dalam
dojo di mana Lilia belajar ilmu pedang.

Menurutnya, ia telah meninggalkan rumah setelah bertengkar dengan ayahnya, lantas datang ke dojo
untuk belajar ilmu pedang.

Meskipun gayanya berbeda, ia juga belajar tentang ilmu pedang di rumah, dan tak lama kemudian, dia
pun berhasil melampaui Lilia.

Lilia tidak senang dengan kenyataan ini, tapi karena dia paham bahwa orang itu memiliki bakat, maka
Lilia pun menyerah.

20
Paul, yang benar-benar berbakat, kemudian diusir dari dojo setelah membuat kesalahan.

Dia hanya meninggalkan suatu kalimat pada Lilia, "Aku akan menjadi seorang petualang."

Dia adalah seorang pria yang penuh prahara.

Tak terasa, sudah 7 tahun mereka berpisah.

Pada saat itu, ia benar-benar menjadi seorang ksatria dan menikah ...

Meskipun Lilia tidak tahu seperti apakah rintangan yang telah dia hadapi dalam hidupnya, Paul bukan
lagi sesosok pria jahat yang pernah Lilia kenal.

Bahkan jika Lilia menceritakan masalah yang tengah dihadapinya, dia yakin Paul akan menolongnya.

Jika itu tidak berhasil, maka ia hanya perlu menyebutkan beberapa peristiwa masa lalu.

Ada beberapa hal yang bisa dia gunakan untuk bernegosiasi.

Setelah mempersiapkan semua hal ini, Lilia pun menuju ke Buina.

Paul langsung memperkerjakan Lilia tanpa banyak omong.

Tampaknya dia benar-benar cemas ketika istrinya, Zenith, hendak melahirkan.

Lilia telah diajari ilmu kebidanan yang cukup banyak sewaktu menangani kelahiran sang putri.

Selain itu, dia adalah seseorang yang begitu Paul kenal, dan dia pun tahu latar belakangnya.

Lilia diterima dengan sambutan hangat.

Gajinya juga lebih tinggi daripada apa yang dia harapkan, sehingga semua keinginannya bisa tercapai.

Bagian 3
Anak itupun lahir.

Tidak ada masalah tentang buruh atau sesuatu semacamnya. Semuanya berjalan lancar seperti apa yang
pernah diajarkan padanya di dalam istana.

Tidak ada masalah sama sekali. Bayinya lahir dengan sukses.

Namun, bayi itu sama sekali tidak menangis ketika dilahirkan.

Keringat dingin Lilia mulai bercucuran.

21
Bayi mengeluarkan cairan ketuban segera setelah ia lahir, tapi dia hanya mengangkat kepalanya tanpa
emosi apapun, dan tidak mengeluarkan suara.

Wajah tanpa ekspresi itu mengingatkannya pada kasus anak yang mati tepat setelah dilahirkan.

Lilia menyentuh su bayi, dan dia merasakan denyut jantung. Ia bisa bernapas.

Tapi dia tidak menangis.

Lilia teringat kata-kata Guard-Maid senior.

Bahwa bayi yang tidak menangis saat lahir, biasanya memiliki komplikasi.

Tepat ketika dia memikirkan hal ini.

"Ah ah." Bayi itu melihat ke arahnya, dan menggumamkan sesuatu untuk memecahkan keheningan.

Lilia langsung lega setelah mendengar itu.

Meskipun tidak ada bukti, ia merasa bahwa sama sekali tidak ada masalah di sini.

Bagian 4
Nama anak itu adalah Rudeus.

Dia adalah seorang anak yang luar biasa, dia tidak pernah menangis atau rewel. Pada awalnya, orang-
orang beranggapan bahwa tubuhnya sedikit lebih lemah daripada anak pada umumnya, sehingga
tidaklah diperlukan banyak tenaga untuk merawat anak ini.

Tapi, gagasan seperti itu hanya terjadi di awal.

Setelah Rudeus belajar merangkak, ia mulai bergerak ke mana-mana, pada setiap sudut rumah.

Dia hampir menelurusi setiap sisi rumah seperti: dapur, pintu belakang, gudang, ruang peralatan
pembersih, tungku ...... dll

Dia bahkan naik ke lantai dua, dan tak seorang pun bisa membayangkan bagaimana dia bisa melakukan
itu.

Ia akan menghilang setiap kali orang-orang lengah mengawasinya.

Tapi, dia akan selalu ditemukan pada suatu tempat di rumah itu.

Rudeus tidak pernah meninggalkan rumah.

Dia kadang-kadang melihat ke luar jendela, tapi sepertinya dia masih takut untuk pergi ke luar.

22
Secara naluriah, Lilia takut pada bayi ini, dan orang-orang penasaran sejak kapan fenomena ini terjadi.

Ini mungkin terjadi saat Lilia menemukan bayi itu setelah menghilang beberapa saat.

Namun, Rudeus hampir selalu tersenyum.

Kadang-kadang ia melihat sayuran, menatap api lilin yang berkedip-kedip, atau hanya melihat celana
dalam yang belum dicuci.

Rudeus menggumamkan suara, dan menunjukkan senyum yang membuat orang merasa cukup jijik
ketika melihatnya.

Itu adalah senyum yang ototmatis bisa membuat orang-orang merasa jijik.

Ketika Lilia bekerja di dalam istana, dia harus pergi ke bagian utama istana untuk menjalankan misinya,
dan semakin tinggi level pejabat bangsawan, maka semakin sering pula dia melihat senyuman
menjijikkan seperti yang biasa ditunjukkan si bayi.

Mereka botak, memiliki perut gemuk, dan mereka melirik dada Liliana sembari terenyum seperti itu.
Anehnya, itu sangat mirip seperti bayi ini, yang baru saja dilahirkan beberapa saat lalu.

Sangat menakutkan ketika dia harus menggendong Rudeus.

Saat Lilia membenamkan wajah si bayi pada dadanya, hidungnya mendengus, sudut-sudut mulutnya
naik, dan napasnya semakin kencang.

Kemudian dia membuat suara-suara aneh, seperti: "Huuu" dan "Orhhh", tampaknya dia sedang tertawa
ketika bersuara seperti itu.
Dan ketika itu, seluruh tubuh Lilia merinding ketakutan.

Dia selalu punya hasrat untuk membuang bayi ini, dan membantingnya ke lantai.

Bayi ini gak ada lucu-lucunya sama sekali. Senyumnya justru menyebabkan rasa takut pada orang lain.

Itu adalah senyuman yang mirip seperti pejabat tinggi yang telah membeli banyak budah wanita muda.

Ketika seseorang baru saja dilahirkan, seharusnya tingkah lakunya mirip seperti bayi pada umumnya.

Lilia sungguh merasa tidak nyaman, dan bahkan dia merasakan bahaya ketika memikirkan semua ini.

Bayi yang sangat aneh. Mungkinkah ada semacam roh jahat yang merasukinya? Atau mungkin itu
adalah sesuatu yang mirip, seperti kutukan.

Setelah dia berpikir lagi dan lagi, dia mulai merasa sangat cemas.

23
Dia pergi ke toko barang, dan menghabiskan sejumlah uang untuk membeli beberapa barang yang
diperlukan.

Ketika Greyrats pergi tidur, dia memulai beberapa ritual untuk mengusir roh jahat.

Tentu saja, ini dirahasiakan dari Paul dan keluarganya.

Hari kedua, setelah menggendong Rudeus lagi, Lilia akhirnya mengerti.

Bahwa semua usahanya adalah sia-sia belaka.

Dia masih menjijikkan seperti biasanya. Sangatlah menakutkan ketika melihat bayi menampilkan
ekspresi seperti itu di wajahnya.

Zenith pernah mengatakan, "Ketika menyusui bayi ini, dia akan menjilati ‘itu’ ..."

Ini sungguh keterlaluan.

Paul memang tidak pernah sungkan ketika berhadapan dengan seorang wanita, tetapi dia juga tidak
pernah melakukan hal menjijikkan seperti itu. Lantas, nurun siapa nih anak!!?

Lilia mengingat suatu hal lagi.

Dia pernah mendengar suatu cerita di istana.

Di masa lalu, seorang pangeran Asuran pernah dirasuki setan. Untuk membangkitkan setan itu, dia akan
merangkak dengan menggunakan tubuhnya setiap malam.

Seorang Maid tidak begitu mencurigai tindakan pangeran ini, dan dia pun memeluknya begitu saja,
lantas sang pangeran menikamnya dengan pisau yang tersembunyi di belakang tubuh, untuk
membunuhnya.

Itu terlalu menakutkan.

Apakah ada makhluk semcam itu pada diri Rudeus?

Tidak diragukan lagi. Pasti yang merasukinya adalah setan semacam itu.

Dia masih patuh untuk saat ini, tapi suatu hari dia akan terbangun, dan ketika semua orang tertidur,
satu per satu dia akan .......

Ahh ..... Terlalu dini, terlalu dini untuk memutuskan ini. Aku seharusnya tidak mengambil pekerjaan ini.

"Aku akan diserang cepat atau lambat. "

24
....... Lilia adalah orang yang begitu percaya pada takhayul seperti itu.

Bagian 5
Selama setahun bekerja untuk keluarga ini, dia masih takut padanya.

Tapi dia tidak menyadari ketika gerakan tak terduga dari Rudeus mulai berubah.

Dia tidak lagi suka menghilang, dan dia punya kebiasaan baru, yaitu berdiam diri di ruangan belajar
Paul, pada lantau dua.

Yang dimaksud ruang belajar adalah, sebuah ruangan yang terdapat beberapa buku di dalamnya.

Rudeus berdiam diri di sana, dan tidak lagi suka menghilang. Lilia diam-diam mengamati dia, dan
mendapati dia sedang bergumam sendiri sambil membaca buku.

Itu adalah gumaman tanpa arti.

Atau setidaknya, Lilia tahu bahwa yang dia gumamkan adalah bahasa yang tidak umum digunakan di
Benua Central.

Masih terlalu dini baginya untuk belajar bagaimana cara berbicara. Tentu saja, dia juga belum diajari
bentuk-bentuk huruf.

Dia hanyalah seorang bayi, yang melihat sebuah buku, dan membuat suara acak.

Ya, harusnya sih seperti itu, jika tidak…. Maka itu terlalu aneh.

Namun Lilia selalu menduga bahwa suara-suara yang dikeluarkan oleh mulut bayi itu memiliki arti dan
susunan kalimat.

Rudeus tampaknya memahami isi buku itu.

Itu terlalu menakutkan ..... Lilia selalu berpikir demikian, ketika ia mengamati Rudeus dari celah kusen
pintu.

Namun, entah kenapa… dia tidak pernah merasa jijik ketika si bayi melakukan hal seperti itu.

Kalau dipikir-pikir, rasa gelisah Lilia perlahan-lahan menghilang ketika si bayi berdiam diri di dalam
ruangan itu.

Ia kadang-kadang menunjukkan senyum menjijikkan ketika Lilia menggendongnya, tapi itu tidaklah
terlalu buruk baginya.

Dia sudah tidak lagi membenamkan wajah ke dada Lilia, dan tidak juga tertawa dengan terengah-engah.

25
Maka, tidak ada lagi alasan bagi Lilia untuk takut pada si bayi.

Belakangan ini, Lilia mulai merasa bahwa si bayi adalah seorang yang tulus, pekerja keras, dan tidak
berniat mengganggunya.

Zenith sempat curhat beberapa hal padanya.

Namun Lilia berpikir bahwa hal yang terbaik adalah tidak peduli pada si bayi.

Itu adalah ide yang bertentangan dengan akal sehat.

Normalnya, tidak ada satu pun manusia yang tidak peduli pada seorang bayi yang baru saja dilahirkan
ke dunia ini.

Namun akhir-akhir ini, terlihat dari mata Rudeus bahwa dia mulai mengerti sesuatu.

Dia hanya menunjukkan mata "chikan" [6] beberapa bulan yang lalu, tapi pada saat ini, terlihat kemauan
yang kuat dan pengetahuan pada matanya.

Apa yang harus Lilia lakukan? Meskipun dia memiliki pengetahuan tentang merawat bayi, namun kali
ini Lilia merasa sulit membedakannya.

Dia tidak bisa mengingat apakah senior Guard-Maid, ataukah ibunya di kampung halaman, yang
mengatakan bahwa tidak ada satu pun cara yang benar dalam membesarkan seorang anak.

Tapi setidaknya, dia tidak lagi merasa jijik, tidak nyaman, atau takut.

Jadi dia memutuskan bahwa hal yang terbaik adalah tidak mengganggu proses belajar si bayi, dan
biarkan dia berkembang apa adanya.

---Ah, biarkan saja seperti itu.

Lilia akhirnya menyimpulkan begitu.

26
Bab 3
Buku Pelajaran Sihir

Bagian 1
Sekitar 2 tahun telah berlalu sejak aku bereinkarnasi.

Kaki dan pinggang mulai cukup kuat untuk menopang kakiku.

Dan aku mulai belajar bahasa dunia ini.

Bagian 2
Setelah memutuskan untuk hidup dengan serius, aku mulai mempertimbangkan apa yang bisa aku
lakukan.

Apa yang aku butuhkan dalam hidupku?

Belajar, olahraga, dan keahlian.

Sebagai bayi, hanya ada sedikit hal yang bisa kulakukan. Dan saat ini, hal yang paling mahir kulakukan
adalah membenamkan wajahku ke dada seseorang.

Dan ketika aku melakukan itu pada mbak Maid, dia menampilkan ekspresi jengkel di wajahnya.

Maid itu pasti membenci anak-anak.

Esoknya, setelah aku sadar bahwa aku bisa bergerak lebih leluasa, aku pun mulai mencari buku di rumah
untuk belajar kata-kata.

Aku tidak boleh buta huruf.

Tingkat warga Jepang yang buta huruf adalah 0%, tetapi kebanyakan tidak menguasai bahasa Inggris,
sehingga mereka menolak keras ide tentang pergi ke luar negeri, dan bahkan mereka memperlakukan
bahasa asing sebagai keahlian sampingan. Oleh karena itu, belajar kata-kata dunia ini adalah tugas
pertamaku.

Ada lima buku di rumah ini.

Mungkinkah buku di dunia ini harganya mahal, atau mungkin si Paul dan Zenith itu tidak membaca
buku?

Mungkin karena kedua alasan inilah. Aku pun tidak bisa mempercayainya, karena aku punya ribuan
buku di kehidupan sebelumnya.

Meskipun semuanya adalah Light Novel.

27
Hanya terdapat lima buku di sini, tapi itu sudah cukup bagiku untuk belajar kata-kata.

Bahasa di dunia ini mirip dengan bahasa Jepang, sehingga mudah bagiku untuk mempelajarinya.

Meskipun huruf-hurufnya benar-benar berbeda, aku bisa belajar bicara dengan lancar.

Akan baik-baik saja selama aku menghafal cukup banyak kosakata. Ini akan bermanfaat untuk
mempelajari tahapan awal berbicara.

Ayah membacakan isi buku berkali-kali, sehingga aku bisa belajar kosakata dengan lebih mudah.

Mungkin itu ada hubungannya dengan kemampuan tubuh ini untuk menghafal dengan baik.

Setelah bisa membaca bahasa, aku mengerti bahwa isi buku ini cukuplah menarik.

Dalam kehidupanku sebelumnya, aku tidak pernah berpikir bahwa pelajaran adalah hal yang begitu
menarik. Kalau diingat-ingat lagi, ini sama persis seperti menghafal informasi dari internet. Bagaimana
mungkin itu tidak menyenangkan bagiku?

Namun demikian, apakah ayahku benar-benar mengira bahwa bayi seumuranku bisa mengerti isi buku
ini?

Tidak masalah sih, akan tetapi di duniaku sebelumnya, seorang bayi hanya akan mengerutkan dahinya
dan menangis ketika belajar hal-hal seperti ini.

Berikut adalah kelima buku yang kutemukan di rumah.

<< Menjelajah Seluruh Dunia >>

Ini adalah buku panduan yang berisi nama dan karakteristik unik berbagai negara di dunia ini.

<< Monsters, Ekologi dan Kelemahan Fedoa >>

Sebuah buku yang mendeskripsikan monster yang muncul di wilayah Fedoa, dan cara untuk menangani
mereka.

<< Panduan untuk Sihir >>

Sebuah buku panduan yang menjelaskan bagaimana menggunakan serangan sihir, komplet dari level
pemula sampai tingkat lanjut.

<< Legenda Perugius>>

Sebuah dongeng tentang seorang Summoner bernama Perugius, yang berpetualang bersama dengan

28
rekan-rekannya, bertarung melawan dewa iblis, menyelamatkan dunia, menghukum orang yang jahat,
dan membantu orang baik.

<< Tiga Swordsman dan Labirin >>

Ini adalah petualangan yang menceritakan tiga Swordsman berbakat, yang memiliki gaya berbeda,
saling bertemu satu sama lain, kemudian bersama-sama memasuki labirin.

Jika kita kesampingkan 2 novel tentang pertarungan, maka 3 buku lainnya bisa membuatku banyak
belajar.

Terutama buku pedoman tentang sihir.

Bagiku, yang datang dari dunia tanpa sihir, hal-hal yang tercatat di dalam buku ini sangatlah menarik.

Aku membaca seluruh isi buku tersebut, dan aku paham beberapa konsep dasar.

1. Pertama-tama, sihir dapat secara luas diklasifikasikan menjadi tiga kategori.

Sihir Serangan kau harus menyerang targetmu

Sihir Penyembuhan kau harus menyembuhkan targetmu

Sihir Pemanggilan kau harus memanggil sesuatu

Ada tiga jenis sihir dasar, dan bagiku itu mudah dimengerti.

Ada berbagai fungsi, tetapi menurut buku panduan, sihir itu awalnya dikembangkan untuk perang. Tapi,
masihlah tidak banyak digunakan selain untuk bertempur dan berburu.

2. Untuk menggunakan sihir, kau harus memiliki Mana.

Sebaliknya, selama kau memiliki Mana, maka kau bisa menggunakan sihir.

Ada dua cara menggunakan Mana.

• Gunakan mana di dalam tubuhmu

• Keluarkan Mana dari sesuatu yang mengandung Mana

Kau bisa menggunakan sihir jika memenuhi salah satu saja dari kedua syarat tersebut.

Aku tidak bisa memikirkan contoh yang pantas untuk menganalogikannya. Ini mungkin sesuatu seperti
rumah yang listriknya dipasok dari kekuatan generator, atau alat yang menyala karena energi yang
tersimpan pada batre.

29
Dahulu kala, orang-orang hanya menggunakan Mana mereka untuk mengaktifkan sihir; dan setelah
berlalunya waktu, sihir diteliti lebih dalam, kesulitan pun semakin rumit, dan sebagai hasilnya, Mana
yang diperlukan pun meningkat secara drastis.

Ini tidaklah masalah bagi orang-orang yang memiliki banyak Mana, namun bagi mereka yang hanya
memiliki sedikit Mana, mereka tidak bisa menggunakan berbagai jenis sihir.

Dengan demikian, para penyihir di masa lalu memikirkan cara untuk menarik keluar Mana dari tempat
lain, untuk memenuhi kebutuhan sihir mereka.

3. Ada dua cara untuk mengaktifkan sihir.

• Mantra

• Simbol Sihir

Ini sudah cukup jelas, ‘kan? Untuk mengaktifkan sihir, seseorang bisa melakukannya dengan
merapalkan mantra, atau menggambar simbol sihir.

Simbol sihir sudah menjadi norma sejak zaman dahulu kala, tapi saat ini, orang-orang lebih suka
melantunkan mantra.

Di masa lalu, perapalan mantra memerlukan waktu sekitar 1 atau 2 menit.

Itu tidak terlalu lama, tetapi metode tersebut sangat sulit dilakukan ketika berperang.

Sebaliknya, ketika simbol sihir selesai digambar, maka itu bisa digunakan berkali-kali.

Ada seorang penyihir tertentu yang berhasil memperpendek waktu perapalan mantra. Dengan demikian,
mantra pun sudah menjadi norma.

Mantra-mantra sederhana membutuhkan waktu sekitar 5 detik, sehingga serangan sihir dasar lebih
efektif diaktifkan melalui mantra.

Kecuali jika situasinya mendesak, sihir yang rumit lebih baik diaktifkan melalui simbol.

4. Mana seseorang sudah ditentukan sejak dia lahir.

Pada game RPG, Mana-mu akan meningkat seiring naiknya level.

Tapi sepertinya, bukan itu masalahnya di dunia ini.

Pada dasarnya, jika ditinjau dari segi profesi, semua orang adalah Warrior. Tapi, aku pun merasa bahwa
akan terjadi semacam perubahan pada diri seseorang.........

30
Lantas, bagaimana denganku? Hmm.

Rupanya, jumlah Mana yang terkandung dalam suatu tubuh adalah bawaan keturunan.

Fakta bahwa ibuku bisa menggunakan sihir, berarti bahwa mungkin saja sejumlah Mana darinya telah
diturunkan padaku.

Ini sedikit mengkhawatirkan. Meskipun orang tuaku berbakat dalam urusan sihir, kukira aku belum
tentu sanggup melakukannya.

Bagian 3
Apapun itu, aku harus mulai mencoba sihir yang paling sederhana.

Buku panduan tersebut berisi metode untuk penggunaan mantra, maupun formasi sihir, tapi karena
mantra sudah ditetapkan sebagai suatu norma, maka tidak ada tempat bagiku untuk coba menggambar
simbol sihir. Lantas, aku pun tak punya pilihan selain memulai dengan mantra.

Tampaknya, semakin sulit sihirnya, maka semakin lama pula waktu pelantunan mantra. Bahkan, sihir
yang rumit harus dimulai dengan mantra, kemudian dilanjutkan dengan simbol sihir, itu tidak masalah
sih pada awalnya, namun...........

Tampaknya seorang penyihir yang terampil dapat menggunakan sihir tanpa mantra.

Mantra tak bersuara, atau mengurangi perapalannya; itulah teknik yang mereka lakukan.

Tapi mengapa orang yang berbakat tidak memerlukan mantra?

Jumlah Mana yang diperlukan untuk melepaskan teknik tidaklah berubah, dan walaupun levelmu naik,
MP-mu tidak akan meningkat .....

Atau, apakah jika dirimu semakin terampil, maka kau semakin sedikit menggunakan mantra?

Tidak, walaupun itu tidak mengurangi penggunaan Mana seseorang, tidak ada alasan untuk melewatkan
tahapan dasar.

'............. Ah, terserah lah, aku hanya akan mencobanya terlebih dahulu.’

Aku memegang buku pedoman di tangan kiriku, mengulurkan kananku, dan membaca beberapa kata.

"Limpahkan perlindungan air di tempat yang engkau inginkan, biarkan kristal air bersih mengalir di sini,
WATER BALL "

Aku merasakan sensasi pengumpulan darah di tangan kananku.

31
Darahku terasa seolah-olah diperas keluar, lantas peluru air seukuran kepalan tangan muncul di depan
tangan kananku.

"Whoa !!"

Saat aku takjub, peluru air itupun jatuh ke lantai, kemudian lenyap.

Buku ini mengatakan bahwa peluru air harus ditembakkan, tapi malah jatuh begitu saja.

Mungkin konsentrasiku telah rusak, sehingga menyebabkan mantranya gagal.

Konsentrasi, konsentrasi ......

Terasa sensasi pengumpulan darah di tangan kananku. Ini, perasaan ini,....... Mmmm.

Aku sekali lagi mengangkat tangan kananku, mengingat perasaan barusan, lantas membayangkannya
dalam kepalaku.

Aku tidak tahu berapa banyak Mana yang kumiliki, tapi sebaiknya kuanggap bahwa diriku belum
mampu melakukan ini berkali-kali.

Konsentrasi, dan biarkan setiap usaha menjadi berhasil.

Pertama, aku harus membayangkannya, mengulanginya berulang kali dalam pikiranku, kemudian
melepaskannya secara nyata.

Jika berakhir dengan kegagalan, aku akan membayangkannya lagi dalam pikiranku. Sampai aku bisa
melakukannya dengan sempurna di kepalaku.

Ini adalah caraku berlatih setiap jurus baru dalam game perang di kehidupan sebelumnya.

Karena itu, aku tidak benar-benar gagal ketika mencoba untuk mengeksekusi combo.

Seharusnya tidak akan ada masalah jika aku terus berlatih dengan menggunakan metode seperti ini ......
setidaknya, begitulah yang kuharapkan.

"Na.... fas....."

Sebuah napas dalam-dalam.

Semua darah pada jari-jari kaki dan kepalaku, kukirim menuju ke tangan kanan, lantas kuhimpun semua
tenaga.

Kemudian, kubayangkan suatu tembakan sihir yang muncul dari telapak tanganku ...

32
Hati-hati, dengan hati-hati. Setiap detak jantung, kumpulkan sedikit demi sedikit .....

Air, air, air, peluru air, bola air, bola air, bola air.

Sempak .....

Ahhh.... pikiran mesum mulai masuk ke kepalaku... Oke, sekali lagi....

Konsentrasi, keluarkan airrrrrrrrrrr .........

"HAH!"

Tanpa sadar, aku pun berteriak seperti seorang biarawan, lantas peluru air pun keluar.

"Eh, ya .....?"

Celepuk.

33
Plob

Ketika kutunjukkan betapa terkejutnya diriku, peluru air jatuh dengan begitu cepat.

"............ Ah."

Huh ... barusan aku tidak merapalkan mantra apapun, kan?

Mengapa......?

Yang kulakukan hanyalah mengingat kembali perasaan ketika menggunakan mantra, kemudian
menirukannya dalam pikiran.

Tapi, apakah aku tidak perlu merapalkan mantra, jika aku sanggup mengulang aliran sihirnya?

Semudah itukah pelantunan mantra tanpa suara?

Bukankah seharusnya itu adalah teknik kelas tinggi?

"Jika ternyata semudah ini berhasilnya, maka apa gunanya mantra?"

Bahkan seorang pemula sepertiku dapat melepaskan sihir dengan menggunakan mantra tanpa suara.

Mengkosentrasikan Mana di ujung jariku, dan membayangkan bentuknya di pikiran.

Seperti itulah dasarnya.

Dalam hal ini, mantra benar-benar tidak dibutuhkan. Malahan, semua orang bisa melakukan

ini. (............ Hm.)

Mungkinkah mantra adalah aktivasi sihir?

Tidak perlu mengingat kembali perasaan mengumpulkan darah; aku bisa menyelesaikannya jika
kulepaskan suaraku.

Mungkin begitu.

Ini seperti sebuah mobil otomatis. Seseorang bisa merubah kemudinya ke sistem manual, dan mobil itu
masih berfungsi.

"Mantra akan melepaskan sihir secara otomatis."

Akan ada beberapa keuntungan menggunakan

mantra. Pertama, itu mudah.

34
Bukannya menjelaskannya sebagai pengumpulan darah dari pembuluh darah di dalam tubuhku, setiap
orang bisa membacanya, kemudian berhasil, ‘kan? Guru dan murid akan banyak dimudahkan dengan
metode seperti ini.

Dan setelah mengajarkan ini berulang-ulang, itu akan menjadi mantra adalah sesuatu yang klasik.

Kedua, ini praktis untuk digunakan.

Tentu saja, serangan sihir dimaksudkan untuk digunakan dalam pertempuran.

Alih-alih menutup matamu, dan menggumamkan "mmmmmmm" sambil berkonsentrasi, akan lebih
cepat jika kau merapalkan mantranya.

Akan lebih mudah jika seseorang mengumpulkan segenap tenaganya sambil melantunkan mantra,
daripada ketika seseorang mengumpulkan tenaganya sambil membayangkan.

"Tapi, tidak semua orang mengalami hal yang sama. Mungkin ada beberapa orang yang lebih suka
menggunakan cara terdahulu ..... "

Aku dengan cepat membalik-balikan halaman-halaman buku sihir tersebut, tapi aku tak pernah
menemukan bab tentang mantra tanpa suara.

Itu aneh. Karena berdasarkan pengalamanku, seharusnya itu tidaklah begitu sulit.

Mungkin saja itu adalah bakat alami yang kumiliki, sedangkan orang lain sama sekali tak bisa
melakukannya.

Mungkin aku bisa berpikir demikian.

Seorang penyihir biasanya mulai mempelajari sihir, kemudian berakhir sebagai veteran, dan semua
orang menggunakan metode mantra untuk melepaskan sihirnya.

Setelah ribuan kali, tubuh mereka akan terbiasa oleh mantra tersebut.

Tapi, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan tentang mantra tanpa suara.

Oleh karena itu, informasi tentang mantra tanpa suara tidak pernah disebarluaskan, dan juga tidak
pernah tercatat dalam buku pedoman.

"Whoaa, begitu rupanya!"

Maka itu berarti aku bukanlah orang biasa.

Itu luar biasa, bukan?

35
Seakan-akan aku menggunakan lembaran tip.

"Mereka menggunakan Crime Catalyst tanpa menyanyikan Oratorio!?"

"Tapi, aku bahkan menggunakan katalis ini dengan biasa, kemudian membuka gerbangnya." [7]

Seperti itukah?

Woohoo, aku semakin bersemangat!

Ah, tidak, tidak. Tenang dulu, tenang.

Aku yang dahulu, sering ditipu oleh perasaan semacam ini.

Aku lebih pakar dalam menggunakan komputer daripada kebanyakan orang, dan aku sering
mendapatkan semacam perasaan bahwa aku adalah orang terpilih, itulah yang membuatku menjadi
serakah dan akhirnya berakhir dengan kegagalan.

Aku harus rendah hati. Yang paling penting adalah tidak menganggap diriku seperti seseorang yang
lebih unggul daripada orang lain.

Aku hanyalah seorang pemula. Seorang pemula.

Seorang pemula dengan keberuntungan pemula, dan kebetulan berhasil menjatuhkan semua pin bowling
hanya dalam sekali lemparan.

Aku hanya mendapatkan keberuntungan pemula. Kupikir, aku bukanlah orang yang berbakat. Aku harus
bekerja keras.
Baik. Pertama-tama, aku perlu mengandalkan lantunan mantra untuk menggunakan sihir, maka
berdasarkan perasaan yang aku alami saat melepaskan sihir, aku bisa berlatih mantra tanpa suara
berkali-kali.

Aku memilih untuk menggunakan format belajar seperti itu.

"Kalau begitu, ayo kita melakukannya lagi."

Tapi ketika aku mengacungkan tangan kananku, anehnya aku merasa lamban.

Seolah-olah ada sesuatu yang berat di pundakku.

Rasa kelelahan.

Apakah karena aku berkonsentrasi terlalu keras?

36
Tidak, aku setidaknya dianggap pro di game internet (ngaku-ngaku). Aku adalah orang yang bisa
melanjutkan perburuan selama enam hari penuh, tanpa sedetik pun tertidur jika dibutuhkan.

Konsentrasiku tidak akan lenyap hanya dengan melakukan 2 kali percobaan seperti itu.

"Artinya, apakah MP-ku habis ....?"

Ya ampun ... padahal mereka bilang bahwa jumlah Mana sudah ditentukan ketika seorang lahir, jadi
artinya, Mana-ku hanya cukup untuk menembakkan 2 peluru air?

Itu terlalu sedikit, ‘kan? Atau karena aku seorang pemula, sehingga efisiensiku ketika menggunakan
Mana sangatlah rendah?

Tidak, bagaimana bisa?

Untuk amannya, aku mencoba melantunkan mantra sekali lagi, tapi pada akhirnya aku pingsan.

Bagian 4
"Oh ya ampun, Rudeus, jika kau mengantuk, maka pergilah ke toilet terlebih dahulu, kemudian cepat
tidurlah di kamarmu."

Ketika aku bangun, aku diperlakukan seolah-olah aku tertidur saat membaca buku.

Sial. Aku dimarahi karena ketiduran pada umur setua ini .....

Sialan ...... sialan..... Eh, bukannya saat ini aku hanya berusia 2 tahun? Pada umur semuda ini,
seharusnya aku akan dimaafkan meskipun aku mengompol.

Tapi serius, bukankah Mana-ku terlalu sedikit?

Hah ...... ini membuat aku merasa benar-benar tak berdaya ...... Yahh, walaupun hanya menembakkan 2
peluru air, hal berikutnya yang harus kukuasai adalah bagaimana cara menggunakannya.

Apapun itu, aku harus berlatih sampai aku bisa menembakkan sihir tepat ketika aku memerlukannya......

Hah ......

Bagian 5
Keesokan harinya, tubuhku masih baik-baik saja meskipun sudah menembakkan 4 peluru air.

Aku hanya merasa lelah setelah tembakan kelima kulepaskan.

"Huuuh ...?"

37
Berdasarkan pengalaman kemarin, aku tahu bahwa aku akan pingsan setelah melampaui batas, sehingga
lebih baik aku memutuskan untuk berhenti.

Lantas, aku mulai berpikir.

Tembakan maksimumku saat ini adalah 6 kali. Itu dua kali lebih banyak daripada kemarin. Aku

menatap lima peluru air yang jumlahnya setara dengan 1 tong air, dan bertanya-tanya, Aku penasaran,

mengapa aku bisa menembakkan peluru 2 kali lebih banyak daripada kemaren. Apakah karena aku

sudah lelah kemarin, atau apakah karena aku mengonsumsi lebih banyak MP?

Aku melepaskan semua sihirku melalui mantra tanpa suara, jadi seharusnya tidak ada perbedaan yang
signifikan di antara kedua metode tersebut.

Aku tidak mengerti.

Mungkin jumlahnya akan terus meningkat besok.

Bagian 6
Hari berikutnya.

Jumlah peluru air yang bisa kuciptakan meningkat.

Sebelas kali.

Rasanya seperti, aku dapat meningkatkan jumlah tembakan setiap harinya.

Jika teoriku benar, seharusnya besok aku bisa menembakkan 21 kali.

Hari lainnya pun berlalu.

Untuk mengkonfirmasi tebakanku, aku melepaskan 5 kali tembakan, kemudian

berhenti. Hari lainnya pun berlalu,

Dan batasku menjadi 26 kali tembakan.

Batasku benar-benar sama dengan jumlah sihir yang kutembakkan.

(Jangan bercanda .............................!)

Bukankah jumlah Mana seseorang sudah ditentukan sejak saat dia lahir?

38
Tapi, kau sendirilah yang menentukan bakatmu, yaitu hal tak berwujud yang tak bisa kau lihat dengan
mata telanjang.

Potensi anak-anak bukanlah hal yang bisa ditentukan oleh orang dewasa!!

"Yahh, ini juga berarti bahwa aku tidak boleh mempercayai apa yang tertulis di buku begitu saja."

Buku ini mungkin mengatakan sesuatu seperti, "kebahagiaan manusia memiliki batas". Atau

sejenisnya. Atau, apakah itu mengacu pada hasil latihan?

Apakah itu berarti bahwa setelah berlatih keras, ada kapasitas Mana pada diri seseorang?

Tidak, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan. Ini hanyalah sebuah hipotesis.

Ini adalah sesuatu seperti ..... Tergantung bagaimana kau tumbuh berkembang, atau sejenisnya.

Ketika melepaskan sihir selama balita, nilai maksimum MP-ku meningkat secara drastis, atau
semacamnya.

Ah, mungkin juga ini karena kemampuan khusus pada tubuhku.

..... Tidak, tidak baik menganggap diri sendiri spesial.

Pada duniaku sebelumnya, dikatakan bahwa kemampuan atletis seseorang meningkat pesat selama masa
pubertas.

Tapi masalahnya adalah, setelah pubertas, tidak peduli seberapa keras kau mencoba, kemajuannya tidak
pernah signifikan.

Bahkan di dunia ini, untuk hal seperti sihir, kaidah-kaidah itu masihlah berlaku.

Pada dasarnya sama saja.

Kalau begitu, ada satu hal yang harus kulakukan.

Yaitu, berlatih sekeras mungkin sebelum pubertas berakhir.

Bagian 7
Dari hari berikutnya dan seterusnya, aku menghabiskan Mana-ku sampai titik nol setiap harinya.

Pada saat yang sama, jumlah sihir yang bisa kugunakan terus meningkat.

Selama aku bisa mengingat perasaan itu, mudah bagiku untuk menggunakan mantra tanpa suara.

39
Pokoknya, target jangka pendekku adalah benar-benar menguasai sihir tingkat awal.

Yang dimaksud sihir tingkat awal adalah, sihir yang hanya bersifat menyerang.

Peluru air dan api dikategorikan sebagai mantra-mantra dasar.

Ada tujuh tingkatan kesulitan sihir.

Dasar, Menengah, Lanjut, Saint, Raja, Kaisar, Dewa

Aku membaca bahwa penyihir biasa yang telah menempuh pendidikan sihir, dapat meningkatkan sihir
khusus miliknya sampai level lanjut, sedangkan seorang penyihir yang tidak menempuh pendidikan sihir
hanya bisa mengembangkan sihirnya dari tingkat dasar sampai tingkat menengah.

Jika kita berhasil memasuki level di atas tingkat lanjut, berdasarkan sistem ini, orang-orang itu disebut
sebagai Saint Api atau Saint Air.

Level Saint.

Aku mulai mendambakannya.

Tapi buku pedoman sihir ini hanya berisikan sistem sihir api, air, angin, dan bumi, sampai tingkat lanjut.

"Di manakah aku bisa belajar mantra level Saint dan di atasnya ......?”

Tidak, lebih baik aku tidak berpikir terlalu jauh saat ini.

Ini sama seperti RPG Maker, Jika seseorang memulai dengan menciptakan monster terkuat, maka
kemungkinan besar dia akan menyesal nanti.

Seseorang harusnya mulai dari Slime.

Meskipun begitu, aku bahkan tidak menyelesaikan Slime walaupun memulainya dari situ. [8]

Bagian 8
Sekarang, buku ini berisikan pelajaran dasar elemen air, seperti:

Peluru air: Sebuah peluru air yang bisa ditembakkan. Water Ball.

Perisai air: Air yang naik dari tanah untuk membentuk dinding. Water Shield.

Panah air: Sebuah panah sepanjang 20 cm yang ditembakkan. Water Arrow.

Serangan air: Menciptakan pilar es untuk menghantam musuh. Ice Smash.

40
Senjata es: Membentuk pedang es. Ice Blade.

Aku mencoba semuanya.

Meskipun setiap mantra hanyalah tingkat dasar, jumlah Mana yang dibutuhkan untuk melepaskan sihir
sangatlah bervariasi.

Aku menggunakan peluru air sebagai standarku. Sekali pelepasan sihir bisa mengeluarkan antara 2 – 20
peluru air, berdasarkan seberapa besar Mana-mu.

Pada dasarnya, aku hanya berlatih tentang sihir air.

Akan jadi masalah jika aku berlatih sihir api, kemudian berakhir dengan membakar rumah.

Berbicara tentang api, tampaknya jumlah Mana yang digunakan adalah berhubungan dengan suhu.
Begitupun dengan sihir air, semakin tinggi tingkatnya, maka semakin dingin esnya.

Pada buku dijelaskan bahwa air harus ditembakkan keluar melalui tanganku, namun peluru air dan juga
panah air ciptaanku tidak pernah meluncur dengan baik.

Aku tidak pernah menembakkan air ciptaanku dengan kecepatan tinggi, seperti yang diajarkan pada
buku.

Kenapa bisa begitu? Di manakah kesalahanku .....

Hmmm. Aku tidak mengerti.

Buku itu mengatakan sesuatu tentang ukuran dan kecepatan mantra.

Mungkinkah... Setelah menciptakan peluru, aku masih harus mengontrolnya dengan menggunakan sihir?

Kalau begitu, mari kita coba.

"Oh?"

Peluru air menjadi lebih besar.

"Ohhhh !!"

Celepuk.

"Oh ....."

Tapi masih saja jatuh ke lantai, tanpa melesat.

41
Setelah itu, aku mencoba berbagai cara untuk mengubah ukuran peluru.

Aku membuat dua peluru yang berbeda, pada saat yang sama.

Aku mengubah ukuran peluru, pada saat yang sama.

Namun, meskipun aku sudah mendapatkan temuan baru seperti ini, air ciptaanku masih saja tidak
melesat..

Api dan angin tidak terpengaruh oleh gravitasi, dan dapat melayang di udara. Namun pada akhirnya, itu
akan hilang setelah waktu tertentu.

Aku mencoba menggunakan angin untuk menembak bola api, tapi rasanya salah deh.

Hmmm......

Bagian 9
2 bulan kemudian.

Setelah berkali-kali melakukan kesalahan, aku akhirnya berhasil melesatkan peluru air.

Sekarang, aku sudah paham konsep dasar di balik perapalan mantra.

Ada langkah-langkah tertentu untuk melantunkan mantra.

Penciptaan >> Pengaturan ukuran >> Pengaturan kecepatan tembak >> Aktivasi.

Dengan begini, mantra sihir selesai dibuat setelah si pencipta menentukan ukuran dan kecepatan dari
sihir itu sendiri.

Artinya, setelah melantunkan mantra.......

1) Mantra secara otomatis membentuk wujudnya.

2) Setelah itu, dalam jangka waktu yang konstan, tingkatkan input Mana untuk menyesuaikan ukuran.

3) Setelah penyesuaian ukuran, dalam jangka waktu yang konstan, tambahkan input Mana untuk
menyesuaikan kecepatan luncur peluru sihir.

4) Setelah menyelesaikan tahapan-tahapan persiapan di atas, maka sihir akan terlepas dari tanganmu,
kemudian terbang secara otomatis pada target yang kau bidik.

Seperti itulah urutan kerjanya.

Atau setidaknya.... seperti itulah yang kusimpulkan.

42
Kuncinya adalah setelah pelantunan mantra, aku perlu menambahkan lebih banyak Mana, sampai dua
kali lipat.

Jika tidak ada penyesuaian ukuran, penyesuaian kecepatan tembak pun tidak akan terjadi.

Maka, pantas saja ketika aku melepaskan peluru air, airnya langsung jatuh ke lantai tanpa melesat
terlebih dahulu. Yang terjadi hanyalah penyesuaian ukuran.

Sebagai tambahan, ketika aku merapalkan mantra tanpa suara, aku sendirilah yang harus memproses itu
semua.

Meskipun itu merepotkan, itu dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengubah ukuran dan
kecepatan tembak.

Mungkin saja aku bisa melakukannya lebih cepat daripada perapalan mantra biasa.

Dan juga, modifikasi dapat dilakukan selama fase penciptaan mantra tanpa suara.

Misalnya, yang tidak tercatat dalam buku ini adalah bagaimana caranya untuk membekukan peluru air,
sehingga menjadi peluru es.

Jika aku berlatih ini, aku mungkin bisa menggunakan serangan Kaiser Phoenix [9] (Wajahku pun
dipenuhi kebanggaan).

Dengan ide-ide yang berbeda, aku dapat membuat berbagai macam efek.

Ini semakin menarik!!

............ Tapi dasar-dasarnya sangatlah penting.

Aku harus menunggu sampai aku meningkatkan Mana secara keseluruhan, sebelum bereksperimen.

• Meningkatkan kapasitas Mana-ku

• Gunakan mantra tanpa suara sampai semudah bernafas

Ini adalah dua PR-ku saat ini.

Jika kau memiliki tujuan yang besar, maka kegagalan yang akan kau dapatkan juga semakin besar.

Sehingga, cara terbaik adalah menentukan target yang kecil dan lebih mudah terlebih dulu.

Baiklah, waktunya untuk bekerja keras.

Dan, aku terus berlatih sihir dasar sampai aku hampir pingsan.

43
Bab 4
Guru

Bagian 1
3 tahun.

Baru-baru ini, akhirnya aku tahu nama orang tuaku.

Nama ayahku adalah Paul Greyrat.

Dan nama ibuku adalah Zenith Greyrat.

Namaku Rudeus Greyrat.

Putra tertua dari keluarga Greyrat.

Meskipun aku bernama Rudeus, orang tuaku selalu mempersingkat nama ketika memanggil anggota
keluarga lainnya, sehingga mereka hanya memanggilku Rudi. Karena itulah, aku baru tahu nama
lengkapku setelah sekian lama.

Bagian 2
"Oh Rudi, kau benar-benar menyukai buku."

Ketika aku berjalan-jalan sambil membawa buku, Zenith pun selalu tertawa saat melihatnya.

Mereka tidak pernah mengonel padaku, ataupun mengambil buku-bukuku.

Aku selalu menyelipkan buku di bawah ketiakku, bahkan saat makan. Namun, aku tidak pernah
membaca buku sihir di depan keluargaku

Aku melakukannya bukan untuk menyembunyikan bakatku. Hanya saja, aku belum tahu bagaimana
orang-orang memandang sihir di dunia ini.

Dalam duniaku sebelumnya, para penyihir dibasmi selama Abad Pertengahan.

Perapalan mantra selalu dianggap sebagai ajaran sesat, dan mereka pun dibakar hidup-hidup.

Ada buku-buku praktis yang membahas sihir di dunia ini, sehingga mungkin saja penggunaan sihir tidak
dianggap sebagai suatu tindakan yang sesat, tapi tetap saja aku belum melihat pandangan orang lain
secara keseluruhan.

Mungkin pemahaman umum adalah, sihir hanya dapat digunakan setelah seseorang menjadi dewasa.

44
Karena bagaimanapun juga, sihir adalah tindakan berbahaya yang akan menyebabkan penggunanya
pingsan setelah kelelahan.

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa sihir adalah suatu halangan bagi balita untuk tumbuh
berkembang.

Dengan pemikiran sepertiitu, aku memutuskan untuk tetap merahasiakan sihir yang sedang kupelajari
dari kedua orang tuaku.

Atau mungkin saja mereka sudah lama mengetahui rahasia ini, karena aku pernah menembakkan peluru
sihir ke luar jendela.

Aku pun tak punya banyak pilihan. Pokoknya, aku ingin tahu seberapa cepat aku bisa menembakkan
sihir.

Si Maid (sepertinya namanya adalah Lilia) sesekali menatapku dengan ekspresi khawatir di wajahnya,
tapi sepertinya orang tuaku tidak terlalu mempermasalahkannya, jadi kupikir itu baik-baik saja.

Jika aku berhenti di sini, apa boleh buat, tapi aku tidak ingin kehilangan masa pertumbuhanku.

Bakat akan meredup ketika seseorang mencegah pertumbuhannya.

Aku harus memanfaatkan periode ini sebaik-baiknya.

Bagian 3
Namun, aku harus terus merahasiakan latihan sihir ini sampai akhir.

Pada suatu sore hari tertentu.

Kapasitas Mana-ku telah tumbuh cukup baik, jadi aku mulai mencoba beberapa mantra level menengah.
Aku ingin coba-coba menembakkan meriam air.

Ukuran: 1, Kecepatan: 0.

Seperti biasa, aku ingin melakukannya hanya untuk mengisi air pada tong.

Aku mengira bahwa, aku bisa mengisi tong itu sampai penuh, bahkan sampai meluber.

Tapi tiba-tiba, sejumlah besar air dilepaskan, menabrak tembok, sehingga membuat lubang besar di
sana.

Karena seketika terkejut, aku pun tidak sanggup melakukan apa-apa.

Sebuah lubang menganga di dinding adalah bukti jelas bahwa aku telah belajar menembakkan sihir.

45
Dan aku pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyembunyikannya.

Aku menyerah seketika.

"Apa yang terjadi!? Whoa ........ "

Yang pertama datang menghampiriku adalah si ayah, Paul.

Kemudian, dia menatap dinding dengan mulut ternganga.

"Tunggu....hei, apa .......... Rudi, kamu baik-baik saja ......?"

Paul benar-benar pria yang baik.

Tidak peduli bagaimana orang melihatnya, pasti akulah orang yang telah melakukan ini semua.

Namun, dia malah mengkhawatirkan aku.

"Monster ...? Tapi di sekitar sini?” Bahkan sekarang pun, dia masih saja menggumamkan hal-hal seperti
itu, sambil melihat sekeliling dengan hati-hati.

"Astaga..."

Dan Zenith mengikutinya masuk ke ruangan.

Dia lebih tenang dari sang ayah.

Setelah melihat dinding hancur dan genangan air di lantai,

"Oh ...?"

Matanya menajam ketika dia melihat lembaran buku sihir yang kubiarkan terbuka.

Setelah melihatku dan buku tersebut, ia berjongkok di depanku, dan menatap mataku dengan ekspresi
lembut.

Mengerikan.

Tidak ada senyum di matanya.

Dan sebisa mungkin, aku menatap Zenith dengan mata memelas.

Aku belajar ini ketika masih menjadi NEET. Ketika kau melakukan sesuatu yang salah, sikap keras
kepala hanya akan membuat berbagai hal menjadi semakin buruk.

46
Oleh karena itu, aku tidak bisa menghindari tatapan matanya.

Ini adalah saat ketika sikap tulus dibutuhkan.

Aku tidak bisa memalingkan pandangan dari tatapan mata seseorang, dan aku harus menatap wajah
mereka secara langsung. Ini saja akan membuat aku terlihat lebih tulus.

Tidak peduli apa yang orang pikirkan. Tujuan utamaku adalah menampilkan ekspresi setulus mungkin.

"Rudi, apakah kau membaca keras-keras apa yang tertulis di buku ini?" "Maafkan aku."

Aku mengangguk, dan meminta maaf.

Ketika telah melakukan kesalahan, hal yang terbaik adalah meminta maaf dengan segera.

Bagaimanapun juga, dalam situasi seperti ini, tak mungkin ada orang lain yang dituduh melakukannya.

Jika aku mengucapkan kebohongan murahan pada mereka, maka kepercayaan mereka akan turun.

Aku berbohong semauku di masa lalu, dan hasilnya, tak seorang pun mempercayaiku.

Aku tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi.

"Tidak, tunggu, ini adalah level menengah ......"

"Kyaa! Kau dengar itu, sayang !? Bagaimanapun, anak kita adalah seorang

jenius!!” Kata-kata Paul tenggelam oleh jeritan Zenith.

Dia meraih tangan Paul dan melompat dalam suka-cita.

Betapa energik wanita satu ini.

Apakah permintaan maafku diabaikan?

"Tidak, kau, erm, bahkan aku pun belum pernah mengajarinya kata-kata!"

"Ayo kita menyewa tutor privat sekarang!! Anak ini akan menjadi penyihir yang luar biasa di masa
depan!!”

Paul masih kebingungan, sementara Zenith benar-benar senang.

Sepertinya Zenith kegirangan setelah melihat fakta bahwa aku bisa menggunakan sihir.

47
Mungkin aku terlalu khawatir ketika berpikir bahwa anak-anak seharusnya tidak menggunakan sihir.

Lilia tetap tenang, sembari dia membersihkan kamar tanpa suara.

Maid ini mungkin sudah lama tahu bahwa aku menggunakan sihir, atau dia sudah punya firasat bahwa
aku bisa menggunakan sihir.

Mungkin menurutnya itu bukanlah suatu hal yang buruk, sehingga dia tidak begitu histeris.

Atau mungkin dia hanya ingin melihat wajah bahagia dari orang tuaku.

"Hei sayang, pergilah ke Roa besok, dan pasang pengumuman tentang lowongan pekerjaan!! Bakat ini
harus terus dilatih!!"

Zenith masih saja histeris dengan dirinya sendiri, dia bahkan mengira aku adalah semacam anak jenius.

Apakah aku dianggap jenius karena tiba-tiba mampu melepaskan sihir?

Sejauh itukah rasa sayang orang tua terhadapku? Ataukah seorang balita yang bisa menggunakan sihir
tingkat menengah dianggap begitu luar biasa di dunia ini? Aku masihlah tak tahu apa-apa.

Tidak, sepertinya orang tuaku saja yang kelewat menyayangiku.

Aku tidak pernah menggunakan sihir di depan Zenith sebelumnya

"Aku kira itu benar." Tapi karena dia berkata begitu, mungkin dia benar-benar menganggap bahwa aku
adalah seorang jenius.

Ini sebenarnya adalah suatu asumsi yang tak berdasar .......

Ah, tidak.

Aku tiba-tiba teringat.

Karena aku selalu sendirian.

Ketika aku sedang membaca, aku terkadang mengulangi frase yang kusukai.

Dan sejak aku datang ke dunia ini, aku sering bergumam sendiri ketika membaca buku.

Awalnya aku menggunakan bahasa Jepang, tapi setelah aku belajar bagaimana cara berbicara, aku
sengaja menggunakan bahasa dunia ini.

Dan kemudian, ketika aku bergumam pada diri sendiri, "Rudi, itu -----" Zenith akan mengajariku arti
dari kata-kata tersebut.

48
Karena itu, aku cukup ingat tentang kaidah-kaidah dasar dunia ini. Yahh, lupakan itu.

Aku tidak pernah mengatakan apapun pada siapapun, tapi aku belajar huruf dunia ini sendirian.

Orang tuaku bahkan tidak mengajari bagaimana caranya berbicara.

Dari sudut pandang orang tuaku, seakan-akan mereka bilang : "Anak kita bisa membaca kata-kata yang
belum pernah kita ajarkan, dan membaca buku itu dengan keras. Dia pasti jenius.”

Jikalau aku punya anak seperti itu, tentu saja aku juga akan menganggapnya jenius.

Di masa lalu, hal yang sama terjadi ketika adikku lahir.

Dia tumbuh dengan cepat, dan melakukan segala sesuatu lebih cepat daripada aku dan kakakku.

Dia lebih cepat belajar tentang berbicara, dan juga berjalan dengan menggunakan kedua kakinya.

Itu membuat kedua orang tuaku optimis; setiap kali anak-anak mereka melakukan sesuatu, walaupun itu
tidak terlalu hebat, mereka akan mengatakan "Anak itu pasti jenius"

Yah, aku hanyalah seorang NEET terkutuk yang putus sekolah semenjak SMA, dan mentalku saat ini di
atas pria berusia 30 tahun.

Tanpa banyak pengalaman, aku hanya bisa hidup sengsara.

Itu 10 kali! 10 Kali!

"Sayang, dapatkan tutor secepatnya!! Kita pasti akan menemukan guru sihir yang baik di Roa!!”

Ketika orang tau tahu bahwa anaknya berbakat, maka mereka pasti akan segera memberikan yang
terbaik untuk anak tersebut, agar bakatnya semakin berkembang.

Dalam kehidupanku sebelumnya, orang tuaku selalu memuji bakat adikku, dan membiarkan dia belajar
segala macam hal.

Yang terjadi di dunia inipun tidaklah banyak berbeda, Zenith menyarankan untuk menyewa seorang
penyihir untuk menjadi tutor privat.

Tapi Paul keberatan dengan ide ini.

"Tunggu, bukankah kita sudah sepakat jika anak kita laki-laki, maka dia akan menjadi seorang
Swordsman kelak?"

Jika anak mereka terlahir sebagai laki-laki, maka mereka akan mendidiknya untuk menjadi seorang
Swordsman. Jika perempuan, maka mereka akan memperbolehkannya belajar sihir.

49
Tampaknya mereka telah membuat keputusan seperti itu sebelum aku dilahirkan.

"Tapi dia bisa mengaktifkan mantra level menengah pada usia sekecil ini!! Jika ia mulai pelatihan
sekarang, maka dia akan menjadi penyihir yang luar biasa!!”

"Tapi janji adalah janji, kan !?"

"Janji apa!? Bukankah kau juga sering melanggar janjimu!?”

"Itu tidak ada hubungannya dengan ini, ‘kan!?"

Dan, sebuah pertengkaran dalam rumah tangga pun pecah.

Lilia dengan tenang masih saja membersihkan kamar.

"Biarkan dia belajar sihir sejak dini, dan belajar ilmu berpedang ketika sudah besar nanti. Tidakkah itu
adil bagimu?”

Setelah pertengkaran itu bertahan untuk sementara waktu, Lilia akhirnya selesai bersih-bersih, dia
mendesah, dan menyarankan untuk menyudahi adu argumen di antara mereka berdua.

Dan, kedua orang tua tolol ini pun menyuruhku belajar tanpa mengetahui apakah minatku yang
sebenarnya.

Baiklah. Aku tidak masalah dengan itu, karena aku memang sudah memutuskan untuk hidup dengan
serius di dunia ini.

Bagian 4
Dan karena alasan tersebut, rumah tangga kami memutuskan untuk menyewa seorang tutor.

Tampaknya gaji seorang guru privat untuk anak bangsawan cukuplah tinggi.

Paul adalah salah seorang dari beberapa ksatria di daerah ini, dan masih memiliki status sebagai
bangsawan kelas rendah. Dengan demikian, dia mampu membayar gaji yang pantas untuk si tutor.

Tapi ini adalah wilayah desa yang jauh dari ibukota.

Karena tempat ini adalah daerah perbatasan, maka sangatlah susah untuk mendapatkan tenaga pengajar
yang mahir.

Apakah mereka dapat mempekerjakan seseorang hanya dengan mengirimkan permintaan ke Guild Sihir
dan Guild Petualang?

Meskipun aku memiliki kekhawatiran seperti itu, hal yang tak terduga adalah, ternyata kami dapat
menemukan tutor dengan cepat, dan calon guruku pun akan datang besok pagi.

50
Desa ini tidak memiliki penginapan, sehingga lowongan pekerjaan itu menyertakan fasilitas berupa
tempat tinggal bagi si tutor.

Menurut dugaan orang tuaku, calon guruku mungkin adalah seorang pensiunan petualang.

Orang-orang muda tidak akan mau datang ke pedesaan, dan seorang penyihir istana bisa dengan mudah
mencari pekerjaan di ibukota.

Di dunia ini, hanya penyihir yang telah menguasai sihir kelas lanjut atau lebih tinggi, yang boleh
menjadi seorang tutor.

Itu artinya, level petualang ini mungkin di atas level menengah.

Yang datang mungkin adalah seorang pria setengah baya, atau bahkan kakek tua yang menghabiskan
hidupnya untuk meneliti sihir.

Orang itu mungkin memiliki jenggot, dan tampak bijaksana.

"Aku adalah Roxy. Mohon bantuannya. "

51
Tapi, bertentangan dengan bayanganku sebelumnya, guru yang datang malah seorang gadis muda belia.

Dia mungkin seusia siswa SMP.

Dia mengenakan jubah penyihir coklat, memiliki rambut berwarna biru muda yang dikepang, dan tubuh
yang sesuai dengan umurnya.

Kulitnya putih bersih, sama sekali tidak ada noda kecoklatan akibat sengatan sinar matahari, dan dia
menatap kami dengan mata-setengah-mengantuk. Dia memiliki bibir yang mungil, dan meskipun dia
tidak berkacamata, dia kelihatan seperti seorang gadis yang suka menghabiskan waktu bekerja di
perpustakaan.

Dia memegang tas pada satu tangan, tangan lainnya memegang tongkat yang biasa digunakan oleh
penyihir pada umumnya.

Dan dengan demikian, ia bertemu dengan kami bertiga di rumah ini.

"......"

"......"

Orang tuaku melihat ke arahnya tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Pantas saja.

Karena kami sama sekali tidak mengira bakal mendapatkan tutor seperti ini.

Kami membayangkan seorang guru sihir tua yang sudah peyot.

Tetapi orang yang datang adalah gadis muda seperti ini.

Bagiku, yang telah memainkan banyak game, penyihir loli seperti itu bukan sesuatu hal yang luar biasa.

Loli, dengan mata setengah mengantuk, dan kepribadian yang sepertinya kasar.

Dengan 3 kualitas ini, dia begitu sempurna.

Kumohon jadilah istriku.

"Ah-ah, apakah kau adalah.... si tutor itu?"

"Ah, itu, sebenarnya......."

Ketika kedua ortuku tergagap, aku dengan cepat menambahkan.......

"Kau benar-benar kecil."

52
"Aku tidak ingin mendengarnya darimu."

Aku segera dibantah.

Mungkin dia memiliki sindrome tentang hal itu.

Namun, yang kumaksud bukanlah dadanya.

Roxy mendesah.

"Hah. Apapun itu, yang manakah murid yang akan kuajari?”

Dia melihat sekeliling sembari bertanya, "Ah, anak inilah

dia."

Zenith memperkenalkan aku, yang berada di pelukannya.

Aku memberinya kedipan mata. [10]

Dan ia segera melebarkan matanya, dan melepaskan desahan,

"Haaa. Sudah kuduga ini akan terus terjadi, huh, selalu ada orang tua yang berpikir bahwa anaknya
punya bakat, setelah melihatnya tumbuh sedikit saja ... "

Dia diam-diam menggerutu seperti itu.

Aku mendengarnya!! Nona Roxy !!

Yah, meskipun begitu... aku sangat setuju sih dengan omongannya.

"Kau bilang apa?"

"Tidak ada. Namun, aku berpikir bahwa anak kalian tidak memahami konsep sihir,

‘kan?” "Tidak apa-apa. Rudi kami sangatlah berbakat !!”

Zenith mengatakan hal mainstream yang akan selalu dikatakan orang tua bego pada umumnya.

Roxy mendesah lagi.

"Haa, aku mengerti. Aku akan mencoba yang terbaik. "

Mungkin dia merasa bahwa tidak akan berguna jika dia berkata lebih banyak.

53
Dan dengan demikian, telah diputuskan sejak pagi ini, bahwa Roxy akan memberikan pelajaran
untukku, dan sewaktu sore, Paul akan memberiku pelajaran tentang berpedang.

Bagian 5
"Nah, mari kita mulai dari buku sihir ...... Tidak, sebelum itu, mari kita menguji seberapa banyak sihir
yang dapat kau gunakan, Rudi. "

Untuk pelajaran pertama, Roxy membawaku ke halaman.

Sebagian besar pelajaran sihir dilakukan di luar ruangan.

Dia sangat paham apa yang akan terjadi jika sihir digunakan di dalam rumah.

Dan dia tidak akan merusak dinding seperti yang kulakukan.

"Biarkan aku menunjukkannya padamu. Limpahkan perlindungan air di tempat yang engkau inginkan,
biarkan kristal air bersih mengalir di sini,「WATER BALL」. "

Ketika Roxy membacakan mantra, peluru air seukuran bola basket terbentuk di tangannya.

Gumpalan air itu terbang menuju salah satu pohon dengan kecepatan tinggi.

Klash.

Ranting-ranting pohon langsung patah, dan pagar basah kuyup.

Ukuran 3, kecepatan 4. Kalau aku boleh menilai, mungkin seperti itu kisaran

sihirnya. "Bagaimana dengan itu?"

"Ya. Itu adalah pohon yang ditanam ibuku dengan penuh kasih sayang. Kupikir dia akan marah nanti."

"Eh!? Sungguh?"

"Sungguh."

Paul pernah mengayunkan pedangnya, lantas memangkas ranting-ranting pohon itu. Zenith pun marah
besar, dan itu bukanlah teror sembarangan.

"Bukankah ini buruk? Aku harus memikirkan sesuatu ..... !!”

Roxy dengan panik berlari ke pohon, dan mengambil ranting yang jatuh.

Dan dengan wajah memerah, dia pun mengambil ranting-ranting tersebut.

54
"Uu .... biarkan kuasa Dewa mengubahnya menjadi tanaman yang melimpah, dan limpahkan pada
sesuatu yang telah kehilangan kekuatannya untuk bangkit sekali lagi, HEAL"

Mantra lainnya.

Dan ranting-ranting pun kembali ke keadaan semula.

"Fiuh."

Wow. Menakjubkan.

Apapun itu, aku harus memujinya.

"Fiuh."

"Guru, kau tahu bagaimana menggunakan sihir penyembuhan!!?"

"Eh, ya. Aku tidak punya masalah dalam menggunakan sihir penyembuhan sampai level menengah. "

"Kereeeeen!! Itu kereeeen sekali!!"

"Tidak, jika kau berlatih dengan baik, maka kau pasti bisa melakukannya sampai sejauh itu."

Meskipun tanggapannya terkesan jutek, tapi aku bisa melihat bahwa sudut-sudut bibirnya melengkung
ke atas, dan hidungnya berkedut ketika dia menghembuskan napas penuh kepuasan. Ya, dia bangga, dan
dia senang setelah mendapatkan pujian dariku.

Aku hanya berteriak "keren" dua kali, dan dia sudah sebahagia ini. Itu terlalu mudah.

"Nah, Rudi. Cobalah."

"Baik."

Aku mengangkat tanganku .......

Ups, aku belum pernah menggunakan mantra peluru air selama hampir setahun. Sekarang aku tidak bisa
mengingatnya.

Mari kita coba apa yang baru saja dikatakan oleh Roxy, Erm, erm,

"Mm, gimana bunyi mantranya tadi?"

"Limpahkan perlindungan air di tempat yang engkau inginkan, biarkan kristal air bersih mengalir di sini.
"

55
Roxy menjawab dengan acuh tak acuh. Mungkin dia sudah menduga bahwa aku lupa mantranya.

Tetapi walaupun kau menjawab dengan begitu tak acuh, aku masih saja tidak bisa mengingatnya dalam
sekali percobaan.

"Limpahkan perlindungan air di tempat yang engkau inginkan ....... water ball."

Aku benar-benar tidak bisa mengingatnya, jadi aku hanya mempersingkat mantra itu.

Aku membuat bola air yang sedikit lebih kecil dan lamban daripada yang dibuat oleh Roxy.

Jika aku membuatnya lebih besar daripada miliknya, dia mungkin akan cemberut.

Aku sangat murah hati ketika berhadapan dengan gadis-gadis muda.

Namun, ternyata muncul gumpalan air seukuran bola basket yang terbang dengan kekuatan tinggi,
beserta deruan.

Dan pohon pun tumbang dengan suara retakan yang keras.

Roxy menatapku dengan wajah bingung.

"Kau mempersingkat mantranya?"

"Ya."

Apakah itu buruk?

Kalau dipikir-pikir, mantra tanpa suara memang tidak pernah diajarkan pada buku sihir.

Tapi aku sudah cukup biasa menggunakannya, apakah aku melakukan suatu hal yang tabu?

Ataukah dia marah karena 10 tahun terlalu dini bagiku untuk menggunakan mantra tanpa suara......

Dalam kasus ini, akan lebih baik jika aku tidak mengatakan hal-hal seperti, Gimana tuh, siapa yang mau
merapalkan mantra panjang kayak gitu?

"Apakah kau sudah biasa mempersingkat mantra?"

"Biasanya ...... aku malah tidak merapalkannya."

Aku tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu, jadi aku hanya mengatakan yang sebenarnya.

Namun, cepat atau lambat dia akan mengetahuinya karena aku akan selalu mendapatkan pelajaran sihir
dari gadis ini.

56
"Mantra tanpa suara!?"

Roxy membelalakkan matanya, dan memandangku dengan tatapan skeptis.

"......Aku paham. Jadi kau biasanya menggunakan mantra tanpa suara. Aku paham, aku paham. Apakah
kau cepat merasa lelah?”

Namun, ia segera kembali ke ekspresi formalnya.

"Ya. Aku masih baik-baik saja sih."

"Begitukah? Aku tidak mempermasalahkan tentang ukuran dan kekuatan peluru."

"Terima kasih banyak."

Roxy akhirnya memberikan senyum.

Sebenarnya itu lebih mirip seperti seringai yang besar.

Dan dia bergumam,

"...... Sepertinya, dia memang cukup layak diajari, ya?"

Hei, aku bisa mendengarnya.

"Nah, mari kita segera mempelajari mantra berikutnya ..."

Roxy tampak agak bersemangat, dan ketika dia hampir membuka lembaran buku pelajaran

sihirnya, "AHHHH !!!"

Sebuah teriakan meledak di belakangku.

Itu adalah suara Zenith, yang datang untuk memeriksa kami.

Minuman di atas nampan yang dia pegang jatuh ke tanah, dan tangannya menutupi mulut saat ia
menatap pohon yang sudah tumbang.

Ekspresi sedih muncul di wajahnya.

Tak lama berselang, kesedihan itu berubah menjadi murka.

Ah, ini buruk.

Zenith melesat untuk mendekati Roxy.

57
"Nona Roxy !! Kumohon jangan memperlakukan rumah kami sebagai laboratorium percobaan!!"

"Ehh !! Tapi Rudi lah yang melakukannya ...... "

"Walaupun Rudi yang melakukannya, kaulah yang memberikan dia ijin, ‘kan!?"

Roxy tampak seperti disambar petir, dia benar-benar terkejut, matanya kosong, dan dia hanya bisa
menundukkan wajahnya.

Yahh, kau tidak bisa menyalahkan balita berumur 3 tahun.

"Ya, Anda benar."

"Aku harap ini tidak akan terjadi lagi !!!"

"Ya, aku sangat menyesal, nyonya ......"

Lantas, Zenith melepaskan sihir penyembuhan untuk memperbaiki pohon itu sekali lagi, kemudian dia
kembali ke dalam rumah.

"Sepertinya, aku begitu cepat membuat kesalahan ......"

"Guru..."

"Haha, aku mungkin akan dipecat besok."

Roxy duduk di tanah dan mulai menggambar の.*

Dia benar-benar tidak bisa menerima suatu kesalahan pun.

Aku menepuk bahunya.

"........."

"Rudi?"

Meskipun aku menepuk bahunya, aku tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburnya, karena aku
tidak pernah berkomunikasi dengan baik pada siapa pun selama hampir 20 tahun.

Maaf, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku katakan saat ini ...

Tidak..... tenanglah.

Pikirkan hal ini dengan hati-hati. Bagaimana cara seorang protagonis dalam ero-game mencoba untuk
menghiburnya dalam situasi seperti ini.

58
Hmm, aku yakin itu adalah sesuatu seperti ini.

"Kau masih belum gagal, guru."

"Ru-Rudi ...?"

"Kau hanya mendapatkan pengalaman buruk."

Roxy menatapku dengan heran.

"I-itu benar. Terima kasih."

"Ya. Silakan lanjutkan pelajarannya. "

Dan, sejak saat itu, aku semakin akrab dengan Roxy.

Bagian 6
Sekitar sore hari, setelah berlatih dengan Paul.

Tidak ada satu pun pedang kayu yang pas dengan ukuran tubuhku, jadi pada dasarnya, pelatihannya
adalah tentang kemampuan fisik.

Jogging, push-up, sit-up, dan sebagainya.

Pokoknya, sepertinya rencana Paul adalah agar diriku lebih banyak bergerak terlebih dahulu.

Pada hari-hari ketika Paul tidak dapat melatihku karena sibuk bekerja, aku harus tetap meneruskan
latihan, karena latihan fisik adalah sesuatu yang perlu dikerjakan secara rutin.

Di duni inipun demikian.

Aku akan mencoba yang terbaik.

Sebagai seorang anak, tubuh fisikku tidak tahan jika harus mengikuti porsi latihan sepanjang sore, jadi
latihan berpedang akan selesai sebelum senja.

Karena itu, aku akan mengembangkan Mana-ku sampai makan malam.

Mantra sihir mengonsumsi sejumlah Mana yang berbeda, tergantung pada ‘perubahan ukuran’.

Sebagai contoh, bayangkan saja aku mengeluarkan 1 Mana untuk melakukan mantra tanpa suara. Itu
berarti, Mana tambahan akan semakin banyak ketika aku meningkatkan kecepatan tembakan sihirku.

Ini adalah contoh nyata dari hukum kekekalan masa.

59
Tapi sebaliknya, entah kenapa, semakin kecil ukuran sihirnya, Mana yang kubutuhkan juga semakin
besar.

Aku benar-benar tidak mengerti logika ini.

Membuat tetesan sihir air mengharuskan aku untuk menggunakan lebih banyak Mana daripada
menciptakan peluru air berukuran kepalan tangan.

Ini benar-benar aneh.

Setiap pertanyaan yang kupikirkan, selalu kutanyakan pada Roxy, tapi satu-satunya jawaban yang dia
balaskan adalah, "Ya memang begitu.......".

Sepertinya itu masih belum terpecahkan.

Aku masih tidak mengerti alasannya.

Tapi ini bukanlah metode yang buruk untuk pelatihanku.

Kapasitas Mana-ku telah meningkat cukup banyak baru-baru ini. Jika aku tidak menggunakan mantra
besar, maka aku tidak bisa mengetahui sampai seberapakah kapasitas Mana-ku saat ini.

Jika aku ingin menguras Mana-ku, maka aku hanya perlu output maksimum untuk menghabiskannya.

Tapi sekarang, saatnya untuk mencoba melatih ketangkasanku.

Jadi, aku memutuskan untuk melakukan pekerjaan secara lembut.

Menggunakan sihir untuk melakukan pekerjaan kecil, halus dan lembut.

Misalnya, penciptaan patung es, menyalakan api pada ujung jariku, atau menulis kata-kata di papan
tulis.

Aku mencoba membelah tanah yang kuperoleh dari halaman, menjadi beberapa potongan kecil ...

Dan bahkan, hal-hal seperti menggantung kunci di depan kenop.

Sihir bumi tidak mempengaruhi logam dan mineral sampai pada batas tertentu.

Tapi jika kandungan logam pada benda itu semakin tinggi, maka Mana yang kugunakan juga semakin
banyak.

Kupikir, benar-benar sulit untuk merubah benda yang begitu keras.

60
Semakin kecil target kontrol, semakin halus, semakin rumit, semakin akurat, semakin efisien, maka
semakin besar pula jumlah Mana yang terkonsumsi.

Melempar bola bisbol dengan segenap kekuatanku.

Memasukkan benang dengan perlahan pada lubang jarum.

Jumlah Mana yang diperlukan untuk melakukan kedua hal di atas, kurang-lebih sama.

Dan juga, aku mencoba menggunakan berbagai jenis sihir pada waktu yang sama.

Aku perlu menggunakan setidaknya 3 kali lipat Mana lebih banyak.

Jadi, jika aku menggunakan 2 sistem sihir yang berbeda pada saat yang sama, dan melepaskannya
dengan lembut, akurat, dan cepat pada saat yang sama, maka aku bisa dengan mudah menguras semua
Mana-ku.

Dan setelah melanjutkan pelatihan tersebut setiap hari ------

Aku akhirnya dapat menguras semua Mana-ku, bahkan setelah melepaskan mantra untuk satu setengah
hari atau lebih.

Aku kira, ini harusnya cukup. Hatiku mulai goyah.

Tulang malasku ini mulai memberitahuku bahwa ini saharusnya sudah cukup, ‘kan?

Setiap kali, aku berteriak dan memaki diriku sendiri.

Otot-otot seseorang semakin mati rasa jika malas-malasan latihan.

Tentunya Mana bekerja dengan cara yang sama. Aku tidak bisa mengabaikan pelatihanku hanya karena
kapasitasku sudah naik.

Bagian 7
Ketika mencoba melepaskan sihir di tengah malam, aku bisa mendengar beberapa suara teriakan yang
menjengkelkan.

Dari mana itu berasal? Tentu saja itu berasal dari kamar Paul dan Zenith.

Mereka sedang sibuk bekerja rupanya.

Mungkin dalam waktu dekat, adikku akan lahir.

Kupikir, memiliki adik perempuan adalah suatu hal yang baik.

61
Yup, aku tidak ingin adik laki-laki.

Aku masing ingat betul ketika adik lelakiku menghancurkan komputerku dengan pentungannya.

Aku tidak ingin adik laki-laki.

Seorang adik perempuan yang imut jauh lebih baik.

"Aduh, nikmatnya..."

Dalam kehidupanku sebelumnya, jika kudengar desahan menyebalkan seperti itu, aku akan segera
menggebruk dinding atau lantai untuk menyuruh mereka diam.

Oleh karena itu, kakak perempuanku tidak pernah lagi membawa pacarnya ke rumah.

Kangen juga pada saat-saat seperti itu.

Sampai sekarang pun, aku masih menganggap bahwa tindakan seperti ini adalah suatu bentuk kejahatan.

Aku selalu berpikir bahwa mereka mengejekku dari suatu tempat yang tidak bisa kugapai. Jadi, aku
hanya bisa marah pada diriku sendiri, tanpa bisa kulampiaskan.

Seolah-olah, aku didorong pada suatu tempat yang gelap, kemudian orang yang mendorongku melihat
dari atas sembari mengatakan: Kenapa kau masih di tempat itu?

Tidak ada yang lebih menghina daripada itu.

Namun baru-baru ini, aku mengubah pemikiranku.

Tapi aku tidaklah yakin, apakah ini karena tubuhku yang kembali menjadi anak-anak, karena kedua
orang tuaku, atau karena aku bekerja keras untuk meraih masa depan sendirian.

Sekarang, aku berencana untuk menguping apa yang mereka sedang lakukan.

Hmph, aku juga sudah dewasa lho ......

Dengan mendengarkan rintihan-rintihan itu, kurang-lebih aku bisa menerka apa yang sedang terjadi di
sana.

Tampaknya Paul sangat ahli dalam hal ini.

Adapun untuk Zenith, dia terjepit beberapa saat, terengah-engah, dan semacamnya, tetapi Paul
mengatakan sesuatu seperti "Masih pagi, lho ~", dan terus menyerang.

Sama seperti protagonis pada ero-game pelecehan seksual.

62
Dia memiliki stamina yang hampir tak terbatas .....

Hah, karena aku adalah anak Paul, maka apakah aku juga punya energi sebesar

itu!? Bangkitlah.

Untuk para Heroine!!

Berilah aku rute cerita berwarna merah muda!!

Yah, meskipun begitu, antusiasme itu baru-baru ini memudar, dan aku bisa dengan tenang menuju ke
toilet sembari melewati koridor yang berderit.

Asal tahu saja, suara deritan itu akan berhenti ketika aku melewati ruangan mereka.

Ini benar-benar menarik.

Hari itu, aku berjalan ke toilet untuk menunjukkan bahwa aku belum tidur, dan aku menunjukkan bahwa
anak mereka sudah bisa berjalan dengan bebas.

Baiklah, apakah aku harus menyapa mereka pagi ini?

Papa, mama, apa yang sedang kalian lakukan dalam keadaan telanjang seperti itu? Itulah yang akan
aku tanyakan.

Aku tak sabar untuk mendengar alasan mereka. Kukuku ...

Dengan berpikir begitu, aku diam-diam keluar dari ruanganku.

Tapi, ternyata tamu tak diundang lainnya sudah tiba di sana.

Gadis berambut biru itu berjongkok di koridor gelap, sembari mengintip ke dalam ruangan melalui celah
pintu.

Wajahnya memerah dan laju napasnya semakin kencang, tapi matanya terus terpaku ke dalam ruangan
papa-mamaku.

Aku bisa melihat tangannya meremas bagian bawah jubahnya, seraya melakukan gerakan-gerakan erotis
yang mengundang.

Aku diam-diam kembali ke kamarku.

Roxy adalah seorang gadis berusia remaja.

Aku cukup murah hati untuk berpura-pura tidak melihat dia terlibat dalam urusan semacam ini.

63
......Hanya bercanda.

Yah, paling tidak aku melihat tontonan yang menarik.

Bagian 8
4 bulan telah berlalu.

Dan aku dapat menggunakan semua mantra tingkat menengah.

Dan, aku mulai mengambil kelas malam dengan Roxy.

Ups, tidak ada makna erotis dalam kata ‘kelas malam’ yang barusan kubilang tadi.

Kelas malam berisikan pelajaran tentang bermacam-macam pengetahuan.

Roxy adalah guru yang baik.

Dia tidak terlalu terpaku pada kurlikulum dalam mengajar.

Dia mengajarku menurut pemahamanku saja.

Dia sangat mudah menyesuaikan dengan pemahaman siswanya.

Dia mengambil pertanyaan dari buku catatan yang telah dipersiapkannya untukku; jika aku tidak mampu
menjawab dengan benar, maka dia akan beralih pada buku catatan lainnya.

Jika aku tidak mengerti, dia akan mengajariku dengan sabar.

Ini saja sudah bisa membuatku memandang dunia ini dari sudut pandang yang lebih luas.

Dalam kehidupanku sebelumnya, keluarga kami pernah menyewa seorang tutor privat seperti Roxy,
yaitu ketika kakakku hendak menempuh ujian.

Pernah sekali aku merasa tertarik dan mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh si tutor.

Namun, itu tidak berbeda dari apa yang telah diajarkan di sekolah.

Dibandingkan dengan itu, kelas Roxy jauh lebih mudah untuk dipahami, dan menarik.

Ini adalah sebuah kelas di mana aku bisa menanyakan berbagai macam hal.

Ditambah lagi, gurunya adalah seorang gadis muda seumuran siswi SMP.

Ini adalah skenario terbaik untukku.

64
Dalam kehidupanku yang sebelumnya, ketika aku membayangkan terjadinya situasi begini, itu sudah
cukup membuatku masturbasi 3x.

Bagian 9
"Guru, mengapa sihir hanya digunakan dalam pertempuran?"

"Sebenarnya, kau tidak boleh mengatakan bahwa sihir hanya bisa digunakan pada pertempuran ..."

Roxy selalu saja menjawab setiap pertanyaan tiba-tiba dariku dengan serius.

"Hmm, memang, dari manakah aku harus mulai ......? Pertama-tama, dikatakan bahwa sihir berasal dari
Petinggi Efl kuno berkuping panjang. "

WHOA, Elf !!

Apakah mereka benar-benar ada!?

Rambut emas, baju hijau, memegang busur, dan selalu berhubungan erat dengan tentakel!!*
“Bagi kalian yang belum tahu kenapa harus berhubungan erat dengan tentakel, maka lebih baik kalian
tetap tak tahu. :v “
Ups, tenang.

Mungkin yang disebut Elf di dunia ini berbeda dengan apa yang aku tahu ......

Meskipun begitu, Roxy benar-benar berkata bahwa mereka berkuping panjang ......

"Apa itu Elf berkuping panjang?"

"Hmm, Elf berkuping panjang adalah ras yang hidup di sebelah utara benua Millis."

Menurut kata-kata Roxy,

Dahulu kala, sebelum perang antara manusia dan iblis pecah, dunia masih dalam kekacauan, dan perang
muncul di mana-mana. Pada waktu itu, ras Petinggi Elf berkuping panjang mampu berkomunikasi
dengan roh hutan, lantas mereka memanipulasi bumi dan angin untuk melawan penjajah. Dikatakan
bahwa itu merupakan sihir tertua di dunia ini.

"Heh? Ini juga tercatat dalam sejarah?"

"Tentu saja."

Roxy memberikan anggukan untuk menanggapi pertanyaanku yang tiba-tiba.

"Sihir pada zaman ini, berasal dari ras manusia yang meniru sihir milik ras Petinggi Elf berkuping

65
panjang selama masa perang, dan manusia pun terus mengembangkannya. Manusia sangat ahli
melakukan hal seperti itu. "

"Manusia sangat ahli dalam melakukan hal seperti itu?"

"Ya, ras manusia selalu menciptakan hal-hal baru."

Tampaknya di dunia ini, manusia adalah ras yang suka menciptakan.

"Alasan mengapa sihir hanya digunakan dalam pertempuran adalah, karena awalnya sihir memang
digunakan dalam situasi tersebut. Sihir memang bisa mempermudah kita melakukan banyak hal, namun
lebih baik kita tidak terlalu mengandalkannya, lagipula banyak benda di sekitar kita yang bisa digunakan
dengan praktis."

"Seperti apa contohnya?"

"Misalnya, jika kau membutuhkan cahaya, kau dapat menggunakan lilin atau lentera, ‘kan?"

Aku paham, itu adalah sesuatu yang sangat umum.

Dibandingkan dengan menggunakan sihir, alat-alat seperti itu jauh lebih simpel.

Itulah logikanya.

Namun, jika kau bisa merapalkan mantra tanpa suara, maka itu bahkan lebih simpel daripada
menggunakan alat.

"Dan juga, tidak setiap jenis sihir cocok untuk pertempuran. Misalnya, dengan sihir pemanggilan, kau
dapat memanggil binatang magis ataupun roh. "

"Sihir pemanggilan!! Bisakah kau mengajariku suatu hari nanti?"

"Tidak, aku juga belum pernah menggunakannya. Dan, masih ada peralatan sihir juga."

Peralatan sihir.

Dengan mendengarnya saja, aku sudah bisa membayangkannya.

“Peralatan sihir adalah?”

“Alat yang mengandung efek khusus. Bagian dalamnya tertulis dengan formasi sihir, sehingga orang
dapat menggunakannya walaupun dia bukan penyihir. Namun, peralatan sihir juga mengonsumsi banyak
Mana.”

“Aku paham.”

66
Pada dasarnya, ini seperti yang sudah kubayangkan.

Kalau dipikir-pikir, sangat disayangkan bahwa Roxy tidak bisa menggunakan sihir pemanggilan.

Konsep sihir serangan dan sihir penyembuhan bisa kupahami dengan mudah, tapi aku tidak tahu
bagaimana cara kerjanya sihir pemanggilan.

Dan juga, banyak istilah-istilah lain yang tiba-tiba keluar.

Perang antara manusia dan iblis, tsukkaima, roh ......

“Sensei, apa perbedaan antara binatang magis dan makhluk

sihir?” “Tidak banyak perbedaan.”

Pada dasarnya, makhluk sihir adalah makhluk yang mengalami beberapa perubahan.

Dan ada kalanya makhluk sihir meningkatkan jumlahnya secara kebetulan, dan menjadi suatu ras,
setelah beberapa generasi mereka akan memiliki kecerdasan dan menjadi binatang magis.

Setelah mereka memiliki kecerdasan, mereka masih disebut makhluk sihir jika mereka menyerang
manusia.

Ada beberapa kasus bahwa binatang magis berubah menjadi jahat selema beberapa generasi, dan mereka
akan dikembalikan menjadi makhluk sihir.

Tidak ada perbedaan yang jelas di antara keduanya.

Makhluk sihir = menyerang manusia.

Binatang magis = tidak menyerang manusia.

Sebetulnya, hanyalah itu perbedaannya.

“Artinya, apakah ras iblis berevolusi dari makhluk sihir?”

“Sama sekali tidak. Ras iblis telah lama didefinisikan selama perang antara manusia dan

iblis.” “Apakah maksudmu perang antara manusia dan iblis yang itu?”

“Ya. Perang pertama adalah sekitar 7000 tahun yang lalu.”

“Itu tentu waktu yang sangat lama.”

Sejarah dunia ini benar-benar yang panjang.

67
“Tidak dianggap begitu panjang. Manusia masih berperang sampai 400 tahun yang lalu. Sejak 7000
tahun yang lalu, umat manusia dan ras iblis terus saling menyerang.”

Aku pikir, 400 tahun dianggap waktu yang lama, tapi ternyata perangnya benar-benar berlanjut hampir
selama 7000 tahun.

Apakah hubungan manusia dan iblis seburuk itu?

“Hah, aku paham. Mungkin ini dikarenakan perbedaan paham antara kedua ras. Jadi, apakah tujuan ras
iblis dalam perang tersebut?”

“Cukup merepotkan jika kita harus mendefinisikan ras iblis ......

Jika itu benar-benar diperlukan, Simpelnya, ras iblis adalah mereka yang membela kaum iblis selama
perang berlangsung harusnya definisi itu mudah dipahami.

“Tentu saja, ada beberapa pengecualian. “

“Ah, asal tahu saja, aku juga dari ras iblis.”

“Oh, aku paham.”

Guru privatku adalah seorang iblis.

Bukankah itu berarti sekarang sedang berlangsung perang di sini?

Untungnya kami damai-damai saja selama ini.

“Ya. Jika didefinisikan secara formal, Ras Migurd dari daerah Bigoya adalah bagian dari benua iblis.
Bukankah orang tua Rudi terkejut ketika pertama kali melihatku?”

“Aku pikir alasannya adalah karena Sensei tampak kecil.”

“Aku tidak kecil.”

Roxy membantahku. Sepertinya, dia menganggap ini dengan begitu serius.

“Mereka terkejut ketika mereka melihat rambutku.”

“Rambut?”
[11]
Kukira itu adalah rambut biru yang indah . <<< Baca catatan no 12 karena sangat penting untuk
memahami paragraf di bawah dan seterusnya

“Rumornya adalah, semakin hijau warna rambutmu, maka semakin dekat hubunganmu dengan ras iblis,

68
yang berarti, orang tersebut semakin ganas dan berbahaya. Rambutku terlihat berwarna hijau di bawah
pencahayaan yang berbeda .....”

Hijau.

Jadi, hijau adalah warna peringatan pada dunia ini.

Rambut Roxy berwarna hijau indah, yang membuat mata orang-orang terbelalak ketika melihatnya.

Dia bermain-main dengan poninya saat ia menjelaskan.

Tingkah seperti itu benar-benar imut.

Jika ada rambut biru di Jepang, maka dia pasti seorang berandalan atau oba-chan [12].

Tidak peduli apapun jenisnya, hal yang tak wajar itu membuatku jijik.

Tapi rambut Roxy bukanlah sesuatu yang tak wajar, dan itu sama sekali tidak membuatku jijik.

Bisa dikatakan bahwa rambut itu cocok dengan ekspresi mengantuk Roxy.

Jika dia adalah seorang pemeran utama wanita dalam ero-game, dia pasti sangat cocok untuk
ditakhlukkan terlebih dahulu.

“Rambutmu benar-benar cantik.”

“...... Terima kasih atas pujiannya, tapi kau tidak boleh berbicara seperti itu pada gadis yang kau cintai
nanti.”

“Tapi aku suka Sensei.”

Aku mengatakannya tanpa ragu-ragu.

Aku bukanlah tipe orang yang suka ragu-ragu.

Aku akan mengungkapkan rasa cintaku pada gadis-gadis manis.

“Baiklah. Jika pikiranmu tidak berubah 10 tahun lagi, maka kita akan membicarakan hal ini sekali lagi.”

“Oke, Sensei.”

Meskipun hanya tampak samar-samar, tapi aku bisa melihat senyum bahagia di wajah Roxy.

Namun, aku tidak tahu, apakah semua ilmuku yang kudapatkan dari ero-game bisa kuterapkan di dunia
ini.

69
Tapi, bukan berarti pengalamanku dalam bermain ero-game tidaklah berguna di sini.

Sesuatu seperti, dokidoki [13] mungkin merupakan guyonan klise di Jepang, tetapi mungkin saja itu
merupakan tanda-tanda tumbuhnya cinta yang berapi-api.

Oalah, apa sih yang kubicarakan?

Roxy sangatlah imut dan seksi. Jika bisa saja menaikkan benderaku.

Tapi perbedaan usia di antara kami cukup jauh.

Apa yang akan terjadi di masa depan?

“Kembali ke topik, "semakin terang warna rambutnya, maka akan semakin berbahaya", dan itu sungguh
merupakan takhayul.”

“Ya, memang seperti itulah takhayul yang beredar di tengah-tengah masyarakat.”

Aku benar-benar berpikir bahwa itu adalah warna peringatan.

“Ya, Ras Superd dari daerah Babinos adalah suatu ras berambut hijau, dan mereka bertanggung jawab
atas banyaknya kekejaman yang terjadi pada perang 400 tahun silan. Itulah sebabnya mereka sangat
dibenci. Sebenarnya, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan warna rambut. Orang-orang yang
melakukan kekejaman itu, kebetulan saja berambut hijau.”

“Banyak kekejaman?”

“Ya. Selama perang lebih dari 10 tahun, kejahatan mereka membuat kedua belah pihak merasa takut dan
merasa benci. Ras mereka sangat berbahaya, dan setelah perang, mereka dituntut dan diusir dari benua
iblis.”

Diusir setelah perang berakhir?

Itu luar biasa.

“Apakah mereka benar-benar dibenci .....”

“Tentu saja.”

“Apa sih yang mereka lakukan?”

“Yah, kira-kira ...... hanya saja, aku hanya mendengar ini sewaktu aku masih kecil. Aku mendengar
bahwa mereka menyerang daerah netral di wilayah ras iblis, lantas membunuh semua wanita dan anak-
anak, mereka juga memusnahkan semua musuh dan membunuh sekutu-sekutunya. Pernah juga ada

70
cerita bahwa ketika kau tertidur di malam hari, Superd akan memakanmu hidup-hidup, atau
semacamnya.”

Shimaachau oji-san? [14]

“Ras Migurd adalah bangsa yang mirip seperti Ras Superd, sehingga mau tidak mau mereka juga terlibat
dalam kekacauan di masa lalu. Cepat atau lambat, orang tuamu akan menceritakan hal ini padamu........”

“Ingat ini.”

Roxy menekankan.

“Jika kau melihat seseorang yang memiliki rambut berwarna zamrud, dan batu seperti ruby di dahinya,
maka jangan pernah mendekati mereka. Jika kau tidak punya pilihan selain berbicara dengan mereka,
kau tidak boleh membuatnya marah.”

Rambut berwarna zamrud, dan batu ruby di dahi.

Tampaknya ini adalah ciri-ciri khusus Ras Superd.

“Apa yang terjadi jika kau membuat mereka marah?”

“Dia akan membunuh seluruh keluargamu.”

“Rambut berwarna zamrud dan batu ruby di dahi, ‘kan?”

“Ya, benda di dahi mereka berguna untuk melihat pergerakan Mana. Itu adalah mata ketiga mereka.”

“Apakah ada wanita pada Ras Superd?”

“Eh? T-Tentu saja ada.”

“Apakah batu itu akan berubah menjadi biru setelah melakukan sesuatu?”

“Hah? T-Tidak kok. Setidaknya aku belum pernah mendengar tentang itu sebelumnya.”

Apa sih yang kau katakan? Roxy memiringkan kepalanya karena kebingungan.

Aku hanya bertanya untuk kepuasan sendiri. [15]

“Tapi karakteristik seperti itu mudah dikenali, ‘kan?”

“Ya. Jika kau melihat mereka, maka segera cari alasan untuk menjauh, seperti "Aku harus pergi
sekarang juga", dan selalu hindarilah mereka. Melarikan diri dengan tiba-tiba bisa juga membuat mereka
marah.”

71
Ya, jika kau melarikan diri secara tiba-tiba ketika bertemu dengan preman, maka mereka hanya akan
mengejarmu karena merasa tersinggung.

Aku punya pengalaman seperti itu.

“Berdasarkan hal-hal yang telah kau ceritakan padaku, bukankah lebih baik jika kita menghargai dan
menghormati mereka?”

“Kukira tidak akan timbul masalah jika kau tidak menghina mereka secara langsung. Ini terjadi karena
ada banyak perbedaan antara ras manusia dan iblis, dan kau mungkin saja membuat mereka marah
karena alasan itu. Sebaiknya, kau tidak menanggapi mereka dengan sinis.”

Hm.

Mereka tampaknya mudah terprovokasi.

Namun, bukankah akan lebih baik jika kita mengatakan bahwa kita takut pada mereka?

Ini seperti ketika seseorang berpikiran, "oh, orang itu sangatlah mengerikan ketika dia marah, lebih baik
kita menghindarinya" yah, sesuatu seperti itu.

Menakutkan, menakutkan.

Aku tidak yakin bisa bereinkarnasi setelah dibunuh lagi di dunia ini.

Lebih baik sebisa mungkin aku menghindari mereka.

Ras Superd, jangan main-main dengan mereka.

Aku camkan itu dalam-dalam pada pikiranku.

Bagian 10
Kelas sihir berjalan dengan lancar.

Saat ini, aku sudah bisa menggunakan semua sihir tingkat lanjut.

Dan tentu saja, dengan menggunakan mantra tanpa suara.

Dibandingkan dengan latihan biasa, jauh lebih mudah bagiku menggunakan mantra tanpa suara.

Sebagian besar sihir kelas lanjut adalah AOE*, jadi penggunaannya sangatlah terbatas.

Sebelum datang ke sini, Roxy pernah menurunkan hujan pada suatu daerah, dan dia mendapatkan
banyak pujian atas pekerjaannya itu.

72
Aku mendengar ini dari Paul ketika aku berada di rumah.

Selain itu, Roxy menerima beberapa permintaan dari warga desa, dan menggunakan sihir untuk
memecahkan berbagai masalah.

“Aku menemukan sebuah batu besar ketika aku menggali tanah, tolong bantu aku Rokaemon!” [16]

“Serahkan padaku, Dan* Rako.”

“Sihir macam apa itu?”

“Itu adalah sihir untuk membasahi tanah di sekitar batu tersebut, kemudian aku akan mengubahnya
menjadi lumpur dengan menggunakan sihir bumi, jadi itu adalah sihir kombinasi.”

“Woah, itu luar biasa, batu itu tenggelam!!!”

“Hmphhhh.”

“Sensei memang hebat. Kau membantu orang lain.”

“Membantu orang lain? Tidak, ini aku lakukan untuk mendapatkan upah.”

“Kau meminta bayaran?”

“Tentu saja.”

Betapa matre!

Meskipun aku berpikir bahwa tindakan seperti itu terlalu komersil, tapi bagi penduduk desa, tampaknya
itu biasa saja.

Karena tidak ada orang lain yang bisa melakukan ini di desa, mereka terus memuji Roxy.

Memberi dan menerima.

Aku menganggap bahwa hal seperti itu salah.

Membantu orang lain tanpa kompensasi adalah suatu keharusan.

Seperti itulah persepsi orang Jepang.

Tapi secara norma, kau layak mendapatkan imbalan setelah melakukan pekerjaan seperti itu.

Seperti itulah aturannya, dan itu adalah hal biasa bagi mereka.

73
Yahh, karena aku adalah NEET yang bahkan tidak pernah membantu orang lain yang kurang beruntung,
aku diperlakukan sebagai sampah oleh keluargaku.

Ha ha ha.

Bagian 11
Suatu hari yang biasa, aku pun bertanya.

“Haruskah aku memanggilmu Sensei Shishou [17] ?”

Pada akhirnya, Roxy menunjukkan ekspresi jijik.

“Tidak, kemungkinan besar kau akan mudah melampauiku. Jadi, lebih baik jangan panggil aku dengan
sebutan itu.”

Sepertinya aku memiliki potensi untuk melampaui Roxy.

Aku merasa sedikit malu ketika dia memujiku seperti itu.

“Kau tidak akan memanggil seseorang yang lebih lemah darimu dengan sebutan Shishou, ‘kan?”

“Tentu saja.”

“Aku membencinya. Seseorang yang lebih baik dariku, memanggilku Shishou – bukankah itu sama saja
dengan memalukan dirimu sendiri?”

Apakah itu masalahnya?

“Apakah karena Sensei lebih kuat dari guru Sensei, sehingga kau mengatakan ini?”

“Dengarkan aku, Rudi. Shishou, adalah seseorang yang tidak bisa mengajarkanmu lebih, tapi masih
mengharapkan sesuatu darimu ----- Ini sungguh merepotkan.”

“Tapi Roxy tidak akan melakukan itu, ‘kan?”

“Mungkin aku akan melakukannya.”

“Walaupun itu yang terjadi, aku masih akan menghormatimu.”

Meskipun begitu, Roxy lah yang memintaku untuk melakukan hal

itu. Aku akan tetap tersenyum dan menghormatinya.

“Tidak, mungkin aku akan iri pada potensi muridku, lantas mengatakan sesuatu yang buruk.”

74
“Seperti?”

“Dasar iblis kotor, atau sesuatu seperti itu, kau harusnya tidak pergi ke desa itu, dll”

Apakah kau mengkritik seperti itu?

Sungguh kasihan.

Diskriminasi adalah hal yang buruk.

Tapi hubungan antara atasan-bawahan selalu seperti ini.

“Tidak apa-apa, itu hanya hal kecil.”

“Hanya karena seseorang sedikit lebih tua, bukan berarti itu adalah sesuatu yang diperbolehkan !!
Hubungan guru-murid tanpa kekuatan tertentu akan membuat orang lainnya bahagia !!”

Aku berhenti memikirkannya.

Tampaknya, hubungannya dengan gurunya jauh lebih buruk daripada yang aku bayangkan.

Karena itu, aku tidak pernah memanggil Roxy dengan sebutan Shishou.

Tapi aku memutuskan untuk selalu memanggilnya begitu dalam hatiku.

Gadis ini yang masih mempertahankan sedikit sifat kekanak-kanakannya, ketika mengajarkanku
berbagai hal yang tidak tertulis di buku.

75
Bab 5
Sihir dan Pedang

Bagian 1
Aku berusia 5 tahun sekarang.

Pada hari ulang tahunku, keluargaku mengadakan pesta kecil.

Negara ini tidak memiliki kebiasaan merayakan ulang tahun setiap tahunnya. Namun, normanya adalah,
jika umurmu telah melampaui usia tertentu, maka keluargamu akan memberikan beberapa hadiah.

Usia-usia tertentu yang dimaksud adalah umur 5, 10, dan 15 tahun.

Sangat mudah untuk memahami norma ini, karena mereka akan menganggapmu dewasa setelah
menginjak umur 15 tahun.

Untuk merayakan itu, Paul memberiku sepasang pedang.

Dua pedang.

Salah satunya adalah pedang sungguhan yang terlalu berat untuk anak berusia 5 tahun. Yang lainnya
adalah pedang kayu pendek.

Pedang sungguhan itu sudah ditempa dan diasah.

Benda seperti itu tidak diperuntukkan pada anak-anak.

“Dalam hati seorang anak lelaki, pedang seperti itu haruslah suatu senjata yang digunakan untuk
melindungi orang yang dianggapnya penting-----”

Aku menyeringai ringan, sementara mengabaikan pidato panjang mereka.

Meskipun Paul sangat bersemangat pada pidatonya, ia disela oleh Zenith dengan “itu terlalu lama,
sayang…” di akhir.

Oleh karena itu, ia harus mengakhirinya dengan “Maka, kau harus menyimpannya baik-baik, dan
gunakan hanya ketika kau membutuhkannya.”

Paul mungkin menginginkan agar aku memiliki keteguhan hati dan kesadaran diri untuk menggunakan
pedang tersebut.

Aku menerima buku dari Zenith.

“Karena Rudeus tampaknya suka sekali dengan buku.”

76
Buku yang diberikan kepadaku adalah ensiklopedia tanaman.

Aku tidak bisa menahan “Woah......” yang muncul dari mulutku

Di dunia ini, buku sangatlah mahal. Meskipun sudah ada teknik untuk membuat kertas, cara untuk
mencetak tulisan masihlah sangat kuno, sehingga sebagian besar buku ditulis dengan menggunakan
tangan secara manual.

Ensiklopedia itu sangat tebal, dan dilengkapi juga dengan ilustrasi sehingga seseorang bisa mengerti
dengan baik.

Aku bahkan tidak bisa mengira seberapa banyaknya uang yang telah ibu habiskan untuk membeli benda
ini di hari ulangtahunku.

“Terima kasih, ibu. Aku selalu menginginkan benda seperti ini.”

Dan aku memeluk erat bukunya setelah mengatakan itu.

Aku menerima tongkat sihir dari Roxy.

Itu adalah sebuah batang sepanjang 30 cm, dilengkapi dengan batu ruby kecil berwarna yang menghiasi
bagian depannya. Secara keseluruhan, tampilannya cukup sederhana.

“Aku membuatnya beberapa hari yang lalu. Aku hampir saja melupakannya, karena Rudeus tahu
bagaimana menggunakan sihir sejak awal. Biasanya, guru akan membuat tongkat secara pribadi, agar
memungkinkan muridnya menggunakan sihir tingkat dasar. Maafkan aku karena baru memberikannya
sekarang.”

Tampaknya, itu adalah suatu ketentuan standar.

Roxy benci dipanggil Shishou, tapi dia tidak ingin mengabaikan ketentuan standar ini.

“Ya, Shishou, aku akan merawatnya dengan baik.”

77
Roxy menunjukkan ekspresi pahit setelah mendengar apa yang kukatakan.

Hari kedua, aku mulai berlatih teknik pedang sungguhan.

Pada dasarnya, pelatihan utama adalah mengayunkan pedang, dan membentuk kuda-kuda yang tepat.

Contoh latihannya adalah, menyerang orang-orangan kayu di halaman rumah, atau menyerang ayah
sembari belajar cara melangkah dan menggeserkan tubuh dengan benar.

Aku sungguh senang ketika memperlajari sesuatu dari dasarnya.

Di dunia ini, teknik berpedang sangatlah dihormati.

Bahkan dalam buku cerita, seorang pahlawan sering kali terlihat menggunakan pedang sebagai
senjatanya. Meskipun mereka juga menggunakan kapak dan tombak*, tapi orang-orang seperti itu
berasal dari Party yang tidak umum.
“Mungkin kalian membayangkan tombak sebagai senjata tongkat kayu yang dilengkapi mata pisau di
ujungnya, namun bukan itu yang dimaksud. Tombak di sini adalah Mace, yaitu semacam tongkat
panjang dengan ujung sedikit meruncing, biasanya senjata ini digunakan oleh ksatria-ksatria berkuda
dari Eropa kuno.”
Tidak ada yang berani menggunakan tombak, karena pernah disebutkan bahwa Ras Supard
menggunakan tridents*. Menurut opini umum, tombak adalah senjata milik para iblis jahat. Dan dalam
buku cerita pun disebutkan bahwa iblis jahat dideskripsikan sebagai monster terdiskriminasi yang akan
membunuh dan memakan teman maupun lawan.
“Trident atau trishula atau serampang (Sanskerta: trishul) adalah tombak bermata tiga yang secara
harfiah berarti tiga tombak. Juga disebut trident dalam bahasa Inggris. Trisula juga digunakan oleh
retarii, gladiator dengan penampilan seperti nelayan (membawa jaring). Trisula saat ini sering
diasosiasikan dengan setan oleh mitologi Kristen. Ini kemungkinan karena penggunaannya dalam agama
pagan. Trisula adalah senjata Siwa, salah satu dari Trimurti yang sering disembah pada masa kejayaan
kerajaan Hindu-Budha di Jawa. Begitu pula dalam agama pagan Yunani-Romawi, Poseidon (Neptunus)
dewa peguasa laut selalu membawa trisula. Dalam kebudayaan Mikenai, Poseidon adalah dewa utama,
dan mungkin lebih utama dibanding Zeus. Trisula juga digunakan sebagai senjata utama oleh tentara
Korea masa lalu, berbeda dengan tentara Tiongkok saat itu yang menggunakan tombak dengan mata
berbentuk daun. Selain itu, trisula digunakan juga oleh orang Indonesia. Dalam tradisi spiritual Hindu
trisula adalah simbol mata ketiga. Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia tanpa perubahan”
Karena latar belakang seperti itu, di sini teknik pedang jauh lebih dipandang daripada di duniaku
sebelumnya.

Jika kau menjadi seorang ahli pedang, maka kau dapat memecahkan batu-batu dengan sekali ayunan
pedang, dan bahkan menjatuhkan lawan yang berada jauh di sana dengan sekali tebasan.

Bahkan, Paul bisa memecahkan batu-batu yang besar.

Aku terus memuji dia, untuk mencoba dan memahami bagaimana logika kerja teknik berpedang. Aku
terus mengamatinya ketika ayah menunjukkan jurusnya padaku berulang kali. Paul tampak senang
ketika dipuji oleh anaknya, yang masih muda tapi sudah bisa menguasai sihir tingkat lanjut.

78
Tapi, tak peduli berapa kali pun aku mengamati gerakan ayah, aku masih saja tidak paham logika di
balik teknik berpedang.

Karena aku tidak mengerti, aku meminta dia untuk menjelaskannya ......

“BRUKK ke tanah, dan WUUUSH seketika!! Seperti itulah caranya.”

“Seperti ini!?”

“Dasar bego! Kau BOOOM ke tanah, dan BAAAAM seketika, ‘kan!! Harusnya kau BRUKK ke tanah,
dan WUUUSH seketika! Lakukan dengan lebih lembut!”

Seperti itulah.

Berdasarkan dugaanku, teknik pedang di dunia ini memerlukan sejumlah Mana.

Dibandingkan dengan mantra sihir yang bisa dilihat dengan mata, teknik berpedang dikhususkan untuk
meningkatkan kekuatan fisik tubuh, dan komponen logam dalam pedang itu sendiri memperkuat aspek
ini. Jika tidak, bagaimana bisa kau memotong batu, bahkan sebelum kau menyelesaikan gerakan
berkecepatan tinggi? Mungkinkah itu terjadi?

Tetapi Paul tidak sadar bahwa dirinya sendiri sedang menggunakan Mana.

Sehingga dia tidak bisa menjelaskannya kepadaku.

Tapi jika bisa ditiru, mungkin dapat digunakan sebagai dorongan sihir untuk perkuatan tubuh fisik.

Aku akan bekerja keras.

Bagian 2
Di dunia ini, ada 3 jurus mainstream dalam teknik pedang.

Salah satunya adalah jurus Dewa Pedang.

Dalam teknik berpedang, serangan adalah pertahanan terbaik. Ini adalah jurus yang menekankan pada
serangan yang lebih cepat daripada lawan.

Sebuah skill tertentu yang lebih cepat daripada gerakan lawan.

Jika kau gagal mengenai lawan, maka "tebaslah" lagi sampai kau megenainya.

Jika kau membandingkannya dengan apa yang ada pada duniaku sebelumnya, itu seperti jurus prefektur
Satsuma. [18]

Yang kedua adalah jurus Dewa Air.

79
Jurus ini adalah kebalikan dari Dewa Pedang.

Ini adalah sebuah gaya bertarung defensif yang berdasar pada tangkisan dan serangan balik.

Karena fokusnya adalah pertahanan, maka inisiatif serangan adalah hal yang jarang dilakukan.

Ketika kau mencapai level Saint, maka kau dapat melawan segala jenis serangan.

Setiap jenis serangan ------ Termasuk sihir dan tembakan proyektil.

Ini adalah jurus yang wajib dikuasai oleh klas ksatria istana atau bangsawan, karena tujuan mereka
adalah melindungi sesuatu.

Yang ketiga adalah jurus Dewa Utara.

Akan lebih baik jika kau mendeskripsikannya sebagai teknik bertarung, daripada teknik menggunakan
pedang.

Tidak ada teknik khusus pada jurus ini. Kau hanya perlu bereaksi berdasarkan situasi yang kau hadapi.

Menurut Paul, meskipun jurus ini didasarkan pada reaksi, namun juga bergantung pada gerakan
mengecoh, dan penggunaan benda-benda di sekitarmu.

Ini benar-benar sesuatu yang fantastis.

Ini mengingatkanku pada jurus-jurusnya Jackie Chan.

Jurus Dewa Utara juga termasuk penyembuhan luka dan juga kemampuan bertarung meskipun
menderita cacat. Oleh karena itu, jurus ini populer di kalangan tentara bayaran dan petualang.

Ketiga jurus itulah yang disebut 3 Jurus Umum, dan ada juga orang di dunia ini yang bisa menggunakan
ketiga jurus itu secara bersamaan.

Seorang Swordsman berharap untuk menjadi ahli dalam setiap jurus, dan mereka akan mengayunkan
pedangnya sampai mati.

Tapi Swordsman semacam itu sangatlah jarang terlihat.

Jika kau ingin cepat menjadi kuat, maka kau perlu mulai dari hal-hal pokok dari masing-masing jurus.

Paul lebih sering menggunakan Dewa Pedang, tapi dia juga mampu menggunakan jurus Dewa Air dan
Dewa Utara.

Jika kau hanya mengandalkan jurus Dewa Pedang atau Dewa Air, maka kemampuanmu tidak akan
cukup jika kau ingin berpetualang di dunia luar.

80
Asal tahu saja, teknik pedang juga memiliki beberapa level.

Dasar, Menengah, Lanjutan, Saint, Raja, Kaisar, Dewa.

Dan pada masing-masing tingkatan, terdapat nama "Dewa" pada jurusnya.

Meskipun masih tingkat dasar, seorang Swordsman yang menganut jurus Dewa Air, juga bisa
menggunakan sihir setingkat Dewa Air pula.

Dan juga, kau biasanya menyebut Swordsman "Dewa Air" atau "Saint Air". Untuk seorang penyihir, kau
perlu menambahkan kata “level” pada namanya, seperti "level Dewa Air" atau "level Saint Air".

Misalnya, Roxy adalah “penyihir berlevel Saint Air.”

Bagian 3
Aku harus belajar 2 jurus sekaligus, yaitu: jurus Dewa Pedang, dan Dewa Air.

Dewa Pedang untuk menyerang, sedangkan Dewa Air untuk bertahan.

“Tapi ayah, berdasarkan apa yang telah kau katakan, bukankah jurus Dewa Utara adalah yang paling
seimbang?”

“Jangan bodoh. Itu hanyalah menggunakan pedang untuk melawan. Itu tidak bisa disebut teknik.”

“Aku paham.”

Apakah jurus Dewa Utara dipandang seburuk itu?

Ataukah hanya Paul yang membencinya?

Yahh, meskipun ia membencinya, Paul masihlah memiliki level lanjut dalam penggunaan jurus Dewa
Utara.

“Rudeus, Kau memiliki bakat dalam menggunakan sihir, tetapi tidak ada salahnya belajar teknik pedang.
Jadilah seorang penyihir yang bisa menghindari serangan jurus Dewa Pedang.”

“Maksud ayah, aku bisa menjadi seorang ..... Swordsman sihir?”

“Hm? Swordsman sihir adalah seorang pendekar pedang yang juga bisa menggunakan sihir. Tapi dalam
kasusmu, yang terjadi justru sebaliknya, bukan?”

Apa bedanya?

Walaupun ini didasarkan pada profesi sebagai prajurit atau penyihir, seorang Swordsman sihir tetaplah
Swordsman sihir.

81
Tidak peduli apapun itu, pelajaran teknik pedang juga dapat diterapkan untuk teknik sihir.

Masalahnya adalah, Paul memperkuat tubuhnya tanpa dia sadari, sehingga dia tidak bisa mengajariku.

Sepertinya aku perlu belajar sendiri, tapi dapatkah aku benar-benar mempelajarinya hanya dengan
melatih tubuh sendirian?

“.............. Sebenarnya, kau benci teknik pedang, ‘kan?”

Paul bertanya dengan ekspresi gelisah, ketika dia melihatku terhanyut dalam pikiran.

Bagaimanapun juga, ibu memujiku sebagai anak dengan bakat sihir alami.

Paul khawatir jikalau aku tidak bersedia belajar teknik berpedang.

Tapi jangan salah paham. Aku sama sekali tidak membenci teknik pedang. Aku hanya lebih suka belajar
bersama Roxy, daripada belajar dengan seorang bapak-bapak yang bermandikan keringat di halaman
rumah.

Aku tipe orang rumahan.

Meskipun begitu, ini bukanlah pertanyaan yang aku suka.

Karena aku sudah memutuskan untuk hidup di dunia ini dengan serius, maka aku akan mempelajari
teknik pedang maupun sihir dengan sungguh-sungguh.

“Tidak, aku berharap memiliki skill pedang yang setara dengan skill sihirku.”

Paul terenyuh ketika mendengarkan kata-kataku, dia pun mengangguk dengan gembira, dan mengangkat
pedang kayu tersebut.

“Baik, sekarang mari kita mulai. Serang aku !!”

Dia adalah seorang pria sederhana.

Teknik pedang ataupun teknik sihir. Ujung-ujungnya, aku tidak tahu teknik manakah yang harus
kuprioritaskan.

Sejujurnya, itu tidaklah masalah bagiku.

“Ya, ayah !!”

Namun, akan lebih baik jika aku berbakti pada orang tuaku saat ini.

82
Pada kehidupanku sebelumnya, aku terus merepotkan kedua orang tuaku, bahkan sampai mereka
meninggal.

Jika aku memperlakukan orang tuaku dengan lebih baik, saudara-saudaraku tidak akan mengusirku
keluar rumah.

Jadi aku harus memperlakukan mereka dengan baik.

Bagian 4
Ketika aku baru saja mempelajari setahap teknik pedang, pelajaran sihirku pun sudah memasuki
penggunaan praktis.

“Jika kau mengaktifkan Water Fall, Heat Island, dan Icicle Field secara urut, apa yang akan terjadi?”

“Kau akan menciptakan kabut.”

“Memang. Lalu bagaimana kau menghilangkan kabut?”

“Yahh, panaskan bumi lagi.”

“Jawaban yang tepat. Kalau begitu, cobalah.”

Menciptakan suatu kondisi dengan menggunakan berbagai mantra sihir dalam urutan tertentu.

Ini disebut “sihir kombinasi”.

Cara memanggil hujan tercatat dalam buku pelajaran, namun tidak ada keterangan tentang cara
memanggil kabut.

Oleh karena itu, seorang penyihir akan menggunakan sistem sihir yang berbeda sesuai urutan tertentu.
Dengan demikian, seseorang dapat meniru fenomena alam.

Tidak ada mikroskop di dunia ini.

Sehingga, fenomena alam tidak bisa dijelaskan.

Sihir kombinasi adalah perpaduan antara kreativitas sang penyihir, dan kerja keras.

Yah, aku tidak perlu melakukan sesuatu yang begitu merepotkan.

Selama kau bisa menghasilkan awan, dan membuat hujan pada tempat yang kau inginkan, maka itu
sudah cukup.

Tapi fenomena alam buatan manusia memungkinkan seseorang untuk memahaminya dengan mudah.

83
Jika kau merenungkan hal-hal itu, maka kau dapat melakukan banyak hal.

Meskipun begitu, aku pun masih kesulitan memikirkannya.

“Sihir benar-benar dapat melakukan apapun.”

“Masih banyak hal yang tidak bisa diwujudkan dengan sihir, jadi janganlah terlalu mempercayai itu.
Lakukan saja semua hal yang kau bisa dengan tenang.”

Meskipun Roxy membantahku, aku masih saja memikirkan hal-hal keren seperti Railgun, ataupun
peralatan-peralatan canggih yang muncul.

“Dan juga, jika kau membual dan mengatakan bahwa kau dapat melakukan segala sesuatu, maka orang-
orang akan meminta kau melakukan hal-hal yang mustahil.”

“Apakah Sensei punya pengalaman tentang itu?”

“Ya.”

Aku paham. Aku harus memperhatikan ini.

Akan merepotkan jika aku dipaksa.

“Tapi apakah ada orang yang memaksakan hal-hal seperti itu pada penyihir?”

“Ya, karena tidak banyak penyihir berlevel lanjut.”

Dari setiap 20 orang, hanya 1 yang dapat bertempur.

Dari setiap 20 orang tersebut, hanya 1 yang merupakan seorang penyihir.

Sesuatu seperti itu.

Seorang penyihir adalah 1 di antara 400 orang?

Namun, profesi sebagai penyihir bukanlah hal yang langka.

“Dan manusia yang lulus dari sekolah sihir ...... Sebagai penyihir berlevel lanjut, adalah sekitar 1 di
antara 100 orang.”

Itu berarti, penyihir berlevel lanjut, adalah 1 di antara 40000 orang.

Dengan kemampuan menggunakan sihir tingkat menengah dan lanjut untuk membuat sihir kombinasi,
maka kita bisa melakukan berbagai macam hal.

84
Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang berbakat yang sangat dicari oleh setiap faksi.

Tutor privat di negara ini juga harus memiliki sihir tingkat lanjut, atau di atasnya.

Itu adalah efek yang kuat dari posisi seseorang.

“Ada sekolah sihir?”

“Ya. Hanya negara-negara besar yang memiliki sekolah sihir.”

Kalau dipikir-pikir, aku pun sudah menduga bahwa ada sekolah sihir di dunia ini.

Apakah akan dimulai Arc Sekolahan pada hidupku ini ?

“Tapi, mungkin sekolah sihir terbesar adalah akademi di Ranoa.”

Oh, ada sebuah akademi juga.

“Apa perbedaan antara akademi itu dan sekolah lainnya?”

“Ada fasilitas yang sangat baik dan juga guru-guru yang kompeten. Dibandingkan dengan lokasi lain,
kau dapat menerima pelajaran dengan kualitas yang lebih tinggi.”

“Apakah Sensei juga pernah bersekolah di sana?”

“Ya. Sekolah sihir biasanya adalah tempat-tempat yang diperuntukkan bagi orang-orang berstatus sosial
tinggi. Sebagai ras iblis, aku hanya bisa masuk akademi sihir .....”

Ras manusia elit boleh bersekolah di Ranoa, tapi untuk ras bukan-manusia, itu bukanlah tempat bagi
mereka.

Meskipun diskriminasi terhadap ras iblis sudah jauh berkurang, namun hal-hal seperti itu tidak pernah
bisa lenyap sepenuhnya.

“Akademi Ranoa tidak memerlukan status sosial tinggi atau kebanggaan. Meskipun kau gila teori, kau
tidak akan ditolak selama logika berpikirmu benar. Dan juga, karena mereka menerima berbagai ras,
maka terdapat berbagai penelitian teknik sihir unik berdasarkan rasnya masing-masing. Jika Rudeus
ingin mendalami sihir lebih jauh, maka aku menyarankan agar kau bersekolah di akademi sihir.”

Apakah karena akademi itu merupakan almamaternya? Sehingga Roxy terus memuji sekolahan tersebut.

Yahh, itu adalah masa depan yang masih jauh.

Mungkin aku akan di-bully jika aku masuk sekolahan pada umur 5 tahun.

85
“Masih terlalu dini untuk membuat keputusan .......”

“Itu benar. Aku pikir, jika kau mengikuti arahan Paul untuk menjadi Swordsman ataupun ksatria, itu
bukanlah pilihan yang buruk. Ada juga beberapa ksatria yang bersekolah di akademi sihir. Tolong
jangan berpikir bahwa pilihan yang tersedia untukmu hanyalah teknik sihir dan teknik berpedang. Kau
juga dapat memilih rute Swordsman sihir.”

“Ya.”

Tampaknya dia adalah kebalikan dari Paul. Roxy tidak merasa resah, apakah aku menyukai sihir ataukah
tidak.

Baru-baru ini, kapasitas Mana-ku telah meningkat, dan aku mulai mengerti prinsip-prinsip sihir.

Karena itu, aku mulai tidak memperhatikan pelajaran di kelas dengan baik.

Lagipula, aku mulai mengambil pelajaran sihir ketika aku berumur 3 tahun.

Sehingga, aku pun mulai bosan.

Mungkin aku salah paham.

Paul melihat bakat sihirku.

Roxy melihat gairahku dalam mempelajari ilmu berpedang.

2 orang dengan alasan yang berbeda menunjuk jalan tengah bagiku.

“Tapi ini adalah sesuatu yang sangat jauh.”

“Bagi Rudeus, memang.”

Roxy tersenyum dengan sedikit ekspresi kesepian di wajahnya.

“Tapi, aku mulai kehabisan bahan ajar untukmu. Ketika kau hampir lulus nanti, kita harus
membicarakan ini dengan lebih serius.”

........... Lulus?

86
Bab 6
Alasan untuk Menghormati

Bagian 1
Sejak aku datang ke dunia ini, aku belum pernah keluar dari rumah.

Itu bukanlah hal baru, karena pada kehidupanku sebelumnya, aku pun melakukan hal yang sama.

Aku benar-benar takut.

Jika aku berjalan keluar halaman dan melihat pemandangan di luar, maka kenangan buruk masa laluku
akan segera muncul.

Kenangan hari itu. Rasa sakit di sisi perutku. Hawa dingin hujan yang menusuk. Penyesalan. Putus asa.
Rasa sakit karena ditabrak truk.

Semua kenangan buruk itu akan kembali kepadaku, seolah-olah itu baru saja terjadi kemarin.

Kakiku gemetar.

Aku dapat melihat ke luar melalui jendela, atau berjalan ke halaman dengan menggunakan kakiku
sendiri.

Tapi, seakan-akan kakiku tidak mau bergerak ketika harus meninggalkan rumah.

Karena aku tahu.

Pemandangan luar rumah yang tampak damai itu, bisa saja berubah menjadi neraka dalam sekejap.
Seolah-olah, kedamaian semacam itu tidak pernah bisa menerima diriku.

Dalam kehidupan masa laluku, aku telah berdelusi sebanyak mungkin, ketika aku tidak bisa tidur.

Bagaimana jika tiba-tiba pecah peperangan di Jepang. Bagaimana jika bishoujo tiba-tiba muncul dan
menjadi tetanggaku.

Jika itu terjadi, harusnya aku mampu bekerja lebih keras dalam menjalani hidup.

Aku terus menipu diri sendiri sehingga untuk melarikan diri dari kenyataan.

Aku memimpikannya berkali-kali.

Dalam mimpiku, aku bukanlah Superman, dan aku masih memiliki kemampuan yang sama seperti
manusia pada umumnya. Dan seperti kebanyakan orang, ada batas yang mencegahku melakukan segala
sesuatu. Aku bisa hidup dengan mengandalkan diri sendiri.

87
Tapi aku akan bangun dari mimpi ini.

Jika aku mampu beranjak keluar rumah, maka mungkin saja mimpi itu segera berakhir.

Dan ketika aku bangun, aku kembali lagi pada saat-saat penuh keputusasaan itu.

Seketika aku tenggelam dalam penyesalan .......

Tidak, ini bukan mimpi.

Bagaimana bisa ada mimpi senyata ini.

Jika kau memberitahuku bahwa ini adalah dunia VRMMORPG, mungkin aku masih bisa menerimanya.

Ini kenyataan.

Aku terus meyakinkan diriku sendiri.

Kenyataan ini bukanlah mimpi.

Meskipun aku memahami bahwa ini semua adalah kenyataan, aku masih saja tidak dapat mengambil
langkah ke luar rumah.

Tak peduli seberapa kali kutetapkan pendirianku.

Aku bersumpah untuk hidup dengan sungguh-sungguh dengan bibirku sendiri.

Tapi sepertinya tubuhku tidak bisa mewujudkannya.

Aku benar-benar ingin menangis.

Bagian 2
Tes kelulusan akan diadakan di luar desa.

Ketika Roxy mengatakan hal itu padaku, aku langsung menyatakan keberatan.

“Di luar?”

“Ya, di luar desa. Kuda-kuda telah disiapkan.”

“Tidak bisakah dilakukan di rumah saja?”

“Tidak.”

“Tidak bisakah aku dites di rumah saja ......?”

88
Aku benar-benar kalang kabut.

Hatiku benar-benar menolaknya. Bayangan kejadian saat itu masih teringat segar di kepalaku.

Kenapa aku harus menjadi hikikomori lagi di dunia ini.

Tapi tubuhku menolaknya. Peristiwa itu masih belum bisa kulupakan.

Pada hari yang menentukan dalam kehidupan masa laluku, aku dipukuli, dan para preman itu membuat
sekujur tubuhku babak belur, mereka mem-bully-ku dengan kejam, dan hatiku mengalami kerusakan
psikologis yang teramat parah.

Kala itu, aku tidak punya pilihan lain, maka akupun memutuskan untuk mengurung diri di kamar.

“Memangnya kenapa?”

“Anuu ..... mungkin ada beberapa makhluk magis di luar sana.”

“Di daerah ini, hampir mustahil kau menemui makhluk magis, kecuali kau memasuki hutan. Lagipula,
meskipun kita bertemu dengan mereka, aku sendirian saja pasti bisa mengatasinya, karena mereka cukup
lemah. Bahkan, Rudi pun mungkin bisa mengatasi mereka.”

Roxy menunjukkan ekspresi terkejut ketika aku terus mencari segala macam alasan, bahkan sampai saat
ini.

“Ah, sepertinya aku pernah mendengar ini sebelumnya, Rudi, apakah kau tidak pernah keluar rumah?”

“Mmmm ... ya.”

“Apakah kau takut dengan kuda?”

“A-Aku tidak takut kuda, atau hal-hal semacamnya.”

Sebenarnya, aku sedikit menyukai kuda.

Aku juga bermain balap kuda Debi [19] .

“Ha ha. Syukurlah. Wajar saja jika anak seumurmu takut pada kuda.”

Roxy salah paham.

Tapi aku tidak bisa mengatakan bahwa aku takut keluar rumah.

Itu adalah sesuatu yang jauh lebih memalukan daripada takut pada kuda.

89
Aku masih punya harga diri.

Itu adalah kebanggaan murni yang masih kumiliki.

Aku tidak ingin diremehkan oleh si gadis muda ini.

“Oh yahh, kalau begitu, apa boleh buat. Ayo, sini.”

Justru karena aku tidak mau bergerak, Roxy tiba-tiba menggendongku di bahunya.

“Ap....a!?”

“Jika kau hanya duduk di atasnya, maka rasa takutmu akan segera

hilang.” Aku tidak meronta.

Hatiku bimbang, dan aku pun hanya bisa pasrah padanya.

Roxy melemparku ke punggung kuda.

Kemudian dia juga memanjat kuda tersebut, kemudian mengambil kendali.

Kuda pun maju dengan derapan langkah.

Dan dengan begitu, akhirnya aku meninggalkan rumah.

Bagian 3
Ini adalah pertama kalinya aku keluar halaman rumah, semenjak aku bereinkarnasi di dunia ini.

Roxy perlahan-lahan bergerak maju ke desa.

Penduduk desa terus memandangi kami dengan tatapan penuh keraguan.

Tidak mungkin.

Tubuhku tegang.

Aku masih takut menatap mereka.

Terutama pada mereka yang melihatku dengan tatapan acuh dan penuh ejekan.

Tentu saja mereka tidak mau repot-repot berurusan dengan kami, dengan melontarkan kata-kata makian.

Mereka mungkin tidak akan melakukannya.

90
Toh, mereka juga tidak mengenaliku.

Di dunia ini, hanya orang-orang di rumah kecil yang mengenalku.

Mengapa kau menatapku.

Berhenti menatapku, dan kembalilah bekerja ......

.......Tidak.

Ternyata, mereka tidak menatapku.

Roxy lah yang mereka lihat.

Beberapa dari mereka menyapa Roxy.

Ah, benar juga.

Dia cukup dikenal di desa ini.

Meskipun, diskriminasi terhadap ras iblis cukup parah di negara ini.

Namun di desa ini, hal yang kontras terjadi.

Dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 2 tahun, dia telah menjadi sosok yang membuat semua orang
bersedia menyapanya.

Ketika aku memikirkan kenapa bisa begitu, aku pun menyadari bahwa Roxy adalah sosok yang sangat
bisa diandalkan.

Dia tahu ke mana harus pergi, dan mereka sangat mengenal gadis kecil ini.

Jika aku mendapatkan cercaan dari mereka, Roxy pasti akan membelaku.

Haaah.... aku tidak percaya bahwa gadis muda yang suka ngintip kamar kedua orang tuaku ini, begitu
bisa diandalkan.

Dengan demikian, ketegangan pada tubuhku pun memudar.

“Mood Kalajav cukup bagus. Dia merasa senang ditunggangi oleh Rudi.”

Kalajav adalah nama si kuda.

Tentu saja, aku tidak bisa membaca mood seekor kuda.

91
“Apakah begitu.”

Aku menjawab secara tak acuh, sembari kubersandar ke belakang, dan bagian belakang kepalaku
menempel pada dada Roxy.

Ah, betapa nyaman.

Apa sih sebenarnya yang kutakutkan.

Ini adalah sebuah desa yang damai. Lantas, siapa yang akan menggertakku?

“Apakah kamu masih takut?”

Dia bertanya, dan aku menjawabnya dengan menggelengkan kepala.

Aku tidak lagi takut pada tatapan orang lain.

“Tidak, aku sudah baik-baik saja.”

“Lihat....... apa kubilang.”

Hatiku kembali lega.

Kumelihat pemandangan sekitar desa.

Ladang dan rumah-rumah, bintang di langit, semuanya terhampar sampai ke cakrawala.

Atmosfir desa.
Aku bisa melihat sejumlah besar orang di sekelilingku. Jika mereka lebih merapat, mungkin jumlahnya
setara dengan suatu kota kecil.

Jika ada kincir angin, mungkin saja seseorang berpikir bahwa dirinya sedang ada di Swiss.

Ah, kincir air.

Setelah santai, aku terdiam untuk sementara waktu. Aku tidak pernah mengalami ketenangan seperti ini
ketika bersama Roxy sebelumnya.

Aku belum pernah mencoba untuk begitu dekat padanya. Namun ini terasa memalukan.

Jadi aku memutuskan untuk memulai percakapan.

“Sensei, ladang apakah itu?”

92
“Sebagian besar adalah tanaman gandum Asura, yaitu komponen untuk membuat roti. Ada juga
sejumlah kecil sayuran hijau dan bunga Bardius. Bunga Bardius disempurnakan menjadi rempah-
rempah di ibukota. Sisanya adalah bahan untuk makan.”

“Ah, itu cabai hijau. Sensei tidak sanggup makan itu.”

“B-Bukannya tak sanggup, a-aku hanya tak biasa memakannya.”

Aku mengajukan pertanyaan demi pertanyaan.

Hari ini, Roxy mengatakan bahwa ini adalah tes terakhir.

Artinya, kerjanya sebagai tutor privat hampir berakhir.

Roxy adalah orang yang sabar. Karena hari ini adalah hari terakhir, sangat dimungkinkan bahwa dia
akan meninggalkan rumahku besok pagi.

Hari ini adalah hari terakhir. Mari kita bicara sedikit lebih banyak.

Tapi aku tidak bisa menemukan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Aku hanya bisa terus bertanya
berbagai hal tentang desa ini.

Berdasarkan keterangan Roxy, nama desa ini adalah Buina, dan daerah ini adalah bagian utara Asura
dari Kerajaan Fedoa.

Ada sekitar 30 kepala keluarga di sini, dan rata-rata profesi mereka adalah petani.

Ayahku, Paul, adalah ksatria yang didelegasikan untuk desa ini.

Tugasnya adalah untuk mengamati situasi petani, menjadi mediator ketika terjadi perselisihan di desa,
dan mempertahankan desa dari serangan makhluk sihir. Itulah pekerjaannya.

Dengan kata lain, dia seorang pengawal kerajaan yang diakui oleh orang-orang di desa.

Tetapi walaupun sudah ada ayahku, pemuda-pemuda desa ini masihlah bertanggung jawab akan
keamanan desa, dan mereka bekerja secara bergantian.

Jadi, ketika Paul menyelesaikan shift-nya untuk berjaga-jaga di pagi hari, maka sore hari adalah giliran
warga.

Pada dasarnya, ini adalah sebuah desa yang damai, jadi para penjaga hampir tidak melakukan apapun.

Setelah kami menyelesaikan topik pembicaraan ini, pemandangan ladang di kanan-kiri kami semakin
jarang terlihat.

93
Aku sudah tidak lagi punya pertanyaan untuk Roxy, dan kami berdua pun terdiam beberapa saat.

Sekitar satu jam berlalu.

Tak ada lagi pemandangan ladang di sekeliling kami. Lantas kami tiba di daerah padang rumput yang
benar-benar belum tersentuh.

Bagian 4
Padang rumput ini terus membentang ke cakrawala bagaikan tanpa ujung.

Ah, tidak juga... di kejauhan masih terlihat pemandangan lain, seperti jajaran pegunungan.

Setidaknya, pemandangan seperti ini tidak bisa kulihat di Jepang.

Aku pun merasa sedang berada pada tempat-tempat yang sering kulihat di buku, seperti padang rumput
Mongolia.

“Harusnya tidak apa-apa di sini.”

Roxy mengarahkan kuda ke pohon yang menjulang sendirian, kemudian menambatkan kudanya di sana.

Lalu ia membawaku turun dari kuda.

Kami akhirnya bertatap muka.

“Aku akan menggunakan sihir serangan air level Saint, yaitu Cumulonimbus. Teknik ini adalah sihir
yang menciptakan petir, bersama-sama dengan hujan deras.”

“Ya.”

“Silahkan tiru apa yang aku lakukan.”

Dia menggunakan sihir level Saint.

Jadi, seperti ini kah…. Tes terakhir itu.

Roxy hendak menggunakan mantra terbesarnya. Jika aku mampu mempelajarinya, maka dia sudah tidak
punya apa-apa untuk diajarkan padaku.

“Karena aku hanya mendemonstrasikannya, aku hanya akan mempertahankan mantra selama satu menit,
sebelum akhirnya melepasnya, dan kemudian ...... Kau lulus jika kau bisa meneruskan hujan tersebut
selama 1 jam.”

“Apakah ini adalah teknik rahasia, sehingga kau harus menunjukkannya di tempat yang sepi?”

94
“Tidak, aku khawatir jika ada orang yang terluka, atau mungkin ladang para petani akan rusak.”

Oh.

Jadi, ini adalah hujan setingkat bencana alam?

Itu cukup menakjubkan.

“Aku mulai.”

Roxy mengangkat tangannya ke langit.

“Oh, roh air yang agung, putra kaisar petir yang naik ke langit!! Penuhi keinginanku, turunkan berkah
terganas darimu, dan tunjukkan kekuatanmu untuk makhluk kecil ini! Biarkan palu dewa milikmu
menghantam tanah, tunjukkan kekuasaanmu, dan lahap bumi dengan air !! Wahai hujan!! Hancurkan
dan cuci segalanya !! "CUMULONIMBUS!!"“

Dia merapalkan setiap kalimat mantra bagaikan sedang bernyanyi.

Itu berlangsung lebih dari satu menit.

Daerah sekitarku berubah menjadi gelap, segera setelah lantunan mantra itu berakhir.

Beberapa detik kemudian ..... hujan lebat jatuh dari langit.

Angin kencang bermunculan di sekitar kami, sedangkan kilat muncul di tengah-tengah awan gelap.

Di antara suara hujan yang bagaikan air terujun, garis-garis petir ungu berlarian melalui awan, sehingga
menyebabkan suara letupan keras.

Halilintar di awan perlahan-lahan menjadi lebih kuat.

Petir terus menjalar, sehingga memunculkan cahaya yang lebih terang, untuk........

...... Menyerang bumi.

Krash !!

Dan menyambar pohon.

Gendang telingaku berdengung, dan mataku berputar-putar.

Aku hampir pingsan.

“Ah!!”

95
Itu adalah suara yang Roxy ucapkan ketika dia membuat kesalahan.

Awan pun lebur dalam sekejap.

Petir dan hujan juga berhenti.

“Uwawa ........”

Wajah Roxy berubah menjadi hijau, saat ia berlari menuju pohon.

Aku melihat ke arahnya. Kuda yang kami tambatkan di pohon itu telah roboh, dan tubuhnya
mengeluarkan kepulan asap.

Roxy meletakkan tangannya pada tubuh si kuda, dan dia merapalkan mantra lainnya.

“Oh, Ibunda Dewa yang penyayang, mohon sembuhkan luka makhluk ini, dan biarkan tubuhnya
kembali sehat 「EXHealing」.”

Roxy menggunakan sihir penyembuhan level menengah dengan panik, dan setelah beberapa saat, si
kuda pun terbangun.

Sepertinya dia tidak mati.

Sihir penyembuhan level menengah tidak bisa membuat makhluk yang telah mati, hidup kembali.

Kuda itu menunjukkan ekspresi ketakutan, dan butiran keringan dingin merembes di dahi Roxy.

“Fiuh, Phew ........ Itu berbahaya.”


Kuda itu adalah satu-satunya kuda yang keluarga kami miliki.

Paul merawatnya dengan kasih sayang setiap hari, dan terkadang dia menungganginya sembari
tersenyum...

Meskipun bukan jenis unggulan, kuda itu sudah lama mendampingi Paul. Seseorang mungkin akan
mengatakan bahwa rasa cintanya pada kuda itu setara dengan rasa cinta terhadap Zenith. Itulah
pentingnya kuda ini.

Tentu saja, Roxy, yang telah tinggal bersama kami selama 2 tahun, tahu akan hal itu.

Aku juga tahu bahwa Roxy menyaksikan ketika Paul begitu lekat dengan kuda ini, dan gadis itupun
terkejut ketika melihatnya

“Tolong jaga rahasia ini, ya?”

96
Roxy berkata dengan suara setengah merengek.

Dia sedikit ceroboh.

Tapi dia bekerja keras. Aku juga tahu bahwa gadis ini sering begadang sampai larut malam, hanya untuk
mempersiapkan pelajaranku esok hari.

Aku juga tahu bahwa dia adalah tipe orang yang tidak suka diremehkan hanya karena penampilannya
terlihat begitu belia, dan selalu berusaha menjaga martabatnya.

Aku sangat suka penampilan seperti itu.

Andaikan saja usia kami tidak berbeda terlampau jauh, mungkin aku sudah menikahinya.

“Jangan khawatir, aku tidak akan memberitahu ayah.”

“Uuuu ...... Tolong ya....”

Kalau saja kita bertemu di usia yang sama.

“Uuu ......”

Meskipun Roxy dalam keadaan setengah menangis, dia dengan cepat menggeleng, menampar pipinya,
lantas menatapku dengan ekspresi serius.

“Sekarang, ayo maju dan coba. Aku akan mengurus Kalajav.”

Si kuda masih menunjukkan ekspresi takut, dan seakan-akan dia siap untuk melarikan diri setiap saat,
tapi Roxy menempelkan tubuhnya erat-erat, dan berusaha sebisa mungkin untuk menahan si kuda.

Meskipun begitu, aku merasa bahwa ia tidak akan mampu menahan si kuda, namun Kalajav semakin
tenang sedikit demi sedikit. Roxy mempertahankan posisinya dan mulai merapalkan sesuatu.

Dan kemudian, mereka berdua ditutupi oleh dinding tanah.

Sebuah benteng terbuat dari tanah terbentuk dengan cepat.

Ini adalah sihir bumi level lanjut, Earth Fortress.

Dengan begini, mereka harusnya baik-baik saja walaupun tersambar petir lagi.

Baiklah, waktunya untuk memulai.

Biarkan aku berpikir mantra apa yang akan kuucpakan .......

97
“Oh, roh air yang agung, putra kaisar petir yang naik ke langit!! Penuhi keinginanku, turunkan berkah
terganas darimu, dan tunjukkan kekuatanmu untuk makhluk kecil ini! Biarkan palu dewa milikmu
menghantam tanah, tunjukkan kekuasaanmu, dan lahap bumi dengan air !! Wahai hujan!! Hancurkan
dan cuci segalanya !! "CUMULONIMBUS!!"“

Aku mengatakan itu semua sekaligus.

Awan mulai berkumpul.

Pada saat yang sama, aku mengerti 「Cumulonimbus」.

Menciptakan awan pada suatu tempat di stratosfer tengah, bersama dengan gerakan kompleks untuk
membentuk awan badai. Sepertinya begitulah cara kerjanya.

Jika Mana tidak dituangkan ke dalam formasi, awan akan berhenti terbentuk, lantas menghilang.

(Jangan pikirkan Mana, karena terlalu melelahkan untuk mengangkat tanganmu selama 1 jam.....)

Tidak, tunggu.

Seorang penyihir membutuhkan semangat kreativitas dan penelitian.

Apakah kau benar-benar perlu menjaga postur seperti mengumpulkan Genki [20] selama sejam?

Itu benar, ini adalah ujian.

Ini bukan tentang mempertahankan posisi, tetapi tentang menggunakan sihir yang dipadukan setelah
membuat awan untuk mempertahankannya.

Aku hampir gagal memikirkan itu. Hal-hal yang telah aku pelajari akan segera digunakan.

“Biarkan aku berpikir. Aku pernah melihat ini sebelumnya di TV. Proses bagaimana awan terbentuk.....”

Masih ada beberapa gumpalan awan yang Roxy telah bentuk sebelumnya.

Ini sesuatu tentang, bagaimana uap air naik ke angkasa. Untuk membuat air naik ke udara, kau harus
membuat permukaan bumi menjadi hangat, atau sesuatu semacamnya.

Dan aku harus memastikan bahwa udara di angkasa bisa mendingin dengan cepat....

Ketika aku mencoba untuk melakukan hal ini, setengah dari Mana-ku benar-benar terkuras.

Tapi jika dilakukan dengan cara ini, maka aku harus mempertahankan kondisi alam selama sejam.

Sembari melihat hujan badai, aku masuk ke dalam benteng yang dibuat oleh Roxy dengan bangganya.

98
Roxy duduk di sudut yang gelap, tangannya memegang tali kekang kuda.

Dia melihat aku dan mengangguk.

“Benteng ini akan runtuh setelah sejam, jadi kau bisa menghentikan sihirmu sebelum itu

terjadi.” “Oke.”

“Jangan khawatir. Kalajav akan baik-baik saja.”

“Oke.”

“Jangan hanya mengatakan oka-oke saja. Kau harus mengontrol awan di luar dengan serius selama satu
jam.”

Hm?

“Apakah aku perlu mengendalikannya?”

“Hm? Apakah aku mengatakan sesuatu yang aneh?”

“Tapi apakah aku perlu mengontrolnya?”

“Tentu saja. Sihir air level Saint jugalah termasuk sihir. Jika kau tidak mempertahankannya dengan
Mana, angin akan meniupnya pergi.”

“Tapi aku sudah membuat agar awannya tidak terhembus pergi.....?”

“Hah? Apa.......!?”

Roxy, tampaknya telah melihat sesuatu, dia pun lari keluar benteng tanah.

Benteng pun segera runtuh berantakan.

Hey hey, bukankah kau harus mengendalikan bentengnya agar tetap berdiri kokoh?

Kuda itu akan terkubur hidup-hidup.

“Arara.”

Aku dengan cepat mengambil alih, dan berjalan di luar.

Roxy menatap langit dengan bengong.

“....... Jadi begitu ya, tornado spiral akan membawa awan ke atas .... !!”

99
Langit dipenuhi dengan awan buatanku yang terus berkembang.

Aku pikir, aku melakukan pekerjaan yang cukup baik.

Aku pernah melihat acara TV tentang ilmu alam, yang menjelaskan proses di balik pembentukan
tornado besar.

Namun, aku tidak begitu ingat isinya.

Aku hanya mencoba dnegan mengandalkan instingku, dan pada akhirnya, sepertinya aku telah
melakukannya dengan cukup baik.

“Rudi. Kau lulus.”

“Eh? Tapi ini belum satu jam?”

“Tidak perlu menunggu. Ini semua sudah cukup. Tapi, bisakah kau melenyapkannya?”

“Ah iya. Bisa sih, tapi aku butuh sedikit waktu.”

Aku menurunkan suhu di bagian bawah badai sambil meningkatkan suhu di atasnya. Lalu aku membuat
aliran udara ke tanah, dan akhirnya menggunakan sihir angin untuk meniup pergi awannya dengan
paksa.

Roxy dan aku benar-benar basah kuyup setelah aku menyelesaikan itu semua.

“Selamat. Saat ini, kau adalah penyihir level Saint Air.”

Dengan air yang masih menetes dari poninya, bishoujo di depanku mengumumkan bahwa aku telah
lulus, dan ada senyuman di wajahnya yang jarang kulihat.

100
Aku, yang tak pernah memperoleh prestasi apapun seumur hidup, kini berhasil menyelesaikan sesuatu
yang membanggakan.

Suatu sensasi aneh terasa di perutku.

Aku tahu perasaan ini.

Ini adalah rasa kepuasan.

Sekarang, akhirnya aku bisa merasakannya, bahwa ini adalah “Langkah Pertama”-ku setelah datang ke
dunia ini.

Bagian 5
Pada hari kedua, Roxy, yang penampilannya masih tidak berubah dalam 2 tahun terkahir, mengemasi
kopernya, dan berdiri di depan gerbang.

Orang tuaku juga tidak berubah terlalu banyak sejak kedatangan Roxy.

Hanya akulah yang tumbuh lebih tinggi.

“Roxy, kami tidak masalah jika kau tetap ingin tinggal di rumah ai. Masih banyak resepku yang belum
kumasakkan untukmu ....”

“Betul. Walaupun pekerjaanmu sebagai tutor privat telah usai, kau telah melakukan banyak hal bagi
kami selama beberapa tahun ini. Orang-orang desa pasti akan menyambut kamu.”

Orang tuaku berusaha menahan Roxy agar tidak pergi.

Entah sejak kapan, Roxy dan orang tuaku menjadi seakrab ini.

Yahh, dia punya waktu luang mulai sore sampai malam hari. Jika dia beraktivitas setiap hari di rumah
ini, maka bukanlah hal yang aneh jika mereka semakin terbiasa dengannya.

Ini seperti karakter game yang terus melakukan banyak petualangan, untuk meningkatkan statistiknya.

“Tidak. Terima kasih atas tawarannya, tapi aku pun telah menyadari kelemahanku setelah beberapa
tahun mengajar Rudi. Aku akan berpetualang, dan terus mengasah kemampuan sihirku.”

Dia tampaknya begitu terkejut setelah aku bisa menyamai levelnya.

Dia pernah mengatakan padaku bahwa dia adalah tipe orang yang membenci murid yang sanggup
melampaui guru.

“Begitukah ? Kalau begitu, kami mohon maaf, tampaknya anak kami telah membuatmu kehilangan
kepercayaan diri.”

101
Paul, apa sih yang kau katakan.

“Tidak, justru dengan inilah, akhirnya aku menyadari bahwa aku tidak boleh cepat puas dengan apa
yang telah kumiliki. Aku benar-benar berterima kasih pada kalian.”

“Tidak masalah jika kau bangga pada dirimu sendiri, karena kau telah berhasil menguasai sihir air level
Saint.”

“Tapi, setelah mengajar Rudi, aku pun sadar bahwa jika aku lebih mengandalkan kreatifitas, maka aku
akan bisa menciptakan sihir yang lebih kuat.”

Roxy tersenyum pahit sambil membelai kepalaku.

“Rudi. Meskipun aku telah berusaha yang terbaik, saat ini aku sudah tidak memiliki apapun yang bisa
kuajarkan padamu.”

“Itu tidak benar. Sensei telah mengajariku banyak hal.”

“Aku puas jika kau mengatakan hal seperti itu ..... Ah, benar juga.”

Roxy merogoh saku mantel dengan tangannya, lantas menarik keluar suatu benda yang terikat pita.

“Selamat atas kelulusanmu. Karena aku tidak punya waktu untuk mempersiapkan sesuatu, maka ambil
dan jagalah ini.”

“Ini adalah......?”

“Jimat perlindungan Migurd. Jika kau berpapasan dengan iblis jahat, tunjukkan saja benda ini, dan sebut
namaku. Mungkin kau nanti memahaminya ..... ya, semoga saja.”

“Aku akan merawatnya dengan hati-hati.”

“Ini hanyalah kemungkinan. Jadi, jangan percaya terlalu banyak.”

Di ujung perpisahan kami, Roxy pun tersenyum, kemudian dia pergi.

Aku tidak sadar kapan air mataku mengalir.

Dia benar-benar telah memberiku banyak hal.

Pengetahuan, pengalaman, teknik .......

Jika saja aku tidak bertemu dengannya, mungkin aku masih saja belajar sendirian, secara tidak efisien,
sembari membawa buku sihirku.

102
Dan yang paling penting, dia membawaku keluar rumah.

Ke dunia luar.

Itu saja, sudah cukup bagiku.

Roxy membawaku keluar.

Itu memberikan makna penting dalam hidupku.

Roxy hanya singgah di desa ini selama 2 tahun.

Roxy, dialah gadis yang tidak tahu cara berkomunikasi dengan baik pada orang lain.

Sebagai orang yang berasal dari ras iblis, Roxy pasti pernah diperlakukan tidak baik oleh warga desa.

Bukannya Paul atau Zenith, namun Roxy lah yang membawaku ke dunia luar. Ini memberikan makna
penting dalam hidupku.

Dia bahkan membawaku ke luar desa.

Sebelumnya, aku bahkan tidak pernah berpikir bisa keluar dari pintu rumah.

Namun dia merubah semuanya.

Bahkan keluar desa.

Hatiku telah dilepaskan dan dibebaskan dari kegelapan.

Mungkin dia tidak memiliki niat untuk membuatku menjadi orang yang lebih baik.

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dia menghilangkan kegelapan di dalam hatiku.

Kemaren aku kembali mengambil langkah ke luar gerbang, ketika kami basah kuyup.

Hanya ada tanah.

Tanah biasa.

Aku tidak menggigil.

Aku akhirnya bisa berjalan di luar.

Dia melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain.

103
Bahkan orang tua atau saudara kandungku tak pernah bisa melakukan ini dalam kehidupanku yang
sebelumnya.

Hanya dia yang bisa.

Mengambil tanggung jawab untuk memberikan aku keberanian tanpa teguran apapun.

Mungkin dia tidak sadar telah berbuat hal sebesar itu dalam hidupku.

Aku mengerti itu.

Dia melakukannya untuk dirinya sendiri.

Aku tahu itu.

Tapi aku masih menghormatinya.

Aku menghormati gadis kecil itu.

Aku bersumpah dalam hatiku untuk menghormati dia, sampai sosoknya lenyap nanti.

Tanganku memegang tongkat dan jimat yang Roxy telah berikan padaku.

Serta berbagai pengetahuan yang telah dia ajarkan padaku.

Tiba-tiba aku ingat.

Aku pernah mencuri celana dalam Roxy yang belum tercuci, dan itu masih ada di kamarku.

Maafkan aku.

104
Bab 7
Teman

Bagian 1
Aku memutuskan untuk mencoba keluar.

Tidak mudah bagi Roxy untuk membawaku keluar. Usahanya tidak boleh disia-siakan.

“Ayah. Dapatkah aku pergi keluar untuk bermain?”

Pada suatu hari tertentu, aku bertanya pada Paul sambil membawa ensiklopedia botani milikku.

Anak-anak seumuranku lebih suka bermain ke tempat-tempat yang tak dikenal daripada hanya berdiam
diri di rumah.

Meskipun aku tidak akan pergi terlalu jauh, orang tuaku akan khawatir jika aku tidak ijin.

“Keluar? Bermain? Bukan di halaman?”

“Ya.”

“O-ohh. Tentu saja.”

Dia dengan mudah menyetujuinya.

“Kalau dipikir-pikir, kamu sedikit sekali memiliki waktu luang. Kami terus saja menyuruhmu untuk
belajar sihir dan teknik berpedang, namun bermain juga merupakan hal yang penting bagi anak-anak
seumuranmu.”

“Aku bersyukur karena telah bertemu seorang guru yang hebat.”

Aku benar-benar berpikir bahwa Paul adalah orang yang sangat disiplin dalam hal pendidikan, tetapi
pada kenyataannya, ia memiliki sisi lembut.

Aku bahkan sempat berpikir bahwa dia akan menolak permintaanku ini, dan malah menyuruhku berlatih
pedang seharian. Betapa sia-sia usahaku.

Meskipun dia adalah orang yang selalu berpikir dengan mengandalkan naluri, dia bukanlah tipe orang
yang setuju dengan ungkapan: “Jika ada kemauan, maka pasti ada jalan”.

“Hmmm, ternyata kau benar-benar ingin bermain ke luar. Dulunya, aku selalu berpikir bahwa kau
memiliki tubuh yang lemah. Waktu berlalu dengan sangat cepat ya.”

“Apakah kau mengira bahwa tubuhku lemah?”

105
Ini adalah pertama kalinya aku mendengar tentang hal itu. Sampai saat ini, aku belum pernah terjangkit
penyakit apapun.

“Karena, kau tidak menangis sama sekali ketika kau masih kecil.”

“Begitu ya. Yahh, syukurlah tidak ada hal buruk yang menimpaku sampai saat ini. Kau membesarkan
anak yang manis dan kuat, heh.”

Aku menunjukkan wajah manis pada Paul, dan dia tersenyum kecut padaku.

“Kau benar-benar membuatku khawatir karena kau tidak bertingkah seperti anak kecil pada umumnya.”

“Apakah kau tidak puas memiliki anak sulung yang bisa diandalkan?”

“Tidak, tidak juga.”

“Aku tidak masalah jika kau tidak puas mendidikku untuk menjadi penerus keluarga Greyrat yang
layak.”

“Tapi, dulu ketika ayah seumuranmu, ayah hanyalah bocah nakal yang suka menyingkap rok cewek-
cewek.”

“Menyingkap rok, ya?”

Apakah di dunia ini juga ada hal seperti itu?

Orang ini, benar-benar mengatakan bahwa dia pernah menjadi seorang bocah yang nakal.

“Jika kau ingin menjadi penerus keluarga Greyrat yang layak, maka bawalah pulang seorang pacar.”

Apa? Jadi, semacam itukah keluarga ini?

Apakah kita tidak melindungi perbatasan? Bukankah kita adalah bangsawan (meskipun tingkat rendah
sih)?

Tidak ada formalitas atau sejenisnya? Tidak, bagaimanapun juga keluarga kami hanyalah bangsawan
tingkat rendah. Jadi, biarkan saja seperti ini.

“Aku mengerti. Kalo begitu, aku akan pergi ke desa untuk menemukan tempat di mana aku bisa
menyingkap rok cewek-cewek.”

“Ah, kau harus memperlakukan perempuan dengan baik. Dan juga, jangan angkuh karena kau kuat dan
mampu menggunakan sihir. Kekuatan laki-laki tidak untuk disia-siakan pada hal seperti itu.”

Oh, itu benar juga.

106
Memang, memang, di kehidupan sebelumnya, aku pun ingin agar saudara-saudaraku mendengarkan hal
ini.

Itu benar, menggunakan kekerasan hanyalah hal yang sia-sia.

Paul mengatakannya dengan sangat baik. Aku juga merupakan orang yang logis.

“Aku mengerti Yah. Tujuan menjadi kuat adalah untuk bertingkah keren di depan para gadis!”

“......... Tidak, tidak seperti itu.”

Eh? Topik ini tidak menuju ke arah itu?

Ups. Hehe.

“Aku hanya bercanda. Tujuan menjadi kuat adalah untuk melindungi yang lemah, ‘kan?”

“Mmmm, itu benar.”

Ketika kami selesai berbicara tentang hal ini, aku menempatkan ensiklopedia botani di bawah lenganku,
dan menempatkan tongkat yang Roxy berikan pada pinggangku. Ketika aku mempersiapkan diri untuk
berangkat, aku tiba-tiba ingat sesuatu, lantas aku pun menoleh.

“Ahh, benar juga. Ayah, mulai saat ini aku akan sering pergi keluar rumah, tapi aku akan ijin pada
seseorang jika aku keluar rumah. Aku tidak akan melupakan latihan pedang harian, dan juga latihan
sihir. Aku akan datang kembali sebelum senja, dan aku tidak akan pergi ke tempat-tempat yang
berbahaya.”

“Ah ....... Hoh.”

Agar ayah tidak khawatir, aku pun mengatakan itu semua.

Paul tiba-tiba terdiam.

Sebenarnya, ini adalah tugasmu, ‘kan?

“Yah, aku keluar.”

“................ Hati-hati di jalan.”

Dengan begitu, aku pun berjalan keluar dari pintu gerbang.

Bagian 2
Setelah beberapa hari.

107
Dunia luar tidaklah begitu menakutkan. Semuanya baik-baik saja. Aku bahkan berhasil menyapa orang
yang lewat di hadapanku dengan riang.

Semuanya juga mengenalku. Aku adalah anak Paul dan Zenith, dan juga murid Roxy.

Aku akan memperkenalkan diri kepada orang-orang yang baru pertama kali kutemui. Dan aku juga
menyapa orang yang pernah kutemui sebelumnya. Semuanya membalasku dengan senyum di wajah
mereka.

Sudah lama aku tidak merasa sesantai ini.

Ini semua karena ketenaran Paul dan Zenith. Dan juga berkat nama baik Roxy.

Namun, pada dasarnya Roxy lah yang lebih banyak memberikan andil.

Aku akan merawat artefak dewi itu (celana dalam).

Bagian 3
Baiklah, sekarang.

Tujuan keluar rumah adalah, mengandalkan kakiku sendiri dan menghafal geografis lingkungan sekitar.

Jika aku mampu menghafalnya, aku tidak akan tersesat jikalau tiba-tiba aku diusir keluar rumah.

Pada saat yang sama, aku ingin menyelidiki tanaman.

Kebetulan, aku punya ensiklopedia botani, dan aku bisa mengidentifikasi apakah tanaman tersebut layak
dimakan ataukah tidak, serta membedakan antara obat dan tanaman beracun ...... Mengidentifikasi
tanaman adalah pelajaran yang kelak akan memberikan keuntungan.

Dengan begitu, walaupun aku diusir dari rumah, aku tidak akan kelaparan.

Roxy hanya memberiku gambaran kasar tentang tanaman desa, gandum, sayuran, dan bahan-bahan
untuk membuat parfum.

Bahan untuk membuat parfum adalah bunga dari tanaman yang bernama Bardius, itu menyerupai
lavender.

Warnanya keunguan, dan juga bisa dimakan.

Dengan memperhatikan tanaman yang mencolok, aku membandingkan tanaman yang kulihat dengan
apa yang tergambar di buku.

Tapi desa ini tidak terlalu besar, sehingga macam tanaman tidaklah terlalu bervariasi.

108
Setelah beberapa hari, rute bermainku semakin luas, dan aku mulai bergerak ke arah hutan.

Ada banyak jenis tanaman di hutan.

“Berdasarkan rumor, hutan adalah tempat yang jauh lebih berbahaya, karena Mana cenderung
berkumpul di sana dengan mudah.”

Daerah di mana Mana cenderung berkumpul dengan mudah, akan berpotensi menciptakan makhluk
sihir.

Hal ini dikarenakan makhluk sihir akan mengalami perubahan mendadak karena berkumpulnya Mana
tersebut.

Namun, aku tidak pernah tahu alasan mengapa Mana berkumpul dengan begitu mudah di hutan.

Tapi daerah ini memiliki sedikit makhluk sihir karena warga desa akan memburunya secara berkala, jadi
tempat ini cukup aman untuk tempat bermain.

Berburu Makhluk Sihir, kira-kira seperti itulah mereka menyebutnya.

Setiap bulan, ksatria, pemburu, dan tim patroli pria akan pergi keluar dengan kekuatan penuh, untuk
memasuki hutan, lantas membersihkan makhluk-makhluk tersebut.

Tapi dikatakan bahwa jauh di dalam hutan, kemungkinan ada makhluk sihir yang lebih menakutkan.

Meskipun aku tahu sihir dan memiliki kemampuan bela diri, aku masihlah seorang NEET yang tidak
pernah bertarung sebelumnya.

Aku tidak boleh menjadi sombong.

Aku tidak punya pengalaman berkelahi dalam suatu pertempuran yang sebenarnya. Akan mengerikan
jika aku membuat kesalahan karena terlalu menyombongkan diri.

Aku telah melihat banyak orang mati karena alasan seperti itu ................ di Manga.

Dan juga, aku bukanlah orang berdarah panas. Aku merasa bahwa menghindari perkelahian adalah cara
yang terbaik.

Jika aku melihat makhluk apapun, aku akan lari ke Paul, dan melaporkannya.

Aku akan melakukan hal itu.

Aku memanjat sebuah bukit kecil sembari memikirkan itu.

Ada pohon tunggal yang berdiri sendirian di atas.

109
Itu adalah pohon terbesar di sekitar sini.

Aku berencana untuk memeriksa jenis apakah pohon terbesar ini.

Dan pada saat itu.

“Iblis tidak boleh tinggal di sini!”

Suara itu berhembus bersama angin.

Hal ini mengingatkanku pada sebuah memori yang sangat kubenci.

Inilah yang membuatku mengurung diri sebagai NEET.

Ini jugalah yang membuatmu mendapatkan mimpi buruk, ketika mendapatkan julukan, “penis yang
belum disunat“.

Dan suara ini sangat menyerupai suara yang biasa memanggilku dengan sebutan itu.

Suara yang jelas-jelas berasal dari seorang pem-bully.

“Enyahlah!!”

“Makan ini!”

“Aku berhasil mengenainya!”

Aku menoleh untuk melihatnya, dan aku mendapai tanah menyerupai semacam kawah, seperti ketika
tersambar petir buatannya Roxy.

Di sana, aku melihat 3 anak-anak belepotan lumpur, yang melempari lumpur pada seorang anak kecil.

“Kau mendapatkan 10 poin jika kau mengenai kepalanya!”

“Baiklaaaah!”

“Aku mengenainya! Aku mengenainya!”

Woah. Ini benar-benar menjengkelkan. Aku melihat para pem-bully. Preman-preman cilik ini berpikir
bahwa, tidak masalah jika kau melakukan apa saja pada orang yang status sosialnya lebih rendah
daripada dirimu. Mereka memiliki semacam pistol air, lantas menembakkannya pada korbannya. Kau
jelas-jelas tidak boleh menembakkan sesuatu seperti itu pada manusia. Ah tidak....... mereka bahkan
tidak memperlakukannya sebagai manusia.

Kau tidak boleh memperlakukan mereka sebagai manusia.

110
Dan berbicara tentang anak kecil yang menjadi korban itu, seharunsya dia melarikan diri dengan cepat,
tapi aku tidak mengerti mengapa dia justru menikmati saat-saat ini.

Aku melihat mereka sekali lagi, dan akhirnya aku menyadari bahwa dia membawa sesuatu benda seperti
keranjang di depan dadanya, dia memeluknya untuk melindungi dari cipratan lumpur.

Dengan demikian, dia tidak dapat menghindari serangan dari para pem-bully.

“Dia membawa sesuatu !!”

“Itu adalah harta iblis!!”

“Dia pasti mencurinya dari suatu tempat !!”

“Jika kau mengenai itu, maka kau akan mendapatkan 100 poin!!”

“Curi hartanya!!”

Sembari aku berlari ke arah anak yang di-bully, aku membuat bola lumpur dengan menggunakan sihir.
Ketika aku sudah memasuki jangkauan tembak, aku pun melepaskannya dengan sekuat tenaga.

“Wah!”

“Ada apa!?”

Aku mengenai wajah anak yang terlihat seperti pemimpin.

“Aduh, mataku kena.”

“Apa yang sedang kamu lakukan!!”

“Pergilah kalian!!”

“Apakah kau mencoba untuk menjadi teman ras iblis!!”

Dalam sekejap, target kebencian mereka tertuju padaku.

Tak peduli di manapun dunianya, inilah yang selalu terjadi.

“Aku bukan teman ras iblis. Aku adalah teman orang-orang yang lemah.”

Aku mengatakan itu dengan bangga, tetapi bocah-bocah tengik ini merasa bahwa mereka sudah
memihak pada keadilan.

“Buat apa kau sok keren seperti itu!!”

111
“Kau anak dari ksatria itu, kan !!”

“Kau adalah “tuan muda” keluarga bangsawan, hah !!” Arararara,

ini buruk. Tampaknya identitasku telah bocor. “Apakah kau pikir

anak ksatria pantas melakukan hal seperti ini!!”

“Aku akan memberitahu orang lain bahwa anak ksatria sudah menjadi teman ras

iblis!!” “Katakan pada saudara-saudaramu untuk datang sekarang!!” “Kakak!! Ada

orang yang aneh di sini !!”

Anak-anak itu menggunakan sihir Call For Allies!

Tapi itu tidak efektif sama sekali.

Namun, ternyata itu sudah cukup untuk membuat kakiku gemetar!

Astaga, meskipun ada 3 orang yang menjadi lawanku, kakiku jadi melemah karena teriakan anak-anak
itu sungguh memalukan.

Apakah ini hasilnya di-bully, sehingga aku menjadi seorang NEET .......

“D-diam! Tiga orang yang mem-bully satu orang adalah yang

terburuk!” Mereka menunjukkan ekspresi “Huh ~?”.

Betapa menjengkelkan.

“Kaulah yang menjengkelkan, untuk apa kau berteriak, bodoh !!”

Karena aku marah, aku melempar sihir bola lumpur pada mereka. Dan itu meleset.

“Bodoh !!”

“Dari mana bocah itu mengambil lumpur barusan!!”

“Siapa yang peduli, ayo balas lempar padanya!!”

Aku hanya melempar sekali, dan mereka membalasku tiga kali. Aku mengandalkan apa yang telah
diajarkan Paul, kemudian aku menggunakan sihirku untuk menghindari serangan mereka dengan elegan.

“A-Aku tidak bisa mengenainya!!”

112
“Mengapa kau menghindar!!”

Hahaha, tidak ada yang istimewa jika kalian dapat mengenaiku!

Mereka terus melemparkan lumpur-lumpur itu, tapi setelah menyadari tidak dapat mengenaiku, mereka
pun berhenti, seolah-olah sudah bosan.

“Ah ~ ahh! Ini membosankan!!”

“Ayo pergi!!”

“Aku akan memberitahu orang lain bahwa anak ksatria telah menjadi sekutu ras iblis !!”

“Kami tidak kalah. Kami hanya bosan bermain!!”

Sembari mengatakan penyangkalan itu, 3 bocah tengik inipun berlari ke sisi lain ladang gandum.

Berhasil! Aku menang melawan pem-bully untuk pertama kalinya dalam hidupku!

Y-Yahh, ini tidak pantas dibanggakan sih.

Yahh, kalau dipikir-pikir, aku masihlah tidak pandai berkelahi. Aku bersyukur bahwa perselisihan ini
tidak berubah menjadi perkelahian.

“Hei, apakah kau baik-baik saja? Apakah barangmu baik-baik saja?”

Setelah mengatasi mereka, aku menoleh ke belakang untuk melihat anak kecil yang menjadi korban
bully......
“Wooah .....”

Ada bishounen yang terkesan seperti dia tidak seumuran denganku.

Rambutnya sedikit lebih panjang untuk seukuran anak kecil, hidungnya bagaikan dipahat, bibir
mungilnya begitu imut, dagunya lancip, kulitnya sehalus porselen ----- disertai ekspresi ketakuran
bagaikan anak kelinci, sehingga menciptakan keindahan estetika yang tak terlukiskan padanya.

Sial. Andaikan saja Paul lebih tampan, mungkin wajahku bisa lebih ..........

Tidak, Paul tidaklah jelek. Zenith juga cantik.

Ini tidak ada hubungannya dengan paras.

Dibandingkan dengan wajahku pada kehidupan sebelumnya yang penuh lemak, wajahku di dunia ini
jauh lebih baik.

113
Pasti, yup.

“Um ...... Um .... Aku b-baik saja ....”

Anak kecil itu menunjukkan ekspresi lemah padaku.

Dia terlihat bagaikan hewan kecil, sehingga membuat setiap orang yang melihatnya merasa perlu untuk
melindunginya.

Jika ada seorang Onee-san melihat Shotacon ini, maka dia pasti akan segera terpelatuk.

Tapi dia dikotori oleh lumpur di sekujur tubuh.

Lumpur mengotori semua pakaiannya. Setengah dari wajahnya ditutupi dengan lumpur, dan rambutnya
juga telah berubah menjadi warna lumpur.

Adalah sebuah keajaiban bahwa dia masih bisa melindungi keranjang itu.

Apa boleh buat.

“Letakkan keranjang itu, lalu berlutut lah di samping saluran di sana

sebentar.” “Eh .....? Eh ......?”

Meskipun ia kelihatan bingung, aku tidak tahu mengapa dia menuruti perintahku.

Seolah-olah ia tidak mampu untuk melawan setiap perintah yang ditujukan padanya.

Yahh, jika ia mampu melawan perintah, maka dia harusnya bisa membalas perilaku preman-preman
cilik barusan.

Si kecil itupun merangkak, dan menghadap pada saluran pembuangan.

Andaikan ada seorang Onii-chan yang melihat Shotacon ini, pastilah dia sudah melakukan hal-hal yang
ilegal ..

“Tutup matamu.”

Aku menyesuaikan suhu air untuk menghangatkannya, dengan menggunakan sihir api.

Aku membuat air hangat sekitar bersuhu 40 derajat.

Lalu kutuangkan airnya di atas kepala si kecil itu.

“Waah !!”

114
Aku meraih leher anak yang sedang panik itu, lantas kucuci bersih lumpur di rambutnya.

Meskipun awalnya dia menolak, setelah ia terbiasa dengan suhunya, dia pun akhirnya berhenti meronta.

Pakaiannya ...... Yahh, lebih baik mencucinya di rumah nanti.

“Baiklah, ini harusnya sudah cukup.”

Setelah mencuci lumpur, aku menggunakan sihir api untuk membuat angin panas seperti hair dryer,
lantas aku menggunakan saputangan untuk menyeka wajah anak itu dengan hati-hati.

Seiring dengan telinga panjangnya yang mirip Elf, rambut berwarna zamrud itu juga muncul di
hadapanku.

Saat aku melihat warna itu, aku ingat kata-kata Roxy.

“Jangan pernah mendekati ras dengan rambut berwarna zamrud.”

Erm?

Tidak....... ada sesuatu yang sedikit berbeda.

Aku ingat itu .......

“Jangan pernah mendekati orang dengan rambut berwarna zamrud, dan batu berwarna permata di
dahinya.... jangan pernah.”

Yup, itu benar.

115
Ras yang memiliki batu berwarna ruby di dahi mereka.

Anak muda ini memiliki dahi yang besar dengan warna putih indah.

Oke, dia aman.

Dia bukan berasal dari ras Superd yang berbahaya itu.

“T .... Terima kasih .....”

Aku kembali tersadar setelah dia mengucapkan terima kasih.

Hey, hey, tapi itu sedikit membuatku terkejut.

Aku memberikan nasihat sombong kepadanya, dengan maksud sedikit membuang rasa

maluku. “Hei kau. Jika kau tidak sanggup melawan balik, maka mereka akan selalu

mendatangimu.” “Aku tidak bisa menang ......”

“Yang paling penting adalah memiliki kemauan untuk melawan.”

“Tapi mereka selalu lebih besar ...... aku takut akan rasa sakit ......”

Aku paham.

Jika dia melawan, apakah mereka akan memanggil orang lain untuk benar-benar memaksa dia
menyerah?

Hal ini juga terjadi di dunia ini.

Karena upaya Roxy, orang dewasa bisa menerima ras iblis, tetapi itu belum tentu terjadi pada anak-anak.

Kadang-kadang mereka sangatlah kejam.

Jika ada orang yang sedikit berbeda, mereka akan menolaknya.

“Kau pasti kesulitan. Warna rambutmu menyerupai Ras Superd, itulah kenapa kau selalu diganggu.”

“Apakah kau tidak mempermasalahkannya .....?”

“Tidak… karena guruku juga berasal dari ras iblis. Dari ras apakah

kau?” Roxy mengatakan bahwa Ras Migurd begitu mirip dengan Ras

Superd. Mungkin dia juga sesuatu seperti itu.

116
Aku bertanya padanya dengan pemikiran seperti itu, tetapi anak kecil itu menggeleng.

“..... Aku tidak tahu.”

Hmm, Kau tidak tahu?

Mungkin karena dia masih kecil?

“Apa ras ayahmu?”

“...... Dia setengah manusia, setengah Elf.”

“Bagaimana ibumu?”

“Manusia, tapi dia memiliki sedikit keturunan ras Hewan ......”

Setengah Elf dan 1/4 dari garis keturunan ras Hewan?

Apakah karena itulah dia memiliki rambut seperti ini .....?

Ketika aku mulai terhanyut dalam pikiran, mata anak kecil itu mulai dipenuhi oleh air mata.

“...... Jadi, meskipun ayahku mengatakan bahwa ...... Aku bukanlah berasal dari ras iblis ...... tapi, warna
rambutku, berbeda dari ayah dan ibu ....”

Aku menghibur dia dengan membelai kepalanya.

Tapi, itu juga menjadi masalah besar jika warna rambutnya

berbeda. Ada kemungkinan ibunya melakukan perzinahan dengan

pria lain. “Satu-satunya perbedaan adalah warna rambut?”

“...... Telingaku, lebih panjang dari ayah .....”

“Aku paham....”

Rambut hijau, telinga panjang ....... kasus ini juga mungkin terjadi pada orang-orang lain.

Hmm, meskipun aku tidak ingin bertanya terlalu banyak tentang keluarga orang lain, aku juga pernah
menjadi korban bully, jadi akan lebih baik jika aku membantunya. Terlalu menyedihkan jika ia di-bully
hanya karena warna rambutnya berbeda dari manusia pada umumnya.

Tapi, di masa lalu aku pernah di-bully, itu setengahnya juga merupakan kesalahanku.

117
Tapi anak kecil ini berbeda. Apakah dia harus mati terlebih dahulu sepertiku, kemudian berharap untuk
bereinkarnasi menjadi makhluk yang lebih baik? Itu konyol sekali.

Dia telah dilempari lumpur karena warna rambutnya sedikit hijau sejak dilahirkan.

Uuuu ..... memikirkannya saja sudah membuatku cukup takut, sampai-sampai aku kebelet pipis.

“Apakah ayahmu baik padamu?”

“........ Ya. Meskipun dia menakutkan ketika marah, ia tidak akan melakukan itu jika aku mendengarkan
apa katanya.”

“Begitu ya. Bagaimana dengan ibumu?”

“Dia sangat lembut.”

Hoh. Kelihatannya, orang tuanya sangat menyayangi dia.

Tidak, kau belum jelas tentang hal ini.

“Baiklah, ayo kita pergi.”

“..... Pergi, pergi ke mana?”

“Aku akan mengikutimu.”

Dengan mengikutinya, aku akan bertemu dengan kedua orang tuanya. Itu sungguh logis.

“....... M-mengapa kau ingin mengikuti aku?”

“Yahh, kau tahu, anak-anak nakal itu mungkin akan kembali. Jadi, biarkan aku menemanimu. Apakah
kamu akan pulang? Atau apakah kau ingin mengirim keranjang ini ke suatu tempat?”

“Aku akan mengirim makanan ..... pada ayah ....”

Ayahnya adalah setengah Elf?

Dalam buku cerita, Elf adalah mereka yang berumur panjang, hidup penyendiri, dan bertingkah
sombong terhadap ras lain. Mereka sangat ahli dalam memanah dan sihir, terutama sihir air dan angin.
Dan ciri-ciri khasnya adalah telinga panjang meruncing.

Menurut Roxy, “Pada umumnya, ciri-ciri Elf memang seperti itu, namun sebenarnya mereka tidaklah
begitu tertutup seperti yang sering dibicarakan.”

Seperti yang sudah kuduga, bukankah Elf biasanya cantik-cantik dan ganteng-ganteng? Tidak, Elf cantik

118
hanyalah imajinasi orang Jepang. Dalam game barat, mereka tidak secantik itu. Ada beberapa perbedaan
budaya pada negara kami.

Namun, jika dilihat dari tampang bocah ini, paras kedua orang tuanya pastilah tidak buruk.

“Bolehkah aku bertanya ....... kenapa kau melindungi aku?”

Bocah itu bertanya dengan gagap, dan itu membuatku semakin ingin melindungi dirinya.

“Karena ayahku pernah berkata padaku bahwa aku harus menjadi teman bagi orang yang lemah.”

“Tapi ...... kau akan dijauhi oleh orang lain.”

Itu benar.

Jika aku membantu orang yang di-bully, maka aku akan ikutan di-bully ---- Itu adalah suatu hal yang
umum.

“Kalau begitu, bagaimana jika kau bermain denganku. Mulai hari ini dan seterusnya, kita adalah teman.”

“Eh !?”

Jadi mari kita membentuk tag-team, ya.

Rantai intimidasi biasanya terjadi setelah pihak yang membantu, mengkhianati sang penolong. Orang
yang mendapat bantuan harus bertanggung jawab, dan berterima kasih kepada orang yang membantu.
Namun, hal yang terjadi pada bocah ini sedikit berbeda, ada alasan yang lebih mendalam atas
pembullian yang diterimanya. Aku ragu ia akan mengkhianatiku, dan bergabung dengan pihak pembulli.

“Ah, apakah kau perlu bantuanku untuk mengantarkan keranjang itu?”

“T-tidak.”

Aku juga perlu mendengarkan pendapatnya, tapi ia menggelengkan kepala dengan ekspresi lemah.

Ekspresinya sungguh menakjubkan. Dia benar-benar akan menarik perhatian seorang onee-chan lolicon.

Yahh, ide ini cukup bagus.

Dengan wajah seperti itu, dia pasti akan populer di kalangan para gadis. Lalu, jika aku berteman
dengannya, mungkin akan ada beberapa gadis yang terpikat padaku. Meskipun wajahku tidaklah begitu
istimewa, jika kami berdua jalan bersama-sama, kami akan terlihat sepadan.

Mungkin akan ada beberapa gadis yang gak pede untuk berkencan dengannya, lantas mereka pun
mengalihkan targetnya padaku.

119
Aku lebih suka pada gadis yang kurang pede seperti itu.

Ini pasti berhasil. Para gadis berparas pas-pas’an pun lebih memilih untuk jalan bareng gadis-gadis
cantik untuk menyamarkan kejelekannya. Namun, aku sebaliknya.

“Sy....ph-----”

Dia diam-diam berbisik, tapi aku tidak begitu mendengarkan kalimatnya. Sylph, ya. Apakah dia sedang
memberitahu namanya padaku?

“Itu adalah nama yang bagus. Sama seperti roh angin.”

Ketika kukatakan itu, Sylph pun memerah dan mengangguk.

Bagian 4
Ayah Sylph jugalah seorang bishounen.

Telinga panjang meruncing, rambut emas bersinar, dan tubuh ramping tanpa otot. Dia tidak menodai
reputasi “Setengah-Elf” sedikit pun, dan sebagai laki-laki, ia mewarisi sisi baik ras Elf dan juga ras
manusia.

Dia berdiri di atas menara jam, tangannya memegang busur sembari tetap mengawasi hutan.

“Ayah, ini, bekal makan siangnya ......”

“Ah, aku selalu merepotkanmu, Luffy. Apakah hari ini kau juga di-bully?”

“Tidak, seseorang telah membantuku.”

Ketika dia berusaha memperkenalkan diriku pada ayahnya, aku pun memberikan salam sederhana.

Panggilannya Luffy ya [21]. Entah mengapa tiba-tiba aku merasa bahwa dia akan memolorkan salah satu
anggota tubuhnya?

Andaikan saja Sylph begitu optimis, mungkin dia tidak akan di-bully.

“Senang bertemu denganmu, pak. Namaku adalah Rudeus Greyrat.”

“Greyrat ..... kau keluarganya Paul?”

“Ya. Paul adalah ayahku.”

“Ohh, aku pernah mendengar tentangmu. Kau benar-benar anak yang sopan. Oh, aku minta maaf.
Namaku Rawls. Aku biasanya berburu di hutan.”

120
Menurut dia, menara jam ini didirikan untuk mengamati pergerakan makhluk magis dari hutan. Menara
ini dijaga selama 24 jam sehari oleh orang-orang desa. Paul juga mendapatkan giliran, jadi tentu saja
Rawls mengenalnya, dan mereka berdua pernah saling membahas tentang anak-anak mereka.

“Penampilan anakku seperti itu karena dia sedikit mewarisi gen leluhurnya. Kumohon bertemanlah
dengan anakku.”

“Tentu saja. Walaupun Sylph adalah dari ras Supard, aku tidak akan membeda-bedakannya. Aku
bersumpah atas nama ayah aku.”

Setelah mendengar itu, Rawls berdecak kagum.

“Di usia semuda ini, kau sudah mengerti akan arti kehormatan keluarga ....... aku iri padamu, Paul. Kau
memiliki seorang anak yang begitu baik.”

“Menjadi baik di saat muda tidak menjaminmu terus menjadi pribadi yang baik sampai kau tua. Ketika
Sylph tumbuh dewasa nanti, aku tidak yakin bahwa aku tidak akan iri padanya.”

Saat itu, aku pun juga menghibur Sylph.

“Aku paham ..... Kau persis seperti yang Paul ceritakan.”

“....... Apa yang ayah katakan?”

“Dia bilang, dia kehilangan kepercayaan sebagai seorang ayah ketika ia bercakap-cakap dengamu.”

“Begitukah ? Yahh, kalo begitu, mulai sekarang aku akan melakukan beberapa kesalahan dengan
sengaja, agar ayah bisa memberikan nasehatnya padaku.”

Sudut lenganku ditarik, ketika aku berbicara tentang hal ini. Saat aku melihat ke belakang, aku
mendapati Sylph sedang menurunkan kepalanya sambil menarik lenganku. Apakah terlalu
membosankan bagi anak kecil ketika orang dewasa sedang berbicara?

“Rawls-san. Bolehkah kami berdua bermain sebentar?”

“Ah, tentu saja. Tapi jangan mendekati hutan.”

Kupikir, kau tidak perlu mengatakan itu ......

Tapi itu mungkin tidak cukup.

“Ada sebuah pohon yang sangat besar di bukit ketika kami datang ke sini. Kami akan bermain di sana,
dan aku akan membawa Sylph kembali sebelum matahari terbenam. Tapi jika kau tidak melihat kami
ketika pulang ke rumah, maka kemungkinan besar kami sedang menghadapi kesulitan, jadi mohon cari
kami ketika hal itu terjadi.”

121
“Ah ...... Hah.”

Yahh, ini adalah dunia tanpa adanya ponsel. Laporan, komunikasi, dan diskusi adalah hal-hal yang
penting.

Kecelakaan bukanlah hal yang tak terelakkan. Sangat penting untuk segera mengambil tindakan ketika
hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Meskipun ada keamanan di negeri ini cukup baik, tak seorang pun tahu jenis kejahatan macam apa yang
sedang mengintai kami.

Di tengah tatapan Rawls yang tertegun, kami berjalan menuju pohon besar di bukit.

“Nah, apa yang harus kita mainkan?”

“A-Aku tidak tahu ...... Aku tidak pernah bermain dengan teman sebelumnya ......”

Sylph tampaknya ragu-ragu tentang apa itu “teman”. Dia mungkin tidak punya teman sebelumnya.

Betapa menyedihkan. Namun, saat ini akupun belum mempunyai teman.

“Hmm. Kalau dipikir-pikir, aku juga belum punya teman karena aku selalu saja tinggal di rumah. Apa
yang harus kita mainkan?”

Dengan ekspresi gelisah, Sylph mendongakkan kepalanya padaku.

Tinggi kami hampir sama, tapi dia membungkukkan tubuhnya saat mengangkat kepalanya untuk
melihatku.
“Erm, kenapa kau terus-terusan mengubah kata ‘saya’ (BOKU) dan ‘aku’ (ORE)”

“Hm? Ahh. Tidaklah sopan jika kau tidak mengubah cara bicaramu di depan orang yang lebih tua. Kau
harus berbicara dengan sopan pada seseorang yang posisinya lebih tinggi darimu.”

“Berbicara sopan?” [22]

“Memang begitu.”

“Hrm?”

Dia tampaknya tidak mengerti, tapi seseorang akan belajar akan hal ini secara perlahan.

Ini adalah cara seseorang menjadi dewasa.

“Hei, ajari aku jurus yang tadi.”

122
“Jurus yang tadi?”

Sylph berkedip dan menggunakan tangannya untuk menjelaskan.

“Air panas yang menyembur keluar dari tanganmu, dan juga angin panas yang berhembus. Yang itu
lho.”

“Ah--. Yang itu rupanya.”

Sihir yang kugunakan untuk mencuci lumpur dari tubuhnya.

“Apakah sulit?”

“Meskipun sulit, jika kau terus berlatih, siapa pun pasti bisa melakukannya ..... mungkin.”

Belakangan ini, kapasitas Mana-ku terus bertambah, sehingga akupun tidak tahu seberapa banyak Mana
yang kupunya. Lagipula, aku tidak tahu berapa kapasitas Mana rata-rata orang di desa ini.

Namun, itu hanya menggunakan sihir api untuk memanaskan air. Jika tidak menggunakan mantra tanpa
suara untuk membuat air mendidih seketika, maka siapa pun mungkin mampu menirunya dengan
menggunakan sihir kombinasi. Jadi, seharusnya tidak ada masalah. Mungkin.

“Baik. Mulai hari ini dan seterusnya, kita akan mengadakan pelatihan khusus!!”

Sylph dan aku bermain seperti ini sampai gelap.

Bagian 5
Ketika aku sampai di rumah, aku mendapati Paul dengan mood yang buruk.

Dia menunjukkan ekspresi marah. Kedua tangannya berada di pinggang, sembari dia berdiri di beranda
rumah.

Hm, apakah aku mengacaukan sesuatu? Kalau dipikir-pikir lagi, kesalahan yang kuperbuat sampai saat
ini hanyalah, aku menyimpan artefak dewi (sempaknya Roxy), tapi itupun kalo ketemu .......

“Yah, aku pulang.”

“Apakah kau tahu mengapa aku marah?”

“Tidak.”

Aku berpura-pura bahwa aku tidak tahu apa-apa. Jika sempak ..... eh, maksudku artefak dewi itu masih
belum ditemukan, maka aku tidak perlu membahasnya, karena itu sama saja dengan menggali kuburan
sendiri.

123
“Barusan saja, Nyonya Ada datang untuk mencariku. Tampaknya kau telah memukul anaknya,

Somar.” Ada, Somar. Siapa sih?

Aku mulai memikirkan nama-nama yang tidak pernah kudengar sebelumnya.

Pada dasarnya, aku baru saja keluar rumah, dan menyapa beberapa orang.

Aku sempat menyebutkan namaku, dan orang lain membalasnya dengan memperkenalkan diri.Apakah
ada di antara mereka yang bernama Ada? Sepertinya tidak ada sih ......

Hm? Tunggu.

“Apakah itu tentang apa yang telah aku lakukan hari

ini?” “Ya.”

Aku bertemu Sylph, Rawls, dan 3 anak nakal hari ini.

Itu berarti Somar adalah salah satu dari 3 anak nakal tersebut?

“Aku tidak memukulnya. Aku hanya melemparkan lumpur.”

“Apakah kau ingat apa yang aku katakan sebelumnya?”

“Tujuan menjadi kuat bukanlah untuk berlagak keren?”

“Betul.”

Oh Hoh.

Aku paham. Kalau dipikir-pikir, bocah-bocah nakal itu akan menguumukan bahwa aku telah menjadi
sekutu ras iblis.

Aku tidak tahu jenis kebohongan macam apa yang mereka tuduhkan padaku, namun apapun itu, target
mereka adalah aku.

“Aku tidak yakin berita macam apa yang telah ayah dengar.....”

“Tidak!! Jika kau melakukan sesuatu yang salah, kaulah yang terlebih dahulu harus meminta maaf!!”

Aku dimarahi dengan keras.

Aku tidak yakin apa yang ia dengar, tetapi tampaknya dia sama sekali tidak mencurigai berita yang
sampai padanya.

124
Betapa merepotkan. Dalam situasi ini, walaupun aku mengatakan bahwa aku membantu Sylph karena
mereka telah mem-bully-nya, itu hanya akan terdengar seperti kebohongan.

Tapi aku hanya bisa mulai dari awal.

“Sebenarnya, aku sedang berjalan-jalan .....”

“Jangan mencari alasan !!”

Paul semakin geram dan tidak sabaran. Jangankan kebohongan, penjelasanku saja tidak akan
didengarnya.

Meskipun tidak masalah bagiku jika akulah yang terlebih dahulu meminta maaf, namun sepertinya Paul
tetap akan marah.

Aku pun tidak ingin adik atau kakakku menerima perlakuan tidak adil seperti ini.

Gaya pendidikan seperti ini tidaklah baik.

“.......”

“Ada apa, mengapa kau diam?”

“Karena apapun yang akan kukatakan, ayah tetap saja akan marah padaku.”

“Apa katamu!?”

Paul masih saja menatapku dengan geram.

“Marah dan memaksa anak untuk meminta maaf sebelum berkata apapun.... ah, aku iri pada orang
dewasa karena mereka selalu menganggap caranya benar.”

“Rudi !!”

Paa, wajahku menerima tamparan keras.

Aku pun terjatuh.

Tapi, aku sudah menduga bahwa ini akan terjadi. Memprovokasi seseorang pasti akan berakhir dengan
mendapatkan pukulan. Tentu saja ini akan terjadi.

Lantas, aku pun perlahan-lahan berdiri kembali dengan tegap. Sudah 20 tahun aku tidak ditampar seperti
ini ......

125
Ah tidak juga, aku sempat dihajar ketika diusir dari rumah, jadi ini adalah pengalamanku yang pertama
sejak 5 tahun terakhir.

“Ayah, aku telah melakukan semua yang aku bisa untuk menjadi anak baik. Aku tidak pernah
menyangkal ajaran orangtuaku, dan aku telah memperolah semua pencapaian ini dengan segenap
usahaku.”

“Itu tidak ada hubungannya dengan apa yang telah kau lakukan hari ini, ‘kan?”

Sepertinya Paul tidak sadar bahwa dia telah memukulku.

Dia terlihat begitu kebingungan.

Itu bagus.

“Tidak, bukan begitu masalahnya. Aku telah bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan dari ayah,
dan untuk mendapatkan ketenangan pikiran, namun ayah tidak mendengarkan satu pun penjelasanku.
Sebenarnya, hari ini aku bertemu dengan seseorang yang kupercayai walaupun baru pertama kali
berjumpa, kemudian anak-anak itu berteriak kepadaku, sebelum akhirnya melempariku dengan lumpur.”

“Tapi si Somar itu benar-benar terluka ......”

Benarkan?

Itu bukan sesuatu yang aku lakukan. Apakah dia melakukannya pada dirinya sendiri?

Dia mungkin telah melakukan itu secara sengaja.......

Akan tetapi, apapun alasannya, dialah yang salah. Dan akulah yang benar dalam kasus ini.

Mungkin saja dia tidak sengaja terpeleset, atau semacamnya.

“Walaupun dia terluka karena aku, aku tidak akan minta maaf. Karena sampai saat inipun, aku belum
pernah sekali pun menyalahi ajaran ayah. Meskipun dia benar-benar terluka karena ulahku, aku
masihlah bangga dengan apa yang telah kulakukan.”

“...... Tunggu, apa yang sebenarnya terjadi?”

Oh, kau akhirnya tertarik? Yahh, kau pun boleh mengabaikan ini.

“Bukankah ayah telah menolak apapun yang akan kukatakan?”

Ketika aku membalasnya dengan pertanyaan itu, Paul menampilkan ekspresi sedih di wajahnya.
Rasanya ia membutuhkan dorongan lain.

126
“Jangan khawatir ayah. Aku akan bertindak seolah-olah aku tidak melihat 3 orang memukul anak kecil
yang tak berdaya. Aku bisa saja bergabung dengan mereka untuk membuatnya 4 vs 1. Aku bahkan bisa
mengumumkan di mana-mana bahwa mengintimidasi yang lemah adalah ajaran keluarga Greyrat.
Kemudian ketika aku tumbuh besar, aku akan meninggalkan rumah, dan tidak lagi menyebut diriku
Greyrat. Namun ayah... Mengabaikan pembullian fisik dan verbal seperti itu, dan terus membiarkan
kekerasan itu terjadi, membuat aku merasa malu menyebut diriku Greyrat.”

Paul kehabisan kata.

Wajahnya berubah menjadi hijau, dan kemudian merah, seolah-olah dia sangat kebingungan.

Apakah dia marah? Atau apakah ia perlu dorongan lain?

Katakan saja, Paul. Sebenarnya anakmu ini adalah seorang pria berusia 20 tahun lebih, yang memiliki
sejuta alasan untuk memenangkan perdebatan. Jika sedikit saja ada celah, maka aku akan mendebatnya
sampai imbang.

Lagipula, aku benar-benar berada pasa sisi yang benar.

Kau hanya tidak memiliki kesempatan untuk menang.

“......... Maafkan aku. Ini kesalahan ayah. Beritahu aku tentang hal itu.”

Paul menundukkan kepalanya di hadapanku.

Betul. Desakan sia-sia hanya akan membuat kedua belah pihak sengsara.

Jika kau salah, maka segeralah minta maaf. Ini adalah untuk yang terbaik.

Ketika suasana hatiku semakin cerah, aku pun menjelaskan semuanya dengan detail.

Aku mendengar suara ketika aku mendaki bukit. Tiga orang anak melemparkan lumpur dari ladang
gandum. Setelah aku melemparkan lumpur pada mereka dua kali, dan berdebat dengan mereka, mereka
pun melarikan diri setelah memberikan ancaman pada kami. Lalu, aku menggunakan sihir untuk
mencuci anak itu sampai bersih, dan bermain dengannya.

Seperti itulah yang telah terjadi.

“Jika seseorang perlu meminta maaf, maka Somar lah yang terlebih dahulu harus melakukannya pada
Sylph. Jika tubuh seseorang terluka, maka itu bisa disembuhkan dengan cepat, namun lain halnya jika
hati yang terluka.”

“.....Kamu benar. Ini kesalahan ayah. Maafkan aku.”

Paul melemaskan bahunya, tampaknya dia telah kalah.

127
Aku ingat apa yang dikatakan Rawls hari ini, ketika aku melihatnya dalam keadaan seperti ini.

“Dia tampaknya kehilangan kepercayaan sebagai seorang ayah ketika ia bercakap-cakap denganmu.”

Mungkin saja Paul sedang mencoba untuk mengajarkan aku sebuah pelajaran untuk menunjukkan sisi
kepribadiannya sebagai seorang ayah.

Yah, ia hanya gagal sekali.

“Tidak perlu meminta maaf. Jika kau merasa bahwa aku melakukan sesuatu yang salah, silakan
memarahiku tanpa ampun, tapi tolong dengarkan dulu penjelasanku. Meskipun penjelasanku tidak
meyakinkan, dan hanya terdengar seperti alasan semata, aku telah menyampaikan semua yang ingin
kukatakan. Mohon coba untuk memahami pikiranku.”

“Aah. Aku akan memperhatikan hal itu, tapi aku tidak mengira bahwa kau benar-benar akan membuat
kesalahan .....”

“Kalau begitu, anggap saja ini sebagai pengalaman pendidikan, dan lakukan ini juga pada adik-adikku
nanti.”

“...... Ya, pasti.....”

Ekspresi Paul benar-benar penuh kekalahan dan penyesalan.

Apakah aku berlebihan? Kalah dari seorang anak berusia 5 tahun. Mmm. Jika aku berada di posisinya,
maka akupun akan merasa sangat terkejut.

Orang ini masih sangat muda untuk seorang ayah.

“Kalau dipikir-pikir, ayah, berapa umurmu?”

“Hm? 24 tahun, ada apa?”

“Aku paham.”

Itu berarti aku lahir saat dia berusia 19 tahun?

Namun, aku tidak tahu berapakah rata-rata usia menikah di dunia ini. Para ksatria di negara ini dibebani
kewajiban berperang dan melawan makhluk sihir, apakah itu yang membuat mereka harus cepat-cepat
menikah bahkan di umur 19 tahun?

Seorang pria yang lebih muda dariku, menikahi seseorang, dan harus khawatir tentang pendidikan
anaknya. Ya ampun, sedangkan aku adalah seorang pria berusia 34 tahun, pengangguran, tunawisma,
dan tak punya prestasi, bagian manakah dari diriku yang bisa unggul jika dibandingkan dengannya......
??

128
Oh, lupakan saja.

“Ayah, bolehkah aku membawa Sylph ke sini untuk bermain?”

“Eh? Ahh, tentu saja.”

Aku masuk ke dalam rumah, karena aku puas dengan jawabannya.

Syukurlah Paul tidak mendiskriminasi ras iblis.

Bagian 6
--Sudut pandang Paul--

Anakku marah.

Dia, yang tidak pernah menyatakan emosinya, kini sedang memendam amarah.

Bagaimana bisa berakhir seperti ini?

Insiden itu terjadi pada sore hari, ketika Nyonya. Ada datang ke rumah kami untuk membuat keributan
besar.

Dia membawa anaknya, Somar, yang telah disebut-sebut sebagai anak nakal mengerikan oleh orang lain,
dan sudut-sudut matanya terlihat memar. Sebagai Swordsman, aku cukup berpengalaman untuk menilai
bahwa itu adalah luka bekas pukulan benda tumpul.

Nyonya. Ada tidak berbicara dengan jelas, tapi intinya, anakku telah memukul anakny, yaitu Somar.

Ketika mendengar ini, aku benar-benar lega.

Mungkin Rudi ingin bergabung dengan geng Somar untuk bermain.

Tapi anakku berbeda dari kebanyakan orang. Dia adalah penyihir cilik berlevel Saint Air.

Mungkin dia memamerkan prestasinya dengan sombong, kemudian memicu perkelahian dengan teman-
teman lainnya.

Meskipun anakku jujur dan cerdas, ia masihlah anak-anak.

Nyonya Ada membuatnya tampak seperti masalah besar, tapi aku melihatnya hanya sebagai perkelahian
antar bocah. Sepengamatanku, luka seperti itu tidak akan meninggalkan bekas yang permanen.

Kupikir, masalah ini akan selesai setelah aku mendengarkan omelan wanita itu beberapa saat.

Anak laki-laki cenderung suka bertengkar, tapi Rudi lebih kuat daripada anak-anak lain pada umumnya.

129
Selain menjadi seorang murid penyihir level Saint Air, Roxy, dia juga menerima pelatihan fisik dariku
sejak umur 3 tahun.

Jikalau mereka benar-benar bertarung, maka itu adalah pertarungan yang tidak imbang.

Tidak masalah jika itu hanya terjadi hari ini, tapi jika ia terlalu emosional, ia mungkin akan melakukan
hal-hal yang berlebihan.

Ditambah lagi, Rudi sangatlah cerdas, harusnya dia bisa menyelesaikan permasalahan dengan Somar
tanpa berkelahi.

Aku harus mengajarinya bahwa berkelahi adalah cara menyelesaikan masalah tanpa akal, dan dampak
setelahnya sangatlah merugikan.

Aku harus tegas dalam hal ini.

Tapi, berbagai hal tidak berjalan sesuai dengan apa yang kuharapkan.

Anakku tidak berniat untuk meminta maaf sama sekali.

Jangankan minta maaf, dia bahkan melihatku bagaikan sedang melihat seekor kecoa.

Mungkin dari sudut pandang anakku, itu adalah perkelahian yang sulit karena jumlah lawannya lebih
banyak, tapi dia harus menyadari bahwa semakin dia kuat, maka dia harus semakin mengendalikan
kekuatannya itu.

Maka, dia pun melukai seseorang. Apapun alasannya, aku akan membiarkan dia meminta maaf.

Dia benar-benar pintar. Mungkin dia tidak bisa menerimanya untuk saat ini, tapi ia akan menemukan
jawabannya cepat atau lambat.

Sembari memikirkan itu di dalam kepalaku, aku pun memarahinya dengan nada yang sedikit kasar,
namun dia justru membantahku dengan komentar-komentar pedas.

Aku pun terprovokasi, dan akhirnya memukulnya.

Meskipun begitu, aku sangat ingin mengajarinya bahwa jika kau memiliki kekuatan yang besar, maka
tanggung jawabmu juga semakin besar, dan jangan pernah menggunakan kekerasan pada yang lemah.

Malah aku yang terlebih dahulu merusak prinsip itu. Menyedihkan sekali diriku ini.

Aku memang salah, tapi di sini akulah sang pendidik, jadi aku tak akan meminta maaf.

Menyuruh seseorang untuk tidak melakukan hal yang baru saja kukerjakan - argumen ini sama sekali
tidak masuk akal.

130
Sementara aku tidak menunjukkan contoh yang baik, anakku menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak
melakukan hal yang salah, dan dia mengatakan jika dia melakukan sesuatu yang buruk, maka dia
bersedia keluar dari rumah ini.

Aku hampir mengucapkan kata-kata, “kalau begitu, pergilah!!”, tapi aku sanggup menahan diri.

Aku harus menahan diri saat ini.

Aku adalah orang yang awalnya tidak tahan aturan formal rumah, dan aku sering mendapatkan teguran
dari ayahku yang disiplin, sebelum akhirnya aku bertengkar hebat dengannya, lantas akupun
meninggalkan rumah.

Aku mewarisi darah ayahku. Mewarisi darah yang keras kepala, dan kaku.

Rudeus juga sama.

Jika dilihat dari sifat keras kepala ini, dia memanglah anakku.

Hari itu, ketika ayah mengusirku dari rumah, aku tidak bisa memikirkan jalan keluar lain, lantas akupun
benar-benar meninggalkan rumah. Rudeus mungkin akan pergi juga suatu saat nanti. Meskipun ia
mengatakan bahwa ia hanya akan pergi setelah tumbuh dewasa, jika aku menyuruhnya pergi sekarang,
dia pasti akan segera pergi. Kami sama dalam aspek ini.

Tampaknya ayah jatuh sakit tak lama setelah aku meninggalkan rumah, lantas beliau meninggal. Aku
mendengar bahwa ia sangat menyesalkan pertengkaran hari itu.

Dan untuk kejadian ini, aku juga menyalahkan diriku sendiri.

Tidak, untuk lebih jelasnya.... aku benar-benar tenggelam dalam penyesalan.

Dan sekarang, jika aku menyuruh Rudeus pergi, ia pasti akan melakukannya, dan aku akan menyesal di
kemudian hari nanti.

Kami berdua akan menyesali ini.

Tahan. Aku harus belajar dari pengalaman.

Dan juga, bukankah aku sudah memutuskan untuk tidak menjadi seperti ayahku ?

“..........Maafkan aku. Ini kesalahan ayah. Tolong beritahu aku.”

Aku langsung meminta maaf.

Dan ekspresi Rudeus masihlah rileks, lantas ia menjelaskan dengan ringan.

131
Berdasarkan apa yang dia katakan, dia kebetulan melihat anak Rawls diganggu, kemudian dia
membantu anak itu.

Tidak ada pemukulan atau semacamnya. Dia hanya melemparkan lumpur, dan tidak ada pertarungan
sama sekali.

Jika apa yang dia katakan itu benar, maka dia sungguh melakukan suatu hal yang membanggakan. Tapi
bukannya memuji dia, aku malah tidak mendengarkan penjelasannya dan memukulnya.

Ahh, aku ingat sekarang.

Aku punya pengalaman seperti ini ketika aku masih muda. Ayah tidak mendengarkanku, dan hanya
mengungkapkan kelemahanku. Setiap kali mengingatnya, aku masih kesal.

Betapa parah. Ada apa dengan, “Adalah suatu keharusan untuk mendidik dia”?

Hah ........

Rudeus tidak menyalahkan aku, dan bahkan menghiburku di saat-saat terakhir. Betapa menakjubkan
anak itu. Apakah dia benar-benar anakku? ......... tidak, meskipun seandainya Zenith telah berselingkuh,
tidak akan ada orang yang sebrilian dia.

Uuu, benihku lah yang terbaik ......

Aduh, perutku malah terasa sakit.

“Ayah, bolehkan aku membawa Sylph ke sini?”

“Ah? Ahh, tentu saja.”

Tapi sepertinya, aku harus gembira karena anakku mendapatkan teman pertamanya.

132
Bab 8
Tidak Sensitif

Bagian 1
Aku berusia 6 tahun sekarang.

Tidak banyak perubahan dalam kehidupanku sehari-hari.

Aku berlatih teknik pedang di pagi hari. Jika jadwalku kosong di sore hari, aku suka berkeliling di
lingkungan sekitar untuk memeriksa keadaan, atau berlatih teknik sihir di atas bukit, yang terdapat
pohon besar.

Menghembuskan angin untuk meningkatkan kecepatan pedang, menciptakan gelombang kejut agar
tubuhku bisa menukik dengan tajam, membentuk pasir untuk menghambat jejak musuh ........

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa teknik pedang tidak akan membaik jika penggunanya
mengandalkan trik kotor.

Tapi aku tidak berpikir seperti itu.

Ada dua cara untuk menjadi seorang pro di game bertarung.

Yang pertama adalah mempertimbangkan cara-cara yang membuat pemain lemah dapat mengalahkan
pemain kuat.

Yang kedua adalah meningkatkan kemampuanku sendiri, dan terus berlatih.

Sekarang, aku sedang melatih cara yang pertama.

Tujuanku adalah untuk mengalahkan Paul.

Paul sangat kuat. Meskipun dia tidak cukup dewasa sebagai seorang ayah, dia adalah pendekar pedang
kelas wahid.

Jika aku memprioritaskan 2 metode, dan melatih tubuhku dengan sepenuh hati, mungkin saja aku bisa
mengunggulinya cepat atau lambat.

Saat ini aku berumur 6 tahun. Setelah 10 tahun, aku akan berusia 16, sedangkan Paul berusia 35.

Dan setelah 5 tahun berikutnya, aku akan berusia 21 dan Paul akan berusia 40.

Tidak ada artinya jika aku menang “cepat atau lambat” dengan mode ini.

133
Jika aku mengalahkan lawan yang telah melewati masa jayanya, ia hanya akan memberikan alasan
seperti, “Haah, andaikan saja aku aktif bertugas ...”

Satu-satunya hal yang bisa dibanggakan adalah mengalahkan lawan yang sedang dalam masa jayanya.

Paul berusia 25 tahun sekarang.

Meskipun ia telah meninggalkan tugas aktif, tubuhnya masih dalam kondisi puncak. Aku berharap untuk
menang setidaknya sekali dalam 5 tahun ke depan.

Jika memungkinkan, aku ingin mengalahkannya dalam suatu pertempuran yang murni menggunakan
teknik pedang. Jika tidak, aku akan mencampurnya dengan mantra sihir, dan bertarung dalam suatu
pertempuran jarak dekat.

Sementara aku berpikir tentang hal itu, aku membayangkan sedang berhadapan melawan Paul.

Bagian 2
Jika aku pergi ke pohon besar di atas bukit, aku memiliki kesempatan untuk bertemu Sylph.

“Maaf, apakah kau telah lama menunggu?”

“Tidak, aku juga baru tiba.”

Setelah mengatakan hal-hal yang umum diucapkan oleh sepasang kekasih yang berjanjian kencan, kami
pun mulai bermain sama-sama.

Pada awalnya, Somar dan berandalan-berandalan kecil lainnya akan datang pada kami. Di antara
mereka, bahkan ada anak seusia murid SMP yang bergabung, tapi mereka semua berhasil kami hadapi.
Setiap kali itu terjadi, ibu Somar akan datang ke rumah kami untuk membuat keributan besar.
Akhirnya, aku mengerti mengapa itu terjadi. Meskipun ibu Somar selalu mengomel tentang insiden yang
terjadi pada anaknya, sebenarnya dia hanya ingin bertemu Paul karena dia suka pada ayahku.
Pertengkaran anak-anak hanyalah alasannya agar dia bisa berjumpa dengan Paul. Oh, betapa konyol.

Somar mungkin juga merasa sangat jengkel setiap kali ia diseret oleh ibunya, untuk menghadap keluarga
kami. Sepertinya, dia tidak berusaha memalsukan insiden tersebut. Cukup memalukan untuk
mencurigainya melakukan hal seperti itu.

Mereka berhasil kami pukul mundur sebanyak 5 kali.

Setelah hari itu, akhirnya mereka tidak lagi datang mengganggu kami. Mereka sesekali menonton kami
bermain dari kejauhan, tapi mereka tak pernah berbicara pada kami jika saling berpapasan.

Mereka tampaknya telah memutuskan untuk benar-benar mengabaikan kami.

134
Dengan ini, insiden itu tampaknya telah selesai, dan pohon besar di atas bukit telah menjadi wilayah
kami.

Bagian 3
Aku mulai mengajarinya sihir dengan kedok bermain.

Jika dia bisa mengendalikan sihir, maka harusnya dia mampu melawan anak-anak nakal itu dengan
usahanya sendiri.

Pada awalnya, Sylph hanya bisa melepaskan sihir level dasar sebanyak 5 atau 6 kali, sebelum akhirnya
dia kehabisan napas, tetapi dalam rentang 1 tahun, kapasitas Mana-nya telah berkembang jauh.
Walaupun dia menggunakan sihir selama setengah hari, ia tidak mendapatkan masalah.

“Ada batas untuk kapasitas Mana”.

Ungkapan itu ada benarnya juga.

Tapi mantra sihir adalah hal yang berbeda.

Dia sangat lemah dalam sihir api. Sedangkan, dia sangat terampil dalam sihir angin dan air.

Mengapa? Apakah karena darah Elf yang mengalir di dalam dirinya?

Tidak.

Aku belajar dari Roxy tentang “sistem khusus” dan “sistem lemah”.

Jika hal ini didasarkan pada kedua istilah tersebut, itu berarti setiap orang memiliki elemen yang bisa dia
kuasai dengan baik, ataupun sebaliknya.

Aku pernah bertanya kepadanya, “Sylph, apakah kamu takut api?”

Meskipun ia menjawab dengan “Tidak”, ketika dia menunjukkan telapak tangannya padaku, aku bisa
melihat luka bakar di sana.

Ketika ia berusia 3 tahun, dan kedua orang tuanya lengah, ia meraih batang logam di perapian dengan
tangannya.

“Tapi aku tidak takut lagi terhadap api.”

Meskipun ia mengatakan itu, mungkin dia masih trauma pada api, namun tidak dia sadari.

Pengalaman ini mungkin mempengaruhi ‘sistem lemah’.

Sedangkan pada bangsa Dwarf, banyak di antara mereka yang lemah terhadap elemen air.

135
Para Dwarf biasanya tinggal di dekat daerah pegunungan, mereka bermain dan menjadikan bumi sebagai
pendamping mereka. Ketika mereka tumbuh dewasa, mereka belajar menempa dari ayah mereka, dan
hidup dengan menggali batuan mineral sebagai mata pencaharian, sehingga afinitas mereka dengan api
dan bumi sangatlah tinggi. Namun, ketika mereka menambang di gunung, terkadang mereka secara tak
sengaja menemukan sumber air panas, sehingga menyebabkan banjir dan menyusahkan pekerjaan
mereka. Itulah sebabnya mereka lemah terhadap elemen air. Salah satu faktor penyebab sistem lemah
adalah ketakutan terhadap elemen tersebut.

Mungkin seperti itu, dan tidak secara langsung terkait dengan suatu ras.

Dan perlu dicatat, aku tidak punya sistem lemah.

Itu karena aku dibesarkan dengan aman dan nyaman.

Kau tidak harus menggunakan api untuk membuat angin hangat dan air.

Tapi mengajarinya konsep tersebut sangatlah merepotkan, jadi aku hanya membiarkan dia belajar sihir
api. Banyak kegunaan yang bisa diperoleh jika kita mampu menggunakan sihir api. Salmonella[23] akan
mati jika kau memanaskan semuanya. Manusia tidak ingin mati keracunan oleh makanan, sehingga
mereka memasaknya sampai matang.
Jika kau menggunakan sihir dasar untuk menyembuhkan racun, maka sebagian besar racun bisa
dinetralkan.

Meskipun Sylph berusaha keras mempelajarinya, dia tidak mengeluh dan terus berlatih.

Itu karena, dia sendirilah yang meminta aku mengajarkannya.

Sylph mengerutkan keningnya saat dia menggunakan tongkatku (yang Roxy telah berikan) dan buku
sihirku (diambil dari rumah), dan itu terlihat begitu manis.

Bahkan laki-laki seperti diriku berpikir demikian. Dia pasti akan sangat populer di masa

depan. (Hati cemburu adalah hati seorang ayah.) [24]

Suara seperti itu tiba-tiba terngiang dalam pikiranku. Aku segera menggelengkan kepala.

Tidak tidak. Kecemburuan tidak akan menghasilkan apapun. Lagian, strateginya harus seperti ini.

Strategi umpan untuk memancing Ikemen ini.

Dengan Sylph sebagai ikemen, dan aku sebagai pria biasa, wanita akan berbondong-bondong
mendatangi kami, lalala.

“Hei, Rudi. Bagaimana kau membaca ini?”

136
Ketika aku berdendang dalam hati, Sylph menggunakan jarinya untuk menunjuk suatu halaman yang
telah terbuka, sembari dia menatapku.

Tatapan yang terlalu kuat. Keadaan darurat. Itu membuat orang ingin memeluk dan menciumnya.

Tahan!!!

“Itu adalah mantra 「Snow Avalance」.”

“Apa artinya?”

“Hal ini mengacu pada sejumlah besar salju yang telah tertumpuk di lereng. Ketika lereng tidak dapat
mempertahankan beratnya sendiri, maka itu akan runtuh. Selama musim dingin, ada salju yang kadang-
kadang tertumpuk di atap rumah, ‘kan? Maka, ini adalah sejenis tumpukan salju yang lebih besar dari
itu.”

“Begitukah ....... Menakjubkan. Apakah kau pernah melihat itu sebelumnya?”

“Salju longsor? Tentu saja tidak.”

Aku hanya melihatnya di televisi.

Aku membiarkan Sylph mempelajari buku teks tersebut. Pada saat yang sama, aku bisa mengajarinya
bagaimana membaca buku dan menulis surat. Tidak ada ruginya mempelajari ilmu berbahasa.

Meskipun aku tidak tahu seberapa tinggi tingkat buta huruf di negara ini, pastilah tidak seperti di Jepang
yang 100% penduduknya bisa membaca.

Tidak ada mantra sihir yang memungkinkan orang memahami kata-kata di dunia ini.

Semakin tinggi tingkat buta huruf, maka pembelajaran semakin diperlukan.

“Aku mengerti!!”

Sylph melepaskan teriakan kemenangan. Aku menonton dia berhasil melepaskan sihir level menengah,
「Ice Pillar」. Sebuah tugu es mencuat daribumi, dan bersinar di bawah cahaya matahari.

“Sekarang kau sudah terbiasa, hmm.”

“Ya!! ...... Tapi, apakah buku ini tidak membahas apa yang Rudi gunakan?”

Sylph memiringkan kepalanya sembari bertanya.

“Hm?”

137
Aku ingat saat ia berbicara tentang mantra yang kugunakan. Sebenarnya, dia menanyakan tentang
mantra yang kupakai saat membersihkan dirinya dari lumpur.

Aku membalik buku sihir, lantas kutunjuk 2 titik.

Tertulis di sini. Waterfall dan Heat Hands.”

“.......?”

“Gunakan keduanya bersama-sama.”

“.......?”

Dia masih memiringkan kepala.

“Bagaimana bisa kau merapalkan kedua mantra itu bersamaan?”

Sial. Aku begitu saja mengatakannya tanpa pikir panjang. Benar juga, buku ini tidak membahas
bagaimana cara merapalkan 2 mantra berbeda secara bersamaan .......

Sekarang aku tidak bisa menertawakan Paul yang tidak peka.

Aku menggunakan teknik mantra tanpa suara untuk merapalkan 2 mantra yang berbeda secara
bersamaan.

Mata Sylph melebar. mantra tanpa suara tentu diklasifikasikan sebagai skill tingkat tinggi di dunia ini.
Roxy tidak dapat melakukannya, dan pernah dikatakan bahwa hanya ada 1 guru di akademi sihir yang
mampu melakukannya.
Jadi, harusnya aku tidak mengajarkan mantra tanpa suara, tapi Roxy mengajariku sihir kombinasi.

Menurutku itu tidak terlalu sulit, tetapi harusnya cukup jika dia bisa memperoleh hasil yang sama
dengaku.

“Ajari aku itu.”

“ Apa maksudmu dengan ‘itu’?”

“Itu tuh, yang tidak perlu mengucapkan mantranya.”

Namun Sylph tidak berpikir seperti itu.

Tentu saja, menggunakan 2 mantra sihir yang berbeda secara bersamaan adalah lebih baik daripada
merapalkan mantra tunggal.

138
Hmm ...... Yahh, jika aku benar-benar tidak bisa mengajarinya, maka dia akan memilih sihir kombinasi
dengan sendirinya.

“Hmm, pasti. Nah, gunakan saja perasaan yang sama ketika kau melantunkan mantra sihir. Kumpulkan
Mana dari tubuhmu pada ujung jari, dan coba melepaskan mantra dengan lantunan untuk meniru
perasaan itu. Setelah kau mengumpulkan Mana, cobalah untuk mengingat mantra apa yang telah kau
gunakan, kemudian keluarkanlah dari tanganmu. Cobalah melakukan hal itu. Mulailah dengan peluru
air.”

Apakah aku mengajarinya dengan baik?

Aku tidak bisa menjelaskan kepadanya dengan sangat baik.

Sylph menutup matanya sambil mengeluarkan suara “hmmm”, lantas dia memutar tubuhnya seperti
melakukan tarian konyol.

Mencoba melakukan sesuatu berdasarkan perasaan yang sulit.

Mantra tanpa suara diproses dalam pikiran, yang berarti setiap orang memiliki caranya masing-masing
untuk mengaktifkannya.

Aku merasa bahwa dasar itu sungguh penting, jadi aku biarkan Sylph menggunakan mantra untuk
mengaktifkan sihir, sepanjang tahun.

Seperti yang kuduga, jika kau sudah terbiasa merapalkan mantra, maka mengaktifkan mantra tanpa
suara akan semakin terasa sulit. Ini seperti seseorang yang sudah terbiasa menggunakan tangan kanan,
tiba-tiba diharuskan untuk menggunakan tangan kiri. Merubah kebiasaan adalah tugas yang begitu sulit.

“Aku berhasil! Aku berhasil Rudi!!”

Tapi ini tidak berjalan seperti yang aku bayangkan.

Sylph berteriak dengan gembira, dan dia sanggup melepaskan peluru air berulang kali.

Selama ini dia terus merapalkan mantra, namun sepertinya itu hanya berlangsung selama setahun.
Mungkin ini seperti melepas roda tambahan pada sepeda anak-anak. Sensitivitas usia muda. Atau,
apakah ini merupakan bakat tersembunyi Sylph?

“Baik. Baiklah, mari kita coba semua sihir yang telah kau pelajari dengan menggunakan mantra tanpa
suara sekali.”

“Ya!!”

Yahh, apapun itu, akan lebih mudah bagiku untuk mengajarinya, jika dia tahu bagaimana menggunakan
mantra tanpa suara.

139
Itu karena aku membiarkan dia melakukan apa yang aku lakukan.

“Hm?”

Tiba-tiba, hujan gerimis mulai membasahi tanah.

Aku menoleh ke atas. Langit sudah ditutupi oleh awan gelap.

Tak lama berselang, hujan lebat mulai turun.

Biasanya, aku memperhatikan cuaca untuk memastikan apakah kami bisa pulang ke rumah sebelum
hujan turun, tapi ketika Sylph berhasil menggunakan mantra tanpa suara, akupun lengah.

“Ah ---- ah, hujan ini benar-benar deras.”

“Rudi, kau dapat membuat hujan, maka bisakah kau menghentikannya?”

“Meskipun aku bisa melakukan itu, kita sudah basah kuyup. Selain itu, tanaman tidak akan tumbuh jika
mereka tidak menerima air hujan. Aku tidak akan mengganggu cuaca kecuali ada keluhan tentang cuaca
yang buruk.”

Kami berlari ke rumah keluarga Greyrat sembari mengobrol.

Itu karena rumah Sylph sangatlah jauh.

Bagian 4
“Aku kembali”

“M-maaf karena telah mengganggu .....”

Saat aku masuk ke pintu gerbang, aku melihat Maid Lilia membawa handuk yang lebar, dia berdiri di
depan pintu.

“Selamat datang kembali, Tuan Muda Rudeus ...... dan temannya. Air panas telah siap. Sebelum kau
masuk angin, silakan naik ke lantai 2, dan mengeringkan tubuhmu. Tuan dan Nyonya akan segera
kembali, dan aku perlu membantu mereka bersiap. Apakah tidak masalah jika kau mengeringkan
tubuhmu sendiri?”

“Tidak masalah.”

Lilia mungkin sudah memperkirakan bahwa kami akan datang dalam keadaan basah karena hujan lebat.
Meskipun dia tidak banyak berbicara, terutama terhadap aku, dia pastilah seorang Maid yang handal.
Walaupun aku tidak mengatakan padanya, dia sudah menyediakan sehelai handuk yang lebar untuk
Sylph.

140
Kami melepas sepatu dan berjalan dengan bertelanjang kaki, kemudian kami mengeringkan rambut dan
kaki sembari menuju lantai 2.

Begitu aku memasuki ruangan, aku melihat tong besar yang berisi air panas. Di dunia ini, jangan pernah
berharap ada shower, bahkan tidak ada bak mandi, kami hanya menggunakan ini untuk menggosok dan
mencuci tubuh.

Menurut Roxy, tampaknya ada semacam pemandian air panas.

Yahh, bagiku, yang tidak begitu suka mandi, ini sudah cukup.

“Hm?”

Ketika aku melucuti pakaianku, Sylph tampaknya gelisah dengan wajah merona.

“Ada apa? Jika kau tidak melepas pakaianmu, kau akan masuk angin, ‘kan?”

“EH? Mmm, mm .......”

Tapi Sylph masih tidak bergerak. Apakah dia malu ketika melepas pakaiannya di depan orang lain .......

Atau apakah ia tidak tahu bagaimana cara melepas pakaiannya sendiri? Ah, apa boleh buat,
bagaimanapun juga dia masih berusia 6 tahun.

“Sini, angkat tanganmu.”

“Tapi ....... Erm .......”

Aku membuat Sylph mengangkat kedua tangannya, lantas kulucuti bajunya.

Kulitnya yang putih tanpa otot terlihat olehku. Ketika kucoba melepas celananya, dia pun meraih
tanganku.

“J-Jangan ......”

Apakah dia merasa malu karena terlihat oleh orang lain?

Aku pun begitu ketika masih kecil dulu. Selama TK, aku merasa benar-benar malu dilihat oleh anak-
anak lain yang seumuran, ketika mandi dalam keadaan telanjang setelah pelajaran berenang.

Tapi tangan Sylph terasa begitu dingin. Jika dalam keadaan seperti ini terus, maka dia akan segera
masuk angin.

Aku dengan paksa memegang dan menarik celananya.

141
“B ...... Berhenti ......”

Ketika aku meraih celana dalamnya, dia memukul kepalaku.

Sylph melotot ke arahku sambil berlinang air mata, dan aku pun melihat ke atas

padanya. “Aku tidak akan menertawakanmu kok ...”

“B-bukan masalah itu ...... J-jangan ....., !!”

Ia menolak dengan segala cara. Ini adalah pertama kalinya aku melihat dia menolak dengan begitu
keras.

Aku merasa sedikit terkejut.

Apakah ada suatu aturan di kalangan bangsa Elf, bahwa mereka tidak boleh terlihat dalam keadaan
telanjang?

Jika memang begitu, maka tidak baik jika aku memaksanya untuk melucuti baju .....

“Aku mengerti, aku mengerti. Kalau begitu, kau harus berjanji. Kau harus bersalin setelah ini. Pakaian
basah benar-benar tidak nyaman, dan jika kau terlalu dingin, mungkin kau akan sakit perut.”

“Baik......”

Aku melepaskan tanganmu, dan Sylph mengangguk sembari menangis.

Dia benar-benar imut. Aku sungguh ingin memiliki hubungan yang baik dengan anak semanis ini.

Tiba-tiba, aku merasa ingin berbuat usil padanya.

Bukankah tidak adil jika aku saja yang telanjang di sini?

“Kesempatan!”

Aku menarik ke bawah sempaknya dengan sekali tarikan.

Ayoh!! Tunjukkan padaku loli telanjang!

“E ........... Ti-tidaaaaaaaaakkk!”

“.............. Eh?”

Sylph menjerit.

142
Detik berikutnya, ia menutup seluruh tubuhnya.

Pada saat itu, aku sadar bahwa tidak ada pedang pendek pada tempat seharusnya itu berada.

Tentu saja, di sana juga tidak ada rumput gelap yang rimbun.

Yang kulihat adalah,

Tidak, aku tidak melihat apapun di sana ----------

..................... Betul. Tidak ada.

Padahal, harusnya ada sesuatu di sana.

Di masa lalu, aku sudah sering melihatnya.

Kadang-kadang ada mozaik, dan kadang-kadang tidak ada. Suatu hari nanti, aku ingin merasakan
pedang yang menancap pada celah sempit ----------- itulah yang seharusnya kulihat.

Sylph adalah...........

143
……..adalah cewek.

Pikiranku menjadi kosong.

Apakah aku baru saja melakukan sesuatu yang tidak pantas ditertawakan ......?

“Rudeus, apa yang kau lakukan .......”

Ketika aku tersadar, Paul sudah berdiri di sana. Kapan dia datang? Apakah dia berlari ke sini setelah
mendengarkan jeritan Sylph?

Aku tidak bergerak sedikit. Paul pun begitu.

Sylph terjerembab dalam keadaan telanjang bulat.

Dan tanganku memegang celana dalamnya.

Anakku yang teladan sedang menikmati masa-masa pubernya, mungkin seperti itulah yang dipikirkan
oleh Paul.

Pakaian dari tanganku jatuh ke lantai.

Hujan di luar sangatlah lebat, namun yang kudengar hanyalah suara pakaian jatuh ke lantai.

Bagian 5
--Sudut pandang Paul--

Ketika aku menyelesaikan pekerjaan dan sampai di rumah, aku melihat anakku sedang menyerang
temannya, yaitu seorang gadis kecil.

Aku hampir memarahinya tanpa pikir panjang, tapi aku menahannya dengan hati-hati.

Mungkin ada alasan di balik insiden ini. Kegagalan sebelumnya tidak boleh kuulangi lagi. Apapun itu,
aku langsung saja menyerahkan gadis yang sedang menangis itu pada istriku, dan Maid-ku. Aku
menggunakan air panas dan kain untuk menyeka tubuh anakku.

“Kenapa kau melakukan itu?”

“Maafkan aku.”

Satu tahun yang lalu ketika aku mencoba untuk memberinya pelajaran, ia menunjukkan kemauan untuk
tidak pernah meminta maaf, tapi ia benar-benar melakukannya sekarang. Sikapnya juga cukup aneh,
bagaikan acar sayuran dalam garam.

“Aku ingin tahu alasannya.”

144
“Kami basah kuyup. Dan aku berpikir bahwa pakaiannya harus dilepas .....”

“Tapi dia tidak mau?”

“Ya.......”

“Ayah pernah mengatakan sebelumnya bahwa kau harus bertindak lembut pada perempuan, ‘kan?”

Rudeus tidak menjelaskan apapun. Apa sih yang pernah kulakukan ketika aku seumuran

dengannya? Aku pikir, aku akan membalasnya dengan kata-kata seperti “Tapi.....” dan “Namun.....”.

Aku adalah seorang anak yang selalu menemukan alasan. Anakku benar-benar hebat.

“Yah, anak sepertimu memang akan tertarik pada sesuatu, namun kau tidak boleh memaksakannya.”

“................... Ya, aku minta maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi.”

Aku merasa sedikit menyesal setelah melihat anakku, yang kelihatannya syok berat.

Ada sifat pemuja wanita dalam darah keturunanku. Aku sangat bersemangat dan enerjik ketika melihat
gadis cantik, dan aku pasti akan mencoba mendekati gadis-gadis itu.

Aku sekarang lebih tenang, tapi di masa lalu, aku tidak tahu arti kata “menahan diri”.

Sifat ini mungkin akan terus kuturunkan.

Sangat logis bila anakku ini, mengikuti hawa nafsunya seperti diriku di masa lalu.

Mengapa aku tidak melihat ini sebelumnya ...... Tidak, ini bukan waktu untuk bersimpati padanya.

Aku harus mengajarinya dengan pengalamanku.

“Kau tidak harus meminta maaf kepada ayah. Kau harus meminta maaf kepada Sylph terlebih dahulu.
Mengerti?”

“Sylph, erm ...... Apakah dia akan memaafkanku ......?”

Anakku semakin putus asa ketika menyatakan itu.

Kalau dipikir-pikir, anakku sangat dekat dengan gadis berambut hijau itu. Insiden setahun yang lalu juga
dimaksudkan untuk melindungi gadis itu. Pada akhirnya, ia bahkan dipukul oleh ayahnya sendiri.

Sejak saat itu, ia bermain dengannya setiap hari, sambil melindunginya dari anak-anak nakal itu. Dia
tidak pernah berhenti berlatih pedang dan sihir, namun ia masih sanggup menyisihkan waktu untuk

145
gadis kecil itu. Dia bahkan meminjamkan 2 harta paling berharga pada gadis itu, yaitu tongkat
pemberian Roxy, dan buku sihir kesayangannya.

Aku sungguh mengerti bahwa dia akan merasa frustasi jika dibenci oleh gadis itu.

Aku juga sama. Aku akan merasa frustasi ketika dibenci oleh seorang wanita.

Tapi jangan khawatir, nak. Berdasarkan pengalaman ayah, ada kesempatan besar untuk membalik ini.

“Jangan khawatir, ini akan baik-baik saja. Kau belum pernah melakukan sesuatu yang kejam padanya,
bahkan sampai sekarang. Jika kau meminta maaf dengan tulus, dia pasti akan memaafkanmu.”

Wajah anakku sedikit menjadi cerah.

Anakku sangatlah cerdas. Walaupun ia melakukan kesalahan seperti ini, aku yakin dia pasti akan
menyelamatkan hubungan ini.

Bahkan, mungkin dia akan memanfaatkan kesalahan ini untuk menakhlukkan hati gadis kecil itu.

Betapa handal dan mengerikan anak ini.

Setelah anakku selesai mandi, kata pertama yang dia sampaikan pada Sylph adalah:

“Maaf Sylph. Karena rambutmu sangat pendek, aku selalu berpikir bahwa kau adalah laki-laki!!”

Aku selalu berpikir bahwa anakku adalah seseorang yang sempurna, tapi ternyata dia juga cukup bebal.

Ini adalah pertama kalinya aku memikirkan ini.

Bagian 6
--Sudut pandang Rudeus --

Aku meminta maaf, menghibur, dan memujinya, sebelum akhirnya aku diampuni.

Karena Sylph adalah seorang cewek, maka aku akan memanggilnya Sylphy mulai dari sekarang.

Tampaknya, nama lengkapnya adalah Sylphiette.

Aku salah sangka, lelaki manis itu ternyata adalah seorang gadis. Paul benar-benar kehabisan kata atas
kesalahpahaman yang kuperbuat.

Aku tidak pernah mengira bahwa insiden: “Jadi kau adalah seorang gadis?!!” benar-benar akan terjadi.

Apa boleh buat? Rambutnya lebih pendek daripada rambutku ketika kami bertemu. Meskipun rambut
pendeknya bukanlah potongan rambut trendi seperti di dunia modern, rambutnya pun tidak sependek

146
biksu. Dia tidak pernah sekalipun berpakaian seperti seorang gadis. Kemeja cokelat dan celana. Itu saja.
Jika ia mengenakan gaun, maka aku tidak akan salah sangka.

Ah, tidak juga ...... coba pikirkan secara rasional.

Dia di-bully karena warna rambutnya, jadi dia pasti ingin memotong rambutnya pendek-pendek agar
tidak terlihat mencolok. Karena pembullian, dia pasti memilih baju yang bisa membuatnya lebih leluasa
untuk berlari menjauh dari anak-anak nakal itu, sehingga dia pun lebih memilih mengenakan celana
pendek daripada rok. Keluarga Sylphy tidaklah begitu kaya, jadi setelah membuat celana, rupanya
keluarganya tidak mampu menjahit rok.

Jikalau kami bertemu 3 tahun kemudian, aku janji tidak akan mengulangi kesalahan serupa.

Aku benar-benar berpikir bahwa dia adalah seorang pria yang imut, tapi dia sama sekali tidak bertingkah
layaknya cewek pada umumnya.

Jika dia ....... Bleh, lupakan saja.

Apapun yang aku katakan, itu hanyalah alasan.

Karena sekarang aku tahu bahwa dia adalah perempuan, maka aku juga harus merubah perlakuanku
padanya.

Setiap kali aku melihat Sylphy yang tomboy, aku selalu merasa sedikit aneh.

“Sy-Sylphy terlihat benar-benar manis. Bukankah akan lebih baik jika kau memanjangkan rambutmu?”

“Eh ......?”

Mungkin jika penampilannya benar-benar berubah, perasaanku juga bisa berubah.

Jadi aku menyarankan itu.

Meskipun Sylphy tidak menyukai rambutnya sendiri, rambut berwarna zamrud itu bersinar di bawah
cahaya matahari. Aku benar-benar berharap dia membiarkan rambutnya tumbuh panjang. Akan lebih
baik jika rambutnya diikat model ekor kuda, atau mungkin twin-tail.

“Aku tidak ingin .......”

Tapi sejak hari itu dan seterusnya, Sylphy seakan mewaspadaiku.

Dia semakin menghindariku, terutama untuk kontak fisik.


Aku benar-benar merasa sedikit terkejut karena dia begitu patuh padaku tempo hari.

“Begitukah ? Kalau begitu, ayo kita berlatih mantra tanpa suara hari ini.”

147
“Baik.”

Aku merubah ekspresiku menjadi lebih serius, dan menyembunyikan emosiku. Sylphy hanya memiliki
aku sebagai temannya, jadi dia hanya bisa bermain denganku. Meskipun sekarang dia agak sungkan
ketika berada di dekatku, namun dia tidak menolak bermain denganku.

Jadi, aku pun membiarkan hal ini berlangsung.

Bagian 7
Saat ini, pada dasarnya, kemampuanku di dunia ini adalah seperti ini:

「Teknik Pedang」

Jurus Dewa Pedang: level dasar

Jurus Dewa Air: level dasar

「Serangan Sihir」

Elemen Api: level lanjut

Elemen Air: level Saint

Elemen Air: level lanjut

Elemen bumi: level lanjut

「Sihir Penyembuhan」

Sistem penyembuhan: level menengah

Sistem penangkal: level dasar

Sihir Penyembuhan dikategorikan menjadi 7 level seperti biasanya, dan itu terdiri dari 4 sistem: Healing,
Barrier, Antidote, dan Divine Attack.

Tapi, tidak seperti Sihir Serangan, tidak ada nama keren seperti Saint Api atau Saint Air.

Tapi, masih ada gelar-gelar seperti Healer level Saint, atau Antidote Healer level Saint.

Seperti namanya, sihir penyembuhan adalah teknik untuk menyembuhkan luka. Pada awalnya, kau
hanya bisa menyembuhkan luka kecil seperti goresan, tetapi jika kau berhasil naik sampai level Kaisar,
sepertinya kau bahkan bisa meregenerasi anggota badang yang hilang. Namun, walaupun kau berhasil
naik sampai level dewa, kau tidak dapat mengembalikan nyawa pada makhluk yang telah mati.

148
Sama seperti namanya, Antidote adalah teknik menyembuhkan racun atau penyakit. Pada level yang
lebih tinggi, kau bahkan dapat membuat racun atau obat untuk menyembuhkan racun lainnya. Untuk
level Saint ataupun di atasnya, tampaknya sangat sulit dipelajari.

Sihir Barrier adalah teknik untuk meningkatkan pertahanan seseorang, dan menciptakan tembok
pertahanan. Dalam istilah sederhana, itu adalah sihir pendukung. Meskipun aku tidak terlalu mengerti
detailnya, aku tahu bahwa sihir ini juga bisa meningkatkan kecepatan regenerasi sel untuk mengobati
luka ringan, atau membuat kelebihan zat kimia di otak untuk mengurangi rasa sakit. Roxy tidak tahu
bagaimana cara menggunakannya.

Sistem serangan dewa tampaknya adalah sihir yang efektif terhadap roh atau ras iblis, tetapi itu
dirahasiakan oleh Divine Priest Fighter. Akademi sihir juga tidak mengajarkan hal itu, sehingga Roxy
sangat tidak mengerti tentangnya.

Meskipun aku belum pernah melihat roh sebelumnya, tampaknya mereka benar-benar momok di dunia
ini.

Jika kau tidak memahami logikanya, maka kau tidak dapat menggunakan mantra tanpa suara.

Itu benar-benar praktis.

Ditambah lagi, meskipun aku memahami logika dibalik sihir serangan, aku tidak tahu apakah sihir jenis
lain juga memiliki logika serupa. Meskipun aku tahu bahwa sihir hampir bisa melakukan segala sesuatu,
aku tidak tahu apakah aku bisa merubah pencapaian ini.

Misalnya, membuat sesuatu mengambang atau mengisapnya ke tanganku, dan menggunakan


kemampuan mental untuk mengontrolnya.

Aku merasa bahwa hal seperti itu bisa ditiru, tapi aku bukanlah orang yang memiliki kemampuan
telekinesis, jadi aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya.

Perlu diketahui bahwa, aku sangat bingung tentang proses penyembuhan luka. Itulah mengapa aku tidak
dapat menggunakan mantra tanpa suara untuk mengaktifkan sihir penyembuhan. Jika aku punya
pengetahuan layaknya seorang dokter, maka mungkin saja aku bisa menggunakan mantra tanpa suara
pada sihir penyembuhan.

Mantra tanpa suara juga bisa kau terapkan pada sihir lain, asalkan kau tahu detail proses terjadinya sihir
tersebut.

Atau mungkin, jika saja aku pernah menjadi seorang olahragawan, teknik pedangku dapat berkembang
lebih jauh.

Kalau dipikir-pikir lagi, aku pun menyesal bahwa kehidupanku sebelumnya hanya kusia-siakan.

Tidak.

149
Bukannya kusia-siakan.

Memang benar bahwa aku tidak bekerja atau pergi ke sekolah, tapi aku tidak selalu berhibernasi, dan
aku memiliki ketertarikan pada berbagai hal. Aku pun memainkan banyak game ketika orang lain
bekerja.

Pengetahuan tentang game, pengalaman, dan cara berpikir dapat digunakan di dunia ini.

Harus......!!

Meskipun, itu tidak ada gunanya sekarang.

Bagian 8
Ini adalah insiden yang terjadi ketika berlatih bersama Paul.

“Haaaah .......”

Aku mendesah.

Aku pikir desahan seperti itu akan membuat Paul marah, tapi hanya menyeringai.

“Ha ha. Biar kutebak, Rudi. Apakah kau merasa karena sekarang kau dibenci oleh Sylphiette?”

Aku tidak mendesah karena alasan itu.

Tetapi, meskipun bukan itu alasannya, insiden dengan Sylphy adalah salah satu masalah yang kuhadapi
saat ini.

“Betul. teknik pedangku tidak kunjung membaik, dan aku dibenci oleh Sylphy. Tentu saja, itu semua
membuatku mendesah.”

Paul tersenyum seperti kucing Cheshire [25], dan dia menancapkan pedang kayu ke dalam tanah. Dia
bersandar pada pedang tersebut, dan melihat ke bawah padaku.

Tidak mungkin bahwa pria ini memperlakukan aku seperti lelucon, kan?

“Ayah dapat membantumu memikirkan sebuah ide ~”

Dia mengatakan sesuatu yang tidak terduga.

Pikiran aku mulai bergerak seperti jam.

Ayah = Paul = Sangat populer. Zenith dapat dikatakan sebagai wanita cantik, dan ada juga insiden
dengan Nyonya. Ada. Bahkan Lilia pernah dicolek pantatnya oleh Paul, namun dia malah kegirangan.
Apakah ada semacam rahasia agar tidak dibenci oleh gadis?

150
Inikah cara hidup offline?

Nah, karena ia termasuk jenis orang yang mengandalkan naluriah, aku mungkin tidak dapat
memahaminya, tapi mungkin aku bisa mempertimbangkan sarannya.

“Jika ayah tahu, maka katakanlah.”

“Hm, kau mau tahu ya, hmmm ~”

“Haruskah aku menjilat sepatumu?”

“Tidak, hey, kenapa tiba-tiba kau begitu rendah diri?”

“Jika kau tidak memberitahuku, aku akan memberitahu ibu bahwa ayah pernah melirik Lilia dengan
penuh nafsu.”

“Tunggu dulu, apa !? Apakah kamu melihat itu!! Oke, aku mengerti. Maafkan aku karena telah
meremehkanmu.”

Aku hanya memancingmu dengan perkataan seperti itu ......

Apakah ini ----- perzinahan?

Ah. Aku sudah mengatakan bahwa orang ini adalah super populer. Ayo coba kita dengarkan kuliah pria
populer ini.

“Dengarkan baik-baik, Rudeus. Perempuan........”

“Ya.”

“Kadang-kadang terlihat kuat seperti pria, tapi ada juga bagian lemah yang mereka tutupi.”

“Oh.”

Aku pernah mendengar sesuatu seperti ini sebelumnya. Apakah ini yang disebut naluri keibuan?

“Kau hanya menunjukkan sisi kuatmu pada Sylphiette, ‘kan?”

“Begitukah? Aku sendiri tidak menyadarinya.”

“Pikirkan tentang hal ini dengan hati-hati. Jika kau dipaksa oleh seseorang yang tampaknya lebih kuat
darimu, dan dia menunjukkan hasratnya, maka apa yang akan terjadi?”

“Aku akan merasa takut.”

151
“Benar, ‘kan?”

Dia berbicara tentang hari itu. Ketika aku memergoki bahwa Sylphy ternyata adalah seorang cewek.

“Jadi, kau juga perlu menunjukkan kelemahanmu. Kau harus melindungi seseorang dengan sisi kuatmu,
namun pada saat yang sama, kau juga harus menunjukkan sisi lemah yang perlu dilindungi oleh orang
lain. Kau harus membangun hubungan seperti itu.”

“Oh !!”

Itu mudah dimengerti! Itu membuat aku merasa seakan-akan Paul bukanlah tipe orang yang hanya
mengandalkan nalurinya saja!

Jangan hanya menunjukkan sisi kuatmu. Dan juga jangan hanya menunjukkan sisi lemahmu. Kau harus
menunjukkan keduanya secara bersamaan untuk menjadi populer!!

“Tapi bagaimana caranya kau menunjukkan sisi lemahmu?”

“Itu mudah. Bukankah kau sedang bermasalah sekarang?”

“Ya.”

“Ceritakan saja masalahmu pada Sylphiette, dan lihat apa reaksinya. Beri tahu dia bahwa kau merasa
begitu tertekan, dan kau merasa sangat galau ketika dia menghindari dirimu.”

“Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?”

Paul tertawa.

Itu adalah senyum yang berbahaya.

“Jika berjalan lancar, dia akan mendekatimu dengan sendirinya. Mungkin, dia bahkan akan
menghiburmu. Kemudian, kau akan terselamatkan. Tak seorang pun akan sedih ketika kau kembali
bersemangat.”

“!!”

Jadi itulah jawabannya. Menggunakan sikapku untuk mengontrol perasaan seseorang .....

Luar biasa. Tapi rencana semacam itu mungkin juga tidak berhasil, ‘kan?

“T-Tapi, bagaimana jika rencana itu tidak berhasil?”

“Temui aku lagi. Aku akan mengajarkan langkah berikutnya padamu.”

152
Bahkan ada trik kedua yang masih dia simpan!! Orang ini benar-benar pengatur siasat yang lihai!! “Aku

“Aku paham. Kalau begitu, ayo lakukan!!”

“Pergilah.”

Paul menggusarku dengan tangannya. Aku pun pergi dengan kecemasan di hati.

“Apa sih yang barusan kuajarkan pada anakku yang baru berusia 6 tahun ......”

Dengan samar-samar, aku mendengar kalimat itu dari belakang.

Bagian 9
Akulah yang terlebih dahulu menunggu di bawah pohon besar. Sylphy masih belum datang.

Aku biasanya membawa pedang kayu milikku, dan menyeka tubuhku sebelum datang ke sini, tapi aku
penuh keringat sekarang. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak punya pilihan. Kupikir, aku harus
mulai berlatih sekarang. Aku mengayunkan pedang kayuku, sembari membayangkan sedang bertarung
dengan seseorang. Pertama, aku harus menunjukkan sisi kuatku. Kemudian, aku harus menunjukkan sisi
lemahku. Sisi lemah. Bagaimana aku harus melakukannya? Ah, benar juga, aku harus membuat diriku
terlihat sedih. Lalu, apa selanjutnya? Waktunya, hm. Apakah aku harus melakukan itu semua secara
tiba-tiba? Itu akan terkesan terlalu tergesa-gesa. Mungkin aku harus menyesuaikan sesuai dengan alur
percakapan. Bisakah aku melakukannya? Tidak, aku harus bisa melakukannya.

Aku mengayunkan pedang, sembari berpikir dalam kebingungan. Aku tidak tahu kapan peganganku
tiba-tiba melemah. Lantas, pedangnya pun terselip dari tanganku.

“Guuh .....”

Pedang itu pun melayang, kemudian mendarat tepat di mana Sylphy berada. Pikiranku menjadi kosong.

A-apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan?

“A-Ada apa Rudeus ......?”

Sylphy menatapku, dengan matanya liar. Apakah dia bertanya mengapa aku datang ke sini?

“Erm, Haa ...... haa, aku hanya merasa menyesal atau semacamnya, jika aku tidak melihat ekspresi
Sylphy yang imut.”

“B-Bukan, aku tidak berbicara tentang itu. Keringatmu.”

“Haa ...... Haaaa .... Ah, berkeringat? Apa.....?”

153
Aku terengah-engah sembari mendekati dia, tapi dia menunjukkan ekspresi takut. Sama seperti
sebelumnya, dia tidak ingin aku mendekatinya, kemudian dia pun bergerak mundur.

Meskipun aku begitu tergila-gila denganmu, kau malah beranjak pergi.

Aku hanya bercanda.

“.......”

Aku menyeka keringat dari dahiku. Napasku semakin stabil.

Bagus.

Aku menampilkan ekspresi penuh kesedihan, menempatkan tanganku di pohon, dan bertingkah seakan-
akan aku sedang merenungkan semua kesalahan yang pernah kubuat selama ini. Aku melemaskan
bahuku, dan mendesah berat.

“Hah ...... Akhir-akhir ini, Sylphy benar-benar berperilaku dingin ......”

Keheningan berlanjut beberapa saat.

Apa itu cukup? Apakah itu cukup, Paul? Apakah aku harus terlihat lebih lemah daripada ini, ataukah itu
terlihat begitu dibuat-buat?

“!!”

Tanganku dicengkram dengan erat dari belakang. Aku merasakan kehangatan lembut, dan sangat
lembut. Aku pun menoleh ke belakang, dan Sylphy ada di sana.

W-Woahhh!

Begitu dekat. Sylphy tidak pernah sedekat ini denganku. Paul-san! Aku berhasil!!

“Karena, belakangan ini Rudeus, terlihat sedikit aneh .......”

Mmm. Aku sadar akan hal itu.

Tentu saja, itu karena aku memperlakukannya dengan cara yang berbeda, setelah mengetahui bahwa dia
adalah cewek.

Dari sudut pandang Sylphy, mungkin sikapku telah banyak berubah. Ini seperti seorang pria rendahan
yang mengetahui bahwa teman ceweknya ternyata adalah anak orang kaya, dan sedang mencari jodoh.

Dia pasti akan merasa tidak nyaman. Tapi, sikap macam apa yang harus kutunjukkan padany?

154
Di masa lalu, aku sama sekali tidak bisa melakukannya. Dan sekarang, aku bersama seorang gadis imut,
bagaimana bisa aku tidak tegang dalam keadaan seperti ini?

Dia adalah seorang gadis cilik yang imut, dan juga seumuran denganku. Aku benar-benar tidak tahu
bagaimana harus bergaul dengannya.

Andaikan sekarang aku berada di sudut pandang orang dewasa, mungkin jika Sylphy lebih tua, aku bisa
menggunakan beberapa jurus dari Eroge untuk menanganinya. Jika dia masih anak-anak, aku bisa
menggunakan pengalaman ketika aku bersama adikku.

Tapi dia adalah osananajimi [26], dan dia perempuan. Selama ini, aku sering memainkan game bertema
ecchi tentang hubungan dengan wanita, namun itu tidak lebih dari delusi semata. Dan juga, aku pun
tidak ingin memiliki hubungan dengannya secara ecchi. Sylphy terlalu muda.

Dia tidak masuk di medan pertahanan AT-ku. [27]

Untuk sementara, seperti itulah adanya. Tapi aku adalah pria yang terus menyongsong masa depan!!

Pertama-tama, ayo kita enyahkan semua pemikiran kotor itu. Dia adalah seorang anak yang sering di-
bully. Pada kehidupan sebelumnya, tak ada seorang pun yang membelaku di saat aku di-bully, jadi aku
berharap untuk menjadi temannya. Tak peduli apakah dia laki-laki atau perempuan, itu adalah satu-
satunya hal yang tidak akan berubah. Tapi, sulit bagiku memperlakukan dia seperti sebelumnya. Aku
adalah laki-laki tulen, dan aku berharap membangun hubungan yang baik dengan para gadis.

Ini semua untuk hari esok!!

Urgh ..... Aku tidak mengerti. Apa yang harus aku lakukan? Andaikan saja Paul berada di sini
sekarang…. Aku akan menanyakan hal ini secara langsung padanya.

“....... Maaf, tapi sebenarnya aku tidaklah begitu membenci Rudeus.”

“S-Sylphy ......”

Setelah aku menunjukkan ekspresi bagaikan orang yang tak berguna, Sylphy pun menyatakan itu
padaku.

Dan dia tersenyum padaku dengan lega. Itu adalah sebuah senyuman yang lembut.

Hatiku berdegup kencang.

Meskipun harusnya akulah yang disalahkan, dia malah meminta maaf kepadaku.

Aku meraih tangannya dengan erat.

Sylphy menatapku, dengan wajah merona.

155
”Jadi, kita bisa menjadi teman seperti sedia kala?”

Efek dari pertanyaan ini sungguh luar biasa.

Cukup untuk membuat hatiku semakin semangat.

Aku semakin semangat.

Itu benar, dia pun menginginkan hubungan yang seperti sedia kala.

Agar kembali seperti sedia kala, aku tidak boleh memperlakukannya dengan berbeda.

Agar dia tidak takut dan canggung, aku harus memperlakukan dia setara denganku.

Aku harus seperti itu.

Ayo menjadi.......

Seorang protagonis donkan. [28]

156
Bab 9
Pertemuan Keluarga Darurat

Bagian 1
Zenith telah didiagnosis hamil. Saudara atau saudariku akan segera lahir.

Anggota keluarga akan semakin banyak. Rudi-chan kecil!!

Selama beberapa tahun terakhir, Zenith selalu galau.

Tempo hari, dia selalu mendesah dan khawatir bahwa dirinya sudah tidak lagi bisa mempunyai anak,
tetapi sekitar 1 bulan yang lalu, dia mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Dia mulai cepat lelah,
mual, muntah, dll. Ini adalah tanda-tanda umum kehamilan. Karena ia masih ingat rasanya hamil, maka
dia pun pergi ke dokter dan didiagnosis hamil. Pada dasarnya, itu tidaklah salah.

Keluarga Greyrat sangat gembira dengan berita tersebut.

Jika yang lahir laki-laki, maka dia akan dinamai ini, jika perempuan, maka dia akan dinamai itu. Mereka
sudah mempersiapkan ruang khusus untuk si cabang bayi, dan juga baju-baju bekas milikku.

Topik-topik pembicaraan tentang si cabang bayi tak pernah habis.

Terus terdengar tawa pada hari bahagia itu. Terus terang, aku cukup senang, dan aku pun berpendapat
bahwa adik perempuan adalah pilihan yang lebih baik. Pendapat ini didasarkan pengalaman buruk di
kehidupan sebelumnya, yaitu adik laki-lakiku menghancurkan salah satu benda paling berharga milikku
dengan menggunakan pemukul baseball.

Lalu.

Sebulan kemudian, ada masalah lain yang muncul.

Bagian 2
Maid Lilia juga hamil.

“Maaf, aku hamil.”

Lilia terang-terangan mengumumkan bahwa dia sedang hamil, di depan semua keluarga yang tengah
berkumpul.

Saat itu, semua keluarga Greyrat membeku.

(Siapa yang melakukannya......?)

Tak ada yang berani mengutarakan pertanyaan itu pada suasana seperti ini.

157
Tapi, tentu saja mereka sudah menduga siapakah pelakunya, walaupun hanya samar-samar. Lilia adalah
Maid pekerja keras. Dia mengirimkan hampir semua gajinya kembali ke rumah. Untuk mengatasi
masalah desanya, dia sering pergi bersama Paul, sedangkan Zenith tinggal di desa untuk membantu
pekerjaan di klinik. Dia hampir tidak meninggalkan rumah kecuali untuk bekerja. Tak ada lelaki lain
yang dekat dengan Lilia kecuali Paul.

Mungkinkah dia melakukannya dengan orang asing ......

Tapi aku tahu satu hal.

Setelah Zenith hamil, Paul terpaksa berhenti berhubungan badan dengannya, dan ketika dia tidak bisa
menemukan partner untuk melakukan “itu”, ia pun menyelinap ke kamar Lilia di tengah malam.

Jika aku adalah seorang anak yang lugu, aku bahkan mungkin berpikir bahwa mereka sedang bermain
poker.

Sayangnya, aku tahu. Mereka berdua melakukannya selama ibu tak ada.

Aku benar-benar berharap mereka akan lebih berhati-hati. Bukankah pernah ada 2 orang yang
mengatakan ini sebelumnya?

“Yo tante!! Kau pasti dapat melakukannya jika kau mencoba. Itu adalah kata-kata yang sangat baik.
Mereka mengajarkan kita betapa pentingnya kontrasepsi !!” [29]

Aku benar-benar ingin membuat Paul, yang wajahnya telah berubah hijau, mendengarkan kata-kata itu.

Yah, aku tidak tahu betul apakah mereka menggunakan kontrasepsi.

Tentu saja, aku tidak berniat membocorkan hal ini dan menyebabkan mereka bercerai.

Di masa lalu, aku tidak akan memaafkan siapapun yang melakukan hal itu pada seorang Maid.

Tapi aku telah menerima banyak bantuan dari Paul untuk menyelesaikan masalahku dengan Sylphy.
Aku akan memaafkan dia sekali ini saja.

Menjadi seorang pria populer memang sulit. Itulah sebabnya jika ia dicurigai, aku akan membelanya.
Bahkan aku bersedia menjadi alibinya. Setelah meyakinkan ini dalam hatiku, aku pun melirik Paul untuk
menyatakan bahwa “santai saja laah...”.

Tetapi pada saat yang sama, Zenith melihat Paul dengan penuh kecurigaan.

Dan kebetulan, kami berdua menatap Paul.

“M-Maaf, m-mungkin itu salahku .......”

158
Orang ini menyerah terlalu mudah.

Betapa menyedihkan ....... di dunia inipun, orang jujur tidak akan dihargai. Dia selalu suka
mengumpulkan anggota keluarga, dan bertindak mulia dengan mengajariku:

“Jujurlah”....... Dan sesuatu semacamnya,

“Jadilah jantan”...... Dan sesuatu semacamnya,

“Lindungilah kaum hawa”……. Dan sesuatu semacamnya,

“Janganlah melakukan hal-hal yang tidak jujur” ……. Dan sesuatu semacamnya,

Jadi, sepertinya yang bisa dia katakan hanyalah kebenaran.

Bukankah itu baik? Aku suka bagian itu darimu.

(Tapi situasi telah menjadi sangat buruk .....)

Ketika aku melihat Zenith, sepertinya ada topeng Hannya yang muncul di belakangnya. [30]

Dengan demikian, kami pun memulai pertemuan keluarga darurat, bersama Lilia.

Bagian 3
Orang yang pertama memecahkan keheningan adalah Zenith.

Dia memimpin suatu inisiatif.

“Nah, apa yang akan kamu lakukan sekarang?”

Kelihatannya, Zenith sangatlah tenang.

Dia seakan-akan rela membiarkan suaminya berzinah. Dia pun hanya menghukum suaminya dengan
sekali tamparan telak, namun dia tidak menanggapinya dengan histeris.

Wajah Paul masih memiliki cap telapak tangan merah.

“Ijinkan aku berhenti dari pekerjaan ini setelah menolong persalinan nyonya.”

Orang yang menjawab kemudian adalah Lilia. Dia juga sangat tenang. Aku tidak paham, namun
sepertinya di dunia ini, perzinahan adalah suatu hal yang lumrah. Perselingkuhan seorang Maid dan
majikannya tidak ditanggapi seheboh itu. Setelah itu menjadi masalah, sang Maid pun meninggalkan
rumah.

Hm.

159
Jika insiden semacam ini dianggap biasa-biasa saja, sepertinya aku jadi makin tertarik dengan cerita
tragis ini. Tapi tegangnya suasana ini bahkan tidak bisa membuatku bergerak sedikit pun.
Bagaimanapun juga, aku harus menahan diri.

Tidak seperti Paul.

Asal tahu saja, yang bisa Paul lakukan saat ini hanyalah meringkuk di sudut ruangan.

Martabat seorang ayah kau bilang? Apa-apa’an itu?

“Bagaimana dengan anaknya nanti?”

“Aku berencana untuk membesarkan dia di kampung halamanku, setelah aku melahirkan di Fedoa.”

“Kampung halamanmu ada di wilayah selatan, ‘kan?”

“Ya.”

“Kau akan kelelahan setelah melahirkan, dan mungkin kau tidak akan sanggup berjalan jauh, ‘kan?”

“......... Mungkin saja, tapi tidak ada tempat lain yang mau menampungku.”

Fedoa berlokasi di bagian utara Asura.

Sepengetahuanku, kota-kota di wilayah selatan Kerajaan Asura sangatlah jauh, sehingga memerlukan
perjalanan selama sebulan penuh, bahkan dengan menggunakan kereta kuda. Meskipun memerlukan
perjalanan selama sebulan, kau tidak akan menemukan banyak kesulitan, karena cuaca di Kerajaan
Asura cukup baik, dan keamanannya pun terjamin, sehingga jangan khawatir adanya gangguan dari para
penyamun.

Tapi itu hanya terjadi jika kau punya cukup banyak perbekalan.

Lilia tidak punya uang. Jika dia tidak punya uang, maka dia hanya bisa berjalan.

Walaupun keluarga Greyrat memberinya biaya untuk perjalanan, bahaya masih mengintainya sampai dia
mendapatkan kereta kuda.

Seorang ibu yang barusan melahirkan, lantas melakukan perjalanan jauh sendirian. Jika aku adalah
orang jahat, maka apa yang akan kulakukan padanya?

Tentu saja aku akan menyerangnya, karena dalam keadaan seperti itu, dia adalah mangsa empuk. Itu
sama saja berkata pada orang lain: “silahkan serang aku”. Ambil anaknya, kurung ibunya, dan curi
semua barang-barangnya terlebih dahulu. Dunia ini mengenal sistem perbudakan, sehingga sangat
mungkin bahwa anak dan ibunya dijual dengan harga tinggi.

160
Walaupun Asura adalah tempat yang paling aman di dunia ini, bukan berarti tidak ada orang jahat di luar
sana. Kemungkinan besar dia akan diserang oleh orang luar.

Zenith benar. kekuatan fisik adalah masalah krusial di sini. Meskipun Lilia berhasil menangani orang
jahat yang hendak menyerangnya, lantas bagaimana dengan anaknya?

Dapatkah anaknya bertahan dalam perjalanan itu selama sebulan penuh?

Mustahil, kan?

Tentu saja jika Lilia roboh, anaknya pun akan segera menyusulnya. Jika mereka jatuh sakit, mereka juga
tidak bisa menemukan dokter, dan pada akhirnya mereka akan tewas.

Mataku dapat memvisualisasikan pemandangan Lilia membawa bayinya, kemudian roboh di tengah-
tengah badai salju.

Aku tidak ingin Lilia mati dengan cara seperti itu.

“Tapi sayang, itu sungguh .......”

“Diam!!”

Paul mencoba untuk berdebat dengan suara gagap, tapi Zenith segera menolaknya dengan nada datar,
kemudian ayah pun merajuk bagaikan bocah di sudut ruangan.

Dalam situasi seperti ini, dia tidak memiliki kekuatan untuk berbicara. Hmm. Sepertinya keberadaan
Paul di sini sudah tidak dianggap.

“............”

Zenith menggigit kukunya dengan gundah. Sepertinya dia ragu-ragu.

Dia tidak membenci Lilia, sampai-sampai ingin membunuhnya.

Sebenarnya, hubungan antara keduanya sangatlah baik. Mereka pernah mempertahankan rumah tangga
selama 6 tahun bersama-sama, bahkan kau bisa melihat hubungan mereka sebagai teman baik.

Andaikan saja anak di rahim Lilia bukan hasil dari benih Paul, maka hal ini tidak akan terjadi.

Andaikan saja Lilia diperkosa di suatu gang, kemudian hamil karena itu, Zenith pasti akan .......
melindunginya dengan sepenuh hati, dan membiarkan anaknya dibesarkan di sini. Kalau aku tafsirkan
dari pembicaraan sampai detik ini, sepertinya di dunia ini tidak mengenal adanya konsep aborsi.

Aku pikir, ada dua perasaan yang saling bertentangan dalam hati Zenith.

161
Perasaan kasihan pada Lilia, dan juga perasaan benci karena dia merasa telah dikhianati oleh temannya
sendiri.

Aku pikir, Zenith adalah sosok wanita yang mengagumkan, karena dia tidak terbakar emosi. Andaikan
aku jadi dia, aku pasti sudah cemburu buta, dan segera menendang keluar Maid murahan itu dari rumah
ini.

Sampai detik ini, Zenith masih mampu berkepala dingin, dan ini ada hubungannya dengan sikap yang
ditunjukkan si Maid. Lilia tidak banyak berdalih atas dosa yang telah dibuatnya, yang dia inginkan
hanyalah pertanggung jawaban. Dia ingin bertanggung jawab pada keluarga yang telah dikhianatinya.

Akan tetapi, orang yang harus bertanggung jawab menurutku adalah Paul. Tidak benar jika Lilia yang
harus bertanggung jawab atas insiden memalukan ini.

Perpisahan ini tidak boleh terjadi secara memalukan.

Aku memutuskan untuk memihak pada Lilia. Aku telah menerima banyak perawatan darinya. Walaupun
kami jarang berinteraksi, dan diapun jarang berbicara padaku, namun selama ini dia telah merawatku
dengan begitu baik.

Ketika aku basah kuyup oleh keringat setelah berlatih pedang, dia akan menyiapkan handuk untukku.
Jika aku basah kuyup oleh air hujan, dia juga akan menyiapkan air panas. Pada malam yang dingin, dia
akan membawakanku selimut. Ketika aku lupa mengembalikan buku ke rak, dia akan merapihkannya.

Dan yang paling penting.

Yang paling penting, dan yang paling penting.

Dia tahu keberadaan artefak dewi, tapi dia merahasiakannya.

Tidak salah lagi, Lilia benar-benar tahu akan hal itu.

Waktu itu, ketika aku masih mengira Sylphy adalah seroang cowok.

Saat itu hujan. Aku sedang belajar ensiklopedia botani di kamarku dengan perasaan galau. Kemudian,
Lilia masuk dan mulai membersihkan kamar. Aku asyik membaca buku dan aku tidak melihat Lilia
membersihkan di dekat tempat persembunyian artefak dewi. Ketika aku melihat dia, semuanya sudah
terlambat. Tangan Lilia memegang artefak dewi tersebut.

Aku benar-benar terkejut. Memang benar, selama 20 tahun hidup sebagai NEET, kamarku sangatlah
berantakan. Aku sudah terbiasa mendiami kamar seperti itu, sehingga aku tidak menyadari kedatangan
seorang Maid yang berusaha membersihkannya. Bahkan, dulu ada sebuah folder di desktop komputer
dengan nama file “Gambar Erotis”. Mungkin itulah mengapa aku sudah tidak peka lagi untuk
menyembunyikan barang di tempat yang aman. Tapi, aku tidak menyangka bahwa artefak itu bisa

162
ditemukan dengan begitu mudahnya. Aku bahkan mencoba dengan sungguh-sungguh untuk
menyembunyikannya ....... Seperti inikah kepekaan makhluk bernama “Maid”?

Sesuatu dalam hatiku mulai hancur, dan darah mulai kering dari otakku.

Perburuan penyihir telah dimulai.

Lilia mengatakan: “Apa ini?”

Aku berkata: “Aaaaaaaaaaaaapppaaaa ya ituuuuuuuu.”

Lilia mengatakan: “Ada baunya juga.”

Aku berkata: “M-m-m-minyak….Bukankah itu mungkin bau minyak wijen?”

Lilia mengatakan: “Punya siapa ini?”

Aku berkata: “.............. Maaf, itu adalah miliknya Roxy.”

Lilia mengatakan: “Lebih baik ini kucuci.”

Aku berkata: “Bagaimana bisa itu dicuci !!”

Lilia menempatkan artefak dewi kembali ke tempat penyimpanannya.

Dan dia meninggalkan aku yang gemetar, lantas dia pun keluar ruangan.

Pada malam itu, aku sudah siap untuk menghadapi pertemuan keluarga.

Tapi tidak terjadi apapun.

Aku menggigil sepanjang malam. Tapi keesokan harinya, tidak ada yang terjadi.

Dia tidak memberitahu siapapun.

Aku akan membalas budi ini.

“Ibu, aku bisa mendapatkan dua saudara kandung pada saat yang sama, lantas mengapa semuanya begitu
tegang?”

Aku harus berbicara seperti anak kecil.

Lilia hamil. Itu bagus, akan ada anggota keluarga tambahan. Mengapa kalian begitu marah?

Aku mencoba untuk menyela dengan pemikiran layaknya anak kecil yang masih polos.

163
“Itu karena dia dan ayahmu telah melakukan sesuatu yang tidak diizinkan.”

Zenith menjawab dengan desahan. Suaranya mengandung kemarahan yang tidak berujung. Tapi itu
bukanlah kemarahan yang dia tujukan pada Lilia. Zenith tahu dengan jelas siapa yang patut disalahkan
di sini.

Siapakah yang paling pantas disalahkan?

“Begitukah? Tapi, bisakah Lilia tahan terhadap ayah?”

“Apa?”

Jadi, walaupun ini tidak adil bagi Paul, ia telah menggali kuburannya sendiri. Silahkan tanggung semua
kesalahan ini.

Maaf, balas budi untuk kasus Sylphy harus menunggu.

“Aku tahu. Ayah mengerti kelemahan Lilia.”

“Eh? Benarkah!?”

Zenith tampaknya percaya pada kebohongan yang kubuat secara acak, dan dia pun melihat Lilia dengan
ekspresi terkejut.

Sedangkan Lilia hanya memandang tanpa ekspresi seperti biasanya, tapi ia tampaknya mengerti tentang
hal ini, dan alisnya pun sedikit bergerak. Apakah dia memang memiliki beberapa kelemahan. Tapi
kelihatannya, orang yang kelemahannya terungkap di sini adalah.... Paul .......

Terserah. Itu sama saja.

“Sebelumnya, ketika aku pergi ke toilet dan melewati kamar Lilia, aku mendengar ayah mengatakan ......
Jika Jika kau tidak ingin “itu” keluar di siang hari, maka kau lebih baik membuka kedua kakimu tanpa
banyak membantah.”

“A-a-a-apa yang sedang kau katakan, Rudi ......”

“Kau tutup saja mulutmu itu!!”

Jeritan Zenith yang tajam memotong kalimat Paul.

“Lilia, apakah yang dia katakan benar?”

“Tidak, hal semacam itu ......”

Lilia ingin mengatakan sesuatu, tapi sorot matanya terlihat bimbang.

164
Dia memikirkan sesuatu. Bahkan mungkin dia memang pernah bermain permainan itu dengan ayahku.

“Itu benar, kau tidak boleh mengatakannya keras-keras dengan mulutmu ......”

Zenith menafsirkannya sendiri berdasarkan tingkah Lilia.

Paul tampak terperangah dengan matanya yang melirik dalam kebingungan, meskipun mulutnya terbuka
lebar, dia tidak bisa mengatakan sepatah kalimat pun, dan itu membuatnya terlihat seperti ikan koi.

Bagus. Sekarang saatnya sentuhan terkahir.

“Ibu. Aku merasa bahwa Lilia tidak patut disalahkan.”

“Ya.”

“Ayahlah yang patut disalahkan.”

“........Ya.”

“Ayah lah yang salah, tapi Lilia juga ikut mendapatkan hukuman, kok aneh ya.”

“...............Ya.”

Reaksinya masih biasa-biasa saja ........ Oke, sedikit lagi.

“Aku benar-benar senang menghabiskan waktu bersama Sylphy, jadi aku pikir, akan lebih baik jika
adikku punya teman yang seumuran denganya.”

“.......Ya.”

“Dan juga.... ibu. Bagiku, keduanya adalah saudara kandungku.”

“..............Aku mengerti. Huffffff, aku benar-benar tidak bisa menang terhadapmu, Rudi.”

165
Zenith mengambil napas dalam-dalam.

Kau memberiku banyak masalah, ibu.

“Lilia, tinggalah di rumah kami. Kau sudah menjadi salah satu dari keluarga kami!! Aku tidak akan
membiarkanmu pergi sendirian!!”

Dia menyatakannya dengan sekeras mungkin.

Paul membuka matanya lebar-lebar, Lilia menangis sambil menutupi bibir dengan tangannya.

Dan dengan demikian, masalah inipun berakhir.

Bagian 4
Dengan begitu, semua kesalahan dilimpahkan pada Paul, dan masalah inipun dianggap berakhir.

Pada akhirnya, Zenith melihat Paul dengan tatapan jijik bagaikan seekor babi yang pantas disembelih.

Untuk beberapa profesi mungkin ini merupakan hadiah, namun bulu kudukku bergidik ketika
membayangkannya.

Zenith pun memandang Lilia dengan tatapan serupa, lantas dia memutuskan untuk kembali ke
kamarnya.

Lilia menangis. Wajahnya masih tetap tanpa ekspresi, namun air mata mengalir di pipinya.

Paul terlihat ragu-ragu, apakah dia harus memeluk pundak selingkuhannya itu.

Yah, serahkan saja semuanya pada si playboy.

Aku mengejar Zenith ke kamar tidur utama. Jika kejadian ini menyebabkan Zenith menuntut cerai pada
Paul, itu juga bisa menjadi masalah.

Aku mengetuk pintu, dan Zenith segera keluar.

“Ibu. Hal-hal yang sebelumnya aku katakan itu hanyalah kebohongan. Mohon jangan membenci ayah.”

Aku mengatakannya tanpa basa-basi.

Zenith tampak tercengang sesaat, tapi dia segera menampilkan senyum kecut, dan dia pun mengetuk
kepalaku dengan pelan.

“Aku mengerti. Aku pun tidak percaya telah jatuh hati pada pria buruk seperti dirinya. Yang
mendasarinya hanyalah kebodohan dan hawa nafsuku, jadi aku telah mempersiapkan diri kalau-kalau
hal seperti ini terjadi. Namun ketika malapetakan ini terjadi dengan begitu tiba-tiba, yang bisa kulakukan
hanyalah terkejut.”

166
“........ Apakah ayah begitu gemar akan wanita?”

Aku pura-pura tidak tahu apa-apa, dan bertanya.

“Ya. Akhir-akhir ini sih tabiatnya membaik, tapi dulunya, dia tidak terlalu memikirkan konsekuensi
akan perbuatannya. Bahkan mungkin pernah lahir kakak atau adik Rudi lainnya.”

Saat ia berbicara, tangannya yang membelai kepalaku menjadi lebih kuat, dan semakin kuat.

“Rudi, jangan pernah menjadi orang dewasa semacam itu, oke?”

Dia menggosok kepalaku dengan keras…. Tidak, lebih tepatnya dia mencengkram kepalaku.......

“Kau tidak boleh memperlakukan Sylphy dengan enteng, oke?”

“Ow, aduh…duh, tentu saja ibu, aduh ~”

Aku merasa bahwa perbuatanku mulai detik ini, akan sangat dibatasi.

Tapi, sepertinya semua ini akan baik-baik saja. Apapun yang terjadi, ini semua karena perbuatan Paul.

Tapi, kepala keluarga kami benar-benar nakal.

Tidak ada kesempatan kedua, mister.

Hari berikutnya.

Pelatihan pedang menjadi lebih disiplin daripada biasanya.

Aku sudah membantumu untuk menghibur ibu, jadi bisakah kau tidak melampiaskan kekesalanmu itu
padaku?

Bagian 5
--Sudut Pandang Lilia--

Aku akan berbicara dengan terang-terangan.

Kehamilan ini adalah kesalahanku sendiri. Ini semua karena aku tergoda oleh ajakan Paul.

Ketika aku datang ke rumah ini, aku sama sekali tidak mengira bahwa hal ini akan terjadi. Tapi, setelah
mendengarkan desahan-desahan mereka setiap malam, dan membersihkan kamar mereka yang penuh
aroma cairan orang dewasa, aku pun juga merasakan hasrat seksual.

Pada awalnya, aku menetap diriku sendiri.

167
Tapi, ketika aku melihat Paul berlatih pedang setiap hari di halaman sembari bermandikan keringat,
hawa nafsu ini semakin membara di dalam tubuhku.

Setiap kali aku melihat Paul berlatih, aku jadi teringat saat-saat itu.

Aku jauh lebih muda waktu itu, dan aku pun masih berlatih di dojo. Pria itu, tentu saja adalah Paul, dia
menyerangku secara paksa di malam hari. Waktu itu aku tidaklah menyukainya, dan juga tidak
membencinya. Saat-saat pertamaku itu sama sekali tidak romantis, dan aku meneteskan air mata.

Tapi setelah itu, benih-benih ini mulai tertanam di dalam tubuhku.

Setelah aku pikir bahwa Paul lebih baik dari mereka, aku pun tidak begitu mempermasalahkan insiden
ini...

Ketika aku mendengar bahwa Paul membuka lowongan untuk memperkerjakan Maid rumah tangga, aku
berpikir untuk menggunakan apa yang telah terjadi saat itu sebagai materi negosiasi.

Sejak saat itu, aku sudah tidak pernah bertemu dengan Paul lagi, namun sekarang dia terlihat jauh lebih
jantan.

Masa kekanak-kanakannya telah berlalu, dan kini dia menjadi seorang pria yang macho.

Di depan orang seperti itu, aku benar-benar berhasil bertahan selama 6 tahun.

Pada awalnya, Paul tidak main mata denganku.

Jika tetap seperti itu, mungkin hasratku akan padam dengan sendirinya.

Tapi, pelecehan seksual yang sesekali dilakukannya, malah semakin menyalakan nafsuku.

Meskipun aku bisa bertahan, tapi aku sadar bahwa aku sudah mencapai batas.

Kehamilan Zenith lah yang merusak batas itu.

Aku menggunakan hasrat seksual Paul sebagai kesempatan untuk diriku sendiri, lantas aku merayu dia
untuk berkunjung ke kamarku......

Jadi, semuanya adalah salahku. Kehamilan adalah hukumanku. Hukuman karena aku telah menyerah
atas godaan hawa nafsu, dan juga telah mengkhianati Zenith.

Tapi ternyata aku masih diampuni.

Aku telah diampuni oleh Rudeus.

168
Secara akurat, anak cerdas itu memahami apa yang telah terjadi, dia pun menganalisis aliran
pembicaraan kami dengan presisi, dan bahkan mengarang suatu kebohongan sempurna.

Seolah-olah dia telah mengalami hal seperti ini sebelumnya, dan dia tetap tenang.

Itu terlalu menakutkan ...... T-Tidak, aku tidak boleh membicarakan dia seperti ini lagi.

Aku selalu menganggap Rudeus sebagai bocah yang menakutkan, dan aku selalu menghindarinya di
masa lalu. Rudeus memang sangat pintar. Harusnya dia sadar bahwa aku sengaja menghindarinya. Tapi,
dia masih menyelamatkanku. Namun, dia pasti merasa tidak nyaman.

Alih-alih menuruti egonya, dia malah memutuskan untuk menyelamatkan anak di dalam kandunganku
ini.

Aku merasa malu karena selalu saja menghindarinya, dan menganggapnya sebagai anak yang
berbahaya.

Dia adalah penyelamatku. Seseorang yang layak kuhormati.

Aku akan melayani anak ini dengan segenap kehormatanku sampai ajalku tiba nanti. Tidak ...... tak
peduli apapun yang kulakukan, aku tidak akan sanggup membayar budi baik anak ini. Terlebih lagi, aku
tidak akan bisa membayar kesalahanku karena pernah meremehkan anak ini.

Betul.

Jika anak di dalam rahimku ini bisa tumbuh dengan aman dan sehat.

Aku akan membuat anak ini menjadi pengikut Rudeus.

Aku akan membuat dia melayani Tuan Rudeus selamanya.

Bagian 6
--Sudut Pandang Rudeus--

Tidak terjadi hal istimewa selama beberapa bulan ke depan.

Pertumbuhan Sylphy semakin jelas. Dia bisa menggunakan mantra tanpa suara hingga level menengah.
Dia juga mampu secara perlahan mengontrolnya dengan halus.

Secara relatif, level teknik pedangku tidak berubah banyak.

Meskipun semakin membaik, pedangku masih belum mampu menggores tubuh Paul, sehingga
pencapaian ini tidaklah begitu terasa.

Dan juga, sikap Lilia tampaknya menjadi lebih baik. Tempo hari, dia selalu waspada terhadapku. Yahh,

169
tentu saja dia takut padaku, karena sejak bayi aku suka komat-kamit membaca mantra, dan tampaknya
itu bukanlah hal yang umum baginya.

Meskipun wajah Maid itu terlihat tanpa ekspresi, kata-kata dan tindakannya terkesan begitu
menghormatiku. Aku tidak mempermasalahkan itu, namun rasa hormatnya padaku membuat Paul
tersisihkan, jadi akupun berharap bahwa dia segera menghentikan tingkah lakunya itu.

Setelah insiden itu, Lilia mulai sedikit berbicara padaku.

Terutama tentang Paul.

Lilia dan Paul benar-benar pernah belajar teknik pedang pada dojo yang sama.

Saat itu Paul sangat berbakat, tapi dia tidak suka latihan. Dan dia biasanya membolos latihan untuk
bermain-main di kota. Dan Lilia kehilangan keperawanannya karena serangan tiba-tiba Paul pada
malam hari saat dia sedang tidur. Paul takut jikalau insiden tersebut terungkap, sehingga dia lebih
memilih untuk kabur.

Dia dengan jelas menggambarkan kepada aku tentang peristiwa yang terjadi.

Rasa hormatku pada Paul semakin menurun ketika Lilia terus menceritakan kejadian sebenarnya.

Pemerkosaan ditambah perzinahan. Paul adalah seorang bajingan.

Tapi dengan kepribadian seperti itu, bukan berarti Paul adalah orang yang jahat. Dia liar dan bebas
seperti anak kecil, sehingga naluri kekeluargaannya pun muncul. Dia berusaha keras untuk menjadi
seorang ayah. Tapi dia sangat lemah dalam hal bersabar, ketika dia memikirkan sesuatu, dia akan segera
melakukannya tanpa pikir panjang, namun dia benar-benar bukanlah orang jahat.

“Ada apa, kenapa kau menatapku. Apakah kau ingin menjadi sekeren ayahmu?”

Selama berlatih pedang, dia menanyakan hal itu padaku ketika aku terus menatapnya.

Orang ini selalu berusaha untuk bercanda.

“Apakah seseorang yang hampir menghancurkan hubungan keluarga karena perzinahan, layak disebut
keren?”

“UUUGH .....”

Paul menunjukkan ekspresi sedih. Aku memperingatkan diri untuk berhati-hati ketika aku melihat
ekspresinya.

Meskipun aku tipe donkan. Aku tidak akan selingkuh, kecuali pada gadis-gadis yang mencoba untuk
memperebutkanku. Namun, aku adalah tipe pria yang memancing agar hal seperti itu terjadi.

170
“Yahh, dengan menjadikan insiden kemaren sebagai pembelajaran, aku harap ayah tidak menyentuh
wanita selain ibu.”

“K-Kalo Lilia tidak apa-apa, ‘kan?”

Orang ini sepertinya belum cukup menderita.

“Jika hal seperti kemaren kembali terjadi, ibu mungkin akan meninggalkan kota tanpa banyak bicara.....”

“Ugh ......”

Dikelilingi oleh 2 wanita, dan orang ini masih pengen nambah?

Mendapatkan istri cantik dan seorang Maid yang bisa dia serang kapan saja, sementara mengajarkan
teknik berpedang pada anaknya di area yang jauh.

Hey hey, itu bisa membuat orang terlalu iri. Bukankah itu salah satu ending terbaik?

Seperti Light Novel tertentu [31], apakah tidak masalah jika dia menyentuh Louise dan juga Tabitha?

Haruskah aku berhenti menjadi tipe pria donkan, dan belajar menjadi pria seperti dirinya ......?

Tidak, tidak. Tenang. Pertemuan keluarga, dan tatapan mata Zenith yang terakhir.

Apakah kau ingin sekali lagi ditikam oleh tatapan mata setajam itu?

Satu istri saja sudah cukup.

“Jika kau memang seorang pria sejati, kau pasti memahaminya, ‘kan?”

Paul masih bersikeras atas idealismenya. Aku mengerti itu, tapi aku tidak menyetujuinya.

“Apakah kau mencoba agar anakmu yang berusia 6 tahun ini memahami hal-hal seperti itu?”

“Apakah kau tidak meneteskan air liur ketika melihat Sylphy? Anak itu pasti akan menjadi cewek super
cantik di masa depan nanti.”

Aku pun setuju akan hal itu.

“Sepertinya begitu, akupun berpendapat bahwa dia begitu imut sekarang.”

“Bukankah itu mudah dimengerti.”

“Sepertinya begitu.”

171
Paul adalah seorang bajingan, tapi kami bisa ngobrol semudah ini.

Meskipun aku terlihat seperti anak kecil, keadaan mentalku saat ini adalah seperti seorang NEET berusia
40 tahun. Itu berarti aku adalah bajingan yang lebih besar daripada dia.

Meskipun hanya sebatas game, tapi aku begitu suka pada para gadis, dan tentu saja aku suka harem.
Pemahamanku atas wanita mungkin setara dengan kegilaan Paul pada gadis-gadis cantik.

Perasaan ini kurasakan setelah aku berbicara dengan Paul, yaitu saat aku melucuti Sylphy dengan paksa.

Setelah kejadian itu, aku merasa bahwa Paul semakin dekat padaku, dan dia bahkan menceritakan
semuanya dengan terbuka. Karena aku menunjukkan sisi lemahku, maka dia tidak memaksakan diri
untuk menjadi seorang ayah yang keras, itu berarti dia juga telah berubah.

“Hehe......”

Tiba-tiba aku melihat Paul menyeringai.

Dia tidak menatapku, tapi melihat sesuatu di belakangku. Ketika aku menoleh ke belakang, Sylphy
sudah berdiri di sana. Dia jarang datang ke rumah kami.

Ketika aku melihat lebih dekat, dia bertingkah sedikit gelisah dengan wajah merona.

Dia pasti sudah mendengar apa yang kukatakan sebelumnya.

“Hei, ulangi sekali lagi agar dia mendengarkan dengan jelas ~” , godaan Paul benar-benar klasik.

Aku tertawa melalui hidungku. Ampun deh, kau sungguh tidak paham.

Paul masih naif dalam beberapa hal.

Walaupun itu adalah sesuatu yang datang dari dalam lubuk hatimu, kau akan terbiasa dengan itu jika kau
sering kali mendengarnya, dan getaran itu akan menjadi lebih lemah. Kau harus membiarkan orang
merasa bahwa kau adalah orang yang bebal, tapi akan lebih efektif jika sesekali kau mengatakannya
dengan tulus.

Itu hanya bisa terjadi sesekali. Kau tidak dapat melakukannya 2 kali.

Jadi aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan pada Sylphy.

Lagipula, Sylphy hanyalah gadis berusia 6 taun. Sepuluh tahun terlalu dini untuk berbicara tentang hal
itu.

Jika kau memuji dia sebagai gadis yang imut dan terus-terusan menyanjungnya, ia tidak akan menjadi
wanita baik.

172
Kakakku adalah contohnya.

“Se-sebenarnya. Rudeus, kau juga ....... keren, kok?”

“Begitukah? Terima kasih Sylphy.”

Aku tersenyum samar-samar dan menunjukkan gigiku yang bersinar (seharusnya sih bersinar).

Sylphy benar-benar baik dalam bersosialisasi. Aku hampir mengira bahwa ini adalah mimpi, ketika dia
menatapku dengan mata penuh kekaguman. Pujian imut yang kutujukan pada Sylphy adalah ungkapan
jujur dari lubuk hatiku, tapi tidak termasuk cinta romantis dalam pujian itu.

Setidaknya untuk sekarang.

“Kalau begitu.... ayah, aku pergi dulu.”

“Jangan menindihnya sambil tiduran di rumput!”

Siapa yang akan melakukan itu. Aku bukanlah kamu.

“Ibu!! Ayah barusaja mengajariku -----”

“Wahh, berhenti, berhenti ..... !!”

Hari ini adalah salah satu hari damai keluarga kami.

Bagian 7
Setelah beberapa saat, akhirnya masa-masa persalinan Zenith pun dimulai.

Dia mengalami masa-masa sulit, karena bayinya lahir sungsang. [32]

Lilia juga tidak bisa bergerak, sehingga bidan dari desa dipanggil untuk membantu. Tapi wanita tua
yang datang membantu juga tidak memiliki solusi.

Proses bersalin Zenith sungguh parah.

Jika proses bersalin terlalu lama, baik ibu maupun anaknya akan berada dalam bahaya.

Lilia menggunakan semua pengetahuannya, dan dia mulai bergerak sekuat tenaga. Aku juga mencoba
apapun yang kubisa, dan aku terus melepaskn sihir penyembuhan untuk membantu.

Dengan segenap upaya kami, proses bersalin itupun akhirnya berhasil.

Si cabang bayi lahir ke dunia ini tanpa cacat sedikit pun, dan dia menangis sekeras-kerasnya.

173
Jenis kelaminnya perempuan. Seorang adik perempuan. Untungnya, itu bukan adik lelaki.

Ketika kami baru saja menarik napas lega, Lilia juga menunjukkan tanda-tanda hendak melahirkan.

Saat itu, semua orang mulai santai dan kelelahan.

Kata ‘kelahiran prematur’ terus terngiang di benakku.

Tapi, kali ini si bidan berhasil menanganinya dengan tepat. Dia sungguh buruk dalam menangani
kelahiran sangsang, namun tampaknya dia begitu berpengalaman dalam menangani persalinan prematur.
Umurnya berbicara banyak.

Aku mengikuti perintah bidan. Setelah menendang pantat Paul yang ketakutan, aku biarkan dia
membawa Lilia ke kamarku. Sementara itu, aku menggunakan sihir untuk membuat air panas, mencoba
yang terbaik untuk mengumpulkan kain bersih, lantas aku kembali ke bidan.

Sisanya kuserahkan kepada bidan.

Saat anaknya lahir, Lilia memanggil nama Paul dengan penuh kasih sayang.

Paul yang bermandikan keringat meraih tangan selingkuhannya dengan erat.

Anak yang baru lahir lebih kecil daripada putri Zenith, tapi anak ini juga menangis dengan enerjik.

Jenis kelaminnya juga wanita.

Keduanya perempuan. Keduanya adikku.

Keduanya perempuan? ----- Paul berkata dan tertawa dengan ekspresi konyol.

Betapa bodoh wajah ayahku. Ini adalah kedua kalinya aku melihat ekspresi itu.

Kalau dipikir-pikir, Paul benar-benar terlalu menyedihkan. Bagaimanapun juga, fraksi perempuan di
rumah kami telah meningkat jumlahnya 2 x lipat. Dengan begini, maka siapakah yang akan
terpojokkan?

Mungkin ayahlah jawabannya, karena dia berzinah dengan seorang Maid.

Tujuanku adalah menjadi kakak yang terhormat, tetapi Paul sepertinya tidak akan dihormati oleh
siapapun. Ya, mungkin saja begitu.

Putri Zenith, Norn.

Putri Lilia, Aisha.

174
Nama-nama itu telah diberikan kepada mereka.
Bab 10 – Hambatan
Bagian 1
Aku berusia 7 tahun sekarang.

Dua saudariku, Norn dan Aisha, tumbuh dengan sehat.

Mereka menangis setiap kali mengompol, mengotori popok, lapar, atau merasa ada sesuatu yang salah.
Mereka bahkan menangis ketika tidak ada yang salah.

Mereka menangis secara normal di malam hari. Mereka menangis secara normal di siang hari. Mereka
bahkan menangis lebih keras di tengah hari.

Itu meruntuhkan mental Paul dan Zenith dengan cepat.

Tapi, Lilia dengan semangat berkata:

“Ini adalah hal yang normal, memang seperti inilah anak yang sedang tumbuh berkembang! Kalian
terlalu lemah, karena ketika Tuan Muda Rudeus lahir, dia tidak menangis sama sekali! Kalian kurang
pengalaman dalam membesarkan seorang anak!”

Dia merawat bayi dengan pengalamannya.

Asal tahu saja, mengenai bayi yang menangis di malam hari, aku sudah terbiasa mendengarnya, karena
pada kehidupan sebelumnya, adikku juga melakukan itu setiap malam.

Aku tidak membual, tapi aku sudah berpengalaman mengurus bayi sejak kelahiran adikku. Ketika
melihatku mengganti popok, mencuci pakaian dan membersihkannya, Paul pun tercengang, dan dia
merasa bahwa dirinya sama sekali tidak berguna.

Pria seperti ini mirip sekali dengan lelaki Jepang sebelum perang, mereka sama sekali tidak mengetahui
urusan rumah tangga.

Meskipun dia sangat terampil dalam ilmu pedang, dan menerima kepercayaan yang mendalam dari
penduduk desa, dia masih hijau ketika menjadi sosok ayah di hadapan keluarganya.

Aku sudah mengurus bayi kedua hari ini ....... Huffff, capek juga.

Bagian 2
Mulai sekarang, aku akan berusaha memulihkan reputasi Paul, dan mengungkapkan hal-hal baik
tentangnya.

Orang ini memiliki kelemahan di setiap jengkal tubuhnya, dan tak peduli bagaimana caramu melihat
pria ini, Paul tetaplah seorang bajingan, namun aku mengakuinya sebagai seorang ayah.

175
Mengapa? Karena dia kuat.

Pertama-tama, kau harus tahu level teknik pedang Paul.

Jurus Dewa Pedang: level lanjut

Jurus Dewa Air: level lanjut

Jurus Dewa Utara: level lanjut

Semua jurusnya berada pada level lanjut.

Berbicara tentang level lanjut, pernah dikatakan bahwa orang berbakat sekalipun akan menghabiskan
waktu selama 10 tahun untuk mencapai level lanjut.

Jika kau membandingkan level lanjut dalam olahraga Kendo, mungkin setara dengan Dan 4 atau Dan 5.
Level menengah mungkin setara dengan Dan 2 atau Dan 3, atau bahkan lebih. Jika kau sudah mencapai
level menengah, maka kau sudah diakui sebagai seorang ksatria. Sedangkan level Saint, mungkin setara
dengan Dan 6 atau lebih, tapi mari kita abaikan itu untuk sementara.

Jika dianalogikan, Paul memiliki kemampuan Kendo, Judo, dan Karate setara Dan 4.

Tapi semuanya dilatih setengah-setengah, sebelum akhirnya diabaikan.

Meskipun dia bukan manusia yang bermoral, kekuatannya tidak perlu diragukan. Dan juga, meskipun
dia baru berusia 25 tahun, pengalaman bertarungnya sungguh banyak.

Saran yang dia berikan padaku sangatlah licik dan praktis.

Karena dia adalah tipe orang yang terlalu mengandalkan insting, aku tidak bisa mengerti semua
nasehatnya, karena orang seperti itu tidak memerlukan dasar yang jelas dalam mengambil tindakan, tapi
aku tahu bahwa semua yang dikatakannya adalah benar.

Sudah 2 tahun aku menghabiskan waktu sebagai murid Paul, namun skill pedangku bahkan belum
meningkat dari level dasar. Setelah beberapa tahun lagi, aku tidak tahu bagaimana kemampuan fisikku
meningkat, tapi saat ini, tidak peduli sekeras apapun aku melakukan latihan fisik, aku masih tidak
sanggup mengalahkan Paul. Walaupun aku menggunakan sihir atau bermain-main dengan strategi, aku
merasa seperti tidak akan menang darinya.

Aku pernah melihat Paul melawan makhluk sihir.

Lebih tepatnya, dia sengaja melawan makhluk itu untuk menunjukkan cara bertarung padaku. Setelah
diberitahu bahwa ada makhluk sihir di sana, dia pun berkata “Mengamati makhluk sihir juga akan
memberimu pengalaman” lantas dia menyeretku keluar rumah, dan menyuruhku menonton
pertarungannya dari kejauhan.

176
Terus terang.

Sialnya, dia terlalu keren.

Lawannya adalah 4 makhluk sihir.

3 Anjing Penyerang, yang terlihat seperti Doberman terlatih, [33]

1 Celeng Penghenti, yaitu makhluk sihir seperti babi yang memiliki 4 lengan.

Tampaknya babi liar itu telah memimpin para anjing, dan mereka muncul jauh di dalam hutan.

Paul dengan mudah menangani mereka, dan memenggal kepalanya tak lama kemudian.

Ijinkan aku mengatakannya lagi, dia terlalu keren, sial.

Bagaimana aku harus menjelaskan ini? Ketika bertarung, dia begitu terlihat anggun. Yang membuatku
bersemangat ketika melihat Paul bertarung adalah irmanya yang tak terduga, namun itu justru membuat
dia begitu epik.

Ini tidak cukup digambarkan dengan kata-kata. Namun, jika kau memaksaku untuk mendeskripsikannya
dengan suatu kata, maka aku lebih suka menyebutnya “mempesona”.

Gaya pertempuran Paul sangatlah mempesona. Ia mendapatkan kepercayaan penuh dari warga desa,
membuat Zenith jatuh cinta, bahkan Lilia pun membiarkan dia menjamah tubuhnya, dan aku bisa
mengerti mengapa Nyonya Ada begitu tergila-gila padanya.

Di mata para wanita, dia adalah pria nomor satu di desa yang selalu ingin kau tiduri.

Meh, terserahlah.

Aku pun bersyukur mempunyai ayah seperti dirinya. Aku bersyukur bahwa orang sekuat ini berada di
sisiku.

Jika Paul tidak berada di sini, aku mungkin menjadi sombong dengan mudah di dunia ini. Namun itu
tidak terjadi, karena aku selalu melihat sosok yang lebih hebat dariku, sehingga kesombongan itupun
dilenyapkan oleh rasa takjub padanya.

Hanya karena aku paham sihir dengan baik, bukan berarti aku bisa menantang makhluk magis secara
sembarangan, tapi aku bahkan tidak bisa mengenai Anjing Penyerang, dan mungkin saja makhluk itu
akan menggigitku sampai mati.

Tidak, mungkin itu bukan makhluk sihir, tetapi seorang lelaki.

Menantang musuh yang tak terkalahkan secara arogan.

177
Sebuah skenario yang terlalu mudah terjadi.

Mencoba untuk menghukum orang jahat, tapi malah dibungkam.

Para prajurit di dunia ini sangatlah kuat, dan tak masuk akal.

Jika serius, orang-orang itu bahkan bisa berlari dengan kecepatan 50 kilometer/jam. Pandangan dan
reaksi mereka tidaklah normal.

Karena adanya sihir penyembuhan, mereka tidak akan mudah mati, tapi lawan bisa membunuh dengan
sekali serangan.

Keberadaan makhluk sihir telah membuat umat manusia beradaptasi dan menjadi kuat.

Paul yang sekuat itu hanyalah berada di level lanjut. Berbicara soal Swordsman, harusnya di luar sana
ada lebih banyak orang yang jauh lebih kuat darinya. Di dunia ini, masih banyak orang dan makhluk
sihir yang bukan lagi tandingan Paul.

Selalu ada seseorang yang lebih baik daripada dirimu.

Eksistensi Paul mengajarkanku tentang logika sederhana ini

Namun, tidak peduli seberapa banyak hal positif yang dia miliki, di rumah dia hanyalah sesosok ayah
yang tidak berguna.

Walaupun kau adalah seorang peraih medali emas Olimpiade, kau masihlah seorang penjahat jika kau
melakukan tindak kriminal.

Bagian 3
Suatu hari, aku berlatih teknik pedang bersama Paul seperti biasanya.

Aku tidak bisa menang melawan Paul, bahkan sampai hari ini. Besok pun aku mungkin tidak bisa
menang pula.

Akhir-akhir ini, aku masih belum merasakan perkembangan pada teknik pedangku. Namun, aku justru
malas meneruskan latihan jika merasa sudah berkembang.

Meskipun tidak merasa adanya peningkatan, proses latihan adalah skill-ku.

Mungkin.

Suatu saat nanti kemampuanku pasti akan meningkat,’kan? Itu adalah suatu hal yang pasti, ‘kan?

Sembari aku memikirkan akan hal itu, Paul tiba-tiba teringat pada sesuatu, lantas dia berkata:

178
“Ah, benar juga……. Rudi, tentang sekolahmu .......”

Ketika ia mencapai tengah-tengah kalimat, ia pun berhenti.

“.......Lupakan. Itu tidak masalah, mari kita lanjutkan.”

Paul mengangkat pedang kayu seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Tapi aku tidak melewatkan inti kalimat itu.

“Sekolah apa......?”

“Sekolah yang mengacu pada sisitem pendidikan gaya Fedoa, wilayah ibukota Ranoa. Mereka
mengajarkan hal-hal seperti bahasa, sejarah, etika, dan matematika.”

“Sepertinya aku sudah pernah mendengarnya tempo hari.”

“Biasanya, anak seusiamu akan bersekolah ....... Kau tidak memerlukan hal seperti itu, ‘kan? Kau tidak
perlu belajar matematika dan bahasa, ‘kan?”

“Hm, itu benar.”

Aku menganggap bahwa Roxy telah mengajariku matematika.

Setelah kedua adikku lahir, keadaan finansial keluarga ini menjadi sedikit kritis, aku mengetahuinya
setelah melakukan perhitungan sederhana pada buku rekening. Akhirnya, mereka pun terkejut. Aku
takut disebut sebagai anak jenius atau semacamnya, maka akupun bilang pada mereka bahwa Roxy lah
yang telah mengajariku ilmu hitung-hitungan seperti itu.

Akhirnya, citra Roxy semakin baik di mata mereka, namun aku tidak mempermasalahkannya.

“Tapi aku tertarik bersekolah. Bukankah di sana akan banyak anak seumuranku yang berkumpul
bersama-sama? Aku mungkin akan mendapatkan teman lebih banyak.”

Tapi Paul segera menyangkalnya.

“Sekolah bukanlah tempat menarik seperti yang kau bayangkan, nak. Pelajaran etiket sungguh disiplin,
ada dan mereka memiliki sejumlah peraturan yang gak penting. Tidak ada gunanya kau mempelajari
sejarah. Kau hanya akan di-bully di sekolah, dan ketika anak nakal para bangsawan berkumpul bersama,
mereka akan menyebabkan keributan jika mereka tidak dianggap sebagai nomor satu. Jika mereka
melihatmu, mereka akan membentuk geng untuk mem-bullymu. Mereka akan berkata padamu :
mengapa kau lebih baik dariku, padahal ayahku adalah seorang Duke.” [34]

Aku jadi teringat kehidupanku sebelumnya. Yang Paul katakan hampir mirip seperti yang terjadi padaku
kala itu.

179
Aku mendengar bahwa Paul meninggalkan rumah karena ketegasan ayahnya dan perilaku para
bangsawan yang menjijikkan.

Pelajaran etiket dan sejarah hanyalah sarana untuk menegaskan kesombongan keluarga bangsawan
Asura, mereka mungkin sengaja melakukannya agar membuat orang lain merasa tertindas.

Aku pasti juga akan merasa seperti itu karena aku dan Paul berpikiran sama.

“Begitukah? Aku pikir, akan ada beberapa putri bangsawan yang manis di sana.”

“Menyerah sajalah, nak. Putri bangsawan mungkin terlihat menawan karena mereka memakai make up
menor, menata rambutnya dengan elegan, dan memakai parfum berbau tajam, tapi begitu mereka naik
ranjang, mereka akan cepat lelah ketika bertanding, mungkin itu dikarenakan jarang berlatih fisik. Yahh,
beberapa di antara mereka memang ada yang suka melatih ilmu pedang sih, dan memiliki tubuh yang
cukup bagus, tetapi kebanyakan dari mereka menggunakan korset untuk menutupi lemak tubuhnya, jadi
jika kau tidak menelanjangi mereka, kau tidak akan tahu. Ayah telah ditipu berkali-kali ......”

Paul menengadah ke langit saat ia mengatakan itu, dan kata-katanya begitu halus dan persuasif.

Meskipun ia berbicara seperti bajingan, ia berhasil mendapatkan istri sebaik Zenith karena dia sudah
memiliki banyak pengalaman tentang hal ini, sehingga kata-katanya pun terdengar berbobot.

“Kalau begitu ..... Aku tidak mau bersekolah.”

Ada banyak hal yang ingin kuajarkan pada Sylphy.

Dan juga, jika aku tahu bahwa aku akan di-bully, dan aku masih saja mendatanginya, maka pasti ada
yang salah dengan kepalaku.
Bukankah aku menjadi NEET selama 20 tahun karena aku pernah di-bluuy.

“Betul. Alih-alih pergi ke sekolah, kau harus menjadi seorang petualang dan masuk ke dungeon.”

“Petualang......?”

“Betul. Dungeon adalah tempat yang baik untukmu. Cewek-cewek yang masuk ke dungeon bukanlah
tipe gadis pesolek yang menutupi wajahnya dengan make-up, jadi kau bisa melihat kecantikan mereka
secara langsung. Tidak peduli Swordsman, atau prajurit, atau penyihir, mereka memiliki tubuh yang
benar-benar molek.”

Mari kita analisis pendapat ayahku dengan mengesampingkan komentar bajingannya.

Menurut buku, dungeon adalah perwujudan makhluk sihir.

180
Itu hanyalah sebuah gua yang melengkung karena akumulasi Mana, dan akhirnya berubah menjadi
semacam labirin.

Pada bagian dungeon terdalam, dikatakan terdapat suatu sumber kekuatan, kristal Mana, dan juga ada
makhluk yang melindunginya (Boss).

Kristal Mana adalah umpan yang sangat menggoda para petualang untuk mengambilnya.

Makhluk-makhluk sihir yang ditarik ke dalam dungeon, akan mati karena terkena perangkap, mati
kelaparan, atau dibunuh oleh si pelindung kristal.

Dungeon akan menyerap Mana dari makhluk-makhluk sihir itu.

Tapi, mungkin juga ada makhluk yang sanggup memakan Kristal Mana, atau kadang-kadang ikut
terkubur ketika goa runtuh.

Dungeon sering dikatakan sebagai makhluk sihir karena definisi yang rancu.

Makhluk sihir bukanlah satu-satunya makhluk yang ditarik oleh Kristal Mana.

Manusia bego juga tertarik oleh benda itu.

Tampaknya, Kristal Mana dapat digunakan sebagai katalis untuk sihir, sehingga harganya sangat tinggi
di pasaran. Harganya ditentukan oleh seberapa besar ukuran kristal tersebut, namun Kristal Mana kecil
sekalipun sudah cukup untuk membuat seseorang berfoya-foya selama setahun penuh. Jika makhluk
sihir hanya tertarik dengan kristal itu, tidak demikian untuk manusia.

Ada harta lain yang dicari manusia ketika memasuki dungeon, seperti makhluk sihir yang telah
mengakumulasikan Mana selama bertahun-tahun di tubuhnya, atau senjata sihir yang dijatuhkan oleh
petualang lainnya.

Ada juga umpan lain.

Magic Item.

Magic Item adalah benda yang tidak menyerap Mana si pemilik, namun masih bisa melepaskan sihir.
Sebagian besar Magic Item tidak memiliki fungsi yang berguna.

Kebanyakan Magic Item hanyalah sampah.

Namun ada juga Magic Item yang bagaikan cheat engine, bahkan membuat penyihir level dewa
melongo.

Jika sesuatu seperti itu dijual, sang penjual bisa kaya mendadak, dan beberapa orang yang ingin

181
mendapatkan kekayaan instan dalam semalam, rela bersusah payah memasuki dungeon untuk berburu
benda tersebut.

Namun sebagian besar orang-orang seperti itu gugur di tengah jalan, kemudian dungeon menyerap Mana
mereka, sehingga menjadi lebih dalam dan besar.

Dan dengan demikian, sejumlah besar harta berharga tersimpan di bagian terdalam dari dungeon.

Telah dikonfirmasi bahwa ada dungeon tertua dan terpanjang, yang terletak di benua tengah, wilayah
pegunungan suci naga merah..... Tepatnya di kaki gunung Naga Menangis, biasa disebut “Lubang Dewa
Naga”. Menurut informasi, dungeon tersebut sudah ada 10.000 tahun yang lalu. Bagian terdalamnya
diperkirakan sekitar 2.500 tingkat. Dikatakan bahwa, ada lubang tertentu yang menghubungkan bagian
atas Pegunungan Naga Menangis, sampai ke dasar dungeon, dan jika kau melompat dari sana, maka kau
dapat mencapai bagian terdalam dungeon dalam sekejap, akan tetapi jika kau menggunakan cara itu,
maka kau tidak akan bisa kembali ke atas.

Sebagai informasi tambahan, lubang itu tidak menyemburkan lava.

Lubang Dewa Naga memang dimaksudkan untuk menangkap naga merah.

Naga yang lewat akan tersedot.

Informasi ini belum dapat dipastikan, tetapi karena di sana ada makhluk sihir yang telah hidup selama
10.000 tahun, maka tidaklah aneh jika dia bisa melakukan hal semacam ini.

Selain itu, ada juga dungeon yang dinyatakan memiliki level tersulit, dan itu terletak di Benua Langit 「
Neraka」, dungeon lainnya yang juga memiliki level tersulit terletak di Laut Ringus “Lubang Dewa
Iblis”. Pintu masuk kedua dungeon tersebut sangatlah sulit diakses, sehingga hampir tidak mungkin
mereka mensuplai perbekalan dari luar. Dikatakan bahwa, dungeon itu sangatlah dalam, sehingga tidak
mungkin dijelajah setahap demi setahap, itulah kenapa orang-orang melabelinya dengan nama dungeon
tersulit.

Itulah semua yang kutahu tentang dungeon.

“Aku membaca perihal dungeon dalam sebuah buku.”

“3 Swordsmen dan dungeon? Jika kau dapat menjelajahi dungeon legendaris seperti yang ada di buku,
namamu pasti akan tercatat dalam sejarah. Apakah kau ingin mencoba hal seperti itu?”

--- 3 Swordsmen dan dungeon

Tiga orang Swordsmen jenius, yang kemudian namanya diabadikan menjadi 3 jurus dasar dalam ilmu
pedang, yaitu: Dewa Pedang, Dewa Air, dan Dewa Utara, mereka menantang untuk memasuki deungeon
setelah mengatasi beberapa kesulitan. Selama perjalanan, mereka tertawa, saling berkelahi, dan akhirnya
berpisah. Pada pengunjung cerita, mereka pun akhirnya bisa menakhlukkan dungeon tersebut.

182
Dungeon yang mereka jelajahi terdiri dari 100 tingkat.

“Bukankah itu hanyalah cerita karangan?”

“Bukan itu masalahnya. Dikatakan bahwa mereka menemukan beberapa jurus berpedang selama
menjelajahi dungeon tersebut.”

“Eh. Tetapi mereka sangat beruntung karena telah mencapai level dewa, walaupun aku berusaha keras
sekeras apapun, aku tidak akan mungkin menyamai level mereka, ‘kan?”

“Ayah dulu sudah mencobanya. Jadi, Rudi pasti bisa melakukannya.”

Kemudian Paul menceritakan sebuah kisah, tentang seorang pemuda dari ras hantu yang masuk bersama
seorang Swordsman manusia. Mereka memasuki suatu dungeon yang merupakan sarang ikan-air,
mereka kehilangan beberapa rekan, namun mereka sanggup menakhlukkan ikan-ikan tersebut. Secara
tidak sengaja, ada seorang penyihir amatiran yang juga masuk ke dungeon tersebut, kemudian dia
direkrut oleh party itu karena mereka baru saja kehilangan seorang penyihir, lantas party itupun semakin
kuat.

Dia menceritakan ini, seolah-olah ia berusaha mencari kesempatan.

Kalau dipikir-pikir, Paul pernah mengatakan bahwa dulu dia memang bercita-cita untuk menjadi
seorang Swordsman.

Dia pasti berpikir bahwa jika aku sudah membaca buku ‘3 Swordsman dan dungeon’, maka aku akan
mengagumi: dungeon, petualang, dan Swordsman.

Dungeon. Yah, aku memang tertarik akan hal itu.

Meskipun aku tertarik, aku juga menganggapnya sebagai suatu tempat yang berbahaya.

Itu karena tokoh yang muncul di dalam buku itu mati secara tiba-tiba.

Dalam buku 3 Swordsman dan dungeon, ada tokoh lain yang muncul selain para Swordsman itu.

Tapi, selain 3 Swordsman itu, mereka semua mati.

Beberapa dari mereka terhantam bola api dan berubah menjadi arang. Beberapa dari mereka jatuh ke
dalam lubang dan berubah menjadi sup. Salah satu dari mereka terpotong menjadi dua ketika
memunculkan kepalanya. Mereka sama sekali tidak terluka oleh serangan makhluk sihir, namun ketika
mereka ceroboh dan terkena perangkap, maka habislah sudah.

3 Swordmen itu berhasil menghindari perangkap demi perangkap layaknya protagonis mainstream, tapi
menurutku orang seceroboh diriku tidak akan bisa menyamai apa yang telah dilakukan ketiga protagonis
itu. Bagaimanapun juga, aku hanyalah orang donkan.

183
“Bagaimana Menjadi petualang benar-benar menarik, ‘kan?”

“Apakah ayah bercanda?”

Mengapa aku harus pergi ke suatu tempat yang berbahaya dengan sengaja, hanya untuk mencari sensasi

Jika memungkinkan, aku hanya ingin dikelilingi kaum hawa seperti Paul.

“Tapi, dengan bertualang, kau bisa menjadi pria yang populer, dan aku adalah orang yang suka
dikerumuni oleh para gadis cantik.”

“Salah satu hal yang ingin kucontoh dari ayah adalah sifat itu.”

“Begitukah, begitukah? Tapi akan lebih baik jika kau hanya mengejar seorang gadis saja.”

Paul menunjuk pada arah di belakangku, akupun berbalik dan menemukan Sylphy sudah berdiri di sana.

Apes deh.

Bagian 4
Belakangan ini, di kamar aku, aku mengajar Sylphy banyak hal.

Untuk menjelaskan rincian teori di balik mantra tanpa suara, akan lebih cepat jika aku mengajarinya dari
dasar ilmu matematika dan fisika.

Meskipun begitu, semasa SMP aku hanya mendapatkan peringkat bucit di kelas. Lantas aku memasuki
SMA idiot dan mendapatkan berbagai macam masalah, lantas akupun berhenti di tengah-tengah.

Namun, aku masih bisa mengajarkan beberapa materi pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah,
meskipun itu sangatlah terbatas.

Belajar bukanlah segalanya, namun aku cukup menyesal karena tidak mempelajari lebih banyak materi.

Sylphy pada dasarnya memahami bagaimana cara menulis dan membaca, serta penambahan dan
pengurangan angka 2 digit. Mengajarinya tabel perkalian sedikit lebih sulit, tapi dia memiliki pikiran
yang cukup tajam. Aku yakin tak lama lagi dia pasti bisa menguasai hitungan pembagian.

Seiring dengan sihir, aku mengajarinya berbagai ilmu alam.

“Mengapa air yang dipanaskan bisa menjadi uap ..... kemudian menjadi udara?”

“Nah, uap air menguap ke udara. Tetapi jika kau ingin menguapkan air, kau harus meningkatkan
temperaturnya. Jadi, ketika kau membuatnya panas, air akan mudah menguap.”

Saat ini aku mengajarnya konsep tentang penguapan, kondensasi, dan sublimasi.

184
“.......?”

Dia menampilkan ekspresi wajah penuh ketidakpahaman.

Tapi dia adalah anak yang terbuka, sehingga dia bisa menyerap semua materi pelajaran dengan cepat.

“Nah, kau hanya perlu tahu bahwa apa pun akan mencair jika kau memanaskannya, dan itu akan
mengembun ketika mendingin.”

Karena aku bukan seorang guru, penjelasan seperti ini seharusnya sih cukup baik.

Sylphy lebih pintar dariku. Jika dia mencoba menjawab berbagai pertanyaan di buku diktat, maka dia
pasti akan mengerti. Bahkan, sepertinya dia bisa mempraktekkan berbagai jenis sihir tanpa banyak
bereksperimen.

“Apakah batu juga akan mencair?”

“Kau membutuhkan suhu yang sangat tinggi.”

“Bisakah Rudi meleleh batu?”

“Tentu saja.”

Namun aku belum pernah mencobanya.

Baru-baru ini, aku berhasil memisahkan udara dengan kasar. Itu berarti, aku bisa menambahkan oksigen
dan hidrogen secara paksa, sehingga aku bisa mencapai suhu untuk melelehkan sebuah batu [35], tapi
mungkin juga aku ikut terbakar, jadi aku tidak ingin melakukannya.

Asal tahu saja, ada suatu sihir level lanjut yang dinamakan “Molten Rocks”.

Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, itu adalah sihir kombinasi yang mencampur elemen bumi dan
api, tapi itu dikategorikan sebagai sihir api level lanjut. Itu termasuk sistem tertentu, namun masih ada
hubungannya dengan sistem lain. Jika kau ingin meningkatkan kekuatan api, kau hanya perlu
meningkatkan jumlah Mana-nya, tetapi jika kau menggunakan bahan yang mudah terbakar, kau bisa
meningkatkan kekuatan dengan lebih efektif.

Sampai poin itulah pemahamanku.

Tapi hanya itu.

Level sihirku tidak banyak berubah sepeninggal Roxy.

Aku telah mencoba menggabungkan sihir, atau menggunakan berbagai metode, atau menggunakan ilmu
pengetahuan alam untuk meningkatkan kekuatan.

185
Kelihatannya, levelku sedikit meningkat.

Tapi aku merasakan adanya hambatan. Dengan pengetahuan saat ini, aku tidak dapat mencapai sesuatu
yang lebih sulit. Jika ada beberapa kesulitan dalam kehidupanku sebelumnya, aku bisa mencari
solusinya secara online, tetapi dunia ini tidak memiliki hal sepraktis itu.

Aku harus belajar dari siapa ........

“Sekolah?........”

Tampaknya ada sekolah sihir. Meskipun Roxy pernah beberapa kali mengkritik sekolah sihir, aku harus
bisa memasukinya.

“Apakah Rudi mau bersekolah?”

Gumamku pada diriku sendiri, dan Sylphy menatapku dengan mata sangat gelisah.

Setiap kali ia memalingkan kepala, rambut hijaunya melambai-lambai.

Aku mengatakan kepadanya setiap bulan “Labih baik kau memanjangkan rambutmu”, dan itu akhirnya
berhasil. Belakangan ini, Sylphy terus membiarkan rambutnya tumbuh.

Meskipun panjangnya hanya seperti gaya rambut Bob, rambut berwarna zamrud yang sedikit tidak
tertata itu masih melambai-lambai dengan indah ketika dia mengayunkan kepalanya.

Itu terlihat indah.

Sedikit lebih panjang lagi untuk bisa diikat dengan gaya kuncir kuda.

“Aku tidak akan bersekolah. Ayah bilang bahwa aku hanya akan di-bully di sana, dan aku tidak akan
belajar apapun.”

“Tapi, akhir-akhir ini Rudi terlihat aneh.”

Sungguh?

Aku tidak menyadari itu. Apakah aku melakukan sesuatu yang bodoh lagi?

Namun aku sudah berhati-hati untuk bertingkah seperti donkan di hadapan Sylphy.

“Sejak lahir aku memang sudah aneh.”

Aku membalasnya dengan setengah hati, namun Sylphy mengerutkan dahinya dan menggeleng.

“Bukan itu. Gimana ya bilangnya? Seakan-akan, kau tidak lagi bersemangat .....”

186
Oh. Jadi itu yang dia maksudkan.

Aku berpikir terlalu jauh. Aku pikir aku telah melakukan suatu hal yang bodoh lagi.

Aku membuatnya khawatir.

“Itu karena aku merasakan sebuah hambatan. Aku tidak merasakan adanya peningkatan dalam ilmu
sihirku, dan juga teknik pedang.”

“Tapi ....... Rudi benar-benar menakjubkan?”

“Untuk anak seusiaku saat ini, mungkin itu benar.”

Memang, di dunia ini, mungkin anak seusiaku yang sudah bisa melakukan semua hal ini, dapat dianggap
luar biasa.

Tapi, sebenarnya aku masih belum melakukan apa-apa. Dalam hal sihir juga, aku hanya mengandalkan
memori masa laluku, dan berhasil menyadari bagaimana penggunaan mantra tanpa suara. Aku pun
melakukannya sedikit lebih baik daripada kebanyakan orang.

Tapi karena pada kehidupan sebelumnya kemampuanku dalam menghafal sangatlah rendah, sekarang
aku telah mencapai batasku, dan aku tidak dapat maju. Berapa kali, aku harus menyesal karena tidak
mampu belajar lebih banyak hal, sekarang aku tidak bisa mempelajari itu kembali. Dan juga,
pengetahuan umum di kehidupanku sebelumnya mungkin tidak bisa berlaku di sini. Ada banyak aturan
di dunia ini yang tidak kupahami. Aku tidak bisa terus mengandalkan memori masa laluku, ‘kan?

Sihir adalah logika ini dunia.

Jadi, aku perlu memahami dunia ini.

“Aku merasa bahwa sudah waktunya untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.”

Sihir Sylphy semakin baik dan terus membaik, dan dia telah menjadi pintar.

Ketika melihat dia, hatiku terbakar dengan rasa cemas. Aku tidak berguna karena menjadi insan yang
tak kunjung bergerak maju.

Meskipun aku selalu mengatakan bahwa aku adalah seorang protagonis donkan, setelah aku tumbuh,
mungkin suatu saat nanti aku akan diabaikan oleh Sylphy.

“Apakah kau mau pergi ke suatu tempat?”

Sylphy bertanya sembari mengerutkan dahinya.

“Itu benar. Ayah pun mengatakan bahwa akan lebih baik jika aku menjadi seorang petualang, lantas

187
menjelajahi dungeon. Aku tidak bisa melakukan banyak hal jika terus tinggal di desa ini ...... Jika aku
disuruh memilih antara menjadi petualang atau pelajar di sekolah...”

Aku tidak berpikir terlalu banyak, dan berkata secara acak.

“T .... Tidak!”

Sylphy tiba-tiba berteriak dan memelukku.

Woah. Apakah ada yang salah?

Sebuah pengakuan cinta?

Ketika aku memikirkan jawabannya, aku menyadari bahwa tubuh Sylphy gemetaran.

“Nona Sylphy Ette?”

“Tidak, tidak, tidak!!”

Sylphy dengan erat memelukku, sampai-sampai aku kesulitan bernapas.

Apakah Sylphy merasakan bahwa akan ada sesuatu yang hilang dari dirinya ....... ?

“J-j-jangan pergi ...... Uuu, uuu, hiks.”

Dia terisak-isak.

Bahu kecilnya berguncang dengan keras. Wajahnya terkubur di dadaku.

..... Apakah ada yang salah?

Hal pertama yang kulakukan adalah mengelus kepala Sylphy, dan dengan lembut menepuk
punggungnya.

Kemudian pantatnya ........ Tidak, tidak, aku bukanlah Paul.

Biarkan saja pantat mungil itu tetap di sana.

Aku membungkuskan lenganku pada punggungnya, dan menggunakan seluruh tubuhku untuk
merasakan sentuhan Sylphy.

Dia terasa begitu hangat dan lembut. Aku mengubur wajahku di rambutnya, lantas aku mencium suatu
aroma yang wangi.

Ah, ini sangat baik. Ini, benar-benar hebat ..... Aku merasa seperti ......

188
“Uu, aku tidak ingin kau pergi. Jangan pergi, ke manapun ......”

Lalu, aku kembali tersadar.

“Ah, ahh ......”

Aku paham. Seperti itukah.

Belakangan ini, Sylphy lebih sering mengunjungi rumah kami di pagi hari.

Ketika dia datang, dia melihatku yang sedang berlatih pedang dengan tatapan bahagia, kemudian kami
berlatih sihir, dan belajar banyak hal.

Kami terus melakukan hal seperti itu bersama-sama.

Jika suatu hari nanti aku pergi, maka Sylphy akan sendirian. Walaupun sekarang dia bisa menggunakan
sihir untuk mengusir bocah-bocah nakal itu, dia tidak akan mendapatkan teman selain diriku.

Ketika aku memikirkan tentang hal itu, aku pun menyadari bahwa dia hari ini tampak lebih manis
daripada biasanya.

Aku menyukainya.

Hanya akulah miliknya.

“Aku mengerti, aku mengerti. Aku tidak akan pergi ke mana pun.”

Apakah aku harus mengabaikan gadis semanis dia untuk pergi ke tempat yang gak jelas?

Dengan alasan meningkatkan sihirku?

Memangnya itu perlu? Aku sudah bisa menggunakan sihir level lanjut, bahkan level Saint, jika semua
ini terus berkelanjutan, bukan tidak mungkin aku bisa menjadi seorang guru seperti Roxy. Sebelum aku
bisa mencapai usia dewasa, aku akan menghabiskan waktuku bersama Sylphy.

Ayo lakukan itu.

Tumbuh bersama-sama, dan membesarkannya sesuai dengan keinginanku.

Inilah Proyek Hikaru Genji. [36]

Hehehehehe.

................ Ha!

189
Tidaaaak! Tenang, tenang, tetap tenang.

Bukankah kau sudah memutuskan untuk menjadi tipe donkan?

Mengapa kau tiba-tiba merencanakan itu ......

Tapi....... tapi.

Bukan berarti seorang donkan tidak boleh mengerjakan proyek Hikaru Genji ....... ‘kan?

Tunggu! Apa sih yang sedang kupikirkan!!

Tapi .... Bah. Sampai seberapa jauh aku harus berpura-pura tidak mengetahui perasaan gadis kecil ini?

Dia masih berusia 6 tahun.

Dia menempel sangat erat padaku. Aku bisa merasakan niat baiknya padaku.

Tapi, itu tidak harus dalam artian cinta romantis.

Kalau begitu, biarkan saja seperti ini.

Tapi, seberapa lama aku harus bertahan dalam kondisi seperti ini?

10 tahun, 15 tahun ....... atau bahkan lebih lama dari itu ......?

Bagaimana jika aku dibenci oleh Sylphy?

Meskipun barometer like yang kumiliki saat ini memuncak pada titik MAX, tak seorang pun tahu bahwa
beberapa saat ke depan, meterannya akan turun drastis.

Sampai itu terjadi, apakah aku masih bisa bertahan ........?

Aku ...... tidak bisa !!

Ada berbagai hal yang manusia bisa dan tidak bisa lakukan!!

Lihat gadis itu. Dia begitu lembut, hangat, mulus, dan aroma tubuhnya begitu wangi.

Dia mencoba untuk memberitahu perasaannya padaku, dan apakah aku harus mengabaikan itu?!

Bukankah itu terlalu aneh?

Jika kami tahu bahwa kami saling suka, bukankah aku harus beranjak ke tahapan pendekatan yang lebih
tinggi?

190
Harusnya aku tidak boleh menahan diri, dan juga tidak boleh beranjak sendirian. Kami harus beranjak
bersama-sama!!

Apakah aku perlu membuang-buang waktu hanya untuk melakukan kesalahan?

Meskipun aku tahu bahwa itu adalah suatu kesalahan, bukankah aku harus memperbaikinya?

Aku sudah memutuskan ini!! Aku akan membesarkan Sylphy menjadi seorang gadis yang kusuka!!

Oh, aku menyerah menjadi tipe lelaki donkan !! Sylphy ------------ !!

“Hei Rudi ......... Ada surat untukmu.”

Paul datang, lantas akupun kembali dari “Dunia”-ku.

Aku buru-buru mendorong Sylphy untuk menjauh dari pelukanku.

Itu terlalu berbahaya. Aku hampir menjadi karakter bos bajingan.

Aku harus berterima kasih kepada Paul.

Tapi kali ini aku berhasil memantapkan perasaanku yang sebenarnya. Namun aku masih memiliki batas
yang menahanku.

Aku berhasil menahan diri kali ini. Dapatkah aku menahan diri lain kali.......?

Surat tersebut adalah dari Roxy.


Yang terhormat Rudi:
Bagaimana kabarmu?
Waktu benar-benar berlalu dengan cepat, tak terasa sudah 2 tahun sejak perpisahan kita.
Akhirnya aku bisa mendapatkan waktu untuk berhenti sejenak, kemudian aku pun memutuskan untuk
menulis surat ini padamu.
Aku tinggal di Ibukota Shirone. Tampaknya aku menjadi terkenal setelah memasuki dungeon sebagai
petualang, dan aku dipekerjakan sebagai guru privat seoang pangeran.
Mengajar pangeran telah membuatku hari-hari ketika aku masih bekerja di rumah keluarga Greyrat.
Pangeran ini mirip dengan, Rudeus. Sebenarnya dia tidak sepintar Rudi, tapi potensi sihirnya begitu
ketara, dan dia juga cerdas. Tabiatnya juga mirip denganmu, karena ia mengintipku saat berganti
pakaian, dan mencuri sempakku. Dia selalu mengekspresikan dirinya sendiri, dan dia memiliki
beberapa perbedaan mendasar dengan Rudi, tapi tindakannya kurang-lebih sama sepertimu. Haruskan
aku menyebut bahwa pangeran ini penuh nafsu?
Aku khawatir jikalau dia menyerangku ketika aku bekerja di sini.
Apa bagusnya sih tubuh yang lemah dan rapuh ini ......
Apakah aku tidak sopan karena telah menulis semua kalimat dewasa ini......?

191
Yahh, mari kita bahas itu nanti saja. Aku pikir, ini tidaklah masalah karena aku tidak mengatakan hal-
hal buruk di belakangnya. Kerajaan ingin menunjukku sebagai penyihir elit, namun hanya untuk jangka
waktu tertentu.
Kebetulan, aku juga sedang melakukan beberapa penelitian tentang sihir.
Oh, baru ingat. Aku akhirnya bisa menggunakan sihir air level raja.
Perpustakaan di Kerajaan Shirone memiliki buku yang terkait dengan sihir air level raja.
Aku pikir, levelku tidak akan naik lagi setelah mencapai level saint, namun ternyata aku bisa setelah
mencobanya.
Rudeus harusnya sudah bisa menggunakan sihir air level kaisar sekarang. Atau mungkin, elemen-
elemen sihir lain milikmu sudah mencapai level saint. Kau sungguh rajin belajar, bahkan mungkin
sekarang kau sudah bisa menguasai sihir penyembuhan dan sihir pemanggilan, ‘kan? Atau, apakah kau
lebih tertarik mendalami ilmu pedang?
Meskipun aku sedikit menyayangkannya, tetapi jika Rudeus menginginkannya, apapun jalan yang kau
pilih, semuanya pasti akan berjalan dengan lancar.
Targetku adalah menjadi penyihir level dewa.
Aku telah mengatakan sebelumnya, bahwa jika kau mendapati hambatan dalam perkembangan sihirmu,
maka kau dapat mencoba untuk mengetuk pintu Akademi Ranoa.
Jika kau tidak memiliki surat pengantar tertulis, maka kau perlu menjalani tes. Namun, anak berbakat
sepertimu pasti bisa melalui tes seperti itu dengan mudahnya. Baiklah, aku kira cukup.

- Roxy
PS: Ketika kau ingin menulis surat balasan, mungkin aku sudah tidak berada di kerajaan, jadi kau tidak
perlu repot-repot melakukannya.
Surat ini bagaikan suatu tamparan bagiku.

Sial.

Aku langsung mencari lokasi Shirone di peta.

Itu adalah negara kecil yang terletak di wilayah Benua Tengah bagian tenggara.

Itu tidak terlalu jauh dari garis lurus. Tapi terdapat sarang naga merah di pegunungan Benua Tengah,
jadi tidak mungkin kau melewatinya, sehingga kau harus mengambil rute yang lebih panjang di sebelah
selatan.

Kerajaan yang jauh.

Selain itu, untuk mencapai Akademi Sihir di Ranoa, aku harus menempuh jalan memutar ke arah barat
laut.

“Hm ......”

Roxy tidak pernah mengajariku sihir level raja ......

Itu karena dia belum menguasainya saat itu.

192
Pada surat balasannya, aku tidak menulis suatu hal pun yang berharga.

Itu karena aku tidak ingin Roxy mengetahui betapa tidak bergunanya aku saat ini.

Meskipun aku tidak tahu betapa menakjubkan diriku di mata Roxy, aku tidak ingin mengecewakannya.

Tapi, kalau dipikir-pikir lagi. Akademi sihir?

Roxy pernah mengatakan bahwa itu adalah tempat yang fantastis.

Tapi, itu terlalu jauh.

Aku tidak bisa meninggalkan Sylphy.

Apa yang harus kulakukan......?

Lagi pula, aku menambahkan PS pada surat tersebut:

“Dan juga, aku minta maaf karena telah mencuri sempakmu.”

Bagian 5
Hari ke-2 setelah surat itu tiba, aku menyatakan pemikiranku pada keluarga yang telah berkumpul.

“Ayah, bolehkah aku mengajukan suatu permintaan yang egois?”

“Tidak.”

Aku segera mendapatkan penolakan.

Tapi, Zenith yang duduk di sebelahnya, langsung saja menjitak kepala Paul. Dan Lilia yang duduk di
sisi lainnya juga menggandakan serangan pada si mesum.

Karena drama kehamilan kemaren, Lilia kini dianggap keluarga, dan dia pun boleh duduk di meja
makan keluarga untuk makan bersama kami. Tempo hari, ia memenuhi statusnya sebagai Maid dengan
melayani kami dari samping, tapi sekarang tidak lagi begitu.

Apakah poligami adalah suatu hal yang sah di negeri ini?

Terserah.

“Rudeus. Apa pun yang kau butuhkan, katakan saja. Ayah pasti akan memenuhinya.”

Zenith mengatakan itu dengan lembut sambil melihat Paul, yang masih saja memegangi kepalanya.

193
“Tuan Muda Rudeus tidak pernah mengatakan sesuatu hal yang egois sebelumnya. Ini adalah waktu
yang tepat untuk menguji martabat dan kehandalan Tuan Muda.”

Lilia juga membantuku.

Paul menegakkan tubuhnya lagi, menyilangkan tangan, dan mengangkat dagunya, sehingga dia terlihat
serius.

194
“Rudeus mengatakan bahwa dia akan meminta suatu hal yang egois. Itu pasti adalah sesuatu yang tidak
bisa kukabulkan.”

Paul mendapatkan jitakan lagi, sampai wajahnya membentur meja.

Ini adalah lelucon kecil dalam berkeluarga.

Lalu aku memberitahu mereka.

“Sebenarnya, aku merasa bahwa perkembangan ilmu sihirku sedang mengalami hambatan. Aku ingin
pergi ke Akademi Ranoa untuk belajar .....”

“...... Oh.”

“Tapi, setelah aku menyatakan niatanku ini pada Sylphy, dia mulai menangis dan tidak mau berpisah
denganku.”

“Oh, playboy kecil ini, mirip siapa yaa....? Eh?”

Paul mendapat jitakan yang ketiga, dengan serangan genda dari kedua istrinya.

“Jadi, aku ingin pergi ke sekolah bersamanya, tapi keluarga Sylphy tidaklah semampu kita. Maka, aku
ingin membuat permintaan agar kalian membiayai sekolah kami berdua.”

“Oh .......”

Paul menempatkan kedua sikunya di atas meja, dan menggunakan tatapan tajam padaku seperti seorang
bos.

Itu adalah pandangan yang ia tampilkan saat ia memegang pedang.

Dan itulah satu-satunya hal yang membuatku hormat padanya.

“Tidak.”

Paul mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya.

Namun, kali ini tidak datang jitakan ke empat.

Zenith dan Lilia juga diam.

“Ada 3 alasan. Nomor 1, kau masih harus belajar teknik pedang. Jika kau berhenti sekarang, maka skill-
mu tidak akan berkembang. Sebagai guru, aku tidak bisa membiarkan kau berhenti berlatih. Nomor 2,
tentang uang. Jika hanya dirimu, kami masih bisa mengatasinya, tapi kami tidak akan mampu jika harus
menanggung biaya Sylphy juga. Biaya untuk bersekolah di Akademi sihir tidaklah murah, kondisi
keuangan keluarga kita bukanlah seperti air keran yang bisa kau alirkan setiap saat. Nomor 3, usiamu.

195
Kau masih berusia 7 tahun. Meskipun kau adalah seorang anak yang cerdas, masih ada banyak hal yang
belum kau pahami. Pengalamanmu masihlah tidak mencukupi. Kami tidak bisa melepaskan tanggung
jawab kami sebagai orang tua.”

Sudah kuduga, ini tidak akan berhasil.

Tapi aku tidak menyerah.

Paul berbeda dengan dirinya sebelumnya. Dia berpikir tentang hal ini secara mendalam, dan
memberikan alasan yang logis. Itu berarti, jika aku memenuhi 3 kondisi ini, maka semuanya akan baik-
baik saja. Jangan cemas. Aku tidak perlu pergi sekarang juga.

“Aku mengerti, ayah. Kalau begitu, aku akan terus berlatih teknik pedang seperti biasa, dan tentang
masalah usia, berapa tahun lagi aku harus menunggu?”

“Hmmm ...... 5 tahun lagi, sebelum kau berumur 12 tahun, kau harus tinggal di rumah.”

Hmmm... 12 tahun ya.

Aku ingat, bahwa kau sudah dianggap dewasa ketika kau berusia 15 tahun.

“Dapatkah aku bertanya, mengapa harus 12 tahun?”

“Karena dulu aku meninggalkan rumah di usia 12 tahun.”

“Aku paham, aku mengerti.”

Batas usia 12 tahun bukanlah suatu hal yang bisa ditawar.

Karena aku tidak ingin meremehkan harga dirinya sebagai laki-laki, aku hanya bisa diam dan
mengangguk.

“Terus, ada suatu masalah terakhir.”

“Oh.”

“Aku ingin mencari kerja. Aku cerdas, dan mampu berhitung matematika, sehingga aku bisa menjadi
guru privat atau mengajar tentang sihir. Itu akan memberikan penghasilan ekstra untukku, dan akan
lebih baik lagi kalau gajinya cukup tinggi.”

“Cari kerja? Mengapa?”

Paul menatapku dengan mata yang serius, seolah-olah dia ingin mengintimidasiku.

“Aku akan menanggung biaya sekolah Sylphy.”

196
“............ Itu belum tentu baik untuk Sylphy.”

“Ya. Tapi itu baik untuk diriku sendiri.”

“.....”

Keheningan pun bertahan beberapa saat.

Ini bukanlah suasana yang nyaman bagiku.

“Begitukah? .......... aku mengerti ......”

Paul tampaknya telah memikirkan sesuatu, lantas dia mengangguk.

“Aku mengerti. Aku bisa saja membantumu mencari pekerjaan.”

Paul menampilkan ekspresi mantab saat membalas pertanyaanku. Berbeda dengan Zenith dan Lilia yang
masih saja menampilkan ekspresi khawatir di wajahnya.

“Terima kasih banyak.”

Aku menundukkan kepalaku sembari mengucapkan rasa terimakasih, dan makan malam pun berlanjut.

Bagian 6
--Sudut pandang Paul--

Aku tidak percaya Rudeus mengatakan hal seperti itu.

Putraku tumbuh terlalu cepat.

Biasanya, anak yang mencapai umur 14 atau 15 tahun lah yang akan meminta hal seperti itu.

Bahkan diriku, umurku baru saja menginjak 11 tahun ketika aku menyempurnakan jurus Dewa Pedang
level lanjut

Orang yang tidak memiliki kemampuan, tidak akan mengatakan sesuatu hal seperti itu.

“Jika kau ingin lebih cepat menyongsong masa depan, maka kau juga akan mati lebih cepat ...... ya.”

Seorang prajurit pernah mengatakan hal seperti itu padaku.

Tentu saja, aku mengabaikannya ketika aku mendengar itu.

Orang-orang yang berada di sekitarku terlalu santai. Waktu ketika ras manusia memiliki kekuatan
sangatlah singkat, namun tak ada seorang pun yang mencoba bergegas. Hal-hal yang bisa diselesaikan,

197
harus dituntaskan dengan segera. Meskipun semua orang menyalahkanmu, ketika kau memperoleh
hasilnya, maka semuanya akan bungkam.

Yahh, meskipun aku melakukan semua itu, kemudian mempunyai anak, aku masih saja mengandalkan
kerabatku yang merupakan bangsawan, untuk memperlancar jalanku menjadi seorang ksatria.

Mari kita abaikan itu untuk sementara.

Gaya hidup Rudeus bahkan lebih mendesak.

Aku merasa khawatir ketika aku menatapnya.

Ketika aku kecil, orang-orang di sekitarku pasti telah memikirkan hal yang sama.

Tapi Rudeus berbeda dari diriku yang selalu berpikiran sempit. Apapun yang dia lakukan seakan-akan
sudah terencana dengan matang.

Apakah sifat itu diturunkan dari Zenith?

“Yahh, untuk saat ini, berikan ayah sedikit waktu.”

Aku menulis surat sembari memikirkan hal itu.

Beberapa hari yang lalu Rawls juga membahas masalah ini denganku. Sylphy terlalu dekat dengan
Rudeus.

Dari sudut pandang Sylphy, Rudeus pasti tampak seperti seorang pangeran menawan yang telah
menyelamatkannya dari masa kecil yang menyeramkan. Dia pun mengajarinya berbagai hal layaknya
saudara, tapi akhirnya dia menyadari perbedaan gender di antara mereka. Rawls juga mengatakan, jika
Rudeus bisa memenangkan hati Sylphy, maka itu akan lebih baik.

Aku juga berpikir bahwa memiliki menantu yang semanis Sylphy bukanlah suatu hal buruk, tapi ketika
aku mendengarkan Rudeus hari ini, aku berubah pikiran.

Sekarang situasinya setingkat dengan pencucian otak.

Ketika aku masih berada di keluarga bangsawan, aku telah melihat situasi ini beberapa kali.

Mereka terlalu banyak mengandalkan orang tuanya, sampai-sampai mirip seperti boneka.

Namun, tidaklah masalah jika orang yang dia andalkan masih di sini.

Walaupun mirip boneka, kau masih akan mendapatkan hal yang menarik jika dapat mengendalikannya
dengan benar. Jika Rudeus masih mencintai Sylphy, semuanya akan baik-baik saja.

Tapi Rudeus telah mewarisi sifatku.

198
Yaitu sifat kegilaan terhadap wanita.

Itu menyebabkan kau memiliki hubungan dengan wanita lain secara tak sengaja. Ah tidak juga,
bagaimanapun dia adalah anakku, jadi lambat laun dia pasti akan meniru tabiatku.

Pada akhirnya, ada kemungkinan bahwa pilihannya tidak jatuh pada Sylphy.

Pada saat itu, Sylphy yang sudah dicampakkan oleh Rudi tidak akan bisa bangkit kembali. Bagaikan
boneka rusak, dia hanya bisa tergolek.

Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, karena itu sama saja dengan membiarkan putraku merusak
kehidupan seorang gadis. Itu bukanlah hal yang baik untuk putraku.

Aku pun menulis sepucuk surat.

Aku berdoa agar aku menerima jawaban yang memuaskan.

Tapi masalahnya adalah......

Bagaimana aku bisa meyakinkan putraku yang lebih pandai berdebat daripada diriku sendiri.

Aku kira, aku akan menggunakan kekerasan.

199
Bab 11
Perpisahan

Bagian 1
Sudah satu bulan semenjak aku mengatakan kepada Paul bahwa aku ingin bekerja.

Hari ini, Paul menerima surat.

Aku merasa bahwa jawabannya akan segera disampaikan padaku, lantas akupun mempersiapkan diri.

Kemungkinan besar, aku akan segera mendengarkan jawabannya setelah pelatihan pedang, setelah
makan siang, atau mungkin setelah makan malam.

Sembari berpikir tentang itu, aku terus melatih teknik pedang dengan sungguh-sungguh.

Bagian 2
Seraya kulanjutkan berlatih pedang, Paul pun berkata:

“Rudi, aku ingin menanyakan sesuatu.”

“Apa itu, ayah?”

Aku mendengarkan Paul dengan hati-hati, dan ekspresi tegang.

Bagaimanapun juga, ini adalah pekerjaan pertama yang akan kuperoleh. Pekerjaan pertama semenjak
hidup di dunia ini, dan juga duniaku yang lalu.

Aku harus bekerja keras.

“Kau ...... Ah. Jika aku ingin kau berpisah dengan Sylphy, maka apa pendapatmu?”

“Hah? Tentu saja aku menolaknya.”

“Benar juga.”

“Ada apa sebenarnya?”

“Tidak, tidak ada apa-apa. Meskipun aku mengatakan alasannya, kau pasti akan menyanggahnya dengan
mudah bagaikan merubah putih menjadi hitam.”

Ia langsung saja beralasan seperti itu.

Paul benar-benar sudah berubah.

200
Walaupun aku masih seorang pemula, aku bisa merasakan aura haus darah yang memancar dari ksatria
ini.

“Eh !?”

“....... !!”

Paul mengambil langkah maju dengan aura penuh tekanan.

Kematian.

Kata ini berkelebat di pikiranku.

Aku secara naluriah menggunakan semua sihirku untuk menyerang Paul.

Ledakan angin tercipta di sekitar Paul, aku membuatnya dengan memadukan sihir angin dan api.

Aku melompat mundur, terdorong oleh hembusan angin panas itu.

Aku telah mensimulasikan ini berkali-kali.

Karena lawannya adalah Paul, tidak ada kesempatan untuk menang jika aku tidak menjauh darinya.

Meskipun ledakan angin juga memberikan dampak padaku, aku masih bisa memperlebar jarak dengan
lawanku.

Tapi Paul tidak memperhatikan itu, dan terus maju seakan-akan tidak terhambat sama

sekali. (Ternyata sihirku sama sekali tidak efektif!!)

Meskipun aku sudah menduganya, aku masih merasakan hawa dingin yang mengalir di tengkukku.

Aku perlu mengambil langkah berikutnya untuk menghindar.

Mustahil aku bisa mundur ke belakang, karena musuh melesat dengan cepat.

Aku secara naluriah memikirkan itu. Aku membuat gelombang kejut untuk melesatkan tubuhku ke
samping.

Dengan kekuatan gelombang kejut, tubuhku pun terpental ke samping.

Suara angin yang terpotong mengusik telingaku, dan keringat dingin pun membanjiri tubuhku.

Aku melihat Paul mengayunkan pedang pada titik dimana kepalaku barusan berada.

201
Bagus.

Serangan pertama telah dihindari. Ini menguntungkan bagiku. Walaupun jaraknya masih sangat dekat,
aku bisa mengambil langkah berikutnya untuk menarik diri.

Aku bisa melihat kemenanganku.

Dengan menggunakan sihir bumi, aku membuat semacam lubang pada titik di mana Paul akan
memijakkan langkah selanjutnya.

Dan Paul pun memijak perangkap kecil itu.

Namun ketika aku berpikir bahwa perangkapku akan berhasil mengenainya, ia pun menggeser berat
badannya secara langsung dengan menggunakan kaki lainnya, lantas dia terus melesat padaku tanpa
jeda.

(Jika aku tidak melumpuhkan pergerakan kedua kakinya, maka ini tidak akan berhasil!?)

Dengan teknik yang sama, aku membuat sebuah rawa di kakiku.

Sebelum aku tenggelam, aku membuat aliran air, kemudian aku meluncur ke belakang dengan
menggunakan aliran tersebut.

(Sial, sudah terlambat .....!)

Ketika aku memikirkan ide ini, semuanya sudah terlambat.

Paul memijak tanah keras di tepi rawa.

Hentakan kakinya membuat tanah keras itupun ambles.

Dia hanya membutuhkan 1 langkah lagi untuk mendekatiku.

“U, uaahhh !!”

Aku menggunakan pedang untuk membuatnya panik.

Itu adalah tebasan acak tanpa menggunakan jurus apapun.

Aku merasakan kebencian di tanganku, sembari aku ayunkan pedang dengan kekuatan brutal.

(Seranganku telah dibelokkan dengan jurus Dewa Air .......)

Hanya itulah yang kutahu.

202
Setelah jurus Dewa Air menangkis semua seranganku, datanglah serangan balik berikutnya.

Meskipun aku tahu itu, aku tidak bisa bereaksi.

Bagaikan gerakan lambat, ayunan pedang Paul terus menuju pada leherku.

(Ah. Untungnya itu hanya pedang kayu ......)

Kesadaranku pun memudar ketika pedang itu menebas leherku.

Bagian 3
Ketika aku bangun, aku mendapati diriku sudah berada di dalam kotak kecil.

Aku merasakan daerah sekelilingku sedikit bergerak, lantas aku pun menduga bahwa diriku sedang
berada di dalam suatu kendaraan yang berjalan.

Aku mencoba untuk duduk, tapi aku bahkan tidak bisa menggerakkan jariku. Aku menundukkan
kepalaku, lantas aku menyadari bahwa tubuhku dibungkus oleh tali yang tampak seperti tikar bambu.

Ikatan itu berlapis-lapis dan sangatlah kuat.

(Apa yang sudah terjadi......?)

Aku memutar leherku, dan di sana, aku menemukan Nee-chan besar sedang duduk di depanku.

203
Kulit coklat, pakaian kulit terbuka, otot merongkol, dan sekujur tubuhnya dipenuhi luka.

Dia mengenakan penutup mata, dengan raut wajah yang memancarkan aura seorang Anego [37].

Nee-chan ini benar-benar terkesan seperti seorang prajurit amazon perempuan yang biasa muncul pada
beberapa cerita fantasi.

Juga dia memiliki telinga mirip binatang dan ekor seperti harimau. Bulunya sangat

tebal. Apakah dia berasal dari ras Hewan?

Aku terus mengamatinya, sedangkan dia memandangku dengan dingin, sehingga tatapan mata kami
bertemu.

“Senang bertemu denganmu, namaku adalah Rudeus Greyrat. Maaf, aku harus berbicara denganmu
dalam keadaan seperti ini.”

Aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Dasar dari lancarnya percakapan adalah memulainya
terlebih dahulu.

Kau bisa mendapatkan inisiatif jika kau memulai duluan.

“Sebagai anak Paul, kau benar-benar sopan.”

“Itu karena aku jugalah anak ibuku.”

“Itu benar. Kau juga anak Zenith.”

Aku merasa sedikit lega ketika tahu bahwa dia mengenal kedua orang tuaku.

“Aku Ghyslaine [38] . Mulai besok dan seterusnya, kumohon kerjasamanya.”

Mulai besok dan seterusnya?

Apa yang dia bicarakan?

“Erm, terima kasih. Aku juga mohon kerjasamanya.”

“Aaa.”

Aku pun menggunakan sihir api untuk membakar ikatan tali ini.

Seluruh tubuhku terasa sakit. Apakah karena aku tidur dalam posisi yang salah?

Aku pun berbaring.

204
Aku merasakan sensasi kebebasan.

Meskipun aku sudah terbiasa hidup di dalam ruangan sempit dan hanya menggerakkan jari-jariku, entah
kenapa aku masih merasa aneh, mungkin itu karena di hadapanku duduk sesosok Nee-san yang terlihat
sadis.

Aku melihat sekelilingku, dan aku hanya bisa mendeskripsikan tempat ini sebagai kotak kecil.

Ada suatu tempat untuk duduk, maka akupun beranjak untuk duduk di sana, sambil berhadapan dengan
Ghyslaine.

Ada jendela di kedua sisi, sehingga kau dapat melihat pemandangan di luar. Yang kulihat adalah
pemandangan rumput yang belum pernah kusaksikan sebelumnya.

Sudah kuduga, aku sedang berada dalam semacam alat transportasi.

Getarannya sungguh luar biasa, dan sepertinya aku akan merasa mual jika terlalu lama mengendarai
moda transportasi ini.

Ada suara derap langkah hewan dari depan. Mungkin alat transportasi ini ditarik oleh kuda.

Berarti aku sedang naik kereta.

Mengapa aku bersama Nee-chan ini macho ini duduk di kereta?

...... Hah !!

M-m-mungkihkah, aku telah diculik oleh wanita macho ini!?

Apakah dia akan menggunakan aku sebagai mainan pemuas hasrat!?

Tidak... A-a-aku tidak begitu mempermasalahkan tentang perempuan berotot, tapi aku sudah
memberikan hatiku untuk gadis bernama Sylphy.

Bisakah kau melakukannya dengan lembut karena ini adalah pertama kalinya bagiku .....?

Tidaaaaaaakkk!!

T-tenang. Aku harus tenang pada saat seperti ini.

Menghitung bilangan prima bisa menenangkan pikiran.

Bilangan prima adalah bilangan yang hanya bisa dibagi oleh angka 1 dan angka itu sendiri ........ Seperti
itulah kata pak pendeta [39] yang pernah memberikanku keberanian.

205
3, 5, dan kemudian, 11? Apakah berikutnya, 13? Kalau begitu, selanjutnya adalah .........

Aku TIDAK BISA MENGINGATNYAAAAAAAA!!

Tak peduli bilangan prima atau apapun itu, yang terpenting sekarang adalah menjadi tenang.

Tenang dan berpikir. Mengapa aku tiba-tiba berada di dalam situasi seperti ini?

Bagus. Bernapas dalam-dalam.

“Naa ..... paass .....”

Bagus.

Ayo kita susun ulang reka adegan yang kuingat.

Pertama, Paul tiba-tiba menyerangku, lantas membuatku pingsan.

Setelah aku bangun, aku sudah mendapati diriku berada di dalam kereta kuda ini.

Takutnya, dia membuatku pingsan karena suatu alasan tertentu, lantas dia melemparkanku begitu saja ke
dalam kereta kuda ini.

Ada seorang wanita yang berkata, “Mohon bantuannya”, di dalam kereta kuda ini.

Kembali ke Paul, ia mengatakan sesuatu yang aneh sebelum menyerangku.

Sesuatu tentang meninggalkan Sylphy. Sesuatu tentang Sylphy yang terlalu baik untukmu. Dia bukanlah
milikmu.

D-Dasar lolicon terkutuk ...... Apakah ia mencoba untuk merebut Sylphy dariku!?

Tunggu. Bukankah dia tidak mengatakan sesuatu seperti itu di babak kedua?

Hm?

Aku tidak mengerti ketika dia membahas tentang Sylphy.

Terkutuk. Itu semua kesalahan Paul .....!

Yahh, mari kita coba tanya mbak ini terlebih dahulu.

“Permisi.”

“Kau bisa memanggilku Ghyslaine.”

206
“Ah, kalo begitu, panggil aku Rudi-chan.”

“Aku mengerti. Rudi-chan.”

Sepertinya dia tipe orang yang tidak suka lelucon.

“Ghyslaine-san. Apakah ayahku sudah berbicara sesuatu padamu?”

“Panggil aku Ghyslaine saja. Kau tidak perlu menambahkan -san.”

Ghyslaine mengatakan itu sembari mengambil surat dari sakunya [40].

Lantas dia sodorkan itu padaku. Aku menerimanya, tapi surat itu bahkan tidak dibungkus amplop.

“Paul memberikan surat itu padaku. Kamu saja yang membacanya. Karena aku tidak tahu bagaimana
cara membaca, maka bacalah keras-keras.”

“Baik.”

Aku membuka surat itu dan mulai membaca.

Untuk anakku tersayang, Rudeus.


Pada saat kau membaca surat ini, mungkin aku sudah tiada lagi di dunia ini.

“Apa!?”

Ghyslaine berteriak kaget dan berdiri.

Untungnya, langit-langit kereta cukup tinggi ......

“Mohon duduk kembali, Ghyslaine. Masih ada lagi.”

“Hm. Begitukah.....”

Dia duduk dengan patuh.

Aku terus membaca.

Ini adalah pertama kalinya aku ingin mencoba untuk menulis lelucon. Kau telah kalah telak dariku, dan
setelah itu, kau pun pingsan lantas diikat dengan tali, dilemparkan ke dalam kereta kuda seperti putri
yang hendak dipenjara. Aku yakin bahwa kau tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan kau pun bertanya
pada cewek berotot itu ...... Aku ingin mengatakan bahwa, tidak hanya tubuh wanita itu yang dipenuhi
otot, namun otaknya juga terbuat dari otot, jadi jangan harap dia bisa menjelaskan semuanya dengan
benar.
“Apa!?”

207
Ghyslaine berteriak marah sembari berdiri lagi.

“Silahkan duduk Ghyslaine. Beberapa baris berikutnya dalam pujian untukmu.”

“Hm, begitu ya.....”

Dia duduk dengan patuh.

Aku terus membaca.


Dia adalah raja pedang.

Jika kau ingin mempelajari teknik-teknik berpedang, kau tidak akan menemukan orang yang lebih baik
kecuali pergi ke tanah suci swordsmen. Ayah sudah menjamin kekuatan wanita itu. Aku tidak pernah
menang sekali pun melawan dia ........ Kecuali di atas ranjang.
Jangan menulis hal-hal yang tidak berguna, dasar ayah idiot.

Tapi Ghyslaine terlihat senang.

Orang itu benar-benar populer.

Tapi kau benar-benar kuat, Ghyslaine-san.


Nah, berbicara tentang pekerjaanmu, kau ditunjuk sebagai tutor privat oleh gadis muda yang tinggal di
kota Roa, wilayah Fedoa. Aku harap kamu bisa mengajarinya bahasa, matematika, dan sihir sederhana.
Dia adalah gadis yang begitu penuh harapan, dan juga sangat kasar, sampai-sampai pihak sekolah
memintanya untuk tidak datang lagi. Dan sampai saat ini, ia telah mengusir beberapa tutor privat .......
Tapi aku percaya bahwa kau bisa menyelesaikan masalah ini.
Menyelesaikan apa? Ini sangat tidak bertanggung jawab.

“Apakah Ghyslaine juga penuh dengan harapan?”

“Aku bukan lagi wanita muda.”

“Itu benar.”

Aku terus membaca.


Mbak berotot itu adalah pengawal yang disewa oleh si gadis muda, dia sekaligus berperan sebagai
guru pedang. Sepertinya dia ingin agar kau mengajari gadis itu bahasa, dan sebagai gantinya dia akan
mengajarimu ilmu pedang. Jangan menertawakan dirinya karena otaknya hanya berisi otot. Dia akan
serius padamu (:v)
“Apa.......?”

Ada pembuluh darah bermunculan pada dahi Ghyslaine.

Surat ini mungkin menjelaskan situasi yang tengah aku hadapi, tetapi pada saat yang sama, sepertinya
ini merupakan ejekan untuk Ghyslaine.

208
Memangnya apa hubungannya?
Meskipun kemampuan mengajarnya tidak baik, kau masih mendapatkan keuntungan karena tidak perlu
membayar biaya pendidikan padanya.
Biaya pendidikan.

Aku paham. Aku belajar teknik pedang dari orang ini. Karena Paul hanyalah orang yang mengandalkan
naluri, ia pun membantuku untuk menemukan guru yang lebih baik darinya.

Ataukah dia merasa putus asa karena skill-ku sama sekali tidak berkembang?

Bisakah bertanggung jawab sampai akhir ......?

“Biasanya berapakah biaya yang dibutuhkan untuk belajar teknik berpedang dari Ghyslaine?”

“2 Koin Emas Asura untuk 1 bulan.”

2 Koin Emas Asura!!

Bahkan Roxy sekalipun, dia hanya menerima 5 Koin Perak Asura per bulan.

Biayanya sampai 4 kali lipat. Aku paham. Ini memang layak.

Asal tahu saja, 1 orang membutuhkan sekitar 2 Koin Perak Asura per bulan untuk biaya hidup.
Kau akan tinggal di rumah gadis muda itu selama 5 tahun ke depan untuk mengajarinya.
Selama 5 tahun ke depan, kau dilarang pulang atau menulis surat. Karena dirimu lah, Sylphy tidak
dapat menjadi mandiri. Tidak hanya itu, bahkan kau pun semakin tergantung pada dirinya, jadi aku
memaksa kalian untuk berpisah.
“Apa.....?”

Eh, kenapa?

Tunggu.

...... Eh?

Apakah kamu bercanda? Aku tidak boleh memenuhi Sylphy selama 5 tahun?

Dan aku tidak boleh menulis surat?

“Ada apa ? Apakah kau dipaksa berpisah dari kekasihmu, Rudi-chan?”

Aku menunjukkan wajah putus asa, dan Ghyslaine tampaknya bertanya padaku dengan khawatir.

“Tidak, aku hanya diusir dari rumah oleh seorang ayah yang sifatnya kekanak-kanakan.”

209
Aku bahkan tidak punya waktu untuk mengucapkan selamat tinggal.

Kau benar-benar melakukannya, Paul.

“Jangan sedih, Rudi-chan.”

“Erm.”

“Apa?”

“Kupikir, kau lebih suka memanggilku Rudeus.”

“Ah, aku mengerti.”

Tapi setelah aku berpikir secara rasional, tindakan Paul ada benarnya.

Memang, jika Sylphy tumbuh dengan cara seperti ini, dia mungkin akan menjadi seperti karakter
Osananajimi pada suatu Eroge payah. Selalu menempel pada si protagonis, dan memperlakukan
protagonis bagaikan bumi, sedangkan dia hanyalah bulan yang kerjanya hanya mengitarinya. Itu sama
saja seperti sesosok karakter tanpa identitas diri.

Pada duniaku sebelumnya, bergaul dengan teman-teman di sekolah, ketergantungan seperti itu secara
bertahap akan hilang selama proses belajar, tapi Sylphy tidak memiliki teman karena warna rambutnya.

Bahkan setelah 5 tahun, dia masih saja menempel erat padaku.

Meskipun aku tidak mempermasalahkannya, orang-orang dewasa di sekitarku tidak berpikir demikian.

Itu bukanlah penilaian yang buruk sih.


Mengenai gajimu, kau akan dibayar 2 Koin Perak Asura setiap bulannya. Meskipun itu lebih murah
daripada guru privat pada umumnya, itu harusnya cukup banyak untuk anak seumuranmu. Jika kau
punya waktu luang, pergilah ke kota untuk belajar bagaimana menggunakan uang. Jika kau tidak
menggunakannya secara normal, maka kau juga tidak akan menggunakannya saat darurat. Namun, aku
merasa bahwa putraku tetap akan menggunakan uang dengan bijak, walaupun aku tidak pernah
mengajarimu secara langsung ...... Ah, walaupun kau membuat kesalahan, ingatlah bahwa jangan
pernah gunakan uangmu untuk memberli wanita, oke?
Aku sudah bilang jangan lagi tulis hal-hal tidak berguna seperti ini.

Ataukah? Ini seperti klub ost*ich? [41]

Mohon jaangan lakukan itu.


Lalu. Setelah 5 tahun, jika kau tidak menyerah dalam mengajarkan bahasa, matematika, dan sihir pada
si gadis muda. Sebagai hadiah khusus, majikanmu akan menanggung biaya besekolah di akademi untuk
2 orang. Seperti itulah kontraknya.
Aku paham.

210
Dalam 5 tahun ini, jika aku menerima pekerjaan sebagai guru privat dengan serius, ia akan memenuhi
apa yang aku inginkan.
Nah, mungkin juga Sylphy tidak lagi mengejarmu setelah kalian berpisah selama 5 tahun, semangatmu
menurun, dan keteguhan hatimu berubah. Kami akan membujuk Sylphy dengan serius agar tidak lagi
bergantung padamu.
Membujuk dengan serius ....... Aku punya firasat buruk tentang ini. Papan. [42]
Aku berharap kau akan baik-baik saja selama 5 tahun ke depan. Kuharap kau akan mempelajari segala
macam hal di tempat baru, dan mendapatkan pencapaian yang lebih tinggi. Ayahmu yang jenius, Paul.

Jenius apanya .............!?

Bukankah kau semacam menggunakan paksaan di sini!!?

Tapi kali ini, rencanamu cukup membuatku mengangkat topi.

Kau sudah repot-repot merencanakan semua hal ini demi diriku dan juga Sylphy.

Meskipun Sylphy mungkin akan kesepian, jika dia tidak belajar menyelesaikan masalah dengan
usahanya sendiri, pasti dia tidak akan tumbuh dengan baik.

Terlalu bergantung padaku bukanlah hal yang baik.

“Paul benar-benar menyayangimu.”

Kata Ghyslaine. Aku tertawa kecut, lantas membalas:

“Hubungan kami cukup dingin sebelum ini. Tapi begitu ia melihat bahwa tabiat kami cukup identik, dia
pun semakin dekat padaku. Tapi, bukankah Ghyslaine juga.........”

“Hm? Bagaimana denganku?”

Aku membaca baris terakhir.


PS: Jika gadis muda itu menarik hatimu, maka dekati saja dia. Tapi si wanita berotot itu milikku, jadi
jangan sentuh dia.
“Begitu katanya.”

“Hmph. Kirim surat itu ke Zenith.”

“Mengerti.”

Dan dengan demikian, aku pun dikirim ke kota terbesar di wilayah Fedoa, yaitu Roa.

Meskipun aku memiliki banyak pemikiran tentang hal ini, aku akan mengesampingkannya untuk
sementara waktu. Aku harus membuka mataku. Mmm, ini tidak masalah bagiku. Aku memang tidak lagi
bisa bersama Sylphy, tapi aku tidak begitu kecewa. Mmm.

211
Aku terus meyakinkan diriku sendiri akan hal ini.

(Tapi, aku masih saja ingin melihatnya, setidaknya sekali setahun .....)

Aku masih belum terbiasa jauh darinya.

Bagian 4
--Sudut pandang Paul--

“I-itu berbahaya ......”

Aku melihat ke bawah pada putraku yang telah pingsan, dan sepatuku yang kotor.

Karena hari ini adalah hari terakhir aku mengajarinya tentang ilmu berpedang, aku ingin bertindak serius
untuk menakut-nakutinya dengan menunjukkan martabat seorang ayah, tapi aku tidak membayangkan
bahwa ia akan menggunakan sihir untuk melawanku dengan refleks kilat.

Pada dasarnya, dia tidak menggunakan sihir itu untuk melawanku, tetapi hanya menahan gerakanku.

Dan, itu semua adalah jenis sihir yang berbeda.

“Putraku memang hebat. Insting tempurnya sungguh menakjubkan.”

Meskipun itu hanya sekejap, aku benar-benar harus menggunakan 3 langkah ketika aku benar-benar
membuatnya terkejut.

Terutama pada langkah terakhir. Jika aku ragu-ragu, pergerakan kakiku pasti sudah tersegel, dan aku
pun akan terhempas.
Mengambil 3 langkah melawan penyihir. Andaikan ada orang lain yang membantunya, mereka pasti
akan melindunginya dari sisi kiri dan kanan. Atau jika dia berada pada jarak yang lebih jauh, aku akan
membutuhkan setidaknya langkah keempat.

Aku benar-benar kalah dari segi konsep bertarung.

Walaupun kau menyerahkannya pada suatu Party yang hendak menjelajahi dungeon, dia pasti akan
menjadi penyihir yang berguna.

“Sudah kuduga, memang seperti itulah putraku yang telah membuat penyihir air kelas Saint kehilangan
kepercayaan dirinya......”

Putraku benar-benar menakutkan.

Tapi, aku senang.

212
Dulu, aku selalu merasa iri ketika ada seseorang yang lebih berbakat dariku, tapi jika orang yang lebih
berbakat dariku adalah putraku, aku pun merasa bangga.

“Ah, sekarang bukan waktunya untuk berbicara tentang hal ini. Jika aku tidak buru-buru, Rawls dan
yang lainnya akan datang.”

Aku segera mengikat anakku yang pingsan dengan tali, dan melemparkan dia ke kereta kuda yang baru
saja tiba.

Tepat waktu, Rawls pun datang tak lama berselang.

Sylphy juga.

“Rudi !?”

Sylphy melihat Rudi yang terikat, lantas dia pun seketika berencana untuk menyelamatkannya. Tiba-tiba
dia melepaskan sihir level menengah dengan menggunakan mantra tanpa suara. Meskipun aku dengan
mudah bisa menghindarinya, sihir itu cukup cepat dan kuat.

Jika orang lain terkena itu, pasti dia sudah mati seketika.

Ilmu macam apa sih yang sudah diajarkan Rudi pada gadis ini?

Aku menyelipkan surat pada Ghyslaine, menempatkan Rudi di kereta kuda, lantas kusuruh sopirnya
berangkat.

Aku melihat ke arah samping, dan kulihat Rawls sedang berlutut di samping Sylphy untuk mengajarinya
sesuatu. Betul. Mengajar adalah tugas orang tua. Mulai saat ini, peran Rudi harus kau tanggung
sepenuhnya, Rawls.

Aku hanya bisa menghela napas, lantas kupandang mereka dengan mata sayu, dan akupun mendengar
erangan Sylphy melalui angin.

“Aku mengerti. Aku akan menjadi kuat untuk membantu Rudi ..... !!”

Mmm, dia mencintaimu, anakku.

Melihat adegan ini, dua istriku keluar dari rumah.

Karena pertempuran itu cukup berbahaya, akupun meminta mereka untuk menonton dari dalam rumah,
tetapi sepertinya mereka langsung keluar setelah melihat semuanya berkahir.

“Ah, Rudi-ku yang manis sudah pergi.”

“Nyonya. Ini termasuk latihan untuknya.”

213
“Aku tahu Lilia. Oooh, ooh Rudeus!! Terus maju dan lihatlah dunia yang luas itu, nak!! Oh, betapa
malangnya diriku, anakku satu-satunya barusan saja diambil!!”

“Nyonya, tuan muda bukanlah satu-satunya anakmu.”

“Benar juga!! Aku sekarang sudah punya dua anak perempuan !!”

“Dua ..... !! N-Nyonya!!”

“Tidak apa-apa Lilia. Aku juga akan mencintai anak mu !! Karena, aku, juga mencintaimu

!!” “Ooh !! Nyonya, aku juga !!”

Mereka berdua bertingkah begitu lebay sembari kereta kuda itu terus menjauh.

Karena Rudeus adalah anak yang begitu unggul, mereka berdua tidak perlu khawatir.

Tapi, sejak dahulu mereka berdua memang memiliki hubungan yang baik. Akan lebih baik jika mereka
berdua sebaik itu padaku.

Atau harus aku katakan, akan lebih baik jika mereka berdua tidak bekerjasama ketika mem-bully aku.

“Tapi ketika anak-anak kita tumbuh dewasa, Rudi tidak akan menyaksikannya ....”

Rudi tampaknya berencana untuk menjadi seorang onii-chan yang keren. Oh, sayang sekali.

Kasih sayang putri-putriku yang manis akan kunikmati sendiri.

Ho ho.

Tunggu sebentar. Setelah ini, Rudeus akan menerima pelatihan dari pelatih pedang berbakat level raja,
Ghyslaine.

5 tahun kemudian, ia akan berusia 12 tahun. Tubuhnya akan sangat fit.

Setelah ia kembali, ia akan mampu menggunakan sihir dan bersiap untuk melawanku. Apakah aku bisa
menang melawan Rudeus ketika saat itu tiba nanti?

Oh sial. Martabatku sebagai seorang ayah akan berada dalam bahaya 5 tahun kemudian.

“Nyonya Greyrat, dan Lilia. Karena Rudeus telah pergi, aku akan mulai latihan lagi sebentar.”

Zenith menunjukkan ekspresi terkejut. Lilia pun berbisik ke telinga Zenith.

214
“Dia melakukannya karena saat inipun dia hampir kalah melawan Tuan Rudeus, sehingga dia merasakan
semacam ancaman.”

“Dia selalu seperti itu. Dia tidak akan berusaha sungguh-sungguh kecuali hampir kalah.”

Doh. Martabat ayahmu ini sudah berada dalam bahaya.

(Yah, aku tidak begitu memperhatikan martabatku sih.)

Karena aku tahu seperti apa seorang ayah selalu menunjukkan martabatnya, aku pun merasa dari lubuk
hatiku yang terdalam bahwa aku hanya akan menjadi Ossan tak berguna yang terus memiliki masalah
dengan wanita. Targetnya adalah menjadi seorang ayah yang peduli tanpa terkesan sombong. Setidaknya
sebelum 3 anakku menjadi dewasa.

Aku melihat Zenith.

Tubuhnya masih begitu indah, sampai-sampai orang lain tidak akan mengetahui bahwa dia telah
melahirkan dua kali......

(Yahh, siapa tahu dia masih kuat melahirkan anakku yang keempat atau kelima. Hehe.)

Tapi, mari kita kesampingkan itu untuk sementara waktu.

(Rudeus ......)

Sebenarnya, aku juga tidak suka cara ini.

Tapi, walaupun aku memberitahumu, kau pasti tidak akan mendengarkanku, dan aku tidak memiliki
kepercayaan diri untuk membujukmu.

Tapi, jika aku hanya melihat kalian sembari berpangku tangan, maka aku hanyalah seorang ayah yang
gagal. Karena aku tidak memiliki kemampuan yang cukup, aku hanya bisa meminta orang lain, ya...
hanya itulah yang kubisa. Meskipun aku melakukannya dengan kekerasan, dirimu pasti akan
memahaminya suatu saat nanti karena kau begitu cerdas ......

Ah…. Tidak juga…. Meskipun kau tidak pernah memahaminya, aku tidak keberatan.

Kau akan mendapatkan banyak hal yang tidak pernah kau alami di desa ini. Walaupun kau tidak
mengerti, hadapi saja semua yang akan kau temui, dan itu akan membuatmu menjadi lebih kuat.

Jadi, bencilah padaku.

Bencilah aku dan kutuklah aku, karena saat ini kau tidak bisa melakukan apa-apa selain mematuhiku.

Seperti itu jugalah aku dibesarkan oleh seorang ayah yang selalu menindasku.

215
Karena aku tidak dapat menentang ayahku, aku pun meninggalkan rumah.

Sampai saat inipun, aku masih menyesali akan hal itu, dan aku tidak ingin hal yang sama terjadi
padamu.

Tapi, setelah meninggalkan rumah, aku menjadi lebih kuat.

Namun, sampai sekarang pun aku masih tidak tahu apakah kekuatan yang kumiliki saat ini cukup untuk
mengalahkan ayahku. Aku mendapatkan wanita yang kuinginkan, aku melindungi hal yang ingin
kulindungi, dan setidaknya aku mampu memaksa putra kecilku.

Jika kau ingin melawanku, silahkan saja.

Setelah kau kembali bersama kekuatan yang akan kau peroleh.

Kumpulkanlah kekuatan sebanyak mungkin, sehingga kau tidak akan kalah dari ayahmu yang
menyedihkan ini.

Sembari melihat kereta kuda yang terus berpacu menuju cakrawala, Paul terhanyut di dalam pikirannya.

216
Bab Spesial
Ibu Rumah Tangga Greyrat

Bagian 1
Namaku Zenith Greyrat.

Aku lahir di negeri suci Milis. Itu adalah negara yang memiliki sejarah panjang. Akan sangat cocok jika
kau mendeskripsikan tempat itu sebagai negara yang indah, namun tidak fleksibel.

Aku lahir sebagai anak kedua dari keluarga bangsawan negara itu.

Pada saat itu, aku bagaikan bunga di dalam rumah kaca. Aku berpikir bahwa, semua yang kulihat di
sekitar lingkunganku adalah dunia seutuhnya. Seperti itulah ketidaktahuanku.

Aku tidak pantas mengatakan ini sih, namun aku sempat berpikir bahwa itu adalah masa kecil yang
bahagia.

Aku tidak pernah melawan perintah orang tuaku, dan nilaiku di sekolah sangatlah baik.

Aku mengikuti semua pelajaran dari guru gereja Milis, dan aku belajar etiket sosial dengan begitu
lancar.

Aku bahkan disebut sebagai “Wanita muda standar Milis”.

Oran tuaku pasti juga merasa bahwa diriku adalah seorang anak yang pantas mereka banggakan.

Tapi aku terus tumbuh seperti itu. Suatu hari, aku berada dalam sebuah pesta perjodohan.

Sepertinya calon suamiku adalah salah seorang putra bungsu dari keluarga bangsawan. Seorang pria
dengan akhlak lurus bagaikan lesatan anak panah, dengan kebanggaan hati, dan menjaga ajaran Milis
sebagai prinsip mutlak. Dia adalah contoh utama di keluarga bangsawan Milis. Aku akan menikah
dengan seseorang seperti itu. Melahirkan anak. Aku akan menjadi istri seorang bangsawan, dan aku
tidak akan merasa malu kemanapun aku pergi. Namaku akan terpampang pada urutan daftar suri
tauladan kebangsawanan Milis.

Itulah hidupku. « Jalan » anak perempuan dari keturunan ningrat keluarga Milis.

Namun nyatanya, aku tidak berjalan di “jalan” tersebut.

Pada hari aku menjadi dewasa, ketika aku masih berusia 15 tahun.

Aku bertengkar dengan kedua orang tuaku. Aku tidak lagi menuruti perintah mereka, lantas aku pun
minggat dari rumah.

217
Ada alasan mengapa aku membenci perintah dari orang tuaku, dan itu karena aku selalu diikuti.

Aku merasa iri atas saudariku yang lebih liar dariku.

Dengan berbagai alasan, akupun berbalik arah dari “jalan”-ku yang seharusnya kutempuh.

Seorang bangsawan akan kesulitan untuk melanjutkan hidupnya, jika dia berpaling dari “jalan” yang
semestinya.

Tapi untungnya, aku sudah belajar sihir penyembuhan ketika masih bersekolah di sekolah para
bangsawan. Dan aku berhasil belajar sampai level menengah.

Meskipun negeri suci Milis adalah negara yang sangat maju dalam hal sihir penyembuhan dan sihir
penghalang, sebagian besar orang hanya akan belajar sihir penyembuhan sampai level dasar. Jika kita
belajar sihir penyembuhan sampai level menengah, maka kita bisa bekerja di rumah sakit Milis ini,
dengan demikian tipe sihir tersebut menjadi favorit selama aku bersekolah.

Sehingga, aku pun secara arogan percaya bahwa aku akan mendapatkan hidup yang layak jika aku bisa
mencapai level itu.

Namun ternyata aku terlalu naif.

Aku masihlah sangat polos, sampai-sampai aku tidak tahu tempat manakah yang aman untuk kutinggali.
Lantas, sekelompok orang jahat menyerangku.

Mereka sempat berkata bahwa, “Kami sedang mencari penyihir penyembuh”, lantas mereka pun
memperkerjakan aku pada Party-nya. Tawaran mereka bahkan lebih rendah daripada gaji untuk penyihir
yang menguasai sihir penyembuhan level dasar, namun mereka bersikeras bahwa harga yang mereka
tawarkan adalah yang tertinggi.

Aku cukup bodoh untuk percaya pada ketulusan hati mereka yang mendalam, meskipun ada banyak
orang baik di dunia ini.

Jika aku mengikuti mereka, aku akan diminta untuk melakukan hal-hal yang jauh lebih buruk. Seperti,
digunakan sebagai perisai terhadap makhluk sihir, atau terus-terusan menggunakan sihir sampai badanku
lemas. Dan bahkan, sepertinya aku akan diminta untuk menyerahkan kesucianku.

Dan sosok yang mencegah terjadinya semua hal mengerikan itu adalah, sang prajurit muda Paul Greyrat.

Setelah memberi pelajaran pada orang-orang jahat tersebut, dia secara paksa membawaku kembali ke
Party-nya.

Andaikan saja anggota partai mereka, Elinalize, tidak menjelaskan kepadaku secara detail, aku pasti
sudah menganggap bahwa Paul jugalah orang jahat.

218
Apapun itu, begitulah aku pertama kali bertemu dengan Paul.

Pada awalnya, aku benci Paul.

Dia jelas-jelas merupakan mantan keluarga bangsawan Asura, tapi cara dia berbicara seperti preman.
Dia sering melanggar janjinya, dan bertindak gegabah. Dia serakah, merendahkan aku, dan suka
meremas pantat cewek. Dan yang terburuk, dia tidak sungkan-sungkan menunjukkan semua
kebejatannya itu.

Tapi aku tahu dia bukan orang jahat.

Meskipun ia selalu saja merendahkanku dan mengejekku karena tidak paham bagaimana cara kerja
dunia ini, ia selalu mengatakan bahwa dia tak punya pilihan selain membantuku.

Paul adalah kebalikan dariku, tapi sebenarnya dia adalah sesosok pria gagah yang liar dan bisa
diandalkan.

Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya aku jatuh cinta padanya.

Tapi dia dikelilingi oleh banyak wanita lain yang mempesona, dan aku hanyalah pengikut Milis.

Ajaran Milis adalah: “Sepasang kekasih hanya boleh mengasihi satu sama lain, tanpa adanya pihak
ketiga”, dan itulah doktrinnya.

Meskipun aku sudah meninggalkan rumah, aku dibesarkan oleh ajaran seperti itu, dan ajaran itu jugalah
yang diajarkan di sekolah sebagai norma dasar. Sehingga, ajaran Milis telah terukir dalam di hatiku.

Kemudian pada suatu hari, akhirnya aku mengatakannya.

“Jika kau berjanji tidak akan tidur dengan wanita lain, maka aku bersedia tidur denganmu.”

Dia menyetujuinya sembari tersenyum.

Aku tahu dia berbohong.

Tapi aku masih berpikir bahwa itu bukanlah masalah.

Jika aku dibohongi olehnya suatu saat nanti, maka aku akan segera mencampakkannya.

Tapi aku masih terlalu bodoh. Terlalu ceroboh. Terlalu naif.

Karena aku benar-benar hamil setelah sekali melakukannya. [43]

Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku sangat gelisah.

219
Akupun tidak yakin bahwa Paul akan bertanggung jawab, kemudian menikahi aku.

Lantas, aku pun melahirkannya,

Rudeus Greyrat.

Rudi.

Bagian 2
Rudeus duduk di samping buaian saudari-saudari perempuannya.

Ekspresinya sangat serius.

Wajahnya mengingatkanku pada Paul. Bibirnya tertutup rapat, dan dia terus melirik kedua saudarinya
secara bergantian.

“Ah ah-----!”

Saat Norn bergumam, ekspresi Rudeus semakin serius.

Dan di saat berikutnya.

“Burururu.”

Rudeus menjulurkan lidahnya, dan membuat wajah konyol.

“Yaa, waa, ha, ha!”

Norn tersenyum gembira, ketika melihat ekspresinya.

Setelah melihat adiknya tertawa, Rudeus pun menganggukkan kepalanya, lantas dia lagi-lagi memasang
wajah serius.

“Wuuu, ah!”

Kali ini, Aisha yang berbicara.

Dan Rudeus segera bergerak ke sisinya.

“Arbububu.”

Dia meremas wajahnya, dan melakukan sesuatu yang aneh.

“Gyaa --- Ah, ah.”

220
Dan Aisha tersenyum bahagia juga.

Rudeus menunjukkan senyum yang sama seperti ketika dia menunjukkannya pada Norn.

Rudeus terus mengulangi lelucon itu.

“Ha ha.....”

Aku tertawa sedikit ketika aku melihat senyum Rudeus.

Itu karena Rudeus tidak sering tersenyum.

Dia selalu tampak tidak puas terhadap sesuatu. Terlepas dari pembelajaran sihir atau pedang, dia selalu
melakukan sesuatu dengan ekspresi serius.

Dia bahkan tidak pernah tersenyum di depan orang tuanya.

Walaupun dia tersenyum, itu dibuat dengan sengaja.

Tapi dia menunjukkan senyuman yang ikhlas pada kedua adik perempuannya, dan dia terlihat begitu
puas setelah melihat kedua adiknya bahagia.

Hanya menatapnya saja, aku sudah merasa senang.

Hal ini sangat berbeda dari sebelumnya.

“Fiuh .....”

Aku menghela napas, ketika aku memikirkan Rudeus saat ia masih kecil.

Aku sangat gembira ketika melihat bakat sihir Rudeus, tapi setelah beberapa saat, aku mulai curiga
apakah Rudeus merendahkan kedua orang tuanya, dan tidak mencintai mereka.

Aku berpikiran begitu karena Rudeus sama sekali tidak dekat denganku.

“...... Tapi itu tidak benar.”

Hal yang merubah pemikiranku itu adalah tindakannya ketika insiden kehamilan Maid.

Lilia hamil dan Paul mengaku bertanggungjawab untuk itu.

Waktu itu aku merasa telah dikhianati.

Dikhianati oleh Paul. Bahkan dikhianati oleh Lilia.

221
Terutama ketika Paul melanggar janjinya. Kemarahanku hampir mencapai titik ledak. Jika aku gagal
menahannya sedetik saja, pasti aku sudah menjerit histeris dan menendang Lilia keluar rumah, atau
mungkin aku sendirilah yang akan meninggalkan rumah ini.

Sebelum menikah, aku sempat berpikir bahwa jika dia selingkuh dengan wanita lain, maka aku akan
mencampakkannya dan pergi.

Aku mungkin sudah hampir melupakannya, namun itu masih membekas di hatiku.

Emosiku sungguh tertekan, sampai-sampai aku ingin menghancurkan hubungan antar keluarga ini.

Tapi Rudeus merubah segalanya.

Dia bertindak seperti anak kecil, namun dia sanggup menyelesaikan peliknya masalah ini dengan begitu
rapih.

Namun, apa yang dilakukannya masih belum bisa kuanggap benar.

Meskipun Rudeus telah meredakan emosiku dengan menggunakan kata-katanya, aku masih belum bisa
memaafkan Paul.

Tapi aku melihat kebenaran dari lubuk hati Rudeus yang terdalam.

“Aku merasa gelisah dan cemas jikalau aku menghancurkan hubungan keluarga ini.”

Aku memikirkannya berulang kali, kemudian akupun memikirkan jalan keluar ini.

Anak ini menghargai keluarganya dengan caranya sendiri.

Ketika aku berpikir tentang itu, kecurigaanku tentang apakah dia mencintai keluarganya, lenyap sudah.

Dan pada saat yang sama, aku dengan mudah sanggup memaafkan Paul dan Lilia.

Jika Rudeus tidak ada, ending insiden tersebut tidak akan seperti ini.

“Hm, Norn-chan benar-benar manis, kau akan menjadi secantik ibu. Jika kamu tumbuh nanti, ayo kita
mandi bersama-sama.”

Rudeus memegang tangan kecil Norn untuk membujuknya.

Rudeus yang biasanya bertingkah serius, kini memasang wajah konyol di depan adik-adiknya. Itu sangat
-----

(Handal .......)

222
Aku menyadari bahwa Rudeus adalah anak yang luar biasa. Namun baru-baru ini, dia juga sangat
handal.

Aku benar-benar kelelahan setelah Norn dan Aisha lahir.

Kedua gadis menangis siang - malam, dan setelah memberi mereka makan, mereka pun
memuntahkannya.

Ketika mencuci tubuh mereka di dalam air, mereka buang air besar di sana.

Meskipun Lilia mengatakan bahwa ini adalah hal yang normal, aku masihlah tidak bisa tenang, dan
akupun tidak sanggup tidur dengan nyenyak di malam hari.

Tapi Rudeus telah melakukan banyak hal untuk bayi kami.

Cara dia melakukannya sangatlah terampil.

Seolah-olah ia pernah melakukannya sebelumnya.

Tidaklah mungkin jika dia masih mengingat bagaimana dia dirawat ketika masih bayi. Seakan-akan, dia
melihat dan mengingat semua hal yang Lilia lakukan padanya.

Rudeus memang hebat.

Aku pun merasa rendah diri ketika tahu putraku lebih terampil mengurusi bayi daripada ibuknya, namun
terlepas dari itu semua, dia memang sangat membantu.

Aku tidak pernah mendengar atau melihat anak sehandal Rudeus, yang bisa merawat adik-adik
perempuannya yang baru saja lahir.

Melihat Rudeus, aku teringat saudaraku di negara suci Milis. Dia seserius Rudeus. Dia rajin, berbakat,
dan dipuji oleh ayah untuk menjadi contoh bagi bangsawan, tapi dia terlalu dingin untuk keluarganya,
dan menganggap saudarinya bagaikan angin lewat.

Meskipun dia mengesankan sebagai seorang bangsawan, aku tidak bisa menghormati dia sebagai
saudaraku.

Tapi Rudeus mungkin tidak akan menjadi seperti itu.

Dia pasti akan menjadi saudara yang dihormati oleh adik-adik perempuannya.

Faktanya. Dia bahkan berencana seperti itu. Ketika ia melihat adik-adiknya bersama Paul, ia
menyatakan: “Tujuanku adalah menjadi kakak yang dihormati”.

Aku tidak sabar untuk melihat bagaimana Rudeus, Norn, dan adiknya tumbuh dewasa.

223
“Ah! Wahhh!”

Norn mulai menangis ketika aku berpikir tentang hal itu.

Tubuh Rudeus gemetar sedikit, dan dia membuat wajah konyol untuk menenangkan adiknya.

“Wah! Wah!”

Tapi Norn tidak berhenti menangis.

Rudeus menyentuh popoknya untuk memeriksa apakah dia pipis, lantas dia mengangkat adiknya, dan
menepuk-nepuk punggungnya. Norn masih terisak-isak.

Kalau saja aku berada dalam posisinya, aku pasti hanya bisa berteriak untuk mendapatkan bantuan dari
Lilia. Lalu aku ingat bahwa Lilia sedang pergi keluar untuk membeli sesuatu. Aku mulai panik.

Tapi Rudeus tidak panik.

Dia menenangkan semuanya, mengepalkan tangan, dan memberitahuku:

“Ibu. Saatnya untuk memberinya makan.”

Aku baru saja menyadarinya ketika Rudeus memberitahuku.

Waktu berlalu dengan cepat ketika aku melihat Rudeus bermain-main dengan adiknya.

“Anak baik. Anak baik.”

“Sini. Duduk sini.”

Aku duduk pada kursi, sesuai dengan arahan Rudeus.

Norn masih menangis, lantas aku membuka dadaku.

Seperti yang diperkirakan oleh Rudeus, Norn memang sedang kelaparan, lantas dia pun menghisap
payudaraku, dia minum susu dan menikmatinya.

Setiap kali aku memberinya makan, emosi yang kuat bahwa aku adalah seorang ibu mulai melonjak
naik.

“..... Hm?”

Tiba-tiba, aku menyadari tatapan Rudeus.

Setiap kali aku memberi bayiku ASI, Rudeus selalu menatap dadaku.

224
Dan itu bukanlah tatapan polos bocah berusia 7 tahun, melainkan tatapan mesum yang penuh gairah.

Jika kau menyandingkan dia bersama Paul, maka kau akan merasakan tatapan mata cabul yang identik.
Itu membuatku merasa tak nyaman, dan ketika aku berpikir bahwa anak seumuran dia sudah menatap
dada ibu-ibu dengan gairah seperti itu, akupun cemas akan masa depan anak ini. Apakah dia akan
menjadi seperti Paul, lantas mengoleksi banyak cewek, dan membuat mereka menangis?

“Ada apa Rudi? Kamu juga ingin ASI?”

“EH!”

Aku menggodanya, dan Rudeus pun tersadar, lantas dia palingkan tatapannya.

Kemudian, dengan wajah merona, ia mencoba menemukan alasan untuk menjelaskan perbuatannya:

“Tidak. Aku hanya berpikir apakah Norn benar-benar dapat meminum itu.”

“Ha ha.”

Aku tidak sanggup menahan tawaku saa dia menunjukkan sikap lucu seperti itu.

“Kau sudah tidak boleh minum ASI, lho… ini jatahnya Norn. Rudi sudah minum banyak ASI ketika
masih kecil, jadi kau harus bersabar.”

“...... Tentu saja, Ibu.”

Walaupun ia mengatakan itu, ekspresinya terlihat seperti ia merasa menyesal.

Aku jarang melihat ekspresi Rudi yang seperti ini. Itu membuatku ingin terus mengganggunya.

Kalau begitu, ayo kita goda dia sedikit lagi.

“Jika kau benar-benar menginginkannya, kau harus menunggu sampai kau menikahi istrimu, kemudian
memohonlah pada istrimu untuk mencicipinya.”

“Ya. Aku akan coba minta padanya kelak.”

Uh oh. Aku pikir dia akan ngambek, namun entah kenapa dia seakan menemukan pencerahan.

Apakah dia tahu bahwa aku hanya menggodanya?

Meskipun itu sedikit mengecewakan, ini tidak sesuai dengan kepribadiannya.

“..... Jangan paksa istrimu untuk melakukannya, oke?”

225
“Aku tahu.”

Tanggapan serius itu membuatku merasa sedikit kecewa.

“Gleek.”

Norn bersendawa setelah menyelesaikan ASInya, lantas aku meletakkan dia kembali ke tempatnya.

Aku menggunakan kain untuk menyeka dadaku, dan lagi-lagi Rudeus menatapku.

Hm. Sepertinya istri bocah ini akan mengalami masa-masa sulit nantinya.

Kandidat terkuat adalah Sylphy, tapi gadis itu terlalu patuh padanya. Sepertinya, walaupun Sylphy tidak
bersedia, dia tidak akan menolak keinginan Rudeus .......

Baiklah.

Aku akan mengajarkan Rudeus pelajaran tentang hal-hal itu.

Sebagai seorang ibu.

Paul hanya mengajarinya bagaimana cara menaklukkan gadis. Aku akan mengajarinya tentang hal-hal
setelah itu.

“Guu.”

Setelah Norn diberi ASI, dia menunjukkan wajah penuh kepuasan, dan si bayi pun mulai bersuara.

Dia pasti lelah.

“Minum dan tidurlah lebih baik. Cepatlah tumbuh, oke?”

Aku sedikit mengetuk kepala Norn sembari kukatakan itu padanya.

“Ah! Waaa!”

Rudeus melakukan hal yang sama pada Aisha, dia menggendongnya, memeriksa popoknya, dan
meyakinkan bahwa tidak ada ruam maupun gigitan serangga .......

Pada akhirnya, ia menggendong Aisha dan menatapku dengan ekspresi bingung.

Rudeus jarang menunjukkan ekspresi seperti itu padaku.

Aku sih senang-senang saja melihat putraku menunjukkan ekspresi wajah yang beragam padaku, namun
aku tidak ingin melihatnya berekspresi suram.

226
“Ada yang salah?”

“Ada, bu. Hari ini, Lilia cukup lama.”

“Itu benar.”

Jika dia pergi keluar untuk membeli sesuatu, biasanya dia sudah kembali sekarang.

Apa terjadi sesuatu?

....... Tidak. Ada sekelompok pedagang yang datang dari kota Roa. Dia mengatakan bahwa dia akan
membeli lebih banyak barang dari biasanya, sehingga dia akan menghabiskan waktu lebih banyak.

“Itu lho…. sepertinya Aisha………”

“Ya?”

“Sepertinya dia lapar...”

“Aku paham.”

Aku memikirkannya dengan hatihati, karena Aisha kususui bersama dengan Norn, biasanya mereka
berdua lapar pada saat yang sama.

Biasanya, aku menyusui Aisha dan Lilia menyusui Norn.

Sekarang aku melihat ekspresi cemas pada wajah Rudi.

Lantas, Rudi pun berkata dengan ragu.

“Begini, Ibu, aku tidak yakin kapan Lilia akan kembali. Mungkin tidaklah masalah jika kita membiarkan
Aisha menunggu sebentar, tetapi jika Aisha terus menangis, Norn juga akan menangis.....”

Aku adalah pengikut tulus ajaran Milis.

Dan karena itu, aku menyalahkan Lilia untuk memutuskan hubungan dengan satu orang, satu
perempuan, dan berjanji pada Paul. Aku tahu mereka bukanlah pengikut ajaran Milis, tapi aku tidak
ingin membelot dari ajaran tersebut.

Rudi pasti sudah menemukan hal ini.

Apakah dia akan membuat ibunya tidak bahagia hanya karena satu kata.

Apakah dia akan melakukan sesuatu yang mengerikan pada adiknya.

227
Dia harus menanggung kegelisahan ini.

Bagi Rudi, tak peduli apakah itu Norn, Aisha, ataupun aku sekalipun, semuanya adalah keluarga.

Dan ......, karena semuanya sudah terlanjur berubah menjadi seperti ini, aku harus melakukannya.

Tapi, apakah itu tidak masalah.

Apakah aku merasa tidak bahagia ketika aku menyusui Aisha.

Dan kemudian, jika Rudi melihat ekspresiku, akankah dia membenciku, atau bahkan

meremehkanku? “Hufff. Apa sih yang kamu katakan? Sini. Cepat berikan Aisha padaku.”

Aku melenyapkan ketakutanku sendiri, menggunakan nada paling lembut yang bisa kuucapkan, dan
mengatakannya pada Rudi.

“Baik.”

Rudi menyerahkan Aisha padaku dengan hati-hati.

Aku pun menggendong Aisha, kemudian kususui dia.

Jika Aisha tidak mau, aku mungkin akan merasa tidak bahagia. Tapi Aisha tidak peduli, dan dia terus
menghisap ASI-ku dengan lahap.

“...... Fiuh.”

Dengan pelan aku menghela napas lega, agar Rudi tidak mendengarnya.

Aku merasakah hal yang sama ketika menyusui Norn.

Perasaan seorang ibu.

Sulit dipercaya.

Mengapa aku sempat berpikir bahwa aku tidak bersedia menyusui Aisha?

Mengapa aku sempat berpikir bahwa aku tidak akan bahagia ketika menyusui Aisha?

Mengapa aku pikir aku perlu mentolerir itu?

Jawabannya sederhana. Aku tahu itu.

Karena aku adalah seorang ibu.

228
Pada akhirnya, aku tidak merasakan adanya perbedaan. Seorang pengikut ajaran Milis atau apapun itu.

“Sepertinya dia sedang menikmatinya.”

“Itu karena punya Ibu sangatlah lezat.”

“Mohon jangan memujiku dengan sanjungan seperti itu.”

Rudi pun tampaknya juga senang ketika melihat Aisha menyusu padaku dengan nikmatnya, dan tenang.

Dia pasti sedang berpikir kalau dia juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi adiknya sebagai
keluarga.

Itu benar-benar mengagumkan.

Keinginannya untuk menjadi sesosok kakak yang dihormati oleh adik-adiknya, bukanlah suatu angan-
angan belaka.

“Itu bukan sanjungan. Aku masih ingat rasanya.”

“Sungguh?”

Aku tersenyum sambil membelai kepala Aisha.

Setelah beberapa saat, Aisha juga selesai minum, dan dia pun menjauh dari dadaku.

Aku meletakkan dia kembali ke tempatnya, dan dia mulai tidur seperti Norn.

Rudi menunjukkan ekspresi wajah yang lebih lembut dari biasanya ketika melihat Aisha dan aku.

“Rudi.”

“Ya, ada apa?”

“Bisakah aku menyentuhmu?”

“....... Kenapa ibu harus menanyakan hal seperti itu, sentuh saja jika ibu ingin.”

Rudi duduk di sampingku, lantas dia mendongakkan kepalanya ke arahku.

Aku membelai kepalanya dengan lembut.

Rudi tidak pernah membuatku khawatir sejak kelahirannya, jadi aku tidak merasa seperti ibu ketika dia
tumbuh dewasa, namun belakangan ini semuanya terasa berbeda.

229
Dari lubuk hatiku yang terdalam, aku merasa menjadi ibu sepenuhnya.

“........”

Tiba-tiba aku merasakan suatu kehangatan, lantas aku menoleh ke arah kehangatan itu berasal.

Cahaya mentari musim panas terpancarkan dari jendela.

Suatu pemandangan ladang gandum berwarna emas yang tak berujung di luar jendela.

Sore hari yang damai di musim panas.

Aku merasa benar-benar penuh makna.

“Akan bagus jika kedamaian ini berlangsung

selamanya.” “Ya.”

Rudi setuju denganku.

Dia juga pasti merasa damai selama ini.

Tapi, salah satu hal yang membuatku bahagia adalah kehadiran Rudi.

Jika bukan karena Rudi, seorang pengikut ajaran Milis seperti diriku akan meratapi kenyataan bahwa
aku telah menjadi korban perselingkuhan, dan aku akan meninggalkan rumah ini bersama Norn, atau
menyalahkan Aisha dan Lilia.

Untungnya, ada Rudi.

Jika ia bukan anak yang pintar dan bijaksana, aku tidak akan mengalami sesuatu seperti ini sekarang.

“Rudi.”

“Ya?”

“Terima kasih karena telah lahir ke dunia ini.”

Rudi tampak bingung.

Kemudian, menggaruk kepalanya, lantas dia berkata dengan malu.

“Akulah yang seharusnya berterimakasih pada ibu.”

Aku tertawa lagi ketika aku melihat tingkah lucu Rudi.

230
KETERANGAN

1. dia menggunakan “ore” di sini, dalam bab-bab selanjutnya, dia akan menggunakan “boku”
2. pada versi Light Novel-nya, kalimat ini bernada pelan, hanya disebutkan bahwa dia Onani pada
“JAV yang hampir tak ber-mosaic”
3. Hello Work adalah agensi pemerintah Jepang untuk memperkenalkan pekerjaan
4. ini adalah suatu kondisi pada program game yang memungkinkan berubahnya berbagai hal,
seperti ketika kau berhasil mendapatkan pacar, atau sejenisnya
5. DQN atau Dokyun adalah istilah internet dengan maksud menghina, yang ditujukan pada
preman, dan juga ditujukan pada orang-orang bebal
6. Cabul
7. ini adalah referensi dari novel Tasogare-iro no Uta Tsukai
8. di masa lalu dia pernah membuat game dengan RPG maker
9. ini adalah jurus pamungkas antagonis Vearn dari anime Dragon Quest Dai’s Great Adventure
10. disertai emoticon (ゝω•)
11. dalam bahasa Jepang, biru dan hijau sama-sama tercakup dalam makna kata “Ao”
12. ini adalah ucapan imut dari Nenek Tua
13. efek suara dari deg-degan
14. referensinya adalah dari anime Bonobono
15. referensinya adalah ras Kalar/Color dari Alicesoft’s Rance Universe
16. dia sedang menirukan Nobita yang sukanya bilang “Bantu aku doraemooon..”, jadi Roxy +
Doraemon = Rokaemon
17. Shishou adalah panggilan yang lebih hormat daripada Sensei, kebanyakan digunakan dalam
dunia fantasi
18. ini berdasarkan area Satsume di Jepang, dimana kau tidak perlu serangan kedua
19. berdasarkan game Japanese Derby
20. suatu jurus di Dragon Ball
21. ya, tokoh utamanya One Piece
22. ini adalah “Keigo”, bahasa Jepang adalah bahasa yang mengenal tata krama seperti halnya
bahasa Indonesia, ini berbeda dengan bahasa inggris yang tidak begitu memperhatikan lawan
bicara, contohnya : ketika kau berhadapan dengan guru, maka lebih baik kau menggunakan
231
“Anda” daripada “Kamu”, sedangkan di inggris kau akan sama-sama menggunakan “you” entah
ketika berbicara pada teman ataupun guru, namun bukan berarti bahasa inggris tidak punya
ungkapan sopan
23. Yak, ini adalah nama bakteri patogen
24. Kutipan ini berasal dari manga Totsugeki ! Pappara-Tai
25. kucing Cheshire adalah karakter berupa seekor kucing dengan senyum lebar di wajahnya,
karakter ini muncul pada cerita populer karangan Lewis Carroll, yaitu Alice In Wonderland
(1865), sumber : Kamus Besar Oxford
26. teman masa kecil
27. AT adalah Absolute Terror Field, yaitu medan pertahanan total dari anime Evangelion
28. Donkan adalah bebal
29. Ungkapan-ungkapan ini berasal dari anime Kinnikuman. Dan 2 orang yang disebutkan di atas
adalah 2 tokoh yang juga berasal dari Kinnikuman. Maksudnya kurang-lebih adalah, akan jadi
bencana jika kau berani melakukan itu.
30. Semacam topeng setan.
31. Light Novel tertentu itu adalah Zero No Tsukkaima
32. bagi yang belum tahu sungsang, itu adalah kelahiran bayi secara terbalik, dan itu sangat
menyulitkan bagi seorang ibu, bahkan beberapa berakhir dengan kematian
33. Doberman adalah anjing bibit Jerman yang memiliki rahang kuat dan rambut mulus, biasanya
berwarna hitam, sumber : Kamus Oxford
34. Duke adalah penguasa pada suatu area terbatas. Yah, semacam tuan tanah lah.
35. proses kimia molekuler seperti ini melepaskan suhu yang begitu tinggi
36. Ini berasal dari novel Jepang terkenal : “Genji Monogatari”, yang menceritakan Hikaru Genji
melindungi seorang gadis kecil, kemudian dia membesarkannya untuk menjadi seorang istri yang
ideal.
37. Anego memiliki 2 arti umum, yaitu seorang bos Yakuza perempuan, atau bisa berarti panggilan
hormat pada wanita yang lebih muda
38. ini adalah nama bunga yang diucapkan Gee-Len
39. pendeta itu adalah Enrico Pucci dari Jojo’s Bizzare Adventure
40. yang dimaksud sakunya, bisa berarti saku beneran, bisa juga belahan dada yang lebar, sampai-
sampai kayak saku

232
41. Yang dimaksud adalah Ostrich Club/Dachou Club, yaitu trio komedian yang terdiri dari
tsukkomi, pengkoreksi, dan boke
42. Papan di sini adalah efek suara untuk degupan jantung
43. maksudnya adalah hamil di luar nikah

233
PENERJEMAH NOVEL & EDITOR

Ciu-Ciu : https://www.facebook.com/profile.php?id=100004205538206

Like page kami : https://www.facebook.com/bakatsukiupdateindo/

234

Anda mungkin juga menyukai