Aku, Hiromichi Sato, telah memikirkannya setiap hari sejak aku duduk
di bangku kelas dua SMP.
Itu sebabnya aku tidak punya pacar sampai tahun ketigaku di SMP.
Malahan, apa aku pernah berbicara dengan seorang gadis tentang hal
lain selain informasi kontak?
Ketika aku masih SD, aku memiliki beberapa teman berlawanan jenis.
Mulai dari kelas lima, berinteraksi dengan seorang gadis menjadi agak
memalukan, jadi aku menjaga jarak.
Dan kemudian, aku pun menyadarinya, bahwa apa yang kulakukan pada
dasarnya "mengacaukan".
Melihat ke belakang selama tiga tahun ini, aku juga menjadi tidak
sabaran dengan kehidupan abu-abu ini.
Jika ini terus berlanjut, kehidupan sekolahku akan berakhir tanpa aku
memiliki seorang kekasih.
Tidaaaaak....
Aku tidak menyukai siapa pun saat ini, tapi aku tetap menginginkannya.
Aku tidak memiliki tipe gadis tertentu, tapi aku masih tetap
menginginkannya.
Namun, gairah yang kurang memadai ini tidak bertahan lama selama
satu bulan pertama.
Pertama, aku berbicara dengan gadis dimulai dengan sapaan, tapi aku
tidak bisa mengikuti kalimat kedua di depan tatapannya yang seperti
mengatakan "Apa ini? Siapa ini?".
Tapi semua cerita yang telah kusampaikan sejauh ini adalah masa lalu.
Saat ini aku sedang dalam perjalanan ke sekolah di musim semi tahun
kedua masa SMA-ku sambil menyanyikan senandung ria.
Aku tidak percaya kalau aku pernah mengira dunia yang begitu indah
ini berwarna abu-abu.
Aku baru saja melewati tahun biasa di awal masa SMA yang tidak
spektakuler dengan teman laki-laki dan diajak berpacaran oleh
seorang gadis.
Pihak lain, seorang gadis sebaya yang bersekolah di SMP yang berbeda
dari SD yang sama dan bertemu kembali di SMA ini.
Segala sesuatu di dunia ini telah berubah sejak hari itu, sejak sebulan
yang lalu.
“Yah, Riko dari Klub Pemandu Sorak memberitahuku, jadi aku pergi ke
ruangan itu.”
“Heh-heh! Jadi bagaimana dengan itu? Aku penasaran."
Ya, ya. Aku mengerti. Cinta itu luar biasa. Itu adalah kesenangan dari
masa muda. Ayo lakukan yang terbaik bersama, saudara-saudari.
"Ah? Tapi Aizawa, kau berpacaran dengan Mao Imura dari Omefukibe.
Apa kalian putus?”
“Tidak, aku tidak akan pacaran dengan salah satu dari mereka. Aku
tidak berpikir aku akan serius dengan wanita setingkat itu."
Aku yakin itu karena aku telah melihat banyak hal secara lebih positif
sekarang.
Tidak sepertiku, dia melakukan kegiatan klub, jadi aku harus menunggu
sampai kegiatan klubnya selesai untuk bisa pergi meninggalkan sekolah
bersamanya.
“Hiromichi-kun”
“Uwaaa, hyaaaaaaaaaa!”
Sedikit lebih pendek dariku dan pinggang yang jelas lebih tinggi.
“Ahaha, apa kau terkejut? Aku minta maaf telah membuatu menunggu.
Latihannya memakan waktu lebih lama dari yang kuperkirakan. Ini jus
sebagai permintaan maaf. Minumlah."
Tentu saja, disana buku catatan dan buku teks-ku tersebar di atasnya.
Guaaaaa.
Itu benar. Dalam situasi ini, terlalu tidak masuk akal untuk baru saja
tiba. Jika kau memikirkannya sedikit, maka kau jelas akan tahu.
Aku merasa gugup di hadapan Haruka, kepala dan tubuhku tidak mau
bekerja dengan baik.
Tapi,
Baik. Menyenangkan.
"Aku tahu."
Aku tidak punya waktu untuk terjebak dalam buku teks seperti ini
ketika ada Haruka di sampingku.
Kami berbicara tentang apa yang kami bicarakan di sekolah dan apa
yang kami lihat di TV kemarin.
Kalau hanya begini, itu tidak ada bedanya dengan pertemanan laki-
laki, tapi tentu saja dia kekasihku, aku juga berkonsultasi soal rencana
kencan sebelum akhir pekan.
“Yah, akhir-akhir ini aku sering dipuji oleh para direktur dan guru.”
"Kok bisa?"
Aku dapat melihat dengan jelas bahwa dia tidak cocok memerankan
'peran sampingan'.
Aku bisa mendengarkan cerita Haruka selamanya, dan aku bisa terus
berbicara dengan Haruka selamanya. Ada begitu banyak hal yang ingin
aku bagikan dengannya sehingga aku selalu kehabisan waktu saat
membicarakan semua itu.
Saat gerbang sekolah kian dekat, jumlah kata di antara kami secara
alami berkurang.
Itu benar.
Kami telah berbicara satu sama lain untuk mencoba sedikit lebih keras
agar bisa mengurangi jarak di antara kami, dan kami memutuskan hari
ini akan menjadi hari pertama kami untuk berpegangan tangan!
Itu bukan sesuatu yang salah satu dari kami yang mendorongnya, tapi
sesuatu yang kami berdua putuskan.
Fuhoooo...
Jauh lebih tipis dan lebih lembut dari pada pria. Lebih dari segalanya,
itu halus.
Tidak! Aku sangat gugup sehingga aku tidak tahu harus bicara apa!
“Tidak, itu juga sama untukku, atau lebih tepatnya itu tidak secepat
ini. Butuh waktu sebulan untuk berpegangan tangan, tapi itu hanya
satu bulan, kan? Kupikir itu berjalan dengan baik! Karena, kau tahu,
betapa kita bisa bergaul satu sama lain seumur hidup jika kita butuh
satu bulan untuk berpegangan tangan!”
“Hm~~~~!”
Pada saat itu, pipi Haruka, yang sudah merah, menjadi merah padam
seolah-olah itu terbakar.
Kupikir suhu tubuh yang ditransmisikan dari tangan kami yang saling
terjalin juga meningkat pesat.
Mungkin.... tapi apakah aku baru saja mengatakan sesuatu yang aneh?
Serius?
Wow, berani sekali!* Meskipun kau ini masih SMA, apa yang kau katakan.
[Catatan Penerjemah: キッツイ ]
“Hei, tidak! Tidak, tidak! Tidak, sedikit terlalu jauh! Tentu saja,
tentang perasaanku, aku tidak bermaksud demikian, aku
mengatakannya dalam arti yang lebih dalam. Aku ingin tahu apakah
aku harus melakukan itu...!“
“Aku mengatakan kalau aku dipuji karena performa akting yang lebih
baik, kan? Kupikir itu karena dirimu, Hiromichi-kun.”
“Eh?”
“Aku sangat senang bahwa di dunia luas ini ada orang yang bisa di
andalkan yang dimana orang itu sangat memikirkanku....... jadi, terima
kasih Hiromichi-kun. Aku juga. Aku sa~yang padamu, Hiromichi-kun!”
"Itu........."
Tidak ada gadis lain yang bisa menghargai hal yang sama denganku,
kecuali Haruka.
Blueprint masa muda dengan Haruka. Aku yakin bahwa itu akan
berlanjut di masa depan.
Sebuah sudut dari pusat kota kuno yang tampaknya telah melalui Era
Heisei*. [Catatan Penerjemah: dari 8 Januari 1989 hingga 30 Apro 2019]
Sebuah kamar di dalam apartemen kayu tua dua lantai adalah Kastil
keluarga Sato.
Ketika aku sampai di lantai dua, wanita tua itu mengerutkan kening
dan berkata, "Itu sudah berdering selama 10 menit terakhir."
Aku tunduk pada wanita tua itu dan bergegas ke dalam rumah.
“Ayolah pak tua, kau tahu ‘kan kalau peredaman suara di rumah ini
sangat buruk. Maka telepon-lah lagi setelah beberapa saat jika tidak
ada yang mengangkatnya. Ini akan menjadi gangguan bagi para
tetangga, tahu?"
“Aku tidak berpikir itu menjijikkan. Sebagai orang tua, wajar saja
merindukan putra tercintanya satu-satunya. Bagaimana? Apa kabar?
Apa sekolahmu menyenangkan?”
Oh tidak!
Ini dia.
Dia bertingkah seperti anak kecil yang menyembunyikan laporan buruk
dari orang tuanya.
Pak tua ini, meskipun usianya di atas pertengahan 40-an, dia masih
memiliki kepribadian yang kekanak-kanakan.
Meskipun aku selalu dapat mencabut saluran telepon, tapi itu akan
berlebihan.
Dinding tipis yang memisahkan kamar ini dari kamar sebelah digedor di
belakangku.
“Me... menikah lagi? Mmm... menikah, kau? Kapan? Aku belum pernah
mendengar tentang itu darimu?”
"Ah! Dia, aku bertemu dengannya di situs penggalian."
“Apa itu di Fukuoka? Sudah sekitar dua bulan sejak kau pergi ke sana,
kan?”
“Kau mungkin belum memahaminya karena kau masih SMA, tapi 'api
cinta terkadang bisa menyala tiba-tiba'.”
Serius? Jika menyala tiba-tiba, apa kau akan menikah hanya dalam
dua bulan?
Aku ingin tahu apakah yang seperti ini memang berbeda untuk orang
dewasa.
"Apa maksudmu?"
“Ya, memang sih. Kalau begitu, aku akan punya saudara/i, kan?"
“Akulah yang paling menderita di dunia saat ini! Apa-apaan ini? Kau
menikah lagi tanpa aku mengetahuinya, dan ada seorang gadis yang
sebaya denganku, dan mulai sekarang dia akan tinggal di rumah ini.
Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak! Aku tidak bisa menerimanya! Maksudku,
aku memang tinggal di apartemen ini, tapi tidak ada cukup ruang!”
Apartemen ini 1DK. [Catatan Penerjemah: DK itu apa? Gua sendiri gak
tau, udah searching juga gak nemu, tapi kalo gak salah gua pernah nge
baca kata ini dulu di Novel Hataraku Maou-sama.]
Ada banyak kamar untuk apartemen kayu tua, tapi DK-itu kecil.
Baik kamar tidurku, ruang makan/dapur dan kamar ayahku, yang
dipisahkan oleh pintu geser, sudah terisi.
“Itu masih terlalu sempit meski dibuang. Kamar dengan enam tikar
untuk orang tua dan seorang anak. Jika yang kita bicarakan adalah
perempuan, dia akan memiliki banyak barang bawaan.”
"Tunggu! Tidak ada yang bagus! Aku sangat panik! Eh? Apa maksudmu
aku harus hidup bersama dengan gadis yang sebaya? Di rumah ini?
Mustahil!"
“Oh, oh. Oh ya. Baik. Dia adik perempuanmu, jadi kau harus merasa
nyaman dengannya."
“Tn.... tn....”
Aku sudah lama memikirkannya, tapi kurasa pak tua itu benar-benar
gila.
Tapi.......
Apa-apaan ini. Mari kita rayakan dengan lebih nyaman pak tua sialan.
Dan di saat aku melakukan ini, saudariku, yang belum pernah melihat
wajahku, mendekati rumah ini.
Aku harus melakukan sesuatu tentang kamar ayahku, juga ruang tamu
yang menjadi sarang-ku.
Aku tidak bisa menyambut seorang gadis ke gua iblis seperti ini.
“Tu.......”
Dengan pemikiran seperti itu, aku melihat melalui lubang intip di pintu
dan.........
“!.....Eh?”
K... Kenapa?
Apa dia mengikutiku? Tidak, Haruka-lah yang naik kereta lebih dulu.
Itulah yang faktanya.
Selagi aku berpikir, aku melihat melalui lubang kecil, sepertinya dia
mengalami masalah.
........harusnya tidak.
Kenapa Haruka datang ke sini? Bukankah itu sesuatu yang harus dia
jawab sendiri?
Pintu....
Terbuka....
Tapi,
“Oh! Kau disini. Aku senang. Aku takut salah mengira kamar."
“..............”
Tidak.
Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas melalui lubang intip, tapi
sekarang dia terlihat jelas olehku.
Gadis di depanku tersenyum lega, tapi dia bukan Haruka.
Tapi,
Ini......,
Tidak, aku tahu bahwa hanya ada satu kemungkinan, tapi aku
sangat bodoh.
Itu artinya,
---
Ini.... buruk.
Ini mengerikan.
“Kau tahu, kau dengar aku akan datang hari ini, kan?”
"Baru saja? Itu yang cerita pendek, kan? Tapi aku berharap
aku bisa mendengar itu. Um, boleh aku tanya namamu, Onii-
san? Aku seharusnya sudah mendengarnya dari ibuku, tapi aku
lupa."
“Hiromichi-kun?”
“Uh. Aku akan senang jika kau berhenti memanggilku seperti
itu.”
"Apa? Kenapa?"
Itu berbahaya.
Aku membuka pintu sambil mengira itu Haruka, tapi kamar
masih belum dibersihkan.
Tentu saja, itu juga tidak mungkin meraih bahunya yang halus
dan menariknya ke belakang.
".....Hah?"
Gya..........
Aku tertawa! Aku tertawa! Seperti meremehkan makhluk
rendahan!
Tidak peduli apa yang kau pikirkan, tidak ada yang lain selain
kehancuran.
“Aku tidak terkejut di titik ini. Ayah sialan itu. Pasti sulit bagi
ibu Shigure-san untuk memilih. Ya kan."
“Eh.”
“Aku juga kewalahan. Bukankah gila melakukannya sendiri?”
“..........!”
“Uooooooooo!”
Jadi,
“....! Ya!"
Ah.
Tidak, tunggu.
"Silahkan,"
Masih banyak yang harus dipikirkan, tapi aku senang untuk saat
ini.
“.............”
"Meski begitu......!!"
“Uwa! A-Apa?”
Dia menatapku.
“Apa yang membuatmu kecewa?”
"Aku tidak kecewa. Aku hanya terkejut. Aku sedang tidur saat
kau tiba-tiba memanggilku! Jadi ada apa?"
Related Posts
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 4 - Bab 3
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 4 - Bab 3
Setelah itu, Shigure mundur ke balik tirai.
Aku mendengar serangkaian suara membuka dan menutup di
pintu kamar mandi.
Itu dia.
Saat kau melihat buku catatan, kau tidak perlu memikirkan hal
lain.
Aku berterima kasih kepada pak tua itu untuk semua ini, dan
aku pun berdiri untuk pergi.
Itu wajar.
“Ada apa, bukankah ini hal yang normal setelah selesai mandi?
Onii-san juga begini, kan?”
“Pu------Aha-Ahaha!”
Shigure menyela kata-kataku dan mulai tertawa.
"......Apa?"
“Ahaha. Apa kau tidak menyadarinya dengan tali ini? Ups. Kau
terlalu membayangkan adegan manga erotis. Bahkan jika kau
adalah saudara tiriku, muncul dengan handuk mandi di depan
anak laki-laki yang baru saja ditemui hari ini, seorang wanita
yang muncul dalam pakaian seperi ini tidaklah ada♪“
"Karena,"
Saat itu,
Lagipula....
“Kau berpura-pura!”
Aku yakin.
Habisnya, apa yang akan terjadi jika seorang sadis seperti ini
mengetahui bahwa aku punya pacar yang perawakannya mirip
dengannya?
"S....."
“...Tidurku nyenyak.”
"Benarkah? Fufu, yah tidak masalah. Nah, sarapan sudah siap.
Aku akan menaruhnya di atas meja, jadi tolong bangunlah dari
kasur."
Aku lelah.
Itu karena sebelum aku tidur kemarin, aku tahu sifat Haruka
dan Shigure. Mereka mirip tapi tidak persis sama.
Kepribadian mereka sangat berlawanan, tidak peduli semirip
apa pun mereka, hanya aku yang bisa melihat perbedaannya.
Namun ada perasaan tidak enak, apa yang akan terjadi jika
keberadaan Haruka diketahui oleh iblis kecil ini.
Ini masalah yang tidak bisa dihindari dan juga sangat sulit.
Apa yang akan dia pikirkan? Jika dia mengetahui bahwa aku,
yang adalah pacarnya, tinggal bersama seorang gadis yang
mirip seperti dia.
Menu hari ini adalah nasi putih, sup miso tadi malam, telur
goreng, dan parutan kol.
“Aku mau tanya, kau sarapan apa saat kau masih tinggal
sendiri?”
“Dan itu di kelas yang sama juga. Onii-san masuk dalam kelas
khusus, kan?”
“Serius?”
Hanya ada satu kelas khusus di Seiun.
“Hmm? Kenapa?"
“Bo~o!”
Related Posts
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 2 - Bab 9
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 2 - Bab 9
Yah, itu tentu masa depan yang mudah ditebak.
Aku tidak bisa berjanji untuk tidak memberi tahu siapa pun.
“Aku tidak suka cara bicara yang dimana aku harus melakukan
itu di Jepang hanya karena mereka melakukannya di luar
negeri!”
“.............”
Meskipun dia adalah saudara tiriku, dan itu adalah pipinya, aku
akan mencium gadis yang baru saja kutemui kemarin.
Aku bahkan tidak pernah mencium Haruka.
“U~o?”
SMA Shueikan.
Tenang.
Aku harus memikirkan bagaimana aku akan melakukan
ini.
Astaga.
Dengan cepat.
...Eh?
"Apa maksudmu?"
“Itu.......”
“..........”
"Setidaknya?"
Ya, yah. Se, se, se, se, se....... seks jelas tidak, tapi aku
harus merahasiakan ini sampai ayahku kembali. Kesan
yang didapatkan dari kami berdua yang tinggal sendiri,
dan tinggal bersama orang tua kami sama sekali
berbeda.
.......Ha?
''Ah, Hiromichi-san!''
“Sh-Shigure?”
“Wah, aku?”
“~~~~~hm”
“Shigure!”
Tidak mungkin!
“........Nee ~ san!”
Tidak, habisnya...
---
“Eh?”
Shigure berteriak.
Hah...?
“Ya, tapi kau kau lihat ‘kan. Dia gadis yang cerdas. Dan
dia tidak seburuk yang Hiro katakan. Dia tahu persis
garis apa yang tidak boleh dia lewati."
"......Ya."
“.........Oh.”
Itu bagus.
Itu melegakan.
........Hanya saja.
Setelah lega, ada kekeruhan memuakkan yang tidak bisa
dijelaskan di dadaku yang membuatku takut.
Tapi..........
......Tidak, itu tidak baik, aku tidak bisa terus seperti ini.
Tomoe benar, hanya aku seorang.
"Ah! Terserahlah?"
"Aku pulang~"
"Oh, aku?"
"Apa maksudmu?"
"Kasarnya. Kau pikir aku ini apa, Onii-san? Aku tahu apa
yang benar dan apa yang salah."
Ya. Kupikir memang begitu sekarang.
Related Posts
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 4 - Bab 1
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 4 - Bab 1
Shigure tidak seburuk itu.
“Jaga jarak?”
"Ya. Tidak terlalu banyak berhubungan. Oh, tentu saja,
aku akan melakukan yang terbaik untuk
menyembunyikan fakta bahwa kita tinggal bersama.
Kupikir yang terbaik adalah menyembunyikannya
setidaknya selama satu tahun sampai ibuku pulang. Jika
kita berdua bekerja sama, kita bisa menangani
sebanyak itu."
Itulah kebenarnnya.
“......Eh?”
“.......!”
Sejak tadi aku melekat pada pikiran ini, dan berpikir bahwa aku
tidak punya cara lain untuk menghadapinya.
"Hah?......! ”
“Hei, apa?”
“Itu~~~~”
“Ahaha. Kau tersipu! Kau telah tertipu lagi. Kau ini pria yang
tidak belajar dari pengalaman, kan, Onii-san?”
Sial! Aku tahu itu! Aku tahu itu akan menjadi seperti ini!
“Apa kau yakin kau baik-baik saja? Kau bilang padaku bahwa
aku boleh membuatmu memanjakanku. Ini mungkin
mengejutkan, tapi aku sangat egois, kau tahu?”
Ini pasti “cara hidup” Shigure. Dia sangat ahli dalam hal itu.
Aku tahu bahwa aku seharusnya tidak berpikir seperti ini, tapi
terkadang aku melihatnya sebagai Haruka.
Akhir pekan itu, kami pergi ke toko elektronik dan membeli oven
microwave baru yang Shigure bersikeras untuk membelinya
meskipun kami sudah memiliki oven microwave biasa.
“Aku membawa air, ikan, daging, dan. Dan kau ingin memberiku
lebih banyak sayuran?”
“Huff- Huff-”
"Kami pulang."
“...Oh! Benarkah?"
“Ugh, itu...”
“Ya, ya.”
Rumah ini bahkan tidak memiliki ruang ganti, jadi kami tidak
memiliki wastafel yang mewah.
"Sudah kosong."
“Ya, kupikir kita kehabisan sabun. Apa kau punya isi ulang?”
Jangan meremehkanku...
“Aku sudah memberitahumu beberapa hari yang lalu. Jangan
meremehkanku. Tidak peduli seberapa banyak kau menggodaku,
tidak akan terjerumus.”
"Apa maksudmu?"
“Eii~”
“HYA--”
“Aha. Ada apa, Onii-san? Erangan yang begitu lugu dan cabul,
Itu lucu dan... agak erotis."
“~~~~!”
"Ah-"
Dan begitu itu terjadi, aku tidak akan pernah bisa menghadapi
diriku sendiri. Aku punya perasaan seperti itu.
Mungkinkah...
Tapi di saat yang sama, saat aku meraih keran kamar mandi
untuk menghilangkan busa dari tanganku, sabun batang
memasuki pandanganku... Hah, itu kan...
“......”
Shigure meminta maaf dengan setengah hati.
Oh, ya ampun!
Itulah intinya.
Tidak,
Sejak awal, tidak mungkin iblis kecil ini bisa menjadi murni
seperti Haruka.
...
Sial!
Ini buruk.
“Ce-Ce-Ceee”
Sial! Bagaimana aku bisa memberi tahu orang bodoh ini apa
yang terjadi?
Oh, benar!
“Ju-----!?”
Dia menjerit tanpa suara. Wajahnya menjadi benar-benar
merah seolah-olah itu akan terbakar.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.”
Shigure berteriak.
Dia berjongkok di tempat dengan tangan di kepalanya.
"Ping~pong!!"
“……..!!!!!!!!!!!”
Itu menyebalkan.
Ayahnya?
Apa yang akan terjadi? Apa yang harus kukatakan kepada ayah
pacarku dalam situasi ini?!
Ya, itu klasik! Maksudku, ini seperti scene dari komik atau
anime.
“Eh—!”
“…”
“Bagaimana menurutmu, Hiromichi? Aku berpikir hendak
membawa putriku keluar untuk makan malam karena aku akhir
-akhir ini tidak pulang lebih awal. Apa kau ingin ikut dengan
kami? Sudah hampir waktunya untuk pergi.”
Tapi,
Aku menolak.
Waktunya pulang…
"Iya…"
"Gadis SMA yang cantik sepertiku tidak perlu diajari. Aku telah
menjadi pemenang sejak aku lahir. Dan tidak masuk akal bagi
seorang pria untuk mengajariku apa pun."
Aku merasa kasihan pada pria malang itu. Hanya orang tolol
yang akan tertipu oleh wajahnya. Hanya aku yang tahu sifat
sebenarnya dari iblis ini.
"Umm... Oke. Kalau begitu, mari pikirkan sesuatu yang bisa kau
mainkan sambil belajar."
Hah?
*Menatap...*
"??"
*Garuk*
*Menatap*
Dia benar!!
Related Posts
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 8
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 8
Hah? Aku melihat ke titik di mana dia menggaruk dan
memperhatikan bahwa ada kesalahan dari awal rumus.
"Onii-san !! Kau adalah siswa yang rajin, kan? Bahkan jika kau
punya waktu luang, kau tetap belajar. Apa kau pernah
nongkrong dengan teman-temanmu?"
"Tidak."
Aku hanya...
"Aku tidak tahu ingin menjadi apa atau apa yang ingin
kulakukan. Aku hanya belajar."
"...?"
"Ayahku dulu pernah bilang, Jika kau menemukan mimpi,
lakukanlah dengan sekuat tenaga. Dalam beberapa kasus, kau
bahkan bisa putus sekolah. Tapi jika kau tidak dapat
menemukan mimpi tertentu, pelajari saja. Dengan begitu, saat
kau menemukan apa yang ingin kau lakukan suatu hari nanti,
pendidikanmu tidak akan menjadi halangan."
"Aku mungkin tidak memiliki bakat apa pun. Tapi aku bisa
berprestasi di bidang pendidikan meski aku tidak punya bakat.
Aku percaya orang-orang sepertiku harus belajar."
Karena itu, kau bisa sukses dengan kerja keras dan ketekunan.
"Dan bahkan jika aku tidak dapat menemukan apa yang ingin
kulakukan, di negara ini, selama kau lulus dari universitas yang
bagus, kau dapat menjadi karyawan tetap di perusahaan top
atau pejabat pemerintah, bahkan meskipun kau sama sepertiku
yang tidak pandai dalam suatu hal. Dan juga, setidaknya aku
tidak mau Haruka memiliki kehidupan yang buruk nantinya."
Shigure mundur.
Aku ingin tahu apakah ini aneh dari sudut pandang seorang
gadis.
Begitulah seharusnya.
Itu sebabnya aku tetap waspada.
Tapi aku tidak akan lengah, aku tidak bisa membiarkan dia
menyerangku.
"...Eh?"
Dia menawariku sebuah cangkit.
"Kupikir akan lebih baik tidak menaruh susu dan gula jika kau
belajar, jadi aku membuatnya tetap menajdi kopi hitam."
"Ha!? Tidak ada masalah ‘kan entah itu kau merebus air untuk
satu atau dua orang."
"... !!"
Aku terkejut, tapi jika saya akan terus belajar, lebih baik
mengonsumsi gula dengan kafein untuk meningkatkan kerja
otak.
Sekarang ini adalah awal bulan Juni, dan aku baru saja
menerima hasil ujian tengah semesterku.
Imut.
Aku tidak yakin apakah itu karena kafetaria yang ramai atau
sesuatu yang lain, tapi Shigure memperkenalkan dirinya
sebagai adik perempuanku tanpa menyembunyikannya.
"Ya."
"Oh. Jadi begitu. Apa ini seperti belajar bahasa luar negeri
supaya bisa dapat pacar luar negeri? Ngomong-ngomong, di
mana pemilik lembar jawaban ini?"
"Apa? Kenapa?"
"Aku tertangkap..."
Haruka kembali dengan makan siang yang telah dia beli, jauh
lebih cepat dari yang kami duga.
"Jadi begitu."
"Maaf, tapi aku akan menahan diri untuk tidak melakukan itu.
Aku tidak ingin menjadi obat nyamuk."
"..."
Aku sangat ingin dia makan bersama kami. Dan dia sudah
membelikan makanan kelas A.
Hiromichi: Aku tidak mau. Tidak ada kursi lain. Aku ini tidak
berpikiran sempit tahu.
*Krak*
Tapi, tapi...
"...!"
Aku terkejut.
Yah, memang tidak ada yang salah dengan itu. Tapi sedikit
kecurigaan bisa menyebabkan Haruka menjadi paranoid. Tidak
apa-apa jika aku mengarahkan kecurigaannya padaku. Tapi
aku takut menyakiti perasaannya. Tapi di sini aku harus jelas.
Shigure: Apa kau ini tolol, Onii-san? Sangat sulit bagi seorang
wanita untuk memiliki pacar yang tidak akur dengan teman-
temannya. Terlebih lagi, aku adalah saudari kembarnya. Apa
kau mungkin ingin Nee~san membencimu?
Namun,
"Nee~chan. Aku tidak yakin harus berkata apa, tapi aku yakin
nama belakang Hiromichi-san adalah Sato juga. Rasanya aneh
memanggil namaku sendiri, jadi kami memanggil satu sama
lain dengan nama depan kami. Ini tidak seperti kami sangat
dekat atau semacamnya."
"Oh, begitu ya. Aku hanya memanggilmu Shigure, jadi aku lupa,
tapi Shigure sekarang menjadi Sato-san, kan?"
Shigure-san...!
Related Posts
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 6 Bagian 1
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 6 Bagian 1
Jika dia bersedia membantu sebanyak ini, maka kupikir aku
bisa keluar dari situasi ini.
"Kenapa?"
"Apa? Aku?"
"Menurutku dia tidak pemalu."
*BAM*
Pada saat itu, Shigure dan aku sama-sama terkejut.
Shigure: Ya, ya, aku mengerti. Itu sedikit kejutan, tapi aku
akan memperbaikinya.
Shigure meneguk sup Miso dari set makan siang kelas A. Lalu,
dia memasang senyum polos (palsu) di wajahnya dan menatap
Haruka.
"Hm... Itu benar. Aku sempat gugup saat pertama kali datang
ke sekolah ini, entah karena aku adik Nee~chan atau bukan,
tapi saat itu dia membantuku dengan banyak hal... ITU... ITU...
ITU MENYENANGKAN."
"Tentu saja."
"Houhou—"
"*Uhuk* *uhuk*!"
*Menarik*
"Tidak, tidak, tidak. Aku tidak begitu keren, jadi menurutku itu
tidak benar. Haruka sedikit menyimpang."
"Itu tidak benar. Kau keren dan gagah. Itu sebabnya aku jatuh
cinta padamu."
Heeeey!
Gyaaaaaaa~~~~~
"Jika demikian... Apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi?"
"Eh?"
"Jika aku jatuh cinta dengan Hiromichi-san, apa kau mau
menyingkir demi adik perempuanmu yang imut?"
Aku mencoba membuka mulut untuk melihat apa yang ingin dia
katakan... "Wee—"
"Aku tidak mau. Aku sangat membenci itu. Aku tidak akan
mengizinkanmu."
"Ha! Aku tidak yakin harus berkata apa, tapi terima kasih untuk
makanannya!"
"Shigure?"
"Begitukah?"
*Rrrrring*
"Sampa jumpa."
"Ya."
Tidak ada orang seperti itu. Akan lebih bermakna jika mencari
genie*. [Catatan Penerjemah: ツチノコ makhluk mitos seperti
ular.]
"Oh, sial!"
"Kau koki yang luar biasa dan gadis tercantik kedua di dunia.
Kau pasti akan menjadi ibu rumah tangga yang hebat. Karena
aku, yang juga merupakan kakakmu, bisa menjamin itu.
Hahaha~!" Aku mengirimkan pujian yang tulus kepada Shigure,
yang duduk di depanku.
Tapi untuk saat ini aku tidak keberatan dengan nada kebencian
seperti itu. Karena...
"Besok, aku akan kencan dengan Haruka tersayangku. Sudah
cukup lama sejak kami pergi kencan. Itu benar-benar waktu
yang lama, dan setelah sesi belajar, aku sangat menanti-
nantikan itu! ...Makanya aku ingin bersikap baik kepada seluruh
dunia. Aku bahkan bisa memaafkan seseorang yang meremas
lemon di Karaage-ku tanpa sepengetahuanku."
*Meremas*
"Ehm. Tentu saja. Itu hampir saja, tapi masih bisa dimaafkan.
Hampir saja."
Haruka!
"Oke."
[Halo?]
[Uh...]
Kencan besok.
[U-um.]
[Y-ya.]
Itu memalukan.
Aku tidak yakin tentang apa yang waktu itu kupikirkan saat
mengatakan "seumur hidup".
Saat itu dia tertawa. Aku ingin tahu apakah dia mengira aku ini
aneh?
Tapi...
[Ehh?]
[Um. Aku ingin memberi tahumu bahwa aku takut dan jika aku
tidak memblokir rute pelarianku, aku sama sekali tidak akan
bisa mengatakan apa-apa! Pukul dua besok, aku akan
menunggumu di stasiun yang biasa. Selamat malam!"
Aku ingin tahu apakah dia merasa malu dengan suara aneh
yang tidak sengaja kubocorkan.
---
"Shi-Shi-gure! Shigure, Shigure, Shigure, eh-eh!"
"Hmm! Kau memiliki skala cinta yang tepat bukan, Onii-san? "
*Abaikan Shigure*
"C-Ci, CIUMAN!!"
Seriusan nih?
Ah... iya. Wajar bagi sepasang kekasih untuk saling berciuman.
Hari itu saja kami begitu dekat sehingga bibir kami... Woohoo.
Ini adalah kesempatan besar... tapi apakah besok kami benar-
benar akan b-ber-be-berciuman?
Aku tahu apa yang akan dia katakan dan itu pasti sesuatu yang
buruk.
"Ah!"
"Nih anak! Kau itu anak gadis, meskipun itu hanya lelucon, kau
tidak boleh mengatakan sesuatu seperti itu dengan begitu
enteng. Itu terlalu berlebihan."
Apa—
Aku membuang muka.
Related Posts
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 4 Bagian 2
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 4 Bagian 2
Itu adalah senyuman yang menghina, seolah-olah dia sedang
memandang rendah seekor serangga.
"Apa maksudmu?"
"Tentu aku yakin, karena gadis mana pun akan muak dengan
pria yang tidak begitu baik sepertimu. Kau harusnya mengikuti
Aizawa-san dari kelas kita sebagai panutan untuk kebaikan."
"Kenapa... Aizawa?"
Aku tidak peduli jika mereka mengatakan aku tidak baik. Tapi
jika mereka membandingkanku dengan Aizawa itu, maka jelas
aku akan marah.
"Dia tidak begitu tampan, tahu. Dari segi penampilan pun, dia
tidak lebih baik darimu, Onii-san."
"Kau tahu apa yang sering dikatakan para gadis, 'Aku suka
orang yang baik hati’. Namun, pria yang tidak menarik
sepertimu biasanya menganggap itu terlalu serius, tapi itu
adalah kesalahan besar. Kata-kata seorang gadis selalu
subjektif. Dalam hal ini, kata "baik hati" tidak berarti baik
dalam arti umum, tapi baik kepadanya, yang adalah
pacarnya—dengan kata lain, pria yang nyaman. Aizawa-san
memang bukan pria yang baik, tapi gadis yang bersamanya
merasa beruntung menjadi pacarnya. Karena dia tidak akan
membiarkannya khawatir."
"Dia tidak membiarkan si gadis khawatir...?"
Oh...!
"Itu—"
Aku tidak punya kata-kata untuk diucapkan.
Aku yakin.
Akal sehat "bersikap baik pada gadis" yang ada dalam diriku,
memang dari akarnya sudah salah.
Tidak, bahkan jika itu tidak salah sebagai akal sehat, itu salah
untuk menerapkannya pada seorang gadis yang adalah pacarku.
"Apa?"
Mengapa?
"~~~~!"
Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku sekasar ini terhadap
seorang gadis.
Pas SD? TK? Aku bahkan tidak ingat. Mungkin ini adalah
pertama kalinya dalam hidupku.
Ya, otakku sudah cukup lelah untuk melakukan hal seperti itu.
Apa,
"--!"
"Maafkan aku!"
Aku takut.
"...!"
"Mm."
"Fuwa…"
Aku tahu kalau aku melukai harga dirinya. Tapi aku tidak
mundur karena dia membutuhkan suatu tendangan di
celananya. Dia seorang penurut yang memaksa Nee~chan-ku
untuk melakukan panggilan telepon itu.
Tapi…
Aku berpikir: Jika aku tetap seperti ini, seberapa jauh dia akan
melangkah?
"…"
Aku tidak tahu kenapa, tapi ketika aku pertama kali melihatnya,
jantungku berdegup kencang.
Aku tidak peduli jika orang lain jadi bersemangat tentang itu.
Dia memanjakanku.
Dia menjagaku.
Meski begitu,
Yaitu sudariku.
Untuk saat ini sih tidak apa-apa. Karena tidak mudah baginya
untuk mengetahui bahwa kami tinggal bersama di bawah satu
atap. Tapi apa yang akan terjadi jika dia menemukan
kebenaran...
Bahkan setelah orang tua kami kembali, dia tidak akan senang
mengetahui pacarnya tinggal dengan saudari kembarnya. Ini
akan membawa kekacauan ke komedi cinta di mana saudariku
memainkan peran utama.
"Sekarang…"
Apa yang harus dilakukan adik perempuan imut ini untuk kakak
perempuannya yang cantik?
Nah, kakak laki-laki itu tolol, tapi masalah yang diciptakan oleh
kami yang tinggal bersama dapat diselesaikan hanya dengan
satu langkah, mulai besok, bukan setahun dari sekarang.
Bagaimana caranya?
Itu mudah.
---
"Yoo-hoo! Shigure-chan!"
Dan hari ini, dia mengenakan pakaian yang kasar, berbeda dari
blazer sekolah yang biasanya kulihat. Dia mengenakan kaos
cetak putih dan denim tipis, yang merupakan kombinasi
sempurna dan memberinya tampilan yang menyegarkan.
Perawakan keseluruhannya diperindah dengan aksesoris di
bagian leher dan pergelangan tangan yang membuatnya tampil
keren.
Selera fashionnya berbeda dengan Onii-san-ku yang memakai
kaos kerah bersilang agar terlihat modis. Dan sejak awal, Onii-
san tidak punya gelang.
"Oke! Kalau begitu ayo pergi ke Kafe! Ada toko bagus di dekat
sini."
Dia kemudian meraih tanganku dan mulai berjalan.
Yang jelas ini bukan karena aku naksir dirinnya. Ini satu-
satunya cara untuk memperbaiki masalah yang melibatkan
Nee-chan, Onii-san, dan aku secara instan.
Aku tahu garis mana yang tidak boleh dilintasi. Dan kau tidak
akan pernah tahu kapan hubungan yang dibangun di atas cinta
palsu akan berantakan.
"Siapa sangka kau akan terlihat seimut ini dengan pakaian ini~
Kau sudah seperti tuan putri sungguhan."
"Tidak, ini gelang murah yang kubeli dari pedagang kaki lima."
"Oh! Hahaha."
"Tunggu, kenapa kalian ada di sini? Yah, dia orang baru di kota
ini. Jadi aku menunjukkan padanya area-area kota."
"Ya, aku berlatih Karate Kontak Penuh sejak aku di kelas tiga
sampai aku pindah ke sini."
"Seni bela diri? Itu hebat! Kau pasti sangat kuat seperti
Supergirl."
"Aku yakin kau akan kalah kalau gelud sama dia, Ai."
"Tidak, aku tidak mungkin kalah. Kau tahu kan kalau aku ini six
pack."
Related Posts
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 6 Bagian 1
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 6 Bagian 1
Kedua gadis itu secara aktif mengikutiku dan ngebacot tentang
ini dan itu. Kedua anak laki-laki itu agak jauh dan tidak
bereaksi berlebihan untuk menghidupkan suasana. Dan Aizawa
berdiri di sampingku, yang seharusnya lagi berperan
melindungiku seperti seorang ksatria dari kelompok orang asing.
Semuanya menyatu dengan baik dalam suasana hati.
Dia mungkin akan masuk perguruan tinggi yang bagus. Jika dia
mendapat pekerjaan di perusahaan perdagangan, dia bisa
menjadi penjual yang baik.
"…"
Oh tidak.
Saat aku melihat Aizawa, yang tidak memiliki bakat bagus
apapun,
---
Ayah kandungku 10 tahun lebih tua dari ibuku. Dia adalah
seorang editor di sebuah perusahaan penerbit.
Oh, jadi kalian Haruka dan Shigure. Mereka sangat imut, sama
seperti ibu mereka.
Ini adalah pertama kalinya aku melihat pria seperti itu, yang
merawat kulit dan kukunya dengan baik.
Ada banyak hal yang tidak kuketahui. Dan itu semua sudah
berlalu sekarang.
---
Hari akan segera gelap. Tapi bagi orang-orang ini, hari mereka
baru saja dimulai. Dan topik pembicaraan beralih ke
bagaimana mereka akan menghabiskan malam.
Itu jelas karena aku tidak minum alkohol. Dan aku juga tidak
mau minum di depan orang-orang yang sangean ini. Aku hanya
tidak ingin menunjukkan celah.
Ini cara tercepat untuk meniduri gadis yang murni dan polos.
"Jadi ayo ambil beberapa dari toserba dan pergi ke rumah
Masa. Kau ikut dengan kami, kan Shigure?"
"Um, Aizawa-sa-----Eh?"
Pada saat itu juga.
Aku...kenapa…
"…"
---
"Ada apa dengan gadis itu? Dia berubah terlalu cepat. Dia
benar-benar monster."
"Selain itu?"
"…Apaaaaaa…?"
Bab 14 | - Cinta Pertama x Malapetaka -
Dengan begitu, tidak ada yang merasa rugi dan tidak ada yang
tidak bahagia.
Benar.
Aku tahu.
Aku tidak tahu apa aku tadi naik kereta atau bus.
Apakah aku...
Aku takut...
"Aku pulang..."
"Aha..."
"Hym..."
".................."
Related Posts
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 9
Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 9
Ini adalah pertama kalinya aku merasa seperti ini. Ibuku pasti
merasakan hal yang sama ketika dia menghancurkan keluarga
kami.
Intens layaknya----Obsesi.
Kupikir itu gila bahwa ada yang orang ingin berada di panggung
ini hanya karena gairah sekilas.
---
"Nhm~~~"
Aku tidak yakin pada jarak ini, tapi orang yang ada didepanku
adalah Shigure, dengan sosok yang basah kuyup.
"Diam."
"Aku mencintaimu."
"Terus."
"Aku mencitaimu."
"Tu-tunggu."
"Aku mencintaimu."
Setiap kali aku mencoba mengatakan sesuatu, dia menciumku
dengan penuh gairah.