Chapter 00
- April 23, 2020
“𝕴𝖓𝖙𝖗𝖔𝖉𝖚𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓”
...
Tine Chic chic
Selamat datang mahasiswa baru, jadi kapan orang yang ada di hatiku akan datang.
...
One Shot!
Kringgggggg
Suara iblis yang berisik itu adalah suara dari teman-teman kuliah ku. 4 anak laki-laki yang
bermain satu sama lain. Mereka memintaku untuk memanggil mereka James Ji, Pope, dan
Mario. Semuanya digabungkan menjadi sebuah kelompok yang di sebut 'Pemimpin laki-laki'.
Tetapi kenyataannya adalah tidak ada yang tampan diantara mereka, bahkan pergelangan
kakinya sangat biasa, jika dibandingkan dengan orang lain.
Orang yang terakhir berbicara itu Peuk, julukannya James Ji. Wajahnya tidak terlihat seperti
James Ji sama sekali kecuali dahinya yang lebar.
Dan orang di sebelahnya yang memiliki potongan rambut seperti 'Inpitar dari sereis cute boy'
bernama Ohm, julukannya Pope. Dia mengakui dirinya sebagai pria yang tampan seperti Khun
Pisut dari drama Samee Tee tra.
Yang berikutnya adalah Fong. Ibunya berjualan emas di daerah Yaowarat, tetapi sekarang telah
pindah ke pinggiran kota untuk bertahan hidup. Tapi bukan karena mereka di kejar mafia atau
semacamnya. Dan dia suka dijuluki Mario karena warna putingnya yang merah muda.
Sedangkan aku, aku masih belum yakin apakah Nadech atau Mark Prin yang akan aku pakai
untuk julukanku. Tapi jika ada peringkat film yang lebih tinggi, maka aku akan langsung menjadi
orang itu.
"Tiiineeee..."
Tapi kemudian tawa itu menghilang ketika ada seorang pria yang menyela.
Pernahkah kamu bertanya mengapa ada hal yang berpasang-pasangan. Dan saat ada yang
ketiga masuk akan langsung merasa tersesat. Dan aku adalah salah satu dari mereka yang
terbiasa memiliki pasangan. Apakah itu teman atau teman. . . . . Kisah kekasih.
Ngomong-ngomong aku tidak pernah sendirian dalam hidupku. Apa itu karena aku masuk ke
salah satu dari empat sekolah khusus laki-laki Jaturamitr? Jadi hidupku selalu indah. Karena
selalu ada orang yang bisa membuat jantungku berdebar. Tapi saat aku memasuki tahun
pertama di universitas, kehidupan di sekolah menengahku berangsur-angsur berubah dan hanya
membuatku bertanya.
Aku dulu punya banyak pacar saat masih di sekolah menengah. Aku harus mengatakan kalau
aku selalu ada di atas. Coba saja tanya pada anak-anak dari sekolah lamaku. Siapa yang tidak
kenal dengan P'Tine Teepakorn dari kelas 12/9. Siapapun yang menggelengkan kepalanya dan
mengatakan dia tidak tahu sudah dipastikan mereka semua terbelakang. Pria yang tampan, lucu
dan memiliki hati yang hangat. Bukankah itu adalah kepribadian yang pas untuk menjadi
seorang pria idaman. dan kebanyakan pacarku berasal dari sekolah lain, ah! Itu karena aku
masuk ke sekolah khusus laki-laki.
"Ging, apa kamu bebas hari ini?" tanyaku dengan suara yang sangat lembut. Dia orang yang
paling aku cintai karena ini adalah cinta pertama. Dia orang yang rajin belajar dan juga cantik.
"Ah aku terjebak jadwal lesku di Bio Beam. Aku harus pergi ke Eureka untuk belajar. Kemudian
belajar bahasa inggris dengan Ms. Somsri. Lalu belajar Bahasa Thailand di Council of Da 'vance
pada hari minggu."
"Jadi hari apa kamu bebas?"
Aku ingin punya pacar perempuan, aku tidak ingin punya pacar seperti Einstein dan Hitler. Aku
menjadi tidak bergairah dengan situasi ini. Kemudian kami putus karena aku tidak sengaja
membuatnya jatuh cinta dengan seorang tutor. "Bagaimana kabarnya sekarang?" Mungkin
sedang berkencan dengan guru bahasa inggris!
Orang ini bernama Paengwan. Dia adalah tipe wanita yang lucu dan hampir tidak pernah lepas
dengan kameranya.
"Ok."
"Siap... Lindseeey..."
"Cherryy.."
"Cherryyy!!"
"Oke!"
Setelah selesai, aku langsung mengembalikan kameranya. Aku begitu lapar sampai perut ini
terus bergemuruh.
"Begitukah?"
"Ambilah lagi."
"Sudah."
"Kenapa tidak hitung sampai satu, aku belum membuat pose." beberapa saat yang lalu aku pikir
dia sudah berpose dengan elegan.
Pacar yang pilih-pilih...
Setiap kali aku pergi keluar dengan seseorang, aku berusaha untuk menunjukan perhatianku
Sebisa mungkin. Apa yang pacarku inginkan aku akan beli dengan segera. Pacarku ingin makan
sesuatu aku aku akan mengikutinya. Seperti hari ini misalnya.
"Aku tidak tahu..." ini adalah tipe perempuan, yang apa pun yang ingin dia makan, maka dia juga
ingin membuat orang lain berprikir.
"Kalau begitu Spaghetti, aku ingat dulu aku lebih suka makan carbonara."
"Terserah kamu." Aku mulai memutar mataku, mencoba memikirkan makanan dalam pikiranku.
"Makanan jepang?"
"Sangat membosankan."
"Banyak lemak."
"Kalau aku tahu, aku tidak akan seperti ini. Jadi cepat beri aku saran lain."
"Sial! Hanya duduk dan berpikir seperti ini. Bahkan akhirat pun tak tahu apa dewa telah makan
atau belum. Tanya saja pada diri sendiri!"
Dia adalah siswa dari sekolah katolik, dengan wajah dan hidung yang cantik. Seperti item yg
baru di unbox bahkan lebih menarik dari bayi umur 3 bulan.
"Ah aku sedang belajar dengan giat, tapi aku bebas hari ini jadi aku sudah membeli tiket nonton"
Aku masih menjaga moto bahwa kekasih harus di manjakan, jika dia marah harus di bujuk
dengan cepat.
"Tidak mau, Aku belum pernah naik Civic sejak dari aku lahir. Kursinya pasti sangat keras. Biar
supir Bebe yang menjeput Tine kesana." Hah, apakah dia punya pesawat luar angkasa atau
sesuatu yang terasa seperti kursi lembut yang terbuat dari awan.
"Baiklah, setelah menonton film nanti, ayo kita sekalian mencari makan."
"Tunggu sebentar."
"Bebe ingin berbelanja sedikit. Belakangan ini sedang tren wajah dengan sedikit riasan, jadi aku
harus membeli lipstik kinda sexy mac dan Please me. Kemudian membeli parfum Dior untuk ke
sekolah, aku bosan menyemprotkan aroma parfum yang sama. Aku juga harus membeli tas,
memakai tas Louis terasa seperti seorang pecundang."
"Oh, baiklah"
"Aku tidak tahu, selera perempuan tidak jelas. Tapi jika harus memilih bagaimana dengan tas
Jacob dan tas ramah lingkungan"
Mendengarkan hal itu membuatku ingin memeluk seluruh pasar Rong Kluea dan membiarkan
Nong Bebe memilih sesuatu.
"Kenapa tidak mengangkat telepon ketika aku menelpon?" Sedang malas untuk menjawab
telepon, tapi karena tidak bisa mengatakan hal itu, jadi harus mencari alasan yang lain.
"Ah itu benar! Aku tidak masalah. Tapi bila tanpa aku, apakah Tine akan sedih?"
"Katakan sesuatu"
"-mengendus-"
Lalu ku tutup teleponnya. Lalu pacar itu membalas dengan memposting fotonya sedang
menangis dan menandaiku di Facebook. Oouuuhhh seluruh komunitas mengutuk tapi juga
bertanya-tanya!
"Ada apa dengan Namwhan?" Dia mengangkat tangannya untuk menyodok bahunya,
melihatnya meringis sudah sulit sejak dari tadi. Dengan membawanya ke mall, kupikir itu akan
berkahir, tapi siapa sangka malah akan semakin menjadi-jadi.
"Jika kamu tidak tahu apa yang membuat Namwhan marah, maka jauh-jauh lah, suasana hatiku
sedang tidak baik"
Setelah itu, kehidupan sekolah menengahku yang indah berakhir segera setelah aku masuk ke
gerbang universitas. Karena nasib menerbangkanku ke universitas provinsi alih-alih
mengacaukan atap Siam Paragon. Dan karena surga telah menuntunku ke tempat terpencil ini,
seseorang seperti Tine yang datang kesini menemukan hal-hal yang lebih aneh daripada
menantang cincin di Sanam Luang. Yaitu . . .
"Bisakan Tine mendengarku?" Suara ini adalah suara yang teraneh yang pernah aku dengar
dalam hidupku.
"Untukku?"
"Um"
Aku memandangi orang di depanku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Di sisi lain, ada kotak
kue ditanganku dan aku harus menerimanya agar tidak mengecewakan orang yang
memberinya.
"Terima kasih."
"Tine Teepakorn, siswa tahun pertama, aku menyukaimu..."
Hah!! Apakah ini sebuah prank apakah ada sebuah kamera tersembunyi?
"Aku benar-benar menyukaimu. Aku sangat menyukaimu. Jadilah kekasihku!" Mendengar hal ini,
aku hampir menjatuhkan kue di tanganku ke tanah.
Catatan Guiness book, bagian paling menarik dalam hidupku telah muncul.
Mengaku..
Tapi!!!!
ANAK LAKI-LAKI. . .
***
Warning!!
Di mohon untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan blog ini. Ayo kita
sama-sama jaga blog ini supaya blog ini bisa bertahan tanpa ada gangguan apa pun.
Terimakasih atas pengertiannya