Anda di halaman 1dari 21

1.

Dia merupakan remaja laki-laki biasa pada umumnya yang dapat kamu temukan di manapun. Hari ini
hari minggu, dan dia tidak sabar lagi untuk memainkan game vrmmorpg yang baru ia beli dengan
uang tabungannya sendiri.

Selesai booting, perangkat vr berbentuk helm itu ber-bip pelan, Dia memasang perangkat vr itu
dikepalanya, dan berbaring diatas ranjang.

Dia menutup mata, mencoba mengosongkan pikiran,

1... 2... 3...

‘Device.. on.’

Setelah itu dia merasakan dirinya tengah tenggelam di dalam lautan luas. Dia tidak dapat merasakan
tubuhya. Dalam kegelapan, muncul sebuah panel notifikasi.

[Apa kamu ingin memainkan ‘Akashic Record Online’?]

‘ya’ dia menjawab.

Panel notifikasi itu menghilang, lalu ruangan disekitarnya perlahan berubah menjadi putih. Dia
rasakan dirinya terjatuh, lalu mendarat di atas lempeng berwarna ungu berbentuk bulat. Dia melihat
tangannya, tubuhnya dapat dirasakannya lagi.

[Selamat datang di Akashic Record Online]

Terdengar suara perempuan yang menggema di kepalanya.

[Silahkan atur karakter ingin anda mainkan]

Panel notifikasi muncul di depan mukanya, menampilkan pengaturan nama, ras, peran, dan status
karakter yang akan ia mainkan dalam game itu

Dia berpikir sebentar, sebenarnya ia sudah memikirkan ras, job, dan status karakternya jauh-jauh
hari, namun dia tidak dapat memikirkan nama bagus untuk karakternya. Apa dia harus memakai
nama aslinya? Tentu dia tidak mau.

‘Mari kita pilih yang simpel saja.’

Dia menekan kotak nama di notifikasi yang langsung memunculkan papan ketik. Dia mengetik
namanya, nama yang sederhana dan mudah diingat.

[Apa kamu ingin menamai karaktermu ‘Kuro’?]

‘ya’

Pengaturan lain dapat dia selesaikan dengan mudah. Dan setelah semuanya sudah selesai, panel
notifikasi muncul.

[Apa kamu sudah yakin?] [yes/no]


Dia menekan tombol [yes].

Panel pengaturan karakter menghilang, dapat dia rasakan tempat itu sedikit bergetar. Beberapa
detik berlalu, suara seorang perempuan kembali muncul.

[Apa kamu siap untuk bertualang dalam dunia Akashic Record?]

Dia menarik napas, lalu berseru semangat,

“ya!”

Lempeng ungu bulat sebagai pijakannya menghilang. Tempat itu terasa semakin menyala terang. Ia
menutup matanya kesilauan.

...

Ketika dirinya membuka mata, dia mendapati dirinya sudah berdiri di tengah sebuah bundaran kota
yang ramai. Ada banyak orang yang berjalan, berdagang, berseru, melakukan urusan masing-masing.
Hal pertama yang ia sadari adalah adanya ras lain selain manusia yang berputar-putar disana,
dimulai dari ras beastmen, dwarf, elf, dengan tinggi dan besar yang bervariasi. Tempat itu riuh
dengan hiruk pikuknya. Dirinya merasa seakan baru saja dikirim ke dunia lain.

[Selamat datang di game Akashic Record Online]

Sebuah panel notifikasi muncul di depannya.

[Saat ini anda berada di kota Wallace]

[Bila ada yang ingin ditanyakan, silahkan pilih menu ‘bantuan’]

Kuro, karakter yang ia buat, segera mengibas panel-panel itu sampai menghilang. Padahal baru
sebentar dia membayangkan bahwa hal ini benar-benar nyata, lalu tiba-tiba saja panel notifikasi itu
seenaknya muncul untuk mengingatkan Kuro bahwa ini hanyalah sebuah game. Kuro menghela
napas.

Namun jujur, kalau panel notifikasi itu tidak muncul. Mungkin Kuro sudah mempercayai kalau dirinya
benar-benar ada di dunia lain, karena dunia game itu terasa benar-benar sangat nyata. Kuro dapat
merasakan dengan jelas badannya, beratnya. Angin lewat membelai dirinya, dan suasana di
bundaran kota itu terasa seperti suasana bazar di dunia nyata. Kuro berjalan sambil menatap
gedung-gedung bernuansa abad petengahan itu dengan takjub. Kuro tidak menyangka game
vrmmorpg bisa terasa senyata ini.

“hei! Kau lihat pemain itu.” Bisik seorang pemain kepada temannya,

“waah.. lucu yah!”

“Aku baru melihat pemain yang memilih ras itu sebagai karakternya.”

Kuro dapat melihat kalau banyak orang yang berbisik-bisik dan menunjuk dirinya, beberapa bahkan
ada yang cekikikan, namun dia tidak menggubris. Tujuannya saat ini adalah pergi ke serikat
petualang untuk mendaftarkan diri menjadi petualang disana, seperti saran yang diberikan
temannya ketika baru pertama kali memainkan game ini.

Beberapa menit berlalu, akhirnya Kuro dapat menemukan gedung serikat petualang yang berdiri
sangat besar, lebih besar dari bangunan-bangunan lain yang bersisian dengannya. Kuro masuk ke
gedung itu. Gedung itu ramai oleh orang, yang entah kenapa tidak terasa gerah sedikitpun meski
terlihat begitu sesak. Meja dan kursi tersebar seperti sebuah kedai minuman. Kuro menghampiri
meja resepsionis, mengantri di belakang pemain-pemain lain.

“Psst.. hei! Kamu lihat pemain itu,” kata seorang pemain yang sedang duduk pada teman semejanya.

“Apa? Kenapa?”

Pemain itu menunjuk Kuro, membuat temannya diam terpaku.

“Apa- apa yang sebenarnya dia pikirkan?”

“Dilihat dari penampilannya dia terlihat seperti pemain pemula. Apa dia benar-benar memainkan
game ini dengan tidak mengetahui apa-apa sedikitpun?”

Kuro melirik kearah pemain yang menunjuk dirinya. Pemain itu langsung membuang pandang,
berpura-pura tidak melihat apa-apa.

“Silahkan, pemain berikutnya!” Seru salah seorang wanita resepsionis. Wanita resepsionis itu
berambut pirang, dan cantik. Dia menatap heran pada barisan pemain yang terlihat masih belum
mendekati meja panjang resepsionis itu.

“Anu, aku di bawah sini!”

Wanita resepsionis itu sontak kaget dengan tangan kecil yang tiba-tiba saja menyembul di depannya.
Wanita itu melongok ke depan, menundukkan kepalanya untuk melihat Kuro. Wajahnya tidak dapat
menyembunyikan keheranan. Baru beberapa bulan ini ia bekerja di serikat, dan baru melihat pemain
yang memilih ras ‘itu’.

Didepan wanita itu, berdiri seekor pemain ras beastmen. Berbaju dan bercelana pendek putih,
menunjukkan kalau dia merupaka pemain baru di game itu. Namun tidak seperti ras beastmen
lainnya, pemain itu bertubuh kecil, layaknya anak-anak berusia 6 tahun. Bulunya berwarna hitam,
telinga runcingnya bergerak-gerak, dan ekor panjangnya meliuk-liuk. Kuro adalah ras beastmen
kucing. Satu-satunya ras beastmen kucing di sana.

“Aku ingin mendaftar jadi petualang. Nyaa~” Kata Kuro mantap, dengan suaranya yang imut.
Matanya berbinar-binar antusias.

...

Akashic Record Online merupakan game vrmmorpg yang sangat laris di pasaran game vr dunia.
Dunianya yang luas dan terasa nyata, dengan unsur fantasi kental dalam abad pertengahan, dimana
sihir, pedang, dan ras-ras berakal selain manusia ada di dalamnya.
Pada minggu pertama peluncuran, Akashic Record Online sudah terjual sebanyak 300 juta copy di
seluruh dunia. Dengan player aktif yang memainkan game itu 20 juta orang setiap harinya.

Pengaturan karakter dalam game Akashic Record terdiri dari nama, ras, job, dan status . Dengan 6
jenis ras yang dapat dimainkan oleh pemain, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya
yang berbeda.

Manusia sebagai ras yang memiliki kemampuan seimbang dan fleksibel, Elf ahli dalam sihir, Dwarf
pandai dalam bertukang, dan beastmen yang memiliki keunikannya sendiri di tiap sub-rasnya.

Namun ada satu ras dari pilihan itu yang sangat dipandang sebelah mata. Ras itu tidak memiliki
kemampuan yang menonjol sampai para pemain game itu menyebut ras itu sebagai ras pilihan
terlemah yang ada di dalam game Akashic Record. Ras itu adalah ras Beastmen kucing, ras yang Kuro
pilih.

Mengapa Kuro memilih ras beastmen kucing meskipun ras itu adalah yang terlemah?

Petualangan apa yang akan Kuro hadapi kedepannya?

2.

Ras beastmen kucing, merupakan salah satu ras dari berbagai pilihan ras yang dapat dipilih para
pemain game Akashic Record Onine saat memainkan game itu. Namun, sangat sedikit sekali orang
yang memilih ras tersebut. 1 berbanding 100 jumlah pemain dengan ras beastmen kucing di setiap
server, dengan alasan kalau ras tersebut merupakan ras terlemah dibandingkan dengan ras yang
lain.

Katakan kalau ras manusia merupakan ras dengan kemampuan yang seimbang, dan mahir dalam
bidang apapun. Maka ras beastmen kucing merupakan kebalikan dari ras manusia, dengan
kemampuan yang semuanya di bawah rata-rata, dan tidak mahir dalam bidang apapun, kecuali
kemampuannya yang sedikit bagus dalam menghindar.

Maka tak dapat terhindarkan, kalau Kuro akan menjadi titik perhatian yang ada di dalam serikat
petualang itu. Kuro sudah menduga hal ini, namun tidak menduga akan sebegini banyaknya.

“Ah, ya baik tuan,” Wanita berambut pirang itu mendeham, lalu tersenyum, mencoba untuk kembali
ke sisi profesionalitasnya. “Tolong tuan pegang bola kristal ini dengan tangan tuan untuk melakukan
registrasi anggota.”

Kuro berdiri di atas kursi duduk untuk dapat meraih bola kristal di atas meja. Saat dipegang, bola
kristal itu berpendar lemah. Muncul sebuah panel notifikasi berwarna biru di atas bola kristal.

Name : Kuro

Level : 1

Exp : (0/100)
Race : Beastmen [sub : Cat]

Role : None

Title :

Skill :

Status :

Traits : Strenght : 6 Endurance : 3 Vitality : 5 Luck : 15

Agility : 17 Magic Power : 7 Dexterity : 10

“Baiklah, tunggu sebentar tuan, saya akan kembali lagi.”

Wanita resepsionis itu membawa bola kristal, lalu memasuki pintu yang ada di belakang. Beberapa
menit, si wanita resepsionis kembali lagi dengan bola kristal dan sebuah kartu di tangannya.

“Selamat tuan, tuan sudah teregristrasi dalam serikat petualang.” Katanya sambil memberikan kartu
itu ke Kuro. Kartu itu berwarna putih, bertuliskan nama, ras, role, dan status karakternya, dengan
tambahan Grade : F di bawah pojok kiri kartu.

“Semuanya jadi 25c, tuan.”

Sebuah panel bertuliskan [yes/no} muncul. Kuro menekan [yes].

“Kalau begitu aku bisa langsung mengambil quest kan nyaa~?”

“Ya, tapi tuan hanya bisa mengambil 2 quest yang berada di tingkat yang sama atau dibawah
peringkat tuan. Tidak bisa lebih, tidak bisa kurang.”

Sebuah panel notifikasi besar muncul di hadapan Kuro, berisi banyak quest yang dapat ia pilih. Kuro
tanpa pikir panjang memilih 2 quest peringkat F di jajaran terendah. Kuro menganggukkan kepala
dan berterima kasih pada si wanita resepsionis. Lalu meloncat turun dari kursi, langsung
melangkahkan kaki kecilnya ke pintu depan serikat, berjalan terselip diantara kerumunan pemain
lain yang mempunyai tinggi dua kali lipat dari dirinya. Kuro terus mengatakan permisi di sepanjang
jalan.

Si wanita resepsionis menatap punggung beastmen kecil itu sampai menghilang, tidak bisa tidak
khawatir. ‘Apakah dia akan baik-baik saja, ya?’

...

Dua quest yang Kuro ambil dari guild petualang semuanya adalah misi pencarian.

Quest Rank : F

Dapatkan bunga Querilla (0/3)


Hadiah : {exp +50}{30c}

Quest Rank : F

Dapatkan bunga Werd (0/3)

Hadiah : {exp +50}{25c}

Menurut buku panduan game, bunga Qerilla dan Werd tumbuh di sekitar hutan Onse, hutan yang
tidak berada jauh di depan kota wallace. Satu kilometer melewati padang sabana. Butuh sekitar 15
menit berjalan dari gerbang kota sampai ke sana. Beberapa pemain pemula kadang mengeluh
dengan jarak antara hutan Onse dan kota Wallace, namun Kuro tidak masalah dengan hal itu.

Yang menjadi tantangannya adalah, bunga Querilla dan Werd tumbuh terbatas setiap harinya di
hutan Onse. Sekitaran 150-300 bunga perhari. Sementara secara statistik ada 200 jumlah pemain
baru yang terhitung bertambah di game itu setiap harinya. Itu berarti Kuro harus bersaing dengan
200 pemain pemula lain dalam mendapatkan kedua bunga ini, belum menghitung para pemain
veteran yang mencari bunga itu juga. Di buku panduan pun hanya di terangkan kalau kedua bunga
ini tumbuh di hutan Wallace, tidak diberikan keterangan rinci dimana tempatnya. Kuro harus cepat-
cepat menemukan kedua bunga itu sebelum tidak kebagian.

[Kamu mendapatkan bunga Werd +1]

“Dapat satu ~nyaa!”

Kuro melihat ke sekeliling hutan itu. Tidak seperti yang Kuro bayangkan, ternyata hutan Onse cukup
sepi daripada yang ia kira. Hanya ada beberapa pemain sejauh mata memandang, yang sedang
mencari kedua bunga itu sama seperti Kuro, atau yang hanya berdiam diri menikmati angin yang
menerpa di celah-celah hutan.

‘Mungkin aku harus masuk lebih dalam untuk mendapatkan lebih banyak bunga’

Kuro berjalan semakin dalam ke dalam hutan, melalui jalan setapak. Dengan bantuan peta di sisi kiri
pandangannya Kuro tidak takut tersesat. Matahari bersenar terik, menelisik diantara dahan-dahan
pohon. Kuro beberapa kali berpapasan dengan sekumpulan pemain, yang langsung melihatnya
dengan pandangan heran. Kuro berpura-pura tidak menyadari dan terus berjalan.

Hingga akhirnya Kuro dapat melihat sekumpulan bunga putih yang tumbuh di sekitaran suatu titik
tanah. Kuro berjalan menghampiri, dan mencabut beberapa bunga itu.

[Kamu mendapatkan bunga Werd +1]

[Kamu mendapatkan bunga Werd +1]

[Kamu mendapatkan bunga Werd +1]

[Kamu mendapatkan bunga Werd +1]


[Kamu mendapatkan bunga Werd +1]

“Baiklah, sepertinya ini sudah cukup.”

Sekarang tinggal mendapatkan bunga Querilla dan Kuro dapat menyelesaikan kedua misinya. Kuro
meregangkan badan, ternyata berjalan-jalan di hutan sambil mengambil bunga seru juga. Mungkin
karena hari itu sedang cerah, Kuro tidak tahu.

“Kembalikan bunga-bunga itu!!”

Sebuah seruan terdengar dari kiri Kuro. Ia menoleh, berjalan cepat ke arah sumber suara.
Langkahnya terhenti saat melihat beberapa pemain manusia sedang berkerumun di depan dirinya,
dengan salah seorang dari pemain manusia itu memegang satu kaki seekor pemain beastmen kecil
sampai bergelantung terbalik. Kuro besembunyi, mencoba meneliti keadaan lebih dulu.

“Hei-hei, kau yang pertama kali membuatnya menjadi sulit. Kami hanya memintamu membagi
sedikit bunga ungu ini, dan kamu menolaknya, lihatkan apa yang terjadi?”

Setelah melihat seksama Kuro menjadi tahu, ternyata pemain yang bergelantung terbalik itu
merupakan ras beastmen tikus, salah satu ras beastmen dengan tubuh kecil sama seperti dirinya.
Tikus kecil itu mencoba menggapai-gapai seikat bunga ungu yang berada di tangan pemain manusia
yang lain, namun usahanya sia-sia, dia hanya menggapai udara.

“Lihat tikus kecil ini, bahkan menggapai bunga ini dari tanganku saja tidak bisa, kamu pikir bisa
mengalahkan monster-monster besar di luar sana hanya dengan tangan kecilmu itu.”

Si pemain tikus yang menggeram malah membuat para pemain manusia itu semakin senang dengan
mainan baru mereka. Kuro mendesah pelan, mau di dunia nyata atau dalam dunia game, orang-
orang seperti entah kenapa selalu ada dimanapun. Ketiga pemain manusia itu terlihat tidak berlevel
rendah, dan mereka memakai pelindung badan yang terbuat dari kulit, tidak seperti Kuro atau si
tikus yang tidak memakai pelindung apapun. Kuro pasti akan kalah kalau mengajak ribut mereka.

Teringat sesuatu, Kuro mengambil 3 bunga Werd dari inventory, dan menggugurkan semua
serbuknya di telapak tangan. Ada yang bisa dia lakukan.

“Hei, ayo mencicit, tikus. Kamu mau bunga-bunga ini kan?”

Para pemain manusia itu semakin tertawa-tawa senang. Si tikus semakin malu.

“Hentikan perbuatan kalian ~nyaa!”

Ketiga pemain itu menoleh, Kuro sudah berdiri keluar dari semak-semak, menatap sengit para
pemain itu. Tangan kanannya terkepal di belakang, tersembunyi.

Seorang pemain terkekeh, “Hei lihat! Temannya baru saja-“

Belum sempat si pemain menyelesaikan kata-katanya, Kuro sudah menerjang cepat ke arah si
pemain dan melemparkan serbuk bunga Werd tepat di mukanya. Serbuk berwarna ungu itu
berterbangan di sekitar wajah, mendadak dirinya menjadi mengantuk.
Bunga Querilla dan bunga Werd sangat dikenal sebagai bahan dasar untuk membuat ramuan
penyembuh, sehingga serikat petualang membutuhkan dua bunga ini kapanpun juga. Namun jarang
pemain pemula tahu, bahwa bunga Querilla dan Werd memiliki efek lain. Salah satunya adalah
serbuk bunga Werd yang dapat membuat orang tertidur bagi para pemain yang menghidunya. Kuro
tahu semua ini dari buku panduan. Tak diduga akan membantu pada saat-saat seperti ini.

Pemain itu jatuh tertidur, melepaskan kaki si tikus dan seikat bunga Querilla jatuh ke tanah. Kedua
pemain lain tertegun, juga si tikus.

“Lari!”

Mendengar seruan itu si tikus menjadi sadar kembali, dia mengambil seikat bunganya lalu lari
terbirit-birit memasuki hutan. Cepat sekali larinya. Kuro mengikuti si tikus.

Terdengar samar-samar suara umpatan di belakang. Kuro tidak menghiraukannya dan terus berlari.

...

hufft.. hufft.. Hufft!

Beberapa menit berlari, akhirnya si tikus berhenti. Dia terengah-engah, menghirup udara sebanyak-
banyaknya pada hidung kecilnya. 10 detik kemudian Kuro akhirnya menyusul, dia menunduk,
bertumpu pada kedua lututnya, menghela napas.

“Tadi itu hampir saja.. hah..” Kata Kuro. Kuro menatap si tikus, si tikus menatap balik. Pandangan
mereka bertemu. Hening beberapa detik, pemain beastmen Tikus itu tiba-tiba tertawa, Kuro
tersenyum.

“Terima kasih! Kalau bukan karenamu pasti aku masih akan berada di sana dipermainkan oleh
pemain-pemain manusia itu!” kata si tikus. “Namaku Blanc,” katanya sambil mengulurkan tangan.

Kuro kembali berdiri tegak “Kuro.” Ia menerima jabat tangan.

“Mengapa kamu dapat berada disituasi seperti itu ~nyaa?” Kuro bertanya.

Blanc pun menjelaskan, saat dia hendak berjalan kembali ke kota Wallace, dia berpapasan dengan
ketiga pemain manusia itu. Awalnya Noire tidak mengacuhkan mereka, ketiga orang itu juga terlihat
tidak ingin beramah tamah. Namun tiba-tiba saja, saat Blanc melewati mereka, salah satu dari ketiga
pemain itu memegang kakinya dari belakang, lalu mengangkat Blanc sampai menggelantung. Blanc
terkejut. Seikat bunga Querilla yang dia kumpulkan jatuh ke tanah.

“Woah! Ternyata tidak seberat yang kuduga.”

Lalu Blanc dibawa ke dalam hutan untuk menghindari pemain-pemain lain yang berjalan di jalan
setapak itu.

“Bukan saja mereka ingin mengambil bunga yang telah kukumpulkan. Mereka sempat-sempatnya
menganggapku sebagai mainan mereka! Huh! Dasar pemain-pemain bodoh itu!!” Gerutu Blanc
sampai-sampai Pipinya menggelembung.
Kuro menutup mulut, menahan tawa karena karakter Blanc yang terlihat lucu saat sedang marah.

“Kenapa kamu tertawa, Kuro?”

“Tidak, bukan apa-apa.” Kuro menggeleng. “Mengapa kamu tidak menyimpan bunga Querilla itu
dalam inventory mu?”

“Inventory?”

“Ya, Inventory.”

Noire diam sebentar, terlihat sedang mencerna sesuatu. Jangan-jangan...

“ ...Ada inventory di game ini ya?”

Kuro menepuk dahi kucingnya, Noire cengengesan. Ternyata Blanc tidak membaca sedikitpun buku
panduan game ARO, padahal fitur Inventory sudah di sebutkan di awal-awal halaman panduan buku
itu!

“Ya maaf, aku kira penjelasan seperti itu akan dijelaskan juga saat pertama kali masuk ke dalam
game ini.” Kilahnya.

Memang sih, tak habis pikir mengapa game ARO tidak mempunyai tutorial. Pembuat game ini
seakan menduga kalau semua pemain yang memainkan game ARO suka membaca, sehingga dia
tidak perlu menambahkan tutorial apapun dalam game. Hanya dengan bantuan buku panduan,
pekerjaannya beres.

Blanc berkata “Inventory”. Sebuah panel biru muncul di depannya, Noire memasukkan seikat bunga
Querilla di tangan. Dia menatap Kuro dengan perasaan malu.

“Hehehe, mungkin nanti aku sempatkan membaca buku panduan itu.”

Kuro teringat misinya mencari bunga Querilla. Kuro bertanya pada Blanc dimana ia mendapatkan
bunga tersebut. Dia sudah berjalan sedalam ini kedalam hutan, namun tidak menemukan satupun
bunga Querilla. Dalam buku panduan hanya tertulis kalau bunga itu tumbuh di sekitar hutan ini.

“Oh, tentu saja, karena bunga Querilla tumbuhnya di atas pohon, bukan di atas tanah.”

Blanc menunjuk puncak pohon yang setinggi 11 meter di sampingnya. Dia pasti bercanda.

“Aku tidak bercanda, ada seorang pemain yang memberitahuku dimana bunga ini ketika
menanyakannya. Saat mencoba menaiki salah satu pohon, ternyata benar, bunga Querilla tumbuh di
sana.”

Kuro menggaruk-garuk kepalanya. Memikirkan kemungkinan jatuhnya saja sudah membuat Kuro
takut, bagaimana pemain beastmen tikus ini dapat memanjat pohon sebegini tinggi?

Ia mengetuk-ngetuk dagunya, mencoba berpikir. Saat itu Kuro menyadari kalau ia memiliki cakar
kucing. ‘Benar juga, aku kan memakai karakter beastmen kucing di game ini. Dan kucing ahli dalam
memanjat pohon, mengapa aku takut?’
Lalu setelah mencoba beberapa kali, Kuro dapat mengeluarkan cakar kecil dari tangannya, dia kagum
sendiri. Dengan bantuan cakarnya Kuro memanjat pohon setinggi 11 meter itu tanpa kesusahan.
Noire hanya menatap dari bawah. Hingga sampai di dahan pohon tertinggi, Kuro melihat
sekumpulan bunga putih tumbuh di ujungnya. Kuro mengambil bunga-bunga putih itu.

[Kamu mendapatkan bunga Querilla +1]

[Kamu mendapatkan bunga Querilla +1]

[kamu mendapatkan bunga Querilla +1]

Akhirnya Kuro mendapatkan bunga Querilla. Tinggal pergi ke kota Wallace dan menghampiri serikat
petualang lalu kedua quest nya akan beres.

Kuro samar-samar mendengar sesuatu. Ia menajamkan pendengaran kucingnya, dan mendengar


sesuatu berkeretak, mula-mula pelan, sekarang menjadi lebih keras. Suara keretak itu muncul dari
dahan pohon yang ia duduki. Kuro panik.

“Hati-hati! Kuro!”

Terlambat, dahan pohon itu terlanjur patah, tidak memberikan Kuro pilihan apa-apa kecuali jatuh
darisana. Kuro memekik, belum sempat menyelamatkan diri.

“NYAAAA!!!”

Di dunia nyata, seseorang yang jatuh pada ketinggian 11 meter menuju tanah memiliki kemungkinan
tinggi akan langsung meninggal. Kalaupun tidak, orang tersebut akan mendapatkan cedera berat
yang membuatnya tidak dapat beranjak dari kasurnya sendiri. Mengerikan. Sebagai seorang
manusia, tentunya sangat normal bagi Kuro untuk panik saat jatuh di ketinggian 11 meter.

Namun dalam keadaan genting seperti ini, instingnya sebagai beastmen kucing dengan segera
mengambil alih. Kuro reflek bermanuver di udara, sebelum jatuh berdebam ke tanah. Debu-debu
dan tanah berterbangan di sekitar, Blanc terbatuk-batuk mengibas-ngibas debu itu. Lalu saat melihat
Kuro, Kuro sudah terjongkok di atas tanah, dengan sekujur tubuh kucingnya bergetar. Blanc
memandang tidak percaya, Kuro juga.

Ping!

Sebuah suara notifikasi berdenting sekali.

[Selamat, kamu telah mendapatkan skill pasif {Cat Landing}!]

[Skill pasif {Cat Landing} telah dimasukkan dalam daftar skill]

Kuro menatap panel-panel notifikasi itu dengan lesu.

“Kamu tidak apa-apa!? Kuro?” Blanc langsung mendekati Kuro, bertanya panik.

“hmm, menurutmu sendiri ~nyaa?” kuro terkekeh, dia belum bisa mengusir rasa kekagetannya.
Seluruh tubuhnya terasa kebas, dan pertanyaan bodoh dari Blanc dapat mengembalikan suasana
hatinya.
.

_________

[Cat Landing]

“Kucing selalu mendarat di kaki mereka.”

Saat jatuh di ketinggan lebih dari 1 meter, tubuh akan otomatis mendarat di kaki terlebih dahulu.

_________

3.

Kuro tidak dapat menggerakkan badan. Dicoba sebanyak apapun, tubuhnya seakan-akan lumpuh
seluruhnya. “Status.” Kata Kuro.

Panel status muncul di depan mukanya.

Name : Kuro

Level : 1

Exp : (0/100)

Race : Beastmen [sub : Cat]

Role : None

Title :

Skill : [Cat Landing{Passive}]

Status : [Paralyzed{20 minute}]

Traits : Strenght : 6 Endurance : 3 Vitality : 5 Luck : 15

Agility : 17 Magic Power : 7 Dexterity : 10

Gara-gara Kuro jatuh dari pohon itu dia mendapatkan status [Paralyzed]. Yah, sepertinya itu lebih
baik daripada langsung mati. Kalau dilihat dari sisi positif, Kuro juga mendapatkan skill baru,
meskipun ia tidak tahu skill itu akan berguna kedepannya.

“Blanc, sepertinya aku tidak akan bisa pergi bersamamu ke kota Wallace dalam 20 menit ini.”
Blanc menatap Kuro heran. “Mengapa?”

“Aku terkena status [Paralyze], tubuhku tidak bisa digerakkan ~nyaa,”

“Kalau begitu aku akan menggendongmu,” kata Blanc enteng. Kuro agak terkejut dengan inisiatif
Blanc

“Gak apa-apa nih? Kita berada jauh dari kota Wallace, apa kamu sanggup menggendongku sampai
kesana?”

Blanc mengibas-ngibas udara, juga mengibas kekhawatiran Kuro.”Jangan khawatir, begini-begini aku
juga sering berolahraga di dunia nyata!”

Dengan cepat Noire menaikkan Blanc ke punggungnya. Dan mulai berjalan ke jalan setapak.

“Terima kasih,” kata Kuro. Noire menggeleng. “Anggap saja sebagai balas budi sudah membantuku
kabur dari para pemain manusia itu.”

Maka dimulailah perjalanan mereka berdua kembali ke kota Wallace. Sepanjang jalan setapak
mereka tidak berpapasan dengan pemain lain. Hutan saat itu lengang, hanya ada suara angin dan
suara langkah kaki Noire yang terdengar. Kuro menikmati kesunyian hutan itu.

”Mengapa kamu memilih ras beastmen kucing sebagai karaktermu, Kuro?”

Blanc dan Kuro berbincang-bincang ringan sepanjang jalan tentang game ARO. Blanc merasa aneh
mengapa Kuro memilih ras beastmen kucing sebagai karakternya.

“Kau sendiri, kenapa kamu memilh ras beastmen tikus sebagai karaktermu ~nyaa?” Kuro malah balik
bertanya.

“Karena ras beastmen tikus adalah ras dengan poin Agility dan Dexterity yang paling banyak diantara
ras lain.” Blanc menceritakan kalau dia ingin menjadikan karakternya sebagai seorang ‘Assasin’, salah
satu peran dalam game ARO yang memiliki kecepatan dan kemampuan membunuh tinggi. Agility
dan Dexterity adalah dua modal utama menjadi seorang Assasin. Blanc bertekad akan menjadi
Assasin terhebat di game itu, makanya dia memilih ras beastmen tikus sebagai karakternya.

“Berapa poin Agility karaktermu ~nyaa?”

“23.” Jawab Blanc bangga. Pantas saja Kuro tertinggal saat berlari dengannya.

“Kenapa kamu memilih ras beastmen kucing, Kuro?”

Kuro terdiam, memikirkan kata-kata terlebih dahulu.

“...lucu,”

“Hah?”

“Ras beastmen kucing, mereka terlihat lucu ~nyaa”

“Hanya itu?”
Kuro mengangguk, Blanc tidak bisa berkata-kata.

“...Aku tidak menyangkanya, Kuro. Kukira ada sesuatu keistimewaan dari ras beastmen kucing yang
tidak diketahui banyak pemain, tapi hanya diketahui olehmu sehingga kamu memilihnya.”

“Memang ada yang keistimewaannya!” Bantah Kuro “Mereka terlihat, sangaaat lucu di game ini!”

Blanc menolak berargumen dengan Kuro, menyimpan pikirannya sendiri.

Tembok batu kota Wallace terlihat dari kejauhan.

...

Akhirnya Kuro dan Blanc telah sampai di kota Wallace.

Hari sudah sore dalam dunia game itu. Blanc, dengan masih menggendong Kuro, langsung menuju
gedung serikat petualang.

“Apa sebaiknya kau beristirahat terlebih dahulu?” Tanya Kuro khawatir. Blanc sudah
menggendongnya dari hutan sampai ke sini tanpa istirahat. Dan tidak ada tanda-tanda dirinya
berniat untuk menghentikan langkah.

“Tanggung, Kuro. Aku masih kuat menggendongmu, nanti saja di dalam gedung serikat petualang.”
jawabnya. Blanc menghela napas panjang, terlihat lelah, berkebalikan dengan kata-katanya.

Memasuki pintu depan gedung serikat, Noire beserta Kuro tidak sengaja tersenggol seorang pemain
bertudung yang berjalan keluar. Blanc langsung terjatuh, Kuro ikut terjatuh di belakangnya.

“Aww! Hei!” Seru Blanc, mengaduh. Blanc mendongkak, menatap sengit pemain bertudung itu.
“Kalau jalan lihat-lihat dong!”

Pemain beastmen serigala itu melirik Blanc, menunduk, balas menatap sengit. Badannya lebih tinggi
dua kali lipat dari tubuh tikus Blanc, namun Noire tidak menunjukkan kegentaran sedikitpun. Pemain
lain yang hendak keluar-masuk gedung serikat berhenti dan mengerumuni mereka bertiga, ingin
tahu apa yang terjadi.

“Ma-maaf telah menyenggolmu, kita berdua juga salah karena tidak memperhatikan sekitar.” Kata
Kuro, berusaha menjadi penengah antara mereka berdua. Pemain bertudung itu melihat Kuro,
tatapannya mengendur. Beberapa detik dia diam, pemain serigala itu mendengus, lalu berjalan pergi
menyibak kerumunan, seakan tidak terjadi apapun.

Para pemain kembali mengerjakan urusan masing-masing, Noire masih terlihat kesal dengan pemain
serigala itu.

“Sudahlah, Blanc, lupakan saja.” Kuro menepuk pundak Noire. Sadar, dia melihat telapak tangannya,
Efek status [Paralyzed] hilang dan tubuh kucingnya sudah bisa digerakkan lagi.

“Aku tidak mempermasalahkan dia menyenggolku atau tidaknya, Kuro. Sikap sombongnya sangat
menjengkelkan. Dia bahkan tidak membalas permintaan maaf mu dan melengos pergi begitu saja!”
Kuro membantu Noire berdiri, menepuk-nepuk pundak temannya yang kotor oleh debu dan
kekesalan. Blanc menghela napas panjang. Mereka berdua masuk ke gedung serikat dan
menyamperi meja resepsionis. Di sana terlihat wanita resepsionis berambut pirang yang sedang
melayani seorang pemain, setelah pemain itu pergi mereka berjalan ke hadapan meja.

“Selamat siang ~nyaa.” Sapa Kuro.

Wanita resepsionis itu nampak terkejut. Dia menoleh ke kanan-kiri, mencari sosok orang yang tadi
menyapanya.

“Anu, di bawah sini!”

Kuro mengangkat tangannya melambai-lambai. Wanita itu melongok ke depan, menunduk, lalu
berseru gugup.

“Ah tuan kucing yang tadi,”

Wanita itu melirik Blanc, dilihat dari wajahnya, sepertinya dia juga belum pernah melihat pemain
beastmen tikus sebelumnya.

“Kami ingin menyerahkan quest.” Kata Blanc tidak menghiraukan pandangan wanita resepsionis itu.

“Ba-baik, tuan, silahkan tuan memegang bola kristal ini.”

Blanc naik ke atas kursi, dia meletakkan tangannya terlebih dahulu. Tikus itu menekan-nekan
beberapa panel yang muncul di atas bola kristal. Pandangan Kuro samar-samar melihat pendar-
pendar cahaya menyelimuti Noire sebelum ia melompat turun.

Giliran Kuro, dia naik ke atas kursi dan meletakkan tangannya ke atas bola kristal.

[Apa kamu ingin menyelesaikan quest mencari bunga Querilla?] [yes/no]

[Apa kamu ingin menyelesaikan quest mencari bunga Werd?] [yes/no]

Kuro menekan [yes] pada kedua panel itu.

[Selamat! Kamu menerima {exp +50}{+30c}]

[Selamat! Kamu menerima {exp +50}{+25c}]

Bersamaan dengan munculnya panel-panel itu, tubuh kucing Kuro diliputi cahaya emas berkilauan
selama beberapa detik, rasa lelahnya tiba-tiba menghilang.

[Selamat! Anda telah naik level!]

Name : Kuro

Level : 2

Exp : (0/200)
Race : Beastmen [sub : Cat]

Role : None

Title :

Skill : [Cat Landing{Passive}]

Status :

Traits : Strenght : 6 Endurance : 5 Vitality : 5 Luck : 15

Agility : 18 Magic Power : 8 Dexterity : 10

Level karakternya naik ke level dua, dan beberapa traits nya meningkat sedikit.

“Apa ada hal yang dapat saya bantu lagi?” tanya wanita resepsionis. Kuro menggeleng, Blanc juga.

“Kalau begitu aku pamit dulu, selamat bermain Kuro, sayang aku tidak bisa lama-lama main game
ini.” Blanc memunculkan panel status, hendak log-out.

“Tunggu!” Cegah Kuro, dia membuka panel friend list, lalu mengirimkan permintaan pertemanan
pada Blanc, Blanc mengerjap-ngerjap. “Oh, bisa begini juga yah! Hehe.” Noire menerimanya,
melambaikan tangan ke arah Kuro, lalu log-out. Karakternya berubah menjadi cahaya dan pecah di
udara, perlahan-lahan menghilang.

Kuro pamit kepada wanita resepsionis dan berjalan keluar dari gedung serikat.

...

Sekarang Kuro hendak mencari toko senjata dan zirah untuk membeli perlengkapan bertempurnya.
Dia berjalan di sekitar bundaran kota, melihat-lihat tawaran para pedagang maupun pemain yang
berjualan di sisi jalan. Beberapa barang membuat Kuro tertarik untuk membelinya, namun sayang
Kuro masih belum punya cukup uang. Melihat sebuah gedung dengan papan gantung berlambang
anvil di atas pintunya, Kuro penasaran dan berjalan menuju gedung itu.

Tring!

Suara bel berdering tanda masuknya pelangggan. Seorang dwarf terlihat sedang memangku sebuah
kotak kayu berisi senjata berat yang terlihat cukup berat untuk dibawa orang seukurannya. Dwarf itu
melirik Kuro sebentar, mendengus, lalu kembali sibuk menata senjata pada kotak kayu itu di rak
pajangan.

Kuro berjalan melihat-lihat senjata yang tergantung menutupi sebagian besar dinding toko itu, juga
beberapa aksesori dalam etalase kaca. Pandangannya terhenti pada sebuah belati kecil yang tertata
paling bawah dari senjata lain. Kuro mencoba melihat deskripsi senjata itu.

.
_________

[Belati Besi]

???

_________

Selain namanya, tidak ada informasi yang dapat Kuro lihat lagi dari panel deskripsi belati itu. Kuro
harus memiliki skill [inspection] untuk bisa melihat informasi lebih jauh.

“Berapa harga belati ini ~nyaa?” tanya Kuro pada dwarf tua itu. “120 calt.” Jawab dwarf itu pendek
dengan suara berat.

Dengan hadiah dua misi yang ia selesaikan, Kuro mempunyai total 130 calt(c) di dalam inventory
nya, cukup untuk membeli belati kecil itu.

Kuro berjalan keluar dari toko itu dengan belati kecil yang tersampir di pinggang kucingnya.

...

Kuro kembali mengambil 2 quest peringkat f. Kali ini adalah misi perburuan.

Quest rank : f

Kalahkan slime(0/3)

Hadiah : {exp +100}{30c}

Quest rank : f

Kalahkan slime(0/5)

Hadiah : {exp +100}{40c}

Monster slime dapat ditemukan di padang sabana depan kota Wallace. Tersebar dimana-mana,
monster slime termasuk ke dalam monster yang jinak, mereka tidak akan menyerang pemain bila
tidak diserang atau diganggu. Apalagi slime termasuk kedalam monster terlemah di game itu,
membuat para pemain seringkali meremehkan keberadaanya.

Mencoba senjata barunya, Kuro menarik belati dari sarung, berjalan mengendap-endap di belakang
slime, lalu mengayunkan belati sekuat tenaga. Slime yang diserang Kuro tercerai-berai karena
ayunan belatinya, langsung mati di tempat.
[Anda telah mengalahkan slime]

[Anda mendapatkan {exp +10}]

Kuro mengulangi apa yang dia lakukan. Mengincar satu slime, mengendap-endap di belakangnya,
lalu membunuhnya dalam sekali ayunan belati. Kuro memastikan kalau slime yang dia incar
terbunuh dalam sekali serang, karena meskipun dikatakan monster terlemah, monster tetaplah
monster, apalagi dia masih belum membeli perlengkapan pelindung satupun.

Dua, tiga, empat, hingga hitungannya mencapai delapan tidak Kuro sadari hari sudah berubah sore.
Kuro melihat matahari yang sudah menjurus ke barat, langit berubah kemerahan, dan dirinya
kembali merasakan lelah. Lelah yang menyenangkan. Kuro kembali ke kota Wallace, pergi ke gedung
serikat petualang, dan menyerahkan kedua questnya.

[Selamat! Kamu menerima {exp +100}{+30c}]

[Selamat! Kamu menerima {exp +100}{+40c}]

[Selamat! Anda telah naik level!]

Name : Kuro

Level : 3

Exp : (0/250)

Race : Beastmen [sub : Cat]

Role : None

Title :

Skill : [Cat Landing{Passive}]

Status :

Traits : Strenght : 7 Endurance : 5 Vitality : 5 Luck : 16

Agility : 18 Magic Power : 8 Dexterity : 13

“Apa ada hal yang bisa saya bantu lagi?” tanya sang wanita resepsionis. Kuro berpikir sebentar.

“Apa aku boleh mengetahui nama kakak?” Pinta Kuro. Ia dapat melihat wanita resepsionis itu sedikit
terhenyak. “Ada apa ~nyaa?”

“Ah, tidak, hanya saja jarang sekali seorang pemain menanyakan nama saya, bolehkah saya tahu
mengapa tuan menanyakannya?”
“Sebenarnya aku berpikir akan berada di kota ini cukup lama~nyaa. Maka dari itu aku akan sering
kesini dan bertemu dengan kakak, terasa janggal kalau aku tidak menyapa kakak dengan
nama~nyaa.” Jelas Kuro. “ehm, tidak penting sih, kakak tidak memberitahuku juga tak apa-apa.”

“Tidak, tidak apa-apa kok. Namaku Elaine werdorf, tuan bisa memanggilku Elaine.”

“Elaine yah, nama yang bagus.” Kuro mengangguk.

Selesai dari Gedung serikat. Kuro Kembali lagi ke toko senjata-pelindung yang dijaga oleh pak tua
Dwarf. “Aku ingin membeli pelindung dada itu `nyaa.” Kata Kuro menunjuk ke atas pajangan. Pak tua
Dwarf mendengus. “280 Calt.” Kuro langsung membayar di tempat.

Sepertinya sudah cukup untuk hari ini, pikir Kuro. Ia memunculkan panel statusnya, menekan tombol
log-out. Pandangannya perlahan memutih. Perasaan tubuhnya perlahan menghilang.

Ping!

_________

[Anda telah Log-out dari game]

_________

4.

Ping!

_________

[Anda telah Log-out dari game]

_________

“Yosh!”

Berjalan sambil memperhatikan seksama inventory membuat Kuro tidak awas dengan ingkungan
sekitar. Kuro menabarak pemain di depannya. Pemain itu membalikkan badan, menatap khawatir
Kuro yang langsung jatuh di tempat.

“Ah! maaf! Kamu tidak apa-apa?”

Pemain perempuan ras elf itu mengulurkan tangannya. Matahari menjatuhkan sinarnya pada
rambut putih halus perempuan itu. Tubuhnya jangkung, sekitar dua kali lipat dari tinggi Kuro.
Wajahnya yang mempesona disertai kulitnya yang putih pucat menambahkan kesan misteri dalam
pemain elf itu.

Kuro mengusap tengkuk, cengengesan. “Maaf, salah saya sendiri tidak memperhatikan sekitar
~nyaa.” Kuro menerima uluran tangan pemain elf itu yang seketika mengangkatnya berdiri tanpa
kesulitan, Kuro terkejut betapa kuatnya pemain elf itu, sementara pemain elf itu terkejut betapa
ringan tubuh pemain beastmen kucing itu.

“Aku baru pertama kali melihat pemain yang memakai ras beastmen kucing sebagai karakternya,
baru pertama kali memainkan game ini, ya?” tanyanya berbasa-basi.

“Ya, baru beberapa menit lalu.” jawab Kuro tersenyum. Karakter beastmen kucing Kuro terlihat lucu,
seperti kucing sungguhan. Dalam hatinya, pemain elf itu sangat ingin mengelus Kuro, namun dia
mencoba untuk melawan keinginannya. ‘Sadarlah! Dia adalah orang asing yang baru kamu temui,
Lisa!’

“ehmh, apa, apa kamu tidak apa-apa?” tanya Kuro, melihat si pemain elf menutup mata,
mengernyit, seperti ingin buang air.

“Ti-tidak apa-apa kok!” Pemain elf itu bersemu merah, malu.

“Kalau begitu aku pamit dulu, selamat bemain.~nyaa” Kuro menundukkan sedikit badannya, pamit.
Saat Kuro berjalan melewati pemain elf itu. Tangannya kanannya dipiting dari belakang.
“Tunggu!” Serunya, membuat Kuro terkejut. Kulit putih pucat pemain elf itu tambah semakin
bersemu merah. “Ayo kita berteman.”

Kuro sedikit menganga mendengar permintaan yang tiba-tiba.

“Kau tahu, sangat susah untuk mecari teman di game ini, apalagi pemain yang mempunyai sopan
santun sepertimu,” Dalam pikirannya, kalau Kuro semakin dekat dengan dirinya sebagai teman, ia
bisa meminta mengelus Kuro sepuasnya. Suatu pikiran yang sedikit kotor untuk pemain perempuan
yang sangat cantik itu. “Jadi, mari kita berteman. Kebetulan aku sudah memainkan game ini dalam 1
bulan belakangan. Aku bisa membantumu dalam game ini, kita bisa saling bantu.”

Kuro berpikir sebentar, sebenarnya dia kenal dengan beberapa pemain veteran di game Akashic
Online Record, yaitu teman sekolah yang dulu pernah mengajaknya memainkan game itu. Namun ia
menolaknya, berkata tidak ada uang dan tak punya waktu. Sekarang ia malu untuk memberitahu
teman-temannya kalau sekarang ia memainkan game ini. Terasa seperti menelan ludah sendiri.

Kuro menatap mata hijau tua pemain elf itu, lalu mengangguk “Baiklah, lagipula aku tidak
mempunyai teman yang memainkan game ini.~nyaa.”

Pemain elf itu berseru girang dalam hatinya. Dia mengirim undangan pertemanan pada Kuro

[‘Lisa’ has sent you a friend request]

[Do you accept?] [yes/no]

Kuro menekan tulisan [yes]. Terdengar bunyi lonceng berdenting sekali.

[‘Lisa’ has been add in your Friend List]

“Jadi namamu Lisa, yah. Nama yang bagus ~nyaa.”

“Terima kasih,” Lisa mengangguk. Tiba-tiba Lisa menyadari sesuatu, kontan dia bertanya :

“Anu, mengapa kamu sering menyebut ~nyaa saat kamu bicara?”

“Ooh, ini ~nyaa?” Kuro tersenyum malu. “Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja karakterku otomatis
menyebut ~nyaa saat aku berkata apapun. Mungkin ini ciri khas dari beastmen kucing ~nyaa.”

“Aneh, ya?”

Lisa langsung menggeleng cepat. “Imut kok!” Mendengar dirinya dikatakan imut membuat Kuro
tersanjung.

Lisa minta pamit pada Kuro, karena dia hendak log-out dari game itu. “Selamat bermain, Kuro. Aku
akan log-in lagi besok, kalau kebetulan sedang online juga aku pasti akan menyamperimu.”

Ia melambaikan tangan, lalu menekan-nekan sesuatu pada panel biru di depannya. Karakter elf Lisa
perlahan-lahan bercahaya sampai menjadi siluet putih, kemudian pecah dan meluruh di udara. Kuro
dapat mendengar samar-samar suara kaca yang pecah, sampai Lisa menghilang sepenuhnya.
Iseng-iseng, Kuro membuka friend list, tercantum nama Lisa, status online/offline nya, dan level Lisa
yang sudah berada di level 121. Kuro tertegun. “...Apa dengan bermain 1 bulan seseorang dapat
meraih level sebanyak ini?”

Yah, lambat laun ia juga akan mengetahuinya sendiri.

...

Anda mungkin juga menyukai