By : Cardinal System
Kawahara Reki
Kawahara Reki
Kawahara Reki
Kawahara Reki
Kawahara Reki
Kawahara Reki
PROLOG
Asuna, pernakah kau mendengar tentang <<Zekken>>?
Mendengar suara Lizbet, Asuna menghentikan ketikannya dan melihat ke atas.
Tanda nomor urut pemain? Kau ingin membuat perlombaan olahraga ya? [1]
Bu-bukan. Lizbet menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Ia menegak sedikit air
dari cangkir yang beruap di meja lalu melanjutkan perkataannya.
Zekken itu dari kanji, bukan katakana. Ditulis dengan kanji zetsu() dari zettai
(pasti) () ken() dari pedang, Pedang Absolut."
Pedang... Absoulut. Apakah itu sebuah equipment langka atau semacamnya?
Bukan, bukan. Itu adalah nama seseorang. Nama julukan, atau bisa juga disebut
alias. Tidak ada yang tahu nama asli orang tersebut. Dan dia sangat kuat. Kami
tidak tahu siapa yang memulai memanggilnya dengan nama itu, tetapi akhirnya
orang ini dikenal dengan nama Pedang Absolut, pedang absolut yang tak dapat
hancur, pedang tanpa tanding. Sepertinya itu arti julukannya.
Sangat kuat. Hal itu begitu menarik perhatian Asuna ketika ia mendengarnya.
Asuna sangat percaya diri dengan kemampuan berpedangnya. Sebagai pemain
Alfheim Online, dia memilih ras Undine yang berfokus pada sihir suportif dan
penyembuh, tetapi karakternya yang berdarah panas kadang-kadang keluar dalam
pertempuran dan dia tidak segan-segan menghunuskan rapier-nya dan maju
menyerang kumpulan musuh. Karena itulah dia mendapatkan julukan yang tidak
begitu elegan, Berserk Healer, penyembuh gila.
Dirinya secara aktif mengikuti turnamen bulanan dan telah terbiasa dengan
pertarungan tiga dimensi di ALO. Kemampuannya bahkan seimbang dengan pemain
kuat lainnya seperti Jendral Salamander Eugene, dan Lord of Sylph, Sakuya. Adalah
sesuatu yang tidak mungkin baginya untuk tidak memerdulikan kemunculan pemain
baru yang kuat.
Setelah selesai menyimpan file laporan biologinya yang telah selesai, Asuna
menutup keyboard virtualnya, mengambil cangkir di sampingnya dan mengetuknya
dengan jari untuk memenuhinya dengan teh panas. Ia tenggelam dalam kursi kayu
yang tumbuh begitu saja dari lantai papan dan mengambil posisi yang membuatnya
bisa mendengar dengan serius.
Pedang Absolut ya. Hem. Bagaimana rupa orang tersebut?
Biarkan ku berpikir sebentar.....
Kawahara Reki
BAB 1
Lantai 22 dari Aincrad yang baru telah dipenuhi oleh salju.
Di dunia luar telah memasuki awal Januari, meskipun musim dingin, temperatur di
Tokyo tidak pernah turun dibawah nol karena efek pemanasan global selama tahuntahun belakangan ini.
Namun, apakah untuk menunjukkan etika kerja perusahaan atau bukan, Alfheim
terus berada dalam kondisi dingin yang berat. Temperatur di daerah utara dari World
Tree turun hingga 10, 20 derajat di bawah nol. Apabila kamu tidak menyiapkan
perlengkapan atau buff tahan-dingin, kamu pun tidak akan ingin untuk terbang.
Untuk saat ini, Aincrad melayang di atas wilayah Gnome, pada utara jauh dunia ini.
Temperatur di setiap lantainya begitu dingin hingga kamu bisa melihat kristal es
pada siang hari.
Meskipun sangat dingin hingga selokan bisa membeku hingga ke dasarnya , dingin
itu tidak dapat menembus ke dalam rumah yang terlindungi oleh tembok kayu tebal
dan perapian yang bergemuruh.
8 bulan yang lalu Pada bulan Mei 2025, Alfheim mengadakan update terbesar
hingga saat ini -- Kastil Melayang Aincrad.
Awalnya ALO dioperasikan dari duplikasi sistem permainan kematian Sword Art
Online. Karena itu, servernya memiliki salinan lengkap dari Aincrad, stage dimana
SAO di-set. Di masa lalu, ALO dijalankan oleh RECTO Progress. Namun, ketika
perusahaan baru membeli baik software maupun hardwarenya, mereka bukan
hanya tak menghapus Aincrad dan data terdahulu dari pemain SAO, mereka juga
dengan berani mengajukan cara bagaimana Aincrad dapat eksis bersama dengan
ALO.
Tentu saja, mereka juga berusaha mengatasi pengurangan jumlah pemain
dikarenakan eksperimen manusia oleh RECTO PROGRESS dengan melakukan
upgrade yang berdampak. Namun bukan hanya itu saja alasannya. Pendiri dari
perusahaan baru tersebut semuanya adalah pemain veteran MMO yang telah
bermain sejak masa 2D dan tidak sanggup menerima penghapusan kastil melayang
yang telah terdesain dengan begitu kompleksnya Itu yang didengar Asuna dari Agil
yang memiliki koneksi dengan seseorang dari perusahaan tersebut.
Dengan kebangkitan Aincrad, Asuna menetapkan tujuan kecil dalam hatinya dan
mulai bermain sebagai Undine penyembuh dan pengguna rapier. Tujuannya sudah
jelas, menyimpan Col yang cukup, bukan, Yurudo, mencapai lantai 22 sebelum yang
lain, dan membeli rumah kayu kecil yang berada jauh di dalam Hutan Pinusnya.
Dahulu kala di kastil melayang yang lain, selama 2 minggu yang singkat di tempat
yang sama, dia telah membangun sebuah keluarga dan menghabiskan hari - hari
yang manis, menyenangkan, dan tenang.
Update terakhir pada bulan Mei membuka 10 lantai pertama. Bulan September
membuka lantai 11 hingga 20. Lalu, pada saat Malam Natal 24 Desember malam,
Kawahara Reki
pintu yang menuju lantai 21 telah dibuka. Asuna, dengan Kirito, Klein, Agil, Lisbeth,
Silica, dan Lyfa membentuk grup/party dengan 7 anggota, dan bergegas menuju
lantai berikutnya segera setelah seruan merayakan pembukaannya berakhir.
Lantai 22 adalah lantai dengan populasi jarang yang hanya diisi dengan hutan, dan
ada beberapa penghuni di jalan utama desa, besar kemungkinan tidak ada pesaing
yang menginginkan rumah yang sama. Meskipun begitu, mereka bergegas seperti
badai menembus hutan belantara lantai 21 dan menantang Boss di akhir dungeon
bersama dengan grup-grup lain. Kemudian Klein membuktikan, bahwa Asuna,
meskipun dia menghabiskan setengah dari ability point-nya untuk skill support,
terlihat lebih menggagumkan ketika dia bertempur di bagian depan dari grup 50 pria
itu dibandingkan saat ia sebagai wakil ketua dari Knights of Blood.
Setelah menyingkirkan Boss lantai 21 yang dia kalahkan sendiri, bergegas menuju
rumah kayu dan menekan tombol OK untuk mengkonfirmasi transaksi, Asuna tidak
dapat menahan diri dan menangis dengan penuh kebahagiaan. Malam itu setelah
pesta selesai dan semua teman-temannya pulang, sambil minum bersama dengan
Kirito dan Yui, yang telah kembali ke wujud anak perempuan, dia kembali menangis.
Kejadian ini disimpan sebagai rahasia dari teman-temannya.
Asuna sendiri tidak yakin betul kenapa dirinya begitu membaktikan dirinya untuk
tempat tersebut. Bersama dengan anak laki-laki yang begitu dicintainya untuk
pertama kali, meskipun di dunia virtual, namun bersama mereka telah melampaui
kesulitan, tempat ini adalah dimana mereka menenangkan diri dan menghabiskan
sejenak momen kebahagiaan. Terdengar sederhana, namun Asuna merasa lebih
dari itu.
Rumah itu mungkin, untuk Asuna yang tidak dapat menemukan tempat untuk
kembali di dunia nyata, tempat dimana dia bisa merasakan layaknya sebuah
rumah. Tempat kecil dan hangat dimana sepasang burung dapat
mengistirahatkan sayapnya, mendekat rapat-rapat dan tertidur. Tempat untuk
jiwanya pulang kembali.
Terlebih lagi, setelah segala kerja keras, rumah kayu tersebut telah menjadi tempat
dimana rekan-rekannya dapat berkumpul bersama. Mereka jarang sekali tidak
kedatangan tamu. Asuna membaktikan diri sepenuhnya untuk mengatur design
interior dari rumah kecil tersebut, menarik semuanya untuk datang berkunjung. Tidak
hanya rekan-rekan dari SAO, teman-teman baru dari ALO sering berkunjung untuk
menyantap santapan buatan tangan Asuna Sekali waktu, karena timing yang
salah, mereka mendapat saat makan yang dipenuhi dengan ketegangan karena baik
Lord Slyph Sakuya dan Jendral Salamander Eugene hadir.
Hari ini 6 Januari 2026, beberapa wajah yang tidak asing berkumpul di sekitar
meja yang tumbuh di dalam rumah
Di sebelah kanan Asuna duduk penjinak binatang Silica, yang memiliki telinga
segitiga unik untuk ras Cait Sith. Saat ini dia sedang menatap pekerjaan rumah
matematikanya pada monitor holographic sambil merintih. Demikian pula di sebelah
Kawahara Reki
kirinya, pendekar sihir Slyph Lyfa sedang mengerjakan essai Bahasa Inggrisnya
sambil cemberut.
Di seberangnya, penempa Leprechaun Lisbeth duduk dengan bersilang kaki dan
meminum raspberry liker sambil terbenam dalam novel yg dijual di game.
Di dunia nyata masih pukul 4 sore, namun waktu di Alfheim Online berbeda. Di luar,
langit hampir gelap sepenuhnya menyisakan cahaya refleksi dari salju yang jatuh.
Jelas sekali sangat dingin membeku di luar sana meskipun tidak terdengar suara
angin, namun perapian di dalam berderak. Ditambah lagi, wangi hangat yang keluar
dari panci besar, berasal dari stew beruap yang menggelegak.
Seperti teman-temannya, tangan Asuna berada pada keyboard virtual dan site-site
yang dilihatnya di jendela browser melayang di sekitarnya, dengan sukses
melengkapi laporannya.
Meskipun ibunya tidak menyetujui dirinya mengerjakan hal yang dapat dilakukannya
di dunia nyata pada dunia VR, mengerjakannya disini lebih efisien untuk waktu yang
lama. Mata dan tangannya tidak akan lelah dan sejumlah besar site informatif yang
tidak cukup untuk UXGA kamarnya tertampil melayang dalam posisi yang mudah
dilihat.
Asuna sekali waktu memberitahukan ibunya hal tersebut dan membiarkan ibunya
untuk menggunakan program FullDive yang didekasikan untuk mengedit teks,
namun ibunya melakukan log off hanya dalam beberapa menit mengatakan bahwa
dia pusing dan sejak saat itu tidak pernah mencobanya lagi.
Tentu ada beberapa orang yang mengalami pusing di dunia virtual, tetapi untuk
Asuna yang telah tinggal selama 2 tahun di dunia virtual tidak dapat
membayangkan seperti apa rasanya. Jari-jarinya bergerak lancar tanpa satu
kesalahan pun dan essai-ny secara perlahan mencapai akhir--.
Saat itu, tiba-tiba sesuatu bersandar pada pundak kanannya.
Asuna melihat dan menyadari kepala dengan rambut pendek milik Silica bersandar
pada pundak kanannya, telinga segitinganya berkedut sambil ia tertidur dengan
ekspresi bahagia di wajahnya.
Asuna tidak dapat menahan tawa, dan dengan lembut menggaruk telinga Silica
dengan tangan kirinya.
"Hei, Silica. Jadi masalah nanti kalau kamu tidak bisa tidur malam karena kamu tidur
sekarang."
"Mm... Nya..."
"Hanya tinggal 3 hari sisa libur musim dingin. Kamu harus kerja keras mengerjakan
tugasmu."
Kawahara Reki
10
Akhirnya perlahan Asuna menarik telinga Silica dan ia terbangun, terkejut. Dia
mengedipkan mata beberapa kali dengan linglung, menggelengkan kepalanya dan
memandang wajah Asuna.
"U... uu... Capek sekali."
Sambil bergumam, Silica membuka mulutnya yang kecil bergigi putih dan menguap.
Semua pemain Cait Sith yang Asuna kenal pasti mengantuk ketika berada di rumah
ini, membuatnya berpikir apakah karena karakteristik dari rasnya.
Asuna melihat monitor holographic di depan Silica dan berkata
Bukannya halaman ini sudah hampir selesai? Kenapa tidak dilanjutkan dan
diselesaikan?
Fu... Fuah...
Apa ruangan ini terlalu hangat? Haruskah kita turunkan sedikit temperaturnya?
Mendengar itu, Lisbeth tersenyum dan merespon.
Bukan, bukan karena itu, kupikir karena itu
Itu...?
Asuna menengok ke belakang, melihat Lyfa menunjuk pada sesuatu di dinding timur
dekat dengan perapian.
Ah... Jadi karena itu...
Melihat ke arah tersebut, Asuna menggangguk mengerti.
Di hadapan perapian yang bersinar, terdapat kursi goyang besar dari ukiran kayu.
Duduk terhenyak pada kursi goyang, seorang Spriggan dengan kulit berwarna
hitam cerah dan rambut hitam pendek tertidur dengan nyenyak. Rambutnya yang tak
tertata dahulu sekarang dibiarkan ke bawah, namun parasnya yang tajam dan agak
jahat masih sama seperti sebelumnya. Tidak perlu dikatakan lagi, dia adalah Kirito.
Pada perutnya, sesuatu yang kecil, naga dengan bulu biru muda tidur dengan
nyaman dengan tubuhnya menggulung dan kepalanya terbenam di dalam ekornya
yang berbulu halus. Naga itu, Pina, adalah partner Silica semenjak di SAO.
Peri yang lebih kecil lagi dengan wajah tertidur yang polos menggunakan bulu
lembut Pina sebagai alas. Perempuan dengan rambut hitam panjang, lurus, dan
mengkilap serta mengenakan gaun merah muda cerah adalah Navigation Pixie
dari Kirito, selain itu juga putri dari Asuna dan Kirito, AI Yui, yang tercipta di
server SAO.
Kawahara Reki
11
Tertumpuk seperti cake tiga lapis, Kirito, Pina, dan Yui dengan bahagia tertidur di
kursi goyang, memancarkan efek hipnotis magis. Bahkan Asuna merasa mengantuk
setelah melihatnya dalam waktu beberapa detik saja.
Kirito tidur cukup sering. Ia seperti menebus waktu yang dihabiskan di SAO ketika
dia mengorbankan waktu tidurnya untuk menyelesaikan dungeon. Di rumah itu,
sedikit saja Asuna mengalihkan perhatian darinya, ia akan terhenyak dalam kursi
goyang favoritnya dan segera tertidur pulas.
Terlebih lagi, Asuna tidak mengetahui hal lain yang lebih menghipnotis selain wajah
Kirito yang tertidur di kursi.
Saat di SAO, entah itu di rumah kayu atau lantai kedua dari toko Agil, kapanpun
Kirito mengayunkan sebuah kursi, Asuna selalu duduk dan tertidur di kursi tersebut.
Boleh dikatakan, Asuna secara personal telah mengalami dan cukup mengerti
kenapa Silica dan Lyfa tergoda untuk tidur.
Secara misterius, Pina, yang setiap tindakannya berdasarkan algoritma sederhana,
akan terbang dari pundak Silica, menggulung dirinya, dan tidur dengan Kirito
kapanpun dia melihat Kirito tertidur.
Hal ini menimbulkan kecurigaan apakah Kirito yang tertidur memancarkan semacam
Drowsiness Parameter. Faktanya, Asuna, yang telah menyelesaikan essai-nya
dengan kecepatan penuh beberapa saat yang lalu, tanpa ia ketahui mulai merasa
lemas...
Hei, Asuna-san, jangan tertidur! Ah, Liz-san juga!
Digoyangkan tubuhnya oleh Silica, Asuna mengangkat kepalanya.
Saat itu juga, Lisbeth yang duduk di sisi lain dari meja, terbangun dengan gemetar,
mengedip dan tersenyum dengan penuh malu. Dia menyapu rambut pink metaliknya, khas/unik untuk Lephrechaun, dan menjelaskan dengan enggan.
Kenapa aku selalu merasa mengantuk kalau melihat itu... Apakah itu termasuk
dalam sihir ilusi keahlian dari Spriggan?
Haha, mana mungkin seperti itu. Aku akan menyeduh teh untuk mengusir kantuk.
Meskipun aku bilang seperti itu, aku benar-benar sedang malas
Asuna berdiri dan mengambil 4 cangkir dari lemari kaca di belakangnya. Itu adalah
mug magis yang dapat menghasilkan 99 jenis teh yang berbeda dengan sekali
sentuh yang mereka dapatkan dari quest akhir-akhir ini.
Meletakkan cangkir-cangkir dan pie buah di meja, keempat-empatnya, termasuk
Silica yang masih berjuang untuk mengusir rasa kantuknya, dengan segera
meminum cairan yang hangat dan wangi tersebut.
Ngomong-ngomong
Kawahara Reki
12
13
14
luar biasanya dia akan menjadi. Awalnya Asuna hanya memberikan senyum
kekaguman, namun dengan mencurigakan yang lain pergi dan meninggalkan
mereka berdua sendiri, menyebabkan dirinya berpikir apakah para orang dewasa
mempunyai maksud yang lain...
Hei Asuna, kamu dengerin gak?
Mendapatkan tendangan Lisbeth dari bawah meja, Asuna kembali sadar.
Ah, sori. Aku baru ingat sesuatu yang kubenci.
Apa itu? Pertemuan untuk pernikahan di Kyoto?
...
... Kenapa kamu diam... Masa sih...
Gak, gak. Bukan apa-apa!
Dengan cepat Asuna menggelengkan kepala, menyentuh sisi mug-nya yang telah
kosong dan meneguk teh ungu yang aneh. Dia menengadah dan dengan segera
mengubah topik pembicaraan.
Sangat kuat... Jadi apa orang itu seorang Pker?
Um, Pedang Absolut seorang PVPer. Sedikit ke Utara dari jalan utama lantai 24,
bukankah ada pulau dengan pohon besar untuk menarik turis? Di bawah pohon itu
pukul 3 sore setiap hari, Pedang Absolut melawan pemain manapun yang ingin
menantangnya.
Oh~ Jadi Pedang Absolut adalah tipe yang pernah ikut kompetisi?
Tidak, sepertinya dia benar-benar wajah baru. Namun skill level dari Pedang
Absolut sepertinya cukup tinggi, jadi mungkin saja Pedang Absolut melakukan
transfer dari game yang lain. Awalnya, sebuah pengumuman dipasang di MMO
Tomorrow untuk merekrut penantang. Sekitar 30 orang ikut serta beranggapan itu
hanya pemula yang overconfident dan akan langsung kalah, tapi...
Malahan mereka yang dikalahkan?
Semuanya, dengan begitu indah. Pedang Absolut pastinya sungguh kuat, mereka
bilang tidak satu orang pun bisa mengurangi lebih dari 30% health milik Pedang
Absolut
Agak tak dapat dipercaya.
Silica, yang terus memakan pie buahnya, tiba-tiba menyela.
Kawahara Reki
15
Aku butuh sekitar setengah tahun sebelum bisa bertarung dengan baik di udara.
Tapi meski orang tersebut baru saja melakukan transfer, dia sudah bisa terbang
dengan baik!
Yang disebut Transfer adalah sistem transfer karakter dari VRMMO yang
menggunakan The Seed sebagai program dasarnya seperti ALO. Secara umum
sistem itu dapat menjaga kekuatan dari pemain, tetapi semua uang dan item akan
hilang dan skill-skill tertentu akan didistribusikan lagi.
Jadi Silica pernah melawan Pedang Absolut?
Merespon pertanyaan Asuna, Silica langsung melebarkan matanya dan
menggelengkan kepalanya.
Mana mungkin? Aku yakin itu sangat mustahil untukku hanya dengan menonton
Pedang Absolut berduel. Ah, tapi Liz-san dan Lyfa-san masih mencoba melawan
Pedang Absolut. Mereka cukup berani untuk maju menantangnya.
Oh Diam.
Apapun itu bisa jadi pengalaman yang berharga, kamu tahu?
Tersenyum sambil mendengarkan Lisbeth dan Lyfa cemberut, Asuna agak sedikit
terkejut.
Lisbeth, yang rasnya memang tidak diperuntukkan untuk bertarung melainkan
diprioritaskan untuk menempa memang tidak jadi pertanyaan, tapi tidak banyak
pemain yang dapat mengalahkan Lyfa, yang bisa dianggap sebagai pemain top ras
Sylph, pada pertarungan udara. Ditambah, Pedang Absolut baru melakukan transfer,
hal seperti itu tidak terbayangkan.
Kedengarannya benar-benar terjadi. Hmmm, aku jadi agak tertarik.
Haha, aku tahu Asuna akan berkata seperti itu. Meskipun ada lord dan jendral
dengan tingkat yang tinggi di kompetisi bulanan seperti Sakuya dan Eugene, sangat
sulit untuk orang-orang seperti mereka ikut serta dalam pertarungan jalanan.
Tapi kalau orang-orang melihat Pedang Absolut sangat kuat, bukannya akan tidak
ada penantang? Berbeda dengan kompetisi besar, bukannya ada penalti experience
yang cukup besar kalau kalah pada pertarungan jalanan?
Tidak sama sekali. Semua orang dengan antusias ikut serta di pertaruhan ini.
Sekali lagi Silica menyela.
Eh? Apa ada rare item sangat kuat yang dijadikan taruhan?
Bukan item. Pedang Absolut sebenarnya mempertaruhkan sebuah Original Sword
Skill. Sangat kuat, pada level finishing move.
Kawahara Reki
16
Asuna tidak dapat menahan dan ingin meniru kebiasaan Kirito untuk mengangkat
bahu dan bersiul, namun ia menahannya.
Jadi itu sebuah OSS. Tipe apa? Berapa hit?
Coba kuingat, sepertinya dapat digunakan oleh one-handed sword secara umum.
Dengan 11 combo yang mengejutkan.
Wow~!
Saat ini secara reflek dia mengeluarkan teriakan.
Sistem kunci di SAO yang telah tidak eksis adalah Sword Skill
Adalah skill yang ter-set pada tidak terhitungnya banyaknya senjata-senjata, banyak
skill yang dimulai dari single hit dengan serangan kuat hingga rentetan serangan
beruntun. Perbedaan dari serangan normal adalah mulai dari momen posisi awal,
tubuhmu akan bergerak secara otomatis pada kecepatan tertinggi dari sistem skill
tersebut hingga selesai. Cahaya indah dan efek suara yang mengiringi setiap hit
membuat penggunanya menikmati kebahagiaan menjadi pejuang super.
Di Alfheim, pada update skala besar yang melingkupi implementasi Aincrad,
perusahaan baru tersebut mengambil keputusan berani untuk meng-implement
kembali sword skill seperti sedia kala.
Maka, di ALO yang baru, terjadi revolusi besar-besaran bermula dari akar paling
dasar dari sistem pertarungan. Hal ini pasti menyebabkan kegemparan yang hebat
dari beberapa pemain, namun mereka yang menolak berubah menjadi budak
sensasi setelah sekali saja mereka menggunakan sword skill.
Sebelum itu, di ALO, efek indah dimonopoli oleh sihir, yang mempunyai jangkauan
dan akurasi yang superior, jadi tidak bamyak orang yang memilih untuk
terspesialisasi pada pertarungan jarak dekat. Karena itu dapat dikatakan kehadiran
sword skill menyeimbangkan keadaan. Meski upgrade telah berjalan lebih dari
setengah tahun, sistem pertarungan yang baru Aerial mobility + Sword Skill
masih terus menjadi topik diskusi.
Sword skill yang dipinjam dari pendahulu mereka masih tidak dapat memuaskan
organiser berani ini.
Maka mereka mengembangkan dan memasukkan elemen baru, yaitu sistem
Original Sword Skill.
Seperti tersirat dari namanya, itu adalah sword skill personal. Bukan sword skill
yang telah ada yang setiap aksinya telah diset dari awal, melainkan sword skill yang
dapat disusun sendiri oleh pemain.
Ketika fitur ini diumumkan, dalam rangka mendapatkan jurus terakhir yang indah
milik masing-masing, banyak pemain bersebaran ke jalan-jalan atau hutan belantara
Kawahara Reki
17
Kawahara Reki
18
Dan yang muncul pada situasi tersebut adalah Pedang Absolut, ahli pedang
misterius dengan 11-hit kombonya yang luar biasa.
Well, kalau begitu dapat dimengerti akan banyak penantang. Apa ada yang melihat
langsung sword skill tersebut?"
Ketiga-tiganya langsung menggelengkan kepala mereka merespon pertanyaan
Asuna. Mewakili mereka Lisbeth menjawab.
Hmm, sepertinya ditampilkan di hari pertama pertarungan jalanan, tapi belum
pernah digunakan di pertempuran sesungguhnya... Lebih tepatnya, tidak ada orang
yang dapat memaksa Pedang Absolut menggunakan OSS itu.
Bahkan Lyfa tidak bisa?
Menjawabnya, pundak Lyfa turun dan menggelengkan kepalanya.
Meskipun kita hampir seimbang ketika HP kita berdua sekitar 60%... Pada akhirnya
aku dikalahkan dengan skill normal.
Oh... Ngomong-ngomong, hal penting yang belum kutanyakan. Ras dari Pedang
Absolut, senjatanya? Apa itu?
Oh, Pedang Absolut seorang Imp. Pedang yang digunakan one-handed sword, tapi
hampir setipis rapier Asuna-san Secara keseluruhan, Pedang Absolut sangat
cepat. Serangan normalnya hampir secepat sword skill... Saking cepatnya mataku
tidak bisa mengikuti gerakan Pedang Absolut. Pertama kalinya aku menghadapi hal
seperti itu, aku sungguh shock.
Tipe speed, eh? Kalau Lyfa tidak bisa mengikuti gerakan Pedang Absolut, mungkin
aku juga tidak punya kesempatan... Ah.
Saat itu juga, Asuna teringat hal yang penting.
Bicara soal speed, ada pemain lain yang seperti orang curang sedang tidur di
sebelah situ. Bagaimana dengan Kirito-kun? Kelihatannya dia akan tertarik dengan
hal seperti ini.
Pada hal ini, Lisbeth, Silica dan Lyfa saling berpandangan dan tiba-tiba tertawa
terbahak-bahak.
A, Ada apa sih?
Melihat Asuna yang terkejut, Lyfa terkikih dan mengatakan hal yang mengejutkan.
Hahaha. Oniichan sudah melawan Pedang Absolut sebelumnya. Terlebih lagi, dia
kalah dengan anggun.
Bagaimana mungkin...
Kawahara Reki
19
Kawahara Reki
20
Karena itu Asuna begitu gelisah ketika mendengar Kirito kalah oleh Pedang Absolut
Asuna mengalihkan pandangannya dari Lyfa ke Lisbeth dan bertanya dengan cukup
terguncang.
Kirito-kun, dia... Kamu serius?
Well~ Iya...
Lisbeth mengerutkan dahi dan mengangkat bahu.
Meskipun kamu bertanya padaku, untuk tingkat pertarungan itu, seseorang
sepertiku tidak bisa memutuskan mereka serius atau tidak... Tapi Kirito tidak
menggunakan dua-pedangnya, jadi di aspek tersebut dia tidak memberikan
sepenuhnya. Terlebih lagi, itu...
Lisbeth berhenti sejenak, matanya merefleksikan cahaya dari perapian, dan melihat
Kirito yang tertidur. Mulutnya menunjukkan senyumnya yang pasti.
Ini hanya pendapatku. Mungkin, di game normal, Kirito tidak akan bertarung secara
serius. Di sisi lain, Kirito hanya bertarung dengan serius ketika game ini tidak
menjadi game lagi, ketika dunia virtual menjadi nyata. Karena itu lebih baik jika
situasi yang memaksanya untuk bertarung serius tidak muncul. Dari awal, dia bukan
tipe orang yang dengan mudah ikut campur dalam hal yang merepotkan.
...
Asuna juga melihat wajah tertidur swordsman berambut hitam itu sekilas, dan
mengangguk kepada Lisbeth.
Ah... Benar juga.
Di kedua sisi, Lyfa dan Silica perlahan mengangguk dengan emosi yang beragam.
Yang memecahkan keheningan sementara itu adalah adik Kirito di dunia nyata, Lyfa.
Bagaimanapun, ini hanya kesan yang kudapat... Tapi, kupikir oniichan bertarung
dengan serius. Paling tidak, dia tidak memberikan kelonggaran. Terlebih...
... Apa?
Meskipun aku tidak begitu yakin, tetapi sebelum duel berakhir, ketika pedang
mereka terkunci satu sama lain, sepertinya oniichan mengatakan sesuatu kepada
Pedang Absolut... Segera setelah itu, jarak diantara mereka melebar dan oniichan
tidak mampu menghindari serangan dari Pedang Absolut dan kalah...
Hmm... Terus apa yang dia katakan?
Kawahara Reki
21
Hal itu, meskipun aku menanyakannya dia tidak mau memberitahuku. Namun,
rasanya seperti... ada sesuatu...
Sungguh? Kalau begitu mungkin tidak berpengaruh juga meskipun aku yang
bertanya.
Asuna memandang tangannya dan bergumam.
...Yang tersisa adalah menanyakannya langsung pada Pedang Absolut.
Mendengar ini, Lisbeth mengangkat kedua alisnya.
Jadi kamu benar ingin melawannya?
Meskipun aku merasa tidak akan menang. Aku punya perasaan orang yang
dipanggil Pedang Absolut datang ke ALO dengan tujuan tertentu. Aku bicara tentang
hal lain selain pertarungan jalanan.
Ah, kupikir juga begitu. Namun, untuk mengetahui hal tersebut, level-mu pasti
setara dengan Kirito. Bagaimana dengan karaktermu? Mau menggunakan yang
mana?
Asuna sedikit berpikir tentang pertanyaan Lisbeth. Selain Asuna, Undine
pengguna rapier yang dia transfer dari SAO, dia juga membuat account baru dan
melatih karakter baru dari awal, Erika seorang Sylph. Alasan dia membuat
karakter baru sangatlah sederhana: Sesekali dia ingin mengganti penampilannya.
Erika terspesialisasi pada jarak dekat dan hampir semua ability pointnya
dialokasikan untuk skill dagger, jadi lebih cocok untuk duel dibandingkan Asuna
yang setengah healer/penyembuh. Namun, Asuna mengangkat bahu dan membalas
dengan segera.
Aku akan menggunakan karakter ini, yang aku lebih terbiasa. Karena musuhku tipe
speed, kemenangan akan ditentukan dengan instan daripada DPS (Damage per
Second). Apa semuanya ikut?
Melihat sekelilingnya, Lisbeth, Silica, dan Lyfa mengangguk di saat bersamaan.
Silica menggoyangkan ekornya dengan bahagia dan berkata.
Tentu saja! Tidak mungkin aku melewatkan pertandingan ini.
Aku tidak tahu apa ini bisa dibilang pertandingan atau bukan... Jadi, sudah
diputuskan. Pedang Absolut muncul di pulau pada lantai 24 jam 3 sore, kan? Jadi
kita bertemu disini jam 2:30.
Menepuk tangannya, Asuna membuka menu dan melihat waktu di dunia nyata.
Gawat, sudah jam 6, aku hampir terlambat untuk makan malam.
Kawahara Reki
22
Kawahara Reki
23
BAB 2
Beep, beep.
Dengan suara elektronik singkat seperti itu AmuSphere mati.
Perlahan Asuna membuka matanya. Bahkan sebelum matanya terfokus pada langitlangit di kamarnya yang gelap, Asuna sudah merasa kedinginan, udara lembab
menempel di kulitnya.
Meskipun ia mengatur pengatur suhu ruangan (air conditioner) pada mode
penghangat ringan, sepertinya dia lupa untuk mematikan timernya dan alhasil
menjadi mati selama FullDive. Temperatur di kamar seluar 10 tatami tersebut hampir
sama dengan suhu di luar. Mendengar suara pelan, dia berputar menuju jendela
besar dan menyadari begitu banyak embun air pada kacanya yang gelap.
Sambil menggigil Asuna bangkit perlahan dari tempat tidur. Ia memanjangkan
jarinya menuju kontrol pada control panel yang tertanam dan menekan sensor
sentuhnya. Hanya dengan gerakan tersebut, disertai dengan suara mesin yang
pelan, gorden tertutup, udara panas bertiup dari pengatur suhu ruangan dan lampu
LED di langit-langit memancarkan cahaya oranye muda.
Satu paket teknologi interior yang dikembangkan oleh RECTO telah ter-install di
kamar Asuna. Kamarnya telah direnovasi selama ia berada di rumah sakit, namun
dengan alasan tertentu Asuna tidak menyukai sistem nyaman tersebut. Segala
sesuatu di kamarnya dikontrol oleh jendela menu dalam hal ini seperti di dunia
virtual, namun untuk alasan tertentu rasanya sedikit dingin begitu hadir di dunia
nyata. Ia merasa seperti selalu di batas pandangan anorganik dari sensor yang terinstall di sepanjang dinding dan lantai.
Boleh jadi alasan dia merasa seperti itu karena dia sering mengunjungi Kirito, dalam
hal ini rumah Kirigaya Kazuto. Kehangatan rumah tradisional Jepang berbeda
dengan suasana dingin yang ia miliki. Hal yang sama juga ia alami di rumah kakeknenek dari pihak ibunya. Ketika ia bermain di sana saat musim panas, dia selalu
duduk pada beranda yang bermandikan sinar matahari dan mengayunkan kakinya
sembari menikmati es serut buatan neneknya. Namun,telah lama kakek dan nenek
dari pihaknya ibunya meninggal dan rumah tersebut telah dirubuhkan beberapa
waktu yang lalu--.
Menghela nafas perlahan, Asuna mengenakan selopnya dan bangkit berdiri. Tibatiba ia merasa sedikit pusing, jadi dia melihat ke arah bawah sebentar, sadar betul
akan berat yang menahannya di dunia nyata.
Tentu saja, perasaan berat tersebut terstimulasi di dalam dunia fantasi. Namun di
dunia itu, jiwa dan raga Asuna dapat membumbung tinggi ke langit hanya dengan
hentakan pelan di lantai. Berat di dunia nyata tidak hanya secara fisik, berat itu juga
mengandung begitu banyak aspek yang tidak bisa disingkirkan sekeras apapun
kamu mencoba. Meskipun ingin berbaring di tempat tidur, waktu makan malam
Kawahara Reki
24
sudah dekat. Bila dia terlambat semenit saja, ibunya akan memiliki hal lain yang
akan dikeluhkannya.
Sembari berjalan dengan susah payah menuju lemari, pintunya terbuka tanpa
menunggunya menggerakkan tangan. Melepaskan sweaternya yang nyaman,
dengan malas ia melemparnya ke atas tempat tidurnya. Dia menggantinya dengan
rok bersih berwarna hitam-ceri dan duduk di dekat meja rias. Kaca tiga sisi terbuka
dengan otomatis diikuti dengan lampu yang menyala di atasnya.
Bahkan di rumahnya, ibu Asuna tidak mengijinkannya tampil dengan dandanan
selebor. Asuna mengambil sisir dan dengan cepat merapikan rambutnya yang
berantakan selama FullDive.
Tiba-tiba Asuna teringat pemandangan yang ia lihat ketika berada di rumah Kirigaya
di Kawagoe. Lyfa/Suguha mengatakan bahwa ia dan Kirito bertanggung jawab untuk
menyiapkan makan malam pada hari itu. Kazuto dengan mata mengantuk dipaksa
turun ke lantai bawah oleh Suguha. Berdua mereka berdiri bersebelahan, Suguha
memotong sayuran sementara Kirito memanggang ikan. Ibu mereka kembali pada
saat itu, dan menikmati bir sambil menonton TV. Dengan bersemangat mereka
berbincang-bincang sambil menyiapkan santapan dan ketika makan malam telah
siap, mereka bertiga mengatakan Mari makan bersamaan.
Menghela napas panjang sambil gemetar, Asuna menahan air matanya, meletakkan
sisir dan bangkit berdiri.
Lampu di belakangnya mati tanpa menunggu ia menutup pintu sambil ia berjalan
keluar kamarnya menuju koridor yang gelap.
Pelayan Sada Akiyo baru membuka pintu depan ketika Asuna berjalan menuruni
tangga semi-sirkular dan mencapai lantai pertama. Dia telah menyiapkan makan
malam dan bersiap untuk pulang.
Asuna menghadap wanita pendek 40 tahun tersebut dan menyapanya.
Anda telah bekerja keras, Sada-san. Aku berterimakasih atas pekerjaan anda
setiap hari. Aku minta maaf aku menunggu sampai sekarang untuk mengatakannya.
Pada hal ini, Akiyo menggelengkan kepalanya dengan mata melebar sambil
menganggap hal tersebut tidak ada dan dengan segera manyapa kembali.
Ti, Tidak apa-apa, nona. Inilah pekerjaan saya
Selama beberapa tahun, Asuna telah menyadari bahwa hal ini akan sia-sia namun ia
tetap mengatakannya. Dia mendatanginya dan dengan pelan bertanya.
Apa ibu dan kakak sudah kembali?
Sepertinya Kouichirou-sama tidak akan pulang sampai nanti. Nyonya besar sudah
ada di ruang makan.
Kawahara Reki
25
... Jadi begitu, terimakasih. Aku minta maaf telah mengganggu anda.
Asuna menggangguk padanya, dan Akiyo membungkuk sekali lagi sebelum ia
membuka pintu dan bergegas pulang ke rumah.
Asuna ingat bahwa Akiyo memiliki 2 anak di sekolah menengah pertama dan
sekolah dasar. Meskipun ia tinggal di Setagaya, dia akan sampai di rumah pukul
7:30 setelah berbelanja bahan makanan. Masa-masa yang sulit untuk anak yang
sedang dalam masa pertumbuhan. Sekali waktu Asuna mengatakan pada ibunya
untuk mengijinkan Akiyo meninggalkan makan malam yang telah selesai di sini,
namun ibunya hanya mengabaikannya.
Mendengar suara metalik dari tiga pintu yang terkunci. Asuna berputar dan
menyeberang aula masuk untuk menuju ruang makan.
Bersamaan ketika dia mendorong untuk membuka pintu tebal dari pohon ek, suara
pelan namun tegas mencapai gendang telinga Asuna.
Kamu terlambat.
Melihat jam di dinding, waktu tepat menunjukkan pukul 6:30. Baru saja Asuna
hendak mengatakan hal tersebut, suara ibunya kembali terdengar.
Tolong datang di meja makan lima menit lebih cepat.
... Maaf
Bergumam perlahan, Asuna melangkah di atas karpet, mendekati meja dan duduk
pada kursi dengan sandaran yang tinggi dengan mata sedih.
Di tengah-tengah ruang makan seluas 20 tatami terdapat meja panjang dikelilingi
delapan kursi. Kursi kedua dari pojok timurlaut adalah kursi Asuna. Kakaknya
Kouichirou duduk di sebelah kirinya dan ayahnya duduk di ujung timur, namun saat
ini kedua kursi tersebut kosong.
Ibu Asuna Yuuki Kyouko duduk berada diagonal dari sisi kirinya, membaca buku
ekonomi sembari menikmati sherry favoritnya di salah satu tangannya.
Dia cukup tinggi untuk seorang wanita. Meskipun kurus, tampilannya yang begitu
tegap menghapus itu semua. Rambutnya dicat dengan warna coklat pirang tertata di
sisinya dengan potongan rapi sepanjang rahangnya.
Meskipun wajahnya cukup tampan, hidung dan garis rahang, begitu juga dengan
kerutan dalam dekat mulutnya menghasilkan kesan yang sangat dingin. Mungkin
kesan tersebut yang ingin ia ciptakan. Dengan kata-kata yang tajam dan sikap politik
yang sengit, dia mengalahkan pesaing-pesaingnya dan meraih gelar profesor di
usianya yang ke 49 tahun lalu.
Kawahara Reki
26
Sembari Asuna duduk, Kyouko menutup buku bersampul tebal, meletakkan serbet di
lututnya dan mengambil pisau dan garpu sebelum akhirnya melihat Asuna.
Asuna melihat ke bawah, bergumam Selamat Makan, dan mengambil sendok.
Untuk sementara, hanya suara alat-alat makan yang terdengar di ruang makan.
Menunya adalah salad sayuran dengan blue cheese, scafata di fave, ikan goreng
dengan saus herb, roti gandum... hal seperti itu. Makanan sehari-hari ditentukan
oleh kalkulasi nutrisi dari Kyouko, namun tentu saja bukan dia yang memasaknya.
Sambil menikmati makan, Asuna berpikir sejak kapan makan dengan hanya mereka
berdua menjadi penuh ketegangan.
Tidak, mungkin sudah seperti itu sejak lama. Ia ingat ketika betul-betul dimarahi saat
ia menumpahkan supnya atau tidak memakan sayurannya. Itu terjadi di masa lalu,
Asuna tidak pernah tahu bahwa makan dapat begitu menyenangkan.
Sambil makan dengan kaku, pikirannya melayang menuju rumahnya di dunia lain.
Tiba-tiba suara Kyouko menariknya kembali ke dunia nyata.
... Apa kamu menggunakan mesin itu lagi?
Asuna memandang sekilas ibunya, dan mengangguk.
... Iya. Karena yang lain setuju untuk bertemu dan mengerjakan tugas bersama.
Hal-hal seperti tugas, kamu tidak akan belajar apapun kalau tidak mengerjakannya
sendiri.
Kyouko tidak akan mengerti meskipun ia mengatakan bahwa ia mengerjakannya
sendiri. Asuna menundukkan kepalanya dan mengganti topik pembicaraan.
Tempat tinggal mereka cukup jauh. Di sana, kami bisa bertemu kapan saja.
Menggunakan mesin seperti itu tidak bisa disebut pertemuan. Dari awal, tugas
adalah sesuatu yang harusnya kamu kerjakan sendiri. Kamu cuma bermain kalau
mengerjakannya dengan teman-teman.
Menyentuh gelas sherry-nya, Kyouko berbicara lebih cepat.
Dengar baik-baik, kamu tidak punya waktu untuk bermain. Karena kamu sudah dua
tahun tertinggal dari anak-anak yang lain, harusnya kamu berusaha lebih keras
untuk menebus dua tahun itu.
... Aku belajar dengan baik. Bukannya kartu laporan semester kedua sudah di-print
dan kuletakkan di meja ibu?
Kawahara Reki
27
Aku sudah melihatnya, tapi hasil evaluasi dari sekolah seperti itu tidak bisa
dijadikan bahan pertimbangan.
Sekolah... seperti itu?
Dengar baik-baik Asuna. Di semester ketiga, kamu akan diajari guru pribadi di luar
sekolah. Bukan yang populer akhir-akhir ini dengan internet, mereka akan datang ke
rumah ini.
Tunggu... Tunggu sebentar, kenapa tiba-tiba ibu...
Coba lihat ini.
Protes Asuna dihentikan Kyouko tanpa memberikan celah untuk alasan dan ia
mengambil PC Tablet dari atas meja. Asuna mengerutkan dahi ketika ia melihat
layar dari PC Tablet yang diberikan ibunya.
... Apa ini... Contoh untuk... tes untuk murid pindahan?
Itu test untuk perpindahan murid tahun ketiga di sekolah yang dikelola salah satu
teman ibu, itu satu-satunya kesempatan yang ibu dapat setelah membujuknya
dengan berbagai cara. Itu tidak seperti sekolahmu yang dikumpulkan bersamasama, itu benar-benar sekolah. Disana menggunakan sistem kredit, jadi kamu hanya
butuh setengah tahun untuk memenuhi syarat kelulusan. Dengan begitu, kamu bisa
melanjutkan ke Universitas di bulan September.
Asuna menatap Kyouko dengan tercengang, meletakkan PC Tablet di atas meja dan
mengangkat tangan kirinya untuk menghentikan ibunya yang semakin lama semakin
bersemangat.
Tunggu, tunggu sebentar. Aku benar-benar merasa terganggu ibu memutuskan ini
sepihak. Aku benar-benar menyukai sekolahku sekarang. Banyak guru-guru yang
bagus di sana, aku bisa belajar dengan benar bila aku di sana. Tidak perlu harus
pindah.
Mendengar kata-kata itu, Kyouko menghela dengan tegas, menutup matanya,
memiringkan gelasnya yang berlingkar emas dan berdiri tegak. Tindakan ini adalah
tindakan khas Kyouko, dan merupakan teknik berbicara yang biasa dia gunakan
untuk membiarkan musuh-musuhnya mengetahui keunggulannya. Bahkan banyak
pria gemetar ketika dia melakukan tindakan ini di sofa ruang guru. Hingga suaminya
Shouzou berusaha menghindari pandangan Kyouko ketika di rumah.
... Ibu sudah menyelidiki dengan seksama.
Kyouko berbicara dengan nada dikdatis.
Tempat yang kamu datangi sekarang bahkan tidak bisa disebut sekolah.
Kurikulumnya berantakan dan standar pelajarannya sangat rendah. Guru-gurunya
Kawahara Reki
28
dikumpulkan bersama, tidak mungkin mereka punya sejarah mengajar yang layak.
Daripada fasilitas akademik, tempat itu lebih tepat disebut rumah sakit gila.
Itu... Pernyataan seperti itu...
Mereka membuatnya terlihat bagus dan menyebutnya fasilitas untuk mendidik
murid-murid yang tertinggal karena peristiwa itu, tapi kenyataanya, sekolah itu hanya
tempat untuk mengawasi semua anak-anak yang mungkin akan menimbulkan
masalah di masa depan. Fasilitas seperti itu penting untuk mereka yang telah
membunuh satu sama lain di dunia gila itu, tapi kamu tidak perlu kesana.
...
Asuna bahkan tidak mampu merespon perkataan yang sangat sepihak ini.
Sekolah yang ia ikuti sejak musim semi terakhir berada di Nishitokyo, dan sekolah
tersebut dibangun dengan benar-benar tergesa-gesa dalam waktu dua bulan
semenjak pengumuman proyek tersebut. Tujuannya adalah untuk membimbing
anak-anak yang pendidikannya tertinggal selama 2 tahun akibat terjebak dalam
game kematian Sword Art Online. Semua pemain SAO yang berusia dibawah 18
tahun memiliki izin masuk bebas, dan bila lulus kamu dapat mendaftar ujian masuk
universitas. Perlakuan terlalu baik tersebut menerima kecaman untuk sementara.
Akan tetapi, Asuna sendiri mengerti ketika ia mengikuti sekolah tersebut bahwa hal
tersebut bukanlah keuntungan sederhana semata. Semua murid-murid diwajibkan
mengikuti konsultasi satu kali dalam seminggu, dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang secara jelas merupakan tes untuk perilaku anti-sosial. Berdasarkan
jawabanmu, kemungkinan kamu dapat dikirim kembali ke rumah sakit untuk
didiagnosa bahkan diminta untuk meminum obat. Jadi pernyataan Kyouko bahwa
tempat tersebut adalah Rumah Sakit Jiwa tidaklah tanpa alasan.
Meskipun begitu, Asuna menyukai sekolah itu. Tidak peduli apa yang pemerintah
dan kementrian pikirkan, guru-gurunya adalah mereka yang secara sukarela dan
tanpa pamrih menghadapi murid-muridnya. Tidak perlu untuk murid-murid dengan
sengaja menyembunyikan masa lalu mereka, dan lebih penting lagi dia dapat
berkumpul bersama teman-teman dekatnya. Dengan Lisbeth, Silica, beberapa
rekan-rekannya di baris depan, dan tentu saja - Kirito.
Asuna menggenggam erat garpunya dan menggigit bibirnya, dan berusaha melawan
gejolak dalam hatinya untuk menceritakan kepada ibunya segalanya dari awal
hingga akhir.
Dia melawan gejolak untuk memberitahu ibunya: Aku adalah salah satu dari orangorang yang telah membunuh satu sama lain seperti yang ibunya sebutkan. Aku
telah hidup dengan membunuh dengan pedangku setiap hari, dan aku tidak merasa
sedikitpun penyesalan dari hari-hari itu.
Kyouko melanjutkan pembicaraannya, tidak menyadari perjuangan di hati Asuna.
Kawahara Reki
29
Apabila kamu mengikuti tempat seperti itu, kamu tidak akan bisa melanjutkan ke
universitas dengan baik. Pikirkan baik-baik, kamu sudah berumur delapan belas
tahun. Tetapi, dimana kamu saat ini, kamu tidak tahu kapan kamu akan bisa
melanjutkan ke universitas. Kamu harus pergi ke pusat pemeriksaan untuk
pemeriksaan minggu depan. Apa kamu tidak khawatir sama sekali?
Hal seperti melanjutkan ke universitas... Tidak ada masalah kan kalau masuk
beberapa tahun berikutnya. Lagi pula, melanjutkan ke universitas bukan hanya satusatunya jalan hidup...
Tidak.
Kyouko menolak dengan dingin kata-kata Asuna.
Kamu punya kemampuan. Kamu tahu bagaimana sulitnya yang harus ibu lalui
untuk menarik keluar kemampuan itu. Tapi kamu sia-siakan dua tahun di game aneh
itu... Ibu tidak akan mengatakan ini kalau kamu hanya anak biasa. Akan tetapi, kamu
tidak seperti itu. Tidak menggunakan bakatmu sepenuhnya dan membiarkannya
membusuk adalah sebuah dosa. Kamu punya kualifikasi dan kemampuan untuk
pergi ke universitas sempurna dan mendapatkan pendidikan kelas atas. Maka kamu
harus melakukannya. Kamu bisa tetap di universitas dan terus belajar atau
menggunakan kemampuanmu untuk pemerintahan atau swasta, ibumu ini tidak
akan ikut campur sampai situ. Akan tetapi, ibu tidak akan mengijinkanmu untuk
menyerahkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi.
Aku tidak punya hal seperti bakat alami.
Akhirnya Asuna dapat menyela selama pidato panjang Kyouko.
Jalan hidup seseorang harus ditentukan dirinya sendiri, iya kan? Di masa lalu, aku
juga berpikir melanjutkan ke universitas yang bagus dan mendapatkan pekerjaan
yang baik adalah segalanya dalam hidup. Tetapi, aku sudah berubah. Meskipun aku
tidak bisa menjawabnya sekarang, aku yakin aku akan menemukan sesuatu yang
ingin aku lakukan. Aku ingin tetap di sekolah yang sekarang untuk tahun berikutnya
dan mencari tahu apa yang aku inginkan.
Itu hanya membatasi pilihanmu. Tidak peduli berapa tahun kamu di tempat seperti
itu, tidak akan ada jalan yang bisa kamu pilih. Akan berbeda kalau kamu pindah
sekolah. Universitas di atasnya juga terkenal, jadi kalau kamu dapat hasil yang baik
disana, kamu bisa pindah ke universitas tempat ibu. Dengar baik-baik, Asuna. Ibu
tidak ingin kamu berjalan di jalan yang salah. Ibu ingin kamu punya karir yang bisa
kamu banggakan ke siapapun.
Karirku... Jadi, bagaimana dengan orang yang dikenalkan kepadaku bulan Januari
kemarin? ...Meskipun aku tidak mengerti apa yang ia bicarakan, orang itu bicara
seperti dia sudah jadi tunanganku. Bukannya ibu yang membatasi hidupku?
Asuna tidak mampu lagi meredam getaran di suaranya. Meskipun dia mengerahkan
semua kekuatannya di tatapannya. Kyouko dengan tenang meminum dari gelasnya.
Kawahara Reki
30
Pernikahan adalah bagian dari karirmu. Apabila kamu tidak menikahi seseorang
yang bebas secara materiil, kamu akan menyesalinya di beberapa tahun kemudian.
Hal-hal yang kamu katakan ingin lakukan menjadi mustahil. Pada aspek tersebut,
Yuuya sangatlah sempurna. Akhir-akhir ini, bank lokal yang dijalankan oleh keluarga
kita lebih meyakinkan daripada bank besar dengan persaingan konstan antar
golongan. Ibu juga sangat menyukai Yuuya. Bukankah dia anak yang terus-terang?
... Sepertinya ibu tidak belajar sama sekali. Yang memulai insiden yang
menyebabkanku dan banyak orang lain menderita dan membuat RECTO berada
pada krisis finansial, bukannya dia Sugou Nobuyuki yang dipilih ibu?
Diam kamu.
Roman muka Kyouko berubah, dan dia mengibaskan tangan kirinya seperti hendak
mengusir serangga yang mengganggunya.
Aku tidak ingin dengar lagi tentang orang itu... Awalnya, yang sangat menyayangi
dan ingin mengadopsinya menjadi putranya adalah ayahmu. Dari awal, dia memang
tidak pernah ahli dalam menilai orang lain. Tidak jadi masalah, meskipun Yuuya
tidak begitu mengesankan, dengan begitu kita bisa tenang menerimanya.
Memang betul, ayah Asuna, Shozou tidak pernah memperhatikan orang-orang yang
berada di sekitarnya. Dia mengabdikan seluruh tenaganya untuk menjalankan
perusahaan, bahkan setelah dia menyerahkan jabatannya sebagai CEO, dia tetap
mengabaikan keluarganya demi mengatur kerjasama dengan penanam modal asing.
Shozou sendiri mengatakan ia sangat menggagumi cita-cita, kemampuan Sugou
untuk mengembangkan dan memanage, dan semuanya terjadi karena
ketidakmampuannya bahwa dia tidak menyadari kepribadian sebenarnya dari
Sugou.
Akan tetapi, Asuna mengerti salah satu alasan Sugou Nobuyuki menjadi makin
agresif sejak sekolah menengah pertamanya dikarenakan desakan kuat dari orangorang disekitarnya. Terlebih, sebagian kecil dari desakan itu pasti berasal dari katakata Kyouko.
Asuna menelan kembali keluhannya dan dengan kaku berkata.
Bagaimanapun juga, aku sama sekali tidak mau berhubungan dengan orang itu.
Aku akan memilih sendiri pasangan hidupku.
Tidak apa-apa, selama dia cocok denganmu, siapapun yang terkenal tidak
masalah. Tetapi, aku katakan ini lebih dulu, anak seperti itu murid dari fasilitas
seperti itu tidak termasuk.
...
Dari kalimat itu, dia merasakan Kyouko dengan pasti menunjuk orang tersebut,
sekali lagi Asuna tercengang.
Kawahara Reki
31
Kawahara Reki
32
Kawahara Reki
33
Kawahara Reki
34
Akan tetapi, dilihat dari luar, apa bedanya dia dengan sebelum datang ke dunia itu?
Dia masih bersikap seperti boneka dan menunjukkan senyum palsu di hadapan
saudara-saudaranya, dia tidak mampu menolak jalan yang dipaksakan orangtuanya.
Bila ia mampu percaya pada dirinya sendiri di dunia virtual, lalu kenapa dia harus
kembali ke dunia nyata?
Kirito... Kirito.
Tanpa sadar, dia mulai memanggil nama itu berulang kali.
Kirito Kirigaya Kazuto, mampu tetap mempertahankan tekad kuat yang ia dapat di
SAO bahkan setelah kembali ke dunia nyata selama lebih dari setahun. Seharusnya
dia juga menghadapi tekanan yang begitu kuat, namun dia tidak pernah
menunjukkan hal itu di wajahnya.
Di masa lalu, ketika ia menanyakan Kirito apa yang ia ingin capai di masa depan,
dengan malu-malu Kirito tersenyum dan menjawab dia ingin menjadi seorang
produser daripada hanya sebagai seorang pemain. Terlebih lagi, bukan sesuatu
seperti software untuk game, dia ingin mengganti teknologi FullDive saat ini yang
begitu constraint-ridden dan memproduksi tampilan yang lebih akrab antara mesinmanusia. Untuk mencapainya, ia telah mengunjungi forum-forum luar negeri, belajar
dengan aktif dan bertukar pendapat.
Asuna merasa Kirito akan berusaha menggapai tujuan itu tanpa keraguan. Bila
memungkinkan, dia ingin berada di sisinya dan bersama mengejar mimpi yang
sama. Secara teliti dia mencari tahu apa yang harus dia pelajari dan berharap
mereka dapat melanjutkan di sekolah yang sama pada tahun berikutnya. Akan
tetapi, sepertinya jalan itu telah terputus. Pada akhirnya dia tidak dapat
menahannya, perasaan lemah menyerang Asuna.
Kirito-kun...
Dia berharap dapat langsung bertemu dengannya. Meski bukan di dunia nyata, dia
ingin sendiri bersamanya di rumah itu, menangis mengungkapkan seluruh isi hatinya
dan menceritakan segalanya. Namun, dia tidak bisa. Pemikiran bahwa yang Kirito
cintai bukanlah Yuuki Asuna yang lemah, melainkan salah seorang pejuang terkuat
Asuna The Flash, menjadi belenggu berat dan menghantui dirinya.
Asuna... sangatlah kuat... Jauh lebih kuat dariku...
Dia teringat kata-kata yang Kirito bisikkan di dunia itu. Asuna mungkin akan menarik
dirinya dari hati Kirito bila dia menunjukkan kelemahan.
Hal itu terlalu menyeramkan. Asuna berbaring, dan tanpa sadar tertidur sebentar.
Dia melihat dirinya dengan sarung pedang berhiaskan perak tergantung di
pinggangnya, bergandengan dengan Kirito, berjalan di suatu tempat dengan sinar
matahari menembus pepohonan. Akan tetapi, Asuna yang lain terkunci di tempat
yang gelap, hanya mampu memandang dengan diam kebahagiaan mereka berdua.
Kawahara Reki
35
Di dalam mimpi manis namun menyedihkan tersebut, Asuna sangat berharap dia
kembali ke dunia tersebut.
Kawahara Reki
36
BAB 3
Lantai 24 Aincrad adalah lantai limnetik yang hampir seluruhnya terisi oleh air.
Corak-nya sangat mirip dengan kota danau yang belum dirilis Salemburg di lantai
61, tempat dimana Asuna pernah tinggal.
Blok utamanya bernama Panareze. Terdesain sebagai pulau buatan manusia di
tengah danau besar, terhubung dengan pulau-pulau kecil yang tak terhitung
banyaknya melalui jembatan melayang tersebar ke semua arah.
Asuna terkesima pada Panareze yang begitu meriah dari seberang danau, dan
menyandarkan kepalanya di pundak Kirito.
Mereka berdua saat ini sedang duduk di pesisir selatan pada pulau kecil di sedikit
arah utara dari blok utama. Pohon besar di belakang mereka bertunas, ombak kecil
menyapu kaki mereka. Angin hangat berhembus di sekitar danau meskipun saat ini
sedang musim dingin, dan rumput di sekitar bergemerisik lembut.
Hei, apa kamu masih ingat? Saat pertama kali kamu datang ke rumahku. Dia
mengangkat wajahnya dan bertanya, Kirito membalas dengan senyum lemah.
Bukannya aku sombong, tapi aku cukup percaya diri kalau aku punya ingatan yang
buruk
Eh
Tapi, aku masih teringat jelas waktu itu.
... Sungguh?
Tentu saja. Waktu itu, aku mendapatkan bahan makanan yang super langka, dan
Asuna membuatnya menjadi stew. Ah... Daging itu begitu lezat... Sampai sekarang,
aku masih sering membayangkannya.
Benar-benar deh! Hal yang kamu ingat cuman makan!
Asuna mengeluh dan memukul dada Kirito, namun terdapat gambaran senyuman
pada kata-katanya.
...Well, aku juga masih sering membayangkannya.
Apa, kamu tidak boleh memprotes orang lain donk... Hei, stew itu, apa mungkin
untuk dibuat ulang di dunia nyata?
Uh~huh... Pada dasarnya itu mirip dengan daging ayam, mungkin kalau aku
membuat saus-nya... Tapi tetap saja, mungkin lebih baik kalau itu tersimpan dalam
kenangan kita. Masakan yang tidak akan pernah kamu rasakan lagi, bukannya itu
lebih baik?
Kawahara Reki
37
Kawahara Reki
38
Untuk saat ini sudah banyak orang yang lebih kuat dariku. Well, bahkan dari antara
mereka, Pedang Absolut termasuk spesial.
Ngomong-ngomong, Lyfa bilang kalau kamu mengatakan sesuatu saat
pertarungan. Apa itu?
Ah tentang itu, ada sesuatu yang membuatku sedikit penasaran...
Apa itu?
Ini dan itu..
Asuna menyadari dengan teliti kecemasan di wajah Kirito. Asuna menjadi lebih dan
lebih bingung, lalu berkedip.
Tidak peduli betapa kuatnya pemain yang dipanggil Pedang Absolut, ini bukanlah
SAO. Meskipun kamu tidak menyerah dan kehilangan seluruh HP-mu, kamu bisa
hidup kembali saat itu juga selama ada seseorang yang menggunakan ressurection
spell / mantra menghidupkan. Bahkan meski kamu kehilangan seluruh experience
dikarenakan death penalty / penalti kematian, kamu hanya perlu melakukan hunt
untuk beberapa jam untuk mendapatkannya kembali.
Akan tetapi, dengan suara pelan Kirito mengatakan hal yang tidak Asuna perkirakan.
Aku bertanya pada orang itu Kamu benar-benar penghuni dunia ini kan?
Jawabannya hanyalah senyum ringan dan skill charge yang sungguh cepat dan
brutal. Kecepatan itu... melampaui batas...
...Boleh dibilang, pemain yang sangat kecanduan?
Asuna memiringkan kepalanya dan bertanya, menjawab pertanyaannya, dengan
segera Kirito menggelengkan kepalanya.
Bukan, aku tidak menunjuk pada dunia VRMMO, aku berbicara tentang seluruh
The Seed server, bukan itu juga salah. Boleh kubilang, itu adalah produk dari
lingkungan hasil ciptaan full diving... Itulah apa yang aku rasakan.
Apa... maksudnya itu...?
Lebih baik tidak membuat kesan awal terlalu cepat. Aku ingin kamu
merasakannya sendiri. Aku pikir kamu akan mengerti kalau kamu melawannya.
Sembari Asuna mengedipkan matanya ketika Kirito mengelus kepalanya, suara
orang-orang yang mendarat terus terdengar dari pohon di belakang mereka. Lalu,
mereka mendengar suara keras.
Sedikit saja aku mengalihkan pandanganku dan kalian sudah kabur ke tempat
seperti ini.
Kawahara Reki
39
40
dipadu dengan pujian dan riuh. Mendengar itu, Asuna menyipitkan matanya dan
melihat seolah untuk memastikan pemenangnya.
Di dalam pancaran sinar matahari yang membekas di antara cabang-cabang
pepohonan, sebuah siluet pemain berputar turun.
Pedang Absolut lebih kecil dari yang dia bayangkan. Dari namanya, Asuna
membayangkan dia akan seperti pria besar dengan otot-otot yang membengkak,
namun Pedang Absolut bisa dibilang cukup kurus. Detailnya makin terlihat sembari
Pedang Absolut turun perlahan berselimutkan cahaya.
Warna kulitnya putih susu dengan sedikit gambaran warna ungu, karakteristik unik
dari Imp. Rambut panjangnya yang hitam-keunguan terlihat begitu berkilauan dan
indah. Obsidian Armor yang melindungi dadanya sedikit menonjol, blus dan dress
dibawahnya berwarna ungu biru-botol. Pada pinggangnya tergantung sarung hitam
tipis.
Di hadapan pandangan tercengang Asuna, swordswoman tak terkalahkan Pedang
Absolut dengan cepat berputar dan mendarat ringan dan anggun. Lalu dia
mengangkat ujung roknya, meletakkan tangan di depan dadanya dan membungkuk
layaknya seorang aktris. Di saat yang sama, lelaki di sekitarnya bersiul dan
bersorak.
Pedang Absolut mengangguk perlahan dan berdiri, wajahnya dipenuhi senyuman
dan dengan polos membuat tanda V. Dia jelas lebih pendek dari Asuna. Terdapang
lesung pipit wajahnya yang kecil, hidung yang agak ke atas serta matanya yang
besar dan bersinar seperti kilau Amethyst.
Asuna belum tersadar dari keheranannya, menyentuh abdomen Lisbeth dengan
siku-nya.
...Hei, Liz.
Ada apa?
Pedang Absolut seorang gadis?
Uh-huh, apa aku tidak bilang sebelumnya?
Tidak, kamu tidak bilang! ...Ah, apa mungkin...
Sekarang dia memandang sekilas wajah Kirito yang berdiri di sisinya yang lain.
Alasan Kirito kalah...
Tidak, bukan itu.
Kirito menggelengkan kepalanya dengan serius dan berkata
Kawahara Reki
41
Aku tidak meremehkannya karena dia seorang gadis. Aku sudah bertarung dengan
serius. Sungguh... Paling tidak sampai pertengahan.
Siapa tahu?
Asuna berputar menjauh darinya dengan kesal.
Saat itu sang Salamander bangkit berdiri, tersenyum meskipun dia kalah dan
menjabat tangan Pedang Absolut sebelum berbalik arah dan kembali ke sudut
penonton. Gadis yang mengenakan bando merah pada rambutnya yang hitam
menggunakan sihir penyembuhan level terendah pada dirinya sendiri dan
memandang sekitar.
"Lalu, penantang berikutnya, apakah ada?"
Suaranya pun adalah suara gadis muda yang tinggi dan memikat. Nada suaranya
terdengar cemerlang dan tidak berdosa, membuatnya sulit untuk
menghubungkannya sebagai seorang pejuang yang berpengalaman.
ALO tidak mendukung pergantian jenis kelamin, maka pemain itu pastilah
perempuan, namun tubuh virtual yang terbentuk secara acak tidak merefleksikan
umur dan fisik seseorang. Meskipun begitu, sikap nyata dari Pedang Absolut
membuat orang lain percaya bahwa itulah umur dan penampilan aslinya.
'Kenapa kamu tidak pergi', 'Tidak mungkin, aku akan terbunuh dalam beberapa
detik', percakapan seperti ini terus berdatangan dari sekitar, namun tidak
seorangpun yang berani. Saat ini giliran Lisbeth yang menyikut perut Asuna.
"Hei, majulah"
"Tidak... Sebentar, aku harus menemukan temponya dulu..."
"Kamu bisa menemukannya dalam satu babak dengan anak itu. Sekarang, maju
cepat!"
"Wah."
Gedebuk, punggungnya didorong, dan Asuna terjatuh ke depan beberapa langkah.
Dengan segera ia mengembangkan sayapnya untuk mencegahnya terjatuh, bangkit
tegak berdiri dan menemukan dirinya bertatap muka dengan sang gadis dengan
nama sebutan Pedang Absolut.
"Nona, mau mencoba?"
Tersenyum dengan kejang, Asuna tidak bisa melakukan apapun kecuali,
"Soal itu... Well, aku siap."
Kawahara Reki
42
43
Pedang Absolut segera menyetujuinya, dan melipat kembali sayap khas yang
seperti bayangan pada punggungnya. Warna sayapnya yang berbentuk seperti
sayap kelelawar seketika berpudar dan menjadi hampir tidak kelihatan. Dalam waktu
bersamaan, Asuna juga menggunakan perintah untuk menghilangkan sayapnya:
kedua tulang belikatnya merapat sepenuhnya dan tetap disana selama dua detik.
Suara gemerincing terdengar dari belakangnya, dan dia mengetahui bahwa
sayapnya telah menghilang.
Asuna kurang lebih sudah menguasai Voluntary Flight tanpa joystick di hari
pertamanya di ALO sebagai pemain normal, dan sekarang teknik udaranya tidak
lebih buruk dari veteran-veteran yang sudah bermain semenjak sebelum patch
Aincrad.
Meskipun begitu, seperti yang diharapkan, pergerakan yang menyebar ke seluruh
tubuhnya selama 2 tahun pertarungan di SAO tidak melemah sedikitpun.
Sebenarnya, pertarungan di darat cukup sulit. Menggerakkan jari kakinya, dia
merasakan kerasnya daratan yang berasal dari bawah sepatu botnya.
Selanjutnya, Asuna memastikan Multicolor Pointer dari gadis yang dikenal
sebagai Pedang Absolut.
Jendela kecil ini secara otomatis muncul di dekat orang yang kamu fokuskan. Selain
menampilkan nama target, HP, MP, dan ikon kecil untuk buff dan debuff, warna
jendela juga menunjukkan hubunganmu dengan si target. Kondisi seperti ras yang
sama, ras netral, ras musuh, teman, guild, party, dan yang lainnya akan merubah
warnanya, karena itulah disebut sebagai multicolor pointer / pointer multiwarna.
Namun, karena inilah pertama kalinya Asuna dan gadis itu bertemu, namanya tidak
akan tertampil, dan tidak ada apapun diatas HP bar-nya. Secara komparatif, di
bagian kirinya terdapat ikon kecil. Yang dikenal sebagai Guild Emblem. Seperti
tersirat dari namanya, berarti orang tersebut tergabung dalam sebuah guild. Emblem
dapat diedit dengan bebas, emblem gadis tersebut terlihat begitu lucu dengan hati
merah muda dan dua sayap mengembang di sisinya. Asuna sendiri bukanlah bagian
dari guild manapun, maka tidak ada emblem di pointernya. Beberapa kali, dia dan
teman-temannya mengatakan untuk membentuk sebuah guild, tapi untuk alasan
tertentu tetap saja tertinggal seperti itu.
Gadis itu mungkin juga sedang memandang pointer Asuna, setelah terfokus sedikit
jauh dari Asuna sekali lagi dia memandang langsung dirinya dengan mata ungunya
yang indah. Dia tersenyum, melambaikan tangan kanannya dan dengan mahirnya
mengatur jendela sistem yang muncul. Setelah itu, permintaan untuk duel muncul di
pandangan Asuna disertai dengan efek suara yang menggerakkan hati. Baris
atasnya tertulis
Yuuki menantangmu.
, dibaca Yuuki, mungkin adalah nama karakter gadis itu. Imut namun
mengesankan, nama yang sangat cocok untuk dirinya.
Kawahara Reki
44
Seperti di SAO terdapat 3 mode pilihan di bagian bawah jendela menu. Dimulai dari
yang paling atas, yaitu First Strike Mode, Half Loss Mode dan Total Loss
Mode. Di Aincrad sebelumnya, pada dasarnya semua duel dilakukan dalam first
strike mode (mode pukulan pertama). Tentu saja tidak mungkin kehilangan seluruh
HP, bahkan di dalam half loss mode (mode kekalahan sebagian), sangat mungkin
mengurangi HP seseorang menjadi zona bahaya apabila serangan penentunya
berupa serangan kritikal.
Kawahara Reki
45
Kawahara Reki
46
Namun untuk saat ini, jelas sekali pilihannya adalah total loss mode (mode
kekalahan total)
Merasakan perubahan waktu di sudut pikirannya, Asuna meng-klik OK. Nama
Yuuki muncul di pointer multiwarna gadis tersebut. Di saat yang bersamaan,
pointer yang sedang dilihatnya juga akan menampilkan nama Asuna.
Jendela menu duel menghilang secara otomatis, digantikan dengan timer selama 10
detik. Asuna dan sang gadis Pedang Absolut Yuuki menghunus pedang
mereka bersamaan, *ka-chink*, dua suara jernih saling bertautan.
Senjata Pedang Absolut adalah pedang lurus satu tangan dengan dua mata. Terlihat
tembus cahaya dengan corak obsidian hitam seperti armor-nya. Menilai dari sinar
dan detailnya, level senjata tersebut kurang lebih sama dengan rapier Asuna. Boleh
dikatakan, kemungkinan pedang tersebut tidak mempunyai efek tambahan unik dan
langka, senjata legenda.
Yuuki memposisikan pedangnya di depan pinggangnya, dan secara alami
merendahkan tubuhnya. Sementara, Asuna meletakkan tangan kanannya di sisi
tubuhnya, rapier-nya tergenggam hampir tegak lurus. Dalam saat yang bersamaan,
sorak sorai di sekitarnya menghilang seperti tersapu ombak.
Sementara dia menghisap dan menghembuskan nafas dalam-dalam, hitungan di
timer mencapai angka nol.
Dalam sekejap kataDUEL tersiar, Asuna mengentakkan kaki dari tanah dengan
seluruh tenaganya. Memperpendek jarak sekitar 7 meter dalam sekejap, dia
memutar tubuhnya ke kanan.
"Ha!"
Diiringi teriakan tersebut, tangan kanan Asuna menusuk layaknya sebuah panah.
Tusukan tersebut dipenuhi putaran dan kelembaman menghasilkan dua kali
serangan sedikit ke kiri dari pusat tubuh Pedang Absolut, dan tusukan lain dengan
mahir ke sebelah kanannya beberapa saat kemudian. Itu hanyalah sebuah skill
reguler dan bukanlah sword skill, meskipun tidak cepat, namun bidikannya lebih
terarah. Apabila dia menghindari dua tusukan pertama, dia tidak akan bisa
menghindari yang berikutnya.
Seperti yang Asuna perkirakan, tubuh Yuuki bergerak sedikit ke kanan untuk
menghindari dua serangan pertama. Ketika gerakannya terhenti, Asuna memasuki
zona serangan untuk serangan ketiga
Namun, saat ujung rapier hendak mengenai armor dadanya, tangan kanan Yuuki
bergerak secara tidak jelas. Dalam waktu yang sama, percikan muncul di sisi kanan
rapier Asuna, dan arah tusukannya sedikit bergeser.
Kawahara Reki
47
48
semestinya diberikan. Bahkan Kirito pun tidak mampu dengan sukses menangkis
tusukan sepenuh tenaga Asuna sekalipun.
Sekali lagi Asuna menghisap napas dalam-dalam dan menahannya. Ia memang
benar-benar musuh yang mengerikan, tapi menyerah hanya dalam satu ronde
akanlah memalukan.
Tak diduga, suara bergaung di dalam telinganya.
Pedang apa. Hal seperti itu, ini hanyalah sebuah permainan...
Asuna menggertakkan giginya dan membuang jauh suara dalam pikirannya. Dunia
ini sudah menjadi dunia nyata, pertarungan di tempat ini adalah pertarungan
sebenarnya. Dia harus menganggapnya seperti itu.
Sembari memacu dirinya, Asuna menggoncang rapiernya, mengangkatnya ke
pundak kanannya dan siap menghadapi lawannya.
Kalau skill normal tidak bisa, maka dia harus bersiap menghadapi resiko
menggunakan sword skill mulai sekarang. Namun sword skill mempunyai recovery
time, apabila semua serangannya berhasil dihindari, dia pasti akan menerima
serangan balasan yang fatal. Dia harus memikirkan cara untuk menghancurkan
postur lawannya dan menghasilkan situasi dimana serangannya pasti mengenainya.
Asuna mengepalkan tangan kirinya.
Sekali lagi dia mengentakkan kaki dari tanah dan melompat, kali ini pikirannya begitu
jernih. Sesuatu yang jarang dia rasakan selama pertarungan di dunia ALO, perasaan
ketika kegelisahannya terbakar dan pemikirannya dipercepat, meliputi dirinya.
Kali ini, Pedang Absolut juga melompat ke depan. Senyum di sudut bibirnya
terhapus dan cahaya bersinar di mata amethist-nya.
Pedang obsidiannya datang meraung secara diagonal dari kanan atas, Asuna
mendorongnya menjauh ke kiri. Tumbukan melengkung datang dari tangan
kanannya beserta percikan dan suara metalik. Menggunakan pedangnya yang
tertangkis, Pedang Absolut dengan cepat kembali mengayunkanya seolah dia tidak
merasakan berat dari senjatanya, dia menyerang lagi dan lagi. Kecepatannya begitu
tinggi sehingga sangat mustahil untuk bereaksi ketika kamu melihat serangannya.
Memfokuskan seluruh pandangan pada lawannya, Asuna memprediksi arah
serangan selanjutnya dari gerakannya dengan menangkis atau menghindarinya.
Adakalanya pedang mereka bertemu dan menggores tubuh satu dengan yang lain,
menyebabkan kedua HP mereka berkurang sedikit, namun tidak ada satupun
serangan bersih.
Mengayunkan pedangnya dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba Asuna merasa
khawatir.
Memang betul, serangan dan kecepatan reaksi Yuuki sang Pedang Absolut sungguh
mengerikan. Menilai hanya dari kecepatannya saja, dia mungkin diatas Kirito.
Kawahara Reki
49
Meskipun begitu alasan Asuna mampu bertahan hingga saat ini bukan hanya karena
banyaknya pengalaman bertarung yang dia alami di SAO, tetapi juga karena
serangan lawannya terlalu biasa. Mulai dari awal hingga akhir, dia tidak
menggunakan satupun tipuan, yang bisa merusak irama pertarungan dalam
seketika.
Asuna merasakan bahwa, mungkin, Yuuki tidak memiliki begitu banyak pengalaman
melawan pemain lain. Kalau seperti itu, meskipun hanya sekilas, dia memiliki
kesempatan untuk menang apabila dia mengejutkannya.
Memasuki celah diantara kombo tiga hit yang berdatangan dari kanan atas, kiri atas,
dan sisi kirinya, tanpa ampun Asuna mendekati bagian dada Pedang Absolut.
Keduanya hampir menempel antara satu dengan yang lain. Dengan begitu, tidak
ada satupun dari mereka yang dapat menghindari serangan dengan pergerakan
kaki.
Asuna membungkuk begitu dalam, rapier di tangannya terarah tepat ke pusat dari
tubuh lawannya, dan tanpa ragu menusuk ke depan
Pedang Absolut merespon, dan menangkis rapier itu dari bawahSaat itu juga, tiba-tiba Asuna menarik kembali tangan kanannya, dan di saat yang
sama, mengepalkan tangan kirinya dan memukul sisi kanan Pedang Absolut. Ini
adalah skill Boxing yang dia pelajari ketika dia mengunjungi tempat latihan dari
ibukota Gnome yang berada sangat jauh. Meskipun serangan tidak memiliki
kekuatan lebih karena dia tidak mengenakan senjata tipe knuckle, serangan itu
menyebabkan sentakan yang tidak mungkin dihasilkan bila tidak menggunakan skill.
Dong, tumbukan datang dari tangan kirinya, Pedang Absolut membelalakkan
matanya dalam keterkejutan. Ini adalah peluang pertama dan terakhirnya. Asuna
tidak ragu dan mengaktifkan empat-hit sword skill Quadruple Pain.
Rapier Asuna bersinar merah terang dan disaat yang sama tangan kanannya
terkontrol oleh sistem, memecah udara layaknya kilat.
Asuna yakin serangannya akan masuk. Kuda-kuda dari lawannya sudah goyah dan
tidak mungkin untuk menghindarinya dalam hal jarak.
Namun, membiarkan sistem mempercepat gerakan tangan kanannya, Asuna melihat
wajah Pedang Absolut, dan sekali lagi gemetar memenuhi seluruh tubuhnya.
Meskipun mata Pedang Absolut terbuka lebar, tidak ada sedikitpun kepanikan
terpancar di mata ungunya. Kedua matanya terfokus pada ujung dari rapier.
Dia mampu melihat tusukan ini-?
Seketika juga pikiran ini terlintas di benak Asuna, tangan Pedang Absolut bersinar.
Seperti pedang yang diletakkan di roda pengasah, suara kikisan keras terdengar
empat kali terus menerus. Empat-hit kombo Asuna secara akurat berhasil
Kawahara Reki
50
ditangkisnya, bawah, kiri dan kanan, tidak satupun mengenainya. Asuna hanya
dapat melihat bayangan tipis yang seperti tinta tersisa di pedang milik Pedang
Absolut.
Hit-nya yang terakhir berhasil ditangkis, Asuna membeku dalam posisi tangan
kanannya teregang ke depan untuk sepersepuluh detik - waktu recovery tanpa
harapan ini mengambil alih tubuh Asuna. Pedang Absolut tidak membuang-buang
kesempatan ini.
Dengan suara klang, dia menarik kembali pedang obsidiannya, pedang itu
memancarkan sinar ungu.
Sebuah counterattack-sword skill!
"Aaah!"
Untuk pertama kalinya dalam pertarungan itu, Yuuki mengeluarkan teriakan penuh
semangat yang mengaggumkan. Lalu dia menusuk dengan kecepatan yang akan
sangat sulit untuk dihindari meskipun Asuna sedang tidak dalam masa recovery skill,
langsung mengenai pundak kiri Asuna. Menebas langsung ke arah kanan bawah,
dia melakukan lima-hit kombo tanpa jeda. Semuanya tereksekusi dengan cantik dan
dengan cepat HP Asuna menjadi kuning. Dia tidak ingat skill pedang satu-tangan
seperti itu, maka tidak salah lagi itu adalah sebuah Original Sword Skill. Jadi dia
mampu menghasilkan lima-hit kombo secepat itu.
Kawahara Reki
51
Kawahara Reki
52
Ketika Asuna kebingungan dan memikirkan hal tersebut, cahaya dari pedang milik
Yuuki tidak menghilang dan dia mengangkatnya ke kiri-atas.
Ternyata tidak berakhir dalam lima kombo. Serangannya masih berlanjut. Akhirnya
terbebas dari waktu recovery dari skill-nya, Asuna memulihkan dirinya dan sekali lagi
bergetar ngeri.
Misalkan Yuuki menusuknya lima kali lagi, tidak salah lagi HP-nya akan habis. Akan
tetapi, itu sangatlah tidak mungkin untuk dihindari.
Daripada mencoba melarikan diri sia-sia dan terkena serangan dari belakang, lebih
baik untuk bertaruh pada sebuah kemungkinan kecil. Asuna meletakkan semua
energinya pada tangan kanannya dan sekali lagi mengaktifkan sword skill. Satusatunya OSS lima-hit yang berhasil ia buat, yang diberinya nama Starry Tear.
Cahaya biru dan merah saling bertautan. Mulai dari pundak kanan Asuna menuju
bagian kiri-bawah, ujung pedang Yuuki bertemu dengan hit sebelumnya dan
membuat sebuah salib.
Akan tetapi, rapier Asuna akhirnya mengenai Pedang Absolut. Menghasilkan puncak
dari bintang kecil, skill tusukan lima hit menembus armor hitamnya.
Mereka selesai bertukar lima hit, dan keheningan terjadi. Tidak satupun dari mereka
terjatuh.
HP Pedang Absolut berkurang lebih dari setengah dan berubah menjadi kuning.
Sementara bar HP Asuna memasuki zona merah, dan hanya tersisa sedikit lagi.
Pada awalnya, Asuna yang karakter datanya diwariskan dari SAO, memiliki HP yang
lebih tinggi dibandingkan pemain ALO. Sepuluh-hit kombo mengherankan itu
berhasil menghabisi hampir semuanya, kekuatan dari Pedang Absolut benar-benar
mengerikan, akan tetapi...
Tidak. Pedang Yuuki masih menghasilkan sinar berwarna ungu, sword skill-nya
belum berakhir.
Sekali lagi menarik pedangnya, dia mengarahkannya ke pusat tubuh Asuna, di titik
pertemua dari efek berbentuk salib.
Boleh dibilang, inikah OSS menakjubkan yang dipertaruhkan Pedang Absolut dalam
duel ini? Asuna menghela napas panjang.
Kekuatan dan kecepatan yang melampaui akal sehat, terlebih kecantikan yang
melampaui itu semua. Aku tidak menyesal bila kalah dari sword skill semacam ini.
Menyatakan ini di dalam hatinya, Asuna menunggu hit yang terakhir.
Tanpa ampun hit ke-sebelas datang- tapi berhenti tiba-tiba tepat sebelum
menembus Asuna. Sistem support yang dipaksa berhenti menghasilkan kilatan
cerah dan hentakan itu dilepaskan ke udara sekeliling, menyebabkan rumput
sekitarnya jatuh perlahan.
Kawahara Reki
53
"?!"
Di hadapan Asuna yang tercengang, Pedang Absolut meletakkan pedangnya dan
untuk beberapa alasan dengan segera berjalan ke arahnya. Dia menepuk bahu
Asuna dengan tangan kirinya, tersenyum cerah. Membuka bibirnya, dan dengan
penuh semangat berkata:
"Ya, sungguh luar biasa! Aku memilihmu!!"
"Ap...Eh...?"
Asuna sudah tidak mengerti sama sekali dan hanya bisa mengeluarkan suara yang
linglung.
"Bagaimana, itu... Bagaimana hit terakhir duel ini...?"
"Aku sudah cukup dengan bertarung seperti ini. Apa kamu mau melanjutkannya
sampai selesai?"
Mendengarkan dia berkata demikian sambil tersenyum, Asuna hanya bisa
menggelengkan kepalanya. Apapun yang terjadi, apabila Pedang Absolut tidak
menghentikan serangannya yang terakhir, pastilah HP Asuna berkurang sampai
habis.
"Aku terus, terus menerus mencari orang yang kuat. Kali ini aku berhasil
menemukannya! Hey nona, ada yang kamu lakukan setelah ini?"
"Well... uh. Tidak..."
"Maka, ikutlah denganku sebentar!"
Sang Pedang Absolut, Yuuki menyarungkan kembali pedang miliknya di sarungnya
yang berada di pinggang dengan bunyi denting dan dengan penuh semangat
mengulurkan tangan kanannya. Asuna juga menyarungkan pedangnya sejenak dan
dengan gelisah menggenggam tangannya.
Di saat yang bersamaan, Yuuki melebarkan punggungnya dan mengaktifkan
perintah untuk mengembangkan sayapnya. Sayap kelelawar yang tembus pandang
kembali muncul, mengangkat tubuhnya sedikit.
"Ah, iya."
Dengan segera Asuna mengulurkan kedua tulang belikatnya, memunculkan sayap
miliknya dan menghentakkan dirinya dari dasar. Yuuki tersenyum sekali lagi,
menggenggam tangan Asuna, berbalik dan dengan cepat terbang ke atas seperti
roket.
"Hei, Asuna, kamu pergi kemana?!"
Kawahara Reki
54
Menengok ke arah sumber suara tajam tersebut, Asuna melihat Lisbeth dengan
wajah yang terlihat setengah-kaget dan setengah-bingung, berteriak dengan tangan
di mulutnya. Lyfa, Silica dan juga Yui yang duduk di kepala Kirito semuanya tampak
tercengang, namun Spriggan berpakaian hitam itu hanya tersenyum tenang, seolaholah dia sudah memperkirakan perkembangan ini.
Disemangati oleh ekspresinya, Asuna tersenyum dan menarik napas dalam-dalam.
"Well, soal ini... Aku akan menghubungi kamu nanti!"
Setelah dia meneriakkan hal itu kepada Lisbeth, di depannya, sayap Yuuki
mengeluarkan cahaya ungu dan dia langsung memasuki ledakan kecepatan.
Dengan tangan kanannya yang sedang ditarik, dengan panik Asuna mengepakkan
sayap di punggungnya, mencoba mengikuti punggung dari swordswoman muda
misterius tersebut.
Pedang Absolut terbang langsung ke arah selatan melewati danau lantai 24 itu,
melalui sebuah lubang di batas Aincrad dan menuju ke luar tanpa keraguan.
"Uwah!"
Di saat yang bersamaan, awan tebal mengenai wajah Asuna. Mereka terus bergerak
maju di dalam ruang putih murni itu selama beberapa detik sebelum tiba-tiba
memotong lapisan awan, langit biru membentang tanpa batas di hadapan mereka.
Di sudut kanan bawah matanya, dia bisa melihat kerucut hijau terbentang saat
mereka menembus lapisan awan. Itu adalah puncak dari World Tree yang
menjulang di tengah Alfheim. Melihat di bawahnya, samar-samar dia dapat melihat
permukaan biru. Dilihat dari bentuk melingkar yang meraup keluar dari garis pantai,
sepertinya Aincrad terbang di atas Crescent Gulf di wilayah Undine.
Sembari Asuna bertanya-tanya kemanakah mereka akan pergi, Pedang Absolut
yang terbang dihadapannya tiba-tiba berbalik 90 derajat dan mulai terbang ke atas.
Memutar tubuhnya, Aincrad terlihat di hadapannya, bentuknya yang besar dan
berlekuk menjulang tinggi seperti tebing yang curam. Melewati seratus meter lantai
satu per satu, Pedang Absolut terus terbang semakin tinggi.
-Meskipun kamu bisa mengatakan seperti itu, kenyataanya kamu dapat bebas
masuk dan keluar dari Aincrad untuk lantai yang sudah diselesaikan. Batas luar dari
lantai yang belum diakses adalah zona tidak dapat diakses. Asuna sedikit khawatir
dan ingin bertanya kepadanya sekedar untuk mengkonfirmasi, namun tepat ketika
dia menarik napas dalam-dalam dan bersiap-siap untuk berteriak, sekali lagi sudut
penerbangan mereka berubah 90 derajat.
Sepertinya tujuan Pedang Absolut adalah di lantai 27. Jika Asuna ingat dengan
benar, itu adalah posisi garis depan saat ini. Melalui celah di dinding berlumut,
mereka terbang ke dalam dengan keras. Seketika itu juga, keadaan di sekitar
mereka menjadi gelap.
Kawahara Reki
55
Lantai ke-27 Aincrad adalah negara dengan kegelapan abadi. Ada bukaan sedikit di
bagian eksterior dan sinar matahari tidak bersinar bahkan saat siang hari. Sejumlah
besar stalaktit bergantung tidak merata dari langit-langit di dalam, dan di atasnya
terdapat permata prismatik besar di sana-sini, menghasilkan cahaya biru yang
buram. Dalam hal kesan, keadaain ini mirip dengan bawah tanah dari wilayah
Gnome di utara Alfheim.
Gadis imp itu, yang penglihatan pada malam harinya hampir sama baiknya dengan
ras Spriggan, menarik tangan Asuna dan terbang di antara stalaktit. Dari waktu ke
waktu, sekelompok Gargoyles datang ke hadapan mereka, tapi Yuuki tidak tertarik
untuk bertempur, dan dengan terampil terus menghindari jarak pandang mereka dan
terus terbang.
Setelah terbang ke jurang yang muncul dan meluncur perlahan-lahan selama satu
menit lebih, sebuah kota kecil mulai terlihat di bagian bawah dengan lembah yang
melingkar. Ini adalah kota lantai di 27 bernama Ronbaru.
Gang dan tangga secara kompleks saling silang-menyilang di kota ini, tampak
seolah-olah diukir dari blok batu dengan cahaya oranye bersinar di atasnya. Seperti
api unggun yang terbakar di malam yang dingin, terlihat begitu menenangkan.
Jejak cahaya biru muda dan ungu membentang dari Yuuki dan Asuna dalam
kegelapan saat mereka terbang dan secara perlahan mendarat di plaza melingkar di
pusat kota.
BGM tenang yang menandakan bahwa mereka telah memasuki kota itu terdengar di
telinganya, dan sedikit aroma daging panggang yang tercium menggelitik hidungnya
- ketika Asuna berpikir tentang hal itu, dia mendarat di lantai batu dengan perlahan.
Asuna mngatur napasnya dan melihat sekeliling. Ronbaru adalah kota night elf,
myesuaikan setting tersebut tidak ada satupun bangunan besar. Sebuah workshop
kecil, toko dan penginapan terbuat dari batu cyan terhubung dengan rapat. Di bawah
cahaya oranye, pemandangan ini memiliki keindahan seperti-fantasi dan keramaian
festival malam.
Selama di SAO, bahkan ketika mereka sedang menyelesaikan lantai, orang-orang
berkumpul di kota ini hanya untuk sementara waktu dikarenakan ada tidak ada
fasilitas penting di sini. Asuna juga ingat hanya tinggal di kota ini selama beberapa
hari saja. Tetapi sekarang, karena ini adalah garis depan, banyak pemain dengan
bangga berjalan di sekitar, suara gemericing berasal dari baju besi mereka. Orangorang tampaknya membawa emosi temperamen dan atmosfer yang tajam dari
seorang pejuang. Melihat itu, perasaan rindu bercampur dengan kepahitan
melayang ke dalam hati Asuna.
Untuk mendapatkan rumah kayunya, Asuna berada di garis depan terus menerus
sampai mereka telah menyelesaikan lantai 22, tapi dia hampir tidak pernah
berpartisipasi dalam pertarungan boss setelah itu. Dia merasa bahwa kegembiraan
memasuki kota baru harus diberikan kepada para petualang dari Aincrad yang
Kawahara Reki
56
baru untuk dinikmati. Selain itu, ingatannya di garis depan tidak semuanya
menyenangkan.
Setelah menutup matanya dan dengan perlahan menggelengkan kepalanya untuk
membuang semua sentimennya, Asuna memandang ke arah Pedang Absolut yang
berdiri di sampingnya.
"...Hei, kenapa kamu membawaku ke sini? Apa ada sesuatu di kota ini?"
Menanggapi pertanyaan iti, Pedang Absolut tersenyum dan sekali lagi menarik
tangan Asuna.
"Sebelum itu, mari kukenalkan teman-temanku! Sebelah sini!"
"Ah, sebentar..."
Mengikuti punggung Pedang Absolut yang tiba-tiba mulai berlari, Asuna memasuki
salah satu gang sempit yang diperpanjang secara radial dari plaza.
Mendaki dan menuruni tangga kecil, melewati jembatan dan terowongan, mereka
tiba di depan apa yang tampaknya seperti sebuah hotel. Mengetuk samping tanda
berbentuk seperti pot terbuat dari besi dengan INN tertulis di atasnya, mereka
masuk melalui pintu tersebut. Mereka melewati seorang NPC berjenggot yang
tertidur dan melangkah jauh ke dalam pub dan restoran. Pada saat ini"Selamat datang, Yuuki! Apa kamu berhasil menemukannya?!"
Suara riuh seorang anak laki-laki menyambut mereka berdua.
Lima orang duduk di meja bundar di tengah kedai. Tidak ada orang yang lain.
Pedang Absolut berjalan di depan mereka, dengan cepat berbalik dan menghadapi
Asuna, dengan bahagia membuka tangan kanannya, menegakkan dada dan
berkata:
"-Mari kuperkenalkan, ini adalah guildku, sahabatku dari Sleeping Knights."
Dia berbalik sekali lagi, dan kali ini memberi isyarat pada Asuna.
"Dan ini-..."
Tiba-tiba kata-katanya terhenti di sana. Yuuki mengerut, memutar matanya dan
dengan imut menjulurkan lidahnya.
"...Maaf, aku masih belum bertanya siapa nama kamu."
Kelima pemain itu jatuh dari kursi mereka secara bersamaan dengan berisik. Melihat
hal ini, Asuna tidak bisa menahan tawa dan setelah menekuk lutut, dia mengatakan
namanya kepada mereka.
Kawahara Reki
57
Kawahara Reki
58
Akhirnya, Pedang Absolute melompat ke kanan, berdiri bersama lima orang yang
lain dan dengan mata besarnya yang bersinar berkata:
"Aku, yang juga pemimpin guild, Yuuki! Asuna-san..."
Dia melangkah maju dan menjabat tangan Asuna,
"Mari kita berjuang bersama!"
"Berjuang... untuk apa?"
Asuna kembali tersenyum dan bertanya, Yuuki agak terkejut dan sekali lagi
menjulurkan lidahnya.
"Eh, aku belum bilang sama sekali!"
Gubrak! Melihat kelimanya sekali lagi terjatuh dari kursi mereka, Asuna tidak bisa
menahan diri lagi. Dia tertawa terbahak-bahak, dan dengan segera Yuuki dan yang
lain juga tertawa riang.
Ketika akhirnya dia berhenti tertawa, Asuna sekali lagi memandang para anggota
Sleeping Knights- Dan kemudian, dia merasa sedikit merinding di belakang
punggungnya.
Mereka semua sangat kuat. Asuna bisa melihat ini dari setiap gerakan mereka.
Keenam orang ini sudah terbiasa sepenuhnya bergerak di dunia VR. Jika mereka
semua bertarung, mungkin mereka hampir sekuat Pedang Absolut.
Asuna, mungkin juga Kirito, Liz dan yang lain, mereka tahu tentang keberadaan
kelompok yang kuat ini. Jika mereka juga ditransfer dari dunia yang berbeda seperti
Pedang Absolut, mereka pastilah kelompok yang terkenal di dunia VR dimana
mereka berasal.
Apa alasan mereka pindah ke ALO, membuang karakter dan semua item mereka...
Sementara Asuna bertanya-tanya tentang hal ini, Pedang Absolut-Yuuki, yang
akhirnya berhenti tertawa, menggaruk kepalanya yang dihiasi oleh hairband merah
dan dengan malu-malu berkata.
"Maaf, Asuna-san. Aku membawa kamu ke sini tanpa memberitahu kenapa. Aku
gembira akhirnya aku menemukan seseorang yang hampir sama kuatnya sepertiku,
dan hanya... Artinya, aku akan meminta tolong kamu sekali lagi. Aku... Tolong bantu
kami!"
"Membantu... kalian?"
Memiringkan kepala dan mengulangi hal ini, Asuna terpikir berbagai kemungkinan
dalam seketika.
Kawahara Reki
59
Mungkin ini tidak hanya membantu mencari uang, item atau skill point. Guild ini
sudah berada pada level tinggi, menambahkan Asuna harusnya tidak membuat
banyak perbedaan.
Demikian pula, sulit untuk dipercaya bahwa mereka bertujuan untuk mencari
sesuatu seperti rare item atau tempat tinggal. Ini berbeda dari SAO dimana informasi
itu sendiri diperdagangkan dengan harga tinggi, tumpukan informasi tentang ALO
secara bebas dipublikasikan di situs eksternal. Jika kamu mengacu kepada itu dan
mencari di sana, hampir barang seperti apapun dapat diperoleh pada akhirnya.
Perlu dicatat bahwa Kekuatan yang sedang Pedang Absolut cari bukanlah murni
secara numerik, termasuk juga mengetahui bagaimana caranya untuk bertempur.
Yang dibutuhkan lebih untuk pertempuran melawan pemain lain dan bukan monster.
Selain itu, karena dia memperkenalkan guild-nya, maka kemungkinan ini adalah
pertempuran dalam skala besar dan bukanlah duel satu-lawan-satu seperti apa yang
Pedang Absolute lakukan sampai saat ini- Jadi secara sederhana, ini adalah
pertempuran tanpa aturan melawan guild lain.
Mengingat ini, Asuna menggigit bibir perlahan dan berkata dengan cemas.
"Tentang itu... Jika kamu memerlukan bantuan dalam konflik melawan guild lain, aku
minta maaf..."
Dalam pertempuran melawan pemain lain dimana aturan kompetisi dan sistem duel
dihapus, perasaan menyimpang selalu ada. Tentu saja, pemain yang tidak akan
membiarkan pergi konflik setelah terjadi sangatlah sedikit, tapi kemungkinan itu akan
membawa masalah di masa depan teman-temannya dan bukan hanya Asuna saja
tidak dapat dikesampingkan.
Jadi meskipun Asuna bertemu dengan orang yang bertindak tidak masuk akal saat
sedang berburu, dia tidak akan menghunuskan pedangnya untuk melawan mereka.
Untuk menjelaskan hal ini sesingkat mungkin, Asuna sekali lagi membuka mulutnya.
Namun, mata Pedang Absolut melebar sesaat sebelum dia menggeleng.
"Bukan, bukan, kita tidak akan melakukan sesuatu seperti berperang melawan orang
lain. Tentang itu... itu, kami... mungkin kamu akan tertawa..."
Menurunkan kepalanya, Pedang Absolut malu-malu mengerutkan bibirnya, menatap
Asuna dan mengatakan sesuatu yang tidak terduga.
Kawahara Reki
60
Kawahara Reki
61
Kawahara Reki
62
bergabung dengan grup raid boss... jumlah maksimum orang dalam grup raid adalah
49 orang, jadi aku tidak tahu apakah kalian berenam dapat bergabung... "
Ketika Asuna berbicara sambil berpikir dan mencapai poin iniSekali lagi Yuuki menyusut dengan malu-malu, dan mengatakan sesuatu diluar
imajinasi Asuna.
"Tentang itu. Ini sedikit berbeda dari apa yang Asuna katakan. Kami tidak ingin
bergabung dengan kelompok besar... Kami ingin menang dengan kami berenam
ditambah Asuna-san."
"...Eh, apa?!"
Suara terkeras yang dia buat semenjak dia dibawa ke penginapan ini keluar dari
mulut Asuna.
Alasannya sangatlah sederhana.
Dibandingkan dengan SAO yang awal, mob yang menjaga rute ke lantai berikutnya
dalam Aincrad yang baru ini telah dikotori dengan power-up. Tentu saja, perubahan
substansial dalam sistem ini tidak dapat begitu saja dibandingkan, tetapi dengan
kehati-hatian, para boss di masa lalu dapat dikalahkan tanpa jatuhnya korban
satupun, sementara boss yang baru menyerang pemain seperti biji dandelion
dengan menggunakan serangan dan skill yang sangat kuat. Kekuatan mereka nyaris
irasional.
Tentu saja, strategi yang digunakan harus berubah. Mengumpulkan jumlah orang
maksimum dalam penyerangan dan mempersiapkan penyembuh dengan perkiraan
akan ada banyak kematian adalah strategi yang solid. Daripada satu orang yang
mengorbankan hidupnya untuk menerima 10 damange, lebih baik fokus
menempatkan 10 orang untuk terus menerima 11 damage. Penyerangan terakhir
yang Asuna ikuti adalah pada lantai ke-21, meskipun pada lantai rendah dan mereka
telah membentuk 7 kelompok dengan 7 orang, ada saat-saat tak terhitung dimana
mereka menghadapi bahaya yang dapat menghancurkan mereka.
Tentu saja, kekuatan boss meningkat seiring semakin tinggi lantainya. Akhir dari 20
lantai yang dibuka pada Natal kemarin secara bertahap dapat dilihat, dia mendengar
bahwa lantai 26 akhirnya diselesaikan dengan mengumpulkan beberapa guild elit
besar.
Dengan kata lain, tidak peduli seberapa kuat Yuuki dan yang lainnya, meskipun
Asuna bergabung, mengalahkan bos dengan 7 orang saja dapat dikatakan mustahil.
Asuna memilih kata-katanya, dan secara singkat menjelaskan hal ini.
"...Jadi... dengan 7 orang, kupikir ini agak mustahil..."
Kawahara Reki
63
Setelah ia selesai mengatakan ini, Yuuki dan yang lain melirik satu sama lain dan
untuk beberapa alasan, mereka semua tertawa malu-malu. Yuuki berbicara sebagai
wakil mereka.
"Yah, itu benar-benar tidak mungkin. Sebenarnya, kami juga menantang boss lantai
25 dan 26."
"Eh?! Hanya... Hanya dengan 6 orang?!"
"Ya. Kami berusaha cukup keras... tapi potion MP dan HP kami tidak bisa
mengembalikan MP dan HP kami. Saat kami sedang mengumpulkan uang, bos
dikalahkan oleh kelompok besar."
"Ah... ternyata begitu... Kamu benar-benar serius."
Asuna sekali lagi memandang dalam-dalam ke-6 wajah mereka.
Ini jelas dapat dianggap sebagai tantangan yang bodoh, tapi dia menyukai semangat
mereka. Pemain yang terbiasa bermain dapat membedakan apa yang mungkin dan
apa yang mustahil, dan dengan segera menyerah pada hal yang mustahil.
Semangat menghadapi tantangan para anggota Sleeping Knights mencerminkan
sesuatu yang sangat segar dan sedikit nostalgia di mata Asuna.
"Tapi... Kenapa? Kenapa kalian tidak mau pergi dengan guild lain dan harus
mengalahkan boss sendirian?"
Tentu saja, kamu dapat memperoleh jumlah uang yang abnormal, item dan
equipment langka apabila mengalahkan bos hanya dengan satu guild saja. Tapi dia
merasa bahwa tujuan semacam ini tidak sesuai dengan keenamnya.
"Tentang... Tentang itu."
Yuuki melebarkan mata amethis-nya, dan menggerakkan mulutnya seakan ingin
mengatakan sesuatu. Namun, dia tidak mengatakan apapun. Seolah-olah ada
sesuatu yang menyesakkannya, ia membuka dan menutup mulutnya beberapa kali,
seolah dia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat.
Pada saat ini, Undine tinggi disebelah Yuuki bernama Shiune berbicara untuk
membantunya.
"Tentang itu, biarkan aku yang menjelaskan. Sebelum itu, silakan duduk."
7 orang termasuk Asuna duduk mengelilingi meja, dan NPC membawakan minuman
yang mereka pesan. Shiune dengan lembut menyilangkan jari-jarinya di atas meja,
dan mulai berbicara dengan suara tenang.
"Mungkin Asuna-san sudah menyadari, tapi kami tidak bertemu di dunia ini. Kami
bertemu di sebuah komunitas online di luar game.... dan dengan segera akrab dan
menjadi teman. Hal ini sudah berlangsung... selama dua tahun."
Kawahara Reki
64
Bulu mata Shiune jatuh seakan mengenang, dan berhenti berbicara sejenak.
"Kami benar-benar sahabat yang terbaik. Bersama-sama, kami pergi ke banyak
dunia berbeda, dan mengalami berbagai petualangan. Namun, masalahnya, kami
hanya dapat melakukan perjalanan bersama-sama sampai musim semi ini. Setiap
orang... sibuk karena berbagai alasan. Jadi kami memutuskan sebelum kami
berpisah, kami akan membuat kenangan yang tidak akan pernah kami lupakan.
Dalam dunia VRMMO yang tak terhitung banyaknya ini kami akan menemukan
dunia yang paling menyenangkan, paling indah, paling menarik dan bekerja sama
untuk menyelesaikan sesuatu di sana. Jadi kami terus melakukan transferke
berbagai tempat, dan dunia inilah yang kami temukan."
Shiune memandang sekeliling wajah temannya. Jun, Thatch, Taruken, Nori dan
Yuuki, wajah kelimanya berkilauan, dan mereka mengangguk. Shiune juga
tersenyum lembut, dan terus berbicara.
"Dunia iniAlfheim, rumah dari elf, serta kota melayang Aincrad, sungguh fantastis.
Kami semua tidak akan pernah melupakan saat-saat ketika kami menghabiskan
waktu terbang di kota-kota yang indah, hutan, dataran, World Tree dan juga di
sekitar kota ini. Ada satu hal lagi yang ingin kami lakukan... kami ingin meninggalkan
jejak kaki kami di dunia ini."
Mata birunya yang sedikit tertutup memancarkan sinar keseriusan.
"Jika kami mengalahkan bos, kami dapat mengukir nama kami pada Swordsmen's
Stele di Black Iron Prison di dalam Starting City di lantai 1."
"Ah..."
Mata Asuna melebar sejenak, dan mengangguk. Dia hampir lupa tentang hal ini,
tetapi nama-nama pemain yang telah mengalahkan bos akan disimpan di dalam
Black Itron Prison. Nama Asuna sendiri tertulis pada kolom lantai 21.
"Tentang itu... Meskipun hanya untuk kepuasan diri, apapun yang terjadi kami ingin
nama kami terukir di sana. Namun, ada satu masalah. Jika hanya satu party yang
mengalahkan bos, maka nama semua anggota akan terukir, namun jika ada
beberapa party, hanya nama para pemimpin yang akan terukir."
"Ah... ternyata itu. Ya, hal itulah yang akan terjadi."
Asuna menanggapi sambil berpikir tentang interior dari Black Iron Prison.
Swordsmen's Stele adalah objek 3D di dalam dunia virtual, jadi tentu saja
ukurannya terbatas. Pada akhirnya mereka harus mencapai lantai 100 dan tidak ada
cukup ruang untuk mencatat nama semua anggota penyerang untuk setiap lantai.
Maksimal, hanya 7 nama pemain terukir untuk setiap lantai. Jadi, seperti kata
Shiune, nama semua anggota di sini dapat terukir pada prasasti jika hanya satu
party yang mengalahkan boss, sementara pada kelompok penyerang hanya nama
pemimpin grup yang akan terukir.
Kawahara Reki
65
66
sedikit tertarik pada rumor dari swordmaster misterius sang Pedang Absolut.
Kemudian dia dibawa dari tempat kompetisi ke garis depan, diperkenalkan kepada
sahabat Yuuki dan bahkan diundang untuk menantang bos lantai dengan dirinya.
Semua ini terjadi dalam waktu kurang dari satu jam. Orang yang menarik Asuna ke
dalam perkembangan secepat jet ini, Pedang Absolut Yuuki, melebarkan mata
berwarna amethis yang berkilau sebanyak yang dia inginkan dan menunggu respon
dari Asuna. Kamu boleh bilang dia orang yang tidak sabaran, dan kamu juga boleh
bilang bahwa dia orang yang pantang menyerah, tapi pertemuan aneh semacam ini
juga salah satu kesenangan yang bisa dijumpai di VRMMO. Yang paling penting
adalah jauh di dalam hatinya, salah satu firasat kabur tertentu telah tumbuh. Dia
pasti bisa menjadi teman baik dari pendekar pedang misterius ini.
"Tentang itu... Tunggu sebentar."
Itu karena ia tidak bisa berurusan dengan hal semacam ini dengan gegabah. Asuna
sekali lagi mengambil napas dalam-dalam, menetapkan tatapannya pada gelas di
atas meja dan menenangkan pikirannya yang kacau. Dia membuang jauh keraguan
dan kekagetannya dan memfokuskan pikirannya pada tujuan baik Yuuki dan
anggota yang lain untuk sejenak.
Beberapa waktu yang lalu, sebagai sub-leader dari guild yang sudah tidak ada lagi,
Asuna merencanakan serangan melawan banyak bos.
Dia tidak ingat berapa jam yang dia habiskan untuk berdiskusi dengan guild lain dan
para pemain solo, berdebat satu sama lain, dan bahkan bersujud dan memohon
pertolongan ketika tidak cukup banyak orang. Dia bekerja sangat keras karena di
dunia itu, ada satu persyaratan yang harus dijaga. Tidak boleh ada satupun yang
mati.
Tapi sekarang, semuanya telah berubah. Hanya ada satu kewajiban dan hak yang
pemain miliki di rumah elf ini, dan itu adalah untuk menikmatinya. Bisakah kamu
menikmati permainan ini jika kamu mengatakan pada dirimu sendiri bahwa kamu
hanya bisa mundur jika kamu tidak memiliki kesempatan untuk menang? Yuuki dan
yang lainnya telah menantang bos dari lantai 25 dan 26 hanya dengan 6 orang, dan
sepertinya mereka melakukannya cukup baik.
Daripada memikirkan tentang apa yang akan terjadi jika kamu gagal, pergilah tanpa
memikirkan apapun terlebih dahulu. Sudah lama diat tidak bermain dengan
gegabah. Walaupun mereka dikalahkan, satu-satunya hal yang hilang dari mereka
adalah sedikit experience point.
"...Jika kita akan melakukannya, ayo kita lakukan. Kali ini, kesampingkan hal-hal
seperti tingkat keberhasilan."
Asuna mengangkat wajahnya, dan tersenyum nakal. Pada saat yang sama, senyum
terlukis di wajah menggemaskan Yuuki. Dalam sorak-sorai yang luar biasa dari lima
temannya, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan meraih tangan kanan Asuna
dari meja.
Kawahara Reki
67
"Terima kasih, Asuna-san! Bahkan di awal, ketika kita saling bertarung dengan
pedang, aku tahu kamu akan mengatakan ini!"
"Panggil aku Asuna."
Asuna tersenyum dan menjawab, Yuuki tersenyum dan berkata.
"Maka kamu juga harus memanggilku Yuuki!"
Setelah berjabat tangan dengan lima orang yang buru-buru mengulurkan tangan
mereka dan bersulang dengan bir buah yang baru mereka pesan, Asuna menanyai
Yuuki pertanyaan tiba-tiba yang datang ke pikirannya.
"Omong-omong, Yuuki-sa... Yuuki, kamu mencari orang yang kuat melalui duel,
kan?"
"Ah, ya."
"Kalau begitu, seharusnya ada banyak orang yang lebih kuat sebelumku.
Khususnya, seorang Spriggan berpakaian hitam yang menggunakan pedang satu
tangan, apa kamu masih mengingatnya? Aku merasa bahwa orang itu mungkin akan
lebih berguna daripada aku..."
"Ah..."
Yuuki teringat Kirito hanya dengan hal itu. Dia terus mengangguk, dan memegang
lengannya dengan ekspresi yang rumit untuk beberapa alasan.
"Aku ingat. Orang itu juga benar-benar kuat!"
"Lalu ... Mengapa kamu tidak meminta bantuannya?"
"Yah..."
Yuuki terdiam secara tidak biasa, dan senyum misterius melintas di wajahnya.
"Seperti yang kupikirkan, orang itu tidak akan mau melakukannya."
"Kenapa... Kenapa begitu?"
"Dia mengetahui rahasia kami."
Yuuki dan Shiune terlihat tidak ingin mengatakan apa-apa lagi tentang hal ini, dan
tidak ada cara untuk mengetahuinya lebih lanjut. Mungkin Rahasia ini
berhubungan dengan kekuatan luar biasa sang Pedang Absolut Yuuki, Asuna
memikirkan hal ini, tapi dia tidak bisa melihat sama sekali apa yang Kirito sadari.
Kawahara Reki
68
Kawahara Reki
69
OK, aku mengerti, semua orang menanggapi dengan berbagai cara. Menghadapi
anggukkan Sleeping Knights, Asuna sekali lagi tersenyum, dan dengan keras
mengatakan.
"Mari kita coba yang terbaik!"
Asuna mengelus kepala Yuuki selagi Yuuki terus berbicara tentang betapa
bersyukurnya dia. Dia dengan enggan meninggalkan penginapan, dan kembali ke
tempat Lisbeth dan yang lainnya berada. Mereka mungkin akan terkejut oleh hasil
tak terduga ini, jantung Asuna berdebar saat ia berjalan cepat menuju gerbang
teleport di plaza Ronbaru.
Mengandalkan memori yang tak dapat ia percayai saat ia melewati gang, plaza
meriah akhirnya muncul di depan matanya, pada saat ini. Beep, seolah-olah tombol
power ditekan, dunia gelap. Semua indranya menghilang, Asuna tertinggal ke dalam
kegelapan total.
Kawahara Reki
70
BAB 4
Seakan-akan jatuh ke dalam sebuah lubang tanpa dasar, ia telah diserbu oleh
sensasi yang menyatakan bahwa ia sedang jatuh dengan sangat cepat.
Dunia secara tiba-tiba berputar 90 derajat dan ia tiba-tiba merasakan sebuah
tekanan pada punggungnya. Segera setelah itu, kelima indera dia tersambung
kembali dengan sebuah tabrakan, menyebabkan seluruh badan Asuna sulit
bergerak.
Kelopak mata dia menyentak dua kali sambil dengan susah payah membuka mata
dia yang buram dengan air mata, dan ia melihat langit-langit kamarnya.
Akhirnya, ia merasakan perasaan empuk tempat tidurnya yang datang dari belakang
punggungnya. Secara berulang bernafas dengan rendah dua kali, kekacauan di
dalam sistem saraf dia secara perlahan-lahan menghilang.
Apa yang telah terjadi? Apakah ada sebuah kegagalan daya sementara, atau
apakah AmuSphere nya rusak -- Ia memikirkan hal ini, dan akhirnya mengambil
nafas yang dalam, ia mengangkat dirinya dengan tangannya dan langsung
membuka mulutnya dengan tercengang.
Ibu dia berdiri di pinggir tempat tidurnya dengan ekspresi yang buruk, tangan kanan
dia sedang memegang sebuah kabel berwarna abu-abu muda. Ini adalah kabel
listrik yang seharusnya tersambung pada colokan listrik dari AmuSphere yang
dipakai Asuna pada kepalanya. Alasan ia secara aneh terputus adalah karena
Kyouko mencabut sumber listrik mesinnya. Memahami hal ini, Asuna tidak menahan
suaranya yang kebingungan.
"Apa... Apa yang kamu lakukan, ibu!"
Namun, Kyouko cemberut dengan dalam dan dengan diam melihat ke tembok utara.
Asuna mengikuti arah pandang dia dan sadar akan jarum-jarum yang terpasang
pada jam, saat itu sedang sekitar jam 6.30 lewat lima menit.
Asuna tidak bisa melakukan apa-apa selain menggigit bibirnya, dan Kyouko akhirnya
membuka mulutnya.
"Ibu sudah pernah mengatakan hal ini saat kamu telat untuk makan malam sebulan
yang lalu. Lain kali kamu memainkan game ini sampai kamu telat, saya akan
mencabut sumber listriknya."
Menghadapi nada yang sangat dingin yang nampaknya memamerkan
kemenangannya, Asuna hampir secara refleks berteriak balik. Namun, ia
menurunkan kepala dan dengan mati-matian menelan impuls untuk melakukan hal
itu, dan berkata dengan suara yang kecil dan sedikit bergemetar.
Kawahara Reki
71
"... Melupakan waktu adalah kesalahan saya. Namun, ibu tidak perlu sampai
mencabut sumber listriknya. Kalau ibu menggoncangkan badan aku dan berteriak di
telinga aku, aku akan menerima sebuah alarm di sana..."
"Saat saya melakukan ini di waktu yang lalu, bukankah itu membutuhkan lima menit
lagi sebelum kamu membuka matamu?"
"Itu... untuk berpindah tempat, mengatakan sampai jumpa, beberapa hal-hal seperti
itu..."
"Sampai jumpa apa? Kamu menaruh perpisahan di dalam game yang tidak dapat
dimengerti itu lebih daripada janji yang sungguhan? Apakah kamu tidak merasa
kasihan pada pelayan jika makanan yang dia persiapkan dengan susah payah
menjadi dingin?"
-- Orang lain itu asli meskipun jika dia ada di dalam game, lebih lagi, bukankah ibu
orang yang menelpon sebelum pergi ke universitas dan benar-benar membuang
makanan -- banyak bantahan-bantahan yang mirip berkilas di dalam pikirannya.
Namun, Asuna sekali lagi menurunkan kepala dan dengan dalam mengeluarkan
nafasnya yang gemetaran. Yang telah keluar dari mulutnya hanya sebuah kalimat
pendek.
"... Maaf. Aku akan lebih menaruh perhatian lain kali."
"Tidak akan ada lain kali lagi. Bukankah saya pernah bilang ke kamu, lain kali kamu
lalai karena benda itu. Saya akan menyitanya. Selain itu..."
Kyouko mengkerutkan bibirnya sedikit, dan melirik pada AmuSphere yang masih
ada pada kepala Asuna.
"Ibu benar-benar tidak mengerti kamu. Bukankah kamu telah menghabiskan dua
tahun yang berharga karena mesin aneh itu? Tidakkah kamu merasa jijik hanya
dengan melihatnya?"
"Benda ini... berbeda dari Nerve Gear."
Menggumamkan hal ini, ia melepaskan dua cincin logam dari kepalanya.
Mempelajari dari kejadian SAO, AmuSphere telah diisi sampai penuh dengan
perlindungan, tetapi ia dengan segera merasa bahwa tidak ada gunanya untuk
menjelaskan hal itu. Lebih lagi, meskipun jika perangkat kerasnya berbeda, benar
bahwa Asuna pernah jatuh pada keadaan vegetatif untuk dua tahun karena sebuah
VRMMO. Pada saat itu, Kyouko juga sangat khawatir dan pernah sekali siap untuk
kematian Asuna. Dia telah harus mengerti, mengerti kenapa ibunya membenci
mesin itu.
Asuna tetap terdiam, Kyouko mengeluarkan hela nafas yang besar dan berputar
menghadap ke pintu.
"Mari makan. Ganti bajumu dan segera turun ke bawah."
Kawahara Reki
72
73
Ia mau menelepon Kazuto dan mengatakan kepadanya: Bawa sebuah helm extra
dan datang jemput aku dengan motormu. Duduk di bangku belakang motor yang
kecil, berisik, tetapi cepat, dengan erat memegang pinggang Kazuto, dan mengebut
lurus ke depan menuju ke mana saja di jalan-jalan tol tahun baru yang kosong. Jika
seperti itu, kegalauan di pikirannya pasti akan segera menghilang, seperti saat ia
terbang dengan kecepatan penuh di Alfheim.
Namun, jika ia melihat Kazuto sekarang, ia pasti tidak akan bisa menahan emosinya
dan akan menangis sambil mengatakan semuanya pada dia. Tentang bagaimana ia
harus pindah sekolah. Tentang bagaimana ia mungkin tidak akan bisa masuk ke
dalam ALO lagi. Kenyataan dingin yang telah mendorong Asuna pada arah yang
telah diatur sejak ia masih kecil, dan diri dia sendiri yang tidak bisa melakukan apaapa untuk melawan hal itu -- dengan kata lain, ia akan mengatakan kepada dia
semua hal tentang kelemahannya yang ia telah sembunyikan sampai sekarang.
Asuna melepaskan jarinya dari tombol handphonenya, dan dengan diam memencet
tombol tidur. Setelah memegangnya dengan erat sekali, ia mengembalikannya ke
dalam kantong.
Ia mau menjadi kuat. Sebuah kemauan yang kuat yang tidak akan ragu-ragu pada
saat kapanpun. Kekuatan untuk tidak bergantung pada pembesar-pembesar dia dan
maju menuju ke arah yang ia telah harapkan.
Tapi pada saat yang sama, sebuah suara menyatakan bahwa ia mau menjadi
lemah. Ia mau untuk bisa untuk tidak menutupi dirinya sendiri, dan menjadi
seseorang yang lemah yang bisa menangis saat ia mau menangis. Seseorang yang
lemah yang bisa meminta orang lain untuk memeluk dia, melindungi dia, dan
menolong dia.
Kepingan-kepingan salju mulai turun. Mereka jatuh pada muka dia, dan segera
meleleh dan mengalir ke bawah. Asuna mengangkat wajahnya, dan dengan diam
memandang titik-titik putih kecil yang jatuh tersebar di malam yang pucat.
Kawahara Reki
74
BAB 5
"Jadi, Yuuki, Jun dan Thatch adalah tipe jarak dekat, Taruken dan Nori tipe jarak
menengah dan Shiune adalah tipe pendukung."
Asuna meletakkan dagu di tangannya, dan melihat ke arah anggota Sleeping
Knights. Mereka mengenakan armor ringan, pakaian biasa ketika mereka
memperkenalkan diri kemarin, tapi sekarang mereka semua telah mengganti
menjadi peralatan level Ancient.
Seperti kemarin, Zekken Yuuki memiliki setengah-armor hitam dan dilengkapi
Longsword tipis. Jun, si Salamander dilengkapi dengan Full-Plate tembaga berwarna
merah yang tidak cocok dengan perawakannya yang pendek, dan pedang besar
hampir setinggi dirinya tergantung di punggungnya.
Gnome besar Thatch juga dilengkapi dengan baju besi plat tebal dan membawa
perisai besar, seperti pintu. Senjatanya adalah palu yang terlihat berat yang tampak
dengan tonjolan di sekitar.
Taruken, Leprechaun dengan kacamata, mengenakan light armor tembaga
berwarna kuning pada tubuh rapuh itu, senjatanya adalah tombak panjang yang
menakutkan. Di sebelahnya berdiri Nora, Spriggan wanita, dilengkapi baju besi non
logam yang nyaman dan batang besi panjang yang hampir menyentuh langit-langit.
Satu-satunya yang tampak seperti caster, Shiune si Undine mengenakan jubbah
putih dan biru tua bergaya Cleric[2], topi yang menyempul seperti kue, dan membawa
staff[3] perak tipis di tangan kanannya. Secara keseluruhan, party ini adalah sebuah
party yang seimbang, tetapi jika sesuatu harus dikatakan, party ini sedikit lemah di
bagian support.
"Dengan begini, mungkin akan lebih baik jika aku bergabung dengan barisan
belakang."
Asuna memutuskan untuk mengubah senjata ke staff pendek yang menaikkan sihir.
Saat ia berbicara, ia menanggalkan Rapier nya bersama dengan sabuk pedang
pada pinggangnya, sementara Yuuki beringsut meminta maaf.
"Maaf, Asuna. Kamu harus di belakang meskipun kamu pengguna Rapier yang
baik."
"Tidak, lagipula aku tidak bisa selalu menjadi tank [4]. Relatif, Jun dan Thatch akan
mendapat pukulan, sehingga kamu berdua lebih baik bersiaplah."
Dia tersenyum nakal, dan melihat ke arah ke arah dua orang yang berarmor berat.
Salamander dan Gnome yang berbeda fisik itu melirik satu sama lain, dan mereka
memukul dada mereka pada waktu yang sama.
"Ye-yeah, serahkan pada kami!"
Kawahara Reki
75
Mendengar semangat tinggi Jun dengan kata terbata-bata, mereka semua tertawa
riang.
Rabu, 8 Januari 2026.
Itu adalah hari terakhir liburan musim dingin. Asuna telah setuju untuk pergi ke
penginapan di blok utama lantai 27 Ronbaru pukul 1 siang dan bertemu Sleeping
Knights lagi. Tentu, tujuan mereka adalah untuk menantang bos di bagian terdalam
dungeon bersama-sama.
Asuna mengerti bahwa mereka memiliki harapan besar padanya untuk memberikan
strategi yang membuat skill setiap orang digunakan dengan tepat bukan hanya
kemampuan pertempuran statistik. Strengh murni Yuuki dan yang lainnya mungkin
setara atau lebih baik dari Asuna. Namun, Asuna memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang mereka kurang.
Saat ini, ia harus mengkonfirmasi rincian tentang semua build dan peralatan stiap
orang, dan memutuskan formasi dasar.
Memutuskan untuk bergabung dengan barisan belakang, Asuna membuka jendela
barang nya, melepas Rapier nya, meletakkannya di dalam dan ditukar dengan staff.
Staff itu memiliki penampilan sebuah cabang, dan bahkan ada daun di ujungnya.
Meskipun sekilas terlihat agak buruk, sebenarnya, itu adalah cabang yang diambil
dari bagian paling atas Pohon Dunia. Untuk mendapatkannya, seseorang harus
melepaskan diri dari serangan ganas naga penjaga raksasa.
"Lalu," Asuna mengatakan sambil ia memukul lantai dengan tongkatnya.
"Ayo kita lihat ruang Boss!"
Mereka keluar dari penginapan Ronbaru bersama-sama dan menuju ke kegelapan
malam abadi.
Seperti yang diharapkan dari Sleeping Knights, semua dari mereka mampu
melakukan Voluntary Flight[5], dan Asuna sekali lagi mengagumi kelancaran tindakan
mereka. Mereka tidak tampak seperti orang yang baru saja ditransfer ke ALO sama
sekali. Bukan sekadar terbiasa pada VRMMO, ia harus mengatakan bahwa
kemahiran mereka sudah berakar, teknologi Full Dive. Memang benar bahwa akan
ada jumlah yang sangat kecil pemain yang seperti itu, tetapi meskipun pengalaman
gaming yang luas, dia hanya tahu sangat sedikit orang seperti itu.
Peristiwa apa yang menyebabkan pembentukan Guild ini, untuk membuat 6 orang
sekaligus seperti ini. Berpikir tentang hal itu, hari ini adalah 8 Januari, dan orangorang mulai pergi ke sekolah atau bekerja pada umumnya. Sekolah Asuna telah
merencanakan pelajaran yang santai sehingga semester ketiga tidak mulai sampai
besok, tapi biasanya, agak sulit untuk mendapatkan semua 6 anggota Guild untuk
bertemu pada hari seperti ini.
Kawahara Reki
76
Kawahara Reki
77
Saat Asuna berbicara, wajah Yuuki dan yang lainnya tegang dan mereka
mengangguk dalam diam. Mereka menaruh tangan mereka di pinggang atau di
belakang punggung mereka, dan senjata mereka terhunus dengan denting.
Shiune si Undine, yang terampil dalam sihir, mengangkat staff peraknya dan
melemparkan beberapa buff[7] berturut-turut. Tubuh mereka bertujuh diselimuti
cahaya, dan beberapa ikon status menyala di sebelah kanan bawah bar HP mereka.
Setelah itu, Nora Si Spriggan membaca mantra, memberikan mereka semua dengan
night vision. Asuna juga belajar beberapa buff, tetapi tingkat skill Shiune yang lebih
tinggi, sehingga dia menyerahkan itu padanya.
Setelah persiapan mereka selesai, mereka sekali lagi melirik satu sama lain dan
mengangguk. Mereka memasuki dungeon, dimulai dengan Yuuki di depan. Tak lama
setelah melalui pintu masuk, gua itu memberi jalan seperti batu tulis, ubin
terowongan buatan manusia. Suhu sekitarnya juga terasa turun, udara dingin,
lembab menyapu kulit Asuna. Mereka juga bekerja keras seperti ini di SAO, tetapi
interior besar dari ruang bawah tanah yang tidak masuk akal dan tingkat monster
yang tak dapat dibandingkan dengan mereka di ladang. Selain itu, seperti ruang
bawah tanah pada permukaan Alfheim, Kamu tidak bisa terbang di dalam. Meskipun
mereka sudah membeli data peta dari pusat informasi, masih akan membawa
mereka setidaknya tiga jam sampai mereka mencapai ruang bos.
Ini adalah apa yang ia harapkan, namun. Ketika hanya kurang lebih dari satu jam,
pintu raksasa muncul di depan matanya di ujung koridor, Asuna sekali lagi tak bisa
berkata-kata pada kekuatan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki level yang
baik dari kemampuan tempur, tapi apa yang bahkan lebih luar biasa adalah kerja
sama mereka. Tanpa bahkan satu kata, hanya dengan mengangkat satu tangan
atau satu gerakan dari tubuh kecil Yuuki, mereka akan berhenti ketika mereka harus
berhenti, dan maju apabila mereka harus maju. Pada dasarnya, Asuna hanya harus
mengikuti di belakang party. Mereka hanya memiliki tiga pertemuan dengan mobmob monster, dan di bawah arahan Asuna, dengan mudah mengalahkan mereka
dengan membunuh pemimpinnya dalam sekejap dan melemparkan sisa mob dalam
kebingungan.
Kaget, Asuna berbisik kepada Shiune saat mereka berjalan melalui koridor menuju
ruang Boss. "Apa aku. .. benar-benar diperlukan? Rasanya seperti hampir tidak ada
yang tersisa bagiku untuk membantu kalian.?"
Shiune melebar matanya dan menggeleng keras.
"Tidak, itu tidak benar. Karena arahan Asuna-san, kami satu kalipun tidak masuk ke
perangkap dan hanya memiliki beberapa pertempuran. Kita sebelumnya melawan
musuh yang dua kali lipat dari tadi. Dan kami berakhir dengan menghabiskan cukup
banyak waktu pada saat kami sampai ke ruang Boss. "
"... Itu bagus ... - Hei, Yuuki, berhenti."
Mendengar suara Asuna yang sedikit terangkat, tiga vanguards segera berhenti
berjalan.
Kawahara Reki
78
Mereka kurang lebih setengah jalan menyeberangi koridor menuju ruang Boss, dan
detail dari dekorasi mengerikan di pintu batu sudah dapat dilihat. Pada kedua sisi
koridor berdiri pilar secara berkala, tetapi tidak ada bayangan monster yang terlihat.
Menghadapi Yuuki dan Jun yang berbalik kaget, Asuna membawa jari telunjuknya
ke bibirnya sementara ia menatap ke tempat yang berlawanan dengan pilar terakhir
dari kiri.
Satu-satunya sumber penerangan di koridor berasal dari api biru di braziers [8] di
bagian atas pilar. Bahkan dengan sihir penglihatan malam Nora, masih sulit untuk
melihat gerakan kecil bayangan di dinding batu. Namun, secara intuitif, Asuna
merasa bahwa sesuatu dalam jarak pandangnya ada yang tidak beres.
Asuna mengisyaratkan mereka untuk mundur dan mengangkat staff di tangan
kanannya. Dia segera melafalkan mantra yang agak panjang, tangan kirinya
terangkat setinggi dada dengan telapak tangannya menghadap ke atas.
Saat Asuna selesai melafalkan mantra, lima ikan biru transparan dengan sayap
seperti sirip muncul di telapak tangannya. Dia mengangkat mereka ke wajahnya,
dan dengan lembut meniup mereka ke arah target-nya.
Segera, ikan berpencar satu per satu, berenang di udara dalam garis lurus. Ini
adalah summon[9] yang digunakan untuk melawan mantra persembunyian,
Searcher. Kelima ikan itu menyebar secara radial, dan di antara mereka, dua
memasuki sasaran udara yang berkerlip yang Asuna kunci.
Lampu biru tersebar dengan pop. Para searcher hilang, dan di dalam udara yang
berkerlip muncul membran hijau yang cepat mencair dan menghilang.
"Ah!"
Yuuki berteriak kaget. Tiga pemain tiba-tiba muncul di arah berlawanan pilar, di
mana tidak ada apa-apa saat beberapa waktu yang lalu.
Asuna cepat melihat lagi. Dua Imp, satu Sylph, semuanya bersenjata ringan dan
dilengkapi dengan belati. Meskipun demikian, level senjata mereka agak tinggi. Dia
tidak mengenali mereka, tapi ia mengenali lambang Guild yang ditampilkan di
samping pointer. Seekor kuda di samping perisai. Ini adalah lambang dari guild
besar terkenal yang terus menyelesaikan dungeon sampai lantai 23.
Di dungeon, tidak pantas untuk menyembunyikan diri ketika jelas tidak ada monster
di sekitar. Akal sehat menyatakan bahwa ini dimaksudkan untuk PK. Asuna
mengangkat staffnya sekali lagi dengan tujuan untuk bertahan terhadap serangan
jarak jauh, dan disisinya, Yuuki dan anggota party juga menyiapkan senjata mereka.
Namun, bertentangan dengan harapan mereka, salah satu dari tiga orang itu buruburu mengangkat tangan dan berteriak.
"Stop, stop Kami tidak ingin bertarung!!"
Kawahara Reki
79
Perasaan Asuna bahwa kecemasan orang itu bukan suatu akting, menurunkan
pertahanannya dan berteriak kembali.
"Lalu, tolong sarungkan pedangmu!"
Ketiga orang itu saling melirik satu sama lain, dan segera menyarungkan berbagai
jenis belati mereka kembali. Asuna berpaling sedikit ke arah Shiune dan berbisik.
"Jika mereka berniat untuk menarik senjata mereka lagi, segera lemparkan Aqua
Bind."
"Aku mengerti. Uwa, ini adalah pertama kalinya aku PvP[10] di ALO, aku benar-benar
gugup.."
Daripada gugup, Shiune dan mata yang lain bersinar dengan kegembiraan. Dengan
senyum, samar pahit, Asuna berbalik ke arah trio, perlahan-lahan berjalan beberapa
langkah lebih dekat dan berkata.
"Jika kalian tidak bermaksud PK .... Untuk tujuan apa kalian bersembunyi?"
Setelah melirik satu sama lain sekali lagi, Imp yang sepertinya menjadi pemimpin
menjawab.
"Kami sedang menunggu pertemuan. Ini akan merepotkan jika kita diserang oleh
mob sebelum rekan kami tiba, jadi kami bersembunyi."
"............"
Meskipun terdengar masuk akal, dia tidak bisa mengusir perasaan bahwa ada
sesuatu yang aneh. Mantra persembunyian membutuhkan mana pada tingkat yang
signifikan saat digunakan, potion mahal harus digunakan setiap beberapa detik.
Apalagi, jika mereka berhasil sampai ke bagian terdalam dari Dungeon, mereka
tidak bisa menghindari pertempuran dengan monster.
Namun, dia tidak bisa menemukan sebuah celah besar dalam kata-kata mereka.
Meskipun mereka bisa membunuh mereka dan menghapus masalah potensial,
masuk ke sengketa dengan Guild besar akan menyebabkan berbagai masalah di
masa depan. Asuna menelan keraguannya, dan mengangguk sedikit.
"Mengerti - Kami di sini untuk menantang Bos, Jika pihak kalian belum siap, bisa
kami pergi dan menantang terlebih dahulu..?"
"Ah, tentu saja."
Dia awalnya mengira bahwa mereka akan mencoba untuk menghalangi mereka
menantang Boss, tapi tiba-tiba, Imp kurus langsung menjawab. Ia melambaikan
tangan ke arah dua rekannya dan tiga dari mereka mundur kembali ke samping
pintu.
Kawahara Reki
80
"Kami akan menunggu teman kami di sini. Nah.. semoga beruntung dan selamat
tinggal."
Imp itu tersenyum dan memberi isyarat ke arah teman Sylphnya. Sylph itu
mengangguk sekali, mengangkat tangannya dan mulai membaca mantra seperti
cara orang latihan.
Segera, pusaran hijau berputar di kaki pelafal mantra, membungkus mereka bertiga.
Ketika pusaran hijau memudar dan menghilang, tak ada lagi yang bisa dilihat di
sana.
"............"
Asuna sekali lagi melihat ke arah para pemain tersembunyi itu, tetapi segera
mengangkat bahu dan berbalik untuk menghadap Yuuki. Meskipun percakapan tadi
tegang, gadis dengan alias Zekkens tidak terlihat takut, mata ungunya yang lebar
berkilau saat ia melihat ke arah Asuna dengan kepala dimiringkan.
"... Bagaimanapun, seperti yang direncanakan, mari kita pergi dan melihat ke dalam
.." Dengan mengatakan itu, Yuuki tersenyum gembira dan mengangguk.
"Ya, kita akhirnya pergi. Mari kita melakukan yang terbaik! Asuna!"
"Jangan mengatakan hal-hal seperti 'melihat ke dalam', mari kita menerobos dan
menghabisinya."
Membalas apa yang Jun katakan, Asuna hanya bisa tersenyum dan berkata.
"Ya, tentu saja itu hasil yang kita inginkan, tetapi kamu tidak perlu menggunakan
barang-barang mahal untuk memulihkan diri. Tidak apa-apa asalkan kamu mencoba
melakukan yang terbaik dalam jangkauan penyembuhanku dan penyembuhan
Shiune, mengerti?."
"Ya, guru!"
Asuna mencolek dahi Jun sebagai jawaban candaan Jun, dan berbalik untuk melihat
lima orang lainnya secara bergantian sambil terus berbicara.
.. "Bahkan jika kalian mati, jangan langsung respawn di kota. Tinggal dan lihat baikbaik pola serangan Boss. Jika kita semua dikalahkan, kita akan kembali ke save
point[11] Ronbaru bersama-sama. Dan formasi kita: Jun dan Thatch akan fokus
pada tanking di depan, kadang-kadang menggunakan provoke[12] untuk membuat
emosi Boss naik. Taruken dan Nori akan menyerang dari kedua sisi. Yuuki akan
menyerang secara bebas dan mengapit Boss jika mungkin. Akhirnya, Shiune dan
aku akan memberikan support dari belakang. "
"Mengerti."
Sebagai perwakilan mereka, Thatch menjawab dengan suara berat.
Kawahara Reki
81
Setelah Shiune dengan cepat memperbaharui semua buff mereka, dua tanker
bergerak maju. Thatch mengangkat perisai menara di tangan kirinya, memanggul
palu di tangan kanan, berdiri berdampingan dengan Jun di depan pintu raksasa dan
berbalik dan melirik Asuna.
Asuna mengangguk sebagai jawaban, dan Jun yang sama memikul greatsword nya
memegang tangan kosong kirinya ke pintu, membungkukkan bahunya dan
mendorong.
Dua pintu batu hitam berpoles berderit dalam perlawanan sesaat, dan gemuruh
menggelegar berdering melalui semua koridor saat perlahan-lahan terbuka ke dua
sisinya. Di dalamnya gelap gulita
Saat dia berpikir begitu, tepat di samping pintu, dua braziers menyala dengan api
putih pucat diikuti segera oleh dua brazier lain di kiri dan kanan. Dengan sedikit
keterlambatan, api menyala seolah berputar. Ini pertunjukan cahaya universal untuk
semua lantai, mulai dari saat pertama brazier menyala dan berjalan sampai Boss
muncul dapat dianggap sebagai waktu persiapan untuk penyerangan.
Ruang Boss benar-benar melingkar. Lantainya sudah diaspal dengan batu hitam
berpoles dan itu cukup terbuka. Pada dinding terdalam adalah pintu yang
menyembunyikan tangga yang mengarah ke lantai berikutnya.
"- Ayo!"
Saat Asuna berteriak, Jun dan Thatch menerobos ke dalam ruangan. Lima orang
yang lain juga mengikuti dan segera mengambil tindakan.
Tepat ketika semua orang tiba di posisi yang telah ditentukan dan menyiapkan
senjata mereka poligon besar dan kasar keluar dari tengah ruangan. Poligon hitam
seperti kubus bertumbuk dan berkombinasi membentuk sosok humanoid raksasa,
bentuk merata terbentuk di tepi sebagai jumlah informasi terus meningkat.
Kawahara Reki
82
Kawahara Reki
83
Akhirnya, fragmen yang tak terhitung banyaknya tersebar di udara dan Boss muncul.
Seekor raksasa hitam dengan tinggi di atas empat meter. Pada tubuh penuh ototnya
tumbuh dua kepala dan empat lengan, dan di setiap tangannya adalah senjata
blunt[13] yang tampak buas.
Raksasa itu melangkah maju, dan ruangan tergguncang seolah-olah ada gempa
bumi. Dibandingkan dengan tubuh bagian bawahnya, tubuh bagian atas yang tidak
teratur itu besar, namun meskipun seluruh tubuh condong ke depan, kepalanya
masih jauh di atas Asuna dan lain-lain.
Boss itu melihat jijik pada penyusup yang tampak dari sudut-sudut empat mata
merah menyalanya dan mengeluarkan raungan brutal. Kedua lengan atas
memegang dua pendobrak seperti palu yang tinggi, dan kedua lengan bawah
mengayunkan rantai tebal yang cukup kuat untuk menyauhkan jangkar sebuah kapal
pesiar di lantai
Kawahara Reki
84
BAB 6
"Aaaaaaaaaah, kita kalah, kita kalah!"
Nora, yang terakhir kembali, memukul punggung Taruken saat ia berteriak dengan
riang.
Mereka berada di kubah besar berbentuk bangunan di seberang alun-alun kota
Ronbaru, ketujuhnya berpindah ke Save Crystal di lantai yang
sedikit turun di tengah ruangan. Tentu saja, ini berarti bahwa mereka dikalahkan
oleh serangan ganas dari bos hitam raksasa lantai 27 itu.
"Ughmeskipun kita berusaha sangat keras ..."
Saat bahu Yuuki merosot dengan cemas, Asuna tiba-tiba merenggut kerahnya.
"Fue?"
Asuna menyeret Yuuki yang terkejut dan berlari ke salah satu sudut ruangan.
"Semuanya cepat datang ke sini!"
Jun dan yang lainnya, yang awalnya berencana kembali ke penginapan untuk
beristirahat dan merenungkan pertarungan sebelumnya, berlari dengan mulut
terbuka.
Tidak ada orang lain di sekitar Titik Respawn, tetapi untuk jaga-jaga, Asuna
mengumpulkan semua orang di tempat di mana mereka tidak bisa terdengar dari
luar dan berkata:
"Kita tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Apa kalian ingat tiga orang di depan
ruang Boss?"
"Ya, aku ingat."
Shiune mengangguk.
"Mereka adalah pengintai yang dikirim oleh guild yang mengkhususkan diri dalam
berburu Bos, tujuan mereka adalah untuk memantau pemain di
luar aliansi yang menantang bos. Kalian pasti telah dilihat oleh mereka sebelum
kalian memasuki ruangan Bos di lantai sebelumnya dan juga
lantai yang sebelumnya lagi."
"Eh ... Kami bahkan tidak menyadarinya ..."
Kawahara Reki
85
"Aku takut bahwa tujuan mereka bukanlah untuk menghentikan kalian menantang
Boss, tapi untuk mengumpulkan informasi. Mungkin ini sedikit
kasar, tapi mereka menggunakan sebuah guild kecil seperti Sleeping Knight sebagai
pion korban untuk mengetahui pola serangan Bos dan
kelemahannya. Dengan cara ini, mereka tidak perlu kehilangan pengalaman karena
hukuman mati dan juga dapat menyimpan sedikit biaya ramuan."
Pada titik ini, Taruken ynag berkacamata mengangkat tangan kanannya dan
bertanya:
"Ta-tapi, pintu segera tertutup di belakang kita setelah kita memasuki ruangan Boss.
Mereka, mereka bahkan tidak bisa melihat pertarungan kita, jadi bagaimana mereka
mengumpulkan informasi?"
"Itu karena kecerobohanku ... Tepat sebelum pertempuran berakhir, aku melihat
kadal kecil abu-abu menggeliat di sekitar kaki Jun. Itu Sihir
Hitam MegintipSebuah mantra yang memanggil familiar yang dapat
ditempelkan ke pemain yang ditunjuk, yang memungkinkan pembaca mantra
untuk melihat sudut pandang pemain yang ditunjuk. Sesaat itu dilemparkan, sebuah
ikon yang menunjukkan debuff akan muncul selama sekitar
satu detik .... "
"Eh, itu buruk, aku tidak menyadarinya sama sekali."
Mendengar penjelasan Asuna, ekspresi penyesalan menutupi wajah Jun. Semua
orang menepuk punggungnya dengan lembut.
"Jangan katakan itu, seharusnya aku memperingatkan kalian di awal. Itu pasti telah
menempel ketika Shiune sedang memperbarui buff tepat
sebelum kita memasuki ruangan. Ada begitu banyak ikon yang muncul pada waktu
itu, jadi wajar kalau kamu tidak menyadari ada satu tambahan."
"... Omong-omong, mungkinkah ..."
Mata Yuuki melebar saat ia mengepalkan tangan di depan dadanya dan berteriak:
"Bos di lantai 25 dan 26 yang dikalahkan segera setelah kami kalah itu bukan hanya
suatu kebetulan!"
Meskipun Yuuki cukup terkejut, tidak ada tanda-tanda kemarahan atau kebencian
dalam suaranya. Merasa hormat pada Yuuki sekali lagi, Asuna
mengangguk dan menjawab:
Kawahara Reki
86
87
Kawahara Reki
88
diselesaikan.
Asuna menegakkan punggungnya, matanya melihat seluruh wajah setiap orang
sekali lagi, tersenyum dan mengangguk.
"Kuulangi sekali lagi, jika itu kalian ... Tidak, jika itu kita, kita pasti bisa mengalahkan
Bos. Aku, yang pernah berjuang di sini pada masa lalu, dapat menjamin kalian hal
ini."
Senyum polos brilian biasa Yuuki segera menyebar di seluruh wajahnya, dan dia
dengan percaya diri mengatakan:
"Perasaanku memang benar, ini hebat karena kita mampu mendapatkan Asuna
untuk membantu kita. Walaupun kita gagal, perasaanku ini tidak akan pernah
berubah. Terima kasihAsuna"
Lima lainnya mengangguk serempak. Shiune, yang tampaknya menjadi sub-leader,
menambahkan dengan suaranya yang jelas dan lembut:
"Aku benar-benar bersyukur. Aku sekali lagi memastikan bahwa keputusan Yuuki
untuk membawamu ke sini adalah benar, kamu adalah orang yang sudah lama kami
tunggu-tunggu."
Asuna dengan putus asa mencoba untuk menekan perasaan yang mengalir di
dalam dirinya, mengangkat jari dan mengedipkan matanya
"... Kata-kata seperti ini seharusnya diucapkan setelah kita selesai. Sekarang ...
sekali lagi, mari kita coba yang terbaik!"
Sekali lagi terbang dari jalanan Ronbaru, ketujuhnya pergi ke dungeon dengan
kecepatan tinggi. Mereka terbang melalui rute terpendek, dan
terlihat oleh mobs di luar. Namun, geng terus menggunakan ilusi Nori dan berhasil
melewati mobs saat mereka terbang.
Mereka menghabiskan waktu hanya 5 menit untuk mencapai menara, dan kemudian
terbang ke pintu masuk tanpa ragu-ragu. Mereka mengambil jalan
terpendek ke lantai paling atas. Meskipun mereka tidak bisa menembus mob rakasa
dalam dungeon yang sempit, Pedang Absolute Yuuki
mengaktifkan kemampuannya saat ini dan dengan seketika mengalahkan pemimpin
musuh.
Saat timer menunjukan lewat 28 menit, koridor menuju ruangan bos akhirnya muncul
di depan mereka. Jalanan panjang dan sempit ini melengkung
sedikit ke kiri, dan jalan berbentuk spiral mengarah ke tengah menara.
Kawahara Reki
89
Kawahara Reki
90
Yuuki akhirnya menghela napas lega saat ini. Asuna dengan ringan menepuk
bahunya dan dengan cepat berjalan menuju kelompok. Semua tatapan
kelompok lain terfokus pada Asuna dan teman-temannya, namun mereka tidak
menunjukkan keterkejutan atau ketegangan. Bahkan bisa dikatakan
bahwa orang-orang ini menantikan pertunjukan yang akan dimulai.
Asuna mengabaikan ekspresi mereka dan berdiri langsung di depan kerumunan,
berkata kepada pemain Gnome laki-laki yang tampak seperti dia
mengenakan armor yang paling mahal.
"Maaf, kami ingin menantang bos. Bisakah kalian membuka jalan?"
Namun, Gnome itu melipat tangan tebalnya, seolah-olah mencoba mengatakan
sesuatu yang Asuna tidak harapkan,
"Maaf, tempat ini ditutup."
"Ditutup ... Apa maksudmu?"
Asuna, yang tidak bisa mengatakan apa-apa untuk sementara waktu, akhirnya
mengeluarkan pertanyaan ini. Gnome mengejangkan alisnya secara berlebihan, dan
kemudian berkata dengan nada tenang yang langka,
"Guild kami akan menantang bos. Kami masih dalam persiapan. Tunggu saja di sini
sebentar."
"Untuk beberapa saat ... berapa lama?"
"Nah, sekitar satu jam."
Pada titik ini, Asuna akhirnya mengerti niatan mereka. Mereka hanyalah kelompok
pengintai yang ditugaskan di depan ruangan bos, mengumpulkan
informasi. Setelah kelompok lain yang mungkin bisa mengalahkan bos muncul,
mereka akan mencoba untuk membuat barikade fisik melalui jumlah.
Baru-baru ini, Asuna mendengar bahwa beberapa guild tingkat tinggi menciptakan
masalah dengan menduduki tempat berburu, tapi tanpa ia duga,
mereka akan melakukan pendudukan dengan berani seperti ini. Bukankah ini sama
saja seperti the Army yang memerintah dengan kejam di Aincrad
lama?
Asuna mencoba yang terbaik untuk menekan kemarahannya dan akhirnya berkata
dengan nada tenang,
Kawahara Reki
91
"Kami tidak bisa menunggu selama itu. Ini berbeda jika kamu ingin menantangnya,
tapi jika tidak, tolong biarkan kami masuk"
"Kamu agak benar juga ..."
Namun Gnome itu tanpa malu-malu melanjutkan,
"Tapi kami datang duluan. Kamu harus mengantri."
"Kalau begitu kamu harus bersiap-siap sebelum datang ke sini. Kami harus
menunggu selama satu jam meskipun kami dapat menyerang kapanpun.
Itu tidak adil."
"Itulah sebabnya walaupun kamu mengomel, aku tidak bisa membantu. Ini adalah
perintah atasan. Jika kamu memiliki perbedaan pendapat, pergilah ke markas guild
untuk bernegosiasi. Kantor pusat kami berada di kota Pohon Dunia."
"AKAN MEMAKAN WAKTU SATU JAM KE SANA!!"
Tidak bisa menahan dirinya lagi, Asuna akhirnya berteriak. Dia kemudian menggigit
bibirnya dan menarik napas panjang untuk menenangkan diri.
Tidak peduli bagaimana mereka bernegosiasi, tampaknya kelompok lain tidak
berniat untuk minggir. Apa yang harus mereka lakukan?
Mereka tidak tahu apakah mereka bisa mencapai kesepakatan dengan memberikan
item yang dijatuhkan bos dan Yield. Mungkin tidak, saat daya
tarik untuk mengalahkan bos bukan hanya barang yang dijatuhkan, tetapi juga
besarnya kenaikan poin pengalaman dan hadiah nyata meninggalkan
nama mereka pada Monumen Swordsmen. Orang-orang ini mungkin tidak akan
menerima kondisi tersebut.
Jika ini adalah VRMMO lain, mereka bisa komplain kepada GM tentang tindakan
yang menentang etika net-game. Namun, argumen pemain di ALO
idealnya harus diselesaikan diantara para pemain. GM pada dasarnya hanya
menangani kesalahan sistem.
Gnome melirik tajam pada Asuna, yang kehabisan akal, dan berpikir bahwa
negosiasi telah selesai dan bersiap-siap untuk kembali ke sekutunya.
Pada saat ini, Yuuki, yang berdiri di belakang Asuna, berteriak,
"Oi, kamu ..."
Kawahara Reki
92
Pedang Absolut menggunakan suara enerjik untuk meminta Gnome itu berhenti
dan berbalik,
"Maksudmu kamu tidak berniat membiarkan kami lewat tidak peduli bagaimana kami
meminta, benar?"
"Sejujurnya, itulah yang terjadi."
Setelah mendengar kata-kata langsung Yuuki, Gnome itu hanya bisa berkedip.
Namun, ia segera kembali ke sikap arogannya dan mengangguk. Yuuki
hanya tersenyum dan berkata,
"Begitukah? Mau bagaimana lagi kalau begitu. Kami hanya bisa menggunakan
kekerasan."
"A ... apa!?"
"Ehh!?"
Gnome dan Asuna mengeluarkan teriakan kaget pada waktu yang sama.
ALO benar-benar sebuah permainan yang memiliki poin menjual 'mampu
menyerang pemain tanpa syarat di daerah netral'. Semua pemain akan
memaksa menggunakan senjata mereka untuk melampiaskan ketidakpuasan
mereka, dan kode ini jelas ada dalam instruksi permainan.
Namun, selain menjadi aturan yang sebenarnya, masih ada beberapa tabu
tersembunyi untuk menyerang pemain. Pemain harus memperhatikan jika
mereka melawan sebuah guild besar. Itu karena walaupun mereka menang, guild
yang bersangkutan dapat mengirimkan serangan besar-besaran untuk
membalaskan dendam, dan terkadang bahkan membawa kebencian mereka kepada
komunitas internet di luar permainan. Saat ini, tidak banyak pemain
yang menantang guild besar selain mereka yang sudah bertujuan untuk PK di awal.
"Yu ... Yuuki, itu ..."
Mulut Asuna terbuka lebar, namun dia tidak bisa membiarkan suaranya keluar
karena dia tidak tahu bagaimana menjelaskan hal ini. Namun, Yuuki
hanya tersenyum dan menepuk bahunya dan berkata,
"Asuna, beberapa hal harus diselesaikan melalui cara yang keras agar kelompok
lain dapat memahami. Misalnya, sekarang, kita harus
Kawahara Reki
93
94
"NUOOOHHH!!"
Orang itu akhirnya mengeluarkan raungan marah dan mengangkat kapak perangnya
saat ia bersiap-siap untuk mengayunkannya turun menuju Yuuki.
Pemain ini benar-benar pemain yang merupakan kapten tim dari guild yang terkenal
karena serangannya sangat cepat. Namun, Pedang Absolut
Yuuki hanya terus mengayunkan pedang tanpa terburu-buru.
*Ding!* Sebuah suara logam tajam terdengar, dan lintasan kapak dibelokkan sedikit,
melewati rambut merah Yuuki beberapa sentimeter di atas
kepala. Biasanya, senjata hanya dapat menggunakan skill menangkis ketika
menghadapi senjata berat yang sama. Namun, Longsword tipis Yuuki
yang terlihat tidak berbeda dari Rapier membelokkan kapak perang yang besar. Hal
ini karena kecepatan kilat ayunannya. Mustahil untuk bisa
menjadi begitu tangkas kecuali avatar pemain, saraf dan AmuSphere yang
menghubungkan mereka menjadi satu.
Berapa banyak pengalaman yang harus dia dapatkan hanya untuk mencapai tingkat
itu? Asuna terlihat benar-benar kagum saat dia melihat Yuuki
bertarung di depannya. Pada saat ini, pedang Yuuki itu mulai mengeluarkan cahaya
biru. Dia mengaktifkan skill pedang.
Kaki prajurit Gnome itu tidak stabil saat ia menangkis sebuah serangan berkekuatan
penuh, tusukan, tebasan horizontal, tebasan bawah dan
sebuah pukulan; empat serangan yang semua meledak saat mereka mengarah
pada wajahnya. Ujung pedang berwarna biru muda mengelilingi tubuh
Gnome dan mengeluarkan cahaya yang intens. Ini adalah 4 hit lurus berturut-turut
Vertical Square
"GUAA ...!!"
Dengan teriakan, tubuh Gnome terlempar beberapa meter jauhnya dan mendarat di
tanah. Bar HPnya langsung jatuh ke zona merah. Dia pasti
menyadari ini saat matanya melirik sudut kanan atas yang terlihat menonjol keluar
dari sendinya.
Saat matanya kembali ke Yuuki, ekspresi di wajahnya berganti dari shock menjadi
kemarahan.
"I ... Itu tidak bisa diterima, menyerang seperti itu tiba-tiba ...!"
Kawahara Reki
95
Saat pemimpin mulai berteriak kembali secara acak, sekitar 20 orang dari sekutunya
akhirnya berhasil pulih dan masuk ke mode pertempuran.
Para pemain yang bertanggung jawab menyerang di garis depan menyebar dan
menarik senjata mereka.
Asuna secara naluriah menarik tongkat Pohon Dunianya dan mengulangi apa yang
dikatakan Yuuki di dalam pikirannya.
Asuna, beberapa hal harus diselesaikan melalui cara yang keras agar kelompok
lain dapat memahami.
Ini jelas bukan sesuatu yang dapat gadis itu pikirkan secara acak pada saat terakhir,
tapi ini adalah keyakinan gadis misterius yang disebut
Yuuki itu miliki. Itu karena dia selalu mengikuti contoh ini. Dia akan menantang
lawan yang tak terhitung jumlahnya di jalan-jalan dalam
duel dan menggunakan ini untuk berinteraksi dengan mereka.
... Aku mengerti ... kamu ada benarnya juga ...
Saat Asuna bergumam tanpa kata, wajahnya tanpa sadar tersenyum. Jika dia terus
mundur karena takut bertarung melawan orang lain atau balas
dendam, maka makna bermain VRMMO akan hilang. Pedang di pinggangnya itu
bukanlah hiasan belaka, dan itu jelas bukanlah beban yang berat.
Asuna mengambil langkah maju dengan tekad dan tiba di samping Yuuki. Jun dan
Shiune sedang berdiri di samping Asuna, dan Thatch, Nori dan
Taruken berdiri di samping Yuuki.
Mungkin musuh yang berjumlah lebih dari kelompok beranggota 7 orang ini, tiga
melawan satu, terlihat menyadari sesuatu saat mereka hanya
bisa bergerak mundur.
Lalu, apa yang memecah suasana tegang ini
Bukanlah musuh di depan, namun banyaknya jejak kaki yang datang ke sini. Prajurit
Gnome menoleh ke belakang Asuna dan teman-temannya dan
menunjukkan senyum kemenangan.
"...!"
Asuna tersentak dan berpikir Mengapa pada saat yang tidak tepat seperti ini? dan
memutar kepalanya ke sekitar. Sejumlah jubah berwarna
Kawahara Reki
96
kemudian muncul di depan mereka. Sebagian besar lambang guild yang ditampilkan
adalah Sagitarius, namun beberapa dari mereka berlambang
Perisai dan Kuda. Dengan kata lain, orang-orang yang datang adalah bagian lain
dari aliansi yang sedang Gnome tunggu, dan pasti ada
sekitar 30 orang dari mereka.
Walaupun Yuuki sekuat itu, sulit untuk menang ketika dikelilingi oleh musuh yang 7
kali lipat jumlahnya dari mereka pada sisi depan dan
belakang. Mantra dan panah yang dapat ditembakkan dari belakang cukup untuk
menghabiskan HP mereka tanpa bisa melakukan apa-apa.
Semua karena aku ragu-ragu ...
Asuna merasa menyesal saat ia menggigit bibirnya dengan keras. Jika dia mengikuti
keyakinan Yuuki dari awal, mereka setidaknya bisa menembus
20 orang di depan dan memasuki ruangan bos.
Sama seperti Asuna yang hendak membuka mulutnya dan meminta maaf, Yuuki,
yang berada di sebelah kirinya, menepuk tangannya. Emosi Gadis Imp
itu menyelimuti kulitnya di dunia virtual.
Maaf, Asuna. Ketidaksabaranku malah menyeretmu. Tapi aku tidak menyesal
melakukan hal ini. Sejak kita bertemu, aku belum pernah melihatmu
menunjukkan senyum indah seperti itu.
Asuna memegang tangan Yuuki dan menjawab bisikan yang tampaknya muncul di
dalam benaknya ini.
Seharusnya aku yang meminta maaf karena tidak bisa banyak membantu. Kita
mungkin tidak bisa melakukannya pada level ini, tapi kita pasti
bisa mengalahkan bos di level berikutnya.
Shiune dan yang lain tampaknya merasakan interaksi mereka berdua karena
mereka semua mengangguk, membentuk lingkaran dan menghadapi musuh di
kedua sisi. 30 orang yang bergegas datang di depan dan belakang mereka
tampaknya telah memahami situasi saat ini saat orang-orang itu
menarik senjata mereka.
Saat ini, mereka hanya bisa berjuang sampai akhir. Asuna membuat keputusan dan
mengangkat tongkat pendeknya sambil mengucapkan mantra
Kawahara Reki
97
Kawahara Reki
98
Juga, sarung pedang kulit hitam yang memiliki lambang putih murni wyvern di
atasnya. Itu adalah merek dagang dari Toko Senjata Lisbeth
yang dibuka di jalanan kota pohon dunia. Pedangnya ditempa dari logam langka dari
Jtunheimr, itu adalah masterpiece dari seorang teman
dekat Asuna.
Tangan kanan pendekar pedang berpakaian hitam dengan cepat meraih pedang
biru muda dari punggungnya, dan kemudian *Clang!* menusukkannya ke
lantai batu di sampingnya. 30 orang penjelajah veteran berhenti seperti mereka
terkejut akan kehadirannya.
Kemudian, kata-kata tamu tak diundang ini dengan keras mengatakan kembali apa
yang Gnome tadi katakan pada Asuna.
Kawahara Reki
99
Kawahara Reki
100
Kawahara Reki
101
Kirito menarik Longsword dan mengistirahatkannya di bahu kanannya. Pada saat ini,
pedang mengeluarkan efek cahaya merah gelap. Itu adalah
skill pedang
Saat berikutnya, segala macam warna cahaya, meledak dan ekspresi terkejut dari
50 orang lebih memenuhi seluruh ruang sempit ini.
Kirito menggunakan skill 7 hit berturut-turut Deadly Sins untuk menghancurkan
semua mantra serangan yang datang ... atau lebih tepatnya,
'mengiris' mereka.
"Ti ... Tidak mungkin ..."
Bahkan Pedang Absolut Yuuki hanya bisa bergumam tak percaya. Asuna bisa
memahami perasaannya, tetapi jika ia sendiri terkejut dengan level
berlebihan, tindakan sembrono dan radikal ini, dia tidak akan bisa menjadi teman
player VRMMO yang dipanggil Kirito ini.
Ini adalah skill Kirito sendiri yang dibuat di luar sistem, yang disebut Spell Blast.
Kemampuan khusus Kirito di Aincrad lama adalah menggunakan skill pedang untuk
menyerang titik lemah dari senjata musuh daripada menyerang
musuh, Skill di luar sistem yang disebut Arm Blast. Meskipun skill luar biasa itu
sendiri memerlukan refleks super dan skill sasaran yang
sangat rumit, itu sulit untuk mengiris mantra di ALO.
Saat serangan mantra itu sendiri tidak sesolid benda-benda fisik, dan mereka terlihat
seperti efek massa cahaya, 'hit designation' hanya
dapat dibuat ketika mengenai pusat mantra. Juga, pusat mantra tidak bisa diserang
dengan serangan biasa, tetapi dengan skill pedang yang
mengenai titiknya pada kecepatan tinggi. Itu karena sifat padat senjata normal tidak
bisa meniadakan sihir. Sebaliknya, skill pedang
memiliki beberapa bentuk yang merusak elemen seperti bumi, air, api, angin, cahaya
dan kegelapan. Namun, itu sudah melampaui kategori gila
untuk mencoba menangkap pusat mantra dengan menggunakan ayunan pedang
yang tidak bisa dikendalikan karena bantuan sistem, dan hampir
mustahil untuk melakukannya.
Kawahara Reki
102
Bahkan, Lyfa, Klein dan Asuna sendiri pernah mencoba untuk mempelajari skill
Spell Blast ini dengan Kirito, dan harus menyerah setelah 3
hari. Bahkan Kirito sendiri mencatat bahwa ia mendapatkan pengalaman ini dari
'Menggunakan pedang untuk mengiris peluru' di dunia lain yang
disebut Gun Gale Online ketika ia ditransfer sana. Mendengar Kirito mengatakan
'Tidak akan pernah ada mantra yang kecepatannya lebih
tinggi dari peluru senapan' dengan wajah lurus, bahkan Asuna, yang sudah pada
tingkat tidak akan terkejut oleh hal apapun, hanya bisa
berdiri dalam shock.
Karena alasan ini, orang bisa mengatakan bahwa Kirito kemungkinan besar, tidak,
pasti satu-satunya orang yang hanya bisa menggunakan skill
Spell Blast di Alfheim. Dan diam-diam ia melatih skill ini sendiri, dan tidak pernah
menggunakannya dalam duel atau kelompok berburu, jadi
sekarang pasti menjadi pertama kalinya sebuah guild besar melihat hal ini.
"... Apa-apaan ..."
Salamander berambut panjang mengeluarkan gumaman, dan dari belakang, mereka
bisa mendengar suara-suara 'Dia mengiris sihir!' 'Itu bukan
kebetulan, kan?, 'Itulah mengapa kukatakan...' dan segala macam suara lainnya.
Namun, kelompok lain yang adalah sebuah guild yang mengkhususkan diri dalam
mengalahkan bos bereaksi. Di bawah perintah Salamander itu, para
pejuang garis depan menarik senjata mereka, mengeluarkan tombak dan panah,
dan dukungan mulai mengucapkan mantra lagi. Kali ini, itu tidak
terlihat menjadi tipe single homing, tetapi juga terlihat memasukkan tipe multihoming dan tipe Area ballistic.
Kirito berbalik lagi, mengangguk cepat pada Asuna, dan menunjukkan 3 jari dengan
tangan kirinya.
Tentu saja, ini bukan tanda kemenangan untuk mengubah situasi, tapi satu hal
dengan makna 'aku akan membantumu menahan mereka selama 3
menit'. Tentu saja, dia tidak berpikir bahwa dia bisa mengalahkan 30 orang musuh
dengan sendirian.
Pada saat ini, Asuna akhirnya mengerti alasan mengapa Kirito muncul di sini.
Kawahara Reki
103
Begitu dia mendengar Asuna mengatakan bahwa dia ingin membantu Sleeping
Knights menaklukkan tingkat ini, dia tahu bahwa mereka akan
dihalangi oleh guild besar. Kirito kemungkinan besar bersembunyi di area pintu
masuk dungeon, dan menyadari gerakan aliansi guild itu.
Setelah ia melihat Asuna dan teman-temannya tidak bisa melawan jumlah orang
sebanyak itu, dia berniat mengorbankan dirinya untuk mengulur
waktu saat dia tertangkap.
3 menit. 180 detik. Ini hanyalah kedipan mata di dalam rumah hutan, tapi akan
menjadi waktu yang lama di dalam pertarungan melawan pemain.
Asuna bukannya meragukan kemampuan Kirito, tapi bisakah dia benar-benar
bertahan selama 3 menit melawan begitu banyak orang? Bijaksanakah
mengirim seseorang untuk mengawal Kirito dari kelompok 7 orang ini ...?
Tepat ketika Asuna ragu-ragu tentang hal ini, dua hal mengganggu pikirannya.
Pertama, Kirito menaruh tangan kirinya di belakang punggungnya dan menyambar
gagang pedang kedua yang ia wujudkan, dan menariknya dengan
suara yang jelas. Itu Longsword emas yang terlihat glamor. Itu tidak dibuat oleh
seorang swordsmith, namun senjata legendaris yang tersegel
di bagian terdalam dari air bawah tanah Jtunheimr, Pedang Suci Excalibur.
Dalam rangka untuk mendapatkan pedang ini, kelompoknya
menggunakan teman Lyfa, dewa jahat tipe penerbang Tonkii untuk mencapai
batas kelompok dan menantang ke dalam Jtunheimr. Mereka hampir
dimusnahkan total dalam pertempuran bos. Namun, bagian punggung Kirito saat ia
kembali menggunakan dua pedang menjadikannya begitu kuat,
Asuna merasa bahwa kerja keras saat itu tidak sia-sia.
Tekanan yang dikeluarkan oleh Longsword emas membuat bagian dukungan
mundur perlahan-lahan. Seolah mengambil keuntungan saat musuh sedang
goyah, gemuruh tiba-tiba bergema langsung dari bagian belakang kelompok.
"UWOOOAAAAAAHHH!! AKU DI SINI JUGA, MESKIPUN KAMU TIDAK BISA
MELIHATKU!!!"
Suara agak kasar dan serak itu tidak diragukan lagi berasal dari pengguna katana
Klein. Asuna hanya bisa berjinjit untuk melihat ke
Kawahara Reki
104
belakang, dan nyaris tidak bisa melihat rambut merah mengalir lurusnya yang diikat
dengan bandana. Tampaknya Kirito bukan satu-satunya yang
datang untuk memeriksa dungeon. Tapi mengapa ia muncul setelah beberapa saat?
"TERLALU LAMBAT. APA SIH YANG KAMU LAKUKAN!?"
Di sisi dinding manusia, Kirito berteriak, dan di ujung, Klein kembali berteriak,
"MAAF, AKU TERSESAT!!"
Asuna hampir saja terjatuh, tapi ia menyeimbangkan dirinya, dan melihat sosok kecil
yang melambai di atas bahu Kirito. Itu adalah pixie
navigasi Yui, yang juga 'anak' mereka. Senyum manisnya menunjukkan sinar
kehangatan ke dalam hati Asuna.
Terima kasih Yui-chan, terima kasih, Klein.
Aku sangat mencintaimu, Kirito-kun.
Setelah menggumamkan ini jauh di dalam hatinya, Asuna segera berbisik kepada
Yuuki di sampingnya.
"Kita pasti baik-baik saja jika kita menyerahkan hal ini pada mereka. Fokus saja
untuk menembus 20 orang di depan kita dan menuju ruangan bos."
"Oke, aku mengerti." Yuuki mengedip beberapa kali, dan kemudian menjawab
dengan suara yang jelas.
Dia berbalik, terlihat seperti ia akan mengaktifkan skill pedangnya dan mengangkat
pedang di atas kepalanya. Jun dan Shiune di sebelah
kanannya dan Thatch, Nori dan Taruken di sebelah kirinya melihat efek cahaya ungu
dan masuk ke posisi pertempuran.
20 anggota kelompok yang tidak memahami situasi sama sekali dan prajurit Gnome
yang merupakan pemimpin melihat gerakan teman-teman Asuna dan
bersiap-siap untuk bertarung kembali.
Saat suara sihir dan skill pedang yang beradu bergema di belakang, Asuna
berteriak,
"... MAJU!"
Dengan Yuuki memimpin, ketujuhnya masuk ke formasi wedge dan bergegas keluar.
Gnome dan pengikutnya meraung dan menyerang.
Kawahara Reki
105
Saat kedua belah pihak bentrok, *GAGAANN!!* suara dampak meledak, dan
beberapa efek cahaya muncul pada saat yang sama. Battle royale kacau
dimulai, dan setiap sudut koridor dipenuhi dengan suara pedang yang beradu satu
sama lain.
Asuna sendiri merasakan skill Yuuki ketika duel melawannya, dan pada saat ini, dia
bisa mengatakan bahwa anggota lainnya sebanding
dengannya. Bahkan ketika melawan pemain, yang bukan monster biasa, mereka
mampu mengayunkan senjata mereka dan bertarung.
Dengan menggunakan bobot pedang dua tangan Jun dan gada berat Thatch
mereka bisa menghancurkan musuh dari depan. Tombak panjang Taruken dan
tongkat Nori akan menyerang selama terjadi pembukaan. Yuuki sendiri
menggunakan kemampuan menghindarnya yang luar biasa untuk dengan mudah
menghindari beberapa pedang yang lewat ke dekat dirinya dan bergegas
mencengkram musuh, menggunakan tebasan miring untuk menyerang.
Ketika menghadapi musuh yang jumlahnya lebih dari mereka, para anggota
Sleeping Knights bisa dikatakan berjuang dengan gagah berani. Namun,
kelompok musuh tidak akan hancur begitu sajaitu karena penyihir di belakang
terus mengeluarkan mantra penyembuhan.
Dalam pertempuran besar ini, akan ada beberapa luka yang tak terduga. Selain
Yuuki, HP anggota lain mulai menurun. Asuna dan Shiune mulai
mengeluarkan mantra penyembuhan mereka.
Pada saat ini, 2 bayangan dari musuh bergegas datang ke atas mereka. Mereka
adalah pemain tipe assassin dengan belati tajam dan mengenakan
armor kulit yang ringan.
Asuna menyadari bahwa itu adalah Sylph yang bersembunyi di depan ruangan bos
beberapa menit yang lalu, dan secara naluriah merubah
mantranya. Dia menggunakan kecepatan membaca khususnya untuk
menyelesaikan mantra dalam 2 detik. Kedua Sylph memiliki cahaya aliran air yang
muncul di kaki mereka, dan kaki mereka yang terikat menyebabkan mereka terjatuh.
Menggunakan pembukaan ini, Asuna berbisik kepada Shiune, yang selesai
membaca mantra penyembuhan.
"Bisakah kamu mengurus penyembuhan sendiri?"
Kawahara Reki
106
Undine yang sedikit lebih tinggi dari Asuna itu segera menganggukkan kepalanya.
"Ya, aku harus bisa melakukannya."
"Aku akan mengurus penyembuh musuh kalau begitu."
Sudah beberapa menit sejak pertempuran dimulai, dan suara dari belakang mulai
menjadi lebih dan lebih intens lagi. Ini pasti hasil dari
Kirito dan Klein yang menyerang ke dalam kelompok musuh untuk mencegah
serangan sihir. Namun, mereka tidak memiliki satupun penyembuh, dan
tidak bisa menyembuhkan segala macam luka tak terduga. Kirito mengatakan
bahwa ia bisa bertahan selama 3 menit, tapi akan lebih baik jika
mereka bisa menembus musuh dalam waktu 2 menit untuk membayar pengorbanan
mereka. Akan lebih baik untuk mengakhiri pertempuran ini dengan
cepat.
Asuna dengan cepat memanggil jendela, menaruh tongkat ke dalam persediaan
barangnya dan beralih ke Rapier yang lebih suka ia gunakan. Saat
itu, cahaya perak muncul di pinggangnya, mewujudkan sabuk pedang yang dirajut
dari benang mithril, dan sarungnya yang terbuat dari bahan
yang sama.
*SHCHANK!* Pedang panjang, tipis ditarik keluar. Pertama, ia berlari ke 2 Sylph
yang tertahan oleh mantra penahan Aqua Bind, dan tanpa
ampun menyerang titik vital yang menyebabkan bar HP mereka segera menghilang.
Dia mengintip melalui sisa-sisa avatar yang hancur di depannya dan memandang ke
mana dia akan melanjutkan pertempuran. Tampaknya setiap
sudut koridor dipenuhi dengan pemain yang dengan sinting mengayunkan pedang di
tangan mereka, tetapi jika ia harus meletakkannya, sisi kanan
adalah bagian dengan orang yang lebih sedikit.
Asuna mengambil napas dalam-dalam, menyesuaikan napasnya, dan dengan kuat
menendang tanah. Dia meletakkan Rapier di tangan kanan pada
pinggangnya dan berlari. Begitu dia mencapai kecepatan tertentu, dia berteriak pada
Yuuki, yang bertarung dengan punggung menghadap Asuna,
"YUUKI! MENGHINDAR!!"
Kawahara Reki
107
"He ...!?AA!?"
Yuuki memiringkan kepalanya sedikit, melihat Asuna yang bergegas maju, dan buruburu menghindar. Asuna mengarahkan pedangnya pada pemimpin
Gnome, yang tetap berdiri dengan mengeluarkan kapaknya, dan mendorong
serangan pedang dengan cara yang lurus tepat saat ia masuk ke postur
membungkuk ke depan.
*BAA!!* Pedang mengeluarkan beberapa kilatan putih, dan beberapa cahaya
mengelilingi Asuna. Asuna segera merasakan sensasi melayang, dan dia
mengeluarkan ekor panjang seperti komet sebelum bergegas ke depan dengan
kecepatan luar biasa.
"UWAAAHHH!"
Gnome itu akhirnya mampu menggerakkan kapak dua tangannya dan siap untuk
menggunakannya sebagai perisai. Namun, Asuna lebih cepat, dan ujung depan
Rapier menyentuh tubuhnya.
Gnome tampak seperti rakasa yang kehilangan kendali saat ia terlempar ke udara.
Dia memiliki HP yang mendekati nol berkat serangan Yuuki,
dan meledak dalam cahaya kuning dan tubuhnya menyebar saat di udara.
Setelah berubah menjadi komet putih, Asuna tidak melambat bahkan setelah
berurusan dengan satu orang saat ia bergegas menjadi penyembuh. 3-4
Orang yang menghalanginya dan pemimpin mereka tertiup ke samping. Beberapa
terbang ke udara, dan beberapa terduduk di tanah. Dia menggunakan
skill pedang tusukan jarak jauh terkuat untuk rapier, Flashing Penetrator. Butuh
banyak berlari untuk menggunakan skill ini, jadi hampir
tidak ada yang menggunakan ini dalam duel 1 v 1. Namun, itu sangat efektif ketika
menerobos orang.
Asuna segera menembus dinding besi armor dan perisai sebelum meluncur ke
depan sekitar beberapa meter. Saat ini, ia akhirnya mendarat di
tanah dungeon. Dia menggunakan tumit sepatu botnya sebagai rem, menciptakan
banyak bunga api dalam proses, dan berlutut di tanah dengan satu
kaki sebelum mengangkat kepalanya. Keempat pembaca mantra, yang mengenakan
jubah dan jubah panjang, hanya bisa melihat ke bawah dengan
kosong pada Asuna.
Kawahara Reki
108
Kawahara Reki
109
110
Yuuki menggigit bibirnya, dan rambut yang memiliki bando merah di atasnya terkulai
turun. Namun, Asuna hanya menepuk bahu Yuuki. Masih ada
10 detik sampai bos muncul. Undine itu menggunakan momen ini untuk mengatakan
sesuatu yang penting.
"Kamu mengajariku sesuatu yang penting juga, Yuuki. Bukankah kamu mengatakan
bahwa Beberapa hal harus diselesaikan melalui cara keras agar
kelompok lain dapat memahami?"
Mata Yuuki melebar, tapi Shiune dan lima lainnya segera mengerti apa yang coba
Asuna katakan. Saat para peri tersenyum dan mengangguk, api
terakhir menembak langit di belakang mereka.
"Sekarang, ini adalah yang terakhir kalinya! Guild tadi pasti akan mencoba untuk
mengelompok kembali saat kita sedang bertarung dan
berkumpul di koridor. Kita harus bekerja keras dan perlihatkan pada mereka tanda
kemenangan ketika pintu terbuka!"
Sebagai sub-leader dari Knights of the Blood, dia juga akan menyemangati semua
orang sebelum melawan bos. Namun, kata-kata yang Asuna
katakan saat itu hanya akan menyebabkan sekutunya menjadi tegang. Kata-kata itu
akan membuat mereka mencengkeram pedang mereka dengan keras,
namun tidak meresonansi hati mereka. Itu karena Asuna hanya memikirkan cara
yang efektif untuk memerintah orang lain, dan tidak pernah
menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya.
Yuuki, setelah pertempuran ini berakhir, beritahu aku lebih banyak tentang dirimu,
seperti apa perjalananmu pergi ke seluruh dunia dan petualangan apa yang kamu
miliki.
Dengan perasaan seperti itu, Asuna dengan kuat meraih pelindung bahu Yuuki dan
melangkah mundur. Saat ini, ia menyimpan Rapiernya lagi dan mengangkat tongkat
Pohon Dunia tinggi-tinggi.
Di depan mereka, teriakan dalam terdengar seiring dengan munculnya bentuk batu
seperti poligon. Bos hendak muncul. Raksasa bersenjata empat
melompat keluar saat blok seperti humanoid tertiup ke samping.
"Baiklah ... mari kita menantangnya lagi!"
Kawahara Reki
111
Kawahara Reki
112
BAB 7
Asuna menggunakan jempolnya untuk membuka tutup dari botol kecil dan meminum
cairan biru yang ada di dalamnya. Lalu dia mengecek jumlah dari mana potions .[14]
Potion yang terisi di sakunya telah digunakan selama 40 menit di waktu pertempuran
yang panjang, dan padanya hanya tersisa tiga. Shiune, orang yang berperan
menjadi penyembuh bersamanya, seharusnya memiliki jumlah yang sama dengan
Asuna.
Beberapa orang yang menyerang secara frontal terlihat kelelahan. Mereka mencoba
sekuat tenaga untuk menghindari serangan monster hitam yang memiliki pola,
namun mereka tidak dapat menghindari dari serangan racun yang memiliki
jangkauan luas dan serangan semua arah dengan dua rantai yang diayun. Ketika
serangan ini muncul, Asuna dan Shiune hanya bisa merapalkan sihir tingkat tinggi
untuk penyembuhan, jadi mana potion terus digunakan seperti air mengalir.
Meski begitu,tongkat Nori, tombak Taruken dan pedang Yuuki yang berhasil
mengenainya,itu hanya seperti memukul dinding besi yang tidak dapat memberikan
damage besar sebanyak apapun mereka menyerang. Terkadang bos itu menaruh
keempat tangannya untuk mempertahankan dirinya, dan ketika dia melakukan itu, itu
dapat memantulkan apapun seperti metal, dan perasaan yang sia-sia terus
meningkat.
Asuna menelan kegelisahannya yang telah naik di tenggorokannya dengan
meminum potion, dan dengan semangat berkata,
"Semuanya, kita dapat melakukannya ! Hanya tinggal sedikit lagi!"
Meski begitu, 5 menit yang lalu, dia juga mengatakan hal yang sama. Karena tidak
terlihat batang HP di monster bos yang ada di lantai in New Aincrad, jadi mereka
hanya dapat memperkirakan jumlah HP melalui pergerakan. Monster besar itu
menjadi lambat dan pergerakannya yang dapat dilihat pertama kali yang dapat
dikatakan menjadi mengamuk. Mereka memastikan bahwa dia tidak memiliki darah
yang cukup banyak, tapi tentu saja ini hanya pemikiran yang optimis.
Di suatu pertarungan yang panjang dimana terlihat tidak akan berakhir, pemain
pembantu biasanya menggunakan sihir, tapi pemain terdepan menahan serangan
musuh yang dapat menurunkan semangat dan kosentrasi. Di bos yang normal,
mereka seharusnya bertukar dengan pemain depan sekitar 5 menit. Dari sini, orang
dapat memberitahu bagaimana Sleeping Knights kesulitan.
Tetapi, pada akhirnya mereka kelelahan. Setelah mendengar panggilan Asuna,
hanya Yuuki yang masih memiliki kekuatan untuk menjawabnya. Gadis Imp kecil itu
tidak menunjukkan kelelahan bahkan setelah pertarungan yang tidak dapat dihitung
menitnya dan dia melanjutkan dan menggunakan kakinya untuk menghindar dari
palu raksasa dan rantai sebelum dia menggunakan pedang di tangan kanannya
untuk memberikan damage.
Kawahara Reki
113
Sebelumnya, Asuna berpikir kekuatan Yuuki berasal dari refleks yang tidak masuk
akal, tapi sekarang dia sedikit mengerti dengan ini. Kosentrasi yang kuat dan terus
mengayun pedang mungkin sebanding dengan Kirito.
Di saat itu, Asuna mengingat kejadiaan yang dialaminya saat dia melihat jauh di
ingatannya dari adegan di masa lalu.
Di lantai 74 tepat di ruangan bos di Old Aincrad, Kirito pernah bertarung dengan bos
monster tipe humanoid monster. Dia menggunakan tangkisan dan kecepatan
kakinya untuk menghindari serangan yang menakutkan di bawah situasi yang gawat,
dan kedua pedangnya terus menebas yang memiliki kecepatan seperti senapan
mesin, menggunakan sword skill pada kelemahan bos, di panggul
"Ah.."
Dengan ide yang tiba-tiba muncul, Asuna tidak dapat membantu tetapi memanggil.
Mantra dari sihir itu gagal dan BOON! Asap hitam muncul di sekitarnya.
Asuna dengan cepat meringis ketika dia terluka, tapi Shiune, orang yang ada di
belakangnya menyelesaikan mantranya di saat terakhir. Tecchi dan kelompoknya
yang dikelilingi oleh nafas beracun di depan HPnya telah kembali ke zona aman.
Asuna yang menaikkan tangan sebagai permintaan maaf ke Shiune, orang yang
melirik padanya, lalu dia berkata,
"Shiune, aku memiliki ide. Dapatkah kau bertahan selama 30 detik dengan dirimu
sendiri?"
"Un, baiklah. Aku masih memiliki mana yang cukup."
Asuan menaikkan tangannya kepada Shiune lagi, dia mengangguk, lalu dia
menaikkan tongkat di tangan kanannya. Dia mengambil nafas yang dalam, dan
memulai merapal sihir yang baru secepat yang dia bisa.
Saat mantra itu selesai, pecahan es yang berkilauan muncul di depan Asuna, dan
mereka dengan cepat berubah menjadi empat pilar es. Ketika pisau es itu selesai ,
lingkaran biru muncul di matanya. Ini adalah sihir pelacak penyerang.
Dengan hati-hati Asuna menggerakkan tangan kirinya dan perlahan membidik dari
tenggorokan dari monster berkepala dua itu. Monster itu terus maju, dan palu di
kedua tangan atasnya telah siap untuk mengayun
"Eii!"
Asuna menggerakkan tongkat di tangan kanannya. 4 pilar itu terbang di udara
dengan meninggalkan jejak biru, membuat itu terkena di leher bagian bawah dari
monster itu.
"GUUOOOOOHHHHHH!!!"
Kawahara Reki
114
Monster itu mengeluarkan suara teriakkan yang terdengar seperti kesakitan dan
serngan palu itu berhenti. Keempat tangan itu disilangkan di depan tubuhnya seperti
menahan. Dia terus menahan dalam posisi bertahan selama lima detik sebelum
mengangkat tangannya dan menghantam lantai dengan palunya.
Lantainya bergetar dengan keras dan mengeluarkan suara, dan Asuna telah siap
untuk mencegah dirinya jatuh sambil membisikkan,
"Seperti yang aku duga"
Melihat itu Shiune, memikirkan itu di kepalanya dengan ragu, namun Asuan dengan
cepat menjelaskan,
"Pertama kali aku berpikir posisi bertahan itu hanya keluar sesekali, tapi bukan
seperti itu. Lehernya adalah kelemahannya. Kita tidak punya kekuatan untuk
mencari kelemahannya, jadi aku benar-benar melupakan hal ini"
"Jadi kita dapat mengalahkannya jika menyerang tempat itu, kan?"
"Kupikir begituitu akan lebih efisien, tapi tempat itu terlalu tinggi"
Monster itu sekitar 4m, bahkan tombak Taruken harus lebih panjang lagi agar
sampai ke lehernya. Itu tidak dapat diserang secara langsung. Mereka dapat terbang
dan menyerang jika itu ada di field,[15]namun mereka tidak dapat melakukannya di
dugeon. [16]
"Sepertinya kita hanya bisa siap bila diserang balik dan menggunakan sword skill
untuk menyerang."
Asuna menganggukkan kepalanya untuk setuju dengan Shiune. Mereka hanya bisa
menggunakan sword skill yang bersifat dorongan jika mereka ingin meningkatkan
waktu mereka di udara di area yang tak bisa terbang, atau melompat dan melakukan
combo sword skill. Tentu saja, setelah sword skill selesai, maka ada sedikit lag [17],
dan mereka akan jatuh dan tanpa pertahanan. Musuh akan menggunakan waktu itu
untuk membalas serangan. Meskipun mereka dapat menggunakan sihir pembangkit
pada orang yang mati, itu tidak akan bekerja selamanya. Juga, sihir pembangkit
terkesan lama, dan dapat memperlambat darah untuk sembuh, dan mungkin
menyebabkan semua anggota pingsan.
Tetapi Yuuki langsung berkata tanpa keraguan, ayo kita coba. Asuna berpikir
sambil dan melihat wajah Shiune. Pada akhirnya, penampilan lembut dari seorang
Undine yang kuat mengangguk menandakan setuju dengan rencana Asuna.
"Aku akan memberitahu rencana pertarungan pada mereka. Tolong bertahan dan
sembuhkan mereka."
"Serahkan saja itu padaku!"
Kawahara Reki
115
Hanya tersisa sedikit potion yang dia punya, Asuna mengambil dua botol potion, dan
menyerahkannya pada Shiune, lalu dengan cepat bergerak maju. Dia langsung
berlari sejauh 15m, mendekati monster itu, dan ayunan dari rantai itu datang dari
sampingnya. Dia meringis dan berusaha untuk menghindarinya, tapi ujung rantai itu
menyerempet di bahunya, dan dengan cepat HPnya menurun.
Tetapi, Asuna tidak memikirkan itu. Di saat dia dibelakang Yuuki, dia berkata,
"Yuuki!"
Yuuki, orang yang mengayun pedangnya, melihat ke belakang dan dengan mata
yang lebar,
"Asuna, kenapa kau ada disini?"
"Dengarkan aku. Monster ini memiliki kelemahan. Kita dapat memberikan damage
jika kita menargetkan bagian tengah di lehernya."
"Kelemahan?"
Yuuki melihat ke depan kembali, dan memandang leher dari monster itu, tepat di
atas. Di saat itu tiba-tiba sebuah palu yang besar jatuh dari atas, dan dengan cepat,
dan dengan cepat keduanya merunduk. Lalu Yuuki melompat untuk menghindari
getaran tanah dan berkata,
"Itu terlalu tinggiAku tidak dapat mencapainya meskipun aku melompat!"
"Apakah di sekitar sini ada suatu benda yang dapat dijadikan sebagai pijakan?"
Asuna tersenyum dan melihat Tecchi yang tidak jauh, yang sedang menaikkan
perisainya seperti papan dan melindungi Nori dari ayunan rantai. Yuuki yang
sepertinya mengerti pemikiran Asuna dan tersenyum.
Keduanya langsung maju dan telah sampai sekitar 3m di belakang Tecchi. Yuuki
meanruh tangan kirinya ke mulutnya dan membiarkan suara keras keluar dari
tubuhnya.
"Tecchi! MENUNDUKLAH SETELAH SERANGAN PALU YANG BERIKUTNYA!!"
Gnome yang tinggi dan besar itu menyipitkan matanya, kemudian dia mengangguk.
Monster hitam itu mengayun rantainya, dan kemudian memiringkan tubuhnya yang
besar seperti batu raksasa sebelum menarik nafas yang panjang. Dia berhenti
sebentar sambil membuka kedua mulutnya. KOHAAA!! Dia mengeluarkan nafas
beracun, dan mengelilingi semua tempat dengan bau sulfur. Semua orang yang
berdiri didepannya memiliki HP yang terus berkurang.
Kawahara Reki
116
Tetapi, ketika serangan nafas itu berakhir, sebuah cahaya biru muncul dan
menyembuhkan darah semua orang di waktu yang tepat. Monster itu menaikkan
palunya dengan kedua tangannya.
Yuuki telah merunduk dan telah siap untuk maju. Dengan cepat Asuna yang ada
dibelakangnya berkata.
"Itu adalah kesempatan terakhir! Lakukan yang terbaik, Yuuki!"
Yuuki terus melihat ke belakang langsung menjawab,
"Serahkan saja itu padaku, Nee-chan!!"
Neechan?
Saat Asuna terdiam karena mendengar kata yang tidak dapat dia bayangkan, gadis
itu dengan cepat melompat.
Monster itu terlihat ingin mengiris melewati tanah dengan menghantam dua palu itu
di tanah keras. Suara dari gema menembus ruangan, dan Tecchi dengan cepat
menunduk untuk bertahan melawan shockwave [18]
Lalu Yuuki melompat, menggunakan kaki kirinya dengan tumpuan bahu Tecchi , dan
kaki kananya melangkah ke helm yang tebal dan berat
"URRIIIYAAAAA!!"
Dengan meringis, Yuuki sepertinya ingin menggerakkan sayap yang tidak ada saat
dia melompat. Dia mendekati dada monster itu dan dengan cepat menarik pedang di
tangan kanannya dengan keras .
"YAAA!!"
Yuuki berteriak lagi dan menyerang di sendi bagian lehernya. Lalu muncul efek birukeunguan yang meledak, menyebabkan ruangan itu dipenuhi oleh cahaya.
Meskipun di area itu adalah dimana mereka tidak dapat terbang, pemain hanya
cukup terus menggunakan sword skill di udara agar dapat bertahan sebelum skill itu
berakhir. Sekarang, Yuuki tepat di depan bos monster, menggerakkan tangan
kanannya dengan kecepatan seperti cahaya, mengeluarkan 5 serangan dari atas ke
bawah, lalu membuat lima serangan lainnya di garis memotong. Meskipun serangan
dari pedang tajam mengenai kelemahannya, empat tangan itu terus bertahan dan
mengeluarkan suara seperti erangan.
Serangan yang cepat pada monster itu membuat bentuk X. Yuuki memiringkan
tubuhnya ke kanan dan menaruh tangan kirinya ke pedang yang dia pegang di
tangan kanan.
Kawahara Reki
117
Kawahara Reki
118
Kawahara Reki
119
Dengan suara seperti pohon yang jatuh, tubuh monster itu terbelah menjadi dua dan
dua kepala itu terpisah. Mayat monster setinggi 4m seperti patung kaca kemudian
meledak menjadi serpihan fragment yang tak terhitung jumlahnya dan berbagai
ukuran. Cahaya putih yang muncul dar dalam tubuh mulai menutup dengan cepat,
dan kepala Asuna mulai pusing. Efek dari suara yang keras dan suara frekuensi
tinggi bercampur melalui kubah itu, akhirnya menjadi panjang dan seperti suara
metal sebelum menghilang.
Api biru yang misterius yang menyala tiba-tiba terguncang dan perlahan berubah
menjadi orange. Ruangan bos itu dipenuhi oleh cahaya, perlahan mengejar jumlah
sisa niat jahat yang menjauh.
GACHANG. Sebuah suara keras. Pintu yang ada di dalam yang menghubungkan
dengan ruangan berikutnya telah terbuka.
"Hahakitakita berhasil"
Asuna tertawa dengan suara pelan saat dia terjatuh ke tanah. Saat dia melihat ke
atas, dia melihat Yuuki, orang yang terdiam setelah mengalahkan bos.
Imp kecil itu terdiam untuk beberapa detik, lalu dia menyeringai . Tetapi, itu berganti
menjadi senyumanan yang telah dia perlihatkan sebelumnya tidak, itu bahkan
senyuman yang paling indah.
Yuuki menyarungkan pedangnya dan dengan cepat berlari ke Asuna. Dia langsung
melompat dengan kedua tangan terbuka lebar dan langsung melompat ke arah
Asuna.
"GUAA!?"
Asuna meringis dan terjatuh dengan Yuuki ke tanah. Mata keduanya saling melihat
satu sama lain di jarak yang dekat, dan segera berteriak,
"AHAHAHAKITA BERHASIL, KITA MENANG, ASUNA!"
"UN, YEAH! AHHHSUNGGUH MELELAHKAN!!"
Meski Yuuki duduk padanya, Asuna masih meluruskan kakinya dan berbaring di
tanah. Lima orang lainnya yang ada di sekitarnya juga kelelahan dan terjatuh,
meme=berikan senyum kemenangan dan mulai ceria.
Pada saat itu, Asuna menyadari suara keras dan segera mencari sumber suara itu.
Pintu masuk adalah yang muncul dipikirannya telah terbuka, dan sejumlah player
berkumpul di sini.
Orang yang masuk tanpa menunggu pintunya terbuka dengan sempurna dan
membuat suara keras berasal dari guild yang besar yang menghalangi koridor.
Orang-orang ini menyadari ruangan bos telah dipenuhi oleh cahaya orange, dan
Kawahara Reki
120
121
Kawahara Reki
122
Kawahara Reki
123
Yuuki dengan senang menyentuh meja yang menempel dengan lantai, pemanasnya
berwarna merah dan pedang serta item lainnya digantung di dinding. Semuanya
berkumpul di meja, mengambil makanan yang mereka beli dari inventory mereka.
Lalu, makanan, minuman dan snack tertimbun seperti gunung.
Mereka mengikuti saran Nori dan membeli wine. Mereka mencabut sumbatnya dan
menuang cairan berwarna emas ke gelas yang sudah diatur. Dengan itu, persiapan
pesta mereka telah lengkap. Jun menarik Yuuki, orang yang sedang melihat Asuna
dengan pernuh perhatian saat dia membuka koleksi bumbunya, kembali ke ruang
tamu, dan 7 dari mereka segera duduk di depan meja.
Yuuki, orang yang memimpin pesta, tersenyum senang dan berkata,
"Untuk merayakan kemenangan kita saat melawan boscheers!" Cheers! Sorak
semua orang. Setelah itu, terdengar suara gelas yang saling dibenturkan satu sama
lain yang dapat didengar saat semua orang meminum wine itu dan memulai pesta
mereka.
Jun dan Tecchi membicarakan tentang bagaimana merek mengalahkan bos. Nori
dan Taruken sangat bersemangat berbicara tentang semua wine di ALO, dan Asuna
yang ada di samping mereka, mendengar Yuuki dan Shiune berbicara tentang
VRMMO yang pernah dimainkan sebelumnya.
"Dan yang paling buruk dari semua adalah suatu game dinamakan Insect Site di
Amerika!"
Yuuki menggunakan kedua tangannya untuk memeluk tubuhnya saat wajahnya
tegang.
"Ahhtentang itu."
Shinue juga mengangguk kepalanya tidak karuan.
"Hehitu game jenis apa?"
"Serangga! Mereka semua adalah serangga! Tidak apa-apa bila semua monsternya
serangga, tapi semua player juga adalah serangga. Aku menjadi semut yang
berjalan dengan dua kaki, jadi tidak apa-apa, tapi Shiune"
"Tidak, jangan bilang!"
"Dia menjadi ulat dengan tanduk. Dia dapat mengeluarkan benang dari
belakangnya"
Yuuki akhirnya tidak dapat menahan tawanya pada saat itu. Setelah melihat Shiune
cemberut, Asuna mulai tertawa juga.
"Itu bagus kita dapat berkelana di dunia bersama dengan semuanya."
Kawahara Reki
124
Kawahara Reki
125
Asuna tidak pernah mengikuti guild manapun sejak bermain sebagai player di ALO.
Guild yang besar pernah mengundangnya beberapa kali sebelumnya, dan Kirito dan
Lisbeth mengatakan akan membuat guild yang kecil, namun belum pernah tercapai.
Alasannya adalah sebagian besar karena Asuna masih diselimuti perasaan takut
tentang guild. Di masa lalu dia adalah wakil ketua dari guild yang dikatakan sebagai
guild terkuat selama satu tahun. Pada saat itu, dia menuntut disiplin yang tinggi dan
keras terhadap anggotanya, dan dia selalu bertindak sebagai contoh dan tidak
pernah menunjukkan senyumnya di depan mereka. Di masa lalu anggotanya
membuatnya takut, dan tidak pernah menjaganya. Asuna takut bila dia mengikuti
guild di ALO, maka kejadian itu akan terulang kembali.
Tetapi, Asuna dapat berbaur diantara anggota Sleeping Knights secara langsung,
dan dapat memberikan instruksi tanpa keraguan. Itu mungkin karena sikap baik dari
Yuuki dan lainnya sehingga membuat Asuna melupakan pemikiran itu di dalam
hatinya. Bersama mereka membuat perasaan yang seperti dinding itu menjadi
ringan, dan dia dapat menjadi kuat. Asuna mungkin tidak menyadarinya, tapi Kirito,
Lisbeth, Klein dan semuanya yang menyadari hal itu dan membantu aksinya. Jadi,
ketika Asuna menyatakan bahwa dia ingin mengikuti penyelesaian lantai dari guild
lain, mereka sedikit tidak senang, namun mereka memberikan Asuna dorongan.
Mendengar permintaan Asuna, Yuuki tidak langsung menjawab saat dia menggigit
bibirnya dengan keras. Matanya menunjukkan kegelisahan lagi.
Shiune dan 4 orang lainnya menjadi diam dan melihat Yuuki dan Asuna. Ditengah
suasana diam ini, Yuuki langsung melihat Asuna. Akhirnya , suara yang
dikeluarkannya bergetar dan berbeda dari biasanya.
"SebenarnyaAsuna. KamiSleeping Knights mungkin akandibubarkan di
musim semi ini. Setelah itu, tidak akan seperti sekarang yang semua orang ada
disini."
"Un, Aku tahu. Jadi tidak masalah sampai musim semi. Aku ingin berteman dengan
Yuukidan semuanya. Itu tidak masalah sampai sebelum musim semi, kan?"
Asuna segera membungkuk dan melihat mata Yuuki yang berwarna ungu. Tetapi,
Yuuki sebenarnya menjauhi pandangan Asuna untuk pertama kalinya. Kemudian dia
menggelengkan kepalanya dan berkata,
"MaafAku minta maaf, Asuna. Aku benar-benar mintamaaf"
Yuuki melanjutkan berbicara, dan itu terdengar menyakitkan. Asuna tidak ingin dia
melanjutkannya.
"Aku mengertitidak apa-apa kok. Aku yang seharusnya minta maaf karena
membuat ini sulit bagimu, Yuuki."
"SebenarnyaAsuna-san, kamikami"
Kawahara Reki
126
Di sampingnya, sepertinya Shiune ingin membantu Yuuki untuk melanjutkan, tapi dia
sendiri tidak tahu apa yang harus dia bilang. Asuna melihat sekitarnya dan terlihat
ekspresi menyakitkan dari semua orang, dan menepuk tangannya untuk mencoba
mengganti suasana saat dia berkata dengan suara bersemangat,
"Maaf karena membuat masalah karena menyinggung hal itu. Ayo pergi ke sana
untuk mengganti suasana!"
"Ke sana?"
Setelah mendengfar Asuna berkata seperti itu, Shiune merasa bersalah, dan Yuuki
menundukkan kepalanya dengan sedih. Pada saat itu, Asuna menepuk kedua bahu
mereka.
"Kau melupakan sesuatu yang paling penting! Monument of Swordsmen di Kastil
Besi Hitam harus diperbarui.!"
"Ah, benar!"
Jun berteriak saat dia berdiri.
"Ayo, ayo! Ayo pergi untuk berfoto!"
"Bisakah kita pergi?"
Asuna mengundangnya lagi, Yuuki akhirnya tersenyum.
Setelah menarik Yuuki, yang masih terlihat sedih, Asuna melihat central plaza di
Kota awal . Sebenarnya, dia sudah lama tidak pergi kesini.
"Ini benar-benar luassemuanya, semuanya, ke sini!"
Dengan punggung mereka menghadap bangunan besar, mereka dengan cepat
bergerak melewati taman, dan bangunan Kastil Besi Hitam muncul di depan
semua orang. Ini adalah tempat paling terkenal di Aincrad, banyak pemain lama dan
baru muncul di sini.
Setelah melewati gerbang yang besar dan tinggi, mereka memasuki bangunan itu,
dan sensasi dingin segera masuk ke kulit semua orang. Kaki pemain yang
melangkah di lantai besi, membuat gema yang aneh di langit-langit.
Asuna, Yuuki dan lainnya melangkah saat mereka memasuki ruangan utama.
Mereka masuk melalui dua pintu, dan di depan pintu itu ada ruangan yang sangat
luas dan dikelilingi oleh suatu atmosfir. Di tengah, ada sebuah monument yang
besar dan panjang.
"Apakah itu?"
Kawahara Reki
127
Jun dan Nori berlari melewati Asuna dan Yuuki saat mereka berlari. Beberapa detik
kemudian, mereka sampai di Monument of Swordsmen. Asuna langsung
mengangkat kepalanya dan melihat tulisan paling terakhir.
"Adaada di sini."
Yuuki langsung berguman, dan memegang tangan Asuna dengan kekuatan yang
lebih besar. Pada saat itu Asuna menyadari di tengah monument besar itu, tertulis
dengan kata [Orang yang menyelesaikan lantai 27], nama mereka tertulis dengan
bahasa Inggris.
"Ada di sininama kita "
Yuuki langsung berguman. Melihat matanya mengeluarkan air mata. Asuna juga
mulai merasa terharu.
"Oi kita akan mengambil foto sekarang!"
Suara Jun dapat di dengar dari belakang. Asuna memegang bahu Yuuki dan
berbalik arah.
"Ayo, tersenyum, Yuuki."
Yuuki akhirnya tersenyum saat Asuna mengatakan hal itu. 6 orang itu langsung
berbaris di depan monument, dan Jun segera mengoperasikan Kristal pengambil
gambar . Dia menentukan waktunya, dan melepaskannya, lalu kristal itu melayang
di udara, menunjukkan waktu yang sudah di atur.
Jun segera bersiap di antara Yuuki dan Tecchi. Saat mereka semua tersenyum,
Kristal itu mengeluarkan bunyi 'passh' di saat bersinar.
"Okay!"
Jun mengembalikan kristal itu. Asuna dan Yuuki melihat ke arah belakang di
Monument of Swordsmen lagi.
"Kita berhasil, Yuuki."
Asuna melepaskan Yuuki dan menepuknya di kepala. Yuuki mengangguk perlahan
dan melihat nama 7 orang itu beberapa saat sebelum pergi.
"Una, aku berhasil, Nee-chan."
"Fufufu."
Setelah mendengar hal itu, Asuna tidak dapat menahan tawanya.
"Yuuki, kau mengatakan hal itu lagi."
Kawahara Reki
128
"Eh?"
Yuuki hanya dapat melihat wajah Asuna saat dia tidak mengerti kenapa Asuna
tertawa.
"Kau juga memanggilku Nee-chan di ruangan bos. Tentu saja aku senang!?"
Meskipun begitu, Asuna menarik kata yang terakhir sebelum mengatakannya.
Itu karena Yuuki telah memiliki mata yang lebar saat dia menggunakan tangannya
untuk menutup mulutnya. Mata ungu itu menjadi transparan, dan akhirnya
membasahi wajah putihnya.
"YuuYuuki?"
Asuna tersentak dan mengulurkan tangannya, ingin memegang tangan gadis Imp
itu. Tetapi Yuuki mundur sebanyak dua langkah, tiga langkah. Dia membuka
mulutnya dan mengatakan sesuatu dengan suara serak.
"Asunaak, aku"
Yuuki langsung menundukkan kepalanya dan menyeka air matanya sebelum
menggerakkan tangan kirinya. Dengan jari yang bergetar, dia menekan menu
window di depannya, dan tubuhnya langsung dikelilingi oleh cahaya putih
Mulai hari itu, sang swordsman yang tak terkalahkan Yuuki Absolute Sword
menghilang dari Aincrad.
Kawahara Reki
129
BAB 8
Asuna mengalihkan pandangannya ke kertas yang ada di tangannya dan memeriksa
bahwa nama yang ditulis tangan itu ternyata sama dengan nama yang tertera secara
horizontal pada sebuah tembok bangunan besar.
Kota Yokohama, prefektur Kanagawa. Bangunan itu terletak di sebuah tempat yang
dikelilingi perbukitan yang hijau. Area itu tidak terlihat seperti wilayah metropolitan
dengan gedung-gedung yang relatif pendek, desain bangunan bersayap dua, dan
suasana sunyi dari perbukitan yang mengelilingi. Namun, perjalanan Asuna hanya
memakan waku kurang dari 30 menit dari rumahnya di Setagaya dan menelusur
Jalur Ekspres Timur.
Bangunan itu baru, dimandikan oleh cahaya matahari musim dingin yang rendah.
Temboknya berwarna coklat. Tempat ini benar-benar persis seperti tempat Aku tidur
untuk waktu yang lama, pikir Asuna, sambil ia menyimpan kembali catatanya ke
dalam kantungnya.
"Apakah kamu disini, Yuuki?"
Dia berbisik. Dia ingin bertemu dengannya, tapi ia merasa bahwa, pada sisi yang
lain, adalah yang terbaik apabila gadis itu tidak tinggal di sini.
Setelah berkeliling semetara, Asuna menarik kerah mantelnya yang menempel erat
pada seragamnya, dan bergegas menuju pintu utama.
Sudah 3 hari sejak hilangnya Absolute Sword[20] Yuuki dari Aincrad.
Di momen terakhir, Dia mengeluarkan air mata di depan Monumen Pendekar
Pedang, dan bahkan sampai sekarang, bayangan itu masih tergambar di mata
Asuna. Ia tak bisa melupakan seperti itu. Bagaimanapun caranya , dia ingin bertemu
lagi dengannya, untuk berbincang lagi dengannya. Namun, semua pesan yang ia
kirim dibalas dengan penerima tidak log in, dan tak ada tanda pesan-pesan
tersebut dibaca.
Anggota Sleeping Knights mungkin mengetahui dimana keberadaan Yuuki, pikir
Asuna. Namun, dua hari yang lalu, di Hotel Lombard dimana biasanya mereka
berkumpul, Hanya Shiune yang ada disana. Dia menurunkan bulu matanya yang
terkulaidan menggelengkan kepalanya.
"Kami juga tak bisa menghubungi Yuuki.Tidak hanya ALO. Nampaknya dia tak
pernah FullDived lagi. Dan kami tidak mengetahui apapun tentang Yuuki di dunia
nyata. Dan"
Shiune terdiam sejenak pada saat ini, dan menatap Asuna dengan tatapan khawatir.
"Asuna-san. Aku rasa, Yuuki tidak ingin bertemu dengan mu lagi. Ini bukan tentang
yang lain, tetapi ini demimu."
Kawahara Reki
130
Asuna sangat terhenyak sampai ia tak bisa mengatakan apapun. Setelah berberapadetik, ia akhirnya berhasil mengeluarkan sebuah suara,
"Kekenapa? TidakKurasa, Yuuki, Shiune, kalian, kalian tak perlu memutuskan
hubungan pertemanan denganku. Jika aku telah menyusahkan kamu, Aku tak akan
mencari tahu tentang hal ini lebih jauh. TetapiAku tak bisa menerima jika ini
karena aku."
"Apa tentang menyusahkan kami"
Shiune, yang telah menjaga perasaan tenangnya, memberi ekspresi terluka yang
langka sambil ia menggeleng kepalanya dengan keras,
"Kami sangat senang bertemu denganmu. Di dalam dunia ini, kami dapat membuat
sebuah kenangan yang sangat indah karenamu, Asuna-san. Membantu melawan
boss, dan bahkan berkata bahwa kamu ingin bergabung dengan Guild. Kami tak
bisa mengekspresikan terima kasih kami yang secukupnya bagaimanapun caranya.
Tetapisebenarnya, tolong, lupakan saja tentang kita."
Shiune terdiam sejenak saat ini, dan menggerakkan tangan kirinya untuk
menggunakan jendela menu. Sebuah jendela transaksi muncul dihadapan Asuna.
"Ini terlalu dini dari yang aku perkirakan, tapi aku ingin membubarkan Sleeping
Knights disini. Hadiah untukmu ada semuanya disini, Asuna-san, drop-item dari boss
dan perlengkapan kami"
"Tidaktidak perlu. Aku tak bisa menerima ini."
Asuna menghilangkan jendela tersebut seperti ia sedang menggetarkannya, dan lalu
berjalan menuju Shiune.
"Apakah kita benar-benar akan mengucapkan selamat tinggal disini? AkuAku
senang, bersama dengan Yuuki, Shiune, semuanya. Kukira kita masih bisa menjadi
teman walaupun jika guild dibubarkan. Tapi, apakah hanya aku disini yang berfikir
seperti ini?"
Di masa lalu, Asuna tidak akan pernah berkata seperti itu. Namun, setelah melewati
banyak hari-hari bersama Yuuki dan lainya, Asuna merasa bahwa dia telah berubah
sedikit. Karena hal ini sehingga Asuna tak mau mengucapkan selamat tinggal ke
semuanya.
Namun, Shiune menurunkan kepalanya, dan hanya menggelengnya.
"Maafmaaf, tapi ini untuk yang terbaik. Lebih baik kita berpisah disinimaaf,
Asuna-san."
Lalu, Shiune menekan tombol di jendelanya seperti ia ingin lari menjauh, dan logout.
Kawahara Reki
131
Tidak hanya Yuuki. Shiune, Jun, Nori dan lainya tidak pernah log in lagi ke dalam
ALO setelah itu.
Sepertinya Asuna sendiri mungkin keliru dengan berpikir bahwa interaksi yang
hanya beberapa hari mampu menjadikan mereka teman. Namun, Sleeping Knights
meninggalkan kesan yang dalam dan tak terlupakan di dalam dia. Dia sama sekali
tidak dapat terpikir untuk melupakan semuanya. Semester ke-3 telah dimulai, tetapi
walaupun ia dapat bertemu dengan Kazuto, Rika, dan Keiko di dunia nyata, hati
Asuna terasa sangat berat. Saat berfikir tentang itu, di dalam mata dan telinga
Asuna, senyuman Yuuki akan terbayang di depannya. Nee-chan, begitulah Yuuki
memanggil Asuna. Menyadari hal ini, ia menangis. Bagaimanapun caranya, Asuna
ingin mengetahui alasan itu.
Dan kemarin, saat istirahat makan siang, Asuna menerima pesan dari Kazuto yang
berisi, [Aku menunggumu di lantai atap].
Di atas atap semen polos yang di mana angin dingin berhembus, Kazuto bersandar
pada sebuah pipa tebal yang digunakan untuk sirkulasi udara, menunggu Asuna.
Sudah lebih dari setahun sejak mereka keluar dari SAO, tapi Kazuto di dunia nyata
nampaknya tak bertambah berat sedikitpun. Adik perempuannya, Suguha, akan
mengatakan kepadanya untuk makan lebih banyak, jadi ia tak perlu mencemaskan
tentang nutrisinya. Mungkin kalori yang ia dapatkan sudah terbakar habis dengan
kegiatan jogging dan gym, atau mungkin pertempuran yang intens di dunia virtual
akan memakan habis kalori dari dunia nyata.
Kancing blazernya terbuka, tangannya diletakan di kantungnya, dan jambangnya
yang agak panjang tertiup oleh angin. Pakaian dan tinggi badannya berubah, tetapi
Kazuto masih terlihat sama, seperti sewaktu ia masih di Aincrad yang lama. Asuna
terlihat seperti ia tertarik ketika ia berjalan menuju Kazuto, dan menyandarkan
dahinya ke pundak Kazuto yang sedang menatap ke atas.
Asuna ingin mengungkapkan semua perasaan di hatinya dalam sekali jalan, tetapi ia
tidak bisa mengungkapkan dalam kata-kata. Asuna menutup matanya, menahan
perasaan sedihnya yang berkumpul di tenggorokannya, dan merasakan kelembutan
tangan Kazuto yang menepuk pundaknya. Disaat yang sama, sebuah suara
terdengar di telinga Asuna,
"Apa kamu sangat ingin bertemu dengan Absolute Sword itu bagaimanapun
caranya?"
Kata-kata ini mungkin mewakili semua harapan Asuna. Ya, hanya sekali. Itu karena
Asuna percaya bahwa Yuuki berharap untuk hal ini juga.
"Mereka mengatakan kepadamu lebih baik untuk tidak bertemu lagi kan? Walaupun
seperti ini?"
Kawahara Reki
132
Asuna pergi melalui dua lapis pintu otomatis yang dilap dengan bersih, berjalan
melalui pintu masuk lobi yang terang, dan aroma dari sebuah bau disinfektan yang ia
ingat melayang di sekitar.
Di sana terdapat ibu-ibu yang membawa anaknya dan orang-orang tua yang duduk
dikursi roda lewat. Asuna pergi melewati ruangan yang sepi dan menuju meja
resepsionis.
Asuna mengisi nama dan alamatnya di formulir yang terletak pada biliknya, dan
berhenti pada saat ia akan mengisi nama dari siapa yang akan ia jenguk. Asuna
hanya mengetahui nama Yuuki, dan ia tak tahu apakah itu adalah nama aslinya atau
tidak. Dari apa yang ia dengar dari Kazuto, walaupun jika Yuuki berada di sini, sulit
untuk mengatakan jika ia bisa memeriksa atau bahkan bertemu dengannya. Tetapi
Asuna tak bisa hanya menyerah di sini setelah datang sepanjang jalan kesini. Asuna
memutuskan untuk mengambil formulirnya dan menyerahkanya melalui biliknya.
Kawahara Reki
133
Di sisi lain dari kounter itu, suster yang memakai seragam putih itu melihat Asuna
mendekat, dan mengangkat mukanya.
"Apakah anda akan menjenguk seseorang?"
Asuna hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil menghadapi senyuman dan
pertanyaan ini. Asuna menyerahkan formulir permintaan itu yang setengah kosong
dan mengatakan
"Errmaku ingin bertemu dengannya, tapi aku tidak mengetahui namanya ."
"Ya?"
Ketika suster itu menaikkan alisnya dalam keadaan kaget, Asuna dengan putus asa
memilih kata-kata.
"Kupikir itu seorang gadis berumur sekitar 15 tahun. Namanya mungkin Yuuki,
kalau aku tidak salah."
"Banyak pasien disini. Ini sulit untuk saya mengetahuinya jika anda hanya
memberitahu itu."
"Errm Aku mencari orang yang sedang menguji coba MediCuboid."
"Untuk kerahasian pasien"
Pada saat ini, seorang suster senior mengangkat wajahnya dan melihat ke Asuna.
Lalu, ia melihat pada suster yang sedang berbicara kepada Asuna, nampaknya
membisikan sesuatu.
Suster itu sebelum berkedip tentang hal itu dan menatap lagi pada Asuna. Ia
menggunakan suara yang berbeda, suara yang halus.
"Permisi, boleh saya tahu siapa nama anda?"
"Ah, Aku Yuuki, Asuna."
Asuna menjawab dan memberikan formulirnya. Suster itu menerimanya, melihat
padanya, dan lalu memberikannya kepada rekan kerjanya di dalam.
"Boleh saya cek identitas anda?"
"Ok, baiklah."
Asuna langsung mengambil dompetnya keluar dari dalam blazer dia dan menarik
kartu identitasnya untuk diperlihatkan kepada suster tersebut. Suster itu dengan hatihati membandingkan wajah pada foto dengan wajah Asuna, menganggukkan
kepalanya, memberitahu Asuna untuk menunggu sebentar, dan mengambil telefon
di samping dia.
Kawahara Reki
134
Kawahara Reki
135
Asuna dibawa menuju sebuah ruangan lebar di dalam ruang tamu dan duduk
berlawanan dengan dokter. Melalui jendela kaca besar, mereka bisa melihat
halaman rumah sakit yang luas dan hijau. Di sana terdapat sedikit sekali orang, dan
hanya suara gemerisik dari pengatur udara yang bisa didengar.
Asuna berfikir keraguan apa yang harus dia tanyakan. Namun, Dokter Kurahashi
memecah kesunyian lebih dahulu.
"Asuna-san, anda bertemu Yuuki-kun di dalam dunia Virtual Reality, bukan? Apakah
dia memberitahumu tentang rumah sakit ini?"
"Ah, tidakbukan dia"
"Oh, kalau begitu menakjubkan kamu dapat menemukan tempat ini. Well, Yuuki-kun
pernah mengatakan bahwa akan ada seorang perempuan bernama Yuuki Asuna
yang mungkin datang, dan ingin menyambutmu di area resepsionis. Aku sangat
terkejut dan menanyakan dia apakah dia menceritakan tentang rumah sakit ini
kepada kamu, namun ia mengatakan tidak. Jadi aku mengatakan bahwa dia tidak
mungkin dapat mengetahui tentang tempat macam ini. Namun, Aku benar-benar
mendapat sebuah panggilan dari resepsionis, dan aku sangat terkejut."
"WellYuuki-san, apakah ia menyebutkan aku ke dokter?"
Asuna bertanya, dan dokter itu menganggukkan kepalanya dengan keras 2, 3 kali.
"Tentu saja. Selama akhir-akhir ini, dia akan selalu memberitahu aku tentang Asunasan ketika kita berbincang bersama. Namun, Yuuki-kun akan mulai menangis
setelah ia bercerita tentang kamu. Dia biasanya bukan seorang gadis yang akan
memperlihatkan kelemahan dirinya sendiri."
"Ehta, tapi kenapa"
"Dia bilang ia ingin berteman denganmu lebih baik, tetapi tak bisa melakukannya.
Dia ingin bertemu denganmu, tetapi mungkin tidak bisa melakukannya.
BukannyaAku tak bisa mengerti perasaan itu"
Disaat ini, Dokter Kurahashi mengeluarkan ekspresi sedih yang langka. Asuna
mengambil nafas yang dalam dan memutuskan untuk bertanya,
"Yuuki-san itu, dan teman-temannya semua mengatakan hal ini ketika mereka
mengucapkan sampai jumpa di dunia VR. Mengapa? Mengapa kita tak bisa
bertemu lagi?"
Ketakutan yang dimulai disaat Asuna melihat nama dari rumah sakit terus meluas,
dan mencoba sekuat mungkin untuk menghilangkan kegelisahannya ini dengan
menyandarkan tubuhnya ke depan. Dokter Kurahashi terhenyak tak bisa
mengeluarkan kata-kata untuk berberapa saat, mengalihkan pandangannya menuju
tangannya yang terlipat bersama diatas meja, dan lalu dengan tenang menjawab,
Kawahara Reki
136
"Kalau begitu, mari saya mulai menjelaskan hal-hal dari Medicuboid. Asuna-san,
kamu seorang pengguna AmuSphere juga, benar?"
"Ehehhh, yeah."
Dokter muda itu menganggukkan kepalanya, mengangkat wajahnya, dan
mengatakan sesuatu yang benar-benar tak diduga,
"Ini mungkin aneh untuk mengatakan kata-kata seperti ini kepada kamu, namun aku
merasa bahwa adalah suatu penyesalan ketika teknologi FullDive pertamanya
digunakan untuk media hiburan."
"Eh?"
"Penelitian dari teknologi itu seharusnya dibiayai oleh pemerintah untuk pengobatan.
Karena hal itu, keadaan sekarang bisa dilanjutkan untuk 1, tidak, 2 tahun."
Asuna merasa aneh tentang perubahan arah perbincangan yang tak terduga, dan
dokter itu menaikkan satu jari.
"Mohon berfikir tentang ini. Suasana yang dibawa oleh AmuSphere akan menjadi
fungsi yang efektif di dalam bidang medis. Sebagai contoh,mesin itu bisa menjadi
suatu berkah untuk orang yang buta ataupun tuli. Orang-orang yang mengalami
disfungsi otak sayangnya dikecualikan, tapi walaupun jika bola mata ataupun syaraf
penglihatan tidak normal, gambaran itu bisa dimasukan secara langsung ke otak jika
AmuSphere digunakan. Situasinya sama dengan pendengaran. Bahkan mereka
yang belum mengetahui tentang cahaya ataupun suara ketika mereka tumbuh bisa
menggunakan mesin itu untuk berinteraksi dengan pemandangan yang nyata."
Asuna hanya bisa menganggukkan kepalanyasaat Dokter Kurahashi mengatakan
hal itu dengan antusias. Berbagai penggunaan AmuSphere di bidang itu bukanlah
hal baru. Suatu hari, headgear itu bisa menjadi lebih kecil, dan dengan spesialis
kombinasi lensa, mereka yang buta dapat hidup seperti orang yang melihat dengan
normal.
"Juga, apa yang berguna bukanlah hanya fakta bahwa itu bisa mengirimkan sinyal,
tetapi AmuSphere itu mempunyai fungsi untuk membatalkan rangsangan."
Dokter itu menggunakan jarinya untuk menekan lehernya.
"Sinyal elektromagnetik yang dikirim ke sini akan mematikan otot sementara. Dalam
arti lain, hal itu akan memiliki efek yang mirip seperti kelumpuhan total. Sebagai
contoh, anestetik. Bahkan jika digunakan, ada risiko yang kecil tetapi sangat jarang.
Jika kita menggunakan AmuSphere dalam operasi, kita bisa menghindari
penggunaan anestetik. Itulah yang aku pikirkan."
Asuna sudah tertarik dengan apa yang dikatakan dokter. Dia mengaggukkan
kepalanya, tapi tiba-tiba ia menyadari sesuatu. Meskipun itu rasanya seperti pamer
di depan seorang ahli, dia masih membisikkan keraguannya.
Kawahara Reki
137
"Tapi, itu tidak bisa bekerja, benar? Kemampuan interferensi AmuSphere hanya
bisa membatasi indra ke minimum untuk memperkecil rasa sakit ketika pisau bedah
dimasukkan ke dalam tubuh. Kupikir AmuSphere, ataupun mesin generasi
pertamaNerve Gear tak bisa melakukan itubahkan jika medulla dihalangi,
syaraf-syaraf di dalam masih tetap aktif, jadi syaraf spinal [21] masih aktif, benar?"
"Yaitu benar."
Dokter Kurahashi awalnya membesarkan matanya karena kaget, dan langsung
mengangguk berberapa kali, sehingga sepertinya Asuna telah tepat mengenai
sasaran.
"Ini sama seperti yang kamu bilang. Impuls sinyal elektromagnetik AmuSphere lebih
lemah, CPU-nya hemat tenaga, dimana akan menyebabkan beberapa masalah
dengan kecepatan proses karena itu tidak cukup kuat. Ini mungkin untuk dive asli ke
dalam dunia VR, tetapi spesifikasinya akan menjadi tidak efisien ketika sampai ke
pencocokan lensa di dunia nyata, ke dalam apa yang disebut Alternate Reality [22].
Dengan demikian, alat FullDive medis pertama di dunia yang dikembangkan pada
tingkat negara dengan nama MediCuboid."
"MediCuboid."
Istilah ini kemungkinan besar menggabungkan istilah Medical dan Cuboid [23]. Asuna
mencerna istilah ini di mulutnya, dan dokter itu tersenyum sebelum menjelaskan,
"Itu hanya nama populernya. Hal yang terpenting itu adalah memperkuat tenaga
output dari AmuSphere, meningkatkan ketebalan dari partikel-partikel beberapa kali
lipat, meningkatkan proses output dan terintegrasi dengan kasur, dari kepala menuju
susunan syaraf spinal. Alat itu terlihat seperti kotak putih Jika ini bisa digunakan,
dengan banyaknya peralatan di rumah sakit, maka akan ada perubahan besar
dalam pengobatan. Kebanyakan operasi tidak akan memerlukan anestetik lagi, dan
adalah mungkin untuk berbicara dengan pasien didalam keadaan Locked-in[24]
state."
"Locked-in?"
"Ini adalah sebuah kondisi yang diketahui sebagai Locked-in Syndrome, kondisi
dimana walaupun proses pemikiran otak tetap normal, badannya lumpuh pada
kontrolnya terhadap bagian-bagian tubuh, dan pasien tidak dapat mengekspresikan
pikirannya. Jika kita menggunakan MediCuboid, kita bisa tesambung secara
langsung ke dalam otak, dan walaupun jika badannya tidak bergerak, mungkin untuk
kembali ke lingkungan masyarakat melalui dunia VR."
"I seedalam arti lain, dibandingkan dengan AmuSphere yang hanya digunakan
untuk bermain game VR, ini benar-benar sebuah mesin mimpi dalam artian
sebenarnya, bukan?"
Asuna secara tidak sengaja mengangguk. Namun, Dokter Kurahashi, yang terlihat
seperti ia sedang menceritakan mimpi, segera menutup bibirnya, seperti telah ditarik
Kawahara Reki
138
139
Disana terdapat tiga lift berbaris di lobi gedung utama, dan di yang paling kiri
terdapat tanda Staff Only[27] di pintunya. Dokter itu menggunakan kartu yang
tergantung di lehernya dan menggesekkannya ke panel di sampingnya, dan sebuah
suara beep yang tenang terdengar sambil pintu kanan bergeser.
Keduanya memasuki kotak putih, dan lift mulai naik dengan suara dan gerakan yang
tak bisa dideteksi.
"Pernahkah kamu mendengar istilah Window Period [28]?"
Dokter Kurahashi tiba-tiba bertanya, dan Asuna mulai mencari di dalam ingatanya.
"Aku ingatkelas kesehatan pernah mengajarkan itu sebelumnya. Ini ada
hubungannya dengan infeksivirus, kan?"
"Ya. Sebagai contoh, jika seseorang diduga terinfeksi oleh suatu virus, maka akan
dilakukan tes darah. Metode-metode tes tersebut yaitu sebagai berikut. Antigen
test merupakan tes antibodi terhadap virus di darah, dan yang lebih sensitif NAT
check[29] yang menggunakan DNA[30] dan RNA[31] dari virus sebagai bagian dari
investigasi. Namun, bahkan ketika menggunakan pengecekan NAT, Ini tak mungkin
untuk mendeteksi virus setelah infeksi selama 10 hari atau lebih. Periode ini disebut
Window Period."
Dokter itu berhenti sekarang. Dan, ketika perasaan deakselerasi sedikit terasa, pintu
lift terbuka bersamaan dengan bunyi bel. Tingkat teratas, tingkat 12 terlihat terlarang
untuk orang asing dikarenakan terdapat sebuah gerbang besar di depan mereka
ketika keluar dari lift. Dokter itu kembali meletakan kartunya di sensor sebelah pintu,
dan sebuah suara elektronik yang lembut berbunyi. Jeruji besi semua terbuka,
dengan dokter Kurahashi melambaikan tangannya untuk memanggil dia, Asuna
bergegas menuju melewati pintu. Tak seperti tingkat-tingkat dibawahnya, tingkat ini
kelihatanya tak memiliki jendela. Panel putih halus membentang kedepan, dan
terdapat pertigaan didepannya, ke kiri dan ke kanan.
Dokter Kurahashi, yang berjalan di depan Asuna lagi, mengarah ke kiri. Jalan
anorgnaik yang penuh dengan kehangatan dan cahaya putih terus memanjang ke
depan. Mereka melewati berberapa suster, dan keramaian dari luar tak bisa
didengar sama sekali.
"Karena Window Period itu, sesuatu pasti telah terjadi."
Tanpa sadar, dokter itu berkata lagi dengan suara yang tenang,
"Itu merupakan kontaminasi dari darah yang didonasikan. Tentu saja,
kemungkinannya adalah kecil. Kemungkinanya hanya 1 per 100,000 untuk
kontaminasi melalui transfusi darah. Namun, tidak mungkin di ilmu pengetahuan
modern untuk menurunkan nilai tersebut menjadi nol."
Dia menghembuskan nafas.. Asuna bahkan merasakan sebuah kemarahan yang
samar dan keputusasaan dari dia.
Kawahara Reki
140
"Yuuki-kun lahir pada Mei 2011. Akibat distosia[32], Sebuah operasi sesar[33]
dilakukan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Pada saat itukami tak bisa
mengkonfirmasi itu, namun sebuah kesalahan menyebabkan pendarahan dalam
jumlah yang banyak, jadi transfusi darah darurat dilaksanakan. Darah yang
digunakan, sayangnya, terkontaminasi."
"!"
Asuna tak bisa mengatakan sepatah katapun. Dokter Kurahashi memandang dia
sekilas, dan segera melihat ke bawah sebelum melanjutkan, "Sampai sekarang, kita
tidak mengerti bagaimana hal itu terjadi. Namun, ada kemungkinan bahwa
sepertinya Yuuki terinfeksi sejak dia lahir. Ayahnya terinfeksi dalam bulan itu. Infeksi
virus itu telah dikonfirmasi selama September, dengan pengecekan darah lanjutan
yang dilakukan setelah transfusi darah. Pada saat itusatu keluarga itu sudah"
Dokter itu menghela nafas dengan berat dan berhenti.
Di sana ada sebuah pintu geser di sisi kanan jalur, dan sebuah panel baja terletak
disebelah nya. di panel itu tertulis kata-kata [Ruangan Desain Mesin Model Pertama]
tertulis padanya.
Dokter itu mengambil kartunya dan menggeseknya dipanel. Suara elektronik
berbunyi, dan dengan sekejap, pintu terbuka. Merasa bahwa hatinya sedang terikat
dengan ketat dan menyakitkan, Asuna mengikuti Dokter Kurashi melalui pintu. Di
dalam, itu ada sebuah ruangan yang panjang dan sempit secara anehnya.
Tembok yang menghadap mereka mempunyai pintu yang mirip dengan salah satu
yang mereka baru saja lalui, dan ada panel kontrol di bagian kanan yang memiliki
banyak alat. Tembok di bagian kiri mempunyai jendela kaca yang besar, tapi
kacanya diwarnai hitam, jadi itu mustahil untuk melihat ke dalam.
"Di depan kami adalah sebuah ruangan steril dengan pengontrol udara. Mohon
memaklumi bahwa kita tidak boleh masuk." Sesuai apa yang ia katakan, Dokter
Kurahashi berjalan ke arah jendela hitam dan mengoperasikan panel di bawahnya.
Dengan sedikit gemuruh di sekitar, warna jendela berubah menjadi lebih terang, dan
menjadi transparan, memperlihatkan isinya.
Itu sebuah ruangan kecil. Tidak, itu sebenarnya cukup besar. Sepintas, itu terlihat
seperti ruangan yang dipenuhi oleh berbagai macam mesin-mesin. Ada yang tinggi
dan pendek, berbentuk persegi sederhana bercampur dengan bentuk yang rumit.
Karena itu, memerlukan banyak waktu untuk Asuna menyadari bahwa ada kasur di
tengah ruangan.
Asuna memaksa wajahnya melihat ke arah kaca dan melihat kasur itu.
Ada sebuah tubuh kecil yang terlihat setengah tertidur di kasur. Selimut putih
menutupinya sampai dadanya, dan dia dapat melihat bahu kurus telanjang yang
terlihat sangat menyedihkan. Pada tenggorokan dan bahunya terdapat berbagai
jenis pipa terhubung padanya, yang tersambung ke mesin terdekat.
Kawahara Reki
141
Itu mustahil untuk melihat wajah pemilik kasur itu secara langsung karena ditutupi
benda berbentuk kubus warna putih, terintegrasi ke kasur, yang hampir menelan
seluruh kepalanya. Apa yang dapat dilihatnya adalah bibir kecil yang hampir
transparan dan dagu yang tajam. Sebuah layar di pasang di samping benda kubus
ke arah mereka, dan indikator-indikator dalam segala macam warna berdenyut di
dalamnya. Di atasnya, terdapat kata [MediCuboid] yang terlihat, tergambar sebagai
sebuah logo polos.
"Yuuki?"
Asuna menggunakan suaranya yang bergetar untuk bergumam. Dia akhirnya
disana, dengan Yuuki di dalam dunia nyata. Tetapi, beberapa meter terakhir ternyata
di terhalang oleh kaca tebal yang tidak mungkin dapat dilalui apapun caranya.
Dengan punggung nya menghadap dokter, Asuna berbicara,
"Doktersebenarnya apa penyakit Yuuki?"
Jawabannya adalah singkat tapi juga berat,
"Acquired Immunity Deficiency SyndromeAIDS[34]."
Kawahara Reki
142
BAB 9
Saat Asuna melihat rumah sakit besar ini, dia berfirasat jika Yuuki terjangkit suatu
penyakit yang serius. Inilah sebabnya, ketika ia mendengar nama penyakit dari
dokter dengan jelas, dia merasa masih sulit untuk bernafas. Melalui kaca, Asuna
melihat Yuuki yang sedang berbaring, dan merasa kaku.
Dia berpikir apakah itu benar. Yuuki, orang yang lebih kuat dari siapa saja, lebih
bersemangat dari siapa saja saat melakukan apa pun, ternyata terbaring di tengah
beberapa mesin. Apakah itu karena kehabisan alasan atau emosi, Asuna terangterangan menolak fakta ini.
Aku seperti orang bodoh. Tidak mengetahui apapun dan tidak mencoba untuk
mengerti dia. Saat gadis itu berteriak di hatinya, air mata Yuuki bercucuran sebelum
dia menghilang.
"Tetapi AIDS tidak mengerikan seperti yang dipikirkan masyarakat sekarang."
Saat melihat Asuna, yang terpaku ditempatnya, Dokter Kurahashi berbicara dengan
suara yang mantap.
Walaupun mereka terinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus, jika mereka
dapat diobati lebih dini, akan memungkinkan untuk bertahan kira-kira 10, 20 tahun.
Kii, sedikit suara terdengar. Dokter konsultasi itu duduk di kursi di depan mesin itu.
Dia lalu berkata,
Tetapi, tidak dapat dibantahkan bahwa kesempatan untuk keturunan nya dapat
terselamatkan setelah 5 tahun terinfeksi HIV akan lebih rendah dari orang
dewasa.Ibu Yuuki pernah ingin untuk bunuh diri bersama seluruh keluarganya
setelah mengetahui bahwa seluruh keluarganya terinfeksi. Tetapi, ibunya adalah
orang Kristen sejak muda, dan melalui agama itu dan bantuan dari ayahnya, dia
bertahan melalui beberapa krisis, dan memilih untuk terus melawan penyakit
tersebut.
Teruslah melawan!
Ya. Sejak Yuuki lahir, dia dipaksa untuk melawan virus itu untuk bertahan. Saat ia
sudah melalui masa yang paling kritis, dia yang bertubuh mungil itu bisa tumbuh
dengan aman dan bahkan bisa masuk sekolah dasar. Untuk anak-anak, sangatlah
sulit untuk meminum obat yang banyak dengan teratur. Disamping itu, Nucleoside
Reverse Transcriptase Inhibitors [35], adalah obat yang mempunyai efek samping
yang kuat. Tetapi, Yuuki tetap percaya bahwa suata saat ia dapat disembuhkan dan
ia terus berkerja keras. Dia adalah orang yang bekerja keras, dan tampkanya ia
memiliki nilai yang paling baik sepanjang tahun di sekolah. Dia mempunyai banyak
teman, dan aku sempat sekali melihat beberapa fotonya waktu itu. Dia terus
mempunyai senyum yang mempesona...
Asuna mendengar dokter itu berhenti sejenak dan bernafas untuk sementara.
Kawahara Reki
143
Sekolahnya tidak tahu bahwa Yuuki terinfeksi HIV. Sebenarnya, ini yang
diharapkan. Pengecekan kesehatan yang diselenggarakan sekolah dan perusahaan
tidak seharusnya mencakup pemeriksaan HIV dalam darah. Tetapi, saat dia
beranjak ke kelas 4, untuk beberapa alasan, beberapa orang tua murid yang satu
kelas mengetahui bahwa Yuuki terinfeksi HIV. Rumor itu mulai tersebar... Hukum
menetapkan bahwa mereka tidak boleh mendiskriminasi orang hanya karena ia
terinfeksi oleh HIV. Tetapi, hal yang menyedihkan adalah tidak semua orang di
masyarakat sebaik itu.. Awalnya, ada berberapa orang yang memprotes
kedatanganya ke sekolah untuk belajar, atau mengejek melalui panggilan dan surat
dan sebagainya. Orang tuanya berusaha sekuat mungkin, namun pada akhirnya,
mereka harus pindah, dan Yuuki-kun dipaksa untuk pindah ke sekolah lain."
""
Asuna tidak dapat dapat bereaksi lagi. Dia hanya dapat meluruskan punggungnya
dan mendengarkan ucapan dokter.
"Dan meskipun Yuuki-kun berkerja keras untuk pergi ke sekolah baru setiap
harisesuatu yang kejam itupada saat itu, hal yang mengerikan itu mulai terjadi.
Indikator menunjukan melemahnya sistem imun, sel getah bening CD4 [36] mulai
berkurang secara drastis. Dalam arti lainvirus AIDS mulai bereaksi. Aku selalu
merasa kalau perkataan kasar dari guru dan orang tua murid di sekolah sebelumnya
adalah alasan mengapa ia jatuh sakit."
Dokter muda itu mencoba untuk membuat suaranya lebih tenang, tetapi suara nafas
yang bergegas itu mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.
Ketika Sistem Imun melemah, ia dapat dengan mudah terkena virus atau bakteri
yang biasanya ia dapat menahannya. Situasi ini disebut 'Opportunistic Infection[37] '.
Yuuki telah terinfeksi oleh sesuatu yang dinamakan Pneumocystis Pneumonia [38]
dan berakhir dirawat di rumah sakit ini, dan itu terjadi sekitar 3.5 tahun yang lalu.
Yuuki tetap berpikir positif. Dia selalu terseyum setiap harinya, dan berkata Aku
tidak akan kalah dengan penyakit ini. Dia tidak pernah mengeluh bahkan saat
pemeriksaan yang menyakitkan. Tetapi...
Setelah berhenti sebentar, dokter itu terlihat mulai bergerak
"Baik itu di dalam rumah sakit atau di dalam tubuh pasien, ada banyak bakteri dan
virus. Ketika virus AIDS aktif, kita hanya bisa melanjutkan untuk merawat gejalagejala yang muncul karena 'Opportunistic Infection'. Setelah pneumonia,
tenggorokan Yuuki-kun telah terinfeksi oleh jamur candida [39]Pada saat ini,
masyarakat dihebohkan oleh insiden Nerve Gear, dan terjadi sebuah keributan
besar. Pada saat itu sampai ada diskusi untuk menyegel teknologi FullDive secara
penuh. Namun, negara dan berberapa pengembang menyelesaikan penelitian Nerve
Gear untuk pengobatan medis Alat Medicuboid eksperimental pertama selesai
pada saat ini. Juga, mereka memindahkan alat itu ke rumah sakit ini dan memulai
pengujian secara klinis. Tetapi meskipun ini adalah sebuah eksperimen, asal dari
mesin itu adalah Nerve Gear yang menakutkan, dan tak ada yang tahu apa yang
akan terjadi pada otak jika kita memperbanyak densinitas output impuls listrik untuk
Kawahara Reki
144
waktu yang lama. Jadi, dalam keadaan ini sulit untuk menemukan relawan yang
ingin membantu eksperimen ini. Ketika aku mengetahui ini Aku menawarkan
sesuatu kepada Yuuki-kun dan keluarganya"
Asuna kembali menunggu untuk dokter melanjutkan saat ia memandang Yuuki di
atas kasur dengan benda berbentuk kubus berwarna putih yang terlihat seperti
menelan kepalanya.
Di bagian tengah kepalanya mati rasa karena dingin, tapi pikiran Asuna sedang
berpikir bagaimana cara mencegah diri dari kenyataan ini .
Dari wujud dari pengembangan awal, Medicuboid kemungkinan bukan kelanjutan
dari AmuSphere, tapi sebuah ekstensi dari Nerve Gear. Asuna sudah terbiasa
menggunakan AmuSphere, namun ia dapat membayangkan perasaan murni dari
dunia virtual yang diciptakan dengan Nerve Gear. AmuSphere adalah sebuah mesin
yang memiliki tiga, empat kali sistem keamaanan sejak insiden SAO, tapi dunia
virtual yang dibuat sungguh tak bisa dibandingkan dengan generasi pertama dalam
kualitas.
Medicuboid dipasang dengan jumlah pembangkit impuls lebih banyak dibandingkan
dengan Nerve Gear, dan dapat menghilangkan rasa dari tubuh secara penuh, dan
bahkan memiliki CPU dengan kecepatan proses yang melebihi AmuShphere
dalam arti lain, apakah kemampuan luar biasa Yuuki di Alfheim karena kecepatan
proses mein ini yang luar biasa?
Asuna memiliki ide ini untuk sementara, namun ia segera menolak gagasan
tersebut. Sword skill Yuuki yang luar biasa telah melebihi batas spesifikasi mesin
yang dapat ditampilkan. Dalam hal bakat dalam pertempuran, kemampuan Yuuki
mampu menyamai Kirito, dan mungkin bisa melawannya.
Sejauh yang Asuna ketahui, alasan mengapa Kirito menjadi sangat kuat karena ia
menghabiskan waktu lebih banyak di garis depan dari siapapun dalam dua tahun
terkurung di dalam SAO. Jika itu alasannya, sudah berapa lamakah Yuuki berada di
dunia yang diciptakan oleh Medicuboid
"Seperti yang bisa kau lihat disini, Medicuboid merupakan mesin yang sensitif."
Dokter Kurahashi, yang terdiam sejenak, mulai berbicara lagi,
"Seperti yang bisa kau lihat disini, mesin percobaan Medicuboid butuh banyak
perawatan. Dalam arti lain, mesin itu harus berada di tempat yang bebas dari debu,
bakteri, dan virus. Ketika pasien bersedia untuk masuk ke ruangan steril, risiko dari
infeksi dapat turun dengan drastis. Karena inilah aku menyarankan Yuuki dan
keluarganya untuk menerima eksperimen ini."
""
"Namun, bahkan sampai sekarang, Aku masih bertanya-tanya apakah ini merupakan
hal yang terbaik untuk Yuuki. Ketika mengobati AIDS, QOL [40]Kualitas Hidup
Kawahara Reki
145
Kawahara Reki
146
Tetapi, dokter tidak langsung menjawab pertanyaan Asuna. Dia duduk di kursi di
depan panel kontrol, tangannya diletakan bersama di lututnya, dan kemudian
menatap Asuna dengan ekspresi yang stabil.
Walaupun ia berapa di ruangan yang steril, tidaklah mungkin untuk menghilangkan
bakteri dan virus yang ada di tubuhnya. Dengan melemahnya sistem pertahanan
tubuh, mereka akan terus berkembang biak. Sekarang, Yuuki telah terinfeksi oleh
Cytomegalovirus [41] dan Non-tuberculous Mycobacteria [42], dan dia hampir
kehilangan seluruh penglihatannya. Radang otak yang disebabkan oleh HIV
semakin buruk, dan kupikir ia mungkin tidak akan bisa menggerakkan tubuhnya
sendiri.
""
"Dia telah terinfeksi HIV selama 15 tahunAIDS-nya muncul 3,5 tahun yang lalu.
Sekarang, Yuuki-kun berada di kondisi terminal. Dia dengan jelas mengetahui ini.
Aku mengira kamu seharusnya mengetahui mengapa ia menghilang darimu."
"Bagaimana mungkinbagaimana itu mungkin"
Asuna melebarkan matanya dan menggelengkan kepalanya sedikit. Namun, ia tak
bisa mengabaikan apa yang telah ia dengar dengan telinganya tadi.
Yuuki selalu ragu apakah ia sebaiknya bersama Asuna. Salah satu alasan ia
melakukan itu karena ia sangat menyayangi Asuna. Dia melakukan ini untuk
menghindari Asuna merasa kesakitan di hari Yuuki harus pergi. Tidak, Ini tidak
hanya dia. Itu karena Shiune dan anggota Sleeping Knights mengerti yang
sebenarnya jika mereka semestinya bertindak sebagai sebuah grup misterius.
Namun, Asuna tak pernah memperhatikan itu, dan tak pernah mencoba untuk
berpikir tentang itu. Dia hanya terus menimbulkan rasa sakit lebih kepada Yuuki.
Saat mengingat air mata yang diteteskan Yuuki sebelum ia ter-log out dari Black Iron
Palace [43], Asuna merasa hatinya sakit.
Pada saat ini, Asuna berpikir tentang sesuatu, dan ia segera melihat ke dokter.
"Laludokter, apakah Yuuki memiliki kakak kandung?"
Ditanyakan ini, dokter ini mengkerutkan dahi seperti ia dikejutkan oleh pernyataan
ini, dan ragu untuk berberapa saat, sebelum menganggukan kepalanya.
"Ini bukan tentang Yuuki-kun, jadi aku tak menyebutkan iniya, dia memiliki
kakak kandung kembar. Ini dikarenakan operasi sesar di permulaan yang
menyebabkan tragedi ini."
Dokter itu terlihat sedang mencari-cari di dalam ingatnya saat ia berbicara,
"Kakaknya bernama Aiko, dan ia berada di rumah sakit ini juga. Kedua saudara
kembarnya tak begitu miripkakak tertuanya selalu tersenyum, diam-diam
Kawahara Reki
147
148
Kawahara Reki
149
Kawahara Reki
150
"Yuuki?"
Asuna bergumam, dan lalu berbicara dengan suara bergetar yang tidak jelas,
Yuuki? Apa kau disana?
Asuna langsung mendengar jawabannya. Sepertinya suara itu terdengar dari
speaker yang terpasang di tembok.
Un. Ini melalui kamera, tapi aku bisa melihat mu, Asuna. Mengagumkankamu
melakukan seperti apa yang kamu lakukan di dalam game. Terima kasihuntuk
datang menemuiku.
"YuukiAAku"
Asuna ingin mengucapkan sesuatu, tetapi tak tahu apa yang harus ia ucapkan.
Kecemasan yang tidak dapat di jelaskan ini membuat dada Asuna terasa tidak
nyaman.
Tapi sebelum ia berbicara, suara itu keluar kembali dari atas kepala.
Dokter, tolong izinkan Asuna untuk menggunakan ruangan sebelah.
"Eh"
Asuna bingung dan melihat sekeliling untuk melihat Dokter Kurahashi yang tampak
serius saat dia tampak memikirkan tentang sesuatu. Namun, dia langsung
memberikan senyuman sigap yang membersihkan semuanya, dan menganggukkan
kepalanya sebelum ia berkata,
"Baiklahdisana ada kursi yang biasanya aku gunakan untuk mengobrol dan
sebuah AmuSphere. Pintunya bisa dikunci dari dalam, namun mohon untuk tidak
lebih dari 20 menit. Sesuai prosedur, aku tak akan menjelaskannya."
A...aku mengerti.
Asuna segera mengangguk, dan lalu melihat kembali ke gadis yang terbaring di
Medicuboid. Suara Yuuki bergema kembali.
"Aplikasi ALO telah terpasang di dalamnya. Ketika kamu log in, kita akan bertemu di
tempat kita pertama kali bertemu."
"Un... Aku mengerti. Tunggu sebentar, aku akan berada di sana."
Asuna berkata dengan suara yang mantap, menunduk ke Dokter Kurahashi di
belakangnya, dan berputar. Dia mengambil beberapa langkah ke pintu yang jauh di
dalam ruang observasi dan mengangkat tangannya di pemindai. Pintunya bergeser,
dan Asuna segera masuk.
Kawahara Reki
151
Apa yang berada dibalik pintu itu adalah ruangan yang besarnya setengah dari
ruangan observasi. Disana terdapat dua kursi kulit hitam, dan sandaran kepala di
kedua sisi dengan bentuk cincin seperti helm yang familiar.
Asuna buru-buru mengunci pintu, menaruh tasnya di lantai dan duduk di kursi
terdekar. Dia menggunakan tombol di penyangga tangan untuk mengatur
kemiringan kursinya, dan mengangkat AmuSphere-nya sebelum menggunakanya.
Dia mengambil nafas dalam, menekan tombol, dan sebuah sinar putih muncul di
depannya. Kesadaran Asuna telah menghilang dari dunia nyata.
Setelah terbangun sebagai seorang pengguna rapier, Asuna keluar dari ruang tidur
di rumah hutan sebelum indranya terbiasa dengan dunia VR.
Dia mengepakkan sayapnya di udara untuk melayang, dan segera terbang keluar
jendela tanpa menyentuh lantai. Saat ini sedang subuh di Alfheim, dan hutan lebat
tertutupi oleh kabut putih.Dia berbelok di udara dan segera bergerak dengan cepat,
menembus kabut putih sebagaimana ia bergerak ketika ia menembus pepohonan.
Asuna menaruh tangannya dekat dengannya dan terus bergegas menuju pusat.
Dia hanya menghabiskan waktu kurang dari 3 menit untuk sampai di atas jalan
utama. Lalu, Asuna terbang lurus menju pusat dari plaza dan mendarat di depan
pintu transfer. Saat banyak pemain melihat Asuna dengan mata lebar, dia berbelok
dan berhenti tiba-tiba. Lalu ia lompat ke gerbang teleportasi disaat ia berhenti.
"Transfer! Panareze!"
Pada saat ia meneriakkan itu, sebuah cahaya putih kebiruan segera mengalir turun
seperti sebuah air terjun, mendorong Asuna ke atas.
Transfer langsung selesai. Ketika ia keluar dari gerbang teleportasi, ia berada di
lantai 25 plaza sentral Panareze. Asuna menghentakkan kaki di lantai batu di
kanannya dan terbang menuju langit. Saat ini, dia terbang menuju sebuah pulau di
arah utara ibukota. Gadis yang terbang dengan kecepatan tinggi itu terus
meninggalkan berkas pada air yang bergetar.
Dalam waktu singkat, ia melihat sebuah pohon besar. Dia merasa pertarungannya di
bawah pohon itu melawan Absolute Sword Yuuki sudah dari waktu yang sangat
lama. Pulau yang sangat dipenuhi itu bisa dibilang sunyi secara total.
Asuna melambat sebagaimana ia berputar di sekitar pohon dan bersiap untuk
mendarat. Sebagaimana kabut tebal menutupi dibawah, dia tak bisa melihat daratan.
Saat ia menginjak rumput yang tertutup embun, dia mulai melihat keadaan sekitar.
Barangkali cahaya hari itu tak cukup sampai Asuna hanya bisa melihat berberapa
meter di depannya. Merasa gelisah, Asuna hanya bisa bergerak di sekitar
pepohonan dengan cepat.
Kawahara Reki
152
Saat ia berada setengah jalan dan sampai di sisi timur pepohonancahaya akhirnya
muncul dari luar, menyapu embun pagi dengan segera. Asuna akhirnya menemukan
orang yang ia cari melalui celah di antara kabut putih.
Punggung Yuuki menghadap Asuna, dan rambutnya yang berwarna ungu tua. Pada
saat ini, Asuna hanya bisa menahan nafasnya dan melihat ini. Perempuan itu tibatiba melihat sekeliling dan menatap Asuna dengan mata yang berwarna seperti
permata. Bibir yang berwarna terang itu memperlihatkan senyum yang lemah,
seperti salju.
"Untuk berberapa alasan, aku hanya merasa jika Asuna akan mencoba untuk
mencariku di dunia nyata. Aku tak memberitahumu apapun, dan itu tidak mungkin
terjadi."
Setelah mengumamkan kata-kata seperti ini, Yuuki tersenyum lagi,
"Tapi kamu masih tetap datang, Asuna. Jarang untuk firasatku menjadi kenyataan,
namun aku sengat senang"
Mereka tidak bertemu untuk hanya berberapa hari, tapi rasanya postur berdiri Yuuki
memiliki sedikit perasaan yang transparan. Ini membuat Asuna merasa sesak di
dada, sebagaimana ia terlihat seperti ketakutan, bertanya-tanya apakah gadis di
depannya hanya sebuah ilusi, seiring ia berjalan perlahan-lahan, langkah demi
langkah.
Jari Asuna akhirnya menyentuh Yuuki di pundak kirinya. Dia segera tidak bisa
menahan dorongan untuk memerika suhu tubuh Yuuki saat ia diam-diam
memeluknya dengan kedua tangannya.
Yuuki tidak terlihat panik sama sekali saat dia bersandar di bahu Asuna seperti
rumput yang tertiup angin. Dia masih memakai baju pelindungnya tetapi tubuh Yuuki
tetap memberikan kehangatan yang cukup membuat hati seseorang tergerak.
Perasaan ini lebih dari nilai yang impuls elektronik dapat tentukan. Asuna menghela
nafas dan menutup matanya
Ketika nee-chan memelukku, wanginya seperti ini juga. Itu adalah wangi dari
matahari.
Yuuki, yang beristirahat di tubuh Asuna, bergumam.
Pada saat ini, Asuna akhirnya mengucapkan kata pertamanya dari bibir yang
bergetar itu.
Aiko...? Saudara mu bermain VRMMOs juga?
"Un. Rumah sakit ini memperbolehkan orang-orang menggunakan AmuSphere di
ruangan biasa. Nee-chan merupakan pemimpin pertama Sleeping Knights. Dia lebih
kuat daripada aku"
Kawahara Reki
153
Asuna merasakan dahi Yuuki bersandar keras di bahunya, dan dia mengangkat
tangan kanannya untuk membelai rambut halus dari kurcaci hitam itu. Yuuki terdiam
untuk sesaat, namun segera rileks, dan kemudian melanjutkan,
"Awalnya, ada 9 anggota Sleeping Knights, tapi termasuk Nee-chan, 3 orang telah
hilanglalu aku berdiskusi dengan Shiune dan yang lainnya untuk membubarkan
guild ketika ada orang yang hilang lagi. Sebelumnya, kami ingin membuat suatu
kenangan indah bersamauntuk berbincang tentang sebuah pertualangan yang
kami harap dapat membuat Nee-chan bangga"
""
"Tempat yang kita temu adalah sebuah jaringan medis bernama Serene Garden,
sebuah rumah sakit virtual. Walau ketika penyakit kita berbeda, dalam arti luas, kita
adalah orang yang berada dalam keadaan yang sama. Kami dapat berbincang
dengan yang lainnya di dunia VR, bermain games, dan menikmati hidup senikmat
mungkin sampai akhirini adalah maksud di balik operasi ini."
Setelah mendengar kata-kata Dokter Kurahashi saat dia masuk ke rumah sakit, hati
Asuna merasa jika Sleeping Knights, termasuk Yuuki, bisa menjadi kuat, giat dan
tenang karena mereka berada di satu perahu <ref=perahu>yang dimaksud
mungkin satu tanggungan atau satu penderitaan ataupun satu kondisi</ref>.
Meskipun dia telah mempunyai pikiran semacam itu, kata-kata Yuuki tetap membani
pikiran Asuna. Seyum keceriaan Shiune, Jun, Tecchi, Nori, dan Taruken terlintas di
pikirannya.
"Maaf untuk tidak memberitahumu yang sebenarnya, Asuna.Alasan mengapa
Sleeping Knights dibubarkan di musim semi bukanlah karena semuanya mulai sibuk
dan tak mau bermain games, tetapi kami berdua sudah dinyatakan untuk tidak dapat
bertahan hidup sampai Maret lalu. Jadi... itu sebabnya kami berharap dapat
menciptakan kenangan terakhir kami di dunia yang indah itu. Kami ingin
meninggalkan bukti bahwa kami pernah berada di sini
Suara Yuuki terdengar bergetar. Namun, Asuna hanya bisa mengerahkan kekuatan
sedikit lebih ke dalam pelukannya Yuuki.
"Namun, serangan kami tidak sukses...semuanya mendiskusikan itu dan
memutuskan untuk mencari seseorang untuk membantu . Sesungguhnya, beberapa
dari kita sebenarnya keberatan untuk itu. Setelah orang itu tahu masalah kita, kita
akan terganggu, dan akan ada kenangan buruk yang tertinggal. Akhirnya, ini benarbenar terjadimaafaku sangat meminta maaf Asuna. Jika mungkinmohon
lupakan tentang kita"
Apa yang bisa aku lakukan?
Setelah menjawab, Asuna memalingkan wajahnya ke Yuuki
Kawahara Reki
154
"Aku tak pernah merasa terganggu, dan aku tidak pernah berpikir bahwa itu adalah
mimpi buruk. dapat bertemu kalian, dapat membantu kalian mengalahkan boss, aku
sangat senang. Dan sekarang aku ingin bergabung dengan Sleeping Knights!"
"Ahh"
Yuuki bernafas dan tubuhnya tersentak untuk sementara.
Aku sangat senang bisa untuk datang ke dunia ini dan bertemu Asuna... kata-kata
darimu itu sudah cukup. Aku senang sekarang... Aku tidak menyesal...
""
Asuna menaruh kedua tangannya di pundak Yuuki dan pelan-pelan pergi menjauh
sambil menatap mata yang berkaca-kaca itu.
Kau masih punya banyak hal yang belum kau lakukan bukan? Ada banyak tempat di
Alfheim yang belum kau kunjungitermasuk dunia VR yang lain, dunia ini bisa
dibilang tidak terbatas. Itu sebabnya kau tidak bisa bilang bahwa kau sudah puas...
Asuna dengan cemas memberi tahu Yuuki, tapi dia hanya menunjukan ekspresi
tertekan saat ia melihat tempat lain, dan kemudian tersenyum.
Selama tiga tahun ini, kita telah melalui bermacam-macam pertualangan, di segala
macam dunia. Aku berharap bahwa halaman terakhir dalam hidup aku akan menjadi
kenangan yang dibuat bersama-sama dengan Asuna.
Tetapi... kau mempunyai banyak hal yang belum kau selesaikan dan tempat yang
belum kau kunjungi, benar?
Dia merasa jika ia setuju dengan apa yang Yuuki katakan, gadis yang ada di
depannya ini akan mengilang dibalik kabut putih ini. Dengan demikian, Asuna panik
berusaha meyakinkannya. Pada saat ini, Yuuki memalingkan matanya yang tengah
melihat Asuna, dan menunjukan senyum nakal yang dia tunjukan beberapa kali
dalam serangan mereka dengan boss.
Ya...jika memungkinkan, aku ingin melihat sekolah."
Se...sekolah?
"Aku kadang-kadang pergi ke sekolah di dunia khayalan, tetapi aku selalu merasa
terlalu damai, indah, dan formal. Aku ingin kembali ke sekolah nyata, dimana aku
belajar."
Dia berkedip, dan tersenyum, sebelum mengerinyit kembali secara malu.
Maaf, aku tahu ini tidak mungkin. Aku berterima kasih atas pemikiranmu, Asuna,
tetapi aku benar-benar senang.
Kawahara Reki
155
Kawahara Reki
156
BAB 10
Hari berikutnya, 12 Januari, jam 12.50 siang, di ujung utara lantai 3 gedung sekolah
ke-dua.
Di ruangan komputer dimana suara aktifitas saat istirahat makan siang terdengar
sedikit, Asuna meluruskan punggungnya dan duduk di kursi.
Di pundak kanan blazer-nya, ada sebuh mesin berbentuk kubah dengan diameter
7cm yang ditahan dengan sebuah penyangga.
Dasarnya terbuat dari potongan aluminium, dan kubahnya terbuat dari akrilik
transparan. Sebuah lensa terlihat di dalamnya. Di mesin itu terdapat dua kabel yang
terpasang di bawahnya. Salah satunya tersambung dengan handphone Asuna di
kantong blazernya, sedangkan satunya tersambung dengan sebuah komputer.
Kazuto dan dua murid lainnya, yang menghadiri pelajaran mekatronika [47]
dengannya, sedang mengobrol seperti sedang mengucapkan mantra-mantra.
"Sudah ku katakan kalau gyroscope[48] ini sangat sensitif. Jika kamu lebih
mengutamakan kemampuan visualnya, kamu bisa mengatur parameternya di sini
dan di sini."
"Tapi bukankah nanti akan lag[49] jika ada gerakan tiba-tiba?"
"We can only wait for the optimizing program learning to take effect then, Kazu."
"Apa kamu belum selesai, Kirito-kun? Istirahat makan siang hampir selesai!"
Asuna, yang terpaksa diam selama 30 menit, mengeluarkan suara cemas. Kazuto
mengeluarkan suara un dan mengangkat kepalanya.
"Settingan ini sudah cukup untuk sekarang. Erm, Yuuki-san, bisa mendengarku?"
Kazuto tidak berbicara kepada Asuna, melainkan ke alat yang berbentuk kubah itu.
Di speaker mesin itu, suara bersemangat khas Absolute Sword Yuuki keluar.
Haii, Aku mendengarmu dengan jelas!
"Okay, aku akan menyetel settingan sekitar visual. Jika penglihatannya telah jelas,
bilang sesuatu."
Ya, Aku mengerti.
Alat berbentuk kubah yang terletak di bahu Asuna, biasa disebut Double-sided
Visual and Hearing message Probe, adalah ekspreimen kelas Kazuto untuk
meningkatkan kemampuan alat itu.
Kawahara Reki
157
158
"Permisi!"
Per, permisi!
Dua suara, satu kencang dan satunya lembut bergema di dalam ruangan pada saat
yang sama. Asuna lalu segera melewati berberapa baris meja.
Jam pelajaran kelima ialah Bahasa Jepang, dan guru yang akan mengajar adalah
guru yang pernah mengepalai departemen di sebuah sekolah independen. Dia
pensiun, dah setelah itu, sebagai relawan datang di sekolah yang di bentuk dengan
mendadak. Dia hampir berumur 70 tahun, namun mampu untuk mengoperasikan
peralatan jaringan di sekolah ini, dan Asuna suka dengan kebijakannya.
Karena ia tahu sifat alamiah guru itu, Asuna merasa jika ia mungkin tak masalah
untuk mendengarkan Yuuki, namun ia masih gugup untuk menjelaskan semuanya.
Guru dengan rambut putih dan janggut itu mengambil secangkir teh ketika ia
mendengar penjelasan Asuna. Ketika ia telah selesai, guru itu mengangguk dan
mengatakan,
"Un, tidak apa-apa. Oh ya, siapa namamu?"
Ah, AkuYuukiKonno Yuuki.
Mendengar jawaban yang berasal dari probe [50] , guru itu terkejut, namun ia segera
tersenyum dan mengatakan,
"Konno-san, Jika kamu ingin, silahkan datang ke kelas. Kita akan memulai
Torokko oleh Akutagawa. Ini bisa menarik jika kamu mempelajarinya sampai
akhir."
Yaya, terima kasih banyak!
Saat Yuuki dan Asuna selesai berterima kasih kepada guru, bel untuk persiapan
kelas berbunyi, dan Asuna menunduk hormat untuk pamit. Saat mereka keluar dari
ruang staff, keduanya menghela nafas disaat yang sama.
Setelah saling melihat dan tersenyum, Asuna dengan cepat kembali ke kelasnya.
Ketika ia kembali ke tempat duduknya, teman-temannya langsung bertanya tentang
alat yang berada di pundaknya. Asuna menjelaskan kalau Yuuki dirawat di rumah
sakit, dan ketika Yuuki berbicara, semuanya langsung mengerti. Mereka mulai
memperkenalkan dirinya masing-masing. Setelah mereka selesai saling
memperkenalkan diri, bel untuk kelas berbunyi, dan seorang guru muncul di muka
pintu.
Kawahara Reki
159
160
total, dan Yuuki dapat kembali ke dunia nyata. Di saat itu, dia pasti sedang
menggengam tangan aslinya dan mengenalkan area sekolah dan jalan disekitarnya.
Setelah sekolah, mereka pergi ke restauran cepat saji, memakan hamburger dan
berbincang-bincang.
Asuna diam-diam menyeka air matanya agar Yuuki tak tahu. Yuuki terus membaca
bagian bacaan yang berasal dari abad lalu, dan guru tak pernah menyuruhnya untuk
berhenti. Sekolah siang itu menjadi sepi secara tak normal, dan sepertinya satu
sekolah sedang mendengarnya.
Yuuki lalu terus mengkuti pelajaran sampai pelajaran ke-enam, dan Asuna
memperkenalkan area sekolah kepadanya sesuai yang dijanjikan. Tak disangka,
bereberapa teman sekelasnya mengikuti, dan semuanya berusaha untuk berbicara
kepada Yuuki.
Pada akhirnya, keduanya akhirnya sendirian, dan saat Asuna duduk di bangku
taman, langit berubah warna menjadi jingga.
Asunaterima kasih banyak untuk hari ini. Aku senang Aku tak akan
melupakan hari ini.
Yuuki tiba-tiba berbicara dengan nada serius, dan Asuna dengan insting menjawab
dengan nada gembira,
"Apa yang kamu bilang? Bukannya para guru mengatakan jika kamu bisa datang
setiap hari? Bahasa Jepang pada jam pelajaran ketiga besok. Kamu tak bisa telat!
Ngomong-ngomongwell, apakah kamu ingin mengunjungi suatu tempat?
Kemanapun tak masalah, selain ruangan kepala sekolah."
Yuuki tertawa kecil, dan lalu diam. Setelah berberapa saat, dia dengan malu
berkata,
Well...aku mempunyai tempat untuk dikunjungi...
Dimana?
Bolehkah ke suatu tempat diluar sekolah?
"Eh"
Asuna tak bisa apa-apa kecuali diam. Dia merenung sesaat, namun memutuskan
jika batere dari probe masih cukup, dan Yuuki bisa melihat semasa terminal
handheld tersambung dengan jaringan.
"Un, tak masalah. Tak masalah jika antena handheld dapat menjangkau tempat itu."
Benarkah? Tempat itusedikit jauhaku ingin kamu membawaku ke Hodogaya
di Yokohama, sebuah tempat bernama Tsukimidai.
Kawahara Reki
161
Dari sekolah, Asuna dan Yuuki menaiki jalur pusat dari Tokyo Barat menuju
Hodogaya, Yokohama.
Mereka sebenarnya tak saling berbisik, namun ketika mereka di jalan, Asuna
mengabaikan tatapan sekitar dan melanjutkan berbicara melalui probe dua arah di
pundaknya. Yuuki tak pernah mengira jika jalanan akan berubah begitu pesat
selama 3 tahun ia dirawat di rumah sakit, sehingga Asuna menjelaskan kepadanya
setiap kali ada sesuatu yang menarik.
Sebagaimana mereka terus berjalan dan berhenti, jam besar di tengah-tengah
stasiun kereta api menunjukkan lewat pukul 5.30 sore ketika mereka turun di Stasiun
Hoshikawa.
Mereka melihat langit yang berubah warna dari merah padam menjadi ungu gelap,
dan Asuna menghela nafas dalam. Mungkin itu karena ada banyak hutan di daerah
ini yang menyebabkan udara dingin disini berbeda dengan yang di Tokyo.
"Jalan ini sangat indah, Yuuki. Langit terlihat luas."
Yuuki mengatakannya dengan suara yang bersemangat, tetapi dengan nada yang
malu,
Unmaaf, Asuna. Permintaanku membuat kamu pulang terlambat, apa kamu tak
apa-apa Asuna?
Tidak apa-apa! Sudah biasa untuk ku pulang ke rumah terlambat
Dia secara insting mengatakan itu, namun faktanya, Asuna sangat ingin untuk
pulang ke rumah sebelum makan malam hampir di setiap waktu. Itu karena ibunya
akan tidak senang jika ia tak melakukan seperti itu. Namun, ia merasa jika itu tak
masalah walau jika ia pulang ke rumah dan diomeli ibunya. Sejauh yang diharapkan
Yuuki, dan batere dari probe cukup, tak masalah seberapa jauhpun dia akan pergi.
Aku akan mengirim pesan
Asuna mengatakan dalam nada masa bodoh, dan kemudian mengambil
handpohonenya. Dia lalu mengirim pesan ke komputernya di rumah ketika sedang
terkoneksi dengan probe, mengatakan jika ia akan pulang rumah terlambat. Ibunya
sepertinya akan mengirim sebuah pesan kepadanya karena mengabaikan jam
malam dan bahkan berberapa kali ingin meneleponnya secara langsung, tapi jika
telepon terkoneksi dengan net, telepon tersebut sepertinya akan dikirim ke pesan
suara.
"Semua sudah beres. Sekarang, kau ingin kemana, Yuuki?
Belok ke kiri dari di depan stasiun, lalu belok kanan di lampu merah ke dua
Nn, baiklah.
Kawahara Reki
162
Asuna mengangguk, dan lalu mulai bergerak ke depan. Dengan Yuuki memimpin di
depan, dia pergi melewati sebuah pasar kecil di depan stasiun.
Yuuki akan mengatakan beberapa kata, seperti ia terkenang sesuatu, saat mereka
berjalan melewati toko roti,toko ikan,kantor pos,atau di depan kuil.Segera,mereka
tiba di sebuah area perumahan.Yuuki mendesah ketika ia melihat sebuah rumah
yang terdapat rumah anjing besar dan pohon kamfer besar.
Jadi,walaupun Yuuki tak mengatakannya,Asuna paham bahwa jalan ini adalan jalan
menuju tempat tinggalnya dulu.Dan tepat di depan mereka adalah Setelah
belok kanan,berhentilah di depan rumah bercat putih
Asuna sadar.Suara Yuuki mulai gemetar ketika ia mengatakan hal itu.Setelah
melewati taman yang terdapat barisan pohon poplar gundul dan berbelok ke
kanan,Ia langsung melihat bungalow berlantai keramik putih di sisi kiri
pandangannya.
Setelah berjalan beberapa langkah ke depan,Asuna berhenti di depan sebuah pagar
perunggu.
....
Di pundaknya,Yuuki mendesah panjang.Asuna dengan sengaja menggapaikan jarijari tangannya dibawah probe alumunium,dan berbisik pada Yuuki,
" Itu...rumah Yuuki,kan? "
UnAku bahkan tak pernah berpikir bahwa aku akan bisa melihat rumah ini
lagi Rumah ini memiliki dinding putih dan atap hijau yang terlihat jelas lebih kecil
jika dibandingkn dengan rumah-rumah di sekitarnya,namun rumah ini memiliki
halaman yang luas.Terdapat meja kursi kayu berwana putih di rerumputan, terdapat
sebuah petak bunga yang dikelilingi dengan batu bata merah jauh di dalam taman.
Walaupun begitu,sekarang,warna putih dari meja kayu telah memudar karena
terkikis angin,dan yang masih tertinggal dari petak bunga tersebut hanyalah tanah
hitam yang kering.Jendela-jendela di semua sisi rumah memperlihatkan kehangatan
dan kenyaman dari sebuah keluarga yang rukun,tetapi jendela-jendela di rumah
putih itu menurunkan tirai anti hujannya.Terlihat seperti tak ada orang yang tinggal di
dalam rumah itu. Walaupun begitu,ini sudah bisa ditebak.Dari orang tua dan dua
anak perempuannya yang pernah hidup bersama di rumah ini,yang tersisa hanya
satu orang.Sekarang,orang terakhir itu pun berada di ruangan kedap udara,terbaring
di tempat tidur dengan dikelilingi oleh banyak mesin,tak bisa meninggalkan tempat
itu.
Rumah itu terlihat ungu kelam ternaungi sinar terakhir cahaya matahari.Asuna dan
Yuuki hanya menatap ke rumah itu.Beberapa saat kemudian,Yuuki berbisik,
Kawahara Reki
163
Terima kasih Asuna. Terima kasih sudah membawaku ke tempat jauh seperti
ini...
"Kamu mau melihat ke dalam? "
Pastinya akan jadi runyam jika ada orang lewat yang melihat ini,namun Asuna masih
menanyakannya.Yuuki sendiri hanya mengelengkan lensanya ke kiri dan ke kanan.
Tidak, tak usah. Yah...kita harus kembali sekarang ,kalau tidak kita akan sedikit
terlambat, Asuna.
"Ini masih terlalu cepat...kita masih bisa disini sedikit lebih lama. "
Asuna segera menjawab seperti itu dan berbalik untuk melihat keadaan di
belakangnya.Yang ada dibalik jalan kecil yang panjang itu adalah taman,dan di luar
taman,ada dinding pepohonan dengan bebatuan sebagai alasnya.
Asuna berjalan menyeberangi jalan dan duduk di tembok batu yang tingginya
selutut.Bagian depan probe dapat mengambil gambar dari rumah kecil yang
terbengkalai itu.Dari sini,mata Yuuki harusnya bisa melihat seluruh rumah dan
tamannya.
Kami hanya tinggal disini kurang dari setahunwalaupun begitu,hari-hari yang
kuhabiskan disini,aku mengingatnya semua. Sebelumnya kami tinggal di sebuah
apartemen,jadi aku sangat senang ketika tahu bahwa disini kami mempunyai
sebuah taman. Mama takut kalau kami akan terinfeksi oleh komplikasi penyakit,tapi
aku dan nee-chan terkadang berlarian di taman ini.Kami memanggang daging di
depan bangku itu,dan terkadang membuat rak buku bersama ayah.Kami sangat
bahagia waktu itu
"Hebat sekali.Aku belum pernah melakukan hal-hal seperti itu sebelumnya."
Rumah Asuna mempunyai taman yang bisa dibilang sangat luas,tapi dia tak pernah
ingat pernah bermain disana dengan orang tuan dan juga kakak laki-lakinya.Dia
selalu bermain rumah-rumahan atau menggambar sendirian.Karenanya,memori
tentang keluarga yang Yuuki ceritakan begitu mennggema dalam hatinya.
Jadi,ayo kita adakan pesta BBQ di rumahmu di lantai 22 lain kali.
"Un!...jadi,ini janji.Aku akan mengundang teman-temanku,Shiune dan yang
lainnya"
Wa, Jadi aku harus membuat membuat banyak daging panggang.Jun dan Thatch
benar-benar doyan makan
"Serius? Mereka kelihatannya nggak begitu! "
Mereka berdua tertawa,dan kemudian,mereka kembali memandangi rumah Yuuki.
Kawahara Reki
164
165
166
Asuna ingin memikirkan dengan hati-hati apa yang Yuuki maksudkan,tapi otaknya
yang bingung tak bisa tenang apapun yang terjadi.Dia mwngusap mukanya yang
memerah,Yuuki menggunakan lensany untuk melihat wajah teman disampingnya
sebelum berkata dengan suara tegas
Terima kasih banyak Asuna.Aku sudah bahagia dapat melihat rumah ini
lagi.Bahkan jika rumah ini menghilang di masa depan,kenangan tetap akan ada
disini.Papa,Mama,nee-chan,kenangan bahagia kita bersama,akan tetap ada
disini
Asuna tahu bahwa 'disini' yang Yuuki maksud bukanlah tanah tempat rumah ini
berdiri,tapi di dalam hatinya.
Keaadan rumah yang lembut dan penuh kedamaian ini akhirnya meninggalakan
kesan yang mendalam pada Asuna.Dia mengangguk kuat-kuat,dan Yuuki
melanjutkan perkataannya,
...Jika Aku dan nee-chan menangis karena tidak mampu menyingkirkan rasa sakit
dengan pengobatan,Mama akan mengatakan pada kami tentang Tuhan Yesus.Dia
bilang Tuhan Yesus tidak akan memberikan kami rasa sakit yang tidak bisa kami
menahannya.Dulu,aku agak marah,karena aku tak mau mendengar sesuatu tentang
Injil,tapi kata-kata Mama...
Di waktu yang singkat ini,langit telah sepenuhnya berubah menjadi biru tua,dan
bahkan beberapa bintang merah mulai berkedip.
Tapi,ketika aku melihat rumah ini lagi,Aku mengerti.Mama sebenarnya sedang
berbicara denganku sepanjang waktu.Dia tidak mengatakannya dengan katakatanya...namun dengan hatinya.Dia terus-menerus berdoa untukku,agar Tuhan
mengizinkanku untuk bertahan sampai akhir...Aku sekarang akhirnya mengerti
Mata Asuna seperti melihat ibu dan dua orang putrinya berlutut di dekat jendela
rumah putih itu,menengadah ke langit dan berdoa.Dia kelihatannya terbawa oleh
suara kalem Yuuki,dan mengatakan kata-kata yang membuat sesak jauh di dalam
dirinya.
"Aku....aku...bahkan tak bisa mendengar suara ibuku.Bahkan walau kami saling
berhadap hadapan,Aku tak bisa mendengar suara hatinya.Dia bahkan tak pernah
sekalipun memahami kata-kata ku.Yuuki,kamu pernah bilang kita terkadang harus
menggunakan kekerasan agar orang lain mengerti tujuan kita,kan?Apa yang harus
kulakukan agar menjadi sepertimu,Yuuki?Apa yang harus kulakukan agar aku
bisa sekuat dirimu...?"
Bagi Yuuki yang telah kehilangan orang tuanya,kata-kata ini mungkin akan
membuka lagi lukanya.Secara normal Asuna akan memikirkan hal ini dan takkan
sanggup untuk mengatakannya.Tapi saat ini, sesuatu datang dari melalui probe di
bahunya adalah keberanian Yuuki serta kelembutannya yang melelehkan dinding
batin Asuna hingga hilang sepenuhnya.
Kawahara Reki
167
168
169
Kawahara Reki
170
Kawahara Reki
171
172
"Sudah tidak ada waktu lagi.Apa yang ingin kamu perlihatkan padaku? "
"kemarilah"
Asuna mendesah pelan sambil dia melewati ruang tamu dan membuka ruangan
kecil yang biasa dia pakai sebagai gudang.Dia menunggu Kyouko menggerakkan
kaki imajiner-nya dan melangkah ke arahnya,membimbingnya ke arah jendela jauh
di dalam ruangan. Dari ruang tamu yang menghadap ke selatan,seseorang dapat
melihat pemadangan seperti lukisan,termasuk didalamnya terdapat area luas
tertutup dengan rerumputan,sebuah jalan kecil,bukit yang bertingkat-tingkat dan
sebuah danau kecil di belakangnya.Tetapi akan terlihat sebuah kebun kecil penuh
dengan rumput liar dan aliran sungai kecil dari jendela utara,tempat dimana ruang
peralatan berada.Ada juga hutan conifer [51] di dekatnya.Tentu saja,pada musim
ini,terlihat segala sesuatu terkubur di dalam salju,meninggalkan warna yang
seragam sejauh mata memandang. Tapi inilah sesuatu yang ingin Asuna perlihatkan
pada Kyouko.
Asuna membuka jendela,melihat jauh ke dalam hutan dan berkata,
"Bagaimana?Apa ibu merasa familiar dengan pemandangan ini? "
Dahi Kyouko kembali mengernyit,menggelengkan kepalanya pelan dan berkata,
"Apa-apaan?itu hanya hutan conifer biasa---"
Apa yang ingin ia katakan berikutnya sepertinya hilang.Mulut Kyoko terlihat
setengah menganga seperti ia melihat sebuah pemandangan yang jauh.Saat itu
juga,Asuna dengan tenang berbisik di samping wajahnya,
"Ibu ingat....rumah Ojii [52]-chan dan Obaa[53]-chan,kan? "
Kakek dan nenek Asuna,orang tua Kyouko,adalah petani di daerah perbukitan di
Perfecture Miyagi.Rumah mereka berlokasi di desa di atas bukit,dan lahan pertanian
mereka berbentuk terasiring yang terlihat lahan pertanian mereka seperti pahatan di
lereng bukit.Mereka tidak punya mesin untuk membantu pertanian.Hasil utama yang
mereka panen adalah padi,tapi jumlah yang dihasilkan dari panen hanya cukup
untuk makan keluarga sepanjang tahun.
Dengan keadaan seperti itu,mereka masih bisa membiayai Kyouko bersekolah di
perguruan tinggi,itu semua karena bukit hutan conifer yang ditinggalkan oleh nenek
moyang mereka.Rumah kayu tua mereka bangun di kaki bukit.Kapanpun seseorang
duduk di pinggir koridor rumah,sebuah kebun kecil dan sungai dapat terlihat beserta
bukit conifer yang jauh.
Tetapi dibandingkan dengan kediaman utama keluarga Yuuki di Kyoto,Asuna lebih
memilih untuk pergi ke rumah kakek-neneknya di Miyagi bahkan sejak ia masih
kecil.Selama liburan musim panas atau musim dingin,dia akan merengek pada
orang tuanya agar mengajaknya kemari,dan ia akan tidur dengan kakek-neneknya
setelah mendengarkan mereka bercerita tentang cerita-cerita dongeng.Selama
Kawahara Reki
173
Kawahara Reki
174
Kawahara Reki
175
"Ibu ingat tidak saat Festival Obon saat aku masih kelas satu SMP? Ayah,Ibu,dan
Nii-san semuanya pergi ke Kyoto,dan akulah satu-satunya yang bersikeras untuk
pergi ke Miyagi.Jadi akhirnya aku pergi kesana sendirian . "
"...Aku ingat."
"Waktu itu,aku meminta maaf pada Ojii-chan dan Obaa-chan kalau kamu tak benarbenar tak bisa datang,Bu,aku juga berkata bahwa dirimu benar-benar sangat
menyesal. "
"Saat itu.keluarga Yuuki ada acara resmi yang harus dihadiri tak peduli apapun
yang terjadi"
"Tidak,Aku tidak menyalahkanmu,Bu.Itu karena.ketika aku meminta maaf,Ojiichan dan Obaa-chan segera mengeluarkan album foto tebal.Aku benar-benar
terkejut ketika pertama kali melihat isinya.segala sesuatu tentangmu,Bu, apakah
itu tesis pertamamu,atau dokimen-dokumen yang kau kirim ke berbagai
majalah,laporan-laporan wawancaramu,mereka semua tersimpan secara
rapi.Bahkan dokumen-dokumen yang diterbitkan di internet mereka print (cetak) dan
tempel di album itu.Tapi harusnya kan mereka berdua tidak bisa menggunakan
computer..."
"...."
"Lalu,Ojii-chan memperlihatkan padaku isi dari album foto itu dan mengatakan
bahwa Ibu adalah harta karun paling berharga baginya.Dia bahkan bilang kalau dia
benar-benar bahagia Ibu bisa meninggalkan kota itu untuk belajar di perguruan
tinggi,menjadi sarjana dan menulis semua tesis-tesis ibu sendiri dan tetap belajar
sampai Ibu tak bisa pulang saat Festival Obon [55],dan sudah terduga,sekalipun
begitu mereka tidak pernah memperlihatkan rasa tidak senang akan hal itu."
Kyouko hanya menatap hutan itu terdiam membisu sambil diamati oleh Asuna,sisi
wajahnya tidak menunjukkan sedikitpun emosi,tapi Asuna masih saja meneruskan
menggerakan mulutnya,
"Setelah itu,Ojii-chan bahkan menambahkan kata-kata ini ----Ibu mungkin akan
merasa lelah suatu hari dan butuh istirahat dan mengecek dari mana ia
berasal.Mereka akan melindungi rumah-rumah untuk saat-saat seperti itu.kapan
saja Ibu membutuhkan dukungan,mereka masih bisa bilang 'kamu bisa kembali
kemari'.Mereka akan selalu melindungi rumah dan bukit ini."
Asuna mengatakan nya sambil pikirannya mengenang rumah kakek-nenek dari
pihak ibunya yang sekarang sudah tak ada lagi.Dia kemudian membandingkannya
dengan rumah putih yang ia lihat beberapa jam yang lalu.Keduannya adalah rumah
yang memiliki ikatan batin kuat dengan penghuninya.Bahkan jika bentuk fisiknya
telah tiada,itu kan tetap akan ada di hati beberapa orang selamanya.Bagi
Asuna,Rumah dalam Hutan di dunia virtual ini memiliki arti seperti itu.
Kawahara Reki
176
Rumah ini akan menghilang suatu hari,tapi dalam beberapa aspek,rumah ini tidak
akan benar-benar hilang.Itu karena sesuatu yang dikatakan sebagai rumah bukanlah
hanya sebuah bangunan yang memiliki bentuk---tapi juga sesuatu yang tetap
menyimpan jiwa,perasaan dan jalan hidup seseorang,seperti milik kakek-neneknya.
"---Dulu,aku tidak mengerti apa yang dikatakan Ojii-chan,tapi baru-baru inii,Aku
akhirnya bisa memahaminya.Itu bukan hanya tentang mengajariku untuk terus
bekerja keras sepanjang hidupku.menggunakan kebahagiaan orang lain sebagai
kebahagiaanku juga salah satu jalan hidup. "
Dalam pikiran Asuna terlintas wajah Kirito,Lisbeth dan kawan-kawan,Yuuki,Shiune
dan kawan-kawannya. "...Aku ingin memilih jalan hidup dimana orang-orang di
sekitarku bisa tersenyum dan hidup bersama.Aku ingin menjalani hidup dimana aku
bisa mensupport orang-orang ketika mereka merasa lelah.Karenanya---Aku ingin
mempelajari lebih banyak pengetahuan dan hal-hal lain di sekolah tercinta ini. "
Asuna melanjutkan merangkai kata-katanya,dan akhirnya kata-kata tadi yang keluar.
Akan tetapi,Kyouko tetap menutup mulutnya sambil masih tetap melihat hutan yang
ada di depannya.Mata hijau gelapnya memperlihatkan cahaya kosong,dan sangat
sulit untuk membaca yang ada dalam benaknya.
Ruang kecil ini terselimuti oleh kesunyian untuk beberapa menit kemudian.Di tanah
bersalju dibawah pepohonan yang besar,dua binatang kecil yang terlihat seperti
kelinci melompat kesana kemari dengan riang.Tatapan Asuna tertarik oleh hal
tersebutmtapi ketika melihat kembali wajah Kyouko,dia langsung menahan
nafasnya.
Sebentuk air mata mengalir turun dari wajah Kyouko yang sebening Kristal dan terus
menetes ke lantai.Bibirnya bergetar,tapi suaranya yang tak beraturan tidak
memungkinkan seseorang untuk tahu apa yang sedang dikatakannya.
Beberapa saat kemudian,Kyouko tersadar bahwa dirinya menangis dan dengan
bingung ia menggunakan tangannya untuk mengusap air matanya.
"Tunggu...apa ini. Aku,Aku tidak ingin menangis..."
"...Bu,tak mungin kau menyembunyikan air matamu di dunia ini.Tidak ada seorang
pun yang mampu untuk tak menangis jika mereka merasakannya. "
"Ini benar-benar tidak nyaman."
Setelah mengeluarkan kata-kata tadi,Kyouko kembali mengusap matanya,dan
akhirnya ia menyerah sambil ia menggunakan kedua tangannya untuk menutupi
wajahnya.Sesaat kemudian,sebuah suara isak tangis pelan dapat terdengar dari
dalam tenggorokannya.Asuna meragu untuk sesaat sebelum akhirnya menaruh
tangannya perlahan ke pundak Kyouko yang bergetar.
Pagi berikutnya.
Kawahara Reki
177
Asuna menepati janji yang ia buat dengan Yuuki dan membawa daging besar untuk
barbeque di depan rumah dalam hutannya. Yang ikut ambil bagian dalam pesta
tersebut adalah teman-temannya , Kirito , Lisbeth , Klein , Lyfa Silica,Shiune dan
anggota Sleepng Knight.Bahkan,pemimpin dari suku peri seperti
Sakuya,Alicia,Eugene dan para ajudan mereka semua datang.Mereka bahkan
Kawahara Reki
178
membentuk grup berburu kecil untuk memenuhi persediaan agar cukup untuk grup
besar ini yang beranggotakan lebih dari 30 orang.
Sebelum mulai memanggang,Asuna terlebih dahulu memperkenalkan anggota
Sleeping Knight pada semua orang.Dia menyembunyikan fakta bahwa mereka
sekarang mereka sedang terbaring lemah,tapi dengan persetujuan Yuuki dan
kawan-kawannya di berkat bahwa mereka adalah pasukan elit yang berkelana dari
satu VRMO ke VRMO yang lain dan mereka berharap bisa meninggalkan kenangan
di ALO sebelum akhirnya guild mereka dibubarkan.
Rumor yang mengatakan ada Guild Misterius beranggotakan hanya 7 orang yang
bisa mengalahkan Boss lantai 27 dan Absolute Sword yang telah mengalahkan
lebih dari 60 orang dalam duel kelihatannya telah menyebar di Alfheim,jadi
Sakuya,Eugene dan yang lainnya mencoba untuk mengundang mereka agar mau
ikut dalam pihak mereka.Yuuki tersenyum dan menolak tawaran itu,tapi andai
Sleeping Knight benar-benar menjadi tentara bayaran dari salah satu suku peri
Alfheim,keseimbangan kekuatan dari 9 suku peri akan goyah,dan itu akan berakibat
pada Grand Quest edisi kedua yang sedang berlangsung.
Setelah ucapan selamat yang gaduh dan meriah ,pesta yang riuh seperti badai
dimulai.Asun dan Yuuki mulai makan dan minum sambil terus bercakapcakap.Bahkan diadakan juga diskusi tentang bagaimana mengalahkan boss lantai
28.Semua orang yang penuh antusias akan hal ini berangkat menuju dungeon lantai
28,dan yah seperti itulah,grup besar beranggotan banyak orang menembus sampai
Area tertinggi dari Dungeon lantai 28 untuk mengalahkan boss monter besar
berjenis crustacean,tapi setelah itu hanya ada obrolan ngalor-ngidul dan
menggossip.
Sayangnya,hanya Kirito dan Yuuki,para pemimpin party,dan beberapa nama saja
yang terukir dalam Monument of Swordman.Akan tetapi,semua orang setuju untuk
membiarkan Sleeping Knight untuk menantang Boss lantai 29,dan setelahnya
akhirnya mereka dibubarkan.
Di samping petualanan yang dilaluinya di Alfheim,Yuuki menggunakan probe dua
arah di dunia nyata setiap harinya untuk menghadiri pelajaran Asuna,mereka
bahkan pernah berkunjung ke kediaman Kirigaya di Kawagoe,dan mereka kadang
pergi ke kafe Agil di Okachimachi.
Pada awalnya Yuuki merasa sangat hati-hati, ketika dia bertatap muka dengan
Kazuto yang kelewat sensitive.Akan tetapi keduanya sama-sama pengguna pedang
satu-tangan dan setelah mereka berbicara satu sama lain Yuuki dengan cepat
membuka hatinya dan mulai bercakap-cakap dengan penuh semangat tentang
sword skill di ALO dan perkembangan dari probe di dunia nyata.Perbincangan
mereka yang seperti tak ada hentinya terkadang menbuat Asuna iri.Anggota lain dari
Sleeping Forest juga mulai berteman baik dengan Lisbeth dan Lyfa,mereka mulai
merencanakan berbagai aktivitas yang menarik.
Sekarang bulan Februari
Kawahara Reki
179
Seperti yang sudah dijanjikan Asuna dan Sleeping Forest mengalahkan boss lantai
29 sebagai satu party,dan semua orang di Alfheim mulai mengenal nama mereka.Di
pertengahan bulan diadakan Turnamen Duel Bersama,Kirito yang berada di blok
timur,dan Yuuki yang ada di blok barat terus menerus mendulang kemenangan dan
mencapai babak final,yang mana disiarkan secara langsung oleh net broadcast
channel MMO Stream meningkatkan atmosfer pertandingan ini sampai pada
puncaknya.
Tak terhitung jumlah player yang menahan nafasnya melihat Yuuki dan Kazuto
menggunakan sword skill level termasuk OSS mereka,memperlihatkan sebuah
pertandingan sengit dan mempesona.Pertarungan telah berlangsung lebih dari 10
menit,dan akhirnya,Yuuki menggunakan skill brilian yang seperrti dewa untuk
mengalahkan Kirito dengan serangan beruntun 11 hits.Semua penonton bersoraksorak dan suara gemuruhnya seperti dapat menggoncang dunia virtual itu sendiri.
Mengalahkan Kirito,yang membuat banyak legenda---walaupun dia tak
menggunakan skill Dual Bladenya Absolute Sword Yuuki dimahkotai sebagai
juara turnamen yang diadakan untuk keempat kalinya tersebut, dan namanya
menyebar di seantero game ALO,menjadi orang terkenal di antara semua user dari
Nexus The Seed .
Segera setelahnya bulan Maret tiba
Asuna yang menepati janji yang ia buat kepada ibunya dengan menjalani ujian
akhirnya,dan sekarang ia menikmati liburan 3 hari 2 malam di Kyoto bersama
dengan probe di bahunya,Rika (Liz),Keiko(Silica),Suguha(Lyfa) dan Yui ditelepon
genggamnya.Pada poin ini,informasi yang dikumpulkan oleh probe bisa dibagi
dengan beberapa user, jadi selain Yuuki, Shiune,Jun dan lainnya bisa ikut
bersenang-senang dengan mereka selama liburan.Pengenalan Asuna pada tiap-tiap
tempat wisata bahkan menjadi lebih energik Mereka memakai ruangan keluarga
Yuuki yang benar-benar luas untuk menginap dimalam hari,dan uang yang telah
mereka simpan bisa digunakan untuk memesan tempat di restoran terkenal Kyoto
dan berpesta.Akan tetapi rasa dari makanan tak bisa disampaikan melalui semua
orang ,Yuuki dan anggota Sleeping Knight lainnya terus menerus mengeluh kalau
Asuna dan kawan-kawan benar-benar curang.Asuna hanya bisa berjanji pada
mereka akan membuatkan makanan yang memiliki citarasa yang mirip di dunia
VR,dan Asuna akhirnya mengurung diri di dapurnya di dunia VR bekerja keras untuk
beberapa hari.
Semuanya berlalu bagaikan mimpi.Asuna dan Yuuki melalui perjalanan panjang
bersama di dunia nyata maupun dunia virtual.Mereka memiliki banyak tempat yang
ingin mereka kunjungi,dan Asuna percaya mereka masih memiliki banyak waktu.
Suatu hari sebelum bulan April,
Angin dingin berhembus dari Laut Okhotsk menyebabkan Kanto mengalami badai
salju hebat yang langka terjadi di musim-musim seperti ini.
Kawahara Reki
180
Salju tebal yang semula menyelimuti hampir semua kehadiran musim semi mulai
mencair dibawah sinar matahari yang lemah.
Saat itu juga, Telepon Asuna menerima pesan dari Dokter Kurahashi yang
mengabarkan bahwa kondisi Yuuki semakin memburuk.
Kawahara Reki
181
BAB 11
Asuna menatap pesan singkat di layar kecil Hand Phone-nya dan mengulang kata
kata yang sama dalam hatinya . Bagaimana ini mungkin terjadi ?
Bagaimana ini mungkin ? Yuuki telah aktif mengambil bagian dalam segala jenis
aktivitas , dan Dokter Kurahashi bahkan bilang bahwa tumor di dalam kepalanya
telah menghilang . Baru baru ini , telah ada orang yang terinfeksi mampu untuk
menahan rintangan virus setelah terinfeksi HIV selama lebih dari 20 tahun . Yuuki
baru 15hidupnya baru akan dimulai ! Kondisinya memburuk , namun sampai
sekarang , dia mempunyai beberapa infeksi oportunis yang menyebabkannya jatuh
sakit , jadi Yuuki akan dengan pasti dapat bertahan .
Namun Asuna sendiri mempunyai firasat lain . Ini adalah pertama kalinya dokter
mengirim sebuah pesan ke dirinya secara langsung . Dengan kata lain , ini mungkin
sebuah pemeberitahuan bahwa saatnya telah tiba . Setiap malam , dia takut akan
saat itu , dia akan selalu mencoba sebaik mungkin untuk menghilangkan emosi itu .
Sekarang , saat itu telah tiba .
Gadis itu mempunyai dua pemikiran yang saling berseteru sembari dia tetap terpaku
di tempat ia berpijak untuk beberapa waktu sebelum berkedip dengan keras dan
bersiap untuk mengirim pesan baru . Dia mengirim sebuah surat dengan maksud
yang sama ke Kirito , Lisbeth dan teman teman dan juga Shiune dan yang lainnya
. Setelah itu , Asuna dengan segera mengganti pakaian rumahnya , dank arena dia
tak mau menghabiskan waktu untuk memilih pakaian , dia secara sistematis
mengenakan pakaian sekolahnya . Dia menggunakan sepatunya dan berlari keluar
rumah . Cahaya petang yang lembut telah terpantul di salju putih yang tersisa di
jalan memasuki mata Asuna .
Hari ini Minggu di minggu terakhir Maret , 2pm . Para pejalan kaki di jalanan tampak
seperti mereka sudah tak sabar dan tak dapat menunggu musim semi datang
sembari mereka berjalan dengan riang . Asuna melewati mereka dan berlari menuju
stasiun . Dia tak dapat mengingat bagaimana dia memastikan dimana keretanya
akan pergi atau bahkan kemana dia pergi . Saat dia sadar , Asuna menemukan
dirinya sedang berlari ke gantri . Jauh didalam pikirannya , terasa seperti disana ada
migren , seraya pikirannya terus muncul dan menghilang . Asuna mengkertakkan
giginya dan berkata , Yuuki , bertahanlah . dan berlari ke dalam taxi yang tiba di
tempat tunggu .
182
-Tapi saat ini , Asuna hanya bisa melebarkan matanya di layar . Disana ada dua
pintu berjejer satu sama lain , dan ini mungkin merupakan jalan masuk ke ruang
observasi . Jauh di dalam dengan plang penanda besar merupakan ruang steril.
Asuna pergi melewati pintu tebal yang besar sebelumnya , dan sekarang , mereka
sepenuhnya terbuka . Sembari ia melihat layar di dalam , satu dari petugas medis
dalam pakaian bedah berjalan dengan cepat.
Orang itu melihat Asuna dan menggangguk kepadanya , bahkan berbisik Mohon
cepat. Ketika sedang didesak dengan suara itu, Asuna dengan gemetar berjalan
beberapa langkah ke depan, dan berhenti tepat di depan pintu.
Bagian dalam dari sebuah bangunan putih dengan cepat memasuki penglihatannya.
Banyak alat terpasang di dalam di geser ke dinding bagian kiri. Dua orang perawat
dan seorang dokter mengelilingi sebuah kasur gel di tengah tengah ruangan,
memandang ke sebuah sosok kecil di sana. Ketiga orang itu semuanya
mengenakan pakaian putih normal. Melihat ini, Asuna segera menyadari-tak ada
yang bisa diselesaikan. Mereka hanya bisa menunggu di sebelah kasur itu untuk
saat itu yang telah semakin dekat.
Dokter Kurahashi menaikkan kepalanya, melihat Asuna ada di sana, dan segara
menggapai takan kirinya seakan dia ingin ia mendekat. Asuna berjuang untuk
bergerak kaki kakinya yang seakan tak hidup dan memasuki ruangan. Hanya
sedikit jarak ke kasur gel itu, namun ia merasa itu sangat jauh. Asuna mendekat di
kenyataan kejam ini, dan akhirnya tiba di sebelah kasur gel itu.
Seorang gadis kurus kering ada di kasur, dan selimut putih menutupi tubuhnya dari
leher ke bawah. Dadanya yang lemah tergantung. ECG di puncak pojok kanan
menunjukkan sebuah gelombang hijau tipis.
Kawahara Reki
183
Kawahara Reki
184
Saat itu..
Kepala Yuuki bergerak sedikit. Kelopak matanya bergerak sedikit sebelum bergerak
sedikit lebih tinggi. Mata di bawah kelopak mata itu berwarna cokelat mungkin
karena kehilangan sinarnya menunjukkan sebuah cahaya terang sembali mereka
menatap Asuna. Bibir yang berwarna sama dengan kulitnya bergerenyit lemah, dan
tangan kanan kurusnya yang ada di bawah selimut mulai bergetar dan itu perlahan
bergerak ke Asuna.
Doktor Kurahashi kemudian bicara dengan suara yang jelas menyadarkannya,
"Asuna-san....tolong genggam tangannya"
Sebelum ia selesai berbicara,Asuna dengan segera menjulurkan tangannya dan
mengenggam tangan kanan Yuuki yang kurus .Tangan kanan yang beku seperti
memohon sesuatu mendekap kedalam jari-jari Asuna dengan erat.
Saat itu juga,Asuna kelihatan mendapatkan sebuah penglihatan atau semacamnya
seolah-olah ia paham apa yang Yuuki ingin katakan. Ia menggenggam tangan Yuuki
erat-erat dan mengangkat kepalanya untuk bertanya pada Dokter Kurahashi,
Dokter...bisakah kita menggunakan Medicuboid sekarang?
"Ehitu bisa dilakukan sekali kita menyalakannya....tapi....Yuuki bukannya berharap
bertemu di luar mesin itu... "
"Tidak,Yuuki berharap bisa kembali lagi ke dunia itu sekali lagi.Aku bisa memahami
perasaannya.Kumohon....biarkan dia memakai Medicuboid lagi! "
Asuna berlari keluar dari ruangan steril dan sampai di ruangan monitoring
disampingnya.Membuka pintu,Ia melompat menuju salah satu dari tempat duduk
yang tersedia meraih Amusphere dari tempatnya dan memasangkannya di
Kawahara Reki
185
186
Pedang obsidian Yuuki mengeluarkan sinar merah seperti nyala api di bawah
matahari terbenam yang bercahaya kemerahan.Dia menggerakkan pedangnya ke
depan dan menghunuskannya pada batang pohon besar di depannya,Menjaga
posisi seperti ini sampai ia benar-benar tenang seperti hendak memfokuskan sisasisa kekuatannya pada ujung pedang.
Sisi wajah Yuuki bergetar dalam rasa sakit.Tubuh bagian atasnya sedikit
bergoncang,tapi kakinya kemudian melebar,berusaha keras untuk menopang
tubuhnya.
Asuna benar-benar ingin berkata bahwa Yuuki tak perlu memaksakan dirinya,tapi ia
memutuskan untuk menggigit bibirnya dan menunggu.Tiba-tiba,angin berhembus
meniup rerumputan.Bersama dengan berhentinya hembusan angin Yuuki tiba-tiba
bergerak.
"HYAAA!!!!
Tangan kanan gadis itu berayun diikuti teriakan mengejutkan.Ujung dari pedangnya
meninggalkan 5 bekas tikaman dari ujung kanan atas sampai ujung kiri bawah
batang pohon dengan kecepatan dimana mata telanjang tak dapat
melihatnya.Setiap tikaman yang dibuat oleh terjangan skill tadi,membuat suara
sangat keras pada batangnya dan pohon yang menjulang tinggi itu terus menerus
bergetar.Jika pohon adalah sesuatu yang bisa dihancurkan,pasti itu sudah terpotong
menjadi dua sekarang.
Setelah meluncurkan skill sergapan 10 strikes,Yuuki menggunakan kekuatan di
seluruh tubuhnya untuk menarik kembali pedangnya ke belakang dan memukul titik
potongnya.Cahaya silau biru-keunguan meledak di sekitarnya,dan rumput di
samping kakinya tertiup ke belakang,terlihat seperti mereka terdorong oleh sesuatu.
Bersamaan dengan berhentinya badai yang menggila,Yuuki,yang menikamkan
pedangnya ke batang pohon,kembali ke posisi semulanya.Seketika,muncul puncak
kecil dari tengah ujung pedangnya.Puncak itu berputar dan melebar,dan sebuah
perkamen persegi termaterialisasi dari permukaan cabang.Setelah puncak tadi
mengeluarkan kilauan biru yang berpindah ke perkamen,perkamen tersebut
mengulung dari atas ke bawah.
Yuuki menyimpan pedangnya,dan sebuah gulungan sempurna mengambang di
udara.Dia secara perlahan menjulurkan tangan kirinya dan meraihnya. Pedang di
tangan kanan gadis itu terjatuh ke rerumputan,sambil mengeluarkan bunyi "Ka-yan".
Tubuh Yuuki terguncang sedikit dan terhuyung ke belakang,Asuna segera berlari ke
arahnya untuk membantu menopang tubuhnya.Mereka berdua jatuh terduduk
karena hal tersebut,dan Asuna menggunakan kedua lengannya untuk memeluk
tubuh kecil Yuuki.
"Aneh....aku tak pernah merasakan penderitaan atau kesedihan,aku hanya merasa
lemah... "
Asuna tersenyum membalasnya dan berkata,
"Tak apa.Kamu hanya kelelahan.Istirahatlah sebentar dan kamu akan segera pulih. "
Kawahara Reki
187
Mendengar kata-kata itu,air mata Asuna akhirnya jatuh ke dada Yuuki,tapi ia masih
tersenyum dan berbicara dengan suara yang jelas,
"Terima kasih YuukiAku berjanji padamu,jika aku harus meninggalkan dunia ini
suatu hari,Aku pasti mewariskan Sword Skil ini kepada orang lain.Pedangmu...akan
hidup selamanya."
Kawahara Reki
188
"Jangan lari seperti kamu pikir aku tak bisa menemukanmu.Aku pasti segera
menemukanmu."
"Itu tak akan terjadi.Jika kami tak ada di sampingmu,kau takkan sanggup melakukan
apa-apa,ketua.Tunggulah disini...tunggulah kami... " Ekspresi Wajah Nori tiba-tiba
berubah,Air mata mulai mengalir dari mata hitam besarnya.Kemudian,dia membuat
2,3 sesengukan dari dalam tenggorokannya yang tak bisa ia tahan lagi.
"Itu takkan terjadi...Nori...kamu sudah berjanji untuk tidak menangis,ya kan... "
Sambil tersenyum dan menyela,wajah Shiune menunjukan dua garis dari sesuatu
yang jelas itu adalah air mata.Thatch dan Taruken tak punya alasan lagi
menyembunyikan air mata mereka sambil mereka menggenggam tangan Yuuki.
Kawahara Reki
189
Asuna yang memeluk Yuuki melihat semuannya dengan berlinangan air mata.Tibatiba,ia menyadari sesuatu.Segera setelah Kirito dan yang lain berhenti,masih
terdengar suara dari kepakan sayap dan tidak hanya satu.Suara sayap dari semua
jenis suku peri saling tumpang tindih,membentuk gema besar yang terdengar seperti
suara organ.
190
sudah dipenuhi oleh para player. Asuna menatap mata Yuuli dan mencoba untuk
mengekspresikan emosi di dalam hatinya ke dalam kata-kata.
"Kakarena"
Kawahara Reki
191
Kawahara Reki
192
Kawahara Reki
193
Asuna tak bisa menahan lagi air mata yang menetes.Tetesan air mata terus
menerus jatuh ke dada Yuuki,hancur menjadi partikel-partikel cahaya dan
menghilang.Walaupun begitu mulutnya tersenyum secara natural.menganggukan
kepalanya dengan keras dan mengatakan kata-kata terakhirnya pada Yuuki,
"Akuaku pasti akan menemuimu lagi.Bahkan jika itu entah dimana,di dunia yang
lain,aku akan menemuimu lagi.pada saat itukamu harus mengatakan
padakuapa yang kamu temukan disitu "
Bersamaan dengan mendaratnya butiran salju terakhir di tanah tertutup salju putih
bersih <<Absolut Sword>> Yuuki menutup matanya.
Kawahara Reki
194
BAB 12
Sentuhan kecil di bahu kanan seragamnya menyebabkan Asuna untuk berpaling, itu
adalah kelopak sakura di atasnya.
Gadis itu menggunakan jari tangan kirinya untuk menyentuhnya. Itu adalah kelopak
berbentuk oval tanpa noda di atasnya, tampak seolah-olah itu ingin menunjukkan
sesuatu karena terus bergerak. Akhirnya melayang dengan angin dan menghilang di
antara bintik-bintik putih yang menari di udara. Menaruh kembali tangannya ke
lututnya, Asuna kembali menatap langit musim semi yang agak kabur.
Sekarang adalah hari Sabtu pertama bulan April, jam 3 sore.
Sudah seminggu sejak Yuuki meninggal, dan pemakamannya baru saja berakhir.
Lokasi pemakaman berada di sebuah gereja Kristen yang dikelilingi oleh pohonpohon sakura di wilayah perbukitan Hodogaya, Kabupaten Yokohama, dan kelopak
yang mulai jatuh itu tampak seperti mereka mengantar kepergian Yuuki, namun,
pemakaman itu sendiri jauh dari kata 'khusyuk. Termasuk bibi, yang sedang
berkabung, hanya ada empat kerabat yang menghadiri acara pemakaman. Namun,
ada lebih dari 100 pemuda yang mengaku menjadi teman Yuuki. Tentu saja, orangorang diusia remaja dan usia dua puluhan itu semua pemain ALO. Para kerabat
yang menerima tamu mungkin berpikir bahwa Yuuki tidak memiliki banyak teman
karena ia telah dirawat di rumah sakit selama lebih dari 3 tahun, dan tampaknya
benar-benar terkejut dengan jumlah yang hadir.
Setelah pemakaman berakhir, semua orang di halaman besar di depan gereja
membahas insiden Absolute Sword, namun Asuna tidak bisa bersama-sama
dengan orang-orang untuk beberapa alasan, dan dia diam-diam pergi untuk mencari
bangku di belakang bayang-bayang gereja saat ia menatap langit sendirian.
Yuuki telah meninggalkan dunia iniYuuki yang menyapa melalui alat di bahunya,
Yuuki yang tersenyum saat melihat Asuna memasak di rumah hutan, telah pergi ke
tempat yang jauh dan tidak akan pernah kembali. Sampai sekarang, Asuna tidak
bisa menerima kenyataan ini. Gadis ini tidak menangis lagi, tapi apakah itu di
tengah-tengah kerumunan berisik, di sudut kafe, atau di Alfheim, hatinya berlari
setiap kali ia pikir ia mendengar suara Yuuki.
Selama beberapa hari terakhir, Asuna telah berpikir tentang apa sebenarnya dari
kehidupan.
Semua bentuk kehidupan adalah instrumen transfer gen yang ada untuk
meningkatkan peluang kelangsungan keturunan mereka sendiri di masa depan.
Puluhan tahun lalu, pepatah ini tampaknya telah menyebabkan keributan. Jika
dipandang hanya melalui titik ini, bahkan orang-orang yang menderita HIV di
sedemikian usia, kurangnya sistem kekebalan tubuh atau sesuatu yang serupa
hanya akan dianggap sebagai bentuk kehidupan belaka. Namun, virus ini akan terus
berkembang biak dan menggandakan dirinya sendiri sampai mengambil nyawa
Yuuki inangnya, menyebabkan kematiannya.
Kawahara Reki
195
Jika salah satu berpikir dengan cara lain, manusia telah melakukan hal yang sama
selama ribuan tahun. Mereka mengambil nyawa orang lain untuk keuntungan
mereka sendiri, mereka mengorbankan negara-negara lain untuk memastikan
keamanan negara mereka sendiri. Bahkan ketika dia menatap langit, dia bisa
melihat formasi jet tempur terbang dari pangkalan udara Atsugi ke tempat yang tidak
diketahui, mengeluarkan jejak[56] putih di sisi lain pemandangan musim semi.
Akankah suatu hari manusia menghancurkan dunia mereka seperti virus ini? Atau
mereka akan dikalahkan oleh beberapa organisme dengan kecerdasan yang lebih
tinggi dan harus dibuang ...?
Kata-kata terakhir Yuuki masih bergema di telinga Asuna. Dia berkata bahwa dia
tidak bisa membuat apapun di dunia ini, dan tidak bisa memberi bantuan kepada
orang lainYuuki sendiri tidak meninggalkan keturunan saat ia meninggalkan dunia
ini.
Namun, batin Asuna bergerak saat ia menyentuh simpul kupu-kupu pada
seragamnya. Yuuki pernah melakukan hal serupa yang meninggalkan bekas yang
tak dapat dihapus di dalam hatinya yang dalam. Jiwa Absolute Sword dan jiwa
heroik yang menantang kesulitan besar ini terus hidup dalam hati Asuna. Para
pemuda yang hadir berjumlah lebih dari 100, dan mereka memiliki pikiran yang
sama seperti Asuna. Bahkan saat kenangan memudar dengan waktu, bahkan saat
kenangan mengkristal, akan ada sesuatu dalam hati semua orang.
Dalam hal ini, hidup itu bukan hanya penyaluran dari 4 basis [57]. Ini adalah sesuatu
yang bisa menampung kenangan, pikiran dan jiwa yang tidak memiliki tubuh fisik. Di
masa depan yang jauh, jika manusia benar-benar bisa membuat jiwa yang lengkap
melalui meme[58] atau keadaan tak pasti di mana otak meniru virus, kehidupan
kemanusiaan yang tidak lengkap ini dapat menggunakan ini untuk mencegah
kepunahan mereka sendiri
Hingga hari itu tiba, aku harus menggunakan cara yang aku bisa untuk menyalurkan
jiwa Yuuki. Ketika aku punya anak, aku akan terus menjelaskan kejadian ini kepada
mereka, aku akan membiarkan mereka tahu bahwa dalam kesenjangan antara
realitas dan dunia maya, seorang gadis mungil ajaib seperti layaknya bersinar.
Asuna bergumam pada dirinya sendiri jauh di dalam hatinya, dan kemudian diamdiam membuka mata yang dia tak tahu telah dia tutup.
Dia melihat sosok datang dari sudut bangunan di depan teras, dan buru-buru
menggunakan jari-jarinya untuk mengusap air mata di matanya.
Itu seorang wanita. Asuna merasa bahwa dia bertemu sebelumnya di suatu tempat,
tetapi tidak memiliki ingatan apapun pada wajah itu sama sekali. Tubuh wanita itu
sedikit tinggi, dan dia tampak mengenakan baju one-piece hitam sederhana dengan
selendang menutupi bahunya. Dia memiliki rambut sebahu berwarna hitam, dan
kalung perak di depan dadanya yang merupakan ornamen satu-satunya yang ada
dirinya. Dia tampak seperti dia berada di usia dua puluhan.
Kawahara Reki
196
Wanita itu menuju ke Asuna dan akhirnya berhenti sedikit di depannya sebelum
membungkuk. Asuna segera berdiri, dan ketika ia mengangkat kepalanya, kulit
wanita yang tampak transparan terlihat oleh matanya. Kulit putih pucat
mengingatkan Asuna pada dirinya ketika dia terbangun dari tidur panjangnya.
Melihat dari dekat, orang bisa mengatakan bahwa leher wanita yang terlihat dari
selendang itu seramping pergelangan tangannya dan tampak seperti akan pecah
dengan satu sentuhan.
Wanita itu menatap wajah Asuna tanpa berkata-kata untuk sementara waktu, dan
kemudian, mata yang berbentuk indah itu saat ini menunjukkan ekspresi lembut
seperti bibirnya yang menunjukkan sedikit senyum.
"Apakah kamu Asuna-san? Kamu twelihat seperti yang ada dunia virtual. Aku
mengenali kamu saat pandangan pertama."
Mendengar kata-kata tenang dan bijak itu, Asuna segera menebak siapa wanita di
depannya itu.
"Ah ... kamu, Shiune-san ...?"
"Ehh, itu benar. Nama asliku adalah An Shi En. Senang bertemu denganmu ... dan
lama tidak bertemu."
"Se, senang bertemu denganmu untuk pertama kalinya! Aku Yuuki Asuna. Kita tak
bertemu selama seminggu. "
Setelah ucapan yang agak canggung, mereka berdua mulai tertawa. Asuna
menggunakan tangan kirinya untuk menunjukkan untuk Shi En duduk di bangku, dan
dia duduk di sampingnya.
Pada saat ini, Asuna melihat sesuatu. Semua anggota Sleeping Knight itu mungkin
pasien yang terserang penyakit dan butuh perawatan di rumah sakit. Apakah itu tak
apa baginya untuk keluar sendiri seperti itu ...?
Shi En tampaknya memperhatikan keprihatinan Asuna saat ia mengangguk
kepalanya sedikit sebelum berkata,
"Jangan khawatir. Aku akhirnya mendapat izin untuk pergi keluar selama April.
Adikku datang bersama denganku juga, tapi aku ingin dia menungguku di luar. "
"... Kemudian ... tubuhmu sudah ...?"
"Ya ... aku punya lymphoblastic leukemia [59] akut ... dengan kata lain, leukemia di
dalam tubuhku menghilang ... Aku mengalami itu tiga tahun yang lalu, dan aku
dibebaskan setelah menjalani kemoterapi ... Tapi aku jatuh sakit lagi tahun lalu ...
setelah kambuh, dokter menunjukkan bahwa satu-satunya pengobatan yang efektif
adalah transplantasi sumsum tulang. Tapi sel darah putih anggota keluargaku tidak
cocok denganku ... dan bank tulang tidak memiliki donor yang cocok bagi aku. Aku
sudah siap secara mental dan memutuskan untuk memanfaatkan sisa waktuku ... "
Kawahara Reki
197
Shi En berhenti untuk sementara waktu dan melihat bunga-bunga sakura di atas.
Angin pusaran kecil menerbangkan beberapa kelopak bunga dan membuat mereka
menari seperti kepingan salju.
"Ketika penyakitku kambuh, aku tak bisa menjalani transplantasi sumsum tulang,
dan diberikan segala macam obat-obatan dan kemoterapi untuk memperingan rasa
sakit. Tetapi karena terlalu banyak menggunakan obat percobaan dan obat baru,
efek sampingnya benar-benar serius... efek sampingnya benar-benar kuat sehingga
aku sempat berpikir untuk menyerah berberapa kali. Aku mengatakan kepada dokter
berkali-kali sebelum itu jika ada harapan, biarkan aku di-kemoterapi sehingga aku
bisa pergi melalui saat-saat terakhirku..."
Asuna tiba-tiba melihat bahwa rambut Shi En yang bergoyang dengan bunga sakura
sebenarnya wig.
"Tapi ... setiap kali aku bertemu Yuuki, aku berpikir agar tidak mudah menyerah.
Yuuki telah berjuang dengan rasa sakit yang sama selama 15 tahun, dan bagaimana
aku bisa, seseorang yang lebih tua dari dia, menyerah setelah hanya tiga tahun
pengobatan? Aku terus mengatakan pada diriku sendiri ininamun, jumlah obat
turun perlahan-lahan sejak Februari tahun ini...dan dokter mengatakan kepadaku
bahwa kondisiku membaik. Namun, aku hanya merasa dalam hatiku saat itu
akhirnya datang. Mereka mengubah pengobatanku dari jenis kemoterapi
penyelamatan ke pengobatan yang lebih umum. Aku benar-benar takut...dan belum
merasa nyaman. Aku tahu tentang kondisi Yuuki, jadi aku merasa...jika itu Yuuki
dengan aku, tidak peduli bahkan jika aku pergi ke dunia lain. Tidak peduli di mana
aku pergi, dia akan melindungiku...itu lucu, bukan? Yuuki lebih muda daripada aku,
namun aku mengandalkannya begitu banyak..."
"Tidak ... Aku bisa mengerti."
Asuna menjawab dengan sederhana dan mengangguk kepalanya. Shi En kemudian
tersenyum dan mengangguk saat ia melanjutkan,
"Pada akhirnya...seminggu yang lalu, hari berikutnya setelah aku mengucapkan
selamat tinggal kepada Yuuki, dokter datang ke kamarku ...dan mengatakan bahwa
aku telah pulih sepenuhnya...leukemia di dalam tubuhku telah hilang, dan aku bisa
pulang. Aku bertanya-tanya omong kosong apa yang dia ucapkan, apakah ia hanya
membiarkan aku kembali untuk bertemu keluargaku dan mengatakan selamat
tinggal? Aku bertanya-tanya tentang itu...dan di tengah-tengah kebingungan, aku
benar-benar pulang dua hari kemudian. Kemarin, aku bahkan merasa bahwa aku
dapat disembuhkan. Aku mendengar bahwa obat percobaan tertentu benar-benar
efektif ... "
Shi En kembali berhenti untuk berberapa saat, dan senyumnya itu dipelintir dengan
ekspresi yang agak berkaca-kaca.
"Tapi, aku hanya merasa bahwa sesuatu tidak terasa benar. Waktu ini telah
diberikan kepadaku ketika aku merasa bahwa itu sudah lama hilang, dan hanya
untuk menggangguku. Dan...dan Yuuki, ini adalah..."
Kawahara Reki
198
Suara Shi En gemetar sedikit, dan ketika Asuna melihat air mata kecil yang muncul
di sudut-sudut matanya, dia tidak bisa menahan perasaan sedih juga.
"Yuuki sedang menunggu, namun aku satu-satunya yang menunggu. Apakah ini
benar-benar sudah...Aku sudah berjanji Yuuki, Ran-san, Clovis, dan Merida...kita
akan selalu bersama-sama...tapi aku...tapi aku... "
Shi En tidak bisa bicara lebih jauh saat ia menunduk dan bahunya terus gemetar.
Ran-san seharusnya pemimpin guild yang pertama, yang berarti kakak perempuan
Yuuki. Dua lainnya seharusnya anggota Sleeping Knight yang sudah meninggal.
Para anggota Sleeping Knight mungkin telah mengalami kehidupan yang paling
menyakitkan di dunia ini, dan ujian yang dialami mungkin lebih dapat diandalkan
daripada menjadi keluarga atau kekasih dalam arti tertentu. Asuna merasa bahwa
dia tidak punya hak untuk mengatakan apa-apa, tapi ia tidak bisa membantu tetapi
melakukannya.
Dia meraih tangan kirinya keluar dan diam-diam memegang tangan kanan Shi En
yang ditempatkan di bangku cadangan. Jari Shi En tipis, tapi Asuna benar-benar
merasakan rasa hangat dari tangannya.
"Shi En-san. Aku baru-baru ini...memikirkan...hidup harus menjadi sesuatu yang
dapat menyimpan dan menyampaikan pikiran seseorang. Untuk waktu yang lama,
aku sudah takut mengungkapkan pikiranku kepada orang lain, dan aku tidak berani
melihat ke dalam pikiran orang lain. Tapi Yuuki mengatakan kepadaku bahwa tidak
ada yang perlu ditakutkan. Aku ingin menyampaikan kekuatan yang aku pelajari ini
dari Yuuki kepada lebih banyak orang. Aku berharap bahwa sementara aku masih
hidup, aku bisa menyampaikan pikiran Yuuki untuk tempat yang lebih jauh, dan
kemudian...ketika aku bertemu Yuuki lagi, aku berharap bahwa aku bisa
menyampaikan lebih banyak pemikiran lagi. "
Itu sedikit tersela, tapi Asuna masih mencoba terbaik untuk mengucapkan kata-kata
tersebut. Dia merasa bahwa dia tidak mengungkapkan lebih dari setengah
emosinya, tapi Shi En, yang menunduk, perlahan-lahan mengangguk kepalanya
sedalam dia meletakkan tangannya yang lain di tangan kiri Asuna itu.
Shi En mengangkat wajahnya, dan meskipun mata hitam yang indah ternoda
dengan air mata, ia tersenyum.
"Terima kasih ... Asuna-san."
Setelah menggumamkan itu, Shi En mengangkat lengannya untuk memeluk Asuna,
dan Asuna memeluk erat tubuhnya yang kurus. Shi En kemudian berbisik di
samping mata Asuna,
"Kami semua berterima kasih kepadamu, Asuna-san. Sejak kakak Yuuki, Ran-san
meninggal, Yuuki sudah berusaha yang terbaik untuk mendorong dan mendukung
kami di tempat kakaknya, dan kami berakhir terlalu mengandalkan dirinya...apakah
rasa sakit atau kesulitan, Yuuki akan meminjamkan kekuatannya untuk mendukung
Kawahara Reki
199
kami. Kamu mungkin merasa bahwa tidak ada gunanya mengatakan ini
sekarang...aku benar-benar khawatir tentang Yuuki. Aku bertanya-tanya siapa yang
akan menjadi pilar untuk mendukung Yuuki. Dia selalu tersenyum dan tidak pernah
menunjukkan tanda-tanda kejengkelan...tapi aku khawatir bahwa suatu hari, dia
yang bertubuh mungil itu akan menanggung terlalu banyak dan hancur...saat itu
kamu muncul. Yuuki terlihat sangat senang ketika dia bersamamu, Asuna-san. Dia
tampak begitu senang, seperti burung yang akhirnya tahu bagaimana cara untuk
terbang. Dia sepertinya bisa terbang begitu tinggi ke langit...sampai kita tidak bisa
mencapainya...dan kemudian meninggalkan kami..."
Setelah mengatakan hal ini, Shi En berhenti sejenak, dan layar dalam hati Asuna
memperlihatkan sekilas Yuuki menjadi burung dan terbang tinggi di dunia lainnya.
Shi En menggeser tubuhnya ke samping dan tersenyum dalam cara yang agak
malu-malu. Dia menggunakan jari-jarinya untuk menghapus air matanya, dan
mengambil napas dalam sebelum berkata dengan suara yang jelas:
"Sebenarnya, bukan hanya aku. Jun...juga menderita kanker yang sulit untuk
diobati, tetapi baru-baru ini, obat yang diberikan mulai bekerja dengan sangat baik,
dan aku mendengar bahwa tumornya mengecil. Ini seperti yang Yuuki beritahukan
pada kami berdua bahwa itu terlalu dini bagi kami. Sepertinya itu akan menjadi
waktu yang lama sebelum Sleeping Knight akhirnya bersama-sama."
"...Ya. Lain kali, kamu harus menempatkan aku sebagai anggota resmi. "
Asuna dan Shi En saling berpandangan satu sama lain, fufu, dan mulai tertawa.
Mereka mengangkat kepala mereka dan menatap langit berwarna sakura. Angin
bertiup dari belakang, menggerakkan rambut mereka. Asuna membayangkan Yuuki
memeluk keduanya di bahu dan terbang saat mengepakkan sayapnyanya, dan
kemudian diam-diam menutup matanya lagi.
Beberapa menit berlalu begitu saja. Dua pasang langkah kaki yang mendekati
mereka memecah keheningan ini. Mereka membalik wajah mereka ke belakang, dan
melihat anak laki-laki mengenakan seragam yang sama dengan Asuna Kirigaya
Kazuto, dan Dokter Kurahashi dengan jubah hitam, sedang berjalan.
Asuna dan Shi En bangkit dan menyapa dua orang yang mendekati mereka. Mereka
berdua menganggukkan kepala mereka. Kazuto kemudian berkata kepada Asuna,
"Jadi kamu di sini. Apakah aku mengganggu kalian berdua? "
"Tidak Tapi ... eh? Kirito-kun, kamu tahu Dokter Kurahashi? "
"Uun ... baru-baru ini. Karena message probe baru-baru ini, kami telah
menggunakan email untuk menghubungi satu sama lain. "
Dokter Kurahashi kemudian menyela,
Kawahara Reki
200
"Ya. Kamera itu benar-benar menarik, jadi aku berdiskusi dengan dia mengenai
apakah itu cocok untuk digunakan dalam teknologi FullDive. "
"Begitu ya. Lalu...itu berarti..."
Asuna tiba-tiba teringat sesuatu, dan bertanya pada dokter,
"Bagaimana pengujian dengan Medicuboid tersebut? Apakah ada seseorang yang
menggunakan kembali alat itu ...? "
Mendengar itu, dokter segera tersenyum dan menganggukkan kepalanya keras,
mengatakan,
"Ah, itu bukan apa-apa. Kami punya data yang memadai untuk pengujian. Kami
melanjutkan negosiasi dengan produsen untuk produk untuk praktik. Mungkin Ansan dan sisanya dapat menggunakan Medicuboid segera..."
Bagian terakhir dari kata-kata ini ditujukan pada Shi En, tapi setelah berbicara
sampai di sini, dokter matanya melebar dan buru-buru berkata,
"Ahh, aku benar-benar menyesal. Aku harus mengatakan ini sejak awalselamat
atas kesembuhan Anda, An-san. Aku kira Yuuki...akan lebih bahagia..."
Shi En erat menggenggam tangan dokter yang diulurkan itu dan mengangguk
kepalanya dengan keras. Lalu, ia memegang tangan Kazuto, yang ia kenal dalam
game.
"Terima kasih. Aku mungkin tidak perlu menggunakan Medicuboid sekarang...tapi
aku senang...tentang pemikiran bahwa aku dapat meninggalkan memoriku untuk
membantu banyak orang berjuang dengan penyakitnya. "
Setelah Shi En mengatakan itu, dokter itu terus mengangguk.
"Ya. Sebagai tester pertama mesin itu, nama Yuuki akan hidup selamanyaaku
benar-benar ingin penghargaan ini dihadiahkan kepadanya dan penyedia eksternal
yang datang dengan desain awal..."
"Aku kira Yuuki tidak ingin hadiah. Dia mungkin mengatakan bahwa hadiah tidak
bisa dimakan. "
Kata Shi En menyebabkan semua orang tertawa. Saat tawa mereda, Asuna
menyadari beberapa bagian dari kata-kata Dokter Kurahashi, dan mengulanginya,
"Lalu...dokter, yang Anda katakan penyedia luar dari desain awal...? Bukankah
Medicuboid dirancang oleh produsen perangkat medis?"
"Ahh ... erm, tentang itu."
Dokter tampaknya menggali memorinya sendiri saat ia menyipitkan matanya.
Kawahara Reki
201
"Tentu saja, perangkat ini diproduksi oleh produsen perangkat medis, namun inti
yang disebut perangkat, desain dasar dari komponen sinyal densinitas tinggi
diberikan secara gratis oleh pihak luar. Aku ingat seorang perempuan...mungkin
seorang peneliti di sebuah universitas asing. Tapi dia orang Jepang...erm,
banabya... "
Dokter Kurahashi kemudian mengatakan nama. Asuna belum pernah mendengar
nama itu sebelumnya, dan Shi En harusnya juga sama, tapi ekspresi Kazuto
membuat Asuna terkesiap.
Kazuto tampaknya telah mendengar sesuatu yang luar biasa sebab ekspresinya
menjadi benar-benar hampa. Bibir pucatnya bergetar beberapa kali.
"A...ada apa denganmu, Kirito-kun?"
Asuna memanggil secara panik, tapi Kazuto hanya diam. Setelah beberapa saat,
bibirnya mengeluarkan suara serak.
"Aku... Aku tahu orang itu."
"Eh...?"
"Dan aku bertemu dia sebelum..."
Kazuto segera menatap mata Asuna itu. Iris hitamnya tampak seperti mereka pergi
melalui ruang dan waktu, ia tampak seolah-olah sedang menatap dunia tertentu
lainnya.
"Ketika Heathcliff dive...orang yang merawatnya. Keduanya meneliti teknologi
FullDive di lab yang sama di universitas...dengan kata lain, penyedia nyata untuk
desain dasar Medicuboid adalah... "
"..."
Pada saat ini, Asuna tidak bisa bicara.
Apakah ini berartiMedicuboid dan The Seed Nexus keduanya lahir dari benih
yang orang itu tumbuhkan?
Shi En dan Dokter Kurahashi memiringkan kepala mereka kebingungan, tapi Kazuto
tidak bisa menjawab pertanyaan mereka. Dia hanya bisa terlihat bingung saat ia
menatap kelopak sakura yang terus melayang matanya.
Tiba-tiba, Asuna merasakan semburan waktu mengalir.
Dunia yang disebut kenyataan ini dasarnya salah satu dari banyak kebenaran.
Selain itu, ada juga tenaga tektonik besar [60] yang membentuk bumi seperti kelopak
bunga yang berkumpul.
Kawahara Reki
202
Dan sekarang, kekuatan besar yang menutupi dunia dan terus bergerak maju
perlahan-lahan menunjukkan bentuknya.
Asuna menggunakan lengannya untuk memeluk tubuhnya erat. Pada saat ini,
hembusan angin yang kuat menyebabkan kelopak bunga yang mengambang di
dekatnya terbawa ke langit jauh.
(SELESAI)
Kawahara Reki
203
Catatan Pengarang
Saya adalah Kawahara Reki. Terima kasih sudah membaca Sword Art Online
volume 7Mother's Rosario. (Akan ada banyak yang disebutkan berkaitan dengan
isi buku ini. Harap perhatikan!)
Kira-kira sudah 10 tahun lalu ketika saya mulai menulis novel ringan dengan serius.
Saya tahu seorang pengarang profesional dan berteman dengannya, dan saya
mendiskusikan tulisan saya dengannya sering kali.
Bahkan sekarang, saya masih sangat bersyukur untuk saran-sarannya yang sangat
diperlukan, dan dari semuanya itu, yang paling berkesan untuk saya adalah 'bahkan
kalaupun itu adalah sebuah novel, ketika menulis mengenai kemalangan seseorang,
kamu harus memperhatikan dengan baik mengapa kamu menulisnya'.
Saya sebenarnya punya sebuah kelemahan dalam 'memfokuskan perkembangan
cerita dan membiarkan kemungkinannya terjadi di kehidupan nyata' Saya tidak bisa
memperbaikinya (atau bisa dikatakan saya mengambil kesempatan mengenai hal
itu...) ngomong-ngomong, saya biasanya memberi karakter kemalangan untuk
menunjukkan keaslian dan motif mereka. Misalnya, saya tidak pernah menyebutkan
detail tentang asal-usul bagaimana Kirito kehilangan orang tua kandungnya dalam
sebuah kecelakaan sama sekali. Dengan kata lain, saya menciptakan alasan
mengapa Kirito jauh dari orang lain dan mengabaikan 2 karakter, orang tua Kirito,
yang terlibat dalam kecelakaan dan secara langsung terbunuh karenanya. (Pemain
utama perempuan di kompilasi cerita pendek di volume 2 Red-nosed Reindeer
juga seperti ini).
Tentu saja, saya tahu kalau saya punya kebiasaan buruk ketika menulis, sehingga
saya seakan merasa terbebani ketika memperhalus cerita volume ke-7 untuk
dipublikasikan. Meskipun ada tema dari teknologi dan pengobatan VR, apakah
pemain utama di volume ini, Yuuki, harus mati? Mungkinkah ada akhir yang lain?
Apakah aku hanya menulis ahir seperti ini untuk menggusarkan emosi pembaca?
Tetapi, saat saya terbebani, saya menemukan bahwa saya hanya dapat menulis
cerita seperti itu. Ini mungkin terdengar seperti alasan, tetapi kebiasaan buruk saya
adalah 'meremehkan kemalangan karakter'. Meskipun demikian, yang bisa saya
lakukan adalah mencoba dan memahami secara mendalam pemikiran karakter
dalam penulisan saya yang memiliki kemalangan (termasuk pemain antagonis).
Tentu saja, kalau pembaca dapat memikirkan efek macam apa yang bisa dibawa
Yuuki 15 tahun ke Asuna dan lainnya, saya akan sangat bersyukur.
Untuk editor Miki-san, yang agak terganggu karena saya mengacaukan
perkembangan penulisan setelah Tahun Baru, abec-san yang menggambar karakter
ilustrasi besar di volume ini, dan tentu saja, kepada semua pembaca, saya harap
kita bisa berjalan terus di 2011! Terima kasih untuk dukungannya!
204
205
Kawahara Reki
206