By : Cardinal System
REKI KAWAHARA
REKI KAWAHARA
REKI KAWAHARA
REKI KAWAHARA
REKI KAWAHARA
Selingan IV
Ada dua belas deck pada kapal besar yang mendorong dirinya sendiri yang
membuat keseluruhan panjangnya empat ratus meter dan lebar dua ratus lima puluh
meter, Ocean Turtle.
Memikirkan bagaimana Oasis of the Seas , kapal pesiar terbesar di dunia
meskipun jauh lebih kecil dibandingkan dengan Ocean Turtle, tentu sajadapat
menahan delapan belas deck, itu kelihatannya sedikit menggunakan ruangan secara
berlebihan. Tetapi, itu tidak dibangun untuk pesiar, tapi untuk penelitian kelautan,
dan kelihatannya dibutuhkan spesifikasi tepat yang mampu untuk semua jenis
observasi dan mesin penganalisis. Normalnya, tidak hanya Asuna yang merasakan
tidak puas terhadap tinggi dari langit-langit.
Lantai pertama dari garis air adalah dek mengapung, ruangan mesin mengambil
lantai kedua, sementara lantai ketiga sampai lantai kedelapan terdiri dari semua
jenis fasilitas penelitian, seperti biologi kelautan, sumber daya laut, dan lempeng
tektonik. Lantai kesembilan dan kesepuluh memiliki kabin, lantai kesebelas adalah
deck yang dibuat lagi dengan ruang tamu, ruang olahraga, kolam renang dan seperti
itu, dan disamping dari radar dan antenna yang dipasang di lantai terakhir, lantai
keduabelas, itu memiliki pelataran observasi juga.
Kapal itu berasal dari Agensi Jepang untuk Penelitian Tekonolgi Kelautan Bumi, itu
hanya setengah dari kebenarannya.
Selain dari penghubung yang memanfaatkan reaktor bertekanan air dari dalam
negeri, pembangunannya dilakukan melalui kerja sama dengan Self-Defense Forces
dan anggotanya tersebar keluar, dengan aktif menjaganya bahkan setelah
penyelesaiannya.
Itu bukanlah semuanya, pilar yang tercampur titaniumyang disebut bagian
utama, tertusuk ke dalam bagian utama lambung kapal yang benar-benar di bawah
pengelolaan dari Self-Defense Forces dan penelitian yang sangat rahasia dengan
benar-benar tidak memiliki hubungan dengan lautan yang sedang dilakukan di sini.
Salah satu yang menduplikat jiwa dari bayi yang baru lahir, yang dibawa menuju
dunia virtual, dan kelihatannya memberikan kelahiran pada bottom-up artificial
intelligence pertama di duniayang bernama Alicization Project.
6 Juli 2026, Senin, 7:45 AM.
Setelah mengunjungi KiritoKirigaya Kazuto, yang menjalani perawatan di bagian
atas dari bagian utama, yang disebut bagian atas, Yuuki Asuna memakan
sarapannya di ruangan deck kesebelas dengan Koujiro Rinko, peneliti teknologi
fulldive.
Dia mengetahui bahwa dia tidak memiliki kesempatan untuk mengeluh, melihat
bahwa dia bukanlah tamu dari kapal pesiar yang mewahatau bahkan, dia bahkan
telah diantar menuju kamar penahanan (meskipun dia tidak mengetahui jika itu
benar-benar ada) jika itu bukanlah keputusan dari Jendral Kolonel Kikuoka Seijirou,
REKI KAWAHARA
yang mengawasi proyek, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain untuk menerima
makanan prasmanan sudah cukup baik untuk diterima.
Rinko, yang memasukkan pisau pada ikan putih yang diolesi mentega pada sisi lain
dari meja, berbicara saat dia menatap keras pada potongan yang melintang itu.
"Aku ingin tahu jika ikan ini ditangkap dari Ocean Turtle?"
"Si-Siapa yang tahu..."
Memiliki makanan yang sama sebagai hidangannya, Asuna dengan perlahan
membawa bagian kecil menuju mulutnya. Irisan daging putih yang lembut itu dengan
mudah terpotong tapi itu memiliki tekstur yang lembut ketika dikunyah. Dia tidak
memiliki keraguan bahwa itu benar-benar segar, tapi dia sama sekali tidak berpikir
jika ikan itu sebenarnya dapat ditangkap dengan melempar kail pancing di lautan
terbuka ini.
Menaruh ke bawah pisau di tangan kanannya, Asuna membalikkan matanya menuju
jendela di kiri meja sementara membawa gelas es tehnya. Permukaan laut yang
tenang berwarna hitam gelap, tanpa satupun kapal nelayan terlihat, lupakan ikanikan.
Sekang dia memikirkan itu, Asuna tidak mendengar apapun tentang lokasi sekarang
dari Ocean Turtle, selain dari laut di dekat Pulau Izu. Bahkan jika itu sementara di
sekitar Pulau Izu, itu adalah jarak yang jauh dari utara dan selatan. Jika dia
mengingatnya dengan benar, bahkan Pulau Hachijyou yang mendekati bagian
tengah memiliki jarak sekitar hampir tiga ribu kilometer dari Tokyo.
Dia bisa saja dapat menyalakan aplikasi lokasi dan memperlihatkan lokasinya
sekarang melalui portable terminal yang dia bawa dari Tokyo jika dia dapat
menggunakannya, tapi sayangnya, dia tidak memiliki izin untuk menghubungkan
dengan Wi-Fi kapal itu yang disebabkan oleh keamanan atau sesuatu. Dia dapat
memainkan file musik dan sebaginya yang tersimpan di local memory, jadi dia
merasa cukup beruntung bahwa itu tidak disita, tapi rasa frustasi benar-benar
berkumpul ketika tertahan pada situasi tidak mampu untuk melakukan pencarian
cepat sewaktu-waktu pemikiran terpikir olehnya. Dia tidak pernah merasakan rasa
tidak puas saat di SAO, dimana dia bahkan tidak dapat menerima satupun berita
dari dunia nyata, lupakan melakukan pencarian, bagaimanapun juga.
Menelan ke kembali helaan nafasnya dengan es the, Asuna berpikir untuk
menyegarkan suasana hatinya.
Apakah project Kikuoka Seijirou, Higa Takeru, dan pekerja lainnya kerjakan hanya
sebatas pada penjelasan yang mereka jelaskan kemarin? Bukankah masih banyak
rahasia tersembunyi yang disembunyikan dari dunia virtual , Underworld? Juga
akankah Kazuto, menerima perawatan pada Soul TransLator nomor 4, terbangun
ketika besok telah tiba seperti yang Suster Aki Natsuki telah katakan...?
REKI KAWAHARA
REKI KAWAHARA
"Oh, itu adalah kapal, bukan. Mungkin kapal pemancing yang menangkap ikan
barusan......atau tidak, itu kelihatannya..."
"Eh, itu bukan?"
Itu terlalu besar untuk kapal pemancing dan warnanya biasa juga...di samping itu, itu
memiliki banyak sekali antena.
Rinko meninggalkan dari kursinya dan berjalan menuju jendela, jadi Asuna pergi ke
sisinya. Pandangannya tidak dapat dikatakan buruk, tapi kapal di kejauhan itu
perlahan berguncang, mengaburkan bagian rincinya, mungkin disebabkan oleh uap
air yang keluar dari permukaan laut. Tetapi, ada sejumlah besar antena yang
terpasang mengelilingi tiang yang menjulang tinggi di bagian tengah kapal itu.
Sangat mirip dengan antena besar yang berdiri menjulang tinggi di atas dari Ocean
Turtle, yang seharusnya berada tepat di atas ruangan ini. Rangka kapal itu memliki
desain bergaris juga, jadi daripada kapal pemacing, itu jauh lebih mirip kapal
pengangkut, tidak, justru...
"...Kapal perang...?"
Pada saat Asuna berguman seperti itu, suara muram terdengar dari belakang.
"Itu adalah kapal Jepang. Jepang tidak memiliki satupun kapal perang."
Dia membalikkan kepalanya bersamaan dengan Rinko. Seseorang yang berdiri
disana memegang sarapannya dengan kedua tangannya adalah laki-laki dengan
seragam putih bersih dengan lengan baju yang pendekLetnan Nakanishi.
"Selamat pagi, Nakanishi-san."
"Selamat pagi."
Ketika mereka berdua mengucapkan salam, Nakanishi yang tinggi itu dengan hatihati menaruh nampan di meja di dekatnya sebelum membungkukkan bagian atas
tubuhnya dan membalas salam.
"Selamat pagi, Professor Koujiro, Yuuki-san."
"Kesempatan ini sangat jarang, jadi maukah kau sarapan di meja kami?"
Dia memikirkan undangan Rinko untuk sebentar sebelum mengangguk dengan "Aku
akan menerima permintaanmu, kalau begitu." Menunggu sampai Nakanishi
memindahkan nampannya, Asuna dan Rinko lalu duduk kembali pada kursi awal
mereka. Melihat pada porsi sarapan dari anggota Self-Defense Forces, itu sangat
besar seperti yang diduga, dengan telur, daging, dan tumpukan salad pada pirng
besar itu.
"Bagaimana rasanya jika dibandingkan dengan sarapan yang ada pada SelfDefense Forces?"
REKI KAWAHARA
Nakanishi mengeluarkan sedikit tawa keras pada pertanyaan Rinko yang dapat
dikatakan cukup sulit dan menjawab saat dia mengambil garpunya.
"Jika berbicara secara jujur. Sarapan di Ocean Turtle sedikit lebih baik aku rasa.
Juga tomat dan timun ini bahkan tumbuh diluar kapal."
"Wah, apakah ada kebun sayuran?"
Anggota Self-Defense Forces itu menunjukkan sedikit senyuman bangga pada
waktu Asuna yang matanya terbuka lebar.
"Ya, di belakang deck kedelapan. Aku yakin itu adalah percobaan untuk pertaniaan
skala besar di laut, namun."
"Aku berpikir jika itu adalah sesuatu yang memberikan tomat sedikit rasa asin."
Dan itu adalah gurauan dari Rinko.
"Benarkah?"
Melihat pada Nakanishi, mengunyah irisan tomat dengan ekspresi muram, Asuna
dan Rinko menjadi tertawa. Tepat saat dia mengambil garpu dan pisau untuk
melanjutkan sarapannya yang tertunda, Asuna mengingat kalimat pertama
Nakanishi dan memiringkan kepalanya.
Jepang tidak memiliki satupun kapal perang, dia bilang, tapi seharusnya bukan itu,
Bukankah tempat kerja aslinya sebagai anggota dari Self-Defense Forces angkatan
laut seharusnya adalah kapal perang...tidak, Self-Defense Forces bukanlah tentara,
jadi mereka memiliki sesuatu yang bukan kapal perang, atau seperti yang logika
katakan, huh. Dengan kata lain, kapal yang terlihat di sisi lain dari jendela adalah...
"Jadi, itu...bukan kapal perang, tapi erm, kapal pertahanan Jepang...?"
"Itu cukup dekat. Kapal yang dimiliki oleh Self-Defense Forces angkatan laut disebut
kapal penjaga."
Nakanashi memperlihatkan senyumannya, membalikkan matanya sendiri pada kapal
di kejauhan dan melanjutkan.
"Kapal itu adalah kapal penghancur yang baru dibuat DD-127 Nagato. Alasan
kenapa itu berlayar di daerah laut ini, sayangnya, aku tidak berani untuk......hmm...?"
Kata-kata jelasnya terpotong secara tidak normal dan Asuna melihat ke arah wajah
Nakanishi sebelum dia mengembalikan pandangannya menuju laut.
Ketika dia melakukannya, kapal perang abu-abu itutidak, kapal penjaga itu baru
saja bergerak untuk mengganti arahnya. Memutar buritannya menuju Ocean Turtle
dalam waktu kurang dari sepuluh detik, itu terus memperpendek jarak diantaranya.
REKI KAWAHARA
10
Setelah melihat itu, Nakanashi berdiri tanpa peringatan dan memutar punggungnya
pada Asuna dan Rinko, mengeluarkan terminal portable yang tidak dapat dijelaskan
dari sakunya. Menaruh itu di telinganya dengan gerakan cepat, dia mulai berbicara
dengan suara pelan.
"Jendral Kolonel Kikuoka Seijirou, aku meminta maaf karena mengganggu
istirahatmu, ini Nakanishi. Tetapi mengenai Nagato, bukankah itu seharusnya
tidak menjaga kapal ini sampai 1200 hari setelah besok...tidak, itu berganti rute
menuju barat seperti...ya, aku akan segera ke sana."
Selesai dengan panggilan teleponnya, dia dengan cepat berbalik dengan terminal
yang masih berada di dekat wajahnya. Tiba-tiba ekspresi kaku terlihat dengan
sendirinya pada wajah dari anggota Self-Defense Forces.
"Professor, Yuuki-san, aku meminta maaf tapi aku akan segera pergi dari sini."
"Semoga berhasil dengan itu. Aku akan membersihkan peralatan makanmu."
"Aku akan menerima penawaranmu, kalau begitu. Aku pergi dulu."
Dengan segera setelah menundukkan bagian atas tubuhnya pada perkataan Rinko,
Nakanashi meninggalkan ruangan dengan kecepatan yang mendekati berlari.
"...Aku ingin tahu apa ada masalah yang terjadi?"
"Siapa yang tahu..."
Memiringkan sedikit kepalanya, dia melihat kembali menuju luar jendela.
Merasakan sedikit, kegelisahan yang tidak beralasan sementara melihat kapal
penjaga yang menghilang di balik kabut pagi hari, Asuna perlahan menggenggam
erat tangan kirinya.
Bab 9 - Integrity Knight Alice (Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)
Creak.
Creakk.
Jantungku sedikit berdetak setiap kali suara samar-samar itu terdengar.
Suara itu datang dari ujung pedang hitam yang belum diberi nama. Entah
bagaimana tertusuk satu cen pada celah kecil dari batu bata marbel putih itu yang
membangun dinding luar Katedral Pusat Gereja Axiom.
Tangan kananku yang menggenggam gagang pedang hitam yang basah dengan
keringat, dengan sendi bahu dan lututku tidak dapat untuk menahan beban, dan
mengancam jiwa untuk melepaskannya bahkan sekarang. Itu hanya normalberat
REKI KAWAHARA
11
dari dua manusia, satu pedang dengan prioritas sangat tinggi, dan satu set armor
yang tergantung di tangan kananku yang bahkan tidak dapat dikatakan berat.
Tidak ada satupun benda menjadi pegangan tangan, itu sangat halus seperti cermin,
dan aku tidak dapat menusuk pedang ini lebih jauh lagi.
Semua yang ada di bawahku adalah langit kosong yang tidak berakhir, tidak hanya
tangan kananku, gagang pada pedangku, sudah mencapai batasnya, itu juga
berlaku pada tangan kiriku yang memegang knight perempuan yang memakai armor
berat berwarna emas yang tergantung pada itu juga.
Kelelahan fisik di dunia alternatif, Underworld, sedikit berbeda dengan dari
kelelahan yang sama di dunia nyata. Seperti kenyataannya, berjalan dalam jarak
yang jauh, berlari dengan semua stamina yang kau punya, menjalani latiha berat,
atau membawa benda yang berat akan melelahkan seseorang, tapi masalahnya
terbentang pada bagaimana kelelahan itu diperlakukan sama seperti luka,
mengurangi Lifehidup dari penduduk Underworld, diubah menjadi nilai angka,
pada dasarnya hit point mereka.
Meninggal dari kelelahan mungkin sangat jarang terjadi di dunia nyata. Normalnya,
seseorang tidak akan dapat untuk melanjutkan aktifitasnya yang menyebabkan
kelelahan sebelum itu dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh. Tetapi, kekuatan
tekad dapat menerobos batas dari kekuatan fisiki pada waktu di dunia ini. Untuk
mengatakan suatu contoh, bahkan berlari sementara menahan kelelahan dan rasa
sakit sama Life seseorang mencapai nol, lalu terjatuh dan mati dalam sekejap akan
sangat mungkin.
Aku sekarang menahan beban yang mengerikan dengan tidak ada apapun selain
tubuhku sendiri. Karena itu, jumlah Lifeku seharusnya berkurang dengan rata-rata
yang tetap. Bahkan jika aku melanjutkan menggenggam erat ganggang di tangan
kananku dan menahan seseorang dengan tangan kiriku dengan semangat dan
keberanian, Lifeku pada akhirnya akan menjadi nol dan aku akan mati.
Kemungkinan besar, knight perempuan ini akan terjatuh ke bawah tanah yang
berada ratusan meter ke bawah dan mati ketika tangan kananku lepas dari pedang
ini bahkan untuk sekejap.
Sebagai tambahan, aku bukan satu-satunya yang menerima kerusakan. Pedang
kesayanganku, juga, yang menahan beban berat yang melewati batasnya hanya
dengan ujungnya saja. Dan itu setelah mengaktifkan armament full control art
yang benar-benar menguras Life selama dua kali dalam pertarungan sejauh ini. Aku
tidak dapat membuka Stacia Window dan mengecek nilainya dalam keadaan seperti
ini, tapi itu tidak akan aneh jika semua itu akan mencapai nol dalam beberapa menit.
Pedang itu akan patah dan tidak dapat diperbaiki lagi hanya dengan menyimpan itu
di dalam sarungnya.
Pedang itu akan terlalu menyedihkan, patah bahkan tanpa memilih namanya, di
samping itu, aku akan terjatuh menuju tanah dan akan mati. Karena itu, aku harus
melakukan sesuatu tentang situasi ini, secepat mungkin, tapi bergantung sendiri
telah mengambil semua kekuatanku dan sebagai tambahan dari itu
REKI KAWAHARA
12
REKI KAWAHARA
13
Seperti tidak pernah dipanggil idiot bahkan semenjak dia terbangun sebagai Integrity
Knight, pipi Alice menjadi kemerahan dan sudut matanya terangkat karena
kemarahan. Kilauan dari Fragrant Olive Sword yang sedikit terangkat ke atas oleh
tangan kirinya dan hawa dingin masuk ke dalam tubuhku, khawatir bahwa dia
mungkin berpikir tentang menebasku dan menyebabkan kematian kita berdua, tapi
itu kelihatannya alasannya sedikit melebihi dorongan hatinya, saat pedangnya
tergantung ke bawah tanpa kekuatan sekali lagi.
"...Aku mengerti, perkataanmu sangat masuk akal. Tetapi..."
Gigi Integrity Knight itu, hampir sama seperti manik-manik mutiara, dengan keras
menggeretakkan giginya secara bersamaan dan dia membantah.
"Lalu kenapa kau tidak akan melepaskan tangan itu!? Jika alasannya bukan kasihan,
terhadap apa aku akan menemukan kematian yang jauh lebih baik, bagaimana
mungkin kau dapat membuktikannya!?"
Kasihanbukanlah alasannya. Setelah semua, perbuatan menyelamatkan Alice itu
sendiri justru adalah setengah alasan dari kenapa Eugeo dan aku menetapkan
Katedral Pusat ini sebagai tujuan kita.
Tetapi, aku benar-benar tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan secara
lengkap dari awal. Dan sebelum semuanya, seseorang yang Eugeo ingin
selamatkan secara teknis bukanlah Integrity Knight Alice Synthesis Thirty, tapi
teman masa kecilnya yang diambil pergi dari Desa Rulid delapan tahun lalu, Alice
Schuberg.
Aku mencoba sebisaku untuk memeras otakku, yang hampir kelelahan dari
memikirkan hal yang terlalu berat, mencari alasan apapun yang dapat memuaskan
Alice. Tapi tidak mungkin aku dapat menemukannya dengan hal seperti ini pada
tepat waktu. Dengan hal yang sudah terjadi pada saat ini, aku tidak memiliki pilihan
lain selain mengatakan bagian dari kebenaran.
"Aku...Eugeo dan aku tidak memanjat menara ini hingga sejauh ini karena kita ingin
untuk menghancurkan Gereja Axiom."
Melihat lurus ke arah mata biru Alice, yang memancarkan cahaya yang kuat, aku
dengan susah payah memaksakan kata-kataku keluar.
"Kita juga sama, dengan bagaimana kita ingin melindungi Dunia Manusia dari
invansi Dark Territory. Kita bahkan bertarung dengan kelompok goblin di gunung
tinggi di ujung dua tahun yang lalu...Bahkan jika aku mengatakan itu, aku rasa kau
tidak akan mempercayaiku. Karena itu kita tidak boleh membiarkanmu, yang
diketahui sebagai salah satu yang terkuat diantara Integrity Knight, mati sini.
Kekuatanmu sangat penting."
Itu pasti berada diluar dugaannya saat Alice menyatukan alisnya dengan terdiam,
tapi dengan segera memberikan jawaban yang menusuk hati.
REKI KAWAHARA
14
"Lalu untuk alasan apa kalian telah menebas pedang kalian pada manusia lain dan
melanggar taboo terburuk dan membuat pertumpahan darah lainnya?!"
Perasaan tentang kebenaran sejatibahkan jika itu telah diberikan oleh pemimpin
tertinggi untuk menyesuaikan dengan tujuannyabergejolak dan terlihat di kedua
matanya saat Alice berteriak.
"Untuk alasan apa kalian telah melukai semua knight itu, dimulai dari Eldrie
Synthesis Thirty-one?!!"
Sayangnya tidak ada satupun kata-kata di dalam dirinya untuk menyangkal
perkataan gadis itu. Pada akhirnya, meskipun kalimat yang aku katakan pada Alice
tentang melindungi Dunia Manusia benar-benar perasaanku yang sebenarnya, itu
juga kebohongan di waktu yang sama.
Jika aku mencapai lantai tertinggi di katedral, lalu bertarung dan menang melawan
pemimpin tertinggi, Administrator, pemimpin tertinggi sebelumnya, Cardinal, akan
mengembalikan semua dari kekuatannya. Dan itu seperti dia akan mencoba untuk
mereset Underworld menjadi kondisi awal untuk mencegah bencana yang akan
segera datang. Aku sama sekali tidak memiliki ide tenyang bagaimana
mencegahnya pada akhirnya dimana semuanya akan kembali ke awal pada saat itu
juga.
Tetapi. Jika Alice dan aku terjatuh bersama-sama dan mati di sini, tragedi yang
menimpa dunia bahkan akan menjadi skala lebih besar. Dengan Cardinal yang
masih kehilangan kekuatannya, final load experiment phaseinvasi dari Dark
Territory dengan kata lain, akan dimulai dan Integrity Knight yang Eugeo dan aku
lawan dan terluka kelihatannya akan dihancurkan bersamaan dengan Administrator,
dengan manusia yang terbantai di tengah-tengah keputusasaan dan kesedihan
mereka tanpa ada satupun orang yang tersisa.
Apa yang paling aku tidak dapat tahan adalah fakta bahwa aku hanya akan
terbangun di dalam Soul TransLator di suatu tempat di dunia nyata bahkan jika
aku kehilangan hidupku di dunia ini. Penduduk Underworld pada akhirnya akan mati
karena penderitaan kejam pada mereka sementara aku sendiri kembali menuju
dunia nyata tanpa satu lukapunTidak peduli bagaimana, aku benar-benar tidak
dapat menerima perkembangan seperti itu.
"...Aku..."
Aku ingin tahu apa yang dapat aku beri tahu pada Alice yang sekarang, penjaga dari
gereja dan hukum, bahkan dengan semua waktu yang tidak berarti ini yang aku
punya. Tapi bahkan jika kata-kata itu tidak mencapainya, aku tidak memiliki cara
apapun selain dari berbicara tentang itu dengan seluruh perasaanku.
"Eugeo dan aku menebas Raios Antinous dan Humbert Zizek karena Gereja Axiom
dan Taboo Index sama sekali penuh cela. Apa kau mengerti itu hanya berlaku
sangat rendah? Taboo Index sama sekali tidak melarangnya, jadi bangsawan kelas
atas dapat melakukan yang mereka mau pada gadis yang bahkan tidak melakukan
REKI KAWAHARA
15
satu kejahatanpun, seperti Ronie dan Tizei...apa kau secara jujur mempercayai
bahwa itu dapat dimaafkan?!"
Pemandangan yang aku dapat lihat dua hari yang lalu di ruangan asrama elite
swordsmen-in-trainingTizei dan Ronie yang mendapati tubuh mereka terikat tanpa
ampun, pipi mereka penuh dengan air mata, terlihat olehku sebagai kilas balik dan
seluruh tubuhku bergetar dengan hebat. Pedang yang menusuk pada dinding itu
berguncang sekali lagi, tapi aku berteriak dengan tanpa mempedulikan itu.
"Apa yang kau pikirkan! Jawab aku, Integrity Knight!!"
Emosi kemarahanku menjadi satu tetes air mata yang mengalir dari ujung mataku,
mengenai dahi Alice saat dia bergelantungan di bawah, dan tersebar. Knight emas
itu menarik nafas yang dalam dan membuka kedua matanya dengan lebar.
Suara yang segera keluar dari mulutnya yang sedikit bergetar kelihatannya telah
kehilangan ketegangan dari waktu sebelumnya.
"...Hukum, adalah hukum...dan kejahatan, adalah kejahatan. Bagaimana mungkin
peraturan dapat dijaga jika penduduk diizinkan untuk secara bebas memilih sesuatu
pada mereka?"
"Benar siapa yang berhak untuk memilih entah seseorang yang membuat hukum itu,
pemimpin tertinggi, Administrator, apakah itu berhak atau tidak? Tuhan Celestial
World!? Lalu kenapa aku tidak menerima hukuman suci, tersambar oleh petir dan
terbakar hingga mati pada saat ini juga!?"
"Dewirencana Stacia-sama secara alami membuat itu jelas melalui perbuatan
yang dilakukan oleh kami, pelayannya!"
"Eugeo dan aku memanjat hingga sejauh ini agar membuat itu menjadi jelas! Untuk
mengalahkan Administrator dan membuktikan bahwa itu salah! Dan untuk alasan,
yang benar-benar sama..."
Aku menatap ke arah atas dan mengkonfirmasi bahwa pedang kesayanganku yang
menusuk di dinding akhirnya mencapai batasnya. Ujungnya akan patah atau
terlepas pada saat berikutnya Alice bergerak, tidak, berikutnya ketika angin
memutuskan untuk membuat hembusan bergerak menuju ke sini dan kita
kelihatannya akan terjatuh ke bawah secara bersamaan.
"...Aku tidak dapat membiarkanmu untuk mati di sini!!"
Mengambil nafas yang dalam dan menaruh semua itu pada perutku, aku
mengumpulkan semua kekuatan yang aku punya.
"Uoooh!!"
Semua dari kekuatanku terangkat keluar, aku mengangkat Alice yang
bergelantungan di tangan kiriku. Rasa sakit yang tajam mengalir melalui tangan dan
REKI KAWAHARA
16
bahuku, tapi aku entah bagaimana membawa Alice pada ketinggian yang sama lalu
berteriak dengan sisa kekuatanku.
"Tusukan pedangmu melalui lapisan itu...! Aku tidak dapat menahan lebih lama lagi,
tolonglah!"
Aku menatap pada wajah Alice yang berubah tepat disampingku dengan ekspresi
bingung.
Setelah keheningan yang singkat, Alice menggerakkan tangan kirinya dan menusuk
dalam Fragrant Olive Sword pada celah dinding marbel itu dengan suara keras.
Pedang hitam itu tertarik keluar dari lapisan dinding batu pada waktu yang hampir
sama dan tangan kiriku terlepas sendiri dari tangan Alice juga, melepaskan
genggamannya.
Di tengah-tengah kepanikan yang mengalir di dalam diriku dari kepala menuju jari
kaki, aku terjatuh pada jarak, yang sangat jauh dan Kematian pada akhirnya
mendekatiku terpikir di dalam pikiranku dalam sekejap.
Tetapi, apa yang aku rasakan hanya pada saat terjatuh dan guncangan yang tibatiba. Tangan kanan Alice yang bergerak seperti kilat menangkap kerah jubahku dari
belakang.
Setelah mengetahu bahwa pedang dan tangan Alice yang dengan kuat menahan
beban kita berdua, aku mengeluarkan nafas dalam. Rata-rata, detak jantungku yang
seperti jam alarm, secara perlahan menjadi lambat dan aku akhirnya merasakan
kelegaan.
"......"
Aku melihat pada seseorang yang bertukaran posisi denganku, baik fisik dan mental,
hanya dengan satu detik dalam keheningan.
Kelihatannya seolah-olah dia telah tersiksa oleh berbagai macam emosi yang
bertentangan, Integrity Knight emas itu menggeretakkan giginya dengan keras
secara bersamaan. Tanda dari tangan yang dengan erat menahanku dengan kerah
di leherku mengerut dan mengetat berulang kali tepat di belakang leherku.
Aku tidak mengetahui seorangpun dari Underworld yang mampu meragukan situasi
berbahaya seperti ini selain dari Eugeo. Seluruh manusiaartificial fluctlights tanpa
mengetahui apapun setia pada standar mereka dalam baik dan buruk, tidak goyah
pada pilihan yang lebih penting.
Untuk mengatakan itu dalam hal lain, keputusan penting mereka tanpa henti dibuat
oleh sesuatu yang lain, atau seseorang yang lain.
REKI KAWAHARA
17
Dengan kata lain, aku dapat mengerti bahwa manusia yang melebihi lainnya dari
penduduk Underworld yang tersembunyi sendiri di hati Integrity Knight dari satu
kejadian ini.
Aku tidak dapat menilai bagaimana besarnya pertentangan yang pasti ada di pikiran
Alice. Tetapi, setelah beberapa detik yang cukup lama, tubuhku dengan mudah
ditarik hingga menuju ketinggianku sebelumnya.
Tidak seperti gadis itu, aku tidak perlu untuk ragu-ragu. Aku dengan segera
menusuk pedang hitamku pada lapisan dinding marbel itu, bahkan setelah semua
yang telah dilalui, dan mengeluarkan nafas dalam lainnya.
Pada saat posisiku menjadi stabil, Alice menarik tangan kanannya dan bahkan
memalingkan wajahnya dengan kemarahan. Suaranya, yang disampaikan oleh
angin, sangat lemah tidak seperti nadanya.
"...Aku tidak ingin membantumu, aku hanya mengembalikan bantuanmu...di samping
itu, aku belum sampai pada kesimpulan dengan pedangmu."
"Aku mengerti...Kita sekarang sudah impas dengan hal yang tadi, lalu."
Berhati-hati dengan kata-kataku, aku menggerakkan mulutku.
"Dan jadi, aku memiliki tawaran...melihat kondisi sekarang, kita harus kembali ke
dalam menara dengan segala cara. Jadi, akankah kau memikirkan untuk saling
membantu untuk sekarang?"
"...Saling membantu?"
Aku dapat merasakan ekspresi kecurigaan yang mengarah padaku dari wajahnya,
yang sedikit mengarah padaku.
"Ya, itu sudah tidak mungkin untuk menghancurkan dinding terluar katedral ini dan
itu bukan tugas yang mudah untuk memanjatnya juga. Tingkat kemungkinan selamat
kita seharusnya akan meningkat jika kita berdua bekerja sama, daripada melewati
itu semua hanya dengan sendiri. Tentu saja, hal ini akan menjadi bebeda jika kau
memiliki metode praktis untuk kembali ke dalam."
"......"
Alice menggigit mulutnya dengan marah tapi dengan segera menjawab dengan
berguman.
"...Aku seharusnya telah menggunakan itu jika aku memiliki metode seperti itu."
"Itu benar. Jadi, dapatkah aku memikirkan bahwa kau setuju tentang saling
membantu dan bekerja sama?"
REKI KAWAHARA
18
"Sebelum itu...kau mengatakan bekerja sama, tapi apa sebenarnya kerja sama yang
kau maksudkan?"
"Membantu sama lain jika seseorang kelihatannya akan terjatuh, hanya itu. Kita
dapat berpegangan lebih baik jika kita memiliki tali atau sesuatu seperti itu, tapi aku
rasa itu meminta terlalu banyak."
Tidak melihat ke arahku lebih lama lagi, Integrity Knight itu tenggelam pada
keheningan lama yang lainnya, tapi pada akhirnya dia mengangguk dengan gerakan
yang sedikit tidak terlihat.
"Itu adalah tawaran yang beralasan...Aku harus mengakuinya. Tidak ada yang dapat
dilakukan tentang itu..."
Sebagai penggantinya, Alice melanjutkan sementara memberikanku tatatapan
terakhir.
"Aku akan menebasmu dengan sekejap saat kita kembali ke dalam menara.
Pastikan untuk tidak melupakan hal itu."
"Aku akan menyimpan itu di pikiranku."
Mengangguk sekali lagi pada jawabanku, Alice mengosonkan tenggorokannya
seolah-olah untuk mengalihkan pikirannya.
"Lalu sekarang...kau membutuhkan tali? Apa kau tidak memiliki satu pakaian yang
tidak perlu?"
"Pakaian..."
Aku melihat ke arah tubuhku, tapi memikirkan tentang itu, aku bahkan tidak memiliki
satu sapu tangan di dalam sakuku. Aku dapat mengambil tumpukan pakaian
cadangan atau jubah dari penyimpananku jika ini adalah Alfheim yang aku rindukan,
sayangnya, fungsi yang praktis itu tidak ada di Underworld.
"...Bahkan jika kau bertanya, tidak ada apapun selain dari baju dan celana ini. Aku
akan melepaskannya jika diperlukan, walapun begitu."
Ketika aku hanya mengangkat bahu kiriku saat aku menjawab, Alice membuat
seringai yang paling dalam dibandingkan dengan sebelumnya dan berteriak.
"Kita tidak akan melakukan itu!...Ya ampun, itu sangat mengejutkan memikirkan
bagaimana kalian pergi menuju pertarungan dengan hanya pedang pada kalian."
"Hei, hei, seseorang yang mengikat Eugeo dan aku dari Akademi Master Pedang
dengan hanya pakaian pada tubuh kita adalah kau, bukan?"
REKI KAWAHARA
19
REKI KAWAHARA
20
itu kelihatannya cukup kuat meskipun itu jauh lebih tipis dari jari tangan dan bahkan
memiliki penjempit yang terlihat keras pada ujungnya untuk pengaman.
Dengan erat mengikat salah satu ujungnya pada sabukku, aku memberikan ujung
rantai lainnya dan Alice mengambil itu dan memasang itu pada pengait logam sabuk
pedangnya. Panjang dari rantai yang terikat itu sekitar lima meter. Untuk waktu
sekarang, kita seharusnya lebih atau kurangnya telah selamat jika tangan kita
terlepas, kecuali kita berdua terjatuh.
"Lalu sekarang..."
Memeriksa keadaan sekitar sekali lagi, aku mengkonfirmasi situasi kita sekarang.
Menilai dari arah sinar matahari, kita telah bergelantungan di dinding barat Katedral
Pusat. Langit di atas kepala berada di tengah-tengah hendak berubah dari biru
menjadi ungu dengan matahari yang bersinar dari belakang dinding putih menara ini
dengan warna orange terang. Memperkirakan waktu sekarang adalah sekitar jam
tiga di siang hari.
Dengan ragu-ragu menatap ke arah bawah menuju kakiku, aku dapat melihat awan,
putih melayang melewatinya, taman yang seperti miniature, dinding batu yang
mengelilingi itu, dan bahkan jalan yang membagi Centoria Pusat menjadi empat oleh
immortal walls, membuatku mengetahui bagaimana benar-benar
mengherankannya tinggi dari katedral itu sekali lagi.
Tinggi di setiap lantai dari menara ini seharusnya sekitar enam meter, termasuk
dengan ketebalan lantainya, jadi lantai kedelapan puluh, Cloudtop Garden,
dimana aku bertarung dengan Alice akan memiliki tinggi sekitar empat ratus delapan
puluh metertidak, menambah lantai kelima puluh Grand Cloister of Spiritual
Light, dengan langit-langitnya yang sangat tinggi, sekitar lima ratus meter, huh. Life
kita akan segera menghilang dengan sekejap jika kita terjatuh. Sebagai tambahan,
tubuh ini akan berubah menjadi debu bahkan tanpa meninggalkan mayat yang
tersisa, mungkin. Hembusan angin sudah tenang sekarang, tapi aku tidak tahu
berapa lama itu akan terus berlangsung.
Punggungku bergemetar sebelum aku menggenggam pedangku lagi dengan tangan
kananku dan mengusap keringat yang mengalir di telapak tangan kiriku pada
celanaku.
"Ermm...hanya mengkonfirmasi di sini, tapi..."
Alice, juga melihat ke arah kakinya di sampingku, mengangkat wajahnya ketika aku
memanggil. Itu mungkin hanya imajinasiku bagaimana kulitnya jauh lebih pucat
dibandingkan dengan sebelumnya, tapi nadanya masih kasar seperti biasanya.
"Apa?"
REKI KAWAHARA
21
22
REKI KAWAHARA
23
Aku mencoba menyentuh pada dinding marbel dengan tangan kiriku saat aku
berbicara, tapi jumlah dari lapisan dan susunannya benar-benar tidak dapat
diharapkan. Batu, dengan setiap sisinya memiliki panjang dua meter setidaknya,
yang tersusun terus menerus secara rapi, bahkan tanpa ada jendela yang terlihat di
sisi barat. Menghancurkannya kelihatannya tidak akan bisa juga, bahkan jika hanya
ada satu, menurut Alice.
Untuk metode bergerak melalui dinding, mungkin tidak ada cara lain selain dari
mempersiapkan sesuatu seperti piton[1] yang digunakan memanjat gunung dan
menusuk itu pada lapisan diantara marbel itu. Tidak ada perbedaan yang cukup
besar dari usaha diantara memanjat dan menuruninya, jadi aku lebih baik akan
menganggap lantai di atas sebagai tujuanku, tapi masalah itu akan berarti
Aku melihat ke arah Alice yang berada di sisi kiriku dengan ekspresi paling serius
yang dapat aku buat dan bertanya, berharap pada kemungkinan yang rendah
mendapat jawaban.
"Jika kita memanjat menuju ke atas...Apakah ada suatu tempat dimana kita dapat
kembali ke dalam menara?"
Alice menunjukkan ekspresi keraguaan seperti yang diduga dan menggigit mulutnya.
Jika kita dapat memasuki menara dengan memanjat, itu akan berarti berada di suatu
tempat yang benar-benar dekat pada lantai tertinggi dimana Administrator tinggal.
Memandu musuh dari gereja menuju tempat seperti itu akan hampir sama seperti
melakukan taboo sebagai penjaga gereja, Integrity Knight.
Tetapi
Alice menarik nafas dalam, lalu menaruh kekuatannya pada tatapannya dan
mengangguk.
"Ada. Di lantai kesembilan puluh lima, ada suatu tempat yang disebut Morning Star
Lookout, seharusnya di sekelilingnya tidak ada dinding, hanya ada pilar untuk
keempat dindingnya. Kita seharusnya dapat kembali dengan mudah jika kita dapat
memanjat ke sana....Tetapi." Tatapan yang benar-benar kuat terlihat dari kedua
mata birunya.
"Bahkan jika kita sampai di lantai kesembilan puluh lima, aku akan menebasmu di
sana tanpa kegagalan."
Melihat tatapan Integrity Knight itu, yang dipenuhi dengan ketetapan hati yang hebat
membuat rasa sakit lumpuh pada leherku, secara langsung, aku mengangguk
sebagai balasannya.
"Itu adalah perjanjian kita dari awal, setelah semua. Bagaimanapun jugaApa kau
baik-baik saja dengan memanjat dinding, jika begitu?"
REKI KAWAHARA
24
"...Baiklah. Itu jauh lebih mudah dibandingkan dengan menuruni menuju tanah dari
sini. Tetapi...meskipun bagaimana pastinya kau mengatakan hal itu, bagaimana
caramu untuk memanjat dinding vertical ini?"
"Sebenarnya, sudah jelas, kita akan berlari secara vertical...tidak, itu hanya
bercanda."
Setelah menghilangkan rasa sakit di tenggorokanku dalam upaya untuk menghindari
tatapan Alice yang dengan cepat terpaku ke bawah yang sepenuhnya terisi dengan
kehampaan, aku menukar tangan yang memegang pedangku dengan tangan kiri,
mengulurkan tangan kananku, dan mengucapkan art.
"System call. Generate metallic element."
Metal element, bersinar seperti air raksa, dengan sekejap tercipta, jadi aku
mengubah bentuknya dengan kekuatan art dan kekuatan imajinasiku.
Menarik keluar benda yang memiliki panjang sekitar lima puluh sentimeter dan
menajamkan ujungnya hingga ke titik seperti pedang tipis, aku membuat piton besar
yang aku genggam dengan erat.
Melihat ke arah lapisan batu dimana pedang hitamku tertusuk di atas kepalaku, aku
mengayun tangan kananku dengan kuat.
"Hmph!"
Saat menusukkan piton dengan kekuatan yang dapat aku kumpulkan, untungnya,
bagian pedang itu tertusuk pada celah sempit tanpa rusak. Aku mencoba untuk
menggoyangkan itu, ke atas dan ke bawah, tapi itu kelihatannya seperti itu akan
tetap berada di situ tanpa masalah bahkan jika tubuhku berpegangan pada itu.
Life dari objek yang diciptakan melalui sacred arts benar-benar sangat rendah,
menghilang dalam beberapa jam bahkan ketika dibiarkan saja. Karena itu, garis
hidup yang menghubungkan Alice dan diriku tidak digunakan pada akhirnya, tapi itu
akan cukup jika itu cukup kuat untuk menahan kita saat kita memanjat dinding.
Sementara merasakan ekspresi curiga Alice yang seperti biasanya, aku dengan erat
menggenggam piton dengan tangan kananku dan menarik pedang hitamku yang
dipaksakan hingga batasnya dengan tangan kiriku. Aku menyimpan itu pada
sarungnya di pinggangku, lalu bergelantungan pada piton yang tertancap sekitar
empat puluh senitmeter dari dinding dengan kedua tangan dan menganggap itu
sebagai tiang horizontal saat aku melakukan kip[2]
Meskipun kemampuan fisikku di Underworld tidak mencapai pada saat akhir dari
periode SAO yang akan membuat ninja di film bioskop akan malu, itu masih jauh
dari gesit, tapi lebih kuat, ketika dibandingkan dengan di dunia nyata. Menaruh
kakiku pada tiang, aku menyeimbangkan tubuhku dengan menaruh tangan kiriku
pada dinding sementara mengangkat tubuhku dengan satu kali usaha dan berhasil
berdiri di tongkat metal, tipis itu.
REKI KAWAHARA
25
REKI KAWAHARA
26
Secara umum, penduduk Underworld cenderung untuk bereaksi secara pelan pada
situasi yang melebihi dugaan mereka atau hal yang umum. Adaptasi mereka
terhadap Situasi yang awalnya mustahil benar-benar sangat rendah, dengan
kasus khusus seperti elite swordsman-in-training, Raios, yang kedua tangannya
terpotong oleh pedangku, mendapati fluctlightnya hancur dan Lifenya menghilang
atau seperti itu yang aku duga.
Aku rasa bahkan tidak ada Integrity Knight yang mampu untuk mengatasi dengan
situasi dari mendapati terlempar keluar menuju langit kosong dari lubang besar yang
terbuka di dinding menara, yang seharusnya tidak dapat dihancurkan, dan terjebak
dengan bergelantungan dari area yang sangat tinggi tanpa satupun pijakan dimana
bahkan naga terbang tidak dapat memasukinya. Atau mungkinAlice Synthesis
Thirty, yang memiliki kemampuan tak terbatas dengan pedangnya, juga hanyalah
seorang gadis pada hatinya juga.
REKI KAWAHARA
27
REKI KAWAHARA
28
Yang manapun itu, mendengar Integrity Knight yang terhormat ini meminta bantuan
mungkin akan sangat terbatas pada situasi sekarang. Setelah memikirkan itu, aku
berteriak.
"Baiklah! Aku akan menarikmu ke atas pada pijakan itu dengan rantai, kalau begitu!"
Alice menggigit mulutnya dengan penampilan yang kelihatannya seperti dia
menimbang antara harga diri dengan ketakutannya ketika aku bertanya, tapi
kelihatannya dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk mengembalikan
perintahnya sebelumnya sebagai prioritas saat dia menggenggam rantai emas itu
dengan anggukan pelan.
"...Aku akan berada di tanganmu."
Sementara menahan dorongan kuat untuk mengusik kemarahannya oleh suaranya
yang hampir tidak dapat didengar, aku menggenggam rantai juga.
"Baiklah, aku akan menarikmu perlahan, jadi. Aku mulai sekarang."
Aku dengan hati-hati menarik rantai itu setelah mengatakan kalimat itu. Pijakanku,
piton, itu perlahan bergetar, tapi itu kelihatannya dapat menahan beban dari dua
orang jika itu untuk waktu sebentar. Berusaha agar tidak terganggu oleh itu, aku
mengangkat knight emas yang hebat itu sebanyak satu meter sebelum menahan
rantai itu untuk sebentar.
"...Baiklah, kau dapat menarik keluar pedangmu sekarang."
Alice mengangguk dan dengan hati-hati mengeluarkan Fragrant Olive Sword dari
dinding batu yang menusuknya. Rantai itu menjadi lebih berat pada saat itu juga,
tapi aku tetap dapat menahannya entah bagaimana.
Saat mengetahui dia telah menyarungkan pedangnya, aku melanjutkan menarik
rantai ke atas. Aku berteriak sekali lagi setelah Alice berpijak pada piton pertama.
"Berpegangan pada dinding dengan kedua tanganmu...Ya, aku akan melepaskan
rantainya sekarang."
Aku tidak dapat melihat ekspresinya dari sudut ini, tapi Alice dengan susah payah
mencoba untuk berpegangan pada dinding dan menggelengkan kepalanya secara
terus menerus. Sementara membayangkan ekspresinya kelihatannya terlihat dibalik
rambut pirangnya, yang terurai oleh angin, aku perlahan merendahkan tangan
kananku. Knight itu menjadi sedikit terguncang di atas piton itu, tapi dengan segera
memperbaiki keseimbangannya.
"Whew..."
Aku mengeluarkan nafas dalam.
REKI KAWAHARA
29
Aku sama sekali tidak mengetahui berapa meter jauhnya menuju tempat yang
disebut Morning Star Lookout, yang dikatakan berada pada lantai kesembilan
puluh lima, tapi bagaimanapun juga, kita pada akhirnya seharusnya akan sampai di
sana jika aku mengulangi proses ini. Masalahnya adalah bagaimana itu kelihatannya
akan berubah menjadi malam sebelum kita sampai di sana, dengan kecepatan kita
memanjat dinding ini, jadi kita seharusnya mempersiapkan mental kita untuk
berhenti di malam hari sementara bergelantungan di dinding.
"Aku akan memanjat lagi, kalau begitu."
Setelah aku berteriak ke bawah, Alice melihat ke atas dengan wajah kaku dan
menjawab dengan bisikan yang hampir tidak dapat terdengar karena sebagian besar
tertutupi oleh suara angin.
"...Tolong berhati-hati."
"Aku mengerti."
Aku membuat ibu jariku terangkat dengan tangan kanankumeskipun sikap itu tidak
digunakan di Underworldlalu mengucapkan system command untuk menciptakan
piton ketiga.
Meskipun bagaimana Centoria seharusnya sudah mendekati pertengahan musim
panas, matahari tanpa belas kasihan menjadi tenggelam cepat dan lebih cepat
semenjak itu dimulai.
Dinding putih itu bersinar dengan posisi matahari bergerak melaluinya dengan warna
orange kemerah-merahan, lalu ungu, sebelum itu berubah menjadi biru gelap, dan
aku dapat melihat Gunug tinggi di Ujung memotong garis horizontal yang sunyi jauh
di barat ketika aku melihatnya dengan tatapan mataku.
Ribuan bintang sudah berkelap-kelip pada keberadaan di atas kepala kita, tapi
perkemabangan pemanjatan kita bukan berarti sangat cepat. Batas yang tidak
terlihat di sistem telah menyiksa kita semenjak satu jam lalu atau lebih.
Menilai dari caranya itu benar-benar sederhana. Menciptakan piton dengan sacred
arts, menusukkan itu pada celah diantara batu marbel, dan memanjat ke atas itu.
Diikuti dengan menarik Alice ke atas dengan rantai dan meletakkannya di atas piton
yang aku pijaki sebelumnya, semuanya hanya itu. Setiap langkah itu berkurang
waktunya kurang dari tiga menit setelah mengulangi itu sebanyak sepuluh kali.
Tetapi, masalahnya terletak pada menciptakan piton yang sangat penting itu.
Dunia ini tidak memiliki sesuatu seperti parameter yang disebut 'mana point' di ALO.
Berbagai jenis sihir disini, yang bernama 'sacred arts', dapat digunakan secara
berkali-kali tanpa berhenti, selama system access authority penggunanya memenuhi
untuk itu.
REKI KAWAHARA
30
Tetapi, itu tidak berarti itu dapat digunakan secara tak terbatas, di manapun dan
kapanpun. Aturan dari dunia ini, adalah setiap dan semua art penciptaan
membutuhkan suatu sumber, ditetapkan secara rumit seperti sacred arts.
Penggunaan dari art harus menggunakan katalis yang berharga, Life dari mahluk
hidup, bahkan manusia, atau sumber energi tempat yang tersimpan di sekitar
penggunanya.
Sumber energi tempat ini adalah hal yang tidak memiliki nilai angka untuk
mengetahuinya dan itu benar-benar masalah yang sulit untuk diatasi.
Pada dasarnya, itu diberikan melalui sinar matahari atau zat hara di tanah. Tempat
dengan tanah yang subur dan disinari oleh sinar matahari akan penuh dengan
sumber energinya, bahkan cukup untuk mengucapkan sacred arts berangking tinggi
secara terus-menerus, tapi di sisi yang lain, sumber energi tempat akan dengan
cepat berkurang di tempat dimana sinar matahati tidak dapat mencapainya,
bangunan yang dibuat dari batu, membutuhkan waktu yang lama sebelum
sumbernya akan pulih lagi.
Dan terikat oleh peraturan itu, keadaan Alice dan aku sekarangterjebak lima ratus
meter di atas tanah dan matahari tenggelam di ufuk barat, kita teleah mendekati
kondisi kemungkinan terburuk. Untuk menjelaskan itu, sumber energi di sekeliling
akan habis oleh sacred arts yang aku ucapkan berkali-kali dan kita akan gagal untuk
menciptakan piton yang sangat penting itu untuk memanjat di dinding.
"System call. Generate metallic element."
Di atas telapak tanganku, yang terulur lurus dan mencari cahaya samar-samar yang
tersisa, titik cahaya perak itu melayang dengan sepi yang menghilang dalam
kepulan asap.
Aku menghela nafas dan Alice berbicara dengan suara yang seperti kelelahan dari
dua meter di bawah.
"...Menciptakan alat itu pasti telah banyak menghabiskan sacred power di area
ini...Kita bahkan dapat menganggap diri kita cukup beruntung jika kita dapat
menciptakan satu setiap jam setelah Solus terbenam... Berapa banyak yang telah
kita panjat hingga sejauh ini?"
"Erm...Aku sangat yakin kita hampir selesai dengan lantai kedelapan puluh lima."
"Itu masih jauh sampai lantai kesembilan puluh, bukan."
Aku bersikeras melihat pada jejak ungu yang menghilang di langit, lalu mengangguk.
"Yeah...satu hal dan lainnya, itu akan sangat berbahaya untuk memanjat ketika itu
masih dalam keadaan benar-benar gelap. Meski begitu...kita benar-benar tidak
dapat beristirahat di situasi ini bahkan jika kita hendak berdiam diri untuk malam
ini..."
REKI KAWAHARA
31
Jika yang buruk menjadi terburuk, kita akan mendapati beristirahat sementara
bergelantungan dengan rantai, tapi dengan bagaimana kita tidak dapat membuat
piton dan bagaimana itu akan menghilang setelah sepuluh menit, kita hanya dapat
menggunakan pedang kita sebagai penahan. Tapi itu sangat meragukan jika Life
pedang kita dapat menahan kita bahkan sampai pagi hari.
Dengan harapan aku dapat menemukan sesuatu untuk menggantung rantai ini,
seperti suatu tonjolan, aku menatap pada dinding di atas kepala, tidak ingin untuk
menyerah. Dan
"Ah..."
Ada bayangan luas yang menjulur keluar dari dinding, berjarak secara tetap, hanya
sekitar delapan meter di atas, berada di sana. Itu kelihatannya kabut yang
mengelilingi menara itu menghilang saat matahari terbenam dan memperlihatkan
bentuk dari benda tersembunyi itu.
"Hei, di sebelah sana...apa kau melihat sesuatu?"
Setelah aku berteriak sementara menunjuk, Alice, yang berada di dekat kakiku,
mengangkat wajahnya juga. Mata birunya menyipit dan dia menjawab.
"Ya...apakah itu adalah patung atau sesuatu sejenisnya? Jika ingin dikatakan,
kenapa benda seperti itu berada di tempat setinggi itu...Tidak akan ada seorangpun
di sekitar yang dapat melihatnya."
"Itu tidak peduli apapun itu selama kita dapat duduk di sana dan beristirahat. Meski
begitu, masih ada sekitar delapan met[3]... delapan meter sebelum sampai di sana.
Aku dapat memanjat ke atas sana, tapi aku rasa aku akan membutuhkan tiga
tongkat metal lagi..."
"Tiga...Aku mengerti"
Alice dapat terlihat memikirkan untuk sesaat sebelum dia dengan segera
mengangguk.
"Aku mengerti. Aku berencana untuk menyimpan ini sampai itu benar-benar
dibutuhkan, tapi...itu kelihatannya sekarang adalah waktunya."
Dia bersandar pada dinding pada saat dia mengatakan itu dan melepaskan sarung
tangan nesi yang terpasang di tangan kirinya. Menatap pada armor yang bersinar
cahaya emas, samar-samar bahkan di kegelapan yang gelap ini, dia mengucapkan
kalimat pertama untuk sacred arts.
Sebuah cahaya sekilas bersinar saat mengucapkannya, selesai dengan waktu tiga
kali lebih cepat daripada yang aku bisa lakukan, itu selesaisarung tangan besi itu
telah berubah bentuknya menjadi tiga piton sebelum aku dapat membuatnya.
Mungkin art perubahan bentuk Alice jauh lebih efektif dibandingkan dengan element
REKI KAWAHARA
32
generation arts, untuk membuat hasil bahkan jika sumber energi di sekeliling kita
sangat sedikit.
"Gunakan ini."
"Terima kasih, ini akan sangat membantu."
"Jika masih ada yang diperlukan, aku masih memiliki beberapa armor yang tersisa,
tapi..."
Aku memberikan pandangan pada armor indah pelindun dada yang menutupi bagian
atas tubuh Alice dan menggelengkan kepalaku.
"Tidak...Mari kita simpan itu sebagai cadangan sampai terakhir. Tidak ada yang tahu
ketika kita mungkin membutuhkannya..."
Perlahan berdiri, aku memasukkan dua diantara tiga piton yang dibuat Alice untukku
pada sabukku dan dengan erat menggenggam yang terakhir.
"Uryaa!"
Tongkat emas yang aku tusuk dengan suara menusuk yang dalam pada celah
dengan kekerasan yang berada pada level yang benar-benar berbeda dibandingkan
dengan yang aku buat dari metallic elements seperti yang diduga. Memanjat di atas
itu melalui tongkat horizontal yang biasa aku gunakan untuk olahraga, aku menarik
Alice dengan rantai.
Mengulangi proses itu sekali lagi, aku dapat mengetahui dengan jelas objek
misterius itu bahkan dengan cahaya samar-samar saat mendekati hingga empat
meter dari itu.
Itu benar-benar patung batu. Teralis sempit itu terbentang ke kiri dan ke kanan,
seolah-olah mengelilingi dinding luar katedral, dan beberapa patung yang cukup
besar berbaris di atas itu.
Tetapi, tidak ada sosok suci seperti dewi ataupun malaikat yang aku lihat berkali-kali
di dalam menara.
Itu berbentuk seperti manusia, tapi postur mereka, dengan kaki mereka tertekuk
dalam keadaan berjongkok dan tangannya terlipat pada pangkuannya, tidak memiliki
hubungan dengan suatu hal yang suci. Otot kasar, dan kerasnya terlihat pada perut
dan sayapnya, tajam seperti pisau, terbentang dari punggungnya.
Dan kepala patung itu tidak dapat dideskripsikan selain dari mengerikan. Mulut
lingkaran yang terukir di bagian depannya hingga ujung dari lengkungan panjang itu.
Kepalanya sendiri sangat mirip dengan kumbang atau sesuatu seperti itu.
"Ugh...Itu desain yang sangat buruk."
REKI KAWAHARA
33
Aku berguman.
"Eh...!? Itu semua...Berasal dari Dark Territory...!"
Dan Alice mengeluarkan suara terkejut sebelum saat itu.
Patung batu yang menunduk tepat di atasku menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke
kanan, dan mulut lingkarannya, yang membawa pikiran terhadap pemangsa, terbuka
dan tertutup sedikit demi sedikit. Itu bukan hanya suatu hiasan yang diukir dari batu.
Ituhidup.
Jika ini adalah quest yang dibuat di game VRMMO di dunia nyata, ini adalah adegan
normal dari penyerangan.
Tetapi, dalam hal ini, penulis scenario pasti memiliki sikap yang sadis atau benarbenar baru pemula. Setelah semua, kita, player, di atas piton yang tertusuk bahkan
kurang dari empat puluh sentimeter dari dinding lurus ini dan bahkan tidak dapat
melangkah satu langkahpun.
Event yang tidak dapat dimenangkankata-kata yang tak berarti itu terlintas di
pikiranku, tapi dengan segera aku menyingkirkan itu. Aku sama sekali tidak memiliki
harapan terhadap perkembangan dari seseorang akan berlari menyelamatkan kita
bahkan jika kita terjatuh. Kita seharusnya memutar otak kita dan menghindari krisis
ini dengan kekuatan kita sendiri. Jika tidak, baik Alice dan aku akan mati.
Saat aku memperkuat tekadku, patung batu bersayap itu mulai untuk mengganti
warna di seluruh tubuhnya sementara bergemetar. Kulitnya, yang awalnya berwarna
putih keabu-abuan seperti dinding, mulai berganti menjadi warna hitam legam dari
ujungnya.
Basaa! Tanpa menunggu untuk sayap hitamnya menyebabkan suara keras saat itu
terbentang keluar, aku menarik pedang hitamku dari pinggangku. Dengan
pandanganku terpaku pada monster bersayap, yang awalnya patung batu, aku
memanggil Alice yang berada dua meter di bawah.
"Sepertinya kita harus bertarung di sini. Prioritaskan untuk tidak jatuh dibandingkan
dengan hal lain!"
Tetapi, aku tidak dapat dengan segera mendengar jawaban dari Integrity Knight.
Saat mencoba melihat sekilas ke bawah, aku tidak dapat melihat apapun pada
wajah pucat Alice, yang berdiri di bawah cahaya senja, kecuali keterkejutan.
Bagaimana mungkin, kenapa itu bisaperkataan itu mencapai telinganya melalui
udara yang bergerak ke atas.
Kenapa Integrity Knight, yang seharusnya mengetahui semuanya tentang Gereja
Axiom, terkejut seperti ini? Aku tidak mengetahui apapun lebih dari perkataan
seseorang, tapi pemimpin tertinggi, Administrator, kelihatannya terpengaruh
terhadap kewaspadaan hingga tingkat yang ekstrim.
REKI KAWAHARA
34
Itu tidak akan terlalu mengejutkan jika dia mengirim penjaganya untuk mengusir
penyusup yang memanjat dinding ini secara paksa, tidak cukup untuk menenangkan
pikirannya hanya dengan memasang bagian atas dari menara itu di area yang tidak
dapat dilewati dengan terbang.
Penjaga itumonster yang menyerupai gargoyles yang sering sekali muncul di
game di dunia nyata, jika mengkesampingkan kepalanya, mengenggam ujung teralis
dengan cakar tangannya, lalu mengeluarkan udara dari mulut lingkarannya dengan
suara keras "bushuu". Aku menyadari gargoyles di sebelah kiri dan di sebelah kanan
mulai bergerak sementara mengganti warna tubuhnya juga, membuatku gemetaran.
Jika itu semua ditempatkan di seluruh empat sisi dinding luar katedral, itu tidak akan
aneh jika jumlah mereka melebihi ratusan.
"Sialan...!"
Setelah membalikkan tubuhku sementara meneriakkan itu, aku mengacungkan
pedangku dengan punggungku bersandar pada dinding, yang telah membuatku
kehilangan banyak keseimbanganku. Sebenarnya, pijakanku hanya satu, tongkat
metal tipis. Aku tidak memiliki pengalaman bertarung dalam kondisi ini, bahkan
ketika mengingat hari-hariku di SAO.
Apa yang akan kita lakukanaku mendengar suara kepakan sayap yang bahkan
tidak memberikan waktu untuk memikirkan pemikiran itu. Aku melihat ke arah atas
dan gargoyles melayang dengan langit gelap sebagai latar belakangnya, menatapku
dengan bola mata lingkarannya yang tertempel pada sisi dari kepala panjang dan
sempitnya.
Monster itu lebih besar daripada yang diperkirakan, kelihatannya mendekati dua
meter, dari kepala hingga kaki. Sebagai tambahan, ekornya dengan panjang yang
hampir sama dengan tubuhnya dengan lemah terbentang dari belakang
pinggangnya.
"Bushaa!!"
Aku menatap terus pada gargoyle yang mengeluarkan suara aneh seperti uap yang
keluar dari katup dan tertutup dengan itu menukik ke belakang. Untungnya, itu
kelihatannya tidak memiliki kemampuan menyerang jarak jauh, jadi serangannya
seharusnya salah satu dari empat anggota geraknya, kanan, kiri, atas, atau bawah
"Uoohh!?"
Apa yang melesat menuju ke sini sementara bergerak seperti cambuk adalah
ekornya dengan ujungnya menjadi tajam seperti ujung pisau. Mendapati aku benarbenar lengah, aku berteriak sementara memiringkan kepalaku. Ujung tajamnya
membuat goresan dangkal di pipiku, tapi aku entah bagaimana menghindari
serangan langsung.
Tetapi, dengan keseimbanganku berkurang dari gerakan yang berlebihan itu,
tubuhku terhuyung di atas piton itu.
REKI KAWAHARA
35
Menargetkan aku, yang dengan susah payah untuk menahan tubuhku, gargoyle itu
masih melayang dihadapanku dan menusukkan ekornya ke depan secara terus
menerus.
Aku menahan tubuhku dengan tangan kiriku dan menangkis serangan ekornya
dengan pedang di tangan kananku, tapi itu mengambil semua kekuatan yang aku
punya untuk mengangkat itu sebagai pengganti perisai. Aku tidak memiliki
ketenangan sama sekali untuk mengayun pedangku dan menebas ekor itu.
"Kuh..."
Aku menyimpulkan bahwa ini bukanlah situasi untuk ragu-ragu dan melepaskan
tangan kiriku dari dinding, lalu menarik salah satu piton yang dimasukkan di
sabukku. Sementara membuat gambaran mental dari gerakan skill melempar yang
aku latih di SAO, aku melempar itu pada bagian tengah gargoyle sebagai targetku.
Aku tidak menggunakan seluruh kekuatanku pada itu, tapi itu kelihatannya piton
yang dibuat dari sarung tangan besi Alice memiliki prioritas tinggi sebagai tombak
pendek yang memuat pancaran emas di cahaya yang samar-samar ini, tertusuk ke
dalam perut gargoyle itu.
"Bushii!!"
Darah berwarna kehitaman keluar dari mulut lingkarannya dan tersebar, dan
monster itu mengepakkan sayapnya dengan terhuyung-huyung, mengambil posisi
yang lebih tinggi. Itu kelihatannya itu telah memberikan damage yang cukup besar,
tapi sayangnya, itu tidak cukup untuk membuatnya kabur. Tanda dari kemarahan
tercampur pada mata berwarna hitam pekat yang sederhana, benar-benar
menyerupai suatu serangga, dan gargoyle melihat ke arahku.
Aku mengerti ini bukanlah waktunya untuk itu, tapi pikiranku tanpa sadar terlintas di
ujung pikiranku. Apakah itu program yang memanipulasi monster mengerikan itu?
Atau mungkin, itu, juga, adalah artificial fluctlight seperti penduduk Underworld...?
REKI KAWAHARA
36
REKI KAWAHARA
37
"Bushuuuu!!"
Teriakan baru, yang aneh mengalihkanku pikiranku menjadi kacau. Dua gargoyles
melompat dari teralis dan telah terbang mengelilingiku seolah-olah mereka
menunggu celah di pertahananku.
"Alice! Cabut pedangmu, monster itu mengincarmu juga!"
Aku menatap lurus ke bawah sementara berteriak, tapi knight itu kelihatannya masih
belum pulih dari kebingungannya dari sebab yang tidak diketahui. Dia entah akan
tertusuk oleh ekor atau terjatuh dari piton jika dia diserang saat dalam keadaan dia
sekarang.
Haruskah aku memanjat menuju teralis yang berada empat meter di atas sementara
gargoyles memeriksa situasi? Tetapi, hanya ada satu piton yang tersisa di sabukku.
Itu mungkin akan mustahil untuk gargoyle yang marah itu untuk mengembalikan
salah satu yang tertusuk di perutnya.
Mungkin tiga monster itu mencoba untuk mengancamku dengan suara hembusan
aneh mereka walau akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan serangan
mereka, tapi teriakan keras yang terasa keluar dari mereka.
Sekarang keadaan menjadi seperti ini, aku hanya dapat melepaskan rantai dan
melompat menuju musuh yang mengincar Alice.
Berpikir seperti itu, aku memeriksa rantai yang terpasang di pinggangku dengan
tangan kirku. Dan kedua mataku terbuka lebar dengan sadar.
Panjang rantai itu kira-kira lima meter. Teralis di atas kepalaku sekitar empat
meter
"Alice...Alice."
Sementara menyarungkan pedangku, aku berteriak sekeras yang aku bisa.
Tubuh Integrity Knight itu bergemetar dengan terkejut dan mata biru itu akhirnya
melihat ke arah sini.
"Genggamlah rantai itu dengan erat-erat!!"
Apa sebenarnya yang kau pikirkan, Alice mengerutkan dahinya saat aku
menggenggam rantai yang terpasang pada sabuk pedangnya dengan kedua tangan.
Aku menarik itu dengan keras dan tubuh Alice melayang dari pijakannya.
Menggenggam erat pada rantai itu dengan kebingungan, knight itu mengeluarkan
suara serak.
"...Jangan bilang kalau kau akan..."
REKI KAWAHARA
38
"Aku akan meminta maaf sebanyak yang kau mau jika kita dapat hidup setelah
melewati ini."
Menarik nafas dalam, aku mengumpulkan semua kekuatan yang aku punya dan
menarik rantai itu, knight hebat itu bergelantungan, dengan itutidak, aku
melemparkan itu lurus ke atas. Rambut pirang, panjangnya dan roknya yang
berwarna putih murni itu berkibar, Alice terangkat sementara mengikuti lintasan
setengah lingkaran itu.
"Kyaaaaa!!"
Teriakan mengejutkan seperti anak perempuan terdengar saat Integrity Knight itu
melewati diantara gargoyles dan mendarat di teralis empat meter di atas. Untuk
mengatakanya lebih akurat, mungkin aku seharusnya justru mengatakan dia
menabraknya. Mungkin aku seharusnya menganggap itu seolah-olah aku tidak
mendengar "mugyuu", yang tidak pantas untuk knight perempuan yang sopan itu, itu
terdengar sebelum teriakan itu berhenti.
Tubuhku terlempar dari piton, yang merupakan pijakanku, oleh recoil dari lemparany
yang terlalu berlebihan itu. Jika Alice tidak menahanku dari teralis di atas, kita
berdua akan terjatuh menuju tanah yang jauh di bawah.
Seperti yang diduga, keberanianku menjadi menghilang dengan segera setelah
terjatuh, tapi Integrity Kngith itu membalas harapanku, berdiri di teralis sempit itu dan
menggenggam rantai itu dengan kedua tangannya. Kedua kakinya berdiri dengan
kuat dan menghentikan kejatuhanku dihadapannya.
"Kau...uuuuu!!"
Dia menarik rantai itu dengan semua kekuatannya sementara berteriak dengan
suara yang tercampur dengan kemarahan.
Terangkat ke udara seperti yang Alice lakukan sebelumnya, aku mendapati udara
menghantamku pada saat punggungku menabrak pada dinding marbel, tapi tidak
ada yang dapat dipercaya selain teralis ini yang aku berbaring sekarang. Aku ingin
untuk melempar diriku pada permukaan horizontal yang kurindukan terus-menerus,
tapi Alice menendang kakiku dan aku dengan enggan mengangkat tubuhku.
"Apa...yang kau pikirkan, kau benar-benar bodoh!!"
"Itu tidak seperti aku dapat mencegahnya, aku hanya dapat...tidak, kesampingkan
pembicaraan itu untuk sebentar, mereka datang!"
Aku menarik pedangku lagi dan mengacungkan ujungnya pada tiga gargoyles pada
saat mereka naik dengan cepat.
Memanfaatkan sedikit waktu sebelum memasuki pertarungan untuk mengecek
keadaan sekitar, aku perlahan menggerakkan pandanganku ke kiri dan ke kanan.
REKI KAWAHARA
39
Teralis yang kita panjat dengan susah payah melalui gerakan yang sulit dilakukan
memiliki lebar sekitar satu meter. Itu benar-benar kekurangan hiasan yang indah,
tidak ada apapun selain dari platform marbel yang menonjol keluar secara vertical
dari dinding luar katedral. Tidak, itu mungkin bukan apa-apa selain dari landasan. Itu
adalah sesuatu yang satu-satunya dimaksudkan digunakan untuk meletakkan
gargoyles pada itu.
Alice tidak mengetahui tentang keberadaan dari teralis ini, jadi aku memiliki harapan
kecil bahwa pintu atau jendela mungkin terpasang di dinding luar belakang kita, tapi
sayangnya, tidak ada satupun celah. Semua yang dapat aku lihat adalah sosok
hitam dari bayangan aneh yang tampak hidup berbaris dengan berjejer sampai di
ujung yang jauh. Mengetahui jumlah mereka dari penegasan jumlah mereka secara
berulang-ulang meningkatkan rasa takutku, tapi untungnya, benda yang
kelihatannya bergerak itu hanyalah tiga monster yang terlihat terbang tinggi.
Mungkin dia akhirnya menjadi dirinya setelah mendapatkan pijakan yang
meyakinkan, tapi Alice, juga, menarik Fragrant Olive Swordnya dari sarung
pedangnya dengan "shing". Tetapi, keraguan di hatinya kelihatannya belum
terselesaikan dan suara yang serak mencapai telingaku.
"...Tidak ada kesalahan pada itu...Kenapa...Mereka bisa ada di sini..."
Gargoyles telah naik pada ketinggian yang sama seperti teralis mungkin telah
waspada terhadap dua pedang yang diacungkan, saat mereka tidak menunjukkan
tanda-tanda untuk segera menyerang. Sementara menatap pada monster, yang
dengan pelan melayang di tengah udara, aku menanyakan Alice sebuah
pertanyaan.
"Sesuatu telah mengangguku semenjak sebelumnya. Kau mengetahui tentang
monster itu?"
"...Ya, aku mengetahuinya."
Cukup mengejutkan, Alice dengan segera menjawab dengan tegas.
"Itu dibuat dari darkness arts oleh penyihir dari Dark Territory, iblis kejam yang
mereka gunakan. Mengikuti contoh mereka, kita menyebut mereka minions. Aku
yakin bahwa itu adalah Pengucapan Suci untuk anak buah atau pasukan."
"Minions...Aku dapat setuju bahwa mereka berasal dari Dark Territory, menilai dari
penampilan mereka, tapi kenapa sesuatu seperti itu terbaris di seluruh dinding di
tempat paling suci di Dunia Manusia?"
"Itulah adalah hal yang ingin aku tahu!"
Berteriak seolah-olah dia memaksakan kata-katanya keluar, Alice dengan keras
menggigit mulutnya.
REKI KAWAHARA
40
"...Aku mengerti bahwa ini tidak akan pernah terjadi tanpa kau memberitahku. Aku
sangat sulit membayangkan minions dapat lolos dari pencarian Integrity Knight dan
melewati Gunung tinggi di Ujung, terbang sepanjang jalan menuju pusat...dan untuk
tinggal di lokasi tinggi di Katedral Pusat juga. Lupakan..."
"Lupakan seseorang yang memiliki kekuasaan tinggi di gereja dengan sengaja
meletakkan mereka di sini...Perbuatan seperti itu pasti mustahil...?"
Alice merengut padaku, setengah dari kesadarannya dipenuhi dengan kata-kata
yang terpotong, tapi tidak membuat usaha untuk membantah. Mengembalikan
pandanganku pada tiga gargoyles, minions, yang masih melayang, aku bertanya
sekali lagi.
"Beritahu aku satu hal. Apakah minions itu memiliki kecerdasan? Apakah mereka
berbicara seperti manusia?"
Alice, yang mengembalikan pandangannya menuju depan juga, kelihatannya
menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Itu benar-benar mustahil. Tidak seperti goblin dan orc yang hidup di tanah
kegelapan, minions sama sekali tidak hidup. Mereka adalah familiar tak bernyawa
yang diciptakan dari gumpalan tanah oleh penyihir yang melayani Dewa kegelapan,
Vector...mereka hanya mengerti suatu perintah sederhana dari master mereka."
"...Aku mengerti."
Aku menyembunyikan, nafas kelegaan yang pelan dari Alice.
Aku juga sudah cukup sadar bahwa ini tidak lebih dari memperlambat masalah yang
ada di hadapanku, tapi aku masih merasakan keraguan yang kuat untuk membunuh
keberadaan yang memiliki fluctlights yang sama seperti manusia bahkan sampai
sekarang.
Bayi di dunia ini lahir hanya diantara pasangan laki-laki dan perempuan yang
menikah dengan persetujuan dari Gereja Axiomsystem command yang khusus
untuk itu kelihatannya adaatau seperti itu penyihir, Cardinal, telah katakan.
Penduduk yang tinggal di Dark Territory bukanlah pengecualian. Jika memang
begitu, minions yang diciptakan oleh sacred arts tidak darkness arts tidak memiliki
fluctlights, tapi kode program seperti hewan liar.
Melihat dari sudut pandang itu, rasa permusuhan yang memancar dari mata
sederhana minions yang seperti serangga memiliki gerakan digital yang berbeda
dibanding dengan monster mob yang aku lawan di SAO. Status mereka mungkin
berganti dari mengawasi menjadi menyerang, saat tiga monster itu
menggerakkan sayap mereka dengan kuat secara bersamaan dan melambung
tinggi ke atas.
"Mereka datang!"
REKI KAWAHARA
41
Aku berteriak dan mengacungkan pedang kesayanganku sekali lagi. Mosnter yang
terbang lurus menuju ke sini adalah monster dengan piton emas yang masih
tertusuk di perutnya, mungkin disebabkan oleh kemarahan yang kebencian yang
dimilikinya pada waktu sebelumnya.
Kali ini, cakar di kedua tangannya membuat serangan beruntun dan bukan ekornya.
Itu tidak dapat dikatakan cepat, tapi aku kesulitan untuk mendapat waktu yang tepat,
untuk bertarung dengan monster untuk pertama kalinya pada saat ini. Membuat
diriku untuk menangkis cakarnya dengan pedangku, aku menunggu kesempatan,
lalu melihat bayangan sekilas dari dua monster yang tidak terluka dengan cepat
turun menuju Alice di ujung kiri dari penglihatanku.
"Hati-hati, ada dua dari mereka datang ke arahmu!"
Meskipun peringatanku, dibuat karena kekhawatiran yang tulus untuk knight
perempuan itu, suara yang terdengar kembali sama sekali berbeda.
"Apa yang sebenarnya kau pikirkan tentang diriku?"
Dengan cepat merendahkan pinggangnya, dia mengacungkan Fragrant Olive
Swordnya mendatar di sisi kirinya.
Dobaa! Dengan suara tebasan yang sangat keras dan berat, kilauan emas dari
tebasan pedangnya cukup menyilaukan bahkan di cahaya yang samar-samar ini.
Hanya, satu tebasan di tengah tanpa gerakan hebat atau tehnik menyambungitu
adalah apa yang disebut dengan tehnik dasar di Aincrad style, Horizontal.
Tetapi, kecepatan dan beratnya sudah cukup untuk membuat keringat dingin keluar
dari tubuhku hanya dengan menatapnya dari samping. Apa yang mendesakku tanpa
kesulitan di pertarungan di lantai kedelapan puluh adalah tingkat yang luar biasa dari
kekuatan dari satu tebasan yang tidak dapat membuat musuh menghindar atau
menangkis. Itu mungkin dengan mudah menghancurkan keyakinanku pada
keunggulan skill tebasan beruntun yang aku selalu gunakan selama hidup lama di
VRMMO.
Dihadapan Alice, yang setelah mengayun pedangnya, empat tangan dari dua
minions terjatuh. Mengikuti itu, meskipun bagaimana itu seharusnya berada di luar
jangkauannya, anggota geraknya terbelah di sekitar dada mereka tanpa suara.
Banyak darah kehitaman tersembur keluar dari monster itu yang tertabrak tanpa
mengeluarkan satupun teriakan. Tentu saja, tidak ada satupun tetesan darah yang
terkena Alice.
Integrity Knight yang mengangkat tubuhnya seolah-olah tidak ada apapun yang telah
terjadi berbalik kepadaku, masih berada dalam pertarungan bertahan satu sisi, dan
berbicara dengan nada yang sedikit menyindir.
"Apa kau membutuhkan bantuan?"
REKI KAWAHARA
42
43
menaruh itu di punggungku, tapi tidak ada satupun sabung pedang bertipe pengikat
bahu di ruangan penyimpanan peralatansaat aku melihat ke arah knight itu dari
sampingku.
"...Apa?"
"Tidak, aku hanya berpikir bahwa kau menggunakan skill pedang yang aneh.
Tentang bagaimana itu mungkin menarik pengunjung jika kau melakukan itu di
teater saat festival pertengahan musim panas."
"Hm, terima kasih."
Setelah membuat senyum masam pada knight hebat itu, yang menggunakan ejekan
dari setiap satu hal kecil, aku melihat ke arah wajah Alice dari depan. Aku
mengatakan pertanyaan yang tiba-tiba muncul di pikiranku.
"...Apa kau pernah melihat festival pertengahan musim panas di Centoria? Jika aku
mendeskripsikan itu, aku akan mengatakan bahwa itu adalah festival untuk
penduduknya, dengan hampir semua siswa yang terlahir sebagai bangsawan kelas
atas di Akademi Master Pedang akan pergi ke sana..."
Tentu saja, ada pengecualian, seperti Solterina-senpai, yang aku layani sebagai
valet, mengharapkan itu setiap tahun. Pikiran nostalgia itu terlintas di pikiranku
sebelum Alice menghela nafas.
"Tolong jangan menghubungkan aku dengan bangsawan kelas atas yang berlaku
seperti itu. Tentu saja aku telah...pergi..."
Kata-kata mengejek itu sedikit demi sedikit menjadi lambat dan pada akhirnya
terhenti.
Knight itu mengerutkann dahinya dengan mulutnya masih sedikit terbuka dan
menatap ke bawah seolah-olah dia mencari sesuatu. Mengangkat tangan kirinya
yang kehilangan sarung tangan besinya, dia menekan ujung jarinya pada dahi
halusnya. Alice menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan cara itu dan perlahan
mengangkat wajahnya, lalu berguman dengan nada yang kelihatannya sedikit
samar-samar.
"Tidak...Aku mendengar festival itu...dari seorang bangsawan. Integrity
Knight...Dilarang untuk berbaur dengan penduduk kota selain dari saat tugas, jadi..."
"......"
Itu hanya hal yang biasa saja, Integrity Knight mempercayai bahwa diri mereka
adalah keberadaan yang dipanggil dari Celestial World oleh pemimpin tertinggi,
Administrator, tapi itu sebenarnya salah. Administrator telah mengambil
pengetahuan dan kesadaran manusia dari Dunia Manusia menuju katedral, lalu
membuat mereka menjadi knight dengan ingatan mereka sebelumnya disegel
dengan Synthesis Ritual. Karenanya, itu akan buruk jika knight itu mengunjungi
REKI KAWAHARA
44
dunia di bawah yang jauh lebih dari dibutuhkan dan bertemu secara tak terduga
dengan keluarga mereka sebelumnya.
Nomor Alice adalah thirty[4], yang berarti dia adalah knight terbaru setelah Eldrie
Synthesis Thirty-one yang baru saja menjadi Integrity Knight di musim semi ini. Dia
kelihatannya telah synthesized dalam satu tahun dari sekarang dan gadis ini diambil
pergi dari Desa Rulid delapan tahun lalu, jadi dia sebenarnya memiliki jangak waktu
kosong selama tujuh tahun.
Bagaimana sebenarnya Alice menghabiskan waktu di katedral...Aku tidak tahu dia
belajar sacred arts sebagai sister, atau mungkin menghabiskan dengan dibekukan
oleh Administrator. Tetapi, mungkin dia pernah mengunjungi festival pertengahan
musim panas Centoria sebelum dia menjadi knight? Mungkinkah ingatan itu, yang
seharusnya telah tersegel, bangkit untuk sekejap disebabkan oleh percakapan
sebelumnya?
Jika memang begitu, jika aku hendak melanjutkan percakapan ini tentang festival
pertengahan musim panas sekarang, piety module yang menyegel ingatan Alice
dapat terlepas seperti apa yang terjadi ketika aku bertarung dengan Eldrie bukan!?
Setelah memikirkan itu, aku mulai untuk membuak mulutku sekali lagi. Tetapi, aku
menggeretakkan gigiku dengan keras setelah mengambil nafas dalam.
Cardinal telah mengatakan. Bahwa untuk mengubah Integrity Knight Alice menjadi
Alice Schuberg, teman masa kecil Eugeo, hanya dengan menarik piety module
tidaklah cukup. Dan bagian ingatan yang paling terpenting yang diambil dari Alice
oleh pemimpin tertinggi benar-benar dibutuhkan. Karena itu, jika module Alice
dilepaskan sekarang, gadis itu seharusnya kehilangan kesadarannya dalam sekejap
dan menjadi tidak dapat bergerak. Aku mungkin lebih baik menghindari itu untuk
keadaan sekarang dimana kita tidak akan tahu ketika musuh berikutnya akan
muncul.
Yang pertama dan terpenting, Alice tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan ketika
dia melihat Eugeo yang dia berteman baik denganya selama beberapa tahun di
Rulid. Dengan kata lain, itulah bagaimana kuatnya segel pada ingatan Alice.
Kesempatan untuk melepaskan module dengan topik seperti festival pertengahan
musim panas sangatlah tipis dan di sisi lain, itu bahkan mungkin menyebabkan
kecurigaannya padaku meningkat.
Alice dengan curiga menatap pada wajahku saat aku masih memikirkan itu dengan
diam, tapi dengan segera memarahiku seolah-olah dia menyadari sesuatu.
"Darah minion akan menyebabkan penyakit. Bersihkan itu dengan benar."
"Nn? Aah..."
Aku menyadari untuk pertama kalinya beberapa tetes darah yang tersembur keluar
dari monster itu telah mengenai pipi kiriku tepat Alice tunjuk sekarang. Pada saat
REKI KAWAHARA
45
aku mencoba untuk membersihkan cairan berbau tajam itu dengan kerah bajuku,
teguran yang keras segera terdengar.
"Hei!"
Itu pasti sudah satu tahun telah berlalu semenjak seseorang memarahiku dengan
cara seperti itu...Alice menatap padaku, yang masih kebingungan, dengan ekspresi
yang benar-benar frustasi.
"Aah, sudah cukup, kenapa laki-laki selalu...Apa kau bahkan tidak membawa
satupun sapu tangan?"
Aku memeriksa di sekitar saku celanaku, tapi di sebelah kanan kosong dan di kiri
memiliki sesuatu yang bukan sapu tangan terisi di dalamnya. Aku menjawab pelan
dengan kepalaku tertunduk.
"A-Aku sama sekali tidak punya..."
"...Baiklah, gunakan ini."
Alice menarik keluar sapu tangan dari rok panjangnya yang berwarna putih murni,
lalu menyerahkan itu padaku dengan ekspresi yang menunjukkan kemarahan yang
datang dari dalam hatinya.
Pikiran untuk mengangkat rok knight hebat itu dan mengusapkannya pada pipiku,
jika dia mencoba untuk menganggapku seperti anak kecil dari sekolah dasar,
terlintas di dalam pikiranku, tapi aku menghentikan pikiran itu karena itu akan
menjadi akhir dari hidupku.
Meminjam sapu tangan dengan sisi yang rumit yang tidak memiliki satupun noda
padanya dengan ucapan terima kasih, ketika aku mengusap pipiku dengan itu malu,
darah minion benar-benar terhisap ke dalamnya, membersihkan itu tanpa sisa,
seolah-olah suatu art untuk membersihkan noda telah terpasang pada itu.
"Terima kasih banyak."
Sensei, aku menahan dorongan untuk menambah kata itu sementara mencoba
untuk mengembalikan sapu tangan itu, tapi knight hebat itu dengan cepat
memalingkan wajahnya dan mengatakan satu kalimat
"Cuci dan kembalikan itu padaku sebelum kau ditebas olehku."
Masa depan akan terlihat sangat suram. Bagaimana aku dapat untuk membujuk
knight hebat ini untuk menghindari pertarungan setelah kita kembali ke dalam
menara dan untuk bertemu dengan Eugeo?
Bayangan patnerku, yang mungkin sedang memanjat dengan tangga di dalam
menara bahkan sampai sekarang, terlintas di dalam pikiranku saat aku melihat ke
arah sekitarku, dan menyadari cahaya matahari benar-benar sudah menghilang dan
REKI KAWAHARA
46
47
kelompok goblin dan menebang jatuh Gigas Cedar bersama-sama, dia memberikan
keyakinan dan tujuan pada Eugeo untuk sekali lagi.
Dia selalu berada di sampingnya ketika mereka berpetualang dari Desa Rulid, ketika
mereka melanjutkan menu pusat melalui Kota Zakkaria, dan ketika mereka berlatih
hari demi hari di Akademi Master PedangKirito ada disana. Meskipun itu sangat
jauh dari rencana awal mereka, mereka berhasil menyusup pada tujuan terakhir
mereka, Katedral Pusat Gereja Axiom, dan melewati berbagai rintangan yang
datang dari pemimpin tertinggi tidak ada kesalahan bahwa itu berkat dari patner
berambut hitamnya yang membantu dan menghiburnya.
Dan walaupun begitu, meskipun bagaimana lantai tertinggi hanya beberapa lantai
jauhnya, Kirito telah menghilang dari pandangan Eugeo. Di tengah-tengah
pertarungan melawan Integrity Knight Alice Synthesis Thirty, diciptakan dari teman
masa kecilnya, Alice Schuberg, dengan ingatan, palsu yang tertanam padanya, full
armament control art Kirito tercampur dengan full armament control art knight itu dan
menimbulkan kekuatan abnormal dan membuat lubang besar di dinding katedral.
Mereka berdua terhisap keluar dari menara ini dalam sekejap mata dan lubang
besar itu kembali menjadi dinding yang semula dengan segera setelah itu terjadi.
Dinding marbel itu tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak sedikitpun bahkan
setelah diserang dengan art menyerang thermal element yang memiliki kekuatan
yang tinggi.
Kemungkinan, dinding luar katedral memiliki art untuk memperbaiki sendiri secara
permanent yang digunakan padanya. Sacred art berangking tinggi yang sangat
hebat yang bahkan membuat Eugeo tidak dapat memikirkan kalimat pertama untuk
itu dalam sebatas pengetahuannya. Karena itu, bahkan jika dia menggerakkan
dinding batu itu hanya beberapa cen setelah usaha kerasnya, itu mungkin akan
kembali pada keadaan yang semula. Membuka lubang di dinding, bahkan untuk
sesaat, pasti itu disebabkan oleh full control arts Kirito dan Integrity Knight Alice
menyembunyikan kekuatan yang melebihi apa yang pengguna art duga dari art
memperbaiki sendiri dari dinding luar menara itu.
Untuk mengatakan hal itu secara lain, mereka tidak dapat mati dengan hanya
terlempar keluar jika mereka memiliki kekuatan seperti itu. Terutama Kirito, yang
pasti memiliki kemampuan untuk bereaksi terhadap situasi tidak terduga bahkan
ketika dibandingkan dengan Integrity Knight berangking tinggi, Dia pasti telah
menahan kejatuhannya dan telah memulai memanjat dari luar menara. Dan itu
kelihatannya berlaku pada Integrity Knight Alice juga.
Alice yang sekarang adalah penjaga dari Gereja Axiom yang mutlak, jadi dia tidak
dapat membayangkan dia bekerja sama dengan Kirito, tapi setidaknya, dia
seharusnya mengejar dibelakangnya jika dia memanjat dinding. Kesempatan untuk
menggunakan pisau pendek yang diberikan oleh Cardinal seharusnya akan muncul
dengan sendirinya jika dia dapat bertemu dengan mereka di suatu tempat di lantai
lebih tinggi.
REKI KAWAHARA
48
Mempercayai itu, Eugeo membuka pintu di bagian ujung selatan dari lantai
kedelapan puluh, Cloudtop Garden, dan mulai menaiki tangga besar itu seorang
diri. Semua anak tangganya sementara menyingkirkan perasaan kesepian dan
ketidakberdayaan yang kelihatannya merayap di punggungku bahkan semenjak dia
menjadi seorang diri.
Itu tidak akan aneh untuk terseret pada pertarungan baru di setiap waktu, jadi dia
menghentikan larinya dan berjalan dengan waspada, tapi dia tidak merasakan
keberadaan manusia bahkan setelah melewati lantai kedelapan puluh satu dan
kedelapan puluh dua.
Mereka telah mengalahkan Frost Scale Whip Eldrie, Conflagrant Flame Bow
Deusolbert, murid knights, Fizel dan Linel, Heaven Piercing Sword Fanatio dan
anak buahnya, Four Oscillation Blades, itu akan membuat hitungan menjadi
sembilan Integrity Knight secara keseluruhan, tapi seseorang yang dipanggil
Komandan Integrity Knight dan Kepala Pemimpin masih berada di dalam
menara, dan tentu saja, pemimpin tertinggi, Administrator, terbaring menunggu juga.
Dia sangat sulit untuk membayangkan seseorang yang paling suci di Gereja Axiom,
dan lebih jauh lagi, dunia, tiba-tiba akan muncul, tapi Komandan Integrity Knight dan
Kepala Pemimpin tidak akan membiarkannya lewat menuju lantai tertinggi tanpa
perlawanan. Karena itu, dia menajamkan inderanya hingga batasnya dan dengan
hati-hati menaiki tangga dengan Blue Rose Sword di tangan kanannya, tapi
pikirannya tidak dapat memikirkan apapun selain memikirkan pikiran yang
berlebihan itu.
Apa yang Kirito dan Integrity Knight Alice lakukan pada saat sekarang?
Apa Alice mengejar Kirito saat dia memanjat dinding luar menara? Atau mungkin
pertarungan mereka terus berlanjut hingga sekarang bahkan pada saat
bergelantungan di dinding menara? Atau mungkin...kebaikan misterius dari manusia
yang dikenal sebagai Kirito bahkan telah membuat Alice, menjadi terdiam saat dia,
menarik kembali pedangnya...?
Eugeo merasakan perasaan yang tidak dikenalnya muncul di dadanya pada saat dia
memikirkan itu. Itu berperan sebagai pendorong, pertentangan yang dia rasakan
ketika dia mengayun pedangnya pada Integrity Knight Deusolbert yang terbaring
beberapa jam yang lalu menusuknya sekali lagi.
Menyadari bahwa Deusolbert adalah seseorang yang mengambil pergi Alice dari
Desa Rulid delapan tahun yang lalu, kemarahan dan kebencian mondorong Eugeo
menjadi perbuatan saat dia mencoba untuk menusuk knight yang terbaring itu.
Tetapi, pada saat itu Kirito menahannya, Eugeo merasakan perasaan kebaikan yang
kuat pada teman dekatnya.
Kau tidak akan hanya melihat seperti aku pada saat itu. Kau seharusnya tidak akan
mempedulikan peraturan dan menyerang Integrity Knight dan mencoba untuk
menyelamatkan Alice, dia berpikir seperti itu.
REKI KAWAHARA
49
Kekuatan dan kebaikan dari Kirito bahkan mungkin akan mencapai hati Integrity
Knight, Alice. Tentu saja, Alice yang ada sekarang, dapat disebut palsu dengan
ingatannya diambil oleh pemimpin tertinggi. Tapi...Jika itu adalah Kirito, yang
mencoba untuk menolong Deusolbert dan bahkan Wakil Komandan Integrity Knight
Fanatio, yang membuat dia hampir diambang kematian...Mungkin...
"Itu tidak mungkin."
Berguman seperti itu, Eugeo memaksakan pemikirannya untuk berhenti.
Tidak ada gunanya untuk memikirkannya lebih jauh lagi. Saat mendapatkan bagian
ingatan yang tersimpan di lantai tertinggi dari katedral dan mengembaikan itu pada
jiwa Integrity Knight Alice, maka Alice yang sekarang akan menghilang bersamaan
dengan semua ingatannya. Dan Alice yang sebenarnya, orang yang terpenting bagi
Eugeo, akan kembali.
Aku akan memeluk dengan erat gadis yang terbangun itu dan pasti mengatakan itu
untuk waktu ini juga. Bahwa aku akan melindungimu...Bahwa aku akan
melindungimu selamanya. Kejadian itu akan datang besok, atau malam ini jika
keadaan memperbolehkan itu.
Karenanya, itu tidak perlu untuk memikirkan hal seperti itu untuk sekarang, ini
adalah waktunya untuk tidak melakukan apapun selain dari untuk terus maju.
Pada saat bel jam tujuh berbunyi di malam hari dari suatu tempat di katedral, tangga
itu menjadi terhenti.
Itu membuat hitungan yang dia ingat, setiap lantai yang dilewatinya, mencapai
sekitar sepuluh lantai. Dengan kata lain, ini adalah lantai kesembilan puluh. Dia telah
melangkahkan kakinya pada bagian penting dari Gereja Axiom pada akhirnya.
Tidak ada tangga menuju ke atas yang dapat terlihat di ruangan luas itu. Hanya ada
satu pintu besar di ujung dinding utara. Tidak ada kesalahan bahwa ruangan luas
yang menggunakan seluruh lantainya, seperti lantai kelima puluh dan kedelapan
puluh, terbentang di depan.
Dan dengan itu, musuh yang jauh lebih kuat dari sebelumnya pasti terbaring
menunggu.
Dapatkah aku menang? Memenangkan semua pertarungan hanya dengan diriku
sendiri?
Masih berdiri di ujung dari aula itu, Eugeo bertanya pada dirinya sendiri. Hanya
bagaimana dia dapat bertarung dengan seseorang yang lebih kuat dibandingkan
dengan Fanatio, yang membuat Kirito hampir diambang kematiannya, dan Alice,
yang mereka tidak bisa kalahkan, bahkan saat mereka berdua melawannya.
Tetapi, pada saat dia memikirkan tentang itu untuk sekarang, Kirito telah menahan
semua serangan musuhnya hanya dengan dirinya sendiri dalam pertarungan hingga
REKI KAWAHARA
50
sejauh ini. Eugeo hanya bersembunyi di belakang punggung patnernya dan hanya
mengaktifkan full control artnya.
Kirito telah mengatakan bahwa ini adalah strategi normal memikirkan sifat dari skill
mereka, tapi dengan dia telah terpisah dariku, Eugeo tidak memiliki pilihan lain
selain dari untuk bertarung dari awal hingga akhir.
Perlahan menarik Blue Rose Sword di pinggang kirinya, dia memastikan sensasi
dari ganggang dan penahannya. Dia mungkin dapat menggunakan full control art
hanya untuk satu kali lagi, tapi dia tidak dapat menahan musuh dengan sulur es
hanya dengan mengaktifkannya secara membabi buta. Dia pertama harus melawan
musuh hingga terpojok melalui ilmu pedang murni dan menciptakan celah.
"...Sudah waktunya."
Dengan membisikkan itu pada pedang kesayangannya, Eugeo mengangkat tangan
kanannya dan dengan kuat mendorong pintu putih itu hingga terbuka.
Apa yang segera mendekat adalah sebuah asap putih, sangat terang, yang tebal,
dan suara keras, yang tidak berhenti.
Sacred arts penyerangan!?
Berpikir seperti itu secara insting, Eugeo mencoba untuk melompat menjauh, tapi dia
menyadari kabut putih yang mengalir keluar bukanlah asap, tapi uap. Tangan dan
lengan bajunya hanya menjadi basah saat menyentuhnya, tidak ada rasa sakit. Dia
menilai interior disekitar uap panas yang menyebar itu.
Seperti yang diduga, itu benar-benar luas yang menghabiskan seluruh area dari satu
lantai katedral. Tak terhitung lampu telah terpasang di langit-langit yang tinggi juga,
jadi itu kelihatannya memiliki nama yang menyerupai Cloister of Spiritual Light
atau Cloudtop Garden tapi dia memiliki keinginan untuk mencari tahu itu
sekarang. Permukaan lantainya tidak dapat terlihat melalui uap yang
menghalanginya, tapi kelihatannya tidak ada keberadaan manusia.
Eugeo hanya melangkahkan kakinya beberapa langkah ke dalam ruangan dan
mencoba untuk menemukan sumber dari uap itu, Ketika dia melakukannya, dia
menyadari dengan telinganya, daripada matanya, suara percikan air. Tidak ada
kesalahan bahwa itu adalah suara dari sejumlah besar air yang terjatuh ke air,
datang dari suatu tempat yang jauh.
Itu adalah ketika udara dingin yang mengalir dari pintu yang masih terbuka dan
menyingkirkan uap yang ada di sekitarnya.
Lantai marbel dengan kira-kira ukuran sedikitnya lima mel memanjang lebih dalam
menuju ruangan dari posisi Eugeo. Sisi dari jalan itu terdapa lubang ke bawah
dengan pijakan dan terisi di sana, adalah air murnitidak air panas. Itu kelihatannya
memiliki kedalam lebih dari satu mel, dan Eugeo bahkan tidak dapat untuk mulai
REKI KAWAHARA
51
membayankan berapa banyak lil dari air panas secara keseluruhan untuk mengisi
seluruh ruangan ini.
"...Tepatnya, ruangan apa ini sebenarnya..."
Suara serak Eugeo keluar saat melihat pemandangan yang jauh dari yang dia duga.
Suhu dari air di sini terlalu panas bagi kolam untuk memelihara ikan atau hewan
lainnya dan kelembapannya tidak cukup nyaman untuk menjadi taman untuk
dikagumi. Itu akan jauh lebih nyaman untuk melepas pakaian dan melompat menuju
air
"Ah......Jangan bilang padaku kalau ini..."
Setelah berguman seperti itu sekali lagi, dia belutut di sisi dari jalan itu dan
memasukkan tangan kanannya pada air panas. Itu tidaklah panas maupun hangat,
itu adalah suhu yang Kirito akan berkata "Suhu air yang bagus" jika di di sini.
Dengan kata lain, ini adalah pemandian besar.
"........."
Bahkan tidak ada kata-kata yang lebih jauh lagi keluar darinya, Eugeo menghela
nafas dengan dalam sambil berlutut.
Rumahnya yang hanya sampai dua tahun lalu menggunakan bak besar sebagai
tempat mandi dan pada waktu itu Eugeo memasukinya sebagai orang terakhir,
hanya setengah dari air panas yang seharusnya telah tersisa. Karena itu, dia
menjadi tercengang pada saat dia pertama kali melihat pemandian besar di asrama
akademi dan memikirkan bagaimana air panas sebanyak itu dapat dipanaskan.
Tetapi, pemandian besar ini benar-benar dalam tingkatan yang berbeda.
Seharusnya akan masih ada ruangan bahkan jika semua murid di Akademi Master
Pedang memasuki itu secara bersama-sama. Tidak, tentu saja, murid laki-laki tidak
mungkin untuk dapat memasuki pemandian besar itu bersama dengan murid
perempaun, bagaimanapun juga.
Setelah menghela nafas lagi, Eugeo mengambil kesempatan untuk mencuci kedua
tangannya pada air panas dan berdiri, menahan keinginannya untuk mencuci
mukanya juga. Dia mulai untuk berjalan di lantai marbel yang kelihatannya menuju
lebih dalam dari ruangan itu, ke arah tangga menuju lantai ke atas. Tidak peduli
bagaimana hal yang ada di sini, mendapat di serang di pemandian itu akan menjadi
terlalu
Atau seperti itu yang dia pikirkan sebelum dia menyadarinya meskipun terlambat.
Jalannya melebar menjadi lingkaran di bagian tengah dari ruangan yang luas ini,
pemandian besar. Ketika dia mendekat, Eugeo akhirnya merasakan bayangan
seseorang dibalik uap yang berada di atas permukaan air, di sebelah kanan.
REKI KAWAHARA
52
"!?"
Secara insting melompat ke belakang, dia menaruh tangannya pada gagang
pedangnya.
Dia tidak dapat melihatnya secara jelas dengan uap yang menghalanginya, tapi
orang itu memiliki tubuh besar yang terlatih. Rambut pendek dan tidak feminim.
Berendam hingga sampai di bahunya pada air panas, dia merentangkan keempat
anggota tubuhnya.
Orang itu kelihatannya hanya mandi daripada terbaring menunggu, tapi dia tidak
dapat menurunkan pertahanannya. Tidak peduli keadaaannya, itu tanpa kesalahan
adalah musuh, jadi mungkin dia seharusnya mencoba untuk melakukan serangan
lebih dahulu sementara musuhnya masih berada di dalam air.
Itu terjadi ketika Eugeo perlahan menarik keluar pedang kesayangannya dari
sarungnya.
"Maaf, tapi bolehkah kau menunggu untuk sebentar saja? Maksudku, aku baru saja
sampai di pusat beberapa saat yang lalu, jadi tubuhku menjadi kaku dari menaiki
naga terbang."
Suaranya sangat rendah dan tidak bertenaga, tapi memiliki kekuatan. Perkataan
yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan semua orang yang pernah dia
temui di katedral dan tanpa disadarinya membuat dia terdiam. Kurangnya sopan
santun mengingatkan dia pada petani di kampung halamannya dibandingkan
dengan knight.
Sementara Eugeo masih tidak dapat menentukan reaksinya, suara percikan
terdengar dan uap yang menutupi pemandian besar itu terpisah ke kiri dan ke
kanan.
Pemilik dari suara itu memiliki tetesan air yang menetes dari seluruh tubuhnya
seperti air terjun sementara dia berdiri. Dengan punggungnya membelakangi Eugeo,
dia menaruh kedua tangannya pada pinggangnya dan memutar lehernya,
mengeluarkan suara pelan. Dia kelihatannya penuh dengan celah, tapi Eugeo tidak
mengambil langkah dengan tangannya masih memegang pedangnya.
Tubuhnya benar-benar sangat besar. Bagian dibawah lututnya masih berada di
bawah air panas, tapi meski begitu, itu sangat jelas bahwa tinggi orang itu mendekati
dua mel. Lebih jauh lagi, bahu yang menghubungkannya benar-benar sangat lebar.
Lengannya, pada tingkatan yang keras, pasti mampu untuk mengayun pedang
dengan mudah, tidak peduli bagaimana beratnya itu.
Apa yang paling menarik perhatian matanya adalah punggungnya, yang ditutupi
dengan lapisan otot. Gorgolosso Baltoh, yang Eugeo layani sebagai valet, dapat
membanggakan tubuhnya yang terlatih juga, tapi seseorang di pemandian ini telah
mencapai tingkatan baru dari ukuran tubuhnya. Meskipun dia tidak kelihatan muda,
tidak ada pengenduran sama sekali di sekitar pahanya.
REKI KAWAHARA
53
Saat pandangannya terpaku pada posisi berdiri dari seseorang itu, yang kelihatan
seperti dewa perang kuno, Eugeo gagal untuk segera menyadari luka lama yang tak
terhitung jumlahnya membujur di seluruh tubuhnya. Melihatnya secara baik-baik, dia
melihat bahwa itu adalah luka dari panah dan pedang. Bekas luka, bahkan dari luka
yang parah, seharusnya tidak akan tersisa jika itu disembuhkan dengan sacred arts
berangking tinggi, jadi itu berarti dia pasti selalu bertarung di medan pertempuran
yang bahkan menyebabkan perbuatan itu menjadi mustahil, untuk jangka waktu
yang lama.
Seseorang yang berada di pemandian itu, kemungkinan besar, adalah seseorang
yang dipanggil Komandan Integrity Knight.
Dengan kata lain, seseorang paling kuat diantara semua Integrity Knight. Rintangan
terbesar yang mampu menggagalkan perjalanan Eugeo menuju puncak Katedral
Jika memang begitu, itu akan jauh lebih baik untuk menebas dan mengalahkan
orang itu sementara dia tidak memiliki senjata dan armor. Kirito pasti akan
melakukan itu. Bahkan sementara pikirannya memikirkan itu, Eugeo masih tetap
terdiam.
Dia tidak dapat menduga apakah punggung seseorang itu penuh dengan celah atau
atau tanpa celah dengan penuh persiapan. Dia bahkan dapat membayangkan orang
itu akan memancingnya untuk menyerang.
Tidak mempedulikan pada keraguan Eugeo, orang itu selesai merenggangkan
tubuhnya, lalu mulai berjalan menuju utara saat dia keluar dari air panas. Keranjang
yang ditaruh sedikit jauh di depan jalan yang kelihatannya memiliki pakaian di
dalamnya.
Setelah mengambil beberapa langkah dan berdiri di dekat ujungnya, orang itu
mengambil keluar celana pendek dari keranjang dan memakainya melalui kakinya.
Lalu, dia membuak lebar pakaian yang tipis dan mengenakannya, itu kelihatannya
pakaian itu dibuat dari kerajaan utara dan sementara melilitkan kain lebar yang ada
dengan pakaian sebelumnya, orang itu akhirnya membalikkan wajahnya pada
Eugeo.
"Yo, maaf karena membuatmu menunggu."
Dia memiliki penampilan kuat yang cocok dengan suara dalam, yang tidak
bertenaga juga.
Kerutan yang terlihat di dekat mulutnya tampaknya menunjukkan orang itu berumur
lebih dari empat puluh ketika dia menjadi Integrity Knight, tapi pipinya yang terbagi
oleh batang hidung tingginya tidak mengendur dalam berbagai hal. Tetapi, apa yang
meninggalkan kesan dalam adalah cahaya yang dilepaskan oleh matanya dari
bawah alis menonjolnya.
Meskipun kekurangan apa yang dapat dikatakan sebagai haus darah pada mata,
biru terang yang pucat, dia merasakan tekanan kuat dari hanya berhadapan
REKI KAWAHARA
54
dengannya pada jarak lima belas mel jauhnya. Pandangannya kelihatannya memiliki
ketertarikan murni pada lawan yang akan saling menyilangkan pedang, dan
kegembiraan dari pertarungan itu sendiri? Seseorang yang dapat melihat musuhnya
dengan mata seperti itu adalah seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang
hebat pada ilmu pedang mereka. Dengan kata lain, orang ini menyerupai Kirito
entah bagaimana.
Setelah selesai mengikat ikat pinggang di depan tubuhnya, orang itu menggerakkan
tangan kanannya pada keranjang pakaian. Dengan itu, pedang panjang perlahan
keluar dari dasar keranjang, memegang itu pada tangan kekarnya. Membawa itu
pada bahunya, dia mulai berjalan pada lantai marbel dengan kaki telanjangnya yang
basah.
Masih berdiri setelah mendekat sampai hanya delapan mel atau seperti itu dari
Eugeo, orang itu mengusap dagu kerasnya yang memiliki janggut kecil tumbuh pada
itu dan berbicara.
"Kau. Dapatkah kau memberitahuku sesuatu sebelum kita bertarung?"
"...Apa?"
"Sebenarnya, itu...apakah Wakil Komandan Integrity Knight...Apakah Fanatio mati?"
Nada kaku, seolah-olah meminta menu untuk makan malam, membuat Eugeo
merasa seperti menyangkal dengan "Apa kau berbicara tentang wakilmu?" Tetapi,
dia dengan segera menyadari kekakuan yang terlihat samar-samar dari ekspresi
orang itu saat dia mengalihkan pandangannya menuju ke samping. Meskipun benarbenar sangat khawatir tentang itu, dia kelihatannya dengan enggan untuk
memperlihatkannya. Itu, juga, membawa pikiran pada patnernya yang tidak ada.
"...Dia masih hidup. Dia menerima perawatan untuk sekarang...aku yakin."
Setelah mendengar jawaban Eugeo, orang itu dengan lega mengeluarkan nafas
dalam dan mengangguk.
"Aku mengerti. Aku tidak akan mengambil hidupmu kalau begitu."
"Apa......"
Sekali lagi, dia kehilangan kata-kata. Itu kebanggaan yang sangat besar bahwa tidak
ada ruang untuk curiga pada itu adalah gertakan.
Kepercayaan diri adalah senjata terbesarnya untuk sekarang, atau seperti itu yang
Kirito pernah bilang, tapi bahkan dia tidak dapat menunjukkan ketenangan sebesar
ini di depan musuh yang kuat. Sumber dari harga diri sekeras batu yang dimiliki oleh
orang yang besar dihadapan matanya munkin mustahi untuk baik, Kirito dan Eugeo
untuk dapatkanpengalaman memenangkan pertarungan hebat yang tak terhitung
jumlahnya, yang sudah cukup dari setiap dari semua luka pada tubuhnya.
REKI KAWAHARA
55
Tetapi, bahkan jika jumlah secara besar lebih rendah dibandingkan dengan dia,
Eugeo telah mengalahkan Integrity Knight, persis seperti orang ini, yang berjumlah
lebih dari satu selama perjalanannya menuju ke sini. Menunjukkan kelemahan
sebelum mereka saling menyilangkan pedang akan menjadi tidak dapat dimaafkan
pada Integrity Knight yang telah kalah, pada Gorgolosso dan instruktur akademi
yang melatih Eugeo, dan tentu saja, pada patner berambut hitamnya.
Mengumpulkan semua semangat bertarung yang dia punya, Eugeo menatap pada
orang itu secara langsung. Dia berbicara dengan kekuatan di perutnya, agar
suaranya tidak bergetar.
"Aku tidak menyukainya."
"Oh?"
Dengan tangannya masih berada di bagian depan dari pakaian oriental, orang itu
mengeluarkan suara yang senang.
"Apa yang kau tidak sukai, anak muda?"
"Fanatio bukanlah satu-satunya dari anak buahmu, bukan? Masih ada Eldrie-san
dan Four Oscillation Blades...dan apakah kau sama sekali tidak peduli apakah
Alice mati atau hidup juga?"
"Aah...Jadi itu adalah hal yang kau permasalahkan."
Orang itu melihat ke atas dan mengusap sisi dari kepalanya dengan ganggang
pedang panjang yang dipegang di tangan kirinya.
"Aku rasa itu seperti ini...Eldrie adalah murid nona Alice dan Four Oscillation Blades,
Dakira, Jeis, Hobren, dan Giro, adalah murid Fanatio. Jadi, itu membuat Fanatio
menjadi muridku, kau tahu? Aku bukanlah seseorang yang menyimpan dendam, tapi
setidaknya, aku akan membalas dendam jika muridku terbunuh, jika semuanya
hanya untuk itu."
Dia tersenyum dengan lebar, lalu menambahkan sesuatu yang baru saja dia ingat.
"...Sebenarnya, nona Alice mungkin menganggapku sebagai gurunya, walaupun
begitu...sejujurnya sekarang, aku tidak tahu siapa yang lebih kuat sekarang di
pertarungan sebenarnya. Itu bahkan tidaklah sulit pada enam tahun lalu ketika nona
kecil itu menjadi murid knight, bagaimanapun juga."
"Enam tahu lalu...murid knight...?"
Melupakan tentang jawaban yang dia tanyakan pada orang itu untuk sesaat, Eugeo
berguman.
Enam tahun lalu berarti dua tahun setelah dia diambil pergi dari Rulid. Kirito telah
mengajarkannya bahwa nama Integrity Knight itu termasuk angka di Pengucapan
REKI KAWAHARA
56
Suci saat mereka memanjat tangga dan itu kelihatannya Alice adalah tiga puluh,
Eldrie adalah tiga puluh satu, dan Deusolbert adalah tujuh. Itu seharusnya tidaklah
terlalu lama ketika Alice menjadi knight, menilai dari nomornya yang cukup baru,
tapi
"...Tapi Alice adalah thirty[1]...Integrity Knight ketiga puluh, bukan?"
Orang itu perlahan memiringkan kepalanya pada pertanyaan Eugeo, tapi dengan
segera mengeluarkan suara "aah".
"Secara umum, kita tidak memiliki kebiasaan untuk memberikan angka pada murid.
Nona kecil itu menjadi thirty tahun lalu ketika dia secara resmi diangkat sebagai
Integrity Knight. Dia jauh lebih memenuhi syarat sebagai satu dengan
kemampuannya bahkan saat enam tahun lalu, tapi dia terlalu muda dan seperti itu..."
"Tapi...Fizel dan Linel memiliki nomor meskipun masih menjadi seorang murid."
Pada saat dia mendengar nama itu, mulut orang itu menjadi berubah seolah-olah dia
baru saja digigit oleh serangga.
"...Itu memang hanya menjdai seperti itu ketika anak kecil itu menjadi knight. Mereka
adalah pengecualian, mendapatkan nomor sementara masih murid. Apa kau
bertarung dengan mereka berdua? Hidup setelah melewati itu sudah mengejutkan
dalam hal yang sangat berbeda dari mengalahkan Fanatio."
"Kita telah dilumpuhkan dengan poison steel dari Ruberyl. Dan hampir di penggal
kepala, bagaimanapun juga."
Eugeo memikirkan lebih jauh sementara menjawab.
Orang itu mengetahui Alice ketika dia masih seorang murid knight. Karena itu,
ingatan Alice telah di segel melalui Synthesis Ritual pada enam tahun lalu...Ketika
dia masih tiga belas tahun, kelihatannya. Kemudian, Alice mempercayai bahwa
dirinya adalah keberadaan yang dipanggil dari Celestial World agar untuk menjadi
Integrity Knight dan terus tinggal di katedral ini...?
Menatap pada Eugeo yang tenggelam pada keheningan, orang besar itu
mengangkat bahunya.
"Sebenarnya aku tidak memiliki rencana untuk kalah darimu, jadi aku ragu nona kecil
yang sekuat diriku telah kalah olehmu. Dari yang aku dengar dari Kepala Pemimpin
sialan itu, kau memiliki patner, huh? Jika orang itu tidak ada, dia mungkin bertarung
dengan nona kecil itu di suatu tempat, eh?"
"...Pada dasarnya seperti itu."
Setelah mendapati dirinya mengangguk, Eugeo kembali menggenggam erat pada
pedangnya. Dia tidak dapat melakukan apapun selain untuk mendapati rasa
permusuhannya berkurang oleh perkataan orang itu, tapi ini bukanlah situasi dimana
REKI KAWAHARA
57
REKI KAWAHARA
58
Pengetahuan dari arti dibalik dari kosa katanya hanya terbatas pada kata yang
digunakan pada upacara sacred art. Karena itu, bahkan Eugeo yang belajar dengan
rajin di akademi, hanya mengetahui arti dari kata seperti element atau generate
dari kosa kata yang terbatas.
Tetapi, meskipun bagaimana dia kehilangan ingatan sebelumnya sebelum muncul di
hutan Rulid dua tahun lalu, Kirito kelihatannya mengetahui sedikit Pengucapan Suci
yang Eugeo tidak ketahui. Kosa kata yang digunakan pada nama secret moves
bukanlah pengecualian, dia mengatakan Sonic Leap memiliki arti melompat
dengan kecepatan suara. Dia sama sekali tidak tahu bagaimana sebenarnya
cepatnya suara bergerak, tapi itu adalah skill hebat yang hidup dengan namanya,
menyerbu ke depan atau ke belakang pada jarak panjang sekitar sepuluh mel
dengan kecepatan mengerikan. Serangan pertama berhasil dengan efektif jika itu
diaktifkan ketika musuh mengambil langkah pertama untuk memperpendek jarak.
Sebuah kerutan vertical yang baru terlihat dengan sendirinya pada dahi orang itu
ketika dia melihat tekanan, yang dilepaskan Eugeo dari tubuhnya dan pedangnya
yang ditaruh di atas bahu kanannya.
"Sekarang itu adalah posisi yang tidak umum, anak muda...Apa kau pernah berlatih
Continual Sword[2], bukan begitu?"
"......!"
Pada saat da mendengar pertanyaan lemah itu, Eugeo menarika nafas dalam.
Untuk lebih lengkapnya, Sonic Leap yang Eugeo gunakan akan melakukan secret
move satu tebasan. Tetapi, itu sama seperti skill tebasan beruntun yang merupakan
inti dari Aincrad style, dalam hal bagaimana itu tidak ada pada style yang diturunkan
di Dunia Manusia. Seperti yang diduga, orang ini bukanlah orang biasa, untuk dapat
mengerti hanya dari satu posisi.
Tetapi, bahkan jika dia dapat menebak bahwa Eugeo dapat menggunakan skill
tebasan beruntun, dia seharusnya tidak dapat untuk merasakan batasan dari
Aincrad style. Selama orang ini tidak pernah bertarung dengan Kirito sebelum dia
kehilangan ingatan.
"...Apa itu akan menjadi masalah bahkan jika aku menggunakan skill tebasan
beruntun?"
Saat menjawab dengan suara rendah, orang itu mendengus.
"Nah, ada beberapa diantara Darkness Knight yang tinggal di Dark Territory yang
menggunakan Continual Sword juga, dan aku melawan mereka yang banyak. Itu
benar-benar bukanlah kenangan bagus...Setelah semua, kami dari sisi ini tidak
dapat menggunakan satupun skill hebat yang bebas sama sekali, kau tahu?"
"...Apa kau memintaku untuk bertarung dengan traditional style?"
REKI KAWAHARA
59
"Tidak, tidak, apakah itu Continual Sword atau apapun itu, aku tidak peduli apa itu,
gunakanlah. Aku tidak mengatakan bahwa ini adalah pengganti dari itu atau apapun
itu, tapi aku akan memulai dengan kartu trufku juga."
Setelah mengubah satu sisi mulutnya menjadi senyuman, orang itu mengangkat ke
atas pedang panjangnya, mengayunkan ke depan dengan tangan kanannya, bahkan
lebih tinggi.
Nafas Eugeo telah diambil pergi sekali lagi dengan segera setelahnya. Pedang abuabu yang lama itu bergetar seperti uap panas. Dia berpikir bahwa itu disebabkan
oleh uap yang mengalir di dalam pemandian besar, tapi tidak peduli seberapa
kerasnya dia melihatnya, dia hanya dapat merasakan saat pedang itu sendiri telah
kehilangan kepadatannya.
Apakah pedang itu sudah dalam keadaan full control state?
Dia berpikir dengan kebingungan sementara dalam posisi mengaktifkan secret
move.
Dia mungkin hanya diajar mengenai armament full control art oleh penyihir
misterius, Cardinal, sebelumnya, tapi dia telah mendapat pengertian yang cukup
bagus pada sacred art ini melalui berbagai kasus dalam pertarungan sebenarnya.
Itu menyerupai secret moves dalam hal bagaimana itu memberikan kekuatan lebih
kuat pada senjata, tapi pada akhirnya, full control art adalah sacred art, jadi itu
membuat pengucapan benar-benar dibutuhkan. Karenanya, itu memperbolehkan
untuk mempertahankan posisi standby diantara mengucapkan kalimat utama art itu
dan mengaktifkan itu dengan kalimat terakhir "Enhance armament", seperti sacred
arts normal.
Jumlah waktu dari mengaktifkan posisi standby pada sacred arts untuk dapat
dipertahankan dengan dipengaruhi pengalaman dan sifat penggunanya. Eugeo
hanya dapat mempertahankan itu untuk beberapa menit jika dia menutup mulutnya
dan mengfokuskan pikirannya, tapi Kirito telah menunjukkan bahwa dia dapat
menahan art sementara berbicara dengan kosentrasi mengejutkan yang dia punya
pada waktu seperti ini.
Dia sama sekali tidak mengetahui jenis skill apa yang ada pada full control art orang
besar dihadapannya, tapi itu adalah bukti bahwa dia berpengalaman, hanya menilai
dari bagaimana dia dapat menahan percakapan panjang saat mengaktifkan posisi
standby. Sebaliknya, Eugeo tidak memiliki waktu untuk mengucapkan art sekarang
dan satu hal atau lainnya, art mawar es tidak dapat menunjukkan kemampuan
sebenarnya di ruangan yang dipenuhi dengan air panas.
Jika memang begitu, dia hanya memiliki satu cara. Dia hanya dapat menebas orang
itu dengan Sonic Leap pada celah yang diciptakan olehnya saat melakukan secret
moveatau mengaktifkan full control artnya, dan mengakhiri pertarungan.
Musuhnya seharusnya menduga serangan Eugeo adalah skill tebasan beruntun, jadi
REKI KAWAHARA
60
itu kelihatannya dia dapat bereaksi pada serangan menyerbu dengan kecepatan
yang sangat tinggi.
Bertekad seperti itu, Eugeo menaruh semua kosentrasinya pada kedua matanya dan
memeriksa keadaan di sekitar orang itu.
Jaraknya kira-kira sekitar delapan mel.
Norkia style, dan juga sekolah diatas itu, High Norkia style, tidak memiliki skill yang
dapat mencapai dari jarak ini. Jadi, jika orang itu bermaksud untuk mengayunkan
pedangnya dari posisinya tanap bergerak, kartu truf yang dia maksudkan pasti
adalah armament full control bersamaan dengan jalur yang memperpanjang
jangkauan tebasannya. Dia harus menghindari itu entah bagaimana dan mengakhiri
itu dengan satu serangan balasan.
Saat Eugeo membayangkannya, orang itu melanjutkan berdiri di tempat itu dan
perlahan menggenggam pedangnya, dalam posisi vertical dengan tangan kanannya,
menuju ke atas. Mulutnya kehilangan senyumannya dan menegluarkan teriakan
yang menggetarkan pemandian besar.
"Aku adalah Komandan Integrity KnightBercouli Synthesis One!!"
Dimana aku pernah mendengar nama itupikiran itu terlintas di pikirannya dalam
sekejap, tapi Eugeo menghilangkan pikiran tidak berartinya dan memfokuskan
seluruhnya pada memahami kemampuan musuh.
Sebuah suara berat terdengar, seseorang yang menamai dirinya Komandan Integrity
Knight melangkahkan kaki kirinya pada lantai marbel itu. Uap di sekelilingnya
tersebar pada saat itu juga.
Pinggang, dada, bahu dan tangan kekar itu bergerak dengan cepat dan mengerikan,
tetapi dengan gerakan yang tenang. Pedang yang pertama kali diangkat lurus ke
atas digerakkan ke kanan, lalu diayun horizontal. Eugeo merasa bahwa itu bentuk
terkuat dari sword skills yang diturunkan diantara traditional styles. Gerakan yang
hanya dapat dirasakan melalui latihan yang ada pada jangka waktu yang sangat
panjang, baik bentuk maupun kesempurnaannya.
Tetapi, semua traditional sword skills memiliki kelemahan yang umum. Sebagai ganti
dari bentuk yang terlalu hebat, lintasan serangannya menjadi dapat diprediksi.
Pada saat pedang Komandan Integrity Knight itu memulai untuk menebas uap putih
secara horizontal, Eugeo telah melompat maju, menuju ke kiri. Itu seharusnya cukup
untuk menghindari secara tipis serangan apapun dari pedang yang melepaskan full
control statenya, apapun itu yang akan keluar.
Udara bergetar di dekat telinga kanannya. Tapi dia tidak merasakan rasa sakit
maupun hantaman.
Aku menghindarinya!
REKI KAWAHARA
61
Mempercayai itu, Eugeo mengaktifkan secret move, Sonic Leap, pada langkah
berikutnya.
"O...oooh!"
Pedangnya bersinar hijau kekuning-kuningan saat dia berteriak. Seluruh tubunya
menjadi lebih cepat, didorong oleh kekuatan yang tidak terlihat, dan Eugeo menjadi
secepat hembusan angin, menyerbu menuju Komandan Integrity Knight yang telah
mengayunkan pedangnya.
Di belakangnya, tekanan udara dari tebasan pedang yang sebelumnya dia hindari
mengenai pintu dari pemandian besar itu dan mengeluarkan suara
Tidak.
Tidak ada apapun yang terdengar. Dia tidak dapat merasakan sedikitpun getaran.
Apakah tebasan yang dikeluarkan Komandan Integrity Knight itu benar-benar cepat?
Atau mungkin itu menghilang sebelum itu mencapai pintu di belakangnya?
Mustahil. Jika itu benar, armament full control art dari Komandan Integrity Knight,
seseorang yang jauh lebih kuat dari Deusolbert dan Fanatio, bahkan akan lebih
rendah dibandingkan dengan full control art Eldrie, meskipun bagaiamana dia hanya
baru menjadi knight satu bulan yang lalu. Serangan Frost Scale Whip Eldrie
sangat cepat seperti petir, mencapai sejauh kira-kira sepuluh mel.
It benar-benar tidak mungkin. Jika memang begitu, apakah skill Komandan Integrity
Knight itu bukanlah serangan bertipe jarak jauh? Tapi pada kenyataannya, Eugeo
belum mendapatkan satupun luka.
Jika memang begitu, orang itu hanya melakukan tebasan latihan? Menampilkan
suatu bentuk, yang sama sekali tidak berbeda dari apa yang siswa lakukan saat
ujian masuk Akademi Master Pedang.
Apa dia membuatku terlihat seperti orang bodoh?
Atau mungkin dia berpikir bahwa dia dapat menakuti seorang anak yang masih
duduk di bangku sekolah dengan hanya satu tebasan latihan? Bagian tengah
kepalanya menjadi panas dengan sekejap saat dia merasakan itu.
Dia terlambat menyadarinya, dan sebagai hasilnya.
Ada sesuatu tepat di depan orang itu yang baru saja mengayunkan pedangnya, di
jalan Eugeo saat dia menyerbu ke depan sementara meninggalkan garis cahaya di
belakangnya dari secret move. Guncangan transparan yang menebas secara
horizontal di udara. Kelihatan seperti uap panas yang menutupi pedang orang itu
tepat sebelum dia memulai tebasan itu.
Tempat itu...dimana dia melakukan tebasan latihan sebelumnya...
REKI KAWAHARA
62
Hawa dingin yang dalam mengalir di punggungnya. Meskipun dia secara insting
mencoba untuk membatalkan serangannya, secret move tidak dapat dihentikan
dengan mudah setelah diaktifkan. Dia menarik pedangnya dan kaki kanannya
tersandung pada kakinya, tapi kecepatannya hanya menurun sedikit dan
Tubuh Eugeo dengan segera bersentuhan dengan uap panas yang tersisa di tengah
udara.
Sebuah hantaman panas yang membakar terkena pada dada kirinya hingga siku
kanannya. Eugeo telah terlempar seperti kain tua yang berkibar di tengah badai,
beputar beberapa kali saat dia terlempar di udara. Sejumlah besar darah yang
membentuk spiral saat itu mengalir keluar dari luka dalam yang tertebas di dadanya.
Dia terjatuh dengan punggung yang terkena duluan pada pemandian di kiri dari jalan
itu. Air terangkat tinggi dan sekelilingnya menjadi berwarna merah pada saat itu
telah berakhir.
"Gu...haaa..."
REKI KAWAHARA
63
REKI KAWAHARA
64
Dia memuntahkan keluar air panas yang telah memasuki tenggorokannya dan itu
juga, menyemburkan darah merah. Itu kelihatannya lukanya telah mencapai paruparunya. Jika dia tidak menghentikan gerakannya, meskipun itu hanya sedikit lebih
terlambat, dengan segera sebelum bertabrakan dengan uap panas, itu bahkan tidak
terlalu aneh untuk tubuhnya telah terbelah dua sekarang.
"System... call. Generate...luminous element..."
Tubuhnya mengapung di pemandian, dia mengucapkan art penyembuh pada aliran
air yang terhenti itu. Untungnya, dia dikelilingi oleh air hangat berjumlah sangat
banyak. Itu seharusnya memiliki jumlah sacred power yang jauh lebih banyak
dibandingkan dengan yang air dingin punya. Itu dapat dikatakan, Eugeo tidak dapat
menyembuhkan lukanya secara menyeluruh yang sangat parah dalam periode
waktu sependek itu dengan kemampuannya, bagaimanapun juga.
Komandan Integrity Knight yang berdiri di tengah jalan dengan tenang melihat ke
arah bawah pada Eugeo yang entah bagaimana berhasil menghentikan
pendarahannya dan mengangkat tubuhnya dengan keadaan sedikit pusing. Dia
telah menyarungkan pedangnya pada sarungnya di pinggang kirinya dan
memasukkan tangan kanannya pada bagian dada dari bajunya.
"Itu benar-benar sangat berbahaya, maksudku, aku tidak pernah berpikir bahwa kau
akan menyerang dengan kecepatan seperti itu. Maaf tentang itu, aku hampir
membunuhmu."
Kata-katanya hanya sedikit yang penting bahkan sampai sekarang, tapi Eugeo tidak
memiliki kekuatan untuk menjawabnya sama sekali dan memaksakan suara serak
dari paru-parunya yang terluka.
"Ap...Apa sebenarnya...skill itu."
"Aku telah mengatakan bahwa aku menggunakan kartu trufku. Aku tidak hanya
menebas udara dengan tebasan latihan, yeah? Jika dapat diartikan...aku menebas
masa depan sedikit ke depan."
Itu membutuhkan waktu sedikit lama untuknya untuk menyadari makna jelas dari
perkataan dari Komandan Integrity Knight itu. Lukanya bergetar, seolah-olah es
telah mendorong pada lukanya meskipun di sekelilingnya air panas, merampas
pikirannya.
Masa depan...telah ditebas?
Itu benar-benar deskripsi yang tepat pada fenomena itu.
Tidak ada kesalahan bahwa Eugeo mengaktifkan Sonic Leap setelah Komandan
Integrity Knight mengayunkan pedangnya. Tetapi, pada saat pedang telah
menyerangnya dari masa lalu, Eugeo menderita dari luka yang parah pada saat dia
menyentuh lintasan dari tebasan itu.
REKI KAWAHARA
65
66
REKI KAWAHARA
67
"Dan jadi, aku memeras otak payahku dan berpikir tentang bagaimana aku menebas
musuh dengan pedangku. Dan pedang ini adalah jawabannya."
Dia membuat suara metal dengan pedang asli yang sepenuhnya berwarna biru besi,
yang masih ada di sarungnya.
"Pedang ini awalnya merupakan bagian dari sacred tool yang disebut jam yang
pernah dipasang di dinding Katedral Pusat, yang kau tahu. Bel Penunjuk Waktu di
tempat yang sama dengan penunjuk waktu melalui suara, tapi benda jam itu
memiliki jarum besar yang menunjuk angka yang dipasang di sekitarnya pada waktu
yang lalu, kau tahu. Maksudku, itu adalah sesuatu yang telah ada semenjak
penciptaan dunia... pemimpin tertinggi menyebut itu System Clock...atau sesuatu
yang aneh seperti itu, aku pikir begitu."
Itu mungkin adalah Pengucapan Suci, tapi kata-kata itu tidak terlalu asing bagi
Eugeo. Itu juga berlaku pada jam yang kelihatannya merupakan Pengucapan
Umum. Mata Komandan Integrity Knight Bercouli menyipit seolah-olah dia hendak
mengingat waktu di masa lalu dan menggerakkan mulutnya sekali lagi.
"Mengutip perkataan pemimpin tertinggi, 'Jam tidak hanya menunjukkan waktu, itu
mencpitakannya'...dia mengatakan itu. Aku benar-benar tidak mengetahui
maksudnya, bagaimanapun juga. Lagipula, pedang ini terbuat dari menempa jarum
jam menjadi pedang. Berbalik dengan Fragrant Olive Sword nona Alice yang
menebas ruang secara horizontal, pedang ini menebas waktu secara vertical.
Namanya adalah Time Piercing Sword...Pedang yang menembus waktu."
Dia mengetahui bahwa itu sangat sulit untuk membentuk bayangan jelas dari benda
yang disebut jam, tapi Eugeo entah bagaimana mengerti apa yang Komandan
Integrity Knight coba untuk katakan. Kekuatan yang dibawa dengan sekejap pada
saat pedang itu diayun kelihatannya memiliki kemampuan untuk memotong waktu
dan mempertahankannya sendiri, dalam fakta sebenarnya. Jika itu mungkin, itu
benar-benar tidak diperlukan lagi untuk menghubungkan tebasan beruntun seperti
Aincrad style. Ketika ditanya alasan kenapa skill tebasan beruntun menggunakan
tebasan beruntun, maka tidak ada alasan lain selain dari memperpanjang durasi
tebasan. Jika Time Piercing Sword Bercouli digabungkan dengan kemampuan
menyerang skill satu tebasan dan akurasi dari skill tebasan beruntun, sword style itu
tidak dapat dikalahkan. Selama itu berada dalam jangkauannya, seperti itu.
Seperti yang dikatakan Bercouli sendiri, hanya ada satu cara untuk melawannya. Dia
hanya dapat bertsrung, dengan memanfaatkan memperpanjang jarak, daripada
waktu.
"Jadi kau akan menyerang dari jarak jauh, itu adalah hal yang kau pikirkan, bukan?
Hal sama juga berlaku pada seseorang yang melihat kemampuanku, semua orang
diantara mereka."
Dia terkejut pada saat pikirannya terbaca, tapi dia tidak dapat dengan mudah
menghentikan pengucapannya sekarang. Dia mungkin telah memprediksikan bahwa
REKI KAWAHARA
68
Eugeo akan menggunakan serangan jarak jauh, tapi dia seharusnya tidak memiliki
cara untuk mengetahui sifat skillnya.
Entah dia mengerti apa yang Eugeo pikirkan atau tidak, Komandan Integrity Knight
itu perlahan mengangkat bahunya.
"Termasuk Fanatio dan Alice, beberapa Integrity Knight yang dipanggil setelah diriku
cenderung untuk memilih full control arts dengan jangkauan panjang karena mereka
melihat skillku...Pasti ada seseorang yang melakukannya karena alasan itu. Tapi
pertama aku akan mengatakan ini, aku tidak pernah kalah dalam satu pertarungan
dengan mereka. Siapapun yang mengalahkanku akan bagus untuk menjadi
Komandan Integrity Knight yang baru dari sekarang, setelah semua. Sebenarnya,
nona Alice mungkin akan melakukannya cepat atau lambat, bagaimanapun juga.
Karena itu, aku berharap pada itu juga. Aku ingin tahu skill apa sebenarnya yang
mengalahkan mereka satu demi satu."
"...Kau benar-benar santai, bukan begitu."
Setelah selesai mengucapkan art beberapa detik yang lalu, Eugeo berguman seperti
itu tanpa berpikir. Tetapi, mungkin karena ketegangannya, full control art berada
dalam status standby pada Eugeo tanpa menjadi batal.
Itu kelihatannya Bercouli membuat pembicaraan yang sangat panjang agar memberi
Eugeo waktu untuk mengucapkan full control artnya. Dia kelihatannya memiliki
keyakinan untuk menghancurkannya pada pertemuan pertamanya apapun skill itu.
Dan meskipun dia membenci untuk mengakuinya, bahkan jika art mawar es berhasil
untuk mengekang Bercouli, dia benar-benar tidak memiliki keyakinan bahwa dia
dapat mengurangi Lifenya dengan cara seperti ini. Sejak awal, itu adalah art yang
berspesialisasi untuk menghentikan gerakan musuh. Tidak, bahkan itu tidak terlalu
meyakinkan akan sukses dengan orang itu sebagai targetnya. Dia mungkin dapat
mengambil kebebasan bergerak untuk beberapa detik paling lama. Cara dia
menggunakan waktu itu akan menentukan aliran pertarungan.
Dengan tetesan air yang menetes ke bawah dari seluruh tubuhnya, Eugeo berdiri
dari pemandian. Hanya memanjat tiga langkah di lantai marbel di sisinya sudah
cukup untuk membuat luka dadanya bergetar. Menderita luka lainnya dengan
kekuatan yang sama kelihatannya bahkan akan membuat dia tidak memiliki
kekuatan untuk menyembuhkan diri.
"Heh-heh, kau datang, anak muda? Biarkan aku mengatakan ini untuk pertama kali,
aku tidak akan menahan diriku lagi."
Dengan erat menggenggam gagang metal dari Time Piercing Sword, Komandan
Integrity Knight itu tersenyum lebar.
Di atas jalan itu, yang terpisah dua puluh mel, Eugeo juga menggenggam Blue Rose
Sword ke depan. Pedang yang dalam posisi standby telah terbungkus dengan es,
membentuk kristal es di uap yang melayang di sekitarnya.
REKI KAWAHARA
69
Kirito kelihatannya akan berkata dengan suatu perkataan pada situasi seperti ini,
tapi mulutnya menjadi kering dan kelihatannya itu sangat sulit untuk
menggerakkannya secara mudah. Mengambil nafas dalam, Eugeo dengan hati-hati
mengucapkan kalimat terakhir dari armament full control art.
"Enhance...armament."
Byuu! Hawa dingin yang berputar di sekitar kakinya dan menyebar ke segala arah.
Eugeo menusukkan pedang kesayangannya yang dia genggam dengan bagian
belakang gagangnya pada lantai batu dengan semua yang dia punya.
Hawa dingin yang membuat permukaan marbel yang sangat halus itu membeku
seperti cermin dengan sekejap. Membuat suara keras seperti kayu yang retak,
gelombang dingin bergerak maju menuju Bercouli di depannya.
Meskipun jalannya memiliki jarak kira-kira sekitar lima mel, hawa membeku yang
dibawa oleh Blue Rose Sword terbentang hingga mendekati sepuluh mel. Lapisan
es yang melebar hingga kolam yang dipenuhi oleh air panas di sisinya juga, tapi
seperti yang diduga, kecepatannya menjadi lebih lambat disebabkan oleh panas.
Tetapi, ini bukanlah waktunya untuk mengeluh.
Memindahkan semua kekuatan mentalnya pada tangan kanannya, Eugeo
menggenggam pedangnya lebih erat dibanding dengan sebelumnya. Dengan
teriakan keras, tak terhitung duri mawar, daripada sulur es, menjangkaunya dari
lantai yang membeku.
Itu berganti menjadi es tebal dengan sekejap mata dan ujung tajamnya berkilauan di
seluruh jalan sementara menyerbu menuju Bercouli, meluncur di atas tanah. Tetapi,
mulut Komandan Integrity Knight itu hanya sedikit menjadi kaku, tidak bergerak lagi
setelah merendahkan pinggangnya dengan posisi yang sama. Itu kelihatannya dia
tidak memiliki keinginan untuk berlari menuju ke sisi pemandian itu.
Eugeo menguatkan tekadnya pada saat melihat sosok yang berdiri itu, seperti
penjaga kastil. Dia bukanlah musuh yang dapat dikalahkan tanpa menempatkan
hidup seseorang pada batasnya.
Menarik keluar Blue Rose Sword dari lantai, dia mulai berlari di belakang barisan
tombak es. Tujuannya celah sekekap yang sepuluh tombak es itu ciptakan saat
Bercouli menahan itu.
Dia kelihatannya melihat Eugeo menyerbu juga, tapi Komadan Integrity Knight itu
tidak menunjukkan sedikitpun sedikitpun tertekan. Dia membuka lebar kakinya dan
mengirimkan kekuatan pada pedangnya yang berada di sisi kiri pinggangnya.
"Nuuhn!!"
Menemani teriakan dalam itu adalah, satu tebasan hebat. Barisan tombak itu yang
hampir mencapainya dan pedang itu menebas secara horizontal melalui udara
kosong, tapi Time Piercing Sword menebas masa depan.
REKI KAWAHARA
70
Satu detik kemudian, tak terhitung semua es itu hancur pada saat bersamaan
dengan teriakan keras, nyaring dari "gashaan". Tidak ada satupun tombak yang
melewati tebasan Bercouli yang ditinggalkan beberapa saat yang lalu. Komandan
Integrity Knight itu mengembalikkan pedangnya pada posisi ke atas dengan sikap
acuh yang penuh kebencian dan bersiap pada serangan Eugeo yang selanjutnya.
Tetapi, Eugeo akhirnya berhasil mencapai pada jangkauan musuh dan
mengacungkan pedang di tangan kanannya tinggi ke atas. Banyak pecahan es kecil,
melayang yang memantulkan cahaya dari langit-langit, tapi itu juga berlaku pada
musuhnya.
"Seaaa!!"
"Ouhh!!"
Kedua teriakan mereka terdengar pada saat bersamaan.
Lintasan biru muda dari pedang yang ditarik Eugeo berhadapan dengan lintasan
hitam keabu-abuan yang ditarik oleh pedang Bercouli.
Pada saat berikutnya.
Pedang yang Eugeo genggam hancur dengan suara keras yang singkat.
Kedua mata Bercouli sedikit terbuka. Dia pasti telah terkejut pada kurangnya daya
tahannya. Tangan kanan Eugeo, juga, tidak dapat merasakan hantaman apapun
ketika pedang itu hancur berkeping-keping.
Itu hanyalah hal yang normal. Eugeo telah melempar Blue Rose Sword yang dia
genggam menuju sisi kanan sebelum dia mulai menyerbu, menghancurkan es untuk
membuat itu sebagai pedang pengganti.
Tebasan ke bawah Bercouli akan menjadi tebasan yang akan menangkis pedang
Eugeo. Dia seharusnya akan dikalahkan dan di dorong ke belakang jika pedangnya
tidak terbuat dari es. Tetapi, es yang digenggam dengan tangan kanannya tersebar
tanpa perlawanan sama sekali dan Eugeo meneruskan kecepatan dari serbuannya
dan melewati pedang musuh, menjatuhkan diri menuju dadanya.
"Ooohh!"
Memutar tubuhnya dengan teriakan kedua, dia dengan keras menabrak pada perut
Komandan Integrity Knight itu dengan bahu kirinya. Itu adalah secret move bernama
Meteor Break, dari Aincrad style martial arts. Arti dari skill itu adalah meteor
penghancur. Itu tidak sepenuhnya aktif disebabkan oleh tidak adanya pedang, tapi
dengan pusat gravitasi menjadi tidak menentu oleh serangan yang tidak terduga dan
seluruh tubuh besarnya melayang di udara.
REKI KAWAHARA
71
Ini normalnya akan dilanjutkan dengan tebasan horizontal ke arah kanan, tapi Eugeo
membuka lebar kedua tangannya dan memeluk di sekitar pinggang Komandan
Integrity Knight sebagai gantinya.
"Nuhh..."
Bahkan seseorang yang besar itu tidak dapat melakukan apapun selain untuk
mendapati posturnya goyah oleh rencana dua lapis yang membuat bagian atas
tubuhnya menjadi sangat tidak seimbang.
"Uoooohh!!"
Menghapus rasa sakit dari lukanya dengan teriakan itu, Eugeo mengeluarkan setiap
bagian kekuatannya dari seluruh tubuhnya dan melemparkan dirinya ke pemandian
di sebelah kanan dengan Komandan Integrity Knight. Bercouli mencoba untuk
menahan dirinya dengan kaki kirinya, tapi kaki telnjangnya tergelincir di atas lantai
yang membeku itu. Mengikuti sensasi mengapung yang dirasakan tubuhnya,
hantaman dari mendarat di air menggetarkan luka di dadanya.
Tetapi, itu adalah masalah yang kecil ketika dibandingkan dengan hawa dingin yang
tak terlihat yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
"Apa...!?"
Sementara Eugeo terus menahannya, teriakan keterkejutan yang ketiga keluar dari
Bercouli. Air panas yang mendidih di pemandian beberapa menit yang lalu telah
berubah menjadi air dingin diambang membeku tanpa dia sadari. Keterkejutannya
hanyalah normal.
Sementara menahan orang besar itu, yang mencoba untuk berdiri, dengan tangan
kirinya, Eugeo mencari di dasar pemandian dengan tangan kanannya. Aku
seharusnya telah melempar itu di sekitar
Dibantu oleh setengah dari perhitungan akurat dan setengah dari keberuntungan
yang baik, ujung jarinya menyentuh gagang pedang kesayangan, yang dikenalnya.
Dengan segera setelahnya, Bercouli mencoba untuk berdiri, berusaha melepaskan
Eugeo dengan semua kekuatannya.
Dan sesaat sebelum itu, Eugeo menusuk Blue Rose Sword pada dasar dari
pemandian itu dan berteriak.
"Mem...Bekuuuuuu."
Itu adalah apa yang akan menentukan pertarungan.
Semua yang Blue Rose Sword dinginkan hanyalah bagian dari air panas yang
memenuhi pemandian besar itu. Seharusnya masih ada air panas di sekitar mereka.
Itu kelihatannya membutuhkan sepuluh menit untuk sepuluh pengguna sacred arts
REKI KAWAHARA
72
untuk membekukan itu semua, bahkan jika mereka membuat cryogenic elements
secara terus menerus. Tapi dia tidak memiliki pilihan lain.
Armament full control art adalah art yang membangunkan kekuatan hebat yang
awalnya mustahil dengan melepaskan ingatan pedang.
Penyihir misterius, Cardinal, adalah seseorang yang mengatakan itu. Dalam upaya
untuk menyelesaikan full control art untuk Blue Rose Sword dan pedang hitam, dia
membuat Eugeo dan Kirito mengikuti ingatan pedang mereka masing-masing.
Sacred tool yang Eugeo miliki, Blue Rose Sword, awalnya adalah lapisan es yang
melapisi di puncak gunung tertinggi di Puncak Barisan Pegunungan. Di sana
sangatlah dingin bahkan saat puncak musim panas dan es tidak akan pernah
mencair sepanjang tahun, tapi pada saat yang sama, tidak ada satupun mahluk
hidup yang mendekat. Lapisan es abadi yang menghabiskan puluhan tahun
terisolasi.
Tetapi, di suatu musim semi, angin yang bertiup melalui gunung tinggi itu
menjatuhkan benih kecil tepat di samping dari lapisan es abadi. Es itu melelehkan
dirinya sendiri hari demi hari, meneteskan sedikit air yang diciptakannya pada bibit
itu. Pada akhirnya bibit itu bertunas dan kuncup bunga mengembang keluar,
menahan dingin yang kuat, dengan sederhana, tapi bunga indah mekar dengan awal
musim panas.
Itu jauh lebih biru dibandingkan dengan langit di utara, satu mawar.
Sangat gembira karena akhirnya mendapat teman, lapisan es abadi menghabiskan
hari demi hari berbicara dengan mawar itu. Tapi pada hari bahkan setelah musim
gugur berlalu, mawar biru itu berbicara seperti ini. Aku tidak dapat menahan
dinginnya musim dingin. Jadi, ini akan menjadi waktunya kita untuk berpisah, dia
mengatakan itu.
Es itu menjadi menyesal. Air matanya mengalir karena kesedihan dari kehilangan
teman pertamanya dan tubuhnya mulai menghilang. Melihat pada keadaan es dalam
kondisi itu, mawar biru itu berbicara sekali lagi. Maukah kau mengurungku di dalam
dirimu sebelum aku layu dengan tidak pantas? Bahkan jika aku kehilangan hidupku,
tubuhku akan tersisa selama-lamanya.
Lapisan es abadi mengabulkan permintaan mawar biru itu. Menghabiskan semua
untuk bergerak pada genangan air yang dibuat dari air matanya, itu mendekap dekat
pada mawar biru, dia berdoa. Membeku, membeku, membeku untuk selamalamanya, itu doanya. Doa itu sangat kuat, sangat kuat bahkan es itu mendapati
hatinya telah membeku juga.
Pada saat mawar biru menyerahkan hidupnya di dalam es, es itu, juga, tidak
berbicara atau berpikir lagi. Semua yang tersisa di puncak musim dingin adalah es,
mengeras tipis seperti pedang dengan semua air matanya megalir, dan satu mawar
biru terkurung di dalamnya.
REKI KAWAHARA
73
Itu mungkin adalah mimpin yang Eugeo lihat di Ruangan Perpustakaan Besar. Dia
sama sekali tidak mengerti bagaimana es yang berbentuk sederhana dapat berubah
bentuk menjadi pedang sebenarnya atau bagaimana itu bergerak ke gua bawah
tanah dari puncak dan dijaga oleh naga putih, dan sejak awal, dia meragukan suatu
lapisan es atau mawar memiliki hati.
Tetapi, bahkan jika itu adalah mimpi, keinginan yang tersisa dari es itu bersemayam
di dalam Eugeo. Untuk membekukan apapun, kesedihan, rasa sakit, bahkan hidup
dan waktu merekaitu adalah doanya.
...Berikan aku kekuatan Blue Rose Sword!
Teriakan baru datang dari Eugeo pada saat dia dengan kuat memohon untuk itu.
"Release...recollection!!"
Tahap kedua dari armament full control art. Kalimat upacara untuk melepaskan
semua kekuatan yang tertidur di dalam pedang, perintah untuk melepaskan
ingatannya. Cardinal telah mengatakan bahwa itu terlalu cepat untuk Eugeo untuk
menggunakannya, tapi sekarangitu akan bekerja sekarang dan hanya sekarang.
Pedang di tangan kanannya bergetar dengan hebat.
Dengan segera setelahnya, tak terhitung suara kera yang bergema sepanjang
seluruh pemandian besar itu seperti tak terhitung kaca jendela yang pecah. Dengan
tangan kanan Eugeo sebagai penghubung, lingkaran cahaya biru keputih-putihan
meluas dengan kecepatan tinggi. Air panas apapun yang menyentuh dengan itu
menjadi membeku dalam sekejap, menyisakan bentuk riak.
Meskipun bagaimana seluruh dari pemandian luas itu telah membeku dengan warna
putih murni, itu hanya membutuhkan waktu beberapa detik.
Eugeo menghembuskan nafas pada hawa dingin yang absurd dan menyelimuti
seluruh tubuhnya yang sekarang membuatnya tidak dapat bergerak sama sekali. Itu
tidak akan sedingin ini bahkan jika dia berdiri kedinginan tanpa baju di Hutan Rulid
pada puncak musim dingin. Dia bahkan tidak dapat untuk mengatakan jika itu adalah
es yang ada di kulitnya, atau besi yang terbakar, jika dia menutup matanya.
Dia ingin untuk menyeka es putih yang melekat di alisnya, tapi dia menahan Bercouli
dengan tangan kirinya ke dalam pemandian itu dan terus menggenggam ganggang
terbalik dari Blue Rose Sword dengan tangan kanannya, keduanya terjebak pada
tempat dimana itu berada. Dengan berat hati mengedipkan mata dengan semua
yang dia punya dan mengibaskan kristal es, Eugeo memeriksa keadaan musuh
melalui kabut tebal.
Komandan Integrity Knight Bercouli memiliki badan hingga setengah dari lehernya
telah tenggelam di dalam es. Disebabkan oleh usahanya untuk bangun beberapa
saat yang lalu, baik tangan kiri dan tangan kanannya, yang seharusnya
REKI KAWAHARA
74
REKI KAWAHARA
75
Gigi putih itu digeretakkan secara bersamaan, membuat suara seperti besi yang
retak. Mata biru itu yang memperlihatkan cahaya kuat, seolah-olah itu memancarkan
cahayanya sendiri.
Meskipun hawa dingin yang membungkusnya berada di bawah titik beku,
bergemetar di balik gerakan itu bersamaan dengan punggung Eugeo. Tepat setelah
itu samar-samar, tapi suara tegas terdengar.
Retakan yang dibuat di dalam es memisahkan mereka berdua. Retakan lainnya dari
itu. Dan terus berlanjut, satu demi satu.
Eugeo sekali lagi dipaksa untuk mengerti bahwa orang besar yang ada dihadapan
matanya bukanlah manusia biasa. Dia adalah seseorang yang berdiri di puncak
yang melewati kelompok kuat dari Integrity Knight yang dipilih dari swordsman
terbaik diantara empat kerajaanorang terkuat di Dunia Manusia. Dia mungkin
menghabiskan waktu sejumlah seratus atau dua ratus tahun di tengah-tengah
pertarungan, legenda yang hidup.
Pertarungan melawan musuh seperti itu yang bahkan tidak membiarkan kesalahan
untuk sekejap. Eugeo benar-benar tidak mempercayai pertarungan ini dapat
berakhir hanya dengan membekukan musuh dan dirinya di dalam es, dari sejak
awal. Tujuan sebenarnya terletak padauntuk memaksakan itu menjadi
pertarungan bersama-sama untuk Life.
Dengan erat menggenggam pedang kesayangannya pada ganggangnya di bawah
es, yang masih dalam kondisi release recollection sekarang, Eugeo menajamkan
inderanya.
Jika ingatan yang Eugeo lihat terbukti benar, Blue Rose Sword memiliki asal yang
sedikit berbeda ketika dibandingkan dengan pedang hitam Kirito, Time Piercing
Sword Komandan Integrity Knight, atau Heaven Piercing Sword Fanatio. Itu akan
menjadi bagaimana ada dua keberadaan yang digunakan sebagai asal dari pedang
ini. Lapisan es abadi dan satu mawar yang terkurung di dalamnya.
Kemampuan lapisan es membekukan apapun dan segalanya. Dan kemampuan
mawarmembuat hidup menjadi bermekaran.
"MekarlahBlue Rose Sword."
Merespon pada teriakan Eugeo, tak terhitung kelopak bunga menjadi tumuh di
permukaan es. Itu terbuka lebar sementara berputar, menyebarkan kelopak biru,
seperti pisau yang samar-samar transparan.
Dipimpin oleh satu mawar, yang mekar dengan suara denting yang menyerupai
loncengmelebihi beberapa ratusmawar bermekaran satu demi satu. Itu luar
biasa indah, tapi itu pemandangan yang kejam. Setelah semua, mawar besar ini
hanya sepenuhnya mekar dengan menghisap Life Eugeo dan Bercouli.
REKI KAWAHARA
76
REKI KAWAHARA
77
Meskipun bagaimana itu seharusnya sulit untuk terus menjaga kesadarannya pada
situasi seperti ini, cahaya kuat terlihat di mata Komandan Integrity Knight.
"Menjadi Integrity Knight...kau bilang...? Kenapa kau mengatakan sesuatu seperti
kau mengetahui bagaimana kita di kehidupan sebelumnya?"
REKI KAWAHARA
78
REKI KAWAHARA
79
REKI KAWAHARA
80
kekarnya menjadi kaku dan dia memaksakan keluar suara serak diantara gigi uang
digemeretakknya. Tetapi, perkataan Eugeo membantah dugaan Eugeo.
"...Itu benar...Di suatu tempat... Pada saat lalu...Pada waktu itu..."
Kelopak matanya yang tertutup perlahan terbuka dan Komandan Integrity Knight itu
berkata.
"Pedang seperti itu berada di dekat sarang ketika aku membunuh naga penjaga di
utara..."
Diserang oleh gelombang keterkejutan lainnya, dia mengeluarkan kata-katanya,
pemikiran tentang hawa dingin yang membekukan seluruh tubuhnya beberapa saat
meninggalkan dia.
"Kau...Membunuhnya...?"
Pemandangan yang Alice dan dia lihat ketika mereka menjelajahi gua utara
bersama-sama delapan tahun lalu muncul kembali di pikirannya.
Tak terhitung, tulang raksasa tertumpuk di ruangan luas bagian tengah dari gua itu.
Luka tajam telah terukir pada itu dari semua sudut.
Luka yang disebabkan bukan dari taring atau cakar hewan, tapi oleh pedang yang
diayun oleh tangan manusia.
"Tulang naga itu...Kau adalah seseorang yang melakukan itu...? Kau...bahkan
membunuh...naga yang muncul di ceritamu sendiri...?"
Tidak menahan emosi gelisah yang mengalir di dadanya meskipun hawa dingin
memotong seluruh tubuhnya, Eugeo berkali-kali menggelengkan kepalanya.
Sesuatu mengalir dari kedua matanya juga, mengaburkan pandangannya.
"Jadi kau benar-benar melupakannya...apapun dan segalanya...Bercouli, kau adalah
pahlawan yang semua orang tahu di desa yang aku tinggal, di Rulid, entah mereka
tua atapun muda. Kau membuat petualangan panjang dan keras menuju utara dari
pusat dan mendirikan desa di tanah liar, kau adalah leluhur kami. Pemimpin tertinggi
menangkapmu, menyegel ingatanmu, dan membuat kau menjadi Integrity Knight
pertama. Kau bukanlah satu-satunya. Fanatio-san sama, Eldrie-san juga, dan
bahkan Alice...Itu terjadi pada semua orang. Sebelum mereka diubah menjadi
Integrity Knight, semua orang sama seperti kita...semua orang adalah manusia..."
"Menyegel...Ingatanku, kau bilang...?"
Mata Bercouli, yang telah terbukti tidak tergoyahkan selama pertarungan, kehilangan
fokusnya seolah-olah itu melihat ke arah suatu tempat yang sangat jauh. Suara
pelan, yang hampir tidak dapat terdengar, mengalir keluar dari mulutnya yang
kehilangan kekuatannya.
REKI KAWAHARA
81
82
Tetapi, pakaian yang dikenakannya, sangat penuh dengan warna, itu cukup sakit
untuk melihatnya. Berpakaian dengan kostum yang berwarna merah gelap di kiri dan
biru gelap di kanan, perutnya yang berlebihan itu memiliki kancing emas yang sulit
untuk dapat menahannya. Dan juga, celananya memiliki warna yang berbeda di kiri
dan kanan serta detail yang diperhatikan itu tetap sama bahkan untuk sepatunya.
Tidak ada satupun helai rambut yang ada di kepala lingkarannya dan topi emas
kecilnya terpasang di bagian atas yang mulus. Bentuknya menyerupai topi yang
Cardinal, penyihir dari Ruangan Perpustakaan Besar, pakai, tapi itu jauh lebih
berselera buruk. Dan untuk menambahkannya, tingginya tidak lebih dari sedikit
melebihi satu mel.
Pakaian sama yang badut menyeimbangkan tubuh di atas bola diantara rombongan
pemain sandiwara yang menunjukkan berbagai akrobat di plaza distrik keenam
Centoria pada saat festival pertengahan musim panas. Tetapi, itu cukup
membuktikan dari raut wajah yang orang kecil itu miliki tidak memiliki kualitas yang
halus sama sekali.
Dia tidak dapat menghitung umur orang itu. Kulitnya benar-benar putih, hidungnya
berbentuk lingkaran, pipinya kendur, dan mulut merahnya yang tidak masuk akal
terbagi menjadi bagian dalam senyuman lebar. Matanya panjang dan sipit dalam
bentuk bulan sabit, melengkung ke atas seolah-olah itu sedang tertawa, tapi cahaya
di mata yang terlihat dari celahnya benar-benar sangat dingin.
Badut yang mengenakan pakaian merah dan biru meloncat saat dia melewati jalan
marbel itu, lalu melompat ke pemandian yang membeku dengan kuat. Sepatunya,
yang menunjukkan ujungnya, menghancurkan dua mawar es dengan suara
tersebar.
"Ho, hoo! Hoo, hoo, hoo!"
Kelihatannya telah menemukan sesuatu yang menggembirakan, orang kecil itu
bertepuk tangan dan tertawa nyaring untuk sebentar, lalu mulai menginjak mawar
yang ada di sekitarnya, mengubah itu menjadi pecahan kaca satu demi satu.
Membuat keributan saat dia menghamburkan pecahan itu, dia mendekati Eugeo dan
Bercouli yang terkurung di dalam es.
Masih berdiri beberapa meter, orang kecil itu menginjak satu mawar terakhir menjadi
bagian sebelum akhirnya memalingkan wajahnya pada mereka. Mulut merah itu
terbuka lebar dan suara yang mengganggu bergema sekali lagi.
"Oho...Tidak dapat diterima, ini benar-benar tidak dapat diterima. Tuan Komandan
Integrity Knight. Aku tidak merasa kau memikirkan kau hanya dapat meninggal dunia
seperti itu? Itu jelas akan menjadi pengkhianatan, kau tahu, kepada Pemimpin Suci,
pemimpin tertinggi yang gemerlap. Aku sangat yakin dia akan sangat marah ketika
dia bangun, kau tahu?"
Pada itu, dengan kesadarannya kelihatannya diambang menghilang, mulut Bercouli
bergemetar dan suara pelan dan serak mengalir keluar.
REKI KAWAHARA
83
REKI KAWAHARA
84
Itu adalah sacred art yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Art itu sendiri
benar-benar pendek dan bahkan jika itu adalah art menyerang, itu tidak akan
menimbulkan efek besaratau seperti itu yang dia pikirkan.
"Guh..."
Bercouli merintih dengan lemah. Dengan segera setelahnya, tubuhrambut, kulit,
bahkan pakaian yang dia kenakan, mulai semakin berwarna abu-abu, gelap.
Daripada hendak dibekukan, itu kelihatannya dia hendak diubah menjadi batu.
Cahaya benar-benar menghilang dari kedua matanya dan tubuhnya, yang terkurung
oleh es, berganti warnanya seperti lumpur dari ujungnya, dihadapannya orang
kecilbadut yang dipanggil Kepala Pemimpin Chudelkinakhirnya melompat dari
kepala Komandan Integrity Knight Bercouli dengan kuat.
"Hoh, hohi, hohihi...sebenarnya aku sudah tidak memerlukan seorang tua sepertimu
lebih lama lagi, kau tahu, nomor satu. Maksudku, aku sudah menemukan pion yang
sepertinya dia akan sangat berguna...bukan?"
Badut itu berguman seperti itu saat lubang kecil, mata kecilnya menatap terusmenerus pada Eugeo. Rasa takut, yang lebih dingin dibandingkan dengan es yang
mengelilinginya, mengalir di punggungnya.
Tetapi, Eugeo telah mencapai batasnya pada saat itu. Dia berusaha menatap
padasepatu merah dan biru yang mendekatinya saat itu menginjak mawar es, tapi
pemandangan itu dengan segera menghilang menuju kegelapan kelam.
Kirito.
Alice...
Kesadaran Eugeo terpotong saat dia memanggil keluar kedua nama mereka dari
dalam hatinya.
Bab 11 - Rahasia Ruangan Para Tetua (Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia
380)
Bagian 1
Kedua mataku dengan sekejap terbuka pada saat hawa menggigil tiba-tiba,
menyerangku secara keras.
Aku hanya berencana untuk menutup kelopak mataku dengan punggungku
bersandar pada dinding, tapi aku rasa aku pasti telah tertidur untuk beberapa saat.
Aku telah melupakan rincian apapun dari mimpi buruk menakutkan yang aku lihat
pada saat itu mendesakku untuk terbangun... atau seperti itu yang ketakutan dan
kegelisahan berlebihan yang kelihatannya melekat di kepalakku.
REKI KAWAHARA
85
86
Kecenderungan sifat yang tidak disembuhkan dariku tidak berganti banyak bahkan
ketika dipenjara di kastil melayang itu di dunia virtual. Cukup beruntung, aku berhasil
untuk berteman orang yang benar-benar dewasa seperti Klein atau Agil, tapi meski
begitu, aku meragukan bahwa kita telah mencapai tingkat keakraban dimana aku
dapat memperlihatkan sisi dalam dari diriku. Bagkan meskipun dalamnya
keakrabanku dengan Asuna, satu-satunya waktu aku dapat memperlihatkan
kelemahan di dalam diriku adalah tepat sebelum Aincrad runtuh, ketika kesadaran
kita berdua diambang menghilang.
Itu tidak seperti aku berpikir bahwa aku memiliki suatu kemampuan spesial yang
tidak dimiliki orang lain atau apapun tentang itu. Pada kenyataannya, tidak ada hal
yang aku dapat banggakan di sekolah, baik atletik dan akademik.
Disebabkan oleh bagaimana aku dapat menghitung rangkingku diantara beberapa
persen top player, yang terdiri dari player penyelesai, ketika tertawan di SAO, aku
pasti telah terpukau oleh kegembiraan yang datang dengan kemampuan. Faktor
utama yang mendorong aku diantara top player adalah kekenalanku dari terus
menerus ikut serta di dunia VR semenjak game bertipe fulldive telah dikembangkan
dan pengetahuanku yang dihitung dari waktuku di beta test SAO, hal yang benarbenar tidak berhubungan dengan kemampuan pribadiku.
Tetapi, bahkan setelah mendapati terbebas dari SAO, aku tidak dapat menjaga
diriku, kepribadianku, tanpa terus untuk membuktikan kekuatanku di dunia VR.
Aku telah terkurung oleh kepribadian rumit yang ada disekitarku, menganggap aku
tidak lebih dari pahlawan, Kirito, yang menyelesaikan game kematian, daripada
darah-dan-daging, Kirigaya Kazuto yang lemah, atau lebih tepatnya, aku bahkan
tidak dapat menyangkalnya bahwa aku telah menuntun itu pada diriku sendiri.
Meskipun bagaimana aku tahu di dalam hatiku, menjaga keberanian seperti itu akan
membuatku lebih jauh dari apa yang sebenarnya penting.
Karena itu, ketika aku bertemu dengan Eugeo di dunia ini dan menyadari bahwa aku
dapat dengan senang berdiri di hadapannya tanpa ada keinginan apapun, sebagai
diriku yang sebenarnya, aku sangat terkejut dan memikirkan alasannya.
Karena Eugeo adalah artificial fluct light yang tidak seperti diriku? Karena dia tidak
mengetahui pahlawan SAO, Kirito? Tidak, kurasa bukan hanya itu. Alasan terbesar
pastinya adalahkarena Eugeo memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat dari
diriku di Underworld, baik di dunia nyata maupun dunia virtual dalam arti tertentu.
Bakat alaminya dengan pedang benar-benar sangat hebat. Tidak peduli apa yang
akan dibandingkan, baik itu daya tangkap, penilaian, atau kecepatan reaksi kita, dia
akan meninggalkanku, yang telah melewati pertarungan di dunia VR, di medan
pertarungan. Jika sirkuit untuk pertarungan dipasang di fluct lightku dapat dikatakan
silicon CPU dari hari-hari yang telah berlalu, Eugeo akan menjadi permata CPU
yang terakhir. Aku mungkin masih seperti guru pada saat sekarang, tapi itu hanya
karena aku memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak, tidak lebih
dari itu. Jika Eugeo melanjutkan untuk meningkatkan kemampuanny dengan
kecepatan yang sekarang, hari dimana posisi kita terbalik tidak akan terlalu jauh.
REKI KAWAHARA
87
Pengalaman yang luas dengan pertarungan terpasang pada tubuhku yang berakhir
dengan nama yang hebat, Aincrad style, tapi aku tidak dapat melakukan apapun
selain dari merasakan kebahagiaan yang misterius dan kepuasan yang
membanggakan ketika Eugeo menangkap itu seperti air pada pasir. Ilmu Pedang
yang membentuk dasar dari diriku untuk waktu yang lama, meskipun aku
memikirkan itu tidak lebih dari tehnik yang ada di game, kelihatannya benar-benar
menjadi nyata untuk pertama kalinya hanya setelah itu telah sempurna dan
berkembang di dalam EugeoAku bahkan dapat mengatakan untuk merasakan
seperti itu.
Jika aku berhasil dapat menyelesaikan semua masalah yang ada di sekeliling
Underworld dan membawa fluct light Eugeo menuju dunia nyata, aku akan membuat
dia dive menuju ALfheim Onlinepenghubung untuk light cubes hampir sangat pasti
cocok dengan dubia VR berdasarkan pada The Seeddan mengenalkannya pada
Asuna, Lyfa, Klein, dan teman-teman lainnya. Sebagai murid pertamaku yang
mewarisi kemampuanku dengan pedang, dan teman terdekatku.
Aku tidak dapat menunggu sampai saat itu tiba. Aku percaya saat itu akan menjadi
pertama kalinya ketika banyak orang yang telah membantu dan menolongku akan
benar-benar......
"Kenapa kau tersenyum seperti itu?"
Tiba-tiba suara datang dari sebelah kananku dan aku mengedipkan mataku,
menghentikan pikiranku.
Menggerakkan wajahku ke arah itu, aku melihat Alice menatapku dengan ekspresi
yang entah bagaimana terlihat aneh. Aku menyeka mulutku secara kasar dengan
punggung tangan kananku dan berbicara.
"Tidak, aku hanya...memikirkan sedikit tentang hal dari sekarang..."
"Kau pasti cukup optimis untuk membuat senyuman aneh itu pada saat barusan,
atau mungkin hanya bodoh. Bahkan ketika melarikan diri dari teralis batu ini
kelihatannya sangat meragukan."
Seperti biasa, nada dinginnya. Aku tidak mengetahui kepribadian asli dari Integrity
Knight Alice, Alice dari Rulid, tapi jika sifatnya tetap seperti ini bahkan setelah
ingatannya kembali, aku dengan mudah dapat membayangkannya tanduk runcing
dengan sesuatu seperti Sinon atau Lisbeth jika dia melarikan diri menuju dunia nyata
dengan Eugeo dan aku memperkenalkannya pada teman-temanku.
Itu sudah pasti ada tumpukan masalah untuk diselesaikan sebelum akhir bahagia
yang terindah dari pikiranku dapat terjadi. Salah satu dengan prioritas tertinggi akan
menjadi melarikan diri dari teralis yang dipenuhi dengan barisan dari patung minion
yang mengerikan itu, tapi bersamaan dengan kurangnya sumber energy tempat
yang dibutuhkan untuk menciptakan piton dan di atas semua, sumber stamina dan
tekadku...Atau untuk lebih lengkapnya, rasa lapar yang menyiksa perut kosongku,
yang telah mencapai batasnya.
REKI KAWAHARA
88
REKI KAWAHARA
89
90
daging melayang di tempat itu. Lalu, dia melempar thermal dan aqueous elements
juga dan pada saat dia menyentuh itu, dia melakukan burst pada itu.
Shuu! Suara itu terdengar saat penahan angin itu dengan segera menjadi berwarna
putih murni. Meskipun itu terlihat tenang dari luar, uap panas pasti telah berputar di
dalam penghalang itu. Aku mengerti, jadi ini akan menyebabk efek yang sama
seperti ketika menggunakan pemanas.
Setelah sekitar tiga puluh menit, tiga element itu menyelesaikan bagiannya dan
menghilang saat itu tersebar. Dua roti daging itu terjatuh pada tangan Alice dari
udara menyembul dengan bentuk lingkaran sempurna seolah-olah itu baru saja
dibuat, dengan uap hangat terangkat dari itu.
"B-Berikan aku salah satu dari itu...Tunggu, a-aaaah!?"
Pada saat melihat Alice mencoba memakan kedua roti daging yang dipegang di
kedua tangannya saat aku mengulurkan tanganku, aku mengeluarkan teriakan yang
menyedihkan. Tapi untungnya, knight yang hebat itu menghentikannya tepat
sebelum itu mencapai mulutnya dan berguman "Aku bercanda" dengan wajah kaku
sebelum memberikannya padaku. Mengambil itu sementara merasa lega, aku
meniup itu sebelum mengambil gigitan besar pada roti itu.
Setiap keberadaan di Underworld terasa seperti mimpi, dihidupkan kembali dari
ingatan seseorang yang luaspikiranku mengerti tentang itu, tapi tekstur dari kulit
lembut dari roti yang mengepulkan uap dan daging cair yang terisi di dalamnya yang
beberapa saat masih mengundangku pada kenikmatan. Makanan berharga yang
berakhir di perutkuatau lebih akuratnya, bagian ingatan fluct lightku yang hanya
dengan tiga gigitan, dan aku mengeluarkan nafas dalam sementara merasakan baik
perasaan kepuasan dan perasaan ketidakpuasan pada waktu yang sama.
Di sampingku, Alice, juga, menghabiskan roti dagingnya dalam empat gigitan dan
nafas muram keluar darinya sepertiku. Sementara merasakan emosi besar pada
bagaimana Integrity Knight yang hebat ini yang seperti avatar dalam pertarungan
entah bagaimana memiliki sisi perempuan padanya juga, aku dengan santai
berbicara.
"Aku mengerti...Aku tidak pernah berpikir itu akan mungkin untuk memanaskan roti
daging hanya dengan element dan tidak menggunakan alat lain. Aku rasa itu seperti
yang diharapkan dari saudara perempuan Selka dan kemampuannya dalam
memasak, bukankah begitu..."
Itu terjadi pada saat aku mengatakan itu dengan suara keras.
Benar-benar tidak ada kesalahan bahwa Integrity Knight emas yang menatapku dari
jarak dua puluh sentimeter adalah Alice Schuberg, teman masa kecil Eugeo dan
saudara perempuan tertua dari murid sister dari Rulid, Selka, tapi orang itu sendiri
tidak memiliki ingatan tentang itu. Pada saat dia telah diambil pergi menuju Centoria
Pusat delapan tahun lalu dan diubah menjadi Integrity Knight melalui Synthesis
Ritual, dia seharusnya memiliki bagian penting dari ingatannya telah diambil dan
REKI KAWAHARA
91
piety module dimasukkan di tempat itu sebagai gantinya, menjadi tidak dapat
mengingat apapun dari sebelum upacara.
Alice yang sekarang mempercayai dirinya telah dipanggil dari Celestial World untuk
menjaga perdamaian dan peraturan dunia, dan untuk beryarung dengan invansi dari
tanah kegelapantidak, dia telah dibuat untuk mempercayai itu. Untuk gadis itu,
kekuasaan Gereja Axiom dan pemimpin tertinggi, Administrator, adalah mutlak, dan
mungkin tidak ada kesempatan bahwa dia dapat menerima suatu cerita tentang
Administrator mengambil manusia dengan kemampuan tinggi dari seluruh penjuru
dunia hanya untuk demi memuaskan keinginannya untuk kekuasaan.
Bahkan sejak awal, itu disebabkan oleh dugaan bahwa Alice tidak akan goyah tidak
peduli bagaimana kerasnya kita mencoba, maka Eugeo dan aku memilih rencana
untuk menggunakan pisau yang diberikan kepada kami oleh Cardinal untuk
mengirim Alice pada kondisi sementara terdiam. Situasi sekarang bukanlah sesuatu
yang diduga, tapi meski begitu, hanya ada satu hal yang mungkin dapat aku
lakukanmenghindari pertarungan dengan Alice sementara bertemu kembali
dengan Eugeo, dan menciptakan kesempatan untuk menggunakan pisau yang dia
pegang.
Terganggu pada bagaimana aku telah menghancurkan seluruh rencana dengan satu
kalimat, aku dengan susah payah memeras otakku. Itu sudah jelas pada saat
melihat ekspresi Alice bahwa ini bukanlah situasi dimana aku dapat bermain-main
dengan mengatakan bahwa aku salah mengucapkan perkataanku.
Tidak peduli bagaimana aku memikirkannya, tidak ada pilihan selain dari dua pilihan.
Apakah itu untuk bertarung dengan Alice di sini dan sekarang, dan membuatnya
pingsan tanpa memberikan serangan mematikan, lalu membawa dia menuju lantai
kesembilan puluh limaatau untuk mengumpulkan ketetapan hatiku dan memberi
tahu semua padanya.
Pilihan yang aku pilih akan bergantung pada apa yang Alice dapat percayai.
Pertarungan jika aku mempercayai kemampuannya dengan pedang jauh lebih
rendah dibandingkan denganku. Atau percakapan jika aku mempercayai
pengetahuannya melebihiku.
Saat berpikir keras untuk beberapa detik, aku memutuskannya. Menerima tatapan
Alice, yang terbakar seperti api biru, secara langsung, aku membuka mulutku.
"Kau memiliki saudara perempuan, itulah hal yang baru saja kukatakan. Aku akan
memberitahumu...aku tidak tahu jika kau dapat menerima satupun tentang itu, tapi
aku akan memberitahumu semua yang aku percayai sebagai kebenaran."
Mungkin merasakan hal tertentu dibalik perkataan singkatku, Alice adalah seseorang
yang ragu-ragu kali ini, sebelum tiba-tiba membuka tangan kanannya setelah
beberapa detik berlalu.
Knight itu melanjutkan menekuk kedua lututnya saat pandangannya berada tetap
padaku yang bersandar di teralis di sisi belakangku. Aku rasa ini adalah perbuatan
REKI KAWAHARA
92
ini untuk mendengar perkataanku di mana situasi itu sendiri telah menyimpang dari
sikap yang tepat dari Integrity Knight. Alasannya, dia telah memutuskan bahwa dia
mengakhiri hidupku dengan satu tebasan, dia harus melalui pertarungan pahit
melawan keinginannya untuk mendapat pengetahuan baru di dalam dirinya.
Mungki telah menguatkan pikirannya, Alice pada akhirnya merendahkan
pinggangnya perlahan dan berbicara setelah mengambil apa yang menyerupai
posisi duduk yang formal.
"...Bicaralah. Tapi ingatlah satu hal...Jika aku menilai perkataanmu adalah suatu
jenis muslihat, aku akan menebasmu di sini dan sekarang."
Mendengar suara pelan dan tertahan datang dari Alice, aku mengambil nafas dalam
dan mengumpulkan kekuatan di pusatku sebelum mengangguk dengan singkat.
"...Lakukanlah. Jika hukuman untuk menebasku benar-benar di buat oleh dirimu
sendiri, jika seperti itu. Jika kau ingin bertanya alasan kenapa aku mengatakan
seperti itu...itu dikarenakan kau memiliki perintah di dalam dirimu, diturunkan oleh
orang lain, tapi tersembunyi dari kesadaranmu."
"...Apa kau berbicara tentang tugas dari Integrity Knight."
"Tentu saja."
Pada saat aku mengagguk, Alice mata menjadi sipit dengan rasa permusuhan.
Tetapi, pada saat yang sama, aku menyadari emosi yang samar-samar bergetar di
dalam mata itu. Itu pasti adalah jiwa Alice yang sebenarnya. Dengan tujuan
mengatakannya perkataanku secara langsung pada itu, aku melanjutkan.
"Integrity Knight adalah keberadaan yang dipanggil oleh pembawa pesan dari dewi,
pemimpin tertinggi dari Gereja Axiom, Administrator, dari Celestial World untuk
menjaga hukum dan keadilan...itu adalah hal yang kalian semua ketahui, aku yakin.
Tetapi, seseorang yang mempercayai itu hanya ada di dalam Katedral Pusat.
Ribuan orang manusia yang hidup di Dunia Manusia tidak memikirkan itu
sedikitpun."
"Omong kosong...apa yang kau katakan?"
"Kau bisa pergi sekarang dan bertanya pada semua orang, pergilah ke bawah Dunia
Manusia dan tanyalah manusia yang tinggal di pusat. Tanyakan pada mereka apa
yang diberikan kepada juara dari Turnamen Persatuan Empat Kerajaan yang
diadakan setiap tahun. Mereka akan menjawab dengan ini. Kehormatan untuk
diangkat sebagai Integrity Knight dari gereja."
"Diangkat sebagai...Integrity Knight...? Itu tidak mungkin benar, itu benar-benar
sangat menggelikan. Aku telah mengenal banyak Integrity Knight yang hebat, tapi
tidak ada satupun dari mereka pernah mengatakan pernah sekali menjadi manusia."
REKI KAWAHARA
93
Aku meluruskan punggungku dan menatap pada mata knight itu. Aku dengan susah
payah meneriakan itu keluar pada jiwa manusia Alice yang pasti terbaring di
dalamnya.
"Alice. Aku yakin kau tidak memiliki ingatan tentang siapa yang melahirkanmu di
tempat yang disebut Celestial World atau dimana kau dibesarkan. Ingatan
pertamamu mungkin adalah pemandangan dimana Administrator melihat ke arahmu
dan mengatakan bahwa kau adalah knight suci yang dikirim dari sana atau sesuatu
seperti itu, bukan?"
"......"
Itu kelihatannya aku telah mengenai permasalahan saat Alice sedikit mengangkat
tubuhnya sementara menggigit mulutnya.
"...Itu...Karena Integrity Knight memiliki ingatan mereka dari Celestial World telah
disegel oleh dewi, Stacia, saat turun ke negeri ini...Dan suatu hari dapat kembali ke
sacred land sekali lagi setelah kita menyelesaikan tugas kita sebagai knight dan
melenyapkan semua mahluk kejam dari Dark Territory...mendapatkan kembali
ingatan kita mengenai keluarga dan saudara kita...itulah yang pemimpin
tertinggi...telah katakan......"
Suara tegas dari knight emas itu melemah dan menghilang.
Aku mengerti itu dengan sekejap. Integrity Knight Alice betul-betul mencari ingatan
mengenai keluarga dari dalam hatinya, bahkan jika dia sendiri tidak menyadarinya.
Itu menjelaskan reaksi tajamnya pada nama Selka sebelumnya.
Memilih kata-kataku dengan hati-hati, aku melanjutkan penjelasan.
"Kata-kata Administrator memang benar untuk satu hal. Ingatan knight itu benarbenar tersegel. Tapi seseorang yang melakukan itu bukanlah Dewi, Stacia, tapi
pemimpin tertinggi itu sendiri. Dan itu bukanlah ingatan dari Celestial World yang
tersegel, tapi ingatan saat lahir dan dibesarkan di Dunia Manusia. Itu berlaku pada
Integrity Knight lainnya juga, seperti Eldrie sebagai contoh. Dia terlahir di keluarga
bangsawan kelas atas di Kerajaan Norlangarth Utara, mendapat kemenangan di
Turnamen Persatuan tahun ini, dan mendapat kehormatan untuk menjadi Integrity
Knight."
"Itu semua...Bohong! Bagaimana mungkin muridku, Integgrity Knight Eldrie
Synthesis Thirty-one, untuk dapat lahir dari salah satu bangsawan kelas atas yang
kotor..."
"Dengarkan, Eldrie tidak terjatuh pada saat pertarungan kita karena dia telah
ditebas. Tidak ada satupun luka tebasan di tubuhnya, bukan? Itu karena patnerku
mengingat nama aslinya, Eldrie Woolsburg, dan berakhir mendorong ingatan
tersegel tentang ibunya. Eldrie mencoba untuk mengingat ibunya. Tapi dia tidak
dapat melakukannya tidak peduli seberapa kerasnya dia mencoba. Itu adalah hal
REKI KAWAHARA
94
yang normal, ingatan itu telah dikeluarkan dari jiwanya oleh Administrator dan
tersimpan aman di lantai tertinggi di katedral."
"...Ingatan...tentang ibunya..."
Mulut Alice sedikit bergetar. Kedua matanya terpaling dari wajahku dan melihat
udara di sekelilingnya.
"Eldrie...memiliki ibu...bangsawan manusia."
"Tidak hanya dia. Mungkin setengah dari Integrity Knight adalah seorang ahli
dengan pedang yang memenangkan Turnamen Persatuan dan kebanyakan dari
mereka seharusnya adalah anak bangsawan yang secara khusus terdidik dengan
ilmu pedang semenjak mereka masih muda. Sebagai ganti dari mempercayakan
anak mereka pada Gereja Axiom, bangsawan itu mendapat sejumlah uang, barang,
dan tanah. Pengaturan seperti itu telah terpasang selama ratusan tahun."
"...Aku tidak dapat mempercayainya...Ceritamu itu terlalu tidak masuk akal."
Knight emas, yang kelihatannya telah mempercayai kesucian tanpa cela dari Gereja
Axiom dan Integrity Knight tanpa keraguan sedikitpun, menggelengkan kepalanya ki
kiri dan ke kanan seperti anak kecil yang menolak pendapat.
"Bangsawan kelas atas dari empat kerajaan...Aku tidak dapat mengatakan bahwa
semua bangsawan itu sama, tapi mereka terpengaruh cara kehidupan, yang mewah
dan bermalas-malasan. Itu adalah alasan dibalik dari keberadaan kita, kita Integrity
Knight ada di sini untuk melindungi Dunia Manusia. Dan meskipun begitu...kau
mengatakan bahwa Eldrie dan knight lainnya lahir dari bangsawan kelas atas
tenggelam pada kejatuhan moral secara sepenuhnya...Itu tidak mungkin. Aku benarbenar tidak dapat mempercayainya."
"Kejatuhan moral dari bangsawan kelas atas disebabkan oleh posisi sosial yang
tinggi dan tak terhitung hak istimewa yang diberikan kepada mereka oleh Gereja
Axiom. Tapi itu adalah alasan sebenarnya kenapa anak bangsawan dapat menerima
pelajaran ilmu pedang dan sacred arts dari anak-anak. Di daerah terpencil, sacred
tasks diberikan pada anak-anak yang hanya berumur sepuluh tahun dan mereka
tidak dapat menggunakan waktu bebas mereka untuk berlatih sesuatu seperti ilmu
pedang...Dan seseorang yang paling berbakat diantara anak bangsawan yang
berpartisipasi di Turnamen Persatuan Empat Kerajaan dan satu-satunya pemenang
akan dipanggil ke Katedral Pusat....Alice, apa kau pernah bertemu dengan salah
satu juara itu di katedral."
Alice sedikit memalingkan pandangan matanya yang kegelisahan pada
pertanyaanku dan perlahan menggelengkan kepalanya.
"Tidak... Tapi banyak bangsawan dan murid mereka tinggal di lantai bawah dari
katedral, jadi...bukankah pemenang dari Turnamen Persatuan sementara berusaha
keras dalam pelajaran harian mereka seperti murid mereka..."
REKI KAWAHARA
95
Tidak, mereka sama sekali tidak ada. Dengan segera, aku berpikir untuk
menyangkalnya dengan itu, tapi aku menutup mulutku yang entah bagaimana
terbuka pada saat itu.
Eugeo dan aku telah melalui lantai kelima puluh tanpa satupun halanganmeskipun
kita telah diseret sebanyak dua puluh lantai dari jumlah lantai tersebut oleh knight
anak-anak, Fizel dan Linel, dilumpuhkan oleh pedang beracun merekasetelah
mengambil pedang kesayangan kita dari lantai ketiga dari katedral tanpa bertemu
dengan satupun bangsawan. Tetapi, aku memiliki dugaan dimana tempat lahir
mereka berasal.
Kebanyakan bangsawan, yang kelihatannya berada di lantai bawah katedral hanya
untuk bekerja keras pada Gereja Axiom, yang mungkin tidak diambil dari luar gereja,
tapi lahir dan dibesarkan di dalam gereja. Seperti Fizel dan Linel. Itu kelihatannya
akan seperti membuat unit yang berguna dari pandangan Administrator, bukan?
Alice pasti benar-benar tidak menyadari kegelapan gereja. Itu tidak perlu untuk
membicarakan topik itu untuk sekarang dan menaruh beban yang tidak perlu
padanya.
"...Tidak, kau telah bertemu mereka, dengan juara Turnamen Persatuan. Kau hanya
tidak menyadarinya. Kalian Integrity Knight seharusnya memiliki ingatan kalian telah
diubah oleh tangan Administrator tidak hanya pada saat Synthesis Ritual...Tapi
juga setelah menjadi knight."
"Menggelikan."
Alice berteriak dengan jelas dengan wajahnya terangkat.
"Mustahil! Pemimpin tertinggi yang suci tidak mungkin dapat berbuat suatu
perbuatan seperti bermain-main dengan ingatan..."
"Dia melakukannya!"
Aku meneriakkan itu sebagai balasannya.
"Setelah semua, tidak hanya kalian semua yang dari juara turnamen yang tidak
memiliki ingatan...tapi juga kriminal yang kalian telah bawa!"
"Kri-Kriminal...?"
Merengut, Alice menutup mulutnya sekali lagi. Mengalihkan pandanganku lurus ke
arah wajahnya yang kelihatannya pucat di bawah cahaya bintang, aku berbicara
secara serius.
"Itu benar. Kau membawa patnerku dan aku ke sini di gereja dari Akademi Master
Pedang dengan naga terbang. Aku rasa kau dapat mengingat sebanyak itu, bukan?"
REKI KAWAHARA
96
"...Aku tidak mungkin dapat melupakan itu. Kalian berdua adalah kriminal pertama
yang pernah aku bawah karena perintah."
"Tapi Integrity Knight Deusolbert Synthesis Seven tidak mengingat apapun
tentangmu. Delapan tahun lalu..."
Setelah berhenti untuk beberapa saat, aku mengumpulkan ketetapan hatiku dan
mengatakan nama itu.
"...Dia membawa seseorang dengan tangannya sendiri dari Desa Rulid di daerah
perbatasan utara, dia membawa Alice muda ke sini."
Wajah Alice berubah menjadi lebih putih dibandingkan dengan dinding marbel
setelah dia mendengar perkataanku. Mulutnya, yang warnanya berkurang, bergetar
dan kata-kata keluar dari mulut keringnya.
"Desa Rulid...Aku lahir di sana...? Deusolbert-dono membawaku pergi dari sana
sebagai kriminal...? Dengan kata lain, aku pernah sekali melakukan taboo...itu
adalah hal yang ingin kau katakan...?"
Aku perlahan mengangguk pada suara terputus-putusnya.
"Itu benar. Aku mengatakan setengah dari Integrity Knight adalah juara dari
Turnamen Persatuan sebelumnya, bukan? Setengah dari sisanya adalah manusia
yang dibawa ke katedral sebagai criminal. Seseorang yang memiliki kehendak cukup
kuat untuk melawan Taboo Index akan berubah menjadi kekuatan yang tidak dapat
dibandingkan setelah mereka menjadi knight. Itu pasti seperti membunuh dua
burung dengan satu batu untuk Administrator, untuk dapat memberikan manusia itu,
yang mampu menggoyahkan pengatuh gereja, kehidupan lain sebagai pion
kuatnya....Mari berbicara tentang kau."
Alice dapat menerima atau membantah perkataanku. Ini adalah saat yang kritis.
Aku menatap keras pada Integrity Knight dengan kekuatan sebanyak yang aku bisa
di pandanganku. Duduk pada teralis batu dengan tiba-tiba dan
menyentakkanbahunya secara sedih, Alice melihat ke arahku dengan matanya yang
setengah tertutup seolah-olah menunggu suatu jenis hukuman yang akan diturunkan
padanya.
"Namamu yang sebenarnya adalah Alice Schuberg. Lahir dan dibesarkan di desa
kecil yang disebut Rulid di perbatasan daerah utara, yang dapat dikatakan di lembah
Puncak Barisan Pegunungan. Kau berumur sama seperti Eugeo...patnerku, jadi kau
seharusnya berumur sembilan belas tahun di tahun ini. Kau telah diambil pergi ke
gereja delapan tahun lalu, jadi itu berarti insiden itu terjadi ketika kau berumur
sebelas tahun. Kau pergi menjelajahi gua melalui Puncak Barisan Pegunungan
dengan Eugeo...Dan setelah keluar dari sana, kau berakhir sedikit melewati, pada
batasan antara Dunia Manusia dan Dark Territory. Dengan kata lain, taboo yang kau
lakukan adalah Melewati batas ke Dark Territory. Kau tidak mencuri apapun atau
REKI KAWAHARA
97
REKI KAWAHARA
98
Alice tidak menunjukkan reaksi bahkan setelah aku mengatakan semua yang aku
tahu dan menutup mulutku.
Gemetarannya dari waktu sebelumnya berkurang dan wajah putihnya yang seperti
porselen tidak membuat gerakan sedikitpun. Kemungkinan, dia mencoba mengingat
banyak kata yang aku katakan dari dalam ingatannnya, tapi itu kelihatannya tidak
ada kesempatan untuk berhasil dalam hal ini.
Jadi itu sia-sia...
Aku berguman seperti itu di dalam hatiku. Aku berpikir bahwa itu masih mungkin
untuk membangkitkan suatu ingatan, bahkan dengan bagian ingatannya telah
diambil, jika aku perlahan memberikan dia informasi ketika dia dalam kondisi
tenangtapi itu kelihatannya, segel yang Administrator gunakan memiliki kekuatan
yang melebihi perkiraanku..
Aku rasa seseorang yang dapat mengembalikan Alice menjadi dirinya yang
sebenarnya adalah Cardinal dengan kemampuan supervisornya. Dan itu juga
mendekati dengan tujuan mengambil bagian ingatan Alice yang sementara dijaga
oleh Administrator di suatu tempat.
Itu terjadi pada saat itu, mulut Alice bergerak, mengeluarkan suara singkat.
"Selka."
Dan mengikuti itu, sekali lagi.
"Selka...."
Kali ini, mata itu yang kelihatan berwarna biru gelap terangkat ke atas menuju langit
berbintang di atas.
"...Aku tidak dapat mengingatnya. Baik wajahnya maupun suaranya. Tapi...Ini
bukanlah pertama kalinya aku memanggil nama itu. Mulutku,
tenggorokanku...Hatiku, mengingatnya."
"...Alice."
Aku menelan nafasku dan memanggilnya, tapi seolah-olah keberadaanku tidak
terlihat di mata Alice lebih lama lagi, dia melanjutkan berbisik, dengan tenang.
"Nama itu terpanggil keluar berkali-kali. Hari demi hari, malam demi
malam...Selka...lka......"
Pandanganku berada tetap pada Alice dengan ketidakpercayaan saat air yang
terang, membentuk titik cahaya, yang berada di bulu mata panjangnya dan menetes
keluar, berkilauan saat itu menangkap cahaya bintang. Air matanya mengalir tanpa
henti, dan perlahan terjatuh pada lantai marbel diantara Alice dan aku.
REKI KAWAHARA
99
100
Aku, di sisi lain, telah berhasil menegangkan kelenjar air mataku yang mengendur
dua atau tiga menit yang lalu dan mengganti pikiranku pada rencanaku dari
sekarang.
Rencana yang paling bagus yang dapat aku pikirkan sekarang akan menjadi
sebagai berikut.
Kita akan melanjutkan memanjat dinding pada saat bulan terlihat dan kembali ke
dalam menara dari lantai kesembilan puluh lima. Entah bagaimana menghindari
rencana bertarung melawan Alice di sini, kita akan bergabung dengan Eugeo.
Apakah kita menggunakan pisau yang dia pegang, yang dengan teliti dibuat oleh
Cardinal, pada Alice akan bergantung pada situasi.
Setelah itu, kita lebih baik mengalahkan rintangan terbesar kita, Integrity Knight
Bercouli Synthesis One, atau meyakinkannyaitu akan menjadi bantuan hebat jika
Eugeo telah mengalahkannya, tapi aku rasa memiliki harapan seperti itu akan
menjadi terlalu banyaklalu menyerbu menuju lantai tertinggi dari katedral, dimana
musuh terbesar kita, Administrator, tertidur.
Kita akan membuat pemimpin tertinggi tidak berdaya sementara dia masih tertidur,
mengambil bagian ingatan Alice yang seharusnya tersimpan di suatu tempat di
ruangan, dan mengembalikan ingatan dan kepribadian gadis itu.
Akhirnya, aku akan membuat kontak dengan staff Rath di dunia nyata melalui
system console dan membuat mereka mengetahui keseimbangan dari Underworld
yang sekarang dan menghentikan load experiment phase yang akan datang
dengan kata lain, invansi terbesar dari tanah kegelapan...
Itu adalah rangkaian misi yang benar-benar sulit yang membuatku merasa pingsan
hanya dengan memikirkan tentang itu. Aku tidak dapat melakukan apapun selain
berpikir bagaimana tujuan itu memiliki persentase kurang dari lima puluh, tidak, tiga
puluh persen kesempatan untuk sukses.
Tetapi, aku tidak dapat menahan untuk tidak mengambil tindakan lebih lama lagi.
Periode waktu yang lama, sangat-sangat lama, di dua tahun yang kuhabiskan di
Underworld, tidak, bahkan mungkin semenjak hari aku logged in di game kematian,
SAO, justru, mungkin menjadi semua alasan untukku untuk bertemu dengan
manusia baru seperti Eugeo, dan untuk mendapat alasan untuk melindungi mereka.
Kayaba Akihiko mengatakan ini sementara menatap pada Aincrad yang runtuh di
langit senja yang merah. Bahwa dia ingin untuk menciptakan dunia alternative yang
sebenarnya. Aku tidak memiliki rencana untuk mensukseskan tujuan orang itu, tapi
apa yang dapat dikatakan dunia alternative yang sebenarnya telah mengambil
tempat dihadapan mataku.
The Seed, yang diturunkan padaku oleh copy dari kepribadian Kayaba membuat
dunia VR tak terhitung tumbuh dan bermekaran di dunia nyata. Entah itu kebetulan
atau tidak dapat dihindari, light cubes yang menyimpan jiwa Eugeo dan penduduk
lain dari Underworld sangat cocok dengan penghubung dari The Seed. Jika aku
REKI KAWAHARA
101
mencari suatu jenis arti dari insiden SAO, dibalik apa yang Kayaba coba untuk
dapatkanaku pasti akan menemukannya di sini, di Underworld ini, itulah apa yang
kurasakan.
Aku tidak lagi memiliki jalan untuk kembali. Setelah semua, aku telah datang hingga
sedekat ini menuju tujuan akhir, lantai tertinggi dari Katedral Pusat, menghabiskan
sepanjang dua tahun ini semenjak aku terbangun di hutan selatan di Rulid.
Tetapi, jika aku membawa kekhawatiran yang mendesak yang aku tidak dapat
abaikan lebih lama lagi, tetapi itu mungkin sangat penting.
Itu akan menjadi meragukan jika aku hanya berkeinginan untuk menyelesaikan
banyak tujuan dari dalam hatiku, itu akan menjadi salah satu dan satu-satunya
pertanyaanku...
REKI KAWAHARA
102
REKI KAWAHARA
103
104
REKI KAWAHARA
105
REKI KAWAHARA
106
menyebabkan jiwa mereka menjadi mati... Seperti dua orang yang Eugeo dan aku
tebas dengan mengayunkan pedang kita di Akademi Master Pedang."
Insiden dimana Raios Antinous dan Humbert Zizek membawa perbuatan
memalukan pada kesopanan Tizei dan Ronie yang hanya dua hari telah berlalu. Jika
load experiment phase telah sampai dengan tidak adanya perubahan pada situasi
ini, dan Dunia Manusia akan terbuka dari serangan gabungan dari Dark Territory, tak
terhitung tragedi seperti itu akan berkembang.
"Tapi...itu bukan berarti semuanya telah hilang. Masih ada waktu sampai tentara
Dark Territory menyerbu, meskipun aku tidak mengetahui jika akan dimulai satu atau
dua tahun...Jika Dunia Manusia mencoba sebaik mungkin untuk membuat tentara
besar pada saat itu..."
"Hal seperti itu tidak mungkin untuk dapat terjadi!"
Alice akhirnya berteriak pada saat itu.
"Bukankah kau sendiri telah mengatakannya? Tentang bagaimana rusaknya dunia
bangsawan itu sebenarnya?! Bahkan ketika diperintahkan untuk mengambil pedang
mereka karena perang dimulai, keluarga empat kerajaan dan bangsawan kelas atas
pasti hanya akan berpura-pura untuk patuh sementara melindungi hidup dan harta
mereka sendiri."
"Yeah, tentu saja, sebagian besar bangsawan kelas atas mungkin tidak memiliki
keberanian untuk bertarung dengan tentara kegelapan. Tapi bagian dari keluarga
bangsawan kelas atas yang masih menyimpan harga diri mereka sebagai
bangsawan dan masih banyak diantara bangsawan kelas rendah dan penduduk
biasa yang memiliki keinginan untuk melindungi keluarga mereka dan kota...Dan
dunia ini, dengan segala usaha. Jika sejumlah besar dari peralatan yang
dikumpulkan di dalam menara ini semuanya telah didistribusikan diantara mereka
dan Integrity Knight mengajarkan mereka, ilmu pedang sebenarnya yang sudah
dipoles dan sacred arts, itu tidak akan mustahil untuk membuat tentara besar dalam
waktu satu tahun."
"Penduduk...Biasa...?"
Aku mengangguk secara dalam pada Alice, yang berguman dengan kekaguman.
"Itu benar. Bahkan jika kau tidak memaksakan mereka untuk membantu dan hanya
merekrut sukarelawan. Aku yakin kau dapat mengumpulkan cukup banyak orang.
Maksudku, sudah ada kelompok penjaga di kota dan di desa baik di sini maupun di
sana. Tapi...Jika hal ini terus berlanjut seperti biasa, tidak ada kesempatan bahwa
itu dapat diwujudkan."
"......Pemimpin tertinggi yang suci...tidak akan mungkin dapat memaafkan itu."
"Yeah. Itu mungkin akan mustahil untuk berbicara denganya juga. Setelah semua,
tentara yang Administrator tidak dapat paksa untuk setia kepadanya akan sama
REKI KAWAHARA
107
REKI KAWAHARA
108
"...Kau dapat bertemu dengannya. Jika kau menaiki naga terbang, itu hanya akan
membutuhkan waktu satu atau dua hari. Tapi...tolong, aku ingin kau mendengar ini
secara hati-hati."
Aku menatap tajam pada wajah Alice saat dia duduk sekitar satu setengah meter
jauhnya di sisi kananku, dan mengatakan kelanjutan dari kata-kataku.
"Seseorang yang akan bertemu kembali dengan Selka adalah kau, tapi bukan kau.
Dengan sekejap kau mendapatkan kembali ingatanmu, kau akan kembali menjadi
Alice Schuberg, sebelum kau melalui Synthesis Ritual, dan and Integrity Knight Alice
Synthesis Thirty akan menghilang seperti itu. Kepribadianmu yang sekarang akan
menghilang bersamaan ingatanmu ketika kau hidup sebagai Integrity Knight dan kau
akan menyerahkan tubuh itu pada kepribadian aslimu...Ini kejam, tapi...Kau yang
sekarang adalah Alice Lain, yang diciptakan oleh tangan Administrator."
Bahu Alice tersentak beberapa kali pada saat mendengar perkataanku.
Tetapi, dia tidak terjatuh ke dalam tangisan. Beberapa detik kemudian, suara serak
terdengar, seolah-olah dia mencoba sebaik mungkin untuk menahan emosi itu.
"...Bahkan semenjak aku mendengar tentang Integrity Knight telah diciptakan oleh
pemimpin tertinggi yang suci...Aku selalu memikirkan bahwa itu akan menjadi
sesuatu seperti itu. Aku telah mengambil tubuh ini dari gadis yang bernama Alice
Schuberg dan secara tidak adil berada di dalam ini selama enam tahun...itulah
bagaimana yang terjadi, bukan?"
Aku tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Meskipun pertentangan masih
berkecamuk di dalam hatinya, Alice masih menunjukkan senyuman tegar.
"Apa yang telah diambil harus dikembalikan. Itu...seharusnya apa yang Selka, orang
tuaku, temanmu...dan kau, dirimu, harapkan untuk terjadi."
"......Alice..."
"Aku hanya...memiliki satu permintaan, hanya satu."
"Apa itu...?"
"Sebelum tubuh ini dikembalikan ke pada kepribadian asli dari Alice...Dapatkah kau
membawaku ke Desa Rulid? Dan bahkan jika sambil bersembunyi...Satu kali melihat
sudah cukup. Aku ingin melihat Selka...saudara perempuanku tampak seperti apa,
dan keluargaku juga. Jika kau dapat mengabulkan sebanyak itu, itu akan lebih dari
cukup."
Menghentikan kata-katanya, Alice perlahan berbalik padaku dan melihat lurus ke
arahku.
Pada saat itu, bulan yang telah terlihat pada langit bagian timur tanpa kusadari tibatiba menurunkan seberkas cahaya melalui awan. Kedua mata Alice melunak,
REKI KAWAHARA
109
memerah dan membengkak dari tangisan seperti anak kecil, dan tersenyum sekali
lagi saat seluruh tubuhnya telah dikelilingi oleh kilauan emas. Aku tidak dapat
menahan untuk melihat wajah itu lebih lama lagi dan mengalihkan pandanganku
pada bulan di atas kepala.
Untuk mengembalikan ingatan Alice. Itu adalah salah satu dan satu-satunya
keinginan dari patnerku yang tidak tertandingi, Eugeo. Dengan kata lain, mengikuti
dengan hal itu, juga merupakan keinginanku.
Tetapi, itu akan akan menjadi sama halnya dengan kematian dari Integrity
Knight...Tidak, gadis yang memeluk lututnya dengan sedih di sampingku. Korban
yang tidak dapat dihindari dan rangkaian prioritas yang tidak dapat dihindari. Tidak
ada satupun jalan yang tersisa untukku.
"Yeah...Aku akan berjanji padamu. Aku bersumpah akan melakukannya."
Sementara melihat ke arah langit malam, aku memberitahu dia seperti itu.
"Aku pasti akan membawamu menuju Rulid sebelum ingatanmu dikembalikan."
"...Pastikan kau melakukannya."
Mengalihkan pandanganku kembali pada Alice yang menegaskan permintaannya,
aku mengangguk secara jelas.
Knight itu menjawab dengan anggukan singkat juga, sebelum dia mengambil nafas
dalam, menaruh ekspresi tegas, dan berbicara.
"Aku mengerti. Baiklah, kalau begitu...untuk sekarang, untuk agar dapat melindungi
Dunia Manusia dan penduduknya, aku, Alice Synthesis Thirty, akan mencabut
misiku sebagai seorang Integrity Kni...gh...ah...!!"
Pernyataan hebat berubah menjadi teriakan yang menusuk secara tiba-tiba.
Tubuhnya, terbungkus dengan armor emas, membungkuk ke belakang dan tangan
kanannya menekan pada mata kanannya. Apakah wajahnya yang teratur diselimuti
oleh suatu rasa sakit, yang sangat kuat tepat sekarang?
Meskipun aku terkejut, aku secara insting mengingat pemandangan yang aku lihat
dua hari lalu saat aku berdiri dengan kakiku. Eugeo yang menebas second-ranked
elite swordsman-in-training, Humbert Zizek, agar dapat menyelamatkan Tizei dan
Ronie. Pada saat aku berlari ke dalam, mata kanannya telah menyembur keluar
tanpa bekas, darah segar yang meyembur telah mengalir ke bawah pipinya seperti
air mata berwarna merah tua.
Malam itu, Eugeo menceritakan tentang itu sedikit demi sedikit di ruang disiplin
akademi. Pada saat dia mencoba menebas Humbert, tangan kanannya membeku
seolah-olah itu bukan tangan kanannya dan mata kanannya terbakar dengan rasa
sakit, dia mengatakan begitu. Dan dihadapan matanya, sacred letters yang tidak
dikenalnya terlihat, bersinar merah tua
REKI KAWAHARA
110
Fenomena sama yang Eugeo bicarakan pada saat itu mungkin menyerang Alice
sekarang. Itu kelihatan suatu jenis penahan psychological. Pemicunya akan menjadi
perbuatan melawan peraturan yang terukir pada jiwa seseorang.
"Jangan memikirkan tentang apapun! Diamkan pikiranmu!"
Aku berteriak seperti itu sementara mendekati Alice dan memegang pada bahu kiri
yang berarmornya dengan tangan kananku. Dan tangan kiriku menahan
pergelangan tangan kanan knight yang tersiksa itu, dengan perlahan menarik itu dari
mata kanannya.
"......!?"
Pada mata Alice yang seharusnya berwarna biru tua, aku melihat cahaya yang
berkedip-kedip dan menelan nafasku. Aku melihat lebih dekat agar dapat
memastikan bentuk sebenarnya dari cahaya itu.
Pada mata biru yang berbentuk lingkaran sempurna di mata kanan Alice yang
terbuka lebar.
Kalimat sulit yang tersusun dalam pola lingkaran di bagian luar, bersinar merah
sementara itu perlahan berputar. Tidak ada pola tertentu pada ketebalan kalimat itu
dan cara penyusunannya, juga, sangatlah acak. Seolah-olahitu adalah bar code[3].
Aku memiliki dugaan bahwa seseorang yang memasukkan penghalang
psychological pada penduduk Underworld adalah pemimpin tertinggi, Administrator,
bahkan semenjak aku mendengar cerita itu dari Eugeo. Tetapi, aku benar-benar
tidak memiliki ingatan dari melihat sesuatu yang menyerupai bar codes selama dua
tahun ini.
Itu tidak dilakukan oleh Administrator...? Tapi jika memang begitu, jadi siapa...?
Hingga pada saat itu, ketika aku mengeluarkan nafas pelan.
Bar code lingkaran itu mengurangi putarannya dan menarik kalimat horizontal dari
simbol aneh di atas pupil Alice yang berkontraksi. Rangkaian huruf yang ada di
permukaanya, bersinar merah tua, kelihatan tertulis [SYSTEM ALERT] [4].
Aku beberapa saat kebingungan tentang apa maksudnya, tapi aku dengan segera
menyadarinya.
Itu adalah teks di cermin. Di mata Alice, tepat di bawah kalimat teks itu, seharusnya
dilihat secara horizontal secara terbalik. Dengan kata lain, itu mengatakan [SYSTEM
ALERT].
System alert. Untukku, itu adalah peringatan tidak menyenangkan, yang kukenal,
yang muncul dari dulu dan sekarang ketika menggunakan PC[5], tapi itu seharusnya
kalimat yang tidak berarti apa-apa bagi penduduk Underworld, seperti Alice. Di dunia
ini, hanya Pengucapan Umumyang berarti Bahasa Jepang, telah digunakan di
REKI KAWAHARA
111
REKI KAWAHARA
112
Itu hanya membutuhkan waktu sebentar untuk menjelaskan itu, tapi jika memang
REKI KAWAHARA
113
begitu, menyuruh itu secara mendesak mungkin justru akan membawa efek
sebaliknya. Tidak ada manusia yang cukup tertib dapat menghentikan pikiran
mereka ketika diberitahu seperti itu.
Saat mendengar suaraku, Alice menutup kedua matanya dengan rapat. Tapi katakata merah yang diproyeksikan pada matanya mungkin tidak akan menghilang
hanya dengan itu. Tangan knight meraba-raba di udara dan menggenggam bahuku
pada saat itu menemukannya. Ototku menjadi mengerut dari kekuatan tangan yang
sangat kuat yang ditaruh padanya setiap kali teriakan samar-samar keluar darinya,
tapi ini sama sekali bukan apa-apa jika dibandingkan dengan rasa sakit yang Alice
harus rasakan.
Memekirkan bahwa itu akan membantu jika aku dapat menenangkan pikirannya, aku
mengalihkan setengah pikiranku untuk memikirkan metode apapun yang dapat
digunakan bahkan saat aku dengan erat memegang wajah Alice diantara kedua
telapak tanganku.
Alice dan beberapa Integrity Knight lainnya telah melanggar Taboo Index sekali.
Setelah semua, mereka diambil pergi oleh Gereja Axiom dan melalui Synthesis
Ritual dikarenakan itu.
Tetapi, Alice, yang secara khusus, seharusnya tidak mendapati mata kanannya
tersembur keluar ketika dia melakukan tabbo Melewati batas ke Dark Territory
delapan tahun lalu. Aku tidak pernah mendengar apapun tentang suatu hal seperti
itu dari Eugeo. Menurut penjelasannya, Alice muda yang kelihatannya berjalan
terhuyung-huyung pada garis perbatasan tanpa berpikir. Dengan kata lain, itu akan
berarti tujuan jelas untuk melakukan taboo bukanlah pikiran Alice pada saat itu.
Penahan psychological yang sekarang menyerang Alice kelihatannya beraksi untuk
tujuan melindungi dari melnggar aturan yang diberikan padanya. Pada saat
seseorang memiliki tujuan seperti itu, mata kanannya akan menjadi pertama yang
kesakitan dan SYSTEM ALERT berwarna merah lalu membuat pikiran targetnya
menjadi kacau, menanam kesadaran lebih dalam terhadap tabbo untuk sekali lagi.
Membuat penahan psychological seperti ini hanya dapat dipikirkan sebagai
pekerjaan dari tuhan pada penduduk Underworld yang pada dasarnya tidak
melanggar hukum yang kelihatannya akan memperkuat ketaatan mereka hingga
tanpa akhir.
Tapi jika penahan psychological ini telah diturunkan oleh staf Rath, itu akan
membawa pertentangan yang besar.
Setelah semua, tujuan dari eksperimen yang dilakukan di Underworld ini
kelihatannya untuk menciptakan artificial fluct lights yang mampu untuk menilai di
antara benar dan salah dari peraturan yang diberikan pada mereka. Bahkan setelah
penduduk Underworld telah mencoba sekeras mungkin untuk menerobos, kekuata
kuat telah menghalau mereka dengan ketidaktelitian seperti ini, penahan
psychological yang hebat ini hanya akan dianggap sebagai campuran prioritas
mereka.
REKI KAWAHARA
114
Dengan kata lain, seseorang yang telah memasukkan system alert ini dengan
maksud tertentu menghambat kesuksesan dari eksperimen iniapakah seperti itu?
Jika memang begitu, siapa sebenarnya orang itu dan untuk tujuan apa?
Heathcliff...Kesadaran duplikat dari Kayaba Akihiko muncul di pikiranku dalam
sekejap, tapi aku dengan segera menolak dugaan itu. Dia dan tujuannya adalah
untuk menciptakan dunia alternative yang sebenarnya tidak akan menghalangi
perkembangan dari artificial fluct lights. Bahkan sejak awal, metode kaku seperti ini
bukanlah gaya orang itu. Aku merasa bahwa ini merupakan suatu pengaruh atau
sabotase pribadi terhadap organisasi, Rath.
Aku dapat membayangkan keberadaan dari berbagai kekuatan yang bermusuhan
jika seseorang yang mengatur Rath adalah anggota Self-Defense Forces, Kikuoka
Seijirou. Sebagai contoh, kelompok dengan perlawan dari dalam terhadap Kikuoka
di dalam Self-Defense Forces, perusahaan besar yang memonopoli industri
pertahanan dalam negeri, atau jika aku membiarkan imajinasiku berpikir lebih jauh,
bahkan perusahaan senjata asing atau badan intelijen bukanlah pengecualian.
Tetapi, jika sekelompok yang berpengaruh itu telah berencana untuk menganggu
Rath, bukankah mereka mengambil tindakan yang rumit? Jika mereka memiliki
kemampuan yang cukup untuk memasukkan program penghalang pada artificial
fluct lights, bukankah mereka dapat mengatasinya dengan cepat dan
menghancurkan Light Cube Cluster, tubuh sebenarnya dari Underworld?
Dengan kata lain, itu akan berarti seseorang itu bermaksud memperlambat
eksperimen tanpa keinginan untuk benar-benar menghapusnya. Apakah orang itu
menunggu sesuatu dengan memperlambat eksperimen? Sesuatu pada berskala
besar yang membutuhkan banyak persiapansebagai contoh. Pencurian hasil dari
eksperimen, termasuk Light Cube Cluster itu sendiri.
Saat aku mencapai kesimpulan itu, suara lemah Alice, yang ketakutan tiba-tiba
datang dari anatara kedua tanganku.
"...Mengerikan..."
Kembali terkejut, aku melihat ke bawah pada wajah Integrity Knight itu.
Alisnya yang selalu memperlihatkan garis anggun telah tertekan erat secara
bersamaan, tetesan dari air mata berada di ujung matanya, dan dia telah menggigit
mulutnya dengan kekuatan yang cukup untuk mengeluarkan darah.
Mulut pucatnya bergemetar dan mengeluarkan kata-kata yang teputus-putus sekali
lagi.
"Ini...Mengerikan...untuk tidak hanya ingatanku, tapi kesadaranku, juga...telah
dimanipulasi oleh...orang lain..."
REKI KAWAHARA
115
REKI KAWAHARA
116
"Alice..."
Menduga bahwa fenomena itu dapat terjadi kapan saja pada saat sekarang, aku
meneriakkan itu.
Tanpa mengalihkan pandangannya padaku, Alice membisikan dengan suara yang
tertahan.
"Kirito...tahan aku dengan kuat."
"......Baiklah. "
Aku tidak dapat melakukan apapun selain mengangguk. Melepaskan tanganku dari
wajah Alice, aku menggerakkan itu pada armor yang ada di bahunya. Dengan kuat
menahan tubuh knight itu yang bergemetar dengan sedikit sentakan dibalik armor
emas itu.
Alice menguraikan rambut panjang, pirangnya sekali, sebelum dengan bangga
menatap pada langit dan mengambil nafas dalam.
"Pemimpin tertinggi, Administrator...Dan kau tuhan tidak bernama!! Untuk tujuan
yang aku harus capai...Aku akan melawan kalian!!"
Sebuah pernyataan yang tidak terikat memiliki gema yang halus.
Pada saat itu menghilang, sinar dari cahaya merah tua tertinggal di mata kanan
Alice.
Percikan darah hangat mengenai pipiku.
Bagian 2
Eugeo.
Eugeo..
Apa yang terjadi?
Apa kau mendapat mimpi buruk...?
REKI KAWAHARA
117
Disana terdapat dua tempat tidur kayu, yang sederhana di runagan yang pasti
benar-benar tidak dapat dikatakan luas. Di sebelah kanan sama sekali kosong,
dengan seprai tempat tidur yang baru saja dicuci dengan bersih terbentang rapi di
sana.
Dan satu, bayangan langsing berada pada tempat tidur di sebelah kiri, melihat ke
arah Eugeo dengan bagian atas tubuhnya terangkat. Wajahnya tidak dapat terlihat
dengan baik disebabkan oleh cahaya dari lampu yang dibawa tangan kanannya.
Dari pakaian mengkilap, putih murninya, pakaian yang sedikit terbuka dengan
potongan di lehernya, memperlihatkan kulit mulusnya yang bahkan terlihat pucat.
Rambut panjangnya yang terurai di tempat tidur terlihat halus seperti sutra.
Mulut mengkilapnya, yang baru saja terlihat dibalik cahaya orange, memperlihatkan
senyuman lembut.
Itu sangat dingin di sebelah sana, bukan? Datanglah, datanglah mendekat, Eugeo.
Seprai halus yang terangkat kelihatannya dipenuhi dengan kegelapan hangat, yang
menempel di sana, membuatnya jauh lebih menyadari hawa dingin yang membeku
mengalir melalui koridor itu. Kakinya melangkah melewati pintu masuk sebelum dia
mengetahuinya dan Eugeo mengarah pada tempat tidur dengan langkah kaki yang
tidak pasti.
Lampu itu anehnya menjadi padam saat dia mendekat, menyembunyikan wajah dari
perempuan yang berbaring di tempat tidur dengan kegelapan dingin. Tapi pikiran
Eugeo hanya dipenuhi dengan keinginan untuk mendekat menuju kegelapan hangat
itu dan menggerakkan kakinya sesuai keinginannya. Langkah kakinya sedikit demi
sedikit menjadi lebih lebar saat pandangannya sedikit demi sedikit menjadi lebih
gelap, tapi dia tidak merasakan bahwa itu sangat aneh.
Tempat tidur yang dia baru saja sampai benar-benar sanga tinggi dan Eugeo
melemparkan ke bawah bantal yang dia genggam, melangkah pada itu dengan
usaha untuk memanjatnya.
Pada saat itu, kain lembut yang berkibar padanya dari atas dan menenggelamkan
pandangannya di kegelapan. Seolah-olah mendorong keinginannya, Eugeo
merangkak ke dalam dan lebih dalam menuju kegelapan itu.
Jarinya yang terulur itu telah menyentuh dengan kulit hangat dan lembut itu.
Eugeo tanpa sadar memeluk itu dan menenggelamkan wajahnya pada itu. Kulit
halus itu dengan lembut menekannya, seolah-olah itu menyelimuti Eugeo.
Dipandu oleh perasaan kepuasan yang memikatnya dan kerinduan yang beberapa
kali lebih berpengaruh, Eugeo dengan erat menempel pada itu. Merasakan tangan
halus yang memeluk punggungnya dan tangan lainnya mengusap kepalanya, Eugeo
bertanya dengan suara kecil.
REKI KAWAHARA
118
"Ibu...Ibuku..."
Menenggelamkan diri bahkan lebih dalam pada kegelapan yang hangat dan lembab,
Eugeo berguman seperti itu.
Keraguan yang melayang seperti gelembung, dari ujung bagian dasar pikirannya
yang paling kaku, dan muncul.
Apakah ibuku...Pernah selangsing dan selembut ini? Kenapa kedua tangan yang
seharusnya telah bekerja di lahan pertanian hari demi hari tidak memiliki satupun
goresan padanya? Dan...Apakah ayahku yang seharusnya telah tertidur di tempat
tidur di sebelah kanan telah pergi ke suatu tempat? Dimana saudaraku yang selalu
hendak tidur di waktu aku mencoba untuk membuat ibuku memanjakanku...?
"Apa itu benar-benar kau...Ibu?"
Hehe.
Sungguh anak yang sangat aneh.
Semua orang.
Bukankah mereka semua telah dibunuh olehmu, bukan?
119
120
dibalik dinding yang seluruhnya terdiri dari kaca. Ruangan ini kelihatannya lebih
tinggi dibandingkan dengan awan.
Dia melihat bulan purnama berrwarna putih kebiruan melayang di ujung dari langit
malam ketika dia membawa pandangannya ke atas. Sejumlah besar bintang yang
menakjubkan dengan tenang berkilauan di sekitarnya. Cahaya yang mengalir turun
dari langit banyak dipenuhi dengan bintang yang jauh terlalu terang, dia mengambil
waktu sebentar sebelum menyadari bahwa itu sudah tengah malam. Menilai dari
tinggi bulannya, itu seharusnya sudah sedikit lewat dari jam dua belas. Tanggal yang
kelihatannya telah berubah sementara dia tertidur dan itu sudah tanggal dua puluh
dari bulan kelima sekarang.
Akhirnya, Eugeo melihat ke arah atas. Langit-langitnya yang membentuk lingkaran
sempurna jauh dari atas dan dia tidak dapat melihat tangga apapun yang menuju
lantai berikutnya. Itu hanya dapat berarti bahwa ruangan ini adalah ruangan
pemimpin tertinggi dari Katedral Pusat.
Langit-langit yang lebar itu dengan jelas melukiskan bagian seni yang hebat. Knights
bersinar dengan cahaya, monsters yang telah terusir pergi, dan Puncak Barisan
Pegunungan yang membelah bumi...Itu kelihatannya adalah ilustrasi cerita dari
penciptaan dunia. Setiap tempat bahkan memiliki kristal yang melekat di sana,
berkilauan seperti bintang.
Tapi untuk suatu alasan, keberadaan yang seharusnya pasti menjadi sesuatu yang
penting dari topik lukisan itu Stacia, dewi pencipta, tidak berada di tengah
sebagaimana dia seharusnya berada. Bagian itu hanya dilukis berwarna putih murni
dan apa yang kelihatannya akan menjadi kosong pada pengatur dari seluruh lukisan
itu.
Eugeo mengerutkan dahinya untuk sebentar sebelum berbalik. Mengangkat bagian
atas tubuhnya dari posisi merangkak, punggungnya bersentuhan dengan sesuatu
dan dia melihat ke arah belakang dengan kebingungan.
"......!?"
Eugeo kehilangan kata-kata, dengan tubuhnya masih meringkuk. Tepat di
sampingnya adalah sisi dari tempat tidur besar yang sangat menakjubkan.
Tempat tidur itu, berbentuk lingkaran seperti ruangan ini, kelihatannya memiliki
ukuran mendekati sepuluh mel. Empat pot emas yang tersandar pada kanopi, yang
berwarna emas juga, dan tirai ungu, yang tipis tergantung pada itu, yang
tersambung satu sama lain. Seprai tempat tidur yang putih bersih, yang menyerupai
sutra dari kerajaan barat, menutupi tempat tidur itu dan samar-samar bersinar
dengan cahaya bintang yang mengalir masuk dari jendela.
Dansesosok bayangan terbaring di tengah-tengah tempat tidur. Dia tidak dapat
melihat lebih dari garis yang kabur, yang terhalangi oleh kain tipis, bening yang
tergantung dari kanopi.
REKI KAWAHARA
121
Eugeo menelan nafasnya dan tubuhnya tersentak ke atas. Dia tidak dapat
mempercayai bahwa dia tidak menyadari kehadiran dari orang lain, meskipun itu
sangat dekat untuk beberapa menit. Tidak, bahkan sebelum memikirkan itu, dia
kelihatannya telah tertidur selama satu jam, membaringkan diri pada tempat tidur ini.
Cukup bagaimana itu dapat berakhir seperti ini
Mencapai titik itu di dalam pikirannya, Eugeo akhirnya mengingat pemandangan
terakhir yang tersisa di ingatan tidak jelasnya.
Itu benar...Aku bertarung dengan pahlawan dari cerita lama...Dengan Komandan
Integrity Knight Bercouli.
Aku terjebak dengan Komandan Integrity Knight di dalam es yang disebabkan
oleh dari art melepaskan ingatan Blue Rose Sword...Lalu orang kecil yang
memakai pakaian badut yang terlalu mencolok muncul sebelum Life kita menjadi
habis...keluhatannya dipanggil Kepala Pemimpin Chudelkin, yang mengatakan hal
yang aneh. Lalu dia menginjak pada mawar es dengan sepatunya saat dia
mendekat...Dan setelah itu...
Itu kelihatannya ingatannya telah berhenti di sana. Badut itu mungkin telah
membawa di ke sini, tapi dia tidak tahu kenapa alasannya. Dia secara insting
menyentuh sekitar pinggangnya, tapi Blue Rose Sword telah menghilang di suatu
tempat.
Menahan perasaan ketidakberdayaan yang menyerangnya pada saat itu, Eugeo
memfokuskan pandangannya pada sesosok bayangan di tempat tidur. Apakah dia
musuh, atau teman...Tidak, ini tanpa kesalahan adalah Katedral Pusat, dan
kemungkinan ini semua adalah lantai tertinggi. Siapapun yang ada di tempat seperti
ini tidak mungkin dapat menjadi teman.
Dia menduga bahwa itu akan lebih baik melarikan diri dari ruangan sementara
merendahkan suara langkah kakinya sekarang, tapi keinginan untuk mengetahui
identitas dari sesosok orang yang tertidur lebih kuat. Tetapi, tidak peduli bagaimana
jauhnya dia mengulurkan tangannya, dia tidak dapat melihat wajah yang
tersembunyi dibalik kain tipis yang tergantung di bagian tengah dari tempat tidur.
Menahan nafasnya, dia perlahan menaruh lutut kanannya pada kasur.
Tenggelam lebih dalam pada seprai sutra putih seolah-olah itu adalah salju, Eugeo
mengulurkan tangannya dengan panik. Tangan itu, juga, berakhir tenggelam pada
kain yang halus.
Mimpi buruk mengerikan dari waktu sebelumnya dengan jelas kembali pada Eugeo
saat dia merasa dirinya tertelan oleh tempat tidur itu dan punggungnya tanpa sadar
bergemetar sebelum dia perlahan mengangkat kaki kirinya pada tempat tidur juga.
Mendapati meangkak seperti itu, dia perlahan, perlahan menuju pada bagian
tengah.
REKI KAWAHARA
122
Dengan hati-hati merangkak melewati tempat tidur yang benar-benar sangat besar
itu, Eugeo tidak dapat melakukan apapun selain membayangkan bagaiamana
besarnya dari barang berkualitas tinggi yang telah diselipkan, di bawah kain itu. Itu
membutuhkan waktu setengah tahun untuk membuat satu, tempat tidur tipis setelah
perlahan mengumpulkan bulu yang keluar dari bebek peliharaan yang dipelihara di
lahan belakang milik keluarganya di Desa Rulid, hari demi hari.
Menghentikan gerakannya di depan kain tipis yang tergantung dari kanopi untuk
sesaat, Eugeo mengalihkan perhatiannya pada pendengarannya. Meskipun itu
sangat samar-samar, dia dapat mendengar suara nafas secara teratur. Itu
kelihatannya orang lain itu masih tetap tertidur.
Dengan takut, dia mengulurkan tangan kanannya. Menempelkan jarinya di balik kain
tipis itu, dia perlahan, perlahan mengangkat itu ke atas.
Pada saat cahaya putih kebiruan mencapai bagian tengah dari tempat tidur itu,
Eugeo membuka lebar kedua matanya.
Seorang perempuan terbaring di sana.
Memakai pakaian tipis dengan warna ungu mudawarna yang benar-benar sama
seperti Stacia Windowdan dijahit dengan benang perak, dia memiliki tangan,
putih yang ramping memeluk tubuhnya. Tangan dan jarinya sangat ramping seperti
boneka, tapi dua tonjolan yang tertopang dengan kain tipis dengan segera terangkat
secara besar dan dia mengalihkan pandangannya dengan panik. Dadanya, yang
mengintip keluar dari bagian lehernya yang terbuka tanpa penghalang, juga,
bersinar putih.
Pada akhirnya, Eugeo melihat ke arah wajah perempuan yang tertidur itu.
Sensasi seperti jiwanya telah tersedot keluar darinya pada saat itu juga dan semua
hal telah meninggalkan pandangannya.
Bagaimana itu dapat sangat sempurna? Dia berpikir bahwa itu melebihi batas dari
manusia. Integrity Knight Alice, yang dia lawan di lantai kedelapan puluh, tanpa
kesalahan memiliki penampilan yang sangat bagus juga, tapi kecantikannya masih
berada di dalam batas manusia. Itu cukup normal, Alice adalah manusia, setelah
semua.
Tetapi, keberadaan yang tertidur hanya beberapa mel jauhnya adalah
Dapatkah pemahat terhebat di pusat bahkan dapat membawa seni seperti ini setelah
seluruh usaha selama hidupnya? Eugeo tidak dapat menemukan kata-kata yang
dapat mendeskripsikan bahkan sedikit bagian dari kecantikannya. Bahkan jika dia
mencoba untuk menyamakan mulutnya dengan bunga, maka bunga dengan
lengkungan seindah itu tidak dapat ditemukan dimanapun di Dunia Manusia.
Kedua alisnya tersusun di atas kelopak matanya yang tertutup dan rambut
panjangnya terurai pada seprai seolah-olah itu telah dicat dengan perak murni. Itu
REKI KAWAHARA
123
menyebarkan sinar dingin, memantulkan warna biru dari kesuraman dan warna putih
dari cahaya bulan.
Sebelum dia mengetahuinya, Eugeo mendapati pikirannya telah tercuri, seperti lalat
yang tertarik oleh madu manis.
Hanya keinginan untuk menyentuh tangan ini, rambut ini, pipi ini yang memenuhi
pikiran kosongnya.
Ketika dia dengan perlahan mendekat dengan menggerakkan lututnya, aroma
harum yang dia tidak pernah rasakan sebelumnya perlahan melayang di udara.
Jari di tangan kanannya yang terulur akan mencapai itu sedikit lagi...mencapai kulit
halus dalam waktu sedikit...
REKI KAWAHARA
124
Eugeo mengulangi nama yang dia akhirnya ingat tak terhitung jumlahnya di
pikirannya.
Pelaku dibalik mengambil pergi Alice, mengambil ingatannya, dan mengubah dia
menjadi Integrity Knight. Pengguna sacred arts terhebat yang bahkan penyihir yang
memiliki kekauatan tak terukur, Cardinal, sama sekali bukan tandingannya. Musuh
terbesar Eugeo dan Kirito.
Dan Administrator itu telah tertidur di hadapan matanya.
Dapatkah aku menang...untuk sekarang...?
Dia menggerakkan tangan kirinya yang bergetar menuju pinggangnya tanpa berpikir,
tapi Blue Rose Sword tidak ada di sana. Entah itu dicuri oleh Kepala Pemimpin,
Chudelkin, atau mungkin masih berada di bawah es yang menutupi semua
pemandian besar itu. Bahkan jika musuhnya tertidur, tanpa senjata, dia tidak dapat...
Tidak.
Dia masih memiliki satu. Pisau yang sangat kecil tapi lebih kuat dibandingkan
dengan sacred tools dalam arti tertentu.
Eugeo menggerakkan tangan kirinya dari pinggangnya menuju dadanya dan dengan
pelan menekan pada kain bajunya. Sensasi yang jelas dari salib keras yang
membuat itu sendiri dikenal pada telapak tangannya. Kartu truf terakhir yang
diberikan oleh Cardinal.
Jika pisau ini ditusukkan pada tubuh Administrator, dia seharusnya terbakar hingga
mati dengan sekejap dari art menyerang yang dikirim Cardinal, melewati ruangan itu.
"......gh..."
Tapi Eugeo mengeluarkan nafas keputusasaannya sementara menggenggam pada
pisau itu melalui kain itu.
Pisau ini seharusnya hendak diguanakan pada Integrity Knight Alice. Tentu saja,
tidak untuk membakar dia sampai mati, tapi membuat dia tertidur melalui art
Cardinal dan untuk mengembalikan ingatannya, mengubah dia menjadi Alice yang
dulu. Jika itu tidak dapat dilakukan, kekalahan Administrator akan menjadi tidak
bearti bagi Eugeo. Itu mungkin untuk mengubah Alice menjadi dirinya yang dulu
tanpa menggunakan pisau itu jika pemimpin tertinggi dikalahkan, tapi dia tidak
memiliki jaminan jika itu dapat dilakukan.
Diserang oleh keraguan karena tidak memiliki jawaban, Eugeo mendengar suara
misterius itu sekali lagi sementara menggigit mulutnya, dan menyadari.
Eugeo...lari......
REKI KAWAHARA
125
Tapi sebelum suara itu yang kelihatanya berasal dari jarak yang jauh berhasil
sampai pada kesadarannya
Alis perak dari perempuan yang tertidur itu perlahan bergetar.
Kelopak mata putih itu, perlahan terangkat saat Eugeo melihatnya dengan tatapan
kosong dengan kekaguman. Pandangannya membeku di tempat, lupakan tangan
kirinya, yang masih memegang pisau itu. Kemampuannya untuk berpikir, pada saat
kembali, tersebar sekali lagi dan menghilang menuju ketiadaan.
Perempuan itu menutup kelopak matanya yang samar-samar terbuka untuk sesaat,
lalu perlahan mengedipkan matanya beberapa kali, seolah-olah untuk menyuruh
Eugeo berbuat sesuatu. Dan di waktu yang ketiga kali, kelopak matanya akhirnya
benar-benar terbuka.
"Ah......"
Helaan nafas itu keluar dari mulut Eugeo tanpa dia menyadarinya.
Matanya yang terlihat sekarang berwarna perak murni, warna yang dia tidak pernah
sadari di mata manusia manupun sebelumnya. Mata yang seperti cermin yang
samar-samar berwarna dengan kemergelapan dari tujuh warna prisma, bergetar
seolah-olah seperti permukaan air. Cahaya suci yang dapat membuat semua
permata langka di dunai terlihat tidak mengkilap.
Dihadapan Eugeo saat dia masih membeku seperti patung sementara masih berlutut
di tempat tidur, perempuan yang terbangun itu terhuyung ke atas dengan gerakan
ringan. Saat terangkat seolah-olah ditarik oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat
dengan kedua tangannya masih berada di bawah dadanya, rambut perak,
panjangnya juga dengan lembut terurai meskipun tidak ada angin dan teruarai rapi
ke bawah punggungnya secara keseluruhan.
Perempuan ituatau gadis itu, yang kelihatannya sedikit jauh lebih muda dengan
matanya yang sekarang terbuka mengangkat tangan kanannya di mulutnya seolaholah tidak mempedulikan Eugeo dan mengeluarkan uapan kecil.
Kakinya yang terbentang lurus bergerak menuju ke kanan secara bersamaan.
Menyeimbangan tubuh langsingnya dengan tiba-tiba dan tangan kirinya tertahan di
seprai untuk menahan dirinya.
Gadis itu mengalihkan wajahnya ke kiri pada akhirnya, melihat lurus ke arah Eugeo
sementara mempertahankan posisi mempesona itu.
Mata perak murninya, dibatasi oleh cahaya pelangi. Dia sangat sulit untuk dapat
memikirkan bahwa itu dimiliki manusia, disebabkan oleh kurangnya cahaya mata di
dalamnya. Itu benar-benar cantik, tapi mencegah semua jalan masuk ke dalam
hatinya saat itu memantulkan semua cahaya seperti cermin.
REKI KAWAHARA
126
Saat menatap pada ekspresi tercengangnya yang diperlihatkan pada dua cermin
kecil itu, mulut gadis yang mengkilap, abu-abu mutiara membuat sedikit gerakan.
Suaranya, yang sangat manis seperti madu dan murni seperti kristal, dengan sedikit
rayuan, berbicara.
Itu membutuhkan waktu beberapa saat untuk dia mengerti apa yang telah dikatakan.
Tetapi, tanpa menyadari ketenangan di pikirannya, Eugeo menjawab dengan
kebingungan.
"Eh...? Menyedihkan...?"
REKI KAWAHARA
127
Cinta...dia bilang?
Itu seperti...mengatakan bahwa aku...tidak mengetahui apa cinta itu sebenarnya...
"Benar. Kau adalah anak menyedihkan yang tidak pernah merasakan untuk pernah
dicintai seseorang."
"Apakah cinta itu memang benar-benar dimiliki olehmu saja? Itu tidak, bukan? Itu
sebenarnya adalah apa yang tersisa setelah saudara-saudaramu mengambil bagian
mereka, bukan...?"
"Kau menginginkan dia untuk mencintaimu saja. Tapi dia tidak bisa. Karena itu kau
membenci mereka. Seseorang yang mengambil pergi cinta ibumu, seperti ayahmu.
Dan saudaramu.
"Seseorang yang mencintaimu dan mencintaimu saja untuk pertama kalinya, gadis
berambut merah itu...Kau telah menebas orang yang mencoba mengambilnya
dengan kekuatan dan mencoba menodainya. Karena kau membencinya. Karena dia
telah mengambil pergi apa yang seharusnya dimiliki olehmu saja."
"Tapi itu bukanlah obat untuk kehausanmu. Tidak ada seorangpun yang akan
REKI KAWAHARA
128
Pada saat dia mengingat kembali nama itu, kabut gelap yang menyelimutui
kesadarannya berkurang seolah-olah itu sedikit menjadi lebih jelas dan Eugeo
menutup rapat matanya. Itu tidak akan bagus untuk terseret ke dalam aliran ini, dia
harus bergerak sekarang, perasaan bahaya memenuhi pikirannya membisikkan
seperti itu.
Tetapi, sebelum dia dapat bergerak secara nyata, suara yang memperdayanya
segera masuk menuju pikirannya dari kedua telinganya sekali lagi.
"Aku ingin tahu jika itu memang benar...? Apakah anak itu benar-benar mencintaimu
dan hanya kau saja...?"
Gema itu yang menyembunyikan tawa yang samar-samar dibalik belas kasihannya.
"Kau telah melupakannya. Aku akan membuatmu mengingatnya. Ingatanmu yang
sebenarnya, yang terkubur di dalam hatimu."
Pandangan Eugeo bergerak dalam sekejap.
Tempat tidur mewah yang berbulu itu menghilang dan dia terjatuh pada lubang
dalam, kegelapan tanpa ujung.
Aroma dari, rumput hijau segar yang menusuk hidungnya secara tiba-tiba.
Cahaya kehijuan yang tersaring melalui pohon berkelap-kelip di ujung
pandangannya sementara kicauan burung kecil menutupi suara langkah kaki pada
semak-semak.
Eugeo berjalan di dalam hutan ketika dia menjadi sadar terhadap situasinya.
Jarak pandangannya sangatlah rendah dan langkahnya sangatlah pendek. Kakinya
terentang keluar dari celana pendeknya yang dibuat dari serat adalah kaki anak
kecil, langsing, dan lemah, ketika dia melihat ke arah bawah. Tapi perasaan
kegelisahannya dengan segera menghilang, kejengkelan dan kesepian sangat besar
memenuhi dadanya sebagai gantinya.
Untuk suatu alasan, dia belum melihat Alice sama sekali semenjak hari itu dimulai.
Saat menyelesaikan pekerjaan paginya, merawat sapi dan menyiangi lahan sayuran,
Eugeo berlari secepat yang dia bisa menuju tempat berkumpul yang biasadi
REKI KAWAHARA
129
bawah pohon tua di luar desa. Tetapi, Alice tidak datang tidak peduli berapa lama
dia menunggunya. Sebagai tambahan, tidak juga teman masa kecil lainnya, laki-laki
berambut hitam itu.
Setelah menunggu mereka berdua sampai matahari naik hingga menuju tempat
tertinggi di langit, Eugeo berjalan pelan menuju rumah Alice sementara merasakan
emosi yang tidak dapat dideskripsikan. Dia pasti telah ditemukan setelah melakukan
suatu kejahilan dan mendapati dihentikani dari pergi bermain. Itulah apa yang dia
pikirkan, tapi ibunya yang menyambutnya mengatakan seperti ini dengan
memiringkan kepalanya dalam keadaan kebingungan.
Itu aneh, dia pergi lebih cepat di hari ini. Kiri-bou datang untuk menjemputnya, jadi
aku sangat yakin bahwa dia seharusnya bersamu juga, Eu-bou.
Mengucapkan rasa terima kasihnya dan meninggalkan rumah kepala desa, Eugeo
merasakan kegelisahannya berubah menjadi ketidaksabaran dan mencari di sekitar
desa. Tetapi, meskipun plaza pusat ditempati oleh anak kepala penjaga, Jink dan
anak buahnya berada, dia tidak dapat menemukan Kirito dan Alice di semua tempat
bermain lainnya dan tempat bersembunyi.
Hanya satu temoat lainnya yang datang di pikirannya. Sepetak tanah berumput
berbentuk lingkaran sempurna yang mereka baru saja temukan di dalam hutan timur
yang anak lain tidak pernah dekati. Itu adalah tempat rahasia untuk mereka bertiga,
disebut cincin peri oleh orang dewasa dan dipenuhi dengan berbagai bunga dan
berries yang manis.
Eugeo dengan susah payah berlari ke sana, tengah berada di ambang menangis.
Tubuhnya telah digerakkan oleh kesepian, keraguannya, dan satu emosi lagi, yang
dia tidak dapat menemukan nama yang cocok untuknya.
Setelah berlari melalui jalan kecil, yang berliku-liku, dan mencapai tanah kosong,
rahasia yang dikelilingi oleh pohon tua, yang sangat tebal, yang mempesona,
cahaya emas bergerak diantara batang pohon di jalannya dan kaki Eugeo secara
tersentak berhenti.
Itu tanpa kesalahan adalah cahaya dari rambut pirang Alice yang dikenalnya. Dia
secara insting mendiamkan nafasnya untuk suatu alasan dan menajamkan
pendengarannya. Bagian dari bisikan, dengan pelan saling bertukaran, yang sampai
padanya melalui angin.
Kenapa...Kenapa?
Dengan tidak ada apapun selain dari kata-kata itu yang muncul berulang-ulang di
pikirannya, Eugeo berjalan mendekat menuju tanah kosong dengan langkah pelan.
Kesedihannya yang berat mengancam untuk menghancurkannya, dia
menyembunyikan dirinya dibalik batang pohon yang berlumut dan mengintip pada
tempat rahasia yang dipenuhi dengan cahaya dari Solus.
REKI KAWAHARA
130
Alice sementara duduk di bagian tengah dari bunga yang bemekaran dengan
berbagai warna dengan punggungnya menghadap padanya. Dia tidak dapat melihat
wajahnya, tapi tidak ada kesalahan bahwa dia dapat salah mengenai rambut pirang,
lurus, yang terurai, pakaian biru gelapnya, dan apron putihnya.
Dan di sampingnya ada sebuah kepala yang ditutupi rambut hitam yang tajam.
Sahabat dan satu-satunya sahabat terbaiknya, Kirito.
Tangannya yang menegpal telah dipenuhi dengan keringt basah dan dingin.
Angin yang berubah itu mengirim suara Kirito menuju telinga Eugeo saat dia masih
berdiri.
"Hei...Ayo segera kembali. Seseorang akan menyadarinya."
Dan yang menjawab padanya adalah suara Alice.
"Tidak apa-apa. Cukup sedikit lagi...sedikit, okay?"
Tidak.
Aku tidak ingin mendengarnya lagi.
Tapi kaki Eugeo menolak untuk bergerak seolah-olah akar pohon telah melilit di
sekitarnya.
Di pandangannya dia tidak dapat mengalihkannya, wajah Alice perlahan mendekati
Kirito.
Dia mendapati bagian dari bisikan pelannya.
Mereka bedua, saling berpelukan, di tengah bunga yang bermekaran penuh, di
bawah sinar matahari yang terang, itu terlihat sama seperti lukisan.
Tidak.
Bohong. Ini semua, bohong.
Eugeo berteriak di dalam kegelapan. Tapi tidak peduli bagaimana dia mencoba
untuk membantah itu, keyakinannya bahwa pemandangan ini adalah sesuatu yang
ditarik keluar dari dalam ingatannya memancar dan mengalir menuju dadanya
seperti air dingin.
"Kau melihatnya...bukan?"
Sniff[6].
REKI KAWAHARA
131
"Aku akan mencintaimu. Aku memberikan semua cintaku kepadamu dan hanya
untukmu."
REKI KAWAHARA
132
Dengan lebih dari setengah dari garis lehernya terlihat sekarang, kulit putih,
mulusnya bergetar saat itu memancingnya.
Bisikan itu terlihat seperti baik suara ibunya yang dia telah dengar di tengah-tengah
mimpi itu, dan suara Alice yang mencapai telinganya di ilusi itu.
Dengan kesadarannya terganggu, Eugeo menatap pada kain ungu, tipis yang
tersikap ke bawah seperti kelopak bunga di sekitar pinggangnya yang sangat
langsing.
Dia benar-benar sebuah bungabesar, jahat yang merayu dan menangkap
serangga dan burung kecil dengan aroma menggoda dan nektar yang menetes.
Meskipun bagian dari Eugeo masih merasakan itu, daya tarik dari bunga, yang
mengalir dari hati putih murninya secara hati-hati berada di kelopak ungunya, terlalu
kuat dan pikiran Eugeo, telah dihancurkan menjadi pecahan dari ilusi sebelumnya,
telah sepenuhnya tertarik pada cairan kental itu.
Kau tidak pernah dicintai sebelumnya, karena itu kau benar-benar dapat merasakan
kepuasan dengan yang kau miliki.
Administrator telah mengatakan seperti itu. Dan Eugeo sedikit demi sedikit mulai
mengetahui bagian dari fakta itu.
Eugeo sendiri secara jujur dapat mengatakan bahwa dia mencintai orang tua,
saudara, dan teman masa kecilnya. Melihat pada ibunya menjadi sangat senang
dengan bunga yang dia petik dan melihat ayah dan saudaranya secara antusias
memakan ikan yang dia tangkap membuat dia sangat senang. Dia bahkan akan
mengumpulkan tanaman obat di hutan dan mengirimnya kepada Jink dan
kelompoknya, meskipun mereka menyebalkan seperti biasa, jika dia mendengar
bahwa mereka terkena demam.
Tapi apa yang mereka telah lakukan untukmu? Apa sebenarnya yang mereka telah
lakukan untukmu sebagai balasan dari cintamu?
REKI KAWAHARA
133
saat dia melihat ke bawah dengan gelisah dari panggung, sangatlah berlawan
dengan dugaannya.
Tapi meski begitu, masih ada teriakan iri di sana dan di sini diantara suatu
kerumunan anak-anak. Penebang kayu adalah sacred task yang terhormat yang
diturunkan semenjak Desa Rulid didirikan dan memikirkan itu bukanlah pedang, dia
masih akan diberikan kapak sebenarnya. Bahkan Eugeo sendiri tidak pernah
merasakan ketidakpuasan pada saat itu.
Memegang kertas yang diikat dengan pita merah, bukti dari pengangkatanya,
dengan erat, Eugeo berlari kembali menuju rumahnya di daerah pinggir desa dan
mengatakan sacred tasknya kepada keluarganya dengan bangga.
Setelah keheningan sesaat, reaksi pertama yang datang dari saudara termuda
diantara saudaranya. Dia dengan cepat mendecakkan lidahnya dan mengumpatnya,
mengatakan bahwa dia memikirkan bahwa hari ini akan menjadi hari terakhirnya
menangani pembersihan kotoran sapi. Suadara tertuanya memberitahu ayahnya
bahwa itu akan membuat rencana penanaman untuk tahun depan menjadi kacau,
dan ayahnya, juga, bertanya pada Eugeo kapan pekerjaan itu akan berakhir dan
apakah dia dapat membantu di lahan pertanian pada saat itu, dengan mengerang.
Seolah-olah takut pada kejengkelan ayahnya, ibunya telah menghilang menuju
dapur tanpa mengatakan satu katapun.
Eugeo tidak pernah berhenti merasa malu di rumahnya pada delapan tahun
berikutnya. Dan meskipun begitu, gaji Eugeo sebagai penenbang kayu telah
dikontrol oleh ayahnya dan tanpa dia sadari, jumlah domba telah bertambah, dan
peralatan bertani telah diganti dengan yang baru. Meskipun bagaimana, Jink, yang
diangkat sebagai murid penjaga, menghabiskan seluruh gajinya untuk dirinya dan
memakan roti putih yang dipenuhi dengan daging untuk makan siang, dan
menunjukkan sepatu berkilauan dan pedang yang tersimpan di sarung berkilauan.
Meskipun bagaimana, Eugeo harus berjalan dengan sepatu usang dan karung kecil
yang dipenuhi dengan tidak lebih dari yang roti keras dipunggungnya dihadapan
keberadaan Jink.
"Kau melihatnya? Apakah ada seorangpun yang kau cintai melakukan apapun
untukmu, bahkan sekali? Sebaliknya, mereka mengambil kesenangan dari
kesusahanmu dan bahkan mengejekmu, bukan?"
134
termanis di desa dan genius di sacred arts, Alice, membawa kebahagiaan padanya.
Pada akhirnya, tidak ada satupun orang di Rulid mengembalikan perasaan Eugeo.
Meskipun dia memiliki hak untuk mendapat sesuatu yang sepadan dengan apa yang
telah dia berikan, itu telah diambil darinya tanpa sebab atau alasan.
Gadis cantik, berambut perak itu perlahan, dengan lembut membiarkan kedua
tangan yang menahan dadanya terlepas, seolah-olah menariknya. Dua tonjolan itu
terpantul seperti buah matang saat kehilangan keseimbangannya.
Pemimpin tertinggi mengulurkan kedua tangannya lurus menuju Eugeo dan
membisikkan sementara menunjukkan senyuman yang memikat.
"Kau dapat menikmati untuk dicintai untuk pertama kalinya sebanyak yang kau mau.
Perasaan puas, yang sebenarnya dari kepala hingga ujung kaki. Aku berbeda
dengan seseorang yang telah mengambil sesuatu darimu tanpa memberikan
sesuatu sebagai gantinya. Jika kau dapat memberikan cintamu, kau akan mendapat
sebanyak itu sebagai gantinya. Aku akan membiarkanmu menikmati kenikmatan
yang tidak dapat terukur, melebihi apa yang mungkin kau dapat bayangkan
sekarang, jika kau dapat memberikan cintamu yang terdalam."
Bahkan bagian terakhir dari kemampuan Eugeo untuk berpikir hendak tertarik
menuju bunga jahat itu. Tapi meski begitu, bagian alasan yang tertinggal di dalam
hatinya menaruh sedikit perlawanan.
Apakah sebenarnya...Cinta itu?
Apakah itu tidak lebih dari sesuatu yang dapat ditentukan dengan nilai...Seperti
uang...?
Bukan, Eugeo-senpai!
Pandangannya berbalik menuju suara yang dia dengar dan melihat gadis berambut
merah mengenakan seragam abu-abu, dengan mati-matian mengulurkan tangannya
di kegelapan dari sisi lain.
REKI KAWAHARA
135
Tapi sebelum tangan Eugeo menggapainya, tirai tebal, yang hitam pekat telah turun
pada gadis berambut merah itu dan dia menghilang, hanya meninggalkan bayangan
kesedihan di matanya.
Dan kali ini, suara dari seseorang yang lain datang dari arah sebaliknya.
Bukan, Eugeo. Cinta sudah pasti bukanlah sesuatu yang harus dibayar kembali.
Berbalik ke belakang, dia menemukan ruangan kecil penuh rerumputan yang
membatasi kegelapan dan gadis berambut pirang mengenakan pakaian biru berdiri
di sana. Mata biru gadis itu berkilauan dengan indah seolah-olah itu adalah hanya
dan satu-satunya jalan dari rawa tak berdasar ini dan Eugeo mengangkat kakinya
yang lelah untuk berusaha merangkan menujunya.
Tetapi, tirai hitam telah turun dengan suara keras sekali lagi dan lapangan berumput
hijau itu terhapus. Eugeo telah kebingungan dengan kepergian cahaya itu dan tetap
meringkuk pada tempat dimana dia berada. Dia sangat sulit untuk dapat menahan
rasa haus yang membakarnya lebih lama lagi. Saat mengingat penindasan yang
tidak adil, memanfaatkan, dan mencuri, secara terus menerus dari apa yang
seharusnya telah dimiliki olehnya dari teman masa kecilnya, kesedihan dan
kekecewaannya berubah menjadi air mata yang pekat, membakar tenggorokannya.
Pada akhirnya, Eugeo mulai yakin untuk meyakinkan dirinya ke depan dengan
kepalanya tertunduk ke bawah. Menuju aliran nektar yang memancarkan aroma
manis yang sangat banyak.
Mendorong tubuhnya melalui seprai sutra yang halus, ujung jarinya terulur ke depan
dan bersentuhan dengan kulit dingin yang meenyegarkan. Ketika dia membawa
wajahnya ke depan, gadis berambut perak yang penampilannya sebanding dengan
dewi menunjukkan senyuman yang sangat menawan saat dia mengambil tangan
Eugeo.
Dengan tangan kanannya menariknya maju dengan pelan, dia melemparkan diri ke
depan tanpa perlawanan. Tubuh yang tidak berpakaian itu menerima Eugeo dan
membungkusnya pada kelembutan yang memikat.
Sebuah suara berbisik di dalam telinganya dengan nafas yang merdu.
"Kau menginginkannya, bukan, Eugeo? Untuk melupakan semua kesedihanmu,
untuk menerima semua yang aku telah tawarkan? Tapi, tidak, masih belum. Aku
telah mengatakan ini, pertama, kau akan memberikan semua cintamu. Sekarang,
ulangi kata-kata setelah aku mengucapkannya. Hanya percayai aku dan berikan
semua yang kau punya. Baiklah...Pertama, mulailah sacred art."
Semua yang Eugeo sadari sekarang, adalah lapisan dari kelembutan beraroma
harum yang menyelimuti di sekitarnya.
Dia samar-samar mendengar mulutnya sendiri bergerak, mengeluarkan suara serak.
REKI KAWAHARA
136
"System...call."
REKI KAWAHARA
137
REKI KAWAHARA
138
"Remove..."
"Core..."
Sebenarnya, aku tidak ingin lagi merasakan kesedihan lebih banyak lagi,
penderitaan lebih banyak lagi.
Cinta di dunia ini tidak dapat dibuat pasti. Bahkan jika...Bahkan jika Alice
mendapatkan kembali ingatannya, bagaimana jika dia tidak memiliki pandangan
pada Eugeo? Bagaimana jika Alice akhirnya dipenuhi dengan ketakutan dan
membenci Eugeo, yang melanggar Taboo Index dengan menebas Humbert dan
mengarahkan pedangnya melawan banyak knight sebagai perlawanan terhadap
Gereja Axiom...?
Jika hal itu dapat berakhir seperti itu, maka itu mungkin lebih baik untuk hanya
berhenti sampai di sini saja.
Eugeo secara samar-samar mengerti bahwa perjalanan selama dua tahun ini akan
menjadi benar-benar selesai pada saat dia mengucapkan kata ketiga. Tetapi, dia
dapat melupakan masa lalu menyedihkan, yang sangat menyakitkan dengan
melakukan itudia dapat menenggelamkan dirinya pada cinta yang diberikan oleh
gadis berambut perak itu, alasan itu benar-benar membantu pilihannya juga.
"Ya...Sekarang, datanglah padaku, Eugeo, datanglah padaku."
REKI KAWAHARA
139
Bisikan, yang dipenuhi dengan nada manis yang tidak dapat terbayangkan, mengalir
ke dalam telinganya.
Setetes air mata mengalir pada saat Eugeo mengucapkan kata terakhir itu.
Bagian 3
"Ayo...kita...mulaiiii!"
Dengan teriakan kuat itu, aku mengangkat tubuhku untuk kesekian kalinya,
menahan kaki kananku pada ujung lantai marbel itu dan menaikinya sebelum
terjatuh ke bawah permukaan datar pada lantai halus itu.
Sendi dan ototku, tersiksa hingga melewati batasnya, bergetar seolah-olah itu telah
terkena panas dari api. Sejumlah besar keringat mengalir ke bawah tanpa henti dari
dahi dan leherku dan aku hanya mengeluarkan nafas berat, bahkan tidak memiliki
cukup kekuatan untuk menyekanya dengan ujung jariku. Kenyataan dari rasa
kelelahan yang sangat besar ini benar-benar cukup untuk menghilangkan
kepercayaanku bahwa dasar dari dunia ini adalah dunia virtual yang dibuat oleh
STL.
Aku akhirnya mencapai lantai kesembilan puluh lima dari Katedral Pusat setelah
kira-kira dua jam penuh dengan pernderitaan setelah menunggu bulan telah naik
dan melanjutkan memanjat dinding kita, tapi aku tidak memiliki kekuatan untuk
menatap sekitar. Melemparkan badanku, aku menutup mataku dan menunggu
Lifeku untuk pulih bahkan untuk jumlah yang sangat sedikit.
Tujuannya, yaitu lantai kesembilan puluh lima, hanya sekitar tujuh lantai dari teralis
yang terpasang dengan minions, tapi alasan untuk menghabiskan waktu
sebanyak itu dan usaha untuk memperpendek jarak adalah knight emas yang terikat
di punggungku dengan rantai emas tipis ini.
Beberapa jam yang lalu, Integrity Knight Alice Synthesis Thirty berhasil untuk
melewati sesuatu yang kelihatannya terpasang pada semua orang di Underworld,
segel di mata kanan system alert misterius, dengan kehendaknya sendiri, tapi
harga yang dia bayar memang berat.
Mata kanannya, menahan sesuatu yang menyerupai penahan, menyembur keluar
tanpa jejak dan rasa sakit dari keterkejutan itu membuat Alice tidak sadar.
Aku sama sekali tidak yakin jika itu disebabkan oleh jiwa mereka yang disimpan di
media penyimpanan artificial, light cube, tapi penduduk Underworld relatif mudah
terkena guncangan psychological. Ketika menderita karena kesihan yang besar,
rasa takut, atau mungkin kemarahan dan sesuatu seperti ituemosi itu yang jarang
disebabkan oleh kurangnya kejahatan di dunia ini, tetapiitu berakhir kehilangan
REKI KAWAHARA
140
perasaan dari alasan mereka untuk periode waktu yang lama, kelihatannya untuk
melindungi fluct lights mereka dari fatal error. Seperti apa yang telah terjadi pada
Selka, saudara perempuan Alice, ketika dia ditangkap oleh kelompok goblin di gua
utara di Puncak Barisan Pegunungan dua tahun lalu.
Aku menduga bahwa Alice, juga, hanya kehilangan kesadaran untuk meredakan
keterkejutan dari menghancurkan segel dan pada akhirnya akan terbangun. Dia
seharusnya telah mati di tempat seperti head elite swordsman-in-training, Raios
Antinous, jika fluct lightnya telah mengalami fatal error.
Jika memikirkan tentang itu, itu benar-benar sangat mengejutkan bahwa Eugeo,
yang telah mengalami fenomena yang sama seperti Alice di kamar Raios dua hari
yang lalu, mampu untuk menarik pedangnya tanpa kehilangan kesadarannya.
Seperti yang diduga, dia tidak berada dalam kondisi pikiran yang bagus setelah kita
telah dimasukkan menuju ruang disiplin, tapi dia masih dapat memberikan jawaban
yang jelas ketika berbicara.
Aku masih belum membentuk ide dasar dari alasan dibalik dari sifat mudah terluka
mereka dan kepatuhan mutlak mereka terhadap peraturan, tapi setidaknya, itu
mungkin tidak mustahil bagi penduduk Underworld untuk melebihi itu. Eugeo dan
Alice adalah bukti nyata. Penduduk dari Underworld adalah kecerdasan yang dibuat
oleh manusiaAI, tapi kekuatan jiwa mereka sama sekali tidak berbeda dengan
manusia di dunia nyata...
Memikirkan tentang hal seperti itu, aku menunggu Alice untuk pulih di teralis yang
penuh dengan minions, tapi knight terhormat itu tidak terbangun bahkan setelah satu
jam berlalu. Aku telah menghentikan pendarahan dari mata kanannya dengan
sacred arts, tapi aku kekurangan baik sumber energi tempat dan kemampuan
sebagai pengguna art untuk menyembuhkannya secara penuh. Bulan telah naik saat
aku dalam keadaan bersiap dan sumber energi tempat mulai untuk pulih kembali,
tapi itu digunakan untuk menciptakan piton yang dibutuhkan untuk memanjat. Aku
merobek kerah dari bajuku dan membuat perban darurat, membalutkan itu di sekitar
wajah Alice dengan hati-hati, sebelum meyakinkan pikiranku untuk memanjat
menara dengan Integrity Knight yang pingsan di punggungku.
Saat melepaskan rantai yang menghubungkan tubuh kita berdua dan membawa
tubuh langsing Alice, tapi benar-benar berat, aku betul-betul serius memikirkan
tentang meninggalkan armor emas dan Fragrant Olive Sword yang mengambil
sebagian besar beratnya. Tapi melihat Alice bertekad untuk bertarung di pihak kita,
itu akan menjadi tidak berarti untuk melepaskan peralatannya.
Menyerahkan diriku pada nasibku sekali lagi, aku menatap dengan kuat kepada
knight yang aku bawa ke tempat ini dan mulai memanjat dinding curam itu menuju
tujuanku, bagaian atas dari katedral telah tenggelam di dalam langit malam. Ketika
aku melihat teralis baru pada di akhir dua jam yang mnenyiksa, kekuatan yang
keluar dari kelegaan yang aku rasakan bahkan membuatku menjatuhkan piton. Aku
hanya dapat berdoa tidak ada seorangpun yang berdiri di tanah tepat lurus ke
bawah dari tempat itu terjatuh.
REKI KAWAHARA
141
Bagaimanapun juga, aku berpikir dapat dimaafkan untuk berbaring untuk beristirahat
setelah memanjat lebih dari sembilan puluh meter dinding lurus, yang vertikal ini
untuk mencapai tujuan, lantai kesembilan puluh lima ini. Itu tidak berarti aku dapat
bergerak untuk tiga puluh menit lainnya bahkan jika aku tidak menginginkannya.
Aku mengumpulkan ketetapan hatiku untuk melakukan itu dan memfokuskan
semuanya untuk mengistirahatkan seluruh tubuhku, tenggelam pada kebahagiaan,
tapi penghalang itu segera terlihat dari belakangku, itu adalah suara yang lembut.
"U...uhm..."
Nafas dari knight itu menggelitik leherku saat dia hendak terbangun.
"...Dimana...aku...bagaimana..."
Perkataan itu keluar dari Alice sebelum dia mencoba untuk bangun, tapi rantai itu
dengan segera menegang dan beban yang beberapa saat meninggalkan
punggungku kembali.
"Rantai ini...Kirito...Jangan bilang padaku kalau kau membawaku...hingga sejauh
ini...?"
Itu benar, jadi sedikit lebih berterima kasih tentang itu. Aku berguman seperti itu
pada diriku beberapa saat yang lalu.
"Menjaulah dariku, kau basah dengan keringat! Itu meresap ke dalam pakaianku!
Cepat, menjauhlah dariku!"
Dan pada saat mengirimkan pukulan pada bagian belakang kepalaku bersamaan
dengan teriakan itu, dahiku menghantam pada lantai marbel dengan semua
kekuatannya pada itu.
"Kau mengerikan...Ini sudah terlalu banyak..."
Setelah melepaskan rantai itu dengan cepat dan menurunkan beban yang ada pada
punggungku, aku bersandar pada pilar lingakaran di dekatku saat aku menghela
nafas.
Tetapi, untuk knight terhormat itu, dia tidak menyadari kerja kerasku dan
membersihkan rok putihnya dengan cemberut. Pada saat aku berpikir dia telah
selesai, kerutannya masih ada di alisnya saat dia mencubit kerah baju yang selalu
menempel dengan leherku sementara aku membawanya. Aku tidak dapat
melakukan apapun selain memberikan sedikit kemarahan setidaknya, setelah
melihat perbuatan seperti itu.
"Jika itu mengganggumu sebanyak itu, kenapa kau tidak pergi menuju pemandia
atau sesuatu seperti itu, oh knight yang terhormat?"
REKI KAWAHARA
142
Itu dimaksud sebagai pukulan kepada kecemberutan Alice, tapi saat penerima itu
mulai memiringkan kepalanya untuk mempertimbangkannya secara sungguhsungguh, aku melanjutkan dengan kebingungan.
"Tidak, itu hanya bercanda! Bahkan lebih baik untuk tidak bercanda untuk kembali
ke bawah menuju lantai di bagian tengah."
"Tidak, tidak perlu untuk pergi sejauh itu, hanya lima lantai ke bawah...Pada lantai
kesembilan puluh, ada pemandian besar yang digunakan untuk Integrity Knight."
"Apa..."
Aku adalah seseorang yang bergemetar untuk kali ini juga. Itu akan menjadi
kebohongan jika aku mengatakan bahwa aku tidak ingin membersihkan pakaian dan
tubuhku, yang dipenuhi dengan debu dan keringat disebabkan oleh pertarungan
hebat, secara beruntun setelah melarikan diri dari penjara bawah tanah, bersamaan
dengan memanjat dinding yang tidak terduga.
Itu tidak harus pemandian, bahkan sebuah kolam berisi air berada di tempat dekat
sudah cukupAku memikirkan itu sementara memeriksa keadaan sekitar kita sekali
lagi.
Lantai kesembilan puluh lima dari katedral, Morning Star Lookout, yang
kelihatannya telah dibangun sebagai aula besar untuk melihat pemandangan seperti
yang dikatakan namanya. Sekelilingnya dengan lantai persegi yang sempurna
dengan tidak ada dindingItulah alasan kenapa kita memasang tempat ini sebagai
tujuan kita, setelah semuadan tiang melingkar yang menahan langit-langit dengan
jarak kita-kira tiga meter hanya dengan itu saja. Aku tidak dapat melakukan apapun
selain dari mengangguk dengan setuju pada keputusan Administrator untuk
menaruh minions pada dinding sedikit ke bawah dengan sedikit kesempatan dari
penyusup, setelah melihat bagaimana terbukanya ini setelah dibangun.
Bagian terluar dari lingkaran, dimana Alice dan aku berada, adalah teralis yang
mengelilingi lantai dengan tangga pendek yang terbentang ke dalam dari berbagai
posisi. Beberapa patung marbel dan semak yang kehijauan ditempatkan di dalam
interior yang sedikit lebih tinggi, bersamaan dengan meja dan kursi dengan desain
yang hebat. Menduduki kursi itu di siang hari, dibandingkan dengan di tengah malam
seperti sekarang, kelihatannya akan memperlihatkan pemandangan burung yang
indah dari Underworld, yang terbentang tanpa batas.
Tangga besar yang mengarah ke atas dan ke bawah kelihatannya telah dibangun di
sisi utara. Terlambat seperti biasa, tidak ada tanda-tanda dari seorangpun selain kita
di lantai ini sekarang.
Lalu, sekarang, apakah Eugeo telah melewati lantai kesembilan puluh lima ini?
Lebih dari tujuh jam telah berlalu semenjak kita telah terpisah di lantai kedelapan
puluh. Memikirkan itu secara rasional, Eugeo seharusnya telah mencapai tempat ini
REKI KAWAHARA
143
lebih cepat dibandingkan dengan kita yang melalui usaha yang hebat untuk
memanjat dinding terluar itu.
Tapi masalahnya adalah akan menjadi musuh hebat yang berdiri di perjalanan
Eugeo, yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan minion yang kita telah lawan
Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One itu sendiri. Pahlawan dari
legenda, yang seharusnya lebih kuat dibandingkan dengan baik Wakil Komandan
Integrity Knight Fanatio yang bertarung keras denganku hingga hingga hampir
berakhir seri dan Alice yang melawanku dengan tanpa kesulitan.
Tentu saja, Eugeo sama sekali tidak lemah. Dia bahkan mungkin telah melewatiku
dalam kemampuan skill pedang. Tetapi, tehnik saja tidak akan dapat mengalahkan
rangking teratas dari Integrity Knight yang yang berhasil dikatakan melebihi manusia
biasa. Itu membuat menyerang saat musuh tidak sadar dan menggunakan seluruh
situasi yang dibutuhkan, atau strategi yang dapat disebut apapun boleh. Apakah
Eugeo yang rajin itu benar-benar dapat melakukan itu...?
Setelah melihat keadaan sekitar juga, Alice memanggilku pada saat aku khawatir.
"Tentu saja, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pemandian,
tapi...Patnermu yang dipanggil Eugeo belum sampai hingga setinggi ini, bukan?"
"Eh? Kenapa?"
"Setelah semua, lantai kesembilan puluh lima ini adalah satu dan satu-satunya
tempat dimana kita dapat kembali menuju katedral setelah mendapati terlempar
keluar. Itu seharusnya sudah sangat jelas dari pandangan pertama...Dengan kata
lain, jika dia telah mencapai tempat ini sebelum kita, dia seharusnya menunggumu di
sini."
"...Aku mengerti, itu memang benar..."
Aku mengangguk dengan tanganku menyilang. Sekarang dia telah mengatakan hal
itu, jika Eugeo telah melewati lantai ini sebelum kita, dia kelihatannya telah
ditangkapatau diubah menjadi mayat. Meskipun itu berlawanan dengan dugaanku,
aku lebih mempercayai bahwa Eugeo bukanlah seseorang yang dapat ditangkap
atau dibunuh semudah itu.
"Di samping itu, jika Eugeo..."
Alice berguman dengan ekspresi termenung, dengan namanya yang terucap oleh
lidahnya dengan benar-benar normal, meskipun orang yang dipertanyakan itu
mungkin tidak menyadari itu pada dirinya.
"...Telah memanjat tangga besar yang melewati Cloudtop Garden, dia kelihatanya
akan berhadapan musuh terkuat sebelum dia mencapai ke sini, Morning Star
Lookout. Dia akan bertemu dengan oji-sama...Komandan Integrity Knight Bercouli,
yang terhormat."
REKI KAWAHARA
144
REKI KAWAHARA
145
Menaruh kekuatanku pada kedua kakiku yang akhirnya mengibaskan sedikit rasa
kelelahannya, aku terhuyung pada saat aku berdiri, Menatap pada tangga besar di
sisi utara dari lantai itu, aku menggigit mulutku.
Pemikiran bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menggunakan sacred arts untuk
mencari posisi Eugeo yang sekarang datang padaku, tapi seperti peraturan umum,
sacred arts tidak dapat ditargetkan pada manusia yang tidak berada di area ini.
Pertarungan Administrator dan Cardinal seharusnya akan selesai waktu yang lalu
jika itu memungkinkan. Menargetkan pada objek daripada manusia masih mungkin,
tapi... Aku akhirnya menyadari keberadaan dari solusi mudah pada saat sampai ke
titik di pikiranku dan berguman.
"Aku mengerti...Itu benar."
Aku mengangguk tanpa mempedulikan pada Alice yang berbalik padaku dengan
ekspresi curiga, aku mengangkat tangan kananku dan berteriak dengan suara yang
tertahan.
"System call!"
Sumber energi tempat yang terhisap oleh memanjat dinding kelihatannya telah pulih
saat jariku yang terulur bersinar ungu dengan samar-samar. Menahan dorongan
untuk berlari, aku dengan hati-hati mengucapkan perintah yang panjang itu.
"Generate umbra element. Adhere possession. Object ID, WLSS703. Discharge."
Itu semua yang teringat pada ingatanku. Meskipun itu tidak lebih dari dugaan,
rangkaian WLSS, bagian setengah yang pertama adalah ID yang merupakan
singkatan dari Double-edged, Long Sword, Single-hand[7] sementara nomor
bagian setengah yang kedua adalah nomor serial dari pedang di kategori itu. ID
pedang hitamku adalah WLSS102382, jadi itu mungkin berarti hanya ada
beberapa ratus pedang panjang satu tangan yang ada ketika Blue Rose Sword
diciptakan dan jumlah itu telah melebihi hingga seratus dua ribu hanya dalam waktu
ratusan tahun...
Bahkan saat aku memikirkan hal seperti itu, cahaya umbra element yang terpisah
dari ujung jariku saat itu dengan tenang melayang ke bawah dan menyebar terpisah,
menghilang dengan suara tajam pada saat itu menyentuh lantai pada jarak yang
pendek.
"...Ke tangga bawah, huh."
"Kelihatannya seperti itu."
Aku bertukar percakapan pendek dengan Alice yang sekarang memiliki ekspresi
mengerti padanya.
Aku menggenggam dan membuka tangan kananku yang di bawah beberapa kali, itu
kelihatannya Lifeku, yang berkurang dari rasa kelelahan, telah pulih kembali, tapi
REKI KAWAHARA
146
luka yang diderita Alice seharusnya lebih dalam dibandingkan dengan diriku.
Mengambil pandangan lain pada knight itu, aku sesaat bertanya.
"Bagaimana dengan mata kananmu, apakah ada kesempatan untuk itu dapat
disembuhkan...?"
Alice perlahan menekan pada mata kanannya, yang ditutupi oleh perban yang
awalnya adalah kerah bajuku, dengan ujung jarinya dan menjawab dengan sebuah
pertanyaan.
"Kau adalah seseorang...yang memasang ini?"
"Yeah...Aku berhasil membuat darahnya berhenti entah bagaimana, itulah batas dari
sacred artsku. Tapi kau mungkin..."
"Ya, tentu saja, kemampuan penggunaan artmu tidak mungkin dapat dibandingkan
dengan diriku, tapi..."
Menyuarakan perkataan kasarnya seperti biasa tanpa keraguan seperti biasa, dia
mengalihkan mata kiri satu-satunya pada langit dan menatap pada bulan purnama
putih kebiruan.
"Jumlah sacred power di udara yang sekarang sama sekali tidak cukup untuk
menciptakan sejumlah luminous elements yang dibutuhkan untuk meregenerasi
mata kananku yang hilang sama sekali. Itu kelihatannya mustahil sampai Solus
terbit."
"Lalu, jika kau dapat mengubah suatu jenis be-tidak, itemmu yang memiliki prioritas
tinggi menjadi sacred power...Seperti armor itu, mungkin..."
"Art untuk mengembalikan peralatan menjadi sacred power itu sendiri, juga,
membutuhkan sacred power yang berhumlah tidak sedikit. Apa kau belum
mempelajari itu di akademi?"
Alice memperlihatkan wajah yang sedikit kesal sebelum menegarkan ekspresinya
dan berbicara.
"Ini masih sakit dan jarak pandang bagian kananku menghilang, tapi tidak ada
apapun yang berperan sebagai halangan di pertarungan. Aku tidak apa-apa
bertahan dalam kondisi untuk sementara waktu."
"T-Tapi..."
"Dan aku berharap untuk menahan sensasi ini sedikit lebih lama. Rasa sakit ini,
adalah bukti dari tekadku untuk bertarung dengan Gereja Axiom yang telah aku
percayai selama bertahun-tahun..."
Aku tidak dapat melakukan apapun selain mengangguk dengan yang dia katakan.
Knight Alice kelihatannya akan memotong jalan yang terbuka untuk mendapatkan
REKI KAWAHARA
147
nasib yang dipilih oleh tangannya di pertarungan yang akan terjadi mulai dari
sekarang.
"...Baiklah. Aku akan menyembuhkan mata sebelah kananmu jika kita harus
bertarung."
Menjawab seperti itu, aku mengalihkan pandanganku menuju tangga besar itu.
"Sebenarnya, maaf untuk merepotkanmu, tapi mari kita pergi. Eugeo kelihatannya
beberapa lantai ke bawah menilai dari umbra element sebelumnya."
Untuk lebih akuratnya, aku mencari posisi sekarang dari Blue Rose Sword,
dibandingkan dengan posisi Eugeo tapi dia tidak akan melepaskan pedang
kesayangannya dari genggamannya sampai sesuatu yang besar telah terjadi. Pada
saat mendengar perkataanku, Alice, juga, melihat ke arah tangga dan mengangguk.
"Izinkan aku untuk memandu jalan, aku sangat mengenal dengan
jalannya...Meskipun aku rasa kita hanya menuju ke bawah melalui tangga."
Tanpa memberikanku kesempatan untuk menambah kata setelah pernyataannya,
dia mulai berjalan dengan sepatunya membuat suara langkah. Aku dengan cepat
mengikutinya di belakang.
Tidak ada yang lebih dingin dibandingkan dengan aliran udara yang bertiup dari
tangga besar yang menuju ke bawah di ujung utara dari lantai itu, keberadaan
manusia sama sekali kurang dibalik kegelapan ini. Tanda kehidupan dari penghuni
Katedral Pusat sudah samar-samar hingga tanpa batas bahkan di lantai bawah, tapi
tempat ini yang di dekat puncak penuh dengan kesuraman yang kira-kira dapat
dianggap sebagai reruntuhan yang indah. Seseorang mungkin sulit mempercayai
bahwa ini adalah organisasi terpenting yang memerintah pada seluruh Dunia
Manusia.
Jika aku mengingatnya dengan baik, bagian atas dari Gereja Axiom seharusnya
memiliki sekelompok orang yang disebut tetua, selain dari Integrity Knight, tapi aku
memikirkan kenapa kita tidak dapat menangkap kehadiran salah seorang dari
mereka bahkan setelah sampai setinggi ini.
Memposisikan diriku pada sebelah kanan Alice setelah dia mulai menuruni tangga
terlebih dahulu, aku perlahan mengatakan perasaan khawatirku. Knight itu dengan
cepat mengerutkan dahinya ketika aku mengatakan itu dan menjawab dengan
bisikan juga.
"Untuk lebih jujurnya...Bahkan kita Integrity Knight, hanya diberikan gambaran penuh
dibalik para tetua itu. Kita pernah mendengar ada departemen yang bernama
Ruangan Para Tetua pada lantai di atas, dari lantai kesembilan puluh enam, tapi kita
Integrity Knight dilarang untuk memasukinya dan..."
"Huh...Sejak awal, apa pekerjaan yang para tetua lakukan?"
REKI KAWAHARA
148
"......Taboo Index."
Suara Alice menjadi semakin serius.
"Menkonfirmasi dan memeriksa penduduk Dunia Manusia berdasarkan pada Taboo
Index...itulah pekerjaan tetua. Dan Integrity Knight dikirim untuk menangani situasi
apakah seseorang yang melanggar taboo muncul. Perintah untukku agar pergi
menuju Akademi Master Pedang di Centoria Utara untuk menahan Eugeo dan kau,
juga berasal dari tetua."
"...Aku mengerti...Jadi, dengan kata lain, Ruangan Para Tetua mengerjakan
pekerjaan pemimpin tertinggi di tempatnya, huh? Tapi itu benar-benar sangat
mengagumkan bahwa Administrator yang waspada itu memberikan kekuasaan
setinggi itu pada mereka. Atau mungkin tetua memiliki ingatan mereka tersegel
seperti Integrity Knight juga..."
Alice merengut sementara menggelengkan kepalanya pada perkataanku.
"Tolong jangan katakan apapun mengenai ingatan. Aku merasa itu akan menjadi
masalah jika mata kiriku mulai sakit untuk pada saat ini juga."
"M-Maaf. Tapi aku pikir itu akan baik-baik saja sekarang...Tidak ada papun yang
terjadi pada Eugeo setelah dia menembus segel itu pada waktu yang dulu..."
"...Aku harap begitu juga."
Aku melihat ke arah Alice yang dengan lembut mengelus pada penutup mata yang
berada di mata kanannya sementara mengingat apa yang telah terjadi di teralis di
luar.
Meskipun bergemetar dari waktu ke waktu sebelum dia membulatkan tekdanya
untuk menentang gereja dan bertarung melawan pemimpin tertinggi, piety module
yang seharusnya dimasukkan ke dalam fluct lightnya melalui prosesnya tidak
berubah menjadi tidak stabil sedikitpun. Aku telah menduga bahwa bagian ingatan
yang diambil dari Alice oleh Administrator adalah saudara perempuannya, Selka,
atau teman masa kecilnya, Eugeo, tapi tidak seperti Eldrie, prisma ungu itu tidak
menunjukkan tanda-tanda meninggalkan dahinya, baik ketika dia bertemu dengan
Eugeo di Akademi Master Pedang dan ketika dia mendengar nama Selka.
Jika memang begitu, apa sebenarnya isi dari ingatan yang diambil dari Alice dan
dimiliki oleh Administrator?
Tidak ada gunanya untuk terganggu dengan hal itu sekarang. Setelah semua, jika
kita membuat Cardinal untuk melakukan sesuatu yang disebut reverse synthesis,
Alice akan mendapatkan ingatannya yang sebelumnya dan kepribadian Integrity
Knight yang berjalan di sampingku tepat sekarang akan menghilang...
REKI KAWAHARA
149
Kakiku bergerak secara otomatis saat aku menjadi lebih menyadari detakan pelan di
dadaku. Langkah kaki kita bergema di sepanjang tangga besar itu, yang sunyi
seperti kuburan, di tengah malam.
Setelah melewati bagian dasar tangga yang tertutupi dengan karpet merah untuk
kelima kalinya, tangga menuju ke bawah terputus dan pintu besar telah mengambil
tempatnya. Kita menghiraukan lantai dari lantai kesembilan puluh empat hingga
lantai kesembilan puluh satu, tapi tidak ada satupun jejak pertarungan yang
tertinggal di lantai dan dinding hingga sejauh ini.
Aku memperlihatkan ekspresi yang menanyakan, "Di sini?" pada Alice yang
menghentikan langkahnya.
"Ya...Lantai kesembilan puluh dari pemandian besar hanya berada di depan. Ojisama pasti tidak akan memilih tempat seperti itu untuk menahannya...atau seperti itu
yang kupikirkan, tapi orang itu hanya..."
Menelan sisa dari perkataannya, Alice mengangkat tangan kanannya dan menaruh
itu diantara kedua pintu. Lapisan marbel tebal itu dengan mudah bergerak tanpa
membuat suara apapun.
Kabut putih ternagkat keluar secara keseluruhan dari dalam dengan sekejap dan
aku secara insiting memalingkan wajahku.
"Woah...ini benar-benar uap yang sangat hebat. Cukup bagaimana besarnya
pemandian ini, aku bahkan benar-benar tidak dapat melihat apapun yang ada di
depanku."
Tentu saja itu tidak sepenuhnya benar, tapi itu akan lebih baik untuk melepaskan
pakainku yang basah karena keringat dan melompat menuju air hangat...dengan
pemikiran seperti itu di pikiranku, aku mengambil langakh maju. Lalu, aku akhirnya
menyadari kabut putih yang menempel di seluruh tubuhku bukanlah sesuatu seperti
uap yang terangkat dari air panas, tapi hawa dingin yang disebabkan oleh suhu yang
sangat rendah.
Itu kelihatannya ini berada diluar dugaan Alice juga, melihat saat dia mengeluarkan
bersin kecilsementara aku mengeluarkan rengutan yang besar. Aku sangat
meragukan bahwa itu telah terdorong selain oleh nafasku, tapi kabut putih itu
dengan halus terpisah ke kiri dan ke kanan. Pemandangan indah, yang sekarang
terlihat dari pemandian besar itu mengejutkanku saat masih berdiri.
Itu pasti telah menggunakan seluruh lantai katedral, dengan dinding di sisi lain yang
sangat jauh terlihat putih dan tidak jelas.
Pemandian itu hampir mengambil hampir seluruh area lantai dan telah dibagi oleh
jalan yang terbentang lurus dari dimana Alice dan aku berdiri, tapi setiap pemandian
itu adalah kolam dengan ukuran lima puluh meter, atau seperti itu yang terlihat
olehku.
REKI KAWAHARA
150
Tetapi, apa yang benar-benar menakutkan adalah bagaiamana di sisi kiri, yang
seharusnya telah terisi dengan air panas, sekarang membeku dengan es putih
murni.
Bahkan air panas yang mengalir dari keran yang terpasang pada bagian ujung dari
pemandian itu, yang menyerupai kepala hewan, telah berubah menjadi es yang
melengkung, pertanda bahwa itu membeku dengan sekejap. Ini adalah, tentu saja,
bukanlah fenomena alami dan seharusnya diketahui sebagai hasil yang disebabkan
oleh sacred art berskala besar.
Tetapi, itu bukanlah tugas yang mudah untuk membekukan air panas sebanyak ini
dengan sekejap. Jika art membekukan yang biasa melalui cryogenic elements telah
digunakan, itu akan membutuhkan sepuluh pengguna art berangking tinggi
setidaknya, bukan?
Aku bergerak menuju ke kiri dan menuruni tangga yang berperan sebagai ujung dari
pemandian itu, lalu menaruh kakiku pada permukaan es yang keras dan putih. Es itu
bahkan tidak menjadi retak dengan seluruh tubuhku berdiri pada itu sementara
pedang hitamku masih ada padaku. Kedalamannya pasti telah membeku hingga
sampai pada dasarnya.
"...Sebenarnya siapa dan bagaimana..."
Aku berguman, keheranan, saat aku mendorong diriku pada kabut yang masih
tersisa, kakiku mengambil beberapa langkah ke depan sebelum itu menginjak
sesuatu yang keras. Terdengar suara sekilas dari itu sebelum menjadi hancur
dengan sekejap. Mengerutkan dahiku dan melihat ke arah bawah, aku melihat
sesuatu yang kelihatannya potongan lingkaran yang banyak dan tersebar di
permukaan es. Mengulurkan tanganku, aku memecakan salah satu dari itu dan
membawa itu dihadapan wajahku.
Itumemiliki beberapa kelopak, biru transparan yang bermekaran, mawar yang
terbuat dari es.
"......!!"
Aku mendapati pemandangan ini beberapa kali sebelumnya. Ketika aku bertarung
dengan Wakil Komandan Integrity Knight Fanatio Synthesis Two di lantai kelima
puluh dari katedral, Grand Cloister of Spiritual Lightatau ketika aku bertarung
dengan Integrity Knight Alice Synthesis Thirty di lantai kedelapan puluh, Cloudtop
Garden. Armament full control art Eugeo, yang digunakan untuk menghentikan
gerakan mereka, membuat bunga es seperti ini.
Dengan kata lain, apa yang membekukan pada seluruh pemandian besar ini
bukanlah sacred art, tapi...
"......Eugeo..."
REKI KAWAHARA
151
Sebuah bunyi terdengar saat Alice datang menuju ke sampingku saat aku
berguman. Dia berguman dengan suara serak dengan mata kirinya terbuka lebar
karena keterkejutan.
"Ya ampun...Eugeo adalah seseorang yang melakukan ini...?"
"Yeah, tidak ada kesalahan tentang itu. Ini adalah armament full control art Blue
Rose Sword. ...Sejujurnya, aku tidak pernah membayangkan bahwa itu dapat
menjadi sekuat ini..."
Eugeo mengatakan bahwa armament full control artnya digunakan untuk menahan
gerakan, tapi ini tidak dapat terbayangkan. Seseorang akan mendapati Lifenya
terhisap dalam sekejap hanya dengan terperangkap di dalam es neraka ini.
Dia mungkin benar-benar telah mengalahkan knight legenda, Bercouli...Aku berpikir
sementara dengan gelisah memeriksa sekitar. Umbra element untuk mencari Blue
Rose Sword telah menunjukkan suatu tempat di sekitar sini, jadi Eugeo seharusnya
berada di dekat pedangnya juga.
Lalu pada saat itu terjadi, Alice mengeluarkan suara pelan "Ah" di sampingku.
"......!"
Aku menarik nafas dalam pada saat berikutnya. Sekitar dua puluh meter jauhnya,
mengkuti pandangan knight itu, sosok besar terlihat. Itu tanpa kesalahan adalah
bentuk dari garis kepala dan pudak manusia. Seseorang telah terkubur di dalam es.
Setelah bertukar pandangan dengan Alice, kita berdua melangkah pada mawar es
yang berada di kaki kita saat kita mulai berlari. Tapi aku dengan segera menyadari
sosok yang terkubur di dalam es bukanlah Eugeo. Baik lebar bahunya dan ketebalan
lehernya beberapa kali lebih tegap dibandingkan dengan Eugeo.
Aku mengurangi kecepatanku dari kekecewaan dan kewaspadaan, tapi di sisi lain,
Alice meneriakkan teriakan keras dan bahkan berlari lebih cepat.
"Oji-sama...!"
Dia berlari menuju sosok yang membeku itu tanpa menahan dirinya.
Itu adalah Komandan Integrity Knight Bercouli? Lalu dimanakah Eugeo berada...!?
Aku mempercepat kecepatanku sekali lagi bahkan dengan kegelisahanku. Pada
saat aku sampai di sana beberapa detik kemudian. Alce telah berlutut di hadapan
orang besar yang setengah badannya telah terkubur di dalam es, kedua tangannya
digenggam erat dengan bersama-sama saat dia mengeluarkan terikannya.
"Oji-sama...! Komandan Integrity Knight, yang terhormat! Apa yang telah terjadi
padamu...!?"
REKI KAWAHARA
152
Bukankah Alice seharusnya telah mengetahui kemampuan Blue Rose Sword setelah
menerima armament full control art Eugeo secara langsung di lantai kedelapan
puluh? Keraguanku segera terjawab pada saat itu juga.
Orang besar yang tenggelam hingga bagian dadanya di dalam es tebal itu tidak
hanya membeku. Bahunya, menonjol dengan otot, lehernya, tebal seperti kayu, dan
raut wajah maskulinnya dengan ujung dari pedang perangnya semua berwarna abuabu yang kelam.
"...Ini...Bukanlah armament full control art Eugeo..."
Masih berlutut di bawah, Alice perlahan mengangguk ketika aku berguman dengan
kebingungan.
"...Aku sangat yakin pada itu juga. Aku telah mendengar tentang ini dari oji-sama
beberapa waktu yang lalu. Bahwa Kepala Pemimpin diberikan kemampuan untuk
mengubah setiap dan semua manusia menjadi batu...dan itu bahkan termasuk
Integrity Knight. Aku yakin art itu bernama...Deep Freeze, jika aku mengingatnya
dengan benar."
"Deep...Freeze. Tapi kenapa...Bukankah dia seharusnya sumber terpenting dari
kekuatan tempur untuk menahan kita sebagai penyusup tepat sekarang?"
"...Oji-sama kelihatannya samar-samar menahan ketidakpercayaan terhadap
perintah yang diturunkan oleh Ruangan Para Tetua...Tetapi, dia mempercayai
kedamaian tanpa peraturan Gereja Axiom sangatlah mustahil seperti aku pernah
mempercayainya dan melanjutkan bertarung melalui hari yang tidak pernah pernah
berakhir. Tidak peduli kemampuan yang Kepala Pemimpin miliki, perlakuan...ini
benar-benar tidak beralasan, apapun keadaan yang mungkin telah terjadi!!"
Air mata mengalir sangat banyak dari mata kiri Alice menetes pada lututnya saat dia
menangis dengan kepalanya tertunduk ke bawah. Bahkan tanpa berusaha
mengusap air mata di pipinya. Alice mengulurkan kedua tangannya dan memeluk
pada Bercouli yang membatu. Air mata yang terjatuh melalui udara mendarat pada
pipi Komandan Integrity Knight itu dan tersebar seperti patikel cahaya. Dan itu
adalah ketika itu terjadi.
Bishii! Suara yang menusuk telingaku.
Alice berdiri dengan kakinya dan menatap pada leher Bercouli. Seolah-olah uap
panas yang kecil dari air mata Alice telah melarutkan pada pembatuan itu, retakan
tipis terbentuk padanya. Retakan itu dengan sekejap bertambah dan beberapa
pecahan terhambur keluar.
Patung batu berwarna pucat itu retak dengan sendirinya dan lehernya perlahan,
tertarik hingga berbalik pada Alice dan aku melihat dengan kekaguman.
Tak lama kemudian, sosok batu dengan kepalanya akhirnya berbalik ke atas, mulai
membuat retakan di dekat mulutnya untuk kali ini juga. Bagian yang pecah itu pasti
REKI KAWAHARA
153
adalah daging dan darah dari beberapa jam yang lalu yang terus terjatuh tanpa
henti.
Menilai dari namanya, deep freeze, itu mungkin kelihatannya perintah yang benarbenar membekukan tidak hanya tubuh fisik dari penduduk Underworld, tapi pikiran
mereka juga. Itu sangat berbeda dengan dari ditempelkan dengan selotip di dunia
nyata. Itu akan menolak semua gerakan yang dapat dilakukan seperti yang
diperintahkan oleh tuhan mutlak mereka, sistem. Dan orang ini menghancurkan itu
dengan kekuatan dari tekadnya.
"Oji-sama...Hentikan, hentikan itu! Tubuhmu akan hancur, oji-sama!!"
Alice berteriak dengan suara terkejut dengan air mata. Tetapi, Komandan Integrity
Knight Bercouli tanpa henti berjuang melawan tuhan dan kelopak matanya akhirnya
terangkat saat suara keras yang sangat keras yang pecah terdengar. Matanya
berwarna abu-abu pucat seperti kulitnya, tapi matanya bergetar seperti permukaan
air dan perlahan mendapatkan warna pucat, dari biru keabu-abuan. Aku dengan
jelas dapat merasakan kekuatan tekad datang dari kedua mata orang itu.
Mulutnya membentuk senyum lebar saat pecahan itu tanpa henti tersebar dairinya
dan suara sangat seraktapi kuat mengalir keluar darinya.
"...Hei, nona kecil! Kau tidak boleh menangis sekeras itu...Itu akan merusak
kecantikanmu."
"Oji-sama...!!"
"Hentikan mengkhawatirkanku...Itu tidak seperti aku akan meninggal dunia dari satu
art seperti ini, bukan? Daripada itu..."
Bercouli menghentikan perkataannya untuk sesaat dan menatap wajah Alice yang
menangis tepat dihadapannya, bersamaan dengan perban darurat yang menutupi
mata kanannya, sebelum menunjukkan senyuman tidak jelas dengan apa yang
kelihatannya seperti kasih saying seorang ayah.
"Jadi seperti itu...Nona kecil, kau akhirnya...melewati penghalang itu, huh...Segel
yang aku...habiskan tiga ratus tahun tanpa mematahkannya...Di mata kanan..."
"O-Ojisama......Aku...Aku..."
"Jangan membuat...wajah seperti itu...Aku...senang...Sekarang...tidak ada hal...yang
dapat aku ajarkan padamu, nona kecil..."
"Itu tidak...Itu tidak benar!! Masih ada banyak, masih ada banyak hal lain yang
inginkan agar kau mengajariku, Oji-sama...!!"
Tidak membuat usaha untuk menahan tangisan kekanak-kanakannya, Alice
memeluk leher Komandan Integrity Knight itu dengan kedua tangannya sekali lagi.
REKI KAWAHARA
154
REKI KAWAHARA
155
REKI KAWAHARA
156
REKI KAWAHARA
157
Aku adalah seseorang yang bertugas untuk mengantar Blue Rose Sword pada
Eugeo untuk kali ini.
Mengambil pandangan sekali lagi di sekitarku, aku melihat sarung kulit putih yang
kukenal tertinggal di permukaan es. Menaruh kembali pedang hitamku di pinggang
kiriku, aku mengambil sarung pedang kulit yang tergeletak dan menyarungkan Blue
Rose Sword pada itu. Setelah berpikir sebentar, aku mengantung pedang kedua di
samping kanan sabukku, entah bagaimana mendapat keseimbangan untuk bergerak
di sekitar sini.
Aku mengambil nafas dalam saat aku berbalik kembali dan mengetahui Alice berdiri
di hadapanku, kelihatannya telah sampai di sana tanpa kusdari. Dia mengusap air
mata dari mata kirinya dengan lengan bajunya dan berbicara dengan nada yang
sedikit berterus terang, mungkin untuk menyembunyikan perasaan malunya.
"...Seseorang yang dapat memegang kedua pedang secara bersamaan adalah
seseorang dari bangsawan kelas atas yang hanya mampu untuk
memperlihatkannya...Tapi itu sangat cocok untukmu, itu sangat aneh."
"Hm? Oh benarkah...?"
Aku tidak dapat melakukan apapun selain memperlihatkan senyum masam.
Memang benar, aku hidup sebagai solo player yang bertarung dengan dua pedang
yang dimiliki olehku pada saat hari-hariku di SAO, tapi mungkin disebabkan oleh
waktu yang lama sementara menyembunyikan skillku, mendapati seseorang
melihatku dengan dual blades membawa perasaan kegelisahan.
Tidakitu mungkin bukan semuanya, aku mungkin menahan suatu ketakutan pada
keberadaan lain yang hebat dari diriku, Kirito yang menyelesaikan game kematian
SAO dengan dual blades, di suatu tempat di dalam hatiku...Atau mungkin
ketidaksukaan. Tidak peduli bagaimana seseorang akan mencoba untuk
meyakinkanku, aku akan senang hati menyerah mengambil peran itu untuk kedua
kalinya.
"...Bahkan jika seperti itu, mengayun dua pedang di saat yang bersamaan benarbenar mustahil."
Alice secara jujur mengangguk dengan setuju ketika aku mengatakan itu sementara
mengangkat bahuku.
"Mengayun dua pedang akan membuatmu tidak dapat menggunakan secret skill
yang penting, setelah semua. Bahkan jika kita menghiraukan fakta itu, sudah jelas
tidak ada keuntungan untuk memakai dua pedang. Jika memang begitu...Jika
pedang itu telah tertinggal, aku rasa Eugeo pasti telah diambil pergi menuju
pemimpin tertinggi yang suci...Itu akan lebih baik untuk agar segera bergegas,
perbuatan orang itu melebihi apa yang manusia dapat pikirkan..."
"...Pernahkah kau berbicara dengannya sebelumnya? Pernahkah kau berbicara
dengan Administrator?"
REKI KAWAHARA
158
"Hanya sekali."
Ekspresi wajah Alice menjadi kaku saat dia mengangguk pada pertanyaanku.
"Itu akan menjadi enam tahun yang lalu semenjak sekarang...tapi ketika aku
terbangun dengan semua ingatan masa laluku menghilang dan sebagai murid
Integrity Knight, aku bertemu dengan pemimpin tertinggi yang suci, seseorang yang
memanggilku dan juru bicara dari tuhan di Dunia Manusia. Dia adalah seseorang
yang langsing dan cantik yang kelihatannya tidak penah memegang sesuatu yang
cukup berat, lupakan pedang...Tapi matanya..."
Dia melanjutkan berguman sementara memeluk dirinya dengan kedua tangannya.
"Mata perak itu terlihat seperti cermin, memantulkan semua cahaya...Ya, aku
mengerti sekarang. Aku pasti telah terserang dengan ketakutan. Apa yang
mendorongku untuk tidak pernah melawannya, untuk mempercayai semua
perkataannya, dan untuk memberikan semua dari diriku padanya karena perasaan
takut yang sangat besar...Aku menyakini itu sekarang."
"Alice..."
Merasakan sedikit kekhawatiran, aku menatap pada wajah knight yang tertunduk itu.
Tetapi, seolah-olah dia telah membaca pikiranku, Alice mengambil nafas dalam, lalu
mengangkat garis pandangannya dan mengangguk.
"Aku baik-baik saja. Aku telah memutuskan. Untuk melakukan apa yang aku
percayai benar, untuk saudara perempuanku yang tinggal di jauh di utara...keluarga
yang belum pernah kutemui, dan juga rakyat biasa Oji-sama mengetahui segel
yang terpasang di mata kanan kita. Dengan kata lain, seseorang yang mengatur
Integrity Knight, Bercouli Synthesis One, benar-benar tidak sepenuhnya
mempercayai peraturan Gereja Axiom adalah baik Datang ke bawah menuju lantai
ini sama sekali tidak membantu apapun mengenai tentang menyelamatkan
patnermu, tapi aku sangat senang dapat bertemu dengan oji-sama...Aku tidak akan
membiarkan hatiku bimbang lagi."
Alice merendahkan pinggangnya dan dengan lembut mengelus pipi Bercouli yang
membatu. Tapi itu hanya untuk beberapa saat dan dia segera berbalik, dengan kuat
melangkahkan kaki pada es saat dia mulai berjalan kembali menuju tempat dimana
kita datang sebelumnya.
"Sekarang, kita harus cepat. Kepala Pemimpin mungkin berdiri di hadapan kita
sebelum kita dapat berhadapan dengan pemimpin tertinggi yang suci."
"H...Hei, apa itu tidak apa-apa meninggalkan Komandan Integrity Knight seperti itu?"
Aku bertanya setelah mengejar hingga ke sampingnya dengan sedikit berlari dan
Integrity Knight Alice berbicara seperti itu dengan cahaya kuat di mata kirinya.
REKI KAWAHARA
159
"Itu akan menjadi terselesaikan jika kita mengalahkan Kepala Pemimpin, Chudelkin,
dan membuat dia melepaskan art...Atau mungkin jika kita menebas dia hingga mati."
Pemikiran bahwa aku tidak ingin membuat knight ini kembali menjadi musuh terlintas
di pikiranku pada saat aku berjalan, menahan beban dari dua pedang.
Alice dan aku berhenti pada saat kembali menuju lantai kesembilan puluh lima,
Morning Star Lookout, setelah berlari melalui sebanyak lima tangga lainnya,
meskipun melawan gravitasi untuk waktu yang sekarang.
Tidak sepertiku, yang menghela nafas berat disebabkan oleh Blue Rose Sword yang
tergantung di sebelah kanan pinggangku, Integrity Knight yang hebat itu memiliki
ekspresi tenang yang tidak berubah meskipun bagaimana itu seharusnya tidak
memiliki perbedaan yang cukup besar diantara beban dari peralatan kita. Aku benarbenar dapat merasakan hawa dingin dari kulit putih saljunya dan mata birunya, yang
dipenuhi dengan ketetapan hati, saat dia melihat ke atas menuju tangga yang
melanjutkan menuju lantai berikutnya.
"...Dengarkan aku sementara kau mengatur nafasmu. Tetua seharusnya tidak
memiliki perbedaan yang besar dengan penduduk biasa dalam hal pertarungan jarak
dekat dengan senjata, tapi kemampuan penggunaan sacred arts bahkan melebihi
kita, Integrity Knight. Bahkan jika udara hanya memiliki sacred power seperti
sekarang, mereka kelihatannya akan menggunakan kristal katalis yang dikumpulkan
dari taman bunga dan melancarkan serangan tanpa henti dari art berjarak panjang
kepada kita."
"Untuk musuh yang seperti itu...membawa itu menjadi pertarungan jarak dekat,
dengan serangan kejutan, akan menjadi hal yang norm...huh." Alice menggangguk
singkat padaku ketika aku memotong perkataannya sementara menghirup dan
menghela nafas.
"Ini bukanlah waktunya untuk mengkhawatirkan tentang bagaimana kita bertarung.
Itu akan lebih baik jika berhasil untuk mendekat tanpa mereka sadari, tapi tidak ada
jaminan bahwa kita dapat berhasil. Jika kita gagal dengan serangan kejutan kita, aku
akan membuatmu menyerang sementara aku menahan sacred arts mereka dengan
full control art pedangku."
"...Jadi aku adalah seseorang yang menyerang, huh..."
Dengan aku yang menunjukkan ekspresi depresi pada kemungkinan dari
pertarungan melawan musuh bertipe sihir yang tidak kusukai, alis kiri Alice tersentak
dan dia mengeluarkan ejekan biasa yang dia miliki.
"Aku tidak apa-apa jika kita bertukar peran. Tapi jika memang begitu, aku akan
memintamu untuk bertahan terhadap sacred arts itu."
"Yeah, aku mengerti, aku akan melakukannya."
REKI KAWAHARA
160
Memang benar, pedang hitamku sekarang sementara memulihkan Lifenya dan aku
bahkan tidak yakin itu dapat menggunakan full control artnya. Jika mungkin, aku
sejujurnya akan lebih menyukai untuk mempertahankan itu sampai pertarungan
melawan pemimpin tertinggi. Bahkan sejak awal, skill spesialku, menciptakan
tombak besar, umbra element yang berasal dari Gigas Cedar, bertipe kurang dalam
fungsi seperti badai bunga dari pedang yang dimiliki Alice, bahkan jika itu mungkin
memiliki kekuatan penghancur untuk mengubah situasi di sekitarnya. Alice berbicara
dengan sungguh-sungguh saat aku hanya mengangguk.
"Aku mungkin mengirimkan art penyembuh dari belakang jika aku mendapat
suasana hatiku. Mengamuklah seperti yang kau suka, tapi biarkan Kepala
Pemimpin, Chudelkin, hidup. Jika dia seperti yang aku ingat. Dia seharusnya orang
kecil yang memakai pakaian badut dengan warna biru dan merah terang."
"...Pakaian itu...telah membuang semua rasa martabat pada semua orang."
"Itu mungkin seperti itu, tapi jangan meremehkannya. Selain dari art Deep Freeze
yang mengerikan, dia seharusnya memiliki banyak art cepat dan kuat di bawah
pengendaliannya...Dia memiliki kemampuan art paling hebat di gereja, di belakang
pemimpin tertinggi, setelah semua."
"Yeah, aku tahu. Seseorang yang terlihat seperti seorang yang lemah pada
pandangan pertama selalu berubah menjadi yang paling bermasalah dalam quest."
Alice menjadi terdiam untuk beberapa saat untuk membuat ekspresi waspada pada
perkataanku sebelum dia mengalihkan pandangan lurusnya menuju tangga ke atas
dan mengatakan "Baiklah, kalau begitu" dengan kekuatan.
"Mari kita pergi."
Apa yang menunggu kita, pada saat berlari ke atas menuju lantai berikutnya melalui
tangga besar, menghentikan langkah kaki kita secepat seperti kita dapat berlari,
yang benar-benar sangat sempit, dengan jalan masuk yang muram dan pintu hitam
yang menutupi sisanya.
Luas dari jalan masuk yang diterangi oleh lampu hijau yang menakutkan sekitar satu
setengah meter paling banyak. Cukup sempit sehingga dapat membuat dua orang
harus berhati-hati ketika melewati satu sama lain. Satu pintu di kejauhan, juga,
sangatlah kecil. Alice dan aku masih mampu untuk melewatinya tanpa mengenai
kepala kita pada itu, tapi laki-laki berbadan tegap seperti Komandan Integrity Knight
Bercouli harus sedikit menunduk, bukan?
Pemadangan ini hanya terasa tidak benar. Normalnya, benteng dari musuh
terkuatsingkatnya the last dungeon, akan menjadi lebih mewah dan mencolok
pada susunan ruangan dan perabotan jika lebih jauh kita menjelahinya, bukan?
Lantai ini benar-benar sederhana dengan dekorasinya dan penggunaan area
lantainya dari Morning Star Lookout yang hanya satu lantai ke bawah.
"...Ini adalah Ruangan Para Tetua yang kau katakan sebelumnya...bukan?"
REKI KAWAHARA
161
"Aku mempercayai seperti itu, tapi... Kita akan mengetahui setelah memasukinya."
Dia melangkahkan kaki menuju koridor, rambut pirangnya terurai, seolah-olah untuk
menarik keraguannya.
Mulai mendapati untuk memikirkan bahwa mungkin ada jebakan yang terpasang di
ruangan sempit ini, aku secara insting mencoba menariknya kembali, tapi dengan
segera memikirkannya kembali dan berlari mengejarnya. Itu tidak mungkin dapat
memiliki jebakan yang terpasang untuk mengantisipasi penyusup di dalam area
sejauh ini dari Gereja Axiom. Bahkan jika ada yang seperti itu, itu mungkin akan
diperlihatkan dengan mencolok seperti minion yang terbaris di dinding luar.
Jalan sempit yang kira-kira dua puluh meter membiarkan penyusup lewat tanpa
insiden dan kita mencapai pintu kecil itu.
Saling bertukar pandangan, kita bedua mengangguk sebelum aku, yang berperan
menyerang, mengulurkan tangan dan memegang gagang pintu itu, yang berukuran
kecil juga, dengan tangan kananku. Pintu itu terbuka, gagang itu terputar jauh terlalu
mudah dengan suara klik dan itu dengan mudah terbuka ketika ditarik.
Aku dengan jelas dapat merasakan suatu jenis kehadiran dari hawa dingin bertiup
dari interior yang suram ituuntuk menggunakan persamaannya, itu terasa seperti
kesedihan yang aku rasakan kapanpun aku membuka pintu ruangan bos di labirin
Aincrad, mendorong rasa merinding di punggungku.
Itu dapat dikatakan, aku tidak dapat mengatakan secara benar pada Alice untuk
bertukar peran saat aku berada di barisan depan sekarang. Dengan menarik pintu
itu hingga terbuka, aku sedikit berhenti saat aku melihat ke dalam.
Jalan sempit yang sedikit berlanjut dan melebar hingga ke ruangan gelap, yang
hampir tidak diterangi. Cahaya ungu yang samar-samar kelihatannya berkedip, tapi
aku tidak dapat melihat darimana itu berasal.
Itu terjadi pada saat aku dengan perlahan melewati pintu itu apa yang terdengar
seperti perkataan kutukan mencapai telingaku. Menghentikan langkahku, aku
menajamkan pendengaranku. Itu bukanlah suara dari satu orang. Ada beberapa
bahkan mungkin beberapa puluh orang berguman satu sama lain. Alice
membisikkan "Itu adalah sacred arts", dari belakang dan aku menjawab dengan
setuju, menahan nafasku.
Aku menguatkan diriku, menduga berbagai serangan diarahkan pada kita, tapi
kelihatannya itu bukan seperti itu. Kata, generate, yang penting untuk kalimat art
penyerangan, sama sekali tidak ada di bagian dari perintah yang dapat aku dengar.
Aku memiringkan kepalaku, memikirkan bagaimana jenis dari art itu, dan Alice
mendesakku dengan bisikan.
"Mari kita menyerbu. Jika tetua melakukan suatu art hebat yang tidak berhubungan
dengan kita, itu akan menjadi keuntungan kita. Kita bahkan mungkin untuk dapat
REKI KAWAHARA
162
berada di dalam jarak pertarungan pedang jika kita menyelinap di antara suara
mereka di kegelapan ini."
"...Yeah, itu benar. Seperti yang kita telah rencakan, aku akan maju pertama kali.
Aku meninggalkan bagian belakang padamu."
Membisikkan kembali, aku menarik pedang hitamku dari pinggang kiriku. Aku
berpikir bahwa Blue Rose Sword di pinggang kananku mungkin menjadi beban di
pertarungan, tapi itu tidak cukup untuk membuatku meninggalkannya di tempat ini.
Mengkonfirmasi Alice telah menarik Fragrant Olive Swordnya, aku melangkah ke
depan sekali lagi.
Saat mendekati menuju ruangan gelap, aku menyadari suatu bau tidak sedap
tercampur pada udara dingin. Itu tidak seperti bau tidak sedap dari darah atau
hewan, itu lebih seperti makanan busuk. Mengalihkan pikiranku dari itu, aku
menyandarkan punggungku pada dinding dari pintu masuk sementara mengintip
pada ruangan gelap yang diketahui sebagai Ruangan Para Tetua.
Itu sangat luasatau daripada itu, itu sangat tinggi.
Lantainya berbentuk lingkaran dengan diameter kira-kira dua puluh meter. Dinding
berliku itu terbentang tinggi, mungkin sebanding dengan tiga lantai dari katedral,
langit-langitnya telah tenggelam pada kegelapan. Dalam hal strukturnya, itu memiliki
sedikit kemiripan dengan Ruangan Perpustakaan Besar dimana Cardinal tinggal.
Tidak ada satupun jenis lampu, satu-satunya sumber cahaya adalah beberapa
lampu ungu, yang samar-samar, berkedip di sekitar dinding. Selain dari itu, ada
objek lingkaran yang tersusun secara keseluruhan dengan celah pendek yang sama,
tapi aku tidak dapat mengenalinya. Cahaya baru menjadi hidup dibandingkan
dengan mendekati kita. Sebuah bidang persegi panjang bersinar dengan warna
ungu pucatStacia Window. Dan lingkaran yang berada di tempat jauh itu
adalah......
Kepala manusia.
Jadi itu berarti setiap dari benda lingkaran yang berbaris di aula silinder ini
"...Ke-Kepala yang terpenggal...?"
Suara serak keluar dariku dan Alice, yang ada di belakangku, mengeluarkan bisikan
dengan volume paling rendah yang dia bisa dari samping kiriku.
"Tidak, mereka kelihatannya tersambung dengan tubuh, tapi...Mereka kelihatannya
tertanam dari dinding..."
Aku dengan susah payah memfokuskan pandanganku pada perkataannya. Memang
benar, leher dan bahu mereka dibawah kepala lingkaran itu, tapi itu semua yang
dapat aku lihat. Setelah semua, tubuh mereka dengan rapi tertarik di kotak persegi
yang tertempel pada dinding.
REKI KAWAHARA
163
Menilai dari ukuran kotak yang sederhana itu, anggota badan mereka pasti telah
terlipat sejauh yang mereka bisa untuk menekuk di dalam. Aku sangat sulit untuk
dapat memikirkan situasi itu sangat nyaman, tapi manusia di kotak itu kelihatannya
sepenuhnya tidak menyadari situasi mereka berada. Setelah semua, wajah mereka
yang terdorong keluar dari kotak itu benar-benar tidak memiliki suatu jenis emosi.
Mereka tidak memiliki rambut, tidak hanya di kepala mereka, wajah mereka, bahkan
tidak memiliki alis, dua bola mata yang seperti kaca yang di dalam wajah pucat
mereka menatap pada Stacia Window yang melayang tepat di hadapan mereka
dengan kebingungan. Window yang menampilkan kalimat yang mengalir dari teks
setiap menit dan di setiap jeda, manusia di kotak mengatakan itu keluar secara
membosankan dari mulut tidak berwarna mereka.
"System call...display rebelling index..."
Seluruh tubuhku menjadi kaku pada saat aku mendengar suara yang tidak pantas
untuk seseorang yang hidup.
"Mereka...Mereka adalah...Dari pada waktu lalu."
"Apa kau mengenal mereka!?"
Alice dengan cepat merespon pada rintihan. Menatap pada wajah knight itu, aku
perlahan mengangguk.
"Yeah...Dua hari yang lalu, tepat setelah aku bertarung melawan Raios dan Humbert
di Akademi Master Pedang, sesuatu seperti window muncul di ujung dari ruangan.
Wajah putih yang melihat ke arah Eugeo dan aku dari sana...Pasti adalah orangorang ini..."
Alice menajamkan pendengarannya menuju suara manusia di kotak itu sekali lagi
pada perkataanku, lalu berbicara dengan merengut. "Art yang mereka ucapkan...Aku
tidak memiliki ingatan dari itu apapun itu, tapi itu kelihatannya membagi Dunia
Manusia menjadi bagian kecil dan menampilkan suatu jenis nilai. Aku tidak tahu apa
yang mewakili nilai itu, bagaimanapun juga."
"Nilai..."
Pada saat aku menirukan perkataan itu, sebuah suara terlintas kembali di pikiranku.
Dan di dalam parameter tersembunyi itu, ada sesuatu yang disebut
Transgression Quotient.
Administrator dengan cepat menyadari parameter transgression quotient ini dapat
digunakan untuk memperlihatkan manusia yang meragukan Taboo Index yang dia
tetapkan....
Penyihir muda di Ruangan Perpustakaan Besar, Cardinal, adalah seseorang yang
memberitahuku tentang itu. Tidak ada lagi kesempatan untuk meragukan.
REKI KAWAHARA
164
Pengucapan Suci, Rebelling Index, yang dikatakan oleh manusia di kotak itu pasti
adalah transgression quotient yang dikatakan Cardinal, dengan kata lain, itu berarti
sepuluh manusia di kotak di ruangan ini sedang memeriksa pada transgression
quotients dari setiap manusia yang hidup di Dunia Manusia.
Jika mereka mendeteksi nilai yang abnormal, manusia di kotak akan memeriksa
lokasinya, mengidentifikasi seseorang yang melakukan taboo, dan melaporkannya.
Seseorang yang menerima laporan akan memerintahkan Integrity Knight untuk
menahan kriminal. Ini adalah bagaimana Eugeo dan aku, dan juga Alice, diambil
pergi menuju katedral...
Aku masih berdiri dengan terdiam ketika suara seperti bel tiba-tiba terdengar. Baik
Alice dan aku secara insting memperkuat genggaman pada pedang kita, tapi
kelihatannya, kita belum ditemukan. Setelah semua, manusia di kotak yang berhenti
mengucapkan perintah banyak itu, telah melihat lurus ke atas, daripada ke bawah.
Aku belum menyadarinya sampai sekarang, tapi sesuatu yang menyerupai keran
tertempel lurus di atas kepala mereka. Manusia di kotak itu membuka mulut mereka
dan cairan coklat, yang kental tiba-tiba mengalir keluar dari keran.Mereka
menangkap itu dengan mulut mereka dan meminum itu secara mekanis. Beberapa
cairan itu terjatuh dari mulut mereka, mengotori leher dan dada mereka. Itu
kelihatannya tempat dimana bau tidak sedap dari makanan busuk berasal.
Beli itu terdengar sekal lagi tak lama kemudian dan persediaan dari makanan cair itu
berkurang. Manusia di kotak itu memutar kepala mereka kembali ke depan dan
melanjutkan mengucapkan perintah. System call...system call...
Ini tidak lagi dapat dipikirkan sebagai cara untuk memperlakukan manusia lebih
jauh lagi.
Tidak, aku tidak dapat mengizinkan perlakuan seburuk ini, bahkan pada sapi dan
domba.
Aku menggeretakkan gigiku, menahan kembali kemarahan yang mengalir dari dalam
dirinya, sama seperti Alice yang mengatakan dengan suara dalam, tegang.
"Dan ini...Adalah yang seharusnya menjadi tetua, dari Gereja Axiom, yang
memerintah Dunia Manusia?"
Aku mengalihkan pandanganku dan melihat Integrity Knight menatap pada ruangan,
satu, mata birunya bersinar dengan cahaya. Itu tidak terlintas di pikiranku sampai dia
mengatakan itu, tapi memang itu akan menjadi kesimpulannya. Sepuluh manusia di
kotak adalah tetua, pelayan sipil yang tinggi dari Gereja Axiom.
"Dan seseorang yang membuat pemandangan seperti ini, juga...Adalah pemimpin
tertinggi, bukan?"
"Yeah...Kelihatannya seperti itu."
REKI KAWAHARA
165
REKI KAWAHARA
166
167
untuk melewati menuju bagian tengah dari lantai ini tapi sepuluh manusia di kotak
yang berjaga di dinding sama sekali tidak memandang kita yang dapat dikatakan
bahwa makanan cairan yang datang dari keran itu yang ada ada di dunia mereka.
Aku tidak dapat melakukan apapun selain dari mengasihi penjaga penjara bawah
tanah atau gadis yang bertugas di elevator ketika aku mengetahui tentang keadaan
mereka, tapi untuk mengatakan tetua bernasib tragis merupakan keterangan yang
sangat benar.
Pada saat yang sama, aku hanya dapat mengatakan bahwa aku tidak dapat
memikirkan bahwa orang itu mengeluarkan suara keras yang menggeliat, di dekat
tempat yang menakutkan seperti ini. Setidaknya, aku sangat yakin bahwa itu tidak
mungkin adalah seorang teman.
Alice kelihatannya memiliki pemikiran yang sama saat menyatakan perasaan
kemarahan yang berbeda dari sebelumnya yang terlihat di wajah pucatnya. Berjalan
lurus melalui aula itu dengan memelankan langkah kakinya, Alice mengintip dari
jalan masuk menuju koridor di dalam. Aku, juga memeriksa keadaannya dari tepat di
belakangnya.
Dibalik jalan masuknya, yang anehnya sangat sempit seperti jalan masuknya,
adalah ruangan yang besar, meskipun itu lebih kecil dibandingkan dengan aula.
Meskipun itu sederhana, itu diterangi lampu, memperbolehkan kita untuk melihat
perabotan dengan masalah.
Kesan pertamaku adalah ruangan itu benar-benar sangat aneh.
Setiap dari perabotan berkilauan dengan warna emas yang kasar. Dengan
perabotan besar, seperti lemari dan tempat tidur, hingga perabotan kecil, seperti
meja bundar dan kotak penyimpanan, itu semua bekilauan dengan mempesona saat
itu memantulkan cahaya, menyilaukan mataku bahkan dari jarak sejauh ini.
Dan apa yang menyembul dari perabotan emas itu atau terletak diatasnya, adalah
tak terhitung mainan dari berbagai jenis, baik besar dan kecil.
Sebagian besar boneka mainan dengan warna dasar yang terang. Dari boneka
manusia, dengan kancing untuk mata, dan benang untuk rambut, hingga hewan
seperti anjing dan kucing, kuda dan sapi, bahkan ada suatu monster yang aku tidak
dapat kenali, dalam bentuk mereka yang mengerikan, berada di sana, sini, dan di
segala tempat di lantai dan tempat tidur, tertimbun dalam tumupukan. Ada juga
bangunan bata, kuda kayu, instrument musik, dan benda seperti itu selain dari itu,
seolah-olah took mainan dari distrik kelima Centoria telah dibawa menuju ke sini.
Dan pemilik dari suara itu terduduk dengan setengah tubuhnya terkubur di sana,
dengan punggung menghadap kita.
"Hoooooh!! Hoooooooh!!"
Dan juga, mahluk itu merosot pada mengeluarkan perkataan seruan yang tidak
berarti, satu demi satu, hanya dapat dideskripsikan sebagai sesuatu yang aneh.
REKI KAWAHARA
168
Lingkaran. Kepala lingkaran yang berada di atas badan yang hampir berbentuk
lingkaran seperti boneka salju. Tapi itu tidak berwarna putih, itu memakai pakaian
badut, yang berwarna merah di kanan dan biru di kiri. Lengan baju yang menutupi
lengan pendeknya memiliki garis vertikal berwarna merah dan biru juga,
pemandangan yang kelihatannya seperti itu akan membuatmu sakit jika menatapnya
terlalu keras.
Kepala lingkarannya berwarna putih murni dan sama sekali botak seperti tetua yang
ada di belakang, tapi tidak seperti mereka, permukaannya sangat mengkilap dengan
minyak. Sebuah topi dengan warna emas yang kasar sama seperti perabotan
berada di atas kepalanya.
Aku menempatkan mulutku di dekat telinga Alice saat dia berdiri di depan dan
bertanya dengan suara terpelan yang aku bisa.
"Apa dia Kepala Pemimpin...?"
"Ya, dia adalah Chudelkin."
Knight itu menjawab dengan suara yang benar-benar pelan, tapi itu keluar dengan
kebencian yang tidak dapat disangkal. Aku menatap sekali lagi pada punggung yang
ditutupi dengan pakaian badut.
Jika dia adalah Kepala Pemimpin, dia seharusnya berada di posisi yang sebanding
dengan Komandan Integrity Knight Bercouli sebagai pengguna sacred arts
berangking tinggi, salah satu orang terpenting dari Gereja Axiom. Tapi meski begitu,
kata, "tidak berdaya", benar-benar tertulis di punggungnya. Pikirannya kelihatannya
benar-benar terambil oleh sesuatu yang dia bawa dengan kedua tangannya.
Aku tidak dapat melihatnya dengan jelas disebabkan oleh punggung lingkaran
menutupinya, tapi itu sepertinya benda yang membuat Chudelkin terserap ke
dalamnya adalah bola kristal besar. Kaki pendek, yang terentang bergerak setiap
waktu ketika warna itu berkedip di dalamnya, bersamaan dengan seruannya dari
"hah" atau "hoh".
Aku sudah pasti menduga bahwa akan ada perkenalan yang menegangkan sebelum
pertarungan besar dimulai, seperti pertarungan melawan Deusolbert dan Fanatio,
tapi cukup bagaimana aku seharusnya menanganinya dengan situasi seperti ini?
Ketika aku berusaha untuk memikirkan tindakan selanjutnya, Alice tiba-tiba
membuat gerakannya, kelihatannya tidak dapat untuk menahan dirinya lebih lama
lagi. Menyerbu dengan segenap jiwanya dan tidak berusaha untuk menyembunyikan
langkah kakinya, untuk melangkah.
Itu dapat dikatakan, dia benar-benar hanya membutuhkan lima kali menghentakkan
kaki ke tanah. Dengan mudah meninggalkanku saat aku dengan susah payah
mencoba untuk mengejar pada sosok emas yang menyerbu menuju ruangan itu,
Alice telah berhasil menggenggam erat pada kerah yang berkibar dari pakaian badut
Chudelkin dan mengangkatnya pada saat leher lingkarannya berpikir untuk berputar.
REKI KAWAHARA
169
"Hoooooaah!?"
Alice dengan kuat menarik benda lingkaran itu, dari dimana suara histeris itu
berasal, keluar dari tumpukan mainan dan mengangkatnya tinggi ke atas. Akhirnya
berhasil mengejarnya, aku pertama kali mengecek pada seluruh ruangan ini. Tentu
saja, aku sementara mencari Eugeo yang telah diambil pergi dari pemandian besar
oleh Chudelkin, tapi aku tidak dapat menemukannya dimanapun. Ketika aku melihat
ke arah bagian tengah ruangan lagi dengan kekesalan, bola kristal yang membuat
Chudelkin terserap ke dalamnya menarik perhatianku.
Pusaran cahaya mewarnai bagian dalam dari bola kristal itu, mungkin berukuran
lima puluh sentimeter dari sisi ke sisi setidaknya, menunjukkan gambar dengan luas.
Gadis cantik yang duduk dengan kedua kakinya terlipat pada sisi di atas seprai
mewah. Wajahnya tersembunyi dari pandangan oleh rambut panjang peraknya, tapi
tubuhnya benar-benar tidak berpakaian.
Itu adalah ketika semangatku menjadi terkuras habis pada saat menyadari bahwa ini
adalah alasan dibalik teriakan aneh Chudelkin pada saat aku menyadari apa yang
kelihatannya seperti orang lain duduk di depannya, aku mecondongkan wajahku
agar dapat melihat lebih dekat, tapi mungkin karena artnya menjadi terputus pada
saat itu, gambarnya bersinar putih dan menghilang.
Alice, di sisi lain, tidak menunjukkan ketertarikan pada gambar itu dari sejak awal,
menghunuskan ujung pedangnya lurus pada mulut badut yang tergantung itu pada
saat dia berbicara.
"Aku akan memotong lidahmu dari dasarnya dalam sekejap jika kau mencoba untuk
memulai mengucapkan art."
Mulut dari orang kecil itu yang hendak untuk meneriakkan sesuatu dengan cepat
tertutup setelah peringatan tak berperasaan. Berdasarkan oleh peraturan dasar dari
Underworld, dimana semua sacred arts yang dibutuhkan didahulukan oleh System
Call, musuh pengguna art pasti telah kehilangan keuntungannya pada saat ditahan
dalam posisi seperti itu. Tapi meski begitu, aku masih menjaga perhatianku pada
dua tangan pendek itu sementara menatap pada wajah orang iniKepala Pemimpin
Chudelkin.
Tidak dapat dijelaskan, tidak banyak orang lain yang penampilannya cocok dengan
arti dari kata itu. Mulut merah terang berada di bagian bawah dari wajah lingkaran
sempurnyanya, hidung pesek menonjol di atasnya, dan mata serta alisnya berbentuk
sipit yang menyerupai senyuman.
Tetapi, mata sempit itu yang sekarang terbuka lebar yang dapat itu lakukan, mata
kecil, hitamnya bergemetar saat itu menatap pada Alice. Mulut tebal itu mengatup
seperti terompet beberapa saat sebelumnya dan suara seperti deritan logam
berkarat keluar dari Chudelkin.
"Kau...nomor tiga puluh...Kenapa kau berada di tempat seperti iniii? Kau seharusnya
telah terjatuh keluar dari menara hingga mati bersama dengan salah satu kriminalll."
REKI KAWAHARA
170
"Jangan memanggilku dengan nomor! Namaku adalah Alice. Dan aku bukan lagi
nomor tiga puluh."
Wajah berminyak Chudelkin tersentak pada jawaban Alice yang telah tercampur
dengan udara dingin yang menusuk dan dia mengalihkan matanya menuju ke
arahku untuk pertama kalinya. Kedua mata sipitnya terbuka hingga seperti setengah
lingkaran dan nafas berat keluar dari tenggorokannya.
"K-Kauuuu, kenapa, bagaimana!? Tig...Knight Alice, kenapa kau tidak menebas
kriminal itu di siniii!? Dia adalah pemberontak terhadap gereja...Bukankah aku
memberitahu bahwa dia adalah Darkness Knight dari Dark Territory!!"
"Memang benar, dia adalah kriminal. Tapi dia bukanlah Darkness Knight barisan
terdepan dari tanah kegelapan. Sama seperti aku yang sekarang."
"Apa...Apa..."
Anggota badan Chudelkin menjadi terkibas seolah-olah itu adalah salah satu mainan
yang memenuhi ruangan itu.
"J-Jadiiii kau berencana untuk mengkhianati gereja, huuuh, pernyataan sialamu
sebagai knighttttt!!"
Mungkin pedang yang digenggamnya tidak lagi terlihat di pandangannya. Tapi wajah
putih murni berubah menjadi merah terang dalam sekejap dan teriakan
kemarahannya bergema di sekitar ruangan itu bahkan dengan suara yang lebih
keras dibandingkan dengan suara biasanya.
"Kalian Integrity Knight tidak berguna selalu seperti iniiii! Dan kau hanyalah
bonekaaaaa!! Hanya boneka yang bergerak sesuai dengan
perintahkuuuu!!Bagaimana mungkin kau dapat melakukan ini pada Pemimpin Suci!!
Bagaimana mungkin kau dapat mengkhianati pemimpin tertinggi, Administratorrr!!"
Setelah menghindari ludah yang terpencar dari mulut Chudelkin dengan
memalingkan wajahnya, Alice menjawab dengan dingin bahkan tanpa mengerutkan
alisnya pada cemohan tersebut.
"Bukankah Gereja Axiom yang telah mengubah kita menjadi boneka? Setelah
semua, kalian telah menyegel ingatan kita melalui Synthesis Ritual, secara paksa
menanam kesetiaan di dalam kita, dan membuat kita mempercayai kebohongan
bahwa kita dipanggil sebagai knight dari Celestial World."
"Apa......"
Wajah Chudelkin berubah, sekali lagi, dari merah menjadi putih dan mulut besarnya
tertutup.
"Kenapa kau mengetahui tentang..."
REKI KAWAHARA
171
"Itu kelihatannya aku memiliki beberapa ingatan yang tertinggal meskipun telah
tersegel, samar-samar meskipun begitu. Aku melihat pemandangan ini ketika aku
melangkah mendekat menuju Ruangan Para Tetua...Gadis yang ketakutan, dipenuhi
dengan kegelisahan dan ketakutan dan terikat di tengah-tengah ruangan itu, yang
mendapati dinding di hatinya terbuka paksa oleh tetua, banyak, banyak art dalam
waktu tiga hari dan tiga malam. Itu adalah kebenaran dibalik Synthesis Ritual...Air
mataku yang berasal dari kesedihan dan keputusasaan pasti pernah sekali
membekas di lantai batu di aula itu ketika aku masih seorang gadis kecil itu."
Meskipun Alice mencoba untuk menahan dirinya, wajah Chudelkin dengan
kebingungan berganti diantara merah dan putih saat dia mendengar perkataannya
yang memiliki ujung yang tajam seperti pedang besi.
Tapi pada akhirnya, Chudelkin, mungkin satu-satunya manusia yang masih memiliki
pikirannya sendiri diantara orang di Ruangan Para Tetua, menunjukkan senyuman
kasar, yang menantang.
"Ya...Itu seperti yang kau katakan. Aku masih dapat mengingat itu seperti itu baru
saja terjadi kemarin, kau tahuuu? Gadis muda, yang tidak ternoda, dan yang sangat
cantik seperti kau, air matamu mengalir ke bawah pada saat kau terus memohon
dan memohon...'Tolong jangan membuatku melupakannya...Jangan membuatku
melupakan sesuatu yang berharga bagiku...', hohoho."
Melihat ke arah Chudelkin meniru nada suara dari perempuan dengan nada tinggi
yang memuakkan, mata Alice memiliki sinar yang mengingatkan pada api yang
menyala. Tapi Chudelkin melanjutkan dengan provokasinya, melanjutkan monolog
yang tidak enak.
"Oho, ohoo, tentu saja aku mengingatnya! Kesenangan yang aku dapatkan dari
menggunakan pemandangan itu masih dapat teringat olehku di sepanjang malam
bahkan sampai sekarang! Setelah membawamu ke sini dari suatu tempat yang bau,
kau pertama diangkat sebagai murid sister selama dua tahun. Kau adalah anak yang
tomboi, menemukan celah di penjagaan setiap hari dan berkeliling di festival
pertengahan musim panas di Centoria, tapi meski begitu, kau menaruh semua yang
kau punya untuk belajar, mempercayai bahwa kau akan dapat kembali menuju
kampung halamanmu suatu hari jika kau dapat bekerja sangat keras. Tapi kau tahu,
itu semua omong kosong! Tepat setelah sacred arts usage authoritymu sudah cukup
besar, forced synthesis datang! Wajah basah oleh air mata yang kau miliki ketika
kau mengetahui bahwa kau tidak akan pernah kembali lagi ke rumahmu lagi
sangat...Aku bahkan memikirkan tentang mengubahmu menjadi batu, jadi aku dapat
meninggalkanmu di ruanganku sebagai dekorasi selama-lamanyaaaa! Hoh, hoh,
hoh!!"
Aku tidak dapat menghentikan tangan kananku, yang menggenggam pada
pedangku, dari gemetar pada saat mendengar perkataan Chudelkin yang benarbenar jahat itu. Gemeretak dari Alice yang menggeretakkan giginya terdengar lagi,
tapi dia bertanya pada Kepala Pemimpin tanpa kehilangan kendali dirinya.
REKI KAWAHARA
172
"Ada sesuatu yang aneh dari apa yang kau telah katakan. Forced synthesis, bukan?
Bukankah itu menyatakan ada seseorang yang menjalani Synthesis Ritual
berdasarkan keinginan mereka sendiri?"
Kepala Pemimpin menyipitkan kedua matanya pada kalimat itu dan tertawa dengan
singkat.
"Ho-ho, sungguh telinga bagus yang kau miliki. Tentu saja ada, kau tahu? Enam
tahun lalu, kau menolak mengucapkan sacred art yang dibutuhkan untuk synthesis
biasa dengan keras kepala. 'Sacred taskku masih ada di desa asliku, aku tidak perlu
untuk mendengar perintahmu!' Dan seperti itu, dan kau mengatakannya dengan
dengan hinaan seperti ituu!"
Itu kelihatannya benar-benar seperti yang akan Alice katakan pada saat masih anakanakAku benar-benar meyakini itu meskipun aku sama sekali tidak mengetahui
gadis pada waktu itu. Mungkin mengingatnya juga, Kepala Pemimpin meludah
dengan bibir melengkungnya karena kekesalan.
"Kau adalah anak tidak sopan, yang menyebalkan pada saat ituu. Aku bahkan
memikirkan tentang meminta Pemimpin Suci, pemimpin tertinggi, untuk bangun, tapi
aku benar-benar tidak dapat melakukannya sebelum menyelesaikan persiapan
untuk upacara, kau tahuuuu. Karenanya, aku tidak memiliki pilihan sama sekali,
selain untuk menarik tetua otomatis dari tugas mereka untuk sementara untuk
membuka paksa dinding yang melindungi semua yang oh-sesuatu-yang-sangat
berharga untukmuuu. Sebenarnya, aku berhasil memenuhi kesenanganku berkat
pertunjukan yang kau perlihatkan, bagaimanapun juga! Hohii, hoh-ho!"
Tawa kerasnya menjadi berhenti pada saat ujung Fragrant Olive Sword menjadi satu
sentimeter lebih dekat. Tetapi, senyuman masih tersisa di mata dan mulutnya.
Perkataannya yang dengan jelas keluar dari Chudelkin termasuk beberapa bagian
informasi yang berharga. Aku ingin mendengarkan jawabannya pada berbagai
pertanyaan jika hanya Alice dapat menahan dirinya, tapi meski begitu, ini terasa
aneh. Kenapa badut ini berbicara tentang rahasia yang sangat penting bagi gereja
tanpa menahan diri? Dia seharusnya mengurangi provokasi pada Alice jika dia
menginginkan hidupnya terselamatkan dan itu tidak terlihat seperti dia sedang
menunggu kesempatan untuk serangan balik.
Aku mengumpulkan pemikiranku dengan tenang, seolah-olah aku tidak terlihat di
pandangannya sama sekali, Chudelkin melanjutkan nostalgianya.
"Bagian pertama dari forced synthesis berakhir dan kau dibawa menuju Pemimpin
Suci, pemimpin tertinggi, tidak lain olehku, saat aku dengan bangga mengakuinya.
Sayangnya, aku tidak dapat melihat apa yang terjadi berikutnyaaa, tapi pada
akhirnya, upacara itu selesai dan kau terbangun sebagai Integrity Knight yang
menyakini bahwa kau adalah pelayang dari tuhan, dipanggil dari Celestial World,
kau tahuuu? Sama seperti semua orang dari knight lainnya. Aku hampir menyobek
perutku, karena tertawa ketika aku mendengar kalian knight bodoh berbicara dan
berbicara tentang Celestial World..."
REKI KAWAHARA
173
Aku menyadari mata Chudelkin berguncang saat dia dengan cepat berbicara tanpa
henti, bergelantungan di udara. Seolah-olah dia sementara menunggu sesuatu.
Dengan kata lain, cerita panjang orang ini hanya untuk mengulur waktu dengan
menahan kita di ruangan ini...?
Aku mencoba memanggil Alice untuk memberitahu itu, tapi knight itu membuka
mulutnya beberapa saat lebih cepat. Suaranya, lebih dingin dibandingkan dengan
udara dingin yang memenuhi pemandian besar itu, mengalir menuju ruangan yang
dilapisi oleh emas.
"Kepala Pemimpin Chudelkin, aku berpikir kau mungkin adalah badut menyedihkan
yang mendapati hidupnya dipermainkan oleh pemimpin tertinggi, Administrator,
korban seperti Integrity Knight. Tapi bahkan jika itu benar, itu kelihatannya kau
memenuhi kesenanganmu dari keadaanmu sendiri. Aku rasa kau tidak memiliki
penyesalan yang masih ada, jika memang begitu. Ceritamu ini mulai untuk
membuatku bosan."
Ujung dari Fragrant Olive Sword bergerak dan menekan pada bagian tengah dari
lingkaran, pakaian badut yang menonjoltepat di jantungnya. Material yang
berkilauan itu menunjukkan suatu perlawanan terakhir saat itu sedikit tertusuk ke
dalam.
Chudelkin seharusnya mengungkapkan suatu informasi baru sekarang jika
tujuannya adalah untuk mengulur waktu. Bahkan mungkin lokasi Eugeo.
Prediksiku dengan mudah terbantah satu detik kemudian.
Pedang emas tertusuk dalam pada dada Kepala Pemimpin itu saat dia masih
terdiam, mulutnya yang masih terbuka di tengah-tengah perkataannya. Mata sipitnya
terbuka lebar dan pakaian badutnya dengan warna merah dan biru menengang saat
itu membesar. Mungkin untuk menghindari darah yang menyembur, Alice
memalingkan wajahnya menjauh, lalu itu terjadi.
Baan! Suara ledakan yang besar terdengar keluar dan tubuh lingkaran sempurna
Chudelkin meledak seperti balon. Aliran darah mewarnai armor Alice menjadi
merahtidak.
"Apa..."
"Eh...!?"
Baik Alice dan aku mengeluarkan teriakan keterkejutan. Apa yang menyembur
keluar bukanlah cairan tapi gasasap berwarna merah terang. Itu dengan segera
menyebar menuju sekeliling, menyelimuti ruangan dengan mainan itu.
Ada monster dengan kemampuan spesial ini di Aincrad juga. Kulit mereka juga
membengkak diseluruh tubuh mereka dan kapanpun mereka terkena serangan
apapun selain dari serangan bertipe langsung, mereka akan meldak dan
REKI KAWAHARA
174
mengeluarkan banyak asap, diri mereka yang asli melarikan diri ke suatu tempat di
celah itu.
REKI KAWAHARA
175
Setelah mengingat kembali ingatanku dari waktu itu, aku secara insting
REKI KAWAHARA
176
177
tidak ada satupun sebuan. Langkah kaki Chudelkin telah menghilang dan tidak ada
apapun selain dari udara dingin yang mengalir dari jalan suram yang dilalui kita.
Tangga itu jauh lebih panjang dibandingkan dengan yang aku duga, mengambil kirakira tiga lantai katedral. Menilai dari tinggi langit-langitnya, aku meyakini bahwa
Ruangan Para Tetua, dimana orang itu dideskripsikan oleh Chudelkin sebagai
tetua otomatis telah ditempatkan di tempat itu, merupakan lantai kesembilan puluh
enam hingga lantai kesembilan puluh delapan, jadi itu berarti lantai kesembilan
puluh sembilan kelihatannya akan menjadi akhir dari tangga ini.
Pertarungan melawan Gereja Axiom yang dimulai dari penjara bawah tanah
bersamaan dengan dua tahun perjalanan yang Eugo dan aku telah lalui yang dimulai
dari Desa Rulid akan berakhir dengan menaiki dua lantai lagi. Patnerku tidak berada
di sampingku tepat sekarang, tapi aku seharusnya dapat bertemu dengannya jika
perkataan Komandan Integrity Knight terbukti benar. Aku akan mengembalikan Blue
Rose Sword kepadanya dan kita bertiga, termasuk Alice, akan mengalahkan
Chudelkin dan pemimpin tertinggi. Dan setelah itu......
Aku perlahan menggelengkan kepalaku dan memfokuskan pada cahaya samarsamar yang terlihat di ujung tangga itu. Aku telah memiliki semua waktu untuk
memikirkan tentang apa yang akan terjadi berikutnya setelah segalanya berakhir.
Sekarang adalah waktunya untuk berkosentarsi pada pertarungan terakhir.
Itu adalah ketika aku memfokuskan pikiranku, yang hampir terperosok di masa lalu
dan masa depan, kembali ke masa kini, lalu aku samar-samar mendengar suara
keras Kepala Pemimpin dari depan kita.
"System caaaaall! Generaaate..."
Sebuah pengucapan untuk art elemental. Kewaspadaanku meningkat, tapi kita tidak
dapat untuk berhenti di sini. Penerangan yang ada di depan perlahan-lahan mulai
tertutup.
"...Kita hampir mendekati ujung dari tangga ini."
Aku dengan singkat menjawab ketika Alice meneriakkan peringatan dari belakang.
"Berhati-hatilah terhadap serangan kejutan dari sacred arts!"
"Aku mengerti!"
Mengangguk, aku menahan pedang hitamku di depanku saat aku berlari. Sihir
sangat berguna untuk serangan kejutan di dunia ini dimana elements dapat
dipersiapkan dan dipertahankan. Dengan membuat thermal element dan mengganti
bentuknya, lalu mempersiapkan itu, itu dapat ditembakkan seperti senjata api pada
saat musuh berada di dalam jangkauannya.
Tetapi, di sisi lain, kekuatan tembakan dari art hanya ditentukan oleh jumlah element
yang digunakan. Satu element yang digunakan pada dasarnya akan menghasilkan
REKI KAWAHARA
178
kekuatan tembakan yang sama, entah dia adalah siswa yang baru saja mulai
mempelajari sacred arts atau pengguna art berangking tinggi. Banyak element yang
dapat dimanipulasi dengan latihan yang cukup, tapi setiap element membutuhkan
jari untuk mempertahankannya, jadi batasnya untuk satu kali pemakaian adalah
sepuluh. Pedang hitamku dengan sifatnya menghisap energi bahkan dapat bertahan
terhadap serangan kuat dari sepuluh thermal element atau cryogenic elements.
Jika Chudelkin bertujuan untuk serangan kejutan, itu akan menjadi lebih tidak
beresiko untuk menyerbu dari tangga dibandingkan dengan hati-hati memperlihatkan
diriku. Setelah memutuskan itu, aku mempercepat diriku dan berlari pada beberapa
meter yang tersisa, melompat tinggi setelah menghentakkan kaki pada langkah
terakhir.
Tetapi, tidak ada satupun kobaran api ataupun hujan serpihan es. Berputar secara
horizontal di udara, aku melihat di sekitar tiga ratus enam puluh derajat, tapi tidak
ada Chudelkin maupun seseorang yang berada di sini, Mendarat di lantai marbel,
aku menajamkan pendengaranku sementara berlutut dengan satu lutut. Semua yang
dapat aku dengar adalah langkah kaki Alice yang mengejar di belakangku.
Alice menunjukkan dirinya pada saat aku mengangkat tubuhku. Knight itu
memeriksa keadaan sekitar kita seperti yang telah aku lakukan, lalu berbicara
dengan merengut.
"Aku yakin bahwa aku mendengar pengucapan, tapi tidak ada seorangpun yang ada
di sini, bukan...Apakah Chudelkin menyerah dengan serangan kejutan dan berlari
menuju ke atas...Menuju lantai keseratus...?"
"Tapi di atas sana hanya ada ruangan pemimpin tertinggi, bukan? Bahkan dengan
statusnya, Kepala Pemimpin tidak dapat untuk memasukinya tanpa izin, bukan?"
"Aku ragu dia dapat melakukannya, tapi...Bahkan sejak awal, dimana tangga yang
menuju ke atas?"
Aku mengambil pandangan lain di sekitar ruangan lingkaran itu yang mungkin
adalah lantai kesembilan puluh sembilan seperti yang dikatakan.
Sangat luas. Diameternya kelihatannya berukuran sekitar tiga puluh meter. Lantai,
langit-langit, dan dinding melengkungnya semua dibuat dari marbel yang sama Aku
sekarang mulai terbiasa, yapi sungguh mengejutkan hanya ada sedikit dekorasi
yang indah. Hanya ada lampu besar yang sebagian besara berada di dinding
melengking, tapi hanya ada empat lampu yang menyala pada saat ini, jadi itu sangat
redup. Meskipun itu hanya perasaan yang dibuat karena ruangan itu berwarna putih
murni di segala tempat dan akan menjadi menyilaukan jika itu semua menyala.
Tangga yang menghubungkan menuju ruangan Chudelkin dimana kita memanjatnya
sebelumnya terbuka lebar di lantai yang membatasi dinding. Itu memiliki pintu
marbel terbuka ke atas yang menempel dan kelihatannya akan menyatu dengan
sempurna dengan lantai ketika tertutup.
REKI KAWAHARA
179
Jika memang begitu, mungkin masih ada pintu tarikan ke bawah yang
menyembunyikan tangga ke atas di suatu tempat di langit-langit. Aku mencoba
mencari tali atau gagang dengan pemikiran itu, tapi aku tidak dapat melihat apapun
yang menyerupai itu. Menduga bahwa aku mungkin juga harus meyerang langitlangit dengan menggunakan skill pedang sekarang, lalu itu terjadi sementara aku
menguatkan genggamanku pada pedang di tangan kananku.
"......Ruangan ini..."
Alice berguman secara tiba-tiba. Melihat ke sekitar, aku melihat mata kiri biru knight
itu sedikit terbuka.
"Ada apa?"
"......Aku tahu ruangan ini. Ini adalah...Dimana aku terbagun sebagai murid Integrity
Knight enam tahun lalu..."
"Eeh...Apa kau yakin!?"
"Ya...Semua lampu di dinding menyala pada saat itu...Ruangan itu bersinar terang
dengan cahaya...Pemimpin tertinggi yang suci berdiri di tengah-tengah dan
berbicara padaku saat aku terbaring di bawah. Bangunlah, anak dari tuhan...Dia
bilang..."
Alice pasti telah menyadari bagaimana kata-katanya mendapat telah mendapat nada
terhormat juga. Dengan sedikit meringis, dia melanjutkan dengan kekuatan yang
lebih banyak.
"...Pemimpin tertinggi yang suci memberikanku yang telah kehilangan ingatanku
yang sebelumnya, masa lalu palsu dan misiku sebagai knight, lalu
mempercayakanku pada oji-sama...Komandan Integrity Knight Bercouli. Ada turunan
di suatu tempat di lantai, seperti disk elevator yang dibangun di bagian tengah
ruangan, yang membawa oji-sama dan aku menuju lantai kesembilan puluh lima
pada saat itu. Aku tidak pernah berada di sini semenjak itu."
"Turunan yang ada di lantai...?"
Memiringkan kepalaku, aku mencoba menghentakkan kaki di lantai marbel dengan
satu-satunya sepatuku. Tapi aku hanya merasakan ketebalan dari batu tebal itu. Itu
akan sangat bodoh mencari elevator tersembunyi di ruangan yang luas ini dan sejak
awal, kita sama sekali tidak membutuhkan metode untuk turun ke bawah.
"Alice, apa kau mengingat bagaimana Administrator kembali menuju ruangannya
pada saat itu?"
Knight itu merenung pada pertanyanku dengan jari dari tangan kirinya berada di
mulutnya.
REKI KAWAHARA
180
"Aku yakin...Dengan segera sebelum disk elevator yang dinaiki oleh oji-sama dan
aku tenggelam pada lantai ini...Pemimpin tertinggi yang suci melihat ke arah langitlangit...Dan disk elevator kecil datang dari atas..."
"Jadi seperti itu!"
Berteriak seperti itu,aku menatap pada lubang langit-langit yang berwarna putih
murni sekali lagi. Dibandingkan dengan pintu tarikan ke bawah, ada elevator yang
tersembunyi di suatu tempat di sebelah sana. Tetapi, aku tidak dapat menemukan
sesuatu seperti tombol bahkan dengan melihat sekeliling lagi. Tidak ada seorangpun
yang bertugas menjaganya tidak seperti elevator yang menghubungkan lantai kelima
puluh dan kedelapan puluh, jadi seharusnya ada suatu mekanisme yang secara
otomatis menaikkan atau menurunkan itu. Dan sesuatu itu...
"Ah...Mungkin yang diucapkan oleh Kepala Pemimpin adalah..."
Alice juga merespon pada perkataanku.
"Itu bukalah art penyerangan untuk serangan kejutan, tapi untuk menggerakkan
elevator...? Jika memang begitu, Kirito, apa kau mengingat apa yang Chudelkin
ucapkan setelah generate?"
"E-Erm..."
Merasakan bahwa aku tidak dapat memberikan "Aku tidak mendengarnya" sebagai
jawaban untuk hal ini, aku berusaha mengingat kembali ingatanku dari beberapa
menit sebelumnya. Jika aku mengingatnya dengan benar, mengikuti perintah
generate, suara keras dari Kepala Pemimpin dilanjutkan dengan
"Lu...Lu-atau sesuatu seperti itu, aku pikir..."
Alice memancarkan pandangan dingin yang membeku padaku saat aku berjuang
untuk mengingat bagian sisanya.
"Itu lebih dari cukup, Satu-satunya yang dimulai dengan 'lu' hanya akan menjadi
luminous element."
Tidak memperhatikanku lebih lanjut saat aku mengangguk dengan setuju, Alice
pertama mengembalikan pedang yang tertarik di tangan kanannya menuju
sarungnya, lalu mengulurkan sepuluh jari kecilnya menuju langit-langit.
"System call! Generate luminous element!"
Dengan menakjubkan, jumlah dari luminous elements yang dibuat adalah batas
secara teori yakni sepuluh. Alice melepaskan titik cahaya putih yang melayang di
ujung jarinya dengan pola melingkar tanpa merubahnya. Luminous elements terkena
pada berbagai tempat di langit-langit, satu demi satu, tanpa membuat suara. Salah
satu diantaranya mengeluarkan sinar kuatlingkaran cahaya yang diameternya
REKI KAWAHARA
181
REKI KAWAHARA
182
Lalu, Integrity Knight Alice Synthesis Thirty dan aku, elite swordsman-in-training,
Kirito, mengambil langkah menuju disk elevator yang lima belas meter jauhnya.
Satu, dua, tiga langkahdan itu terjadi.
Cahaya biru muda mungkin adalah cahaya bulan menyinari ke bawah dari lubang di
langit-langit mendadak menjadi gelap.
Cahaya menyilaukan dari cahaya terang yang bersinar menuju mataku saat aku
masih berdiri dan melihat ke arah lubang. Itu adalah cahaya bulan yang dipantulkan
dari armor metal yang memiliki desain elegan. Mantel panjang yang berkibar saat
seseorang perlahan turun dari lubang di langit-langit, enam meter tingginya, yang
menutupi kepala hingga kakinya dengan armor beratnya.
Menilai dari tingginya, itu tidak mungkin adalah Chudelkin. Aku berpikir jika
pemimpin tertinggi sendiri telah bersusah payah untuk turun menuju lantai
kesembilan puluh sembilan, tapi itu adalah fisik dari laki-laki. Dengan wajahnya yang
tersembunyi disebabkan oleh latar cahaya.
"Apakah masih ada Integrity Knight lainnya...?"
Aku berguman
"Armor itu seharusnya...Tidak, tapi meski begitu..."
Dan Alice berbisik, knight baru itu mendarat pada disk elevator itu dengan suara
logam yang indah pada saat yang berikutnya. Menyerap hantaman dengan
menekukkan lututnya, dia perlahan berdiri.
Armor perak dengan warna kebiruan. Permukaannya yang kelihatannya entah
bagaimana bersinar transparan dengan indah saat itu mengambil cahaya bulan.
Mantelnya berwarna biru muda dan sejauh yang dapat aku lihat, tidak ada pedang
yang ada di pinggangnya. Wajahnya yang tertunduk tersembunyi oleh jubah
besarnya, tapi rambut gelombangnya berwarna...kuning muda yang lembut.
Rasa gemetar mengalir pada seluruh tubuhku seperti tersambar petir dalam sekejap.
Warna rambut itu. Warna yang selalu menemaniku selama dua tahun yang telah aku
habiskan waktuku di Underworld.
Tidak mungkin. Tapi meski begitu. Kenapa?
Di pandanganku, knight itu akhirnya mengangkat wajahnya saat aku masih berdiri,
diserang oleh kebingungan yang sangat besar. Mata hijau yang menatap lurus dari
balik kelopak mata yang entah bagaimana terlihat sangat sedih. Aku tidak dapat
menyangkalnya lebih jauh lagi. Anak laki-laki yang memakai armor Integrity Knight
adalah......
".........Eugeo......"
REKI KAWAHARA
183
REKI KAWAHARA
184
jauh terlalu cepat. Hanya beberapa jam telah berlalu semenjak Eugeo bertarung
melawan oji-sama..."
"Itu benar...Itu tidak nyata, Eugeo tidak mungkin dapat hanya, dengan mudah...Ini
pasti adalah suatu jenis dari art ilusi atau......"
Tubuhku dengan sembarang mencoba untuk bergerak maju, bahkan tidak
menyadari apa yang telah aku katakan.
Tapi tangan kiri Alice dengan kuat menggenggam tangan kananku yang tergantung
dengan bebas tanpa peringatan. Ditemani dengan suara menuju telingaku.
"Tahanlah dirimu! Kau tidak akan mampu untuk menyelamatkan apapun dengan
mengalah sekarang!"
"Meny...Menyelamatkan...?"
"Ya! Kau sendiri telah mengatakan ini, bahwa ada cara untuk memberikan kembali
Integrity Knight ingatan asli mereka! Dengan logika itu, kau dapat mengembalikan
Eugeo kembali menjadi normal juga! Kita harus melewati situasi ini enath bagaimana
untuk melakukan itu!!"
Kekuatan hebat dari tekad mengalir padaku dari pergelangan tangan yang disentuh
telapak tangan Alice saat dia melanjutkan teguran kerasnya, memberi nafas
kehidupan pada tubuh kaku, dinginku. Aku dengan kuat mengembalikan lagi
genggaman pada pedang hitamku yang kelihatannya hampir terlepas dari tanganku.
YaAlice benar. Ingatan dan kepribadian Eugeo pasti sama sekali tidak
menghilang. Itu hanya tertolak untuk muncul disebabkan oleh operasi yang
dilakukan pada bagian fluct lightnya.
Dengan mengambil kembali bagian ingatan yang Administrator telah ambil
darinya dan membuat Cardinal menyatukannya kembali. Eugeo akan kembali
menjadi swordsman baik dan santai seperti yang aku kenal. Dan untuk itu, aku perlu
berbicara dan untuk mengumpulkan informasi.
Untuk meyakinkan kepribadian yang sekarang memanipulasi Eugeo dan untuk
membuka jalan...Itu bahkan mungkin tidak mustahil untuk mendapat kerja samanya.
Aku berhasil menyakinkan Knight Alice dengan kata-kata pada akhirnya, meskipun
bagaimana sulitnya mendekatinya.
"...Tolong serahkan ini padaku."
Ketika aku membisikkan itu pada Alice, yang masih menggenggam pada tangan
kananku, knight itu menunjukkan sedikit keraguan sebelum dia mengangguk.
Melepaskan tangannya, dia dengan cepat berbicara sementara mengambil langkah
ke belakang.
REKI KAWAHARA
185
186
REKI KAWAHARA
187
"Aku tidak memiliki apapun untuk dikatakan padamu. Mari kita bertarung...Bukankah
itu adalah alasan kenapa kalian berdua ada di sini?"
"......Kita tidak berada di sini untuk bertarung denganmu, Eugeo. Karena itu aku tidak
akan mengembalikan pedang ini."
Mengatakan itu dengan suara yang tertahan, aku mengganti posisi pedang hitamku
menuju tangan kiriku dan melepaskan Blue Rose Sword dari sabuk pedangku
dengan tangan kananku. Dengan pandangan tertuju pada Eugeo, aku menyerahkan
itu pada Alice, yang berdiri di belakang, lalu "Kau tidak perlu menyerahkan itu
padaku."
Sarung pedang putih telah direbut dari tangan kananku pada saat aku mendengar
perkataanku. Tidak oleh Alice. Pedang itu meluncur melalui udara seperti ditarik oleh
benang yang tidak terlihat dan bergerak menuju tangan Eugeo saat dia masih berdiri
sepuluh meter jauhnya.
Sacred arts!? Apakah aku melewatkan saat dia mengucapkannya...!?
Aku mendengar bisikan tajam dari belakang saat menelan nafasku.
"Tangan penjelmaan...!"
"Apa yang dilakukannya..."
Aku bertanya dengan pandanganku menuju ke depan dan Alice dengan cepat
menjelaskan.
"Itu adalah sacred art yang diturunkan oleh Integrity Knight lama. Untuk
menggerakkan benda tidak menggunaka sacred arts maupun full control arts, tapi
oleh kekuatan dari kehendak seseorang...Aku mendengar hanya ada beberapa
orang diantara knight yang dapat menggunakannya, selain dari oji-sama."
"Jadi , itu berarti kau tidak dapat menggunakannya juga, Alice?"
"...Aku telah melatihnya, tapi aku bahkan tidak dapat menggerakan batu kecil,
lupakan sacred instrument. Itu seharusny bukan suatu jenis art yang Eugeo
dapatkan dengan segera stelah menjadi knight..."
Blue Rose Sword telah terkirim pada tangan kanan Eugeo bahkan sementara Alice
dan aku saling bertukar kata, dan dia menggantung sarungnya di armor, di bagian
kiri dari pinggangnya. Dia lalu menggenggam gagangnya dan menarik itu tanpa
keraguan dengan gerakan yang sama. Hawa dingin muncul dari pedang yang
samar-samar transparan seperti kabut putih.
Aku tidak memiliki pilihan selain dari mengembalikan posisi pedang hitamku dan
menggenggamnya di hadapan diriku.
REKI KAWAHARA
188
Eugeo dan aku telah berhadapan dalam posisi ini tak terhitung jumlahnya selama
dua tahun ini. Tetapi, tangan kita selalu menggenggam pedang kayu untuk latihan,
pedang hitam dan Blue Rose Sword tidak memiliki kesempatan untuk bertarung
sama lain.
Meskipun begitu
Jadi waktunya akhirnya telah tiba, suatu emosi kuat muncul di pikiranku. Ya, aku
memiliki kecurigaan bahwa kejadian ini akan datang semenjak hari dimana kita
memulai perjalanan dari Rulid.
REKI KAWAHARA
189
REKI KAWAHARA
190
Tetapi, kesimpulan itu hanya untuk pertarungan pedang kita di tempat kita.
Kesimpulan yang dikatakan sebagai hasil pertarungan masih harus ditentukan. Aku
tidak memiliki keinginan untuk membiarkan orang lain menentukan hasilnya
bahkan tidak oleh pemimpin tertinggi itu sendiri.
"Eugeo."
Aku mengatakan kalimat terakhir yang aku miliki untuk dirinya.
"Aku rasa kau tidak mengingatku, tapi aku adalah seseorang yang mengajarimu
bagaimana cara untuk bertarung dengan pedang. Tidak mungkin aku kalah pada
muridku untuk saat ini."
Tapi mulut Eugeo tetap tertutup. Sebagai gantinya, Blue Rose Sword dengan halus
diangkat di atas kepala dan dia mengganti pada posisi pengaktifan skill pedang. Skill
menyerbu pedang satu tangan, Sonic Leap.
Merasakan sedikit kelegaan bahwa dia tidak melupakan ilmu pedang Aincradstylenya bahkan jika dia telah melupakan namaku, aku mengambil posisi yang
sama.
Kedua pedang itu melepaskan cahaya, hijau muda yang terang.
Dan satu detik berlalu.
Baik Eugeo dan aku menghentakkan kaki di lantai marbel pada saat yang
bersamaan.
REKI KAWAHARA
191
Catatan Pengarang
Kawahara di sini. Terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk membaca
"Sword Art Online 13 Alicization Dividing".
Alicization yang dimulai dari volume ke-9 sudah sampai pada volume ke-5, tapi
dengan orang yang seperti-bos akhirnya muncul, saya bisa sedikit bernapas... tidak,
saya kira itu bukan waktu untuk bersantai, huh ... Melanjutkan dari volume
sebelumnya, volume ke 13 ini pada dasarnya juga tentang memanjat. Kanji yang
digunakan adalah "Memanjat" untuk dinding dan "Menaiki" untuk tangga;
ketegangan yang nyata untuk proofreading sebagai penulis! Dan saya minta maaf
untuk masalah tambahan, proofreader!
Saya ngawur. Dalam kasus apapun, ini tidak cukup untuk pertarungan bos terakhir,
tapi Alice Synthesis Thirty-san, juga alasan untuk judul tambahan, akhirnya tampil
sebagai protagonis ketiga dalam buku ini. Bagaimana caranya gadis itu menghadapi
sistem yang mengikat dirinya dan membuka jalan untuk takdir yang dipilihnya ...
yang akan menjadi tema utama, jadi saya akan bersukur jika kalian bisa
menyemangati Kirito dan Eugeo.
Dan Eugeo-shi telah berubah kelas tepat sebelum akhir ... Apakah Kirito memiliki
kesempatan menang meskipun ia tetap seorang Swordman, atau apakah ia akan
mengalami perubahan kelas juga; hal itu akan ditekankan pada volume berikutnya
setelah sampai ke titik itu, jadi meskipun hal ini sering terjadi, saya sangat menyesal!
Volume 14 akan benar-benar menjadi pertarungan melawan bos terakhir,
Administrator-san, jadi tolong sedikit lebih bersabar!
... Atau begitu yang saya tulis, tapi Saya benar-benar minta maaf untuk mengatakan
bahwa SAO berikutnya rencananya akan menjadi Progressive volume ke 2. Kirito
dan Asuna, yang terpisah di dunia nyata dan Underworld di Alicization arc, akan
bergabung bersama-sama untuk menyelesaikan lantai tiga Aincrad, jadi saya
berharap atas dukungan kalian pada akhir itu juga.
Dan iklan kecil di sini. Saya percaya ini akan disebutkan pada sampul buku ini juga,
tapi program spesial televisi untuk edisi anime SAO akan tayangkan pada akhir
tahun ini (2013). Hal ini pada dasarnya akan menjadi ringkasan cerita dari Aincrad
dan Fairy Dance arc yang ditayangkan pada tahun 2012, tapi pasti ada segmen
pendek yang baru juga. Kirito dan yang lain akan kembali ke layar televisi lagi
setelah satu tahun penuh, jadi silahkan di lihat.
Untuk ilustrator, abec-san, supervisor, Miki-san dan Tsuchiyasan, dan semua orang
yang telah membaca sampai sejauh ini, saya minta maaf untuk mengganggu kalian
atas keterlambatan dalam jadwal, dan terima kasih banyak. Mari kita bertemu lagi di
buku berikutnya!
Hari tertentu di bulan Juni 2013, Kawahara Reki
REKI KAWAHARA
192