Anda di halaman 1dari 236

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD

By : Cardinal System

Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

PROLOG
Sebuah kastil besar yang terbuat dari batu dan baja melayang di langit tak berujung.
Hanya itulah isi dari dunia ini.
Butuh waktu sebulan bagi berbagai kelompok pengrajin untuk meninjau lantai dasar
yang berdiameter sekitar 10 kilometer cukup luas untuk memasukkan seluruh
Setagaya[1] ke dalamnya. Di atasnya terdapat 100 lantai yang tersusun lurus ke atas;
ukurannya sangat luar biasa. Sekedar menebak berapa banyak data yang
digunakan untuk membuatnya pun mustahil.
Di dalamnya terdapat beberapa kota besar, dengan banyak kota dan desa kecil,
hutan serta padang rumput, dan bahkan danau. Hanya satu tangga yang
menghubungkan setiap lantai, dan tangga itu berada di dungeon [2] tempat monstermonster berkeliaran. Karena itu, menemukan dan melewatinya bukan hal yang
mudah. Namun, ketika seseorang melewatinya dan tiba di sebuah kota di lantai atas,
Gerbang Teleportasi antara lantai itu dan semua kota di lantai bawah akan
terhubung, sehingga semua orang dapat bergerak dengan bebas dari lantai ke
lantai.
Di bawah kondisi ini, kastil raksasa itu terus menerus ditaklukkan sejak dua tahun
lalu. Garis depan sekarang ada di Lantai ke-74.
Nama kastil itu adalah Aincrad, sebuah dunia pertarungan pedang yang terus
melayang, melingkupi kurang lebih enam ribu orang di dalamnya. Dikenal juga
dengan nama...
Sword Art Online

Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

BAB 1
Sang Pendekar Hitam (Lantai ke-35 Aincrad,
Februari 2024)
Silica adalah salah satu dari Beast Tamer [1] yang langka di SAO, atau mungkin
lebih tepatnya pernah. Familiar [2] miliknya, simbol dari seorang beast tamer, sudah
tidak ada lagi.
Beast Tamer bukanlah class[3] atau skill[4] yang diberikan oleh sistem, melainkan
istilah yang digunakan oleh para pemain.
Dalam suatu kejadian yang langka, monster yang agresif menunjukkan
ketertarikannya terhadap para pemain. Kalau kalian tidak melewatkan kesempatan
itu, kalian bisa berhasil menjinakkan monster tersebut dengan memberikannya
sesuatu untuk dimakan. Lalu si monster akan menjadi Familiar si pemain dan
mengabdi sebagai rekan yang berharga yang membantu si pemain dengan berbagai
cara. Para pemain menyebut mereka yang telah berhasil melakukan hal itu sebagai
beast tamer disertai campuran pujian dan rasa iri.
Tentu saja, tidak semua monster bisa menjadi familiar; hanya sedikit sekali ragam
monster yang bisa. Kondisi untuk memicu terjadinya event [5] tersebut pun tidak jelas,
namun satu-satunya syarat yang diyakini semua orang adalah eventnya tidak akan
terjadi jika si pemain membunuh terlalu banyak monster jenis itu.
Ini adalah kondisi yang lumayan susah jika kalian pikirkan lagi. Bahkan jika
seseorang mencoba untuk mendapatkan seekor familiar dengan menemui monster
itu berulang-ulang, monster-monster tersebut bersifat agresif dan sang pemain tidak
bisa menghindari pertarungan dengan mereka. Dengan kata lain, jika seseorang
berkeinginan untuk menjadi seorang Beast Tamer, mereka harus terus menemui
monster yang diinginkan, dan jika eventnya tidak terjadi mereka harus terus kabur.
Tidak sulit untuk membayangkan betapa merepotkannya semua hal tersebut.
Kalian bisa bilang Silica sangat beruntung dalam perkara ini.
Dengan tanpa pengetahuan tentang permasalahan tadi, ia telah memasuki suatu
hutan tanpa alasan apapun di lantai yang ia kunjungi hanya karena ia sedang ingin
saja. Monster pertama yang ia jumpai tidak menyerangnya, tetapi hanya
mendekatinya. Kemudian ia memberikan monster itu sebuah kacang yang ia beli
hari sebelumnya tanpa banyak pikir, dan ternyata kacang itu adalah makanan yang
disukai oleh si monster.
Monster tersebut adalah seekor Naga Berbulu. Seluruh tubuhnya dilapisi oleh
bulu-bulu biru pucat yang lembut, dan ia memiliki dua bulu yang panjang sebagai
ganti dari ekor. Naga kecil tersebut adalah monster yang sangat jarang dijumpai.
Mungkin Silica adalah orang pertama yang berhasil menjinakkannya, karena ia
langsung menjadi pusat perhatian saat ia kembali ke kota asalnya Friben di lantai
delapan dengan si naga kecil menduduki pundaknya. Hari berikutnya, tak terhitung
Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
banyaknya pemain yang mencoba untuk menjinakkan Naga Berbulu setelah
mendengar informasi dari Silica, namun tidak ada yang berhasil.
Silica menamai naga kecil tersebut Fina. Nama itu sama dengan nama yang ia
berikan pada kucing miliknya di dunia nyata.
Monster-monster familiar dikenal memiliki stats[6] yang rendah untuk pertarungan
sebenarnya dan Fina bukanlah pengecualian. Tapi sebagai gantinya mereka
memiliki sejumlah skill spesial: kemampuan memindai yang memperingatkan sang
pemain bahwa ada monster yang mendekat, skill yang sedikit menyembuhkan si
pemain, dan sebagainya. Semua skill tersebut lumayan berguna dan menjadikan
perburuan sehari-hari jauh lebih mudah. Tapi yang paling menyenangkan Silica
adalah kehangatan dan kenyamanan yang dibawa oleh keberadaan Fina.
AI[7] dari seekor familiar memang tidak begitu hebat. Tentu saja, familiar tidak bisa
bicara, dan mereka hanya bisa mengerti beberapa lusin perintah. Tapi bagi Silica,
yang memasuki game tersebut saat dia hanya berusia dua belas dan tengah diliputi
rasa takut dan gelisah, Fina adalah penyelamat yang sulit dijelaskan dengan katakata. Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa Petualangan Silica --- yang
sebenarnya berarti Hidup di sini --- dimulai oleh Fina.
Setelah setahun, Silica dan Fina telah naik level dengan lancar dan kemampuannya
sebagai pemakai pisau sudah cukup baik. Itulah yang membuatnya lumayan
terkenal diantara para pemain level pertengahan sebagai salah satu yang terbaik
dari mereka.
Tentu saja, dia masih jauh dari para petarung kelas atas yang bertempur di garis
depan; tapi di sisi lain, beberapa ratus orang yang bertekad untuk menyelesaikan
game ini diantara total tujuh ribu pemain lebih jarang terlihat dibanding para beast
tamer. Karena itulah, menjadi terkenal diantara para pemain rata-rata kurang lebih
sama dengan menjadi seorang idola di dalam game ini.
Karena pemain perempuan itu agak jarang, apalagi yang seumurannya, tidak butuh
waktu lama bagi Dragon Master Silica[8] untuk menjadi pemain terkenal dengan
banyak penggemar. Ia menerima banyak sekali undangan dari kelompok dan guild [9]
yang menginginkan seorang pemain idola dan bagi Silica yang baru berusia tiga
belas tahun, menjadi terlalu bangga dengan dirinya sendiri sudah tak terhindarkan
lagi. Tetapi akhirnya, harga diri itu menyebabkannya melakukan kesalahan yang
tidak dapat dia ubah lagi sebesar apapun penyesalannya.
Sebuah pertengkaran karena hal kecil memulai semuanya.
Waktu itu Silica berada di dalam hutan yang sangat luas di utara lantai tiga puluh
lima, dikenal sebagai Hutan Pengembaraan, dengan kelompok yang ia jumpai
dua minggu sebelumnya. Saat itu, garis depan sudah jauh di lantai lima puluh lima,
jadi lantai tiga puluh lima sudah terselesaikan. Tapi para petarung kelas atas tidak
peduli dengan hal selain menyelesaikan area labirin, jadilah sub-dungeon[10] seperti
Hutan Pengembaraan populer sebagai target bagi para pemain rata-rata.

Kawahara Reki

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Karena kelompok enam orang yang dimasuki Silica tersusun dari para petarung
tangguh, mereka telah bertempur dari pagi dan menemukan item yang lumayan
banyak, termasuk beberapa peti harta karun. Tapi ketika matahari mulai terbenam
dan mereka semua mulai kehabisan ramuan penyembuh, mereka mulai berjalan
pulang ke area tempat tinggal. Seorang pemain wanita yang langsing yang
menggunakan tombak lalu mengucapkan sesuatu, mungkin untuk mengatur Silica.
"Kita akan membagikan item-itemnya begitu sampai. Tapi karena kamu
disembuhkan kadalmu, kamu ga akan butuh kristal penyembuhnya kan?"
Silica merasa tersinggung lalu menyerang balik.
"Kamu bahkan tidak maju ke depan dan cuma berkeliaran di belakang kelompok,
jadi kamu juga tidak pakai kristal."
Setelah itu, pertengkaran semakin memanas, dan usaha sang ketua tim, seorang
pengguna pedang dan perisai, untuk menghentikannya sama sekali diabaikan.
Akhirnya, dalam kemarahan Silica berkata:
"Aku tidak butuh item-itemnya. Aku tidak akan sekelompok dengan kalian lagi.
Lagian banyak orang yang ingin sekelompok denganku!"
Mengabaikan saran sang ketua untuk setidaknya tetap bersama dengan kelompok
sampai mereka keluar dari hutan tersebut dan sampai di area tempat tinggal, dia
meninggalkan grup itu dan berjalan tanpa arah di sebuah jalur kecil.
Walaupun dia sendirian, dia telah menguasai tujuh puluh persen skill pisaunya dan
mempunyai Fina untuk mendukungnya, jadi monster-monster lantai tiga puluh lima
bukan masalah baginya. Dia dapat melalui hutan itu dan kembali ke area tempat
tinggal tanpa masalah apapun. Itu, kalau dia tidak tersesat.
Bukan tanpa alasan hutan itu dijuluki Hutan Pengembaraan.
Hutan yang sangat besar itu dipenuhi pohon-pohon besar yng menjulang tinggi dan
terbagi menjadi area-area seperti papan catur; satu menit setelah kalian
menjejakkan kaki di sebuah area, area itu akan disambungkan oleh warp [11] ke area
lain yang sama sekali berbeda secara acak. Jika kalian ingin keluar dari hutan itu,
kalian harus melalui setiap area dalam satu menit, atau membeli peta yang mahal
dari sebuah toko di area tempat tinggal, yang memeriksa area-area yang
tersambung dengan lokasi kalian ketika kalian melewati hutan tersebut.
Tapi satu-satunya orang dengan peta itu hanyalah si ketua. Karena menggunakan
kristal teleport di dalam Hutan Pengembaraan justru menteleport [12] kalian ke area
lain di hutan bukannya kembali ke kota, Silica harus mencoba melewati tiap area.
Namun berlarian diantara akar pohon yang besar-besar dan mengikuti jalan setapak
yang berliku-liku ternyata lebih sulit dari yang ia bayangkan.
Silica memutuskan untuk terus menuju arah utara, tetapi karena batas waktunya
selalu terlewat persis sebelum dia dapat mencapai ujung area tersebut, maka dia
Kawahara Reki

10

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
selalu berakhir di suatu area tak dikenal lagi dan lagi. Sebentar kemudian dia
mendekati batas kesadarannya sebelum pingsan karena kelelahan. Cahaya merah
dari matahari terbenam semakin menua dan dia merasa semakin cemas melihat
langit menggelap dan peluangnya keluar dari dungeon tersebut makin mengecil.
Akhirnya, Silica berhenti berlari dan mulai berjalan, berharap dia bisa sampai ke
area di ujung hutan secara kebetulan. Tapi keberuntungan tidak berpihak padanya,
dan banyak monster yang menyerangnya setiap kali dia tersandung. Bahkan dengan
levelnya yang jauh lebih tinggi, saat hari semakin gelap dia bahkan tidak bisa
melihat apa yang ada di tanah dengan jelas. Walau dia memiliki Fina untuk
menolongnya, dia tidak berhasil keluar dari setiap pertarungan tanpa terluka dan
akhirnya dia menghabiskan tidak hanya ramuannya yang tersisa tapi juga ramuan
penyembuh darurat miliknya.
Seakan merasakan kegelisahan Silica, Fina membelai pipi Silica dengan kepalanya
selagi mendengkur di bahunya. Silica menyesali ketergesaan dan harga dirinya yang
telah membuatnya terjebak dalam situasi ini seraya membelai leher panjang
partnernya dengan gaya menenangkan.
Sambil berjalan dia bergumam dalam pikirannya:
"Maafkan aku. Aku tak lagi berpikir aku ini istimewa. Jadi tolong biarkan aku keluar
dari hutan ini saat aku melakukan warp berikutnya."
Dia melangkah ke zona warp lain sambil berdoa. Setelah gelombang memusingkan
yang singkat, yang muncul di hadapannya adalah hutan belantara yang sama
dengan yang telah ia lihat di waktu-waktu sebelumnya. Bahkan tidak ada tandatanda dataran di kegelapan dibalik pohon-pohon tinggi itu.
Ketika Silica yang kecewa mulai berjalan lagi, Fina dengan cepat mengangkat
kepalanya dan mengeluarkan pekikan tajam. Sebuah peringatan. Silica segera
mengambil pisaunya dan mengarahkannya ke arah yang ditatap Fina dari tadi.
Beberapa detik kemudian, sebuah geraman pelan terdengar dari balik sebuah pohon
besar yang tertutup lumut. Begitu Silica memfokuskan pandangannya, muncul
sebuah kursor kuning. Mereka ada beberapa. Dua, bukan... tiga. Nama monsternya
Kera Mabuk. Mereka salah satu monster terkuat di Hutan Pengembaraan. Silica
menggigit bibirnya.
Walaupun begitu--Mereka tidak seberbahaya itu jika hanya melihat levelnya. Ketika pemain level
menengah, seperti Silica, pergi ke medan perburuan, sudah menjadi akal sehat
untuk beberapa level lebih tinggi dari monster yang muncul. Biasanya, level mereka
cukup tinggi untuk mengalahkan lima monster sendirian tanpa menggunakan item
penyembuh.
Alasannya adalah, tidak seperti para petarung kelas atas di garis depan, pemainpemain kelas menengah berpetualang untuk mendapatkan coll yang cukup untuk
Kawahara Reki

11

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
hidup sehari-sehari, untuk mendapatkan cukup experience [13] supaya dapat bertahan
di kisaran level rata-rata, dan terakhir untuk menghilangkan kebosanan. Diantara
alasan-alasan ini, tidak satupun yang patut untuk mempertaruhkan nyawa kalian
untuknya. Bahkan, masih ada sekitar seribu pemain di Starting City yang menolak
untuk meningkatkan kemungkinan tewas sekecil apapun.
Tapi seseorang butuh penghasilan tetap untuk makan dan tidur. Ditambah lagi,
semua pemain MMORPG [14] seperti terkena wabah yang membuat mereka merasa
tidak aman jika mereka setidaknya berada di level rata-rata. Karena inilah, setelah
satu tahun setengah setelah game ini dimulai, kebanyakan pemain sekarang
bepergian ke medan perburuan dengan level yang jauh lebih tinggi untuk menikmati
petualangan di dunia ini.
Karenanya, para Kera Mabuk, yang dibanggakan sebagai salah satu dari monster
terkuat di lantai tiga puluh lima, bukan benar-benar tantangan bagi Silica; setidaknya
begitulah yang seharusnya.
Silica mengangkat pisaunya seraya memaksa pikirannya untuk berkonsentrasi. Fina
juga melayang naik sebagai persiapan bertarung.
Monster-monster yang muncul dari belakang pohon tersebut merupakan antropoid
yang tertutup bulu merah tua. Mereka memegang pentungan kasar di tangan
kanannya dan sejenis kundur[15] yang diikat oleh sebuah benang di tangan kirinya.
Begitu kera-kera tersebut mengangkat pentungannya dan memperlihatkan gigi
mereka untuk meraung, Silica menyerbu ke arah kera yang di depan untuk
melakukan serangan pertama. Dia berhasil melakukan pukulan telak dan
mengurangi HP[16] kera itu lumayan banyak dengan Rapid Bite, sebuah skill pisau
tipe menyerbu kelas menengah, lalu melakukan sebuah combo [17] berkecepatan
tinggi yang merupakan salah satu keuntungan terbesar dari menggunakan pisau.
Para Kera Mabuk menggunakan skill-skill gada tingkat rendah, dan walaupun setiap
pukulan memiliki kekuatan yang dahsyat, mereka lamban dan tidak memiliki kombo
multi-pukulan. Silica menghujani Kera Mabuk itu dengan serangan lalu mundur
sejenak hanya untuk menyerbu lagi untuk memulai penyerangan baru. Setelah
melakukannya beberapa kali, HP Kera Mabuk tersebut telah berkurang banyak
dalam waktu sebentar. Kadang-kadang, Fina juga menggunakan serangan nafasnya
yang seperti gelembung untuk membingungkan musuh.
Tetapi persis sebelum dia akan menggunakan skill keempatnya Fad Edge dan
membunuh kera pertama...
Seekor lawan baru muncul dari belakangnya, bertukar dengan si kera pertama
selama waktu jeda yang singkat. Silica tidak punya pilihan selain mengganti
sasarannya dan mulai menyerang si kera kedua. Si kera pertama lalu mundur dan
mengayunkan kundurnya dengan tangan kirinya

Kawahara Reki

12

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Silica terkejut begitu dia melihat sekilas bar HP si Kera Mabuk pertama. Bar HP nya
terisi kembali dengan kecepatan mengagumkan. Tampaknya kundur tersebut
mengandung sejenis cairan penyembuh.
Dia telah menghadapi Kera Mabuk di lantai tiga puluh lima sebelumnya, tetapi waktu
itu mereka hanya berdua, dan dia membunuh keduanya sebelum mereka punya
kesempatan untuk bertukar, jadi dia tidak mengetahui skill spesial ini. Silica
mengertak giginya dan berkonsentrasi untuk menghabisi si kera kedua dengan
benar.
Namun begitu dia mengurangi bar HP si kera ke zona merah dan memperlebar jarak
diantara mereka untuk memulai serangan terakhirnya, kera itu bertukar dengan kera
lainnya. Kera mabuk yang ketiga. Pada saat itu kera yang pertama sudah hampir
mengisi penuh bar HP nya.
Kalau begini terus tidak akan ada akhirnya. Mulut Silica mengering karena gelisah.
Silica memang sebenarnya hampir tidak punya pengalaman bertarung solo sama
sekali. Walaupun dia mempunyai keuntungan karena perbedaan level yang besar
sekali, itu hanyalah angka-angka; kemampuan sebenarnya si pemain adalah hal
yang sama sekali berbeda. Kegelisahan yang muncul di pikiran Silica mulai berubah
menjadi rasa bingung. Dia mulai lebih sering meleset, sehingga memberikan ruang
untuk lawannya menyerang balik.
Ketika dia berhasil mengurangi sekitar setengah HP kera mabuk ketiga, usahanya
untuk terus melakukan combo menyebabkannya terjerembab. Sang kera tidak
melewatkan kesempatan itu dan menyerang balik, yang berhasil mendaratkan
sebuah pukulan telak.
Gada kayu nya dibuat dengan kasar, namun damage dasar dari beratnya
dikombinasikan dengan kekuatan si Kera Mabuk menyebabkan HP Silica berkurang
hampir tiga puluh persen. Rasa takut pun menyerang sekujur tubuhnya.
Fakta bahwa dia telah kehabisan ramuan penyembuh menambah kegugupannya.
Nafas Fina memulihkan sekitar sepuluh persen HP nya, namun kemampuan itu
bukanlah sesuatu yang bisa Fina gunakan terlalu sering. Bahkan dengan
kemampuan itu pun, jika dia terkena serangan seperti itu tiga kali lagi --- dia akan
mati.
Mati. Silica membeku begitu kemungkinan tersebut melintas dalam pikirannya.
Tangannya tidak mau terangkat. Kakinya tidak mau bergerak.
Sampai sekarang, bertarung selalu mengasyikkan, tetapi selalu jauh dari bahaya
sesungguhnya. Silica sebelumnya tidak pernah berpikir bahwa bertarung itu
terhubung dengan Kematian sesungguhnya--Saat dia berdiri membeku di depan Kera Mabuk yang meraung dan mengangkat
pentungannya lagi, Silica menyadari untuk kali pertama arti sebenarnya dari

Kawahara Reki

13

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
bertarung dengan monster di SAO. Ini sebuah kontradiksi; SAO adalah sebuah
game, tapi di saat yang sama SAO bukanlah sesuatu untuk dimainkan.
Dengan suara tumpul gada yang membelah udara, serangan tersebut membentur
Silica begitu dia berdiri dengan tegar. Dia tidak mampu menerima dampaknya dan
roboh ke tanah. HP nya berkurang banyak dan berubah menjadi oranye.
Dia tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Dia bisa melarikan diri. Dia bisa menggunakan
kristal teleport. Masih ada pilihan lain yang bisa dia buat, namun dia hanya terpana
melihat pentungan itu saat si kera mengangkatnya untuk kali ketiga.
Senjata yang kasar itu mengeluarkan sebuah kilauan merah, dan ketika dia akan
menutup matanya secara refleks--Sebuah sosok kecil melompat ke ruang diantara Silica dan gada si kera. Sebuah
suara yang berat dan menakutkan terdengar. Bulu-bulu biru langit berhamburan
seketika begitu bar HP yang kecil itu turun ke angka nol.
Fina menatap Silica dengan matanya yang bulat dan biru setelah dia jatuh ke lantai.
Ia mengeluarkan geraman lemah lalu berhamburan menjadi polygon yang tak
terhitung banyaknya. Sebuah bulu ekor yang panjang melayang turun bagai sedang
menari.
Sesuatu meletup dalam diri Silica. Benang yang telah menjaganya sudah
menghilang. Sebelum rasa sedih sempat menyeruak, dia merasa marah: marah
kepada dirinya sendiri karena tidak dapat bergerak hanya karena telah terkena satu
serangan; dan sebelum itu, marah kepada dirinya sendiri karena takabur untuk
mencoba melalui hutan itu sendirian hanya karena ia merasa kesal oleh
pertengkaran kecil.
Dengan gerakan yang luwes Silica melangkah mundur, menghindari serangan yang
diayunkan ke arahnya oleh si monster. Dia lalu menyerbu dengan sebuah teriakan.
Pisau di tangan kanannya berkilau begitu menghujani si kera dengan serangan.
Silica bahkan tidak mencoba untuk menghindari pentungan kera yang bertukar
dengan temannya setelah melihat HP temannya itu berkurang, namun malah
menangkisnya dengan tangan kirinya. HP nya berkurang, walaupun tidak sebanyak
jika terkena langsung. Tetapi ia mengabaikannya dan mengejar kera ketiga, kera
yang telah membunuh Fina.
Silica memanfaatkan perawakannya yang kecil, menerjang langsung ke arah si kera,
dan menusukkan pisaunya ke kera tersebut. Dengan sebuah efek pukulan kritikal
yang menyilaukan, HP musuhnya habis tak bersisa. Pertama suara jeritan, lalu
suara benda pecah yang terdengar.
Diantara sisa-sisa yang sedang berhamburan, Silica memalingkan tubuhnya dan
menyerbu ke arah sasaran baru. Bar HP nya sudah menjadi berwarna merah yang
berarti bahaya, tapi dia sudah tak peduli lagi. Dia hanya melihat musuh yang harus
ia bunuh, seakan diperbesar untuk memenuhi pandangan matanya.
Kawahara Reki

14

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Dia bahkan lupa rasa takutnya terhadap kematian dan baru akan mencoba
melakukan sebuah serbuan mematikan di bawah gada yang sedang mengayun.
Sebuah cahaya putih bersih memotong kedua Kera Mabuk itu begitu mereka berdiri
berdampingan.
Badan kedua kera itu masing-masing terbelah dua dalam sekejap; lalu mereka
pecah dan menghilang.
Silica berdiri dengan lunglai ketika dia melihat seorang pemain pria dibalik pecahanpecahan yang berhamburan. Dia berambut hitam dan memakai mantel hitam. Dia
memang tidak terlalu tinggi, namun aura keberadaan yang luar biasa terpancar dari
dirinya. Silica melangkah mundur begitu dia merasakan rasa takut yang naluriah.
Mata mereka bertemu.
Tetapi matanya sunyi dan sedalam kegelapan. Anak laki-laki itu menyarungkan
pedang satu tangannya ke dalam sarung pedang di punggungnya dengan bunyi
berderang lalu membuka mulutnya.
"Maafkan aku. Aku gagal menyelamatkan temanmu"
Dia kehilangan tenaga begitu mendengarnya. Dia tidak dapat lagi menahan air mata
membasahi pipinya. Dia bahkan tidak menghiraukan pisaunya terlepas dari
tangannya dan jatuh ke tanah. Segera setelah dia melihat bulu biru langit di tanah,
dia langsung berlutut di hadapannya.
Setelah kemarahannya hilang, perasaan sedih dan kehilangan menguasainya.
Mereka mewujud dalam bentuk air mata dan bergulir menuruni pipinya tanpa henti.
Familiar tidak diprogram untuk menghentikan serangan sebagai perilaku normalnya.
Fina telah menghadang serangan itu dengan kemauannya sendiri --- bisa dibilang
itulah hasil dari cintanya terhadap Silica, yang telah menghabiskan waktu setahun
bersamanya.
Sambil mencengkram dirinya sendiri, Silica bergumam sambil menangis.
"Kumohon... jangan tinggalkan aku sendiri... Fina..."
Namun bulu biru langit itu tidak memberikan jawaban apapun.

"...Aku minta maaf."


Ucap si pemuda berpakaian serba hitam itu lagi. Silica menggelengkan kepalanya
dan mencoba mati-matian menghentikan air matanya.
"...Tidak... Aku yang... bertindak bodoh... terima kasih...telah menyelamatkanku..."

Kawahara Reki

15

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Dia berhasil untuk memaksakan diri mengucapkan kata-kata tersebut begitu dia
berhenti menangis.
Pemuda itu berjalan perlahan ke arah Silica lalu berlutut di depannya sebelum
bertanya ragu-ragu.
"...Bulu itu, apa mungkin bulu itu punya nama item?"
Terkejut oleh pertanyaan yang diluar perkiraan itu, Silica mengangkat kepalanya.
Dia menyeka air matanya lalu memalingkan tatapannya ke arah bulu yang
dimaksud.
Sekarang ketika dia memikirkannya lagi, memang aneh cuma bulunya yang tersisa.
Baik itu monster maupun manusia, makhluk di dunia ini biasanya tidak
meninggalkan apa-apa setelah mati, bahkan equipmentnya pun tidak. Silica dengan
ragu meraih bulu tersebut dengan tangannya lalu mengklik permukaannya dengan
jari telunjuk. Layar setengah transparan yang muncul memperlihatkan nama dan
berat bulu tersebut.
Fina's Heart
Begitu Silica akan mulai menangis lagi setelah melihatnya, si pemuda
menghentikannya.
"Tu-tunggu-tunggu. Kalau hatinya tertinggal, kamu bisa menghidupkannya lagi."
"Apa!?"
Silica mengangkat kepalanya dengan tajam. Dia menatap wajah si pemuda dengan
mulut setengah terbuka.
"Itu ditemukan beberapa waktu lalu, jadi masih banyak orang yang belum tahu. Ada
dungeon bernama Bukit Kenangan di wilayah utara lantai empat puluh tujuh.
Lumayan susah walaupun namanya begitu... tapi katanya bunga yang mekar di
puncaknya adalah item penghidup famili-."
"Be-Beneran!?"
Silica berdiri dan bersorak sebelum si pemuda selesai bicara. Rasanya harapan
membanjiri dadanya, yang dipenuhi rasa duka. Tapi
"...Lantai empat puluh tujuh..."
Silica bergumam dan mengendurkan bahunya. Itu dua belas lantai di atas level ini,
lantai tiga puluh lima. Pastinya bukan area yang aman bagi Silica.
Persis ketika ia memalingkan matanya yang kecewa ke lantai.
"Hmm"
Kawahara Reki

16

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Pemuda di hadapannya berkata dengan suara terganggu.
"Aku bisa mengambilkannya buatmu kalau kamu memberiku ongkos dan sejumlah
biaya, tapi mereka bilang bunga itu hanya muncul kalau beast tamer yang
kehilangan familiarnya ikut pergi..."
Silica tersenyum kepada swordsman yang tak disangka-sangka ternyata baik itu dan
berkata:
"Tidak... Aku senang dengan informasi yang kamu kasih. Kalau aku bekerja keras
untuk naik level, suatu hari aku akan bisa..."
"Alasan kenapa kamu ga bisa melakukan itu adalah, katanya familiar cuma bisa
dihidupkan lagi dalam waktu empat hari setelah mereka mati. Setelah itu, nama
itemnya akan berubah dari Heart menjadi Remains..."
"Apa...!"
Silica tidak mampu menahan dirinya berteriak.
Sekarang levelnya empat puluh empat. Kalau SAO merupakan RPG biasa, lantai
dungeon akan sesuai kesulitannya dengan pemain berlevel sama. Tapi karena SAO
adalah game kematian yang gila, area yang aman adalah sekitar sepuluh level di
bawah sang pemain.
Dengan kata lain, untuk menjelajahi lantai empat puluh tujuh, Silica harus setidaknya
mencapai level lima puluh lima. Tetapi bagaimanapun ia memikirkannya, tidak
mungkin naik sepuluh level hanya dalam empat hari... tidak, dua hari kalau dia
menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dungeonnya. Dia cuma
berhasil mencapai levelnya sekarang karena dia berpetualang dengan tekun.
Silica menjatuhkan kepalanya dan keputusasaan menguasainya sekali lagi. Dia
mengambil bulu Fina dari tanah dan memeluknya dengan lembut di dadanya. Air
matanya bermunculan saat dia mengutuk kebodohan serta ketidakberdayaannya.
Silica menyadari si pemuda mulai berdiri lagi. Ia pikir dia akan pergi dan ia
setidaknya harus mengucapkan selamat jalan, namun ia tidak memiliki energi lagi
untuk membuka mulutnya
Tapi tiba-tiba, layar setengah transparan muncul di hadapannya. Sebuah layar
transaksi. Saat Silica mengangkat kepalanya, dia melihat pemuda itu sedang
memanipulasi layar lainnya. Item-item mulai bermunculan satu per satu dalam seksi
transaksi. Silver Thread Armor, Ivory Dagger... Semuanya adalah equipment
yang Silica bahkan belum pernah melihatnya.
"Errm..."
Ketika dia membuka mulutnya ragu-ragu, si pemuda menjelaskan dengan santai:

Kawahara Reki

17

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ini seharusnya cukup untuk sekitar lima, enam level. Kalau aku pergi denganmu
seharusnya tidak apa-apa."
"Apa...?"
Silica berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Dia tidak bisa mengira apa yang
dipikirkan pemuda itu, jadi dia melihat langsung ke arahnya. Tapi karena sistemnya
SAO, yang dapat dilihatnya hanyalah bar HP si pemuda; dia bahkan tidak bisa
mengetahui nama atau levelnya.
Sulit untuk menebak berapa umurnya. Equipmentnya berwarna serba hitam.
Kekuatan dan ketenangan yang terpancar darinya membuatnya terlihat beberapa
tahun lebih tua dari Silica, namun matanya yang tertutup oleh poninya yang panjang
entah mengapa tampak tidak berdosa, dan garis-garis wajahnya yang feminin
membuatnya terlihat sedikit seperti perempuan. Silica dengan hati-hati bertanya:
"Kenapa... kamu baik banget...?"
Sebenarnya, dia sangat waspada.
Sampai sekarang, beberapa pemain pria yang jauh lebih tua dari Silica telah
mencoba mendapatkan cintanya; bahkan dia pernah mendapatkan lamaran sekali.
Bagi Silica, yang baru berusia tiga belas tahun, pengalaman-pengalaman ini hanya
memberinya rasa takut. Dia bahkan belum pernah mendapatkan pernyataan cinta di
dunia nyata.
Tidak terelakkan lagi, Silica jadi mulai menghindari pemain pria yang tampak
memiliki ketertarikan semacam itu. Lagipula, selalu ada motif dibalik kata-kata
manis adalah akal sehat di Aincrad.
Pemuda itu menggaruk kepalanya lagi, seakan kehabisan jawaban. Ia membuka
mulutnya untuk mengatakan sesuatu, lalu menutupnya lagi. Setelah itu, dia
mengalihkan pandangannya, kemudian bergumam dengan suara pelan:
"...Yah, ini bukan komik... Aku akan bilang kalau kamu janji ga akan tertawa."
"Aku ga akan ketawa."
"Itu karena... kamu mirip sama adikku."
Mendengar jawaban seperti manga ini, Silica tidak bisa menahan dirinya untuk tidak
tertawa. Ia menutup mulutnya dengan tangannya, tapi dia tidak bisa menahan
tawanya yang meluap-luap.
"Kamu, kamu bilang kamu ga akan ketawa..."
Ekspresi terluka terlihat di wajah si pemuda lalu dia mengendurkan bahunya sambil
mulai mendongkol. Membuat tawa Silica semakin keras lagi.

Kawahara Reki

18

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

19

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

20

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Dia bukan orang jahat...
Sambil tertawa, Silica memutuskan untuk mempercayai kebaikan pemuda ini. Dia
sudah pernah bertekad untuk mati. Kalau untuk menyelamatkan Fina, tidak ada
alasan baginya untuk menahan diri.
Silica membungkuk dan berkata:
"Kuharap kita berteman baik. Kamu sudah menolongku, dan bahkan menawarkan
untuk melakukan hal seperti ini untukku..."
Dia menatap layar transaksi itu lalu memasukkan semua Coll [18] yang dimilikinya.
Ada lebih dari sepuluh equipment yang diberikan pemuda itu, dan semuanya terlihat
seperti item langka yang tidak bisa dibeli di toko.
"Yah... mungkin ini terlalu kecil, tapi..."
"Enggak, kamu ga perlu bayar. Ini semua cuma cadangan dan ini juga berhubungan
dengan alasan kenapa aku datang ke sini..."
Ketika dia mengucapkan sesuatu yang tidak dapat dimengerti Silica, si pemuda
menekan tombol OK tanpa menerima uang sedikitpun.
"Terima kasih. Sungguh.... Oh, aku Silica."
Saat dia mengucapkan namanya, dia setengah berharap pemuda itu terkejut
karenanya, tapi nampaknya pemuda itu tidak mengenal namanya. Dia merasa
terabaikan untuk sejenak, tetapi kemudian dia ingat bahwa sisinya yang inilah yang
membuatnya berakhir seperti ini.
Si pemuda mengangguk kecil lalu menjulurkan tangan kanannya.
"Aku Kirito. Salam kenal."
Mereka berjabatan tangan.
Pemain yang dipanggil Kirito itu mengeluarkan sebuah peta Hutan Pengembaraan
dari kantong yang tergantung di ikat pinggangnya. Dia melihat area yang terhubung
dengan pintu masuk lalu mulai berjalan. Sambil mengikutinya, Silica membenamkan
bulu Fina ke bibirnya dan bergumam dalam pikirannya.
Tunggu, Fina. Sebentar lagi aku akan menghidupkanmu...

Area tempat tinggal di lantai tiga puluh lima diliputi suasana pedesaan dengan
bangunannya yang putih-putih serta atapnya yang merah-merah. Desanya sendiri
memang tidak begitu besar, namun merupakan area berpetualang utama bagi para
pemain level menengah saat ini, jadi ada lumayan banyak orang yang berjalan
kesana kemari.
Kawahara Reki

21

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Kota asal Silica adalah Desa Friben, yang terletak di lantai delapan; namun karena
ia belum membeli rumah, tinggal di penginapan manapun di lantai berapa saja tidak
begitu terasa berbeda baginya. Yang paling penting adalah rasa dari makanan yang
disajikan. Silica menyukai cheesecake yang dimasak NPC disini, jadi dia telah
tinggal disini sejak dua minggu lalu saat dia mulai berpetualang di Hutan
Pengembaraan.
Sewaktu ia memandu Kirito, yang seakan terpesona melihat sekelilingnya, beberapa
wajah yang ia kenal memulai percakapan dengannya. Mereka mencoba membujuk
Silica untuk bergabung dengan kelompoknya setelah mendengar rumor dia telah
keluar dari kelompok lamanya.
"Erm, Yaa... terima kasih atas tawarannya, tapi..."
Dia membungkuk saat menolak tawaran-tawaran itu agar mereka tidak sakit hati.
Kemudian dia melirik Kirito, yang berdiri di sampingnya, dan melanjutkan
perkataannya:
"...Aku akan sekelompok dengan orang ini untuk beberapa waktu..."
Apa!? Beneran!? Ucap orang-orang yang mengerumuni Silica dengan marah lalu
menatap Kirito dengan curiga.
Silica sudah melihat sedikit kemampuan Kirito; tapi ketika kalian memperhatikan
swordsman[19] hitam yang cuma berdiri disana, dia tidak terlihat sekuat itu.
Dia tidak memakai equipment mahal satupundia tidak pakai armor sama sekali
dan hanya memakai sebuah jaket tua yang terlihat usang di atas kaosnyayang ia
miliki hanyalah sebuah pedang satu tangan yang sederhana; dia bahkan tidak punya
tameng.
"Hei, kau"
Pengguna dua pedang berpostur tinggi yang tadi paling gigih mengajak Silica
bergabung berjalan ke arah Kirito. Sambil meremehkan Kirito dia membuka
mulutnya:
"Kau wajah baru, tapi kau ga boleh memotong antrian. Kami sudah mengincar Silica
lumayan lama."
"Yah, aku ga tahu; entah kenapa kita berakhir seperti ini..."
Kirito menggaruk kepalanya dengan muka bermasalah.
Dia setidaknya bisa berdebat sedikit, pikir Silica dengan sedikit kecewa, kemudian ia
berkata ke si pengguna dua pedang:
"Erm, itu aku yang minta. Aku minta maaf!"

Kawahara Reki

22

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Silica membungkuk untuk terakhir kalinya lalu melangkah pergi sambil menarik
ujung jaket Kirito.
"Aku akan mengirim pesan untuk kalian lain kali~."
Silica berjalan dengan cepat, hendak melepaskan diri dari kerumunan itu, yang
belum sepenuhnya menyerah, secepat mungkin. Dia memotong melewati gerbang
plasa menuju jalan utama.
Ketika mereka akhirnya tidak dapat para pemain itu lagi, Silica mengambil nafas
panjang dan melihat ke arah Kirito.
"...Aku, aku minta maaf. Karena telah membuatmu mengalami semua masalah ini."
"Tidak apa-apa."
Kirito menjawab dengan senyuman kecil seakan dia tidak terganggu sama sekali.
"Silica-san lumayan populer ya."
"Tolong panggil aku Silica saja... Itu bukan karena aku populer; mereka cuma
mengajakku bergabung dengan kelompoknya untuk menjadi semacam maskot,
sungguh. Tapi... Kupikir aku ini spesial... dan masuk ke hutan sendirian... dan
akhirnya..."
Air matanya mengalir alami begitu dia teringat dengan Fina.
"Tenanglah."
Ujar Kirito dengan suara kalem.
"Kita pasti akan menghidupkan Fina lagi, jadi jangan khawatir."
Silica menghapus air matanya dan tersenyum pada Kirito. Cukup aneh memang,
rasanya dia mempercayai kata-kata orang ini.
Akhirnya, mereka dapat melihat sebuah bangunan dua lantai di sebelah kanan
mereka. Itu penginapan yang sering digunakan Silica: Weathercock Tavern.
Sekarang begitu mereka sudah sampai, Silica sadar bahwa dia telah membawa
Kirito ke sini tanpa mengatakan apa-apa.
"Ah, rumahmu dimana, Kirito onii-chan?"
"Oh, di lantai lima puluh.... Tapi terlalu merepotkan untuk pergi ke sana sekarang,
jadi kayaknya aku akan bermalam di sini saja."
"Ah, oke!"
Silica kegirangan karena beberapa alasan lalu menepukkan kedua tangannya.
Kawahara Reki

23

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Cheesecake disini benar-benar enak."
Dia baru saja akan mengajak Kirito masuk ke penginapan dengan menarik jaketnya
ketika empat pemain keluar dari toko disebelah mereka berdua. Mereka adalah
anggota kelompok yang berburu bersamanya selama dua minggu terakhir. Pemainpemain pria yang muncul pertama tidak melihat Silica dan langsung menuju ke
plasa, tapi pemain wanita yang muncul belakangan menoleh ke belakang dan
refleks, mata mereka bertemu.
"...!"
Itu wajah yang paling tidak ingin dilihat Silica saat ini. Pengguna tombak yang
menyebabkan pertikaian yang membuat Silica keluar dari kelompoknya. Dia baru
saja akan melangkah masuk ke penginapan dengan kepala ditundukkan tapi...
"Oh, bukannya ini Silica?"
Panggil si pengguna tombak, menyebabkan Silica tidak punya pilihan selain berhenti
melangkah.
"...Iya."
"Ho~, entah bagaimana kamu berhasil keluar dari hutan itu. Itu melegakan."
Pemain bernama Rosalia itu, dengan rambut merah tuanya yang keriting acakacakan, berkata dengan senyum miring.
"Tapi kamu sudah telat. Kita sudah membagi-bagikan item-itemnya."
"Sudah kubilang aku ga membutuhkannya! Aku sedang sibuk sekarang jadi
selamat tinggal!"
Silica mencoba mengakhiri percakapan itu, tapi tampaknya pihak yang satu lagi
tidak berniat membiarkannya pergi saja.
"Oh? Apa yang terjadi sama kadal itu?"
Silica menggigit bibirnya. Kalian tidak bisa menaruh familiar di inventaris atau
menitipkannya ke orang lain. Dengan kata lain, hanya ada satu alasan mengapa
familiarnya tidak ada. Rosalia kemungkinan besar juga mengetahuinya, tetapi dia
melanjutkannya dengan senyuman kecil.
"Oh, apa mungkin...?"
"Mati.... Tapi!"
Silica membelalak kepada si pengguna tombak.
"Aku akan menghidupkan Fina lagi!"
Kawahara Reki

24

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Rosalia, yang tengah tersenyum dengan sangat puas, melebarkan matanya. Dia
bahkan melakukan siulan pelan.
"Ho, jadi kamu mau pergi ke Bukit Kenangan? Tapi memangnya kamu bisa
sampai ke sana dengan level segitu?"
"Bisa."
Umum Kirito sebelum Silica sempat menjawab. Dia menyembunyikan Silica di
belakang jaketnya seakan untuk melindunginya.
"Dungeonnya tidak sesulit itu juga sih."
Rosalia melihat Kirito ke atas dan ke bawah dengan tatapan kasar kemudian
mengejeknya:
"Kau satu lagi yang naksir dia? Kau ga kelihatan kuat."
Silica mulai gemetar dengan geram. Dia melihat ke bawah sambil mencoba
menahan air matanya.
"Ayo pergi."
Kirito meletakkan sebelah tangannya di bahu Silica, kemudian Silica mulai berjalan
ke arah penginapan yang mereka tuju.
"Yah, semoga beruntung."
Suara tawa Rosalia terdengar di belakangnya, tapi dia tidak menengok ke belakang.

Lantai pertama dari Weathercock Tavern adalah restoran besar. Kirito


mendudukkan Silica di sebuah meja lalu berjalan ke konter depan dimana seorang
NPC sedang menunggu. Setelah dia selesai check in, dia mengklik menu di konter
kemudian kembali dengan cepat.
Segera setelah Kirito duduk di hadapannya, Silica membuka mulutnya untuk
meminta maaf karena dia telah membuat Kirito mengalami situasi yang begitu tidak
menyenangkan. Namun Kirito menghentikannya dengan mengangkat tangannya
kemudian tersenyum.
"Ayo kita makan dulu."
Seorang pelayan membawa dua mug panas tepat pada waktunya. Kedua cangkir di
depan mereka itu dipenuhi cairan merah; sebuah aroma misterium tercium darinya.
"Untuk pembentukan kelompok kita."

Kawahara Reki

25

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Mereka menepukkan mug mereka masing-masing saat Kirito bersulang. Silica lalu
meneguk seisap cairan panas itu.
"...Enak..."
Bau dan rasa asam manisnya serupa dengan anggur yang dibolehkan oleh ayahnya
untuk dicoba di waktu silam. Tapi walaupun Silica sudah mencoba setiap minuman
yang ada di restoran ini selama dua minggu terakhir, dia tidak ingat pernah mencoba
yang ini.
"Erm, ini apa...?"
Kirito tersenyum sebelum dia menjawab:
"Kamu bisa bawa minuman botol denganmu ke restoran NPC. Ini item yang kusebut
Ruby Ichor. Kalau kamu minum ini secangkir, ketangkasanmu akan naik satu
poin."
"Ini, ini sangat berharga...!"
"Yah, alkohol juga ga akan tambah enak kalau kusimpan di inventarisku juga sih,
dan aku ga kenal banyak orang jadi aku ga punya banyak kesempatan untuk
meminumnya..."
Kirito mengangkat bahunya dengan konyol. Silica tertawa kemudian meneguk
seisap lagi. Cita rasa yang entah bagaimana merindukan pelan-pelan melembutkan
hatinya, yang telah mengeras dikarenakan banyaknya hal menyedihkan yang terjadi
hari ini.
Setelah selesai minum, Silica menempelkan cangkirnya ke dadanya seakan ia
masih menantikan kehangatannya. Lalu dia menurunkan tatapannya ke meja dan
berkata pelan:
"...Kenapa... mereka bicaranya sekejam itu sih..."
Ekspresi Kirito berubah serius begitu ia meletakkan cangkirnya dan kemudian
membuka mulutnya.
"Apa SAO MMORPG pertamamu?"
"Iya."
"Oh iya Di game online manapun, ada banyak pemain yang kepribadian berubah
begitu mereka memakai karakter mereka sebagai topeng. Ada yang menjadi baik,
ada juga yang menjadi jahat Dulu mereka menyebutnya roleplaying, tapi kupikir di
SAO itu berbeda."
Tatapan Kirito menajam.

Kawahara Reki

26

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Padahal kita lagi dalam situasi sulit... Yah, memang tidak mungkin untuk semua
pemain bekerjasama menyelesaikan game ini. Tapi terlalu banyak orang yang
senang melihat penderitaan orang lain, mencuri itemdan bahkan mereka yang
membunuh sesamanya."
Kirito melihat lurus ke arah Silica. Tampak ada kesedihan yang mendalam di balik
kemarahannya.
"Menurutku orang yang melakukan kejahatan disini juga benar-benar sampah di
dunia nyata."
Dia hampir mengatakan ini. Tapi kemudian dia sadar bahwa Silica sedikit gemetar
ketakutan, jadi dia tersenyum dan meminta maaf:
"Maaf... Aku bahkan tidak dalam posisi untuk membicarakan orang lain. Aku jarang
membantu orang lain. Bahkan akumenyebabkan kematian rekan-rekanku..."
"Kirito onii-chan..."
Silica menyadari kalau swordsman hitam yang duduk di hadapannya memikul bekas
luka yang mendalam di dirinya. Dia ingin menghiburnya, namun ia membenci fakta
bahwa kata-kata terlalu dangkal untuk menyampaikan apa yang ingin dia ucapkan.
Ia malah menggenggam tangan Kirito secara tidak sadar, yang terkepal di atas
meja, dengan kedua tangannya.
"Kirito onii-chan adalah orang baik. Onii-chan sudah menyelamatkan aku."
Pertama-tama, Kirito terkejut dan mencoba menarik kembali tangannya, tapi dia
segera tenang. Sebuah senyuman lembut tampak di bibirnya.
"...Nampaknya malah aku yang dihibur. Terima kasih, Silica."
Saat itu juga, Silica merasakan sebuah perasaan menyakitkan, seakan jantungnya
mengerut. Detak jantungnya bertambah cepat tanpa alasan. Wajahnya terasa
panas.
Dia dengan cepat menarik tangannya dan menekankannya di dadanya. Tetapi rasa
sakitnya tidak berhenti.
"Kamu ngapain...?"
Begitu Kirito bersandar mencondong ke depan di atas meja, Silica menggelengkan
kepalanya dan berhasil tersenyum.
"Bu, bukan apa-apa! Ah, Aku lapar!"

Setelah mereka selesai makan roti dan stew mereka dengan beberapa cheesecake
sebagai penutup, sudah jam delapan lewat. Mereka memutuskan untuk cepat tidur
Kawahara Reki

27

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
sebagai persiapan untuk pergi ke lantai empat puluh tujuh besok. Dua orang itu naik
ke lantai dua, dimana ada kamar-kamar yang tak terhitung banyaknya di kedua sisi
koridor.
Kamar yang disewa Kirito, secara kebetulan, berada disamping kamar Silica.
Mereka saling mengucapkan selamat malam dengan senyuman.
Sesaat setelah memasuki kamarnya, Silica memutuskan sebelum dia berganti
pakaian, dia akan melatih beberapa combo untuk membiasakan diri dengan pisau
baru yang diberikan Kirito padanya. Dia mencoba untuk berkonsentrasi pada
senjatanya, yang sedikit lebih berat dari yang biasa ia pakai, tapi sakit di dadanya
menyulitkannya.
Setelah dia entah bagaimana berhasil merangkai lima serangan beruntun, dia
membuka layarnya, melepas perlengkapannya, dan kemudian berbaring di kasur
dengan pakaian dalamnya. Kemudian dia mengetuk dinding untuk mengeluarkan
menu pop-up lalu mematikan lampunya.
Seluruh tubuhnya terasa sangat letih, jadi ia pikir ia bisa tidur dengan mudah.
Namun untuk beberapa alasan, dia bahkan merasa kurang mengantuk dibanding
biasanya.
Semenjak mereka menjadi sahabat, dia selalu tidur dengan badan Fina yang lembut
di lengannya, jadi kasur yang luas itu seperti terasa kosong. Dia berguling dan
memutar badannya bolak-balik sebentar sebelum ia menyerah untuk tidur dan
kembali duduk. Dia terus memandang ke arah sebelah kirinyatempat berdirinya
dinding yang terhubung dengan kamar Kirito.
Ia ingin mengobrol lebih banyak lagi dengannya.
Dia terkejut kepada dirinya begitu memikirkan ini. Orang ini adalah pemain pria yang
baru ia kenal kurang dari sehari. Dia sudah menghindari pemain-pemain pria sampai
sekarang, tapi kenapa swordsman yang ia tidak tahu apa-apa tentangnya ini terus
muncul di pikirannya?
Dia tidak bisa menjelaskan perasaannya sendiri. Saat dia melirik jam yang berada di
bagian bawah penglihatannya, sudah jam sepuluh. Dia sudah tidak bisa mendengar
suara langkah kaki pemain-pemain lain dari jendelanya, hanya suara anjing
menggonggong di kejauhan.
'Yah, itu ga masuk akal, jadi ayo tidur saja lah.'
Pikir Silica dalam kepalanya. Tetapi untuk beberapa alasan, dia bangkit dari tempat
tidurnya dan melangkah pelan ke lantai. Setelah mengatakan kepada dirinya sendiri
bahwa ia hanya akan mengetuk pintu lalu melambaikan tangannya, dia membuka
layar menu, memilih baju tercantik yang ia miliki, kemudian memakainya.
Dia berjalan beberapa langkah di koridor yang diterangi lilin itu. Lalu, setelah raguragu di depan pintu selama beberapa puluh detik, dia mengetok pintu itu dua kali.
Kawahara Reki

28

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

"Huh? Ada masalah?"


"Yaa---"
Silica baru sadar kalau dia belum menyiapkan alasan yang tepat untuk datang lalu
kebingungan. 'Aku hanya ingin mengobrol' terdengar terlalu kekanak-kanakan.
"Yah, itu errah, aku ingin tahu lebih banyak tentang lantai empat puluh tujuh!"
Untungnya, Kirito tidak mencurigai apa-apa dan langsung mengangguk.
"Oke kalau begitu. Apa kita perlu ke bawah?"
"Enggak usah, yaakalau boleh, di kamar onii-chan..."
Ia menjawab tanpa berpikir lalu dengan cepat menambahkan:
"Ka-karena, kita tidak bisa membiarkan orang lain mendengar informasi yang
berharga!"
"Erm... yaa... iya sih, kamu benar. Tapi..."
Kirito menggaruk kepalanya dengan sedikit ekspresi tidak nyaman, kemudian...
"Yah, kurasa tidak apa-apa."
Gumamnya, lalu dia membuka pintunya dengan sopan lalu mundur selangkah.
Tentu saja, kamarnya Kirito sama dengan kamarnya sendiri: sebuah kasur di
sebelah kiri, ditambah sebuah meja dan kursi sedikit lebih jauh lagi. Itulah semua
perabotan yang ada disitu.
Kirito menawarkan kursinya sebelum ia duduk di kasur dan membuka sebuah layar.
Dia memanipulasinya dengan cepat dan mengeluarkan sebuah kotak kecil.
Kotak yang telah diletakkan di meja itu memiliki sebuah bola kristal kecil di
dalamnya. Bola kristal itu bersinar di bawah cahaya lentera.
"Indahnya... ini apa?"
"Ini item bernama Mirage Sphere."
Saat Kirito mengklik bola kristal tersebut, muncul sebuah layar menu. Dia dengan
cepat memanipulasinya dan memencet tombol OK.
Segera setelahnya, bola kristal itu mulai memancarkan sebuah cahaya biru muda,
lalu muncullah sebuah hologram besar berbentuk bola. Gambarnya tampak seperti
keseluruhan sebuah lantai di Aincrad. Kristal itu menampilkan desa-desa dan setiap
Kawahara Reki

29

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
pohon dengan sangat detil, dan sama sekali berbeda dengan peta sederhana yang
bisa ditemukan di menu sistem.
"Uwaa...!"
Silica terpaku memandang peta setengah transparan itu. Rasanya kristal itu dapat
menunjukkan orang-orang berjalan kesana kemari jika ia terus menatapnya.
"Ini area tempat tinggalnya, dan ini Bukit Kenangan. Kamu harus melewati jalan ini...
dan ada sejumlah monster kuat di sekitar sini..."
Kirito menunjuk ke sini dan ke sana seraya menjelaskan geografi lantai empat puluh
tujuh tanpa berhenti. Silica merasa hangat hanya dengan mendengarkan suara yang
kalem itu.
"Dan setelah kamu melewati jembatan ini kamu bisa melihat bu..."
Tiba-tiba Kirito berhenti bicara.
"...?"
"Shh..."
Saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat expresi Kirito was hard dan dia sedang
menaruh sebuah jari di bibirnya. Dia membelalak ke arah pintu dengan tatapan
tajam.
Kirito langsung beraksi. Dia melompat dari kasur dengan kecepatan cahaya dan
membuka pintunya.
"Siapa disitu...!?"
Silica dapat mendengar suara langkah orang lari. Dia berlari menyusul dan melihat
keluar dari bawah badan Kirito, dimana dia melihat bayangan seseorang sedang
berlari menuruni tangga.
"I-itu tadi apa!!?"
"...Kupikir dia tadi menguping."
"Apa...? Tapi kita ga bisa mendengar apa-apa dari balik tembok kan?"
"Bisa kalau level mengupingnya cukup tinggi. Walaupun... tidak banyak... orang
yang melatih skill ini..."
Kirito menutup pintunya dan berjalan kembali ke kamarnya. Dia duduk di kasur
dengan ekspresi merenung di wajahnya. Silica duduk di sebelahnya and
membelitkan kedua tangannya ke sekeliling badannya. Dia diliputi oleh rasa takut
yang tidak bisa ia jelaskan.
Kawahara Reki

30

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Kenapa orang itu menguping...?"
"Kita akan tahu sebentar lagi, mungkin. Aku punya pesan untuk dikirim, bisa kamu
menunggu sebentar?"
Kirito tersenyum kecil sebelum dia menutup map kristal itu dan membuka sebuah
layar. Dia mulai menggerakkan jari-jarinya di atas sebuah keyboard holografik.
Silica menggelut di kasur Kirito. Sebuah kenangan lama dari dunia nyata kembali
padanya. Ayahnya adalah seorang reporter. Dia selalu berada di depan sebuah PC
lama, mengetikkan sesuatu dengan ekspresi serius. Silica suka memperhatikan
punggung ayahnya saat dia melakukan itu.
Silica tidak merasa takut lagi. Saat dia mengamati wajah Kirito dari belakang,
rasanya seakan dia diliputi kehangatan yang telah dilupakannya begitu lama.
Sebelum ia mengetahuinya, matanya sudah terpejam dengan sendirinya.

Silica terbangun mendengar bunyi bising yang berdering di telinganya. Itu adalah
alarm pagi yang hanya bisa didengar olehnya. Waktu yang diaturnya adalah jam
tujuh pagi.
Dia membuka selimutnya lalu duduk. Biasanya ia sulit untuk bangun pagi-pagi,
namun hari ini dia bisa membuka matanya dengan perasaan baik. Kepalanya terasa
segar, seakan semuanya telah tercuci bersih oleh tidurnya yang lelap.
Setelah meregangkan badannya, Silica baru saja akan turun dari tempat tidur ketika
ia membeku.
Ada seseorang yang sedang tidur terlentang; cahaya matahari pagi yang melalui
jendela menyinarinya. Persis saat Silica menarik nafas untuk berteriak, disangkanya
orang itu seorang penyusup, dia ingat dimana ia jatuh tertidur tadi malam.
---Aku, di kamar Kirito onii-chan...
Segera setelah dia menyadari fakta tersebut, wajahnya memanas seperti telah
terkena serangan nafas api. Karena di SAO emosi ditampilkan agak berlebihan,
mungkin uap memang benar-benar keluar dari wajahnya saat ini. Tampaknya Kirito
membiarkan Silica tidur di kasur sedangkan ia tidur di lantai. Silica mengerang
sambil menutupi mukanya karena rasa malu dan sesal.
Setelah berhasil menenangkan dirinya selama beberapa lusin detik, Silica diamdiam turun dari tempat tidur dan berdiri. Kemudian dia berjalan ke arah Kirito dengan
langkah kaki tak bersuara lalu menatap wajahnya.
Wajah tidur sang swordsman hitam itu terlihat begitu tidak berdosa hingga Silica
tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum. Silica kira dia beberapa tahun

Kawahara Reki

31

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
lebih tua darinya karena tatapannya yang tajam. Namun yang mengejutkan, ketika
Silica melihatnya seperti sekarang ini, dia tidak tampak seberbeda itu dengannya.
Menyenangkan bagi Silica untuk mengamati wajah tidurnya; tapi ia tidak bisa begini
terus, jadi dia dengan lembut menggoyangkan bahunya lalu berkata padanya.
"Kirito onii-chan, sudah pagi~."
Kirito membuka matanya lebar-lebar lalu berkedip beberapa kali begitu dia menatap
wajah Silica dengan tatapan kosong selama beberapa saat. Kemudian ekspresinya
berubah menjadi malu dengan cepat.
"Ah... Ma-maaf!"
Dia tiba-tiba menundukkan kepalanya.
"Aku ingin membangunkan onii-chan tapi onii-chan tidurnya nyenyak banget... dan
aku ga bisa membuka pintu ke kamar onii-chan, jadi..."
Kamar yang disewa pemain diatur oleh sistem agar tidak bisa ditembus, jadi tidak
mungkin kalian bisa masuk ke dalamnya kecuali kalian adalah teman pemain
tersebut. Silica dengan cepat mengibaskan tangannya dan bilang:
"Enggak, enggak, aku yang harusnya minta maaf! Sudah mengambil tempat tidurnya
onii-chan... "
"Enggak, gapapa kok. Kita ga akan nyeri otot bagaimanapun kita tidur ini."
Setelah berdiri, Kirito merenggangkan lehernya, yang membuat bunyi retak-retak,
kontradiksi dengan kata-kata yang baru ia ucapkan. Dia kemudian mengangkat
tangannya dan merenggangkannya. Dia memandang Silica seakan dia baru saja
terpikir sesuatu sebelum membuka mulutnya:
"...Omong-omong, selamat pagi."
"Se-selamat pagi."
Keduanya melihat satu sama lain dan tersenyum.

Hari sudah terang ketika mereka melangkah keluar setelah menyantap makanan
sebagai persiapan menjelajahi Bukit Kenangan di lantai empat puluh tujuh.
Pemain-pemain yang bersiap memulai harinya dan para pemain yang baru kembali
dari petualangan malam mereka mempunyai ekspresi yang kontras.
Setelah mengisi persediaan ramuan mereka di sebuah toko di sebelah penginapan
mereka, keduanya berjalan menuju gerbang plasa. Untungnya, mereka berhasil
mencapai gerbang teleport tanpa harus bertemu dengan orang-orang yang ingin

Kawahara Reki

32

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
merekrut Silica ke dalam kelompoknya seperti kemarin. Persis sebelum dia akan
mulai berlari ke area teleport yang berwarna biru berkilauan, Silica berhenti.
"Ah... aku ga tahu nama desa di lantai empat puluh tujuh..."
Dia baru akan memeriksa petanya ketika Kirito menawarkan tangan kanannya.
"Tidak apa-apa. Aku akan mengatur tempatnya."
Silica merasa berterima kasih seraya dia menggenggam tangan Kirito.
"Teleport! Floria!"
Segera setelah Kirito berkata, sebuah cahaya membutakan meliputi mereka berdua.
Setelah cahaya tersebut pudar, diikuti terasanya sebuah perasaan transportasi,
warna-warna yang tak terhitung banyaknya meledak di pengelihatan Silica.
"Uwa..."
Tanpa sadar dia bersorak.
Gerbang plasa lantai empat puluh tujuh dibanjiri oleh bunga-bunga. Dua jalan kecil
memotong plasa itu dengan bentuk palang. Disamping itu, sisa tempat yang ada
seluruhnya ditempati oleh petak-petak bunga, setiap petak bunga tersebut dikelilingi
oleh bata-bata merah dan dipenuhi dengan bunga yang tidak diketahui Silica.
"Indahnya..."
"Lantai ini juga disebut Taman Bunga, karena bukan hanya desanya tapi juga
seluruh lantainya dilimpahi bunga-bunga. Kalau kita punya waktu, kita juga bisa
pergi ke Hutan Bunga Raksasa di utara..."
"Aku ingin bisa datang ke sana lain waktu."
Silica tersenyum pada Kirito sebelum dia membungkuk di depan sebuah petak
bunga. Dia mendekatkan wajahnya ke sebuah bunga kebiru-biruan yang serupa
dengan cornflower[20] lalu menghirup aromanya.
Bunga tersebut dibuat dengan detil yang mengejutkan: mulai dari vena-vena
bunganya, kelima kelopaknya, benang sarinya yang putih, sampai tangkainya yang
hijau.
Tentu saja tidak semua benda di Aincrad, termasuk taman bunga ini, dan seluruh
tanaman serta bangunan lain, digambarkan sedetil tadi setiap saat. Kalau mereka
membuatnya seperti itu, maka mainframe SAO sekalipun, setinggi apapun
performanya, akan kekurangan sumber daya untuk sistemnya.

Kawahara Reki

33

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Untuk menghindari hal tersebut sembari tetap memberikan para pemain lingkungan
yang sedetil dan semirip mungkin dengan kenyataan, SAO menggunakan Sistem
Pemfokusan Digital. Sistem itu merupakan sistem yang menampilkan detil yang
lebih halus dari sebuah objek hanya saat seorang pemain menunjukkan
ketertarikannya dan fokus dengan objek itu.
Setelah Silica mendengar tentang sistem ini, dia menjadi takut kalau ketertarikannya
pada suatu benda akan membebani sistem SAO; tetapi dia tidak bisa menahan
dirinya sendiri saat ini dan tetap memandangi bunga yang bermacam-macam itu.
Ketika dia akhirnya berhasil menghentikan dirinya berjalan tanpa sadar sambil
menikmati aroma harum di sekitarnya, Silica memandang sekelilingnya.
Kebanyakan orang yang berada disini adalah pasangan pria dan wanita. Semuanya
saling bercakap-cakap dengan senang, entah sambil berpegangan tangan atau
sambil bergandengan lengan. Sepertinya tempat ini sudah menjadi tempat-tempat
semacam itu. Silica memandang Kirito, yang sedang melamun disampingnya.
---Apa kita juga kelihatan seperti itu...?
Setelah memikirkan hal ini, Silica berkata dengan keras untuk menutupi fakta kalau
mukanya memerah:
"Ayo-ayo kita cepat pergi ke luar!"
"Hah? Ah, iya."
Kirito terpaku berkedap-kedip untuk beberapa detik sebelum dia mengangguk dan
mulai berjalan disamping Silica.
Mereka meninggalkan gerbang plasa hanya untuk menemukan bahwa jalan utama
desa tersebut pun diselimuti oleh bunga-bunga. Seraya mereka berdua berjalan
beriringan, Silica ingat saat dia pertama kali bertemu Kirito. Dia tak percaya baru
satu hari terlewati sejak saat itu. Swordsman itu sudah menjadi sosok yang penting
di hatinya.
Silica melirik ke arahnya dan bertanya-tanya bagaimana perasaannya, namun Kirito
masih diliputi perasaan misterius dan sulit untuk menebak apa yang ada di
pikirannya. Silica ragu-ragu untuk beberapa saat sebelum dia mempersiapkan diri
dan membuka mulutnya:
"Ermm... Kirito onii-chan. Boleh aku bertanya tentang adik perempuanmu..."
"Ke-kenapa tiba-tiba?"
"Kirito onii-chan bilang aku mengingatkanmu pada dia. Jadi, aku penasaran saja..."
Membicarakan dunia nyata adalah salah satu hal yang paling tabu di Aincrad. Ada
banyak alasan, tapi yang terbesar adalah jika gagasan bahwa 'dunia ini virtual dan
Kawahara Reki

34

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
karenanya adalah dunia palsu' mengakar di dalam pikiran para pemain, maka
mereka tidak akan bisa terima kalau kematian di SAO sebagai kenyataan.
Tapi Silica ingin bertanya tentang adik perempuan Kirito, yang kata Kirito mirip
dengannya. Dia ingin tahu apakah Kirito menginginkan sesuatu darinya sebagai
seorang adik perempuan.
"...Kita...ga sedekat itu kok..."
Kirito mulai bicara.
"Aku pernah bilang dia itu adik perempuanku, tapi sebenarnya dia itu sepupuku.
Karena suatu keadaan, dia tumbuh besar bersama dengan keluargaku sejak lahir.
Dia ga tahu ini sih. Yah, mungkin karena ini... tapi aku terus menjaga jarak darinya
tanpa maksud yang jelas. Aku bahkan menghindari untuk bertemu dengannya di
rumah."
Kirito mendesah kecil.
"...Ditambah lagi, kita punya kakek yang keras. Dia memaksaku ikut dojo kendo
waktu aku berumur delapan tahun, tapi aku tidak bisa benar-benar berminat
melakukannya lalu berhenti setelah dua tahun. Kakekku memukulku lumayan
keras... tapi saat dia melakukan itu, adikku mulai menangis dan melindungiku
dengan bilang kalau dia bahkan akan melakukan bagianku supaya kakekku
berhenti. Setelah itu, aku mulai main komputer dan tenggelam di dalamnya, tapi
adikku benar-benar mengabdikan dirinya buat kendo dan bahkan berhasil sampai
cukup jauh di kejuaraan nasional sebelum kakekku meninggal. Itu sudah cukup
untuk menyenangkan bahkan dia sekalipun... Tapi aku selalu merasa bersalah; aku
selalu ingin tahu kalau adikku benar-benar ingin melakukannya dan apa dia benci
padaku. Karena itulah aku terus menghindarinya... dan akhirnya kita jadi seperti ini."
Kirito berhenti bicara dan melirik wajah Silica.
"Jadi mungkin aku menyelamatkanmu untuk memuaskan diriku sendiri, untuk
menebus masa laluku... Maaf."
Silica masih anak-anak jadi dia tidak bisa mengerti benar semua perkataan Kirito.
Namun karena beberapa alasan, dia merasa seakan dia dapat mengerti adik
perempuan Kirito itu.
"...Adiknya Onii-chan... dia ga benci Onii-chan. Kalau dia tidak menyukainya, maka
dia ga mungkin bisa sebaik itu. Kemungkinan besar dia sangat suka kendo."
Selagi Silica berucap, memilih kata-katanya dengan hati-hati, Kirito tersenyum.
"Kayaknya aku terus yang dihibur... Apa benar seperti itu? ...Baguslah kalau benar
seperti itu."

Kawahara Reki

35

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Silica merasa sesuatu yang hangat menjalar di hatinya. Dia senang Kirito telah
terbuka padanya.
Keduanya segera tiba di gerbang masuk utara desa itu. Bunga putih yang tak
terhitung tumbuh dari tumbuhan merambat yang melilit busur logam langsing
berwarna perak. Jalan utama desa melewatinya dan terus merentang hingga
menjadi jalan besar yang dikelilingi bukit-bukit hijau sebelum menghilang dalam
kabut.
"Yah... petualangan kita akhirnya dimulai."
"Iya."
Silica menjauh dari lengan Kirito, memantapkan ekspresinya, lalu mengangguk.
"Dengan level dan equipment kamu, monster-monster di sekitar sini harusnya tidak
terlalu susah untuk dikalahkan. Tapi
Seraya berkata, Kirito mengobrak-abrik kantong yang bergantung di ikat
pinggangnya, mengeluarkan sebuah kristal berwarna biru langit, dan kemudian
meletakkannya di tangan Silica. Benda itu adalah Kristal Teleport.
"Kita ga tahu apa yang akan terjadi di lapangan nanti. Jadi camkan ini dalam
pikiranmu. Kalau terjadi sesuatu yang diluar perkiraan dan aku menyuruhmu untuk
kabur, maka gunakan kristal itu untuk pergi. Desa manapun ga masalah. Kamu ga
usah mengkhawatirkanku."
"Ta-tapi..."
"Janjilah padaku. Aku... pernah menghancurkan satu kelompok. Aku ga mau
mengulangi kesalahan yang sama lagi."
Ekspresi Kirito begitu serius hingga Silica tak bisa berbuat apa-apa lagi selain
mengangguk. Setelah Kirito menerima jawabannya dia tersenyum lega.
"Kalau begitu, ayo berangkat!"
"Oke!"
Silica memastikan pisaunya sudah melengkapi sisinya lalu memantapkan keyakinan
dalam pikirannya; setidaknya dia tidak akan kebingungan seperti kemarin dan dia
akan bertarung sebaik-baiknya.
Tetapi--"Kya-aaaaaa!? Itu apa--!? Itu, itu kelihatan mengerikan-----!!"
Mereka bertemu monster pertama hanya dalam beberapa menit setelah mereka
mulai berjalan ke arah utara di medan perburuan lantai empat puluh tujuh.
Kawahara Reki

36

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"U-uwaa!! Pergi sana----!"
Makhluk yang muncul dan berjalan menembus semak-semak memiliki bentuk yang
tak pernah terbayangkan oleh Silica. Sebuah bunga berjalan mungkin deskripsi
yang paling tepat untuk menggambarkannya. Dengan batang hijau tua yang setebal
lengan manusia dan berdiri dengan akar-akarnya yang terbagi di beberapa tempat.
Batang atau badannya menopang sebuah bunga kuning besar yang serupa dengan
bunga matahari. Mulutnya terbuka, gigi-giginya menyembur keluar, mengungkapkan
kilasan-kilasan merah dari dalamnya.
Tanaman itu memiliki dua cabang yang menjalar dari bagian tengah batangnya,
yang mengingatkan orang pada lengan yang dimiliki binatang. Tampaknya, tanaman
itu menggunakan lengan-lengan tersebut beserta mulutnya untuk menyerang.
Tanaman pemakan orang itu berlari menuju Silica dengan tersenyum sambil
mengayunkan lengan-lengannya yang mirip tentakel. Makhluk yang terlihat seperti
karikatur yang sangat aneh ini membuat Silica merasa jijik.
"Kubilang pergi---!"
Silica mengayunkan pisaunya dengan liar dengan matanya hampir tertutup. Kirito,
yang berdiri di sebelahnya, berkata dengan suara bingung:
"Te-tenang saja. Monster itu sangat lemah. Kalau kamu mengincar bagian putih
tepat di bawah bunganya, maka kamu dengan mudah bisa..."
"Ta-tapi itu kelihatan mengerikan--!"
"Kalau makhluk itu saja terlihat mengerikan maka perjalanan ini akan susah. Ada
juga monster yang punya banyak bunga, ada yang terlihat seperti tumbuhan
karnivora, dan bahkan ada yang punya banyak tentakel lengket...
"Kya----!!"
Sambil berteriak saat Kirito berbicara, Silica mengaktifkan sebuah skill pedang; tentu
saja, skill itu hanya memotong udara kosong. Selama jeda yang singkat setelahnya,
dua tentakel membelit kedua kaki Silica lalu mengangkatnya dengan kekuatan yang
mengejutkan.
"Uwah!?"

Kawahara Reki

37

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

38

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Silica mendapati dirinya tergantung terbalik beserta penglihatannya sementara
roknya, setia dengan gravitasi virtual, merosot ke bawah.
"Uaaa!?"
Dia dengan cepat menahan ujung roknya dan mencoba memotong cabang yang
menjalar itu. Namun karena posisinya yang memalukan, upayanya itu tidak begitu
berhasil. Silica berteriak dengan wajah merah:
"Ki-Kirito onii-chan, tolong! Jangan lihat saja dan tolong aku!!"
"I-Itu sedikit sulit."
Dengan tangan kirinya menutupi kedua matanya, Kirito menjawab dengan ekspresi
tidak nyaman sementara bunga raksasa itu terus mengayunkan Silica kesana
kemari.
"Berhenti!"
Silica tidak punya pilihan selain melepaskan roknya, menggenggam cabang
menjalar itu, dan memotongnya. Bagian belakang leher bunga tersebut masuk ke
dalam jangkauannya begitu dia jatuh lalu dia menggunakan sebuah skill pedang.
Kali ini skill itu mengenai sasarannya, dan seraya kepalanya jatuh, seluruh
badannya meledak lalu lenyap. Silica, yang mendarat dengan halus diantara hujan
debris[21] poligon, langsung bertanya pada Kirito segera setelah dia berbalik.
"...Tadi lihat ya?"
Swordsman hitam itu memandang Silica melalui celah-celah diantara jari-jarinya dan
menjawab:
"...Enggak, aku ga lihat."

Mereka membutuhkan lima pertarungan lagi sampai terbiasa dengan monstermonster disini sebelum mempercepat ritme mereka; walau Silica hampir pingsan
saat sebuah monster yang mirip anemon laut mencengkramnya dengan tentakel
yang lengket.
Kirito tidak berpartisipasi banyak dalam pertarungan dan kebanyakan dia hanya
membantu Silica, sekali-sekali menahan sekarang saat Silica dalam bahaya.
Experience kelompok terbagi sesuai dengan jumlah damage yang diberikan setiap
anggota kelompok ke monster. Karena Silica mengalahkan monster-monster
berlevel tinggi, dia memperoleh poin experience beberapa kali lebih cepat dari
biasanya dan dia pun lekas naik level.
Selagi mereka terus mengikuti jalan batu bata merah yang tak berujung, muncul
sebuah jembatan yang melewati sungai kecil. Setelahnya terlihat sebuah bukit
besar, dan jalan tersebut tampak menuju ke puncaknya.
Kawahara Reki

39

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Itulah Bukit Kenangan."
"Sepertinya tidak ada persimpangan jalan."
"Iya. Kita cuma harus terus naik, jadi ga perlu khawatir akan tersesat. Tapi katanya
ada banyak monster. Kita berhati-hati saja."
"Oke!"
Sebentar, sebentar lagi dia bisa menghidupkan Fina. Begitu Silica memikirkan ini,
langkah kakinya refleks makin cepat.
Saat mereka mulai berjalan melalui jalan menanjak yang penuh dengan bungabunga yang sedang mekar, mereka dihadang lagi oleh monster-monster seperti
yang telah diprediksi. Monster-monster berjenis tumbuhan itu juga jauh lebih besar,
tetapi pisau hitam Silica ternyata jauh lebih kuat dari yang ia kira, membuatnya bisa
mengalahkan kebanyakan dari mereka hanya dengan sebuah combo.
Tapi kemampuan Kirito bahkan lebih mengejutkan lagi.
Silica telah menduga kalau dia adalah swordsman yang levelnya lumayan tinggi
setelah menyaksikannya mengalahkan dua Kera Mabuk dengan sebuah ayunan
pedang. Namun setelah naik dua belas lantai sekalipun, dia masih tidak kehilangan
ketenangannya sedikitpun. Ketika sejumlah besar monster muncul, dia menolong
Silica dengan mengalahkan mereka semua kecuali satu.
Seraya mereka melanjutkan perjalanan, Silica tidak dapat berhenti bertanya-tanya
apa yang dilakukan pemain berlevel setinggi itu di lantai tiga puluh lima.
Berdasarkan perkataannya, sepertinya ia punya sesuatu yang harus ia lakukan di
Hutan Pengembaraan. Namun Silica tidak pernah mendengar kalau ada monster
atau item langka disitu.
Akan kutanya dia setelah petualangan ini selesai--- pikir Silica selagi dia
mengayunkan pisaunya; selagi dia melakukan ini pun, jalan yang sempit itu
perlahan-lahan makin curam. Merekapun terus menembus hutan yang lebat itu
sambil mengalahkan monster-monster yang makin lama semakin agresif--Mereka telah sampai di puncak bukit.
"Uwa--!"
Silica menahan diri sambil dia berlari beberapa langkah ke depan dan berseru.
Taman langit--- tempat ini memang benar-benar sesuai dengan namanya. Ruang
terbuka yang dikelilingi hutan lebat itu penuh dengan bunga-bunga yang saling
berdesakan satu sama lain selagi mereka mekar.
"Akhirnya kita sampai."
Kawahara Reki

40

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Ujar Kirito seraya dia berjalan ke arah Silica dan menyarungkan pedangnya.
"Bunganya... disini...?"
"Iya. Ada batu di tengah-tengah dan diatasnya..."
Silica sudah berlari bahkan sebelum Kirito selesai bicara. Dia memang bisa melihat
sebuah batu putih yang bersinar di tengah-tengah petak-petak bunga itu. Dia berlari
kesana, mengambil nafas pendek, dan kemudian dengan hati-hati memeriksa
bagian atas batu yang setinggi dadanya itu.
"Huh......?"
Tetapi tidak ada apa-apa disana. Hanya ada sedikit rumput di tengah-tengah
lekukan batu tersebut; tidak ada sesuatu apapun yang dapat disebut sebagai bunga.
"Bunganya... Bunganya ga ada, Kirito onii-chan!"
Dia berteriak pada Kirito, yang telah berlari ke sisinya. Air mata mulai bermunculan
di matanya.
"Ga mungkin... ---Ah, lihat."
Silica mengikuti tatapan Kirito dan memandang lagi batu tersebut. Kemudian--"Ah..."
Sebuah tunas kecil tumbuh di tengah-tengah rumput yang lembut itu. Begitu Silica
melihatnya, sistem fokus menjadi aktif dan tanaman muda itu pun terlihat lebih detil.
Dua daun putih terbuka bagai sebuah kerang dan sebuah batang tumbuh darinya
dengan cepat.
Batang itu meninggi dalam sekejap, persis seperti yang ia lihat saat pelajaran sains
bertahun-tahun lalu, kemudian sebuah kuncup kecil muncul di ujungnya. Kuncup
kecil berbentuk tetesan hujan itu memancarkan cahaya berwarna putih mutiara.
Selagi Kirito dan Silica mengamatinya sambil menahan nafas, ujung kuncup tersebut
mulai terbuka; kemudian--- dengan bunyi mirip gemerincing lonceng, kuncup itupun
terbuka. Sebuah bintik cahaya menari-nari di udara.
Keduanya terpaku mengamati tumbuhnya sebuah bunga putih tanpa bergerak
sedikitpun. Tujuh kelopak bunga menggapai keluar seperti sinar bintang, dan dari
tengah-tengahnya terpancar kilauan cahaya, bercampur dengan cahaya langit.
Silica memandang Kirito, ia merasa kalau seharusnya ia tidak menyentuh bunga ini.
Kirito tersenyum lembut lalu mengangguk.
Silica membalas dengan anggukan dan kemudian menyentuh bunga itu dengan
tangan kanannya. Saat ia menyentuhnya, batang yang setipis benang sutra itu
Kawahara Reki

41

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
hancur seakan seperti terbuat dari es, dan hanya tinggal bunganya yang tertinggal di
tangan Silica. Dia kemudian menyentuh bunga itu dengan halus seraya bernafas
lembut. Layar namanya muncul tanpa suara. Bunga Pneuma--"Sekarang... kita bisa menghidupkan Fina lagi..."
"Ya. Kamu cuma harus meneteskan tetesan air dalam bunga itu ke hati Fina. Tapi
ada banyak monster yang kuat disini, jadi lebih baik melakukannya setelah kita
kembali ke desa. Lebih baik kita sabar sedikit dan lekas pulang sekarang.
"Oke!"
Silica mengangguk lalu membuka layar utamanya sebelum menaruh bunganya
disana. Dia memastikan bunga itu berada di inventaris item sebelum menutup layar
tersebut.
Sesungguhnya, dia ingin menggunakan sebuah kristal teleport untuk langsung
kembali ke desa, namun Silica menahan dirinya dan mulai berjalan. Sudah menjadi
aturan tidak tertulis untuk tidak pernah menggunakan kristal yang mahal itu kecuali
keadaannya benar-benar berbahaya.
Untungnya, mereka tidak berjumpa dengan banyak monster saat perjalanan pulang.
Tidak lama kemudian mereka sampai di tepi sungai setelah turun dengan tempo
yang cepat.
Sekarang aku bisa bertemu Fina paling lama sejam lagi--Silica memeluk dadanya, yang terasa seperti mau meledak, dan persis sebelum
menyebrangi jembatan--Tiba-tiba Kirito memegang bahunya. Dia menoleh ke belakang, jantungnya berdetak
kencang, dan melihat Kirito membelalak ke arah kumpulan pepohonan yang tebal di
seberang jembatan dengan ekspresi yang menakutkan. Kemudian dia membuka
mulutnya lalu berkata dengan suara yang rendah dan menegangkan:
"---Kalian yang bersembunyi untuk menyergap kami, keluar sekarang juga."
"Apa...!?"
Silica segera melihat tepi lain sungai tersebut, namun disana tidak ada siapa-siapa.
Setelah beberapa detik yang menegangkan, dedaunan mulai bergerak dengan
suara gemerisik. Muncul sebuah kursor yang mewakili pemain. Warnanya hijau, jadi
dia bukan kriminal.
Anehnya --- orang yang muncul di seberang jembatan pendek itu adalah seseorang
yang dikenal Silica.

Kawahara Reki

42

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Rambut merah api, dengan bibir berwarna sama; petarung bertombak itu memegang
sebuah tombak berbentuk palang yang ramping dan memakai armor berwarna hitam
yang bersinar seperti lapisan email.
"Ro-Rosalia-san...!? Kenapa kamu ada di tempat seperti..."
Rosalia tersenyum miring dan mengabaikan pertanyaan Silica yang matanya
terbuka lebar dengan dipenuhi rasa terkejut.
"Ga nyangka ternyata kau bisa tahu persembunyianku; sepertinya skill scanmu
lumayan tinggi, swordsman. Apa aku sedikit meremehkanmu?"
Lalu dia berpaling ke arah Silica:
"Sepertinya kamu dengan beruntung berhasil dapetin Bunga Pneuma. Selamat,
Silica."
Silica, yang tidak dapat memahami tujuan Rosalia yang sebenarnya, mundur
beberapa langkah ke belakang. Dia merasakan perasaan buruk yang tidak dapat
dijelaskan tentang ini.
Rosalia tidak mengkhianati ekspektasinya dan mulai berbicara sedetik kemudian:
"Serahkan bunga itu sekarang juga."
Silica tidak tahu harus berkata apa.
"...!? Apa... kamu bilang apa...?"
Kemudian, Kirito, yang dari tadi diam saja, melangkah maju dan membuka mulutnya:
"Aku ga bisa membiarkanmu melakukan itu, Rosalia-san. Enggak--- harusnya aku
memanggilmu pemimpin guild oranye Titan's Hand."
Alis Rosalia mengerut naik dan senyum menghilang dari wajahnya.
Dalam SAO, pemain-pemain yang melakukan tindakan yang dianggap kriminal,
seperti mencuri, menyakiti pemain lain, atau membunuh mereka, warna kursornya
berubah dari hijau menjadi oranye. Karenanya, orang-orang menyebut para kriminal
individu sebagai pemain oranye dan guild yang terdiri dari mereka sebagai guild
oranye. Silica tahu tentang ini, tetapi dia belum pernah bertemu mereka
sebelumnya.
Tetapi kursor HP Rosalia, yang bisa dia lihat tepat di depan matanya, berwarna hijau
bagaimanapun cara dia melihatnya. Silica menengadah ke wajah Kirito, yang berdiri
disampingnya, dan bertanya dengan suara kering:
"Hei... tapi... lihatlah... barnya Rosalia-san, warnanya hijau..."

Kawahara Reki

43

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Di guild oranye sekalipun, seringkali tidak semua anggotanya oranye. Anggotaanggota yang hijau mencari mangsa dan bersembunyi diantara kelompok mereka
sebelum memancing mereka ke tempat penyergapan. Orang yang semalam
menguping pembicaraan kita pasti anggota kelompoknya juga."
"A-apa..."
Silica memandang Rosalia dengan rasa terkejut dan benci.
"Ka---kalau gitu, alasan dia bergabung dengan kelompokku selama dua minggu
terakhir adalah..."
Rosalia sekali lagi tersenyum berbisa dan berkata:
"Iya~ Aku mengecek sekuat apa kelompok itu, dan disaat bersamaan menunggu
mereka gemuk dengan uang yang mereka dapat dari berpetualang. Sebenarnya,
aku akan mengurus mereka hari ini."
Dia menjilat lidahnya sambil tetap menatap Silica.
"Aku sedang keheranan kenapa orang yang paling ingin kuburu tiba-tiba pergi, terus
aku dengar kamu ingin dapetin item langka. Bunga Pneuma sekarang ini lumayan
mahal. Ngumpulin informasi itu ternyata memang penting~"
Kemudian dia berhenti bicara sesaat, memandang Kirito, lalu mengangkat bahunya.
"Tapi swordsman, kau bermain dengan bocah ini walaupun kau tahu itu? Kau ini
bodoh ya? Atau kau benar-benar naksir dia?"
Muka Silica memerah dengan amarah mendengar penghinaan Rosalia. Tangannya
bergerak untuk mengambil pisaunya. Namun Kirito memegang pundaknya.
"Enggak, bukan hal semacam itu."
Ujar Kirito, suaranya dingin.
"Aku juga sedang mencarimu, Rosalia-san."
"---Apa maksudmu?"
"Kau yang menyerang guild Silver Flag sepuluh hari lalu di lantai tiga puluh
delapan, kan? Dimana empat aggotanya tewas dan cuma ketuanya yang selamat."
"Ah~, para gelandangan itu?"
Rosalia bahkan tidak bergeming saat dia mengangguk.
"Ketuanya itu... dia mencari seseorang untuk membalaskan dendam timnya di
gerbang plasa di garis depan, menangis dari pagi hingga malam."
Kawahara Reki

44

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Rasa dingin yang menakutkan terasa dari ucapan Kirito. Rasanya seperti pedang es
yang telah diasah untuk memotong apapun yang mendekat.
"Tapi waktu aku menerima permohonannya, dia tidak memintaku untuk
membunuhmu. Ia hanya minta kepadaku untuk menjebloskan kalian semua ke
penjara di Kastil Besi Hitam --- bisakah kau mengerti perasaannya?"
"Tidak sama sekali."
Rosalia menjawab seperti dia tidak peduli sama sekali.
"Apa? Kenapa kau serius banget? Kau bodoh ya? Bagaimanapun ga ada bukti kalau
orang itu mati di kehidupan nyata kalau kau bunuh mereka disini. Lagipula, ini ga
akan jadi perbuatan kriminal saat kita kembali ke dunia nyata. Kita bahkan ga tahu
apa kita bisa kembali, tapi disini kau ngomongin keadilan dan aturan; itu bahkan ga
lucu. Aku paling benci orang sepertimu --- orang yang bawa-bawa logika aneh saat
mereka datang ke dunia ini."
Mata Rosalia makin dipenuhi rasa marah.
"Jadi, kau ingin mengatakan padaku kalau kau menganggap serius ucapan
seseorang yang bahkan ga bisa mati dengan benar dan mencari kami? Kau benarbenar ga punya kerjaan ya. Yah, kuakui aku termakan umpanmu. Tapi... apa kau
benar-benar berpikir kalau kau bisa berbuat sesuatu hanya dengan dua orang...?"
Sebuah senyum kejam muncul di mukanya lalu Rosalia melambaikan tangannya
dua kali di udara.
Pada saat itu juga, pepohonan di sisi lain tepi sungai itu bergoncang kasar, dan
sekelompok orang muncul dari baliknya. Kursor-kursor memasuki penglihatan Silica
satu demi satu. Kebanyakan oranye. Jumlahnya mereka mencapai sepuluh orang.
Kalau saja mereka menyebrangi jembatan itu tanpa sadar bahwa mereka akan
disergap, maka mereka sudah terkepung sekarang. Ada seorang hijau lagi diantara
para pemain oranye--- gaya rambut jabriknya, tak diragukan lagi, sama dengan yang
mereka lihat kemarin malam di penginapan.
Para bandit yang baru muncul semuanya dalah pemain pria yang berpakaian norak.
Mereka semua memiliki aksesori berwarna perak dan sub-equipment bergantungan
di sekujur tubuhnya.
Silica bersembunyi dibalik mantel Kirito begitu rasa muak semakin meliputinya. Dia
berbisik pelan:
"Ki-Kirito onii-chan... musuhnya terlalu banyak. Kita harus lari...!"
"Tenang saja. Siapkan saja kristal kamu sampai kuberi tanda untuk lari."

Kawahara Reki

45

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Kirito menjawab dengan suara kalem, membelai rambut Silica, kemudian berjalan ke
sisi lain jembatan tersebut. Silica hanya terdiam dengan kaget. Ini terlalu nekat. Pikir
Silica, lalu dia memanggil Kirito:
"Kirito onii-chan...!"
Begitu suaranya terdengar--"Kirito...?"
Gumam salah satu bandit. Senyumnya memudar dan dia terpana; bola matanya
bergerak dari satu sisi ke sisi lain seperti sedang mencoba mengingat sesuatu.
"Pakaian itu... pedang satu tangan tanpa perisai... The Black Swordsman...?"
Wajahnya berubah pucat seraya dia melangkah mundur.
"Ini serius Rosalia-san! Bajingan itu... dia seorang beater dan... clearer...!"
Mendengar kalimat itu, ekspresi seluruh anggota lainnya mengeras kaget. Silica juga
terkejut. Dia hanya menatap bahu Kirito, yang tidak bisa dibilang lebar, benar-benar
tercengang.
Silica tahu bahwa dia adalah pemain yang berlevel cukup tinggi setelah melihatnya
bertarung. Namun dia bahkan tidak pernah bermimpi kalau dia adalah salah seorang
Clearer, grup elit dari para pemain kelas atas yang bertarung di dungeon garis
depan, dimana tidak seorangpun pernah menjejakkan kakinya, dan bahkan
mengalahkan para bos. Dia pernah dengar bahwa mereka berkonsentrasi
sepenuhnya untuk menyelesaikan SAO, dan bahkan sangat sulit untuk bertemu
mereka di lantai pertengahan--Rosalia sekalipun terdiam disana dengan mulut terbuka untuk beberapa detik
sebelum dia tersadar dan berteriak:
"Ke-kenapa seorang clearer berkeliaran di sekitar sini!? Dia mungkin cuma
menyebut dirinya sendiri begitu untuk menakuti kita! Yang dipakainya hanyalah
sebuah cosplay. Dan--- kalau pun dia benar-benar The Black Swordsman, dia
pasti kalah dengan orang sebanyak ini!!"
Sepertinya semangat mereka telah dikembalikan oleh kata-katanya, pengguna
kapak raksasa yang berdiri di depan para pemain oranye itu menyahut:
"I-iya! Kalau dia seorang clearer pastinya dia punya banyak item dan uang juga
kan!? Ini bener-bener kesempatan besar!"
Semua bandit itu sepakat lalu mengeluarkan senjata mereka. Kepingan-kepingan
logam itu mengilatkan cahaya jahat.
"Kirito onii-chan... kita ga mungkin menang, ayo lari!!"
Kawahara Reki

46

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Silica berteriak mati-matian dengan kristal tergenggam erat di tangannya. Seperti
yang dikatakan Rosalia, Kirito tidak mungkin menang melawan musuh sebanyak ini
sekuat apapun dia. Tapi Kirito tidak bergerak. Ia bahkan tidak mengeluarkan
senjatanya.
Sepertinya mereka menganggapnya sebagai bentuk kepasrahan; kesembilan
pemain tersebut, tidak termasuk Rosalia dan pemain hijau lain, seluruhnya
mengeluarkan senjata mereka dan berpacu satu sama lain untuk menyerang Kirito.
Mereka menerjang melewati jembatan kecil itu dan lalu--"Yiaaa!!"
"Mati kauuu!!"
Mereka mengepung Kirito, yang kepalanya tertunduk, dalam formasi setengah
lingkaran sebelum mereka semua menyerangnya dengan senjata masing-masing.
Badan Kirito bergetar hebat akibat kekuatan sembilan serangan itu.
"Tidak---!!"
Silica berteriak sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Enggak! Berhenti! Kirito onii-chan akan, m...mati!!"
Tapi mereka tidak mendengarkan.
Beberapa dari mereka tertawa gila, sementara yang lain terus mengucapkan
sumpah serapah selagi mereka menyerang Kirito bagai dimabukkan oleh rasa
kejam. Rosalia, yang berdiri di tengah-tengah jembatan, tidak bisa menyembunyikan
kegembiraannya selagi dia menatap tragedi tersebut sambil menjilati jarinya.
Silica menyeka air matanya lalu menggenggam gagang pisaunya. Dia tahu kalau dia
tidak dapat berbuat apa-apa sekalipun ia ikut bertarung, tapi dia tidak lagi bisa untuk
hanya berdiri disitu dan menonton. Kemudian, persis sebelum dia melangkah ke
arah Kirito--- dia menyadari sesuatu dan berhenti.
Bar HP Kirito tidak berkurang.
Tidak, sebenarnya bar HP itu hanya berkurang sedikit sekali, meskipun digempur
hujan serangan yang tidak berkesudahan. Itupun akan terisi kembali setelah
beberapa detik.
Bandit-bandit itu akhirnya sadar kalau swordsman hitam di depan mereka tidak
menunjukkan tanda-tanda akan tumbang. Ekspresi bingung muncul di wajah
mereka.
"Kalian pada ngapain sih!? Bunuh dia!!"

Kawahara Reki

47

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Mendengar perintah Rosalia, hujan serangan pun berlanjut selama beberapa detik
kemudian. Namun situasinya tidak berubah.
"Hei... apa yang terjadi...?"
Salah satu bandit membuat wajah seakan dia telah melihat sesuatu yang benarbenar ganjil sebelum dia berhenti bergerak dan melangkah mundur. Keterkejutannya
itu dengan cepat menyebar ke delapan orang lainnya, yang kemudian berhenti
menyerang lalu menjauhkan diri mereka dari Kirito.

Kawahara Reki

48

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Tempat itu hening seketika, kemudian di tengahnya, Kirito pelan-pelan mengangkat

Kawahara Reki

49

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
kepalanya. Sebuah suara pelan terdengar:
"---Sekitar 400 setiap 10 detik? Itu jumlah damage yang kalian bersembilan berikan
padaku. Aku level 78, HP ku 14,500 ditambah aku otomatis mendapat 600 poin
setiap 10 detik dengan Battle Healing. Kalian semua tidak akan bisa
mengalahkanku walau terus memukulku berjam-jam."
Bandit-bandit itu terdiam di tempat dengan mulut terbuka lebar, seperti terkena syok.
Akhirnya, si pengguna dua pedang, yang sepertinya adalah wakil ketua mereka, berkata
dengan suara kering.

"Ini... apa benar bisa begini...? Ini bahkan sama sekali ga masuk akal..."
"Iya lah."
Kirito pun mengeluarkan ucapan ini:
"Cuma perbedaan angka saja akan membuat perbedaan kekuatan yang sangat
besar; itulah bagian ga masuk akal dari sistem level MMORPG!"
Para bandit itu melangkah mundur, seakan mereka terintimidasi oleh suara Kirito,
yang tampak seperti menyembunyikan sesuatu dibaliknya. Wajah-wajah kaget
mereka digantikan dengan muka ketakutan.
"Che."
Rosalia menggerutu lalu kemudian mengeluarkan sebuah kristal teleport dari
pinggangnya. Dia mengangkatnya tinggi-tinggi dan membuka mulutnya:
"Teleport---"
Bahkan sebelum dia dapat menyelesaikan kalimatnya, udara tampak bergetar
selama sepersekian detik dan kemudian Kirito sudah berdiri tepat di depannya.
"Ack..."
Begitu Rosalia membeku sesaat, Kirito merebut kristal dari tangannya, lalu
menggenggam kerahnya dan menariknya kembali ke arah bandit-bandit lainnya.
"Le-lepaskan aku!! Kau ingin melakukan apa brengsek!!"
Kirito melemparnya ke arah sekelompok bandit tersebut, yang sedang berdiri
terpana, dan kemudian mulai mengobrak-abrik kantongnya tanpa berkata apa-apa.
Kristal yang dikeluarkannya juga berwarna biru. Tapi warnanya jauh lebih tua
daripada kristal teleport.
"Orang yang memintaku melakukan ini membeli kristal koridor ini dengan semua
uang yang dimilikinya. Katanya dia sudah mengatur Kastil Besi Hitam sebagai
Kawahara Reki

50

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
tempat keluarnya.. Jadi aku akan menteleport kalian semua ke penjara, terus The
Army bisa mengurus sisanya dari situ."
Rosalia, yang sedang duduk di bawah, terdiam selama beberapa saat sebelum dia
tersenyum seperti itu hanya gertakan.
"Dan kalau aku bilang aku ga mau?"
"Akan kubunuh kalian semua."
Senyum di wajahnya membeku begitu mendengar jawaban singkat Kirito.
"adalah yang ingin kukatakan... tapi jika begitu maka aku akan menggunakan ini."
Kirito mengambil sebuah pisau kecil dari dalam mantelnya. Jika diperhatikan dengan
seksama, terlihat sebuah cairan hijau yang samar-samar di permukaannya.
"Racun pelumpuh; ini racun level lima, jadi kalian ga akan bisa bergerak untuk
sekitar sepuluh menit. Waktu segitu cukup untuk memasukkan kalian semua ke
koridor... Jalan sendiri, atau kujebloskan; itu pilihanmu."
Tidak ada yang menggertak sekarang. Setelah melihat mereka semua
menundukkan kepalanya tanpa suara, Kirito melepaskan pisaunya, mengangkat
kristal biru tua itu tinggi-tinggi, kemudian berteriak.
"Koridor terbukalah!"
Kristal itu pecah berkeping-keping dalam sekejap lalu muncul sebuah pusaran biru
cahaya.
"Dasar sial..."
Pengguna kapak yang berpostur tinggi adalah yang pertama berjalan ke koridor
dengan bahu tergantung. Sisa pemain-pemain oranye kemudian lenyap di dalam
cahaya satu demi satu, beberapa dengan diam, beberapa lagi sambil menyumpahnyumpah ketika berjalan memasukinya. Setelah pemain hijau yang mengumpulkan
informasi mengikuti mereka, yang tersisa hanyalah Rosalia.
Bandit berambut merah itu mencoba bergerak sekalipun tidak bahkan setelah
semua kawanannya lenyap ke koridor. Dia duduk dengan kaki bersila dan menatap
Kirito seperti mau menantangnya.
"...Yah, coba saja kalau bisa. Kalau kau menyakiti pemain hijau kau akan menjadi
pemain oranye..."
Kirito menggenggam kerahnya bahkan sebelum ia selesai bicara.
"Kuberitahu kau: aku ini solo; menjadi oranye untuk sehari dua hari ga berarti apaapa bagiku."
Kawahara Reki

51

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Kirito berkata dengan dingin sebelum menyeretnya ke koridor. Rosalia melawan
dengan memukul-mukulkan lengan dan kakinya.
"Tunggu, kumohon, berhenti! Maafkan aku! Huh?! ...Ah, benar, kau, maukah kau
bekerja denganku? Dengan kemampuanmu kita bisa mengalahkan guild
manapun..."
Rosalia tidak pernah menyelesaikan perkataannya. Kirito melempar Rosalia ke
koridor dengan kepala duluan. Setelah dia menghilang, koridor itu bersinar terang
selama sesaat kemudian lenyap.
Semuanya menjadi tenang lagi.
Padang bunga yang penuh dengan suara-suara alami, kicauan burung dan aliran
air, menjadi sepi kembali seakan semua yang baru saja terjadi hanyalah sebuah
kebohongan. Tapi Silica tidak bisa bergerak. Kekagetannya terhadap identitas asli
Kirito, kelegaannya terhadap perginya para bandit, semua emosi ini membanjir
secara bersamaan, membuatnya tidak mampu untuk membuka mulutnya sekalipun.
Kirito memiringkan kepalanya dan diam-diam mengamati Silica yang sedang
terkesima selama beberapa saat sebelum dia akhirnya mengatakan sesuatu hampir
seperti bisikan:
"...Maaf, Silica. Sepertinya aku malah menggunakanmu sebagai umpan. Aku sudah
mempertimbangkan untuk memberitahumu sendiri... tapi kupikir kamu akan
ketakutan sehingga aku tidak jadi melakukannya."
Silica mati-matian mencoba menggelengkan kepalanya, namun ia tidak bisa; saking
banyaknya pikiran-pikiran yang berputar membanjiri kepalanya.
"Aku akan mengantarmu ke desa."
Ujar Kirito lalu dia mulai berjalan. Silica entah bagaimana berhasil memaksa
suaranya keluar menuju Kirito.
"Kakikukakiku tidak mau bergerak."
Kirito menengok ke belakang dan menawarkan tangan kanannya disertai sebuah
senyuman; Silica akhirnya tersenyum begitu ia memegang erat tangan itu.

Keduanya tetap terdiam sampai mereka tiba di Weathercock Tavern di lantai tiga
puluh lima. Ada banyak sekali hal yang ingin dikatakan Silica, tapi ia tak mampu
mengatakannya, seakan ada batu koral yang tersangkut di kerongkongannya.
Ketika mereka naik ke lantai dua dan memasuki kamar Kirito, cahaya merah
matahari terbenam sudah mengalir masuk melalui jendela. Silica akhirnya berhasil
berbicara dengan suara gemetar kepada Kirito, yang sudah tampak seperti siluet
hitam karena cahaya matahari.
Kawahara Reki

52

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Kirito onii-chan... kamu mau pergi...?"
Setelah terdiam lama, siluet itu pun mengangguk pelan.
"Iya... aku sudah pergi dari garis depan selama lima hari. Aku harus kembali mulai
menyelesaikan game ini lagi secepat mungkin..."
"...Benar juga..."
Sebenarnya, Silica ingin memintanya untuk membawa serta dirinya.
Tapi ia tidak bisa.
Levelnya Kirito 78. Levelnya dia 45. Dengan selisih level 33--- perbedaan yang
memisahkan mereka jelas sangat menyakitkan. Jika dia mengikuti Kirito ke garis
depan, Silica akan mati dalam sekejap. Walaupun mereka berada dalam game yang
sama, dinding yang lebih tinggi dari apapun di kehidupan nyata berdiri diantara
dunia mereka yang begitu berbeda.
"...A...Aku..."
Silica menggigit bibirnya dan mati-matian berusaha untuk menahan emosinya yang
terancam meluap; dua aliran air mata yang terbentuk sebagai hasil dari perasaannya
itu lalu bergulir menuruni pipinya.
Tiba-tiba, dia merasakan tangan Kirito di pundaknya. Sebuah suara pelan yang
lembut berbisik tepat disampingnya:
"Level itu cuma angka-angka. Kekuatan di dunia ini tak lebih dari sebuah ilusi. Ada
hal-hal yang jauh lebih penting dari itu. Jadi ayo kita bertemu lagi di dunia nyata.
Kalau kita bertemu lagi, kita akan bisa berteman lagi."
Sebenarnya, Silica ingin bersandar ke Kirito di depannya. Namun begitu ia
merasakan ucapan Kirito menyebarkan kehangatannya dalam hatinya yang sedang
hancur, ia menyadari kalau dia tidak boleh berharap lebih darinya. Kemudian dia
menutup matanya dan bergumam:
"Oke. Iniini janji ya."
Dia memisahkan dirinya dari Kirito, menatap wajahnya, dan akhirnya dia bisa
tersenyum dengan sungguh-sungguh. Kirito juga tersenyum lalu berkata:
"Jadi, ayo kita panggil Fina."
"Oke!"
Silica mengangguk lalu melambaikan tangan kanannya untuk memunculkan layar
utama. Dia menggulung inventaris itemnya dan mengeluarkan Fina's Heart.

Kawahara Reki

53

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Dia meletakkan bulu biru langit yang keluar dari layar di meja lalu dia juga
mengeluarkan Bunga Pneuma.
Dengan bunga putih mutiara di tangannya, dia menutup layar itu lalu memandang
Kirito.
"Yang harus kamu lakukan hanyalah meneteskan tetesan air yang ada di tengahtengah bunga itu ke bulu Fina. Setelah kamu melakukan itu Fina akan kembali."
"Oke..."
Sambil memandangi bulu biru langit itu, Silica berbisik dalam pikirannya.
Fina... aku punya banyak sekali cerita untukmu; tentang petualangan menakjubkan
yang kualami hari ini... dan tentang orang yang menyelamatkanmu, orang yang
menjadi kakakku hanya untuk sehari.
Dengan air mata di matanya, Silica memiringkan bunga di tangan kanannya menuju
bulu tersebut.
(Selesai)

Kawahara Reki

54

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Catatan Penerjemah dan Referensi


Jump up Secara harfiah, artinya penjinak binatang buas.
Jump up Semacam pengikut, baca Zero no Tsukaima untuk lebih jelasnya.
Jump up Artinya profesi atau pekerjaan
Jump up Artinya jurus atau kemampuan
Jump up Artinya kurang lebih suatu kejadian yang dipicu suatu syarat tertentu,
banyak terjadi dalam game.
6. Jump up Maksudnya kemampuan yang dimiliki, misalnya kemampuan bertahan,
menyerang, kecerdasan, dll.
7. Jump up Artificial Intelligence alias Kecerdasan Buatan
8. Jump up Silica si Penguasa Naga
9. Jump up Sejenis organisasi untuk petarung, banyak ada di game online
10. Jump up Arti harfiahnya adalah gua, tapi sebenarnya dungeon itu adalah tempat
untuk berburu yang monsternya lebih banyak dari tempat lain dan biasanya ada
bosnya
11. Jump up Dalam konteks ini artinya pintu yang memindahkan pemain dari suatu
area ke area lain
12. Jump up Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain secara instan
13. Jump up Experience alias pengalaman adalah sejenis parameter/syarat untuk naik
level dalam game
14. Jump up Massive Multiplayer Online Role Playing Game, sejenis tipe game online
dimana kita bisa bertemu banyak orang lainnya dan berpetualang
15. Jump up http://www.gourdfarmer.com/node/12
16. Jump up HP(Health Point) atau biasa disebut darah di Indonesia adalah ukuran
kehidupan sang pemain, kalau habis maka si pemain tersebut mati. Kalau bar HP
maksudnya persegi panjang warna hijau yang biasanya ada di pojok atas game
berantem.
17. Jump up Serangan berturut-turut yang cepat
18. Jump up Mata uang di SAO
19. Jump up Swordman disini maksudnya ahli pedang; disebut swordsman mungkin
karena Kirito menggunakan 2 pedang
20. Jump up http://en.wikipedia.org/wiki/Cornflower
21. Jump up Reruntuhan/sisa-sisa/pecahan dari suatu benda
1.
2.
3.
4.
5.

Kawahara Reki

55

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

BAB 2
Kehangatan Hati (Lantai ke-48 Aincrad, Juni 2024)
Kincir air yang besar itu berputar dengan mantap, memenuhi seluruh toko dengan
suara menenangkan.
Walaupun ini hanya rumah kecil untuk digunakan kelas support diantara perumahan
khusus pemain, harganya naik seperti pasang karena kincir air itu. Saat aku pertama
menemukan rumah ini di distrik utama Lindus di lantai 48, pikiranku tiba-tiba berkata
'ini dia!', tepat sebelum harganya mengejutkanku.
Sejak saat itu, aku mulai bekerja keras membanting tulang, meminjam uang dari
berbagai tempat, dan berhasil mengumpulkan tiga juta Coll [1] hanya dalam dua
bulan. Kalau ini adalah dunia nyata, tubuhku akan dipenuhi otot dari semua
pengalamanku memukulkan palu, dan tangan kananku akan penuh dengan kapalan
tebal.
Tapi semua itu terbayar sudah, aku memperoleh sertifikatnya hanya selangkah lebih
dulu dari pesaingku dan membuka "Toko Senjata Spesial Lizbet" di rumah berkincir
air ini. Ini terjadi tiga bulan lalu saat musim semi yang sejuk.

Bagian 1
Setelah meminum kopi pagiku dengan cepat --- untungnya ini Aincrad --- sambil
mendengarkan berputarnya kincir air seperti mendengarkan BGM [2], aku memakai
seragam blacksmith[3]ku dan melirik pantulanku di cermin besar yang tergantung di
dinding.
Meskipun aku menyebutnya seragam blacksmith, sebenarnya pakaianku ini sekedar
mirip pun tidak, tapi pakaianku ini sebenarnya lebih mirip seragam pelayan wanita:
sebuah atasan merah tua dengan lengan baju yang menggembung dan sebuah rok
layang dengan warna yang sama, ditambah sebuah celemek putih bersih diatasnya
dan sebuah pita merah di dadaku.
Bukan aku yang memilih pakaian ini; seorang pelanggan setia sekaligus temanku
lah yang memilihnya. Menurutnya, 'wajahmu baby face jadi pakaian kaku ga cocok
buatmu.'
Nah itulah yang dia bilang, dan aku tuh seperti 'urus urusanmu sendiri!' Tapi
penjualan naik dua kali lipat sejak aku mulai memakai seragam ini, jadi aku ga
punya pilihan selain terus memakainya.
Nasehatnya tidak berhenti di pakaianku, tapi bahkan sampai juga ke rambutku;
sekarang rambutku sudah dirombak menjadi sangat pink dan halus. Tapi
berdasarkan respon pelanggan, sepertinya penampilan ini cocok denganku.

Kawahara Reki

56

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Aku, Lisbeth si blacksmith, berumur lima belas saat aku pertama kali masuk ke SAO.
Dulu di dunia nyata kudengar aku terlihat lebih muda dari usiaku, tapi di dunia ini aku
bahkan terlihat lebih muda lagi. Ketika rambut merah mudaku, mata besarku yang
biru, dan bibirku yang mungil dikombinasikan dengan celemek bergaya kuno,
pantulanku di cermin terlihat hampir seperti boneka.
Karena di dunia lain aku hanya anak SMP yang tidak peduli dengan mode,
jurangnya pun makin melebar. Entah bagaimana aku telah terbiasa dengan
penampilanku, namun karena kepribadianku tidak berubah sama mudahnya, aku
sudah beberapa kali menakuti pelangganku dengan tingkahku dari waktu ke waktu.
Aku memeriksa apa ada yang terlupa kusiapkan sebelum aku ke bagian depan toko
dan membalik tanda 'TUTUP'. Aku memandang beberapa pemain yang telah
menunggu bukanya tokoku, lalu memperlihatkan senyum terbaikku dan menyapa
mereka.
"Selamat pagi! Silakan!"
Sebenarnya, belum terlalu lama sejak aku bisa melakukan ini secara alami.
Mengelola sebuah toko sudah menjadi mimpiku sejak lama, tapi melakukannya di
dalam game ternyata sangat berbeda dengan di dunia nyata. Aku mengalami sendiri
bagaimana susahnya penyambutan dan pelayanan ketika aku pertama mulai
sebagai pedagang jalanan dengan sebuah penginapan sebagai markasku.
Karena menahan senyum terlalu sulit bagiku, aku memutuskan untuk menang
melalui kualitas, dan sepertinya menaikkan level skill [4] weaponsmith[5]ku adalah
jawabannya, terbukti dengan banyaknya pelanggan setiaku yang terus
menggunakan senjataku bahkan setelah aku membuka toko ini. Setelah selesai
menyapa mereka, aku meninggalkan resepsionis ke pegawai NPC[6] ku lalu
menyembunyikan diri di ruang kerja yang tersambung ke toko milikku. Ada sekitar
sepuluh item[7] yang harus kubuat hari ini.
Segera setelah aku menarik tuas di dinding, kekuatan mekanik dari kincir air mulai
digunakan oleh puputan untuk meniupkan udara ke kompor arang, pemoles pun
mulai berputar. Aku mengeluarkan sebongkah logam mahal dari inventarisku dan
memasukkannya ke kompor arang yang baru mulai memanas. Setelah cukup panas,
aku memindahkannya ke landasan tempa menggunakan sepasang penjepit. Aku
berlutut dengan satu kaki dan menggenggam paluku, lalu memanggil menu pop-up
dan memilih benda yang ingin kubuat. Sekarang yang harus kulakukan hanyalah
memukul bongkahan logam itu sebanyak jumlah yang diperlukan dan benda itu pun
tertempa. Tidak ada teknik yang diperlukan untuk ini dan kualitas senjata yang
dihasilkan pun acak; tapi kupikir hasil akhirnya bergantung dengan sekuat apa
konsentrasiku, jadi aku menegangkan semua otot-ototku dan mengangkat palunya
pelan-pelan. Kemudian, persis saat aku akan menghantam logam itu--"Hei, Lis!"
"Ahh!"
Kawahara Reki

57

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Pintu ruang kerjaku terbuka dengan keras dan aku pun meleset; alih-alih membentur
logam, aku malah mengenai alas tempaku dengan dentang yang menyedihkan dan
percikan-percikan bunga api.
Begitu aku mengangkat kepalaku, pengacau itu sedang menggaruk kepalanya dan
tersenyum dengan lidahnya terjulur keluar.
"Maaf~ Lain kali aku akan hati-hati."
"Kira-kira udah berapa kali ya aku dengar kata-kata itu--- ...Yah, seenggaknya ini
terjadi sebelum aku mulai."
Aku berdiri sambil menghela nafas panjang dan mengembalikan bongkahan logam
itu ke dalam kompor arang sebelum menempatkan kedua tanganku di pinggang dan
berbalik. Kemudian aku memandang gadis yang sedikit lebih tinggi dariku.
"...Hei, Asuna."
Sahabatku dan seorang pelanggan setia, si pengguna rapier [8] Asuna, berjalan
melintasi ruangan ke arahku lalu duduk di atas sebuah kursi kayu. Lalu dia menekan
rambut coklat kemerah-merahannya yang panjang yang melewati bahunya dengan
tangannya. Semua pergerakannya seperti bersinar, seakan dia adalah seorang
bintang film, dan membuatku terpana meskipun aku sudah lama mengenalnya.
Aku pun duduk di kursi di depan alas tempaku itu dan menyandarkan paluku ke
dinding.
"...Jadi, hari ini ada apa? Kamu dateng lebih pagi dari biasanya."
"Ah, aku ingin kamu merawat ini."
Asuna mengeluarkan rapiernya, dengan bilahnya masih disarungkan, kemudian
melemparnya. Aku menangkapnya dengan satu tangan lalu menariknya keluar.
Rapier itu sedikit tumpul karena sudah lama digunakan, namun tidak cukup tumpul
untuk menyebabkan masalah memotong pada bilahnya.
"Kondisinya masih lumayan bagus kan? Terlalu awal untuk dirawat."
"Iya kamu benar. Tapi aku ingin ini jadi benar-benar berkilau."
"Hmmm?"
Aku menatap Asuna dengan teliti. Pakaian ksatrianya yang putih bercorak palang
merah dan rok mininya tetap sama seperti biasanya, namun sepatunya bersinar
seperti baru dan dia bahkan memakai sepasang anting perak.
"Kamu lagi aneh~ Aku baru kepikiran sekarang, hari kan ini hari kerja. Gimana
tentang kuota clearing[9] guild[10] kamu? Bukannya kamu bilang kalian lagi kesusahan
di lantai enam puluh tiga?"
Kawahara Reki

58

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Mendengar ucapanku, Asuna tersenyum malu:
"Ya--- aku dapet cuti hari ini. Karena nanti aku punya janji dengan seseorang..."
"Ohh~!"
Aku bergeser mendekat ke Asuna sambil tetap duduk di kursiku.
"Kasih tahu aku dong. Kamu mau ketemu siapa?"
"Ra-rahasia!"
Asuna memerah dan menghindari tatapanku. Aku menyilangkan lenganku,
menggangguk, lalu berkata:
"Ah~ Kupikir aneh kamu menjadi lebih cerah belakangan ini. Jadi akhirnya kamu
dapet pacar."
"Eng-enggak kayak gitu!!"
Pipi Asuna memerah makin tua. Dia terbatuk lalu menanyakanku sebuah pertanyaan
sambil sedikit melirik-lirik:
"...Apa aku, bener-bener seberbeda itu sekarang...?"
"Tentu saja~ Waktu aku pertama ketemu kamu, kamu selalu berkonsentrasi
menyelesaikan dungeon! Waktu itu kupikir kamu sedikit terlalu kaku, tapi kemudian,
mulai musim semi ini, kamu mulai berubah sedikit; seperti beristirahat dari
menyelesaikan game waktu hari kerja --- dulu kamu ga akan pernah melakukan itu."
"Be-bener ...mungkin aku memang telah terpengaruh...
"Jadi, siapa dia? Aku kenal ga?"
"Ku... kurasa enggak... kayaknya."
"Lain kali bawa dia kesini."
"Ga kayak gitu! Ini masih, yah... satu arah..."
"Hmm...?"
Kali ini aku benar-benar terkejut. Asuna adalah sub-leader[11] dari guild terkuat, KoB,
dan salah satu dari lima cewek tercantik di Aincrad. Laki-laki yang menginginkan
perhatian Asuna ada sebanyak bintang di langit, tapi aku bahkan tidak pernah
membayangkan kalau kebalikannya itu ada.
"Begini lho, dia orang yang bener-bener aneh."

Kawahara Reki

59

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Ucap Asuna dengan kedua matanya merenung ke dalam kejauhan. Senyum lembut
terlihat di bibirnya. Kalau ini adalah komik percintaan, maka sekarang di latarnya
akan ada kelopak-kelopak bunga.
"Menurutku dia ga bisa ditebak, atau dia cuma melakukan semuanya dalam
temponya sendiri... tapi walaupun begitu, dia bener-bener kuat."
"Oh, lebih kuat dari kamu?"
"Iya, beneran; kalau kita duel, aku bertahan semenit saja ga akan bisa."
"Ohh~ Aku bisa menghitung orang yang mampu melakukan itu dengan jari."
Segera setelah aku mulai memeriksa daftar clearer di kepalaku, Asuna mulai
mengibaskan tangannya.
"Ah, jangan bayangkan dia~!"
"Yah, aku menantikan untuk segera melihatnya. Dan kalau begitu ceritanya, aku
akan mengandalkanmu untuk promosi juga!"
"Kamu ga pernah melewatkan kesempatan ya. Akan kukenalkan dia ---ah, oh! Cepet
dirawat!"
"Iya, iya. Akan kuselesaikan sekarang juga jadi tunggu sebentar."
Aku berdiri dengan rapier Asuna di tanganku dan berjalan ke pemoles yang berputar
di pojok ruangan.
Aku mengeluarkan pedang tipis itu dari sarungnya. Senjata ini dikategorikan sebagai
Rapier dengan nama unik Lambent Light. Termasuk salah satu pedang terbaik
yang pernah kubuat. Walau aku menggunakan bahan mentah terbaik, palu terbaik,
alas tempa terbaik, dan segalanya yang terbaik sekalipun, kualitas senjata yang
dihasilkan masih berbeda-beda dikarenakan faktor acak. Karena itulah, aku hanya
bisa membuat pedang berkualitas seperti ini setiap sekitar tiga bulan.
Pelan-pelan aku menempelkan pedang itu ke pemoles dengan kedua tanganku.
Teknik yang terlibat dalam memoles senjata juga tidak ada, tapi aku tidak berniat
untuk mengabaikannya.
Aku meluncurkan pedang itu dari pangkal hingga ujungnya. Bunga-bunga api
berlompatan keluar dengan terang, suara metalik terdengar, dan di saat yang
bersamaan kilau gemerlapan kembali ke pedang tersebut. Begitu proses pemolesan
selesai, rapier itu kembali ke ke penampilan keperak-perakannya, bersinar dengan
cahaya matahari pagi.
Aku menyarungkan bilahnya lagi dan melemparkannya ke Asuna. Lalu aku
menangkap koin perak 100 coll yang dilemparkannya pada saat yang bersamaan
dengan ujung-ujung jariku.
Kawahara Reki

60

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Makasih!"
"Aku juga akan memintamu memperbaiki armorku nanti... tapi aku kehabisan waktu
sekarang jadi daaah!"
Asuna berdiri dan menggantung rapier itu di sisi pinggangnya.
"Aku penasaran dia seperti apa sih~ Mungkin aku harus ikut pergi."
"Ehh, ja-jangan!"
"Hahaha, aku bercanda. Tapi lain kali bawa dia ya."
"Se-segera."
Asuna melambaikan tangannya dan keluar dari ruang kerjaku seakan dia melarikan
diri. Aku menghela nafas panjang dan roboh lagi ke kursiku.
"...Pasti enak."
Aku tersenyum dengan sedikit pahit mendengar ucapan yang terlontar dari mulutku.
Satu setengah tahun sudah lewat sejak aku datang ke dunia ini. Karena
kepribadianku, aku tidak bersenang-senang dan malah menuangkan segalanya
untuk mengembangkan tokoku hingga seperti sekarang ini. Tetapi sekarang aku
telah memiliki sebuah toko dan hampir menyempurnakan skill smithku, aku juga
mulai merindukan pertemanan lagi, kemungkinan besar karena aku tidak punya
tujuan yang jelas lagi.
Karena tidak ada banyak perempuan di Aincrad, lumayan banyak lelaki yang
mencoba mendekatiku, tapi karena beberapa alasan aku tidak pernah merasa ingin
menanggapinya. Jadi ketika topik ini dibicarakan aku merasa cukup iri pada Asuna.
"Kapan ya aku bakal ngerasain Pertemuan Bersejarah juga~"
Aku bergumam, lalu menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menghilangkan pikiranpikiran aneh ini dan berdiri. Aku mengambil bongkahan logam yang sekarang sudah
merah panas, mengeluarkannya dari kompor arang dan meletakkannya kembali ke
alas tempa. Sepertinya dialah yang akan menjadi rekanku untuk sementara waktu
ini. Dengan pikiran-pikiran ini bergelayutan di kepalaku, kuangkat paluku dan
menghantamkannya. Hiiyaa.
Bunyi berirama logam yang menggaung di ruang kerjaku biasanya membuat
pikiranku jernih, tapi hari ini ganjalan-ganjalan di hatiku itu tidak mau pergi.
Siang keesokan harinya dia mengunjungi toko milikku.

Kawahara Reki

61

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Aku menyelesaikan semua pesanan senjata kemarin dan sekarang aku terlelap di
kursi batu di depan toko.
Aku bermimpi. Mimpi tentang saat aku masih SD. Dulu aku anak yang rajin dan
pendiam, tapi aku punya kebiasaan tertidur saat pelajaran siang pertama. Guru-guru
sering mencecarku karena tertidur.
Saat itu aku mengagumi guru lelaki muda ini yang baru saja lulus dari universitas.
Aku masih merasa malu ketika ditegur, namun untuk beberapa alasan aku sangat
menyukai caranya dia membangunkanku. Dia akan menggoyang-goyangkan bahuku
dengan pelan dan bicara dengan suara yang pelan dan halus--"Erm, maaf tapi..."
"I-iya, maafkan aku!"
"Wha?!"
Aku berteriak dan melompat seperti pegas. Didepanku berdiri seorang pemain lakilaki dengan ekpresi terkejut terpasang di wajahnya.
"Huh...?"
Aku melihat sekelilingku. Yang terlihat bukanlah ruang kelas yang berisi barisanbarisan meja. Pepohonan yang tertanam di sepanjang jalan, jalur air yang mengiringi
jalanan batu yang luas, halaman yang tertutup rerumputan; rumah keduaku, Lindus.
Tampaknya aku tadi melamun untuk pertama kalinya setelah beberapa lama. Aku
batuk untuk menyembunyikan rasa maluku dan menyambut orang yang
kelihatannya adalah pelanggan.
"Se-selamat datang. Kamu mencari senjata?"
"Erm, iya."
Pemuda itu mengangguk.
Dia tidak terlihat seperti seseorang yang berlevel sangat tinggi. Dia tampak hanya
sedikit lebih tua dariku; rambut hitam dengan baju, celana, dan sepatu yang simpel.
Satu-satunya persenjataan yang dia miliki hanyalah pedang satu tangan di
punggungnya. Senjata-senjata di tokoku memerlukan stats yang tinggi dan aku
khawatir apa levelnya dia cukup tinggi, tapi aku tidak memperlihatkan
kekhawatiranku dan memandunya ke dalam toko.
"Bagian pedang satu tangan di sebelah sana."
Melihatku menunjuk ke arah bagian senjata-senjata dasar, dia tersenyum sedikit
canggung dan berkata.

Kawahara Reki

62

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ah, begini, aku ingin memesan yang buatan sendiri..."
Aku makin tambah khawatir. Bahkan senjata pesanan yang termurah pun, yang
butuh bahan-bahan khusus untuk menempanya, berharga lebih dari seratus ribu
coll. Kalau dia mulai panik mendengar harganya, aku juga jadi malu, jadi kucoba
menghindari situasi itu.
"Harga logam sekarang lagi agak tinggi, jadi kupikir harganya akan sedikit mahal..."
Begitu kuberitahu, pemuda berpakaian serba hitam itu mengucapkan hal yang sama
sekali tak bisa dipercaya dengan ekpresi cuek.
"Ga usah khawatir terhadap harganya. Tolong tempa saja pedang terbaik yang
kamu bisa sekarang."
"..."
Aku terbelalak menatap wajahnya selama beberapa saat kemudian entah
bagaimana aku berhasil membuka mulutku.
"...Yaa, walau kamu bilang begitu... aku harus punya gambaran tentang
kualitasnya..."
Intonasiku sedikit lebih kasar dari biasanya, tapi nampaknya dia tidak peduli dengan
itu dan hanya mengangguk.
"Bener juga. Kalo gitu..."
Dia mengambil pedang di punggungnya, masih disarungkan, dan memberikannya
padaku.
"Gimana kalau pedang dengan kualitas sama atau lebih bagus dari yang ini?"
Tidak terlihat seperti senjata yang hebat. Gagangnya dililit oleh bahan kulit berwarna
hitam; warna yang sama dengan pangkalnya. Tapi saat aku mengambilnya dengan
tangan kananku--Berat!!
Aku hampir menjatuhkannya. Persyaratan stat kekuatannya luar biasa tinggi.
Sebagai seorang blacksmith dan pengguna gada, aku cukup percaya diri dengan
kekuatanku. Tapi aku ga akan pernah bisa mengayunkan pedang ini.
Dengan ragu-ragu aku menariknya dari sarungnya dan pedang yang hampir hitam
sempurna itu berkilat. Aku tahu pedang ini adalah pedang berkualitas tinggi hanya
dengan melihatnya sekilas. Kuklik pedang itu dengan jariku untuk memanggil layar
popup: kategori Pedang-Panjang/Satu Tangan, nama uniknya Elucidator. Tidak
ada nama pembuatnya, berarti pedang ini bukanlah buatan seorang blacksmith.

Kawahara Reki

63

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Kalian bisa memisahkan semua senjata di Aincrad menjadi dua kelompok.
Satu adalah "Buatan pemain", artinya senjata yang dibuat oleh kami, para
blacksmith. Yang satunya lagi adalah senjata yang diperoleh dari berpetualang
sebagai "Benda yang dijatuhkan monster". Tak perlu dikatakan lagi, para blacksmith
tidak begitu suka senjata-senjata yang dijatuhkan itu. Aku bahkan tidak bisa memulai
untuk menghitung semua nama seperti 'Tidak bernama' atau 'Tidak bermerek' yang
diberikan pada senjata-senjata tersebut.
Tetapi pedang ini tampak seperti benda yang sangat langka diantara benda yang
dijatuhkan monster. Jika kalian membandingkan kualitas rata-rata senjata buatan
pemain dan senjata yang dijatuhkan monster, yang lebih baik adalah yang pertama.
Tapi sekali-sekali, Pedang Setan seperti ini muncul begitulah yang kudengar.
Bagaimanapun, harga diriku sekarang menjadi taruhannya. Sebagai seorang
blacksmith, ga mungkin aku akan kalah dengan senjata jatuhan. Aku
mengembalikan pedang yang berat itu dan mengambil sebuah pedang panjang yang
tergantung di dinding belakang toko. Aku menempa pedang ini sebulan lalu dan
inilah pedang terbaik yang bisa kutempa sekarang. Pedang yang kutarik dari
sarungnya itu dibubuhi warna kemerah-merahan, seakan-akan diliputi oleh api.
"Ini pedang terbaik di tokoku sekarang. Kemungkinan besar ga akan kalah dengan
pedangmu."
Dia mengambil pedang itu tanpa bicara, mengayunkannya dengan satu tangan,
kemudian memiringkan kepalanya.
"Sedikit enteng ya."
"...Aku menggunakan logam tipe kecepatan untuk membuatnya..."
"Hmm..."
Ekpresi curiga terlihat di wajahnya dan dia mengayunkan pedang itu beberapa kali
lagi sebelum memalingkan tatapannya ke arahku dan bertanya.
"Boleh aku mengetesnya sedikit?"
"Tes apanya...?"
"Ketahanan."
Pemuda itu menarik pedangnya, yang ia pegang di tangan kirinya dari tadi, lalu
meletakkannya di atas konter. Kemudian dia berdiri di sampingnya dan perlahanlahan mengangkat pedang yang kemerah-merahan dengan lengan kanannya.
Menyadari apa yang ingin dia lakukan, aku mencoba menghentikannya.
"Tu-tunggu! Kalau kamu lakukan itu pedangnya akan rusak!"
Kawahara Reki

64

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Kalau pedang ini rusak semudah itu maka ini tidak berguna. Kalau itu terjadi akan
kuurus nanti."
"Itu..."
Itu benar-benar gila, adalah yang ingin kukatakan, tapi kuhentikan diriku. Dia
memegang pedangnya di atas kepalanya dan matanya bersinar tajam. Segera,
pedang itu mulai bersinar dengan cahaya biru.
"Hyah!"
Dengan sebuah pekikan, dia mengayunkan pedang itu dengan kecepatan luar biasa.
Kedua pedang tersebut saling beradu satu sama lain sebelum aku sempat berkedip,
dan dentumannya bergema keras di dalam toko. Karena kilatan yang dihasilkannya
terlalu terang, aku memicingkan mataku untuk melihatnya, lalu mundur selangkah ke
belakang...
Bilahnya terbelah dua dengan rapi dan telah benar-benar hancur.
---Pedang karya terbaikku.
"AHHHHHH!!"
Aku berteriak dan buru-buru menggapai tangan kanannya. Kuambil setengah bagian
yang tersisa dan memeriksanya dengan hati-hati dari semua sudut.
...Reparasi... sudah tidak mungkin.
Begitu sampai pada kesimpulan itu bahuku terkulai lemas, setengah yang sisanya
lagi berhamburan menjadi pecahan poligon. Setelah beberapa detik yang hening
lewat, aku mengangkat kepalaku pelan-pelan.
"Wha...wha..."
Aku menggenggam kerahnya selagi bibirku gemetaran.
"Kamu mau ngapain sekarang---!! Ini rusak---!!"
"Ma-maaf! Aku ga pernah mengira kalau pedang yang kuayun akan patah..."
...Snap.
"Dengan kata lain, kamu ingin mengatakan kalau pedangku lebih lemah dari yang
kamu kira!?"
"Errr---ummm--- yaa, iya."
"Ah!! Sekarang kamu langsung jujur gitu aja!?"

Kawahara Reki

65

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Aku lepaskan kerahnya, kuletakkan kedua tanganku di pinggul dan menegakkan
dadaku.
"Ku--- kuberitahu kamu! Kalau aku punya bahan yang tepat aku bisa membuat
senjata-senjata yang bisa mematahkan pedangmu sebanyak apapun yang aku
mau!"
"Oh?"
Dia tersenyum mendengar ucapan yang kukatakan dalam kondisi marah itu.
"Kalau begitu aku ingin memintamu untuk membuatnya; sesuatu yang bisa
mematahkan pedang ini begitu saja."
Dia mengambil pedang di konter dan menyarungkannya. Darah akhirnya menyerbu
naik ke kepalaku dan--"Jadi gitu ya!? Oke! Kalo gitu kamu bantuin juga! Mulai dengan membantuku
mendapatkan bahan-bahannya!"
Aku tahu kalau aku baru saja membuat kesalahan, tapi nasi sudah menjadi bubur.
Ga mungkin aku mundur sekarang. Tapi dia tidak bergeming sama sekali dan
mencermatiku dengan kasar.
"...Begini, aku tidak keberatan, tapi bukannya lebih baik kalau aku pergi sendiri?
Akan jadi masalah kalau kamu menyulitkanku."
"Argh--!!"
Ternyata orang yang sehebat ini dalam memanas-manasi orang benar-benar ada.
Aku mengibas-ngibaskan tanganku dengan liar dan protes seperti anak kecil.
"Ja-jangan meremehkanku! Begini begini, aku seorang pengguna gada!"
"Whew~"
Pemuda itu bersiul. Sekarang dia cuma asyik sendiri.
"Kalau begitu, aku akan menantikannya. ---Omong-omong, akan kubayar pedang
yang kupatahkan."
"Ga usah melakukan itu! Inget aja kalau aku membuat pedang yang lebih bagus dari
pedangmu, akan kubuat kamu membayar segunung!"
"Oke, sebanyak apapun yang kamu mau. ---Aku Kirito. Kuharap kita berteman baik
sampai pedangnya selesai."
Aku menyilangkan tanganku dan membuang pandangan.

Kawahara Reki

66

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Kuharap kita berteman baik, Kirito."
"Uwa, kamu langsung memanggil namaku seperti itu? Yah, aku oke oke saja sih.
Kuharap kita berteman baik, Lisbeth."
"Kaaah--!!"
---kesan pertama terburuk yang pernah ada untuk membentuk sebuah kelompok.

Bagian 2
Rumor tentang Logam Itu mulai beredar diantara para blacksmith sekitar sepuluh
hari yang lalu. Tentu saja, tujuan utama SAO adalah mencapai lantai teratas dan
mengalahkan gamenya. Tapi selain itu, terdapat juga berbagai jenis quest [12] lainnya:
misi dari para NPC, misi pengawalan, mencari harta karun, dan lain-lain. Tetapi
karena hadiahnya biasanya termasuk equipment yang diinginkan, kebanyakan quest
tersebut memiliki waktu jeda setelah diselesaikan sebelum tersedia lagi. Bahkan ada
juga quest yang hanya bisa diselesaikan sekali saja, alhasil quest itu pun benarbenar menarik perhatian para pemain.
Salah satu dari misi-misi semacam itu ditemukan di dusun kecil di sudut lantai 55.
Seorang NPC kepala desa berjanggut putih berkata--- Ada naga putih yang hidup di
pegunungan bagian barat, yang menyantap kristal setiap hari sebagai makanannya
dan menimbunnya dalam jumlah besar di dalam perutnya hingga menciptakan suatu
logam yang langka dan sangat berharga. Jelas ini adalah misi yang hadiahnya
berupa bahan material yang menakjubkan, jadi sejumlah besar orang langsung
membentuk kelompok penyerangan yang bisa mengalahkan naga tersebut dengan
mudahnya. ---Namun mereka tidak mendapatkan apa-apa. Naga itu hanya
menjatuhkan sedikit Coll dan beberapa equipment berkualitas rendah, yang bahkan
tidak bisa menutupi biaya ramuan penyembuh dan kristal yang digunakan.
Setelah itu, semua orang menduga kalau logam itu hanya berpeluang untuk
dijatuhkan, oleh karena itu banyak kelompok berbicara pada tetua tadi dan
mengalahkan naga tersebut, tapi masih belum ada orang yang menemukan logam
itu. Dalam seminggu, tak terhitung banyaknya jumlah naga putih yang terbunuh,
tetapi tidak ada kelompok yang berhasil menemukan logam itu. Seseorang akhirnya
mengusulkan bahwa ada kondisi khusus yang harus dipenuhi, jadi sekarang semua
orang berusaha keras untuk mencari tahu apa kondisi yang dimaksud.
Setelah mendengarkan penjelasanku, pemuda yang bernama Kirito, yang
menghirup teh yang tidak ingin kubuat, yang duduk di kursi ruang kerjaku dengan
kakinya disilangkan, menjawab 'ah...' dan mengangguk pelan.
"Aku juga pernah denger tentang ini. Sepertinya memang ada kemungkinan
memperoleh material langka. Tapi sejauh ini belum ada orang yang
mendapatkannya kan? Apa kita bisa mendapatkan sesuatu kalau kita pergi
sekarang?"

Kawahara Reki

67

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Diantara teori-teori yang beredar, salah satunya mengklaim kalau 'harus ada
blacksmith di dalam kelompok', karena tidak banyak blacksmith yang melatih skill
bertarung mereka dengan baik."
"Jadi itu sebabnya; kedengarannya bener juga sih--- kalau benar begitu, kita harus
segera berangkat."
"......"
Aku menatap wajah Kirito dengan marah.
"Aku heran kamu bisa hidup sampai hari ini dengan akal sehat yang kurang kayak
gitu. Ini bukan berburu goblin! Kita harus membentuk kelompok yang bagus dan..."
"Tapi kalau kita melakukan itu, maka nantinya jika material itu jatuh pun, ada
kemungkinan kita ga akan mendapatkannya kan? Naga putih itu ada di lantai
berapa?"
"...Lantai 55."
"Heh--- Kalau gitu aku sendirian pun bisa; kamu bahkan ga perlu bantuin."
"...Kamu ini kuat banget, apa cuma bodoh banget? Biarlah, aku ga peduli,
pemandangan kamu menangis sambil teleport melarikan diri juga kedengaran
lumayan menarik."
Kirito hanya tergelak, menghabiskan tehnya tanpa membalas, dan menaruh
cangkirnya kembali di atas meja.
"Aku siap berangkat kapan aja; gimana dengan kamu, Lisbet?"
"Ah--- sudahlah, karena kamu ga akan menambahkan sebutan kehormatan juga,
panggil aja aku Lis... gunung naga putih itu ga terlalu besar, jadi kita harusnya bisa
kembali hari ini juga. Aku bersiap-siap dulu sebentar ya."
Setelah membuka layar pengaturan-ku, pertama aku memasangkan armor
sederhana di atas rok-ku, lalu memastikan kalau gada milikku berada di dalam
inventaris dan aku memiliki cukup ramuan dan kristal.
Aku menutup layar itu dan berkata oke, kemudian Kirito kembali berdiri. Untungnya,
tidak ada pelanggan yang terlihat selama kita menuju pintu toko dari ruang kerjaku.
Aku lekas membalik tanda di pintu.
Aku mengangkat kepalaku dan melihat keluar; cahaya matahari yang masuk masih
terang, jadi masih ada waktu lumayan banyak sebelum hari menjadi gelap. Apakah
kita akan mendapatkan logam itu atau tidak--- yang terakhir sepertinya lebih
mungkin bagaimanapun aku memikirkannya--- Aku tidak ingin pulang terlalu malam.
Walaupun begitu.
Kawahara Reki

68

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
---Bagaimana aku berakhir di situasi aneh ini...
Setelah meninggalkan toko, aku berjalan menuju gerbang plasa sambil merenung.
Aku pastinya punya kesan buruk terhadap lelaki berpakaian serba hitam yang
berjalan dengan santainya di sampingku--- seperti yang seharusnya. Bukan saja
apapun yang dikatakannya membuatku marah, dia juga seorang megalomaniak
yang sombong, dan yang paling penting, dia menghancurkan mahakaryaku.
Tapi tetap saja, aku berjalan beriringan dengan orang yang baru saja kukenal. Kita
bahkan membentuk sebuah kelompok dan bersiap untuk memburu monster di lantai
lain; ini benar-benar seperti--- seperti ken...
Sampai disini, aku langsung memutus pemikiran itu dengan paksa. Aku belum
pernah mengalami hal seperti ini sampai sekarang. Walau aku lumayan dekat
dengan beberapa pemain laki-laki, aku selalu membuat alasan untuk menghindar
pergi bersama mereka hanya berdua saja. Aku ingin memastikan kalau orang
pertama yang berpasangan denganku adalah orang yang benar-benar kusukai,
setidaknya begitulah rencanaku.
Tapi ketika aku sadar, aku sudah bersama orang aneh ini... kenapa bisa sampai
kayak gini sih!
Sama sekali tidak menyadari kegalauanku, Kirito melihat seorang penjual makanan
di dekat gerbang plasa dan buru-buru mendatanginya. Sewaktu ia berbalik, di
mulutnya sudah ada sebuah hot dog raksasa.
"Kaamu vau nuga?"
...Pergolakan batinku seketika dipenuhi dengan rasa tak berdaya dan aku merasa
seperti orang idiot karena menjadi satu-satunya yang galau. Jadi aku berteriak
membalas:
"Iya!"
Rasa renyah hot dog itu--- lebih tepatnya, makanan misterius yang terlihat seperti
hot dog--- masih tersisa di mulutku ketika ketika sampai di dusun yang dirumorkan
itu di lantai 55.
Kita juga tidak bermasalah dengan monster-monster di sini.
Mempertimbangkan bahwa garis depannya adalah lantai 63 sekarang, monstermonster disini lumayan kuat. Tapi levelku sekitar 65, dan si sombong Kirito itu
harusnya sekuat itu juga, jadi kita melalui pertempuran-pertempuran nyaris sama
sekali tidak terluka.
Satu-satunya kesalahan adalah tema lantai ini melibatkan padang es dan salju--"Achoo!"
Kawahara Reki

69

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Aku bersin dengan keras segera setelah kita memasuki desa kecil itu dan rileks.
Dikarenakan semua lantai lainnya sedang berada ada di awal musim panas, aku
menjadi lengah. Bukan saja tanah disini dilapisi salju, namun setiap bangunan masih
memiliki stalagtit es raksasa bergantung di atapnya.
Dinginnya musim salju yang menusuk tulang ini menyebabkan seluruh badanku
menggigil hebat. Kirito, yang berdiri di sampingku, memasang ekspresi
menjengkelkan dan berkata:
"...Kamu ga bawa baju lagi?"
"...Enggak."
Kemudian, Kirito yang tampaknya berpakaian tipis itu mengoperasikan layarnya.
Terwujudlah sebuah mantel bulu hitam, yang dipakaikannya pada kepalaku.
"...Kamu sendiri gapapa?"
"Ini semua cuma masalah tekad."
Setiap kalimat yang diucapkan orang ini membuatku kesal. Tetapi mantel bulu itu
terlihat cukup hangat, jadi aku tidak mampu menolaknya dan memakainya dengan
cepat. Aku menghela nafas lega begitu dinginnya terpaan angin itu menghilang
seketika.
"Umm... menurut kamu rumahnya tetua itu yang mana?"
Mendengar ucapan Kirito, aku mengamati desa kecil ini, dan menemukan sebuah
rumah yang besarnya tidak biasa di seberang plasa utama.
"Rumahnya yang itu kan?"
"Iya."
Kita berdua mengangguk dan mulai berjalan.
---Beberapa menit kemudian.
Sesuai prediksi, kita menemukan NPC tetua berjanggut putih dan sukses mengawali
pembicaraan. Ceritanya penuh dengan detil-detil tidak berguna yang dimulai dari
masa kanak-kanaknya yang panjang dan membosankan, masuk ke tahun-tahun
remajanya, melewati hari-hari kesusahannya saat dewasa, dan kemudian tiba-tiba
menyebutkan seekor naga putih di pegunungan di barat. Ketika dia akhirnya selesai,
cahaya oranye matahari terbenam sudah telanjur meliputi seluruh desa.
Kita meninggalkan rumah tetua desa itu merasa benar-benar kehabisan tenaga.
Salju yang menutupi rumah-rumah ternodai oranye oleh matahari terbenam. Benarbenar pemandangan yang indah tiada tara, namun---

Kawahara Reki

70

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"...Aku ga pernah mengira kalau menerima quest aja menghabiskan waktu sebanyak
itu..."
"Tidak bisa dipercaya... yah, sekarang gimana? Apa kita nunggu sampai besok aja?"
Aku memalingkan kepalaku dan memandang Kirito.
"Hmmm--- tapi kudengar naga putih itu nokturnal. Apa gunungnya yang itu?"
Memandang arah yang ditunjuk oleh Kirito, aku melihat sebuah puncak putih yang
mencakar langit. Walau aku mengatakan seperti itu, batasan struktural Aincrad
berarti tingginya tidak mungkin melebihi 100 meter, jadi mendakinya seharusnya
tidak sulit.
"Oke, ayo kita pergi. Aku juga ingin cepat-cepat melihat muka nangismu."
"Asal jangan terpukau dengan skill pedangku yang hebat aja."
Kita berdua membuang muka dari satu sama lain dengan sebuah 'hmph'. Tapi entah
mengapa, bagaimana ya, meskipun aku berdebat dengan Kirito, hatiku mulai terasa
sedikit goyah--Aku menggelengkan kepalaku dengan paksa demi menghilangkan pikiran-pikiran
bodoh ini dan kemudian mulai merintis jalanku melewati salju.
Meskipun kecuraman gunung naga putih itu terlihat berbahaya dari jauh, ternyata
sebenarnya sangat mudah didaki.
Sewaktu kupikirkan lagi, banyak tim dadakan yang berhasil melakukan ini tanpa
masalah, jadi ga mungkin pendakian ini susah.
Walaupun sudah petang, yang mempengaruhi kekuatan monster yang muncul,
monster terkuat yang mungkin muncul sekarang hanyalah tengkorak es bernama
Tulang Beku. Apalagi, monster bertipe tulang bukanlah tandingan bagi gada
milikku. Aku dengan mudah terus meremukkan mereka dengan suara rekah yang
jelas.
Setelah berjalan melalui jalanan berlapis salju selama beberapa lusin menit dan
berbelok menuju tebing es yang curam, kita sudah mencapai puncaknya.
Bagian bawah lantai selanjutnya sangatlah dekat. Tiang-tiang raksasa dari pilar-pilar
kristal yang rekah menonjol dari lapisan salju yang tebal. Cahaya ungu dari matahari
terbenam terbiaskan oleh tiang-tiang ini dan terhambur menjadi spektrum warnawarni pelangi, melukis pemandangan yang hanya bisa digambarkan dalam mimpimimpi.
"Waah...!"

Kawahara Reki

71

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Begitu aku bersorak tanpa ditahan dan akan berlari ke sana, Kirito menggenggam
kerahku untuk menghentikanku.
"Oi... Kamu ngapain!"
"Hei, siap-siap memakai kristal dulu."
Menghadapi ekspresinya yang sangat serius, aku hanya bisa mengangguk tanpa
perlawanan. Aku mewujudkan kristalnya lalu menaruhnya ke dalam kantong
celemekku.
"Dan juga, dari sekarang akan mulai berbahaya, jadi sebaiknya aku melanjutkan
sendiri saja. Begitu naga putihnya muncul, sembunyi aja dibalik pilar kristal sebelah
sana dan jangan sekali-kali keluar."
"...Kenapa? Levelku juga lumayan tinggi! Aku juga mau membantu!"
"Enggak!"
Bola mata Kirito yang hitam menatap langsung kedua mataku. Begitu pandangan
kita bertemu, aku mengerti bahwa orang ini benar-benar khawatir terhadap
keselamatanku dari lubuk hatinya, jadi aku menghela desahan panjang dan
mengalah. Aku tidak berkata apapun dan hanya mengangguk kecil.
Sebuah senyuman menjalar di wajah Kirito selagi dia membelai kepalaku dan
berkata "ya sudahlah, ayo pergi." Aku hanya terus mengangguk.
Rasanya seperti atmosfernya tiba-tiba berubah sama sekali.
Setelah berpergian sejauh ini dengan Kirito, apa mungkin perasaanku berubah?
Atau aku terbawa suasana--- yang manapun, aku sama sekali tidak merasa kalau ini
adalah pertemuan yang mengancam nyawa.
Lebih dari setengah pengalamanku adalah menempa senjata, jadi aku belum pernah
memasuki medan tempur yang kejam.
Tapi aku merasa orang ini berbeda. Dia punya tatapan yang hanya dimiliki oleh
orang yang bertarung setiap hari di tempat paling berbahaya yang mungkin.
Aku terus berjalan dengan emosi campur aduk sebelum sebentar kemudian kita tiba
di bagian tengah puncak.
Dengan cepat kita melihat kesana-kemari, tapi tidak menemukan tanda apapun dari
naga putih. Namun, kita melihat sebuah wilayah yang tersegel oleh pilar-pilar kristal-"Wow..."

Kawahara Reki

72

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Di situ terdapat sebuah mulut gua raksasa yang berdiameter setidaknya sepuluh
meter. Cahaya yang terpantul di dinding menjangkau jauh ke dalam lubang,
sementara kegelapan yang tak tertembus menutupi wilayah yang lebih dalam lagi.
"Dalem banget..."
Kirito menendang sebuah bongkahan kecil kristal ke dalam lubang itu. Kristal yang
jatuh itu berkilau sesaat sebelum sama sekali menghilang tanpa suara.
"Jangan jatuh."
"Ga bakalan!"
Tidak lama setelah aku menjawab, sebuah lengkingan liar yang tajam menembus
keluar dari gua itu dan menjalar ke seluruh gunung melalui udara yang ternoda biru
oleh matahari terbenam.
"Sembunyi di balik situ!"
Kirito menunjuk ke arah sebuah pilar raksasa terdekat dan berbicara dengan nada
memerintah. Aku buru-buru mengikuti instruksinya sambil melambai berlebihan pada
bayangan Kirito dan berteriak:
"Hei... serangan naga putih itu adalah sayatan menggunakan kedua cakar, tiupan
yang membekukan, dan serangan badai salju... h- hati-hati!"
Setelah dengan cepat menambahkan kalimat terakhir itu, aku melihat Kirito, yang
menjaga punggungnya tetap ke arahku, sok keren memberi tanda oke dengan
tangan kirinya. Ruang kosong di depannya mulai bergetar, dan sebuah sosok besar
meledak keluar dari lubang tersebut.
Berbagai macam poligon-poligon besar berbentuk aneh muncul dalam aliran yang
berkelanjutan. Selagi terus bermunculan--- mereka saling bersambungan satu
dengan yang lain dan identitas sosok besar itu pun makin jelas. Jeritan yang
menggentarkan orang menggaung tak terkendali sekali lagi. Tak terhitung
banyaknya beling yang terhambur keluar ke semua arah sebelum menghilang ke
dalam sinar cahaya.
Seekor naga putih yang ditutupi semacam sisik dari beling es muncul. Pelan-pelan
dia mengepakkan sayapnya yang besar selagi melayang-layang di langit. Situasinya
menakutkan--- atau mungkin lebih pantas digambarkan sebagai sangat sangat
indah. Dia membelalak dengan matanya yang besar, terwarnai merah delima,
memberikan tatapan merendahkan pada kita berdua.
Kirito dengan tenang menggapaikan tangannya menuju punggungnya dan
menghunuskan pedang satu-tangannya yang hitam legam dengan nada sempurna.
Kemudian, seakan suara itu mengirimkan sebuah sinyal, sang naga putih membuka
rahang raksasanya--- dan dengan suara keras, menyemprotkan gas putih yang
bergelombang.
Kawahara Reki

73

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Itu tiupannya! Lari dari situ!"
Meskipun aku berteriak, Kirito tidak bergeming. Dia berdiri tegak sempurna dan
melambung ke atas dengan pedang di tangan kanannya.
Ga mungkin senjata setipis itu bisa menangkis sebuah serangan tiupan--Segera setelah aku memikirkannya, pedang Kirito mulai berputar seperti kincir angin
yang berpusat di tangannya. Berdasarkan efeknya yang berwarna hijau muda,
pastilah itu sebuah skill pedang. Dalam hanya sedetik, pedang tersebut mencapai
kecepatan yang tak terlihat oleh mata manusia dan tampak seperti perisai cahaya.
Tiupan es itu mengalir langsung ke arah perisai cahaya selagi memancarkan cahaya
putih yang memusingkan, memaksaku untuk mengalihkan kedua mataku. Tapi, saat
menghantam pedang-perisainya Kirito, udara dingin itu terhambur seperti teruapkan.
Aku lekas fokus pada badan Kirito untuk memastikan HP nya.
Mungkin memang mustahil untuk benar-benar menangkis tiupan itu, karena bar
nyawanya pelan-pelan terkuras. Tapi yang mengejutkan adalah, luka yang
diterimanya sudah pulih hanya dalam beberapa detik. Ini pasti skill bertarung Battle
Healing yang levelnya sangat tinggi--- tapi untuk menaikkan skill ini, orang tersebut
harus menerima luka pertarungan yang sangat banyak. Mempertibangkan lantai
yang sekarang, mustahil melakukan itu tanpa membahayakan dirinya.
Kirito--- siapa dia...?
Baru sekarang aku mulai benar-benar penasaran mengenai identitas swordsman
hitam ini. Kekuatannya yang tak masuk akal membuatnya terlihat seperti pemain
kunci strategis. Tapi namanya tidak termasuk ke dalam daftar pemain guild terkuat
yang didominasi KOB.
Saat ini, Kirito, yang telah memprediksi dengan akurat akhir dari serangan es yang
gencar ini, mulai bergerak. Dia menerobos kabut bersalju dan meloncat menuju
sang naga yang tengah mengambang di udara.
Normalnya, ketika menghadapi musuh yang terbang, seseorang harusnya
menyerang pertama kali dengan tombak atau sejenis senjata lempar; hanya setelah
senjata jarak jauh tersebut memukul jatuh musuh ke darat dahulu baru para pemakai
senjata jarak dekat ikut bertarung. Tapi secara mengejutkan, Kirito terbang ke atas
sampai dia hampir menyentuh kepala naga putih itu, dimana dia mulai mengawali
kombinasi teknik pedang berturut-turut di udara.
Dengan dentingan tajam, serangan gencar Kirito menghantam torso naga putih pada
kecepatan lebih cepat dari yang bisa diikuti mata manusia. Meski naga putih itu
membalas dengan kedua cakarnya, perbedaan kemampuan mereka berdua terlalu
jauh.

Kawahara Reki

74

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Saat Kirito sudah pelan-pelan mendarat ke tanah, bar HP naga putih itu sudah
berkurang lebih dari sepertiganya.
---Ini pembantaian satu arah. Menonton pertarungan luar biasa ini membuat
badanku tak henti-hentinya bergidik.
Tiba-tiba naga putih itu menyasar Kirito yang mendarat dan meletuskan tiupan
esnya, tapi kali ini dia berlari untuk menghindari serangan itu dan kemudian kembali
meloncat ke udara. Dengan suara yang berat dan dalam, sebuah serangan yang
kuat menghantam sasarannya, dan darah naga putih itu pun berkurang signifikan.
Bar HP nya langsung berubah dari kuning ke merah, pertarungan itu harusnya
berakhir hanya dengan satu atau dua serangan lagi. Aku memutuskan kali ini aku
akan memuji kemampuan Kirito dengan jujur dan mengambil langkah maju dari balik
pilar kristal.
Saat itu juga, seakan dia punya mata di belakang kepalanya, Kirito tiba-tiba
berteriak:
"Idiot! Jangan keluar dulu!"
"Apa? Jelas-jelas sudah mau selesai kan? Cepet selesaikan aja deh..."
Begitu aku menjawab dengan suara keras--Naga itu, terbang lebih tinggi lagi dari yang tadi, membentangkan penuh sayapnya.
Begitu sayapnya terkepak ke depan, salju yang tepat di bawah naga itu meletup
beterbangan.
"......?"
Aku berdiri membeku terkejut oleh adegan di hadapanku. Kirito menancapkan
pedangnya ke tanah beberapa meter di depanku dan menggerakkan mulutnya
seperti ingin memberitahuku sesuatu, namun sosoknya segera terhalangi oleh salju.
Sesaat kemudian sebuah tekanan yang hebat, seperti sebuah dinding angin,
menghantam dan dengan mudah meniupku ke udara.
Sial... serangan badai salju!
Saat aku terguling di udara, aku akhirnya ingat apa yang aku sendiri ucapkan
mengenai serangan naga putih. Untungnya, skill ini daya serangnya tidak besar, jadi
aku hampir tidak mendapat luka apapun. Aku membuka lebar kedua lenganku dan
mengambil postur mendarat.
Tapi begitu saljunya menghilang--- tidak ada pijakan di tanah di hadapanku.
Itu lubang raksasa yang ada di puncak gunung. Aku telah tertiup ke udara tepat di
atas lubang raksasa ini.

Kawahara Reki

75

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Pikiranku langsung berhenti; seluruh tubuhku benar-benar membeku.
"Kau pasti bercanda..."
Dengan pikiranku yang sama sekali lumpuh, aku hanya bisa menggumamkan katakata itu, seraya tangan kananku menggapai udara sia-sia-----Sebuah tangan yang hanya ditutupi sarung tangan kulit berwarna hitam tiba-tiba
menyambar jemariku.
Mataku yang tak fokus tiba-tiba terbelalak.
...!
Kirito, yang tadi menghadapi naga putih itu di tempat yang jauh, berpacu ke sini
dengan kecepatan menakutkan dan melompat ke udara tanpa ragu-ragu. Dia
menarik tangan kanannya untuk menggenggam tangan kananku lalu menarikku
dalam dekapannya. Setelah itu dia melonggarkan lengan kanannya untuk
melingkarkannya pada punggungku dan memelukku dengan erat.
"Pegangan yang kuat!"
Mendengar suara Kirito bergaung di samping telingaku, aku lupa diriku sendiri dan
memeluk erat badannya dengan kedua lenganku. Kita mulai jatuh sekejap
kemudian.
Di tengah mulut gua itu, kita berdua jatuh lurus ke bawah sambil berpelukan satu
sama lain. Angin menderu-deru di telinga dan mantel kita berkibar liar.
Kalau lubang ini terus memanjang ke bawah sampai ke permukaan lantai, maka
jatuh dari ketinggian ini artinya kematian yang pasti. Pikiran ini tiba-tiba melintas di
benakku, tapi aku hanya tidak merasa ini benar-benar terjadi sekarang. Yang bisa
kulakukan hanyalah terbengong menatap lingkaran cahaya putih yang menghilang.
Tiba-tiba, lengan kanan Kirito yang memakai pedang mulai bergerak. Dia
mengangkat pedang itu dengan paksa dan mengayunnya ke depan. Sebuah kilatan
cahaya meletup, ditemani oleh gema keras 'clang' dari logam yang saling
berbenturan.
Gaya tolaknya mengubah lintasan jatuh kita, mendorong kita menuju dinding gua.
Dinding beku yang biru pelan-pelan mendekat, dan aku tak bisa berbuat apapun
selain menggigit gigiku. Kita akan tabrakan---!
Tepat sebelum kita akan membentur dinding, Kirito mengangkat pedang di tangan
kanannya sekali lagi dan menusukkannya ke dinding dengan kekuatan penuh.
Percikan api meledak keluar seakan senjata itu membentur batu asah. Serangan
tiba-tiba itu mengurangi kecepatan jatuh kita, namun tidak mampu untuk benarbenar menghentikan kita jatuh.

Kawahara Reki

76

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Suara lengkingan dari logam yang memotong berlanjut selagi pedang Kirito terus
memotong dinding esnya. Aku memutar leherku untuk melihat ke bawah dan sadar
bahwa kita sudah bisa melihat dasar gua yang tertutup salju. Aku mengamatinya
makin dekat dan dekat, sampai hanya ada sekitar beberapa detik lagi yang tersisa
sebelum kita tabrakan. Aku setidaknya ingin menahan diri dari berteriak, jadi aku
menggigit bibirku dan memeluk erat Kirito.
Kirito melepaskan pedangnya, menggunakan kedua lengannya untuk memelukku
dengan erat, dan memutar badannya supaya dia yang berada di bawah. Lalu--Sebuah benturan. Suaranya amat keras.
Kepingan-kepingan salju yang terlempar ke udara oleh gaya yang dihasilkan oleh
jatuhnya kita mulai mendarat dengan pelan di pipiku sebelum meleleh.
Sensasi dinginnya menarik kembali pikiran-pikiranku yang terpencar. Aku membuka
mataku, dan pandanganku bertemu dengan bola mata hitam Kirito yang berbaring
sangat dekat sekali dariku.
Kirito masih memelukku dengan erat; dia mengangkat sudut mulutnya dan
tersenyum lemah.
"...Masih hidup?"
Aku balas mengangguk dan menjawab:
"Iya, masih hidup."
Selama beberapa lusin detik--- atau mungkin beberapa menit, kita hanya berbaring
diam dalam posisi itu. Panas dari tubuh Kirito membuatku bisa tenang dan
mengosongkan pikiran.
Setelah beberapa saat, Kirito melepaskan lenganku dan kembali berdiri pelan-pelan.
Pertama dia mengambil pedangnya yang jatuh dekat situ dan mengembalikannya ke
inventarisnya, setelah itu menarik keluar sebuah botol yang sepertinya adalah
ramuan penyembuh kelas atas dari kantong di pinggangnya, dia juga mengambil
sebotol lagi untukku.
"Udah, minum aja."
"...Oke."
Aku mengangguk dan duduk untuk menerima ramuan itu sambil memeriksa bar HP
ku sendiri. Aku masih punya sekitar sepertiga, tapi Kirito, yang langsung membentur
tanah, sudah sampai di zona merah.
Aku menarik sumbatnya dan meneguk cairan manis itu dalam satu tarikan nafas,
lalu berpaling pada Kirito. Masih dalam posisi rileks, aku mulai menggerakkan bibir
yang kesulitan mengatakan hal baik.
Kawahara Reki

77

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ummm... ma-makasih udah menyelamatkanku..."
Kirito memperlihatkan dengan lemah seringainya yang biasa dan menjawab:
"Masih terlalu cepat berterima kasih kepadaku."
Dia melirik langit sesaat.
"...Syukurlah naga putih itu tidak mengejar kita, tapi gimana caranya kita keluar dari
sini..."
"Eh... kita ga bisa teleport aja?"
Aku menggapai saku celemekku dan mengambil sebuah kristal biru berkilauan untuk
menunjukkan pada Kirito. Tapi--"Sepertinya itu ga bisa, perangkap ini dibuat khusus untuk pemain, aku ragu kita
bisa keluar segampang itu."
"Kenapa bisa begini..."
Kirito mengisyaratkan padaku dengan matanya untuk mencobanya, jadi aku
menggenggam kristal itu dengan erat dan memberi perintah:
"Teleport! Lindus!"
---Teriakanku menggema kosong pada dinding yang beku sebelum akhirnya
menghilang. Kristal itu hanya terus berkedip dengan bisu.
Kirito meremas pelan bahuku tanpa membuat suara apapun.
"Kalau kupikir kita bisa memakai kristal, pastinya tadi sudah kupakai waktu kita jatuh.
Tapi karena tempat ini rasanya adalah zona anti kristal..."
"..."
Kepalaku jatuh dalam keputusasaan; Kirito meletakkan tangannya di kepalaku
dengan sebuah 'pat' dan mengusutkan rambutku.
"Udah udah, jangan nangis. Kalau kita ga bisa memakai kristal, pasti ada jalan lain
untuk keluar dari sini."
"...Mungkin enggak, mungkin ini adalah lubang tak bisa keluar yang menjamin
kematian... atau harus kubilang, kita sudah mati!"
"Hmmm, kamu bener juga."
Menonton Kirito mengangguk setuju sekali lagi membuatku kehilangan semua
energi di badanku.
Kawahara Reki

78

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Si... sikap kamu gimana! Kamu bisa sedikit lebih positif lagi ga sih?"
Setelah aku tiba-tiba berteriak, Kirito tersenyum dan berkata:
"Ekspresi marah itu jauh lebih seperti kamu, pertahankan terus ya!"
"Wha......"
Pipiku bersemi merah dan tubuhku membeku di tempat. Kirito lalu mengangkat
tangannya dari kepalaku dan kembali berdiri.
"Yah, ayo kita coba beberapa hal. Ada ide?"
"..."
Aku tersenyum pahit pada Kirito, yang jelas-jelas tidak terpengaruh oleh situasi kita
sekarang dan mempertahankan sikapnya yang biasa. Merasa sedikit lebih gembira,
aku menampar pipiku dengan kedua tangan lalu berdiri.
Aku mengamati sekelilingku; bagian bawah gua ini adalah permukaan es yang datar
dengan sedikit salju. Diameternya harusnya sekitar 10 meter persis seperti mulut
gua. Dinding es di dekat puncaknya terus memantulkan cahaya matahari terbenam,
namun tempat ini sebentar lagi akan benar-benar ditelan kegelapan.
Aku mengamati sekitarku, tetapi tidak ada jalan keluar yang kelihatan baik di dinding
maupun di lantai. Aku menaruh kedua tanganku di pinggang, memeras otakku, dan
memberi tahu Kirito ide pertama yang terpikir olehku.
"Mm... bisa kita minta tolong seseorang?"
Kirito menyangkalnya seketika:
"Uh-- kayaknya tempat ini dianggap sebuah dungeon."
Pemain yang didaftarkan sebagai 'teman', seperti Asuna dalam kasusku, bisa
berkomunikasi melalui sejenis pesan disebut 'pesan pribadi'. Tetapi, fungsi tersebut
tidak bisa digunakan di dalam dungeon, 'sistem jejak' juga tidak bisa digunakan
untuk menemukan mereka.
Aku membuka layar pesan dalam harapan buta, tapi seperti kata Kirito, memang
tidak bisa.
"jadi... gimana kalau kita berteriak pada pemain lain yang datang memburu naga
itu?"
"Kurasa kita sekitar 80 meter jauhnya dari atas, jadi kuduga suara kita ga akan
mencapai sejauh itu."
"Kurasa iya... Tunggu! Sekarang kamu yang ngasih ide!"
Kawahara Reki

79

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Ketika aku mengecam Kirito, kesal karena dia terus menerus menyangkal ide-ideku,
dia menjawab dengan sesuatu yang tak masuk akal:
"Lari di dinding."
"......Kamu idiot ya?"
"Yaaa, ayo kita cari tahu."
Selagi aku menatapnya dengan ekspresi tercengang, Kirito berjalan ke salah satu
sisi gua dan mulai berlari menuju dinding di sisi yang berlawanan dengan kecepatan
yang tak wajar. Salju beterbangan dari lantai dan badai angin menerpa mukaku.
Persis sebelum dia menabrak dinding, Kirito menundukkan badannya dan melompat
ke atas dengan gaya ledakan. Dia menginjak dinding di ketinggian yang tak bisa
dipercaya dan kemudian mulai berlari secara diagonal di dinding tersebut.
"Ya tuhan..."
Selagi aku menonton dengan kagum, Kirito sudah jauh di atasku dan berlari ke atas
dalam pola spiral di dinding seperti salah satu ninja dari film kelas tiga. Siluetnya
semakin kecil dan kecil--Lalu, ketika dia sepertiga perjalanan ke atas, tiba-tiba dia terpeleset.
"Ahhhhhhhh!!!"
Kirito menggelepar selagi dia jatuh menuju kepalaku.
"Kyaaaaa!!!"
Begitu aku mengelak mundur sambil berteriak, muncul lubang berbentuk manusia
tepat di tempat aku berdiri tadi. Semenit kemudian, setelah Kirito menghabiskan
ramuan kesehatannya yang kedua, aku duduk di sampingnya dan mengeluh.
"Aku tahu kamu itu idiot, tapi aku ga pernah kebayang kalau kamu sebodoh ini..."
"Aku bisa berhasil kalau ancang-ancangnya lebih panjang lagi."
"Ga mungkin."
Aku langsung membalas dengan pelan.
Kirito mengabaikan ucapanku dan kembali memasukkan botol ramuan yang kosong
ke kantongnya. Setelah merenggangkan lengannya, dia berkata:
"Yah, udah terlalu gelap, jadi kita berkemah di sini aja.
Untungnya, kupikir ga akan ada monster yang akan muncul di lubang ini."
Kawahara Reki

80

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Matahari sudah terbenam, dan dasar lubang ini sudah menjadi lumayan gelap.
"Sepertinya iya..."
"Kalau begitu..."
Kirito membuka sebuah layar dan mewujudkan beberapa barang. Sebuah lentera,
panci, beberapa kantong kecil yang aku tidak tahu gunanya apa, dan dua gelas pun
muncul.
"...Kamu selalu bawa-bawa ini?"
"Aku cenderung lumayan sering berkemah di luar."
Ujarnya dengan ekspresi begitu serius hingga aku tidak berpikir kalau dia bercanda.
Dia mengklik lenteranya; lentera itu menyala dengan suara fwoosh dan menerangi
sekitarnya dengan cahaya oranye yang lembut. Kirito menaruh pancinya di atas
lentera itu, kemudian memasukkan beberapa bongkah salju sebelum menuangkan
isi kantong kecil tadi. Dia menutup panci itu dengan tutupnya dan meng-dobel kliknya; sebuah layar timer memasak pun muncul.
Aku segera mencium aroma herbal. Sekarang aku baru sadar, aku belum makan
apa-apa selain hotdog tadi pagi. Perutku tiba-tiba menuntut makanan dengan keras
seakan baru saja ingat kalau dia kelaparan.
Timer masaknya menghilang dengan suara 'pin pon,' kemudian Kirito membagi isi
panci itu ke dalam dua gelas.
"Jangan terlalu berharap, keahlian memasakkku nol."
"Makasih..."
Kehangatannya berpindah ke tanganku melalui gelas yang diserahkan Kirito padaku.
Isinya adalah sop sederhana dari daging kering dan bumbu-bumbu dari tumbuhan,
namun level bahan-bahannya sepertinya tinggi dan rasanya lebih dari enak.
Panasnya juga menyebar ke seluruh tubuhku yang dingin.
"Perasaan ini misterius banget... Aku ga merasa kalau ini nyata."
Aku bergumam sambil meminum sopnya.
"Maksudku situasi ini, berkemah di wilayah yang belum terjamah dan makan
bersama orang tak dikenal..."
"Ah, iya juga... itu karena kamu pengrajin. Aku melakukan PuG [13] dengan pemainpemain lain dan lumayan sering berkemah dengan mereka."

Kawahara Reki

81

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Hmm, beneran? ...ceritain dong padaku, tentang dungeon-dungeon dan
semuanya."
"Huh? Mm...oke. Walau menurutku sih ga menarik... oh tunggu, sebelum aku
mulai......"
Kirito mengumpulkan gelas-gelas yang kosong serta panci, lalu mengembalikannya
ke dalam inventarisnya. Dia membuka panelnya lagi dan mewujudkan dua benda
yang terlihat seperti bongkahan pakaian yang tergulung.
Setelah dia membukanya, terungkap bahwa itu adalah kantong tidur.
Penampilannya ekivalen dengan yang di dunia nyata, hanya saja lebih besar.
"Ini barang-barang kelas atas. Memelihara panas dengan sempurna, ditambah efek
sembunyi dari monster agresif."
Dia melemparkan satu kepadaku sambil tersenyum. Sewaktu aku
menghamparkannya di atas salju, ukurannya nampak bisa memuat tiga orang
sepantaranku. Tercengang oleh ukurannya, aku berkata pada Kirito:
"Kamu hebat juga membawa barang-barang ini kemana-mana, dua lagi......"
"Yaa aku harus memanfaatkan inventarisku untuk sesuatu kan."
Kirito lekas menanggalkan equipmentnya dan berbaring di kantong tidur sebelah kiri.
Aku juga menanggalkan mantel dan gadaku, lalu berguling masuk ke dalam kantong
tidur. Memang barang kelas atas; di dalamnya sangat hangat, dan jauh lebih lembut
dari kelihatannya. Kita terpisah sejauh satu meter dengan lentera diantaranya. Tapi
aku masih merasa sedikit... malu, jadi aku berbicara lagi untuk menghilangkan
kesunyian:
"Mm... iya, lanjut dengan ceritanya..."
"Oh, tentu..."
Kirito pelan-pelan mulai bercerita setelah dia meletakkan kepalanya di atas
tangannya. Dia bercerita waktu dia dijebak oleh MPK--- para kriminal yang dengan
sengaja mengumpulkan massa untuk menyergap pemain-pemain lain di dalam
dungeon, dan bertarung melawan gerombolan bos dengan damage kecil tapi
darahnya ga kira-kira untuk dua hari penuh dengan bergiliran tidur dengan pemainpemain lain. Ada juga waktu dia melempar dadu dengan seratus pemain lain untuk
sebuah item langka. Semua ceritanya menggetarkan, menyenangkan, dan sedikit
menggelikan. Cerita-ceritanya juga membuat satu hal menjadi jelas--- dia adalah
seorang Clearer, mereka yang mempertaruhkan nyawa di garis depan. Tapi juga
berarti orang ini dibebankan dengan nasib ribuan pemain. Dia bukan jenis orang
yang harus membahayakan nyawanya hanya untuk menyelamatkanku.
Aku berpaling pada Kirito dan memandang wajahnya. Matanya yang hitam
memantulkan cahaya dari lentera.
Kawahara Reki

82

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Hei... Kirito, boleh aku tanya sesuatu...?"
"---Kenapa tiba-tiba serius?"
"Kenapa kamu menolongku waktu itu...? Ga ada jaminan kamu bakal berhasil. Yah,
lebih mungkin kalau kamu cuma akan mati bersamaku, jadi... kenapa......?"
Ekspresi Kirito mengeras untuk sesaat, tetapi dia segera mengendur ke wajahnya
yang biasa dan merespon dengan suara tenang:
"...Aku lebih memilih mati bersama mereka daripada menyaksikan orang lain mati
tanpa melakukan apa-apa. Apalagi kalau orang itu adalah cewek seperti kamu, Lis."
"...Kamu memang bener-bener idiot. Kamu mungkin cuma satu-satunya orang yang
bakal ngomong kayak gitu."
Walau aku membalas dengan ketus, mataku tidak mampu menahan air matanya.
Sebagian hatiku sakit, dan aku mencoba sekeras mungkin untuk mengendalikan dan
menyembunyikannya. Aku belum pernah mendengar kata-kata sekeras kepala,
setulus, dan sehangat itu semenjak aku datang ke dunia ini. Tidak, aku bahkan
belum pernah mendengar kata-kata seperti itu sebelumnya di dunia nyata.
Perasaan tersiksa dari kesendirian dan keinginan untuk lebih berinteraksi dengan
orang lain yang telah terkubur dalam di sudut hatiku tiba-tiba berkobar dan
menelanku seperti badai. Aku ingin kehangatan Kirito cukup dekat untuk hatiku
merasakannya--Tanpa menyadarinya, kata-kata itu tercurah keluar dari mulutku:
"Maukah kamu... menggenggam tanganku?"

Kawahara Reki

83

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

84

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Aku berbalik ke arah Kirito, menarik lengan kananku keluar dari kantong tidur, dan
menggapaikannya ke sebelah kiriku.
Mata Kirito sedikit terbelalak, tapi dia menjawab 'iya' dengan suara pelan lalu
mengulurkan tangan kirinya. Begitu jemari kita bersentuhan, kita berdua
menyentakkan tangan masing-masing untuk menjauh sesaat, tapi kemudian
mengulurkannya lagi untuk saling berpegangan tangan.
Aku menggenggam erat tangan Kirito, yang jauh lebih hangat dari sop yang baru
saja kumakan. Meski punggung tanganku masih terletak di atas es, aku tidak
merasa kedinginan. Aku merasakan kehangatan manusia. Aku merasa aku akhirnya
memahami kerinduan apa yang mengendap di sudut hatiku semenjak aku datang ke
dunia ini.
Karena aku takut menjadi sadar dengan fakta bahwa dunia ini adalah sebuah ilusi--bahwa tubuh asliku berada di suatu tempat yang jauh, tidak terjangkau seberapapun
kerasnya aku mencoba, aku terus membuat tujuan untuk diriku dan memfokuskan
segalanya pada pekerjaanku. Aku meyakinkan diriku kalau menaikkan level skill
blacksmithku dan mengembangkan tokoku adalah kenyataanku.
Tetapi sebagian diriku selalu menyadari kalau semua ini palsu, tidak lebih dari
sekedar data. Yang kudambakan adalah kehangatan manusia asli.
Tentu saja, badan Kirito juga adalah data. Kehangatan yang kurasakan sekarang
hanyalah sinyal-sinyal elektronik untuk direspon otakku. Namun aku akhirnya
menyadari bahwa itu tidak masalah. Aku bisa merasakan hatinya--- baik di dunia
nyata maupun di dunia buatan ini, inilah satu-satunya kebenaran yang ada.
Begitu aku menggenggam erat tangan Kirito, aku tersenyum dan menutup mataku.
Walaupun jantungku berdetak sangat cepat, sayangnya aku cepat tertidur dan
kesadaranku terseret ke kegelapan yang nyaman.

Bagian 3
Wangi manis yang menyegarkan perlahan-lahan singgah di hidungku; Pelan-pelan
kubuka mataku dan melihat seluruh dunia diliputi oleh sinar putih. Cahaya fajar,
yang sudah terpantul beberapa kali oleh dinding es, membuat salju di dasar gua
tampak gemerlapan.
Aku menggeser mataku dan melihat sebuah teko bertengger di atas lentera, dengan
uap yang bergoyang di atasnya. Sepertinya wangi ini berasal dari situ. Di depan
lentera itu duduk seseorang yang wajahnya hanya bisa kulihat dari samping. Namun
begitu aku melihat sosoknya, nampaknya api kecil dalam hatiku telah menyala.
Kirito menolehkan kepalanya, mengungkapkan senyuman kecil, dan berucap:
"Pagi."
"......Pagi."
Kawahara Reki

85

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Jawabku. Selagi aku bersiap untuk bangun, aku sadar bahwa tangan kananku, yang
harusnya bergantung keluar saat aku pergi tidur, sudah terletak kembali dengan rapi
di dalam kantong tidur. Kubawa kehangatan yang tertinggal di telapak tangan ke
bibirku, lalu melonjak seketika.
Kirito membawakanku cangkir panas, yang baru saja menggeliat keluar menuju
salju. Setelah mengucapkan terima kasih, kuterima cangkir itu dan duduk di
sampingnya. Isinya adalah sejenis teh bunga beraroma mirip mint yang belum
pernah kurasa sebelumnya. Pelan-pelan aku meminumnya seteguk demi seteguk.
Memperkenankannnya tenggelam dengan lembut ke dalam badanku. Hatiku
menghangat gembira.
Aku menggeser badanku, menyandarkannya tepat pada Kirito. Begitu aku memutar
kepalaku, mata kita bertemu sekejap sebelum lekas berpisah. Selama sebentar,
hanya suara dua orang meminum teh yang terdengar.
"Hei......"
Akhirnya, berbisik dengan suara pelan selagi mataku terus menatap cangkirku.
"Hmmm?"
"......Kalau kita benar-benar gak bisa keluar dari sini, kita mau ngapain?"
"Tidur setiap hari."
"Cepet banget jawabnya. Pikirkan sedikit lebih serius lagi dong!"
Aku tersenyum sambil mendorong lengan Kirito dengan sikuku.
"......Tapi, itu gak buruk juga sih......"
Setelah mengatakannya, aku mulai menyandarkan kepalaku menuju bahu Kirito
"Ah......!?"
Tiba-tiba Kirito menjerit dan condong ke depan. Aku, kehilangan sandaran, berakhir
jatuh ke tanah dengan bunyi gedebur.
"Duuh, tadi itu kenapa!"
Aku mengeluh marah selagi menegakkan kembali batang tubuhku, namun Kirito
berdiri bahkan tanpa menoleh kembali. Menyusul kemudian, ia berlari menuju
bagian tengah lubang melingkar ini.
Karena curiga, aku juga bangun dan mengikutinya.
"Apaan sih?"

Kawahara Reki

86

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Oh, tunggu sebentar......"
Kirito berlutut di lantai dan mulai menyingkirkan salju, yang menumpuk di tanah,
dengan kedua tangannya. Dia lekas menggali lubang yang dalam selagi bunyi
kikisan berkumandang. Lalu"Ah!?"
Sorot cahaya keperakan tiba-tiba berkilas ke dalam mataku. Sesuatu yang terkubur
jauh di dalam salju memantulkan sinar matahari terbit.
Kirito menggali keluar benda itu, mengambilnya dengan kedua tangan, lalu kembali
berdiri. Tak mampu menahan rasa penasaran, aku mengintainya dari jarak yang
teramat dekat.
Benda itu persegi empat, putih keperakan, transparan. Cuma sedikit lebih besar dari
kedua tangan Kirito. Bentuknya familiar, dengan ukuran yang familiar sebongkah
material logam. Tapi aku belum pernah lihat yang berwarna seperti ini.
Kusentuh pelan material itu dengan jari tangan kananku. Sebuah layar otomatis
langsung muncul. Nama benda itu "Bongkahan Crystalite".
"Ini ini bukannya..."
Saat aku memandang wajah Kirito, dia pun, mengangguk dengan wajah bingung.
"Ya... Ini logam yang kita cari... kenapa ada di sini ya..."
"Tapi, kenapa itu bisa terkubur di sini?"
"Hmm......"
Kirito terus menatap bongkahan yang tergenggam di tangan kanannya seraya
berpikir, sebelum melepas keluar ucapan singkat, "Ah..."
"...Naga putih itu memakan kristal...... yang disuling di perutnya menjadi...... Hehe,
jadi begitu!"
Tampaknya dia telah memahaminya dan mulai tersenyum, lalu melemparkan
bongkahan logam itu ke arahku.Aku buru-buru menangkapnya dengan kedua
tangan dan menahannya di dekat dadaku.
"Hei, apaan sih! Jangan cuma berhenti setelah paham sendiri!"
"Gua ini bukan jebakan. Ini sarang sang naga."
"Eh- Eeh?"
"Dengan kata lain, bongkahan itu adalah ekskresi sang naga. Fesesnya."
Kawahara Reki

87

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Fe..."
Saat pipiku kejang-kejang, aku menjatuhkan pandangan pada bongkahan di dadaku.
"Geeee"
Tanpa berpikir, aku melemparnya kembali pada Kirito.
"Woah"
Yang dipukul mundur oleh Kirito dengan cekatan menggunakan ujung-ujung jarinya.
Setelah saling melempar satu sama lain seperti anak kecil, akhirnya kita berhenti
dengan Kirito bekerja cepat mengembangkan bidang itemnya untuk menyimpan
bongkahan itu.
"Yah, kalau begitu, tujuan kita sudah tercapai. Sekarang, yang tersisa adalah......"
"Kalau saja kita bisa keluar dari sini..."
Kita berdua menghela nafas seraya bertukar pandangan.
"Untuk sementara waktu, gak ada pilihan lagi selain mencoba apapun yang terpikir."
"Kurasa begitu. Aah, coba aku punya sayap seperti naga..."
Saat aku mengatakannya. Sadar akan sesuatu, kubiarkan mulutku termangu,
kehilangan kata-kata.
"...Kenapa, Lis?"
Menghadapi Kirito, yang mengamatiku, dengan kepalanya miring ke samping.
"Hei. Kata kamu tempat ini sarang naga kan?"
"Ah. Selama ada fesesnya, itu..."
"Itu gak penting! Naga itu nokturnal, sekarang sudah pagi, bukannya dia akan
pulang ke sarangnya..."
"..."
Selama sebentar, pandanganku dan pandangan Kirito bertemu, yang terdiam,
kemudian kita berdua menengadah ke langit di pintu masuk lubang. Tepat pada saat
itu...
Jauh di atas, tinggi di udara, diantara potongan melingkar cahaya putih, lahirlah
bayangan hitam remang-remang. Bayangan itu bahkan bertambah besar selagi kita
menatapnya. Hanya butuh sekejap sebelum aku dapat melihat sepasang sayap,
ekor yang panang dan empat kaki bersenjatakan cakar.
Kawahara Reki

88

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Dia... dia..."
Kita mundur bersama. Sayangnya, tentu saja, tidak ada tempat buat kabur.
"Dia datang"
Kita berdua menjerit sambil mengeluarkan senjata masing-masing.
Sang naga putih, yang menukik turun ke dalam lubang, menyadari keberadaan kita
dan mengeluarkan raungan bernada tinggi, berhenti persis sebelum menghantam
tanah. Kedua mata merahnya dengan pupil vertikal dipenuhi rasa bermusuhan yang
jelas pada penyusup-penyusup di sarangnya. Akan tetapi, tidak ada tempat
bersembunyi di bawah lubang sempit itu. Kusiapkan gadaku seraya menekan rasa
gugup.
Sama halnya, Kirito menyiapkan pedang satu tangannya dan maju ke hadapanku,
berkata dengan cepat.
"Dengar, tetap di belakangku. Langsung minum ramuan setelah kehilangan HP
walau sedikit."
"I- Iya..."
Aku cuma mengangguk patuh kali ini.
Sang naga membuka mulutnya yang besar dan meraung sekali lagi. Kedua
sayapnya menciptakan hembusan angin yang menghempaskan salju ke udara.
"Bitan!" "Bitan!" Ekor panjang sang naga menyentak tanah, setiap hentakan
menggali parit yang dalam di permukaan bersalju itu.
Mengacungkan pedang di tangan kanannya tanpa jeda, untuk memperoleh inisiatif,
Kirito mendadak menghentikan pergerakannya tepat sebelum dia akan menyerbu
maju.
"...Ah... Mungkin..."
Ia berujar dengan suara pelan.
"A- Ada apa?"
"Enggak..."
Tanpa menjawab pertanyaanku, Kirito menyimpan pedangnya ke dalam sarung, dan
tiba-tiba berbalik lalu merangkulku dengan erat menggunakan lengan kirinya.
"Ehh!?"
Tanpa mengerti apapun, aku panik dan aku diangkat naik setinggi bahu Kirito.
Kawahara Reki

89

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"H- Hei, kamu mau Wahh!!"
Suara "Zuban!" berbunyi berbarengan dengan hentakannya, dan bersama dengan
itu, pemandangan di sekeliling menjadi kabur. Kirito berlari menuju dinding dengan
tenaga kasar. Persis sebelum menabrak, ia melakukan lompatan hebat, dan seperti
upaya kemarin untuk keluar, ia mulai berlari di permukaan dinding yang cekung.
Namun, seakan tidak punya niat untuk naik, orbitnya tetap datar. Kepala sang naga
yang penuh nafsu makan berputar dan terus menyasar kita, akan tetapi Kirito terus
berlari dengan kecepatan melampaui yang bisa diikuti sang naga.
Beberapa detik kemudian, ketika Kirito akhirnya mendarat di dasar lubang, mataku
benar-benar pusing. Akhirnya kubuka mataku setelah mengedipkannya tak
terhingga kali, di hadapanku adalah bagian belakang sang naga. Ia telah kehilangan
kita dan mengayunkan kepalanya ke kiri dan kanan dengan gelisah.
Baru saja kupikir Kirito berencana untuk menyerang dari belakang, ia secara
mengejutkan diam-diam mendekati sang naga Dengan tangan kanannya terulur,
dia menggenggam paksa ujung ekor sang naga yang berayun-ayun.
Di saat itu, sang naga mengeluarkan pekikan bernada tinggi. Jeritan kaget atau
mungkin itu cuma khayalanku saja. Merasa makin tidak mampu memahami maksud
Kirito, aku juga baru akan berteriak.
Tiba-tiba sekali, sang naga putih membentangkan kedua sayapnya dan mulai naik
dengan tajam dengan kecepatan yang menakutkan.
"Oof!"
Angin menerpa wajahku. Tanpa waktu untuk memikirkan tentang itu sekalipun,
tubuh kita melayang di udara dengan gaya seperti ditembakkan panah. Selagi kita
berpegangan pada ekor sang naga, ia bergoncang ke kiri dan ke kanan sambil
berlari mendaki lubang. Bagian bawah lubang yang melingkar itu sangat cepat
terpisah jauh.
"Lis! Pegangan!!"
Merespon suara Kirito, kupegang erat kepalanya tanpa sadar. Cahaya matahari
menyinari bubungan es di sekitar yang menjadi semakin cerah terus menerus
dengan puncak suara angin yang menusuk berubah dengan rumit Saat itu kukira
dunia meledak dalam cahaya putih, kita terbang keluar dari lubang.
Saat kubuka mataku yang berkedap-kedip, pemandangan dari atas lantai 55 yang
luas menyebar di bawahku.
Tepat di bawah adalah gunung salju berbentuk kerucut yang cantik. Sedikit lebih
jauh, sebuah desa kecil. Di balik padang salju yang sangat luas dan hutan tebal,
atap tirus dari setiap rumah di distrik utama tergabung bersama. Adegan dimana ini
semua berkilauan, diwarnai cerahnya cahaya mentari, bahkan membuatku lupa
dengan kengeriannya, tanpa sadar aku bersorak.
Kawahara Reki

90

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Waa..."
"Yea!!"
Kirito juga berteriak keras, dan melepaskan tangan kanannya dari ekor sang naga.
Dia membawaku seperti anak-anak dan mempercayakan dirinya pada inersia,
menari di udara.
Penerbangan itu cuma beberapa detik, tapi terasa seperti sepuluh kalinya. Aku yakin
aku tersenyum. Luapan angin dan cahaya menyapu bersih hatiku. Emosiku
terhaluskan.
"Kirito Kamu tahu, aku!!"
Aku berteriak dengan sepenuh hati.
"Apa!?"
"Aku, aku suka kamu!!"
"Apa!? Aku gak dengar!!"
"Bukan apa-apa!!"
Berpegang erat ke kepalanya, tawaku meledak. Pada akhirnya, momen yang
rasanya hampir seperti keajaiban ini berakhir, kita mendekat ke tanah. Berputar
untuk satu ronde terakhir, Kirito melebarkan kedua kakinya dan mengambil sikap
mendarat.
Saljunya berbunyi, "Bafun!", saat terbang ke udara. Terbang layang yang panjang.
Kita meneruskan perjalanan menembus kristal putih bagai penggerus salju selagi
melambat, kita akhirnya berhenti di dekat puncak gunung.
"...Fuu."
Kirito menghirup nafas dan meletakkanku ke tanah. Dengan ragu, aku memalingkan
kepala dan melepaskan lenganku darinya.
Kita berdua memandang ke arah lubang besar itu bersama; sang naga yang
sepertinya kehilangan jejak kita pelan-pelan berputar-putar di langit.
Kirito menempatkan tangannya di pedang yang ada di punggungnya, sedikit menarik
bilahnya, namun langsung segera mengembalikannya ke sarungnya dengan bunyi
cling. Dengan senyum lembut di wajahnya, ia menghadap sang naga dan berkata
lembut.
"...Kamu pasti kesusahan karena mereka yang datang memburumu sampai
sekarang. Begitu cara mendapatkan itemnya tersebar, orang-orang yang datang

Kawahara Reki

91

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
untuk membunuhmu juga harusnya hilang. Jadi mulai sekarang, hiduplah dengan
tenang."
Menghadapi seekor monster, yang hanya bergerak sesuai algoritma yang diatur
sistem, dan melakukan hal semacam itu; adalah hal yang kuanggap bodoh sampai
kemarin. Namun karena beberapa alasan, entah kenapa sekarang aku merasa aku
bisa menyambut lembut ucapan Kirito ke dalam hatiku. Menggapai dengan tangan
kananku, dengan lembut kugenggam tangan kiri Kirito.
Kita berdua tanpa suara mengamati adegan ini saat sang naga putih menolehkan
kepalanya, sebelum mengeluarkan pekik panjang yang jelas dan turun ke
sarangnya. Hening.
Sebelum lama, Kirito melirikku, dan bicara.
"Kalo gitu, ayo pulang?"
"Kurasa iya."
"Mau pakai kristal?"
"...Enggak, jalan aja yuk."
Aku menjawab seraya tersenyum dan melangkah maju memegang tangan Kirito.
Lalu aku menyadari sesuatu dan memandang wajahnya.
"Ah...Lentera dan kantong tidur dan sebagainya, kita tinggalin ya."
"Kamu baru bilang sekarang... Yah, gapapa sih. Mungkin ada orang yang mau
pakai."
Kita bertukar pandang dan tertawa, kali ini dengan yakin, kita mulai berjalan pelan
melalui jalan setapak gunung, mengikuti jalan pulang. Kulihat sekilas lingkungan di
sekitarku, langitnya jernih, tanpa satu pun awan di langit.
"Aku pulang!"
Aku membuka pintu rumah tersayangku dengan penuh semangat.
"Selamat datang."
Meski si NPC wanita penjaga toko yang berdiri di konter hanya membalas salamku
dengan sopan, kulambaikan tanganku dan berbalik, memandang sekeliling tokoku.
Aku pergi cuma sekedar sehari, namun anehnya, tokoku terlihat segar.
Kirito, yang telah membeli makanan take-out[14] dari kios yang sama dengan kemarin
memasuki toko di belakangku, dengan hot dog di mulutnya.
"Bagaimanapun sekarang hampir siang, jadi kamu harusnya makan di kios itu saja."
Kawahara Reki

92

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Selagi aku mengutarakan protes, Kirito menyeringai seraya menggerakkan tangan
kirinya, memunculkan sebuah layar.
"Sebelum itu, ayo kita buat dulu, pedangnya."
Memanipulasi inventarisnya dengan cekatan, ia mewujudkan bongkahan perak.
Menangkapnya dengan hati-hati mengabaikan asalnya untuk sementara aku
mengangguk.
"Benar, ayo lakukan. Sini ke ruang kerjaku."
Membuka pintu di belakang konter, bunyi berdebam kincir air menjadi terdengar
jelas lebih keras. Menarik turun tuas di dinding, puputan mulai bergerak, mengirim
udara masuk. Tungku perapian langsung mulai menyala merah terang.
Dengan lembut kujatuhkan bongkahan itu ke tungku, dan berbalik ke arah Kirito.
"Pedang satu tangan yang lurus aja kan?"
"Yep. Aku mengandalkanmu."
Kirito mengangguk sambil ia duduk di bangku bundar yang diperuntukkan bagi
pengunjung.
"Dimengerti. Cuma peringatan, tapi hasil akhirnya dipengaruhi oleh faktor acak,
jadi jangan berharap terlalu banyak ya."
"Kita tinggal pergi lagi kalau ini gagal. Kali ini dengan tali."
"...Ya, tali yang panjang."
Mengingat jatuh yang hebat itu, tanpa kusadari aku tersenyum. Menjatuhkan
pandanganku ke tungku, aku sadar kalau bongkahannya telah cukup terbakar.
Kukeluarkan ia dengan penjepit, lalu kuletakkan di alas tempa.
Aku mengambil palu smith terbaikku dari dinding, melakukan pengaturan di menu,
dan sekali lagi melirik wajah Kirito. Menjawab anggukan tanpa suaranya, aku
tersenyum, dan dengan gagah mengangkat palu ke atas kepalaku.
Kutempa semangatku saat aku memukul logam yang bersinar kirmizi [15]; bersamaan
dengan bunyi "Kan!" yang jelas, kilatan api yang terang melimpah berhamburan di
sana sini.
Di dalam seksi smith di Bantuan Referensi, mengenai proses pembuatan, "Sesuai
dengan jenis senjata yang dibuat, dan tingkat logam yang digunakan, bongkahan
perlu dihantam sebanyak jumlah tertentu." adalah semua yang tertulis untuk
mendeskripsikannya.

Kawahara Reki

93

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Dengan kata lain, selama menghantam logam dengan palu, kemampuan pemain
tidak berpengaruh; beginilah seharusnya cara membacanya, tetapi ada berbagai
macam jenis rumor dan teori-teori gaib yang beredar tentang SAO, bahwa presisi
dari ritme hantaman dan semangat bertarung sang blacksmith bisa mempengaruhi
hasilnya, pendapat ini sudah melekat erat di benak masyarakat.
Aku menganggap diriku orang yang rasional, tapi aku cuma yakin dengan teori ini
karena pengalamanku yang panjang. Oleh karena itu, aku menghilangkan semua
pikiran lain selagi memproduksi senjata, mengkonsentrasikan kesadaranku di
tangan kanan yang memukulkan palu, menghantam tanpa henti dengan pikiran
kosong itulah yang kupercaya.
Tetapi.
Sewaktu memukul bongkahan itu, menghasilkan bunyi gemerincing yang
menyegarkan, berbagai pikiran berputar di kepalaku sekarang, tak bisa keluar.
Kalau pedang ini sukses dibuat, dan permintaannya selesai Kirito tentu akan
kembali menyelesaikan game di garis depan, dan seharusnya tak akan ada banyak
kesempatan untuk bertemu. Meski dia datang untuk perawatan pedangnya, paling
bagus sepuluh hari sekali.
Yang seperti itu Aku tidak mau yang seperti itu. Aku merasa ada suara yang
berteriak dalam diriku.
Selagi lapar akan kehangatan orang lain enggak, itulah mengapa, itulah
alasannya mengapa aku bimbang untuk memperpendek jarak dengan pemain pria
manapun sampai sekarang. Aku takut musim salju kesepian di dalamku berubah
drastis dengan cinta. Hal itu bukanlah cinta sejati, hanya angan-angan yang tercipta
oleh dunia ilusi; tadinya aku berpikir begitu.
Tapi tadi malam, saat merasakan kehangatan dari tangan Kirito, aku sadar,
perasaan ragu itu adalah duri ilusi yang telah membelengguku. Aku adalah aku si
blacksmith, Lisbeth, dan di saat bersamaan, Shinozaki Rika. Kirito juga sama. Bukan
karakter dari game, tapi manusia sungguhan yang hidup. Karenanya, cintaku
untuknya; perasaan ini juga nyata.
Jika aku berhasil menempa pedang yang memuaskan, aku akan menyatakan
perasaanku kepadanya. Bahwa aku ingin dia berada di sisiku, bahwa aku ingin dia
kembali ke rumah ini dari labirin, setiap hari, itulah yang akan kukatakan padanya.
Di saat bongkahannya ditempa, kilauannya bersinar sangat terang, perasaan di
dalam diriku juga, tampaknya sudah menegaskan diri. Aku merasa perasaanku
mengalir keluar dari tangan kananku, mengucur pada senjata yang lahir dari paluku
itu.
Dan akhirnya, saat itu pun datang.

Kawahara Reki

94

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Aku tak tahu berapa banyak hantaman sejauh ini mungkin berada diantara dua
ratus sampai dua ratus lima puluh kali segera menyusul bunyi palu,
bongkahannya melepaskan curahan cahaya putih yang jelas menyilaukan.
Objek persegi panjang itu berubah bentuk sedikit demi sedikit selagi bersinar.
Bagian depan dan belakangnya mulai membesar, lalu kemudian, tonjolan yang
menyerupai pangkal pedang menggelembung keluar.
"Ohh..."
Melepaskan bisikan kagum dengan nada rendah, Kirito beranjak dari kursi, dan
mendekat. Begitu kita menonton berhadapan, penciptaan objek itu selesai dalam
hitungan detik, akhirnya menyingkapkan bentuknya sebagai pedang satu tangan
panjang.
Cantik; pedang yang benar-benar cantik. Sebagai pedang satu tangan panjang, ia
terlihat indah. Bilahnya pucat, dan ramping, walau tidak seramping rapier. Seakan
mewarisi sifat bongkahannya, ia bisa terlihat sedikit bening. Bilahnya berwarna putih
menyilaukan. Gagangnya perak, dengan sedikit bubuhan warna biru.
Dunia Dimana Pedang Melambangkan Pemainnya; bagai mendukung slogan itu,
variasi senjata yang terpasang di SAO terlalu banyak. Jika seseorang menulis nama
khas senjata-senjata di setiap kategori ari awal, katanya panjangnya akan mencapai
ribuan baris.
Berbeda dengan RPG biasa, keanekaragaman nama senjata makin bervariasi
semakin tinggi tingkat senjatanya. Senjata kelas rendah, misalnya, untuk pedang
panjang satu tangan, Bronze Sword, Steel Sword; untuk yang bernama
pasaran semacam itu, tak terhitung banyaknya jumlah pedang seperti itu yang ada
di dunia ini, tapi bagi senjata-senjata tingkat tertinggi seperti yang ada di sini
sekarang; ambillah misalkan Lambent Light Asuna, kemungkinan besar hanya
ada satu di dunia, objek tunggal-untuk-jenisnya secara harfiah.
Tentu saja, rapier dengan tingkat kekuatan yang sama, baik buatan pemain atau
jatuh dari monster, mungkin memang ada. Tetapi setiap dari mereka memiliki
penampilan yang berbeda. Dan dengan itu, senjata level tinggi punya daya tarik
tertentu, menjadi sesuatu seperti rekan tempatmu berbagi jiwa.
Karena nama senjata dan penampilannya diputuskan oleh sistem, bahkan kami,
sang pembuatnya tidak begitu mengerti. Kuangkat pedang yang gemerlapan di atas
alas tempa itu atau setidaknya, aku mencoba mengangkatnya; aku kaget dengan
beratnya, yang tidak sesuai dengan penampilan luarnya yang elegan. Persyaratan
kekuatan fisiknya tidak kalah dengan pedang hitam milik, Elucidator.
Menegangkan punggungku, kuangkat pedang itu setinggi dada sambil menjerit.
Menyentuh dengan jari tangan kananku menopang dasar bilah pedang, aku
mengkliknya sekali. Aku melihat layar popup yang bangkit ke permukaannya.

Kawahara Reki

95

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Yah, sepertinya namanya Dark Repulser. Aku baru pertama kali dengar, jadi aku
tidak percaya ini disebutkan di daftar informasi toko sekarang. Nih, coba aja."
"Aah."
Kirito mengangguk dan menjangkaukan tangan kanannya, ia mencengkram gagang
pedang ini. Dia mengangkatnya seakan tak terpengaruh dengan beratnya.
Melambaikan tangan kirinya untuk memunculkan menu utama, ia manipulasi sosok
equipmentnya, menyasar sang pedang putih. Dengan ini, pedang itu akan terpasang
pada Kirito dalam sistem, memperkenankan potensi numeriknya untuk dipastikan.
Namun Kirito langsung menutup layarnya, dan setelah mundur beberapa langkah, ia
menukarnya ke tangan kiri, mengayunkannya berulang kali dengan bunyi kibasan.
"Gimana?"
Tanpa menunggu aku bertanya. Kirito diam menatap bilah pedangnya sejenak,
namun segera, dia tersenyum lebar.
"Berat juga ya. ...Pedang yang bagus."
"Beneran!? ...Yesss!!"
Aku melakukan pose kejayaan dengan tangan kananku tanpa pikir. Dengan tangan
itu terulur, kuadukan ia dengan kepalan tangan kanan Kirito.
Sudah lama sejak aku merasa seperti ini.
Dulu sekali saat aku berjualan dari kios di jalan utama lantai sepuluh, aku merasa
seperti ini ketika senjata yang kubuat asal-asalan dipuji pelanggan. Aku senang aku
menjadi seorang blacksmith, itulah perasaanku sejujurnya, dari dasar hatiku di detik
itu. Saat aku terus mengasah kemampuanku dan pindah untuk berbisnis hanya
dengan pemain berlevel tinggi, aku sudah melupakan perasaan ini sebelum aku
menyadarinya.
"...Masalah dengan hatiku, hah... semuanya..."
Menanggapi ucapanku yang keluar sambil lalu, Kirito memiringkan kepalanya
dengan muka penasaran.
"Eng- Enggak, bukan apa-apa. -Ngomong-ngomong, minum di suatu tempat yuk.
Aku laper."
Meninggikan suara untuk menyembunyikan rasa maluku, kudorong punggung Kirito
dari belakangnya. Aku bermaksud untuk keluar dari ruang kerja dengan sikap begitu,
tapi sebuah pertanyaan mendadak menghampiriku.
"...Hei."

Kawahara Reki

96

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Hm?"
Kirito menoleh ke belakang. Yang tergantung di bahunya; pedang satu tangan yang
hitam.
"Ngomong-ngomong Di awal, kamu pernah bilang, pedang yang setara dengan
yang ini, iya kan. Pedang putih itu pastinya pedang yang bagus, tapi menurutku gak
beda jauh dengan pedang jatuhan monster itu. Kenapa kamu perlu dua pedang
yang serupa satu sama lain?"
"Aah..."
Kirito berbalik, menatapku dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa dia ragu-ragu
akan sesuatu.
"Yah, aku gak bisa menjelaskan semuanya. Kalau kamu gak akan bertanya lebih
jauh dari itu, aku bisa ngasih tahu."
"Apaan tuh, sok keren."
"Minggir sedikit."
Setelah aku melangkah mundur ke dinding ruang kerja, dengan pedang putih masih
tergantung, Kirito menarik pedang hitam, dari punggungnya dengan bunyi bernada
tinggi, menggunakan tangan kanannya.
"...?"
Aku tak bisa memahami tujuannya. Setelah tadi memanipulasi sosok equipmentnya,
dengan sistem sekarang, status equipmentnya seharusnya hanya pedang di tangan
kirinya; menggenggam senjata lain di tangan kanannya semestinya tidak berguna
sama sekali. Sebaliknya, dengan sesuatu yang terhitung sebagai status equipment
yang aneh seperti itu, mengaktifkan skill pedang tidak dimungkinkan.
Melirik sekilas wajahku yang kebingungan, Kirito dengan tenang memasang kudakuda dengan pedang kiri dan kanannya. Pedang kanan di depan, pedang kiri di
belakang. Merendahkan pinggulnya sedikit, dan dengan itu, tepat di detik berikutnya.

Kawahara Reki

97

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

98

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Efek kilasan kirmizi meledak, mewarnai ruang kerja dengan warnanya.
Pedang di tangan Kirito saling bergantian, menyerang sisi depannya dengan
kecepatan yang tak bisa diikuti mata. "Kyubabababa!", bunyi ini menimulkan tekanan
di udara, dan meski tidak menyasar apapun, objek di dalam ruangan bergoyang.
Jelas itu teknik pedang yang diatur oleh sistem. Tapi aku gak pernah dengar ada
skill yang memakai dua pedang!
Di depanku, berdiri diam selagi aku menarik nafas, Kirito mengangkat badannya,
usai menyelesaikan teknik serangan berturutan yang mungkin mencapai sepuluh
serangan berantai.
Menyimpan kedua pedang mengembalikan hanya pedang di tangan kanan ke
punggungnya, dia memandang wajahku dan bicara.
"Dan jadi, begitulah. aku perlu sarung buat pedang ini. Boleh aku milih satu?"
"Ah... I-Iya."
Entah sudah berapa kali aku dibuat tercengang oleh Kirito. Walau aku harusnya
sudah terbiasa sekarang, untuk sementara, aku memutuskan untuk menahan
pertanyaanku, menggapaikan tanganku ke dinding, menampilkan menu utama.
Menggulung layar penyimpanan, aku mengamati ringkasan dari stok sarung pedang
yang kukumpulkan dari pengrajin yang dekat denganku. Memilih satu yang agak
mirip dengan yang dipakai Kirito di punggungnya, terbuat dari kulit berwarna hitam,
aku mewujudkannya. Setelah kupasangkan logo kecil tokoku, aku menyerahkannya
pada Kirito. Kirito yang telah menyimpan pedang putih ke sarungnya dengan bunyi
singkat, membuka sebuah layar dan menyimpannya. Kupikir dia akan memasang
keduanya di punggung, tapi tampaknya tidak seperti itu.
"...Jadi ini rahasia? Yang tadi itu."
"Nn, yaa, iya. Jangan bilang siapa-siapa ya."
"Oke."
Informasi skill adalah garis hidup terpenting seseorang, jadi kalau dia menyuruhku
untuk tidak bertanya, aku tak akan menanyakannya. Disamping itu, aku senang dia
bahkan membolehkanku mengintip rahasianya, dan mengangguk dengan senyuman
kecil.
"...Kalau begitu."
Kirito meletakkan tangannya di pinggul dan ekspresinya berubah.
"Ini menjadi akhir dari permohonanku. Aku akan membayar pedang ini. Berapa
harganya?"
Kawahara Reki

99

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Aah, tentang itu..."
Aku menggigit bibir sejenak kuverbalkan jawaban yang selalu bergolak di
dalamku.
"Aku gak butuh, pembayaran apapun."
"...Eeh?"
"Sebagai balasannya, Aku ingin Kirito membuatku jadi smith ekslusifmu."
Mata Kirito menunjukkan sedikit tanda terkejut.
"...Maksudmu, apa...?"
"Kapanpun kamu selesai clearing, datanglah ke sini, dan biarkan aku merawat
equipmentmu... Setiap hari, dari sekarang, terus menerus."
Detak jantungku meninggi tanpa batas. Baik perasaan ini dari badan virtualku, atau
mungkin dari jantungku sebenarnya, yang juga berdebar dengan cara yang sama
aku penasaran tentang itu di sudut pikiranku. Kedua pipiku terbakar. Setiap bagian
wajahku pasti telah benar-benar berwarna merah sekarang.
Bahkan Kirito, yang selalu menjaga poker face [16]-nya, sepertinya sudah sadar
makna dibalik ucapanku, menundukkan kepalanya karena malu. Aku selalu mengira
kalau dia lebih tua, tapi setelah melihatnya dalam kondisi begitu, kelihatannya dia
dari generasi yang sama, atau bahkan mungkin lebih muda dariku.
Kukumpulkan keberanianku dan maju selangkah ke depan, merangkul lengannya.
"Kirito... aku..."
Aku meneriakkan kata-kata itu begitu keras saat kita kabur dari sarang naga, tapi
saat membicarakannya sekarang, lidahku menolak bergerak. Aku terus menatap
bola mata hitam Kirito, berharap kata itu keluar entah bagaimana Saat itulah.
Pintu ruang kerjaku dibuka dengan paksa. Aku refleks melepaskan tangan Kirito,
dan terloncat.
"Lis, aku khawatir banget!!"
Orang itu, yang menyerbu masuk seketika, memelukku dengan kekuatan yang sama
dengan suatu hantaman badan selagi berteriak dengan suara besar. Rambut
panjang berwarna kastanye itu menari lembut di udara.
"Ah, Asuna..."
Asuna lanjut berbicara tanpa jeda, menatap wajahku dari dekat, terkunci dalam
ekspresi tercengang, setiap saat.
Kawahara Reki

100

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Pesan-pesan gak bisa sampai ke kamu; posisimu di peta bahkan gak bisa dilacak;
ditambah lagi pelanggan-pelanggan setiamu gak ada yang tahu apa-apa, jadi
kemana kamu pergi kemarin malem! Aku sampai pergi ke Kastil Besi Hitam untuk
mengeceknya, tahu!"
"Ma- Maaf. Aku terjebak di labirin sebentar..."
"Dungeon!? Lis, kamu pergi sendiri!?"
"Nah, bareng orang itu..."
Aku menunjuk ke arah diagonal di belakang Asuna dengan lirikanku. Asuna berputar
ke belakang, dan usai menyadari swordsman berpakaian hitam yang berdiri di situ,
terlihat bosan, ia membeku dengan mata dan mulutnya terbuka kosong.
Mengikutinya, dengan suara satu oktaf lebih tinggi
"Ki- Kirito-kun!?"
"Eeh!?"
Kali ini, aku yang terkejut. Aku memandang Kirito, yang sedang berdiri tegak, seperti
Asuna.
Dia terbatuk kecil, lalu bicara seraya mengangkat tangan kanannya.
"Yah, Asuna, lama gak ketemu... enggak sih, sebenernya. Cuma beberapa hari."
"I-Iya. ...Mengejutkan ya. Jadi begitu, kamu langsung datang ke sini. Padahal kalau
kamu memberitahu aku, aku bisa nemenin."
Asuna menyembunyikan telapak tangannya di belakang, dan tergelak malu,
mengetuk lantai berulang-ulang dengan tumit sepatunya. Kulihat pipinya itu dibubuhi
bayangan berwarna merah muda bunga sakura.
Aku mengerti keseluruhan situasinya.
Bukan kebetulan Kirito datang ke toko ini. Menepati janjinya kepadaku, Asuna
merekomendasikan tempat ini... pada seseorang di hatinya.
Aku harus gimana... aku harus gimana.
Yang meliuk berputar-putar di pikiranku, hanyalah kalimat itu. Aku merasa panas
dari seluruh tubuhku pelan-pelan mengalir keluar dari ujung kaki. Aku tak punya
kekuatan. Aku tak mampu bernafas. Emosiku bertingkah, tanpa ada cara untuk
melepaskannya...
Berbalik menghadap aku yang sedang kaku, Asuna berkata dengan santai.

Kawahara Reki

101

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Orang ini, apa dia mengatakan hal yang kasar pada Lis? Dia mungkin meminta satu
dua hal yang aneh, kan?"
Dan dengan itu, dia sedikit memiringkan kepalanya ke samping.
"Eh... Tapi artinya, kamu bersama Kirito-kun tadi malam?"
"Y... Yaaa..."
Seketika itu juga aku maju selangkah, menggenggam tangan kanan Asuna, dan
membuka pintu ruang kerjaku. Kulihat Kirito sejenak, dan lekas bicara sambil
mencoba untuk tidak memandang wajahnya.
"Tolong tunggu sebentar. Kita akan segera kembali, jadi..."
Kutarik tangan Asuna seperti itu, keluar lewat konter. Menutup pintunya, kami pergi
keluar toko melalui celah diantara display windows.
"Tunggu, tunggu, Lis, ada masalah apa?"
Meski mendengar suara Asuna bertanya, tanpa suara aku mengarah ke jalan utama,
terus berjalan dengan tempo cepat.
Aku cuma, tidak kuat lagi untuk berdiri di hadapan Kirito. Jika aku tidak kabur,
sepertinya aku akan sadar bahwa aku kehilangan jalan.
Bagai sudah menyadari kondisiku yang aneh, Asuna mengikuti tanpa bicara.
Dengan lembut kulepaskan tangan gadis itu.
Kami memasuki jalan kecil yang menghadap timur, berjalan sebentar, lalu
menemukan sebuah kafe kaki lima yang terlihat seperti tersembunyi oleh dinding
batu yang tinggi. Tidak ada pelanggan sama sekali. Kupilih meja di pinggir, dan
duduk di kursi berwarna putih.
Asuna mengamati wajahku sambil ia duduk di sisi yang berlawanan, tak memberikan
kesan apapun dari pikirannya.
"...Kenapa, Lis...?"
Aku menegang untuk mengumpulkan sedikit tenaga yang kubisa, senyuman besar
di wajahku. Senyum yang sama seperti biasanya, senyum yang sama dengan saat
kita berbagi gosip dengan ceria.
"...Yaaa, itu orangnya, kan..."
Menyilangkan lenganku, aku bersandar maju untuk memandang wajah Asuna.
"E- Eeh?"

Kawahara Reki

102

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Orang yang disukai Asuna!"
"Ah..."
Asuna menjatuhkan pandangannya, bahunya terlihat menciut. Ia mengangguk
dengan pipinya bersemu.
"...Iya."
Jleb; seraya mengabaikan rasa sakit tajam yang menusukkan diri ke dadaku,
kutampilkan senyuman lebar lagi.
"Yah, tentunya dia orang yang aneh; sangat."
"...Apa Kirito-kun melakukan sesuatu...?"
Kukumpulkan seluruh kekuatanku dan membalas dengan anggukan, pada Asuna
yang tampak khawatir.
"Dia cuma datang tiba-tiba dan menghancurkan pedang terbaik di tokoku kok."
"Wah... Ma- Maaf..."
"Ini bukan sesuatu yang Asuna harus minta maaf kok."
Melihat Asuna yang menyilangkan tangan seakan dia sendiri yang melakukannya,
sesuatu yang jauh di dalam hatiku berdebar lebih jauh lagi.
Sedikit lagi... Tinggal sedikit lagi, terus berjuang, Lisbeth.
Berbisik pada diriku sendiri dalam hati, entah bagaimana aku berhasil
mempertahankan senyumanku.
"Nah, jadinya, untuk membuat jenis pedang yang diminta orang itu, ternyata
dibutuhkan logam yang langka, jadi kita pergi ke lantai atas untuk mendapatkannya.
Selagi melakukan itu, kita terjebak dalam sebuah perangkap kecil gitu; kita
kesusahan keluar dari perangkap itu, makanya aku gak pulang."
"Jadi begitu... Harusnya kamu panggil aku aja, ah, pesan gak bisa dikirim juga,
hah..."
"Harusnya aku mengajak Asuna juga, maaf ya."
"Enggak, guildku ada aktivitas clearing kemarin, jadi... jadi, kamu tempa
pedangnya?"
"Ah, iya. Duuh, aku gak akan mau melakukan pekerjaan menyusahkan seperti ini
lagi."

Kawahara Reki

103

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Kamu benar-benar harus menagih dia harga yang sangat mahal untuk itu."
Kita mulai tertawa bersamaan.
Kusimpan senyuman kecil di mukaku, menyebutkan satu komentar terakhir.
"Yah, dia aneh, tapi pastinya bukan orang jahat. Aku akan mendukungmu, jadi
lakukan yang terbaik ya, Asuna."
Itu batasku. Akhir ucapanku gemetar.
"I- Iya, makasih..."
Saat Asuna mengangguk, dia mencondongkan kepalanya ke samping dan
memandang wajahku. Sebelum dia bisa melihat apa yang tersembunyi di bawah
kelopak mataku, aku mendadak berdiri, dan berkata.
"Ah, oh iya! Aku, aku ada janji untuk membeli sejumlah stok. Aku mau pergi
sebentar!"
"Eh, di toko... Kirito-kun gimana?"
"Temani dia, Asuna! Aku mengandalkanmu!"
Aku berpaling, dan mulai berlari. Kulihat Asuna, di belakangku, dan buru-buru
melambaikan tanganku padanya. Tidak mungkin aku bisa berbalik.
Setelah aku berlari menuju plasa gerbang, ke tempat dimana aku tidak bisa melihat
kafe terbuka itu, kuambil belokan pertama, membelok ke salatan. Aku bertahan di
ujung kota, menyasar wilayah tanpa pemain, berlari tanpa jeda untuk satu tujuan.
Saat penglihatanku kabur, aku menyekanya dengan tangan kananku. Menyekanya
lagi dan lagi selagi berlari.
Saat kusadari, aku sudah mencapai dinding kastil yang mengelilingi kota. Sebelum
rentangan dinding yang melengkung lembut itu, pohon-pohon besar ditanam dengan
jarak teratur satu sama lain. Aku memasuki bayangan salah satunya, berdiri diam
dengan tanganku di batangnya.
"Uguu... Uu..."
Suaraku merembes dari tenggorokan, tanpa upaya apapun untuk meredamnya. Air
mata yang telah kutahan mati-matian mengalir keluar satu demi satu, lenyap setelah
mereka mengucur menuruni pipiku.
Ini kedua kalinya aku menangis sejak datang ke dunia ini. Sejak waktu aku panik
dan menangis di hari pertama aku masuk, aku meyakinkan diriku bahwa aku tidak
akan pernah menangis lagi. Kupikir aku tidak butuh air mata ini, yang dipaksa
mengalir oleh sistem ekspesi emosi. Tapi aku tidak pernah merasakan air mata yang
Kawahara Reki

104

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
lebih panas, lebih menyakitkan dari yang mengalir di pipiku sekarang, meski
dibandingkan dengan yang di dunia nyata sekalipun.
Saat aku mengobrol dengan Asuna, ada satu hal yang tidak pernah berhasil keluar.
"Aku juga suka dia," ucapan ini nyaris keluar berkali-kali. Tetapi, gak mungkin aku
bisa mengatakannya.
Di tokoku, sesaat setelah aku menyaksikan Kirito dan Asuna berbicara satu sama
lain, aku mengerti bahwa tidak ada tempat untukku di samping Kirito. Sebabnya
adalah Di gunung bersalju itu, aku membahayakan nyawa Kirito. Tidak
seorangpun bisa berdiri di sampingnya, selain orang yang memiliki hati sama
kuatnya. Ya... Misalnya, seseorang seperti Asuna...
Keduanya terhubung oleh gaya tarik yang kuat, layaknya sepasang pedang dengan
sarungnya yang dibuat dengan cermat. Itulah yang sangat kurasakan. Dan di atas
segalanya, Asuna sudah memikirkan Kirito berbulan-bulan, dan dengan kerja keras
yang dilakukannya agar jarak diantara mereka menyempit sedikit demi sedikit, hari
demi hari, gak mungkin aku bisa melakukan sesuatu seperti tiba-tiba melemparkan
diriku ke hubungan tersebut.
Benar... Aku baru mengenal Kirito selama seharian penuh. Pergi melakukan
petualangan yang aku tidak terbiasa bersama orang yang tak dikenal, hatiku pasti
cuma terkejut karenanya. Ini bukan kebenaran. Ini bukanlah perasaanku yang
sesungguhnya. Jika aku jatuh cinta, aku tak akan buru-buru; pelan-pelan
memikirkannya Aku seharusnya selalu, selalu berpikir seperti itu.
Tapi kenapa, kenapa air mata ini terus saja mengalir.
Suara Kirito, kelakuannya, semua ekspresi yang ditunjukkannya selama dua puluh
empat jam ini mengambang di depan kelopak mataku yang tertutup satu demi satu.
Sensasi dia membelai rambutku, memegang lenganku, tangannya menggenggam
tanganku. Kehangatannya, panas dari jantung yang berdetak itu- Selagi ingatan
membara mengenai hal-hal itu menghampiriku, rasa sakit yang tajam menggema
jauh di dalam dadaku.
Lupakan. Semua itu mimpi. Cuci semuanya dengan air mata ini.
Memegang erat batang pohon di pinggir jalan, aku menangis. Memandang ke bawah
sambil meredam suaraku, aku terus menangis. Air mata ini akan kering cepat atau
lambat di dunia nyata, akan tetapi nampaknya cairan pencuci yang meluap dari
mataku ini tak punya niat untuk berhenti mengalir.
Dan dari belakangku, terdengar suara itu.
"Lisbeth."
Seluruh badanku gemetar kaget begitu namaku dipanggil. Suara yang halus, lembut
itu, masih tersisa dengan gema dari nada kelaki-lakian aslinya.

Kawahara Reki

105

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Ini pasti mimpi. Gak mungkin dia bisa ada di sini. Memikirkan hal itu, kupalingkan
wajahku ke atas, bahkan tak menghiraukan untuk menyeka air mataku.
Kirito berdiri di situ. Mata dibalik gombak hitam itu, memperlihatkan rasa sakit dari
duka yang unik untuknya, memandangku. Aku balas melirik sepintas pada mata itu,
lalu segera berbisik disertai gemetar dalam suaraku.
"...Ini gak bagus, datang ke sini sekarang. Aku juga baru akan kembali ke Lisbeth
yang semangat seperti biasa sebentar lagi."
"..."
Kirito maju selangkah tanpa suara; ia mencoba menjangkauku dengan tangan
kanannya. Kugelengkan kepalaku dengan ringan, menghentikannya.
"...Bagaimana kamu menemukan tempat ini?"
Mendengarnya, Kirito termenung, dan menunjuk ke arah tengah kota.
"Dari sana..."
Di ujung jari itu, jauh sekali dari sini, puncak menara gereja, dibangun berlawanan
dengan gerbang plasa, menonjol di atas riak-riak bangunan.
"Aku mengamati seluruh kota, dan menemukan kamu."
"He, he."
Air mataku diam-diam terus mengalir turun seperti sebelumnya, namun setelah
mendengarkan jawaban Kirito, senyum mengambang ke mulutku.
"Kamu tak masuk akal seperti biasanya, hah."
Bagiannya yang itu pun... Aku menyukainya. Hingga tingkat yang sia-sia.
Aku merasa gelora menangis lain lagi memancar di dalam diriku. Aku menahannya
dengan panik.
"Maaf, aku... baik-baik saja, lihat kan. Buruan dan kembali ke Asuna sana."
Saat dimana aku berhasil berucap dan baru akan berbalik, Kirito melanjutkan
perkataannya.
"Aku aku ingin berterima kasih ke Lis."
"Eh...?"
Bingung oleh ucapan tak terduga itu, kutatap wajahnya.

Kawahara Reki

106

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"...Aku, dulu, ada saat dimana anggota guildku terbunuh... Dengan itu, aku
memutuskan untuk jangan lagi, untuk pernah dekat dengan orang lain."
Kirito sepintas bermuka masam, mengunyah bibirnya.
"Itulah kenapa, biasanya, aku menghindari membentuk kelompok dengan siapaun.
Meski begitu, kemarin, momen dimana Lis mengajakku untuk melakukan quest itu,
hasilnya baik-baik saja entah mengapa. Aku selalu berpikir bahwa ini aneh
sepanjang hari itu. Kenapa aku berjalan beriringan orang ini..."
Aku lupa rasa sakit di dadaku untuk sekejap, kupandang Kirito.
Artinya Artinya, aku...
"Sampai sekarang, siapapun yang memintanya, kutolak mereka semua. Saat
mereka yang kukenal... Enggak, bahkan mereka yang namanya aku tidak tahu pun,
cuma dengan menonton orang lain bertarung, aku cuma membeku ketakutan. Aku
merasa ingin melarikan diri saja. Itulah kira-kira kenapa aku selalu mengasingkan
diri di tempat terdepan di bagian terdepan dari garis depan, dimana orang jarang
datang. -Waktu kita jatuh ke lubang itu, aku bahkan berpikir kalau lebih baik untuk
mati bersama daripada menjadi yang ditinggalkan; itu jelas bukan bohong."
Ia menunjukkan senyuman samar. Rasanya seperti sejumlah tak terbatas rasa
menyalahkan diri sendiri terletak jauh di dalamnya, nafasku terambil.
"Tapi kamu hidup. Aku tak menyangka, namun fakta bahwa aku bisa terus hidup
bersama Lis membuatku sangat senang. Dan, malam itu... Saat kamu memberikan
tanganmu padaku, semuanya terbuka jelas. Tangan Lis terasa hangat... Orang ini
masih hidup, itulah yang kupikir. Aku, dan juga semua orang, kita pastinya tidak
hidup hanya demi menyambut kematian suatu hari nanti; Aku yakin kita hidup demi
melanjutkan hidup. Jadi... Terima kasih, Lis."
"..."
Kali ini, senyuman sejati bangkit jauh dari dalam hatiku. Dikendalikan oleh emosi
kuat yang misterius, kubuka mulutku.
"Aku juga sama... aku juga sama; Aku selalu mencarinya. Untuk sesuatu istimewa
yang sejati, di dunia ini. Buatku, itu adalah kehangatan tangan kamu."
Mendadak sekali, duri es yang menusuk jauh di dalam hatiku mencair dengan
lembut, rasanya mirip seperti itu. Air mataku juga telah berhenti beberapa saat lalu.
Untuk jangka waktu yang singkat, kita menatap satu sama lain tanpa suara. Sensasi
yang muncul sewaktu kita terbang berjalan masuk sekali lagi, bersentuhan dengan
hatiku hanya untuk sekejap, dan lenyap.
Aku diganjar. Itulah yang kuyakini.

Kawahara Reki

107

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Kata-kata dari Kirito tadi menelan kepingan-kepingan hancur dari cintaku yang telah
merekah, dan kurasakan mereka tenggelam jauh di suatu tempat dalam diriku.
Aku mengedipkan mataku sekali dengan cepat, melepaskan tetesan-tetesan kecil,
dan membuka mulutku untuk bicara dengan senyuman.
"Kata-kata tadi, pastikan Asuna mendengarnya juga. Gadis itu juga menderita.
Bagaimanapun, ia ingin kehangatan Kirito."
"Lis..."
"Aku tidak apa-apa."
Aku mengangguk lembut, kugenggam dadaku dengan kedua tangan.
"Demam ini akan membekas hanya sedikit lebih lama lagi. Jadi... kumohon, Kirito,
akhiri dunia ini. Aku pasti akan bekerja keras sampai saat itu. Tapi, begitu kita
kembali ke dunia nyata..."
Aku menyeringai dengan senyuman nakal.
"Kita langsung masuk ronde kedua."
"..."
Kirito juga tersenyum, mengangguk dalam-dalam. Selanjutnya, ia mengayunkan
tangan kirinya, membuka sebuah layar. Saat aku penasaran apa yang ingin ia
lakukan, Elucidator dilepas dari punggungnya, disimpan ke inventaris.
Mengikutinya, ia memanipulasi susunan equipmentnya, mewujudkan sebuah
pedang baru menggantikan pedang sebelumnya. Yang Akan Menyingkirkan
Kegelapan, pedang putih itu diisi oleh emosiku.
"Mulai hari ini, pedang ini menjadi rekanku. Biayanya akan... diselesaikan untuk di
dunia lain."
"Oh, sekarang kamu sudah bilang begitu. Harganya akan cukup lumayan."
Sambil berbagi tawa, kita beradu tinju satu sama lain.
"Yah, balik ke toko yuk. Asuna pasti sudah capek nungguin... Aku juga laper sih,
sebenernya."
Kukatakan itu, dan mulai berjalan setelah beranjak di depan Kirito. Untuk kali
terakhir, kuseka mataku dengan tegas, menghamburkan air mata-air mata terakhir
yang masih berada di sudut mataku, dan mereka pun lenyap menjadi butiran
cahaya.

Bagian 4
Kawahara Reki

108

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Hari ini dinginnya lebih menusuk dari biasanya,
Aku masuk ruang kerjaku sambil menggosok-gosokkan kedua tanganku. Menarik
tuas di dinding, kuhangatkan tanganku di atas tungku perapian yang langsung
menyala, terbakar merah panas. Setidaknya bunyi menggebuk kincir air masih tetap
sama, tapi awal musim dingin sekarang sudah sedingin ini, kalau pertengahan
musim dingin tiba dan sungai kecil di belakang membeku, aku khawatir entah apa
yang akan terjadi padaku.
Aku berpikir keras selama sejenak sebelum kembali sadar dengan kaget, dan
berunding dengan jadwalku. Masih ada delapan item yang menumpuk di daftar
pesanan hari ini. Hari akan segera berakhir jika aku tidak bergegas dan
menyelesaikannya.
Pesanan pertama adalah pedang lurus satu tangan tipe ringan. Kutelusuri daftar
bongkahanku, kupilih satu yang merupakan kompromi bagus antara performa dan
biaya sebentar kemudian, lalu melemparkannya ke tungku perapian.
Di waktu sekarang ini, penguasaan paluku sudah bertambah, dan bahkan aku
memperoleh beberapa logam baru, jadi aku sudah bisa menempa senjata tingkat
tinggi terus menerus. Memilih waktu di saat apinya telah panas mencapai suhu yang
sesuai, kuletakkan bongkahan itu di alas tempa. Menyiapkan palunya, kuayunkan ia
turun dengan tenaga tinggi.
Tapi, berbicara mengenai pedang lurus satu tangan Tidak satu pedang pun yang
mampu melampaui pedang satu itu yang kutempa musim panas lalu tahun ini. Fakta
itu membuatku frustasi, namun melegakan.
Pedang yang telah mengubur pecahan hatiku itu mungkin masih terus mengamuk
dengan bersemangat di garis depan yang jauh lagi hari ini. Meski aku memang
merawatnya di batu asah di depan mataku ini sekali-sekali, berbeda dengan senjata
biasa, transparansi bilahnya tampak bertambah setiap digunakan. Untuk beberapa
alasan, sepertinya ia berbeda dengan barang konsumsi numerik yang akan habis
cepat atau lambat; rasanya lebih seperti ia akan hancur berkeping-keping begitu
ugasnya selesai itu prediksiku.
Ah tapi, hal itu mungkin masih berupa masa depan yang tak akan terwujud beberapa
saat lagi. Garis depan sekarang di lantai tujuh puluh lima. Pedang itu masih harus
bertugas lebih lama lagi. Di tangan kanan orang itu Kirito.
Waktu kusadari, tampaknya aku sudah selesai memukulnya sebanyak jumlah yang
diperlukan; bongkahan itu mulai berubah bentuk seraya bersinar dengan cahaya
merah. Kuamati perubahan gaib seketika ini dengan nafas tertahan, dan mengambil
pedang yang segera muncul untuk memeriksanya.
"...Biasa, sepertinya."

Kawahara Reki

109

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Membisikkan ucapan itu, kuletakkan pedang ini di atas meja kerja. Tanpa jeda, aku
mulai memilih-milih bongkahan berikutnya. Kali ini adalah kapak dua tangan, dengan
fokus pada jangkauannya...
Lama setelah siang dimulai, aku entah bagaimana berhasil menyelesaikan semua
pesanan, dan berdiri. Menggerakkan kepalaku berputar melingkar, kurenggangkan
badanku kuat-kuat. Selagi aku mengambil nafas lega, sebuah foto kecil yang
tergantung di dinding memasuki penglihatanku.
Membuat tanda damai sambil berpelukan, Asuna dan aku. Di samping Asuna, berdiri
setengah langkah ke bawah, Kirito dengan senyum masam. Diambil di depan
bangunan ini. Sekitar setengah bulan lalu saat berita pernikahan mereka berdua
datang.
Siapapun yang mungkin kalian tanya, mereka berdua pastinya serasi satu sama lain,
tapi mencapai tujuan itu akhirnya memakan waktu setengah tahun penuh. Aku
menjadi tidak sabar, dan mencoba ikut campur dalam hubungan mereka dengan
berbagai cara, dan ketika aku pada akhirnya diberitahu berita pernikahan mereka,
aku benar-benar senang buat mereka. Tapi tetap terasa sedikit, sakit yang
mengoyak hati.
Aku masih menyaksikan yang terjadi malam itu dalam mimpi-mimpiku. Mengingat
satu malam bagai mimpi yang berinar bak permata sederhana selama dua tahun
yang hanya ada sedikit naik-turun. Sampai saat ini pun, setelah tiga bulan berlalu, ia
masih menghangati hatiku layaknya bara api yang menyala.
"...Walaupun begitu..."
Saat itu memang mengagumkan, bisikku dalam hati, dan jariku menelusuri foto itu
dengan lembut. Walau aku menilai diriku sebagai realis yang rasional, aku memiliki
watak seterus terang itu benar-benar tidak kusangka dan tidak kusadari sama sekali.
"Aku selalu mencintaimu, sampai akhir."
Usai mengetuk kuat suatu titik tertentu di foto itu, kupalingkan pikiranku. Bertanyatanya apa aku memasak makanan sederhana untuk makan siangku yang telat, atau
mungkin makan di luar untuk pertama kalinya sejak beberapa waktu ini, kuinjakkan
kakiku keluar dari ruang kerja Lalu hal itu terjadi.
Sebuah efek suara yang belum pernah kudengar sampai sekarang bergema keras
dari atas. Ding, ding, suara yang menyerupai alarm lonceng... Seketika kutatap
langit-langit, namun tampaknya suara itu berasal dari tempat yang lebih tinggi lagi,
berkumandang dari arah lantai atas.
Aku baru saja akan buru-buru keluar, saat sesuatu yang membuatku bahkan terkejut
lebih jauh lagi terjadi. Meski alasan di baliknya jelas, NPC penjaga toko, yang berdiri
di konter, tak membutuhkan seharipun istirahat sejak toko ini dibuka, mendadak
lenyap tanpa suara sedikitpun.

Kawahara Reki

110

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"...!?"
Kukedipkan mataku, dan menatap tempat gadis itu berdiri hingga tadi, tetapi tidak
ada tanda ia kembali. Situasinya menjadi makin dan makin kusut.
Buatku, yang tersandung saat menuju keluar, pengalaman yang bahkan lebih
mengherankan lagi menjadikanku berdiri kaku.
Di bawah lantai atas yang membentang, seratus meter di atas, tepat sebelum atap
abu-abu polos itu- tergantung huruf-huruf merah raksasa, terletak rapat-rapat. Aku
terhanyut menatapnya; dua kalimat berbahasa Inggris, "Warning", and, "System
Announcement", tertata dalam pola papan catur.
"System... Announcement..."
Kejadian ini pernah kusaksikan sebelumnya. Tidak mungkin aku akan pernah
melupakannya. Dua tahun lalu, di hari game kematian ini dimulai, tontonan yang
sama persis muncul di balik avatar hampa yang mengumumkan perubahan
peraturan pada sepuluh ribu pemain.
Akhirnya melihat sekeliling setelah membeku melihatnya selama beberapa detik
penuh, kutemukan banyak pemain lain, yang melihat ke atas sambil berdiri tegak,
sama sepertiku. Aku berkerut saat merasa ada sesuatu yang aneh mengenai
pemandangan ini, alasannya terpikir seketika olehku.
Biasanya, selagi berjalan menyusuri jalan, ada NPC-NPC menjajakan dagangan
mereka; tak seorang pun ada di sekitarku. Aku yakin mereka kemungkinan
menghilang di waktu yang sama dengan menghilangnya perawat tokoku, tapi...
kenapa sih
Tiba-tiba sekali, bunyi dering alarm itu berhenti. Setelah beberapa saat yang sunyi,
kali ini, yang terdengar adalah suara halus wanita, dalam volume yang sama
kerasnya.
[Kami sekarang akan mengumumkan pemberitahuan penting ke semua pemain.]
Sama sekali berbeda dengan suara sang Game Master, Kayaba Akihiko, dari dua
tahun lalu, merupakan suara sintetis buatan bercampur dengan bunyi gaduh
elektronik. Jelas ini merupakan pengumuman yang dibuat melalu sistem game, tapi
dengan hampir tidak adanya kehadiran manajemen di SAO, ini adalah pertama
kalinya aku mendengar pengumuman disampaikan seperti ini. Kutegangkan
telingaku untuk mendengar sambil menahan nafas.
[Game sekarang akan memasuki mode administrasi paksa. Semua monster dan
item akan ditangguhkan. Semua NPC akan diberhentikan. Darah semua pemain
akan disesuaikan menjadi jumlah maksimal masing-masing.]
Sistemnya error? Apa ada bug fatal yang muncul...?

Kawahara Reki

111

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Itu yang ada di pikiranku dalam sekejap. Hatiku dicengkram rasa tidak tenang. Tapi
di saat berikutnya
[Waktu Standar Aincrad, tujuh November, empat belas-lima puluh lima, game telah
diselesaikan.]
Demikianlah yang dilaporkan suara sistem.
Gamenya, sudah diselesaikan.
Aku tak mengerti arti dari perkataan itu untuk beberapa detik. Pemain-pemain lain di
sekitarku juga, masih terdiam dengan ekspresi mereka membeku. Akan tetapi,
mendengar kalimat yang mengikutinya, mereka semua melonjak gembira.
[Semua pemain akan log out secara berurutan. Cukup menunggu di posisi anda
sekarang. Kami ulangi...]
Tiba-tiba, "Wooah!", dan sorak-sorai gembira seperti itu meletus. Tanahnya, bukan,
seluruh Kastil Melayang Aincrad bergetar. Semua orang saling berpelukan satu
sama lain, bergulingan di lantai, berteriak keras-keras dengan tangan mereka
terangkat menuju langit.
Aku tidak bergerak, tidak berkata apapun, hanya berdiri diam di depan toko milikku.
Entah bagaimana aku berhasil mengangkat kedua tanganku, menutupi mulutku.
Jadi dia berhasil. Dia Kirito berhasil. Dengan kenekatannya yang biasa...
Itulah yang kupercaya. Bagaimanapun, garis depan yang paling depan masih di
lantai tujuh puluh lima, tapi dengan selesainya permainan ini seperti ini, konyol,
ceroboh, tindakan nekat ini pastinya ulah Kirito.
Aku merasa aku mendengar bisikan lembut di dekat telingaku.
Aku, menjaga kata-kataku...
"Iya... Iya... Akhirnya, kamu berhasil..."
Dengan itu, air mata yang panas menetes dari mataku. Tak menghiraukan untuk
menyekanya, kulontarkan tangan kananku dengan seluruh kekuatan, melompat naik
dan turun tanpa henti.
"O oh!!"
Kututupkan kedua tangan ke mulutku, untuk menggapainya, yang berada jauh di
lantai atas, aku berteriak sekeras mungkin.
"Kita pasti akan bertemu lagi, Kirito!! ...Aku mencintaimu!!"
(Selesai)
Kawahara Reki

112

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

113

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Catatan Penerjemah dan Referensi


Jump up Coll = mata uang di SAO.
Jump up Background Music = Musik Latar.
Jump up Blacksmith = Tukang senjata.
Jump up Skill = Jurus atau kemampuan yang dimiliki karakter game.
Jump up Weaponsmith = Kemampuan menempa senjata.
Jump up NPC(Non-Player Character) = Karakter game yang tidak bisa
dimainkan
7. Jump up Item = benda dalam game.
8. Jump up Rapier = Sejenis pedang.
9. Jump up Clearing = Menyelesaikan game
10. Jump up Guild = Sejenis organisasi untuk pemain, banyak ada di game
online
11. Jump up Sub-Leader = Wakil Ketua.
12. Jump up Quest = Sejenis misi dalam game. Biasanya tidak wajib dilakukan
13. Jump up PuG = singkatan dari pickup groups, kumpulan orang-orang yang
membentuk grup untuk menyelesaikan sebuah quest dalam MMORPG
14. Jump up Take-out = Makanan yang bisa dimakan sambil jalan
15. Jump up Kirmizi = Merah padam
16. Jump up Poker face = http://en.wikipedia.org/wiki/Poker_face
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kawahara Reki

114

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

BAB 3
Gadis Embun Pagi (Lantai ke-22 Aincrad, Oktober
2024)
Bagian 1
Asuna selalu menyetel alarm paginya ke pukul tujuh lewat lima puluh.
Jika kamu bertanya mengapa pada pukul tersebut, ini karena alarm pagi Kirito yang
berbunyi tepat pada pukul delapan.
Pagi ini, Asuna sekali lagi terbangun dengan suara lembut dari instrumen tiup kayu
dan terus berbaring, menatap wajah tidur Kirito sambil merebahkan kepalanya di
atas tangannya.
Dia jatuh cinta setengah tahun yang lalu. Mereka menjadi partner clearing dua
minggu yang lalu. Dan baru enam hari berlalu semenjak mereka menikah dan
pindah ke tempat ini, di dalam hutan lantai ke dua puluh dua. Meskipun sebagai
pasangan tercintanya, masih banyak hal tentang Kirito yang tidak dia ketahui.
Sempat, sambil mengintip wajah tidurnya, dia pelan-pelan menjadi ragu akan
usianya.
Baru beberapa waktu lalu, karena sifatnya yang tidak peduli dan suka menyendiri, ia
menduga bahwa dia seharusnya lebih sedikit tua darinya. Namun, melihat kirito,
lelap dalam tidur, dengan kepolosan yang begitu naif, membuat dirinya hanya dapat
dilihat seperti anak yang masih kecil, tidak lebih tua dari dia.
Menanyakan hal seperti usia mungkin bukanlah masalah. Namun, melanggar
batas ke permasalahan di dunia nyata kuranglah disukai, dan lagipula, keduanya
telah menjadi suami istri. Daripada usia, bertemu lagi setelah kembali ke dunia
nyata, bertukar informasi dari nama dan alamat asli sampai ke rincian kontak, akan
lebih meyakinkan.
Namun tetapi, Asuna kurang cukup berani untuk mengatakannya dengan suara
keras.
Dia takut kalau membicarakan permasalahan dunia nyata, kehidupan pernikahan
ini akan terasa hanyalah seperti khayalannya yang bukan-bukan. Untuk Asuna yang
sekarang, satu kenyataan yang paling penting baginya, adalah hari-hari lembut di
rumah hutan ini; bahkan jika tidak bisa lari dari dunia ini, dengan tubuh mereka yang
di dunia nyata menyambut kematian, ia masih akan tetap puas, dapat terus hidup
seperti ini sampai akhir, meninggalkan dunia ini tanpa penyesalan.
Itulah sebabnya dia enggan untuk bangun dari mimpi ini dulu Berpikir demikian,
Asuna perlahan mengulurkan tangannya dan membelai wajah tidur Kirito.

Kawahara Reki

115

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Biarpun begitu, wajah tidur itu memanglah kekanak-kanakan.
Pada saat ini, sudah memang sewajarnya kemampuan Kirito tidak perlu diragukan.
Dengan jumlah pengalaman yang sangat besar dari saat bermain pada masa beta
test, serta status numerik yang didapat lewat pertempuran yang tidak ada hentinya,
dan menggunakan semua itu secara efektif, penilaian dan tekad. Dia mungkin kalah
kepada pemimpin Knight of the Blood, Holy Sword Heathcliff, tapi Kirito adalah
pemain terkuat yang pernah di kenal Asuna. Meski bagaimanapun meburuknya
kondisi di medan perang, dia tidak akan pernah merasa takut dengannya yang
berada di sisinya.
Namun, saat ia menatap Kirito yang baring tergelung, entah bagaimana ada satu
perasaan yang dengan begitu kuat berusaha untuk keluar dari dadanya bahwa dia
hanya seperti adik kecil yang naif dan rapuh. Perasaan bahwa ia harus
melindunginya.
Sambil bernafas dengan lembut, Asuna membungkuk, menyelubungi tubuh Kirito
dengan tanganya. Dengan pelan dia kemudian berbisik.
Kirito Aku cinta kamu. Tinggallah bersamaku selamanya, oke?
Pada saat itu, Kirito bergerak dengan pelan, dan perlahan membuka kelopak
matanya. Pasangan itu saling bertukar pandang, dengan wajah mereka yang
didepan satu sama lain.
Waa!!
Asuna segera mundur dengan panik. Mengalihkan dirinya ke sikap berlutut pada
tempat tidur, dia kemudian berbicara dengan wajah yang tersipu malu.
Se-Selamat Pagi, Kirito, Apakah kamu dengan yang baru aku bilang?
Selamat pagi. Tadi eh, emang ada apa?
Menghadap Kirito yang bangkit dan menjawab sambil menahan menguap, Asuna
dengan kuat menggoyangkan-goyangkan tangannya.
T-Tidak, tidak ada apa- apa!
Menyelesaikan sarapan pagi telor ceplok dengan roti gandum, salad dan kopi dan
merapikan meja dalam beberapa detik, Asuna kemudian menepuk kedua
tangannya.
Baiklah! Kemana kita akan bermain hari ini?
"Oh, kamu."
Dan Kirito tersenyum kecut.

Kawahara Reki

116

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Jangan membicarakan hal itu dengan begini,"
"Tapi setiap hari telah sangatlah menyenangkan!"
Ini adalah pemikiran Asuna yang nyata dan murni.
Berpikir kebelakang hanyalah membawa duka, tetapi dalam satu setengah tahun,
dari saat ia menjadi tawanan SAO sampai ia jatuh cinta dengan Kirito, Asuna telah
menempa dan mengeraskan hatinya.
Mengorbankan tidur untuk meningkatan skillnya, dipilih menjadi sub-leader dari
clearing guild, Knights of the Blood, dia telah terjun ke banyak labirin dengan begitu
cepatnya bahkan cukup untuk membuat anggotanya menyerah pada sesekali.
Semua yang ada dihatinya itu hanyalah semata mata untuk menyelesaikan game ini
dan melarikan diri; sehingga ia berkesimpulan bahwa semua aktivitas lain yang tidak
berhubungan dengan itu adalah sia sia.
Dengan pemikiran yang seperti ini, Asuna tidak bisa berbuat apa apa kecuali
menyesal tidak bertemu Kirito lebih awal. Hari- hari setelah bertemu dengan Kirito
sangatlah berwarna, penuh dengan begitu banyak kejutan yang bahkan melewati
kehidupannya yang lalu di dunia nyata. Jika bersama Kirito, semua waktu yang telah
dihabiskan disini dapat dianggap sebagai pengalaman yang langka.
Itulah sebabnya bagi Asuna, akhirnya bisa mendapakatkan hari dimana mereka
berdua dapat menghabiskan waktu bersama, tiap tiap detik dapat dianggap
perhiasan berharga dengan sendirinya. Dia ingin pergi, sebagai pasangan, ke
banyak dan lebih banyak tempat lagi bersama dan membicarakan banyak hal yang
berbeda.
Asuna meletakkan tangannya di pinggang dan berbicara sambil cemberut.
Apakah Kirito-kun tidak ingin pergi ke suatu tempat dan bermain?
Dalam menanggapi itu, Kirito tersenyum lebar dan melambaikan tangan kirinya,
memanggil peta. Mengubahnya menjadi modus visible, dia menunjukkannya kepada
Asuna
"Tepat disekitar ini."
Apa yang ditunjuk adalah sudut hutan, tidak terlalu jauh dari rumah mereka.
Menjadi salah satu dari lantai bawah, Lantai ke-dua puluh dua cukuplah luas.
Diameter dari seluruh wilayah ini mungkin lebih dari delapan kilometer. Sebuah
danau raksasa berada di tengah dan sampai ke pantai selatan, disana terdapat kota
utama, Coral Village. Di pantai utara terdapat labyrinth. Sisa dari wilayah tersebut
ditutupi oleh hutan konifera yang indah. Rumah kecil milik Asuna dan Kirito berada di
dalam sebuah area di tepi selatan lantai ini, dan apa yang sekarang ditunjuk Kirito
sekitara dua kilometer jauhhnya, di arah timur laut.
Kawahara Reki

117

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ini adalah tentang rumor yang aku dengar di desa kemarin.. Dibagian ini, dimana
hutan menebal...itu tampaknya akan keluar."
"Hah?"
Kepada Kirito yang sedang tersenyum halus, Asuna dengan ragu menjawab.
"Apanya?"
"...H-Hantu."
Asuna diam sejenak, dengan takut dia bertanya
"...Itu berarti, seekor monter dari tipe Astral?Sesuatu seperti roh atau banshee?"
"Bukan, ini hantu asli. Seorang player... jadi, roh manusia. Sepertinya seorang
wanita."
"Aah..."
Asuna tanpa sadar menjengit. Mengarah ke topik seperti ini, Asuna hanya yakin
bahwa dia akan terpengaruh jauh lebih buruk dari rata-rata orang. Dia cukup tidak
baik dengan itu bahkan sampai memikirkan alasan yang sembarangan untuk tidak
mengikuti clearing labirin kastil tua, membentangi lanti enam puluh lima dan enam
puluh enam yang terkenal karena tema horornya.
T-Tapi lihat, ini adalah dunia maya permainan. Sesuatu seperti hantu keluar,
sesuatu seperti ini tidak akan pernah terjadi.
Memaksa dirinya untuk tetap tersenyum, dia mulai memprotes dengan suara keras.
Paling cuma sedikit dari itu yang benar, ya
Namun untuk Kirito, yang tahu bahwa Asuna lemah terhadap hantu, ia dengan
antusias lanjut menyerang.
Misalnya Seorang pemain yang mati dengan penyesalan, merasuki NervGear
yang masih dipakai dan aktif mengeluyuri wilayah, malam demi malam
Hentik--!
Wahahaha, maaf, ini hanya lelucon buruk. Yah, aku ragu kalau roh akan benarbenar muncul, tapi kalau kita mau pergi ke suatu tempat, lebih baik menuju ke
tempat yang lebih tinggi memiliki kemungkinan untuk terjadi sesuatu, kan?
Aaah
Mengerutkan bibirnya memberi muka masam, Asuna mengganti fokusnya ke luar
jendela.
Kawahara Reki

118

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Meskipun musim dingin yang mendekati, cuacanya sangat baik. Sinar matahari
terasa hangat dan lembut, membasuh halaman kebun. Waktu yang paling tidak
cocok untuk acara seperti penampakan hantu. Karena bagaimana Aincrad
terancang, meskipun tidak mungkin untuk melihat matahari secara langsung kecuali
pada awal pagi dan sore, berkat pencahayaan sekitar yang memadai, wilayahnya
jelas ternyala.
Asuna berbalik ke arah Kirito dan menjawab, dengan kepalanya yang terangkat
tinggi.
Baiklah, Mari kita pergi. Untuk membuktikan kalau sesuatu seperti hantu tidaklah
nyata.
Jadi begitu, --Kalau kita tidak menemukannya hari ini, lain kali kita akan pergi di
tengah malam, oke?
Tidak mungkin!! .Aku tidak akan membuatkan makanan untuk orang yang jahat
seperti itu.
Gah, lupakan itu. Kau tidak mendengar apa-apa.
Bercemberut kepada Kirito untuk terakhir kalinya, Asuna kemudian tersenyum lebar
dan tertawa.
Nah, mari kita selesaikan persiapan. Aku akan memanggang ikan, jadi Kirito-kun
potong rotinya, oke?
Dengan cepat memasukkan kotak makan siang dengan burger ikan,sekitar jam
sembilan pagi ketika mereka meninggalkan rumah.
Melangkah ke rumput di kebun, Asuna berbalik kembali ke Kirito dan berbicara.
"Hei, biarkan aku naik di bahumu."
"Biarkan kamu naik di bahuku!?"
Kirito menjawab liar, kembali bertanya.
"Kau lihat, selalu melihat dari ketinggian yang sama serasa membosankan
seharusnya menjadi lebih mudah dengan status kekuatan fisik Kirito-kun, kan?."
"Baiklah, mungkin itu benar ... Ya ampun, berapa umurmu ..."
"Usia tidak ada hubungannya dengan itu Bukankah itu benar? Lagipula tidak ada
yang melihat."
"Ba-baiklah, kurasa .."

Kawahara Reki

119

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Terkejut, Kirito berjongkok dan berbalik ke arah Asuna sambil geleng-geleng kepala.
Mengangkat roknya, dia mengangkat kakinya ke bahu.
"Di sana kita pergi. Tapi aku akan pastikan untuk memukulmu jika kamu melihat ke
belakang, Ok.."
"Bukankah jadi tidak masuk akal ...?"
Menggerutu tentang situasi, Kirito dengan gesit berdiri, sehingga tampak kenaikan
dalam sudut pandang.
"Waa! Lihat, kamu bahkan dapat melihat danau dari sini!"
"Aku tidak bisa melihatnya!"
"Kalau begitu aku akan melakukannya untukmu nanti juga."
"..."
Menempatkan tangannya di atas kepala Kirito, yang telah merosot lebih karena
kelelahan atas kejadian tersebut, Asuna berbicara.
"Sekarang, saatnya untuk berangkat!"
Tertawa riang kapal bahu Kirito, yang terus berjalan ke depan, Asuna mampu
memahami betapa berharganya hari ini, mampu hidup bersama. Dia sepenuh hati
bisa percaya bahwa ini adalah saat ia merasa paling hidup di semua tujuh belas
tahun dari hidupnya.

Berjalan di sepanjang jalan-Kirito adalah satu-satunya yang benar-benar berupaya,


tapi-Setelah sekitar sepuluh menit, salah satu danau yang menghiasi lantai dua
puluh dua akhirnya datang di hadapan. Mungkin tergoda akan cuaca lembut, sudah
ada beberapa player yang berada di sana sejak pagi, casting ke danau, umpan
menggantung di air. Jalan meringkuk di sekitar danau, menuju tanjakan, cukup jauh
dari tepi danau. Tapi saat mereka mendekat, melihat player yang berpaling ke arah
mereka dan melambaikan tangan. Tampaknya setiap orang yang mereka lihat
tersenyum pada mereka dan beberapa bahkan tertawa keras.
"... Ini tidak seperti yang banyak orang lihat!"
"Ahaha, sehingga ada orang-orang di sekitar ... Hei, Kirito-kun, lambaikan tangan
pada mereka juga."
"Tidak ada cara aku akan melakukannya."
Meski mengeluhkan, Kirito tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membiarkan Asuna
turun. Asuna mengerti bahwa dia benar-benar geli oleh pergantian peristiwa.

Kawahara Reki

120

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Jalan ke bawah yang miring, ke arah kanan, menuju ke dalam hutan. Tentu melalui
celah antar pohon konifer besar yang menyerupai cedar, menjulang di atas
segalanya, mereka berjalan beriringan. Gemerisik daun, dan kicau burung kecil
terdengar di sungai kecil. Semua suara ini menjabat sebagai pelengkap untuk
pemandangan hutan, yang menjadi satu dalam warna-warna musim gugur.
Asuna berpaling matanya ke arah puncak pohon, yang lebih dekat daripada
biasanya.
"Pohon itu pasti besar ... Hei, apakah kamu pikir kamu bisa mendaki itu ...?"
"Hm ... Mm ..."
Dalam menanggapi permintaan Asuna tersebut, Kirito memikirkannya untuk
sementara waktu.
"Ini mungkin dalam batas-batas dari sistem ... Ingin mencobanya?"
"Nah, mari kita tinggalkan itu untuk waktu berikutnya-Sekarang. Aku berpikir tentang
mendaki."
Asuna membentangkan tubuhnya yang berada pada bahu Kirito dan memandang ke
arah tepi luar Aincrad, melalui celah-celah di antara pepohonan.
"Hal-hal di sekitar tepi, orang-orang yang terlihat seperti mendukung, mereka
terhubung sepanjang jalan ke lantai berikutnya, benar? aku bertanya-tanya ...? Apa
yang akan terjadi jika kita naik dari situ?"
"Ah, aku pernah mencoba itu sebelumnya."
"Eeh!?"
Mengendalikan tubuhnya, dia berbalik dan menatap Kirito.
"Kenapa kau tidak mengundangku juga."
"Yah, itu ketika kita tidak mengenal satu sama lain dengan baik."
"Apa, itu hanya karena Kirito-kun terus melarikan diri."
"... A-Apakah aku benar-benar melakukan hal tersebut?"
"Itu benar aku selalu mencoba mengundangmu,. Tapi kau bahkan tidak mau
menemaniku untuk minum teh."
"I-Itu ... Ba-baiklah, jika seperti itu."
Kemudian percakapan yang mulai aneh kembali ke topik semula, Kirito melanjutkan.

Kawahara Reki

121

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Jika kau menilai berdasarkan hasil murni, itu adalah kegagalan. Memanjat dari
bagian batu-batu yang kasar sangat mudah,. Tapi setelah naik sekitar delapan puluh
meter, pesan kesalahan muncul, 'Anda tidak bisa melampaui daerah ini' dan
membuatku jengkel. "
"Ah ha ha, jadi seperti yang diharapkan, kecurangan tidak bekerja, ya."
"Ini bukan bahan tertawaan, tanganku tergelincir. terkejut dan aku jatuh dari
ketinggian ...."
"E-Eh!? Bukankah kamu bisa mati karena sesuatu seperti itu?"
"Ya. Aku pikir aku akan ditakdirkan mati dan tertulis dalam daftar pemain yang tewas
dalam aksi, akan tetapi aku dengan segera menggunakan kristal teleport.."
"Ya ampun, itu berbahaya. Pastikan dirimu tidak mengulanginya, Ok?."
"Itulah yang ingin kukatakan!"
Berjalan-jalan sambil bertukar percakapan tanpa tujuan, hutan berangsur-angsur
menjadi lebih padat. Bahkan teriakan burung yang mulai samar-samar, serta sinar
matahari melalui pepohonan mulai memudar.
Asuna memandang berkeliling sekali lagi, ia mempertanyakan Kirito.
"Hei, itu ... tempat dalam rumor, apakah jalan itu?"
"Yah, itu ..."
Kirito melambaikan tangannya, memeriksa posisi mereka di peta.
"Ah, kita cukup dekat dengan tujuan kita dan akan mencapainya dalam beberapa
menit.."
"Hmm ... Hei, tentang kasus ini, apakah ada rincian tentang hal tersebut?"
Dia tidak benar-benar ingin mendengar tentang hal itu, tapi tidak tahu apa yanng
membuatnya seperti gelisah, dan mendorong dia untuk bertanya.
"Nah, sekitar seminggu yang lalu, seorang pengrajin kayu (woodcraft) telah datang
ke sini untuk mengumpulkan beberapa kayu. Kayu yang dapat dipanen dari hutan ini
adalah kualitas yang cukup bagus,. Dan sementara pemain sibuk dalam tugasnya ,
hari mulai gelap ... Pemain bergegas untuk kembali, tetapi tertutup oleh naungan
pohon-pohon ... dan ada pemandangan sekilas putih. "
"..."
Ini sudah batas untuk Asuna, namun Kirito tanpa ampun melanjutkan.

Kawahara Reki

122

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Pemain bingung berpikir bahwa itu adalah sebuah monster, tapi rupanya bukan itu,
itu adalah manusia, atau lebih tepatnya, seorang gadis kecil, sebagai pemain telah
disebutkan.. Panjang, rambut hitam pada pakaian putih. Perlahan berjalan menuju
rumpun pohon. Kalau bukan rakasa, itu hanya bisa menjadi pemain, pemain berpikir,
menatap padanya. "
"..."
"-Tidak ada kursor."
"Ee ..."
Sebuah teriakan lembut sengaja bocor keluar dari tenggorokannya.
"Tidak ada cara yang mungkin Meskipun berpikir bahwa, pemain semakin dekat..
Dan bahkan memanggilnya. Melakukan hal itu, gadis itu berhenti semua gerakan ...
dia secara bertahap berbalik ke arahnya ..."
"Th-Th-Itu e-eno ..."
"Lalu, pria itu akhirnya melihat Gadis itu,. Sebagai cahaya bulan bersinar turun ke
baju putihnya, pohon-pohon di sampingnya-bisa dilihat langsung melalui dirinya."
"-!!"
Menyesakkan jeritan, Asuna mencengkeram rambut ke Kirito erat-erat.
"Ini adalah akhir dari saya jika dia berbalik, dia berpikir dan lari. Akhirnya
mendapatkan pergi cukup jauh untuk melihat cahaya dari desa, ia menduga bahwa
ia aman dan berhenti ... mengi, ia berbalik untuk melihat ke belakang .. . "
"- H!?"
"Dan tidak ada siapa pun di sana Dan dia hidup bahagia selamanya.."
"... Ki-Ki-Kirito-kun, idiot-!!"
Melompat turun dari bahunya, dia mengangkat tinjunya, serius bersiap-siap untuk
melepaskan pukulan di punggungnya-saat itu.
Jauh di dalam kedalaman hutan, suram, meskipun itu masih tengah hari, pada jarak
dari pasangan, sesuatu yang putih mengintip mereka dari sisi batang pohon konifer.
Diserang oleh aura menyenangkan, Asuna menjadi membeku ketakutan. Bahkan
jika itu tidak sebanyak itu Kirito, keterampilan persepsi Asuna itu juga, agak
disempurnakan melalui pengalaman. Pasif Toggling penggunaan keterampilan, dia
bisa meningkatkan kejelasan apa pun yang dia berfokus pada.

Kawahara Reki

123

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sesuatu putih tampak berkibar tertiup angin. Itu bukan tanaman. Atau batu. Tapi
kain. Atau dengan kata secara rinci, itu adalah salah satu bagian gaun dengan garisgaris yang berbeda. Mengintip keluar dari hem dua ramping, panjang kaki.
Gadis itu masih berdiri. Hampir sama Kirito telah dijelaskan, dia adalah seorang
gadis muda mengenakan gaun satu potong putih, tidak bergerak, diam-diam
menatap pasangan.
Merasa pingsan karena kesadarannya luntur, Asuna agak berhasil membuka
mulutnya. Dia membiarkan keluar bisikan serak.
"Ki ... Kirito-kun, di sana."
Kirito segera diikuti tatapan Asuna itu. Segera, dia juga, membeku.
"Th-Ini harus menjadi kebohongan ..."
Gadis itu tidak bergerak. Berdiri kira-kira sepuluh meter dari pasangan, tatapannya
tertuju pada mereka. Pada saat itu, Asuna menguatkan dirinya sendiri, berpikir
bahwa ia pasti akan pingsan jika gadis itu datang lebih dekat.
Tubuh gadis itu bergoyang-goyah. Seperti boneka mekanis yang telah kehabisan
energi, ia jatuh ke tanah, dengan gerakan seperti itu dari makhluk hidup. Sebuah
bunyi cahaya lembut bergema keluar.
"Ada ..."
Saat itu, Kirito menyipitkan matanya.
"Tidak ada cara seperti itu hantu!"
Dan berlari sambil berteriak.
"Wa-Tunggu, Kirito-kun!"
Meskipun permohonan untuk berhenti dari Asuna yang tertinggal, Kirito bergegas
menuju gadis jatuh, bahkan tanpa melihat ke belakang.
"Ya ampun!"
Asuna enggan berdiri dan mengejarnya. Meski hatinya masih gemetar, ia belum
pernah mendengar tentang hantu yang bisa pingsan dan jatuh. Itu tidak bisa apaapa kecuali pemain.
Terlambat beberapa detik, setelah mencapai tempat teduh di bawah pohon konifera,
dia menemukan gadis itu sudah membuai dalam lengan Kirito itu. Dia masih tak
sadarkan diri. Matanya, dinaungi oleh bulu mata yang panjang, masih ditutup,
dengan tangan lemah tergantung lurus ke bawah. Menatap dengan sungguhsungguh atas sosoknya, dibungkus gaun, bagian satu Asuna menegaskan kembali
Kawahara Reki

124

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
bahwa itu tidak tembus dengan cara apapun.Rambut hitam panjang dengan pakaian
putih. Perlahan berjalan menuju rumpun pohon. Jika bukan rakasa, itu hanya salah
seorang player, player berpikir, dan melihat padanya. "
"..."
"-Tidak ada kursor."
"Ee ..."
Sebuah teriakan lembut sengaja keluar dari tenggorokannya.
"Tidak ada cara untuk memastikan. Meskipun berpikir, player tersebut semakin
dekat.. Dan memanggilnya. Melakukan hal tersebut, membuat gadis itu ... dam dia
secara bertahap berbalik ke arahnya ..."
"I-I-Itu cu-cuku ..."
"Lalu, pria itu akhirnya melihat Gadis itu,. Sebagai cahaya bulan bersinar turun ke
baju putihnya, pohon-pohon di sampingnya-bisa dilihat langsung melalui dirinya."
"-!!"
Asuna mencengkeram rambut ke Kirito erat-erat.
"Ini adalah akhir dariku jika dia berbalik, dia berpikir dan lari. Akhirnya setelah pergi
cukup jauh untuk melihat cahaya dari desa, ia menduga bahwa ia aman dan
berhenti ... Kemudian, ia berbalik untuk melihat ke belakang .. . "
"- H!?"
"Dan tidak ada siapa pun di sana Dan dia hidup bahagia selamanya.."
"... Ki-Ki-Kirito-kun, idiot-!!"
Melompat turun dari bahunya, dia mengangkat tinjunya, bersiap-siap untuk
melepaskan pukulan di punggungnya saat itu.
Jauh di dalam kedalaman hutan, yang suram, meskipun itu masih tengah hari, pada
jarak dari pandangan, sesuatu yang putih mengintip mereka dari sisi batang pohon
konifer.
Diserang oleh aura tidak menyenangkan, Asuna menjadi membeku ketakutan.
Walaupun itu tidak seperti Kirito, keterampilan persepsi Asuna juga agak
disempurnakan melalui pengalaman. Ketika <<Pasif Toggling>> digunakan , dia bisa
meningkatkan kejelasan apa pun yang dia berfokus pada.

Kawahara Reki

125

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sesuatu berwarna tampak berkibar tertiup angin. Itu bukan tanaman. Atau batu. Tapi
kain. Atau dengan kata secara rinci, itu adalah salah satu bagian gaun dengan garisgaris yang berbeda. Sambil mengintip keluar dari hem sepasang kaki.
Gadis itu masih berdiri. Hampir sama sperti yang Kirito jelaskan, dia adalah seorang
gadis muda mengenakan gaun satu potong putih, tidak bergerak, diam-diam
menatap pasangan tersebut.
Merasa pingsan karena kesadarannya luntur, Asuna agak berhasil membuka
mulutnya. Dia membiarkan keluar bisikan serak.
"Ki ... Kirito-kun, di sana."
Kirito segera diikuti tatapan Asuna itu. Segera, dia juga, membeku.
"I-Ini pasti bohongan ..."
Gadis itu tidak bergerak. Berdiri kira-kira sepuluh meter dari mereka, tatapannya
tertuju pada mereka. Pada saat itu, Asuna menguatkan dirinya sendiri, berpikir
bahwa ia pasti akan pingsan jika gadis itu datang lebih dekat.
Tubuh gadis itu bergoyang-goyah. Seperti boneka mekanis yang telah kehabisan
energi, ia jatuh ke tanah. Sebuah bunyi cahaya lembut bergema keluar.
"Itu ..."
Saat itu, Kirito menyipitkan matanya.
"Tidak mungkin itu hantu!"
Dan berlari sambil berteriak.
"Tu-Tunggu, Kirito-kun!"
Meskipun permohonan untuk berhenti dari Asuna yang tertinggal, Kirito bergegas
menuju gadis yang jatuh itu, bahkan tanpa melihat ke belakang.
"Ya ampun!"
Asuna dengan enggan berdiri dan mengejarnya. Meski hatinya masih gemetar, ia
belum pernah mendengar tentang hantu yang bisa pingsan dan jatuh. Itu tidak
mungkin kecuali pemain.
Terlambat beberapa detik, setelah mencapai tempat teduh di bawah pohon konifera,
dia menemukan gadis itu sudah membuai dalam lengan Kirito itu. Dia masih tak
sadarkan diri. Matanya, dinaungi oleh bulu mata yang panjang, yang tertutup,
dengan tangan lemah tergantung lurus ke bawah. Menatap dengan sungguhsungguh atas sosoknya, dibungkus gaun, dan Asuna menegaskan kembali bahwa
itu tidak tembus dengan cara apapun.
Kawahara Reki

126

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

127

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ap-apa dia baik-baik saja?"
"Hmm..."
Kirito berbicara, mengintip ke wajah gadis itu.
"Nah, jujur.. tidak perlu bernapas di dunia ini, begitu pun detak jantung"
Dalam SAO fungsi fisiologis manusia dapat direproduksi, tetapi dihilangkan. Hal ini
dimungkinkan untuk sengaja menarik nafas, bersama dengan sensasi udara yang
berhembus melalui saluran pernafasan, tetapi avatar tidak perlu bernapas secara
sadar dan tidak akan melakukannya. Demikian juga detak jantung, meskipun detak
jantung terasa semakin kencang melalui ketegangan dan kegembiraan, tidak ada
cara untuk merasakan yang lain.
"Tapi tetap saja, dia tidak menghilang... jadi kurasa dia masih hidup. Tapi ini... jelas
saja aneh..."
Setelah Asuna selesai berkomentar, Kirito memiringkan kepalanya ke samping.
"Apa yang Aneh?"
"Dia tidak mungkin hantu, berhubung aku bisa menyentuhnya seperti ini. Tapi
kursornya... masih belum muncul..."
"Ahh..."
Asuna sekali lagi mengkonsentrasikan pengelihatannya ke badan gadis itu.
Bagaimanapun, kursor berwarna akan segera muncul ketika objek di Aincrad,
seperti player, monster, maupun NPC ketika ditargetkan, tidak terjadi disaat ini. Itu
fenomena yang tidak pernah terjadi sampai sekarang.
"Apakah mungkin bug, atau semacam itu?"
"Mungkin benar. Dalam situasi seperti ini, Seseorang biasanya menghubungi GM di
permainan online lain, tapi tidak ada GM dalam SAO... Tetap saja, bukan kursornya
saja. Untuk seorang pemain, dia masih sangat muda."
Itu benar. Tubuh yang ditahan Kirito luar biasa kecil. Dia tidak terlihat lebih tua dari
10 tahun. Seharusnya ada batasan usia ketika menyeting Nerve Gear, sebelum bisa
sign up, melarang anak kecil, mungkin dibawah 13 tahun, untuk bisa
menggunakannya.
Asuna mengulurkan tangannya dengan lembut, mengusap dahi gadis itu. Rasanya
agak dingin dan halus saat disentuh.
"Mengapa.. ada gadis semuda ini didalam SAO..?"
Menggigit bibirnya dengan kuat, Kirito berbicara saat ia bangkit berdiri.
Kawahara Reki

128

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Untuk saat ini, kita tidak bisa hanya meninggalkan dia sendirian. Kita harus
mendapat sesuatu ketika dia bangun. Ayo kita membawanya kembali bersama kita."
"ya, Itu benar."
Kirito berdiri sambil membawa gadis itu di tangannya. Asunai santai menoleh
sekitarnya, namun tidak mampu menemukan apapun selain tunggul kayu besar
yang busuk, dia tidak berhasil mengetahui alasan keberadaan gadis itu di daerah ini.
Mereka berlari hampir seluruh jalan, tapi gadis itu tidak sadar, bahkan setelah
mereka keluar dari hutan dan kembali ke rumah. Meletakkan gadis itu di tempat tidur
Asuna dan menyelimutinya, pasangan itu duduk, berdampingan, di tempat tidur yang
berdekatan milik Kirito.
Ada keheningan sesaat di udara, sebelum Kirito dengan santai memecah kesunyian.
"Nah, ada satu hal yang kita bisa yakin, itu adalah dia bukan NPC karena kita bisa
membawanya kesini."
"Ya... itu benar."
NPC dibawah kendali sistem memiliki posisi tetap mereka masing-masing dam
rentang koordinat tertentu dan dengan demikian, tidak dapat dipindahkan sesuai
dengan keinginan pemain. Jika pemain mencoba menyentuh atau memegang
mereka, jendela laporan pelecehan akan muncul dalam hitungan detik, memberi
pemain kejutan menyakitkan dan meniup mereka pergi.
Mengangguk ringan setuju dengan kesepakatan Asuna, dilanjutkan dengan
potongan oleh Kirito.
"Juga, hal seperti itu tidak mungkin seperti awal mula terjadinya suatu quest. Jika
pembukaan suatu quest, maka jendela quest seharusnya akan muncul begitu kita
menyentuhnya Dengan kata lain, anak ini pastilah seorang pemain yang
tersesat...Atau setidaknya, pasti ada kesimpulan yang masuk akal."
Menggeser tatapannya ke tempat tidur secara cepat, kirito melanjutkan
pemikirannya.
"Tidak memiliki kristal, mungkin tidak khawatir tentang cara berkelana, aku yakin dia
tidak pernah berani keluar menuju field, dan hanya menetap di Starting City. Aku
tak tau mengapa dia datang sejauh ini ke suatu tempat seperti ini, namun di Starting
City, kita mungkin menemukan seseorang yang mengenalinya... mungkin juga kita
bisa menemukan orang tuanya atau pengasuhnya."
"Yeah. Aku berpikir seperti itu juga. Aku tak percaya bahwa anak sekecil ini
berkeliaran sendiri. Dia seharusnya datang bersama keluarganya atau seorang
seperti itu... Meskipun, aku berharap mereka aman."

Kawahara Reki

129

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Setelah mengucapkan kalimat terakhir dengan kesulitan, Asuna berbalik dan
menghadap Kirito.
"Hey, gadis ini akan bangun kan?"
"Ah. Jika dia belum menghilang, dia seharusnya masih mengenakan Nerve Gear.
Kondisinya pasti tidak jauh berbeda dengan tidurnya. Itulah mengapa, cepat atau
lambat, dia akan bangun... aku percaya."
Menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, kata kata Kirito penuh
dengan harapan.
Karena Asuna bangun, dia berlutut di depan tempat tidur dimana si gadis sedang
tertidur, dia mengulurkan tangan kanannya dan dengan lembut membelai kepala si
gadis tersebut.
Dia memang gadis yang cantik. Dibandingkan dengan anak - anak, kehadirannya
bisa dikatakan lebih menyerupai seorang peri. Kulitnya mirip dengan batu pualam,
halus dan putih bersih. Rambut panjang hitamnya yang berkilau elegan, dan
wajahnya yang enak dipandang, tanpa keraguan, dia akan mempesona jika telah
membuka matanya dan tersenyum.
Kirito juga lebih mendekat, menurunkan tubuhnya di samping Asuna. Menjulurkan
tangan kanannya dan membelai rambut si gadis dengan ragu ragu.
"Dia tidak terlihat berusia sepuluh tahun... Mungkin sekitar delapan?"
"Seharusnya sekitar segitu... Dia pemain termuda yang pernah aku temui."
"Benar. Aku bertemu beast tamer perempuan sebelumnya, namun tampaknya dia
berusia sekitar tiga belas tahun."
Mendengar sesuatu yang belum pernah dia dengar, secara naluri Asuna menatap
Kirito.
"Hmm, jadi kamu memiliki teman imut seperti itu, huh."
"Ah, kami hanya bertukar email hingga sekarang dan... ti- tidak, Cuma itu, tak ada
hal lain!"
"Aku heran. Kirito-kun itu menyebalkan."
Dan Asuna berbalik dengan emosi mengerikan.
Karena merasa pembicaraan telah menuju arah yang aneh, Kirito berdiri dan
berbicara.
"Ah, sudah selarut ini. Ayo kita makan."

Kawahara Reki

130

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Tentang cerita itu, aku akan memastikan bahwa kamu harus menjelaskan semua
detailnya di lain hari, okay."
Memelototi Kirito sekali lagi, Asuna juga berdiri, tertawa karena dia tidak
mempermasalahkan masalah tersebut untuk saat ini.
"Well, mari kita makan. Aku akan membuatkan teh."
Sore hari di musim gugur dilalui dengan damai, bahkan ketika langit memerah
karena matahari terbenam di ufuk timur, si gadis masih belum terbangun dari
tidurnya.
Ketika menutup tirai dan menyalakan lampu di dinding, Kirito telah kembali dari
perjalanannya ke desa. Menggelengkan kepalanya perlahan, dia gagal menemukan
petunjuk tentang si gadis.
Tidak dalam kondisi menyenangkan untuk menikmati makan malam untuk memilih
sepasang sop atau roti, lalu Kirito memulai berusaha setelah melihat berbagai
macam Koran yang dia bawa.
Meskipun disebut koran, namun tidak seperti koran yang ada di dunia nyata dimana
lembaran kertas diikat secara bersamaan, namun sebaliknya, merupakan selembar
perkamen yang ukurannya mirip dengan majalah. Koran ini dapat digambarkan
seperti sistem layar jendela, dan dengan mengeditnya seperti website, dapat
digunakan untuk mengatur serta menampilkan informasi yang telah dikumpulkan.
Isi korannya juga mirip dengan situs walkthrough game yang diatur oleh pemain,
yang terdiri dari : berita, petunjuk bagi pemula, FAQs, daftar item, dll. Disamping itu,
ada juga bagian Hilang & Temukan / Q&A, dimana mataku tertuju. Aku berfikir
bahwa ada kemungkinan jika ada seseorang yang mencari seorang anak
perempuan. tetapi
"...Tak ada, eh..."
"tidak ada, huh..."
Menghabiskan sepuluh menit melihat seluruh isi koran, dua kali melihat lagi dan
akhirnya merilekskan ketegangan yang ada di bahuku. Tak ada yang bias kulakukan
hingga si gadis terbangun dan menjelaskan seluruh kejadiannya.
Pada malam yang biasa, Kirito dan Asuna akan terjaga hingga larut malam dan
berbincang bincang, bermain game, bahkan berjalan jalan di malam hari, atau
aktifitas tak terhitung lainnya yang jarang mereka lakukan, tapi keduanya tidak
dalam mood untuk melakukan hal hal itu malam ini.
"Sepertinya satu hari telah terlewat."
"Hm. Aku kira juga begitu."

Kawahara Reki

131

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Asuna merespon kata kata Kirito dengan anggukan.
Mematikan lampu yang berada di ruang tamu, mereka berdua menuju ke dalam
kamar tidur. Karena si gadis menempati salah satu tempat tidur, salah satu dari
Kirito atau Asuna harus tidur harus tidur satu sama lain well, hal seperti itu sudah
pernah dilakukan setiap malam, tapi dan mereka berdua cepat - cepat berganti
pakaian tidur.
Lampu di kamar tidur juga dipadamkan, dan keduanya berbaring ke kasur.
Kirito benar benar memiliki beberapa skills unik dan aneh; Namun, skill mudah
tidur tampaknya termasuk ke dalam skill aneh yang dimilikinya. Ketika Asuna
mempunyai mood untuk mengobrol, dia berbalik ke arah kirito, dan telah terdengar
suara nafas ktika tidur.
"Ya ampun."
Sedikit berguman atas ketidakterimaannya, Asuna berbalik ke sisi lain, menghadap
kasur dimana si gadis kecil masih tertidur. Dalam pucatnya malam, si gadis
berambut hitam masih tetap tertidur seperti sebelumnya. Meskipun Asuna belum
pernah melakukan upaya nyata untuk mengungkap masa lalu si gadis ini, pikirannya
secara perlahan memikirkan ke arah itu ketika Asuna tetap menatap si gadis.
Jika si gadis ini tinggal dengan pengasuhnya sampai sekarang, seperti orang tua
ataupun saudaranya, hal itu masih baik. Tetapi, jika kasusnya bahwa dia datang ke
dunia ini sendiri dan menghabiskan dua tahun dalam ketakutan dan pengasingan
untuk anak usia delapan atau Sembilan tahun, hari hari itu pastilah tidak
menyenagkan. Jika gadis ini dalam situasi seperti itu, dia mungkin tidak bias
mempertahankan kewarasannya.
Mungkinkah Asuna memperkirakan kesimpulan terburuk. Mungkin, alas an
mengapa dia berkeliaran di tengah hutan dan tak sadarkan diri karena beberapa
alas an yang disebabkan kondisi mentalnya. Tentunya, tidak ada psikoterapi dalam
Aincrad; juga tidak ada sistem administrator untuk hal seperti itu. Prediksi paling
optimis untuk menyelesaikan game ini masih setengah tahun lagi setidaknya, dan
tidak bisa dicapai hanya oleh usaha Asuna dan Kirito saja. Berdasarkan fakta,
keduanya masih absen dari garis depan, jumlah pemain pada level yang setingkat
dengan Asuna dan Kirito akan berkurang dua, serta menciptakan party yang
seimbang pasti juga lebih sulit.
Terlepas dari seberapa dalam penderitaan yang dilalui gadis ini, Asuna tidak
mempunyai kemampuan untuk menyelamatkannya Menyadari hal itu, Asuna
merasakan sakit dalam dadanya. Dia secara sadar berpindah ke sisi si gadis kecil
yang masih tidur.
Membelai rambut si gadis untuk sesaat, Asuna berbalik secara lembut untuk
menyelimiti dan berbaring di sampingnya. Dengan kedua tangannya, Asuna
memeluk tubuh kecilnya dengan erat. Meskipun gadis tersebut tidak bergerak

Kawahara Reki

132

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
bahkan satu inci pun, ekspresinya telihat tampak nyaman, lalu Asuna berbisik
secara pelan.
"Selamat malam. Pasti akan menyenangkan jika kamu segera bangun besok..."

Bagian 2
Bermandikan cahaya pagi, sebuah nada merdu terdengar dalam kesadaran Asuna
yang masih mengantuk. Suara itu adalah suara jam alarm dengan nada yang
memainkan oboe[1]. Berada dalam sensasi di ujung bangunnya, Asuna menikmati
melodi tersebut, entah mengapa berisi bernostalgia. Belum lama ini, gema
menyegarkan yang berasal dari instrument senar dan klarinet saling berkaitan satu
sama lain, bersamaan suara senandung samar
Senandung?
Asuna bukanlah orang yang bersenandung. Asuna membuka matanya.
Dalam pelukannya, kelopak mata si gadis berambut hitam masih tertutup... namun,
dia bersenandung bersamaan dengan melodi yang berasal dari jam alarm milik
Asuna.
Si gadis bahkan tidak melewatkan satupun nada. Bagaimanapun, hal itu mustahil.
Karena Asuna mengatur alarm tersebut hanya untuk didengarkan olehnya saja, tak
mungkin orang lain dapat menghafal nada seperti bernyanyi bersamaan melodi di
dalam pikirannya.
Setidaknya, Asuna memilih untuk mengesampingkan keraguan tersebut untuk saat
ini. Dibandingkan itu
"Ki- Kirito-kun, ya ampun, Kirito-kun!!"
Tanpa bergerak satu inci pun, dia memanggil Kirito yang sedang tertidur di kasur
belakang. Ada tanda dari Kirito yang berguman sedikit menandakan dia terbangun.
"...Selamat pagi. Ada sesuatu?"
"Cepat, kesini!"
Terdengar derit lantai kayu. Mengganti tatapannya pada Asuna yang berada di
kasur, Kirito membuka matanya lebar lebar dengan segera.
"Dia bernyanyi...!?"
"Y- Yeah..."
Asuna secara pelan menggoncangkan si gadis dengan kedua tangannya dan
memanggilnya.
Kawahara Reki

133

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Hei, bangun... buka matamu."
Si gadis menghentikan gerakan bibirnya. Segera, bulu matanya yang panjang
bergetar lemah dan perlahan terangkat.
Dengan matanya yang berair, dia mengintip langsung ke dalam mata Asuna, tepat
sebelum melihat Asuna. Berkedip beberapa kali, dia hampir membuka bibirnya yang
sedikit kecil dan tak berwarna.
"Aa... uu..."
Suara si gadis terdengar, seperti perak yang sedikit bergetar, sebuah suara yang
indah. Asuna berdiri, masih memegang si gadis.
"...Syukurlah, kamu akhirnya bangun. Apakah kamu mengetahui sesuatu, well, apa
yang terjadi padamu?"
Ketika berbicara seperti itu, si gadis tetap terdiam setelah beberapa detik lalu
menggelengkan kepalanya sedikit.
"Aku paham... Siapa namamu? Bisakah kamu memberitahunya?"
"N... aama... nama.. ku... "
Karena si gadis memiringkan kepalanya, rambut hitamnya yang berkilau jatuh ke
pipinya.
"Yu... i. Yui. Itu... namaku..."
"Owh, Yui-chan? Sungguh nama yang cantik. Aku Asuna. Dan orang itu adalah
Kirito."
Karena Asuna berbalik, si gadis yang memanggil dirinya sendiri Yui mengikuti dan
menggeser pandangannya. Melihat kesana kemari di antara Asuna dan Kirito yang
setengah membungkuk ke depan, lalu ia membuka mulutnya.
"A... una. Ki... to."
Dengan bibirnya yang goyah, dia berbicara dengan suara terputus putus.
Ketakutan Asuna dari malam sebelumnya kembali. Penampilan luar si gadis
setidaknya berusia delapan tahun; jika kamu mempertimbangkan waktu yang telah
berlalu sejak dia log in, usia sebenarnya seharusnya mencapai usia sepuluh tahun
sekarang. Namun, kata kata gemetar si gadis ini, seolah olah keluar dari seorang
bayi yang baru saja memperoleh kesadaran.
"Hei, Yui-chan. Mengapa kamu berapa di lantai dua puluh dua? Apakah ayah atau
ibumu mungkin, berada di sekitar sini?"

Kawahara Reki

134

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Yui menggerakkan bibirnya kebawah dan tenggelam dalam diam. Tetap terdiam
selama beberapa saat, dia menggelengkan kepalanya kebelakang dan depan.
"Aku tidak... tahu... Aku tidak...tahu, apapun..."
Setelah duduk di kursi pada meja makandan menawarkan segelas susu manis
hangat, si gadis memegang cangkir di dada dengan kedua tangannya lalu
meminumnya. Mengawasinya dari sudut matanya, Asuna mendiskusikan situasi ini
dengan Kirito dengan jarak terpisah dari si gadis.
"Hei, Kirito-kun. Apa yang kamu pikirkan...?"
Kirito menggigit bibirnya dengan ekspresi serius, tapi segera berbicara dengan
wajah tertunduk.
"Tampaknya... dia telah kehilangan ingatannya. Tetapi, dengan reaksi seperti itu...
seperti, pikirannya juga mendapat kerusakan atau..."
"Yeah... kamu juga berpikir seperti itu kan, huh..."
"Sial."
Wajah Kirito berubah, tampaknya hendak mengeluarkan air mata.
"Di dunia ini... aku telah melihat banyak hal mengerikan... tapi, hal ini... yang paling
buruk. Ini terlalu kejam..."
Melihat mata Kirito berair, Asuna juga merasakan sesuatu yang meledak dari
dadanya. Menggenggam tangan Kirito, dia berbicara.
"Hal ini pasti akan baik baik saja kan, Kirito-kun. ...jika itu kita, pasti ada sesuatu
yang bisa kita lakukan."
"...Yeah. benar..."
Kirito mengangkat kepalanya dan tersenyum kecil, menepuk tangannya ke pundak
Asuna dan kembali ke meja makan. Asuna mengikuti di belakangnya.
Pindah ke kursi dengan dentuman, Kirito duduk di samping Yui lalu memulai
percakapan dengan suara menyenangkan.
"Aah, Yui-chan....Bolehkah aku memanggilmu Yui?"
Mengangkat mukanya dari cangkir, Yui mengangguk.
"Aku mengerti. Lalu, Yui bisa memanggilku, Kirito."
"Ki... to."

Kawahara Reki

135

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Itu, Kirito. Ki, ri, to."
"..."
Yui memasang ekspresi rumit dan tetap terdiam untuk beberapa saat.
"...Kiito."
Kirito tersenyum lebar dan meletakkan tangannya di kepala Yui.
"Mungkin itu sedikit sulit. Kamu bisa memanggilku dengan nama lain yang lebih
mudah kamu inginkan."
Yui sekali lagi terdiam untuk sementara waktu. Dia tidak mengaduk isi gelasnya
sedikitpun, bahkan ketika Asuna mengambil cangkir dari atas meja dan mengisi
kembali dengan susu.
Cukup lama menunggu, Yui menaikkan wajahnya perlahan dan menatap Kirito,
dengan takut - takut, dia membuka mulutnya.
"...Papa."
Lalu, Yui berbalik kearah Asuna dan berbicara.
"Auna adalah... Mama."
Asuna tak bisa mengendalikan gemetarannya. Dia tidak tahu jika gadis ini salah
paham jika Kirito dan Asuna adalah orang tua sebenarnya, atau mungkin bahwa
orang tuanya tidak ada di dunia ini sama sekali, dan dia menginginkan keduanya;
tapi sebelum berurusan dengan kecurigaan tersebut, Asuna dengan panik mencoba
untuk menahan perasaan yang mengisi hatinya dan mencoba untuk keluar, lalu
Asuna mengangguk sambil tersenyum.
"Betul... Ini Mama, Yui-chan."
Mendengar itu, Yui tersenyum untuk pertama kalinya. Di bawah rambutnya yang
lurus, matanya yang berseri tanpa ekspresi, dan dalam waktu singkat, warna
tampaknya telah kembali ke wajahnya seperti boneka.
"...Mama!"
Melihat lengan yang terentang ke arahnya, Asuna merasakan sakit di dalam
dadanya.
"Uu..."
Dengan sungguh sungguh menahan air mata yang akan keluar, Asuna entah
bagaimana berhasil untuk mempertahankan senyumnya. Dia membawa Yui dari

Kawahara Reki

136

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
atas kursi dan memeluknya, Asuna meneteskan sebuah air mata yang terisi dengan
berbagai macam emosi, lalu menetes di pipinya.

Setelah selesai meminum susu hangat dan menghabiskan roti kecil miliknya, Yui
tampaknya telah mengantuk sekali lagi, karena kepalanya bergoyang kesana kemari
sambil duduk di atas kursi.
Melihat tingkah laku si gadis sambil duduk di sisi lain meja, Asuna mengusap
matanya dengan tangannya lalu melihat kearah Kirito yang duduk di sebelahnya.
"A- Aku..."
Meskipun membuka mulutnya, Asuna tak bisa membentuk kata kata yang ingin ia
ucapkan.
"Maaf, aku tak tahu harus aku lakukan..."
Kirito menatap Asuna dengan mata iba, tapi segera berbicara dengan suara
mendesah.
"...Hingga anak ini mendapatkan kembali ingatannya, kamu ingin tinggal dan
menjaganya kan? Aku mengerti... perasaan tersebut. Aku juga merasakan hal yang
sama... hal ini sungguh menyakitkan... jika kita melakukannya, kita tak bisa kembali
untuk menyelesaikan game sementara waktu, dan dengan hal tersebut, waktu untuk
membebaskan anak ini juga akan tertunda..."
"Yeah... itu semua benar..."
Menyandarkan dirinya kesamping, Asuna mulai berpikir. Bukannya melebih lebihkan, tapi kehadiran Kirito sebagai seorang clearing player berada di atas rata rata, dia menyediakan peta perjalanan di dalam area labirindengan jumlah di atas
rata rata guild terkemuka sambil menjadi seorang solo player. Sementara
merencanakan hal tersebut hanya terlewat beberapa minggu karena bulan madu
setelah menikah, memonopoli Kirito oleh dirinya sendiri seperti ini cukup
membuatnya merasa sedikit bersalah.
"Untuk sekarang, mari lakukan apa yang kita bisa."
Melihat ke arah Yui yang telah tertidur, Kirito melanjutkan perkataannya.
"Pertama - tama, mari pergi ke Starting City dan lihat apakah kita bisa menemukan
orang tua atau saudaranya. Dengan kehadirannya sebagai pemain, aku yakin
setidaknya ada sekelompok orang yang mengenalinya."
"..."
Hal itu sebuah kesimpulan yang alami. Namun, Asuna menyadari perasaannya yang
tidak ingin berpisah dari gadis ini. Ini adalah kehidupan dimana ia bisa hidup
Kawahara Reki

137

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
berduaan dengan Kirito, yang mana pernah ia impikan; tapi entah mengapa, Asuna
tidak keberatan jika hidup bertiga bersama Yui. Hal ini mungkin disebabkan karena
ia merasa jika Yui bisa menjadi putri dari Kirito dengannya...Mendapat pikiran seperti
itu, Asuna terkejut dan kembali ke kesadarannya, dan tersipu.
...? Kenapa sih?"
"B- Bukan apa - apa!!"
Asuna berbalik dari Kirito yang tampak curiga, dan menggoncangkan kepalanya ke
belakang dan depan.
"I- Itu benar. Ketika Yui-chan bangun, mari pergi ke Starting City. Kita juga bisa
mencari sesuatu di pojok Q&A pada koran ketika dalam perjalanan."
Masih tidak bisa melihat wajah Kirito, Asuna berbicara dengan cepat sambil
merapikan meja makan dengan tergesaa - gesa. Ketika ia melihat ke arah Yui yang
tertidur di atas kursi, mungkin ini hanya imajinasinya saja, namun wajah tertidurnya
terlihat berbeda dari kemarin, kali ini tampak lebih cerah.
Dipindahkan ke kasur, Yui tertidur sepanjang pagi, dan bertanya tanya apakah dia
kembali koma, Asuna benar benar khawatir; tapi untungnya, dia terbangun ketika
persiapan untuk makan siang telah selesai.
Meskipun memanggang kue buah buahanyang jarang Asuna buat. Karena untuk
Yui, ketika Yui menduduki tempatnya di meja makan, daripada kue, Yui
menunjukkan ketertarikan lebih pada sandwich penuh mustard yang digigit oleh
Kirito hingga menjadi dua.
"Ah, Yui, yang ini benar benar pedas lho."
"Uu... Yui ingin punya makanan yang sama dimiliki Papa."
"Aku mengerti. Aku tidak akan menghentikanmu jika Yui telah membuat pilihan.
Pengalaman adalah segalanya."
Setelah menyerahkan sandwich, Yui melebarkan mulut mungilnya dengan sekuat
tenaga lalu mengambil gigitan pertama tanpa ragu - ragu.
Kirito dan Asuna menahan nafas mereka ketika melihatnya mengunyah makanan
dengan ekspresi rumit, dan akhirnya Yui berhasil menelannya menuju tenggorokan
dengan tegukan lalu berseri riang.
"Yummy."
"Anak ini punya nyali juga."
Kirito tersenyum lalumengusap kepala Yui.

Kawahara Reki

138

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ayo kita coba tantangan dengan memakan hidangan makan malam yang sangat
pedas."
"Ya ampun, jangan terbawa! Tak mungkin aku membuat makanan seperti itu!"
Tapi jika Kirito dan Asuna menemukan pengasuh Yui di Starting City, orang yang
kembali ke sini hanya mereka berdua. Berpikir seperti itu, Asuna merasakan
kesepian yang berada di hatinya.
Asuna menatap ke arah Yui yang telah selesai memakan sisa sandwich dan sedang
meminum susu dengan tatapan puas, sebelum berbicara.
"Oh, Yui-chan, ayo pergi keluar di sore ini."
"Pergi keluar?"
Menatap lurus ke arah wajah Yui yang kebingungan, Asuna berhenti sejenak,
bertanya tanya bagaimana menjelaskannya ketika Kirito memotong.
"Kita pergi mencari teman teman Yui."
"Teman... Apa itu?"
Bereaksi atas jawaban tersebut, keduanya bertukar pandang secara reflek. Ada
banyak keganjilan pada sindrom yang diderita Yui. Bukan hanya kemunduran
mental, sindrom ini lebih memberi kesan bahwa kepingan ingatannya hilang.
Untuk memulihkan kondisinya, menemukan pengasuh sebenarnya pastilah cara
terbaik... mengatakan hal seperti itu pada dirinya sendiri, Asuna menatap Yui lalu
menjawab.
"Well, teman itu adalah orang yang bisa membantu Yui-chan. Sekarang, ayo siap siap."
Ekspresi Yui masih menunjukkan sedikit keraguan, namun ia mengangguk lalu
berdiri.
Baju putih satu setel yang di kenakan gadis ini memiliki lengan pendek dan terbuat
dari bahan tipis, pastilah dingin jika pergi keluar ketika musim seperti ini, awal musim
dingin. Tentunya, merasa dingin, atau mungkin bisa masuk angin, menderita karena
damage, hal seperti itu tak akan terjadi well, namun akan lain ceritanya jika kamu
telanjang dan pergi ke area dingin, tapi fakta bahwa seseorang biasanya akan
merasa gelisah tidaklah berubah.
Asuna menggerakkan daftar item miliknya, mematerialkan pakaian tebal satu
persatu, dan akhirnya Asuna menemukan sebuah sweater yang cocok untuk Yui, ia
mendatanginya lalu tiba tiba berhenti.

Kawahara Reki

139

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Umumnya, ketika mengequipkan pakaian, seseorang akan memanipulasi equipment
melalui jendela status. Baju, cairan dan benda benda halus lainnya tidak dibuat
secara baik di SAO, oleh karena itu, dibandingkan sebuah benda terpisah secara
sendiri, pakaian dianggap sebagai bagian dari tubuh itu sendiri.
Menyadari keragu raguan Asuna, Kirito menanyai Yui.
"Yui, tentang jendela milikmu, dapatkah kamu membukanya?"
Seperti yang diduga, si gadis menggelengkan kepalanya sebagai tanda
ketidaktahuan.
"Well, coba gerakkan jari pada tangan kananmu. Seperti ini."
Kirito mengayunkan jarinya, lalu sebuah jendela persegi berwarna ungu muncul di
bawah tangannya. Melihat hal itu, Yui meniru gerakan tersebut dengan tangan
gemetar, tetapi jendela miliknya tidak terbuka.
"...Seperti dugaanku, ada semacam bug pada sistemnya. Tetapi, tidak bisa
membuka jendela status milik sendiri itu masalah serius... kamu tidak bisa
melakukan apapun jika seperti itu."
Karena Kirito menggigit bibirnya, merasa terganggu, Yui yang baru saja
melambaikan jari pada tangan kanannya, kini melambaikan tangan kirinya. Tepat
pada saat itu, sebuah jendela keunguan muncul di bawah tangannya.
"Jendelanya keluar!"
Diatas Yui yang menyeringai penuh kepuasan, Asuna bertukar pandang dengan
Kirito, yang melihat kembali sambil terkejut.Asuna tak tahu apa yang baru saja
terjadi.
"Yui-chan, bolehkah aku melihat lihat."
Asuna membungkuk dan memandang dengan tajam ke dalam jendela milik Yui.
Bagaimanapun juga, status pemain biasanya tersembunyi untuk semua orang,
kecuali pemiliknya, dan apa yang bisa Asuna lihat hanyalah layar sederhana yang
kosong.
"Maaf, bolehkah kupegang tanganmu sebentar."
Asuna memegang tangan Yui dengan tangannya, menggerakkan jari kecilnya,
mengklik di sekitar tempat dimana ia pikir tombol visibility mode berada.
Tujuan utama Asuna adalah agar fitur layar jendela segera terlihat keluar dengan
efek suara kecil. Biasanya, melihat status orang lain bisa dianggap suatu etika paling
buruk, meskipun dalam situasi yang tidak biasa, Asuna mencoba yang terbaik agar
bisa melihatnya dan yang terbuka hanya penyimpanan, tatapi...

Kawahara Reki

140

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ap- Apa ini!?"
Memandang untuk kedua kalinya pada bagian atas layar, ia benar benar kaget.
Bagian atas menu jendela memang terlihat normal, terbagi menjadi tiga bagian.
Bagian pengaturan ada di bagian paling atas, nama ditampilkan dalam bahasa
inggris bersamaan dengan bar HP dan EXP yang panjang dan tipis, lalu
dibawahnya, pada bagian kanan tengah, merupakan bagian equipment figure,
sedangkan bagian kiri sisanya merupakan rangkuman dari tombol perintah. Ada
begitu banyak contoh desain untuk memodifikasi icon dan semacamnya, tetapi
layout default tak bisa diganti. Dengan kata lain, pada bagian paling atas dari jendela
milik Yui, hanya nama aneh yang ditampilkan yaitu Yui-MHCP001, dengan tidak
adanya bar HP ataupun bar EXP, dan juga level yang tidak ditampilkan. Meskipun
bagian equipment figure ada, jumlah tombol perintah sangat sedikit dari biasanya,
hanya ada Item dan Option.
Menyadari Asuna yang terdiam membeku, Kirito juga mendekat dan mengintip
kedalam jendela milik Yui, dan menahan nafasnya ketika ia melihat. Yui, yang tidak
mengetahui keanehan jendela miliknya, menatap keduanya dengan tatapan ingin
tahu apa yang terjadi.
"Apakah ini juga... sebuah bug pada sistem...?"
Asuna berguman, dan erangan keluar dari tenggorokan Kirito.
"Untuk beberapa alasan... dibandingkan sebuah bug, tampaknya jendela ini lebih
terlihat seperti sebuah desain yang benar benar awal... Sial, aku tak pernah berfikir
untuk lebih kesal karena tidak ada GM sebelumnya, namun hal ini."
"Umumnya, di dalam SAO, jarang ada bug ataupun lag untuk dibicarakan, jadi kita
jarang membutuhkan bantuan GM... Aku kira tidak ada gunanya merenung akan
masalah ini lagi sekarang..."
Mengangkat bahunya, Asuna menggerakkan jari Yui sekali lagi, membuka
penyimpanan. Menempatkan sweater yang ia ambil dari atas meja kedalamnya, item
akan tersimpan kedalam jendela penyimpanan dengan sekejap. Selanjutnya, Asuna
menyeret nama sweater menuju menu equipment figure, dan menjatuhkannya
disana.
Bersamaan efek suara yang terdengar seperti sebuah bel, tubuh Yui diselimuti
cahaya, menampilkan sweater berwarna pink ke dalam bentuk nyata pada Yui.
"Waah..."
Memperlihatkan ekspresi senang, Yui melebarkan tangannya dan melihat ke seluruh
bagian tubuhnya sendiri. Asuna mengikuti, memakai baju yang memiliki warna yang
agak mirip dengan celana hitam, dan sepatu merah lalu mengequipkan item tersebut
satu sama lain, akhirnya setelah mengembalikan baju satu setel miliknya kedalam
penyimpanan, Asuna menghilangkan jendela miliknya.
Kawahara Reki

141

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Selesai berpakaian, Yui terlihat senang, lalu ia menggosok pipinya dengan sweater
lembut dan menarik roknya.
"Sekarang, ayo berangkat."
"Um. Papa, gendong."
Menanggapi reaksi Yui yang membuka kedua tangannya tanpa peduli, Kirito dengan
malu memberikan senyum masam lalu mengangkat tubuh si gadis. Ketika
melakukan itu, ia memandang Asuna lalu berbicara.
"Asuna, dalam masalah ini, bersiaplah untuk bertarung kapanpun. Kita tidak
seharusnya pergi ke kota, tetapi... karena kota itu adalah daerah kekuasaan milik
The Army..."
"Hm... lebih baik tidak menurunkan kewaspadaanmu."
Dengan satu anggukan, Asuna mengecek kembali penyimpanan miliknya lalu
berjalan menuju pintu dengan Kirito. Pastilah baik jika pengasuh gadis ini berhasil
ditemukan; hal ini adalah perasaan jujur milik Asuna, tapi membayangkan membuat
party dengan Yui membuatnya merasa tidak nyaman. Mereka baru saja bertemu
satu hari bertemu, namun tampaknya Yui telah mengambil sebagian hati milik
Asuna.
Sebenarnya telah berbulan bulan berlalu sejak kunjungannya menuju lantai
pertama, Starting City.
Merasakan emosi yang komplek dalam hatinya, Asuna masih berdiri di dekat
gerbang keluar teleport, menatap plaza yang besar ini dan jalan jalan membentang
diluarnya.
Tentu saja, karena ini adalah kota terbesar dalam Aincrad, membandingkan fasilitas
penting untuk berpetualang disini dengan kota kota lain, benar benar tak ada
kompetisi disini. Harga harga secara umum rendah, dan segala macam
penginapan bisa ditemukan disini. Dilihat dari segi efisiensi, kota ini adalah tempat
yang paling cocok untuk digunakan sebagai kota awal.
Akan tetapi, jika kamu pergi bersama Asuna, tidak ada seorangpun yang berlevel
tinggi tinggal di Starting City hingga sekarang. Penindasan dari The Army menjadi
salah satunya, tapi mungkin lebih disebabkan karena fakta ketika berdiri di central
plaza dan melihat ke atas langit, ia tak bisa mengingat apa yang terjadi pada waktu
itu.
Awal dari semua itu adalah suatu kehendak.
Terlahir dari hubungan dari ayah seorang pebisnis dan ibu seorang sarjana,
AsunaYuuki Asuna, telah dididik untuk mematuhi harapan orang tuanya sejak
pertama kali ia memperooleh kesadaran. Kedua orang tuanya adalah orang yang
Kawahara Reki

142

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
tanpa ampun jika berurusan dengan mereka, sementara bertindak dengan lembut
terhadap Asuna, dan karena itulah, Asuna menjadi khawatir atas reaksi mereka jika
ia tidak bisa hidup atas harapan keduanya.
Kakaknya juga mungkin sama. Asuna dan kakanya telah memilih sekolah privat atas
kehendak orang tuanya, dan tanpa hambatan, secara bertahap mereka
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sejak kakaknya akhirnya mencapai umur untuk diterima di universitas dan
meninggalkan rumah, ia hidup tanpa apa apa dalam pikirannya, tetapi semata
mata hanya hidup untuk memenuhi harapan orang tuanya. Mengambil pelajaran
untuk beberapa kegiatan, bersosialisasi dengan teman yang hanya diterima oleh
orang tuanya, namun karena ia melalui hidup seperti itu, Asuna akhirnya merasa jika
dunianya lama lama menjadi semakin kecil. Jika ia terus berjalan pada jalan yang
telah ditentukan masuk ke SMA dan universitas yang telah ditentukan oleh kedua
orang tuanya, menikah dengan pasangan yang ditentukan oleh kedua orang tuanya,
ia yakin nahwa ia telah terjebak dalam cangkang yang benar benar sangat keras,
meskipun lebih kecil ketika sebelumnya, dan tidak bisa untuk lari darinya; hal ini
adalah ketakutan yang selalu ia derita.
Itulah mengapa, ketika kakaknya telah bekerja di perusahaan yang di kelola
ayahnya dan pulang kerumah, ia berbicara penuh antusias tentang Nerve Gear dan
salinan game SAO yang ia peroleh melalui koneksinya, tentang seperti apa dunia
VRMMO pertama, meskipun Asuna belum pernah memainkan suatu konsol
permainan sebelumnya, ia merasakan ketertarikan tentang dunia tersebut.
Tentunya, jika kakaknya menggunakan Nerve Gear di dalam kamarnya, Asuna
mungkin akan segera lupa dan tidak akan merasa terganggu tentang suatu hal
seperti Nerve Gear. Akan tetapi, karena momen yang tak begitu baik, kakaknya
harus pergi dalam perjalanan bisnis keluar negeri pada hari pertama dimulainya
SAO, dan begitulah, Asuna akhirnya meminjam Nerve Gear dari kakaknya hanya
untuk satu hari karena keinginannya. Merasakan hasrat untuk melihat dunia yang
belum pernah ia lihat sebelumnya, semua itu penyebabnya
Lalu, semuanya berubah.
Hingga sekarang, Asuan masih mengingat keisengan pada hari itu, ketika ia beubah
dari Asuna menjadi "Asuna", mencari jati dirinya sendiri di jalanan yang tak dikenal,
diantara orang orang yang tak mengenalnya.
Tetapi secara tiba tiba setelahnya, ketika dewa kekosongan turun dan
mengumumkan tentang game kematian ini, dengan ketidakmungkinan untuk
melarikan diri dari dunia ini, hal pertama yang Asuna pikirkan adalah tugas
matematika miliknya yang belum ia kerjakan.
Jika ia tidak segera kembali dan mengerjakannya, ia akan dimarahi oleh gurunya
pada saat pelajaran. Demi kehidupan Asuna yang telah ia tempuh sejauh ini,
pastilah menjadi suatu kegagalan yang tak bisa ia maafkan... tapi tentu saja,
kerasnya situasi tersebut bikanlah hambatan.
Kawahara Reki

143

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Satu minggu, dua minggu, bahkan tiap hari terlewati dengan santainya, tak ada
tanda tanda adanya bantuan dari luar. Mengasingkan diri sendiri di salah satu
penginapan di Starting City, meringkuk di atas tempat tidur, Asuna terus menerus
mengalami kepanikan. Menjerit setiap saat,bahkan memukul tembok ketika ia
meratap. Hari tersebut adalah musim salju pada tahun ketiganya di SMP. Ujian
sekolahnya akan segera dimulai, dan setelah itu, ujian masuk SMA. Menjadi
seorang yang telah tergelincir dari jalan yang ditempuh sama saja merupakan
kehancuran bagi hidup Asuna.
Asuna menghabiskan hari harinya penuh masalah, merasa sangat malu, merasa
tak percaya.
Daripada mengkhawatirkan kondisi tubuh anaknya, orang tua Asuna pasti sangat
kecewa atas putrinya yang telah gagal atas ujiannya karena sebuah konsol game.
Teman- temannya, daripada bersedih, mungkin mereka mengasihaninya yang di
keluarkan dari kelompok mereka, atau mungkin malah mencibirnya.
Ketika ia melalui saat saat kritis dengan pikiran kelam, Asuna akhirnya membuat
sebuah keputusanuntuk meninggalkan penginapan. Tidak menunggu untuk di
selamatkan, tetapi untuk melarikan diri dari dunia ini dengan kekuatannya sendiri.
Untuk menjadi seorang penyelamat yang mengakhiri insiden ini. Tanpa menempuh
jalan itu, ia kemungkinan besar tidak akan mampu menahan kehadirannya bersama
orang orang disekitarnya tak lama lagi.
Asuna menyiapkan beberapa equipment, mengingat seluruh referensi manual, dan
menuju ke field. Waktu untuk tidur setiap hari ia batasi selama dua jam, tiga jam, dan
sisa waktu miliknya ia kerahkan untuk meningkatkan levelnya. Sebagai hasil
memfokuskan kebijakan miliknya dan keinginan kuat untuk menyelesaikan
permainan, hal tersebut tidak terlalu lama sebelum ia masuk dalam daftar pemain
tingkat atas. Inilah bagaimana si swordswoman yang bersemangat, Asuna the
Flash terlahir.
Kembali ke masa kini dua tahun telah berlalu, dan saat ini Asuna telah berusia
tujuh belas tahun, ia menatap kembali pada saat saat itu dengan peresaan pahit.
Bukan, tidak hanya ketika waktu permainan ini dimulai. Semua hal yang terjadi
sebelumnya, bahwa dirinya hidup dalam dunia yang keras dan sempit, ia teringat
bahwa sebagian besar masa lalunya penuh dengan kesedihan.
Asuna rasanya tidak mengerti arti dari, untuk hidup. Semua hal yang pernah ia
lakukan hanyalah tentang masa depan yang ideal, pengorbanan masa kini. Masa
Kini Adalah suatu hal yang sia sia untuk mewujudkan masa depan yang
sempurna, dan karananya, dengan hilangnya hal tersebut, tak ada yang tersisa. Hal
tersebut menghilang dalam ketiadaan.
Hal tersebut tidaklah baik jika satu sama lain. Menghadapi dunia SAO, ia
menyimpulkannya secara serius.
Ia yang mengejar masa depan akan menjadi seorang Asuna yang dulu, maju ke
depan untuk menyelesaikan permainan ini, sementara ia yang menempel di masa
Kawahara Reki

144

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
lalu akan tetap menjadi seseorang yang meringkuk di kamar penginapan lantai
pertama. Dan ia yang hidup untuk saat ini akan mencari kesenagan sementara
sebagai seorang kriminal.
Tetapi meskipun berada di dunia ini, ada orang orang yang menikmati masa kini,
membuat suatu kenangan satu sama lain sementara bekerja keras untuk lari dari
dunia ini. Seseorang yang mengajarinya adalah si pendekar pedang berambut hiram
yang ia temui setahun lalu. Cara hidupnya ketika hal itu memasuki pikirannya,
warna dari kehidupannya telah berubah.
Sekarang, jika dunia ini adalah dunia nyata, ia merasa seperti bisa untuk
menghancurkan cangkang yang menutupi hidupnya. Ia percaya jika ia akan bisa
hidup untuk dirinya sendiri. Selama orang ini berada di sisinya
Asuna perlahan mendekati Kirito dengan malu menyembunyikan perasaan
terdalamnya sambil menatap jalanan. Rasa sakit yang ia rasakan lagi, ketika
menatap atap lantai di atasnya kini telah sedikit berkurang.
Menggelengkan kepalanya sekali lagi seolah olah ingin menghilangkan pemikiran
tadi, Asuna mengintip ke wajah Yui yang masih digendong oleh Kirito.
"Yui-chan, apa kamu memiliki ingatan tentang bangunan- bangunan, atau hal seperti
itu?"
"Uu..."
Dengan ekspresi rumit, Yui melihat sekeliling pada struktur bangunan, lalu
memandang keluar dari plaza, dan akhirnya ia menggelengkan kepalanya.
"Aku tak tahu..."
"Well, Starring City memang sangat luas."
Kirito berbicara sambil mengusap kepala Yui.
"Well, suatu hal pasti akan membuatnya teringat sesegera jika kita tetap berkeliling.
Ayo kita cek pusat tempat belanja untuk sekarang ini."
"Mungkin ada benarnya juga."
Mengangguk sepakat, keduanya mulai berjalan menuju jalan utama di selatan.
Akan tetapi ketika ia berjalan, Asuna memandang plaza sekali lagi sengan suatu
keraguan. Hanya ada beberapa orang di sekitar.
Gerbang plaza dari Starting City sungguh lebar seperti yang kira, bisa menampung
sepuluh ribu pemain dua tahun yang lalu pada acara pembukaan server SAO. Di
tengah jalan berbatu adalah tempat kosong dalam bentuk bulat sempurna, terdapat
subuah menara jam yang menjulang tinggi dengan gerbang teleport yang berkedip
Kawahara Reki

145

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
kebiruan di bagian yang lebih rendah. Bunga bunga bermekaran ditanam di
sekeliling menara, dan dengan elegan, bangku putih berada di antara keduanya.
Tidaklah mengherankan jika plaza ini akan penuh dengan orang orang yang
mencari tempat untuk istirahat di sore hari; namun, tak ada orang orang yang
berada di sekitar gerbang ataupun menuju keluar plaza, dan hampir tidak ada orang
yang duduk di bangku yang berada di sini.
Untuk jalan utama dari kota lantai atas, gerbang plazanya akan selalu ramai karena
para pemain yang sangat banyak. Menggosip, mencari anggota party, berkumpul di
toko pinggir jalan, sebagai hasilnya karena orang yang berkumpul sungguh banyak,
untuk berjalan saja sungguh menyulitkan, tetapi
"Hey, Kirito-kun."
"Hm?"
Asuna bertanya pada Kirito yang berbalik.
"Sekitar berapa jumlah pemain yang berada di lantai pertama saat ini?"
"Hmm, well... jumlah pemain yang masih hidup sekitar enam ribu, dan tiga puluh
persen diantaranya masih berada di Starting City jika kita menghitung The Army;
jadi seharunya jumlah para pemain di bawah angka dua ribu, kan?"
"Menyadari jumlah itu, bukankah menurutmu ada sedikit pemain di sini?"
"Ketika kamu berkata seperti itu... Mungkin mereka hanya berkumpul di sekitar
toko?"
Bagaimanapun juga, ketika memasuki jalan utama plaza, bahkan ketika mereka
mendekat ke area belanja dengan toko dan gerobak berbaris, jalanan masih tetap
sepi. Teriakan teriakan promosi dari NPC penjaga toko bergema sia sia melewati
jalanan.
Meskipun begitu, keduanya akhirnya bisa menjumpai seseorang yang sedang duduk
di bawah pohon besar di tengah jalan, lalu Asuna menghampiri dan mencoba
memanggilnya.
"Ah, permisi."
Si pria, menatap ke atas puncak pohon dengan ekspresi yang sangat aneh, dan
berbicara tanpa menyesuaikan pandangannya meskipun hal tersebut terlihat
mengganggu.
"Ada apa."
"Well... Di sekitar sini, apakah ada tempat untuk mencari orang hilang?"

Kawahara Reki

146

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Mendengar ucapan tersebut, si pria akhirnya menggeser pandangannya menuju
Asuna. Ia memandang wajah Asuna tanpa berbalik.
"Apa, jadi kamu orang luar."
"Ah, iya. Well... kami sedang mencari pengasuh dari anak ini..."
Asuna menunjuk Yui, yang masih tertidur sementara di lengan Kirito.
Karena mengenakan seragam sehingga sulit untuk mengetahui tingkat class
miliknya, si pria melebarkan matanya sedikit ketika ia memandang sekilas pada Yui,
tapi ia segera berpaling ke pandangan awalnya pada puncak pohon.
"...Seorang anak hilang, huh, sungguh jarang terjadi.... Pada gereja di sisi lain
sungai pada distrik ke tujuh di timur, ada sekelompok pemain anak anak yang
berkumpul dan tinggal disana, jadi cobalah kalian mencari di sana."
"Te- Terima kasih."
Mendapat informasi yang benar benar mengejutkan, Asuna menundukkan
kepalanya dengan cepat. Setelah melakukan hal itu, ia mencoba mengajukan
pertanyaan lain.
"Ahh... Sebenarnya apa yang kamu lakukan di sini? Dan juga, mengapa hanya ada
sedikit pemain di sekitar?"
Si pria tersebut hanya membuat senyuman kecil, ia menjawab, tampaknya ia tidak
terganggu.
"Info ini mungkin sangat rahasia, atau seperti itulah aku menyebutnya. Well, melihat
kamu orang luar... Lihat, kamu bisa melihatnya kan? Cabang pohon tertinggi yang
berada di sana."
Asuna mengikuti arah jari yang si pria tunjuk. Cabang cabang yang menjorok dari
pohon yang cukup besar dengan jalan yang cukup jelas berwarna kecoklatan, tapi
jika kalu lebih fokus dan menatap mereka, kamu bisa melihat beberapa buah
berwarna kuning bermunculan dalam bayang bayang dedaunan.
"Tentunya, karena pohon pohon yang berada di pinggir jalan adalah objek yang
tak bisa dihancurkan, meskipun kamu mencoba menaikinya, kamu tak akan bisa
mendapatkan selembar daunnya sekalipun."
Si pria melanjutkan perkataannya.
"Setiap hari, ada beberapa saat ketika buahnya terjatuh dari pohon... Hanya ada
beberapa menit sebelum buah tersebut membusuk lalu menghilang, namun jika
kamu tidak melewatkan kesempatan dan berhasil mengambilnya, kamu bisa
menjualnya ke NPC dengan harga murah. Belum lagi rasanya sungguh enak."

Kawahara Reki

147

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ohhh."
Untuk Asuna, yang telah menguasai skill mamasaknya, berdiskusi tentang bahan
bahan adalah suatu kesenangan tersendiri.
"Sekitar berapa harga buah itu kalau dijual?"
"...Jangan menyebarkan info ini. Setiap satu buah bisa laku lima coll."
"..."
Melihat tatapan bangga si pria, Asuna tak bisa berkata - kata. Ia terkejut karena
betapa murahnya harga terebut. Dalam hal ini, bekerja keras dengan bersandar di
pohon ini dan menunggu buah terjatuh sepanjang waktu tidaklah sesuai dengan
hasil yang didapat.
"Ah, well... jika seperti itu, sepertinya usahamu sungguh sia - sia, atau lebih
tepatnya... jika kamu mengalahkan satu ekor worm di field, kamu bisa mendapat tiga
puluh coll."
Pada saat ia berkata seperti itu, si pria memandang penuh tanya kali ini. Dia tidak
menyalahkan Asuna karena tidak benar dalam pikirannya, tetapi ia berbalik menuju
Asuna dengan ekspresi yang menunjukkan betapa tak jelasnya apa yang telah ia
lakukan.
"Kamu serius berkata seperti itu. Jika kamu pergi dan bertarung melawan monster di
field... kamu mungkin akan benar benar mati kan."
"..."
Asuna tak bisa memikirkan sebuah jawaban. Itu karena si pria ini telah berkata;
bertarung melawan monster selalu menimbulkan bahaya kematian yang selalu
menyertainya. Tetapi, dengan mental Asuna saat ini, hal tersebut hanyalah seperti
kekhawatiran akan terjadinya kecelakaan ketika menyebrangi jalan di dunia nyata
selama siang dan malam; tak ada gunanya takut akan hal seperti itu.
Kalaupun inderanya sendiri telah menjadi tumpul karena menghadapi kematian di
SAO, atau kalaupun si pria ini menjadi terlalu gugup, Asuna tak bisa
menyalahkannya secara tiba - tiba, Asuna masih berdiri tak bergerak. Mungkin,
keduanya tak dapat dianggap sebagai pihak yang benar. Pada Starting City, apa
yang dikatakan pria ini adalah hal yang umum.
Tak menyadari kondisi mental Asuna yang rumit, si pria melanjutkan perkataannya.
"Dan, apa ya, alasan mengapa tidak ada orang di sekitar? Itu karena mereka bukan
tidak ada di sekitar. Semuanya mengunci dirinya sendiri di kamar penginapan.
Mereka mungkin bertemu dengan pasukan The Army penagih pajak di siang hari."
"Pe- Penagih pajak... apa maksudnya itu?"
Kawahara Reki

148

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Hanya suatu pemerasan dalam cara sopan. Tetap jaga kewaspadaanmu; orang
orang ini tidak akan mengampunimu meskipun kamu orang luar. Oh lihat,
tampaknya ada yang jatuh... cukup sekian obrolan kita kali ini."
Menutup mulutnya, si pria mulai menatap langit secara serius. Asuna dengan cepat
menunduk sebagai tanda terima kasih, dan menyadari bahwa Kirito telah terdiam
selama percakapan tadi, berbalik menghadap Asuna.
Di tempat tersebut, adalah sosok Kirito yang fokus menatap buah berwarna kuning
dengan tatapan serius, tidak seperti menatap worn di tengah pertarungan.
Tampaknya ia bermaksud untuk menunggu buah selanjutnya terjatuh.
"Hentikan tatapan itu, ya ampun!"
"T- Tapi kamu lihatkan, apakah itu mengganggumu?"
Mencengkram tenguk Kirito, Asuna mulai berjalan sambil menyeretnya.
"Ah, ahh... dan tampaknya buah itu terasa enak..."
Menjewer telinga Kirito, dengan penyesalan yang masih tersisa, Asuna
mendorongnya untuk berbalik.
"Dibanding itu, jalan mana yang menuju distrik tujuh di timur? Tampaknya ada
pemain pemain muda yang tinggal disana, ayo segera pergi kesana."
"...Yeea."
Sambil menggendong Yui yang telah benar benar tertidur, dan berpegang erat
padanya, Asuna menatap peta sambil menjaga kecepatan berjalannya di samping
Kirito.
Karena Yui memiliki tubuh luar sekitar umur sepuluh tahun, menggendongnya
seperti ini di dunia nyata akan menyebabkan lengannya capek dalam beberapa
menit, namun bersyukurlah karena ada keuntungan dari parameter kekuatan
fisiknya, Asuna tidak merasakan berat apapun dibanding guling yang terisi bulu.
Berjalan menuju tenggara melalui jalan jalan lebar selama sepuluh menit, dan
cukup berpapasan dengan orang- orang sebelumnya, mereka akhirnya sampai ke
area taman yang luas. Hutan yang luas- pohon pohon berdaun dengan warna
yang telah berubah, melambaikan kesedihannya karena angin dingin pada awal
musim salju.
"Ayo kita lihat, tempat ini menunjukkan distrik timur ketujuh pada peta, namun... aku
bertanya tanya dimanakah gereja itu sebenarnya."
"Ah, bukankah yang itu?"

Kawahara Reki

149

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Dibalik hutan, membentang di sisi kanan jalan, Asuna melihat menara tinggi yang
unik dan kokoh dalam arah pandangan yang ditunjuknya. Pada puncak menara yang
beratap biru pucat, sebuah logam ankh[2] terbentuk dengan menyatukan sebuah
salib dan lingkaran,bercahaya. Itu adalah sebuah tanda dari gereja. Sebuah
bangunan yang berdiri setidakanya satu di setiap kotadan melalui altar di dalamnya,
tugas tugas seperti melenyapkan serangan unik dari monster, Curse, dan
memberkati senjata untuk melawan monsters undead menjadi mungkin. Dalam
SAO, dimana komponen berbasis sihir ada, gereja bisa dianggap tempat paling
misterius.
Juga, selama coll ditawarkan secara teratur, sebuah ruangan didalam gereja bisa di
sewa dan digunakan sebagai pengganti sebuah penginapan.
"Tu- tunggu sebentar."
Asuna tanpa disadari memanggi Kirito untuk berhenti, ketika ia hampir berjalan
menuju gereja tersebut.
"Hm? Ada apa?"
"Ah, tidak... Well... jika, kita berhasil bertemu dengan pengasuh Yui di sana, kita
akan... meninggalkan Yui-chan disini kan...?"
"..."
Mata hitam Kirito melunak penuh simpati terhadap Asuna. Ia menarik tangannya
lebih dekat dengan lembut dan merangkul tubuh Asuna bersama Yui yang sedang
tertidur.
"Aku juga tak ingin menjadi bagian darinya. Bagaimana mengatakannya ya...
dengan kehadiran Yui, rumah kita yang berada di hutan sungguh terasa seperti
rumah sesungguhnya... well, seperti itulah rasanya... Namun, ini tidak seperti kamu
tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Jika Yui berhasil mendapatkan ingatannya
kembali, ia pasti akan datang dan berkunjung lagi.
"Hm... Betul si."
Memberi anggukan kecil, Asuna membawa Yui yang masih di lengannya lebih dekat
dan sedikit menyentuh pipinya sebelum berjalan kedepan, setelah perasaanya
terasa lebih baik.
Bangunan gereja terlihat kecil jika dibandingkan skala kota ini. Gereja tersebut
berlantai dua, dengan puncak menara tunggal sebagai simbolnya. Tetapi, ada
berbagai macam gereja didalam Starting City, dan gereja yang ada di dekat gerbang
plaza seukuran kastil kecil.
Setelah sampai di depan pintu ganda yang berukuran besar, Asuna mendorong
salah satunya dengan tangan kanannya. Menjadi fasilitas umum, suatu gereja
pastilah tidak terkunci. Interior didalamnya redup, dan hanya ada penerangan dari
Kawahara Reki

150

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
lilin yang menghiasi altar di depan dan menerangi lantai dari batu. Tak ada tanda
tanda kehidupan pada awalnya.
Memunculkan tubuh bagian atasnya melalui pintu masuk, Asuna memanggil.
"Ahh, adakah orang di sini?"
Meskipun suaranya bergema, tak seorangpun terlihat keluar.
"Apakah tak ada orang...?"
Saat Asuna memiringkan kepalanya ke samping, Kirito membantahnya dengan
suara pelan.
"Nah, tampaknya ada orang di sini. Tiga di ruang sebelah kanan, empat di sebelah
kiri... dan masih banyak lagi di lantai dua."
"...Dengan skill deteksi milikmu, kamu bahkan bisa mengetahui jumlah orang
orang yang ada di balik tembok?"
"Tingkat kemahiran skill punyaku sudah sembilan ratus delapan puluh. Skill ini
sungguh efisien, kamu seharusnya meningkatkan juga."
"Tak mau, latihan yang membosankannya akan membuatku gila.... Kesampingkan
itu, ngomong ngomong mengapa mereka bersembunyi..."
Asuna perlahan melangkah ke dalam bangunan gereja. Kondisi di dalamnya
sungguh sepi, tapi entah mengapa ia bisa meresakan kehadiran orang lain yang
sedang menahan nafas mereka..
"Ah, permisi, kami sedang mencari seseorang!"
Ia mencoba memanggil dalam suara keras. Dengan hal itu pintu di sisi kanan
sedikit terbuka, dan suara gemetar seorang perempuan terdengar dari sana.
"...kamu bukan dari the Army kan?"
"Bukan. Kami datang dari lantai atas."
Asuna dan Kirito tidak membawa pedang mereka, bahkan tidak mengenakan armor
untuk bertarung. Pemain yang masuk ke the Army mengenakan seragam yang
terbuat dari armor berat sepanjang waktu, jadi seseorang seharusnya bisa
mengenali bahwa Asuna dan Kirito tidak ada hubungannya dengan the Army jika
dilihat melalui penampilan.
Cukup lama, pintu tersebut terbuka, dan seorang pemain wanita muncul dengan
ketakutan.

Kawahara Reki

151

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sebuah kepala berambut biru dengan kacamata besar berbingkai hitam, dan mata
berwarna hijau terbuka lebar terisi penuh ketakutan muncul. Mengenakan gaun
polos sederhana berwarna biru tua,ia memiliki belati yang tertutup sarung belati di
tangannya.
"Kamu benar - benar... bukan dari kelompok penagih pajak the Army kan...?"
Asuna memberikan senyuman tenag. Lalu mengangguk.
"Ya, kami hanya mencari seseorang dan baru saja turun dari atas hari ini. Kami
benar benar tak ada hubungannya dengan the Army."
Seketika itu juga
"Dari atas!? Maksudmu, kamu benar benar seorang swordsmen!?"
Bersamaan dengan sorakan bernada tingginya, pintu di belakang si wanita terbuka
lebar, beberapa sosok pemain berlarian tak berarutan. Secara tiba tiba, pintu di
sebelah kiri altar juga ikut terbuka, beberapa orang lalu keluar secara berdesakan.
Terkejut akan hal itu, Asuna dan Kirito memantau pemandangan tersebut tanpa bisa
berkata - kata, yang berbaris di kedua sisi si wanita berkaca mata adalah semua
pemain muda yang bisa dikatakan hanya anak - anak laki laki dan perempuan.
Pemain yang paling muda mungkin sekitar dua belas tahun, sementara yang paling
tua mungkin sekitar empat belas tahun. Semuanya memandang Asuna dan Kirito
dengan penuh ketertarikan.
"Hei, kalian semua, Aku bilang untuk tetap bersembunyi di dalam ruangan kan!"
Hanya si wanita yang mendorong anak anak tersebut dalam kebingungan,
sepertinaya ia berusis sekitar dua puluh tahun. Tampaknya tak seorang pun anak
mematuhi perintahnya.
Tetapi setelah itu, anak pertama yang keluar dari ruangan, seorang anak lelaki
berambut merah pendek yang sedang berdiri di ujung, berteriak dengan nada penuh
kekecewaan.
"Apaan sih, kamu bahkan tidak memegang sebuah pedang. Hei, bukankah kamu
dari lantai atas? Seharusnya kamu memiliki senjata?" Hampir separuh perkataan itu
ditujukan kepada Kirito.
"B- Bukan, ini tidak seperti yang terlihat, tapi..."
Kirito membalas ketika ia mendaratkan matanya penuh keterkejutan, dan wajah
abak anak tersebut bersinar sekali lagi. Ijinkan aku melihat, ijinkan aku melihat,
mereka semua memohon secara bersamaan.
"Lihat, kalian tidak boleh berbicara tak sopan kepada orang yang baru saja kalian
temui
Kawahara Reki

152

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Maaf, kami jarang menerima tamu belakangan ini, jadi..."
Menghadapi si wanita berkacamata yang memohon maaf sambil menunduk, Asuna
berbicara segera.
"Bu- Bukan, Bukan itu masalahnya. Hei, Kirito-kun, kamu masih memiliki beberapa
di dalam penyimpananmu, bisakah kamu memperlihatkan pada mereka?"
"Y- Yea."
Mengangguk karena persetujuan Asuna, Kirito membuka jendela miliknya dengan
jarinya, mengubah sepuluh senjata ke dalam bentuk nyata secara bersamaan, lalu
menumpuknya pada meja panjang terdekat. Senjata tersebut adalah item yang
dijatuhkan monster ketika petualangan terakhir dan terlupakan karena ia tak memiliki
waktu untuk menjualnya.
Kirito lalu menutup jendelanya, dengan semua item yang berlebih kecuali beberapa
pasang equipment yang telah diambil, anak anak ini bersorak dan menyerbu di
sekitar meja. Mengetahui rasa menyentuh pedang, palu dan semacamnya satu
sama lain, mereka merengek karena "Berattt" dan "Keren". Pemandangan ini akan
meninggalkan keoverprotektifan orang tua, namun tak peduli bagaimana senjata di
pegang di dalam kota, tak mungkin mengakibatkan damage ketika tergores.
"Aku benar benar minta maaf..."
Meskipun si wanita meminta maaf karena masalah yang ditimbulkan, sebuah
senyum tampak di wajahnya karena melihat anak anak yang senang, ia lalu
berbicara.
"...Ah, karena telah datang sejauh ini. Aku akan membuatkan teh, jadi..."
Dipandu ke dalam ruangan kecil di dalam tempat ibadah, Asuna dan Kirito meneguk
teh hangat yang dihidangkan pada keduanya.
"Jadi... kamu bilang bahwa kamu datang untuk mencari seseorang...?"
Si pemain wanita yang duduk berlawanan meja mengajukan pertanyaan tersebut
dengan memiringkan sedikit kepalanya.
"Ah, iya. Er... Aku Asuna, dan orang ini adalah Kirito."
"Ahh, maaf, aku bahkan belum memperkenalkan diri. Namaku Sasha."
Ia lalu menunduk karena memperkenalan dirinya.
"Lalu, anak ini bernama Yui."
Sambil membelai rambut Yui yang masih tertidur di pangkuannya Asuna
melanjutkan.
Kawahara Reki

153

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Anak ini tersesat di tengah hutan pada lantai ke dua puluh dua. Dia... tampaknya
kehilangan ingatannya, jadi..."
"Astaga..."
Si wanita yang memanggil dirinya Sasha melebarkan mata kehijauannya yang
tersembunyi di balik kacamata lebih lebar.
"Ia bahkan tak memiliki apapun selain pakaian yang terequip, jadi tampaknya ia tidak
tinggal di lantai bagian atas... Dan juga, mungkin pengasuhnya berada di Starting
City... atau mungkin orang yang mengenali anak ini mungkin bisa di temukan, kami
berpikir kemungkinan tersebut, lalu kami datang ke sini untuk menemukan mereka.
Selain itu, ketika kami mendengar bahwa pemain anak anak berkumpul di gereja
ini..."
"Itulah cerita singkatnya..."
Sasha meraih cangkir teh dengan tangannya, lalu menjatuhkan pandangannya ke
meja.
"...Sekarang ini, ada dua puluh orang pemain yang tinggal di gereja ini, anak anak
dari sekolah dasar hingga tingkat smp. Aku kurang lebihnya yakin, semua pemain
anak anak di sekitar kota ini. Pada waktu ketika game dimulai..."
Sasha mulai berbicara dalam suara berbisik, tapi masih bisa didengar.
"Hampir semua anak anak menjadi panic dan mengalami trauma mental. Tentu
saja, ada anak anak yang terbiasa lalu meninggalkan kota, tapi aku percaya
mereka adalah pengecualian."
Hal seperti itu juga pernah Asuna alami, di tahun ketiga smpnya pada waktu itu.
Ketika ia mengunci dirinya sendiri di kamar penginapan, ia yakin bahwa pikirannya
akan hancur karena merasa terpojok.
"Seperti yang diharapkan; mereka masih dalam usia ketika mereka masih ingin
dimanjakan orang tuanya. Lalu tiba tiba diberitahu seseorang bahwa mereka tidak
bisa keluar dari sini, mungkin juga tak akan pernah bisa kembali ke dunia nyata
anak anak tersebut menjadi down, dan di dalam pikiran mereka... tampaknya ada
sesuatu yang hilang."
Mulut Sasha menjadi kaku.
"Selama sebulan ketika game dimulai, aku berpikir untuk menyelesaikan game ini
dan berencana berlatih di field, tetapi... suatu hari, aku melihat salah satu dari anak
anak tersebut di sudut jalanan, aku tak bisa meninggalkan anak tersebut sendiri
begitu saja; jadi aku membawa anak anak bersamaku dan memulai hidup di
penginapan. Selanjutnya, ketika aku berpikir bahwa masih ada anak anak
sepertinya, aku mulai berkeliling kota, dan mencari anak anak tersebut. Sebelum
aku menyadarinya, semuanya telah berakhir seperti ini. Itulah mengapa... meskipun
Kawahara Reki

154

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
ada orang orang yang bertarung di lantai atas seperti kalian berdua, aku merasa
tak bisa memaafkan diriku sendiri karena tak bisa membantu menyelesaikan game
ini."
"Itu... Itu tidak-"
Sambil menggelengkan kepalanya, Asuna berusaha untuk menemukan kata kata
yang tepat, tapi suaranya tersangkut di tenggorokan. Mengambil alih pembicaraan,
Kirito berbicara.
"Itu tidak sepenuhnya benar. Kamu berjuang dengan sangat berani... bahkan lebih
hebat daripada orang sepertiku."
"Aku sungguh berterima kasih. Namun aku tidak cukup melakukan hal ini tanpa
adanya tanggung jawab. Sungguh menyenangkan hidup bersama anak anak ini."
Sasha tersenyum manis sambil menatap Yui yang sedang tertidur pulas.
"Itulah mengapa... selama dua tahun ini, setiap hari kami berkeliling di semua
bangunan yang ada di setiap area, mengecek jika ada anak anak yang
membutuhkan bantuan. Jika ada sejumlah anak anak yang masih tertinggal, kami
akan segera menyadarinya. Maaf untuk mengatakan ini... tetapi tampaknya anak ini,
aku tak yakin jika ia pernah tinggal di Starting City."
"Begitu ya..."
Asuna menundukkan kepalanya ke bawah sambil memeluk Yui. Ia menarik diri lalu
memandang ke arah Sasha.
"Er, tampaknya ini akan mengganggu privasimu, tetapi bagaimana kamu
memperoleh penghasilan untuk keperluan sehari hari dan semacamnya?"
"Ah, hal itu, selain aku, ada beberapa anak anak yang lebih dewasa yang
melindungi tempat ini...mereka berada pada level yang menjamin keselamatan
mereka selama mereka berada di field sekitar kota ini, jadi kami masih bisa
menyimpan cadangan makanan. Kami tak bisa hidup dalam kemewahan."
"Oh, sungguh mengagumkan... menilai dari apa yang kudengar sebelumnya di kota
ini, sesuatu seperti berburu monster di dalam field bisa dianggap suatu tindakan
bunuh diri yang bertentangan dengan akal sehat."
Sasha mengangguk atas perkataan Kirito.
"Pada dasarnya, aku percaya bahwa pikiran seperti itulah yang dipikirkan pemain
yang masih tersisa di kota ini. Aku tidak menyangkat hal tersebut; hal itu tak akan
membantumu, ketika kamu mengira akan adanya bahaya kematian...
Bagaimanapun juga, pikiran tersebut juga manjadi alasan mengapa kita
mengumpulkan uang di atas rata rata pemain di kota ini."

Kawahara Reki

155

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Itu memang benar; untuk mengatur pengeluaran di gereja ini, seratus coll setidaknya
di butuhkan setiap hainya. Jumlah ini melebihi pendapatan harian si pemburu buah
sebelumnya.
"Itulah mengapa aku terus mengawasi mereka akhir akhir ini..."
"...Mengawasi siapa?"
Mata lembut Sasha berubah dalam sekejap. Ketika ia membuka mulut untuk
melanjutkan perkataannya, pada saat itu...
"Sensei! Sasha-sensei! Ini mengerikan!!"
Pintu pada ruang ini terbanting terbuka, dan beberapa anak membanjiri ruang ini
seperti longsor salju.
"Hei, kalian tak sopan pada tamu!"
"Itu tak penting sekarang!!"
Si rambut merah yang sebelumnya kini berteriak, dengan air mata yang akan
tumpah dari matannya.
"Kak Gin dan lainnya telah tertangkap oleh the Army!"
"Dimana!?"
Bangun dengan cara yang begitu tegas bahwa ia merasa seolah-olah dirinya
menjadi orang lain, Sasha menanyai anak ini.
"Di lahan kosong di belakang toko bekas pada distrik timur kelima. The Army telah
memblokir lorongnya dengan sepuluh orang atau lebih. Hanya Kotta yang berhasil
melarikan diri."
"Mengerti, aku akan pergi kesana sekarang. Maaf, tapi..."
Berbalik menghadap wajah Asuna dan Kirito, Sasha menundukkan kepalanya.
"Aku tak bisa mengabaikan anak anak ini. Kita akan melanjutkan percakapan ini
nanti..."
"kami juga akan pergi, sensei!!"
Karena anak berambut merah menangis, seluruh anak anak yang dibelakang juga
berteriak karena sepakat. Bergegas menuju samping Kirito, si anak laki laki yang
memiliki ekspresi putus asa berbicara.
"Kak, pinjami kami senjata sebelumnya sebentar saja! Jika kami memiliki senjata itu,
orang orang dari the Army akan melarikan diri!"
Kawahara Reki

156

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Aku tak terima!"
Sasha menolak dengan tegas.
"Kalian semua akan menunggu di sini!"
Saat itu juga, Kirito yang telah mengamati keadaan secara diam -diam, mengangkat
tangan kanannya seolah olah menenangkan anak anak. Ia jarang membaca
sejauh mana isi pembicaraan sekarang ini, tetapi hanya kali ini, ia menunjukkan
suatu harapan yang segera menenagkan semua anak anak.
"Sayang sekali"
Kirito mulai berbicara dalam nada tenang.
"Parameter yang dibutuhkan untuk senjata itu terlalu tinggi, sehingga kau tak akan
bisa mengequipkannya. Kami akan membantu kalian. Meskipun terlihat seperti itu,
kakak perempuan yang disana sungguh sangat kuat."
Melirik Kirito, Asuna juga mengangguk. Berdiri, Asuna menuju Sasha dan membuka
mulutnya.
"Ijinkan kami untuk membantu. Memiliki kekuatan lebih seharusnya lebih baik."
"Terima kasih, aku akan bergantung padamu."
Sasha mengangguk dalam, menarik kacamatanya lalu berbicara.
"Nah, maafkan aku, tapi kita akan berlari!"

Bergegas keluar dari gereja, Sasha mulai berlari kedepan sambil membawa
belatinya di pinggang. Menggendong Yui, Asuna juga mengejar di belakangnya
bersama Kirito. Saat Asuna melirik punggungnya sambil berlari, ia menyadari
segerombol anak mengikuti mereka di belakang, tetapi tampaknya Sasha tak
memiliki niat untuk menyuruh mereka pulang.
Berlari melalui rimbunnya pohon, mereka memasuki distrik timur keenam dan
menuju gang gang belakang. Tampaknya Sasha mengambil jalan pintas yang
paling pendek menuju lokasi, karena ia melewati toko toko NPC, taman milik
rumah pribadi dan semacamnya, mereka melihat sekelompok orang yang memblokir
jalan kecil de depan. Tampaknya setidaknya ada sepluh orang. Berpakaian seragam
hijau keabu-abuan dan equipment baja hitam, tidak salah lagi mereka adalah
anggota the Army.
Sasha yang berlari tanpa keraguan melewati lorong lorong akhirnya berhenti, ia
menarik perhatian para pemain the Army, dan mereka berbalik dengan senyum
lebar.

Kawahara Reki

157

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Oh, si pengasauh ada di sini."
"...Tolong kembalikan anak anak."
Sasha berbicara dengan suara yakin.
"Jangan rusak reputasi kami seperti itu. Kami akan segera mengembalikan mereka;
kami hanya ingin mengarari mereka sopan santun."
"Ya, ya. orang orang kota memiliki kewajiban untuk membayar pajak."
Si pria itu lalu tertawa wa-ha-ha-ha, dan semakin keras. Sasha makin mendekat.
"Gin! Kain! Semuanya!! Kalian disana!?"
Ketika Sasha memanggil seperti itu, suara ketakutan terdengar membalas.
"Sensei! Sensei... tolong kami!"
"Jangan khawatirkan masalah uang, serahkan saja semuanya!"
"Sensei... kami tak bisa...!"
Kali ini, suara anak si rambut merah terdengar.
"Nha, ha, ha."
Salah satu anggota Army yang memblokir jalan tertawa sangat keras.
"Well, semua ini karena kalian belum membayar pajak... Uangnya tidak akan cukup
kalau hanya segini, eh."
"Benar, sangat benar. Kami ingin kalian juga menyerahkan equipment. Semua armor
kalian... setiap lembar armor."
Melihat senyum mesum si pria tersebut, Asuna langsung bisa menebak kondisi
mereka di dalam jalanan sempit ini. Pasukan Penagih Pajak ini tanpa diragukan
lagi akan menuntut kelompok anak - anak, termasuk juga perempuan untuk
menyerahkan pakaian mereka. Darah dalam diri Asuna mulai mendidih karena
kemarahan.
Sasha tampaknya juga telah mengambil kesimpulan yang sama, ia mendekat
menuju anggota the Army dengan hawa permusuhan.
"Minggir... jangan menghalangi! Jika tidak..."
"Jika tidak akan apa hah, pengasuh bayi? Kau akan membayar pajak di tempat ini?"
Orang orang tersebut menyeringai tanpa ada niat untuk menyingkir.
Kawahara Reki

158

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Di dalam kota, atau setidaknya dalam ruang jangkauan kota, program yang dikenal
sebagai Kode Anti Kriminal selalu aktif, mencoba untuk membuat kerusakan, begitu
juga untuk memindahkan pemain lain di luar kehendak mereka benar benar tak
mungkin. Akan tetapi, para pemain yang memblokir jalan ini juga begtu. Menyegel
jalan dengan cara berdiri di sini, dengan maksud memblokir; bahkan beberapa orang
mengelilingi target secara langsung untuk melumpuhkan si korban ke dalam Area;
keberadaan metode tak bermoral ini bisa di perbolehkan.
Seperti itulah, tindakan tersebut hanya efektif dalam kasus dimana seseorang telah
bergerak kedalamnya. Asuna menatap Kirito, lalu berbicara.
"Ayo maju, Kirito-kun."
"Yea."
Mengangguk setuju, mereka bersama sama menendang tanah tempat mereka
berpijak.
Mereka berdua melompat ke depan dengan mengggunakan ketangkasan dan
kekuatan yang mereka miliki, Sasha dan anggota the Army hanya bisa melihat
tercengang ke atas ketika mereka melewati halangan dengan begitu mudah, dan
akhirnya mendarat di ruang yang tertutup dari segala sisi.
"Woah!?"
Beberapa orang melompat mundur karena ketakutan.
Di pojok area tersebut, dua anak laki laki dan satu anak perempuan di usia
sepuluh tahunan meringguk kaku bersama sama. Armor mereka telah dicopot,
hanya berpakaian pakaian dalam. Asuna menggigit bibirnya, lalu melangkah menuju
anak anak tersebut, dan berbicara sambil tersenyum.
"Sudah tak apa apa sekarang. Kalian bisa mendapatkan kembali equipment
kalian."
Mereka akhirnya mengangguk dengan mata terbuka, mengambil kembali armor
mereka yang berada di dekat kaki dengan panik, dan mulai mengoperasikan jendela
mereka.
"Oi... Oi, oi, oi!!"
Pada saat itu, seorang pemain dari the Army akhirnya datang dan berteriak keras.
"Apa urusan kalian!! Jangan berani berani menghalangi pekerjaan the Army!!"
"Tunggu, tunggu sebentar."
Menghentikan teriakan si pria, pemain dengan armor berat melangkah ke depan.
Tampaknya ia adalah pemimpin grup ini.
Kawahara Reki

159

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Kami belum pernah menjumpai kalian di sekitar sini, tetapi apakah kau tau jika
tindakanmu itu menentang pasukan pembebasan? Jika kalian masih bermaksud
seperti itu, kami bisa menginterogasimu di markas pusat."
Mata sipit si pemimpin tersebut bersinar penuh kekejian. Mencabut pedang besar
dari pinggangnya,ia melangkah sambil berulang kali mengasar mata pedangnya di
telapak tangannya dengan tujuan tertentu. Permukaan pedang tersebut berkilau
karena cahaya matahari yang hampir terbenam. Sebuah kilauan ciri khas suatu
senjata yang tak pernah digunakan ataupun diperbaiki dari kerusakan bahkan satu
kalipun.
"Atau kamu ingin melunasi persahabatan dari luar ini, persahabatan dari luar?
Eh!?"
Pada saat Asuna mendengar kalimat tersebut.
Gemertak gigi Asuna bisa terdengar. Ia berpikir jika masalah ini bisa diselesaikan
dengan damai, akan tetapi ketika ai melihat anak anak yang ketakutan, amarahnya
sudah melewati batasnya.
"...Kirito-kun, aku serahkan Yui-chan padamu."
Yui diserahkan pada Kirito, dan sebelum seorangpun tahu apa yang terjadi, ia telah
mematerialkan rapier miliknya dengan satu tangan. Menghunus rapier yang
diterimanya, ia lalu bergerak cepat menuju si pemimpin.
"A.... Ah...?"
Menghadapi si pria yang masih belum memahami situasi dengan mulutnya yang
setengah terbuka, Asuna tiba tiba memusatkan kekuatannya dalam serangan
tusukan satu tangan.
Area sekitar tiba tiba di selimuti cahaya keunguan. Suara hantamannya seperti
sebuah ledakan. Wajah si pria terdorong, dan ia jatuh ke belakang dengan linglung
karena matanya masih terbuka.
"Jika kau sebegitu inginnya bertarung, tak perlu jauh jauh pergi ke field."
Melangkah menuju hadapan si pria, Asuna sekali lagi mengacungkan tangan
kanannya. Cahaya tersebut terulang lagi, dan suara yang memekakan telinga
bergemuruh lagi. Si pemimpin grup ini terdorong kebelakang seolah olah ia ditolak.
"Jangan khawatir, HP milikmu tak akan menurun. Well, terima kasih karenanya, aku
tak perlu menahan lagi."
Menatap Asuna yang perlahan mendekat dengan bibirnya gemetar, si pemimpin
tampaknya menyadari maksud tersirat Asuna.

Kawahara Reki

160

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Dalam jangkauan Kode Anti Kriminal, bahkan jika menyerang kepada pemain lain,
serangan tersebut akan dihentikan oleh dinding yang tak terlihat dan tak ada
damage yang diberikan. Akan tetapi aturan ini juga memiliki celah tertentu: yaitu si
penyerang tak perlu khawatir jika ia berubah warna menjadi pemain orange.

Kawahara Reki

161

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

162

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Sebagai contohnya celah tersebut bisa digunakan Dalam Jangkauan


Pertarungan, biasanya digunakan untuk pertarungan palsu untuk latihan.
Bagaimanapun juga, karena tingkat status dan skill si penyerang, suara dari
hantaman dan terangnya warna yang diciptakan oleh sistem, pada waktu yang sama
kode tersebut diaktifkan, dan serangan akan ditingkatkan sesuai status si
penyerang; dan ditambah dengan kekuatan sword skill yang digunakan, meskipun
sedikit,efek dorongan ke belakang akan tetap dihasilkan. Untuk orang yang belum
terbiasa, efek tersebut tidaklah mudah untuk ditahan, meskipun kamu tahu bahwa
HP tak akan menurun.
"Eek... h- henti..."
Terdorong ke tahan karena serangan Asuna, ia menjerit.
"Kalian... jangan cuma menonton... lakukan sesuatu...!!"
Akhirnya mendapat kesadaran karena suara si pemimpin, para anggota the Army
mengeluarkan senjata mereka satu persatu.
Para pemain yang sebelumnya memblokir jalan, kini merasakan ketidaknormalan
pada situasi ini akhirnya berlari dari jalanan utara dan selatan.
Dikelilingi oleh pemain the Army dalam bentuk setengah lingkaran, Asuna menatap
mereka dengan mata yang berkobar - kobar, seolah olah ia telah kembali ke waktu
ketika ia menjadi seorang pemain yang bersemangat. Menendang tanah tanpa
berkata - kata, ia menerjang pasukan tersebut yang tepat dihadapannya.
Dalam waktu singkat, jalanan sempit itu terisi oleh raungan raungan bagaikan
petir.
Sekitar tiga menit kemudian.
Setelah Asuna mendapatkan kembali kesadarannya, ia berhenti melangkah ke
depan dan menurunkan pedangnya, apa yang terbaring di area tersebut adalah para
pemain the Army yang telah kalah. Satu satunya yang masih tersisa telah
meninggalkan pemimpin mereka dan ia telah kabur.
"Whew..."
Mengambil nafas dalam - dalam, Asuna menyarungkan rapier miliknya dan berbalik
kebelakang apa yang ia lihat adalah sosok Sasha dan anak anak dari gereja
yang masih berdiri penuh shok, kehilangan kata kata.
"Ah..."

Kawahara Reki

163

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Asuna mundur selangkah sambil menahan nafas. Ia yakin nahwa ia telah menakuti
anak anak tersebut ketika sangat marah dan mengancam the Army sebelumnya,
lalu ia memalingkan matanya penuh depresi.
Pada saat itu, si anak laki laki yang seperti biasa berdiri kedepan di hadapan anak
lainnya, sambil menyisir rambut merahnya kembali, bersorak sambil matanya
berbinar.
"Mengagumkan... itu mengagumkan kak!! Itu pertama kalinya aku melihat hal seperti
itu!!"
"Aku bilang juga apa, kakak ini benar benar kuat kan?"
Kirito melangkah maju dengan senyum lebar. Memegang Yui dengan tangan kirinya,
sebuah pedang dibawa di tangan kanannya. Tampaknya ia juga ingin menghadapi
babarapa di antara mereka.
"...A- Ahaha."
Asuna tertawa karena hal tersebut, lalu anak anak tiba tiba menyoraki dan
melompat ke arahnya.
Sasha memegang kedua tangannya erat erat di dadanya, tersenyum sambil
matanya hendak meneteskan air mata.
"Semuanya.... Perasaan semuanya-"
Suara kecil namun bisa didengar jelas. Asuna mengangkat wajahnya karena kaget.
Dalam lengan Kirito, Yui yang telah terbangun tanpa seorangpun menyadari,
menatap ke atas pada udara hampa dan mengacungkan tangan kanannya.
Asuna melihat ke arah yang ditunjuk, namun tak ada apapun disana.
"Perasaan semuanya..."
"Yui! Ada apa, Yui!!"
Kirito berteriak, lalu Yui berkedip dua hingga tiga kali, melihat dengan ekspresi
kosong. Asuna juga berlari penuh kebingungan lalu menggenggam tangan milik Yui.
"Yui-chan... mungkinkah, kamu mengingat sesuatu!?"
"...Aku... Aku..."
Sambil mengerutkan kening, ia menundukkan kepalanya.
"Aku, tidak pernah... disini... aku selalu sendirian dalam kegelapan..."

Kawahara Reki

164

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sambil mengerutkan kening seolah-olah ia teringat sesuatu, Yui menggigit bibirnya.
Dan, pada saat itu...
"Wa... aa... aaah!!"
Memalingkan kepalanya ke belakang, sebuah jeritan bernada tinggi keluar dari
tenggorokannya.
"...!?"
Zsh, zsh, suara yang mirip mesin elektronik bergema dalam telinga Asuna untuk
pertama kalinya sejak ia berada dalam SAO. Tiba tiba setelah hal itu, tubuh Yui
mulai bergetar di sana sini seolah olah akan runtuh.
"Yu... Yui-chan...!"
Asuna menjerit dan membungkus tangannya di sekitar tubuh Yui secara panik.
"Mama... menakutkan... Mama...!!"
Memeluk tubuh lemah Yui dalam lengan Kirito, Asuna memeluknya erat dalam
dadanya. Beberapa detik kemudian, fenomena aneh tersebut menenang, dan
tenaga menghilang dari tubuh Yui yang kaku.
"Sebenarnya apa yang terjadi barusan..."
Bisikan kosong dari Kirito samar samar mengalir dalam keheningan.

Bagian 3
"Semuanya, masing masing ambillah satu potong roti!"
"Hei, itu akan tumpah jika kamu tak memperhatikan!"
"Aah, sensei! Gin mengambil telur goreng matahari milikku!"
"Aku telah memberikan wortelku sebagai gantinya kan!"
"Ini... sungguh mengagumkan..."
"Ya, sungguh..."
Baik Asuna dan Kirito menatap adegan sarapan yang tampak seperti medan perang
di depan mereka, dan berguman satu sama lain dalam kebingungan.
Pada Starting City, tepatnya di ruang tamu dalam gereja pada distrik timur ketujuh.
Piring besar penuh telur, sosis, salad sayur dan sejenisnya berbaris di sepanjang
meja makan yang besar, meja tersebut hamper terpenuhi oleh dua puluh anak
anak atau lebih dalam keributan.
Kawahara Reki

165

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Tetapi, tampaknya mereka menikmatinya."
Pada meja lingkaran yang sedikit jauh, Asuna duduk bersama Kirito, Yui, dan Sasha
yang tersenyum setelah meminum secangkir teh.
"Seperti inilah setiap harinya. Keadaan ini tak akan tenang tak peduli berapa kali
kamu menyuruh mereka diam."
Setelah berkata seperti itu, Sasha menyipitkan matanya yang terisi kasih sayang
dari dalam lubuk hatinya ketika ia menatap anak anak.
"Kamu sungguh menyayangi anak anak kan?"
Asuna berkata dan Sasha hanya tersenyum malu.
"Dengan kata lain, aku telah berlatih untuk menjadi seorang guru di universitas.
Kamu mengerti kan, kekacauan dalam kelas selalu menimbulkan masalah.
Kemampuan untuk bisa mengarahkan anak - anak; aku selalu terpancing akan hal
tersebut. Namun ketika aku tiba di sini, ketika aku memulai hidup bersama anak
anak tersebut, semuanya tampak berbeda dari apa yang aku yakini... rasanya aku
menjadi yang bergantung pada mereka; bahwa mereka telah mendukung aku lebih
banyak. Namun, yah hal itu mungkin baik baik saja... aku mulai mempecayai
bahwa hal tersebut hanyalah hasil alami."
"Yah, aku menjadi mengerti entah bagaimana."
Asuna mengangguk, sambil mengusap kepala Yui yang telah memasukkan sendok
kemulutnya dengan lembut. Kehangatan yang dibawa oleh kehadiran Yui
mengejutkan Asuna. Kehangatan tersebut berbeda dari kehangatan cinta yang ia
rasakan di dadanya ketika bersentuhan dengan Kirito; kehangatan seperti
dimasukkan kedalam bulu yang tak bisa dilihat, sebelum tersadar sekali lagi; sebuah
ketenangan terasa.
Kemarin, setelah pingsan secara tiba - tiba, Yui secara beruntung bangun setelah
beberapa menit. Bagaimanapun juga, karenaAsuna tidak ingin membuat perjalanan
panjang ataupun menggunakan gerbang teleport lagi, dan juga karena undangan
Sasha, Kirito dan Asuna akhirnya meminjam salah satu kamar yang tersedia di
gereja untuk menginap.
Kondisi Yui tampaknya semakin membaik sejak pagi hari, jadiAsuna serta Kirito
menjadi senang karena hal tersebut, tetapi asal usul asli Yui belum diketahui.
Berdasarkan ingatan samar samar yang telah Yui dapatkan, ia tampaknya tak
pernah datang ke Starting City, dan lebih parahnya lagi, ia tidak tinggal bersama
seorang pengasuh. Dalam hal ini, penyebab rusaknya ingatan milik Yui, atau gejala
kemunduran otaknya benar benar tak di ketahui dan mereka berdua bingung apa
yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Namun Asuna telah bersabar dari perasaan yang ada di dalam hatinya.

Kawahara Reki

166

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Juga hingga sekarang, ia akan melanjutkan hidupnya bersama Yui hingga
ingatannya kembali. Bahkan jika cutinya akan berakhir, dan ia harus kembali ke
garis depan, pasti ada suatu cara untuk
Karena Asuna terdiam karena kecemasannya ketika membelai rambutYui, Kirito
meletakkan cangkirnya dan mulai berbicara.
"Sasha-san..."
"Ya?"
"...Well, ini tentang the Army. Sejauh pengetahuanku, meskipun kekejaman dari
meraka sungguh luar biasa, mereka masih bertekad untuk menjaga ketertipan
umum. Melihat kembali tindakan orang orang kemarin, tampaknya mereka
bertindak seperti seorang kriminal... sejak kapan hal seperti itu terjadi?"
Sasha menjawab dengan tegang.
"Waktu ketika aku merasakan ada perubahan dalam tujuan mereka telah terjadi
setengah tahun yang lalu... ada beberapa orang yang melakukan tindakan
pemerasan dengan dalih pemungutan pajak, begitu juga di sisi lain, yang ingin
menumpas tindakan pemerasan tersebut.
Aku juga pernah melihat sesama anggota the Army saling berhadapan satu sama
lain beberapa kali. Berdasarkan rumor, tampaknya ada perebutan kekuasaan
diantara para petingginya atau hal semacam itulah..."
"Yeaa... Well, mereka masih sebuah organisasi besar yang memiliki anggota lebih
dari seribu sekarang ini. Tak ada pikiran yang terlintas ketika mereka akan
memonopoli... Akan tetapi, jika apa yang terjadi kemarin adalah kegiatan harian
mereka, mereka tidak seharusnya dibiarkan... Asuna."
"Apa?"
"Apakah pria itu tahu akan situasi ini?"
Menebak siapa orang yang dimaksud dengan kata kata enggan, orang itu,Asuna
berbicara sambil menahan senyum.
"Well, aku kira ia akan tahu... Ketua Heathcliff itu orang yang serba tahu, bahkan
tentang gerekan the Army. Berbicara tentangnya, bagaimana caranya aku
mengatakan ini ya, ia tampaknya tak tertarik pada apapun selain pemain level atas...
ia pernah menanyai berbagai macam hal tentang Kirito-kun ketika sebelumnya,
tetapi pada saat penaklukan guild pembunuh, Laughing Coffin, berlangsung, ia
hanya meninggalkan kita dengan satu pasukan untuk pergi, Aku akan
menyerahkannya padamu. Bagaimanapun, aku percaya ketua mungkin tak akan
mengerahkan grup penyelesai demi memperngaruhi the Army."

Kawahara Reki

167

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Well, tampaknya hal itu mungkin juga jika kamu menganggap seperti itu... Tetapi
dalam kasus ini, kita tak bisa bertindak banyak jika hanya kita berdua."
Mengerutkan alisnya ketika ia menghisap teh, Kirito tiba tiba mengangkat
wajahnya dan menatap pintu masuk gereja.
"Seseorang disini. Satu orang..."
"Eh... Mungkinkah tamu lain..."
Menegaskan kata kata Sasha, sebuah ketukan terdengar di dalam bangunan
gereja.
Seseorang yang memasuki ruang tamu bersama Sasha yang membawa sebuah
belati tergantung di pinggangnya, dan Kirito, yang juga mengikuti Sasha untuk
memastikan, adalah seorang pemain wanita berpostur tinggi. Rambut keperakan
yang diikat ekor kuda memberikan kesan sosok yang berwawasan, serta mata
berwarna biru langitnya terisi penuh semangat, wajah yang cantik.
Gaya rambut, warna rambut, dan bahkan warna pupil mata bisa di atur sesuka hati
dalam SAO, tetapi karena kebanyakan sistem yang bekerja adalah buatan Jepang,
pemain dengan corak warna kuat seperti ini bisa dikatakan cukup jarang. Asuna juga
pernah sekali mencoba sekuat tenaga untuk mewarnai rambutnya menjadi merah
muda; kejadian itu adalah sebuah masa lalu yang tak boleh dikatakan dimana ia
akhirnya mengembalikan warnanya menjadi coklat karena kecewa.
Ia adalah wanita yang cantik, dan setelah mendapat kesan pertama juga termasuk
bahwa ia adalah wanita dewasa, Asuna menjatuhkan pandangannya sekali lagi
menuju equipment yang dikenakan si wanita tersebut, lalu ia terkejut secara reflek.
Meskipun equipment tersebut tersembunyi oleh jubah abu - abu, pada tubuh si
pemain wanita ini, ia mengenakan sebuah mantel hijau kehitaman dengan bawahan
berwarna sama hingga pahanya; armor metal dengan warna pudar ini tak salah lagi
adalah seragam dari the Army. Di sisi kanan pinggangnya ada sebuah pedang
pendek, dan sebuah cambuk menggulung di sisi kirinya.
Anak anak yang menyadari kehadiran si wanita langsung terdiam secara
bersamaan dan berhenti bergerak sementara mata mereka terisi penuh
kewaspadaan. Akan tetapi, Sasha tersenyum kepada mereka dan berbicara seolah
ia menghapus rasa ketidak percayaan mereka.
"Semuanya, tenanglah, jangan khawatir atas kehadiran wanita ini. Lanjutkan
sarapan kalian."
Anak anak memandang penuh tanya, tetapi dengan kata kata Sasha yang
mereka percayai, semuanya melepaskan ketegangan yang ada di pundak mereka
dengan perasaan senang, lalu keributan kembali hadir di ruang tamu tersebut. Si
pemain wanita yang telah berjalan menuju meja bundar di tengah tengah

Kawahara Reki

168

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
semuanya dan mengambil tempat duduk yang telah di sediakan oleh Sasha, ia
akhirnya duduk dengan sedikit membungkuk.
Tidak memaham situasi ini, ia menatap Kirito dengan penuh tanya, dan Kirito yang
juga telah duduk di kursi menundukkan kepalanya kesamping hingga ia menghadap
Asuna lalu berbicara.
"Er, well, orang ini bernama Yuriel-san. Tampaknya ia memiliki suatu hal untuk
dibicarakan dengan kita." Pemain berambut silver pengguna cambuk yang telah
diperkenalkan sebagai Yuriel menatap lurus ke arah Asuna untuk sesaat, sebelum
akhirnya ia menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya.
"Senang bertemu denganmu, Namaku Yuriel. Aku masuk dalam sebuah Guild,
namanya ALF."
"ALF?"
Asuna bertanya akan nama guild tersebut yang ia dengar untuk pertama kalinya,
dengan cepat si wanita menundukkan kepalanya.
"Ah, maafkan saya. Nama itu adalah sebuah singkatan untuk the Aincrad Liberation
Force. Aku tak begitu suka nama resminya, jadi..." Suara si wanita terdengar begitu
elegant. Perasaan iri tumbuh semakin besar dalam hati Asuna yang selalu berpikir
bahwa suaranya kekanak kanakan, jadi ia kembali memperkenalkan dirinya.
"Senang berkenalan denganmu. Aku dari guild Knights of the Blood's ah, tidak,
aku sedang pensiun untuk sementara waktu, kamu bisa memanggilku Asuna. Lalu
anak ini bernama Yui."
Setelah menghabiskan sup dan sedang menikmati jus buahnya, Yui mengangkat
wajahnya tiba - tiba, memperhatikan Yuriel lebih dekat. Ia sedikit mencondongkan
kepalanya, lalu ia segera memberikan sebuah senyum manis, lalu memundurkan
tatapannya.
Pada saat nama Knights of the Blood sampai di telingan Yuriel, ia membuka mata
biru langitnya lebih lebar.
"KoB... aku mengerti, tak heran jika orang orang itu dikalahkan dengan mudah."
Asuna yang menyadari siapa orang yang dimaksud, meningkatkan kewaspadaannya
sambil berbicara.
"...Dengan kata lain, kamu kesini untuk menanyakan kejadian kemarin, benar begitu
kan?"
"Bukan, bukan, bukan untuk itu aku kemari. Malah kebalikannya; aku ingin
mengungkapkan rasa terima kasihku karena kalian melakukan hal seperti itu."
"..."
Kawahara Reki

169

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Menatap Kirito dan Asuna yang terdiam karena tidak memahami maksudnya,Yuriel
berterus terang akan maksud tujuannya kemari.
"Hari ini, aku datang ke sini karena aku ingin meminta bantuan kalian berdua."
"S-sebuah permintaan...?"
Rambut silvernya bergoyang karena mengangguk, si swordswoman dari the Army
melanjutkan perkataannya.
"Iya. Aku akan memulai penjelasanku dari sangat awal. Apa yang kita kenal sebagai
the Army, bukanlah nama yang terkenal jika dulu... alasan mengapa ALF menjadi
nama Army saat ini dikarenakan fakta bahwa si wakil ketua yang mendirikan guild
ini, seorang pria yang bernama Kibaou, sekarang ia menjadi peminpin yang
menguasai guild ini. Pada awalnya, ia memilih nama guild, MTD... pernahkan kamu
mendengarnya?"
Asuna tidak mengingat jika pernah mendengar nama itu sebelumnya, namun Kirito
memberikan balasan tiba tiba.
"Nama itu mungkin sebuah singkatan dari MMO Today. Pada waktu ketika SAO
dimulai, nama tersebut adalah situs perkumpulan informasi game terbesar di jepang.
Orang yang membentuk guild seharusnya menjadi seorang administrator dari sana.
Jika aku tak salah, namanya adalah..."
"Sinker."
Pada saat nama tersebut diucapkan, wajah Yuriel sedikit berubah.
"Dia... dulunya tidak ingin membuat organisasi sok kuasa seperti sekarang ini. Apa
yang ia inginkan hanyalah kesetaraan pembagian informasi serta sumber makanan
diantara pemain sebanyak mungkin..."
Bahkan setelah Asuna mengetahui keinginan serta gagalnya the Army ketika
waktu itu melalui desas desus. Keinginan untuk memburu monster dengan banyak
orang, mengurangi tingkat bahaya sebanyak mungkin, melalui itu semua mereka
bisa mendapatkan pemasukan tetap dan pengeluaran yang seimbang, tindakan
seperti itu bukanlah suatu aib. Tatapi inti dari MMORPGs adalah perebutan sumber
daya oleh pemain untuk mereka sendiri, dan hal tersebt tidaklah berubah bahkan
bagi orang yang tak dikenal, tidak hanya kondisi extreme yang ada di permainan
seperti SAO. Tidak, sebenarnya, bisa dikatakan bahwa kondisi seperti itu malahan
semakin menguatkan.
Terlebih lagi, rencana serta kepemimpinan yang kuat bagi sebuah organisasi sangat
penting untuk mewujudkan keinginan organisasi, untuk tambahan juga, the Army
terlalu besar. Persembunyian dari item yang diperoleh semakin merajalela,
pemberontakan secara tiba tiba terjadi satu persatu, lalu pemimpin guild secara
perlahan kehilangan kendali atas guildnya.

Kawahara Reki

170

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Dan seseorang yang datang untuk memperkuatnya adalah laki laki bernama
Kibaou."
Yuriel berbicara dalam nada yang tidak senang.
"Dia mendukung konsep individualise dari Sinker, lalu memulai memperkuat struktur
organisasi dengan pemain pemain berlevel tinggi yang memiliki pandangan yang
sama, dan mengubah nama guild menjadi Aincrad Liberation Force. Untuk
tambahan saja, dia mendukung perburuan kriminal dan memonopoli field dengan
keefektifan diatas rata - rata, melalui penggunaan kebijakan resmi. Dia setidaknya
mempertimbangkan hubungan dengan guild lain dengan cara mempertahankan
etika berburu pada area area setelahnya, dia tetap memonopoli dalam periode
waktu lama melalui berbagai cara kekerasan, meningkatkan keuntungan guild
dengan tajam, serta menyebabkan pendukung Kibaou memperoleh kekuasaan
politik secara cepat. Akhirnya, Sinker secara cepat menjadi tak lebih dari pemimpin
palsu... sedangkan pemain pemain dari kelompok Kibaou telah memulai tindakan
pemerasan dibalik dalih penagihan pajak bahkan di dalam batas kota. Kemarin,
orang yang menyebabkan kalian menemui keadaan berbahaya adalah bagian dari
kelompok tersebut."
Yuriel mengmbil nafas, meminum teh yang Sasha buat lalu melanjutkan.
"Bagaimanapun juga, meskipun kelompok Kibaou memiliki kelemahan. Mereka tak
mencari apapun selain pengumpulan kekayaan, mereka juga hampir tidak
melanjutkan penyelesaian permainan ini. Kepercayaan pada mereka menyebabkan
suatu akhir, dan menjadi pembicaraan populer diantara para pemain yang mengikuti
Kibaou... Untuk mengendalikan ketidakpuasan tersebut, Kibaou akhirnya memilih
bertaruh. Bersama bawahannya, dia membentuk sebuah party yang terdiri dari
sepuluh pemain yang memiliki level paling atas, lalu mengirim mereka untuk
mengalahkan boss paling atas."
Asuna secara sengaja bertukar pandang dengan Kirito. Pemain dari the Army yang
bernama Colbert menantang boss lantai tujuh puluh empat The Gleameyes, tanpa
persiapan yang tepat dan akhirnya tewas secara tragis, sungguh kenangan yang
buruk bagi Asuna.
"Bagaimanapun juga betapa tingginya levelmu sejak awal, ketika dibandingkan
dengan grup penyelesai, kita tak bisa menolak kurangnya kecapakan yang dimiliki ...
hingga akhirnya, party tersebut dihancurkan, ddan yang terburuk adalah si pemimpin
party tersebut tewas. Kibaou menyalahkan hasil tersebut. Kita sedikit lagi hampir
bisa untuk mengeluarkannya dari guild, tetapi..."
Kerutan terbentuk di batang hidung Yuriel, lalu ia menggigit bibirnya.
"Tiga hari lalu, Kibaou mengambil tindakan berlebih karena ia diburu lalu memasang
sebuah perangkap kepada Sinker. Dia menggunakan kristal koridor yang telah diatur
menuju dungeon terdalam pada pintu keluarnya, dan Sinker secara singkat langsung
terbuang menuju dungeon tersebut. Pada waktu itu, Sinker pergi tanpa membawa
equipment miliknya karena percaya pada perkataan Kibaou, 'Ayo berbincang tanpa
Kawahara Reki

171

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
menggunakan senjata,' serta di dungeon tersebut seseorang tak akan bisa melewati
mob monster dari bagian paling dalam dan bisa kembali sendiri. Tampaknya ia juga
tak membawa kristal teteport..."
"T- tiga hari telah berlalu...!? Sinker-san pasti...?"
Menghadap Asuna yang memberikan pertanyaan, Yuriel mengangguk ringan.
"Namanya pada Monument of Life masih belum terconteng, jadi tampaknya ia
berhasil menuju area aman. Akan tetapi, karena lokasi dungeonnya kemungkinan
berlevel tinggi, kami tak bisa mengambil tindakan apapun... kamu tahu kan, pesan
tak bisa dikirimkan jika di dalam dungeon, dan jendela penyimpanan guild tak bisa
diakses dari dalam sana, jadi kami juga tak bisa mengirimkan kristal teleport."
Semenjak menggunakan Kristal koridor bisa mengirimkanmu ke tujuan kematian, hal
tersebut adalah salah satu teknik dasar yang biasa dikenal sebagai, Portal PK,
Sinker seharusnya tahu akan hal tersebut. Akan tetapi, ia mungkin tidak
mempertimbangkan jika wakil ketua pada guild yang sama akan melakukan tindakan
seperti itu bahkan penuh penuh kebencian diantara mereka berdua. Atau mungkin,
Sinker hanya tidak ingin mempercayai fakta tersebut.
Karena kelihatannya ia bisa membaca pikiran Asuna, Yuriel berguman, "Dia hanya
orang yang terlalu baik," lalu melanjutkan.
"...seseorang yang hanya bisa memanipulasi bukti seorang pemimpin guild, the
Scroll of Contracts, adalah Sinker dan Kibaou, jika terus seperti ini, dengan tidak
kembalinya Sinker, manajemen guild dan semacamnya, bahkan masalah keuangan;
semua hal tersebut akan dikendalikan oleh Kibaou. Kewajiban untuk mencegah
Sinker jatuh kedalam perangkap bersama asistennya, adalah aku, dan aku tak
punya pilihan lain serta menyelamatkannya. Namun aku tak mungkin melewati
dungeon yang sulit demgam levelku saat ini; begitu juga memanggil dukungan dari
pemain the Army."
Ia menggigit bibirnya rapat, sebelum menatap lurus menuju Kirito lalu ke Asuna.
"Dan pada waktu itu, aku mendengar kabar burung jika sepasang pemain yang
sangat kuat muncul di kota ini, oleh karenanya aku datang ke sini untuk meminta
bantuan, aku tak bisa mengabaikan situasi ini dan tak melakukan apapun. Kiritosan Asuna-san." Yuriel membungkuk dalam, lalu berbicara.
"Aku yakin ini sungguh tindakan yang lancang karena kita baru saja bertemu, tetapi
kumohon, bisakah kalian membantuku untuk menyelamatkan Sinker?"
Asuna menatap Yuriel sungguh sungguh yang telah menyelesaikan cerita
panjangnya.
Ini menyedihkan untuk dikatakan sebenarnya, tetapi dalam SAO, kata kata dari
orang lain tak bisa dipercaya sebegitu mudahnya. Bahkan untuk masalah seperti ini,
kemungkinan hal ini adalah konspirasi untuk memancing Kirito dan Asuna menuju
Kawahara Reki

172

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
batas luar kota lalu melukai mereka berdua tak bisa diabaikan begitu saja.
normalnya, selama memiliki pengetahuan yang cukup tentang permainan ini,
mungkin bisa menemukan kebohongan pada cerita ini, namun tak beruntungnya,
Asuna dan teman temannya mengetahui lebih motif asli yang melibatkan the
Army.
Bertukar pandang dengan Kirito, Asuna membuka mulutnya untuk berbicara dengan
sopan.
"Jika ada sesuatu yang bisa kami lakukan, kami seharusnya meminjamkan
kekuatan kamiitulah apa yang aku yakini. Tetapi tentang masalah yang terjadi,
pertama tama kami harsu melakukanpenyelidikan terlebih dahulu setidaknya untuk
mengkonfirmasi ceritamu..."
"Seperti yang kuharapkan, aku seharusnya..."
Yuriel mengangguk sedikit.
"Aku menyadari bahwa ini mungkin permintaan yang tak masuk akal...
bagaimanapun juga, aku tak ingin garis horizontal terukir pada nama Sinker lebih
dulu pada Monument of Life di Black Iron Castle sekarang ini..."
Mata si pengguna cambuk berambut silver tampak meredup untuk memperngaruhi
perasaan Asuna. Ia ingin untuk percaya. Tetapi pada waktu yang sama, pengalaman
yang telah ia kumpulkan lebih dari dua tahun di dunia ini memperingatkannya, bel
alarm tentang bahaya menggoyahkan emosinya..
Melihat ke arah Kirito, ia juga tamapaknya kehilangan arah pikirannya sekali lagi.
Mata hitamnya bermaksud menampilkan gejolak hatinya, keinginan untuk membantu
Yuriel dan kuatir akan kesehatan Asuna.
Kemudian itu terjadi. Yui yang terdiam cukup lama hingga kini tiba tiba
mengangkat kepalanya darti cangkir lalu berbicara.
"Tak apa Mama. Orang ini tak berbohong kok."
Asuna kaget dan menatap Yui. Mengesampingkan isi perkataannya, kata kata Yui
sungguh bahasa jepang yang fasih, tampaknya perkataan terputus putusnya
kemarin suatu kebohongan.
"Yu... Yui-chan, apa kamu bisa memahami hal seperti itu...?"
Ditanyai pertanyaan oleh Asuna yang menatap wajahnya, Yui memberikan
anggukan.
"Un. Aku tak bisa... mencari kata kata yang tepat, tapi aku mengerti..."

Kawahara Reki

173

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Setelah mendengar kata kata tersebut, Kirito mengangkat tangan kanannya,
menyentuh kepala Yui. Kirito menatap Asuna lalu menyeringai. "Ayo percaya
padanya, daripada mencurigainya. Ayo pergi. Kita akan menangani ini."
"Kamu selalu tak memikirkan seperti sebelumnya, huh."
Menggoyangkan kepalanya ketika membalas, Asuna juga membelai rambut Yui
dengan tangannya.
"Maaf ya Yui-chan. Kami akan terlambat mencari teman temanmu untuk satu hari,
maafkan kami ya."
Asuna berbisik dalam suara kecil, meskipun ia yakin jika Yui memahaminya Yui
tersenyum lebar dan mengangguk. Menggerakkian rambut hitamnya sekali lagi,
Asuna berbalik menghadap Yuriel dan berkiata sambil tersenyum.
"...Kami mungkin tak bisa membantu banyak, tetapi ijinkan kami menemanimu.
Keinginan menolong orang yang penting denganmu; aku juga mengerti perasaan
itu..."
Air mata menetes dari mata berwarna biru langit milik Yuriel, ia lalu membungkuk
dalam.
"Terima kasih... terima kasih banyak..."
"Simapn saja terima kasihnya setelah kita menyelamatkan Sinker-san."
Asuna memberikan senyum lainnya, dan Sasha yang sejauh ini melihat dalam
keheningan, menepukkan kedua tangannya.
"Maka dari itu, pastikan kalian mengisi perut dulu! Masih ada makanan yang tersisa,
kamu juga makanlah Yuriel-san." Cahaya matahari yang bersinar lemah di awal
musim dingin berwarna merah terang setelah melewati puncak pohon di jalanan,
menciptakan bayangan pada jalanan berbatu. Hampir tidak ada seorangpun melalui
jalanan di Starting City, dan jalanan yang membentang si kejauhan, kesan suram
benar benar tak bisa ditolak.
Asuna mempercepat mengenakan equipmentnya melewati jalanan bersama Kirito
yang menggendong dibawah panduan Yuriel.
Asuna umumnya akan meninggalkan Yui bersama Sasha, akan tetapi Yui bersikeras
untuk ikut pergi bersama, akhirnya ia membawa Yui. Tantunya, sebuah kristal
teleport telah disiapkan didalam kantongnya. Jika situasi semakin memburuk
meskipun mengganggu Sashamereka akan segera mundur dungeon.
"Ah, sekarang aku kepikiran sesuatu, kamu masih belum menyebutkan al penting."
Kirito memanggil Yuriel yang berjalan di depan.

Kawahara Reki

174

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Dungeon tersebut ada di lantai berapa?"
Yuriel memberi sebuah jawaban sederhana.
"Di sini."
"...?"
Asuna menolehkan kepalanya secara naluri.
"Di sini... eh?"
"Itu, yah, di Starting City... ada sebuah dungeon besar di dalam tanah pada pusat
kota. Sinker mungkin... ada di bagian paling dalam..."
"Serius?"
Kirito berbicara seperti sedang mengerang.
"Tak ada dungeon seperti itu ketika beta test. Mungkin salah..."
"Pintu masuk menuju dungeon tersebut ada di Black Iron Castle dengan kata lain
markas pusat the Army. Dungeon tersebut bukanlah jenis dungeon yang akan
terbuka jika kamu menyelesaikan lantai atas, serta dungeon tersebut baru
ditemukan ketika Kibaou datang untuk memperkuat, mereka tampaknya ingin
memonopoli dungeon tersebut dengan kelompok mereka sendiri. Dungeon tersebut
masih menjadi rahasin unruk sementara waktu bahkan dari Sinker, dan tentunya dari
aku..."
"Jadi begitu. Ada banyak item langka yang muncul ketika di dalam dungeon yang
masih belum dijelajahi. Mereka pasti mendapat keuntungan dari itu."
"Well, tidak sepenuhnya benar si."
Nada Yuriel kehilangan kesenangan.
"Meskipun dungeon itu ada di bawah tanah, tingkat kesulitannya benar benar
tinggi... bahkan diantara monster bawah tanah, level mereka hampir mendekati
monster yang ada di lantai enam puluh. Party yang dipimpin Kibaou beberapa waktu
yang lalu dihancurkan dan mereka melarikan diri dengan berteleport keluar.
Bersyukurlah karena mereka terburu buru menggunakan kristal,kita bisa masuk
sejauh ini."
"Hahaha, aku mengerti."
Yuriel membalas tawa Kirito dengan senyuman, tetapi langsung hilang tergantikan
kemurungan.

Kawahara Reki

175

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Bagaimanapun juga sekarang ini, itulah alasan menyelamatkan Sinker menjadi
sulit. Kristal koridor yang digunakan Kibaou menempatkannya agak dalam, lalu ia
berlari kesana kemari, menjauhi monster monster... Sinker mungkin berada di
ujungnya. Tak mungkin bagiku untuk menangani monster tersebut jika satu lawan
satu, dan melawan mereka yang saling berkaitan sungguh tak mungkin. Maaf, tapi
kalian berdua akan..."
"Ah, yah jika merka berlevel sekitar enam puluhan..."
"Kami seharusnya bisa menanganinya."
Mengikuti pernyataan Kirito, Asuna mengangguk. Untuk dungeon lantai enam puluh,
level 70 bisa menanganinya, akan tetapi level Asuna yang kini ia telah capai adalah
level 87, sementara Kirito telah mencapai level 90. Dengan ini, kelihatannya kita
mungkin bisa melalui dungeonini sambil melindungi Yui, dan Asuna melepas
ketegangan di pundaknya penuh senang. Bagaimanapun juga, Yuriel melanjutkan
perkataannya tanpa kehilangan ekspresi cemasnya.
"...Dan juga, ada hal lain yang perlu kita perhatikan. Informasi ini aku dapat dari
pemain yang ikut serta dalam party sebelumnya, di dalam dungeon ini... monster
besar terlihat; kelihatannya seperti boss..."
"..."
Asuna bertukar pandang dengan Kirito.
"Boss ini mungkin berlevel sekitar enam puluhan... bagaimana penampilan boss dari
lantai enam puluhan?"
"Eh, yah, aku yakin... boss itu kelihatan seperti seorang kesatria ber armor yang
terbuat dari batu."
"Ah, yang itu huh. ... tak terlalu sulit jika aku tak salah..."
Menghadap Yuriel, ia mengangguk sekali lagi.
"Well, kita mungkin bisa dengan mudah mengatasinya."
"Syukurlah kalau begitu!"
Yuriel akhirnya mengurangi ketegangannya lalu melanjutkan perkataannya sambil
berkedip,karena ia kira ia melihat sesuatu yang mempesona.
"Benar... kalian berdua telah berpengalaman dengan pertarungan melawan boss...
Maaf telah mengambil waktu berharga kalian..."
"Tidak, kami masih berlibur kok."
Asuna melambaikan tangannya.
Kawahara Reki

176

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Setelah mereka bercakap - cakap, bentuk dari bangunan besar yang berkilau hitam
mua\lai tampak di jalan didepan mereka.. bangunan ini adalah bangunan terbesar
yang ada di Starting City, the Black Iron Castle. Di ruang depan setelah masuk
melalui gerbang utama, Monument of Life dengan nama setiap pemain tercatat,
berdiri tegak disana, meskipun setiap orang bisa masuk hingga titik ini, kebanyakan
ruang yang lebih dalam telah dikontrol sepenuhnya oleh the Army.
Yuriel tidak masuk melalui pintu utama, melainkan melalui pintu belakang. Tembok
kastil tinggi serta parit dalam mengelilingi kastil ini, menolak penyusup hingga
selamanya. Bebar benar tak ada manusia yang melewatinya..
Setelah berjalan beberapa menit, tempat yang Yuriel datangi adalah jalanan
menurun, turun hingga dimana dekat dengan permukaan air parit. Mengintip
kedalam, ada jalan lebar terbuka di sisi kanan tangga.
"Kita akan masuk ke aliran pembuangan kastil dari sini dan menuju pintu masuk
dungeon. Mungkin akan sedikit gelap dan sempit..."
Yuriel menghentikan perkataannya disana, memandang Yui yang masih di lengan
Kirito dengan penuh perhatian. Oleh hal ini, Yui tak senang dan terlihat marah,
"Yui tak takut!"
Setelah itu. Sebuah senyum keluar dari Asuna karena meluhat situasi ini.
Kepada Yuriel, Yui mengatakan tak lebih dari, "Kami tinggal bersama." Ia tak
mencoba untuk mengetahui lebih dari itu, namun Yuriel mungkin keberatan
membawa Yui kedalam dungeon.
Asuna berbicara untuk mengurangi kekhawatirannya.
"Tak apa; anak ini lebih waspada dari penampilannya."
"Yep. Ia pasti menjadi seorang swordswoman yang kuat di masa depan."
Dengan kata kata Kirito, Asuna memandangnya dan tersenyum, lalu Yuriel
mengangguk
"Okelah, ayo pergi!"

"Nuooooo"
Pedang di tangan kanan memotong monster dengan sebuah tebasan,
"Ryaaaaaaa"
Dan pedang di tangan kiri meledakkannya.

Kawahara Reki

177

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Mengequip dua pedang untuk pertama kalinya sementara, Kirito melepaskan energi
yang di simpannya selama liburan ini, menebas musuh musuh tanpa berhenti satu
sama lain. Asuna yang memegang tangan Yui, serta Yuriel yang menggenggam
cambuk metalnya tak memiliki kesempatan untuk membantu. Setiap kali kelompok
musuh yang terdiri dari monster katak besar yang di selubungi smile, monster type
udang yang memiliki pencapit hitam kemilau, dan semacamnya muncul, Kirito
menebas mereka semua dengan penuh kemarahan dari pedang di tangan kanan
dan kirinya tanpa menyisakan apapun.
Dalam pikiran Asuna hanya terlintas, "Oh, ya ampun," akan tetapi Yuriel ternga
nga menatap Kirito yang sedang dalam mode mengamuk dengan penuh
kekaguman. Mungkin ini tontonan yang terlalu berbeda diluar pengetahuannya .
sementara Yui menyoraki dengan polosnya untuk mengurangi ketegangan yang ada
di udara "Papa, lakukan yang terbaik,"
Beberapa menit telah berlalu sejak mereka memasuki gelapnya bawah tanah yang
penuh air, hingga hingga menyerbu dungeon ini dari batu hitam sebelumnya.
Tempat ini lebih lebar, dalam, dan terisi oleh monster daripada yang diharapkan,
tetapi Kirito menerobos keseimbangan game, mengayunkan sepasang pedangnya
dengan penuh kekuatan, sementara dua swordswomen hanya terdiam.
"We... Well, aku sungguh minta maaf karena membiarkan kalian mengurus ini..."
Menatap Yuriel yang penuh penyesalan sambil menunduk, Asuna hanya tersenyum
masam.
"Tidak, pertarungan tadi benar benar memikat... taka pa kok membiarkannya
melakukan hal itu."
"Hei, apa apaan itu, itu mengerikan."
Kirito kembali dengan kesal setelah menghancurkan kelompok monster karena
perkataan Asuna sampai di telinganya.
"Jadi ingin switch?"
"...Se- sedikit lagi."
Asuna dan Yuriel akhirnya tersenyum setelah saling tatap.
Setelah si pengguna cambuk berambut silver melambaikan tangan kirinya karena
ingin menampilkan peta, ia menunjuk titik bercahaya yang melambangkan tanda
seorang teman, menunjukkan posisi Sinker. Karena ia tak memiliki peta dungeon,
jalanan menuju titik bercahaya masih kosong, akan tetapi mereka telah mencapai
tujuh puluh persen dari jarak total.
"Posisi Sinker tidak berubah setelah beberapa hari. Aku yakin ia berada di area
aman. Jika kita bisa sampai kesana, kita bisa menggunakan kristal untuk mundur,
jadi... maaf, aku akan mengandalkan kalian sedikit lagi."
Kawahara Reki

178

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Yuriel menundukkan kepalanya, Kirito bingung sambil melambaikan tangannya.
"T- tidak, kami melakukan ini karena kami ingin, dan juga ada item yang dijatuhkan,
jadi..."
"Oh?"
Asuna menjawab secara reflek.
"Apa ada item bagus yang jatuh?"
"Yup."
Kirito memanipulasi jendelanya dengan cepat, lalu daging merah kehitaman muncul
dari sana dengan suara gemerincing. Wajah Asuna membeku memikirkan
bagaimana anehnya yang ia rasakan.
"Ap... Apa sih itu sebenarnya?"
"Daging katak! Kamu pasti berkata jika daging ini enak jika dibandingkan dengan
daging lain, pastikan untuk memasaknya nanti ya."
"Aku. Tak akan memasaknya!!"
Asuna berteriak dan juga membuka jendelanya. Membuka penyimpanan yang
terhubung dengan Kirito, ia menggeser item yang bernama Scavenger Meat x24,
lslu tanpa ampun membuangnya ke tanda tempat sampah.
"Ah! Aaaaaa..."
Menatap Kirito yang terlihat kesal dan mengomel, Yuriel tak bisa membantu namun
tertawa sambil memegangi perutnya, meskipun ia mencoba untuk menahannya.
Tepat pada saat itu,
"Kakak akhirnya bisa tertawa!"
Yui berteriak gembira. Yuriel juga menyeringai lebar.
Melihat hal tersebut, Asuna mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Hari
sebelumnya, ketika Yui mengejang juga tepat setelah anak anak tertawa bersama
setelah mengalahkan orang orang dari the Army. Tampaknya gadis ini memiliki
sensifitas yang unik terhadap orang orang di sekitarnya. Apakah ia terlahir dengan
kepribadian seperti itu, atau mungkin karena perasaan sakit yang selama ini ia
derita Asuna menggenggam tangan Yui, memeluknya lebih dekat. Ia bersumpah
akan selalu tersenyum di sisi gadis ini.
"Well, ayo kita lanjutkan!"
Merespon suara Asuna, party tersebut melangkah semakin dalam menuju dungeon.
Kawahara Reki

179

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Kelompok monster kebanyakan terdiri dari makhluk air sejak mereka memasuki
dungeon, kini telah berubah menjadi type hantu, seperti zombie serta hantu, karena
mereka menuruni tangga, udara dingin terasa sampai ke hati Asuna, namun
sepasang pedang milik Kirito masih lanjut menebas sosok sosok musuh yang
muncul secara sekejap tanpa menunjukka keragu raguan.
Normalnya, sedikit tak terhormat bagi pemain berlevel atas untuk berburu ke area di
bawah level mereka, tetapi hal tersebut tak perlu dipikirkan saat ini karena tak ada
seorangpun disini. Jika ada waktu luang, akan jadi kesempatan bagi Yuriel yang
bertugas sebagai penduking untuk naik level, kan tetapi menyelamatkan Sinker lebih
diprioritaskan saat ini.
Dalam dua jam yang telah berlalu sekejap mata, jarak mereka dengan posisi Sinker
yang berada di area aman dalam peta semakin berkurang. Tak tahu berapa banyak
monster yang ditumbangkan karena pedang milik Kirito menghancurkan swordsmen
tengkorak hitam menjadi berkeping keping, dan mereka akhirnya menangkap
sedikit cahaya tepat di depan mereka.
"Ah, itu zona aman!"
Ketika Asuna berucap, Kirito juga mengangguk untuk memastikan dengan skill
deteksinya.
"Ada seseorang di dalam sana. Dia aman."
"Sinker!"
Yuriel berteriak lalu berlari demham armornya yang berdenting, ia tak bisa menahan
dirinya lebih lama. Kirito menurunkan dua pedangnya dan mengikuti di belakangnya
bersama Asuna yang memegang Yui.
Mereka berlari menuju cahaya itu. Ketika mereka melewati jalanan yang berbelok ke
kanan setelah beberapa detik, di depan cabang dari jalan tersebut sebuah ruang
kecil dapat terlihat.
Karena mata mereka membiasakan diri terhadap kegelapan, ruang tersebut terisi
cahaya yang cukup terang yang bisa menytilaukan mereka, dan seorang laki laki
berdiri di pintu masuknya. Wajahnya tak terlihat karena cahaya di belakangnya, akan
tetapi ia melambaikan tangannya dengan liar menuju arah sini.
"Yurieeel!!"
Pada saat ia meyakinkan sosok tersebut, si laki laki meneriakkan nama Yuriel.
Yuriel juga melambaikan tangan kirinya sambil berlari lebih cepat.
"Sinkerrr!!"
Suaranya tercampur dengan air mata, tangisan si pria

Kawahara Reki

180

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Jangan datang lebih dekat!! Jalanannya...!!"
Mendengar hal itu, Asuna melambatkan langkahnya penuh tanya. Tampaknya kata
kata tersebut tak sampai ke telinga Yuriel. Ia tetap berlari menuju ruang di
depannya.
Pada saat itu juga.
Beberapa meter sebelum area aman, di titik buta pada sisi kanan, pada jalan kecil
yang memotong jalanan tempat mereka bertiga berlari, kursor kuning yang tak di
harapkan muncul. Asuna dengan cepat mengecek namanya. Yang bisa ditampikan
adalah The Fatal-scythe Dengan arti nama scythe yang memotong takdir, nama
itu juga memiliki "The" yang terlampir. Sebuah bukti jika monster itu adalah boss.
"Jangan!! Yuriel-san, mundurlah!!"
Asuna berteriak. Kursor kuning bergerak perlahan ke sisi kiri, mendekati
persimpangan jalanan. Jika seperti ini, Yuriel akan berlari ke persimpangan tersebut.
Hanya tersisa beberapa detik.
"Ku-!!"
Tiba tiba Kirito yang berlari di sisi kiri Asuna telah menghilang. Kenyataannya, ia
telah berlari dengan kecepatan yang dasyat. Tembok di sekeliling bergetar karena
suara tubrukannya.
Ia telah sampai beberapa meter dengan kecepatas seperti teleport, lalu Kirito
memegang Yuriek dari belakang dengan tangan kanannya, ia mendorong pedang di
tangan kirinya ke jalanan batiu di bawahnya dengan seluruh kekuatannya. Suara
logam terdengar hebat sekali. Percikan tak terhitung muncul. Mengeluarkan rem
mendadak bisa membakar udara, di tempat Kirito dan Yuriel berhenti tepat di depan
persimpangan, tanahnya meraung seperti suatu getaran karena raksasa bayangan
hitam melewatinya.
Kursor kuning yang menyergap pada jalanan di sisi kiri akhirnya berhenti setelah
sepuluh meter. Monster yang tingginya tak diketahui ini merubah arahnya dan
muncul sekali lagi.
Kirito melepaskan Yuriel dan menarik pedangnya yang tertancap ke lantai, ia
melompat ke kiri. Asuna mengikuti dalam bingung.
Menggoncangkan Yuriel yang terjatuh karena syok, Asuna mendorongnya menuju
sisi yang berlawanan persimpangan. Menurunkan Yui dari lengannya dan
menyerahkannya ke Yuriel, Asuna hanya memberikan sedikit perintah.
"Mundurlah ke area aman bersama anak ini!"
Si pengguna cambuk mengangguk dengan wajah pucatnya, ia menyetujui untuk
membawa Yui ke dalam ruangan, Asuna menghunus rapier miliknya sambil berbelok
kea rah kiri.
Kawahara Reki

181

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sosok punggung Kirito masih berdiri dengan dual blades miliknya memasuki
pandangan Asuna. Apa yang terlihat di sana adalah sesosok humanoid berjubah
hitam setinggi dua setengah meter.
Dengan tudungnya, tangan si boss yang bergelayut mengintip dari jubah benar
benar hitam. Di dalamnya tampak wajah yang suram, di dalamnya hanya ada
sepasang bola mata penuh energi, urat nadinya bisa terlihat seolah menatapo Kirito
dan Asuna. Dia memegang sabit besar berwarna hitam di tangan kanannya. Dari sisi
sudutnya, noda merah menetes turun, tetes demi tetes. Secara keseluruhan, boss
ini memiliki tubuh seperti seorang dewa kematian.
Bola mata sang dewa kematian berputar lalu menatap lurus ke arah Asuna. Tepat
setelahnya, hawa dingin merasuki seluruh tubuhnya seolah hatinya di cengkram
oleh ketakutan.
Tampaknya level boss ini masih bisa diatasi.
Dengan pikiran seperti itu di kepalanya, saat ia menyiapkan rapier miliknya sekali
lagi, Kirito berkata keras dari depannya. "Asuna, temani mereka bertiga ke area
aman lalu larilah dengan kristal."
"Eh...?"
"Boss ini sungguh kuat. Bahkan skill identifikasiku tak bisa menemukan data
apapun. Dalam hal kekuatan, rangking boss ini mungkin sekitar lantai Sembilan
puluh."
"...?"
Asuna kehilangan nafasnya serta terdiam kaku. Bahkan ketika saat ini si dewa
kematian perlahan bergerak melewati udara, mendekati mereka berdua.
"Aku akan mengulur waktu, cepatlah keluar dari sini!!"
"Ki- Kirito juga, kita berdua harus..."
"Aku akan mengerjarmu! cepatlah...!!"
Jika kristal teleport digunakan sebagai pilihan terakhir untuk mundur, kristal itu
bukanlah alat yang cukup kuat. Diantara celah ketika memegang kristal dan
menentukan tujuan, lalu melakukan teleportasi, ada jeda waktu beberapa detik. Jika
seseorang menerima serangan dari monster di antara jeda waktu itu, teleportasinya
akan gagal. Ketika serangkaian perintah gagal dalam sebuah party, karena orang
orang mundur atas keinginan mereka sendiri, maka sisanya akan menjadi korban
karena tak bisa mengulur waktu untuk teleport.
Asuna tampak bimbang. Jika mereka berempat melakukan teleport terlebih dahulu,
dengan kemampuan berlari Kirito, ia bisa berlari menuju area aman. Akan tetapi,
perubahab kecepatan yang di tunjukkan si boss sebelumnya benar benar
Kawahara Reki

182

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
mengerikan. Jika ia lari terlebih dahulu lalu setelahnya jika Kirito tidak muncul.
Pikiran seperti itulah yang tak bisa Asuna tahan.
Asuna memandang jalan si sisi kanannya.
Maaf Yui-chan. Meskipun aku berkata akan selalu bersama...
Berbisik seperti itu dari dalam hatinya, ia berteriak.
"Yuriel-san, aku akan menyerahkan Yui padamu! Kalian bertiga cepatlah lari!"
Yuriel menggelengkan kepalanya, ekspresinya tampak membeku.
"Aku tak bisa... melakukannya..."
"Cepat!!"
Ketika itu. Si dewa kematian mengayunkan sabit lebarnya dengan sepenuh tenaga,
racun menyebar dari dalam tudungnya.
Kirito menyilangkan pedang di tangannya, memaksakan berdiri di hadapan Asuna.
Asuna secara panik mendekat dari belakang, bertemu dengan dua pedang milik
Kirito dengan rapier di tangan kanannya. Si dewa kematian tanpa memedulikan
ketiga pedang, masih menebaskan sabitnya ke bawah, mengincar kepala mereka
berdua.
Sebuah kilatan merah. Sebuah hantaman.
Asuna merasakan dirinya berputar beberapa kali. Pertama, ia terlempar ke tanah,
lalu menghantam langit - langit, dan terjatuh kembali ke tanah sekali lagi. Nafasnya
terhenti, dan pandangannya mulai berubah gelap.
Kesadarannya mulai kabur, ia melihat HP bar milik Kirito dan miliknya sendiri,
keduanya telah berkurang hingga setengah dalam sekali pukul. Indikator kuning
sebagai tanda paralyze semakin membuat Asuna khawatir, mereka tak mampu
untuk bertahan dari serangan selanjutnya. Ia harus berdiri. Itulah yang ia pikirkan,
akan tetapi tubuhnya tak bisa bergerak
Tepat pada saat itu.
Langkah pendek demi langkah pendek terdengar, ia mendengar langkah kaki
tersebut semakin mendekat dengan pendengarannya. Menolehkan pandangannya,
ia bingung, suara langkah kaki anak anak, langkah kaki tersebut mendekat tanpa
mempedulikan bahaya yang memasuki pandangannya.
Tangan dan kaki langsing. Rambut hitam panjang. Itu Yui yang seharusnya berada
di dalam area aman dibelakang mereka. Mamandang tanpa ketakutan, ia menatap
lurus menuju si dewa kematian yang begitu besar.

Kawahara Reki

183

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Idiot!! Cepat lari!!"
Berjuang untuk menggerakkan tubuh bagian atasnya, Kirito berteriak. Si dewa
kematian memegang sabitnya ke atas secara perlahan sekali lagi. Jika Yui
menerima serangan dalam jarak seperti ini, HP milik Yui akan benar benar habis.
Asuna juga berusaha untuk menggerakkan mulutnya. Tetapi karena mulutnya kaku,
ia tak bisa mengucapkan sepatah katapun.
Tetapi sesaat kemudian, sesuatu yang tak bisa dipercaya terjadi.
"Tak apa apa, Papa, Mama."
Bersama kata kata tersebut, tubuh Yui perlahan mengambang di udara.
Itu bukan lompatan. Ia tampaknya bergerak dengan sayap tak terlihat, Yui berhenti
pada ketinggian dua meter. Ia mengangkat tangan kanannya perlahan di tengah
udara.
"Jangan...! Menyingkirlah!! Menyingkirlah Yui-chan!!"
Bersamaan dengan teriakan Asuna, sabit si dewa kematian terayun tanpa belas
kasihan, memperlihatkan garis cahaya hitam kemerahan. Ujung sabit mengarah
langsung menuju telapak tangan putih milik Yui
Tepat sebelum itu terjadi, tangan Yui terhalangi oleh pelindung keunguan, diikuti
dentuman yang begitu keras. Sistem tag yang mengambang di tangan Yui
menyebabkan Asuna diam membatu.
[Immortal Object], itulah apa yang tertulis disana. Immortality bukanlah atribut
pemain yang bisa bisa diperoleh.
Mata si dewa kematian berputar, seolah ia bingung. Secara tiba tiba setelahnya
sebuah fenomena yang mengejutkan Asuna terjadi.
"Gouu!!," bersama dengan suara itu, api merah muncul, menggulung gulung di
depan dengan tangan Yui sebagai pusatnya. Api tersebut menyebar semakin luas
secara tiba - tiba, sebelum akhirnya memadat dan bergabung menjadi bentuk
panjang nan tipis.. sekilas, api tersebut berubah menjadi pedang panjang. Sebuah
pedang yang menyala dari api terbentuk dari api sebelumnya, kini semakin
memanjang tanpa batas.
Pedang besar yang muncul di tangan kanan Yui kini memiliki panjang yang
melampaui tinggi tubuhnya. Pancaran cahaya dari pinggir logam tampaknya
menyinari seluruh lorong. Karena memegang api dari pedang, pakaian musim salju
yang dikenakan Yui terbakar seketika. Dari baliknya, baju putih satu setel yang
dikenakan pertama kalinya muncul. Cukup aneh karena angin dari api tak membakar
baju tersebut, begitu juga rmbut hitam panjangnya seolah tak terkena efek.
Yui mengayunkan pedang yang melampaui tingginya secara sederhana
Kawahara Reki

184

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Tanpa menunjukkan keragu raguan, Yui menantang si dewa kematian seolah ia
memukulkan api.
Meskipun tindakannya tersebut tak lebih dari algoritma sederhana dari sistem, dalam
mata merah si monster, Asuna yakin ia melihatnya penuh dengan ketakutan yang
sangat jelas.
Mengggunakan pedang yang terbuat dari api, Yui mengubah udara menjadi raungan
yang memekakan. Si dewa kematian mengangkat sabitnya dan membuat posisi
bertahan, tampaknya ia terlihat ketakutan oleh si gadis yang lebih kecil darinya. Maju
ke depan, Yui mengayunkan pedang besar menyalanya dengan sepenuh kekuatan.

Kawahara Reki

185

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Pedang memancarkan api yang begitu hebat bertubrukan dengan sabit. seketika,

Kawahara Reki

186

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
gerakan keduanya terhenti.
Tanpa menunggu waktu untuk berpikir, pedang api milik Yui bergerak sekali lagi.
Logamnya tampak berkobar dengan jumlah api yang begitu banyak, cahaya dari
pedang menggerogoti gagang sabit secara perlahan. Dengan kekuatan yang cukup
untuk mematahkan apapun,akan tetapi rambut panjang dan baju satu setelnya juga
jubah si dewa kematian berkelap kelip di belakangnya, menyebabjan percikan
cahaya pada saat yang sama, menyinari bangunan dalam dungeon menjadi orange.
Tanpa lama
Bersamaan dengan suara ledakan, "Gou," sabit si dewa kematian patah menjadi
dua. Diikuti pedang besar kini telah berubah menjadi tiang api, menyerang langsung
ke tengah tengah wajah si boss.
"-h...!!"
Asuna dan Kirito mengedipkan mata mereka serta melindungi wajahnya secara
reflek karena bereaksi terhadap kekuatan yang hebat dari bola api yang muncul
pada saaat itu. Pada saat yang sama Yui menebaskan pedangnya ke bawah, bola
api tersebut meledak, si dewa kematian tertelan oleh putaran api yang mengalir ke
lorong lorong. Dalam raungan tersebut, suara menderita dari si dewa kematian
terdengar. Ketika mereka membuka mata karena silau dari api, sosok monster boss
tak lagi tampak. Api kecil tersisa di sisi belakanglorong, membuat suara gemericik.
Dan di tengahnya, masih berdiri sendiri, dengan tatapan putus asa. Pedang api yang
masih berdiri di tanah, hancur lalu menghilang seperti saat pedangnya di
materialisasikan.
Asuna berdiri setelah memperoleh kekuatan di tubuhnya, perlahan berdiri
menggunakan rapier miliknya sebagai pembantu. Kirito juga berdiri setelahnya.
Mereka berdua menghampiri si gadis dengan langkah terbata bata.
"Yui... chan..."
Asuna memanggilnya dengan suara serak, si gadis berbalik tanpa membuat suara.
Bibir kecilnya menunjukkan subuah senyuman, akan tetapi bata hitamnya berlinang
air mata yang begitu banyak.
Yui manatap Asuna dan Kirito kemudian ia berkata lirih.
"Papa... Mama... Sekarang aku mengingat segalanya..."
Area aman dari bagian terdalam labirin bawah tanah Black Iron Castle berbentuk
kotak sempurna. Hanya ada satu pintu masuk, dan di tengahnya batu hitam halus
berbentuk kubus tampak seperti meja. Asuna dan Kirito menatap Yui yang duduk di
tengah, ia terdiam.. Yuriel dan Sinker yang di minta lari terlebih dulu, jadi hanya ada
mereka bertiga sekarang ini.

Kawahara Reki

187

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Ingatanku telah kembali, dengan kata tersebut, Yui selama beberapa menit tak
bicara. Ekspresinya entah bagaimana tampak berduka seolah ia ragu ragu untuk
berbicara, namun Asuna memantapkan hatinya lalu bertanya.
"Yui-chan... Apakah kamu mengingat...? Semuanya hingga sekarang..."
Yui masih terlihat putus asa, akan tetapi ia akhirnya mengangguk dengan ekspresi
campuran antara tersenyum dan menangis, lalu ia membuka bibir mungilnya.
"Iya... aku akan menjelaskan semuanya Kirito-san, Asuna-san."
Saat Asuna mendengar nada bicara sopannya, hati Asuna tertekan oleh dugaan
muram. Percaya karena sesuatu akan segera berakhir.
Di dalam ruang berbentuk kotak ini, kata kata Yui perlahan terucap.
"Dunia ini bernama SwordArt Online, ia diatur oleh satu sistem yang besar. Nama
sistem tersebut adalah Cardinal. Dunia ini diatur berdasarkan keputusan Cardinal.
Pertama - tama, Cardinal tidak dirancang untuk keperluan manusia. Dengan dua
program inti yang saling melakukan koreksi kesalahan secara bersamaan, dan tak
terhitung jumlah program program rendah, ia mengatur isi dunia ini... AI untuk
monster dan untuk NPC, keseimbangan peredaran item serta uang, apaun dan
semuanya diatur oleh kelompok program dibawah perintah Cardinal. Akan tetapi,
ada satu hal yang harus diserahkan kepada manusia. Gagasan masalah dalam
kondisi mental para pemain; itulah hal yang hanya bisa diselesaikan oleh manusia
sendiri... untuk tjuan itu, berlusin lusin anggota staf harus disiapkan."
"GM..."
Kirito berbicara dengan sedikit menghembuskan nafas.
"Yui, dengan singkatnya, apa kanu seorang gamemaster...? staf dari Argus...?"
Setelah beberapa detik terdiam, Yui menggelengkan kepalanya perlahan.
"...Ketika pengembang Cardinal mempercayakan kondisi pemain pada sistem,
mereka mengetes beberapa program. Menggunakan fitur unik dari Nerve Gear,
program tersebut memonitori kondisi emosi pemain secara mendetail, dan program
tersebut akan muncul di sisi pemain ketika menemukan masalah untuk
didengarkan... Mental Health - Counselling Program, MHCP versi 1, codename,
Yui. Itulah aku sebenarnya." Nafas Asuna seolah tertarik keluar saking shoknya.
Ia tak bisa menahan apa yang baru saja Yui katakan.
"Progam...? Maksudmu seorang AI...?"
Asuna berbicara dengan suara lirih. Yui mengangguk, senyuman sedih tampak dari
wajahnya.

Kawahara Reki

188

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Untuk menenangkan para pemain, aku diberikan fungsi emosi tiruan. Palsu,
semuanya ini palsu... bahkan air mata ini... Maaf Asuna-san..."
Air mata menetes dari mata Yui, lalu menjadi pertikel cahaya dan menghilang.
Asuna mengambil satu langkah kedepan menuju Yui. Ia membuka tangannya,
namun Yui sedikit menggelengkan kepalanya. Seolah jika Yui tak berhak untuk
menerima pelukan Asuna.
Masih tak mempercayai situasi ini, Asuna memaksa mengeluarkan kata katanya.
"Tapi... tapi, ingatanmu yang hilang...? Apakah mungkin hal seperti itu terjadi pada
seorang AI...?"
"...Dua tahun lalu... hari ketika layanan SAO dimulai secara resmi..."
Yui menurunkan matanya sambil melanjutkan penjelasannya.
"Meskipun aku tak tahu secara detailatas apa yang sebenarnya terjadi, Cardinal
memberiku perintah yang tak direncanakan kepadaku. Sebuah larangan untuk
berinteraksi dengan semua pemain.. tak diijinkan untuk mengadakan kontak dengan
mereka secara nyata, aku dengan enggan tak melakukan apapun, hanya memonitori
kondisi kesehatan mental para pemain."
Asuna bereaksi; ia menduga jika perintah tak direncana adalah manipulasi yang
dilakukan oleh GM SAO, Kayaba Akihiko. Yui menggerakkan bibir kecilnya sekali
lagi, wajahnya tampak tenggelam dalam duka cita.
"Situasi itu benar benar terburuk... dengan mudah emosi para pemain dikuasai
oleh emosi negative seperti ketakutan,keputus-asaan, dan kemarahan sepanjang
waktu; pada saat itu, ada beberapa yang menjadi gila. Aku terus melihat kedalam
hati orang orang itu. Pada dasarnya, aku tak bisa menghentikan diriku untuk
mendatangi para pemain tersebut, mendengarkan cerita mereka lalu memnylesaikan
masalahnya... tetapi aku tak bisa melakukan kontak dengan mereka pada saat itu...
karena merasakan perlawanan antara kewajibanku namun dihalangi oleh wewenang
dari Cardinal, aku perlahan mengalami eror dan akhirnya rusak..."
Di dalam labirin bawah tanah, suara Yui terasa hening, seperti getaran perak. Asuna
dan Kirito tak bisa membantu namun mendengarkan penuh perhatian tanpa
mengutarakan sepatah katapun.
"Suatu hari, ketika aku memonitori seperti biasa, aku menyadari parameter mental
milik sepasang pemain yang berbeda dari pemain lainnya. Aku tak pernah
menjumpai pola piker seperti itu. Kenikmatan... kedamaian... bukan hanya itu saja...
apa sebenarnya perasaan tersebut; memikirkan itu, aku melanjutkan melihat mereka
berdua. Hasrat misterius tunbuh semakin tinggi dalam diriku ketika aku mengintip
percakapan dan tindakan mereka. Rutinitas seperti itu tak pernah ada, namun... aku
ingin lebih dekat dengan mereka berdua... untuk mengenalnya, aku ingin bercakap
cakap dengan mereka secara langsung... berharap utuk semakin lebih dekat,
bahkan mengenalnya, aku bertanya tanya setiap hari, melalui sistem konsol
Kawahara Reki

189

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
terdekat di rumah pasangan tersebut tinggal. Aku yakin jika aku rusak pada waktu
itu..."
"Dan di hutan lantai dua puluh dua...?"
Yui mengangguk sedikit.
"Iya. Kirito-san, Asuna-san... aku selalu ingin bertemu... bertemu dengan kalian
berdua... di hutan ituketika aku melihat kalian berdua... aku benar benar merasa
senang... sungguh aneh; tak mungkin jika aku bisa berpikir seperti itu... aku tak lebih
dari, sebuah program..."
Berlinangan air mata, Yui menutup mulutnya. Asuna tertusuk oleh perasaan yang
tak bisa dideskripsikan, memegang kedua tangannya dengan erat, sebulum ke
dadanya.
"Yui-chan... kamu seorang true AI kan? Jadi kamu memiliki kecerdasan yang
sebenarnya kan...
Ia berbisik, Yui menurunkan kepalanya sedikit lalu menjawab.
"Aku.. tak mengerti... sebenarnya, apa yang telah terjadi padaku..."
Pada saat itu, Kirito yang terdiam selama ini, melangkah kedepan.
"Yui bukanlah sebuah program yang dikendalikan sistem. Terlebih lagi, kamu bisa
mengataklan keinginanmu sendiri." Kirito berkata dengan suara lembut
"Apa yang kamu inginkan, Yui?"
"Aku... Aku ingin..."
Yui merentangkan lengan mungilnya kearah Kirito dan Asuna.
"Untuk selalu, bersama dengan... Papa... Mama...!"
Tanpa mengusap air mata yang menetes di wajahnya, Asuna berlari ke arah Yui
memeluk erat tubuh kecilnya.
"kita akan selalu bersama Yui-chan."
Setelahnya, Kirito juga melingkarkan lengannya di antara Yui dan Asuna.
"Aah... Yui adalah anak kami. Ayo pulang ke rumah. Kita akan hidup bersama...
selamanya..."
Akan tetapi di dalam pelukan Asuna, Yui menggelengkan kepalanya perlahan.
"Eh..."
Kawahara Reki

190

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Sudah... sudah terlambat..."
Kirito bertanya kebingungan.
"Mengapa... mengapa terlambat..."
"Alasan mengapa aku mendapatkan kembali ingatanku... karena aku menyentuh
batu itu."
Yui menatap tengah ruangan dimana batu berbentuk kubus berada. "Ketika Asuna
mendorongku ke dalam area aman sebelumnya, aku menyentuh batu itu tanpa
sengaja, dan menjadi mengerti. Batu itu bukanlah sekedar objek pajangan... batu
tersebut adalah konsol yang digunakan untuk meminta akses darurat kepada GM."
Sepertinya ada perintah tersembunyi dalam kata kata Yui, beberapa garis cahaya
bermunculan menuju batu hitam itu. Secara tiba tiba, dengan suara beep,
keyboard berwarna biru muda mujcul pada permukaannya.
"Aku yakin jika monster boss sebelumnya telah diletakkan disini untuk menjauhkan
para pemain. Aku mengakses sistem menggunakan console tersebut dan
memusnahkannya dengan pemanggilan Object Eraser. Pada saat itu, dengan
kemampuan koreksi kesalahan milik Cardinal, kerusakan dalam berbahasa milikku
telah disembuhkan, tapi... pada saat yang sama, Cardinal juga menemukanku yang
sebelumnya ditinggalkan hingga sekarang. Sekarang ini, sistem utama masih
menscan program milikku. Sistem tersebut telah menyimpulkan jika aku adalah
keberadaan asing, dan tampaknya aku akan segera dihapus. Aku... tak memiliki
banyak waktu tersisa..."
"Itu... Itu..."
"Tak bisakah kita melakukan sesuatu! Jika kita keluar dari tempat ini..."
Yui memberikan senyum yang dipaksakan terhadap kata kata itu. Air mata
menetes dari pipi Yui sekali lagi.
"Papa, Mama, terima kasih. Mungkin ini adalah perpisahan kita."
"Tak mungkin! Aku tak menginginkan hal seperti ini!!"
Asuna berteriak putus asa.
"Ini hanyalah awal!! Dari sekarang, kita akan hidup bahagia selamanya... tinggal
penuh kedamaian satu sama lain..."
"Di dalam kegelapan... ketika aku rusak dan tak tahu kapan akhirnya, kehadiran
Papa dan Mama menghibur hatiku."
Yui menatap lurus ke arah Asuna. Cahaya redup mulai menutupi tubuhnya.

Kawahara Reki

191

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Yui, jangan pergi!!"
Kirito memegang tangan Yui. Jemari Yui kini digenggam oleh Kirito.
"Ketika aku bersama Papa dan Mama, semuanya bisa tersenyum... aku sungguh
senang karenanya. Ini permintaanku; dari sekarang... menggantikan posisiku...
tolonglah semua orang... kebahagiaan..."
Rambut hitam serta baju satu setel milik Yui mulai menghilang menjadi partikel
cahaya, seperti embun pagi. Wajah tersenyum Yui perlahan menjadi transparan.
Tubuhnya semakin menghilang.
"Tidak! Aku tak ingin hal seperti ini!! Jika Yui tak ada di sini, aku tak akan bisa
tersenyum!!"
Dikelilingi oleh cahaya yang menyebar, Yui tersenyum manis. Ia membelai dada
Asuna dengan tangannya diambang menghilang.
Mama, tersenyumlah...
Suara lemah bergema di dalam pikiran Asuna, cahaya mempesona mulai
membanjiri; seketika itu pula menghilang, tak ada apapun di dalam lengan Asuna.
"Uwaaaaaa!!"
Menaikkan suaranya sendiri dengan tak terkontrol, Asuna jatuh pada kakinya.
Berlutut di atas ubin batu, ia menangis begitu kencang seperti seorang anak kecil.
Air matanya terjatuh ke tanah, tetes demi tetes, bergabung bersama cahaya yang
tertinggal dari Yui yang telah lenyap.

Bagian 4
Hawa dingin yang dirasakan kemarin seolah suatu kebohongan, suatu kehangatan,
hembusan angin yang bertiup melewati rerumputan. Mungkin menarik beberapa
burung kecil yang hinggap di ranting pohon, burung burung tersebut tampak
mengawasi orang orang dengan penuh ketertarikan.
Pesta kebun yang diadakan oleh Sasha tanpa mempedulikan musim di pekarangan
luas depan gereja, meja besar dari ruang makan telah dipindahkan disini. Makanan
telah diangkat dari alat pemanggang seperti sebuah sihir, semakin membuat
keramaian dari anak anak.
"Tak pernah terpikir jika makanan selezat ini... benar benar ada di dunia ini..."
Kepala pemimpin dari Army yang baru saja diselamatkan malam sebelumnya,
Sinker, menggigit barbeque yang Asuna buat dengan kemampuannya, lalu
berkomentar kagum. Disisinya, Yuriel melihat keadaan sambil tersenyum. Ketika
pertama kali melihatnya, ia tampak seperti kesatria wanita berkepala dingin, akan
tetapi ketika ia disisi Sinker, ia terlihat seperti istri muda yang penuh ceria.
Kawahara Reki

192

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Begitu pula bagi Sinker, meskipun tak memiliki waktu untuk berkenalan dengannya
kemarin, ketika duduk pada meja yang sama seperti saat ini, ia adalah pribadi yang
memancarkan aura lembut, tak seperti orang perkedudukan atas seperti
organisasinya.
Dengan postur sedikit lebih tinggi dari Asuna, namun lebih pendek dari Yuriel.
Pakaian yang dikenakan tubuhnya sederhana, bahkan ia tidak membawa satupun
senjata. Disampingnya, Yuriel juga tak mengenakan seragam the Army miliknya.
Sinker menerima botol wine yang ditawarkan Kirito ke gelasnya, dan tampaknya
tidak pertama kalinya ia memberikan tundukan ramah.
"Asuna-san, Kirito-san. Kami benar benar harus berterima kasih pada kalian.
Bagaimana cara kami melakukannya..."
"Tidak, aku juga berhutang budi pada MMO Today kok."
Kirito menjawab sambil tersenyum.
"Itu nama yang sungguh berkenang."
Senyum lebar tampak pada wajah bulat Sinker ketika mendengarnya.
"Pada saat itu, dengan beban untuk memperbaharui situs setiap hari, aku berpikir
jika aku tidak seharusnya membuat situs berita, namun ketika dibandingkan dengan
menjadi seorang pemimpin sebuah leader, tampaknya membuat situs terlihat lebih
mudah. Aku juga sebaiknya menjalankan situs berita disina, huh."
Tawa ramah terdengar dari meja.
"Dan, yah... bagaimana dengan the Army...?"
Asuna menanyakan lalu Sinker mengubah ekspresinya.
"Kibaou dan pengikutnya telah diasingkan. Aku seharusnya melakukan hal itu lebih
awal... dengan pribadiku yang sangat buruk jika berargumen, situasinya malah
memburuk... Aku juga berpikir untuk membubarkan the Army."
Asuna serta Kirito membuka mata mereka dengan cepat karena terkejut.
"Kamu... harus mempertimbangkan hal seperti itu."
"The Army telah menjadi terlalu besar... aku akan membubarkan guild dan
setelahnya aku akan menciptakan organisasi yang lebih damai untuk menolong
sesama sekali lagi. Membubarkan the army dan meninggalkannya hanyalah bentuk
ketidaktanggungjawaban."
Yuriel memegang tangan Sinker dengan lembut dan melanjutkan perkataannya.

Kawahara Reki

193

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Kami percaya, kami akan membagi aset aset milik the army yang telah
dikumpulkan sejauh ini bukan hanya untuk para anggota, tapi juga akan
membaginya kepada semua penduduk kota ini. Kami telah membuat banyak
masalah hingga kini... Sasha-san, kami sungguh minta maaf."
Yuriel dan Sinker tiba tiba membungkuk dalam, menyebabkan mata Sasha
berkedip karena terkejut. Ia melambaikan tangannya di depan wajahnya karena
bingung.
"Tidak, itu terlalu berlebihan. Anak anak juga menerima bantuan dari anggota the
Army yang baik dalam field juga kok."
Dengan penolakan terus terang dari Sasha, tempat ini terisi oleh tawa sekali lagi.
"Well, kesampingkan itu..."
Menggelengkan kepalanya, Yuriel berbicara.
"Gadis yang kemarin, Yui-chan... bagaimana kabarnya...?"
Asuna bertukar pandang dengan Kirito, lalu membalas dengan tersenyum.
"Yui telah... kembali ke rumahnya..."
Asuna menggerakkan jari tangan kananya perlahan menuju dadanya. Ada sebuah
kalung kecil berkilat yang sebelumnya tidak ada sejak kemarin. Di ujung rantai
keperakan yang begitu cantik, sebuah bandul yang juga berwarna perak
menggantung dengan permata yang bersinar didalamnya. Batu permata tersebut
berbentuk tetes air mata, tampaknya bandul itu menyebarkan kehangatan menuju
jari jari Asuna.

Pada saat itu


Setelah Yui diselubungi cahaya lalu menghilang disisi Asuna yang menangis tanpa
henti sambil berlutut diatas ubin batu, Kirito lalu berteriak.
"Cardinal!!"
Sambil mengangkat wajahnya, Kirito menatap langit langit ruangan tersebut dan
berteriak.
"Jangan berpikir jika hal ini akan berakhir seperti yang kau inginkan..!!"
Menekan dirinya sendiri dengan kuat, Kirito melompat mendadak menuju konsol
hitam yang berada di tengah tengah ruangan. Ia dengan cekatan menekan
keyboard hologram yang masih ditampilkan. Keterkejutan Asuna menghilangkan
duka miliknya secara langsung, Asuna menangsi sambil melihat apa yang dilakukan
Kirito.
Kawahara Reki

194

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Ki- Kirito-kun... Apa yang...!?"
"Jika masih... Jika masih sempat sekarang ini, aku mungkin masih bisa mengganggu
kedalam sistem menggunakan akun GM...."
Dihadapan mata Kirito, yang masih melanjutkan menekan tombol keyboard sambil
berkomat - kamit, sebuah jendela besar muncul bersamaan bunyi beep, lalu cahaya
dari Kirito bergulung melewati ruangan secara cepat. Asuna menatapnya penuh
keheranan, Kirito memasuki beberapa printah program dengan sukses. Jendela kecil
bar progress muncul, dan ketika bar horizontal mencapai sisi paling kanan
Seluruh konsol yang terbuat dari batu hitam tiba tiba bercahaya putih kebiruan, lalu
setelahnya Kirito terlempar bersamaan dengan bunyi ledakan yang terdengar.
"Ki- Kirito-kun!!"
Karena panik, Asuna menghampirinya yang telah terjatuh ke tanah.
Menggelengkan kepalanya sambil mencoba berdiri, Kirito memberikan senyum tipis
didalam ekspresinya; ia menatap Asuna dan mengulurkan tangan kanannya. Tak
mengerti apa yang sedang terjadi, Asuna menggapai tangannya.
Apa yang jatuh dari tangan Kirio menuju tangan Asuna adalah kristal besar yang
berbentuk sebuah air mata. Di tengah segi batu yang luas, detakan, detakan,
sebuah cahaya putih berkedip.
"In- Ini adalah...?"]
"...Sebelum sumber otoritas yang diaktifkan Yui diputus, aku mencoba mati matian
untuk memutuskan program milik Yui dari sistem dan mengubahnya menjadi sebuah
objek... Didalam kristal itu, hati milik Yui berada..."
Sete;ah mengatakan itu, Kirito terjatuh ke tanah seolah ia kehabisan tenaga, lalu ia
menutup matanya.
"Yui-chan... kamu... disana, huh... Yui-chan-ku..."
Sekali lagi, air mata Asuna mengalir tanpa henti. Cahaya remang seolah menjawab
Asuna dari dalam kristal, kristal itu berkelip dengan kuat satu kali.

Meraka berdua dengan enggan melambaikan tangan pada Sasha, Yuriel, Sinker,
dan pada anak anak, serta pada udara dingin yang menuiupkan bau khas dari
hutan, Asuna serta Kirito kembali ke lantai dua puluh dua dari gerbang teleport.
Meskipun perjalanan ini terjadi selama tiga hari, namun seolah terasa lebih lama,
lalu Asuna mengambil nafas dalam dalam.
Sungguh dunia yang luas

Kawahara Reki

195

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Asuna sekali lagi memikirkan dunia melayang ini. Pada tiap tiap lapisan dunia ini,
ada orang yang tinggal di dalamnya, melewati hari hari dengan air mata dan
tertawa. Bukan, kejadian kejadian menyakitkan tampaknya menjadi lebih umum
untuk kebanyakan orang orang. Akan tetapi semuanya memiliki pertarungan
mereka sendiri setiap hari.
Tempat yang aku seharusnya...
Asuna menatap jalanan menuju rumah mereka berdua, lalu menatap pada dasar
lantai diatas mereka.
Mari kembali ke garis depan. Asuna tiba tiba berpikir seperti itu.
Di masa depan mendatang. Aku hanya bisa mengangkat pedang milikku sekali lagi
lalu kembali menuju pertempuranku sendiri. Aku tak tahu berapa lama lagi
pertempuran ini akan berlangsung, akan tetapi aku akan bertarung hingga dunia ini
selesai, untuk menunjukkan senyum mereka sekali lagi. Untuk memberikan
kebahagian bagi semuanya Itulah apa yang Yui harapkan.
"Hei, Kirito-kun."
"Hmm?"
"Jika permainan ini selesai dan dunia ini menghilang, apa yang akan terjadi pada
Yui-chan?"
"Aah... Well, ini mungkin akan sedikit memotong kapasitasnya. Aku telah
mengubahnya menjadi data yang berhubungan dengan client program serta
menyimpan Yui kedalam Memory Local Nerve Gear milikku. Dengan kata lain, ini
mungkin sedikit sulit untuk membukanya kembali sebagai Yui... namun entah
bagaimana seharusnya masih mungkin untuk dilakukan."
"Aku mengerti."
Asuna membalik tubuhnya lalu memeluk erat Kirito.
"Well lalu pastikan kita bertemu Yui-chan sekali lagi di dunia nyata. Anak pertama
kita."
"Iya. Pasti."
Asuna menatap kristal gemerlip yang berada diantara dadanya. Mama, lakukan
yang terbaik... Asuna seolah mendengar redup itu dari dalam telinganya.
(Tamat)

Kawahara Reki

196

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

BAB 4
Bagian
Vorpal Strike bersinar di dalam kegelapan, dan dengan cahaya berwarna darah
itu dua HP monster serangga berkurang hingga kosong.
Setelah menkonfirmasi dengan melihat sekeliling bahwa poligon-poligon itu telah
tersebar, aku menarik pedangku tepat setelah aku kembali dapat bergerak, dan
berbelok ke samping untuk menahan sebuah serangan dari rahang yan besar, dan
tajam. Aku lalu menggunakan Teknik Pedang yang sama untuk menghabisinya;
monster itu mengeluarkan teriakan Giii sebelum miring ke belakang dan mati.
Teknik serangan satu-tangan yang berat ini pertama muncul di dalam daftarku
hanya tiga hari yang lalu, ketika Teknik Pedang Satu-tangan-ku mencapai level
950, dan yang mengherankan teknik ini sangat mudah. Walaupun teknik ini memiliki
periode pendinginan yang lama dimana pemain tidak dapat bergerak, jangkauannya
dua kali lebih panjang daripada mata pedang yang sebenarnya; dan kenyataan
bahwa kekuatannya itu sebanding dengan pole-arm[1] berat dua-tangan itu lebih dari
cukup untuk menyeimbangkan kekurangannya. Tentu saja, bila digunakan dalam
pertarungan dengan pemain lain, mereka akan membaca waktu serangannya denga
segera. Tetapi gerakan yang sederhana dari AI monster tidak dapat melawannya.
Kamu dapat dengan mudah menggunakannya sebagai spam[2] dan membinasakan
kelompok-kelompok musuh dengan light effect berwarna merah tua.
Walaupun telah mengatakan hal itu, setelah bertempur secara terus-menerus
selama satu jam di bawah cahaya obor yang lemah ini, aku memang merasakan
konsentrasiku memudar. Aku tidak dapat lagi bereaksi dan melawan rahang mereka
yang besar, yang berusaha menggigit ataupun lendir asam mereka sebaik
sebelumnya. Walaupun mereka menyerang dalam jumlah yang besar, monstermonster ini bukanlah musuh yang remeh. Habitat ini berada hanya tiga lantai di
bawah garis depan yang sekarang yaitu lantai ke 49, dan mereka adalah monstermonster yang sangat kuat. Walaupun monster ini berada dalam batas aman bila
mengingat perbedaan levelnya, bila sejumlah monster yang sangat besar
menyerang dan mengepungku, HP-ku akan dengan cepat menurun ke daerah
kuning.
Untuk berani menghadapi bahaya-bahaya ini dan datang ke lantai yang sudah
diselesaikan, hanya ada satu alasan untuk itu. Tempat ini adalah tempat paling
efisien untuk mendapatkan experience point di antara tempat-tempat latihan yang
sekarang diketahui. Semut-semut raksasa yang datang dari gua-gua di sekeliling
bukit di sini memiliki tingkat serangan yang kuat, tetapi HP dan pertahanan mereka
sangat lemah. Selama kamu dapat terus menghindari serangan-serangan mereka,
kamu dapat dengan cepat membunuh monster-monster ini dengan cepat. Tetapi
seperti yang dikatakan sebelumnya, sekali kamu diserang dan dikepung, kamu
mungkin bahkan tidak dapat bertahan, dengan demikian mengarah kepada
kematian, jadi area ini tidak dapat dilihat sebagai daerah latihan yang cocok bagi
Kawahara Reki

197

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
pemain solo. Karena ini adalah tempat yang begitu populer, setiap kelompok hanya
diperbolehkan berburu selama satu jam. Aku adalah satu-satunya pemain solo di
sini. Bahkan sekarang, terdapat wajah-wajah yang kukenal dari berbagai guild
mengantri di pintu masuk lembah. Seharusnya terdapat sebaris ekspresi wajah yang
bosan yang terlihat seperti mereka baru saja dilangkahi. Bila itu hanya
ketidaksabaran tidak masalah. Tetapi para pemain yang bersemangat tim tinggi
berpikir aku adalah Orang bodoh Terkuat atau Anomik [3] Beater tetapi, tentu
saja aku tidak tahu mengenai hal itu.
Penunjuk timer di sisi kiriku menunjukkan angka 57 menit. Aku memutuskan untuk
selesai setelah membersihkan gelombang monster berikutnya. Aku menghela napas
banyak-banyak dan menunggu, untuk mengeluarkan semua konsentrasiku yang
tersisa.
Sementara semut-semut mendatangiku baik dari kiri dan kanan, aku menghadap
salah satunya yang berada di kanan, dan melemparkan sebuah pisau untuk
menghentikan gerakkannya sebelum membunuh salah satu yang ada di sebelah kiri
dengan teknik tiga kali serangan Sharpnail. Sementara aku berbelok, aku
menggunakan <Vorpal Strike> untuk memotong rahang yang besar dan terbuka dari
semut lainnya. Selama pendinginan teknikku, aku menggunakan sarung tangan
yang kupakai di tangan kiriku untuk mengelap asam hijau yang telah mengenaiku.
Dengan suara jiyuu HP bar-ku menurun, dan kemudian aku melompat tinggi dari
tanah. Di tengah lompatanku di udara, aku memotong bagian terlemah dari perut
semut itu dan membunuhnya. Untuk dua semut yang terakhir, aku menggunakan
setengah dari teknik serangan berantai yang aku tahu, sebuah serangan berantai
sepanjang enam kali serangan, untuk mengalahkan mereka. Sebelum sekumpulan
semut berikutnya muncul dari sarang mereka, aku tiba-tiba berlari cepat menjauh.
Setelah berlari sepanjang tiga puluh meter dari lembah semut ini dalam lima detik,
aku bergulir keluar dari pintu masuknya yang kecil sebelum menghembuskan
napasku. Terengah-engah untuk mendapatkan udara segar, aku bertanya-tanya
apakah rasa sakit ini adalah secara mental ataukah tubuh nyataku juga berhenti
bernapas.Bagaimanapun juga , aku merasakan perutku mengejang, dan karena
tidak dapat menahan rasa mual setingkat ini, aku terjatuh seperti kain yang jatuh ke
dalam tanah di musim dingin yang beku.
Suara dari banyak langkah kaki mencapai telingaku sementara aku terbaring di
tanah. Walaupun mereka adalah orang-orang yang aku kenal, aku bahkan tidak
dapat mengatakan hal kepada mereka.Melambaikan tangan kananku dengan lemah
untuk meminta mereka untuk terus maju, aku lalu mendengar suara yang kasar dan
sebuah hembusan napas besar.
"Levelku dan kalian sudah jauh berbeda, jadi aku tidak akan ikut dalam pertempuran
hari ini. Dengarkan. Jangan biarkan lingkarannya terputus, dan selalu sadari tentang
keadaan orang-orang di sekitarmu. Buat jelas bahwa kamu tidak akan malu-malu
bila kamu berhadapan dengan sesuatu yang berbahaya, langsung saja berteriak
minta tolong padaku. Dan juga, segera lari bila ratunya keluar.

Kawahara Reki

198

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Setelah menerima arahan pemimpin mereka, enam atau tujuh orang menjawab
dengan sebuah Ya! atau Ho!, dan suara langkah kaki yang berdersak-dersik
secara bertahap terdengar menjauh. Aku bernapas dengan berat untuk beberapa
kali, dan setelah akhirnya berhasil mengatur napasku, aku mengangkat diriku
dengan tangan kananku dan bersandar pada sebuah pohon di dekatku.
"Tangkap!
Aku dengan berterima kasih menangkap healing potion itu, membuka gabus
penutupnya dengan ibu jariku, dan meminumnya dengan rakus. Walaupun rasanya
sedikit terasa seperti jus jeruk nipis, aku rasa potion itu enak. Aku melemparkan
botol yang telah kosong itu ke tanah, melihatnya mengeluarkan sebuah cahaya
merah saat botolnya menghilang dan melihat ke atas.
Klein, yang adalah pemimpin dari guild Fuurinkazan [4] yang telah aku temui pada
awal dari permainan kematian SAO ini, masih memakai bandanna-nya yang vulgar
itu, membuka mulut yang berada di atas janggutnya yang kasar itu dan berkata:
"Kirito, tidak peduli bagaimana kamu melakukannya, ini lebih dari sedikit tidak masuk
akal. Sejak kapan kamu berada di sini hari ini?"
"Eh... sekitar jam 8 malam."
Setelah aku menjawab dengan suara yang serak, Klein menunjukkan sebuah
ekspresi ketidakpuasan yang berlebihan.
"Oi, oi, ini sudah jam dua pagi, berarti kamu telah berada di sini selama enam jam.
Pada zona latihan yang berbahaya seperti ini, bila kamu menghabiskan kekuatanmu
hal ini akan berarti kematian seketika."
"Tidak masalah. Aku dapat beristirahat hingga dua jam selama menunggu."
"Bila tidak ada yang datang lalu kamu berencana untuk terus bertarung!"
"Itu adalah alasan mengapa aku secara khusus memilih waktu ini untuk datang. Bila
aku datang pada pagi hari maka aku mungkin harus menunggu lima atau enam
jam."
Klein mencampurkan suara dari orang yang tercengang dengan ungkapan "Kamu
bodoh". Dia lalu melepaskan katana-nya dari pinggangnya, dan duduk dengan berat
di depanku.
"...yah, mengenai kekuatanmu, dari hari pertama SAO aku mengerti mengenai itu
tanpa ada keraguan sedikitpun... berapa levelmu sekarang?"
Untuk dapat merahasiakan stats seperti level adalah garis kehidupan seorang
pemain. Oleh karena itu ntuk tidak menanyakannya telah menjadi sebuah peraturan
tidak terucap di dalam SAO.Tetapi sampai sekarang tidak ada alasan untuk
menyembunyikannya dari Klein, jadi aku menjawabnya dengan jujur.
Kawahara Reki

199

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Hari ini aku mencapai level 69."
Tangan yang sedang menggosok dagunya berhenti dengan tiba-tiba, dan kedua
mata yang setengah tertutup oleh bandanna-nya terbuka lebar karena terkejut.
"...hey, yang benar? Sejak kapan kamu berada sepuluh level di atasku dan, aku
tidak mengerti. Belakangan ini kecepatanmu menaikkan level sudah menjadi tidak
biasa. Kamu pasti telah berlatih bahkan selama waktu di siang hari ketika daerahdaerah latihan jarang terisi dengan pemain lainnya, Mengapa kamu harus berusaha
sekeras ini? Aku tidak mau mendengar salah satu dari kata itu......"untuk
menyelesaikan permainan ini". Bahkan bila kamu menjadi lebih kuat seorang diri,
kecepatan penyelesaian masih akan ditentukan oleh para guild yang kuat seperti
KoB."
"Jangan mengkhawatirkanku; aku telah menjadi seorang pecandu untuk menaikkan
level. Hanya mendapatkan experience point membuatku merasa enak."
Melihatku mengatakan itu dengan senyum yang memalukan, Klein membalasnya
dengan memasang ekspresi wajah serius.
"Jangan bercanda... bahkan akupun tahu betapa melelahkannya untuk melakukan
grind[2] seperti ini. Untuk bermain solo itu sangat berat di pikiran... bahkan bila
levelmu itu mendekati 70, untuk sendirian di area ini jelas tidak aman. Kamu ingin
mengambil resiko, tetapi kamu juga pasti mempunyai batasan. Apa gunanya
menaikkan level di tempat seperti ini dimana kamu dapat mati kapanpun juga?
Fuurinkazan adalah guild yang intinya terdiri dari teman-teman Klein dari sebelum
SAO. Anggotanya adalah kumpulan orang yang tidak menyukai mencampuri urusan
yang tidak perlu dan, pemimpinnya, Klein, tidak terkecuali.
Orang ini adalah orang yang baik, tetapi untuk orang yang baik ini untuk cemas
hingga sejauh ini mengenai seorang beater yang tidak tahu malu sepertiku, aku
takut itu karena dia harus, karena aku dapat mengerti apa alasannya. Untuk
membantu Klein, yang tidak terlalu pintar berkata-kata, aku membuka mulutku
dengan sebuah senyum.
"Tidak apa-apa, kamu tidak perlu berpura-pura khawatir lagi. Kamu ingin tahu
apakah targetku adalah Flag mob[2] itu, kan?"
Flag Mob adalah monster yang diatur untuk menjadi syarat penyelesaian sebuah
quest. Monster itu mungkin entah muncul sekali setiap beberapa hari atau terkadang
beberapa jam, tetapi sesekali satu unit monster akan muncul yang sangat dekat
dengan monster bos, jadi tentu saja kekuatannya tidak dapat diremehkan. Jadi,
untuk mengalahkannya, para pemain biasanya membentuk sebuah kelompok
sebesar kelompok yang menarget bos.
Klein dengan terus terang menunjukkan sebuah ekspresi kesulitan dan menggosok
rahangnya.

Kawahara Reki

200

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"...Aku tidak berusaha untuk terutama mengetahui hal itu..."
"Kamu tidak perlu menyembunyikannya lagi. Fakta bahwa kamu membeli informasi
mengenai pembelian inteligen mengenai bos natal dari Argo... informasi ini juga aku
beli darinya."
"Apa?!"
Klein membuka lebar kedua matanya dan tidak dapat berkata-kata.
"Argo itu... Nama panggilannya, Tikus, bukan hanya hiasan."
"Gadis itu akan menjual informasi apapun, bahkan stats-nya sendiri. Lagipula, kita
tahu bahwa target masing-masing adalah bos natal itu, dan aku telah membeli
semua informasi yang ada yang dapat didapatkan dari NPC. Jadi, kamu seharusnya
tahu aku akan mendapatkan experience point seperti ini tanpa akhir dan tidak peduli
saran seperti apa yang diberikan aku tidak mempunyai alasan untuk berhenti."
"Ah... kesalahanku. Itu juga sesuatu yang akan aku tolak juga."
Klein memindahkan tangannya dari dagunya dan menggaruk kepalanya,
meneruskan perkataannya.
"Hari ini adalah 5 hari sebelum malam Natal... setiap guild sama saja, mereka
semua ingin meningkatkan kemampuan bertarung mereka sebelum kedatangan bos
itu, walaupun hanya sedikit. Tetapi di malam yang sangat dingin seperti ini, jarang
ada orang bodoh yang mengunci diri mereka sendiri di dalam area latihan. Tetapi...
untungnya guild kami memiliki hampir sepuluh orang anggota, kami akan memiliki
kesempatan yang baik bahkan bila target kami adalah sang bos. Kamu tahu, karena
ini adalah Flag Mob besar Sekali Setahun , ini bukanlah sesuatu yang dapat kamu
buru seorang diri.
"......."
Tidak dapat menyanggah, aku melihat ke bawah kepada rerumputan liar kering,
yang berwarna coklat muda.
Satu tahun setelah SAO dimulai, sebelum Natal kedua, sebuah rumor mulai
menyebar ke seluruh Aincrad. Satu bulan yang lalu, para NPC di setiap lantai mulai
memperbincangkan mengenai quest yang sama.
Dikatakan bahwa setiap Bulan Holly[5], yaitu tengah malam dari tanggal 24
Desember, di dalam suatu hutan di bawah dahan-dahan dari sebuah pohon yang
sangat besar, monster legendaris Nicholas the Renegade [6] akan muncul. Bila
kamu dapat mengalahkannya, kamu akan mendapat semua harta dari kantong
besar yang dibawa di punggungnya.
Bahkan untuk para guild yang kuat yang selalu hanya tertarik untuk pergi ke
dungeon, kali ini mereka menunjukkan ketertarikan yang besar. Mereka mengerti
Kawahara Reki

201

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
bahwa harta itu, uang dan senjata langka akan banyak embantu dalam pertempuran
melawan bos sebuah lantai. Bila kita berkata bahwa ini adalah sistem dari SAO,
yang sejauh ini hanya mengambil banyak hal dari para pemain, sekarang dengan
niat baik memberi hadiah Natal, lalu bagaimana ada orang yang dapat menolaknya?
Tetapi seorang pemain solo sepertiku, pada awalnya, tidak tertarik dengan rumor ini.
Bahkan tanpa Klein mengataknnya, aku sudah tahu bahwa musuh ini bukanlah
tandingan bagi hanya seorang pemain saja. Lagipula, dengan uang yang aku dapat
dari proses-penyelesaian permainan, bila aku ingin, aku bahkan dapat membeli
sebuah rumah. Dan yang terpenting adalah, aku tidak ingin, sebagai hasil bertarung
dengan Flag Mob yang ingin dilawan oleh semua orang, menjadi terkenal, dan
mendapatkan perhatian yang tidak perlu.
Tetapi dua minggu yang lalu perasaanku berubah 180 derajat setelah mendengar
informasi dari NPC. Setelah itu, aku datang ke tempat berburu yang populer ini
setiap hari, dengan ditertawai oleh yang lain, dan menaikkan levelku seperti orang
gila.
Klein, yang tetap diam didekatku, berkata dengan suara pelan:
"Jadi itu ternyata memang berhubungan dengan informasi itu Mengenai
Resurrection Item."
"...Ah."
Sekarang karena percakapannya sudah mencapai sejauh ini, tidak perlu
menyembunyikannya lagi. Setelah aku dengan tenang mengakuinya, aku menghela
napas beberapa kali yang tidak dapat aku hitung berapa banyaknya, dan menekan
keluar kata-kataku.
"Aku mengerti perasaanmu... aku tidak pernah mengira akan ada item impian seperti
itu. Di dalam kantong Nicholas terdapat sebuah item legendaris yang dapat
menghidupkan kembali orang yang mati. ...tetapi... seperti kebanyakan orang, aku
rasa itu hanyallah sebuah kebohongan. Atau daripada menyebutkannya sebagai
sebuah kebohongan, maksudku itu mungkin adalah sebuah perkataan dari para
NPC yang tersisa dari saat SAO adalah sebuah VRMMO biasa... yaitu, pada
awalnya, item ini akan dapat menghidupkan kembali orang tanpa kondisi dari
Penalti Kematian yang ada. Tetapi SAO yang sekarang tidak memiliki hal seperti
itu. Hanya ada satu penalti, dan itu adalah nyawa pemain itu sendiri. Aku tidak ingin
mengingat kejadian itu lagi, tetapi hal ini dikatakan pada hari pertama proses
penyelesaian oleh Kayaba itu."
Aku mengingat insiden tutorial yang diberikan oleh GM palsu Akihiko di tempat
kosong itu pada hari pertama itu. Seorang pemain yang HP-nya mencapai nol akan
menghilang dari server ini, tidak akan pernah kembali ke tubuh fisiknya.
Aku tidak merasa bahwa kata-kata yang diucapkannya adalah sebuah kebohongan,
tetapi... walaupun begitu...

Kawahara Reki

202

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
"Tidak ada seorangpun yang dapat mengkonfirmasi hal ini, bahwa kematian di
dalam dunia ini itu sama dengan kematian yang sebenarnya."
Aku mengatakan kata-kata ini seakan-akan aku berusaha menyangkal kata-katanya.
Ketika itu, Klein mengerutkan hidungnya dan menjatuhkan sangkalanku:
"Kita akan mati dan kembali ke sisi lain dalam keadaan hidup, dan Kayaba akan
menemui kita dan mengatakan kepada kita Aku bohong ? Hentikan itu,
pertanyaan ini sudah terjawab satu tahun yang lalu. Bila hal ini hanyalah lelucon
payah seperti ini, lalu tarik saja Nerve Gear milik semua pemain, dan insiden ini
akan selesai. Karena kita tidak dapat melakukan hal itu, permainan kematian ini
nyata. Ketika HP menjadi nol, Nerve Gear akan menjadi sebuah tungku microwave
dan menggoreng otakmu. Bila tidak seperti itu, lalu mereka semua yang dibunuh
oleh para bajingan itu atau para monster, yang berteriak "Aku tidak ingin mati"
sementara mereka menghilang, apa arti itu semua?"
"Diam!"
Berteriak cukup keras untuk mengejutkan diriku sendiri, aku memotong kata-kata
Klein.
"Bila kamu benar-benar berpikir bahwa aku bahkan tidak mengerti hal seperti ini,
berarti aku tidak memiliki hal lain untuk dikatakan kepadamu... Benar, Kayaba
memang mengatakan hal itu di hari pertama, tetapi, beberapa waktu yang lalu,
bahkan pemimpin dari para penyelesai permainan di garis depan, pemimpin dari
KOB Heathcliff mengatakan hal ini: selama masih ada bahkan satu persen
kesempatan untuk menyelamatkan nyawa seorang teman seperjuangan, lalu kita
harus melakukan yang terbaik untuk mengejar kesempatan itu, dan mereka yang
tidak dapat melakukan hal ini tidak pantas untuk membentuk kelompok apapun.
Walaupun aku tidak menyukai orang itu, apa yang dia katakan itu benar. Aku
sekarang sedang mengejar kesempatan itu. Seandainya mereka yang mati di dunia
ini tidak kembali ke dunia nyata ataupun benar-benar mati, dan sebaliknya
dipindahkan kedalam semacam ruang tunggu, menunggu untuk hasil akhir dari
permainan ini. Lalu, kita telah memiliki alasan untuk mendapatkan Resurrection
Item itu."
Dengan sebuah kata-kata panjang lebar yang jarang aku lakukan, aku mengajukan
skenario yang baru saja aku buat ini untuk membantuku. Klein mengesampingkan
kemarahannya, dan sebaliknya melihatku dengan rasa kasihan.
"Begitukah?"
Suara yang dia keluarkan barusan itu benar-benar berbeda dengan sebelumnya,
sangat tenang.
"Kirito...kamu masih belum melupakan mengenai itu, huh, bahwa guild-mu yang
terakhir... Dan ini sudah hampir setengah tahun setelah itu..."

Kawahara Reki

203

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Aku membalikkan kepalaku, dan memuntahkan kata-kata untuk membela diriku
sendiri.
"Seharusnya dikatakan, bagaimana aku dapat melupakannya setelah hanya
setengah tahun... semuanya mati, kecuali aku..."
"Guildnya dinamakan Black Cats of the Full Moon bukan? Mereka bahkan bukan
sebuah guild penyelesai permainan, tetapi tetap pergi ke tempat yang dekat dengan
garis depan, dan pada akhirnya beberapa pencuri mengaktifkan perangkap alarm.
Itu bukanlah salahmu, dan tidak ada yang akan menyalahkanmu atas hal itu.
Sebaliknya, kamu akan dipuji karena dapat selamat."
"Bukan seperti itu... itu adalah kesalahanku. Baik soal menghentikan mereka untuk
pergi ke garis depan, memberitahukan mereka untuk mengacuhkan hartanya, atau
memastikan semua orang dapat melarikan diri segera sesudah alarmnya berbunyi;
semuanya ini harusnya dapat aku lakukan."
Bila aku tidak menyembunyikan tingkat keahlianku dari para rekanku. Rasa sakit
yang datang karena tidak memberitahukan Klein kenyataan ini tanpa henti
menyerang dadaku. Sebelum pengguna katana ini mengatakan kata-kata untuk
menghibur yang tidak sesuai dengan dirinya, aku memaksakan diriku untuk
menyelesaikan kata-kataku:
"Memang, mungkin bahkan tidak ada satu persen kesempatan untuk hal ini. Tetapi
baik mengenai kemungkinan menemukan Bos Natal, mengalahkannya seorang diri,
mengenai keberadaan Ressurection item itu, atau disimpannya kesadaran dari para
pemain yang mati... semuanya ini seperti mencari sebutir pasir di padang pasir.
Akan tetapi... akan tetapi, kemungkinannya bukan nol. Karena kemungkinannya
bukan nol, aku harus memberikan usaha terbaikku. Terlebih lagi... Klein, tidak
mungkin kamu akan memberi dirimu sendiri hal yang membuat sakit kepala ini
hanya untuk uangnya, bukan? Jadi kamu akan menggunakannya sebagai sebuah
alasan untuk melakukannya tepat sepertiku, kan?"
Sebagai jawaban dari pertanyaanku, Klein mendengus, menjawab sementara
memegang sarung pedangnya yang ada di lantai:
"Aku bukanlah pemimpi yang sama sepertimu. Hanya saja... sebelumnya, aku juga
memiliki seorang teman yang tereliminasi. Bila aku tidak melakukan segala yang aku
bisa untuknya, lalu aku tidak akan dapat tidur di malam hari..."
Menghadap Klein yang telah berdiri, aku tersenyum sedikit.
"Jadi sama saja."
"Tidak sama. Tujuan utama kami masih tetap harta itu, dengan apa yang baru saja
kita perbincangkan barusan... dengan hanya kelompok orang seperti itu, akan buruk
bila sebuah semut raksasa muncul. Aku akan pergi dan melihat situasinya."
"Ah, ah."
Kawahara Reki

204

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sedikit menganggukkan kepalaku, aku menutup kedua mataku dan bersandar
penuh kepada batang pohon itu. Bisikkan kata-kata dari pengguna katana itu
bergerak pelan kearahku.
"Dan, aku khawatir mengenai dirimu. Itu bukan hanya untuk mendapatkan inteligen,
tolol. Bila kamu mati karena memberanikan diri di tempat seperti ini, aku jelas tidak
akan menggunakan ressurection item itu kepadamu!"

Bagian 2
Terima kasih atas perhatianmu. Lalu kami akan dengan hormat menerimanya.
Tolong lindungi kami hingga kami mencapai pintu keluarnya."
Ini adalah kalimat pertama yang dikatakan oleh pemimpin dari guil Black Cats of
the Full Moon, Keita katakan kepadaku.
Lima bulan telah berlalu semenjak sore musim semi ketika permainan kematian
bernama SAO dimuali. Untuk mengumpulkan material untuk senjata, aku pergi ke
labirin sepuluh lantai dibawah garis depan pada yang sekarang.
Sebagai seorang Beater, aku telah dengan segera berlari sejak awal, menggunakan
pengalamanku sebagai seorang beta tester. Memakai cara pemain solo yang sulit,
telah memungkinkanku untuk mendapat experience point dengan sangat efisien. Hal
ini mencapai tahap dimana aku bahkan dapat mengalahkan para monster di garis
depan seorang diri. Karena itu, berburu dengan levelku yang sekarang menjadi
begitu mudah dan santai sehingga hal ini menjadi sebuah tugas yang
membosankan. Dengan menghindari pemain lainnya, aku dapat memperoleh
sebuah set dari jumlah yang dibutuhkan dalam dua jam. Sementara aku bersiap
untuk bergerak ke depan kearah pintu keluar, aku bertemu dengan sebuah
kelompok yang sedang mundur, sebuah grup besar monster mengejar mereka.
Sebagai pemain solo, aku dengan segera memiliki pendapat bahwa kelompok itu
benar-benar tidak seimbang. Dengan kelompok beranggotakan lima orang, satusatunya pemain yang dapat mengambil peran depan adalah seorang pria yang
membawa sebuah mace[1] dan perisai. Yang lainnya adalah seorang pencuri yang
dilengkapi dengan sebuah pisau belati, seorang pengguna tongkat yang membawa
tongkat dua tangan dan dua pengguna tombak panjang. Akan tetapi ketika hit point
dari pengguna gada itu berkurang secara drastis, tidak ada orang lain yang dapat
menggantikannya. Sebagai hasilnya, kelompok seperti ini hanya dapat mundur
perlahan.
Untuk menentukan keadaan semua orang, aku memeriksa hit point
mereka.Kelihatannya, masih lebih dari cukup untuk mereka untuk mundur dengan
aman ke pintu keluar. Akan tetapi, penilaian itu tidak lagi berlaku bila mereka
bertemu dengan grup monster lainnya saat mundur. Setelah sedikit ragu-ragu, aku
berlari keluar dari jalur tempatku bersembunyi dan berbicara kepada pengguna
tongkat yang kelihatannya adalah pemimpinnya.
Apakah kamu ingin aku membantu sebagai pendukung di depan?"
Kawahara Reki

205

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Pengguna tongkat itu melihat kepadaku dengan kedua matanya terbuka lebar dan
menganggukkan kepalanya setelah sesaat ragu-ragu.
Lalu, maaf merepotkanmu, tetapi tolong segera mundur bila terdapat bahaya."
Aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti dan menarik sebilah pedang di
punggungku sebelum berteriak dari belakang pengguna gada itu untuk melakukan
pergantian. Lalu, aku berlari menyerang para monster itu.
Musuhnya adalah satu grup goblin[7] yang telah banyak aku kalahkan sesaat yang
lalu ketika berburu sendirian. Monster ini dapat dengan cepat dikalahkan bila aku
maju dengan segenap tenaga dengan teknik pedangku. Bahkan bila aku tidak dapat
bertahan terhadap serangan dari mereka, aku akan dapat bertahan lama dengan
bergantung kepada skill battle healing untuk mengisi hit point-ku. Akan tetapi, aku
pada saat itu juga khawatir. Walaupun aku tidak takut kepada para goblin itu, aku
benar-benar khawatir mengenai apa yang dipikirkan oleh para pemain yang
dibelakangku itu.
Umumnya, bagi para pemain dengan level tinggi yang menyebabkan sebuah
gangguan besar sementara berlatih di lantai lebih bawah akan dianggap sebagai
sebuah kelakuan yang buruk. Bila berlangsung untuk waktu yang lama, pemain itu
akan mendapat teguran keras ketika permohonan itu diajukan kepada sebuah guild
di lantai yang lebih atas untuk menyelesaikannya. Pemain itu akan berakhir di dalam
daftar pemain dengan etikat yang buruk di koran dan akan dihadapkan kepada
beberapa hukuman. Walaupun ini seharusnya bukan masalah karena aku
menganggapnya sebagai sebuah situasi darurat, hal ini mengkhawatirkanku. Bila
tidak dilakukan dengan baik, mereka akan menyebutku sebagai seorang Beater
dibandingkan dengan mengucapkan terima kasih.
Karena itu, aku dengan sengaja memperlama waktu yang dibutuhkan untuk
mengalahkan sekelompok goblin dengan membatasi penggunaan teknik pedangku.
Pada saat itu, aku masih tidak sadar bahwa keputusanku itu akan mengarah kepada
sebuah kesalahan yang tidak dapat diperbaiki.

Keseluruhan kelompok goblin itu akhirnya dikalahkan setelah beberapa giliran rotasi
dengan pengguna gada itu, yang telah secara terus menerus memulihkan hit pointnya dengan onat-obatan. Aku terkejut ketika kelompok yang terdiri dari lima orang
yang tidak diketahui ini mulai bersorak sorai dengan keras. Mereka secara
bergantian memberi masing-masing tos (!) bergembira karena kemenangan ini.
Walaupun tidak dapat berkata apa-apa, aku masih memasang senyum yang belum
biasa aku lakukan sementara menjabat tangan semua orang. Satu-satunya pemain
wanita di dalam kelompok, seorang pengguna tombak berambut hitam adalah yang
terakhir menggenggam tanganku dengan kedua tangannya sementara secara
berulang-ulang mengatakan kepadaku diantara tangisnya:

Kawahara Reki

206

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Terima kasih...... Terima kasih banyak. Aku benar-benar takut...... ketika kamu
datang menyelamatkan kami, aku sangat senang. Aku benar-benar menghargai
bantuanmu."
Mendengar kata-kata itu sementara melihat aliran air mata, terdapat sebuah emosi
yang tidak dapat dijelaskan mengalir di dalam dadaku. Aku mengingat saat aku
menolong mereka, terasa sangat enak bahwa aku cukup kuat untuk dapat
melakukannya.
Walaupun aku telah menjadi seorang pemain solo sejak mulainya permainan ini, ini
bukanlah kali pertama aku membantu kelompok lainnya di garis depan.Akan tetapi di
dalam sebuah kelompok strategis, itu adalah sebuah pemahaman tak terucap
bahwa kami seharusnya membantu satu sama lain di dalam medan pertempuran.
Karena akan ada hari ketika aku akan membutuhkan bantuan mereka sebagai
balasannya, aku akan membantu orang lain tanpa mengharapkan sesuatu sebagai
balasan. Lebih jauh lagi, mereka yang dibantu hanya akan memberi salam singkat
sebagai balasnya. Ini adalah cara terbaik untuk dengan cepat mengatasi keheningan
pasca pertarungan sebelum mulai dari pertarungan berikutnya. Cara berpikir
sederhana itu ada sebagai cara untuk secara terus menerus dan efisien
memperkuat diri sendiri.
Akan tetapi, mereka para Black Cats of the Full Moon berbeda. Keseluruhan
kelompok dipenuhi dengan kesenangan besar hanya karena satu kemenangan
dalam pertempuran, dan memuji usaha masing-masing. Hal ini terlihat seperti suara
terompet kemenangan di akhir sebuah stand-alone RPG ketika aku mengusulkan
untuk menemani mereka ke pintu keluar. Itu mungkin dipengaruhi oleh suasana
seperti keluarga yang mereka punya antara mereka sendiri. Untuk menjelaskannya
lebih lanjut, aku merasa bahwa kenyataannya mereka adalah yang menyelesaikan
permainan gila bernama SAO ini.
Aku juga sedkit khawatir mengenai jumlah obat-obatan penyembuh yang tersisa
yang aku punya...... Bila kamu tidak keberatan, mari mengarah ke pintu keluar
bersama."
Keita mengangguk sementara tertawa lebar terhadap kebohonganku.
Terima kasih banyak untuk perhatianmu."
Tidak, ketika aku akhirnya menyadari bahwa itu hanya aku yang merasakan hal itu
sebagai sebuah pengalaman yang menyegarkan, sudah enam bulan sejak hilangnya
Black Cats of the Full Moon. Sebagai seseorang yang telah mengadopsi
kebijaksanaan sebagai seorang pemain solo untuk mengumpulkan kekuatan,
melindungi seseorang yang jauh lebih lemah dariku memberi sebuah perasaan yang
mirip dengan menjadi tempat bergantung. Itu hanyalah bagaimana keadaan saat itu.
Sementara berada di area jalan utama setelah meninggalkan labirin, aku telah
menyetujui undangan Keita ke sebuah ale house [8], mereka yang membayar. Karena
itu, kami melakukan toast[9] untuk merayakan kemenangan ini dengan anggur merah
yang akan dianggap mahal oleh mereka. Ketika aku selesai memperkenalkan diriku
Kawahara Reki

207

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
sendiri, Keita dengan ragu-ragu bertanya mengenai levelku sekarang dengann
berbisik setelah suasananya telah tenang.
Aku telah kurang lebih menduga pertanyaan ini akan ditanyakan. Karena itu, aku
telah memikirkan tentang sebuah angka palsu yang cocok beberapa waktu yang
lalu. Angka yang aku katakan kepada mereka sebenarnya adalah tiga level lebih
tinggi dari rata-rata level mereka...... tetapi, sebenarnya dua puluh level lebih rendah
dari levelku yang sebenarnya.
Huh! Kamu dapat bermain solo di tempat ini dengan levelmu yang sekarang?"
Ekspresi wajahku yang masam ketika membalas Keita mengejutkannya.
Tidak perlu berbicara seperti itu...... bahkan bila bermain solo, tetapi aku pada
dasarnya hanya memilih musuh yang terpisah untuk diserang sementara
menghindari deteksi yang lainnya. Akan tetapi dalam hal efisiensi, hal ini tidak terlalu
tinggi."
Oh...... Memang, lalu... Walaupun ini agak mendadak....... Tetapi aku pikir
beberapa guild akan mengundangmu untuk menjadi anggotanya dalam waktu
sangat dekat...... Bila kamu bersedia, maukah kamu begabung dengan guild kami?"
Huh......?
Menghadapiku yang tidak yakin bagaimana untuk membalas, wajah Keita yang telah
menjadi merah, menjadi lebih bersemangat sementara dia berbicara
Begini, berdasarkan level kita sekarang, kita dapat dengan aman berlatih di dalam
labirin tempat kita berada sebelumnya. Mengenai keahlian untuk bergerak lebih
tinggi...... kamu pasti mengerti mengenai keadaan kami sekarang ini. Satu-satunya
orang yang dapat berperan sebagai pemain depan adalah Tetsuo. Tidak peduli
bagaimana, tingkat pemulihannya tidak dapat menandingi tingkat berkurangnya.
Karena itu, kondisi dalam pertarungan hanya akan menjadi lebih buruk. Bila kami
mempunyai rekan lainnya untuk bergabung dengan kami, keadaan akan menjadi
lebih baik. Lebih dari itu...... Sachi, datang sebentar ke sini."
Keita menaikkan tangannya dan memanggil dengan keras kepada pengguna
tombak berambut hitam itu. Gadis mungil bernama Sachi ini datang sementara
memegang segelas anggur merah dan dengan malu-malu mengangguk kepadaku.
Keita meletakkan tangannya di kepala Sachi sebelum meneruskan dan berkata:
Keahlian utama gadis ini seperti yang dapat kamu lihat, adalah menggunakan
tombak panjang dua-tangan. Tetapi keahliannya termasuk rendah dibandingkan
dengan pengguna tombak panjang lain kami. Karena itu, aku ingin menggunakan
kesempatan ini untuk mengubah dia menjadi pembawa perisai dan pengguna
pedang satu-tangan. Hanya saja kami tidak pernah memiliki kesempatan untuk
berlatih sebelumnya. Terlebih lagi, kami juga tidak terbiasa dengan pedang satutangan. Bila kamu bersedia, maukah kamu menjadi pelatihnya?"

Kawahara Reki

208

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

209

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Apa ini! Memperlakukanku seperti anak kecil!"

Kawahara Reki

210

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sachi mengangkat pipinya dan sedikit menjulurkan lidahnya keluar sementara
tersenyum dan berkata:
Ini karena aku selalu bertanggung jawab untuk menyerang musuh dari jauh. Bila
kamu tiba-tiba memerlukanku untuk bergerak maju dan melawan musuh dalam
pertarungan jarak dekat, aku akan menjadi takut."
Tidak masalah selama kamu berlindung dibalik perisaimu. Berapa kali aku perlu
mengulanginya sebelum kamu mengerti...... yang benar saja. Kamu terlalu mudah
takut sejak dulu.
Aku hanya mengetahui mengenai garis depan dari SAO yang penuh dengan
pembunuhan. Tidak, dalam pendapatku semua pemain berlomba-lomba untuk
mendapatkan bahan-bahan di dalam MMORPG. Karena itu, interaksi diantara
mereka itu benar-benar menarik dan mengagumkan. Ketika Keita menyadari bahwa
aku sedang melihatnya, dia dengan malu-malu tersenyum dan berkata:
Ah....... Anggota guild kami sebenarnya adalah anggota dari klub komputer dari
SMP yang sama di dunia nyata. Sebenarnya, dia tinggal sangat dekat denganku
... Ah, tolong jangan khawatir karena semua orang di sini sangat ramah. Kamu
pasti akan dapat akrab dengan yang lainnya dengan cepat."
Semua orang di dalam grup itu, termasuk Keita, adalah orang-orang yang baik. Itu
adalah sesuatu yang sudah aku ketahui semenjak aku menghabiskan waktu dalam
perjalanan pulang dari labirin itu dengan mereka. Aku merasa sangat bersalah
membohongi mereka ketika aku memaksakan sebuah senyum dan mengangguk.
Lalu...... Tolong perbolehkan aku untuk bergabung dengan kalian semua. Juga,
tolong bimbing aku."

Dengan pemain depan kedua, keseimbangan dari kelompok Black Cat itu meningkat
drastis.
Tidak,bila salah satu dari mereka memiliki sebuah keraguan, mereka akan
menemukan bahwa HP-ku tidak akan berkurang untuk suatu alasan yang aneh.
Akan tetapi, teman-teman yang baik ini semua percaya kepadaku karena apa yang
aku katakan, bahwa aku membuat mantel ini dari beberapa material langkadan ini
bukanlah sebuah kebohongandan mereka tidak pernah meragukanku.
Selama sebuah pertarungan kelompok, aku hanya bertugas dalam pertahanan, dan
membiarkan anggota yang lain di belakangku untuk mengatasi para musuh dan
mendapatkan experience point. Keita dan lainnya dengan cepat menaikkan level
mereka, dan setelah aku bergabung selama seminggu, kami telah berlatih di tempat
berburu satu lantai lebih tinggi dari yang sebelumnya.

Kawahara Reki

211

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Kami duduk berdekatan di dalam sebuah area aman di dalam dungeon. Keita
sedang memakan bento[10] yang dibuat oleh Sachi sementara dia dengan
bersemangat memberitahukan kepadaku impiannya,
Tentu saja, keselamatan dari teman-teman kami adalah yang terpenting.
Tetapibila, bila kita hanya ingin selamat, kita hanya perlu mengunci diri kita di
dalam kota sejak awal. Karena kami telah berlatih dan meningkatkan level kami
seperti ini, kami berharap setidaknya berada di dalam grup penyelesai. Walaupun
garis depannya masih jauh dari kami, kami hanya dapat menyerahkannya kepada
guild-guild terkuat seperti Knights of the Blood atau Sacred Dragon Alliance untuk
menaklukannya... eh, Kirito, apa bedanya antara mereka dan kita?"
Ehun, informasi. Mereka mempunyai informasi mengenai area mana yang
merupakan tempat paling efektif untuk berlatih, bagaimana mendapatkan senjata
terkuat di dalam permainan ini dan berbagai hal lain."
Itu adalah alasan mengapa aku berada di dalam regu penyerang, tetapi Keita
kelihatannya tidak senang dengan jawaban ini.
Itu... jelas adalah sebuah alasan. Tetapi aku merasa bahwa itu adalah semangat.
Keinginan mereka untuk melindungi teman-teman mereka, semua pemainnya
menjadi kuat. Itu karena kekuatan inilah sehingga mereka dapat menang di dalam
pertempuran-pertempuran yang berbahaya dengan para bos. Kami adalah mereka
yang dilindungi, tetapi perasaan kami tidak akan kalah dengan mereka. Jadi... aku
merasa bahwa jika kita terus bekerja keras seperti ini, kita dapat mengejar mereka."
Yah... kamu benar."
Walaupun aku mengatakan hal itu, aku merasa itu bukanlah karena alasan yang
menakjubkan seperti itu. Alasan kenapa para grup penyelesai memiliki motivasi
mereka adalah karena mereka selalu memiliki seorang pendekar pedang yang
berada di atas ribuan pemain lainnya. Buktinya adalah bila mereka bertujuan untuk
menyelesaikan SAO hanya untuk melindungi para pemain, para pemain kelas atas
tersebut seharusnya telah menyediakan semua informasi dan perlengkapan yang
mereka dapat kepada para pemain kelas menengah. Lalu mereka dapat
meningkatkan level dari semua pemain, dan jumlah orang yang bergabung dengan
grup-grup penyelesai akan bertambah.
Alasan mereka melakukan hal itu adalah karena mereka berharap untuk menjadi
yang terkuat. Tentu saja, aku juga sama. Pada saat itu, aku akan menyelinap keluar
dari tempat peristirahatan kami dan pergi ke garis depan untuk terus meningkatkan
level-ku. Perbuatan ini terus menjauhkan perbedaan level antara aku dan para
anggota dari Black Cats. Walaupun aku mengetahui bagaimana akhirnya, aku terus
menerus mengkhianati mereka.
Tetapi pada saat itu, aku kurang lebih percaya bahwa bila level dari para anggota
Black Cats meningkat, kami dapat bertarung di garis depan. Pada saat itu, aku rasa
cita-cita dari Keita mungkin dapat mengubah sifat tertutup dari para grup penyelesai.

Kawahara Reki

212

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sebenarnya, dapat dikatakan bahwa level dari para anggota Black Cats meningkat
dengan kecepatan yang tidak normal. Area latihan yang kami gunakan adalah
tempat yang sebelumnya aku selesaikan sebagai bagian dari garis depan. Aku tahu
semua mengenai tempat itu, baik tempat-tempat berbahayanya atau tempat-tempat
efektif untuk berlatih. Aku terus menerus memandu mereka tanpa mengkhawatirkan
apa-apa, terus menerus memikirkan rencana paling efisien dalam berburu,
menyebabkan level rata-rata anggota guild Black Cats untuk berada sangat jauh di
atas level rata-rata pemain secara keseluruhan. Ketika aku bergabung, kami masih
berada sepuluh lantai di bawah garis depan, tetapi celahnya dengan cepat
menyempit menjadi lima. Kami terus menerus menambah kecepatan dan col, dan
sepertinya kami segera akan memiliki cukup col untuk membeli sebuah rumah untuk
guild.

Akan tetapi, ada satu masalah. Transformasi Sachi menjadi pendekar pedang
berperisai tidak dapat diteruskan.
Tetapi hal itu tidak dapat dihindarkan. Ketika menghadapi monster-monster ganas
pada jarak dekat, apa yang lebih penting daripada jumlah dalam level adalah
keberanian untuk menahan rasa takut dan bertarung terus hingga akhir. Segera
setelah SAO dimulai, banyak pemain meninggal karena mereka menjadi panik dan
tenggelam dalam kekacauan. Bila aku benar-benar harus mengatakannya, Sachi
termasuk seorang penakut yang kelihatannya tidak dapat berperan sebagai pemain
depan.
Aku merasa tidak perlu bagi Sachi untuk mengganti tipe karena aku memiliki status
yang jauh melebihi yang dibutuhkan untuk menjadi perisai mereka. Akan tetapi,
anggota yang lainnya tidak merasa begitu. Setidaknya, mereka kelihatannya sedikit
menyesal bahwa aku harus menjadi seorang pemain depan, yang akan sangat
melelahkan. Walaupun dia tidak mengatakannya karena semangat dalam grup
sangat baik, Sachi merasa bahwa tekanannya menjadi lebih kuat.
Pada suatu malam, Sachi tiba-tiba menghilang dari tempat peristirahatan.
Semuanya mengira alasan mereka tidak dapat menemukan lokasinya dari daftar
anggota guild adalah karena dia sedang sendirian di dalam dungeon. Hal ini
membuat para anggota dari Keita panik, dan mereka segera pergi keluar untuk
mencari.
Akan tetapi, aku adalah satu-satunya yang bersikeras untuk mencari di luar
dungeon. Alasanku adalah ada beberapa tempat yang tidak dapat dilacak. Tetapi
kenyataannya, aku telah memiliki keahlian 'Melacak' tingkat tinggi yang
membolehkanku mencari musuh. Tentu saja, aku tidak dapat menjelaskan hal ini
kepada teman-temanku.
Sementara Keita dan lainnya berlari ke arah dungeon di lantai itu, aku pergi ke
kamar Sachi, mengaktidkan fungsi pelacak, dan mengikuti langkah kaki berwarna
hijau muda yang muncul.
Kawahara Reki

213

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Langkah kaki kecil itu mengarah ke arah yang semua orang, termasuk aku, tidak
diduga sama sekali. Dia menghilang ke dalam tempat pembuangan air yang
termasuk jauh dari jalan utama. Aku menelengkan kepalaku dan berjalan masuk,
dan melihat di pinggiran luar dari kegelapan tempat itu dimana tetesan air menetes,
Sachi sedang duduk berjongkok dengan sebuah mantel yang baru saja dia dapat,
yang memiliki fungsi tidak terlihat.
Sachi.
Ketika aku mengatakan hal itu, dia menggelengkan rambut hitamnya yang
sepanjang bahu dan melihat ke atas, menggumam kaget,
Kiritobagaimana kamu tahu aku aku ada di sini?"
Aku ragu-ragu mengenai bagaimana untuk menjawabnya, dan akhirnya berkata.
Insting.
Begitu."
Sachi tersenyum dan sekali lagi menyandarkan wajahnya kepada lututnya yang
sedang dipeluknya. Aku mencoba sebaik mungkin untuk memikirkan kata-kata, dan
mengatakan sesuatu yang kurang kreatif,
Semuanya khawatir mengenaimu. Mereka bahkan mengirim orang ke dungeon
untuk mencarimu. Segeralah kembali."
Kali ini, terdapat keheningan panjang. Setelah satu atau dua menit, aku ingin
mengatakan hal yang sama lagi, tetapi kali ini, suara yang lemah dari Sachi keluar
sementara dia menurunkan kepalanya,
Hei, Kirito, mari kita lari."
Aku bertanya secara naluriah,
Lari... dari mana?"
Dari kota ini, semuanya yang ada di Black Cats, para monster... dari SAO."
Aku tidak begitu akrab dengan para gadisatau bahkan manusia umumnya
sehingga aku tidak dapat menjawabnya dengan segera. Setelah berpikir panjang,
aku dengan takut-takut bertanya,
Apakah kamu... bermaksud untuk melakukan bunuh diri bersama?"
Setelah keheningan sesaat, Sachi tersenyum.

Kawahara Reki

214

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Fufuyah, seharusnya tidak masalah... tidak, maaf. Aku bberbohong. Bila aku
memiliki keberanian untuk melakukan bunuh diri, aku tidak akan bersembunyi di
dalam kota... jangan berdiri terus. Duduklah juga."
Aku tidak apa yang harus dilakukan, jadi aku duduk sedikit dekat di samping Sachi di
lantai batu itu. Dari pintu keluar berbentuk setengah lingkaran dari tempat
pembuangan air ini, aku dapat melihat cahaya kotanya yang sekecil bintang-bintang.
Aku takut akan kematian. Karena aku takut, aku bisa dibilang tidak dapat tidur
selama ini."
Akhirnya, Sachi menggumam.
Mengapa hal seperti ini terjadi? Mengapa kita tidak dapat keluar dari permainan ini?
Mengapa kita dapat mati walaupun ini hanyalah sebuah permainan? Apa yang dapat
didapat oleh Kayaba itu dengan melakukan hal ini? Apa arti dari hal ini...?"
Sebenarnya, aku dapat memberi sebuah jawaban untuk masing-masing dari kelima
pertanyaan itu. Tetapi bahkan akupun tahu bahwa Sachi tidak mencari jawaban
semacam itu. Aku berusaha sebaik yang aku bisa untuk berpikir dan berkata,
Kemungkinan besar, tidak ada artinya... dan tidak ada yang dapat memperoleh
keuntungan dari ini. Pada saat dunia menjadi seperti ini, semuanya kehilangan hal
terpenting dari yang mereka miliki."
Aku menahan air mataku sementara aku mengatakan sebuah kebohongan besar
kepada gadis ini. Hal itu karena aku berbohong kepada diriku sendiri untuk menjadi
lebih kuat, dan merasakan kepuasan dari rahasia ini ketika aku memasuki kelompok
dari para Black Cats. Bisa dibilang, aku jelas-jelas mendapatkan keuntungan bagi
diriku.
Pada saat itu, aku seharusnya mengatakan semuanya kepada Sachi. Bila aku
memiliki sepotong kecil saja kejujuran, aku seharusnya sudah menunjukkan
egoismeku yang buruk ini keluar. Pada keadaan itu, Sachi mungkin dapat
mengeluarkan sebagian dari tekanan yang ada pada dirinya, dan dia bahkan
mungkin merasa agak tenang.
Akan tetapi, apa yang dapat aku katakan hanyalah sebuah kebohongan untuk lebih
menguatkan diriku.
Kamu tidak akan mati."
Mengapa kamu mengatakan hal itu?"
Bahkan dalam keadaan kita yang sekarang, Black Cats tetaplah sebuah guild
yang kuat. Kita juga telah mencapai batas aman. Bila kamu tetap di dalam guild itu,
kamu dapat terus hidup dengan aman. Juga, kamu tidak benar-benar perlu berganti
menjadi seorang pendekar pedang."

Kawahara Reki

215

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Sachi mengangkat kepalanya dan menunjukkan kepadaku sebuah ekspresi
kepercayaan. Akan tetapi, aku tidak dapat menatap langsung kepada kedua mata itu
dan merendahkan kepalaku.
Benarkah? Aku dapat terus hidup hingga akhir? Kembali ke dunia nyata?"
Ahhkamu tidak akan mati. Kamu akan terus hidup hingga hari dimana permainan
ini terselesaikan."
Kata-kata itu adalah kata-kata yang tidak meyakinkan dan tidak memiliki pengaruh
apapun didalamnya. Walaupun begitu, Sachi bersandar kepadaku, menyandarkan
wajahnya kepada bahu kiriku dan menangis untuk beberapa lama.

Setelah beberapa lama, aku mengirim pesan kepada Keita dan kawan-kawan dan
membawa Sachi kembali ke tempat menginap kami. Sachi kembali ke ruangannya
untuk beristirahat, dan aku menunggu di lantai pertama dari meja minum menunggu
kembalinya Keita dan kawan-kawan. Aku memberitahu kepada mereka beberapa
halSachi membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi seorang pendekar
pedang, dan bila mungkin, dia lebih baik terus menjadi seorang pendekar tombak.
Juga, aku dapat terus menjadi pemain depan.
Keita dan lainnya bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi antara Sachi dan aku,
tetapi mereka dengan gembira menyetujui rencanaku. Aku menghela napas lega,
tetapi ini tidak akan menyelesaikan masalah sesungguhnya.
Dari malam berikutnya dan seterusnya, Sachi akan datang untuk tidur di kamarku.
Dia berkata bahwa bila terus bersamaku dan mendengar bahwa dia tidak akan mati,
dia akan dapat tidur dengan tenang. Sekarang aku benar-benar tidak dapat
menyelinap keluar pada malam hari untuk mendapat experience. Walaupun begitu,
hal ini tidak berarti rasa bersalahku karena berbohong kepada Sachi dan lainnya
menghilang.
Untuk alasan tertentu, ingatan mengenai hal itu terpadatkan seperti gumpalan salju,
jadi aku tidak dapat mengingat banyak. Walaupun begitu satu hal yang pasti adalah
Sachi dan aku tidak memiliki hubungan yang romantis. Kami tidak pernah tidur
bersama di tempat tidur yang sama, tidak pernah berpelukan satu sama lain,
berbicara mengenai cinta atau bahkan melihat satu sama lain.
Hubungan kami lebih seperti kucing yang hilang yang saling menjilati luka yang lain.
Sachi akan sedikit melupakan mengenai ketakutannya karena kata-kataku, dan aku
akan bergantung kepadanya untuk melupakan rasa bersalahku karena aku adalah
seorang beater.
BenarItu karena aku mengacuhkan masalah-masalah dari Sachi sehingga aku
menemukan sisi ini dari insiden SAO yang telah berubah menjadi sebuah permainan
kematian. Aku secara sistematis megnalahkan monster dengan level rendah yang
aku kalahkan selama beta test, terus menaikkan level dan menjaganya dalam batas
Kawahara Reki

216

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
aman. Aku bukanlah seperti Heathcliff sang Paladin [11], tetapi di dalam ingatanku,
life point-ku tidak pernah turun ke daerah berbahaya.
Aku bergantung kepada sumber daya yang luas yang aku dapat dengan mudah.
Ketika aku mengetahuibahwa ada banyak pemain yang takut akan kematian
seperti ini, aku akhirnya menemukan sebuah cara untuk menghilangkan rasa
bersalahku. Tentu saja, cara itu adalah untuk terus melindungi Sachi dan para
anggota Black Cats.
Untuk kepuasanku sendiri, aku lupa bahwa aku menyembunyikan levelku sebelum
memasuki guild ini, melupakan ingatan bahwa aku adalah yang pada akhirnya
menjadi orang yang melindungi mereka, melatih mereka untuk menjadi sebuah guild
tingkat atas. Setiap malam, aku akan berada di sisi tempat tidur, menenangkan
Sachi yang meringkuk dalam kecemasan, mengatakan kepadanya 'kamu tidak akan
mati, kamu tidak akan mati, kamu akan terus hidup' seperti sebuah mantra. Setelah
aku mengatakan hal itu, Sachi akan menunjukkan sebuah senyum sedikit dari balik
selimut, menatapku dan memasuki tidur yang ringan.

Akan tetapi, Sachi tetap meninggal pada akhirnya.


Kurang dari sebulan setelah malam itu di tempat pembuangan air, dia terbunuh
secara kejam oleh seekor monster di depanku, dan seluruh tubuh dan jiwanya
semuanya tersebar.
Pada hari itu, Keita ingin membeli sebuah rumah sebagai rumah untuk guild kami,
membawa seluruh uang yang akhirnya kami kumpulkan dan pergi menemui para
pemain yang bekerja di bidang penjualan bangunan. Sachi, aku dan ketiga anggota
lainnya sedang tertawa sementara kita sedang melihat kolom barang bersama dari
anggota guild yang tidak memiliki item satupun didalamnya sementara kita
menunggu Keita untuk kembali. Tetapi setelah beberapa saat, pengguna gada
Tetsuo itu berkata,
mari pergi ke dungeon sebelum Keita kembali, mengisi kolomnya dan
menakutinya."
Kelima dari kami memasuki dungeon yang tidak pernah kami masuki sebelumnya,
sebuah dungeon yang berada hanya tiga lantai di bawah garis depan yang
sekarang. Tentu saja, aku pernah bertarung di tempat itu sebelumnya, dan aku tahu
bahwa tempat itu adalah sebuah tempat yang mudah untuk mendapatkan uang
tetapi memiliki banyak sekali jebakan. Akan tetapi, aku tidak memberitahu mereka
mengenai itu.
Di dalam dungeon, level kami masih berada di dalam area aman, jadi perburuan
kami berjalan mulus. Setelah satu jam, kami mendapatkan sejumlah uang yang kami
tentukan, dan ketika semuanya sedang bersiap untuk kembali dan membeli barang-

Kawahara Reki

217

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
barang, salah satu anggota yang merupakan seorang pencuri menemukan sebuah
peti harta.
Pada saat itu, aku dengan keras berpendapat untuk mengacuhkannya. Tetapi ketika
aku ditanyai mengenai alasannya, aku tidak dapat mengatakan bahwa tingkat
kesulitan dari perangkapnya telah meningkat setingkat mulai dari lantai ini, dan
hanya dapat berkata terbata-bata dan menekankan bahwa peti itu terlihat
berbahaya.
Perangkap alarm-nya berbunyi dengan keras, dan para monster bergerak menuju
ruangan seperti sebuah gelombang pasang. Segera sesudah mengetahui bahwa
keadaannya sedang berbahaya, aku segera berkata kepada semuanya untuk
menggunakan jalan keluar darurat untuk melarikan diri. Akan tetapi, ruangan itu
didesain sebagai sebuah tempat dimana kristal tidak dapat digunakanpada saat
itu, semua orang, termasuk aku, pada akhirnya menjadi panik secara ringan maupun
berat.
Yang pertama mati adalah pencuri itu yang mengaktifkan alarm-nya. Lalu, si
pengguna gada Tetsuo, dan pendekar tombak pria di belakangnya.
Karena panik, aku terus menerus mengayunkan teknik pedang tingkat tinggi yang
aku sembunyikan dan membunuh gelombang demi gelombang dari para monster.
Tetapi mereka berjumlah terlalu banyak, dan aku tidak memiliki kesempatan untuk
menghancurkan peti harta yang terus berbunyi.
Sementara HP dari Sachi benar-benar menghilang setelah dikelilingi oleh
sekumpulan monster, dia meraihkan tangan kanannya kepadaku seakan-akan dia
ingin mengatakan sesuatu. Kedua mata yang melebar itu masih menunjukkan
sebuah warna terang yang menunjukkan bahwa dia mempercayaiku, sama seperti
setiap malam, sehingga hal ini terasa sangat menghancurkan hatiku.

Aku tidak dapat mengingat bagaimana aku selamat. Setelah aku pulih, kumpulan
monster dan keempat temanku tidak berada di dalam ruangan itu. Tetapi bahkan
dalam situasi itu, HP bar-ku menurun hingga sekitar setengahnya.
Tidak dapat berpikir, aku dengan hampa kembali ke penginapan.
Keita, yang meletakkan kunci rumah guild yang benar-benar baru di atas meja dan
menunggu kami kembali, mendengarkan ceritakubagaimana keempat dari mereka
meninggal, bagaimana aku selamat, dan menatapku tanpa ekspresi. Dia berkata
kepadaku mengenai bagaimana beater sepertiku tidak memiliki hak apapun untuk
bergabung dengan mereka.
Dia berlari keluar dari kota di Aincrad, dan kemudian melompati pagar tanpa
keraguan sementara aku mengikutinya dari belakang, menuju kedalam kehampaan
tiada akhir.

Kawahara Reki

218

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Apa yang Keita katakan adalah kenyataannya. Hal itu tidak dapat diperdebatkan. Itu
adalah kesombonganku yang membunuh keempat anggota dari Black Cats of the
Full Moonbukan, 5. Bila mereka tidak pernah bertemu denganku, mereka akan
terus berada di daerah tengah yang aman, dan mereka tidak akan memicu apa yang
ternyata adalah sebuah perangkap.
Untuk bertahan hidup di dalam SAO, apa yang kita butuhkan bukanlah refleks
ataupun jumlah secara angka dalam level, tetapi informasi yang memadai. Aku
menaikkan level mereka dengan efisiensi yang tinggi tetapi tidak memberitahukan
kepada mereka informasi. Itu adalah sebuah tragedi yang aku sebabkan dengan
kedua tanganku, dan aku sendirilah yang membunuh Sachi yang telah aku janjikan
untuk aku lindungi.
Mengenai apakah dia ingin untuk mengutukku dengan kejam pada saat terakhirnya,
aku harus menahannya. Alasan mengapa aku terus menerus mencari mengenai
revival item yang dirumorkan adalah hanya untuk mendengar kata-kata itu.

Bagian 3
Selama empat hari yang tersisa sebelum Natal, levelku naik sekali lagi, menjadi 70.
Selama masa ini, aku tidak tidur sedikitpun. Ini adalah harganya. Kadang-kadang
aku merasakan sakit kepala yang menusuk, seakan-akan aku tertusuk oleh paku,
tetapi aku merasa bahwa bahkan bila aku berbaring, aku tidak akan dapat tertidur.
Semenjak perjumpaan itu, guild Fuurinkazan dari Klein tidak pernah berada ke
lembah semut ini lagi. Aku terus menerus mengantri dengan guild-guild lainnya,
memburu semut-semut mekanis itu sendirian. Ekspresi wajah dari para pemain yang
melihat mataku juga pada alhirnya berubah dari mengejek menjadi jijik. Walaupun
masih ada beberapa pemain yang merespon sapaanku, segera setelah siapapun
memasuki lapangan pandangku, wajahnya akan segera berpaling dariku.
Diantara sekelompok pemain yang targetnya adalah hadiah Natal itu, pertanyaan
terbesarnya adalah dimana pohon fir [12] raksasa dimana Nicholas the Renegade
akan muncul di bawahnyamengenai pertanyaan ini, aku memanfaatkan waktu
menunggu di lembah semut itu, dan mendapatkan sebuah jawaban yang hampir
pasti.
Aku telah pergi ke semua koordinat yang aku beli dari berbagai usaha inteligen,
tetapi walaupun dari luarnya mereka tampak seperti pohon Natal, tetapi mereka
ternyata bukanlah pohon fir, tetapi pohon pinus [12]. Daunnya yang seperti duri yang
ada di pohon pinus tidak sama. Bagian depan dari daun fir berbentuk oval tipis dan
memanjang. Karena di dunia nyata aku telah melihat kedua tipe pohon ini di
halaman belakangku, aku mengetahuinya.
Beberapa bulan yang lalu, aku berada di area latihan di lantai tiga puluh tiga dimana
terdapat sebuah dungeon yang mentransfer pemain secara acak yang dinamakan
"Lost Forest", dan di sebuah ujung tertentu dari hutan itu aku menemukan sebuah
pohon raksasa yang berlekuk. Aku merasa bahwa terdapat beberapa arti
Kawahara Reki

219

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
tersembunyi dari bentuknya, mungkin tempat mulai dari sebuah tugas yang tidak
diketahui jadi aku dengan teliti menyelidikinya, tetapi tidak menemukan apa-apa. Bila
aku meninjau ulang, pohon raksasa itu adalah sebuah pohon fir. Pada malam Natal
yaitu, malam ini, sebuah monster spesial bernama Nicholas the Renegade akan
muncuk di bawah pohon itu.
Aku mendengarkan suara yang menandakan bahwa aku sekarang level 70 tanpa
perasaan apapun, dan setelah gerombolan semut di dekatku sudah dibereskan, aku
mengambil dari tasku sebuah teleport crystal. Tanpa menyapa para pemain yang
sedang mengantri, aku langsung pergi ke lantai di garis depan dimana aku
menginap, di jalan utama lantai ke-empat-puluh-sembilan.
Aku mengangkat kepalaku untuk melihat menara jam di gerbang alun-alun kota,
untuk melihat bahwa masih ada tiga jam sebelum tengah malam. Mungkin karena
mereka ingin menghabiskan malam natal bersama, di dalam alun-alun penuh
dengan pasangan pemain. Aku dengan cepat melewati mereka untuk kembali ke
tempatku menginap.
Berlari ke ruanganku sendiri, aku segera membuka tempat penyimpanan yang
dipasang di dalam ruangan, mengambil dari item window yang muncul semua kristal
pemulihan, detoksifikasi dan potion dan semacamnya. Walaupun ini semua sudah
berjumlah besar dalam perhitungan neraca keuanganku, aku tidak akan merasa
kasihan bahkan bila mereka semua terpakai.
Segera sesudah aku mengambil sebuah pedang satu-tangan dari koleksiku,
menegaskan kembali durabilitasnya, aku mengambil pedang di punggungku yang
sebelumnya aku gunakan untuk melawan semut-semut itu dan menukarnya. Lalu
aku juga menukar mantel kulit dan pelindungku dan semuanya yang aku pakai
dengan item baru. Ketika aku telah selesai, aku baru saja akan menutup window-nya
ketika aku melihat inventory-ku dan menghentikan tanganku.
Di sana, sebagai tambahan dari milik Sendiri yang tertulis disana, inventory page
milikku, terdapat label lain yang tertulis dengan nama Sachi.
Ini adalah hasil dari hubungan yang sangat baik antara dua pemain, tetapi tidak
berlanjut ke dalam Pernikahan pemain seperti mereka menentukkan item
window bersama mereka. Hal ini berbeda dengan bagaimana semua item di dalam
pernikahan digunakan bersama dimana hanya item yang ditaruh di dalam window
yang berbeda ini yang digunakan bersama.
Sachi, yang tidak pernah meminta untuk pengakuan cinta atau untuk berpegangan
tangan sebelumnya, meminta pada tak lama sebelum kematiannya untuk membuat
window ini. Ketika aku bertanya mengenai alasannya, dia memberikan sebuah
jawaban yang sulit diterima, yaitu untuk dengan mudah bertukar healing potion dan
item yang serupabila ini adalah maksudnya, disana dengan jelas terdapat sebuah
window di dalam guild yang terbuka yang dapat digunakan untuk itu. Tetapi
meskipun demikian aku setuju, dan mengatur window ini untuk berbagi hanya antara
Sachi dan aku.

Kawahara Reki

220

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Walaupun Sachi meninggal, window ini masih ada. Tentu saja, daftar temannya
akan tetap memiliki nama Sachi, tetapi namanya akan berwarna abu-abu karena dia
tidak dapat dihubungi. Dan beberapa healing potion yang tersisa di dalam inventory
yang digunakan bersama, ini juga tidak akan digunakan. Setelah setengah tahun,
walaupun halaman guildnya terhapus tanpa perasaan apapun, aku tidak dapat
menghilangkan label dengan nama Sachi di dalamnya. Tentu sajaalasannya
bukan karena aku percaya bahwa dia dapat dihidupkan kembaliAku hanya tidak
dapat memaafkan diriku sendiri yang akan dapat merasa lebih baik setelah
menghapus namanya.
Aku baru pulih dan menutup window-nya setelah melihat nama Sachi selama
sepuluh menit. Sekarang adalah dua jam sebelum tengah malam.
Sementara aku berjalan keluar dari ruangan dan menuju ke arah transfer gate, aku
terus berpikir mengenai ekspresi wajah Sachi pada saat terakhirnya, apa yang dia
pikirkan, dan, apa yang sebenarnya dia ingin katakan.
Berpindah ke gerbang yang ada di lantai ke-lima-puluh-lima, aku datang ke alunalun yang benar-benar berbeda dengan kota yang sebelumnya ataupun di garis
depan, sebuah alun-alun yang sangat sepi. Mungkin karena masih ada jarak antara
tempat ini dengan daerah pertempuran utama dari pemain tingkat menengah, area
jalan utamanya secara sederhana tidak cukup berharga untuk dipakai jalan-jalan.
Tetapi tetap saja, aku tetap menarik kerah dari mantelku keatas untuk menghindari
mata dari beberapa pemain yang ada di area, dengan cepat meninggalkan jalan.
Tidak ingin menghabiskan waktu melawan musuh yang lemah, aku mulai berlari
setelah memeriksa bahwa tidak ada yang mengejarku dari belakang. Dengan level
yang berhasil aku dapat selama satu bulan terakhir, agility-ku meningkat banyak,
dan kedua kakiku yang menapak salju terasa seringan bulu. Rasa sakit yang
menusuk yang datang dari pelipisku tidak pernah menghilang, tetapi hal itu
menyebabkan pikiranku tidak dapat tidur sama sekali.
Setelah sekitar 10 menit berlari, aku tiba di pintu masuk dari forest maze. Dungeon
yang ada di medan ini terpisah menjadi berbagai poligon berujung 4, dan karena
setiap areanya saling berhubungan, dapat dikatakan tidak mungkin untuk dapat
menembusnya tanpa peta.
Setelah membuka peta, aku menatap ke arah area yang ditandai dan yang telah aku
lalui. Setelah mengingat jalurnya di dalam pikiranku, aku berangkat sendirian ke
hutan yang sunyi itu.
Setelah dua pertarungan yang tidak dapat aku hindari, aku memasuki area di depan
semua pohon yang berada di sekitar sasaran tanpa kesulitan apapun. Masih ada
lebih dari tiga puluh menit tersisa.
Lalu, aku akan bertarung dengan monster bos sendirian yang mungkin akan
mengambil nyawakusebuah kemungkinan yang tinggi untuk itu. Aku tidak dapat
merasakan rasa takut apapun didalamku. Sebaliknya, mungkin ini adalah apa yang

Kawahara Reki

221

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
aku harapkan. Untuk mati di dalam pertarungan untuk menghidupkan kembali Sachi
mungkin adalah satu-satunya jalan aku dapat menerima kematian
Aku tidak ingin mengatakan sesuatu yang heroik seperti aku mencari tempat
peristirahatanku. Aku menyebabkan Sachi dan keempat temanku yang lain untuk
mati tanpa arti, dan aku tidak memiliki hal apapun untuk mencari sebuah kematian
yang berarti.
Apa gunanya melakukan hal ini? Sachi sebelumnya bertanya kepadaku. Dan aku
menjawabnya, tidak ada gunanya.
Sekarang ini, aku akhirnya dapat mengubah kata-kata itu menjadi sebuah
kenyataan. Sachi meninggal tanpa arti di dalam permainan kematian SAO ini yang
tanpa arti yang dibuat oleh orang jenius yang gila Kayaba Akihiko itu. Dengan itu,
aku akan mati di sebuah tempat yang tidak akan diketahui orang lain, tidak diingat
oleh siapapun, dan untuk meninggal tanpa arti seperti itu.
Bila, aku mengalahkan bosnya dan hidup, revival item itu akan berubah dari sebuah
rumor menjadi sebuah kenyataan. Itu adalah apa yang aku pikirkan. Jiwa Sachi akan
kembali dari jalan kematian atau Sungai Styx, dan kemudian aku akhirnya dapat
mendengar kata-kata terakhirnya. Akhirnyapada akhirnya, biarkan aku menunggu
untuk saat ini...
Tepat ketika aku sudah siap untuk melangkah ke depan dan selesai menjalani
beberapa meter terakhir, beberapa pemain muncul dari warp point di belakangku.
Aku melompat mundur karena kaget sementara aku memegang pangkal pedang
yang ada di belakangku.
Apa yang muncul adalah sebuah grup yang terdiri dari 10 orang, dan berdiri tepat di
depan mereka adalah seorang samurai dengan pelindung ringan, sebuah katana di
pinggangnya, dan sebuah ikat kepalaKlein.
Anggota utama dari guild Fuurinkazan masing-masing terlihat gelisah sementara
mereka bergerak mendekat ke arahku dari warp point yang ada di belakang mereka.
Aku terus melihat wajah Klein dan mengeluarkan sebuah suara yang serak.
Apakah kamu mengikutiku?"
Klein memegang rambutnya yang menjadi tegak karena bandanna itu dan
mengangguk.
Yah.Kami memiliki seseorang dengan keahlian melacak yang baik."
Mengapa aku?"
Karena aku membeli informasi bahwa kamu membeli semua koordinat pohon, dan
untuk alasan keamanan, aku berangkat untuk melihat dari gerbang penjaga di lantai
ke-49, tetapi mengetahui bahwa kamu sedang bergerak ke arah lantai dimana tidak
ada informasi sama sekali. Aku merasa bahwa kemampuan bertarungmu dan insting
Kawahara Reki

222

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
pemainmu sangat kuat, lebih kuat dari grup penyelesai... bahkan lebih dari
Heathcliff. Jadi, Kirito, kamu tidak boleh mati di tempat seperti ini."
Klein mengulurkan tangan kanannya, menunjukkan jarinya kepadaku dan berteriak,
MENYERAHLAH MENGENAI SERANGAN SOLO YANG GEGABAH ITU DAN
BERKELOMPOKLAH BERSAMA KAMI! BIARKAN ORANG YANG MENDAPAT
REVIVAL ITEM DROP ITU YANG MENYIMPANNYA, OKE!?"
Bila begitu..."
Aku tidak dapat percaya bahwa Klein mengatakan hal itu kepadaku karena dia
melihatku sebagai seorang teman, bahwa dia mengkhawatirkanku.
Bila begitu, tidak ada gunanya... Aku harus menyerang seorang diri..."
Aku menggenggam erat pangkal pedangku, dan pikiranku terbakar oleh kegilaan
dan entah bagaimana tanpa sadar berpikir.
Mari bunuh saja semuanya.
Di masa lalu, ketika permainan kematian ini dimulai, aku meninggalkan Klein,
pemula ini yang tidak tahu apa-apa, dan pergi ke kota berikutnya. Aku menyesali hal
ini untuk waktu yang lama, dan lega karena Klein dapat terus hidup dengan cara
seperti itu.
Pada saat itu, aku benar-benar bertanya-tanya, apakah aku harus mencapai
tujuanku bahkan bila aku harus membunuh satu dari teman-temanku yang sedikit ini
dan jatuh sebagai seorang pemain merah? Hatiku dengan lemah berteriak bahwa
hal ini tidak ada gunanya, tetapi terpukul mundur secara mutlak oleh sebuah
raungan yang sangat keras.
Aku benar-benar percaya bahwa bila aku sedikit saja menghunus pedangku
kemudian, aku tidak akan dapat menghentikan diriku sendiri mulai dari saat itu. Dan
Klein sedang melihatku dengan sedih sementara tangan kananku gemetar dan terus
berusaha menolaknya.
Pada saat itu, sebuah grup ketiga pengganggu datang.
Juga, grup ini bukanlah sebuah grup yang hanya beranggotakan 10 orang, tetapi
sekitar tiga kalu kelompoknya. Aku menatap dengan kosong kepada kelompok besar
itu dan menggumam kepada Klein, yang berbalik dengan sikap terkejut yang serupa,
Kelihatannya kalian juga diikuti, Klein."
Ahh, kelihatannya begitu..."
Di perbatasan yang kelihatannya sekitar 50 meter jauhnya, terdapat orang-orang
yang baru saja aku lihat di bukit semut, dengan diam menatap kepada Fuurinkazan
Kawahara Reki

223

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
dan aku. Pendekar pedang Fuurinkazan yang berdiri disebelah Klein
menyondongkan diri ke sebelah wajah pemimpinnya dan berbisik,
Mereka adalah orang-orang dari Divine Dragon Alliance, sekelompok orang yang
dapat menjadi pemain oranye hanya untuk menyerang flag boss."
Aku sering juga mendengar nama itu. Nama mereka sama terkenalnya dengan
Knights of the Blood, guild terbesar diantara grup penyelesai. Masing-masing dari
mereka seharusnya berada di bawahku dalam level, tetapi aku tidak percaya dapat
mengalahkan orang sebanyak itu.
Tetapimungkin hasil akhirnya akan sama.
Tiba-tiba aku merasa bahwa entah aku dibunuh oleh monster bos atau sebuah guild,
itu semuanya adalah sias-sia. Tetapi, setidaknya itu adalah sebuah pilihan yang
lebih baik daripada bertarung melawan Klein, bukan?
Aku memutuskan untuk menghunus pedang dari punggungku. Aku bahkan malas
untuk berpikir. Aku hanya perlu menjadi seperti robot dan terfokus untuk
mengayunkan pedangku, menghancurkan semua yang ada di depanku hingga aku
hancur.
Akan tetapi, teriakkan Klein menyebabkan tanganku terhenti.
TERKUTUK! PARA BAJINGAN ITU!"
Pengguna katana itu menghunus senjata di pinggangnya lebih cepat dari aku dan
menggeram kepadaku dari belakang.
Pergi kesana, Kirito! Serahkan hal ini kepadaku! Pergi kalahkan bos-nya! Tetapi aku
tidak akan membolehkanmu untuk mati! Aku tidak akan memaafkanmu bila kamu
berani untuk mati di depanku! Tidak akan pernah!"

Tidak ada banyak waktu yang tersisa. Aku membalikkan punggungku kepada Klein
dan memasuki warp point terakhir tanpa berkata terima kasih.

Pohon-pohon fir yang besar itu, lokasi yang aku ingat, dan lekukan dari ingataningatanku, mereka semua berada di situ membisu. Kelihatannya tidak ada area
bersisi 4 dengan pepohonan lainnya karena datarannya bercahaya dengan salju
yang putih murni, dan kelihatan seperti tanahtandus dimana semua kehidupan telah
sirna.
Sementara timer yang berada di ujung mataku mencapai angka nol, sebuah alarm
terdengar entah dari mana, dan aku menengadahkan kepalaku dan melihat di atas
puncak pohon.

Kawahara Reki

224

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Langit yang hitam kelam, atau bisa dibilang, dari dasar dari lantai atas sebagai latar
belakang, garis-garis cahaya itu terus menerus mendekat. Melihat lebih dekat ke
arah hgaris-garis itu, aku menemukan bahwa itu adlah seekor monster berbentuk
aneh yang menarik sebuah kereta luncur raksasa.
Ketika kereta itu mencapai puncak pepohonan, sebuah bayangan hitam terbang
turun dari kereta luncurnya, dan aku mundur beberapa langkah.
Apa yang mendarat dengan keras dan menyebarkan salju adalah seekor monster
yang 3 kali ukuranku. Monster itu masih memiliki penampilan seperti manusia, tetapi
kedua lengannya sangat panjang, dan karena tubuhnya membungkuk ke depan,
kedua lengannya hampir menyentuh tanah. Kedua mata merah kecilnya bercahaya
di bawah tonjolan yang abnormal dari kening bayangan itu. Bagian bawah dari
wajahnya penuh dengan janggut ikal berwarna abu-abu, dan panjangnya mencapai
pinggang.
Anehnya, monster ini memakai sebuah kemeja berwarna merah dan putih, sebuah
topi berbentuk kerucut yang berwarna sama, membawa sebuah kapak di tangan
kanannya, dan sekantong besar penuh barang-barang di tangan kirinya. Orang yang
mendesain monster ini mungkin ingin membuat sekelompok besar pemain untuk
takut tetapi terhibur ketika mereka melihat versi yang sangat jelek dari seorang bos
Sinterklas. Tetapi untukku yang melawan Nicholas the Renegade ini seorang diri,
penampilan dari bosnya tidak penting.
Nicholas mungkin akan memulai kata-kata untuk misi ini sementara dia bersiap
menggerakkan janggutnya yang bertautan.
Diam!"
Sementara aku menggumamkan hal ini, aku menghunus pedangku, dan kaki
kananku menjejak keras lapisan tebal salju.

Bagian 4
Sudah lebih dari satu tahun smenjak aku mulai bermain SAO, tetapi ini adalah
pertama kalinya HP bar-ku memasuki zona merah.
Setelah poligon dari target yang terkalahkan itu pecah, dia hanya meninggalkan
sebuah kantong. Tidak ada satupun restoration crystal yang tersisa dalam inventoryku, aku tidak pernah berada sedekat ini dengan kematian sebelumnya. Walaupun
aku selamat, tidak ada kegembiraan ataupun ketenangan di dalam hatiku.
Sebaliknya, aku merasakan sebuah emosi yang lebih dekat dengan kekecewaan.
Mengapa aku selamat?
Sementara aku menyarungkan pedangku kembali, kantong itu bercahaya dan
kemudian menghilang. Semua item yang dijatuhkan oleh target seharusnya masuk
ke dalam inventory-ku. Menarik napas dalam, aku menaikkan tanganku yang
gemetaran dan memanggil inventory window.

Kawahara Reki

225

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Inventory window itu memiliki banyak tabel yang akan membuat jengkel kebanyakan
pemain. Senjata dan pelindung, Perhiasan/Ore, Kristal, dan bahkan Bahan
makanan, aku mencari di dalam window yang dipenuhi dengan tabel item untuk
mencari sebuah item.
Beberapa detik kemudian, item yang aku cari memasuki lapangan pandangku.
Item itu dinamakan Divine Stone of Returning Soul.
Jantungku mulai berdetak sangat kencang, hal ini terasa seakan-akan darah baru
mulai mengalir ke dalam bagian dari hatiku yang telah mati rasa selama beberapa
hari terakhir - beberapa bulan terakhir.
Da... Dapatkah aku menghidupkan Sachi kembali? Bila hal ini dapat dilakukan,
tidakkah ini berarti bahwa, Keita, Tetsuo, dan jiwa dari setiap pemain yang telah
kehilangan nyawa mereka di dalam SAO semenjak permulaan belum di
hancurkan...?
Ini mungkin adalah satu-satunya kesempatanku untuk bertemu Sachi kembali.
Hanya memikirkan hal itu membuat jantungku berhenti berdetak sesaat. Tidak peduli
kutukan atau sumpah serapah macam apa yang mungkin dilemparkan kepadaku
atau konsekuensi apapun yang mungkin terjadi karena semua kebohonganku, kali
ini aku akan memeluknya dengan erat dengan kedua lenganku dan melihat kepada
sepasang mata berwarna kehitaman itu dan mengatakan kata-kata yang ada di
lubuk hatiku. Aku sebenarnya tidak berkata bahwa kamu tidak akan pernah mati,
tetapi mengenai akulah yang akan melindungimu. Untuk memenuhi janji itu, aku
akan bekerja jeras untuk membuat diriku menjadi lebih kuat.
Setelah beberapa usaha gagal untuk memilih batu yang ada di window itu karena
tanganku yang gemetaran, aku akhirnya berhasil mematerialisasikan Divine Stone
of Returning Soul itu. Mengambang di atas inventory window adalah sebuah batu
permata seukuran telur yang begitu indahnya sehingga tidak dapat dijelaskan
dengan kata-kata.
"Sachi.......Sachi....."
Memanggil namanya, aku menyentuh batu permata itu, lalu memilih help menu yang
ada pada window, penjelasan singkat muncul di atas panel dengan model cetakan
huruf yang kukenal.

[Item ini dapat digunakan melalui shortcut menu dari pemain atau memegang item
yang telah dimaterialisasikan dan berteriak Revive .. (Nama Pemain), efeknya
hanya bekerja dan menghidupkan kembali pemain dalam kerangka waktu antara
kematian dari pemain hingga menghilangnya efek cahaya item. (kurang lebih 10
detik)]

Kurang lebih 10 detik.


Kawahara Reki

226

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Ucapan ini yang sepertinya ditambahkan secara sengaja, dengan jelas dan kejam
mengumumkan bahwa Sachi tidak akan pernah dapat dihidupkan kembali.
Kurang lebih 10 detik. Ini adalah waktu antara ketika HP seorang pemain jatuh
menjadi nol, dan tubuhnya terpecah menjadi berbagai poligon, hingga Nerve Gear
mengirimkan sinyal elektronik untuk memanggang otak pemainnya di dunia nyata.
Aku tidak dapat menahan diriku untuk membayangkan apa yang pasti dirasakan
oleh Sachi selama jeda waktu 10 detik yang pendek itu, dari tubuhnya yang
menghilang hingga Nerve Gear memanggang otak dari pemiliknya. Hal itu pasti
sangat menyakitkan baginya. DI dalam jeda waktu 10 detik ini, apa yang dia
pikirkan? Aku berulang-ulang mengutuk diriku sendiri.....
"Ugg..Ahhhhhh. Ahhhhhhhhhhhhhhhh..."
Aku mengeluarkan sebuah teriakan yang seperti binatang.
Menggenggam Divine Stone of Returning Soul yang mengambang di atas inventory
tab itu, aku melemparkannya dengan sekuat tenagaku ke tanah yang bersalju itu.
"Ahh... Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh!"
Aku menginjak-injak kristal itu dengan penuh kemarahan dengan sepatuku
sementara berteriak. Akan tetapi, kristal itu terus bersinar dengan mantap tanpa
terpengaruh oleh penginjakan ini, bahkan tidak ada satu goresan pun, terlebih lagi
retakan apapun pada kristal itu. Aku berteriak dengan sekuat tenagaku,
menyekopkan kedua tanganku ke tanah dan menggunakan jemariku aku
menggenggam salju yang terkumpul itu, pada akhirnya aku terus meneruskan
teriakkanku sementara aku berguling di salju.
Tidak ada artinya, semuanya tidak ada artinya. Tidak peduli bila Sachi meninggal
sementara dia sedang ketakutan dan kesakitan, atau diriku menantang target
spesial pada masa Natal, TIDAK, hidup di dunia ini atau fakta bahwa 10,000 pemain
terperangkap disini benar-benar tidak mempunyai arti. Aku akhirnya menyadarinya
sekarang, ini adalah satu-satunya kebenaran yang ada disini.
Aku tidak tahu berapa lama aku melakukan hal ini, tidak peduli bagaimana aku
berteriak, bagaimana aku berseru, aku tidak memiliki keinginan apapun untuk
menangis. Itu karena tubuh buatanku ini tidak memiliki fungsi itu? AKhirnya, dengan
lelah aku berdiri, mengambil holy crystal yang terkubur di dalam salju itu dan
bergerak menuju portal yang mengarahkanku ke area sebelumnya dari dungeon ini.
Hanya ada Klein dan anggota dari Fuurinkazan yang tersisa di hutan. Para
anggota dari Divine Dragon Alliance tidak dapat terlihat dimanapun. Sementara
aku berjalan ke arah pengguna katana yang sedang duduk di tanah, aku memeriksa
untuk mengetahui bahwa jumlah mereka tidak berkurang.
Jelas bahwa Klein adalah satu-satunya yang kelelahan, tetapi tidak selelah aku. Aku
hanya dapat menebak bahwa dia bernegoisasi dengan para anggota Divine Dragon

Kawahara Reki

227

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Alliance dan bertarung dalam sebuah duel. Akan tetapi, hatiku tidak merasa
bersyukur.
Pengguna katana itu melihatku datang mendekat, dan ekspresi wajahnya
menunjukkan sebuah kelegaaan. Akan tetapi, bibirnya menjadi kaku setelah melihat
ekspresi wajahku.
"...........Kirito............"
Aku menjatuhkan holy crystal itu di lutut Klein yang memanggil namaku dengan
suara yang rendah dan kasar.
"Ini adalah revival item itu, tetapi ini tidak dapat digunakan kepada orang yang telah
lama mati. Ambillah dan selamatkan orang berikutnya yang mati di depanmu."
Sementara aku bersiap untuk mengarah ke pintu keluar setelah mengatakan hal itu,
Klein menggenggam mantelku.
"Kirito... Kirito......"
Hal ini mengejutkanku untuk melihatnya dengan air mata yang mengalir turun ke
pipinya yang berjanggut.
"Kirito... Kamu... Kamu harus selamat.... Bahkan bila semua orang yang lain
menghilang... Kamu harus selamat hingga akhir....."
Aku menarik lengan mantelku dari tangan Klein, yang terus menangis sementara dia
mengulang kata-katanya untukku agar terus hidup.
Selamat tinggal.
Setelah mengatakan hal itu, aku berjalan keluar dari hutan seperti orang yang
tersesat.

Pada saat aku sadar mengenai sekelilingku, aku telah kembali berada di ruanganku
di dalam sebuah penginapan di lantai ke- 49 tanpa ingatan apapun mengenai
bagaimana aku dapat kembali kesini.
Waktunya sekarang adalah sekitar jam 3 pagi.
Aku mulai berpikir mengenai apa yang harus aku lakukan mulai saat ini hingga ke
depan. Selama satu bulan terakhir, revival item itu adalah motivasi untukku untuk
terus hidup. Walaupun item itu benar ada, itu bukanlah item yang aku inginkan.
Setelah berpikir untuk beberapa lama, aku memutuskan untuk pergi keluar dan
bertarung dengan bos dari lantai ini ketika fajar sudah menyingsing. Bila aku

Kawahara Reki

228

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
mengalahkan bos itu, aku akan meneruskannya denngan mengalahkan bos dari
lantai ke-50, lalu kemudian aku akan meneruskannya ke bos lantai ke-51.
Aku tidak dapat memikirkan akhir lainnya untuk pelawak bodoh ini. Setelah membuat
keputusan ini, perasaanku mulai tenang, dan aku hanya duduk di kursi seperti itu.
Tidak melihat apapun, tidak memikirkan mengenai apapun, tetapi menunggu untuk
datangnya pagi.
Cahaya bulan yang bersinar turun melalui jendela mulai berubah posisi sedikit demi
sedikit, dan akhirnya, cahaya itu digantikan oleh cahaya kelabu dari fajar. Aku tidak
tahu berapa jam aku tidak tidur, tetapi terasa enak untuk pagi terakhir setelah malam
terburuk.
Sementara jam di dinding berdetik menuju jam 7 pagi, aku bersiap untuk banghit dari
kursi, dan sebuah alarm yang aneh berbunyi di telingaku.
Melihat sekeliling, aku tidak dapat menemukan sesuatu yang dapat menjadi sumber
dari suaranya. Akhirnya, di sudut penglihatanku, aku menemukan sebuah sinyal
ungu penunjuk dari main window yang berkedip, dan aku menggerakkan jemariku.
Apa yang bercahaya adalah item window bersama antara Sachi dan aku. Disana
terdapat sebuah item dengan penggunaan terbatas. Aku menggulung turun
halamannya dalam keadaan bingung, dan menemukan pesan dalam record crystal
yang diaktivasikan dengan timer.
Aku mengeluarkan kristalnya, menutup windownya dan meletakkan kristal itu di
meja.
Setelah memilih kristal yang bersinar itu, aku mendengar suara Sachi yang
kurindukan.

Kirito, Selamat Natal.

Pada saat kamu mendengar pesan ini, aku mungkin sudah mati. Hal itu karena bila
aku masih hidup, aku telah memutuskan untuk mengambil kristal ini dari inventory
bersama pada malam Natal dan membiarkanmu mendengar apa yang ingin aku
katakan secara langsung.

Bahwa... Biarkan aku menjelaskan alasan mengapa aku merekam pesan ini.

Aku, mungkin, tidak akan dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama. Tentu saja,
Kawahara Reki

229

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
ini bukan karena aku meragukan kemampuan dari Kirito dan guild Black Cats of the
Full Moon. Karena Kirito sangat kuat dan anggota lainnya juga menjadi semakin
kuat setiap harinya.

Bagaimana aku menjelaskannya..... Teman perempuan yang sangat dekat


denganku dari guild yang lain kehilangan nyawanya. Karena dia adalah seorang
yang penakut sepertiku, dia hanya berburu di area aman tetapi karena nasib
buruknya, dia terbunu oleh para mob pada jalan kembali ke kota. Setelah itu aku
memikirkan mengenai berbagai hal dan aku akhirnya mencapai sebuah kesimpulan.
Untuk terus hidup di dunia ini, tidak peduli sekuat apa teman seperjalananmu, bila
kau tidak mempunyai semangat untuk hidup atau tekad untuk selamat tidak peduli
apa yang terjadi, kematian jelas menunggu.

Untukku... Sejujurnya, mulai saat aku melangkah ke tempat latihan pemula aku telah
dan masih tetap sangat takut. Sebenarnya, aku tidak pernah berniat untuk
meninggalkan Starting City. Walaupun aku sangat dekat dengan para anggota dari
Black Cats of the Full Moon di dunia nyata dan aku menikmati waktu yang kami
habiskan bersama, tetapi aku benci pergi ke dalam pertarungan. AKu mungkin akan
mati pada akhirnya bila aku terus memiliki sikap seperti ini di dalam pertarungan. Ini
tidak disebabkan oleh siapapun, masalahnya ada pada diriku sendiri.

Sejak malam itu, kamu terus memberitahukanku bahwa itu tidak apa-apa setiap
malam dan bahwa aku tidak akan mati. Itulah mengapa bila aku entah mengapa
mati, kamu pasti akan menyalahkan dirimu sendiri untuk itu dan tidak akan
memaafkan dirimu sendiri. Ini juga adalah alasan mengapa aku berpikir untuk
merekam pesan ini. Aku ingin mengatakannya kepada Kirito, ini bukanlah salahmu.
Bila ada masalah, itu adalah karena diriku. Tanggal dari pesan ini diatur untuk hari
Natal berikutnya, karena aku aku akan setidaknya berusaha untuk tetap hidup
hingga saat itu, berharap untuk berjalan di jalanan yang bersalju bersamamu.

Sebenarnya.... Aku tahu seberapa kuat Kirito sebenarnya. Suatu hari, ketika aku
bangun dari tempat tidur Kirito, aku tanpa sengaja melihat levelmu dari status
window-mu yang terbuka dari belakangmu.

Bahkan setelah berpikir panjang dan keras, aku masih tidak dapat menemukan
alasan apapun mengenai kenapa Kirito-kun menyembunyikan level-nya yang
sebenarnya dan membentuk kelompok dengan kami. Tetapi aku tidak mengatakan
hal ini keapda anggota kelompok yang lain, karena aku percaya bahwa suatu hari
kamu akan mengatakan langsung kepada kami alasannya.... Aku gembira ketika aku
mengetahui bahwa kamu sangat kuat. Setelah mengetahui hal itu, aku mulai dapat
tidur dengan tenang selama aku berada di sisimu. Mungkin untukmu, bersama
denganku mungkin memiliki suatu arti bagimu, hal ini juga membuatku sangat
senang. Bila ini memang benar, disana benar-benar ada artinya bagiku untuk datang
ke lantai yang lebih tinggi bahkan bagi orang yang penakut sepertiku.
Kawahara Reki

230

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Itu... Sebenarnya, apa yang ingin aku katakan adalah, bahkan bila aku mati, kamu
harus terus berusaha untuk bertahan hidup. Teruslah hidup, lihatlah dunia ini hingga
akhirnya, tolong bantu aku menemukan alasan mengapa dunia ini dibuat, arti dari
orang yang penakut sepertiku di dunia ini, pentingnya pertemuan kita. Itu adalah
harapanku.

Ah... Kelihatannya masih ada beberapa waktu yang tersisa. Kristal ini dapat
merekam banyak hal. Hmmm, lalu, karena Natal adalah suatu saat yang spesial, aku
akan menyanyikan sebuah nyanyian Natal. Aku memang lumayan percaya diri
dengan suaraku. Aku rasa aku akan menyanyikan Rudolph, sang rusa berhidung
merah[13]. Sebenarnya aku lebih memilih menyanyikan lagu lain seperti Winter
Wonderland[14], dan White Christmas[15] yang lebih banyak diketahui, tetapi
sayangnya aku hanya dapat menyanyikan lirik dari lagu ini.

Mengapa aku hanya mengingat lirik dari Rudolph, sang rusa berhidung merah?
Malam sebelumnya, Kirito berkata sesuatu kepadaku, "Tidak peduli siapa dirimu,
kamu pasti akan membuat sebuah perubahan di dalam kehidupan seseorang."
Mengatakan kepadaku bahwa bahkan bila itu aku, masih ada tempat untukku
berada. Setelah aku mendengar kata-kata itu, aku menjadi amat sangat senang dan
mengingat lagu ini. Aku tidak tahu mengapa tetapi mungkin itu karena aku
menganggap diriku sendiri sebagai Rudolph dan kamu sebagai Sinterklas.... bila aku
harus mengatakannya, kamu terasa seperti seorang ayah. Ayahku meninggalkanku
ketika aku masih sangat muda, karena itulah setiap malam ketika aku tidur
disampingmu, aku terus bertanya-tanya bila itu adalah perasaan yang akan
diberikan oleh seorang ayah. Ah, baiklah, aku akan mulai menyanyi.
Rudolph, sang rusa berhidung-merah
mempunyai sebuah hidung yang sangat terang.
Semua rusa yang lainnya
dahulu tertawa dan memanggilnya dengan berbagai nama.
Lalu pada suatu malam Natal
Santa datang berkata:
"Rudolph dengan hidungmu yang begitu terang, maukah kamu memandu kereta
luncurku malam ini? "
Rudolph yang selalu menangis, mulai tersenyum malam itu.

...... Untukku, kamu akan selalu seperti sebuah bintang terang yang bersinar dan
membimbingku dari ujung lain dari sebuah lorong yang gelap. Selamat-tinggal,
Kirito. Aku sangat beruntung untuk dapat bertemu denganmu dan berada
bersamamu.
Kawahara Reki

231

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Terima kasih.
Selamat tinggal.
(Selesai)

Kawahara Reki

232

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Kawahara Reki

233

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Catatan Penerjemah dan Referensi


1. Jump up to: 1.0 1.1 Pole-arm. Gada.
2. Jump up to: 2.0 2.1 2.2 Istilah pertama: Game Spam. Istilah kedua: Level grinding. Istilah
ketiga: Mob
3. Jump up Anomik/Anomie; bisa dibilang orang yang tidak tahu malu
4. Jump up Fuurinkazan
5. Jump up Holly adalah sebuah tipe tanaman yang biasanya digunakan sebagai
karangan bunga untuk mendekorasi pohon Natal. Tetapi gaya berbicara dengan
memanggil bulan Desember "Bulan" Holly ini pastinya entah untuk menyamarkan
nama bulannya atau mungkin istilah buatan, karena aku tidak pernah mendengar hal
ini ataupun menemukannya di tempat lain
6. Jump up Untuk versi anime & resmi. Versi sebelumnya adalah Nicholas the
Apostate. Seorang "Renegade (menurut kamus, arti pertama)" atau "Apostate"
adalah seseorang yang telah meninggalkan agamanya (Apostate/Apostasy[1][2]),
entah karena atheisme[3][4], heresi[5][6] atau berpindah ke agama lain; berbeda
dengan "Apostle" [7] [8]. Jelas saja, hal ini merupakan referensi kepada Santo
Nicholas[9][10][11][12] (Tokoh Aslinya) yang kisahnya diubah dan dibuat dongeng
menjadi Santa Claus/Santa[13] (nama versi bahasa umum) SinterKlaas[14]
(Nama versi Bahasa Belanda) Sinterklas[15] (Nama versi Bahasa Indonesia) yang
memberikan hadiah dari atas kereta rusanya pada malam Natal. Tetapi di sini, dia
dijadikan seeekor monster bukan seorang santo, karena itulah terdapat bagian
"Renegade/Apostate" dalam namanya.
7. Jump up Goblin
8. Jump up Pub/tempat minum, hampir mirip dengan Tavern/kedai minum atau
perkembangan dari tavern, Inn/penginapan. Dimana pub hanya menyediakan
minuman (beralkohol dan tidak), tavern menyediakan makanan dan minuman,
sementara inn adalah tavern dengan ijin untuk tempat menginap bagi tamu.
9. Jump up Toast
10. Jump up Bento; Secara umum adalah semacam makanan bekal yang dikemas
dalam kemasan praktis agar dapat dengan mudah dibawa dan dimakan dengan
beberapa ciri khas tertentu. Secara lebih spesifik adalah Ekiben, Kyaraben, dan
Makunouchi.
11. Jump up Bisa dibilang sebagai "Kesatria kerajaan" (kamus).
12. Jump up to: 12.0 12.1 Fir: Semacam pohon cemara. Sedikit berbeda dengan pohon Pinus.
13. Jump up Rudolph the Red-Nosed Reindeer
14. Jump up Winter Wonderland
15. Jump up White Christmas

Kawahara Reki

234

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System

Catatan Pengarang
Lama tak jumpa; atau mungkin akan lebih tepat untuk memanggil ini pertemuan
pertama. Aku Kawahara. Terima kasih banyak untuk membaca <Sword Art Online 2:
Aincrad>.
Setelah jilid pertama terbit, aku menerima banyak nasehat mengenai "Bagaimana
aku bisa melanjutkan ini dari akhir seperti itu?" Bagaimanapun kamu melihatnya,
permainannya sudah benar-benar selesai, dan dunianya telah runtuh. Bahkan ketika
aku sendiri membacanya, aku merasa kalau benar-benar tak ada faktor yang bisa
kulanjutkan lebih jauh.
Lalu, ada lanjutan yang menyakiti otakku, namanya, buku ini. Maafkan aku,
waktunya kembali ke masa lalu. Dan selain itu, ini adalah koleksi dari cerita pendek.
Aku benar-benar minta maaf.
Sebelumnya, aku juga sudah bermain di beberapa game online. Tapi, tak peduli di
game apa, aku tak pernah menjadi bagian dari kelompok tingkat tinggi. Aku hanya iri
pada pemain-pemain yang selalu kuat dengan peralatan terbaik dan reputasi itu,
dengan mudahnya mengalahkan monster satu per satu, dan setelah itu merasa
kalau mereka "Sangat hebat! Sangat kuat!" (haha)
Oleh karena itu, aku mau menulis tak hanya tentang tokoh utama di jilid satu, Kirito
dan Asuna dan tipe <Game Clearer> mereka seperti pemain kelas atas, tapi lebih
mau menulis sesuatu tentang cerita dari pemain-pemain tingkat menengah biasa;
dan empat cerita pendek dari jilid kedua ini, benar-benar mempunyai isi seperti itu.
Tanpa memperhatikan cerita siapa, mereka pada dasarnya tentang Kirito memulai
debutnya dan menyebabkan masalah besar; dan perasaan kalau dia "Sangat hebat!
Sangat kuat!" seperti yang Scilica dan Lizbet rasakan, adalah benar-benar apa yang
kurasakan setiap tahun sejak menjadi pemain MMO. Sekali saja cukup, aku benarbenar mau tahu bagaimana rasanya memamerkan ke orang lain sebuah senjata
yang hanya ada tiga buah di seluruh server.
Selain itu, ada satu hal lagi yang aku harus minta maaf ke semua orang. Walaupun
keempat karakter perempuan di buku ini berbeda, pasangan laki-laki mereka, seperti
yang didiskusikan sebelumnya, selalu Kirito-san. Walaupun aku benar-benar tak
bisa menjelaskan ke semua orang tentang ini dengan semestinya, aku akan menarik
diriku dan menyuruh semuanya untuk tolong menggunakan pola pikir "walaupun
kriminal dan korbannya selalu berganti, sang detektif selalu orang yang sama" yang
kau punya ketika membaca seri novel detektif... kamu bisa melakukannya, kan?
Maaf, maaf.
Pada akhirnya, kepada Abec-sensei yang menggambar semua pahlawan
perempuan yang terus bermunculan dengan kepribadian dan kecantikan, dan
kepada Miki-san yang memberiku banyak ide yang berkaitan dengan semua
keadaan dan pengaturan sistem permainan yang kompleks dan aneh: kamu lagi-lagi
sudah mengurusku.

Kawahara Reki

235

SWORD ART ONLINE VOL 2 - AINCRAD


By : Cardinal System
Dan kepada kalian yang membaca buku ini sampai akhir, aku benar-benar berterima
kasih.
26 May 2009 -Kawahara

Kawahara Reki

236

Anda mungkin juga menyukai