Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Penulisan

Trauma medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan seringkali oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila cedera itu mengenai daerah L1-2 dan/atau di ba ahnya maka dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik serta kehilangan fungsi defekasi dan berkemih. Trauma medulla spinalis diklasifikasikan sebagai komplet ! kehilangan sensasi fungsi motorik "olunter total# dan tidak komplet ! campuran kehilangan sensasi dan fungsi motorik "olunteer. $1% Trauma medulla spinalis adalah masalah kesehatan mayor yang

mempengaruhi 1&'.''' orang di Amerika (erikat# dengan perkiraan 1'.''' trauma baru yang ter)adi setiap tahun. *e)adian ini lebih dominan pada pria usia muda sekitar lebih dari +&, dari seluruh trauma. -ata dari bagian rekam medik .umah (akit /mum Pusat 0atma ati didapatkan dalam & bulan terakhir terhitung dari 1anuari sampai 1uni 2''2 angka ke)adian angka ke)adian untuk fraktur adalah ber)umlah 13& orang yang di dalamnya termasuk angka ke)adian untuk trauma medulla spinalis yang ber)umlah 2' orang $12#&,%$2%. Pada usia 4&-an fraktur banyak ter)adi pada pria di bandingkan pada anita

karena olahraga# peker)aan# dan kecelakaan bermotor. Tetapi belakangan ini anita lebih banyak dibandingkan pria karena faktor osteoporosis yang di asosiasikan dengan perubahan hormonal $menopause%. $2%

BAB II ANATOMI

2.1

Anatomi 2.1.1 Anatomi columna "ertebralis $2% $4% 5olumna 6ertebralis adalah pilar utama tubuh yang berfungsi melindungi medula spinalis dan menun)ang berat kepala serta batang tubuh# yang diteruskannya ke lubang-lubang paha dan tungkai ba ah. 7asing-masing tulang dipisahkan oleh discus inter"ertebralis. 6ertebralis dikelompokkan sebagai berikut ! a. 6etebra 5er"icalis $atlas% 6etebra cer"icalis mempunyai ciri yaitu tidak memiliki corpus tetapi hanya berupa cincin tulang. 6ertebra cer"ikalis kedua $a8is% ini memiliki dens# yang mirip dengan pasak. 6eterbra cer"ikalis ketu)uh disebut dominan karena mempunyai prosesus spinasus paling pan)ang. b. 6ertebra Thoracalis /kurannya semakin besar mulai dari atas keba ah. 5orpus berbentuk )antung# ber)umlah 12 buah yang membentuk bagian belakang thora8. c. 6ertebra Lumbalis 5orpus setiap "ertebra lumbalis bersifat masif dan berbentuk gin)al# ber)umlah & buah yang membentuk daerah pinggang# memiliki corpus "ertebra yang besar ukurannya sehingga pergerakannya lebih luas kearah fleksi. d. 9s. (acrum

Terdiri dari & sacrum yang membentuk sakrum atau tulang kengkang dimana ke & "ertebral ini rudimenter yang bergabung yang membentuk tulang bayi. e. 9s. 5occygis Terdiri dari 4 tulang yang )uga disebut ekor pada manusia# mengalami rudimenter. Lengkung koluma "ertebralis kalau dilihat dari samping maka kolumna "ertebralis memperlihatkan empat kur"a atau lengkung antero-pesterior ! lengkung "ertikal pada daerah leher melengkung kedepan daerah torakal melengkung kebelakang# daerah lumbal kedepan dan daerah pel"is melengkung kebelakang. *edua lengkung yang menghadap pasterior# yaitu torakal dan pel"is# disebut promer karena mereka mempertahankan lengkung aslinya kebelakang dari hidung tulang belakang# yaitu bentuk $se aktu )anin dengan kepala membengkak ke ba ah sampai batas dada dan gelang panggul dimiringkan keatas kearah depan badan. *edua lengkung yang menghadap ke anterior adalah sekunder : lengkung ser"ikal berkembang ketika kanak-kanak mengangkat kepalanya untuk melihat sekelilingnya sambil menyelidiki# dan lengkung lumbal di bentuk ketika ia merangkak# berdiri dan ber)alan serta mempertahankan tegak. 0ungsi dari kolumna "ertebralis. (ebagai pendukung badan yang kokoh dan sekaligus beker)a sebagai penyangga kedengan prantaraan tulang ra an cakram inter"ertebralis yang lengkungnya memberikan fleksibilitas dan memungkinkan membongkok tanpa patah. 5akramnya )uga berguna untuk menyerap goncangan yang ter)adi bila menggerakkan berat badan seperti aktu berlari dan meloncat# dan dengan demikian otak dan sumsum belakang terlindung terhadap goncangan. -isamping itu )uga untuk memikul berat badan# menyediakan permukaan untuk otot dan membentuk tapal batas pasterior yang kukuh untuk rongga-rongga badan dan memberi kaitan pada iga. $;"eltan. 5. Pearah# 1<<+ = &3 > 32%

?ambar 1 ! anatomi collumna "ertebralis $&% 2.1.2 Anatomi medulla spinalis $2% $4% 7edulla spinalis merupakan massa )aringan saraf yang berbentuk silindris meman)ang dan menempati @ atas canalis "ertebra yaitu dari batas superior atlas $51% sampai batas atas "ertebra lumbalis kedua $L2%# kemudian medulla spinalis akan berlan)ut men)adi medulla oblongata. Pada aktu bayi lahir# pan)ang medulla spinalis setinggi A Lumbal ketiga $L2%. 7edulla spinalis dibungkus oleh duramater# arachnoid# dan piamater. 0ungsi sumsum tulang belakang adalah

mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh dan bergerak refleks.

?ambar 2 ! medulla spinalis $3% /ntuk ter)adinya geraka refleks# dibutuhkan struktur sebagai berikut ! 1. 2. 9rgan sensorik ! menerima impuls# misalnya kulit (erabut saraf sensorik ! mengantarkan impuls-impuls tersebut menu)u sel-sel dalam ganglion radi8 pasterior dan selan)utnya menu)u substansi kelabu pada karnu pasterior mendula spinalis 2. 4. (umsum tulang belakang# dimana serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls-impuls menu)u kornu anterior medula spinalis sel saraf motorik = dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik

&. 3.

9rgan motorik yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik *erusakan pada sumsum tulang belakang khususnya apabila terputus pada daerah torakal dan lumbal mengakibatkan $pada daerah torakal% paralisis beberapa otot interkostal# paralisis pada otot abdomen dan otot-otot pada kedua anggota gerak ba ah# serta paralisis sfinker pada uretra dan rectum

?ambar 2 ! anatomi medulla spinalis $+%

BAB III TRAUMA MEDULLA SPINALIS

2.1

-efinisi $&% (uatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh benturan pada daerah medulla spinalis

2.2

;tiologi$2% Trauma medulla spinalis dapat ter)adi karena# *ecelakaan Luka tusuk atau tembak Tumor

?ambar 4 ! bagan etiologi trauma medulla spinalis $B% 2.2 *lasifikasi $2% $&% 5edera 7edulla spinalis dapat dibagi men)adi komplet dan tidak komplet berdasarkan ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di ba ah lesi.

Tabel 1 ! klasifikasi lesi trauma medulla spinalis $<% Terdapat (yndrome# & sindrom utama 5ord cedera medulla spinalis inkomplet (eCuard

menurut American Spinal Cord Injury Association yaitu ! $1% 5entral 5ord $2% Anterior (yndrome# $2% Bro n (yndrome# $4% 5auda ;Cuina (yndrome# dan $&% 5onus 7edullaris (yndrome. Lee menambahkan lagi sebuah sindrom inkomplet yang sangat )arang ter)adi yaitu Posterior 5ord (yndrome 5entral 5ord (yndrome $55(% biasanya ter)adi setelah cedera

hiperekstensi. (ering ter)adi pada indi"idu di usia pertengahan dengan spondilosis cer"icalis. Predileksi lesi yang paling sering adalah medulla spinalis segmen ser"ikal# terutama pada "ertebra 54-53. (ebagian kasus tidak ditandai oleh adanya kerusakan tulang. 7ekanisme ter)adinya cedera adalah akibat pen)epitan medulla spinalis oleh ligamentum fla"um di posterior dan kompresi osteofit atau material diskus dari anterior. Bagian medulla spinalis yang paling rentan adalah bagian dengan "askularisasi yang paling banyak yaitu bagian sentral. Pada 5entral 5ord (yndrome# bagian yang paling menderita gaya trauma dapat mengalami nekrosis traumatika yang permanen. ;dema yang ditimbulkan dapat meluas sampai 1-2 segmen di ba ah dan di atas titik pusat cedera. (ebagian besar

kasus 5entral 5ord (yndrome menun)ukkan hipo/isointens pada T1 dan hiperintens pada T2# yang mengindikasikan adanya edema ?ambaran khas 5entral 5ord (yndrome adalah kelemahan yang lebih prominen pada ekstremitas atas dibanding ektremitas ba ah. Pemulihan fungsi ekstremitas ba ah biasanya lebih cepat# sementara pada ekstremitas atas $terutama tangan dan )ari% sangat sering di)umpai disabilitas neurologic permanen. Dal ini terutama disebabkan karena pusat cedera paling sering adalah setinggi 654-65& dengan kerusakan paling hebat di medulla spinalis 53 dengan lesi L7E. ?ambaran klinik dapat ber"ariasi# pada beberapa kasus dilaporkan disabilitas permanen yang unilateral.

Tabel 2 ! klasifikasi trauma medulla spinalis inkomplit $1'% *lasifikasi 0rankel# menggunakan .surgicalneurology.org%! kategori diba ah ini $spine scale.

A. 5omplete - tidak ada motor atau fungsi sensorik klinis terdeteksi di ba ah tingkat cedera. B. Fncomplete - tidak ada fungsi motorik klinis terdeteksi di ba ah tingkat cedera# sedangkan fungsi sensorik masih ada tetapi mungkin hanya mencakup fungsi parsial

5. Fncomplete - beberapa fungsi motorik dapat berfungsi # namun tidak dapat memenuhi akti"itas sehari-hari -. Fncomplete - fungsi motorik dapat berfungsi misalnya# pasien dapat memindahkan tungkai ba ah dan ber)alan dengan atau tanpa bantuan# tetapi tidak memiliki gaya ber)alan normal atau kekuatan dalam pada kekuatan motorik. ;. Eormal > tidak ada kelainan klinis terdeteksi pada motorik ataupun fungsi sensorik dengan fungsi sfingter normal# refleks abnormal dan kelainan sensorik subyektif mungkin ada 2.4 Patofisiologi$+% Trauma pada permukaan medula spinalis dapat memperlihatkan ge)ala dan tanda yang segera ataupun dapat timbul kemudian. Trauma mekanik yang ter)adi untuk pertama kalinya sama pentingnya dengan traksi dan kompresi yang ter)adi selan)utnya. *ompresi yang ter)adi secara langsung pada bagian-bagian saraf oleh fragmen-fragmen tulang# ataupun rusaknya ligamen-ligamen pada sistem saraf pusat dan perifer. Pembuluh darah rusak dan dapat menyebabkan iskemik. .uptur a8on dan sel membran neuron bisa )uga ter)adi. 7ikrohemoragik ter)adi dalam beberapa menit di substansia grisea dan meluas beberapa )am kemudian sehingga perdarahan masif dapat ter)adi dalam beberapa menit kemudian. ;fek trauma terhadap tulang belakang bisa bisa berupa fraktur-dislokasi# fraktur# dan dislokasi. 0rekuensi relatif ketiga )enis tersebut adalah 2!1!1 0raktur tidak mempunyai tempat predileksi# tetapi dislokasi cenderung ter)adi pada tempat-tempat antara bagian yang sangat mobil dan bagian yang terfiksasi# seperti "ertebra 51-2# 5&-3 dan T11-12.

?ambar & ! manifestasi plegi pada trauma medulla spinalis $3%

-islokasi bisa ringan dan bersifat sementara atau berat dan menetap. Tanpa kerusakan yang nyata pada tulang belakang# efek traumatiknya bisa mengakibatkan lesi yang nyata di medulla spinalis. ;fek trauma yang tidak dapat langsung bersangkutan dengan fraktur dan dislokasi# tetapi dapat menimbulkan lesi pada medulla spinalis dikenal sebagai trauma tak langsung. Tergolong dalam trauma tak langsung ini ialah eksplosi bom. Medula spinalis dan radiks dapat rusak melalui 4 mekanisme berikut : 1. *ompresi oleh tulang# ligamentum# herniasi diskus inter"ertebralis dan hematom. Gang paling berat adalah kerusakan akibat kompresi tulang dan kompresi oleh korpus "ertebra yang mengalami hiplash $lecutan%# )atuh terduduk atau dengan badan berdiri# atau terlempar oleh gaya

dislokasi tulang dan kompresi oleh korpus "ertebra yang mengalami dislokasi ke posterior dan trauma hiperekstensi. 2. .egangan )aringan yang berlebihan akan menyebabkan gangguan pada )aringan# hal ini biasanya ter)adi pada hiperfleksi. Toleransi medulla spinalis terhadap regangan akan menurun dengan bertambahnya usia. 2. ;dema medulla spinalis yang timbul segera setelah trauma menyebabkan gangguan aliran darah kapiler dan "ena. 4. ?angguan sirkulasi akibat kompresi tulang atau arteri spinalis anterior dan posterior.

2.&

7anifestasi lesi traumatic *omosio 7edula (pinalis *omosi medulla spinalis adalah suatu keadaan dimana fungsi medulla spinalis hilang sementara akibat suatu trauma dengan atau tanpa disertai fraktur atau dislokasi. (embuh sempurna akan ter)adi dalam hingga beberapa )am / hari tanpa meninggalkan ge)ala sisa. *erusakan yang medasari komosio medulla spinalis berupa edema# perdarahan peri"askuler kecil-kecil dan infark disekitar pembuluh darah. Pada inspeksi makroskopik medulla spinalis tetap utuh. Bila paralisis total dan hilangnya sensibilitas menetap lebih dari 4B )am maka kemungkinan sembuh sempurna menipis dan perubahan pada medulla spinalis lebih mengarah ke perubahan patologik daripada fisiologik. aktu beberapa menit

Kontusio Medula Spinalis


Berbeda dengan komosio medulla spinalis yang diduga hanya merupakan gangguan fisiologik sa)a tanpa kerusakan makroskopik# maka pada kontusio medulla spinalis didapati kerusakan makroskopik dan mikroskopik medulla spinalis yaitu perdarahan# pembengkakan $edema%# perubahan neuron# reaksi peradangan.

Perdarahan didalam substansia alba memperlihatkan adanya bercak-bercak degenerasi Hallerian dan pada kornu anterior ter)adi hilangnya neuron.

Laserasio Medula Spinalis


Pada laserasio medulla spinalis ter)adi kerusakan yang berat akibat diskontinuitas medulla spinalis. Biasanya penyebab lesi ini adalah luka tembak atau bacok/tusukan# fraktur dislokasi "ertebra.

Perdarahan
Akibat trauma# medulla spinalis dapat mengalami perdarahan epidural# subdural maupun hematomiella. Dematom epidural dan subdural dapat ter)adi akibat trauma maupun akibat dari sepsis. ?ambaran klinisnya adalah adanya trauma yang ringan tetapi segera diikuti paralisis flaksid berat akibat penekanan medulla spinalis. *edua keadaan diatas memerlukan tindakan darurat bedah. Dematomiella adalah perdarahan di dalam substansia grisea medulla spinalis. Perdarahan ini dapat ter)adi akibat fraktur-dislokasi# trauma Hhisplash atau trauma tidak langsung misalnya akibat gaya eksplosi atau )atuh dalam posisi berdiri/duduk. ?ambaran klinisnya adalah hilangnya fungsi medulla spinalis di ba ah lesi# yang sering menyerupai lesi trans"ersal. Tetapi setelah edema berkurang dan bekuan darah diserap maka terdapat perbaikan-perbaikan fungsi funikulus lateralis dan posterior medulla spinalis. Dal ini menimbulkan gambaran klinis yang khas hematomiella sebagai berikut ! terdapat paralisis flaksid dan atrofi otot setinggi lesi dan diba ah lesi terdapat paresis otot# dengan utuhnya sensibilitas nyeri dan suhu serta fungsi funikulus posterior.

Kompresi Medula Spinalis


*ompresi medulla spinalis dapat ter)adi akibat dislokasi "ertebra maupun perdarahan epidural dan subdural. ?ambaran klinisnya sebanding dengan sindrom kompresi medulla spinalis akibat tumor# kista dan abses di dalam kanalis "ertebralis. Akan didapati nyeri radikuler# dan paralisis flaksid setinggi lesi akibat kompresi pada radiks saraf tepi. Akibat hiperekstensi# hiperfleksi# dislokasi# fraktur dan gerak lecutan $Hhiplash% radiks saraf tepi dapat tertarik dan mengalami )e)as $reksis%.

Pada trauma lecutan radiks 5&-+ dapat mengalami hal demikian# dan menimbulkan nyeri radikuler spontan. -ulu gambaran penyakit ini dikenal sebagai hematorakhis# yang sebenarnya lebih tepat dinamakan neuralgia radikularis. -i ba ah lesi kompresi medulla spinalis akan didapati paralisis otot dan gangguan sensorik serta otonom sesuai dengan dera)at beratnya kompresi. *ompresi konus medularis ter)adi akibat fraktur-dislokasi L1# yang menyebabkan rusaknya segmen sakralis medulla spinalis. Biasanya tidak di)umpai gangguan motorik yang menetap# tetapi terdapat gangguan sensorik pada segmen sakralis yang terutama mengenai daerah sadel# perineum dan bokong. -i samping itu d)umpai )uga gangguan otonom yang berupa retensio urine serta pada pria terdapat impotensi. *ompresi kauda ekuina akan menimbulkan ge)ala# yang bergantug pada serabut saraf spinalis mana yang terlibat. Akan di)umpai paralisis flaksid dan atrofi otot. ?angguan sensorik sesuai dengan dermatom yang terlibat. *ompresi pada saraf spinalis (2# (2 dan (4 akan menyebabkan retensio urin dan hilangnya control dari "esika urinaria# inkontinensia al"i dan impotensi.

Hemiseksi Medula Spinalis


Biasanya di)umpai pada luka tembak atau luka tusuk/bacok di medulla spinalis. ?ambaran klinisnya merupakan sindrom Bro n (eCuard yaitu setinggi lesi terdapat kelumpuhan neuron motorik perifer $L7E% ipsilateral pada otot-otot yang disarafi oleh motoneuron yang terkena hemilesi. -i ba ah tingkat lesi di)umpai pada sisi ipsilateral kelumpuhan neuron motorik sentral $/7E% dan neuron sensorik proprioseptif# sedangkan pada sisi kontralateral terdapat neuron sensorik protopatik.

Sindrom MedulaSpinalis bagian Anterior


(indrom ini mempunyai gambaran khas berupa ! paralisis dan hilangnya sensibilitas protopatik di ba ah tingkat lesi#tetapi sensibilitas protopatik tetap utuh.

Sindrom Medula Spinalis bagian Posterior


5iri khas sindrom ini adalah adanya kelemahan motorik yang lebih berat pada lengan dari pada tungkai dan disertai kelemahan sensorik. -efisit motorik yang lebih )elas pada lengan $daripada tungkai% dapat di)elaskan akibat rusaknya sel motorik di kornu anterior medulla spinalis segmen ser"ikal atau akibat terlibatnya serabut traktus kortikospinalis yang terletak lebih medial di kolumna lateralis medulla spinalis. (indrom ini sering di)umpai pada penderita spondilitis ser"ikal.

Transeksi Medula Spinalis


Bila medulla spinalis secara mendadak rusak total akibat lesi trans"ersal maka akan di)umpai 2 macam gangguan yang muncul serentak yaitu ! 1. 2. 2. semua gerak otot pada bagian tubuh yang terletak di ba ah lesi akan hilang fungsinya secara mendadak dan menetap semua sensibilitas daerah di ba ah lesi menghilang semua fungsi reflektorik pada semua segmen diba ah lesi akan hilang. ;fek terakhir ini akan disebut ren)atan spinal $spinal shock%# yang melibatkan baik otot tendon maupun otot otonom. 0ase ren)atan spinal ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan $2-3 mingu% Pada anak-anak# fase shock spinal berlangsung lebih singkat daripada orang de asa yaitu kurang dari 1 minggu. Bila terdapat dekubitus# infeksi traktus urinarius atau keadaan otot yang terganggu# malnutrisi# sepsis# maka fase syok ini akan berlangsung lebh lama. 7c5ough mengemukakan 2 faktor yang mungkin berperan dalam mekanisme syok spinal. 1. 2. 2. Dilangnya fasilitas traktus desendens Fnhibisi dari ba ah yang menetap# yang beker)a pada otot ekstensor# dan -egenerasi aksonal interneuron *arena fase ren)atan spinal ini amat dramatis# .idoch menggunakannya sebagai dasar pembagian gambaran klinisnya atas 2 bagian# ialah ren)atan spinal atau arefleksia dan akti"itas otot yang meningkat.

(yok spinal atau arefleksia (esaat setelah trauma# fungsi motorik diba ah tingkat lesi hilang# otot flaksid# paralisis atonik "esika urinaria dan kolon# atonia gaster dan hipestesia. 1uga di ba ah tingkat lesi di)umpai hilangnya tonus "asomotor# keringat dan piloereksi serta fungsi seksual. *ulit men)adi kering dan pucat serta ulkus dapat timbul pada daerah yang mendapat penekanan tulang. (fingter "esika urinaria dan anus dalam keadaan kontraksi $ disebabkan oleh hilangnya inhibisi dari pusat saraf pusat yang lebi tinggi % tetapi otot detrusor dan otot polos dalam keadaan atonik. /rin akan terkumpul# setelah tekanan intra"esikuler lebih tinggi dari sfingter uretra maka urin akan mengalir keluar $o"erflo incontinence% -emikian pula ter)adi dilatasi pasif usus besar# retensio al"i dan ileus parlitik. .efleks genitalia $ereksi penis# otot bulboka"ernosus# kontraksi otot dartos% menghilang.

Aktifitas otot yang meningkat (etelah beberapa minggu respon otot terhadap rangsang mulai timbul# mula-mula lemah makin lama makin kuat. (ecara bertahap timbul fleksi yang khas yaitu tanda babinski dan kemudian fleksi tripel muncul. Beberapa bulan kemudian refle8 menghindar tadi akan bertambah meningkat# sehingga rangsang pada kulit tungkai akan menimbulkan kontraksi otot perut# fleksi tripel# hiperhidrosis# pilo-ereksi dan pengosongan kandung kemih secara otomatis.

2.3

?e)ala klinis Berdasarkan anamnesis# ge)ala dan keluhan yang sering muncul adalah Eyeri akut pada belakang leher# yang menyebar sepan)ang saraf yang terkena Paraplegia Paralisis sensorik motorik total

*ehilangan kontrol kandung kemih $retensi urine# distensi kandung kemih% Penurunan keringat dan tonus "asomotor Penurunan fungsi pernapasan ?agal nafas

?ambar 3 ! manifestasi klinis trauma medulla spinalis $B%

2.+

Pemeriksaan penun)ang $3% $B% Pemeriksaan penun)ang yang sebaiknya diker)akan meliputi pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan radiologis. -ian)urkan melakukan pemeriksaan 2 posisi standar $anteroposterior# lateral# odontoid% untuk "ertebra ser"ikal# dan posisi AP dan lateral untuk "ertebra thorakal dan lumbal. Pada kasus-kasus yang tidak menun)ukkan kelainan radiologis# pemeriksaan lan)utan dengan CT Scan dan 7.F sangat dian)urkan. Magnetic Resonance Imaging merupakan alat diagnostik yang paling baik untuk mendeteksi lesi di medulla spinalis akibat cedera/trauma Radiologik 0oto polos posisi antero-posterior dan lateral pada daerah yang diperkirakan mengalami trauma akan memperlihatkan adanya fraktur dan mungkin disertai dengan dislokasi. Pada trauma daerah ser"ikal foto dengan posisi mulut terbuka dapat membantu dalam memeriksa adanya kemungkinan fraktur "ertebra 51-52. Pungsi Lumbal Berguna pada fase akut trauma medula spinalis. (edikit peningkatan tekanan likuor serebrospinalis dan adanya blokade pada tindakan Iueckenstedt menggambarkan beratnya dera)at edema medula spinalis# tetapi perlu diingat tindakan pungsi lumbal ini harus dilakukan dengan hati-hati# karena posisi fleksi tulang belakang dapat memperberat dislokasi yang telah ter)adi. -an antefleksi pada "ertebra ser"ikal harus dihindari bila diperkirakan ter)adi trauma pada daerah "ertebra ser"ikalis tersebut. Mielografi

7ielografi dian)urkan pada penderita yang telah sembuh dari trauma pada daerah lumbal# sebab sering ter)adi herniasi diskus inter"ertebralis 2.B Penatalaksanaan $&% $3% $11% Terapi pada cedera medula spinalis terutama ditu)ukan untuk

meningkatkan dan mempertahankan fungsi sensoris dan motoris. Pasien dengan cedera medula spinalis komplet hanya memiliki peluang &, untuk kembali normal. Lesi medulla spinalis komplet yang tidak menun)ukkan perbaikan dalam +2 )am pertama# cenderung menetap dan prognosisnya buruk. 5edera medula spinalis tidak komplet cenderung memiliki prognosis yang lebih baik. Apabila fungsi sensoris di ba ah lesi masih ada# maka kemungkinan untuk kembali ber)alan adalah lebih dari &', 7etilprednisolon merupakan terapi yang paling umum digunakan untuk cedera medula spinalis traumatika dan direkomendasikan oleh National Institute of ealt! di Amerika (erikat. Eamun demikian penggunaannya sebagai terapi utama cedera medula spinalis traumatika masih dikritisi banyak pihak dan belum digunakan sebagai standar terapi. *a)ian oleh Braken dalam Coc!rane "ibrary menun)ukkan bah a metilprednisolon dosis tinggi merupakan satusatunya terapi farmakologik yang terbukti efektif pada u)i klinik tahap 2 sehingga dian)urkan untuk digunakan sebagai terapi cedera medula spinalis traumatika. Tindakan rehabilitasi medik merupakan kunci utama dalam penanganan pasien cedera medula spinalis. 0isioterapi# terapi okupasi# dan bladder training pada pasien ini diker)akan sea al mungkin. Tu)uan utama fisioterapi adalah untuk mempertahankan .97 $Range of Mo#ement% dan kemampuan mobilitas# dengan memperkuat fungsi otot-otot yang ada. Pasien dengan Central Cord Syndrome $ 5(( biasanya mengalami pemulihan kekuatan otot ekstremitas ba ah yang baik sehingga dapat ber)alan dengan bantuan ataupun tidak. Terapi okupasional terutama ditu)ukan untuk memperkuat dan memperbaiki fungsi ekstremitas atas# mempertahankan kemampuan akti"itas hidup sehari-

hari/ acti#ities of daily li#ing $A-L%. Pembentukan kontraktur harus dicegah seoptimal mungkin. Penggunaan alat bantu disesuaikan dengan profesi dan harapan pasien Penelitian prospektif selama 2 tahun menun)ukkan bah a suatu program rehabilitasi yang terpadu $hidroterapi#elektroterapi# psikoterapi# penatalaksanaan gangguan kandung kemih dan saluran cerna% meningkatkan secara signifikan nilai status fungsional pada penderita cedera medula spinalis.

Pada saat ini laminektomi dekompresi tidak dian)urkan kecuali pada kasus-kasus tertentu. Fndikasi untuk dilakukan operasi ! 1. reduksi terbuka dislokasi dengan atau tanpa disertai fraktur pada daerah ser"ikal# bilamana traksi dan manipulasi gagal. 2. adanya fraktur ser"ikal dengan lesi parsial medula spinalis dengan fragmen tulang tetap menekan permukaan anterior medula spinalis meskipun telah dilakukan traksi yang adekuat. 2. trauma ser"ikal dengan lesi parsial medula spinalis# dimana tidak tampak adanya fragmen tulang dan diduga terdapat penekanan medula spinalis oleh herniasi

diskus inter"ertebralis. -alam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan mielografi dan scan tomografi untuk membuktikannya. 4. fragmen yang menekan lengkung saraf. &. adanya benda asing atau fragmen tulang dalam kanalis spinalis. 3. Lesi parsial medula spinalis yang berangsur-angsur memburuk setelah pada mulanya dengan cara konser"atif yang maksimal menun)ukkan perbaikan# harus dicurigai hematoma. 2.< *omplikasi$<% 2.1' Eeurogenik shock Dipoksia Fnstabilitas spinal Fleus paralitik Fnfeksi saluran kemih *ontraktur -ekubitus *onstipasi

Prognosis$&% (ebuah penelitian prospektif selama 2+ tahun menun)ukkan bah a ratarata harapan hidup pasien cedera medula spinalis lebih rendah dibanding populasi normal. Penurunan rata-rata lama harapan hidup sesuai dengan beratnya cedera. Penyebab kematian utama adalah komplikasi disabilitas neurologik yaitu ! pneumonia# emboli paru# septikemia# dan gagal gin)al. Penelitian 7uslumanoglu dkk terhadap && pasien cedera medula spinalis traumatik $2+ pasien dengan lesi inkomplet% selama 12 bulan menun)ukkan bah a pasien dengan cedera medula spinalis inkomplet akan mendapatkan perbaikan motorik# sensorik# dan fungsional yang bermakna dalam 12 bulan pertama.

Penelitian Bhatoe dilakukan terhadap 1+ penderita medula spinalis tanpa kelainan radiologik $& menderita Central Cord Syndrome%. (ebagian besar menun)ukkan hipo/isointens pada T1 dan hiperintens pada T2# mengindikasikan adanya edema. (eluruh pasien dikelola secara konser"atif# dengan hasil! 1 orang meninggal dunia# 1& orang mengalami perbaikan# dan 1 orang tetap tetraplegia. Pemulihan fungsi kandung kemih baru akan tampak pada 3 bulan pertama pasca trauma pada cedera medula spinalis traumatika. 5urt dkk menge"aluasi pemulihan fungsi kandung kemih +' penderita cedera medula spinalis= hasilnya menun)ukkan bah a pemulihan fungsi kandung kemih ter)adi pada 2+, pasien pada 3 bulan pertama. (kor a al A(FA berkorelasi dengan pemulihan fungsi kandung kemih

Anda mungkin juga menyukai