Anda di halaman 1dari 7

Teori Relativitas

Relativitas merupakan subjek yang penting berkaitan dengan pengukuran (pengamatan) tentang di mana dan kapan suatu kejadian terjadi dan bagaimana kejadian tersebut dianalisa (diukur) menurut suatu kerangka acuan yang bergerak relatif terhadap kerangka yang lain. Topik tentang relativitas sebenarnya ada 2 bagian yaitu Relativitas Khusus (Special Relativity) dan Relativitas Umum (General Relativity). Dalam TRK subjek yang menjadi fokus adalah kerangka acuan yang inersial. Ingat pengertian tentang kerangka acuan yang inersial, yaitu kerangka acuan yang padanya hukum gerak Newton berlaku. Sedangkan TRU berkaitan dengan situasi yang lebih rumit dimana kerangka acuan mengalami percepatan gravitasi. TRK didasari pada postulat Einstein, yang mengubah pemahaman klasik tentang relativitas. Pemahaman klasik tentang relativitas didasari konsep Galileo (ingat kembali pembahasan tentang relativitas gerak). Postulat Einstein meskipun nampak aneh dan sulit dipahami, namun kenyataan eskperimen modern sesuai dengan postulat tersebut dan perkembangan teknologi modern saat ini semua didasari postulat tersebut. Dua postulat Einstein: Postulat relativitas: hukum-hukm fisika berlaku sama untuk setiap pengamat di dalam kerangka acuan yang inersial. Galileo mengasumsikan bahwa yang berlaku sama adalah hukum-hukum mekanika. Postulat Einstein memperluas cakupan termasuk hukum-hukum elektromagnetik dan optik. Yang sama bukan

hasil pengukuran, melainkan hukum-hukum fisika-nya. Postulat kelajuan cahaya: laju cahaya dalam vakum adalah c dalam segala arah dan dalam semua kerangka acuan yang inersial. Ini berarti terdapat nilai batas alami laju benda.

Eksperimen oleh Bertozzi tahun 1964 tentang elektron yang dipercepat menunjukkan bahwa jika lajunya mendekati c maka energi kinetiknya menuju . Batas laju pada kurva tersebut adalah laju rambat cahaya c = 299792458 m/s

Fig.

Eksperimen di CERN (Lab. Fisika Partikel di Eropa) pada tahun 1964 membuktikan postulat Einstein tentang laju cahaya.

Relativitas waktu
t 0 =
t = L= L=

2D c
2L c

(Pengamat (Sally ) 1) (Pengamat (Sam ) 2)


2

(1 2 v t )

+ D2
2

1 (1 2 v t ) + ( 2 c t 0 )

Pengamat 1

Fig.

Pengamat 2

Jika dua kejadian terjadi pada lokasi yang sama dalam kerangka inersial, interval waktu antara kedua kejadian tersebut yang diukur menurut kerangka tersebut dinamakan proper time interval.

v dinamakan parameter laju c


1 dinamakan faktor Lorentz 1 2 dilasi waktu

t = to

Faktor Lorentz sebagai fungsi dari

Fig.
Relativitas panjang

L = Lo 1 2 =

Lo

kontraksi panjang

Panjang suatu objek dalam kerangka diam adalah panjang sebenarnya (proper length) Lo. Panjang benda dalam kerangka yang bergerak sejajar dengan panjang benda tersebut lebih kecil dari panjang sebenarnya

Transformasi Lorentz
Transformasi Galileo
x ' = x vt t'=t (approximately valid at low speeds) (37-20)

Umumnya valid untuk gerak dengan laju rendah

Transformasi Lorentz:

Fig.

Berlaku untuk segala laju

Posisi dan interval waktu dari dua kejadian


x = x2 - x1 and t = t2 - t1

x ' = x2 '- x1 ' and t = t2 '- t1'

1. x = ( x '+ vt ' ) 2. t = ( t '+ vx ' c 2 ) 1 1 (v c)


2

1.' x ' = ( x vt ) 2.' t = ( t ' vx c 2 ) 1

1 2

Frame S ' moves with a velocity v relative to frame S

Relativitas kecepatan

partikel menurut S menurut S

dan

Transformasi kecepatan relativistik Transformasi kecepatan jika v << c

Efek Doppler untuk cahaya Efek Doppler untuk gelombang mekanik bergantung pada kecepatan sumber dan pengamat (detektor) relatif terhadap medium. Untuk gelombang EM efek Doppler-nya hanya bergantung pada kecepatan relatif antara sumber dan detektor.

f = fo

1 1+

fo : proper frequency (frekuensi yang diamati oleh


pengamat yang diam terhadap sumber) f : frekuensi yang diamati oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v menjauh terhadap sumber

untuk gerak dengan laju rendah << 1, maka bagian akar dapat diekspansikan dalam deret pangkat.

f = f0 (1 +

1 2 ) 2

v c v f f0 (1 ) = f0 1 = f0 c c
Dalam persoalan astronomi, konsep efek Doppler ini mendasari analisa tentang kecepatan sumber radiasi EM (misalnya bintang atau galaksi). Misalkan untuk keadaan dengan kecil, maka f = f0 (1 )

c c = (1 ) = 0 (1 ) 1 0

Gunakan aproksimasi binomial (1+x)n = 1 + (nx)/1! + n(n-1)x2/2! +

0 (1 + ) =

0 v = = v = c 0 0 0 c 0

Momentum
p = mv = m x t
Ungkapan klasik (non relativistik) (classical momentum) (37-40)

Pendekatan relativistik:
p=m x x t x =m =m t0 t t0 t

p = mv

momentum relativistik

Energi Energi diam suatu benda Jika diasumsikan energi potensial benda sama dengan nol, maka energi total suatu benda E = E diam + E kinetik = mc 2 + K = mc 2

K = E mc 2 = mc 2 mc 2 = mc 2 ( 1)

Anda mungkin juga menyukai