Pengujian dilakukan dengan tujuan supaya praktikan dapat lebih memahami karakteristik pompa aksial pada berbagai posisi runner blades dan diffuser blades yang berbeda, serta putaran poros yang berbeda pula. Dan mampu menggambarkan dalam grafik serta mampu menganalisa hubungan antara teori dengan praktek, sehingga dapat lebih memahami arti fisik dari proses kerja pompa aksial.
BAB II TEORI
Pompa aksial adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu porosnya. Persamaan-persamaan dasar teoritis dalam menganalisa karakteristik pompa aksial adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Persamaan kontinuitas Persamaan energi Persamaan momentum Persamaan sirkulasi Persamaan teori Kutta-Zhukowsky
Dengan menguraikan dan mensubstitusikannya dari persamaan itu akhirnya akan didapat karakteristik pompa aksial. Pompa aksial ini dapat juga digolongkan sebagai salah satu dari kinetik pump, karena perpindahan fluida di sini tidak disebabkan oleh perpindahan dari alat-alat yang digerakkan oleh tenaga kinetis yang berasal dari tenaga penggerak tersebut. Pada umumnya pompa aksial mempunyai dua bagian yang penting yaitu: Casing : yang meliputi rumah dan bantalan poros utama. Blades : yang terdiri dari runner blades (yang berputar) dan diffuser blades (blades yang diam). Runner blades: berfungsi menaikkan energi potensial fluida, karena dari sinilah terjadi perpindahan energi, dari energi mekanik menjadi energi fluida, dengan cara memberikan energi di kinetiknya kepada fluida. Diffuser blades (Guide Vane): berfungsi merubah energi kinetik menjadi energi potensial fluida, dengan cara memberikan aliran fluida yang helical menjadi aliran yang lurus (straight flow) sepanjang sumbu pompa.
Karena adanya perputaran dari blade yang mempunyai kedudukan sudut tertentu sehingga tekanan dari sisi hisap blades pada daerah suction menjadi lebih rendah, akibatnya fluida mengalir ke sisi hisap, blades tersebut yang selanjutnya masuk ke sisi tekan blades, pada daerah discharge yang bertekanan lebih tinggi, dan dari sini fluida bergerak atau mengalir ke tempat yang bertekanan lebih rendah (lihat gambar 1).
Pada pompa aksial ini fluida mengalir pada suatu pipa yang sama sehingga dapat diasumsikan bahwa kecepatan aksial sebelum dan sesudah runner blades adalah sama. Dengan demikian semua teori pada pompa aksial selalu berdasarkan pada asumsi tersebut. Untuk mengetahui harga daripada besaran-besaran pompa aksial, maka digunakan rumusrumus sebagai berikut: 3.1. Tinggi Kenaikan atau Julang (head) pompa:
dengan: hp: perbedaan tekanan antara suction dengan discharge yang terlihat pada manometer (mmHg) (lihat gambar 2).
3.2. Kapasitas Aliran (Q): dengan: A2 Hv d1 d2 Cd = Luas penampang dari venturi (m2). = Heat Venturi (m) = d2/d1 = Diameter terbesar dari venturi = Diameter terkecil dari venturi = Coefficient of discharge (lihat gambar 3) = 0,9858 (0,196) 4
dengan:
d1 d2 Hv hv
dengan:
n F L
= Putaran motor (rpm) = Gaya (N) = Panjang lengan Moment (l) = 0,2381
dengan:
Q Hp
= kapasitas aliran fluida (m3/det) = head pompa (m) = berat jenis air (N/m3) = 9810 N/m3
dengan:
Np Nm
Pompa Jenis Tinggi kenaikan (head) Kapasitas Putaran Daya motor Panjang lengan
: Pompa air axial dari Gilbert Gilkers & Gordon Ltd : 3,05 m : 1,7 m3/menit : 3000 rpm (maksimum) : 3 kW, 970/1180 rpm, 50/60 Hz, 200 240 volt : 238,1 mm
Stroboscope: Untuk mengukur kecepatan putaran dari propeler pompa yang mana prinsipnya adalah menyamakan frekuensi lampu stroboskop dengan frekuensi propeler. Manometer: Manimeter pipa U terdiri dari 3 macam, yaotu: a. Untuk mengukur selisih tekanan pada venturi. b. Untuk mengukur perbedaan tekanan antar sisi hisap dengan sisi tekan pada pompa. c. Untuk mengukur tekanan terhadap udara luar di inlet. Tachometer Untuk mengukur putaran pada motor penggerak. Peralatan: 1. Runner blades 2. Diffuser blades 3. Instalasi turbin aksial 4. Torsimeter dengan brake arm ratio 238,1 mm 5. Generator listrik 6. Pengatur putaran motor 7. Katup utama 8. Katup by pass 9. Venturi 10. Manometer air raksa a. Untuk mengukur selisih tekanan pada venturi b. Untuk mengukur sekisih tekanan isap dan tekan c. Untuk mengukur selisih tekan isap terhadap atmosfir 11. Pompa sentrifugal 12. Motor penggerak pompa sentrifugal 13. Stroboskop 14. Pengatur sudut runner blades
BAB V PENGUJIAN
5.1. CARA PENGUJIAN 1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan, yaitu: a. Stroboskop b. Tachometer 2. Periksalah kondisi peralatan pompa, apakah ada kebocoran-kebocoran yang terjadi bila ada perbaikan. 3. Periksa kedudukan katup-katup, pada kondisi awal posisi katup pada kedudukan open (0). 4. Atur permukaan air raksa pada manometer, venturi dan pompa pada posisi nol dalam skala. 5. Atur permukaan air raksa pada manometer blades pada sudut yang telah ditentukan. 6. Atur setting dari diffuser dan runner blades pada sudut yang telah ditentukan. 7. Atur skala selter penunjuk gaya pada kondisi nol. 8. Atur fuction selektor pada posisi motor, input voltage controller pada kedudukan nol lalu putar sakelar utama pada kondisi on. Catatan: Motor listrik akan berputar hanya apabila input voltage controller mulai dari nol. 9. Setelah motor jalan, kemudian atur pada putaran yang telah ditentukan dengan cara memutar input voltage controller. Untuk mengetahui putaran yang diinginkan dipergunakan alat tachometer dan Stroboskope. Perhatian !!! Untuk merubah input voltage controller harus perlahan-lahan. 5.2. PARAMETER YANG DIUKUR Dalam percobaan ini parameter yang diukur adalah Hv, Ht, p pada putaran dan kedudukan yang runner blades (Qr) dan diffuser blades (Qd) tertentu.
VI.1. Perhitungan Data Percobaan = 10; n1 = 600 rpm Posisi Katup 5/6 4/6 3/6 2/6 1/6 0 F (N) 4.1 3.9 3.7 3.7 3.9 4.1 hv (mmHg) 1 1 1 3 5 5 hp (mmHg) 12 5 4 1 1.5 1
= 30; n1 = 600 rpm Posisi Katup 5/6 4/6 3/6 2/6 1/6 0 F (N) 1.5 1.4 1.4 1.3 1.3 1.2 hv (mmHg) 1 1 1 1 3 5 hp (mmHg) 13 11 6 3 2 2
= 10; n1 = 1200 rpm Posisi Katup 5/6 4/6 3/6 2/6 1/6 0 F (N) 5 4.7 4.4 4 3.8 3.7 hv (mmHg) 2 1 5 13 17 18 hp (mmHg) 46 44 21 10 6 3
hp (mmHg) 47 41 9
6 14 20 21
16 9 4 2
Contoh perhitungan: Misalnya untuk posisi katup 5/6 pada = 30 dan n1 = 1200 rpm: F = 2,8 N d1 = 132 mm = 0,132 m d2 = 85 mm = 0,085 m
Mencari Q:
10
VI.2. Hasil Perhitungan = 10; n1 = 600 rpm Posisi Katup 5/6 4/6 3/6 2/6 1/6 0 p (%) 8.061031 3.531007 2.977498 1.289294 2.368672 1.502084
= 30; n1 = 600 rpm Posisi Katup 5/6 4/6 3/6 2/6 1/6 0 p (%) 23.86961 21.64003 11.80365 6.355813 7.339061 10.26424
= 10; n1 = 1200 rpm Posisi Katup 5/6 4/6 3/6 2/6 1/6 0 p (%) 17.91703 12.89193 14.69653 12.41295 8.965104 4.73717
= 30; n1 = 1200 rpm Posisi Katup 5/6 4/6 3/6 2/6 1/6 0 p (%) 23.11549 20.91141 23.46556 23.18674 13.68566 7.424273
11
Hp vs Q
0.2 0.18 0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008
Kurva head pompa (vs kapasitas aliran) menggambarkan besarnya head pompa yang dibutuhkan sistem pada berbagai debit/kapasitas aliran agar pompa dapat bekerja. Dari kurva di atas, terlihat bahwa semakin tinggi head pompa, debit/kapasitas aliran pompa semakin rendah. Pada putaran (motor) 600 rpm dan = 10, pompa mencapai head tertingginya pada 0,1632 m dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai head terendahnya pada 0,0136 m dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Pada posisi = 30, pompa mencapai head tertingginya pada 0,1768 m dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai head terendahnya pada 0,0272 m dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Semakin besar posisi blades, semakin tinggi pula head pompanya. = 10 (biru), = 30 (coklat); n1 = 1200 rpm
Hp vs Q
0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016
12
Dari kurva di atas, terlihat bahwa semakin tinggi head pompa, debit/kapasitas aliran pompa semakin rendah. Pada putaran (motor) 1200 rpm dan = 10, pompa mencapai head tertingginya pada 0,6256 m dan kapasitas aliran/debit 0,004365 m3/s. Pompa mencapai head terendahnya pada 0,0408 m dan kapasitas aliran/debit 0,013096 m3/s. Pada posisi = 30, pompa mencapai head tertingginya pada 0,6392 m dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai head terendahnya pada 0,0272 m dan kapasitas aliran/debit 0,014145 m3/s. Semakin besar posisi blades, semakin tinggi pula head pompanya. b) Np vs Q = 10 (biru), = 30 (coklat); n1 = 600 rpm
Np vs Q
6 5 4 3 2 1 0 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008
Kurva daya pompa (vs debit/kapasitas aliran) menggambarkan besarnya daya pada pompa pada berbagai kondisi debit sistem. Dari kurva di atas, terlihat bahwa daya pompa akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kapasitas aliran/debit pompa. Pada putaran (motor) 600 rpm dan = 10, pompa mencapai daya tertingginya pada 4.941895 watt dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai daya terendahnya pada 0.920868 watt dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Pada posisi = 30, pompa mencapai daya tertingginya pada 5.353719 watt dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai daya terendahnya pada 1.841735 watt dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Semakin besar posisi blades, semakin besar pula daya pompanya.
13
Np vs Q
30 25 20 15 10 5 0 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016
Dari kurva di atas, terlihat bahwa daya pompa akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kapasitas aliran/debit pompa. Pada putaran (motor) 1200 rpm dan = 10, pompa mencapai daya tertingginya pada 26.79076 watt dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai daya terendahnya pada 5.241671 watt dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Pada posisi = 30, pompa mencapai daya tertingginya pada 19.35575 watt dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai daya terendahnya pada 3.774434 watt dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Semakin besar posisi blades, semakin besar pula daya pompanya. c) p vs Q = 10 (biru), = 30 (coklat); n1 = 600 rpm
p vs Q
30 25 20 15 10 5 0 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008
Kurva effisiensi pompa (vs debit/kapasitas aliran) menggambarkan besarnya effisiensi pada pompa yang terjadi pada berbagai kapasitas aliran/debit. 14
Terlihat dari kurva bahwa effisiensi pompa mencapai titik tertingginya pada kapasitas aliran terendah. Titik pada kurva yang menggambarkan posisi effisiensi tertinggi pompa disebut sebagai BEP (Best efficiency point). Pada titik BEP, pompa akan beroperasi pada kondisi optimal. Pada putaran (motor) 600 rpm dan = 10, pompa mencapai effisiensi tertingginya sebesar 8.061031 %. Pada posisi = 30, pompa mencapai effisiensi tertingginya sebesar 23.86961 %. = 10 (biru), = 30 (coklat); n1 = 1200 rpm
p vs Q
25 20 15 10 5 0 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016
Pada putaran (motor) 600 rpm dan = 10, pompa mencapai effisiensi tertingginya sebesar 17.91703 %. Pada posisi = 30, pompa mencapai effisiensi tertingginya sebesar 23.11549 %. d) ns vs Q = 10 (biru), = 30 (coklat); n1 = 600 rpm
ns vs Q
5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008
15
Kurva diatas menggambarkan besarnya putaran blades pada berbagai kondisi kapasitas aliran. Semakin besar kapasitas aliran, semakin cepat putaran blades. = 10 (biru), = 30 (coklat); n1 = 1200 rpm
ns vs Q
9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016
Kurva diatas juga menggambarkan besarnya putaran blades pada berbagai kondisi kapasitas aliran. Semakin besar kapasitas aliran, semakin cepat putaran blades.
16
Warman Q pump The Warman Q pump is a heavy duty axial flow pumps for all kinds of crystallisation processes. The pumps are supplied in a wide range of materials, including stainless steels, monel, super duplex and are designed for all kinds of crystallisation processes. Fully protected heavy duty shaft with minimum shaft deflection. The Warman Q pump range is developed and manufactured by Weir Minerals Netherlands b.v.
17
FEATURES / BENEFITS
Capacity: up to 80.000 m3/h Head: Up to 9.5 m Temperature: Up to 200 C MAWP: up to 10 bar Flange drilling: DIN or ANSI Sizes: DN 300 (12") DN 2000 (80")
APPLICATIONS
Continuous circulation of corrosive/abrasive solutions, brine slurries, process wastes Crystallisation and evaporation processes (brine, seawater) Salt plants Various chemical plants Regeneration plants Waste water treatment Potash plants
Sealing Options - Stuffed packing box - Stuffed packing box with secondary stand-still packing device - Single or double cartridge mechanical seal Standard options pump materials - 316 Stainless Steel - Duplex Stainless Steel - Super Duplex Stainless Steel - Monel - Alloy 625 / Alloy 31 - 254 SMO - Other material options on clients request Configurations - Suspended, V-belt driven, with motor underslung to the pump - Suspended, V-belt driven, with motor on separate base plate - Suspended, gear box driven, with drive unit on separate base plate - Centreline mounted cast version DIN and ANSI flanges DN250 (10") DN2000 (80") Heavy duty bearing arrangement Grease or oil lubricated bearing housing Labyrinth type deflector on both sides of bearing bracket Impeller hub keyed and bolted on shaft Adjustable, positively locked impeller blades (optional) Flow in both directions possible High efficiency/low NPSH hydraulics Steep performance curves
18
Axial Pump
Hidrostal A-pump The Hidrostal A-Pump is suitable for rain and high water pump stationes, for irrigate and drain jobs, and everywhere there, where solids could be. Hidrostal tubular pump The tubular pump with the Hidrostal screw centrifugal impeller for pit installation.
19
specifications. LPI manufactures pumps in all castable materials including: Cast iron, Carbon steel, abrasion and corrosion-resistant alloys, stainless steels, Duplex alloys, Titanium, Zirconium, and specialtiy materials as required. LPI's horizontal Axial-Flow pump is furnished with large-diameter shafts which are fully cantilevered into the elbow, completely eliminating the need for any internal support bearings. Large diameter shafts are designed for minimum deflection in the packing box area, allowing the use of either a mechanical seal or packed box design.
The Back-Pull-out feature simplifies internal inspection and maintenance of the rotating element and propeller without disturbing the suction and discharge piping or motor.
20
Saran 1. Sebaiknya alat-alat yang ada diperbaharui, alat yang digunakan untuk praktikum, sudah tua dan kotor serta berkarat. 2. Dalam melakukan praktikum, amati dengan cermat pergerakan pengatur sudut blades, sebab getaran motor pada pompa cukup besar sehingga menyebabkan pergeseran pada sudut blades secara konstan.
21
Daftar Pustaka
V.M. Cherhasshy, Pump Fans Compressors, Mir Publisher, Moscow, 1980. Da Cruz, Bernard, Pump Characteristics and ISO Efficiency Curves, Pumps:Maintenance, Design, and Reliability Conference (pdf data) 2009. http://www.hidrostal.ch/en/produkte/axialpumpen.php http://www.gouldspumps.com/pump_AF.html http://www.weirminerals.com/products__services/centrifugal_slurry_pumps/warman_axial_flow_p umps/warman_q_pump.aspx http://www.lawrencepumps.com/products/axial.html
22
LAMPIRAN
23