Anda di halaman 1dari 10

TATA TERTIB

SMPN 15 JAKARTA

Disajikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Humas Pendidikan


dibina oleh DR. Titik Rohanah, M.Pd dan Mega Ananta, BA. P.hd.

Oleh:

Nur Sabaha, S.Th.I


084089043

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
JEMBER

Agustus 2009
1
A. Pendahuluan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata tertib sekolah dapat menciptakan disiplin dan
orientasi akademis warga sekolah pada khususnya, dan meningkatkan capaian sekolah pada
umumnya (Reynolds, 1992). Dengan tata tertib sekolah, warga sekolah diharapkan dapat
mengembangkan pola sikap dan perilaku yang lebih disiplin dan produktif. Dengan tata tertib
tersebut, warga sekolah memiliki pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah. Jika negara
memiliki konstitusi, undang-undang, dan peraturan perundang-undangan lainnya, maka sekolah
memiliki tata tertib sekolah.

Macam-macam Tata Tertib Sekolah

Tata tertib apa saja yang harus dibuat sekolah itu sudah barang tentu amat ditentukan
oleh kepentingan sekolah. Tata tertib siswa sangat penting sebagai aturan yang harus dipatuhi
oleh peserta didik. Bahkan setiap kelas dapat membuat tata tertib sendiri untuk kelasnya masing-
masing. Tata tertib untuk unit-unit kegiatan di sekolah itu, seperti perpustakaan sekolah,
laboratorium, fasilitas olah raga, kantin sekolah, dan sebagainya. Tata tertib untuk kepala
sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya juga sangat perlu diadakan sebagai aturan yang
harus diikuti oleh mereka dengan penuh kesadaran, bukan karena tekanan atau paksaan.

Bagaimana Mekanisme Penyusunan Tata Tertib Sekolah

Sebagai wujud demokratisasi dalam dunia pendidikan, maka tata tertib sekolah tidak
dapat ditentukan oleh kepala sekolah sendiri, atau bahkan oleh dinas pendidikan semata-mata.
Tata tertib sekolah pada hakikatnya dibuat dari, oleh, dan untuk warga sekolah. Kalaupun konsep
tata tertib itu telah dibuat oleh kepala sekolah atau dinas pendidikan, maka konsep itu harus
mendapatkan persetujuan dari semua pemangku kepentingan di sekolah. Komite Sekolah akan
lebih baik jika dimintai pendapatnya tentang tata tertib sekolah tersebut. Guru dan siswa harus
dimintai pendapatnya tentang tata tertib tersebut. Orangtua pun harus memperoleh penjelasan
secara terbuka tentang tata tertib sekolah itu.
Tata tertib khusus untuk kelasnya masing-masing dapat dibuat oleh guru bersama para siswa.
Bahkan tata tertib itu akan lebih bagus kalau ditulis sendiri oleh siswa. Apalagi kalau dibuat
dengan menggunakan gambar-gambar yang bagus atau clip art yang diambil dari komputer di
sekolahnya.
Ada kalanya tata tertib harus dibuat secara terperinci. Tetapi sesungguhnya yang lebih
penting tata tertib yang harus dipahami oleh semua pihak dengan jelas. Haruskah jumlah butir-
butir tata tertib itu memang harus banyak? Tidak selalu demikian. ”A limited number of well-
understood and enforced rules will be more effective than a large numer or detailed rules and
procedures that are therefore more difficult to police”. Tata tertib yang dengan jumlah yang
terbatas tetapi dapat dipahami dengan baik dan dapat mendorong warga sekolah akan lebih
efektif daripada tata tertib yang rinci dan dengan jumlah dan prosedur yang sangat banyak dan
karena itu sulit dilaksanakan.

Apakah Yang Sebaiknya Ada Dalam Tata Tertib Sekolah?

Substansi yang sebaiknya ada dalam tata tertib disarankan antara lain adalah: (1) use
indoor voice at all time, (2) listen to others, (3) always do your best, (4) listen and respect other
students, dan (5) do not run in the corridors (Daniel Mujis dan David Reynolds, 2001: 42).
Dengan kata lain, tata tertib sekolah setidaknya mencakup (1) menggunakan suara dalam
ruangan selama dalam lingkungan sekolah, (2) mendengarkan orang lain, (3) selalu mengerjakan
yang terbaik, (4) mendengarkan dan menghormati sesama kawan, (5) tidak berlari di koridor
sekolah.

2
Beberapa kejadian yang bersifat negatif harus segera ditanggulangi dan ditangkal. Pihak
sekolah tidak boleh berputus asa bila menghadapi peserta didik banyak melanggar disiplin dan
tata tertib sekolah. Dr. D.J. Schwart memberikan empat pedoman untuk
menanggulangi/menangkal pelanggaran disiplin dan tata tertib sekolah, antara lain sebagai
berikut:
1. Pelajari kemunduran untuk menempuh jalan ke arah kebersihan.
2. Jangan sekali-kali menyalahkan nasib buruk.
3. Gabungkan ketekunan dan eksperimen-eksperimen baru.
4. Ingat, bahwa dalam setiap situasi selalu ada segi baik dan positif. Temukan segi positif itu dan
buang keputusasaan.
Keempat pedoman di atas dapat kita pakai untuk menindaklanjuti jika terjadi pelanggaran
terhadap disiplin dan tata tertib sekolah. Nursisto (2002) menjabarkan jenis-jenis pelanggaran
yang sering dilakukan oleh peserta didik, misalnya aksi corat-coret, membawa alat main atau
bacaan/gambar porno, merokok atau terlibat narkoba, dan perkelahian antarsekolah atau tawuran.
Terhadap beberapa pelanggaran disiplin sekolah dan tata tertib sekolah tersebut perlu dicari jalan
keluarnya. Beberapa langkah yang perlu dikembangkan dalam menangkal dan menanggulangi
pelanggaran disiplin dan tata sekolah tersebut, antara lain:
a. Menangkal aksi corat-coret
1. Sesuaikan tempat duduk peserta didik dengan denah kelas.
2. Diadakan kebersihan sekolah secara kontinyu dan berkala, misalnya sebulan sekali.
3. Dilakukan kerja bakti massal setiap akhir semester atau akhir tahun pelajaran.
4. Dicantumkannya sanksi yang jelas dan mendidik bagi peserta didik yang melakukan
corat-coret di dinding dan di meja kelas.
5. Diberikan tugas oleh guru agar peserta didik membuat karangan bagi mereka yang
melakukan corat-coret.
6. Dilakukan pemeriksaan setiap jam pelajaran untuk menangkal aksi corat-coret.
7. Memasukkan ketentuan sanksi corat-coret di dalam disiplin dan tata tertib sekolah.
8. Dilaksanakan lomba kebersihan dan keindahan kelas pada kegiatan class meeting.
9. Menangkal membawa alat main dan bacaan/gambar porno
10. Dilakukan razia secara tiba-tiba kepada seluruh peserta didik tanpa diberitahu terlebih
dahulu.
11. Menyita semua barang terlarang yang kedapatan di dalam tas atau tersimpan dalam laci
meja peserta didik.
12. Memperhatikan kondisi dan tingkah laku peserta didik pada saat proses pembelajaran.
13. Sesekali memberikan pertanyaan kepada peserta didik sehingga tidak membuat
kesempatan baginya untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
14. Sesekali guru berpindah posisi dalam mengajar agar perhatiannya menyeluruh kepada
peserta didik.
15. Mencantumkan larangan membawa barang-barang yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran di sekolah.
16. Guru bimbingan dan konseling dan guru pendidikan agama mengambil peran dan
berinisiatif untuk menyadarkan peserta didik agar jangan melakukan hal-hal yang
terlarang.
b. Menangkal membawa rokok atau narkoba
1. Dilakukan penggeledahan isi tas peserta didik.
2. Melakukan pengawasan secara khusus kepada peserta didik yang patut dicurigai
membawa rokok atau narkoba.
3. Melakukan kerja sama dengan pihak lain di luar sekolah, misalnya warga masyarakat,
pemerintah setempat, dan aparat kepolisian.
4. Memberikan laporan secepatnya kepada orang tua peserta didik bila terjadi tanda-tanda
peserta didik melakukan penyimpangan dari tata tertib sekolah yang berhubungan dengan
merokok atau mengonsumsi narkoba.

3
5. Diadakan ceramah atau penyuluhan tentang bahaya merokok atau mengonsumsi narkoba
oleh pihak-pihak yang berkompeten dan relevan, misalnya dari seorang dokter, psikiater,
dan kepolisian, serta para alim ulama.
6. Perlunya memberikan penekanan pada masalah keduanya dikaitkan dengan pelajaran
agama (imtaq) dan budi pekerti oleh guru yang berkompeten.
7. Orang tua peserta didik diminta mengisi surat pernyataan bahwa bila ternyata anaknya
terlibat dalam pelanggaran merokok dan narkoba tadi dapat dikeluarkan dari sekolah.
c. Menangkal perkelahian antarsekolah/tawuran antar pelajar
1. Sekolah menyediakan media penyaluran bakat, minat, dan kelebihan potensi peserta
didik. Karena peserta didik mempunyai potensi atau kelebihan energi dan memerlukan
penyaluran, maka kebutuhan bidang-bidang olahraga, seni, dan kreativitas umum perlu
diciptakan.
2. Di sekolah perlu dibentuk tim-tim olahraga dan seni maupun kegiatan ekstrakurikuler
yang lain. Beberapa bidang yang dapat digunakan untuk penyaluran bakat/minat itu
misalnya pramuka, karang taruna, cinta alam, dan PMR.
3. Sekolah membuat program-program yang memberikan peluang kepada peserta didik
untuk menuangkan prestasi dan kreasi. Majalah dinding, majalah sekolah, lomba sepak
bola, voli, tenis meja, bola basket diatur sedemikian rupa sehingga para peserta didik
merasa memperoleh penyaluran kelebihan tenaga mereka. Bidang seni teater dan musik
digalakkan agar peserta didik mendapat tempat untuk bereksistensi sesuai dengan jiwa
muda mereka.
4. Pihak antarsekolah yang berdekatan sebaiknya membentuk ikatan atau persatuan
pengurus OSIS. Dari banyak pengurus OSIS di sekolah itu kemudian dibentuk sebuah
ikatan kepengurusan pada tingkat kota/kabupaten. Tugasnya agar saling menciptakan
iklim ketentraman bersama, menjalin kerukunan antarsekolah sekaligus menjadi
penengah bila terjadi perkelahian antarsekolah.
5. Dilakukan suatu kegiatan program bersama. Misalnya digelar sebuah pentas teater yang
diperankan oleh tiap-tiap sekolah.
6. Mengadakan kegiatan secara terpadu dalam rangka memperingati hari-hari besar,
misalnya hari bebas rokok dan diadakan dialog antar pelajar yang mewakili tiap-tiap
sekolah.

B. Tata Tertib Sekolah


TATA TERIB SISWA
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Tata Tertib sekolah ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap,
berucap, bertindak dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka
menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajran yang
efektif.
2. Tata Tertib sekolah ini dibuat berdasarkan nilai-nilai Islam, yang meliputi nilai ketaqwaan,
sopan santun dalam pergaulan, kedisiplinan dan ketertiban, kebersihan, kesehatan, kerapian
dan keamanan.
3. Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Tata Tertib ini dengan
penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Pasal 1
PAKAIAN SEKOLAH
1. Pakaian Sekolah
Siswa wajib mengenakan pakaian seragam sekolah dengan ketentuan :
a. Umum
1. Sopan dan rapi sesuai ketentuan yang berlaku
2. Baju dan bawahan sesuai dengan ketentuan
4
3. Memakai Bedge lengkap dengan identitas sekolah
4. Topi sekolah sesuai ketentuan, ikat pinggang warna hitam
5. Kaos kaki warna putih, sepatu warnna hitam
6. Pakaian tidak terbuat dari kain yang tipis dan tembus pandang, tidak ketat dan tidak
membentuk tubuh
7. Tidak mengenakan perhiasan yang mencolok
8. Khusus siswa laki-laki
a. Baju lengan pendek dan dimasukkan dalam celana
b. Panjang celana sesuai ketentuan
c. Celana dan lengan baju tidak digulung
d. Celana tidak disobek atau dijahit cutbrai
9. Khusus siswa perempuan
a. Baju lengan panjang dan tidak dimasukkan di dalam rok
b. Panjang rok sampai dengan mata kaki tanpa belahan
c. Bagi yang berjilbab warna jilbab disesuaikan dengan warna baju
d. Tidak memakai perhiasan atau aksesoris yang mencolok
e. Lengan baju tidak digulung
2. Pakaian Olahraga
Untuk kegiatan olah raga siswa, wajib mengenakan pakaian olahraga yang ditetapkan oleh
sekolah
Pasal 2
RAMBUT, KUKU, TATTO dan MAKE UP
1. Umum
Siswa dilarang :
a. Berkuku panjang
b. Mengecat rambut dan kuku
c. Bertatto
2. Khusus siswa laki-laki
a. Tidak berambut panjang
b. Tidak bercukur gundul
c. Rambut tidak berkuncir
d. Tidak memakai kalung, anting atau gelang
3. Khusus siswa perempuan
Tidak memakai make up atau sejenisnya kecuali bedak tipis
Pasal 3
MASUK DAN PULANG SEKOLAH
1. Siswa wajib hadir di sekolah 5 menit sebelum bel berbunyi
2. Siswa terlambat dating kurang dari 15 menit harus lapor pada guru piket dan diijinkan
masuk kelas
3. Siswa terlambat dating ke sekolah lebih dari 15 menit harus lapor pada guru piket dan tidak
diperkenankan masuk kelas pada pelajaran pertama
4. Selama Pelajaran berlangsung dan pada pergantian jam pelajaran siswa dilarang berada
diluar kelas
5. Pada waktu istirahat, siswa dilarang berada di dalam kelas
6. Pada waktu pulang sekolah siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah kecuali yang
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
7. Pada waktu pulang siswa dilarang duduk-duduk (nongkrong) di tepi-tepi jalan atau di tempat
tertentu
Pasal 4
KEBERSIHAN, KEDISIPLINAN DAN KETERTIBAN
1. Setiap kelas dibentuk beberapa tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga
kebersihan dan ketertiban kelas.

5
2. Setiap tim piket kelas yang bertugas hendaknya menyiapkan dan memelihara perlengkapan
kelas yang terdiri dari :
a. Penghapus papan tulis, penggaris dan kapur tulis/spidol white board.
b. Taplak meja dan bunga
c. Sapu, Sulak dan tempat sampah.
3. Tim piket kelas mempunyai tugas:
a. Membersihkan lantai dan dinding serta merapikan bangku-bangku dan meja sebelum
pelajaran pertama dimulai.
b. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran, misalnya; mengambil kapur kapur
tulis, membersihkan papan tulis, dll.
c. Melengkapi dan merapikan hiasan dinding kelas, seperti bagan struktur organisasi kelas,
jadwal piket, papan absensi dll.
d. Melengkapi meja guru dengan taplak dan hiasan bunga.
e. Menulis papan absensi kelas.
f. Melaporkan kepada guru piket tentang tindakan-tindakan pelanggaran di kelas yang
menyangkut kebersihan dan ketertiban kelas. Mislanya: Corat-coret, berbuat gaduh
(ramai) atau merusak benda-benda yang ada di kelas.
4. Setiap siswa membiasakan menjaga kebersihan kamar mandi/toilet, halaman sekolah, kebun
sekolah dan lingkungan sekolah.
5. Setiap siswa membiasakan membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan.
6. Setiap siswa membisakan budaya antri dalam mengikuti berbagai kegiatan sekolah dan di
luar sekolah yang berlangsung bersama.
7. Setiap siswa menjaga suasana ketenangan belajar baik di kelas, perpusatakaan, laboratorium,
maupun di tempat lain di lingkungan sekolah.
8. Setiap siswa menta’ati jadwal kegiatan sekolah, seperti penggunaan dan pinjaman buku di
perpustakaan, penggunaan laboratorium dan sumber belajar lainnya.
9. Setiap siswa menyelesaian tugas yang diberikan sekolah sesuai ketentuan yang ditetapkan.
Pasal 5
SOPAN SANTUN DALAM PERGAULAN
Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah, setiap siswa hendaknya:
1. Mengucapkan salam antar sesama teman, dengan Kepala Sekolah dan Guru serta Karyawan
apabila baru bertemu mau berpisah ketika jam pulang sekolah.
2. Saling menghormati antar sesama siswa, menghargai perbedaan dalam memilih teman
belajar, teman bermain dan bergaul baik di sekolah maupun di luar sekolah.
3. Menghormarti ide, pikiran dan pendapat, hak cipta orang lain dan hak milik teman atau
warga sekolah.
4. Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan sesuatu yang benar
adalah benar.
5. Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain.
6. Membiasakan diri mengucapkan terima kasih kalau mempeorleh bantuan atau jasa orang
lain.
7. Berani mengakui kesalahan yang terlanjur dilakukan dan meminta maaf apabila merasa
melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain.
8. Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradab yang membedakan hubungan dengan
orang yang lebih tua dan teman sejawat, dan tidak menggunakan kata-kata kotor dan kasar,
cacian serta pornografi.
Pasal 6
UPACARA BENDERA DAN HARI-HARI BESAR
1. Upacara Bendera
Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera (hari Senin) dengan pakaian seragam sekolah
yang ditentukan secara lengkap.
2. Peringatan Hari-hari besar:

6
a. Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera peringatan hari-hari besar nasional sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Setiap siswa wajib mengikuti upacara/Kegiatan peringatan hari-hari besar Islam sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 7
KEGIATAN KEAGAMAAN
1. Setiap siswa wajib mengikuti program baca tulis Al Qur’an (bagi yang beragama Islam).
2. Setiap siswa wajib menjalankan sholat Dhuhur dan Jum’at berjama’ah di sekolah (bagi yang
beragama Islam).
3. Setiap siswa wajib mengikuti kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan.
Pasal 8
LARANGAN-LARANGAN
Dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, setiap siswa dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Merokok, membawa dan atau meminum minuman keras, membawa, mengedarkan dan atau
mengkonsumsi narkotika, obat psikotropika, dan obat terlarang lainnya serta berpacaran di
sekolah.
2. Berkelahi baik perorangan maupun kelompok, di sekolah maupun di luar sekolah.
3. Membuang sampah tidak pada tempatnya.
4. Mencoret dinding bangunan, pagar sekolah, perabot dan peralatan sekolah lainnya.
5. Berbicara kotor, mengumpat, menggunjing, menghina atau menyapa antar sesama
siswa/warga sekolah dengan kata sapaan atau panggilan yang tidak senonoh.
6. Membawa barang yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan sekolah, seperti senjata
tajam atau alat-alat lain yang membahayakan keselamatan orang lain.
7. Membawa, membaca atau mengedarkan bacaan, gambar, sketsa, audio atau vedio pornografi.
8. Membawa kartu dan bermain judi di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Pasal 9
PENJELASAN TAMBAHAN
1. Rambut siswa laki-laki dinyatakan panjang apabila rambut belakang melewati krah baju untuk
laki-laki dan jika disisir ke arah depan menutupi alis mata.
2. Yang dimaksud dengan kartu adalah semua jenis permainan kartu.
3. Sepatu dinyatakan hitam apabila warna hitamnya lebih dominan.
4. Pemanggilan orang tua siswa tidak dapat diwakilkan.
BAB II
PELANGGARAN DAN SANKSI
Siswa yang melakukan pelanggaran ketentuan yang tercantum dalam tata tertib sekolah
sebagaimana disebutkan diatas dikenakan sanksi berupa:
1. Teguran
2. Penugasan
3. Pemanggilan orang tua
4. Skorsing atau
5. Dikeluarkan dari sekolah

TATA TERTIB KEPALA SEKOLAH


a. Kewajiban
1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/
madrasah.

7
6. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
7. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
8. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
9. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
10. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
11. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal.
b. Larangan
1. Dilarang meninggalkan sekolah pada waktu jam sekolah.
2. Dilarang melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat sekolah.
3. Dilarang menggunakan barang-barang milik sekolah untuk kepentingan pribadi.

TATA TERTIB GURU


a. Kewajiban
1. Wajib menjaga kode etik keguruan.
2. Wajib hadir 10 menit sebelum KBM dimulai bagi guru dan 30 menit sebelum KBM
dimulai bagi Wakasek dan Staf.
3. Wajib menggunakan seragam guru yang telah ditentukan (Khusus Ibu Guru
menggunakan Rok/tidak menggunakan celana panjang pada saat mengajar)
4. Berpenampilan rapih dan sopan.
5. Wajib menandatangani daftar hadir / absensi komputer.
6. Masuk dan keluar kelas tepat waktu (sesuai jam pelajaran).
7. Memberitahukan kepada Kepala Sekolah bila berhalangan hadir dan menyampaikan
tugas untuk siswa.
8. Menyiapkan program pembelajaran pada awal tahun pelajaran.
9. Menyerahkan perangkat pembelajaran pada setiap semester dan akhir tahun pelajaran.
10. Turut mengamankan kebijakan Kepala Sekolah.
11. Membantu menegakkan disiplin sekolah.
12. Peduli terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah.
13. Tidak merokok di lingkungan sekolahkecuali di tempat yang telah ditentukan.
14. Menjalin hubungan kekeluargaan sesama warga sekolah.
15. Memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi.
16. Siap melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan sekolah.
17. Memberi laporan pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala Sekolah.
b. Larangan
1. Dilarang meninggalkan kelas pada waktu mengajar, tanpa seizin atasan.
2. Dilarang melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat sekolah.
3. Dilarang menggunakan barang-barang milik sekolah untuk kepentingan pribadi tanpa izin
Kepala Sekolah.

TATA TERTIB TENAGA ADMINISTRASI


a. Kewajiban
1. Berperilaku sesuai dengan kode etik
2. Bertindak konsisten dengan nilai dan keyakinannya
3. Berperilaku jujur
4. Memiliki integritas dan akhlak mulia
5. Menunjukkan komitmen terhadap tugas
6. Mengikuti prosedur kerja
8
7. Mengupayakan hasil kerja yang bermutu
8. Bertindak secara tepat
9. Fokus pada tugas yang diberikan
10. Meningkatkan kinerja
11. Memberikan kemudahan layanan kepada pelanggan
12. Bersikap ramah dan sopan
13. Mudah dihubungi
14. Memberikan layanan prima
15. Komunikatif

b. Larangan :
1. Dilarang meninggalkan tempat tugas tanpa izin atasan.
2. Dilarang melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat sekolah.
3. Dilarang menggunakan barang-barang milik sekolah untuk kepentingan pribadi tanpa izin
Kepala Sekolah.

TATA TERTIB PENJAGA SEKOLAH

a. Kewajiban
1. Menjaga keamanan sekolah
2. Menjaga nama baik sekolah
3. Mendukung program kerja sekolah
b. Larangan
1. Dilarang menggunakan fasilitas sekolah untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari kepala
sekolah.
2. Dilarang meninggalkan sekolah tanpa mendapatkan izin dari kepala sekolah

TATA TERTIB PETUGAS KEBERSIHAN

a. Kewajiban
1. Menjaga kebersihan dan keindahan sekolah
2. Membersihkan kamar mandi seminggu dua kali
3. Menjaga dan memelihara alat kebersihan
4. Menjaga nama baik sekolah
5. Mendukung program kerja sekolah
b. Larangan
1. Dilarang menggunakan fasilitas sekolah untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari kepala
sekolah.
2. Dilarang meninggalkan sekolah tanpa mendapatkan izin dari kepala sekolah

TATA TERTIB PETUGAS KOPERASI/KANTIN

a. Kewajiban
1. Memberikan pelayanan yang ramah dan memuaskan
2. Menyediakan barang sesuai dengan kebutuhan
3. Menetapkan harga dibawah harga luar
4. Menjaga nama baik sekolah
5. Mendukung program kerja sekolah
b. Larangan
1. Menjual atau mengedarkan barang yang berbahaya
2. Mengambil keuntungan yang tidak wajar
3. Memberikan pelayanan pada jam pelajaran
9
C. Penutup
Tata tertib sekolah bukanlah merupakan alat untuk membelenggu kebebasan warga
sekolah. Tata tertib lebih merupakan petunjuk agar warga sekolah dapat melaksanakan suatu
pekerjaan dengan baik, bekerja secara tertib, tidak mengganggu kepentingan orang lain, dan
berlaku santun. Tata tertib akan lebih membuat rasa senang seseorang jika dibuat tidak dalam
kalimat negatif atau menggunakan kata-kata TIDAK.

D. Sumber Rujukan
- Permendiknas no. 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah
- Permendiknas no. 16 tahun 2007 tentang Standar guru
- Permendiknas no. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah
-
- http//Tarmizi.wordpress.com
- http//www.smamda.sch.id
- http//www.smpn33sby.sch.id

10

Anda mungkin juga menyukai