Anda di halaman 1dari 390

HIMPUNAN

PERATURAN PERBENDAHARAAN

TRIWULAN II
APRIL 2007 - JUNl2007

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KATA PENGANTAR

Penyelenggaraan administrasi dalam rangka pelaksanaan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada hakekatnya merupakan
praktek hukum administrasi Keuangan Negara. Oleh karena itu
penyelenggaraan administrasi dimaksud hams dilakukan berdasarkan d a d
atau sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan dari waktu ke waktu, pemerintah menjawab
berbagai permasalahan administratif yang berdimensi hukum ini dengan
menerbitkan berbagai ketentuadperaturan perundang-undangan.
Sebagai sarana pelaksanaan peraturan perundang-undangan dirnaksud,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan menerbitkan surat-surat edaran sebagai
pedaman pclaksanaan bagi seluruh instansi di lingkungan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan, khususnya, dan instansi kementerian teknis
terkait serta instansi mitra kerja Direktorat Jenderal Perbendaharaan, pada
u w y a
Sejalan dengan itu, dalam rangka memberikan kemudahan untuk
melakukan rujukan terhadap surat-surat edaran yang telah diterbitkan,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyajikan "Himpunan Peraturan
Perbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Triwulan II
Tahun Anggaran 2007" yang merupakan kompilasi dari Bulan April
2007 s/d Juni 2007.
Semoga bermanfaat dalam melengkapi khazanah kepustakaan
Direktorat Jeuderal Perbendaharaan.

Jakarta, Juni 2007


kDirektorat Jenderal P ~ I ndaharaan
*
J
DAFTAR PENGELOMPOKAN MASALAH

I. PENDAPATAN / PENERIMAAN NEGARA

11. BELANJA PEMERINTAH PUSAT (Belanja Pegawai,


Belanja Barang, Belanja Modal, Pembayaran Bunga Utang,
Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Sosial, Belanja Lain-lain)

111. BELANJA DAERAH (Dana Perimbangan, Dana Otonomi


Khusus, Dana Penyesuaian)

IV. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI

V. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI

VI. PENGELOLAAN BARANG MILIWKEKAYAAN


NEGARA

VII. PENGELOLAAN KAS NEGARA

VIII. INFORMASI & AKUNTANSI

IX. UMUM (Tata Usaha, Kesekretariatan)

X. ORGANISASI & TATA LAKSANA

XI. KEPEGAWAIAN

XII. KEUANGAN

XIII. PERLENGKAPAN
DAFTAR IS1 SE DITJEN PERBENDAHARAAN DAN P E R A T W DITJEN
PERBENDAHARAAN TRIW. I1 TAHUN 2007

No Perihal Tanggal Nomor Surat Sumber Hala-


man
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. PENDAPATANI
PENERIMAAN
NEGARA

1. Petunjuk Teknis 29-05-2007 PER-3 1rPB12007 Dit. PPP 1


Penyelesaian Piutang
Negara yang bersumber dari
Naskah Perjanjian
Penerusan Pinjaman dan
Perjanjian Pinjaman
Rekening Dana Investasi
pada Badan Usaha Milik
NegardPerseroan Terbatas.

11. BELANJA PEME-


RINTAH PUSAT

1. Peqalanan Dinas Luar Negeri. 01-04-2007 SE-13/PB/2007 Setditjen 49


(Lampiran tidak dllampirkan)

2. Turjangan Jabatan 20-04-2007 SE-14/PB/2007 Dit. PA 51


Fungsional Sandiman dan
Operator Transmisi Sandi.

3. Batas Maksimal Pencairan 26-06-2007 SE-20/PB/2007 Dit. PA 55


Dana DIPA (PNBP)
Direktorat Jenderal Imigrasi
bulan Januari sampai
dengan April 2007.

4. Perubahan atas Peraturan 12-04-2007 PER-17/PB/2007 Dit.PA 63

VII
Dirjen Perbendaharaan
Nomor PER-46PBl2007
tentang Petunjuk Pencairan
dan Penyaluran dana
Rehabilitasi dan
Rekontruksi Rumah Pasca
Bencana Alam dan Gempa
Burni di Provinsi D.I.
Yogyakarta dan Provinsi
Jawa Tengah.

5. Mekanisme Penyaluran, 30-04-2007 PER-22PBl2007 Dit. PA 67


Pencairan dan Pelaporan
Dana Penyesuaian
Infiastruktur Jalan dan
Lainnya Tahun Anggaran
2007.

6. Tata Cara Pembayaran Gaji 29-05-2007 PER-29PBl2007 Dit. PA 83


dan Insentif Pegawai Tidak
Tetap.

7. Perubahan atas Peraturan 29-05-2007 PER-30PBl2007 Dit. PA 101


Dirjen Perbendaharaan
Nomor PER-49PBt2007
tentang Tata Cara
Pembayaran Bantuan Sosial
Stimulan Perumahan
Swadaya Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah.

8. Perubahan atas Peraturan 12-06-2007 PER-32PBl2007 Dit. PA 105


Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor
PER-35/PB/2007 tentang
Petunjuk Penyaluran dan
Pencairan Dana Program

VIII
Jarninan Pemeliharaan
Kesehatan bagi Masyarakat
Miskin.

9. Pemberian GajiDensiunI 13-06-2007 PER-33/PB/2007 Dit. PA 111


Tunjangan Bulan Ketiga
Belas dalam Tahun
Anggaran 2007 kepada
Pegawai Negeri, Pejabat
Negara, dan Penerima
PensiunITunjangan.

10. Petunjuk Pelaksanaan 18-06-2007 PER-34/PB/2007 Dit. PA 119


Pejalanan Dinas Jabatan
Dalam Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri dan
Pegawai Tidak Tetap.

1 1. Perubahan atas Peraturan 28-06-2007 PER-37/PB/2007 Dit. PA 13 1


Direktur Jenderal
Perbandaharaan Nomor
PER-34PB12007 tentang
Petunjuk Pelaksanaan
Perjalanan Dinas Jabatan
Dalam Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri,
dan Pegawai Tidak Tetap.

111. BELANJA DAERAH

IV. PEMBIAYAAN
DALAM NEGERI

1. Penyesuaian Besaran 25-04-2007 SE-15RB12007 Dit. PA 141


Pensiun Pokok Tahun 2007.

2. Petunjuk Pencairan Dana 11-05-2007 PER-26PB12007 Dit. PA 145


Peningkatan Teknologi
Industri Tekstil dan Produk
Tekstil.

3. Perubahan atas Peraturan 29-06-2007 PER-38PBl2007 Dit. PKN 157


Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor
PER-03PBl2007 tentang
Penggunaan Trust Fund
BRR NAD-NIAS yang
berasal dari DIPA Tahun
Anggaran 2006.

V. PEMBIAYAAN
LUAR NEGERI

1. Petunjuk Pelaksanaan 27-04-2007 PER-16PBl2007 Dit. PKN 163


Pencairan Dana Hibah
IBRD Nomor TF-057426
(IDF GRANT FOR
STRENGTHENING
ACCOUNTABILITY FOR
AN AUDIT OF
DISASTER-RELATED
AID.

2. Petunjuk Pelaksanaan 20-04-2007 PER- 19/PB/2007 Dit. PKN 173


Pencairan Dana Coral Reef
Rehabilitation and
Management Project Phase-
IIICoremap-II yang dibiayai
Dana PinjamanJHibah Bank
Dunia (No. lBRD 4740-
IND/IDA 3910-IND dan
GEF TF-053350.

3. Petunjuk Pelaksanaan 02-05-2007 PER-23PB12007 Dit.PKN --193


Pencairan dan Penyaluran
Dana IDA Credit. No. 4205-
IND (Early Childhood
Education and Development
Project).

4. Petunjuk Pencairan dana


Hibah Java Reconstruction
Fund (JRF) for Conmunity-
Based Settlement
Rehabilitation and
Reconstruction Project For
Central and West Java and
Yogyakarta Special Region
Nomor TF 090014-IND.

5. Petunjuk Pelaksanaan
Penyaluran dan Pencairan
Dana Loan JBIC No. IP.530
Proyek Pengembangan
Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah (Development
of Faculty of Medicine and
Health Sciencies of Syarif
Hidayatullah State Islamic
University.

6. Perubahan atas Peraturan


Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor
PER-53/PB/2007 tentang
Petunjuk Pelaksanaan
Penyelesaian Piutang
Negara yang bersumber dari
Penerusan Pinjaman Lua~
Negeri, Rekening Dana
Investasi, dan Rekening
Pernbangunan Daerah Air
M i m

7. Petunjuk Pelaksanaan 15-05-2007 PER-28ffBl2007 Dit. PKN 233


Penyaluran dan Pencairan
Dana Grant Multi Donor
Trust Fund Nomor TF-
057955 (Support for Poor
and Disadvantaged Areas
ProjectIProgram Percepatan
Pernbangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus) du
Nanggroe Aceh Darussalam
dan Nias.

VI. PENGELOLAAN
BARANGlMILIK
KEKAYAAN
NEGARA

M.PENGELOLAAN
KAS NEGARA

1. Penambahan dan Perubahan 02-02-2007 SE-17/PB/2007 Setditjen 263


Mata Anggaran Penenmaan
(MAP) dan Mata Anggaran
Pengeluaran (MAK) dalam
Bagan Perkiraan Standar.

2. Pelimpahan Penenmaan 14-05-2007 SE-19/PB/2007 Dit. PKN 277


Negara dan Penyarnpaian
Laporan Kas Posisi selama
pelaksanaan cuti bersama.

3. Perubahan Kedua atas 18-04-2007 PER-1 8/PB/2007 Dit. PKN 279


Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor
PER-48lPB12005 tentang
Mekanisme Penerbitan
Swat Perintah Pembukuanl
Pengesahan atas Realisasi
Penarikan PinjamanIHibah
Luar Negeri Melelui Tata
Cara Pembayaran Langsung
dan Letter of Credit.

4. Tata Cara Pengelolaan


Rekening Kas Umurn
Negara.

Pengelolaan Rekening Milik


Kementerian
NegardLembagaKantorISat
uan Kerja.

Tindak Lanjut atas


Penertiban Rekening
Pemerintah pada
Kementerian
NegardLembagaKantorISat
uan Kerja.

AKUNTANSI

Tata Cara Pelaporan Belanja

PinjamanIHibah
Negeri dalam Penyusunan
Laporan
Kementerian
Keuangan P
PER.-21/PB/2007 Dit. PKN
NegaraILembaga.

IX. UMUM (Tats Usaha,


Kesekretariatan)

1. Jadwal Penyelenggaraan 02-05-2007 SE-18RBl2007 Setditjen


Senam Bersama (tidak
dihimpun).

X. ORGANISASI DAN
TATA LAKSANA

XI. KEPEGAWAIAN

1. Penilaian Kinerja pada 27-04-2007 SE-16PB12007 Setditjen 36 1


CPNS dan Pegawai Magang
Lulusan STAN lingkup
Kanwil Ditjen
Perbendaharaan.

XU. KEUANGAN

XIII. PERLENGKAPAN

XIV
B. DAFTAR IS1 MENURUT TANGGAL

Tanggal Nomor Surat Sumber Perihal Hala-


man
(1) (2) (3) (4) (5)
02-04-2007 SE- 13PBl2007 Setditjen Pejalanan Dinas Luar Negeri. 49
(Lampiran tidak dilampirkan)

20-04-2007 SE-14PBl2007 Dit. PA Tunjangan Jabatan Fungsional 5 1


Sandiman dan Operator Transmisi
Sandi.

25-04-2007 SE-15PBl2007 Dit.PA Penyesuaian Besaran Pensiun 141


Pokok Tahun 2007.

27-04-2007 SE-16PBl2007 Setditjen Penilaian Kinerja pada CPNS dan 361


pegawai magang lulusan STAN
lingkup Kanwil Ditjen
:Perbendaharaan.

02-05-2007 SE-17PBl2007 Setditjen Penambahan dan Perubahan Mata 263


Anggaran Penerimaan (MAP) dan
Mata Anggaran Pengeluaran
(MAK) dalam Bagan Perkiraan
Standar.

02-05-2007 SE-18PBl2007 Setditjen Jadwal Penyelenggaraan Senam


Bersama (tidak dihimpun).

14-05-2007 SE-19PBl2007 Dit. PKN Pelimpahan Penerimaan Negara 277


dan Penyampaian Laporan Kas
Posisi selama pelaksanaan cuti
bersarna.

26-06-2007 SE-20PBl2007 Dit. PA Batas Maksimal Pencairan Dana 55


DIPA (PNBP) Direktorat Jenderal
Imigrasi bulan Januari sampai
dengan bulan April 2007.

27-04-2007 PER-1 6PBl2007 Dit. PKN Petunjuk Pelaksanaan Pencairan 163


Dana Hibah IBRD Nomor TF
057426 (IDF GRANT FOR
STRENGTHENING
ACCOUNTABILIm FOR AND
AUDIT OF DISASTER-
RELATED AID).

12-04-2007 PER-17/PB/2007 Dit. PA Perubahan atas Peraturan Dirjen 63


Perbendaharaan Nomor PER-
46/PB/2006 tentang Petunjuk
Pencairan dan Penyaluran dana
Rehabilitasi dan Rekontruksi
Rurnah Pasca Bencana Alam dan
Gempa Bumi di Provinsi D.I.
Yogyakarta dan Provinsi Jawa
Tengah.

18-04-2007 PER-18PBl2007 Dit. PKN Perubahan Kedua atas Peraturan 279


Dirjen Perbendaharaan Nomor
PER-48/PB/2005 tentang
Mekanisme Penerbitan Swat
Perintah PembukuantPengesahan
atas Realisasi Penarikan
Pinjaman/Hibah Luar Negeri
Melalui Tata Cara Pembayaran
Langsung dan Letter of Credit.

20-04-2007 PER-19/PB/2007 Dit. PKN Petunjuk Pelaksanaan Pencairan 173


Dana Coral Reef Rehabilitation
and Management Project Phase-
IUCoremap-I1 yang dibiayai Dana
PinjamaniHibah Bank Dunia (No.
IBRD 4740-INDLDA 39 10-IND
dan GEF TF-053350.

23-04-2007 PER-20PBl2007 Dit. PKN Tata Cara Pengelolaan Rekening 287


Kas Umum Negara.

30-04-2007 PER-21/PB/2007 Dit. PKN Tata Cara Pelaporan Belanja yang 345
Didanai dari Pinjamanmibah Luar
Negeri dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian
NegaraILembaga.

30-04-2007 PER-22/PB/2007 Dit. PA Mekanisme Penyaluran, Pencairan 67


dan Pelaporan Dana Penyesuaian
Infrastruktur Jalan dan Lainnya
Tahun Anggaran 2007.

02-05-2007 PER-23/PB/2007 Dit. PKN Petunjuk Pelaksanaan Pencairan 193


dan Penyaluran Dana IDA Credit
No. 4205-MD (Early Childhood
Education and Development
Project).

02-05-2007 PER-24PBl2007 Dit. PKN Petunjuk Pencairan Dana Hibah 209


Java Reconstruction Fund (JRF)
for Community-Based Settlement
Rehabilitation and Reconstruction
Project for Central and West Java
and Yogyakarta Special Region
Nomor TF 090014-IND.

04-05-2007 PER-25PBl2007 Dit. PKN Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 22 I


dan Pencairan Dana Loan JBIC
No. IP-530 Proyek Pengembangan
Fakultas Kedokteran dan Ilrnu
Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah
(Development of Faculty of
C

Medcine and Health Sciencies of


Syarif Hidayatullah State Islamic
University).

11-05-2007 PER-26/PB/2007 Dit. PA Petunjuk Pencairan Dana 145


Peningkatan Teknologi Industri
Tekstil dan Produk Tekstil.

15-05-2007 PER-27PBl2007 Dit. PKN Perubahan atas Peraturan Direktur 229


Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-53/PB/2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelesaian Piutang
Negara yang bersumber dari
Penerusan Pinjaman Luar Negeri,
Rekening Dana Investasi, clan
Rekening Pembangunan Daerah
pada Perusahaan Daerah Air
Minum.

15-05-2007 PER-28/PB/2007 Dit. PKN Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 233


dan Pencairan Dana Grant Multi
Donor Trust Fund Nomor TF
057955 (Support for Poor and
Disadvantaged Areas
Projectkogram Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Khusus) di Nanggroe Aceh
Darussalam dan Nias.

29-05-2007 PER-29PBl2007 Dit. PA Tata Cara Pembayaran Gaji clan 83


Insentif Pegawai Tidak Tetap.

29-05-2007 PER-30PBl2007 Dit. PA Pembahan atas Peraturan Dirjen 101


Perbendaharaan Nomor PER-
49/PB/2006 tentang Tata Cara
Pembayaran Bantuan Sosial
Stimulan Perurnahan Swadaya

XVIII
Bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah.

Dit. PPP Petunjuk Teknis Penyelesaian


Piutang Negara yang bersurnber
dari Naskah Pejanjian Penerusan
Pinjaman dan Perjanjian Pinjaman
Rekening Dana Investasi pada
Badan Usaha Milik
NegaraPerseroan Terbatas.

Dit. PA Perubahan atas Peraturan Direktur


Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-35RBl2006 tentang Petunjuk
Penyaluran dan Pencairan Dana
Program jaminan Pemeliharaan
Kesehatan bagi Masyarakat
Miskin.

Dit. PA

1
Pemberian Gajiflensidunjang- 1 1 1
an Bulan Ketiga Belas dalam
Tahun Anggaran 2007 kepada
Pegawai Negeri, Pejabat Negara,
dan Penerima PensiunITunjangan.

Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi


Pejabat Negara, Pegawai Negeri
dan Pegawai Tidak Tetap.

27-06-2007 PER-35RBl2007 Dit. PKN Petunjuk Tehis Pengelolaan 305


Rekening Milik Kementerian

I I I Kerja.

27-06-2007 PER-36PBl2007 Dit. PKN Tindak Lanjut atas Penertiban 327


Rekening Pemerintah pada

XIX
I K a n t o r i S a t ~Kerja.
~

28-06-2007 PER-37/PB/2007 Dit. PA Perubahan atas Peraturm Direktur 13 1


Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-34/PB/2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Perjalanan Dinas
Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap.

29-06-2007 PER-38lPB12007 Dit. PKN Perubahan atas Peraturan Direktur 157


Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-03PBl2007 tentang Penggu-
Naan Trust Fund BRR NAD-NIAS
yang berasal dari DIPA Tahun
Anggaran 2006.
I. PENDAPATAN / PENEMMAAN NEGARA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 311PB12007
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN DAN PERJANJIAN
PINJAMAN REKENING DANA INVESTASI PADA BADAN USAHA MlLlK NEGARAI
PERSEROANTERBATAS

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa dalarn rangka rnelaksanakan ketentuan Pasal


24 Peraturan Menteri Keuangan Nornor
17lPMK.0512007 tentang Penyelesaian Piutang
Negara yang Bersurnber dari Naskah Perjanjian
Penerusan Pinjarnan dan Perjanjian Pinjarnan
Rekening Dana lnvestasi pada Badan Usaha Milik
NegaraIPerseroan Terbatas, dipandang perlu
rnenerbitkan petunjuk teknis pelaksanaannya;
b. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagaimana
dirnaksud dalarn huruf a, perlu rnenetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Teknis Penyelesaian Piutang Negara yang Bersurnber
dari Naskah Perjanjian Penerusan Pinjarnan dan
Perjanjian Pinjarnan Rekening Dana lnvestasi pada
Badan Usaha Milik NegaralPerseroan Terbatas;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 1995 Nornor 13, Tarnbahan
Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 3587);
2. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tarnbahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nornor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara (Lernbaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2003 Nornor 70, Tarnbahan
Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4297);
4. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
5. Peraturan Pernerintah Nornor 14 Tahun 2005 tentang
Tata Cara Penghapusan Piutang NegaralDaerah
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4488) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006
(Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006
Nornor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4652);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang
Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal
Negara pada Badan Usaha Milik Negara (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nornor 4555);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 31lPMK.0712005
tentang Tata Cara Pengajuan Usul, Penelitian, dan
Penetapan Penghapusan Piutang Perusahaan
NegaralDaerah dan Piutang NegaralDaerah;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
131lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Keuangan;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171PMK.0512007
tentang Penyelesaian Piutang Negara yang
Bersurnber dari Naskah Perjanjian Penerusan
Pinjarnan dan Perjanjian Pinjarnan Rekening Dana
lnvestasi pada BUMNlPerseroanTerbatas;
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
259lKMK.01711993 tentang Penerusan Pinjaman,
Tingkat Bunga dan Jasa Penatausahaan Penerusan
Pinjarnan dalam Rangka Bantuan Luar Negeri;
11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
3461KMK.01712000 tentang Pengelolaan Rekening
Dana lnvestasi (RDI);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARNPERSEROAN TERBATAS.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar
kepada Pemerintah Pusat danlatau hak Pemerintah
Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya
yang sah.
2. Naskah Perjanjian Penerusan Pinjaman, yang
selanjutnya disebut NPPP, adalah naskah perjanjian
untuk penerusan pinjaman luar negeri kepada Badan
Usaha Milik NegaralPerseroan Terbatas atau yang
dipersamakan.
3. Perjanjian Pinjaman Rekening Dana Investasi, yang
selanjutnya disebut Perjanjian Pinjaman RDI, adalah
perjanjian pinjaman yang dananya bersumber dari
Rekening Dana lnvestasi kepada BUMNlPerseroan
Terbatas.
4. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
5. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut PT,
adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang tentang Perseroan Terbatas serta peraturan
pelaksanaannya.
6. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal
Perbendaharaan Departemen Keuangan.
8. Cut-off date adalah tanggal acuan yang dijadikan
sebagai dasar perhitungan pembebanan Piutang
Negara pada BUMNIPT.
9. Jasa bank adalah biaya yang dikenakan kepada
Peminjam sebagai imbalan yang diberikan kepada
bank atas penatausahaan pinjaman penerusan.
10. Analisis EBITDA (Earning Before Interest, Tax,
Depreciation, and Amortization) merupakan analisis
atas arus kas perusahaan selama periode tertentu
setelah dikurangi biaya tetap.
Penyelesaian Piutang Negara yang diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini meliputi Piutang
Negara pada BUMNIPT yang bersumber dari NPPP
danlatau Perjanjian Pinjaman RDI.

Penyelesaian Piutang Negara merupakan upaya


meringankan beban pembayaran kewajiban BUMNIPT dalam
rangka penyehatan BUMNIPT untuk mendukung mewujudkan
BUMNlPT sebagai champion yang kompetitif di industrinya,
dengan meminimalkan berkurangnya penerimaan negara
dengan cara mengoptimalkan penerimaan negara.

BAB II
PERSYARATAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA
Pasal4
BUMNIPT yang dapat memperoleh penyelesaian Piutang
Negara adalah BUMNIPT yang:
a. mengalami kesulitan pembayaran pokok, bungalbiaya
administrasi, biaya komitmen, denda, danlatau biaya
lainnya;
b. masih memiliki prospek usaha yang baik; danlatau
c. mampu memenuhi kewajiban setelah penyelesaian
Piutang Negara dalam ha1 penjadualan kembali dan
perubahan persyaratan.

Penilaian terhadap kesulitan membayar sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 huruf a meliputi penilaian terhadap
komponen-komponensebagai berikut:
a. pembayaran kewajiban sesuai ketentuan yang
ditetapkan dalam NPPP dan Perjanjian Pinjaman RDI;
b. potensi untuk membayar kewajiban yang akan jatuh
tempo sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam NPPP
dan Perjanjian Pinjaman RDI.

Penilaian terhadap prospek usaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf b meliputi penilaian terhadap
komponen-komponensebagai berikut:
a. potensi pertumbuhan usaha;
b. pangsa pasar;
c. kondisi pasar dan posisi BUMNIPT dalam persaingan;
d. kualitas manajernen; atau
e. dukungan pernerintah dalarn ha1 ini Kementerian
Negara BUMN.

Penilaian terhadap kemarnpuan rnernenuhi kewajiban


rnembayar sebagaimana dirnaksud dalarn Pasal 4 huruf c
rneliputi penilaian terhadap kornponen-kornponen sebagai
berikut:
a. ketepatan pernbayaran pokok, bungalbiaya
adrninistrasi, biaya kornitrnen, denda, danlatau biaya
lainnya;
b. ketersediaan dan keakuratan inforrnasi keuangan
BUMNIPT;
c. kelengkapan dokurnen perjanjian;
d. kewajaran surnber pernbayaran kewajiban.

BAB Ill
KOMITE PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG
BERSUMBER DARl NPPP DAN PERJANJIAN PINJAMAN
RDI PADA BUMNIPT

Menteri rnernbentuk Kornite Penyelesaian Piutang Negara


yang Bersurnber dari NPPP dan Perjanjian Pinjaman RDI
pada BUMNIPT, yang selanjutnya disebut Komite, sebagai
wadah koordinasi untuk rnenganalisis, rnengevaluasi, dan
rnerekornendasikan cara penyelesaian Piutang Negara.

(1) Kornite terdiri atas Komite Kebijakan dan Kornite


Teknis.
(2) Kornite terdiri dari unsur Kernenterian
NegaraILembaga, sekurang-kurangnya terdiri dari
unsur Departernen Keuangan dan Kernenterian
Negara BUMN.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya,
Kornite dapat mernbentuk Tim Kerja yang
keanggotaannya akan ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Bagian Pertama
Komite Kebijakan
Pasal 10
(1) Komite Kebijakan berwenang untuk
merekomendasikan cara penyelesaian Piutang
Negara kepada Menteri atau mengembalikan
rekomendasi kepada Komite Teknis.
(2) Komite Kebijakan, bertugas:
a. mengevaluasi rekornendasi cara penyelesaian
Piutang Negara yang diajukan oleh Kornite
Teknis;
b. rnerekomendasikan cara penyelesaian Piutang
Negara kepada Menteri dalarn ha1 rekomendasi
Komite Teknis disetujui;
c. mengembalikan rekornendasi cara penyelesaian
Piutang Negara kepada Komite Teknis dalarn ha1
rekomendasi Komite Teknis tidak disetujui.
(3) Komite Kebijakan bertanggung jawab atas
rekomendasi yang disampaikan kepada Menteri.
Bagian Kedua
Komite Teknis
Pasal II
(1) Komite Teknis berwenang menyusun rekomendasi
cara penyelesaian Piutang Negara untuk diajukan
kepada Komite Kebijakan.
(2) Komite Teknis, bertugas:
a. melakukan analisis terhadap permohonan
penyelesaian Piutang Negara yang diajukan oleh
BUMNIPT;
b. dalam ha1 diperlukan, mengundang dan
melibatkan instansi pemerintah atau pihak lain
yang berkompetensi;
c. dalam ha1 diperlukan, meminta BUMNIPT untuk
melaksanakan due diligence;
d. melakukan analisis terhadap hasil due diligence
yang disampaikan konsultan keuangan
independen;
e. rnenyusun rekomendasi cara penyelesaian
Piutang Negara kepada Komite Kebijakan;
f. menyampaikan laporan kepada Komite
Kebijakan.
(3) Komite Teknis bertanggung jawab atas rekomendasi
yang disampaikan kepada Komite Kebijakan.

BAB IV
TATA CARA PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA
Pasal 12
(1) Penyelesaian Piutang Negara dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. penjadualan kembali;
b. perubahan persyaratan;
c. Penyertaan Modal Negara;
d. penghapusan.
(2) Penyelesaian Piutang Negara pada BUMNIPT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan dengan lebih dari satu cara atau
kombinasi.
Pasal 13
Penentuan cara penyelesaian Piutang Negara wajib
didasarkan pada hasil analisis kemampuan membayar
dengan menggunakan proyeksi arus kas dan EBITDA
sebagai alat analisis.
Pasal 14
(I) Untuk memperhitungkan jumlah Piutang Negara yang
akan diselesaikan, terlebih dahulu dilaksanakan
mekanisme rekonsiliasi dalam rangka penyelesaian
Piutang Negara berdasarkan cut-off date yang
disepakati antara Direktur Jenderal dan Direksi
BUMNIPT.
(2) Penentuan cut-off date sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak boleh lebih dari 6 (enam) bulan sebelum
tanggal diterimanya surat permohonan penyelesaian
Piutang Negara oleh Menteri c.q. Direktur Jenderal.
(3) Dalam ha1 BUMNIPT memiliki lebih dari satu pinjaman,
cut-off date untuk semua pinjaman dapat ditetapkan
dalam satu tanggal.
Pasal 15
(1) Penyelesaian Piutang Negara meliputi penyelesaian
atas Kewajiban Pokok dan Kewajiban Lainnya.
(2) Kewajiban Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. tunggakan utang pokok sampai dengan cut-off
date; danlatau
b. utang pokok yang belum jatuh tempo.
(3) Kewajiban Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. tunggakan bungalbiaya administrasi sampai
dengan cut-off date;
b. tunggakan bungalbiaya administrasi masa
tenggang sarnpai dengan cut-off date;
c. bungalbiaya administrasi masa tenggang belum
jatuh tempo;
d. tunggakan biaya kornitmen sampai dengan cut-off
date;
e. tunggakan biaya lainnya sampai dengan cut-off
date; danlatau
f. tunggakan denda sampai dengan cut-off date.
Pasal 16
Dalam ha1 penyelesaian Piutang Negara dilakukan dengan
cara penjadualan kembali danlatau perubahan persyaratan,
terhadap Kewajiban Lainnya tidak dikenakan bungalbiaya
adrninistrasi.
Bagian Pertama
Penjadualan Kernbali
Pasal I 7
Penjadualan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (1) huruf a adalah perubahan jangka waktu
pinjaman yang berakibat pada perubahan terhadap
besarnya pembayaran atas Kewajiban Pokok danlatau
Kewajiban Lainnya yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
Pasal 18
Penetapan jangka waktu penjadualan kembali didasarkan
atas hasil analisis kemampuan rnernbayar.
Pasal I 9
(1) Dalarn ha1 masih terdapat utang pokok yang belum
jatuh tempo, jangka waktu untuk penjadualan kembali
utang dapat diberikan selama sisa jangka waktu
pinjaman ditambah paling lama 20 (dua puluh) tahun,
termasuk masa tenggang.
(2) Dalam ha1 utang telah jatuh tempo seluruhnya, jangka
waktu untuk penjadualan kembali utang dapat
diberikan paling lama 20 (dua puluh) tahun sejak cut-
off date, termasuk masa tenggang.
(3) Masa tenggang diberikan terhitung rnulai cut-off date
yang jangka waktunya akan ditetapkan dalarn
Perubahan NPPP danlatau Perjanjian Pinjarnan RDI.
(4) Bungalbiaya adrninistrasi yang tirnbul pada rnasa
tenggang dapat dibayarkan secara prorata selarna
rnasa pengernbalian pinjarnan.

(1) Penjadualan kernbali angsuran pinjarnan yang rneliputi


Kewajiban Pokok dan Kewajiban Lainnya dapat
dihitung secara prorata selarna jangka waktu
pinjarnan.
(2) Pernbayaran atas angsuran Kewajiban Pokok
dikenakan bungalbiaya adrninistrasi sesuai dengan
tingkat bungalbiaya adrninistrasi yang berlaku.
(3) Alokasi pernbayaran angsuran Kewajiban Pokok dan
Kewajiban Lainnya diperhitungkan terlebih dahulu
secara berturut-turut untuk pernbayaran Kewajiban
Pokok, bungalbiaya adrninistrasi, denda, dan
Kewajiban Lainnya.
Bagian Kedua
Perubahan Persyaratan
Pasal21
Perubahan persyaratan sebagairnana dirnaksud pada Pasal
12 ayat (1) huruf b adalah penurunan tingkat bungalbiaya
adrninistrasi atas Piutang Negara pada BUMNIPT yang
tertuang dalarn NPPP danlatau Perjanjian Pinjarnan RDI.

Penurunan tingkat bungalbiaya adrninistrasi diberikan


dalarn ha1 analisis kernarnpuan rnernbayar rnenunjukkan
nilai negatif rneskipun sudah diberikan penjadualan
kernbali.

(1) Dalarn ha1 penerusan pinjarnan diberikan dalarn valuta


asing, tingkat bungalbiaya adrninistrasi setelah
perubahan persyaratan pada NPPP paling kurang
sarna dengan tingkat bunga dari Penerusan Pinjarnan
Luar Negeri (PPLN) kepada Pernerintah ditarnbah jasa
bank.
(2) Dalam ha1 penerusan pinjaman diberikan dalam mata
uang rupiah, tingkat bungalbiaya administrasi
penerusan setelah perubahan persyaratan tidak
kurang dari 5,27% (lima koma dua puluh tujuh
perseratus) dengan analisis penurunan tingkat
bungalbiaya administrasi pinjaman dilakukan secara
berangsur-angsur dalarn kelipatan 1% (satu
perseratus).
(3) Untuk pinjaman RDI, penurunan tingkat bungalbiaya
administrasi dilakukan dengan analisis secara
berangsur-angsur dalam kelipatan 1% (satu
perseratus).
Bagian Ketiga
Penyertaan Modal Negara
Pasal24
Penyertaan Modal Negara sebagaimana dimaksud pada
Pasal 12 ayat (1) huruf c adalah pemisahan kekayaan
negara dari perubahan status utang BUMNIPT yang berasal
dari NPPP dan Perjanjian Pinjaman RDI untuk dijadikan
sebagai modal BUMNIPT.

Penyertaan Modal Negara dapat diberikan dalam ha1


analisis kemampuan membayar menunjukkan nilai negatif
meskipun sudah diberikan penjadualan kembali dan
perubahan persyaratan.

(1) Dalam ha1 indikasi hasil analisis yang dilakukan oleh


Komite Teknis menunjukkan bahwa penyelesaian
Piutang Negara dengan cara Penyertaan Modal
Negara, Komite Teknis merninta BUMNIPT untuk
menunjuk konsultan keuangan independen untuk
melakukan due diligence.
(2) Konsultan keuangan independen menyampaikan hasil
due diligence sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan merekomendasikan cara penyelesaian Piutang
Negara kepada Komite Teknis.
(3) Dalam ha1 hasil due diligence menunjukkan bahwa
BUMNIPT direkomendasikan untuk memperoleh
Penyertaan Modal Negara, Komite Teknis
merekomendasikan Komite Kebijakan untuk
menyampaikan rekomendasi cara penyelesaian
Piutang Negara berupa Penyertaan Modal Negara
kepada Menteri.
(4) Menteri mengeluarkan surat persetujuan penyelesaian
Piutang Negara yang bersumber dari NPPP dan
Perjanjian Pinjaman RDI dengan cara Penyertaan
Modal Negara untuk ditindaklanjuti proses penerbitan
Peraturan Pemerintah sebagaimana diatur lebih rinci
pada diagram dalam Lampiran I Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini.
Bagian Keempat
Penghapusan

Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat


(1) huruf d adalah penghapusan sebagian atau seluruh
Piutang Negara selain Kewajiban Pokok.

Penghapusan hanya dapat diberikan dalam ha1


penyelesaian Piutang Negara tidak dapat dilaksanakan
dengan cara penjadualan kembali, perubahan persyaratan,
danlatau Penyertaan Modal Negara.

(1) Dalam ha1 indikasi hasil analisis yang dilakukan oleh


Komite Teknis menunjukkan bahwa penyelesaian
Piutang Negara dengan cara penghapusan, Komite
Teknis meminta BUMNIPT untuk menunjuk konsultan
keuangan independen melakukan due diligence.
(2) Konsultan keuangan independen menyampaikan hasil
due diligence sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan merekomendasikan cara penyelesaian Piutang
Negara kepada Komite Teknis.
(3) Dalam ha1 hasil due diligence menunjukkan bahwa
BUMNIPT direkomendasikan untuk memperoleh
penghapusan, Komite Teknis merekomendasikan
Komite Kebijakan untuk menyampaikan rekomendasi
cara penyelesaian Piutang Negara berupa
penghapusan kepada Menteri.
(4) Menteri mengeluarkan surat persetujuan penyelesaian
Piutang Negara melalui penghapusan, untuk
ditindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB V
PROSEDUR PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA

(1) BUMNIPT rnenyarnpaikan surat perrnohonan


penyelesaian Piutang Negara sebagairnana dimaksud
dalarn Pasal 14 ayat (2) kepada Menteri c.q. Direktur
Jenderal dengan ternbusan kepada Menteri Negara
BUMN sebagairnana ditetapkan dalarn Larnpiran 1l.a
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini,
dengan dilengkapi dokurnen pendukung sebagai
berikut:
a. laporan keuangan paling kurang 3 (tiga) tahun
terakhir yang telah diaudit oleh auditor
independen;
b. laporan evaluasi kinerja paling kurang 3 (tiga)
tahun terakhir yang dibuat oleh auditor
independen;
c. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) tahun anggaran berjalan, dan RKAP
tahun sebelumnya berikut laporan realisasi;
d. Rencana Perbaikan dan Kinerja Perusahaan
(RPKP) yang telah dibahas dan disetujui Rapat
Urnum Pernegarn Saharn (RUPS)IRapat
Pernbahasan Bersarna (RPB), contoh RPKP
sebagairnana ditetapkan dalarn Larnpiran Ill
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini;
e. Surat Pernyataan Direksi dan Komisaris
BUMNIPT tentang kornitrnen untuk melaksanakan
RPKP sebagairnana ditetapkan dalarn Larnpiran
1l.b Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini;
f. Rekomendasi Menteri Negara BUMN atau pejabat
yang ditunjuk untuk rnelaksanakan penyelesaian
Piutang Negara sebagairnana ditetapkan dalarn
Lampiran I1.c Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
(2) Laporan Keuangan sebagaimana dirnaksud pada ayat
(1) huruf a tidak diperkenankan rnenunjukkan opini
tidak wajar (adverse) atau tidak mernberikan pendapat
(disclaimer).
Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk
rnenerirna dan rnerneriksa kelengkapan berkas
perrnohonan serta rnernberitahukan kepada BUMNIPT
tentang kelengkapan berkas perrnohonan, selarnbat-
larnbatnya 15 (lirna belas) hari kerja sejak berkas
perrnohonan diterirna.
Dalarn ha1 berkas perrnohonan belurn lengkap,
Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk rnernbuat
surat perrnintaan kelengkapan dokurnen kepada
BUMNIPT.

Kornite Teknis rnelakukan analisis dan evaluasi


terhadap perrnohonan yang disarnpaikan oleh
BUMNIPT sebagairnana dimaksud dalarn Pasal 30
ayat (1).
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, Komite
Teknis dapat rnerninta BUMNIPT untuk rnerevisi
RPKP.
Dalarn ha1 diperlukan, Kornite Teknis dapat rnerninta
BUMNIPT untuk rnelaksanakan due diligence oleh
konsultan keuangan independen.
Segala biaya yang diperlukan dalarn rangka
pelaksanaan due diligence ditanggung sepenuhnya
oleh BUMNIPT yang bersangkutan, kecuali ditentukan
lain oleh Menteri.
Berdasarkan hasil due diligence, Kornite Teknis
rnenyampaikan rekomendasi cara penyelesaian
Piutang Negara kepada Kornite Kebijakan.

Kornite Kebijakan rnengevaluasi rekornendasi


sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal32 ayat (5) yang
diajukan oleh Kornite Teknis.
Dalarn ha1 Komite Kebijakan rnenyetujui, rnaka Kornite
Kebijakan rnerekornendasikan cara penyelesaian
Piutang Negara kepada Menteri.
Dalarn ha1 Komite Kebijakan tidak menyetujui, maka
Komite Kebijakan rnengernbalikan rekomendasi cara
penyelesaian Piutang Negara kepada Kornite Teknis
untuk dianalisis dan dievaluasi kernbali.
(1) Dalarn ha1 Menteri rnenyetujui rekornendasi yang
disarnpaikan oleh Kornite Kebijakan, rnaka Menteri
rnenerbitkan surat persetujuan penyelesaian Piutang
Negara.
(2) Dalarn ha1 Menteri tidak rnenyetujui, rnaka Menteri
rnengernbalikan rekornendasi kepada Kornite
Kebijakan dan diteruskan kepada Kornite Teknis untuk
dianalisis dan dievaluasi kernbali.
BAB VI
KEWENANGAN PENETAPAN
Pasal35
Kewenangan penetapan penjadualan kernbali dan
perubahan persyaratan dilakukan oleh Menteri.

Kewenangan penetapan Penyertaan Modal Negara


dilakukan oleh Presiden dengan Peraturan Pernerintah
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan penetapan penghapusan dilakukan oleh:


a. Menteri untuk jurnlah sarnpai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh rniliar rupiah);
b. Presiden untuk jurnlah lebih dari Rp10.000.000.000,00
(sepuluh rniliar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus rniliar rupiah); dan
c. Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
untuk jurnlah lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus
rniliar rupiah);
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
PERUBAHAN PERJANJIAN
Pasal38
(1) Dalam ha1 cara penyelesaian Piutang Negara yang
disetujui adalah penjadualan kernbali danlatau
perubahan persyaratan, rnaka akan ditindaklanjuti
dengan perubahan NPPP danlatau Perjanjian
Pinjarnan RDI antara DirekturIDirektur Utama
BUMNIPT dan Menteri atau pejabat yang diberi kuasa
oleh Menteri.
(2) Setelah perubahan NPPP danlatau Perjanjian
Pinjarnan RDI sebagairnana dirnaksud pada ayat (I),
rnaka pelaksanaan hak dan kewajiban serta
pelaksanaan jadual pernbayaran rnengacu pada
NPPP danlatau Perjanjian Pinjarnan RDI setelah
perubahan.
(3) Dalarn ha1 cara penyelesaian Piutang Negara yang
disetujui adalah Penyertaan Modal Negara dan
penghapusan, rnaka NPPP danlatau Perjanjian
Pinjarnan RDI ditutup setelah rnernpunyai kekuatan
hukurn tetap.

BAB Vlll
PELAPORAN
Pasal39
(1) Setelah perubahan NPPP danlatau Perjanjian
Pinjarnan RDI ditandatangani, BUMNlPT wajib
rnenyarnpaikan dokurnen sebagai berikut:
a. Laporan keuangan yang telah diaudit;
b. RKAP dan Laporan Pelaksanaan RPKP yang telah
rnernperoleh pengesahan dari RUPS untuk BUMN
Persero dan PT serta RPB untuk BUMN
Perusahaan Urnurn.
(2) Laporan perkernbangan dan dokurnen sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) wajib disarnpaikan kepada
Menteri c.q. Direktur Jenderal dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Laporan keuangan wajib disarnpaikan paling
larnbat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
tanggal laporan hasil audit diterbitkan;
b. RKAP dan laporan pelaksanaan RPKP wajib
disarnpaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah tanggal pengesahannya.
(3) Laporan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
disarnpaikan selarna rnasa penyelesaian Piutang
Negara sebagairnana ditetapkan dalarn perubahan
NPPP danlatau Perjanjian Pinjarnan.

BAB IX
EVALUASI DAN PEMANTAUAN
Pasal40
(1) Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk dapat
rnelakukan evaluasi dan pernantauan atas laporan
sebagairnana dirnaksud dalam Pasal39 ayat (1).
(2) Hasil evaluasi dan pemantauan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dijadikan sebagai dasar
dalam melakukan reviu RPKP selama jangka waktu
penyelesaian, sekurang-kurangnya satu kali dalam
dua tahun.
(3) Dalam ha1 asumsi-asumsi RPKP tidak tercapai dan
mempengaruhi arus kas sehingga menyebabkan
BUMNIPT tidak dapat membayar utang
sebagianlseluruhnya sekurang-kurangnya' dua kali
jatuh tempo secara berturut-turut, maka RPKP
BUMNIPT dapat diubah dan disahkan oleh
RUPSIRPB.
(4) Perubahan asumsi RPKP sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), paling banyak dilakukan dua kali dalam
satu tahun buku.

BAB X
SANKSI
Pasal41
(1) Dalam ha1 BUMNIPT melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (I),
terhitung setelah tanggal yang ditetapkan untuk
masing-masing dokumen sampai tanggal pengiriman
dokumen yang dibuktikan dengan stempel pos atau
tanggal jasa pengantaran dokumen, berturut-turut
diberikan peringatan pertama, kedua, dan ketiga yang
masing-masing selama 30 (tiga puluh) hari kalender.
(2) Dalam ha1 BUMNIPT tidak memenuhi kewajiban
penyampaian dokumen 10 (sepuluh) hari setelah
peringatan yang ketiga sebagaimana dimaksud pada
ayat (I), BUMNIPT dikenakan denda sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(3) Dalam ha1 setelah dikenakan sanksi denda sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), BUMNIPT
tetap tidak dapat melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (I),
maka perjanjian penyelesaian Piutang Negara secara
otomatis dinyatakan tidak berlaku dan penyelesaian
Piutang Negara dilaksanakan sesuai NPPP danlatau
Perjanjian Pinjaman RDI sebelum adanya perubahan
NPPP danlatau perubahan Perjanjian Pinjaman RDI.
(4) Ketentuan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(I), (Z),dan (3) akan dituangkan dalam perubahan
NPPP danlatau perubahan Perjanjian Pinjaman RDI.
Dalam ha1 BUMNIPT yang telah memperoleh penyelesaian
Piutang Negara tidak melakukan pembayaran paling kurang
dua kali jatuh tempo secara berturut-turut, maka perjanjian
penyelesaian Piutang Negara secara otomatis tidak berlaku
dan penyelesaian pembayaran Piutang Negara
dilaksanakan sesuai NPPP danlatau Perjanjian Pinjaman
RDI sebelum adanya perubahan NPPP danlatau perubahan
Perjanjian Pinjaman RDI.

BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal43
(1) Direktur Jenderal dan Direksi BUMNIPT sepakat
menghentikan perhitungan Kewajiban Pokok dan
Kewajiban Lainnya berdasarkan Berita Acara
Rekonsiliasi dalam rangka penyelesaian Piutang
Negara pada masing-masing BUMNIPT untuk setiap
NPPPIPerjanjian Pinjaman RDI.
(2) Penghentian perhitungan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat ( I ) didasarkan pada tanggal cut-
off date yang ditetapkan dalam Berita Acara
Rekonsiliasi dalam rangka penyelesaian Piutang
Negara.
(3) Dalam ha1 permohonan penyelesaian Piutang Negara
oleh BUMNlPT tidak disetujui, maka seluruh kewajiban
diperhitungkan kembali secara otomatis ke posisi
terhitung mulai tanggal cut-off date.
(4) Terhadap perhitungan kembali kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak dikenakan
denda terhitung sejak cut off date hingga tanggal surat
Menteri tentang penolakan penyelesaian Piutang
Negara.

BAB XI1
PENUTUP
Pasal44
(I)Penundaan dan kelalaian di pihak Pemerintah dalam
mempergunakan hak, kekuasaan atau kepentingan
yang diperoleh Pemerintah rnenurut Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini terhadap suatu
pelanggaran, tidak akan mengurangi atau
mengakibatkan hapusnya hak, kekuasaan atau
kepentingan Pemerintah tersebut, atau ditafsirkan
sebagai persetujuan atau pengakuan Pemerintah atas
pelanggaran tersebut, tidak akan mempengaruhi atau
rnengurangi hak, kekuasaan atau kepentingan
Pernerintah terhadap kelalaian atau pelanggaran yang
akan terjadi kernudian.
(2) Ketentuan-ketentuanyang tercanturn dalarn Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini tidak dapat
rnengurangi atau rnernpengaruhi hak-hak dan tindak
perbaikan dari Pernerintah yang dirnungkinkan
rnenurut Undang-Undang dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Setiap pernberian inforrnasi yang rnenyesatkan dalarn
rangka penelitian dan penilaian sebagairnana
dirnaksud dalarn Pasal 30 ayat (1) yang
rnernpengaruhi ditetapkannya suatu keputusan yang
salah rnengenai kelayakan diberikannya penyelesaian
Piutang Negara sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal
12 rnerupakan tindakan yang rnengharnbat
pelaksanaan pengelolaan keuangan negara secara
baik dan benar.
(4) Setiap pihak baik sengaja rnaupun tidak sengaja yang
terlibat dalarn pernberian informasi yang rnenyesatkan
sebagairnana dirnaksud pada ayat (3) dianggap
rnelakukan tindakan krirninal, yang klasifikasi
pelanggaran hukurn rnaupun pernrosesan tuntutan
pidananya dilakukan oleh instansi yang berwenang.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai


berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, mernerintahkan
pengurnurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penernpatannya dalarn Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN la
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PB12007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING
- - DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAIPERSEROANTERBATAS

DIAGRAM PENYERTAAN MODAL NEGARA


DALAM RANGKA PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA
YANG BERSUMBER DARI NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
,- --. I ----
I
!- Due Diligence
- - I I

. .- - --
Komite ~ebijakan >
I
T--- -

KETERANGAN:
1. Konsultan keuangan independen menyampaikan hasil due diligence yang
menyatakan bahwa Piutang Negara dapat diselesaikan dengan cara Penyertaan
Modal Negara (PMN) kepada Komite Teknis.
2. Komite Teknis menyusun rekomendasi penyelesaian Piutang Negara dengan
cara PMN dan menyampaikan kepada Komite Kebijakan.
3. Dalam ha1 menyetujui, Komite Kebijakan menyampaikan rekomendasi
penyelesaian Piutang Negara dengan cara PMN kepada Menteri Keuangan.
4. Dalam ha1 menyetujui, Menteri Keuangan menerbitkan surat persetujuan
penyelesaian Piutang Negara dengan cara PMN dan disampaikan kepada
Menteri Negara BUMN.
5. Menteri Negara BUMN menyampaikan kepada Menteri Keuangan cq. Direktur
Jenderal Kekayaan Negara surat permohonan penerbitan Peraturan Pemerintah
dalam rangka PMN.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PBl2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAIPERSEROANTERBATAS

DIAGRAM PENYERTAAN MODAL NEGARA


DALAM RANGKA PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA
YANG BERSUMBER DARl PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1
'ERANGAN:
Konsultan keuangan independen menyampaikan hasil due diligence yang
menyatakan bahwa Piutang Negara dapat diselesaikan dengan cara Penyertaan
Modal Negara (PMN) kepada Komite Teknis.
Komite Teknis menyusun rekomendasi penyelesaian Piutang Negara dengan
cara PMN dan menyampaikan kepada Komite Kebijakan.
Dalam ha1 menyetujui, Komite Kebijakan menyarnpaikan rekomendasi
penyelesaian Piutang Negara dengan cara PMN kepada Menteri Keuangan.
Dalam ha1 menyetujui, Menteri Keuangan menerbitkan surat persetujuan
penyelesaian Piutang Negara dengan cara PMN dan disampaikan kepada
Menteri Negara BUMN.
Menteri Negara BUMN menyampaikan surat permohonan PMN kepada Menteri
Keuangan cq. Direktur Jenderal Anggaran dalam rangka alokasi dalam
APBNIAPBN-P.
Seteiah proses APBNIAPBN-P, Menteri Negara BUMN menyampaikan kepada
Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara surat permohonan
penerbitan Peraturan Pemerintah dalam rangka PMN.
LAMPIRAN Ila
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 31 PBl2007 TENTANG PETUNJUI( TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARI NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
~

DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA


INVESTASI PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGAWPERSEROAN TERBATAS

KOP SURAT BUMNlPT

Nornor Tempat, tanggal


Lampiran : I(satu) berkas
Hal : Perrnohonan Restrukturisasi
Pinjarnan
Yth.
Menteri Keuangan Republik Indonesia
cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4
Jakarta 10710

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor


17lPMK.0512007 tanggal 19 Februari 2007 dan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-31/PBl2007 tanggal 29 Mei 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber dari Naskah Perjanjian
Penerusan Pinjaman dan Perjanjian Pinjarnan Rekening Dana lnvestasi pada
BUMNIPerseroan Terbatas, bersarna ini kami rnengajukan perrnohonan
restrukturisasi terhadap pinjaman No. S W R D l .....
Proposal cara penyelesaian ..... (sesuai dengan cara yang dipilih :
penjadualan kembali, perubahan persyaratan, Penyertaan Modal Negara, danlatau
penghapusan) dengan dasar pertimbangan pengajuan restrukturisasi ....(alasan
pengajuan restrukturisasi).
Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan dokurnen-dokumen sebagai
berikut :
a. Laporan keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit oleh auditor
independen;
b. Laporan evaluasi kinerja 3 (tiga) tahun terakhir yang dibuat oleh auditor
independen;
c. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun anggaran berjalan dan
RKAP tahun sebelumnya berikut laporan realisasi;
d. Rencana Perbaikan Kineja Perusahaan (RPKP) yang telah dibahas dan
disetujui RUPSl RPB;
e. Surat Pernyataan Direksi dan Komisaris BUMNlPerseroan Terbatas tentang
kornitmen untuk rnelaksanakan RPKP;
f. Rekomendasi dari Menteri Negara BUMN atau pejabat yang ditunjuk untuk
melaksanakan penyelesaian Piutang Negara.
Demikian permohonan kami untuk dapat kiranya disetujui dan terima kasih.

DIREKTUR UTAMAIDIREKTUR...

Tembusan :
1. Menteri Negara BUMN;
2. Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Tempat, tanggal

KOP SURAT BUMNlPT


LEMBAR PENGUJI LAMPIRAN
NO. ...................................

NO. Dokumen yang dilampirkan Ada Tidak Ada Keterangan

1. Laporan keuangan yang telah


diaudit minimal 3 tahun ...... ......
terakhir (tahun ... s.d. ...)
2. Laporan evaluasi kinerja
minimal 3 tahun terakhir ...... ......
(tahun ... s.d. ...)
3. Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) tahun
anggaran berjalan dan RKAP ...... ......
tahun sebelumnya berikut
realisasi
4. Rencana Perbaikan Kineja
Perusahaan (RPKP) yang
telah dibahas dan disetujui
...... ......
RUPSIRPB
5. Surat pernyataan Direksi dan
Komisaris tentang komitmen ....... .......
untuk melaksanakan RPKP
6. Surat rekomendasi Menteri
Negara BUMN untuk
melaksanakan penyelesaian
....... .......
Piutang Negara

Direktur Utama I Direktur,


(tanda tangan)

Nama terang
Diterima
Tanggal .............................
Oleh .......................................
(tanda tangan)
Nama terang
NIP
Catatan : Lembar ke-2 setelah ditandatangani
sebagai tanda terima mohon dikirim
kembali kepada kami.
LAMPIRAN Ilb
PERATURAN DIREKTURJENDERALPERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PB12007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAfPERSEROAN TERBATAS

KOP SURAT BUMNIPT


Nornor Tempat, tanggal
Larnpiran :
Hal : Kornitmen atas Pelaksanaan RPKP BUMNIPT

Yth.
Menteri Keuangan Republik Indonesia
cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4
Jakarta 10710

Menindaklanjuti surat Direktur UtamaIDirektur BUMNIPT...... Nomor : ...


tanggal .........ha1 permohonan restrukturisasi pinjaman sebagai tindak lanjut atas
program perbaikan kinerja BUMNIPT, Direksi BUMNIPT .... dengan ini rnenyatakan
komitrnen sebagai berikut :
1. Melaksanakan program restrukturisasi pinjaman BUMNIPT ....... yang tertuang di
dalam Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP) BUMNIPT.......
2. Melaporkan pelaksanaan RPKP secara rutin setiap 6 (enam) bulan kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan cq. Direktur Pengelolaan Penerusan
Pinjaman.
Demikian surat kornitrnen ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
rnestinya.

Ternbusan :
1. Menteri Negara BUMN;
2. Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Ditjen Perbendaharaan, Depkeu;
3. Arsip.
LAMPIRAN Ilc
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PB12007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTASI PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAIPERSEROANTERBATAS

KEMENTERIAN NEGARA BADAN USAHA MlLlK NEGARA

No Tempat, tanggal
Lampiran
Hal : Restrukturisasi Pinjaman SWRDl ...
BUMNIPT ....

Yth.
Menteri Keuangan Republik Indonesia
u.p. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710

Menindaklanjuti surat Direksi BUMNIPT ........ Nomor : ... tanggal ... ha1
permohonan restrukturisasi pinjaman dan surat Nomor : ... tanggal ... ha1 komitmen
atas pelaksanaan RPKP BUMNIPT .....,dengan ini kami menyatakan :
1. Jumlah kewajiban yang bersumber dari NPPPlperjanjian pinjaman RDI pada
BUMNIPT ... akan dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) dan dibayar setiap tahunnya selama masa restrukturisasi.
2. Untuk menjamin kepatuhan Direksi BUMNIPT ..... dalam rangka melaksanakan
seluruh kewajiban selama masa restrukturisasi, maka kami akan mencantumkan
aspek restrukturisasi sebagai salah satu indikator penilaian kinerja Direksi
BUMNIPT (Key Performance Indicator) yang dituangkan dalam Kontrak
Manajemen BUMNIPT.....
Demikian kami sampaikan, untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

A.n. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara


Deputi .....

Tembusan :
Direksi BUMNIPT ....

Catatan :
Daiam ha1 diperlukan, dapat ditambahkan klausul diluar klausul sebagaimana butir 1
dan 2.
LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PBl2007 TENTANG PETUNJUK TEKNlS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAIPERSEROAN TERBATAS

RENCANA PERBAIKAN KlNERJA PERUSAHAAN (RPKP)


BUMNIPT .............

RPKP berikut soft copy terlampir telah dibahas dan disetujui oleh

RUPSIRUPS Luar Biasa yang ditunjuk pada tanggal........di.........

DIREKTUR UTAMAIDIREKTUR

Catatan :
1. Contoh RPKP ini merupakan standar minimum dan dapat disusun sesuai
kebutuhan BUMNIPT.
2. lnformasi keuangan dalam RPKP harus disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku dan digunakan pada bidang usaha BUMNIPT.
CONTOH
RENCANA PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (RPKP)
BUMNlPT ...
DALAM RANGKA PENYELESAIANPIUTANG NEGARA

BAB l
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mulai tahun ..... BUMNIPT ..... menandatangani Naskah Perjanjian Penerusan
Pinjaman (NPPP)lPerjanjian Pinjaman Rekening Dana lnvestasi (RDI) yang
digunakan untuk pembangunan proyeklmodal kerja BUMNIPT ..... , namun
dalam perjalanannya hingga saat ini BUMNIPT ..... belum mampu untuk
memenuhi seluruh pembayaran kewajiban pinjaman yang telah jatuh tempo.
Untuk dapat memenuhi pembayaran kewajiban pinjaman dimaksud, perlu
adanya upaya optimalisasi melalui penyelesaian Piutang Negara. Untuk itu
diperlukan upaya-upaya perbaikan kinerja BUMNIPT ..... yang dituangkan dalam
dokumen Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP).
Dengan penyusunan RPKP ini dimaksudkan dapat memberikan gambaran
kondisi BUMNIPT ..... dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kinerja BUMNIPT ..... yang pada akhirnya dapat melakukan
pembayaran kewajiban pinjaman setelah dilakukan penyelesaian piutang
negara.

B. DASAR
Yang menjadi dasar dalam penyusunan Proposal Perbaikan Kinerja BUMNIPT
..... adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Menteri Keuangan No. 17lMK.0512007 tanggal 19 Februari 2007
tentang penyelesaian piutang negara yang bersumber dari NPPP dan PP
RDI pada BUMNlPerseroan Terbatas;
2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-31lPBl2007 tanggal
29 Mei 2007 tentang Petunjuk Teknis penyelesaian piutang negara yang
bersumber dari NPPP dan PP RDI pada BUMNlPerseroan Terbatas;
3. Laporan Tahunan dan Keuangan audit periode tahun .... (5 tahun ke
belakang);
4. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun permohonan;
5. Rencana Jangka Panjang tahun .....;
6. Sumber resmi lainnya.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembuatan RPKP ini memfokuskan pada .... bidang utama terdiri
dari :
I. Bidang Teknik
Dalam bidang Teknik, pembahasan akan difokuskan pada kajian terhadap :

2. Bidang Manajemen
Dalam bidang manajemen, pembahasan akan difokuskan pada kajian
terhadap :

ti. .....................................
3. Bidang Keuangan
Dalam bidang keuangan, pembahasan akan difokuskan pada kajian
terhadap :
BAB I1
PERKEMBANGAN KINERJA

Gambaran kondisi BUMNIPT ..... selania 3 tahun terakhir, yaitu dari tahun ... sampai
dengan tahun ... adalah sebagai berikut:
I. DATAUMUM
BUMNIPT .... adalah badan usahalbadan hukum yang didirikan pada tahun ...
melalui akta pendirian No. ... dan telah diperbaharui ADIART perusahaan
melalui nota notaris No. ....
Sesuai dengan Kepmeneg BUMN Nomor 100 Tahun 2002, kinerja perusahaan
berdasarkan Laporan Hasil Audit Kinerja tahun terakhir yang dilaksanakan oleh
BPWAuditor Independen, kinerja BUMNIPT ... pada tahun ... adalah
cukup/kurangltidak baik.
Dari laporan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai tersebut merupakan
pencapaian kinerja manajemen pada tahun ...
Saat ini status perusahaan BUMNIPT ..... adalah anak perusahaanlholding
company BUMNIPT ... sejak tahun ....
BUMNIPT ... memiliki beberapa pinjaman yang berasal dari NPPPIPinjaman RDI
sebanyak ... buah dengan rincian sebagai berikut :

11. ASPEK MANAJEMEN


Selama 3 tahun terakhir BUMNIPT ..... mengalami masalah di bidang
manajemen, antara lain sebagai berikut :

C .....................................................
Masalah-masalah di atas dikarenakan faktor-faktor berikut :
a................................................................................................................................
Ill. ASPEK KEUANGAN
Kondisi keuangan perusahaan selama 3 tahun berturut-turut mengalami
peningkatanlpenurunan, ha1 tersebut dapat dilihat pada hasil evaluasi yang
terdiri dari :
a. Pendapatan Penjualan & Pendapatan lain-lain
Pendapatan penjualan & pendapatan lain-lain meningkaffmenurun ... % dari
sebesar Rp ... pada tahun ke-(n-3) menjadi Rp ... pada tahun (n-2),
meningkatlmenurun ... % dari sebesar Rp ... pada tahun ke-(n-2) menjadi
Rp ... pada tahun ke-(n-I ).
b. Biaya operasional
Demikian pula halnya dengan biaya operasional mengalami
peningkatanlpenurunan ...% dari sebesar Rp ... pada tahun ke-(n-3)
menjadi Rp ... pada tahun (n-2), peningkatanlpenurunan ...O/O dari sebesar
Rp ... pada tahun ke-(n-2) menjadi Rp ... pada tahun ke-(n-I), yang
diakibatkan dari ...
c. Saldo Kas Minimum
Saldo kas minimum BUMNIPT ... selama 3 tahun berturut-turut mengalami
peningkatanlpenurunan ... % dari sebesar Rp ... pada tahun ke-(n-3)
menjadi Rp ... pada tahun (n-2), peningkatanlpenurunan ... % dari sebesar
Rp ... pada tahun ke-(n-2) menjadi Rp ... pada tahun ke-(n-I), yang
diakibatkan dari ...
d. Rasio Keuangan
Gambaran rasio keuangan BUMNIPT ... tiga tahun terakhir adalah sebagai
berikut:

1 7 ( Debt to Equity Ratio (DER)


Kondisi keuangan BUMNlPT ... selama 3 tahun terakhir selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

35
IV. PERMASALAHAN YANG DlHADAPl

Permasalahan utama yang dihadapi BUMNlPT ... saat ini adalah :


a. Bidang Teknik
........................................................................................................................
........................................................................................................................
b. Bidang Manajemen
........................................................................................................................
........................................................................................................................
c. Bidang Keuangan
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
V. PENYEBAB UTAMA PERMASALAHAN
Penyebab permasalahan yang dihadapi PT ... saat ini adalah:
a. Bidang Teknik
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
b. Bidang Manajemen
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
c. Bidang Keuangan
.......................................................................................................................
BAB Ill
ASUMSI DAN PROYEKSI YANG DIGUNAKAN DALAM PENYUSUNAN RPKP
Asumsi yang digunakan dalam penyusunan proyeksi dalam RPKP meliputi :
a. Bidang Teknik
.................................................................................................................................
b. Bidang Manajernen
.................................................................................................................................
c. Bidang Keuangan
(1) Pendapatan Penjualan & Pendapatan lain-lain
- Pada tahun (n+l) meningkatlmenurun ... %, sehingga pendapatan
penjualan dan pendapatan lain sebesar Rp ... yang diakibatkan dari ...
- Pada tahun (n+2) rneningkatlmenurun ... %, sehingga pendapatan
penjualan dan pendapatan lain sebesar Rp ... yang diakibatkan dari ...
- Pada tahun (n+3) meningkatlmenurun ... %, sehingga pendapatan
penjualan dan pendapatan lain sebesar Rp ... yang diakibatkan dari ...
(2) Biaya operasional
- Pada tahun (n+l) meningkatlmenurun ... %, sehingga biaya
operasional sebesar Rp ... yang diakibatkan dari ...
- Pada tahun (n+2) meningkatlmenurun ... %, sehingga biaya
operasional sebesar Rp ... yang diakibatkan dari ...
- Pada tahun (n+3) meningkatlmenurun ... %, sehingga biaya
operasional sebesar Rp ... yang diakibatkan dari ...
(3) Saldo Kas Minimum
. Pada tahun (n+l) meningkatlmenurun ... %, sehingga saldo kas
minimum Rp ... yang diakibatkan dari ...
- Pada tahun (n+2) meningkatlmenurun ... %, sehingga saldo kas
minimum Rp ... yang diakibatkan dari ...
. Pada tahun (n+3) rneningkatlmenurun ... %, sehingga saldo kas
minimum Rp ... yang diakibatkan dari ...
(4) Rasio Keuangan
Gambaran rasio keuangan BUMNIPT untuk periode ... adalah sebagai
berikut:
5. Debt Coverage Ratio
(kali)
6. Net profit margin (%)
7. Debt to Equity Ratio
(DEW

Kondisi keuangan BUMNlPT untuk periode ... selengkapnya dapat dilihat


pada tabel berikut ini.

38

-
BAB IV
POSlSl DAN PERSENTASE PEMBAYARAN PINJAMAN

Posisi dan persentase pembayaran masing-masing pinjaman BUMNIPT ...


sampai dengan cut-off date (tidak termasuk pembayaran atas pinjaman yang
telah dilunasi) berdasarkan hasil rekonsiliasi pada tanggal ..... adalah sebagai
berikut:
Selengkapnya mengenai perhitungan pinjaman BUMNIPT ..... dapat dilihat pada
lampiran hasil Rekonsiliasi.
BAB V
RENCANA TINDAK PERBAIKAN KINERJA BUMNIPT ...

Rencana Tindak Perbaikan Kinerja BUMNIPT ... akan dilakukan dalam dua
program, yaitu optimalisasi dan ekspansi.
1. Program optimalisasi terdiri dari kegiatan :
a. Bidang Teknik
............................................................................................................................
b. Bidang Manajemen
...........................................................................................................................
c. Bidang Keuangan
...........................................................................................................................
2. Program ekspansi (jika didukung dengan sumber pendanaan), dengan kegiatan
sebagai berikut :
...................................................................................................................
...................................................................................................................

3. Kebutuhan lnvestasi dan Sumber Pendanaan


Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan di atas, dibutuhkan
dana investasi sebesar Rp ..... dengan sumber pendanaan :
- BUMNIPT ... sebesar Rp ...............................................
- APBN Rp ...............................................

42
BAB VI
RENCANA TINDAK PERBAIKAN
KINERJA PERUSAHAAN (SELAMA MASA RESTRUKTURISASI)

Rencana Tindak BUMNIPT ... dalam rangka perbaikan kinerja untuk jangka
waktu selama masa pinjaman meliputi :
a. Rencana Bidang Teknik
................................................................................................................................
b. Rencana Bidang Manajemen
................................................................................................................................
c. Rencana Bidang Keuangan
................................................................................................................................
d. Kebutuhan lnvestasi (jika didukung sumber pendanaan) dan Sumber
Pendanaan
Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan di atas, dibutuhkan
dana investasi sebesar Rp .... dengan sumber pendanaan :
- PT ... sebesar Rp ...............................................
BAB VII
USULAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA BUMNlPT ...
Berdasarkan gambaran kondisi keuangan BUMNIPT ... tersebut diatas,
maka BUMNIPT ... mengajukan usulan penyelesaian Puitang Negara, melalui
tahapan sebagai berikut :
5.1 Penjadwalan Kembali
a. Pinjaman Nomor : RDI-. ......IDP3lI 9.. ....
Semula pembayaran angsuran pinjaman tahun ... sampai dengan tahun ...
menjadi tahun ... sampai dengan tahun ...
b. Pinjaman Nomor : SLA-.......IDP3119......
Semula pembayaran angsuran pinjaman tahun ... sampai dengan tahun ...
menjadi tahun ... sampai dengan tahun ...
5.2 Perubahan Persyaratan Utang
a. Pinjaman Nomor : RDI-......./DP3/19......
Semula tingkat bungalbiaya administrasi sebesar ... % per tahun menjadi
.....% per tahun
b. Pinjaman Nomor : SLA-. ......IDP3lI 9.. ....
Semula tingkat bungalbiaya administrasi sebesar ... % per tahun menjadi
.....% per tahun
5.3 Penyertaan Modal Negara
a. Pinjaman Nomor : RDI-.......IDP3119......
Piutang Negara yang dikonversikan menjadi Penyertaan Modal Negara
sebesar Rp ...
b. Pinjaman Nomor : SLA- .......IDP3119......
Piutang Negara yang dikonversikan menjadi Penyertaan Modal Negara
sebesar Rp ...
5.4 Penghapusan
a. Pinjaman Nomor : RDI-.......IDP3II9 ......
Tunggakan denda sebesar Rp......... dihapus sebesar Rp ..........
Tunggakan bungalbiaya administrasiatau sebesar sebesar Rp ....,
dihapuskan sebesar Rp ...
b. Pinjaman Nomor : SLA-.......IDP3I19......
Tunggakan denda sebesar Rp......... dihapus sebesar Rp ..........
Tunggakan bungalbiaya administrasiatau sebesar sebesar Rp ....,
dihapuskan sebesar Rp ...
Sedangkan pinjaman yang tidak diusulkan untuk disertakan dalam program
penyelesaian Piutang Negara, akan dibayar sesuai jadwal pembayaran
sebagaimana diatur dalam perjanjian pinjamanldibayar lunas.

44
BAB Vlll
HASlL PROYEKSI KEUANGAN
SESUAI USULAN RESTRUKTURISASI PINJAMAN

Kesimpulan hasil Proyeksi Keuangan sesuai dengan permintaan program


penyelesaian piutang negara adalah sebagai berikut :
Proyeksi keuangan dengan restrukturisasi pinjaman (Penjadwalan Kembali
Pinjaman atau Perubahan Persyaratan atau pengurangan tunggakan bunga dan
tunggakan denda) adalah sebagai berikut :
a. Saldo kas minimum sebesar ... hari;
b. Saldo persediaan ... bulan kebutuhan operasional per bulan;
c. Rasio kemampuan membayar pinjaman (DSCR) ... kali tiap tahun selama masa
penyelesaian piutang negara;
d. Jangka waktu penagihan piutang dan efisiensi penagihan ... hari;
e. Return on Equity sebesar ...%.
f. Cash Ratio sebesar ...%.
g. Net Profit Margin sebesar ...O/O.

Tempat, tanggal
Direktur UtamaIDirektur BUMNIPT ...
11. BELANJA PEMERINTAH PUSAT
(Belanja fegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembayaran
Bunga Utang, Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Sosi a1 ,Belanja
Lain-lain).
@ K '
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
<3$>

Gedung Perbendaharaan Lantai II Telepon : 3449230 pswt. 5200


JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 3450959
Jakarta 10710 Faksimile : 3457490
Kotak Pos 1139 Website : www.verbendaharaan.ao.id

Yth. Para Direkktur


Di lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan

SURAT EDARAN
Nomor SE- 13 /PB.1/2007
TENTANG
PERJALANAN DlNAS LUAR NEGERI
Menunjuk Surat Edaran Sekretaris Jenderal Depkeu RI Nornor SE-
185lMK. 112007 tanggal 7 Maret 2007 tentang penegasan kernbali INPRES RI Nornor
I1 tahun 2005 dan Surat Mensekneg Nornor B.371/Men.Sesneg/l1/2004 rnengenai
perjalanan dinas luar negeri, dengan ini diminta perhatian saudara untuk rnelakukan
upaya peningkatan efisiensi dan penghematan penggunaan anggaran negara terutama
dalarn melakukan perjalanan dinas daladluar negeri. Untuk lebih jelasnya bersarna
ini karni sarnpaikan Surat Edaran dirnaksud untuk dapat dipedornani.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 02 April 2007
a.n. Direktur Jenderal
Sekretaris Ditjen Perbendaharaan,

ttd.

Siswo Sujanto
NIP.060031000

Ternbusan :
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II Telepon : 3449230 pswt. 5200


JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 3450959
Jakarta 10710 Faksimile : 3457490
Kotak Pos 1139 Website : www.oerbendaharaan.ao.id

Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;


2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;

SURATEDARAN
Nornor SE- 14 lPBl2007
TENTANG
TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DAN OPERATOR
TRANSMlSl SAND1

Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden Nornor


105 Tahun 2006 tanggal 26 Desernber 2006 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional Sandirnan dan Operator Transrnisi Sandi, untuk kelancaran
pelaksanaan pembayarannya dengan ini diminta agar mempedomani hal-ha1
sebagai berikut:
1. Yang dirnaksud dengan Tunjangan Jabatan Fungsional Sandirnan, yang
selanjutnya disebut dengan Tunjangan Sandiman adalah tunjangan
jabatan fungsional yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional
Sandiman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Yang dimaksud dengan Tunjangan Jabatan Fungsional Operator
Transrnisi Sandi, yang selanjutnya disebut dengan Tunjangan Operator
Transmisi Sandi adalah tunjangan jabatan fungsional yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara
penuh dalam Jabatan Fungsional Operator Transmisi Sandi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara
penuh dalam Jabatan Fungsional Sandiman dan Operator Transmisi
Sandi, diberikan Tunjangan Sandiman dan Tunjangan Operator
Transrnisi Sandi setiap bulan.
4. Tunjangan Sandiman dan Tunjangan Operator Transmisi Sandi diberikan
terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2007 berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 105 Tahun 2006 tanggal 26 Desember 2006, dan besarannya
adalah sebagairnana tersebut dalarn Lampiran Surat Edaran ini.
5. Kekurangan pembayaran Tunjangan Sandiman dan Tunjangan Operator
Transmisi Sandi terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan
diberikannya Tunjangan Sandiman dan Operator Transmisi Sandi
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2006 tanggal 26
Desember 2006, dapat diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran kepada
KPPN setempat.
6. Pemberian Tunjangan Sandiman dan Tunjangan Operator Transmisi
Sandi dihentikan apabila Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan
struktural atau jabatan fungsional lain atau karena ha1 lain yang
mengakibatkan pemberian tunjangan dihentikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
7. Prosedur penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dilakukan
sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-661PB12005 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
8. Dengan diberlakukannya Surat Edaran ini, maka ketentuan tentang
Tunjangan Sandiman dan Tunjangan Operator Transmisi Sandi
sebelumnya dan ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan
Presiden Nomor 105 Tahun 2006 tanggal 26 Desember 2006 dinyatakan
tidak berlaku.
9. Kepala KPPN agar memberitahukan maksud Surat Edaran ini kepada
satker-satker terkait di wilayah kerjanya masing-masing.
10. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan agar
mengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini.
Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 April 2007
Direktur Jenderal.

ttd.

Herry Purnomo
NIP 060046544
Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara
3. Kepala Badan Kepegawaian Negara
4. Kepala Badan lntelijen Negara
5. Sekretaris dan para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan

52
LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SE- 14 IPB/2007 TENTANG TUNJANGAN JABATAN
FUNGSIONAL SANDIMAN DAN OPERATOR TRANSMlSl SAND1

TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DAN


OPERATOR TRANSMlSl SAND1
BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 105 TAHUN 2006 TANGGAL 26 DESEMBER 2006

JABATAN BESARNYA
NO. JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN

1. Sandiman Ahli Sandiman Madya Rp 957.000,OO

Sandiman Muda Rp 660.000,OO

Sandiman Pertama Rp 264.000,OO

2. Sandiman Terampil Sandiman Penyelia Rp 495.000,OO

Sandiman Pelaksana Rp 264.000,OO


Lanjutan

Sandiman Pelaksana Rp 197.000,OO

3. Operator Transmisi Operator Transmisi Rp 400.000,OO


Sandi Sandi Penyelia

Operator Transmisi Rp 250.000,OO


Sandi Pelaksana
Lanjutan

Operator Transmisi Rp 197.000,OO


Sandi Pelaksana
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II Telepon : 3449230 pswt. 5200


JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 3450959
Jakarta 10710 Faksirnile : 3457490
Kotak Pos 1139 Website : www.~erbendaharaan.oo.id

Yth. 1. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

SURAT EDARAN
Nornor SE- 20 lPBl2007
TENTANG
BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA DlPA (PNBP)
DIREKTORAT JENDERAL IMlGRASl
BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2007

Sehubungan dengan DlPA (PNBP) Tahun Anggaran 2007


Direktorat Jenderal lrnigrasi Nornor SP 0005.01013-06.01-12007 serta DlPA
(PNBP) Kantor-Kantor lrnigrasi dan Rurnah Detensi lrnigrasi di seluruh
Indonesia, dengan ini dirninta perhatian Saudara untuk rnelaksanakan hal-ha1
sebagai berikut:
1. Penerirnaan Jasa Bidang Keirnigrasian yang telah disetor ke Rekening
Kas Negara secara terpusat dari bulan Januari sarnpai dengan bulan
April 2007 adalah sebesar Rp180.368.869.250,-
(Seratus delapan puluh rniliar tiga ratus enarn puluh delapan juta delapan
ratus enarn puluh sernbilan ribu dua ratus lirna puluh rupiah). Dari jurnlah
tersebut, yang digunakan sebagai dasar alokasi penggunaan batas
rnaksirnal pencairan dana DlPA (PNBP) berkenaan adalah sebesar
Rp54.081.563.175,- (Lima puluh ernpat rniliar delapan puluh satu juta
lirna ratus enarn puluh tiga ribu seratus tujuh puluh lirna rupiah).
2. Dengan adanya alokasi tersebut, KPPN pernbayar dalarn proses
penerbitan SP2D untuk pencairan dana DlPA (PNBP) berkenaan, tidak
perlu rnerninta bukti setor (SSBP lernbar ke-4) kepada bendahara
pengguna bersangkutan dalarn setiap Surat Perintah Mernbayar (SPM)
yang diajukan.
3. Batas rnaksirnal pencairan dana DlPA (PNBP) sarnpai dengan bulan April
2007 adalah sebagairnana ditetapkan dalarn Larnpiran Surat Edaran
Direktur Jenderal Perbendaharaan. Sedangkan untuk alokasi tarnbahan
penggunaan dana berikutnya akan disampaikan dalam Surat Edaran
Direktur Jenderal Perbendaharaanselanjutnya.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
diminta untuk mengawasi pelaksanaan Surat Edaran Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Juni 2007
Direktur Jenderal,

ttd.

Herry Purnomo
NIP 060046544

Tembusan :
1 . Sekrtetaris Jenderal Departemen Hukum dan HAM
2. Direktur Jenderal Anggaran
3. Direkktur Jenderal Imigrasi, Departemen Hukum dan HAM
4. Direkktur Pelaksanaan Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
5. Direktur Pengelolaan Kas Negara, Direktdorat Jenderal Perbendaharaan
6. Direktur Akuntansi Pelaporan Keuangan, Direktdorat Jenderal Perbendaharaan
7. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
180 I elreyer 000056 Z ~ L dtl y o l ~ dBunluel wluen ~1680~ P
P C Z O S ~ ' SLSdtl 180 Ie w e r 000 oss ~ P Ldtl ~ n w lel w e r wluen LPS~OP E
68E.960 ~8 L dtl c80 I elleyer 000 099 S68 dtl l e ~ e geueyer w!uen ~PGLOP z
SlZ'L86'Z6L dtl 180 Ie ~ e y e r 000 058 EZ6 dtl lesnd eveyer w e n ZE6LOP 1
L 9 S P E Z 1.
!u! ~ e e s ~ d d apon
n ~eAeqwad~ d d n ( d 0 ~ d ) t l d l aneed eun66uad !sue)sul paq?es ~aysesapon 'ON
.ps ueJ!eauad letu!syeyy

0 ~ 8 ' 1 . 1 . 8 ' sd~ t~ ~' ~ ~ W0'8SB'L69'66L dtI H W W ~


O W C L ~ ' S ~ . L ' ~d. Pt ~ 1.80 le ) r e w dt~
000'8~6'~69'661. !S~J~!WIlwapuar ~ P J O I A ~ J ! ~ ZLZBOP L
L 9 S P E Z 1.
!u! vxs Nddn apon leAeqwad ~ d d n (d0Nd)Vdla need eun66uad ! s u e ~ s u ~ / ~ a y ~ e s J ~ Y apon
~ S 'ON
.p.s u w i e ~ u a dIew!syew

(LOOZ1ltldV NV9N3a lVdWVS I ~ ~ v I ~ N v ~ ' )


LOOZ NVtlV99NV NflHVl ( d 8 ~ dVdla
) NVVNVSYVl3d WF)NVtl WWVa
NVlSVtl9lW13Y d0Nd VNVCl NVtllV3N3d 1VWISYVW I S W O l V tlVlJVa
LOOZ
1ltldV NVlB N n N 3 0 IVdWVS ItlVnNVr NVlnB ISW31WI
lWt13aN3r l W O U 1 3 t l l a ( d B ~ d )Vdla VNVa NVtllV3N3d
1VWISXVW SVlVB 3 N V l N 3 1 LOOZIBdl 0Z -N3d tlOWON
NWtlVHVQN38tl3d lVtl3aN3r tlnU13tlla N W V a 3 1 W n S
NaldVUvl
67 409071 Kanlm Samplt Rp 429.700.000 Samp~t 044 Rp 89.761 981
68 408597 Kanlm Banjarmas~n Rp 460.600 000 Banjarmasln 045 Rp 96.216.822
69 108224 Kan~mKotabaru Rp 405.950 000 Kotabaru 081 Rp 84.800.736
70 408195 Kanim Bal~kpapan Rp 497.100.000 Balikpapan 047 Rp 103.841.473
71 408209 Kan~mTarakan Rp 461.000.000 Tarakan 048 Rp 96.300.380
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERR1 PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 17 IPBl2007
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-46lPBl2006TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN
PENYALURAN DANA REHABlLlTASl DAN REKONSTRUKSI RUMAH
PASCA BENCANA ALAM GEMPA BUM1 Dl PROVlNSl
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVlNSl JAWA TENGAH

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menirnbang : a. bahwa pelaksanaan proses rehabilitasi dan rekonstruksi


rurnah pasca bencana alarn gernpa burni di Provinsi
Daerah lstirnewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah
yang dibiayai dari APBN, perlu dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan APBN dan peraturan perundang-
undangan lainnya;
b. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana
dirnaksud dalarn huruf a, perlu rnenetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nornor PER-46lPBl2006 tentang Petunjuk Pencairan
dan Penyaluran Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Rurnah Pasca Bencana Alarn Gernpa Burni di Provinsi
Daerah lstirnewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4286);
2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4400);
4. Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang
Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara serta Penjelasannya (Lernbaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan
63
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4212)
sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4418);
5. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tim
Koordinasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca
Bencana Gempa Bumi di Provinsi Daerah lstimewa
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0612005
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-661PB12005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-46lPBl2006 tentang Petunjuk Pencairan dan
Penyaluran Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah
Pasca Bencana Gempa Bumi di Provinsi Daerah
lstimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-46lPBl2006TENTANG
PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI RUMAH PASCA
BENCANA ALAM GEMPA BUM1 Dl PROVlNSl DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVlNSl JAWA
TENGAH.
Pasal l
Ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-46lPBl2006 tentang Petunjuk
Pencairan dan Penyaluran Dana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Rumah Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di
Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa
Tengah, diubah sebagai berikut :
Mengubah ketentuan dalam Pasal4, sehingga keseluruhan
Pasal4 berbunyi sebagai berikut:

(1) Penyaluran BLM Perumahan untuk rehabilitasi dan


rekonstruksi rurnah di Provinsi Daerah lstirnewa
Yogyakarta diatur sebagai berikut:
a. Untuk kategori rumah rusak beratlroboh dengan nilai
Rp15.000.000,00 per unit, BLM Perumahan diberikan
dalam 2 tahap masing-masing tahap I sebesar 40% dari
total pagu BLM Perumahan per KSM-P dan tahap II
sebesar 60% total pagu BLM Perumahan per KSM-P;
b. Untuk kategori rumah rusak ringan dan sedang serta
kekurangan BLM Perumahan yang belum dibayarkan
kepada KSM-P pada TA 2006 dengan nilai sampai
dengan Rp5.000.000,00 per unit, BLM Perumahan
diberikan sekaligus dalam 1 tahap.
(2) Pencairan dana sebagaimana ayat (1) huruf a
dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Dana tahap I dicairkan apabila Surat Perjanjian
Penyaluran Bantuan (SPPB) BLM Perumahan telah
ditetapkan;
b. Dana tahap II dicairkan apabila 75% dana BLM
Perumahan tahap I telah digunakan dengan
kemajuan fisik 30% berdasarkan Berita Acara
PenarikanIPenggunaan Dana BLM Perumahan
(BAPPD BLM Perumahan).
(3) Pencairan dana sebagaimana ayat (1) huruf b
dilaksanakan apabila Surat Perjanjian Penyaluran
Bantuan (SPPB) BLM Perumahan telah ditandatangani
serta ditetapkanldisahkan."
Pasal II
Perubahan sebagaimana dimaksud pada Pasal I di atas
merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Direktur
Jenderal PerbendaharaanNomor PER-461PBl2006.
Pasal Ill
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penernpatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 22 lPBl2007
TENTANG

MEKANISME PENYALURAN, PENCAIRAN, DAN PELAPORAN


DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menirnbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


(APBN) yang ditetapkan oleh Pernerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) harus dilaksanakan dengan
tertib, efisien, transparan, dan bertanggung jawab sesuai
ketentuan perundang-undangan;
b. bahwa untuk rnernbantu keuangan daerah dalarn rangka
mendanai pernbangunan infrastruktur jalan serta sarana
dan prasarana fisik lainnya, pada APBN Tahun Anggaran
2007 dialokasikan Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan
dan Lainnya;
c. bahwa salah satu tugas pokok dan fungsi Direktorat
Jenderal Perbendaharaan adalah rnenetapkan
kebijaksanaan pelaksanaan anggaran sesuai dengan
ketentuan APBN dan peraturan perundang-undangan;
d. bahwa sebagai pedoman bagi Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dan Pernerintah
Daerah penerirna Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan
dan Lainnya, perlu diatur rnekanisrne penyaluran,
pencairan, dan pelaporan Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya Tahun Anggaran 2007
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan;
e. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana
dimaksud dalarn huruf a, b, c, dan d, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Mekanisrne Penyaluran, Pencairan, dan Pelaporan Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya Tahun
Anggaran 2007;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Nornor 47 Tahun 2003, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4438);
5 . Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2007 (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2006 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4662);
6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4212)
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4418);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.06/2006
tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan,
Pengesahan, dan Revisi Daftar lsian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2007;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129/PMK.0712006
tentang Penetapan Rincian Dana Penyesuaian Tahun
2007 Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota;
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG MEKANISME
PENYALURAN, PENCAIRAN, DAN PELAPORAN DANA
PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya dari
tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun
berkenaan.
2. Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Pemda
adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
3. Kantor Wilayah Direktoat Jenderal Perbendaharaan
yang selanjutnya disebut Kanwil Ditjen PBN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
4. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada
Kepala Kanwil Ditjen PBN.
5. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh Pemda penerima Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya Tahun Anggaran (TA)
2007 dan ditanda tangani GubernurIBupatiANalikota
bersangkutan serta disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan
berfungsi sebagai dasar pelaksanaan pencairan Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya atas
beban APBN.
6. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh
GubernyrlBupatiMlalikota penerima Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007 selaku Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk
untuk mencairkan alokasi dana yang bersumber dari
DIPA.
7. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa Bandahara Umum Negara
untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
8. Surat Perintah Pencairan Dana Daerah yang
selanjutnya disebut SP2D Daerah adalah dokumen
yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang
diterbitkan oleh Bendahara Urnum Daerah berdasarkan
SPM Daerah.
9. Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya
adalah sejurnlah dana yang bersurnber dari Dana
Penyesuaian pada Anggaran Belanja untuk Daerah
dalam APBN 2007 yang digunakan untuk kegiatan
penyediaan prasarana fisik infrastruktur jalan serta
saranalprasarana fisik lainnya yang merupakan
kebutuhan daerah.
10. Rekening Kas Daerah Khusus Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya adalah rekening yang
digunakan untuk menarnpung seluruh penerimaan dan
pengeluaran daerah yang bersumber dari Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA.2007
yang rnencakup beberapa bidang.

BAB II
PENETAPANDANPENGGUNAANDANA
Pasal2
(1) Alokasi Dana untuk masing masing-masing provinsi,
kabupaten dan kota penerirna Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Dana dan Lainnya TA 2007, disusun
berdasarkan Larnpiran Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 129/PMK.07/2006 tanggal 19 Desember 2006.
(2) Dalam rangka penyaluran Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainunya TA 2007 kepada
masing-masing provinsi, kabupaten, dan kota,
Direktur Jenderal Perbendaharaan mengesahkan
DlPA yang selanjutnya disarnpaikan kepada Kepala
KPPN dan Gubernur, Bupati, dan Walikota penerima
Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA.
2007 dengan ternbusan kepada :
a. Ketua Badan Perneriksan Keuangan;
b. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
c. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan;
d. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Ditjen
Perbendaharaan;
e. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
(1) Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA
2007 hanya dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan penyediaan prasarana fisik infrastuktur jalan
serta saranalprasarana fisik lainnya sesuai dengan
bidang yang ditetapkan, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
(2) Hasil kegiatan fisik yang dibiayai melalui Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007
harus selesai dan dapat dimanfaaatkan pada akhir
tahun 2007.

BAB Ill
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pasal4
(1) Dalam rangka pencairan Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007, Gubernur,
Bupati, dan Walikota selaku Kuasa Pengguna
Anggaran menerbitkan surat keputusan yang
menetapkanlmenunjuk:
a. Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanjalpenanggung jawab
kegiatanlpembuat komitrnen.
b. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji
tagihan kepada negara dan menandatangani SPM.
c. Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan
tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggaran belanja.
(2) Asli surat keputusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (I), disampaikan kepada Kepala KPPN setempat
dengan dilampiri bukti identitas maing-masing pejabat
bersangkutan yang meliputi: nam, NIP,
pangkaffgolongan, jabatan, kantorlsatker, sternpei
kantorlsatker bersangkutan serta spesimen tanda
tangan.
(3) Gubernur, Bupati, dan Walikota membuka Rekening
Kas Daerah Khusus Dana Penyesuaian lnfrastruktur
Jalan dan Lainnya yang digunakan untuk menampung
Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA
2007.
(1) Berdasarkan DIPA sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (20, Gubernur, Bupati, dan Walikota atau
pejabat yang ditunjuk mengajukan Surat Perintah
Membayar Langsung (SPM-LS) tahap I maksimum
sebesar 30% (tiga puluh persen) dari pagu DIPA
kepada KPPN dengan lampiran sebagai berikut:
a. Surat Keputusan Penunjukan Pejabat sebagaiman
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2);
b. Daftar Alokasi yang telah dikontrakkan (sesuai
dengan Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini)
(2) KPPN menerbitkan SP2D untuk memindahbukukan
(men-transfer) dana dari Rekening Kas Negara ke
Rekening Kas Daerah Khusus Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya, dengan menggunakan
Kode Anggaran sebagai berikut:
01.06.1 2.5740.1076.6222.000000.071.03.0000
(Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Klasifikasi
Belanja, Satker, Bagian Anggaran, Unit Organisasi,
dan Lokasi).
(3) SPM-LS tahap I1 dan tahap selanjutnya, dapat
diajukan maksimal sebesar 30% dari pagu DIPA,
apabila sisa dana pada Rekening Kas Daerah Khusus
Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA
2007 yang telah dicairkan melalui KPPN (kolom 9
pada lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini, maksimal sebesar 10%).
(4) Pengajuan SPM-LS tahap II dan tahap selanjutnya,
dilakukan dengan melampirkan :
a. Fotokopi SP2D Daerah (pada SP2D tersebut harus
dicantumkan tanggal, nomor dan nilai kontrak
serta uraian pekerjaan);
b. Laporan penggunaan Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007 tahap
sebelumnya (sesuai dengan Lampiran IV
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini);
c. Fotokopi SSP PPN dan PPh yang telah
dikonfirmasi ke KPPN.
(5) Pelaksanaan pekerjaan atas Dana lnfrastruktur Jalan
dan Lainnya dilakukan secara kontraktual, tahapan
pembayaran atas kontrak dimaksud agar
menyesuaikan dengan tahapan pencairan
sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) dan (3).
(6) Alokasi Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan
Lainnya TA 2007 harus sudah terserap seluruhnya
pada akhir TA 2007 sesuai tahapan pencairan
sebagairnana dirnaksud pada ayat ( I ) dan (3).

BAB IV
PEMBUKUAN DAN PELAPORAN
Pasal6
(1) KPPN rnelakukan pencatatan atau pernbukuan atas
SP2D untuk masing-masing bidang ke dalarn Daftar
Pengawasan SP2D. Forrnulir Daftar Pengawasan
SP2D Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan
Lainnya TA 2007 adalah sebagairnana ditetapkan
dalam Larnpiran I1 Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharan ini.
(2) KPPN menyelenggarakan Akuntansi transaksi Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007
sesuai dengan Standar Akuntansi Pernerintah.
(3) Gubernur, Bupati dan Walikota wajib rnenyarnpaikan
Laporan Penggunaan Dana Penyesuaian lnfrastruktur
Jalan dan Lainnya TA 2007 (sesuai Larnpiran Ill
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini)
secara triwulanan kepada KPPN , paling larnbat pada
tanggal 5 bulan berikutnya setelah berakhirnya setiap
triwulan.
(4) Berdasarkan laporan sebagairnana dirnaksud pada
ayat (3), Kepala KPPN rnenyarnpaikan laporan
triwulanan rekapitulasi realisasi penggunaan dana
kepada Kepala Kanwil Ditjen PBN paling larnbat pada
tanggal 10 bulan berikutnya setelah berakhirnya setiap
triwulan (sesuai dengan larnpiran V Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini).
(5) Berdasarkan laporan triwulanan dari KPPN
sebagairnana dirnaksud pada ayat (4), Kepala Kanwil
Ditjen PBN rnenyarnpaikan rekapitulasi realisasi
penggunaan dana kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan u.p. Direktur Pelaksanaan Anggaran,
paling larnbat pada tanggal 20 bulan berikutnya,
setelah berakhirnya setiap triwulan (sesuai dengan
Larnpiran VI-A dan VI-B Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini), dengan terlebih dahulu rnen-
transfer softcopy laporan tersebut
ke:ftpl .perbendaharaan.go.id pada folder adhoc 2007.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal7

Perubahanlrevisi DIPA dilaksanakan berdasarkan Peraturan


Menteri Keuangan Nomor 1021PMK.0612006 tentang
Petunjuk, Pengesahan, dan Revisi Daftar lsian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2007.

BAB VI
PENUTUP
Pasal8
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERITURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAHAAN
NOMOR PER. lPBllOO7 TENTANG MEKANISME
PENYALURAN. PENCAIRAN. DAN PELAPORAN DANA
PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JAIAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN Z(XI7

DAFTAR ALOKASI YANG TELAH DIKONTRAKKAN


DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA TA 2007

ProvinsllKabupatenlKota :
Kontrak
No. BidanglUralan Kegialan Aiokasi DlPA
Tanggal Nomor Niiai
1 2 3 4 5 6

Jumlah I
- ~ - -
TAHUN ANGGAHAN 2007

DAFTAR PENGAWASAN SPZD


DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA TA 2007

...........................
A.n. Kepala KPPN . . . . . . .
Kepala Seksi Perbendaharaan
LAMPIRAN Ill '
PERATURANDIREKTURJENDEHALPERBENOA~AR*IIN
NOMOR PER- IPBi2007 TENTANG UEKANISME
PCNVALUHAN. PENCAIRAN. DAN PEUPORAN DANA
LAPORANPENGGUNAAN PENYESUAIANINFRASTRUKTURJ A U N DAN U I N N V A
TAHUN ANOGAHAN 2W7
D A N A PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR J A L A N D A N LAINNYA
TAHUN ANGGARAN ZOO7
TRIWULAN .........

Belanja Pencallan Dana darl Kas Dacrah (melalu~SPZD Daerah)


Jumlah K u m u l a l ~ l Real~sasl S ~ s aDana % S~sa
Bldangl Dana pada Kas sd pada Kas Dana Penyesualan
No Uralan Keglatan Alokasl Roallsasl Slra Alokasl Daerah Khusus Trw I ~ I Daerah Khusus Infrastruklur Jalan 8
DIPA r d Trw I ~ I DlPA Dana Penyesua~an Dana Penyesualan Lalnnya
Infrastruklur Jalan 8 Infrastruktur Jalan &
La~nnya Lalnnya
1 2 3 4 5 = (3.4) 6 7 8 = ( 6 7) 9 = (816)xlOO
1 Pend~dlkan

2 Kesehalan

5
Jalan 1 Prasarana Flslk Lalnnya

lrlgas~dan Pengalran

Air Berslh dan Llngkungan Hldup


I
6 Perlan~an.Kelaulan dan Perlkanan

Jumlah

2007
LAMPIRAN I V
VERAlURAN DIUEKTUR JENOERAL PERBCNUAHARMN
NOMOR PEN 1P012W7 TENTANG MERANISUE
PENIALURAN. PENCAIRAN DAN PELAVORAN DANA
PENYESUAIAN INFRISTRUKIUR JALAN DAN LAINNYA
LAPORAN PENGGUNAAN rAHUN ANGGARAN 2W7
DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007
TAHAP .........

Bclanja Pencatran Dana darl Kas Daerah (mclalui SPZD Dacrah)


Jumlah Kumulatif Realisasl Sisa Dana % Sisa
Bidangl Dana pada Kas s.d. pada Kas Dana Penyesuaian
No. Uraian Kegiatan Alokasi Rcalisasi Sisa Alokasi Daorah ~ h u s u s Tahap ini Daerah Khusus Infrastruktur Jalan I
DlPA s.d. Tahap ini DlPA Dana Penyesuaian Dana Penyesuaian Lainnya
lnfrastruktur Jalan I Infrastruktur Jalan I
~atnnya Lainnya
1 2 3 4 5 = (3.4) 6 7 8=(6-7) 9 = (816)xlOO
1 Pendidikan

2 Kesehalan 1
3 Jalan d Prasarana F I S ILatnnya
~

4 lrigasi dan Pengairan

5 Air Bersih dan Lingkungan Htdup

6 Perlanian. Kelaulan dan Perikanan

Jumlah
LAMPIRAN V
PEIIAIURAN DIIICKTUII JENOERAL PERBENDAHARI\AN.
NOMOR PER. PO12007 TENTANG MCKANISME
PENYALURAN. PENCAIHAN. DAN PELAPORAN DANA
PENYESUAIANINFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAh 2007
LAPORAN REKAPITULASI REALlSASl PENGGUNAAN
DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007
TRIWULAN .........
KPPN :
Bolanja Pcncairan Dana darl Kas Daerah (melalui SP2D Daerah)
Jumlah Kumulatil Realisasl Sisa Dana % Sisa

No.
Bidangl
Uralan Keglatan Alokasi Realisasi Sisa Alokasi
Dana pada Kas
Daerah Khusus
s.d.
Trw ini '
pads Kas
Daerah Khusus
Dana Penycsuaian
lnfrastruktur Jalan b I/'

DlPA a.d. Trw ini DlPA Dana Penyesuaian


lnlrastruktur Jalan 8
Lainnya
Dana Pcnyesuaian
lnlrastruktur Jalan 8
Lainnya
I
Lainnya

1 2 3 4 5=(3-4) G 7 8 = ( 6 7) - 9 = (816)xlOO

1. ProvlKablKota
1. Bidang Pendidikan
1
I
dsl
I
II ProvlKabIKola
1. Bidang Pendid~kan
dst I
Ill. ProvlKablKota
1. Bidang Pendidikan
dSl

Jumlah

. . . . . . . . . . . . . . . . . . .2007
.

Kepala KPPN ...........


LAMPIRAN VCA'
PERATURAN DIHEKTLIH JENDERAL PERBENDAMARAAN
NOMOR PER. IPB12W7 TENTANG M E W I S M E
PENYALURAN. PENCAIRAN. DAN P E L A P O W DANA
LAPORAN REKAPITULASI REALlSASl PENGGUNAAN PENYESUAIWINFRASTRUKTUR JALIN DAN LAINNYA
TAnuNANGGARAN2W7
DANA PENYESUAiAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007
TRIWULAN .........
Kanwil Ditjen PEN :

Belanja Pencalran Dana dari Kas Daerah (melalul SPZD Daerah)


Alokasi Rcalisasi Sisa Alokasi Jumlah Kumulatif Realisasl Sisa Dana % Sisa
Bldangl DlPA s.d. Ttw ini DlPA Dana pada Kas s.d. pada Kas Dana Penyesuaian
No. Uraian Kegialan Daerah Khusus Trw Ini Daerah Khusus Infrastruktur Jalan h
Dana Penyesuaian Lainnya
1 Dana Penyesuaian

1 2 3
I 4 -
5 = (3 4)
lnfrastruktur Jalan 8
Lainnya
6 7
lnfrastruktur Jalan 8
Lalnnya
8=(6-7) 9 = (816)xlOO
KPPN.....

i
I.
1. Bidang Pendidikan I
03
!
0 2. Btdang Kesehatan

II. KPPN .....


dst

1. B~dangPend!d~kan
i
I
II 1i I
I Ill
2. B~dangKesehatan

KPPN .....
dst

1. Bidang Pendldikan i
i I
I
i
I

i
i I
2. Bidang Kesehalan
dst

Jumlah I
2007

Kepala Kanw~lD~tjenPEN
LAMPIRAN V I - B
PERATURUi OIREKTUR JENOERAL PEHBENDAHARMN
NOMOR PER- lPBnOO7 TENTANG MEKANISME
PENYALURAN PENCNRAN. DAN PELAPORAN DANA
LAPORAN REALEAS1 PENGGUNAAN PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR J W N OAN LAlNNYA
TAHUN ANGGARAN 2001
DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007
TRIWULAN ..............
Kanwll Ditjen PBN :
I I I I
Belanja Pencairan Dana dari Kas Daerah (rneiaiul SPZD Daerah)
I Jumlah Kurnulalif I Realisasl ( Sisa Dana I % Sisa

I
Bidangl Dana pada Kas pada Kas Dana Penyesuaian
Uraian Keglatan Alokasi Realisasi Siss Alokasi Daerah Khusus Tw in1 Daerah Khusus lnfrastruktur Jalan 8
DlPA 8.d. Trw lni DlPA Dana Penyesuaian Dana Penyesuaian Lainnya
infrastruktur Jalan 8 I Infrastruktur Jalan 8
I Lainnya Lainnya
1 2 3 4 5 = ( 3 - 41 6 7 -
8 = (6 7)
I. ProvIKablKota
1. Bidang Pendidlkan
2. Bidang Kesehatan

I
II. ProvIKablKola
dst

1. Bidang Pend~d~kan
2. Bidang Kesehatan
dsl

Ill. ProvIKablKota I I
1. Bidang Pendidlkan
2. Bldang Kesehalan I
dSt I
Jumlah

Kepala Kanw~lD~tlenPEN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
rn
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 29 lPB12007

TENTANG

TATA CARA PEMBAYARAN GAJl DAN INSENTIF


PEGAWAI TlDAK TETAP

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara, dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0612005 dan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPB12005, telah diatur ketentuan umum
mengenai tata cara pembayaran dalam pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. bahwa mengingat status kepegawaian yang bersifat
khusus, untuk keperluan akuntabilitas, pembayaran gaji
dan insentif Pegawai Tidak Tetap pada Sarana
Pelayanan Kesehatan perlu diatur secara khusus;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Tata Cara Pembayaran Gaji dan lnsentif Pegawai Tidak
Tetap;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
NegaraILembaga (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4406);
Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1991 tentang
Pengangkatan Dokter Sebagai Pegawai Tidak Tetap
Selama Masa Bakti;
Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1994 tentang
Pengangkatan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap;
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4418);
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4330) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 8 tahun 2006;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
312/Menkes/PerllV/2006 tentang lnsentif Bagi Tenaga
Medis dan Bidan Pegawai Tidak Tetap yang Bertugas
pada Sarana Pelayanan Kesehatan di Daerah Sangat
terpencil;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.06/2006
tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan,
Pengesahan dan Revisi Daftar lsian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2007;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.01/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPBl2005 tentang Maknisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG TATA CARA
PEMBAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK
TETAP.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya disebut PTT,
adalah tenaga kesehatan yang bukan pegawai negeri
yang diangkat oleh Pejabat yang berwenang sebagai
PTT dan ditugaskan pada sarana pelayanan kesehatan
dalam rangka pelaksanaan program pemerintah.
2. Gaji PTT adalah imbalan jasa yang diberikan atas
pelaksanaan tugas PTT dalam rangka pelaksanaan
program pemerintah selama masa tugas.
3. lnsentif adalah tambahan irnbalan jasa yang diberikan
atas pelaksanaan tugas PTT selama masa tugas, pada
sarana pelayanan kesehatan.
4. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya
disebut DIPA, adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang memuat pagu kredit anggaran untuk keperluan
pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan, yang selanjutnya
menjadi dasar pembebanan danlatau pengeluaran
anggaran dalam rangka pembayaran gaji dan insentif
PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan.
5. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA, adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan untuk rnengelola anggaran satuan kerja di
lingkungan Departemen Kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pembayaran gaji dan insentif PTT
yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan.
6. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya
disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar yang
diterbitkan oleh KPA.
7. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara
untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
8. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
9. BanklPos adalah bank danlatau kantor pos yang telah
rnelakukan perjanjian kerja sarna dengan Departernen
Kesehatan dalarn rangka penyelenggaraan
pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan.
10. Penanggung Jawab dan Pernbuat Daftar Gaji adalah
Kepala Dinas Kesehatan KabupatenIKota yang ditunjuk
oleh KPA dan bertanggung jawab atas pernbuatan
Daftar Gaji dan lnsentif serta rnelakukan pelaksanaan
pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan di daerah masing-masing.
11. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk
untuk rnenerirna, rnenyirnpan, rnembayarkan,
rnenatausahakan dan rnernpertanggung-jawabkan
uang untuk keperluan belanja negara dalarn rangka
pelaksanaan APBN pada kantorlsatker Kernenterian
Negaral Lernbaga.

BAB II
PELAKSANAAN PEMBAYARAN
Pasal2
Pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dilaksanakan
atas dasar prinsip efektif, transparan, dan akuntabel.
Pasal3
(1) Dalarn rangka pelaksanaan pernbayaran gaji dan
insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan, Menteri Kesehatan selaku Pengguna
Anggaran rnenunjuk Kepala Biro Urnurn Sekretariat
Jenderal Departernen Kesehatan sebagai KPA.
(2) KPA sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran untuk
keperluan pernbayaran gaji dan insentif Pegawai Tidak
Tetap yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan pada satuan-satuan kerja yang berada
dalarn kewenangan adrninistrasinya.

Dalarn rangka penyelenggaraan rnekanisrne saling uji, KPA


rnenunjuk:
a. Pejabat Pernbuat Kornitrnen sebagai pejabat yang
diberi kewenangan rnelakukan tindakan yang
rnengakibatkan pengeluaranlbelanja negara;
b. Pejabat PengujiIPenerbit SPM sebagai pejabat yang
diberi kewenangan untuk rnelakukan pengujian dan
penerbitan SPM.
Pasal5
Pernbayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan dilaksanakan pada awal bulan
berikutnya, setelah yang bersangkutan rnelaksanakan
tugas.
Pasal6
Pernbayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan dilakukan secara langsung
melalui rnekanisrne penerbitan SPM-LS.

(1) Dalarn rangka pelaksanaan pernbayaran gaji dan


insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan secara langsung, KPA rnelakukan pejanjian
kerjasarna dengan bank danlatau kantor pos selaku
BanWPos Pernbayar.
(2) Dalam perjanjian kejasarna sebagairnana dirnaksud
pada ayat (1) sekurang-kurangnya diatur ketentuan
rnengenai kewajiban BanklPos Pernbayar untuk:
a. rnelaksanakan pernbayaran gaji dan insentif PTT
yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan
secara tepat waktu;
b. rnenyusun dan rnenyarnpaikan
pertanggungjawaban pelaksanaan pernbayaran
gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana
pelayanan kesehatan.

(1) KPA rnenunjuk Kepala Dinas Kesehatan


KabupatenlKota, selaku Penanggung Jawab dan
Pernbuat Daftar Gaji dan lnsentif PTT yang bertugas
pada sarana pelayanan kesehatan.
(2) Kepala Dinas Kesehatan KabupatenIKota rnembuat
Daftar Gaji dan lnsentif dalarn rangkap 4 (empat), dan
dikirirnkan kepada KPA sebanyak 3 (tiga) rangkap, dan
BanWPos Pernbayar setempat I(satu) rangkap.
(3) Dalarn rangka tertib adrninistrasi pembayaran gaji dan
insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan, KPA menyusun rekapitulasi daftar gaji dan
insentif berdasarkan data yang disampaikan oleh
Kepala Dinas Kesehatan.
(4) KPA berkewajiban menyampaikan mutasi PTT kepada
BanWPos Pembayar.
(5) Kepala Dinas Kesehatan KabupatenlKota bertanggung
jawab atas keabsahan dokumen dan kebenaran data
yang tercantum dalam daftar gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan.

Daftar Gaji dan Daftar lnsentif PTT yang bertugas pada


sarana pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 merupakan bukti pengeluaran yang sah dalam
penyelenggaraan administrasi pembayaran gaji dan insentif
PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan.
Pasal 10
(1) Dalam rangka pembayaran gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan yang baru
diangkat, Kepala Dinas Kesehatan KabupatenlKota
menyampaikan usulan pembayaran gaji dan insentif
atau usul pengajuan pertama kepada KPA dalam
rangkap 3 (tiga) dengan melampirkan dokumen
sebagai berikut:
a. Daftar Gaji dan lnsentif P l T yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan dibuat secara
terpisah per jenis tenaga dan kriteria penugasan
dengan mencantumkan nomor rekening banWgiro
pos masing-masing PTT dengan menggunakan
formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I
dan I1 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini;
b. Rekapitulasi Gaji dan lnsentif PTT yang bertugas
pada sarana pelayanan kesehatan dengan
menggunakan Formulir sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran Ill Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini;
c. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT)
untuk pertama kalinya, yang dibuat oleh Kepala
Dinas Kesehatan KabupatenlKota terhitung sejak
tanggal PTT melapor di Dinas Kesehatan Provinsi,
dengan menggunakan formulir sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini;
d. Fotokopi surat keputusan pengangkatan sebagai
PTT yang telah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang;
e. Surat keputusan penernpatan PTT dari pejabat
yang berwenang.
(2) Untuk pengajuan lanjutan pernbayaran gaji dan
insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan KabupatenlKota
hanya rnelarnpirkan dokurnen sebagairnana dirnaksud
pada ayat (1) huruf a dan b.
(3) SPMT pengajuan lanjutan, dibuat sekali dalarn 3 (tiga)
bulan dan dilarnpirkan pada SPM-LS gaji bulan
pertarna pada setiap triwulan.
(4) Untuk rnenjarnin pengirirnan dokumen secara tepat
waktu, Kepala Dinas Kesehatan KabupatenlKota
rnengirimkan dokumen sebagairnana dirnaksud pada
ayat (1) dan (2) dengan rnenggunakan saranallayanan
tercepat.
(5) Untuk pengajuan pernbayaran gaji dan insentif Bulan
Januari, April, Juli, dan Oktober Tahun berkenaan,
dokurnen sebagairnana dirnaksud pada ayat (4) sudah
harus diterirna KPA paling larnbat tanggal 2 sebelurn
bulan pernbayaran.
(6) Sebagai bahan dalarn penyusunan rencana
pernbayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan dalarn tahun berkenaan.
Bendahara Pengeluaran rnembuat:
a. rincian pernbayaran gaji dan insentif sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) dan (2);
b. daftar jumlah PTT yang bertugas pada sarana
pelayanan kesehatan, yang akan dibayar atas
beban kredit anggaran yang tersedia dalam DlPA
bersangkutan, per bulan untuk masing-masing
lokasi;
dan rnenyampaikan kepada KPPN dengan ternbusan
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan u.p.
Direktorat Pelaksanaan Anggaran.
Pasalll
(1) KPA harus rnenyampaikan SPM-LS kepada KPPN
untuk pernbayaran gaji dan insentif PTT setiap bulan,
dengan melampirkan:
a. Rekapitulasi Daftar Gaji dan lnsentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan
dengan menggunakan forrnulir sebagairnana
ditetapkan dalam Larnpiran V Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini;
b. Surat Pernyataan Bendahara Pengeluaran
dengan menggunakan formulir sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini;
(2) SPM-LS disampaikan kepada KPPN paling lambat
tanggal 15 bulan sebelumnya untuk pembayaran gaji
dan insentif PTT yang bertugas pada sarana
pelayanan kesehatan.
(3) Atas dasar SPM-LS yang diterima tersebut pada ayat
(2), KPPN meneliti, kemudian menerbitkan SP2D atas
nama rekening Bendahara Pengeluaran Biro Umum
Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan.
Pasal 12
(1) Gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana
pelayanan kesehatan dibayarkan setiap bulannya
melalui BanklPos Pembayar yang ditunjuk.
(2) BanklPos Pembayar setelah menerima transfer dana
membayarkan uang gaji dan insentif untuk bulan
berkenaan ke rekening PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan.
(3) BanklPos Pembayar melakukan pembayaran gaji dan
insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan tepat pada tanggal 1 awal bulan atau
selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya dalam
ha1 tanggal 1 jatuh pada hari libur.
Pasal 13
PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan,
wajib membayar iuran pemeliharaan kesehatan sebesar
2% dari gaji pokok setiap bulan dan harus dicantumkan
dalam Daftar Gaji sesuai dengan ketentuan.
Pasal 14
(1) Pajak penghasilan (PPh) atas gaji PTT ditanggung
oleh Negara sesuai dengan ketentuan.
(2) Pajak penghasilan (PPh) atas insentif PTT sebesar
7.5% dari insentif setiap bulan ditanggung oleh yang
bersangkutan.
Pasal 15
(1) Apabila PTT yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan wafat atau tewas pada waktu menjalankan
program pemerintah, diberikan uang duka dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Sebesar 6 (enam) kali penghasilan sebulan jika
PTT wafat;
b. Sebesar 12 (duabelas) kali penghasilan sebulan
jika PTT tewas;
c. Pembayaran uang duka sebagaimana dimaksud
pada butir a dan b dibebankan pada DlPA Biro
Umum Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan.
(2) Persyaratan dan tata cara pembayaran uang duka
PTT sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi
pegawai negeri.
(3) Pembayaran uang duka PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan dilakukan oleh
Bendahara Pengeluaran.

BAB Ill
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pasal 16
(1) BanklPos Pembayar setelah melakukan pembayaran
gaji dan insentif wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif tersebut
setiap bulan yang telah diberi stempel dan
ditandatangani oleh pejabat banklpos pembayar
dengan mencantumkan kalimat 7elah disampaikan
kepada masing-masing PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan, sesuai dengan daftar
gaji dan insentif ini" kepada Kepala Dinas Kesehatan
KabupatenlKota dengan menggunakan formulir
sebagaimana ditetapkan dalarn Lampiran VII dan Vlll
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
paling lambat 2 (dua) minggu setelah pengiriman
uang.
(2) BanklPos Pembayar menyampaikan bukti penerimaan
dana untuk pembayaran gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, kepada
KPA c.q. Bendahara Pengeluaran.
(3) Bendahara Pengeluaran menyampaikan bukti
pembayaran (kuitansi) gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dari
BanklPos Pembayar sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada KPPN pada saat melakukan
pengajuan permintaan pembayaran bulan berikutnya.
(4) Biro Umum Sekretariat JenderalIKPA dan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan
melakukan monitoring, evaluasi, dan rekonsiliasi data
realisasi pembayaran gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, secara
triwulanan.
(5) Biaya yang tirnbul akibat kegiatan monitoring,
evaluasi, dan rekonsiliasi penyaluran dana
pernbayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan, ke dan dari seluruh
ProvinsiIKabupatenlKota dibebankan kepada DlPA
Biro Urnurn Sekretariat Jenderal Departernen
Kesehatan.

BAB IV
LAIN-LAIN
Pasal I 7
Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini, Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-141PB12005 tentang Tata
Cara Pernbayaran Gaji Dokter Pegawai Tidak Tetap dan
Bidan Pegawai Tidak Tetap dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB V
PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal 1 Juli 2007.
Agar setiap orang mengetahuinya, rnernerintahkan
pengumurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
WRAIURAN DIF$T2R JENDERAL PEHBENDAHARAAY
HOMOR PER- lPOR0Ol I E N I A N G TATA CAR*
I'rUllAYARAri GAll DAN 1NSENT:F PEG&YiAl ?<OAK
1ETnP

DAFTAR G A J l PEGAWAI TIDAK TETAP


TAHUN ANGGARAN : ....
BULAN . . . . . . . . . . ..

PROVtNSl ............................
KABUPATENIKOTA : ........:.................

NO Nama dan Tanggal dan Lokast Ponghasllrn .


Polongan Potongan Jumlsh Nomor
Nomor PTT Nomor Sun! Penempatan Gall Pokok Tunjangan Jumlah Jumlah PPh luran Jumlah Pengharlla I Rckonlng
Keputusan PTT Oaerah Daerah PPh Tunjangan Penerlmaan Kesehalan Polongan Berrlh dan Bankl
Pengsngkatan Teroenc~l Sanpal 2% Pos ')
Terpencll
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10=6.7*8+9 11 = 5 + 10 I2 13 14:12+13 15. 11. 14 16

Jumlah

Catstan :
') BsnWPos Pembayar KBP~
I Dinas Kesehatan . . . . . . . . .
Selaku
Penanggung Jawab Pembualan Danar Gat!
PTT unluk KablKola . . .

NIP
LAMPIRAN I1
PERATURANOIREKTUR JENOERAL PERBENOAHARMN
NOMOR PER. 29 nono07 TENTANG TATA CARA
PEMOAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAlTIDAl(
TETAP

DAFTAR INSENTIF PEGAWAI TIDAK TETAP


:
TAHUN ANGGARAN . . . . . . ...............
BULAN : .............................
...........
PROVlNSl ............................
KAEUPATENIKOTA : ...........................

No Nama Nornor PTT LulusaJCK Lokasl PorlodolTMT Jumlah PPh Jumlah yang Nomor
Penompalan lnsonlil 7.5% dilerlma Rokoning
d a n Bank1
Pos ')

1 2 3 4 5 6 7 8 = 7 X 7.5% 9 ~ 7 . 8 I0

Jumlah

Calalan
') BanklPos Pembayaf Kepala D ~ n a sKesehalan
Selaku
iJenanggung Jawab Pembualan DaHar Gall
PTT unluk KabIKola

NIP
LAMPIRAN Ill
PERATURANDIREKTURJENDERALPERBENDAHARMN
NOMOR PER- 29
IPBl2007 TENTANG TATA CARA
PEMBAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAl TlDAK
TETAP

REKAPITULASI GAJl PEGAWAl TlDAK TETAP


KABUPATENIKOTA : ...................... ........................
BULAN : .........................................

No Jenis PTT Kritcria Jumlah Jumlah Gaji Ketcrangan


Lokasi Orang (Kotor)

1 2 3 4 5 6

Dokler B
T
ST

Bidan B
T
,
Catalan ;
B : Biasa Kepala D~nasKesehalan ..................
..... ...
T : Terpencil Selaku
ST : Sangat Terpensll Penanggung Jawab Pembualan Daflar Gaji
PTT untuk KablKala ..................................

......
NIP.
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENOAHARAAN
NOMOR PER- 29 IPBIM07 TENTANG TATA C A W
PEMBAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAI TIOAK
TETAP

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dl bawah ini :

Narna

NIP

PangkatIGol

Jabatan Bendahara Pengefuaran satuan keja di lingkungan


Departemen Kesehatan Repubhk Indonesia yang d~angkat
dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor ... .. . ... ..
tanggal .. ... ... .. ... . . ..

dengan Inn rnenyatakan bertanggung ~awabatas

1 Kelancaran pembayaran gaji dan Insentbf PTT yang diangkat oleh Departemen
Kesehatan

2 Pernbayaran gajl tersebut tepat waktu dan tepat jurnlah untuk d~bayarkankepada
yang berhak

Dern~knan
surat pernyataan In1 d~buatunluk d~pergunakanseperlunya

Mengetahui
KuasaPenggunaAnggaran Bendahara Pengeluaran

. .
NIP NIP
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARmr,
NOMOR PER- 29 IPB12007 TENTANG TATA CARA
PEMBAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAI TIOAK
TETAP
REKAPITULASI DAFTAR G A J l PEGAWAI TlDAK TETAP
TAHUN ANGGARAN : ........................
BULAN : .........................................

No KabupatenlKota Penghas~lan -
Potongan Polongan Jumiah Keterangan
Gall Pokok Tunjangan Jumlah Jumlah PPh luran Jumlah Penghas~lan
PTT Daerah Daerah PPh Tunjangan Penerfmaan Kesehalan Potongan Berslh
Terpenc~l Sangat 2%
Terpenc~l
1 2 3 4 5 6 7 8=4+5+6+7 9 = 3+8 10 11 1 2 s 10+11 1 3 - 9.12 14

Jumlah i

Mengetahui: Kepala Dlnas Kesehatan


Kuara Penpguna Anggaran Selaku
Penangpung Jawab Pembualan Daha' Gall
PTT unluk KabIKota

......................
NIP. NIP
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENOERAL PER3ENOAHARAAN
NOMOR PER- 29 ffBRW7 TENTANG TATA CARA
PEMBAYARAN GAU OAN INSENTIF PEGAWAI TIOAK
TETAP

SURATPERNYATAANMELAKSANAKANTUGAS
Nomor - ... .. . ... .. . ... ... ... .. . ... ... ... ........ . . .. .. ... ...

Yang bertanda tangao di bawah in1

Nama

NIP

Jabalan

rnenyatakan dengan sesunguhnya. banwa Pegawa~T~dakletap yang tersebul di bawah ~ n:i

Nama

Tempat dan Tanggal Lahir

berdasarkan Surat Kepurusan Menlerl Keseha:an Republik lndonesla Nomor


tanggal lerh~tungr n ~ l a llanggal telah nyata melaksanakan
tugasnya sebaga~Pegawa~T~dakTetap pada

Dern~kianSura! Peroyataan in1 saya Sua! dengan sestingguhya dengan rnengingat


sumpah jabatan den apabbla d~kemudianhard isi pernyataan in1 ternyata tldak benar. yang
mengaktbatkan kerugian terhadap neoara maka saya bersed~arnenanggung kerug~antersebut

Kepala Dinas Kesehatan


Selasu
Penanggung Jawab Pembuatan Daftar Gaji
PTT untuk KablKola

NIP
LAMPIRAN Vlll
NOMOR PER.i4
PERATURANDR KTURJENDERALPERBENDAHARMN
IPBfZO07 TENTANG TATA CAR*
PEMBAYARAN G U I DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAX
TETAP

DAFTAR INSENTIF PEGAWAI TlDAK T E W


TAHUN ANGGARAN : ........................
........
BULAN : ................... .......

NO Namr Nomot PTT LuluralFK Lokart PerlodtlTMT Jumlah PPh Jumlah yang Nornor '
Penampalan Inson111 7.5% dllerlma Rekonlng
dan BanW
POI .I
1 2 3 4 5 6 7 8 = 7 ~ 1 5 % 8.7 8 70

Jumllh
I

I Pembayar Telah dlsampabkan kepada Kepala Dmas Kesemlan


nldslng.masvly P n sebanydi Selaku
)rang lercanlum aalam dallar ga{a ~na Penangpung Jawab Psmbualan Oallar Call
PTT unluk KablKola

NIP
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 30 IPBl2007
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-49lPBl2006 TENTANG TATA C A M PEMBAYARAN BANTUAN
SOSIAL STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA BAG1 MASYARAKAT
BERPENGHASILAN RENDAH

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,


Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pemberian stimulan
untuk perumahan swadaya bagi masyarakat
berpenghasilan rendah melalui Lembaga Keuangan
MikrolLembaga Keuangan Non Bank yang bersumber
pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
perlu diatur tata cara penyaluran dan pencairan kegiatan
dimaksud;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-49lPBl2006 tentang Tata Cara Pembayaran
Bantuan Sosial Stimulan Perumahan Swadaya bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan p e g a r a (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2007
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006
Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Ncmor 4662):
5. Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang
Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sebagairnana telah diubah dengan
Keputusan Presiden Nornor 72 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun
2002 tentang Pedornan Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lernbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tarnbahan
Lernbaran Negara Republik Indonesia Nornor 4418);
6. Peraturan Menteri Perurnahan Rakyat Nornor
08lPERMENlMl2006 tentang Pedornan Pelaksanaan
Pemberian Stirnulan untuk Perurnahan Swadaya bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah rnelalui Lernbaga
Keuangan MikrolLernbaga Keuangan Non Bank;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1341PMK.0612005
tentang Pedornan Pernbayaran dalarn Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
PER-661PB12005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan
Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
PER-49lPBl2006 tentang Tata Cara Pernbayaran
Bantuan Sosial Stirnulan Perurnahan Swadaya bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DlREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-49lPBl2006 TENTANG
TATA CARA PEMBAYARAN BANTUAN SOSIAL
STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA BAG1 MASYARAKAT
BERPENGHASILAN RENDAH.

Pasal l

Beberapa ketentuan dalarn Peraturan Direktur Jenderal


Perbendaharaan Nomor 49lPBl2006 Tata Cara
Pernbayaran Bantuan Sosial Stirnulan Perurnahan Swadaya
bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah diubah sebagai
berikut:
1. Pada Pasal 3 ayat (2) nornenklatur Satker
Pernberdayaan Perurnahan Kernenterian Negara
Perurnahan Rakyat diubah rnenjadi Satker Penyediaan
Perurnahan Kernenterian Negara Perurnahan Rakyat,
sehingga keseluruhan Pasal3 berbunyi sebagai berikut:
(1) Dana stirnulan untuk perurnahan swadaya
dialokasikan dalarn APBN.
(2) Dana sebagairnana dirnaksud dalarn ayat (1)
disediakan dalarn Belanja Sosial pada DlPA Satker
Penyediaan Perurnahan Kernenterian Negara
Perurnahan Rakyat.
(3) Pagu dana dalarn DlPA rnerupakan batas tertinggi
pendanaan yang disediakan untuk rnernbiayai
kegiatan dalarn suatu tahun anggaran."
2. Pada Pasal 7 ayat (1) nornenklatur Satker
Pemberdayaan Perurnahan Kernenterian Negara
Perurnahan Rakyat diubah rnenjadi Satker Penyediaan
Perurnahan Kernenterian Negara Perurnahan Rakyat,
sehingga keseluruhan Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 7
(1) LKMILKNB rnenyusun Laporan penyaluran dana dan
menyarnpaikannya kepada Kuasa PA Satker
Penyediaan Perurnahan Kernenterian Negara
Perurnahan Rakyat dan Pokja KabupatenIKota.
(2) LKMILKNB bertanggung jawab atas pelaksanaan
penyaluran dana stirnulan untuk perurnahan
swadaya.
(3) Kuasa PA bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan pernberian stirnulan untuk perurnahan
swadaya."
Pasal II
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, rnernerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalarn Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
m
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 32 lPBl2007

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER-35lPBl2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN
PENCAIRAN DANA PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN BAG1 MASYARAKAT MlSKlN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN.

Menirnbang : a. bahwa Program Jarninan Perneliharaan Kesehatan bagi


Masyarakat Miskin (JPK-MM) rnerupakan program
berkelanjutan yang telah dilaksanakan sejak Tahun
Anggaran 2005;
b. bahwa untuk rneningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan program sebagairnana dirnaksud pada
huruf a, dipandang perlu rnelakukan perubahan
rnekanisrne penyaluran dan pencairan dana program
tersebut;
c. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana
dirnaksud dalarn huruf a dan b, perlu rnenetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-35lPB12006 tentang
Petunjuk Penyaluran dan Pencairan Dana Program
Jarninan Perneliharaan Kesehatan bagi Masyarakat
Miskin;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lernbaran
Republik lndonesia Nornor 4286);
2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4456);
5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lernbaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4418);
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.0612005
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1241lMENKESlSWX112004 tentang Penugasan PT
Askes (Persero) dalam Pengelolaan Program
Perneliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
332/MENKES/SW/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Miskin Tahun 2006;
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
Memperhatikan : Surat Menteri Negara BUMN Nomor S-697lMBUl2004
tanggal 31 Desember 2004 tentang Penugasan kepada PT
Askes (Persero) dalam Rangka Pengelolaan Program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-35lPBl2006 TENTANG
PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
BAG1 MASYARAKAT MISKIN.
Pasal l
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-35lPBl2006 tentang Petunjuk
Penyaluran dan Pencairan Dana Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin, diubah
sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) diubah sehingga
keseluruhan Pasal 2 berbunyi sebagal berikut:

(1) Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi


Masyarakat Miskin diberikan dalam bentuk
Pelayanan Kesehatan Langsung dan Pelayanan
Kesehatan Tidak Langsung.
(2) Pelayanan Kesehatan Langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (I), meliputi:
a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
(RJTL);
b. Pelayanan Rawat lnap Tingkat Lanjutan (RITL)
di kelas Ill rumah sakit;
c. Pelayanan obat dan bahan habis pakai;
d. Pelayanan penunjang medik;
e. Pelayanan tindakan dan operasi.
(3) Pelayanan Kesehatan Tidak Langsung,
sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) meliputi:
a. Administrasi kartu;
b. Koordinasi pelaksanaan dan pembinaan
program;
c. Sosialisasi;
d. Monitoring dan evaluasi KabupatenIKota,
Provinsi, dan Pusat;
e. Kajian dan survei.
(4) Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak dapat dikompensasikan dalam bentuk uang."
2. Ketentuan Pasal 3 ayat (1) diubah, sehingga
keseluruhan Pasal 3 berbunyi sebagai berikut:

(1) Dana Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan


bagi Masyarakat Miskin bersumber dari rupiah murni
yang terdiri dari:
a. DlPA Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Nomor 1189.01024-04.01-
12007 untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin di kelas Ill rumah sakit.
b. Sisa dana DlPA tahun anggaran sebelumnya
yang telah dicairkan dan disimpan dalam rekening
pengelola Program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan bagi Masyarakat Miskin.
(2) Dana DlPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bila tidak dicairkan sampai akhir tahun anggaran,
tidak dapat dicairkan pada tahun
berikutnya."
3. Ketentuan Pasal 7 ayat (I), ayat (2), dan ayat (3) diubah,
sehingga keseluruhan Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:

(1) Dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat


(1) yang berasal dari DlPA tahun berkenaan
dicairkan secara bertahap dalam tahun berjalan.
(2) Pencairan tahap pertama dibayarkan berdasarkan
Perjanjian Kontrak antara Departemen Kesehatan
dengan PT Askes (Persero) Nomor
2901MENKESIKS111112007 dan Nomor 87lKTW0307
tanggal 12 Maret 2007 setelah dilakukan verifikasi
oleh Departemen Kesehatan atas laporan
pemanfaatan dana temasuk sisa dana tahun 2006.
(3) Pencairan tahap kedua dan selanjutnya dibayarkan
berdasarkan Perjanjian Kontrak antara Departemen
Kesehatan dengan PT Askes (Persero) Nomor
290lMENKESIKS111112007 dan Nomor 87lKTW0307
tanggal 12 Maret 2007 setelah dilakukan verifikasi
oleh Departemen Kesehatan terhadap realisasi
penyaluran dana kepada Pemberi Pelayanan
Kesehatan (PPK) minimal 80% dari pembayaran
sebelumnya yang dialokasikan untuk Pelayanan
Kesehatan Langsung.
(4) Biaya operasional manajemen PT Askes (Persero)
dibayarkan pada setiap tahap pencairan dana.
(5) Pencairan dana dilakukan secara langsung melalui
penerbitan SPM oleh PAlKuasa PA kepada KPPN
Jakarta V."
Pasal II
Ketentuan lain yang diatur dalam Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-35lPBl2006
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini tetap
berlaku.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, memerintahkan
pengumurnan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalarn Berita
Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 33 lPBl2007

TENTANG

PEMBERIAN GAJIIPENSIUNITUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS


DALAM TAHUN ANGGARAN 2007 KEPADA PEGAWAI NEGERI,
PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUNITUNJANGAN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa dalarn rangka usaha Pernerintah untuk


rneningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri, Pejabat
Negara, dan Penerirna PensiunITunjangan, dipandang
perlu untuk rnernberikan gajilpensiunl tunjangan bulan
ketiga belas dalarn Tahun Anggaran 2007 kepada
Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerirna
Pensiunl Tunjangan;
b. bahwa diperlukan petunjuk teknis untuk kelancaran
pernberian gajilpensiunltunjangan bulan ketiga belas
dalarn Tahun Anggaran 2007 yang dibayarkan pada
bulan Juni 2007;
c. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana
dirnaksud dalarn huruf a dan b, perlu rnenetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Pernberian Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas
dalarn Tahun Anggaran 2007 kepada Pegawai Negeri,
Pejabat Negara, dan Penerirna Pensiunnunjangan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4286);
2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2007 tentang
Pemberian GajiIPensiunKunjangan Bulan Ketiga Belas
Dalam Tahun Anggaran 2007 Kepada Pegawai Negeri,
Pejabat Negara, dan Penerima PensiunTTunjangan;
5. Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2006 tentang
Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi Dan
KabupatenIKota Tahun 2007;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005
tentang Pedoman Pembayaran dalam pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PEMBERIAN GAJIIPENSIUNTTUNJANGAN
BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2007
KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN
PENERIMA PENSIUNTTUNJANGAN.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang
dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Tentara Nasional lndonesia (TNI), dan Anggota
Kepolisian Negara Republik lndonesia (POLRI).
2. Pejabat Negara adalah:
a. Presiden dan Wakil Presiden;
b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat;
c. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat;
d. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, serta
Hakim Konstitusi;
e. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung
pada Mahkamah Agung;
f. Hakirn pada Badan Peradilan Urnurn, Peradilan Tata
Usaha Negara, Peradilan Agarna, Peradilan Militer
dan Hakirn yang dipekerjakan untuk tugas peradilan
(yustisial);
g. Ketua, Wakil Ketua, dan Hakirn Pengadilan Pajak;
h. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Perneriksa
Keuangan;
i. Ketua dan Wakil Ketua Kornisi Pernberantasan
Korupsi;
j. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Kornisi Yudisial;
k. Menteri, dan Jabatan yang setingkat Menteri;
I. Kepala Petwakilan Republik lndonesia yang
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan
Berkuasa Penuh;
rn. Gubernur dan Wakil Gubernur; dan
n. BupatiMlalikota dan Wakil BupatiMlakil Walikota;
3. Penerirna Pensiun adalah:
a. Pensiunan Pegawai Negeri;
b. Pensiunan Pejabat Negara;
c. Penerirna Pensiun JandaIDudalAnak dari penerirna
pensiun sebagairnana dirnaksud pada huruf a dan b;
d. Penerirna pensiun Orang Tua dari Pegawai Negeri
Sipil yang tewas.
4. Penerima Tunjangan adalah:
a. Penerirna Tunjangan Veteran;
b. Penerirna Tunjangan Kehorrnatan Anggota Kornite
Nasional Indonesia Pusat;
c. Penerirna Tunjangan Penghargaan Perintis
Pergerakan KebangsaanlKernerdekaan;
d. Penerirna Tunjangan JandalDuda dari Penerirna
Tunjangan sebagaimana dirnaksud dalarn huruf a,b,
dan c;
e. Penerirna Tunjangan bekas Tentara Koninklijk
Nederland lndonesisch Leger/Koninklijk Marine
(KNIUKM);
f. Penerirna Tunjangan Anak YatirnlPiatu Anggota
TNIIPOLRI;
g. Penerirna Tunjangan Anggota TNllPOLRl bagi yang
diberhentikan dengan horrnat yang rnasa dinas
keprajuritannya antara 5 (lirna) tahun sarnpai
dengan kurang dari 15 (lirna belas) tahun;
h. Penerima Tunjangan bersifat pensiun TNIIPOLRI
bagi yang diberhentikan dengan horrnat yang masa
dinas keprajuritannya antara 15 (lima belas) tahun
sampai dengan kurang dari 20 (dua puluh) tahun;

i. Penerima Tunjangan Orang Tua bagi Anggota


TNllPOLRl yang gugur; dan
j. Penerima Tunjangan Cacat;
5. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya
disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar
langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh
Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran atas
dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja
lainnya;
6. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut
SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku
Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM;
7. Penghasilan Tidak Kena Pajak yang selanjutnya disebut
PTKP adalah jumlah faktor pengurang dalam
penghitungan pajak terhadap penerimaanlpenghasilan
wajib pajak sesuai peraturan perundang-undangan;
8. Surat Keterangan Penghentian Pembayaran Gaji yang
selanjutnya disebut SKPP Gaji adalah surat keterangan
penghentian gaji untuk mutasi pembayaran baik pindah
maupun berhenti sehingga dapat menunjukkan batas
akhir hak yang seharusnya diterima pegawai negeri
bersangkutan;
9. Surat Pertanggungjawaban Pembayaran Pensiun yang
selanjutnya disebut SPJP Pensiun adalah laporan
pertanggungjawaban yang dibuat oleh PT. Taspen
(Persero) dan PT. Asabri (Persero) setelah dilakukan
pelaksanaan pembayaran pensiun kepada yang berhak.

BAB II
PEMBERIAN GAJIlPENSIUNnUNJANGAN
BULAN KETIGA BELAS

(1) Kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara dan Penerima


Pensiunnunjangan diberikan gajilpensiunltunjanggn
bulan ketiga belas dalam Tahun Anggaran 2007.
(2) Pegawai Negeri sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
terrnasuk Pegawai Negeri yang diberhentikan
sernentara, Penerirna Uang Tunggu dan Calon Pegawai
Negeri yang diangkat berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
(3) Pegawai Negeri sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
tidak termasuk Pegawai Negeri yang sedang rnenjalani
cuti diluar tanggungan negara atau yang diperbantukan
diluar lnstansi Pernerintah.

(1) Besarnya gajilpensiunltunjangan bulan ketiga belas


sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 2 adalah sebesar
penghasilan sebulan yang diterirna pada bulan Juni
2007.
(2) Penghasilan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
rneliputi besaran gaji pokok/pensiun pokokltunjangan
ditarnbah dengan tunjangan keluarga dan tunjangan
jabatanltunjangan urnurnltarnbahan penghasilan pada
bulan Juni 2007 sebelurn dikenakan potongan iuran
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(3) Tunjangan urnurn sebagairnana dirnaksud pada ayat (2)
terrnasuk tarnbahan tunjangan umurn.
(4) Tarnbahan penghasilan sebagairnana dirnaksud pada
ayat (2) adalah tarnbahan penghasilan bagi penerirna
pensiun.
(5) Tunjangan pajak bagi yang rnenerirna penghasilan
rnelebihi PTKP, dipotong PPh sebesar jurnlah yang
sarna sesuai peraturan perundang-undangan.
(6) Pencanturnan pernbulatan atas penghasilan dilakukan
sebagairnana rnestinya.

Kepada Pegawai Negeri yang diternpatkan atau ditugaskan di


luar negeri, dan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan
Pewakilan Daerah diberikan gaji bulan ketiga belas
sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal3.

(1) Dalarn ha1 Pegawai Negeri, Pejabat Negara, Penerirna


Pensiun~Tunjangan rnenerirna lebih dari satu
penghasilan sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal3 yang
berupa gaji dengan pensiunltunjangan atau beberapa
jenis pensiunltunjangan, maka gajilpensiunltunjangan
bulan ketiga belas hanya diberikan untuk salah satu
yang jumlahnya lebih menguntungkan.
(2) Apabila dikemudian hari ternyata terdapat Pegawai
Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima
Pensiunrrunjangan yang rnenerima lebih dari satu jenis
penghasilan, kelebihan pembayaran tersebut merupakan
utang kepada negara sesuai dengan peraturan
perundangan.

(1) Kepada penerima gaji terusan dari Pegawai


NegerilPejabat Negara yang meninggal dunia atau yang
dinyatakan hilang, diberikan gaji bulan ketiga belas
sebesar penghasilan gaji terusan yang diterima pada
bulan Juni 2007.
(2) Pembayaran gaji bulan ketiga belas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada instansi atau
lembaga tempat Pegawai NegerilPejabat Negara
bekerja.

Kepada penerima pensiun terusan dari pensiunan Pegawai


NegeriIPejabat Negara yang meninggal dunia atau yang
dinyatakan hilang, diberikan pensiun bulan ketiga belas
sebesar penghasilan pensiun terusan yang diterima pada
bulan Juni 2007.
BAB Ill
PEMBAYARAN GAJl BULAN KETIGA BELAS
UNTUK PEGAWAI NEGERI SlPlL PUSAT,
ANGGOTA TNIIPOLRI, DAN PEJABAT NEGARA

Gaji bulan ketiga belas untuk Pegawai Negeri Sipil Pusat,


Anggota TNIIPOLRI, dan Pejabat Negara dibayarkan pada
bulan Juni 2007.

KPPN menerbitkan SP2D gaji bulan ketiga belas berdasarkan


SPM-LS dari Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna
Anggaran.
Pasal 10
Penerbitan SKPP Gaji bagi PNS danlatau anggh$
TNIIPOLRI yang mengalami mutasi pindah agar dicantumkan
keterangan pembayaran gaji bulan ketiga belas.
BAB IV
PEMBAYARAN GAJl BULAN KETIGA BELAS
UNTUK PEGAWAI NEGERI SlPlL DAERAH
Pasal 11
(1) Gaji bulan ketiga belas untuk Pegawai Negeri Sipil
Daerah dibayarkan pada bulan Juni 2007.
(2) Pernbayaran gaji bulan ketiga belas sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan.
BAB V
PEMBAYARAN PENSlUNrrUNJANGAN
BULAN KETIGA BELAS

(1) Pernbayaran pensiunltunjangan bulan ketiga belas


Tahun Anggaran 2007 oleh PT Taspen (Persero) dan PT
Asabri (Persero) dilaksanakan pada bulan Juni 2007.
(2) Kepada penerima pensiunltunjangan diberikan
pensiunltunjangan bulan ketiga belas sebesar pensiun
pokokltunjangan ditambah tunjangan keluarga dan
tarnbahan penghasilan serta tidak dikenakan potongan
asuransi kesehatan.
(3) Penerirna pensiunltunjangan yang rnenerima
penghasilan pensiun rnelebihi PTKP dilakukan
pernotongan pajak sesuai peraturan perundang-
undangan.
Pasal 13
SPJP Pensiun bulan ketiga belas untuk pernbayaran yang
dilaksanakan pada bulan Juni 2007 dibuat terpisah dengan
SPJP Pensiun bulanan.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal I 4
(1) Kepala KPPN dirninta untuk rnernberitahukan maksud
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini kepada
Pengguna Anggaranl Kuasa Pengguna Anggaran di
wilayah pernbayaran masing-masing.
(2) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dirninta untuk mengawasi pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini.
BAB VI
KETENTUANPENUTUP
Pasall5
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
m
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 34 IPBl2007

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN
PERJALANAN DlNAS JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT NEGARA,
PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TlDAK TETAP

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN,

Menimbang : a. bahwa prosedur pelaksanaan perjalanan dinas jabatan


dalarn negeri perlu diatur agar mernenuhi kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan negara;
b. bahwa sesuai Pasal 22 ayat (2) Peraturan Menteri
Keuangan nornor 45lPMK.0512007 tentang Perjalanan
Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap, rnernberikan
wewenang kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan
untuk mengatur ketentuan lebih lanjut dalam rangka
pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan dimaksud;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dirnaksud pada huruf a dan b, perlu rnenetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam
Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3041) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999
Nomor 169, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik
lndonesia Nornor 3890);
2. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4418);
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.0612005
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45lPMK.0512007
tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak
Tetap;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62lPMK.0512007
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 45lPMK.0512007 tentang Perjalanan Dinas
Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai
Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN
DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT
NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TlDAK
TETAP.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang
dimaksud dengan:
I. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai
Tidak Tetap adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri
Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap sebagairnana dirnaksud
dalarn Undang-Undang Nornor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nornor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
2. Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Tentara Nasional lndonesia (TNI), dan Anggota
Kepolisian Negara Republik lndonesia (Polri).
3. Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat
untuk jangka waktu tertentu guna rnelaksanakan tugas
pernerintahan dan pernbangunan yang bersifat teknis
profesional dan adrninistrasi sesuai dengan kebutuhan
dan kernarnpuan organisasi dalarn kerangka sistem
kepegawaian, yang tidak berkedudukan sebagai
Pegawai Negeri.
4. Pejabat yang Berwenang adalah Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang
diberi wewenang oleh Pengguna AnggaranIKuasa
Pengguna Anggaran di lingkungan Kernenterian
NegaraILernbaga.
5. Perjalanan dinas dalarn negeri, yang selanjutnya disebut
perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat
kedudukan baik perseorangan rnaupun secara bersarna
yang jaraknya sekurang-kurangnya 5 (lirna) kilometer
dari batas kota, yang dilakukan dalarn wilayah Republik
lndonesia untuk kepentingan negara atas perintah
Pejabat yang Berwenang, terrnasuk perjalanan dari
ternpat kedudukan ke ternpat rneninggalkan lndonesia
untuk bertolak ke luar negeri dan dari ternpat tiba di
lndonesia dari luar negeri ke ternpat yang dituju di dalarn
negeri.
6. Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
bukti pengeluaran yang sah.
7. Perhitungan Rarnpung adalah perhitungan biaya
perjalanan yang dihitung sesuai kebutuhan riil
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
8. Surat Perintah Perjalanan Dinas, yang selanjutnya
disebut SPPD adalah surat perintah kepada Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap
untuk rnelaksanakan perjalanan dinas.
9. Ternpat Kedudukan adalah ternpatlkota kantorlsatuan
kerja berada.
10. Ternpat Bertolak adalah ternpatlkota rnelanjutkan
perjalanan dinas ke tempat tujuan.
11. Ternpat Tujuan adalah ternpatlkota yang rnenjadi tujuan
perjalanan dinas.
12. Detasering adalah penugasan sernentara waktu.
13. Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran, yang
selanjutnya disebut PNKuasa PA adalah
MenterilPirnpinan Lernbaga atau kuasanya yang
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kernenterian NegaralLembaga yang bersangkutan.
14. Surat Perrnintaan Pernbayaran, yang selanjutnya disebut
SPP adalah dokurnen yang dibuatlditerbitkan oleh
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan dan disampaikan kepada PNKuasa PA atau
pejabat lain yang ditunjuk untuk selanjutnya diteruskan
kepada pejabat penerbit SPM berkenaan.
15. Surat Perintah Mernbayar, yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokurnen yang diterbitkan oleh PAlKuasa
PA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
dana yang bersurnber dari Daftar lsian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) atau dokurnen lain yang dipersarnakan.
16. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
selaku Kuasa Bendahara Urnurn Negara untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan
SPM.
17. Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut UP adalah
uang muka keja dengan jurnlah tertentu yang bersifat
daur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara
Pengeluaran hanya untuk rnernbiayai kegiatan
operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan
dengan pernbayaran langsung.
18. Tarnbahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut
TUP adalah uang yang diberikan kepada satuan kerja
untuk kebutuhan yang sangat rnendesak dalarn satu
bulan rnelebihi pagu UP yang ditetapkan.
19. Surat Perintah Mernbayar Penggantian Uang
Persediaan, yang selanjutnya disebut SPM-GUP adalah
surat perintah mernbayar yang diterbitkan oleh PNKuasa
PA dengan rnembebani DIPA, yang dananya
dipergunakan untuk rnenggantikan UP yang telah
dipakai.
20. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang
selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung
jawab belanja yang dibuat oleh PAlKuasa PA atas
transaksi belanja sarnpai dengan jurnlah tertentu.
BAB II
BlAYA PERJALANAN DlNAS JABATAN
Pasal2
Biaya perjalanan dinas jabatan rnerupakan perjalanan dinas
dari ternpat kedudukan ke ternpat yang dituju dan kernbali ke
ternpat kedudukan sernula, terdiri dari:
a. uang harian yang rneliputi uang rnakan, uang saku, dan
transport lokal;
b. biaya transport pegawai;
c. biaya penginapan.

Khusus untuk keperluan rnenjernputlrnengantarkanke ternpat


pernakarnan jenazah Pejabat NegaraIPegawai Negeri yang
rneninggal dunia dalarn rnelakukan perjalanan dinas dan
rnenjernputlrnengantarkan ke ternpat pernakarnan jenazah
Pejabat NegaraIPegawai Negeri yang rneninggal dunia dari
ternpat kedudukan yang terakhir ke kota ternpat pernakarnan,
selain biaya sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 2, juga
diberikan biaya rnenjernputlrnengantar jenazah, yang terdiri
dari:
a. biaya pemetian;
b. biaya angkutan jenazah.

Biaya transport pegawai rnerupakan biaya yang diperlukan


untuk:
a. perjalanan dari ternpat kedudukan ke terminal
bis/stasiun/bandaral pelabuhan keberangkatan sarnpai
ternpat tujuan pergi pulang;
b. retribusi yang dipungut di terminal
bis/stasiun/bandaralpelabuhansesuai peraturan daerah
seternpat.

Biaya penginapan rnerupakan biaya yang diperlukan untuk


rnenginap:
a. di hotel;
b. di ternpat rnenginap lainnya, dalarn ha1 tidak terdapat
hotel.
BAB Ill
PROSEDUR PEMBAYARAN BlAYA PERJALANAN
DlNAS JABATAN
Pasal6
Pernbayaran biaya perjalanan dinas dapat diberikan dalarn
batas pagu anggaran yang tersedia dalarn DlPA Satuan Kerja
berkenaan.

Pernbayaran biaya perjalanan dinas dapat dilakukan dengan


Mekanisrne UP danlatau Mekanisrne Pernbayaran Langsung
(LS).

Pernbayaran biaya perjalanan dinas rnelalui Mekanisrne UP


dilakukan dengan mernberikan uang muka kepada Pejabat
NegaraIPegawai Negeri yang melaksanakan perjalanan dinas
oleh Bendahara Pengeluaran dari UPrrUP yang dikelolanya.

Pernberian uang muka sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal


8 didasarkan pada perrnintaan dari Kuasa PAlPejabat
Pernbuat Kornitrnen kepada Bendahara Pengeluaran dengan
dilampiri:
a. Surat tugas untuk rnelakukan perjalanan dinas yang
ditandatangani oleh Pejabat yang Berwenang;
b. SPPD;
c. Kuitansi perjalanan dinas;
d. Rincian biaya perjalanan dinas.

Berdasarkan perrnintaan sebagairnana dirnaksud dalarn


Pasal 9, Bendahara Pengeluaran rnernbayar uang rnuka
perjalanan dinas kepada Pejabat NegaraIPegawai Negeri
yang rnelakukan perjalanan dinas.
Pasal II
Pernbayaran biaya perjalanan dinas melalui rnekanisrne
pernbayaran LS kepada Pihak Ketiga ditetapkan sebagai
berikut:
a. Biaya perjalanan dinas untuk pernbelianlpengadaantiket
danlatau biaya penginapan dapat dilakukan rnelalui
Pihak Ketiga;
b. Pihak Ketiga dapat berupa event organizer, biro jasa
perjalanan, maskapai penerbangan, dan perusahaan
jasa perhotelanlpenginapan;
c. Penetapan Pihak Ketiga dilakukan melalui pelaksanaan
pengadaan barangljasa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

(1) Kontrawperjanjian dengan Pihak Ketiga dapat dilakukan


untuk satu paket kegiatan atau untuk kebutuhan periode
tertentu.
(2) Nilai kontraklperjanjian tidak diperkenankan melebihi
ketentuan tarif tiket dan penginapan yang telah
ditetapkan.
Pasal I 3
(1) Pembayaran biaya perjalanan dinas kepada Pihak Ketiga
didasarkan atas prestasi kerja yang telah diselesaikan
sebagaimana diatur dalam kontrawperjanjian.
(2) Atas dasar prestasi kerja yang telah diselesaikan, Pihak
Ketiga mengajukan tagihan kepada Pejabat Pembuat
Komitrnen.
(3) Berdasarkan tagihan dari Pihak Ketiga, Pejabat Pembuat
Komitmen mengajukan SPP kepada Pejabat Penanda
Tangan SPM dengan melampirkan:
a. Kontrawperjanjian yang mencantumkan nomor
rekening;
b. Surat Pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan
rekanan;
c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
d. Berita Acara Pembayaran;
e. Kuitansi;
f. SPTB;
g. Resume KontrakISPK;
h. Faktur Pajak danlatau Surat Setoran Pajak (SSP),
sesuai ketentuan;
i. Daftar PelaksanaanIPrestasi Kerja yang memuat
antara lain informasi data Pejabat NegaraIPegawai
Negeri (nama, pangkatl golongan), tujuan, tanggal
keberangkatan, tempat rnenginap, lama menginap,
dan jumlah biaya masing-masing Pejabat Negaral
Pegawai Negeri.
Pasal 14
Atas dasar SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(3), Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan dan
mengajukan SPM kepada KPPN dengan melampirkan SPTB,
Resume KontraWSPK, dan Faktur Pajak danlatau SSP,
sesuai ketentuan.
Pasal 15
Dalam ha1 perjalanan dinas telah dilakukan sebelum biaya
perjalanan dinas dibayarkan, pembayaran biaya perjalanan
dinas dapat dilakukan dengan mekanisme pembayaran LS
melalui rekening Bendahara Pengeluaran atau kepada
rekening Pejabat NegaraIPegawai Negeri yang telah
melakukan perjalanan dinas.
Pasal 16
Pengajuan SPM kepada KPPN atas pembayaran biaya
perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
dilampiri SPTB dan daftar yang ditandatangani Kuasa PA
yang memuat nama Pejabat NegaraIPegawai Negeri, NIP,
jumlah uang, dan nomor rekening Bendahara Pengeluaran
atau nomor rekening Pejabat NegaralPegawai Negeri yang
melakukan perjalanan dinas.

BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN BlAYA PERJALANAN DlNAS
JABATAN MELALUI UP
Pasall7
Biaya perjalanan dinas dipertanggungjawabkan oleh Pejabat
Negaral Pegawai Negeri yang melakukan perjalanan dinas
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas
dilaksanakan.
Pasal 18
(1) Uang harian dipertanggungjawabkan sesuai banyak hari
yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan dinas.
(2) Biaya transport pegawai dan biaya penginapan
perjalanan dinas dipertanggungjawabkan sesuai biaya riil
yang dikeluarkan berdasarkan bukti pengeluaran yang
sah.
(3) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transport
pegawai, terdiri dari:
a. tiket transportasi dari tempat kedudukan ke terminal
bis/stasiun/ bandaralpelabuhan pergi pulang;
b. tiket transportasi dari terminal
bis/stasiun/bandaralpelabuhan ke ternpat tujuan
pergi pulang;
c. tiket pesawat dilarnpiri boarding pass dan airport
tax, tiket kereta api, tiket kapal laut, dan tiket bis;
d. bukti pernbayaran rnoda transportasi lainnya.
(4) Dalarn hat tiket transportasi dari ternpat kedudukan ke
terminal bisl stasiun/bandara/pelabuhan pergi pulang
dan tiket transportasi dari terminal
bis/stasiun/bandara/pelabuhan ke tempat tujuan pergi
pulang serta bukti pernbayaran rnoda transportasi
lainnya tidak diperoleh, Pejabat NegaraIPegawai Negeri
yang rnelakukan perjalanan dinas rnernbuat Daftar
Pengeluaran Riil yang dibutuhkan untuk biaya
transportasi tersebut yang disetujui Pejabat Pernbuat
Komitmen, dengan menyatakan tanggung jawab
sepenuhnya atas pengeluaran sebagai pengganti bukti
pengeluaran dirnaksud sebagairnana tercanturn dalarn
Larnpiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini.
(5) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya penginapan
dapat berupa kuitansi atau bukti pernbayaran lainnya
yang dikeluarkan oleh hotel atau ternpat rnenginap
lainnya.
(6) Dalarn ha1 di ternpat rnenginap lainnya sebagaimana
dimaksud dalarn Pasal 5 huruf b tidak dapat
rnengeluarkan kuitansi, Pejabat Negaral Pegawai Negeri
yang rnelakukan perjalanan dinas mernbuat Daftar
Pengeluaran Riil yang dibutuhkan untuk biaya
penginapan tersebut yang disetujui Pejabat Pernbuat
Komitrnen, dengan menyatakan tanggung jawab
sepenuhnya atas pengeluaran sebagai pengganti bukti
pengeluaran dimaksud sebagairnana tercantum dalarn
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini.
(7) Pejabat Pernbuat Kornitmen rnenilai kesesuaian dan
kewajaran atas biaya-biaya yang tercantum dalarn Daftar
Pengeluaran Riil.

(1) Pernbayaran biaya perjalanan dinas dalarn rangka


rnengikuti seminar, rapat, dan lain-lain yang biaya
perjalanan dinasnya dibebankan pada DlPA Satuan
KerjalKantor penyelenggara kegiatan, dapat diberikan
uang rnuka biaya perjalanan dinas oleh Satuan
KerjaIKantor penyelenggara kegiatan.
(2) Biaya transportasi keberangkatan pegawai dalam rangka
mengikuti seminar, rapat, dan lain-lain dibayarkan
sebesar biaya riil yang dikeluarkan sesuai bukti
pengeluaran.
(3) Biaya transportasi kepulangan pegawai dalam rangka
mengikuti seminar, rapat, dan lain-lain dibayarkan sesuai
tarif yang berlaku.

(1) Pejabat NegardPegawai Negeri yang telah melakukan


perjalanan dinas menyampaikan seluruh bukti
pengeluaran asli sebagaimana dimaksud dalam Pasall8
kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
(2) Pejabat Pembuat Komitmen melakukan perhitungan
rampung seluruh bukti pengeluaran biaya perjalanan
dinas Pejabat NegaralPegawai Negeri yang
bersangkutan dan disampaikan kepada Bendahara
Pengeluaran.
(3) Apabila terdapat kelebihan pembayaran, Pejabat
NegaralPegawai Negeri yang melakukan perjalanan
dinas mengembalikan kelebihan tersebut kepada
Bendahara Pengeluaran.
(4) Apabila terdapat kekurangan pembayaran, atas
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara
Pengeluaran membayar kekurangan tersebut kepada
Pejabat NegardPegawai Negeri yang telah melakukan
perjalanan dinas.

(I) Berdasarkan pertanggungjawaban perjalanan dinas yang


telah dilakukan perhitungan rampung, Pejabat Pembuat
Komitmen rnengajukan SPP-GUP dilampiri SPTB dan
bukti-bukti pengeluaran kepada Pejabat Penanda
Tangan SPM.
(2) SPM-GUP diajukan ke KPPN dilampiri SPTB untuk
diterbitkan SP2D atas pengeluaran tersebut.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal22
(1) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku
untuk perjalanan dinas yang dilaksanakan mulai tanggal
1 Juli 2007.
(2) Perjalanan dinas terusan yang dilaksanakan sebelum
tanggal 1 Juli 2007 dan sesudahnya, sepanjang telah
ditetapkan dalam SPPD, tetap berpedoman pada
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 7lKMK.0212003.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal23
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penernpatannya dalarn Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34 lPB12007
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI
BAG1 PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI.
DAN PEGAWAI TlDAK TETAP
KOP SURAT
- ...................... ----

DAFTAR PENGELUARAN RllL


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Narna
NIP
Jabatan
berdasarkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) tanggal ..............................
Nornor....................................dengan ini karni rnenyatakan dengan sesungguhnya
bahwa:
1. Biaya transport pegawai danlatau biaya penginapan di bawah ini yang tidak
dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, rneliputi:

No. Uraian Jumlah

Jumlah

2. Jurnlah uang tersebut pada angka I di atas benar-benar dikeluarkan untuic


pelaksanaan perjalanan dinas dirnaksud dan apabila di kernudian hari terdapat
kelebihan atas pernbayaran, karni bersedia untuk rnenyetorkan kelebihan
tersebut ke Kas Negara.
Dernikian pernyataan ini karni buat dengan sebenarnya, untuk
dipergunakan sebagairnana rnestinya.

MengetahuiIMenyetujui ........... tanggal, bulan, tahun


Pejabat Pernbuat Kornitrnen, Pejabat NegaralPegawai Negeri
yang rnelakukan perjalanan dinas,

.............................................. .............................................
NIP ...................................... NIP .....................................
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 37 IPB12007

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER-34lPBl2007TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN
DlNAS JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI,
DAN PEGAWAI TlDAK TETAP

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nornor


62lPMK.0512007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nornor 45lPMK.0512007 tentang
Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap
telah ditetapkan tanggal 18 Juni 2007;
b. bahwa Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nornor PER-34lPB12007 sebagai peraturan
pelaksanaan tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalarn
Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap telah ditetapkan tanggal 18 Juni
2007;
c. bahwa agar perjalanan dinas jabatan dengan at cost
dapat dilaksanakan secara efektif, diperlukan waktu
untuk rnelaksanakan sosialisasi dan rnernberikan
pernahaman kepada Satker Kernenterian
NegaralLernbaga;
d. bahwa Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nornor PER-341PB12007 belurn rnenyediakan waktu
yang cukup untuk rnelakukan sosialisasi sebagairnana
dirnaksud dalarn huruf c;
e. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana
dirnaksud dalarn huruf a, b, c, dan d, perlu rnenetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-34lPB12007 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalarn
Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap;
Mengingat : I. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 45lPMK.0512007
tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalarn Negeri bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak
Tetap;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 62lPMK.0512007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nornor 45lPMK.0512007 tentang Perjalanan Dinas
Jabatan Dalarn Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai
Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;
3. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
PER-341PB12007 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perjalanan Dinas Jabatan Dalarn Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34lPBl2007 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DlNAS
JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT NEGARA,
PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TlDAK TETAP.
Pasal l
Ketentuan dalarn Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-34lPBl2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalarn Negeri bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap,
diubah sebagai berikut :
Mengubah ketentuan dalarn Pasal 22, sehingga
keseluruhan Pasal 22 berbunyi sebagai berikut:
"Pasal22
(1) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku untuk perjalanan dinas yang dilaksanakan
rnulai tanggal 1 Agustus 2007.
(2) Perjalanan dinas terusan yang dilaksanakan sebelum
tanggal 1 Agustus 2007 dan sesudahnya, sepanjang
telah ditetapkan dalam SPPD, tetap berpedornan pada
Keputusan Menteri Keuangan Nornor 7lKMK.0212003."
Pasal II
Perubahan sebagaimana dimaksud pada Pasal I di atas
merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-34lPBl2007.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
111. B E L A N J A D A E R A H
(Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus, Dana Penyesuaian)
Catatan :
I
I

Triwulan I1 Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
BELANJA D A E R A H ( D a n a P e r i m b a n g a n , D a n a O t o n o m i
Khusus, D a n a P e n y e s u a i a n )
IV. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai I1 Telepon : 3449230 pswt. 5200


JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 3450959
Jakarta 10710 Faksimile : 3457490
Kotak Pos 1139 Website : www.oerbendaharaan.ao.id

PT
.--
Taspen (Persero) di Jakarta;
-

di Jakarta:
. 1 ~irektoratJenderal

I ?an Perbendaharaan Negara.

ARAN
lPBl2007
\IG
SlUN POKOK TAHUN 2007

~dangkannyaPeraturan Pemerintah
un pokok tahun 2007, dan sambil
dari masing-masing pejabat yang
aan pembayaran besaran pensiun
sda Saudara untuk memperhatikan

kan sebagai berikut:


ensiunan Pegawai Negeri Sipil dan
si tanggal 1 Januari 2007, agar
berdasarkan Peraturan Pemerintah
tang Penetapan Pensiun Pokok
dan JandalDudanya;
lakim Peradilan Umum, Peradilan
Ian Agama beserta JandalDudanya,
~uari2007, agar disesuaikan dan
. -.-turan Pemerintah Nomor 14 Tahun
-
' 2007 tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Hakim Peradilan
Umum, Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Agama serta
JandalDudanya;
C. Pembayaran pensiunhunjangan kepada PurnawirawanMlarakawuri
atau Duda, Anak YatimlPiatu, Anak Yatirn Piatu dan Orang Tua
Prajurit Tentara Nasional Indonesia, terhitung mulai tanggal 1
Januari 2007, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nornor 26 Tahun 2007 tentang Penetapan
Pensiun Pokok Purnawirawan, Warakawuri atau Duda, Tunjangan
Anak Yatim danlatau Piatu dan Tunjangan Orang Tua Prajurit
Tentara Nasional Indonesia;
d. Pembayaran pensiunltunjangan kepada PurnawirawanNVarakawuri
atau Duda, Anak YatimIPiatu, Anak Yatim Piatu dan Orang Tua
Anggota Kepolisian Negara RI, terhitung mulai tanggal 1 Januari
2007, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007 tentang Penetapan Pensiun
Pokok Purnawirawan,Warakawuri atau Duda, Tunjangan Anak Yatim
danlatau Piatu, dan Tunjangan Orang Tua Anggota Kepolisian
Negara Republik lndonesia;
e. Pembayaran Tunjangan Veteran kepada Veteran RI dan
JandalDudanya, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007, agar
disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 1985 tentang Pemberian Tunjangan
Veteran kepada Veteran Republik Indonesia;
f. Pembayaran Tunjangan Kehormatan kepada bekas anggota Komite
Nasional lndonesia Pusat (KNIP) dan JanddDudanya, terhitung
mulai tanggal I Januari 2007, agar disesuaikan dan dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Perubahan Keenam atas Peraturan Pemerintah Nornor 10 Tahun
1980 tentang Pemberian Tunjangan Kehormatan kepada Bekas
Anggota Komite Nasional lndonesia Pusat dan JandalDudanya;
g. Pernbayaran Tunjangan Perintis Pergerakan
KebangsaanlKernerdekaan (PKRI) kepada Perintis Pergerakan
KebangsaanlKemerdekaan dan JanddDudanya, terhitung mulai
tanggal 1 Januari 2007, agar disesuaikan dan dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nornor 30 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kelima atas Peraturan Pernerintah Nomor 14 Tahun
1985 tentang Pemberian Tunjangan Perintis Pergerakan
KebangsaanlKemerdekaan.
2. Terhadap kekurangan pembayaran pensiun (rapel) bulan Januari s.d.
Mei 2007, agar:
a. dituangkan dalam Daftar Pernbayaran tersendiri (Dapem rapel);
b. dibuatkan rekapitulasi Dapem rapel dan disampaikan kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaanguna penyediaan dana dimaksud;
C. dipertanggungjawabkan tersendiri dengan menggunakan mekanisme
SPJ yang urnum.
3. Direksi PT Taspen (Persero) dan Direksi PT Asabri (Persero) agar
memberitahukan maksud Surat Edaran ini kepada seluruh unitlkantor
penyelenggara pernbayar pensiun yang berada dibawah koordinasinya.
4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta
untuk mengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini.
Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 April 2007
Direktur Jenderal,

ttd.

Herry Purnomo
NIP 060046544

Ternbusan:
1. Menteri Keuangan
2. Kepala Badan Kepegawaian Negara
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
- -~
m
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 26 lPBl2007
TENTANG
PETUNJUK PENCAIRAN DANA PENINGKATAN
TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang : a. bahwa dalarn rangka pelaksanaan pencairan dana untuk
peningkatan teknologi industri tekstil dan produk tekstil,
bersumber dari dana rupiah rnurni pada DlPA Direktorat
Jenderal lndustri Logarn, Mesin, Tekstil dan Aneka
Nornor 0273.01019-03.01-12007, perlu diatur petunjuk
teknis penyaluran dan pencairan dana dirnaksud;
b. bahwa Direktur Jenderal Perbendaharaan rnemiliki tugas
dan kewenangan untuk rnenyusun ketentuan penyaluran
dan pencairan dana sebagai pelaksanaan atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagaimana
dirnaksud pada huruf a dan b, perlu rnenetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Petunjuk Pencairan Dana Peningkatan Teknologi lndustri
Tekstil dan Produk Tekstil;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Nornor 47 Tahun 2003, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4286);
2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tarnbahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4400);
4. Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang
Pedornan Pelaksanaan APBN (Lernbaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tambahan
Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212)
sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.O612G05
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27lM-
INDIPER/3/2007 tentang Bantuan dalam rangka
Pembelian MesinlPeralatan lndustri Tekstil dan Produk
Tekstil;
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPB12005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
8. Peraturan Direktur Jenderal Jenderal lndustri Logam,
Mesin, Tekstil dan Aneka Nomor 81lILMTAIPER/312007
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pembelian
MesinlPeralatan lndustri Tekstil dan Produk Tekstil;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN
DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL
DAN PRODUK TEKSTIL.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DlPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh Menteril Pimpinan Lembaga atau
Satuan Kerja (satker) serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan
pencairan dana atas beban APBN serta dokumen
pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
2. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
4. Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disebut PNKuasa PA adalah
MenterilPimpinan Lembaga atau kuasanya yang
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kementerian NegaralLembaga yang bersangkutan.
5. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya
disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar
langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh
PNKuasa PA atas dasar perjanjian kontrak kerja atau
surat perintah kerja lainnya.
6. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut
SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
7. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang
selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung
jawab yang dibuat oleh PAlKuasa PA atas transaksi
belanja sampai dengan jumlah tertentu.
8. Dana Peningkatan Teknologi lndustri Tekstil dan
Produksi Tekstil yang selanjutnya disebut dana ITPT
adalah dana yang ditujukan kepada perusahaan industri
tekstil dan produksi tekstil untuk keperluan
restrukturisasilperemajaan mesinlperalatan, perluasan
atau investasl baru.
9. Perusahaan lndustri Tekstil dan Produksi Tekstil yang
selanjutnya disebut Perusahaan ITPT adalah
perusahaan yang bergerak dibidang industri serat
buatan, pemintalan, pertenunan, perajutan,
pencelupanlprintingl finishing, industri pakaian jadi
(garment) maupun industri barang jadi tekstil lainnya.
10.Lembaga Pengelola Program yang selanjutnya disebut
LPP adalah suatu Lembaga Keuangan Non Bank yang
bergerak dalam bidang pembiayaan modal ventura yang
bekerja sama dengan Departemen Perindustrian untuk
menyalurkan dana bantuan pembelian dengan modal
padanan.
BAB II
ALOKASI DAN PENGGUNAAN DANA
Pasal2
(1) Dana ITPT dialokasikan pada DlPA Direktorat Jenderal
lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Nomor
0273.01019-03.01-12007 dalam Kegiatan Penanganan
Permasalahan Aktual lndustri dan Sub Kegiatan
Peningkatan Teknologi lndustri TPT
(04.07.04.2029.4743).
(2) Jumlah dana yang tercantum dalam DlPA sebagaimana
dimaksud pada ayat ( I ) merupakan batas pagu yang
tidak diperkenankan untuk dilampaui.

Dana ITPT digunakan untuk:


(1) Bantuan potongan harga pembelian mesin; danlatau
(2) Bantuan pembelian dengan modal padanan.

BAB Ill
PERMINTAAN PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN DANA
Pasal4

(1) Permintaan pembayaran dana ITPT dilakukan melalui


pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat
Pembuat Komitmen kepada Pejabat Penerbit SPM
berdasarkan tagihan dari Perusahaan ITPT danlatau
LPP.
(2) Syarat-syarat dan jenis dokumen kelengkapan dalam
surat permintaan pembayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Perindustrian c.q.
Direktur Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan
Aneka.

(1) Pencairan dana ITPT untuk bantuan potongan harga


pembelian mesin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 butir 1 dilakukan melalui mekanisme pembayaran
langsung kepada Perusahaan ITPT.
(2) Pencairan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara pengajuan SPM-LS ke KPPN
oleh Kuasa PA.

(1) Kuasa PA menerbitkan SPM-LS dan mengajukannya ke


KPPN dengan melampirkan:
a. Copy Surat Keputusan Kuasa PA tentang
Penetapan Perusahaan ITPT sebagai Penerima
Dana ITPT;
b. SPTB (contoh format SPTB sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaanini);
c. Resume Surat Perjanjian Pemberian Bantuan yang
ditandatangani oleh Kuasa PA (contoh format
Resume Surat Perjanjian Pemberian Bantuan
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Ila
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini);
d. Surat Pemyataan Kuasa PA (bermaterai) bahwa
semua dokumen pendukung sebagaimana
dipersyaratkan pada Peraturan Menteri
Perindustrian dan Peraturan Direktur Jenderal
lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, terkait
dengan penyaluran dana ITPT telah diteliti
kebenarannya, siap untuk diaudit dan berada pada
Kuasa PA (contoh format Surat Pernyataan
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Ill
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).
(2) KPPN melakukan pengujian atas SPM-LS dimaksud
dan melaksanakan pencairan dana dengan
menerbitkan SP2D dan mentransfer dana ke rekening
Perusahaan ITPT.
Pasal 7

(1) Pencairan dana ITPT untuk bantuan pembelian dengan


modal padanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
butir 2 dilakukan melalui mekanisme pembayaran
langsung kepada LPP.
(2) Pencairan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara pengajuan SPM-LS ke KPPN
oleh Kuasa PA.

(1) Kuasa PA menerbitkan SPM-LS dan mengajukannya


ke KPPN dengan melampirkan:
a. Copy Surat Keputusan Kuasa PA tentang
Penetapan Perusahaan LPP sebagai Pelaksana
Bantuan Pembelian dengan Modal Padanan;
b. SPTB (contoh format SPTB sebagaimarra
ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini);
c. Resume Surat Perjanjian Kerjasama antara
Direktur Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil
dan Aneka dengan LPP yang ditandatangani oleh
Kuasa PA (contoh format Resume Surat Perjanjian
Kerjasama sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran Ilb Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini);
d. Copy Daftar Nominasi Calon Perusahaan
Pasangan Usaha (CPPU) yang disetujui oleh
Menteri Perindustrian dan LPP untuk menerima
bantuan pembelian dengan modal padanan.
e. Surat Pemyataan Kuasa PA (bermaterai) bahwa
semua dokumen pendukung sebagaimana
dipersyaratkan pada Peraturan Menteri
Perindustrian dan Peraturan Direktur Jenderal
lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, terkait
dengan penyaluran dana ITPT telah diteliti
kebenarannya, siap untuk diaudit dan berada pada
Kuasa PA (contoh format Surat Pernyataan
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Ill
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).
(2) KPPN melakukan pengujian atas SPM-LS dimaksud
dan melaksanakan pencairan dana dengan
menerbitkan SP2D dan mentransfer dana ke rekening
LPP.

Penyampaian dan pengujian SPM-LS serta penerbitan dan


penyampaian SP2D dilakukan sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPB12005
tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB IV
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasall0
Jenis dan bentuk laporan, waktu pelaporan, tata cara, dan
prosedur pelaporan dan pertanggungjawaban dana ITPT
diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal lndustri Logam,
Mesin, Tekstil dan Aneka.
BAB V
LAIN-LAIN
Pasal 11
(1) Kepala KPPN dirninta menyampaikan rnaksud
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
kepada Kuasa PA di wilayah pembayarannya.
(2) Kepala Kantor Wilayah XI Direktorat Jenderal
Perbendaharaan diminta mengawasi dan
mengkoordinasikan proses pencairan dana sehingga
berjalan lancar.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 121
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku
surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Mei 2007
DlREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN l
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-26 PBl2007 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA


Nornor ...................................................................

1. Nama Satuan Kerja : Direktorat Jenderal lndustri Logarn, Mesin, Tekstil dan
Aneka, Departemen Perindustrian
2. Kode Satuan Kerja : 247982
3. TanggallNomor DlPA : 31 Desernber 2006 1 Nomor 0273.01019-03.01-12007
4. Sub Kegiatan : Peningkatan Teknologi lndustri TPT (4743)
5. Klasifikasi Belanja *) : 5731

Yang bertandatangan dibawah ini, Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja


Direktorat Jenderal lndustri Logarn, Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian
rnenyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar
lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima dengan perincian sebagai
berikut:

Bukti
No. MAK Pener~rna Uraian hmlah
Tanggal Nomor

Jumlah Rp.

Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja
Direktorat Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian untuk
keperluan aparat pengawasan fungsional.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Kuasa Pengguna Anggaran

(Nama)
NIP
*) SPTB dibuat berdasarkan klasifikasi belanja (4 digit)
LAMPIRAN Ila
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER-26 PBl2007 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL.

1 RINGKASAN KONTRAWSURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB)

1. Nomor dan tanggal DlPA : 31 Desember 2006 I Nomor 0273.01019-


03.01-I2007
2. Kode KegiatanISub : 2029147431573111
KegiatanIMAK

3. Nomor dan tanggal SPPB

4. Nama Perusahaan

5. Alamat Perusahaan

6. Nilai SPPB

7. Uraian dan Volume SPPB

8. Cara Pembayaran

9. Jangka Waktu Pelaksanaan :

10. Tanggal Penyelesaian


Pekerjaan

11. Jangka Waktu Pemeliharaan :

12. Ketentuan Sanksi

Catatan:
Apabila terjadi addendum SPPB,
data SPPB agar disesuaikan
dengan perubahannya

......................... ..............................

Kuasa Pengguna Anggaran

(Nama)
NIP
LAMPIRAN Ilb
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-26 PB12C07 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

RINGKASAN KONTRAK I SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA (SPKS)

1. Nomor dan tanggal DlPA : 31 Desember 2006 I Nomor 0273.01019-


03.01-12007

2. Kode KegiatanlSub : 2029147431573111


KegiatanlMAK

3. Nomor dan tanggal SPKS :

4. NamaLPP

5. Alamat LPP

6. Nilai SPKS

7. Uraian dan Volume SPKS :

8. Cara Pembayaran

9. Jangka Waktu Pelaksanaan :

10. Tanggal Penyelesaian


Pekerjaan

11. Jangka Waktu Pemeliharaan :

12. Ketentuan Sanksi

Catatan:
Apabila terjadi addendum SPKS,
data SPKS agar disesuaikan
dengan perubahannya

Kuasa Pengguna Anggaran

(Nama)
NIP
LAMPIRAN I l l
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER-26 PBl2007 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama ....................................
NIP ....................................
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal lndustri Logam,
Mesin, Tekstil dan Aneka
dengan ini menyatakan bahwa:
1. Kami bertanggung jawab secara penuh terhadap penyelenggaraan Peningkatan
Teknologi lndustri Tekstil dan Produk Tekstil (Program Penataan Struktur
lndustri dengan rencana kegiatan Restrukturisasi Permesinan lndustri Tekstil
dan Produk Tekstil).
2. Seluruh prosedur pemilihan dan penetapan penerima dana telah dilakukan
sesuai ketentuan dan menjadi tanggung jawab penuh dari Kuasa Pengguna
Anggaran.
3. Semua dokumen pendukung permintaan pembayaran dan pencairan dana
sebagaimana dipersyaratkan pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
27lM-INDIPER1312007 dan Peraturan Direktur Jenderal lndustri Logam, Mesin,
Tekstil dan Aneka Nomor 81lILMTAIPER1312007 tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Pembelian MesinIPeralatan lndustri Tekstil dan Produk Tekstil telah
diteliti kebenarannya, siap untuk diaudit dan berada pada Kuasa Pengguna
Anggaran.

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Tempat dan tanggal..................

Kuasa Pengguna Anggaran

(Nama)
NIP
1 Materai
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 38 IPBl2007

TENTANG

PERUBAHANATASPERATURANDIREKTURJENDERALPERBENDAHARAAN
NOMOH PER-03lPBl2007 TENTANG PENGGUNAAN TRUST FUND BRR NAD-
NlAS YANG BERASAL DARl SlSA DlPA TAHUN ANGGARAN 2006

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,


Menimbang : a. bahwa keberadaan dana trust fund BRR NAD-NIAS
yang berasal dari sisa dana DlPA Tahun Anggaran
2006 sangat bermanfaat untuk mempercepat
pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah dan
kehidupan masyarakat;
b. bahwa masih terdapat kendala dalam pelaksanaan
akibat adanya penambahan target pembangunan
perumahan serta kondisi infrastruktur jalan menuju
lingkungan perumahan yang hampir semua dalam
kondisi rusak, sehingga tidak dapat diselesaikan tepat
waktu;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-03lPB12007 tentang
penggunaan Trust Fund BRR NAD-NIAS yang berasal
dari sisa DlPA Tahun Anggaran 2006;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2005 tentang Badan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi wilayah dan kehidupan
masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara menjadi
Undang-Undang (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 111, Tambahan Lembar Negara
Republik Indonesia Nomor 4550);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2005 tentang
Susunan Organisasi, Tata Kerja dan Hak Keuangan
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi wilayah dan
kehidupan masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan kepulauan Nias Provinsi Sumatera
Utara;
3. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
PER-03lPBl2007 tentang penggunaan Trust Fund BRR
NAD-NIAS yang berasal dari sisa DlPA Tahun
Anggaran 2006;
Memperhatikan : Surat Kepala Badan Pelaksana BRR NAD-Nias Nornor S-
2728IBRR.03N1l2007 tanggal 14 Juni 2007 perihal Trust
Fund BRR NAD-NIAS:

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-03lPBl2007 TENTANG
PENGGUNAAN TRUST FUND BRR NAD-NIAS YANG
BERASAL DARl SlSA DlPA TAHUN ANGGARAN 2006.
Pasal l
Ketentuan dalarn Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-03lPBl2007 tentang
Penggunaan Trust Fund BRR NAD-Nias yang berasal dari
sisa DIPA Tahun Anggaran 2006, diubah sebagai berikut :
Mengubah ketentuan dalam Pasal 4, sehingga keseluruhan
Pasal4 berbunyi sebagai berikut:

(1) Komite Trust Fund rnelaksanakan penyaluran dana


kepada Rekanan, Kelompok Masyrakat atau Pihak
Ketiga Lainnya sesuai dengan ketentuan sebagairnana
diatur dalarn petunjuk Teknis pengelolaan Trust Fund
yang ditetapkan oleh Kepala Bapel BRR NAD-Nias.
(2) Penyaluran dana sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan selambat-larnbatnya tanggal 30
September 2007."

Pasal II
Mengubah ketentuan dalam Pasal 5, sehingga keseluruhan
Pasal5 berbunyi sebagai berikut:
"Pasal 5
Dalarn ha1 terdapat dana dalarn Rekening Trust fund yang
belum disalurkan sarnpai dengan batas waktu sebagairnana
dirnaksud pada pasal 4 ayat (2), rnaka seluruh sisa dana
tersebut beserta jasa giro yang diterirna harus disetorkan ke
rekening kas negara selarnbat-lambatnya tanggal 1 Oktober
2007."
Pasal Ill
Perubahan sebagaimana dimaksud pada Pasal I dan Pasal
II di atas merupakan satu kesatuan dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03lPB12007.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
V. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DlREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 16 lPBl2007
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANMN PENCAIRAN DANA HlBAH IBRD NOMOR
TF 057426 (IDF GRANT FOR STRENGTHENING ACCOUNTABILITY
FOR AND AUDIT OF DISASTER-RELATED AID)

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa untuk membantu Badan Pemeriksa Keuangan


(BPK) dalam menetapkan jejak audit (audit trail) aliran
dana bantuan bencana dalam rangka meningkatkan
akuntabilitas dana bantuan bencana, Pemerintah
lndonesia memperoleh Dana Hibah IBRD Nomor TF
057426 (IDF Grant for Strengthening Accountability for
and Audit of Disaster-Related Aid);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu rnenetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor
TF057426 (IDF Grant for Strengthening Accountability
for and Audit of Disaster-RelatedAid);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 47 Tahun 2003, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan,
Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerimaan
Hibah serta Penerusan Pinjaman danlatau Hibah Luar
Negeri;
6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4418);
7. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4330) sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 85
Tahun 2006 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan
Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1311PMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Keuangan;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1341PMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
11. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
NasionallKetua Bappenas Nomor 185lKMK.0311995 dan
Kep.031IKet/5/1995 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pemantauan
Pinjamanl Hibah Luar Negeri dalam rangka Pelaksanaan
APBN, sebagaimana telah diubah dengan SKB Nomor
459lKMK.0311999 dan KEP-264lKETl0911999 tentang
Perubahan atas SKB Menteri Keuangan dan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan NasionalIKetua
Bappenas Nomor 185lKMK.0311995 dan
Kep.O31IKet/5/1995 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pemantauan
Pinjamanl Hibah Luar Negeri dalam rangka Pelaksanaan
APBN;
12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2391KMK.0111996
tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan
Hibah atau Dana Pinjaman iuar Negeri sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 486lKMK.0412000;
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HlBAH IBRD NOMOR
TF 057426 (IDF GRANT FOR STRENGTHENING
ACCOUNTABILITY FOR AND AUDIT OF DISASTER-
RELATED AID).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang
dimaksud dengan:
1. IDF Grant For Strengthening Accountability For And
Audit Of Disaster-Related Aid (Hibah IBRD Nomor TF
057426) adalah bantuan Bank Dunia berupa dana hibah
kepada Pernerintah Indonesia untuk membantu BPK
dalam menetapkan jejak audit (audit trail) aliran dana
bantuan bencana dalam rangka meningkatkan
akuntabilitas dana bantuan bencana.
2. Executing Agency adalah Kementerian Negaraliembaga
yang menjadi penanggung jawab secara keseluruhan
pelaksanaan kegiatan.
Initial Deposit adalah dana atau uang muka (advance)
yang dapat ditarik setelah Naskah Perjanjian Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri (NPPHLN) dinyatakan efektif.
Withdrawal Application (WA) adalah dokumen yang
digunakan untuk melakukan penarikan initial deposit
dana pinjamanlhibah, pengisian kembali rekening
khusus danlatau penarikan untuk penggantian atas
pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih
dahulu oleh Pemerintah.
Closing Date adalah tanggal batas akhir penarikan dana
pinjamanl hibah luar negeri melalui penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana (SPZD) oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).
No Objection Letter (NOL) adalah persetujuan dari
pemberi pinjamanlhibah atas suatu kontrak dengan
jumlah batasan tertentu atau tanpa batasan nilai
berdasarkanjenis pekerjaan yang sudah ditandatangani.
Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DlPA atau dokumen lain yang dipersamakan
dengan DlPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh MenterilPimpinan Lembaga atau
Satuan Kerja (satker) serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan
pencairan dana atas beban APBN serta dokumen
pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disebut PAlKuasa PA adalah
MenterilPimpinan Lembaga atau kuasanya yang
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kementerian NegaraILembaga yang bersangkutan.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selanjutnya
disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah Ditjen Perbendaharaan.
Rekening Kas Negara adalah rekening tempat
penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) atau
pejabat yang ditunjuk untuk menampung seluruh
penerimaan negara dan atau membayar seluruh
pengeluaran negara pada BanklSentral Giro yang
ditunjuk.
Rekening Khusus (special account) adalah rekening
pemerintah yang berada di Bank Indonesia atau Bank
Pemerintah lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan
yang dibuka untuk menampung dana PPHLN yang
digunakan untuk pembiayaan kegiatan pembangunan.
12. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PAIKuasa PA
atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana
yang bersumber dari DlPA atau dokumen lain yang
dipersamakan.
13. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah
uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat
daur ulang (revolving), diberikan kepada bendahara
pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan
operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan
dengan pembayaran langsung.
14. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
TUP adalah uang yang diberikan kepada satuan kerja
untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu
bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.
15. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut
SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
Pasal2
Spesifikasi hibah adalah sebagai berikut:

Nomor Hibah : TF 057426


Nomor Register : 70694001
Tanggal Penandatanganan : 11 Desember 2006
Closing Date : 11 Desember 2009
Jumlah Hibah : USD 300,000
Jumlah Initial Deposit : USD 50,000
Retroactive Financing : USD 30,000 (15
September s.d. 11
Desember 2006)
Nomor Rekening Khusus : 602.102411
Executing Agency : Badan Pemeriksa
Keuangan
BAB II
PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN
Pasal3
(1) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus No.
602.10241 1 (Rekening Khusus Departemen Keuangan
IDF Grant Nomor TF 057426 For Strengthening
Accountability For And Audit Of Disaster-Related Aid)
pada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta.
(2) Pembebanan dan pembayaran dilakukan secara
proporsional sesuai dengan kategori dan persentase
Hibah IBRD Nomor TF 057426 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaanini.

BAB Ill
PENCAIRAN DANA
Pasal4
(1) Pelaksanaan pencairan dana dilakukan melalui
penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang
diajukan oleh PNKuasa PA berdasarkan DlPA atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan DlPA (sesuai
SE Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-
771PBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D
Rekening Khusus pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara).
(2) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut
(sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran
Nomor SE-43/N61/0392 jo SE DJA Nomor SE-
321N6310295 tentang Pembayaran Mata Uang
AsingNaluta Asing dan SE DJA Nomor SE-130/A/1989
tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pembiayaan
Training dalam rangka Bantuan Luar Negeri melalui
Rekening Khusus).
(3) SPM untuk pelaksanaan pembayaran dalam valuta asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada KPPN Khusus Jakarta VI.
(4) Dalam pelaksanaan penerbitan SP2D, harus
memperhatikan hal-ha1sebagai berikut:
a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang
mempersyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila
SPM yang diajukan dilampiri copy "NOV' dimaksud
sesuai dengan SE DJA Nomor SE-104/A.2000
(Form 384C untuk pekerjaan kategori consultant
dan Form 384P untuk pekerjaan kategori goods and
works) atas kontrak yang bersangkutan. NOL dari
Bank Dunia yang dimaksud adalah NOL terhadap
kontrak yang telah ditetapkanlditandatangani
(final/signed contract);
b. Berita Acara Pembayaran (BAP) yang dilampirkan
pada pengajuan SPM-LS harus sesuai dengan SE
DJA Nomor SE-84/A/71/0696 tanggal 11 Juni 1996
tentang Penulisan Nilai Kontrak dan BAP untuk
Proyek Pemerintah yang Dibiayai Dengan Dana
PinjamanIHibah Luar Negeri;
C. Rekapitulasi Pengeluaran per kategori sesuai SE
DJA Nomor SE-20lA~6110291 tentang Laporan
Penerbitan SPM dana Pinjaman Bank Dunia;
d. Penerbitan SP2D didasarkan pada SPM yang
mencantumkan: nomor loan/grant; nomor register;
kode kategori; porsi pembiayaan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan, nilai, nomor dan tanggal
kontrak termasuk addendum, nomor dan tanggal
BAP, dan tanggal NOL apabila dipersyaratkan.
(5) Dalam pelaksanaan pembayaran dengan UPTTUP,
SP2D tidak dibebankan pada Rekening Khusus
sebagaimana tersebut pada Pasal 3 ayat (1); tetapi
dibebankan pada Rekening Kas Negara.

BAB IV
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal5
(1) Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilakukan
dengan mekanisme penyampaian Withdrawal
Application (WA) dan Financial Monitoring Report (FMR)
untuk kebutuhan 3 (tiga) bulan oleh Executing Agency
melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Pengelolaan Kas NegaralSubdit Dana
Pinjaman dan Hibah kepada Bank Dunia.
(2) Untuk menjaga dana pada rekening khusus selalu
tersedia, Executing Agency diwajibkan segera
memproses konsep Replenishment dengan mekanisme
FMR tersebut pada ayat (1).
(3) Berdasarkan Rekening Koran dari Bank Indonesia,
apabila ketersediaan dana Rekening Khusus tidak akan
mencukupi kebutuhan pembiayaan kegiatan maka
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat menerbitkan
Surat Perintah Penghentian Pembayaran Sementara
169
kepada KPPN bersangkutan sehubungan kekurangan
dana Rekening Khusus dirnaksud.
(4) Pernbayaran kernbali atas penghentian pernbayaran
sementara sebagairnana dirnaksud pada ayat (3), dapat
dilaksanakan setelah KPPN rnenerirna surat
pernberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.

BAB V
PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN
Pasal6
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN rnengirirnkan copy
SP2D, copy SPM, dan copy BAP atau Rekapitulasi
pengeluaran per kategori dan Persetujuan No Objection
LefterlNOL sepanjang dipersyaratkan.
(2) Pengirirnan dokurnen sebagairnana dirnaksud pada ayat
(I),disarnpaikan setiap hari Senin rninggu berikutnya
dan dialarnatkan kepada:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Sub Direktorat Dana Pinjaman dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4
Jakarta
(3) Sesuai ayat (1) di atas, KPPN agar tetap rnenyirnpan
pertinggal SP2D lengkap dengan dokurnen
pendukungnya, apabila sewaktu-waktu diperlukan
sebagai ekspedisi kedua.

BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal7
(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi
PinjarnanIHibah Luar Negeri dilaksanakan rnenurut
ketentuan yang berlaku.
(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal8
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, rnemerintahkan
pengumurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 16 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH IBRD NOMOR TF
057426 (IDF GRANT FOR STRENGTHENING ACCOUNTABILITY
FOR AND AUDIT OF DISASTER-RELATED AID)

KATEGORI DAN PERSENTASE PEMBIAYAAN

Hibah TF 057426 (IDF for Strengthening Accountability


for and Audit Of Disaster-Related Aid)

SOE ThresholdslNOL
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 19 lPBl2007
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA
CORAL REEF REHABILITATIONAND MANAGEMENT PROJECT PHASE-///
COREMAP-I1YANG DlBlAYAl DANA PINJAMANIHIBAH BANK DUNlA
(NO. IBRD 4740-INDllDA 3910-IND DAN GEF TF - 053350)
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk mewujudkan terbentuknya


sistem pengelolaan terumbu karang yang praktis,
operasional, dan terlembagakan di lokasi-lokasi terumbu
karang prioritas di Indonesia, Bank Dunia rnemberikan
pinjarnanlhibah Dana Coral Reef Rehabilitation and
Management Project Phase-I1 (No. IBRD 4740-INDllDA
3910-IND dan GEF TF-053350 COREMAP-11);
b. bahwa kegiatan yang bersumber dari pinjarnanlhibah
Bank Dunia tersebut perlu dilaksanakan melalui
mekanisme pengelolaan keuangan negara yang efektif,
efisien, tertib, transparan, dan bertanggung jawab;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Petunjuk Palaksanaan Pencairan Dana Coral Reef
Rehabilitation and Management Project Phase-
IIICOREMAP-IIyang Dibiayai Dana PinjarnanIHibahBank
Dunia (No. IBRD 4740-INDllDA 3910-IND dan GEF TF-
053350);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tambahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4400);
173
Peraturan Pernerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan,
Pajak Pertarnbahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan
Hibah atau Dana Pinjarnan Luar Negeri;
Peraturan Pernerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerimaan Hibah
serta Penerusan Pinjarnan danlatau Hibah Luar Negeri;
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nornor 73, Tambahan Lernbaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4212), sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
Nornor 92, Tambahan Lernbaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4418);
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedornan Pelaksanaan Pengadaan BarangNasa
Pernerintah (Lernbaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nornor 120, Tarnbahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4330), sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 85
Tahun 2006 tentang Perubahan Keenarn atas Keputusan
Presiden Nornor 80 Tahun 2003 tentang Pedornan
Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa Pernerintah;
Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134lPMK.0612005
tentang Pedornan Pembayaran dalarn Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nornor 1311PMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nornor 1341PMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Surat Keputusan Bersarna (SKB) Menteri Keuangan dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
NasionallKetua Bappenas Nomor 185/KMK.03/1995 dan
Kep.031lKetl5/1995 tanggal 5 Mei 1995 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan
Pernantauan PinjarnanlHibah Luar Negeri dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
sebagairnana telah diubah dengan SKI3 Nomor
459lKMK.0311999 dan KEP-264lKET10911999 tanggal 29
September 1999 tentang Perubahan atas SKB Menteri
Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan NasionalIKetua Bappenas Nomor
185/KMK.03/1995 dan Kep.031lKet1511995 tanggal 5 Mei
1995 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan,
Penatausahaan, dan Pernantauan PinjamanIHibah Luar
Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 239lKMK.0111996
tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tarnbahan, Pajak
Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri sebagairnana
diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 486lKMK.0412000;
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-661PB12005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA CORAL REEF
REHABlLlTATlON AND MANAGEMENT PROJECT
PHASE-I1 (COREMAP-II) YANG DlBlAYAl DANA
PINJAMANIHIBAH BANK DUNlA (NO. IBRD 4740-INDI IDA
3910-IND DAN GEF TF - 053350).
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini,
yang dimaksud dengan:
1. Coral Reef Rehabilitation and Management Project
Phase-11 (Loan IBRD No. 4740-INDICredit IDA No. 3910-
IND dan Grant GEF No. TF-053350- COREMAP-II) adalah
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
terbentuknya sistem pengelolaan terumbu karang yang
praktis, operasional, dan terlembagakan di lokasi-lokasi
terumbu karang prioritas di Indonesia.
2. Executing Agency adalah Kementerian NegaraILembaga
yang menjadi penanggung jawab secara keseluruhan
pelaksanaan kegiatan, dalam ha1 ini Departemen Kelautan
dan Perikanan.
3. National Coordination Unit (NCU) adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan kegiatan yang
diatur dalam Loan/Credit/Grant Agreement bersangkutan
di tingkat pusat.
4. Regional Coordination Unit (RCU) adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan kegiatan yang
diatur dalam Loan/Credit/Grant Agreement bersangkutan
di tingkat Provinsi.
5. Project Management Unit (PMU) adalah Pihak yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan kegiatan yang
diatur dalam Loan/Credit/Grant Agreement bersangkutan
di tingkat Kabupaten.
6. Withdrawal Application (WA) adalah dokumen yang
digunakan untuk melakukan penarikan initial deposit dana
pinjamanlhibah, pengisian kembali rekening khusus
danlatau penarikan untuk penggantian atas pengeluaran-
pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh
Pemerintah.
7. Closing Date adalah tanggal batas akhir penarikan dana
pinjamanlhibah luar negeri melalui penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).
8. Initial Deposit adalah dana awal yang ditarik dari pemberi
pinjamanlhibah dan ditransfer ke rekening khusus (special
account), setelah Loan IBRD No. 4740-INDICredit IDA No.
3910-IND dan Grant GEF No. TF-053350 dinyatakan
efektif.
9. No Objection Leffer (NOL) adalah surat persetujuan dari
pemberi pinjamanlhibah atas suatu kontrak atau kegiatan
lainnya dengan jumlah batasan tertentu atau tanpa
batasan nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang sudah
ditandatangani.
10. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DlPA atau dokumen lain yang dipersamakan
dengan DlPA adalah suatu dokumen pelaksanaan
anggaran yang dibuat oleh MenterilPimpinan Lembaga
atau Satuan Kerja (Satker) serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan
pencairan dana atas beban APBN serta dokumen
pendukung kegiatan akuntasi pemerintah.
11. Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disebut PAIKuasa PA adalah
MenteriIPirnpinan Lernbaga atau kuasanya yang
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kernenterian NegaraILernbaga yang bersangkutan.
12. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
13. Rekening Kas Negara adalah rekening tempat
penyirnpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara atau pejabat
yang ditunjuk untuk rnenarnpung seluruh penerimaan
negara danlatau rnernbayar seluruh pengeluaran negara
pada BankISentral Giro yang ditunjuk.
14. Rekening Khusus (special accounf) adalah rekening
pernerintah yang berada di Bank Indonesia atau bank
pernerintah lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
yang dibuka untuk rnenarnpung dana PPHLN yang
digunakan untuk pernbiayaan kegiatan pernbangunan.
15. Surat Perintah Mernbayar yang selanjutnya disebut SPM
adalah dokurnen yang diterbitkan oleh PAIKuasa PA atau
pejabat lain yang ditunjuk untuk rnencairkan dana yang
bersurnber dari DlPA atau dokurnen lain yang
dipersarnakan.
16. Surat Perintah Mernbayar Langsung yang selanjutnya
disebut SPM-LS adalah surat perintah rnembayar
langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh
PAlKuasa PA atas dasar perjanjian kontrak kerja atau
surat perintah kerja lainnya.
17. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah
uang rnuka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat
daur ulang (revolving), diberikan kepada bendahara
pengeluaran hanya untuk rnernbiayai kegiatan operasional
kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan
pernbayaran langsung.
18. Tarnbahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
TUP adalah uang yang diberikan kepada Satker untuk
kebutuhan yang sangat rnendesak dalarn satu bulan
melebihi pagu UP yang ditetapkan.
19. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut
SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN
selaku Kuasa Bendahara Urnurn Negara untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan
SPM.
20. Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja yang
selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung
jawab belanja yang dibuat oleh PAIKuasa PA atas
transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu.

Pasal2
Spesifikasi pinjaman adalah sebagai berikut:
1. Nomor : IBRD 4740-INDl
Loan/CrediVGrant IDA 3910-IND dan
GEF TF-053350
2. Nomor Register : Loan IBRD 4740-IND:
10678801
Credit IDA 3910-IND
Grant GEF TF-053350:
70528801
3. Tanggal : 30 Juni 2004
Penandatanganan
4. Tanggal Efektif : 28 Januari 2005
5. Closing Date : 31 Desember 2009
6. Jumlah : Loan IBRD 4740-IND :
Pinjamanlhibah USD 33,200,000
Credit IDA 3910-IND:
SDR 15,660,000
Grant GEF TF-053350:
USD 7,500,000
7. Nomor Rekening : Loan IBRD 4740-IND :
Khusus 601.242411
Credit IDA 3910-IND :
601.242411
Grant GEF TF-53350 :
602.07941
8. Executing Agency : Direktorat Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, Departemen Kelautan
dan Perikanan (DKP)

BAB II
PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN
Pasal3
Pembayaran dibebankan pada Loan IBRD No.4740-
INDlCredit IDA No. 3910-IND Rekening Khusus No.
601.242411 dan Grant No. GEF TF-053350 Rekening
Khusus No. 602.079411 pada Kantor Pusat Bank Indonesia di
Jakarta sesuai dengan kategorilpersentase Loan/CrediVGrant
Coral Reef Rehabilitation and Management Project Phase-11
(COREMAP-II) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini.
(1) Pelaksanaan pencairan dana dilakukan melalui SP2D
oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh
PNKuasa PA berdasarkan DIPA atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan DIPA.
(2) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut
(sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor
SE-43/A/61/0392 juncto Surat Edaran Direktur Jenderal
Anggaran Nomor SE-32lN6310295 tentang
Pembayaran Mata Uang AsingNaluta Asing dan Surat
Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-
130lN1989 tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran
Pembiayaan Training dalam rangka Bantuan Luar Negeri
melalui Rekening Khusus).
(3) Pengajuan dokumen untuk pembayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Kuasa PA
kepada KPPN Khusus Jakarta VI.
(4) Dalam pelaksanaan penerbitan SP2D, harus
memperhatikan hal-ha1 sebagai berikut:
a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang
mempersyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila
SPM yang diajukan dilampiri copy "NOL" dimaksud
sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
Anggaran Nomor SE-104lN2000 (Form 384C untuk
pekerjaan kategori Consultant dan Form 384P
untuk pekerjaan kategori Goods and Works) atas
kontrak yang bersangkutan. NOL dari Bank Dunia
yang dimaksud adalah NOL terhadap kontrak yang
telah ditetapkanlditandatangani (NOL on Signed
Contract).
b. Berita Acara Pembayaran (BAP) yang dilampirkan
pada pengajuan SPM-LS harus sesuai dengan
Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor
SE-84lN7110696 tentang Penulisan Nilai Kontrak
dan BAP untuk Proyek Pemerintah yang dibiayai
dengan dana pinjamanlhibah luar negeri.
c. Untuk pembayaran dana pinjamanlhibah yang
memerlukan dana pendamping dari APBD, maka
SPM beserta dokumen pendukungnya harus
dilampiri dengan copy SPMIbukti pembayaran
lainnya terhadap dana pendamping APBD yang
telah dilegalisir oleh Kuasa PA serta Faktur Pajak
dan Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah
dikonfirmasi dengan KPPN berkenaan, secara
proporsional sesuai dengan kategori dan
persentase pembiayaan yang ditetapkan dalam
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
d. Penerbitan SP2D didasarkan pada SPM yang
mencantumkan Nomor Loan/Credit/Grant, Nomor
Register, kode kategori, porsi pembiayaan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini,
nilai, nomor dan tanggal kontrak termasuk
addendum, nomor dan tanggal BAP beserta tanggal
NOL bila dipersyaratkan.

(1) Dalam pelaksanaan pembayaran dengan Uang


Persediaan. SP2D tidak boleh dibebankan pada
Rekening Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 tetapi dibebankan pada Rekening Kas Negara.
(2) Pertanggungjawaban atas Uang Persediaan
dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

BAB Ill
PENCAIRAN DANA
Pasal6
(1) Pembayaran dana untuk kegiatan-kegiatan dalam
Kategori 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 dilakukan dengan
penerbitan SP2D berdasarkan SPM-LS dan SPM UP
(termasuk TUP dan GUP) sesuai dengan Surat Edaran
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-
77lPBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D
Rekening Khusus pada KPPN.
(2) Untuk pencairan dana yang termasuk Kategori 7
(Fellowships and Scholarships), diatur sebagai berikut:
a. Pembayaran dana Beasiswa dan Riset Terapan
dilakukan dengan penerbitan SP2D berdasarkan
SPM-LS. SPM berkenaan harus melampirkan Surat
Keputusan Penerima Dana dan Daftar Rekening
Penerima Dana.
b.
_
Pembayaran untuk kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Magang, Pendampingan
(seconded staff) dibayar dengan Uang Persediaan
(UP).
(3) Untuk pencairan dana Kategori 9 (District and Village
Grants), diatur sebagai berikut:
a. Block Grant for Village lmprovement (Village Grant)
1. Block Grant for Village lmprovement Tahap I
dapat dicairkan 50% dari nilai Surat Perjanjian
Pekerjaan atau Community Contract, apabila
telah dilengkapi:
a) Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Belanja (SPTB);
b) Surat Keputusan (SK) tentang
Kelembagaan Lembaga Pengelola Sumber
Daya Terumbu Karang dari Kepala Desa
ditembuskan ke Camat;
c) Nomor Rekening Lembaga Pengelola
Sumber Daya Terumbu Karang (LPSTK);
d) Ringkasan KontraWSurat Perintah Kerja
(SPK);
e) Berita Acara Pengunaan Dana (Lampiran
11-A).
2. Block Grant for Village lmprovement Tahap II
dapat dicairkan 50% dari nilai Surat Perjanjian
Pekerjaan atau Community Contract, apabila
telah dilengkapi:
a) SPTB;
b) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-A);
c) Surat Pernyataan Kesanggupan
Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP)
(lampiran Ill).
b. Block Grant to Support Village Revolving
CrediVSavings Facility (Seed Fund)
1. Block Grant to Support Village Revolving
Credit/Saving Facility (Seed Fund) Tahap I
dapat dicairkan 50% dari nilai kontrak atau
Surat Perjanjian Pekerjaan, apabila telah
dilengkapi:
a) SPTB;
b) SK tentang Penetapan Lembaga
Pengelola Keuangan dari Ketua PMU
tembusan Camat dan Kepala Desa;
c) Nomor Rekening Lembaga Pengelola
Keuangan (LKM);
d) Ringkasan KontraWSPK;
e) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-B).
2. Block Grant to Support Village Revolving
CrediffSaving Facility (Seed Fund) Tahap II
dapat dicairkan, apabila dilengkapi dengan:
a) SPTB;
b) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-B);
c) Surat Pernyataan Kesanggupan
Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP)
(Lampiran Ill).
c. District Block Grant (Alternatif Income Generating
Fund)
1. District Block Grant (AIG Fund) Tahap I dapat
dicairkan 50% dari nilai kontrak atau Surat
Perjanjian Pekerjaan, apabila telah dilengkapi:
a) SPTB;
b) SK tentang Penetapan Pelaku Usaha
KecillMenengah yang menerima AIG Fund
oleh Ketua PMU;
c) Nomor Rekening Pelaku Usaha
KecillMenengah;
d) Ringkasan KontraklSPK;
e) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-C).
2. District Blok Grant Tahap II dapat dicairkan
50% dari nilai kontrak atau Surat Perjanjian
Pekerjaan, apabila telah dilengkapi:
a) SPTB;
b) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-C);
c) Surat Pernyataan Kesanggupan
Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP)
(Lampiran Ill).
BAB IV
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS

(1) Pengisian kembali dana Rekening Khusus secara


berkala dilakukan dengan rnekanisme pernbuatan
Withdrawal Application (WA) dan Financial Monitoring
Report (FMR) sesuai prosedur yang berlaku oleh pihak
Executing Agency, untuk disampaikan kepada Bank
Dunia melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktur Pengelolaan Kas Negara.
(2) Untuk menghindari tejadinya pembebanan dana
talangan (bridging financing) oleh Rekening Sub
Bendahara Umum Negara, pihak Executing Agency
melalui NCU diwajibkan memantau sisa dana yang
tersedia baik pada Rekening Khusus Loan/Credit
maupun Rekening Khusus Grant dan mengevaluasi
kebutuhan dana yang hendak diterbitkan SPM-nya.
(3) Apabila evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
di atas menunjukkan bahwa ketersediaan dana pada
kedua Rekening Khusus dimaksud tidak akan
mencukupi kebutuhan pembiayaan kegiatan, maka NCU
harus segera memberitahukannya kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan. Selanjutnya Direktur
Jenderal Perbendaharaan dapat menerbitkan Surat
Perintah Penghentian Sementara kepada KPPN
bersangkutan sehubungan dengan kekurangan dana
Rekening Khusus dimaksud.
(4) Pembayaran kembali atas penghentian pembayaran
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3),dapat
dilaksanakan setelah KPPN menerima surat
pemberitahuan dari Direktur Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara.
BAB V
PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN
Pasal8
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN mengirimkan copy
SP2D, copy SPM, Rekapitulasi Pengeluaran Per
Kategori, Berita Acara Penggunaan Dana, Berita Acara
Pembayaran, Surat Persetujuan (NOL) apabila
dipersyaratkan.
(2) Pengiriman dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat
(I), dilaksanakan setiap hari Senin yang diterbitkan pada
minggu sebelumnya, dan disampaikan pada alamat
sebagai berikut:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
JI. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta 10710
(3) Sesuai ayat (1) di atas, KPPN agar tetap menyimpan
pertinggal SP2D lengkap dengan dokumen
pendukungnya, apabila sewaktu-waktu diperlukan
ekspedisi selanjutnya
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal9
(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi
PinjamanlHibah Luar Negeri dilaksanakan menurut
ketentuan yang berlaku.

(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP PPh dilakukan


sesuai dengan ketentuan yang berlaku..

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Dengan diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini, maka Surat Edaran Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor SE-501PB12005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Coral Reef Rehabilitation and
Management Project Phase I1 (COREMAP 11) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 11
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 19 lPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA CORAL REEF
REHABlLlTATlONAND MANAGEMENT PROJECT PHASE-
I1 / COREMAP-I1YANG DlBlAYAl DANA PINJAMANIHIBAH
BANK DUNlA I N 0 IBRD 4740-INDIIDA 3910-IND DAN GEF
TF - 053350

DAFTAR KOMPOSlSl PEMBIAYAAN


Loadcredit No. 474013910-IND dan Grant GEF TF-053350
(Coral Reef Rehabilitation and Management Project Phase-/// COREMAP-11)

Batas
Porsi Pembiayaan Loan/Credit(GOI Maksimal
Uraian
Kode nilai kontrak
Kategori
Kategori GrantTF- SOE (tidak
LoanICredit perlu NOL
053350
World Bank)
1. Goods: USD 100,000
Under Part E. 1 80% F, 20%
(e) and (0,B.2 80% EXP 20%
(g). B.4 (b) 60% L *) 20% 20%
the Project
[Category
1.a untuk
Loan/Credit/
Grant]
Under other 100%F,
Parts of the 100% EXP -
Project dan 20%
(except Part
80% L *)
8.5)
[Category
1.b untuk
Loan/Credit]
Under Parts - lOO%F, -
6.5 of the 100%
Project - EXPdan 20%
[Category
l . b untuk 80% L ')
Grant]
2 Community 80% 20% SEMUA SOE
Support
Services
3 Workshop and SEMUA SOE
training: 80% 20%
Underpart
B. 1 fa), fb)
and (c) of the
Project
[Category 100%
3.a untuk
LoanICredi ff
Grant]
Under other
Parts of the
Project 100%
(except Part
8.5)
[Category
3.b untuk
Loan/Credit]
Underparts
8.5 of the
project
[Category
3.b untuk
Grant]
4 Consultant's USD 100,000
services 80% 20% (Untuk
Under Part Badan
B.4 of the Usaha)
Project USD 50.000
[Category
4.a untuk (Untuk
Loadcredit 00% Perseoranga
dan n
Category 4
untuk Grant]
Under other
parts of the
project
(except part
B.5)
[Category
4.6 untuk
Loan/Credit]
5 Studies and SEMUA SOE
surveys 100%
Except Parts
8.5 of the
Project)
[Category 5
untuk Loan/
Credit]
100%
Underpart
B. 5 of the
Project
[Category 5
untuk Grant]
6 Incremental SEMUA SOE
operating Cost 100% pads TA -
Except Part 2004, 2005,
B.5 of the dan 2006
20%
Project 80% pada TA pada TA
[Category6 2007 dan 2007 dan
untuk Loan/ 2008 2008
Credit]
60% di atas 40% di
TA 2008 atas TA
2008
UnderPa~ 100%
13.5.of the pada TA
project 2004.
20%
[Category 6 2005, dan pada TA
untuk Grant] 2006 2007 dan
80% pada 2008
'A 2007
dan 2008 40% di
atas TA
60% di 2008
atas TA
2008
7 Fellowships 100% SEMUA SOE
and
scholarships
8 Awareness 100% SEMUA SOE
and
educational
services
9 District and 100% SEMUA SOE
Villages
Grants
LAMPIRAN Ila
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 19 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA CORAL REEF
REHABILITATION AND MANAGEMENT PROJECT PHASE-
I1 / COREMAP-I1 YANG DlBlAYAl DANA PINJAMAN/HIBAH
BANK DUNIA (NO IBRD 4740-INDIIDA 39101ND DAN GEF
TF - 053350

CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROGRAM


BERITA ACARA PENGGUNAAN DANA
VILLAGE GRANT

Nornor

Pada hari ini ....................... tanggal ....................... karni yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Narna ........................
Jabatan : Kuasa PAIPPK .............., Kabupaten .....

II Narna
Jabatan : Ketua LPSTK Desa ........... Kec...........Kab.........

111. Narna ........................


Jabatan : Koordinator CBM Kabupaten ................

Dengan ini secara bersarna-sarnatelah rnelakukan penelitian:

1. Seluruh Rencana Kegiatan Village Grant di desa ..................telah sesuai dengan RPTK
dan dengan kegiatan Pernbangunan.................... tahap 1/11 kegiatan Village Grant Desa
Tahun Anggaran ................. (Untuk Penarikan dana tahap I)
2. Telah dipenuhinya persyaratan teknis dan adrninistratif kegiatan Village Grant yang
bersangkutan layak untuk rnernperoleh pembayaran tahap 1/11 sebesar Rp......................
dengan rincian penggunaan dana bantuan Corernap-ll sebagairnana tercanturn dalarn
tabel (terlarnpir)

Berdasarkan pernberian Village Grant ini, rnaka seluruh rnasyarakat di desa tersebut harus ikut
bertanggung jawab atas penyelesaiaan pekerjaan dirnaksud sesuai jadwal dan target yang
telah ditentukan, dengan darnpingan SETO. CF, dan VM.

Dernikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagairnana rnestinya

Koordinator CBM Kab ..... Ketua LPSTK ........Desa Kuasa PNPPK Kab...

(Narna Lengkap) (Narna Lengkap) (Narna Lengkap)


LAMPIRAN Ilb
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 19 lPB/2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA CORAL REEF
REHABILITATION AND MANAGEMENT PROJECT PHASE-
I1 / COREMAP-I1YANG DlBlAYAl DANA PlNJAMANlHlBAH
BANK DUNlA (NO. IBRD 4740-INDIIDA 3910-IND DAN GEF
TF - 053350

CORAL REEF REHABlLiTATION AND MANAGEMENT PROGRAM


BERITA ACARA PENGGUNAAN DANA
SEED FUND

Pada hari ini .......................tanggal .......................karni yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Narna ........................
Jabatan : Kuasa PAIPPK ..............,Kabupaten ................

II Narna
Jabatan : Ketua LKM Desa ..........,Kec............. Kab................

111. Narna ........................


Jabatan : Koordinator CBM Kabupaten ................

Dengan ini secara bersarna-sarnatelah rnelakukan penelitian :

1. Seluruh Rencana Kegiatan SEED FUND di desa .................. telah sesuai dengan Desain
Penyaluran dan Perguliran Dana dan dengan kegiatan EKONOMI PRODUKTIF,
SIMPAN PINJAM, dst...................... tahap Ill1kegiatan SEED FUND Desa
.............Tahun Anggaran .................(Untuk Penarikan dana tahap I)
2. Telah dipenuhinya persyaratan teknis dan adrninistratif kegiatan SEED FUND yang
bersangkutan layak untuk rnernperoleh pernbayaran tahap 1/11 sebesar Rp.....................
dengan rincian penggunaan dana bantuan Corernap-ll sebagairnana tercanturn dalarn
tabel (terlarnpir)

Berdasarkan pernberian Seed Fund ini, rnaka seluruh rnasyarakat di desa tersebut harus ikut
bertanggung jawab atas Suksesnya Penyaluran dan Perguliran dana sesuai jadwal dan target
yang telah ditentukan, dengan pendarnpingan SETO, CF, dan VM.

Dernikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagairnana rnestinya

Koordinator CBM Kab.......... Ketua LKM ............ Desa Kuasa PA


COREMAP-II Kab.......

(Narna Lengkap) (Narna Lengkap) (Narna Lengkap)


LAMPIRAN Ilc
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 19 IPBl2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA CORAL REEF
REriABlLlTATlON AND MAlvAGEMElvT PROJECT PHASE-
I1 / COREMAP-11 YANG DlBlAYAl DANA PlhJAMAN/h.BAh
BANK DUNlA (NO IBRD 4740-INDIIDA 3910-IND DAN GEF
TF - 053350

CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROGRAM


BERlTA ACARA PENGGUNAAN DANA
DISTRICT GRANT

Pada hari ini ....................... tanggal ....................... karni yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Nama ........................
Jabatan : Kuasa PAIPPK .............., Kabupaten ................

II Narna
Jabatan : Direktur PTICV ............. Kec............ Kab..............

111. Narna ........................


Jabatan : Koordinator CBM- Corernap-ll , Kabupaten ................

Dengan ini secara bersarna-sarna telah rnelakukan penelitian:

1. Seluruh Rencana Kegiatan DISTRICT GRANT di Kabupaten ..................telah sesuai


dengan Tujuan untuk rnenciptakan rnata pencaharian alternatif untuk tidak merusak
terurnbu karang. Kegiatan berupa ........................... tahap 1/11 kegiatan DISTRICT
GRANT Kab ............. Tahun Anggaran ................. (Untuk Penarikan dana tahap I)
2. Telah dipenuhinya persyaratan teknis dan adrninistratif kegiatan DlSTRlCT GRANT,
Perusahaan yang bersangkutan layak untuk rnernperoleh pernbayaran tahap 1/11
sebesar Rp...................... dengan rincian penggunaan dana bantuan Corernap-ll
sebagairnana tercanturn dalarn tabel (terlarnpir)

Berdasarkan pernberian DISTRICT GRANT ini, rnaka PERUSAHAAN PT/CV harus ikut
bertanggung jawab atas Suksesnya Penyaluran DANA DISTRICT GRANT sesuai jadwal dan
target yang telah ditentukan, dengan pendarnpingan PMU COREMAP-II KAB..................

Dernikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Koordinator CBM Kab.......... Direktur PTICV ............ Kuasa PA


Corernap-ll Kab....

(Nama Lengkap) (Narna Lengkap) (Nama Lengkap)


LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 19 lPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA CORAL REEF
REHABILITATION AND MANAGEMENT PROJECT PHASE-
11 / COREMAP-I1 YANG DlBlAYAl DANA PlNJAMANlHlBAH
BANK DUNIA (NO IBRD 4740-INDllDA 3910-IND DAN GEF
TF - 053350

CORAL REEF REHABlLlTATlON AND MANAGEMENT PROGRAM


SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENYELESAIKAN
PEKERJAAN
(SPKMP)
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kuasa PA COREMAP-II Kabupaten.................... dan
Koordinator CBM ......................Kabupaten dan LPSTK Desa .................. dengan ini
menyatakan bahwa:

Penyaluran dana SEED FUND/ VILLAGE GRANT/DISTRICT GRANT untuk kegiatan


....................
....... di DesalKecarnatanl Kabupaten.............. telah mencapai kemajuan
sekurang-kurangnya sebesar 90% dari dana Tahap I dan II yang telah dicairkan, sesuai dengan
rencana yang disepakati dalam SPK

Dengan pencairan tahap terakhir ini, maka ketua LPSTWLKMIPTICV..........


Desa............... lKab .................... berkewajiban menyalurkan dana tersebut kepada sasaran
sesuai yang disepakati. Seluruh Pokmas berkewajiban menyelesaikan pekerjaan
............................... /Dana Ekonomi Produktif ................ serta melestarikan pergulirannya untuk
dana Seed Fund dan AIG

KPA Corernap-ll LPSTWLKMIPTICV.

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)

Mengetahui,

Koordinator CBM Corernap SET0 Kecamatan


Kab..........................

(Narna Lengkap) (Narna Lengkap)

Ketua PMU

(Narna Lengkap)

191
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 23 IPBl2007
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
IDA CREDIT N0.4205-IND (EARLY CHILDHOOD EDUCATION
AND DEVELOPMENTPROJECT)

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan akses anak keluarga miskin


di lndonesia agar siap memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya, Pemerintah lndonesia memperoleh dana
International Development Association (IDA) Credit
No.4205 (Early Childhood Education and Development
Project);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Dana IDA
Credit No.4205-IND (Early Childhood Education and
Development Project);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan,
Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 48,
setelah Naskah Perjanjian PinjarnanIHibah Luar Negeri
dinyatakan efektif.
7. No Objection Letter yang selanjutnya disebut NOL
adalah persetujuan dari pernberi pinjarnanlhibah atas
suatu kontrak dengan jurnlah batasan tertentu atau tanpa
batasan nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang sudah
ditandatangani.
8. Withdrawal Application adalah dokurnen yang digunakan
untuk rnelakukan penarikan initial deposit dana
pinjarnanlhibah, pengisian kernbali rekening khusus
danlatau penarikan untuk penggantian atas
pengeluaran-pengeluaranyang telah dibayarkan terlebih
dahulu oleh Pernerintah.
9. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DlPA atau dokurnen lain yang dipersarnakan
dengan DlPA adalah dokurnen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh MenteriIPirnpinan Lernbaga atau
Satuan Kerja (Satker) serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas narna Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk rnelakukan
tindakan yang rnengakibatkan pengeluaran negara dan
pencairan dana atas beban APBN serta dokurnen
pendukung kegiatan akuntansi pernerintah.
10.Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disebut PAlKuasa PA adalah
MenteriIPirnpinan Lernbaga atau kuasanya yang
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kernenterian NegaralLernbaga yang bersangkutan.
11. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disebut KPPN adalah lnstansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
12.Rekening Kas Negara adalah rekening ternpat
penyirnpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara atau
pejabat yang ditunjuk untuk menarnpung seluruh
penerimaan negara dan atau rnembayar seluruh
pengeluaran negara pada BanklSentral Giro yang
ditunjuk.
13.Rekening Khusus (Special Account) adalah Rekening
Pernerintah yang berada di Bank Indonesia atau bank
pernerintah lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
untuk rnenarnpung penarikan initial deposit (uang rnuka)
dan bersifat revolving (berdaur ulang).
Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pemantauan
PinjamanlHibah Luar Negeri dalam rangka Pelaksanaan
APBN;
12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
IDA CREDIT N0.4205-IND (EARLY CHILDHOOD
EDUCATIONAND DEVELOPMENT PROJECT).
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini,
yang dimaksud dengan:
I.IDA Credit for Early Childhood Education and
Development Project (IDA Credit No.4205-IND) adalah
bantuan kepada Pemerintah lndonesia yang bertujuan
untuk rnendukung pembiayaan kegiatan Early Childhood
Education and Development Project guna rneningkatkan
akses anak keluarga miskin di lndonesia agar siap
mernasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
2. Executing Agency adalah Kementerian NegaraILembaga
yang bertanggung jawab atas peiaksanaan Early
Childhood Education and Development Project.
3. Central Project Implementing and Coordinating Unit
(CPICU) adalah unit pengelola yang bertanggungjawab
secara teknis di pusat atas penyelenggaraan Early
Childhood Education and Development Project
berdasarkan Surat Keputusan dari ExecutingAgency.
4. Closing Date adalah batas akhir penarikan dana
pinjamanlhibah luar negeri melalui penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).
5. Naskah Perjanjian Pinjaman dan Hibah Luar Negeri yang
selanjutnya disebut NPPHLN adalah naskah perjanjian
atau naskah lain yang disamakan yang memuat
kesepakatan mengenai pinjamanlhibah luar negeri
antara pemerintah dengan pemberi pinjamanlhibah luar
negeri.
6. Initial Deposit adalah dana atau uang muka (advance)
yang dapat ditarik dan ditransfer ke Rekening Khusus
Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor
4092);
5. Peraturan Pernerintah Nornor 2 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengadaan Pinjarnan danlatau Penerirnaan
Hibah serta Penerusan Pinjarnan danlatau Hibah Luar
Negeri (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun
2006 Nornor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nornor 4597);
6. Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang
Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nornor 73, Tambahan Lernbaran Negara
Republik lndonesia Nornor 4212). sebagairnana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
Nornor 92, Tarnbahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nornor 4418);
7. Keputusan Presiden Nornor 80 Tahun 2003 tentang
Pedornan Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa
Pernerintah (Lernbaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nornor 120, Tarnbahan Lernbaran Negara
Nornor 4330), sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nornor 85 Tahun 2006 tentang
Perubahan Keenarn atas Keputusan Presiden Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedornan Pelaksanaan Pengadaan
BarangNasa Pernerintah;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 1341PMK.0612005
tentang Pedoman Pernbayaran dalarn Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 131lPMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departernen
Keuangan;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134lPMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
11.Surat Keputusan Bersarna (SKB) Menteri Keuangan dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
NasionalIKetua Bappenas Nomor 185lKMK.0311995 dan
Kep.O311Ket/5/1995 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pernantauan
PinjarnanlHibah Luar Negeri dalarn rangka Pelaksanaan
APBN, sebagaimana telah diubah dengan SKB Nornor
459lKMK.0311999 dan KEP-264lKETl0911999 tentang
Perubahan atas SKB Menteri Keuangan dan Menteri
Negara Perencanaan Pernbangunan NasionallKetua
Bappenas Nornor 1851KMK.0311995 dan
Kep.0311Keff511995 tentang Tata Cara Perencanaan,
14.Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM
adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain
yang ditunjuk mencairkan dana yang bersumber dari
DlPA atau dokumen lain yang dipersamakan.
15.Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut
SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
16.Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah
uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat
daur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara
Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari perkantoran yang tidak dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung.
17.Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
TUP adalah uang yang diberikan kepada Satuan Kerja
untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu
bulan melebihi pagu Uang Persediaan yang ditetapkan.
18.Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya
disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar
langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh
PAlKuasa PA atas dasar perjanjian kontrak kerja atau
surat perintah kerja lainnya

Spesifikasi pinjaman adalah sebagai berikut:


a. Nomor Loan : IDA Credit No.4205-IND
Tanggal : 13 September 2006
Penandatanganan
Nomor Register : 10739501
Effective Date : 11 Desember 2006
Closing Date : 31 Desember 2013
Jumlah Pinjaman : SDR 46,200,000,-
Initial Deposit : Proyeksi Kebutuhan 6 Bulan
Nomor Rekening : 601.264411
Khusus
Executing Agency : Ditjen. Pendidikan Luar
Sekolah Departernen
Pendidikan Nasional
BAB II
PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN

Pasal3
(1) Dana IDA Credit No. 4205-IND untuk mendukung
kegiatan Early Childhood Education and Development
Project, dengan cara :
a.Pelatihan, lokakarya, dan biaya-biaya operasional
dalam peningkatan pelayanan pendidikan dan
pengernbangan anak usia dini yang terintegrasi
melalui mekanisme partisipasi masyarakat (kategori
1);
b.Penyelenggaraan kegiatan pendidikan anak usia dini
di tingkat masyarakat rnelalui hibah kepada
rnasyarakat (kategori 2a) dan menyelenggarakan
pusat percontohan kegiatan pendidikan anak usia dini
di tingkat Kabupaten rnelalui matching grant kepada
Pernerintah KabupatenIKota (kategori 2b).
C. Pelatihan, lokakarya, dan biaya-biaya operasional
dalarn pembangunan sistem yang berkualitas dan
berkelanjutan untuk pendidikan dan pengembangan
anak usia dini (kategori 3);
d.Pengadaan barang, lokakarya, pelatihan, dan biaya-
biaya operasional dalam rangka pernbangunan
program rnanajemen, monitoring, dan evaluasi yang
efektif (kategori 4).
(2) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus Nornor
601.264411 pada Kantor Pusat Bank Indonesia di
Jakarta.
(3) Pernbebanan dan pernbayaran dilakukan sesuai dengan
kategori dan persentase IDA Credit No.4205-IND (Early
Childhood Education and Development Project)
sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran I Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
BAB Ill
PENCAIRAN DANA
Pasal4
Pencairan dana dilakukan rnelalui penerbitan SP2D oleh
KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PAJKuasa PA
berdasarkan DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran
lainnya yang dipersamakan dengan DIPA.
Pasal5
Penerbitan SP2D dalarn rangka Rekening Khusus rnengikuti
Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor SE-
771PBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening
Khusus pada Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara.
Pasal6
(1) Dalarn pelaksanaan pernbayaran dengan SPM UPTTUP,
SP2D tidak dibebankan pada Rekening Khusus
sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 3 ayat (2),tetapi
dibebankan pada Rekening Kas Negara.
(2) Pertanggungjawabanatas UP dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
(3) SPM dilengkapi dokurnen pendukung dari PNKuasa PA
berupa Dafiar Rekapitulasi Pengeluaran per Kategori.
Pasal7
Dalarn penerbitan SP2D, KPPN harus rnernperhatikan hal-ha1
sebagai berikut:
1. Pernbayaran terhadap kontrak-kontrak yang
rnensyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila SPM
yang diajukan dilarnpiri copy "NOL" (form 384C) untuk
pekerjaan kategori consultant atas kontrak yang
bersangkutan.
2. Pernbayaran terhadap kontrak-kontrak yang
rnensyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila SPM
yang diajukan dilarnpiri copy "NOL" (form 384P) untuk
pekejaan kategori pengadaan barang, konstruksi dan
jasa non konsultan atas kontrak yang bersangkutan.
3. Berita Acara Pernbayaran (BAP) yang dilarnpirkan pada
pengajuan SPM harus sesuai dengan Surat Edaran
Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-841N7110696
tentang Penulisan Nilai Kontrak dan Berita Acara
Pernbayaran (BAP) untuk Proyek Pernerintah yang
dibiayai dengan Dana PinjarnanlHibahLuar Negeri.
4. Pada SPM tercanturn nornor loadcredit, nornor register,
kodeluraian kategori, persentase menurut kategori, nilai,
nornor dan tanggal kontrak terrnasuk adendurn, nornor
dan tanggal BAP, beserta tanggal NOL (bila
disyaratkan).
Pasal8
(1) Pencairan dana untuk kategori 2(a) Block
Grant/Additional Block Grant, yaitu pernbayaran
terhadap Surat Perjanjian Pernberian Bantuan (SPPB)
kepada Tim Pengelola Kegiatan (TPK) akan dibayarkan
dalarn 3 (tiga) tahap, diatur sebagai berikut:
a. Pernbayaran Tahap I sebesar 40% dari total SPPB
dibayarkan sekaligus 100% pada Tahun Anggaran
ke-I pelaksanaan kegiatan, dengan rnelarnpirkan
SPM yang diterbitkan oleh pejabat penerbit SPM
pada Dinas Pendidikan Kabupaten yang dilengkapi
data pendukung, rneliputi:
1. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB);
2. Berita Acara Pembayaranlpenarikan Dana
(Sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran 11);
3. Resume KontraklSPPB.
b. Pernbayaran tahap II sebesar 30% dari total SPPB
dibayarkan sekaligus 100% pada Tahun Anggaran
ke-2 pelaksanaan kegiatan dengan rnelampirkan
SPM yang diterbitkan oleh pejabat penerbit SPM
pada Dinas Pendidikan Kabupaten yang dilengkapi
data pendukung, rneliputi:
1. BAPPD (Sebagairnana tercantum dalarn Larnpiran
11);
2. SPTB;
3. Berita Acara Status Pelaksanaan Program untuk
kegiatan tahun anggaran I selesai 100%
(Sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran Ill).
c. Pernbayaran tahap Ill sebesar 30% dari total SPPB
dibayarkan sekaligus 100% pada Tahun Anggaran
ke-3 pelaksanaan kegiatan dengan rnelampirkan SPM
yang diterbitkan oleh pejabat penerbit SPM pada
Dinas Pendidikan Kabupaten yang dilengkapi data
pendukung, meliputi:
1. BAPPD (Sebagaimana tercanturn dalarn Larnpiran
11);
2. SPTB;
3. BASP2 untuk kegiatan tahun anggaran II selesai
100% (Sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran
Ill);
4. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyelesaian
Program (Sebagairnana tercantum dalarn
Larnpiran IV).
(2) Pencairan dana untuk Matching Grant kategori 2(b)
dapat digunakan untuk pernbayaran kegiatan pelatihan,
pengadaan barang dan jasa, pekerjaan konstruksi
dirnana pencairan dananya dapat dilakukan
berdasarkan SPM-LSISPM-GUP dilampiri SP2D atau
yang dipersarnakan dengan SP2D yang diterbitkan
Pernerintah Daerah untuk dana pendamping senilai
minimal sama dengan SPM yang diajukan ke KPPN.
Pasal9
(1) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing, tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valuta asing
tersebut (sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
Anggaran Nomor SE-43lN6110392 jo. SE DJA Nomor
SE-321N6310295 tentang Pembayaran Mata Uang
AsingNaluta Asing dan SE DJA Nomor SE-130lN1989
tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pembiayaan
Training dalam rangka Bantuan Luar Negeri melalui
Rekening Khusus).
(2) Pengajuan SPM untuk pembayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (I), disampaikan kepada KPPN
Khusus Jakarta VI.
BAB IV
PENGISIAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
PasallO
(1) Pengisian initial deposit dilakukan melalui Direktorat
Pengelolaan Kas Negara dengan menggunakan
Withdrawal Application yang disampaikan kepada Bank
Dunia atas dasar perrnintaan kebutuhan dana selama 6
bulan (form 1DIProject Cash Forecast) yang diajukan
oleh CPICU, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
(2) Direktorat Pengelolaan Kas Negara mengirim copy
rekening koran Rekening Khusus yang diterima dari
Bank Indonesia kepada CPlCU secara berkala sebagai
bahan pernbuatan Interim Financial Report (IFR).
(3) Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilaksanakan
oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara berdasarkan
kebutuhan pembiayaan yang tercantum dalam IFR yang
diajukan oleh CPlCU disertai dokumen-dokumen
sebagai berikut:
a. Form I-A (SpecialAccount Activity Statement);
b. Form 1-B (Summary Sheet for Payments of Contracts
Subject to Prior Review);
c. form I - C (Summary Statement of Expenditures
(SUM-SOE) for those NOT Subject to Prior Review);
d. Form 1-C2 (Statement of Expenditures for those NOT
Subject to Prior Review );
e. Form 1D (Project Cash Forecast);
f. Form lnterim FinancialReporf 1 (IFR-1);
g. Form Interim FinancialReport 2 (IFR-2).
(4) Untuk rnenghindari terjadinya dana talangan (bridging
financing) pada Rekening Kas Urnurn Negara, Executing
Agency diwajibkan secara berkala rnernantau dan
rnengevaluasi sisa dana yang tersedia pada Rekening
Khusus dan kebutuhan dana yang hendak diterbitkan
SPM-nya.
( 5 ) Apabila evaluasi sebagairnana dirnaksud pada ayat (4)
rnenunjukkan bahwa ketersediaan dana Rekening
Khusus tidak akan rnencukupi kebutuhan pernbiayaan
kegiatan, Executing Agency harus segera
rnernberitahukan kepada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan. Selanjutnya Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara
dapat rnenerbitkan surat perintah penghentian
pernbayaran sernentara kepada KPPN bersangkutan
sehubungan dengan kekurangan dana Rekening Khusus
dirnaksud.
(6) Pernbayaran kernbali atas penghentian pernbayaran
sernentara sebagairnana dirnaksud pada ayat (5) dapat
dilaksanakan setelah KPPN rnenerirna surat
pernberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
BAB V
PELAPORAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN
Pasal 11
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN rnengirirnkan copy
SP2D dan copy SPM beserta dokurnen pendukungnya.
(2) Pengirirnan dokurnen sebagairnana dirnaksud pada ayat
(1) dilakukan setiap hari Senin yang diterbitkan pada
rninggu sebelurnnya dan dialarnatkan kepada:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Subdirektorat Dana Pinjarnan dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4 Jakarta 10710

BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 12
(1) PPN, PPn BM, dan PPh yang terutang untuk porsi
PinjarnanIHibah Luar Negeri dilaksanakan rnenurut
ketentuan yang berlaku
(1) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP PPh sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal I 3
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 23 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
IDA CREDIT NO 4205-IND (EARLY CHILDHOOD
EDUCA JlON AND DEVELOPMENT PROJECT).

Daftar Persentase Pernbiayaan IDA Credit No.4205-IND


(Early Childhood Education and Development Program)
Rekening Khusus Nornor 601.264.41 1

SOE
Kode Persentase Thresholds1
No. Uraian Kategori
Kategori *) Credit NOL (USD
Eqv.)

1. Training, workshops 1 80% SOE


and operatinge
expenses under Part
A of the Project'.

2. Grants : 100% SOE


a). Block Grants/ a@
Additional Block
Grants

b). Matching Grants. 204

3. Training, workshops, 3 50% SOE


and operating
expenses under Part
B of the Project

4. Goods, workshops, 4 50% SOE


training, and operating
expens under Part C
of the Project
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 23 IPBR007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
IDA CREDIT NO. 4205-IND (EARLY CHILDHOOD
EDUCATION AND DEVELOPMENT PROJECT).

1 PROGRAM PENDlDlKAN DAN PENGEMBANGAN ANAK USlA DIN1 (PPAUD)


n Dibuat oleh PPK

BERITA ACARA PEMBAYARAN IPENARIKAN DANA (BAPPDL


TAHAP I 1 Ill Ill*

Pada hari ini tanggal ............................ bulan ..............tahun ............... ...,kami


Yang bertanda tangan di bawah ini :
'1. Nama ............................................................................
.....................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen ....................................
Alamat : ............................................................................
............................................................................
Berdasarkan Surat Keputusan ............... .Tanggal ................Nomor.................
Bertindak untuk dan atas nama pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai Pihak
Pertarna.
'2. Nama : ...........................................................................
Jabatan : Ketua Tim Pengelola Kegiatan ..............................
Desa .......Kecamatan.. .............,Kabupaten....................
Alamat : ....................................................................................
.............................................................................................

Berdasarkan Berita
Acara.. ............. .Tanggal.. ..........................Nornor.. .......................
bertindak sebagai pelaksana program PPAUD yang selanjutnya disebut sebagai
Pihak Kedua.

Dengan ini secara bersama-sama telah menyatakan bahwa :


1. Tim Pengelola Kegiatan telah siap melaksanakan program PPAUD.
2. Telah dipenuhinya persyaratan teknis berdasarkan Berita Acara Status
Pelaksanaan Program (BASP2) No................... tanggal.................... kemajuan
kegiatan telah mencapai........... % dan persyaratan administratif telah dipenuhi,
maka Tim Pengelola Kegiatan layak untuk memperoleh pembayaran tahap
............. sebesar Rp........... ........................), atas beban IDA Credit No.4205-
IND sebesar 100 %.
3. Rincian Penarikan Dana :
a. Nilai SPPB Rp...........................
b. Penarikan s.d. tahap lalu Rp...........................
c. Penarikan tahap ini Rp...........................
d. Penarikan s.d tahap ini Rp............................
e. Sisa yang belurn ditarik Rp............................
4. Dengan telah disalurkan pemberian bantuan ini maka Tim Pengelola Kegiatan
bertanggungjawab sepenuhnya atas penyelesaian pelaksanaan program
dimaksud sesuai jadwal dan target yang telah ditentukan.
5. Pembayaran Pihak Kedua dibayarkan melalui rekening
nomor..............................pada Bank......................atas nama Tim Pengelola
Kegiatan...................................
Demikian Berita Acara Pernbayaranlpenarikandana ini dibuat dapat digunakan
sebagaimana rnestinya.

Ketua Tim Pengelola Kegiatan Pejabat Pernbuat Kornitrnen


.......................................... Program PPAUD Kabupaten..........

( .........................................)
NIP. ............................
Telah memeriksa kebenarannya
Tim Fasilitator Masyarakat
Kabupaten...........................

( ........................................... 1 (.........................................1
Tanda tangan dan cap Tanda tangan dan cap

*) Coret yang tidak perlu*) Coret yang tidak perlu.


LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 23 lPBiZO07 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
IDA CREDIT NO. 4205-IND (EARLY CHlLDHOOD
EDUCATIONAND DEVELOPMENT PROJECT)

PROGRAM PENDlDlKAN DAN PENGEMBANGAN ANAK USlA DIN1 (PPAUD)


BERITA ACARA STATUS PELAKSANAAN PROGRAM
(BASP2 ) TAHAP 1111 1Ill*

No .........................
Tanggal : ..........................

Yang bertandatangan dibawah ini kami:


1. Nama .................................................................................................
-
Jabatan : Tim Pengelola Kegiatan ..........................................................
Desa.........Kecamatan............Kabupaten...............................
Selanjutnya disebut Pihak Pertama

2. Nama .................................................................................................
Jabatan : Ketua DPlU program PPAUD ................................................
Kabupaten ..............................................................................
I I I I I
Selanjutnya disebut Pihak Kedua

Berdasarkan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan Nomor :...................Tanggal


..................................... untuk pelaksanaan kegiatan program PPAUD di Desa
................... Kecarnatan.................... serta Surat Sertifikasi Pelaksanaan Program
(SSP2) No:................................... tanggal ..................................Pihak Pertama telah
melaksanakan kegiatan program dengan kemajuan kegiatan
sebesar................................. (............ %).

Ketua DPlU Program PPAUD Ketua Tim Pengelola Kegiatan .........................


Kabupaten..............................

(......................................... 1 (............................................1
NIP.. ............................

Telah memeriksa kebenarannya Telah memeriksa kebenarannya


Tim Fasilitator Masyarakat Konsultan RMC Regional.................
Kabupaten.............................. T.A. Kabupaten................................

(.............................................
1 (..................................................)
Tanda tangan dan cap Tanda tangan dan cap

*) Coret yang tidak perlu 207


LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 23 lPBl2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
IDA CREDIT NO 4205-IN0 (EARLY CHILDHOOD
EDUCATION AND DEVELOPMENTPROJECT)

I Dibuat oleh TPK

PROGRAM PENDlDlKAN DAN PENGEMBANGAN ANAK USlA DIN1 (PPAUD)


SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENYELESAIAN PROGRAM
( SPKP2 )

Pada hari ini ............... tanggal .................. bulan .................. tahun


............ ......, yang bertanda tangan di bawah ini, kami :
Nama ......................
Jabatan : Ketua Tim Pengelola Kegiatan ...........................
Desa ............ ..., Kecamatan ............... , Kabupaten

Dengan ini menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan dan menyelesaikan


program PPAUD dengan dibayarkannya total dana sebesar 100 % yaitu sejumlah
Rp. ..................... (terbilang ....................................................................... )
sesuai yang tercantum pada Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)
Nomor........................ tanggal .....................
Tim Pengelola Kegiatan akan menyelesaikan kegiatan PPAUD yang masih ada
sesuai dengan Berita Acara Status Pelaksanaan Program (BASP2) untuk
pembayaran tahap Ill dan melanjutkan kegiatan PPAUD tersebut secara mandiri
walaupun SPPB telah berakhir.
Kualitas pelaksanaan pekerjaan akan dipenuhi sesuai persyaratan yang ditentukan.

Ketua Tim Pengelola Kegiatan Fasilitator Masyarakaff Konsultan


.................................... Kabupaten
Kabupaten ...................

Mengetahui:
Ketua DPlU Program PPAUD
Kabupaten.. .......................

( ................................. )
NIP. ...........................
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 24 IPBl2007
TENTANG
PETUNJUK PENCAIRAN DANA HIBAH JAVA RECONSTRUCTION FUND (JRF)
FOR COMMUNITY-BASED SETTLEMENTREHABILITATIONAND
RECONSTRUCTIONPROJECT FOR CENTRAL AND WEST JAVA AND
YOGYAKARTA SPECIAL REGION
NOMOR TF090014-IND

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menirnbang : a. bahwa dalarn rangka rnernbantu pernbiayaan program


pernulihan bagi rnasyarakat yang terkena gernpa burni
tsunami di wilayah Daerah lstirnewa Yogyakarta, Jawa
Barat dan Jawa Tengah, Pemerintah RI mernperoleh
dana hibah (grant) dari World Bank untuk Java
Reconstruction Fund (JRF);
I
b. bahwa dalarn rangka rnernpercepat realisasi hibah luar
negeri diperlukan petunjuk pencairan dana JRF for
Community-Based Settlement Rehabilitation And
Reconstruction Project for Central and West Java and
Yogyakarta Special Region;
a. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana
dirnaksud dalarn huruf a dan b, perlu rnenetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Petunjuk Pencairan Dana Hibah Java Reconstruction
Fund (JRF) for Community-Based Settlement
Rehabilitation and Reconstruction Project for Central
and West Java and Yogyakarta Special Region Nornor
TF090014-IND;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Nornor 47 Tahun 2003, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4286);
2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk
Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan
dalam rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang
Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar
Negeri;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerimaan
Hibah serta Penerusan Pinjaman danlatau Hibah Luar
Negeri;
6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4418);
7. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangIJasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4330) sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 85
Tahun 2006 tentang Perubahan Keenam atas
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangIJasa
Pemerintah;
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 239/KMK.01/1996
tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak
Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai Dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 4861KMK.0412000;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1311PMK.01/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Keuangan;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134/PMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
11. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
PER-66lPBl2005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan
Pernbayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
12. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
SE-77lPBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D
Rekening Khusus pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PETUNJUK PENCAIRAN DANA HlBAH JAVA
RECONSTRUCTION FUND (JRF) FOR COMMUNITY-
BASED SETTLEMENT REHABlLlTATlON AND
RECONSTRUCTION PROJECT FOR CENTRAL AND
WEST JAVA AND YOGYAKARTA SPECIAL REGION
NOMOR TF090014-IND.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasall
Dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dirnaksud dengan:
1. Java Reconstruction Fund (JRF) for Community-Based
Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project
For Central and West Java and Yogyakarta Special
Region (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan
Perrnukirnan Berbasis KornunitasIRe-Kornpak) - Grant
Agreement Nornor TF090014-IND adalah kegiatan
untuk rnernbantu pernbiayaan program pernulihan bagi
rnasyarakat perkotaan yang terkena gernpa burni di
wilayah Jateng, Jabar dan DIY.
2. Closing Date adalah tanggal batas akhir penerbitan
SPPD Rekening Khusus di Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).
3. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DlPA atau dokurnen lain yang dipersamakan
dengan DlPA adalah dokurnen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh MenterilPimpinan Lembaga atau
Satuan Keja (Satker) serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas narna Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
negara dan pencairan dana atas beban APBN serta
dokurnen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
4. Initial Deposit adalah dana awal yang dapat ditarik dari
World Bank dan ditransfer ke rekening khusus (special
account), setelah Grant Agreement dinyatakan efektif.
5. Satker adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang
rnelaksanakan kegiatan yang dibiayai dari hibah ini dan
berada di Pusat dan lbukota Provinsi.
6. No Objection Letter (NOL) adalah persetujuan dari
World Bank atas suatu kontrak bilarnana
dipersyaratkan.
7. Project Management Unit (PMU) adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan proyek.
8. Rekening Kas Negara adalah rekening ternpat
penyirnpanan uang negara yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) atau pejabat yang ditunjuk, untuk rnenarnpung
seluruh penerirnaan negara dan atau rnernbayar
seluruh pengeluaran negara pada BankISentral Giro
yang ditunjuk.
9. Rekening Khusus adalah rekening hibah yang dibuka di
Bank Indonesia Jakarta.
10. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokurnen yang diterbitkan oleh PAlKuasa
PA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
dana yang bersurnber dari DlPA atau dokumen lain
yang dipersarnakan.
11. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara
untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan
SPM.
12. Withdrawal Application adalah dokurnen yang
digunakan untuk rnelakukan penarikan initial deposit
dana pinjarnan dan hibah, pengisian kernbali rekening
khusus danlatau penarikan untuk penggantian atas
pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan
terlebih dahulu oleh Pernerintah.
13. Rekening lnduk yaitu Rekening untuk menyalurkan
dana Bantuan Langsung Masyarakat berupa Bantuan
Dana Rurnah (BDR) dan Bantuan Dana Lingkungan
(BDL) yang dibuka pada lbukota Provinsi.
14. Rekening Mastcr yaitu Rekening untuk membayar gaji
fasilitatorlasisten dan tunjangan operasional kegiatan
dan biaya pelatihan warga yang dibuka pada lbukota
Provinsi.
Pasal2
Spesifikasi dari grant dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Nomor Perjanjian : TF090014-IND
Hibah
2. Tanggal : 06 Februari 2007
Perjanjian Hibah
3. Nomor Register : 70703301

4. Closing Date : 30 Juni 2009

5. Retroactive : USD 10,000,000 (20


Financing Oktober 2006 s.d 06
Februari 2007)
6. Jumlah Hibah : Tranche I dan II masing-
masing USD 30,000,000
7. Nomor Reksus : 602.108411

8. Initial Deposit : Proyeksi Kebutuhan 6


Bulan
9. ExecutingAgency : Direktorat Jenderal Cipta
Karya Departemen
Pekerjaan Umum
BAB II
PEMBEBANAN DANA
Pasal3
(1) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus Java
Reconstruction Fund (JRF) Grant Nomor TF090014-
IND for Cornrnunity-Based Settlement Rehabilitation
and Reconstruction Project for Central and West Java
and Yogyakarta Special Region Nomor 602.108411
pada Bank Indonesia.
(1) Pembebanan dan Pembayaran dilakukan secara
proporsional sesuai denga'n kategori dan persentase
dana Grant Nomor TF090014-IND sebagaimana
tercantum pada Lampiran Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
BAB Ill
PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
Bagian Kesatu
Bantuan Langsung Masyarakat (Sub Grant)

(1) Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) mencakup:


a. Bantuan Dana Rumah (BDR)/Housing
Reconstruction Sub-grant merupakan kategori 1;
b. Bantuan Dana Lingkungan (BDL)IBlock Sub-grant
merupakan Kategori 2.
(2) Bantuan Dana Rumah (BDR) merupakan bantuan yang
diberikan kepada masyarakat penerima bantuan yang
telah membentuk satuan kerja swadaya (Kelompok
PemukimIKP) dengan tujuan untuk membiayai kegiatan
perbaikan atau pembangunan kembali rumah oleh
keluarga penerima, baik melalui pola swakelola,
penugasan ke pihak ketiga, gotong royong yang
keputusannya ditetapkan melalui musyawarah anggota.
(3) Bantuan Dana Lingkungan (BDL) merupakan bantuan
yang diberikan kepada masyarakat melalui Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM)/Tim Pengelola
Kegiatan (TPK) dengan tujuan untuk membiayai
kegiatan yang berkaitan dengan rehabilitasi dan
rekonstruksi prasarana dan sarana lingkungan
permukiman yang telah disetujui oleh masyarakat
setempat.

(1) Pencairan dana BDR dan BDL dilaksanakan melalui


"Rekening Induk" yang dibuka pada Bank Mandiri
Cabang Provinsi berdasarkan Kesepakatan tentang
penyaluran dana BLM antara satker dengan pihak bank.
(2) Untuk mengisi dana Rekening Induk, Satker
menerbitkan SPM-LS dan mengajukan ke KPPN
setempat dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pengisian dana awal dengan dilengkapi:
1) Surat Pemberitahuan Nomor Rekening Induk;
2) Daftar Proyeksi kebutuhan dana untuk 3 (tiga)
bulan berdasarkan Daftar lnduk Penerima
Hibah (DIPH) dan besaran yang akan diterima;
3) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
b. Untuk pengisian dana berikutnya agar rnelampirkan:
1) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Rekening
lnduk yang disahkan Kepala Satker;
2) Daftar Proyeksi kebutuhan dana untuk 3 (tiga)
bulan yang akan datang dengan rnenyertakan
Daftar lnduk Penerima Hibah (DIPH) dan
besaran yang akan diterirna selanjutnya;
3) Penggunaan dana sebelurnnya telah mencapai
minimal 70%, (tujuh puluh persen) dibuktikan
dengan saldo rekening koran Rekening Induk;
4) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
(3) Apabila program telah selesai rnaka atas perintah
Satker sisa dana pada Rekening lnduk (bila ada) harus
disetor ke Rekening Khusus.
(4) Terhadap jasa giro yang diperoleh atas penyimpanan
dana di Rekening lnduk pada Bank Mandiri Kantor
Cabang haws disetor setiap bulan ke Rekening Kas
Negara.
Bagian kedua
Individual Consultant
Pasal6
(1) Fasilitatorlasisten adalah orang yang berdasarkan
Surat Perjanjian Kerja (SPK) dengan Satker
melaksanakan tugas sebagai fasilitatorlasisten dan
untuk itu berhak menerima gaji dalarn jurnlah tertentu
setiap bulan yang telah ditetapkan (sesuai Surat
Keputusan Satker yang berlaku).
(2) Tunjangan operasional dan biaya pelatihan warga
adalah jumlah uang tertentu yang dibayarkan kepada
fasilitator setiap bulan untuk keperluan operasional
dan pelatihan warga dalam rangka pelaksanaan tugas
sebagai fasilitator.
(3) Gaji fasilitatorlasisten dan tunjangan operasional
kegiatan dan pelatihan warga termasuk dalam
kategori 3 (Consultants services, goods and
incremental operating costs under Part C of the
Project).
Pasal7
(1) Pencairan dana gaji, tunjangan operasional dan biaya
pelatihan warga dilaksanakan melalui "Rekening
Master" yang dibuka pada Bank Mandiri Cabang
berdasarkan perjanjian kerjasarna tentang
pembayaran gaji dan tunjangan operasional
fasilitatorlasisten antara Satker dengan pihak bank.
(2) Untuk rnengisi dana Rekening Master, Satker
rnenerbitkan SPM LS dan rnengajukan ke KPPN
seternpat dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pengisian dana awal dengan dilengkapi:
1) Surat Pernberitahuan Nornor Rekening Master;
2) Daftar Proyeksi kebutuhan dana untuk 3 (tiga)
bulan berdasarkan Daftar Narna
Fasilitator/Asisten dan besaran yang akan
diterima;
3) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
b. Untuk pengisian dana berikutnya agar
rnelampirkan:
1) Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Rekening Master yang disahkan Kepala
Satker;
2) Daftar Proyeksi kebutuhan dana untuk 3 (tiga)
bulan yang akan datang dengan rnenyertakan
Daftar Narna FasilitatorIAsisten dan besaran
yang akan diterirna selanjutnya;
3) Penggunaan dana sebelurnnya telah rnencapai
minimal 70%, (tujuh puluh persen) dibuktikan
dengan saldo rekening koran Rekening
Master;
4) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
(3) Apabila program telah selesai rnaka atas perintah
Satker sisa dana pada Rekening Master (bila ada)
harus disetor ke Rekening Khusus.
(4) Terhadap jasa giro yang diperoleh atas penyimpanan
dana di Rekening Master pada Bank Mandiri Kantor
Cabang harus disetor setiap bulan ke Rekening Kas
Negara.
BAB IV
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal8
(1) Pengisian kernbali dana Rekening Khusus secara
berkala dengan penyarnpaian Withdrawal Application
(WA) dan Interim Financial Report (IFR) oleh
Executing Agency rnelalui Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas
Negara kepada Bank Dunia.
(2) Berdasarkan saldo Rekening Koran Bank Indonesia,
apabila ketersediaan dana Rekening Khusus tidak
akan rnencukupi kebutuhan pernbiayaan kegiatan,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat
rnenerbitkan Surat Perintah Penghentian Pernbayaran
Sernentara kepada KPPN bersangkutan sehubungan
kekurangan dana Rekening Khusus dirnaksud.
(3) Pernbayaran kernbali atas penghentian pernbayaran
sernentara sebagairnana dirnaksud pada ayat (2),
dapat dilaksanakan setelah KPPN rnenerirna surat
pemberitahuan dari Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas
Negara.
BAB V
PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN
Pasal9
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN rnengirimkan
fotokopi SP2D dan SPM berkenaan beserta
larnpirannya.
(2) Pengiriman dokurnen sebagairnana dirnaksud pada
ayat (I), dilaksanakan setiap hari Senin dan
disarnpaikan pada alarnat sebagai berikut:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara (PKN)
Subdirektorat Dana Pinjarnan dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
JI. Lapangan Banteng Tirnur No. 2 - 4, Jakarta 10710
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
PasallO
(1) Dalarn ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pernbayaran kontrak-kontrak valuta asing tidak
diperkenankan rnerupiahkan tagihan valas tersebut
sesuai Surat Edaran Direktorat Jenderal Anggaran (SE-
DJA Nornor SE-43/Al61/0392 tanggal 26 Maret
1992 jis SE-DJA Nornor SE-32lAl6310295 tanggal 27
Februari 1995 tentang Pembayaran Mata Uang
AsingNaluta Asing dan SE-DJA Nornor SE-130/Al1989
tanggal 28 Oktober 1989 tentang Petunjuk Tata Cara
Penyaluran Pernbiayaan Training dalarn rangka
Bantuan Luar Negeri rnelalui Rekening Khusus).
(2) SPM untuk pelaksanaan pernbayaran dalam valuta
asing sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
disarnpaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.
(3) Dalarn pelaksanaan penerbitan SP2D langsung (SP2D-
LS), harus rnernperhatikan hal-ha1 sebagai berikut:
a. Pernbayaran terhadap kontrak-kontrak yang
rnernpersyaratkan No Objection Letter (NOL), dapat
dilaksanakan apabila SPM yang diajukan dilarnpiri
copy "NOL" dirnaksud sesuai dengan SE-DJA Nornor
SE-1041A.2000 tanggal 24 Juli 2000 (FORM 384C
untuk pekejaan kategori consultant dan Form 384P
untuk pekerjaan kategori goods and works) atas
kontrak yang bersangkutan. NOL dari Bank Dunia
yang dirnaksud adalah NOL terhadap kontrak yang
telah ditetapkanlditandatangani (final/signed
contract)
b. Berita Acara Pernbayaran (BAP) yang dilarnpirkan
pada pengajuan SPM-LS harus sesuai dengan Surat
Edaran DJA Nornor SE-84lAl71/0696 tanggal 11
Juni 1996 tentang Penulisan Nilai Kontrak dan Berita
Acara Pernbayaran (BAP) untuk Proyek Pemerintah
yang dibiayai dengan dana pinjamanlhibah luar
negeri
c. Penerbitan SP2D didasarkan pada SPM yang
rnencanturnkan Nornor Grant, Nornor Register, kode
kategori, porsi pembiayaan sebagairnana tercanturn
dalam Lampiran Peraturan ini, nilai, nornor dan
tanggal kontrak terrnasuk addendum, nornor dan
tanggal BAP beserta tanggal No Objection Letter
(NOL) bila dipersyaratkan.
(4) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi Hibah
Luar Negeri dilaksanakan rnenurut ketentuan yang
berlaku.
( 5 ) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, rnernerintahkan
pengurnurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penernpatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 24 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA HlBAH JAVA RECONSTRUCTION
FUND (JRF) FOR COMMUNIW-BASED SETTLEMENT
REHABILITATION AND RECONSTRUCTION PROJECT
FOR CENTRAL AND WEST JAVA AND YOGYAKARTA
SPECIAL REGION NOMOR TF090014-IND

DAFTAR PERSENTASE PEMBIAYAAN


JAVA RECONSTRUCTION FUND (JRF)
FOR COMMUNITY-BASED SETTLEMENT REHABILITATION AND
RECONSTRUCTION PROJECT CENTRAL AND WEST JAVA AND YOGYAKARTA
SPECIAL REGION
NOMOR TF090014-IND **)

Amount of
Porsi NOUSOE
Uraian Kategori Grant
No Pembiayaan
(Kode) Allocated
Grant
(USD)

I Housing 100 % of Sub- 26,500,000 *


Reconstruction Grant amount
Sub-grants (I) disbursed

-
*
2 Block Sub-grants 100% of Sub- 500,000
(2) Grant amount
disbursed

3 Consultants' 100% 1,300,000


services under
Part C of the
Project (3)

4 Consultants' 700% 1,700,000 *


services under
Part D of the
Project (4)

*) Menyertakan NOL apabila kontrak pengadaan barang (goods) senilai > USD
100,000 dan atau kontrak konsultan sebesar > USD 50,000.
**) alokasi dana tranche II mengikuti tranche I kecuali disepakati lain oleh
Departemen Keuangan dan IBRD
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 25 IPBl2007
TENTANG
PETUNJUKPELAKSANAANPENYALURANDANPENCAIRANDANA
LOAN JBlC NO. IP-530 PROYEK PENGEMBANGAN FAKULTAS KEDOKTERAN
DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
(DEVELOPMENT OF F A C U L N OF MEDICINEAND HEALTH SClENClES
OF SYARIF HIDAYATULLAHSTATE ISLAMIC UNIVERSITY)

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyediaan pendidikan dan


layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat
pedesaan, Pemerintah Jepang melalui Japan Bank for
International Cooperation (JBIC) memberikan pinjaman
kepada Pemerintah lndonesia untuk membiayai Proyek
Pengembangan Fakultas Kedokteran dan llmu
Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Loan
JBIC No. IP-530 Proyek Pengembangan Fakultas
Kedokteran dan llmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah (Development of Faculty of
Medicine and Health Sciencies of Syarif Hidayatullah
State Islamic University);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor I Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang
22 1
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 1995 tentang Bea Masuk. Bea Masuk Tambahan,
Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai Dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerimaan Hibah
serta Penerusan Pinjaman danlatau Hibah Luar Negeri;
6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4212), sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4418);
7. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4330), sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nornor 85
Tahun 2006 tentang Perubahan Keenam Atas
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangIJasa
Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131lPMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Keuangan;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
11. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
NasionallKetua Bappenas Nomor 1851KMK.0311995 dan
Kep.031lKet1511995 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan, Penatausahaan, dan Pemantauan
PinjamanlHibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana
telah diubah dengan SKB Nomor 459lKMK.0311999 dan
KEP-2641KET10911999:
12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 239lKMK.0111996
tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tarnbahan, Pajak
Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Pernerintah yang Dibiayai Dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 486lKMK.0412000;
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPBl2005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
LOAN JBlC NO.IP-530 PROYEK PENGEMBANGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
(DEVELOPEMENT OF FACULTY OF MEDICINE AND
HEALTH SClENClES OF SYARIF HIDAYATULLAH STATE
ISLAMIC UNIVERSITY.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini,
yang dimaksud dengan:
1. Proyek Pengembangan Fakultas dan llrnu Kesehatan
(FKIK) Universitas lslarn Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
adalah kegiatan yang dibiayai dana pinjarnan JBlC No.
IP-530.
2. Initial Deposit adalah dana atau uang muka (advace)
yang dapat ditarik setelah Naskah Pejanjian Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri (NPPHLN) dinyatakan efektif.
3. Withdarawa Application (WA) adalah dokurnen yang
digunakan untuk rnelakukan penarikan initial deposit dan
pinjamanlhibah, pengisian kernbali Rekening Khusus,
danlatau penarikan untuk penggantian atas
pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih
dahulu oleh pemerintah.
4. Closing Date adalah batas akhir waktu untuk penarikan
dana pinjamanlhibah luar negeri.
5. Executing Agency dan Implementing Unit adalah
Kementerian NegaraILernbaga yang bertanggungjawab
secara keseluruhan kegiatan Proyek Pengembangan
BAB II
PEMBEBANAN DAN PENCAIRAN DANA

(1) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus Nomor


601.050111 untuk Kategori D pada Bank Indonesia
Pusat.
(2) Untuk kategori A,B,C,D,E,F, dan G, mekanisme
penarikan pinjaman akan dilakukan dengan cara
Pembayaran Langsung (Direct Payment) melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus
Jakarta VI.

( I ) Pembebanan dan pembayaran dilakukan sesuai dengan


kategorilpersentase Loan JBlC No. IP-530 sebagaimana
tercantum dalam lampiran Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
(2) Total penariakan untuk masing-masing kategori tidak
boleh melebihi jumlah maksimum kategori sesuai
Schedule 2 Allocation of Proceeds of Loan.

Penerbitan SP2D Rekening Khusus dilaksanakan dengan


berpedoman pada Surat Edaran Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor SE-77lPBl2005 tentang Tata Cara
Penerbitan SP2D Rekening Khusus pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.

Pasal6
( I ) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing, tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut
(sesuai SE DJA No. SE-43lN6110392 jis SE DJA No.
SE-32/A/63/0295 tentang Pembayaran Mata Uang
AsingNaluta Asing dan SE DJA No. SE-130lN1989
tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pembiayaan
Training dalam Rangka Bantuan Luar Negeri melalui
Rekening Khusus).
(2) SPM untuk pelaksanaan pembayaran dalam valuta asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikirimkan kepada
KPPN Khusus Jakarta VI.
BAB Ill
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal7
(1) Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilakukan
secara berkala dengan penyampaian Withdrawal
Application (WA) dan Statement of Exependiture 9SOE)
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Pengelolaan Kas Negara kepada JBIC.
(2) Untuk rnenghindari pernakaian dana talangan (bridging
financing) oleh Pemerintah Indonesia, Direktur
Pengelolaan Kas Negara membantu dan rnengevaluasi
sisa dana yang tersedia pada Rekening Khusus.
(3) Apabila evaluasi sebagairnana dimaksud pada ayat (2)
menunjukkan bahwa ketersediaan dana Rekening
Khusus tidak akan rnencukupi kebutuhan kegiatan,
Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Pengelolaan Kas Negara dapat menerbitkan surat
perintah penghentian pembayaran sementara kepada
KPPN.
Pembayaran kernbali atas penghentian pernbayaran
sernentara sebagaimana dirnaksud pada ayat (3), dapat
dilaksanakan setelah KPPN menerima surat pernberitahuan
dari Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Pengelolaah Kas Negara.
BAB IV
PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN
Pasal8
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN mengirirnkan copy
SP2D Rekening Khusus beserta copy SPM dan copy
dokumen pendukungnya setiap hari Senin kepada :
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
Jalan Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710
(2) KPPN agar tetap menyirnpan pertinggal SP2D lengkap
dengan dokurnen pendukungnya, apabila sewaktu-waktu
diperlukan ekspedisi kedua.

BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal9
(1) PPN, PPn BM, dan PPh yang tenrtang untuk porsi
PinjamanlHibah Luar Negeri dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
(1) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTURJENDERALPERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 25 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
LOAN JBlC NO. IP-530 PROYEK PENGEMBANGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNlVERSlTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
(DEVELOPMENT OF FACULTY OF MEDICINE AND
HEALTH SClENClES OF SYARlF HIDAYATULLAH STATE
ISLAMIC UNIVERSIP/)

SCHEDULE 2
ALLOCATION OF PROCEEDS OF LOAN

Infrastructure
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 27 lPB12007

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER-53lPB12006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARl PENERUSAN
PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI, DAN REKENlNG
PEMBANGUNAN DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menirnbang : a. bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap


ketentuan percepatan pelunasan pinjaman Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) sebagaimana diatur dalam
Pasal 23 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-531PB12006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber dari
Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana
Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah pada
Perusahaan Daerah Air Minum, perlu dilakukan
penyempurnaan terhadap ketentuan Pasal 23
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan dirnaksud;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-531PB12006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber dari
Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana
Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah pada
Perusahaan Daerah Air Minum;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107lPMK.0612005
tentang Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber
dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana
Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah;
5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-53lPBl2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber dari
Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana
Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah pada
Perusahaan Daerah Air Minum;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-531PBl2006 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN PIUTANG
NEGARA YANG BERSUMBER DARl PENERUSAN
PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,
DAN REKENING PEMBANGUNAN DAERAH PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM.
Pasal l
Mengubah ketentuan pada Pasal 23 Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53lPBl2006, sehingga
keseluruhan Pasal23 berbunyi sebagai berikut:

Pelaksanaan percepatan pelunasan pinjaman dapat


dilakukan PDAM terhadap seluruh kewajiban utang baik yang
tertunggak rnaupun yang belum jatuh tempo dengan
diberikan keringanan berupa penghapusan denda tertunggak
yang besamya maksimum 2% (dua per seratus) dari jumlah
piutang negara yang seharusnya dilunasi."

Pasal II
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku
surut terhitung sejak tanggal 30 Oktober 2006.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 28 IPBl2007

TENTANG

PETUNJUKPELAKSANAANPENYALURANDANPENCAIRANDANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS PROJECTIPROGRAM
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS)
Dl NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN NlAS

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka membantu Pemerintah Daerah di


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kabupaten di
Pulau Nias untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
daerah tertinggal dan khusus, terutama pemulihan
kehidupan sosial ekonomi daerah tertinggal dengan
kegiatan meliputi sektor pembangunan masyarakat
(community development), pengembangan sektor
swasta (private sector development), dan
pengembangan sumber daya manusia (human
development) yang akan dilaksanakan di daerah
tertinggal dan daerah paska konflik, Pemerintah
Indonesia memperoleh Dana Hibah dari International
Development Association (berperan sebagai wakil MDF
untuk Aceh dan Sumatera Utara) Nomor TF TF057955
(Support for Poor and Disadvantaged Areas
Projecflrogram Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus);
b. bahwa dalam rangka mempercepat realisasi
PinjamanlGrant Luar Negeri sesuai dengan Surat
Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
NasionalIKetua Bappenas Nornor 185lKMK.0311995
dan Nomor Kep. 0311Ketl5/1995, sebagaiman telah
diubah dengan SKB Nomor 459lKMK.0311999 dan
Nomor KEP-2641KET109/1999, diperlukan tata cara
penarikanlpenyaluran dana Grant MDF Nomor
TF057955 (Program Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus) yang selanjutnya disingkat
P2DTK;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana
Grant Multi Donor Trust Fund Nomor TF057955
(Support for Poor and Disadvantaged Areas
ProjectlProgram Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus) di Nanggroe Aceh Darussalam
dan Nias;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 47 Tahun 2003, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 10 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2005
tentang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah
dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera
Utara menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 111, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4550);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk
Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan
dalam rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang
Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar
Negeri;
7. Peraturan Pernerintah Nornor 2 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengadaan Pinjarnan danlatau Penerirnaan
Hibah serta Penerusan Pinjarnan danlatau Hibah Luar
Negeri;
8. Peraturan Presiden Nornor 34 Tahun 2005 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja serta Hak
Keuangan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalarn dan Kepulauan Nias Provinsi
Surnatera Utara;
9. Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang
Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan Lernbaran Negara
Republik lndonesia Nornor 4212) sebagairnana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nornor 72 Tahun
2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun
2004 Nornor 92, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik
lndonesia Nornor 4418);
10. Keputusan Presiden Nornor 80 Tahun 2003 tentang
Pedornan Pelaksanaan Pengadaan BarangIJasa
Pernerintah (Lernbaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nornor 120, Tarnbahan Lernbaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4330) sebagairnana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nornor 85
Tahun 2006 tentang Perubahan Keenarn atas
Keputusan Presiden Nornor 80 Tahun 2003 tentang
Pedornan Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa
Pernerintah;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 54lPMK.0212005
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kernenterian
NegaraILernbaga tahun 2005;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1341PMK.06/2005
tentang Pedornan Pernbayaran dalarn Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 131lPMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departernen
Keuangan;
14. Surat Keputusan Bersarna (SKB) Menteri Keuangan
dan Menteri Negara Perencanaan Pernbangunan
NasionallKetua Bappenas Nomor 1851KMK.0311995
dan Kep.031/Ket/5/1995 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan
Pernantauan PinjarnanlHibah Luar Negeri Dalarn
Rangka Pelaksanasn APBN, sebagairnana telah diubah
dengan SKI3 Nomor 4591KMK.0311999 dan KEP-
264/KET/09/1999 tentang Perubahan atas SKB Menteri
Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan NasionalIKetua Bappenas Nomor
lS5lKMK.0311995 dan Kep.0311Ket1'511995 tentang Tata
Cara Perencanaan. Pelaksanaan, Penatausahaan, dan
Pemantauan PinjamanIHibah Luar Negeri Dalam
Rangka Pelaksanaan APBN;
15. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 239lKMK.0111996
tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, dan Pajak Penghasilan Dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan
Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 486lKMK.0412000;
16. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NIAS.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini,
yang dimaksud dengan:
1. Grant Agreement Nomor TF057955 (P2DTK) secara
umum bertujuan untuk membantu pemerintah daerah
dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah-
daerah tertinggal dan khusus, terutama pemulihan
kehidupan sosial ekonomi daerah-daerah tertinggal.
2. Executing Agency adalah Kementerian
NegaraILembaga yang menjadi penanggung jawab
secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan.
3. Initial Deposit adalah dana atau uang muka (advance)
yang dapat ditarik setelah Naskah Perjanjian Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri (NPPHLN) dinyatakan efektif.
4. Withdrawal Application adalah dokumen yang
digunakan untuk melakukan penarikan initial deposit
dana pinjaman dan hibah, pengisian kembali rekening
khusus danlatau penarikan untuk penggantian atas
pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan
terlebih dahulu oleh Pemerintah.
5. Closing Date adalah tanggal batas akhir penarikan dana
pinjamanl hibah luar negeri melalui penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
6. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DlPA atau dokumen lain yang dipersamakan
dengan DlPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh MenterilPimpinan Lembaga atau
Satuan Kerja (Satker) serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
negara dan pencairan dana atas beban APBN serta
dokumen pendukung kegiatan akuntansi pernerintah.
7. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
(BRR) NAD dan Nias, penanggung jawab program
adalah Deputi Kelembagaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM).
8 . Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah Pejabat Satker Dukungan Bantuan
Pemerintah Daerah-Support for Poor and
Disadvantaged Areas (SPADA) yang ditetapkan oleh
Kepala BRR NAD dan Nias yang bertanggung jawab
atas pengelolaan anggaran pada Satuan Kerja yang
bersangkutan.
9. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selanjutnya
disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah Ditjen Perbendaharaan.
10. Rekening Kas Negara adalah rekening ternpat
penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) atau pejabat yang ditunjuk, untuk menampung
seluruh penerimaan negara dan atau membayar seluruh
pengeluaran negara pada BanklSentral Giro yang
ditunjuk.
11. Rekening Khusus (special account) adalah rekening
pemerintah yang berada di Bank Indonesia atau Bank
Pemerintah lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan
yang dibuka untuk menampung dana PPHLN yang
digunakan untuk pembiayaan kegiatan pembangunan.
12. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PAlKuasa
PA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain
yang dipersamakan.
13. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara
untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
14. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah
uang muka keja dengan jumlah tertentu yang bersifat
daur ulang (revolving), diberikan kepada bendahara
pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan
operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung.
15. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
TUP adalah uang yang diberikan kepada satker untuk
kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan
melebihi pagu UP yang ditetapkan.
16. Surat Penetapan Bupati Dana Alokasi Kabupaten yang
selanjutnya disebut SPB DA-Kab adalah surat yang
rnenetapkan hasil keputusan forum musyawarah
kabupaten tentang penggunaan DA-Kab oleh Bupati.
17. Surat Penetapan Bupati Dana Operasional Kegiatan
yang selanjutnya disebut SPB DOK adalah surat yang
menetapkan hasil keputusan forum musyawarah
kabupaten tentang penggunaan DOK oleh Bupati.
18. Surat Pejanjian Pemberian Bantuan Dana Alokasi
Kabupaten yang selanjutnya disebut SPPB DA-Kab
adalah surat pejanjianlkesepakatan antara Pejabat
Pembuat Komitmen Kabupaten Program BRR-SPADA
dengan setiap Unit Pengelola Kegiatan Dinas (UPKD)
berdasarkan SPB DA-Kab.
19. Surat Pejanjian Pemberian Bantuan yang selanjutnya
disebut SPPB DOK adalah surat perjanjianlkesepakatan
antara Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten Program
BRR-SPADA dengan Tim Pengelola Kegiatan
Kabupaten (TPK Kab) berdasarkan SPB DOK.
20. Unit Pengelola Kegiatan Dinas yang selanjutnya disebut
UPKD adalah unit yang beranggotakan dari unsur
masyarakat dan perwakilan dinas bersangkutan yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan dana sesuai SPPB DA-Kab.
21. Tim Pengelola Kegiatan Kabupaten yang selanjutnya
disebut TPK Kab adalah tim yang beranggotakan dari
unsur masyarakat dan perwakilan beberapa dinas yang
bertanggung jawab terhadap proses perencanaan
PPDTK, pengendalian kegiatan antar dinas, monitoring
kualitas pelaksanaan kegiatan oleh UPKD, dan
penggunaan dana sesuai SPPB DOK.
22. Retroactive Financing adalah KPPN diperkenankan
untuk menerbitkan SP2D dalam batasan nilai dan
jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam grant
agreement dan atau perdirjen ini.

Pasal2
Spesifikasi hibah adalah sebagai berikut:

a. Nomor Hibah : TF057955


b. Nomor Register : 70701901
c. Tanggal Penandatanganan : 25 Januari 2007
d. Retroactive Financing : USD 100,000 (01
Februari 2006 s.d. 25
Januari 2007)
e. Closing Date : 30 Juni 2010
f. Jumlah Hibah : USD 22,476,000
g. Jumlah Initial Deposit : USD 4,000,000
h. Nomor Rekening Khusus : 602.104411
i. Executing Agency Bappenas
j. ImplementingAgency Badan Rekonstruksi
dan Rehabilitasi
(BRR) NAD-Nias dan
Kementrian Negara
Pembangunan
Daerah Tertinggal
(KPDT)
BAB II
PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN
Pasal3
( I ) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus No.
602.104411 pada Kantor Pusat Bank Indonesia di
Jakarta.
(2) Pembebanan dan pembayaran dilakukan secara
proporsional sesuai dengan kategori dan persentase
dana Grant Nomor TF No. TF057955 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini

BAB Ill
PENCAIRAN DANA
Pasal4
(1) Sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor SE-77/PB/2005 tentang Tata Cara Penerbitan
SP2D Rekening Khusus pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara, pelaksanaan pencairan dana
dilakukan rnelalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas
dasar SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA
berdasarkan DIPA atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan DIPA.
(2) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut
(sesuai SE DJA Nomor SE-43/Al61/0392 jo SE DJA
Nomor SE-32/Al63/0295 tentang Pembayaran Mata
Uang AsingNaluta Asing dan SE DJA Nomor SE-
130/Al1989 tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran
Pembiayaan Training dalam rangka Bantuan Luar
Negeri melalui Rekening Khusus).
(3) SPM untuk pelaksanaan pembayaran dalam valuta
asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada KPPN Khusus Banda Aceh.
(4) Dalam pelaksanaan pembayaran dengan UPTTUP,
SP2D tidak dibebankan pada Rekening Khusus
sebagaimana tersebut pada Pasal 3 ayat (I), tetapi.
dibebankan pada Rekening Kas Negara.
Pertanggungjawaban SPM UPrrUP dilengkapi
dokumen pendukung dari PAlKuasa PA berupa Daftar
Rincian Pembayaran dan Daftar Rekapitulasi
Pengeluaran per Kategori NPHLN.
(5) Dalam pelaksanaan penerbitan SP2D harus
memperhatikan hal-ha1sebagai berikut :
a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang
mempersyaratkan NOL, dapat dilaksanakan
apabila SPM yang diajukan dilampiri copy "NOL"
dimaksud sesuai dengan SE DJA Nomor SE-
104/A.2000 (Form 384C untuk pekejaan kategori
consultant dan Form 384P untuk pekerjaan kategori
goods and works) atas kontrak yang bersangkutan.
NOL dari Bank Dunia yang dimaksud adalah NOL
terhadap kontrak yang telah ditetapkanl
ditandatangani (finafsigned contract);
b. Berita Acara Pembayaran (BAP) yang dilampirkan
pada pengajuan SPM-LS harus sesuai dengan SE
DJA Nomor SE-84/N71/0696 tanggal 11 Juni
1996 tentang Penulisan Nilai Kontrak dan BAP
untuk Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan
Dana PinjamanIHibah Luar Negeri.
(6) Pada SPM tercantum nilai, nomor dan tanggal kontrak
termasuk addendum, nomor dan tanggal BAP, nomor
hibah, kode dan besamya persentase (porsi) kategori.
(7) Dalam mengelola dana keuangan negara yang
tersimpan dalam rekening Bank Pemerintah yang
ditunjuk hams berpedoman pada Surat Menteri
Keuangan Nomor B-224/MKN/6/1970 dan Nomor B-
297/MWIVl4/1971 tentang Pemindahbukuan Jasa Giro
Atas Nama Rekening-Rekening Bendaharawan dan SE
DJA Nomor SE-128/A/542/1190 tentang Penyetoran
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta Surat
Direktur Jenderal Anggaran Nomor S-3921lN5411091
tentang Pembindahbukuan Jasa Giro Bendaharawan
yang menyimpan uangnya di Bank Pemerintah dan
peraturan yang berlaku lainnya yang berkaitan.
(8) Pada akhir kegiatan program, apabila terdapat sisa
dana dalam rekening-rekening dimaksud, hams disetor
kembali ke Rekening Khusus pada Bank Indonesia
Pusat.
Pasal5
(1) Pencairan Dana Kategori 1 (DA-Kab).
a. Tahap I sebesar 30 % dari nilai Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan Dana Alokasi Kabuapten (SPPB
DA-Kab) dengan melampirkan:
1) SPB DA-Kab; (Form Lampiran II)
2) SPPB DA-Kab; (Form Lampiran Ill)
3) Berita Acara Penggunaan Dana UPKD; (Form
Lampiran IV)
4) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
b. Tahap II sebesar 30 % dari nilai proposal yang
dituangkan dalam Surat Perjanjian Pemberian
Bantuan dapat dicairkan apabila penggunaan dana
Tahap I telah mencapai 90 % atau lebih dan
pelaksanaan kegiatan fisik mencapai 20%, dengan
melampirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana UPKD; (Form
Lampiran IV)
2) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
C. Tahap Ill sebesar 30 % apabila pemanfaatan dana
tahap I mencapai loo%, tahap II mencapai 90%
dan pelaksanaan kegiatan fisik telah mencapai
50% dengan melarnpirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana UPKD; (Form
Lampiran IV)
2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
d. Tahap IV setelah pemanfaatan dana tahap II
mencapai loo%, tahap Ill mencapai 90%, dan
pelaksanaan kegiatan fisik telah mencapai 80%
dengan melampirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana UPKD; (Form
Lampiran IV)
2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB); (Form Lampiran V)
3) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan
Pekerjaan (SPKMP). (Form Lampiran VI)
(2) Pencairan Dana Kategori 2 (Planning GrantsDOK
Kabupaten).
a. Tahap I sebesar 40 % dari nilai SPB-DOK
Kabupaten dengan melarnpirkan:
1) SPB DOK; (Form Lampiran VII)
2) SPPB DOK (SPPB-DOK); (Form Lampiran
VIII)
3) Berita Acara Penggunaan Dana DOK; (Form
Lampiran IX)
4) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
b. Tahap II sebesar 40 % dari nilai DOK dapat
dibayarkan apabila penyerapan dana dari pencairan
sebelumnya telah mencapai 90%, dengan
melampirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana DOK; (Form
Lampiran IX)
2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
c. Tahap Ill sebesar 20 OO/ setelah pemanfaatan dana
tahap I mencapai loo%, tahap II mencapai 90%
dengan melampirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana DOK; (Form
Lampiran IX)
2) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
(3) Pencairan dana Kategori 3 (Goods and consultants'
services for implementation support), Kategori 4 (Goods
and consultants' services for monitoring and evaluation),
dan Kategori 5 (Operating Costs).
a. Pencairan dana dapat diajukan oleh Satker
Dukungan Bantuan Pemerintah Daerah-Support for
Poor and Disadvantaged Areas (SPADA) di BRR
atau oleh satker pengembangan daerah khusus di
KPDT menggunakan mekanisme:
1) SPM UPrrUP sesuai dengan PER-66lPBl2005.
2) SPM GUP dengan melampirkan:
(a) Daftar Rincian Pembayaran;
(b) Rekapitulasi Pegeluaran per kategori
PHLN yang dibuat oleh satker BRR-
SPADA dan disahkan oleh KPPN.
b. Pembayaran kepada Pihak ketiga (Goods and
consultants' services) dilaksanakan dengan SPM-
LS dan melampirkan:
1) Resume KontrakISPK;
2) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB); (Form Lampiran V)
3) Berita Acara Pembayaran (BAP)
BAB IV
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal6
(1) Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilakukan
dengan mekanisme penyampaian Withdrawal
Application (WA) dan Financial Monitoring Report
(FMR) untuk kebutuhan 3 (tiga) bulan oleh Executing
Agency melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktorat Pengelolaan Kas NegaraISubdit Dana
Pinjaman dan Hibah kepada Bank Dunia.
(2) Untuk menjaga dana pada rekening khusus selalu
tersedia, Executing Agency diwajibkan segera
memproses konsep Replenishment dengan
mekanisme FMR tersebut pada ayat (1).
(3) Berdasarkan Rekening Koran dari Bank Indonesia,
apabila ketersediaan dana Rekening Khusus tidak
akan mencukupi kebutuhan pembiayaan kegiatan,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat
menerbitkan Surat Perintah Penghentian Pembayaran
Sementara kepada KPPN bersangkutan sehubungan
kekurangan dana Rekening Khusus dimaksud.
(4) Pembayaran kembali atas penghentian pembayaran
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dapat dilaksanakan setelah KPPN menerima surat
pemberitahuan dari Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas
Negara.

BAB V
PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN
Pasal7
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN mengirimkan copy
SP2D, copy SPM, dan copy BAP atau Rekapitulasi
pengeluaran per kategori dan Persetujuan (No
Objection LetterlNOL) sepanjang dipersyaratkan.
(2) Pengiriman dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (I), disampaikan setiap hari Senin minggu
berikutnya dan dialamatkan kepada:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Sub Direktorat Dana Pinjaman dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta
(3) Sesuai ayat (1) di atas, KPPN agar tetap menyimpan
pertinggal SP2D lengkap dengan dokumen
pendukungnya, apabila sewaktu-waktu diperlukan
sebagai ekspedisi kedua.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal8
(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi
PinjamanlHibah Luar Negeri dilaksanakan menurut
ketentuan yang berlaku.
(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku..

BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal9
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, mernerintahkan
pengurnurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 28 lPBl2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN-DANA
GRANT MULTI DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS

KATEGORI DAN PERSENTASE PEMBIAYAAN


HlBAH MDTF NOMOR TF057955 (SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED
AREAS PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN NIAS

(5) Operating Costs

Total 22,476,000

***) Kategori (3) dan (4) menyertakan NOL apabila kontrak pengadaan barang
(goods) senilai > USD 100,000 dan atau kontrak konsultan sebesar > USD 50,000.
LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 IPBR007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAlRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEHDARUSSALAMDANNIAS

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS


SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN Dana Alokasi Kabupaten
(SPPB DA-Kab)
Kabupaten : ..................................

Nomor .................
Tanggal : ................
Yang bertanda tangan dibawah ini
I. Nama ....................................................
Jabatan : Pejabat Pernbuat Komitmen Program Percepatan Pernbangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK),
Kabupaten........................ Propinsi ............
Berdasarkan SK Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ................ Nomor ................
tanggal .............. bertindak atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya
disebut sebagai Pihak Pertarna.
II. Nama ....................................................
Jabatan : Ketua Unit Pengelola Kegiatan Dinas .........(UPKD)
Kabupaten................... selanjutnya disebut sebagai Pihak
Kedua.
Dengan ini menyepakati hal-ha1sebagai berikut :
(1) Pihak Pertama, rnenyetujui pemberian dana Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) kepada Pihak Kedua
sebesar Rp. .............. dengan 4 tahap pembayaran yaitu tahap I : 30%,
tahap II : 3 0 % , Tahap Ill : 30% dan Tahap IV 10%.
(2) Penarikan tahap I dilaksanakan setelah penandatanganan Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan (SPPB).
(3) Penarikan tahap II dari KPPN setelah pemanfaatan dana tahap I telah
mencapai 90% dan pelaksanaan kegiatan fisik mencapai 20%.
(4) Penarikan tahap Ill dari KPPN setelah pernanfaatan dana tahap I mencapai
loo%, tahap II mencapai 90%. dan pelaksanaan kegiatan fisik telah
mencapai 50%.
(5) Penarikan tahap IV dari KPPN setelah pemanfaatan dana tahap II
mencapai loo%, tahap Ill mencapai 90%, dan pelaksanaan kegiatan fisik
telah mencapai 80%.
(6) Pihak kedua diberi kewenangan untuk mengelola dana secara belanja
langsung dan atau menyalurkan dana ke pihak ketiga sesuai keputusan
forum musyawarah kabupaten, dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

TOTAL
No. Nama Kegiatan Belanja Langsung Pihak ketiga
(RP)

TOTAL
(7) Pembayaran kepada pihak ke 2 dilaksanakan melalui Bank ............. Nomor
Rekening ...........atas nama Rekening UPKD ............. Kabupaten ..................

Pihak Pertama Pihak Kedua


Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten Ketua UPKD .....Kabupaten ........

Mengetahui
Bupati .......
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 lPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS


BERITA ACARA PENGGUNAAN DANA UPKD ............
Kabupaten ...................

Nomor : ................
Pada hari ini .............. tanggal ........... bulan .......... tahun ..............kami yang
bertanda tangan dibawah ini :
. Nama ....................................................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Program Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK),
Kabupaten........................
II. Nama ....................................................
Jabatan : Ketua UPKD ................... Kabupaten ..............................

dengan ini secara bersarna-sarnatelah melakukan penelitian :

(1) UPKD .................... telah siap melaksanakan kegiatan ............... (sesuai


SPB) untuk program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
(PZDTK), Tahun Anggaran .................. untuk penarikan dana tahap I I 1 1 / 111 / IV.
(2) Telah dipenuhinya persyaratan teknis dan administratif, maka UPKD ........ layak
untuk memperoleh pernbayaran tahap ........... sebesar Rp. ................. (t&lang

Berdasarkan pernberian bantuan ini, rnaka seluruh kegiatan melalui UPKD ......
Kabupaten ....... bertanggung jawab sepenuhnya atas penyelesaian kegiatan
dimaksud sesuai jadwal dan target yang telah ditentukan, dengan pendampingan
Konsultan P2DTK dan Monitoring oleh Pejabat Pernbuat Komitmen P2DTK kabupaten

Demikian berita acara ini dibuat unluk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ketua
Unit Pengelola Kegiatan Dinas..... Kabupaten .....

Mengetahui:
Pejabat Pembuat Komitmen P2DTK Konsultan Manajemen Kabupaten
Kabupaten .................... (KM-Kab)
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 lPBROO7 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS

SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJA (SPTB)


Nomor: ...........................

1 Nama satuan kerja


2 Kode satuan kerja
3 Tanggal 1No. DlPA
4 Sub Kegiatan
5 Klasifikasi belanja

Yang bertanda tangan dibawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja
............. Menyatakan saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang
telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima
dengan perincian sebagai berikut:

Bukti
MAK Penerima Uraian Jumlah
No Tanggal Nomor

JUMLAH Rp

Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada
satuan kerja ................. untuk kelengkapan adrninistrasi dan keperluan
pemeriksanaan aparat pengawasan fungsional.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

.............................(.......
Pembuat komitmen

Nama
NIPINRP
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS


Kabupaten...........................
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN
(SPKMP)

Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua UPKD ..... Kabupaten........................ selaku
Pengelola DA - Kab P2DTK dengan ini menyatakan bahwa:

Penggunaan dana tahap I sampai dengan Ill yang telah dicairkan kepada UPKD .......
kabupaten ...........telah mencapai 90%, sesuai dengan rencana dalam Surat
Perjanjian Pemberian Bantuan Dana Alokasi Kabupaten (SPPB DA-Kab).

Dengan pencairan tahap terakhir ini, maka Ketua UPKD ......... Kabupaten...................
menyatakan sanggup menyelesaikan seluruh kegiatan sesuai Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan Dana Alokasi Kabupaten (SPPB DA-Kab) yang telah disepakati .

Menyetujui Dibuat oleh


PP-Komitmen kabupaten........., Ketua UPKD ........ Kabupaten.......

Mengetahui,
KM-Kabupaten
LAMPIRAN VII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 lPBl2007 TENTANG PETUNJUK
PEIAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTI DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DlSADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN


KHUSUS
SURAT PENETAPAN BUPATI (SPB)
TENTANG ALOKASI DANA OPERASIONAL KEGIATAN (DOK)
KABUPATEN.................................................................
Nomor:.............................. tanggal......................

Sesuai dengan hasil keputusan rapat Musyawarah Kabupaten ...................


Propinsi ............ yang diselenggarakan pada hari ......... .tanggal ............. bulan
........ tahun ........... dengan ini ditetapkan bahwa nama kegiatan dan jumlah Dana
Operasional Kegiatan (DOK) Kabupaten Bantuan Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) Tahun Anggaran ....I.. ....
Adalah sebagai berikut :

Demikian untuk digunakan seperlunya.

Ditetapkan di
Pada tanggal
Bupati

(............................1
Tembusan Yth :
1. Tim Koordinasi P2DTK Propinsi .......................
2. Konsutan Manajemen Provinsi P2DTK
3. Tim Koordinasi P2DTK Kabupaten....................
4. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
5. Pejabat Pembuat Komitmen Program Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus (P2DTK) Kabupaten
6 . Konsultan Manajemen Kabupaten P2DTK
7. Bank Penyalur setempat yang disetujui Musyawarah Kabupaten
LAMPIRAN Vlll
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 lPBl2M37 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTI DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEHDARUSSALAMDANNIAS

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS


SURAT PERJANJIANPEMBERIAN BANTUAN DANA OPERASIONAL KEGlATAN
(SPPB DOK)
Kabupaten : ...............................

Nomor .................
Tanggal .................
Yang bertanda tangan dibawah ini
I. Nama ....................................................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Program Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus (PZDTK), Kabupaten..............
....... Propinsi

Berdasarkan SK Badan Rehabiliasi dan Rekonstruksi ................Nomor ................ tanggal ..............


bertindak atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.
II. Nama ....................................................
Jabatan : Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Kabupaten................... selanjutnya
disebut sebagai Pihak Kedua.
Dengan ini menyepakati hal-ha1 sebagai berikut :
(1) Pihak Pertama, menyetujui pemberian Dana Operasional Kegiatan Program
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) kepada Pihak Kedua
sebesar Rp. ......... (terbilang .............) dengan 3 tahap pembayaran yaitu tahap I :
40%, tahap II : 40% dan Tahap Ill : 20%.
(2) Penarikan tahap I dilaksanakan setelah penandatanganan Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan (SPPB DOK).
(3) Tahap II sebesar 40 % dari nilai DOK dapat diterbitkan apabila penyerapan dana dari
pencairan sebelumnya telah mencapai 90%.
(4) Tahap Ill sebesar 20 % setelah pemanfaatan dana tahap I mencapai loo%, tahap II
mencapai 90%.
(5) Pihak Kedua berkewajiban menggunakan dana sesuai dengan rencana yang
ditetapkan oleh forum musyawarah kabupaten sebagaimana tertuang dalam SPB
DOK-Kabupaten ......... (terlampir).
(6) Pencairan dana kepada pihak Kedua dilaksanakan melalui Bank .............Nomor Rekening
..................atas nama Rekening Dana Operasional Kegiatan Bantuan Program P2DTK
(RDOK-P2DTK) Kabupaten ....................................

Pihak Pertama Pihak Kedua


Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten ....... Ketua TPK Kabupaten..........

Mengetahui
Bupati ...............
LAMPIRAN IX
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 28 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTI DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
lSUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAMDAN NlAS

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS


BERITA ACARA PENGGUNAAN DANA OPERASIONAL KEGIATAN
(BAPD DOK)
Kabupaten ...................

Nornor : ................
Pada hari ini .............. tanggal ........... bulan .......... tahun .............. karni yang
bertanda tangan dibawah ini :
I. Narna ....................................................
Jabatan : Pejabat Pernbuat Kornitrnen Program Percepatan Pernbangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus (PZDTK),
Kabupaten........................
II. Nama ....................................................
Jabatan : Ketua TPK .................... Kabupaten ..............................

dengan ini secara bersarna-sarna telah rnelakukan penelitian :


(1) TPK Kabupaten .................... telah siap rnelaksanakan kegiatan
perencanaan PZDTK Kabupaten ............... (sesuai SPB DOK) Tahun
Anggaran .................. untuk penarikan dana tahap II11 1 111 .
(2) Telah dipenuhinya persyaratan teknis dan administratif, rnaka TPK
Kabupaten......... sebagai pengelola kegiatan perencanaan PZDTK untuk
selanjutnya dapat rnernperoleh pernbayaran tahap ........... sebesar Rp. .................
(terbilang .................).
Berdasarkan pernberian bantuan ini, rnaka TPK Kabupaten ............ bertanggung jawab
sepenuhnya atas penyelesaian kegiatan dirnaksud sesuai jadwal dan target
yang telah ditentukan, dengan pendarnpingan Konsultan PZDTK dan Monitoring
oleh Pejabat Pebuat Kornitrnen.
Dernikian berita acara ini dibuat unluk dipergunakan sebagaimana rnestinya.

Ketua
Tim Pengelola Kegiatan Kabupaten.........

Mengetahui:
Pejabat Pernbuat Kornitrnen PZDTK Konsultan Manajernen Kabupaten
Kabupaten ........ (KM-Kab)
VI. PENGELOLAAN BARANG MILIK 1
KEKAYAAN NEGARA
Catatan :

Triwulan I1 Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
PENGELOLAAN BARANG MILIKIKEKAYAAN-NEGARA
VII. PENGELOLAAN KAS NEGARA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II Telepon : 3449230 pswt. 5200


JI. Lapangan Banteng Tirnur No.2-4 3450959
Jakarta 10710 Faksimile : 3457490
Kotak Pos 1139 Website : www.~erbendaharaan.ao.id

Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;


2. Kepala Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara;
di seluruh Indonesia.

SURAT EDARAN
Nornor SE- 17 IPB12007
TENTANG
PENAMBAHAN DAN PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERIMAAN
(MAP) DAN MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MAK)
DALAM BAGAN PERKIRAAN STANDAR
Sesuai dengan pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nornor
13lPMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar dinyatakan bahwa Bagan Perkiraan
Standar selanjutnya dikelolalditambahldikurangi oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, mengingat pada saat pelaksanaan anggaran terdapat penerimaan
dan pengeluaran Kernenterian NegaralLernbaga yang belurn tertarnpung dalam Bagan
Perkiraan Standar.
Sehubungan dengan ha1 tersebut, dengan ini disarnpaikan penarnbahan dan
perubahan Uraian Mata Anggaran Penerirnaan (MAP) dan Mata Anggaran Pengeluaran
(MAK) dalarn Bagan Perkiraan Standar seperti dibawah ini:
1. Perubahan Uraian MAP dan MAK dalarn Bagan Perkiraan Standar
(sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran I);
2. Penarnbahan Kode MAP dan MAK dalam Bagan Perkiraan Standar
(sebagaimana tercanturn dalarn Larnpiran IIA, ll-B, Il-C, dan Il-D);
3. Kode MAP yang tidak digunakan (sebagairnana tercantum dalam Lampiran Ill).
Dernikian untuk dipedornani dan dilaksanakan sebagairnana rnestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Mei 2007
Direktur Jenderal,
ttd.
Herry Purnorno
NIP 060046544
Ternbusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2. Para Direktur di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DlREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SE- 17 /PB/2007 TENTANG PENAMBAHAN DAN
PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERIMAAN (MAP) DAN
MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MAK) DALAM BAGAN
PERKIRAAN STANDAR

DAFTAR PERUBAHAN URAIAN MAP DAN MAK


DALAM BAGAN PERKIRAAN STANDAR

42381 Pengembalian Pendapatan Pengembalian Pendapatan


Lain-Lain Lain-Lain
423818 Pengembalian Pendapatan Pengembalian Pendapatan
Denda Pelanggaran di Denda Pelanggaran di Bidang
Bidang Pasar Modal Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan
No. Kode Uraian Lama Uraian Baru
I I I
B Belanja
5411 Belanja Pembayaran Belanja Pembayaran Bunga
Bunga Utang Dalam Negeri Utang Dalam Negeri Jangka
Jangka Pendek Pendek
54111 Belanja Pembayaran Belanja Pembayaran Bunga
Bunga Surat Utang Surat Perbendaharaan Negara
Perbendaharaan
541111 Belanja Pembayaran Bunga Belanja Pembayaran Bunga
Surat Utang Surat Perbendaharaan Negara
Perbendaharaan
541119 Belanja Pembayaran Belanja Pembayaran
BiayaIKewajiban Lainnya - BiayaIKewajiban Lainnya -
Bunga Surat Utang Bunga Surat Perbendaharaan
Perbendaharaan Negara
5412 Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja
Pembayaran Bunga Utang Pembayaran Bunga Utang
Dalam Negeri Jangka Dalam Negeri Jangka Pendek
Pendek
54121 Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja
Pembayaran Bunga Surat Pembayaran Bunga Surat
Utang Perbendaharaan Perbendaharaan Negara
541211 Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja
Pembayaran Bunga Surat Pembayaran Bunga Surat
Utang Perbendaharaan Perbendaharaan Negara
541219 Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja
Pembayaran Pembayaran BiayaIKewajiban
BiayaIKewajiban Lainnya - Lainnya - Bunga Surat
Bunga Surat Utang Perbendaharaan Negara
I I I Perbendaharaan I
Belanja Pembayaran Belanja Pembayaran Bunga
Bunga Utang Luar Negeri Utang Luar Negeri Jangka
JangkaPendek Pendek
Belanja Pembayaran Belanja Pembayaran Bunga
Bunga Surat Utang Surat Perbendaharaan Negara
Perbendaharaan
No. Kode Uraian Lama Uraian Baru

542111 Belanja Pernbayaran Bunga Belanja Pernbayaran Bunga


Surat Utang Surat Perbendaharaan Negara-
Perbendaharaan-Valas Valas
542119 Belanja Pernbayaran Belanja Pernbayaran
BiaydKewajiban Lainnya - BiayaIKewajiban Lainnya -
Bunga Surat Utang Negara Bunga Surat Perbendaharaan
Negara
5422 Pengembalian Belanja
Pembayaran Bunga Utang Pengembalian Belanja
Luar Negeri Jangka Pemba~aran Bungs Utang
Pendek Luar Negeri Jangka Pendek

54221 Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja


Pembayaran Bunga Surat Pembayaran Bunga Surat
Utang Perbendaharaan Perbendaharaan Negara
542211 Pengernbalian Belanja Pengernbalian Belanja
Pernbayaran Bunga Surat Pernbayaran Bunga Surat
Utang Perbendaharaan- Perbendaharaan Negara-Valas
Valas
542219 Pengernbalian Belanja Pengernbalian Belanja
Pernbayaran Pernbayaran BiayaIKewajiban
BiaydKewajiban Lainnya - Lainnya - Bunga Surat
Bunga Surat Utang Negara Perbendaharaan Negara
5451 Belanja Pembayaran Loss Belanja Pembayaran Loss On
On Bond Redemption atas Bond Redemption
Pembelian kembali
Obligasi dalarn Negeri
jangka panjang
54511 Belanja Pernbayaran Loss Belanja Pernbayaran Loss On
On Bond Redemption atas Bond Redemption atas
Pernbelian kembali Obligasi Pernbelian kernbali Surat Utang
dalarn Negeri jangka Negara dalarn Negeri
panjang
545111 Belanja Pernbayaran Loss Belanja Pernbayaran Loss On
On Bond Redemption atas Bond Redemption atas
Pernbelian kernbali Obligasi Pernbelian kernbali Surat Utang
dalarn Negeri Jangka Negara dalarn Negeri Jangka
Panjang Panjang
No. Kode Uraian Lama Uraian Baru

5455 Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja


Pembayaran Loss On Bond Pembayaran Loss On Bond
Redemption atas Redemption
Pembelian kembali Obligasi
dalarn Negeri jangka
panjang
54551 Pengernbalian Belanja Pengernbalian Belanja
Pernbayaran Loss On Bond Pernbayaran Loss On Bond
Redemption atas Pernbelian Redemption atas Pernbelian
kernbali Obligasi dalarn kernbali Surat Utang Negara
Negeri jangka panjang dalarn Negeri
545511 Pengernbalian Belanja Pengernbalian Belanja
Pembayaran Loss On Bond Pernbayaran Loss On Bond
Redemption atas Pernbelian Redemption atas Pernbelian
kernbali Obligasi dalarn kernbali Surat Utang Negara
Negeri Jangka Panjang dalarn Negeri Jangka Panjang
C Belanja Daerah
6132 Belanja Dana Alokasi Belanja Dana Alokasi Khusus
Khusus
61321 Belanja DAK Non DR Belanja DAK Bidang
Pendidikan Pendidikan
613211 Belanja DAK Non DR Belanja DAK Bidang Pendidikan
Pendidikan
Belanja DAK Non DR Belanja DAK Bidang
Kesehatan Kesehatan

I1 613221
I1 Belanja DAK
Kesehatan
Non DR Belanja DAK Bidang Kesehatan

61323 Belanja DAK


lnfrastruktur
Non DR
1 Belanja
lnfrastruktur
DAK
Bidang I
Belanja DAK Non DR Belanja DAK Bidang
lnfrastruktur lnfrastruktur

I I 61324
Belanja DAK
Pemekaran
(Pemerintahan)
Non DR
Daerah
Belanja
Pemekaran
DAK

(Pemerintahan)
Bidang
Daerah
Bidang Kelautan

61327 Belanja DAK Non DR Belanja DAK Bidang


Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
613271 Belanja DAK Non DR Belanja DAK Bidang
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
6134 Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Dana
Dana Alokasi Khusus Alokasi Khusus
61341 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR Pendidikan Bidang Pendidikan
613411 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR Pendidikan Bidang Pendidikan
61342 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR Kesehatan Bidang Kesehatan
613421 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR Kesehatan Bidang Kesehatan
61343 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR lnfrastruktur Bidang lnfrastruktur
613431 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR lnfrastruktur Bidang lnfrastruktur
61344 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR Pemekaran Daerah Bidang Pemekaran Daerah
(Pemerintahan) (Pemerintahan)
61347 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR Lingkungan Hidup Bidang Lingkungan Hidup
613471 Pengembalian Belanja DAK Pengembalian Belanja DAK
Non DR Lingkungan Hidup Bidang Lingkungan Hidup
LAMPIRAN Il-A
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SE- 17 IPB12007 TENTANG PENAMBAHAN DAN
PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERIMAAN (MAP)
DAN MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MAK) DALAM BAGAN
PERKIRAAN STANDAR

DAFTAR PENAMBAHAN KODE MAP MAK


DALAM BAGAN PERKIRAAN STANDAR

KELOMPOK PENDAPATAN

4242 Pendapatan Bagian Pemerintah Dari Sisa Surplus Bank


lndonesia
42421 Pendapatan Bagian Pemerintah Dari Sisa Surplus Bank
lndonesia
42421 1 Pendapatan Bagian Pemerintah Dari Sisa Surplus Bank
lndonesia

4246 Pengembalian Pendapatan Bagian Pemerintah Dari Sisa


Surplus Bank lndonesia
42461 Pengembalian Pendapatan Bagian Pernerintah Dari Sisa
Surplus Bank lndonesia
42461 1 Pengembalian Pendapatan Bagian Pemerintah Dari Sisa
Surplus Bank lndonesia
LAMPIRAN ll-B
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SE- 17 lPBl2007 TENTANG PENAMBAHAN DAN
PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERlMA4N (MAP) DAN
MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MAK) DALAM BAGAN
PERKIRAAN STANDAR

DAFTAR PENAMBAHAN KODE MAP MAK


DALAM BAGAN PERKIRAAN STANDAR

KELOMPOK BELANJA

Uraian

5137 Belanja Cadangan Perubahan Sharing


51371 Belanja Cadangan Perubahan Sharing
513711 Belanja Cadangan Perubahan Sharing
I

5138
-
I Pengembalian Belanja Cadangan Perubahan Sharing
51381 Pengembalian Belanja Cadangan Perubahan Sharing
513811 Pengernbalian Belanja Cadangan Perubahan Sharing

5221 Belanja Jasa


52211 Belanja Jasa
522117 Jasa Pelayanan Bank Operasional Mitra Kerja KPPN
I

5222 I Pengembalian Belanja Jasa


122221 1 Pengembalian Belanja Jasa
Pengernbalian Jasa Pelayanan Bank Operasional Mitra
Kerja KPPN

1 5513 1 Belania Subsidi Lembana Non-Keuangan - Non BBM I


55131 Belanja Subsidi Non-BBM - HargalBiaya
551317 Subsidi Biaya Pengawasan Pupuk
551318 Subsidi Biaya Perawatan Beras

Pengembalian Belanja Subsidi Lembaga Non-Keuangan


- Non BBM
Pengembalian Belanja Subsidi Non-BBM - HargalBiaya
551717 Pengernbalian Subsidi Biaya Pengawasan Pupuk
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR SE- 17 IPB12007 TENTANG PENAMBAHAN DAN
PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERIMAAN (MAP)
DAN MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MAK) DALAM BAGAN
PERKIRAAN STANDAR

DAFTAR PENAMBAHAN KODE MAP MAK


DALAM BAGAN PERKIRAAN STANDAR

KELOMPOK PEMBIAYAAN

Kode Uraian

7111 Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri-Perbankan


71111 Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri-Perbankan
711115 Penerimaan Pembiayaan Dari Rekening Dana lnvestasi
1 711116 ( Penerimaan Pembiayaan Dari Rekening BUN untuk Obligasi /
1 7113
Penerimaan
Restrukturisasi
Hasil Penjualan Aset
Program 1
Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program
71131 Restrukturisasi
711312 Penerimaan Hasil Penjualan IPenyelesaian Aset Eks BPPN

Pengembalian Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri-


Perbankan

1 71151
Pengembalian Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri-
Perbankan

1 711515
Pengembalian Penerimaan Pembiayaan Dari Rekening
Dana lnvestasi

1 711516
Pengembalian Penerimaan Pembiayaan Dari Rekening
BUN untuk Obligasi
-
-

Pengembalian Penerimaan
Program Restrukturisasi
- - -

Hasil Penjualan Aset I


Pengembalian Penerimaan
Program Restrukturisasi
Hasil Penjualan Aset /
Pengembalian Penerimaan Hasil Penjualan 1 Penyelesaian
Aset Eks BPPN
LAMPIRAN 11-0
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SE- 17 lPB12007 TENTANG PENAMBAHAN DAN
PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERIMAAN (MAP) DAN
MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MA%). DALAM BAGAN
PERKIRMN STANDAR

DAFTAR PENAMBAHAN KODE MAP MAK


DALAM BAGAN PERKIRAAN STANDAR

KELOMPOK NON ANGGARAN

Kode Uraian

816 Penerimaan Non Anggaran Fihak Ke Tiga


8161 Penerimaan Non Anggaran Fihak Ke Tiga
81611 Penerimaan Non Anggaran Fihak Ke Tiga
Penerimaan Non Anggaran Fihak Ke Tiga Karena
816111 Kesalahan Rekening

826 Pengeluaran Non Anggaran Fihak Ke Tiga


8261 Pengeluaran Non Anggaran Fihak Ke Tiga
82611 Pengeluaran Non Anggaran Fihak Ke Tiga
Pengeluaran Non Anggaran Fihak Ke Tiga Karena
826111 Kesalahan Rekening
LAMPIRAN Ill
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR SE- 17 lPBl2007 TENTANG PENAMBAHAN DAN
PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERIMAAN (MAP)
DAN MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MAK). DALAM BAGAN
P E R K I W N STANDAR

DAFTAR KODE MAP YANG TlDAK DIGUNAKAN

KELOMPOK PENDAPATAN

Kode Uraian

421 112 Pendapatan luran Badan Usaha Dari Kegiatan Usaha


Penyediaan Dan Pendistribusian BBM

421612 Pengembalian Pendapatan luran Badan Usaha Dari


Kegiatan Usaha Penyediaan Dan Pendistribusian BBM

421212 Pendapatan luran Badan Usaha Dari Kegiatan Usaha Gas


Bumi Melalui Pipa

421622 Pengembalian Pendapatan luran Badan Usaha Dari


Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa

KELOMPOK NON ANGGARAN


DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai I1 Telepon : 3449230 pswt. 5200


JI. Lapangan Banteng Timur No.24 3450959
Jakarta 10710 Faksimile : 3457490
Kotak Pos 1139 Website : www.oerbendaharaan.ao.id

Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;


2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
di seluruh Indonesia.
SURAT EDARAN
Nornor SE- 19 IPB12007
TENTANG
PELIMPAHAN PENERIMAAN NEGARA DAN
PENYAMPAIAN LAPORAN KAS POSlSl
SELAMA PELAKSANAAN CUT1 BERSAMA

Berdasarkan Keputusan bersarna Menteri Agarna, Menteri Tenaga


Kerja dan transrnigrasi, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
481 Tahun 2006, KEP.281lMENNlll2006, dan SKB/03/M.PANI712006 tanggal
24 Juli 2006 tentang Hari-Hari Libur Nasional dan Cuti Bersarna Tahun 2007,
dengan ini disarnpaikan bahwa pada hari Jurnat tanggal 18 Mei 2007
rnerupakan hari cuti bersarna.
Sehubungan ha1 tersebut, Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara dirninta untuk rnernperhatikan hal-ha1sebagai berikut:
1. Mernberitahukan kepada BanWPos Persepsi rnitra kerja masing-masing
bahwa pelirnpahan Penerirnaan Negara yang seharusnya dilaksanakan
pada hari Jurnat tanggal 18 Mei 2007 dilaksanakan pada hari senin
tanggal 21 Mei 2007 paling larnbat pukul 10.00 waktu seternpat.
Pelirnpahan tersebut rnencakup penerirnaan negara yang diterirna
BanWPos Persepsi pada periode hari Selasa tanggal 15 Mei 2007 dan
hari Rabu tanggal 16 Mei 2007.
2. Penerirnaan Negara yang diterirna BanWPos Persepsi pada hari Jurnat
tanggal 18 Mei 207 akan dibukukan sebagai penerirnaan hari Senin
tanggal 21 Mei 2007. Penerirnaan Negara tersebut dilaporkan ke KPPN
pada periode pelaporan penerirnaan hari Senin tanggal 21 Mei 2007.
3. KPPN rnenyarnpaikan Laporan Kas Posisi Harian atas transaksi
penerirnaan dan pelirnpahan sebagairnana dirnaksud di atas sesuai
ketentuan yang berlaku.
4. Mekanisme pelaporan dan pelimpahan penerimaan negara untuk periode
berikutnya dilaksanakan sebagaimana diatur dalam ketentuan yang
berlaku.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan agar
mengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini.
Demikian agar dilaksanakan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Mei 2007
Direktur Jenderal,

ttd .

Herry Purnomo
NIP 060046544

Tembusan :
1 . Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 18 lPBl2007
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-48lPBl2005 TENTANG MEKANISME
PENERBITAN SURAT PERINTAH PEMBUKUANIPENGESAHAN ATAS
REALlSASl PENARIKAN PlNJAMANlHlBAH LUAR NEGERI MELALUI
TATA CARA PEMBAYARAN LANGSUNG DAN LETTER OF CREDIT

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Direktur Jenderal


Perbendaharaan Nomor PER-48lPB12005 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-47lPB12006, dinyatakan
secara tegas bahwa atas transaksi Letter of Credit (LC)
dan Pembayaran Langsung (PL) Tahun Anggaran 2005
dan sebelumnya dapat diterbitkan Surat Perintah
PembukuanlPengesahan (SP3) dan akan dicatat oleh
Seksi Bank dalam Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Bendahara Umum Tahun Anggaran 2006;
b. bahwa guna pengesahan transaksi UC yang dibuka
berdasarkan Surat Kuasa Pembebanan (SKP) dan
pembukuan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran
Langsung (APD-PL) yang diterbitkan pada Tahun
Anggaran 2006 dan sebelumnya, perlu diterbitkan SP3
pada Tahun Anggaran 2007;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-48lPB12005 tentang
Mekanisme Penerbitan Surat Perintah
PembukuanlPengesahan Atas Realisasi Penarikan
PinjamanIHibah Luar Negeri Melalui Tata Cara
Pembayaran Langsung dan Letter of Credit;
Mengingat : I. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4400);
Peraturan Pernerintah Nornor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pernerintah (SAP);
Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang
Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara serta Penjelasannya (Lernbaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan
Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212)
sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 92, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4418);
Keputusan Presiden Nornor 80 Tahun 2003 tentang
Pedornan Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa lnstansi
Pernerintah (Lernbaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nornor 120, Tarnbahan Lernbaran Negara
Republik lndonesia Nornor 4330) sebagairnana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nornor 85
Tahun 2006 tentang Perubahan Keenarn atas Keputusan
Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa lnstansi
Pernerintah;
lnstruksi Presiden Nornor 1 Tahun 2005 tentang
Kegiatan Tanggap Darurat dan Perencanaan Serta
Persiapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
Alarn Gernpa Burni dan Gelornbang Tsunami di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalarn dan Provinsi Surnatera
Utara;
Peraturan Menteri Keuangan Nornor 13lPMK.0612005
tentang Bagan Perkiraan Standar;
Peraturan Menteri Keuangan Nornor 59lPMK.0612005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat Peraturan Menteri Keuangan Nornor
59lPMK.0612005 tentang Sistern Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pernerintah Pusat;
Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134/PMK.06/2005
tentang Pedornan Pernbayaran dalarn Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
Keputusan Bersarna Menteri Keuangan dan Menteri
Negara Perencanaan Pernbangunan NasionallKetua
Bappenas Nomor 1851KMK.0311995 dan Nomor
KEP.0311KET1511995 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan Penatausahaan, dan Pemantauan
PinjamanlHibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
12. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan NasionallKetua
Bappenas Nomor 459lKMK.0311999 dan Nomor
KEP.264lKETl0911999 tentang Perubahan Atas
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan NasionalIKetua
Bappenas Nomor 185/KMK.03/1995 dan Nomor
KEP.0311 KET1511995 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan Penatausahaan, dan Pemantauan
PinjamanlHibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN KEDUA
ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-48lPB12005 TENTANG
MEKANISME PENERBITAN SURAT PERINTAH
PEMBUKUANI PENGESAHAN ATAS REALISAS1
PENARIKAN PlNJAMANlHlBAH LUAR NEGERI MELALUI
TATA CARA PEMBAYARAN LANGSUNG DAN LETTER
OF CREDIT.

Pasal l

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal


Perbendaharaan Nomor PER-48lPBl2005 tentang
Mekanisme Penerbitan Surat Perintah
PembukuanlPengesahan Atas Realisasi Penarikan
PinjamanlHibah Luar Negeri Melalui Tata Cara Pembayaran
Langsung dan Letter of Credit sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-471PB12006 diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 3 angka 14 diubah, sehingga keseluruhan
Pasal 3 berbunyi sebagai berikut:

Mekanisme penerbitan Surat Perintah


PernbukuanlPengesahan (SP3) atas realisasi penarikan
PHLN dengan tata cara UC:
1. KPPN Khusus c.q. Subbag Urnurn rnenerirna Advis
Debet Kredit dan Nota Debet dari Bank Indonesia
sebagai larnpiran rekening koran harian dan
rnenyarnpaikannya kepada Seksi Bank.
2. Seksi Bank rnencocokkan Advis Debet Kredit dan Nota
Debet dengan rekening koran harian yang diterirna,
selanjutnya copy Nota Debet disarnpaikan kepada
Subbag Urnurn.
3. Subbag Urnurn rnelalui petugas loket rnencatat Nota
Debet dan rnernbuat Daftar Pengawasan Penyelesaian
SP3 (DPP-SP3) selanjutnya Nota Debet dan DPP-SP3
didistribusikan kepada Seksi PPHLN terkait untuk
diproses rnenjadi SP3.
4. Seksi PPHLN, berdasarkan Nota Debet yang diterirna
dan dokurnen lain, rnernproses penerbitan SP3 dengan:
a) rnengutip jurnlah nilai rupiah dan nilai valuta asing dari
Nota Debet untuk dicanturnkan di SP3;
b) mengutip kode satuan kerja, fungsi, subfungsi,
program, kegiatan, MAP, dan MAK serta peruntukan
pernbayaran dari SKP untuk dicanturnkan di SP3.
5. Seksi PPHLN rnenginput data SP3 dan rnencetak SP3
dalarn rangkap 3 (tiga) dengan format sebagairnana
larnpiran 1A.
6. Nilai SP3 dituliskan dalarn rupiah penuh tanpa
pernbulatan.
7. Penerbitan SP3 diselesaikan oleh KPPN Khusus dalarn
batas waktu satu hari keja setelah dicatat oleh petugas
loket.
8. Kepala Seksi PPHLN rnenandatangani SP3 dan
rnenyarnpaikannya kepada Seksi Bank beserta dokurnen
pendukungnya.

9. Seksi Bank rneneliti kesesuaian MAP serta MAK dan


khusus untuk nilai ekuivalen rupiah pada SP3 akan
dicocokkan dengan Nota Debet.
10. Seksi Bank rnencatat SP3 untuk pernbukuan dan
pengesahan, pada Surat Pertanggungjawaban
Bendahara Urnurn Negara (SPJ Bendurn) sebesar nilai
ekuivalen rupiah, atas pernbukuan BI pada Rekening
Kas Negara A KPPN Khusus sebagairnana dilaporkan BI
dalarn rekening koran harian yang telah diterirna.
11. Seksi Bank rnengernbalikan SP3 kepada Seksi PPHLN
untuk diperbaiki apabila terdapat kesalahan.

12. Apabila SP3 telah rnernenuhi ketentuan yang berlaku,


Seksi Bank akan rnenandatangani SP3 dan membubuhi
cap timbul dan disampaikan kepada Subbag Umum
dengan buku ekspedisi.
13. Subbag Urnurn rnenyarnpaikan SP3 beserta daflar
penguji kepada:

a) Seksi Bank (Lembar ke-1);


b) Satker bersangkutan (Lembar ke-2);
c) Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Lernbar ke-3 beserta
dokumen pendukungnya sebagai pertinggal di
KPPN Khusus).
14. Pada Tahun Anggaran Berjalan dapat diterbitkan SP3
atas transaksi U C Tahun-Tahun Anggaran Sebelumnya,
selanjutnya dibukukan dalam SPJ Bendum, SAU,
SAKUN, dan diungkapkan dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun Anggaran Berjalan."

2. Ketentuan Pasal 4 angka 13 diubah, sehingga keseluruhan


Pasal4 berbunyi sebagai berikut:

Setelah KPPN Khusus rnenerirna SPP-PL dari Pejabat


Kuasa PAlPejabat Pembuat Komitmen, KPPN Khusus
rnenerbitkanl mengesahkan APD-PL (WA) dan
menyampaikannya kepada pemberi PHLN. Atas dasar
dokumen yang diterima dari KPPN Khusus, pernberi
PHLN akan rnembayarkan langsung kepada pihak
ketiga. Untuk setiap transaksi pernbayaran tersebut
pemberi PHLN akan menyampaikan Notice of
Disbursement (NOD) kepada Direktorat PPHLN
danlatau KPPN Khusus.
1. KPPN Khusus c.q. Subbag Urnum menerima
NOD dari pernberi PHLN, baik secara langsung
rnaupun melalui Direktorat PPHLN.

2. Subbag Urnurn rnelalui petugas loket mencatat


NOD dan rnernbuat Daftar Penyelesaian SP3
selanjutnya NOD dan Daftar Penyelesaian SP3
didistribusikan kepada Seksi PPHLN terkait untuk
diproses rnenjadi SP3.

3. Seksi PPHLN, berdasarkan NOD yang diterirna,


memproses penerbitan Surat Perintah
PernbukuanIPengesahan (SP3) dengan
rnernperhatikan hal-ha1 sebagai berikut:

a) rnengutip jurnlah nilai rupiah valuta asing


dan tanggal (saat penarikanldisbursement)
dari NOD untuk rnenentukan nilai kurs (nilai
kurs jual BI) dalarn rnenghitung ekuivalen
rupiah untuk dicanturnkan di SP3;
b) rnengutip kode satuan kerja, fungsi,
subfungsi, program, kegiatan, MAP, dan
MAK serta peruntukan pernbayaran dari
APD-PL untuk dicanturnkan di SP3.
Seksi PPHLN rnenginput data SP3 dan rnencetak
SP3 dalarn rangkap 3 (tiga) dengan format
sebagaimana larnpiran 1B.
Nilai SP3 dituliskan dalarn rupiah penuh tanpa
pernbulatan.
Penerbitan SP3 diselesaikan oleh KPPN Khusus
dalarn batas waktu satu hari kerja setelah dicatat
oleh petugas loket.
Kepala Seksi PPHLN rnenandatangani SP3 dan
rnenyarnpaikannya kepada Seksi Bank beserta
dokurnen pendukungnya.
Seksi Bank rneneliti kesesuaian MAP serta MAK
dan khusus untuk nilai ekuivalen rupiah pada
SP3 akan dicocokkan dasar penetapan nilai
kursnya.
Seksi Bank rnencatat SP3 untuk pernbukuan dan
pengesahan, pada Surat Pertanggungjawaban
Bendahara Urnurn Negara (SPJ Bendurn)
sebesar nilai ekuivalen rupiah, atas realisasi
pernbayaran langsung PHLN.
Seksi Bank mengernbalikan SP3 kepada Seksi
PPHLN untuk diperbaiki apabila terdapat
kesalahan.
Apabila SP3 telah rnernenuhi ketentuan yang
berlaku, Seksi Bank akan rnenandatangani SP3
dan rnernbubuhi cap tirnbul dan disarnpaikan
kepada Subbag Urnurn dengan buku ekspedisi.
Subbag Urnum rnenyarnpaikan SP3 beserta
daftar penguji kepada:
a) Bank Indonesia (Lernbar ke-1);
b) Satker bersangkutan (Lernbar ke-2);
c) Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Lernbar ke-3
beserta dokurnen pendukungnya sebagai
pertinggal di KPPN Khusus).
13. Pada Tahun Anggaran Berjalan dapat diterbitkan
SP3 atas transaksi PL Tahun-Tahun Anggaran
Sebelurnnya, selanjutnya dibukukan dalam SPJ
Bendurn, SAU, SAKUN, dan diungkapkan dalarn
Laporan Keuangan Pernerintah Pusat (LKPP)
Tahun Anggaran Berjalan.

Pasal II
Perubahan sebagaimana dirnaksud pada Pasal I di atas
merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-48/PB/2005.
Pasal Ill
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, rnernerintahkan
pengurnurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penernpatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUH JENDERAL PERBENDAHAWN


NOMOR PER- 20 lPB/2007

TENTANG

TATA CARA PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN,

Menimbang : a. bahwa sesuai Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 115/PMK.06/2006 tentang Penetapan
Rekening Kas Umum Negara, disebutkan petunjuk lebih
lanjut mengenai pengelolaan Rekening Kas Umum
Negara akan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan;
b. bahwa sesuai Pasal 853 huruf i Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Keuangan. Direktorat
Pengelolaan Kas Negara menyelenggarakan fungsi
antara lain penatausahaan Rekening Kas Umum
Negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu rnenetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Tata Cara Pengelolaan Rekening Kas Umum Negara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005
Nomor 4503);
287
5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4212), sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4418);
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13lPMK.0612005
tentang Bagan Perkiraan Standar;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59lPMK.0612005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1341PMK.0612005
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1151PMK.0612006
tentang Penetapan Rekening Kas Umum Negara;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131lPMK.0112006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Keuangan;
11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 67 Tahun 1990
tentang Penulisan Angka Rupiah dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-661PBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang
selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
2. Rekening Kas Urnurn Negara, yang selanjutnya disebut
Rekening KUN adalah rekening tempat penyirnpanan
uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Urnurn Negara untuk rnenampung
seluruh penerirnaan negara dan rnernbayar seluruh
pengeluaran negara pada Bank Sentral.
3. Direktorat Pengelolaan Kas Negara, yang selanjutnya
disebut Direktorat PKN adalah unit organisasi eselon 1 I
pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
menyelenggarakan fungsi antara lain penatausahaan
Rekening KUN.
4. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, yang
selanjutnya disebut Direktorat APK adalah unit organisasi
eselon II pada Direktorat Jenderal Perbendaharaanyang
rnenyelenggarakan fungsi antara lain penyusunan
Laporan Keuangan Pernerintah Pusat.
5. Subdirektorat Kas Urnurn Negara, yang selanjutnya
disebut Subdit KUN adalah unit organisasi eselon Ill
pada Direktorat PKN yang rnenyelenggarakan fungsi
antara lain pengelolaan Rekening KUN.
6. Seksi Kas Urnurn Negara D, yang selanjutnya disebut
Unit Verifikasi dan Akuntansi adalah unit organisasi
eselon IV pada Subdit KUN yang rnernpunyai tugas
rnelaksanakan proses verifikasi dan akuntansi atas
transaksi keuangan rnelalui Rekening KUN, penyusunan
laporan realisasi penerirnaan dan pengeluaran rnelalui
Rekening KUN, dan penyusunan Laporan Keuangan
Tingkat Kuasa Bendahara Urnurn Negara.
7. Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian
keuangan, penginterpretasian atas hasilnya, serta
penyajian laporan.
8. Bukti penerirnaan adalah bukti transaksi yang
rnenyatakan adanya penarnbahan ekuitas pernerintah.
9. Bukti pengeluaran adalah bukti transaksi yang
rnenyatakan adanya pengurangan ekuitas pernerintah.
10. Bukti memorial adalah bukti transaksi penerirnaan dan
pengeluaran yang tidak rnernpengaruhi saldo Rekening
KUN.
11. Bukti transaksi adalah dokurnen surnber dan dokurnen
pendukung yang digunakan untuk rnencatat (rnerekarn)
rnutasi tambah dan rnutasi kurang saldo Rekening KUN.
12. Dokurnen surnber adalah Nota Bank Indonesia.
13. Dokurnen pendukung adalah dokumen yang digunakan
untuk rnelengkapi informasi transaksi pada dokurnen
sumber.
Pembukuan adalah kegiatan mencatat (merekam) bukti
transaksi Rekening KUN ke dalam buku harian dan buku
besar.
Buku Harian adalah buku bank, yaitu buku yang
digunakan untuk mencatat mutasi tambah dan mutasi
kurang saldo Rekening KUN (sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaanini).
Buku Besar adalah buku yang digunakan untuk mencatat
transaksi Rekening KUN menurut kelompok Mata
Anggaran Penerimaan (MAP) dan Mata Anggaran
Pengeluaran (MAK) yang disusun dari buku harian
(sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).
Laporan Kas Posisi adalah laporan yang menyajikan
informasi saldo Rekening KUN pada tanggal atau
periode tertentu (sebagaimana tercantum dalam
Lampiran llla dan lllb Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaanini).
Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang
menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja,
transfer, surplusldefisit dan pembiayaan, serta sisa
lebihlkurang pembiayaan anggaran yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu
periode.
Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi
keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana
pada periode tertentu.
Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan
informasi arus masuk dan keluar kas selama periode
tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan
non-anggaran.
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Rekening Kas
Umum Negara, yang selanjutnya disebut LPP-RKUN
adalah laporan yang menyajikan informasi transaksi
Rekening KUN menurut Bagian Anggaran, Unit
Organisasi, Fungsi, Subfungsi, Program, dan MAPIMAK
(sebagaimana tercantum dalam Lampiran IVa dan IVb
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).
Laporan Format I-Account APBN adalah Laporan
Rekening KUN yang disusun menurut format Undang-
Undang APBN.
Rekening KUN terdiri dari:
a. Rekening KUN dalam Rupiah, dengan nama "Rekening
Bendahara Umum Negara" Nomor 502.000000.
b. Rekening KUN dalam valuta USD, dengan nama
"Rekening KUN dalam Valuta USD" Nomor 600.50241 1.

Pengelolaan Rekening KUN dilakukan oleh Direktorat PKN


c.q. Subdit KUN melalui proses akuntansi yang meliputi
kegiatan:
a. Penatausahaanbukti transaksi;
b. Pembukuan;
c. Penyusunan laporan.

BAB I1
PENATAUSAHAANBUKTITRANSAKSI

(1) Bukti transaksi terdiri dari bukti penerimaan, bukti


pengeluaran, dan bukti memorial.
(2) Bukti transaksi penerimaan terdiri dari dokumen sumber
berupa Nota Kredit Bank lndonesia dan dokumen
pendukung berupa rekening koran bank, bukti
transferlsetor, bilyet giro, dan surat pemindahbukuan
yang sah.
(3) Bukti transaksi pengeluaran terdiri dari dokumen sumber
berupa Nota Debet Bank lndonesia dan dokumen
pendukung berupa SP2D/SPM, bilyet giro, dan rekening
koran bank.
(4) Bukti memorial, yaitu Nota Penyesuaian yang berfungsi
sebagai dokumen sumber transaksi koreksi pembukuan
(sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).

Penatausahaan bukti transaksi Rekening KUN dilakukan


sebagai berikut:
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan menetapkan petugas
pada Subdit KUN yang diberi kuasa untuk menerima
rekening koran beserta Nota KreditINota Debet dari Bank
Indonesia:
b. Petugas pada Subdit KUN melakukan penelitian
dokumen sumber dan melakukan pengujian atas
kebenaran formal dokumen pendukung;
c. Petugas pada Subdit KUN memberi nomor pembukuan,
kode mata anggaran, dan kode bagian anggaran pada
dokumen sumber sesuai ketentuan yang berlaku;
d. Petugas pada Subdit KUN menyimpan rekening koran
Rekening KUN beserta Nota KreditINota Debet Bank
Indonesia dan dokumen pendukung sesuai ketentuan
yang berlaku.

BAB Ill
AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

(1) Bukti transaksi yang telah ditatausahakan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 5 harus dibukukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(2) Pencatatan dalam valuta USD dibukukan dalam valuta
USD dan dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah sesuai ketentuan yang
berlaku.
(3) Penambahan danlatau pengurangan saldo Rekening
KUN dalam Valuta USD karena selisih kurs dibukukan
sebagai akun selisih kurs.
(4) Prosedur pencatatan dilakukan oleh Subdit KUN dengan
cara:
a. Mengerjakan buku harian;
b. Mengerjakan buku besar.

Pasal 7
(1) Berdasarkan buku harian disusun Laporan Kas Posisi
berupa:
a. Laporan Kas Posisi Harian;
b. Laporan Kas Posisi Mingguan;
c. Laporan Kas Posisi Bulanan.
(2) Laporan Kas Posisi ditandatangani oleh Kepala Subdit
KUN dan disampaikan kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan.

(1) Subdit KUN menyusun LPP-RKUN secara bulanan.


(2) LPP-RKUN ditandatangani oleh Kepala Subdit KUN
setelah dilakukan verifikasi oleh Unit Verifikasi dan
Akuntansi.
(3) LPP-RKUN dikirirnkan ke Direktorat APK sebagai
surnbangan dalarn penyusunan Laporan Realisasi
Semester Pelaksanaan APBN tahun anggaran berjalan.

(1) Subdit KUN rnenyusun Laporan Format /-Account APBN


secara rningguan.
(2) Laporan Format /-Account APBN ditandatangani oleh
Kepala Subdit KUN dan disarnpaikan kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan.

Pasal 10
(1) Subdit KUN rnenyusun Laporan Keuangan Tingkat
Kuasa Bendahara Urnurn Negara Pusat sesuai dengan
Sistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pernerintah
Pusat.
(2) Laporan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
(3) Laporan Keuangan Tingkat Kuasa Bendahara Urnurn
Negara Pusat ditandatangani oleh Direktur Pengelolaan
Kas Negara dan disarnpaikan kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktur Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan.
Pasal 11
(1) Direktorat PKN rnelakukan rekonsiliasi dengan Bank
Indonesia atas Rekening KUN selarnbat-larnbatnya 1
(satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Hasil rekonsiliasi sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
dituangkan dalarn Berita Acara Rekonsiliasi
(sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran VI Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal I 2
(1) Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini, rnaka sernua peraturan yang
rnengatur tentang tata cara pernbukuan Rekening
Nornor 502.000000 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
293
(2) Hubungan antara Rekening KUN, Rekening
Penerimaanl Rekening Pengeluaran pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), dan
Rekening Pemerintah Lainnya akan diatur dalam
peraturan tersendiri.

Pasal I 3
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN QIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPB12007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BUKU BANK REKENING KUN NOMOR


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DIREKTORAT P E N G E L O W N KAS NEGARA TANGGAL ...

XXX

99 999999 99-99-9999 999999 XXXXXXX 999.999,99 999.999.99 999.999.99


XXX

99 999999 99-99-9999 999999 XXXXXXX 999.999,99 999.999,99 999.999,99


XXX

99 999999 99-99-9999 999999 XXXXXXX 999.999,99 999.999,99 999.999.99


X

99 999999 99-99-9999 999999 XXXXXXX 999.999,99 999.999.99 999.999,99


X

99 999999 99-99-9999 999999 xxxxxxx 999.999.99 999.999.99 999 999,99


X

99 999999 99-99-9999 999999 xxxxxxx 999.999.99 999.999.99 999.999.99


X

99 999999 99-99-9999 999999 xxxxxxx 999.999.99 999.999.99 999.999,99


X

99 999999 99-99-9999 999999 xxxxxxx 999.999,99 999.999.99 999.999,99


X

99 999999 99-99-9999 999999 xxxxxxx 999.999,99 999.999,99 999.999.99


X

Jakarta, tanggallbulan/tahun
Kepala Seksi KUN . . .

(Nama lengkap)
NIP ...
LAMPIRAN 11
PERATURAN DIREKTUR JENDERALPERBENDAHAWN
NOMOR PER- 20 IPBR007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
BUKU BESAR REKENING KUN NOMOR
DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA PERIODE

BUKU BESAR: 9999 (URAIAN KELOMPOK MAPIMAK)

Jakarta, tanggallbulanltahun
Kepala Seksi KUN ...

(Nama lengkap)
NIP ...
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPBR007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA

LAPORAN KAS POSlSl REKENING KAS UMUM NEGARA


TANGGAL: ...
(dalarn R
A. SALDO HARl YANG LALU 999.999,99
B. SURPLUSlDEFlSlT 999.999,99
1. Pendapatan Negara dan Hibah 999.999,99
2.Belanja Negara 999.999,99
C. PEMBIAYAAN 999.999,99
1. Penerirnaan Pembiayaan 999.999,99
2. Pengeluaran Pernbiayaan 999.999,99
D. NON-ANGGARAN 999.999,99
1. Penerirnaan Non-Anggaran 999.999,99
2. Pengeluaran Non-Anggaran 999.999,99
E. SALDO HARl IN1 999.999,99

KETERANGAN POSlSl KAS REKENING KAS UMUM NEGARA

URAIAN REK. KUN RUPIAH REK. KUN USD TOTAL


A. SALDO HARl LALU 999.999,99 999.999,99 999.999,99
1. TRANSAKSI DEBET 999.999,99 999.999,99 999.999,99
2. TRANSAKSI KREDIT 999.999,99 999.999.99 999.999,99
B. SALDO HARl IN1 999.999,99 999.999,99 999.999,99

KETERANGAN POSlSl KAS REKENING 600.502.411

URAIAN NlLAl DALAM USD NlLAl DALAM IDR


A. SALDO HARl LALU 999.999,99 999.999,99
1. TRANSAKSI DEBET 999.999,99 999.999,99
2. TRANSAKSI KREDIT 999.999,99 999.999,99
B. SALDO HARl IN1 999.999,99 999.999,99

Jakarta, tanggallbulanfiahun
Kepala Subdit KUN

(Nama lengkap)
NIP ...

297
LAMPIRAN lllb
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPBl2007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA

LAPORAN ARUS KAS REKENING KAS UMUM NEGARA


TANGGAL: . ..

(dalam Rp)
A. SALDO AWAL TANGGAL 99-99-9999 999.999,99
B. MUTASI TRANSAKSI TANGGAL 99-99-9999 999.999,99
MUTASI KREDIT 999.999,99
1. XXXXXXXXXX 999.999,99
2. XXXXXXXXXX 999.999,99
3. dst.
TOTAL KREDIT 999.999.99
MUTASI DEBET 999.999,99
1. XXXXXXXXXX 999.999,99
2. XXXXXXXXXX
3. dst.
TOTALDEBET 999.999,99
JUMLAH MUTASI DEBETIKREDIT 999.999.99
C. SALDO AKHIR TANGGAL 99-99-9999 999.999,99

Jakarta, tanggaVbulanRahun
Kepala Subdit KUN

(Nama lengkap)
NIP ...
LAMPIRAN IVa
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPBl2007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA

LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN


REKENING KAS UMUM NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Tanggal Awal :


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Tanggal Akhir :
DIREKTORAT PENGELOWN KAS NEGARA Jenis Anggaran

No BA, UNIT TRANS S D BULAN TRANS BUIAN IN1 TRANS S D BULAN IN1 KETERANGAN
ORGANlSASl IALU
DAN MATA
ANGGAWN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
99 999 99 999999 9999 999 999 999.99 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99
99 999 99 999999 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99
99 999 99 999999 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99

JUMLAH 999 999 999,99 999 999 999,99 999 999 999.99

Jakarta, tanggal/bulan/tahun

Kepala Subdit KUN

(Nama lengkap)
NIP ...
LAMPIRAN IVb
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPB12007 TENTANG TATA C A M
PENGELOLAANREKENING KAS UMUM NEGARA

RINCIAN TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN


REKENING KAS UMUM NEGARA

Tanggal Awal
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Tanggal Akhir
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Jenis Anggaran
DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA

TGL. NO. NO. TGL. KODE


NOTA NOTA SPZD SPZD SATKER KETERANGAN $$; N l l A I RUPIAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1 0)


Kode Mata Anggaran: 999999

Jurnlah Kode Mata Anggaran: 999999


999.999.999,99
dst.

Jumlah Seluruh Mata Anggaran


999.999.999,99

Jakarta, tanggal/bulan/tahun

Kepala Subdit KUN

(Nama lengkap)
NIP ...
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPBl2007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAANREKENING KAS UMUM NEGARA.

NOTA PENYESUAIAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Nomor (1)
DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA Tanggal (2)
Tahun Anggaran (3)

Koreksi pembukuan atas: SPMJPenerimaan NegaralKirimanUang (4) ...


Uang (5) ...
Dokumen Nomor (6) ... I
Tanggal (7) ... Jenis (8) ... I
1. Format untuk koreksi pembukuan atas SPM
Uraian Tertulis Seharusnya
Klasifikast Belanja (9) ............... (10)...............
KPlKDlDWTPlDS (9) ............. (10)...............
Fungsi. Subfungsi, Program (9) ............... (10)...............
Unit Organisasi (9) .............. (10)...............
Keg~atanlSubkegiatan (9) ............... (10)...............

1 2 Format untuk koreksi pembukuan Penerimaan NegaralKirirnanUang

I MA. BA. Lokasi


Tertulis
Rupiah MA, BA, Lokasi
Seharusnya
Rupiah
(9) .............. (9) .............. (10) ............... (10) ...............
(9) .............. (9) .............. (10) .............. (10) ...............
(9) ............... (9) ............... (10) ............... (10) .............

Jakarta, tanggal sepert! di atas

Menyetujui Kepala Seksi (13) ... Dibukukan tanggal (16) ...


Kepala Subdit KUN Kepala Seksi (17) ...

(11) ... (14) ... (18) ...


NIP (12) ... NIP (15) ... NIP (19) ...
PETUNJUK PENGlSlAN NOTA PENYESUAIAN
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTURJENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 20 lPBl2007 TENTANG TATA C A W
P E N G E L O W N REKENING KAS UMUM NEGARA.

BERITA ACARA REKONSlLlASl BANK


ANTARA BUKU BANK DAN REKENING KORAN BANK INDONESIA
REKENING NOMOR ...........

Pada hari ........... tanggal ............ bulan ...............tahun ............... berternpat di .................
antara Bank lndonesia dan Departernen Keuangan telah rnelaksanakan rekonsiliasi saldo
Rekening ............... Nornor .................. dengan hasil sebagai berikut:

1. Saldo rnenurut Rekening Koran (RpIUSD) 999.999,99


2. Saldo rnenurut Buku Bank (RDIUSD) 999.999.99

Selisih (1-2) (RpIUSD) 999.999,99

3. Selisih tersebut disebabkan:


a. Nota Kredit yang belurn dibukukan oleh
Kuasa Bendahara Urnurn Negara Pusat
(rincian terlarnpir) (RplUSD) 999.999,99

b. SP2DlGiro Bilyet yang diperhitungkan


dalarn Rekening Koran Kuasa
Bendahara Urnurn Negara Pusat
(rincian terlarnpir) (RDIUSD) 999.999.99

Jurnlah (a+b) ~RDIUSD)999.999.99

Selisih (1-2) - (a+b) (RplUSD) 999.999,99

Dernikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya.

Bank lndonesia Departernen Keuangan Republik lndonesia


Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Pengelolaan Kas Negara

(Narna lengkap) (Narna lengkap)


................. NIP ...
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 35 IPBl2007

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN REKENING MlLlK KEMENTERIAN


NEGARNLEMBAGNKANTORlSATUAN KERJA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : bahwa dalarn rangka pelaksanaan Peraturan Menteri


Keuangan Nornor 57lPMK.0512007 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Kernenterian
NegaralLernbagalKantorISatuan Kerja, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Rekening Milik Kementerian
Negara/Lernbaga/KantorlSatuan Kerja;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nornor 4355);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 57lPMK.0512007
tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian
Negaral LernbagalKantorl Satuan Kerja.

MEMUTUSKAN:
Manetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGELOLAAN REKENING MlLlK KEMENTERIAN
NEGARNLEMBAGA IKANTORISATUAN KERJA.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang
dimaksud dengan:
1. Bendahara Urnum Negara adalah Menteri Keuangan.
2. Kuasa Bendahara Urnurn Negara Pusat adalah Direktur
Jenderal Perbendaharaan.
3. Kuasa Bendahara Urnum Negara di Daerah adalah
Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
305
KantorlSatuan Kerja adalah unit instansi vertikal di
bawahl di lingkungan Kementerian
NegaralLembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan.
Rekening Penerimaan adalah rekening pada bank
sentrallbank umumlkantor pos yang dipergunakan untuk
menampung uang pendapatan negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada kantorlsatuan kerja
kementerian negarallembaga.
Rekening Pengeluaran adalah rekening pada bank
umumlkantor pos yang dipergunakan untuk menampung
uang bagi keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada kantorlsatuan kerja
kementerian negarallembaga.
Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat
penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk
menampung seluruh penerimaan negara dan membayar
seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional danlatau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Kantor Pos adalah unit pelaksana teknis penyedia
layanan jasa pos dan giro serta layanan pihak ketiga
lainnya.
BAB II

MenterilPimpinan LembagalKepala KantorlSatuan Kerja


selaku Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran,
dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
APBN dapat memiliki rekening penerimaan dan rekening
pengeluaran.
MenterilPimpinan Lembaga dapat memiliki rekening
lainnya.
Rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dipergunakan untuk tujuan khusus yang berkaitan
dengan bidang tugasnya
BAB Ill
PEMBUKAAN REKENING
Pasal3
(1) MenterilPirnpinan LernbagaIKepala KantorlSatuan Kerja
selaku Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran
dapat rnernbuka rekening penerirnaan danlatau rekening
pengeluaran dengan persetujuan Bendahara Urnurn
Negara.
(2) Persetujuan pernbukaan rekening sebagairnana
dimaksud pada ayat (I) dikuasakan kepada :
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
pernbayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranlKuasa
Pengguna Anggaran yang pernbayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
(3) Rekening sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) dibuka
atas narna jabatan dengan narna "Rekening Bendahara
Penerirnaan Kantor....." danlatau "Rekening Bendahara
Pengeluaran Kantor ......"

(1) MenteriIPirnpinan Lernbaga dapat rnernbuka rekening


lainnya sebagairnana dirnaksud dalam pasal 2 ayat (2)
setelah rnendapat persetujuan Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
(2) Dalam ha1 diperlukan, rekening lainnya juga dapat
dibuka oleh KantorlSatuan Keja di lingkungan
Kernenterian NegaralLernbaga yang bersangkutan,
dengan ketentuan tujuannya sarna dengan rekening
lainnya sebagairnana dirnaksud pada ayat (1).
(3) Untuk keperluan sebagairnana dirnaksud pada ayat (2),
persetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan
sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) juga rnerupakan
persetujuan terhadap rekening lainnya yang dibuka pada
KantorlSatuan kerja di lingkungan Kernenterian
NegaralLernbaga yang bersangkutan dan ternbusan
persetujuan disarnpaikan kepada KPPN terkait.
(4) Berdasarkan persetujuan sebagairnana dirnaksud pada
ayat (3), Kepala KantorlSatuan Kerja dapat rnernbuka
rekening lainnya dan rnelaporkan pernbukaan rekening
tersebut kepada KPPN terkait.
(5) Rekening sebagairnana dirnaksud ayat (1) dan ayat (2)
dibuka atas narna jabatan oleh MenterilPirnpinan
LernbagalKepala KantorlSatuan Kerja dengan narna
"Rekening MenteriIPirnpinan LernbagaIKepala
KantorlSatuan Kerja .......untuk ........".

BAB IV
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING
Pasal5
( I ) Perrnohonan persetujuan pernbukaan rekening dalarn
rangka pelaksanaan penerirnaan dan pengeluaran
anggaran disarnpaikan oleh Pengguna AnggaranlKuasa
Pengguna Anggaran dengan rnenggunakan forrnulir
dalarn Larnpiran I Peraturan Menteri Keuangan Nornor
57lPMK.0512007, dengan dilarnpiri:
a. Fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran; dan
b. Surat Pernyataan tentang Penggunaan Rekening,
dengan rnenggunakan forrnulir dalarn Larnpiran II
Peraturan Menteri Keuangan Nornor
571PMK.0512007.
(2) Perrnohonan persetujuan pernbukaan rekening
sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) disarnpaikan
kepada:
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran yang
pernbayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranIKuasa
Pengguna Anggaran yang pernbayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
(3) Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN
berwenang rnenolak perrnohonan persetujuan
pernbukaan rekening yang diajukan apabila permohonan
tersebut tidak rnernenuhi ketentuan sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1).
(4) Surat persetujuan atau penolakan Direktur Jenderal
Perbendaharaan atau Kepala KPPN rnenggunakan
forrnulir dalarn Larnpiran Ill Peraturan Menteri Keuangan
Nornor 57lPMK.0512007.
(1) Permohonan persetujuan pembukaan rekening lainnya di
lingkungan Kementerian NegaraILembaga disampaikan
oleh MenterilPimpinan Lembaga kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan, dengan menggunakan
formulir dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 57lPMK.0512007 serta dilampiri Surat Pernyataan
tentang Penggunaan Rekening, dengan menggunakan
formulir dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 57lPMK.0512007.
(2) Dalam ha1 rekening lainnya juga dibuka pada
KantorlSatuan Kerja di lingkungan Kementerian
NegaralLembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal4
ayat (2), permohonan persetujuan pembukaan rekening
lainnya untuk KantorlSatuan Kerja di lingkungan
Kementerian NegaraILembaga yang bersangkutan
disampaikan dalam satu permohonan oleh
MenterilPimpinan Lernbaga kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan, dengan rnelarnpirkan daftar
KantorISatuan Kerja yang akan memiliki rekening lainnya
tersebut.
(3) Direktur Jenderal Perbendaharaan berwenang menolak
permohonan persetujuan pembukaan rekening yang
diajukan apabila permohonan tersebut tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2).
(4) Surat persetujuan atau penolakan Direktur Jenderal
Perbendaharaan menggunakan formulir dalam Lampiran
Ill Peraturan Menteri Keuangan Nomor 571PMK.0512007.
(5) Untuk keperluan sebagairnana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2), surat persetujuan atau penolakan Direktur
Jenderal Perbendaharaan juga dilampiri dengan daftar
KantorlSatuan Kerja yang diajukan permohonan
persetujuan pembukaan rekeningnya.

(1) Bank IndonesialBank UrnurnIKantor Pos wajib menolak


permintaan pembukaan rekening oleh MenterilPimpinan
LernbagalKepala KantorISatuan Kerja selaku Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran tanpa adanya
persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal
Perbendaharaanatau Kepala KPPN.
BAB V
PENUTUPAN REKENING
Pasal8
(1) Dalam rangka pengelolaan kas, Direktur Jenderal
Perbendaharaan atau Kepala KPPN berdasarkan
perintah Direktur Jenderal Perbendaharaan dapat
memerintahkan MenteriIPimpinan LembagalKepala
KantorISatuan Kerja dan Bank SentrallBank
UmumlKantor Pos untuk melakukan penutupan danlatau
pemindahbukuan sebagian atau seluruh dana yang ada
pada rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dan Pasal 4 ke Rekening Kas Umum Negara.
(2) Rekening Kementerian NegaralLembagalKantorlSatuan
Kerja yang sudah tidak digunakan lagi atau tidak
digunakan sesuai dengan tujuan pembukaannya harus
segera ditutup oleh MenteriIPimpinan LembagalKepala
KantorISatuan Kerja, dan saldonya dipindahbukukan ke
Rekening Kas Umum Negara serta menyampaikan bukti
pemindahbukuan ke Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas
Negara.
(3) Mata anggaran yang digunakan dalam pemindahbukuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tergantung kepada
jenis rekening dan status uang yang ada dalam rekening
tersebut.
(4) Penutupan danlatau pemindahbukuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dilaporkan
kepada :
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
pembayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranIKuasa
Pengguna Anggaran yang pembayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
BAB VI
PELAPORAN
Pasal9
(1) MenterilPimpinan LembagalKepala KantorlSatuan Kerja
selaku Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran
wajib melaporkan rekening sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dan Pasal 4 paling lambat 5 (lima) hari
kerja sejak tanggal pembukaan rekening, dengan
menggunakan formulir dalam Lampiran IV Peraturan
Menteri Keuangan Nornor 571PMK.0512007.
(2) Laporan pernbukaan rekening sebagairnana dirnaksud
pada ayat (I)disarnpaikan kepada :
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
pernbayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranIKuasa
Pengguna Anggaran yang pernbayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
(3) Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan KPPN
rnenyusun daftar rekening yang dilaporkan oleh
Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran dengan
rnenggunakan forrnulir dalarn Larnpiran V Peraturan
Menteri Keuangan Nornor 57lPMK.0512007.
(4) KPPN rnenyarnpaikan daftar rekening sebagairnana
dimaksud pada ayat (3) kepada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap akhir
semester untuk selanjutnya digabungkan dan
disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas
Negara.

Pasal 10
(1) Rekening sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 3 dan
Pasal 4 harus dilaporkan dan disajikan dalam daftar
larnpiran pada Laporan Keuangan Kernenterian
NegaralLembagalKantorISatuan Kej a Yang
bersangkutan dengan menggunakan forrnulir dalarn
Larnpiran V Peraturan Menteri Keuangan Nornor
57lPMK.0512007.
(2) Setiap akhir semester, daftar rekening sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) wajib disampaikan oleh
MenteriIPirnpinan LernbagaIKepala KantorISatuan Kerja
kepada :
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
pernbayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranIKuasa
Pengguna Anggaran yang pernbayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
Pasal II
(1) Direktorat Pengelolaan Kas Negara berdasarkan daftar
rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) huruf a, dan KPPN berdasarkan daftar rekening
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b,
menggabungkan daftar rekening seluruh KantorlSatuan
Kerja dengan menggunakan formulir dalam Lampiran V
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57lPMK.0512007,
dan dilampirkan pada Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat Tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara setiap
akhir semester.
(2) Gabungan daftar rekening sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus sama dengan daftar rekening yang dibuat
berdasarkan laporan pembukaan rekening sebagaimana
dimaksud dalam Pasal9 ayat (3).
BAB VII
SANKSI
Pasal 12
Kementerian NegaralLembagaIKantorlSatuan Kerja yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini dapat dikenakan sanksi sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67lPMK.0512007
tentang Pengenaan Sanksi Dalam Rangka Pengelolaan dan
Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/SatuanKerja.

BAB Vlll
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
Pembukaan rekening selain untuk tujuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 tidak dapat dilaksanakan atas
nama jabatan.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasall4
(1) Rekening Penerimaan dan Rekening Pengeluaran yang
telah dibuka sebelum berlakunya Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini harus dimintakan
persetujuan, dengan menggunakan formulir dalam
Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57lPMK.0512007 kepada :
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
pembayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranlKuasa
Pengguna Anggaran yang pembayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
(2) Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN
dapat menyetujui atau menolak permohonan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Surat persetujuan atau penolakan Bendahara Umum
NegaraIKuasa Bendahara Umum Negara menggunakan
formulir dalam Lampiran Ill Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 57lPMK.0512007.
(4) Terhadap rekening yang disetujui permohonan
persetujuannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan KPPN membuat
daftar rekening menggunakan formulir dalam lampiran V
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57lPMK.0512007.
(5) Rekening yang ditolak permohonan persetujuannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penyelesaiannya
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
58lPMK.0512007 tentang Penertiban Rekening
Pemerintah pada Kementerian NegaralLembaga.
Pasal I 5
(1) Rekening lainnya yang telah dibuka sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, harus
dimintakan persetujuan oleh MenterilPimpinan Lembaga
dengan menggunakan formulir dalam Lampiran VI
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57lPMK.0512007
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.
(2) Dalam ha1 rekening lainnya juga telah dibuka pada
KantorlSatuan Kerja di lingkungan Kementerian
NegaralLembaga bersangkutan, rekening lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (I), termasuk
rekening lainnya yang telah dibuka oleh Kepala
KantorlSatuan Kerja diajukan dalam satu permohonan
oleh MenterilPimpinan Lembaga dengan cara dibuat
dalam satu daftar rekening dengan menggunakan
formulir dalam Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 571PMK.0512007.
(3) Direktur Jenderal Perbendaharaan dapat menyetujui
atau menolak permohonan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

(4) Surat persetujuan atau penolakan yang diterbitkan oleh


Direktur Jenderal Perbendaharaan menggunakan
formulir dalam Lampiran Ill Peraturan Menteri Keuangan
Nornor 57/PMK.05/2007.
(5) Dalarn ha1 sebagairnana dimaksud pada ayat (2) surat
persetujuan atau penolakan disertai dengan daftar
rekening lainnya yang telah dibuka pada KantorlSatuan
Kerja di lingkungan Kementerian NegaraILembaga yang
disetujui atau ditolak dengan rnenggunakan formulir
dalarn Larnpiran V Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57lPMK.0512007.
(6) Ternbusan surat persetujuan atau penolakan dari
Direktur Jenderal Perbendaharaan sebagaimana
dirnaksud pada ayat (5) disampaikan kepada Kepala
KPPN terkait.
(7) Terhadap rekening yang disetujui permohonan
persetujuannya sebagaimana dirnaksud pada ayat (5),
Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan KPPN membuat
daftar rekening rnenggunakan formulir dalam Lampiran V
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57lPMK.0512007.
(8) Rekening yang ditolak permohonan persetujuannya
sebagairnana dirnaksud pada ayat (3), penyelesaiannya
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
58lPMK.0512007 tentang Penertiban Rekening
Pernerintah pada Kernenterian NegaraILembaga.
Pasal 16
Rekening sebagairnana dirnaksud dalam Pasal 14 dan
Pasal 15 wajib dilaporkan sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 10.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, mernerintahkan
pengurnurnan Peraturan ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN l
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-351PBl2007 TENTANG PENGELOLAAN
REKENING MlLlK KEMENTERIAN NEGARN
LEMBAGNKANTORISATUAN KERJA

KOP SURAT

Nomor : S- .............. I2007 ............. 2007


Sifat ...........
Lampiran ...........
Hal : Permohonan Persetujuan Pembukaan
Rekening

Yth. .......................... 1)
di
.................................. 2)

Menunjuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-

........lPB12007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Rekening Milik Kementerian

NegaralLembagalKantorlSatuan Kerja, dengan ini kami mengajukan permohonan

persetujuan pembukaan rekening ...................... 3) pada ..................... 4) untuk

keperluan ............................... .5)

Demikian disampaikan untuk dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.

Atas kerjasamanya yang baik diucapkan terima kasih.

Kepala Kantor,

............................6).
NIP. ........................
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT PERMOHONAN PEMBUKAAN REKENING

No. Uraian

1. Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaanuntuk kantorlsatuan kej a yang
dibayar melalui Dit. Pengelolaan Kas Negara; atau
- Kepala KPPN untuk kantorlsatuan kerja yang dibayar melalui KPPN.

2. Diisi : Jakarta atau nama kota tempat lokasi KPPN

3. Diisi : penerimaan atau pengeluaran atau lainnya (selain penerimaan


atau pengeluaran)

4. Diisi : Bank Indonesialnama bank umumlkantor pos giro dimana akan


dibuka rekening tersebut.

5. Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain a dan b, berdasarkan kebutuhan yang
benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.

6. Nama Kepala Kantor selaku Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna


Anggaran
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-351PBl2007 TENTANG PENGELOLAAN
REKENING MlLlK KEMENTERIAN NEGARN
LEMBAGNKANTORISATUAN KERJA

KOP SURAT

Nomor : S- .............. 12007 ............. 2007


Sifat ...........
Lampiran ...........
Hal : Pernyataan Penggunaan Rekening

Yth. .......................... 1)
di
.................................. 2)

Menunjuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-

......../PB/2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Rekening Milik Kementerian

NegaralLembagalKantorlSatuan Kerja, dengan ini kami menyatakan dengan

sungguh-sungguh, sesuai dengan surat kami tanggal ....................3) Nomor

........................... 4) ha1 permintaan persetujuan pembukaan rekening, untuk

menggunakan rekening yang dibuka atas nama jabatan, yaitu rekening

.......................................5) pada .....................................6) hanya untuk keperluan

Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.

Kepala Kantor,

...............................
8).
NIP. ........................
No. Uraian

1. Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk kantorlsatuan kerja yang
dibayar rnelalui Dit. Pengelolaan Kas Negara; atau
- Kepala KPPN untuk kantorlsatuan kerja yang dibayar rnelalui KPPN.

2. Diisi : Jakarta atau narna kota ternpat lokasi KPPN

3. Diisi : tanggal surat permohonan persetujuan pernbukaan rekening

4. Diisi : nornor surat permohonan persetujuan pernbukaan rekening

5. Diisi : penerirnaan atau pengeluaran atau lainnya (selain penerirnaan


atau pengeluaran)

6. Diisi : Bank Indonesidnama bank urnurnlkantor pos giro dirnana akan


dibuka rekening tersebut.

7. Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalarn rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerirnaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalarn
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain huruf a dan huruf b, berdasarkan
kebutuhan yang benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan
kerja sesuai dengan bidang tugasnya.

8. Narna Kepala Kantor selaku Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna


Anggaran
LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER-35/PB12007 TENTANG PENGELOLAAN
REKENING MlLlK KEMENTERIAN NEGARAl
LEMBAGAIKANTORISATUANKERJA

KOP SURAT

Nornor : S- .............. 12007 ............. 2007


Sifat ...........
Larnpiran ...........
Hal : ..........1) Pembukaan Rekening

Yth. ............................2)
di
.................................. 3)

Menunjuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor : PER-

........IPB12007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Rekening Milik Kementerian

NegaralLembagalKantorISatuan Kerja dan surat Saudara tanggal ................4)

Nomor ............... 5 ) ha1 Permohonan Pernbukaan Rekening, dengan ini karni

................6) pernbukaan rekening ..................... ..7) pada ................ .8) untuk


keperluan ............... ..9) karena ......................10)

Dernikian disarnpaikan untuk dapat dirnaklurni.

.............................. 12).
NIP. ........................
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT PERSETUJUANIPENOLAKANPERMOHONAN PEMBUKAAN REKENING

9. Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain a dan b, berdasarkan kebutuhan yang
benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.

10. Diisi : alasan penolakan (kalau disetujui dihapudtidak digunakan)


11. Diisi : A.n. Menteri Keuangan,
Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN

12. Diisi : Nama Jelas Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER-35IPBnCO7 TENTANG PENGELOLAAN
REKENING MlLlK KEMENTERIAN NEGARAl
LEMBAGNKANTORISATUAN KERJA

KOP SURAT

Nornor : S- .............. /2007 ............. 2007


Sifat ...........
Lampiran ...........
Hal : Laporan Pernbukaan Rekening

Yth. ........................... 1)
di
.................................. 2)

Menunjuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor : PER-

........IPBl2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Rekening Milik Kementerian

NegaralLembagal KantorlSatuan Kerja, dengan ini dilaporkan bahwa, berdasarkan

surat persetujuan Menteri Keuangan tanggal ............3), Nomor ...................... 4), karni

telah rnelakukan pembukaan rekening ....................... 5 ) pada ................... 6) dengan

nornor rekening ........................... 7) untuk keperluan ................. 8).

Dernikian disarnpaikan untuk dapat dirnaklurni.

Kepala Kantor,

............................... 9)
NIP. ........................
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT LAPORAN PEMBUKAAN REKENING

No. Uraian

1 Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk kantorlsatuan kerja yang
dibayar melalui Dit. Pengelolaan Kas Negara; atau
- Kepala KPPN untuk kantorlsatuan kerja yang dibayar melalui KPPN.

2 Diisi : Jakarta atau nama kota tempat lokasi KPPN

3 Diisi : tanggal surat persetujuan Menteri Keuangan

4 Diisi : nomor surat persetujuan Menteri Keuangan

5 Diisi : penerimaan atau pengeluaran atau lainnya (selain penerimaan atau


pengeluaran)

6 Diisi : Bank lndonesialnama bank umumlkantor pos giro dimana akan


dibuka rekening tersebut.

7 Diisi : nomor rekening yang telah dibuka

8 Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain a dan b, berdasarkan kebutuhan yang
benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.

9 Nama Kepala Kantor selaku Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna


Anggaran
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-35lPBl2007 TENTANG PENGELOLAAN
REKENING MlLlK KEMENTERIAN NEGARN
LEMBAGAIKANTORISATUANKERJA

KOP SURAT

Nornor : S- .............. 12007 ............. 2007


Sifat ...........
Larnpiran ...........
Hal : Permohonan Persetujuan atas
Rekening yang sudah dibuka.

Yth. ........................... 1)
di
.................................. 2)

Menunjuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor : PER-


........lPBl2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Rekening Milik Kernenterian
NegaralLernbagal KantorlSatuan Kerja, dengan ini dilaporkan bahwa sebelurn
berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini, karni telah rnelakukan pernbukaan
rekening ................................... 3) pada ............................ 4) dengan nornor
rekening .................................. 5 ) untuk keperluan ............................. 6).
Sehubungan dengan ha1 tersebut dimohon agar pernbukaan rekening
dirnaksud dapat diterbitkan surat persetujuannya.
Dernikian disarnpaikan untuk dapat ditindak lanjuti sebagairnana rnestinya.
Atas kerjasarnanya yang baik diucapkan terirna kasih.

Kepala Kantor,

............................... 7)
NIP. ........................
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT PERMOHONAN PERSETUJUANATASREKENINGYANGSUDAH
DlBUKA
- -

No. Uraian

1 Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk kantorlsatuan kerja yang
dibayar melalui Dit. Pengelolaan Kas Negara; atau
- Kepala KPPN untuk kantorlsatuan kerja yang dibayar melalui KPPN.
2 Diisi : Jakarta atau nama kota tempat lokasi KPPN

3 Diisi : penerimaan atau pengeluaran atau lainnya (selain penerimaan atau


pengeluaran)

4 Diisi : Bank Indonesiahama bank umumlkantor pos giro dimana akan


dibuka rekening tersebut.

5 Diisi : nomor rekening yang telah dibuka sebelum berlakunya Peraturan


Menteri Keuangan ini

6 Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain a dan b, berdasarkan kebutuhan yang
benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.

7 Nama Kepala Kantor selaku Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna


Anggaran
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-35lPBl2007 TENTANG PENGELOMAN
REKENING MlLlK KEMENTERIAN NEGARN
LEMBAGNKANTORISATUAN KERJA

DAFTAR REKENING KEMENTERIAN NEGARA ILEMBAGAlKANTORlSATUAN.KERJA

........................................
NIP..............................
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR REKENING KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGN
KANTORISATUAN KERJA

nk atau Kantor Pos, dimana rekening berada, misalnya


DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 36 IPBl2007

TENTANG

TINDAK LANJUT ATAS PENERTIBAN REKENING PEMERINTAH


PADA KEMENTERIAN NEGARAlLEMBAGAlKANTORISATUANKERJA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menirnbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri


Keuangan Nornor 58lPMK.0512007 tentang Penertiban
Rekening Pernerintah pada Kementerian NegaralLernbaga,
perlu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan tentang Tindak Lanjut Atas Penertiban
Rekening Pernerintah pada Kernenterian NegaraILernbagal
KantorlSatuan Kerja
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tambahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tambahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4400);
4. lnstruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2000 tentang
Penertiban Rekening DepartemenlLembaga Pernerintah
Non Departernen;
5. Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang
Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapan dan Belanja
Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden Nornor 72 Tahun 2004 (Lernbaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tarnbahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nornor 4418);
6. Peraturan Menteri Keuangan nomor : 58lPMK.0512007
tentang Penertiban Rekening Pernerintah pada
Kementerian NegaralLembaga;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DlREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG TINDAK LANJUT ATAS PENERTIBAN
REKENING PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN
NEGARAILEMBAGAI KANTORISATUAN KERJA.

BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang
dimaksud dengan:
1. Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat adalah Direktur
Jenderal Perbendaharaan.
2. Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah adalah
Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
3. Rekening adalah rekening milik Kementerian Negaral
LembagaIKantorlSatuanKerja.
4. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN
pada kantorlsatuan kerja kementerian negardlembaga.
5. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, rnembayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
untuk keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada kantorlsatuan kerja
kementerian negarallembaga.
6. KantorlSatuan Kerja adalah unit instansi vertikal di
bawah I di lingkungan kementerian negardlembaga
dan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengelola
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
7. Tim Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian
NegaraILembaga selanjutnya disebut sebagai Tim
Penertiban Rekening adalah tim yang dibentuk oleh
Menteri Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 254lKMK.0512007.
8. Sekretariat Tim Penertiban Rekening selanjutnya disebut
Sekretariat Tim adalah unsur penunjang administrasi dan
dukungan teknis pada Tim Penertiban Rekening yang
beralamat di Gedung Perbendaharaan I Lantai IV Jalan
Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Nomor Telp.1Faksimile 021-3844423.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal2
Penertiban rekening dilaksanakan terhadap seluruh rekening
di lingkungan Kementerian NegaralLembagalKantorISatuan
Kerja yang telah ada sebelum ditetapkannya Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.05/2007 tentang
Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian
NegaraILembaga.

BAB Ill
PENERTIBAN REKENING PEMERINTAH
Bagian Kesatu
Tim Penertiban Rekening
Pasal3
Tim Penertiban Rekening melaksanakan penertiban terhadap
seluruh rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal2.

Bagian Kedua
Tahapan lnventarisasi
Pasal4
(1) Kementerian NegaraILembaga melaksanakan
inventarisasi dan penelitian atas seluruh rekening yang
dikelolanya dengan mengisi data rekening menggunakan
formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini.
(2) Formulir yang telah diisi disampaikan kepada Sekretariat
Tim paling lambat tanggal 31 Juli 2007.

(1) KantorISatuan Kerja melaksanakan inventarisasi dan


penelitian atas seluruh rekening yang dikelolanya
dengan mengisi data rekening menggunakan forrnulir
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaanini.
(2) Formulir yang telah diisi disampaikan kepada Sekretariat
Tim dan KPPN mitra kerjanya paling lambat tanggal 31
Juli 2007.
(3) KPPN membuat daftar rekapitulasi menggunakan
formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dan
menyampaikan kepada Sekretariat Tim paling lambat
tanggal 10 Agustus 2007.
Bagian Ketiga
Tahapan Evaluasi Rekening
Pasal6
Tim Penertiban Rekening melakukan evaluasi terhadap data
rekening yang disampaikan oleh Kementerian Negaral
LembagaIKantorl Satuan Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal4 dan Pasal5 dengan tahapan sebagai berikut:
a. ldentifikasi keberadaan dan kepemilikan rekening;
b. Verifikasi rekening mencakup: dasar hukum dan tujuan
pembukaan rekening, jenis rekening, sumber dana
rekening, nomor rekening, mutasi terakhir, nama bank
dan nama pejabat yang melakukan pembukaan
rekening;
c. Pengelompokan rekening, antara lain:
1. Rekening Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran;
2. Rekening penarnpungan sementara;
3. Rekening penampungan dana jaminan;
4. Rekening penampungan dana titipan;
5. Rekening sumbangan dan penerimaan lain-lain;
6. Rekening penampungan dana dukungan pelayanan
khusus yang bersifat permanen;
7. Rekening yang tidak jelas.
Bagian Keempat
Penyelesaian Penertiban Rekening
Pasal7
Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, Tim Penertiban Rekening menyampaikan
rekomendasi penyelesaian penertiban rekening kepada
Menteri Keuangan, sebagai berikut:
a. Rekening tetap dipertahankan, apabila digunakan untuk
operasional bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran Kementerian
NegaralLembagalKantorlSatuan Kerja;
b. Rekening dipertahankan sementara untuk ditutup,
apabila semua kegiatan telah diselesaikan;
c. Rekening dipertahankan dan cukup diungkapkan pada
Laporan Keuangan Kementerian
NegaralLembagalKantorlSatuan Kerja, apabila rekening
tersebut kepemilikannya ada pada pihak ketiga, namun
pencairannya memerlukan ijin MenterilPimpinan
Lembaga;
d. Rekening dialihkan rnenjadi rekening Perhitungan Fihak
Ketiga (PFK) yang berada dalarn pengelolaan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan, apabila rekening tersebut
dipergunakan untuk rnenarnpung dana titipan yang dapat
dicairkan tanpa rnelalui prosedur normatif APBN;
e. Rekening dipertahankan sernentara untuk dialihkan ke
Badan Layanan Urnurn (BLU), apabila rekening tersebut
untuk rnenarnpung dana dukungan pelayanan khusus
yang bersifat perrnanen;
f. Rekening ditutup dan saldonya disetorkan ke Rekening
Kas Urnurn Negara, apabila rekening tersebut dapat
dipastikan dirniliki oleh kernenterian negarallernbaga dan
tidak didapatkan alasan yang cukup untuk
rnernpertahankan keberadaannya; danlatau
g. Dilakukan penelitian lebih lanjutlinvestigasi, apabila
rekening dirnaksud perlu dipastikan status dan
kepernilikannya.

BAB IV
TINDAK LANJUT
TERHADAP PENYELESAIAN PENERTIBAN REKENING
Pasal8
(1) Dalarn ha1 rekornendasi berupa Rekening dipertahankan
sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 7 huruf a, langkah-
langkah yang harus dilaksanakan:
a. MenterilPirnpinan LernbagalKepala KantorlSatuan
Kerja rnenyarnpaikan perrnintaan persetujuan atas
rekening yang telah dibuka kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN rnitra
kerjanya dengan rnenggunakan forrnulir dalarn
Larnpiran VI Peraturan Menteri Keuangan Nornor
571PMK.0512007;
b. Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala
KPPN menerbitkan Surat Persetujuan dengan
rnenggunakan formulir dalarn Larnpiran Ill Peraturan
Menteri Keuangan Nornor 57lPMK.0512007;
c. Direktorat Jenderal Perbendaharaan atau KPPN
rnencatat data rekening dengan rnenggunakan
forrnulir dalarn Larnpiran V Peraturan Menteri
Keuangan Nornor 571PMK.0512007.
(2) Kernenterian Negara/Lernbaga/Kantor/Satuan Kej a
rnencatat dan rnelaporkan Rekening sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) dengan berpedornan pada
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-35lPBl2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Rekening Milik Kernenterian
Negara/Lernbaga/Kantor/Satuan Kerja.

(1) Dalarn ha1 rekornendasi berupa Rekening dipertahankan


sernentara untuk ditutup pada saat sernua kegiatan telah
diselesaikan sebagairnana dimaksud dalarn Pasal 7
huruf b, langkah-langkahyang harus dilaksanakan:
a. MenterilPirnpinan LernbagalKepala KantorISatuan
Kerja rnenyarnpaikan perrnintaan persetujuan atas
rekening yang telah dibuka kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan dengan menggunakan
formulir dalam Larnpiran VI Peraturan Menteri
Keuangan Nornor 57lPMK.0512007;
b. Direktur Jenderal Perbendaharaan rnenerbitkan
Surat Persetujuan dengan jangka waktu tertentu
rnenggunakan forrnulir dalarn Larnpiran Ill Peraturan
Menteri Keuangan Nornor 57lPMK.0512007;
c. Direktorat Jenderal Perbendaharaan rnencatat data
rekening dengan menggunakan formulir dalarn
Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57lPMK.0512007.
(2) Kernenterian NegaralLernbagaIKantorlSatuan Kerja
rnencatat dan rnelaporkan Rekening sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) dengan berpedornan pada
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
PER-35lPBl2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Rekening Milik Kernenterian
Negara/Lernbaga/Kantor/SatuanKerja.
Pasal 10
(1) Dalarn ha1 rekomendasi berupa Rekening dipertahankan
dan cukup diungkapkan pada Laporan Keuangan
Kernenterian NegaralLembagaIKantorlSatuan Kerja
sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 7 huruf c, langkah-
langkah yang harus dilaksanakan:
a. MenteriIPirnpinan LernbagalKepala KantorISatuan
Kerja rnenyarnpaikan permintaan persetujuan atas
rekening yang telah dibuka kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan dengan rnenggunakan
forrnulir dalam Larnpiran VI Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 57lPMK.0512007.
b. Direktur Jenderal Perbendaharaan menerbitkan
Surat Persetujuan menggunakan formulir dalam
Lampiran Ill Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57lPMK.0512007.
c. Direktorat Jenderal Perbendaharaan mencatat data
rekening dengan menggunakan formulir dalam
Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57lPMK.0512007.
(2) Kementerian NegaralLembaga/Kantor/Satuan Kerja
mencatat dan melaporkan Rekening sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan berpedoman pada
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-35lPBl2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Rekening Milik Kementerian
NegaralLembagalKantorlSatuanKerja.
Pasal 11
(1) Dalam ha1 rekomendasi berupa Rekening dialihkan
menjadi rekening Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) yang
berada dalam pengelolaan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7
huruf d, Kementerian NegaralLembagalKantorlSatuan
Kerja menyerahkan pengelolaan Rekening kepada
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan untuk dikelola sebagai Rekening PFK.
(2) Serah kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Berita Acara.
Pasal I 2
(1) Dalam ha1 rekomendasi berupa Rekening dipertahankan
sementara untuk dialihkan ke Badan Layanan Umum
(BLU) sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf e,
MenteriIPimpinan Lembaga membentuk satuan kerja
yang akan mengelola uang yang ada dalam rekening
tersebut untuk selanjutnya satuan kerja yang telah
dibentuk dimintakan ijin untuk melakukan pengelolaan
keuangan sebagai BLU kepada Menteri Keuangan.
(2) Sebelum perrnintaan ijin untuk melakukan pengelolaan
keuangan sebagai BLU sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disetujui, langkah-langkah yang harus
dilaksanakan:
a. MenteriIPimpinan Lembaga menyampaikan
perrnintaan persetujuan untuk rnengelola Rekening
yang telah dibuka kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan dengan menggunakan formulir
dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 57lPMK.0512007.
b. Direktur Jenderal Perbendaharaan menerbitkan
Surat Persetujuan pengelolaan Rekening
sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk jangka
waktu tertentu, menggunakan forrnulir dalam
Lampiran Ill Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57lPMK.0512007.
c. Direktur Jenderal Perbendaharaan dapat
memperpanjang jangka waktu persetujuan
pengelolaan Rekening apabila jangka waktu yang
disetujui untuk pengelolaan rekening telah berakhir
dan proses pembentukan BLU belum selesai.
d. Direktorat Jenderal Perbendaharaan mencatat data
rekening dengan menggunakan formulir dalam
Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57lPMK.0512007.
e. Menterilpimpinan Lembaga mencatat dan
melaporkan Rekening sebagaimana dimaksud pada
huruf a dengan berpedoman pada Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
35lPBl2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Rekening Milik Kementerian
NegaralLembagalKantorISatuanKerja.
Pasal 13
Dalam ha1 rekomendasi berupa Rekening ditutup dan
saldonya disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf f, langkah-
langkah yang harus dilaksanakan:
1. Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN
memerintahkan secara tertulis kepada MenterilPimpinan
LembagaIKantorISatuan Keja untuk menutup Rekening
terkait dan menyetorkan saldonya ke Rekening Kas
Umum Negara dengan menggunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
2. Kementerian Negara/LembagalKantor/Satuan Kerja
mengirimkan satu lembar fotokopi bukti setor masing-
masing kepada KPPN terkait dan Direktorat Pengelolaan
Kas Negara.
Pasal 14
Dalam ha1 rekomendasi berupa dilakukan penelitian lebih
lanjutlinvestigasi untuk memastikan status dan
kepemilikannya sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf
g, Tim Penertiban Rekening menyampaikannya kepada
aparat pengawas fungsional untuk dilakukan investigasi.
BAB V
SANKSI
Pasal 15
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini dapat dikenakan sanksi sesuai Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 67lPMK.0512007 tentang
Pengenaan Sanksi Dalam Rangka Pengelolaan dan
Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian
NegaralLembaga/Kantor/SatuanKerja.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-36lPB12007 TENTANG TINDAK LANJUT
ATAS PENERTIBAN REKENING PEMERINTAH PADA
KEMENTERIAN NEGARAlLEMBAGAl KANTORISATUAN
KERJA

PENJELASAN MASING-MASING REKENING PADA


KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA ...............

1. No. Rekening

2. Bank : ..................................
I l l
3. Jenis rekening : a. Giro b. Deposito
4. Atas nama : ...........................................
5. Penanggung jawab : ...............
6. Landasan hukum pembentukan : ........
7. Rekening dimaksud : aktif Itidak aktif
8. Saldo per 31 Desember 2006, Rp.........
9. Saldo per 30 Juni 2007, Rp. .......
10. Saldo terakhir per .................... Rp .............
11. Dana rekening selain bungaljasa giro yang bersangkutan berasal dari :
a. satu (1) sumber
b. dua (2) sumber atau lebih
12. Jenis sumber dana rekening tersebut :
a. APBN Bendahara Penerima
b. APBN Bendahara Pengeluaran
c. Pegawai
d. Jaminan
e. Sumbangan Pihak ke-3
f. Titipan
g. Bungaljasa giro Rekening Lain
h. Lain-lain (sebutkan) :......................
Jelaskan : ............................
13. Apa tujuan pembentukan rekening tersebut :
a. Pelaksanaan kegiatan tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan
b. Operasional kantor
c. Kesejahteraan pegawai
d. Tabungan pegawai untuk perumahan
e. Tabungan pegawai untuk dana kesehatan
f. Digulirkan
g. Jaminan
h. lain-lain (sebutkan) :...........................
Jelaskan :............................
14. Penarikan uang digunakan untuk apa ? ljawaban dapat lebih dari satu)
a...........
b...........
c. dst
15. Perlakuan Bungaljasa giro atas rekening :
a. rnenambah rekening
b. diambil dan disetor ke kas negara
c. diarnbil dan digunakan untuk kepentingan lain
16. Pertanggungjawaban rekening tersebut :
masuk dalarn Neraca departernenllernbaga : Yarridak
a. diuraikan dalarn CALK departemenllernbaga : Yanidak
b. laporan pertanggungjawaban terpisah.
c. Lainnya .............
17. Apakah rekening dimaksud masih perlu dipertahankan :Ya/Tidak
18. Apabila rnasih anda perlukan, dalarn jangka waktu terbatasnerus menerus:
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. > 2 tahun
19. Apabila rekening dirnaksud tidak diperlukan, apakah anda setuju rekening tersebut
ditutup? Saldonya sernestinya kernana ?
a. Rekening Kas Negara (RKN)
b. Lainnya (sebutkan) :....................
Jelaskan :
PETUNJUK PENGlSlAN
FORMULIR PENJELASAN MASING-MASING REKENING
PADA KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA

338
IAMPlRAl
- -- -
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERRFNDAHARP
-AN
NOMOR PER36mB/ZM)7 TENTANG TINDAK LANJUT
ATAS PENERTIBAN REKENING PEMERINTAH PADA
KEMENTERIAN NEGARAlLEMBAGAl KANTORISATUAN
KERJA

DAFTAR REKAPITULASI REKENING


KEMENTERIAN NEGARNLEMBAGNKANTOR ISATUAN KERJA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAANI KPPN ..........................................................
PETUNJUK PENGlSlAN
DAFTAR REKAPlTULASl REKENING
KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGNKANTORISATUAN KERJA
LAMPIRAN I l l
PERATURAN DIREKTUR JENDERALPERBENDAHARAAN
NOMOR PER-36lPB12007 TENTANG TINDAK LANJUT
ATAS PENERTIBAN REKENING PEMERINTAH PADA
KEMENTERIAN NEGARNLEMBAGAI KANTORISATUAN
KERJA

KOP SURAT

Nomor : S- .............. 12007 ............. 2007


Sifat ...........
Lampiran ...........
Hal : Permintaan Penutupan dan Pemindahbukuan
Saldo Rekening Nomor : .............................1)

Yth. .......................... 2 )
di
.................................. 3)

Menunjuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-


36lPBl2007 tentang Tindak Lanjut Atas Penertiban Rekening Pemerintah pada
Kementerian NegaralLembagalKantorlSatuan Keja dengan ini diminta bantuan
Saudara agar rekening nomor...................................
4) pada ............................ 5 )
atas nama ........................................ 6 segera ditutup dan saldonya
disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara.
Setelah saldo disetorkan diminta untuk mengirimkan satu lembar fotokopi
bukti setor masing-masing kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan KPPN
terkait.
Demikian disampaikan untuk dapat ditindaklanjuti.

...............................8).
NIP. ........................

Ternbusan :
....................................................
9)
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT PERMINTAAN PENUTUPAN REKENING DAN PEMINDAHBUKUAN
SALDO

No. Uraian

1. Diisi : nomor rekening yang akan ditutup.

2. Diisi : MenterilPimpinan LembagaIKepala KantorlSatuan Kerja

3. Diisi : nama kota tempat lokasi Kementerian NegaraILembagalKantorl


Satuan Kerja

4. Diisi : nomor rekening yang akan ditutup.

5. Diisi : Bank lndonesialnama bank umum/kantor pos dimana rekening


tersebut berada.

6, Diisi : nama pemilik rekening (Bendahara Penerimaan ... IBendahara


Pengeluaran ...IMenterilPimpinan LembagaIKepala Kantor ...)

7. Diisi : Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN

8. Diisi : Nama jelas Direktur Jenderal Perbendaharaanatau Kepala KPPN

9. Diisi : Direktur Pengelolaan Kas Negara.


VIII. INFORMAS1 & AKUNTANSI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 21 IPBl2007

TENTANG

TATA CARA PELAPORAN BELANJA YANG DlDANAl DARI PINJAMANIHIBAH


LUAR NEGERI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,


Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Pernerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjarnan danlatau Penerirnaan Hibah serta
Penerusan Pinjaman dantatau Hibah Luar Negeri bahwa
Kernenterian NegaralLernbaga pelaksana kegiatan yang
dibiayai dari pinjarnan danlatau hibah luar negeri
rnenyarnpaikan laporan kepada Menteri dan Menteri
Perencanaan secara triwulanan rnengenai proses
pengadaan barangljasa, realisasi penyerapan pinjaman,
dan kernajuan fisik kegiatan;
b. bahwa pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman
danlatau hibah luar negeri harus diakuntansikan untuk
rnenghasilkan laporan realisasi anggaran di Kernenterian
NegaraILernbaga, utang luar negeri, dan penerirnaan
pernbiayaan pada laporan keuangan pemerintah pusat;
c. Bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana
dimaksud dalarn huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Tata Cara Pelaporan Belanja yang Didanai dari
PinjarnanlHibah Luar Negeri dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Kernenterian NegaralLernbaga;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Nomor 47 Tahun 2003, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4286);
2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tarnbahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4503) ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerimaan
Hibah serta Penerusan Pinjaman danlatau Hibah Luar
Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2006 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4597) ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006
Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4614) ;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59lPMK.0612005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG TATA CARA
PELAPORAN BELANJA YANG DlDANAl DARl
PlNJAMANlHlBAH LUAR NEGERI DALAM PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN
NEGARAILEMBAGA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasall
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar,
konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik
spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalarn
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
2. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas
Umum NegaralDaerah yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pernbayarannya kembali oleh
pemerintah.
3. Belanja PinjamanIHibah Luar Negeri adalah Belanja
yang didanai dari PinjamanlHibah Luar Negeri yang
dilakukan oleh Kementerian NegaralLernbaga.
(1) Kernenterian NegaraILernbaga wajib mengakuntansikan
transaksi keuangan atas pelaksanaan anggaran baik
yang didanai dari rupiah rnurni rnaupun pinjarnanlhibah
luar negeri.
(2) Pengakuntansian transaksi keuangan sebagaimana
dirnaksud pada ayat ( I ) rnenggunakan Sistern Akuntansi
lnstansi yang telah ditetapkan Menteri Keuangan.
(3) Kegiatan yang didanai dari PinjarnanlHibah Luar negeri
akan rnenirnbulkan terjadinya pengakuan belanja,
penerirnaan pernbiayaan dan utang luar negeri.
BAB II
DOKUMEN SUMBER
Pasal3
1) Dokurnen Surnber yang dijadikan dasar pencatatan
Realisasi Belanja yang didanai dari PinjarnanlHibah Luar
Negeri adalah Notice of Disbursement (NOD) dan Surat
Perintah PernbukuanIPengesahan (SP3) yang sesuai
dengan tahun terbitnya NOD.
2) Withdrawal Application/Surat Kuasa PernbebananlSurat
Kuasa Mernbayar adalah dokurnen yang digunakan
untuk pengajuan permintaan pernbayaran kepada
Lender dan bukan rnerupakan dokurnen pencatatan
realisasi belanja yang didanai dari PinjarnanlHibah Luar
Negeri pada Kernenterian NegaraILernbaga.
BAB Ill
PENGAKUAN BELANJA, UTANG, DAN PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
Pasal4
Belanja yang didanai dari pinjarnanlhibah luar negeri,
Penerirnaan Pernbiayaan atas penarikan pinjarnanlhibah
luar negeri dan utang luar negeri diakui pada tanggal
diterbitkannya NODoleh Lender.Pasal 5
BAB IV
PELAPORAN
Pasal5
(1) Surat Perintah PernbukuanlPengesahan (SP3) dan NOD
rnerupakan dokumen surnber yang digunakan oleh
Satuan Kerja dalarn rnengakuntansikan Realisasi
Belanja PinjarnanlHibah Luar Negeri.
(2) Dokurnen Surnber sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
untuk dapat diproses dalarn Aplikasi Sistern Akuntansi
Instansi, rnaka tanggal dan tahun SP3 dan NOD harus
sama dengan tahun anggaran berjalan.
(3)Sesuai dengan pengakuan Utang dan Penerirnaan
Pernbiayaan sebagairnana dirnaksud pada pasal 4,
untuk SP3 yang diterbitkan pada tahun anggaran yang
sarna dengan tahun anggaran NOD dikeluarkan, rnaka
SP3 dan NOD dirnaksud dibukukan sebagai realisasi
belanja pinjamanlhibah luar negeri pada tahun anggaran
terbitnya SP3ltahun anggaran berjalan.
(4) SP3 yang diterbitkan pada tanggal dan tahun anggaran
yang tidak sarna dengan tanggal dan tahun anggaran
NOD dikeluarkan, rnaka SP3 dirnaksud dibukukan
sebagai realisasi pada tanggal dan tahun anggaran
terbitnya NOD.
(5) SP3 sebagaimana dirnaksud pada ayat (4), Kernenterian
NegaralLernbaga tidak perlu mernbukukan realisasi
belanja tersebut dalarn tahun anggaran berjalan, tetapi
cukup dengan rnernberikan penjelasan dalarn Catatan
atas Laporan Keuangan atas SP3 dirnaksud..
BAB V
KOREKSI
Pasal6
Kementerian NegaralLernbaga yang terlanjur mernbukukan
Realisasi Belanja PinjamanIHibah Luar Negeri
rnenggunakan dokurnen surnber yang tidak sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini agar
melakukan koreksi Laporan Keuangan sebagaimana diatur
dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
69 tahun 2006 tentang Pedornan Koreksi Kesalahan
Laporan Keuangan dan rnenyarnpaikan kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal7
(1) Sambil menunggu Peraturan Menteri Keuangan tentang
Sistem Akuntansi Utang, rnaka tata cara pencatatan
belanja yang didanai dari pinjamanlhibah luar negeri
agar mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
(2) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku
untuk penyusunan Laporan Keuangan Kernenterian
NegaralLernbagaTahun Anggaran 2006.
BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal8
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HERRY PURNOMO
NIP 060046544
M. U M U M
(Tata Usaha, Kesekretariatan)
Triwulan I1 Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
U M U M (Tata Usaha, Kesekretariatan)
X. ORGANISASI & TATA LADANA
1 Catatan :

Triwulan I1 Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
O R G A N I S A S I & TATA L A K S A N A
XI. K E P E G A W A I A N
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II Telepon : 3449230 pswt. 5200


JI Lapangan Banteng T~rnurNo.2-4 3450959
Jakarta 1071 0 Faksirn~le : 3457490
Kotak Pos 1139 Website : www.~erbendaharaan.aoid

Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;


2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
di seluruh Indonesia.

SURAT EDARAN
Nornor SE- 16 IPBl2007
TENTANG
PENllAlAN KINERJA PARA CALON PEGAWAI NEGERI SlPlL DAN
PEGAWAI MAGANG LULUSAN SEKOLAH TlNGGl AKUNTANSI NEGARA
LINGKUP KANTOR WllAYAH DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN

Dalam rangka rnernbangun kualitas kineja para Calon Pegawai


Negeri Sipil dan pegawai magang lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara,
guna mendukung terselenggaranya tugas pokok dan fungsi Direktorat
Jenderal Perbendaharaan rnaka telah diambil kebijakan rnenempatkan para
CPNS dan lulusan Prodip Ill tahun 2007 (untuk rnagang) pada KPPN type B
di luar Jawa sebagaimana daftar terlarnpir. Untuk mernberikan pertimbangan
dalarn pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai
Negeri Sipil, dengan rnengacu pada Peraturan Pernerintah Nornor 98 Tahun
2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagairnana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2002, dirninta perhatian
Saudara akan hal-ha1 sebagai berikut :
1. Agar dilakukan pernbinaan personil dengan melakukan evaluasi dan
penilaian perfornancelkenerja para CPNS dan pegawai rnagang lulusan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dengan mernperhatikan :
a. integritas (merniliki komitmen dan loyalitas, rnenjaga nama baik
korps dan tidak rnudah berputus-asa maupun rnengeluh dalam
bertugas);
b. moralitas (kejujuran, transparan, sopan santun dan berperilaku
baik),
c. kapabilitas (ketrampilan tugas, kemampuan memahami instruksi
pimpinan, kemauan dalam belajar, kerja sama dalam tim),
d. kedisiplinan (taat dalam mematuhi peraturan kedinasan),
e. kesamaptaan (sehat jasmani dan rohani);
2. Evaluasi dan penilaian performancelkinerja tersebut akan menjadi
dasar pemberian rekomendasi bagi para CPNS yang akan diangkat
menjadi PNS dan pegawai magang lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara yang akan diusulkan untuk menjadi CPNS;
3. Bagi CPNS yang tidak rnemenuhi point 1 diatas, dalam masa Itahun
sejak pengangkatan, tidak dapat diangkat menjadi PNS dan menunggu
1 tahun berikutnya;
4. Hasil penilaian bagi pegawai magang dalam waktu 3 bulan sejak yang
bersangkutan melaksanakan tugas agar dikirimkan ke kantor pusat
sebagai dasar pengusulan CPNS;
5. Secara teknis rekomendasi diberikan oleh Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan memperhatikan penilaian
dari para kepala kantor tempat CPNS dan pegawai magang tersebut
bertugas;
6. Surat edaran ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan dengan penuh


tanggung jawab.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 April 2007
a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd.

Siswo Sujanto
NIP 060031000
1 Triwulan I I Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
KEUANGAN
XIII. P E R L E N G K A P A N
Catatan

1 Triwulan I I Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
PERLENGKAPAN
ForumPrima
http://forumprima.multiply.com

Anda mungkin juga menyukai