PERATURAN PERBENDAHARAAN
TRIWULAN II
APRIL 2007 - JUNl2007
XI. KEPEGAWAIAN
XII. KEUANGAN
XIII. PERLENGKAPAN
DAFTAR IS1 SE DITJEN PERBENDAHARAAN DAN P E R A T W DITJEN
PERBENDAHARAAN TRIW. I1 TAHUN 2007
VII
Dirjen Perbendaharaan
Nomor PER-46PBl2007
tentang Petunjuk Pencairan
dan Penyaluran dana
Rehabilitasi dan
Rekontruksi Rumah Pasca
Bencana Alam dan Gempa
Burni di Provinsi D.I.
Yogyakarta dan Provinsi
Jawa Tengah.
VIII
Jarninan Pemeliharaan
Kesehatan bagi Masyarakat
Miskin.
IV. PEMBIAYAAN
DALAM NEGERI
V. PEMBIAYAAN
LUAR NEGERI
5. Petunjuk Pelaksanaan
Penyaluran dan Pencairan
Dana Loan JBIC No. IP.530
Proyek Pengembangan
Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah (Development
of Faculty of Medicine and
Health Sciencies of Syarif
Hidayatullah State Islamic
University.
VI. PENGELOLAAN
BARANGlMILIK
KEKAYAAN
NEGARA
M.PENGELOLAAN
KAS NEGARA
AKUNTANSI
PinjamanIHibah
Negeri dalam Penyusunan
Laporan
Kementerian
Keuangan P
PER.-21/PB/2007 Dit. PKN
NegaraILembaga.
X. ORGANISASI DAN
TATA LAKSANA
XI. KEPEGAWAIAN
XU. KEUANGAN
XIII. PERLENGKAPAN
XIV
B. DAFTAR IS1 MENURUT TANGGAL
30-04-2007 PER-21/PB/2007 Dit. PKN Tata Cara Pelaporan Belanja yang 345
Didanai dari Pinjamanmibah Luar
Negeri dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian
NegaraILembaga.
XVIII
Bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah.
Dit. PA
1
Pemberian Gajiflensidunjang- 1 1 1
an Bulan Ketiga Belas dalam
Tahun Anggaran 2007 kepada
Pegawai Negeri, Pejabat Negara,
dan Penerima PensiunITunjangan.
I I I Kerja.
XIX
I K a n t o r i S a t ~Kerja.
~
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARNPERSEROAN TERBATAS.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar
kepada Pemerintah Pusat danlatau hak Pemerintah
Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya
yang sah.
2. Naskah Perjanjian Penerusan Pinjaman, yang
selanjutnya disebut NPPP, adalah naskah perjanjian
untuk penerusan pinjaman luar negeri kepada Badan
Usaha Milik NegaralPerseroan Terbatas atau yang
dipersamakan.
3. Perjanjian Pinjaman Rekening Dana Investasi, yang
selanjutnya disebut Perjanjian Pinjaman RDI, adalah
perjanjian pinjaman yang dananya bersumber dari
Rekening Dana lnvestasi kepada BUMNlPerseroan
Terbatas.
4. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
5. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut PT,
adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang tentang Perseroan Terbatas serta peraturan
pelaksanaannya.
6. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal
Perbendaharaan Departemen Keuangan.
8. Cut-off date adalah tanggal acuan yang dijadikan
sebagai dasar perhitungan pembebanan Piutang
Negara pada BUMNIPT.
9. Jasa bank adalah biaya yang dikenakan kepada
Peminjam sebagai imbalan yang diberikan kepada
bank atas penatausahaan pinjaman penerusan.
10. Analisis EBITDA (Earning Before Interest, Tax,
Depreciation, and Amortization) merupakan analisis
atas arus kas perusahaan selama periode tertentu
setelah dikurangi biaya tetap.
Penyelesaian Piutang Negara yang diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini meliputi Piutang
Negara pada BUMNIPT yang bersumber dari NPPP
danlatau Perjanjian Pinjaman RDI.
BAB II
PERSYARATAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA
Pasal4
BUMNIPT yang dapat memperoleh penyelesaian Piutang
Negara adalah BUMNIPT yang:
a. mengalami kesulitan pembayaran pokok, bungalbiaya
administrasi, biaya komitmen, denda, danlatau biaya
lainnya;
b. masih memiliki prospek usaha yang baik; danlatau
c. mampu memenuhi kewajiban setelah penyelesaian
Piutang Negara dalam ha1 penjadualan kembali dan
perubahan persyaratan.
BAB Ill
KOMITE PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG
BERSUMBER DARl NPPP DAN PERJANJIAN PINJAMAN
RDI PADA BUMNIPT
BAB IV
TATA CARA PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA
Pasal 12
(1) Penyelesaian Piutang Negara dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. penjadualan kembali;
b. perubahan persyaratan;
c. Penyertaan Modal Negara;
d. penghapusan.
(2) Penyelesaian Piutang Negara pada BUMNIPT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan dengan lebih dari satu cara atau
kombinasi.
Pasal 13
Penentuan cara penyelesaian Piutang Negara wajib
didasarkan pada hasil analisis kemampuan membayar
dengan menggunakan proyeksi arus kas dan EBITDA
sebagai alat analisis.
Pasal 14
(I) Untuk memperhitungkan jumlah Piutang Negara yang
akan diselesaikan, terlebih dahulu dilaksanakan
mekanisme rekonsiliasi dalam rangka penyelesaian
Piutang Negara berdasarkan cut-off date yang
disepakati antara Direktur Jenderal dan Direksi
BUMNIPT.
(2) Penentuan cut-off date sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak boleh lebih dari 6 (enam) bulan sebelum
tanggal diterimanya surat permohonan penyelesaian
Piutang Negara oleh Menteri c.q. Direktur Jenderal.
(3) Dalam ha1 BUMNIPT memiliki lebih dari satu pinjaman,
cut-off date untuk semua pinjaman dapat ditetapkan
dalam satu tanggal.
Pasal 15
(1) Penyelesaian Piutang Negara meliputi penyelesaian
atas Kewajiban Pokok dan Kewajiban Lainnya.
(2) Kewajiban Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. tunggakan utang pokok sampai dengan cut-off
date; danlatau
b. utang pokok yang belum jatuh tempo.
(3) Kewajiban Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. tunggakan bungalbiaya administrasi sampai
dengan cut-off date;
b. tunggakan bungalbiaya administrasi masa
tenggang sarnpai dengan cut-off date;
c. bungalbiaya administrasi masa tenggang belum
jatuh tempo;
d. tunggakan biaya kornitmen sampai dengan cut-off
date;
e. tunggakan biaya lainnya sampai dengan cut-off
date; danlatau
f. tunggakan denda sampai dengan cut-off date.
Pasal 16
Dalam ha1 penyelesaian Piutang Negara dilakukan dengan
cara penjadualan kembali danlatau perubahan persyaratan,
terhadap Kewajiban Lainnya tidak dikenakan bungalbiaya
adrninistrasi.
Bagian Pertama
Penjadualan Kernbali
Pasal I 7
Penjadualan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (1) huruf a adalah perubahan jangka waktu
pinjaman yang berakibat pada perubahan terhadap
besarnya pembayaran atas Kewajiban Pokok danlatau
Kewajiban Lainnya yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
Pasal 18
Penetapan jangka waktu penjadualan kembali didasarkan
atas hasil analisis kemampuan rnernbayar.
Pasal I 9
(1) Dalarn ha1 masih terdapat utang pokok yang belum
jatuh tempo, jangka waktu untuk penjadualan kembali
utang dapat diberikan selama sisa jangka waktu
pinjaman ditambah paling lama 20 (dua puluh) tahun,
termasuk masa tenggang.
(2) Dalam ha1 utang telah jatuh tempo seluruhnya, jangka
waktu untuk penjadualan kembali utang dapat
diberikan paling lama 20 (dua puluh) tahun sejak cut-
off date, termasuk masa tenggang.
(3) Masa tenggang diberikan terhitung rnulai cut-off date
yang jangka waktunya akan ditetapkan dalarn
Perubahan NPPP danlatau Perjanjian Pinjarnan RDI.
(4) Bungalbiaya adrninistrasi yang tirnbul pada rnasa
tenggang dapat dibayarkan secara prorata selarna
rnasa pengernbalian pinjarnan.
BAB VII
PERUBAHAN PERJANJIAN
Pasal38
(1) Dalam ha1 cara penyelesaian Piutang Negara yang
disetujui adalah penjadualan kernbali danlatau
perubahan persyaratan, rnaka akan ditindaklanjuti
dengan perubahan NPPP danlatau Perjanjian
Pinjarnan RDI antara DirekturIDirektur Utama
BUMNIPT dan Menteri atau pejabat yang diberi kuasa
oleh Menteri.
(2) Setelah perubahan NPPP danlatau Perjanjian
Pinjarnan RDI sebagairnana dirnaksud pada ayat (I),
rnaka pelaksanaan hak dan kewajiban serta
pelaksanaan jadual pernbayaran rnengacu pada
NPPP danlatau Perjanjian Pinjarnan RDI setelah
perubahan.
(3) Dalarn ha1 cara penyelesaian Piutang Negara yang
disetujui adalah Penyertaan Modal Negara dan
penghapusan, rnaka NPPP danlatau Perjanjian
Pinjarnan RDI ditutup setelah rnernpunyai kekuatan
hukurn tetap.
BAB Vlll
PELAPORAN
Pasal39
(1) Setelah perubahan NPPP danlatau Perjanjian
Pinjarnan RDI ditandatangani, BUMNlPT wajib
rnenyarnpaikan dokurnen sebagai berikut:
a. Laporan keuangan yang telah diaudit;
b. RKAP dan Laporan Pelaksanaan RPKP yang telah
rnernperoleh pengesahan dari RUPS untuk BUMN
Persero dan PT serta RPB untuk BUMN
Perusahaan Urnurn.
(2) Laporan perkernbangan dan dokurnen sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) wajib disarnpaikan kepada
Menteri c.q. Direktur Jenderal dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Laporan keuangan wajib disarnpaikan paling
larnbat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
tanggal laporan hasil audit diterbitkan;
b. RKAP dan laporan pelaksanaan RPKP wajib
disarnpaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah tanggal pengesahannya.
(3) Laporan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
disarnpaikan selarna rnasa penyelesaian Piutang
Negara sebagairnana ditetapkan dalarn perubahan
NPPP danlatau Perjanjian Pinjarnan.
BAB IX
EVALUASI DAN PEMANTAUAN
Pasal40
(1) Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk dapat
rnelakukan evaluasi dan pernantauan atas laporan
sebagairnana dirnaksud dalam Pasal39 ayat (1).
(2) Hasil evaluasi dan pemantauan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dijadikan sebagai dasar
dalam melakukan reviu RPKP selama jangka waktu
penyelesaian, sekurang-kurangnya satu kali dalam
dua tahun.
(3) Dalam ha1 asumsi-asumsi RPKP tidak tercapai dan
mempengaruhi arus kas sehingga menyebabkan
BUMNIPT tidak dapat membayar utang
sebagianlseluruhnya sekurang-kurangnya' dua kali
jatuh tempo secara berturut-turut, maka RPKP
BUMNIPT dapat diubah dan disahkan oleh
RUPSIRPB.
(4) Perubahan asumsi RPKP sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), paling banyak dilakukan dua kali dalam
satu tahun buku.
BAB X
SANKSI
Pasal41
(1) Dalam ha1 BUMNIPT melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (I),
terhitung setelah tanggal yang ditetapkan untuk
masing-masing dokumen sampai tanggal pengiriman
dokumen yang dibuktikan dengan stempel pos atau
tanggal jasa pengantaran dokumen, berturut-turut
diberikan peringatan pertama, kedua, dan ketiga yang
masing-masing selama 30 (tiga puluh) hari kalender.
(2) Dalam ha1 BUMNIPT tidak memenuhi kewajiban
penyampaian dokumen 10 (sepuluh) hari setelah
peringatan yang ketiga sebagaimana dimaksud pada
ayat (I), BUMNIPT dikenakan denda sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(3) Dalam ha1 setelah dikenakan sanksi denda sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), BUMNIPT
tetap tidak dapat melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (I),
maka perjanjian penyelesaian Piutang Negara secara
otomatis dinyatakan tidak berlaku dan penyelesaian
Piutang Negara dilaksanakan sesuai NPPP danlatau
Perjanjian Pinjaman RDI sebelum adanya perubahan
NPPP danlatau perubahan Perjanjian Pinjaman RDI.
(4) Ketentuan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(I), (Z),dan (3) akan dituangkan dalam perubahan
NPPP danlatau perubahan Perjanjian Pinjaman RDI.
Dalam ha1 BUMNIPT yang telah memperoleh penyelesaian
Piutang Negara tidak melakukan pembayaran paling kurang
dua kali jatuh tempo secara berturut-turut, maka perjanjian
penyelesaian Piutang Negara secara otomatis tidak berlaku
dan penyelesaian pembayaran Piutang Negara
dilaksanakan sesuai NPPP danlatau Perjanjian Pinjaman
RDI sebelum adanya perubahan NPPP danlatau perubahan
Perjanjian Pinjaman RDI.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal43
(1) Direktur Jenderal dan Direksi BUMNIPT sepakat
menghentikan perhitungan Kewajiban Pokok dan
Kewajiban Lainnya berdasarkan Berita Acara
Rekonsiliasi dalam rangka penyelesaian Piutang
Negara pada masing-masing BUMNIPT untuk setiap
NPPPIPerjanjian Pinjaman RDI.
(2) Penghentian perhitungan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat ( I ) didasarkan pada tanggal cut-
off date yang ditetapkan dalam Berita Acara
Rekonsiliasi dalam rangka penyelesaian Piutang
Negara.
(3) Dalam ha1 permohonan penyelesaian Piutang Negara
oleh BUMNlPT tidak disetujui, maka seluruh kewajiban
diperhitungkan kembali secara otomatis ke posisi
terhitung mulai tanggal cut-off date.
(4) Terhadap perhitungan kembali kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak dikenakan
denda terhitung sejak cut off date hingga tanggal surat
Menteri tentang penolakan penyelesaian Piutang
Negara.
BAB XI1
PENUTUP
Pasal44
(I)Penundaan dan kelalaian di pihak Pemerintah dalam
mempergunakan hak, kekuasaan atau kepentingan
yang diperoleh Pemerintah rnenurut Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini terhadap suatu
pelanggaran, tidak akan mengurangi atau
mengakibatkan hapusnya hak, kekuasaan atau
kepentingan Pemerintah tersebut, atau ditafsirkan
sebagai persetujuan atau pengakuan Pemerintah atas
pelanggaran tersebut, tidak akan mempengaruhi atau
rnengurangi hak, kekuasaan atau kepentingan
Pernerintah terhadap kelalaian atau pelanggaran yang
akan terjadi kernudian.
(2) Ketentuan-ketentuanyang tercanturn dalarn Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini tidak dapat
rnengurangi atau rnernpengaruhi hak-hak dan tindak
perbaikan dari Pernerintah yang dirnungkinkan
rnenurut Undang-Undang dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Setiap pernberian inforrnasi yang rnenyesatkan dalarn
rangka penelitian dan penilaian sebagairnana
dirnaksud dalarn Pasal 30 ayat (1) yang
rnernpengaruhi ditetapkannya suatu keputusan yang
salah rnengenai kelayakan diberikannya penyelesaian
Piutang Negara sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal
12 rnerupakan tindakan yang rnengharnbat
pelaksanaan pengelolaan keuangan negara secara
baik dan benar.
(4) Setiap pihak baik sengaja rnaupun tidak sengaja yang
terlibat dalarn pernberian informasi yang rnenyesatkan
sebagairnana dirnaksud pada ayat (3) dianggap
rnelakukan tindakan krirninal, yang klasifikasi
pelanggaran hukurn rnaupun pernrosesan tuntutan
pidananya dilakukan oleh instansi yang berwenang.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN la
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PB12007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING
- - DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAIPERSEROANTERBATAS
. .- - --
Komite ~ebijakan >
I
T--- -
KETERANGAN:
1. Konsultan keuangan independen menyampaikan hasil due diligence yang
menyatakan bahwa Piutang Negara dapat diselesaikan dengan cara Penyertaan
Modal Negara (PMN) kepada Komite Teknis.
2. Komite Teknis menyusun rekomendasi penyelesaian Piutang Negara dengan
cara PMN dan menyampaikan kepada Komite Kebijakan.
3. Dalam ha1 menyetujui, Komite Kebijakan menyampaikan rekomendasi
penyelesaian Piutang Negara dengan cara PMN kepada Menteri Keuangan.
4. Dalam ha1 menyetujui, Menteri Keuangan menerbitkan surat persetujuan
penyelesaian Piutang Negara dengan cara PMN dan disampaikan kepada
Menteri Negara BUMN.
5. Menteri Negara BUMN menyampaikan kepada Menteri Keuangan cq. Direktur
Jenderal Kekayaan Negara surat permohonan penerbitan Peraturan Pemerintah
dalam rangka PMN.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PBl2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAIPERSEROANTERBATAS
DIREKTUR UTAMAIDIREKTUR...
Tembusan :
1. Menteri Negara BUMN;
2. Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Tempat, tanggal
Nama terang
Diterima
Tanggal .............................
Oleh .......................................
(tanda tangan)
Nama terang
NIP
Catatan : Lembar ke-2 setelah ditandatangani
sebagai tanda terima mohon dikirim
kembali kepada kami.
LAMPIRAN Ilb
PERATURAN DIREKTURJENDERALPERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PB12007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAfPERSEROAN TERBATAS
Yth.
Menteri Keuangan Republik Indonesia
cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4
Jakarta 10710
Ternbusan :
1. Menteri Negara BUMN;
2. Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Ditjen Perbendaharaan, Depkeu;
3. Arsip.
LAMPIRAN Ilc
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PB12007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTASI PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAIPERSEROANTERBATAS
No Tempat, tanggal
Lampiran
Hal : Restrukturisasi Pinjaman SWRDl ...
BUMNIPT ....
Yth.
Menteri Keuangan Republik Indonesia
u.p. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710
Menindaklanjuti surat Direksi BUMNIPT ........ Nomor : ... tanggal ... ha1
permohonan restrukturisasi pinjaman dan surat Nomor : ... tanggal ... ha1 komitmen
atas pelaksanaan RPKP BUMNIPT .....,dengan ini kami menyatakan :
1. Jumlah kewajiban yang bersumber dari NPPPlperjanjian pinjaman RDI pada
BUMNIPT ... akan dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) dan dibayar setiap tahunnya selama masa restrukturisasi.
2. Untuk menjamin kepatuhan Direksi BUMNIPT ..... dalam rangka melaksanakan
seluruh kewajiban selama masa restrukturisasi, maka kami akan mencantumkan
aspek restrukturisasi sebagai salah satu indikator penilaian kinerja Direksi
BUMNIPT (Key Performance Indicator) yang dituangkan dalam Kontrak
Manajemen BUMNIPT.....
Demikian kami sampaikan, untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Tembusan :
Direksi BUMNIPT ....
Catatan :
Daiam ha1 diperlukan, dapat ditambahkan klausul diluar klausul sebagaimana butir 1
dan 2.
LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 31 PBl2007 TENTANG PETUNJUK TEKNlS
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARl NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN
DAN PERJANJIAN PINJAMAN REKENING DANA
INVESTAS1 PADA BADAN USAHA MlLlK
NEGARAIPERSEROAN TERBATAS
RPKP berikut soft copy terlampir telah dibahas dan disetujui oleh
DIREKTUR UTAMAIDIREKTUR
Catatan :
1. Contoh RPKP ini merupakan standar minimum dan dapat disusun sesuai
kebutuhan BUMNIPT.
2. lnformasi keuangan dalam RPKP harus disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku dan digunakan pada bidang usaha BUMNIPT.
CONTOH
RENCANA PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (RPKP)
BUMNlPT ...
DALAM RANGKA PENYELESAIANPIUTANG NEGARA
BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mulai tahun ..... BUMNIPT ..... menandatangani Naskah Perjanjian Penerusan
Pinjaman (NPPP)lPerjanjian Pinjaman Rekening Dana lnvestasi (RDI) yang
digunakan untuk pembangunan proyeklmodal kerja BUMNIPT ..... , namun
dalam perjalanannya hingga saat ini BUMNIPT ..... belum mampu untuk
memenuhi seluruh pembayaran kewajiban pinjaman yang telah jatuh tempo.
Untuk dapat memenuhi pembayaran kewajiban pinjaman dimaksud, perlu
adanya upaya optimalisasi melalui penyelesaian Piutang Negara. Untuk itu
diperlukan upaya-upaya perbaikan kinerja BUMNIPT ..... yang dituangkan dalam
dokumen Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP).
Dengan penyusunan RPKP ini dimaksudkan dapat memberikan gambaran
kondisi BUMNIPT ..... dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kinerja BUMNIPT ..... yang pada akhirnya dapat melakukan
pembayaran kewajiban pinjaman setelah dilakukan penyelesaian piutang
negara.
B. DASAR
Yang menjadi dasar dalam penyusunan Proposal Perbaikan Kinerja BUMNIPT
..... adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Menteri Keuangan No. 17lMK.0512007 tanggal 19 Februari 2007
tentang penyelesaian piutang negara yang bersumber dari NPPP dan PP
RDI pada BUMNlPerseroan Terbatas;
2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-31lPBl2007 tanggal
29 Mei 2007 tentang Petunjuk Teknis penyelesaian piutang negara yang
bersumber dari NPPP dan PP RDI pada BUMNlPerseroan Terbatas;
3. Laporan Tahunan dan Keuangan audit periode tahun .... (5 tahun ke
belakang);
4. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun permohonan;
5. Rencana Jangka Panjang tahun .....;
6. Sumber resmi lainnya.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembuatan RPKP ini memfokuskan pada .... bidang utama terdiri
dari :
I. Bidang Teknik
Dalam bidang Teknik, pembahasan akan difokuskan pada kajian terhadap :
2. Bidang Manajemen
Dalam bidang manajemen, pembahasan akan difokuskan pada kajian
terhadap :
ti. .....................................
3. Bidang Keuangan
Dalam bidang keuangan, pembahasan akan difokuskan pada kajian
terhadap :
BAB I1
PERKEMBANGAN KINERJA
Gambaran kondisi BUMNIPT ..... selania 3 tahun terakhir, yaitu dari tahun ... sampai
dengan tahun ... adalah sebagai berikut:
I. DATAUMUM
BUMNIPT .... adalah badan usahalbadan hukum yang didirikan pada tahun ...
melalui akta pendirian No. ... dan telah diperbaharui ADIART perusahaan
melalui nota notaris No. ....
Sesuai dengan Kepmeneg BUMN Nomor 100 Tahun 2002, kinerja perusahaan
berdasarkan Laporan Hasil Audit Kinerja tahun terakhir yang dilaksanakan oleh
BPWAuditor Independen, kinerja BUMNIPT ... pada tahun ... adalah
cukup/kurangltidak baik.
Dari laporan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai tersebut merupakan
pencapaian kinerja manajemen pada tahun ...
Saat ini status perusahaan BUMNIPT ..... adalah anak perusahaanlholding
company BUMNIPT ... sejak tahun ....
BUMNIPT ... memiliki beberapa pinjaman yang berasal dari NPPPIPinjaman RDI
sebanyak ... buah dengan rincian sebagai berikut :
C .....................................................
Masalah-masalah di atas dikarenakan faktor-faktor berikut :
a................................................................................................................................
Ill. ASPEK KEUANGAN
Kondisi keuangan perusahaan selama 3 tahun berturut-turut mengalami
peningkatanlpenurunan, ha1 tersebut dapat dilihat pada hasil evaluasi yang
terdiri dari :
a. Pendapatan Penjualan & Pendapatan lain-lain
Pendapatan penjualan & pendapatan lain-lain meningkaffmenurun ... % dari
sebesar Rp ... pada tahun ke-(n-3) menjadi Rp ... pada tahun (n-2),
meningkatlmenurun ... % dari sebesar Rp ... pada tahun ke-(n-2) menjadi
Rp ... pada tahun ke-(n-I ).
b. Biaya operasional
Demikian pula halnya dengan biaya operasional mengalami
peningkatanlpenurunan ...% dari sebesar Rp ... pada tahun ke-(n-3)
menjadi Rp ... pada tahun (n-2), peningkatanlpenurunan ...O/O dari sebesar
Rp ... pada tahun ke-(n-2) menjadi Rp ... pada tahun ke-(n-I), yang
diakibatkan dari ...
c. Saldo Kas Minimum
Saldo kas minimum BUMNIPT ... selama 3 tahun berturut-turut mengalami
peningkatanlpenurunan ... % dari sebesar Rp ... pada tahun ke-(n-3)
menjadi Rp ... pada tahun (n-2), peningkatanlpenurunan ... % dari sebesar
Rp ... pada tahun ke-(n-2) menjadi Rp ... pada tahun ke-(n-I), yang
diakibatkan dari ...
d. Rasio Keuangan
Gambaran rasio keuangan BUMNIPT ... tiga tahun terakhir adalah sebagai
berikut:
35
IV. PERMASALAHAN YANG DlHADAPl
38
-
BAB IV
POSlSl DAN PERSENTASE PEMBAYARAN PINJAMAN
Rencana Tindak Perbaikan Kinerja BUMNIPT ... akan dilakukan dalam dua
program, yaitu optimalisasi dan ekspansi.
1. Program optimalisasi terdiri dari kegiatan :
a. Bidang Teknik
............................................................................................................................
b. Bidang Manajemen
...........................................................................................................................
c. Bidang Keuangan
...........................................................................................................................
2. Program ekspansi (jika didukung dengan sumber pendanaan), dengan kegiatan
sebagai berikut :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
42
BAB VI
RENCANA TINDAK PERBAIKAN
KINERJA PERUSAHAAN (SELAMA MASA RESTRUKTURISASI)
Rencana Tindak BUMNIPT ... dalam rangka perbaikan kinerja untuk jangka
waktu selama masa pinjaman meliputi :
a. Rencana Bidang Teknik
................................................................................................................................
b. Rencana Bidang Manajemen
................................................................................................................................
c. Rencana Bidang Keuangan
................................................................................................................................
d. Kebutuhan lnvestasi (jika didukung sumber pendanaan) dan Sumber
Pendanaan
Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan di atas, dibutuhkan
dana investasi sebesar Rp .... dengan sumber pendanaan :
- PT ... sebesar Rp ...............................................
BAB VII
USULAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA BUMNlPT ...
Berdasarkan gambaran kondisi keuangan BUMNIPT ... tersebut diatas,
maka BUMNIPT ... mengajukan usulan penyelesaian Puitang Negara, melalui
tahapan sebagai berikut :
5.1 Penjadwalan Kembali
a. Pinjaman Nomor : RDI-. ......IDP3lI 9.. ....
Semula pembayaran angsuran pinjaman tahun ... sampai dengan tahun ...
menjadi tahun ... sampai dengan tahun ...
b. Pinjaman Nomor : SLA-.......IDP3119......
Semula pembayaran angsuran pinjaman tahun ... sampai dengan tahun ...
menjadi tahun ... sampai dengan tahun ...
5.2 Perubahan Persyaratan Utang
a. Pinjaman Nomor : RDI-......./DP3/19......
Semula tingkat bungalbiaya administrasi sebesar ... % per tahun menjadi
.....% per tahun
b. Pinjaman Nomor : SLA-. ......IDP3lI 9.. ....
Semula tingkat bungalbiaya administrasi sebesar ... % per tahun menjadi
.....% per tahun
5.3 Penyertaan Modal Negara
a. Pinjaman Nomor : RDI-.......IDP3119......
Piutang Negara yang dikonversikan menjadi Penyertaan Modal Negara
sebesar Rp ...
b. Pinjaman Nomor : SLA- .......IDP3119......
Piutang Negara yang dikonversikan menjadi Penyertaan Modal Negara
sebesar Rp ...
5.4 Penghapusan
a. Pinjaman Nomor : RDI-.......IDP3II9 ......
Tunggakan denda sebesar Rp......... dihapus sebesar Rp ..........
Tunggakan bungalbiaya administrasiatau sebesar sebesar Rp ....,
dihapuskan sebesar Rp ...
b. Pinjaman Nomor : SLA-.......IDP3I19......
Tunggakan denda sebesar Rp......... dihapus sebesar Rp ..........
Tunggakan bungalbiaya administrasiatau sebesar sebesar Rp ....,
dihapuskan sebesar Rp ...
Sedangkan pinjaman yang tidak diusulkan untuk disertakan dalam program
penyelesaian Piutang Negara, akan dibayar sesuai jadwal pembayaran
sebagaimana diatur dalam perjanjian pinjamanldibayar lunas.
44
BAB Vlll
HASlL PROYEKSI KEUANGAN
SESUAI USULAN RESTRUKTURISASI PINJAMAN
Tempat, tanggal
Direktur UtamaIDirektur BUMNIPT ...
11. BELANJA PEMERINTAH PUSAT
(Belanja fegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembayaran
Bunga Utang, Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Sosi a1 ,Belanja
Lain-lain).
@ K '
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
<3$>
SURAT EDARAN
Nomor SE- 13 /PB.1/2007
TENTANG
PERJALANAN DlNAS LUAR NEGERI
Menunjuk Surat Edaran Sekretaris Jenderal Depkeu RI Nornor SE-
185lMK. 112007 tanggal 7 Maret 2007 tentang penegasan kernbali INPRES RI Nornor
I1 tahun 2005 dan Surat Mensekneg Nornor B.371/Men.Sesneg/l1/2004 rnengenai
perjalanan dinas luar negeri, dengan ini diminta perhatian saudara untuk rnelakukan
upaya peningkatan efisiensi dan penghematan penggunaan anggaran negara terutama
dalarn melakukan perjalanan dinas daladluar negeri. Untuk lebih jelasnya bersarna
ini karni sarnpaikan Surat Edaran dirnaksud untuk dapat dipedornani.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 02 April 2007
a.n. Direktur Jenderal
Sekretaris Ditjen Perbendaharaan,
ttd.
Siswo Sujanto
NIP.060031000
Ternbusan :
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
SURATEDARAN
Nornor SE- 14 lPBl2007
TENTANG
TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DAN OPERATOR
TRANSMlSl SAND1
ttd.
Herry Purnomo
NIP 060046544
Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara
3. Kepala Badan Kepegawaian Negara
4. Kepala Badan lntelijen Negara
5. Sekretaris dan para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
52
LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SE- 14 IPB/2007 TENTANG TUNJANGAN JABATAN
FUNGSIONAL SANDIMAN DAN OPERATOR TRANSMlSl SAND1
JABATAN BESARNYA
NO. JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
SURAT EDARAN
Nornor SE- 20 lPBl2007
TENTANG
BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA DlPA (PNBP)
DIREKTORAT JENDERAL IMlGRASl
BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2007
ttd.
Herry Purnomo
NIP 060046544
Tembusan :
1 . Sekrtetaris Jenderal Departemen Hukum dan HAM
2. Direktur Jenderal Anggaran
3. Direkktur Jenderal Imigrasi, Departemen Hukum dan HAM
4. Direkktur Pelaksanaan Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
5. Direktur Pengelolaan Kas Negara, Direktdorat Jenderal Perbendaharaan
6. Direktur Akuntansi Pelaporan Keuangan, Direktdorat Jenderal Perbendaharaan
7. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
180 I elreyer 000056 Z ~ L dtl y o l ~ dBunluel wluen ~1680~ P
P C Z O S ~ ' SLSdtl 180 Ie w e r 000 oss ~ P Ldtl ~ n w lel w e r wluen LPS~OP E
68E.960 ~8 L dtl c80 I elleyer 000 099 S68 dtl l e ~ e geueyer w!uen ~PGLOP z
SlZ'L86'Z6L dtl 180 Ie ~ e y e r 000 058 EZ6 dtl lesnd eveyer w e n ZE6LOP 1
L 9 S P E Z 1.
!u! ~ e e s ~ d d apon
n ~eAeqwad~ d d n ( d 0 ~ d ) t l d l aneed eun66uad !sue)sul paq?es ~aysesapon 'ON
.ps ueJ!eauad letu!syeyy
ttd
HERR1 PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 17 IPBl2007
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-46lPBl2006TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN
PENYALURAN DANA REHABlLlTASl DAN REKONSTRUKSI RUMAH
PASCA BENCANA ALAM GEMPA BUM1 Dl PROVlNSl
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVlNSl JAWA TENGAH
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-46lPBl2006TENTANG
PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI RUMAH PASCA
BENCANA ALAM GEMPA BUM1 Dl PROVlNSl DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVlNSl JAWA
TENGAH.
Pasal l
Ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-46lPBl2006 tentang Petunjuk
Pencairan dan Penyaluran Dana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Rumah Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di
Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa
Tengah, diubah sebagai berikut :
Mengubah ketentuan dalam Pasal4, sehingga keseluruhan
Pasal4 berbunyi sebagai berikut:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG MEKANISME
PENYALURAN, PENCAIRAN, DAN PELAPORAN DANA
PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya dari
tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun
berkenaan.
2. Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Pemda
adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
3. Kantor Wilayah Direktoat Jenderal Perbendaharaan
yang selanjutnya disebut Kanwil Ditjen PBN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
4. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada
Kepala Kanwil Ditjen PBN.
5. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh Pemda penerima Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya Tahun Anggaran (TA)
2007 dan ditanda tangani GubernurIBupatiANalikota
bersangkutan serta disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan
berfungsi sebagai dasar pelaksanaan pencairan Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya atas
beban APBN.
6. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh
GubernyrlBupatiMlalikota penerima Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007 selaku Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk
untuk mencairkan alokasi dana yang bersumber dari
DIPA.
7. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa Bandahara Umum Negara
untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
8. Surat Perintah Pencairan Dana Daerah yang
selanjutnya disebut SP2D Daerah adalah dokumen
yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang
diterbitkan oleh Bendahara Urnum Daerah berdasarkan
SPM Daerah.
9. Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya
adalah sejurnlah dana yang bersurnber dari Dana
Penyesuaian pada Anggaran Belanja untuk Daerah
dalam APBN 2007 yang digunakan untuk kegiatan
penyediaan prasarana fisik infrastruktur jalan serta
saranalprasarana fisik lainnya yang merupakan
kebutuhan daerah.
10. Rekening Kas Daerah Khusus Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya adalah rekening yang
digunakan untuk menarnpung seluruh penerimaan dan
pengeluaran daerah yang bersumber dari Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA.2007
yang rnencakup beberapa bidang.
BAB II
PENETAPANDANPENGGUNAANDANA
Pasal2
(1) Alokasi Dana untuk masing masing-masing provinsi,
kabupaten dan kota penerirna Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Dana dan Lainnya TA 2007, disusun
berdasarkan Larnpiran Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 129/PMK.07/2006 tanggal 19 Desember 2006.
(2) Dalam rangka penyaluran Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainunya TA 2007 kepada
masing-masing provinsi, kabupaten, dan kota,
Direktur Jenderal Perbendaharaan mengesahkan
DlPA yang selanjutnya disarnpaikan kepada Kepala
KPPN dan Gubernur, Bupati, dan Walikota penerima
Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA.
2007 dengan ternbusan kepada :
a. Ketua Badan Perneriksan Keuangan;
b. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
c. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan;
d. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Ditjen
Perbendaharaan;
e. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
(1) Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA
2007 hanya dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan penyediaan prasarana fisik infrastuktur jalan
serta saranalprasarana fisik lainnya sesuai dengan
bidang yang ditetapkan, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
(2) Hasil kegiatan fisik yang dibiayai melalui Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007
harus selesai dan dapat dimanfaaatkan pada akhir
tahun 2007.
BAB Ill
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pasal4
(1) Dalam rangka pencairan Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007, Gubernur,
Bupati, dan Walikota selaku Kuasa Pengguna
Anggaran menerbitkan surat keputusan yang
menetapkanlmenunjuk:
a. Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanjalpenanggung jawab
kegiatanlpembuat komitrnen.
b. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji
tagihan kepada negara dan menandatangani SPM.
c. Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan
tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggaran belanja.
(2) Asli surat keputusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (I), disampaikan kepada Kepala KPPN setempat
dengan dilampiri bukti identitas maing-masing pejabat
bersangkutan yang meliputi: nam, NIP,
pangkaffgolongan, jabatan, kantorlsatker, sternpei
kantorlsatker bersangkutan serta spesimen tanda
tangan.
(3) Gubernur, Bupati, dan Walikota membuka Rekening
Kas Daerah Khusus Dana Penyesuaian lnfrastruktur
Jalan dan Lainnya yang digunakan untuk menampung
Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA
2007.
(1) Berdasarkan DIPA sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (20, Gubernur, Bupati, dan Walikota atau
pejabat yang ditunjuk mengajukan Surat Perintah
Membayar Langsung (SPM-LS) tahap I maksimum
sebesar 30% (tiga puluh persen) dari pagu DIPA
kepada KPPN dengan lampiran sebagai berikut:
a. Surat Keputusan Penunjukan Pejabat sebagaiman
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2);
b. Daftar Alokasi yang telah dikontrakkan (sesuai
dengan Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini)
(2) KPPN menerbitkan SP2D untuk memindahbukukan
(men-transfer) dana dari Rekening Kas Negara ke
Rekening Kas Daerah Khusus Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya, dengan menggunakan
Kode Anggaran sebagai berikut:
01.06.1 2.5740.1076.6222.000000.071.03.0000
(Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Klasifikasi
Belanja, Satker, Bagian Anggaran, Unit Organisasi,
dan Lokasi).
(3) SPM-LS tahap I1 dan tahap selanjutnya, dapat
diajukan maksimal sebesar 30% dari pagu DIPA,
apabila sisa dana pada Rekening Kas Daerah Khusus
Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA
2007 yang telah dicairkan melalui KPPN (kolom 9
pada lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini, maksimal sebesar 10%).
(4) Pengajuan SPM-LS tahap II dan tahap selanjutnya,
dilakukan dengan melampirkan :
a. Fotokopi SP2D Daerah (pada SP2D tersebut harus
dicantumkan tanggal, nomor dan nilai kontrak
serta uraian pekerjaan);
b. Laporan penggunaan Dana Penyesuaian
lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007 tahap
sebelumnya (sesuai dengan Lampiran IV
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini);
c. Fotokopi SSP PPN dan PPh yang telah
dikonfirmasi ke KPPN.
(5) Pelaksanaan pekerjaan atas Dana lnfrastruktur Jalan
dan Lainnya dilakukan secara kontraktual, tahapan
pembayaran atas kontrak dimaksud agar
menyesuaikan dengan tahapan pencairan
sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) dan (3).
(6) Alokasi Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan
Lainnya TA 2007 harus sudah terserap seluruhnya
pada akhir TA 2007 sesuai tahapan pencairan
sebagairnana dirnaksud pada ayat ( I ) dan (3).
BAB IV
PEMBUKUAN DAN PELAPORAN
Pasal6
(1) KPPN rnelakukan pencatatan atau pernbukuan atas
SP2D untuk masing-masing bidang ke dalarn Daftar
Pengawasan SP2D. Forrnulir Daftar Pengawasan
SP2D Dana Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan
Lainnya TA 2007 adalah sebagairnana ditetapkan
dalam Larnpiran I1 Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharan ini.
(2) KPPN menyelenggarakan Akuntansi transaksi Dana
Penyesuaian lnfrastruktur Jalan dan Lainnya TA 2007
sesuai dengan Standar Akuntansi Pernerintah.
(3) Gubernur, Bupati dan Walikota wajib rnenyarnpaikan
Laporan Penggunaan Dana Penyesuaian lnfrastruktur
Jalan dan Lainnya TA 2007 (sesuai Larnpiran Ill
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini)
secara triwulanan kepada KPPN , paling larnbat pada
tanggal 5 bulan berikutnya setelah berakhirnya setiap
triwulan.
(4) Berdasarkan laporan sebagairnana dirnaksud pada
ayat (3), Kepala KPPN rnenyarnpaikan laporan
triwulanan rekapitulasi realisasi penggunaan dana
kepada Kepala Kanwil Ditjen PBN paling larnbat pada
tanggal 10 bulan berikutnya setelah berakhirnya setiap
triwulan (sesuai dengan larnpiran V Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini).
(5) Berdasarkan laporan triwulanan dari KPPN
sebagairnana dirnaksud pada ayat (4), Kepala Kanwil
Ditjen PBN rnenyarnpaikan rekapitulasi realisasi
penggunaan dana kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan u.p. Direktur Pelaksanaan Anggaran,
paling larnbat pada tanggal 20 bulan berikutnya,
setelah berakhirnya setiap triwulan (sesuai dengan
Larnpiran VI-A dan VI-B Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini), dengan terlebih dahulu rnen-
transfer softcopy laporan tersebut
ke:ftpl .perbendaharaan.go.id pada folder adhoc 2007.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal7
BAB VI
PENUTUP
Pasal8
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERITURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAHAAN
NOMOR PER. lPBllOO7 TENTANG MEKANISME
PENYALURAN. PENCAIRAN. DAN PELAPORAN DANA
PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JAIAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN Z(XI7
ProvinsllKabupatenlKota :
Kontrak
No. BidanglUralan Kegialan Aiokasi DlPA
Tanggal Nomor Niiai
1 2 3 4 5 6
Jumlah I
- ~ - -
TAHUN ANGGAHAN 2007
...........................
A.n. Kepala KPPN . . . . . . .
Kepala Seksi Perbendaharaan
LAMPIRAN Ill '
PERATURANDIREKTURJENDEHALPERBENOA~AR*IIN
NOMOR PER- IPBi2007 TENTANG UEKANISME
PCNVALUHAN. PENCAIRAN. DAN PEUPORAN DANA
LAPORANPENGGUNAAN PENYESUAIANINFRASTRUKTURJ A U N DAN U I N N V A
TAHUN ANOGAHAN 2W7
D A N A PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR J A L A N D A N LAINNYA
TAHUN ANGGARAN ZOO7
TRIWULAN .........
2 Kesehalan
5
Jalan 1 Prasarana Flslk Lalnnya
lrlgas~dan Pengalran
Jumlah
2007
LAMPIRAN I V
VERAlURAN DIUEKTUR JENOERAL PERBCNUAHARMN
NOMOR PEN 1P012W7 TENTANG MERANISUE
PENIALURAN. PENCAIRAN DAN PELAVORAN DANA
PENYESUAIAN INFRISTRUKIUR JALAN DAN LAINNYA
LAPORAN PENGGUNAAN rAHUN ANGGARAN 2W7
DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007
TAHAP .........
2 Kesehalan 1
3 Jalan d Prasarana F I S ILatnnya
~
Jumlah
LAMPIRAN V
PEIIAIURAN DIIICKTUII JENOERAL PERBENDAHARI\AN.
NOMOR PER. PO12007 TENTANG MCKANISME
PENYALURAN. PENCAIHAN. DAN PELAPORAN DANA
PENYESUAIANINFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAh 2007
LAPORAN REKAPITULASI REALlSASl PENGGUNAAN
DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007
TRIWULAN .........
KPPN :
Bolanja Pcncairan Dana darl Kas Daerah (melalui SP2D Daerah)
Jumlah Kumulatil Realisasl Sisa Dana % Sisa
No.
Bidangl
Uralan Keglatan Alokasi Realisasi Sisa Alokasi
Dana pada Kas
Daerah Khusus
s.d.
Trw ini '
pads Kas
Daerah Khusus
Dana Penycsuaian
lnfrastruktur Jalan b I/'
1 2 3 4 5=(3-4) G 7 8 = ( 6 7) - 9 = (816)xlOO
1. ProvlKablKota
1. Bidang Pendidikan
1
I
dsl
I
II ProvlKabIKola
1. Bidang Pendid~kan
dst I
Ill. ProvlKablKota
1. Bidang Pendidikan
dSl
Jumlah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .2007
.
1 2 3
I 4 -
5 = (3 4)
lnfrastruktur Jalan 8
Lainnya
6 7
lnfrastruktur Jalan 8
Lalnnya
8=(6-7) 9 = (816)xlOO
KPPN.....
i
I.
1. Bidang Pendidikan I
03
!
0 2. Btdang Kesehatan
1. B~dangPend!d~kan
i
I
II 1i I
I Ill
2. B~dangKesehatan
KPPN .....
dst
1. Bidang Pendldikan i
i I
I
i
I
i
i I
2. Bidang Kesehalan
dst
Jumlah I
2007
Kepala Kanw~lD~tjenPEN
LAMPIRAN V I - B
PERATURUi OIREKTUR JENOERAL PEHBENDAHARMN
NOMOR PER- lPBnOO7 TENTANG MEKANISME
PENYALURAN PENCNRAN. DAN PELAPORAN DANA
LAPORAN REALEAS1 PENGGUNAAN PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR J W N OAN LAlNNYA
TAHUN ANGGARAN 2001
DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007
TRIWULAN ..............
Kanwll Ditjen PBN :
I I I I
Belanja Pencairan Dana dari Kas Daerah (rneiaiul SPZD Daerah)
I Jumlah Kurnulalif I Realisasl ( Sisa Dana I % Sisa
I
Bidangl Dana pada Kas pada Kas Dana Penyesuaian
Uraian Keglatan Alokasi Realisasi Siss Alokasi Daerah Khusus Tw in1 Daerah Khusus lnfrastruktur Jalan 8
DlPA 8.d. Trw lni DlPA Dana Penyesuaian Dana Penyesuaian Lainnya
infrastruktur Jalan 8 I Infrastruktur Jalan 8
I Lainnya Lainnya
1 2 3 4 5 = ( 3 - 41 6 7 -
8 = (6 7)
I. ProvIKablKota
1. Bidang Pendidlkan
2. Bidang Kesehatan
I
II. ProvIKablKola
dst
1. Bidang Pend~d~kan
2. Bidang Kesehatan
dsl
Ill. ProvIKablKota I I
1. Bidang Pendidlkan
2. Bldang Kesehalan I
dSt I
Jumlah
Kepala Kanw~lD~tlenPEN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
rn
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 29 lPB12007
TENTANG
BAB II
PELAKSANAAN PEMBAYARAN
Pasal2
Pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dilaksanakan
atas dasar prinsip efektif, transparan, dan akuntabel.
Pasal3
(1) Dalarn rangka pelaksanaan pernbayaran gaji dan
insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan, Menteri Kesehatan selaku Pengguna
Anggaran rnenunjuk Kepala Biro Urnurn Sekretariat
Jenderal Departernen Kesehatan sebagai KPA.
(2) KPA sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran untuk
keperluan pernbayaran gaji dan insentif Pegawai Tidak
Tetap yang bertugas pada sarana pelayanan
kesehatan pada satuan-satuan kerja yang berada
dalarn kewenangan adrninistrasinya.
BAB Ill
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pasal 16
(1) BanklPos Pembayar setelah melakukan pembayaran
gaji dan insentif wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif tersebut
setiap bulan yang telah diberi stempel dan
ditandatangani oleh pejabat banklpos pembayar
dengan mencantumkan kalimat 7elah disampaikan
kepada masing-masing PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan, sesuai dengan daftar
gaji dan insentif ini" kepada Kepala Dinas Kesehatan
KabupatenlKota dengan menggunakan formulir
sebagaimana ditetapkan dalarn Lampiran VII dan Vlll
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
paling lambat 2 (dua) minggu setelah pengiriman
uang.
(2) BanklPos Pembayar menyampaikan bukti penerimaan
dana untuk pembayaran gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, kepada
KPA c.q. Bendahara Pengeluaran.
(3) Bendahara Pengeluaran menyampaikan bukti
pembayaran (kuitansi) gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dari
BanklPos Pembayar sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada KPPN pada saat melakukan
pengajuan permintaan pembayaran bulan berikutnya.
(4) Biro Umum Sekretariat JenderalIKPA dan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan
melakukan monitoring, evaluasi, dan rekonsiliasi data
realisasi pembayaran gaji dan insentif PTT yang
bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, secara
triwulanan.
(5) Biaya yang tirnbul akibat kegiatan monitoring,
evaluasi, dan rekonsiliasi penyaluran dana
pernbayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada
sarana pelayanan kesehatan, ke dan dari seluruh
ProvinsiIKabupatenlKota dibebankan kepada DlPA
Biro Urnurn Sekretariat Jenderal Departernen
Kesehatan.
BAB IV
LAIN-LAIN
Pasal I 7
Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini, Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-141PB12005 tentang Tata
Cara Pernbayaran Gaji Dokter Pegawai Tidak Tetap dan
Bidan Pegawai Tidak Tetap dinyatakan tidak berlaku lagi.
BAB V
PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal 1 Juli 2007.
Agar setiap orang mengetahuinya, rnernerintahkan
pengumurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
WRAIURAN DIF$T2R JENDERAL PEHBENDAHARAAY
HOMOR PER- lPOR0Ol I E N I A N G TATA CAR*
I'rUllAYARAri GAll DAN 1NSENT:F PEG&YiAl ?<OAK
1ETnP
PROVtNSl ............................
KABUPATENIKOTA : ........:.................
Jumlah
Catstan :
') BsnWPos Pembayar KBP~
I Dinas Kesehatan . . . . . . . . .
Selaku
Penanggung Jawab Pembualan Danar Gat!
PTT unluk KablKola . . .
NIP
LAMPIRAN I1
PERATURANOIREKTUR JENOERAL PERBENOAHARMN
NOMOR PER. 29 nono07 TENTANG TATA CARA
PEMOAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAlTIDAl(
TETAP
No Nama Nornor PTT LulusaJCK Lokasl PorlodolTMT Jumlah PPh Jumlah yang Nomor
Penompalan lnsonlil 7.5% dilerlma Rokoning
d a n Bank1
Pos ')
1 2 3 4 5 6 7 8 = 7 X 7.5% 9 ~ 7 . 8 I0
Jumlah
Calalan
') BanklPos Pembayaf Kepala D ~ n a sKesehalan
Selaku
iJenanggung Jawab Pembualan DaHar Gall
PTT unluk KabIKola
NIP
LAMPIRAN Ill
PERATURANDIREKTURJENDERALPERBENDAHARMN
NOMOR PER- 29
IPBl2007 TENTANG TATA CARA
PEMBAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAl TlDAK
TETAP
1 2 3 4 5 6
Dokler B
T
ST
Bidan B
T
,
Catalan ;
B : Biasa Kepala D~nasKesehalan ..................
..... ...
T : Terpencil Selaku
ST : Sangat Terpensll Penanggung Jawab Pembualan Daflar Gaji
PTT untuk KablKala ..................................
......
NIP.
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENOAHARAAN
NOMOR PER- 29 IPBIM07 TENTANG TATA C A W
PEMBAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAI TIOAK
TETAP
SURAT PERNYATAAN
Narna
NIP
PangkatIGol
1 Kelancaran pembayaran gaji dan Insentbf PTT yang diangkat oleh Departemen
Kesehatan
2 Pernbayaran gajl tersebut tepat waktu dan tepat jurnlah untuk d~bayarkankepada
yang berhak
Dern~knan
surat pernyataan In1 d~buatunluk d~pergunakanseperlunya
Mengetahui
KuasaPenggunaAnggaran Bendahara Pengeluaran
. .
NIP NIP
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARmr,
NOMOR PER- 29 IPB12007 TENTANG TATA CARA
PEMBAYARAN GAJl DAN INSENTIF PEGAWAI TIOAK
TETAP
REKAPITULASI DAFTAR G A J l PEGAWAI TlDAK TETAP
TAHUN ANGGARAN : ........................
BULAN : .........................................
No KabupatenlKota Penghas~lan -
Potongan Polongan Jumiah Keterangan
Gall Pokok Tunjangan Jumlah Jumlah PPh luran Jumlah Penghas~lan
PTT Daerah Daerah PPh Tunjangan Penerfmaan Kesehalan Potongan Berslh
Terpenc~l Sangat 2%
Terpenc~l
1 2 3 4 5 6 7 8=4+5+6+7 9 = 3+8 10 11 1 2 s 10+11 1 3 - 9.12 14
Jumlah i
......................
NIP. NIP
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENOERAL PER3ENOAHARAAN
NOMOR PER- 29 ffBRW7 TENTANG TATA CARA
PEMBAYARAN GAU OAN INSENTIF PEGAWAI TIOAK
TETAP
SURATPERNYATAANMELAKSANAKANTUGAS
Nomor - ... .. . ... .. . ... ... ... .. . ... ... ... ........ . . .. .. ... ...
Nama
NIP
Jabalan
Nama
NIP
LAMPIRAN Vlll
NOMOR PER.i4
PERATURANDR KTURJENDERALPERBENDAHARMN
IPBfZO07 TENTANG TATA CAR*
PEMBAYARAN G U I DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAX
TETAP
NO Namr Nomot PTT LuluralFK Lokart PerlodtlTMT Jumlah PPh Jumlah yang Nornor '
Penampalan Inson111 7.5% dllerlma Rekonlng
dan BanW
POI .I
1 2 3 4 5 6 7 8 = 7 ~ 1 5 % 8.7 8 70
Jumllh
I
NIP
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DlREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-49lPBl2006 TENTANG
TATA CARA PEMBAYARAN BANTUAN SOSIAL
STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA BAG1 MASYARAKAT
BERPENGHASILAN RENDAH.
Pasal l
"Pasal 7
(1) LKMILKNB rnenyusun Laporan penyaluran dana dan
menyarnpaikannya kepada Kuasa PA Satker
Penyediaan Perurnahan Kernenterian Negara
Perurnahan Rakyat dan Pokja KabupatenIKota.
(2) LKMILKNB bertanggung jawab atas pelaksanaan
penyaluran dana stirnulan untuk perurnahan
swadaya.
(3) Kuasa PA bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan pernberian stirnulan untuk perurnahan
swadaya."
Pasal II
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, rnernerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalarn Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
m
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 32 lPBl2007
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-35lPBl2006 TENTANG
PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
BAG1 MASYARAKAT MISKIN.
Pasal l
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-35lPBl2006 tentang Petunjuk
Penyaluran dan Pencairan Dana Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin, diubah
sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) diubah sehingga
keseluruhan Pasal 2 berbunyi sebagal berikut:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PEMBERIAN GAJIIPENSIUNTTUNJANGAN
BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2007
KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN
PENERIMA PENSIUNTTUNJANGAN.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang
dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Tentara Nasional lndonesia (TNI), dan Anggota
Kepolisian Negara Republik lndonesia (POLRI).
2. Pejabat Negara adalah:
a. Presiden dan Wakil Presiden;
b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat;
c. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat;
d. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, serta
Hakim Konstitusi;
e. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung
pada Mahkamah Agung;
f. Hakirn pada Badan Peradilan Urnurn, Peradilan Tata
Usaha Negara, Peradilan Agarna, Peradilan Militer
dan Hakirn yang dipekerjakan untuk tugas peradilan
(yustisial);
g. Ketua, Wakil Ketua, dan Hakirn Pengadilan Pajak;
h. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Perneriksa
Keuangan;
i. Ketua dan Wakil Ketua Kornisi Pernberantasan
Korupsi;
j. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Kornisi Yudisial;
k. Menteri, dan Jabatan yang setingkat Menteri;
I. Kepala Petwakilan Republik lndonesia yang
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan
Berkuasa Penuh;
rn. Gubernur dan Wakil Gubernur; dan
n. BupatiMlalikota dan Wakil BupatiMlakil Walikota;
3. Penerirna Pensiun adalah:
a. Pensiunan Pegawai Negeri;
b. Pensiunan Pejabat Negara;
c. Penerirna Pensiun JandaIDudalAnak dari penerirna
pensiun sebagairnana dirnaksud pada huruf a dan b;
d. Penerirna pensiun Orang Tua dari Pegawai Negeri
Sipil yang tewas.
4. Penerima Tunjangan adalah:
a. Penerirna Tunjangan Veteran;
b. Penerirna Tunjangan Kehorrnatan Anggota Kornite
Nasional Indonesia Pusat;
c. Penerirna Tunjangan Penghargaan Perintis
Pergerakan KebangsaanlKernerdekaan;
d. Penerirna Tunjangan JandalDuda dari Penerirna
Tunjangan sebagaimana dirnaksud dalarn huruf a,b,
dan c;
e. Penerirna Tunjangan bekas Tentara Koninklijk
Nederland lndonesisch Leger/Koninklijk Marine
(KNIUKM);
f. Penerirna Tunjangan Anak YatirnlPiatu Anggota
TNIIPOLRI;
g. Penerirna Tunjangan Anggota TNllPOLRl bagi yang
diberhentikan dengan horrnat yang rnasa dinas
keprajuritannya antara 5 (lirna) tahun sarnpai
dengan kurang dari 15 (lirna belas) tahun;
h. Penerima Tunjangan bersifat pensiun TNIIPOLRI
bagi yang diberhentikan dengan horrnat yang masa
dinas keprajuritannya antara 15 (lima belas) tahun
sampai dengan kurang dari 20 (dua puluh) tahun;
BAB II
PEMBERIAN GAJIlPENSIUNnUNJANGAN
BULAN KETIGA BELAS
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
m
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 34 IPBl2007
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN
PERJALANAN DlNAS JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT NEGARA,
PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TlDAK TETAP
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN
DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT
NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TlDAK
TETAP.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang
dimaksud dengan:
I. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai
Tidak Tetap adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri
Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap sebagairnana dirnaksud
dalarn Undang-Undang Nornor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nornor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
2. Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Tentara Nasional lndonesia (TNI), dan Anggota
Kepolisian Negara Republik lndonesia (Polri).
3. Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat
untuk jangka waktu tertentu guna rnelaksanakan tugas
pernerintahan dan pernbangunan yang bersifat teknis
profesional dan adrninistrasi sesuai dengan kebutuhan
dan kernarnpuan organisasi dalarn kerangka sistem
kepegawaian, yang tidak berkedudukan sebagai
Pegawai Negeri.
4. Pejabat yang Berwenang adalah Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang
diberi wewenang oleh Pengguna AnggaranIKuasa
Pengguna Anggaran di lingkungan Kernenterian
NegaraILernbaga.
5. Perjalanan dinas dalarn negeri, yang selanjutnya disebut
perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat
kedudukan baik perseorangan rnaupun secara bersarna
yang jaraknya sekurang-kurangnya 5 (lirna) kilometer
dari batas kota, yang dilakukan dalarn wilayah Republik
lndonesia untuk kepentingan negara atas perintah
Pejabat yang Berwenang, terrnasuk perjalanan dari
ternpat kedudukan ke ternpat rneninggalkan lndonesia
untuk bertolak ke luar negeri dan dari ternpat tiba di
lndonesia dari luar negeri ke ternpat yang dituju di dalarn
negeri.
6. Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
bukti pengeluaran yang sah.
7. Perhitungan Rarnpung adalah perhitungan biaya
perjalanan yang dihitung sesuai kebutuhan riil
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
8. Surat Perintah Perjalanan Dinas, yang selanjutnya
disebut SPPD adalah surat perintah kepada Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap
untuk rnelaksanakan perjalanan dinas.
9. Ternpat Kedudukan adalah ternpatlkota kantorlsatuan
kerja berada.
10. Ternpat Bertolak adalah ternpatlkota rnelanjutkan
perjalanan dinas ke tempat tujuan.
11. Ternpat Tujuan adalah ternpatlkota yang rnenjadi tujuan
perjalanan dinas.
12. Detasering adalah penugasan sernentara waktu.
13. Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran, yang
selanjutnya disebut PNKuasa PA adalah
MenterilPirnpinan Lernbaga atau kuasanya yang
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kernenterian NegaralLembaga yang bersangkutan.
14. Surat Perrnintaan Pernbayaran, yang selanjutnya disebut
SPP adalah dokurnen yang dibuatlditerbitkan oleh
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan dan disampaikan kepada PNKuasa PA atau
pejabat lain yang ditunjuk untuk selanjutnya diteruskan
kepada pejabat penerbit SPM berkenaan.
15. Surat Perintah Mernbayar, yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokurnen yang diterbitkan oleh PAlKuasa
PA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
dana yang bersurnber dari Daftar lsian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) atau dokurnen lain yang dipersarnakan.
16. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
selaku Kuasa Bendahara Urnurn Negara untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan
SPM.
17. Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut UP adalah
uang muka keja dengan jurnlah tertentu yang bersifat
daur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara
Pengeluaran hanya untuk rnernbiayai kegiatan
operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan
dengan pernbayaran langsung.
18. Tarnbahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut
TUP adalah uang yang diberikan kepada satuan kerja
untuk kebutuhan yang sangat rnendesak dalarn satu
bulan rnelebihi pagu UP yang ditetapkan.
19. Surat Perintah Mernbayar Penggantian Uang
Persediaan, yang selanjutnya disebut SPM-GUP adalah
surat perintah mernbayar yang diterbitkan oleh PNKuasa
PA dengan rnembebani DIPA, yang dananya
dipergunakan untuk rnenggantikan UP yang telah
dipakai.
20. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang
selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung
jawab belanja yang dibuat oleh PAlKuasa PA atas
transaksi belanja sarnpai dengan jurnlah tertentu.
BAB II
BlAYA PERJALANAN DlNAS JABATAN
Pasal2
Biaya perjalanan dinas jabatan rnerupakan perjalanan dinas
dari ternpat kedudukan ke ternpat yang dituju dan kernbali ke
ternpat kedudukan sernula, terdiri dari:
a. uang harian yang rneliputi uang rnakan, uang saku, dan
transport lokal;
b. biaya transport pegawai;
c. biaya penginapan.
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN BlAYA PERJALANAN DlNAS
JABATAN MELALUI UP
Pasall7
Biaya perjalanan dinas dipertanggungjawabkan oleh Pejabat
Negaral Pegawai Negeri yang melakukan perjalanan dinas
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas
dilaksanakan.
Pasal 18
(1) Uang harian dipertanggungjawabkan sesuai banyak hari
yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan dinas.
(2) Biaya transport pegawai dan biaya penginapan
perjalanan dinas dipertanggungjawabkan sesuai biaya riil
yang dikeluarkan berdasarkan bukti pengeluaran yang
sah.
(3) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transport
pegawai, terdiri dari:
a. tiket transportasi dari tempat kedudukan ke terminal
bis/stasiun/ bandaralpelabuhan pergi pulang;
b. tiket transportasi dari terminal
bis/stasiun/bandaralpelabuhan ke ternpat tujuan
pergi pulang;
c. tiket pesawat dilarnpiri boarding pass dan airport
tax, tiket kereta api, tiket kapal laut, dan tiket bis;
d. bukti pernbayaran rnoda transportasi lainnya.
(4) Dalarn hat tiket transportasi dari ternpat kedudukan ke
terminal bisl stasiun/bandara/pelabuhan pergi pulang
dan tiket transportasi dari terminal
bis/stasiun/bandara/pelabuhan ke tempat tujuan pergi
pulang serta bukti pernbayaran rnoda transportasi
lainnya tidak diperoleh, Pejabat NegaraIPegawai Negeri
yang rnelakukan perjalanan dinas rnernbuat Daftar
Pengeluaran Riil yang dibutuhkan untuk biaya
transportasi tersebut yang disetujui Pejabat Pernbuat
Komitmen, dengan menyatakan tanggung jawab
sepenuhnya atas pengeluaran sebagai pengganti bukti
pengeluaran dirnaksud sebagairnana tercanturn dalarn
Larnpiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini.
(5) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya penginapan
dapat berupa kuitansi atau bukti pernbayaran lainnya
yang dikeluarkan oleh hotel atau ternpat rnenginap
lainnya.
(6) Dalarn ha1 di ternpat rnenginap lainnya sebagaimana
dimaksud dalarn Pasal 5 huruf b tidak dapat
rnengeluarkan kuitansi, Pejabat Negaral Pegawai Negeri
yang rnelakukan perjalanan dinas mernbuat Daftar
Pengeluaran Riil yang dibutuhkan untuk biaya
penginapan tersebut yang disetujui Pejabat Pernbuat
Komitrnen, dengan menyatakan tanggung jawab
sepenuhnya atas pengeluaran sebagai pengganti bukti
pengeluaran dimaksud sebagairnana tercantum dalarn
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini.
(7) Pejabat Pernbuat Kornitmen rnenilai kesesuaian dan
kewajaran atas biaya-biaya yang tercantum dalarn Daftar
Pengeluaran Riil.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal22
(1) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku
untuk perjalanan dinas yang dilaksanakan mulai tanggal
1 Juli 2007.
(2) Perjalanan dinas terusan yang dilaksanakan sebelum
tanggal 1 Juli 2007 dan sesudahnya, sepanjang telah
ditetapkan dalam SPPD, tetap berpedoman pada
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 7lKMK.0212003.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal23
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penernpatannya dalarn Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34 lPB12007
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI
BAG1 PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI.
DAN PEGAWAI TlDAK TETAP
KOP SURAT
- ...................... ----
Jumlah
.............................................. .............................................
NIP ...................................... NIP .....................................
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
111. B E L A N J A D A E R A H
(Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus, Dana Penyesuaian)
Catatan :
I
I
Triwulan I1 Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
BELANJA D A E R A H ( D a n a P e r i m b a n g a n , D a n a O t o n o m i
Khusus, D a n a P e n y e s u a i a n )
IV. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PT
.--
Taspen (Persero) di Jakarta;
-
di Jakarta:
. 1 ~irektoratJenderal
ARAN
lPBl2007
\IG
SlUN POKOK TAHUN 2007
~dangkannyaPeraturan Pemerintah
un pokok tahun 2007, dan sambil
dari masing-masing pejabat yang
aan pembayaran besaran pensiun
sda Saudara untuk memperhatikan
ttd.
Herry Purnomo
NIP 060046544
Ternbusan:
1. Menteri Keuangan
2. Kepala Badan Kepegawaian Negara
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
- -~
m
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 26 lPBl2007
TENTANG
PETUNJUK PENCAIRAN DANA PENINGKATAN
TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang : a. bahwa dalarn rangka pelaksanaan pencairan dana untuk
peningkatan teknologi industri tekstil dan produk tekstil,
bersumber dari dana rupiah rnurni pada DlPA Direktorat
Jenderal lndustri Logarn, Mesin, Tekstil dan Aneka
Nornor 0273.01019-03.01-12007, perlu diatur petunjuk
teknis penyaluran dan pencairan dana dirnaksud;
b. bahwa Direktur Jenderal Perbendaharaan rnemiliki tugas
dan kewenangan untuk rnenyusun ketentuan penyaluran
dan pencairan dana sebagai pelaksanaan atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagaimana
dirnaksud pada huruf a dan b, perlu rnenetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Petunjuk Pencairan Dana Peningkatan Teknologi lndustri
Tekstil dan Produk Tekstil;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Nornor 47 Tahun 2003, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4286);
2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tarnbahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran
Negara Republik lndonesia Nornor 4400);
4. Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang
Pedornan Pelaksanaan APBN (Lernbaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tambahan
Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212)
sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.O612G05
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27lM-
INDIPER/3/2007 tentang Bantuan dalam rangka
Pembelian MesinlPeralatan lndustri Tekstil dan Produk
Tekstil;
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-66lPB12005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
8. Peraturan Direktur Jenderal Jenderal lndustri Logam,
Mesin, Tekstil dan Aneka Nomor 81lILMTAIPER/312007
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pembelian
MesinlPeralatan lndustri Tekstil dan Produk Tekstil;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN
DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL
DAN PRODUK TEKSTIL.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DlPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh Menteril Pimpinan Lembaga atau
Satuan Kerja (satker) serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan
pencairan dana atas beban APBN serta dokumen
pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
2. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
4. Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disebut PNKuasa PA adalah
MenterilPimpinan Lembaga atau kuasanya yang
bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kementerian NegaralLembaga yang bersangkutan.
5. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya
disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar
langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh
PNKuasa PA atas dasar perjanjian kontrak kerja atau
surat perintah kerja lainnya.
6. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut
SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
7. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang
selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung
jawab yang dibuat oleh PAlKuasa PA atas transaksi
belanja sampai dengan jumlah tertentu.
8. Dana Peningkatan Teknologi lndustri Tekstil dan
Produksi Tekstil yang selanjutnya disebut dana ITPT
adalah dana yang ditujukan kepada perusahaan industri
tekstil dan produksi tekstil untuk keperluan
restrukturisasilperemajaan mesinlperalatan, perluasan
atau investasl baru.
9. Perusahaan lndustri Tekstil dan Produksi Tekstil yang
selanjutnya disebut Perusahaan ITPT adalah
perusahaan yang bergerak dibidang industri serat
buatan, pemintalan, pertenunan, perajutan,
pencelupanlprintingl finishing, industri pakaian jadi
(garment) maupun industri barang jadi tekstil lainnya.
10.Lembaga Pengelola Program yang selanjutnya disebut
LPP adalah suatu Lembaga Keuangan Non Bank yang
bergerak dalam bidang pembiayaan modal ventura yang
bekerja sama dengan Departemen Perindustrian untuk
menyalurkan dana bantuan pembelian dengan modal
padanan.
BAB II
ALOKASI DAN PENGGUNAAN DANA
Pasal2
(1) Dana ITPT dialokasikan pada DlPA Direktorat Jenderal
lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Nomor
0273.01019-03.01-12007 dalam Kegiatan Penanganan
Permasalahan Aktual lndustri dan Sub Kegiatan
Peningkatan Teknologi lndustri TPT
(04.07.04.2029.4743).
(2) Jumlah dana yang tercantum dalam DlPA sebagaimana
dimaksud pada ayat ( I ) merupakan batas pagu yang
tidak diperkenankan untuk dilampaui.
BAB Ill
PERMINTAAN PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN DANA
Pasal4
BAB IV
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasall0
Jenis dan bentuk laporan, waktu pelaporan, tata cara, dan
prosedur pelaporan dan pertanggungjawaban dana ITPT
diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal lndustri Logam,
Mesin, Tekstil dan Aneka.
BAB V
LAIN-LAIN
Pasal 11
(1) Kepala KPPN dirninta menyampaikan rnaksud
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
kepada Kuasa PA di wilayah pembayarannya.
(2) Kepala Kantor Wilayah XI Direktorat Jenderal
Perbendaharaan diminta mengawasi dan
mengkoordinasikan proses pencairan dana sehingga
berjalan lancar.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 121
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku
surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Mei 2007
DlREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN l
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-26 PBl2007 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
1. Nama Satuan Kerja : Direktorat Jenderal lndustri Logarn, Mesin, Tekstil dan
Aneka, Departemen Perindustrian
2. Kode Satuan Kerja : 247982
3. TanggallNomor DlPA : 31 Desernber 2006 1 Nomor 0273.01019-03.01-12007
4. Sub Kegiatan : Peningkatan Teknologi lndustri TPT (4743)
5. Klasifikasi Belanja *) : 5731
Bukti
No. MAK Pener~rna Uraian hmlah
Tanggal Nomor
Jumlah Rp.
Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja
Direktorat Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian untuk
keperluan aparat pengawasan fungsional.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
(Nama)
NIP
*) SPTB dibuat berdasarkan klasifikasi belanja (4 digit)
LAMPIRAN Ila
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER-26 PBl2007 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL.
4. Nama Perusahaan
5. Alamat Perusahaan
6. Nilai SPPB
8. Cara Pembayaran
Catatan:
Apabila terjadi addendum SPPB,
data SPPB agar disesuaikan
dengan perubahannya
......................... ..............................
(Nama)
NIP
LAMPIRAN Ilb
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-26 PB12C07 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
4. NamaLPP
5. Alamat LPP
6. Nilai SPKS
8. Cara Pembayaran
Catatan:
Apabila terjadi addendum SPKS,
data SPKS agar disesuaikan
dengan perubahannya
(Nama)
NIP
LAMPIRAN I l l
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER-26 PBl2007 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL.
SURAT PERNYATAAN
Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
(Nama)
NIP
1 Materai
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 38 IPBl2007
TENTANG
PERUBAHANATASPERATURANDIREKTURJENDERALPERBENDAHARAAN
NOMOH PER-03lPBl2007 TENTANG PENGGUNAAN TRUST FUND BRR NAD-
NlAS YANG BERASAL DARl SlSA DlPA TAHUN ANGGARAN 2006
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-03lPBl2007 TENTANG
PENGGUNAAN TRUST FUND BRR NAD-NIAS YANG
BERASAL DARl SlSA DlPA TAHUN ANGGARAN 2006.
Pasal l
Ketentuan dalarn Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nornor PER-03lPBl2007 tentang
Penggunaan Trust Fund BRR NAD-Nias yang berasal dari
sisa DIPA Tahun Anggaran 2006, diubah sebagai berikut :
Mengubah ketentuan dalam Pasal 4, sehingga keseluruhan
Pasal4 berbunyi sebagai berikut:
Pasal II
Mengubah ketentuan dalam Pasal 5, sehingga keseluruhan
Pasal5 berbunyi sebagai berikut:
"Pasal 5
Dalarn ha1 terdapat dana dalarn Rekening Trust fund yang
belum disalurkan sarnpai dengan batas waktu sebagairnana
dirnaksud pada pasal 4 ayat (2), rnaka seluruh sisa dana
tersebut beserta jasa giro yang diterirna harus disetorkan ke
rekening kas negara selarnbat-lambatnya tanggal 1 Oktober
2007."
Pasal Ill
Perubahan sebagaimana dimaksud pada Pasal I dan Pasal
II di atas merupakan satu kesatuan dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03lPB12007.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
V. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DlREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
BAB Ill
PENCAIRAN DANA
Pasal4
(1) Pelaksanaan pencairan dana dilakukan melalui
penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang
diajukan oleh PNKuasa PA berdasarkan DlPA atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan DlPA (sesuai
SE Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-
771PBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D
Rekening Khusus pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara).
(2) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut
(sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran
Nomor SE-43/N61/0392 jo SE DJA Nomor SE-
321N6310295 tentang Pembayaran Mata Uang
AsingNaluta Asing dan SE DJA Nomor SE-130/A/1989
tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pembiayaan
Training dalam rangka Bantuan Luar Negeri melalui
Rekening Khusus).
(3) SPM untuk pelaksanaan pembayaran dalam valuta asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada KPPN Khusus Jakarta VI.
(4) Dalam pelaksanaan penerbitan SP2D, harus
memperhatikan hal-ha1sebagai berikut:
a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang
mempersyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila
SPM yang diajukan dilampiri copy "NOV' dimaksud
sesuai dengan SE DJA Nomor SE-104/A.2000
(Form 384C untuk pekerjaan kategori consultant
dan Form 384P untuk pekerjaan kategori goods and
works) atas kontrak yang bersangkutan. NOL dari
Bank Dunia yang dimaksud adalah NOL terhadap
kontrak yang telah ditetapkanlditandatangani
(final/signed contract);
b. Berita Acara Pembayaran (BAP) yang dilampirkan
pada pengajuan SPM-LS harus sesuai dengan SE
DJA Nomor SE-84/A/71/0696 tanggal 11 Juni 1996
tentang Penulisan Nilai Kontrak dan BAP untuk
Proyek Pemerintah yang Dibiayai Dengan Dana
PinjamanIHibah Luar Negeri;
C. Rekapitulasi Pengeluaran per kategori sesuai SE
DJA Nomor SE-20lA~6110291 tentang Laporan
Penerbitan SPM dana Pinjaman Bank Dunia;
d. Penerbitan SP2D didasarkan pada SPM yang
mencantumkan: nomor loan/grant; nomor register;
kode kategori; porsi pembiayaan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan, nilai, nomor dan tanggal
kontrak termasuk addendum, nomor dan tanggal
BAP, dan tanggal NOL apabila dipersyaratkan.
(5) Dalam pelaksanaan pembayaran dengan UPTTUP,
SP2D tidak dibebankan pada Rekening Khusus
sebagaimana tersebut pada Pasal 3 ayat (1); tetapi
dibebankan pada Rekening Kas Negara.
BAB IV
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal5
(1) Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilakukan
dengan mekanisme penyampaian Withdrawal
Application (WA) dan Financial Monitoring Report (FMR)
untuk kebutuhan 3 (tiga) bulan oleh Executing Agency
melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Pengelolaan Kas NegaralSubdit Dana
Pinjaman dan Hibah kepada Bank Dunia.
(2) Untuk menjaga dana pada rekening khusus selalu
tersedia, Executing Agency diwajibkan segera
memproses konsep Replenishment dengan mekanisme
FMR tersebut pada ayat (1).
(3) Berdasarkan Rekening Koran dari Bank Indonesia,
apabila ketersediaan dana Rekening Khusus tidak akan
mencukupi kebutuhan pembiayaan kegiatan maka
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat menerbitkan
Surat Perintah Penghentian Pembayaran Sementara
169
kepada KPPN bersangkutan sehubungan kekurangan
dana Rekening Khusus dirnaksud.
(4) Pernbayaran kernbali atas penghentian pernbayaran
sementara sebagairnana dirnaksud pada ayat (3), dapat
dilaksanakan setelah KPPN rnenerirna surat
pernberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
BAB V
PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN
Pasal6
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN rnengirirnkan copy
SP2D, copy SPM, dan copy BAP atau Rekapitulasi
pengeluaran per kategori dan Persetujuan No Objection
LefterlNOL sepanjang dipersyaratkan.
(2) Pengirirnan dokurnen sebagairnana dirnaksud pada ayat
(I),disarnpaikan setiap hari Senin rninggu berikutnya
dan dialarnatkan kepada:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Sub Direktorat Dana Pinjaman dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4
Jakarta
(3) Sesuai ayat (1) di atas, KPPN agar tetap rnenyirnpan
pertinggal SP2D lengkap dengan dokurnen
pendukungnya, apabila sewaktu-waktu diperlukan
sebagai ekspedisi kedua.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal7
(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi
PinjarnanIHibah Luar Negeri dilaksanakan rnenurut
ketentuan yang berlaku.
(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal8
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, rnemerintahkan
pengumurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 16 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH IBRD NOMOR TF
057426 (IDF GRANT FOR STRENGTHENING ACCOUNTABILITY
FOR AND AUDIT OF DISASTER-RELATED AID)
SOE ThresholdslNOL
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Pasal2
Spesifikasi pinjaman adalah sebagai berikut:
1. Nomor : IBRD 4740-INDl
Loan/CrediVGrant IDA 3910-IND dan
GEF TF-053350
2. Nomor Register : Loan IBRD 4740-IND:
10678801
Credit IDA 3910-IND
Grant GEF TF-053350:
70528801
3. Tanggal : 30 Juni 2004
Penandatanganan
4. Tanggal Efektif : 28 Januari 2005
5. Closing Date : 31 Desember 2009
6. Jumlah : Loan IBRD 4740-IND :
Pinjamanlhibah USD 33,200,000
Credit IDA 3910-IND:
SDR 15,660,000
Grant GEF TF-053350:
USD 7,500,000
7. Nomor Rekening : Loan IBRD 4740-IND :
Khusus 601.242411
Credit IDA 3910-IND :
601.242411
Grant GEF TF-53350 :
602.07941
8. Executing Agency : Direktorat Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, Departemen Kelautan
dan Perikanan (DKP)
BAB II
PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN
Pasal3
Pembayaran dibebankan pada Loan IBRD No.4740-
INDlCredit IDA No. 3910-IND Rekening Khusus No.
601.242411 dan Grant No. GEF TF-053350 Rekening
Khusus No. 602.079411 pada Kantor Pusat Bank Indonesia di
Jakarta sesuai dengan kategorilpersentase Loan/CrediVGrant
Coral Reef Rehabilitation and Management Project Phase-11
(COREMAP-II) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini.
(1) Pelaksanaan pencairan dana dilakukan melalui SP2D
oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh
PNKuasa PA berdasarkan DIPA atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan DIPA.
(2) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut
(sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor
SE-43/A/61/0392 juncto Surat Edaran Direktur Jenderal
Anggaran Nomor SE-32lN6310295 tentang
Pembayaran Mata Uang AsingNaluta Asing dan Surat
Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-
130lN1989 tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran
Pembiayaan Training dalam rangka Bantuan Luar Negeri
melalui Rekening Khusus).
(3) Pengajuan dokumen untuk pembayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Kuasa PA
kepada KPPN Khusus Jakarta VI.
(4) Dalam pelaksanaan penerbitan SP2D, harus
memperhatikan hal-ha1 sebagai berikut:
a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang
mempersyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila
SPM yang diajukan dilampiri copy "NOL" dimaksud
sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
Anggaran Nomor SE-104lN2000 (Form 384C untuk
pekerjaan kategori Consultant dan Form 384P
untuk pekerjaan kategori Goods and Works) atas
kontrak yang bersangkutan. NOL dari Bank Dunia
yang dimaksud adalah NOL terhadap kontrak yang
telah ditetapkanlditandatangani (NOL on Signed
Contract).
b. Berita Acara Pembayaran (BAP) yang dilampirkan
pada pengajuan SPM-LS harus sesuai dengan
Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor
SE-84lN7110696 tentang Penulisan Nilai Kontrak
dan BAP untuk Proyek Pemerintah yang dibiayai
dengan dana pinjamanlhibah luar negeri.
c. Untuk pembayaran dana pinjamanlhibah yang
memerlukan dana pendamping dari APBD, maka
SPM beserta dokumen pendukungnya harus
dilampiri dengan copy SPMIbukti pembayaran
lainnya terhadap dana pendamping APBD yang
telah dilegalisir oleh Kuasa PA serta Faktur Pajak
dan Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah
dikonfirmasi dengan KPPN berkenaan, secara
proporsional sesuai dengan kategori dan
persentase pembiayaan yang ditetapkan dalam
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
d. Penerbitan SP2D didasarkan pada SPM yang
mencantumkan Nomor Loan/Credit/Grant, Nomor
Register, kode kategori, porsi pembiayaan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini,
nilai, nomor dan tanggal kontrak termasuk
addendum, nomor dan tanggal BAP beserta tanggal
NOL bila dipersyaratkan.
BAB Ill
PENCAIRAN DANA
Pasal6
(1) Pembayaran dana untuk kegiatan-kegiatan dalam
Kategori 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 dilakukan dengan
penerbitan SP2D berdasarkan SPM-LS dan SPM UP
(termasuk TUP dan GUP) sesuai dengan Surat Edaran
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-
77lPBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D
Rekening Khusus pada KPPN.
(2) Untuk pencairan dana yang termasuk Kategori 7
(Fellowships and Scholarships), diatur sebagai berikut:
a. Pembayaran dana Beasiswa dan Riset Terapan
dilakukan dengan penerbitan SP2D berdasarkan
SPM-LS. SPM berkenaan harus melampirkan Surat
Keputusan Penerima Dana dan Daftar Rekening
Penerima Dana.
b.
_
Pembayaran untuk kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Magang, Pendampingan
(seconded staff) dibayar dengan Uang Persediaan
(UP).
(3) Untuk pencairan dana Kategori 9 (District and Village
Grants), diatur sebagai berikut:
a. Block Grant for Village lmprovement (Village Grant)
1. Block Grant for Village lmprovement Tahap I
dapat dicairkan 50% dari nilai Surat Perjanjian
Pekerjaan atau Community Contract, apabila
telah dilengkapi:
a) Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Belanja (SPTB);
b) Surat Keputusan (SK) tentang
Kelembagaan Lembaga Pengelola Sumber
Daya Terumbu Karang dari Kepala Desa
ditembuskan ke Camat;
c) Nomor Rekening Lembaga Pengelola
Sumber Daya Terumbu Karang (LPSTK);
d) Ringkasan KontraWSurat Perintah Kerja
(SPK);
e) Berita Acara Pengunaan Dana (Lampiran
11-A).
2. Block Grant for Village lmprovement Tahap II
dapat dicairkan 50% dari nilai Surat Perjanjian
Pekerjaan atau Community Contract, apabila
telah dilengkapi:
a) SPTB;
b) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-A);
c) Surat Pernyataan Kesanggupan
Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP)
(lampiran Ill).
b. Block Grant to Support Village Revolving
CrediVSavings Facility (Seed Fund)
1. Block Grant to Support Village Revolving
Credit/Saving Facility (Seed Fund) Tahap I
dapat dicairkan 50% dari nilai kontrak atau
Surat Perjanjian Pekerjaan, apabila telah
dilengkapi:
a) SPTB;
b) SK tentang Penetapan Lembaga
Pengelola Keuangan dari Ketua PMU
tembusan Camat dan Kepala Desa;
c) Nomor Rekening Lembaga Pengelola
Keuangan (LKM);
d) Ringkasan KontraWSPK;
e) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-B).
2. Block Grant to Support Village Revolving
CrediffSaving Facility (Seed Fund) Tahap II
dapat dicairkan, apabila dilengkapi dengan:
a) SPTB;
b) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-B);
c) Surat Pernyataan Kesanggupan
Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP)
(Lampiran Ill).
c. District Block Grant (Alternatif Income Generating
Fund)
1. District Block Grant (AIG Fund) Tahap I dapat
dicairkan 50% dari nilai kontrak atau Surat
Perjanjian Pekerjaan, apabila telah dilengkapi:
a) SPTB;
b) SK tentang Penetapan Pelaku Usaha
KecillMenengah yang menerima AIG Fund
oleh Ketua PMU;
c) Nomor Rekening Pelaku Usaha
KecillMenengah;
d) Ringkasan KontraklSPK;
e) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-C).
2. District Blok Grant Tahap II dapat dicairkan
50% dari nilai kontrak atau Surat Perjanjian
Pekerjaan, apabila telah dilengkapi:
a) SPTB;
b) Berita Acara Penggunaan Dana (Lampiran
11-C);
c) Surat Pernyataan Kesanggupan
Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP)
(Lampiran Ill).
BAB IV
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Dengan diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini, maka Surat Edaran Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor SE-501PB12005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Coral Reef Rehabilitation and
Management Project Phase I1 (COREMAP 11) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 11
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 19 lPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA CORAL REEF
REHABlLlTATlONAND MANAGEMENT PROJECT PHASE-
I1 / COREMAP-I1YANG DlBlAYAl DANA PINJAMANIHIBAH
BANK DUNlA I N 0 IBRD 4740-INDIIDA 3910-IND DAN GEF
TF - 053350
Batas
Porsi Pembiayaan Loan/Credit(GOI Maksimal
Uraian
Kode nilai kontrak
Kategori
Kategori GrantTF- SOE (tidak
LoanICredit perlu NOL
053350
World Bank)
1. Goods: USD 100,000
Under Part E. 1 80% F, 20%
(e) and (0,B.2 80% EXP 20%
(g). B.4 (b) 60% L *) 20% 20%
the Project
[Category
1.a untuk
Loan/Credit/
Grant]
Under other 100%F,
Parts of the 100% EXP -
Project dan 20%
(except Part
80% L *)
8.5)
[Category
1.b untuk
Loan/Credit]
Under Parts - lOO%F, -
6.5 of the 100%
Project - EXPdan 20%
[Category
l . b untuk 80% L ')
Grant]
2 Community 80% 20% SEMUA SOE
Support
Services
3 Workshop and SEMUA SOE
training: 80% 20%
Underpart
B. 1 fa), fb)
and (c) of the
Project
[Category 100%
3.a untuk
LoanICredi ff
Grant]
Under other
Parts of the
Project 100%
(except Part
8.5)
[Category
3.b untuk
Loan/Credit]
Underparts
8.5 of the
project
[Category
3.b untuk
Grant]
4 Consultant's USD 100,000
services 80% 20% (Untuk
Under Part Badan
B.4 of the Usaha)
Project USD 50.000
[Category
4.a untuk (Untuk
Loadcredit 00% Perseoranga
dan n
Category 4
untuk Grant]
Under other
parts of the
project
(except part
B.5)
[Category
4.6 untuk
Loan/Credit]
5 Studies and SEMUA SOE
surveys 100%
Except Parts
8.5 of the
Project)
[Category 5
untuk Loan/
Credit]
100%
Underpart
B. 5 of the
Project
[Category 5
untuk Grant]
6 Incremental SEMUA SOE
operating Cost 100% pads TA -
Except Part 2004, 2005,
B.5 of the dan 2006
20%
Project 80% pada TA pada TA
[Category6 2007 dan 2007 dan
untuk Loan/ 2008 2008
Credit]
60% di atas 40% di
TA 2008 atas TA
2008
UnderPa~ 100%
13.5.of the pada TA
project 2004.
20%
[Category 6 2005, dan pada TA
untuk Grant] 2006 2007 dan
80% pada 2008
'A 2007
dan 2008 40% di
atas TA
60% di 2008
atas TA
2008
7 Fellowships 100% SEMUA SOE
and
scholarships
8 Awareness 100% SEMUA SOE
and
educational
services
9 District and 100% SEMUA SOE
Villages
Grants
LAMPIRAN Ila
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 19 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA CORAL REEF
REHABILITATION AND MANAGEMENT PROJECT PHASE-
I1 / COREMAP-I1 YANG DlBlAYAl DANA PINJAMAN/HIBAH
BANK DUNIA (NO IBRD 4740-INDIIDA 39101ND DAN GEF
TF - 053350
Nornor
Pada hari ini ....................... tanggal ....................... karni yang bertanda tangan di bawah ini:
I. Narna ........................
Jabatan : Kuasa PAIPPK .............., Kabupaten .....
II Narna
Jabatan : Ketua LPSTK Desa ........... Kec...........Kab.........
1. Seluruh Rencana Kegiatan Village Grant di desa ..................telah sesuai dengan RPTK
dan dengan kegiatan Pernbangunan.................... tahap 1/11 kegiatan Village Grant Desa
Tahun Anggaran ................. (Untuk Penarikan dana tahap I)
2. Telah dipenuhinya persyaratan teknis dan adrninistratif kegiatan Village Grant yang
bersangkutan layak untuk rnernperoleh pembayaran tahap 1/11 sebesar Rp......................
dengan rincian penggunaan dana bantuan Corernap-ll sebagairnana tercanturn dalarn
tabel (terlarnpir)
Berdasarkan pernberian Village Grant ini, rnaka seluruh rnasyarakat di desa tersebut harus ikut
bertanggung jawab atas penyelesaiaan pekerjaan dirnaksud sesuai jadwal dan target yang
telah ditentukan, dengan darnpingan SETO. CF, dan VM.
Koordinator CBM Kab ..... Ketua LPSTK ........Desa Kuasa PNPPK Kab...
Pada hari ini .......................tanggal .......................karni yang bertanda tangan di bawah ini:
I. Narna ........................
Jabatan : Kuasa PAIPPK ..............,Kabupaten ................
II Narna
Jabatan : Ketua LKM Desa ..........,Kec............. Kab................
1. Seluruh Rencana Kegiatan SEED FUND di desa .................. telah sesuai dengan Desain
Penyaluran dan Perguliran Dana dan dengan kegiatan EKONOMI PRODUKTIF,
SIMPAN PINJAM, dst...................... tahap Ill1kegiatan SEED FUND Desa
.............Tahun Anggaran .................(Untuk Penarikan dana tahap I)
2. Telah dipenuhinya persyaratan teknis dan adrninistratif kegiatan SEED FUND yang
bersangkutan layak untuk rnernperoleh pernbayaran tahap 1/11 sebesar Rp.....................
dengan rincian penggunaan dana bantuan Corernap-ll sebagairnana tercanturn dalarn
tabel (terlarnpir)
Berdasarkan pernberian Seed Fund ini, rnaka seluruh rnasyarakat di desa tersebut harus ikut
bertanggung jawab atas Suksesnya Penyaluran dan Perguliran dana sesuai jadwal dan target
yang telah ditentukan, dengan pendarnpingan SETO, CF, dan VM.
Pada hari ini ....................... tanggal ....................... karni yang bertanda tangan di bawah ini:
I. Nama ........................
Jabatan : Kuasa PAIPPK .............., Kabupaten ................
II Narna
Jabatan : Direktur PTICV ............. Kec............ Kab..............
Berdasarkan pernberian DISTRICT GRANT ini, rnaka PERUSAHAAN PT/CV harus ikut
bertanggung jawab atas Suksesnya Penyaluran DANA DISTRICT GRANT sesuai jadwal dan
target yang telah ditentukan, dengan pendarnpingan PMU COREMAP-II KAB..................
Mengetahui,
Ketua PMU
(Narna Lengkap)
191
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Pasal3
(1) Dana IDA Credit No. 4205-IND untuk mendukung
kegiatan Early Childhood Education and Development
Project, dengan cara :
a.Pelatihan, lokakarya, dan biaya-biaya operasional
dalam peningkatan pelayanan pendidikan dan
pengernbangan anak usia dini yang terintegrasi
melalui mekanisme partisipasi masyarakat (kategori
1);
b.Penyelenggaraan kegiatan pendidikan anak usia dini
di tingkat masyarakat rnelalui hibah kepada
rnasyarakat (kategori 2a) dan menyelenggarakan
pusat percontohan kegiatan pendidikan anak usia dini
di tingkat Kabupaten rnelalui matching grant kepada
Pernerintah KabupatenIKota (kategori 2b).
C. Pelatihan, lokakarya, dan biaya-biaya operasional
dalarn pembangunan sistem yang berkualitas dan
berkelanjutan untuk pendidikan dan pengembangan
anak usia dini (kategori 3);
d.Pengadaan barang, lokakarya, pelatihan, dan biaya-
biaya operasional dalam rangka pernbangunan
program rnanajemen, monitoring, dan evaluasi yang
efektif (kategori 4).
(2) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus Nornor
601.264411 pada Kantor Pusat Bank Indonesia di
Jakarta.
(3) Pernbebanan dan pernbayaran dilakukan sesuai dengan
kategori dan persentase IDA Credit No.4205-IND (Early
Childhood Education and Development Project)
sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran I Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
BAB Ill
PENCAIRAN DANA
Pasal4
Pencairan dana dilakukan rnelalui penerbitan SP2D oleh
KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PAJKuasa PA
berdasarkan DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran
lainnya yang dipersamakan dengan DIPA.
Pasal5
Penerbitan SP2D dalarn rangka Rekening Khusus rnengikuti
Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor SE-
771PBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening
Khusus pada Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara.
Pasal6
(1) Dalarn pelaksanaan pernbayaran dengan SPM UPTTUP,
SP2D tidak dibebankan pada Rekening Khusus
sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 3 ayat (2),tetapi
dibebankan pada Rekening Kas Negara.
(2) Pertanggungjawabanatas UP dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
(3) SPM dilengkapi dokurnen pendukung dari PNKuasa PA
berupa Dafiar Rekapitulasi Pengeluaran per Kategori.
Pasal7
Dalarn penerbitan SP2D, KPPN harus rnernperhatikan hal-ha1
sebagai berikut:
1. Pernbayaran terhadap kontrak-kontrak yang
rnensyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila SPM
yang diajukan dilarnpiri copy "NOL" (form 384C) untuk
pekerjaan kategori consultant atas kontrak yang
bersangkutan.
2. Pernbayaran terhadap kontrak-kontrak yang
rnensyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila SPM
yang diajukan dilarnpiri copy "NOL" (form 384P) untuk
pekejaan kategori pengadaan barang, konstruksi dan
jasa non konsultan atas kontrak yang bersangkutan.
3. Berita Acara Pernbayaran (BAP) yang dilarnpirkan pada
pengajuan SPM harus sesuai dengan Surat Edaran
Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-841N7110696
tentang Penulisan Nilai Kontrak dan Berita Acara
Pernbayaran (BAP) untuk Proyek Pernerintah yang
dibiayai dengan Dana PinjarnanlHibahLuar Negeri.
4. Pada SPM tercanturn nornor loadcredit, nornor register,
kodeluraian kategori, persentase menurut kategori, nilai,
nornor dan tanggal kontrak terrnasuk adendurn, nornor
dan tanggal BAP, beserta tanggal NOL (bila
disyaratkan).
Pasal8
(1) Pencairan dana untuk kategori 2(a) Block
Grant/Additional Block Grant, yaitu pernbayaran
terhadap Surat Perjanjian Pernberian Bantuan (SPPB)
kepada Tim Pengelola Kegiatan (TPK) akan dibayarkan
dalarn 3 (tiga) tahap, diatur sebagai berikut:
a. Pernbayaran Tahap I sebesar 40% dari total SPPB
dibayarkan sekaligus 100% pada Tahun Anggaran
ke-I pelaksanaan kegiatan, dengan rnelarnpirkan
SPM yang diterbitkan oleh pejabat penerbit SPM
pada Dinas Pendidikan Kabupaten yang dilengkapi
data pendukung, rneliputi:
1. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB);
2. Berita Acara Pembayaranlpenarikan Dana
(Sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran 11);
3. Resume KontraklSPPB.
b. Pernbayaran tahap II sebesar 30% dari total SPPB
dibayarkan sekaligus 100% pada Tahun Anggaran
ke-2 pelaksanaan kegiatan dengan rnelampirkan
SPM yang diterbitkan oleh pejabat penerbit SPM
pada Dinas Pendidikan Kabupaten yang dilengkapi
data pendukung, rneliputi:
1. BAPPD (Sebagairnana tercantum dalarn Larnpiran
11);
2. SPTB;
3. Berita Acara Status Pelaksanaan Program untuk
kegiatan tahun anggaran I selesai 100%
(Sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran Ill).
c. Pernbayaran tahap Ill sebesar 30% dari total SPPB
dibayarkan sekaligus 100% pada Tahun Anggaran
ke-3 pelaksanaan kegiatan dengan rnelampirkan SPM
yang diterbitkan oleh pejabat penerbit SPM pada
Dinas Pendidikan Kabupaten yang dilengkapi data
pendukung, meliputi:
1. BAPPD (Sebagaimana tercanturn dalarn Larnpiran
11);
2. SPTB;
3. BASP2 untuk kegiatan tahun anggaran II selesai
100% (Sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran
Ill);
4. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyelesaian
Program (Sebagairnana tercantum dalarn
Larnpiran IV).
(2) Pencairan dana untuk Matching Grant kategori 2(b)
dapat digunakan untuk pernbayaran kegiatan pelatihan,
pengadaan barang dan jasa, pekerjaan konstruksi
dirnana pencairan dananya dapat dilakukan
berdasarkan SPM-LSISPM-GUP dilampiri SP2D atau
yang dipersarnakan dengan SP2D yang diterbitkan
Pernerintah Daerah untuk dana pendamping senilai
minimal sama dengan SPM yang diajukan ke KPPN.
Pasal9
(1) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing, tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valuta asing
tersebut (sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
Anggaran Nomor SE-43lN6110392 jo. SE DJA Nomor
SE-321N6310295 tentang Pembayaran Mata Uang
AsingNaluta Asing dan SE DJA Nomor SE-130lN1989
tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pembiayaan
Training dalam rangka Bantuan Luar Negeri melalui
Rekening Khusus).
(2) Pengajuan SPM untuk pembayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (I), disampaikan kepada KPPN
Khusus Jakarta VI.
BAB IV
PENGISIAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
PasallO
(1) Pengisian initial deposit dilakukan melalui Direktorat
Pengelolaan Kas Negara dengan menggunakan
Withdrawal Application yang disampaikan kepada Bank
Dunia atas dasar perrnintaan kebutuhan dana selama 6
bulan (form 1DIProject Cash Forecast) yang diajukan
oleh CPICU, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
(2) Direktorat Pengelolaan Kas Negara mengirim copy
rekening koran Rekening Khusus yang diterima dari
Bank Indonesia kepada CPlCU secara berkala sebagai
bahan pernbuatan Interim Financial Report (IFR).
(3) Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilaksanakan
oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara berdasarkan
kebutuhan pembiayaan yang tercantum dalam IFR yang
diajukan oleh CPlCU disertai dokumen-dokumen
sebagai berikut:
a. Form I-A (SpecialAccount Activity Statement);
b. Form 1-B (Summary Sheet for Payments of Contracts
Subject to Prior Review);
c. form I - C (Summary Statement of Expenditures
(SUM-SOE) for those NOT Subject to Prior Review);
d. Form 1-C2 (Statement of Expenditures for those NOT
Subject to Prior Review );
e. Form 1D (Project Cash Forecast);
f. Form lnterim FinancialReporf 1 (IFR-1);
g. Form Interim FinancialReport 2 (IFR-2).
(4) Untuk rnenghindari terjadinya dana talangan (bridging
financing) pada Rekening Kas Urnurn Negara, Executing
Agency diwajibkan secara berkala rnernantau dan
rnengevaluasi sisa dana yang tersedia pada Rekening
Khusus dan kebutuhan dana yang hendak diterbitkan
SPM-nya.
( 5 ) Apabila evaluasi sebagairnana dirnaksud pada ayat (4)
rnenunjukkan bahwa ketersediaan dana Rekening
Khusus tidak akan rnencukupi kebutuhan pernbiayaan
kegiatan, Executing Agency harus segera
rnernberitahukan kepada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan. Selanjutnya Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara
dapat rnenerbitkan surat perintah penghentian
pernbayaran sernentara kepada KPPN bersangkutan
sehubungan dengan kekurangan dana Rekening Khusus
dirnaksud.
(6) Pernbayaran kernbali atas penghentian pernbayaran
sernentara sebagairnana dirnaksud pada ayat (5) dapat
dilaksanakan setelah KPPN rnenerirna surat
pernberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
BAB V
PELAPORAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN
Pasal 11
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN rnengirirnkan copy
SP2D dan copy SPM beserta dokurnen pendukungnya.
(2) Pengirirnan dokurnen sebagairnana dirnaksud pada ayat
(1) dilakukan setiap hari Senin yang diterbitkan pada
rninggu sebelurnnya dan dialarnatkan kepada:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Subdirektorat Dana Pinjarnan dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4 Jakarta 10710
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 12
(1) PPN, PPn BM, dan PPh yang terutang untuk porsi
PinjarnanIHibah Luar Negeri dilaksanakan rnenurut
ketentuan yang berlaku
(1) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP PPh sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal I 3
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 23 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
IDA CREDIT NO 4205-IND (EARLY CHILDHOOD
EDUCA JlON AND DEVELOPMENT PROJECT).
SOE
Kode Persentase Thresholds1
No. Uraian Kategori
Kategori *) Credit NOL (USD
Eqv.)
Berdasarkan Berita
Acara.. ............. .Tanggal.. ..........................Nornor.. .......................
bertindak sebagai pelaksana program PPAUD yang selanjutnya disebut sebagai
Pihak Kedua.
( .........................................)
NIP. ............................
Telah memeriksa kebenarannya
Tim Fasilitator Masyarakat
Kabupaten...........................
( ........................................... 1 (.........................................1
Tanda tangan dan cap Tanda tangan dan cap
No .........................
Tanggal : ..........................
2. Nama .................................................................................................
Jabatan : Ketua DPlU program PPAUD ................................................
Kabupaten ..............................................................................
I I I I I
Selanjutnya disebut Pihak Kedua
(......................................... 1 (............................................1
NIP.. ............................
(.............................................
1 (..................................................)
Tanda tangan dan cap Tanda tangan dan cap
Mengetahui:
Ketua DPlU Program PPAUD
Kabupaten.. .......................
( ................................. )
NIP. ...........................
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 24 IPBl2007
TENTANG
PETUNJUK PENCAIRAN DANA HIBAH JAVA RECONSTRUCTION FUND (JRF)
FOR COMMUNITY-BASED SETTLEMENTREHABILITATIONAND
RECONSTRUCTIONPROJECT FOR CENTRAL AND WEST JAVA AND
YOGYAKARTA SPECIAL REGION
NOMOR TF090014-IND
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PETUNJUK PENCAIRAN DANA HlBAH JAVA
RECONSTRUCTION FUND (JRF) FOR COMMUNITY-
BASED SETTLEMENT REHABlLlTATlON AND
RECONSTRUCTION PROJECT FOR CENTRAL AND
WEST JAVA AND YOGYAKARTA SPECIAL REGION
NOMOR TF090014-IND.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasall
Dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dirnaksud dengan:
1. Java Reconstruction Fund (JRF) for Community-Based
Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project
For Central and West Java and Yogyakarta Special
Region (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan
Perrnukirnan Berbasis KornunitasIRe-Kornpak) - Grant
Agreement Nornor TF090014-IND adalah kegiatan
untuk rnernbantu pernbiayaan program pernulihan bagi
rnasyarakat perkotaan yang terkena gernpa burni di
wilayah Jateng, Jabar dan DIY.
2. Closing Date adalah tanggal batas akhir penerbitan
SPPD Rekening Khusus di Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).
3. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DlPA atau dokurnen lain yang dipersamakan
dengan DlPA adalah dokurnen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh MenterilPimpinan Lembaga atau
Satuan Keja (Satker) serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas narna Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
negara dan pencairan dana atas beban APBN serta
dokurnen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
4. Initial Deposit adalah dana awal yang dapat ditarik dari
World Bank dan ditransfer ke rekening khusus (special
account), setelah Grant Agreement dinyatakan efektif.
5. Satker adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang
rnelaksanakan kegiatan yang dibiayai dari hibah ini dan
berada di Pusat dan lbukota Provinsi.
6. No Objection Letter (NOL) adalah persetujuan dari
World Bank atas suatu kontrak bilarnana
dipersyaratkan.
7. Project Management Unit (PMU) adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan proyek.
8. Rekening Kas Negara adalah rekening ternpat
penyirnpanan uang negara yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) atau pejabat yang ditunjuk, untuk rnenarnpung
seluruh penerirnaan negara dan atau rnernbayar
seluruh pengeluaran negara pada BankISentral Giro
yang ditunjuk.
9. Rekening Khusus adalah rekening hibah yang dibuka di
Bank Indonesia Jakarta.
10. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokurnen yang diterbitkan oleh PAlKuasa
PA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
dana yang bersurnber dari DlPA atau dokumen lain
yang dipersarnakan.
11. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara
untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan
SPM.
12. Withdrawal Application adalah dokurnen yang
digunakan untuk rnelakukan penarikan initial deposit
dana pinjarnan dan hibah, pengisian kernbali rekening
khusus danlatau penarikan untuk penggantian atas
pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan
terlebih dahulu oleh Pernerintah.
13. Rekening lnduk yaitu Rekening untuk menyalurkan
dana Bantuan Langsung Masyarakat berupa Bantuan
Dana Rurnah (BDR) dan Bantuan Dana Lingkungan
(BDL) yang dibuka pada lbukota Provinsi.
14. Rekening Mastcr yaitu Rekening untuk membayar gaji
fasilitatorlasisten dan tunjangan operasional kegiatan
dan biaya pelatihan warga yang dibuka pada lbukota
Provinsi.
Pasal2
Spesifikasi dari grant dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Nomor Perjanjian : TF090014-IND
Hibah
2. Tanggal : 06 Februari 2007
Perjanjian Hibah
3. Nomor Register : 70703301
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 24 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PENCAIRAN DANA HlBAH JAVA RECONSTRUCTION
FUND (JRF) FOR COMMUNIW-BASED SETTLEMENT
REHABILITATION AND RECONSTRUCTION PROJECT
FOR CENTRAL AND WEST JAVA AND YOGYAKARTA
SPECIAL REGION NOMOR TF090014-IND
Amount of
Porsi NOUSOE
Uraian Kategori Grant
No Pembiayaan
(Kode) Allocated
Grant
(USD)
-
*
2 Block Sub-grants 100% of Sub- 500,000
(2) Grant amount
disbursed
*) Menyertakan NOL apabila kontrak pengadaan barang (goods) senilai > USD
100,000 dan atau kontrak konsultan sebesar > USD 50,000.
**) alokasi dana tranche II mengikuti tranche I kecuali disepakati lain oleh
Departemen Keuangan dan IBRD
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Pasal6
( I ) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing, tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut
(sesuai SE DJA No. SE-43lN6110392 jis SE DJA No.
SE-32/A/63/0295 tentang Pembayaran Mata Uang
AsingNaluta Asing dan SE DJA No. SE-130lN1989
tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pembiayaan
Training dalam Rangka Bantuan Luar Negeri melalui
Rekening Khusus).
(2) SPM untuk pelaksanaan pembayaran dalam valuta asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikirimkan kepada
KPPN Khusus Jakarta VI.
BAB Ill
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal7
(1) Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilakukan
secara berkala dengan penyampaian Withdrawal
Application (WA) dan Statement of Exependiture 9SOE)
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Pengelolaan Kas Negara kepada JBIC.
(2) Untuk rnenghindari pernakaian dana talangan (bridging
financing) oleh Pemerintah Indonesia, Direktur
Pengelolaan Kas Negara membantu dan rnengevaluasi
sisa dana yang tersedia pada Rekening Khusus.
(3) Apabila evaluasi sebagairnana dimaksud pada ayat (2)
menunjukkan bahwa ketersediaan dana Rekening
Khusus tidak akan rnencukupi kebutuhan kegiatan,
Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Pengelolaan Kas Negara dapat menerbitkan surat
perintah penghentian pembayaran sementara kepada
KPPN.
Pembayaran kernbali atas penghentian pernbayaran
sernentara sebagaimana dirnaksud pada ayat (3), dapat
dilaksanakan setelah KPPN menerima surat pernberitahuan
dari Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Pengelolaah Kas Negara.
BAB IV
PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN
Pasal8
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN mengirirnkan copy
SP2D Rekening Khusus beserta copy SPM dan copy
dokumen pendukungnya setiap hari Senin kepada :
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
Jalan Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710
(2) KPPN agar tetap menyirnpan pertinggal SP2D lengkap
dengan dokurnen pendukungnya, apabila sewaktu-waktu
diperlukan ekspedisi kedua.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal9
(1) PPN, PPn BM, dan PPh yang tenrtang untuk porsi
PinjamanlHibah Luar Negeri dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
(1) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTURJENDERALPERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 25 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
LOAN JBlC NO. IP-530 PROYEK PENGEMBANGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNlVERSlTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
(DEVELOPMENT OF FACULTY OF MEDICINE AND
HEALTH SClENClES OF SYARlF HIDAYATULLAH STATE
ISLAMIC UNIVERSIP/)
SCHEDULE 2
ALLOCATION OF PROCEEDS OF LOAN
Infrastructure
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-531PBl2006 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN PIUTANG
NEGARA YANG BERSUMBER DARl PENERUSAN
PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,
DAN REKENING PEMBANGUNAN DAERAH PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM.
Pasal l
Mengubah ketentuan pada Pasal 23 Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53lPBl2006, sehingga
keseluruhan Pasal23 berbunyi sebagai berikut:
Pasal II
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku
surut terhitung sejak tanggal 30 Oktober 2006.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG
PETUNJUKPELAKSANAANPENYALURANDANPENCAIRANDANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS PROJECTIPROGRAM
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS)
Dl NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN NlAS
Pasal2
Spesifikasi hibah adalah sebagai berikut:
BAB Ill
PENCAIRAN DANA
Pasal4
(1) Sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor SE-77/PB/2005 tentang Tata Cara Penerbitan
SP2D Rekening Khusus pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara, pelaksanaan pencairan dana
dilakukan rnelalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas
dasar SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA
berdasarkan DIPA atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan DIPA.
(2) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan
pembayaran kontrak-kontrak valuta asing tidak
diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut
(sesuai SE DJA Nomor SE-43/Al61/0392 jo SE DJA
Nomor SE-32/Al63/0295 tentang Pembayaran Mata
Uang AsingNaluta Asing dan SE DJA Nomor SE-
130/Al1989 tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran
Pembiayaan Training dalam rangka Bantuan Luar
Negeri melalui Rekening Khusus).
(3) SPM untuk pelaksanaan pembayaran dalam valuta
asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada KPPN Khusus Banda Aceh.
(4) Dalam pelaksanaan pembayaran dengan UPTTUP,
SP2D tidak dibebankan pada Rekening Khusus
sebagaimana tersebut pada Pasal 3 ayat (I), tetapi.
dibebankan pada Rekening Kas Negara.
Pertanggungjawaban SPM UPrrUP dilengkapi
dokumen pendukung dari PAlKuasa PA berupa Daftar
Rincian Pembayaran dan Daftar Rekapitulasi
Pengeluaran per Kategori NPHLN.
(5) Dalam pelaksanaan penerbitan SP2D harus
memperhatikan hal-ha1sebagai berikut :
a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang
mempersyaratkan NOL, dapat dilaksanakan
apabila SPM yang diajukan dilampiri copy "NOL"
dimaksud sesuai dengan SE DJA Nomor SE-
104/A.2000 (Form 384C untuk pekejaan kategori
consultant dan Form 384P untuk pekerjaan kategori
goods and works) atas kontrak yang bersangkutan.
NOL dari Bank Dunia yang dimaksud adalah NOL
terhadap kontrak yang telah ditetapkanl
ditandatangani (finafsigned contract);
b. Berita Acara Pembayaran (BAP) yang dilampirkan
pada pengajuan SPM-LS harus sesuai dengan SE
DJA Nomor SE-84/N71/0696 tanggal 11 Juni
1996 tentang Penulisan Nilai Kontrak dan BAP
untuk Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan
Dana PinjamanIHibah Luar Negeri.
(6) Pada SPM tercantum nilai, nomor dan tanggal kontrak
termasuk addendum, nomor dan tanggal BAP, nomor
hibah, kode dan besamya persentase (porsi) kategori.
(7) Dalam mengelola dana keuangan negara yang
tersimpan dalam rekening Bank Pemerintah yang
ditunjuk hams berpedoman pada Surat Menteri
Keuangan Nomor B-224/MKN/6/1970 dan Nomor B-
297/MWIVl4/1971 tentang Pemindahbukuan Jasa Giro
Atas Nama Rekening-Rekening Bendaharawan dan SE
DJA Nomor SE-128/A/542/1190 tentang Penyetoran
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta Surat
Direktur Jenderal Anggaran Nomor S-3921lN5411091
tentang Pembindahbukuan Jasa Giro Bendaharawan
yang menyimpan uangnya di Bank Pemerintah dan
peraturan yang berlaku lainnya yang berkaitan.
(8) Pada akhir kegiatan program, apabila terdapat sisa
dana dalam rekening-rekening dimaksud, hams disetor
kembali ke Rekening Khusus pada Bank Indonesia
Pusat.
Pasal5
(1) Pencairan Dana Kategori 1 (DA-Kab).
a. Tahap I sebesar 30 % dari nilai Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan Dana Alokasi Kabuapten (SPPB
DA-Kab) dengan melampirkan:
1) SPB DA-Kab; (Form Lampiran II)
2) SPPB DA-Kab; (Form Lampiran Ill)
3) Berita Acara Penggunaan Dana UPKD; (Form
Lampiran IV)
4) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
b. Tahap II sebesar 30 % dari nilai proposal yang
dituangkan dalam Surat Perjanjian Pemberian
Bantuan dapat dicairkan apabila penggunaan dana
Tahap I telah mencapai 90 % atau lebih dan
pelaksanaan kegiatan fisik mencapai 20%, dengan
melampirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana UPKD; (Form
Lampiran IV)
2) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
C. Tahap Ill sebesar 30 % apabila pemanfaatan dana
tahap I mencapai loo%, tahap II mencapai 90%
dan pelaksanaan kegiatan fisik telah mencapai
50% dengan melarnpirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana UPKD; (Form
Lampiran IV)
2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
d. Tahap IV setelah pemanfaatan dana tahap II
mencapai loo%, tahap Ill mencapai 90%, dan
pelaksanaan kegiatan fisik telah mencapai 80%
dengan melampirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana UPKD; (Form
Lampiran IV)
2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB); (Form Lampiran V)
3) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan
Pekerjaan (SPKMP). (Form Lampiran VI)
(2) Pencairan Dana Kategori 2 (Planning GrantsDOK
Kabupaten).
a. Tahap I sebesar 40 % dari nilai SPB-DOK
Kabupaten dengan melarnpirkan:
1) SPB DOK; (Form Lampiran VII)
2) SPPB DOK (SPPB-DOK); (Form Lampiran
VIII)
3) Berita Acara Penggunaan Dana DOK; (Form
Lampiran IX)
4) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
b. Tahap II sebesar 40 % dari nilai DOK dapat
dibayarkan apabila penyerapan dana dari pencairan
sebelumnya telah mencapai 90%, dengan
melampirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana DOK; (Form
Lampiran IX)
2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
c. Tahap Ill sebesar 20 OO/ setelah pemanfaatan dana
tahap I mencapai loo%, tahap II mencapai 90%
dengan melampirkan:
1) Berita Acara Penggunaan Dana DOK; (Form
Lampiran IX)
2) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB). (Form Lampiran V)
(3) Pencairan dana Kategori 3 (Goods and consultants'
services for implementation support), Kategori 4 (Goods
and consultants' services for monitoring and evaluation),
dan Kategori 5 (Operating Costs).
a. Pencairan dana dapat diajukan oleh Satker
Dukungan Bantuan Pemerintah Daerah-Support for
Poor and Disadvantaged Areas (SPADA) di BRR
atau oleh satker pengembangan daerah khusus di
KPDT menggunakan mekanisme:
1) SPM UPrrUP sesuai dengan PER-66lPBl2005.
2) SPM GUP dengan melampirkan:
(a) Daftar Rincian Pembayaran;
(b) Rekapitulasi Pegeluaran per kategori
PHLN yang dibuat oleh satker BRR-
SPADA dan disahkan oleh KPPN.
b. Pembayaran kepada Pihak ketiga (Goods and
consultants' services) dilaksanakan dengan SPM-
LS dan melampirkan:
1) Resume KontrakISPK;
2) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB); (Form Lampiran V)
3) Berita Acara Pembayaran (BAP)
BAB IV
PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal6
(1) Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilakukan
dengan mekanisme penyampaian Withdrawal
Application (WA) dan Financial Monitoring Report
(FMR) untuk kebutuhan 3 (tiga) bulan oleh Executing
Agency melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktorat Pengelolaan Kas NegaraISubdit Dana
Pinjaman dan Hibah kepada Bank Dunia.
(2) Untuk menjaga dana pada rekening khusus selalu
tersedia, Executing Agency diwajibkan segera
memproses konsep Replenishment dengan
mekanisme FMR tersebut pada ayat (1).
(3) Berdasarkan Rekening Koran dari Bank Indonesia,
apabila ketersediaan dana Rekening Khusus tidak
akan mencukupi kebutuhan pembiayaan kegiatan,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat
menerbitkan Surat Perintah Penghentian Pembayaran
Sementara kepada KPPN bersangkutan sehubungan
kekurangan dana Rekening Khusus dimaksud.
(4) Pembayaran kembali atas penghentian pembayaran
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dapat dilaksanakan setelah KPPN menerima surat
pemberitahuan dari Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas
Negara.
BAB V
PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN
Pasal7
(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN mengirimkan copy
SP2D, copy SPM, dan copy BAP atau Rekapitulasi
pengeluaran per kategori dan Persetujuan (No
Objection LetterlNOL) sepanjang dipersyaratkan.
(2) Pengiriman dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (I), disampaikan setiap hari Senin minggu
berikutnya dan dialamatkan kepada:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Sub Direktorat Dana Pinjaman dan Hibah
Gedung Perbendaharaan I Lantai IV
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta
(3) Sesuai ayat (1) di atas, KPPN agar tetap menyimpan
pertinggal SP2D lengkap dengan dokumen
pendukungnya, apabila sewaktu-waktu diperlukan
sebagai ekspedisi kedua.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal8
(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi
PinjamanlHibah Luar Negeri dilaksanakan menurut
ketentuan yang berlaku.
(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku..
BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal9
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, mernerintahkan
pengurnurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 28 lPBl2007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN-DANA
GRANT MULTI DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS
Total 22,476,000
***) Kategori (3) dan (4) menyertakan NOL apabila kontrak pengadaan barang
(goods) senilai > USD 100,000 dan atau kontrak konsultan sebesar > USD 50,000.
LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 IPBR007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAlRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEHDARUSSALAMDANNIAS
Nomor .................
Tanggal : ................
Yang bertanda tangan dibawah ini
I. Nama ....................................................
Jabatan : Pejabat Pernbuat Komitmen Program Percepatan Pernbangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK),
Kabupaten........................ Propinsi ............
Berdasarkan SK Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ................ Nomor ................
tanggal .............. bertindak atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya
disebut sebagai Pihak Pertarna.
II. Nama ....................................................
Jabatan : Ketua Unit Pengelola Kegiatan Dinas .........(UPKD)
Kabupaten................... selanjutnya disebut sebagai Pihak
Kedua.
Dengan ini menyepakati hal-ha1sebagai berikut :
(1) Pihak Pertama, rnenyetujui pemberian dana Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) kepada Pihak Kedua
sebesar Rp. .............. dengan 4 tahap pembayaran yaitu tahap I : 30%,
tahap II : 3 0 % , Tahap Ill : 30% dan Tahap IV 10%.
(2) Penarikan tahap I dilaksanakan setelah penandatanganan Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan (SPPB).
(3) Penarikan tahap II dari KPPN setelah pemanfaatan dana tahap I telah
mencapai 90% dan pelaksanaan kegiatan fisik mencapai 20%.
(4) Penarikan tahap Ill dari KPPN setelah pernanfaatan dana tahap I mencapai
loo%, tahap II mencapai 90%. dan pelaksanaan kegiatan fisik telah
mencapai 50%.
(5) Penarikan tahap IV dari KPPN setelah pemanfaatan dana tahap II
mencapai loo%, tahap Ill mencapai 90%, dan pelaksanaan kegiatan fisik
telah mencapai 80%.
(6) Pihak kedua diberi kewenangan untuk mengelola dana secara belanja
langsung dan atau menyalurkan dana ke pihak ketiga sesuai keputusan
forum musyawarah kabupaten, dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
TOTAL
No. Nama Kegiatan Belanja Langsung Pihak ketiga
(RP)
TOTAL
(7) Pembayaran kepada pihak ke 2 dilaksanakan melalui Bank ............. Nomor
Rekening ...........atas nama Rekening UPKD ............. Kabupaten ..................
Mengetahui
Bupati .......
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 lPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS
Nomor : ................
Pada hari ini .............. tanggal ........... bulan .......... tahun ..............kami yang
bertanda tangan dibawah ini :
. Nama ....................................................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Program Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK),
Kabupaten........................
II. Nama ....................................................
Jabatan : Ketua UPKD ................... Kabupaten ..............................
Berdasarkan pernberian bantuan ini, rnaka seluruh kegiatan melalui UPKD ......
Kabupaten ....... bertanggung jawab sepenuhnya atas penyelesaian kegiatan
dimaksud sesuai jadwal dan target yang telah ditentukan, dengan pendampingan
Konsultan P2DTK dan Monitoring oleh Pejabat Pernbuat Komitmen P2DTK kabupaten
Ketua
Unit Pengelola Kegiatan Dinas..... Kabupaten .....
Mengetahui:
Pejabat Pembuat Komitmen P2DTK Konsultan Manajemen Kabupaten
Kabupaten .................... (KM-Kab)
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 lPBROO7 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS
Yang bertanda tangan dibawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja
............. Menyatakan saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang
telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima
dengan perincian sebagai berikut:
Bukti
MAK Penerima Uraian Jumlah
No Tanggal Nomor
JUMLAH Rp
Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada
satuan kerja ................. untuk kelengkapan adrninistrasi dan keperluan
pemeriksanaan aparat pengawasan fungsional.
.............................(.......
Pembuat komitmen
Nama
NIPINRP
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTl DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS
Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua UPKD ..... Kabupaten........................ selaku
Pengelola DA - Kab P2DTK dengan ini menyatakan bahwa:
Penggunaan dana tahap I sampai dengan Ill yang telah dicairkan kepada UPKD .......
kabupaten ...........telah mencapai 90%, sesuai dengan rencana dalam Surat
Perjanjian Pemberian Bantuan Dana Alokasi Kabupaten (SPPB DA-Kab).
Dengan pencairan tahap terakhir ini, maka Ketua UPKD ......... Kabupaten...................
menyatakan sanggup menyelesaikan seluruh kegiatan sesuai Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan Dana Alokasi Kabupaten (SPPB DA-Kab) yang telah disepakati .
Mengetahui,
KM-Kabupaten
LAMPIRAN VII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 lPBl2007 TENTANG PETUNJUK
PEIAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTI DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DlSADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAM DAN NlAS
Ditetapkan di
Pada tanggal
Bupati
(............................1
Tembusan Yth :
1. Tim Koordinasi P2DTK Propinsi .......................
2. Konsutan Manajemen Provinsi P2DTK
3. Tim Koordinasi P2DTK Kabupaten....................
4. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
5. Pejabat Pembuat Komitmen Program Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus (P2DTK) Kabupaten
6 . Konsultan Manajemen Kabupaten P2DTK
7. Bank Penyalur setempat yang disetujui Musyawarah Kabupaten
LAMPIRAN Vlll
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 28 lPBl2M37 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTI DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
(SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEHDARUSSALAMDANNIAS
Nomor .................
Tanggal .................
Yang bertanda tangan dibawah ini
I. Nama ....................................................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Program Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus (PZDTK), Kabupaten..............
....... Propinsi
Mengetahui
Bupati ...............
LAMPIRAN IX
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER- 28 IPB12007 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA
GRANT MULTI DONOR TRUST FUND NOMOR TF057955
lSUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS
PROJECTIPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS) Dl NANGGROE
ACEH DARUSSALAMDAN NlAS
Nornor : ................
Pada hari ini .............. tanggal ........... bulan .......... tahun .............. karni yang
bertanda tangan dibawah ini :
I. Narna ....................................................
Jabatan : Pejabat Pernbuat Kornitrnen Program Percepatan Pernbangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus (PZDTK),
Kabupaten........................
II. Nama ....................................................
Jabatan : Ketua TPK .................... Kabupaten ..............................
Ketua
Tim Pengelola Kegiatan Kabupaten.........
Mengetahui:
Pejabat Pernbuat Kornitrnen PZDTK Konsultan Manajernen Kabupaten
Kabupaten ........ (KM-Kab)
VI. PENGELOLAAN BARANG MILIK 1
KEKAYAAN NEGARA
Catatan :
Triwulan I1 Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
PENGELOLAAN BARANG MILIKIKEKAYAAN-NEGARA
VII. PENGELOLAAN KAS NEGARA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
SURAT EDARAN
Nornor SE- 17 IPB12007
TENTANG
PENAMBAHAN DAN PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERIMAAN
(MAP) DAN MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MAK)
DALAM BAGAN PERKIRAAN STANDAR
Sesuai dengan pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nornor
13lPMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar dinyatakan bahwa Bagan Perkiraan
Standar selanjutnya dikelolalditambahldikurangi oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, mengingat pada saat pelaksanaan anggaran terdapat penerimaan
dan pengeluaran Kernenterian NegaralLernbaga yang belurn tertarnpung dalam Bagan
Perkiraan Standar.
Sehubungan dengan ha1 tersebut, dengan ini disarnpaikan penarnbahan dan
perubahan Uraian Mata Anggaran Penerirnaan (MAP) dan Mata Anggaran Pengeluaran
(MAK) dalarn Bagan Perkiraan Standar seperti dibawah ini:
1. Perubahan Uraian MAP dan MAK dalarn Bagan Perkiraan Standar
(sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran I);
2. Penarnbahan Kode MAP dan MAK dalam Bagan Perkiraan Standar
(sebagaimana tercanturn dalarn Larnpiran IIA, ll-B, Il-C, dan Il-D);
3. Kode MAP yang tidak digunakan (sebagairnana tercantum dalam Lampiran Ill).
Dernikian untuk dipedornani dan dilaksanakan sebagairnana rnestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Mei 2007
Direktur Jenderal,
ttd.
Herry Purnorno
NIP 060046544
Ternbusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2. Para Direktur di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DlREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SE- 17 /PB/2007 TENTANG PENAMBAHAN DAN
PERUBAHAN URAIAN MATA ANGGARAN PENERIMAAN (MAP) DAN
MATA ANGGARAN PENGELUARAN (MAK) DALAM BAGAN
PERKIRAAN STANDAR
I1 613221
I1 Belanja DAK
Kesehatan
Non DR Belanja DAK Bidang Kesehatan
I I 61324
Belanja DAK
Pemekaran
(Pemerintahan)
Non DR
Daerah
Belanja
Pemekaran
DAK
(Pemerintahan)
Bidang
Daerah
Bidang Kelautan
KELOMPOK PENDAPATAN
KELOMPOK BELANJA
Uraian
5138
-
I Pengembalian Belanja Cadangan Perubahan Sharing
51381 Pengembalian Belanja Cadangan Perubahan Sharing
513811 Pengernbalian Belanja Cadangan Perubahan Sharing
KELOMPOK PEMBIAYAAN
Kode Uraian
1 71151
Pengembalian Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri-
Perbankan
1 711515
Pengembalian Penerimaan Pembiayaan Dari Rekening
Dana lnvestasi
1 711516
Pengembalian Penerimaan Pembiayaan Dari Rekening
BUN untuk Obligasi
-
-
Pengembalian Penerimaan
Program Restrukturisasi
- - -
Kode Uraian
KELOMPOK PENDAPATAN
Kode Uraian
ttd .
Herry Purnomo
NIP 060046544
Tembusan :
1 . Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 18 lPBl2007
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-48lPBl2005 TENTANG MEKANISME
PENERBITAN SURAT PERINTAH PEMBUKUANIPENGESAHAN ATAS
REALlSASl PENARIKAN PlNJAMANlHlBAH LUAR NEGERI MELALUI
TATA CARA PEMBAYARAN LANGSUNG DAN LETTER OF CREDIT
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN KEDUA
ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-48lPB12005 TENTANG
MEKANISME PENERBITAN SURAT PERINTAH
PEMBUKUANI PENGESAHAN ATAS REALISAS1
PENARIKAN PlNJAMANlHlBAH LUAR NEGERI MELALUI
TATA CARA PEMBAYARAN LANGSUNG DAN LETTER
OF CREDIT.
Pasal l
Pasal II
Perubahan sebagaimana dirnaksud pada Pasal I di atas
merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-48/PB/2005.
Pasal Ill
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, rnernerintahkan
pengurnurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penernpatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang
selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
2. Rekening Kas Urnurn Negara, yang selanjutnya disebut
Rekening KUN adalah rekening tempat penyirnpanan
uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Urnurn Negara untuk rnenampung
seluruh penerirnaan negara dan rnernbayar seluruh
pengeluaran negara pada Bank Sentral.
3. Direktorat Pengelolaan Kas Negara, yang selanjutnya
disebut Direktorat PKN adalah unit organisasi eselon 1 I
pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
menyelenggarakan fungsi antara lain penatausahaan
Rekening KUN.
4. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, yang
selanjutnya disebut Direktorat APK adalah unit organisasi
eselon II pada Direktorat Jenderal Perbendaharaanyang
rnenyelenggarakan fungsi antara lain penyusunan
Laporan Keuangan Pernerintah Pusat.
5. Subdirektorat Kas Urnurn Negara, yang selanjutnya
disebut Subdit KUN adalah unit organisasi eselon Ill
pada Direktorat PKN yang rnenyelenggarakan fungsi
antara lain pengelolaan Rekening KUN.
6. Seksi Kas Urnurn Negara D, yang selanjutnya disebut
Unit Verifikasi dan Akuntansi adalah unit organisasi
eselon IV pada Subdit KUN yang rnernpunyai tugas
rnelaksanakan proses verifikasi dan akuntansi atas
transaksi keuangan rnelalui Rekening KUN, penyusunan
laporan realisasi penerirnaan dan pengeluaran rnelalui
Rekening KUN, dan penyusunan Laporan Keuangan
Tingkat Kuasa Bendahara Urnurn Negara.
7. Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian
keuangan, penginterpretasian atas hasilnya, serta
penyajian laporan.
8. Bukti penerirnaan adalah bukti transaksi yang
rnenyatakan adanya penarnbahan ekuitas pernerintah.
9. Bukti pengeluaran adalah bukti transaksi yang
rnenyatakan adanya pengurangan ekuitas pernerintah.
10. Bukti memorial adalah bukti transaksi penerirnaan dan
pengeluaran yang tidak rnernpengaruhi saldo Rekening
KUN.
11. Bukti transaksi adalah dokurnen surnber dan dokurnen
pendukung yang digunakan untuk rnencatat (rnerekarn)
rnutasi tambah dan rnutasi kurang saldo Rekening KUN.
12. Dokurnen surnber adalah Nota Bank Indonesia.
13. Dokurnen pendukung adalah dokumen yang digunakan
untuk rnelengkapi informasi transaksi pada dokurnen
sumber.
Pembukuan adalah kegiatan mencatat (merekam) bukti
transaksi Rekening KUN ke dalam buku harian dan buku
besar.
Buku Harian adalah buku bank, yaitu buku yang
digunakan untuk mencatat mutasi tambah dan mutasi
kurang saldo Rekening KUN (sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaanini).
Buku Besar adalah buku yang digunakan untuk mencatat
transaksi Rekening KUN menurut kelompok Mata
Anggaran Penerimaan (MAP) dan Mata Anggaran
Pengeluaran (MAK) yang disusun dari buku harian
(sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).
Laporan Kas Posisi adalah laporan yang menyajikan
informasi saldo Rekening KUN pada tanggal atau
periode tertentu (sebagaimana tercantum dalam
Lampiran llla dan lllb Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaanini).
Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang
menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja,
transfer, surplusldefisit dan pembiayaan, serta sisa
lebihlkurang pembiayaan anggaran yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu
periode.
Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi
keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana
pada periode tertentu.
Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan
informasi arus masuk dan keluar kas selama periode
tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan
non-anggaran.
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Rekening Kas
Umum Negara, yang selanjutnya disebut LPP-RKUN
adalah laporan yang menyajikan informasi transaksi
Rekening KUN menurut Bagian Anggaran, Unit
Organisasi, Fungsi, Subfungsi, Program, dan MAPIMAK
(sebagaimana tercantum dalam Lampiran IVa dan IVb
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).
Laporan Format I-Account APBN adalah Laporan
Rekening KUN yang disusun menurut format Undang-
Undang APBN.
Rekening KUN terdiri dari:
a. Rekening KUN dalam Rupiah, dengan nama "Rekening
Bendahara Umum Negara" Nomor 502.000000.
b. Rekening KUN dalam valuta USD, dengan nama
"Rekening KUN dalam Valuta USD" Nomor 600.50241 1.
BAB I1
PENATAUSAHAANBUKTITRANSAKSI
BAB Ill
AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Pasal 7
(1) Berdasarkan buku harian disusun Laporan Kas Posisi
berupa:
a. Laporan Kas Posisi Harian;
b. Laporan Kas Posisi Mingguan;
c. Laporan Kas Posisi Bulanan.
(2) Laporan Kas Posisi ditandatangani oleh Kepala Subdit
KUN dan disampaikan kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
Pasal 10
(1) Subdit KUN rnenyusun Laporan Keuangan Tingkat
Kuasa Bendahara Urnurn Negara Pusat sesuai dengan
Sistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pernerintah
Pusat.
(2) Laporan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
(3) Laporan Keuangan Tingkat Kuasa Bendahara Urnurn
Negara Pusat ditandatangani oleh Direktur Pengelolaan
Kas Negara dan disarnpaikan kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktur Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan.
Pasal 11
(1) Direktorat PKN rnelakukan rekonsiliasi dengan Bank
Indonesia atas Rekening KUN selarnbat-larnbatnya 1
(satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Hasil rekonsiliasi sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
dituangkan dalarn Berita Acara Rekonsiliasi
(sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran VI Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal I 2
(1) Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini, rnaka sernua peraturan yang
rnengatur tentang tata cara pernbukuan Rekening
Nornor 502.000000 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
293
(2) Hubungan antara Rekening KUN, Rekening
Penerimaanl Rekening Pengeluaran pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), dan
Rekening Pemerintah Lainnya akan diatur dalam
peraturan tersendiri.
Pasal I 3
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN QIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPB12007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA.
XXX
Jakarta, tanggallbulan/tahun
Kepala Seksi KUN . . .
(Nama lengkap)
NIP ...
LAMPIRAN 11
PERATURAN DIREKTUR JENDERALPERBENDAHAWN
NOMOR PER- 20 IPBR007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA
Jakarta, tanggallbulanltahun
Kepala Seksi KUN ...
(Nama lengkap)
NIP ...
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPBR007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA.
Jakarta, tanggallbulanfiahun
Kepala Subdit KUN
(Nama lengkap)
NIP ...
297
LAMPIRAN lllb
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPBl2007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA
(dalam Rp)
A. SALDO AWAL TANGGAL 99-99-9999 999.999,99
B. MUTASI TRANSAKSI TANGGAL 99-99-9999 999.999,99
MUTASI KREDIT 999.999,99
1. XXXXXXXXXX 999.999,99
2. XXXXXXXXXX 999.999,99
3. dst.
TOTAL KREDIT 999.999.99
MUTASI DEBET 999.999,99
1. XXXXXXXXXX 999.999,99
2. XXXXXXXXXX
3. dst.
TOTALDEBET 999.999,99
JUMLAH MUTASI DEBETIKREDIT 999.999.99
C. SALDO AKHIR TANGGAL 99-99-9999 999.999,99
Jakarta, tanggaVbulanRahun
Kepala Subdit KUN
(Nama lengkap)
NIP ...
LAMPIRAN IVa
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPBl2007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN REKENING KAS UMUM NEGARA
No BA, UNIT TRANS S D BULAN TRANS BUIAN IN1 TRANS S D BULAN IN1 KETERANGAN
ORGANlSASl IALU
DAN MATA
ANGGAWN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
99 999 99 999999 9999 999 999 999.99 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99
99 999 99 999999 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99
99 999 99 999999 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99 9999 999 999 999,99
JUMLAH 999 999 999,99 999 999 999,99 999 999 999.99
Jakarta, tanggal/bulan/tahun
(Nama lengkap)
NIP ...
LAMPIRAN IVb
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPB12007 TENTANG TATA C A M
PENGELOLAANREKENING KAS UMUM NEGARA
Tanggal Awal
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Tanggal Akhir
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Jenis Anggaran
DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA
Jakarta, tanggal/bulan/tahun
(Nama lengkap)
NIP ...
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 20 lPBl2007 TENTANG TATA CARA
PENGELOLAANREKENING KAS UMUM NEGARA.
NOTA PENYESUAIAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Nomor (1)
DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA Tanggal (2)
Tahun Anggaran (3)
Pada hari ........... tanggal ............ bulan ...............tahun ............... berternpat di .................
antara Bank lndonesia dan Departernen Keuangan telah rnelaksanakan rekonsiliasi saldo
Rekening ............... Nornor .................. dengan hasil sebagai berikut:
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Manetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGELOLAAN REKENING MlLlK KEMENTERIAN
NEGARNLEMBAGA IKANTORISATUAN KERJA.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang
dimaksud dengan:
1. Bendahara Urnum Negara adalah Menteri Keuangan.
2. Kuasa Bendahara Urnurn Negara Pusat adalah Direktur
Jenderal Perbendaharaan.
3. Kuasa Bendahara Urnum Negara di Daerah adalah
Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
305
KantorlSatuan Kerja adalah unit instansi vertikal di
bawahl di lingkungan Kementerian
NegaralLembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan.
Rekening Penerimaan adalah rekening pada bank
sentrallbank umumlkantor pos yang dipergunakan untuk
menampung uang pendapatan negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada kantorlsatuan kerja
kementerian negarallembaga.
Rekening Pengeluaran adalah rekening pada bank
umumlkantor pos yang dipergunakan untuk menampung
uang bagi keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada kantorlsatuan kerja
kementerian negarallembaga.
Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat
penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk
menampung seluruh penerimaan negara dan membayar
seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional danlatau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Kantor Pos adalah unit pelaksana teknis penyedia
layanan jasa pos dan giro serta layanan pihak ketiga
lainnya.
BAB II
BAB IV
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING
Pasal5
( I ) Perrnohonan persetujuan pernbukaan rekening dalarn
rangka pelaksanaan penerirnaan dan pengeluaran
anggaran disarnpaikan oleh Pengguna AnggaranlKuasa
Pengguna Anggaran dengan rnenggunakan forrnulir
dalarn Larnpiran I Peraturan Menteri Keuangan Nornor
57lPMK.0512007, dengan dilarnpiri:
a. Fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran; dan
b. Surat Pernyataan tentang Penggunaan Rekening,
dengan rnenggunakan forrnulir dalarn Larnpiran II
Peraturan Menteri Keuangan Nornor
571PMK.0512007.
(2) Perrnohonan persetujuan pernbukaan rekening
sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) disarnpaikan
kepada:
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran yang
pernbayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranIKuasa
Pengguna Anggaran yang pernbayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
(3) Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN
berwenang rnenolak perrnohonan persetujuan
pernbukaan rekening yang diajukan apabila permohonan
tersebut tidak rnernenuhi ketentuan sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1).
(4) Surat persetujuan atau penolakan Direktur Jenderal
Perbendaharaan atau Kepala KPPN rnenggunakan
forrnulir dalarn Larnpiran Ill Peraturan Menteri Keuangan
Nornor 57lPMK.0512007.
(1) Permohonan persetujuan pembukaan rekening lainnya di
lingkungan Kementerian NegaraILembaga disampaikan
oleh MenterilPimpinan Lembaga kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan, dengan menggunakan
formulir dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 57lPMK.0512007 serta dilampiri Surat Pernyataan
tentang Penggunaan Rekening, dengan menggunakan
formulir dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 57lPMK.0512007.
(2) Dalam ha1 rekening lainnya juga dibuka pada
KantorlSatuan Kerja di lingkungan Kementerian
NegaralLembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal4
ayat (2), permohonan persetujuan pembukaan rekening
lainnya untuk KantorlSatuan Kerja di lingkungan
Kementerian NegaraILembaga yang bersangkutan
disampaikan dalam satu permohonan oleh
MenterilPimpinan Lernbaga kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan, dengan rnelarnpirkan daftar
KantorISatuan Kerja yang akan memiliki rekening lainnya
tersebut.
(3) Direktur Jenderal Perbendaharaan berwenang menolak
permohonan persetujuan pembukaan rekening yang
diajukan apabila permohonan tersebut tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2).
(4) Surat persetujuan atau penolakan Direktur Jenderal
Perbendaharaan menggunakan formulir dalam Lampiran
Ill Peraturan Menteri Keuangan Nomor 571PMK.0512007.
(5) Untuk keperluan sebagairnana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2), surat persetujuan atau penolakan Direktur
Jenderal Perbendaharaan juga dilampiri dengan daftar
KantorlSatuan Kerja yang diajukan permohonan
persetujuan pembukaan rekeningnya.
Pasal 10
(1) Rekening sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 3 dan
Pasal 4 harus dilaporkan dan disajikan dalam daftar
larnpiran pada Laporan Keuangan Kernenterian
NegaralLembagalKantorISatuan Kej a Yang
bersangkutan dengan menggunakan forrnulir dalarn
Larnpiran V Peraturan Menteri Keuangan Nornor
57lPMK.0512007.
(2) Setiap akhir semester, daftar rekening sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) wajib disampaikan oleh
MenteriIPirnpinan LernbagaIKepala KantorISatuan Kerja
kepada :
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
pernbayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranIKuasa
Pengguna Anggaran yang pernbayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
Pasal II
(1) Direktorat Pengelolaan Kas Negara berdasarkan daftar
rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) huruf a, dan KPPN berdasarkan daftar rekening
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b,
menggabungkan daftar rekening seluruh KantorlSatuan
Kerja dengan menggunakan formulir dalam Lampiran V
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57lPMK.0512007,
dan dilampirkan pada Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat Tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara setiap
akhir semester.
(2) Gabungan daftar rekening sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus sama dengan daftar rekening yang dibuat
berdasarkan laporan pembukaan rekening sebagaimana
dimaksud dalam Pasal9 ayat (3).
BAB VII
SANKSI
Pasal 12
Kementerian NegaralLembagaIKantorlSatuan Kerja yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini dapat dikenakan sanksi sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67lPMK.0512007
tentang Pengenaan Sanksi Dalam Rangka Pengelolaan dan
Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/SatuanKerja.
BAB Vlll
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
Pembukaan rekening selain untuk tujuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 tidak dapat dilaksanakan atas
nama jabatan.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasall4
(1) Rekening Penerimaan dan Rekening Pengeluaran yang
telah dibuka sebelum berlakunya Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini harus dimintakan
persetujuan, dengan menggunakan formulir dalam
Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57lPMK.0512007 kepada :
a. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Pengguna
AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran yang
pembayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara; atau
b. Kepala KPPN untuk Pengguna AnggaranlKuasa
Pengguna Anggaran yang pembayarannya
dilaksanakan oleh KPPN.
(2) Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN
dapat menyetujui atau menolak permohonan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Surat persetujuan atau penolakan Bendahara Umum
NegaraIKuasa Bendahara Umum Negara menggunakan
formulir dalam Lampiran Ill Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 57lPMK.0512007.
(4) Terhadap rekening yang disetujui permohonan
persetujuannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan KPPN membuat
daftar rekening menggunakan formulir dalam lampiran V
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57lPMK.0512007.
(5) Rekening yang ditolak permohonan persetujuannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penyelesaiannya
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
58lPMK.0512007 tentang Penertiban Rekening
Pemerintah pada Kementerian NegaralLembaga.
Pasal I 5
(1) Rekening lainnya yang telah dibuka sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, harus
dimintakan persetujuan oleh MenterilPimpinan Lembaga
dengan menggunakan formulir dalam Lampiran VI
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57lPMK.0512007
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.
(2) Dalam ha1 rekening lainnya juga telah dibuka pada
KantorlSatuan Kerja di lingkungan Kementerian
NegaralLembaga bersangkutan, rekening lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (I), termasuk
rekening lainnya yang telah dibuka oleh Kepala
KantorlSatuan Kerja diajukan dalam satu permohonan
oleh MenterilPimpinan Lembaga dengan cara dibuat
dalam satu daftar rekening dengan menggunakan
formulir dalam Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 571PMK.0512007.
(3) Direktur Jenderal Perbendaharaan dapat menyetujui
atau menolak permohonan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, mernerintahkan
pengurnurnan Peraturan ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN l
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-351PBl2007 TENTANG PENGELOLAAN
REKENING MlLlK KEMENTERIAN NEGARN
LEMBAGNKANTORISATUAN KERJA
KOP SURAT
Yth. .......................... 1)
di
.................................. 2)
Kepala Kantor,
............................6).
NIP. ........................
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT PERMOHONAN PEMBUKAAN REKENING
No. Uraian
1. Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaanuntuk kantorlsatuan kej a yang
dibayar melalui Dit. Pengelolaan Kas Negara; atau
- Kepala KPPN untuk kantorlsatuan kerja yang dibayar melalui KPPN.
5. Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain a dan b, berdasarkan kebutuhan yang
benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.
KOP SURAT
Yth. .......................... 1)
di
.................................. 2)
Kepala Kantor,
...............................
8).
NIP. ........................
No. Uraian
1. Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk kantorlsatuan kerja yang
dibayar rnelalui Dit. Pengelolaan Kas Negara; atau
- Kepala KPPN untuk kantorlsatuan kerja yang dibayar rnelalui KPPN.
7. Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalarn rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerirnaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalarn
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain huruf a dan huruf b, berdasarkan
kebutuhan yang benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan
kerja sesuai dengan bidang tugasnya.
KOP SURAT
Yth. ............................2)
di
.................................. 3)
.............................. 12).
NIP. ........................
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT PERSETUJUANIPENOLAKANPERMOHONAN PEMBUKAAN REKENING
9. Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain a dan b, berdasarkan kebutuhan yang
benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.
12. Diisi : Nama Jelas Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN
NOMOR PER-35IPBnCO7 TENTANG PENGELOLAAN
REKENING MlLlK KEMENTERIAN NEGARAl
LEMBAGNKANTORISATUAN KERJA
KOP SURAT
Yth. ........................... 1)
di
.................................. 2)
surat persetujuan Menteri Keuangan tanggal ............3), Nomor ...................... 4), karni
Kepala Kantor,
............................... 9)
NIP. ........................
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT LAPORAN PEMBUKAAN REKENING
No. Uraian
1 Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk kantorlsatuan kerja yang
dibayar melalui Dit. Pengelolaan Kas Negara; atau
- Kepala KPPN untuk kantorlsatuan kerja yang dibayar melalui KPPN.
8 Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain a dan b, berdasarkan kebutuhan yang
benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.
KOP SURAT
Yth. ........................... 1)
di
.................................. 2)
Kepala Kantor,
............................... 7)
NIP. ........................
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT PERMOHONAN PERSETUJUANATASREKENINGYANGSUDAH
DlBUKA
- -
No. Uraian
1 Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk kantorlsatuan kerja yang
dibayar melalui Dit. Pengelolaan Kas Negara; atau
- Kepala KPPN untuk kantorlsatuan kerja yang dibayar melalui KPPN.
2 Diisi : Jakarta atau nama kota tempat lokasi KPPN
6 Diisi :
a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan;
atau
b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh
Bendahara Pengeluaran; atau
c. Menampung selain a dan b, berdasarkan kebutuhan yang
benar-benar diperlukan untuk kantorlsatuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.
........................................
NIP..............................
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR REKENING KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGN
KANTORISATUAN KERJA
TENTANG
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang
dimaksud dengan:
1. Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat adalah Direktur
Jenderal Perbendaharaan.
2. Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah adalah
Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
3. Rekening adalah rekening milik Kementerian Negaral
LembagaIKantorlSatuanKerja.
4. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN
pada kantorlsatuan kerja kementerian negardlembaga.
5. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, rnembayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
untuk keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada kantorlsatuan kerja
kementerian negarallembaga.
6. KantorlSatuan Kerja adalah unit instansi vertikal di
bawah I di lingkungan kementerian negardlembaga
dan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengelola
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
7. Tim Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian
NegaraILembaga selanjutnya disebut sebagai Tim
Penertiban Rekening adalah tim yang dibentuk oleh
Menteri Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 254lKMK.0512007.
8. Sekretariat Tim Penertiban Rekening selanjutnya disebut
Sekretariat Tim adalah unsur penunjang administrasi dan
dukungan teknis pada Tim Penertiban Rekening yang
beralamat di Gedung Perbendaharaan I Lantai IV Jalan
Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Nomor Telp.1Faksimile 021-3844423.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal2
Penertiban rekening dilaksanakan terhadap seluruh rekening
di lingkungan Kementerian NegaralLembagalKantorISatuan
Kerja yang telah ada sebelum ditetapkannya Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.05/2007 tentang
Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian
NegaraILembaga.
BAB Ill
PENERTIBAN REKENING PEMERINTAH
Bagian Kesatu
Tim Penertiban Rekening
Pasal3
Tim Penertiban Rekening melaksanakan penertiban terhadap
seluruh rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal2.
Bagian Kedua
Tahapan lnventarisasi
Pasal4
(1) Kementerian NegaraILembaga melaksanakan
inventarisasi dan penelitian atas seluruh rekening yang
dikelolanya dengan mengisi data rekening menggunakan
formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini.
(2) Formulir yang telah diisi disampaikan kepada Sekretariat
Tim paling lambat tanggal 31 Juli 2007.
BAB IV
TINDAK LANJUT
TERHADAP PENYELESAIAN PENERTIBAN REKENING
Pasal8
(1) Dalarn ha1 rekornendasi berupa Rekening dipertahankan
sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 7 huruf a, langkah-
langkah yang harus dilaksanakan:
a. MenterilPirnpinan LernbagalKepala KantorlSatuan
Kerja rnenyarnpaikan perrnintaan persetujuan atas
rekening yang telah dibuka kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala KPPN rnitra
kerjanya dengan rnenggunakan forrnulir dalarn
Larnpiran VI Peraturan Menteri Keuangan Nornor
571PMK.0512007;
b. Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala
KPPN menerbitkan Surat Persetujuan dengan
rnenggunakan formulir dalarn Larnpiran Ill Peraturan
Menteri Keuangan Nornor 57lPMK.0512007;
c. Direktorat Jenderal Perbendaharaan atau KPPN
rnencatat data rekening dengan rnenggunakan
forrnulir dalarn Larnpiran V Peraturan Menteri
Keuangan Nornor 571PMK.0512007.
(2) Kernenterian Negara/Lernbaga/Kantor/Satuan Kej a
rnencatat dan rnelaporkan Rekening sebagairnana
dirnaksud pada ayat (1) dengan berpedornan pada
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-35lPBl2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Rekening Milik Kernenterian
Negara/Lernbaga/Kantor/Satuan Kerja.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-36lPB12007 TENTANG TINDAK LANJUT
ATAS PENERTIBAN REKENING PEMERINTAH PADA
KEMENTERIAN NEGARAlLEMBAGAl KANTORISATUAN
KERJA
1. No. Rekening
2. Bank : ..................................
I l l
3. Jenis rekening : a. Giro b. Deposito
4. Atas nama : ...........................................
5. Penanggung jawab : ...............
6. Landasan hukum pembentukan : ........
7. Rekening dimaksud : aktif Itidak aktif
8. Saldo per 31 Desember 2006, Rp.........
9. Saldo per 30 Juni 2007, Rp. .......
10. Saldo terakhir per .................... Rp .............
11. Dana rekening selain bungaljasa giro yang bersangkutan berasal dari :
a. satu (1) sumber
b. dua (2) sumber atau lebih
12. Jenis sumber dana rekening tersebut :
a. APBN Bendahara Penerima
b. APBN Bendahara Pengeluaran
c. Pegawai
d. Jaminan
e. Sumbangan Pihak ke-3
f. Titipan
g. Bungaljasa giro Rekening Lain
h. Lain-lain (sebutkan) :......................
Jelaskan : ............................
13. Apa tujuan pembentukan rekening tersebut :
a. Pelaksanaan kegiatan tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan
b. Operasional kantor
c. Kesejahteraan pegawai
d. Tabungan pegawai untuk perumahan
e. Tabungan pegawai untuk dana kesehatan
f. Digulirkan
g. Jaminan
h. lain-lain (sebutkan) :...........................
Jelaskan :............................
14. Penarikan uang digunakan untuk apa ? ljawaban dapat lebih dari satu)
a...........
b...........
c. dst
15. Perlakuan Bungaljasa giro atas rekening :
a. rnenambah rekening
b. diambil dan disetor ke kas negara
c. diarnbil dan digunakan untuk kepentingan lain
16. Pertanggungjawaban rekening tersebut :
masuk dalarn Neraca departernenllernbaga : Yarridak
a. diuraikan dalarn CALK departemenllernbaga : Yanidak
b. laporan pertanggungjawaban terpisah.
c. Lainnya .............
17. Apakah rekening dimaksud masih perlu dipertahankan :Ya/Tidak
18. Apabila rnasih anda perlukan, dalarn jangka waktu terbatasnerus menerus:
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. > 2 tahun
19. Apabila rekening dirnaksud tidak diperlukan, apakah anda setuju rekening tersebut
ditutup? Saldonya sernestinya kernana ?
a. Rekening Kas Negara (RKN)
b. Lainnya (sebutkan) :....................
Jelaskan :
PETUNJUK PENGlSlAN
FORMULIR PENJELASAN MASING-MASING REKENING
PADA KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA
338
IAMPlRAl
- -- -
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERRFNDAHARP
-AN
NOMOR PER36mB/ZM)7 TENTANG TINDAK LANJUT
ATAS PENERTIBAN REKENING PEMERINTAH PADA
KEMENTERIAN NEGARAlLEMBAGAl KANTORISATUAN
KERJA
KOP SURAT
Yth. .......................... 2 )
di
.................................. 3)
...............................8).
NIP. ........................
Ternbusan :
....................................................
9)
PETUNJUK PENGlSlAN
SURAT PERMINTAAN PENUTUPAN REKENING DAN PEMINDAHBUKUAN
SALDO
No. Uraian
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN TENTANG TATA CARA
PELAPORAN BELANJA YANG DlDANAl DARl
PlNJAMANlHlBAH LUAR NEGERI DALAM PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN
NEGARAILEMBAGA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasall
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
yang dimaksud dengan:
1. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar,
konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik
spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalarn
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
2. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas
Umum NegaralDaerah yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pernbayarannya kembali oleh
pemerintah.
3. Belanja PinjamanIHibah Luar Negeri adalah Belanja
yang didanai dari PinjamanlHibah Luar Negeri yang
dilakukan oleh Kementerian NegaralLernbaga.
(1) Kernenterian NegaraILernbaga wajib mengakuntansikan
transaksi keuangan atas pelaksanaan anggaran baik
yang didanai dari rupiah rnurni rnaupun pinjarnanlhibah
luar negeri.
(2) Pengakuntansian transaksi keuangan sebagaimana
dirnaksud pada ayat ( I ) rnenggunakan Sistern Akuntansi
lnstansi yang telah ditetapkan Menteri Keuangan.
(3) Kegiatan yang didanai dari PinjarnanlHibah Luar negeri
akan rnenirnbulkan terjadinya pengakuan belanja,
penerirnaan pernbiayaan dan utang luar negeri.
BAB II
DOKUMEN SUMBER
Pasal3
1) Dokurnen Surnber yang dijadikan dasar pencatatan
Realisasi Belanja yang didanai dari PinjarnanlHibah Luar
Negeri adalah Notice of Disbursement (NOD) dan Surat
Perintah PernbukuanIPengesahan (SP3) yang sesuai
dengan tahun terbitnya NOD.
2) Withdrawal Application/Surat Kuasa PernbebananlSurat
Kuasa Mernbayar adalah dokurnen yang digunakan
untuk pengajuan permintaan pernbayaran kepada
Lender dan bukan rnerupakan dokurnen pencatatan
realisasi belanja yang didanai dari PinjarnanlHibah Luar
Negeri pada Kernenterian NegaraILernbaga.
BAB Ill
PENGAKUAN BELANJA, UTANG, DAN PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
Pasal4
Belanja yang didanai dari pinjarnanlhibah luar negeri,
Penerirnaan Pernbiayaan atas penarikan pinjarnanlhibah
luar negeri dan utang luar negeri diakui pada tanggal
diterbitkannya NODoleh Lender.Pasal 5
BAB IV
PELAPORAN
Pasal5
(1) Surat Perintah PernbukuanlPengesahan (SP3) dan NOD
rnerupakan dokumen surnber yang digunakan oleh
Satuan Kerja dalarn rnengakuntansikan Realisasi
Belanja PinjarnanlHibah Luar Negeri.
(2) Dokurnen Surnber sebagairnana dirnaksud pada ayat (1)
untuk dapat diproses dalarn Aplikasi Sistern Akuntansi
Instansi, rnaka tanggal dan tahun SP3 dan NOD harus
sama dengan tahun anggaran berjalan.
(3)Sesuai dengan pengakuan Utang dan Penerirnaan
Pernbiayaan sebagairnana dirnaksud pada pasal 4,
untuk SP3 yang diterbitkan pada tahun anggaran yang
sarna dengan tahun anggaran NOD dikeluarkan, rnaka
SP3 dan NOD dirnaksud dibukukan sebagai realisasi
belanja pinjamanlhibah luar negeri pada tahun anggaran
terbitnya SP3ltahun anggaran berjalan.
(4) SP3 yang diterbitkan pada tanggal dan tahun anggaran
yang tidak sarna dengan tanggal dan tahun anggaran
NOD dikeluarkan, rnaka SP3 dirnaksud dibukukan
sebagai realisasi pada tanggal dan tahun anggaran
terbitnya NOD.
(5) SP3 sebagaimana dirnaksud pada ayat (4), Kernenterian
NegaralLernbaga tidak perlu mernbukukan realisasi
belanja tersebut dalarn tahun anggaran berjalan, tetapi
cukup dengan rnernberikan penjelasan dalarn Catatan
atas Laporan Keuangan atas SP3 dirnaksud..
BAB V
KOREKSI
Pasal6
Kementerian NegaralLernbaga yang terlanjur mernbukukan
Realisasi Belanja PinjamanIHibah Luar Negeri
rnenggunakan dokurnen surnber yang tidak sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini agar
melakukan koreksi Laporan Keuangan sebagaimana diatur
dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor
69 tahun 2006 tentang Pedornan Koreksi Kesalahan
Laporan Keuangan dan rnenyarnpaikan kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal7
(1) Sambil menunggu Peraturan Menteri Keuangan tentang
Sistem Akuntansi Utang, rnaka tata cara pencatatan
belanja yang didanai dari pinjamanlhibah luar negeri
agar mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
(2) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku
untuk penyusunan Laporan Keuangan Kernenterian
NegaralLernbagaTahun Anggaran 2006.
BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal8
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2007
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HERRY PURNOMO
NIP 060046544
M. U M U M
(Tata Usaha, Kesekretariatan)
Triwulan I1 Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
U M U M (Tata Usaha, Kesekretariatan)
X. ORGANISASI & TATA LADANA
1 Catatan :
Triwulan I1 Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
O R G A N I S A S I & TATA L A K S A N A
XI. K E P E G A W A I A N
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
SURAT EDARAN
Nornor SE- 16 IPBl2007
TENTANG
PENllAlAN KINERJA PARA CALON PEGAWAI NEGERI SlPlL DAN
PEGAWAI MAGANG LULUSAN SEKOLAH TlNGGl AKUNTANSI NEGARA
LINGKUP KANTOR WllAYAH DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 April 2007
a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Sekretaris Direktorat Jenderal
ttd.
Siswo Sujanto
NIP 060031000
1 Triwulan I I Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
KEUANGAN
XIII. P E R L E N G K A P A N
Catatan
1 Triwulan I I Tahun 2007 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai
PERLENGKAPAN
ForumPrima
http://forumprima.multiply.com