Anda di halaman 1dari 34

USULAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA













JUDUL PENELITIAN

ANALISIS PERILAKU KESEIMBANGAN
NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA



TIM PENGUSUL;

Ketua Peneliti
Salman Munthe, S.Pd.M.Si
NIDN: 0120047801
Anggota Peneliti
Ahmadi Sarip, SE.M.Si
NIDN: 0119068801

UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN MEDAN
Nopember, 2013


Kode/Nama Rumpun Ilmu: 561/Ekonomi Pembangunan



HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA



Judul Penelitian : Analisis Perilaku Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 561/ Ekonomi Pembangunan

Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Salman Munthe, S.Pd.M.Si
b. NIDN : 0120047801
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Program Studi : Ekonomi Pembangunan
e. Nomor HP : 085213907500
f. Email : ss2salman@yahoo.com

Anggota Peneliti : 1 orang
a. Nama Lengkap : Ahmadi Sarip, SE.M.Si
b. NIDN : 0119068801

Biaya Penelitian :- diusulkan ke DIKTI Rp. 15.000.000
:- dana internal PT Rp. 10.000.000
:- dana institusi lain Rp.
:- inkind (sebutkan) Rp. dua puluh lima juta rupiah

Medan, 2 Nopember 2013
Mengetahui, Ketua Peneliti,




Salman Munthe, S.Pd.M.Si


Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat









i

DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI i
RINGKASAN ii

BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB III METODE PENELITIAN 16
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 20

DAFTAR PUSTAKA 21

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Justifikasi Anggaran Penelitian
Lmpiran 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan pembagian tugas
Lampiran 3 Biodata ketua dan Anggota Peneliti
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti
















ii

RINGKASAN

Penelitian ini berjudul Analisis Perilaku Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia. Tujuan
Penelitian ini adalah untuk membuktikan keterkaitan variabel fundamental ekonomi baik sektor riil
maupun sektor moneter terhadap Perilaku Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia.
Untuk keperluan analisis data yang digunakan adalah data sekunder (time series) , yang
diestimasi adalah data bulanan dimulai Januari 2008 sampai dengan Januari 2013 yaitu tentang nilai
tukar riil. Sampel yang diambil adalah 60 sampel dan model analisis yang digunakan adalah model
(Behavior Equilibrium Exchange Rate - BEER).
Hasil penelitian mengungkap bahwa Perilaku Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia
dipengaruhi oleh variabel sektor riil ( terms of trade, produktivitas dan risiko) dengan nilai sangat
tidak signifikan sebesar (1.17%) dan variabel sektor moneter (aktiva luar negeri bersih dan perbedaan
suku bunga dalam negeri dan luar negeri) sangat signifikan pengaruhnya terhadap perilaku
keseimbangan nilai tukar riil di Indonesia sebesar (90.49%).
Rencana penelitian ini dilakukan selama 2 semester / 1 tahun yang melibatkan dua orang
peneliti yang telah menekuni masalah moneter.
Selanjutnya, kajian ini menyarankan agar pemegang kebijakan moneter yaitu Bank Indonesia
(BI) lebih menekankan perhatian pada sektor moneter untuk dapat menjaga kestabilan nilai tukar riil
rupiah terhadap mata uang khususnya dolar AS.











1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian
Sejalan dengan kondisi moneter yang kurang kondusif, stabilitas sistim moneter saat
ini begitu lemah dengan bukti terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai
Rp.11.600. 1 $ US yang tentunya ini menjadikan gejolak harga-harga terutama harga barang
impor yang senantiasa hadir di Negara kita, jika ini terus terjadi dihawatirkan kita akan seperti
masa 1997 kerisis moneter yang semakin mengantarkan bangsa ini ke titik nadir, olehnya
peneliti akan melihat perilaku keseimbnagan nilai tukar riil yang terjadi di negara berkembang
yang hampir dipastikan setiap 10 tahun terjadi pukulan keras terhadap mata uang kita,
olehnya dalam proposal ini saya mengambil judul : Analisis Perilaku Keseimbangan Nilai
Tukar Riil di Indonesia

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, bahwa faktor-faktor fundamental yaitu (terms of trade,
produktivitas, risiko aktiva luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam negeri dan
luar negeri), merupakan variabel yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku nilai tukar
riil. Dengan demikian yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar
pengaruh variabel fundamental ekonomi yaitu (terms of trade, produktivitas, risiko,
aktiva luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam negeri dan luar negeri)
terhadap perilaku nilai tukar riil di Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

2

1. untuk membuktikan keterkaitan antara variabel fundamental ekonomi baik sektor riil
maupun sektor moneter terhadap perilaku nilai tukar riil di Indonesia.
2. untuk mengetahui secara nyata faktor fundamental manakah (sektor riil maupun sektor
moneter) yang paling dominan mempengaruhi perilaku nilai tukar riil di Indonesia.
3. untuk dapat memproyeksikan kisaran nilai tukar yang wajar untuk beberapa bulan ke
depan.

1.4. Kegunaan Penelitian
1. penelitian ini akan berguna bagi pemegang kebijakan moneter tentunya bagi Bank
Indonesia (BI) dalam mengambil keputusan yang terkait dengan kisaran nilai tukar yang
wajar untuk beberapa tahun kedepan
2. penelitian ini dapat menambah kajian bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang
perilaku nilai tukar riil di Indonesia.


























3


BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN



2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1. Sejarah Perjalanan Kebijakan Sistim Nilai Tukar dan Devaluasi di Indonesia

Pertama kali Indonesia mengkaitkan nilai rupiah terhadap $ di tahun 1949, dengan
nilai tukar satu $ kira-kira sama dengan Rp. 0,0038 jika diukur dengan nilai rupiah kira-kira
Rp. 10.000, belakangan ini. Sehingga nilai tukar rata-rata rupiah dari fluktuasi yang ada
dibandingkan dengan sekarang, maka nilai rupiah telah mengalami kemerosotan cukup tajam
saat awal pengkaitan terhadap $.
Seperti dijelaskan di atas bahwa devaluasi diartikan sebagai suatu kebijakan
pemerintah dalam menyesuaikan nilai tukar domestik (Rp) terhadap sekeranjang mata uang
asing (basket of currencies), khususnya $ AS. Kebijakan ini bertujuan merangsang ekspor dan
sebaliknya merupakan kontraksi atau menurunkan volume maupun nilai impor yang ada, pada
gilirannya dapat memperbaiki posisi neraca transaksi berjalan (current account) yang
langsung dapat memantapkan posisi cadangan devisa. Namun, sasaran kebijakan devaluasi
tersebut memang tidak sesederhana seperti di atas, karena rangkaian persoalan baru
bermunculan akibat diluncurkannya devaluasi tersebut. Rangkaian persoalan inilah yang
cukup menakutkan masyarakat khususnya dunia usaha maupun pelaku bisnis.
Nilai Tukar Riil ( Real Excange Rate )
Dalam perdagangan internasional, pertukaran barang dan jasa antarnegara tidak lagi
menggunakan mata uang negara yang bersangkutan, tetapi menggunakan mata uang yang
dapat diterima semua negara. Harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain
disebut kurs nilai tukar (excange rate). Hong (1998; 147), menyatakan bahwa perilaku nilai
tukar riil adalah regimependent, yaitu tergantung pada sistim nilai tukar yang berlaku pada

4

negara-negara yang bersangkutan. Dengan demikian the non monetary hyphotesis of
exchange rate arrangement semakin kuat terbukti bahwa volalitas nilai tukar riil akan
menjadi kuat jika negara memakai sistim nilai tukar tetap yang di tetapkan pemerintah.
Pendapat Hong bertolak belakang dengan apa yang pernah diteliti oleh Fridman dan
Sohmen (dalam Kurniati & Hardiyanto, 1999; 45), yang menyatakan bahwa dalam rejim nilai
tukar mengambang, nilai tukar riil akan lebih stabil karena nilai tukar nominal akan meng
ofsed dampak dari laju inflasi terhadap daya saing internasional suatu negara. Pendapat ahli
moneter yang lain seperti Flood dan Musa (dalam Sarwono & Warjiwo, 1998; 14),
menegaskan secara umum bahwa dalam sistim nilai tukar fleksibel kebijakan moneter dapat
lebih efisien dalam mempengaruhi gerakan ekonomi dan nilai tukar dalam jangka panjang.
2.1.2. Teori-Teori Nilai Tukar (Kurs)

1. Interest Rate Parity Theory (IRP Theori)

IRP adalah salah satu teori yang paling dikenal dalam keuangan internasional yang
menerangkan bagaimana hubungan antara bursa valas (forex market) dan pasar uang
internasional (money market). Teori IRP menyatakan bahwa perbedaan tingkat bunga pada
pasar uang internasional (internasional money market ) akan cenderung sama dengan
forward rate premium.
Sebagai catatan bahwa perpindahan modal antarnegara memerlukan biaya transaksi,
sehingga terdapat suatu batas tertentu (plus atau minus) di antara tingkat paritas, tingkat
bunga di mana tidak akan terjadi transfer modal. Dengan kata lain, jika keuntungan yang
diperoleh, baik didasarkan atas perbedaan tingkat bunga atau risiko perubahan nilai tukar,
masih lebih kecil atau sama dengan biaya transaksi, maka trasfer modal antarnegara tidak
akan terjadi. Sehingga tingkat keseimbangan tidak terjadi pada suatu garis lurus OP, akan
tetapi pada suatu daerah atau area di sekitar OP.



5

2. Purchasing Power Parity Theory (PPP Theory)

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar (kurs) adalah perbedaan tingkat
inflasi antara beberapa negara. Pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar (kurs) dapat
dijelaskan berdasarkan teori paritas daya beli (Purchasing Power Parity). Penjelasan teori ini
didasarkan pada the law of one price yaitu hukum yang menyatakan bahwa harga produk
yang sama di kedua negara yang berbeda akan sama pula bila dinilai dalam satu satuan mata
uang yang sama. Teori ini dikenal sebagai teori paritas daya beli absolut ( purchasing power
parity absolute). Pendapat Koranchelian, (2005; 7) menyatakan bahwa konsep PPP sering
dikaitkan untuk menaksir analisis pasar dan juga menginmginkan penaksiran keseimbangan
nilai tukar riil. Misalnya, harga 1 kg buah apel- USA pada dua tempat sebagai berikut.

Jakarta New York
Rp.8.000 $1


Ini berarti bahwa harga 1 kg apel USA = Rp. 8.000,- = $1, dengan demikian kurs valas
Rp./$ berdasarkan paritas daya beli dari masing-masing mata uang adalah sebesar Rp.8.000,-
/$. Dalam kenyataan sering terbukti bahwa forex rate yang diperhitungkan berdasarkan
PPP absolut tersebut tidak mencerminkan nilai tukar (kurs) sesungguhnya yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sebagai pemegang kekuasaan moneter. Dalam hal demikian,
terjadi apa yang dikenal sebagai overvaluation atau undervaluation, seperti ditunjukkan
oleh Grafik. 2.3.
Akan tetapi teori paritas daya beli (Purchasing Power Parity) absolut ini tidak realistis
karena tidak memperhitungkan biaya transpor, tarif dan kuota. Oleh karena itu muncul teori
yang dikembangkan oleh Ronald Shon (dalam Halwani 2002; 193), menyatakan bahwa harga
suatu produk yang sama akan tetap berbeda karena ketidaksempurnaan pasar, yang tentunya
disebabkan oleh faktor biaya transpor, tarif dan kuota.


6

Grafik. 2.1
Overvaluation atau Undervaluation















Keterangan: Q$ = Kuantitas USD S$ = Supply USD D$ = Demand USD. Hady, (2004; 48).

Pemakaian paritas daya beli absolut mengalami kesulitan, terutama menyangkut
pemilihan periode waktu basis untuk negara yang menganut nilai tukar mengambang karena
mata uang domestik bisa mengalami apresiasi terhadap mata uang asing, untuk mengatasi
masalah ini di perkenalkan apa yang disebut dengan nilai tukar efektif (effective exhange rate)
baik untuk nilai nominal maupun riilnya.
Kelemahan tersebut mendorong para pendukung teori PPP melakukan modifikasi
untuk menghasilkan penyimpangan tingkat nilai tukar yang terjadi. Modifikasi terhadap
paritas daya beli dilakukan melalui pendekatan moneter, dengan jalan mensubtitusikan harga
pada fungsi permintaan uang. Pendekatan dilakukan sebagai berikut

M = Pk (y, i) ..(2.1)


M
*
= P
*
k (y, i
*
) ..(2.2)


O $1 $ $2
S$
D$
Qs

Rp.9.000/$


Rp.9.000/$


Rp.9.000/$


Kurs Rp./$

7

Dimana: M adalah jumlah permintaan mata uang dan P adalah tingkat
harga,sedangkan Y adalah pendapatan nasional, dan I tingkat suku bunga, (
*
) adalah
tanda untuk negara asing. maka dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut

( ) i y k
P
M
, = ..(2.3)

( ) * *,
*
*
i y k
P
M
= ..(2.4)

Diperoleh
( ) i y
k
M
P , . = ..(2.5)

( ) * *, .
*
*
* i y
k
M
P = ..(2.6)

Dalam tulisan Cassel (dalam Halwani, 2002; 192) dengan sebutan Purchasing Power
Parity (PPP Theory) merumuskan persamaan sebagai berikut.


* P
P
E = ..(2.7)

dengan mensubtitusikan P dan P
*
diperoleh


*) *, (
* / ) , (
*
i y
k
M i y
M
P
P
E = = .(2.8)



maka didapat persamaan baru sebagai berikut



8

|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
=
i
i
y
y
M
M
E
*
.
*
.
*
(2.9)


Berdasarkan persamaan di atas, maka nilai tukar suatu mata uang merupakan fungsi
dari jumlah uang beredar, pendapatan nasional dan tingkat suku bunga domestik dan luar
negeri.

3. Internasional Fisher Effeck Theory

Teori yang juga sangat penting untuk manajemen nilai tukar (kurs) adalah teori fisher
effect . Ahli ekonomi ini menyatakan bahwa tingkat bunga nominal (i) di setiap negara akan
sama dengan real rate of return (r) ditambah dengan tingkat inflasi (I) yang diharapkan
atau dapat dirumuskan sebagai berikut i = r +i.
Menurut teori IFE, tingkat bunga di dua negara yang berbeda, misalnya Amerika dan
jepang, dapat terjadi karena adanya perbedaan tingkat inflasi yang diharapkan (expected
inflation). Teori IFE pada dasarnya hampir sama dengan teori IRP yang menggunakan
perbedaan tingkat bunga untuk menerangkan mengapa terjadi perubahan kurs valas. Akan
tetapi, teori IFE ini erat kaitannya dengan teori PPP karena tingkat bunga sangat erat
kaitannya dengan inflasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perbedaan tingkat bunga
yang terjadi antara beberapa negara disebabkan oleh tingkat inflasi.

4. International Parity Condition

Sejak berlakunya sistim nilai tukar mengambang (floting rate system), maka tidak ada
satupun dari ketiga teori keuangan internasional di atas ( IRP, PPP, dan IFE) yang dapat
digunakan untuk meramalkan kurs valas dalam setiap kondisi. Namun, masih tetap terdapat
suatu dasar hubungan ekonomi tertentu (certain basic economic relation) yang disebut
sebagai parity condition yang dapat membantu untuk menerangkan perubahan atau
pergerakan kurs valas.

9

Dari analisa parity condition di atas dapat dikemukakan beberapa catatan penting
yang perlu diperhatikan oleh para investor ataupun spekulator" yang ingin memperoleh
keuntungan dari investasi jangka pendeknya, yaitu sebagai berikut.
1. berusaha untuk melakukan investasi atau memiliki piutang dalam valas yang tingkat
bungannya relatif tinggi dan cenderung akan apresiasi.
2. sebaliknya menerima investasi atau meminjam dalam valas yang tingkat relatif
bunganya rendah dan cenderung akan depresiasi.

2.1.4. Nilai Tukar Perdagangan ( Terms of Trade )
Pada dasarnya, nilai tukar perdagangan (terms of trade) dari suatu negara merupakan
rasio harga komoditi ekspor terhadap harga komoditi impornya, secara sederhana
perdagangan diasumsikan hanya terdiri dari dua negara, ekspor salah satu pihak merupakan
impor bagi bagi pihak yang lain, maka nilai tukar perdagangan kedua belah pihak merupakan
impor bagi pihak yang lain, maka nilai tukar perdagangan kedua belah pihak akan sama persis
bersifat resiprokal. (Salvatore, 1997; 93). Namun dalam kenyataannya, dunia ini terdiri
dari banyak negara dan berbagai jenis komoditi yang diperdagangkan, oleh sebab itu
pengukuran nilai tukar perdagangan tidak semata-mata didasarkan pada perhitungan rasio
harga antara dua komoditi saja melainkan harus merinci berdasarkan suatu indeks yang jauh
lebih kompleks dan rumit. Di dalam indeks tersebut harus termuat harga dari berbagai
komoditi yang di ekspor dan di impor oleh negara-negara yang bersangkutan. Angka rasio
harus dikalikan dengan angka seratus agar hasil kalinya dapat muncul angka-angka persentase
yang mudah dipahami. Untuk memudahkan analisis telah didefinisikan nilai tukar
perdagangan berkenaan dengan komoditi (commodity terms of trade) atau barter neto (N)
sebagai rasio indeks harga komoditi ekspor suatu negara (P
x
) terhadap indeks harga komoditi
impornya (P
m
) dikalikan dengan 100 (guna menyatakan nilai tukar perdagangan dalam
persen).

10

2
6
4
3
1
5
2.1.5 . Produktivitas
Negara-negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama
masing-masing alasan menyumbangkan keuntungan perdagangan (gains from trade) bagi
mereka. Pertama, negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain, sebab
bangsa-bangsa, sebagaimana individu-individu dapat memperoleh keuntungan dari
perbedaan-perbedaan mereka melalui suatu pengaturan di mana setiap pihak melakukan
sesuatu dengan relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satu sama lain dengan
tujuan mencapai skala ekonomis (economis of scale) dalam produksi. Maksudnya, jika setiap
negara hanya menghasilkan sejumlah barang tertentu, mereka dapat menghasilkan barang-
barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika
negara tersebut membuka untuk memperoduksi segala jenis barang dalam dunia nyata, pola-
pola perdagangan internasional mencerminkan dari kedua motif tersebut .



Grafik. 2.5
Tradable Good dan Non Tradable Good




1,0

0,5
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber: Krugman & Obstfeld, ( 2002 ; 140 141)

Tetapi dalam perdagangan internasional terdapat produk atau jasa yang tidak bisa
diperdagangkan secara internasional yang biasa disebut nontradable salah satu contoh
untuk produk jasa non tradable adalah jasa potong rambut, seorang warga Negara

11

Indonesia yang ingin menikmati jasa potong rambut di Amerika harus mengorbankan
sejumlah biaya untuk sampai ke Amerika atau sebaliknya untuk mencoba mendatangkan jasa
potong rambut Amerika ke Indonesia, hal ini tentunya menjadikan jasa potong rambut
tersebut menjadi lebih mahal diakibatkan transpot yang sangat besar lihat Grafik 2.5.
Semua negara mempunyai barang dan jasa yang tidak bisa diperdagangkan secara
internasional. Maka kurva permintaan dan penawaran hanya ditentukan harga domestik, maka
pergeseran- pergeseran pada kedua kurva permintaan dan penawaran dapat mengakibatkan
perubahaan relatif harga domestik dari sejumlah komoditi antara harga luar negeri. Bila
kondisi lain tidak berubah, kenaikan barang dan jasa non tradables di suatu negara akan
menaikkan tingkat harga negara yang bersangkutan terhadap tingkat harga negara- negara
lain. Semua tingkat harga ini dihitung atas dasar mata uang yang sama. Peranan barang dan
jasa tidak bisa diperdagangkan (non tradables) dalam pembentukan tingkat harga nasional
menunjukkan bahwa variasi internasional non tradable bisa memperlebar kesan jaringan
tingkat harga antara negara kaya dan miskin.
Grafik 2.5 memperlihatkan bahwa jika non tradables dianggap terbatas berupa
sektor jasa-jasa dan kontruksi, harga non tradables (dinyatakan dalam tradables) benar-
benar meningkat secara sistimatis seiring dengan kenaikan output per kapita. Jadi, harga non
tradables di negara kaya yang lebih tinggi itu turun menyebabkan lebih tingginya tingkat
harga secara keseluruhan di negara-negara kaya Balassa (dalam Salvatore, (1997; 130 ).
Pendapat Miyajima, 2005; 5 menyatakan bahwa peroduktivitas sektor tradable bisa
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan









12

2.1.6. Risiko (Countri Risk)


Menurut Hady (2004; 78-79) country risk dalam kancah perdagangan Internasional
adalah risiko yang mungkin terjadi dalam bentuk peristiwa luar biasa yang terjadi, terutama
di negara tuan rumah (host country), atau negara asal perusahaan (home country).
Menurut Setiana (1998; 82-83). country risk merupakan sebuah fungsi risiko dari
keadaan politik negara (Rp
dn`
) risiko keadaan keuangan sebuah negara (RK), dan risiko
keadaan ekonomi sebuah negara (RE
i`
) maka dapat dirumuskan.


CR = Rp
dn`
+ RK + RE
i`
.(2.10)

Country risk dapat juga terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Country risk secara langsung ini misalnya pengambilan asset untuk kepentingan umum
dengan memberikan ganti rugi (expropriation) atau (confiscation asset) perusahaan luar
negeri. Sedangkan secara langsung, misalnya hambatan terhadap custumer dan supplier
dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Untuk menentukan kemungkinan
tinggi rendahnya country risk dalam bisnis internasional, maka perlu dilakukan identifikasi
beberapa faktor yang dapat menentukannya, yaitu sebagai berikut:
1. Risiko politik
Risiko keadaan politik suatu negara diidentifikasikan sebagai fungsi dari stabilitas
pemerintah (SP), kondisi sosial ekonomi (KSE), propil investasi (PI), konflik internal (KI),
konflik eksternal (KE), korupsi kolusi nepotisme (KKN), keterlibatan militer dalam politik
(MDP), status agama dalam politik (ADP), hukum (H), tekanan dari etnis tertentu (TET),
penerapan demokrasi (PD), dan kualitas birokrasi (KBr). Setiana (1998; 82 - 83).

RP
dn
= f (SP + KSE + PI + KI + KE + KKN + MDP + ADP + H + TET + PD
+ KB
r
.(2.11)

13


Semakin besar nilai risiko politik suatu negara berarti akan menimbulkan rasa tidak
percaya dan ragu-ragu terhadap kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah yang
berwenang, sehingga akan mengurangi arus investasi asing ke negara tersebut bahkan akan
menjadi capital flight, yaitu fenomena larinya para investor asing dari sebuah negara
dengan membawa serta modal yang sebelumnya di investasikan ke negara tersebut. Akibatnya
negara akan mengalami defisit anggaran dikarenakan terjadi defisit pada pos transaksi modal.
2. Risiko Keuangan
Risiko keadaan keuangan suatu negara merupakan sebuah fungsi dari lima variabel
yaitu persentase hutang luar negeri terhadap GDP (persenLGDP), persentase hutang luar
negeri terhadap total ekspor barang dan jasa (persenHX), transaksi berjalan sebagai persentase
terhadap ekspor barang dan jasa (CAX), likuiditas bersih dalam bulan impor (LBM), dan
stabilitas nilai tukar (SNT). Setiana (1998; 82 - 83).


RK = f (persen LGDP + persenHX + persenCAX + persenLBM +
persenSNT)..(2.12)


Seperti halnya risiko politik maka semakin besar nilai risiko keuangan suatu negara
akan menimbulkan keengganan investor untuk menanamkan modalnya di negara tersebut
dikarenakan adanya kehawatiran akan mengalami kerugian atau tidak mendapatkan modalnya
kembali.
3. Risiko Ekonomi
Nilai risiko ekonomi terdiri dari variabel sebagai berikut: GDP rata-rata per orang
(GDPH) pertumbuhan rata-rata GDP (persenGDP), tingkat inflasi rata-rata (persenI), neraca
pembelanjaan sebagai persentase dari GDP (persen BGDP), dan persentase neraca berjalan
keseimbangan terhadap GDP (persen KGDP). Setiana (1998; 82 - 83)

14


RE = f (GDPH + persenGDP + persenI + persenBGDP + persenKGDP
.(2.13)

2.1.7. Perbedaan Suku Bunga

Menurut Arifin (1998; 8), dalam perekonomian terbuka dengan arus lalu lintas
moneter yang kuat, peningkatan suku bunga akan memperkuat nilai tukar karena terjadi
pemasukan modal dari luar negeri. Sedangkan Batiz (1985; 6 ), memperkuat pandangan
Arifin dalam perekonomian terbuka dengan rejim devisa bebas dan sistim nilai tukar
mengambang, gejolak eskternal seharusnya diredam melalui penyesuaian nilai tukar sehingga
suku bunga dalam negeri tidak perlu bergejolak. Sedangkan pendapat Doddy & Benny (1998;
13 ), menyatakan bahwa nilai tukar rupiah mempunyai hubungan dengan inflasi artinya
bahwa inflasi dalam negeri yang lebih besar dari pada luar negeri akan mengakibatkan
melemahnya nilai tukar riil. Kenaikan suku bunga secara tiba-tiba seringkali tidak mengikuti
perubahan dalam (i-if), yaitu perbedaan antara suku bunga di dalam negeri (i) dan di luar
negeri (if). Tanggapannya seringkali kelihatan sangat segera dan sedemikian besarnya,
sehingga liputan berita mengenai kenaikan atau penurunan nilai tukar dari hari ke hari
biasanya menunjuk pada suku bunga penyebabnya. Apabila suku bunga dalam negeri (i)
meningkat 1 persen sementara suku bunga di luar negeri (if) tetap maka para penanam modal
akan melihat adanya tambahan alasan untuk membeli $ di pasar tunai.
2.2. Penelitian Sebelumnya
Akhir-akhir ini studi empiris banyak dikembangkan untuk mengestimasi nilai tukar
ekuilibrium dengan metode single equation reduced form diataranya yang dilakukan oleh
Baffes. et. al. (1997), mengestimasi nilai tukar riil efektif untuk memperoleh nilai tukar
keseimbangan yang mencerminkan kondisi fundamental ekonomi yang sebenarnya
(fundamental determinants) dari keseimbangan nilai tukar riil merupakan variabel-variabel

15

yang sangat berpengaruh terhadap keseimbangan eksternal dan internal suatu negara.
Adapun faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi keseimbangan nilai tukar riil
jangka panjang dalam penelitian Baffes antara lain mencakup faktor-faktor yang
mempengaruhi posisi perdagangan antara home country dengan pasar dunia terms of
trade memberikan kontribusi sebesar 0.03 persen, sedangkan proteksi kebijakan trade
opensess memberikan kontribusi sebesar 0,23 persen, faktor produktivitas sektor tradable
dan non tradable memberikan kontribusi sebesar 0.32 persen, faktor arus modal dan
cadangan devisa memberikan kontribusi sebesar 0,08 persen yang mempengaruhi nilai tukar
riil jangka panjang sedangkan R
2
= 0,92 persen atau 92 persen varibel x mempengaruhi
variabel y.
2.3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian dan kerangka teori dari hasil penelitian
sebelumnya, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. diduga bahwa perilaku nilai tukar riil di Indonesia dipengaruhi oleh variabel sektor riil (terms of
trade, produktivitas dan risiko).
2. diduga bahwa perilaku nilai tukar riil di Indonesia dipengaruhi oleh variabel sektor moneter
( aktiva luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam negeri dengan luar negeri).
3. perilaku nilai tukar riil di Indonesia signifikan di pengaruhi oleh faktor fundamental sektor riil
dan sektor moneter (terms of trade, produktivitas, risiko aktiva luar negeri bersih dan perbedaan
suku bunga dalam negeri dengan luar negeri).







16

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian Dan Sumber Data
Dalam menganalisis perilaku keseimbangan nilai tukar riil di Indonesia meliputi faktor
fundamental yaitu (sektor riil dan sektor moneter) di pengaruhi oleh terms of trade,
produktivitas, risiko, aktiva luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam negeri dengan
luar negeri. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder (time series) yang bersifat
makro dihimpun dari lembaga terkait seperti Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik
(BPS) dengan metode estimasi bulanan dari Januari 2009 sampai Januari 2013. Dengan
jumlah sampel yang diestimasi sebanyak 60 data bulanan.

3.2. Metode Analisis Data
Untuk menjawab hipotesis yang pertama, terkait dengan perilaku keseimbangan nilai
tukar riil di Indonesia, spesifikasi model yang digunakan adalah pendekatan Behavior
Equilibrium Excange Rate (BEER), untuk mengetahui peran sektor riil terhadap perilaku
nilai tukar riil di Indonesia, secara matematis dapat dilihat sebagai berikut.

q = f ( tot + tnt + risk ) . (3.1)

Dimana:
q = perilaku nilai tukar riil (BEER)
tot = terms of trade
tnt = produktivitas
risk = risiko

17

Bila estimasi yang digunakan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS)
persamaan matematis di atas di rubah ke dalam persamaan model ekonometrika (Yu, et.al,
2001; 88)

Lnq = b
o
+ b
1
lntot + b
2
lntnt + b
3
lnrisk+ e ..(3.2)

Selanjutnya untuk menjawab hipotesis yang kedua, terkait dengan perilaku
keseimbangan nilai tukar riil di Indonesia, spesifikasi model yang digunakan adalah
pendekatan Behavior Equilibrium Excange Rate (BEER), untuk mengetahui peran sektor
moneter terhadap perilaku nilai tukar riil rupiah secara matematis dapat di lihat sebagai
berikut.

q = f ( nfa + ridf) ..(3.3)

Dimana:
q = Perilaku nilai tukar riil (BEER)
nfa = Aktiva luar negeri bersih
ridf = Perbedaan suku bunga dalam negeri dengan luar negeri

Bila estimasi yang digunakan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS)
persamaan matematis di atas di rubah kedalam persamaan model ekonometrika yang
dikembangkan di Bank Indonesia . (Kurniyati & Hardiyanto, 1999; 54)

Lnq = b
o
+ b
1
lnnfa + b
2
lnridf + e ..(3.4)

Selanjutnya untuk menjawab hipotesis yang ketiga, terkait dengan perilaku
keseimbangan nilai tukar riil di Indonesia, spesifikasi model yang digunakan adalah
pendekatan Behavior Equilibrium Excange Rate (BEER), dengan menggabungkan variabel

18

sektor riil dan variabel sektor moneter (fundamental) yang dapat menjelaskan lebih
menyeluruh. Secara matematis dapat dilihat sebagai berikut

q = f ( tot + tnt + risk + nfa + ridf) .(3.5)

Bila estimasi yang digunakan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS)
persamaan matematis di atas di rubah kedalam persamaan model ekonometrika.

Lnq = b
o
+ b
1
lntot + b
2
lntnt + b
3
lnrisk+ b
4
lnnfa + b
5
lnridf + e ..(3.6)
Dimana :
q = nilai tukar riil (BEER)
tot = terms of trade
tnt = produktivitas
nfa = aktiva luar negeri bersih
ridf = perbedaan suku bunga dalam negeri dengan luar negeri
risk = risiko
b
0-n
= coefisien
e = residual

3.3 Defenisi Operesional Variabel

a. q / Behavior Equilibrium Excange Rate (BEER).
Variabel ini dihitung dengan menggunakan delapan (basket of currencies) indeks mata
uang mitra dagang utama Indonesia yaitu USD, NLG, SGD, GBP, DEM, HKG, FRF dan
EURO, dengan tahun dasar 1993 = 100. Variabel ini didefinisikan dalam terms mata uang
luar negeri terhadap mata uang domestik (rupiah), dengan demikian peningkatan q berarti
apresiasi nilai tukar riil efektif

b. Terms of Trade (tot)

19

Terms of trade (tot) merupakan rasio harga relatif eskspor terhadap impor. Dalam
hal ini digunakan data Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) ekspor dan impor.
Variabel ini didefinisikan sebagai perbandingan harga ekspor (unit value of export) terhadap
harga impor (unit value of import). Terms of trade berdampak positif terhadap perilaku nilai
tukar riil. Perbaikan terms of trade akan mendorong perbaikan posisi transaksi berjalan
yang selanjutnya akan cenderung berdampak pada menguatnya nilai tukar domestik.
c. Produktivitas (tnt)
Variabel ini dihitung atas harga relatif non traded terhadap traded goods, didefenisikan
sebagai rasio harga non traded/ traded goods domestik terhadap Indeks Harga Konsumen
(IHK) atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) luar negeri.
d. Risiko (risk)
e. Aktiva luar negeri bersih (nfa)
Variabel ini merupakan stok Net Foreign Assets (NFA) neraca sistim noneter yang
dinyatakan dalam US $. Jumlah aktiva luar negeri bersih mencerminkan ketersediaan devisa
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dengan pihak luar negeri. Makin besar jumlah
cadangan devisa yang dimiliki maka kepercayaan luar negeri atas kemampuan negara kita
untuk mengatasi external shock akan meningkat, sehingga dapat menekan spekulasi
terhadap mata uang domestik dan nilai tukar riil cenderung akan menguatkembali.

f. Perbedaan suku bunga riil dalam negeri dan luar negeri (ridf)
Variabel ini dihitung dengan menggunakan perbedaan antara suku bunga riil domestik
dan suku bungan riil luar negeri yang digunakan bagi perhitungan domestik adalah suku
bungan deposito 1 bulan lalu dikurangi dengan laju inflasi / bulanan. Sedangkan perhitungan
suku bungan luar negeri digunakan London Inter Bank Offer Rate (LIBOR) US $ 1 bulan
dikurangi laju inflasi perbulan di Amerika Serikat.


20

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1. Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya yang
diusulkan (Rp)
Persentase
1. Gaji dan Upah Rp.3.000.000 20%
2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan Rp.7.500.000 50%
3. Perjalanan Rp.2.250.000 15%
4. Publikasi, seminar, laporan dll Rp.2.250.000 15%
Total Rp.15.000.000 100%
Terbilang : Lima Belas Juta Rupiah
4.1. Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Tahun 1 dari 1 tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemilihan judul Penelitian
2 Pembuatan Proposal
3 Pengiriman proposal
simlitabmas

4 Pengumpulan data
5 Menganalisa data
6 Mendapatkan hasil
penelitian

7 Membuat Catatan harian
penelitian

8 Menyusun laporan
Kemajuan Penelitian

9 Seminar hasil penelelitian
10 Laporan akhir penelitian
ke Simlitabmas

12 Publikasi dan
dokumentasi






21

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Sjamsul. 1998. Efektivitas Kebijakan Suku Bunga Dalam Angka Stabilitas Rupiah di
Masa Kritis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 1 No.1 Bank Indonesia.
Jakarta.
Batiz, Fransisco. Rivera & Luis, R. Batiz. 1985. International Finance and Open Economy,
Macroeconomics. McMillan, Publishing Co. New York.
Baffes, John, Ibrahim A. Elbadawai, Stephen A. Oonnell. 1997. Single Equation Estimation
of the Equilibrium Real Exchange Rate.

Bank Indonesia. 2004. Kinerja Bank Indonesia Triwulan I-2004: Evaluasi Kebijakan
Moneter, Perbankan, dan Sistim Pembayaran Serta Arah Kebijakan Mendatang.

Bank Indonesia. 2004. Laporan Keuangan Ekonomi, Moneter dan perbankan, ( Januari 2004).

Bank Indonesia. 2004. Laporan Keuangan Ekonomi Moneter dan Perbankan, (Pebruari 2004).

Bank Indonesia. 2004. Evaluasi Prekonomian Tahun 2003, Prospek dan Arah Kebijkan Bank
Indonesia Tahun 2004.

Bank Indonesia. 2004. Evaluasi Perkembangan dan Kebijakan di Bidang Moneter,
Perbankan, Sistim Pembayaran Tahun 2002, Serta Prospek Prekonomian dan Arah
Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2003.

Doddy, Budi. Waluyo & Benny, Siswanto. (1998). Peran Kebijakan Nilai Tukar Dalam Era
Deregulasi dan Globalisasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol 1 No.2
Bank Indonesia. Jakarta.

Dorbusch, Rudiger. 1994. Macroeconomics. Aeurovean Tex. Second Edition. Oxpord
University Press.

Faruqee, Hamid. 1995. Long Run Determinants of the Real Exchange Rate: A Stock Flow
Persfective. IMF Staff Papers. Vol. 42. No. 1. (Washington: IMF).

Faruqee, Hamid. 2004. Exchange Rate Pass thorough in The euro Area: the Role of Asymetric
Princing Behaviour. IMF Working Paper/04/14 (Washington: International
Monetary Fund).

Hady, Hamidy. 2004. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional.
Ghalia Indonesia. Jakarta.

Halwani, Hendra. R. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Ghalia
Indonesia. Jakarta.

Herlambang, et. al. 2002. Ekonomi Makro Teori, Analisis dan Kebijakan. PT. Gramedia
Pustaka Utama; Jakarta

22


Hong, Liang. 1998. Real Exchange Rate Volatility: Does the Nominal Exchange Rate Regime
Matter?, IMF Working Paper/98/147 (Washington: International Monetary Fund).

ICRG. International Country Risk Guide, Ed. Thomas S. Sealy, The PRS Group, East
Syracuse, New York. Beberapa penerbitan.

Junisseno, K. Rimsky. 2002. Sistim Moneter Dan Perbankan Di Indonesia. PT. Gramedia
Pustaka Utama; Jakarta (hal. 71-74).

Krugman, R. Paul & Obstpeld, Maurice. 2002. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kurniati, Yati & Hardianto, V. A. 1999. Perilaku Nilai Tukar Rupiah dan Alternatif
Perhitungan Nilai Tukar Riil Keseimbangan. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, Vol 1 No.2 Bank Indonesia. Jakarta .

Koranchelian, Taline. 2005. The Equlibrium real Excange Rate in A Comodity Exprinting
Country: Algeriya`s Expreince. IMF Working Paper/05/135 (Washington:
International Monetary Fund).

Lindert, H. Peter & Kindlerberger, P. Charles. 1995. Ekonomi Internasional. Edisi ke
delapan; Erlangga. Jakarta.

Mankiw, N. Gregory. 2002. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Miyajima, Ken. 2005. Real Excange Rates in Browing Economic: How Strong is the Role of
The Non Tradables Sector. IMF Working Paper/05/233 (Washington: International
Monetary Fund).

Nurkse. 1995. Conditions of International Monetary Equilibrium, Priceton Essay.
Ritonga, et. al. (2002). Indikator Fundamental Ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik,
Jakarta. Indonesia.
Rogoff, S. Kenneth. et. al. 2003. Evolution And Performance of Excange Rate Regimes IMF
Working Paper/03/243, (Washington: International Monetary Fund).

Rogers, J. H. 1995. Real Shocks and Real Exchange Rates in Really Long Term Data,
International Finance Discussion Papers, Board of Governors of the Federal Reserve
System, No. 493.

Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi kelima jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi kelima jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Swasono, A. & Warjiyo, Perry. 1998. Wacana Pradigma Baru Manajemen Moneter Dalam
Sistim Nilai Tukar Fleksibel. Suatu Penelitian Untuk Penerapan di Indonesia.
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol 1 No.1 Bank Indonesia, Jakarta.
(hal.9-10)

23


Santoso, Wijoyo & Iskandar. 1999. Pengendalian Moneter Dalam Sistim Nilai Tukar Yang
Fleksibel. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 1 No.1 Bank Indonesia,
Jakarta , September. (hal. 2).

Setiana, Daud. Danny. 1998. Pengambilan Model Nilai Tukar Valuta Asing dengan
Menggunakan Pendekatan Uji Rentang Mekanika. Buletin Ekonomi, Moneter dan
Perbankan, Vol. 1 No. 3 Bank Indonesia, Jakarta. (hal. 82-83).

Srow, Gabriel. 2003. Economic Integration, Sectoral Diversivication and Excange Rate
Policy In A Devoloving Economi IMF Working Paper 04/20 (Washington:
International Monetary Fund).

Stein, et. al. 1995. The Fundamental Determinants of the Real Exchange Rate of the US
$ Relative to the Other G-7 Currencies, IMF Working Paper 95/81 (Washington:
International Monetary Fund).

Stockman, G. Alan. 1987. The Equlibrium Approach to Exchange Rates, Economic Reviu,
March/april.
Susiawati, Rohana. et. al. 2002. Laporan Perekonomian Indonesia. Badan Pusat Statistik,
Jakarta. Indonesia.
Wang, Tao. 2004. Negara Cina: Sumber Fluktuasi Nilai Tukar Riil, IMF Working Paper
04/18 (Washington: International Monetary Fund).
Yu, Ming. Cheng. et. al. 2001. An Introduction To Econometrics Using Shazam. Mc
GrawHill. Malysia. Sdn. Bhd.










LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honor
Honor Honor/Jam
(Rp)
Waktu
(Jam/minggu)
Minggu Honor per tahun (Rp)
Tahun 2014 N1 N2
Ketua 20.837 2 48 Rp.2000.000

Anggota 10.417 2 48 Rp.1000.000



SUB TOTAL (Rp) Rp.3000.000

2.Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan
(Rp)
Harga peralatan penunjang
Tahun 2014 N1 N2
Laptop 1 tahun 1 buah 4000.000 Rp.4000.000
Mesin printer 1 tahun 1 buah 1000.000 Rp. 1000.000

Hvs 1 tahun 5 rim 50.000 Rp. 250.000

A4 1 tahun 5 rim 40.000 Rp. 200.000

Tinta inpus 1 tahun 2 400.00 Rp. 800.000

Kamera 1 tahun 1 1000000 Rp. 1000000

Kalkulator 1 2 buah 125.000 Rp. 250.000

SUB TOTAL (Rp) Rp. 7500.000

3.Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan
(Rp)
Harga peralatan penunjang

Tahun 2014
N1 N2
Perjalanan Ke
Kantor BI
Medan
Sampling 2 750.000 Rp.1500.000

Perjalanan Ke
BPPS Sumatera
Utara
Sampling 2 325000 Rp.750.000

SUB TOTAL (Rp) Rp. 2.250.000

4.Publikasi
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga
Satuan
(Rp)
Biaya Pertahun (Rp)
Tahun 2014 N1 N2
Publikasi dll 2 Rp. 250.000

Seminar dll 1 Rp. 250.000

Laporan
Kemajuan
dll 1 Rp. 750.000

Laporan Akhir dll 1 Rp. 1000.000

SUB TOTAL (Rp) Rp. 2.250.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN Rp.15.000.000





Lampiran 2. Susunan organisai tim peneliti dan pembagian tugas
No Nama/NIDN Instansi
Asal
Bidang Ilmu Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian
Tugas
1 Salman Munthe,
S.Pd.M.Si
Uni. Tjut
Nyak
Dhien
E.Pembangunan 2 Jam Minggu Membuat
Proposal
2 Ahmadi Sarip,
SE.M.Si
Uni. Tjut
Nyak
Dhien
E.
Pembangunan
2 Jam
/Minggu
Mencari data
dan Meran
hasil
Penelitian















Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas diri
1 Nama Lengkap Ketua Salman Munthe, S.Pd.M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIK -
5 NIDN
0120047801
6 Tempat Tgl lahir TP. Dalam, 20 April 1978
7 Email ss2salman@yahoo.com
8 Nomor Telp 085213907500
9 Alamat kantor Jl. Rasmi No. 28 Medan 20123
10 Nomor Tlf
061-8451508, 061-8441163
11 Lulusan yang telah
dihasilkan
S1=100 org
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Seminar Ekonomi Regional
2. Ekonomi Perdagangan Internasional
3. Manajemen Operasional

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama perguruan tinggi Unimed Unsyiah
Bidang Ilmu Pend. Ekonomi Ekonomi Pembangunan
Tahun Masuk-Lulus 1997-2002 2002-2006
Judul Sripsi, tesis Hubungan Perencanaan
dan Pengawasan produksi
terhadap produktivitas
Kerja Pada PT. Citra
Medan
Analisis Nilai Tukar
Riil Di Indonesia di
Indonesia


Nama Pembimbing Drs. Sulaiman
Simorangkir

Drs. Baginda Halim, MS
Prof. Dr. Jamaluddin
Achmad, MA
Dr. Syarifuddin Karimi,
MA


C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2013 Analisis Fakto-Faktor
Kemiskinan di Kota Medan
Dikti 12.500.000

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
2005 Penyuluhan Pada Bidang
Pengentasan Buta Hurup
LP2M UTND 2.000.000
2009 Akuntansi untuk Koperasi dan
UKM
LP2M UTND 2.000.000




E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir
No Judul Artikel ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Th
n
1 Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Tabungan Nsional di Indonesia
Verifikasi
jurnal
penelitian dan
pengetahuan
Volume 2. No. 2
UTND Medan


F. Pemakalah seminar Ilmiah dalam 5 tahun terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan Tempat
1. Pelatihan Budidaya Rumput laut dan Usaha
Mikro Kecil (UMK)
Cara
pencatatan
Akuntansi bagi
Koperasi
Rumput Laut
Balai latihan
perikanan Belawan
2009
2. Seminar Nasional Sistem Penilaian
Fortipolio Workshop Penelitian Tindakan
Kelas pola 8 Jam dan Menjadi Guru
Profesional di Era Sertifikasi
Metode
Penulisan
Artikel Ilmiah
Bazdasu, medan
2008

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
(dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit



H. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir(dari pemerintah, asosiasi atau institusi)
No Jenis penghargaan Institusi pemberi
penghargaan
tahun
Certifikat Zahir (The Best
Accounting Sofware)
2011
Certifikat Universitas Sumatera
Utara
2009
Certifikat Dikti 2009


Medan, 2 Nopember 2013
Ketua Peneliti




Salman Munthe, S.Pd.M.Si








I. Identitas diri
1 Nama Lengkap Anggota Ahmadi Sarip, SE.M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIK -
5 NIDN
0119068801
6 Tempat Tgl lahir Napa halas, 19 Juni 1988
7 Email ahmadisarip@yahoo.co.id
8 Nomor Telp 085296846500
9 Alamat kantor Jl. Rasmi No. 28 Medan 20123
10 Nomor Tlf
061-8451508, 061-8441163
11 Lulusan yang telah
dihasilkan
S1=20 org
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Ekonometrika
2. Metodologi Penelitian


J. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama perguruan tinggi USU USU
Bidang Ilmu Ekonomi pembangunan Ekonomi Pembangunan
Tahun Masuk-Lulus 2006-2009 2009-2011
Judul Sripsi, tesis Analisis Faktor-Faktor
yang mempengaruhi
Usaha Agribisnis di Kab.
Tapsel
Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Obligasi Pemerintah di
Indonesia

Nama Pembimbing Drs. HB. Tarmizi

Prof. Sirojilam

K. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2010 Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Obligasi Pemerintah di
Indonesia
Sendiri 5000.000


L. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2011 Pelatihan Manajemen
Usaha bagi UKM di Labura
UTND Medan Rp.2000.000
2. 2011 Pengembangan Potensi
rumput Laut di Selotong
Kab. Langkat
UTND Medan Rp.2000.000




M. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir

No Judul Artikel ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Thn
1
2

N. Pemakalah seminar Ilmiah dalam 5 tahun terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan Tempat



O. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit



P. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau institusi)

No Jenis penghargaan Institusi pemberi penghargaan tahun
1. Sertifikat Kementrian Koperasi RI 2012
2. Sertifikat Universitas Sumatera Utara 2011
3. Sertifikat Fak. Eknomi USU 2011


Medan, 2 Nopember 2013
Anggota Peneliti





Ahmadi Sarip, SE.M.Si








Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti



SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI


Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Salman Munthe, S.Pd.M.Si
NIDN : 0120047801
Pangkat/Gol : IIIc
Jabatan Fungsional : Lektor

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul: Analisis Perilaku
Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia yang diusulkan dalam skema Penelitian Dosen Pemula
untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber lain.

Bila mana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diperoses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarnya-benarnya.



Medan 2 Nopember 2013
Mengetahui, Yang Menyatakan
Ketua Lembaga Penelitian,




Salman Munthe, S.Pd.M.Si
NIDN: 0120047801






LEMBAGA PENELITIAN dan PENGABDIAN kepada MASYARAKAT
(LP2M)
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
YAYASAN ABDI PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SUMATERA
UTARA
Sekretariat : Jalan Gatsu/Rasmi No.28 Medan 20123 Telp. (061) 8451508 fax. (061) 8441163
- http : //lp2mutnd.wordpress.com - e-mail : lp2m.utnd@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai