1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pembangunan Nasional merupakan
rangkaian
upaya
pembangunan
yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh
kehidupan bangsa, dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan
nasional yang terdapat dalam pembukaan
UUD 1945 yaitu, melindungi segenap bangsa
dan tumpah darah Indonesia,
mewujudkan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia
yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadaan sosial.
Namun
dalam
keberhasilan
pembangunan nasional selama ini masih
ditemui beberapa aspek kehidupan masyarakat
yang belum terjamaah secara tuntas adalah
masalah kemiskinan yang menjadi ciri
sebagian anggota masyarakat. Kemiskinan
dapat terjadi dimana saja, baik di negara yang
sedang berkembang ataupun negara maju,
baik di kota maupun di desa.
ketergantungan
(dependence),
dan
5)
keterasingan (isolation) baik secara geografis
maupun sosiologis. Menurut Bappenas (2004),
Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang
atau sekelompok orang tidak mampu
memenuhi
hak-hak
dasarnya
untuk
mempertahankan
dan
mengembangkan
kehidupan yang bermartabat.
Hidup dalam kemiskinan bukan hanya
hidup dalam kekurangan uang dan tingkat
pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain,
seperti tingkat kesehatan dan pendidikan
rendah, ketidakberdayaan dalam menentukan
jalan
hidupnya
sendiri
(Chriswardani
Suryawati, 2005). Kemiskinan dibagi dalam
empat bentuk yaitu :
a. Kemiskinan absolut, kondisi dimana
seseorang
memiliki
pendapatan
dibawah garis kemiskinan atau tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan
pangan, sandang, papan, kesehatan,
perumahan, dan pendidikan yang
dibutuhkan untuk bisa hidup dan
bekerja.
b. Kemiskinan relatif, kondisi miskin
karena
kondisi
kebijakan
pembangunan
yang
belum
menjangkau
seluruh masyarakat,
sehingga menyebabkan ketimpangan
pada pendapatan.
c. Kemiskinan kultural, mengacu pada
persoalan sikap seseorang atau
masyarakat yang disebabkan oleh
faktor budaya, seperti tidak mau
berusaha
memperbaikin
tingkat
kehidupan, malas, pemboros, tidak
kreatif meskipun ada bantuan dari
pihak luar.
d. Kemiskinan struktural, situasi miskin
yang disebabkan oleh rendahnya akses
terhadap sumber daya yang terjadi
dalam suatu sistem sosial budaya dan
sosial politik yang tidak mendukung
pembebasan
kemiskinan,
tetapi
seringkali menyebabkan kemiskinan.
Kemiskinan
Dalam arti proper, kemiskinan
dipahami sebagai keadaan kekurangan uang
dan barang untuk menjamin kelangsungan
hidup. Dalam arti luas. Chambers (dalam
Chriswardani Suryawati, 2005) mengatakan
bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated
concept yang memiliki lima dimensi, yaitu : 1)
kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan
(powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi
darurat
(state
of
emergency),
4)
nasional
dan
membeli dari satu stel pakaian per
orang per tahun, lantai rumah
bersemen lebih dari 80%, dan berobat
ke Puskesmas.
b. Kriteria Keluarga Sejahtera 1 (KS 1)
yaitu
keluarga
yang
tidak
berkemampuan untuk melaksanakan
perintah agama dengan baik, minimal
satu kali per minggu makan
daging/telor/ikan, membeli pakaian
satu stel per tahun, rata-rata luas lantai
rumah 8 meter per segi per anggota
keluarga, tidak ada anggota keluarga
umur 10 sampai 60 tahun yang buta
huruf, semua anak berumur antara 5
sampai 15 tahun bersekolah, satu dari
anggota
keluarga
mempunyai
penghasilan rutin atau tetap, dan tidak
ada yang sakit selama tiga bulan.
1.3.3.
Penyebab Kemiskinan
Kajian
mengenai
penyebab
kemiskinan sering menimbulkan debat yang
berkepanjangan, hal ini berkaitan adanya
konsesus bahwa kemiskinan adalah persoalan
yang vicious circle, suatu lingkaran yang
tidak berujung pangkal. Secara umum,
terdapat dua sebab yang diyakini sebagai
penyebab kemisikinan yaitu secara alamiah
dan buatan. Kemiskinan secara alamiah terjadi
antara lain akibat sumber daya alam yang
terbatas, penggunaan teknologi yang rendah
dan bencana alam. Sedangkan kemiskanan
buatan lebih sering terjadi karena lembagalembaga yang ada di masyarakat membuat
sebagian anggota masyarakat tidak mampu
menguasai sarana ekonomi dan berbagai
fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka
tetap miskin.
Akan tetapi secara lebih detail
penyebab kemiskinan bisa diuraikan sebagai
berikut :
a. Individual, atau patologis. Penyebab
seseorang menjadi miskin adalah
akibat
perilaku,
pilihan,
atau
kemampuan
dari
si
miskin.
Berdasarkan
penyebab
tersebut
muncul adanya anggapan bahwa
penyebab seseorang menjadi miskin
adalah karena faktor kemalasan.
Namun satu studi empiris yang
dilakukan di negara adidaya seperti
Amerika Serikat, menunjukan bahwa
kemiskinan yang terjadi adalah
Daerah Pedesaan:
a. Miskin, bila pengeluaran keluarga
lebih kecil daripada 320 kg nilai tukar
beras per orang per tahun.
b. Miskin sekali, bila pengeluaran
keluarga lebih kecil daripada 180 kg
nilai tukar beras per orang per tahun.
c. Paling miskin, bila pengeluaran
keluarga lebih kecil daripada 180 kg
nilai tukar beras per orang per tahun.
Daerah Perkotaan:
a. Miskin, bila pengeluaran keluarga
lebih kecil daripada 480 kg nilai tukar
beras per orang per tahun.
b. Miskin sekali, bila pengeluaran
keluarga lebih kecil daripada 380 kg
nilai tukar beras per orang per tahun.
c. Paling Miskin,
bila pengeluaran
keluarga lebih kecil daripada 270 kg
nilai tukar beras per orang per tahun.
Bank
Dunia
mengukur
garis
kemiskinan berdasarkan pada pendapatan
seseorang.
Seseorang
yang
memiliki
pendapatan kurang dari US$ 1 per hari masuk
dalam
kategori
miskin
(Chriswardani
Suryawati, 2005). Yaitu :
a) Kriteria Keluarga Pra Sejahtera (Pra
KS) yaitu keluarga yang tidak
mempunyai
kemampuan untuk
menjalankan perintah agama dengan
baik, minimum makan dua kali sehari,
Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan di Indonesia
memunculkan berbagai penyakit pada
kelompok risiko tinggi seperti ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, balita, dan lanjut usia. kita
sering
melihat
banyak
pengemis,
pengamen,dll. Itu adalah beberapa fenomena
dampak dari kemiskinan Kita mengakui sejak
krisis ekonomi tahun 1998 jumlah penduduk
miskin di Indonesia meningkat. Kata Azrul
Azwar dari Direktorat Jenderal Bina kesehatan
Depkes di Semarang. Ia mengatakan,
kemiskinan yang terjadi di Indonesia
menyebabkan
cakupan
gizi
rendah,
pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan
buruk, dan biaya untuk berobat tidak ada.
Akibat terkena penyakit, katanya pada
lokakarya Pengentasan Kemiskinan Melalui
Pengembangan
Industri
Agromedicine
Terpadu, menyebabkan produktivitas rendah,
penghasilan
rendah
dan
pengeluaran
bertambah. Kemiskinan memang tidak pernah
berhenti dan tidak bosan menghancurkan citacita masyarakat Indonesia khususnya para
generasi muda.
Pendidikan
Berdasarkan
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah
usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan
yang
diperlukan
dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan merupakan salah satu
bentuk modal manusia (human capital) yang
menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). Pendekatan modal manusia berfokus
pada kemampuan tidak langsung untuk
meningkatkan kuatilitas dengan meningkatkan
pendapatan. Investasi dalam modal manusia
akan terlihat lebih tinggi manfaatnya apabila
kita bandingkan antara total biaya pendidikan
yang dikeluarkan selama menjalani pendidikan
terhadap pendapatan yang nantinya akan
diperoleh ketika mereka sudah siap bekerja.
Orang-orang yang berpendidikan tinggi akan
memulai kerja penuh waktunya pada usia yang
lebih tua, namun pendapatan mereka akan
cepat naik daripada orang yang bekerja lebih
awal.
1.3.8.
1.3.9. Pengangguran
Nanga (2001:253) mendefenisikan
pengangguran sebagai suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam kategori
angkatan kerja (labor force) tidak memiliki
pekerjaan dan secara aktif sedang mencari
pekerjaan. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi
tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak
dapat digolongkan sebagai penganggur. Untuk
2. METODE PENELITIAN
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil penulis
ialah di Kota Medan, dan waktu yang diambil
oleh penulis untuk penelitian di Kota Medan
dengan data dari tahun 2008-2012
2.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data
dalam bentuk time series yang dicatat dari
Badan Pusat Statistik (BPS) pada kurun waktu
5 (lima) tahun sejak 2008 sampai 2012.
2.3.Variabel
Operasional
Penelitian
Dan
Definisi
c. Uji Heteroskedastisitas
10
perkembangan
kota
dalam 2
kutub
pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah
terbangun Belawan dan pusat Kota Medan.
2. Kemiskinan
Dalam arti proper, kemiskinan
dipahami sebagai keadaan kekurangan uang
dan barang untuk menjamin kelangsungan
hidup. Dalam arti luas. Chambers (dalam
Chriwardani Suryawati, 2005) mengatakan
bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated
concept yang memiliki lima dimensi, yaitu : 1)
kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan
(powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi
darurat
(state
of
emergency),
4)
ketergantungan
(dependence),
dan
5)
keterasingan (isolation) baik secara geogfrafis
maupun sosiologis.
Tabel 4. Menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat kk miskin Kota Medan menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2008 tercatat jumlah
kk miskin sebesar 170.526 jiwa. Pada tahun
2009 tercatat jumlah kk miskin sebesar
162.130 jiwa. Pada tahun 2010 tercatat jumlah
kk miskin sebesar 169.526 jiwa. Pada tahun
2011 tercatat jumlah kk miskin sebesar
161.100. Lalu terjadi penurun pada tahun
2012 tercatat jumlah kk miskin 150.133 jiwa
maka pemerintah Kota Medan sudah
mengalami penurunan angka kemiskinan
yang cukup signifikan.
Tabel 1. Jumlah Kemiskinan di Kota
Medan Tahun 2008-2012
Tahun
Jumlah KK
Miskin
2008
170.526
2009
162.130
2010
169.526
2011
161.100
2012
150.133
Sumber : Dinas Penduduk Kota Medan
9.
LAPANGAN
USAHA
(1)
Pertanian
Penggalian
Industry
Listrik, Gas dan
Air
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan
Komunikasi
Bank dan
Lembaga
Keuangan
Jasa-jasa
PDRB
2008
2009
2010
2011
2012
(2)
1,45
9,31
(3)
1,30
0,88
(4)
0.37
(5.89)
(6)
3.61
-13.49
5,31
4,12
3,14
2,27
6.59
5.39
(5)
5.14
(10.30
)
6.08
(2.81)
12,96
5,65
5,65
7,52
10,45
10,45
11.01
6.15
13.34
6.43
5.94
10.61
8.07
5.60
8.15
29,01
12,11
5.08
12.82
9.50
1,95
6,98
8,00
7.76
6.34
6.60
6.83
6.75
7.08
8.02
3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi
adalah
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari
Negara yang bersangkutan untuk menyediakan
berbagai
barang
ekonomi
kepada
penduduknya yang ditentukan oleh adanya
kemajuan
atau
penyesuaian-penyesuaian
teknologi, institusional (kelembagaan), dan
ideology terhadap berbagai tuntutan keadaan
yang ada (Simon Kuznetz dalam Todaro,
Berdasarkan
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah
usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
11
3.91
3.58
Keterangan
Diploma/Sarj
ana
SLTA
SLTP
SD
Jumlah
Penduduk
2008
6,51
2009
10,89
2010
10,43
2011
11,24
2012
11,22
35,80
23,41
21,51
2.036.0
00
36,68
20,81
20,33
2.067.28
8
38,26
21,18
19,04
2.083.15
6
36,34
21,78
18,63
2.102.1
05
36,47
18,73
17,98
2.428.0
00
Angkatan Kerja
Tahun
Bukan
Angkatan
Kerja
Jumlah
TPT
Bekerja
Pengangguran
Jumlah
2008
819.161
116.557
935.718
426.748
1.398.466
12,46
2009
755.882
110.470
889.352
540.142
1.429.494
15,01
2010
729.892
143.336
853.562
602.648
1.456.210
11,49
2011
824.250
111.160
961.410
593.726
1.555.136
14,27
2012
1.833.832
105.982
959.309
573.562
532.871
13,08
Total
5.645.397
800.908
5.446.305
3.297.448
7.779.756
85,74
5. Pengangguran
Nanga (2001:253) mendefenisikan
pengangguran sebagai suatu keadaan dimana
Kemiskinan
di kota
Pertumbuha
Pendidika
Penganggura
seseorang yang tergolong dalam kategori
Tahun
Medan
n Ekonomi
n
n
angkatan kerja (labor force) tidak memiliki
170.526
2.036.000
6.98
116.557
2008
pekerjaan dan secara aktif sedang mencari
162.123
7.76
2.067.000
pekerjaan. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi
110.470
2009
169.526
6.60
2.083.000
tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak
143.336
2010
dapat digolongkan sebagai penganggur. Untuk
161.100
6.75
2.102.000
111.160
2011
mengukur pengangguran di dalam Negara
150.133
8.02
2.428.000
105.982
2012
biasanya digunakan apa yang dinamakan
tingkat pengangguran (unemployment rate),
yaitu jumlah penganggur yang dinyatakan
sebagai persentase dari total angkatan kerjaDepe
dent
(labor force). Sedangkan angkatan kerja
adalah jumlah orang yang kerja dan tidak
bekerja, yang berada dalam kelompok umurVariable: KEMISKINAN
tertentu.
Method: Least Squares
Pada tahun 2008-2012 jumlahDate: 11/11/13 Time: 00:08
2008 2012
penduduk Kota Medan yang merupakanSample:
Included observations: 5
angkatan kerja adalah sebanyak 5,446.305 jutaVariable
Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
-36.77381 20.30822
-1.810784 0.3212
jiwa yang terdiri dari 5,64.305 juta jiwaPENDIDIKAN
0.187840
PENGANGGURAN
0.225614
0.832571 0.5580
kategori bekerja dan sebesar 800.908 ribu jiwaPERTUMEKONOMI -0.612533 6.487794
-0.094413 0.9401
223.8476
kategori
mencari
kerja
dan
tidakC
61.46415
3.641921 0.1706
R-squared
0.911059
Mean
dependent
var
162.6816
(pengangguran
terbuka).
Tingkat
Adjusted R-squared 0.644237
S.D. dependent var
8.195445
pengangguran terbuka (TPT) Kota MedanS.E. of regression
4.888244
Akaike info criterion
6.002106
Sum squared resid
23.89493
Schwarz criterion
5.689656
tahun 2008 adalah sebesar 85,74 persen.
Log likelihood
12
-11.00526
F-statistic
3.414480
Durbin-Watson stat
1.810944
Prob(F-statistic)
0.374011
dapat ditekan.
5. REPERENSI
Badan
Indikator
Tahun
Badan
Statistik
Tahun
B. Saran
Berdasarkan evaluasi analisis dari hasil
penelitian serta kesimpulan yang telah
dirumuskan di atas, maka perlu untuk
mengajukan di atas, maka perlu untuk
mengajukan saran-saran yang relevan sebagai
13
Mudrajad
Kuncoro(2003).
Ekonomi
Pembangunan : Teori, Masalah dan
Kebijakan. Yogyakarta : UPP AMP
YKPN.
14