Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemikiran tentang pembangunan ekonomi dalam
berbangsa dan negara menjadi sangat penting pada studi
ekonomi Islam, terutama bila dikaitkan dengan prinsif
perdagangan antar bangsa, karena pembangunan ekonomi
sebuah bangsa tidak terlepas dari negara lain yang saling
berhubungan baik bilateral, regional maupun global.
Perdagangan antara bangsa tidak menutup dari pandangan
ajaran Islam yang membenarkan satu negara dengan negara lain
melakukan muammalah atau berdagang jika produk dan jasa
yang diperdagangkan tidak membawa kemudaratan terhadap
masyarakat.1
Islam adalah salah satu peradaban yang paling unik, ia
terlahir paling muda, menyebarnya paling cepat, mencakup
wilayah yang paling luas, dianut sangat banyak suku, bangsa dan
ras muncul dalam berbagai aspek yang sangat beragam baik
dalam bidang kaligrafi, arsitektur busana dan berbagai disiplin
keilmuan.2 Perjalanan Islam tidak akan terlepas dari figur
Muhammad SAW dan para penerusnya, dengan demikian
memahami peradaban ekonomi Islam pada dasarnya memahami
sejarah perekonomian Islam.3
Pembangunan ekonomi bangsa tidak terlepas pada
pembentukan modal yang menjadi poin utama bagi negara

1Abdullah Fathani, Implementasi Ekonomi Islam dan Dampaknya Pada SHU


dan Aset Koperasi (Studi Kasus Primer Koperasi Mabesau Cilangkap),
(Disertasi S-3 Ilmu Ekonomi Syariah Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010), h. 1.

2 Muhamad Safii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Cina Muslim., (Jakarta:


Tazkia Publishing, Jilid 10, 2012), h. vii.

1
sedang berkembang, pembentukan modal juga berkaitan pada
tingkat pendapatan sebuah negara, akibat rendahnya
pendapatan masyarakat mengakibatkan produksi dan investasi
rendah sehingga

3 Boedi Abdullah. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: CV. Pustaka


Setia, 2010), h. 15.

2
2

pembangunan ekonomi lambat hal ini yang di khawatirkan bagi


negara-negara sedang berkembang khususnya Indonesia.4
Tokoh ekonomi yang dinobatkan sebagai Bapak
Ekonomi Islam Ibnu Kahaldun dalam bukunya berjudul
mukaddimah.5 juga mengulas masalah perdagangan berupa
ekspor dan impor dan komoditi-komoditi yang pantas untuk
diperdagangkan antara bangsa,6 dan perdagangan-perdagangan
ini terus berlanjut dan berkembang di dunia Barat yakni pada
masa mazhab klasik dipelopori oleh Adam Smith mengemukakan
pemikirannya tentang perdagangan internasional dalam buku
berjudul The Wealth of Nation.7 Bahkan isi bukunya
menceritakan perjalanan doktor pocok yang menjelaskan rahasia
kesuksesan pedagang Arab, keberhasilan mereka terletak pada
keramahan dan kemurahannya, ketika para pedagang Arab
memasuki sebuah kota, mereka mengundang orang-orang di
jalan, baik kaya maupun miskin, untuk makan bersama dan
duduk bersila dan mereka memulai makan dengan mengucapkan
Bismillahirrohmanirrohim dan mengakhirinya dengan ucapan
Alhamdulillahirobbil alamin.8 Kebiasaan bangsa arab (suku
quraisy) dalam hal perdagangan dapat di lihat dari firman Allah
dalam Al-qur`an QS. Alquraisy: 1-2 yaitu:

4 ML. Jingan. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: RajaGrafindo


Persada, 2007), h .338.

5Muqaddimah karya Ibn Khaldun merupakan karya yang berisi tuntunan bagaimana memahami
sejarah (fiqh al-tarikh) dan berisi ringkasan sejarah para raja dan pemerintahan. Dengan berulang
kali membaca Muqaddimah, pembaca akan mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman.
Anehnya, karya Ibn Khaldun yang lain, yaitu al-Tarikh yang tebalnya tidak kurang dari sepuluh
jilid, tidak begitu populer, bahkan nyaris terlupakan. Muqaddimah inilah yang mendapat sambutan
luas, di Timur dan di Barat. Para ilmuwan Barat maupun Timur tertarik mengkajinya. Di
perguruan-perguruan tinggi terkemuka di Amerika, Inggris, dan Perancis sering diselenggarakan
kajian khusus tentang karya monumental Ibn Khaldun tersebut. Hendra Sugiantoro, Mukaddimah
Karya Ibnu Khaldun, www.kompasiana.com, 26 Juni 2015.
3

()



( )
Artinya:1. Karena kebiasaan orang-orang quraisy, 2. yaitu
kebiasaan mereka berpergian pada musim dingin dan
musim panas9.

Era Moderen saat ini dimulainya pola perdagangan baru


untuk membangun sebuah kekuatan ekonomi negara yang
berada satu kawasan menghadapi perdagangan bebas (free
trade) antar bangsa yang tanpa batasan negara, kehadiran

6 Ibnu Khaldun tumbuh dan berkembang dalam keluarga bangsawan sekaligus


keluarga ilmuan. Nama lengkapnya adalah Waliyyuddin Abdurrahman Ibnu
Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Al-Hasan ibnu Jabir ibnu
Muhammad Ibnu Ibrahim Ibnu Abdurrahman Ibnu Khaldun. Nenek moyangnya
berasal dari Arab Yaman di Hadramaut. Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunis pada
awal Ramadhan 732 H (27 Mei 1332 M) dari keluarga Andalusia yang telah
berpindah dari Andalusia ke Tunis pada pertengahan abad ke 7 H. Pada
pertengahan abad ke 8 H ini, sejak akhir abad ke-7 H Afrika Utara menjadi
tempat pergolakan politik yang panas. Dawlah Al-Muwahiddin telah
melemah dan muncul daulah-daulah kecil dan emirat-emirat yang banyak.
Banyak terjadi perang saudara. Kekacauan dunia politik di banyak daulah ini
juga mengacaukan dunia keilmuan dan sastra. Tercatat hanya Dawlah Bani Hafs
dan Banu Marin yang nyaman bagi para ulama dan sastrawan. Meski tidak lepas
dari kekacauan politik, Afrika Utara masih dipandang lebih tenang dan lebih
menjanjikan, sehingga banyak para ilmuan dan sastrawan Andalusia yang semula
terpusat di Gharnatah (Granada) karena terjadi penyempitan wilayah
terutama setalah Andalusia jatuh ke pihak Kristen, pindah ke Magrib. Dalam
pertarungan situasi dan kondisi ini Ibnu Khaldun memulai kehidupannya
secara umum. Keluarga besar Khaldun sejak pindah ke Afrika pada
pertengahan abad ke 7 (ketujuh) bernaung di bawah perlindungan Bani Hafs dan
menikmati kemuliaan. Tetapi Daulah Bani Hafs sendiri mengalami masa
perpecahan, yang mengakibatkan keluarga Ibn Khaldun kehilangan banyak
kemuliaan dan rizkinya. Ayah Ibnu Khaldun yaitu Muhammad lebih memilih
dunia keilmuan dari pada dunia politik, dan ahli dalam ilmu fiqh, ilmu bahasa
dan sastra. Ali Murtadho, Kajian Penggangguran Dalam Perspektif Pemikiran
Ekonomi Ibnu Khaldun. Disertasi Program Doktor Kajian Islam Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 51-52

7Ibnu Khaldul, Mukaddimah, (Jakarta: Pustaka Al-Khausar, 2001), h. 716-717.


4

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)10 memiliki agenda bersama di


kawasan Asia Tenggara yang terdiri dari sepuluh negara anggota
untuk mensejajarkan Asean dengan Masyarakat Uni Eropa (UE),
dalam hal kebersamaan menjalankan ekonomi di satu kawasan
yang berlandaskan pertama, kesamaan prinsip ekonomi, kedua,
kesamaan mata uang, model ini dipraktikkan di Eropa dengan
istilah MEE yang lebih dikenal (UE), inilah yang menjadi embrio
disepakatinya MEA yang mulai berlaku sejak Januari 2016.11
MEA menjadi semakin nyata setelah lahirnya kesepakatan
integrasi ekonomi yang dicapai dalam Asean Community yang
berisi: pertama, Asean Security Community (ASC), kedua, Asean
Economic Community (AEC) dan ketiga, Asean Sosio Cultural
Community (ASCC). MEA memberi peluang baru bagi masing
masing negara anggota yang tergabung dalam Asean dalam hal
mobilitas orang, barang dan jasa di kawasan Asean dengan

8Veitzal Rivai Zainal dkk, Islamic Business Management, (Praktik Manajemen


Bisnis Yang Sesuai Syariah Islam), (Yogyakarta: BPFE, 2014) , h. 10.

9 Departemen Agama Republik Indonesia Alquran dan Terjemahan, (Jakarta:


Penerbit Cahaya Quran, 2006), h. 602

10Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 adalah sebuah integrasi ekonomi


ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar Negara-negara ASEAN.
Seluruh Negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA
dirancang untuk mewujudkan wawasan Asean 2020.

11 Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) adalah sebuah organisasi internasional yang diciptakan
oleh perjanjian roma tahun 1957. Tujuannya adalah untuk mewujudkan integrasi ekonomi,
termasuk pasar umum, 6 (Enam) anggota pendiri antara lain: Belgia, Perancis, Italia, Luksemburg,
Belanda dan Jerman Barat. Sejarah berdirinya MEE dimulai Pada tahun 1950, Belgia, Perancis,
Jerman, Italia, Luksemburg dan Belanda mendirikan komunitas batubara dan baja Eropa (ECSC),
yang tergabung dalam sektor batu bara dan baja dari Negara-negara anggota dipastikan bahwa
tidak ada yang bisa membuat senjata perang untuk melawan yang lain.
5

melintasi batas-batas negara tanpa hambatan tarif maupun non


tariff.12
Dalam blue prin MEA setidaknya ada 4 (empat) prioritas
integrasi dalam kesepahamannya yaitu: 1) adanya arus barang
dan jasa yang bebas (free flow good service), 2). Ekonomi
regional yang kompetitif (competitive economic region),3).
Perkembangan ekuitas ekonomi (equitable economic
development), 4) integrasi memasuki ekonomi global (full
integrasion in to global economic).13
MEA merupakan realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi
yang dimuat dalam Visi 2020,14 yang didasarkan pada

12 Soekarwo dkk, Pakde Karwo Pintu Gerbang MEA 2015 Harus Dibuka,
(Jakarta: Gramedia Group, 2015), h. ix

13 Jasa Suatma, Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic


Community 2015, dalam Jurnal STIE Semarang, Vol. 4, No. 1.

14 Visi 2020 adalah ASEAN sebagai wadah kerjasama Negara Asia Tenggara,
yang hidup dalam perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, terikat bersama dalam
kemitraan dalam pembangunan yang dinamis dan merupakan komunitas yang
saling peduli serta terintegrasi dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia, Asean
telah menciptakan sebuah komunitas bangsa-bangsa Asia Tenggara damai dengan
satu sama lain dan berdamai dengan dunia, dengan cepat mencapai kemakmuran
bagi rakyat kita dan terus meningkatkan kehidupan mereka. keragaman kami telah
memberikan kekuatan dan inspirasi bagi kita untuk membantu satu dengan lain
dengan rasa yang kuat di masyarakat. Pasar Kita sekarang sekitar 500 juta orang
dengan produk domestik bruto gabungan dari US$ 600 miliar. Kami telah
mencapai hasil yang cukup besar dalam bidang ekonomi, seperti pertumbuhan
ekonomi tinggi, stabilitas keamanan dan pengentasan kemiskinan yang signifikan
selama beberapa tahun terakhir. Para anggota telah menikmati arus perdagangan
dan investasi yang cukup besar dari langkah-langkah liberalisasi yang signifikan.
Kami memutuskan untuk membangun prestasi tersebut. Sekarang, saat kita berada
pada abad ke-21, tiga puluh tahun setelah kelahiran ASEAN, kita berkumpul
untuk memetakan visi untuk Asean atas dasar realitas saat ini dan prospek dalam
dekade yang mengarah ke Tahun 2020. Association of South East Asian Nation
(Asean), diakses home : (http://www.Asean.org/news/item/Asean-vision-2020).
6

konvergensi kepentingan negara-negara anggota Asean untuk


memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui
inisiatif baru dengan batas waktu yang jelas. Dalam kesepakatan
MEA harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka,
berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi
yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan
terhadap sistim dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif
berbasis aturan.
Januari 2016 menjadi langkah awal terwujudnya MEA
dengan ekonomi yang seutuhnya terintegrasi, sehingga di tahun
2020 kekuatan ekonomi kawasan Asean ini diharapkan mampu
mengimbangi kekuatan ekonomi regional lainnya dan
mengangkat isu kesejahteraan masyarakat, sebagai upaya
mewujudkan integrasi perekonomian sesama anggota Asean,
yang tentunya selaras dengan amanat TAP/MPR/No.II/1983
menyatakan bahwa hakekat pembangunan nasioal adalah
membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia, pembangunan ini harus
diarahkan, dan mencerminkan situasi keselarasan hubungan
antara manusia dengan tuhannya, antara manusia serta
lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara
bangsa-bangsa dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di
dunia dan mengejar kebahagiaan akhirat.15
Oleh sebab itu salah satu solusi
untuk mensejahterakan ummat dari satu sisi tentunya adanya
penguatan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang
sangat vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,
tidak hanya di Negara Sedang Berkembang (NSB) tetapi juga di
Negara Maju (NM) KSPPS-BMT juga mempunyai potensi tahan

15Astrid S Susanto, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta, Bina Cipta, 1984), h.1


7

terhadap krisis ekonomi, dalam hal ini diperlukan pengembangan


usaha Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)
maupun Baitul Maal waat Tamwil (BMT) sebagaimana pernah
diungkapkan oleh Soedjatmoko bahwa pembentukan koperasi
memiliki peran penting, koperasi dianggap sebagai aktivitas
ekonomi tradisional yang masih dekat dengan suasana
kehidupan bangsa yang lama, tetapi potensinya cukup untuk
digunakan sebagai dasar pembinaan ekonomi bangsa.16
Wadah ekonomi berbadan hukum koperasi sudah lama di
cetuskan oleh tokoh proklamator kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945 Muhammad Hatta dan dinobatkan
sebagai Bapak koperasi Indonesia yang mendapat tempat sentral
dalam sistim ekonomi adalah koperasi sebagaimana dituangkan
dalam Pasal 33 UUD 1945 berbunyi perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan
jadi koperasi dapat dijadikan lembaga strategis dan menjadi
senjata persekutuan bagi masyarakat ekonomi lemah untuk
mempertahankan hidupnya.17
Pemikiran terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia
sebenarnya berbasis ekonomi kerakyatan. Karena 90% dari total
jumlah unit usaha (business entity) berada dalam ruang lingkup
usaha kecil yakni menyediakan sekitar 70% kesempatan kerja,
melakukan lebih dari 65% kegiatan distribusi, mengerjakan
kegiatan produksi bagi sekitar 55% produk barang dan jasa yang
dibutuhkan masyarakat dan keberadaannya merata di seluruh
Indonesia, potensi tersebut seharusnya mendorong pemerintah

16 Siswanto Masruri, Humanitarisme, (Yogyakarta: Nuansa Aksara. 2005), h. 244

17 Anwar Abbar, Pemikiran Ekonomi Muhammad Hatta Ditinjau dari Persfektif


Islam, Disertasi Doktor Ilmu Agama Islam, Sekolah Pascasarjana Universitas
Syarif Hidayatullah, (Jakarta: 2008) h. 149-150.
8

untuk memberikan perhatian serius terhadap perkembangan


ekonomi masyarakat kecil melalui LKMS berupa KSPPS maupun
BMT.18 Yustika19
menjelaskankan ada dua pelajaran penting yang dapat ditarik
dari krisis ekonomi atau krisis moneter yang pernah terjadi di
Indonesia; pertama pembangunan ekonomi yang tidak berbasis
kekuatan sendiri, malah bertumpu pada hutang dan impor,
ternyata sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal
yang membawa negara ke dalam krisis yang berkepanjangan,
kedua, pendekatan pembangunan yang serba sentralistik,
seragam dan hanya berpusat pada pemerintah yang kukuh,
tetapi cenderung menghasilkan struktur ekonomi yang
didominasi usaha skala besar dengan kinerja sangat rapuh, dua
pelajaran penting ini tentu harus dapat diaktualisasikan ke dalam
rancangan strategi dan implementasi ekonomi yang tepat
sasaran agar tidak terjerumus pada kesalahan yang sama. Salah
satu cara bentuk aktualisasi tersebut adalah menyatukan
berbagai kemampuan segenap bangsa dan berbagai sumber
daya, baik Sumber Daya Insani (SDI), Sumberdaya sarana dan
prasarana, manajemen, Sumber Daya Modal (SDM), dan produk-
produk yang dihasilkan dalam satu wadah usaha bernama KSPPS
maupun BMT.
Persoalan lain yang mendera perekonomian bangsa kita adalah
krisis intermediasi finansial, dalam kaitannya usaha pemulihan
tersebut, kemunculan KSPPS -BMT di Indonesia memiliki peran
penting dan potensial sebagai LKMS yang memperlihatkan
ketangguhannya. KSPPS-BMT mampu menjalankan fungsi
18Ahmad Erani Yustika, Perekonomian Indonesia, Deskripsi, Preskripsi dan
Kebijakan, (Jakarta: Bayumedia. 2005), h. 39-40.

19 Ibid,h. 45
9

intermediasi finansial secara baik dan efisien serta berada di


lokasi yang selama ini sulit dijangkau oleh perbankan. Dengan
demikian, mendorong kemajuan KSPPS maupun BMT sama
artinya dengan mendorong kemajuan 39,7 juta usaha kecil yang
menyerap 78% tenaga kerja yang membutuhkan LKMS, upaya
strategis untuk menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan
kemiskinan yang pada gilirannya akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang berbasis luas sebagai tujuan dari
syariat Islam yang menginginkan tercapainya falah20 bagi seluruh
rakyat Indonesia dan sebagai tujuan hidup ummat manusia.
Secara nyata manfaat dari LKMS berupa KSPPS-BMT dapat terasa
bagi kepentingan pembangunan ekonomi makro. Adapun
manfaat bagi pembanguan makro adalah sebagai berikut:21
1. Mengembangkan peran pelaku usaha kecil sebagai salah
satu pilar ekonomi daerah secara lebih cepat.
2. Menciptakan rasa tanggung jawab bersama di antara
pelaku usaha.
3. Mengamankan dana investor walaupun para pelaku secara
pribadi tidak mempunyai kolateral (jaminan) dan

20Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihu yang artinya
berarti kesuksesan, kemuliaan atau kemenangan. Dalam pengertian literal, falah
adalah kemuliaan dan kemenangan, yaitu kemuliaan dan kemenangan dalam
hidup. Istilah falah menurut Islam diambil dari kata Alquran yang sering dimaknai
sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya
memandang aspek material namun justru lebih ditekankan pada aspek spritual.
Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multi dimensi. Ia memiliki
implikasi pada aspek perilaku mikro maupun perilaku makro, Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta Bekerja Sama dengan Bank Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2008), h. 2

21Darwanto, Strategi Penguatan Microfinance Syariah Berbasis Ekonomi


Kelembagaan, dalam Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Diponegoro, Vol. 8 No. 2. h. 503
10

terjaminnya keberlangsungan pemupukan modal di masa


berikutnya.
4. Menciptakan kader pemimpin diantara para pelaku usaha.
5. Menumbuhkan rasa memiliki dan disiplin.
6. Menciptakan pelaku usaha yang tangguh dan berkualitas.
7. Biaya untuk melakukan analisis pembiayaan bagi lembaga
keuangan akan menjadi lebih murah.
Mencermati berbagai pokok-pokok pikiran di atas, maka
kajian terhadap persoalan Analisis Daya Saing Lembaga
Keuangan Mikro Syariah di Era Masyarakat Ekonomi Asean di
Kota Medan sekitarnya menjadi signifikan untuk dilakukan,
mengingat pengembangan KSPPS-BMT yang diarahkan kepada
peningkatan daya saing terhadap diberlakukannya pasar tunggal
MEA, merupakan salah satu upaya strategis dalam mendorong
perkembangan ekonomi bangsa.
Keunggulan bersaing diperoleh ketika sebuah organisasi
mengembangkan atau mengakuisisi satu aset yang
memungkinkan untuk mengungguli pesaingnya. Perkembangan
teori-teori yang membantu menjelaskan keunggulan bersaing
telah menduduki perhatian pemerhati manajemen lebih baik
dari setengah abad. Pada periode awal, ada dua teori dominan
keunggulan kompetitif: Pandangan Berbasis Pasar- View Market
Based View (MBV) dan Pandangan Berbasis Sumber Daya-
Resource Based View (RBV). Gagasan kompetensi inti berkaitan
erat dengan pandangan berbasis sumber daya strategi. berbasis
pengetahuan pandangan dan kemampuan berbasis pandangan
strategi juga telah diturunkan dari pandangan berbasis sumber
daya.22
Teori pendukung keunggulan kompetitif pertama adalah
pandangan berbasis pasar- MBV berpendapat bahwa faktor-faktor

22Hui Ling Wang, Teories for Competitive Advantage. Research


Online. University of Wollongong, 2014, (pp.33-43).
11

industri dan orientasi pasar eksternal adalah penentu utama


kinerja perusahaan Sumber nilai perusahaan yang tertanam
dalam situasi kompetitif mencirikan posisi akhir-produk strategis.
Posisi strategis adalah seperangkat unik suatu perusahaan dari
kegiatan yang berbeda dari saingan mereka. Atau, posisi
strategis dari suatu perusahaan ditentukan oleh bagaimana
melakukan kegiatan serupa dengan perusahaan lain, tetapi
dalam cara yang sangat berbeda. Dalam perspektif ini,
profitabilitas atau kinerja perusahaan ditentukan sepenuhnya
oleh struktur dan kompetitif dinamika industri di mana ia
beroperasi, (Schendel,1994).23
Teori pendukung untuk keunggulam kompetitif kedua
pada penelitian ini adalah pandangan Berbasis Sumber Daya-
RBV dimana asal usul teori ini bermula dari Penrose (1959) yang
menyatakan bahwa sumberdaya yang dimiliki, dikerahkan
digunakan oleh organisasi yang benar-benar lebih penting dari
pada struktur industry,24 lalu pandangan RBV dalam kurun lama
di kembangkan kembali oleh Wernerfelt (1984), yang
menyatakan bahwa perusahaan itu adalah sebagai sumber aset
atau sumberdaya yang terikat semi permanen untuk
perusahaan.25
Jika di kaitkan beberapa tulisan di media masa nasional
bahwa kinerja koperasi di Indonesia selama ini memang relatif
buruk ini disebabkan relatif rendahnya daya saing dari KSPPS-

23Schendel, D, Competitive organizational behavior: toward an


organizationally: based theory of competitive advantages , Strategic
Management Journal, vol. 1994. 15, pp.1-5.

24 Penrose, ET. The Theory of Growth of The Firm, Blackwell, Oxford. 1959.

25 Wernerfelt, B , A resource-based view of the firm , Strategic Management


Journal, vol. 5, no. 2, 1984. pp. 171-180.
12

BMT, sedangkan dalam era global dan perdagangan bebas serta


diberlakukannya MEA daya saing menjadi sangat penting, tanpa
daya saing yang baik, tidak mustahil bahwa KSPPS-BMT di
Indonesia suatu saat akan lenyap. 26 Penelitian ini semakin
menarik bila dikaitkan dengan realitas bahwa kebanyakan LKMS
yang berbadan hukum KSPPS-BMT di Kota Medan sekitarnya
sebelum dan sesudah diberlakukannya MEA perkembangannya
tidak signifikan data perkembangan KSPPS-BMT di Kota Medan
Sekitarnya dapat kita lihat pada Tabel 1. Di bawah ini.
Jika kita kaji lebih dalam bagi kalangan akademisi dan
praktisi bagaimana solusi agar meningkatkan daya saing LKMS
berupa KSPPS - BMT, baik SDI, Sarana dan Prasarana,
manajemen, Modal dan Produk yang di hasilkan, dalam kancah
pasar tunggal Asean atau biasa disebut perdagangan MEA yang
juga mentrasfer barang maupun jasa yang bebas (free flow
good service).

Tabel 1. Data Perkembangan KSPPS- BMT Kota Medan dan


Sekitarnya
Tahun 2010-201627
26 Tulus TH. Tambunan. Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan:
Masih Relevankah Koperasi di Dalam Era Modernisasi Ekonomi?, hasil penelitian dosen,
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Agustus, Jakarta, 2008c).

27 Data diperoleh peneliti sewaktu survey lapangan tentang keberadaan KSPPS-


BMT di Kota Medan Sekitarnya kurun waktu 15 Desember 2016 s.d 1 Pebrauari
2017. Dalam riset lapangan ditemukan dari 50 KSPPS-BMT di Kota Medan dan
sekitarnya dimana total asset Tahun 2016 sebesar 67.905.610.652,- didominasi
oleh 6 (Enam) KSPPS-BMT yang dikatakan padat modal 1. KSPPS-BMT
Amanah Ray Jl. TB Simatupang Medan dipimpin Oleh Ir. Rusdiono, MM besar
asset lancar Rp. 20.000.000.000,- 2. KSPPS Al-Munawar alamat Jl. AR. Hakim
Medan Pimpinan Mirza Siregar memiliki asset lancar 4.000.000.000,-, 3. KSPPS-
BMT Khalifa Amanah dipimpin oleh Drs. M. Nasir Mahmud, M.BA.MM, total
asset lancar Rp. 5.000.000.000,- 4. KSPPS BMT- Berkah Sejahtera beralamat Jl.
13

Jumlah Perse
Tidak Perse
Tahun KSPPS- Aktif n
Aktif n (%)
BMT (%)
83,33 6,6%
2010 48 40 8
%
86,67 13,04
2011 46 40 6
% %
88,37 11,62
2012 43 38 5
% %
88,37 11,62
2013 43 38 5
% %
86,36 13,63
2014 44 38 6
% %
90,48 9,52%
2015 42 38 4
%
90,15 09,85
2016 52 50 2
% %

Untuk itu perlu dibangun suatu tata kelola dan tata usaha
yang tepat di antara masyarakat guna mewujudkan cita-cita
nasional, karenanya output penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi bagi LKMS dan akademis serta praktisi
ekonomi Islam dalam merumuskan pola KSPPS - BMT yang
mampu berdaya saing dalam pasar tunggal MEA, mengingat
hasil-hasil empiris bahwa LKM dan koperasi yang berada di
negara Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa 99% dari
jumlah unit usaha berasal dari LKM dan Koperasi, perusahaan-
Pondok Kelapa Medan dipimpin oleh Syiful Amri, SE, Ak.M.Si adapun total
Asset Lancar Rp. 1.500.000.000,- dan 5. KSPPS-BMT Masyarakat Madani
(MASDA) beralamat Pasar V Tembung, dipinpim oleh Drs. Yusman, MA adapun
total asset lancar Rp. 1.000.000.000,- 6. KSPPS-BMT Champion Jaya Al-
Barokahalamat Jl. Karya Kasih Komplek Karya Kasih Residence No. 3A Medan
Johor dipimpin oleh Borkat Hasibuan, S.Ag dengan total asset lancar Rp.
2.000.000.000,-
14

perusahaan tersebut merupakan inti dari basis industri di AS, di


Negera Belanda memperlihatkan bahwa jumlah LKM sekitar 95%
dari jumlah perusahaan,28 bahwa Koperasi mereka cukup
signifikan perkembangannya dan memiliki modal cukup besar.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat
mengidentifikasi dan merumuskan beberapa masalah yang
muncul terkait dengan persoalan Analisis Daya Saing Lembaga
Keuangan Mikro Syariah di Era Masyarakat Ekonomi Asean (Studi
Analisis Pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah di
Kota Medan dan Sekitarnya). Pertama, sehubungan dengan
diberlakukannya Perdagangan tunggal negara-negara Asean
yang disebut dengan MEA, upaya apa yang dilakukan oleh
pemerintah untuk melindungi dan memperkuat daya saing
KSPPS - BMT yang merupakan salah satu bentuk LKMS, yang
selama ini mampu menyerap tenaga kerja serta dapat
menggerakkan sektor riil ekonomi ummat yang sesuai dengan
kaedah ekonomi syariah. Kedua, dengan diterapkannya pasar
tunggal MEA, mampukah LKMS yang berbadan hukum KSPPS-
BMT bersaing dengan Lembaga Keuangan Mikro Konvensional
seperti Koperasi Credit Union (CU) Mandiri yang memiliki aset
lancar 450 milyar dan perputaran kredit di masyarakat
mencapai 320 milyar, memiliki 28 kantor cabang tersebar baik
di Propinsi Sumatera Utara, Riau dan Jambi,29 dengan

28 T. Bijmolt,. & Zwart, P.S. The Impact of Internal Factors on Export Success of Dutch
Small andMedium-Sized Firms, Journal of Small Business Management, 1994, 32(2): 222-238.

29Zon Situmorang, General Manajer UC Mandiri, Wawancara di diacara


Pelatihan Peningkatan Kapasitas Fasilitator SDM KUKM Melalui Pelatihan
dan Uji Sertifikasi Bidang Koperasi Simpan Pinjam, diselenggarakan oleh
Kementerian Koperasi dan UKM RI di Medan ( Saka Hotel), tanggal 5-10 April
2016.
15

diberlakukannya Mayarakat Ekonomi ASEAN, yang memberi


ruang bagi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN untuk
mengekspor produk, jasa dan modal ke Negara Indonesia dalam
hal ini investor akan masuk ke Lembaga Keuangan Mikro yang
sehat baik segi manajemen, modal, teknologi maupun
transparansi informasi tentunya pilihan investasi jatuh pada
koperasi konvensional yang kriteria diatas cukup menjadi alasan
untuk berinvestasi.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah
pokok (major question research) yang menjadi obyek kajian
dalam penelitian ini adalah Sejauhmana Daya Saing Lembaga
Keuangan Mikro Syariah pada Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah Kota Medan dan sekitarnya di Era
Masyarakat Ekonomi Asean.
Adapun parameter yang digunakan dalam membahas tema
pokok penelitian tersebut yaitu; pertama, analisis SWOT yang
sesuai dengan kaedah-kaedah pengetahuan; kedua, Kajian
tentang daya Saing LKMS berupa KSPPS maupun BMT terhadap
diberlakukannya pasar tunggal MEA sejak Januari 2016; dan
ketiga, aspek persaingan dalam pandangan islam baik
persaingan SDI, persaingan produk barang maupun jasa yang
dihasilkan LKMS baik KSPPS maupun BMT. Dari permasalahan
pokok tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan (Minor
Question Research) yaitu Strategi Apa yang Harus
Dilakukan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah di
Era Masyarakat Ekonomi Asean Untuk Mampu Berdaya
Saing Dengan Analisis SWOT?.
C. Batasan Istilah
Batasan istilah merupakan penjelasan tentang pengertian
istilah-istilah kunci yang terdapat dalam judul penelitian Analisis
Daya Saing Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Era Masyarakat
16

Ekonomi Asean ( Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam


Pembiayaan Syariah- Baitul Maal Wattamwil) di Kota Medan
Sekitarnya agar terjadi konsistensi dalam penggunaan istilah
dan terhindar dari pemahaman yang berbeda oleh pembaca.30
Istilah-istilah yang akan dijelasakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis adalah suatu bentuk analisis yang mengasilkan
dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat
memberi landasan dari para pembuat kebijakan dalam
membuat keputusan, dalam analisis kebijakan kata analisis
digunakan dalam pengertian yang paling umum; termasuk
penggunaan intuisi dan pengungkapan pendapat dan
mencakup tidak hanya pengujian kebijakan dengan
memilah-milahkannya ke dalam sejumlah komponen-
komponen tetapi juga perancangan dan sintesis alternatif-
alternatif baru. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dapat
direntangkan mulai peneltian untuk menjelaskan atau
memberikan pandangan-pandangan terhadap isu-isu atau
masalah-masalah yang terantisipasi sampai mengevaluasi
suatu program yang lengkap.31
2. Daya Saing adalah menurut Burton yang menjelaskan asal
usul istilah daya saing dalam konteks perkembangan
ekonomi Amerika Serikat yang diistilahan Competitiveness
atau kompetisi yaitu istilah yang asalnya merupakan
tantangan bagi AS yang muncul pada tahun 1980-an.
Istilah ini berulang-ulang melepaskan suatu pandangan
yang dianggap keliru dan dianggap sebagai keritik yang

30Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, Pedoman Penulisan Proposal dan


Disertasi PPS IAIN-SU, tidak dipublikasikan, (Medan: 2012/2013), h. 13

31 William N Dunn. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Edisi Kedua,


Yogyakarta: Gajah mada University Press, 2013) h. 95
17

tidak benar atas kebijakan industri dan dianggap sebagai


kritik yang tidak benar atas kebijakan ekonomi AS.32 Daya
saing adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai
output yang dihasilkan oleh tenaga kerja. Daya saing suatu
Negara secara global menurut Word Economic Forum
(WEF) didefinisikan sebagai kemampuan perekonomian
nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkelanjutan. Indikator daya saing secara
global diukur dari kondisi ekonomi makro, birokrasi, serta
teknologi suatu Negara.33 Daya saing perusahaan berbeda
dengan daya saing bangsa. Suatu perusahaan memiliki
daya saing kompetitif (kompetitive advantage) ketika
perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak
dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari
perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang
tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain.34

3. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) adalah lembaga


keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya
terutama berbentuk aset keuangan (financial assets) atau
tagihan (claims) dibandingkan dengan aset non keuangan
(non financial assets)35. LKMS merupakan lembaga
keuangan yang berorientasi pada upaya peningkatan
kesejahteraan anggota dan masyarakat, lahirnya lembaga

32 Juhaya S Pradja. Ekonomi Syariah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012 ), h


155-156

33 Michael. E. Porter, Comvetitive Advantage, edisi 4, (Jakarta: PT. Indeks


Kelompok Gramedia, 2001), h. 12-14.

34Efendi Arianto, Defenisi Daya Saing Bangsa dan Negara, (http:// strategika.
Wordpress.com/2008/08/19/daya saing/), diakses tanggal 10 Januari 2015.
18

keuangan mikro syariah di Indonesia merupakan salah satu


jawaban melihat perkembangan perbankan syarih yang
masih terpusat kepada masyarakat menengah ke atas,
LKMS telah tumbuh menjadi alternative pemulihan kondisi
perekonomian di Indonesia, khususnya sebagai partner
para pengusaha kecil dalam penyediaan modal, walaupun
tumbuh dengan pesat LKMS masih mengalami
banyak kendala dalam pengembangannya. Masih banyak
permasalahan yang dihadapi oleh institusi ini baik dari sisi
internal maupun eksternal.

4. Masyarakat Ekononomi Asean (MEA) adalah MEA


merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi Asean.
Merupakan pasar bebas kawasan yang telah diberlakukan
antara sesama Negara-negara yang bergabung dalam
Association of South East Asian Nation (ASEAN). Asean
sendiri merupakan sebuah regional yang beranggotakan
10 (sepuluh) Negara di kawasan Asia Tenggara.36 MEA
merupakan salah satu dari tiga pilar Masyarakat Asean
(Asean Community), MEA dianggap lebih mendapat
perhatian dari dua pilar lainnya karena MEA memiliki
pengaruh yang cepat terhadap perekonomian
masyarakat.37

35Irham Fahmi, Bank Dan Lembaga keuangan Lainnya, Teori dan Aplikasi,
(Bandung, CV. Alfabeta, 2016), h. 2

36Afin Nurtie, Bisnis Tahan Banting Sambut MEA, Klaten: Cable Book, 2015, h.
7-8

37Soekarwo , dkk, Pakde Karwo: Pintu Gerbang MEA 2015 Harus Dibuka,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 12
19

5. Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)


adalah usaha ekonomi yng terorganisir secara mantap,
demokratis, otonom partisipatif, dan berwatak sosial yang
operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip yang
mengusung etika moral dengan memperhatikan
sebagaimana diajarkan dalam agama Islam dengan
memperhatikan halal atau haramnya sebuah usaha yang
dijalankannya sebagaimana diajarkan dalam agama
Islam.38
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
di atas dapat disimpulkan bahwa daya saing KSPPS-BMT relative
rendah, sedangkan alam era MEA saat ini dan dimasa yang akan
datang daya saing menjadi suatu yang sangat penting. Tanpa
adanya daya saing yang baik, tidak mustahil bahwa KSPPS-BMT
suatu saat akan tenggelam, dengan alasan ini, maka kebijakan
pemerintah sudah barang tentu bertemakan daya saing, bahkan
di APEC, kelompok kerja khusus UKM saat ini banyak perogram
untuk meningkatkan daya saing terutama pengembangan SDI,
sarana dan prasarana, Manajemen Organisasi, Permodalan dan
produk yang dihasilkan oleh sebab itu maka yang menjadi tujuan
pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Potensi perkembangan KSPPS-BMT di
Kota Medan sekitarnya di Era Mayarakat Ekonomi ASEAN.
2. Untuk mengidentifikasi indikator-indikator titik Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada KSPPS-BMT di
Kota Medan Sekitarnya agar mampu berdaya saing di Era
MEA.

38Nur S Buchari. Koperasi Syariah. (Sidoarjo: Mashun Kelompok Mas Media


Buana Pustaka, Cetakan Pertama, 2009), h. 12
20

3. Untuk merumuskankan strategi yang tepat untuk


dilakukan pada KSPPS - BMT di Kota Medan Sekitarnya
agar mampu berdaya saing di Era MEA.
4. Untuk merekomendasikan Kebijakan dan Program KSPPS -
BMT di Kota Medan Sekitarnya di Era MEA.

E. Kegunaan Penelitian
1. Kiranya hasil penelitian ini akan berguna untuk
memberikan informasi yang sesungguhnya kepada
stakeholder baik penggiat Ekonomi Islam, Ekonomi Umum
serta pihak-pihak akademisi serta kepada dunia usaha dan
dunia industri, yang tertarik tentang daya saing LKMS baik
KSPPS maupun BMT di Era pasar tunggal MEA, daya saing
bisa berupa kekuatan SDI yang kita miliki maupun pruduk-
produk yang dihasilkan KSPPS atau BMT yang telah ada
dengan diberlakukannya pasar tunggal MEA.
2. Selain itu, penelitian ini diharapkan berperan penting
dalam merumuskan suatu bentuk upaya kongkrit untuk
membangun model strategi daya saing LKMS berupa KSPPS
dan BMT secara menyeluruh, secara teoritis hasil kajian ini
dituangkan dalam sebuah teori dasar tentang kekuatan
dan kelemahan, peluang dan ancaman yang muncul pada
KSPPS-BMT akibat diberlakukannya MEA, dan tentunya
jawaban pasti akan diperoleh dari hasil penelitian lapangan
yang saat ini sedang di kaji.39

39Dominich Salvatore, Ekonomi Internasional, ( Jakarta: Erlangga, 1997), h. 25-


27
21

Anda mungkin juga menyukai