Anda di halaman 1dari 5

PT.

PERUSAHAAN LILIN NEGARA



Oleh Salman Munthe, S.Pd. SE.M.Si

Pendahuluan
Jika kita awali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan mengapa usaha besar yang
memiliki ribuan pelanggan malah devisit pelayanan! jika boleh kita menjawab secara awam
mungkin saja pelanggan banyak yang sewa batu alias nunggak pembayaran rekening listrik
sehingga PLN tidak optimal memberikan pelayanan prima, tapi jika persoalannya bukan
masalah sewa batu, lalu apa gerangan yang terjadi ditubuh PT. PLN (Persero) Sumbagut
yang sampai hari ke 15 ramadhan pemadan listrik terus terjadi, menurut pihak PLN masih
ada mesin pembangkit yang sakit jiwa jadi butuh perawatan yang sangat ekstra hati -hati
sehingga memerlukan waktu panjang untuk bisa menormalkan urat syaraf yang telah banyak
putus, agak geli jika kita mendengar persoalan PT. PLN (Persero) Sumbagut dijaman era
globalisasi, era perdagangan bebas, era dimana transformasi teknologi tidak bisa dibendung,
era beberapa belahan negara di dunia sudah menggunakan listrik tenaga nuklir bahkan suatu
saat nanti sudah ditemukan listrik tenaga petir malah kita berkecamuk dengan mesin-mesin
tua yang sudah habis umur ekonomisnya tetapi masih saja diandalkan untuk bisa menerangi
Sumatera Utara, alangkah tidak logis dan sangat lemah pikir pengelola PLN dinegeri ini
semua sudah terkena penyakit sindrom yaitu penyakit yang sulit menerima pendapat dan
pandangan orang lain bagaimana mengelola perusaan besar yang telah melimpah pelanggan
menjadi perusaan yang disenangi konsumen jangan sampai masyarakat saat ini memberi
julukan yang miris PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi PT. Perusahaan Lilin
Negara (PLN) sebab setip hari baik siang maupun malam peristiwa listrik padam terus
menjadi momok yang menghantui masyarakat sehingga PT. Perusahaan Lilin Negara menjadi
alternative penghibur lara dari kegelapan malam yang senantiasa datang menghampiri ruang
rumah tangga.
Beberapa minggu yang lalu kita dihebohkan peristiwa penting yang banyak menarik
perhatian publik nasional maupun internasional menyangkut kerusuhan di Lapas Tanjung
Gusta Medan Sumatera Utara mengakibatkan kaburnya sekitar 200an napi (kasus narkoba,
korupsi, teroris, perampokan dll), para napi menuding dengan hipotesa ada hubungan positif
antara putusnya hubungan listrik dan tidak menetesnya air menjadi penyebab kerusuhan yang
terjadi di Lapas Tanjung Gusta dan berakhir bentrok dan pembakaran yang menelan beberapa
korban sipir dan tahanan yang menjadi saksi-bisu dampak negatif pemadaman listrik bergilir
oleh PT. PLN (Persero) Sumbagut yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak- hak azasi
manusia yang memerlukan penerangan dan sanitasi di lapas Tanjung Gusta maupun di
seluruh Lapas di Indonesia, boleh jadi ini adalah puncak gunung es yang terjadi di seluruh
lapas di santeiro negeri ini, belum lagi over kapasitas jumlah napi dengan ruang tahanan
rasionya tidak proforsional boleh dikata kerusuhan LP. Tanjung Gusta dipicu faktor internal (
Rasio Rungan, pilih kasih dll) faktor eksternal pemadaman listrik yang terus terjadi dan
turunannya masalah air tidak menetes sehingga lengkaplah penderitaan para napi serasa bagai
hidup dineraka oleh perilaku PT. PLN, PDAM dan Pelayanan LP. Tanjung Gusta Sendiri.
Kita juga menyadari tidak ada manusia dan badan usaha yang 100% sempurna tapi
pantas jika permasalahan terus itu- itu saja alias kekuarangan daya hampir 150 MW/hari
akibat beberapa mesin pembangkit dalam perawatan intensif boleh jadi yang dirawat tidak
bakalan pulih sebab yang dirawat sudah usang alias sudah habis umur ekonomisnya jadi
untuk apa dirawat jika demikian adanya, bila perlu diganti secepatnya dengan mesin-mesin
baru yang didatangkan dari negera-negara maju agar mampu menghasilkan daya yang bisa
menerangi seluruh Sumatera Utara, sangat tidak masuk akal jika PT. PLN (Persero)
Sumbagut tidak mampu membeli mesin pembangkit listrik baru yang kapasitas besar
menggantikan mesin yang telah usang, atau telah terjadi permainan kotor ditubuh PT. PLN
(Persero) Sumbagut anggaran yang diperuntukkan cukup untuk membeli mesin baru malah
yang dibeli yang sudah secend hand selisih harga yang fantantis ini membuat semua orang
khilap mata alias korupsi hasilnya adalah mesin tidak maksimal mampu memberikan daya
yang memuaskan sehingga terjadilah defisit supply listrik kepada masyarakat di Sumatera
Utara yang menyebabkan pemadaman terus berlanjut, hipotesa ini bisa ia bisa tidak tapi
sebagai penguatan hipotesa bukan jadi rahasia lagi bila Badan Usaha Miliki Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) negeri ini sering diselimuti dengan perilaku korupsi dan
nepotisme dalam merekrut karyawan sehingga usahanya banyak yang merugi disisi lain para
pejabat dan staf banyak yang hidup bergelimang kemewahan gaji tinggi dan fasilitas lengkap
intinya semua serba berkecukupan tapi dinamika usahanya tetap jalan ditempat bahkan
merugi yang berujung tidak mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang
membutuhkan jasa listrik, air dll.
Menyikapi defisit listrik
Banyak masyarakat dan pelaku dunia usaha yang gerah akibat pemadaman listrik oleh
PT. PLN (persero) Sumbagut, tentunya menghambat para investor yang mau memulai usaha
di Sumatera Utara, analisisnya sederhana jika listrik belum normal sulit bagi investor untuk
membangun usaha baru sebab nadinya adalah listrik, perijinan dan inprastruktur yang
memadai untuk bisa mendorong investor datang ke Sumatera Utara, jika ini belum dibenahi
dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara jauh tertinggal dibandingkan
Propinsi lain di luar Sumatera Utara, Bandara International Kualanamu (KNIA) akan
dioperasikan tanggal (25 Juli 2013), sebuah terobosan besar hasil daya cipta anak negeri yang
tentunya juga sangat membutuhkan aliran listrik yang maksimal jangan sampai terjadi
pemadaman sehingga berujung permasalahan baru bagi bandara ini. Semuanya kita
memikirkan secara konfrehensip dan berkesinambungan agar KNIA yang menjadi aicon
Sumatera Utara mampu menghadirkan turis manca negara sehingga tentunya menambah
devisa dari sektor parawisata yang bisa kita kembangkan, semua siklus ekonomi ini juga
tergantung fasilitas listrik yang mencukupi untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Utara.
Disisilain suara sumbang sering kita dengar di media masa Waspada (24/7/2013)
boikot bayar rekening listrik akibat akumulasi kekecewaan masyarakat atas sering byar-
pet Listrik PLN akumulasi kekecewaan ini menjadi pemicu konsumen enggan membayar
tagihan listrik yang senantiasa ditagih pihak PLN, tidak tanggung-tanggung jika konsumen
telat bayar konsekwensinya adalah denda sampai kepada pemutusan secara sepihak oleh
petugas PT. PLN, kebijakan yang tidak mementingkan hak-hak konsumen menjadi bulan-
bulanan pihak PLN dalam mengambil tindakan yang tergolong pada melihat kesalahan orang
lain tapi menapikan kesalahan sendiri, belum pernah ada denda bagi pengelola PLN yang
lalai dalam tugas pelayanan terhadap masyarakat dan belum pernah satupun pimpinan
PT.PLN (Persero) Sumbagut dengan sukarela meletakkan jabatan oleh karena tidak bisa
memberikan pelayanan terbaik baik seluruh warga Sumetera Utara, saat ini yang dibutuhkan
masyarakat adalah pemimpin setiap BUMN/BUMD yang mengerti akan kebutuhan
konsumen dan bukan kepentingan jabatan sehingga terlena akan hak asasi orang lain yang
terlanggar, berapa banyak usaha mikro yang terganggu produksinya akibat byar-pet, berapa
banyak lilin terjual kepada masyarakat yang tentunya menguntungkan pengusaha lilin dan
berapa banyak BBM terkuras hanya untuk menghidupkan genset untuk penerangan
alternative di masing-masing rumah tangga, dan berapa banyak rambu-rambu lalau lintas
yang tidak berpungsi sehingga menimbulkan kemacetan di setiap persimpangan jalan dengan
kata lain cost yang dikeluarkan konsumen terus bertambah oleh karena pemadaman listrik
PLN, kita mengharapkan tentunya melalui wakil rakyat kita di DPRD-SU dan DPD RI turut
ambil bagian dalam kisruh PLN Sumbagut ini ambil langkah kongkrit untuk mengaudit
secara indevenden permasalahan pokok yang dihadapi PT. PLN (Persero) Sumbagut sebab
DPRD-SU dan DPD RI juga penduduk Sumatera Utara yang juga terkena dampak perilaku
PLN yang tidak punya malu dan tidak mampu mengelola Listrik Negara sehingga cara yang
efektif dengan mematikan listrik karena kekurangan daya untuk memenuhi devisit listrik di
Sumatera Utara .
Penutup
Banyak hal yang bisa dijadikan sumber pembangkit listrik di Sumatera Utara yang
mempunyai potensi cukup besar bila dikelola dengan benar, pembangkit listrik tenaga air
laut, pembangkit listrik tenaga angin, pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik
tenaga panas bumi dll, tapi belum termanfaatkan oleh pihak PT. PLN (Persero) Sumbagut,
dan PLN bisa membenahi manajemennya dengan menindak para pelaku pencurian arus yang
sering terjadi disetiap rumah tangga, dan perusahaan dan perkantoran, para petugas PLN
mendatangi rumah tangga konsumen untuk meneliti pencurian arus tapi jangan sebaliknya
bermain mata dengan pelaku pencurian dengan sedikit sogokan malah perbuatan mencuri
menjadi wajar asal uang suap terus mengalir kepada petugas PLN, perilaku seperti ini perlu
dikikis dalam kinerja pegawai PLN dan masyarakat juga jangan terbiasa menggunakan aliran
listrik yang tidak sah untuk kepentingan peribadi, kita semua menyadari tidak ada yang
mampu memperbaiki nasib kita kecuali bangsa kita sendiri, kita tidak ingin kembali terjajah
oleh pihak lain setidaknya kita bangkit bersama debu-debunya kemerdekaan dengan jiwa
patriotisme dan mencintai asset bangsa agar terjaga berkesinambungan sampai kegenerasi
anak cucu kita, hilangkan sikap menyepelekan bangsa sendiri mari kita berjuang bersama
demi kemajuan bangsa dan negara. Amin (Penulis; Mantan Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Tri Karya Medan dan staf pengajar di Pemerintahan Kabupaten Langkat SU-
Email:ss2salman@yahoo.com)


Penulis


Salman Munthe, S.Pd,SE.M.Si


















Salman Munthe, lahir pada 20 April 1978 di Labuhanbatu
Utara, Menyelesaikan Pendidikan Ekonomi Pada Fakutas Ilmu
Pengetahuan Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan (UNIMED)
pada tahun 2002. Kemudian, ia bekerja sebagai Pembimbing pada
Pendidikan Ahli Bisnis Terapan (PABT) Medicom Medan sejak
Tahun 1999, sewaktu itu beliau masih bersetatus mahasiswa.
Kemudian menjadi Staf Pengajar Pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Pulau Berayan Darat (PBD) Medan, dan Sekolah Menegah
Atas Prayatna Medan
Bakat menulisnya ter asah sejak mahasiswa dengan
menjadi wartawan lepas pada Harian Lokal di Medan. Ketika
menjadi Mahasiswa, ia berhasil Menulis Artikel Iptek berjudul Peranan Sistem
Informasi Manajemen Abad-21 dan beberapa Tulisan Ilmiah yang mendapat
penghargaan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan Dengan
Judul Peranan PDAM Tirtanadi Sebagai Penyedia Air Bersih dan Kepedulian
Masyarakat Terhadapnya, Bukan hanya sekedar itu beliau mendapat penghargaan
dari Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sumatera Utara karna berhasil menulis
karya ilmiah dengan judul Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Untuk Kesehatan
Rakya Sumatera Utara. Serta mendapat penghargaan dari PT. PLN (Persero)
Sumbagut karena berhasil menulis dengan Judul Kepedulian Masyarakat
Terhadap Krisis Listrik PLN
Disela kesibukan beliau dapat menyelesaikan pendidikan Pascasarjana di
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tahun 2006 pada Program Studi Ilmu
Ekonomi da Studi Pembangunan (IESP) dan beliau sempat menjadi dosen di
Universitas Tri Karya medan sejak tahun 2004, dan menjabat sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas yang sama tahun (2006-2008), dan Menjabat Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Univ. Tri Karya Medan (2009) saat ini penulis
menjadi Dosen dan Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Tjut Nyak Dhien Medan sejak tahun 2009 sampai tulisan ini diturunkan,
Penulis berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten
Langkat sejat tahun 2010. Hp. 085 213 907 500, Email: ss2salman@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai